PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP PERTUMBUHAN MODAL PERUSAHAAN PERBANKAN DI INDONESIA DAHRANI Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan kredit dan non performing loans (NPL) baik secara parsial maupun simultan, terhadap pertumbuhan modal perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal, yang menguji pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode yang diteliti, periode 2004-2008. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 24 bank, penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling (judgement sampling).Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linier berganda. Uji statistik juga dilakukan dengan uji t dan uji f (ANOVA), dimana sebelum uji ini dilakukannya terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial, sementara uji f (ANOVA) digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan maupun parsial variabel pertumbuhan kredit dan non performing loans (NPL) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan modal perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kata Kunci: Pertumbuhan Kredit, NPL dan Pertumbuhan Modal PENDAHULUAN Konsekuensi bank sebagai lembaga intermediasi yang bermotivasi laba adalah menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman (kredit). Kondisi perekonomian Indonesia saat ini yang penuh persaingan dan tidak menentu menyebabkan perusahaan perbankan berlomba-lomba untuk meningkatkan sumber dananya untuk kemudian disalurkan kembali dalam bentuk kredit. Bagi bank, kredit adalah aset yang akan menghasilkan pendapatan bunga. Karena kredit adalah aset yang menghasilkan pendapatan, maka porsi kredit dalam aset perbankan sangat dominan. Penting dan strategisnya kredit dalam industri perbankan menyebabkan pengelolaan kredit menjadi sangat penting. Jenis kredit yang disalurkan oleh bank antara lain adalah Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, dan Kredit Konsumsi. Penghasilan bunga dari penyaluran kredit ini merupakan pendapatan utama perusahaan perbankan. Semakin besar jumlah kredit yang disalurkan, maka semakin besar pula pendapatan bunga yang akan diperoleh perusahaan begitu juga dengan pertumbuhan kredit yang akan meningkat.
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 11 NO. 02 OKTOBER 2011 ISSN 1693-7619
87
Peningkatan pendapatan ini nantinya juga akan mempengaruhi jumlah laba. Laba yang diperoleh perusahaan sebagian akan dibagikan sebagai deviden kepada pemegang saham, dan sebagian lagi akan dimasukkan sebagai laba ditahan. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi jumlah modal perusahaan. Namun, penyaluran kredit tidak hanya berpotensi sebagai pertumbuhan kredit, tetapi juga sering kali disertai oleh peningkatan kredit macet (non performing loans). Apabila peningkatan NPL ini tidak diimbangi oleh peningkatan pendapatan, akan menyebabkan penurunan laba yang nantinya juga akan menyebabkan penurunan modal. Selain itu, peningkatan NPL ini juga akan mempengaruhi bank dalam pertumbuhan kreditnya pada periode berikutnya. Kondisi seperti ini akan memberi dampak buruk bagi pertumbuhan modal perusahaan. Dengan pertimbangan tersebut, maka dalam menyalurkan kredit, perusahaan selalu melakukan penilaian atas kelayakan kredit untuk mengetahui kualitas pihak debitur yang akan menerima kredit agar pertumbuhan kredit dapat meningkat. Kualitas kredit ini dapat menggambarkan pendapatan bunga yang akan diperoleh dan resiko kredit macet. Penyaluran kredit tanpa prosedur analisis kelayakan kredit merupakan hal yang sangat riskan, karena dapat menyebabkan pemberian kredit kepada debitur yang tidak layak sehingga meningkatkan resiko kredit macet. Dari uraian tersebut, dapat dilihat bahwa peningkatan penyaluran kredit dapat menyebabkan peningkatan modal perbankan, tetapi sekaligus juga dapat menyebabkan penurunan modal apabila kredit yang diberikan berujung pada kredit macet. Perusahaan-perusahaan perbankan yang go-public di Indonesia saat ini rata-rata memiliki jumlah modal yang cukup besar. Para pemegang saham yang telah menginvestasikan dana mereka pada perusahaan tersebut tentu saja mengharapkan tingkat pengembalian yang memadai bagi dana mereka. Selain itu, sisa laba yang tidak dibagikan sebagai deviden atau dimasukkan sebagai laba di tahan diharapkan akan menambah jumlah modal yang dipergunakan dalam operasional perusahaan, sehingga menghasilkan laba yang lebih besar lagi pada periode-periode berikutnya. Manajemen perusahaan perbankan harus berupaya memaksimalkan laba melalui aktivitas-aktivitas operasional perbankan. Aktivitas penyaluran kredit merupakan aktivitas utama yang diharapkan akan menghasilkan pendapatan yang tinggi guna memaksimalkan laba yang nantinya akan meningkatkan modal perbankan. Namun, apabila penyaluran kredit tersebut tidak menghasilkan pendapatan sesuai dengan yang diharapkan, atau malah berujung pada kredit macet, maka tujuan ini tidak akan tercapai. Salah satu alasan terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran kredit adalah sifat usaha bank sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit dan sumber utama dana bank berasal dari masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Kita dapat melihat Pertumbuhan kredit, NPL dan Pertumbuhan modal perusahaan perbankan dari dari tahun 2004-2008 sbb:
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 11 NO. 02 OKTOBER 2011 ISSN 1693-7619
88
KAJIAN TEORI Lembaga Keuangan Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jika kondisi dalam suatu bank terjadi peningkatan penyaluran kredit maka NPL akan meningkat yang tidak diikuti dengan peningkatan perolehan pendapatan. Maka hal ini menyebabkan modal berkurang maka sumber dana yang akan disalurkan kembali kepada masyarakat akan berkurang. Tetapi jika kondisi sebaliknya dimana jumlah dari penyaluran kredit mengalami penurunan maka pendapatan menurun dan NPL pun mengalami penurunan. Meningkatnya jumlah penyaluran kredit akan menyebabkan meningkatnya NPL yang juga disertai meningkatnya beban, hal ini tentu saja akan mempengaruhi pertumbuhan modal. Dengan adanya persoalan diatas maka bank selalu memperhitungkan berapa yang akan diterima lalu disesuaikan dengan berapa yang harus dikeluarkan. Hal ini tentu saja bertujuan agar pertumbuhan modal tidak menurun. Meningkatnya NPL akan mengurangi jumlah modal bank, karena pendapatan yang diterima bank digunakan untuk menutupi NPL yang tinggi. Selain itu meningkatnya NPL akan mempengaruhi bank dalam menyalurkan kreditnya pada priode berikutnya. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan atau yang dapat dipersamakan dengan itu. Pengertian dapat ditarik setiap saat, maksudnya bahwa uang yang sudah disimpan di rekening giro tersebut dapat ditarik berkali-kali dalam
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 11 NO. 02 OKTOBER 2011 ISSN 1693-7619
89
sehari, dengan catatan dana yang tersedia mencukupi. Kemudian juga harus mematuhi persyaratan lain yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan. Adapun pengertian penarikan adalah diambilnya uang tersebut dari rekening giro sehingga memyebabkan giro tersebut berkurang, yang ditarik secara tunai maupun ditarik secara non tunai (pemindah bukuan). Penarikan secara tunai adalah dengan menggunakan cek dan penarikan non tunai adalah dengan menggunakan bilyet giro. Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya. Kegiatan penyaluran dana ini dikenal juga dengan istilah alokasi dana. Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit. Pengalokasian dana dapat pula dilakukan dengan membelikan berbagai aset yang dianggap menguntungkan bank. Arti lain dari alokasi dana adalah menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Penjualan dana ini tidak lain agar perbankan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin. Dalam mengalokasikan dananya pihak perbankan harus dapat memilih dari berbagai alternatif yang ada. Keuntungan utama bisnis perbankan adalah selisih antara bunga dari sumbersumber dana dengan bunga yang diterima dari alokasi dana tertentu. Oleh karena itu baik faktor-faktor sumber dana maupun alokasi dana memegang peranan yang sama pentingnya di dunia perbankan. Penentuan bunga sumber dana akan sangat berpengaruh terhadap bunga alokasi dana yang akan dibebankan. Kegiatan alokasi dana yang terpenting tersebut adalah alokasi dana dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit. Secara etimologi istilah kredit berasal dari bahasa Latin, yaitu kata credere artinya percaya. Maksud dari percaya bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu. (Kasmir, 2003) Menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit adalah peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. (Bastian, 2006) Bank adalah sebuah lembaga keuangan, aset terbesar yang sekaligus merupakan aset utama yang dimiliki oleh bank umum adalah kredit yang disalurkan kepada debitur. Dalam kondisi normal, aset ini porsinya mencapai 65%-75% dari total aset. (Manurung, 2004). Besarnya porsi kredit dalam aset bank umum disebabkan beberapa alasan yaitu aspek historis, keunggulan kompetitif, dan tanggung jawab moral. 1. Aspek Historis JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 11 NO. 02 OKTOBER 2011 ISSN 1693-7619
90
Sejak awal berdirinya, di negara-negara Barat pada beberapa abad yang lalu, bank memang memfokuskan usahanya pada penyaluran kredit. Berbagai perkembangan yang terjadi membuat keterlibatan bank umum dalam kegiatan pengelolaan kredit semakin luas dan dalam. 2. Keunggulan Kompetitif Karena secara historis bank telah sejak awal melakukan penyaluran kredit, maka bank secara alamiah memiliki kemampuan yang lebih baik dibanding lembagalembaga keuangan lain dalam mengelola kredit dalam jumlah yang sangat besar. 3. Tanggung jawab Moral Bank adalah lembaga keuangan yang diizinkan mengumpulkan dana dalam bentuk deposito. Keistimewaan ini memungkinkan bank mengumpulkan dana dalam jumlah yang sangat besar. Hak istimewa ini yang menyebabkan bank umum mempunyai tanggung jawab moral untuk menyalurkan kredit kepada para debitur. Seiring dengan perkembangan penyaluran kredit yang terus meningkat hal ini akan berdampak pada perkembangan permodalan bank umum. Pada kenyataannya kondisi ekonomi tidak selalu baik, bahkan cenderung naik turun. Pada saat kondisi ekonomi sedang turun, bank lebih memilih menyalurkan kredit modal kerja. Semakin banyak bank menyalurkan kredit maka semakin banyak pendapatan bunga yang akan diperoleh dan pertumbuhan kredit akan meningkat. Ketika pendapatan yang diterima meningkat yang nantinya akan mempengaruhi jumlah laba, baik deviden dan laba ditahan. Hal ini tentu saja meningkatkan pertumbuhan modal dan akhirnya dapat meningkatkan sumber dana untuk pertumbuhan kredit Jika kondisi dalam suatu bank terjadi peningkatan penyaluran kredit maka NPL akan meningkat yang tidak diikuti dengan peningkatan perolehan pendapatan. Maka hal ini menyebabkan modal berkurang maka sumber dana yang akan disalurkan kembali kepada masyarakat akan berkurang. Tetapi jika kondisi sebaliknya dimana jumlah dari penyaluran kredit mengalami penurunan maka pendapatan menurun dan NPL pun mengalami penurunan. Meningkatnya jumlah penyaluran kredit akan menyebabkan meningkatnya NPL yang juga disertai meningkatnya beban, hal ini tentu saja akan mempengaruhi pertumbuhan modal. Dengan adanya persoalan diatas maka bank selalu memperhitungkan berapa yang akan diterima lalu disesuaikan dengan berapa yang harus dikeluarkan. Hal ini tentu saja bertujuan agar pertumbuhan modal tidak menurun. Meningkatnya NPL akan mengurangi jumlah modal bank, karena pendapatan yang diterima bank digunakan untuk menutupi NPL yang tinggi. Selain itu meningkatnya NPL akan mempengaruhi bank dalam menyalurkan kreditnya pada priode berikutnya. Berdasarkan keadaan tersebut dimana pembagian laba yang tidak seimbang, meningkatnya NPL dan beban dapat mempengaruhi pertumbuhan modal. Maka setiap bank tentu ingin meningkatkan pendapatan yang tinggi agar dapat menjalankan kegiatan operasionak bank. Kerangka Konseptual Adapun model dari kerangka konseptual, sebagai berikut:
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 11 NO. 02 OKTOBER 2011 ISSN 1693-7619
91
Pertumbuhan Kredit (X1) NPL
Pertumbuhan Modal (Y)
(X2) Gambar 1. Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: H1: Ada pengaruh pertumbuhan Kredit terhadap Pertumbuhan Modal pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H2: Ada pengaruh NPL terhadap Pertumbuhan Modal pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H3: Ada pengaruh pertumbuhan Kredit dan NPL terhadap Pertumbuhan Modal pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. METODOLOGI PENELITIAN Defenisi Operasional Variabel Ruang lingkup penelitian adalah mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi modal yaitu kredit dan NPL 1. Variabel X1 : Kredit Kredit adalah peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. 2. Variabel X2 : NPL NPL adalah rasio kredit yang diberikan bermasalah dengan total kredit. NPL merupakan variabel yang sensitif karena sebagian besar memperlihatkan keburukan kinerja manajemen dalam mengelola kredit yang bermasalah. 3. Variabel Y : Modal Modal adalah bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut. Hasil Penelitian Statistik Deskriptif Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Pertumbuhan Kredit, Non Performing Loans (NPL) dan Pertumbuhan Modal.
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 11 NO. 02 OKTOBER 2011 ISSN 1693-7619
92
Tabel 1. Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Kredit NPL Modal Valid N (listwise)
120 120 120 120
Minimum -.17 .00 -.30
Maximum .79 .49 1.15
Mean .2676 .0202 .3005
Std. Deviation .15624 .04780 .22433
Dari tabel 1 dijelaskan bahwa: 1. variabel Pertumbuhan Kredit memiliki nilai minimum – 0.17 dan nilai maksimum 0.79. Rata-rata Pertumbuhan Kredit 0.2676 dengan standar deviasi 0.15624 2. variabel non performing loans (NPL) memiliki nilai minimum 0.00 dan nilai maksimum 0.49. Rata-rata non performing loans (NPL) 0.0202 dengan standar deviasi 0.04780 3. variabel Pertumbuhan Modal memiliki nilai minimum – 0.30 dan nilai maksimum 1.15. Rata-rata Pertumbuhan Modal dengan standar deviasi 0.22433 4. observasi berjumlah 120. Uji Asumsi Klasik Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan dua cara yaitu analisis grafik yang terdiri dari histogram dan normal probability plot dan analisis statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov (K-S). Hasil uji grafik dalam penelitian ini menunjukkan distribusi residual yang tidak normal, hal ini ditunjukkan grafik histogram yang menceng ke kiri. Normal probablility plot juga menunjukkan hal yang sama dimana titik-titik dalam plot terlihat menyebar jauh dari garis diagonal baik di atas maupun di bawah garis diagonal. Tindakan perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan transformasi seluruh variabel penelitian dalam bentuk fungsi logaritma 10 (LG 10). Kemudian data diuji kembali berdasarkan asumsi normalitas. Setelah dilakukan transformasi distribusi residual menjadi relatif normal, hal ini ditunjukkan dari grafik histogram yang tidak terlalu menceng, selain itu normal probablility plot menunjukkan pola titik-titik yang menyebar mendekati dan searah garis diagonal hal ini mengindikasikan data sudah relatif lebih normal. Hasil perhitungan nilai Tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi. Hasil perhitungan menunjukkan diagram pencar residual tidak membentuk pola tertentu serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Kesimpulannya, regresi terbebas dari kasus heteroskedastisitas dan memenuhi persyaratan asumsi klasik tentang heteroskedastisitas.
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 11 NO. 02 OKTOBER 2011 ISSN 1693-7619
93
Uji Hipotesis Dalam pengujian apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen dapat diketahui dari analisis regresi atau persamaan dimana : log PM = f ( log PK, log NPL ) Persamaan regresi adalah sebagai berikut : Log Y = a + log X1 + log X2 + e
Y(PM) = -1.933 + 0.193 Log PK – 0.406 Log NPL Tabel 1. Koefisien Regresi
Dari persamaan dapat diketahui bahwa : 1. konstanta sebesar –1.933 menyatakan bahwa jika tidak ada Pertumbuhan Kredit dan NPL maka Pertumbuhan Modal adalah sebesar 1.933 2. koefisien regresi Pertumbuhan Kredit sebesar 0.193 menyatakan bahwa setiap pengurangan 1 Pertumbuhan Kredit maka akan menurunkan Pertumbuhan Modal sebesar - 0.193 3. koefisien regresi NPL sebesar –0.406 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 NPL maka akan menurunkan Pertumbuhan Modal sebesar 0.406 Analisis regresi dapat dilihat dengan hasil sebagai berikut : Tabel 2.Uji Regresi Model Summaryb Model 1
R R Square .384a .148
Adjusted R Square .132
Std. Error of the Estimate .35461
a. Predictors: (Constant), LGNPL, LGKredit b. Dependent Variable: LGModal
Dari hasil pengolahan regresi berganda diatas dapat diketahui bahwa nilai R adalah sebesar 0.384 atau 38,4 %. Nilai R pada intinya mengukur seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Sedangkan nilai R Square (koefisien determinasi) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R Square diantara 0 dan 1. Nilai R Square yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai R Square dari output diatas adalah sebesar 0.148. Ini berarti bahwa variasi dari variabel independen yang terdiri dari Pertumbuhan Kredit dan NPL hanya mampu menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 14.8%. Selebihnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 11 NO. 02 OKTOBER 2011 ISSN 1693-7619
94
Tabel 3. Uji ANOVA ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 2.377 13.706 16.083
df 2 109 111
Mean Square 1.188 .126
F 9.451
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), LGNPL, LGKredit b. Dependent Variable: LGModal
Dari uji Anova atau F test, terdapat F hitung adalah 9.451 dengan tingkat signifikasi 0.000. oleh karena probabilitas (0.000) jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi pertumbuhan modal. Dari uji ANOVA diketahui F hitung adalah sebesar 9.451 dengan tingkat signifikansi (Sig. F.stat < 0,05). Kesimpulan Ho ditolak. Secara bersama-sama (simultan), kedua variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Adapun hasil uji individu (uji t) adalah sebagai berikut : Tabel 4.Uji t Coefficients
Model 1
(Constant) LGKredit LGNPL
Unstandardized Coefficients B Std. Error -1.933 .139 .193 .064 -.406 .134
a
Standardized Coefficients Beta .267 -.268
t -13.951 3.017 -3.025
Sig. .000 .003 .003
a. Dependent Variable: LGModal
a. Penyaluran kredit (X1) dengan tingkat siginifikasi 0.003 < 0.05 maka variabel pertumbuhan kredit berpengaruh secara signifikasi. Maka dalam hal ini Ha diterima dan Ho ditolak sehingga hipotesis ini menyatakan pertumbuhan kredit mempunyai pengaruh yang signifikasi terhadap pertumbuhan modal b. NPL (X2) dengan tingkat siginifikasi 0.003 < 0.05 maka variabel NPL berpengaruh secara signifikasi. Maka dalam hal ini Ha diterima dan Ho ditolak sehingga hipotesis ini menyatakan NPL mempunyai pengaruh yang signifikasi terhadap pertumbuhan modal KESIMPULAN a. Penyaluran kredit (X1) dengan tingkat siginifikasi 0.003 < 0.05 maka variabel pertumbuhan kredit berpengaruh secara signifikasi. Maka dalam hal ini Ha diterima dan Ho ditolak sehingga hipotesis ini menyatakan pertumbuhan kredit mempunyai pengaruh yang signifikasi terhadap pertumbuhan modal b. NPL (X2) dengan tingkat siginifikasi 0.003 < 0.05 maka variabel NPL berpengaruh secara signifikasi. Maka dalam hal ini Ha diterima dan Ho ditolak sehingga hipotesis ini menyatakan NPL mempunyai pengaruh yang signifikasi terhadap pertumbuhan modal
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 11 NO. 02 OKTOBER 2011 ISSN 1693-7619
95
DAFTAR PUSTAKA Wina Lestari, Adnizar (2007). Hubungan Kredit Macet Dengan Rentabilitas Bank pada Bank Rakyat Indonesia Unit Cibalong Cabang Singaparna Tasikmalay. Skripsi Akuntansi. Universitas Petra. Jakarta. Indra, Bastian (2006). Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat. Burhan, Bungin (2006). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. S.P.Malayu, Hasibuan (2007). Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. Taufik, Hidayatullah (2007). Pengaruh Pengembalian Kredit terhadap Tingkat Profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero. Tbk. Skripsi Akuntansi. Universitas Petra. Jakarta. Kasmir (2003). Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta Ramdan, Kudrat (2007). Pengaruh Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) terhadap Tingkat Likuiditas pada PD. BPR PK.Cigason. Skripsi Akuntansi. Universitas Kristen Petra. Jakarta. Latumaerissa, R.Julius (1999). Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum. , Jakarta: Bumi Aksara Mandala, Manurung (2004). Uang. Perbankan dan Ekonomi Moneter. Penerbitan FEUI. Jakarta. Nasser, Etty M. (2003). Perbandingan Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta denagan Rasio CAMEL serta Pengaruhnya terhadap Harga Saham, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol.3 No.3, Desember, 217-236. Mohammad, Nazir (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Singgih, Santoso (2008). Panduan lengkap Mengusai SPSS 16. Jakarta: Gramedia. O.P, Simorangkir (2004). Pengantar Lembaga Keuangan Bank & Non Bank. Bogor: Ghalia Indonesia. Spramono dan Intyas Utami (2004). Desain Proposal Akuntansi dan Keuangan. Yogyakarta: Andi Sugiyono (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit CV. Alfabeta. Suharyadi dan Purwanto (2007). Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat. Suri, Asmira Datu (2006). Pengaruh Penyaluran Kredit terhadap Modal Bank (Studi Kasus Bank Permata cabang Malang tahun 2002-2005). Skripsi Ekonomi Pembangunan. Universitas Brawijaya. Malang. Sri, Susilo (2000). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat. Moh, Tjoekam (1999). Perkreditan : Bisnis Inti Bank Komersial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Umar Husein (2001). Riset Akuntansi : Metode Riset Sebagai Cara Penelitian Ilmia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Bank Indonesia (2010). “Daftar Bank yang terdaftar di bank Indonesia”. http://www.bi.go.id. Diakses 11 Pebruari 2010 ............... (2007b). www.idx.co.id. “Annual Report Bursa Efek Indonesia”, Jakarta
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 11 NO. 02 OKTOBER 2011 ISSN 1693-7619
96