MARYUNANI. Analisis Jender Daiain l<elembayaan P e n y ~ ~ I ~ ~PCI-ta~iian. lian I
I<ehadiran SIC3 Mendagri-Mentan No. 54 Tahun 1996 dan N o . 301/I
Dengan adanya kelembagaall bat-LI penyuluhan pertanian lnaka perlu
ditelaah itinetja BlPP termasuk d i dalamnya BPP dengan menggunaltan analisis jender. Vlasalah jender dalam Itelembagaan penyululian rnenjadi penting mengingat pe~nbangunan pe~tanian paradigrna latila yang bias jender kurang menghasilltan pertanian yang berltelanjutan. S e h ~ ~ b ~ l n gitu a n alcan dilihat bagairnana pembagian Iterja (ltualitatit), curahan w a k t ~ (liuantitatif) ~ serta beban kerja dalaln ltegiaran produktif ?' Sejauh marla altses d a ~ i kontl-01 dalam pengalnbilall k e p u t ~ ~ s ayang n berltenaan dengan ltegiatan produktif? Bagailnana sumberdaya pribadi dati kel~ial-ga menipengarulii protil aktifitas, altses dan ltontrol penyuluh pria dan wanita dalam kegiatan produlttif ? Penelitian ini bert~ljuanL I ~ ~ L I I C : ( I ) mempelajar-i profil B l P P ( 2 ) meltanisme Iterja BlPP dengan dinas instansi daerah tingltat II linglcup pertanian. ( 3 ) profil aktivitas, lthus~lsnyapembagian kerja dan curahan waktu serta beban ker.ia antara penyuluh pertanian pria dan wanita dalam ltegiatan pt-odultif di BPP dan BIPP. ( 4 ) altses dan ltontrol penyululi pertanian pria dan wanita dalam kegiatari pl-oduktif (5) l i ~ l b ~ ~ n gsumbelan daya pribadi dan Ikelual-ga terhadap protil aktivitas, altses dati Ituntrol penyuluh perianian pria d a ~ iwaniia Unit analisis yang dipakai adalali individu dan lembaga. Responden terdiri atas penyululi pertanian pria dan wani~a,di BlPP [responden.
15 responden dan di BPP 25
Data primer diperoleh dari wawancara dan pengamatan denyan
~ l ~ e n g g ~ ~ n ametode l t a n survey. Data sek~lnder diperoleh dari d o k ~ ~ i i l e t ~ - d o I t u ~ i i e ~ i dinas lingk~lppertanian, P E M D A [
diperoleli dianalisis secara kuantitatif dali diperkuat dengan data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara mendalam. BlPP sebagai kelembagaan bar~imempunyai 15 h n g s i yang terbagi dalam lima urusan pelayanan. N a ~ n u nmengingat umur BlPP baru memasulti tahun ltedua diltetahui dari selnua fungsi bel~1111 semua terealisir, hanya sebagian saja yang terrealisasi yaitu penyusunan program, bimbingan penyusunan dan rencana kerja penyuluh, penyelenggaraan latihan ( I ~ L I ~ S L I S ) dan pelaksanaan urusan tata usaha. Hubungan dan rneltanisme lcerja BIPP dengan Dinas Sub Sektor bersifat ~ mengatur h ~ ~ b u n g adan n pe~ribagiati Itoordinatif, naniun ltetiadaarl k e b i j a k a ~yany Iterja antara dinas sub selttor dengan BlPP menyebabkan tugas penyuluh pertanian tunipang tindih, ditambah sikap dinas yang belum mampu melepasltan penyuluh pertanian ltepada BlPP menyebabltan d ~ ~ a l i s mltepemimpinan. e Adanya dualisme ltepemimpinan ini menyebabkan 1tiner:a peny~iluhpertanian kurang efektif sehingga disaranltan agar dualisme Itepernimpinan yang terjadi antara BIP P dengan dinas perlu segera dibenahi untuk menghindari itetidak jelasan status penyuluh pel-tanian dengan cal-a menyatukan ltontrol terhadap penyuluh pertanian dengan cara semua urusan yang menyangkut kepegawaian penyuluh pertanian dilimpalikan kepada BIPP. Selain sarana dan prasarana yang lturang mernadai, surnberdaya pribadi juga menentultan kualitas kerja penyululi pertanian. Tinglcat pendidiltan penyuluh wanita yang
lebih rendah dibandingkan pria
menyebabltan wanita kurang mampu
melaksgnaltan ltegiatan teknis yang selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi dibidang pel-tanian. Namun niotivasi wanita yang bersifat pengabdian bagi negara mernacu untult belterja dengan sebaik mungltin, berbeda dengan pria yang bermotivasi
pribadi
lebih
mementinyltan
pemenuhan
ltebut~~hanlteluarga
dibandingltan pengabdian terhadap pelce~jaannya. Selain lnotivasi yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian, s~unberdapa keluarga juga sangat mendultung. Hal tersebut terlihat dari dultungan lcepemililtan lahan dan ternak terhadap pekerjaan pria pang bersifat teknis, sedangkan wanita lebih akses terhadap pemilikan benda bel-hal-ga yang berkaitan dengan penggunaan
telcnologi modern sebagai alat b a n t ~melalcsanaltan ~ kegiatan reproduktif sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam melaksanakan tugas pokoknya. Pembagian kerja dan curahan waktu penyuluh pertanian pria dan wanita dalam nielalcsanakan tugas dan polcok sebagai penyuluh pertanian berbeda. Penyuluh pria lebih ~nernilihpelcerjaaan yang bessifat telcnis sedangkan wanita lebih bersifat administrasi. Dalam mengumpulltan angka kl-edit, penyuluh pria tidak meniel-lukan curahan waktu yang tinggi mengingat angka kredit untuk kegiatan yang be]-sifat teltnis jauh lebih besar dibandingkan lcegiatan administrasi. Akses penyuluh pria dalam Itegiatan produktif di BIPP maupun BPP rendah mengingat sebagian besar waktu yan:: sellat-usnya digunalcan lnelaksanakan ltegiatan di wilayah tugasnya dicurahkan untuk pelterjaan sampingan. Sedangltan abses wanita terliadap bidang tugasnya tinggi mengingat pekerjaan
wanita yang bersifat
administrasi niengharusltan ia untuk akses pada setiap ltegiatan yang memel-lukan evaluasi atau laporan akhir. IControl penyuluh pertanian
111-ia
rendah mengingat altsesnyapuli i.endali,
sedangkan kontrol penyuluh wanita yany seliarusnya tinggi Inengingat altsesnya ti~iggitidak terjadi. Hal ini disebabltan ltontrol atau pengalnbilan 1tej)utusan dala~n setiap Itegiatan diserahkan kepada peliyuluh pertania~lyang berpendidikan tinggi dan ~nernpunyaikeahlian dibidangnya. Stereotipi yang menyataltan pria lebih baik dite~nyatkan dalani peltevjaan yang berhubungan dengan kegia~antel,~~issedangkall penyuluh wallita lebih bailc ditenipatltan dalaln itegiatan administrasi menyebabkan terjadi kecenderungan iertentu dalaln pelnbagian kerja dan penentuan petugas.
Bias jender yang terjadi
tampalc dalaln pelaltsanaan tugas dan fungsi penyuluh baik di BIPP maupun BPP. h menyebabltan Bias jender masih mempengarulii ltinerja p e n y ~ ~ l upertanian adanya itetimpangand a l a ~ n cul-alian waktu, akses dan kontrol dalarn Itegiatan l ~ ~ - o d u k tsehingga if, perlu penyadal-an je~ider dalam ltelebagaan penyululian. Untuk meningkatltan itedudukan dan peran wanita dalam ltelernbagaan diperlultan kebijaltan yang lnalnpu rnelnperjuangltan terwujudnya lcesetaraan jender.