Dimyati PENGENTASAN KEMISKINAN MODEL MUHAMMAD YUNUS Oleh : Dimyati*
Abstract Muhammad Yunus, known as His bank Grameen program is an economist who holds a Ph.D. Yunus was a man who rebelled against the economic theories has. Poverty alleviation programs Yunus is the Grameen Bank, which is lending to the poor while minimizing the risk that these resources will be wasted. Grameen Bank is not based on compassion or generosity, because this way can not help them out of poverty. Even generosity will destroy them, because they will always depend on the mercy of others. Grameen Bank in lending actually based on a commercial relationship with the provision of motivation to work hard and honestly. At Grameen Bank, Yunus only provide micro-credit to the people who want to try, it means capital provided is used for working capital. Yunus believes there are no poor people who want to live in constant poverty they also want to live a decent, it's just that they need capital to prove his worth. Keyword: Poverty Alleviation, Muhammad Yunus, Grameen Bank
*
Dosen pada Fakultas Ilmu Syari’ah dan Hukum UINSA Surabaya, DPK Fakultas Syari’ah UNHASY Tebuireng Jombang Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
78
Dimyati A. Pendahuluan Kemiskinan dan orang-orang miskin sudah dikenal oleh manusia sejak zaman lampau. Oleh karena itu beralasan sekali bila dikatakan bahwa kebudayaan manusia dalam satu kurunnya tidak pernah sepi dari orang-orang yang berusaha memperhatikan penderitaan orang-orang miskin.1 Masalah kemiskinan merupakan salah satu penyebab munculnya permasalahan perekonomian masyarakat. Kemiskinan adalah lemahnya sumber penghasilan yang mampu diciptakan individu masyarakat yang juga mengimplikasikan lemahnya sumber penghasilan yang ada dalam masyarakat tersebut guna memenuhi segala kebutuhan perekonomian dan kehidupannya.2 Para ahli ekonomi senantiasa berusaha untuk mencari solusi dan pemecahan terhadap permasalahan kemiskinan yang makin merebak. Mereka juga merumuskan teori ekonomi dan penerapannya yang mampu mengentaskan kemiskinan. Di sisi lain para ahli kemasyarakatan mencari pemecahan problem kemiskinan, baik yang berdampak kepada individu atau terhadap keutuhan keluarga, maupun yang berdampak luas kepada tatanan masyarakat, seperti kemiskinan yang disebabkan oleh paceklik, perang, bencana alam ataupun kemiskinan yang disebabkan oleh minimnya sumber alam atas devisa suatu negara.3 Di Indonesia, pemerintah mengalakkan berbagai program pengentasan kemiskinan, yaitu program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dan Unit 1
Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat; Studi komparatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat Berdasarkan Qur;an dan Hadist, alih bahasa Salman Harun dkk, cet V (Bogor: Pustaka Litera antarnusa, 1996), i. 2 Yusuf Qardhawi, Spektrum Zakat dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan (Jakarta: Zikrul Hakim, 2005), 21. 3 Ibid., 22.
79
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
Dimyati Usaha Rakyat (KUR).4 Kebijakan tersebut berhasil menurunkan angka kemiskinan akan tetapi kebijakan dan program-program pengentasan kemiskinan yang dijalankan di Indonesia umumnya bersifat top down (dirancang dari pusat) sehingga kurang sesuai dengan kebutuhan lokal dan tidak langgeng. Masalah kemiskinan dan kesenjangan pembangunan akan menjadi agenda pemerintah yang utama, maka pemerintah perlu meredifinisi ulang strategi pembangunan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang optimal. Problem kemiskinan seperti di Indonesia juga terjadi di negara Bangladesh. Beberapa kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah kemiskinan di Bangladesh. Misalnya, pada tahun 1960 pemerintah menekankan kebijakan ekonominya pada pertumbuhan dan penanggulangan dilaksanakan secara tidak langsung melalui mekanisme penetasan kebawah.5 Di samping itu ada juga program kerja pedesaan, program ini menghasilkan kesempatan kerja yang utama bagi orang yang tidak memiliki tanah. Di antara programprogram tersebut program yang dianggap berhasil mengurangi kemiskinan adalah pemberian kredit mikro dengan tajuk Grameen Bank atau bank desa yang bermula dari proyek penelitian aksi yang dilakukan oleh Muhammad Yunus di sebuah desa.6 Grameen Bank telah meningkatkan pendapatan peminjamnya dan mengurangi kemiskinan di Bangladesh. Muhammad Yunus yang dikenal dengan program Grameen Banknya adalah seorang ekonom yang memegang gelar Ph.D, Yunus adalah orang yang memberontak terhadap teori-teori ekonomi yang 4
http: www.bps /Pengembangan Program Pengentasan Kemiskinan Pandu Suharto, Grameen Bank, (Jakarta: LPPI,1999), 36. 6 Ibid, 37. 5
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
80
Dimyati dimilikinya. Dalam hukum ekonomi, bank memberikan pinjaman jika sang peminjam memiliki 5C (collateral, character, capital, capacity and condition) yang dipandang layak. Namun, perlawanannya tersebut merupakan jawaban atas ketidakberdayaan teori ekonomi yang diyakininya untuk menjawab permasalahan kemiskinan yang terjadi di Bangladesh.7 Gebrakan Yunus yang paling berani adalah kepercayaannya yang luar biasa pada kaum miskin. Ketika mengawali program kredit mikro di desa Jobra, Yunus mendebat seorang manajer bank yang bersikeras bahwa bank tidak mungkin memberi pinjaman tanpa jaminan pada kaum miskin karena resiko tidak kembalinya sangat besar. Yunus membantah dengan mengatakan: ”Mereka sangat punya alasan untuk membayar kembali, yakni untuk mendapatkan pinjaman lagi.” kepercayaan pada kaum miskin inilah sebenarnya inti filosofi Grameen Bank.8 Aksi ekonomi paling revolusioner yang dilakukan Yunus mendapat pengakuan dunia dan meraih nobel perdamaian 2006 atas kesuksesannya memberantas kemiskinan di Bangladesh lewat program kredit mikro.9 Kredit mikro telah menolong banyak kaum miskin, karyanya diawali dengan memberikan sejumlah $27 untuk 42 orang miskin. Pinjaman ini diambil dari uang pribadi Muhammad Yunus. Dengan meminjamkan uang tersebut, dia tidak menganggap dirinya sebagai seorang bankir tetapi pembebas bagi 42 keluarga miskin di Bangladesh. Mengingat adanya beberapa kelemahan dari programprogram pengentasan kemiskinan yang di rancang dari 7
http://artdianfemi multiply.com/journal/item/57/M.Yunus. Muhammad Yunus, dan Alan Jolis, Bank Kaum Miskin, alih bahasa Irfan Nasution (Depok: Marjin Kiri, 2007), Cet. III, vi. 9 http://subhan kadir.wordpress.com//2008/01/07/Berantas Kemiskinan Ala Muhammad Yunus. 8
81
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
Dimyati pusat oleh pemerintah di Indonesia, maka perlu dicari model alternatif pengentasan kemiskinan yang sesuai dengan kondisi lokal dengan memperhatikan nilai-nilai sosial budaya setempat. Untuk itu, mengulas pemikiran Muhammad Yunus tentang pengentasan kemiskinan adalah suatu hal yang sangat penting. B. Setting Sosial Kehidupan Muhammad Yunus Muhammad Yunus lahir di Chittagong pada 1940 sebagai anak ke-3 dari 14 bersaudara, 5 diantaranya meninggal dunia ketika bayi.10Ayahnya bernama Dula Mia, seorang pengusaha permata dan menjadi pedagang lokal ornamen permata ternama di kalangan pelanggan muslim. Sedangkan Ibunya adalah Shofia Khatun seorang perempuan yang keras dan tegas. Shofia adalah penegak disiplin dalam keluarga tetapi penuh rasa iba dan baik hati. Shofia selalu memberi uang pada kerabat miskin yang berkunjung.11 Perhatiannya pada kaum miskin inilah yang membantu Yunus menemukan minat pada ilmu ekonomi dan perubahan sosial. Yunus menyelesaikan pendidikan sarjana di Chittagong dan langsung ditawari posisi sebagai dosen ekonomi di Almamaternya. Perguruan tinggi ini didirikan oleh Inggris pada tahun 1836 dan termasuk perguruan yang disegani di India.12 Pada 1965 Yunus mendapat beasiswa fulbright dan menerima gelar Ph.D di Amerika Serikat dari Vanderblit University. Yunus mendapat hadiah nobel perdamaian di Oslo, Norwegia pada tahun 2006 berkat program kredit mikronya dan menyingkirkan kandidat lainnya. Yunus menikah dengan Vera Forostenko tahun 1970 dan tinggal di Murfreesboro sebuah kota 80 km jauhnya 10
Http: // artdianfemi-multiply/journal/57/M.Yunus Muhammad Yunus, dan Alan Jolis, Bank Kaum Miskin, 6-7. 12 Ibid, 17. 11
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
82
Dimyati ke selatan Nashville, tempat Yunus mengajar di Middle Tennessee State University.13 Pada maret 1977 Vera melahirkan putri bernama Monica, tetapi sayangnya Vera memutuskan bercerai dan meninggalkan Bangladesh setelah melahirkan. Menurutnya Bangladesh bukan tempat yanng baik untuk membesarkan anak.14 Yunus menikah lagi pada maret 1980 di Dhaka dengan Afrozi Begum seorang Bangladesh yang menjadi peneliti fisika terapan di University of Manchester. Yunus dan Afrozi dikaruniai putri bernama Denna Afroz Yunus yang lahir pada 24 januari 1986.15 Pada tahun 1974 Yunus pulang ke Bangladesh setelah berhenti sebagai lektor di Middle Tennessee State University, Amerika Serikat. Kemudian Yunus bekerja sebagai anggota komisi perencanaan pemerintah.16 Yunus hanya bekerja sebentar di komisi perencanaan pemerintah, kemudian mengundurkan diri dan menjadi dekan di Fakultas Ekonomi di Chittagong. Yunus tinggal bersama orang tuanya di kota. Ayahnya mengizinkannya membawa mobil ke kampus setiap hari. Sepanjang perjalanan Yunus melintasi desa Jobra. Yunus memperhatikan lahan tandus di sekitar desa dan mencari tahu mengapa tanah tidak diolah untuk tanaman musim dingin, Setelah bertanya pada penduduk desa akhirnya dia tahu alasannya adalah tidak adanya air irigasi.17 Upaya pertama Yunus mengatasi kelaparan dengan terlibat program perbaikan produktifitas pertanian melalui irigasi. Yunus bekerjasama dengan petani Jobra 13
Yunus, Bank Kaum…,23. Ibid, 100. 15 Ibid, 101. 16 Muhammad Yunus, Menciptakan Dunia Tanpa Kemiskinan, alih bahasa Rani R. Moediarta (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, 2008), 48. 17 Yunus, Bank Kaum…,34. 14
83
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
Dimyati mendirikan koperasi yang menjalankan sumur dan sistem distribusi air. Proyek ini berhasil petani dapat menggunkan sistem irigasi baru.18Tetapi Yunus belum puas karena dia tahu bahwa yang termiskin di antara mereka nyaris tidak merasakan manfaat dari membaiknya panen, sebab mereka tidak mempunyai lahan. Yunus sadar harus ada solusi yang langsung mengatasi masalah ini dari akarnya.19 Yunus dan mahasiswanya melakukan riset di Jobra. Riset inilah yang mengantarkan Yunus pada Sufiyah seorang pengrajin bangku dari bambu. Meskipun pekerjaan Sufiyah bergantung pada rentenir untuk membeli bambu, namun rentenir hanya mau meminjamkan bila Sufiyah mau menjual bangku buatannya dengan harga yang ditentukan rentenir. Dengan penetapan tidak adil dan suku bunga tinggi, maka sangat mustahil bisa keluar dari kemiskinan. Yunus menawarkan uang 27 dolar AS dari uangnya sendiri untuk mengentaskan korban dari rentenir.20 Semangat orang karena hal remeh inilah membuat Yunus terlibat lebih jauh dalam mengatasi kemiskinan. C. Konsep Pengentasan Kemiskinan Muhammad Yunus Muhammad Yunus mengkategorisasi kemiskinan menjadi 3, yaitu: 1. P1-20 persen paling bawah dari populasi (sangat miskin) 2. P2-35 persen paling bawah dari populasi 3. P3-50 persen paling bawah dari populasi
18
Yunus, Menciptakan Dunia…, 49. Ibid. 20 Ibid, 51. 19
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
84
Dimyati Pada setiap kategori miskin, Yunus sering tambahkan klasifikasi berdasarkan wilayah, pekerjaan, agama, latar belakang etnis, jenis kelamin.21 Jika dalam program pengentasan kemiskinan menyatukan kaum miskin dan kaum-kaum yang relatif tidak miskin dalam sebuah program, maka kaum yang relatif tidak miskin akan mengusir kaum miskin, kecuali bila langkah-langkah proteksi dikembangkan secara tepat saat program di mulai. Dari apa yang dilakukan oleh Yunus melalui Grameen Bank (Bank Pedesaaan), ada beberapa modelmodel pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh Yunus, antara lain: 1. Kemiskinan adalah penyangkal seluruh Hak Azasi Manusia (HAM) Menurut Yunus kemiskinan adalah absennya seluruh hak azasi manusia. Frustasi, permusuhan, dan kemarahan yang disebabkan oleh kemiskinan akut tidak bisa memupuk perdamaian dalam masyarakat manapun. Untuk membangun perdamaian yang stabil, maka harus dicari cara-cara menyediakan peluang bagi rakyat untuk bisa hidup secara layak.22 Penciptaan kesempatan bagi sebagian besar masyarakat yang miskin adalah inti pengabdian kerja Yunus selama 30 tahun.23 2. Kewirausahaan sosial Salah satu upaya untuk memberdayakan potensi ekonomi umat serta membangun sebuah masyarakat yang mandiri adalah melahirkan sebanyak-banyaknya wirausahawan baru.24 21
Yunus, Bank Kaum Miskin…, 42. Yunus, Bank Kaum Miskin....,263. 23 Muhammad Yunus, Menciptakan Dunia......, 251. 24 Nanih Machendrawati dan Agus Ahmad Safe’i, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), 47. 22
85
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
Dimyati Kewirausahaan pada umumnya menyangkut keberanian seorang individu untuk melakukan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Sedangkan kewirausahaan sosial merupakan keberanian melawan adat yang menjadi penghalang dan kemauan membangun solidaritas kelompok untuk melakukan usaha demi meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Untuk mengentaskan kemiskinan di Bangladesh, Muhammad Yunus menggunakan model yang di sebut sebagai ”kewirausahaan sosial” (social entrepreneurship). Dengan model pengentasan kemiskinan ini, Robert Lawang dalam pengantarnya dalam buku ”Bank Kaum Miskin” mengatakan bahwa kewirausahaan sosial telah berhasil membawa perubahan multidimensional pada masyarakat miskin khususnya kaum perempuan.25 Bisnis sosial dapat memberi kepemilikan saham kepada orang miskin atau membiarkan keuntungan tetap berada di dalam negara miskin itu, sebab mengambil dividen bukanlah tujuannya.26 Apa yang oleh kaum kapitalis dianggap sebagai sebuah kebodohan dan kemalasan, atau oleh kaum religius sebagai sebuah kutukan, atau oleh birokrat sebagai sebuah ketidakmungkinan, oleh Yunus malah dijadikan sebuah laboratorium hidup di mana kekuatan dahsyat orang miskin (perempuan) menampakkan dirinya sebagai alternatif yang pantas diperhitungkan. Dengan intervensi belasan sen Dolar Amerika saja dia mampu menyaingi intervensi lembaga donor internasional dalam jumlah miliaran dolar Amerika.27 Kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) merupakan sumbangan pemikiran akademik Yunus. 25
Yunus, Bank Kaum Miskin...., X. Yunus, Menciptakan Dunia......., 259. 27 Yunus, Bank Kaum Miskin...., X. 26
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
86
Dimyati Menurut Robert Lawang dalam buku bank kaum miskin konsep kewirausahaan sosial ini bersifat hibrida, sebagian mengacu pada kapitalisme sebagiannya mengacu pada kesosialan.28 3. Membongkar kepalsuan-kepalsuan yang tersembunyi Muhammad Yunus membongkar kepalsuan kapitalisme yang jelas-jelas diskriminatif terhadap orang miskin, dan membongkar institusi-institusi seperti pendidikan, pemerintahan, negara, perbankan, agama, kebudayaan yang selama ini ikut ”membiarkan” kemiskinan itu tidak teratasi. a) Kepalsuan kapitalis dan Perbankan Kapitalisme berpusat pada pasar bebas. Konon semakin bebas pasar, semakin baiklah kapitalisme menuntaskan masalah apa, bagaimana, dan untuk siapa. Ada juga klaim yang menyatakan bahwa pencarian individual atas keuntungan pribadi akan memberi hasil optimal secara kolektif.29Ekonomi kapitalis sangat mementingkan individu dan mendahulukannya daripada kepentingan orang banyak.30 Yunus mendukung penguatan pasar. Tetapi, Yunus sangat tidak senang dengan melihat keterbatasan konseptual yang dikenakan pada para pelaku pasar. Hal ini bermula dari asumsi bahwa pengusaha itu adalah manusia satu dimensi yang membaktikan satu misi saja dalam kehidupan bisnisnya (memaksimalkan laba). Tafsiran akan kapitalisme macam ini mengisolir pengusaha dari
28
Ibid, xvi. Ibid, 268. 30 Sjechul Hadi Permono, Formula Zakat; Menuju Kesejahteraan Sosial (Surabaya: CV. Aulia, 2005), 14. 29
87
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
Dimyati segenap dimensi politik, emosional, sosial, spiritual, dan lingkungan dari hidup mereka.31 Yunus membongkar kepalsuan kapitalisme yang jelas-jelas diskriminatif terhadap kaum miskin (khususnya kaum perempuan) seperti terlihat dari praktik perbankan, mulai dari bank lokal sampai bank-bank internasional.32 Para pengusaha kecil perbankan merupakan “Agent of development” yang berperan kunci dalam memberdayakan ekonomi, rakyat hanya bisa berharap menyaksikan kenyataan pahit sulitnya bank bermitra akrab dengan pelaku-pelaku ekonomi rakyat yang miskin.33 Silogisme kapitalisme perbankan mempunyai aturan-aturan yang sangat ketat: (1) Bank harus untung dari usaha deposito dan kredit, tanpa membedakan apakah uang itu didepositkan dan dipinjam oleh orang kaya atau orang miskin, yang penting memenuhi prinsip-prinsip ekonomi yang sangat rasional; (2) Dengan aturan ini, maka kredit yang dikucurkan adalah kredit dalam jumlah besar yang menguntungkan bank, yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang kaya saja; (3) Oleh karena itu, adalah tidak rasional dan tidak ekonomis kalau bank meminjamkan uangnya dalam jumlah kecil.34Kesimpulannya, karena alasan rasional dan ekonomis, tidak mungkin bank memihak kepada orang miskin. Saat ini Bank Grameen telah memberi pinjaman kepada hampir 7 juta orang miskin, 97 31
Ibid, 268. Ibid, xi. 33 Muhammad, Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah; Pergulatan Melawan Kemiskinan dan Penetrasi Ekonomi Global (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), 68. 34 Yunus, Bank Kaum Miskin…., xii. 32
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
88
Dimyati persen adalah perempuan di 73.000 desa di Bangladesh.35 Yunus membuktikan bahwa tingkat pengembalian pinjaman yang dilakukan oleh orang miskin (terutama perempuan) kepada Grameen Bank paling rendah 98 persen. Sementara praktek perbankan pada umumnya meminjamkan miliaran bahkan triliunan kepada orang kaya atau pembayar yang tidak taat, yang sebagiannya memanipulasi agunan yang tidak realistis lagi, dan sebagiannya lari keluar negeri bersama uangnya sekaligus.36 b) Kepalsuan lembaga pendidikan Yunus berhasil membongkar kepalsuankepalsuan yang bersembunyi di balik institusi pendidikan. Ketika Yunus sadar bahwa dirinya bukan apa-apa dari segi ilmu yang digelutinya selama ini, serta sebagai dekan Fakultas Ekonomi Chitttagong University. Kepalsuan ini Yunus bongkar dengan membawa realitas kemiskinan perempuan menjadi bagian dari Satuan Acara Perkuliahan (SAP) di luar kelas, membuat warga kampus seluruhnya sebagai ”mahasiswa” yang harus belajar dari orang miskin sebagai dosendosennya, dan mengubah konsep kampus yang terikat pada bangunan-bangunan gedung yang menjauhkan diri dari pokok permasalahan riil menjadi interaksi-interaksi sosial yang langsung bergelut dengan pokok permasalahan .37 c) Kepalsuan agama atau religius Kepalsuan religius yang bercampur dengan adat dan kepentingan diri atau kelompok yang anti kemanusiaan. Yunus adalah seorang muslim yang 35
Yunus, Menciptakan Dunia……, 252 Yunus, Bank Kaum Miskin......, xii. 37 Ibid, x. 36
89
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
Dimyati taat beribadah, mempunyai perhatian penuh terhadap orang miskin terutama perempuan Bangladesh yang sangat menderita. Yunus juga seorang Bangladesh yang menghargai sopan santun. Penolakan terhadap sistem perbankan Grameen dengan argumentasi kotor yang dicaricari adalah sebuah kepalsuan sosial ekonomi yang justru bertentangan dengan nilai-nilai religius dan adat itu sendiri.38 d) Kepalsuan kebudayaan dan humanis Menurut Robert Lawang dalam buku Bank Kaum Miskin, kepalsuan humanisme menunjuk pada rasionalisasi atau logikalisasi pikiran yang sangat simplistik demi melayani atau menguntungkan kaum laki-laki penganggur di Bangladesh. Argumentasinya logis dalam bentuk retorika: Mengapa kepada perempuan diberikan pinjaman padahal banyak laki-laki yang sangat membutuhkan? Pertanyan balik yang tak kalah logisnya: Mengapa masih banyak laki-laki yang tidak mendapat pinjaman dari bank? Atau mengapa laki-laki yang tidak pada umumnya tidak setia pada janji untuk melunasi utangnya?. Yunus berhasil membuktikan bahwa memberikan kredit pada perempuan sudah terbukti mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga dan memperluas cakrawala mereka lewat pembentukan kelompok lima (yang mirip dengan sistem tanggung renteng dalam perkoperasian Indonesia).39 e) Kepalsuan Pelatihan instrumen
38
Ibid, xii. Ibid, xiii.
39
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
90
Dimyati Pelatihan instrumen oleh lembaga donor internasional (juga pemerintah) harus diadakan dalam setiap program pembangunan. Menurut penilaian Yunus, Konsep pembangunan seperti ini adalah mekenisme bagi donor internasional untuk menciptakan lapangan kerja bagi staf mereka sendiri, sehingga pada akhirnya sekitar 75% dana pinjaman itu kembali ke negara asalnya.40 D. Pendirian Grameen Bank dan Bisnis Sosial Lainnya Pada Desember 1976, Yunus berhasil memperoleh pinjaman dari Janata Bank sejumlah 10.000 taka ($300) dan memberikannya pada kaum miskin Jobra untuk modal usaha. Dari pinjaman ini kemudian Yunus merintis pendirian Grameen Bank. Pada bulan Januari 1977 Yunus mendirikan Grameen Bank, yang dikhususkan bagi kaum miskin agar dapat meminjam kredit.41 Grameen Bank adalah pemberian kredit kepada kaum miskin sambil meminimalisir risiko bahwa sumber daya tersebut akan sia-sia.42 Menurut Yunus untuk mengentaskan kemiskinan, kaum miskin perlu di beri kesempatan dan kepercayaan untuk mendapatkan pinjaman. Hanya saja mereka sulit berhubungan dengan bank, karena tidak memiliki agunan. Sepanjang tahun 1977, Yunus harus menandatangani setiap permohonan pinjaman. Bahkan saat Yunus sedang dalam lawatan ke Eropa atau Amerika Serikat, bank akan mengirimkan kawat atau menyurati Yunus untuk sebuah tanda tangan, ketimbang berhubungan langsung dengan setiap orang peminjam riil di desa. Yunus satu-satunya 40
Ibid, xiv. Ibid, 58. 42 Micheal P. Todaro, Stephen C. Smith, Pembangunan Ekonomi, alih bahasa Haris Munandar (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama), 286. 41
91
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
Dimyati yang mereka perhitungkan. Mereka tidak ingin berhubungan dengan kaum miskin yang memanfaatkan modal mereka.43 Grameen Bank dilancarkan sebagai usaha menentang ketentuan-ketentuan yang berlaku di perbankan, tujuannya adalah: 1. Memperluas fasilitas perbankan bagi orang-orang miskin 2. Menghapuskan eksploitasi dari rentenir 3. Menciptakan lapangan kerja 4. Menghinpun anggota masyarakat yang kurang beruntung di dalam suatu organisasi yanng dapat mereka mengerti dan jalankan. 5. Memotong lingkaran setan, yaitu: pendapatan rendah dan investasi rendah.44 Prosedur Grameen Bank dalam pemberian kredit dilakukan melalui beberapa syarat antara lain: 1. Kelompok yang terdiri dari 5 orang 2. Tinggal di dalam satu desa 3. Semua anggota wajib menghadiri pertemuan mingguan 4. Kelompok harus mengikuti latihan selama 1 minggu.45 Setelah melalui prosedur tersebut dan disahkan oleh bank, maka pinjaman akan diberikan. Manfaat yang dapat di ambil dari peminjam, mereka dapat mengembangkan usaha dengan modal yang diberikan dengan pengembalian yang relatif ringan. Inilah awal dari semuanya, Yunus tidak pernah bermaksud menjadi rentenir. Yunus hanya ingin membantu perempuan miskin, karena orang miskin tidak memiliki agunan untuk melakukan kredit dengan bank. 43
Yunus, Bank Kaum…,58. Pandu Suharto, Grameen Bank, , 42. 45 Ibid, 53-55. 44
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
92
Dimyati Hal paling mengejutkan bagi Yunus adalah pembayaran kembali pinjaman oleh para peminjam tanpa agunan ini terbukti jauh lebih baik ketimbang mereka yang pinjamannya di jamin oleh aset. Sungguh, lebih dari 98 persen pinjaman dilunasi.46 Pada tahun 2006, Grameen Bank telah memberikan kredit kepada 7 juta orang miskin di 73.000 desa Bangladesh, 97 persen diantaranya perempuan. Grameen Bank memberi kredit bebas agunan untuk mata pencaharian, perumahan, sekolah, dan usaha mikro untuk keluarga miskin dan menawarkan macam-macam program tabungan yang atraktif, dana pensiun, dan asuransi untuk para anggotanya. 47 Setelah hampir 20 tahun bereksperimen Grameen Bank telah mengoperasikan 25 organisasi, yang secara kolektif disebut ”Perusahaan Kelompok Grameen”. Beberapa perusahaan tersebut adalah: Perusahaan Kelompok Grameen48 Nama Berdiri Tujuan Perusahaan Tahun Bank Grameen 1983 Layanan keuangan orang miskin Grameen Trust 1989 Bantuan pelatihan dan keuangan untuk MFI di dunia Grameen Krisi 1991 Eksperimen dan pelatihan Foundation perbaikan pertanian Grameen Uddog 1994 Ekspor kain tenun Merek Grameen Check Grameen 1994 Budi daya ikan air tawar dan Motsho O peternakan 46
Yunus, Bank Kaum..., 59. Yunus, Menciptakan Dunia......, 252. 48 Ibid, 84-85. 47
93
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
Dimyati Pahusampad Found Grameen Telekom Grameen Shamogree
1995 1996
Grameen Cybernet Grameen Shaki
1996 1996
Grameen Phone 1996 Grameen Kaylan 1996
Grameen Shikka
1997
Grameen Communications Grameen Knitwear Grameen Capital Management Grameen Solution Grameen IT Park Grameen Baybosa Bikash Highway Ltd
1997
Grameen Star Education Grameen Bitek
2002
1997 1998 1999 2001 2001 2001
2002
Jasa telekomunikasi untuk orang miskin Penjualan kain tenun dan produk Grameen Check dalam negeri Penyedia jasa Internet Sumber energi terbaru untuk wilayah Bangladesh Jasa telepon seluler Layana kesehatan dan kesejahteraan untuk anggota dan staf Bank Grameen Beasiswa dan bantuan lain pada mahasiswa dan pelajar Jaringan Internet dan jasa pengolahan data nasional Pabrik bahan rajutan untuk ekspor Manajemen investasi Pembuatan Software MFI & bisnis lain pengembangan fasilitas kantor hi-tech di Dhaka Pembiayaan penjamin pinjaman bisnis kecil konektivitas data dan penyedia akses Internet Pelatihan teknologi Pabrik elektronik
barang-barang
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
94
Dimyati Grameen Healtcare Trust Grameen Healtcare Service Grameen Danone
2006 2006
2006
Mendanai Grameen Healtcare Service Fasilitas rumah sakit dan perawatan kesehatan lain Makanan bergizi terjangkau untuk oramg miskin
Perusahaan dalam bisnis sosial ini semua sibuk dalam beragam aktifitas, akan tetapi ada benang merah yang menghubungkan seluruh perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu meningkatkan kehidupan rakyat Bangladesh, terutama orang miskin. E. Penutup Kemiskinan kultural yang identik dengan malas adalah kaum miskin yang memiliki status sosial rendah, maka budaya mereka harus dirubah dengan budaya kelompok sosial-ekonomi menengah, supaya mereka keluar dari budaya kemiskinan yang selama ini mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, Yunus tidak bagibagi uang, tetapi semua ada prosedur yang disesuaikan dengan kaum miskin. Maka, ini merupakan kritik bagi beberapa program seperti di Indonesia yaitu program Bantuan Langsung Tunai (BLT). Program tersebut hanya menambah panjang daftar orang miskin karena mereka akan semakin malas dan hanya mengandalkan bantuan tersebut. Sebenarnya di Indonesia telah menerapkan konsep Grameen Bank walaupun hanya pada sebagian sistemnya saja. Ini bisa dilihat pada program pengentasan kemiskinan PNPM Mandiri yang telah dicanangkan pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada program PNPM mandiri masyarakat hanya perlu mengisi beberapa lembar kertas saja. Masyarakat juga tidak perlu memberi agunan karena sesuai dengan apa 95
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
Dimyati yang disampaikan Yunus bahwa bagaimana seseorang memberi apabila tidak ada yang dapat dijaminkan. Di samping itu, di PNPM mandiri juga dilakukan pendampingan guna memastikan pengembalian pinjaman supaya lancar.49 Akan tetapi karena pendampingan yang tidak tepat, maka banyak dana PNPM yang macet. Ini menunjukkan bahwa walaupun PNPM mengadopsi sistem Grameen Bank tetapi karena Sumber Daya Manusia yang kurang mengerti akan sistem tersebut akhirnya banyak dana yang macet. Dengan demikian, sebenarnya telah ada beberapa program pengentasan kemiskinan di Indonesia yang mengadaptasi Grameen Bank dan program tersebut dipandang berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa program Grameen Bank bisa diadaptasi di Indonesia. Akan tetapi, ketika mengadopsi program tersebut seharusnya bukan hanya sebatas pada sistem tanggung renteng dan tanpa jaminannya saja, tetapi juga harus mampu membangun karakter Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat juga.
49
http:// www.p2kp/wartadetil/ Belajar Dari Keberhasilan Grameen Bank, Ahmad S. Khan (28-7-2010). Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014
96
Dimyati BIBLIOGRAFI Micheal P. Todaro, Stephen C. Smith, Pembangunan Ekonomi, alih bahasa Haris Munandar (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama). Muhammad Yunus, dan Alan Jolis, Bank Kaum Miskin, alih bahasa Irfan Nasution (Depok: Marjin Kiri, 2007), Cet. III. Muhammad Yunus, Menciptakan Dunia Tanpa Kemiskinan, alih bahasa Rani R. Moediarta (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, 2008). Muhammad, Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah; Pergulatan Melawan Kemiskinan dan Penetrasi Ekonomi Global (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009). Nanih Machendrawati dan Agus Ahmad Safe’i, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001). Pandu Suharto, Grameen Bank, (Jakarta: LPPI,1999). Sjechul Hadi Permono, Formula Zakat; Menuju Kesejahteraan Sosial (Surabaya: CV. Aulia, 2005). Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat; Studi komparatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat Berdasarkan Qur;an dan Hadist, alih bahasa Salman Harun dkk, cet V (Bogor: Pustaka Litera antarnusa, 1996). Yusuf Qardhawi, Spektrum Zakat dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan (Jakarta: Zikrul Hakim, 2005). Http: // artdianfemi-multiply/journal/57/M.Yunus http: www.bps /Pengembangan Program Pengentasan Kemiskinan http:// www.p2kp/wartadetil/ Belajar Dari Keberhasilan Grameen Bank, Ahmad S. Khan (28-7-2010). http://artdianfemi multiply.com/journal/item/57/M.Yunus. http://subhan kadir.wordpress.com//2008/01/07/Berantas Kemiskinan Ala Muhammad Yunus. 97
Irtifaq, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2014