Dinamika Psikologis Gotong-royong (Studi Fenomenologi pada Survivor Bencana) 11410145 – Fakultas Psikologi
DINAMIKA PSIKOLOGIS GOTONG-ROYONG (STUDI FENOMENOLOGI PADA SURVIVOR BENCANA ERUPSI GUNUNG KELUD DI DESA PANDANSARI KECAMATAN NGANTANG) Anis Mukhodimatul Jannah Fakultas Psikologi – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Dosen Pembimbing : Dr. Mohammad Mahpur, M.Si ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika psikologis gotong-royong khususnya pada survivor bencana. Dinamika psikologis gotong-royong yang dimaksudkan adalah untuk mengetahui gambaran sikap gotong-royong survivor serta peran gotong-royong bagi survivor dalam proses recovery.Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Subjek penelitian adalah survivor bencana Erupsi Gunung Kelud. Penelitian dilakukan di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Metode pengambilan data yang digunakan adalah dengan melakukan observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Dari hasil analisis penelitian dapat disimpulkan bahwa gotong-royong dimaknai survivor sebagai media hiburan bagi survivor dari trauma dan stressor yang dihadapi dengan bentuk gotong-royong yang tercermin dalam perilaku prososial yaitu helping, donating, sharing, dan cooperating. Dengan peranan gotong-royong yang dimunculkan pada proses recovery yaitu social support, problem solving, copping stress dan social relation. Kata Kunci : Gotong-royong, Recovery, Prososial, Copping stress, Problem Solving, Social support, Social Relation. LATAR BELAKANG Bencana merupakan rangkaian peristiwa
Seperti halnya bencana yang terjadi satu
yang mengancam dan menganggu kehidupan
tahun lalu, Gunung Kelud
dan
yang
ketinggian 1.731 meter di atas permukaan
disebabkan baik oleh faktor alam dan non
laut meletus eksplosif pada kamis 13 februari
alam sehingga mengakibatkan korban jiwa
2014 dimulai pukul 22.49 WIB. Saat itu
manusia,
kerugian
sekitar 180.000 jiwa yang ada di sekitar
harta benda dan juga dampak psikologis
Gunung Kelud mengungsi ke daerah aman.
(Ramli, 2010 : 17)
Mereka berasal dari 3 kabupaten, yakni
juga
penghidupan
keruskan
masyarakat
lingkungan,
yang mempunyai
Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar serta
Dinamika Psikologis Gotong-royong (Studi Fenomenologi pada Survivor Bencana) 11410145 – Fakultas Psikologi
Kabupaten Malang (Kompas, 13 februari
Berawal
dari
2014).
pentignya
(Kompas 14 Februari 2014).
dalam kehidupan
Sementara selain
itu,Erupsi
mengakibatkan
finansial
juga
psikologis
yang
Gunung kerugian
memberikan
perubahan
gotong-royong
survivor
sehari-hari terlebih lagi
Kelud
pada
secara
bencana sehingga berdasarkan latar belakang
dampak
berarti pada masyarakat
proses
bagi
dan
tersebut,
recovery
penulis
ingin
menganalisis
dan
mengetahui bagaimana Dinamika Psikologis
khususnya pada masyarakat yang berada
Gotong-royong
pada radius dekat dengan lereng gunung
terjadinya
kelud
mengungkapkan
yaitu Desa Pandansari Kecamatan
setelah terjadinya
pada
erupsi
survivor
gunung
Kelud
gambaran
setelah dengan
gotong-royong
Ngantang terlebih lagi pada beberapa dusun
survivor dan peranan gotong-royong pada
terdekat yaitu dsn.Sambirejo, dsn.Munjung
proses recovery.
dan
KAJIAN TEORI
juga
dsn.Wonorejo
yang mengalami
beberapa perubahan dalam aspek sosialnya yaitu
pada fenomena gotong-royong (Hasil
Observasi, 27 Juni 2014)
GOTONG-ROYONG Gotong
royong
merupakan
kegiatan
sosial kemasyarakatan yang berorientasi pada
Gotong royong merupakan ciri budaya
tindakan untuk
saling meringankan beban
bangsa Indonesia yang selalu dipegang teguh
pekerjaan.
dan dijunjung tinggi terutama di pedesaan
kegiatan gotong royong menunjukkan bentuk
yang
solidaritas
mayoritas
dihuni
oleh
masyarakat
Perilaku
dalam
kelompok
masyarakat
tersebut.
bencana
mengalami
budaya bangsa Indonesia yang berlaku secara
dulu masyarakat sering
turun-temurun sehingga membentuk perilaku
melaksanakan kegiatan gotong royong dalam
sosial yang nyata dalam tata nilai kehidupan
kehidupan sehari-hari secara suka rela (tanpa
sosial.
perubahan. Jika
upah
atau
dikerahkan,
tersebut
bayaran)
dan
mudah
untuk
namun kondisi sekarang sulit
royong
dalam
tradisional. Namun seiring dengan terjadinya perilaku
Gotong
masyarakat
Koentjaraningrat jenis
gotong
merupakan
ciri
(1987) membagi dua
royong
yang
dikenal oleh
untuk mengerahkan warga atau tenaga orang
masyarakat Indonesia; gotong royong tolong
untuk bergotong royong tanpa ada bayaran
menolong
(Jatman, 1983:15-16).
bakti.Kegiatan
dan
gotong gotong
royong royong
kerja tolong
menolong terjadi pada aktivitas pertanian,
Dinamika Psikologis Gotong-royong (Studi Fenomenologi pada Survivor Bencana) 11410145 – Fakultas Psikologi
kegiatan
sekitar
rumah
tangga,
kegiatan
2. Teori Belajar
pesta, kegiatan perayaan, dan pada peristiwa
a. Teori Belajar Sosial
bencana atau kematian. Sedangkan kegiatan
b. Teori Pertukaran Sosial
gotong
royong
dilakukan untuk
kerja
bakti
biasanya
mengerjakan sesuatu hal
3. Teori Empati a. Emphaty altruism hyphotesis
yang sifatnya untuk kepentingan umum, yang
b. Negative state relief model
dibedakan antara gotong royong atas inisiatif
c. Emphatic Joy Hyphotesis
warga
dengan
gotong
royong
yang
dipaksakan (Koentjaraningrat,1987)
5. Teori Norma Sosial
PROSOSIAL
a. The Reciprocity Norm
Baron & Byrne (2005) mengatakan bahwa perilaku
4. Teori Perkembangan Kognisi Sosial
prososial adalah
suatu
tindakan
b. The-social responcibility Norm (Deaux dkk dalam Tim Penulis Fakultas
menolong yang menguntungkan orang lain
Psikologi UI, 2009 : 125)
tanpa harus menyediakan suatu keuntungan
SOCIAL SUPPORT
langsung
pada
tindakan
tersebut,
orang
yang
to the perceived comfort, caring, esteem or
melibatkan suatu resiko bagi orang yang
help a person receives from other people or
menolong (Baron & Byrne, 2005)
groups” (Sarafino,2004).
Perilaku (1980:360)
mungkin
“Social support is generally used to refer
bahkan
Berikut
dan
melakukan
beberapa
aspek
perilaku
menurut
Mussen
meliputi : sharing
(Berbagi),
prososial
helping (menolong), cooperating (kerjasama) dan donating (menyumbang). FAKTOR MOTIVASI PERILAKU MKENOLONG Berikut beberapa teori yang mendorong
Rook dalam Smet (1994) mengatakan bahwa social support merupakan salah satu fungsi dari ikatan sosial, dan ikatan-ikatan sosial
tersebut
kualitas
menggambarkan
umum
dari
tingkat hubungan
interpersonal(Sarason dalam Kuntjoro. 2002) Menurut
Sarafino
dalam Oktavia,
L
seseorang untuk menolong dan juga dampak
(2002) social supportterdiri dari empat jenis
nya bagi orang yang ditolong sebagai berikut
yaitu :
1. Teori Evolusi
1. Dukungan Emosi
a. kin protection
2. Dukungan instrumental
b. Biological reciprocity
3. Dukungan Penghargaan
Dinamika Psikologis Gotong-royong (Studi Fenomenologi pada Survivor Bencana) 11410145 – Fakultas Psikologi
4. Dukungan Informasi
SURVIVOR BENCANA
(dalam Kumalasari, 2012 : Vol 1 No.1) PROBLEM SOLVING Anderson
(dalam
Menurut Kaplan dan Sadock (dalam Roan, 1993) survivor merupakan
Suharnan,
korban
2005)
bencana yang hidup sebagai kelompok orang
sebagai
yang lolos dari maut akibat stres yang
suatu aktivitas yang berhubungan dengan
dahsyat, tak terduga dan mendadak yang
pemilihan jalan keluar atau cara yang cocok
melampaui
bagi
(Hornby, dkk, 1977).
mendefinisikan Problem Solving
tindakan
dan
sekarang (present
pengubahan
kondisi
state) menuju kepada
situasi yang diharapkan (future state atau desired goal).
perkiraan
biasa
dalam
jenis
RANCANGAN PENELITIAN
termasuk
Strategi coping adalah suatu cara yang
hidup
METODE PENELITIAN
Penelitian
COPPING STRESS
dalam
ini
termasuk
dalam jenis
penelitian
kualitatif
dengan
pendekatan
dilakukan individu untuk menghadapi dan
Penggunaan
metode
mengantisipasi
mendapatkan gambaran secara jelas, lengkap,
situasi
dan
kondisi
yang
bersifat menekan atau mengancam baik fisik
rinci,
maupun psikis (Greenglass,et al, 2006)
fenomena
Menurut Lazarus dan Folkman (Safaria dan Saputra, 2009), dapat dibagi ke dalam dua strategi yaitu :
mendalam yang
berfokus untuk mengatur emosi)
terkait yaitu
untuk
dengan perubahan
LOKASI PENELITIAN penelitian
Penelitian
ini
dilakukan di Desa Pandansari tepatnya di tiga dusun yaitu Dsn.Sambirejo, Dsn.Wonorejo
2. Problem focused coping (Coping yang berfokus pada permasalahan)
dan Dsn.Munjung
Kecamatan Ngantang.
Alasan pemilihan lokasi ini karena Desa
RECOVERY
Mulawarman dimaknai
merupakan
tempat
dengan
sebagai
radius terdekat dengan Gunung Kelud dan
bangkit kembali.Dalam hal ini adalah bangkit
juga tempat terparah dari efek bencana yang
kembali
menimbulkan fenomena gotong-royong.
setelah
sering
diteliti
bertujuan
dinamika psikologis gotong-royong survivor
Lokasi
1. Emotion focused coping (Coping yang
Recovery
dan
ini
fenomenologi.
mengalami
keterpurukan
akibat bencana yang dihadapi (Damon P. Coppola, 2007)
RESPONDEN PENELITIAN Teknik
pengambilan
sampel
menggunakan nonprobability sampling yaitu
Dinamika Psikologis Gotong-royong (Studi Fenomenologi pada Survivor Bencana) 11410145 – Fakultas Psikologi
purposive sampling. Purposive sampling
KEABSAHAN DATA
adalah teknik pengambilan sampel sumber
Keabsahan
data dengan pertimbangan tertentu sesuai
menggunakan
dengan
menentukan, yaitu :
sistuasi
sosial
yang
diteliti
(Sugiyono, 2010 : 218) Dalam
penelitian
data
dalam
penelitian
beberapa
cara
ini untuk
1. Kredibilitas ini
respondennya
2. Transferabilitas
berjumlah 3 orang dari survivor di Desa
3. Dependability
Pandansari
4. Konfirmabilitas
SUMBER DATA
5. Reliabilitas
Sumber data yang digunakan yaitu :
HASIL PENELITIAN
1. Sumber Data Primer yaitu data yang
1. FENOMENA PERUBAHAN GOTONG-ROYONG Perubahan setelah bencana yang dialami
diperoleh dari hasil survey langsung di lapangan 2. Sumber Data Sekunder yaitu sumber data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya,
akan tetapi diperoleh dari
pihak kedua PROSEDUR PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Participant Observation 2. Indepth Interview 3. Dokumentasi TEKNIK ANALISIS DATA Teknis analisis data pada penelitian ini menggunakan model interaktif oleh Miles dan Huberman (1996:20), sebagai berikut: 1. Data Collection(Pengumpulan data) 2. Data Reduction (Reduksi Data) 3. Data Display (Penyajian Data) 4. Conclussion Drawing
menjadi
sebuah stressor bagi para survivor
khususnya pada perubahan gotong-royong dan
banyaknya
dimasyarakat.
tekanan-tekanan
Perubahan
gotong-royong
yang terjadi lebih kepada minat masyarakat yang
menurun
dalam
untuk
kegiatan
dilingkup
karena
banyaknya
masuk
berpartisipasi
gotong-royong
kepentingan umum. royong
ikut
lingkup
Perubahan gotongumum
ini
disebabkan
bantuan-bantuan
yang
dari donatur sehingga masyarakat
mengalami
ketergantungan
itu
karena
juga
adanya
bantuan, bantuan
selain yang
tumpang tindih dan dianggap tidak tepat sasaran
sehingga
menimbulkan
kesalahfahaman antar masyarakat. Setelah terjadinya erupsi perubahan yang muncul
pada
gotong-royong
di
lingkup
Dinamika Psikologis Gotong-royong (Studi Fenomenologi pada Survivor Bencana) 11410145 – Fakultas Psikologi
kepentingan umum seperti kerjasama untuk
dimaksudkan adalah dengan gotong-royong
membangun kembali fasilitas-fasilitas umum
subjek bisa saling berbagi cerita baik suka
yang
jalan
maupun duka, berbagi informasi, dan saling
tempat peribadahan dan lembaga
bercanda bersama untuk melepaskan penat
pendidikan, untuk melakukan hal tersebut
yang dihadapi sehingga subjek bisa merasa
masyarakat cenderung berkurang minatnya
lega dan senang ketika ikut bergotong-
untuk
royong.
mengalami
umum,
keusakan
berpartisipasi,
seperti
namun
dalam
hal
gotong-royong antara pribadi seperti saling
didapatkan
membantu Terlebih
itu
adalah
kesenangan
ketika
yang
melihat orang-
sesame
masih
sangat
erat.
orang disekelilingnya bisa kompak dan rukun
lagi ketika
ada
tetangga
yang
kembali
mengalami
kesusahan
membangun
rumah,
masih
Selain
antusias
dan
masyarakat
untuk
membantu
membantu
dan
hendak
bercanda satu sama lain
lainnya
3. BENTUK GOTONG-ROYONG Bentuk gotong-royong survivor
ini
tanpa
dengan
meminta bayaran ataupun tanpa diperintah
tercermin
2. MAKNA GOTONG-ROYONG BAGI SURVIVOR Survivor memaknai gotong-royong
meliputi aspek helping, sharing, donating
sebagai tindakan menolong dan bekerjasama
Bentuk Helping yang diberikan oleh
yang
dilakukan
secara
perilaku
prososial yang
dan cooperating : a. Helping
tanpa
survivor beraneka ragam, berkisar pada
mengharapkan imbalan ataupun bayaran atas
bantuan gotong-royong untuk membangun
pekerjaan yang telah dilakukan.Hanya saja
rumah
perluasan
membangun
makna
sukarela
dalam
saling
gotong-royong
ini bagi
ketika
ada rumah,
tetangga
yang
membatu
subjek terletak pada gotong-royong sebagai
mengerjakan lahan pertanian, membantu
bentuk kebersamaan dan kekompakan yang
ketika ada pesta dan hajatan dan juga
dilakukan
membantu
sendiri
atas
kemauan
sebagai
dilakukan
sebagai
bermasyarakat,
dan
keinginan
kewajiban
yang
harus
pribadi
yang
hidup
ketika
ada
tetangga
yang
kesusahan b. Sharing
dan juga makna gotong-
Sharing sebagai bentuk yang dilakukan
royong sebagai self help untuk hiburan bagi
ketiga subjek untuk berbagi perasaan baik
subjek karena beragam masalah dan tekanan
suka maupun duka. Dalam melakukan
yang
gotong-royong ketiga subjek ini seringkali
dihadapi.
Sebagai
hiburan
yang
Dinamika Psikologis Gotong-royong (Studi Fenomenologi pada Survivor Bencana) 11410145 – Fakultas Psikologi
berbagi kesenangan atau masalah yang
Selain
itu,bentuk
ditunjukkan
dilakukan dengan berbagi berbagi cerita
dengan
tentang masalah pribadi
berbagi dengan orang disekitarnya untuk
lahan
pertanian,
perekenomian,tekanan
dan tuntutan dari berbagai pihak, bahkan juga masalah pribadi keluarga c. Donating Wujud Donating yang ditunjukkan oleh ketiga
subjek
bederma
yaitu
memberikan
kesediaan
untuk
sebagian
barang
yang dimilikinya untuk orang lain yang jauh lebih membutuhkan. Bantuan yang sering diberikan yaitu membantu tenaga ketika
ada
orang
rumah,
dan
juga
yang
memebangun
menyumbang
bahan
makanan pokok. Selain bantuan secara finansial,
sumbangan
diberikan
berupa
sumbangan ide, gagasan atau pemikiran untuk
mencari
jalan
keluar
atas
permasalahan yang dihadapi baik oleh
dilakuakan atau
tindakan lebih
pekerjaan
Cooperating
kepada untuk
yang
pembangunan fasilitas-fasilitas
umum, seperti pembangunan jalan, tempat pendidikan, tempat ibadah, sumber air dan kerjasama keramat.
untuk
bersih-bersih
tempat
yaitu
menolong,
saling
4. FAKTOR MOTIVASI GOTONGROYONG Berikut beberapa faktor yang memotivasi
survivor
untuk
ikut
bergotong-royong : a. The reciprocity norm (Norma Timbal Balik) Walaupun bukan menjadi alasan utama menolong orang lain karena sebelumnya pernah ditolong, namun ini juga menjadi salah satu motivasi ketika memberikan pertolongan. Seperti yang dialami oleh ketiga subjek yang mana ketika pernah dibantu oleh orang lain pada saat kesusahan sehingga seakan
orang
d. Cooperating
saling
subjek
mencapai suatu tujuan bersama
mengharuskan
memberikan
pribadi maupun untuk desa
Bentuk
sikap
ketiga
yang
dihadapi. Berbagi perasaan duka biasanya
seperti seputar
oleh
kerjasama
pertolongan
subjek
untuk
balik
ketika
tersebut membutuhkan.
ketika
subjek
kemudian
dibantu
kemudian
disaat
membangun mewajibkan
Biasanya
membangun
rumah ikut
oleh
rumah
orang
orang subjek membantu
lain,
tersebut juga karena
prinsip balas budi, walaupun ini tidak menjadi alasan utama
Dinamika Psikologis Gotong-royong (Studi Fenomenologi pada Survivor Bencana) 11410145 – Fakultas Psikologi
b. The social responsibility norm (Norma
bagi
Tanggung Jawab Sosial) Ketiga subjek adakalanya
tidak sia-sia
ini juga menyepakati
ikut
orang lain karena merasa hidupnya
berpartisipasi
e. Role Model
dalam
Sebagai
orang
yang
didepan
kegiatan sosial atau terpanggil membantu
pemimpin ketiga subjek ini
orang lain karena sudah merupakan suatu
malu
keharusan
dan
dilakukan
baik
kewajiban dalam
ketika
tidak
atau
pernah juga
ikut
bergotong-
yang
harus
royong.tapi subjek lebih menekankan agar
kondisi
susah
bisa
menjadi contoh yang baik
bagi
ataupun senang. Karena subjek merasa
masyarakat. Ketika sebagai orang yang
didalam dirinya terdapat hak orang lain
didepan rajin ikut gotong-royong agar
atasnya
masyarakat juga aktif bergotong-royong
untuk
bisa
bermanfaat
dan
memberikan bantuan untuk sesamanya
f.
c. Negative state Relief model (Model
Yang membuat subjek terpanggil untuk
Mengurangi Perasaan Negative) Melihat
seseorang
yang
menolong mengalami
kesusahan subjek merasa hatinya gelisah dan tak tenang ketika dia hanya diam tanpa berbuat apapun untuk memberikan pertolongan. Jadi selagi bisa membantu akan
membantu
sesuai
Kerukunan
dengan
kemampuannya d. Emphatic Joy Hyphotesis Bagi ketiga subjek ketika menolong orang lain otomatis akan meringankan
juga akan merasa senang ketika bisa membantu orang lain untuk mengurangi kesusahan dan beban yang dialami orang tersebut. Selain itu juga merasa senang ketika bisa membantu dan bermanfaat
ikut
kegiatan
sosial
biasanya juga karena rasa kebersamaan yang ada jadi supaya bisa lebih rukun 5. PERAN GOTONG-ROYONG PADA PROSES RECOVERY Bagi para survivor gotong-royong memiliki peranan yang sanbgat penting pada proses
recovery
(pemulihan)
setelah
terjadinya bencana, berikut penjabarannya: a. Social Support 1) Dukungan Emosional Dukungan
beban orang tersebut dan membuat orang tersebut senang, dengan demikian subjek
atau
emosional
didapatkan subjek ketika
yang
dari gotong-royong yaitu
membangun
rumah
sehingga
dibantu subjek
oleh
banyak
orang
bahagia,
merasa sebagai seseorang yang
masih
dipedulikan
keberadaan
merasa
dan
Dinamika Psikologis Gotong-royong (Studi Fenomenologi pada Survivor Bencana) 11410145 – Fakultas Psikologi
kesusahan
yang
dihadapi
oleh
orang
4) Dukungan Instrumental
disekitarnya.
Ketiga subjek merasa beban yang
2) Dukungan Penghargaan Ketika sambil
gotong-royong
menghibur
kesusahan
dihadapinya
selain
orang itu
subjek yang
juga
bisa
sedang
bisa
sambil
memberikan masukan-masukan ketika ada
Dengan demikian ketika orang tesebut merasa
senang
dilakuakannya,
dengan subjek
apa
merasa
yang sebagai
individu yang berharga. Selain itu ketika masyarakat mau untuk melakukan gotongroyong subjek merasa sebagai individu yang keberadaannya sebagai pemimpin dihargai
gotong-royong
ketiga
subjek
mendapatkan banyak informasi, ilmu dan pengalaman baru seperti informasi tentang harga bahan makanan pokok hasil panen, melakukan
tugas
bangunan dengan
benar, kemudian arahan atas masalah pribadi yang
dihadapi.
mendapatkan
Selain dukungan
itu
juga
informasi
subjek dari
orang-orang yang sedang bergotong-royong mengenai permasalahan desa yang sedang di hadapi
ringan
masyarakat.
Seperti
mengalami
kesusahan
gotong-royong
pada
diberikan
membantu
saat
subjek
kemudian
dengan
banyak
bantuan
mengerjakan
dan
mengurangi beban yang ditanggung 5) Problem Solving Bagi ketiga subjek gotong-royong setelah terjadinya
erupsi
menjadi
media
untuk
menyelesaikan masalah karena kesempatan untuk kumpul dengan hampir semua warga dengan kondisi tenang dan santai.
hanya permasalahan pribadi akan tetapi juga
3) Dukungan Informasi
cara
lebih
Permasalahan yang bisa dipecahkan tidak
oleh warga
Ketika
jauh
ketika mendapatkan bantuan tenaga dari
untuk
orang yang mengutarakan masalahnya.
menjadi
permasalahan dalam lingkup umum. Selain masalah kerukunan, masalah pribadi yang bisa mendapat penyelesaian ketika gotongroyong
yaitu
masalah
keluarga,
masalah
dalam pertanian, dan masalah perekonomian karena masalahnya
sambil ketika
bergurau
menceritakan
kumpul gotong-royong
subjek bisa mendapatkan jawaban-jawaban penyelesaian dari beban yang dihadapi 6) Copping Stress Setelah erupsi ketiga subjek mengakui banyak sekali tekanan dan masalah yang di hadapi baik dari dalam maupun dari luar. Dengan ikut gotong-royong digunakan ketiga
Dinamika Psikologis Gotong-royong (Studi Fenomenologi pada Survivor Bencana) 11410145 – Fakultas Psikologi
subjek
sebagai
hiburan
dan
strategi
copping
penyelesaian
untuk
masalah
yang
dihadapi
bergotong-royong karena
sosial, hungan timbal balik, rasa empati, kesenangan empatik,
Strategi
copping
yang
digunakan
tanggung jawab
mengurangi perasaan
negative, sebagai role model dan juga karena
dengan berfokus pada masalah yang dihadapi
keinginan untuk
dan berfokus pada emosi. Dengan gotong-
yang baik dengan sesama.
royong
subjek
mendapatkan
banyak
memiliki hubungan sosial
Gotong-royong menjadi kebiasaan yang
dukungan yang membuat semakin mudah
memiliki
untuk melakukan strategi copping.
penting
7) Social Relation
terjadinya bencana. Karena dengan gotong-
Secara
pribadi
proses
yang
sangat
pemulihan
setelah
royong bisa menjadi media untuk problem
dengan orang-orang yang
solving. Selain itu juga sebagai media untuk
pernah ada permasalahan dengan subjek,
strategi copping, berperan sebagai wadah
sehingga
hubungan
untuk
membaik.
Dalam
sosial
bisa
mendapatkan
dan
memberikan
dukungan sosial terhadap sesama, dan juga
subjek ini bisa melihat kembali kerukunan
sebagai media untuk merekatkan kembali
warga
hubungan
sempat
umum
kembali ketiga
yang
lingkup
subjek
pada
peranan
bisa
kembali rukun
ketiga
banyak
renggang
setelah
sosial
yang
mengalami
terjadinya bencana, namun dengan media
kerenggangan setelah terjadinya bencana.
gotong-royong ini warga bisa kembali rukun
SARAN
KESIMPULAN & SARAN
1. Bagi survivor
KESIMPULAN
Diharapkan untuk lebih sering berinteraksi
survivor hanya memaknai gotong-royong sebagai tindakan
kerjasama
namun lebih
dan
berkomunikasi
disekitarnya,
dengan
terlebih
orang-orang lagi
dalam
menekankan pada self-help sebagai media
berpartisipasi di kegiatan gotong-royong baik
hiburan dari masalah dan stressor yang
yang lingkup individu maupun yang ada pada
dihadapi setelah terjadinya bencana.
lingkup umum. Karena dari hasil penelitian
Bentuk dimunculkan
dari lebih
prososial,bentuk
gotong-royong
yang
yang didapatkan dengan adanya gotong-
mencerminkan
perilaku
royong ini memiliki peranan yang penting
perilakunya
meliputi
untuk proses recovery bagi survivor.
helping, sharing, cooperating dan donating Faktur psikologis yang memotivasi survivor