P er sp
ektif al- Qur' an t ent ang M et o d e P en di dik an
Muhammad Amir HM
PERSPEKTIF AL-QUR'AN TENTANG METODE PENDIDIKAN
Muhammad Amir HM STAIN Watampone Il. HOS Cokroaminato, Kotif Watampone. Email:
[email protected] Abstract The Qur'an serves as the fundament of normative education in Islam, and in such manner implies the significance of evaluating and conducting an intensive study upon the education of value. The outcome is applicable to human life, more specifically to the process of education with regards to: 1) educational approach, such as psychol oW, philosophy, socio culture, induction and deduction. 2) learning method, comprising explanatiorU training, discussion/ discourse and reward /distribution. Without the two components above, a process of education is reasonably meaningless. Through both components educators are expected to be knowledgeable about the basic potential of their learners. In the same manner, study methods will facilitate educators to transfer knowledg" appropriately, as the success or failure in a process of education is closely related to the method implemented. Some even believe that method is more important than learning material, and it is factual that a significant number of educators fail merely because they do not apply appropriate teaching method.
K"y Words Method, education, Qur'an, psycholosY,socio-culture-
Abstrak Al-Qur'an adalah dasar pendidikan normative dalam Islam, sehingga menjadi hal penting untuk mengevaluasi dan untuk melakukan studi mendalam terhadap pendidikan nilai. Hasilnya dapat diaplikasikan dalam kehidupan manusia, khususnya dalam proses pendidikan yarrg berkaitan dengan: t) pendekatan pendidikan, misalnya psikologi, frlsafat, social budaya, induksi dan deduksi. 2) metode belaiar, meliputi AL-FIKR
penjelasary
Volume 16
pelatihary pelajaran, diskusi/dialog dan
Nomorl Tahun 2012
7l
Muhammad Amir HM
P er sp
ektif al-Qur' an tentan g Metode
P endidikan
rewardf distribusi. Tanpa kedua pendekatan di atas, sebuah proses pendidikan tidak akan memiliki makna. Melalui kedua pendekatan tersebutr partd pendidik diharapkan mampu memahami potensi dasar yang dimiliki oleh obyek pendidikan. Dalam hal yang sama, metode belajar akan membuat seorang pendidik mampu mentransfer ilmunya dengan baik, sebab kesuksesan atau kegagalan dalam proses belajar sangat terkait dengan metode yarrg digunakarU bahkan rnetode lebih penting dari pada materi pelajaran. Banyak pendidik yang gagal disebabkan karena mereka tidak menggunakan metode pengajaran yang tepat. Kata Kunci: Metode, Pendidikan, al-Qur' ary Psikologr, Sosio-Kultural
I. Pendahuluan
T)"ndidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan l" suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif I mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaar\ pengendalian diri, kepribadian, kecerdasary akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.l Dengan demikiary pendidikan merupakan suatu rancangan kegiatan yang paling berpengaruh terhadap perubahan perilaku suatu masyarakat. "Ia merupakan model
rekayasa sosial yang paling efektif untuk menyiapkan bentuk suatu masyarakat masa depan.2 Karena itu, sepanjang sejarah peradaban manusia, pendidikan telah memegang peranan penting dalam pembentukan dan perubahan perilaku secara individu maupun masyarakat. Dari perspektif individu, pendidikan merupakan upaya aktualisasi dan optimalisasi potensi dasar yang dimiliki
oleh setiap manusia. Sedangkan dari perspektif masyar akat, pendidikan merupakan proses kulturisasi, yakni sosialisasi nilai-nilai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berkembang pada suatu masyarakat.3
Dengan demikiary pendidikan dapat dipahami sebagai proses pengembangan kecerdasan intelektual seseorang untuk mernahami alam lingkun1drr, manusia dan Tuhannya. Selain itu, ta juga rnerupakan proses humanisasi, yaitu proses agar seluruh sikap dan tingkah laku serta berbagai kegiatan seseorang benar-benar mengarah kepada kepentingan kehidupan manusia secara keseluruhan.
72
AL-FIKR
Volume 16 Nomor
I
Tahun 2012
P ersp
ektif al- Qur' an tentang Met o de P enilidikan
Muhammad Amir HM
Peran dan strategi tersebut memerlukan adanya pengembangan dan peningkatan metode pelaksanaannya serta selalu berpegang pada nilai-nilai normatif agama (al-Qur'an dan hadis), sehingga ia tetap memainkan peranan tersebut, serta mampu memberikan alternatif solusi dari berbagai problema yalrg dihadapi umat manusia, baik secara individu maupun masyarakat, terutama dalam memasuki milleniun ketiga.a Pendidikan Islam sebagai institusi sosial mempunyai peranan yang sangat strategis dalam rangka mensosialisasikan nilai-nilai ajaran Islam kepada pemeluknya, baik secara individu maupun masyarakat. Secara metodologi, pendidikan Islam dituntut agar mampu mensosialisasikan dan mengintegralisasikan nilai-nilai spiritual kepada masyarakat, sekaligus mampu mengakomodasi perkembangan masyarakat serta mampu memberikan jalan keluar dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh umat manusia seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mengatasi peroblema di atas, maka pendidikan Islam tidak ada alternatif lain kecuali merujuk pada nilai-nilai dasar pendidikan Islam yakni al-Qur'an dan hadis, termasuk metode penerapannya. Namun agar tulisan ini lebih terarah dan menghasilkan temuan yang lebih spesifikasi, maka tulisan ini hanya difokuskan pada al-Qur'an. Al-Qur'an memuat nilai-nilai normatif pendidikan Islam, tidak terkecuali metode pendidikan Islam, sebagaimana yang dikemukakan oleh Muhammad Fadhil al-Jamaly, bahwa gaya bahasa (uslub) dan ungkapan (tadbir) yang terdapat dalam al-Qur'an menunjukkan bahwa ayat-ayat itu mengandung metode pendidikan dengan corak dan ragam yang berbeda-beda sesuai
dengan waktu dan tempat serta sasaran (khitab) yang dihadapi.s Armai Arif secara lebih tegas mengatakan bahwa motode pendidikan Islam dan penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang bersumber dari al-Qur'an dan hadis.6 Al-Qur'an dalam mengarahkan pendidikan selalu berorientasi kepada pembentukan dan pengembangan manusia seutuhnya. Karenanya materimateri yang disajikan dalam al-Qur'an selalu menyentuh jiwa, akal dan raga manusia.T Itulah sebabnya dalam al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang
mengaitkan keterampilan dan kekuasaan manusia, antara lain Q.S. al-Anfal (8):17. Demikian luas dan dalamnya makna yang tersirat pada ayat-ayat pendidikan dalam al-Qur'ary dan memiliki karakteristik masing-masing, sehingga memberi kesan bahwa setiap ayat pendidikan itu memiliki metode AL-FIKR
Volume 16
Nomorl Tahun 2012
73
Muhammad Amir
HM
P er sp
ektif al-Qur' an tentang Metode
P en
didikan
tersendiri. Dengan begitu, upaya untuk mencermati metode pendidikan dalam al-Qur'an menjadi suatu keharusary agar ditemukan rumusan-rumusan metode pendidikan dalam al-Qur'an yang dapat dijadikan rujukan atau dasar metode pendidikan dalam Islam, dan pada akhirnya diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap perkembangan metode pendidikan yang terus mengalami perkembangan seiring dengan kebutuhan umat manusia. Tulisan ini mencoba menelusuri berbagai ayat pendidikan dalam alQur'an unfuk menemukan jawaban yang selama ini sering muncul dikalangan para pemerhati pendidikan; yakni bagaimana metode pendekatan serta metode pembelajaran dalam pendidikan Islam menurut al-Qur'an.
II. Metode Pendekatan dalam Pendidikan Islam Pendekatan berakar kata dari kata dekat yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pendek, tidak jauh; hampir; berhampiran rumahnya; akrab, rapat. Kemudian kata tersebut mendapat awal pe dan akhiran dff, menjadilah pendekatan yang berarti proses, cara perbuatan mendekati; usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orcrng yang diteliti; metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.8 Dalam bahasa Inggris, pendekatan dikenal dengan istilah " Approach" . Pendekatan yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah upaya memahami sesuatu objek dalam kaitannya dengan pendidikan Islam, sehingga melahirkan berbagai asumsi mengenai hakikat pendidikan Islam yang berdasarkan dengan al-Qur'an.
Karena itu, pendidikan Islam adalah pendidikan yang bermuara pada nilai-nilai yang sejalan dengan materi pelajaran dan secara fungsional dapat dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai yang ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan menurut al-Qur'an. Hal ini tidak akan mungkin terwujud secara efektif apabila tidak didasari dengan pendekatan ketika teriadi proses pendidikary baik pendidikan formal, informal maupun non formal. Al-Qur'an dalam berba gai ayahrya telah memberikan gambaran tentang pendekatan-pendekatan yang seharusnya teraplikasi dalam proses pelaksanaan pendidikan yang terdiri dari:
a. Pendekatan
Kependidikan
Pendekatan ini digunakan untuk melihat seberapa jauh peranan pendidikan sebagai upaya untuk mengoptimalkan potensi, kecakapan dan 74
AL-FIKR
Volume 16 Nomor
I
Tahun 2012
P ersp
ektif al-Qur' an tentang Meto ile P endiilikan
Muhammad Amir HM
karakteristik seseorang yang sasaran utamanya adalah; 1) pengembangan segi-segi kepribadian, 2) pengembangan kemampuan kemasyarakatan/ 3) pengembangan kemampuan melanjutkan studi, dan 4) pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja.e Al-Qur'an dalam melihat dan sekaligus mengembangkan potensi dasar manusia selalu menggunakan kalimat fasih. Salah satu contohnya adalah kisah Luqman ketika menasihati anaknya Q.S. Luqman (31): 13-19. Kisah Luqman ini diawali dengan menggunakan term ya bunayya (wahai anakku).to Penyebutan term seperti ini tentu lebih fasih dan lebih menyentuh hati bagi pendengarnya dibanding dengan penyebutan nama aslinya. Kemudian kisah tersebut dilanjutkan dengan mendidik anakny a agar tidak mempersekutukan Allah, berbuat baik kepada kedua orang tuanya, tidak menaati perintah orang tua kalau yang diperintahkan untuk mempersekutukan Allah, berhati-hati dalam melakukan suatu aktivitas, karena akan mendapat balasan dari Allah, perintah melakukan salat, memerintahkan yang baik dan mencegah berbuatan mungkar, selalu bersifat sabar dalam setiap mendapat musibah dan tidak berlaku sombong, baik dalam tingkah laku, maupun dalam perkataan.
Pendekatan seperti ini menjadi penting bagi anak didik, sehingga pengembangan potensi dirinya selalu seimbang antara pengembangan psikomotorik, apektif dan kognitif. b. Pendekatan Psikologi Psikologi berasal dari bahasa Inggris psychology terdiri dari dua kata yakni psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi, secara etimologi psikologi berarti ilmu jiwa. Dari segi terminologi psikologi berarti Ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan jugu memahami bagaimana makhluk tersebut berpikir dan berperasaan.ll Dalam kaitan dengan pendidikary pendekatan tersebut digunakan untuk memahami psikologi (kejiwaan) peserta didik secara utuh, setidaknya melingkupi tiga bagian yang saling berhubungan yaitu studi tentang ruh (jiwa), kehidupan mental dan tingkah laku seseorang.lz Al-Qur'an menegaskan bahwa ketika mengajak atau mendidik seseorang hendak dilakukan dengan hikmah (bijaksana), nasihat yang baik dan jika terjadi diskusi hendaknya juga dilakukan dengan cara yang baik Q.s. al-Nahl (16): 125. Dari ketiga metode pendidikan tersebut, menunjukkan bahwa pada d,asarnya pendidikan harus dilaksanakan dengan bahasa yang lemah lembut, menarik, dan merangsang pikiran untuk menerimanya. Hal ini akan terwujud AL-FIKR
Volume 16
Nomorl Tahun 2012
75
Muhammad Amir HM
P erspektif
al-Qur' an tentang Metode P endidikan
apabila seorang pendidik telah memahami dengan baik psikologi peserta didiknya. c. Pendekatan filosofis. Pendekatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam melalui ciri-ciri berfikir metodis, sistimatis, koherery rasional, komprehensif, radikal dan univers a1,13 dalam rangka menemukan suatu kebenarary hikmah serta hakikat yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan. Dengan begitu, akan diperoleh pemahaman yang secara sistimatis dan metodologis dan pada akhirnya akan melahirkan kesimpulan yang diyakini kebenarannya, sekalipun dalam bingkai kebenaran spekulatif atau relatif (bukan mutlak). Karena itu, yang dimaksud pendekatan filosofis dalam kaitan dengan pendidikan Islam adalah sebagai studi proses tentang pendidikan yang didasari dengan nilai-nilai ajaran Islam menurut konsepsi filosofis berdasarkan dengan al-Qur'an yang didasarkan bahwa manusia adalah makhluk rasional, sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan pengembangan potensi dirinya terhadap keberimanan kepada Allah swt. dan segala yang berkaitan dengan-Nyu, didasarkan pada sejauh kemampuannya menggunakan akal pikirannya. Sebagai contoh tentang penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berpikir, Q.S. Ali'Imran (3): 190. Ayat tersebut diakhiri dengan klau sa ulu aI-AIbab berasal dari kata labba yang berakar kata dari huruf lam, dan ba (bertasydid). Dari segi etimologi berarti keadaan tetap, kemurnian dan keutamaan.l4 Menurut Ibrahim Mustafa seperti yang dikutip oleh Abd. Muin Salim, secara leksikal labba berarti bagian yang murni dan paling baik, dari esensi dan akal.ls Dengan demikian yang dimaksud dengan ulu al-Albab adalah orang yang mempunyai akal pikiran atau pikiran yang mumi dan mendalam sehingga mengetahui esensi sesuatu. Pendekatan ini bermaksud agar para peserta didik mampu menggunakan akal pikirannya dengan seluas-luas dan sedalam-dalamnya sejauh kemampuan daya tangkap akal pikirannya. d. Pendekatan Sosio Kultural Pendekatan ini berdasar dari asumsi, bahwa pada hakikatnya manusia selain sebagai makhluk individual, jrrgu sebagai makhluk sosial. Karena itulah, manusia tidak dapat hidup sendiri-sendiri, terpisah dari kelompok lain atau memerlukan bantuan dari orang lain. Sejak awal manusia terbentuk dalam kehidupan kelompok, yang berawal dari kelompok kecil seperti 76
AL-FIKR
Volume 16 Nomor
t
Tahun 2012
P ersp
ektif al-Qur' an tentang Meto
de
P
eniliilikan
Muhammad Amir
HM
keluarga, kemudian berkembang menjadi kelompok yffirg lebih besar yakni masyarakat. Pendekatan ini sangat penting bagi peserta didik dalam membangun dan mengembangkan sifat kebersamatrn dalam lingkungannya, baik di tempat pendidikaru maupun di masyarakat. Dengan begitu, seorang pendidik memiliki tanggung jawab untuk menanamkan sifat kebersamaan itu kepada peserta didiknya, sebagai upaya mereka membentuk watak manusia yang memiliki kepedulian sosial di mana mereka berada. Tentunya kepedulian sosial yang dimaksudkan antara lain adalah saling tolong menolong dalam kebaikan, bukan saling tolong menolong dalam kejelekan (dosa dan permusuhan), QS. Al-Maidah (5): 2. Menurut M. Quraish Shihab potongan ayat tersebut "merupakan prinsip dasar dalam menjalin kerjasama dengan siapa puru selama tujuannya adalah kebajikan dan ketakw aarr" .16 Saling tolong menolong atau kerjasama merupakan potensi dasar yang dimiliki oleh umat manusia. Hal ini dipahami dari term Ta'awana yakni f il al-arnr yarLg mengandung makna perintatg dan semua yang diperintahkan oleh Allah, pada dasarnya manusia mempunyai potensi untuk melakukannya. Karena itu pendidik y*g memberi pengertian kepada anak didiknya tentang potensi manusia sebagai makhluk sosial secara kultural dia telah mengembangkan dan mengaplikasikan potensi dasar tersebut. e. Pendekatan Emosional Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia emosional berarti menyentuh perasaan; mengharukan.lT Karena itu, yang dimaksud pendekatan emosional adalah "IJsaha untuk menggugah perasaan dan emosi anak didik dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya" -18 Pendekatan emosional ini dimaksudkan agar para pendidik seyogianya berusaha memberi motivasi kepada peserta didiknya melakukan kebaikan dan meninggalkan kejelekan berdasarkan tuntunan ajaran-aiaran agarr.a yang sesuai dengan petunjuk al-Qur'an. Seorang pendidik yang memberi nasihat
atau petunjuk kepada anak didiknya sangat berpengaruh
terhadap
perkembangan jiwa mereka, bahkan terkadang menjadi kesan yffirg tidak terlupakan sepanjang hidunya. Hal ini terjadi, karena emosi sangat terkait dengan perasaan. Ketika perasaan seseorang tersentuh, maka emosinya pun jugu turut tersentuh, sehingga sepontanitas mendorong seseorang melakukan suatu gerakan.
AL-FIKR
Volume 16
Nomorl Tahun 2012
77
Muhammad Amir HM
P ersp
ektif al-Qur' an tentang Meto de
P
endidikan
Karena itu, pendidikan sebagai sebuah proses diyakini sangat potensial dalam membentuk manusia yang berkualitas melalui pendekatan emosional itu. Karena emosi sangat berperan membentuk kepribadian seseorang. Emosi yang digambarkan al-Qur'an meliputi perasaan takut, marah, cinta, bahagia, benci, cemburu, dengki, sedi[ sesal, malu, hina dan sombongle.
Seiring dengan pendekatan emosional tersebut, metode-metode yang dapat dipakai antara lain adalah: metode cerita/kisah, metode sosio drama dan metode ceramah.2o Salah satu contoh dalam al-Qur'an adalah saudara tiri Nabi Yusuf merasa dengki kepada Nabi Yusuf dan saudara kandun gr1ya (Bunyamin), mereka menyangka bahwa ayahnya lebih cinta kepada Nabi Yusuf dan saudaranya itu dibanding dengan mereka Q.S. Yusuf (12): 8. f. Pendekatan induksi dan deduksi 1) Pendekatan induksi Pendekatan induksi adalah metode pemikiran yang bertolak dari kaidah (hal-hal atau peristiwa) khusus untuk menemukan hukum (kaidah) yurg umum; penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan yang khusus untuk diperlakukan secara umum penentuan kaidah umum berdasarkan kaidah khusus.21
Al-Qur'an dalam berbagai ayatnya mengungkap metode berpikir induksi tersebut. Salah satu contohnya adalah Allah memerintahkan agar umat manusia memPerhatikan tentang penciptaan unta, langit yang demikian tingginya/ gunung yang ditegakkan serta bumi yang dihamparkarL Q.S. AlCasyiyah (88):
17-_20.
M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa ayat tersebut mengajak umat manusia berpikir dan merenung, tentu saja yang dapat terlintas dalam pikiran mereka adalah yang terdekat kepada mereka yaitu unta yang selalu mereka
tunggangi. Setelah itu yang nampak bagi mereka adalah langit yang terbentang. Dari sana mereka menemukan gunung yang berfungsi sebagai pasak bumi agar tidak oleng. Setelah itu dihadapan mereka terdapat bumi terhampar yarrg memudahkan kehidupan mereka.n Dari hasil perenungan mereka akan melahirkan kesadaran bahwa semua ini terjadi atas kehendak dan kekuasaan Allah swt. Akhirnya mereka mengambil kesimpulan bahwa Allah swt. ada sebagai pencipta segala sesuatu yang ada di alam ini. Pendekatan induksi ini dimaksudkan untuk melatih peserta didik untuk berpikir ilmialu mengkalisifikasi serta membandingkan antara satu masalah ke masalah yang lairU dan akhirnya dapat mengambil kesimpulan yang bersifat umum.
78
AL-FIKR Volume
16 Nomor
I
Tahun 2012
P ersp
ektif al- Qur' an tentang M et o de P endidikan
Muhammad Amir
HM
2) Pendekatan deduksi
Pendekatan deduksi adalah penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum; penyimpulan dari yar'Lg umum ke yang khusus.23 Ini berarti pendekatan deduksi adalah kebalikan dari pendekatan induksi. Dalam alQur'an terkadang Allah swt. menggunakan pernyataan yang diawali dengan pandangan yang bersifat umum, kemudian diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat khusus, misalnya antara lain Allah swt. menyatakan bahwa salah satu ciri orang-orang yang menggunakan akal pikirannya adalah mereka yang selalu mengingat Allah kapan pun dan di mana pun mereka berada, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, kemudian berkesimpulan bahwa semua yang tercipta itu tidak ada yang tidak bermanfaat Q.S. Ali
'Imran (3): 191. Apabila jalan pikiran pada ayat tersebut dirumuskan secara logis, maka terdapat bentuk pikiran deduktif berupa silogisme tersusun, yakni: (alam) : tercipta dengan tidak tampa tujuan (manusia) : bahagian dari alam (manusia) : tercipta dengan tidak tanpa tujuan Dengan demikian pendekatan induksi dan deduksi mempunyai tujuan yang sama yakni membimbing peserta didik agar dapat mengambil kesimpulan dari berbagai persoalan analisis yang ada. Apakah kesimpulannya
itu bersifat umum dari persoalan yang khusus (induksi)
ataukah
kesimpulannya itu bersifat khusus dari persoalan yang umum (deduksi).
III. Metode Pembelaiaran Dalam Al-Qur'an Dalam proses belajar mengajar, metode mempunyai peranan yang sangat strategis, karena berhasil atau tidaknya suatu pengajaran sangat terkait dengan ketepatan metode yang ditarapkan. Itulah sebabnya seorang pendidik dituntut agar cermat memilih metode yang akan diterapkan dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Al-Qur'an telah menawarkan beberapa metode pembel ajaran, antara lain: a. Metode Penjelasan (al-TabYin)
Term al-Tabyin adalah sigat ism al-masdar dari f il al-madi yakm bayyana, yubayyinu, tabyinan. Dalam al-Qur'an term bayyana dalam berbagai derivasinya tt terulang sebanyak 257 kali.za Secara etimologi berarti jelas, nyata, menerangkaru menj elaskan dan memberitahuk an'" -25 Dari segi leksikal berarti "menjauhkan sesuatu, dan mengungkapnya" -26 Dari kedua pengertian di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan AL-FIKR
Volume 16
Nomorl Tahun 2012
79
Muhammad Amir HM
P er sp
ektif aI- Qur' an ten tan g Meto de
P endidikan
bayyana adalah memberi penjelasan sehingga dapat disikapi dengan baik bagi yar.g mendengarnya dan meniauhkan mereka dari kesalahan memahaminya.
Al-Qur'an telah memberi contoh tentang fungsi bayan atau memberi penjelasan dalam kaitan dengan proses belajar mengajar, misalnya Allah swt. menjelaskan bahwa apabila Kami telah selesai membacakan al-Qur'arL maka ikutilah bacaan itu, dan Kami akan memberikan penjelasan sejelas mungkin Q.S. al-Qiyamah (75): 18-19.
Menurut Al-Zamahsyari term bayan pada ayat di atas mengandung pengertian sebagai penjelasan terhadap makna ayat al-Qur'an yang belum ielas.zz Sementara al-Tabatabai menafsirkan sebagai penjelasan yang bersifat umum dan menyeluruh terhadap al-Qur'an.Z8 Dari keterangan di atas dipahami bahw a ayat tersebut secara eksplisit terlihat adanya urutan langkah-langkah penyampaian wahyu yang relevan dengan proses belajar mengajar, yakni seorang pendidik harus terlebih dahulu membacakan atau menyampaikan materi pelajaran baru diikuti dengan penjelasan yang sejelas mungkiru sehin gga dapat memberi efek yang positif terhadap pemahaman peserta didik dari materi pelajaran yang disampaikan. b. Metode Keteladanan Keteladanan berasal dari kata teladan yang berarti sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh (perbuatary kelakuan sifat dan sebagainya).ze Dalam bahasa Arab keteladanan diistilahkan dengan kata " usrnah" yang berarti "ikutan, mengikuti yang diikuti".s0 Sedangkan menurut al-Asfahani yang dimaksud keteladanan adalah suatu keadaan ketika seorang manusia mengikuti manusia lairU apakah dalam kebaikary kejahatan dan kemudaratan.3l Keteladanan yang dimaksudkan di sini adalah keteladanan yang bernilai positif yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan berdasarkan petunjuk al-Qut'an, yaitu memberi keteladanan atau contoh serta petunjuk yang baik. Hal ini sesuai dengan pengertian "Ltsl,t)ah" yang selalu dirangkai dengan term "hasanah". Term uswah terulang dalam al-Qur'an 3 kali.sz 2 kali ditujukan kepada nabi Ibrahim dan kaumnya, dan 1 kali ditujukan kepada Rasulullah saw. Rasulullah berhasil mendidik dan membimbing kaumnya, karena pada dirinya terdapat suri teladan yang baik bagi umatnya Q.S. al-Ahzab (33): 21.
Beliau terlebih dahulu selalu memperaktekkan semua ajaran yang disampaikan Allah swt. kepadanya sebelum menyampaikan kepada umatnya. Sehingga tidak ada celah bagi mereka yang tidak mempercayainy a, bahwa Muhammad hanya pandai bicara tetapi tidak pandai berbuat.
80
AL-FIKR
Volume 16 Nomor
I
Tahun 2012
P ersp
ektif al- Qur' an tent ang Meto
de
P
endiilikan
Muhammad Amir HM
Untuk merealisasikan tujuan pendidikan, salah satunya adalah seorang pendidik harus memberi keteladanan yang baik kepada anak didik, agar mereka dapat berkembangan baik fisik, maupun mental serta memiliki akhlak yang baik dan benar, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. c. Metode Pembiasaan Pembiasaan berasal dari kata "biasa" , secara etimologi berarti (1) lazirn, umum, (2) seperti sediakala, (3) sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, (4) sudah seringkali dia datang ke rumah kami.33 ttffit" mengandung makna proses. Setelah mendapat awalah"pe" dan akhiran Sehingga pembiasaan dapat diartikan sebagai suatu proses membuat seseorang menjadi baik.
Dalam hubungannya dengan metode pengajaran, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan peserta didik berpikir, bersikap,beftindak sesuai dengan aiaran Islam. Al-Qur'an ketika mendidik umat manusia meninggalkan kebiasaan
perbuatan negatif dan membiasakan diri melakukan perbuatan yang positif melalui sistem pentahapdn, misalnya larangan melakukan peraktek rrba melalui emapat tahap, yakni: Tahap pertama, bersifat informasi kepada umat manusia, bahwa riba (tambahan) yang kamu berikan pada harta manusia, maka riba tidak menambah kebaikan pada sisi Allalu Q.S. al-Rum (30): 39. Tahap kedua, menunjukkan tentang larangan memakan riba, karena perbuatan itu sama dengan memakan harta orang dengan jalan batil, Q.S. al-Nisa $): 1'61.. Tahap ketiga, al-Qur'an menunjukkan salah satu bentuk riba yang diharamkary yakni riba yang berlipat garrda, Q.S. Ali 'Imran (3), 130. Tahap keempat yang merupakan tahap terakhir, al-Qur'an menginformasikan tentang haramnya riba dan karenanya harus ditinggalkan bagi orang-orang yarrg berimary Q.S. al-Baqarah (2): 275-279 . Metode pembiasaan dalam pendidikan seperti yang dicontohkan dalam beberap a ayat tersebut, menjadi sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai positif ke dalam diri peserta didik. Baik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hanya saja pembiasaan itu harus dilakukan secara kontinu, teratur dan terprogram. Sehingga pada akhirnya terbentuk sebuah kebiasaan yang utuh, parmanen dan konsisten. Kerena itu, faktor pengawasan dan keteladanan dari pendidik sangat menentukan keberhasilannya. d. Metode Ceramah
AL-FIKR
Volume 16
Nomorl Tahun 2012
81
Muhammad Amir HM
P ersp
ektif al-Qur' an ten tang Meto de
P endidikan
Ceramah adalah " pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar, mengenai sesuatu hal, pengetahuan dsb."34 Karena itu, yang dimaksud dengan
metode ceramah adalah "penerangan, dan penuturan secara lisan guru terhadap murid di ruangan kelas".35 Dari pengertian di atas dipahami bahwa metode ceramah adalah cara menyampaikan sebuah materi pelajaran dengan penuturan lisan kepada peserta didik atau khalayak ramai (audiens). Metode ini pada umumnya dipakai di Perguruan Tinggi, karena terkesan lebih mudah dan efektif untuk membuka dan menambah wawasan peserta didik, apabila dilaksanakan dengan penyampaian yang mudah dipahami serta mampu menstimulasi pendengar melakukan hal-hal yang baik dan benar dari isi ceramah yang disampaikan. Karena itulah, ketika Nabi Musa ditugaskan oleh Allah untuk mengajak Fir'aun ke jalan yang benar, Nabi Musa berdoa "Ya Allah lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku , agar mereka mengerti perkataanku. Q.S Tah a (20): 2528.
Ayat tersebut menginformasikan bahwa salah satu kriteria metode ceramah adalah hendaknya disampaikan dengan bahasa yarrg fasih, jelas dan tidak berbelit-belit, sehingga peserta didik atau audiens dapat menerima, memahami serta mengamalkan apa yane disampaikan, sebagaimana apa yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah saw.
Metode ceramah merupakan metode yang paling awal diperaktekkan Rasulullah saw. dalam menyampaikan wahyu kepada umatnya. Bahkan Rasulullah saw. menerima wahyu melalui dengan kisah (cerita). Allah swt. menurunkan al-Qur'an kepada Muhammad dengan berbahasa Arab, agar Muhammad mengerti maksudnya. Malalui al-Qur'an Allah mengisahkan atau menceritakan kepada Muhammad dengan sebaik-baik cerita, walaupun sebelumnya Muhammad tidak mengetahuinya, e.S. yusuf (Iz):2-2. e. Metode dialog/ diskusi. Dialog yang dimaksudkan di sini adalah percakapan silih berganti antara pendidik dengan Peserta didik atau melalui tanya jawab mengenai suatu topik yang mengarah kepada suatu tujuan.36 Sedangkan diskusi adalah "pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah" .37 Dialog dan diskusi pada hakikatnya sama terjadinya tanya jawab antara kedua belah pihak, untuk menemukan kesamaan Persepsi dari suatu masalah yang dibahas. Di dalam alQur'an ditemukan beberapa contoh dialog/diskusi yang pembahasannya sangat bervariasi. Salah satu contohny a adalah dialog antara Ibrahim dengan Tuhary ketika Ibrahim ingin memperkokoh keyakinannya tentang kehidupan 82
AL-FIKR
Yolume 16 Nomor
I
Tahun 2012
P ersp
ektif al- Qur' an
t ent
ang M et o de P endidikan
Muhammad Amir
HM
kembali, lalu berkata kepada Tuhary bagaimana engkau menghidupkan orang mati, Allah berfirman belum percayakah engkau. Aku percaya tetapi agar hatiku tenang. Kemudian Allah memerintahkan Nabi Ibrahim mengambil empat ekor burung, lalu mencincangnya, kemudian meletakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu, Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana, Q.S. al-Baqarah (2): 260.
Ayat tersebut menggambarkan bahwa betapa pentingnya metode dialog/diskusi dalam peroses pendidikan, karena dengan dialog itu Nabi Ibrahim memperoleh pemahaman bahkan keyakinan tentang Kemahabesaran Allah swt. akan membangkitkan kembali orang-orang yang telah meninggal. Dengan demikiary alangkah bijaksananya seorang pendidik sekiranya selalu membuka dialog/diskusi dengan anak didiknya, sehingga pemahaman mereka semakin bertambah luas dan mendalam terutama meteri yang diajarkan kepadanya. Seperti halnya apa yang diperoleh Nabi Ibrahim setelah berdialog dengan Tuhan, tentang kebangkitan manusia setelah meninggal. f. Metode Pemberi Ganjaranf Balasan Ganjaran berasal dari kata ganjar yang berarti memberikan hadiah atau upah (rbg. pembalasan jasa, perbuatan baik, dsb.); memberi hukuman.3s Dalam bahasa Arab " ganjarant" diistilahkan dengan sawab yang berarti " pahala, upah dan balasan.3e Term Sautab dalam berbagai derivasinya terulang sebanya 16 kali.ao Dalam al-Qur'an term sawab selalu diartikan dengan balasan yang baik. Allah swt. akan memberikan balasan atau pahala bagi orang yang bersyukur, baik pahala di dunia, maupun pahala di akhirat, tergantung keinginan mereka. Q.S. Ali'Imran (3): 1'45Seiring dengan pengertian term sawab tersebut, maka yang dimaksud dengan sawab dalam kaitannya dengan pendidikan menurut al-Qur'an adalah pemberian ganjaran yang baik terhadap perilaku baik dari peserta didik.
Walaupun ganjaran yang diberikan kepada peserta didik lahiriyahtyu menyakitkan atau memberatkan, tetapi kalau niat seorang pendidik untuk kemaslahatan anak didiknya itu pun dapat dianggap baik dan dibenarkan. Apalagi kalau ganjaran itu berupa tindakan preventif dan represif yang menyenangkan dan bisa menjadi pendorong atau motivator belajar, termasuk memberi hadiah terhadap perilaku baik dari peserta didik. Dengan demikian, pemberian ganjaran kepada peserta didik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah proses pendidikan, sehingga peserta didik termotivasi untuk melakukan suatu yang terbaik dan bermanfaat AL-FIKR
Volume 16
Nomorl Tahun 2012
83
Muhammad Amir
HM
P erspektif
al-Qur' an tentan g Metode P endidikan
baginya dan pada akhirnya berdampak terhadap pengembangan potensi dirinya sendiri. IV. Penutup Dari uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa al-Qur'an merupakan petunjuk dan pedoman bagi umat manusia untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Salah satu petunjuk di dalamnya adalah metode pendidikan yang meliputi metode pendekatan terdiri dari; pendekatan pendidikary psikologi, filosofis, sosio kultural, emosional, induksi dan deduksi. Sedangkan metode pengajaran terdiri dari metode penjelasary keteladanary pembiasaan ceramak; dialog/ diskusi dan pemberian ganjara f balasan.
Pada hakikatnya metode-metode tersebut, dimaksudkan sebagai upaya pembinaan peserta didik, baik secara pribadi maupun kelompok sehingga mamPu menjalankan fungsinya sebagai hamba yang harus mengabdi kepada-
Nyu, sekaligus sebagai khalifah yang harus menata, membangun dan memakmurkan dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan oleh Allah swt. Pembinaan dimaksud adalah pembinaan akal yang diorientasikan untuk menghasilkan ilmu dan pembinaan jiwa yang menghasilkan kesucian jiwa dan etika serta pembinaan jasmani yang menghasilkan keterampilan. Dari berbagai metode pendidikan yang dikemukakary hanya sebagian saja dari kandungan al-Qur'ar! mengingat bahwa kandungan al-Qur'an yang bernuansa pendidikan bagaikan samudera yang tidak bertepi. Tetapi dengan gambaran tersebut, diharapkan mampu memberi pemahaman bahwa metode pendidikan terutama pendidikan Islam harusnya berkaca pada petunjuk alQur'an sebagai dasar normatifryu. Endnotes
llihat W http:/ /id. wikipedia. orgf wikilPendidikan, akses tgl.Zjuli 2010 2Abdul Munir Mulkhan, Paradigam Intelektuat Muslim Pengantar Filsafat Pendidikan Islam danDakwah, (Cet.II; Yogayakarta: SIPRES, 1993), h. V
3Nazali Salih Ahmad, Al-Tarbiyah wa nl-Mujetami', (Kairo: al-Maktabah al-Anjlu al-
Misriyakr, 1978), h. 32-35. aEra Post Modern atau Era Pluralisme, suatu masa yang penuh dengan keberagaman dan kemajemukary mempunyai kedinamisan untuk berkemburg- r"s.tai dengan kemairpuan dan keinginan manusia. Lihat, Fauziah Pendidikan Islam Memasuki Millenium Xrttgo dslamberba Serbi Kebeislaman di Indonesia (Cet. I; Pontianak Raimo Grafika ,2001),h.211.
sMuhammad Fadhil al-Jamaliy, Tarbiyah al-ladid, (Tunisia: al-Ittihad al-'Am, 1967), h.
111.
84
AL-FIKR
Volume 16 Nomor
I
Tahun 2012
P ersp
ektif al- Qur' an tent ang Meto de P endidikan
Muhammad Amir HM
6Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Cet. I; Jakarta: Ciputat Pres, 2002),h.41,.
7M. Quraish Shihab, Membumikan AI-Qur'an Fungsi dan Peran WaLryu dalam Kehidupan Masyarakaf, (Cet. VII; Bandung: Mizan, 1994), h. 175. alihat Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, (Balai Pustaka Jakarta; 2002), h. 246-247 . elihat Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitiqn Pendidikan, (Cet.II; Bandung: PT. Remaja Rosdakary a, 2006), h. 24 10Term yabunayya terulang sebanyak 6 kali dalam al-Qur'an 1 kali dalam QS. Hud/11: 42,'1, kali QS. Yusuf/I2: 5, 3 kali dalam QS. Luqman/3'[,:13,16 dan 17, sefta dalam QS. AlSaffat/37:102. Lihat Muhammad Fuad 'Abdu al-Baqi, Al-Mu' jam al-Mufahras Ii AIfo, al-Qur'an al-Kqrim (t.t; Angkasa, t.th), h. 138. ttMuhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Cet. IX; Bandung: PT. Remaja Rosdakary a, 2004), h. 7 -8. tzl,ihat lbid., h. 8.
tgl.ihat Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Cet. II; fakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 199n, h. 29-30. 14Abi al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakariya, Mu'jam Maqayis al-Lugah, iilid V (Bairut: Dar al-jil , 1999), h. 199. 15Abd. Muin Salim, Beberapa Aspek Metodologi Tafsir AI-Qur'an (Ujung Pandang: Lembaga Studi Kebudayaan Islam, 1990),Ia.32. 16M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur'an (Cet. IV; Ciputat: Lentera Hati, 2005), h.1,4. lTDepartemen Pendidikan Nasional, Kamus...., h. 289 lsRamayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Cet. III; Jakarta: Kalam Mulia, 2001), h.183. leMuhammad Usman Najati, AI-Qur'an 'IImu An-Nafs diterjemahkan oleh Addys Aldizar dan Tohirin Suparta dengan judul llmu liwa dalam AI-Qur'an, (Cet. I; Jakarta: Pustaka Azzam, 2006), h. 65-102. 2oArmai Arief, Pengantar...., h. 107 .
2lDepartemen Pendidikan Nasional, Kamus...., h. 43'1.. 22M. Quraish Shihab, Tafsir...., vol. 15,h.233. 23Departemen Pendidikan Nasio nal, Kamus...., I.:.. 244. 2aMuhammad Fuad'Abdu al-Baqi, Al-Mu' j affi ...., h.'1,41,-1,45
blamal al-Din Muhammad ibn Makarram ibn Manzur al-Ansari, Lisan al-Arab, jttzXYI (t.tp: Dar al-Misriyah li al-Ta'lif wa al-Tarjematr, t.th.), h.21.4-215. 26Abi al-Husain Ahmad bin Faris binZakariya, Mu'jam....., juzI,h.327. 27\bi al-Qasim Muhammad bin 'I-Jmar, Al-Kasysyaf 'an Haqaiq Gawamid al-Tanzil wa
'Uyun al-Aqarail,
juzIY (Cet. I;
Dar al-Kutub al-ilmiatr, 1995),h.292.
28Muhmmad Husain al-Tabatabai, Al-Mizan f fafsir al-Qur'an, juz XXIX (Cet. II; Bairut: Muassasah al-Ilmi li al-Matbaah,1972), h. 89. 2eDepartemen Pendidikan Nasional, Kamus...., h. 1161 30Abi al-Husain Ahmad bin Faris binZakariya,Mu'jaftt....., juzI, h. 105 3ll.ihat al-Ragib al-Asfaharu, Mu'jam Mufradat alfaz al-Qur'an, (Damsyik Dar al-Qalam, t.th.), h. 105. 32Muhammad Fuad'Abdu al-Baqi, Al-Mu' j am....., h. 34. 33Departemen Pendidikan Nasional, Kamus...., h. 1'46. 34 lbid., h.209. 3sRamayuhs, Metodologi Pengajaran Agama Islam, ( Cet. I; jakarta: Kalam Mulia, 1990),h. 1,02
36Departemen Agama RI. Ensiklopedia h. 554. 3TDepartemen Pendidikan Nasional, Karruzs...., h. 269.
AL-FIKR
Volume 16
Nomorl Tahun 2012
8s
Muhammad Amir HM
P ersp
ektif al-Qur' an tentang Meto de
P endidikan
sslihat lbid., h.333.
3eAtabik
'Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdar,
Kamus Kontemporer Arab Indonesis
(Yogyakarta: Pondok Pesanteren Krapyak, 1999), h. 638 aoMuhammad Fuad 'Abdu al-Baqi, Al-Mu' jaffi....., h.162.
Daftar Pustaka Ahmad, Nazali Salih Al-Tarbiyah uaa al-Mujetami'. Kairo: al-Maktabah al-Anjalu al-Misriyah, 1978 al-Asfahani, al-Ragib, Mu'jam Mufradat alfaz al-Qur'an. Damsyik: Dar alQalam, t.th.
'Ali, Atabik dan Ahmad Zuhdr Muhdar,
Kamus Konternporer Arab Indonesia. Yogyakarta: Pondok Pesanteren Krapy ak, 1999 Arief, Armai Pengantar IImu dan Metodologi Pendidikan Islam. Cet. I; Jakarta: Ciputat Pres, 2002. al-Ansari, ]amal al-Din Muhammad ibn Makarram ibn Manzur, Lisan al-Arab. juzXYI t.tp: Dar al-Misriyah li al-Ta'lif wa al-Tarjemah, t.th. Ahmad bin Faris bin Zakarrya, Abi al-Husatn, Mu'jam Maqayis al-Lugah,jilid V. Bairut: Dar al-jil,1999. al-Baqi, Muhammad Fuad'Abdu, Al-Mu'jo* al-Mufahras Ii Alfaz al-Qur'an aI4 Karim. t.t; Angkasa, t.th, Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesin, Edisi III, Balai Pustaka Jakarta; 2002 Fauziah. Pendidikan Islam Memasuki Millenium Ketiga dalam Serba Serbi Kebeislatnnn di lndonesia. Cet. I: Pontianak: Rairno Grafika ,2001. al-Jamaliy, Muhammad Fadhil, Tarbiyah al-ladid. Tunisia: al-Ittihad al-'Am, 1967.
Muhammad bin'tlmar, Abi al-Qasim, Al-Kasysyaf 'an Haqaiq Gawamid al-Tanzil wa'Uyun al-Aqawil, juz IV. Cet. I; Dar al-Kutub al-Ilmiah,1995 Mulkharu Abd. Munir Paradigam Intelektual Muslim Pengantar Filsafat Pendidikan Islam dan Dakwah. Cet. II; Yogayakarta: SIPRES, \993 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam. Cet. III; ]akarta: Kalam Mulia, 200'1..
Shihab, M. Quraish, Membumikan AI-Qur'an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidup an Masy arakat. Cet. VII; Bandun g: Mizan, 1994. Tafsir Al-Misbah Kesan dan Keserasian Al-Qur'an. Cet.IV; Ciputat: Lentera Hati, 2005. Sukmadinata, Nana Syaodih Metode Penelitian Pendidikan. Cet. II; Bandung: PT. Remaja Rosdak ary a, 2006. Syulu Muhibbin Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Cet. IX; Bandung: PT. Remaja Rosd akary a, 2004. Sudarto , Metodologi Penelitian Filsafat. Cet. II; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada , T997. Salim, Abd. Muiry Beberapa Aspek Metodologi Tafsir AI-Qur'an. Ujung Pandang: Lembaga Studi Kebudayaan Islam, 1990. AL-FIKR
Volume 16 Nomor
I
Tahun 2012