No.118 l Tahun XXXII l Juli-Agustus 2015
Raden Pardede
Digital Banking: Meningkatkan Akses dan Pelayanan Irman A. Zahiruddin:
Digitalisasi, Pengembangan Perbankan Masa Mendatang
Mewaspadai Penurunan Kredit dan Lonjakan NPL
Dari Redaksi
Kunci Peningkatan Akses
P
PENERBIT Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) PELINDUNG Pengurus Pusat Perbanas PEMIMPIN REDAKSI Danny Hartono, Wakil Sekretaris Jenderal Perbanas WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Rita Mirasari, Ketua Bidang Humas Perbanas REDAKTUR PELAKSANA Eri Unanto SIRKULASI Wara Sri Indriani Adrian Burhan KONSULTAN Infobank Communication Redaksi menerima tulisan dari pihak luar. Panjang tulisan 3.000– 6.500 karakter. TARIF IKLAN Cover Depan dalam dan belakang dalam/luar berwarna tIBMBNBO3Q Isi tIBMBNBO3Q tIBMBNBO3Q Probank menerima pemasangan iklan dalam bentuk laporan keuangan, display produk, dan suplemen profil perusahaan. ALAMAT REDAKSI/IKLAN (SJZB1FSCBOBT-BOUBJ Jalan Perbanas, Karet Kuningan 4FUJBCVEJ +BLBSUB 5FMFQPO 'BLTJNJMF XFCTJUFXXXQFSCBOBTPSH FNBJMTFLSFUBSJBU!QFSCBOBTPSH IZIN PENERBITAN KHUSUS .&/1&//P4,%*5+&/11( 455 4FQUFNCFS *44/
erkembangan teknologi informasi (TI), terutama telekomunikasi, mampu mengubah pola dan perilaku masyarakat. Sebelum layanan telepon seluler (ponsel) merebak pada 1980-an, masyarakat Indonesia masih menggunakan telepon !" #$%&. Kemudian, layanan ponsel yang awalnya berbiaya mahal, saat ini relatif berbiaya murah. Hal itu turut mengubah pola hidup masyarakat di Tanah Air, termasuk perilaku bisnis atau kegiatan ekonomi. Perkembangan teknologi ponsel berbiaya murah, baik harga perangkatnya maupun pulsanya, membuat daya serap atau tingkat pemakaian masyarakat melonjak tinggi. Saat ini tak hanya kalangan menengah-atas yang menggunakan ponsel, masyarakat menengah-bawah pun sebagian besar telah menggunakannya, dan tersebar hingga pelosok. Merujuk pada data yang dirilis Global Mobile Economy, ponsel merupakan teknologi modern yang paling banyak diserap masyarakat di dunia, yakni mencapai 3,6 miliar pengguna pada akhir 2014. Artinya, setengah dari populasi dunia mempunyai akses terhadap teknologi ini. Bahkan, pada 2020 pengguna ponsel diperkirakan mencapai 5 miliar pengguna, yang mayoritas berasal dari Asia Tenggara dan Afrika. Layanan ponsel memberikan akses komunikasi yang luas kepada sebagian besar masyarakat dunia. Seiring dengan perkembangan teknologi, ponsel juga memacu derasnya arus informasiÑmelalui '()$#&" $%*&+%&*Ñkepada masyarakat yang sebelumnya tidak terjangkau infrastruktur kabel. Karena itu, teknologi tersebut bisa menjadi pilihan ideal untuk mendorong proses pembangunan sosial, lingkungan, dan ekonomi. Ini telah dikembangkan beberapa negara di Afrika dan Amerika Latin yang notabene kemajuan dan penggunaan TI-nya sangat minim. Sejalan dengan perkembangan tersebut, industri perbankan di Tanah Air belakangan ini mulai mengembangkan layanan perbankan digital (,$-$*.#" ).%/$%-). Pengembangannya bermula dari layanan perbankan tanpa kantor cabang ()+.%01#&22" ).%/$%-), yang saat ini diejawantahkan dalam program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) dan Layanan Keuangan Digital (LKD). Pengembangan teknologi ini juga terkait erat dengan program yang dicanangkan pemerintah, yakni keuangan inklusif. Untuk mendorong pengembangan" ,$-$*.#" ).%/$%-, Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) kembali menggelar Indonesia Banking Expo (Ibex) dengan mengusung tema ÒPengembangan Perbankan Digital dalam Memperluas Akses Keuangan dan Pelayanan Kepada MasyarakatÓ. Tema Ibex 2015 ini dipilih untuk membuka wawasan para pelaku industri maupun regulator guna mendapatkan langkah-langkah konkret yang dapat dijalankan bersama-sama demi meningkatkan kesiapan perbankan nasional dan mendukung kesejahteraan masyarakat Indonesia. Ke depan, akses layanan perbankan bagi masyarakat diharapkan makin terbuka luas. Dengan begitu, perekonomian bisa lebih menggeliat dan pertumbuhannya merata. Semoga! n
No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
PROBANK
1
Daftar Isi
Dari Redaksi ÉÉÉÉÉÉÉÉÉÉÉÉÉ..ÉÉÉÉÉÉ1 Perbanas Utama Digital Banking: Meningkatkan Akses dan Pelayanan.............................3
,-.()$+.) Tujuh Resep BI Stabilkan Rupiah ............................16 Wacana Usul Perbanas untuk RUU Perbankan.....................18
Berbagai upaya dilakukan segenap stakeholders untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan, termasuk perbankan. Salah satunya dengan pengembangan perbankan digital. Melalui upaya tersebut, !"#$#%'( &)' #*#( +),+$#-.( #'( )/,+$#-.( !( 0' ,').!#( bisa teratasi.
Sempat terhenti beberapa waktu, RUU perbankan kembali dibahas. Perbanas berharap, RUU perbankan yang tengah dibahas bisa memberikan manfaat dan membangun industri perbankan nasional saat disahkan nantinya. Seperti apa usulan yang diberikan Perbanas?
Potensi Besar bagi Perbankan .......................................6 Menembus Batas, Memaksimalkan Peluang...............8
/&-+$)*01&!+.) Ibex 2015, Berkembangnya Era Digital Banking......................20
!"#$ Irman A. Zahiruddin Ketua Steering Committee Ibex 2015
Digitalisasi, Pengembangan Perbankan Masa Mendatang.............................................................10 Industri perbankan terus mengalami perkembangan yang pesat. Bukan hanya kapitalisasi dan pangsa pasar, tapi juga pengembangan layanan dan produk. Ke depan, pengembangan digitalisasi perbankan diharapkan mampu membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat dan meningkatkan layanan perbankan.
Liputan Khusus Mewaspadai Penurunan Kredit dan Lonjakan NPL ......................................................21 Gejolak ekonomi global berdampak pada ekonomi domestik. Selanjutnya, berimbas pula pada menurunnya penyaluran kredit bank dan meningkatnya kredit bermasalah. Tahun ini bisa menjadi tahun yang lebih sulit bagi perbankan nasional.
%&'($)*+ Upaya Menjaga Pertumbuhan Ekonomi .....................13 Di tengah guncangan ekonomi, OJK berupaya menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Melalui berbagai kebijakan yang dirilis, OJK berharap industri keuangan, termasuk perbankan, bisa menjadi lokomotif yang bisa menarik gerbong perekonomian nasional.
Menanti Belanja Pemerintah ...................................24 Belanja pemerintah akan menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi saat konsumsi domestik, ekspor, dan investasi melemah karena tekanan ekonomi global. Bagaimana dampaknya terhadap industri perbankan?
2
PROBANK No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
Perbanas Utama
Digital Banking: Meningkatkan Akses dan Pelayanan Berbagai upaya dilakukan segenap stakeholders untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan, termasuk perbankan. Salah satunya dengan pengembangan perbankan digital. Melalui upaya tersebut, diharapkan !"#$%$&'!(')$*+$"!,(')$*+-&."#("!+-$&/-+$&0!)$0$+-1
M
asyarakat yang belum tersentuh atau mendapatkan akses layanan jasa keuangan, termasuk di dalamnya perbankan, masih cukup banyak. Terkait dengan itu, pemerintah pada 2012 meluncurkan program keuangan inklusif, yang diejawantahkan melalui pencanangan Strategi Nasional
Keuangan Inklusif (SNKI). Peluncuran program tersebut dilatarbelakangi oleh banyaknya anggota masyarakat yang belum mengenal, menggunakan, atau mendapatkan layanan perbankan dan layanan keuangan lainnya karena kendala lokasi yang jauh atau adanya biaya dan persyaratan yang memberatkan masyarakat.
No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
PROBANK
3
Perbanas Utama
Para pemangku kebijakan terkait pun meluncurkan berbagai program untuk mewujudkan program keuangan inklusif, seperti TabunganKu dan !"#$%&'(() "#*+#, oleh Bank Indonesia (BI). Pada 2013 atau ketika masih menjalankan peran sebagai regulator dan pengawas bank, BI melakukan uji coba program !"#$%&'(() "#*+#, di sejumlah daerah dengan melibatkan lima bank dan tiga perusahaan telekomunikasi (telko). Ketika fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan beralih ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sejak 1 Januari 2014, program !"#$%&'(() "#*+#, pun ikut terbawa ke otoritas baru ini dan program tersebut diberi nama Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai). Ada pula Peraturan BI (PBI) Nomor 16/8/PBI/2014 tentang Perubahan Atas PBI Nomor 11/11/PBI/2009 tentang Uang Elektronik. Dalam kaitannya dengan aturan pelaksanaan PBI tersebut, BI pun mengeluarkan dua surat edaran BI (SE BI), yaitu SE BI Nomor 16/11/DKSP tentang Penyelenggaraan Uang Elektronik dan SE BI Nomor 16/12/DPAU tentang Penyelenggaraan Layanan Keuangan Digital (LKD) dalam Rangka Mendukung Keuangan Inklusif Melalui Agen LKD Individu. Kedua SE BI itu mengatur hal yang berbeda, tetapi berkaitan satu sama lain. Misalnya, SE BI mengenai penyelenggaraan uang elektronik mengatur masalah perizinan bagi bank, lembaga selain bank (LSB), dan agen individu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai penerbit yang menyediakan fasilitas transfer dana. Sementara itu, SE BI mengenai penyelenggaraan LKD mengatur kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dan keuangan yang dilakukan melalui kerja sama dengan pihak ketiga dan menggunakan saran teknologi seperti -. +&') /%.#' atau 0' (+1'. Selain dari BI, ada pula regulasi dari OJK, yaitu Peraturan OJK (POJK) Nomor 19/POJK.03/2014 tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai). Program Laku Pandai itu sendiri diluncurkan OJK pada akhir Maret 2015. Dalam siaran persnya, Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, menjelaskan, Laku Pandai diharapkan dapat mendukung program keuangan inklusif sesuai dengan tujuan Pemerintah Indonesia yang dicanangkan dalam SNKI pada Juni 2012. Laku Pandai diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat untuk menyimpan dan memanfaatkan uang yang dimilikinya dengan lebih murah, aman, dan cepat. Nasabah setelah menabung secara berkala dan dinilai baik oleh bank bisa mengajukan kredit atau pembiayaan mikro untuk tujuan produktif dan mendukung keuangan inklusif. ÒLaku Pandai akan menyediakan produkproduk keuangan yang sederhana, mudah dipahami, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum dapat terjangkau layanan keuangan saat ini,Ó kata Muliaman. Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan yang ada saat ini, perbankan sebagai salah satu pelaku usaha terkait terus mengembangkan layanan perbankan digital (2+,+1"&) "#*+#,).
4
PROBANK No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
Untuk mendorong dan mempercepat layanan tersebut3) Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) pada pergelaran ÒIndonesia Banking Expo (Ibex) 2015Ó mengusung tema ÒPengembangan Perbankan Digital dalam Memperluas Akses Keuangan dan Pelayanan Kepada MasyarakatÓ. Ada beberapa pertimbangan kenapa Ibex kali ini mengangkat tema tersebut. Pertama, persaingan dan tantangan dunia perbankan nasional maupun global secara kontinu telah mengubah perspektif tentang bagaimana seharusnya sebuah bank beroperasi. Kedua, integrasi perbankan dengan dunia digital senantiasa berevolusi dan menuntut peningkatan upaya pengembangan produk dan pemasaran, sekaligus mengamati perkembangan terkini di +2"#,) -. +&'41" &'1) "#*+#,3) $5 '!) ('$6!+153) -. +&') /"5-'#1(3) !"#$%&'(() "#*+#,) 7) '8-.#'5. Terakhir, arahan pada strategi digital dan berbagai alternatif kanal layanan perbankan membutuhkan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan guna meraih manfaat optimal dari implementasi perbankan digital. Pemilihan tema tersebut juga bertujuan untuk membuka wawasan para pelaku industri maupun regulator untuk mendapatkan langkah-langkah konkret yang dapat dijalankan bersama-sama guna meningkatkan kesiapan perbankan nasional demi mendukung kesejahteraan masyarakat Indonesia. ÒDengan berbagai pertimbangan yang ada, maka kami memilih tema Ibex tahun ini mengenai 2+,+1"&) "#*+#,3Ó ungkap Irman A. Zahiruddin, Ketua 91''!+#,) :.--+11'' Ibex 2015. Menurut Irman, memang ada beberapa pertimbangan sebelum menentukan tema untuk kegiatan Ibex kali ini, di antaranya adanya pergeseran perspektif ke arah kebutuhan akan transaksi perbankan yang lebih ringkas, cepat, mudah, dan aman. Sementara itu, menurut Sigit Pramono, Ketua Umum Perbanas, salah satu faktor penyebab rendahnya keuangan inklusif di Indonesia ialah masih rendahnya jangkauan teknologi informasi dan minimnya infrastruktur di daerahdaerah pelosok di Indonesia. Untuk menciptakan keuangan inklusif, dibutuhkan adanya industri keuangan yang dapat bersentuhan langsung dengan masyarakat dengan dukungan sistem pembayaran digital yang andal sehingga akan menjadi solusi pengembangan keuangan inklusif di Indonesia. Kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan layanan jasa keuangan perbankan di daerah terpencilÑdalam hal ini !"#$%'( )!&*#' #'( +!,#( -+% ( +./%0( $%1.2.$ #'3*%+#( dipenuhi dengan menghadirkan bank tanpa kantor ( !"#$%&'(() "#*+#,) dan ini merupakan wujud nyata peran perbankan dalam upaya pengembangan keuangan inklusif. Terlepas dari kesiapan infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia, upaya pengembangan keuangan inklusif tidak akan berhasil tanpa ada peran pemerintah melalui kebijakankebijakan yang seharusnya makin digalakkan. Hal itu perlu dilakukan supaya semua golongan masyarakat dapat mengenal dan tersentuh lembaga keuangan resmi. Selain itu, perlunya
sosialisasi dan edukasi oleh lembaga keuangan atau perbankan kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan keuangan. Keuangan inklusif merupakan hal penting dan mendesak untuk diwujudkan. Kemampuan mengelola keuangan bagi masyarakat memiliki arti yang sangat penting dalam mendukung aktivitas ekonomi, sosial, budaya, serta meningkatkan kesatuan dan persatuan bangsa. Hal itu pun pada akhirnya akan menciptakan kemakmuran bangsa dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional secara global. Mesti Dilakukan Pengembangan perbankan digital) merupakan hal yang niscaya bagi industri perbankan nasional. Hal itu disampaikan 9'#+.!) ;"#",+#,) <+!'$1.!) =+#"#$+"&) 9'!>+$') 9.61%) ?"(1) @(+") A',+.#"& Accenture, Jonathon Allaway. Menurutnya, apabila ada bank-bank dari negara lain yang memiliki layanan digital
lebih maju masuk ke Indonesia, bisa saja nasabah beralih ke bank tersebut untuk mendapatkan layanan perbankan yang dinilai lebih memudahkan mereka. Potensi kehilangan nasabah tersebut disebabkan oleh kebiasaan masyarakat saat ini yang cenderung berubah dengan kehadiran ponsel pintar atau (-"!1/%.#'. Saat ini masyarakat di Indonesia banyak yang menggunakan ponsel untuk keseharian mereka dan lebih memilih menggunakan ponsel untuk bertransaksi ketimbang pergi ke bank. Berdasarkan data Accenture, per Maret 2015, jumlah ponsel yang beredar di masyarakat tercatat sebanyak 308 juta unit atau 121% dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia, yang sekitar 250 juta jiwa, dengan jumlah pengguna 65% dari total penduduk. Sebanyak 54 juta jiwa merupakan pengguna internet aktif melalui ponsel atau 21% dari total jumlah penduduk. n
Program Sejuta Rumah, Peluang bagi Bank Backlog perumahan di Indonesia trennya terus meningkat. Saat ini angkanya mencapai 15 juta rumah. Untuk menutupi kekurangan rumah, pemerintah telah mencanangkan program sejuta rumah. Selain mengusung tema digital banking, Perbanas pada Ibex 2015 mengangkat tema Program Sejuta Rumah. Pasokan hunian dan kebutuhan yang tidak seimbang mengakibatkan pemenuhan kebutuhan akan hunian di Indonesia tidak pernah tercapai. Hingga saat ini jumlah kekurangan pasokan atau backlog UFMBI NFODBQBJ TFLJUBS juta rumah. Berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pokok akan hunian tersebut, pemerintah mencanangkan program prorakyat “Sejuta Rumah” yang merupakan wujud perhatian pemerintah untuk mengatasi masalah keterbatasan pemenuhan hunian di Indonesia. Berbagai strategi taktis dilakukan pemerintah melalui berbagai skema, mulai dari skema uang muka atau down payment (DP) IJOHHB QSPHSBN TVCTJEJ CVOHB ,13 1FNFSJOUBI UBIV CFUVM bahwa problem hunian masih sama, yaitu mengenai keterjangkauan harga, lokasi, dan penyediaan lahan. Menurut Maurin Sitorus, Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, program Sejuta Rumah merupakan kinerja dan tanggung jawab semua pihak, termasuk perbankan yang notabene berfungsi sebagai pelaksana lembaga pembiayaan. Karena itu, kesuksesan program tersebut akan bergantung pada kesiapan dan kerja keras semua pemangku kebijakan dan kepentingan, termasuk perbankan.
Perbankan sebagai bank pelaksana KPR melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dapat menjalankan tugas yang diberikan pemerintah. Sebagai informasi, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan memberikan subsidi KPR-FLPP bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang JOHJONFNJMJLJSVNBIEFOHBOTVLVCVOHB EBSJTFNVMB %BOBVOUVL'-11JOJUFSTFEJB TFCFTBS3Q USJMJVOVOUVLUBIVOJOJ6OUVL dana FLPP yang diusulkan pemerintah ialah TFCFTBS3Q USJMJVO Rencananya, skim KPR-FLPP ini nantinya akan dikombinasikan dengan skim subsidi selisih bunga (SSB). "QBCJMBTVLVCVOHBLPNFSTJBMTFCFTBS ZBOHBLBO EJUBOHHVOHQFNFSJOUBIJBMBITFCFTBSTFUFMBIEJLVSBOHJ '-11TFCFTBS4LJNJOJBLBOEJUFUBQLBOTFCBHBJTVBUV LFCJKBLBOQBEBNFOEBUBOH Tentu saja Program Sejuta Rumah ini bisa menjadi peluang bagi bank dalam mengucurkan kreditnya. Menurut Maryono, Direktur Utama BTN, Program Sejuta Rumah yang digagas pemerintah telah NFOEPSPOHQFSDFQBUBOQFSUVNCVIBOLSFEJU#5/QBEB “Program ini cukup meningkatkan demand rumah, terutama di kelas masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” jelasnya. Hal itu tercermin dari pertumbuhan kredit BTN yang NFOHBMBNJ QFSUVNCVIBO TFCFTBS IJOHHB .FJ NFOKBEJ 3Q USJMJVO EJCBOEJOHLBO EFOHBO QFSJPEF ZBOH TBNB UBIVO MBMV TFCFTBS 3Q USJMJVOi.FNBOH UFSKBEJ percepatan penyaluran kredit. Semester pertama tahun lalu LBNJ UVNCVI IBOZB 5BQJ UBIVO JOJ .FJ LF .FJ QFSUVNCVIBOOZB TVEBI MFCJI .FMJIBU QPTJTJ JUV kami optimistis untuk semester pertama tahun ini pun lebih tinggi juga,” ujarnya.
No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
PROBANK
5
Perbanas Utama
Potensi Besar bagi Perbankan 2$,$"&0!)3+&/!)3/$4$"&5.&0!)3+&/!) !,/$"'1&6!)3/$4$"$"&7!) !,/$"'$"& -03&4$)3+&/-+$-)!+7("+&7$)$&7!%$ 3&3+$4$1&6$+$%"8$9&7!)3/$4$"&0!)+!/30&$ $"& berdampak pada bisnis dan usaha yang dilakukan.
P
erkembangan dan kemajuan yang pesat di bidang teknologi telekomunikasi, dalam hal ini teknologi informasi (TI), tentunya harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pelaku usaha, tak terkecuali pelaku perbankan. Salah satu langkah yang bisa diambil para pelaku perbankan ialah dengan melakukan transformasi layanan, yaitu pengembangan perbankan digital (2+,+1"&) "#*+#,). Ini merupakan hal menarik dan berprospek bagus bagi perbankan, mengingat biaya pengembangan perbankan digital lebih murah ketimbang pembukaan kantor cabang. Dalam perbankan digital3) perbankan mengembangkan atau memperluas akses layanan melalui konsep !"#$%&'(() "#*+#,B) Perbankan merupakan salah satu industri penopang bagi perkembangan dan pembangunan ekonomi nasional. Dengan demikian, layanan perbankan yang makin meluas diharapkan bisa menjadi pendorong kemajuan kehidupan perekonomian masyarakat di berbagai pelosok negeri. Karena itu, perbankan harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada saat ini, baik untuk kemajuan industri maupun kemajuan perekenomian nasional. Perbankan digital) bisa menjadi salah satu upaya yang bisa dilakukan pelaku perbankan pada masa mendatang. Pesatnya perkembangan industri perbankan, khususnya yang mengarah ke perbankan digital, membuat Emerson Network Power Indonesia berinisiatif untuk membantu perkembangan perbankan digital. Terkait dengan bantuan tersebut, Emerson fokus mengembangkan bantuan operasional yang berbasis informasi dan teknologi. :.6#1!5) ;"#",'! Emerson Network Power Indonesia, Susilo Hadi Sumarsono, mengatakan, sektor perbankan Indonesia mau tidak mau menuju ke arah digital. Karena itu, penting bagi dunia perbankan memiliki infrastruktur kritis
6
PROBANK No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
Keuntungan yang bisa diambil perbankan untuk memajukan perbankan digital)ialah memanfaatkan penetrasi telepon seluler (ponsel) yang sudah demikian besar. Sampai dengan saat ini, pengguna ponsel di Tanah Air sudah mencapai 95% dari total penduduk Indonesia. yang tepat untuk mendukung operasional bisnis utama mereka. Menurutnya, solusi manajemen risiko dan infrastruktur tradisional tidak cukup untuk menghadapi perubahan sistem perbankan yang mengarah ke platform digital. Para pelaku di
industri perbankan harus menggunakan solusi yang bisa perilaku dan kebutuhan konsumen. Selain itu, dengan memproses data dalam jumlah besar dan intensif yang bekerja mengakses informasi di media sosial, perusahaan bisa sepanjang waktu. melindungi usahanya. Susilo menyadari, tantangan tersebut akan terus dihadapi ke Kedua, mobilitas. Menurut Allaway, dengan maraknya depan. Salah satunya ialah bagaimana bisnis bisa berjalan pengguna dan meningkatnya kemampuan ponsel, perbankan seramping mungkin sambil tetap mempertahankan ketersediaan dapat memanfaatkan hal tersebut sebagai media pengirim dan demi memenuhi ('!>+$') &'>'&) ",!''-'#1 (9C@) dan sekaligus penerima informasi kepada konsumen. ÒKonsumen dapat 4! +%*!/( $#/#5( 5!5!'."%( !*.0."#'( 5#+#( $!)#'6 melakukan bisnisnya melalui ponsel. Mereka pun dapat ÒKehadiran solusi Data Center Infrastructure Management mengirim uang kepada keluarganya dengan menggunakan (DCIM) Emerson Network Power waktunya sangat tepat ponsel,Ó katanya. karena bisa membantu perusahaan menjalankan dan mengelola Ketiga, pemanfaatan data analitis. Beberapa waktu lalu, perubahan di 2"1") $'#1'! mereka. Terutama di saat seperti sejumlah lembaga riset global memprediksi akan terjadi sekarang di mana jaringan tumbuh semakin kompleks,Ó papar ledakan data pada 2020. Data-data yang berada di dunia maya Susilo. akan makin banyak karena pengguna ,"2,'1 dan perangkat Keuntungan yang bisa diambil perbankan untuk memajukan lainnya yang menghasilkan data. Data yang bertebaran ini perbankan digital) ialah memanfaatkan penetrasi telepon seluler dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk meningkatkan (ponsel) yang sudah demikian besar. Sampai dengan saat ini, performa perusahaannya, tak terkecuali industri perbankan. pengguna ponsel di Tanah Air sudah mencapai 95% dari total Bank dapat melacak dan menawarkan kebutuhan konsumennya penduduk Indonesia, sedangkan yang dapat mengakses melalui analisis data yang tersedia dalam dunia maya. fasilitas perbankan hanya berada di Keempat, penggunaan komputasi angka 20%. awan. Allaway menjelaskan, dengan Melihat besarnya pengguna Menurut data riset Accenture, teknologi $&.62) $.-/61+#,, ponsel, perbankan berusaha ponsel yang digunakan masyarakat perbankan dapat menekan biaya di Indonesia mencapai 308 juta, pengeluaran untuk penyediaan pusat masuk dan menawarkan sedangkan masyarakat Indonesia data. Di samping penghematan biaya produknya dari sana. Potensi berjumlah 255,5 juta orang. pengeluaran, bank mampu terkoneksi bertambahnya dana pihak ketiga dengan perusahaan lain dengan Perbandingan ini memperlihatkan bahwa peredaran ponsel lebih (DPK) yang berasal dari daerah- pemanfaatan teknologi $&.62. banyak dibandingkan dengan jumlah Keempat hal itu, menurut daerah pelosok tanpa mendirikan Allaway, tidak dapat berdiri sendiri. penduduk. Potensi besar ini yang dirasa oleh 9'#+.!) ;"#",+#,) cabang merupakan kesempatan Perubahan perbankan tradisional <+!'$1.! Accenture Financial Service menjadi perbankan digital besar yang bisa dimanfaatkan ASEAN, Jonathan Allaway, dapat membutuhkan sinergi keempatnya perbankan. dimanfaatkan oleh industri agar bank tidak kehilangan nasabah. perbankan. ÒBank bisa kehilangan 30% dari Melihat besarnya pengguna ponsel nasabah mereka jika tidak segera tadi, perbankan berusaha masuk dan memanfaatkan teknologi,Ó jelasnya. menawarkan produknya dari sana. Pengaplikasian perbankan digital Potensi bertambahnya dana pihak ketiga (DPK) yang berasal oleh tiap pelaku industri sebenarnya ingin segera dilakukan dari daerah-daerah pelosok tanpa mendirikan cabang secara masif. Namun, tidak semua pelaku industri siap untuk merupakan kesempatan besar yang bisa dimanfaatkan melakukan hal tersebut. Beberapa bank justru kebingungan perbankan. harus memulai dari mana dalam menerapkan layanan digital ÒSeperti kebanyakan industri lainnya di dunia, industri tersebut. -'#'+%#/( ).'( "#&.+( 5!/# . #'( &!78/.+%6( 9. #'( &!78/.+%( ;"#",+#,) <+!'$1.!) =+#"#$+"&) 9'!>+$'() C'"2 Accenture industri seperti beberapa ratus tahun lalu tentunya, melainkan Indonesia, Meliza Rusli, mengatakan, kendala terbesar yang revolusi dalam hal teknologi,Ó ujar Allaway kepada wartawan dihadapi para pelaku ialah kesiapan teknologi. Mereka di Jakarta, belum lama ini. bingung harus menyatukan usaha bank tradisional mereka Kemajuan teknologi akan makin memudahkan perbankan dengan bank digital atau memisahkan kedua unit ini menjadi untuk bertransformasi ke dalam perbankan digital) dalam dua unit usaha yang berbeda. menjalankan bisnisnya. Setidaknya ada empat perkembangan Menurutnya, jika bank bisa memanfaatkan teknologi ini teknologi yang bisa dimanfaatkan perbankan untuk dengan konsep yang bersinergi, industri perbankan akan melaksanakan transformasi tersebut. mampu menambah -"!*'1) (+F' bersamaan dengan Pertama, media sosial. Perkembangan media sosial saat ini pengurangan biaya operasional perbankan. Sejatinya, saat ini memudahkan masyarakat untuk mendapatkan segala informasi sektor perbankan tengah menjajaki transformasi lembaganya yang dibutuhkan dalam dunia maya. Aplikasi pesan instan, menuju era digital. Apalagi, saat ini bank-bank terus seperti D%"1(@//3) ="$' ..*3) E0+11'!3 dan media sosial lainnya memperbanyak sayap bisnis dengan mendirikan anak bisa dimanfaatkan industri perbankan untuk melihat pola perusahaan di bidang keuangan selain perbankan. n
No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
PROBANK
7
Perbanas Utama
Menembus Batas, Memaksimalkan Peluang :!,$;3$"&5.&,!,/$<$&7!)3/$4$"&7$#$&7!)-%$ 3&,$+8$)$ $01&=$%$4&+$03"8$9$%$,& hal transaksi dan layanan perbankan. Ke depan, pengembangan digital banking diharapkan bisa meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan perbankan.
T
eknologi informasi (TI) terus mengalami perkembangan dan inovasi. Sejalan dengan hal itu, layanan di berbagai sektor jasa dan industri pun turut mengalami perkembangan, termasuk industri perbankan. Kemajuan TI di Tanah Air yang mulai berkembang pesat belakangan ini ditandai dengan layanan .#&+#' yang makin menjamur. Masyarakat pun makin banyak yang bergantung pada layanan tersebut. Tak terkecuali, industri perbankan. Banyak bank yang sudah memanfaatkan layanan berbasis .#&+#' tersebut. Kemajuan TI juga diharapkan bisa mengatasi kendala :!8:-+( $#'( $!58:-+( ;'$8'!+%#( <#':( '80#*!'!( 5%'%5( %'=+0&. 0.&( -+% 6( >!& #%0( $!':#'( "#/( %0.?( +!2# ( *!*!)#( tahun lalu segenap pemangku kebijakan dan kepentingan di negeri ini mengembangkan layanan di industri keuangan, termasuk perbankan. Langkah yang ditempuh ialah
8
PROBANK No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
meningkatkan dan membuka akses bagi masyarakat di berbagai pelosok yang belum tersentuh layanan perbankan melalui program keuangan inklusif yang dicanangkan pemerintah pada 2012. Salah satunya, mengembangkan layanan perbankan tanpa kantor cabang ( !"#$%&'(() "#*+#,). Awalnya konsep !"#$%&'(() "#*+#,) dikembangkan Bank Indonesia (BI), yang kemudian juga mengembangkan Layanan Keuangan Digital (LKD). Setelah itu,) konsep !"#$%&'(() "#*+#,) tersebut dilanjutkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai). Melalui program tersebut, diharapkan sentuhan layanan perbankan bisa sampai ke daerah pelosok tanpa harus membuka kantor cabang yang notabene menghabiskan biaya cukup besar. Pengembangan layanan !"#$%&'(() "#*+#,) ataupun Laku Pandai terkait erat dengan maraknya pemakaian telepon seluler (ponsel) di kalangan masyarakat. Transformasi ke era digital memang menjadi sebuah kewajiban bagi industri perbankan saat ini. Para pelaku industri perbankan dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan proses layanan yang cepat. Ditambah lagi, ketersediaan alat komunikasi yang canggih kian mendorong evolusi layanan tersebut sehingga masyarakat bisa mengakses layanan perbankan di mana pun dan kapan pun. Sejatinya, hal ini pun telah dikembangkan perbankan melalui layanan +#1'!#'1) "#*+#,) dan -. +&') "#*+#,) (-8 "#*+#,)B World Bank sempat melakukan survei tentang akses perbankan yang dilakukan penduduk dewasa di Indonesia.
Hasilnya, pada 2011 aksesibilitasnya seluruh lapisan masyarakat. Tak hanya hanya mencapai 20%, dan pada 2014 akses perbankan, melalui Laku Pandai, angkanya meningkat menjadi 36%. seluruh akses ke layanan keuangan Pertumbuhan yang pesat pada akses nantinya akan terbuka bagi seluruh rakyat perbankan, khususnya melalui jaringan Indonesia. internet, membuat industri perbankan Tak mau ketinggalan, Bank Sinarmas harus terus meningkatkan layanan berbasis juga berniat untuk meluncurkan program TI. Salah satunya, digitalisasi perbankan Laku Pandai. Saat ini Bank Sinarmas (2+,+1"&) "#*+#,). Hal itu disambut baik tengah menyiapkan infrastruktur dan oleh Perhimpunan Bank Nasional menanti izin dari OJK. Menurut Freenyan (Perbanas) dengan kembali menggelar Liwang, Direktur Utama Bank Sinarmas, Indonesia Banking Expo (Ibex) pada pihaknya akan menyasar wilayah Jawa tahun ini. Industri perbankan memang Tengah (Jateng) sebagai /+&.1) /!.H'$1. perlu memiliki infrastruktur kritis yang Untuk melaksanakan program tersebut, mampu mendukung operasional bisnis bank ini akan menggunakan ponsel utama mereka. sebagai media utama, mengingat penetrasi Melalui digitalisasi perbankan, nantinya ponsel yang sudah besar dan lebih mudah masyarakat yang belum tersentuh layanan penggunaannya. perbankan lambat laun akan mendapatkan ÒKami pakai telepon pintar) ((-"!1) layanan tersebut. Mudahnya penggunaan /%.#'). Tahun depan orang-orang pakai ponsel menjadi salah satu pendorong 4G semua, dan (-"!1) /%.#' sekarang Program Laku Pandai meningkatnya layanan perbankan. murah, tinggal bagaimana kita #,"H"! sebagai pendorong 2+,+1"&) orang-orang ke penggunaan data. Tinggal Program Laku Pandai sebagai pendorong 2+,+1"&) "#*+#,) diharapkan "#*+#,)diharapkan mampu izin, restu dari OJK. Memang ada mampu meningkatkan akses masyarakat beberapa dokumen yang harus disiapkan, meningkatkan akses terhadap layanan perbankan secara %./'G6&&5 tahun ini kami mulai,Ó tutur +%:'%- #'6( ;0./#"( <#':( 5!'2#$%( "#)#'( Freenyan. masyarakat terhadap OJK saat meluncurkan program Laku Jika bank-bank lain mengandalkan layanan perbankan secara layanan Pandai pada Maret 2015. tabungan, Bank Bukopin justru !"#!$%'()*+,&-(."( OJK optimistis, melalui program menyasar layanan pengiriman uang untuk tersebut, jumlah nasabah perbankan akan menjadi harapan OJK saat program Laku Pandai dalam rangka makin bertambah banyak dan tidak mendukung digitalisasi perbankan. Belum meluncurkan program terfokus di kota-kota besar saja, tapi juga lama ini, melalui BUKU (Bukopin Laku Pandai pada Maret Kiriman Uang), bank ini resmi menjadi di seluruh penjuru Tanah Air. Bank yang menjalankan program ini pun tidak akan salah satu bank yang ikut meramaikan 2015. terpaku pada kantor cabang dalam kemajuan layanan di industri perbankan. memasarkan produknya, tapi juga melalui Direktur Pengembangan Bisnis & jalur keagenan, seperti yang telah diatur Teknologi Informasi Bank Bukopin, Adhi OJK. Lantas, bagaimana respons para pelaku industri Brahmantya, mengatakan, layanan BUKU memudahkan perbankan? masyarakat dalam mengirim uang tanpa harus memiliki Salah satu bank yang sudah mulai masuk ke layanan rekening di Bank Bukopin. Masyarakat dapat mengirim dan 2+,+1"&) "#*+#, untuk melancarkan ekspansinya adalah Bank mengambil dana yang dikirimkan melalui 27.000 loket Mandiri. Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, /"5-'#1) /.+#1) .#&+#') "#* (PPOB) di Indonesia. mengatakan, program Laku Pandai yang diusungnya memiliki ÒMelalui layanan ini, nasabah cukup datang ke loket PPOB, layanan dasar berupa tabungan bergerak yang bisa digunakan mengisi formulir, menyetorkan dana yang akan dikirim. Lalu, untuk transaksi pembayaran dan transfer. Semua bentuk nasabah akan menerima bukti pengiriman dan 9;9( '80%- #+%( layanan tersebut dilakukan melalui media %"#2/%.#'. ÒKita dan token melalui ponselnya,Ó ujar Adhi kepada wartawan (nasabah) tidak perlu mengisi G.!- seperti kita bertransaksi di dalam acara peluncuran BUKU, beberapa waktu lalu. bank. Cukup dengan %"#2/%.#', transaksi bisa dilakukan Adhi menilai, layanan ini sangat mudah karena hanya semudah mengirim 9;9 ((%.!1) -'((",') ('!>+$'(),Ó jelasnya. memerlukan kartu tanda penduduk (KTP) dan nomor ponsel Pada 2015 Bank Mandiri menargetkan bisa menggaet .'0. ( 5!57!&%- #+%'<#6(@$"%( 5!'#5*#" #'?( .'0. ( 500.000 nasabah baru dari layanan Laku Pandai yang memberikan layanan ini, selain bekerja sama dengan PPOB, diusungnya. Bank berlogo pita kuning ini lebih menyasar Bank Bukopin akan menggandeng jaringan-jaringan lainnya. Indonesia bagian timur sebagai target pasarnya. ÒHingga kini, Bank Bukopin beroperasi di 22 provinsi serta Bank Mandiri sangat mendukung digitalisasi perbankan memiliki 40 kantor cabang, 121 kantor cabang pembantu, 145 melalui program Laku Pandai karena program tersebut kantor kas, 86 kantor fungsional (layanan mikro), 39 /"5-'#1) diyakini dapat mendorong akses perbankan yang merata di /.+#1, dan 8 /+$*) 6/) ('!>+$',Ó paparnya. n
No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
PROBANK
9
Profil
Irman A. Zahiruddin Ketua Steering Committee Ibex 2015
Digitalisasi, Pengembangan Perbankan Masa Mendatang !"#$%&'()*&+,!-,!(%*$(.*!/,0,.'()*&-*.+,!/,!(1,!/()*$,%2(3#-,!(4,!1,( kapitalisasi dan pangsa pasar, melainkan juga pengembangan layanan dan produk. Ke depan, pengembangan digitalisasi perbankan diharapkan mampu membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat dan meningkatkan layanan perbankan.
P
erubahan dan kemajuan zaman tak bisa dielakkan. Inovasi teknologi informasi (TI) terus bergulir. Untuk merespons kemajuan zaman, kini industri perbankan di Tanah Air tengah bergiat diri mengembangkan layanan perbankan digital ( !"!#$%& '$()!("). Sejalan dengan itu, Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menyelenggarakan acara tahunan, ÒIndonesia Banking Expo (Ibex)Ó. Pada pergelaran tahun ini, yang diselenggarakan pada 9-11 September 2015, di Jakarta Convention Center (JCC), Ibex mengusung tema ÒPengembangan Perbankan Digital dalam Memperluas Akses Keuangan dan Pelayanan kepada MasyarakatÓ. Melalui tema tersebut, sosialisasi dan pengenalan perbankan digital pada masyarakat akan lebih ditekankan. Selain itu, implementasinya diharapkan menjadi lebih mudah pada sistem-sistem transaksi perbankan. Saat ini era digital mulai mendorong semua sektor industri untuk melakukan perubahan. Transformasi ini juga disebabkan oleh kebiasaan manusia yang terus berubah dan memiliki ketergantungan terhadap teknologi. Segala sesuatu serbacepat dan dapat diraih hanya dengan genggaman tangan. Hal inilah yang menjadi salah satu sebab era digital menjadi sangat dibutuhkan. Seperti apa dan bagaimana penyelenggaraan Ibex pada tahun ini? Berikut wawancara dengan Irman A. Zahiruddin, Ketua *#++,!("& -.//!##++ Ibex 2015. Petikannya: Mengapa Ibex kali ini memilih tema tersebut? Seperti yang telah kita ketahui, memasuki era digital ini, hampir seluruh aspek infrastruktur masyarakat telah digitalisasi, mulai dari aspek komunikasi, industri, bahkan militer pun telah mengalami pergerakan ke era digital. Industri perbankan sendiri telah lama bergerak ke arah digital, yang
10
PROBANK No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
ditandai dengan munculnya !(#+,(+#& '$()!(", /.'!%+& '$()!(", serta saat ini yang sedang berkembang ialah !"!#$%& '$()!(". Oleh karena itu, kami merasa perlu untuk mengangkat tema !"!#$% '$()!(" tersebut pada Ibex tahun ini untuk mensosialisasikan kepada masyarakat luas serta manfaatnya di dalam akses keuangan dan pelayanan masyarakat, dalam lingkup transaksi perbankan, karena era !"!#$%& '$()!(" itu sendiri sudah tidak asing lagi di beberapa negara maju di dunia. Apa latar belakang dipilihnya tema tersebut? Berbagai pertimbangan telah kami pikirkan sebelumnya saat menentukan tema untuk Ibex kali ini. Di antaranya adalah semakin meningkatnya persaingan dan tantangan dalam dunia perbankan nasional maupun global yang telah menggeser prespektif tentang bagaimana seharusnya sebuah bank beroperasi. Pergeseran tersebut tentunya ke arah kebutuhan akan transaksi perbankan yang lebih ringkas, cepat, mudah, dan aman. Untuk itu, integrasi dunia perbankan dengan era digital selalu berevolusi dan menuntut pengembangan produk dan pemasaran sekaligus untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Evolusi digital dunia perbankan itu bisa dilihat dari pengembangan berbagai produk dan layanan digital, seperti /.'!%+& '$()!(", 01'+,& 2+03,!#1& /.'!%+& 4$1/+(#2, ',$(05%+22& '$()!(", dan +6/.(+1. Arahan pada strategi digital dan berbagai alternatif kanal layanan perbankan tersebut membutuhkan kerja sama seluruh pemangku kepentingan guna meraih manfaat optimal dari implementasi !"!#$%& '$()!("7 Sehingga, diharapkan adanya pelaksanaan Ibex 2015 ini dapat memberikan gambaran dan masukan kebijakan untuk seluruh pihak terkait. Dengan berbagai pertimbangan yang telah kami sebutkan di atas, maka kami keluar dengan tema Ibex tahun ini yang mengangkat !"!#$%& '$()!(".
Apa tujuan dan target yang ingin diraih dari pelaksanaan Ibex tahun ini? Tujuan umum dari pelaksanaan Ibex kali ini ialah membuka wawasan dari industri maupun regulator untuk mendapatkan langkah-langkah konkret yang dapat dijalankan bersama-sama untuk meningkatkan kesiapan perbankan nasional demi mendukung kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui pengenalan sosialisasi !"!#$%& '$()!(" untuk transaksi perbankan di Indonesia. Acara dan kegiatan apa saja yang digelar pada Ibex tahun ini? Beberapa +8+(# Ibex yang telah sukses dari tahun-tahun sebelumnya akan kami angkat kembali dengan beberapa 8$%3+& $ + & +8+(# yang akan diselenggarakan untuk memperkaya Ibex tahun ini. Beberapa seminar besar dan 9.,)25.4 yang mengangkat tema dan subtema yang kami ambil serta pameran perbankan akan tetap diselenggarakan seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Selain tema !"!#$%& '$()!(", diangkat pula tema besar yang merupakan salah satu program inisiasi dari pemerintah, yaitu ÔSatu Juta Rumah untuk RakyatÕ dibahas !"#!$%& ' (#)' &)*+# &' ,$)-#)%./!' $0 &$) &' (#)' 8$%3+ yang bisa diberikan terkait dengan layanan perbankan untuk keberhasilan program tersebut. Strategi dan inovasi ini mencakup upaya 0,.2262+%%!(", 346 2+%%!(", pembiayaan, pemasaran, dan %.$(& /.(!#.,!(" memanfaatkan teknologi yang pada akhirnya meningkatkan nilai manfaat bagi nasabah. Tema ini akan menghadirkan beberapa pihak terkait, baik dari pemerintah, perbankan, maupun developer sebagai penyedia rumah. Dari sisi kreativitas insan perbankan pun, seperti lomba olah vokal dan olah gerak, akan tetap diadakan. Namun, untuk memperkaya +8+(# Ibex tahun ini, kami juga akan mengangkat seminar dan 9.,)25.4 mengenai ekonomi jasa dan industri kreatif dalam industri yang telah familier dengan era digital, seperti !"!#$%& '32!(+22 yang memaksimalkan digitalisasi sebagai 0.,+& '32!(+22 dan bahkan !2#,!'3#!.(& 05$((+%. Untuk lebih memperkaya informasi bagi $3 !+(0+, kami juga menyelenggarakan -:; (05!+< !(<.,/$#!.( .<=0+,) 9.,)25.4 yang akan menghadirkan +>4+,#!2+ dari berbagai industri untuk membagikan informasi dan pengetahuan mereka. Apakah dalam penyelenggaraan Ibex kali ini ada acara atau kegiatan edukasi mengenai perbankan sejak dini seperti tahun-tahun sebelumnya, misalnya gerakan menabung? Sesuai dengan tema, pelaksanaan Ibex tahun ini secara khusus akan mensosialisasikan dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pengaplikasian !"!#$%& '$()!(" terhadap transaksi perbankan di Indonesia secara luas. Pemberian sosialisasi dan edukasi ini bertujuan untuk membuat masyarakat dan industri semakin melek terhadap kegunaan, kenyamanan, serta keamanan penggunaan !"!#$%& '$()!(" di dalam bertransaksi. Selain itu, OJK selaku pemegang kewenangan keuangan tertinggi di Indonesia akan turut berpartisipasi dan mensosialisasikan tentang perbankan dan lembaga keuangan
No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
PROBANK
11
Profil
lain pada penyelenggaraan pameran bagi seluruh pengunjung yang hadir pada Ibex tahun ini. Selain perbankan, pelaksanaan Ibex kali ini mengikutsertakan dan bersinergi dengan industri apa saja? Pelaksanaan Ibex tahun ini, selain mengikutsertakan seluruh perbankan (BUMN, swasta, BPD, BPR, konvensional, dan syariah), mengikutsertakan (pelaku) dari berbagai industri, antara lain ekonomi jasa, ekonomi kreatif, !(<.,/$#!.(& #+05(.%."1, <+("& 253!, dan interior desain sesuai dengan tema dan subtema yang diangkat pada pelaksanaan Ibex. Pengambilan subtema ini tentunya diilhami oleh pemilihan tema !"!#$%& '$()!(" yang diusung, dalam hal ini industriindustri terkait tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan berkaitan dengan penggunaan perbankan digital di dalam memperluas serta memperlancar transaksi perbankan yang dibutuhkan. Untuk itu, kami juga berencana untuk mensosialisasikan kepada masyarakat luas mengenai dampak dan keuntungan perbankan digital dan mengambil contoh-contoh pengaplikasiannya di industri tersebut. Sehingga, ke depannya tidak menutup kemungkinan pengaplikasian perbankan digital akan semakin luas ke industri lainnya di Indonesia. Ke depan akan seperti apa pengembangan perbankan digital? Seperti yang telah kita ketahui, perkembangan dunia !"!#$%& '$()!(" semakin pesat. Di beberapa negara Eropa dan Amerika, hal tersebut telah meningkatkan kenyamanan dan keamanan di dalam transaksi keuangan. Memasuki abad digitalisasi seperti saat ini, kami ingin mencoba membawa sosialisasi terhadap !"!#$%& '$()!(" ke Indonesia. Sehingga, ke depannya akan terjadi perubahan pada pola pelayanan dan pemasaran di perbankan, dalam hal ini masyarakat dapat dengan mudah melakukan transaksi di mana saja dan kapan saja sesuai dengan kebutuhan sehingga layanan <$0+& #.& <$0+ akan semakin sedikit dilakukan. Sehubugan dengan hal tersebut, diperlukan pengembangan sistem perbankan secara menyeluruh untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Seperti apa dan bagaimana sosialisasi yang dilakukan perbankan terkait dengan perbankan digital tersebut? Pada Mei 2013 Bank Indonesia (BI) telah melakukan kajian awal dan uji coba ',$(05%+22& '$()!(" sebagai awal pengembangan Layanan Keuangan Digital (LKD) di Indonesia. Tujuan dari uji coba tersebut ialah untuk mencari apakah terdapat '31!("& (++ dari masyarakat dan provider, bentuk model bisnis, dan pengaturan yang sesuai dengan kondisi Indonesia. ?,$(05%+22& '$()!(" ini terutama dilakukan dengan memanfaatkan tingginya penggunaan telepon genggam, dengan unit lokal atau agen. Selanjutnya, dari kajian di berbagai negara, disadari bahwa perbankan tidak dapat melakukan kegiatan ',$(05%+22& '$()!(" ($)%#)' $0 &$)' $1#"#' $)(&"&2' !#3&' (&4/!/5.#)' .$"6#' #,#' dengan pihak lain, terutama perusahaan telekomunikasi. Selain itu, tujuan semula yang hanya berupaya untuk memperluas akses keuangan, kini semakin berkembang menjadi upaya peningkatan aktivitas ekonomi berbasis teknologi.
12
PROBANK No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka ',$(05%+22& '$()!(" diperluas menjadi LKD. LKD pada program ini merupakan kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dan/atau .$/#)%#)' !$"4#!# ' -#)%' (&7#./.#)' !&(#.' ,$7#7/&' .#)!*"' 0 &.2' tapi dengan menggunakan sarana teknologi, antara lain /.'!%+& '$2+ maupun 9+'& '$2+ dan jasa pihak ketiga (agen), dengan target layanan masyarakat 3('$()+ dan 3( +,'$()+ 7 Sehubungan dengan hal tersebut, BI dan OJK bersinergi dan terus mengimbau seluruh perbankan agar dapat mensosialisasikan dan memperluas akses keuangan dengan LKD sehingga layanan perbankan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Bagaimana pola sinergi dengan industri lain terkait dengan pengembangan perbankan digital yang akan dibangun perbankan atau Perbanas? Untuk mendukung pelaksanaan pengembangan perbankan digital, dibutuhkan sinergi yang berkesinambungan dengan industri di bidang teknologi informasi serta komunikasi sehingga pengembangan perbankan digital dapat terus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Seperti apa harapan Perbanas terhadap pihak otoritas atau regulator sehubungan dengan pengembangan perbankan digital? Kami berharap pihak otoritas dan regulator dapat mendukung penuh, khususnya mengenai ketentuan terhadap perbankan digital dalam hal keamanan dan pagar-pagar yang diberlakukan di dalam pengaplikasian perbankan digital. Sehingga, pada proses pengembangannya tidak tertinggal dan dapat setara dengan negara lain yang telah lebih dulu mengembangkan perbankan digital. n
Regulasi
Upaya Menjaga Pertumbuhan Ekonomi 5'(%*!/,4(/#!6,!/,!(*-7!7.'8(9:;(+*),1,(.*!<,/,()*&%#.+#4,!(*-7!7.'( !"7!*$',2( Melalui berbagai kebijakan yang dirilis, OJK berharap industri keuangan, termasuk perbankan, bisa menjadi lokomotif yang bisa menarik gerbong perekonomian nasional.
P
erekonomian Indonesia pada tahun ini tidak sesuai dengan harapan dan prediksi. Sejatinya, tahun ini diproyeksikan bisa lebih baik ketimbang tahun lalu. Namun, kenyataannya perekonomian lebih buruk ketimbang pencapaian 2014, mulai dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya sebesar 4,7% pada triwulan pertama 2015 hingga nilai rupiah yang terus merosot sampai dengan di atas Rp14.000 per 1 dolar Amerika Serikat (US$). Berbagai koreksi pertumbuhan ekonomi tahun ini pun mulai bermunculan. Sebelumnya pemerintah yang menargetkan pertumbuhan sebesar 5,7%, pada Juli lalu merevisi menjadi 5,4%. Sementara itu, Bank Dunia (World Bank) yang sebelumnya mematok pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2% kemudian memangkasnya hanya menjadi sebesar 4,7% dan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank atau ADB) yang sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% melakukan koreksi menjadi sebesar 5%. Keadaan tersebut tentu saja mengundang kekhawatiran dari masyarakat, pelaku usaha, dan segenap 2#$)+5.% +,2& negeri ini. Untuk mengantisipasi dan meminimalisasi dampak negatif yang akan terjadi, segenap pemangku kebijakan meluncurkan berbagai stimulus dan kebijakan guna menjaga pertumbuhan ekonomi nasional. Sebelumnya Bank Indonesia (BI) mengeluarkan kebijakan stimulus berupa pelonggaran %.$(& #.& 8$%3+& (@AB) dan mengubah tata cara penghitungan %.$(& #.& +4.2!#& ,$#!.& (@CD) menjadi %.$(& #.& <3( !("& ,$#!.& (@ED). Sejalan dengan kebijakan tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir Juli 2015 merilis 35 paket kebijakan stimulus. Rinciannya, 12 paket kebijakan untuk industri perbankan, 15 paket kebijakan untuk industri pasar modal, 4 paket kebijakan untuk industri keuangan non-bank (IKNB), dan 4 paket kebijakan untuk edukasi dan perlindungan konsumen. Eko B. Supriyanto, pengamat perbankan sekaligus Pemimpin Redaksi Majalah :(<.'$(), dalam tulisannya yang berjudul ÒPil Kuat OJK buat Para BankirÓ, menjelaskan
No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
PROBANK
13
Regulasi
bahwa paket stimulus ini merupakan jawaban atas kondisi yang sekarang membelit sektor keuangan, khususnya perbankan, yaitu mengenai seretnya kredit perbankan dan bahaya laten kredit macet. Paket-paket itu untuk mendorong perbankan agar dapat memberikan kredit, terutama kredit ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang selama ini sering tak mempunyai akses. Apakah ÒdopingÓ dari OJK untuk para bankir itu sudah tepat? Sekilas sektor perbankan akan mendapat banyak kemudahan. Salah satu hal penting ialah agar perbankan mempunyai ruang yang lebih longgar dalam penyaluran kredit. Di satu sisi, kado ini akan memberi banyak tenaga bagi perbankan. Namun, pertanyaan lanjutannya, apakah dengan sendirinya sektor riil atau debitor akan sejalan dengan nafsu perbankan dalam memberikan kredit? Pertumbuhan kredit, seperti diungkapkan OJK, berdasarkan rencana bisnis bank mencapai 13%-15%. Sementara itu, Biro Riset Infobank (birI) tahun ini memprediksi kredit hanya akan tumbuh sebesar 9%-13%. Lebih konservatif karena sektor riil dalam kondisi lesu, terutama sektor komoditas di luar Jawa, seperti di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Kelesuan ekonomi yang sudah menjalar ke berbagai sektor, termasuk optimisme yang tergerus lebih dalam ini, tentu dengan memberi Òpil kuatÓ dari OJK tidaklah cukup. Harus diakui, OJK selaku otoritas keuangan sudah tepat memberi stimulus, tapi harus diikuti dengan stimulus sektor riil. Jika sektor riil masih lesu akibat permintaan dalam negeri yang loyo, kado OJK yang terdiri atas 35 paket hanya akan membuat sektor keuangan dan perbankan makin baik dalam jangka pendek. Untuk jangka panjang, karena sektor riil tidak didorong dan cenderung melemah, pada akhirnya akan memukul perbankan yang menderita Òbiri-biri basahÓÑkelebihan likuiditas akibat sulitnya mengucurkan kreditÑdengan timbunan kredit bermasalah. Menurutnya, perbankan jangan terlalu bernafsu mengucurkan kredit karena permintaan kredit juga lemah. Jangan sampai pemberian kredit dipaksakan sehingga kemampuan membayar debitor rendah, yang pada akhirnya menimbulkan kredit macet. Kredit macet membuat bankir pusing dan makin membuat ÒstrokeÓ kalau kredit macet dikriminalisasi. Yang perlu diwaspadai, seperti saat-saat menjelang krisis (krisis 1998, krisis 2008), banyak debitor bukannya tidak mampu membayar pinjaman atau kredit bank, melainkan lebih banyak karena /.,$%& 5$F$, . Yakni, pura-pura tidak mampu membayar pinjaman bank dengan alasan sedang lesu. Hari-hari ini bank-bank tengah bergulat dengan menahan diri agar kredit tidak turun kolektibilitasnya. Sementara itu, Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, dalam siaran persnya menyatakan tujuan dari dirilisnya kebijakan tersebut untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. ÒAgar industri keuangan sebagai lokomotif bisa menarik rangkaian gerbong perekonomian nasional berjalan lebih cepat dan stabil guna meningkatkan kesejahteraan rakyat,Ó terangnya. n
14
PROBANK No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
35 Kebijakan yang Dirilis OJK Sektor Perbankan t Tagihan atau kredit yang dijamin oleh pemerintah pusat dikenai bobot risiko sebesar nol persen dalam perhitungan aset tertimbang menurut risiko (ATMR) untuk risiko kredit. t Bobot risiko untuk kredit kendaraan CFSNPUPS ,,# EJUFUBQLBO TFCFTBS dalam perhitungan ATMR untuk risiko kredit. t Penerapan penilaian prospek usaha sebagai salah satu persyaratan restrukturisasi kredit tanpa mempertimbangkan kondisi pasar maupun industri dari sektor usaha debitor. t Pelaksanaan restrukturisasi kredit sebelum terjadinya penurunan kualitas kredit. t Penurunan bobot risiko kredit beragun rumah tinggal nonprogram pemerintah EJUFUBQLBO TFCFTBS UBOQB mempertimbangkan nilai loan to value (LTV) dalam perhitungan ATMR untuk risiko kredit. t Penurunan bobot risiko KPR rumah sehat sejahtera (RSS) dalam rangka program pemerintah pusat republik EJUFUBQLBO TFCFTBS UBOQB mempertimbangkan nilai LTV dalam perhitungan ATMR untuk risiko kredit. t Penurunan bobot risiko Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dijamin oleh Jamkrida EBQBU EJLFOBJ CPCPU SJTJLP TFCFTBS t Penilaian kualitas kredit kepada satu debitor atau satu proyek hanya berdasarkan pada ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga EJOBJLLBO EBSJ QBMJOH UJOHHJ 3Q NJMJBS menjadi paling tinggi Rp5 miliar hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan atau bunga. t Penilaian kualitas kredit kepada UMKM dengan jumlah lebih dari Rp5 miliar yang dikaitkan dengan peringkat penilaian kualitas penerapan manajemen risiko (KPMR) dan peringkat komposit
t t
t
tingkat kesehatan bank. Penetapan kualitas kredit setelah dilakukan restrukturisasi. Penetapan kualitas kredit setelah dilakukan restrukturisasi dengan tenggat waktu pembayaran (grace period) pokok, selama masa grace period. Persyaratan peringkat komposit tingkat kesehatan bagi bank yang melakukan penyertaan modal dalam rangka Pendirian perusahaan yang akan mengambil alih aset kredit bermasalah dari bank yang sama TFQBOKBOH LFQFNJMJLBO CBOL NBLTJNVN EBO tidak menjadi pengendali; atau Tambahan penyertaan untuk penyelamatan perusahaan anak berupa bank.
Sektor Pasar Modal t Pengembangan infrastruktur pasar repurchase agreement (Repo), mencakup pengaturan mengenai Repo, pengembangan produk Repo, serta layanan settlement transaksi Repo yang dilengkapi monitoring dan konsep 3rd party Repo. t Pengembangan UKM untuk go public, mencakup penyusunan ketentuan untuk pengembangan UKM serta pembuatan papan khusus untuk UKM. t Penetapan electronic trading platform (ETP), mencakup pengembangan trading platform surat utang terintegrasi yang digunakan oleh pelaku dan dimanfaatkan untuk kebutuhan pengawasan. t Penggunaan bank sentral untuk penyelesaian transaksi, mencakup implementasi penggunaan bank sentral selain penggunaan bank pembayaran untuk layanan jasa penyelesaian dana di pasar modal. t Rencana penerbitan produk derivatif Indonesia Government Bond Futures (IGBF), dalam rangka pengembangan Pasar Surat Berharga Negara (SBN). t Pengembangan obligasi daerah dalam rangka mendukung program pemerintah terkait dengan pembangunan infrastruktur. t Penggunaan Bond Index Surat Utang sebagai indikator acuan di pasar surat utang Indonesia yang digunakan secara luas oleh pelaku pasar. t Perluasan produk investasi di pasar modal melalui penerbitan Efek Beragun Aset Surat Partisipasi (EBASP) untuk meningkatkan pertumbuhan pembiayaan perumahan di Indonesia serta membantu lembaga jasa keuangan dalam memperoleh likuiditas dari pasar modal sebagai sumber pembiayaan yang terjangkau bagi masyarakat menengah dan kecil. t Peraturan segmentasi perizinan Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) yang meliputi tiga tingkatan, yaitu WPPE, WPPE khusus pemasaran, dan WPPE khusus agen pemasaran. t Peraturan tentang sistem pengelolaan investasi
t
t
t t
t
terpadu dalam rangka mengoptimalisasi dan melakukan efisiensi atas proses transaksi dan operasional di dalam industri pengelolaan investasi. Penerapan Extensible Business Reporting Language (XBRL) dalam rangka penyediaan informasi yang akurat dan dapat diandalkan. Peningkatan BUMN dan anak BUMN yang go public dalam rangka membantu BUMN dalam penggalangan dana untuk kegiatan pengembangan usaha, sekaligus mendorong likuiditas pasar. Implementasi electronic book building dalam rangka meningkatkan transparansi dan fairness antarinvestor. Peraturan terkait dengan pasar modal syariah dalam rangka memberikan relaksasi pengaturan dan kepastian hukum terkait dengan efek syariah sehingga mempunyai level of playing field dengan efek konvensional. Penerbitan pedoman tata kelola emiten atau perusahaan publik dalam rangka mendorong perusahaan untuk mempraktikkan tata kelola perusahaan yang baik.
Sektor IKNB t Relaksasi kebijakan non performing financing (NPF) perusahaan pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan piutang pembiayaan oleh industri perusahaan pembiayaan. t Pengembangan asuransi pertanian untuk meningkatkan akses para petani ke sistem keuangan sehingga sektor pertanian nasional dapat terus tumbuh dan berkembang. t Pembentukan rating agency usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam rangka mengurangi isu asymmetric information dalam pendanaan UMKM dan menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). t Pengembangan lembaga keuangan mikro, yang difokuskan pada upaya mendorong LKM yang belum berbadan hukum agar segera mengajukan permohonan pengukuhan menjadi LKM sesuai dengan UU LKM. Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen t Peningkatan budaya menabung dalam rangka mendukung peningkatan akses keuangan masyarakat. t Edukasi dan akses keuangan UMKM dalam rangka mendorong peningkatan akses pembiayaan lembaga jasa keuangan (LJK) kepada UMKM dan mendorong capacity building UMKM di bidang pengelolaan keuangan. t Pemberdayaan konsumen dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan maupun LJK. t Pencegahan penghimpunan dana/investasi tanpa izin dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga jasa keuangan formal.
No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
PROBANK
15
Aktualita
Tujuh Resep BI Stabilkan Rupiah =,0,4($,%#(-*+'<,-,!(1,!/("'/#0'&-,!(3 (',0,4(.*!#!-,!(+,%,$()*.+*0',!(>,0,$2( 5'(0,'!($'$'8()*.*&'!%,4(<#/,(%*!/,4(.*!/-,<'(??(0,0#(0'!%,$("*>'$,(#!%#-(.*!/*&*.( pelemahan nilai tukar rupiah.
R
upiah telah kehilangan keperkasaannya. Hingga minggu terakhir Agustus 2015, rupiah bahkan terdepresiasi makin dalam hingga ke level Rp14.000 per US$1. Kondisi ini tentu cukup mengkhawatirkan karena akan memengaruhi daya tahan industri. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seharusnya sudah dapat dijaga pada 2008, saat rupiah berada di level Rp8.000 per US$1. ÒKetika itu pemerintah tidak peka atas batas psikologis yang terjadi,Ó ujar Direktur Eksekutif Indef, Enny Sri Hartati, akhir Agustus lalu, di Jakarta. Enny menambahkan, jika rupiah sudah melampaui batas psikologis pasar, seharusnya pemerintah dan Bank Indonesia (BI) melakukan antisipasi dalam bentuk tindakan. Misalnya, fokus mendorong industri impor dan hilirisasi. Hal itu pula yang pernah dilakukan Tiongkok ketika negara ini masih memiliki ketergantungan pada impor dan komoditas. Beberapa waktu lalu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merasa perlu memanggil BI terkait dengan nilai tukar rupiah yang terus merosot. BI menyebut, pelemahan rupiah sulit diprediksi karena banyak dipengaruhi faktor eksternal, seperti rencana langkah lanjutan normalisasi kebijakan moneter di AS dan kebijakan devaluasi yuan Tiongkok.
16
PROBANK No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
Namun demikian, BI menilai bahwa cadangan devisa yang ada saat ini masih aman untuk menstabilkan rupiah. Berdasarkan data BI, jumlah cadangan devisa Indonesia saat ini mencapai US$107,55 miliar. BI juga telah melakukan berbagai uji coba kebutuhan cadangan devisa bila terjadi arus modal keluar dari posisi saat ini yang dinilai masih cukup memadai. Selain itu, BI menyediakan alternatif lain berupa kerja sama bilateral 29$4 dengan sejumlah negara sebagai bentuk antisipasi berkurangnya cadangan devisa. ÒKami ada suatu payung 2+0.( & %!(+& .<& +<+(2+ untuk memastikan memberikan 0.(= +(0+ kepada pasar jika memang diperlukan, tidak cuma US$107 miliar itu. Tapi, kami 0.(= +(# itu masih cukup,Ó tukas Perry Warjiyo, Deputi Gubernur BI. Lalu, sejauh mana dampak pelemahan rupiah terhadap industri? Sejauh ini Otoritas Jasa keuangan (OJK) menilai, perbankan masih cukup tahan dalam mengatasi pelemahan rupiah. Pelemahan nilai tukar rupiah saat ini memang berpengaruh pada risiko pasar perbankan, tapi (#,3#.)-#' 4$7/,' &%)&0.#)8' 9$"(# #".#)' (#!#' :;<2' 3* & &' devisa neto perbankan masih di kisaran 5% atau masih jauh dari batas yang ditetapkan sebesar 20%. Sementara, secara individu, posisi devisa neto 54 bank masih di kisaran 2% hingga 10%. Kendati begitu, perbankan tetap harus mewaspadai dampak lanjutan ( !"#$%& '#($%& !))!"*) dari pelemahan nilai tukar rupiah yang dapat mengganggu bisnis nasabah. Sebab, menurunnya kemampuan nasabah dalam membayar kewajibannya ke bank berpotensi melambungkan $#$& +!')#',-$.& /#0$ & (NPL). Hingga semester pertama 2015, posisi NPL perbankan masih di kisaran yang aman, yakni 2,55%. OJK juga meminta perbankan agar tetap menjaga NPL di bawah 3%. Berbeda dengan perbankan, industri tekstil mengalami pukulan berat dari melemahnya rupiah. Sejumlah perusahaan tekstil yang berorientasi pasar dalam negeri dengan bahan baku dari luar negeri mulai lesu. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat, mengatakan, selama pemasaran perusahaan tekstil tersebut ekspor, berapa pun kursnya tak jadi masalah. Namun, bagi perusahaan yang pasarnya hanya lokal, pastinya ini menjadi masalah besar karena penjualannya akan
menurun seiring dengan daya '0*!& *!$%!', menyesuaikan !"#!$%&'(&')*+,&+)-.#&")/.0+&1)2!"1&3&0)45,&")6$!"+#&)7!"+#&2) beli masyarakat yang lemah dan +'-"-$. RR SBN, dan (((!%# lebih mengutamakan kebutuhan memperpanjang tenor dengan &((!(# !'#)&! $((!(# primer dibandingkan dengan menerbitkan RR SBN 3 bulan. !'#+$' +$' !'#"!! )((!(# !'#(&) kebutuhan sekunder seperti BI juga mengubah mekanisme "((!(# !'#''" (((!(# tekstil. $($#+8& 9(.,* "#,& '(0:!*,:& 3#+"& &((!"# !"#$"% !"#*'+ !"#&$' Berdasarkan data API, saat Indonesia (SDBI) dari 40'-05/!& $((!"# )((!"# ini impor bahan baku untuk '0*! *!$%!' menjadi 67!%& '0*! "((!"# (((!"# perusahaan tekstil mencapai *!$%!'. Selain itu, BI ,-. /01 2-304 56378 207 ,9.7 ,987 5:;4 <= 80%. Sementara itu, jumlah menyesuaikan +'-"-$. SDBI !"!#$%&$%' perusahaan tekstil yang pasarnya ()*+)'))%,-$,)"./$#)0$1$)23)4&.5".5)6728 serta menerbitkan SDBI tenor 6 berorientasi ekspor mencapai bulan. Bank sentral juga 9.:;!#')<$%/)=%1>%!5,$?)1,>-$@)/!:;$-,)>-!@)<,#>)A,5!")=%B>;$%/C 22.000 perusahaan. Perusahaan )(+(.-*,"#+& "()-#$*& 9(.,* "#,& tersebut mempekerjakan lebih Bank Indonesia (SBI) bertenor 9 dari 1,8 juta tenaga kerja. bulan dan 12 bulan dengan mekanisme lelang 67!%& '0*! Tak hanya perusahaan kelas kakap yang loyo karena *!$%!' dan menyesuaikan +'-"-$.. pelemahan rupiah. Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah Empat, menyesuaikan frekuensi lelang )#'!-.$& !7"80$.! (UMKM) yang terkenal tahan banting saat krisis lalu pun (9:) 30+ dari dua kali seminggu menjadi satu kali merasakan dampak 1!#1-nya rupiah. Kementerian Koperasi seminggu. Lima, mengubah mekanisme lelang *!',& %!+# -* dan UKM (Kemenkop UKM) menyebutkan, omzet sektor (;<) valas dari 40'-05/!& '0*!& *!$%!' menjadi 67!%& '0*!& *!$%!', UMKM rata-rata menurun. ÒKebanyakan (perusahaan) yang menyesuaikan +'-"-$.= dan memperpanjang tenor sampai komponen bahan bakunya impor omzetnya turun 15%,Ó ujar dengan tiga bulan. Braman Setyo, Deputi Pengembangan dan Restrukturisasi UsaEnam, menurunkan batas pembelian valas dengan ha Kemenkop UKM, akhir Agustus lalu, di Jakarta. pembuktian dokumen ($%!'/>-$. dari yang berlaku, dari Pelemahan rupiah yang terus mengancam berbagai sektor US$100.000 menjadi US$25.000 per nasabah per bulan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam hal dan mewajibkan penggunaan nomor pokok wajib pajak ini BI yang memang berperan sebagai gawang moneter dan (NPWP). Tujuh, melakukan koordinasi dengan pemerintah !"#$%& '()*& )(+!,#-*$"#+& ./0*#12& 34& !/5#1& )(+6/!/+& ,/7/1& dan bank sentral lainnya untuk memperkuat cadangan langkah jitu. Satu, melakukan intervensi di pasar valas untuk devisa. mengendalikan volatilitas nilai tukar rupiah. Dua, melakukan Selain kebijakan yang dirilis BI, saat ini tengah dikaji pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder undang-undang (UU) terkait dengan lalu lintas devisa untuk dengan tetap memerhatikan dampaknya pada ketersediaan menjadi payung hukum lalu lintas devisa di Indonesia. UU ini SBN bagi -$2#3 dan likuiditas pasar uang. nantinya akan mengatur dan mewajibkan para pengusaha Tiga, memperkuat likuiditas harian ke tenor yang lebih untuk memasukkan uang dari hasil ekspornya ke bank dalam panjang. Antara lain, dengan mengubah mekanisme lelang negeri. Ini menjadi upaya lain pemerintah untuk '!4!' !& '!+# (RR) SBN dari 40'-05/!& '0*!& *!$%!' menjadi 67!%& mengembalikan keperkasaan rupiah. n
Usul Bankir untuk Atasi Pelemahan Rupiah Pelemahan rupiah menjadi momok yang menakutkan bagi sejumlah sektor industri, tak terkecuali perbankan. Ancaman kredit macet pun tampak di depan mata. Untuk itu, sejumlah bank kemudian memutuskan untuk membatasi kredit valas. Salah satunya, dengan selektif dalam memilih debitor. Namun, pelemahan rupiah memang sulit dibendung, mengingat sangat dipengaruhi faktor eksternal. Wakil Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI), Sunarso, mengungkapkan, ada sejumlah usulan untuk menahan pelemahan rupiah. Misalnya, stabilisasi nilai tukar dapat dilakukan dengan cara bilateral swap, apakah dengan Tiongkok, Jepang, ataupun Amerika Serikat (AS). “Dengan cara ini, supply dolar akan terbantu,” terang Sunarso. Dua, meninjau kembali bea keluar ekspor komoditas. Sunarso menilai, perlu ada relaksasi kebijakan bea keluar untuk ekspor komoditas guna mendorong ekspor. “Relaksasi kebijakan bea keluar ekspor komoditas ini untuk menguatkan devisa masuk,” tambahnya.
Tiga, melakukan buyback saham badan usaha milik negara (BUMN). Sebagai salah satu perusahaan pelat merah, BRI siap melakukan buyback saham karena modal BRI masih tebal. Namun, buyback saham hanya salah satu alternatif. Karena, langkah tersebut tetap harus memperhitungkan nilai kapitalisasi pasar. Sunarso menegaskan, jangan sampai market kapitalisasi anjlok karena krisis yang belum tentu ber-impact secara langsung pada emiten BUMN. &NQBU NFMBLVLBO LPPSEJOBTJ EFOHBO OFHBSB ( VOUVL meningkatkan kepercayaan pasar dan mempercepat capital inflow. Dan, terakhir, mengefektifkan stand by loan dari luar negeri untuk menggantikan penerbitan obligasi.
No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
PROBANK
17
Wacana
Usul Perbanas untuk RUU Perbankan !"#$%&%!'(!)%*&+!+!'$#$&,$-%./&011!'+$)-$)&-!"+$2*&3*+$($45&6!'+$)$4&+!'($'$#/&011& perbankan yang tengah dibahas bisa memberikan manfaat dan membangun industri perbankan )$4*7)$2&4$$%&3*4$(-$)&)$)%*)8$5& !#!'%*&$#$&.4.2$)&8$)9&3*+!'*-$)&6!'+$)$4:
R
ancangan undang-undang (RUU) perbankan yang sudah diusulkan sejak beberapa waktu lalu akhirnya dibahas kembali. Meski sempat terhenti, beberapa kalangan, mulai dari pengamat, asosiasi, hingga anggota dewan, kini kembali aktif membahas RUU ini agar bisa segera diimplementasikan. Sejatinya, kehadiran RUU perbankan penting bagi pelaku industri perbankan di Tanah Air, mengingat kemajuan yang pesat dan pasar bebas yang akan segera dihadapi. Juga, terkait erat dengan dilansirnya undang-undang (UU) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan penggodokan RUU Bank Indonesia (BI). Pembahasan RUU perbankan pun menjadi pusat perhatian dan menarik untuk terus diikuti. Banyak pandangan berbeda yang disampaikan para pelaku industri. Sebaliknya, para anggota dewan justru belum memiliki pandangan yang jelas mengenai kesamaan persepsi terhadap RUU tersebut. Misalnya, ada pasalpasal yang dinilai terlalu lebar dan mengandung hal-hal teknis setingkat peraturan OJK (POJK) atau peraturan BI (PBI). UU perbankan seharusnya memuat hal-hal yang prinsip saja. Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad, mengatakan, RUU perbankan yang dalam waktu dekat memasuki pembahasan lanjutan ini merupakan payung hukum industri perbankan yang (+& *#& %0*! sebagai landasan hukum. Menurutnya, UU perbankan yang lama, yaitu UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, sudah tidak sesuai dengan industri perbankan yang berkembang pesat saat ini. Muliaman juga mengungkapkan, industri perbankan nasional perlu landasan hukum untuk menjalankan fungsinya dalam mendukung perkembangan nasional dan akses global agar dapat bersaing pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2020. ÒApalagi, ada indikasi beberapa tahun terakhir ini perbankan cenderung membentuk konglomerasi. Perlu
18
PROBANK No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menjadi salah satu asosiasi yang ikut memberikan usulan terhadap RUU perbankan ini. Setidaknya, ada lima usulan yang diajukan Perbanas untuk dibahas bersama para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
pendekatan yang berbeda dari 10 atau 20 tahun yang lalu,Ó ujarnya kepada wartawan. Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menjadi salah satu asosiasi yang ikut memberikan usulan terhadap RUU perbankan ini. Setidaknya, ada lima usulan yang diajukan Perbanas untuk dibahas bersama para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Usulan-usulan tersebut, antara lain, satu, menyusun UU perbankan sebaiknya dimulai dengan menyusun dan menyepakati Arsitektur Keuangan Nasional, lalu menyepakati Cetak Biru Perbankan. Dua, sebaiknya kepemilikan asing maupun domestik tidak dicantumkan dalam UU perbankan. Pencantuman persentase #"#+& )()-/#,& ;;& 0(.-#+"#+& "/.#+8& <("!*-($%& Tiga, kepemilikan asing di perbankan diukur dengan asas manfaat atas kehadirannyaÑapakah bank asing memberikan kontribusi yang baik atau tidak terhadap pembangunan nasional: bisa dilihat dari peran kredit, pembayaran pajak, serta akses keuangan. Empat, Perbanas juga menggarisbawahi jenis bank, apakah bank umum atau bank khusus. Terakhir, menurut Perbanas, bank boleh melakukan jasa keuangan asal usaha itu mendukung dan masih ada hubungannya dengan bisnis utama bank, misalnya memiliki anak perusahaan di bidang teknologi informasi (TI). Pengamat perbankan sekaligus Pemimpin Redaksi Majalah ?$)#50$1, Eko B. Supriyanto, mengatakan, usulan Perbanas tersebut tergolong melawan arus. Salah satu usulan yang berbeda ialah tidak mencantumkan pembatasan kepemilikan asing. Padahal, saat ini tengah mengemuka usulan maksimal 40% dan 49%. Jika usulan pembatasan kepemilikan asing ini dikabulkan, tentunya pasar akan kelebihan saham asing. Menurut hitungan Perbanas, untuk tujuh bank terbesar yang dimiliki pihak asing saja, dibutuhkan dana dalam negeri minimal Rp59,6 triliun. Angka ini minimal, bahkan pernah dihitung secara keseluruhan dengan bilangan Rp70 triliun-Rp80 triliun dengan +'-"!& 5##1& 40/(! (@AB) paling rendah dua kali. ÒItu jumlah yang tidak sedikit, dan belum tentu juga setelah dimiliki investor dalam negeri akses perbankan akan bertambah baik atau pengelolaan bertambah baik. Pengalaman sebelum krisis 1998, banyak bank dimiliki investor dalam negeri, tapi justru hal itu malah menimbulkan bencana perbankan hingga menelan Rp650 triliun biaya krisis,Ó jelas Eko, seperti dikutip dari Majalah ?$)#50$1. Kepemilikan asing di industri perbankan sejatinya tidak perlu dibatasi. Aksesnya harus dibuka lebih lebar agar mampu digapai masyarakat luas. Peraturan tersendiri tetap harus dibuat untuk mengatasi masalah pembagian dividen kepada perusahaan atau perbankan asing. Penekanan mestinya dilakukan pada asas resiprokal antarperbankan, seperti yang dilakukan OJK. Jika ada dua bank milik Malaysia di Indonesia, maka ada bank milik Indonesia juga yang harus dibuka di Malaysia. Ketua Umum Perbanas, Sigit Pramono, menekankan bahwa pembatasan kepemilikan asing berdasarkan angka menjadi ,*5#"& <("!*-($& 7*"#& 5*#,/.& 5#$#)& ;;%& =>#$#/0/+& 1#./!& #5#& pengaturan mengenai besaran angkanya, bisa diatur pada peraturan di bawah UU. Yang harus dilihat adalah sumbangan investor asing terhadap peningkatan kemakmuran rakyat Indonesia dan asas manfaatnya. Tidak masalah porsi asing
lebih besar asal manfaat dan perannya terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia juga besar,Ó ujarnya kepada wartawan. Sama seperti usulan Perbanas, OJK juga mengusulkan beberapa hal untuk bisa dikaji pada pembahasan RUU perbankan kali ini. Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad, mengatakan, beberapa usulan tersebut, antara lain peran perbankan yang besar harus berdampak pada industriindustri lainnya, seperti pertanian, nelayan, dan infrastruktur. Mengenai kepemilikan oleh pihak asing, OJK mengusulkan perlunya pembahasan yang lebih baik lagi. Usulan OJK lainnya, konglomerasi tetap harus diperhatikan agar tidak menimbulkan dampak sistemik ke depan, perlu adanya perlindungan konsumen khusus tetap di industri perbankan, perlu adanya pengaturan kemudahan kegiatan usaha bank untuk memperluas jangkauan bank, dan aturan yang masuk dalam RUU hanya bersifat prinsip, sementara yang lainnya diatur dalam peraturan OJK.
Perbanas juga menggarisbawahi jenis bank, apakah bank umum atau bank khusus. Menurut Perbanas, bank boleh melakukan jasa keuangan asal usaha itu mendukung dan masih ada hubungannya dengan bisnis utama bank, misalnya memiliki anak perusahaan di bidang teknologi informasi (TI). Selain itu, Muliaman menilai pentingnya amandemen UU 0(.-#+"#+& "#.(+#& ,($#1& ,(.7#5*& 0(./-#1#+& !*8+* "#+& 0#5#& !$4-'#,!$* sistem keuangan, khususnya di perbankan. Bukan hanya itu, revisi pun diperlukan lantaran telah terjadi perubahan mendasar pada struktur otoritas keuangan nasional dengan berdirinya dua institusi baru, yakni Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada 2004 dan OJK pada 2011. ÒRevisi juga diperlukan untuk penyesuaian dengan mulai diimplementasikannya ASEAN Banking Integration Framework ?@34AB& 5#+& #"#+& -(.:0(.#!*+6#& C/#$* (5&@9D@E& 3#+"& ?C@3B& di negara-negara ASEAN serta Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) untuk perbankan pada 2020,Ó tutup Muliaman. Sementara itu, Direktur Keuangan Bank CIMB Niaga, Wan Razli, mengatakan, apa pun yang sedang dibahas oleh para pemangku kebijakan dan kepentingan terkait dengan RUU perbankan, pihaknya akan terus memberi dukungan agar yang diputuskan adalah yang terbaik. ÒPerbankan butuh regulasi yang bisa mendesain kebutuhan perbankan akan seperti apa ke depannya dan perlu 0++'#40/ yang cepat. Kalau tidak begitu, ini akan menghambat evolusi perbankan. Saya juga berharap, regulasi yang baru perlu dibangun berdasarkan 6$0$"-0/& 5/(!& +'-$* untuk keperluan paling tidak selama 10 atau 20 tahun ke depan,Ó pungkasnya. n
No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
PROBANK
19
Sekilas Berita
Ibex 2015, Berkembangnya Era Digital Banking Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, pelaku industri perbankan juga ikut mengembangkan layanannya. Salah satunya, dengan mengembangkan digital banking.
I
ndonesia Banking Expo (Ibex) LFMJNB BLBO EJHFMBS QBEB 4FQUFNCFS 4FQFSUJ penyelenggaraan sebelumnya, Ibex tahun ini juga menjadi ajang pertukaran ide antara masyarakat dan pelaku industri dalam mengembangkan digital banking sekaligus memperluas akses keuangan masyarakat. Ibex tahun ini mengusung tema “Pengembangan Perbankan Digital dalam Memperluas Akses Keuangan dan Pelayanan Masyarakat”. “Sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia, perbankan digital (digital banking) menjadi salah satu terobosan yang mampu menjawab dan menjadi sarana (untuk) mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, diskusi yang melibatkan para pemangku kepentingan, yakni para regulator dan pelaku perbankan, diharapkan menghasilkan terobosan-terobosan bermanfaat untuk peningkatan literasi keuangan masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di wilayah tertinggal,” jelas Sigit Pramono, Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas), saat melakukan konferensi pers. Menurutnya, dengan hadirnya bank dan lembaga jasa LFVBOHBO MBJOOZB EJ BKBOH *CFY NBTZBSBLBU EBQBU memperoleh berbagai informasi tentang produk serta layanan lembaga jasa keuangan. Harapannya, masyarakat yang hadir di Ibex dapat lebih memahami produk dan layanan lembaga jasa keuangan. Berbekal pemahaman tersebut, mereka dapat memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengembangkan potensi diri. Dalam pelaksanaan Ibex kali ini akan digelar beberapa seminar dan workshop, antara lain pameran perbankan dan pameran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan bank anggota Perbanas. Sigit mengungkapkan, ada beberapa tema dalam seminar dan workshop tersebut yang tentu memiliki nilai cukup tinggi dalam pengembangan industri perbankan di Tanah Air.
20
PROBANK No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
Misalnya, workshop tentang digital banking. Ini sangat penting dalam memahami proses transformasi digital yang mengubah pola pikir nasabah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian, ada seminar tentang smart city dan perbankan. Menurut Sigit, ini penting untuk mengetahui peran dan posisi perbankan sebagai bagian dari ekosistem smart city dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat perkotaan. Ada juga seminar bertema program sejuta rumah, yang sangat penting untuk diketahui masyarakat luas. Menurut Sigit, ini adalah program pemerintah yang belum pernah ada sebelumnya di Indonesia, di mana masyarakat diberikan kemudahan dalam memiliki rumah dengan harga murah dan QSPTFT DFQBU IBOZB EFOHBO CVOHB EBO VBOH NVLB (down payment atau DP DVLVQ “Dari semua yang kami siapkan dalam Ibex ini, tentu saja tidak cukup untuk mendapatkan suatu langkah konkret dalam waktu cepat bagi kami, semua pelaku perbankan, dalam melakukan perbaikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” pungkas Sigit. n
Liputan Khusus
Mewaspadai Penurunan Kredit dan Lonjakan NPL Gejolak ekonomi global berdampak pada ekonomi domestik. Selanjutnya, berimbas pula pada menurunnya penyaluran kredit bank dan meningkatnya kredit bermasalah. Tahun ini bisa menjadi tahun yang lebih sulit bagi perbankan nasional.
A
khir tahun lalu perekonomian Indonesia diprediksikan lebih baik pada 2015. Namun, hingga saat ini, kondisinya ternyata lebih sulit ketimbang tahun lalu. Sampai dengan triwulan kedua 2015, perekonomian Indonesia hanya tumbuh 4,67%. Juli lalu pemerintah pun merevisi target pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4% dari sebelumnya 5,7%. Bank Dunia (World Bank) ikut memangkas target pertumbuhan Indonesia menjadi hanya 4,7% dari sebelumnya 5,2%. Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank atau ADB) pun melakukan hal yang sama. ADB mengoreksi target pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5% dari sebelumnya 5,5%.
Kondisi tersebut tentu akan berdampak pada industri di Tanah Air, termasuk perbankan. Hal utama yang akan dirasakan pelaku usaha di sektor tersebut ialah menurunnya penyaluran kredit dan meningkatnya kredit bermasalah atau ! " #$%&!%'( )" *!+ " (NPL). Tahun 2015 sejatinya diproyeksikan sebagai momentum untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Setidaknya, ekspektasi ini telah digambarkan pelaku industri perbankan dalam rencana bisnis bank (RBB) 2015. Namun, memasuki triwulan kedua 2015, sebagian besar bank mulai melakukan revisi terhadap RBB-nyaÑterjadi perlambatan bisnis bank, seperti penyaluran kredit. Hingga April 2015, penyaluran kredit perbankan baru Rp3.745,06 triliun atau hanya tumbuh 10,51% dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya. Tentu saja, keadaan itu terkait erat dengan lesunya perekonomian yang berdampak pada pengereman ekspansi bisnis hingga penutupan bisnis. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) yang dibukukan perbankan sepanjang triwulan pertama 2015 tumbuh lebih kencang ketimbang kredit. Hingga April 2015, DPK yang
No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
PROBANK
21
Liputan Khusus
tercatat 4,26%. Sementara, $-" ( -$%$/-" ( 8!'$ (566) pada April 2015 mencapai Rp96,40 triliun atau meningkat 10,49% KETERANGAN DESEMBER DESEMBER yoy APRIL APRIL yoy ytd dibandingkan dengan posisi yang sama
tahun sebelumnya. Bagaimana dengan rasio kecukupan Dalam Rp Triliun "TFU5PUBM modal atau 8+#(-+*" +2$9.+8:" %+-(!" %BOB 1JIBL ,FUJHB (;1,)? ;1, masih cukup aman di (JSP tengah gejolak ekonomi. ;1, pada April %FQPTJUP 2015 mencapai 20,79%, meningkat 5BCVOHBO ,SFEJU dibandingkan dengan April 2014 yang "LUJWB 1SPEVLUJG tercatat 19,33%. .PEBM %JTFUPS Meningkatnya risiko perbankan dapat .PEBM 4FOEJSJ dilihat dari Indeks Stabilitas Perbankan -BCB5BIVO #FSKBMBO %BMBN 1FSTFO <=+ >( )" ?-+@(*(-:" 6 2$A" +-+." =?6B 30" Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). -%3 Pada Juni 2015 angka BSI menunjukkan /1-T HSPTT #010 penurunan sebesar 29 @+/(/" #!( - (@#/), $"3 yakni menjadi 100,01 dari 100,30 pada ,SFEJU"LUJWB 1SPEVLUJG Mei 2015. /*. Sesuai dengan kategori skala +VNMBI #BOL +VNMBI ,BOUPS observasi Crisis Management Protocol (CMP), angka tersebut masih dalam ,FUFSBOHBO - ZPZ QFSUVNCVIBO ZFBS PO ZFBS kondisi normal. ÒPenurunan BSI - ZUE QFSUVNCVIBO ZFBS UP EBUF disebabkan oleh penurunan pada semua - Data kredit terdiri atas kredit kepada pihak ketiga dan kredit kepada bank lain komponen indeks: 8%$2(-" #%$//.%$ turun 4VNCFS #* EJPMBI LFNCBMJ PMFI #JSP 3JTFU *OGPCBOL CJS* 49 @#/, ( -$%@+ >" #%$//.%$ turun 21 @#/, dan '+%>$-" #%$//.%$ turun 3 @#/,Ó kata berhasil dibukukan perbankan mencapai Rp4.217,63 triliun !"#$ %&'(&)&*$ &'&+,#$ -./*$ 0&+&1$ -&23)&'$ .4)453'31,&'$ 0&'$ atau meningkat 14,15% dibandingkan dengan April 2014. Perbankan Juli 2015 yang dikutip dalam situs resmi LPS pada Namun, peningkatan DPK tersebut dibayangi lonjakan dana Rabu, 5 Agustus 2015. mahal. Lihat saja, pada April 2015 deposito meningkat Dengan kondisi yang ada, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 22,30% menjadi Rp2.059,88 triliun dengan pangsa pasar pun merevisi target penyaluran kredit perbankan pada 2015. 48,84% dari total DPK. Sedangkan, giro dan tabungan Sesuai dengan revisi RBB yang diberikan para pelaku usaha, masing-masing hanya tumbuh 12,91% dan 3,28% atau OJK melansir revisi pertumbuhan kredit pada 2015 menjadi masing-masing naik menjadi Rp954,10 triliun dengan pangsa sebesar 13%-15% dari sebelumnya 16%-17%. Muliaman D. pasar 22,62% dan Rp1.203,65 triliun dengan pangsa pasar Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, berharap, target kredit 28,54%. yang direvisi menjadi 13%-15% dapat tercapai pada 2015, Kualitas kredit perbankan juga terkena dampaknya. Lihat meski kondisi perekonomian nasional sepanjang semester saja, kredit bermasalah atau NPL bank hingga posisi April pertama ini mengalami perlambatan. 2015 tercatat meningkat. Jika pada April 2014 posisi NPL Bank Indonesia (BI) bahkan telah melakukan dua kali masih di angka 2,05%, pada April 2015 meningkat menjadi revisi. BI sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan kredit 2,48%. Ada beberapa sektor industri yang mesti diwaspadai perbankan mencapai 15%-17%. Kemudian, BI mengoreksinya perbankan karena mengalami lonjakan NPL, seperti konstruksi, menjadi 13%-15%, dan terakhir dikoreksi lagi menjadi 11%transportasi, pergudangan, komunikasi, pertambangan dan 13%. Hal itu dilakukan karena rendahnya penyerapan penggalian, serta perdagangan besar dan eceran. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan ,$-.% " ! " +//$-/ (,01) bank sepanjang April 2015 (APBN-P) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menurun cukup tajam, yakni menjadi 2,53% dari 2,93% pada (APBD). Memang, sejauh ini pemerintah telah melakukan April 2014. Sementara, rasio biaya operasional terhadap koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) untuk pendapatan operasional (BO/PO) meningkat menjadi 79,94% meningkatkan penyerapan anggaran, tapi hingga saat ini dari sebelumnya 77,19%. Ruang *!+ " -!" 2$#!/(-" %+-(!" (34,) belum bisa disalurkan dalam bentuk /#$ 2( )C" pun sedikit melebar, yakni menjadi 87,94% dari 90,79% pada Merespons kondisi tersebut, /-+>$D!*2$%/" atau pemangku April 2014. kebijakan terkait, seperti BI dan OJK, mengeluarkan berbagai Kemudian, $-" ( -$%$/-" '+%)( " (567) pada April 2015 kebijakan stimulus. BI mengeluarkan kebijakan stimulus tercatat 5,30%. Itu berarti, angkanya tidak bergerak dari posisi berupa pelonggaran *!+ " -!" E+*.$" (3FG) dan mengubah tata Maret 2015, tapi melonjak jauh jika dibandingkan dengan cara penghitungan *!+ " -!" 2$#!/(-" %+-(!" (34,) menjadi *!+ " posisi Februari 2015 yang sebesar 4,06% dan April 2014 yang -!" &. 2( )" %+-(!" (3H,). Sejalan dengan kebijakan tersebut,
KINERJA BANK UMUM 1FS %FTFNCFS "QSJM
22
PROBANK No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
KREDIT BANK UMUM BERDASARKAN JENIS PENGGUNAAN *) (Rp Triliun) URAIAN
DESEMBER DESEMBER yoy APRIL
.0%"- ,&3+" */7&45"4* ,0/46.4* 505"- ,FUFSBOHBO LSFEJU LFQBEB QJIBL LFUJHB - ZPZ QFSUVNCVIBO year on year - ZUE QFSUVNCVIBO year to date
4VNCFS #* EJPMBI LFNCBMJ PMFI #JSP 3JTFU *OGPCBOL CJS*
STRUKTUR DANA PIHAK KETIGA
(Rp Triliun)
500
0
4VNCFS #BOL *OEPOFTJB EJPMBI LFNCBMJ PMFI #JSP 3JTFU *OGPCBOL
OJK merilis 35 paket kebijakan stimulus pada akhir Juli 2015, di antaranya 12 kebijakan stimulus untuk industri perbankan. Selain kebijakan stimulus atau relaksasi, hal yang ditunggu industri perbankan terkait dengan %!+2'+#" atau kebijakan konsolidasi yang akan dirilis OJK pada semester kedua 2015. Konsolidasi dalam konsep OJK yang baru ini bertujuan mencapai industri keuangan yang lebih kompetitif dan memiliki daya tahan yang kuat, sejalan dengan akan segera diberlakukannya pasar bebas ASEAN (Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA). ,!+2'+# secara terperinci akan memberikan arah yang lebih jelas dalam hal konsolidasi perbankan di dalam negeri. Sektor Prospektif dan Mesti Dihindari Guncangan ekonomi yang terjadi saat ini berdampak pada hampir semua lini dan sektor usaha. Kondisi ini akan memengaruhi bisnis dan tingkat kesehatan bank, yakni makin sulitnya penyaluran kredit dan melonjaknya kredit bermasalah karena berkurangnya kemampuan bayar para debitor. Dengan adanya kemungkinan meningkatnya kredit bermasalah hingga akhir tahun, perbankan diharapkan lebih berhati-hati dan menerapkan prinsip #%.2$ -(+*" @+ >( ). Agar perbankan bisa menyalurkan kreditnya dengan baik dan tepat, pemilihan sektor usaha ataupun jenis penggunaan bisa menjadi salah satu kunci dan strategi bisnis. Misalnya
saja, sektor usaha pengolahan dan perikanan serta kredit APRIL yoy ZUE 1"/(4" konsumsi. Sepanjang triwulan pertama 2015 industri pengolahan tercatat tumbuh 3,87% dibandingkan dengan triwulan pertama 2014. Sektor ini berkontribusi 0,85% terhadap pertumbuhan ekonomi. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga cukup prospektif, dengan pertumbuhan sebesar 3,80% pada Maret 2015 dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya. Sektor ini berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,50%. Sektor lainnya yang prospektif ialah sektor perdagangan besar dan eceran. Sektor ini tumbuh 3,66% secara :$+%" ! " :$+% (:!:) pada Maret 2015 dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi sebanyak 0,50%. Sektor informasi dan komunikasi Giro Tabungan juga bisa menjadi pilihan perbankan dalam Deposito mengucurkan kredit. Pada Maret 2015 sektor ini tercatat tumbuh 10,53% secara :!: dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi sebesar 0,47%. Sementara itu, kredit konsumsi masih menjadi andalan bank. Selain pertumbuhannya yang lebih besar, tingkat risiko atau NPL-nya relatif lebih rendah ketimbang kredit investasi dan kredit modal kerja. Kredit konsumsi pada April 2015 mencapai Rp1.033,74 triliun atau tumbuh 11,93%. Sedangkan, tingkat kredit bermasalahnya hingga April 2015 tercatat 1,63% dari 1,54% pada April 2014. Bagaimana dengan kredit investasi dan kredit modal kerja? Kredit investasi pada April 2015 tercatat Rp923,24 triliun atau meningkat 11,21%. Sementara, NPL-nya" pada April 2015 mencapai 2,72% dari 2,01% pada April 2014. Untuk kredit modal kerja, pada April 2015 tercatat tumbuh 9,14% menjadi Rp1.754,59 triliun. Sementara, NPL-nya mencapai 2,86% pada April 2015 dari 2,36% pada periode yang sama tahun lalu. Selain melihat pertumbuhan usaha, bank mesti jeli melihat lonjakan kredit masalah dalam setiap lini usahanya. Memang, lonjakan kredit bermasalah hampir merata di setiap sektor. Namun, yang mesti diwaspadai ialah pertambangan dan penggalian karena lonjakan NPL-nya sangat tinggi, dari 1,93% pada April 2014 menjadi 3,36%. Demikian pula dengan sektor konstruksi, yang tingkat NPL-nya melebihi ambang batas, yakni sebesar 5,50% dari 4,41% pada April 2014. Adapun, sektor yang mengalami penurunan kredit bermasalah di tengah lonjakan ialah sektor perikanan. Kredit bermasalah sektor perikanan tercatat turun menjadi 3,45% pada April 2015 dari 3,53% pada April 2014. n
No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
PROBANK
23
Liputan Khusus
Menanti Belanja Pemerintah Belanja pemerintah akan menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi !!"#$%& '( )#*%(+ ")$,#+$ -%.,#*!)&/+ "! )#(+0+(!1#$!.+&!#"+$!&! +$%&%()#20%3!04#5!2!)(!&!#*!(-!$&6!#"+.1!*!-#)&*' ".)#-+.3!&$!&7
P
ada semester pertama 2015 perekonomian Indonesia kembali tertekan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia pada enam bulan pertama 2015 hanya tumbuh 4,70%, lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada semester pertama 2014 yang masih di atas 5%, tepatnya 5,17%. Pelaku usaha makin dibuat ketir-ketir lantaran nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) makin melemah. Pada Agustus 2015 nilai tukar rupiah menembus angka psikologis Rp14.000 per US$1. Kendati demikian, pemerintah optimistis kondisi akan lebih baik pada triwulan ketiga dan keempat 2015 seiring dengan dukungan belanja pemerintah yang akan terserap maksimal. Memang, tekanan perekonomian global terhadap ekonomi Indonesia membuat konsumsi domestik, investasi, dan ekspor tidak dapat diandalkan sebagai motor pertumbuhan ekonomi. Sehingga, belanja pemerintah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi pada 2015 sampai dengan 2016. ÒPertumbuhan pada 2015-2016 akan bergantung pada belanja pemerintah, yaitu belanja modal dan infrastruktur. Ekspor hilang karena harga komoditas rendah, investasi turun, mau $ ))+> mau dari belanja pemerintah,Ó kata Menteri Keuangan Republik Indonesia (RI), Bambang P.S. Brodjonegoro. Hingga akhir 2015, pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada di kisaran 4,7%-5,1%. Dengan kondisi ekonomi yang melambat, perbankan menghadapi ancaman kredit macet. Hal ini telah terlihat dari rasio kredit bermasalah atau ! "#$%&!%'( )"*!+ "(NPL)"yang terus merangkak naik. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada akhir 2013 NPL industri perbankan berada di posisi 1,77%. Kemudian, merangkak naik menjadi 2,16% pada akhir 2014 dan 2,55% per Juni 2015. Kenaikan NPL berpotensi menggerus laba perbankan karena bank harus menambah pencadangan. Di lain sisi, berdasarkan rencana bisnis bank (RBB), pertumbuhan kredit diproyeksikan sebesar 13%-15%, lebih
24
PROBANK No. 118 Tahun XXXII Juli-Agustus 2015
tinggi ketimbang pertumbuhan kredit pada 2014 yang hanya 11,4%. Namun, sampai dengan Juni 2015, kredit perbankan tumbuh 10,38%. OJK memperkirakan, hingga akhir 2015, pertumbuhan kredit bisa berada di angka 11%-12%, tapi tergantung kondisi perekonomian. ÒKalau semester dua bergerak, saya optimistis pertumbuhan kredit 11%-12% (:$+%" ! " :$+% atau :!:) pada Desember,Ó ujar Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK, Irwan Lubis. Menurut Irwan, ada dua faktor yang akan mendorong penyaluran kredit perbankan pada semester kedua tahun ini. Satu, belanja pemerintah yang akan ditingkatkan pada semester kedua tahun ini. Sampai dengan akhir tahun anggaran, penyerapan ditargetkan bisa berada di angka 98%. Dua, adanya pemilihan kepala daerah (pilkada) yang diperkirakan akan meningkatkan daya beli masyarakat sehingga berpengaruh pada penyaluran kredit. Namun, jika perekonomian tidak berjalan sesuai dengan harapan, Irwan memperkirakan, pertumbuhan kredit hanya berkisar antara 8%-10%. Untuk mendorong sektor keuangan, Bank Indonesia (BI) telah mengeluarkan aturan pelonggaran *!+ " -!" E+*.$" (3FG) dan tata cara perhitungan likuiditas, dari menggunakan *!+ " -!" 2$#!/(-" %+-(!" (34,)" menjadi *!+ " -!" &. 2( )" %+-(!" (3H,), sehingga memberikan ruang yang lebih longgar bagi perbankan untuk berekspansi. Selain itu, OJK mengeluarkan 35 paket kebijakan, di antaranya 12 paket untuk perbankan, 15 paket untuk pasar modal, 4 paket untuk nonbank, serta 4 paket untuk edukasi dan perlindungan konsumen. Relaksasi aturan tersebut diharapkan dapat memberikan ruang yang lebih luas bagi industri untuk mendorong penyaluran kreditnya. Namun, pada saat yang sama industri juga diharapkan dapat menurunkan rasio kredit bermasalah. ÒOJK memberi ruang manajemen bank paling tidak 2%!# sampai dengan 0,3%-0,5%. Ke arah itu bisa. Dan, dengan respons lebih awal, kami berharap, pada akhir tahun di bawah 3%,Ó kata Irwan. n