PENGARUH NPL, CAR, INFLASI, SUKU BUNGA DAN KURS MELALUI JUMLAH PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN Reza Zattira Universitas Jember
[email protected]
ABSTRACT This study was conducted to examine the effect of Non-Performing Loans (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), inflation, interest rates and exchange rate through credit expansion to profitability of banks. The samples are ten biggest asset banking company's in Indonesia in 2011-2014, using purposive sampling technique. This research method by using path analysis or path analysis. Test the hypothesis by using statistical t-test to test the partial coefficients, as well as statistical F test to determine the effect of jointly using a 5% significance. It also made the classic assumption test including normality test, multicollinearity test, heteroscedasticity test and autocorrelation test. During the period show that the study data were normally distributed. Based normality test, multicollinearity, heteroscedasticity test and autocorrelation test found no deviation from the classical assumptions. The results showed that the variable NPL has a negative influence significantly to amount of lending, but CAR, sensitivity of interest rate, sensitivity of inflation, sensitivity of exchange rate have no effect on the amount of lending. In addition the results of this study indicate that the NPL, CAR, of interest rate, sensitivity of inflation, sensitivity of exchange rate have no effect on ROA, besides the amount of lending has positive effect on profitability of ROA. Key words : NPL, CAR, inflation, sensitivity of interest rate, sensitivity of inflation, sensitivity of exchange rate, amount of lending, profitability dan tuntutan memperoleh kerja
4. PENDAHULUAN Perekonomian
negara
yang semakin sulit, merupakan
merupakan suatu kebutuhan yang
alasan suatu negara ingin selalu
dituntut untuk selalu berkembang
meningkatkan
guna
rakyat
Kesejahteraan rakyat tidak akan
negaranya. Kebutuhan masyarakat
membaik jika perekonomian negara
yang
jumlah
tidak semakin berkembang. Oleh
penduduk yang semakin bertambah,
karena itu, pemerintah menciptakan
730
menyejahterahkan
kian
meningkat,
perekonomiannya.
program Rencana Pembangunan Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
rakyat
pertumbuhan
ekonomi
berkelanjutan Kebijakan
melalui
dengan
Jangka
Menengah
peningkatan harga barang impor akibat pelemahan kurs rupiah. Peningkatan
harga
tersebut
yang
menyebabkan inflasi pada tahun
investasi.
2014 mencapai sebesar 8,36%,
dalam
lebih tinggi dari target inflasi
pemerintah
menjaga stabilitas ekonomi dari sisi
dalam
moneter,
upaya
sebesar 5,3% (Keterangan Pers
penurunan laju inflasi, penjagaan
Perkembangan Ekonomi Makro
dan
dan Realisasi APBN, 2014).
dilakukan
pengawasan
perkembangan
suku bunga, dan pengendalian kurs rupiah.
APBNP
Tahun
Target
2014
pertumbuhan
ekonomi rata-rata sekitar 6,3 Pertumbuhan
Indonesia
ekonomi
berdasarkan
6,9% per tahun selama 2010-2014
data
dan kebutuhan dana investasi rata-
terakhir dari Badan Pusat Statistik
rata per tahun pada 2010–2014
(BPS) menunjukkan bahwa pada
mencapai Rp2.855 triliun hingga
tahun
angka
Rp2.910 triliun. Dana yang dapat
lima
tahun
disediakan
sekitar
5,1%.
APBN diperkirakan hanya sekitar
2014
mencapai
terendah
selama
terakhir,
yaitu
Angka
pertumbuhan
tersebut
lebih
dibandingkan
dengan
ekonomi rendah angka
pemerintah
13% saja,
melalui
dan 87%
sisanya
dihimpun dari swasta domestik (bank,
non-bank,
dan
pasar
pertumbuhan ekonomi Indonesia
modal) dan swasta asing dalam
tahun 2010, yaitu sebesar 5,5%.
bentuk pinjaman dan investasi
Hal tersebut disebabkan karena
langsung
kinerja ekspor menurun, kenaikan
Pembangunan
harga
Minyak
Indonesia, 2015).
(BBM) bersubsidi beserta dampak
Perbankan
Bahan
ikutannya
Bakar
terhadap
harga
komoditas di dalam negeri dan
peranan
(Roadmap
yang
perekonomian
Ekonomi
memiliki penting
dalam negara. 731
Perkembangan dan pembangunan perekonomian
negara
Studi ini akan membahas
sangat
perihal pengaruh NPL, CAR,
bergantung pada peranan dan
inflasi, suku bunga dan kurs
kinerja dari perbankan sebagai
melalui jumlah penyaluran kredit
badan
turut
terhadap profitabilitas perbankan
perekonomian
di Indonesia. Studi ini diharapkan
keuangan
yang
menggerakkan nasional.
Perbankan
dapat
dapat
membantu
menyediakan
dana
untuk lebih memahami faktor-
untuk masyarakat dalam kegiatan
faktor yang dapat mempengaruhi
bisnis usaha guna mendorong
jumlah
perekonomian
sehingga
negara
melalui
informasi
penyaluran
kredit
membantu
dalam
penyaluran kredit. Semakin luas
pengambilan
dan besar kredit yang disalurkan
penyaluran
oleh bank kepada masyarakat
berdampak
untuk kegiatan produktif, maka
perbankan.
dapat
5. TINJAUAN PUSTAKA
mempercepat
pertumbuhan
laju
ekonomi
dalam
keputusan kredit pada
yang
profitabilitas
5.1 Bank
suatu negara dan dalam kurun
Definsi bank menurut UU
waktu yang lama (Kalopo dkk,
No. 10 Tahun 1998 mengenai
2012). Kegiatan penyaluran kredit
perbankan adalah “badan usaha
merupakan
yang
kegiatan
utama
menghimpun
dari
masyarakat
pendapatan terbesar bagi bank,
simpanan dan menyalurkannya
sehingga
kepada masyarakat dalam bentuk
kegiatan penting
perbankan
itu
meningkatkan
perkreditan
artinya sendiri
kredit dan bentuk-bentuk lainnya
dalam
dalam rangka meningkatkan taraf
profitabilitasnya
negara.
pertumbuhan
bentuk
bagi
dan juga mampu mempercepat laju
dalam
dana
perbankan karena menghasilkan
sangat
hidup rakyat banyak.” 5.2 Kredit
ekonomi
Pengertian kredit sesuai dengan UU No.10 tahun 1998 adalah
732
memberikan
penyediaan
uang
atau
tagihan yang dapat dipersamakan
dimana
dengan
berdasarkan
membayar kewajiban kepada bank
kesepakatan
seperti yang telah diperjanjikan
pinjam meminjam antara bank
pada kesepakatan awal, yaitu pada
dengan
yang
saat Perjanjian Kredit. Apabila
peminjam
terjadi NPL, maka bank wajib
itu,
persetujuan
atau
pihak
mewajibkan
lain
pihak
debitur
tidak
melunasi hutangnya dalam jangka
mencadangkan
waktu tertentu dengan pemberian
cadangan risiko bank, sehingga
bunga.
dapat
5.3 Non Performing Loan (NPL)
bank. Batas rasio NPL yang
Sesuai ketentuan Bank Indonesia,
kualitas
kredit
dana
dapat
mengurangi
diperbolehkan
untuk
pendapatan
Bank
Indonesia
maksimal 5%, jika melebihi 5%
dibedakan/ digolongkan menjadi 5
akan
(lima) kategori, sebagai berikut :
tingkat
a.
bersangkutan. Tingkat NPL yang
Lancar (sound/current) atau
mempengaruhi
penilaian
kesehatan
bank
disebut dengan kolektibilitas 1
semakin besar menunjukkan bank
b.
tersebut tidak profesional dalam
Dalam
Perhatian
Khusus
special mention) atau disebut
mengelola
dengan kolektibilitas 2
2006:161). Apabila Bank mampu
c.
Kurang Lancar (substandard)
menekan rasio NPL dibawah 5%,
atau disebut dengan kolektibilitas
maka potensi keuntungan yang
3
akan diperoleh akan
d.
Diragukan (doubtful) atau
kredit
(Riyadi,
semakin
besar, karena bank akan semakin
disebut dengan kolektibilitas 4
menghemat
e.
membentuk cadangan kerugian
Macet (loss) atau disebut
dengan kolektibilitas 5
kredit
dana
untuk
bermasalah
Non Performing Loan (NPL)
adalah
suatu
kondisi
733
Adapun perhitungan NPL dapat dirumuskan sebagai berikut : NPL = Jumlah kredit bermasalah (kol 3,4,dan 5) x 100% Total Kredit (kol 1,2,3,4, dan 5) 2.4 Capital Adequancy Ratio (CAR) Peraturan Bank Indonesia
pendapatannya
juga
menurun
No. 10/15/PBI/2008 menjelaskan
dengan asumsi bahwa tingkat
permodalan minimum yang harus
pendapatan
dimiliki bank adalah 8%. Suatu
2002).
bank yang memiliki modal yang
2.6 Suku Bunga
konstan
(Putong,
cukup diterjemahkan ke dalam
Tingkat bunga merupakan
profitabilitas yang lebih tinggi
harga dari penggunaan uang yang
yang berarti bahwa semakin tinggi
dinyatakan dalam % per satuan
modal yang diinvestasikan di
waktu (Budiono, 2007). Kasmir,
bank
(2008:135) mengatakan bahwa
maka
semakin
tinggi
profitabilitas bank (Hayat, 2008
bunga
dalam Agustiningrum 2013).
sebagai balas jasa yang diberikan
CAR
merupakan
bank
konvensional
dimiliki Bank dengan
yang
Aktiva
dapat
diartikan
oleh bank berdasarkan prinsip
perbandingan antara modal yang
kepada
membeli
atau
nasabah menjual
Tertimbang Menurut Rata –rata
produknya. Bunga juga dapat
(ATMR).
diartikan
CAR =
Modal Sendiri
×100 %
harga
yang
harus dibayar kepada nasabah
harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah
2.5 Inflasi Inflasi kenaikan
sebagai
(yang memiliki simpanan) dengan Aktiva Tertimbang
734
menurun karena secara riel tingkat
adalah
proses
yang
memperoleh
harga-harga
secara
Bank memberikan bunga kepada
umum secara terus menerus yang
masyarakat
berakibat pada perubahan daya
menyimpan kelebihan dananya ke
beli
bank dalam bentuk tabungan,
masyarakat
yang
akan
yang
pinjaman).
telah
giro,
atau
deposito.
Hal
ini
perbankan. Kegiatan bank dalam
disebabkan
karena
bank
menyalurkan kredit dapat dilihat
menggunakan dana masyarakat
dari tujuan penggunaannya yang
tersebut untuk berputar menjadi
terdiri dari kredit investasi, modal
kredit yang disalurkan kepada
kerja, dan konsumtif. Jumlah
masyarakat,
bunga
penyaluran kredit disajikan dalam
merupakan bentuk apresiasi atau
bentuk pinjaman yang diberikan,
imbal jasa dari bank kepada
yang berada pada posisi aktiva
masyarakat.
pada
2.7 Kurs atau Nilai Tukar
keuangan bank.
sehingga
Nilai tukar adalah harga
neraca
atas
laporan
2.9 Profitabilitas
suatu mata uang terhadap mata
Profitabilitas
adalah
uang lainnya atau nilai dari suatu
kemampuan
mata uang terhadap mata uang
memperoleh
lainnya (Salvatore, 1997 dalam
hubungannya dengan penjualan,
Nandadipa, 2010). Nilai tukar
total aktiva maupun modal sendiri
valuta asing adalah harga mata
(Sartono,
uang negara asing dalam satuan
(2008:234) menjelaskan bahwa
mata uang domestik (Samuelson
rasio profitabilitas bank adalah
dan
alat
Nordhaus,
1998
dalam
untuk
perusahaan laba
dalam
2001).
Kasmir
menganalisis
atau
Nandadipa, 2010). Kenaikan kurs
mengukur tingkat efisiensi usaha
dalam negeri disebut apresiasi
dan profitabilitas yang dicapai
atas mata uang (mata uang asing
oleh bank yang bersangkutan.
lebih murah, hal ini berarti nilai
Perbankan
kurs dalam negeri meningkat).
profitabilitas perusahaan untuk
2.8 Jumlah Penyaluran Kredit
tetap menjaga kepercayaan dari
Dahlan Siamat (2005:165)
harus
menjaga
masyarakat
untuk
dapat
menyimpan
surplus
dananya
penyaluran kredit dapat dilihat
kepada
bank.
dari jumlah penyaluran kredit per
memperhitungkan
tahun
kemampuan
menyatakan
bahwa
pada
jumlah
perusahaan
ROA bagaimana
manajemen
bank 735
dalam memperoleh laba secara
1. Bank umum konvensional yang
keseluruhan dibandingkan dengan
telah mempublikasikan laporan
total aset yang dimiliki oleh
keuangannya
perusahaan
Indonesia periode tahun 2011-
tersebut.
Tingkat
ROA bertujuan untuk mengukur kemampuan
manajemen
bank
di
Bank
2014. 2. Sepuluh
perbankan
yang
dalam mengelola aktiva yang
memiliki aset terbesar tahun
dikuasainya untuk menghasilkan
2011-2014.
suatu pendapatan. Makin besar
Penelitian
ini
ROA, maka makin baik, karena
menggunakan
menunjukkan kemampuan untuk
perusahaan
menghasilkan laba dari asset yang
asset terbesar di Indonesia karena
dimiliki.
perusahaan
perbankan
ROA = Laba bersih sebelum pajak x 100% Total Asset
memiliki
positioning
6. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini
adalah
bank
umum
konvensional
yang
mempublikasikan keuangannya
laporan
kepada
Bank
Indonesia.. Pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel
dengan
menggunakan
beberapa pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Kriteria untuk pemilihan
sampel
diteliti adalah :
yang
akan
pengaruh
data perbankan
yang
perusahaan lainnya
dari
dengan
tersebut atau
kuat
pada
perbankan
yang
terhadap
Indonesia.
10
ekonomi
Berdasarkan
data
statistik Bank Indonesia mengenai perkembangan
perbankan
di
Indonesia tahun 2010, terdapat sebanyak sepuluh bank papan atas yang menguasai 63,5% pangsa pasar aset perbankan nasional (VIVAnews, 19 Oktober 2010). Kompas, 4 November 2015 juga merilis data sepuluh bank dengan aset
terbesar
berdasarkan
di
laporan
Indonesia keuangan
perbankan per September 2015. Sepuluh bank dengan aset terbesar
736
di Indonesia pada tahun 2010-
penghimpunan
2015 ditempati oleh perusahaan
penyaluran
perbankan
sama.
masyarakat, sehingga memiliki
Bank
pengaruh terhadap pertumbuhan
yang
Berdasarkan
data
pada
Indonesia tahun 2015, sepuluh
tersebut
perusahaan menyalurkan
merupakan
perbankan
yang
maupun
kredit
pada
ekonomi Indonesia.
perusahaan perbankan dengan aset terbesar
dana
Data yang digunakan pada penelitian
ini
sekunder
adalah
dengan
data cara
kredit
kepada
mengumpulkan
dengan
jumlah
dokumen yang terkait dengan
terbesar pada tahun 2010-2014,
penelitian yang dilakukan. Data
dan mampu menghimpun dana
sekunder merupakan sumber yang
masyarakat
Hal
tidak langsung memberikan data
bahwa
kepada pengumpul data, misalnya
masyarakat
tersebut sepuluh
cukup
besar.
membuktikan perusahaan
tersebut
perbankan
mendapatkan
kepercayaan
yang
tinggi
lewat
orang
lain
atau
atau
lewat
dokumen (Sugiyono, 2012). Data
dari
sekunder
masyarakat baik dalam aspek
keuangan
dipublikasikan
laporan
diambil
dari
data yang
Bank
SPSS (Statistical Product and
Indonesia dengan mengunjungi
Service Solution) versi 20, dimana
situs www.bi.go.id, www.idx.co.id
analisa
disertai dengan riset kepustakaan.
pengaruh
Model
yang
digunakan
ini
digunakan
analisis jalur dengan program
terikatnya.
penellitian
ini
langsung
mengetahui dan
tidak
langsung dari variabel bebas yang
adalah
dalam
untuk
terhadap
variabel
737
βyx2
X1 βzx 2
X2
βyx1
βzx1
βzx3
X3
Z
βzx4
X4 βzx5
βyx4
X5
Y
βyz βyx5
βyx3
Keterangan : X1 = NPL X2 = CAR X3 = Inflasi X4 = suku bunga X5 = Kurs Z = Jumlah penyaluran kredit Y = Profitabilitas Persamaan struktural
masing-masing
analisis
jalur
dibuat
pada
terhadap
ini
untuk
dapat
yaitu:
penellitian
variabel
variabel
bebas
terikatnya,
diketahui besarnya pengaruh pada Persamaan regresi 1: Pengaruh NPL, CAR, inflasi, suku bunga dan kurs terhadap jumlah penyaluran kredit Jumlah penyaluran kredit it = β0 + β1 NPLit + β2 CARit + β3 Inflasiit + β4 suku bungait + β5 kursit + e Persamaan regresi 2: Pengaruh NPL, CAR, inflasi, suku bunga, kurs, dan jumlah penyaluran kredit terhadap profitabilitas ROAit = β0 + β1 NPLit + β2 CARit + β3 Inflasiit + β4 suku bungait + β5 kursit + β6 jumlah penyaluran kreditit + e Keterangan : 738
β : Koefisien Konstanta e : error term Penelitian
ini
juga
residual
satu
pengamatan
ke
dilakukan uji asumsi klasik, yaitu
pengamatan yang lain (Ghozali,
uji normalitas, multikolinieritas,
2005 : 105). Uji autokorelasi
heterokedastisitas,
dan
bertujuan untuk menguji apakah
normalitas
model regresi linear terdapat
autokorelasi.
Uji
dilakukan untuk menguji apakah
korelasi
nilai
pengganggu
residual
yang
telah
antara
kesalahan
pada
periode
t
distandarisasi pada model regresi
dengan kesalahan pengganggu
berdistribusi normal atau tidak
pada periode t-1 (sebelumnya).
(Suliyanto,
Penelitian
2011
:
69).
Uji
ini
menggunakan
multikolinieritas bertujuan untuk
metode
menguji
dalam uji normalitas, metode
apakah
pada
model
Kolgomorov
regresi yang digunakan pada suatu
Pearson
penelitian terdapat korelasi antar
multikoliniearitas,
variabel
Glejser
bebas
Pengujian
(independen).
Simrnov
dalam
uji metode
dalam
uji
heteroskedastisitas
heterokedastisitas, dan metode
bertujuan untuk menguji apakah
Breush-Godfrey atau disebut B-
dalam
G test dalam uji autokorelasi.
sebuah
ketidaksamaan
model
variance
dari
6. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Statsitik deskriptif penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Analisis Deskriptif NPL CAR S.SKBGA S.INFLS S.KURS JPK ROA
Minimum 0,004 0,120 -1,225 -0,644 -2,779 59,338 0,006
Maksimum 0,040 0,184 8,506 1,484 2,207 490,410 0,043
Rata-rata 0,021 0,157 0,753 0,047 0,060 184,844 0,024
Std. deviasi 0,009 0,016 1,874 0,350 0,803 125,275 0,010 739
Sumber data : www.bi.go.id dan www.idx.co.id (data diolah SPSS ver. 20) Berdasarkan
hasil
uji
deskriptif, diketahui bahwa pada
dibandingkan
data
nilai
Indonesia, dan berdampak pada
sebesar
penyaluran kredit tertinggi, yaitu
0,040 atau sebesar 0,40%, dan
dengan nilai maksimum jumlah
nilai tertinggi NPL sebesar 0,040
penyaluran kredit
atau sebesar 4,0%. Nilai rata-rata
490,41 bilyun. CAR yang tinggi,
NPL adalah sebesar 0,021 atau
menyebabkan jumlah penyaluran
sebesar 2,1%. Nilai rata-rata NPL
kredit
ini berada di bawah rasio NPL
menghasilkan laba yang tertinggi
maksimal
diperbolehkan
di Indonesia, yaitu terlihat dari
oleh Bank Indonesia sebesar 5%.
data maksimum ROA sebesar
Hal ini berarti sampel bank yang
0,043 atau sebesar 4,3%. Hal ini
digunakan pada penelitian ini
sesuai dengan yang dikemukakan
memiliki kualitas kredit yang
oleh
disalurkan
cukup
bagus
Agustiningrum
memenuhi
peraturan
Bank
suatu bank yang memiliki modal
Indonesia. Standart deviasi NPL
yang cukup diterjemahkan ke
lebih kecil dibandingkan dengan
dalam profitabilitas yang lebih
rata-rata
sebesar
tinggi yang berarti bahwa semakin
0,009, sehingga simpangan data
tinggi modal yang diinvestasikan
yang tersebar untuk data NPL
di bank maka semakin tinggi
baik.
profitabilitas bank.
NPL,
didapatkan
terendah NPL adalah
yang
NPL,
yaitu
CAR terendah yaitu 0,120
bank
yang
Hayat
Rata-rata
lain
di
sebesar Rp
tinggi,
dan
(2008)
dalam
(2013)
bahwa
CAR
adalah
atau sebesar 12,0% dan CAR
0,157 atau sebesar 15,7%. Hal ini
tertinggi
memenuhi
sebesar
0,184
atau
Peraturan
Indonesia
disimpulkan bahwa bank
yang
menjelaskan
yang
harus
Sehingga dapat disimpulkan rasio
adalah
8%.
kecukupan modal yang dimiliki
dimiliki
bank
No.
Bank
sebesar 18,4%. Hal ini dapat
minimum 740
memiliki modal yang tertinggi
10/15/PBI/2008 permodalan
Bank Persero Pemerintah dapat
kurs dan sensitivitas suku bunga,
dikatakan
dimana
tinggi.
Sementara
selisih
antara
nilai
standar deviasi sebesar 0,016 atau
terendah dan nilai tertinggi besar,
sebesar 1,60%, masih lebih kecil
dengan standart deviasi yang lebih
jika dibandingkan dengan rata-
besar daripada nilai rata-ratanya,
ratanya, maka dapat dikatakan
yaitu
bahwa simpangan data pada CAR
sensitivitas kurs sebesar 0,803 dan
relatif baik.
nilai rata-rata 0,060 dan standart
Pada inflasi,
data
deviasi
deviasi sensitivitas suku bunga adalah 1,874 dan rata-ratanya
terendah sensitivitas inflasi adalah
adalah sebsar 0,753. Simpangan
sebesar -0,644 dan nilai tertinggi
data
sensitivitas inflasi adalah 1,484.
sensitivitas
Terlihat selisih yang besar dari
tersebar dengan baik.
terendah
bahwa
standar
nilai
nilai
diketahui
sensitivitas
dengan
suku
kurs
dan
bunga
tidak
nilai
Analisis jalur dilakukan
inflasi.
dengan uji t untuk mengetahui t
Standart deviasi sensitivitas inflasi
hitung dan Sig. masing-masing
adalah sebesar 0,350 dengan rata-
variable, sehingga dapat diketahui
rata
pengaruh
tertinggi
dengan
sensitivitas
sensitivitas
0,047,
sehingga
standart
variable
independen
deviasi lebih besar dibandingkan
terhadap variable intervening dan
nilai
variable dependen.
rata-ratanya.
Hal
ini
menunjukkan bahwa data tidak
Pada analisis regresi untuk
tersebar dengan baik. Hal tersebut
persamaan
terjadi pula pada data sensitivitas
mengetahui koefisien NPL, CAR,
sensitivitas sensitivitas
suku
inflasi, bunga,
dan
1
adalah
untuk
sensitivitas kurs terhadap jumlah penyaluran kredit.
Tabel 2. Hasil Uji Statistik Persamaan Regresi 1
741
Model
Unstandardized Coefficients B 3,758 -51,751 14,546 0,020
(Constant) NPL CAR LN_S.SKBG A LN_S.INFLS -0,076 S.KURS 0,163 Variabel dependen : LN_JPK
Std. Error 1,371 21,847 9,317 0,154
Standardize d Coefficients Beta
0,138 0,147
t
Sig
-0,562 0,341 0,037
2,741 -2,369 1,561 0,127
0,017 0,034 0,142 0,901
-0,119 0,214
-0,552 1,112
0,590 0,286
Pada Tabel 2. menunjukkan koefisien dan pengaruh variabel bebas terhadap variabel intervening, sehingga persamaan regresi 1 adalah sebagai berikut : Ln_JPK it = 3,758 – 51,751 NPLit + 14,546 CARit -0,076 Ln_S.INFLSit +0,020 Ln_S.SKBGAit + 0,163 S.KURS it + e Tabel 3. Hasil Uji Statistik Persamaan Regresi 2 Model
Unstandardized Coefficients B -0,041 -0,031 0,140 0,001
(Constant) NPL CAR LN_S.SKBG A LN_S.INFLS 0,002 S.KURS -0,001 LN_JPK 0,010 Variabel dependen : ROA
Std. Error 0,017 0,263 0,102 0,002
Standardize d Coefficients Beta
0,001 0,002 0,003
t
Sig
-0,024 0,235 0,131
-2,394 -0,117 1,372 0,623
0,034 0,909 0,195 0,545
0,180 -0,079 0,697
1,149 -0,543 3,496
0,273 0,597 0,004
Pada Tabel 3. menunjukkan koefisien dan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, sehingga persamaan regresi 2 adalah sebagai berikut : ROA it = -0,041 - 0,031 NPL it + 0,140 CAR it + 0,002 Ln_S.INFLSit + 0,001 Ln_S.SKBGAit -0,001 S.KURS it + 0,010 Ln_JPK it + e Setelah dilakukan alaisis
742
atau
tidak.
Uji
normalitas
jalur, kemudian dilakukan uji
bertujuan untuk menguji apakah
asumsi klasik untuk mengetahui
dalam model regresi, variabel
apakah terdapat penyimpangan
pengganggu
atau
residual
memiliki
distribusi
normal
Analisis
korelasi
antar
(Ghozali, 2005 : 110). Pada uji
variabel eksogen dilakukan untuk
normalitas
dengan
mengetahui
dengan
antar
dilakukan
Kolgomorov-Sminorv, hasil
Asymp
Sig.
adanya
variabel
hubungan
eksogen
atau
(2-tailed)
variabel bebas, yaitu hubungan
sebesar 0,992. Nilai signifikasi
antara NPL, CAR, sensitivitas
Kolmogorov
suku bunga, sensitivitas inflasi,
Smirnov
yang
dihasilkan lebih kecil dari α (0,05)
sensitivitas
kurs, dan
maka terdistribusi normal.
penyaluran
kredit,
jumlah
didapatkan
hasil sebagai berikut : Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Antar Variabel Bebas
NPL
CAR
Koefisien Korelasi LN_S. LN_S. S.KUR SKBG INFLS S A -0,302 -0,041 -0,247 0,307 0,143 -0,024 1 0,472 0,239
NPL 1 0,241 CAR 0,241 1 LN_S.SKBG -0,302 0,307 A LN_S.INFLS -0,041 0,143 0,472 S.KURS -0,247 -0,024 0,239 LN_JPK -0,411 0,265 0,361 Sumber : Lampiran 7. Uji Asumsi Klasik
1 0,206 -0,124
LN_JPK
0,206 1 0,302
-0,411 0,265 0,361 -0,124 0,302 1
Cut off koefisien korelasi
Uji ini dilakukan untuk
adalah 90% atau 0,9. Pada Tabel 4
menguji apakah dalam model
menunjukkan
regresi
terjadi
variabel bebas memiliki koefisien
variansi
dari
korelasi lebih kecil dari 0,9,
pengamatan ke pengamatan yang
sehingga
disimpulkan
lain. Apabila varian variabel pada
bahwa pada semua variabel bebas
model regresi memiliki nilai yang
yang digunakan pada penelitian
sama
ini tidak terdapat korelasi dan
homokedastisitas dan tidak terjadi
tidak
heterokedastisitas.
bahwa
dapat
terjadi
semua
gejala
(konstan)
ketidaksamaan residual
maka
satu
terjadi
multikolinearitas. 743
Metode Glejser dilakukan dengan
meregresikan
variabel
bebas
mutlak residualnya. Ouput yang
semua
terhadap
dihasilkan adalah :
nilai
Tabel 5. Hasil Uji Heterokedastisitas Model (Constant) NPL CAR LN_S.SKBGA LN_S.INFLS S.KURS LN_JPK
t
Sig -0,727 -0,428 0,223 1,073 -1,485 -0,463 1,313
0,481 0,676 0,828 0,305 0,163 0,651 0,214
Variabel dependen : ABRES Pada Tabel 5 menunjukkan
korelasi
bahwa model regresi tidak terjadi
serangkaian data observsi yang
gejala heterokedastisitas, karena
diuraikan menurut waktu (times-
Sig.
series) atau ruang (cross section).
NPL,
CAR,
sensitivitas
antara
inflasi, sensitivitas suku bunga,
Penelitian
sensitivitas
autokorelasi
kurs,
dan
jumlah
ini
anggota
melakukan
uji
dengan
penyaluran kredit terhadap absolut
menggunakan metode BG test
residualnya memiliki nilai lebih
dengan hasil R2 adalah sebesar
besar dari 0,05, sehingga tidak
0,305. Nilai R2 digunakan sebagai
terjadi gejala heteroskedastisitas.
dasar untuk menghitung nilai X2
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada 2
X hitung = (n-p)*R
2
X2 hitung = (40-6)*0,305 = 10,370. X2 tabel dengan df(6:
hitung
dengan
perhitungan
sebagai berikut : Pengaruh
NPL
terhadap
Jumlah Penyaluran Kredit Pembahasan
hasil
0,05) sebesar 12,592, sehingga X2
penelitian ini mengacu pada hasil
hitung < X2 tabel, maka tidak
analisis regresi persamaan 1, yaitu
terjadi autokorelasi.
antara NPL, CAR, sensitivitas
PEMBAHASAN
inflasi, sensitivitas suku bunga, dan sensitivitas kurs terhadap
744
jumlah penyaluran kredit yang
bank akan sangat berhati-hati
ditunjukkan pada Tabel 2, bahwa
dalam menyalurkan kredit kepada
koefisien
masyarakat dan menekan jumlah
jalur
NPL
terhadap
jumlah penyaluran kredit adalah
kredit
sebesar -51,751 dengan t hitung -
Selain itu angka NPL yang tinggi,
2,369
akan
dan
Sig.
0,034.
Pada
yang
akan
membuat
disalurkan.
para
investor
penelitian ini menggunakan α =
meninggalkan dan memindahkan
0,05. Sig. yang dihasilkan lebih
dana investasinya ke tempat lain,
kecil daripada 0,05, sehingga Ho
sehingga akan berdampak pada
ditolak, dan koefisien bernilai
likuidaitas
negatif berarti memiliki arah yang
menyebabkan
berlawanan
kegiatan operasional perkreditan.
dengan
jumlah
penyaluran kredit. Maka NPL memiliki terhadap
pengaruh jumlah
negatif penyaluran
perbankan,
dan
terbatasnya
Perusahaan
perbankan
akan lebih berhati-hati dalam menyalurkan
kredit
ke
kredit. Hasil penelitian ini sesuai
masyarakat, jika pada perusahaan
dengan
penelitian
perbankan tersebut memiliki NPL
dalam
yang tinggi. Penyaluran kredit
Nandadipa
yang tidak hati-hati dan tanpa
(2010), dan Astusti (2013), yang
dilakukan analisa kredit yang
menemukan
NPL
benar akan menyebabkan kredit
terhadap
yang disalurkan tersebut salah
jumlah penyaluran kredit. Hal ini
sasaran dan dapat menyebabkan
dikarenakan jika terjadi NPL yang
NPL
tinggi
perusahaan
meminimalkan tingkat NPL yang
perusahaan
tinggi, maka manajer perusahaan
hasil
Nasiruddin Nandadipa
(2005) (2010),
bahwa
berpengaruh
negatif
pada
perbankan,
suatu maka
perbankan
meningkat.
Untuk
tersebut
harus
perbankan akan lebih selektif
dana
untuk
dalam
risiko
kredit
terhadap calon debitur yang akan
tersebut, yang dapat menurunkan
diberikan kredit. Selain itu akan
profitabilitas bank, sehingga pihak
terdapat peraturan, kebijakan, dan
mencadangkan menanggung
melakukan
persetujuan
745
arahan perihal penyaluran kredit,
jumlah penyaluran kredit. Hal ini
misalkan
dapat dijelaskan sebagai berikut.
arahan
tidak
menyalurkan kredit pada segmen
Peraturan Bank Indonesia
usaha tertentu, dikarenakan pada
No. 10/15/PBI/2008 menjelaskan
usaha tersebut memiliki portfolio
bahwa
NPL yang besar, ataupun larangan
yang harus dimiliki bank adalah
menyalurkan kredit pada wilayah
sebesar 8%. Semakin tinggi CAR
tertentu
dianalisa,
yang dimiliki oleh bank, maka
dimana masyarakat pada wilayah
kemampuan bank dalam menutupi
tersebut memiliki karakter yang
kerugian dari aktiva yang berisiko
kurang baik, sehingga banyak
akan semakin besar pula, selain
terjadi
yang
itu CAR yang tinggi berarti bank
menyumbang angka kredit macet
memiliki modal yang besar untuk
dan NPL meningkat.
dapat
yang
telah
tunggakan
Pengaruh
CAR
terhadap
bahwa
2.
menunjukkan
koefisien
jalur
menjalankan operasional
perbankan secara optimal. Namun
CAR
mempengaruhi jumlah penyaluran kredit,
karena
setiap
bank
terhadap jumlah penyaluran kredit
memang
adalah sebesar 14,546 dengan t
menyediakan tingkat CAR sebesar
hitung 1,561 dan Sig. 0,142. Sig.
8% untuk mematuhi peraturan
yang
Bank
dihasilkan
daripada
0,05,
lebih
besar
sehingga
diwajibkan
Indonesia.
Hal
untuk
tersebut
Ho
dapat terlihat pula pada Tabel 1.3
diterima, yang berarti CAR tidak
yang menunjukkan bahwa adanya
berpengaruh
penurunan dan peningkatan CAR
penyaluran
terhadap kredit.
jumlah
Hasil
ini
tidak
mempengaruhi
penyaluran
dilakukan
oleh
Supiatno,
meningkat pada tahun 2011-2014.
Satriawan,
dan
Desmiawati
Pengaruh Suku Bunga terhadap
CAR tidak berpengaruh terhadap
kredit
yang
jumlah
mendukung hasil penelitian yang
(2012) yang menunjukkan bahwa
746
minimum
besar kecilnya CAR ternyata tidak
Jumlah Penyaluran Kredit Tabel
permodalan
Jumlah Penyaluran Kredit
terus
Tabel
2
menunjukkan
tidak
mempengaruhi
jumlah
bahwa sensitivitas suku bunga
penyaluran kredit jika masyarakat
memiliki koefisien sebesar 0,020
memang tidak membutuhkan dana
dengan t hitung 0,127 dan Sig.
pinjaman dari bank. Masyarakat
0,901. Sig. yang dihasilkan lebih
yang tidak membutuhkan kredit
besar daripada 0,05 sehingga Ho
tidak akan mau menerima kredit
diterima, yang berarti suku bunga
tersebut dari bank, karena hanya
tidak
akan membebankan masyarakat
berpengaruh
terhadap
jumlah penyaluran kredit. Hasil
penelitian
tersebut dengan bunga dan biayaini
biaya kredit sedangkan ia tidak
mendukung hasil penelitian yang
menggunakan
telah
tersebut. Sehingga besar kecilnya
dilakukan
oleh
Antika
dana
(2009) yang menyatakan bahwa
suku
besarnya
mempengaruhi jumlah penyaluran
suku
bunga
tidak
bunga
kredit
tidak
akan
mempengaruhi jumlah penyaluran
kredit.
kredit. Masyarakat yang memang
Pengaruh
sangat
Jumlah Penyaluran Kredit
membutuhkan
adanya
modal kerja atau dana untuk investasi
untuk
Inflasi
terhadap
Sensitivitas
inflasi
perkembangan
terhadap jumlah penyaluran kredit
usaha, akan tetap mengajukan
memiliki koefisien sebesar -0,076
kredit meskipun suku bunga naik,
dengan t hitung -0,552 dan Sig.
karena dengan suntikan dana dari
0,590. Sig. yang dihasilkan pada
bank
Tabel 2 tersebut menunjukkan
dalam
bentuk
masyarakat
kredit, dapat
lebih
besar
0,05,
diterima,
yang
mengembangkan usahanya lebih
sehingga
besar
berarti inflasi tidak berpengaruh
dan
pendapatan
menghasilkan besar,
terhadap jumlah penyaluran kredit
besar,
Hasil penelitian ini sesuai dengan
dapat
hasil penelitian Iqlima (2010)
membayar biaya bunga tersebut.
yang menjelaskan bahwa inflasi
Suku bunga yang rendah juga
tidak
sehingga masyarakat
yang lebih
Ho
daripada
jika akan
bunga tetap
berpengaruh
terhadap 747
jumlah penyaluran kredit. Hal ini
jumlah penyaluran kredit, sehingga
dapat
inflasi tidak mempengaruhi jumlah
dijelaskan
bahwa
pada
kondisi inflasi, terjadi kenaikan harga
secara
nasional
mengakibatkan
daya
beli
penyaluran kredit. Pengaruh
oleh
terhadap
Jumlah Penyaluran Kredit
menurun, Namun inflasi dapat dikendalikan
Kurs
Koefisien sensitivitas kurs
pemerintah
sebesar 0,163 dengan t hitung
sehingga meskipun terjadi inflasi,
1,112 dan Sig. 0,286 sesuai
masyarakat
melakukan
dengan yang ditunjukkan pada
usaha dengan normal. Hal ini juga
Tabel 2. Sig. yang dihasilkan
tidak
dalam
lebih besar daripada 0,05 sehingga
kegiatan perkreditan perbankan
Ho diterima, yang berarti kurs
maupun
tidak
tetap
mempengaruhi
terhadap
masyarakat
yang akan mengajukan kredit. Inflasi
berpengaruh
terhadap
jumlah penyaluran kredit.
menyebabkan
Hasil penelitian ini sesuai
kondisi Indeks Harga Konsumen
dengan hasil penelitian Antika
(IHK)
dapat
(2009) yang menunjukkan bahwa
mengakibatkan kondisi ekonomi
kurs tidak mempengaruhi jumlah
memburuk.
itu,
penyaluran kredit. Tingginya kurs
pemerintah mengambil kebijakan
rupiah atau melemahnya rupiah
dengan menaikkan BI rate untuk
tidak akan mempengaruhi jumlah
menyeimbangkan
bahkan
penyaluran kredit. Hal ini dapat
menahan laju inflasi. BI rate yang
diketahui dari histori perbankan
dinaikkan
ini
yang dapat dilihat pada laporan
kemudian akan berdampak pada
keuangan Bank Indonesia, bahwa
meningkatnya
setiap tahun jumlah penyaluran
tinggi,
sehingga
Oleh
oleh
karena
atau
pemerintah
suku
bunga
di
perbankan. Peningkatan suku bunga
kredit
ini termasuk pada suku bunga
memperhatikan
pinjaman.
Rupiah naik atau turun. Selain itu
Seperti
yang
telah
meningkat
pengusaha
nilai
dijelaskan sebelumnya, bahwa suku
pula
bunga juga tidak mempengaruhi
perdagangan lintas negara yang
748
pada
apakah
tanpa
dengan
bergantung pada nilai tukar asing
Penyisihan Penghapusan Aktiva
maupun negara tidak terpengaruh
Produktif
dengan adanya depresiasi atau
digunakan sebagai dana untuk
apresiasi kurs rupiah, jika ia
menutupi
membutuhkan
dana
untuk
bermasalah. Selain itu terhadap
perbaikan
pengembangan
kredit bermasalah akan dilakukan
dan
(PPAP)
dimana
adanya
kredit
usaha, maka ia akan mengajukan
restrukturisasi
atau
tindakan
kredit di bank. Sehingga kurs
penyelamatan
kredit,
sehingga
tidak
kredit tersebut dapat membaik dan
mempengaruhi
jumlah
penyaluran kredit. Pengaruh
menjadi
NPL
terhadap
Profitabilitas
kembali.
perbankan
juga
dapat diperoleh dari fee based
Profitabilitas Tabel
lancar
menunjukkan
income yang tinggi. Sehingga
bahwa NPL memiliki koefisien -
adanya kredit bermasalah atau
0,031 dengan Sig 0,909 terhadap
NPL
ROA bank. Sig. yang dihasilkan
mempengaruhi
lebih
besar
sehingga
Ho
3
daripada
0,05,
perbankan.
diterima,
yang
Pengaruh
berarti NPL tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank.
hasil
penelitian
tinggi,
tidak
profitabilitas
CAR
terhadap
Profitabilitas Tabel
Hasil penelitian ini sesuai dengan
yang
3
menunjukkan
bahwa koefisien CAR terhadap
yang
profitabilitas sebesar 0,140, dan t
dilakukan oleh Safitri (2012), Aini
hitung 1,372 dengan Sig. 0,195,
(2013) dan Atmaja Negara dan
sehingga Sig. lebih besar daripada
Sujana (2014) menunjukkan NPL
0,05, dan berarti Ho diterima.
tidak
CAR tidak berpengaruh terhadap
berpengaruh
terhadap
profitabilitas. Kenaikan NPL tidak
profitabillitas bank.
berpengaruh pada profitabilitas
Hasil
penelitian hasil
ini
bank, terlebih lagi menurunkan
mendukung
profitabilitas bank, karena setiap
Miadalyni
pengajuan kredit telah terdapat
Safitri (2012), Fitriyana (2011),
dan
Dewi
penelitian (2013),
749
Wigiawati (2011), Wibowo dan
Hasil penelitian ini sesuai
Syaichu (2013), Agustiningrum
dengan
(2013),
dan
dilakukan oleh Puspitasari (2009),
Sujana (2014), dan Julita (2015)
Wibowo dan Syaichu (2013), dan
menunjukkan
Putranti (2014) yang menjelaskan
Atmaja
Negara
CAR
berpengaruh
tidak terhadap
bahwa
penelitian
suku
yang
bunga
tidak
terhadap
ROA.
profitabilitas perbankan. Hal ini
berpengaruh
dapat dijelaskan bahwa meskipun
Tingginya suku bunga, baik suku
terdapat CAR yang tinggi, namun
bunga pinjaman maupun suku
jika
bank
bunga simpanan atau tabungan
optimal,
tetap menghasilkan spread margin
kinerja
kurang
operasional
baik
dan
penyaluran
kredit
maksimal,
dan
perbankan
lain
yang
yang
tidak
dari selisih kedua bunga tersebut
kegiatan
tetap, sehingga suku bunga tidak
kurang
mempengaruhi
dijalankan dengan baik, serta
perbankan.
biaya operasional yang tinggi,
Pengaruh
maka
Profitabilitas
dapat
menurunkan
profitabilitas perbankan. Sehingga CAR
tidak
mempengaruhi
profitabilitas
Inflasi
Pada menunjukkan
terhadap
Tabel bahwa
3. koefisien
profitabilitas perbankan.
sensitivitas
inflasi
Pengaruh Suku Bunga terhadap
profitabilitas
perbankan adalah
Profitabilitas
sebesar 0,002, t tabel 1,149 dan
Pada
750
hasil
Tabel
3
terhadap
Sig. 0,273. Sig. yang dihasilkan
menunjukkan bahwa sensitivitas
lebih
besar
suku bunga terhadap profitabilitas
sehingga
bank memiliki koefisien sebesar
penelitian ini menjelaskan bahwa
0,001 dengan t tabel 0,623 dan
inflasi tidak berpengaruh terhadap
Sig. 0,545 lebih besar dari 0,05,
profitabilitas perbankan.
Ho
daripada
0,05,
diterima.
Hasil
sehingga Ho diterima, yaitu suku
Hasil penelitian ini sesuai
bunga tidak berpengaruh terhadap
dengan hasil penelitian Saputra
profitabilitas.
(2015), Riwayati dan Anggraeni
(2013) dan Wibowo dan Syaichu
tidak
(2013)
profitabilitas.
bahwa
inflasi
tidak
berpengaruh
terhadap
mempengaruhi profitabilitas. Hal
Pengaruh Jumlah Penyaluran
ini
Kredit terhadap Profitabilitas
dapat
kenaikan
dijelaskan harga
bahwa dapat
Jumlah penyaluran kredit
negatif
merupakan satu-satunya variabel
belum signifikan pada taraf 5%,
bebas yang memiliki pengaruh
sehingga meskipun terjadi inflasi,
yang
tabungan
profitabilitas
menyebabkan
yang
dampak
dan
deposito
di
signifikan
terhadap
bank
dalam
perbankan masih tetap tinggi,
persamaan regresi 2, sebagaimana
inflasipun tidak mempengaruhi
yang ditunjukkan pada Tabel 3.
jumlah
Koefiesien
penyaluran
kredit.
inflasi
tidak
Sehingga
jumlah
penyaluran
kredit terhadap profitabilitas bank
mempengaruhi profitabilitas.
adalah sebesar 0,010 dengan t
Pengaruh
tabel
Kurs
terhadap
dan
Sig.
0,004,
sehingga Sig < 0,05, yang berarti
Profitabilitas Tabel
3,496
menunjukkan
Ho ditolak, dengan koefisien yang
bahwa koefiesien sensitivitas kurs
bertanda positif berarti jumlah
terhadap profitabilitas bank adalah
penyaluran
sebesar -0,001 dengan t tabel -
postif terhadap profitbilitas bank.
0,543 dan Sig. 0,597, lebih besar
Semakin besar jumlah penyaluran
dari
kredit,
0,05,
3
yang
berarti
Ho
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terhadap
kurs tidak berpengaruh profitabilitas.
kredit
maka
berpengaruh
profitabilitas
perbankan semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil
Hasil
penelitian Atmaja Negara dan
penelitian ini mendukung hasil
Sujana (2014) yang menunjukkan
penelitian yang dilakukan oleh
hasil bahwa penyaluran kredit
Mariana (2013), Riwayati dan
berpengaruh
Anggraeni (2013) dan Wibowo
profitabilitas.
dan Syaichu (2013) bahwa kurs
positif
Kegiatan
terhadap
perkreditan
merupakan kegiatan utama bank 751
sebagai lembaga keuangan dengan
melalui jumlah penyaluran kredit
fungsi
yaitu
terhadap profitabilitas perbankan,
menghimpun kelebihan dana dari
melalui tahap pengumpulan data,
masyarakat dan menyalurkannya
pengolahan dan interpretasi data,
kepada
yang
serta hasil analisis data, maka
Kegiatan
dapat disimpulkan bahwa NPL
menyalurkan kredit memberikan
berpengaruh negatif pada jumlah
pendapatan terbesar bagi bank
penyaluran
yang berasal dari spread bunga
CAR, inflasi, suku bunga, kurs
pinjaman dan bunga simpanan.
tidak
Semakin besar jumlah kredit yang
jumlah penyaluran kredit. Selain
disalurkan, maka laba bank akan
itu dapat diketahui bahwa NPL,
semakin meningkat. Hal tersebut
CAR, inflasi, suku bunga, kurs
sesuai dengan teori yang yang
tidak
diungkapkan Kasmir (2008), yang
profitabilitas
menyatakan :
jumlah
intermediarynya,
masyarakat
kekurangan
dana.
“Peranan
perbankan
sebagai lembaga keuangan tidak terlepas
dari
masalah
sedangkan
berpengaruh
terhadap
berpengaruh
terhadap
bank,
sedangkan
penyaluran
berpengaruh
postif
kredit terhadap
profitabilitas bank.
kredit,
Bagi peneliti selanjutnya
bahkan kegiatan bank sebagai
diharapkan
lembaga
keuangan,
pemberian
selanjutnya dapat meneliti dengan
kredit
merupakan
kegiatan
pada
variabel-variabel
penelitian
lain
diluar
utamanya. Besarnya jumlah kredit
variabel ini agar memperoleh
yang
hasil yang lebih bervariatif yang
disalurkan
akan
menentukkan laba”. 7. KESIMPULAN
dapat menggambarkan hal-hal apa DAN
Berdasarkan
saja
yang
dapat
berpengaruh
terhadap jumlah penyaluran kredit
SARAN
752
kredit,
hasil
dan profitabilitas bank, serta dapat
penelitian yang telah dilakukan
menggunakan metode lain atau
untuk mengetahui pengaruh NPL,
menambah
CAR, inflasi, suku bunga, kurs,
menggunakan kriteria lain dengan
sampel
dengan
tahun pengamatan yang lebih panjang, sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik DAFTAR PUSTAKA Agustiningrum, Riski. 2013. Analisis Pengaruh CAR, NPL, dan LDR terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan. Universitas Udayana, Bali. Astuti, Ati. 2013. Pengaruh Inflasi, BI rate, Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL), dan Capital Adeqancy Ratio (CAR) terhadap Penyaluran Kredit. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta Budiono. 2007. Ekonomi Moneter. Edisi 4. BPFE: Yogyakarta Ghozali, Prof. Dr. H. Imam.2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Julita. 2015. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI. Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan (Edisi Revisi). Rajawali Pers. Jakarta
Universitas Hasanudin. Makassar. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan
Keterangan Pers perkembangan ekonomi makro dan realisasi APBN, 2014 -http://www.kemenkeu.go.id /SP/perkembanganekonomi-makro-danrealisasi-apbnp-tahun-2014 diakses tanggal 14.10.2015
Puspitasari, Diana. 2009. Analisis Pengaruh NPL PDN, NIM, BOPO, LDR, dan Suku Bunga SBI terhadap ROA. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. Putong, Iskandar. 2002. Ekonomi Mikro & Makro. Jakarta : Ghalia Indonesia. Riyadi, Slamet. 2006. Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Roadmap Pembangunan Ekonomi Indonesia, 2015. Diakses melalui http://www.kadinindonesia.or.id/enm/images/ dokumen/KADIN-107-405716102009.pdf pada tanggal
14.10.2015. Safitri, Nuraini Eka. 2012. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Efisiensi (BOPO), Non Performing Loan ( NPL) dan Loan To Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Assets ( ROA) (Studi pada Bank Persero Pemerintah).
Aplikasi. BPFE.
Yogyakarta
:
753
Sugiyono. 2012. “Metode Penelitian Bisnis”. CV. Alfabeta. Bandung. Suliyanto. 2011. “Ekonometrika Terapan, Teori dan
754
Aplikasi dengan SPSS”. CV. Andi Offset, Yogyakarta