'Fernbakau Madura fN~cc)(runutohucunx L ) rnerupakan salah satu
ternbakau lukal aromatis dan hrtsilnya acfalah bun yang dirajang untuk balun
baku rakok kt&&
d m setragian kecil untr.k susur. Ciri utama ternbakau rajangan
untuk rokak, yakni pangkal daunnya duduk dan Iemtracan daun 'lebih tipis dari tembakau susur (Basuki, 1.1. tll., 4999).
're'embakau ini &piit tumbuh &tarn rentan ikfirn yang Lws dan dapat tumbuh pada kisaran 60" LU (Swecfia) - 40" L5 (Selandia Baru) karena xesgonnya netral ierhadap panjang hari (Gardner, 1951), selarna pertumbuhan tidak
dikehendaki adanya suhu rendah dibawah 1 5 " C (Tso, 1972). Produksi tanaman tembakau ditmtukm ofeh tin&$
prtumbuhan
h a m a n cukup baik, terutania pertumbuhm daun, makin h i k tingkat pextumbuhan akan mukin k i k pula tingkat ksilnya.
Proses fisiofagi y m g sangat berpengmh pa& pertumbubxt tanaman tidalah fatwintesis dan respimi pada tanam.
Kernampam dam unt~lk
menyerap dan rnenggunakan energi d y a mtahari rnenrpelh kgian &ri
kamiaeristik fisialogis &lam prows fatosbtmis (Djumli, 2001 ). D a h p r w s fotosintesis, emrgi &ya
&wrap oleh pigmen-pigmen
didalam mernbran lameta yang menyebabhn transpor eteidxon d m proton, dm mengakihatkan terjdnya fosforitasi ADP menjd ATP dan reduksi NADP+
menjadi NADPH.
A'TP rnerupakan energi yang tcrsedia dalam siskrn bialogi,
apabila sstu gugus fosfat di lepskan dari ATP, energi juga lepas. hsfat yang tertepas akan bergabung dextgan suatu moiekul ( yang rningalami fosfori lasi ) bi la a& masukan energi, ha1 ini menaikbn kandungan
energi molekul tersebut dan mernungkinkannya mengahmi reaksi kimia.
Dan
NADPH merupkan szllah ssltu pereduksi (penaim clan pernasak ion hidrogen) yang paling kuat.
Keduonnya ATP dan NADPH diperlukan untuk mengubnh
karbundioksida (CO?)mnjadi mofcku! argmik (Susifo, I99 f ). Respirasi didefinisikan sebagai proses pengumian bahan organ1k merljadi
energ, rtan repirasi yang terjadi pda sebagim besolr tanaman dm hewan biasanyrt melittkan uksidasi aerobik dari gula, reaksi ini krjadi didalm sitoplasma tepatnya pada mitokondria. Energi ymg didapt &ri respirwi pda rnitukondria
ditepaskan kedalam sitoplasrna. Energi yang didapt dari m u mol glukosa ( I 80 g) radalah sehsar i- 673 krtlori. Eneigi ini diper-n
untuk pertumbuhan dm
perkembangan tanaman, sehingga respirexsi penting untuk mempertahankan
kehidupan (Penning de Vries, et. a/,, 1989). Fotwintesis dan respimsi, meskipun keduanya mirip, tetapi
banyak
ha1 keduanya mentpakan reaksi yang k r f a w a m . Kedmnya rnengvkan energl unkrir sintesis, t d p i xespirasi ham merniwngkar mofekul organik, sehingga
mernbutuhkan energi yang b r a d dwi fotusintesis. Faktor yang
=gat
penting
&lam futasintesis dm respimsi adctfah cattaya, suhu, jumlah xrtdiasi dm kelembaban u&m, Energi cahaya ymg rnengexmai klaian &un &an mengalmi
prnantulan, penyerapan
pciolosan (penetrasi). Hemmya eriergi yang
diteruskan ciipengaruhi oleh j urnlah energi yang digrap dan dipantutkan o leh
daun. 2. Perturnbuhan dan Per kern bangan Tanaman Tern b a b u Madum
.,
Pefturnbuhan tanaman mempnganihi produksinya, bila pwturnbuhan
tanaman bai k maka produksi y nng dihasilkan bttik pula demikian pula sehliknya. Sebelum ditanm di lapang, benih tembakau disemaikan terlebih dahulu hingga
umur bibit 35 - 5Q hari dengar, keadaan bibit kuat, sehat dan semgam untuk rnenghasilkan pertumbuhan yang optimal { Rachrnan, Machfudx dan Istiana, 1999).
Dan dalarn pmbibitan lapisan pasir tidak lebih dari 2 mrn krena
perkecrtrnhahan beni h temhkau rnerneriukan cahaya (Papenfus dan Quin, 1984). Pertumbuhan tembakau Madrnra dibagi menjadi 3 tahp, yaitu; pertumbuhan awai, prtumbuhan vegetatip dzan p e r t u m b u h generatif. Pa&
tahap prtumbuhan rtwai, krtangsung hingga umur 3 - 4 minggu setelah tanam
dengan laju pertumbufian lmbat dm prtumbuhm utrtma terle4ak pda pertumbuhm akar (Hawks dm Collins, 1983). Pertumbuhan akiw berjaian cept, dirnana ah-akar serabut menernbus hpisan tanah sedalatm 40 ern (Papenfus dm Quin, 19841, dan volume akar telah mencapai volume akhir (Akehurst, 198 1). Ke~nudian tinaman temtrakau padtit t&p
prtumbuhan vegetatif
berlangsung pada umur 4 - 8 m i n g y setelah tanam, faju p e r t w b u h ymg cepat
ternma pa& per~umbuhanb m g dan b u n (Hawks &n Collins, 1983).
Dan
p d a tatrap pertumbubn generatif dirnulai umur 8 rninggu se~elahimam yang
ditandai dengan munculnya kunctlp bunga.
Pada tahap awal pertumbuhan,
perturn buhan ini laj u pertumbuhannya berjalan lebih lambat dari pertumbuhan
vegetatif (Tso, 1972). [Ian setelah d i l a k h n pemartgkan bunga beknxp daun (topping), pertumbuhannya mengembang
pertumbubn akar yang lebi h
intensif dan mampu mendukung pads prtumbuhan tanaman ymg lebih baik, sehingga daun bawah tidak cepat rnengering (Papenfus dan Quin 1984). 3, Pertumbuhrrn Akar, Batang, dan Dwun 'fernhkau Madura
Akar ~ ~ i d a i a m tanah selalu dztizlm k w d w gelap dan diklilingi oleh
kamposisi u d ~ r ayang lebih stabil bifa dibandingkan dengan daun (Vaadia dan Itia, 1969).
Perturnbuhan akar tanaman yang kwt Iazimnya diprlkan untuk
kekuatan &n pertumbuhan pucuk, apstbila &ar mengalami keru&n
gangguun
biologis, fisik atau mekanik akan rnenjarfi k m g brFmgsi maka prtumbuhan
pucuk juga kurang berfungsi ( M i d i ,
ef,
ai., 1972).
Jik;a sistern &xu &lam
keadan an-aerup, akar terhambat pertumbuharurya, I-Ianis d m Van B8vd (1957) rnengernukakan M w a perahran yatng lebih &lam meningka-
ketersedimn
air, Altar mefayani tanaman dalm fungsi penting sebagai berkut (Weaver, 1926); 1) Penyerapan yang terjadi meforfui ujung a h dan bulu akar, 2)
Penambatan, pertumbuhan a h ditambat rnehwan gaya ymg diberikan oleh bagian ujurr~yang menembus tanzth ysng padat, 3) Penyirnpamn, penyimpnan
balun
yaxlg tebih t u , 4) Transpor, trmpor khan dari &n
ke dam
meialui b a n g dan percabangin. dan 5 ) Perbaikan, perdamn &pat digunakan untuk pxbaikaxt, karem kapasitas akar rnernbentuk pucuk t a m b h clan untuk menyirnpan c h n g a n makawn yang mendukung prtumbuhan k u .
"'X'anamanambakau Madura mempunyai a h tunggang dengan p n j a ~ g 50-70 crn &n a b r serabut yang turnbuh setelah dipin&
akar ( S w h a n t o dan Abdullah, 1 970).
tmam disekitar leher
B i b kodisi tanah rnemungkinkan
sistern akar serabut &pat tumbuh rnenrapai 90 crn path akhir pengembangan (Papenfus dan Quin, f 984).
Bamg tersusun dari ruas yang rnerentang diantara buku-bku batarjg tempat rnelekatnya dam.
Pertumbuhm tinggi batang terjadi didatam meristen
interhtar dari ruas yang rnemanjang sebagai akibt rneningkatnya jumlah sei d m
&ruma I - --. meluasnya sel yang terakhir ini bisa rneningkat sampai 25 cm .Z
(SusiIo, 1991 ).
Pertumbuhan batang ternbakstu mengikuti kurva eksponensiaf dm hanya 2,5% total prturnbuhn selama 21 hari setelah tanam dan anbra 21
setelah tanam pertumbuhn
rats-rats
- 75
harj
berjalan cepat, kemudian a h n mengalami
penwwm setelah 75 b r i setelah, tanam, total pertxrmbufsan 80% pem&mya
(Gizzard, et. a\., 1942). &tang & m W u hrdiri tegak,
~~ hijau muda
dm berbdu, t i n e tamman otntara 58- 120crn (Suwarsa, 1991). fada batang kmbakau disetiap ketiak: dam krdapat titik tumbufi wbmg hIrtm h d m n doman yang apbiia dipangkas a h tumbutr menjadi cahg-cettrang baru
(Basuki, el. ul., 1999). Dan jika kondisi t ingkungan mernungkinkarr, s i m g akan
berkembng menjarti cabang baru yang akan m e n g h b a t pertumbuhn tanaman (Akehurst, $981).
33. Fertumbuhau Daun Uaun diperluican untuk penyerapan &n pngubahan energi cahaya daXam
proses pertumbuhan sttznpai menghusilkan panen, melului fatosintcsis. Perturnbuhan daun dapat dilihat secaw individu (daun turrggal) Dan secara keseluruhan
tanaman (kanopi tanlamin) seperti peduasan dam, perkumbuhan
ketbalan daun, berat. kering &un dan jumlah daun (Djumli, 200 1 ). Daun tembakau bersifat tunggal, krtangkai atau duduk dibatang denen
sudut dam berkisar 41' - 60' dm tersusun secara spiral dengm posisi dam dibatang benariasi rtntara ?I5 - 3/8, bentuk daun oval sampai bulat: telux (Suwarso, 1 99 i. ).
Jumlah daun tembtk-au Madura krkisar antara 18 - 25 Iemhr b u n Dan paxxjang dam hwariaxi antara 30 - 43 cm, untuk lebr daun berkisstr an-
16 -
29 cm, jumlah ukuran daun menentukan produksi ternbaby ha1 ini addah
k a m k r kuantitatif untuk rneninghthn produksi (Basuki, el. a!., 1999). Selain h a k k r kw ttitatif,
h k k r kiditatif diperluh s e b i pexlciri utama
species/varietas h n a Gpengmhi akh lingkungm dwxr mudah diwauriskan pada keturunannya (Ailard, 1960) dan daun yang dapat digmabn s e b q i pemkda
&fah pemukam, bent&, &pi &n ujung h w . %cam mum dam bmbalmu
M d u r a dipanen sdstu kali untuk seluruh dam, dan hasil rajmgsn wtuk krosok sebanyat satu bal(40 - 50 kg) (Jako-Hartam, er.ul., f 993; I 995).
Perluisan daun te~nhakaudimulai dari kuncup rlaun hingga daun mencapai ukuran rnelksi i~um dan selanjutnya &un mengalami prkembmgan menjadi daun
masak. Pemurtculan kuncup daun berakhir bila telah terbentuk kuncup bmga dan
disebut sebagai tahap pmhungaan (Hawks dan Callins, t 483).
Perturnbutran dan prkembangan tanaman mempakan proses yang penting &lam kehidupan d m p e r k e r n b a n ~ i ~swtu n spesies yang treriangsung secara
tern-menem sepnjang daur hidupnya, k r p h r n g pads temdiaaya rneriste~n,
hmil asimilasi, hornan dan sutrstansi wrlxtmbuhan lainnya, sem lingkungan yang mendukurrg pertumbuhan tanaman setgai peningkatan balm kering atau proses differensiasi yang rnenrpaJcan pnimbunan bafian kering dm tqumnya sebagai petunjuk yang memberikan ciri perturnbutran, k a n a rnempunyai kepentingan
ekanami yang pet! ing bewr f loomis, 1953). Perkernbangan tanm,m merupah suwtu kombinasi dari sejumlah proses
yang kurnpfeks yaitu proses pertumbuhan dan diffmnsiasi ymg m e a m padit
akwnulasi berat kering (Susila, 199I). Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupkan has11 asirniletsi kwbuhidrat setama masa hidupnyer yang diceminkan
oleh perkernbangan tanaman (Djumali, 20Q I ).
Husil asimilasi yang tersedia lebih h i cukup bagi kebutuhan utrtuk pertumbuhpti, s e c m normat, merupkan akibat fairtar-fakior yang menghambat pertumbufxan tanpa rnenghambat fatasinksis
(Mum&,1969). Faktor-faktar yang
Iebi h membatas perturnbutran dihdingkan mernbatasi fotosintmis seperti kekuranpn air, kekuranga~rN k r a k i h t adanya kelebihan h a i l fotosintesis untuk
mendurang perkernbangan tartaman apbila sutru menguntungkun dan eGrn yang dipert ukan (Loamis, 1953). Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang secant Iuas dapat
dikategwikan sehgai faktur lingkungan dan falitor genetik. 4.1. Pengfiruh Cahaya Cahaya krpeng~ruh pa& prtumbuhn anaman, dirnaraa wngarufr
i ntensitas cahaya terhakp Iaju fotosintesis tergantung pa& kemampuan tamman
menyerap cahaya yang diterima.
Selain befpenganrh pda laju fotasintesis,
intensitas cahaya tinggi a h rneningkabn ukmn daun, d n g intensitas &ya rendah menuruniutn laju futosintesis karena prduXrsi ATP dan NADPH tidak cukup tinggi sehingga ukumn daun kwil (Raper, t 971). Pengnruh mfraya terkdap perturnbutran tamman &pat dilihat dari
penguh intensitas dan lama penyinaran, k a ~ msetisxp varietas mempunyai
& n w p yang krbeda terhadap perubahan intensitas cahaya dm lamst penyinam (Perming de Vries, ef. a l , 1989). Cahaya j u g bqxrrgad p&
pertumbuhan
batang yang menyebabkxtn peningluttan panjag bzntang* mas baatang, dan tinggi tanman, temhma khadap kea$otan tamman M i pendek.
Pengaruh suhu tcrhadap prtumbuhan drmn prkernbarrgan tanman dapat ditihat tdari pngtrutrnya pada Iaju fotosintesis dm respirasi. Pengamh suhu terh&p
laju fdosintesis terjadi pa&
proses ymg krkaitan dengan rcaksi
enzimrttis, yakni reaksi gelap dan taju respirasi akan terns menin&& dengan rneningkatnya suhu hinggt mencapti suhu yang menyebabkan denaturasi enzirnenzimnya (Evans, 1975) Menurut Panrianbwth, ci. a!., (1993), suhu
fotosintesis :rubma pa&
krpengantfi p d a Iaju
efisiensi penggunaan czthaya untuk rnereduksi CO?,
tetapi menurut Penning de Vries et. a/., f 19%9),suhu tidrnk h y a beqxngaruh
untuk eTIsiensi penggunaan cahaya untuk mereduksi C02 saja melainkan juga untuk laju futosintesisrnaksimum.
Pengaruh suhu terkdrtp prtumhRan dm perkembangan,tanaman sangat
k m i a s i , danm s h u lebih mempengawhi peitumbuhn a h dari pa& wfturnbutran pucuir (Bassham dm Calvin, 1957). Suhu rendah wtama &hap perturnbuhan awal dan hhap awal perturnbuhan vegetzntif menyebabkm ternbakau
=pat berbunga, sehingga jumlah $am yeng terbentuk lebih seditit d m produhi
daun kering yang diperoleh rendah (Hawks dan Collins, f 983). Dm jika suhu mta-rah lebih tinggi akan menghasilh jumlah $am terkntuk yang Iebih banyak
dihnding suhu mta-rab lebih ren&h (mr, 1971).
5. Peranan Air dan Pengaruhnya pada Ternbahu hbdura 5.1. Peraean Air pads Tanaman
Air merupakan kornponen utama pembangun sel-sel &nman trbentuk
cairan dan rnerupakan petarut utarnrr yang sangat kuat sehingga &pat krfungsi
sebagai media h g i rewksi-reaksr biokimirx, reaktan &!am proses fotosintesis dan sebagai media transport zit-=% di &lam tanaman (SusiIa, 199 I ). Kandungan air dartxrn tanaman bervariasi antart 70 .- 90%, setiap brinya j urnlah aliran air yang
tetertabn &lam jaringin tanaman digunakan untuk pertuasan sl-sef baru &n untuk fotosintesis (Jawis, 1975).
Perahran tanamztn yang lebih &lam
ketersdkm alr cukup dm-. ,,rolefi.-51 a h (dm per satwn volume tanah)
meningkatkan pngambifan air dari suatu satuan volume tanah sehlurn tecjadi layu pmanen (Susi lo, 1991 ).
Secara umram tamman m e n p h i def~sitair, apbila taju kehilmgan air tanah kbib h
r ditxanding laju pngmbiiart, air d a t h &nah (Ligon, dan Benoit,
1%6). Ada b k m p adzlptasi yang dil&ukm tmamoxn jib m e n p h i defisit air, menurut Jansen (1 973) adaptasi yang dilakukan tamman a&l& kemampuan
t a n m n rnenyetwikan siktus hidupnya seklum defisit air terjadi, kmeunpuart t a n a m mempertahankan poknsial air d;dalm tanelman yang tinggi, w~tlaupun
patexlsial tanah rendah dan kem2tmpurtn tanaman mtuk: bemhan hidup dt:ngan lcondisi potensial tanah rendah. Adstptasi ymg IfiIakukan &pat melmgsurrgkan proses- proses prtumbufiamya yang diatur oleh potensid turgor yang emt hubungannya dengan perkernbangan dam (Susilu, I99 1 ).
Seperti tanaman lainnya, pada tanaman temhakau ketersediaan air yang
cukup a h n m e r n p n ~ ~ r u hhasii i ak hir dan kualitas temhkau. T a n a m tembakatl &lam keadmn air krlebitr akan rnenumkan kualitas ternbakau, oleh hrem itu tembakau ditanarn M a musim kemafau dengin sedi kit air f tlarkis, el. d., 1 935).
5.2. Pengaruh Pemkrian Air pada Tern';ltrkau Madura
"ranamanyang dalam kondisi kektlrangan air, akar tanaman akan scrnakin
dalam namun tanman rnasih dapat memperuleh air, dengan demikian air dalam jaringan tanaman tctap tersectla bagi metabalisme tanaman (Kanro, 1 988).
Respon tanaman terhadap kekumngan air itu relatif terbdap aktivitas metabolisme, morfologi, tingkat pertumbuhan dm potensial h i 1 pancnnya
(Susilo, 1991 ). Bahkan untuk
tatlaman yarzg
ditanam &lam poi dengan volume
tanah terbatas lebih cept mengalmi kekumngan air d i h d i n g d e w tanamail yang ditmam difapng dm kekurangan terns-menems &pat menyebabkan Iaju
fotosintesis hingga dipr1ukan k k m p a hi setefah irigasi agar &pat ke laju fotosintesis asiinya (densen, 1 973). Pada kondisi kekurstngan air tElnamrtn kmbakau akan k&ptElsi
mengakurnutasi pralin Bidaun uxrtuk rnern-hn
hidupnya ti&
jaringan tanaman f lwai, Kawahima datn Matsyuyma, 1979).
dengan
pda
Kcmampuan
tanaman tembakau untuk mernprtahmkm kmdungan air yang cukup selama prturnbuhan diteaukan oleh h y a k n y a jmfah &un bawah yang kering dibatang
yang menjadi krosak f h n , 1972). Kondisi kekurangan air ymg diperlakukan sampi pa& bdw air t a m a n menmpai titik layu permanan, sefama szltu h i
selanjutny a
,
isiram sclrnpai kapasiias lapang tidak berpengawh terhadap
penurunan produksi ("Tukimin,Puriani dan Rachrnan, 2000).
lurnlnh air yang diberikan t a n a m akan rnempengaruhi sifat daunnya, terutama pada pernbukaan dan penutupan stoma& di b u n dm bag ternbakau air dapai rncnyusun bobot tanaman sekitar 90%, tetapi manaman tembakau dapat tPr:iadii@si dengm kandisi kekefingan (Tso, 1972). Pada rnalan hari COz&lam
d u n meningkat brem fo'atosintesisterhenti pH turun, sehingga tcrjadi pruhzthan guta (larut) rnenjadi pati (tidak larut) kemudian turgor t u r n maka stomata akan
menutup, sebs.liknya pa& pagi hari COz teqxtirai untuk fotrtsintesis,pH turun dan
terjadi pefubahan pati rnenjadi guIa sehingga turgor rneningkat dan stomata terbuka (Salisbury dan Ross, 1 969). Ketcrsdiaan air pa& saat tembakau selesai dipangkas sampi daun siap
panen &an
rnempengaruhi mutu t e r n W u Madm (Tukimili, Purlmi dag
Racfunan, 20QO).
Pemberian air yang berlebih &an berpengaruh buruk pa&
tembakau
b ~ n atcmhkau ymg d i k i l h krbau air sehinggzi
h 4 d r tra
aromatiknya sebagai ciri spesifik kmbairwu Madm hilang atau mutu ymg
dihasit kan rendah (Murdiyati, el. d,,, 1999). Persedinan air sangat penting untuk melamtkan ham M, sehingga tcrsedia
bagi tanaman untuk pertumbhmya, denen terkwitnya air oleh humus berarti &pat mengumngi perkolasi ddm tanah. Fernberim air yang krlebih akan
rnempengmhi &un sebgai hasil utama banyak mengandung air sehingga akan sulit bring sempurna clrtn h i 1 xajangm basah, muhx rendah (Tukirnin, Purlani
dan Rachan, 2000).
Pada ternbaknu biusmya akan rnernberikan respn
tcrhadap kondisi kckenngm
metal ui
pngaruhnya
terhadap tuas daun,
prkem bangan organ-organ dan pruduksi , salah satu pengmuh pf ing ksar dari kekurangan air arfdltah lxrkurangnya luas daun (Gaidner, 1951). Kebutuhan air untuk tembahu datm perturnbuhanxlya terdiri dari beberapa fase perturnbuhan
tambat, yaitu @a fase prlumbuhan vegmtif lambat &ri awal tanam sampai umur 35 hari setelah tanam, untuk pertumbuhan prakaran yang mmmlukan air
dengan jumlah t e h b s , kekeringan p d a ternbakau Madura umur 60 hari setelah tanam dan kembali pada kondisj hipasitas lapang tidak mempengaruhi metstblisme dan penyusunan sel pertumhuhan tamman (Tukirnin, Purlani dan
Rachrnan, 2000). 6.
Peranan dan Pengaruh Pemupukan Nitrugen IN) pada Tembakau
Mrtdura
Nitrogen f N)rnempakan urtsur hara m
h ymg ketersediaarmya di dalam
tanah =ring kahat. OIeh karena i t y ww-unur ini umumnya dibmbahkan
ke&£am tanah &tam hnhlk pup& b u m (Sulistyono, 1993). Nitrogen pa& umurnnya m e r u p b n faktor p m k t a s mrna &lam produksi tanaman trudidaya.
T m m a n rnurgambil N datam bentuk NO 3" dm NW4 +.
D i m i k a unsur N
dikendaiikan oleh interaksi antm f a b r abiatik tanah dengw tatnah d m organisme di dalm m h dan trtraaman. b r a N menxpztkm unsur esensial da1am
sistem hidup dan k h a n prnbentuk ubma protoplasma &lam sel hidup (Santosa dan Sastrosupadi, 1993). Nitrogen rnenyusun 79 % dari rttmasfer d m lebih banyak tagi N didalarn
tanah sebagai sedimen organ& keduanya ti&k tersedia dalm tanah bagi
pertumbuhan anaman. Kandungan N maman rata-rata 2 - 4% dan mungkin 6% untuk tanaman tertentu dan t a m a n yang m e n p b i l N O i dan M&+ kernudian
mengasimllasikanfiya terutama karena adanya kadersi yang cepat dari ~ 1 , 4 ' ' qenjetdi NO3-yang discrap tanaman. Untuk tanaman tembakau urnumnya rnasih memerlukan pembahan unsur N. Interaksi anbra jenis tanah, jenis pupuk darr varietas berpengaruh pada bobat daun ternbakau kering (Siturnorang, 1999).
6.2. Pengaruh pernupukan Nitrogen IN)pads Tanaman Ternb a k u Madura
Pemupuhn rnempakm usdm ymg bertujuarr mennunhh ketediaart unsur-unsur ham ymg dibutuhlcan tazaamm gum rneningbtm pmduksi dan mutu
hail tamman. Pernupukan etkzln menjaga dm mempertahkan stmkur bmh ( M e , &u!, f 988).
Pcmupuk-sul yaw tinggi a h menyebabkan tingginya
kmdungan protoplasma &lam seI tanman, selarrjutnya sei Iebib bmyak menarik
air, keadaan demikian menyebabkm h d u f l g m
wit
di &un tinggi dm apabila
dikeringkax dengan sinar methhari sufit menjadi kcring sernpum8, maka mutu ymg diproleh semakin rendah (Rachman d m Murdiyztti, 1987). Wafaupun s e a m mrrm j i b pmupukm d i b e r i h dari rendah ke tinggi d
ukuran &un f Murdiyati, et.al., 1999).
m meningakatkan
knggunaan pupuk ZA rnernberikan pgamfi lebih baik &ri urea, scbab anion SO4 dnri ZA dapar rnenurunkan p H dan rneningkatkan ketersedistan dan
peny erapan fosfat oIeh tanaman (Machfudz, Sastrosupadi &rr Santoso, 2 987) Jays (19941, melaporkan bahwa dmgm rne~ringkatkandosis pupuk ZA, rnakin
menirtgkat pula bob1 keriring tanaman, karma N bergma dalam pskmbangan
d m perturnbhn vegetatif sedang S betgum mtuk meningkatkan bbt kering umbi b a w g merah. Has11 +ne1itiak, k h a n , Murdiyati dan Suwarso ( 1 991),
bahwa M a r N tembalc#u rajangan bmyak dipengamhi oleh pemupulran N, baik d i l W tegal maupun sawah, dengan rnenin&atIcan tabran pupuk N, k & r N
daun rajangan juga meningknl. Berhaskan analisa statistik, prWuaxl N dari rendah ke tinggi tidak memberibn pengaruh nyata terhadap parmekr pertumbuhan tinggi tanaman, jurnlai, panjang dan lebar daun pada tembakau (Moesanto, Ismet, dan Machfudz, 1994)
Pemberian puguk kan&ng akan meninf3cah kadar C-Urgmik didatam
tanah dari 137% xneningkat. rnenjadi 226% p h pemberim 10 tunlha pupuk hndang, dm pemberian pupuk k a n h g juga bisa meninghtkom bdar K, Mg clan Ca (Pmarno, et+a/, , 1993). Pernkrian pupuk W n g s e h y a k 1 Vbn. Juga
meninghhn hsil dam basah, hens diduga d e w &ya
pup& kmdang
tersediamya air febih tinggi, dengm w m b a b n pup&
h d m g &an
mexxinghtkan daya pegrtng stir padit tanah berpsir (Qjajadi, Suprijono d m
Suwarsa, 1990).
Pupuk kanciang beriurrgs~rnengikat katian sehinga &pat rnengharnbat
pencucian unsur nitugen dari pupuk ZA meskipun curah hujan wlma percobaan
cukup tinggi, makin tirlggi pupuk kandang yang diberikan tanaman makin respun
terhadap pupuk N terutama dosis 60 kc 90 rn3iha, ha1 ini diduga dosis 90 rn3iha sudah cukup untuk menahan seluruh dosis N yang diberikrtn ( R a c h n , Djajadi,
dan Sastrosupadi, 1988). Kombinasi pupuk ZA dan pupuk kandang berpengaruh teshadap pruduksi daun basah dan rajangan kering (Djajadi , Suprijono, dan Suwarso, 1990). Murdijtati, el.#/. (1999) pmupukan N yang dikrikan ddm anah dengin
jurhlah yang semakin tinggi akan meningkatkan ketndungan N b u n &n lcandungan rr iotin. FJnsur
N rnerupkm balun u m a untuk sintesis nikotin
dimana nikorin merupkan senyawa alkaloid pads EemLkau yang menimbulkan
rangsangan psikalagis bag girokok yang mmbuatnya ketagihan (addict) (Tso, 1972). Selain sebagai him u m a sintesis nikotin w u r N juga memperpanjang
umur tanaman yang memkri kesemptan urrtuk &urnufasi nik;ka~in(Hawks dan Collins, 1983).
Penin&katan h i 1 h e m meninglatrryei. pmberiarr N banyak
dijumpai pads percobam &mb&u
Maim. Mc Cmts dart Woltz (1967)
merzgemuk-akan. bahwa unsur N sangat krpm dafam menenidan tingginya hasif, b d b n j i b pmberian N tinggi M r total N &un j u g tinggi yang
menyebabkan msa asap rukok kern dm begiht pula sekiiknya, jib pemkrian N xmhh kandungan total N daun rendah sehingga ma asap mkok hambar.
Pemberian N memberiiran pengaruh yang besar pada pertumbubn, h i 1 dan mum tembakau &-i p2tlla unsur-unsur laimya (Tso, f 972).