HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA YANG MENGUNGGAH FOTO SELFIE DI INSTAGRAM (DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN USIA)
NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh: Bunga Nurika F.100120051
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
iii
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA YANG MENGUNGGAH FOTO SELFIE DI INSTAGRAM (DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN USIA) Bunga Nurika Setia Asyanti S.Psi, M.Si
[email protected] FakultasPsikologiUniversitasMuhammadiyah Surakarta Abstrak Kepercayaan diri adalah suatu keyakinan pada diri seseorang akan kemampuan dirinya, tidak selalu tergantung kepada orang lain, mampu berpikir positif sehingga individu dapat mempertanggung jawabkan apa yang dilakukannya serta dapat melihat kenyataan secara obyektif. Kepercayaan diri dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya konsep diri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kepercayaan diri pada remaja yang mengunggah foto selfie di instagram dan untuk mengetahui perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari jenis kelamin dan usia. Hipotesis pada penelitian ini adalah (a) ada hubungan positif antara konsep diri dengan kepercayaan diri; (b) ada perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari jenis kelamin; (c) ada perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari usia.Penelitian ini dilakukan di SMPN 04 Tambun Selatan dan SMAN 3 Bekasi. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 04 Tambun Selatan yang berusia 14-15 tahun yang berjumlah 70 siswa dan siswa SMAN 3 Bekasi yang berusia 16-18 tahun berjumlah 72 siswa. Total subyek dalam penelitian ini berjumlah 142 siswa dan diambil menggunakan teknik cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala kepercayaan diri dan konsep diri. Teknik analisis data menggunakan analisis korelasi product momentdan independent sample T-test. Hasil penelitian diperoleh (a) Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan kepercayaan diri, artinya semakin positif konsep diri yang dimiliki semakin tinggi kepercayaan dirinya; (b) ada perbedaan yang sangat signifikan terhadap kepercayaan diri ditinjau dari jenis kelamin, artinya jenis kelamin laki-laki lebih tinggi tingkat kepercayaan dirinya daripada perempuan; (c)ada perbedaan yang sangat signifikan terhadap kepercayaan diri ditinjau dari usia, artinya usia 16-18 tahun lebih tinggi tingkat kepercayaan dirinya daripada usia 14-15 tahun; (d) Konsep diri berkontribusi terhadap kepercayaan diri sebesar r2 = (0,480)2 = 0,230, SE = 23%. Kedua variabel yakni konsep diri dan kepercayaan diri tergolong sedang. Hasil penelitian ini mengimplikasikan pentingnya konsep diri terhadap kepercayaan diri pada remaja yang mengunggah foto selfie di instagram. Hasil tersebut akan dibahas dalam naskah publikasi ini. Kata kunci : Konsep Diri, Kepercayaan Diri, Remaja Abstract Self confidence is someone’s reliance about the ability of themselves, not depended to others, capable of having positive thought so that the individuals can be responsible for what they did and see the reality through of objective way. Self confidence is influenced by several factors, including self concept. The purpose of this research is to get to know the relationship between self concept with self confidence in adolescents whom uploaded their photo selfie in instagram and to get to know the differences of self confidence reviewed from gender and age. Hypothesis on this research is that (a) there is a positive relationship between self-concept with self confidence; (b)
1
there is a differences of self confidences reviewed by gender; (c) there is a differences of self confidences reviewed by age.Thisresearchwasconducted atSMPN 04 Tambun Selatan and SMAN 3 Bekasi. The subject of this research is the student of SMPN 04 Tambun Selatan with 70 students in age of 14-15 years old and students of SMAN 3 Bekasi with 72 students in age of 16-18 years old. Total subject in this study were 142 students and taken using cluster random sampling technique. Measuring instrument that was used is a scale self confidence and self concept. Data analysis techniques using correlation analysis product moment and independent sample T-test. The results of this research obtained (a) there is a very significant positive relationship between self concept with self confidence, it means more positive self concept which is have the higher in self confidence; (b) there is a differences of self confidences reviewed by gender, it means a man has a higher self confidences than female; (c) there is a differences of self confidences reviewed by age, it means 16-18 years old has a higher self confidences than 14-15 years old; (d) self concept contributed to self confidence of r2 = (0,480)2 = 0,230, SE = 23%. Both variables namely, self concept and self confidence are being classified by average. The result of this research implies the importance of self concept of themselves against self confidence in adolescents whom uploaded their photo selfie in instagram. The results will be discussed in the textofthis publication. Keywords : Self Concept, Self Confidence, Adolescent
1.
PENDAHULUAN Belakangan ini muncul beberapa media sosial baru yang lebih spesifik penggunaannya. Seperti contohnya adalah instagram. Instagram sendiri pertama kali dirilis pada tanggal 6 Oktober tahun 2010 di Amerika yang dikutip dari (id.m.wikipedia.org tahun 2016). Kemudian instagram mulai masuk ke Indonesia pada awal tahun 2011.Instagram merupakan media sosial untuk berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk instagram sendiri. Menurut wikipedia instagram merupakan media sosial yang khusus untuk membagikan foto (id.m.wikipedia.org tahun 2016). Instagram saat ini sudah mulai diminati oleh hampir semua lapisan masyarakat, dari yang tua, muda, anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Secara khusus dilaporkan oleh Pew Research Center’s Internet dan American Life Project Tracking Surveys, untuk jumlah pengguna instagram sendiri, perempuan hanya unggul 6 persen saja dibanding laki-laki (Hadi, 2013). Dengan munculnya instagram maka berimbas pada makin banyaknya penghobi foto yang mendadak meledak. Menurut Soelarko (dalam Tanasa, 2015) semakin banyaknya penikmat dan penggila foto maka mengubah penggunaan foto itu sendiri, yang dahulu sebagai pelengkap sebuah tulisan atau artikel, saat ini foto menjadi bagian utama dan tulisan hanya sebagai caption atau penjelasan dari foto tersebut. Perubahan paradigma tersebut berakibat belakangan ini muncul suatu fenomena baru yaitu self image atau biasa disebut dengan selfie. Banyak orang melakukan selfie, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Pelaku
2
selfie juga tidak terbatas hanya pada orang biasa, artis, pejabat, menteri, pemuka agama bahkan presiden pun juga melakukan foto selfie. Menurut Monks (dalam Suwito, 2013) masa remaja sering disebut adolesensi yang berasal dari bahasa latin adolescene dan adultus yang berarti menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa. Melakukan foto selfie hingga mengunggahnya ke instagram biasanya banyak dilakukan remaja-remaja putri, baik remaja awal maupun remaja akhir. Seperti sebuah studi yang dilakukan CNN yang dilaporkan dari (health.liputan6.com tahun 2015) dengan tajuk #Being13: Inside the Secret World Teens melakukan survei tentang penggunaan instagram pada remaja. Riset ini melibatkan 200 siswa kelas delapan di enam negara bagian Amerika Serikat. Dan hasilnya sungguh mengagetkan. Remaja perempuan melakukan selfie sekitar 100-200 kali per hari, sedangkan remaja laki-laki sekitar 10-25 kali per hari.Arnold Putra remaja laki-laki asal Indonesia melakukan foto selfie sebanyak 28 kali perhari dan langsung mengunggahnya ke instagram (Tribun News, 2016). Artis remaja Indonesia Olivia Jensen melakukan foto selfie sebanyak 45 kali perhari dan mengunggahnya ke instagram (Inilah News, 2015). Remaja yang mengunggah foto selfie ke instagram mengharapkan respon diberikan “love” dan komentar dari pengguna instagram lainnya (Rahmawati, 2015). Sekelompok peneliti di Georgia Tech dan Yahoo melakukan wawancara terhadap 15 orang remaja pengguna instagram. Didapati dari penelitian yang dipublikasikan di AAAI Conference on Web and Social Media, para remaja akan lebih merasa percaya diri ketika foto selfie yang diunggahnya ke instagram mendapatkan banyak love dan komentar dari para pengikutnya (dalam Felicia, 2015).Sebuah penelitian yang dilakukan Ridgeway dan Clayton (2016) mencoba mencari tahu pengaruh “love” foto selfie terhadap rasa percaya diri remaja. Penelitian dilakukan terhadap 420 remaja pengguna instagram dengan cara mengisi kuesioner online. Hasilnya adalah para remaja akan lebih percaya diri ketika foto selfie-nya disukai banyak pengguna instagram lainnya, dan sebaliknya remaja akan merasa kurang percaya diri saat “love” dalam foto selfie para remaja rendah. Kepercayaan diri sendiri merupakan modal utama seseorang, khususnya remaja untuk mencapai kesuksesan. Lauster (dalam Sahrunanca & Astorini, 2013) menjelaskan kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas melakukan hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain. Untuk mengukur tingkat kepercayaan diri beberapa ahli mengemukakan aspek-aspek sebagai berikut: 1) keyakinan dan kemampuan diri, 2) optimis, 3) obyektif, 4) bertanggung jawab, 5) rasional dan realistis (Lauster, 2012). Menurut Daradjat (1990) aspek-aspek kepercayaan diri yaitu, 1) rasa aman,
3
2) ambisi normal, 3) mandiri, 4) toleransi.Menurut Hurlock (2003) faktor yang mempengaruhhi kepercayaan diri yaitu 1) pola asuh, 2) kematangan usia, 3) jenis kelamin, 4) penampilan fisik. Sedangkan menurut Ghufron dan Risnawita (2011) faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri yaitu 1) harga diri, 2) pengalaman, 3) pendidikan, 4) konsep diri. Menurut Lauster (2012) ciri-ciri remaja yang percaya diri yaitu 1) percaya pada kemampuan sendiri, 2) bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, 3) memiliki rasa positif terhadap diri sendir, 4) berani mengungkapkan pendapat. Menurut Baron & Byrne (2003) konsep diri adalah identitas diri seseorang sebagai sebuah skema dasar yang terdiri dari kumpulan keyakinan dan sikap terhadap diri sendiri yang terorganisasi. Konsep diri merupakan suatu faktor yang dipelajari oleh seseorang, yang terbentuk dari pengalaman seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. Sumber informasi mengenai konsep diri seseorang dapat diperoleh melalui interaksinya dengan orang lain, yaitu orang tua, teman sebaya, dan masyarakat. Berzonsky (2001) mengemukakan bahwa konsep diri adalah gambaran mengenai diri seseorang, baik persepsi terhadap diri nyatanya maupun penilaian berdasarkan harapannya yang merupakan gabungan dari aspek-aspek fisik, psikis, sosial dan moral. Menurut Pambudi & Wijayanti (2012) konsep diri adalah semua bentuk kepercayaan, perasaan dan penilaian yang diyakini individu tentang dirinya sendiri dan mempengaruhi proses interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. Faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut Berzonsky (2001) yaitu 1) usia, 2) tingkat pendidikan, 3) lingkungan. Sedangkan menurut Rini (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu 1) pola asuh orang tua, 2) kegagalan, 3) depresi, 4) kritik internal. Untuk mengukur konsep diri aspek-aspek yang digunakan menurut Berzonsky (2001) adalah 1) aspek fisik, 2) aspek psikis, 3) aspek sosial, 4) aspek moral.Menurut Hamachek (dalam Rahmat, 2007) ciri-ciri orang yang mempunyai konsep diri positif yaitu 1) meyakini betul nilai dan prinsip-prinsip tertentu dan mempertahankannya, 2) mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik, 3) tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang akan terjadi, 4) memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan, 5) merasa sama dengan orang lain, 6) sanggup menerima dirinya, 7) dapat menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati, 8) cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasikannya, 9) sanggup mengaku pada orang lain bahwa dia mampu merasakan berbagai dorongan dan keinginan, 10) mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai keinginan, 11) peka pada kebutuhan orang lain. Konsep diri dalam kaitannya dengan pengunggahan foto selfie di instagram, maka apabila remaja mendapat banyak respon “love” dan komentar cantik atau tampan dari pengguna instagram lainnya, maka itu akan dapat membentuk konsep
4
diri yang positif, karena remaja tersebut menjadi yakin bahwa dirinya tampan atau cantik, terlebih lagi bila mendapat komentar yang berupa pujian, maka konsep diri remaja menjadi semakin positif. Demikian sebaliknya apabila hanya sedikit atau tidak sama sekali mendapat respon “love” maka remaja tersebut menjadi merasa jelek dan konsep dirinya negatif. Konsep diri yang positif penting bagi remaja karena hal itu akan berpengaruh pada kepercayaan diri yang tinggi pada remaja. Dari konsep diri yang dimiliki oleh seorang remaja, remaja tersebut menunjukan dengan cara mengaktualisasikan diri. Hal tersebut juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Prasad (2015) pada 140 remaja di Chhatisgarh, India, bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dengan kepercayaan diri. Selain dipengaruhi oleh konsep diri, kepercayaan diri juga dipengaruhi oleh faktor demografi yakni usia dan jenis kelamin, seperti dikatakan oleh Hurlock (2003) bahwa terdapat perbedaan tingkat kepercayaan diri menurut jenis kelamin, dan juga dari kematangan usia. Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep diri mempengaruhi kepercayaan diri pada remaja. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Bekasi dan SMPN 04 Tambun Selatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) mengetahui tingkat kepercayaan diri pada remaja yang mengunggah foto selfie di instagram, 2) mengetahui konsep diri remaja yang mengunggah foto selfie di instagram, 3) mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kepercayaan diri pada remaja yang mengunggah foto selfie di instagram, 4) untuk mengetahui perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari jenis kelamin dan usia. Hipotesis yang diajukan oleh peneliti yaitu 1) ada hubungan positif antara konsep diri dengan kepercayaan diri pada remaja, semakin positif konsep diri yang dimiliki maka semakin tinggi kepercayaan diri pada remaja sebaliknya semakin negatif konsep diri yang dimiliki maka akan semakin rendah kepercayaan diri pada remaja; 2) ada perbedaan kepercayaan diri remaja ditinjau dari jenis kelamin, artinya laki-laki memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi, daripada perempuan; 3) ada perbedaan kepercayaan diri remaja ditinjau dari usia, artinya remaja dengan usia lebih matang memiliki tingkat kepercayaan diri lebih tinggi daripada remaja dengan usia yang belum matang. 2. METODE Penelitian ini terdiri atas 3 variabel bebas yaitu konsep diri, jenis kelamin dan usia dan variabel tergantung yaitu kepercayaan diri. Populasi penelitian ini adalah siswa SMPN 04 Tambun Selatan dan SMAN 3 Bekasi. Peneliti mengambil sampel sebanyak 72 siswa di SMPN 04 Tambun Selatan sebagai remaja awal dan 70 siswa di SMAN 3 Bekasi sebagai remaja akhir. Total keseluruhan sampel dari 2 sekolah yaitu 142 siswa dengan menggunakan teknik cluster random sampling
5
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan skala. Selain skala, peneliti juga melakukan metode wawancara sebagai data tambahan. Skala yang digunakan yaitu skala kepercayaan dirihasil modifikasi dari Octabriani (2014) yang disusun berdasarkan aspek kepercayaan dirimenurut Lauster (2012). Adapun aspek-aspek kepercayaan diriyaitu keyakinan dan kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis. Sedangkan skala konsep diri merupakan hasil modifikasi dari Pontania (2016) yang disusun berdasarkan aspek konsep diri menurut Berzonsky (2001). Adapun aspek-aspek konsep diri yaitu aspek fisik, aspek psikis, aspek sosial dan aspek moral. Skala yang digunakan tersebut telah memenuhi kriteria valid dan reliabel. Uji validitas skala dilakukan dengan expert judgement kemudian di analisis dengan formula Aiken’s. Apabila koefisien validitas sama atau lebih besar dari 0,6 (=0,6) maka aitem tersebut memenuhi kriteria valid dan layak digunakan, begitu pula sebaliknya. Skala kepercayaan diri memiliki validitas yang bergerak dari 0,75 sampai 0,83 dan skala konsep diri memiliki validitas yang bergerak dari 0,66 sampai 0,83. Reliabilitas skala dihitung dengan teknik Alpha Cronbach untuk mengetahui koefisien reliabilitas (α). Kedua skala tergolong reliabel dengan nilai αkepercayaan diri = 0,881 (26 aitem) dan nilai α konsep diri = 0,912 (28 aitem). Teknik analisis data yang digunakan yaituProduct Moment dari Pearson dan uji Ttest dengan bantuan SPSS (Statistical Program for Social Science) 15.0 for windows. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data prosentase subyek penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 1 Karakteristik subyek Karakteristik Jumlah (∑) Prosentase (%) subyek Usia 14-15 72 51% 16-18 70 49% Jenis kelamin Laki-laki 66 46% Perempuan 76 54% Frekuensi selfie 5-10 perhari 20 14% perhari 11-20 perhari 50 35% >20 perhari 72 51% Frekuensi unggah 1-5 foto 23 16% foto perhari 6-10 foto 50 35% >10 foto 69 49% Edit foto sebelum Ya 50 35%
6
diunggah Junlah love sedikit
Tidak 92 65% Biasa saja 80 56% Gelisah 62 44% Alasan mengakses Akademik 15 10% media sosial Hiburan 60 42% Pekerjaan 5 4% Komunikasi 62 44% Berdasarkan skala penelitian didapatkan identitas subyek yaitu setengah jumlah subyek berusia 16-18 tahun berjumlah 72 subyek (51%). Subyek penelitian lebih banyak subyek perempuan berjumlah 76 subyek (54%). Setengah dari total subyek melakukan selfie lebih dari 20 kali perhari sebanyak 72 subyek (51%). Subyek yang mengunggah foto selfie perhari lebih dari 10 foto sebanyak 69 subyek (49%). Mayoritas subyek tidak mengedit fotonya sebelum diunggah berjumlah 92 subyek (65%). Subyek yang merasa biasa saja jika jumlah “love” yang didapatkan sedikit sebanyak 80 subyek (56%). Sebagian besar subyek mengakses media sosial untuk berkomunikasi sebanyak 62 subyek (44%).
Tabel 2 Karakteristik subyek berdasar jenis kelamin dan usia Karakterist Jumlah (∑) Prosentase (%) ik subyek L P 16 14 L P 16 thn thn thn Frekuensi 5-10 perhari 10 1 11 8 16 15 15 % selfie perhari 1 % % 11-20 19 2 21 30 28 38 29 % perhari 9 % % >20 perhari 37 3 40 32 56 47 56 % 6 % % Frekuensi 1-5 foto 8 8 21 2 12 10 29 % unggah foto % % perhari 6-10 foto 27 2 23 22 40 38 32 % 9 % % >10 foto 30 4 28 46 48 52 39 % 0 % % Edit foto Ya 21 4 19 38 31 62 26% sebelum 7 % % diunggah Tidak 42 3 53 31 69 38 74 % 0 % % Jumlah love Biasa saja 38 4 57 24 58 57 79 % sedikit 3 % % Gelisah 28 3 15 46 42 43 21 % 3 % %
7
14 thn 11 % 43 % 46 % 3% 31 % 66 % 54 % 46 % 34 % 66 %
Alasan mengakses media sosial
Akademik
11
4
11
4
Hiburan
16
34
23
Pekerjaan
1
3 9 8
5
2
Komunikasi
38
2 5
22
41
17 % 24 % 1% 58 %
5%
15 %
6%
51 % 11 % 33 %
47 %
33 %
7%
3%
31 %
58 %
Berdasarkan hasil uji normalitas pada variabel kepercayaan dengan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai untuk kepercayaan diri sebesar 1,148 dengan p = 0,143 (p > 0,05), yang berarti data berdistribusi normal, sedangkan konsep diri uji Kolmogorov-Smirnov memperoleh nilai sebesar 1,248 dengan p = 0,089 (p > 0,05), yang berarti data juga berdistribusi normal. Berdasarkan uji linieritas diperoleh nilai F sebesar 1,354 dengan p = 0,127 (p > 0,05). Hasil tersebut menunjukkan variabel bebas (konsep diri) denganvariabel tergantung (kepercayaan diri) memiliki korelasi yang searah (linier). Berdasarkan uji homogenitas dengan uji levenes test of equality of variances memperoleh nilai nilai (p) = 0,609 yang artinya berada di atas p = > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian memiliki varian yang sama. Hasil korelasi konsep diri dengan kepercayaan diri diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,480 dengan p = 0,000 (p < 0,01), hal ini berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan kepercayaan diri. Hasil uji T-test kepercayaan diri dengan teknik independent sample t-test diperoleh nilai T sebesar -0,597 dengan p = 0,552 (p < 0,05) ditinjau dari jenis kelamin, Maka dapat disimpulkan Ho ditolak Ha diterima, yang artinya terdapat perbedaan kepercayaan diri remaja laki-laki dengan kepercayaan diri remaja perempuan. Dan diperoleh nilai T sebesar 1,514 dengan p = 0,132 (p < 0,05) ditinjau dari usia. Maka dapat disimpulkan Ho ditolak Ha diterima, yang artinya terdapat perbedaan kepercayaan diri remaja usia 16-18 tahun dengan kepercayaan diri remaja usia 1415 tahun. Hasil sumbangan efektif variabel konsep diri terhadap kepercayaan diri sebesar 23% ditunjukkan oleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,23. Kecenderungan kepercayaan diri subjek tergolong sedang dengan rerata empirik (RE) sebesar 66,34 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 72,5. Konsep diri subjek tergolong sedang dengan rerata empirik (RE) sebesar 81,81 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 80. 3.2 Pembahasan Dari hasil analisis data uji product moment dapat diketahui bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan kepercayaan diri padasiswaSMPN 04 Tambun Selatan, Bekasi dan SMAN 3 Bekasi, dengan
8
rxy sebesar 0,480 dengan p <0,01. Artinya bahwa semakin tinggi konsep diri maka semakin tinggi kepercayaan diri padasiswaSMPN 04 Tambun Selatan, Bekasi dan SMAN 3 Bekasi, dan sebaliknya semakin rendah konsep diri maka semakin rendah pula kepercayaan diri padasiswaSMPN 04 Tambun Selatan dan SMAN 3 Bekasi. Jadi hipotesis yang peneliti ajukan diterima.Hasil diatas didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Prasad (2015) yang menyatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dengan kepercayaan diri. Ghufron dan Risnawita (2011) menyatakan bahwa konsep diri mempengaruhi terbentuknya kepercayaan diri pada individu. Terbentuknya kepercayaan diri pada diri seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri dalam diri seseorang. Hellen (2006) menyatakan bahwa konsep diri yang positif cenderung mendorong seseorang untuk bersikap optimis dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Gunawan (2013) menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan kepercayaan diri. Seseorang yang memiliki konsep diri positif akan mampu menjadi individu yang optimis, bertanggung jawab dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Individu yang mempunyaikonsepdiri yang positifataucenderungtinggi secara kesehatan mental akan lebih baik dalam mempersepsi dirinyasendirisecara keseluruhan, yang padaakhirnya juga menimbulkankepercayaandiri yang tinggi, termasuk para siswaSMPN 04 Tambun Selatan dan SMAN 3 Bekasi.Konsep diri yang dimiliki oleh remaja tersebut ditunjukkan dengan cara mengaktualisasikan diri. Salah satunya adalah dengan mengunggah foto-foto selfie-nya di instagram. Rahmawati (2015) menyatakan remaja yang mengunggah foto selfie ke instagram mengharapkan respon diberikan “love” dan komentar dari pengguna instagram lainnya. Apabila remaja mendapat respon yang positif, maka itu akan membuat konsep dirinya positif yang bisa meningkatkan kepercayaan diri remaja. Berdasarkan uji hipotesis dengan teknik independent sample t-test diperoleh nilai T sebesar -0,597 dengan p = 0,552 (p < 0,05) ditinjau dari jenis kelamin. Maka dapat disimpulkan Ho ditolak Ha diterima, yang artinya terdapat perbedaan kepercayaan diri remaja laki-laki dengan kepercayaan diri remaja perempuan. Rata-rata kepercayaan diri laki-laki sebesar 66,89 sedangkan pada perempuan sebesar 65,86. Artinya laki-laki memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dari perempuan. Hasil di atas didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sharma & Sahu (2013) terhadap 25 sekolah yang ada di 5 negara, menyebutkan bahwa jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat percaya diri individu. Secara spesifik penelitian ini menyebutkan bahwa jenis kelamin laki-laki tingkat kepercayaan dirinya lebih tinggi dibanding perempuan. Temuan di atas sesuai dengan teori Hurlock (2003) bahwa terdapat perbedaan tingkat kepercayaan diri menurut jenis kelamin. Dijelaskan lebih lanjut bahwa jenis kelamin terkait dengan peran yang akan dibawakan, sehingga laki-laki cenderung merasa lebih
9
percaya diri karena sejak awal masa kanak-kanak sudah disadarkan bahwa peran pria memberi martabat yang lebih terhormat daripada peran wanita, sebaliknya perempuan dianggap lemah dan banyak peraturan yang harus dipatuhi. Seperti yang diungkapkan oleh Ronggowarsito, ditinjau dari budaya Jawa bahwa perempuan cenderung memiliki watak wedi, yang berarti perempuan memiliki sifat pasrah, menyerah, tidak suka mencela ataupun membantah sehingga perempuan lebih patuh akan aturan yang ada. Berdasarkan uji hipotesis dengan teknik independent sample t-test diperoleh nilai T sebesar 1,514 dengan p = 0,132 (p < 0,05) ditinjau dari usia. Maka dapat disimpulkan Ho ditolak Ha diterima, yang artinya terdapat perbedaan kepercayaan diri remaja usia 16-18 tahun dengan kepercayaan diri remaja usia 14-15 tahun. Rata-rata kepercayaan diri remaja usia 14-15 tahun sebesar 65,01 sedangkan pada remaja usia 16-18 tahun sebesar 67,63. Artinya remaja dengan usia yang lebih matang memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi daripada remaja dengan usia yang belum matang. Hasil penelitian di atas didukung penelitian yang dilakukan oleh Goel & Aggarwal (2012) pada 363 pelajar di 1 sekolah menengah pertama umum dan 1 sekolah menengah atas umum, yang menunjukkan bahwa perbedaan usia mengakibatkan perbedaan tingkat rasa percaya diri pada siswa, dimana siswa sekolah menengah atas lebih tinggi tingkat kepercayaan dirinya. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2003) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat kepercayaan diri dilihat dari kematangan usia. Menurut Hurlock (2003) masa remaja merupakan masa yang masih rapuh karena pada masa itu suatu penolakan atau kegagalan akan dirasakan sebagai suatu yang sangat menyakitkan. Remaja dengan usia yang matang lebih mampu untuk menerima kegagalan tersebut dengan lebih baik daripada remaja dengan usia yang belum matang. Sehingga dari hal tersebut dapat dilihat bahwa remaja dengan usia yang lebih matang tingkat kepercayaan dirinya lebih tinggi. KonsepdiripadasiswaSMPN 04 Tambun Selatan, Bekasi dan SMAN 3 Bekasitermasuksedang yang ditunjukkandenganrerataempiriksebesar 81,81 yang lebihbesardarireratahipotetiksebesar 80.Adanyakonsepdiri yang sedangpadasiswaSMPN 04 Tambun Selatan, Bekasi dan SMAN 3 Bekasi, masa usia 14 sampai 16 tahunmasihtergolong masa remaja, yang mana konsepdirinyamasihdalamtahapperkembangan dan masihdalamtahappencarianidentitasdiri. Menurut Hamacheck (1994) seseorang yang memiliki konsep diri positif tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang akan terjadi besok, apa yang telah terjadi pada waktu lalu, dan apa yang sedang terjadi sekarang. KepercayaandiripadasiswaSMPN 04 Tambun Selatan, Bekasi dan SMAN 3 Bekasi juga termasuksedang yang ditunjukkandenganrerataempiriksebesar 66,34 yang lebihkecildarireratahipotetiksebesar 72,5.Hakim (2002) menyatakan bahwa
10
seseorang yang memiliki kepercayaan diri memiliki kemampuan untuk bersosialisasi dan mampu untuk berkomunikasi dalam berbagai situasi.Variabel konsep diri menyumbang cukup relevan terhadap kepercayaan diri dengan sumbangan efektifnya sebesar 23%, artinya masih terdapat 77% faktor lain selain konsep diri yang mempengaruhi kepercayaan diri. Menurut Hurlock (2003) faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri yaitu 1) pola asuh, 2) kematangan usia, 3) jenis kelamin, 4) penampilan fisik. Kelemahan dalam penelitian ini adalah pemberian instruksi pengisian skala oleh peneliti kurang maksimal karena instruksi dilakukan sendiri oleh peneliti yang seharusnya bisa menguasai kelas, namun ternyata suara peneliti kalah dengan suara gaduh satu kelas sehingga ada beberapa subyek yang kurang paham cara mengisi skala. 4.
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis dan uraian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan kepercayaan diri; 2) ada perbedaan yang sangat signifikan terhadap kepercayaan diri remaja ditinjau dari jenis kelamin dan usia; 3) berdasarkan hasil penelitian diketahui konsep diri pada subyek penelitian tergolong sedang; 4) berdasarkan hasil penelitian diketahui kepercayaan diri pada subyek penelitian tergolong sedang juga; 5) sumbangan efektif konsep diri terhadap kepercayaan diri sebesar 23%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa terdapat faktor- faktor lain sebesar 77% selain konsep diri yang mempengaruhi kepercayaan diri. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan, maka penulis memberikan sumbangan saran yang diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu : 1) Bagi sekolah, karena konsep diri di lingkungan sekolah SMPN 04 Tambun Selatan, Bekasi dan SMAN 3 Bekasi termasuk sedang maka hal itu perlu dipertahankan dan lebih ditingkatkan misalnya dengan cara lebih menggalakkan kegiatan pramuka atau PMR (palang merah remaja) yang dapat mempertinggi konsep diri, yakni agar siswa merasa berharga dan dibutuhkan sehingga dapat membentuk konsep diri yang lebih positif, yang pada akhirnya juga dapat meningkatkan kepercayaan diri; 2)Bagi siswa, diharapkan semakin dapat saling berinteraksi yang saling mendukung sehingga tercipta sikap saling menghargai dan saling membutuhkan yang akan dapat membentuk konsep diri lebih positif pada akhirnya juga dapat menciptakan kepercayaan diri yang tinggi pula, misalnya menengok teman yang sakit; 3) berdasarkan hasil yang didapatkan dari penelitian ini yakni terdapat perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari jenis kelamin, dimana laki-laki lebih tinggi kepercayaan dirinya, maka diharapkan bagi remaja perempuan untuk tidak mempermasalahkan jumlah “love” yang didapat setelah mengungggah foto, yaitu dengan cara mengurangi intensitas mengecek
11
jumlah “love” pada kolom pemberitahuan. Selain itu lebih memaksimalkan manfaat media sosial misalnya untuk berkomunikasi dengan teman yang lain; 4) berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari usia, dimana remaja usia 16-18 tahun lebih percaya diri daripada remaja usia 1415 tahun, maka diharapkan bagi remaja usia 14-15 tahun untuk meningkatkan kepercayaan dirinya misalnya dengan tidak mengedit foto terlebih dahulu untuk foto yang akan diunggah ke instagram. Selain itu diharapkan para remaja lebih berani untuk mengungkapkan pendapatnya sehingga akan menimbulkan rasa percaya diri; 5) bagi peneliti selanjutnya, dengan terbuktinya analisis yang penulis susun, bagi yang ingin meneliti kembali tentang kepercayaan diri maka dapat memakai variabel lain yang mempengaruhi kepercayaan diri sebagai variabel bebas, misalnya pola asuh maupun teman sebaya. Kemudian mengingat kelemahan penelitian adalah pemberian instruksi yang kurang menguasai kelas yang menyebabkan penulis kurang maksimal memberikan instruksi pengisian skala maka diharapkan peneliti selanjutnya bisa mengatasi masalah ini.
DAFTAR PUSTAKA Instagram. (2015, Desember 25). Dipetik https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram
Februari
23,
2016,
dari
Baron, R. A., & Byrne, D. (2003). Social Psychology: Tenth Editiom. Jakarta: Erlangga. Berzonsky. (2001). Moral Development Child. USA: The Mac Millan Psychology References Series. Daradjat, Z. (1990). Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung. Felicia, N. (2015). Pengaruh Jumlah "Like" Di Instagram Terhadap Kepercayaan Diri. Jurnal Psikologi Gunadarma 3, 21-30 Ghufron & Risnawita. (2011). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Madia. Goel, D., & Aggarwal, P. (2012). A Comparative Study of Self Confidence of Adolescent. International Journal of Research in Social Science, Volume 2, 2249-2496. Hadi, A. P. (2013). Tren Selfie (Self Portrait) Di Jejaring Sosial (Studi Tentang Faktor Pendorong, Perubahan Gaya Hidup dan Dampak Foto Selfie di Jejaring Sosial Pada Mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial
12
dan Politik Universitas Lampung). Skripsi (Tidak Diterbitkan). Lampung: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung Hurlock, E. B. (2003). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Korniawati, Y. (2013). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Konsep Diri Dengan Kepercayaan Diri Pada Penyandang Tunanetra. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS Lauster. (2012). Tes Kepribadian (terjemahan D. H. Gulo). Jakarta: Bumi Aksara. Prasad, D. (2015). Relationship Between Self Concept And Self Confidence. Indian Journal Of Applied Research, Volume 3, 1555-1570 Rahmawati, S. (2015). Selfie: Peranan Jenis Komentar Terhadap Hubungan Antara Kecemasan Sosial Dan Kepercayaan Diri Pelaku Selfie. Jom FISIP 3, 25-37 Ridgeway, J., & Clayton, R. (2016). Instagram Unfiltered: Exploring Association of Body Image Satisfaction, Instagram #Selfie Posting, and Self Confidence. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking. Sahrunanca, R., & Astorini, D. (2013). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kreativitas Kelompok Belajar "Sekolah Kami" Di Bekasi. Jurnal Psycho Idea, 48-55. Sharma, S., & Sahu, D. (2013). Sffect of Social Networking Sites on Self Confidence. International Journal of Information and Computation Technolog, Volume 3, 1211-1216. Simatupang, F. F. (2015). Fenomena Selfie (Self Portrait) Di Instagram (Studi Fenomenologi Pada Remaja Di Kelurahan Simpang Pekanbaru). Jom FISIP Volume 2, 1-15. Suwito. (2013). Pelayanan Pastoral Gereja Terhadap Remaja Berperilaku Konsumtif Melalui Program Penanganan Keluarga. JOM FISIP, Volume 2, 30-42 Tanasa, E. J. (2015). Studi Kualitatif Motif Dan Kepuasan Penggunaan Foto Selfie Dalam Instagram. Jurnal Kommas 3, 25-33
13