Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Tambunan, et. al.,Hubungan Tingkat......
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP TENTANG ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI PADAREMAJA PUTRI Lensi Natalia Tambunan*1, Wenna Araya 1, Neneng Safitri1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya Korespondensi Penulis: Telp: 081349557918 Email:
[email protected] ISSN: 2086-3454
ABSTRAK Latar belakang : Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Sikap merupakan emosi atau efek yang diarahakan oleh seseorang kepada orang lain, benda, atau peristiwa sebagai objek sasaran sikap. Masa remaja adalah peralihan dari masa puber, selama periode ini mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis, dan sosial. Anemia merupakan keadaan masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Fenomena yang sering terjadi pada remaja adalah kurangnya pengetahuan tentang cara pencegahan pada anemia defisiensi zat besi, terutama pada remaja putri yang mulai mengalami menstruasi. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan tingkat pengatahuan dengan sikap tentang anemia defisiensi zat besi dan dampaknya terhadap kesehatan reproduksi pada remaja putri (tingkat II di Program Studi S1 Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya). Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan penelitian korelasi. Populasi pada penelitian ini remaja putri yang berjumlah 44 orang . Sampel berjumlah 40 orang yang diambil dengan teknik Probability Sampling (Simple Random Sampling). Analisa data menggunakan uji statistic Spearman Rhank. Hasil Penelitian : nilai p value 0,001<0,05. Kesimpulan : Maka H1 diterima yang artinya ada hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap tentang anemia defisiensi zat besi pada remaja putri dengan nilai p value 0,001<0,05. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mahasiswa agar memberikan penjelasan tentang anemia defisiensi besi dan meningkatkan kegiatan penyuluhan kesehatan mahasiswa khususnya remaja putri lebih memperhatikan masalah kesehatannya terutama anemia defisiensi besi dan dampaknya Kata kunci: Pengetahuan, remaja putri, anemia defisiensi zat besi.
68
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Tambunan, et. al.,Hubungan Tingkat......
PENDAHULUAN
setara dengan 1 mg zat besi per hari.
Remaja putri merupakan salah satu
Banyaknya darah yang di keluarkan berperan
kelompok yang rawan menderita anemia
pada kejadian anemia karena wanita tidak
bersamaan
akan
mempunyai persediaan zat besi yang cukup
mengeluarkan zat besi yang di perlukan untuk
pada absorpsi zat besi ke dalam tubuh tidak
pembentukan
remaja
dapat mengganti hilangnya zat besi saat
adalah peralihan dari masa puber menuju masa
menstruasi. Masalah yang terjadi pada remaja
dewasa. Selama periode ini anak remaja
adalah kurangnya pengetahuan tentang cara
banyak mengalami perubahan baik secara
pencegahan pada anemia defisiensi zat besi,
fisik, psikologis, ataupun sosial. Menurut
terutama pada remaja putri yang mulai
Handayani dan Haribowo (2008:37) Anemia
mengalami menstruasi.
dengan
menstruasi
hemoglobin.
Masa
merupakan keadaan di mana masa eritrosit
Data dari World Health Organization
atau masa hemoglobin dan beredar tidak
(WHO) pada tahun 2014 mengatakan bahwa
memenuhi
menyediakan
disejumlah negara berkembang sekitar 60%
oksigen bagi jaringan tubuh. Menurut Fatmah
yang mengalami anemia sering terjadi pada
dalam Depertemen Gizi dan Masyarakat
anak perempuan dan wanita usia reproduksi,
(2013: 214) anemia defisiensi zat besi yang
selain itu 46% negara memiliki pendekatan
timbul akibat berkurangnya penyediaan zat
khusus
besi untuk eritropoesis, karena cadangan zat
kalangan remaja perempuan. Berdasarkan
besi
akhirnya
hasil survei peneliti pada tanggal 19 Maret
hemoglobin
2016 masih dijumpai 7 dari 10 orang remaja
fungsinya
kosong
mengakibatkan berkurang.
yang
untuk
pada
pembentukan
Rata-rata
seorang
wanita
dalam
mengatasi
anemia
pada
1
putri
tingkat
II
di
program
Studi
S1
mengeluarkan darah 27 ml setiap siklus
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka
menstruasi 28 hari. Diduga 10% wanita
Raya tidak mengkonsumsi suplemen zat besi
kehilangan darah lebih dari 80 ml darah yang
selama menstruasi, karena Di Tingkat II 69
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Tambunan, et. al.,Hubungan Tingkat......
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Eka
buah-buahan yang tinggi kandungan vitamin C
Harap sudah mendapatkan pelajaran tentang
nya, seperti jambu biji, jeruk dan nanas.
sistem immun dan tentang anemia namun
Namun lebih dianjurkan untuk meminumnya
pengetahuan
cara
dalam bentuk jus. Sebab jika dalam bentuk
kurang
buah segar, yang kandungan seratnya masih
informasi
tinggi. Menurut Poltekes Depkes Jakarta I
tentang pencegahan anemia pada saat remaja
(2010:27) anemia defisiensi zat besi yang tidak
putri yang mengalami menstruasi.
diatasi akan mempunyai dampak menurunya
tentang
pencegahanya disebabkan
itu
kurang
anemia
sendiri
dan
sangat
terpaparnya
Menurut Gibney, dkk (2009:276) faktor
produktivitas
kerja
ataupun
kemampuan
penyebab anemia adalah kurangnya asupan
akademis di sekolah, karena tidak adanya
gizi besi, kurangnya kadar zat besi dalam
gairah belajar dan konsentrasi. Selain itu, daya
makanan, meningkatnya kebutuhan zat besi,
tahan tubuh akan menurun sehingga mudah
kehilangan
terserang penyakit.
darah
yang
kronis,
penyakit
malaria, cacing tambang, infeksi-infeksi lain,
Menurut
Adriani
dan
Wirjatmadi
dan sering mengonsumsi kopi, teh, Makanan
(2012:214) adapun cara yang dapat dilakukan
atau minuman tertentu dapat mengganggu
untuk mencegah anemia adalah kita sebaiknya
penyerapan zat besi di dalam tubuh, karena
menggonsumsi makanan bergizi seimbang
mengandung
Asam fitat dan asam oksalat
dengan asupan zat besi yang cukup untuk
yang terkandung dalam sayuran akan mengikat
memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat di
zat besi, sehingga mengurangi penyerapan zat
peroleh dari daging, telor, ikan, dan ayam,
besi. Karena hal inilah, bayam meski tinggi
serta hati. Pada sayuran, zat besi dapat di
kandungan zat besinya bukan merupakan
temukan pada sayurn berwarna hijau gelap
sumber zat besi yang baik. Oleh karena itu,
seperti bayam, kangkung, buncis, kacang
jika hendak mengonsumsi bayam dan sayuran
polong, serta kacang-kacangan lain. Perlu kita
lain, sebaiknya disertai dengan mengonsumsi
perhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada 70
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Tambunan, et. al.,Hubungan Tingkat......
daging lebih mudah diserap daripada yang
METODE PENELITIAN
terdapat pada sayuran atau makanan olahan
Menurut
Notoadmodjo
(2012:86)
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
metode penelitian sebagai suatu cara untuk
Selain
memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau
itu,
harus
berhati-hati
dalam
mengombinasikan makanan karena ternyata
pencegahan
kombinasi tertentu juga dapat memengaruhi
dasarnya
penyerapan zat besi oleh tubuh. Misalnya,
Nursalam (2011:79) Desain penelitian ini
minum teh atau kopi bersamaan dengan
merupakan hasil akhir dari suatu tahap
makanan akan mempersulit penyerapan zat
keputusan
besi, sedangkan vitamin C dapat membantu
berhubunagan
tubuh menyerap zat besi. Dengan cara
penelitian biasa diterapkan. Penelitian ini
konsumsi suplementasi zat besi dosis satu
merupakan jenis penelitian korelasi yaitu
tablet seminggu sekali minimal selama 16
peneliti mengkaji antara variabel. Dalam
minggu, dan dianjurkan minum satu tablet
penelitian
setiap
menstruasi.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik
Tentang Anemia Defisiensi Zat Besi dan
untuk
hari
selama
melakukan
masa
suatu
masalah,
menggunakan
yang
ini
ilmiah.
dibuat
dengan
peneliti
yang
oleh
Menurut
penelitian
bagaimana
ingin
pada
suatu
mengetahui
penelitian
tentang
dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi
Pengatahuan
dengan
Pada Remaja Putri (Tingkat II Di Program
Sikap Tentang Anemia Defisiensi Zat Besi dan
Studi S1 Keperawatan STIKes Eka Harap
Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi
Palangka Raya).
“Hubungan
Tingkat
Pada Remaja Putri (Tingkat II Di Program
Pada penelitian ini, peneliti memberikan
Studi S1 Keperawatan STIKes Eka Harap
kuesioner tingkat pengetahuan dengan sikap
Palangka Raya).”
tentang anemia defisiensi zat besi pada remaja putri
tingkat
II
di
program
studi
S1
71
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Tambunan, et. al.,Hubungan Tingkat......
keperawatan STIKes Eka Harap Palangka
ini dilakukan selama 1 hari yaitu pada tanggal
Raya.
10 Juni 2016 pada pukul 12.30 WIB.
Menurut Arikunto (2010: 174) jika kita
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan
akan meneliti sebagian dari populasi, maka
dengan menggunakan alat ukur penelitian
penelitian tersebut disebut penelitian sampel.
kuisioner. Kuisioner dalam penelitian ini
Sampel merupakan sebagian dari populasi
dibuat dalam bentuk pertanyaan pengetahuan
yang akan diteliti. Sampel merupakan bagian
berjumlah 21 soal sikap berjumlah 24 soal
populasi yang akan diteliti atau sebagian
Uji validitas dilakukan menggunakan
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh
soal pertanyaan mengenai pengetahuan yang
populasi. Sampel dari penelitian ini adalah
memiliki nilai diatas r tabel (0,31) dan sikap
remaja putri (tingkat II di Program Studi S1
memiliki nilai diatas r tabel (0,31).
Keperawatan di STIKes Eka Harap Palangka
Analisis data dilakukan analisis univeriat
Raya) yang sesuai kriteria berjumlah 40
dan bivariate. Analisa univariat yang termasuk
sampel
dalam penelitian ini adalah data demografi
Penelitian ini diawali dengan survey pendahuluan,
penyusunan
responden berupa usia, apakah pernah atau
proposal,
tidak mendapatkan informasi tentang anemia
pengumpulan data, pengolahan hasil dan
defisiensi zat besi. Analisis bivariat dilakukan
penulisan laporan penelitian. Pengumpulan
untuk
data survey pendahuluan pada tanggal 19
variabel dependen dan independen, perbedaan
Maret 2016. Tempat penelitian dilaksanakan
dianggap bermakna bila nilai p adalah < level
pada remaja putri di tingkat II Program Studi
of significance (< 5% = 0,05). Analisis data
S1 Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka
yang digunakan adalah uji Spearman rank.
Raya. Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan peneliti untuk memperoleh
melihat
perbedaan
masing-masing
Prinsip etika penelitian tetap dilakukan untuk melindungi subjek penelitian.
data penelitian yang dilaksanakan. Penelitian 72
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Tambunan, et. al.,Hubungan Tingkat......
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.2
1. Variabel Tingkat Pengetahuan
Berikut
adalah
tabel
yang
menggambarkan tingkat pengetahuan remaja
Sikap Baik Cukup Kurang Total
Hasil sikap tentang anemia defisiensi zat besi Pada remaja putri tingkat II Program Studi S1 Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya Frekuensi Persen % 25 62 % 15 28 % 0 0% 40 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sikap yang dimiliki oleh remaja putri tingkat II
putri tentang anemia defisiensi zat besi
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Eka Tabel 4.1
Tingkat pengetahuan Baik Cukup Kurang Total
Hasil Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia defisiensi zat besi Pada remaja putri tingkat II Program Studi S1 Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya. Frekuensi Persen % 19 20 1 40
47 % 50 % 3% 100 %
Harap Palangka Raya pada saat melakukan penyusunan
skripsi.
Berdasarkan
hasil
penelitian didapatkan dari 40 responden
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa
sebanyak 25 responden (62%) memiliki sikap
tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh remaja
yang baik, sebanyak 15 responden (38%) yang
putri tingkat II Program Studi S1 Keperawatan
memiliki sikap yang cukup dan tidak ada
STIKes Eka Harap Palangka Raya pada saat
responden yang memiliki sikap yang kurang.
melakukan penyusunan skripsi. Berdasarkan
3. Analisis Tingkat Pengetahuan Dengan
hasil penelitian didapatkan dari 40 responden
Sikap Remaja Putri Tentang Anemia
sebanyak 20 responden (50%) memiliki
Defisiensi Zat Besi.
19
Berikut adalah tabel yang menggambarkan
tingkat
hasil analisis tingkat pengetahuan dengan
pengetahuan baik, dan sebanyak 1 responden
sikap remaja putri tentang anemia defisiensi
(3%) yang memiliki tingkat pengetahuan
zat besi.
tingkat pengetahuan cukup, responden
(47%)
sebanyak
memiliki
kurang. 2. Variabel Sikap
Tabel 4.3 Cross tabulation hasil analisis tingkat pengetahuan dengan sikap tentang anemia defisiensi zat besi dan dampaknya terhadap kesehatan reproduksi pada remaja putri di tingkat II Program Studi S1 Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya. SIKAP
Berikut adalah tabel yang menggambarkan Baik
sikap remaja putri tentang anemia defisiensi zat besi.
PENGETAHUAN
Cukup
N
%
N
%
Baik
7
17,5 %
12
Cukup
17
42,5 %
3
30,0 % 7,5 %
73
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Kurang
1
2,5 %
0
0,0 %
Berdasarkan hasil data di atas hasil analisis diperoleh Sig. (2-tailed) 0,001 yang berarti lebih kecil dari p value 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa signifikan
Defisiensi Zat Besi Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Putri Tingkat II Program Studi S1 Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya. hasil
penelitian
tingkat
dan dampaknya terhadap kesehatan reprodusi pada remaja putri di tingkat II Program Studi Keperawatan
didapatkan
tingkat
responden dari 40 responden Menurut
Notoatmodjo
(2012)
pengetahuan merupakan hasil dan tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
tahapan pengetahuan yaitu:
Tahu (Know)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya; Memahami (comprehension) diartikan sebagai
pengetahuan tentang anemia defisiensi zat besi
S1
tergolong dalam ketegori cukup sebanyak 20
Budiman dan Riyanto (2014: 7) ada enam
Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia
Berdasarkan
anemia defisiensi zat besi pada remaja putri
Kemudian menurut Benjamin S. Bloom dalam
PEMBAHASAN 1.
Tambunan, et. al.,Hubungan Tingkat......
STIKes
Eka
Harap,
pengetahuan
tentang
suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan benar tentang objek yang diketahui,
dan
dapat
menginterpretasikan
materi tersebut secara benar;
Aplikasi
(aplication) diartikan sebagai kemampuan 74
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Tambunan, et. al.,Hubungan Tingkat......
untuk menggunakan materi tersebut secara
wanita usia subur (WUS) 26,9%; ibu hamil
benar;
suatu
40,1% dan anak balita 47,0%. Tidak jauh
kemampuan untuk menjabarkan materi atau
berbeda dengan pernyataan Worlt Health
suatu objek ke dalam komponen-komponen,
Organization
tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi;
menyatakan bahwa 25-40% remaja putri
Sintesis (synthesis) merunjuk pada suatu
menjadi penderita anemia defisiensi zat besi
kemampuan
atau
tingkat ringan sampai berat di Asia tenggara.
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu
Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar
bentuk keseluruhan yang baru; dan
hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari
Evaluasi (evaluation) ini berkaitan dengan
normal, fungsi hemoglobin dalam darah adalah
kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
meningkat
penilaian terhadap suatu materi atau objek.
melepaskannya diseluruh jaringan tubuh yang
Menurut Budiman dan Riyanto (2014: 5)
membutuhkan, kemudian meningkat CO2 dari
faktor
tingkat
jaringan tubuh dan melepaskanya ke paru-
dari
paru. Kemudian menurut Wiwik dan Sulistyo
pendidikan, sosial budaya, dan ekonomi, status
(2008:37) anemia merupakan keadaan di mana
ekonomi, lingkungan, pengalaman pribadi,
masa eritrosit atau masa hemoglobin dan
usia.
beredar tidak memenuhi fungsinya untuk
Analisis
yang
pengetahuan
Menurut
(analysis)
untuk
adalah
meletakkan
mempengaruhi seseorang,
Kusin
terdiri
dalam
(WHO)
oksigen
tahun
di
2010
paru-paru
yang
dan
Poltekes
menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh.
Depkes Jakarta I (2010:25) remaja putri
Secara laboratoris, anemia dijabarkan sebagai
merupakan salah satu kelompok yang rawan
penurunan kadar hemoglobin serta hitung
menderita anemia. Di Indonesia, prevalensi
eritrosit dan hematoktir di bawah normal.
anemia masih tinggi. Hal ini pernah di
Notoatmodjo
tunjukan Depkes (2005) di mana penderita
pertumbuhan anak remaja pada umur ini juga
anemia pada remaja putri berjumlah 26,50%;
sangat pesat, kemudian juga kegiatan-kegiatan
(2011:231)
mengatakan
75
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Tambunan, et. al.,Hubungan Tingkat......
jasmani termasuk olahraga juga pada kondisi
tidak akan mampu memenuhi kebutuhan zat-
puncaknya. Apabila konsumsi makanan tidak
zat gizi bagi dirinya dan juga janin dalam
seimbang dengan kebutuhan kalori untuk
kandungannya.
pertumbuhan dan kegiatan-kegiatannya, maka
Penelitian terkait yang dilakukan oleh
akan terjadi defisiensi zat besi yang akhirnya
Melani (2015) menunjukan bahwa tingkat
dapat menghambat pertumbuhannya. Pada
pengetahuan tentang anemia terbanyak pada
anak remaja putri mulai terjadi manarche
ketegori cukup yaitu 22 responden (66,67%)
(awal menstruasi), yang berarti mulai terjadi
kemungkinan dipengaruhi oleh pengalaman
pembuangan zat besi. Oleh sebab itu, kalau
dan sosial ekonomi responden.
konsumsi makanan yang tidak mengandung
Dari
hasil
pembahasan
tingkat
zat besi, maka akan terjadi kekurangan zat besi
pengetahuan tentang anemia defisiensi zat besi
(anemia). Hasil senada dengan Moore dalam
terdapat kesesuaian antara teori dengan hasil
Poltekses Depkes Jakarta I (2010:27) anemia
penelitian
pada remaja dapat berdamapak menurunya
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan
produktivitas
kemampuan
pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia
akademis di sekolah, karena tidak gairah
akan semakin berkembang pula daya tangkap
belajar dan konsentrasi. Anemia juga dapat
dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
mengganggu pertumbuhan di mana tinggi dan
diperolehnya
berat badan menjadi tidak sempurna. Selain
penelitian tingkat pengetahuan berdasarkan
itu, daya tahan tubuh akan menurun sehingga
usia yang didapatkan pada usia 20 tahun yang
terserang
memiliki pengetahuan yang cukup sebanyak 8
kerja
penyakit,
ataupun
Anemia
juga
dapat
pengetahuan
semakin
menyatakan,
membaik.
usia
Hasil
menyebabkan menurunnya produksi energi
responden (20%).
dan akumulasi laktat dalam otot, akibat jangka
2. Sikap Tentang Anemia Defisiensi Zat
panjang dari anemia pada remaja putri adalah
Besi
apabila remaja putri nantinya hamil, maka ia
Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
Dan
Dampaknya
Terhadap
76
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Tambunan, et. al.,Hubungan Tingkat......
Putri Tingkat II Program Studi S1
merokok. Sikap orang tersebut merespon pada
Keperawatan
peristiwa. Hal ini senada dengan Azwar dalam
STIKes
Eka
Harap
Budiman
Palangka Raya. Berdasarkan tentang anemia
hasil
penelitian
defisiensi
sikap
yang
seseorang
adalah
pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang
dampaknya terhadap kesehatan reproduksi
dianggap penting, pengaruh budaya, media
pada remaja putri di tingkat II Program Studi
massa, lembaga pendidikan dan lembaga
S1
agama, dan pengaruh faktor emosional.
STIKes
besi
mempengaruhi
faktor
dan
Keperawatan
zat
sikap
(2013:15)
Eka
Harap,
didapatkan sikap tentang anemia defisiensi zat
Menurut Kusin dalam Poltekes Depkes
besi pada remaja putri tergolong dalam
Jakarta I (2010:25) remaja putri merupakan
ketegori baik sebanyak 25 responden (62%)
salah satu kelompok yang rawan menderita
responden dari 40 responden.
anemia. Di Indonesia, prevalensi anemia
Menurut Hanurawan (2012: 64) sikap
masih tinggi. Hal ini pernah di tunjukan
adalah tendensi untuk bereaksi dalam cara
Depkes (2005) di mana penderita anemia pada
suka atau tidak suka terhadap suatu objek.
remaja putri berjumlah 26,50%; wanita usia
Sikap merupakan emosi atau efek yang
subur (WUS) 26,9%; ibu hamil 40,1% dan
diarahakan oleh seseorang kepada orang lain,
anak balita 47,0%. Tidak jauh berbeda dengan
benda, atau peristiwa sebagai objek sasaran
pernyataan Worlt Health Organization (WHO)
sikap. Sikap melibatkan kecenderungan respon
yang menyatakan bahwa 25-40% remaja putri
yang
ini
menjadi penderita anemia defisiensi zat besi
mencerminkan perasaan seseorang terhadap
tingkat ringan sampai berat di Asia tenggara.
sesuatu.
seseorang
Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar
mengetahui bahwa merokok didalam rumah
hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari
membahayakan kesehatan bagi anggota yang
normal. Fungsi hemoglobin dalam darah
berada disekitarnya lalu orang tersebut tidak
adalah meningkat oksigen di paru-paru dan
bersifat
preferansial.
Misalnya
ketika
Hal
77
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Tambunan, et. al.,Hubungan Tingkat......
melepaskannya diseluruh jaringan tubuh yang
terjadi kekurangan zat besi (anemia). Hal ini
membutuhkan, kemudian meningkat CO2 dari
senada dengan Moore dalam Poltekses Depkes
jaringan tubuh dan melepaskanya ke paru-
Jakarta I (2010:27) anemia pada remaja dapat
paru, Menurut Wiwik dan Sulistyo (2008:37)
berdampak menurunya produktivitas kerja
anemia merupakan keadaan di mana masa
ataupun kemampuan akademis di sekolah,
eritrosit atau masa hemoglobin dan beredar
karena tidak gairah belajar dan konsentrasi.
tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan
Anemia juga dapat mengganggu pertumbuhan
oksigen
Secara
di mana tinggi dan berat badan menjadi tidak
sebagai
sempurna. Selain itu, daya tahan tubuh akan
penurunan kadar hemoglobin serta hitung
menurun sehingga terserang penyakit, Anemia
eritrosit dan hematoktir di bawah normal,
juga
Menurut
(2011:231)
produksi energi dan akumulasi laktat dalam
pertumbuhan anak remaja pada umur ini juga
otot, akibat jangka panjang dari anemia pada
sangat pesat, kemudian juga kegiatan-kegiatan
remaja putri adalah apabila remaja putri
jasmani termasuk olahraga juga pada kondisi
nantinya hamil, maka ia tidak akan mampu
puncaknya. Oleh sebab itu, apa bila konsumsi
memenuhi kebutuhan zat-zat gizi bagi dirinya
makanan tidak seimbang dengan kebutuhan
dan juga janin dalam kandungannya.
bagi
laboratoris,
jaringan
anemia
tubuh.
dijabarkan
Notoatmodjo
dapat
menyebabkan
menurunnya
kalori untuk pertumbuhan dan kegiatan-
Penelitian terkait yang dilakukan oleh
kegiatannya, maka akan terjadi defisiensi zat
Titin (2015) sikap tentang anemia defisiensi
besi
zat besi responden sebanyak
yang
akhirnya
dapat
menghambat
113 orang
pertumbuhannya. Pada anak remaja putri
(62,8%) memiliki sikap yang kurang baik,
mulai terjadi manarche (awal menstruasi),
sedangkan untuk yang memiliki sikap baik
yang berarti mulai terjadi pembuangan zat
sebanyak 67 orang (37,2%). Dari data tersebut
besi. Oleh sebab itu, kalau konsumsi makanan
dapat disimpulkan bahwa proporsi responden
yang tidak mengandung zat besi, maka akan
yang mempunyai sikap kurang baik lebih besar 78
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Tambunan, et. al.,Hubungan Tingkat......
dibandingkan dengan yang mempunyai sikap
3. Analisis hubungan pengetahuan dengan
baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran siswi SMA Negeri 1 Polokarto untuk melakukan pencegahan anemia.
sikap remaja putri tentang anemia. Hasil uji statistik menggunakan uji Spearman rank, tingkat pengetahuan dengan
Dari hasil pembahasan sikap tentang
sikap remaja putri tentang anemia defisiensi
anemia defisiensi zat besi di atas tidak
zat besi Ini ditunjukkan oleh adanya perbedaan
didapatkan kesenjangan antara fakta dan teori
yang bermakna dilihat dari hasil pada nilai p-
dimana hasil penelitian ini mendapatkan sikap
value = 0,001(<0,05) dan hasil dari analisis.
yang baik dipengaruhi oleh usia dan sumber
Artinya adanya hubungan antara tingkat
informasi dari media massa, responden yang
pengetahuan dengan sikap remaja putri tingkat
berusia 19 tahun memiliki sikap yang baik
II Program Studi S1 Keperawatan STIKes Eka
sebanyak 10 responden (25%). Semakin
Harap Palangka Raya.
bertambahnya usia mempengaruhi sikap yang
Menurut
Notoatmodjo
(2012)
baik dan pola pikir yang baik, namun tidak
pengetahuan merupakan domain yang sangat
menjamin karena sikap juga dipengaruhi oleh
penting
banyak hal seperti sumber informasi dari
seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai
media massa responden yang mendapatkan
dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya
sumber informasi dari media massa. Kemudian
diri maupun sikap dan perilaku setiap hari,
sebanyak 13 responden (32,5%). Sumber
sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan
informasi dari media masa sangat berpengaruh
merupakan fakta yang mendukung tindakan
besar dengan sikap seseorang seiring jaman
seseorang. Dari pengertian di atas dapat
semakin
dijelaskan
berkembang,
sehingga
sumber
untuk
bahwa
terbentuknya
pengetahuan
tindakan
sangat
informasi mudah didapatkan dan pengaruhnya
berpengaruh dengan pembentukan sikap untuk
besar
melakukan hal yang baik.
dalam
pembentukan
opini
dan
kepercayaan orang. 79
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Sikap untuk melakukan pencegahan atau
Tambunan, et. al.,Hubungan Tingkat...... remaja
putri
adanya
hubungan
antara
penanganan anemia defisiensi zat besi pada
pengetahuan dan sikap dengan nilai p value
remaja
oleh
lebih kecil dari nilai alpha (α) (0.0000 < 0.05),
pengetahuan seseorang, sebab pengetahuan
sehingga H1 diterima dan H0 ditolak, artinya
tersebut akan menjadi titik tolak perubahan
ada hubungan, karena dari hasil tahu seseorang
sikap, yang pada akhirnya akan merubah
maka akan terbentuk sikap yang baik.
putri
sangat
dipengaruhi
perilaku dan meningkatkan sikap dalam mencegahan
atau
anemia
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
defisiensi zat besi. Dari pembahasan di atas
sikap tentang anemia defisiensi zat besi pada
dapat dijelaskan bahwa pengetahuan individu
remaja putri yang dominan sebanyak 12
dalam suatu hal dapat mempengaruhi sikap
responden yang memiliki pengetahuan yang
seseorang
dan
baik memiliki sikap yang cukup dan sebanyak
menambah keinginan individu dalam usaha
17 responden yang memiliki pengetahuan
mencapai tujuan yang diinginkan. Maka
yang cukup memiliki sikap yang baik, sebelum
semakin baik pengetahuan responden semakin
seseorang mengadopsi (berperilaku baru), ia
baik pula sikap untuk melakukan pencegahan
harus tahu terlebih dahulu tahu apa arti anemia
atau penanganan anemia defisiensi zat besi .
defisiensi zat besi, tanda gejala, dampak, dan
Pada penelitian ini nampak adanya hubungan
cara pencegahan anemia defiseinsi zat besi,
tingkat pengetahuan dengan sikap tentang
pengetahuan
anemia defisiensi zat besi pada remaja putri
dalam pembentukan sikap seseorang sehingga
tingkat II di Program Studi S1 Keperawatan
seseorang bersikap baik dalam mencegah
STIKes Eka Harap Palangka Raya sesuai
anemia defisiensi zat besi.
dengan hasil penelitian oleh Riza, Dkk (2012)
UCAPAN TERIMAKASIH
tingkat pengetahuan dengan sikap tentang
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada
pencegahan anemia defisiensi besi pada
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Eka
sehingga
penanganan
Terdapat kesesuaian teori dan penelitian
mengarahkan
tersebut
sangat
berpengaruh
80
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Tambunan, et. al.,Hubungan Tingkat......
Harap Palangka Raya, yang telah memberikan ijin dan tempat untuk penelitian dan kepada
Michael J. Gibney, dkk. Alih bahasa, Andry hartono. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat: Jakarta: EGC.
tim yang telah membantu penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. Budiman, Agus Riyanto. 2013. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian. Jakarta: Selemba Medika. Budiman, Candra. 2013. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC. Depertemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2013. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pres. Fattah Hanurawan. 2012. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Handayani Wiwik & Haribowo Andi Sulistyo. 2008. Buku Ajaran Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Selemba Medika. Herri Zan Pieter, Namora Lumongga Lubis. 2010. Pengantar Psikologi Dalam Keperawatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hidayat, A. A. 2007. Pengantar Kebutuhan Dasar manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A. A .2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analissi Data. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2011. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC. Merryana Adriani, Bambang Wirjatmadi. 2012. peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Pranada Media Group Melani. 2013. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Pada Siswi Kelas XI Di SMA Muhammadiyah I Sragen. Ngastiyah. 2012. Perawatan Anak Sakit: Ed.2. Jakarta: EGC. Nursalam dan Efendi, Ferry. 2008. Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam .2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Testis, Dan Instrumen Penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. ________ .2014 Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Jakarta: Salemba Medika. Notoadmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni-Ed.rev. Jakarta: Rineka Cipta _________ . 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Poltekes Depkes jakarta I. 2010. Kesehatan Remaja: Problem dan Solusinya. Jakarta: Selemba Medika.
Ishan, Fuad H. A. 2010 . Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta. 81
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Tambunan, et. al.,Hubungan Tingkat......
Riza, Dkk. (2012). Hubungan Pengetahuan Dengan sikap Tentang Pencegahan Anemia Defisiensi Besi Pada Remaja Putri. Susilo, Wihelmus Harry dkk. 2014. Biostatistika Lanjut dan Aplikasi Riset. Jakarta: Trans Info Media. Titin. 2015. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Dengan Kejadian Anemia Remaja Putri Kelas X Dan Xi Sma Negeri 1 Polokarto Uliyah, Musrifatul dan Hidayat, A. Azis. 2011. Alimul. Ketrampilan dasar praktik klinik untuk kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Wibowo, Adik. 2014. Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan. Jakarta: Rajawali pers.
82