BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Lokasi Penelitian Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Suwawa berdiri pertama kalinya/dimulainya pembangunan pada tahun 1997 dan mulai beroperasi pada tahun 1999, dengan luas tanah mencapai + 7.000 M2 dengan ruang kelas sebanyak 3 ruang kelas, 1 ruang guru dan ruang tata usaha. Seiring perkembangan zaman dan kecanggihan teknologi serta tuntutan masyarakat yang ingin menjadikan SMP Negeri 2 Suwawa sebagai wadah Wiyatamandala, sekolah ini telah mengalami renovasi bangunan sebanyak 3 kali renovasi. Hingga saat ini gedung yang telah direnovasi tersebut memiliki fasilitas: Tabel 2: Keadaan Sarana/Prasarana Sekolah No
Jenis Ruang
Jumlah
1
Ruang Kepala Sekolah
1
2
Ruang Guru
1
3
Ruang Pegawai Tata Usaha
1
4
Ruang Belajar/Kelas
12
5
Lab IPA
1
6
Lab Bahasa
1
7
Perpustakaan
1
8
Ruang Keterampilan
1
9
Ruang Multimedia
1
10
Ruang UKS
1
11
Mushollah
1
Lanjutan tabel: No
Jenis Ruang
Jumlah
12
KM/WC Kepala Sekolah
1
13
KM/WC Guru
2
14
KM/WC Siswa
3 Jumlah
28
Sumber Data: Tata Usaha SMP Negeri 2 Suwawa Selain fasilitas sebagaimana yang tersebut diatas SMP negeri 2 Suwawa juga dilengkapi dengan lapangan olahraga yakni lapangan volley ball, Lapangan basket ball dan lapangan lompat jauh serta tempat parkir kendaraan. Dalam sejarah perkembangannya SMP Negeri 2 Suwawa telah beberapa kali mengadakan pergantian kepala sekolah sejak tahun 1999 sampai sekarang. Di bawah ini adalah nama-nama kepala sekolah SMP Negeri 2 Suwawa: Tabel 3: Nama-Nama Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Suwawa No
Nama
Masa Jabatan
Keterangan
1999 (3 Bulan)
-
1
Samadi Ahmad
2
Nawir Puyo, S.Pd
1999-2003
-
3
Rosmina Iji
2003-2005
-
4
Abd. J. Rahman
2005-2008
-
5
Yasin Lasale, S.Pd
2008-2012
Almarhum
6
Risna Ayuba Yunus, S.Pd
2012-Sekarang
-
Sumber Data: Tata Usaha SMP Negeri 2 Suwawa Untuk
menunjang
perkembangan
dan
kemajuan
sekolah
dalam
mempersiapkan sumber daya yang handal, maka disisi lain para pengajar dan pimpinan sekolah merancang program kerja panjang (visi) dan program jangka
pendek (misi) sebagai penunjang program jangka panjang. Adapaun visi dan misi daari SMP Negeri 2 Suwawa sebagai berikut: VISI – MISI Visi “SDM Bermutu, Berprestasi, Berpijak pada IMTAQ dan Berbudaya Lingkungan” Misi -
Melaksanakan pembelajaran dengan strategi CTL/PAIKEM dan berkarakter.
-
Menerapkan manajemen sekolah yang handal.
-
Mendorong dan memberi semangat warga sekolah untuk berperilaku kreatif dan motivatif dalam mencapai prestasi akademik dan nonakademik.
-
Menumbuhkan rasa percaya diri, menghargai perbedaan, santun dalam bertindak, tertib dan disiplin pada setiap warga sekolah yang dilandasi iman dan taqwa.
-
Menciptakan lingkungan yang kondusif dan menyenangkan serta sebagai sumber belajar sehingga warga sekolah merasa aman dan nyaman di sekolah.
4.1.2 Keadaan Guru Guru sebagai subyek pengajar sangatlah menentukan keberhasilan pendidikan baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dalam suatu lembaga pendidikan masyarakat menempatkan guru pada tempat yang terhormat dari lingkungannya, karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju tercapainya masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Tabel 4: Keadaan Tenaga Pendidik (Guru) Menurut Tingkat Pendidikan Jumlah Total PNS Non PNS No Pendidikan L P Jlh L P Jlh L P Jlh 1
Sarjana (S1)/A4
6
21
28
1
-
1
7
21
28
2
Sarjana (S2)
-
1
1
-
-
-
-
1
1
6
22
29
1
0
1
7
22
29
Jumlah
Ket
Sumber Data: Tata Usaha SMP Negeri 2 Suwawa 4.1.3 Keadaan Siswa Siswa merupakan aspek yang tidak terlepas dari keberhasilan suatu sekolah dimana siswa sebagai obyek yang harus dikembangkan dalam proses kehidupan sekolah dan juga sebagai penunjang berdirinya suatu lembaga pendidikan. Berdasarkan hal ini maka SMP Negeri 2 Suwawa pada tahun ajaran 2013/2014 memiliki jumlah siswa yang tersebar di 3 kelas, dengan data sebagai berikut: Tabel 5: Keadaan Siswa Menurut Rombongan Belajar Jumlah Siswa Jumlah No Kelas Rombel L P Total 1
VII
5
64
69
133
2
VIII
5
64
52
116
3
IX
5
47
78
125
15
175
199
374
Jumlah
Ket
Sumber Data: Tata Usaha SMP Negeri 2 Suwawa
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1 Deskripsi Data Variabel X (Kompetensi Pedagogik Guru) Data yang dikumpul dari penyebaran angket kepada responden yang berada di SMP Negeri 2 Suwawa khususnya pada siswa kelas VII. Dari
pemberian skor serta penilaian data diperoleh rentang (range) dari data terbesar dan data terkecil adalah 101 dan 66, sedangkan banyaknya luas kelas interval dan panjang kelas masing-masing 6 dan 6. Sehingga dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 6: Distribusi Frekuensi Data Variabel X No
Kelas Interval
Frekuensi (f)
1
66 - 71
4
2
72 - 77
6
3
78 - 83
14
4
84 - 89
5
5
90 - 95
2
6
96 - 101
2
Jumlah
33
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang menjawab di atas angka 78 – 83. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi data variabel X dapat dilihat melalui histogram sebagai berikut:
16 14 12 10
Frekuensi
8 6 4 2 0
65,5
71,5
77,5
83,5
89,5
95,5
Batas Kelas Gambar 2: Histogram Data Variabel X
101,5
Data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata (X) dari rangkai data responden sebesar 80,68. Adapun kelas median (Me) ternyata berada pada kelas ke-3 sebesar 80,29 sedangkan kelas modus (Mo) berada pada kelas ke3, karena kelas ini memiliki frekuensi tertinggi sebesar 80,32. Sedangkan hasil perhitungan dari rangkaian data menunjukkan harga varians (s2) sebesar 59,59 dan standar deviasi (s) sebesar 7,72. (Perhitungan terlampir pada lampiran 4). Dari hasil penelitian untuk variabel X dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa kelas VII yang menjadi responden di SMP Negeri 2 Suwawa menyetujui dengan adanya kompetensi pedagogik guru. 4.2.2 Deskripsi Data Variabel Y (Aktivitas Belajar Siswa) Dari pemberian skor serta penilaian data pada variabel Y diperoleh rentang (range) dari data terbesar dan data terkecil adalah 92 dan 65, sedangkan banyaknya luas kelas interval dan panjang kelas masing-masing 6 dan 5. Sehingga dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 7: Distribusi Frekuensi Data Variabel Y No
Kelas Interval
Frekuensi (f)
1
65 - 69
3
2
70 - 74
3
3
75 - 79
7
4
80 - 84
11
5
85 - 89
5
6
90 - 94
4
Jumlah
33
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang menjawab di atas angka 80 – 84. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi data variabel X dapat dilihat melalui histogram sebagai berikut: 12 10 8
Frekuensi
6 4 2 0
64,5
69,5
74,5
79,5
84,5
89,5
94,5
Batas Kelas Gambar 3: Histogram Data Variabel Y Data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata (X) dari rangkai data responden sebesar 80,64. Adapun kelas median (Me) ternyata berada pada kelas ke-4 sebesar 81,1 sedangkan kelas modus (Mo) berada pada kelas ke-4, karena kelas ini memiliki frekuensi tertinggi sebesar 81,5. Sedangkan hasil perhitungan dari rangkaian data menunjukkan harga varians (s2) sebesar 50,43 dan standar deviasi (s) sebesar 7,10. (Perhitungan terlampir pada lampiran 4). Dari hasil penelitian untuk variabel Y dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa di SMP Negeri 2 Suwawa khususnya kelas VII dapat dipengaruhi oleh kompetensi pedagogik guru.
4.3 Pengujian Persyaratan Analisis Dalam proses analisis data meliputi proses pengujian normalitas data yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk kepentingan pengujian normalitas data dapat digunakan rumus chi-kuadrat (χ2). Pengujian ini dilakukan terhadap skor variabel X (kompetensi pedagogik guru) dan skor variabel Y (aktivitas belajar siswa). 4.3.1 Pengujian Normalitas Data Variabel X Dari hasil perhitungan pengujian normalitas data variabel X diperoleh harga χ2hitung sebesar 5,36. Dari daftar distribusi chi-kuadrat pada α = 0,01 diperoleh χ2
(1-0,01) (6-3)
= χ2
(0,99) (3)
= 11,3. Ternyata harga χ2hitung lebih kecil dari
χ2daftar (5,36 < 11,3). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dalam variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk jelasnya, hal ini dapat dilihat pada gambar berikut: f
Daerah Penolakan
Daerah Penerimaan
0
5,36
11,3
χ2
Gambar 4: Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis dengan taraf nyata α = 0,01
Jika digunakan taraf nyata α = 0,05 dengan dk = 3, maka dari daftar distribusi chi-kuadrat diperoleh χ2(0,95)(3) = 7,81 atau harga χ2hitung telah berada pada daerah penolakan hipotesis, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam dalam variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal. untuk jelasnya, hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:
f Daerah Penolakan
Daerah Penerimaan
0
5,36
7,81
χ2
Gambar 5: Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis dengan taraf nyata α = 0,05
4.3.2 Pengujian Normalitas Data Variabel Y Dari hasil perhitungan pengujian normalitas data variabel Y diperoleh harga χ2hitung sebesar 3,47. Dari daftar distribusi chi-kuadrat pada α = 0,01 diperoleh χ2
(1-0,01) (6-3)
= χ2
(0,99) (3)
= 11,3. Ternyata harga χ2hitung lebih kecil dari
χ2daftar (3,47 < 11,3). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dalam variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk jelasnya, hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:
f
Daerah Penolakan
Daerah Penerimaan
0
3,47
11,3
χ2
Gambar 6: Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis dengan taraf nyata α = 0,01
Jika digunakan taraf nyata α = 0,05 dengan dk = 3, maka dari daftar distribusi chi-kuadrat diperoleh χ2(0,95)(3) = 7,81 atau harga χ2hitung telah berada pada daerah penolakan hipotesis, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam dalam variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal. untuk jelasnya, hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:
f
Daerah Penolakan
Daerah Penerimaan
0
3,47
7,81
χ2
Gambar 7: Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis dengan taraf nyata α = 0,05
4.4 Pengujian Hipotesis Untuk pengujian hipotesis, dalam penelitian ini digunakan pengujian regresi linier sederhana yang dimaksudkan untuk mengukur hubungan fungsional antara variabel-variabel dalam penelitian. Hubungan fungsional ini ditulis dalam persamaan regresi Ŷ = a + bX, sehingga dari hasil perhitungan (terlampir pada lampiran 5) diperoleh persamaan regresi sebagai berikut Ŷ = 45,68 + 0,43X. Persamaan ini mengandung makna bahwa setiap terjadi perubahan (penurunan atau peningkatan) sebesar 45,68 unit pada variabel X maka akan diikuti oleh perubahan (penurunan atau peningkatan) rata-rata sebesar 0,43 unit variabel Y. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan (penurunan atau peningkatan) sebesar 45,68 unit pada variabel kompetensi pedagogik guru maka akan diikuti oleh perubahan (penurunan atau peningkatan) rata-rata sebesar 0,43 unit pada variabel aktivitas belajar siswa. Selanjutnya, untuk kepentingan pengujian ini dapat digunakan uji linieritas dan uji keberartian yang disusun dalam tabel Anava (terlampir pada lampiran 5). Dari tabel tersebut diperoleh harga Fhitung untuk uji linieritas sebesar 1,04 dan Fhitung untuk uji keberartian sebesar 9,09. Berdasarkan kriteria pengujian untuk uji linieritas yang telah ditetapkan bahwa Fdaftar diperoleh dari F ≤ F(1-α)(k-2,n-k). Jika digunakan taraf nyata α = 0,01 maka F(1-0,01)(24-2,33-24) atau
(0,99)(22,9)
= 4,80. Ternyata harga Fhitung lebih kecil dari
Fdaftar (1,04 < 4,80), sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Ŷ = 45,68 + 0,43X berbentuk linier. Pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh harga F(10,05)(24-2,33-24)
atau
(0,95)(22,9)
= 2,93. Seperti pada taraf nyata 1% dapat diperoleh
kesimpulan yang sama bahwa persamaan regresi berbetuk linier,
maka H1
diterima dan H0 ditolak. Selanjutnya untuk uji keberartian telah ditetapkan kriteria pengujian bahwa Fdaftar diperoleh dari F ≥ F(1-α)(1,n-2). Jika digunakan taraf nyata α = 0,01 maka F(1-0,01)(1,33-2) atau F(0,99)(1,31) = 7,56. Ternyata harga Fhitung lebih besar dari Fdaftar (9,09 > 7,56), sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi linier tersebut di atas benar-benar signifikan (berarti). Pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh harga F(1-0,05)(1,33-2) atau F(0,95)(1,31) = 4,17. Seperti pada taraf nyata 1% dapat diperoleh kesimpulan yang sama bahwa persamaan regresi linier benarbenar signifikan (berarti), maka H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara kompetensi pedagogik guru dengan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu (H0) ditolak, sedangkan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara kompetensi pedagogik guru dengan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu (H1) diterima.
4.5 Pembahasan Penelitian ini termasuk studi pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara empirik terbukti variabel bebas yang diteliti ikut menentukan variabel terikat. Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah kompetensi pedagogik guru (variabel X) dan
variabel terikat adalah aktivitas belajar siswa (variabel Y) pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suwawa. Berdasarkan masalah penelitian atau tujuan penelitian yaitu untuk mengukur besarnya pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VII SMP Negeri 2 Suwawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango, maka diperoleh pengaruh antara kompetensi pedagogik guru dengan aktivitas belajar siswa. Dari hasil perolehan tersebut, pertama-tama penulis mengadakan pengujian normalitas data baik variabel X (kompetensi pedagogik guru) maupun variabel Y (aktivitas belajar siswa) yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak sehingga dapat digunakan inti pengujian berikutnya. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa data dalam variabel X dan variabel Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan pengujian regresi linier sederhana yang dimaksudkan untuk mengukur hubungan fungsional antara variabel-variabel dalam penelitian. Sehingga dari hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi sebagai berikut Ŷ = 45,68 + 0,43X. Persamaan ini mengandung makna bahwa setiap terjadi perubahan (penurunan atau peningkatan) sebesar 45,68 unit pada variabel X maka akan diikuti oleh perubahan (penurunan atau peningkatan) rata-rata sebesar 0,43 unit variabel Y. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan (penurunan atau peningkatan) sebesar 45,68 unit pada variabel kompetensi pedagogik guru maka akan diikuti oleh perubahan (penurunan atau
peningkatan) rata-rata sebesar 0,43 unit pada variabel aktivitas belajar siswa. Selanjutnya, untuk kepentingan pengujian ini peneliti menggunakan uji linieritas dan uji keberartian. Berdasarkan kriteria pengujian untuk uji linieritas dan uji keberartian menunjukkan bahwa persamaan regresi berbentuk linier dan benarbenar signifikan (berarti). Dengan demikian, hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara kompetensi pedagogik guru dengan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu di kelas VII SMP Negeri 2 Suwawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango, dapat diuji kebenarannya atau dapat diterima dalam penelitian ini. Kemudian peneliti berargumen bahwa kontribusi yang demikian besar ini akan tetap terjaga apabila pihak sekolah atau guru tetap konsisten dalam menerapkan kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan kegiatan sistematik serta mengarahkan siswa untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Berbicara tentang kompetensi pedagogik guru, maka tidak terlepas dari seperangkat kemampuan yang dimiliki guru di dalam kelas. Dalam proses pembelajaran yang melibatkan semua unsur yang terdiri dari guru, siswa, sarana dan prasarana belajar yang terorganisir secara baik dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa maupun hasil belajar siswa yang tertuang dalam tujuan penyelenggaraan pendidikan. Dalam penelitian ini pengaruh kompetensi pedagogik guru yang meliputi menguasai karakteristik siswa; menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran; menyelenggarakan
pembelajaran
yang
mendidik;
memanfaatkan
TIK;
memfasilitasi pengembangan potensi siswa; berkomunikasi efektif, empatik dan santun dengan siswa dan menyelenggarakan dan memanfaatkan evaluasi merupakan suatu hal yang mempengaruhi peningkatan aktivitas belajar siswa baik dari segi membaca, menulis, bertanya, menjawab, mendengar, menganalisis dan menyelesaikan soal atau tugas. Guru harus lebih memperhatikan kelancaran interaksi komunikasi dengan siswa dalam menyampaikan materi, guru harus lebih meningkatkan dan menguasai penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar sehingga aktivitas siswa dalam belajar semakin meningkat. Guru harus mampu menerapkan/menggunakan metode dan model pembelajaran dalam kegiatan belajar agar tidak menimbulkan perasaan bosan dari siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan guru. Guru yang mempunyai kemampuan atau keahlian dalam menyampaikan ataupun melakukan transfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa secara maksimal, yang berarti bahwa harapan untuk membangun pengetahuan siswa/pengalaman belajar siswa melalui bimbingan yang dilakukan oleh guru dapat terlaksana dengan baik. Sehingga menumbuhkan motivasi siswa dalam belajarnya agar dapat mempengaruhi tindakan siswa dalam mencapai tujuannya. Berhasil tidaknya seorang siswa dapat dilihat dari aktivitas belajar selama proses pembelajaran.