BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan permainan paling populer di dunia saat ini. Sepak bola berkembang pesat dikalangan masyarakat karena permainan ini dapat dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di Indonesia perkembangan sepak bola sampai saat ini sudah menunjukan prestasi yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional Indonesia masih kalah bersaing dengan negara-negara ASEAN, seperti Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam, dan negara-negara Asia lainnya. Hal tersebut menjadi perbincangan di media nasional sampai saat ini mengapa Timnas sepak bola Indonesia masih kalah bersaing dengan negara-negara ASEAN padahal negeri ini merupakan negeri yang luas dan banyak sumber daya manusia. Di Indonesia banyak klub amatir yang berkompetisi dari tingkat Pengcab (Pengurus Cabang) PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia), dari Divisi III, Divisi II dan, Divisi I PSSI Pusat sampai klub non amatir yang berkompetisi di Divisi Utama dan ISL (Indonesian Super League). Pada pembinaan sepak bola di tingkat perguruan tinggi terdapat suatu wadah yang bertujuan untuk menyalurkan minat dan bakat potensi sepak bola yang dimiliki mahasiswanya, wadah itu adalah UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Di tingkat perguruan tinggi terdapat berbagai macam kompetisi seperti POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional), POMDA (Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah), dan LPI (Liga Pelajar Indonesia). Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) 1
Sepak bola Universitas Gajah Mada (GAMA) merupakan suatu wadah pembinaan minat dan bakat di bidang olahraga yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan skill, teknik dan taktik dalam bermain sepak bola. Di UKM ini setiap tahunnya selalu diadakan seleksi untuk mendapatkan pemain yang berkualitas dan memiliki tehnik, taktik, fisik dan mental yang baik yang selanjutnya akan di persiapkan untuk mengikuti kompetisi tingkat perguruan tinggi. Sepak bola merupakan permainan beregu yang masing-masing regu terdiri dari
sebelas
pemain.
Permainan
menggunakan
tungkai,
kecuali
ini
penjaga
hampir gawang
seluruhnya yang
dimainkan
diperbolehkan
menggunakan tangannya untuk menangkap bola di daerah tendangan hukuman. Tujuan dari permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan berusaha menjaga gawangnya sendiri agar tidak kemasukkan (Sucipto, dkk 2000: 7). Untuk dapat bermain sepak bola yang baik pemain dibekali dengan teknik dasar, seperti menendang (kicking), menghentikan (stoping), menggiring (dribbling), menyundul (heading), merampas (tackling), lemparan ke dalam (throw-in), dan menjaga gawang (goal keeping) (Sucipto, dkk 2000: 17). Pembinaan terhadap atlet tidak hanya dilakukan terhadap kemampuan teknik dan fisik pemain tetapi unsur struktur dan tipe tubuh pemain juga perlu mendapat perhatian dalam proses pemilihan pemain. Tipe tubuh merupakan salah satu aspek biologis dari penentu tercapainya prestasi dalam olahraga, keadaan tubuh merupakan unsur bawaan yang tidak bisa diubah oleh atlet.
2
Setiap
cabang
olahraga
memerlukan
adanya
kesesuaian
dengan
perbandingan atau pertimbangan tipe tubuh. Selama ini program pemilihan atlet hanya ditentukan dari prestasinya semata atau kemampuannya bertanding, padahal untuk memperoleh prestasi yang maksimal dibutuhkan suatu kondisi pemain yang memiliki kemampuan fisik, teknik, taktik yang baik serta didukung oleh kondisi somatotype yang baik pula. Bentuk tubuh dan kualitasnya akan berpengaruh positif bila disesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan guna mencapai hasil kerja yang maksimal. Menurut Sajoto yang dikutip oleh Nawan Primasoni dan Sulistiyono (2010: 4), tipe tubuh atau somatotype adalah indeks spesifik yang menggambarkan perawakan seseorang, tinggi badan, berat badan dan kondisi tumpukan lemak tubuh seseorang. Somatotype atlet pada cabang olahraga tertentu memiliki karakteristik yang berbeda dan spesifik. Somatotype atlet yang sesuai dengan cabang olahraga yang digeluti ternyata sangat mendukung performa atlet. Tidak hanya untuk mendukung performa atlet, somatotype diketahui juga dapat memberikan gambaran performa pada atlet sepak bola. Menurut hasil penelitian Kapri (1988) di India, somatotype tipe endomorph dan ectomorph tidak memiliki hubungan dengan kemampuan atlet sepak bola. Sedangkan somatotype dengan tipe mesomorph memiliki hubungan yang bermakna dengan kemampuan atlet sepak bola. Diketahui bahwa semakin endomorphy atau semakin banyak persentase lemak tubuh seorang atlet, maka akan menyebabkan performa fisik atlet berkurang (Norton, 1996 yang dikutip oleh Diana Pratiwi, 2014: 3). Pada cabang olahraga sepak bola, pemain di
3
tuntut untuk memiliki daya tahan, kecepatan, kelincahan, daya ledak, kekuatan dan body contact sehingga pada olahraga ini seorang pemain harus memiliki tipe tubuh yang cocok dengan karakter permainan sepak bola yang keras. Pada UKM sepak bola UGM yang sampai saat ini sedang berkompetisi di kompetisi Divisi I Pengcab Sleman belum menunjukan prestasi yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah somatotype yang dimiliki oleh UKM sepak bola UGM sudah ideal dengan standar pemain sepak bola. Manfaat yang dapat diperoleh dari diketahuinya somatotype terhadap pemain adalah 1) sebagai data untuk bahan pertimbangan dan memutuskan program latihan yang sesuai 2) sebagai tolak ukur bagi pelatih dalam percarian calon pemain yang baik 3) mengetahui profil pemain pada Unit Kegiatan Mahasiswa sepak bola UGM (GAMA) tahun pelatihan 2014/2015. Setiap individu memiliki potensi untuk meraih prestasi, namun potensi setiap individu berbeda, tergantung terhadap individu itu sendiri dalam mengaktualisasikan kemampuannya dan bakat yang dimiliki seseorang. Latihan persiapan fisik adalah hal dasar paling penting dalam piramida sistem latihan olahraga. Menurut Bompa (1994: 1) faktor dasar latihan yang meliputi persiapan fisik, teknik, taktik kejiwaan, dan persiapan teori akan selalu ada dalam setiap program latihan. Perkembangan bakat, dan pembentukan fisik, teknik, taktik, pematangan psikis, dan didukung oleh postur yang baik merupakan dasar bagi seorang atlet untuk mencapai prestasi yang baik. Setiap manusia di muka bumi ini tidak akan pernah memiliki sifat-sifat jasmaniah yang sama persis dengan manusia lainnya sehingga dalam hal ini
4
akan menyebabkan berbagai macam tipe bentuk tubuh atau somatotype. Tipe tubuh yang cocok dengan cabang olahraga tertentu sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi seorang olahragawan itu sendiri. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang tealah diuraikan di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Pengukuran tipe tubuh atau somatotype dengan antropometri belum pernah dilakukan dalam seleksi pemain baik dalam hal penjaringan maupun dalam proses latihan sepak bola UKM UGM. 2. Dalam permainan sepak bola, pemain dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang sesuai dengan karakteristik permainan sepak bola. 3. Permainan sepak bola memiliki istilah body contact, sehingga pemain yang memiliki tipe tubuh atau somatotype yang cocok dengan permainan ini akan lebih menguntungkan. 4. Belum diketahuinya profil somatotype masing-masing pemain sepak bola dalam UKM UGM tahun pelatihan 2014/2015. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta agar penelitian ini tidak menyimpang dari masalah yang ada sebenarnya, penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: somatotype Unit Kegiatan Mahasiswa sepak bola Universitas Gajah Mada (GAMA) tahun pelatihan 2014/2015.
5
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka dapat dirumuskan masalah penelitian, yaitu : Bagaimanakah Profil Somatotype Unit Kegiatan Mahasiswa sepak bola Universitas Gajah Mada (GAMA) tahun pelatihan 2014/2015. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Profil Somatotype Unit Kegiatan Mahasiswa sepak bola Universitas Gajah Mada (GAMA) tahun pelatihan 2014/2015. F. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis a.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dalam mata kuliah pengukuran, khususnya dalam pengukuran antrophometri.
b.
Memberikan informasi tentang profil somatotype Unit Kegiatan Mahasiswa sepak bola Universitas Gajah Mada (GAMA) tahun pelatihan 2014/2015.
2. Secara Praktis a.
Bagi Atlet, dapat mengetahui tipe tubuh (somatotype) yang dimiliki dan dapat menjadi acuan dalam memperbaiki dan membentuk postur tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga sepak bola atau olahraga yang digeluti.
6
b.
Bagi Klub, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan memutuskan program kegiatan khususnya pada kegiatan pengukuran dan dapat digunakan sebagi pencarian calon atlet sepak bola yang baik.
c.
Bagi Pelatih, sebagai data untuk melakukan evaluasi terhadap program yang telah diberikan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan tim, sekaligus untuk merancang program yang akan diberikan.
d.
Bagi Masyarakat, memberikan
informasi
mengenai
pemilihan
cabang olahraga yang akan ditekuni. e.
Bagi Institusi, memberikan informasi mengenai salah satu acuan yang digunakan dalam pengambilan kebijakan pada pembibitan atlet junior.
f.
Bagi Peneliti berikutnya, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih lanjut, serta referensi terhadap penelitian yang sejenis.
7