DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
PERLINDUNGAN TENTARA ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA DITINJAU DARI SEGI HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL (STUDI KASUS : REPUBLIK DEMOKRATIS KONGO) Bintang Kinayung Ingtyas, Joko Setiyono, Seokotjo Hardiwinoto Hukum Internasional Abstract International armed conflict in Republic Democratic Congo occurs as reaction from the people's saturation caused by the authoritarian leadership of President Mobutu Sese Seko. This conflict is exacerbated when Tutsi tribe survivor from the Hutu tribe's felony in Rwanda escape to the border, Tutsi tribe helped by rebel groups of the Republic Democratic Congo and they alliances to overthrow the Government of President Mobutu Sese Seko. The Government also recruited the Hutu tribe to against the opponent. Economic of the Republic Democratic Congo decreased by this conflict. The poverty causes Government's difficulties to paid the salary of the soldiers and it's the beginning of child soldiers recruitment. The Republic Democratic Congo has ratified some instruments of child recruitment on armed conflict, specially as child soldiers. The instrument related is to protect and prevent of recruiting child soldiers. keywords: Child Soldier Protections, International Armed Conflict, International Humanitarian Law
*)Supervisor Insurers Journal
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
karena mudah dimanipulasi, sangat
I. Pendahuluan
setia, dan tak kenal takut. Beberapa Konflik yang terjadi di Republik
faktor
di
atas
dengan
mudah
Demokratis Kongo dimulai dengan
dimanfaatkan oleh para pihak yang
Presiden di negara ini yang mulai
terlibat dalam konflik. Anak juga
kehilangan
karena
lebih mudah untuk didoktrin dengan
yang
hal-hal baru, sehingga keterlibatan
otoriter, dimana hal itu membuat
anak dalam konflik bersenjata tidak
masyarakat
serta
lagi secara paksa, namun secara
yang
sukarela. Perekrutan anak terjadi
mulai
korupsi
legitimasinya
menunjukkan
menjadi
dan
sikap
resah
kemiskinan
melanda juga memperparah kondisi
ketika
sehingga memunculkan benih-benih
pengungsian bersama orang tua nya,
pemberontakan.
yang
mereka tidak pergi ke sekolah dan
terjadi ini merenggut puluhan ribu
sering ditinggalkan oleh orang tua
nyawa,
dapat
nya 1 , sehingga terjadi penculikan
dalam
yang bermaksud untuk menjadikan
Kekacauan
pemerintah
memberikan melindungi
tidak
pertahanan warganya.
berada
di
ini
mereka sebagai tentara. Diketahui
dikarenakan, pasukan militer yang
juga bahwa anak diculik dari rumah
mereka miliki banyak yang keluar
mereka, di pasar, dan bahkan saat
dan meninggalkannya begitu saja
perjalanan mereka ke ladang. Selain
karena pemerintah tidak sanggup
perekrutan secara paksa, ada juga
untuk membayar gaji para tentara
yang secara
akibat
dengan pasukan militer. Hal ini
kemiskinan
Ketidakmampuan
dan
Hal
anak-anak
korupsi.
finansial
dan
didorong
oleh
sukarela
bergabung
kemiskinan
tiada
kurangnya sumber daya manusia
akhir. Konflik bersenjata yang terjadi
yang mempunyai peran besar dalam
di
keterlibatan
anak
dalam
Republik
Demokratis
Kongo
konflik
bersenjata. Dipahami bahwa anakanak adalah senjata yang sempurna
1
http://www.epochtimes.co.id/international.php?i d=1346 , diakses pada tanggal 17 Maret 2013, pukul 10.00 WIB
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
menjadi
pusat
perhatian
dunia
sebagai
perang
terparah
dalam
1. Bagaimana
latar
belakang
terjadinya konflik bersenjata di
sejarah dunia, khususnya Afrika.
Republik Demokratis Kongo?
Konflik yang semakin memanas di
2. Bagaimana Hukum Humaniter
Republik Demokratis Kongo ini
Internasional mengatur tentang
menambah daftar keterlibatan anak
perlindungan tentara anak dalam
yang ikut serta secara aktif dalam
konflik bersenjata di Republik
peperangan
Demokratis Kongo?
di
Permasalahan
negara yang
ini.
semakin
kompleks membuat banyak pihak yang ikut berempati untuk mencari
III. Metode Penelitian Penelitian
yang
dilakukan
jalan keluar menyelesaikan konflik
merupakan penelitian yuridis normatif.
tersebut antara lain dengan jalur
Metode pendekatan yuridis normatif
negosiasi antar pihak-pihak yang
merupakan penelitian hukum normatif
berkonflik untuk gencatan senjata
melalui studi kepustakaan terhadap data
hingga penandatanganan peraturan
primer, sekunder dan tersier.
dengan melihat pada instrumen-
Spesifikasi di dalam penelitian ini bersifat
instrumen yang berkaitan.
deskriptif
analitis
dengan
metode pengolahan data dan analisis data berupa metode kualitatif. Objek atau permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah bagaimana latar belakang konflik bersenjata di Republik II. Perumusan Masalah
Demokratis Kongo serta bagaimana
Berdasarkan
uraian
diatas,
maka
selanjutnya
akan
dibahas
dua
permasalahan
pokok,
yaitu
berikut:
sebagai
Hukum memberikan
Humaniter
Internasional
perlindungan
terhadap
anak-anak yang terlibat dalam konflik bersenjata, khususnya sebagai tentara.
IV. Hasil dan Pembahasan
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
bekerjasama dengan para pemberontak 1. Latar belakang Konflik Bersenjata
untuk
menggulingkan
pemerintahan
di Republik Demokratis Kongo
Mobutu yang dianggap sudah tidak
Konflik yang terjadi di Republik
efektif dan cenderung menindas rakyat
Dmeokratis
Kongo
dimulai
dengan
Zaire. Pemerintah tidak mau kalah dan
hilangnya legitimasi dari Presiden yang
merekrut Suku Hutu Rwanda yang juga
mulai
otoriter,
mengungsi akibat pertempuran suku
dimana hal ini membuat masyarakat
Hutu dan Tutsi di Rwanda. Pertempuran
menjadi resah. Korupsi dan kemiskinan
yang awalnya hanya antara pemerintah
yang
dan
menunjukkan
melanda
sikap
juga
memperparah
pemberontak
berubah
menjadi
kondisi, sehingga menimbulkan benih-
pertempuran antar etnis. Perang ini
benih
secara
pemberontakan.
diperparah
dengan
Konflik
otomatis
menyeret
negara
terjadinya
sekitarnya yang juga mengalami masalah
pembantaian massal terhadap suku Tutsi
konflik Hutu-Tutsi. Kekacauan yang
yang dilakukan oleh suku Hutu di
terjadi
Rwanda pada tahun 1994. Konflik antara
konfisi ekonomo Republik Demokratis
suku Hutu dan Tutsi ini bergulir dan
Kongo. Pasukan militer yang mereka
menularkannya
miliki
Republik
pada
masyarakat
Demokratis
akibat
konflik
banyak
yang
memperparah
keluar
dan
Kongo.
meninggalkan pasukannya begitu saja,
Pembantaian terhadap suku Tutsi ini
hal ini dikarenakan pemerintah tidak lagi
membuat banyak warga Tutsi Rwanda
sanggup membayar gaji para tentara.
yang melarikan diri ke perbatasan Zaire
Ketidakmampuan
(Republik
kurangnya
Demokratis
Kongo)
dan
sumber
membangun tempat pengungsian di
mempunyai
peran
sana.
keterlibatan
anak
Warga
Tutsi
Rwanda
yang
finansial daya
dan manusia
besar
dalam
dalam
konflik
mengungsi menjalin hubungan baik
bersenjata, khususnya menjadikan anak
dengan para pemberontak di Zaire yang
sebagai tentara. Perekrutan anak sebagai
telah melindungi mereka dari serangan
tentara dalam konflik bersenjata di
suku Hutu yang masih mendesaknya.
Republik Demokratis Kongo terdapat 2
Merasa berhutang budi, lalu suku Tutsi
cara yaitu secara paksa dan sukarela.
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
Perekrutan secara paksa, yaitu sebagai
anaknya
untuk
berikut :
menjadi
tentara.
1. Beberapa rumah
anak
mereka
diculik dan
bergabung Hal
ini
dari
dilatarbelakangi anggapan bahwa
dipaksa
menjadi tentara dapat memenuhi
untuk menjadi tentara. Anak
kebutuhan hidup sehari-hari.
juga diculik saat mereka sedang
2. Ditemukan fakta juga bahwa
berada di luar rumah, contohnya
anak bergabung dalam konflik
saat mereka sedang di pasar,
bersenjata karena alasan ideologi
ladang, bahkan saat mereka
atau ingin membalas kematian
bersekolah.
dari keluarga mereka.
2. Beberapa
perkampungan
di
wilayah konflik ini juga diminta
Hal-hal tersebut diatas melanggar
untuk menyediakan anak yang
ketentuan-ketentuan internasional dan
nantinya
dan
regional mengenai keterlibatan anak
dilatih untuk menjadi tentara
dalam konflik bersenjata. Ketentuan
dalam konflik bersenjata, dan
regional yang dilanggar yaitu African
apabila permintaan itu tidak
Charter On The Rights and Welfare of
terpenuhi maka perkampungan
The Child Pasal 4 (1), Pasal 5 (1), Pasal
tersebut
11, Pasal 14, Pasal 22, Pasal 25 (1), dan
akan
akan
dibawa
diserang
dan
dihancurkan.
Pasal 27. Sayangnya, negara Republik Demokratis
Perekrutan anak sebagai tentara dalam konflik bersenjata juga dilakukan secara sukarela atau atas dasar keinginan dari anak-anak tersebut, contohnya : 1. Kemiskinan dan kelaparan yang diakibatkan
oleh
menandatangani
Kongo piagam
sudah ini
namun
Internasional
yang
belum meratifikasinya. Ketentuan
dilanggar seperti yang diuraikan di atas yaitu Convention on The Rights of The
konflik
Child Pasal 6 (1-2), Pasal 9 (1), Pasal 24
bersenjata sangat parah, hal ini
(1) , Pasal 28 (1), Pasal 31 (1), Pasal 38
membuat para orang tua dengan
(2). Lalu, Optional Protocol to The
sengaja
Convention on The Right of The Child
melepaskan
anak-
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
on The Involvement of Children in
aturan khusus dalam menangani anak-
Armed Conflict terdapat pada Pasal 1,
anak. Perhatian ini bukan tanpa sebab,
Pasal
melainkan karena posisi mereka yang
2,
Pasal
3,
dan
Pasal
4.
Selanjutnya, hal tersebut melanggar
kerapkali
dilanggar
hak-haknya.
ketentuan dari Paris Commitment and
Kebutuhan pokok anak-anak seperti
Principles, Pasal 8 Statuta Roma 1998 ,
mendapatkan
dan Pasal 77 (2) serta Pasal 4 (3) (c)
perkembangan psikologinya tidak dapat
Protokol Tambahan I dan II Tahun 1977
berjalan seperti anak-anak lainnya yang
pengajaran,
dan
berada dalam kondisi normal, bahkan yang
2. Perlindungan Tentara Anak
paling
dalam Hukum Humaniter
anak-anak
Internasional
kekerasan.
Hukum Humaniter Internasional (International
Humanitarian
tersebut
ketika
mengalami
Hukum Humaniter Internasional /
menyatakan bahwa orang-orang yang
IHL), merupakan salah satu hukum yang
tidak terlibat konflik harus dihormati dan
dijunjung negara-negara di dunia dalam
dilindungi dari ancaman pelanggaran
berinteraksi dengan negara lain. Hukum
nilai-nilai
Humaniter
yang harus dilindungi dalam sebuah
Internasional
Law
memprihatinkan
mengatur
kemanusiaan.
mengenai hal-hal yang terjadi pra, pasca,
konflik
dan saat konflik sedang berlangsung.
Tambahan 1977, yaitu :
Sehingga
dalam
Internasional
Hukum diatur
Humaniter mengenai
dispesifikan
Orang-orang
oleh
Protokol
1. Orang-orang yang terluka baik dari
kalangan
maupun
penanganan terhadap korban konflik,
militer
baik yang masih hidup, terluka, maupun
dirawat tanpa dibeda-bedakan
sudah meninggal. Anak-anak mendapat
2. Wanita dan anak-anak harus
perhatian khusus dari setiap pihak, baik
dihormati dan dilindungi dari
yang terlibat dengan konflik ataupun
tindakan-tindakan asusila
tidak. Hukum Humaniter Internasional pun
menerapakan
sejumlah
aturan
khusus dalam menangangi sejumlah
terus
sipil
diindungi
dan
3. Anak-anak dan remaja harus dijamin perlindungan
mendapatkan khusus
(mereka
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
yang berusia di bawah 15 tahun
(xxvi) aturan mengenai keterlibatan
tidak
anak
diperbolehkan
direkrut
dalam
konflik
bersenjata
untuk turut serta dalam konflik),
internasional dan Pasal 8 2 (e) (vii)
dan
mengenai keterlibatan anak dalam
4. Anggota
keluarga
terpisahkan kembali
harus
yang
konflik bersenjata noninternasional.
disatukan
Perlindungan dengan membatasi usia
karena setiap
mempunyai
hak
mengetahui
nasib
orang
minimum
untuk
dalam
dari
keluarganya yang hilang
seseorang
pasukan
bergabung
bersenjata
juga
terdapat dalam Convention On The Rights of The Child , yang tercantum pada Pasal 38 dan Pasal 1 Optional
Melihat pada kondisi di atas,
Protocol to The Convention On The
masyarakat internasional mencoba
Rights
untuk
instrumen-
Involvement of Children in Armed
instrumen internasional yang dapat
Conflict menyatakan bahwa usia
digunakan
memberikan
minimum yang harus dipenuhi untuk
perlindungan terhadap penggunaan
menjadi tentara anak adalah 18 tahun
tentara anak, seperti terdapat dalam
dengan
beberapa
pengecualian.
Protokol 1977 terhadap Konvensi
Dalam
Hukum
Humaniter
Jenewa 1949 dan Statuta Mahkamah
Internasional orang-orang yang tidak
Internasional
menyatakan
mempunyai kebebasan harus dijaga
bahwa proses rekrutmen tentara anak
nilai-nilai kemanusiaannya, seperti
harus
tindakan pembunuhan, penyiksaan,
melihat
pada
untuk
melihat
yang
pada
persyaratan
of
The
on
perbuatan
The
bahwa anak harus berusia minimal
kekejaman
15 tahun. Hal tersebut tercantum
berperikemanusiaan,
pada
masing-masing
hukuman badani. Maka, Article 37
instrumen, yaitu Pasal 77 ayat 2
Convention on the Rights of the
Protokol Tambahan I dan Pasal 4
Child
ayat 3 (c) Protokol Tambahan II
pihak
Tahun 1977, serta Pasal 8 (2) (b)
menyetujui bahwa anak-anak hanya
pasal
atau
Child
mutilasi
tidak dan
menyatakan bahwa setiap yang
berkonflik
harus
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
terjun langsung ke dalam konflik.3
ditahan dalam kondisi terpaksa dan dalam waktu yang relative singkat. Penanganan terhadap kesehatan fisik anak yang berada dalam perang tercantum
dalam
Article
24
V. Penutup
Convention on the Rights of the Child pihak
menyatakan bahwa setiap yang
berkonflik
harus
menjamin hak-hak setiap anak yang berusia di bawah 18 tahun dengan memnuhi standar kesehatan. Pihak-
Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
pembahasan
yang
telah
sebelumnya,
maka
dapat
dan
dibahas ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
pihak yang bertikai juga diminta untuk
menjamin
kebutuhan
pemenuhan
bantuan
medis
1. Latar belakang konflik bersenjata di Republik Kongo akibat rasa jenuh
dan
pelayanan kesehatan untuk penyakit
masyarakat
dalam
dan
kepemimpinan yang otoriter dan
. Article 9
korupsi dari Presiden pada masa itu
Convention on the Rights of the
serta diperparah dengan kondisi
Child
menyatakan bahwa setiap
konflik etnis antara suku Hutu dan
pihak yang bertikai harus mengambil
Tutsi Rwanda yang mulai memasuki
bagian
perbatasan
masa
peperangan
kekurangan nutrisi
untuk
2
bertindak
mencari
dengan
negara
Republik
kemungkinan mempromosikan
Demokratis
perbaikan fisik dan psikologi serta
Rwanda yang selamat dan melarikan
re-integrasi sosial dari anak-anak
diri ke negara Republik Demokratis
yang
Protokol
Kongo tersebut banyak dibantu oleh
Tambahan menyatakan bahwa hal
para pemberontak yang jenuh dengan
yang sama berlaku untuk anak-anak
kepemimpinan otoriter Presidennya.
yang direkrut dan digunakan untuk
Mereka akhirnya bekerja sama dan
menjadi
korban.
membentuk 2
“Children in War”, (Geneva : ICRC, 2009), hal 10
3
Ibid hlm 25.
Kongo.
sikap
Suku
aliansi
Tutsi
untuk
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
menggulingkan
presiden
dan
yang terjadi. Memenuhi
pemerintahannya. Pemerintah pun
untuk
tidak mau kalah, dan merekrut suku
hukum
Hutu yang juga mengungsi untuk
diratifikasi
terkait
dengan
larangan
melawan para pemberontak.
melibatkan
anak
sebagai
tentara.
Menyusun
undang-undang
2. Perlindungan
Hukum
Humaniter
mematuhi
kewajiban
peraturan-peraturan
internasional
mengenai
larangan
yang
telah
nasional
perekrutan anak
Internasional terhadap tentara anak
sebagai tentara dalam konflik bersenjata.
dalam konflik bersenjata terdapat
Mendesak negara Republik Demokratis
pada Protokol Tambahan I Pasal 77
Kongo untuk segera meratifikasi African
(2) dan Protokol Tambahan II Pasal
Charter On The Rights And Welfare Of
4 (3) (c), Statuta Roma 1998 Pasal 8
The
Berikutnya,
Hukum
penyelesaian konflik serta perlindungan
terhadap
anak di dalam daerah konflik agar tidak
tentara anak juga terdapat pada
membatasi wewenang African Union
Convention On The Rights Of The
dalam upaya penyelesaian konflik dan
Child Pasal 9, Pasal 24, Pasal 37, dan
perlindungan
Pasal 38. Perlindungan terhadap
bersenjata di negara tersebut mencapai
tentara anak tercantum pada The
hasil yang maksimal.
Optional Protocol to the Convention
VI. Daftar Pustaka
on the Rights of the Child on the
Diamond, Larry, Marc. F. Platter, Hubungan Sipil-Militer & Konsolidasi Demokrasi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001.
perlindungan
Humaniter
Internasional
Involvement of Children in Armed Conflict 2000 (OPAC) Pasal 1, 2, 3, 4, Pasal 6 (3) dan Pasal 7 (1).
Kongo,
Republik
untuk
Demokratis
mengakhiri
yang
anak
berisikan
dalam
tentang
konflik
KGPH. Haryanomataram, Pengantar Hukum Humaniter, Jakarta: Raja Grafindo, 2005.
Saran Pemerintah
Child
adanya
perekrutan anak sebagai tentara atau sukarelawan dalam konflik bersenjata
Ambarwati, Denny Ramdhany, Hukum Humaniter Dalam Studi Hubungan Internasional, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010.
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
AK Syahkmin., Hukum Internasional Humaniter Jilid 1, (Bandung : CV. ARMICO, 1985). Siswanto, Arie, Yurisdiksi Material Mahkamah Kejahatan Internasional, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005) Convention On The Rights Of The Child, Geneva, November 20, 1989 The Optional Protocol to the Convention on the Rights of the Child on the Involvement of Children in Armed Conflict, Geneva, May 25, 2000. The Geneva Conventions of 1949 and their Additional Protocols, ICRC, August 12, 1949. Paris Commitments and Principles, Paris , February 5-6, 2007. Rome Statute Of The International Criminal Court Of Justice, November 10, 1998 African Charter On The Rights and Welfare Of The Child, November, 29, 1999 UU No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Negara Indonesia Website Perekrutan Anak, diakses melalui http://www.epochtimes.co.id/internasion al.php?id=1346 Penyalahgunaan Anak Dalam Konflik Bersenjata, diakses melalui http://www.childsoldier.org/international_standards.php
Pokok Penyebab Konflik di Kongo, diakses melalui, http://www.crimesofwar.org/commentar y/conflict-minerals-and-congos-brutalwar/ Penggunaan Tentara Anak Terbesar, diakses melalui, War Child The Role of Youth Soldier, Kadogos, In The Congo, http://thepolitic.org/war-child/ Kisah Nyata Mantan Tentara Anak, diakses melalui Peace Direct Organization, http://www.peacedirect.org/a-new-lifefor-former-child-soldiers-in-dr-congo/