PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DINAMIKA PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA ANAK DENGAN ORANGTUA BERCERAI DILIHAT DENGAN TES PROYEKTIF : CHILDREN APPERCEPTION TEST (CAT) Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh : Mandana Bintang Rahasti NIM : 119114079
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DINAMIKA PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA ANAK DENGAN ORANGTUA BERCERAI DILIHAT DENGAN TES PROYEKTIF : CHILDREN APPERCEPTION TEST (CAT) Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh : Mandana Bintang Rahasti NIM : 119114079
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Happiness isn’t about getting what you want all of the time It’s about loving what you have
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Empunya kehidupan Tuhan Yesus Kristus yang penuh kasih dan senantiasa mencurahkan segala cinta dan kasih dalam hidup ini. Jadilah padaku seperti yang Kau ingini
Untuk keluargaku tercinta, Ayah, Ibu, Kak Bagas dan Adik bunga. Kalian adalah rasa syukur terbesar dalam hidup ini
Untuk teman-teman seperjuangan, calon psikolog hebat tetaplah berjuang mencapai apa yang kita inginkan. Perjuangan meraih gelar S.Psi yang penuh liku-liku dan kita saling menularkan semangat satu sama lain
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DINAMIKA PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA ANAK DENGAN ORANGTUA BERCERAI DILIHAT DENGAN TES PROYEKTIF : CHILDREN APPERCEPTION TEST (CAT)
Mandana Bintang Rahasti
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dinamika pemenuhan kebutuhan pada anak yang berasal dari keluarga bercerai. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan analisis tematik. Dalam analisis data, peneliti berada di bawah supervisi ahli untuk menjaga kredibilitas hasil tes. CAT dipilih karena dapat mengungkap dinamika internal seseorang. Penelitian ini melibatkan tiga orang subjek yang berusia 7 hingga 10 tahun dan orangtuanya bercerai. Pengambilan data diawali dengan wawancara tidak terstruktur, kemudian melakukan pengetesan CAT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memiliki kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman, dan kebutuhan untuk mendapat perhatian dan pertolongan namun terhambat oleh keadaan orangtua yang berpisah, kondisi ibu yang bekerja, dan ancaman dari lingkungan sekitar sehingga menimbulkan konflik dalam diri subjek akibat adanya hambatan dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga menimbulkan perasaan ditinggalkan dan kurang dicintai oleh orangtua yang membuat upaya pemenuhan kebutuhan yang dilakukan cenderung tidak mengungkapkan keinginan secara langsung tetapi terwujud dalam perilaku tantrum, dan menggunakan mekanisme pertahanan diri yaitu proyeksi, represi.
Kata kunci : Anak, Perceraian, Tes Proyektif, Pemenuhan Kebutuhan
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE DINAMIC OF BROKEN HOME’S CHILD NEEDS WHICH IS VIEWED BY PROJECTIVE TEST: CHILDREN APPERCEPTION TEST (CAT) Mandana Bintang Rahasti
ABSTRACT . The reaserch is conducted to find the dynamic of broken home’s child needs. This research is using kualitatif method with systematic analysis. In the data analysis the resercher is under the supervision of the experts to maintain the credibility of the test result. The CAT is being chosen for this research because it could reveal someone’s internal dynamic. This research took three broken home children, aged 7 to 10. The data collection is started with unstructured interview and then continued with the CAT. The result shows that broken home children needs are need the affection, the feeling of security, and the feeling of being attention and helped, however this is hampered by the condition of the parents who are divorced, the condition which the mother is working, and the threating from the society that rise the intern conflict of brokenhome children, as the effect of the barries to meet broken home children needs, which is causing the feeling of be abandoned and unloved by their parents that make the needs fulfillment tends not reveal their need directly, yet it shows in their tantrum’s attitude, and the using of self defense mekanism whis is known as projection, repression.
Key Words : Child, Divorce, Projection Test, The (Child) needs fulfillment
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan curahan Roh Kudus sehingga memberi kemampuan pada penulis untuk menyelesaikan tulisan ini baik secara fisik, psikologis, maupun akal budi. Melalui tulisan ini penulis berharap kepada masyarakat, terutama pelaku dunia psikologi agar dapat memahami dinamika pemenuhan kebutuhan anak yang orangtuanya bercerai, sehingga nantinya dapat diperoleh langkah-langkah preventive untuk lebih memperhatikan keadaan psikologis anak. Juga bagi masyarakat dan orangtua untuk memahami berbagai kebutuhan anak, agar dapat mendukung kesejahteraan hidup anak. Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pribadi-pribadi yang luar biasa memberi dukungan, kritik, dan saran dan selalu sabar mendampingi penulis dalam menyelesaikan karya ini : 1. Bapak Carolus Wijoyo Adhinugroho ,M.Psi selaku dosen pembimbing yang senantiasa sabar dan setia membimbing penulis dari awal sampai selesainya karya ini. Tanpa bimbingan dan pertanyaan-pertanyaan dari bapak, mungkin tulisan ini tidak terarah. 2. Ibu Maria Herlina, M.Psi yang telah membimbing dan membantu saya dalam menganalisis data. 3. Bapak T.Priyo Widiatmo,.M.Psi selaku dekan Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma. x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi selaku dosen pembimbing akademik. Terimakasih banyak atas bantuan dan kesetiaan ibu dalam membimbing saya dari, dan setia mendengar cerita dan keluh kesah saya. Terimakasih bunda 5. Ibu Agnes Indar Etikawati, M.Psi, terimakasih banyak untuk waktu dan bimbingan yang ibu berikan. Berbagi pengalaman dan memberikan masukkan dalam proses menyelesaikan karya ini. 6. Bapak Heri Widodo, M.Psi dan Ibu Titik, M.Psi terimakasih untuk segala bimbingan dan dukungan yang senantiasa Bapak Ibu berikan, terimakasih atas kesempatan yang Bapak Ibu berikan dengan mempercayakan saya untuk bergabung dan belajar memahami dan lebih mengenal dunia anak-anak di Kerang Mutiara. 7. Anugerah terindah Tuhan Yesus dalam hidup saya dengan mengirimkan saya ke keluarga Endi Haryono yang luar biasa nyaman. Terimakasih sudah memberi saya orangtua yang seperti malaikat. Ayah dan Ibu , terimakasih atas segala doa, dukungan dan bimbingan yang ayah dan ibu berikan untuk anakmu yang selalu ngeyel setiap disuruh makan dan minum air putih ini. Terimakasih untuk kesabaran dan segala pengertiannya, terlebih untuk kekhawatiran dan pertanyaan “jadinya lulus kapan?” yang selalu membuat anakmu ini merasa bersalah sekaligus termotivasi untuk berjuang lebih dan lebih lagi. Untuk dua saudaraku tersayang, kakak Bagas dan adik Bunga terimakasih pereda stress paling manjur, dengan tingkah-tingkah unik kalian,
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terimakasih untuk segala dukungan, pertengkaran, kasih sayang yang tiada habisnya. Sayang sekali sama kalian ! 8. Untuk sahabat-sahabatku Lala, Lusi, Rani & Nedta terimakasih untuk persahabatan yang tak lekang oleh waktu ini. Terimakasih untuk kesetiaannya mendengar keluh kesah ku dalam berbagai hal 9. Untuk sahabat terkasih yang dipertemukan di Fakultas Psikologi tercinta ini. Endah Febiana Gunawan, Raysa Bestari Siniwi, Albertus Hari Novianto, Bayu Mahendra, Rhisang Sadewa, Nidia Gabriella, Adhimulya. Kehidupan perkuliahan terasa lebih indah berkat adanya kalian yang senantiasa berbagi keceriaan, cerita, dukungan, dan semua cerita yang membuat aku sangat bersyukur memiliki makhluk Tuhan seperti kalian. 10. Untuk teman-teman psikologi 2011 kelas B yang selalu aku rindukan walaupun kita dipisahkan saat semester 4. Kelas yang membuat aku nyaman dan berkembang. Teman-teman psikologi kelas D yang dipertemukan sejak semester 4 hingga semester akhir. Terimakasih 11. Adik-adik yang lucu dan baik hati, yang telah bersedia berbagi kepada kakak. Tanpa kalian kakak tidak bisa mengetahui lebih dalam mengenai sesuatu yang tidak seharusnya kalian alami di usia yang sangat dini ini. Juga kepada para orangtua adik-adik yang telah bersedia berbagi cerita. 12. Teman-teman bimbingan, Kartika Perwara, Agnes Wijaya, Emilia Pudar, Olivia Indah, bersama kalian semakin meyakinkan aku bahwa kita tidak
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sedang berjuang sendirian. Selalu nyaman kalau cerita sama kalian terlebih tentang skripsi. 13. Untuk semua pihak yang senantiasa memberikan dukungan bagi penulis, anpa kalian penulis bukan siapa-siapa hihi terimakasih
Penulis menyadari bahwa peneliian ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran bagi penelitian ini.
Yogyakarta, 21 Maret 2016 Penulis,
Mandana Bintang Rahasti
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT .......................................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... ix KATA PENGANTAR.......................................................................................... x DAFTAR ISI......................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvii DAFTAR BAGAN................................................................................................ xvii BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................
10
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
10
C. Tujuan ........................................................................................................
10
D. Manfaat ......................................................................................................
10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
12
A. Kebutuhan ..................................................................................................
12
1. Pengertian Kebutuhan ..........................................................................
12
2. Teori Kebutuhan Murray......................................................................
14
B. Anak ...........................................................................................................
19
1. Pengertian Anak ...................................................................................
19
2. Pengaruh Keluarga pada Anak.............................................................
20
3. Peran Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak ................................
21
4. Kebutuhan Dasar Anak ........................................................................
22
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Keluarga .....................................................................................................
23
1. Pengertian Keluarga .............................................................................
23
2. Keluarga Dalam Berbagai Setting........................................................
24
a. Keluarga Broken Home ..................................................................
24
b. Keluarga Bercerai...........................................................................
24
D. Perceraian Orang Tua.................................................................................
25
1. Pengertian Perceraian...........................................................................
25
2. Situasi Keluarga Setelah Perceraian.....................................................
26
3. Dampak Perceraian Bagi Anak ............................................................
27
E. Tes Proyektif ..............................................................................................
28
1. Pengertian Tes Proyektif ......................................................................
28
2. Children Apperception Test (CAT) .....................................................
29
F. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Pada Anak Dengan Orangtua Bercerai Dilihat Dengan Tes Proyektif Children Apperception Test (CAT) ...........
35
BAB III. METODELOGI PENELITIAN..........................................................
39
A. Jenis Penelitian...........................................................................................
39
B. Fokus Penelitian .........................................................................................
40
C. Subjek Penelitian........................................................................................
40
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................
41
E. Analisis Data ..............................................................................................
44
F. Pemeriksaan Keabsahan Data ....................................................................
49
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................
50
A. Pelaksanaan Penelitian ...............................................................................
50
1. Proses Pengumpulan Data....................................................................
50
2. Proses Analisis Data.............................................................................
52
B. Profil Subjek Penelitian .............................................................................
53
1. Subjek 1................................................................................................
53
2. Subjek 2................................................................................................
56
3. Subjek 3................................................................................................
60
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Kesimpulan Wawancara.......................................................................
64
C. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan..............................................................
66
1. Subjek 1................................................................................................
67
2. Subjek 2................................................................................................
75
3. Subjek3.................................................................................................
80
D. Kesimpulan Dinamika Pemenuhan Kebutuhan .........................................
85
E. Pembahasan................................................................................................
90
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................
96
A. Kesimpulan ................................................................................................
96
B. Saran...........................................................................................................
97
1. Bagi Peneliti Selanjutnya .....................................................................
97
2. Bagi Orangtua ......................................................................................
97
3. Bagi Psikolog dan Praktisi Anak..........................................................
97
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
94
LAMPIRAN..........................................................................................................
97
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
TABEL 1. Jenis Kebutuhan Murray ......................................................................
15
TABEL 2. Deskripsi Respon Kartu CAT ..............................................................
31
TABEL 3. Hasil Tryout Pemilihan Kartu ..............................................................
43
TABEL 4. Kesimpulan Hasil Tes Children Apperception Test.............................
66
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN
BAGAN 1. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Anak.............................................
37
BAGAN 2. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Subjek 1 .......................................
74
BAGAN 3. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Subjek 2 .......................................
79
BAGAN 4. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Subjek 3 .......................................
84
BAGAN 5. Kesimpulan Dinamika Pemenuhan Kebutuhan ..................................
89
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Keluarga adalah dua individu atau lebih yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain memiliki peran masingmasing untuk menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Salvicion & Celis, 1989). Keutuhan orang tua yaitu ayah dan ibu dalam sebuah
keluarga
sangat
dibutuhkan
dalam
membantu
anak
untuk
mengembangkan diri (Schultz, Op.cit h.39). Dalam sebuah keluarga, untuk mencapai perkembangan anak, mereka membutuhkan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman untuk berlindung pada orang tuanya. Bagi seorang anak, keluarga memiliki fungsi penting bagi kelangsungan hidup maupun dalam menemukan makna dan tujuan hidup (Mulyono, 1995), selain kebutuhan fisiologis, anak juga memiliki kebutuhan psikologis yang harus dipenuhi, kebutuhan tersebut antara lain adalah kebutuhan akan rasa cinta dan kasih sayang (Hurlock, 1976). Dengan adanya kasih sayang dari kedua orang tua akan menjadikan anak mempunyai rasa aman yang kemudian akan membuat anak merasa bahagia.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Anak
juga
memiliki
kebutuhan
mendapat
pengakuan
atas
keberhasilan, apabila keberhasilan diberi pujian maka akan menambah motivasi anak untuk berbuat lebih baik lagi (Stevenson & Black, 1995). Kebutuhan akan rasa aman juga sangat penting untuk dipenuhi. Anak yang mempunyai rasa aman akan melakukan berbagai aktivitas yang dapat menambah lajunya perkembangan fisik dan psikisnya. Hurlock (1976) mengatakan bahwa rasa aman yang utama adalah di rumah dan orang-orang di sekelilingnya. Dengan adanya rasa aman dari lingkungannya, maka anak akan melangkah keluar dengan rasa percaya diri. Studi terbaru mengatakan bahwa mengalami perceraian di masa kanak-kanak terkait dengan keterikatan tidak aman di masa dewasa awal (Brockmayer, Treboux, & Crowell, 2005). Di sisi lain, anak juga memiliki kebutuhan untuk mandiri, kebutuhan untuk mendapat kesempatan,
kebutuhan
untuk
bermain,
dan
kebutuhan
untuk
bertanggungjawab (Hurlock, 1976). Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa keluarga memiliki fungsi sebagai tempat penyediaan kebutuhan dasar anak (Riddell, 1987: Andayani, 1998: Garbarino,1992; Zeitlin,1995)
Seorang anak memiliki
kebutuhan – kebutuhan tersebut dan mereka menjadikan ayah dan ibu sebagai figur untuk memenuhi kebutuhan mereka. Namun, tidak semua anak memiliki keluarga seperti harapannya yaitu keluarga yang utuh dan memberinya kebutuhan-kebutuhan dasar anak. Banyak bersoalan keluarga yang muncul dan memiliki dampak bagi anak dalam masa perkembangannya, contohnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
anak yatim piatu, anak yang tinggal bersama orang tua tiri, anak yang tinggal dengan keluarga dalam kondisi broken home, orang tua bercerai dan kondisi keluarga
lainnya.
Masalah-masalah
dalam
keluarga
tersebut
dapat
menimbulkan masalah perilaku pada anak seperti masalah akademik, emosi, dan perilaku. Pada penelitian ini berfokus pada anak dengan orang tua bercerai, mereka dihadapkan pada situasi dimana keadaan orang tua terpisah dengan ketidakhadiran salah satu orang tua baik ayah maupun ibu. Ketika anak memiliki suatu kebutuhan namun tidak ada figur yang menjadi sumber pemenuhan kebutuhannya maka dapat menimbulkan suatu konflik pada diri anak, karena hidup dengan satu orang tua tentu membawa perubahan yang cukup berat bagi anak, ketidakhadiran figur ayah dapat membuat anak kehilangan sosok figur identifikasi dan otoritas, lain hal nya dengan ketikdakhadiran ibu membuat anak kehilangan figure afeksi (Colleta, 1987; Hetherington et al.,1978). Murray mengatakan pemenuhan kebutuhan akan dihadapkan pada situasi press, ketika press itu berat maka anak cenderung merepres kebutuhan tersebut karena kapanpun ego merasa terancam oleh tekanan-tekanan yang tidak diinginkan, ia akan melindungi diri dengan cara merepres keinginan yang dimiliki oleh seorang anak untuk memenuhi kebutuhannya dan akan tersubtitusi sehingga membuat anak mencari sesuatu untuk menggantikan figur yang menjadi objek pemenuhan kebutuhan. Terdapat berbagai macam cara anak dalam pemenuhan kebutuhannya, anak dapat merepres dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menekan sesuatu yang menjadi keinginannya, namun bisa saja anak melakukan agresi. Menurut Murray (Hall&Lindzey, 2000) kebutuhan merupakan dorongan untuk mewujudkan tindakan tertentu. Setiap kebutuhan pada dasarnya menuntut suatu pemenuhan dan tingkah laku individu mengarah pada usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang muncul. Kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi akan membuat individu merasa kecewa atau sakit hingga mengalami tekanan (Hall&Lindzey, 2000). Untuk itulah mengapa sangat penting memenuhi kebutuhan dasar yang dimiliki setiap individu pada setiap jenjangnya. Maslow mengatakan (dalam Feist & Feist,2009), anak-anak lebih sering termotivasi oleh kebutuhan akan rasa aman karena mereka hidup dengan ketakutan akan gelap, binatang, orang asing dan hukuman dari orang tua. Menurut Lindgren (1980) kebutuhan pokok anak yaitu kebutuhan jasmaniah atau kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan untuk dimiliki dan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa setiap anak mempunyai kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang dari orang tua mereka dalam bentuk belaian, hadiah, perhatian, dan lain sebagainya. Seorang anak juga memiliki kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman dan kebutuhan psikologis yang lainnya dari kedua orang tua mereka, tetapi karena ada hambatan yaitu perceraian orang tua maka akan terjadi interaksi yang berbeda dalam pemenuhan kebutuhan psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
akan kasih sayang, rasa aman, dan kebutuhan lain seperti kebutuhan akan pengakuan atas keberhasilan. Anak tidak seperti orang dewasa yang dapat berpaling pada teman, penasehat, atau kerabat untuk mendapat dukungan atau saran, sedangkan anak tidak mendapat dukungan dari siapapun (Colle, 2004). Anak-anak seringkali terjebak dalam kesulitan, mereka tidak memiliki siapapun untuk menolong dan mendukung mereka, sepertinya tak seorang pun memahami tekanan yang mereka rasakan. Hal ini karena anak memerlukan dukungan dan kasih sayang dari orang tua, selain itu karena anak lebih tergantung pada orang tua dalam hal perasaan aman dan bahagia (Hurllock, 1999). Namun pada kenyataannya, perceraian membuat anak berada dalam posisi orang tua yang berpisah, anak mengalami perubahan dalam pola pemenuhan kebutuhan yang seharusnya ia dapatkan dari kedua orang tuanya. Hal tersebut dapat menimbulkan konflik dalam diri anak. Horney (1939) berhipotesis bahwa masa kanak-kanak yang sulit bertanggung jawab penuh bagi kebutuhan-kebutuhan akan menghasilkan struktur karakter tertentu dalam perkembangannya. Dalam DSM IV (1994) edisi revisi, diungkapkan bahwa perceraian dapat menjadi fokus klinis yang perlu ditangani, yaitu sebagai masalah yang berkaitan dengan masalah perkembangan atau masalah yang berkaitan dengan lingkungan kehidupan seseorang. Peristiwa perceraian menimbulkan anak-anak merasa tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya (Dagun 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Perceraian bukanlah suatu fenomena tunggal melainkan serangkaian proses yang dimulai sebelum perpisahan fisik dan berpotensial menjadi pengalaman stress dan menimbulkan efek psikologis yang buruk bagi anak (Papila, dkk 2008). Perceraian menimbulkan kurangnya kehangatan dan perhatian yang diberikan orang tua kepada anaknya sehingga menyebabkan anak tidak memiliki rasa aman dalam dirinya, hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya konflik psikologis pada diri anak sehingga menyebabkan mereka menjadi depresi, cemas, putus asa, rendah diri karena harus kehilangan orang tua yang mereka cintai, anak dituntut untuk menghadapi situasi sulit tersebut (Papila, dkk, 2008). Di Indonesia angka perceraian mencapai 10% dari jumlah perkawinan (Badan Pusat Statistik 2013) dan Media Online Indonesia tahun 2013 menyebutkan bahwa perceraian yang terjadi di Indonesia, yang paling banyak adalah gugatan dari pihak istri. Kasus perceraian di Kota Yogyakarta dalam kurun waktu 2 tahun terakhir mengalami peningkatan. Menurut data dari Kantor Pengadilan Agama Kota Yogyakarta, pada tahun 2012 tercatat 593 kasus percerian dan 652 kasus perceraian ditahun 2013. Perceraian akan membawa resiko yang besar pada anak, baik dari sisi psikologis, kesehatan, maupun akademis (Rice & Dolgin, 2002). Banyak anak yang secara klinis dinyatakan mengalami depresi seiring dengan perceraian orang tua mereka (Stevenson & Black, 1995). Menurut Leslie (1967), reaksi anak terhadap perceraian orang tua sangat tergantung pada penilaian mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sebelumnya terhadap perkawinan orang tua mereka serta rasa aman di dalam keluarga. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis memiliki asumsi bahwa masalah perkembangan psikologis yang dialami anak pada orang tua yang bercerai dipicu karena adanya konflik dalam pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman sehingga membuat anak memiliki masalah dalam perilaku sosial. Asusmi tersebut berangkat dari penelitian Hetherington (2003) yang menyatakan bahwa hasil-hasil penelitian tentang perceraian banyak yang mengungkapkan bahwa anak ada keluarga yang bercerai
beresiko
tinggi
mengalami
masalah-masalah
perkembangan
psikologis, tingkah laku, sosial dan akademik, dibandingkan dengan keluarga dengan sepasang orang tua yang tidak bercerai. Masalah dalam perilaku sosial, tingkah laku, akademik, dan masalah perkembangan psikologis terjadi karena terdapat kebutuhan psikologis yang tidak terpenuhi pada anak yang orang tuanya bercerai, umumnya anak menjadikan orang tua sebagai figur pemenuhan kebutuhan mereka, ketika figure tersebut hilang maka anak akan melakukan suatu tindakan sebagai wujud
pemenuhan
kebutuhan,dengan
demikian
anak
merasa
akan
mendapatkan perhatian dari figure yang ia harapkan karena kebutuhan yang tidak terpenuhi akan membuat seseorang merasa kecewa dan sakit sehingga menimbulkan konflik dalam diri anak (Hall&Lindzey, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Berangkat dari hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dinamika dalam memenuhi kebutuhan psikologis yang dihadapi anak yang orang tuanya bercerai sehingga kita dapat mengetahui dinamika pemenuhan kebutuhan anak yang mengalami perceraian orang tua. Dengan adanya dinamika internal yang terjadi dalam diri anak pasca perceraian orang tua maka untuk melihat dinamika reaksi anak dalam memenuhi kebutuhannya diperlukan sebuah tes proyektif, untuk itu penulis memilih tes proyektif Children Apperception Test (CAT). CAT dipahami dapat mengungkap mengenai dorongan-dorongan, emosi-emosi, dan konflikkonflik yang mendominasi kepribadian subyek standar (Abrams, 1993, 1995; Bellak & Siegel, 1989; Boekholt, 1993) sehingga CAT dipilih sebagai sarana untuk mengungkap dinamika konflik anak dalam usaha memenuhi kebutuhan mereka pasca parceraian orang tua karena tidak mudah mengungkap dinamika konflik dalam memenuhi kebutuhan anak hanya dengan wawancara. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa umumnya perceraian akan membawa resiko yang besar pada anak, baik dari sisi psikologis, kesehatan, maupun akademis (Rice & Dolgin, 2002). Penelitian yang dilakukan Amato dan Keith (dalam Stevenson & Black, 1995) yang mengungkapkan bahwa individu yang mempunyai pengalaman perceraian orang tua di masa kecilnya, memiliki kualitas hidup yang lebih rendah di masa dewasanya dibanding individu yang tidak memiliki pengalaman perceraian orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Berdasarkan
jurnal-jurnal
penelitian
tentang
perceraian
yang
berdampak pada anak, lebih banyak meneliti pada area remaja dan penelitian mengenai dampak kongkret perceraian pada anak belum cukup banyak dilteliti khususnya penelitian tentang dinamika pemenuhan kebutuhan anak dalam memenuhi kebutuhan pasca perceraian orang tua. Oleh sebab itu, penulis ingin mengetahui bagaimana dinamika anak dalam memenuhi kebutuhan mereka pasca perceraian orang tua ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan paparan latar belakang permasalahan, maka dapat ditarik suatu pertanyaan yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana dinamika pemenuhan kebutuhan anak dalam memenuhi kebutuhan psikologis pasca perceraian orang tua?
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika reaksi anak dalam memenuhi kebutuhan psikologis pasca perceraian orang tua.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat bagi orang tua -
Dapat mengetahui kondisi psikologis anak bila terjadi perceraian. Sehingga diharapkan orang tua lebih memahami dan senantiasa memenuhi kebutuhan anak baik secara fisik dan psikologis.
2. Manfaat bagi masyarakat umum -
Dapat mengetahui dinamika pemenuhan kebutuhan psikologis anak yang mengalami perceraian orang tua sehingga diharapkan masyarakat dapat menemukan langkah-langkah preventif untuk meminimalisir terjadinya konflik pada anak kendati orang tua bercerai.
3. Manfaat bagi bidang keilmuan -
Dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
-
Dapat menambah informasi mengenai hambatan-hambatan anak dalam memenuhi kebutuhan setelah orang tua bercerai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebutuhan (Needs) 1. Pengertian Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan (Murray, 1996). Setiap individu selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan tertentu untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan tersebut menuntut adanya suatu pemenuhan agar tidak terjadi ketengangan batin dan konflik, sehubungan dengan hal tersebut setiap individu berusaha menyingkirkan semua rintangan yang menghambat proses pemenuhan kebutuhan. Seorang anak, memiliki macam-macam kebutuhan antara lain : 1. Cinta dan Kasih Sayang Banyak cara untuk menyatakan cinta, dengan cara memberikan hadiah berupa materi maupun dengan belaian, ciuman atau kata-kata yang bersifat menghargai dan menyenangkan. Semua cara dapat ditempuh asalkan terdapat keseimbangan antara yang diucapkan dan yang diberikan baik materi maupun non materi. Pemberian kasih sayang
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tentunya disesuaikan dengan perkembangan anak. Bila cara pemberian kasih sayang tidak diubah sesuai dengan perkembangan anak, maka hubungan antara orang tua dengan anak dapat melemah. Kasih sayang akan menjadikan anak mempunyai rasa aman yang kemudian akan mendatangkan kebahagiaan. John Bowbly (1907-1990) menjelaskan bahwa kekurangan kasih sayang ibu dapat menyebabkan kemarahan, penyimpangan perilaku, dan depresi. 2. Rasa aman Kebutuhan rasa aman sangat penting untuk dipenuhi. Rasa aman ada bila terjadi hubungan yang menyenangkan dengan orang-orang di sekitarnya terlebih dengan orang tua. Rasa aman akan membawa anak kearah kebahagiaan dan menjadikan mereka memiliki penyesuaian diri yang baik terhadap orang-orang sekitar dan lingkungannya. 3. Pengakuan atas keberhasilan Seorang anak membutuhkan perhatian dan pengakuan atas suatu keberhasilan yang telah ia raih untuk menambah motivasi anak dalam berbuat sesuatu yang lebih baik lagi. 4. Dorongan Anak membutuhkan dorongan dari orang-orang disekelilinganya apabila ia tak mampu mengahadapi situasi atau masalah yang sedang ia alami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Seorang anak seringkali merasa cemas dan takut jika ia kehilangan kasih sayang, perhatian, dan dukungan dari orang tuanya. Untuk mengatasi rasa takut pada anak, orang tua diharapkan mampu memenuhi kebutuhan kasih sayang sehingga hal tersebut dapat menguatkan unsur kepercayaan pada anak. Kepercayaan akan menumbuhkan rasa aman dan harga diri pada anak (Psikologi Anak h.140). 2.
Teori Kebutuhan Murray Henry Alexander Murray dapat dipandang sebagai salah satu tokoh psikologi yang paling bertumpu pada dinamika kebutuhan untuk menerangkan kepribadian. Menurut Murray, hakikat eksistensi manusia adalah memperoleh kesenangan dan menghindari kesakitan. Murray yakin bahwa setiap manusia didorong oleh upaya untuk mencapai equilibrium atau keseimbangan keadaan tubuh (Bellak & Abrams). Adanya kebutuhan-kebutuhan menimbulkan kekuatan yang ada di dalam wilayah otak yang mengorganisasi tindakan, dan mengarahkan tindakan tersebut ke suatu arah tertentu. Murray mengemukakan 5 kriteria untuk mengidentifikasi kebutuhan, yaitu : 1. Merupakan respons terhadap suatu objek atau sekelompok objek yang berfungsi sebagai stimulus. 2. Menyebabkan munculnya suatu perilaku 3. Adanya konsekuensi atau hasil akhir dari perilaku itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4. Adanya suatu respons emosional tertentu dalam perilaku tersebut 5. Ada tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu setelah seluruh respons dilakukan Kebutuhan sebagian besar dirangsang oleh kekuatan-kekuatan dari luar atau lingkungan (Thematic Apperception Test, 1993). Murray mengatakan bahwa kebutuhan saling berhubungan satu dengan lainnya dalam berbagai cara, ada kebutuhan tertentu yang membutuhkan kepuasan sebelum kebutuhan lainnya. Ada kebutuhan yang berlawanan atau konflik dengan kebutuhan lainnya, ada kebutuhan yang menjadi bagian dari kebutuhan lainnya (Alwisol, 2007). Setiap kebutuhan pada dasarnya menuntut suatu pemenuhan. Murray mengatakan bahwa tingkah laku individu mengarah pada usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang muncul. Kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi akan membuat individu merasa kecewa atau sakit hingga mengalami tekanan (Hall&Lindzey, 2000) Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Murray (Hall & Lindzey) menggolongkan kebutuhan psikologi menjadi 20 jenis, sebagai berikut: Tabel 1.Jenis Kebutuhan Murray No 1.
Jenis Kebutuhan Need
of
Pengertian
Abasement
Tunduk secara pasif terhadap kekuatan luar. Menerima
(sikap merendah atau
perlakuan yang tidak adil, kritik, hukuman. Menyerah,
tunduk)
sabar, menerima nasib. Menyalahkan dan meremehkan diri sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2.
Need of Achievement
Menyelesaikan
sesuatu
yang
sulit,
mengatasi
(prestasi)
rintangan-rintangan dan mencapai standar yang tinggi, mengunggulkan diri, meningkatkan harga diri dengan menyalurkan bakat secara berhasil.
3.
Need
of
Affiliation
Kebutuhan untuk mendekatkan diri, bekerja sama
(kebutuhan
untuk
dengan orang lain, membentuk persahabatan, ikut
menjalin relasi dengan
dalam kelompok-kelompok, serta pada orang lain.
orang lain) 4.
Need
of
Aggresion
(kebutuhan
akan
berkelahi,
kekerasan
atau
melukai, membunuh, meremehkan, mengutuk, dan
menyerang)
Kebutuhan untuk mengatasi oposisi dengan kekerasan,
memfitnah.
membalas
penghinaan,
Menyerang
pendapat
menghukum,
orang
lain,
mempermainkan orang lain. 5.
Need
of
Autonomy
Kebutuhan untuk menjadi bebas, melawan paksaan
(kebutuhan
untuk
atau hambatan, menghindari kekuasaan orang lain,
mandiri)
mandiri, tidak terikat, menolak kelaziman. Berdiri sendiri
dalam
membuat
keputusan,
menghindari
urusan, dan campur tangan orang lain. 6.
Need of counteraction
Kebutuhan untuk mempertahankan diri terhadap
(kebutuhan
serangan, kritik, dan celaan. Menyembunyikan atau
untuk
mengimbangi)
membenarkan perbuatan tercela, menyembunyikan kegagalan dan penghinaan.
7.
Need
of
Defendance
Kebutuhan untuk mempertahankan diri terhadap
untuk
serangan, kritik, dan celaan. Menyembunyikan atau
(kebutuhan membela diri)
membenarkan perbuatan tercela, menyembunyikan kegagalan dan penghinaan.
8.
Need
of
Deference
Kebutuhan untuk mengagumi dan menyongkong
(kebutuhan akan sikap
atasan. Memuji, menyanjung. Menyuruh orang lain
hormat)
memutuskan
sesuatu
mengenai
dirinya,
tunduk,
menyesuaikan diri dengan harapan orang lain 9.
Need
of
(kebutuhan menguasai)
Dominance untuk
Kebutuhan
untuk
mengontrol
orang
lain,
mempengaruhi dengan sugesti atau persuasi atau perintah, membuat orang lain mengerjakan apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
disuruhnya 10.
Need
of
Exhibition
(kebutuhan
untuk
menonjolkan diri) 11.
Need
of
12.
13.
perhatian,
menonjolkan
prestasi,
menyatakan keberhasilanya.
(kebutuhan
penyakit, dan kematian. Melarikan diri dari situasi
menghindari
bahaya dengan melakukan tindakan pencegahan untuk
bahaya)
melindungi diri.
Need of Inavoidance
Kebutuhan untuk menghindari penghinaan, keluar dari
(kebutuhan
situasi
akan
yang
memalukan,
menghindari rasa hina)
menimbulkan pelecehan.
Need
Kebutuhan
of
Nurturance
merawat
Need
untuk
memberi
kondisi
simpati,
yang
bisa
membantu,
untuk
melindungi, menyenangkan orang lain yang tidak
atau
berdaya, membantu orang dalam bahaya, untuk
memelihara)
15.
pusat
Kebutuhan untuk menghindari rasa sakit, luka,
(kebutuhan
14.
Menjadi
Harm
Avoidance akan
Kebutuhan untuk mengesankan, dilihat, dan didengar.
mengampuni, dan berlaku dermawan untuk orang lain.
of
Order
Kebutuhan untuk berbuat secara teratur dengan
(kebutuhan keteraturan)
perencanaan yang cermat sebelumnya.
Need
Kebutuhan untuk bersenang-senang tanpa tujuan lain,
of
Playmirth
(kebutuhan
akan
tertawa.
kesenangan) 16.
Need
of
Rejection
(kebutuhan penolakan)
Kebutuhan untuk melepaskan diri dari orang yang tidak disenangi. Mengucilkan, melepaskan, mengusir, tidak mempedulikan, menghina, atau memutus hubungan dengan obyek yang tidak dikehendaki.
17.
18.
Need
of
Sentience
Kebutuhan untuk mencari dan menikmati kesan yang
(kebutuhan akan rasa
menyentuh perasaan untuk memiliki dan menikmati
yang menyentuh)
keindahan, serta kesempurnaan abadi.
Need of Sex (kebutuhan
Kebutuhan
untuk
membangun
hubungan
erotik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
akan seks)
melakukan hubungan seksual, memperoleh rangsangan fisik dan psikologis serta memuaskan libido.
19.
20.
Need
of
Succorance
(Kebutuhan
akan
pertolongan
dalam
Kebutuhan
untuk
mendapat
kepuasan
dengan
memperoleh simpati dari orang lain, mendekat kepada pelindungnya
untuk
dinasihati,
dan
dimaafkan,
kesusahan)
membuat orang lain mengerti dan membantu dirinya.
Need of Understanding
Kebutuhan untuk
(Kebutuhan
menanyakan atau menjawab pertanyaan umum, tertarik
pemahaman)
akan
pada teori, memikirkan merumuskan, menganalisis, dan menggenalisir untuk memahami apa saja fenomena yang merangsang dirinya.
Selain kebutuhan (need) aspek lain dalam teori Murray adalah press. Press adalah faktor-faktor eksternal dalam kehidupan seorang manusia yang berupa situasi, objek dan/atau orang. Jika kebutuhan berasal dari dalam diri individu, maka press berasal dari luar diri individu. Setiap press mempuyai potensi tertentu. Potensi press adalah apa yang dapat dilakukan/berpengaruh pada individu (Thematic Apperception Test, 1993). Kebutuhan manusia berasal dari kesadarannya namun sebagian berasal dari ketidaksadarannya. Upaya pemenuhan kebutuhan akan membentuk suatu kepribadian karena adanya bantuan atau hambatan dari lingkungan. Terdapat beberapa kebutuhan yang terpenuhi, namun terdapat pula kebutuhan yang terhambat oleh press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
B. Anak 1. Pengertian Anak Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan yakni kira-kira usia 2 tahun sampai anak matang secara seksual kira-kira 13 tahun untuk wanita dan 14 tahun untuk pria (Hurllock, 1999). Anak adalah individu yang rentan karena perkembangan kompleks yang terjadi pada masa kanak-kanak seperti perkembangan emosi, bahasa, dan sosial, anak juga memiliki pemahaman dan persepsi yang terbatas mengenai dunia (Aziz, 2005). Anak adalah individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan, anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain, sesuai dengan usia tumbuh kembang. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual ( Hurlock, 1999). Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa masa kanakkanak adalah peralihan dari masa bayi ke masa remaja, dimana didalamnya
penuh
ketergantungan
pada
orang
lain
terutama
ketergantungan dengan orang tua. Anak juga memiliki kebutuhan yang berbeda pada setiap tahap perkembangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Penelitian ini berfokus pada anak yang berada pada rentang usia 7-10 tahun, menurut perkembangan anak pada usia ini termasuk dalam masa pertengahan dan akhir anak-anak (Hurlock, 1999).
2. Pengaruh Keluarga pada Anak Betapa luasnya pengaruh keluarga pada anak dan perkembangannya (Hurlock, 1978). Sumbangan keluarga terhadap perkembangan anak antara lain : a. Perasaan aman karena menjadi anggota kelompok yang stabil b. Orang-orang
yang
dapat
diandalkannya
dalam
memenuhi
kebutuhan fisik maupun psikologis c. Sumber kasih sayang dan penerimaan, yang tidak terpengaruh oleh apa yang mereka lakukan d. Bimbingan dalam pengembangan pola perilaku yang disetujui secara sosial e. Orang-orang
yang
dapat
diharapkan
bantuannya
dalam
memecahkan masalah yang anak hadapi f. Perangsang kemampuan untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan kehidupan sosial Tidak setiap jenis keluarga memberi semua sumbangan tersebut, demikian pula tidak semua anggota keluarga sama sumbangannya. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
anak yang kedua orang tuanya bercerai tentu ia tidak mendapatkan sembangan itu sepenuhnya dari kedua orang tua. 3. Peran Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak Keutuhan orang tua yaitu ayah dan ibu dalam satu keluarga sangat dibutuhkan agar pengaruh arahan, bimbingan, dan system nilai yang direalisasikan orang tua senantiasa tetap dihormati dan mewarnai pola perilaku anak (Shochib, 1998). Orang tua mempunyai fungsi dan peranan besar dalam perkembangan seorang anak. Melalui keluarga anak memperoleh bimbingan, pendidikan, dan pengarahan untuk mengembangkan dirinya sendiri (Gunarsa, 1993). Hurlock (1999) mengatakan bahwa anak lebih tergantung pada orang tua dalam hal perasaan aman dan bahagia, maka hubungan buruk dengan orang tua akan berakibat sangat buruk. Hubungan buruk dengan orangtua merupakan hal yang serius karena dapat mengurangi perasaan aman, tetapi akan lebih parah apabila hubungan itu putus karena perceraian, karena akan mempengaruhi perubahan dalam hidup mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
4. Kebutuhan dasar anak Menurut Lindgren (1980) kebutuhan anak dibedakan menjadi 4 aspek, yaitu : a. Kebutuhan jasmaniah Kebutuhan yang berkaitan dengan perkembangan fisik yang bersifat individual, seperti, kebutuhan makan dan minum. Maslow menyebut kebutuhan ini sebagai kebutuhan fisiologis. b. Kebutuhan untuk mendapat perhatian dan kasih sayang. Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memiliki. Pada umumnya kasih sayang didapatkan dari orang tua melalui pujian, belaian, dan ekspresi lain yang menunjukkan rasa cinta, bila anak mendapatkan kasih sayang yang cukup maka anak dapat merasa aman dan mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. c. Kebutuhan untuk memiliki kebutuhan untuk memiliki seperti mencari teman, atau memiliki pengangan pada orang lain. d. Kebutuhan untuk aktualisasi diri Kebutuhan ini terkait pengembangan diri, dan bersifat sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
C. Keluarga 1. Pengertian Keluarga adalah dua individu atau lebih yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain memiliki peran masing-masing untuk menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Salvicion & Celis, 1989). Menurut Koener dan Filtzpatrick (2004), definisi tetang keluarga setidaknya dapat ditinjau berdasarkan tiga sudut pandang yaitu : a. Definisi Struktural Definisi ini memfokuskan pada siapa yang menjadi bagian dari keluarga. Dari perspektif ini dapat muncul pengertian tentang keluarga sebagai asal usul, keluarga sebagai wahana melahirkan keturunan. b. Definisi Fungsional Keluarga didefinisikan dengan penekanan pada terpenuhinya tugas-tugas
dan
fungsi-fungsi
psikososial
yaitu
mencakup
perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan emosi dan materi, dan pemenuhan peran-peran tertentu c. Definisi Transaksional Keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
identitas sebagai keluarga berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan. Berfokus pada bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya. Keluarga merupakan sebuah kelompok yang terjadi karena hubungan perkawinan, dan hidup bersama menjalani peran masing-masing. Dalam sebuah keluarga, interaksi antar anggota keluarga terutama ayah dan ibu sangat mempengaruhi perkembangan anak.
2. Keluarga Dalam Berbagai Setting a. Keluarga Broken Home Ulwan (2000) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan keluarga broken home adalah keluarga yang mengalami disharmonis antara ayah dan ibu. Atriel (2008) mengatakan bahwa keluarga broken home merupakan suatu kondisi keluarga yang tidak harmonis dan orang tua tidak lagi dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-analnya. Terjadi keributan yang terus menerus dalam keluarga. Kondisi keluarga yang tidak harmonis ini akan memberikan dampak terhadap perilaku anak. b. Keluarga Bercerai Menurut Hurllock (1993) perceraian merupakan kulminasi dari penyesuaian perkawinan yang buruk dan terjadi bila antara suami istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sudah tidak mampu lagi mencari penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak. Lebih lanjut William (1985) berpendapat bahwa perceraian merupakan terputusnya keluarga karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan untuk saling meninggalkan, dengan demikian berhenti melaksanakan kewajiban perannya sebagai suami istri.
D. Perceraian Orang Tua 1. Pengertian Perceraian merupakan suatu peristiwa perpisahan secara resmi antara pasangan suami istri dan mereka berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami istri. Mereka tidak lagi hidup dan tinggal bersama, karena tidak ada ikatan yang resmi. Mereka yang telah bercerai tetapi belum memiliki anak, maka perpisahan tidak menimbulkan dampak traumatis psikologis bagi anak-anak. Namun, mereka yang telah memiliki keturunan, tentu saja perceraian menimbulkan masalah psikoemosional bagi anak-anak karena pada umunya perceraian merupakan hal yang menyakitkan bagi anak (Amato, 2000; Olson & DeFrain,2003). Menurut Dariyo (2003:160), perceraian merupakan titik puncak dari pengumpulan berbagai permasalahan yang menumpuk beberapa waktu sebelumnya dan jalan terakhir yang harus ditempuh ketika hubungan perkawinan itu sudah tidak dapat dipertahankan lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perceraian merupakan perpisahan antara suami dan istri yang telah resmi secara hukum, terjadi karena adanya suatu masalah yang membuat sebuah pernikahan tidak dapat dipertahankan lagi. Perceraian membawa dampak tersendiri bagi anak dalam keluarga yang bercerai, pada umunya anak menilai bahwa perceraian kedua orang tua mereka adalah hal yang menyakitkan. Perceraian juga dapat menimbulkan masalah psiko-sosial pada anak. 2. Situasi Keluarga Setelah Perceraian Pengaruh rumah tangga yang pecah pada hubungan keluarga bergantung pada banyak faktor, faktor penting diantaranya adalah penyebab perpecahan tersebut.
Rumah tangga yang pecah karena
perceraian dapat lebih merusak anak dan hubungan keluarga. Terdapat dua alasan. Pertama, periode penyesuaian terhadap perceraian lebih lama dan sulit bagi anak. Hozman dan Froiland menemukan bahwa kebanyakan anak melalui lima tahap penyesuaian, yaitu : penolakan terhadap perceraian, kemarahan yang ditunjukkan pada mereka yang terlibat dalam situasi tersebut, tawar menawar dalam usaha mempersatukan orang tua, depresi, dan akhirnya penerimaan perceraian. Kedua, perpisahan yang disebabkan perceraian merupakan hal yang serius, sebab hal tersebut cenderung membuat anak “berbeda” dalam mata kelompok teman sebaya (Hurlock, 1978). Bila anak menyadari bahwa orang tua mereka tidak akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
bersatu kembali maka mereka akan bersedih hati dan mengalihkan kasih sayang mereka pada orang tua yang masih ada atau tinggal bersama mereka. Selain itu, peran ganda yang harus dijalankan salah satu orang tua pasca terjadinya perceraian juga merupakan hal berat bagi salah satu orang tua. Apabila yang terjadi adalah ketiadaan ayah, peran ibu menjadi bertambah yaitu sebagai pencari nafkah dan mengasuh anak, padahal keluarga memiliki banyak fungsi yang harus diemban (Hendi, dkk. 2001:45) 3. Dampak perceraian bagi anak Pada umumnya, respon seorang anak pada perceraian adalah rasa marah, takut, depresi, dan merasa bersalah (Hetherington, 1978). Tanggapan anak kecil atas perceraian ditengahi oleh keterbatasan kompetensi kognitif dan sosial mereka, ketergantungan mereka terhadap orang tuanya (Hetherington,dkk, 1989). Proses perceraian bagi anak merupakan masa dimana anak mengalami pengalaman disakiti atau mendapat perlakuan tidak adil dari diri sendiri ataupun orang lain. Dalam DSM IV (1994) edisi revisi, jelas diungkapkan bahwa perceraian dapat menjadi fokus klinis yang perlu ditangani, yaitu sebagai masalah yang berkaitan dengan tahap perkembangan atau masalah yang berkaitan dengan fokus hidup seseorang. Hetherington (2003) menyatakan bahwa hasil-hasil penelitian tentang perceraian banyak yang mengungkapkan bahwa anak pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
keluarga yang bercerai beresiko tinggi mengalami masalah-masalah perkembangan
psikologis,
tingkah
laku,
sosial,
dan
akademik,
dibandingkan dengan keluarga dengan sepasang orang tua yang tidak bercerai. Perceraian membawa dampak tersendiri bagi anak, anak merasa takut, depresi, marah, dan merasa bersalah. Disisi lain perceraian dapat juga melepaskan anak-anak dari konflik perkawinan. Banyak anak yang berasal
dari
keluarga
bercerai
menjadi
individu-individu
yang
berkompeten. Pada umunya reaksi anak terhadap perceraian tergantung pada kondisi keluarga sebelum bercerai.
E. Tes Proyektif 1. Pengertian Tes Proyektif Metode proyektif dikemukakan oleh Kurt Lawrence Frank pada tahun 1948, yang terdiri atas 5 kategori sebagai berikut : a. Teknik Konstitutif (menyusun) : materi belum terstruktur, subyek diminta untuk memberi struktur. Contoh : tes wartegg, tes ro, tes finger print. b. Teknik
Konstruktif
(membentuk)
:
materi
belum
berbentuk, subyek diminta untuk membentuk. Contoh : tes mozaik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
c. Teknik Interpretative (menginterpretasi) : subyek diminta menginterpretasikan materi. Contoh : TAT, CAT, SAT d. Teknik Katartik : fungsinya saat subyek merespon terjadi pengurangan-penerangan
hambatan-hambatan
psikis.
Contoh : tes mozaik. e. Teknik Refraktif/ekspresif :
subyek diminta
mengekspresikan kebutuhan, sentiment, dan hal lain yang ada pada dirinya. Contoh : tes grafif, tes bender gestalt, grafologi. Pengkategorian ini di dasarkan pada jenis respons yang ditimbulkan oleh metode masing-masing. Tes proyektif adalah alat untuk mengungkap motif, nilai, keadaan emosi, need yang sukar diungkap dalam situasi wajar dengan cara individu memproyeksikan pribadinya melalui objek diluar individu.
2. Children Apperception Test (CAT) Children Apperception Test dikembangkan oleh Bellak pada awal tahun 1950 (Bellak & Bellak, 1949; Bellak, 1954).
Children
Apperception Test (CAT) adalah metode proyektif atau yang sering kita sebut
metode
apersepsi
tentang
investigasi
kepribadian
melalui
pembelajaran dinamika kebutuhan individu didalam persepsi melalui stimulus yang standar (Abrams, 1993a, 1995; Bellak & Siegel, 1989;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Boekholt, 1993). Apersepsi adalah interpretasi yang bermakna atau mempunyai nilai individual yang khas, sehingga apa yang ditangkap sudah merupakan sesuatu yang bermakna individual (meaningfulness) (Prihanto, 1993). CAT secara khusus dirancang untuk digunakan pada anak-anak usia 3 sampai 10 tahun (Bellak, 2003). CAT dirancang untuk memahami dinamika anak-anak dalam menghadapi masalah-masalah dalam perkembangannya, memfasilitasi pemahaman tentang hubungan anak dengan tokoh-tokoh penting bagi anak. Gambar CAT digunakan untuk membangkitkan fantasi yang berkaitan dengan masalah aktivitas oral, persaingan saudara, hubungan anak dan orang tua, aggresi, toilet training, dan berbagai pengalaman masa kecil lainnya yang berdasarkan pada teori psikoanalisis, namun, terdapat modifikasi manusia atas tes ini (CAT-H) untuk digunakan pada anak-anak yang lebih tua, terutama anakanak yang berada di atas usia 3 tahun. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara CAT dan CAT-H. Pada penelitian ini, subjek penelitian adalah anak yang berusia 7 sampai 10 tahun, maka kartu yang digunakan adalah CAT-H. CAT dianggap mampu mengungkap aspek-aspek kepribadian pada anak, terutama mengungkap kebutuhan anak. Tidak mudah untuk mengungkap kebutuhan psikologis anak dengan cara wawancara, oleh sebab itu peneliti menggunakan alat tes psikologi untuk mengungkap kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan anak yang orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
tuanya bercerai. Mengingat banyaknya hasil-hasil penelitian yang menyebutkan bahwa anak yang orang tuanya bercerai memiliki masalah psikologis di tahapan perkembangannya (Astone & McLanahan, 1991). Deskripsi dan respon khas pada setiap gambar : Tabel 2 Deskripsi Kartu CAT
Kartu 1
Beberapa anak duduk disekitar meja dimana terdapat banyak makanan pada meja tersebut. Respon yang biasa muncul adalah permasalahan tentang makan, menjadi cukup atau tidak cukup diberi makan oleh salah satu orang tua. Tema persaingan antar saudara juga kerap muncul jika salah satu mendapat makanan yang lebih. Makanan dilihat sebagai hadiah, pengurangan dilihat sebagai hukuman. Pada kartu ini mengungkap masalah umum yang berkaitan dengan oralitas. Kebutuhan yang muncul pada kartu ini adalah kebutuhan oral, kebutuhan untuk mendapatkan makanan (kebutuhan fisiologis).
Kartu 2
Terdapat seorang menarik tali dari satu sisi, di sisi yang lain terdapat sosok dewasa dan seorang anak kecil manarik tali tersebut. Kartu ini mengungkap tentang identifikasi anak terhadap figure yang dapat diajak bekerja sama di antara ayah atau ibu, masalah yang berkaitan dengan ketakutan akan agresi, sikap agresi anak atau otonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Kartu 3
Terdapat sosok lelaki duduk di kursi dengan tongkat dan pipa. Pada sebelah kanan terdapat seorang anak kecil duduk dilantai. Sosok lelaki yang duduk di kursi pada umumnya dipandang sebagai figure ayah yang dilengkapi symbol pipa dan tongkat. Anak yang duduk dilantai dipandang sebagai anak-anak. Kartu ini mengungkap mengenai konflik antara pemenuhan kebutuhan dan otonomi. Selain itu, pada kartu ini dapat mengungkap pandangan seseorang terhadap figure ayah. Kebutuhan yang sering muncul pada kartu ini adalah kebutuhan agresi, kebutuhan untuk merasa bebas.
Kartu 4
Seorang wanita dewasa menggendong bayi dengan membawa keranjang berisi botol susu. Dibelakang wanita yang sedang menggendong bayi tersebut, terdapat seorang anak sedang naik sepeda. Kartu ini mengungkap tentang “sibling rivalry”, hubungan antara ibu-anak, dan keinginan untuk mandiri dan berkuasa. Kebutuhan yang terungkap adalah kebutuhan untuk merasa bebas (autonomy), kebutuhan untuk agresi.
Kartu 5
Ruangan gelap dengan tempat tidur besar di latar belakang, sedangkan di latar depan terdapat dua bayi didalam tempat tidur box. Kartu ini mengungkap tentang pengalaman dirumah, hal yang berkaitan dengan dugaan, pengamatan, kebingungan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
keterlibatan emosi pada anak. Kartu 6
Gua gelap dengan dua orang dewasa diuraikan di latar belakang, sedangkan terdapat seorang anak berbaring di latar depan. Kartu ini mengungkap tentang perasaan cemburu dengan orang tua
Kartu 7
Terdapat seorang bertubuh besar dan kekar hendak menangkap seorang anak kecil. Kartu ini mengungkap hal yang berkaitan dengan tingkat kecemasan anak yang berkaitan dengan adanya agresi.
Kartu 8
Dua orang wanita dewasa duduk di sofa sambil memegang secangkir teh. Wanita dewasa satunya duduk di kaki bantal sambil berbicara dengan seorang anak. Kartu ini mengungkap hal yang berkaitan dengan tingkat kecemasan anak yang berkaitan dengan adanya agresi.
Kartu 9
Ruangan gelap yang terlihat melalui pintu yang terbuka ruang menyala. Di ruangan gelap tersebut terdapat seorang anak yang berada ditempat tidur sedang duduk sambil melihat kearah pintu. Kartu ini mengungkap ketakutan akan kegelapan, ketakutan akan kesendirian, dipisahkan oleh orang tua, rasa ingin tahu yang besar mengenai sesuatu hal yang terjadi.
Kartu 10
Seorang anak kecil berada di atas kaki seorang wanita dewasa. Keduanya berada di area kamar mandi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Kartu ini mengungkap tentang kedisiplinan dan hukuman. Mengutamakan mengenai konsep moral pada anak.
Administrasi CAT pada umumnya harus memperhitungkan masalah umum dari pengujian anak. Hubungan baik (rapport) perlu dibentuk sebelum dilaksanakannya tes. Bila memungkinkan, CAT harus disajikan sebagai permainan, bukan sebagai sebuah tes atau ujian. Untuk instruksi yang sebenarnya adalah memberitahu anak bahwa mereka dan administrator tes akan terlibat dalam sebuah permainan dimana anak harus memberitahu apa yang terjadi pada gambar yang diperlihatkan. Pada titik yang sesuai, anak akan diminta memberitahukan apa yang terjadi dalam cerita sebelumnya, dan apa yang akan terjadi selanjutnya. Setelah membuat cerita pada semua gambar yang disajikan, administrator tes menanyakan tetang poin spesifik mengenai nama tokoh pada cerita, tempat kejadian, umur, jenis kelamin dan sebagainya. Tujuan awal dari tes CAT adalah untuk melihat need dan press seseorang. Bellak memasukkan 10 kategori analisis untuk skoring alat tes ini, yaitu : tema utama, deskripsi tokoh utama, kebutuhan tokoh utama, konsepsi akan lingkungan, konsepsi akan orang sekitar, konflik utama, kecemasan, mekanisme pertahanan diri, manifestasi super ego, dan integrasi ego. Melalui 10 kategori ini, tester atau administrator tes dapat mengetahui pola pikir subjek, konflik yang dialami subjek, cara penyelesaian masalah, kecemasan, dan mekanisme pertahanan diri subjek (Bellak & Abrams, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
F. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Pada Anak Dengan Orang tua Bercerai Dilihat Dengan Tes Proyektif Children Apperception Test (CAT) Keluarga merupakan faktor utama yang dibutuhkan dalam membantu anak untuk mengembangkan diri. Untuk mencapai perkembangan dalam keluarga, anak membutuhkan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman untuk berlindung pada orang tuanya. Selain memiliki kebutuhan fisiologis, anak juga memiliki kebutuhan psikologis untuk dipenuhi dan anak menjadikan orang tua sebagai sumber pemenuhan kebutuhan mereka. Seorang anak yang tinggal bersama keluarga lengkap akan lebih mudah mengungkapkan keinginan mereka ketika mereka ingin dicintai dan diberi perlindungan oleh orang tua. Ketika anak memiliki kebutuhan unuk mendapatkan dukungan, maka orang tua akan memberikan motivasi pada anak untuk berbuat lebih baik lagi. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga memiliki fungsi sebagai tempat penyediaan kebutuhan dasar anak. Namun akhir-akhir ini kasus perceraian semakin banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat, tidak jarang anak menjadi sosok yang tersakiti dari kasus perceraian orang tua. Perceraian yang terjadi pada sebuah keluarga akan membawa dampak pada seluruh anggota keluarga, terlebih bagi anak dalam keluarga tersebut. Pada umumnya perceraian akan membawa resiko yang besar pada anak, baik dari sisi psikologis, kesehatan, maupun akademis. Banyak anak yang secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
klinis dinyatakan mengalami depresi seiring dengan perceraian orang tua mereka (Stevenson & Black, 1995). Seorang anak yang mengalami perceraian orang tua akan mengalami masalah perkembangan bila dibandingkan dengan anak yang memiliki orang tua lengkap (Angel & Worobey, 1988; Strohschei, 2005; Tucker et al.,1997) sama dengan itu, seorang anak yang mengalami perceraian orang tua juga mengalami penurunan prestasi akademik (Astone & McLanahan, 1991; Wolfinger, Kowaleski-Jones, & Smith, 2003). Anak-anak belum dapat memahami secara pasti kondisi keluarga yang berubah setelah terjadinya proses perceraian, dibutuhkan suatu penyesuaian terhadap kondisi keluarga pasca terjadinya perceraian. Hidup dengan satu orang tua tentu membuat kondisi keluarga tidak seimbang. Anak merasa kehilangan rasa aman dalam keluarga. Anak tidak dapat mengungkapkan perasaan yang ia rasakan kepada orang disekitarnya, tidak seperti orang dewasa yang mampu mencurahkan perasaan pada orang yang berada di dekatnya. Dalam perceraian, anak menjadi korban, sehingga kebutuhan-kebutuhan anak menjadi kurang atau bahkan tidak terpenuhi. Contohnya kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan kasih sayang, dan kebutuhan-kebutuhan lain. Kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi akan membuat individu mengalami kecemasan terlebih ketika individu tersebut mengalami suatu fase yang membuat ia tertekan. Berbagai reaksi anak untuk memenuhi kebutuhan pasca perceraian orang tua dapat di ungkap melalui tes proyektif yaitu tes Children Apperception Test (CAT).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 .1 Bagan Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Pada Anak Orang tua Bercerai Dilihat Dengan Tes Proyektif CAT
Kebutuhan dasar anak : Kasih Sayang Rasa Aman Dorongan
Orang tua Ayah dan Ibu
Kasih sayang
Rasa aman
Dorongan
Belaian, pujian, materi, non materi
Dilindungi, percaya diri
Motivasi, bantuan
Kebutuhan kasih sayang tidak optimal Perceraian orang tua
Ayah dan Ibu hidup terpisah
Rasa tidak aman Dukungan minim
Bagaimana dinamika pemenuhan kebutuhan anak?
Children Apperception Test (CAT)
Keluarga sebagai tempat pemenuhan kebutuhan dasar anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Kualitatif Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Bodgan dan Taylor (Moelog, 2000) mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai suatu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diminati. Penelitian kualitatif berawal dari asumsi dan pandangan umum, kemudian dikembangkan kepada rasa ingin tahu terhadap pengertian individu atau sekelompok orang yang menggambarkan masalah kemanusiaan atau sosial (Creswell, 2007). Metode kualtitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode naratif karena berfokus pada cerita yang dituturkan oleh individu (Creswell, 2007). Pada penelitian ini peneliti menggunakan tes proyektif CAT sebagai alat pengumpulan data. CAT merupakan salah satu jenis tes proyektif yang dapat mengungkap aspek-aspek kepribadian pada anak, terutama untuk mengungkap kebutuhan dan dinamika internal.
Diharapkan dengan
menggunakan alat tes ini, peneliti dapat mengetahui dinamika pemenuhan kebutuhan pada anak pasca perceraian orang tua. Setelah itu, peneliti mencoba 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
menganalisis data sehingga mampu menemukan dan menjelaskan fenomena tentang dinamika pemenuhan kebutuhan anak setelah orang tua bercerai.
B. Fokus Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat tentang bagaimana dinamika pemenuhan kebutuhan pada anak yang orang tuanya bercerai. Data yang akan diolah berdasarkan analisis tematik dari tes proyektif CAT. Sehingga nantinya dapat mengetahui tentang dinamika pemenuhan kebutuhan anak yang orang tuanya bercerai.
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan faktor utama dari sebuah penelitian, penentuan subjek penelitian ini bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan data yang dapat berakibat kesalahan dalam pengambilan kesimpulan dan generalisasi hasil penelitian (Hadi, 1997, hal.72). Subjek dalam penelitian ini berjumlah 3 orang. Adapun karakteristik subjek dalam penelitian ini, yaitu : 1. Anak yang orangtunya telah bercerai, dan hidup terpisah dengan salah satu orang tua baik ayah atau ibu. 2. Anak yang berusia 7 sampai 10 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Menurut Hurlock (1999, hal 130) pada usia anak-anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
awal, anak masih sangat membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya untuk menghadapi tahap perkembangan selanjutnya. Peneliti membatas jumlah subjek menjadi 3 orang dikarenakan terbatasnya subjek yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
D. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan tes proyektif yaitu CAT (Children Apperception Test). Wawancara dan observasi digunakan sebagai pendukung data utama yaitu data dari tes proyektif CAT. Metode ini dipilih oleh penulis karena tes proyektif mampu mengungkap hal-hal yang dipendam oleh subjek melalui stimulus ambigu. Mengingat bahwa tidak mudah memperoleh gambaran pemenuhan kebutuhan psikologis pada anak hanya dengan wawancara. Dalam penelitian ini, respon CAT merupakan data utama. CAT terdiri dari 10 kartu bergambar yang bersifat ambigu, melalui gambar yang disajikan, anak dapat memproyeksikan, lebih mudah mengekspresikan kebutuhan, konflik, kecemasan, mekanisme pertahanan diri, dan dinamika hubungan interpersonal. Selain itu, melalui CAT anak akan mudah dalam mengeskpresikan ide-ide yang sulit dibicarakan secara langsung dengan metode wawancara (Wenar&Kerig, 2000). Maka tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
proyektif CAT diharapkan mampu mengungkap tentang dinamika pemenuhan kebutuhan pada anak yang orang tuanya bercerai. Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan beberapa kartu dari 10 kartu. Peneliti menggunakan studi pendahuluan untuk memilih kartu-kartu pada tes proyektif CAT. Studi pendahuluan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik dokumen. Metode dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumendokumen yang ada. Dokumen yang dimaksud adalah segala catatan dalam kertas (hardcopy) maupun elektronik (softcopy) (Sarosa, 2012). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data CAT yang tersimpan di Laboratorium Fakultas Psikologi Sanata Dharma. Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah menggumpulkan data tes proyektif CAT dan memilih data anak yang orang tua nya berstatus cerai, peneliti mendapatkan 9 data laporan CAT. Setelah itu peneliti merangkum cerita-cerita yang dihasilkan dari 9 laporan tersebut. Setelah merangkum seluruh cerita, peneliti memilih kartu-kartu yang menghasilkan cerita tentang hubungan anak dengan orang tuanya, adanya cerita yang menunjukkan kebutuhan akan kasih sayang dan rasa aman. kemudian peneliti membuat kesimpulan. Selain itu, sebagai pendukung pemilihan kartu juga di sertai dengan expert judgement . Berdasarkan hasil tryout, peneliti menemukan kartu yang akan digunakan untuk mengambil data adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3 Hasil Tryout Pemilihan Kartu
Kartu 2
Hasil expert judgement menyatakan bahwa kartu ini sesuai dengan situasi perceraian dan berkaitan dengan rasa aman dan kasih sayang.
Kartu 9
Berdasarkan
hasil
tryout,
semua
subjek
menceritakan gambar pada kartu 9 tentang anak yang ditinggalkan oleh orang tua dan merasa ketakutan. Hal ini berkaitan dengan rasa aman dan kasih sayang Kartu 3
Pemilihan kartu ini didasarkan pada hasil tryout pada kartu ini cerita yang muncul mengungkap tentang seorang anak yang diabaikan oleh figure otoritas. Hal ini sesuai dengan keadaan subjek penelitian ini, dimana subjek tinggal bersama ibu nya.
Dalam administrasi CAT, tester harus membangun rapport yang baik dengan anak (subjek), CAT harus dikemas menjadi sebuah permainan, bukan sebuah tes (Bellak, 2007). Saat tes berlangsung, anak akan diberi kartu bergambar, yaitu telah dipilih, kartu tersebut diberikan satu per satu dan anak diminta untuk menceritakan apa saja dengan objek yang ada dalam kartu tersebut. Cerita tersebut mengungkap apa yang sedang terjadi, apa yang sedang dilakukan oleh tokoh dalam kartu tersebut, siapa saja tokoh yang ada dalam kartu tersebut, mengapa hal itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
terjadi, apa yang terjadi sebelumnya, dan bagaimana akhirnya. Ketika anak telah selesai bercerita, selanjutnya tester akan menggali informasi lebih dalam lagi seperti tempat dan usia tokoh dalam kartu, jenis kelamin. Ketika melakukan penggalian informasi, tester juga memperhatikan aktivitas fisik yang menyertai subjek dalam bercerita, gerak tubuh, ekspresi wajah yang disebut dengan elaborasi respon (Blatt, dalam Bellak, 1997). Penelitian ini dilengkapi dengan latar belakang subjek untuk mendapatkan informasi yang menyeluruh. Data latar belakang diperoleh melalui wawancara dan observasi yang dilakukan dengan subjek, dan orang tua subjek. Dalam latar belakang, hal-hal yang dibahas meliputi pandangan subjek terhadap diri sendiri dan kehidupan interpersonal subjek yang meliputi keluarga, pandangan subjek terhadap orang tua, relasi dengan keluarga dan teman sebaya.
E. Analisis Data Bellak mengemukakan 10 variabel yang perlu diperhatikan dalam melakukan interpretasi, yaitu : 1. Tema Utama a. Tema Deskriptif Peneliti mencoba mengklasifikasikan cerita subjek berdasarkan urutan kejadian, tema deskriptif merupakan garis besar cerita subjek yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
mempunyai arti untuk menjelaskan psikodinamika subjek. Tema deskriptif pada dasarnya hanya dimaksudkan untuk meringkas cerita dengan membuang spesifikasi kejadian dan beberapa kata yang tidak relevan. Dalam membuat tema deskriptif sebisa mungkin menggunakan kata-kata subjek yang dipakai dalam ceritanya. Alur cerita dibuat runtut secara kronologis dari awal cerita, apa yang terjadi sebelumnya, apa yang terjadi sekarang dan apa hasilnya. Informasi yang relevan untuk dimasukkan dalam tema deskriptif terutama adalah yang mengandung perilaku kebutuhan, press, kecemasan, konflik, mekanisme pertahanan yang digunakan, sturktur-struktur kepribadian yang berperan, dan karakterisasi sosok-sosok dalam cerita, terutama tokoh utama. b. Tema interpretif Merupakan tema yang berisi penyelesaian masalah. Pada tahap ini peneliti merumuskan kalimat yang lebih umum yang mengandung sebab-akibat. c. Tema Diagnostik Tema yang memberikan gambaran kebutuhan, mekanisme pertahanan diri, dan kecemasan yang dialami oleh subjek. 2. Tokoh Utama Tokoh utama (the main hero) adalah orang yang paling banyak diceritakan yang
perasaan-perasaan
dan
pikiran-pikiran
subjektif
paling
diuangkapkan, dan pada umumnya tokoh yang dijadikan acuan identifikasi oleh pembuat cerita. Untuk memastikan tokoh utama cerita,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
maka sebaiknya dipilih sosok yang paling mirip dengan pembuat cerita (subjek), dalam hal umur, jenis kelamin, dan karakteristik lain. 3. Kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan pokok pada tokoh utama a. Jenis kebutuhan Behavioral
needs
& Cotohnya : kebutuhan agresi merupakan
fantasy needs
kebutuhan
behavioral,
bisa
juga
merupakan kebutuhan fantasi. Tekanan sosial : behavioral needs fantasy needs Overt needs & latent Overt needs
needs
:
diekspresikan
dalam
kenyataan Latent needs : masih terpendam, hanya dimunculkan dalam tingkat fantasi.
b. Cara pemenuhan kebutuhan Cara menyangkut keseluruhan proses pemenuhan kebutuhan c. Sosok,
Objek
Atau
Keadaan
Lingkungan
yang
Dimasukkan/Ditambahkan Hal-hal yang dimasukkan/ditambahkan mempunyai makna sesuai kegunaan, arti simbolik, atau keadaan perasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
d. Sosok, Objek Atau Keadaan Lingkungan yang Diabaikan/Dihilangkan
4. Konsepsi Tentang Lingkungan Konsepsi tersebut merupakan percampuran kompleks antara 2 hal yaitu persepsi diri yang tidak disadari dan distorsi aperseptif terhadap stimuli karena
adanya
banyangan
jejak-jejak
ingatan
masa
lalu.
Jadi
lingkungan/dunia adalah keadaan umum yang ada di luar diri yang mewarnai inti cerita. Keadaan itu dapat berupa orang atau lingkungan fisik di luar Hero. Konsepsi lingkungan biasanya diwijudkan dengan beberapa penyebutan sifat seperti : penuh pertolongan, kejam, ramah, berbahaya, membosankan, kacau, kotor, membingungkan, penuntut, menekan. 5. Bagaimana Sosok-Sosok Dalam Cerita Dilihat Gambar dalam kartu CAT oleh Bellak dipandang sebagai serangkaian situasi sosial dimana terjadi interaksi interpersonal, sehingga dimasingmasing kartu dilihat bagaimana Hero bersikap (mereaksi) orang-orang disekitarnya yang dibedakan menurut kelompok umur: -
Parental (lebih tua/superior)
-
Contemporary (sebaya)
-
Younger/inferior (lebih muda/inferior)
Sikap terhadap orang lain menadi faktor dinamis yang mendasari lingkungan sosial dan digambarkan secara umum dengan sebutan seperti : suportif, kompetitif, agresif/pasif, memberi nasihat/perintah/hukuman, dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasarkan
sifat-sifat
tersebut
kemudian
dicari
reaksi
Hero
mencerminkan bentuk pertahanan-pertahanannya (defense), seperti : rasa bersalah, depresi, agresi, kemarahan, penarikan diri, pemberontakan, dll. 6. Konflik-Konflik yang Singnifikan Dalam hal ini diketahui hakikat konflik dan pentuk-pentuk pertahanan diri yang dipakai untuk mengatasi kecemasan yang timbul akibat konflik. Murray mengatakan bahwa konflik timbul karena adanya need vs press. Setelah diketahui konflik yang ada kemudian diidentifikasi perilaku yang merupakan cerminan akibat konflik tersebut. 7. Hakikat Kecemasan Kecemasan dapat disebabkan banyak hal. Dalam hal ini perlu diketahui pertahanan-pertahanan untuk mengatasi kecemasan. 8. Mekanisme Pertahanan Diri Perilaku tampak (overt) seringkali tidak menunjukkan dorongandorongan/kebutuhan-kebutuhan yang ada, maka identifikasi struktur defensive (pertahanan) juga penting karena seringkali lebih erat hubungannya dengan perilaku nyata. 9. Ketepatan Superego 10. Integrasi Ego Interpretasi tentang integrasi ego memberi pengertian tentang seberapa baik fungsi kepribadian individu dalam hal : -
Mengkompromi dorongan-dorongan dan tuntutan realitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
-
Ketepatan tokoh dalam mengatasi masalah.
F. Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam
penelitian
ini,
peneliti
memeriksa
keabsahan
data
menggunakan teknik diskursus, yaitu peneliti mendiskusikan temuan dan analisis dengan orang lain (Sarantakos dalam Poerwandari, 2005). Dalam penelitian ini, peneliti mendiskusikan hasil analisis dengan orang yang berkompeten di bidang tes proyektif CAT yaitu psikolog anak. Tahapan diskursus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Peneliti melakukan analisis tematik terhadap cerita dari setiap kartu CAT yaitu tema deskriptif, tema interpretif, dan tema diagnostik. 2. Peneliti dengan psikolog anak melakukan diskusi untuk memperoleh kesepakatan dalam interpretasi. 3. Melakukan pengecekan kembali terhadap hasil analisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian 1. Proses Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal, peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui lebih dalam tentang latar belakang subjek yaitu pada November 2015. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tak terstruktur untuk mengali data tentang kehidupan subjek sehari-hari, relasi subjek dengan keluarga, keadaan sosial-ekonomi, pandangan subjek tentang dunianya dan lingkungan sekitar lebih lanjut adalah mengenai keadaan kebutuhan subjek baik kebutuhan fisiologis maupun kebutuhan psikologis. Wawancara dilakukan dengan subjek dan orang tua subjek. Pada subjek pertama, peneliti melakukan wawancara pada 9 Desember 2015 dirumah subjek. Wawancara dilakukan dengan subjek dan orang tua subjek. Pada hari berikutnya, yaitu pada 10 Desember 2015, peneliti melakukan assesmen psikologis yaitu pelaksanaan tes CAT yang di lakukan di Laboratorium Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Kegiatan pengambilan data dengan tes CAT pada subjek pertama membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Pada subjek kedua, wawancara 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dilakukan pada 15 Desember 2015 di rumah subjek, wawancara dilakukan dengan subjek. Pada hari berikutnya, yaitu pada 16 Desember, peneliti melakukan wawancara dengan ibu subjek. Proses pelaksanaan tes CAT pada subjek kedua dilakukan pada 17 Desember 2015 di Laboratorium Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Proses pengambilan data pada subjek 2 kurang lebih adalah 45 menit. Selanjutnya, pada subjek 3, wawancara untuk memperoleh gambaran mengenai latar belakang subjek dilakukan pada 13 Januari 2016 di rumah subjek, wawancara dilakukan dengan subjek, kemudian dilanjutkan wawancara dengan ibu subjek. Pada hari berikutnya, yaitu pada 15 Januari 2016, peneliti melakukan pengambilan data dengan tes CAT di Laboratorium Psikologi, Fakultas Psikolgi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengetesan dilakukan kurang lebih selama 60 menit. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 3 orang, 1 subjek perempuan dan 2 subjek laki-laki. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengambilan data pada penelitian ini menggunakan tes proyektif CAT-Human dengan 3 kartu yang telah dipilih berdasarkan studi pendahluan yang dilakukan oleh peneliti, yaitu kartu 2, kartu 3, dan kartu 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Proses Analisis Data Analisis data diawali dengan melakukan analisis tematik pada setiap kartu yaitu menentukan tema deskriptif, interpretif, dan tema diagnostik. Selanjutnya analisis diperdalam melalui 10 variabel Bellak yaitu tema utama, tokoh utama, kebutuhan dan dorongan pokok pada tokoh utama, konsepsi tentang lingkungan, konsepsi tentang orang sekitar, konflik yang signifikan, hakikat kecemasan, mekanisme pertahanan diri, adekuasi ego, dan integrasi ego. Analisis tematik dilakukan untuk mengetahui kecenderungan kebutuhan yang dimiliki oleh subjek dalam penelitian ini. Kemudian, 10 variabel Bellak digunakan untuk melihat dinamika kebutuhan secara lebih mendalam yang meliputi integrasi ego, peranan super ego, mekanisme pertahanan diri, konflik-konflik yang dialami oleh subjek, hakikat kecemasan, cara penyelesaian masalah dan mengetahui pandangan subjek tentang lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Dengan demikian, peneliti tidak hanya mengetahui tentang kebutuhan-kebutuhan apa saja yang muncul, tetapi dapat memperoleh gambaran lebih mendalam mengenai pola pemenuhan kebutuhan anak yang orang tuanya bercerai. Sementara itu, hasil wawancara yang dilakukan dengan subjek dan orang tua subjek, digunakan sebagai latar belakang yang dapat membantu dalam proses analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
B. Profil Subjek Penelitian 1. Subjek 1 Subjek merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Saat ini subjek tinggal bersama ibu dan kakak perempuan subjek yang berusia 13 tahun. Subjek memiliki saudara kembar, tetapi ia tidak tinggal bersama karena saudara kembar subjek berada di Nabire, tinggal bersama orang tua dari ayah subjek. Mereka bertemu 1 kali dalam setahun. Berdasarkan pengakuan ibu subjek, subjek tidak begitu menyukai saudara kembarnya karena subjek merasa orang tua ayahnya (kakek dan nenek subjek) selalu membandingkan dirinya dengan saudara kembarnya. Subjek seringkali disebut sebagai anak yang nakal oleh kakek dan neneknya ketika mereka bertemu, sedangkan suadara kembar subjek selalu dianggap sebagai anak yang manis.
Ketika terjadi hal demikian, ibu
subjek selalu membesarkan hati subjek dengan cara mengajak subjek jalan-jalan dan mengatakan bahwa subjek adalah anak yang manis, pintar dan cakap. Sehari-hari subjek tinggal bersama ibu dan kakaknya, ayah dan ibu subjek sudah lama bercerai sejak subjek berusia 3 tahun. Kini ayah subjek tidak diketahui keberadaannya, sejak bercerai, orang tua subjek tidak berkomunikasi lagi, Ibu subjek membuka salon di rumah untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setiap hari subjek selalu meminta uang jajan ketika ibunya sedang bekerja, ketika ibunya tidak memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
uang jajan maka subjek akan marah dan mengamuk. Ketika subjek marah, ia menangis sambil melempar barang yang berada di dekatnya, hal ini dilakukan subjek agar ia mendapatkan uang jajan seperti yang dia inginkan. Ketika subjek sudah berlaku demikian maka ibu subjek tidak bisa menolak untuk memberi uang jajan pada subjek. Ibu subjek bekerja dari pagi hingga sore, lalu menyelesaikan pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, menyapu, dan sebagainya. Subjek memandang ibunya adalah orang yang baik, dan selalu menemani subjek ketika subjek belajar, subjek juga mengatakan bahwa ibunya selalu memberikan subjek uang ketika subjek ingin membeli makanan yang ia sukai. Di sisi lain, ketika ditanya tentang ayahnya, subjek diam sejenak kemudian mengatakan bahwa ayah adalah orang yang jahat, menakutkan dan senang berteriak. Sampai saat ini subjek tidak pernah mau bermain dirumah temannya karena ia takut bertemu dengan sosok ayah. Setiap akan bermain ke rumah temannya subjek selalu bertanya “ada ayah nya nggak?”. Ketika ditanya mengapa subjek selalu bertanya demikian, subjek hanya tersenyum dan mengatakan “takut”. Ibu subjek mengatakan bahwa subjek takut pada sosok laki-laki dewasa kecuali dengan kakeknya. Menurut ibu subjek, hal tersebut mungkin dikarenakan subjek sering melihat ibu dan ayahnya bertengkar sebelum mereka bercerai. Ibu subjek mengakui bahwa mantan suaminya adalah orang yang keras dan mudah marah, ia sering menghabiskan uang untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
membeli minuman keras sehingga tidak jarang setiap terjadi pertengkaran, ayah subjek kerap memukul ibu subjek dan membanting barang-barang. Hubungan subjek dengan kakaknya dapat dikatakan cukup dekat, subjek mengatakan bahwa kakaknya adalah kakak yang baik tetapi kadang-kadang nakal. Subjek mengatakan kakaknya sering membantu dan menemani subjek ketika subjek belajar dan ketika subjek bermain. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, subjek dan kakaknya terlihat dekat dan sering bermain bersama. Terkadang kakak subjek suka usil menggoda subjek, dan membuat subjek marah dan menangis. Ibu subjek kerap memarahi kakak subjek bila terlalu sering menggoda subjek secara berlebihan. Relasi subjek dengan teman-temannya cukup baik, subjek bercerita bahwa setiap sore hari dia dan teman-temannya selalu bermain bola di lapangan dekat rumah subjek, tetapi subjek tidak suka dengan temanteman di sekolahnya, karena menurut subjek teman-temannya di sekolahnya adalah anak yang nakal, mereka selalu berbicara kotor dan tidak sopan. Teman-teman subjek kerap kali berbuat jahil pada subjek, namun subjek tidak pernah membalasnya. Tetapi sepulang sekolah, ketika subjek sudah sampai di rumah, subjek kerap marah-marah pada ibunya karena kejadian yang subjek alami di sekolah. Menanggapi hal tersebut, ibu subjek mencoba memahami karena subjek memang kurang berani dengan teman-temannya baik teman bermain subjek di rumah maupun di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
sekolah. Subjek merupakan anak yang sangat penurut terhadap temantemannya, subjek selalu mengalah dengan teman-temannya. Ibu subjek mengatakan, menjalani dua peran dalam membimbing anak-anaknya merupakah hal yang tidak mudah, terkadang ibu subjek lebih sering berfokus pada pekerjaan yang ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga ia merasa kurang memberikan waktu untuk anak-anaknya. Kakak subjek yang saat ini duduk di bangku SMP sedikit demi sedikit mampu memahami kondisi keluarganya, terkadang kakak subjek juga membantu ibu subjek bekerja di salon. Ibu subjek menuturkan, bahwa subjek adalah anak yang kerap kali meminta perhatiannya, misalnya ketika belajar subjek harus ditemani oleh ibunya, ketika ibunya sedang bekerja di salon, subjek kerap kali menganggu, namun ibu subjek dapat memahami bahwa hal-hal seperti itu adalah cara subjek untuk menarik dan meminta perhatiannya.
2. Subjek 2 Subjek merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Saat ini subjek duduk di bangku kelas 3 SD. Saat ini subjek tinggal bersama ibu dan kedua kakaknya di sebuah rumah susun di daerah Sleman, Yogyakarta. Ayah dan ibu subjek sudah bercerai 5 tahun yang lalu, sekarang ayah subjek telah menikah lagi dan tinggal di Jakarta. Sejak orang tua subjek bercerai, ibu subjek menjadi tulang punggung keluarga secara ekonomi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
secara psikologis ibu subjek menjalankan peran ganda yaitu sebagai ibu sekaligus sebagai ayah bagi anak-anaknya. Menurut subjek, dirinya adalah anak yang baik dan tidak pernah berbuat nakal pada teman-temannya, subjek mengakui bahwa dirinya adalah anak yang susah diberitahu (ngeyel) terlebih pada ibu dan kakaknya, ketika subjek menginginkan sesuatu, hal tersebut harus dipenuhi dalam waktu itu juga, bila tidak subjek akan menangis dan sengaja membuat ibu dan kakaknya merasa kesal. Hal tersebut dibenarkan oleh ibu subjek, yang mengatakan bahwa subjek adalah anak yang manja dan keras kepala, ketika menginginkan sesuatu harus dituruti saat itu juga, namun ibu subjek memahami hal itu, dan ibu subjek mengaku bahwa dirinya lebih memanjakan subjek dibanding dengan kedua kakak subjek, hal tersebut dilakukan ibu subjek karena keadaan subjek yang masih berusia 7 tahun berbeda dengan keadaan kakak subjek dulu ketika mereka masih kecil. Orang tua subjek bercerai ketika subjek berusia 2 tahun, sejak itu ibu subjek hidup sendiri dengan 3 anak. Hal itulah yang membuat ibu subjek lebh memanjakan subjek, karena di usia subjek yang masih sangat kecil, subjek tidak merasakan kasih sayang dari figur seoarang ayah, untuk itulah ibu subjek mencoba untuk dapat memenuhi semua keinginan subjek dan kebutuhan subjek. . Dalam hal akademik, subjek termasuk siswa yang biasa saja, subjek tidak memiliki prestasi dalam hal akademik maupun non akademik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
menurut subjek pelajaran yang menurutnya paling sulit adalah bahasa inggris dan matematika, setiap kali ulangan pada kedua mata pelajaran tersebut, subjek selalu mendapatkan nilai dibawah 70. Untuk mengatasi hal tersebut, subjek kerap kali meminta kakak perempuannya untuk mengajarkan kedua mata pelajaran tersebut. Subjek mengaku diriya adalah anak yang dapat belajar sendiri, ketika belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah, ibu nya jarang menemani karena ibu subjek bekerja hingga malam hari ketika subjek sudah selesai belajar. Ketika mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, ibu subjek tidak memarahi subjek tetapi hanya memberikan nasehat agar subjek belajar lebih giat lagi. Dalam keluarga, subjek mengaku bahwa dirinya sangat dekat dengan ibu nya. Subjek mengatakan bahwa dirinya sangat sayang pada ibu nya, selain dekat dengan ibu subjek juga dekat dengan kedua kakaknya, tetapi subjek lebh dekat dengan kakak perempuannya karena kakak perempuan subjek tidak pernah berbuat nakal pada subjek, tidak seperti kakak lakilaki subjek yang setiap hari selalu menganggu subjek dan mereka selalu bertengkar setiap harinya. Ketika ditanya mengenai ayahnya, subjek tampak terdiam dan tersenyum sejenak, subjek mengatakan bahwa ayahnya adalah ayah yang baik, suka mengajak subjek jalan-jalan dan membelikan subjek mainan sebelum ayah subjek pindah ke Jakarta. Subjek mengatakan bahwa ayahnya sekarang sudah pergi dan tidak pernah datang lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Ibu subjek bercerita bahwa pada tahun ini, genap 5 tahun setelah terjadinya perceraian dalam keluarganya. Ibu dan ayah subjek bercerai ketika subjek berusia 4 tahun. Perceraian yang terjadi dipicu oleh adanya orang ketiga dalam hubungan ayah dan ibu subjek, ayah subjek pergi dan menikah dengan wanita lain. Pada awal setelah ibu dan ayah subjek bercerai, subjek sering menangis dan mencari ayahnya, subjek menangis karena ia tidak melihat dan bertemu ayahnya di rumah. Bulan-bulan pertama setelah perceraian menjadi masa yang sangat sulit bagi ibu subjek, begitupun dengan subjek. Subjek lebih sering menangis dan marah karena ia tidak mengetahui keberadaan ayahnya. Ketika di sekolah, subjek mengaku bahwa dirinya suka merasa iri pada teman-temannya ketika saat pulang sekolah mereka dijemput oleh ayahnya sedangkan subjek tidak pernah dijemput oleh ayahnya. Subjek sering marah dan menangis pada ibunya karena ia ingin seperti teman-temannya. Ibu subjek mengatakan kejadian tersebut terjadi ketika subjek masuk ke TK hinggal SD kelas 1. Subjek sering marah, dan rewel ketika berada dilingkungan rumah.. Bagi ibu subjek, cukup berat untuk menjelaskan pada subjek mengenai hal yang sebenarnya terjadi, ibu subjek menyadari bahwa saat itu subjek masih sangat kecil untuk mengetahui hal yang sebenarnya terjadi, tidak seperti kedua kakak subjek yang saat itu sudah mengerti keadaan keluarga. Hampir setiap malam subjek menanyakan “mengapa ayah tidak pernah pulang?”, hal-hal dari subjek yang ibu subjek rasakan berbeda ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
sebelum bercerai dan sesudah bercerai adalah berkaitan dengan emosi subjek, setelah ayah dan ibunya bercerai, subjek menjadi anak yang lebih rewel, mudah menangis, mudah marah dan susah untuk diajak berdiskusi sehingga subjek sering bertingkah sesuai keinginannya. Tetapi saat ini subjek sudah mengerti dan terbiasa dengan ketidakhadiran sosok ayah dalam keluarganya.
3. Subjek 3 Subjek merupakan anak keempat dari 4 bersaudara. Subjek memiliki dua kakak perempuan dan satu kakak laki-laki. Saat ini subjek duduk di kelas 3 SD Kartirejo, Sleman. Subjek memandang dirinya adalah anak yang baik dan suka menolong, hal ini subjek ungkapkan karena dirinya sering membantu ibu ketika dirumah, dan subjek kerap menemani ibunya bekerja. Selain itu, subjek menganggap dirinya memiliki sifat yang kurang baik seperti ceroboh dan mudah menangis. Sikap ceroboh subjek yaitu seperti subjek mudah lupa menaruh barang-barang yang telah ia ambil untuk dikembalikan ketempat semula sehingga keadaan menjadi berantakan. Hal tersebut dibenarkan oleh ibu subjek, yang mengatakan bahwa subjek adalah anak yang kurang penurut dan bertindak sesuka hati subjek sendiri. Subjek sering menangis ketika dirinya merasa terganggu oleh kakak-kakak nya, menurut subjek kakak-kakaknya suka menganggu dirinya, terlebih kakak laki-lakinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Subjek memandang keluarga adalah tempat yang baik untuk dirinya. Saat ini subjek tinggal bersama ibu dan ketiga kakaknya. Ayah dan ibu subjek sudah lama bercerai sejak subjek berusia 1 tahun. Subjek memandang ibunya adalah orang yang baik, lembut, dan suka mengajak anak-anaknya jalan-jalan ketika ada waktu luang dan ketika ada anggota keluarga yang sedang berulang tahun, sehari-hari ibu subjek bekerja sebagai agen kacamata, subjek kerap menemani ibunya pergi ke rumahrumah pelanggan yang membeli kacamata milik ibu subjek. Tetapi subjek juga menganggap ibunya kerap memarahi dirinya, terlebih ketika subjek tidak mau belajar. Subjek mengaku bahwa ia sangat sayang pada ibunya. Di sisi lain, subjek memandang ayahnya adalah orang yang jahat karena tidak pernah mengurus anak-anaknya dan orang tidak peduli dengan keluarganya. Subjek mengaku tidak terlalu sering bertemu dengan ayahnya, ayah subjek hanya datang sesekali untuk meminta uang pada ibu subjek. Subjek mengaku dirinya dilarang untuk bertemu ayahnya oleh ibu subjek, hal tersebut dikarenakan ayah subjek ingin membawa subjek pergi ke Purwokerto (rumah nenek dan kakek subjek). Selain relasi subjek dengan ayah dan ibunya, subjek juga memiliki relasi yang dekat dengan ketiga kakaknya. Subjek merasa dirinya lebih dekat dengan kakak kedua, dibanding dengan kakak pertama dan ketiga. Subjek merasa kakak keduanya lebih perhatian terhadap dirinya, hal tersebut terlihat dari sikap kakak subjek yang sering membawakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
makanan untuk subjek ketika ia pulang dari sekolah. Selain itu, ia juga sering membantu subjek ketika subjek mengalami kesusahan ketika belajar dan melakukan kegiatan sehari-hari. Selain itu, menurut kakak pertama subjek kurang memperhatikan subjek karena kakak pertama subjek disibukkan oleh kegiatan kuliah dan bekerja untuk membantu ibu subjek. Subjek sering merasa kesal dengan kakak ketiganya, kakak ketiga subjek sering menganggu subjek dan sering membuat subjek menangis. Subjek menganggap kakak ketiganya adalah anak yang nakal. Relasi subjek dengan teman-teman sekolahnya dapat dikatakan dekat, subjek mengatakan bahwa teman-teman perempuannya adalah temanteman yang baik dan suka menemani subjek. Namun, subjek memandang teman laki-laki adalah teman yang jahat, licik dan tidak bisa menjadi panutan bagi teman-teman yang lain, subjek bercerita bahwa ketika di sekolah, teman laki-laki subjek banyak yang nakal dan sering membuat teman yang lain menangis sehingga subjek tidak terlalu suka dengan teman-temannya yang berjenis kelamin laki-laki. Dalam hal akademik, subjek merasa kesulitan mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh gurunya, menurut subjek pelajaran yang ia rasa berat adalah Bahasa Jawa. Ibu subjek mengatakan bahwa subjek sangat susah bila diminta untuk belajar ataupun mengerjakan tugas. Subjek selalu mencari alasan ketika ibunya meminta subjek belajar, seperti menangis atau mengeluh sudah merasa ngantuk. Ibu subjek mengatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dirinya sering diminta datang ke sekolah bertemu dengan wali kelas subjek karena prestasi akademik subjek yang terus menurun dan hampir tidak naik kelas. Untuk mengatasi hal tersebut, ibu subjek memberikan les di luar jam sekolah subjek. Menanggapi hal demikian, ibu subjek menyadari
bahwa
dirinya
tidak
dapat
sepenuhnya
memantau
perkembangan anak-anaknya karena kesibukan pekerjaan yang harus ia jalani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam waktu dekat ini, ibu subjek berencana membuka warung makan di depan rumahnya untuk menambah pendapatan keluarga. Kondisi keluarga subjek saat ini dapat dikatakan sudah lebih baik menurut ibu subjek, terlebih secara ekonomi, saat ini ibu subjek dan keempat anaknya sudah menempati rumah sendiri. Sebelumnya mereka tinggal di rumah kontrakan. Kedua kakak subjek yang sudah beranjak dewasa kian dapat membantu ibu subjek dalam hal mengurus rumah, sebagai tempat berkeluh kesah ibu subjek, karena mereka sudah mulai mengerti kondisi keluarganya. Menurut ibu subjek, subjek sudah mulai memahami kondisi keluarganya, tidak adanya kehadiran sosok ayah di rumah membuat subjek mengerti bahwa ia hanya tinggal bersama ibunya. Pada saat subjek mulai bersekolah hingga ia duduk di kelas 1 SD, subjek sering menanyakan tetang ayahnya yang tidak pernah tinggal satu rumah dengan mereka. Subjek mengaku sering merasa iri pada teman-teman subjek yang sering dijemput oleh ayahnya ketika pulang sekolah, jalan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
jalan dengan ayah, dan dibantu mengerjakan PR oleh ayahnya. Hal tersebut sering subek tanyakan kepada ibunya, terkadang subjek marah dan meminta ibu subjek untuk mencari ayahnya agar ia dapat seperti teman-teman lainnya. Bagi ibu subjek, menjelaskan tentang perceraian yang terjadi dalam rumah tangganya merupakan hal yang tidak mudah ia lakukan. Ibu subjek berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan anak-anaknya baik secara fisik dan psikologis, tetapi ibu subjek mengaku hal tersebut susah dilakukan karena ia terlalu sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga ketika ia tiba dirumah, waktu yang ada ia gunakan untuk beristirahat.
4. Kesimpulan Wawancara Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap 3 subjek dalam penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, ketiga subjek merupakan anak-anak yang berusia 7-9 tahun, pada usia ini subjek berada dalam masa kanak-kanak. Anak adalah individu yang rentan karena perkembangan yang kompleks terjadi pada masa kanak-kanak seperti perkembangan emosi, bahasa, dan sosial. Anak juga memiliki pemahaman dan persepsi yang terbatas dalam mengenal dunia (Aziz, 2005). Anak memiliki berbagai kebutuhan sesuai dengan usia tumbuh kembang, hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, psikologis dan sprituial (dalam Life Span Development). Hal kedua yang dapat disimpulkan adalah, ketiga subjek dalam penelitian ini mengalami kasus perceraian orang tua sudah cukup lama, yaitu lebih dari 3 tahun, dan saat ini mereka tinggal bersama ibu dan kakak-kakak subjek. Alvita (2008) menyatakan bahwa menjadi orang tua tunggal mempunyai peran ganda untuk memenuhi kebutuhan psikologis anak seperti pemberian kasih sayang, perhatian dan rasa aman serta harus memenuhi kebutuhan fisik anak seperti sandang pangan, kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan lainnya yang berkaitan dengan materi. Dalam arti ibu yang menjadi orang tua tunggal harus mampu mengkombinasikan antara pekerjaan dan pola pengasuhan demi tercapainya tujuan keluarga yaitu membentuk anak yang berkualitas. Hurlock (2004) menjabarkan mengenai masalah yang dihadapi oleh orang tua tunggal seperti masalah ekonomi, masalah psikologis, pengasuhan anak, perceraian akan membuat anak bingung dengan kehidupan baru. Hal tersebut sesuai dengan 3 subjek dalam penelitian ini bahwa dalam kehidupan sehari-hari orang tua subjek terkadang merasa kesulitan dalam membagi waktu dan peran. Berikutnya, kesimpulan yang ketiga adalah subjek seringkali merasa berbeda dengan teman-teman bermainnya. Rasa iri terhadap teman seringkali muncul pada subjek pada penelitian ini. Selain itu, 2 dari 3 subjek menunjukkan perilaku tantrum bila dirinya ingin diperhatikan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
memiliki suatu keiginan tertentu. Periode penyesuaian terhadap perceraian lebih lama dan sulit bagi anak, berbagai perilaku yang dimunculkan anak terdorong dari adanya kebutuhan yang pada dasarnya menuntut suatu pemenuhan. Hozman dan Froiland (dalam Perkembangan Anak jilid 2 hal 217)
mengatakan
bahwa
perceraian
cenderung
membuat
anak
“berbeda”dalam mata kelompok teman sebaya. Disamping itu anak mungkin merasa bersalah dan merasa malu.
C. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Tabel 4.. Kesimpulan Hasil Tes Children Apperception Test (CAT) Subjek I Pola Tema
Subjek II
Subjek III
cenderung
Subjek memiliki keinginan
Adanya keinginan untuk
adanya
untuk diperhatikan, merasa
merasa
pertolongan yang figure
aman dan penuh kasih dari
mendapatkan bantuan bila
lain berikan kepadanya,
orang tuanya, konflik yang
subjek mengalami suatu
subjek cenderung diam
terjadi
masalah.
dalam
membuat
Subjek mengharapkan
menghadapi
pada
orang
subjek
tua
mendapatkan
Selain itu subjek takut
tersebut memiliki harapan
bila dirinya ditinggalkan
agar orang tua berdamai.
sendiri,
Subjek cenderung memiliki
yang
subjek tunjukkan adalah
rasa
menangis.
keinginan
kebutuhan
kesepian. subjek
terwujud, cenderung menangis
Jika tidak subjek
diam
dan
tidak
masalah yang ia alami.
reaksi
unggul
dan
Adanya keinginan untuk berkumpul
bersama
keluarga.
Memiliki
perasaan
takut
dan
kesepian, bila kebutuhan tidak akan
terpenuhi bersedih
menangis.
subjek dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Kecemasan
Perasaan tidak berdaya
Perasaan
dan ditinggalkan
dicintai, ditinggalkan
Kebutuhan
Konflik
untuk
mendapat dari
pertolongan
figure
terdekat
kurang/tidak
Keinginan mendapatkan kasih
Perasaan
terancan,
kurang/tidak dicintai untuk
Keinginan
untuk
perhatian,
berkumpul
bersama
sayang orang
dan
keluarga,
tua,
mampu karena keadaan
karena merasa terancam
perlindungan
oleh lingkungan.
namun tidak didapatkan
namun
tidak
keluarga yang terpisah.
karena konflik yang terjadi Keinginan
untuk
pada orang tua.
mendapatkan rasa aman dan
perhatian,
untuk
mendapat
perlindungan
namun
Keinginan untuk mendapat
dan kasih sayang, namun
mendapatkan
perhatian dari figure ayah,
subjek
ketidakpedulian
namun tidak didapatkan
ditinggalkan oleh orang
karena ditinggalkan.
tua.
tidak karena
Keinginan
dan konflik yang terjadi
merasa
pada orang tua. MPD
Proyeksi, represi
Proyeksi
Proyeksi, denial
Ego
Tidak bahagia, realistic,
Tidak bahagia, realistic,
Tidak bahagia, realistic,
tidak adekuat
tidak adekuat
tidak adekuat
Terhambat
Terhambat
Terhambat
Super Ego
1. Subjek 1 Subjek I memiliki kecenderungan untuk bergantung pada orang lain, terutama figur-figur terdekatnya seperti ibu dan kakak. Hal ini didukung oleh cerita subjek pada kartu 2 “…sedih soalnya adiknya mau jatuh terus ditolong mmmm ibu sama kakak, mmm…selamat…” dan kartu 3 “…perasaan anaknya sedih soalnya bajunya kotor,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
perasaan kakek sedih soalnya nggak bisa nyuci…”. Berdasarkan cerita tersebut subjek cenderung diam dalam menghadapi masalah-masalah yang ia hadapi. Hal ini terlihat dalam latar belakang subjek berkaitan dengan relasi subjek dengan teman-temannya baik dirumah maupun di sekolah, bahwa subjek memilih diam ketika teman-temannya berbuat nakal pada subjek. Cara tersebut dilakukan subjek dalam rangka memenuhi kebutuhan rasa aman, ketika subjek diam, dirinya tidak akan diganggu oleh teman-temannya lebih dalam lagi. Namun, subjek melampiaskan rasa marah yang ia rasakan ketika dirinya sampai dirumah. Subjek merupakan pribadi yang penuh ketergantungan dan meminta pertolongan dari orang lain, terutama dengan figur ibu. Hal ini terlihat dari sebagian besar cerita yang subjek ceritakan selalu melibatkan figure ibu. Di sisi lain, subjek sama sekali tidak pernah melibatkan figure ayah dalam cerita yang ia ceritakan. Hal ini didukung oleh latar belakang subjek yang telah lama berpisah dengan ayahnya sejak orang tua subjek bercerai, selain itu subjek juga memiliki ketakutan bila bertemu dengan figure pria dewasa. Pada kartu 3 subjek memiliki pandangan terhadap figure pria dewasa yang tidak peduli “…kakeknya duduk disini soalnya enak, anaknya duduk dibawah biar bajunya kotor ada pasir…”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Setiap individu selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan tertentu untuk mempertahankan hidupnya, begitu pula dengan anak. Kebutuhan tersebut menuntut agar dipenuhi, sehingga tidak terjadi ketegangan batin, dan konflik. Berkaitan dengan hal ini, individu berusaha
menyingkirkan
segala
rintangan
yang
menghambat
terpenuhinya kebutuhan. Kebutuhan yang menonjol pada diri subjek adalah kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman. Hal ini didukung oleh cerita subjek pada kartu 2 “...ya selamat adik, akhirnya mereka bersama-sama” dan kartu 9 “Bayi nya nyari ibu tapi nggak ketemu soalnya ibunya ke pasar terus dia nangis, soalnya ibu pergi ke pasar…”. Kebutuhan lainnya yang di miliki subjek adalah kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang yang kerap muncul pada kartu 9 “...setelah itu ibunya pulang, dah seneng…”. Selain kebutuhan tersebut, subjek juga memiliki kebutuhan untuk mendapat pertolongan, kebutuhan bermain, dan kebutuhan untuk mendapat perhatian. Dalam kenyataannya, tak semua kebutuhan subjek terpenuhi dengan baik, subjek kerap kali mengalami konflik karena tidak terpenuhinya kebutuhan seperti kebutuhan untuk mendapatkan pertolongan dan kebutuhan akan rasa aman. Konflik yang dialami subjek
berkaitan
dengan
adanya
kebutuhan
untuk
mendapat
pertolongan karena subjek merasa lingkungan sekitar menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
ancaman bagi dirinya. Hal ini berkaitan dengan relasi subjek dengan teman-temannya, selain itu pengaruh keluarga subjek yaitu kakek dan nenek subjek yang menilai subjek adalah anak yang nakal seperti yang diutarakan oleh ibu subjek dalam latar belakang. Selain itu, konflik yang dialami subjek berkaitan dengan keinginan untuk diperhatikan dan mendapatkan rasa aman dari orang tua, namun tidak didapatkan subjek karena ketidakpedulian dan konflik yang terjadi pada orang tua subjek yaitu perceraian. Konflik yang terjadi karena tdak terpenuhinya kebutuhan membuat anak merasa sakit dan kecewa (Hall & Lindzey, 2000). Cara subjek menghadapi konflik yang ia hadapi adalah diam dan menangis. Hal ini terlihat dari ceita subjek pada kartu 2, 3, dan 9 bahwa subjek cederung diam dan menangis ketika tidak mendapatkan yang ia inginkan. Reaksi subjek yang cenderung diam merupakan salah satu cara subjek agar merasa aman dan tidak terancam oleh lingkungan. Selain itu, menangis dilakukan oleh subjek sebagai upaya dalam memperoleh kebutuhan untuk mendapatkan perhatian dan pertolongan dari ibu. Berkaitan dengan kecemasan yang subjek alami sebagian besar berasal dari perasaan tidak berdaya dan ditinggalkan. Hal tersebut terlihat dalam cerita subjek pada ketiga kartu. Kondisi keluarga subjek dengan ketidakhadiran figure seorang ayah dan ibu yang bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
membuat subjek merasa kesepian, sehingga menyebabkan subjek merasa ditinggalkan. Perasaan tidak berdaya yang dialami subjek disebabkan
oleh
terhambatnya
kebutuhan
untuk
mendapatkan
pertolongan dari figure terdekat subjek sehingga subjek merasa tidak berdaya agar dirinya mendapatkan pertolongan dan diperhatikan oleh figure terdekatnya. Faktor ketidakpedulian orang tua juga mendukung munculnya kecemasan yang dialami oleh subjek. dalam latar belakang dijelaskan bahwa keadaan subjek yang tinggal bersama satu orang tua, membuat subjek merasa kurang diperhatikan karena ibunya harus bekerja untuk memenuhi
kebutuhan
sehari-hari,
sehingga
seringkali
subjek
melakukan cara untuk menarik perhatian ibunya yaitu dengan menganggu ibu ketika bekerja, menangis, mengamuk, dan meminta uang untuk jajan. Hidup dengan satu orang tua karena perceraian membuat anak merasa kurang diperhatikan sehingga membuat anak merasa kesepian (Papila, Olds & Feldman, 2008), kurangnya kehangatan dan perhatian yang diberikan orang tua menyebabkan anak tidak memiliki rasa aman dalam dirinya, sehingga menyebabkan anak merasa cemas, putus asa dan rendah diri. Sebab tidak mudah bagi anak untuk menghadapi situasi keluarga setelah terjadinya perceraian. Untuk mengatasi kecemasan yang dirasakan, seorang melakukan mekanisme pertahanan diri. Pada subjek I, mekanisme pertahanan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
yang digunakan ialah proyeksi, hal ini didukung dari seluruh cerita pada ketiga kartu dimana subjek mengidentfikasikan dirinya sebagai tokoh utama yang merupakan anak laki-laki berusia 7 tahun dan cerita yang ia ceritakan berasal dari pengalaman. Selain itu, subjek juga menggunakan mekanisme pertahanan diri yang lain yaitu represi, hal ini terlihat dari perilaku subjek yang cenderung diam dalam menghadapi
permasalahan
yang
subjek
temui,
juga
dalam
mengungkapkan keinginan, subjek tidak berani mengutarakan keinginannya secara langsung, hal tersebut dilakukan subjek agar dirinya
merasa
aman
karena
adanya
ketakutan
bila
subjek
mengungkapkan keinginan secara langsung akan dipermasalahkan oleh ibu. Contohnya pada kartu 3 “...kakeknya duduk disini soalnya enak, anaknya duduk dibawah biar bajunya kotor ada pasir, perasaan anaknya sedih soalnya bajunya kotor…”. Bila dikaitkan dengan latar belakang subjek, kecenderungan mekanisme pertahanan diri yang subjek lakukan adalah displacement, hal ini disebabkan oleh perilaku subjek yang kerap di ganggu oleh teman-temannya, namun subjek hanya diam. Rasa marah, kecewa yang sebenarnya subjek rasakan pada teman-temannya, tidak dapat subjek lampiaskan secara langsung pada teman-temannya, sehingga pada akhirnya rasa marah, kecewa yang subjek rasakan, subjek lampiaskan pada orang-orang yang ada di dekatnya, yaitu ibu dan kakak subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Subjek cenderung memiliki intergrasi ego yang buruk, hal ini nampak pada cerita-cerita subjek yang cenderung berakhir tidak bahagia dan memiliki pemecahan masalah yang tidak adekuat. Pada cerita katu 2, 3, dan 9 nampak bahwa subjek cenderung menunggu orang lain untuk membantu dirinya ketika menghadapi permasalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Bagan 2.. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Subjek 1 Kebutuhan Mendapat Pertolongan
Kebutuhan Rasa Aman
Kebutuhan Kasih Sayang
Ketidakpedulian orang tua Ancaman lingkungan Konflik orang tua
Pemenuhan Kebutuhan Terhambat
tantrum
Kebutuhan untuk mendapat pertolongan karena merasa terancam oleh lingkungan
Perasaan ditinggalkan
Diam, tidak mampu mengatasi masalah
Konflik
Kecemasan
Takut pada figure lakilaki dewasa
Keinginan untuk mendapat rasa aman namun tidak mendapatkan karena konflik orang tua
Perasaan tidak berdaya
MPD
Represi Diam, tidak mengungkapkan keinginan
Reaksi Formasi Menangis ketika tidak mendapatkan yang
diinginkan
Proyeksi Melemparkan masalah dalam dirinya ke orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2. Subjek 2 Subjek 2 cenderung memiliki keinginan yang besar untuk dapat berkumpul bersama keluarga sehingga dirinya tidak merasa kesepian, hal ini terlihat dari cerita subjek pada kartu 2 “…Ayah sama ibunya bermusuhan, anaknya juga. Akhirnya bertengkar terus berdamai terus kembali…” kemudian pada kartu 9 “ …anaknya tidur tapi sedih soalnya nggak ditemenin, anaknya nangis, sedih soalnya tetep
sendiri,
orang
tuanya
nggak
nemenin
soalnya
masih
berantem…”. Dalam kehidupan subjek sehari-hari, subjek kerap kali tidak mendapatkan apa yang ia inginkan, sehingga subjek seringkali bersifat tantrum agar figure disekitarnya dapat memenuhi kebutuhan subjek. Berkaitan dengan keinginan subjek tersebut diketahui bahwa subjek 2 memiliki kebutuhan yang besar untuk mendapatkan rasa aman dari kedua orang tuanya hal ini didukung dengan cerita subjek pada kartu 3 “...rumah tangga berantem, ayah dan ibunya jadi anaknya didiemin, akhirnya mereka berantem musuhan anaknya…” kemudian pada kartu 9 “...anaknya lagi tidur, nggak ditemenin orang tuanya, merasa kesepian. Ayah sama anak sama ibunya bertengkar terus anaknya tidur tapi sedih, soalnya nggak ditemenin. Anaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
nangis sedih soalnya tetep sendiri, orang tuanya nggak nemenin soalnya masih berantem…”. Menurut Hurlock (dalam Developmental Psychology, 1976) rasa aman yang utama adalah di rumah dan berasal dari anggota keluarga. Perceraian yang terjadi pada keluarga subjek, membuat subjek terpisah dari figure ayah sejak usia 2 tahun. Sejak saat itu subjek kehilangan figure seorang ayah, sehingga ibu subjek berusaha untuk dapat memenuhi semua keinginan dan kebutuhan subjek. Namun, pada kenyataannya ibu subjek menyatakan bahwa membagi waktu untuk berkerja dan mengasuh anak tidaklah mudah, sering kali ketika pulang bekerja, ibu subjek merasa lelah sehingga dirinya merasa tidak optimal untuk memperhatikan kebutuhan anak-anaknya. Berkaitan dengan hal itu, subjek memiliki pandangan terhadap figure otoritas yang tidak tidak peduli terhadap keadaan dirinya. Hal ini terlihat pada kartu 3 “...anaknya didiemin sama ayahnya, soalnya sebelumnya mereka bertengkar. Perasaan anaknya nggak seneng soalnya didiemin, perasaan ayahnya seneng soalnya anaknya didiemin…”. Sejak perceraian yang terjadi pada orang tuanya 5 tahun yang lalu, subjek tidak pernah bertemu dengan ayahnya hingga saat ini. Pada latar belakang subjek, dijelaskan bahwa tidak mudah bagi subjek untuk hidup dalam keadaan orang tua yang berpisah. Subjek seringkali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
mencari ayahnya hingga menangis dan berprilaku tantrum. Anak-anak terus memperlihatkan kemarahan akibat tidak dapat bertumbuh dalam suatu keluarga yang utuh, mereka juga kecewa dan merasa takut akan kelanjutan hidupnya (dalam Life-Span Development, hal 267). Subjek 2 memiliki keinginan yang besar agar kedua orang tuanya dapat bersatu dan membentuk suatu keluarga lagi. Ketika keinginan tersebut tidak terjadi, maka terjadi konflik pada diri subjek. Konflik yang menonjol pada subjek 2 adalah konflik untuk mendapatkan rasa aman dan kasih sayang dari kedua orang tua, namun kondisi orang tua yang berpisah membuat kebutuhan subjek akan rasa aman dan kasih sayang tidak terpenuhi dengan baik. Ketidakmampuan mengatasi konflik membuat subjek 2 cenderung diam dan merepres segala keinginannya. Konflik yang terjadi ada subjek, menimbulkan kecemasan dalam diri subjek. pada subjek 2 kecemasan yang ia rasakan berasal dari perasaan kurang/tidak dicintai, perasaan tersebut disebabkan oleh hambatan yang ditemui subjek dalam mendapatkan kebutuhan akan rasa aman dan kasih sayang. Kondisi orang tua yang berpisah dan ibu yang bekerja membuat relasi subjek dengan orang tua kurang optimal. Hal ini didukung oleh cerita subjek pada kartu 2, 3, dan 9 yang menceritakan tentang seorang anak yang
tidak diperhatikan oleh
orang tua karena adanya konflik yang terjadi pada orang tuanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Cara subjek untuk mereduksi kecemasan yang ia rasakan ialah dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri proyeksi. Hal ini nampak pada cerita subjek pada kartu 2, 3, dan 9 dimana subjek cenderung melihat pada diri tokoh utama dalam cerita perasaan atau kecenderungan yang tidak bisa diterima padahal sesungguhnya hal itu berada di bawah alam sadarnya sendiri (Freud, 1915/1975b). Selain itu, mekanisme pertahanan diri lain yang di gunakan oleh subjek adalah reaksi formasi. Hal ini terlihat dari perilaku subjek yang selalu menangis ketika ia menginginkan sesuatu, upaya demikian dilakukan oleh subjek agar mendapatkan rasa aman dan perhatian oleh orang tua. Subjek 2 cenderung memiliki intergrasi ego yang buruk, hal ini terlihat dari alur cerita subjek yang cenderung berakhir tidak bahagia dan tidak adekuat. Pada kartu 3, dan 9. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor super ego yang kuat dalam diri subjek, dimana kuatnya superego termanifestasi dalam terhambat berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan subjek 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Bagan 3.. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Subjek 2 Kebutuhan kasih sayang
Kebutuhan akan rasa aman
Harapan agar orang tua kembali bersama
Perpisahan orang tua Ketidakhadiran ayah Pandangan terhadap orang tua yang tidak peduli
Pemenuhan kebutuhan terhambat
Merasa iri pada teman
Keinginan diperhatikan oleh ayah, namun ditinggalkan
Tidak mampu mengatasi
Konflik
Kurang/tidak dicintai
Kecemasan
Reaksi Formasi Menangis untuk mendapatkan perhatian
MPD
Tidak mampu mengatasi permasalahan
Berprilaku tantrum
Keinginan untuk mendapatkan kasih sayang dan rasa aman, tidak didapatkan karena konflik orang tua
Ditinggalkan
Proyeksi Melihat dirinya dalam tokoh utama cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3. Subjek 3 Subjek 3 cenderung memiliki kebutuhan untuk mendapatkan bantuan dari figure-figur di sekitarnya bila dirinya mengalami suatu keadaan yang membuat dirinya merasa terancam. Hal ini didukung dengan cerita subjek pada kartu 2 “ ..menang kak Dara sama Rani..mmm..ini menang karena yang ini dua orang ini satu orang. Ini badannya besar, ini kurus…”. Selain itu subjek juga memiliki kebutuhan yang menonjol untuk mendapatkan rasa aman dan kasih sayang. Hal ini terlihat dalam cerita subjek pada kartu 3 “…ini mereka lagi foto keluarga, seneng bisa foto perasaan adiknya juga sama…” pada cerita tersebut terlihat bahwa subjek memiliki keinginan untuk dapat berkumpul dan melakukan suatu aktivitas bersama keluarga, subjek memiliki harapan agar dapat berkumpul bersama keluarga. Adanya dorongan yang kuat untuk mendapatkan kasih sayang juga terlihat pada cerita subjek pada kartu 9 “…dia sendiri bapaknya udah pisah dari bayi, ibunya kerja terus dia lari…”. Kebutuhan lain yang juga menonjol pada subjek 3 adalah kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman. Kebutuhan tersebut tampak jelas terlihat pada cerita subjek kartu 9 “...tidur dikamar, Rani merasa kesepian, ketakutan soalnya mati lampu jadi nggak bisa tidur, dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
takut soalnya ada coro, dan tikus. Dia sendirian bapaknya udah pisah dari bayi, ibunya kerja. Terus dia lari. Udah.” subjek memiliki perasaan takut dan kesepian bila kebutuhannya tidak terpenuhi sehingga ia akan merasa sedih dan menangis. Horney (1939) mengatakan
bahwa
anak-anak
sulit
bertanggung
jawab
bagi
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan. Adanya kebutuhan yang berasal dari dalam diri seseorang namun tidak didukung oleh keadaan lingkungan membuat seseorang memiliki konflik dalam dirinya. Pada subjek 3 konflik yang dialami adalah konflik yang disebabkan oleh adanya keiginan untuk berkumpul bersama keluarga, namun tidak didukung oleh keadaan keluarga yang hidup berpisah akibat perceraian. Selain itu adanya konflik antara kebutuhan kasih sayang dan rasa aman namun terhambat oleh figure orang tua yang meninggalkan. Horney (dalam Feist & Feist,hal 146) mengatakan bahwa konflik yang dialami pada masa kanak-kanak seperti pengabaian bisa meninggalkan kesan mendalam bagi perkembangan anak ke depan. Berkaitan dengan kecemasan, sebagian besar kecemasan yang dialami oleh subjek 3 berasal dari perasaan tidak berdaya, ditinggalkan, dan perasaan kurang/tidak dicintai. Perasaan tidak berdaya yang ada pada subjek 3 didukung oleh kecenderungan subjek untuk meminta bantuan figure lain ketika dirinya menghadapi suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
permasalahan. Contohnya pada kartu 2 “…bermain Tarik tambang disungai. Ini Rani, Kak Dara sama Nizar. Rani dibantuin kak Dara…”. Berdasarkan latar belakang subjek mengaku bahwa dirinya kerap meminta bantuan kepada ibunya, terlebih ketika subjek 3 berada di suatu keadaan yang tidak nyaman bagi dirinya, subjek 3 menangis agar ibu datang menolong dirinya. Kemudian perasaan ditinggalkan dan kurang/tidak dicintai tampak jelas pada cerita subjek 3 kartu 9 “…Rani merasa kesepian dan ketakutan. Dia sendirian bapaknya udah pisah dari bayi, ibunya kerja terus dia lari…”. Adanya kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman bertentangan dengan kondisi orang tua yang berpisah dan kesibukan pada orang tua yang saat ini tinggal bersama subjek. Untuk mengatasi kecemasan yang dirasakan, pada subjek 3 cenderung melakukan upaya mekanisme pertahanan diri berupa proyeksi. Hal ini nampak pada semua cerita subjek dimana subjek mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh utama yang ada pada cerita, selain itu subjek cenderung melemparkan masalah yang ada dalam dirinya ke kakak laki-laki subjek. Hal ini dilakukan subjek agar dirinya merasa aman tidak berada dalam masalah. Selain itu subjek juga melakukan mekanisme pertahanan diri yang lain, yaitu denial yang merupakan mekanisme pertahanan diri berupa menghindar dari kenyataan yang membuat seseorang merasa sakit dan cemas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Mekanisme pertahanan diri ini dilakukan subjek agar dirinya merasa aman, seolah-seolah berada dalam keluarga yang lengkap dan bahagia. Subjek 3 cenderung memiliki intergrasi ego yang buruk, hal ini terlihat dari alur cerita subjek yang cenderung berakhir bahagia tetapi tidak realistis dan tidak adekuat.. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor super ego yang kuat dalam diri subjek, dimana kuatnya superego termanifestasi karena adanya hambatan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan subjek 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Bagan 4.. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Subjek 3 Kebutuhan mendapat pertolongan
Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan kasih sayang
Harapan untuk berkumpul bersama keluarga
Orang tua berpisah Ibu sibuk bekerja Persaingan antar saudara
Pemenuhan kebutuhan terhambat
Meminta bantuan figur disekitarnya
Ingin berkumpul dan ditemani oleh keluarga namun di tinggalkan
Kurang/tidak dicintai
Proyeksi Melemparkan masalah yang ada dalam dirinya ke orang lain
Tidak mampu mengatasi
Menangis
Konflik
Tidak mendapat bantuan ketika subjek membutuhkan bantuan
Kecemasan
Tidak berdaya, ditinggalkan
MPD
Denial Bercerita tentang keluarga yang diharapkan
Tidak mampu mengatasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
D. Kesimpulan Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Ketiga subjek dalam penelitian ini berada dalam masa kanak-kanak awal dengan rentang usia 7 sampai 10 tahun. Menurut Hurlock (1999, hal 130) anak pada tahap perkembangan kanak-kanak awal masih sangat membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya untuk menghadapi tahap perkembangan selanjutnya. Namun pada kenyataannya, ketiga subjek mengalami peristiwa perceraian orang tua ketika mereka berada pada usia balita. Subjek 1 berusia 3 tahun saat orang tuanya bercerai, subjek 2 berusia 2 tahun, sedangkan subjek 3 berusia 1 tahun saat kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Setelah orang tua bercerai, ketiga subjek tinggal bersama ibu dan tidak pernah bertemu lagi dengan figure ayah. Ketiga subjek juga memiliki kebutuhan yang cenderung sama yang menjadi kebutuhan utama, yaitu kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan rasa aman, dan kebutuhan untuk mendapatkan pertolongan dan ketiga subjek menjadikan orang tua sebagai figure pemenuhan kebutuhan. Namun kondisi orang tua yang telah bercerai membuat pemenuhan kebutuhan pada ketiga subjek terhambat. Hambatan yang ketiga subjek alami untuk memenuhi kebutuhannya antara lain, kondisi orang tua yang berpisah dan ibu yang bekerja sehingga ketiga subjek tidak memiliki banyak waktu untuk berinteraksi secara khusus dengan orang tua. Selain itu, berdasarkan hasil tes CAT, ketiga subjek memiliki pandangan terhadap figure orang tua yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
peduli terhadap subjek. hal tersebut terlihat dalam cerita-cerita pada ketiga yang mengisahkan tentang seorang anak yang memiliki keinginan untuk mendapatkan perlindungan dari orang tua, namun ketidakhadiran orang tua membuat subjek tidak mendapatkan
rasa aman dan kasih sayang. Anak
merasa ditinggalkan dan tidak diperhatikan oleh figure orang tua yang diharapkan dapat menjadi figure afeksi dan memberikan rasa aman. Dalam menghadapi permasalahannya, ketiga subjek cenderung memiliki perilaku yang sama yaitu berprilaku tantrum seperti mengamuk, melempar barang, menangis dan marah sehingga membuat orang-orang di sekitarnya terdorong untuk memenuhi apa yang subjek inginkan. Perilaku tantrum yang ditunjukkan subjek merupakan wujud agresi sebagai cara anak untuk mengungkapkan keinginan. Hal tersebut dilakukan oleh subjek sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan agar dirinya diperhatikan oleh figure di sekitar. Di sisi lain, ketika subjek tidak berani mengungkapkan keinginannya, ketiga subjek cenderung diam dan menekan keinginannya. Hal tersebut berkaitan dengan kebutuhan rasa aman yang dimiliki oleh ketiga subjek, dengan diam subjek menghindari permasalahan bila dirinya mengungkapkan secara langsung hal yang menjadi keinginannya. Selain itu, ketiga subjek memiliki perasaan iri terhadap teman-teman sebaya nya, perasaan iri yang dimiliki oleh subjek dalam penelitian ini lebih kepada rasa iri melihat teman-temannya memiliki keluarga yang lengkap dan orang tua yang sering bersama mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Pada subjek 1, perilaku menghindari figure laki-laki dewasa ditunjukkan subjek karena adanya ketakutan dalam diri subjek terhadap figure laki-laki dewasa. Dengan menghindari figure lelaki dewasa subjek menjaga dirinya agar dapat merasa aman dan terbebas dari ancaman, hal ini dipengaruhi oleh pengalaman yang dimiliki oleh subjek 1 sebelum orang tuanya berpisah. Sedangkan kedua subjek yang lain tidak memiliki masalah dalam relasi dengan figure orang tua baik laki-laki maupun perempuan. Ketiga subjek memiliki konflik yang cenderung sama, hal ini berkaitan dengan adanya keinginan untuk mendapatkan perlindungan dan kasih sayang dari orang tua, namun tidak didapatkan oleh ketiga subjek karena kondisi orang tua yang memiliki konflik dan meninggalkan subjek. perasaan ditinggalkan dan kesepian kerap kali dirasakan oleh ketiga subjek. ketiga subjek cenderung diam menghadapi konflik yang dialami, ketiga cenderung menekan keinginannya. Ketiga subjek merasa terancam ketika mereka membutuhkan pertolongan namun tidak ada yang membantu Perasaan ditinggalkan, merasa kurang/tidak dicintai membuat ketiga subjek mengalami kecemasan. Keadaan orang tua yang berpisah dan ibu yang bekerja juga mendukung munculnya kecemasan yang ketiga subjek alami, hal tersebut membuat subjek merasa kurang mendapatkan perhatian sehingga pada akhirnya mendorong subjek untuk berprilaku tantrum agar dirinya diperhatikan oleh figure yang berada di sekitarnya. Kecemasan tersebut mendorong subjek untuk melakukan mekanisme pertahanan diri guna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mereduksi kecemasan yang mengancam diri mereka. mekanisme yang digunakan oleh ketiga subjek adalah proyeksi. Ketiga subjek dalam penelitian ini, cenderung melemparkan masalah yang ada dalam dirinya ke orang lain. Di sisi lain cara subjek menunjukkan kecemasan yang ia rasakan adalah dengan berprilaku tantrum, dan menangis. Ketiga subjek dalam penelitian ini cenderung memiliki integrasi ego yang buruk, hal ini didukung oleh cerita-cerita ketiga subjek yang cenderung berakhir tidak bahagia dan tidak adekuat. Ketiga subjek tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi, mereka cenderung menunggu adanya figure lain untuk membantu mereka menghadapi permasalahan. Hal ini dapat terjadi mengingat usia ketiga subjek yang masih berada pada masa perkembangan anak-anak sehingga pemenuhan kebutuhan masih sangat tergantung oleh orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Bagan 5.. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Kebutuhan mendapat pertolongan
Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan kasih sayang
Harapan mendapat pertolongan Harapan mendapat perhatian dari keluarga
Perpisahan orang tua Ketidakpedulian orang tua Merasa terancam oleh lingkungan
Pemenuhan kebutuhan terhambat
Tantrum
Merasa iri terhadap teman
Diam, memendam keinginan
Keinginan untuk diperhatikan oleh orang tua, namun ibu bekerja, ketidakhadiran ayah
Keinginan untuk berkumpul bersama keluarga, namun kondisi orang tua berpisah
Keinginan untuk mendapatkan pertolongan, perlindungan dari figure orang tua, namun ditinggalkan
Ditinggalkan
Konflik
Kurang/tidak dicintai
Kecemasan
Proyeksi
MPD
Represi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
D. Pembahasan Ketiga subjek dalam penelitian ini berada dalam masa kanak-kanak awal dengan rentang usia 7 sampai 12 tahun. Menurut Hurlock (1999, hal 130) anak pada tahap perkembangan kanak-kanak awal masih sangat membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya untuk menghadapi tahap perkembangan selanjutnya. Namun pada kenyataannya, ketiga subjek mengalami peristiwa perceraian orang tua ketika mereka berada pada usia balita. Subjek 1 berusia 3 tahun saat orang tuanya bercerai, subjek 2 berusia 2 tahun, sedangkan subjek 3 berusia 1 tahun saat kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Setelah orang tua bercerai, ketiga subjek tinggal bersama ibu dan tidak pernah bertemu lagi dengan figure ayah. Ketiga subjek juga memiliki kebutuhan yang cenderung sama dan menjadi kebutuhan utama, yaitu kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan rasa aman, dan kebutuhan untuk mendapatkan pertolongan dan ketiga subjek menjadikan orang tua sebagai figure pemenuhan kebutuhan. Kondisi orang tua yang telah bercerai membuat pemenuhan kebutuhan pada ketiga subjek terhambat. Horney (Feist & Feist, 2008, hal 143) mengatakan
bahwa
pengalaman
masa
kanak-kanak,
sebagian
besar
bertanggung jawab bagi pembentukan kepribadian. Horney (1993) juga berhipotesis bahwa masa kanak-kanak sulit bertanggung jawab penuh bagi kebutuhan-kebutuhannya.
Seseorang
yang
tidak
pernah
terpuaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
kebutuhannya atas cinta dan kasih sayang selama masa kanak-kanak akan mengembangkan permusuhan dasar (basic hostility) terhadap orang tua, dan akan menimbulkan kecemasan dasar (basic anxiety). Pada kenyataanya, perceraian orang tua membuat anak merasa kurang mendapatkan pemenuhan kebutuhan secara maksimal. Anak membutuhkan kehadiran orang tua sebagai sumber pemenuhan kebutuhan mereka, karena pada hakikatnya keluarga memiliki fungsi sebagai tempat penyediaan kebutuhan dasar anak, baik kebutuhan fisiologis maupun kebutuhan psikologis (Ridell, 1987:Andayani, dkk, 1998: Garbarino dkk, 1992; Zeitlin, dkk, 1995). Murray yakin bahwa setiap manusia didorong oleh upaya untuk mencapai equilibrium atau keseimbangan keadaan tubuh (Bellak & Abrams, Ed 7). Adanya kebutuhan-kebutuhan membuat seseorang untuk melakukan tindakan tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Demikian pula dengan seorang anak yang berada dalam kondisi orang tua berpisah, ketiga subjek dalam penelitian ini melakukan tindakan tertentu sebagai bentuk usaha memenuhi kebutuhan untuk mendapat perhatian dari figure afeksi, yaitu dengan cara berprilaku tantrum seperi mengamuk dan menangis. Dalam upaya memenuhi kebutuhannya, ketiga subjek cenderung memiliki hambatan yang sama, yaitu faktor perpisahan orang tua, ibu yang bekerja dan pandangan tentang lingkungan yang mengancam diri mereka. Pada umumnya perceraian merupakan hal yang menyakitkan bagi anak (Amato, 2000; Olson & DeFrain, 2003). Respon seorang anak pada perceraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
antara lain adalah rasa marah, takut, depresi, dan merasa bersalah (Hetherington, 1978), namun tanggapan anak atas perceraian dibatasi oleh kompetensi
kognitif
dan
sosial
mereka
sesuai
dengan
tahap
perkembangannya. Selain itu, hambatan yang dialami oleh anak adalah kondisi ibu yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ketiga subjek dalam penelitian ini tinggal bersama ibunya, situasi ibu yang bekerja membuat subjek merasa kurang mendapatkan perhatian dan perlindungan. Peran ganda yang harus di jalankan salah satu orang tua setelah terjadinya perceraian merupakan hal berat bagi orang tua karena keluarga memiliki banyak fungsi yang harus di emban (Hendi, dkk. 2000;45). Subjek juga memiliki pandangan bahwa dirinya merasa terancam oleh lingkungan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan iri yang ketiga subjek rasakan pada teman-teman bermainnya baik dirumah maupun di sekolah. Dalam latar belakang ketiga subjek menceritakan bahwa mereka seringkali iri pada teman-temannya yang dapat tinggal bersama orang tua lengkap. Hurlock (1978) mengatakan bahwa perceraian cenderung membuat anak “berbeda” dalam mata kelompok teman sebaya. Perceraian bagi anak merupakan masa dimana anak mengalami pengalaman disakiti, ditinggalkan dan mendapatkan perlakuan tidak adil (Heterington, Hagan & Anderson, 1989). Adanya hambatan yang ditemui oleh ketiga subjek dalam memenuhi kebutuhan mereka, membuat ketiga subjek cenderung diam dan tidak mempu mengatasi. Perilaku diam dan pasif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
dilakukan subjek sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan untuk merasa aman karena seorang anak sulit untuk mengungkapkan keinginan secara langsung. Disisi lain, subjek kerap menunjukkan perilaku tantrum seperti menangis, mengamuk yang ditujukan kepada ibu dan saudara kandung subjek. perilaku tantrum yang dilakukan oleh ketiga subjek merupakan upaya dalam memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan pertolongan dan perhatian dari ibu dan saudara subjek. Konflik yang terjadi oleh adanya keinginan untuk mendapatkan perlindungan, perhatian dari orang tua, namun orang tua meninggalkan. Kebutuhan yang tidak terpenuhi membuat individu merasa kecewa atau sakit hingga mengalami tekanan (Hall&Lindzey, 2000). Dalam menghadapi konflik seperti itu, ketiga subjek cenderung merepres kebutuhannya. Cara yang di lakukan adalah diam dan menangis. Anak tidak seperti orang dewasa yang dapat berpaling pada teman, penasehat, atau kerabat untuk mendapat dukungan atau saran. Anak tidak mendapat dukungan dari siapapun (Colle, 2004). Konflik yang dialami anak seringkali membuat anak terjebak dan kesulitan, mereka tidak memiliki siapapun untuk menolong dan mendukung mereka. Hal tersebut berkaitan dengan konflik yang di alami ketiga subjek, yaitu adanya keinginan untuk mendapatkan pertolongan, namun subjek merasa tidak berdaya karena tidak ada figure yang membantu dirinya. Perceraian menimbulkan kurangnya kehangatan dan perhatian yang diberikan orang tua kepada anaknya sehingga menyebabkan anak tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
memiliki rasa aman dalam dirinya, hal inilah yang menimbulkan konflik psikologis pada diri anak sehingga menyebabkan anak menjadi depresi, putus asa, dan merasa cemas karena harus kehilangan orang tua yang mereka cintai dan anak dituntut untuk menghadapi situasi tersebut (Papila, Olds & Feldman, 2008). Kecemasan yang dialami oleh ketiga subjek penelitian ini, berasal dari perasaan perasaan tidak berdaya, kurang/tidak dicintai oleh orang tua. Rasa tidak berdaya disebabkan oleh adanya kebutuhan untuk mendapatkan pertolongan dalam diri subjek. ketika subjek membutuhkan pertolongan dari figure yang ia harapkan, dalam hal ini adalah orang tua, namun ketidakhadiran orang tua saat subjek memerlukan bantuan membuat subjek menekan keinginannya. Perasaan kurang/tidak dicintai berkaitan dengan kebutuhan akan kasih sayang dan rasa aman dalam diri subjek yang terhambat oleh perpisahan orang tua dan ketidakpedulian orang tua terhadap subjek. Pada dasarnya anak lebih tergantung pada orang tua dalam hal perasaan aman dan bahagia (Hurlock, 1999. h.130). Kecemasan yang dialami membuat ego membangun mekanisme pertahanan untuk mempertahankan dirinya terhadap kecemasan yang menyertai (Freud, 1926/1959a). Mekanisme pertahanan diri yang digunakan oleh ketiga subjek antara lain adalah proyeksi, yaitu ditunjukkan subjek dengan melihat pada diri orang lain seperti teman maupun saudara kandung, perasaan atau kecenderungan yang tidak bisa subjek terima, padahal hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
tersebut terdapat di alam bawah sadarnya (Freud, 1915/1975b). Selain itu subjek juga menggunakan mekanisme pertahanan diri yang lain yaitu represi. Murray (Bellak & Abrams) mengatakan pemenuhan kebutuhan akan dihadapkan pada situasi press, ketika press itu berat maka anak akan cenderung merepresi kebutuhan tersebut karena kapanpun ego merasa terancam oleh tekanan-tekanan yang tidak diinginkan, ia akan melindungi diri dengan cara merepresi keinginan yang dimiliki oleh seorang anak. Ketiga subjek dalam penelitian ini cenderung diam dan menekan keinginannya, subjek tidak mampu mengungkapkan keinginannya secara langsung sehingga tersubtitusi dalam perilaku subjek yang mudah marah dan menangis. Ketiga subjek cenderung memiliki integrasi ego yang buruk. Hal ini didukung oleh ketidakmampuan subjek dalam memecahkan masalah, subjek cenderung menunggu orang lain untuk membantu diri mereka. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa orang tua merupakan sumber pemenuhan kebutuhan bagi anak. Anak tidak mampu mengatasi masalah berkaitan dengan kebutuhan utama mereka yaitu kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan kasih sayang, dan kebutuhan untuk mendapat pertolongan. Namun pada kenyataannya, perceraian membuat seorang anak kurang mendapatkan kebutuhan-kebutuhan dasarnya secara maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Ketiga subjek dalam penelitian ini memiliki kebutuhan dasar yang menonjol yaitu adanya kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang, mendapatkan dukungan atau pertolongan, dan kebutuhan akan rasa aman. Subjek menjadikan orang tua sebagai figure yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut, namun pada kenyataannya kebutuhan tersebut terhambat oleh keadaan orang tua yang berpisah karena perceraian, sikap tidak peduli orang tua terhadap subjek, dan pandangan subjek mengenai lingkungan yang mengancam, sehingga subjek melakukan upaya dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka seperti berprilaku tantrum, diam dan memendam keinginan. Adanya hambatan dalam memenuhi kebutuhan dasar menimbulkan konflik dalam diri ketiga subjek. konflik tersebut terjadi karena adanya keinginan subjek untuk mendapatkan perhatian, perlindungan dan pertolongan dari figure orang tua. Hal tersebut membuat subjek merasa ditinggalkan dan merasa kurang/tidak dicintai sehingga menimbulkan kecemasan dalam diri ketiga subjek. Kecenderungan subjek diam menghadapi permasalahan membuat subjek tidak mampu mengungkapkan keinginannya secara langsung 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
sehingga mendorong subjek melakukan mekanisme pertahanan diri untuk mereduksi kecemasan dalam dirinya, ketiga subjek melakukan mekanisme pertahanan diri berupa proyeksi dan represi dalam upaya memenuhi kebutuhannya akan rasa aman, kasih sayang dan mendapat pertolongan.
B. Saran 1. Bagi penelitian selanjutnya Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 3 subjek yang orang tuanya bercerai dan tinggal bersama ibu setelah terjadinya perceraian. Untuk
mengetahui
dinamika
pemenuhan
kebutuhan,
peneliti
menggunakan tes proyektif CAT. Bila penelitian ini dilanjutkan ada baiknya jika jumlah subjek ditambahkan agar ditemukan hasil yang bervariasi. Mengingat dalam penelitian ini hanya menggunakan beberapa kartu yang berkaitan dengan kebutuhan pokok anak, sehingga disarankan agar penelitian selanjutnya untuk melakukan tryout untuk pemilihan kartu secara langsung. Selain itu, bila penelitian ini dilanjutkan ada baiknya bila dilakukan perbandingan antara anak yang berasal dari keluarga bercerai dan anak yang berasal dari keluarga utuh agar diperoleh gambaran yang lebih luas lagi mengenai dinamika pemenuhan kebutuhan anak. 2. Bagi Orang tua Pada dasarnya keluarga memiliki fungsi sebagai tempat penyediaan kebutuhan dasar anak, baik kebutuhan fisiologis maupun kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
psikologis. Anak menjadikan orang tua sebagai figure yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. anak memiliki berbagai macam kebutuhan yang dapat menunjang perkembangan diri mereka, adanya kasih sayang dari orang tua membuat anak merasa dicintai setiap waktu, selain itu, adanya rasa aman yang diperoleh anak dari orang tua membuat anak merasa percaya diri. Dukungan orang tua dan keluarga juga merupakan hal penting bagi perkembangan anak. Oleh sebab itu diharapkan bagi orang tua agar lebih memperhatikan kebutuhan dasar anak dan mengupayakan agar kebutuhan tersebut dapat dipenuhi secara maksimal. Khususnya bagi orang tua yang bercerai diharapkan mampu hadir dalam keseharian anak agar anak tidak merasa kesepian dan dapat memenuhi kebutuhan anak baik secara fisik maupun psikologis. Sebab anak tidak setiap anak mampu mengungkapkan keinginan secara langsung, ketika anak tidak mampu mengungkapkan keinginan secara langsung maka hal tersebut akan membuat anak melakukan mekanisme pertahanan diri untuk mereduksi kecemasan yang anak rasakan. 3. Bagi Psikolog dan Praktisi Anak Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi psikolog dan praktisi anak mengenai dinamika pemenuhan kebutuhan anak yang orang tuanya bercerai sehingga dapat dilakukan langkah-langkah preventif untuk menanggulangi terjadinya konflik dan kecemasan anak yang orang tuanya bercerai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
ABU AHMADI, Ilmu Jiwa Anak, CV Toha Putra, Semarang, 1977.
Achenbach, T. M., Dumenci, L., & Rescorla, L. A.(2003). DSM-oriented and empirically based approaches to constructing scales from the same items pools. Journal of Clinical Child and Adolescent-Psychology, 32, 328 – 340.
Amato, P. R, “The consequences of divorce for adults and children”, Journal of marriage and the family. Vol. 62, No. 4. p. 1269-1287, November-2000.
American Psychological Association (1994). Diagnostik and statistical manual of mental disorders (4th ed.rev.). Washington, DC: American Psychiatric Press
Anastasi, A dan Urbina, S. 1997. Tes Psikologi. Alih bahasa : Robertus H.Imam. Jakarta : PT Prenhallindo.
Balson, M.1993. Menjadi Orang tua yang Lebih Baik. Jakarta : Binarupa Aksara Bellak, L. 1975. The thematic Apperception Test, The Children Apperception Test and The Senior Apperception Technique in Clinical Use. New York : Grune & Stratton Press Inc. Bodgan,R, & Biklen,S. 1992. Qualitative Research for Education, Boston,MA: Allyn and Bacon.
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Brownlee, A.C. 2007. The Effects of Divorce and Associated Stressors on Children and Adolescent. Available on line Feist, J & Feist,G.J (2009). Teori kepribadian buku 1 (Edisi tujuh). Jakarta :Salemba Humanika
Gunarsa, S.D. 2003. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta : Gunung Mulia
Herdiasyah, H. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Salemba Humanika
HURLOCK, EB, Developmental Psychology, Tata Mc. GrawHill Co.,Ltd.,New Delhi, 1976.
HURLOCK, EB, Guideposts For Growing Up, Standard Education Society inc.,Chicago, 1962.
Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan; “Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan” (Terjemahan Istiwdyanti & Soedjarno). Jakarta : Erlangga.
Lestari, S. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.
Markam, S.S. Pengantar Psikodiagnostik. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Moleong, J.L, 2000. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Poerwandari, E.K. 1998. Pendidikan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta : LPSP3 UI
Putra N, Ninin (2012). Penelitian Kualitatif PAUD. Jakarta : Rajawali Pers
Rabin, Albert I, & Mary R.Haworth, 1960. Projective Techiques with Children. New York : Grune & Sratton.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
SUBJEK I A. Identitas Subjek Nama
:F
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat, tanggal Lahir : Yogyakarta, 18 Juni 2008 Usia
: 7 tahun
Urutan Kelahiran
: anak kedua dari 3 bersaudara
Agama
: Islam
B. Identitas Orang tua Keterangan
Orang tua Ayah
Ibu
Nama
A
S
Usia
38
-
Pendidikan
SMA
SMA
Pekerjaan
Salon
-
Status Pernikahan
Cerai
Cerai
Agama
Islam
Islam
C. Latar Belakang Subjek merupakan anak kedua dari tiga bersuadara. Saat ini subjek tinggal bersama ibu dan kakak perempuan subjek yang berusia 13 tahun. Subjek memiliki saudara kembar, tetapi ia tidak tinggal bersama karena saudara kembar subjek berada di Nabire, tinggal bersama orang tua dari ayah subjek. Mereka bertemu 1 kali dalam setahun. Berdasarkan pengakuan ibu subjek, subjek tidak begitu menyukai saudara kembarnya karena subjek merasa orang tua ayahnya (kakek & nenek subjek) selalu membandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
dirinya dengan saudara kembarnya. Subjek seringkali disebut sebagai anak yang nakal oleh kakek dan neneknya ketika mereka bertemu, sedangkan suadara kembar subjek selalu dianggap sebagai anak yang manis. Ketika terjadi hal demikian, ibu subjek selalu membesarkan hati subjek dengan cara mengajak subjek jalan-jalan dan mengatakan bahwa subjek adalah anak yang manis, pintar dan cakap. Sehari-hari subjek tinggal bersama ibu dan kakaknya, ayah dan ibu subjek sudah lama bercerai sejak subjek berusia 3 tahun. Kini ayah subjek tidak diketahui keberadaannya, sejak bercerai, orang tua subjek tidak berkomunikasi lagi, Ibu subjek membuka salon dirumah untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setiap hari subjek selalu meminta uang jajan ketika ibunya sedang bekerja, ketika ibunya tidak memberi uang jajan maka subjek akan marah dan mengamuk. Ketika subjek marah, ia menangis sambil melempar barang yang berada di dekatnya, hal ini dilakukan subjek agar ia mendapatkan uang jajan seperti yang dia inginkan. Ketika subjek sudah berlaku demikian maka ibu subjek tidak bisa menolak untuk memberi uang jajan pada subjek. Ibu subjek bekerja dari pagi hingga sore, lalu menyelesaikan pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, menyapu, dan sebagainya. Subjek memandang ibunya adalah orang yang baik, dan selalu menemani subjek ketika subjek belajar, subjek juga mengatakan bahwa ibunya selalu memberikan subjek uang ketika subjek ingin membeli makanan yang ia sukai. Disisi lain, ketika ditanya tentang ayahnya, subjek diam sejenak kemudian mengatakan bahwa ayah adalah orang yang jahat, menakutkan dan senang berteriak. Sampai saat ini subjek tidak pernah mau bermain dirumah temannya karena ia takut bertemu dengan sosok ayah. Setiap akan bermain kerumah temannya subjek selalu bertanya “ada ayah nya nggak?”. Ketika ditanya mengapa subjek selalu bertanya demikian, subjek hanya tersenyum dan mengatakan “takut”. Ibu subjek mengatakan bahwa subjek takut pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
sosok laki-laki dewasa kecuali dengan kakeknya. Menurut ibu subjek, hal tersebut mungkin dikarenakan subjek sering melihat ibu dan ayahnya bertengkar sebelum mereka bercerai. Ibu subjek mengakui bahwa mantan suaminya adalah orang yang keras dan mudah marah, ia sering menghabiskan uang untuk membeli minuman keras sehingga tidak jarang setiap terjadi pertengkaran, ayah subjek kerap memukul ibu subjek dan membanting barang-barang. Hubungan subjek dengan kakaknya dapat dikatakan cukup dekat, subjek mengatakan bahwa kakaknya adalah kakak yang baik tetapi kadangkadang nakal. Subjek mengatakan kakaknya sering membantu dan menemani subjek ketika subjek belajar dan ketika subjek bermain. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, subjek dan kakaknya terlihat dekat dan sering bermain bersama. Terkadang kakak subjek suka usil menggoda subjek, dan membuat subjek marah dan menangis. Ibu subjek kerap memarahi kakak subjek bila terlalu sering menggoda subjek secara berlebihan. Relasi subjek dengan teman-temannya cukup baik, subjek bercerita bahwa setiap sore hari dia dan teman-temannya selalu bermain bola di lapangan dekat rumah subjek, tetapi subjek tidak suka dengan teman-teman di sekolahnya, karena menurut subjek teman-temannya di sekolahnya adalah anak yang nakal, mereka selalu berbicara kotor dan tidak sopan. Teman-teman subjek kerap kali berbuat jahil pada subjek, namun subjek tidak pernah membalasnya. Tetapi sepulang sekolah, ketika subjek sudah sampai di rumah, subjek kerap marah-marah pada ibunya karena kejadian yang subjek alami disekolah. Menanggapi hal tersebut, ibu subjek mencoba memahami karena subjek memang kurang berani dengan teman-temannya baik teman bermain subjek dirumah maupun disekolah. Subjek merupakan anak yang sangat penurut terhadap teman-temannya, subjek selalu mengalah dengan temantemannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Ibu subjek mengatakan, menjalani dua peran dalam membimbing anak-anaknya merupakah hal yang tidak mudah, terkadang ibu subjek lebih sering berfokus pada pekerjaan yang ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga ia merasa kurang memberikan waktu untuk anakanaknya. Kakak subjek yang saat ini duduk di bangku SMP sedikit demi sedikit mampu memahami kondisi keluarganya, terkadang kakak subjek juga membantu ibu subjek bekerja di salon. Ibu subjek menuturkan, bahwa subjek adalah anak yang kerap kali meminta perhatiannya, misalnya ketika belajar subjek harus ditemani oleh ibunya, ketika ibunya sedang bekerja di salon, subjek kerap kali menganggu, namun ibu subjek dapat memahami bahwa halhal seperti itu adalah cara subjek untuk menarik dan meminta perhatiannya.
D. Waktu dan Prosedur Pengambilan Data No
1.
Waktu
9 Desember 2015
Tempat
Tambakbayan
I
,
Kegiatan
Babarsari,
Wawancara
Laboratorium Psikologi, Fakultas
Pelaksanaan
Psikologi.
CAT
Yogyakarta 2.
10 Desember 2015
Universitas
Sanata
Tes
Dharma Yogyakarta
E. Observasi Selama Pengetesan Subjek tiba diruangan pengetesan pada Selasa, 17 Desember 2015 pukul 15.15 WIB. Subjek datang bersama tester, subjek tampak sangat aktif berjalan-jalan di dalam ruangan. Ketika tes akan di mulai, subjek duduk di kursi sofa sambil menggelengkan kepala melihat ke sudut ruangan. Pada saat menceritakan kartu pertama yang ditunjukkan oleh tester, subjek tersenyum,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
dan mulai bercerita, baru bercerita sebentar, kemudian subjek terdiam dan menggaruk kepala dengan tangannya. Subjek terdiam cukup lama, kakinya di ayun-ayunkan dan tersenyum pada tester, kemudian kembali bercerita. Saat tester menunjukkan kartu berikutnya, yaitu kartu 3, subjek tampak kebingungan, melihat dengan seksama, ketika tester meminta subjek untuk mulai bercerita, subjek mulai bercerita tetapi kemudian terdiam. Pada kartu ini, subjek lebih banyak terdiam. Setelah selesai bercerita pada kartu 3, subjek meminta untuk bersitirahat karena ia ingin memakan snack yang subjek bawa. Ketika sedang menikmati snack subjek tampak lebih santai dibanding ketika subjek diminta bercerita tentang kartu-kartu yang di perlihatkan tester. Setelah kurang lebih 10 menit subjek bersitirahat, tester dan subjek kembali melanjutkan untuk menyelesaikan kartu yang belum di ceritakan. Ketika bercerita pada kartu 9, subjek tampak lebih santai dan lancar menceritakan gambar pada kartu tersebut.
F. Hasil Tes Kartu 2 Ini orang, orangnya mau jatuh soalnya digeret. Pertamanya mereka lagi main uncal-uncalan (lempar-lemparan) terus orangnya mau jatuh. Ini ibu, anak sama kakak. (Perasaannya mereka gimana?) sedih soalnya adiknya mau jatuh kok (Terus?) terus ditolong..mmm…..(Siapa yang menolong?) ibu sama kakak. Mmmm………(Setelah itu?) mmmmm….ya selamat mmmmm (siapa yang selamat?) adik. Terus selamat, akhirnya selamat, bersama-sama. Udah. Hero
: Anak kecil laki-laki
Usia
: 7 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Sumber cerita : mengarang Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Ini orang, orangnya mau
Seorang anak terjatuh ketika
jatuh
bermain
soalnya
Pertamanya
digeret.
mereka
Tema Diagnostik -
Kebutuhan
untuk
bermain
lagi
(n.
Playmirth)
main uncal-uncalan terus orangnya jatuh. Ini ibu, anak sama kakak
Jika seorang anak terluka
perasaan
maka ibu dan saudara akan
mendapat
menolongnya
pertolongan
mereka
sedih
soalnya adiknya mau jatuh
-
terus di tolong oleh ibu dan
Kebutuhan
untuk
(n.
Succorance) -
kakak.
Pandangan terhadap figure
pemelihara
yang
selalu
membantu Ya selamat adik, akhirnya
Keluarga
selamat mereka bersamasama.
yang
berbahagia
-
Kebutuhan
untuk
karena terhindar dari bahaya
menjalin
relasi
dan kembali bersama.
dengan keluarga -
Kebutuhan
akan
rasa aman
Catatan Klinis
:
Berdasarkan cerita pada kartu 2, subjek memiliki kebutuhan untuk bermain, kebutuhan untuk mendapatkan pertolongan dan subjek memiliki pandangan bahwa sosok ibu selalu membantu dirinya. Hal ini sesuai dengan latar belakang subjek yang mengatakan bahwa ibu subjek selalu menemani subjek dan membantu subjek ketika subjek membutuhkan pertolongan. Kemudian, subjek memiliki kebutuhan untuk menjalin relasi dengan keluarga, selain itu, subjek juga memiliki kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Kartu 3 Ini kakek (iya). Anaknya masih…..masih….masih duduk, kakeknya juga duduk eemm… (terus?) …..(sebelumnya mereka ngapain?) jalan (jalan kemana?) pasar, beli buah-buahan. Mmmm kakeknya duduk disini soalnya enak,
anaknya
duduk
dibawah
biar
bajunya
kotor
ada
pasir.
Mmmm….(perasaan anaknya gimana?) sedih (kenapa?) celananya kotor (perasaan kakeknya?) sedih (kenapa?) soalnya nggak bisa nyuci. Mmmm (lalu?) selamat (selamat kenapa?) nggak ngerti. Kakeknya tetep duduk, anaknya juga. (lalu?) mereka berjalan soalnya udah nggak capek. Udah Hero
: Anak kecil laki-laki
Usia
: 6 tahun
Sumber cerita : mengarang Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Ini kakek, anaknya masih
Seorang kakek dan cucunya
duduk,
sedang beristirahat sejenak
kakeknya
juga
duduk sebelumnya mereka
Tema Diagnostik -
Kebutuhan
untuk
beristirahat
setelah berjalan cukup jauh.
ke pasar beli buah-buahan. Kakeknya
duduk
soalnya
enak,
duduk
dibawah
disini anaknya biar
bajunya kotor ada pasir.
Perasaan soalnya Perasaan
anaknya
Seorang kakek yang sedang beristirahat,
-
sementara
cucunya duduk dibawah dan
Kebutuhan
untuk
diperhatikan -
Pandangan terhadap
membuat kotor pakaian yang
figure lelaki dewasa
ia kenakan.
yang tidak peduli
sedih
Jika seorang kakek tidak
bajunya
kotor.
dapat
kakek
sedih
maka ia merasa sedih
membantu
cucunya
-
MPD (represi)
-
Kebutuhan
untuk
mendapat pertolongan Succorance)
(n.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
soalnya nggak bisa nyuci. Akhirnya Kakeknya
tetep
selamat.
Seorang kakek dan seorang
duduk,
anak kembali melanjutkan
anaknya juga lalu mereka
aktivitas
berjalan lagi soalnya udah
beristirahat.
setelah
-
Kebutuhan
untuk
mencapai tujuan
cukup
nggak capek.
Catatan Klinis
:
Berdasarkan cerita subjek pada kartu 3. Subjek memiliki kebutuhan untuk mendapat perhatian, khususnya dari sosok pria dewasa figure otoritas. Dalam cerita, diceritakan bahwa sosok lelaki dewasa kurang peduli terhadap keadaan disekitarnya. Dalam latar belakang, dikatakan bahwa subjek memiliki ketakutan bila bertemu dengan sosok laki-laki dewasa. Hal ini didukung dengan hasil tes yang menyatakan bahwa subjek memiliki pandangan terhadap figure laki-laki dewasa yang tidak peduli dengan keadaan sekitar. Disisi lain subjek memliki kebutuhan untuk mendapat pertolongan, dalam latar belakang mengatakan bahwa subjek sangat dekat dan selalu mengandalkan ibunya ketika subjek membutuhkan pertolongan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kartu 9 Bayi, bayinya bangun oek…oek (iya, lalu?) bayinya sebelumnya tidur sendiri (kenapa bayinya bangun?) ada suara, teriak. Bayinya senang waktu bangun (kenapa kok senang?) nggak tahu. Kamarnya gelap, bayinya nyari ibu tapi nggak ketemu ibunya soalnya ibunya ke pasar (lalu?) terus dia nangis soalnya ibu pergi ke pasar (setelah itu?) ibunya pulang, dah seneng. Hero
: Anak kecil
Usia
: 7 tahun
Sumber cerita : pengalaman Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Bayinya bangun oek..oek.
Seorang
bayinya sebelumnya tidur
terbangun karena terganggu
sendiri.
oleh suara bising ketika
Bayinya
bangun
anak
Tema Diagnostik yang
karena ada suara teriak.
sedang beristirahat
Bayinya
Seorang anak yang merasa
senang
waktu
bangun.
senang setelah beristirahat
Bayinya nyari ibu tapi nggak
Jika seorang anak mencari
ketemu
ibu tetapi tidak ia temukan
ibunya
soalnya
ibunya ke pasar terus dia
maka ia merasa sedih
-
Kebutuhan
untuk
beristirahat -
Kebutuhan
untuk
merasa aman -
Kebutuhan
untuk
beristirahat -
Kebutuhan akan rasa aman
-
Kebutuhan
nangis soalnya ibu pergi ke
mendapat
pasar,
perlindungan -
untuk
Ketidakhadiran orang tua
(absence
of
parent) Setelah itu ibunya pulang,
Jika seorang anak bertemu
dah seneng.
ibu maka ia senang
-
Kebutuhan
untuk
mendapatkan
kasih
sayang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Catatan Klinis : Berdasarkan cerita subjek pada kartu 9. Subjek memiliki kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman, kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang. Dalam latar belakang disebutkan bahwa subjek kerap menarik perhatian ibunya dengan cara menangis, marah, dan melempar barang-barang yang ada dirumah. Subjek juga kerap merasa takut bila ia berpisah dengan ibunya walaupun hanya sebentar. Subjek memiliki suatu kecemasan ditinggalkan oleh orang tua, karena dalam cerita kartu 9 disebutkan bahwa orang tua subjek tidak menemani ketika subjek hendak beristirahat. Selain itu, subjek juga memiliki kebutuhan untuk beristirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Variable Tema Utama
Hero Utama
Kebutuhan Utama Hero
Konsepsi lingkungan Significant other
Kartu 2 Seorang anak yang membutuhkan pertolongan ketika berada dalam ancaman kemudian mendapatkan pertolongan dari figure pemelihara (ibu) Age : anak, 7 tahun Sex : laki-laki Pekerjaan : Minat : Sifat : ingin dibantu Kemampuan : Adekuasi : V Citra tubuh : Behavioral need : kebutuhan untuk mendapat pertolongan, kebutuhan akan rasa aman Figure yang dilibatkan : ibu Kebutuhan akan : kasih sayang, rasa aman, mendapat pertolongan Figure yang dihilangkan : Kebutuhan akan : Dunia yang penuh ancaman Figure orang tua : ibu Dilihat sebagai : figure penolong Reaksi subjek : senang
Konflikkonflik yang menonjol
Kebutuhan mendapat pertolongan vs ancaman dilingkungan
Asal kecemasan MPD Super Ego Adekuasi Ego
Tidak berdaya Proyeksi Terhambat Akhir cerita : bahagia, realistik Pemecahan masalah : tidak adekuat Proses berpikir : runtut, stereotip, tepat, logis, lengkap
Kartu 3 Seorang anak melakukan kegiatan dengan figure otoritas namun tidak mendapatkan bantuan ketia ia membutuhkan pertolongan Age : anak, 7 tahun Sex : laki-laki Pekerjaan : Minat : mendapat bantuan Sifat : sedih Kemampuan : Adekuasi : V Citra tubuh : Behavioral need : kebutuhan mendapat pertolongan, kebutuhan beristirahat Figure yang dilibatkan : kakek Kebutuhan akan : otoritas, kasih sayang Figure yang dihilangkan : Kebutuhan akan :Dunia penuh ketidakpedulian Figure orang tua : kakek Dilihat sebagai : figure yang acuh Reaksi subjek : sedih Kebutuhan untuk mendapat pertolongan vs ketidakpedulian figure otoritas Tidak berdaya Proyeksi , represi Terhambat Akhir cerita : tidak bahagia Pemecahan masalah : tidak adekuat Proses berpikir : runtut, stereotip, tidak tepat, logis, tidak lengkap
Kartu 9 Seorang anak yang ingin beristirahat tetapi merasa takut karena tidak ditemani oleh orang tua
Age : anak, 7 tahun Sex : laki-laki Pekerjaan : Minat : Sifat : penakut Kemampuan : Adekuasi : V Citra tubuh : Behavioral need : kebutuhan mendapat rasa aman Figure yang dilibatkan : ibu Kebutuhan akan : kasih sayang, rasa aman Figure yang dihilangkan : Kebutuhan akan : Dunia yang penuh ancaman Figure orang tua : ibu Dilihat sebagai : figure yang meninggalkan Reaksi subjek : sedih & menangis Kebutuhan mendapat rasa aman vs ketidakhadiran orang tua Ditinggalkan Proyeksi Terhambat Akhir cerita : tidak bahagia Pemecahan masalah : tidak adekuat Proses berpikir : runtut, stereotip, tepat, logis, lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
G. Kesimpulan Berdasarkan hasil tes, diketahui bahwa tema utama yang mendominasi cerita subjek adalah tema tentang seorang anak yang memerlukan bantuan, perhatian dan perlindungan dari figure dewasa, yaitu orang tua. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang, rasa aman, kebutuhan mendapat pertolongan, dan pada kartu 3 dan kartu 9 terdapat kebutuhan untuk beristirahat. Kebutuhan-kebutuhan subjek tersebut terkait dengan latar belakang dimana terdapat pengakuan subjek bahwa dirinya seringkali menganggu ibunya ketika bekerja agar ia diperhatikan oleh ibu. subjek juga mengatakan bahwa dirinya sangat dekat dengan ibu, dan merasa takut bila berpisah dengan ibu walau dalam waktu yang singkat. Tema lain yang menonjol dalam cerita subjek adalah pada kartu 3, adanya kebutuhan untuk diperhatikan dan mendapat pertolongan dari figure otoritas. Berdasarkan latar belakang subjek, dalam kehidupan sehari-harinya subjek hampir tidak pernah berkomunikasi dengan sosok laki-laki dewasa, sejak ayah subjek pergi meninggalkan keluarga. Subjek mengatakan bahwa dirinya merasa takut bila bertemu dengan sosok laki-laki dewasa. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh pengalaman yang dimiliki subjek terhadap ayahnya ketika orang tua subjek belum bercerai. Tokoh utama yang sering diceritakan subjek adalah sosok anak kecil laki-laki berusia 7 tahun dan memiliki minat untuk mendapat bantuan dari orang lain, sifat tokoh utama yang sering muncul adalah pemurung dan merasa sedih. Berdasarkan gambaran tokoh utama dalam hasil tes subjek, tokoh utama merupakan proyeksi subjek dalam menceritakan tentang dirinya. Kebutuhan subjek yang sering muncul adalah kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang, kebutuhan akan rasa aman, dan kebutuhan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
mendapatkan pertolongan. Selain itu subjek juga memiliki kebutuhan berprestasi dan kebutuhan untuk bermain. Adanya kebutuhan-kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar subjek sehari-hari. Dalam melihat lingkungannya, subjek seringkali melihat lingkungan sebagai lingkungan yang penuh ancaman dan tidak aman. Lingkungan yang seperti ini didukung oleh figure-figur yang berperan dalam kehidupan subjek seperti ibu, kakak, dan teman-teman subjek. Berdasarkan latar belakang subjek
mengatakan
bahwa
subjek
seringkali
diperlakukan
tidak
menyenangkan oleh teman-teman subjek disekolah tetapi subjek tidak pernah berani menganggapi teman-temannya tersebut sehingga akhirnya subjek melepaskan konflik yang ia miliki dengan cara membuat ibu subjek merasa kesal karena perilaku subjek yang cenderung tantrum. Berkaitan dengan figure atau objek lain yang sering dilihat oleh subjek adalah figure ibu yang dipandang subjek sebagai figure yang membantu subjek, namun disisi lain subjek juga memandang figure ibu sebagai figure yang meninggalkan dan subjek merasa sedih bila dirinya ditinggalkan. Selain figure ibu, subjek juga memiliki pandangan terhadap figure laki-laki dewasa, sebagai seseorang yang acuh dan tidak peduli dengan lingkungan disekitar. Berdasarkan hasil tes, diketahui bahwa konflik-konflik yang menonjol dalam diri subjek antara lain adalah keinginan untuk mendapat pertolongan karena adanya ancaman dari lingkungan, kebutuhan untuk mendapatkan pertolongan
dari
figure
ototritas
tetapi
tidak
didapatkan
karena
ketidakpedulian dari figure otoritas. Hal ini sesuai dengan kondisi subjek telah berpisah dengan ayah subjek dalam waktu yang cukup lama. Selain itu subjek juga memiliki konflik ingin mendapatkan rasa aman dan perlindungan dari orang tua tetapi terhambat oleh ketidakhadiran orang tua subjek. Hal ini dapat dikaitkan dengan latar belakang keluarga subjek, bahwa perceraian yang terjadi pada orang tua subjek menimbulkan konflik pada diri subjek dan mempengaruhi pola pemenuhan kebutuhan subjek, perceraian orang tua yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
terjadi dalam keluarga subjek membuat subjek kehilangan figure seorang ayah sejak subjek berusia 3 tahun, persoalan yang terjadi dalam keluarga subjek membuat subjek menjadi pribadi yang men Kecemasan yang muncul dan dirasakan oleh subjek berasal dari perasaan tidak berdaya dan ditinggalkan. Kecemasan yang berasal dari perasaan tidak berdaya berasal dari cerita subjek pada kartu 2 dan 3 yang menceritakan tentang seorang anak yang membutuhkan pertolongan dari orang tua. Sementara kecemasan yang berasal dari perasaan ditinggalkan tampak pada cerita subjek pada kartu 9 yang bercerita tentang seorang anak yang ditinggalkan orang tua ketika ia hendak beristirahat dan memiliki kebutuhan utuk mendapatkan rasa aman. Untuk mereduksi kecemasan yang dirasakan, seseorang menggunakan mekanisme pertahanan diri. Berdasarkan hasil tes, mekanisme pertahanan diri yang digunakan oleh subjek adalah proyeksi dan represi. Cerita-cerita pada kartu yang diceritakan subjek merupakan gambaran diri subjek yang dilemparka pada tokoh utama dalam cerita subjek. Proyeksi dapat didefinisikan
sebagai
melihat
pada diri
orang lain
perasaan
atau
kecenderungan yang tidak bisa diterima, padahal sebenarnya hal itu berada dibawah alam sadarnya sendiri. Selain proyeksi, subjek juga menggunakan mekanisme pertahanan diri yang lain yaitu represi, yang merupakan mekanisme pertahanan diri paling dasar. Pada mekanisme pertahanan diri ini, ego menekan perasaan-perasaan yang mengancam untuk kembali lagi kea lam bawah sadar. Begitu pula dengan subjek, pada kartu 3 terlihat bahwa seorang anak memiliki keinginan untuk mendapat perhatian dari figure ayah, tetapi konflik yang terjadi pada orang tua membuat subjek untuk diam dan tidak memperlihatkan kebutuhan tersebut. Secara keseluruhan, subjek mempunyai penyesuaian diri yang tidak adekuat, hal ini terlihat dari sebagian besar cerita subjek yang seringkali memerlukan bantuan dari orang terdekatnya seperti ibu dan kakak ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
subjek memiliki suatu masalah dan dalam menyelesaikan tugas yang subjek miliki. Subjek menyatakan bahwa ibunya selalu membantu dirinya ketika ia membutuhkan pertolongan dalam mengerjakan tugas sekolah dan tugas dirumah. Ketidakadekuatan subjek juga terlihat dari akhir cerita subjek yang tidak bahagia namun realistic. Berdasarkan hasil tes dapat disimpulkan bahwa subjek memiliki intelegensi rata-rata, hal ini didapatkan dari cerita subjek yang cenderung stereotip, tepat, lengkap dan logis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Subjek II A. Identitas Subjek Nama
:Y
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tepat, tanggal Lahir : 18 Januari 2007 Usia
: 9 tahun
Urutan Kelahiran
: anak ketiga dari 3 bersaudara
Agama
: Kristen
B. Identitas Orang tua Keterangan
Orang tua Ayah
Nama Usia Pendidikan Pekerjaan Status Pernikahan Agama
E 49 Tahun SI Rental Cerai Kristen
Ibu T 48 Tahun SI Agen Asuransi Cerai Kristen
C. Latar Belakang Subjek merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Saat ini subjek duduk di bangku kelas 3 SD. Saat ini subjek tinggal bersama ibu dan kedua kakaknya di sebuah rumah susun di daerah Sleman, Yogyakarta. Ayah dan ibu subjek sudah bercerai 5 tahun yang lalu, sekarang ayah subjek telah menikah lagi dan tinggal di Jakarta. Sejak orang tua subjek bercerai, ibu subjek menjadi tulang punggung keluarga secara ekonomi, secara psikologis ibu subjek menjalankan peran ganda yaitu sebagai ibu sekaligus sebagai ayah bagi anak-anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Menurut subjek, dirinya adalah anak yang baik dan tidak pernah berbuat nakal pada teman-temannya, subjek mengakui bahwa dirinya adalah anak yang susah diberitahu (ngeyel) terlebih pada ibu dan kakaknya, ketika subjek menginginkan sesuatu, hal tersebut harus dipenuhi dalam waktu itu juga, bila tidak subjek akan menangis dan sengaja membuat ibu dan kakaknya merasa kesal. Hal tersebut dibenarkan oleh ibu subjek, yang mengatakan bahwa subjek adalah anak yang manja dan keras kepala, ketika menginginkan sesuatu harus dituruti saat itu juga, namun ibu subjek memahami hal itu, dan ibu subjek mengaku bahwa dirinya lebih memanjakan subjek dibanding dengan kedua kakak subjek, hal tersebut dilakukan ibu subjek karena keadaan subjek yang masih berusia 7 tahun berbeda dengan keadaan kakak subjek dulu ketika mereka masih kecil. Orang tua subjek bercerai ketika subjek berusia 2 tahun, sejak itu ibu subjek hidup sendiri dengan 3 anak. Hal itulah yang membuat ibu subjek lebh memanjakan subjek, karena diusia subjek yang masih sangat kecil, subjek tidak merasakan kasih sayang dari figur seoarang ayah, untuk itulah ibu subjek mencoba untuk dapat memenuhi semua keinginan subjek dan kebutuhan subjek. . Dalam hal akademik, subjek termasuk siswa yang biasa saja, subjek tidak memiliki prestasi dalam hal akademik maupun non akademik, menurut subjek pelajaran yang menurutnya paling sulit adalah bahasa inggris dan matematika, setiap kali ulangan pada kedua mata pelajaran tersebut, subjek selalu mendapatkan nilai dibawah 70. Untuk mengatasi hal tersebut, subjek kerap kali meminta kakak perempuannya untuk mengajarkan kedua mata pelajaran tersebut. Subjek mengaku diriya adalah anak yang dapat belajar sendiri, ketika belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah, ibu nya jarang menemani karena ibu subjek bekerja hingga malam hari ketika subjek sudah selesai belajar. Ketika mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, ibu subjek tidak memarahi subjek tetapi hanya memberikan nasehat agar subjek belajar lebih giat lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Dalam keluarga, subjek mengaku bahwa dirinya sangat dekat dengan ibu nya. Subjek mengatakan bahwa dirinya sangat sayang pada ibu nya, selain dekat dengan ibu subjek juga dekat dengan kedua kakaknya, tetapi subjek lebh dekat dengan kakak perempuannya karena kakak perempuan subjek tidak pernah berbuat nakal pada subjek, tidak seperti kakak laki-laki subjek yang setiap hari selalu menganggu subjek dan mereka selalu bertengkar setiap harinya. Ketika ditanya mengenai ayahnya, subjek tampak terdiam dan tersenyum sejenak, subjek mengatakan bahwa ayahnya adalah ayah yang baik, suka mengajak subjek jalan-jalan dan membelikan subjek mainan sebelum ayah subjek pindah ke Jakarta. Subjek mengatakan bahwa ayahnya sekarang sudah pergi dan tidak pernah datang lagi. Ibu subjek bercerita bahwa pada tahun ini, genap 5 tahun setelah terjadinya perceraian dalam keluarganya. Ibu dan ayah subjek bercerai ketika subjek berusia 4 tahun. Perceraian yang terjadi dipicu oleh adanya orang ketiga dalam hubungan ayah dan ibu subjek, ayah subjek pergi dan menikah dengan wanita lain. Pada awal setelah ibu dan ayah subjek bercerai, subjek sering menangis dan mencari ayahnya, subjek menangis karena ia tidak melihat dan bertemu ayahnya dirumah. Bulan-bulan pertama setelah perceraian menjadi masa yang sangat sulit bagi ibu subjek, begitupun dengan subjek. Subjek lebih sering menangis dan marah karena ia tidak mengetahui keberadaan ayahnya. Ketika disekolah, subjek mengaku bahwa dirinya suka merasa iri pada teman-temannya ketika saat pulang sekolah mereka di jemput oleh ayahnya sedangkan subjek tidak pernah di jemput oleh ayahnya. Subjek sering marah dan menangis pada ibunya karena ia ingin seperti temantemannya. Ibu subjek mengatakan kejadian tersebut terjadi ketika subjek masuk ke TK hinggal SD kelas 1. Subjek sering marah, dan rewel ketika berada dilingkungan rumah,, hal tersebut subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Bagi ibu subjek, cukup berat untuk menjelaskan pada subjek megenai hal yang sebenarnya terjadi, ibu subjek menyadari bahwa saat itu subjek masih sangat kecil untuk mengetahui hal yang sebenarnya terjadi, tidak seperti kedua kakak subjek yang saat itu sudah mengerti keadaan keluarga. Hampir setiap malam subjek menanyakan “mengapa ayah tidak pernah pulang?”, halhal dari subjek yang ibu subjek rasakan berbeda ketika sebelum bercerai dan sesudah bercerai adalah berkaitan dengan emosi subjek, setelah ayah dan ibunya bercerai, subjek menjadi anak yang lebih rewel, mudah menangis, mudah marah dan susah untuk diajak berdiskusi sehingga subjek sering bertingkah sesuai keinginannya. Tetapi saat ini subjek sudah mengerti dan terbiasa dengan ketidakhadiran sosok ayah dalam keluarganya.
D. Waktu dan Prosedur Pengambilan Data No
Waktu
Tempat& 16
1.
15 & 16 Desember
Pringwulung, Selokan Mataram.
2015
Yogyakarta
17 Desember 2015
Laboratorium Psikologi, Fakultas
Pelaksanaan
Psikologi.
CAT
2.
Universitas
Kegiatan
Sanata
Wawancara
Tes
Dharma Yogyakarta
E. Observasi Selama Pengetesan Subjek tiba di Laboratorium Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma sekitar pukul 12.30 WIB. Saat itu subjek mengenakan kaos berkerah dan celana jeans pendek. Ketika datang wajah subjek tampak ceria, dan subjek bercerita bahwa sebelumnya ia sudah makan agar tidak merasa lapar saat berkegiatan. Saat masuk ke dalam ruang pengetesan, subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
langsung memilih sendiri kursi yang akan ia pakai saat berkegiatan. Subjek pun duduk di kursi tersebut sambil tersenyum dan menepuk pipi dengan tangannya. Setelah dirasa cukup siap, pengetesan pun di mulai, subjek tampak antusias dan sangat siap hal ini terlihat dari cara duduk subjek yang tegap dan kepala condong kearah meja. Ketika diminta menceritakan kartu pertama, yaitu kartu 2 subjek mengamati gambar dengan seksama lalu mulai bercerita, subjek bercerita sambil sesekali tersenyum kearah tester, kemudian subjek berhenti sejenak, wajahnya tampak bingung dan tangannya berada di atas kepala dan sesekali menutup mulutnya dengan tangan, setelah itu subjek kembali bercerita. Pada saat menceritakan kartu yang kedua, yaitu kartu 3, subjek tampak lebih lancer bercerita dibandingkan pada saat subjek bercerita di kartu sebelumnya. Selanjutnya, pada kartu terakhir, yaitu kartu 9. Ketika diperlihatkan gambar, subjek tertawa kemdian mulai bercerita, saat menceritakan kartu ini, subjek memangku kepala dengan tangannya dari awal sampai akhir. Kegiatan berakhir sekitar pukul 13.05 WIB. Ketika ditanya mengenai kesan selama kegiatan, subjek hanya tersenyum dan mengatakan bahwa subjek merasa bingung.
F. Hasil Tes Kartu 2 Mmmm ….orang, orang lagi tarik tambang mmmm….(terus?) terus eee….ee….apa ya? Sebelumnya ngapain ya? Mmm……mereka main. Hehe eee….. (lalu bagaimana?) ini menang, terus yang sendiri kalah. Ini anak, ibu, ayah. (yang kalah yang mana?) yang ayah, dia kalah soalnya sendiri. Terus yang ini menang karena berdua. Mmmm….(lalu perasaan mereka gimana?) senang, anaknya juga senang tapi perasaan ayahnya nggak senang soalnya kalah. (lalu?) mmmm…..eee….bermusuh (bermusuhan?) iya. Ayah sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
ibunya bermusuhan, anaknya juga. Akhirnya bertengkar, terus berdamai terus kembali. Hero
: Anak kecil
Usia
: 8 tahun
Sumber cerita : Imajinasi
Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Mmmm ….orang, orang lagi
Seorang
tarik
bermain
tambang
anak
Tema Diagnostik
sedang
-
Kebutuhan
untuk
bermain
mmmm….(terus?) terus apa
(n.
Playmirth)
ya? Sebelumnya ngapain ya? Mm..mereka main. ini
menang,
terus
yang
Seorang
anak
yang
membantu
ayah.
yang
mereka menang sedangkan
mana?) yang ayah, dia kalah
ayah kalah karena tidak ada
melawan
soalnya sendiri. Terus yang
yang membantu.
(n.Aggresion)
kalah
dan
Identitas
sendiri kalah. Ini anak, ibu, (yang
ibunya
-
figure pemelihara -
-
ini menang karena berdua.
dengan
Kebutuhan
untuk
Pandangan terhadap figure otoritas yang tidak berdaya
senang, anaknya juga senang
Seorang anak dan ibu yang
tapi perasaan ayahnya nggak
merasa
senang soalnya kalah.
pemenang dan seorang ayah
senang
-
menjadi
dengan
figure pemelihara -
yang merasa sedih akibat
Kebutuhan berprestasi
-
kalah.
Identitas
Pandangan terhadap figure otoritas yang
Ayah
sama
ibunya
bermusuhan, anaknya juga.
Seorang ibu dan anak yang memiliki
konflik
-
dengan
Pandangan
tentang
konflik keluarga
seorang ayah. Akhirnya bertengkar, terus
Orang tua yang berdamai
-
Harapan agar orang tua berdamai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
berdamai terus kembali.
setelah bertengkar.
-
Kebutuhan akan rasa aman
Catatan Klinis : Berdasarkan cerita subjek pada kartu 2, subjek menceritakan tentang perselisihan yang terjadi pada orang tua yaitu ayah dan ibu. Dari cerita yang subjek ceritakan dapat diketahui bahwa subjek memiliki pandangan bahwa keluarganya adalah sebuah keluarga yang memiliki konflik antar anggotanya, dalam latar belakang dijelaskan bahwa sejak bercerai relasi antara ibu dan ayah subjek memburuk. Subjek memiliki identitas yang lekat terhadap figure pemelihara yaitu ibu, disisi lain, subjek memiliki pandangan bahwa figure otoritas yaitu ayah merupakan sosok yang tidak berdaya.
Subjek juga
memiliki kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman, sehingga subjek memiliki harapan agar kedua orang tuanya dapat berdamai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Kartu 3 Ini ayah, ini anak. Anaknya didiemin sama ayahnya. Mmmmm (kenapa kok didiemin?) eee….soalnya sebelumnya mereka bertengkar (kenapa kok bertengkar?) mmm…..apa ya? (perasaan anaknya gimana?) nggak senang soalnya di diemin (terus perasaan ayahnya?) senang (kenapa?) karena anaknya didiemin. Mmm…… rumah tangga berantem (siapa yang berantem?) ayahnya sama ibunya jadi anaknya didiemin. Akhirnya mereka berantem, musuhan ayahnya. Hero
: Anak kecil
Usia
: 9 tahun
Sumber cerita : pengalaman Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Anaknya didiemin sama
Seorang anak yang sedang
ayahnya.
berselisih dengan ayah
Mmmmm
Tema Diagnostik -
Pandangan
terhadap
figure otoritas yang tidak peduli
(kenapa kok didiemin?) eee….soalnya sebelumnya mereka bertengkar (perasaan
anaknya
Seorang anak yang merasa
gimana?) nggak senang
sedih
soalnya di diemin (terus
diperhatikan oleh ayahnya
perasaan
karena
-
tidak
untuk
mendapatkan
kasih
sayang -
ayahnya?)
Kebutuhan
Pandangan
terhadap
senang (kenapa?) karena
figure otoritas yang
anaknya didiemin.
tidak peduli.
rumah tangga berantem
Jika orang tua memiliki suatu
-
(siapa yang berantem?)
masalah maka anak akan
konflik
ayahnya sama ibunya jadi
terkena
keluarga
anaknya didiemin.
permasalahan tersebut.
dampak -
Pandangan
terhadap dalam
Kebutuhan akan rasa aman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Akhirnya
mereka
berantem,
musuhan
ayahnya.
Sebuah
keluarga
memiliki
konflik
yang
-
dengan
ayah
Kebutuhan akan rasa aman
-
Proyeksi (MPD)
Catatan Klinis : Pada kartu ini, subjek bercerita tentang perselisihan yang terjadi dengan orang tua yaitu ayah dan ibu sehingga subjek merasa tidak diperhatikan oleh ayah. Berdasarkan cerita subjek pada kartu ini, subjek memiliki pandangan bahwa figure otoritas merupakan seseorang yang tidak peduli. Hal ini sesuai dengan latar belakang subjek yang mengatakan bahwa subjek memandang ayahnya sebagai sosok yang tidak peduli dengan anak dan keluarganya. Selain itu subjek memiliki kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang dan rasa aman dari orang tua nya, terutama sosok ayah karena dalam cerita pada kartu 3 subjek menceritakan mengenai seorang anak yang diabaikan oleh ayahnya. Cerita tersebut merupakan proyeksi dari diri subjek,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Kartu 9 Anaknya lagi tidur, nggak ditemenin (sama siapa?) orang tuanya. Merasa kesepian (lalu?) sebelumnya bertengkar (siapa yang bertengkar?) ayahnya sama anaknya sama ibunya. Terus anaknya tidur tapi sedih, soalnya nggak ditemenin. Ini anaknya diam soalnya nggak ada orang yang ngajak ngomong (lalu?) anaknya nangis (setelah itu?) sedih soalnya tetep sendiri, orang tuanya nggak nemenin soalnya masih berantem. Akhirnya anaknya tidur. Hero
: Anak kecil
Usia
: 9 tahun
Sumber cerita : pengalaman Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Anaknya lagi tidur, nggak
Seorang anak yang merasa
-
Kebutuhan rasa aman
ditemenin
kesepian
-
Ketakutan
orang tuanya.
Merasa kesepian
karena
Tema Diagnostik
tidak
akan
kesendirian
ditemani oleh orang tua
(loneliness) sebelumnya
bertengkar
(siapa yang bertengkar?) ayahnya
sama
Keluarga
yang
memiliki
-
akan
hubungan orang tua
konflik antar anggotanya
anaknya
Kecemasan
-
Kebutuhan akan rasa aman
sama ibunya.
Terus anaknya tidur tapi
Seorang anak yang merasa
-
Perasaan kesepian
sedih,
sedih karena tidak ditemani
-
Kecemasan
soalnya
nggak
ditemenin.
ditinggalkan
ketika ia beristirahat. -
Kebutuhan akan rasa aman
anaknya
nangis
(setelah
Seorang anak menangis dan
itu?) sedih soalnya tetep
merasa sedih karena orang
sendiri, orang tuanya nggak
tua bertengkar dan tidak
-
Kebutuhan beristirahat
-
Kebutuhan akan rasa aman
-
Kecemasan
terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
nemenin
soalnya
masih
hubungan orang tua
menemaninya. -
berantem Seorang
Akhirnya anaknya tidur.
anak
beristirahat
Catatan Klinis
yang
-
Kebutuhan
untuk
beristirahat
:
Berdasarkan cerita subjek pada kartu 9 diketahui bahwa subjek memiliki rasa kesepian dan ketakutan bila dirinya ditinggalkan sendiri oleh orang tuanya, Hal ini terlihat dari latar belakang subjek yang selalu membutuhkan sosok ibu ketika subjek melakukan suatu kegiatan. Rasa ketakutan tersebut membuat subjek memiliki kecemasan bila ditinggalkan oleh orang tua dan subjek merasa cemas terhadap hubungan kedua orang tuanya. Kebutuhan yang paling menonjol bila dilihat dari cerita subjek pada kartu 9 adalah kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman, dalam konteks ini adalah kebutuhan mendapat rasa aman dari orang tua, selain itu subjek juga memiliki kebutuhan untuk beristirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Variable Tema Utama
Kartu 2 Seorang anak yang berada ditengah konflik orang tua dan memiliki harapan agar orang tua berdamai
Kartu 3 Seorang anak yang tidak diperhatikan oleh ayahnya karena konflik yang terjadi dalam keluarga
Hero Utama
Age : 8 tahun Sex : laki-laki Pekerjaan : Minat : membantu ibu Sifat : Kemapuan : Adekuasi : Citra tubuh :
Kebutuhan Utama Hero
Behavioral need : kebutuhan bermain, kebutuhan rasa aman Figure yang dilibatkan : ayah dan ibu Kebutuhan akan : kasih sayang dan rasa aman Figure yang dihilangkan :Kebutuhan akan : -
Age : 9 tahun Sex : laki-laki Pekerjaan : Minat : Sifat :Kemampuan : Adekuasi : Citra tubuh : ingin diperhatikan Behavioral need : kebutuhan kasih sayang, kebutuhan rasa aman Figure yang dilibatkan : ayah Kebutuhan akan : otoritas, rasa aman Figure yang dihilangkan :Kebutuhan akan : -
Konsepsi lingkungan Significant other
Konflikkonflik yang menonjol Asal kecemasan MPD Super Ego Adekuasi Ego
Dunia yang penuh persaingan Figure orang tua : ayah dan ibu Dilihat sebagai : figure yang berkonflik Reaksi subjek : sedih Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang dan rasa aman vs konflik orang tua Kurang/tidak dicintai
Dunia yang penuh konflik dan ketidakpedulian Figure orang tua : ayah Dilihat sebagai : figure yang tidak peduli Reaksi subjek : sedih
Proyeksi Terhambat Akhir cerita : bahagia Pemecahan masalah : adekuat Proses berpikir : runtut, stereotip, tepat, logis, lengkap
Proyeksi Terhambat Akhir cerita : tidak bahagia Pemecahan masalah : tidak adekuat Proses berpikir : runtut, strereotip, tepat, logis,
Kebutuhan untuk diperhatikan vs ketidakpedulian dan ketidakhadiran ayah Kurang/ tidak dicintai
Kartu 9 Seorang anak memiliki keinginan untuk ditemani orang tuanya ketika ia beristirahat namun orang tua tidak menemani karena sedang berkonflik Age : 9 tahun Sex : laki-laki Pekerjaan : Minat : ingin ditemani Sifat :Kemampuan : Adekuasi : Citra tubuh : Behavioral need : kebutuhan rasa aman, kasih sayang Figure yang dilibatkan : orang tua Kebutuhan akan : kasih sayang dan rasa aman Figure yang dihilangkan : Kebutuhan akan : Dunia yang sepi dan penuh konflik Figure orang tua : ayah dan ibu Dilihat sebagai : figure yang meninggalkan Reaksi subjek : menangis Kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman vs konflik orang tua Ditinggalkan Proyeksi Terhambat Akhir cerita : tidak bahagia Pemecahan masalah : tidak adekuat Proses berpikir : runtut, stereotip, tepat, logis, lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
G. Kesimpulan Berdasarkan hasil tes, tema-tema yang sering muncul dalam cerita subjek adalah tema mengenai sebuah keluarga yang memiliki konflik. Pada kartu 2 cerita yang muncul adalah cerita tentang seorang anak yang tengah berada diantara konflik orang tua, namun memiliki suatu harapan agar orang tua dapat berdamai, selanjutnya adalah tema tentang seorang anak yang tidak mendapatkan perhatian dari figure ototritas karena adanya konflik yang terjadi dalam keluarga, kemudian adalah tema tentang seorang anak yang memiliki kebutuhan untuk beristirahat dan mendapatkan perlindungan, namun hal tersebut tidak didapatkan karena adanya konflik dalam keluarga. Tema cerita subjek sesuai dengan kondisi subjek yang merupakan seorang anak yang orang tuanya bercerai. Berdasarkan penuturan ibu subjek dalam latar belakang, mengatakan bahwa hubungan ibu dan ayah subjek telah memburuk sebelum terjadinya perceraian, sehingga setelah bercerai masing-masing pihak tidak mengetahui kabar satu sama lain, dan ibu subjek berfokus pada kehidupannya dengan anak-anaknya. Subjek sendiri sudah hampir 5 tahun hidup tanpa figure laki-laki dewasa. Tokoh utama yang sering diceritakan oleh subjek adalah seorang anak laki-laki berusia 8 dan 9 tahun memiliki minat membantu ibu dan ingin ditemani. Kebutuhan-kebutuhan yang ada pada diri subjek berdasarkan hasil tes proyektif adalah kebutuhan untuk bermain, kebutuhan mendapatkan kasih sayang, kebutuhan rasa aman, dan kebutuhan untuk mendapat pertolongan. Namun, kebutuhan yang paling menonjol adalah kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang. Adanya kebutuhankebutuhan tersebut di dukung oleh cerita subjek dalam latar belakang dimana subjek mengalami peristiwa perceraian orang tua pada saat subjek berusia 2 tahun, ia berpisah dengan ayahnya dan tinggal bersama ibu dan kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
kakaknya. Subjek tidak merasakan kasih sayang dari figure seorang ayah sejak orang tua subjek bercerai, disisi lain, ibu subjek juga memiliki kesibukan untuk memenuhi kehidupan keluarga, subjek seringkali berprilaku tantrum untuk menarik perhatian ibu dan kakak-kakaknya. Dalam melihat lingkungan sekitarnya, subjek cenderung melihat lingkungan sebagai lingkungan yang penuh persaingan, lingkungan yang penuh konflik dan ketidakpedulian. Figure atau objek lain yang dilihat oleh subjek adalah figure ayah dan ibu yang subjek lihat sebagai figure yang selalu berkonflik dan meninggalkan subjek. Subjek melihat figure ayah sebagai figure yang tidak peduli. Reaksi subjek dalam memandang figure orang tuanya adalah sedih. Pandangan subjek terhadap orang tuanya tidak terlepas dari pengalaman-pengalaman yang subjek miliki dengan figure orang tuanya. Berkaitan dengan keadaan dalam diri subjek, konflik yang muncul dalam cerita subjek antara lain adalah keinginan untuk mendapatkan rasa aman dan kasih sayang dari kedua orang tua, namun hal tersebut tidak didapatkan subjek karena konflik yang dialami oleh orang tua subjek, kemudian konflik mengenai adanya kebutuhan untuk mendapatkan perhatian dari figure ayah, namun hal tersebut dihalangi oleh ketidakpedulian dan ketidakhadiran ayah dalam kehidupan subjek. Selain itu, terdapat konflik adanya kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman, namun adanya konflik orang tua. Konflik-konflik yang muncul sangat jelas terlihat dalam latar belakang subjek Selain adanya konflik dalam diri subjek, subjek juga merasakan kecemasan yang berasal dari perasaan kurang atau tidak dicintai dan perasaan ditinggalkan oleh orang tua. Asal kecemasan subjek dari perasaan kurang atau tidak dicintai terlihat pada cerita subjek pada kartu 2 dan 3 dimana subjek menceritakan tentang seorang anak yang orang tuanya mengalami konflik, dan seorang anak yang ingin diperhatikan oleh ayah tetapi tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
mendapatkannya karena konflik yang dialami oleh orang tua subjek. Sedangkan kecemasan yang berasal dari perasaan ditinggalkan tampak pada kartu 9 yang menceritakan seorang anak yang ingin ditemani oleh orang tua namun tidak terpenuhi karena koflik yang terjadi pada kedua orang tua subjek. Untuk mereduksi kecemasan yang dirasakan, mekanisme pertahanan diri yang terdapat pada diri subjek adalah proyeksi. Hal ini dapat diartikan bahwa subjek cenderung melihat tokoh utama dalam cerita sebagai diri subjek sendiri sehingga subjek memasukkan pengalaman subjek kedalam isi cerita pada gambar. Subjek cenderung memiliki penyesuaian diri yang tidak adekuat. Hal ini terlihat dari kebanyakan cerita subjek yang cenderung pasif dalam menghadapi masalah yang ia alami. Subjek menyatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari ia terbiasa ditemani dan dibantu oleh orang-orang disekitarnya seperti ibu dan kakaknya. Selain itu, ketidakadekuatan subjek terlhat dari cerita subjek yang cenderung berakhir tidak bahagia dan tidak mampu menyelesaikan masalah yang dialami. Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa subjek memiliki intelegensi yang tergolong rata-rata. Hal ini didukung oleh proses berpikir subjek yang runtut, streotipe, logis, dan lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Subjek III A. Identitas Subjek Nama
:C
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tepat, tanggal Lahir : Yogyakarta, 17 Februari 2008 Usia
: 8 tahun
Urutan Kelahiran
: anak keempat dari 4 bersaudara
Agama
: Islam
B. Identitas Orang tua Keterangan Nama Usia Pendidikan Pekerjaan Status Pernikahan Agama
Orang tua Ayah B 49 Tahun SI Cerai Islam
Ibu L 48 Tahun SI Marketing Cerai Islam
C. Latar Belakang Subjek merupakan anak keempat dari 4 bersaudara. Subjek memiliki dua kakak perempuan dan satu kakak laki-laki. Saat ini subjek duduk di kelas 3 SD Kartirejo, Sleman. Subjek memandang dirinya adalah anak yang baik dan suka menolong, hal ini subjek ungkapkan karena dirinya sering membantu ibu ketika dirumah, dan subjek kerap menemani ibunya bekerja. Selain itu, subjek menganggap dirinya memiliki sifat yang kurang baik seperti ceroboh dan mudah menangis. Sikap ceroboh subjek yaitu seperti subjek mudah lupa menaruh barang-barang yang telah ia ambil untuk dikembalikan ketemoat semula sehingga keadaan menjadi berantakan. Hal tersebut dibenarkan oleh ibu subjek, yang mengatakan bahwa subjek adalah anak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
kurang penurut dan bertindak sesuka hati subjek sendiri. Subjek sering menangis ketika dirinya merasa terganggu oleh kakak-kakak nya, menurut subjek kakak-kakaknya suka menganggu dirinya, terlebih kakak laki-lakinya. Subjek memandang keluarga adalah tempat yang baik untuk dirinya. Saat ini subjek tinggal bersama ibu dan ketiga kakaknya. Ayah dan ibu subjek sudah lama bercerai sejak subjek berusia 1 tahun. Subjek memandang ibunya adalah orang yang baik, lembut, dan suka mengajak anak-anaknya jalan-jalan ketika ada waktu luang dan ketika ada anggota keluarga yang sedang berulang tahun, sehari-hari ibu subjek bekerja sebagai agen kacamata, subjek kerap menemani ibunya pergi ke rumah-rumah pelanggan yang membeli kacamata milik ibu subjek. Tetapi subjek juga menganggap ibunya kerap memarahi dirinya, terlebih ketika subjek tidak mau belajar. Subjek mengaku bahwa ia sangat sayang pada ibunya. Disisi lain, subjek memandang ayahnya adalah orang yang jahat karena tidak pernah mengurus anak-anaknya dan orang tidak peduli dengan keluarganya. Subjek mengaku tidak terlalu sering bertemu dengan ayahnya, ayah subjek hanya datang sesekali untuk meminta uang pada ibu subjek. Subjek mengaku dirinya dilarang untuk bertemu ayahnya oleh ibu subjek, hal tersebut dikarenakan ayah subjek ingin membawa subjek pergi ke Purwokerto (rumah nenek dan kakek subjek). Selain relasi subjek dengan ayah dan ibunya, subjek juga memiliki relasi yang dekat dengan ketiga kakaknya. Subjek merasa dirinya lebih dekat dengan kakak kedua, dibanding dengan kakak pertama dan ketiga. Subjek merasa kakak keduanya lebih perhatian terhadap dirinya, hal tersebut terlihat dari sikap kakak subjek yang sering membawakan makanan untuk subjek ketika ia pulang dari sekolah. Selain itu, ia juga sering membantu subjek ketika subjek mengalami kesusahan ketika belajar dan melakukan kegiatan sehari-hari. Selain itu, menurut kakak pertama subjek kurang memperhatikan subjek karena kakak pertama subjek disibukkan oleh kegiatan kuliah dan bekerja untuk membantu ibu subjek. Subjek sering merasa kesal dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
kakak ketiganya, kakak ketiga subjek sering menanggu subjek dan sering membuat subjek menangis. Subjek menganggap kakak ketiganya adalah anak yang nakal. Relasi subjek dengan teman-teman sekolahnya dapat dikatakan dekat, subjek mengatakan bahwa teman-teman perempuannya adalah teman-teman yang baik dan suka menemani subjek. Namun, subjek memandang teman lakilaki adalah teman yang jahat, licik dan tidak bisa menjadi panutan bagi temanteman yang lain, subjek bercerita bahwa ketika di sekolah, teman laki-laki subjek banyak yang nakal dan sering membuat teman yang lain menangis sehingga subjek tidak terlalu suka dengan teman-temannya yang berjenis kelamin laki-laki. Dalam hal akademik, subjek merasa kesulitan mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh gurunya, menurut subjek pelajaran yang ia rasa berat adalah Bahasa Jawa. Ibu subjek mengatakan bahwa subjek sangat susah bila diminta untuk belajar ataupun mengerjakan tugas. Subjek selalu mencari alasan ketika ibunya meminta subjek belajar, seperti menangis atau mengeluh sudah merasa ngantuk. Ibu subjek mengatakan bahwa dirinya sering diminta datang ke sekolah bertemu dengan wali kelas subjek karena prestasi akademik subjek yang terus menurun dan hampir tidak naik kelas. Untuk mengatasi hal tersebut, ibu subjek memberikan les di luar jam sekolah subjek. Menanggapi hal demikian, ibu subjek menyadari bahwa dirinya tidak dapat sepenuhnya memantau perkembangan anak-anaknya karena kesibukan pekerjaan yang harus ia jalani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam waktu dekat ini, ibu subjek berencana membuka warung makan di depan rumahnya untuk menambah pendapatan keluarga. Kondisi keluarga subjek saat ini dapat dikatakan sudah lebih baik menurut ibu subjek, terlebih secara ekonomi, saat ini ibu subjek dan keempat anaknya sudah menempati rumah sendiri. Sebelumnya mereka tinggal di rumah kontrakan. Kedua kakak subjek yang sudah beranjak dewasa kian dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
membantu ibu subjek dalam hal mengurus rumah, sebagai tempat berkeluh kesah ibu subjek, karena mereka sudah mulai mengerti kondisi keluarganya. Menurut ibu subjek, subjek sudah mulai memahami kondisi keluarganya, tidak adanya kehadiran sosok ayah dirumah membuat subjek mengerti bahwa ia hanya tinggal bersama ibunya. Pada saat subjek mulai bersekolah hingga ia duduk di kelas 1 SD, subjek sering menanyakan tetang ayahnya yang tidak pernah tinggal satu rumah dengan mereka. Subjek mengaku sering merasa iri pada teman-teman subjek yang sering di jemput oleh ayahnya ketika pulang sekolah, jalan-jalan dengan ayah, dan dibantu mengerjakan PR oleh ayahnya. Hal tersebut sering subek tanyakan kepada ibunya, terkadang subjek marah dan meminta ibu subjek untuk mencari ayahnya agar ia dapat seperti temanteman lainnya. Bagi ibu subjek, menjelaskan tentang perceraian yang terjadi dalam rumah tangganya merupakan hal yang tidak mudah ia lakukan. Ibu subjek berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan anak-anaknya baik secara fisik dan psikologis, tetapi ibu subjek mengaku hal tersebut susah dilakukan karena ia terlalu sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga ketika ia tiba dirumah, waktu yang ada ia gunakan untuk beristirahat.
D. Waktu dan Prosedur Pengambilan Data No
1.
Waktu
13 Januari 2016
Tempat
Babadan,
Jalan
Raya
Kegiatan
Tajem,
Wawancara
Laboratorium Psikologi, Fakultas
Pelaksanaan
Psikologi.
CAT
Yogyakarta 2.
15 Januari 2016
Universitas
Dharma Yogyakarta
Sanata
Tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
E. Observasi selama pengetesan Subjek tiba diruang pengetesan pada pukul 13.00 WIB. Saat itu subjek mengenakan celana jeans dan mengenakan jaket berwarna kuning. Raut wajah subjek siang itu tampak senang dan bersemangat. Ketika masuk dalam ruangan, subjek memilih sendiri kursi yang akan ia pakai selama kegiatan. Subjek tersenyum sambil melihat sekitar ruangan sambil menggerakkan kakinya. Setelah dirasa siap, kegiatan pun di mulai. Ketika tester menunjukkan kartu pertama, subjek tampak terdiam dan tersenyum beberapa saat kemudian subjek mulai bercerita, awalya subjek tampak ragu menceritakan gambar pada kartu pertama, beberapa kali subjek berhenti di tengah ia sedang bercerita. Subjek beberapa kali menggaruk-garuk kepalanya sambil tersenyum. Setelah selesai bercerita di kartu pertama, subjek meminta tester untuk langsung memberikan gambar selanjutnya, ketika gambar selanjutnya di berikan, subjek mengamati gambar cukup lama kemudian bertanya “ini ayah?” dan tester menjawab “menurut Rani siapa?” subjek pun terdiam dan berkata “aku nggak punya ayah, ini paman aja” tester pun menanggapi jawaban subjek dengan tersenyum. Tidak lama kemudian, subjek mulai bercerita, ketika bercerita subjek beberapa kali mengetuk meja dengan menggunakan tangannya, namun subjek bercerita dengan cukup lancar. Selesai bercerita pada kartu kedua subjek meminta waktu untuk beristirahat. Subjek
memakai
waktu
istirahat
tersebut
untuk
bercerita
tentang
pengalamannya di sekolah hari itu. Istrahat berlangsung sekitar 5 sampai 10 menit, kemudian subjek meminta tester untuk melanjutkan kegiatan. Pada saat bercerita tentang kartu yang terakhir, subjek tampak lebih lancar dibandung dengan dua kartu sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Kegiatan berakhir sekitar pukul 14.05 WIB. Subjek tampak tersenyum ketika kegiatan sudah diakhiri, subjek mengatakan bahwa dirinya bingung harus membuat cerita apa.
F. Hasil Tes Kartu 2 Bermain Tarik tambang (siapa yang bermain?) ini…ini …ini namanya nggak tau. Em……(bermain Tarik tambangnya dimana?) disungai. Ini rani, kak Dara sama Nizar. Rani bantuin kak Dara. Em…….(sebelum mereka main, mereka ngapain?) makan siang. ( perasaan mereka gimana?) seneng, kak Dara sama Rani. Mmmm…..(kenapa mereka seneng?) Mmmmm nggak tau. (perasaan kak Nizam gimana?) nggak mau kalah, soalnya menang yang sini. Menang kak Dara sama Rani…mmm ini menang karena yang ini dua orang, ini satu orang. Ini badannya besar, yang ini kurus (terus?) sudah. (Terus, akhir ceritanya gimana?) ini, kak Nizar sedih juga kecewa. Sudah Hero
: Anak perempuan
Usia
: 7 tahun
Sumber cerita : Imajinasi Tema Deskriptif Bermain
Tema Interpretif
Tema Diagnostik
Tarik tambang
Beberapa anak sedang bermain,
-
Kebutuhan
disungai. Ini rani, kak Dara
terdapat seorang adik yang
bermain
sama Nizar. Rani bantuin
membantu sang kakak
Playmirth)
untuk (n.
kak Dara. seneng, kak Dara sama
Seorang kakak dan adik yang
Rani.
kak
merasa senang karena dapat
saudara
Nizam gimana?) nggak
bekerja sama, sedangkan kakak
rivalry)
mau kalah soalnya menang
yang
(Perasaan
lainnya
tidak
mau
-
Persaingan
antar (sibling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
yang sini.
tersaingi
Menang kak Dara sama
Dalam
Rani…mmm ini menang
seorang yang inferior kalah
berprestasi
karena yang ini dua orang,
dengan seorang yang superior
Achievement)
ini
satu
orang.
sebuah
permainan,
-
Ini
-
Kebutuhan (n.
Kebutuhan
badannya besar, yang ini
mendapat
kurus
pertolongan (n.Succoronce)
kak
Nizar
sedih
juga
kecewa.
Seorang anak yang bersedih
-
Perasaan kecewa
karena
-
Kebutuhan
kalah
dalam
suatu
untuk
diperhatikan
pertandingan.
(n.Succuronce)
Catatatn Klinis
:
Berdasarkan cerita subjek pada katu 2, terlihat bahwa subjek memiliki kebutuhan untuk bermain, subjek merupakan anak yang senang bermain, terlebih dengan teman-temannya. Dalam latar belakang menyebutkan bahwa subjek memiliki cukup banyak teman. Selain itu, subjek juga memiliki kebutuhan untuk mendapat perhatian dari orang-orang disekitarnya, kebutuhan tersebut dapat juga didukung oleh adanya kebutuhan untuk berprestasi yang dimiliki subjek, dalam berprestasi, subjek memerlukan dukungan terutama dari lingkungan keluarga subjek, dalam latar belakang diketahui bahwa subjek memiliki masalah dalam prestasinya yang menurun. Selain kebutuhan-kebutuhan tersebut, faktor persaingan natar saudara juga penting
dalam
mempengaruhi
tindakan
dan
perilaku
subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Kartu 3 Ini siapa ? (kira-kira menurut Rani itu siapa?) Mmmmm…ini Om, duduk dikursi, nggak tau (ngapain om nya duduk di kursi?) mm…foto. Ini adik sepupu. Ini mereka lagi foto keluarga, sebelumnya mereka lagi istirahat soalnya
om
nya
baru
pulang
kerja
(mmm…yaa..terus?)
Mmmmm…(perasaan om nya gimana?) seneng, bisa foto, perasaan adiknya juga sama. (terus akhirnya gimana?) mm….mereka sama-sama jalan-jalan (abis itu?) udah. Hero
: Anak kecil
Usia
: 8 tahun
Sumber cerita : Imajinasi Tema Deskriptif
Tema Interpretif anak
dan
Tema Diagnostik
ini Om, duduk dikursi. Ini
Seorang
adik sepupu. Ini mereka lagi
dewasa sedang melakukan
bersama
foto keluarga,
suatu
orang
kegiatan
pria
-
bersama
mereka
lagi
Seorang
untuk dengan
lain
(n.
Affiliation)
keluarga sebelumnya
Kebutuhan
yang
istirahat soalnya om nya
beristirahat
baru pulang kerja
melakukan aktivitas
seneng, bisa foto, perasaan
Perasaan
adiknya juga sama.
melakukan
sedang
-
setelah
sedang
bersama-sama
dapat
Kebutuhan beristirahat
-
kegiatan
Kebutuhan
kasih
sayang -
Harapan agar dapat berkumpul
dengan
keluarga
Catatan Klinis
:
Berdasarkan cerita subjek pada kartu 3, subjek memiliki kebutuhan untuk melakukan aktivitas atau berkumpul dengan orang lain. Hal ini berkaitan dengan adanya kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang yang dimiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
subjek. kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh adanya harapan subjek agar dapat berkumpul bersama keluarga. Kartu 9 Tidur dikamar (siapa yang tidur dikamar?) Rani aja (terus?) merasa kesepian, ketakutan dan keluar (kenapa kok merasa seperti itu?) soalnya mati lampu jadi nggak bisa tidur (lalu?) dia ketakutan soalnya ada coro, ada tikus. Sebelumnya dia liat tv kan, minum susu, terus tidur (terus gimana?) dia sendirian (kenapa kok sendirian?) bapaknya udah pisah dari bayi, ibunya kerja (terus?) terus dia lari. Udah Hero
: Anak kecil
Usia
: 8 tahun
Sumber cerita : Imajinasi Tema Deskriptif
Tema Interpretif merasa
Tema Diagnostik
Tidur dikamar (siapa yang
Seorang
anak
-
tidur dikamar?) Rani aja
kesepian
dan
(terus?) merasa kesepian,
ketika akan beristirahat
-
Kebutuhan beristirahat
soalnya mati lampu jadi
Suasana
membuat
-
Kebutuhan beristirahat
nggak bisa tidur
seorang anak tidak bisa
-
Kecemasan
ketakutan
Kebutuhan akan rasa aman
ketakutan. gelap
perasaan tidak aman
beristirahat dia ketakutan soalnya ada
Seorang anak merasa takut
coro, ada tikus
oleh hewan.
dia sendirian (kenapa kok
Seorang anak yang merasa
sendirian?) bapaknya udah
ketakutan
pisah dari bayi, ibunya
ditinggalkan oleh orang tua
kerja (terus?) terus dia lari. Udah
Catatan Klinis
:
&
-
Kebutuhan akan rasa aman
-
karena
Kebutuhan
kasih
sayang -
Kebutuhan akan rasa aman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Berdasarkan cerita subjek pada kartu 9, terlihat bahwa kebutuhan yang menonjol dalam diri subjek adalah kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman dan kasih sayang dari orang tua. Subjek juga merasa takut dan terancam ketika dirinya berada jauh dari orang tua, subjek merasa lingkungan sekitar menjadi tempat yang menakutkan bila dirinya tidak berada di dekat orang tua. Selain itu, subjek juga memiliki kebutuhan untuk beristirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Variable Tema Utama
Hero Utama
Kebutuhan Utama Hero
Konsepsi lingkungan Significant other
Konflikkonflik yang menonjol Asal kecemasan MPD Super Ego Adekuasi Ego
Kartu 2 Seorang anak yang sedang bermain dengan saudara kemudian ia menjadi pemenang dan mengalahkan saudaranya. Age : 7 tahun Sex : perempuan Pekerjaan : Minat : menjadi pemenang Sifat : Kemampuan : Adekuasi : v Citra tubuh : Behavioral need : kebutuhan untuk bermain, kebutuhan berprestasi, kebutuhan untuk mendapat perhatian Figure yang dilibatkan : kakak Kebutuhan akan : kasih sayang, perlindungan, persaingan Figure yang dihilangkan :Kebutuhan akan : Dunia penuh dengan persaingan Figure : sebaya Dilihat sebagai : figure yang membantu Reaksi subjek : senang
Kartu 3 Seorang anak yang merasa senang karena dapat melakukan kegiatan bersama keluarga
Keinginan untuk unggul vs persaingan antar saudara Ancaman
Keinginan untuk berkumpul bersama keluarga Kurang/tidak dicintai
Proyeksi Segera Akhir cerita : bahagia Pemecahan masalah : adekuat Proses berpikir : runtut, stereotip, logis, lengkap
Denial, proyeksi Terhambat Akhir cerita : bahagia Pemecahan masalah : adekuat Proses berpikir : runtut, stereotip, tepat, aneh,
Age : 8 tahun Sex : perempuan Pekerjaan : Minat : berkumpul dengan keluarga Sifat : Kemampuan : Adekuasi : v Citra tubuh : Behavioral need : kebutuhan untuk berkumpul bersama orang lain, kebutuhan beristirahat, kebutuhan mendapat kasih sayang Figure yang dilibatkan : paman Kebutuhan akan : otoritas, perhatian Figure yang dihilangkan :Kebutuhan akan : Dunia yang menyenangkan Figure orang tua : paman Dilihat sebagai : figure yang hangat Reaksi subjek : senang
Kartu 9 Seorang anak yang merasa kesepian dan ketakutan ketika ia hendak beristirahat karena ditinggalkan orang tua Age : 8 tahun Sex : perempuan Pekerjaan :Minat : ingin ditemani Sifat : penakut Kemampuan : Adekuasi : v Citra tubuh :merasa kesepian Behavioral need : kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan beristirahat, kebutuhan kasih sayang Figure yang dilibatkan : ayah dan ibu Kebutuhan akan : kasih sayang dan rasa aman Figure yang dihilangkan :Kebutuhan akan : -
Dunia yang menakutkan Figure orang tua : ayah dan ibu Dilihat sebagai : figure yang meninggalkan Reaksi subjek : sedih dan menangis Keinginan untuk mendapat perlindungan vs ditinggalkan oleh orang tua Kurang/tidak dicintai Ditinggalkan Proyeksi Terhambat Akhir cerita : tidak bahagia Pemecahan masalah : tidak adekuat Proses berpikir : runtut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
tidak lengkap
stereotip, tepat, logis, tidak lengkap
G. Kesimpulan Berdasarkan cerita subjek pada ketiga kartu, ditemukan bahwa tematema yang kerap muncul pada cerita subjek adalah tema tentang seorang anak yang menjadi pemenang setelah bersaing dengan saudaranya. Hal ini didukung oleh latar belakang subjek yang menyebutkan bahwa subjek kerap kali bertengkar dengan saudara laki-lakinya karena masalah kecil, dan subjek selalu dibela oleh ibunya. Kemudian adalah tema mengenai seorang anak yang merasa senang karena dapat melakukan kegiatan bersama keluarga. Subjek menyebutkan bahwa dirinya kerap kali berpergian dengan keluarga, terlebih ketika terdapat anggota keluarga yang berulang tahun, keluarga subjek akan berpergian hanya untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Selain itu, tema yang muncul adalah tentang seorang anak yang ditinggalkan oleh orang tua ketika ia hendak beristirahat. Keadaan keluarga subjek setelah terjadinya perceraian memang cukup mengguncang bagi seluruh keluarga subjek, subjek kurang mendapat perhatian dari figure ibu karena ibu subjek bekerja hingga malam hari untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sehngga subjek tidak memiliki banyak waktu untuk menghabiskan waktu bersama ibunya. Tokoh utama yang sering diceritakan subjek adalah seorang anak perempuan, berusia 7 dan 8 tahun, memiliki minat ingin menjadi pemenang, ingin ditemani, dan ingin berkumpul bersama keluarga, dan selalu merasa kesepian. Berkaitan dengan tokoh utama dalam cerita, kebutuhan subjek yang sering muncul adalah kebutuhan untuk bermain, kebutuhan berprestasi, kebutuhan untuk mendapat pertolongan, kebutuhan untuk berkupul bersama orang lain, kebutuhan rasa aman, dan kebutuhan kasih sayang. Namun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
diantara kebutuhan-kebutuhan tersebut, kebutuhan yang paling menonjol adalah kebutuhan aka kasih sayang dan rasa aman. Dalam melihat lingkungan sekitarnya, subjek cenderung melihat lingkungan sebagai lingkungan yang penuh persaingan. Hal ini terkait dengan relasi subjek dengan saudara-saudaranya, dimana dalam latar belakang tampak bahwa subjek kerap kali diganggu oleh kakak-kakaknya, dan subjek sering menangis bila dirinya diganggu oleh kakak-kakaknya. Selain itu, subjek melihat lingkungan sebagai tempat yang menyenangkan bila dirinya dapat berkumpul bersama keluarga. Disisi lain subjek juga memiliki pandangan bahwa lingkungan sebagai tempat yang menakutkan, berdasarkan cerita subjek yang menceritakan tentang seorang anak yang ditinggalkan oleh orang tua. Hal ini berkaitan dengan keadaan subjek yang mengalami peristiwa perceraian orang tua saat dirinya masih kecil. Figure atau objek lain yang dilihat oleh subjek adalah figure sebaya yaitu kakak yang dilihat subjek sebagai sosok yang membantu subjek ketika subjek mengalami kesulitan. Selain itu subjek melihat figure orang tua yaitu paman, sebagai sebagai figure yang hangat dan membuat subjek dapat berkumpul dengan keluarga, reaksi yang ditunjukkan subjek terhadap figure paman adalah senang. Kemudian subjek memandang figure orang tua yaitu ayah dan ibu sebagai figure yang meninggalkan subjek sehingga subjek merasa sedih dan menangis karena ditinggalkan oleh orang tua. Konflik-konflik yang menonjol dalam cerita subjek antara lain adalah keinginan dalam diri subjek untuk merasa unggul dan menang, namun bertentangan dengan adanya persaingan antara subjek dengan saudara subjek. Subjek mengatakan bahwa dirinya sering bertengkar dengan kakak lakilakinya hanya karena masalah kecil, kakak subjek senang mengganggu subjek ketika subjek sedang belajar atau sedang melakukan kegiatan yang subjek senangi. Terdapat pula konflik dalam diri subjek yaitu adanya keinginan untuk dapat berkumpul bersama keluarga, konflik lain yang dialami oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
subjek adalah adanya keinginan untuk mendapat perlindungan dari orang tua, namun ketidakhadiran orang tua membuat subjek tidak mendapatkan kebutuhan tersebut. Dalam latar belakang jelas terlihat bahwa subjek memiliki relasi yang sangat dekat dengan ibunya, semenjak orang tua subjek bercerai, sosok ibu sekaligus menjadi sosok seorang ayah bagi subjek. Ayah subjek meninggalkan keluarga sejak subjek berusia 1 tahun. Berkaitan dengan kecemasan yang dialami subjek, sebagian besar kecemasan subjek berasal dari perasaan kurang/tidak dicintai, ditinggalkan dan ancaman dari lingkungan. Kecemasan yang dialami oleh subjek dipengaruhi oleh kondisi lingkungan subjek, lebih dekat lagi adalah kondisi keluarga subjek. Latar belakang subjek yang berpisah dengan figure ayah sejak kecil, dan kini tinggal bersama ibu yang bekerja membuat subjek sering merasa kesepian, seperti penuturan subjek dalam latar belakang. Untuk mereduksi kecemasan yang dirasakan, mekanisme pertahanan diri yang digunakan oleh subjek ialah proyeksi. Hal ini terlihat berdasarkan cerita-cerita yang subjek ceritakan merupakan gambaran pengalaman dan perasaan subjek. Selain ini, subjek melakukan denial untuk menyangkal realitas. Dalam hal ini, pada cerita kartu 3 subjek menceritakan tentang seorang anak yang berkumpul dengan keluarga dan merasa senang. Hal tersebut bertolak belakang dengan keadaan subjek pada latar belakang yang mengatakan bahwa dirinya kerap merasa kesepian karena anggota keluarga sibuk dengan urusan pribadi masing-masing, hanya saat-saat tertentu subjek dapat berkumpul dengan keluarga. Subjek memiliki penyesuaian diri yang tidak adekuat. Hal ini terlihat dari cerita-cerita subjek yang cenderung meminta bantuan dan mudah menyerah. Subjek merupakan anak yang mudah menangis, bila dirinya diganggu oleh kakak-kakaknya subjek selalu menangis dan meminta bantuan dari ibunya, selain itu subjek cederung membutuhkan bantuan dalam hal akademik, karena subjek merasa kesulitan bila dirinya harus belajar sendirian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Sikap mudah menyerah subjek ditunjukkan dengan sifat subjek yang mudah menangis demi mendapatkan pertolongan, berhenti mencoba ketika dirinya belum mampu melakukan sesuatu. Dalam latar belakang, hal-hal tersebut diungkapkan oleh ibu subjek. Berdasarkan hasil tes diketahui bahwa subjek memiliki intelegensi yang tergolong rata-rata. Hal ini didukung kualitas cerita subjek yang runtut, stereotip, tepat, namun tidak lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Kesimpulan subjek penelitian Subjek I Pola Tema
Subjek II
Subjek III
cenderung
Subjek memiliki keinginan
Adanya keinginan untuk
adanya
untuk diperhatikan, merasa
merasa
pertolongan yang figure lain
aman dan penuh kasih dari
mendapatkan bantuan bila
berikan kepadanya, subjek
orang tuanya, konflik yang
subjek mengalami suatu
cenderung
terjadi
masalah.
Subjek mengharapkan
diam
dalam
pada
menghadapi masalah yang
membuat
ia alami. Selain itu subjek
mendapatkan
takut
tersebut
bila
dirinya
orang
subjek
tua tidak
kebutuhan
dan
Adanya keinginan untuk berkumpul
bersama
harapan
keluarga.
ditinggalkan sendiri, reaksi
agar orang tua berdamai.
perasaan
yang
Subjek cenderung memiliki
kesepian, bila kebutuhan
rasa kesepian. Jika keinginan
tidak terpenuhi subjek akan
subjek tidak terwujud, subjek
bersedih dan menangis.
subjek
tunjukkan
adalah menangis.
memiliki
unggul
cenderung
diam
Memiliki takut
dan
dan
menangis Kecemasan
Konflik
Perasaan tidak berdaya dan
Perasaan
ditinggalkan
dicintai, ditinggalkan
Kebutuhan untuk mendapat
Keinginan
untuk
Keinginan
untuk
pertolongan
mendapatkan perhatian, kasih
berkumpul
bersama
sayang
keluarga,
terdekat
dari
figure
karena
merasa
kurang/tidak
dan
terancam oleh lingkungan.
orang
Keinginan
didapatkan
untuk
tua,
karena
terancan,
kurang/tidak dicintai
perlindungan namun
Perasaan
tidak konflik
mampu
namun karena
tidak keadaan
keluarga yang terpisah.
mendapatkan rasa aman dan
yang terjadi pada orang tua.
Keinginan untuk mendapat
perhatian,
tidak
Keinginan untuk mendapat
perlindungan
karena
perhatian dari figure ayah,
sayang,
ketidakpedulian dan konflik
namun
merasa ditinggalkan oleh
yang terjadi pada orang tua.
karena ditinggalkan.
orang tua.
MPD
Proyeksi, represi
Proyeksi
Proyeksi, denial
Ego
Tidak
Tidak bahagia, realistic, tidak
Tidak bahagia, realistic,
tidak adekuat
adekuat
tidak adekuat
Terhambat
Terhambat
Terhambat
namun
mendapatkan
Super Ego
bahagia,
realistic,
tidak
didapatkan
dan
namun
kasih subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150