PEMBUATAN ANIMASI 3 DIMENSI SEBAGAI EFEK KHUSUS PADA SEBUAH FILM MENGGUNAKAN AUTODESK 3D STUDIO MAX 2009 DENGAN METODE MOTION TRACKING
Naskah Publikasi
diajukan oleh Wahyu Destri Yanto 06.11.1101
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011
NASKAH PUBLIKASI PEMBUATAN ANIMASI 3 DIMENSI SEBAGAI EFEK KHUSUS PADA SEBUAH FILM MENGGUNAKAN AUTODESK 3D STUDIO MAX 2009 DENGAN METODE MOTION TRACKING disusun oleh Wahyu Destri Yanto 06.11.1101
Dosen Pembimbing
Amir Fatah Sofyan, ST, M.Kom NIK. 190302047 Tanggal, 30 Juli 2011 Ketua Jurusan Teknik Informatika
Ir. Abas Ali Pangera, M. Kom. NIK. 190302010
1
MAKING OF 3 DIMENSIONAL ANIMATION AS SPECIAL EFFECT IN THE MOVIE USING AUTODESK 3D STUDIO MAX 2009 WITH MOTION TRACKING METHOD PEMBUATAN ANIMASI 3 DIMENSI SEBAGAI EFEK KHUSUS PADA SEBUAH FILM MENGGUNAKAN AUTODESK 3D STUDIO MAX 2009 DENGAN METODE MOTION TRACKING Wahyu Destri Yanto Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT Lately movie industry is growing rapidly as technology advances. The ability of computer technology in the manufacture of special effects now used in almost all movies. Not just movies, even television movies are now using computer technology to create 3D animation for special effects in some scenes, of course, the purpose of 3D animation to give a realistic effect or scenes that are not possible. But unfortunately in Indonesia, the television movie that uses 3D animation as special effects just a few, and still use the manual method which is only stick the 3D animation to the movies, so the 3D animation that intended as a special effect that does not blend with the movie so it does not look realistic. The purpose of this thesis is that the preparation of 3D animation that intended as blend with a movie, so it looks realistic. This a special effect method uses video recordings that are tracked to generate a virtual camera movements and angles of view in accordance with the physical camera which recorded the video footage. From this virtual camera obtained the results of 3D animation that if incompose with the video footage will be seen sticking with the video recording. In the preparation of this thesis also made a movie called Keygen with 3D animation of a car that transformed into a robot as an special effect by using software Autodesk 3D Studio Max 2009 as a software in the process of 3D modeling and 3D animation, software 2d3 boujou three as software in implementation of motion tracking methods, and software Adobe After Effects 7.0 as compositing software. The results of the implementation of motion tracking method proven that can make 3D animation blend to the movie/video, with the result that 3D animation as if being in a place that is in the movie/video. Keywords: Autodesk 3D Studio Max 2009, 2d3 boujou three, motion tracking, animation, movie.
2
1.
Pendahuluan Dunia perfilman dewasa ini berkembang pesat seiring kemajuan teknologi.
Kemampuan teknologi komputer dalam pembuatan efek khusus kini sudah hampir di semua film digunakan. Tidak hanya film layar lebar, bahkan film televisi pun kini menggunakan teknologi komputer untuk membuat animasi 3D sebagai efek khusus dalam beberapa adegannya, tentunya tujuan digunakannya animasi 3D tersebut untuk memberikan efek yang realistis ataupun adegan yang tidak mungkin dilakukan. Tetapi sayangnya di Indonesia, film televisi yang menggunakan animasi 3D sebagai efek khusus hanya segelintir saja, dan masih menggunakan metode manual yaitu hanya menempelkan animasi 3D-nya begitu saja pada film, sehingga animasi 3D yang dimaksudkan sebagai efek khusus tersebut tidak menyatu dengan filmnya sehingga tidak terlihat realistis. Untuk itu dibuatlah sebuah film yang berjudul Keygen dengan sebuah animasi 3D sebagai efek khususnya yang kemudian animasi 3D tersebut dilakukan implementasi metode motion tracking terhadap video rekaman dari hasil shooting film Keygen supaya animasi 3D dapat menempel dengan video rekaman ketika dilakukan proses compositing, maka animasi 3D tersebut seolah-olah ada di dalam adegan film/video tersebut sehingga terlihat realistis. 2.
Landasan Teori
2.1
Pengertian Animasi Animasi berarti penggunaan karakter kartun, boneka, atau demonstrasi karakter 1
yang bukan animasi ke dalam kehidupan pada multimedia komersial. Secara umum ada 2 kategori animasi, yaitu animasi 2 dimensi (2D) dan animasi 3 dimensi (3D). Animasi 2D pada umumnya melibatkan fotografi dari karya seni bidang datar seperti gambar atau lukisan untuk menghasilkan apa yang disebut dengan kartun. Sedangkan animasi 3D melibatkan manipulasi/perubahan posisi dimensi dari objek. Seperti boneka dan setting lingkungannya dari frame ke frame. 2.2
2
Pengertian Special Effects Efek khusus atau special effects yang sering disingkat dengan SFX, SPFX, atau
FX merupakan teknik-teknik yang dilakukan oleh seniman special effects untuk membuat sesuatu di dalam sebuah film yang mungkin tidak biasa terjadi di dalam kehidupan nyata. Ketika yang nyata terlalu mahal, terlalu berbahaya, ataupun terlalu mustahil untuk
1
Suyanto, M. 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit ANDI, hal 210. Rickitt, Richard. 2007. Special Effects: The History and Technique. Billboard Books, hal 136.
2
3
dilakukan dalam perekaman gambar, maka seniman special effects yang akan melakukannya.
3
Dalam dunia perfilman, special effects digolongkan menjadi 2 kategori, yaitu optical effects dan mechanical effects. Dan ada beberapa teknik special effects yang digunakan dalam pembuatan sebuah film, antara lain adalah Computer-Generated Imagery (CGI), compositing, rotoscoping. 2.3
Konsep Dasar Motion Tracking Sesuai dengan namanya, motion tracking terdiri dari 2 kata, yaitu motion yang
berarti gerakan, dan tracking yang berarti mengikuti atau menelusuri. Jadi motion tracking dapat diartikan dengan proses penelusuran wilayah dengan mengikuti objek yang bergerak dengan cara memilih sebuah titik yang pantas untuk digunakan sebagai titik 4
awal penelusuran. Dalam hal ini yang ditelusuri adalah sebuah film atau video hasil rekaman dari sebuah kamera. Dengan menggunakan metode motion tracking, maka seniman special effects dapat menggabungkan antara gerakan kamera yang ada di dalam film dengan gerakan kamera yang ada di dalam software 2D atau 3D, yang kemudian elemen CGI dapat sesuai dan terintegrasi dengan shot atau rekaman yang sesungguhnya.
5
Motion tracking yang mana men-track titik-titik yang ada di dalam rekaman liveaction, terbagi menjadi beberapa kategori utama, di antaranya adalah transform tracking (2D motion tracking), matchmoving (3D motion tracking), plate stabilization. 3.
Analisis (Proses Penelitian)
3.1
Analisis Kebutuhan Sistem Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang dibutuhkan
dalam pembuatan animasi 3D sebagai efek khusus pada sebuah film/video. Meliputi kebutuhan hardware, software, dan brainware. 3.2
Perancangan dan Pra Produksi Perancangan konsep dalam pembuatan sebuah film dengan menggunakan
animasi 3D sebagai special effects harus dirancang dengan matang, baik dari segi cerita, karakter, setting tempat, dan sinkronisasi atau penempatan special effects terhadap adegan harus dipikirkan dan ditetapkan sejak awal agar tidak terjadi penyimpangan cerita dan kesalahan penempatan efek khusus pada saat memulai memproduksi. Kurang matangnya sebuah konsep dalam pembuatan sebuah film dapat berpengaruh terhadap proses pembuatan dan hasil yang didapatkan. 3
Nusim, Roberta. 2007. Visual Effects: Seeing is Believing. AMPAS, hal 2. Jie-Bin Xu, Lai-Man Po, Chok-Kwan Cheung. 1997. Adaptive Motion Tracking Block Matching Algorithms for Video Coding. Hong Kong: IEEE Transactions on Circuits and Systems for Video Technology Vol. 9 No. 7, hal 1026. 5 Malditochroma website, 19 Januari 2011. Motion tracking. http://www.malditochroma.com/services.html. 4
4
Di dalam pra produksi terdapat beberapa proses, antara lain membuat cerita yang dilakukan sebelum membuat script dan storyboard. Banyak cerita yang bisa diangkat untuk difilmkan, seperti pengalaman pribadi, legenda dan mitos, kisah kepahlawanan, kehidupan sehari-hari, pendidikan, petualangan, bahkan sampai memasak bisa menjadi cerita yang menarik untuk dijadikan sebuah film. Kemudian proses pra produksi selanjutnya adalah memilih pemain dan menentukan karakter. Pemilihan dari seorang pemain (aktor/aktris) harus sesuai dengan karakter yang akan diperankan. Pemilihan tersebut dapat dilakukan melalui seleksi (casting). Karena kualitas akting seorang pemain dapat mempengaruhi film yang akan dibintanginya. Lalu proses pra produksi selanjutnya adalah merancang property dan special effects. Di dalam film Keygen diceritakan bahwa tokoh utama menemukan sebuah alat yang disebut keygen yang dapat mengubah benda dalam hal ini mobil Peugeot 207 menjadi sebuah robot, sehingga property yang dirancang antara lain alat keygen, keygen 3D, model dan animasi 3D mobil dan robot Peugeot 207. Kemudian proses pra produksi yang terakhir adalah merancang storyboard. Storyboard merupakan serangkaian gambaran atau sketsa yang menggambarkan suatu alur cerita dari kumpulan elemen-elemen seperti karakter dan background. 4.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1
Produksi Dalam proses produksi film Keygen dengan animasi 3D sebagai efek khusus,
terdapat langkah-langkah yang dilakukan dalam setiap penggunaan hardware maupun software. Langkah-langkah tersebut antara lain adalah merekam gambar (shooting) dengan memilih lokasi di Pengok Blok-F Yogyakarta. Lalu implementasi motion tracking dengan menggunakan software 2d3 boujou three. Cara kerja metode motion tracking adalah memilih titik-titik/motion marker tertentu dari video rekaman yang memungkinkan komputer untuk menelusuri titik-titik/motion marker tersebut yang kemudian dikalkulasi untuk mendapatkan sudut pandang dan gerakan dari kamera fisik sehingga tercipta kamera virtual. Kemudian langkah selanjutnya adalah membuat special effects berupa animasi 3D mobil dan robot Peugeot 207 melalui proses modeling, rigging, texturing, animation, dan rendering yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk 3d Studio Max 2009. 4.2
Pasca Produksi Di dalam pasca produksi film Keygen ini ada beberapa proses yang dilakukan,
antara lain adalah proses compositing, yaitu proses penggabungan semua elemen yang akan di tampilkan di dalam film dalam hal ini adalah video rekaman, gambar sequence hasil render dari animasi 3D, dan. Proses compositing dilakukan dengan menggunakan
5
software Adobe After Effects 7.0. Kemudian proses pasca produksi selanjutnya adalah proses rotoscoping yang berfungsi untuk menutupi/me-masking sebagian gambar/video dengan tujuan supaya gambar/video tersebut tidak tampak dan seolah-olah berada di belakang objek yang digunakan sebagai acuan. Lalu proses pasca produksi selanjutnya adalah color correction yang berarti mengkoreksi warna atau menyesuaikan warna animasi 3D dengan video rekaman supaya animasi 3D tersebut menyatu dengan video rekaman sehingga terlihat realistis. Setelah color correction, proses selanjutnya adalah memberikan efek suara dan musik latar supaya memberikan efek dramatis di dalam film yang dibuat. Lalu langkah terakhir adalah composition rendering. 5.
Kesimpulan Dari hasil pembuatan film Keygen dengan animasi 3D sebagai efek khusus
dengan menggunakan metode motion tracking, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: •
Ada 3 proses utama dalam pembuatan film Keygen, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi.
•
Langkah-langkah
dari
implementasi
metode
motion
tracking
dalam
pembuatan film Keygen adalah merekam gambar, motion tracking video rekaman, membuat objek dan animasi 3D, lalu compositing. •
Cara kerja metode motion tracking adalah memilih titik-titik/motion marker tertentu dari video rekaman yang memungkinkan komputer untuk menelusuri titik-titik/motion
marker
tersebut
yang
kemudian
dikalkulasi
untuk
mendapatkan sudut pandang dan gerakan dari kamera fisik sehingga tercipta kamera virtual. •
Animasi 3D yang digabungkan atau di-compose bersama video rekaman dengan menggunakan metode motion tracking akan menempel/menyatu pada video rekaman tersebut sehingga terlihat nyata.
Daftar Pustaka Jie-Bin Xu, Lai-Man Po, Chok-Kwan Cheung. 1997. Adaptive Motion Tracking Block Matching Algorithms for Video Coding. Hong Kong: IEEE Transactions on Circuits and Systems for Video Technology Vol. 9 No. 7. Lanier, Lee. 2010. Professional Digital Compositing - Essential Tools and Techniques. Indianapolis: Wiley Publishing, Inc. Malditochroma
website,
19
Januari
2011.
Motion
tracking.
http://www.malditochroma.com/services.html. Netzley, Patricia D. 2000. Encyclopedia of Movie Special Effects. Arizona: The Oryx Press.
6
Nusim, Roberta. 2007. Visual Effects: Seeing is Believing. AMPAS. Rickitt, Richard. 2007. Special Effects: The History and Technique. Billboard Books. Suyanto, M. 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Wright, Steve. 2006. Digital Compositing for Film and Video. Focal Press.