Dinas Kesehatan Aceh 2016
ARAH KEBIJAKAN 2015 - 2019 6 Peningkatan surveilans gizi termasuk 1 pemantauan pertumbuhan
Penguatan peran Linsek dalam rangka intervensi sensitif dan spesifik Penguatan 5 pelaksanaan dan pengawasan regulasi dan standar gizi
PERBAIKAN GIZI Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, dll
2
4
Peningkatan akses dan mutu paket yankes dan gizi
Peningkatan peran serta masyarakat dalam perbaikan gizi 3
PSG Dalam Surveilans Gizi INTERVENSI BERKESINAMBUNGAN
SURVEILANS GIZI
PENGUMPULAN DATA: Analisis Penyajian Advokasi
• Penimbangan balita
• PSG • Data rutin • Konsumsi gizi • dll
ANALISIS DAN REKOMENDASI
KEPUTUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN
TINDAKAN: - Darurat - Jangka Pendek - Jangka Panjang
PENGERTIAN PSG Pemantauan Status Gizi adalah kegiatan survey status gizi yang berkelanjutan untuk mengumpulkan data indikator status gizi dan determinannya.
TUJUAN PSG Memperoleh informasi status gizi 1. 2. 3. 4.
Balita dgn indeks BB/U, BB/TB, PB/U-TB/U, IMT/U WUS, Bumil dengan indeks LiLA Anak usia sekolah, remaja TB/U dan IMT/U Dewasa dengan indeks IMT
Memperoleh informasi konsumsi gizi ibu hamil 1. 2. 3. 4.
tingkat (rata-rata) konsumsi besaran defisit pola konsumsi makanan keanekaragaman konsumsi pangan
TUJUAN PSG (Kinerja Gizi) 1) Persentase remaja puteri mendapat Tablet Tambah Darah (TTD); 2) Persentase ibu hamil KEK yang mendapat Pemberian Makanan Tambahan (PMT); 3) Persentase ibu hamil yang mendapat TTD 90 tablet selama masa kehamilan; 4) Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A; 5) Persentase bayi yang diberi kesempatan untuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD); 6) Persentase bayi kurang dari 6 bulan yang mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif; 7) Persentase Balita mempunyai KMS; 8) Persentase Balita yang ditimbang di Posyandu; 9) Persentase Balita gizi buruk mendapat perawatan; 10)Persentase Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A; 11)Persentase Balita kurus memperoleh makanan tambahan; 12)Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium.
OUTPUT PSG • Diperolehnya informasi perkembangan situasi gizi • Diperolehnya peta situasi gizi • Tersedianya data status gizi untuk analisis situasi pangan dan gizi setempat. Feedback dan diseminasi hasil PSG secara khusus dan surveilans gizi secara umum.
METODOLOGI Desain: Kroseksional (Potong lintang) 1.Desain: Lokasi:Kroseksional Tahun 2016 di direncanakan di semua Kab/Kota (Potong lintang) (509) Tahun 2015 di direncanakan di semua Kab/Kota 2.Lokasi: dan-sampel: yang memiliki Balita 0-59 3.Populasi Populasi: seluruhRumahtangga rumah tangga yang memiliki balita bulan - seluruh rumah tangga yang memiliki bumil 30anak klaster per kab/kota 4.Kerangka sampel:sampling: - 10 RTMulti-stage yang memiliki balita dengan metode PPS berdasarkan jumlah penduduk. Klasternya adalah desa - seluruh bumil di kluster terpilih 5.10 Kerangka sampling: Multi-stage 30 klasterpusat per kab/kota. rumahtangga per klaster dengan cara memilih klaster adalah desa danKlaster pemilihan rumahtangga sampel dengan metoda OBAT 1. Penentuan Kluster NYAMUK (disesuaikan dengan kondisi geografi) 2. Penentuan sampel RT dalam klaster
METODOLOGI Waktu pelaksanaan: • Bulan Juni s.d (Potong Agustuslintang) 1.Desain: Kroseksional 2.Lokasi:–Tahun 2015 dianggaran, direncanakan di semua persiapan tenaga, alat Kab/Kota dan bahan 3.Populasi sampel: Rumahtangga yangteknis memiliki Balita 0-59 PSG – dan oreintasi enumartor tentang pelaksanaan bulan • Bulan September s.d Oktober 4.Kerangka sampling: Multi-stage 30 klaster per kab/kota – Pengumpulan data jumlah penduduk. Klasternya dengan metode PPS berdasarkan – Validasi supervisor adalah desa 5.10 rumahtangga klaster dengan cara memilih pusat klaster – Editingper data dan pemilihan rumahtangga sampel dengan metoda OBAT – Entry data NYAMUK (disesuaikan dengan kondisi geografi) – Cleaning data • Bulan Desember – Analisis data tingkat Pusat
MULTI STAGE SAMPLING TK PROVINSI
Provinsi
KAB/KOTA Kab/Kota
KAB/KOTA
KAB/KOTA
KAB/KOTA
KAB/KOTA
30 Kluster 30 Kluster
30 Kluster
30 Kluster
30 Kluster
Kluster Kluster 1: 10 KK
Kluster … 30 : 10 KK
Kluster 2: 10 KK
Kluster 3: 10 KK
Kluster 4: 10 KK
Kluster 6: 10 KK
Kluster …. N : 10 KK Kluster 5: 10 KK
PELAKSANAAN PSG Tahun Pelaksanaan
respon rate
Indikator yang dikumpulkan
Unit analisis menggambarkan:
2014
151 kab/kota
• Status gizi • Data kinerja
Nasional nasional
2015
496 kab/kota
• Status gizi
Nasional, provinsi dan Kab/kota Nasional, sebagian provinsi
• Data kinerja
2016
Rencana akan dilakukan di seluruh kab/kota di Indonesia (509 kab/kota)
• Status gizi Nasional, provinsi dan • Pengembangan Kab/kota Instrumen Nasional
• Konsumsi gizi bumil • Data kinerja
Nasional, provinsi
SITUASI STATUS GIZI BALITA INDONESIA (HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI 2014-2016)
12
TREND STATUS GIZI BALITA DI INDONESIA (PEMANTAUAN STATUS GIZI 2014-2016) 35
28,9 29
30
27,5
25 20
19,3 18,8
17,8
15
11,8 11,9 11,1
10
5,5 5,3 4,3
5 0
Gizi Kurang
Pendek 2014
Kurus 2015
Gemuk
2016
Tahun 2014 : 134 Kab/Kota dengan jumlah sampel = 39.168 balita Tahun 2015 : 496 Kab/Kota dengan jumlah sampel = 165.523 balita Tahun 2016 : 514 Kab/Kota dengan jumlah sampel = 165.085 balita
13
HASIL PSG 2016 PADA KELOMPOK BALITA
14
HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI TAHUN 2016 PROVINSI ACEH
Perbandingan Status Gizi Indikator BB/U (Underweight) Indonesia
Perbandingan Status Gizi Indikator BB/U (Underweight) Aceh
90
90 79,7
80
82,2
80,7
80
70
76,1
70
60
60
50 50 40 40 30 30
20
14,9
14,4 20
10
3,9
3,4
1,6
1,5
0 Gizi Buruk
Gizi Kurang PSG INA 2015
Gizi Baik PSG INA 2016
Gizi Lebih
10
16,3
14,1
6 2,6
1,5
1,1
0 Gizi Buruk
Gizi Kurang PSG ACEH 2015
Gizi Baik
Gizi Lebih
PSG ACEH 2016
Hasil PSG 2016 menunjukkan Prevalensi Underweight terjadi penurunan untuk Indonesia dan Aceh
Perbandingan Status Gizi Indikator BB/U (Underweight) Per Kabupaten/Kota Provinsi Aceh 35 30 25
22,4
20
16,7
15 10 5 0
PSG 2015
PSG 2016
Secara provinsi terjadi penurunan jumlah penderita Underweigt namun ada beberapa kabupaten yang meningkat diantaranya; Simeulu, Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Barat Daya, Banda Aceh dan Subbulussalam
Perbandingan Status Gizi Indikator TB/U (Stunting) Indonesia 80
Perbandingan Status Gizi Indikator TB/U (Stunting) Provinsi Aceh 80
71
72,5
73,6
70
70
60
60
50
50
40
40
30
30
10,1
10
20
19
18,9
20
68,4
20
18,8
11,6 8,5
10
0
7,6
0 Sangat Pendek
Pendek PSG INA 2015
PSG INA 2016
Normal
Sangat Pendek
Pendek
PSG ACEH 2015
Normal
PSG ACEH 2016
Hasil PSG 2016 menunjukkan Prevalensi Sunting terjadi penurunan untuk Indonesia dan Aceh
Perbandingan Status Gizi Indikator TB/U (Stunting) Per Kabupaten/Kota Provinsi Aceh 50 45 40 35
31,6
30
26,4
25 20 15
10 5 0
PSG 2015
PSG 2016
Secara provinsi terjadi penurunan jumlah penderita Stunting namun ada beberapa kabupaten yang meningkat diantaranya; Bireuen, Aceh Barat Daya dan Bener Meriah
Perbandingan Status Gizi Indikator BB/TB (Wasting) Indonesia 90
82,7
Perbandingan Status Gizi Indikator BB/TB (Wasting) Provinsi Aceh 90
84,6
83,5
80
80
70
70
60
60
50
50
40
40
77,1
30
30
20
20
10,3
8,2
10 3,7
10
8
5,3
3,1
7,1
6,6
3,5
4,3
3,1
0
0
Sangat Kurus Sangat Kurus
9,8
Kurus
Normal
PSG INA 2015
PSG INA 2016
Gemuk
Kurus PSG ACEH 2015
Normal
Gemuk
PSG ACEH 2016
Hasil PSG 2016 menunjukkan Prevalensi Sunting terjadi penurunan untuk Indonesia dan Aceh
Perbandingan Status Gizi Indikator BB/TB (Wasting) Per Kabupaten/Kota Provinsi Aceh 35 30 25 20
17,4 13,3
15 10
5 0
PSG 2015
PSG 2016
Secara provinsi terjadi penurunan jumlah penderita Wasting (Kurus) ada beberapa kabupaten yang meningkat diantaranya; Simeulu, Aceh Selata, Aceh Tenggara dan Aceh Barat Daya
PERBANDINGAN ANTAR INDIKATOR STATUS GIZI HASIL PSG 2015 (WHO STANDAR BAIK : BB/U <5%, BB/TB <10%, TB/U <20% ) BB/U (Underweight)
TB/U (Stunting)
90
BB/TB (Wasting)
80
90
80
83,5
73,6
82,2 76,1
68,4
70
70
80
77,1
70
60
60
60 50
50
50 40
40
40 30
30
30 20 20
20
10
16,3
14,1
18,8 20
11,6 10
6
7,6 10
2,6
1,5 1,1
0
10,3 9,8 7,1
6,6 3,5
3,1
0 Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik PSG ACEH 2015
Gizi Lebih
PSG ACEH 2016
Sangat Pendek
Pendek
PSG ACEH 2015
Normal
0 Sangat Kurus
PSG ACEH 2016
Kurus
PSG ACEH 2015
Normal
Gemuk
PSG ACEH 2016
SIFAT INDIKATOR STATUS GIZI (1) (RISET KESEHATAN DASAR, 2013)
a. INDEKS BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) Memberikan indikasi masalah gizi secara umum karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan. Berat badan menurut umur rendah dapat disebabkan karena pendek (masalah gizi kronis) atau menderita penyakit infeksi (masalah gizi akut) b. INDEKS TINGGI BADAN MENURUT UMUR (TB/U) Memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama. Misalnya: kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat, dan asupan makanan kurang dalam waktu yang lama sehingga mengakibatkan anak menjadi pendek.
SIFAT INDIKATOR STATUS GIZI (2) (RISET KESEHATAN DASAR, 2013) c. INDEKS BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN (BB/TB) Memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnnya AKUT sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak lama (singkat). Misalnya terjadi wabah penyakit dan kekurangan makan (kelaparan) yang menyebabkan anak menjadi kurus. Indikator BB/TB dan IMT/U dapat digunakan untuk identifikasi KURUS DAN GEMUK. Masalah kurus dan gemuk pada umur dini dapat berakibat pada risiko berbagai penyakit tidak menular pada saat dewasa (Teori Barker).
Masalah gizi AKUT-KRONIS adalah masalah gizi yang memiliki sifat masalah gizi akut dan kronis. CONTOH: ANAK YANG KURUS DAN PENDEK
BATASAN MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT INDIKATOR GIZI MENURUT WHO PREV. BALITA KURUS DAN SANGAT KURUS (BB/TB)
<5% : baik
PREV. BALITA GIZI BURUK+ KURANG (BB/U)
<10%
: baik
PREV. BALITA PENDEK+ SANGAT PENDEK (TB/U)
PREV. BALITA GEMUK (BB/TB)
PENCAPAIAN
<20% : baik
<5% : baik
HIJAU
5-10%: masalah ringan
10-15% : masalah ringan
20-30%: 5-10% : masalah ringan masalah ringan
10,1-15% : masalah sedang
15,1-20% : masalah sedang
30,1-40% : masalah sedang
10,1-15% : masalah sedang
KUNING
>15% : masalah berat
>20% : masalah berat
>40% : masalah berat
>15% : masalah berat
MERAH
IPKM SULAWESI UTARA TAHUN 2013
BIRU
25
BATASAN MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT INDIKATOR GIZI MENURUT WHO No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Kabupaten/Kota
Pendek Simeulu 37,5 Aceh Singkil 36,9 Aceh Selatan 43,8 Aceh Tenggara 38,5 Aceh Timur 31,3 Aceh Tengah 36,4 Aceh Barat 36,4 Aceh Besar 24,9 Pidie 32,6 Bireuen 28,1 Aceh Utara 38,6 Aceh Barat Daya 28,8 Gayo Lues 30,5 Aceh Tamiang 25,4 Nagan Raya 40,3 Aceh Jaya 25,5 Bener Meriah 34,4 Pidie Jaya 37,1 Kota Banda Aceh 23,9 Kota Sabang 27,4 Kota Langsa 25,1 Kota Lhokseumaw e 34,6 Kota Subussalam 31,7 ACEH 32,6
PSG 2015 Kurus Masalah Gizi Pendek 13,4 Akut- Kronis 28,6 13,1 Akut- Kronis 28,8 15,4 Akut- Kronis 26,6 18,2 Akut- Kronis 21,0 16,0 Akut- Kronis 32,3 13,1 Akut- Kronis 27,0 13,1 Akut- Kronis 25,5 21,9 Akut- Kronis 12,2 24,8 Akut- Kronis 27,7 17,7 Akut- Kronis 36,6 21,8 Akut- Kronis 36,1 18,4 Akut- Kronis 31,6 14,1 Akut- Kronis 15,5 8,4 Akut- Kronis 15,1 14,3 Akut- Kronis 28,6 15,1 Akut- Kronis 22,8 20,1 Akut- Kronis 38,0 21,1 Akut- Kronis 17,4 19,9 Akut- Kronis 27,1 16,7 Akut- Kronis 24,3 22,1 Akut- Kronis 22,2 26,2 Akut- Kronis 27,4 16,7 Akut- Kronis 32,9 17,5 Akut- Kronis 26,4
PSG 2016 Kurus Masalah Gizi 14,3 Akut- Kronis 8,7 Akut- Kronis 21,1 Akut- Kronis 18,7 Akut- Kronis 13,8 Akut- Kronis 9,9 Akut- Kronis 7,3 Akut- Kronis 9,0 Akut 21,8 Akut- Kronis 9,5 Akut- Kronis 16,2 Akut- Kronis 30,2 Akut- Kronis 12,8 Akut 6,7 Akut 12,2 Akut- Kronis 4,6 Kronis 6,4 Akut- Kronis 14,2 Akut 15,5 Akut- Kronis 16,1 Akut- Kronis 10,8 Akut- Kronis 12,5 Akut- Kronis 15,4 Akut- Kronis 13,4 Akut- Kronis
Hasil PSG Aceh Aceh Stunting : 26,4 dan Kurus 13,4 % AKUT DAN KRONIS
KEBIJAKAN PROGRAM DAN POLA OPERASIONAL INTERVENSI PERBAIKAN GIZI
27
Program Kesehatan Berdasarkan Siklus Hidup
• • • •
•
IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS • Stimulasi dan nutrisi pengungkit otak pada janin melalui Ibu Hamil • P4K • Buku KIA • ANC terpadu • Kelas Ibu Hamil • APN • RTK • Kemitraan Bidan Dukun • KB PP
• Deteksi pengembanga n Inteligensia dan upaya stimulasi sensomotorik • ASI eksklusif • Imunisasi dasar lengkap • Pemberian makan • Penimbangan • Vit A • MTBS
• • • •
•
Deteksi pengembangan Inteligensia dan upaya stimulasi Kognitif SDIDTK Imunisasi Gizi Kolaborasi PAUD, BKB, dan Posyandu Deteksi dan Simulasi kognitif
• • •
•
Optimalisasi kesiapan belajar dan pengembanga n model belajar yang efektif UKS Imunisasi anak sekolah Penjaringan anak usia sekolah PMT
• •
• • •
Identifikasi dan optimalisasi kecerdasan majemuk pada remaja Kesehatan reproduksi Konseling gizi HIV/AIDS dan NAPZA Tablet Fe Konseling Kespro PKRT
• • • •
Promosi Gaya Hidup Otak Sehat, mandiri dan produktif KB bagi PUS PKRT Deteksi PM dan PTM Kesehatan OR dan kerja
• • •
Deteksi gangguan kognitif untuk mengoptimalkan kualitas hidup Posyandu Lansia Peningkatan kualitas Hidup Mandiri Perlambatan proses Degeneratif
IMPLEMENTASI GERNAS PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
MELALUI 1000 HPK Perpres No. 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi upaya penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinir untuk percepatan perbaikan gizi pada 1000 hari perta kehidupan.
PROYEK PRIORITAS Kegiatan Penunjang: • Pemenuhan SDM Gizi • Kompetensi Gizi: Asuhan Gizi di Puskesmas • Surveilans Gizi • Pemantauan Status Gizi
Kegiatan: • Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI Eksklusif dan PMBA • Pemantauan pertumbuhan • Imunisasi dasar lengkap • PMT Balita
Kegiatan: • Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Remaja Putri dan WUS • Pendidikan Gizi Seimbang dan Kesehatan reproduksi Remaja Putri • Gizi dan kespro calon pengantin
Gizi Remaja Putri dan WUS
Penurunan Stunting Gizi Bayi dan Balita
Gizi Ibu Hamil dan Menyusui
RKP 2018 PENURUNAN STUNTING
Kegiatan: • Pencegahan dan Penanggulangan Anemia dan KEK pada ibu hamil • ANC ibu hamil • Kesehatan lingkungan keluarga • Pendidikan gizi ibu hamil dan menyusui di keluarga 30
INTERVENSI PERBAIKAN GIZI INTERVENSI GIZI SPESIFIK Upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara langsung Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan Kegiatannya antara lain spt imunisasi, PMT ibu hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu Sasaran: khusus kelompok 1.000 HPK (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak 0-23 bulan)
INTERVENSI GIZI SENSITIF Upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara tidak langsung (Lintas Sektor) Berbagai kegiatan pembangunan pada umumnya non-kesehatan Kegiatannya antara lain penyediaan air bersih, kegiatan penanggulangan kemiskinan, dan kesetaraan gender Sasaran: masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK
32
33
34
Penyebaran informasi gizi
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK
Upaya preventifpromotif, kuratifrehabilitatif penanganan masalah gizi
KOMUNIKASI & INFORMATIKA
KELAUTAN & PERIKANAN Produksi perikanan nasional, gerakan gemar makan ikan
Penanganan masalah gizi pada keluarga miskin
DUNIA USAHA
Ketersediaan makanan di rumah tangga, jumlah dan jenis asupan gizi.
PERTANIAN
PERBAIKAN GIZI
SOSIAL
KESEHATAN
PERINDUSTRIAN & PERDAGANGAN
Akses masyarakat untuk memperoleh makanan bermutu dengan harga terjangkau
AGAMA
PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN
Pengetahuan dan persepsi tentang pemilihan makanan, jumlah dan gizi yang seimbang.
MASALAH GIZI TIDAK SAJA DIPANDANG SEBAGAI MASALAH KESEHATAN, TETAPI TELAH MENJADI TANGGUNG JAWAB BERSAMA
Rangkuman dalam Vidio Advokasi
TERIMA KASIH
37