FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESALAHAN BERBAHASA INGGRIS OLEH MAHASISWA (Sebuah analisis isi pada terjemahan teks bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris oleh mahasiswa ASTRI Budi Luhur) Didik Hariyadi Raharjo E-mail:
[email protected] Abstract
The aim of this research is to find out the sources of error made by the students in Translating Text in Bahasa into English. The sample of this research is 20 students of ZA class of ASTRI Budi Luhur 2008/2009. This research conducted on the second semester of 2008/2009. This is qualitative research. In this research the researcher finds 189 errors made by the students. There are two causes of errors, these are Interlingual errors and intralingual error. Key words: Error Analisis, Intralingual Eror, Interlingual Error
1
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menuntut bangsa Indonesia untuk siap menghadapinya. Siap menghadapi era globalisasi berarti siap untuk berkompetisi dan bersaing dengan bangsa-bangsa lain untuk memperebutkan peluang, karena tidak akan ada lagi batasanbatasan
negara,
wilayah,
distrik
dan
sebagainya
untuk
mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, melakukan perdagangan dan bisnis. Artinya siapapun yang siap dan lebih memiliki kecakapan
untuk
berkompetisi,
dialah
yang
akan
menjadi
pemenang. Salah satu cara untuk menghadapi era globalisasi adalah dengan menguasai bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa internasional yang digunakan oleh lebih dari 1,5 miliar orang di seluruh dunia. Bahasa Inggris memiliki kedudukan khusus di 75 negara dan digunakan di lebih dari 100 negara di dunia. Bahasa Inggris adalah bahasa internasional dalam bidang bisnis, akademik, teknologi, ilmu pengetahuan, periklanan, diplomatik dan lain sebagainya. Perlu disadari bahwa ada beberapa alasan mengapa bahasa Inggris sangat penting untuk dikuasai. Beberapa alasan tersebut diantaranya: Pertama; Penggunaan bahasa Inggris sangat luas dalam komunikasi Internasional. Agar dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda latar belakang budaya, bahasa, dan kebangsaan,
bahasa
Inggris
adalah
pilihan
pertama
untuk
melakukan komunikasi. Sebagai contoh: seorang wisatawan berkebangsaan China akan menggunakan bahasa Inggris saat dia berkunjung ke Bali. Dia tidak akan menggunakan menggunakan bahasa Mandarin ataupun bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang dia temui di Bali karena dia sadar bahwa
2
Bahasa Inggris lebih familiar di Bali. Alasan kedua adalah; Informasi yang beredar di dunia ini kebanyakan diterbitkan dalam Bahasa Inggris. Referensi-referensi ilmiah kebanyakan juga ditulis dalam bahasa Inggris, buku-buku ilmu pengetahuan kebanyakan juga ditulis dalam bahasa inggris. Selain itu media masa cetak yang berskala Internasional ditulis dalam Bahasa Inggris juga, sebagai contoh: Majalah Time, National Geographic, Newsweek ditulis dan diterbitkan dalam bahasa Inggris. Di Indonesia, Bahasa Inggris berkedudukan sebagai bahasa asing. Seperti yang telah diketahui bahwa bangsa Indonesia terdiri dari barbagai macam suku dan budaya, dan masing-masing suku memiliki bahasa daerah masing-masing. Biasanya anak-anak Indonesia yang berada di daerah-daerah mengenal Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua dan sebagai Bahasa Nasional mereka. Anak-anak Indonesia yang berada di daerah-daerah mulai menguasai Bahasa Indonesia saat mereka mulai belajar di bangku sekolah. Di Indonesia, Bahasa Inggris blm digunakan secara luas masih terbatas pada kalangan tertentu saja, seperti kalangan akademik dan kalangan bisnis. Pemerintah juga dirasakan kurang memopulerkan bahasa Inggris sebagai bahasa bahasa sehari-hari. Hal inilah yang membuat Bahasa Inggris semakin asing di Indonesia. Sehingga bagi para pembelajar, Bahasa Inggris hanya sebatas dipelajari dan jarang sekali digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Mengingat pentingnya Bahasa Inggris dalam era globalisasi yang akan dihadapi bangsa Indonesia, hendaknya Pemerintah membuat suatu gerakan untuk memasyarakatkan Bahasa Inggris agar bangsa Indonesia bisa berkompetisi dalam persaingan global.
3
Para mahasiswa di Indonesia biasanya juga merasa enggan untuk menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena masih kurangnya kesadaran dari pembelajar dan masyarakat akan pentingnya Bahasa Inggris bagi mereka. Seringkali orang-orang di sekitar masih menganggap sedikit aneh dan cenderung tidak mendukung orang yang sedang belajar berbicara dalam Bahasa Inggris. Faktor lain yang juga mempengaruhi dalah: Pandangan para pembelajar bahwa Bahasa Inggris adalah mata pelajaran/ mata kuliah yang relatif sulit. Pemikiran bahwa bahasa Inggris adalah
mata
kuliah
yang
sulit didasarkan
pada
intensitas
mahasiswa melakukan kesalahan dalam menggunakan bahasa Inggris
baik
secara
lisan
maupun
tulisan.
Tidak
adanya
pembelajaran remedial yang dibutuhkan mahasiswa semakin membuat mahasiswa terjebak dalam pola pikir yang sama. Secara umum seorang pembelajar di Indonesia rata-rata mendapatkan pembelajaran bahasa Inggris selama 10 tahun dari jenjang sekolah dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Akan tetapi bila kita evaluasi hasil yang didapatkan masih sangat jauh dari memuaskan. Hal ini bisa dillihat dari jumlah mahasiswa yang cakap berbahas Inggris dibandingkan jumlah mahasiswa yang tidak menguasai bahasa Inggris. Hal tersebut diatas menarik penulis untuk membuat satu kajian tentang faktor-faktor yang membuat mahasiswa melakukan kesalahan-kesalahan
dalam
bernahasa
Inggris.
Faktor-faktor
tersebut akan sangat bermanfaat dalam evaluasi pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia umumnya. Dengan mengetahui faktorfaktor
penyebab
kesalahan
yang
dibuat
mahasiswa
dalam
berbahasa Inggris. Dosen bisa membuat suatu upaya preventif
4
agar mahasiswa tidak melakukan kesalahan yang sama. Dengan demikian pembelajaran bahasa Inggris bisa berkembang dan bisa mendapatkan hasil yang diinginkan. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam
penelitian
ini
adalah
faktor-faktor
apakah
yang
menyebabkan mahasiswa melakukan kesalahan dalam berbahasa inggris, dalam hal ini adalah dalam menerjemahkan teks berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris.
1.3. Tinjauan Pustaka a. Kesalahan bahasa Terlebih dahulu harus diketahui pengertian dan manfaat dari analisis kesalahan. Menurut Corder (1981:10), “Error analysis is the study of student’s errors that can be
observed, analyzed and classified to reveal something of the system operating within the learner”. “Analisis kesalahan adalah penelitian tentang kesalahan yang dibuat oleh para pembelajar, yang dapat diamati, dianalisis, diklasifikasikan untuk mengungkapkan suatu system yang sedang beroperasi pada pembelajar”. Menurut
Corder,
kesalahan
yang
dibuat
oleh
para
pembelajar itu dapat diamati, dianalisis dan diklasifikasikan berdasarkan taksonomi-taksonomi tertentu untuk mengetahui sistem bahasa yang digunakan atau yang sedang beroperasi pada para pembelajar.
5
Senada dengan itu, Richard, Plat dan Weber (1985:96) mengungkapkan bahwa: “Error analysis is the study and analysis of the errors made by
second and foreign language learner”
“Analisis Kesalahan adalah penelitian dan analisis kesalahan yang dibuat oleh para pembelajar bahasa kedua atau bahasa asing”. Menurut Richard, Plat dan Weber Analisis Kesalahan adalah penelitian tentang kesalahan yang dibuat oleh para pembelajar bahasa kedua atau bahasa asing. Fauziaty (2005:19) dalam tulisannya menekankan tentang fungsi dari analisis kesalahan. Fauziaty “The goal of error analysis is to find out something about the
psycholinguistic process of language learning. It hopefully enables the teacher to draw a certain conclusions about the strategies used by the learner in his learning process”. “Tujuan dari analisis kesalahan adalah untuk menemukan proses psikolinguistik dari pembelajaran bahasa. Diharapkan para pengajar dapat membuat suatu kesimpulan yang pasti tentang strategi yang digunakan para pembelajar dalam proses pembelajaran”. Berdasarkan pendapat diatas, analisis kesalahan sangat bermanfaat
bagi
para
pengajar
untuk
membuat
suatu
kesimpulan tentang kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh para pembelajar sehingga para pengajar bisa memutuskan treatment yang tepat yang akan diberikan kepada para pembelajar selama proses pembelajaran. b. Faktor Penyebab Kesalahan Bahasa Menurut Brown (1981: 113), ada beberapa sumber kesalahan bahasa:
6
“The learner’s errors come from several possible general sources, they are: Interlingual transfer, Intralingual transfer, Context of learning and communicative strategy” “Kesalahan yang dibuat oleh para pembelajar dating dari beberapa sumber-sumber yang umum, sumber-sumbar kesalahan tersebut adalah: Interlingual Transfer, Intralingual transfer, Konteks Pembelajaran dan Strategi Komunikasi”.
Interlingual Transfer Interlingual Transfer disebabkan oleh interferensi atau campur tangan dari bahasa pertama. Kesalahan ini biasanya terjadi pada tahap awal pembelajaran bahasa dimana para pembelajar belum familiar dengan tata bahasa yang baru. Tata bahasa pertama adalah satu-satunya yang dimiliki para pembelajar
sehingga
tata
bahasa
pertama
terkadang
digunakan untuk menyusun kalimat dalam bahasa kedua.
Intralingual Transfer Intralingual Transfer disebabkan oleh bahasa target yang sedang dipelajari para pembelajar. Kesalahan ini biasanya juga terjadi
pada
menunjukkan
tahap bahwa
awal
pembelajaran.
para
pembelajar
Kesalahan
ini
mengalami
perkembangan dalam proses pembelajarannya. Intralingual Transfer dapat dibagi menjadi: Overgeneralization, Ignorence
of Rule restriction, Incomplete Application of Rules, False Concept Hypothesized. Context of Learning Kesalahan ini diakibatkan oleh tidak adanya tutor dalam suatu proses pembelajar. Jadi para pembelajar menafsirkan sendiri apa yang telah mereka pelajari sendiri. Hal ini
7
berbahaya dan sering mengakibatkan salah penafsiran dan terjadinya kesalahan-kesalahan.
Communicative Strategy Dalam
menyampaikan
gagasannya,
terkadang
para
pembelajar menggunakan cara yang berbeda-beda. Cara-cara ini terkadang bisa diterima, tapi juga terkadang tidak bisa diterima oleh penerima pesan. Hal ini akan menyebabkan miskomunikasi. c. Penerjemahan Ada berbagai pengertian tentang penerjemahan, Nida and Taber (1982:12) menyatakan:
“Translating consists in reproducing in the receptor language the closest natural equivalence of a source language message, firstly in terms of meaning and secondly in term of style” “Menerjemahkan adalah proses untuk menghasilkan padanan alami yang paling mendekati dari pesan bahasa sumber ke dalam bahasa penerima, pertama pada tingkat makna dan kedua pada tingkat gaya” Sementara itu Wills (1982: 112) menyatakan:
“Translation is procedure which leads from a written source language text to an optimally equivalent target language text and requires the syntactic, semantic, stylistic, and text pragmatic comprehension by the translator of the original text” “Penerjemahan merupakan prosedur yang dilakukan untuk menuntun terwujudnya pemindahan teks bahasa sumber tertulis menuju teks bahasa sasaran dengan tingkat kepadanan yang optimal yang membutuhkan komprehensi sintaksis, semantik, gaya, dan pragmatic teks dari penerjemah teks aslinya”. Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa menerjemahkan adalah suatu proses memindahkan teks
8
sumber ke teks sasaran dengan memperhatikan aspek-aspek sintaksis, semantic, dan pragmatik. d. Proses Penerjemahan Penerjemahan adalah suatu proses yang kompleks. Dalam hal
ini
diperlukan
pengetahuan
tentang
konteks
yang
digunakan bukan hanya pengetahuan tentang kosa-kata saja. Tou,
(1989:131)
memberikan
gambaran
tentang
proses
penerjemahan sebagai berikut
Source Language
Receptor Language
Text to be Translated
Translation
Discover the meaning
Re-express the meaning
Meaning Gambar I: Proses Penerjemahan
9
Bentuk-bentuk teks yang diterjemahkan dan hasilnya ditunjukkan oleh bentuk yang berbeda antara bujur sangkar dan segitiga. Kedua bentuk itu menunjukkan bahwa dalam teks terjemahan, bentuk bahasa sumber dapat diganti menjadi bentuk bahasa sasaran yang sesuai untuk mencapai terjemahan yang idiomatik. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menemukan sumber-sumber kesalahan
yang
terjadi
pada
penerjemahan
teks
bahasa
Indonesia ke dalam bahasa Inggris oleh mahasiswa ASTRI Budi Luhur.
2. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sampel penelitian ini adalah 20 orang mahasiswa ASTRI Budi Luhur (ZA). Penelitian ini dilakukan pada semester genap 2008/2009. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil terjemahan dari 20 orang mahasiswa. Dalam hal ini penulis menggunakan analisis isi dengan teknik analisis kesalahan untuk kemudian ditemukan sumber-sumber kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. 3. Hasil dan Pembahasan Dalam penelitian ini, penulis menemukan 189 buah kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Dari kesalahan-kesalahan tersebut diketahui bahwa ada 2 buah sumber utama yang
10
membuat mahasiswa melakukan kesalahan-kesalahan. Kedua sumber itu adalah: Interlingual transfer dan Intralingual transfer. Pembahasan kedua sumber kesalahan tersbut adalah sebagai berikut:
Interlingual Transfer Dalam hal ini, penulis menemukan 20 buah kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Berikut adalh contoh-contoh kesalahan
Interlingual transfer yang dibuat oleh mahasiswa: Contoh
: He is child very diligent
Seharusnya : He is a very diligent child
While two his sister Seharusnya : While his two sisters
Elementary school grade four. Seharusnya : Fourth grade of elementary school Pada contoh pertama mahasiswa menuliskan “He is child
very diligent”. Mahasiswa tersebut menerjemahkan kata demi kata dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Mahasiswa tersebut ingin menerjemahkan “dia adalah anak yang sangat rajin”. Dalam bahasa Inggris “dia” (He), “anak” (child), “sangat”
(very),
“rajin”
(diligent).
Kemudian
mahasiswa
tersebut
menerjemahkannya menjadi “He is child very diligent”. Hal ini terjadi karena satu-satunya system bahasa yang dimiliki nahasiswa adalah system tata bahasa Indonesia,jadi mahasiswa tersebut menggunakan system tata bahasa Indonesia untuk membuat kalimat dalam bahasa Inggris.
11
Pada contoh kedua, mahasiswa membuat kalimat “While two his sister. Dalam kalimat ini ada dua macam kesalahan, Yang pertama adalah penghilangan “s” pada kata bentda jamak. Seharusnya Kesalahan
mahasiswa kedua
adalah
tersebut
menuliskan
“two
kesalahan penyusunan
sisters”.
kata
yang
diakibatkan oleh refleksi tata bahasa pertama. Seperti pada contoh pertama, mahasiswa tersebut menerjemahkan kata demi kata dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Kata-kata tersebut adalah “sementara” (while), “dua” (two), “saudara perempuanya” (his sister). Mahasiswa tersebut ingin menerjemahkan “sementara kedua saudara perempuannya”, kemudian dia menerjemahkan frase tersebut menjadi “while two his sister”. Pada contoh ketiga, sama seperti contoh pertama dan kedua, disini, mahasiswa juga melakukan kesalahan yang sama. Dia menrjemahkan kata demi kata dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Dia ingin menerjemahkan “sekolah dasar kelas 4”, kemudian dia menerjemahkannya menjadi “elementary school
grade four”. Intralingual Transfer Dalam hal ini penulis menemukan 169 buah kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis menemukan 3 buah sumber kesalahan dalam cakupan
Intralingual
Transfer.
Ketiga
sumber
tersebut
adalah
Overgeneralization, Ignorance of Rule Restriction, Incomplete Application of Rules. Pembahasan dari ketiga sumber kesalahan tersebut adalah sebagai berikut
Overgeneralization
12
Disini penulis menemukan 59 buah kesalahan yang dibuat oleh
mahasiswa.
Berikut
adalah
contoh-contoh
dari
Overgeneralization : He is very like
Contoh
Seharusnya : He very likes
He is never forget Seharusnya : He never forgets Pada
contoh
pertama
dan
kedua
mehasiswa
menyamaratakan aturan penggunaan “to be”. Mahasiswa berfikir bahwa “tobe” digunakan dalam semua kalimat.
Ignorance of Rule Restriction Disini penulis menemukan 60 buah kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Berikut adalah contoh-contoh kesalahan dalam cakupan Ignorance of Rule Restriction. Contoh
: For play
Seharusnya : For playing
For pray Seharusnya : For praying
From play Seharusnya : From playing Dari ketiga contoh diatas terlihat bahwa mahasiswa tidak mengetahui aturan penggunaan “Gerund”
Incomplete Application of Rules Dalam cakupan Incomple Application of Rules, penulis menemukan 50 buah kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Kesalahan-kesalahan
itu
terjadi
karena
mahasiswa
tidak
13
menerapkan tata bahasa Inggris secara sempurna. Berikut adalah contoh-contoh kesalahan dalam cakupan Incomplete Application of
rules : Almost all the lecture
Contoh
Seharusnya : Almost all of the lectures
He is a student Budi Luhur Seharusnya : He is a student of Budi Luhur 4. Kesimpulan Dari penelitian ini penulis menemukan 169 buah kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Berdasarkan analisis yang dilakukan, penulis menemukan 2 sumber utama kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa.
Kedua
sumber
kesalahan
tersebut
adalah:
Interlinguaal Transfer dan Intralingual Transfer. Dari pembahasan diatas diketahui bahwa kesalahan bahasa yang dibuat oleh para mahasiswa adalah tipe kesalahan-kesalahan elementer dalam pembelajaran bahasa. Oleh karena itu penulis ingin memberikan saran kepada seluruh pengajar Bahasa Inggris dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi untuk lebih
menekankan
pada
pola
dasar
bahasa
Inggris
dan
menekankan perbedaan-perbedaan antara Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan yang sama pada pembelajaran Bahasa Inggris dimasa yang akan dating.
14
Daftar Pustaka Brown, Douglas H. Principles of Language Learning and Teaching. London: Prentice Hall Regents. 1994 Corder, S.P, Error Analysis and Interlanguage. New York: Oxford University Press. 1981 Fauziati, E. Contrastive Analysis, Error Analysis, and Interlanguage : Three Concepts One Goal. Jakarta: PKPB Unika Atma Jaya. 2005 Nida, E.A.& Taber, C.R. The Theory and Practice of Translation.Leiden:E.J. Brill.1982 Richard, Platt, J and Weber, H. Longman Dictionary of Applied Linguistic. London: Longman.1985 Tou, A.B, A course Handout. Yogyakarta: English Education Departemen,FPBS Ikip Yogyakarta. 1989 Wills, W. The Science of Translation:Problem and Methods . Turbinger: Gunter Naar Verlaag.1982
PEDOMAN PENULISAN JURNAL
Beberapa hal yang harus diperhatikan penulis dalam penulisan jurnal adalah sebagai berikut:
Maksud dan Tujuan
Jurnal SERASI diterbitkan oleh Pusat Riset dan Pengabdian Masyarakat Akademi Sekretari Budi Luhur untuk media penyebarluasan hasil penelitian yang dilakukan para peneliti di lingkungan Akademi Sekretari Budi Luhur maupun dari para peneliti lain.
Ruang Lingkup
Jurnal ini memuat tulisan hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu Administrasi dan Sekretari yang menunjang pengembangan ilmu pengetahuan, Teknologi dan Pembangunan Nasional. Bahasa Tulisan yang dimuat dalam jurnal ini menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang baku. Penggunaan istilah hendaknya menggunakan pedoman dari lembaga Pembinaan Bahasa. Bentuk Naskah Naskah diketik pada kertas jenis B5 warna putih pada satu permukaan dengan jarak 1,5 spasi. Tulisan mempunyai jarak 3cm dari kanan dan kiri kertas, atas dan bawah kertas berjarak 2,5cm. Panjang naskah tidak lebih dari 20 halaman dan sekurang-kurangnya 10 halaman termasuk gambar dan tabel. Tulisan menggunakan jenis font Tahoma ukuran 11, naskah diketik dengan bentuk satu kolom.
Isi Naskah
15
Naskah disusun dalam urutan: judul: Nama penulis: lembaga/instasi: Abstrak di tulis dalam 1 paragrap dan tidak lebih dari 200 kata. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris. Abstrak mendeskripsikan seluruh isi artikel yang meliputi tujuan, metode dan hasil penelitian; Pendahuluan ( berisi latar belakang; perumusan masalah; Tinjauan Pustaka; Tujuan penelitian); Metode penelitian ( alat, bahan, cara dan metode Analisis); Hasil dan pembahasan; Kesimpulan; Daftar Pustaka, lampiran ( kalau ada). Kutipan ditulis dengan catatan dalam. Judul Karangan dan Nama Pengarang Judul karangan berupa suatu ungkapan dalam bentuk kalimat pendek mencerminkan isi dari karangan. Hendaknya judul tidak lebih dari 12 kata bila artikel ditulis dalam bahasa Indonesia, dan bila artikel ditulis dalam bahasa Inggris hendaknya judul tidak lebih dari 10 kata. Agar judul tidak terlalu panjang, hendaknya dibuat sub judul yang ditulis di bawah judul. Nama lembaga/Instansi pengarang harus jelas dicantumkan pada halaman pertama. Bila sebuah artikel ditulis oleh lebih dari seorang penulis, maka penulisan nama pengarang hendaknya diurutkan berdasarkan besarnya tanggung jawab para penulis. Urutan pertama adalah ketua, kemudian urutan selanjutnya adalah anggota. Bila penulis berasal dari lembaga yang berbeda, maka alamat masing-masing lembaga harus dicantumkan. Tabel dan Gambar Tabel dan gambar diberi judul yang singkat dan jelas maksudnya. Judul tabel berada diatas, sedangkan judul pada gambar berada dibawah. Setiap tabel dan gambar diberi nomor urut (1,2,… dst). Daftar Pustaka Penulisan daftar pustaka disusun menurut abjad nama penulis dan diketik 1 spasi untuk setiap pustaka dan berjarak 2 spasi untuk pustaka yang satu dengan yang lain. Alamat Redaksi Naskah dikirim dalam bentuk file(copy CD) dan 1 print out ke: Redaksi Lembaga Riset Akademi Sekretari Budi Luhur, Jl. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Jakarta Selatan 12260, Telp. (021) 5853753 Ext. 217, Fax. (021) 7371165.
16