PENGUKURAN MOTIF BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT THEMATIC APPERCEPTION TEST (TAT) PADA MAHASISWA STMI JAKARTA Juhari Mas’udi, SMI, MM Program Studi Teknik Manajemen Industri, STMI Jakarta
[email protected]
ABSTRAK Mahasiswa sebagai bagian integral dari masyarakat adalah tanggung jawab seluruh Civitas Akademika untuk mewujudkan mahasiswa yang memiliki prestasi yang terbaik selama mengikuti kuliah di Perguruan Tinggi, khususnya mahasiswa STMI harus bisa mencapai prestasi tinggi yang nantinya dapat menyumbangkan keilmuannya kepada masyarakat pada umumnya dan masyarakat industri pada khususnya. Indikasi prestasi tersebut bisa dilihat dan diamati melalui motif-motif yang terdapat dalam dirinya sebagai makhluk social utamanya motif berprestasi. Selama ini kita belum mengetahui seberapa jauh motif berprestasi yang ada dalam diri mahasiwa Sekolah Tinggi Manajemen Industri. Melalui penelitian yang sangat sederhana ini akan didapatkan kadar motif berprestasi bagi mahasiswa semester I tahun 2013/2014 Sekolah Tinggi Manajemen Industri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata – rata mahasiswa di SekolahTinggi Manajemen Industri memiliki motif berprestasi sedang dengan nilai/skor 2,57 kebutuhan berprestasi atau need for achievement, disingkat nAch. Kata kunci : motif social, motif prestasi . I. PENDAHULUAN Sekolah Tinggi Manjemen Industri Jakarta adalah sebuah Lembaga Pendidikan dibawah kementerian Perindustrian RI yang memiliki visi dan misi menjadikan lembaga pendidikan yang maju didukung oleh mahasiswa yang berilmu dan berprestasi, dan mampu menciptakan lapangan kerja pagi para lulusannya. Oleh karenanya perlu didukung oleh salah satu aspeknya yaitu mahasiswa yang memiliki kualitas yang baik diantaranya memiliki motif prestasi yang tinggi. Saat ini secara jujur belum pernah diadakan penelitian mengenai motif sosial khususnya motif prestasi bagi mahasiswanya; apakah mahasiswanya memiliki motif prestasi yang tinggi, sedang atau rendah. Bila ingin mewujudkan visi dan misi tersebut, maka
STMI harus didukung oleh mahasiswanya dengan motif prestasi yang tinggi atau minimal sedang, dan tidak direkomendasikan oleh mahasiswa-mahsiswa yang memiliki motif prestasi rendah. Untuk mengangkat nama baik/citra STMI maka harus didukung dengan kualitas mahasiswanya dengan prestasi yang tinggi. Dengan didukung oleh mahasiswa – mahasiwa yang memiliki motif berprestasi tinggi, maka besar kemungkinan visi dan misi STMI dapat terwujud dan mampu mengangkat derajat serta nama baik /citra STMI pada khususnya dan kementerian perindustrian pada umumnya. Untuk mengetahui tinggi rendahnya motif mahasiswa STMI akan digunakan metode scoring Thematic Apperception Test (TAT)
yang diciptakan Henry Murray kemudian dikembangkan oleh D. C. Mc Clelland, dari Universitas Harvard, USA. Tujuan penelitian yang sangat sederhana ini adalah untuk mengetahui seberapa tinggi kadar prestasi mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Industri, sehingga hasilnya dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangkan Sekolah Tinggi Manajemen Industri mengambil kebijakan bagi kemajuan mahasiswa pada khususnya dan tentu kemajuan, dan citra Sekolah Tinggi Manjemen Industri pada umumnya.
Para ahli sepakat bahwa ciri orang yang memiliki motif berprestasi tinggi antara lain: 1. Lebih memilih resiko yang sedang dari pada resiko yang tinggi 2. Berorientasi ke depan dan dinamis 3. Adanya dorongan kuat, ulet dan tangguh untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang mempunyai kesukaran tertentu 4. Mempunyai keyakinan dalam menghadapi tugas yang berkaitan dengan prestasi 5. Tidak suka membuang-buang waktu 6. Banyak belajar dari pengalaman diri maupun orang lain 7. Bertanggung jawab secara pribadi.
2. LANDASAN TEORI
Untuk ciri motif social lainnya (motif bersahabat dan motif berkuasa) tidak di bahas dalam jurnal ini
Menurut Murray, 1938 yang dikutip sri Mulyani, 1984, dalam desertasinya mengenai Motif Sosial, bahwa penentu perilaku itu adalah kebutuhan atau “need”. Sementara Mc Clelland menggunakan istilah motif kadang kadang motivasi dalam arti yang sinonim, dan untuk menemukan motif yang mendasari suatu perilaku, cara yang terbaik adalah dengan menanalisa motif yang ada di dalam fantasi seseorang. Dan menurut pendapatnya semua motif didapat dari hasil belajar. (Mc Clelland, 1967, dalam Sri Mulayani, 1984). Kesimpulannya menurut Sri Mulyani, 1984 adalah: Motif itu adalah suatu k yang potensial dan laten, yang dibentuk oleh pengalamanpengalaman yang secara relative dapat bertahan, meskipun kemungkinan berubah masih ada, dan berfungsi menggerakkan serta mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu. Sedangkan motivasi adalah keadaan yang timbul dalam diri subjek (individupen.)akibat interaksi antara motif dan aspekaspek situasi yang diamati, yang relevan dengan motif tersebut serta mengaktifkan perilaku. Sementara motif social adalah motif yang mendasari aktivitas yang dilakukan individu dalam reaksinya terhadap orang lain. (Berkowiz, 1969, dalam Sri Mulyani, 1984). Yang termasuk motif social antara lain adalah motif berprestasi, motif berafiliasi, dan motif berkuasa.
3. DATA PENELITIAN Data yang akan dianalisis berasal dari hasil test yang berupa cerita khayal/imagenasi yang telah dituangkan dalam tulisan setelah responden diberi kesempatan melihat gambar selama 10 – 15 detik, kemudian diminta untuk menulis ceritera dalam waktu 5 menit setiap gambar, setelah selesai penulisan cerita 1, kemudian beralih ke cerita 2 dan seterusnya hingga selesai cerita ke 6, berdasarkan gambar yang telah dilihat tersebut. Pengamatan gambar dan Penulisan ceritera dilaksanakan satu persatu hingga selesai sebanyak 6 gambar. Dengan demikian akan terkumpul 30 (orang) x 6 = 180 ceritera khayal yang akan di nilai dengan metode scoring TAT.
4. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinggi rendahnya motif berprestasi mahasiswa STMI semester I tahun 2013/2014, dengan mengambil sampel sebanyak 30 orang. Dilaksanakan di Kampus STMI Jakarta, jalan Let. Jen Suprapto, No 26 Cempaka Putih, Jakarta Pusat dengan menggunakan instrument Thematic Apperception Test (TAT) yaitu 6 buah
gambar yang berbeda satu dengan yang lainnya. Untuk mengetahui seberapa tinggi rendahnya moti berprestasi individu dalam hal ini mahasiswa, digunakan apa yang sering dipakai oleh, Morgan, Murray dan Mc Clelland yaitu Thematic Apperception Test (TAT). TAT ini pada awalnya terdiri dari 19 gambar, kemudian disesuaikan menjadi 6 gambar, dan Mc Clelland menggunakan 6 gambar ini dalam setiap penelitiannya.
Contoh gambar TAT
motif prestasi ada 2 sebutan yaitu Task Imagery (TI) atau ceriitera tentang tugas rutin, tidak ada muatan prestasi dan Unrelated Imagery (UI) atau ceritera yang tidak berkaitan dengan tugas pekerjaan. Bahkan Mc Clelland menyimpulkan bahwa motif berprestasi bisa dilatihan melalui paket pelatihan yang intensif dengan nama Ahievement Motivation Training (AMT). Hingga kini pelatihan tersebut masih dilakukan di berbagai perusahaan Negara (BUMN), BUMS, dunia pendidikan, iIKM/UKM dan masyarakat umum dengan berbagai variasi penyesuaian dengan tujuan dan kepentingan tertentu. Dalam konteks ini penulis hanya memfokuskan pengukuran motif berprestasi dengan medote scoring TAT yang telah sering digunakan oleh Mc Clelland ketika pernah melakukan demontrasi di Indonesia tahun 1972 melalui proyek UNIDO bekerja sama dengan RI dalam hal ini Kementerian Perindustrian, Kementerian Tenaga kerja, dan melibatkan Perguruan tinggi ITB, UI dan PT. Bahana. 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk menentukan suatu ceritera di skor/dinilai apakah ceritera tersebut bernilai motif prestasi atau bukan dapat dilihat dari muatan ceriteran yang ada sebagai berikut: 1. Bila dalam ceritera terdapat usaha untuk mencapai sukses baik dengan melebihi ukuran diri sendiri yang pernah diraihnya atau melebihi ukuran orang lain (standard of excellent). 2. Bila dalam ceritera terdapat usaha kerja keras, tekun, tidak mengenal lelah, penemuan baru/inovasi (uniq accomplishment). 3. Bila dalam ceritera ada keterlibatan usaha dalam jangkan panjang (longterm involvement). Ceritera yang mendapat skor motif prestasi disebut Achievement Imagery (AI), sementara ceritera yang mendapat skor bukan
1. PENILAIAN BERDASAR KAN KATEGORI UTAMA Dari data (ceritera khayal) yang ada sebanyak 30 responden, masing masing responden 6 ceritera sehingga keseluruhan ada 180 ceritera. Setelah di nilai menghasilkan sebagaimana tabel 1 berikut: Tabel 1. Hasil Skoring Kategori Utama Responden
Cerita Prestasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
4 2 2 4 2 4 4 2 4 4 -6 2
Dari Jumlah
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Cerita
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
2. PENILAIAN KATEGORI
a. b. c.
d. e.
f.
g. h.
i.
4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 -6 3 4 4 2 4 2
BERDASARKAN
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
j.
mengalami kegagalan (negative feeling) disingkat FApakah ceritera yang ditulis terfokus pada tujuan yang prestative (theme) disingkat Th. Bila dalam satu ceritera prestasi tersebut mengandung seluruh unsure – unsure diatas maka ceritera tersebut dinilai sempurna dengan total nilai 11 kebutuhan/motif prestasi atau dengan sebutan populer 11 N.ach (need for achievement). Dengan rincian sebagai berikut:
SUB
Dari hasil penilaian kategori utama, masing masing ceritera prestasi ditelusuri unsurunsur sebagai berikut: Adakah unsur yang menunjukkan kebutuhan (need) disingkat N. Adakah unsur yang menunjukkan aktivitas (activity) disingkat Act. Adakah unsur yang menunjukkan bayangan keberhasilan (success anticipation) disingkat Sa. Adakah unsur yang menunjukkan bayangan kegagalan (failure anticipation) disingkat Fa. Adakah unsur yang menunjukkan adanya hambatan/kendala dalam diri (personal block) disingkat Bp. Adakah unsur yang menunjukkan adanya hambatan/kendala dari luar diri /dunia luar (world block) disingkat Bw. Adakah unsure yang menujukkan adanya usaha minta bantuan dari pihak lain Adakah unsure yang menunjukkan rasa kegembiraan/senang/bangga/puas atas hasil yang dicapai (positive feeling) disingkat F+. Adakah unsure yang menunjukkan rasa kecewa/sedih/kesal atas hasil yang dicapai
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Ceritera prestasi (AI) skor : 1 N.ach N skor : 1 N.ach Act skor : 1 N.ach Sa skor : 1 N.ach Fa skor : 1 N.ach Bp skor : 1 N.ach Bw skor : 1 N.ach H skor: 1 N.ach F+ skor : 1 N.ach Fskor : 1 N.ach Th skor : 1 N.ach
Bila dari seluruh ceritera (180 ceritera) berkualitas ceritera prestasi dan masing masing ceritera prestasi mengandung unsure unsure tersebut diatas, maka hasilnya adalah: 180 x 11 N- ach = 198 N.ach Berdasarkan penyekoran sub kategori, diperoleh hasil sebagaimana tabel 2. Berikut : Tabel 2. Hasil skor sub kategori
Responden
1 2 3 4 5 6 7
Skor kategori utama & Sub Kategori
20 10 9 21 11 20 21
Dari Cerita
Jumlah
6 6 6 6 6 6 6
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
12 22 21 -6 6 22 11 15 18 17 18 12 18 12 18 7 -6 19 24 24 12 23 14
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Total perhitungan kategori utama dan sub kategori adalah: 463 N.ach dalam 180 ceritera (sudah diperhitungkan dari hasil pengurangan ceritera unreleted Imagery) Jadi rata- rata perorang /mahasiswa STMI semester 1 mempunyai kadar prestasi 463 /180 = 2,57 N.ach. Menurut ketentuan, standar motif prestasi adalah sebagai berikut: Skor : -1 sampai dengan 2 N.ach dikategorikan rendah Skor : 3 sampai dengan 6 N. ach dikategorikan sedang Skor : 7 sampai dengan 11 N.ach dikategorikan tinggi KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN a. Dari hasil penyekoran dengan menggunakan alat TAT, maka Motif berprestasi mahasiswa STMI semester 1
memiliki kadar prestasi rata – rata 2,57 N.ach yang berarti motif prestasinya sedang. b. Ada 2 responden yang skornya (baik hasil dari kategori utama maupun sub kategori) belum menunjukkan motif berprestasi, tetapi memiliki skor negative artinya pemikirannya masih tertuju kepada tujuan Affiliatif yang mengarah kepada persahabatan semata, namun demikian masih bisa dikembangkan melalui latihan – latihan.
SARAN a. Menurut Mc Clelland motif berprestasi ini bisa dikembangkan melalui pelatihan intensif, oleh karena itu untuk memacu mahasiswa agar seluruh mahasiswa lebih memiliki motif prestasi yang tinggi dan pada gilirannya akan dapat menghasilkan out put sesuai harapan STMI dan tentu mahasiswa itu sendiri, maka Pelatihan Motivasi Berprestasi bagi mahasiswa STMI dirasa sudah sangat mendesak. b. Sebagai upaya merealisasikan Pelatihan Motivasi Berprestasi di STMI maka sebaiknya dapat dilaksanakan secara rutin yang waktunya disesuaikan dengan penjadwalan perkuliahan atau kalender akademik. c. Terealisasinya pelatihan motivasi berprestasi ini seluruhnya menjadi kewenangan Pimpinan STMI, namun saran penulis sebaiknya diberikan kepada mahasiswa semester 1 atau semester akhir dengan pertimbangan bila diadakan bagi mahasiswa semester 1, maka mahasiswa akan bisa cepat menyesuaikan dengan visi dan misi STMI. Sementara bila pelatihan diberikan pada mahasiswa semester akhir, maka akan memberikan arah untuk dapat memasuki dunia kerja. d. Menyadari jurnal ini sangat sederhana, maka kedepan kiranya dapat dilanjutkan kepada peneliti lain yang lebih ilmiah dalam pengertian meneliti dengan variabel variabel tertentu, untuk kepentingan STMI secara keseluruhan; misalnya
“Hubungan antara kedisiplinan terhadap motivasi kerja”, “Hubungan kepercayaan diri terhadap motivasi berprestasi”, “Pengaruh SKP terhadap prestasi kerja Pegawai /Dosen Sekolah Tinggi Manajemen Industri Jakarta”. DAFTAR PUSTAKA 1. Achievement Motivation Training for Guides to Training, 1984, Technonet Asia. 2. Achievement Motivation Training for Traner’s, 1999, Pusdiklat Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 3. Bermawi dkk, 1976, Pengembangan Motivasi Pengusaha, adaptasi dan Modifikasi Achievement Motivation Training, Departemen Perindustrian 4. Handoko, T. Hani, 2003, Manajemen, BPFE Yogyakarta, Yogayakarta. 5. Hasibuan, Malayu SP, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta. 6. Manual Achievement Motivation Training, 1991, Lembaga Psikologi Terapan UI kerjasama dengan Direktorat Jenderal Industri Kecil Departemen Perindustrian 7. Mc Clelland, D.C, 1962, Memacu masyarakat berprestasi, terjemahan dari “the achieving society, Erlangga, 1986, Jakarta. 8. Mc Celland, D.C, 1995, Human Motivation, Cambridge, University Press 9. Mc Ber Company, 1972, Motivation Work Shop, Harvard University. 10. Munandar, AS, Psikologi Industri dan Organisasi 11. Mulyani, Sri Rahayu, 1984, Motif Sosial Remaja Suku jawa dan keturunan cina,Gajah Mada University Press, Yogyakarta 12. Wiyono, sutarto, 2010, Psikologi Industri dan Organisasi, Edisi Revisi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.