DIPLOMASI PERTAHANAN INDONESIA MELALUI KERJASAMA INTELLIGENCE EXCHANGE GROUP (IEG) DI SELAT MALAKA
INDONESIAN DEFENCE DIPLOMACY BY INTELLIGENCE EXCHANGE GROUP (IEG) COOPERATION IN MALACCA STRAITS Thomas HK. Sinaga1 Program Studi Diplomasi Pertahanan (
[email protected])
Abstrak - Selat Malaka sebagai jalur lalu lintas perdagangan dan transportasi internasioal tersibuk di dunia melayani lebih dari sepertiga perdagangan global. Kondisi keamanan maritim nya secara geografis perlu mendapat perhatian serius. Gangguan keamanan maritim yang krusial di wilayah tersebut seperti pembajakan (piracy) dan perompakan bersenjata (armed robbery) serta penyelundupan senjata, mendorong upaya untuk meningkatkan pengamanan dan proaktif mengatasi segala macam gangguan di Selat Malaka yang berdampak terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Indonesia. Kondisi tersebut, perlu suatu kerjasama pertahanan dan yang dibahas dalam penelitian ini adalah kerjasama IEG sebagai strategi dari diplomasi pertahanan dan instrumen kebijakan politik luar negeri untuk mewujudkan kepentingan nasional dan menjaga kedaulatan masingmasing negara yang berlangsung secara bilateral maupun multilateral. Dengan demikian, maka bagaimana kepentingan nasional Indonesia diwujudkan dalam kerjasama IEG dan bagaimana kontribusi kerjasama IEG terhadap upaya diplomasi pertahanan Indonesia merupakan pertanyaan penelitian yang diangkat dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara terhadap tiga informan yang meliputi praktisi dan pakar di bidang terkait dan dari berbagai literatur. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dengan teori dan konsep yang digunakan, yaitu teori kerjasama intelijen, konsep diplomasi pertahanan dan konsep kerjasama pertahanan. Hasil penelitian ini menunjukkan, diplomasi pertahanan Indonesia dalam kerjasama IEG merupakan wadah untuk menumbuhkan rasa saling percaya (CBMs) diantara negara anggota dan meningkatkan kapabilitas pertahanan (defense capabilities) tiap negara anggotanya serta dapat meningkatkan citra (prestise) bagi Indonesia di mata dunia internasional. Kata Kunci: Selat Malaka, Diplomasi Pertahanan Indonesia, Intelligence Exchange Group, Kerjasama Pertahanan, Kerjasama Intelijen. Abstract - Malacca Straits as a traffic line with international trade and transport busiest in the world's to serve over a third of global trade. Maritime security conditions of its geographical needs serious attention. Crucial maritime security threats in the region such as 1
Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Pertahanan
piracy and armed robbery as well as the smuggling of arms, encouraging efforts to improve security and proactively address all kinds of trouble in Malacca Straits which have an impact on the sovereignty and territorial integrity of Indonesia. Under these conditions, the need for a defense cooperation and discussed in this study is a collaboration IEG as a strategy of defense diplomacy and foreign policy instruments to realize national interests and safeguard the sovereignty of each country which takes place bilateral and multilateral. Thus, it is how Indonesia's national interest was realized in IEG cooperation and how to contribute to defense diplomacy efforts Indonesia is a research question raised in this study. This study used descriptive qualitative approach. Data were collected through interviews with three informants that includes practitioners and experts in related fields and from various literature. The analysis in this study was done by comparing the data obtained with used the one theories and two concepts, namely the theory of intelligence cooperation, the concept of defense diplomacy and defense cooperation concept. The results of this study indicate that, Indonesia defense diplomacy in IEG cooperation is a place to foster mutual trust (CBMs) among member countries and increase the capabilities of the defense (defense capabilities) each of the member states as well as to improve the image (prestige) for Indonesia in the world. Keywords: Malacca Straits, Indonesia Defense Diplomacy, Intelligence Exchange Group, Defense Cooperation, Intelligence Cooperation. Pendahuluan
S
adalah
pembajakan
(piracy)
dan
elat Malaka merupakan jalur laut
perompakan bersenjata (armed robbery).
yang digunakan sebagai lalu lintas
Selain itu gangguan keamanan lain yang
perdagangan dan transportasi
terjadi di Selat Malaka dan perairan di
internasioal. Selain itu, Selat Malaka juga
sekitarnya yang juga termasuk ancaman
merupakan salah satu jalur lintas laut
adalah
yang tersibuk di dunia yang melayani
kelompok separatis dan juga sebagai jalur
lebih dari sepertiga perdagangan global2.
pengiriman senjata kelompok teroris.
Oleh
keamanan
Oleh karena itu, sebagai negara yang
wilayah maritim di sekitar Selat Malaka
merdeka dan berdaulat, Indonesia merasa
secara geografis merupakan salah satu
perlu dan akan selalu proaktif untuk
wilayah yang perlu mendapat perhatian
mengatasi
serius3.
terhadap
kedaulatan
teritorial
Negara
karena
itu,
kondisi
Isu gangguan keamanan di laut yang sering terjadi di sekitar Selat Malaka
segala
senjata
macam dan
Kesatuan
oleh
gangguan integritas Republik
Indonesia4. Dengan
2
Anak Agung Banyu Perwita, 2013. Pengantar Kajian Strategis. Yogyakarta: Graha Ilmu. 3 Parulian Simamora. (2013). Peluang dan Tantangan Diplomasi Pertahanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
penyelundupan
menonjolnya
isu
keamanan maritim terkait dengan fungsi 4
Ibid.
wilayah tersebut yang semakin strategis
Perserikatan
bagi kepentingan negara-negara di dunia
Hukum Laut (United Nations Convention
dan
on the Law of the Sea / UNCLOS 1982)
komunitas
internasional,
akan
mendorong upaya untuk meningkatkan
Bangsa-Bangsa
tentang
pasal 34 ayat 1 yang menyebutkan:
pengamanannya karena Selat Malaka
“The regime of passage
sampai saat ini masih menjadi urat nadi
through straits used for
utama interaksi ekonomi global sehingga
international
keamanan
dikatakan
established in this Part shall
sebagai salah satu isu krusial bagi banyak
not in other respects affect
negara di dunia5.
the legal status of the
maritim
dapat
navigation
Oleh karena itu, tanggung jawab
waters forming such straits
utama dalam penanganan mengatasi
or the exercise by the States
ancaman dan gangguan di wilayah Selat
bordering the straits of their
Malaka pada dasarnya berada di tangan
sovereignty or jurisdiction
negara-negara pantai (littoral states)
over such waters and their
seperti Indonesia, Malaysia, Singapura
air space, bed and subsoil”7.
dan Thailand yang dibantu oleh negara-
Pada pasal tersebut dikatakan
negara pengguna (user states) Selat
dan ditegaskan bahwa di Selat Malaka
Malaka. Sehingga dengan melihat kondisi
berlaku rezim maritim khusus yang
tersebut, maka diperlukan adanya suatu
walaupun di Selat tersebut digunakan
kerjasama pertahanan yang bertujuan
untuk pelayaran internasional namun
untuk
pemilik kedaulatan Selat adalah ketiga
meningkatkan
pertahanan
yang
menumbuhkan (confidence
rasa
building
diplomasi
bertujuan saling
untuk percaya
measures)
dan
sebagai technical assistance di antara
negara
pantai
(littoral
mengelilinginya
yaitu
states)
yang
Indonesia,
Singapura dan Malaysia yang merupakan laut teritorial negara tersebut.
negara pantai (littoral states)6.
Lebih lanjut dalam UNCLOS 1982
Hal tersebut juga sejalan dengan
pasal 43 juga menjelaskan bahwa, negara
apa yang ditegaskan dalam Konvensi
pengguna (user states) dan negara pantai (littoral states) harus bekerjasama dalam
5
Menhan. 2008. Buku Putih Pertahanan. Jakarta: Kementerian Pertahanan RI. 6 Loc,cit.
7
United Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS). 1982.
upaya
peningkatan
pengadaan
dan
pemeliharaan alat bantu navigasi dan
negara yang berlangsung secara bilateral maupun multilateral.
keselamatan pelayaran di Selat Malaka dengan penjelasan pasal sebagai berikut: “Navigational
senada dengan yang dikatakan oleh Idil
safety
Syawfi (2009) bahwa strategi diplomasi
other
pertahanan suatu negara merupakan
the
kolaborasi dari komponen diplomasi,
prevention, reduction and
pertahanan dan pembangunan industri.
control of pollution. User
Namun secara parsial bahwa aktivitas
states and states bordering
diplomasi
a strait should by agreement
memiliki tiga karakteristik utama yaitu
cooperate:
sebagai:
aids
and
Hal tersebut secara teoritis juga
and
improvements
and
(a)
in
establishment
the and
or
negara
building measures (CBMs).
necessary navigational and aids
suatu
a). Defense diplomacy for confidence
maintenance in a strait of
safety
pertahanan
b). Defense diplomacy for defense
other
capabilities.
improvements in aid of
c). Defense diplomacy for defense
international navigation and
industry9.
(b)
prevention,
Menurut Amitav Acharya (2001),
reduction and control of
lebih lanjut dijelaskan bahwa defense
pollution from ships”8.
diplomacy
Kerjasama pertahanan di antara
measures
for
the
for
confidence
(CBMs),
building
dilakukan
untuk
negara pantai (littoral states) dalam
membangun hubungan yang baik dengan
konteks pengamanan di Selat Malaka ini,
negara-negara
dilakukan sebagai salah satu bentuk
dilakukan untuk menurunkan ketegangan
strategi
yang
atau menghilangkan mispersepsi antar
merupakan salah satu komponen integral
pihak dengan cara saling terbuka dalam
dari kebijakan politik luar negeri bidang
kebijakannya,
transparansi
pertahanan
pengembangan
kapabilitas
diplomasi
yang
pertahanan
bertujuan
untuk
mewujudkan kepentingan nasional dan menjaga 8
Ibid.
kedaulatan
masing-masing
9
lain,
yang
utamanya
dalam militernya
Idil Syawfi. 2009. Aktivitas Diplomasi Pertahanan Indonesia Dalam Pemenuhan Tujuan-Tujuan Pertahanan Indonesia (2003-2008). Jakarta: Universitas Indonesia.
sehingga anggapan bahwa apa yang dilakukan
oleh
suatu
pertahanan
dalam
tidak
bentuk kerjasama IEG ini dibentuk tahun
dianggap sebagai ancaman bagi negara
2006, merupakan salah satu komponen
lain10.
dari Malacca Straits Sea Patrol (MSSP) Selanjutnya
negara
Kerjasama
menurut
Ron
yang bertujuan mendukung patroli laut
Matthews menjelaskan bahwa defense
dan udara di atas Selat Malaka. IEG
diplomacy
for
dibentuk karena sejak tahun 2002-2007
dilakukan
dengan
defense
capabilities, untuk
adanya anggapan dunia internasional
kapabilitas
pertahanan
bahwa Selat Malaka merupakan the most
material.
Peningkatan
dangerous water in the world setelah
kapabilitas pertahanan dapat dilakukan
Somalia. IEG berguna untuk membatasi
dalam tataran internal dan eksternal.
peningkatan penyelundupan baik barang
Khusus
eksternal,
dan orang melalui pintu-pintu pelabuhan
perthanan
kecil antar negara.
memperkuat negara
secara
dalam
instrumen memainkan
tujuan
tataran
diplomasi peranan
penting
agar
Dalam
menjalankan
sebuah
memungkinkan bagi sebuah negara untuk
diplomasi pertahanan Indonesia, yang
dapat melakukan pembelian senajata bagi
perlu diperhatikan dalam kerjasama IEG
kepentingan pengembangan kekuatan
adalah bagaimana usaha menumbuhkan
pertahanannya dari negara lain11.
rasa
Salah satu bentuk kerjasama
saling
percaya
(CBMs)
dan
meningkatkan kapabilitas militer (defense
pertahanan yang dilakukan di Selat
capabilities)
Malaka dan yang akan dibahas dalam
(littoral states) di Selat Malaka. Tentunya
penelitian
kerjasama
masih banyak keterbatasan yang harus
pertahanan dalam bentuk pertukaran
dibenahi Indonesia selaku negara besar
intelijen atau Intelligence Exchange Group
dan terluas di kawasan Selat Malaka
(IEG)
dalam
terutama dalam hal menghindari campur
diplomasi pertahanan yang dilakukan
tangan pihak asing diluar negara pantai
antara Indonesia, Malaysia dan Singapura
untuk
sebagai negara pantai (littoral states) di
pengamanan Selat Malaka dan masih
sepanjang Selat Malaka.
terbatasnya alat peralatan dan alutsista
ini
sebagai
adalah
lini
pertama
turut
diantara
campur
negara
tangan
pantai
dalam
pendukung pertahanan serta diperlukan 10 11
Ibid. Ibid.
kualitas sumber daya manusia yang
handal
dan
mumpuni
untuk
bisa
menjalankan koordinasi dan kerjasama
masalah keamanan kawasan yang akan mempengaruhi kepentingan nasional 13.
khususnya kerjasama dalam IEG ini.
Kerjasama
Lebih lanjut, Stanislaus Riyanta (2015)
mengatakan
bahwa
pertahanan
antara
ketiga negara pantai (littoral states)
adanya
melalui IEG di Selat Malaka bukan hanya
beberapa negara menjalin hubungan
sekedar kerjasama dalam pengamanan
strategis dengan cara saling bertukar
tetapi
informasi
dan
intelijen.
kegiatan diplomasi pertahanan. Hal ini
Walaupun
sering
pertukaran
merupakan potensi bagi ketiga negara
informasi tersebut kurang berimbang
tersebut untuk menciptakan confidence
tetapi dianggap tetap menguntungkan.
building measures (CBMs) dan defense
Ungkapan quid pro quo/what for what,
capability dalam dinamika pengelolaan
Favor for a favor/pertukaran yang adil dan
keamanan di Selat Malaka.
analisis kali
seimbang digunakan oleh badan-badan intelijen
untuk
menggambarkan
hubungan tersebut12.
juga
merupakan
Pada
bentuk
dasarnya
dari
kerjasama
intelijen antar negara itu merupakan sebuah kegiatan yang akan berimplikasi
Hal tersebut dapat dihadapkan
terhadap ketimpangan antara negara
pada kenyataan bahwa hampir semua
satu dengan lainnya namun dianggap
negara, khususnya tiga negara yang
tetap
melakukan
kenyataannya saat ini telah ada kerjasama
pengelolaan
jalur
laut
menguntungkan
intelijen
kebijakan pemerintahan negara tetangga,
informasi pada kerjasama IEG di Selat
perilaku
Malaka
regional
kawasan,
yang
bentuk
pada
bersama akan memiliki tantangan seperti
kekuatan
dalam
dan
pertukaran
kemungkinan
akan
peningkatan kekuatan militer oleh negara
menimbulkan permasalahan bagi masing-
tetangga dan di kawasan serta masalah-
masing negara. Oleh karena itu, untuk menghindari
adanya
kesalahpahaman
informasi di antara negara yang terlibat kerjasama 12
Riyanta, S. (2015, July 16). Kerjasama Intelijen Internasional. Retrieved from jurnalintelijen.net verba volant scripta manent: http://jurnalintelijen.net/2015/07/06/kerjasamaintelijen-internasional/, diakses tanggal 10 Agustus 2016.
serta
terciptanya
suasana
aman, damai dan sejahtera di wilayah
13
Edy Prasetyono. 2005. Intelijen Pertahanan. dalam A. Widjajanto, Reformasi Intelijen Negara (p. 84). Depok: PACIVIS FISIP-UI.
Selat
Malaka,
diperlukan
diplomasi
akademisi, praktisi maupun pengambilan
pertahanan Indonesia melalui kerjasama
kebijakan (decision maker). Kemudian
IEG di Selat Malaka untuk saling menjaga
data sekunder diperoleh melalui studi
dan meningkatkan rasa saling percaya
kepustakaan yang di dalamnya terdiri dari
(confidence building measures) dan juga
buku, laporan penelitian, jurnal, artikel,
dapat meningkatkan defense capability
surat
bagi negara yang terlibat kerjasama serta
penelitian tesis, majalah, media baik
stabilitas
online maupun cetak15.
keamanan
kawasan
dapat
terjaga dengan baik.
kabar,
laporan
hasil
seminar,
Pada penelitian ini, teknik analisis
Metodologi
yang akan digunakan yaitu teknik analisis
Desain
akan
dari Miles & Hubermen, (1994). Secara
digunakan dalam penelitian ini adalah
umum, proses analisis data kualitatif
deskriptif kualitatif. Desain penelitian ini
melibatkan empat
dipilih karena penelitian ini bertujuan
Huberman, 1994) sebagai berikut: (I)
untuk menganalisis sebuah upaya, cara
reduksi data; yaitu proses
atau
penyederhanaan,
konsep
penelitian
yang
yang
relevan
dengan
proses, (Miles &
pemilihan,
pengabstrakan,
dan
fenomena empiris yang terjadi secara
intepretasi data kasar yang muncul dari
alamiah. Sebagaimana dijelaskan oleh
catatan tertulis yang dihasilkan ketika
Martono
melakukan
(2015)
bahwa
penelitian
penelitian
di
lapangan
kualitatif merupakan penelitian yang
maupun studi pustaka. (II) display atau
berupaya menganalisis kondisi sosial yang
penyajian data; yaitu penyajian data
ada dengan cara menjelaskan seutuhnya
dalam bentuk kata-kata, kalimat, gambar,
dari sudut pandang interpretasi individu
simbol, skema, bagan, grafik, tabel dan
(informan) dalam latar alamiah14.
matriks.
Sumber data penelitian ini terdiri
(III)
merupakan
verifikasi aktivitas
data;
yaitu
merumuskan
dari dua macam, yaitu data primer dan
kesimpulan. Adapun teori dan konsep
sekunder. Data primer diperoleh melalui
yang digunakan sebagai aalat analisa
wawancara
adalah teori kerjasama intelijen, konsep
dengan
Informan
yang
termasuk di dalamnya pendapat para
diplomasi
pertahanan,
kerjasama pertahanan. 14
Martono, N. 2015. Metode Penelitian Sosial Konsep-Konsep Kunci . Jakarta : PT Grafindo Persada.
15
Ibid.
dan
konsep
Pembahasan
dalam IEG”.
IEG Dalam Perspektif Kerjasama Intelijen
Hal ini juga di dukung oleh
Internasional
Brigjen TNI Andjar Wiratma (wawancara 1
Menurut Bjorn Fagersten (2012) dalam
teorinya
tentang
kerjasama
Desember
2016)
yang
mengatakan
bahwa:
intelijen mengatakan bahwa ada empat
“Terkait
keuntugan
dari
kepentingan
kebijakan
pertahanan
dari
utama
(dasar)
negara-negara
membangun
mengembangkan
kerjasama
multilateral
yaitu
keuntungan kebijakan,
intelijen, menjaga
dimana dan
kerjasama IEG adalah adanya
intelijen
komunikasi
internasional
berdasarkan:
dalam bentuk shuttle defense
keuntungan
diplomacy dimana ada upaya
kedaulatan
dan
dari tiap-tiap negara memiliki
mengurangi resiko16. Hal tersebut senada
kesamaan
dengan apa yang disampaikan Letkol Laut
(common
(S) Ariyan Dilli Louhenapessy (wawancara
melaksanakan
22 November 2016) yang mengatakan
maritim
sesuai
dengan
bahwa:
tuntutan
UNCLOS
dimana
yang
juga
kepentingan interest)
untuk
pengamanan
“Keuntungan intelijen yang
Indonesia
diperoleh dalam kerjasama IEG
menggunakan
ini adalah dapat mengetahui
meratifikasi UNCLOS termasuk
modus
keempat
operandi,
tipikal
negara
dan
lainnya
perompak dan senjata yang
namun perlu diingat bahwa
dibawa
kerjasama ini bukan kerjasama
untuk
selanjutnya
dilakukan sharing perspektif
ASEAN
terkait apa yang ditemukan di
multilateral di Selat Malaka”.
wilayah masing-masing. Hal ini
Kerjasama intelijen dalam IEG ini
sebagai salah satu bentuk
juga dikatakan dapat menjaga kedaulatan
shuttle
negara masing-masing anggota karena
defense
diplomacy
tetapi
kerjasama
dalam pelaksanaan kerjasama ini sudah 16
Bjorn Fagersten. 2012. Multilateral Intelligence Cooperation: A Theoretical Framework. In B. Fagersten, Multilateral Intelligence Cooperation: A Theoretical Framework (p. 1). US: Kennedy School of Government Harvard University.
dibagi lingkup tugas pengamanannya sesuai wilayah teritori masing-masing negara
dengan
menggunakan
unsur
masing-masing negara pada waktu yang
kerjasamanya.
sama. Secara tidak langsung sebenarnya
bahwa kualitas kerjasama intelijen akan
negara tetangga di Selat Malaka sudah
semakin meningkat apabila dipengaruhi
mengakui
terhadap
oleh dua dimensi penting. Pertama,
kedaulatan Indonesia walaupun di Sektor
densitas atau tingkat ke-detail-an suatu
3 antara perbatasan Indonesia dengan
pertukaran informasi. Kedua, cakupan,
Malaysia permasalahannya masih belum
lingkup atau intensitas dari pertukaran
selesai dan sampai saat ini pihak Malaysia
informasi intelijen. Peningkatan terhadap
belum
bersama
dua faktor tersebut akan berpengaruh
mendiskusikan masalah tersebut. Lebih
signifikan terhadap meningkatnya level
lanjut dikatakan oleh Kolonel Laut (E)
kerjasama intelijen antar para pihak17.
secara
aklamasi
mau
duduk
Angkasa Dipua (wawancara 21 November 2016), yang menambahkan bahwa:
Fagersten
mengatakan
Tujuan dari kerjasama IEG adalah sebatas
untuk
pertukaran
informasi,
“Kerjasama IEG ini juga dapat
pelaksanaannya dapat dilaksanakan di
mengurangi
dari
Indonesia namun dapat juga dilaksanakan
kebocoran informasi karena
di resiprokal negara yang bersangkutan
yang di sharing hanya modus
tetapi Indonesia tidak menganut sistem
operandi, cara operasional dan
tersebut sehingga Indonesia sebatas-
metode-metode
batasnya intelijen adalah hanya point of
dilakukan
resiko
oleh
yang perompak
contact,
sharing
perspektif
dalam
karena IEG sistemnya seperti
pertemuan-pertemuan. Oleh karena itu,
hit and run (seek and run)
dalam kerjasama IEG ini sudah tepat
mencari
wadahnya untuk melaksanakan sharing
dan
menemukan,
berarti menguraikan apa yang
perspektif
karena
sedang dihadapkan tersebut
melaporkan
per
sehingga
ditemukan
ditemukan,
kendalanya
kebocoran
penyebabnya apa.
tidak
resiko
dari
informasi”. Selain
setiap
periode
negara
apa
yang
apa
dan
Kerjasama intelijen dalam IEG ini
itu,
Fagersten
juga
bahwa
dalam
suatu
seluruh teori yang dikatakan Fagersten
kerjasama intelijen, dapat dilihat sejauh
dimana negara-negara yang membangun
mana
17
mengatakan
tingkat
(level)
kualitas
pada
Ibid.
kenyataanya
dapat
mewadahi
dan mengembangkan kerjasama intelijen
pertahanan dari kebijakan politik luar
multilateral harus berdasarkan beberapa
negeri
pertimbangan
kepentingan
yang
akan
diperoleh
dalam
rangka
mewujudkan
nasional
masing-masing
terutama aspek keuntungannya yaitu
negara yang berlangsung secara bilateral
keuntungan
maupun multilateral.
intelijen,
keuntungan
kebijakan, keuntungan dalam menjaga kedaulatan dan keuntungan dalam resiko
Implikasi
kebocoran
Terhadap
informasi
masih
dapat
diminimalisir.
Strategis
Kerjasama
Indonesia
IEG Dalam
Mengamankan Selat Malaka
Namun dilihat dari tingkat (level)
Adapun dalam kerjasama IEG
kerjasamanya, IEG ini masih pada level
tentunya memiliki dampak positif dan
dasar (bawah) terbukti bahwa tujuan dari
negatif bagi pihak Indonesia. Dampak
kerjasama IEG ini hanya sebatas untuk
positif yang terlihat adalah sebagai
pertukaran informasi saja, hanya point of
berikut:
contact dan sharing perspektif dalam
a).
pertemuan-pertemuan
karena
setiap
Kerjasama
dapat
meningkatkan kemampuan dan
negara hanya melaporkan per periode
kapabilitas
apa yang ditemukan terkait modus
Indonesia.
operandi, tipikal perompak dan senjata
IEG
b).
militer
pertahanan
Dalam IEG dapat mengurangi
yang di bawa, metode-metode yang
konflik antar negara anggota
digunakan
maupun
termasuk
penyebabnya.
kendala
Kegiatan
dan
negara
non-anggota,
pertukaran
meskipun hal ini tidak berarti
informasi dalam IEG adalah dengan
tidak ada konflik. Pertukaran
menguraikan
Informasi dalam IEG diharapkan
informasi
yang
sedang
terjadi dan sedang dihadapkan sehingga
mampu
mengurangi tingkat kebocoran informasi.
informasi antara negara anggota.
Selain itu, kerjasama dalam IEG ini
juga
dapat
dikatakan
sebagai
c).
lebih
Kerjasama IEG dapat menjaga kedaulatan
kerjasama di bidang pertahanan yang
dengan
dilakukan oleh dua negara atau lebih yang
stabilitas
dikembangkan
internasional
instrumen
atau
sebagai strategi
salah
satu
diplomasi
memperkuat
kooperatif
wilayah
Indonesia
mempromosikan lingkungan yang dan
stabil
lebih serta
merubah terhadap
pandangan wilayah
laut
dunia
IEG Sebagai Upaya Diplomasi Pertahanan
Selat
Indonesia
Malaka yang di anggap sebagai
Dalam pemanfaatan kerjasama
perairan berbahaya.
IEG sebagai diplomasi pertahanan, IEG
Sementara dampak negatif yang
telah menjalin komunikasi dengan negara-
muncul
dari
kerjasama
IEG
adalah
negara sahabat, lebih jauh mengurangi
dikarenakan Singapura sebagai negara
resiko terhadap keamanan wilayah laut
Interkom yang mempunyai teknologi
Indonesia. Berkaitan dengan diplomasi
dalam pengolahan informasi, maka hal ini
pertahanan, bahwa konsep kerjasama IEG
akan
ini adalah sebagai wadah diplomasi
berdampak
ketergantungan
terhadap
Indonesia
pengolahan
informasi
dalam
pertahanan
bagi
negara-negara
sehingga
anggotanya
untuk
melaksanakan
menyebabkan bargaining power dalam
kerjasama pada bidang pertahanan dan
diplomasi pertahanan Indonesia tidak
keamanan melalui pertukaran informasi
maksimal.
intelijen.
Dari
dampak-dampak
Dalam
penjelasannya,
yang
Prasetyono (2005) mengatakan bahwa
muncul di atas yang menjadi tantangan
terdapat beberapa hal terkait intelijen
bagi
pertahanan, diantaranya yaitu:
Indonsia
adalah
bagaimana
menciptakan dan membekali personel di lapangan
dengan
mumpuni,
sehingga
Intelijen pertahanan memberikan
yang
peringatan dini (early warning).
akan
Esensi dari intelijen pertahanan
mengurangi ketergantungan Indonesia
adalah peringatan dini atas dasar
terhadap Singapura. Hal inilah yang
analisa
seharusnya menjadi fokus pemikiran
diperoleh.
apabila ingin menciptakan tidak hanya
perkembangan
lingkungan
strategis,
stabilitas
teknologi
a).
hal
ini
wilayah
Selat
informasi
yang
Analisa
telah
mencakup lingkungan
misalnya
tentang
Malaka, namun juga agar kerjasama IEG
potensi serangan teroris, potensi
dapat memberikan bargaining power bagi
konflik,
diplomasi pertahanan Indonesia.
kemungkinan
pemberontakan, pelanggaran
wilayah, dan ancaman-ancaman dari
kekuatan
sebagainya.
eksternal
dan
b).
Intelijen pertahanan memberikan
menjadi dasar bagi penilaian
penilaian tentang berbagai isu
kemampuan
yang
pertahanan
berkembang,
kecenderungan
ke
kebijakan
dan
pengembangan
kekuatan pertahanan.
maupun global, perkembangan
Berdasarkan keempat penjelasan
negara
dan
lain.
kemampuan
Atas
dasar
beserta data yang telah di analisis diatas,
ini
bahwa intelijen dalam kerjasama IEG
intelijen pertahanan melakukan
memiliki peranan yang sangat penting
identifikasi tentang kemungkinan
untuk melaksanakan pencarian informasi
ancaman terhadap kepentingan
guna
nasional di bidang pertahanan.
meskipun begitu, pengumpulan informasi
Intelijen pertahanan membantu
intelijen pertahanan pasti akan menutup
pelaksanaan
dengan
informasi yang dianggap sensitif bagi kepentingan keamanan atau pertahanan
operasi
tujuan
utama
meminimalkan
korban
dan
menyiapkan
mendukung
negara
operasi.
masing-masing
anggota.
Perkembangan
suatu operasi militer. Intelijen
mengharuskan berkembangnya diplomasi
pertahanan memberikan bantuan
pertahanan
sebagai
lini
pertama
berupa
pertahanan,
menempatkan
diplomasi
perencanaan
pada
tingkat
operasi, strategis
maupun taktis-operasional. Intelijen
pertahanan
penting
dalam
program
dunia
Namun
kebutuhan untuk keberhasilan
baik
d).
nasional
depan baik pada tingkat regional
teknologi
c).
strategis
kekuatan
internasional
pertahanan sebagai bagian integral dari kegiatan intelijen pertahanan.
sangat
mendukung
IEG
pengembangan
Sebagai
Mekanisme
Confidence
Measures
Indonesia
Building
kekuatan pertahanan. Hal ini
Dengan Littoral States
dilakukan
Dalam
diplomasi
negara
harus
dengan
analisa
terhadap kemampuan militer di
suatu
kawasan,
memiliki
agar
tujuan
suatu
analisa
kekuatan
bargaining
dan
teknologi
kepentingan nasional negara tersebut
kekuatan militer negara lain.
dapat diperoleh. Diplomasi pertahanan
Informasi dan analisa tersebut
erat kaitannya dalam mempertahankan
infrastruktur
power
pertahanan
dan
stabilitas keamanan kawasan, dalam hal
frekuensi
ini kawasan jalur laut Selat Malaka. Pada
konflik antar negara anggota. Kerjasama
saat ini diplomasi pertahanan di kawasan
IEG
Asia Tenggara terus meningkat. Negara-
dengan
negara di kawasan terus memperkuat
dalam perjanjian yang telah disetujui oleh
kinerja dari diplomasi pertahanan masing-
negara anggota. Kesamaan perspektif
masing negaranya dengan negara-negara
yang telah disepakati negara anggota
lain dalam berbagai bentuk kerjasama,
akan
baik secara bilateral maupun multilateral.
efektif sehingga dapat mencegah atau
Bahkan
Asia
mengurangi konflik yang ada sehingga
Tenggara pun juga ikut berperan guna
dapat menumbuhkan rasa saling percaya
memperkuat diplomasi pertahanannya di
(CBMs) antar negara anggota dalam
kawasan
kerjasama IEG.
negara-negara
Asia
Pertahanan
luar
Tenggara.
ditujukan
meningkatkan Measures
di
Diplomasi
untuk
dan
mencegah
menjembatani
konflik
kesepahaman
memberikan
yang
terjadinya
tersebut termuat
komunikasi
yang
saling
Selain itu, kerjasama dalam IEG
Building
ini dapat dikatakan menguntungkan bagi
sekaligus
semua negara anggotanya. Tidak dapat
Confidence
(CBM)
dan
memperkuat stabilitas kawasan18.
dipungkiri bahwa setiap negara anggota
Dalam pelaksanaan kerjasama
juga mempunyai kepentingan masing-
IEG di Selat Malaka ini, agar terjalin
masing, sebagai contoh kepentingan
kerjasama antar negara anggota yang
Indonesia dalam kerjasama IEG ini adalah
lebih
untuk menjaga hubungan keharmonisan
baik
lagi,
maka
dibutuhkan
peningkatan rasa saling percaya (CBMs)
antar
sehingga dapat terjalinnya rasa saling
kedaulatan serta menciptakan kondisi
percaya
Dari
keamanan wilayah Indonesia pada Selat
kerjasama IEG ini tidak dapat dipungkiri
Malaka. Namun tentunya yang harus
adanya konflik antar negara anggota
diwaspadai adalah adanya kepentingan
ataupun dengan negara diluar anggota.
nasional masing-masing negara yang
Dibentuknya IEG ini, salah satu tujuannya
bersifat khusus yang dapat merugikan
adalah
Indonesia baik langsung maupun tidak
18
(CBMs)
untuk
antar
negara.
mengurangi
tingkat
Salim. 2013. Peningkatan Kerjasama Pertahanan Indonesia Di Kawasan Asia Tenggara Guna Mendukung Diplomasi Pertahanan Dalam Rangka Mewujudkan Stabilitas Kawasan. Raja Samudera.
negara
anggota,
menjaga
langsung. Hal ini kemungkinan bisa terjadi mengingat dalam perairan Selat Malaka, Indonesia yang terdapat banyak sumber
daya alamnya serta sebagai urat nadi dari
diselenggarakan
jalur pelayaran. Dalam kerjasama IEG, baik secara
berbagai
negara,
mengingat
negara-negara
tersebut
mempunyai
waktu
dan
area
yang
langsung maupun tidak langsung akan
berbeda-beda dalam pelaksanaannya. Hal
dapat
terhadap
ini juga yang disampaikan oleh Brigjen
diplomasi pertahanan suatu negara. Hal
TNI Andjar Wiratma (dalam wawancara
ini dapat terjadi dikarenakan pada konsep
sesi jawab pertanyaan penulis pada 1
kerjasama
Desember 2016) bahwa:
memiliki
kekuatan
pengaruh
IEG
tidak
militer
diperhitungkan,
hanya saja
namun
juga
aspek yang
“Kerjasama IEG juga dapat
aspek
membantu
dalam
teknologi dimana apabila kesemua aspek
mempromosikan
ini dimiliki oleh suatu negara maka hal ini
internasional
akan menjadikan diplomasi pertahanan
kooperatif
dan
yang kuat bagi negara tersebut. Dengan
Dikatakan
bahwa
dilatarbelakangi kekuatan militer yang
mengakui dan ikut menjaga
besar dan penguasaan teknologi dan
kestabilan keamanan kawasan
informasi yang baik maka akan mudah
dan
bagi negara tersebut melakukan dominasi
kerjasama
yang
telah
suatu wilayah, dalam hal ini secara khusus
disepakati
bersama.
Dalam
adalah dominasi wilayah Selat Malaka
kerangka-kerangka
hukum
demi agenda khusus negara tersebut
internasional
berarti
yang dapat berupa aspek ekonomi,
Indonesia harus sepakat dan
politik, dan kedaulatan.
komitmen untuk mematuhi
Salah satu keuntungan yang dapat
diperoleh
Indonesia
lingkungan yang
internasional
itu
lebih stabil. IEG
melalui
mekanisme yang ada, salah
dalam
satunya dengan melaksanakan
kerjasama IEG ini adalah terjalinnya
keamanan maritim”.
komunikasi internasional antara negara-
Sesuai dengan peraturan yang
negara yang memiliki tanggung jawab
telah
dalam pengamanan Jalur Selat Malaka.
kewajiban dan tanggung jawab negara
Komunikasi ini penting adanya untuk
pantai dalam memberikan pengamanan
menjalin koordinasi yang baik antara
wilayah antara lain memberikan alur,
operasi
memberikan
pengamanan
yang
dimuat
dalam
rasa
UNCLOS
aman,
yaitu
menggelar
aparat
keamanan
di
laut
teritorial,
pantai yang memiliki tanggung jawab dan
menyelesaikan permasalahan batas-batas
tugas dalam pengamanan wilayah Selat
maritim, menyediakan ruang udara diatas
Malaka. Dengan dibentuknya kerjasama
ALKI dan sebagainya. Maka peranan
IEG ini, maka dunia internasional akan
kerjasama IEG dalam hal ini sharing
melihat
informasi antara negara dalam wilayah
pantai
Selat Malaka, sangat penting adanya.
memberikan
Tentunya dalam melaksanakan amanat
Malaka.
yang tertera dalam UNCLOS tidak dapat
Kontribusi IEG Dalam Meningkatkan
dilakukan oleh hanya satu negara saja
Kapabilitas Pertahanan Indonesia
karena di dalam Selat Malaka terdapat
kemampuan yang
mendukung
laut
Indonesia
Negara-negara
yang
bertanggung pengamanan
jawab
di
Selat
Kerjasama IEG tentunya memang
beberapa negara yang memiliki perairan tersebut.
negara-negara
diplomasi karena
pertahanan
dengan
adanya
memiliki peranan dalam Selat Malaka
kerjasama IEG akan mempromosikan
yang tergabung dalam kerjasama IEG ini
stabilitas keamanan wilayah, kemampuan
mengurai
militer
dan
memecah
cara
pihak
Indonesia
konflik
serta
penyelesaian yang efektif, ternyata salah
mereduksi
satunya seperti Singapura membentuk
anggota maupun negara non-anggota.
IFC, menjembatani ketidakmampuan dari
Namun
negara-negara pantai masalah sharing
kerjasama IEG ini pihak Indonesia dalam
informasi dan intelligence melalui Elint
aspek
(Elektronika Intelijen).
kepada negara Singapura sebagai negara
pada
dengan
akan negara
kenyataannya
teknologi
masih
dalam
bergantung
Kerjasama IEG dalam hal ini
interkom. Penguasaan teknologi dalam
adalah sebagai wadah bagi negara-negara
hal kerjasama ini merupakan hal penting
yang memiliki tanggungjawab di Selat
yang harus dikuasai oleh suatu negara,
Malaka, tentunya dalam sharing informasi
seperti
dalam IEG akan memberikan pengaruh
memiliki
besar dalam mempromosikan lingkungan
anggota yang tergabung dalam IEG
yang kooperatif dan stabil di dalam
bergantung kepada Singapura karena
kawasan Selat Malaka kepada dunia
seluruh
internasional. Kerjasama IEG menjadi
selanjutnya
salah satu terobosan bagi negara-negara
pelaksanaan
halnya
Singapura.
teknologi
jalur
dimana
informasi
dijadikan operasi
Singapura
yang
petunjuk
negara
diolah bagi
pengamanan
wilayah Selat Malaka yang dihimpun IFC
IEG,
Singapura, hal inilah yang tentunya
didapat oleh intelijen dari negara anggota
menjadikan bargaining power diplomasi
kemudian dikumpulkan dalam IFC melalui
pertahanan pihak Singapura relatif kuat.
perangkat
Untuk Indonesia seharusnya
hal
dimiliki oleh pihak Singapura sebagai
membuat
semakin
pihak
Indonesia
ini
informasi-informasi
negara
lunak
yang
interkom.
yang
teknologinya
Kemudian
bergerak
membekali personel di lapangan dengan
sebagai negara yang tidak hanya memiliki
teknologi yang mumpuni, hal ini sebagai
kekuatan militer yang kuat namun juga
pelengkap dari kekuatan militer Indonesia
mempunyai teknologi yang mumpuni
yang
tentunya memiliki bargaining power yang
agar
diplomasi
pertahanan Indonesia dalam kerjasama
dijadikan
Meskipun terjadi hal seperti yang dijelaskan
Kerjasama IEG tentunya dapat sebagai
meningkatkan
wadah
kemampuan
Singapura
kuat dalam kerjasama IEG ini.
IEG ini mempunyai bargaining power yang lebih kuat.
WFQR.
yang
terpacu agar dari pihak Indonesia sendiri
bertujuan
adalah
telah
diatas
terdapat
beberapa
keuntungan bagi Indonesia. Keuntungan
untuk
tersebut antara lain adalah terbentuknya
militer
unit reaksi cepat WFQR yang merupakan
Indonesia, dimana kemampuan militer
gabungan
intelijen,
tersebut dapat dijadikan sebagai salah
Pomal
dan
satu tolok ukur dalam kemampuan
mengedepankan fungsi intelijen untuk
pertahanan suatu negara. Pentingnya
melaksanakan
kerjasama
dan identifikasi terhadap pelaku tindak
IEG
dalam
meningkatkan
operasi, Diskum
penjejakan,
pengejaran
kejahatan
ILO di IFC Singapura, berarti Indonesia
pembajakan dan perompakan di skenario
mengirimkan kesana. Ini menunjukkan
kan di darat, diimplementasikan di laut
ada keinginan Indonesia juga membuat
tapi pelakunya lari ke darat. Sehingga
Puskodal
dapat dikatakan bahwa Indonesia lebih
lebih
baik,
ter-
interoperability.
banyak
Kerjasama dalam IEG ini adalah pertukaran
melakukan
Singapura,
akan
ini
operasi
karena
daripada
tentunya
dapat
menjadi
suatu
sebagai
diantara
negara
keuntungan bagi Indonesia yaitu dapat
anggota melalui kegiatan intelijen. Dalam
meningkatkan kapabilitas militer yang
perspektif
dikatakan
hal
Malaka
serta
sharing
informasi
Selat
dengan
kapabilitas militer, bahwa dengan adanya
yang
di
logistik,
dimiliki oleh Indonesia.
Peningkatan kemampuan militer dalam
Namun yang menjadi kendala
kerjasama IEG bagi Indonesia ini adalah
mendasar dalam hal ini bagi Indonesia
dengan
ditingkatkannya
adalah
setingkat
Kohanudnas
pengolahan data informasi yang telah
dimana
seorang
dihimpun. Pengolahan data intelijen yang
memerintah dalam satu peta dan tersaji
telah didapat tentunya membutuhkan
seluruh data-data dalam satu layar yang
teknologi yang canggih dimana teknologi
disebut dengan istilah K4IPP. Dalam
ini hanya dimiliki oleh Singapura. Hal ini
kerjasama IEG ini, tentunya kualitas
menguntungkan
sebagai
Sumberdaya Manusia (SDM) juga menjadi
segala
salah satu faktor yang berpengaruh.
Selat
Dalam (wawancara pada 21 November
akan
2016), Kolonel Laut (E) Angkasa Dipua
ketergantungan
negara
Singapura
interkom,
sehingga
informasi
mengenai
Malaka,
pihak
mengetahui
dalam
keadaan Singapura
dan
ini
merupakan
keuntungan tersendiri bagi Singapura. Keuntungan lainnya yang dapat diperoleh Indonesia dalam Kerjasama IEG ini adalah bahwa peranan IEG tidak hanya sebagai wadah organisasi saja, namun IEG juga dapat meningkatkan kemampuan daripada kapabilitas militer Indonesia melalui
pengiriman
personel
militer
Indonesia dalam hal pelaksanaan operasi pengamanan Selat Malaka. Kerjasama IEG ini secara tidak langsung dapat menjadi pemacu negara-negara anggota untuk berlomba-lomba kapabilitas
dalam
militernya
meningkatkan masing-masing
termasuk Indonesia serta untuk menepis anggapan
dunia
Indonesia
pada
bahwa
Panglima
maritim dapat
menyampaikan: “Bahwa kualitas personel intelijen dari Indonesia dalam pelaksanaan IEG sudah profesional, namun tetap harus ditingkatkan. Saat ini personel yang dikirimkan sudah capable semua. Perlu diketahui, bahwa yang dibutuhkan adalah seorang personel intelijen yang berwawasan luas, minimal mempunyai penugasan luar negeri, berinteraksi dengan luar negeri. Sehingga ada keterbukaan wawasan dan berinteraksi dalam wadah kerjasama internasional. Oleh karena itu, the right man in the right place sangat perlu diperhatikan yang punya komitmen, kesinambungan dan simultan”. Namun, di sisi lain kualitas
laut
sarana prasarana pendukung IEG yang
tidak
berada di Batam saja kemampuannya
menjadi salah satu area yang berbahaya.
masih sepertiga. Kemampuan kita
Selat
jalur
versi
Puskodal
Malaka
untuk lingkup radar masih jauh dari
suatu nilai tawar tersendiri (bargaining
yang diharapkan, untuk meng cover
position). Dalam kerjasama IEG inilah
sebatas pulau Batam saja tidak bisa
sebagai
sementara
Singapura
kapabilitas militer dan intelijen dimata
menggunakan
radar
sudah
satelit
yang
dunia
wadah
untuk
internasional.
menunjukkan
Namun
sebagai
cakupannya sampai Laut Sulu dan Laut
negara yang tergabung dalam kerjasama
Jawa.
IEG, Indonesia saat ini belum memiliki Dari beberapa penjelasan di atas
teknologi modern yang maksimal dalam
dapat disimpulkan bahwa ini kualitas SDM
mengolah informasi. Informasi dalam
personel intelijen Indonesia yang dikirim
kerjasama IEG selama ini hanya ditangani
dalam
IEG
oleh Singapura sebagai negara Interkom.
kesemuanya adalah yang capable, dalam
Dengan memiliki teknologi yang modern
arti bahwa kualitas sumber daya manusia
maka
yang dimiliki Indonesia pada saat ini
meningkatkan bargaining power suatu
sudah mumpuni dalam bidangnya, namun
negara dalam melaksanakan diplomasi
permasalahannya
pertahanannya.
mewakili
kerjasama
kembali
lagi
pada
secara
tidak
langsung
akan
teknologi yang dimiliki. Sumber daya manusia yang mumpuni bila tidak dibekali
Kontribusi
dengan
yang
International
dalam
Internasional
kemampuan
sesuai tidak
dapat
teknologi maksimal
IEG
Terhadap
Indonesia
Prestise Di
Mata
pelaksanannnya, karena saat ini dalam
Selat Malaka yang terletak di antara
kerjasama IEG pihak Indonesia masih
celah sempit antara Indonesia, Malaysia,
bergantung kepada Singapura.
Singapura dan Thailand terdapat banyak
Kerjasama kenyataannya kemampuan Indonesia
IEG
dapat dan
pada
isu mengenai keamanan dan stabilitas
meningkatkan
wilayah, dimana pada jalur laut wilayah
kapabilitas
dimana
militer
Selat
Malaka
ini
rawan
terjadi
pentingnya
perompakan, percobaan perompakan,
kemampuan militer Indonesia dalam IEG
pencurian dan terorisme laut. Ditambah
menjadi
upaya
lagi dimata dunia, jalur laut ini termasuk
Dalam
jalur laut yang berbahaya di dunia. Hal ini
pendukung
diplomasi melaksanakan
dalam
pertahanan. diplomasi
pertahanan
tentunya suatu negara harus mempunyai
tentunya
memberikan
tantangan
tersendiri bagi Indonesia agar dimata
dunia dapat menampik anggapan bahwa
Panglima Komando Armada RI Kawasan
jalur wilayah Selat Malaka meskipun
Barat Laksamana Pertama TNI Achmad
berbahaya tetapi pihak Indonesia masih
Taufiqurrochman
lebih dari sanggup untuk menciptakan
bahwa Selat Malaka tidak lagi dapat
stabilitas keamanan kawasan di wilayah
disamakan dengan perairan Somalia di
Selat Malaka.
Afrika yang rawan perompakan. Angka
yang
menyatakan
Kerjasama IEG ini penting adanya
kejahatan menurun hingga 70 persen
untuk mengakomodir operasi keamanan
setelah triwulan pertama tahun 2015.
laut dalam mengatasi aksi pembajakan
Penurunan tingkat kejahatan di Selat
dan perompakan (piracy and sea robbery)
Malaka karena adanya kerjasama antara
yang
Indonesia,
Angkatan Laut Indonesia, Singapura,
Malaysia, Singapura dan Thailand sebagai
Malaysia dan Thailand. Keempat angkatan
negara pantai (littoral states). IEG lebih
ini secara rutin menggelar operasi patroli
memfokuskan
pertukaran
di selat yang menjadi salah satu jembatan
informasi mengenai situasi dan kondisi
perdagangan global tersebut. Operasi ini
perompak yang terjadi dalam wilayah
mencakup program kerjasama EIS dan
Selat Malaka. Kepentingan Indonesia
IEG19.
dilaksanakan
oleh
kepada
dalam kerjasama IEG ini adalah untuk
Lebih lanjut, Panglima Komando
menurunkan citra (prestise) negatif dunia
Armada RI Kawasan Barat Laksamana
internasional
Muda
bahwa
perairan
Selat
TNI
Achmad
Taufiqurrochman
Malaka pada wilayah Indonesia yang
menjelaskan bahwa angka kriminalitas di
mendapatkan status sebagai perairan
perairan Selat Malaka menurun karena
paling berbahaya setelah Somalia. Oleh
terus dilakukan operasi penertiban di
karena itu, dengan ikut berperan aktifnya
daerah Selat Malaka. Penurunan angka
angkatan bersenjata Indonesia dalam
kriminalitas
rangka kerjasama intelijen ini adalah
mengamankan
untuk membuktikan bahwa angkatan
kejahatan yang melaksanakan aksinya di
bersenjata
Selat Malaka. Hal ini adalah upaya untuk
Indonesia
mampu
untuk
ini
sejak
sebanyak
Koarmabar 76
pelaku
menangani segala jenis bentuk ancaman serta ikut menjaga stabilitas keamanan kawasan di wilayah Selat Malaka. Hal ini senada dengan yang dikatakan
19
CNN Indonesia. 2015. http://www.cnnindonesia.com/nasional/201510231 80100-20-86949/tni-al-selat-malaka-tak-lagiberstatus-paling-berbahaya/. Diakses tanggal 1 Februari 2017.
mewujudkan perairan Selat Malaka tetap
personel Intelijen. Selain itu kerjasama
dalam keadaan aman, tertib dan tidak ada
IEG ini juga sebagai wadah dalam
lagi kejahatan yang merugikan kapal-
mengembalikan citra (prestise) negatif
kapal berlayar karena adanya anggapan
dunia internasional terhadap Indonesia
beberapa negara asing yang menilai
dimana dengan adanya kerjasama IEG ini,
bahwa kawasan Selat Malaka adalah
Indonesia mampu dalam menjaga dan
kejahatan20
juga dapat mempromosikan stabilitas
daerah
yang
rawan
(Munawar, 2016).
keamanan wilayah di Selat Malaka yang
Secara tidak langsung kerjasama
selama ini adanya pandangan negatif
IEG berkontribusi terhadap penurunan
terhadap Selat Malaka karena termasuk
angka aksi kejahatan di Selat Malaka.
Selat berbahaya setelah Somalia.
Diplomasi pertahanan Indonesia dalam
Kesimpulan
kerjasama IEG di Selat Malaka dapat
Tingkat (level) kerjasama IEG ini
menciptakan rasa saling percaya (CBMs)
masih dasar (bawah) karena hanya
dimana
pertukaran
sebatas untuk pertukaran informasi saja,
intelijen diantara negara pantai, dapat
hanya point of contact dalam pertemuan-
terjalinnya transparansi informasi dan
pertemuan dan sharing perspektif sebagai
juga kerjasama IEG ini sebagai wadah
bentuk shuttle defense diplomacy untuk
komunikasi
antar
kepentingan bersama (common interest)
Sedangkan
dalam
dengan
adanya
negara
pantai.
pengembangan
dalam
pengamanan
maritim
sesuai
kapabilitas militer (defense capabilities)
dengan tuntutan UNCLOS karena setiap
dalam kerjasama IEG ini, dapat menjadi
negara hanya melaporkan per periode
ajang dalam pengembangan modernisasi
apa yang ditemukan terkait modus
peralatan
intelijen
operandi, tipikal perompak dan senjata
seperti modernisasi dalam peningkatan
yang di bawa, metode baik taktik dan
electronic
intelligence,
teknik yang digunakan termasuk kendala
terjalinnya interoperabilitas internasional
dan penyebabnya. Selain itu, kerjasama
Indonesia
meningkatkan
IEG ini sifatnya hanya melaksanakan
kualitas Sumber Daya Manusia khususnya
patkor untuk mengakomodir operasi
20
militer
dan
dan
khususnya
signal
dapat
Munawar. 2016. http://www.antarasumut.com/berita/156375/krimi nalitas-di-selat-malaka-menurun. Diakses tanggal 5 Februari 2017.
keamanan mengatasi
laut aksi
dan
udara
pembajakan
dalam dan
perompakan bersenjata (piracy and sea
robbery) sebagai negara pantai (littoral
wilayah Indonesia dengan
states)
mempromosikan stabilitas
dengan
area
tanggungjawab
pengamanan di wilayah teritorial masing-
lingkungan
masing dan menggunakan unsur masing-
yang lebih koopertif dan
masing pada waktu yang sama sehingga
stabil
diantara negara anggota secara tidak
pandangan dunia terhadap
langsung
menjaga
wilayah laut Selat Malaka
kedaulatan masing-masing dan secara
yang di anggap sebagai
tidak langsung juga sudah ada pengakuan
perairan berbahaya.
sudah
saling
secara aklamasi terhadap kedaulatan
4)
internasional
serta
Dampak
merubah
negatif
yang
masing-masing negara. Kerjasama IEG
muncul dari kerjasama IEG
tentunya juga
adalah
memiliki dampak positif
ketergantungan
dan negatif bagi pihak Indonesia. Dampak
Indonesia
positif
pengolahan
yang
terlihat
yang
perlu
dipertimbangkan Indonesia adalah: 1)
2)
Kerjasama
IEG
sehingga dapat
informasi menyebabkan
bargaining
power
dalam
meningkatkan kemampuan
diplomasi
dan
Indonesia tidak maksimal
kapabilitas
militer
pertahanan
pertahanan Indonesia.
karena Singapura sebagai
Dalam
negara
Interkom
mengurangi konflik antar
mempunyai
teknologi
negara anggota maupun
dalam
negara
informasi.
meskipun
IEG
dapat
non-anggota, hal
ini
pengolahan
tidak
Intelijen dalam kerjasama IEG
berarti tidak ada konflik.
memiliki peranan yang sangat penting
Pertukaran Informasi dalam
untuk melaksanakan pencarian informasi
IEG
guna
diharapkan
lebih informasi
mampu
memperkuat antara
negara
anggota. 3)
dalam
Kerjasama menjaga
mendukung
pengumpulan
operasi.
informasi
Namun, intelijen
pertahanan pasti akan menutup informasi yang dianggap sensitif bagi kepentingan
IEG
dapat
kedaulatan
keamanan
atau
pertahanan
negara
masing-masing anggota. Perkembangan
dunia
internasional
mengharuskan
pertahanan,
suatu
negara
harus
berkembangnya diplomasi pertahanan
mempunyai suatu nilai tawar tersendiri
suatu
(bargaining position). Dalam kerjasama
negara
pertahanan,
sebagai
lini
menempatkan
pertama diplomasi
IEG
inilah
sebagai
pertahanan sebagai bagian integral dari
menunjukkan
kegiatan intelijen pertahanan.
intelijen
wadah
kapabilitas
dimata
dunia
militer
untuk dan
internasional.
Dalam pelaksanaan kerjasama
Dengan memiliki teknologi yang modern,
IEG ini, agar terjalin kerjasama antar
secara tidak langsung akan meningkatkan
negara anggota yang lebih baik lagi,
bargaining power suatu negara dalam
dibutuhkan rasa saling percaya (CBMs)
melaksanakan diplomasi pertahanannya.
diantara negara anggota, dimana tidak
Kepentingan
adalah
untuk
kerjasama
anggota ataupun dengan negara diluar
menurunkan citra (prestise) negatif dunia
anggota pasti tetap ada. Sehingga, salah
internasional
satu tujuan di bentuk kerjasama ini adalah
Malaka pada wilayah Indonesia yang
untuk mengurangi tingkat frekuensi dan
mendapatkan status sebagai perairan
mencegah terjadinya konflik antar negara
paling berbahaya setelah Somalia. Oleh
anggota. Kerjasama IEG menjembatani
karena itu, dengan ikut berperan aktifnya
konflik tersebut dengan kesepahaman
angkatan bersenjata Indonesia dalam
yang termuat dalam perjanjian yang telah
rangka kerjasama intelijen ini adalah
disetujui oleh negara anggota. Kesamaan
untuk membuktikan bahwa angkatan
perspektif yang telah disepakati negara
bersenjata
anggota akan memberikan komunikasi
menangani segala jenis bentuk ancaman
yang efektif sehingga dapat mencegah
serta ikut menjaga dan mempromosikan
atau mengurangi konflik yang ada.
stabilitas keamanan kawasan di wilayah
kenyataannya kemampuan Indonesia
IEG
dapat dan
pada
meningkatkan
kapabilitas
dimana
militer
pentingnya
kemampuan militer dalam IEG menjadi pendukung dalam diplomasi pertahanan. Dalam
melaksanakan
diplomasi
Selat Malaka.
ini
dalam
dapat dipungkiri konflik antar negara
Kerjasama
IEG
Indonesia
bahwa
Indonesia
perairan
mampu
Selat
untuk
Daftar Pustaka
Fagersten,
B.
(2012).
Buku
Intelligence
Amitav Acharya dalam L.A. Swatuk, L. d.
Theoretical
Multilateral
Cooperation: Framework.
In
A B.
(2013). Regional Approaches to
Fagersten, Multilateral Intelligence
Security In The Third World dalam
Cooperation:
The South at the End of the
Framework (p. 1). US: Kennedy
Twentieth
School of Government Harvard
Century
dalam
Pergeseran KEkuatan di Asia Timur
A
Theoretical
University.
dan Konsekuensi bagi ASEAN;
Harald Muller dalam W. Carlsnaes, T. R.-K.
Persepsi Ancaman dan Kerjasama
(2013). Security Cooperation dalam
Keamanan Regional. Analisis CSIS,
Handbook
of
343.
Relations
dalam
Andrew Cottey, A. F. (2004). Reshaping
Kekuatan
di
International
Asia
Pergeseran Timur
dan
Defence Diplomacy: New Roles for
Konsekuensi bagi ASEAN; Persepsi
Military
Ancaman
Cooperation
and
Assistance. New York: Routledge. Anggoro, K. (2003). Angkatan Udara Dan Pertahanan
Negara
Maritim
Indonesia. Jakarta: Focus Group Discussion Propatria.
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif Mixed.
Thousand
Oaks
California: Pustaka Pelajar. Shoelhi, M. (2011). Diplomasi Praktek Komunikasi Bandung:
Internasional. Simbiosa
Rekatama
Media. Prasetyono, E. S. M. (2005). Intelijen
Kerjasama
Keamanan Regional. Analisis CSIS; Prospek dan Tantangan Keamanan Regional, 342. Hendropriyono, A. (2013). Filsafat Intelijen. Jakarta:
Creswell, J. W. (2013). Research Design;
dan
dan
PT.
Kompas
Media
Nusantara. Herawati, S. (2009). Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Komitmen Organisasional PNS TNI AL markas Komando Armada RI Kawasan Barat. Jakarta. Kurniawati, D. (2012). Peran Strategis Kerjasama Intelijen ASEAN Dalam Upaya
Pencegahan
Serangan
Pertahanan. dalam A. Widjajanto,
Teroris di Indonesia Studi Kasus
Reformasi Intelijen Negara (p. 84).
Kegagalan Intelijen Pada Bom Bali
Depok: PACIVIS FISIP-UI.
Pertama
12
Oktober
2002.
Nasional
Universitas Indonesia. Komariah,
D.
S.
Penelitian
Dalam
Menghadapi
Ancaman (Sea Armed Robbery) di
(2013).
Metodologi
Kualitatif.
Selat
Bandung:
Alfabeta.
Singapura.
Universitas
Pertahanan. Jawa Barat. Salim,
M.
L.
(2013).
Peningkatan
Lestari, A. (2010). Strategi Pertahanan
Kerjasama Pertahanan Indonesia
Indonesia Di Selat Malaka:Tawaran
Di Kawasan Asia Tenggara Guna
Proliferation
Mendukung Diplomasi Pertahanan
Security
Initiative.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Dalam
Rangka
Mewujudkan
Moleong, L. (2011). Metodologi Penelitian
Stabilitas Kawasan. Raja Samudera.
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Saronto, Y. W. (2004). Intelijen Teori,
Rosdakarya.
Aplikasi dan Modernisasi. Jakarta:
Morgenthau, H. J. (1973). Politic Among Nations. New York: Alfred A. Knopf.
Konsep-Konsep
Kunci
.
Jakarta : PT Grafindo Persada. Octavian, A. (2015). Bajak Laut Antara Aden
Sugiyono.
(2014).
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Martono, N. (2015). Metode Penelitian Sosial
PT. Ekalaya Saputra.
dan
Malaka.
Jakarta:
Universitas Pertahanan Indonesia. Parulian Simamora, M. (2013). Peluang dan Tantangan Diplomasi Pertahanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bandung: Alfabeta. Sukarno, I. (2011). Aku Tiada Aku Niscaya: Menyingkap Lapis Kabut Intelijen. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesa. Supriyatno, M. (2014). Tentang Ilmu Pertahanan.
Syawfi, I (2009). Aktivitas Diplomasi Pertahanan
Diplomacy; The Road to Southeast
Pemenuhan
Asian
Pertahanan
Community.
Dissertation:Heidelberg University. Perwita, A. A. (2013). Pengantar Kajian Strategis. Yogyakarta: Graha Ilmu. Riyanto, T. (2016). Analisis Kerjasama TNI AL dan Komunitas Pelayaran Niaga
Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.
Pedrason, R. (2015). ASEAN Defense
Defense
Jakarta:
2008).
Indonesia
Dalam
Tujuan-Tujuan Indonesia
Jakarta:
(2003-
Universitas
Indonesia. Widjajanto, A. (2008). Hubungan IntelijenNegara 1945-2004. Jakarta: Pacivis Universitas Indonesia.
Dokumen
Bhakti, I.N. (2016). Studi Strategi dan
Menhan. (2008). Buku Putih Pertahanan. Jakarta: Kementerian Pertahanan
Intelijen. Unhan. Jawa Barat. Louhenapessy, A. D. (22 November 2016).
RI.
Wawancara. Mabes TNI. Jakarta.
Menhan. (2015). Buku Putih Pertahanan
Dipua,
Indonesia. Jakarta: Kementerian Pertahanan RI.
Wiratma.
The Sea (UNCLOS). (1982). Maritime
(21
November
2016).
Wawancara. Koarmabar. Jakarta.
United Nations Convention on The Law of
International
A.
A
(1
Desember
2016).
Wawancara. Mabes TNI. Jakarta. Internet
Organization
CNN
Indonesia.
(2015).
(IMO) Assembly Resolution A.
http://www.cnnindonesia.com/nasi
(1025) 26.
onal/20151023180100-20-86949/tni-
Draft Standard Operating Procedures.
al-selat-malaka-tak-lagi-berstatus-
(2006). Malacca Straits Patrol.
paling-berbahaya/. Diakses tanggal
Intelligence Exchange Group.
1 Februari 2017.
Mabes TNI. (2010). Buku Petunjuk Induk Intelijen TNI. Jakarta: Mabes TNI. Waasintel Panglima TNI. (2016). Laporan Pelaksanaan Pertemuan ke-27 IEG. Jakarta: Mabes TNI.
Diplomatik, D. K. (2011, Oktober 16). Membekali
Diplomat
Pengetahuan
Intelijen.
Diplomasi.
Intelijen Internasional. Retrieved
Straits Patrol. Joint Coordinating
from
jurnalintelijen.net
Committee.
volant
scripta
Republik
Tabloid
Riyanta, S. (2015, July 16). Kerjasama
Terms of Reference. (2008). Malacca
Undang-Undang
Dengan
Indonesia
verba manent:
http://jurnalintelijen.net/2015/07/06/
Nomor 17 Tahun 2011 tentang
kerjasama-intelijen-internasional/,
Intelijen Negara.
diakses tanggal 10 Agustus 2016
Jurnal/Artikel
Singapore, Mindef. (2016, April 21). The
Darmawan, W (2012). Aliansi Australia dalam Jakarta. Paparan
ANZUS
Treaty
(1951).
Malacca Straits Patrol. Retrieved from
Singapore
Government:
https://www.mindef.gov.sg/iminde f/press_room/official_releases/nr/2
016/apr/21apr16_nr/21apr15_fs.html
a/156375/kriminalitas-di-selat-
, diakses tanggal 21 Agustus 2016
malaka-menurun. Diakses tanggal 5
Munawar.
(2016).
http://www.antarasumut.com/berit
Februari
2017.