DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
PERANAN PAJAK PARKIR DALAM MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SEMARANG BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR PENULISAN HUKUM Reza Fairuzabadi, Budi Gutami, Dwi Poernomo Hukum Administrasi Negara ABSTRAK Pembangunan ekonomi dalam suatu wilayah merupakan salah satu target yang hendak dicapai oleh pemerintah. Oleh karena itu diperlukan upaya pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Dalam rangka mewujudkan keberhasilan otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Kota Semarang di tuntut kemampuannya dalam hal penyediaan dana untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan di daerah khususnya dari sektor pajak daerah. Pajak parkir mempunyai peranan penting memberikan kontribusi dalam meningkatkan pendapatan asli daerah dari sektor pajak daerah. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis empiris, dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis, dimana informan, jenis dan sumber data berasal dari pengamatan lapangan dan studi kepustakaan. Lokasi penelitian dilakukan di Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang, dengan metode analisis data berupa analisis kualitatif. Pajak Pakir sebagai salah satu pajak daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Pajak Parkir, penting untuk dilaksanakan dalam upaya meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Untuk itulah diperlukan langkah serius bagi setiap pemerintah daerah untuk menyusun Peraturan Daerah sebagai dasar pemungutan Pajak Parkir. Penyusunan Peraturan Daerah tentang Pajak Parkir merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang sebagai dinas daerah yang diberi kewenangan mengurus dan mengelola keuangan daerah secara mandiri mengelola Pajak Parkir, den[gan pembentukan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pajak Pajak Parkir.
Kata Kunci: Otonomi Daerah,Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Parkir, Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Pajak Parkir
1
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
ABSTRACT Economic development in the region is one of the targets to be achieved by the government. Therefore we need a central and local government efforts to increase budget revenues and expenditures. In order to realize the success of regional autonomy in accordance with Law No. 32 Year 2004 jo Law Number 12 Year 2008 on Regional Government, the City of Semarang on demand capabilities in the provision of funds to run the administration and development of the sector, particularly in the area of local taxes. Parking tax has an important role to contribute in raising revenue from local taxation sector. Method of approach used in this study is an empirical method of judicial approach, the specification of descriptive analytical study, in which informants, types and sources of data derived from field observations and literature study. Location of the research conducted in the Department of Finance and Asset Management Area (DPKAD) of Semarang, the method of data analysis in the form of qualitative analysis. Parking tax as one of the local tax as stipulated in Local Regulation No. 10 Year 2011 about parking tax, it is important to be implemented in an effort to increase the Revenue and Expenditure (Budget). That's necessary for any serious steps local governments to develop regional regulation as a basis for collecting parking tax. Regulation on Tax preparation Parking is a mandate of the Act No. 28 Year 2009 on Regional Taxes and Levies. Department of Finance and Asset Management Area (DPKAD) Semarang as local agencies are given authority to administer and manage local finance independently manages the parking tax, den [gan formation Semarang Regional Regulation No. 10 Year 2011 on Parking Tax.
Keywords: Local Autonomy, Local Taxes and Levies, Tax Free, Semarang Regional Regulation No. 10 Year 2011 about Parking Tax.
2
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 23A yang berbunyi : “Pajak dan pungutan lain yang
PENDAHULUAN
bersifat memaksa untuk keperluan negara
A. Latar Belakang Masalah Pancasila pembangunan bahwa
tujuan
sebagai nasional
paradigma
diatur dengan undang-undang”.
menggariskan nasional
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor
suatu
32 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor
masyarakat yang adil dan makmur yang
12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah
merata baik materiil maupun spiritual
yang berprinsip pada pemberian otonomi
berdasar
daerah
adalah
untuk
pembangunan
Penyelenggaraan otonomi daerah
mewujudkan
Undang-Undang
Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Dengan
pentingnya
yang
luas,
nyata
dan
bertanggungjawab kepada daerah secara posisi
proporsional yang diwujudkan dengan
keuangan ini, S. Pamudji menegaskan
pengaturan, pembagian dan pemanfaatan
sebagai berikut :1
sumber daya nasional.
“Pemerintah Daerah tidak akan
2
Sumber pembiayaan yang paling
melaksanakan fungsinya dengan efektif
penting adalah sumber pembiayaan yang
dan efisien tanpa biaya yang cukup untuk
dikenal dengan istilah Pendapatan Asli
pemberian pelayanan dan pembangunan,
Daerah
dan keuangan inilah yang merupakan salah
utamanya adalah penerimaan yang berasal
satu dasar kriteria untuk mengetahui secara
dari komponen pajak daerah dan retribusi
nyata kemampuan daerah dalam mengurus
daerah.
rumah tangganya sendiri”. Sebagai
dimana
komponen
Menurut Rochmat Soemitro, pajak segala
merupakan kontribusi wajib kepada negara
sesuatu tentang pajak telah ditetapkan
yang terutang oleh orang pribadi atau
dalam
negara
(PAD)
hukum
Undang-Undang Dasar Negara 2
1
S. Pamudji, Pembinaan Perkotaan Di Indonesia, (Jakarta: Ichtisar, 1980), halaman 61-62
3
Philipus M. Hardjon, Pengantar Hukum Administrasi Negara (Surabaya: Universitas Gadjah Mada , Press, 1994), halaman 111
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
badan yang bersifat memaksa berdasarkan
kendaraan bermotor. Subyek dari pajak
Undang-Undang dengan tidak mendapat
parkir adalah orang yang menikmati
timbal
dan
pelayanan parkir. Tujuan dari pajak parkir
digunakan untuk keperluan negara bagi
salah satunya adalah memberi penghasilan
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.3
kepada daerah atau diarahkan untuk
balik
secara
langsung
Pajak daerah adalah iuran wajib
kepentingan masyarakat di daerah yang
yang dilakukan oleh daerah kepada orang
mengelola suatu obyek dari pajak parkir.
pribadi atau badan tanpa imbalan langsung
Berdasarkan uraian tersebut diatas,
yang seimbang, yang digunakan untuk
menarik untuk dijadikan tulisan hukum
membiayai penyelenggaraan Pemerintah
dengan
Daerah
dan
pembangunan
daerah.4
judul:
PARKIR
“PERANAN
DALAM
PAJAK
MEMBERIKAN
Pemerintah Daerah di Indonesia terbagi
KONTRIBUSI
menjadi dua, yaitu Pemerintah Provinsi
PENDAPATAN ASLI DAERAH DI
dan Pemerintah Kabupaten atau Kota,
KOTA SEMARANG BERDASARKAN
yang
PERATURAN
diberi
kewenangan
untuk
melaksanakan otonomi daerah.5
B. Rumusan Masalah
Menurut
Berdasarkan latar belakang tersebut
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009
di
tentang
permasalahan sebagai berikut :
Pajak
Daerah
dan
KOTA
2011 TENTANG PAJAK PARKIR”.
pajak daerah yang merupakan salah satu pajak Kabupaten/Kota.
DAERAH
SEMARANG NOMOR 10 TAHUN
Pajak parkir termasuk bagian dari
jenis
TERHADAP
Retribusi
atas,
maka
dapat
dirumuskan
Daerah. Pajak parkir adalah pajak atau
1. Peraturan-peraturan apakah yang mengatur
penyelenggaraan tempat parkir di luar
tentang pemungutan pajak parkir di Kota
badan-badan jalan, baik yang disediakan
Semarang ?
berkaitan dengan pokok usaha maupun
2. Bagaimanakah peran pajak parkir dalam
yang disediakan sebagai suatu usaha
memberikan
kontribusi
termasuk penyediaan tempat penitipan
Pendapatan Asli Daerah ? 3. Hambatan-hambatan
apa
terhadap
saja
dalam
pelaksanaan pemungutan pajak parkir di
3
Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi 2006, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2006), halaman 1 4 Kesit Bambang Prakoso, Pajak dan Retribusi Daerah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), halaman 2 5 P. Siahaan Marihot, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), halaman 7.
Kota Semarang dan bagaimana mengatasi hambatan tersebut? METODE PENELITIAN
2
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
Proses penelitian di adakan analisis
Permasalahan kedua dan ketiga akan
dan kontruksi terhadap data yang telah
dibahas menggunakan metode pendekatan
dikumpulkan dan diolah.6 Metodelogi
yuridis ditunjang oleh empiris, pengertian
adalah suatu hal yang sangat penting bagi
empiris adalah segala informasi yang
penelitian dan dapat di katakan bahwa
diperoleh melalui eksperimen, penelitian,
metodelogi merupakan unsur mutlak yang
atau observasi. Sedangkan data empiris
harus ada dalam kegiatan penelitian,
merupakan data yang ditemukan atau
pertama-tama tergantung pada metode
disimpulkan dari sebuah eksperimen atau
yang digunakan.7 Metode penelitian terdiri
penelitian. Pendekatan yuridis empiris
dari
spesifikasi
dimaksudkan bahwa segala informasi yang
penelitian; informasi; jenis dan sumber
diperoleh melalui eksperimen, penelitian
data;
tersebut ditinjau dari aspek-aspek hukum
metode
pendekatan;
lokasi
penelitian;
metode
pengumpulan data; metode analisis data.
yang berupa peraturan-peraturan hukum.
A. Metode Pendekatan
B. Spesifikasi Penelitian
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian pendekatan
di
atas,
yang
maka
digunakan
Bila ditinjau dari sifat, dan tujuan
metode
penelitian,
dalam
maka
permasalahan
dalam
secara
jawaban
atas
penelitian
akan
penelitian hukum adalah metode yuridis
diuraikan
deskriptif
analitis.
empiris dengan rincian:
Penggambaran secara deskriptif analitis,
Permasalahan kesatu akan dibahas
yaitu memberikan gambaran secara rinci
menggunakan motode pendekatan yuridis,
dan berurutan mengenai segala sesuatu
yaitu penelitian ditinjau dari aspek-aspek
yang berkaitan dengan peranan Peraturan
hukum yang berupa peraturan-peraturan
Daerah Kota Semarang Nomor 10 Tahun
hukum. Penggunaan pendekatan yuridis,
2011 tentang Pajak Parkir Kota Semarang
dimaksudkan untuk mengkaji arti dan
dalam
maksud peraturan perundang-undangan
Daerah (PAD).
dibidang perpajakan, oleh karena itu
dan
Pendapatan
Asli
C. Sumber Data
pendekatan lebih menekankan pada studi kepustakaan
mewujudkan
Jenis
dokumentasi.
berhasil
dan
sumber
dikumpulkan
data
adalah
yang sebagai
berikut: 6
Soerjono Soekanto dan Sri Marmudji, Penelitian Hukum Normatif “Suatu Tinjauan singkat”, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990), halaman 1. 7 Merseh Mursanef, Pedoman Membuat Skripsi, (Jakarta: Haji Masagung, 1981), halaman 31
1. Data primer, yaitu data yang diproleh langsung dari hasil pengamatan lapangan, 3
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
berupa hasil wawancara. Data primer
Peraturan Daerah Kota Semarang
tersebut dipergunakan untuk menjawab
Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pajak
permasalahan kedua, sumber data primer,
Parkir.
diperoleh dengan wawancara.
b. Bahan hukum sekunder, terdiri atas: Data
2. Data sekunder, yaitu data yang diproleh melalui
studi
kepustakaan
dan
primer,
bahan
dan
Pengelolaan Aset
Daerah
(DPKAD) Kota Semarang Hasil penelitian, dan lain-lain yang
hukum primer, bahan hukum sekunder dan hukum
Dinas
Keuangan
dokumentasi, antara lain berasal dari bahan
bahan
dari
hukum
berkaitan dengan penelitian
sekunder dan bahan hukum tersier. Data
c. Bahan hukum tersier terdiri
sekunder meliputi:
Kamus hukum
a. Bahan hukum primer, terdiri atas:
Kamus besar bahasa Indonesia.
Undang-Undang
Dasar
Negara
D. Lokasi Penelitian
Republik Indonesia 1945
Lokasi
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset
2004 jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Daerah (DPKAD) Kota Semarang.
Otonomi
E. Metode Penelitian Data
Daerah
Dalam rangka mendapatkan data
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
penelitian dilakukan di
Tentang
yang diperlukan dalam penelitian, maka
Perimbangan
diperlukan metode sebagai berikut:
Keuangan Pusat dan Daerah
1) Studi Kepustakaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun
Teknik
tersebut
dipergunakan
2009 tentang Pajak Daerah dan
untuk memperoleh data sekunder yang
Retribusi Daerah;
menitik
beratkan
kepada
peraturan
Undang-Undang Republik Indonesia
perundang-undangan, buku-buku literatur
Nomor 16 Tahun 2009 Tentang
dan referensi-referensi lain yang berkaitan
Penetapan
dengan masalah yang dibahas. Teknik
Peraturan
Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 5
tersebut
Tahun 2008 Tentang Perubahan
mengumpulkan
Keempat
memecahkan permasalahan kesatu.
Atas
Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 Tentang
dipergunakan data
dalam
untuk rangka
2) Penelitian lapangan
Ketentuan Umum dan Tata Cara
Penelitian
Perpajakan Menjadi Undang-Undang
dimaksudkan 4
untuk
lapangan memperoleh
ini data
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
primer yang dilakukan dengan cara-cara
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
sebagai berikut:
pasal 23A, yang berbunyi : “Pajak dan pemungutan lain uang
a) Wawancara Wawancara dilakukan
bebas
dengan
terpimpin
responden,
bersifat memaksa untuk keperluan negara
artinya
diatur dengan Undang-Undang”.
dengan melakukan tanya jawab secara
Pajak merupakan sumber keuangan
langsung kepada responden atau informan,
pokok bagi daerah disamping retribusi
setelah
mempersiapkan
daerah. Pajak Daerah menurut Undang-
terlebih dahulu daftar pertanyaan yang
Undang Nomor 28 Tahun 2009 pasal 1
diberikan kepada responden.
angka 6 tentang Pajak
sebelumnya
Daerah dan
Retribusi daerah adalah “iuran wajib yang
b) Pengamatan langsung Pengamatan yang dilakukan secara
dilakukan oleh orang pribadi atau badan
langsung terhadap proses peraturan daerah
kepada daerah tanpa imbalan langsug yang
Kota Semarang Nomor 10 Tahun 2011
seimbang,
tentang
Pengamatan
berdasarkan peraturan perundangan yang
langsung digunakan untuk mengumpulkan
berlaku, yang digunakan untuk membiayai
data
penyelenggaraan
Pajak
dalam
Parkir.
rangka
memecahkan
yang
dapat
dipaksakan
Pemerintahan
Daerah
dan Pembangunan Daerah”.
permasalahan kedua.
Pajak
F. Metode Analisis Data
daerah
ini
dapat
Metode analisis data yang dipakai
diklasifikasikan kembali menurut wilayah
dalam penelitian adalah metode analisis
kekuasaan pihak pemungutnya. Menurut
kualitatif, yaitu data primer dan data
wilayah pemungutan pajak daerah dibagi
sekunder yang telah terkumpul dari studi
menjadi:8
kepustakaan dan penelitian lapangan yang
1. Pajak Provinsi, terdiri dari:
dilakukan dengan baik, dengan cara teknik
a) Pajak
wawancara.
Kendaraan
bermotor
dan
Kendaraan diatas Air. b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
HASIL PENELITIAN DAN
dan Kendaraan diatas Air.
PEMBAHASAN A. Peraturan-peraturan
yang
c) Pajak
mengatur
Bahan
Bakar
Kendaraan
Bermotor.
tentang pemungutan pajak parkir di Kota Semarang Berdasarkan Undang-Undang yang diatur
dalam
Undang-Undang
8
Dasar 5
Kesit Bambang Prakosa, Pajak dan Retribusi Daerah, (Yogyakarta; UII Press, 2005), halaman 3-4
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
d) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan
6) Tempat
Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.
Parkir
adalah
tempat
yang
disediakan untuk menyelenggarakan parkir
2. Pajak Kabupaten/Kota, terdiri dari;
di luar badan jalan yang disediakan oleh
a) Pajak Hotel
orang pribadi atau badan, baik yang
b) Pajak Restoran
disediakan berkaitan dengan pokok usaha
c) Pajak Reklame
maupun yang disediakan sebagai suatu
d) Pajak Penerangan Jalan
usaha,
e) Pajak
Mineral
bukan
Logam
dan
termasuk
penyediaan
tempat
penitipan kendaraan motor.
Batuan
7) Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu
f) Pajak Parkir
kendaraan yang tidak bersifat sementara.
g) Pajak Air Tanah
8) Kendaraan motor adalah semua kendaraan
h) Pajak Sarang Burung walet
beroda
i) Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan
digunakan di semua jenis jalan darat, dan
dan Perkotaan
beserta
gandengannya
yang
digerakkan oleh peralatan teknik berupa
j) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
motor
Bangunan
atau
peralatan
lainnya
yang
berfungsi untuk mengubah suatu sumber
Negara menggunakan hasil pajak
daya energi tertentu menjadi tenaga gerak
untuk membiayai kesejahteraan umum,
kendaraan bermotor yang bersangkutan,
penyelenggaraan
termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar
pemerintahan,
pertahanan dan lain-lain.9 Berdasarkan
yang dalam operasinya menggunakan roda
Peraturan
Daerah
dan motor dan tidak melekat secara
Kota Semarang Nomor 10 Tahun 2011
permanen serta kendaraan bermotor yang
tentang Pajak Parkir menyatakan bahwa:
dioperasikan di air.
Pasal 1 ayat: 5) Pajak
Parkir
9) Penyelenggara parkir adalah setiap orang adalah
pajak
atas
atau badan yang menyelenggarakan tempat
penyelenggaraan tempat parkir di luar badan
jalan,
baik
yang
parkir.
disediakan
10) Subjek Pajak adalah orang pribadi atau
berkaitan dengan pokok usaha maupun
badan yang dapat dikenakan pajak.
yang disediakan sebagai suatu usaha,
11) Wajib pajak adalah orang pribadi atau
termasuk penyediaan tempat penitipan
Badan
meliputi
pembayar
pajak,
kendaraan bermotor.
pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban
9
Soeparman, Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan, (Bandung; Citra Aditya Bakti, 1994) halaman 1
perpajakan 6
sesuai
dengan
ketentuan
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
peraturan
perundang-undangan
1) Dasar pengenaan pajak parkir adalah
perpajakan daerah.
jumlah pembayaran atau yang seharusnya
12) Masa pajak adalah jangka waktu 1 (satu)
dibayar kepada penyelenggara tempat
bulan kalender, yang menjadi dasar bagi Wajib
Pajak
untuk
pakir.
menghitung,
2) Jumlah
yang
seharusnya
dibayar
menyetor dan melaporkan pajak yang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terutang.
temasuk potongan harga parkir dan parkir
13) Pajak yang terutang adalah pajak yang
cuma-cuma
harus dibayar pada suatu saat, dalam
yang
diberikan
kepada
penerima jasa parkir.
Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau
3) Pajak
yang
harus
dibayar
dalam Bagian Tahun Pajak sesuai dengan
penyelenggara
ketentuan peraturan perundang-undangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
perpajakan daerah.
dihitung berdasarkan luasan tempat parkir
Pasal 3 1) Obyek
parkir
oleh
cuma-cuma
dan frekwensi pemakaian parkir. Pajak
adalah
penyelenggaraan
4) Tata
cara
Penghitungan
sebagaimana
tempat parkir di luar badan jalan, baik
dimaksud pada ayat (3) diatur dengan
yang disediakan berkaitan dengan pokok
Peraturan Walikota.
usaha maupun yang disediakan sebagai
Pasal 6
usaha,
Tarif pajak ditetapkan sebesar 25% (dua
termasuk
penyediaan
tempat
penitipan kendaraan bermotor.
puluh lima persen) dari dasar pengenaan
2) Dikecualikan dari obyek pajak parkir
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal 7
adalah;
Besarnya pokok pajak yang terutang
a. penyelenggaraan tempat parkir oleh
dihitung dengan cara mengalikan tarif
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi
pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dan Pemerintahan Daerah;
6
b. penyelenggaraan tempat parkir oleh
dengan
Pajak
untuk karyawannya sendiri; dan tepat
parkir
pengenaan
pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
perkantoran yang hanya digunakan
c. penyelenggaraan
dasar
upaya
Parkir
berpotensi
meningkatkan
dalam
Anggaran
oleh
Pendapatan Belanja Daerah. Penyusunan
kedutaan, konsulat, dan perwakilan
Peraturan Daerah tentang Pajak Parkir
negara asing dengan asas timbal balik.
merupakan amanat dari Undang-Undang
Pasal 5
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak 7
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
Daerah dan Retribusi Daerah, sehingga
Sedangkan jika dikaitkan dengan total
pemerintah daerah harus segera menyusun
PAD di Tahun 2010 pendapatan dari pajak
Peraturan Daerah agar dapat melaksanakan
parkir mampu berkontribusi sebesar 1.68%
pemungutan Pajak Parkir.
(persen) dari total keseluruhan Pendapatan
C. Peranan
Pajak
Memberikan
Parkir
Asli Daerah.
dalam
Kontribusi
Tahun 2011 target sebesar Rp.
terhadap
3.765.000.000 dapat direalisasikan sebesar
Pendapatan Asli Daerah Penerimaan Pajak Parkir di Kota
Rp. 4.495.856.341 selisih antara target dan
Semarang dalam setiap tahun anggaran
realisasi adalah sebesar Rp. 730.856.341
selalu meningkat. Upaya Pemerintah Kota
atau jika di prosentase sekitar 19.41%
Semarang dalam meningkatkan pelayanan
(persen). Sedangkan jika dikaitkan dengan
pembayaran
diharapkan
total PAD di Tahun 2011 pendapatan pajak
masyarakat tidak banyak mengeluarkan
parkir mampu berkontribusi sebesar 1.23%
waktu dan biaya, sehingga prosesnya akan
(persen) dari total keseluruhan Pendapatan
lebih optimal.
Asli Daerah.
Pajak
Parkir
Tahun 2012 target sebesar Rp.
D. Realisasi dan Target Pajak Parkir Per
4.000.000.000 dapat direalisasikan sebesar
tahun Tahun 2009 target sebesar Rp. 2.750.000.000
realisasikan
realisasi adalah sebesar Rp. 4.802.263.413
sebesar Rp. 2.780.941.510 selisih antara
atau jika di prosentase sekitar 20.06%
target dengan realisasi adalah sebesar Rp.
(persen). Sedangkan jika dikaitkan dengan
30.941.510, atau jika diprosentase sekitar
total PAD di Tahun 2012 pendapatan pajak
1.13% (persen), sedangkan jika dikaitkan
parkir mampu berkontribusi sebesar 0.61%
dengan total Pendapatan Asli Daerah
(persen) dari total keseluruhan Pendapatan
(PAD)
Asli Daerah.
di
dapat
di
Rp. 4.495.856.341 selisih antara target dan
Tahun
2009
mampu
berkontribusi sebesar 1.51% (pesen) dari keseluruhan
Pendapatan
Asli
Tahun 2013 target sebesar Rp.
Daerah
4.500.000.000 dapat direalisasikan sampai
(PAD).
bulan Juni sebesar Rp. 2.438.262.093 Tahun 2010 target sebesar Rp.
selisih antara target dan realisasi adalah
3.100.000.000 dapat direalisasikan sebesar
sebesar Rp. 2.061.737.907 atau jika di
Rp. 3.147.532.045 selisih antara target dan
prosentase sekitar 45.82% (persen).
realisasi adalah sebesar Rp. 248.797.825
E. Faktor penghambat dalam Pelaksanaan
atau jika diprosentase 1.68% (persen).
Pemungutan Pajak Parkir di Dinas 8
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
Adapun
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Semarang
dilakukan
oleh
Keuangan
dan
dan Dinas Aset
Upaya
yang
dilakukan untuk mengatasi kendala yang
yang
dihadapi
Pengelolaan Daerah
upaya-upaya
oleh
Dinas
Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD)
Kota
Kota Semarang, adalah sebagai berikut:
Semarang untuk Mengatasi kondisi
1) Meningkatkan
tersebut. Dalam merealisasikan pendapatan
persuasif
yang menjadi tanggung jawab Dinas
sosialisasi
serta
pendekatan
penegakan
peraturan
(PERDA).
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
2) Meningkatkan kwalitas SDM.
(DPKAD) Kota Semarang sudah melebihi
3) Pembenahan sistem administrasi keuangan
target tapi dalam pelaksanaannya terdapat
daerah agar lebih efektif .
berbagai kendala yang dihadapi oleh Dinas
4) Perlunya diadakan pendataan dan updating
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
pajak parkir dan diadakan penungguan
(DPKAD)
pajak parkir.
Kota
Semarang
dalam
pencapaian tujuan dan sasaran dapat
5) Dilakukan koordinasi, pendekatan dan
dilihat dari upaya peningkatan pendapatan
pendataan dengan baik terhadap wajib
daerah. Kendala yang ada meliputi:
pajak dan perusahaan parkir.
1) Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam
Simpulan
memenuhi kewajiban pembayaran pajak.
Berdasarkan
2) Keterbatasan SDM pemeriksa pajak untuk
uraian
sebelumnya
maka dapat diambil kesimpulan yaitu
memperoleh informasi keuangan wajib
sebagai berikut:
pajak yang riil (dobel pembukuan).
1) Bahwa untuk meningkatkan pelayanan
3) Kurangnya mengoptimalkan lahan baru
Pajak Parkir, Dinas Pengelolaan Keuangan
dan lahan parkir seperti di Bank-Bank dan
dan
Bandara yang penarikan pajak parkirnya
Semarang melakukan beberapa langkah,
dirasa belum optimal.
yaitu memperbaiki sistem penanganan
4) Kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam
pelaksanaan
proses
tugas
Aset
Daerah
pelayanan
menyangkut
pelaporan.
prasarana
(DPKAD)
Pajak
perangkat dan
prosedur
Kota
Parkir
yang
sarana
dan
kerja
serta
5) Kurangnya koordinasi Dinas Pengelolaan
meningkatkan pelayanan kepada wajib
Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD)
pajak dengan cara menambah tempat
dengan aktor-aktor lain terkait penarikan
pembayaran,
pajak. 9
memberikan
kemudahan
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
didalam
pengurusan
keringanan
dan
Moleong,
keberatan.
Lexy,
Kualitatif,
2) Kesadaran wajib pajak yang membayar
Metode
(Bandung:
Penelitian
PT
Remaja
Rosdakarya, 2002)
pajak parkir secara tepat waktu masih
Nandang Alamsah Deliar Noor, Forum
rendah.
Priviligiatum
Saran
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945,
1) Meningkatkan
sarana
dan
prasarana
Bandung:
pelayanan pajak parkir.
dalam
Negara
Program
Hukum
Pascasarjana
Universitas Padjajaran, 2006, disertasi
2) Untuk mencapai keberhasilan pemungutan
doktor ilmu hukum
dan pembayaran pajak parkir, perlunya
P. Siahaan Marihot, Pajak Daerah dan
rasa kebersamaan aparat Pemerintah Kota
Retribusi
Semarang terutama wajib pajak parkir
Grafindo Persada, 2005
yang tingkat kesadarannya semakin lebih
Philipus M. Hardjon, Pengantar Hukum
baik sejalan dengan meningkatkan rasa
Administrasi
tanggungjawab
Universitas Gadjah Mada , Press, 1994
dalam
menerima
dan
Daerah, Jakarta: PT. Raja
Negara
Surabaya:
menjalankan otonomi daerah yang nyata
Plato: The Laws, Penguin Classics, edisi
dan bertanggungjawab.
tahun 1986. Diterjemahkan dan diberi kata
3) Meningkatkan dilaksanakan
pengawasan oleh
DPKAD
perlu
pengantar oleh Trevor J. Saunders. Dalam
Kota
Jimly Asshiddiqie, Cita Negara Hukum
Semarang.
Indonesia Kontemporer, Orasi ilmiah Pada
DAFTAR PUSTAKA
Wisuda Sarjana Hukum Fakultas Hukum Universitas
A. BUKU
Sriwijaya
Palembang,
23
Chidir Ali. Hukum Pajak Elementer,
Maret 2004; baca juga Palto, The Laws,
Eresco Bandung, 1993
diterjemahkan dari oleh Benjamin Jowett,
Kesit
Bambang Prakoso,
Pajak
dan
R. Susilo, Kitab Undang-Undang Hukum
Retribusi Daerah, Yogyakarta: UII Press,
Pidana serta Komentarnya Lengkap Pasal
2005
Demi Pasal, Politesia, Bogor, tanpa tahun
Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi 2006,
Rochmat Soemitro, Dasar-dasar Hukum
Yogyakarta: CV Andi Offset, 2006
Pajak dan Pajak Pendapatan 1944, PT.
Merseh Mursanef, Pedoman Membuat
Eresco Jakarta 1977, cetakan VIII
Skripsi, (Jakarta: Haji Masagung, 1981)
S. Pamudji, Pembinaan Perkotaan Di Indonesia, Jakarta: Ichtisar, 1980
10
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
Soerjono Soekanto dan Sri Marmudji, Penelitian
Hukum
Normatif
“Suatu
Tinjauan singkat” (Jakarta: Rajawali Pers, 1990) B. PERATURAN
PERUNDANG-
UNDANGAN Undang-Undang Dasar 1945 Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Pajak Parkir
11