Proposal Penelitian KAJIAN NASIONALISME GENERASI MUDA INDONESIA DI DAERAH PERBATASAN NEGARA: KASUS PULAU SABALTIK (KALIMANTAN UTARA) DAN SANGIR TALAUD (SULAWESI UTARA) Diajukan oleh : Lembaga Penelitian IMDEV Makassar, Sulawesi Selatan
A. Pendahuluan “Negara Kesatuan RI dan Ideologi Pancasila serta UUD 1945 merupakan harga mati bagi Bangsa Indonesia”. Ini merupakan komitmen tertinggi bangsa Indonesia dalam rangka mempertahankan kedaulatan negara dan mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bersama rakyat Indonesia sebagai cita-cita luhur yang terkandung dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Pembukaan UUD 1945. Kemerdekaan dan kedaulatan Negara RI diperoleh berkat perjuangan berat rakyat Indonesia di nusantra ini mengusir kaum penjajah untuk merebut kemerdekaan di masa lalu. Perjuangan kemerdekaan Indonesia dan Sumpah Pemuda Indonesia tentu saja digerakkan dengan rasa kebangsaan atau nasionalisme dan patriotisme yang tumbuh dan mengakar dalam jiwa kaum pejuang dan rakyat/bangsa Indonesia pada umumnya. Agar komitmen tertinggi Bangsa Indonesia tersebut dapat dipegang teguh dan dipertahankan; demikian halnya cita-cita luhur bangsa Indonesia yang terkandung dalam Proklamasi Kemerdekaan dapat diwujudkan, maka nasionalisme dan patriotisme sebagai jiwa dan ideologi harus secara terus menerus tumbuh kokoh dalam kebudayaan dan kepribadian seluruh warga masyarakat Indonesia. Generasi muda tentu saja diharapkan menjadi pewaris/pemegang tongkat estapet dan pewujud cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia ke depan, baik dalam konteks nasional maupun dunia internasional. Setelah kurang lebih 67 tahun lamanya Indonesia meredeka, lalu muncul pertanyaan besar, sudah sejauhmana cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia terwujud dan nasionalisme terpelihara? Dengan mencermati segenap fakta yang ada, baik berupa wacana di media, hasil analisis para peneliti, dan bahkan pengalaman dan pengamatan langsung pada berbagai tempat di negara ini, ditemukan segenap fenomena kerawanan yang menyimpang dari harapan dan cita-cita luhur proklamasi. Fenomena dimaksudkan seperti kemiskinan penduduk, konflik horizontal dan vertikal, bahkan gerakan separatisme, korupsi, kesenjangan sosial ekonomi, ketidakadilan dan ketidakpastian pelaksanaan hukum, perampasan hak-hak komunal masyarakat adat, jurang generasi, kerusakan lingkungan oleh kebijakan pemerintah yang keliru, dan masih banyak lagi. Berbagai kerawanan sosial ekonomi, politik, dan lingkungan tersebut tentu dapat mengancam integrasi masyarakat dan kesatuan bangsa dan mengikis jiwa nasionalisme warga msyarakat yang terkenainya. Ketidakadilan menyebabkan kebanyakan rakyat
merasa kurang atau tidak memiliki dan dimiliki oleh negara ini lagi; kemiskinan menjadi pendorong bagi sebagian warga negara mencari kehidupan di negara-negara lain dan menaruk pengharapan lebih tinggi dari negara-negara tetangga daripada negaranya sendiri; konflik-konflik horizontal dan vertical serta separatisme tentu saja mengarah pada desintegrasi bangsa dan harmoni sosial. Jikalau fenomena kerawanan-kerawanan sosial ekonomi dan politik serta kerusakan lingkungan tersebut terjadi atau mengenai masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terluar atau perbatasan dengan negara-negara lain seperti Riau dengan Malasia Barat (Semenanjung Malasia); Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara dengan Sarawa dan Sabah (negara bagian Malasia); Sulawesi Utara dan Maluku Utara dengan Pilipina; Papua Barat dengan Negara Papua Newguinea; dan NTT dengan Negara Timor Leste, maka kadar ancaman desintegrasi dan pengikisan nasionalisme akan lebih meningkat dibandingkan dengan yang di daerah-daerah Indonesia dekat ke pusat negara (Jakarta). Dari latarbelakang permasalahan bangsa Indonesia yang dipaparkan di muka, maka dianggap urgen dan mendesak untuk melakukan suatu kajian persoalan kebangsaan khususnya nasionalisme kaum pemuda sebagai pemegang tongkat estapet cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia. B. Tujuan dan Urgensi Penelitian Penelitian yang direncanakan bertujuan untuk (1) mengungkapkan wawasan kebangsaan dan nasionalisme dari kaum pemuda warga negara Indonesia; (2) meggambarkan sikap dan praktik berkarakter nasionalisme dan atau sebaliknya; (3) analisis/penjelasan kondisi yang menjadi faktor-faktor mempengaruhi tumbuh atau mengikisnya nasionalisme kaum pemuda; dan (4) identifikasi potensi internal/lokal (sosial budaya dan lingkungan alam) dan eksternal bagi penumbuhan/peningkatan nasionalisme. Penelitian/kajian nasionalisme seperti ini adalah urgen dan mendesak melihat berbagai fenomena persolan nasional Indonesia seperti diungkapkan di muka tak kunjung terpecahkan meskipun selama ini berbagai upaya ditempuh pemerintah melalui depatemen atau kementerian, sebaliknya persoalan-pesoalan tersebut justru
cenderung meluas dan meningkat pengaruhnya, yang berarti semakin mengancam kesatuan bangsa dan mengikis nasionalisme. C. Pendekatan Studi dan Lokasi Penelitian Dalam rencana dan design penelitian digunakan pendekatan antropologi/ etnografi dan demografi politik. Dengan pendekatan antropologi/etnografi, maka fenomena nasionalisme (wawasan kebangsaan, jiwa dan sikap kebangsaan serta pola perilaku/praktik nasionalisme) dipahami sebagai fenomena sosial budaya yang tumbuh dan
mengakar
melalui
proses
pembelajaran/pembudayaan
(enculturation,
socialization, internalization). Demikian halnya situasi dan kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi nasionalisme kaum pemuda sedikit atau banyak bisa ditemukan pada faktor sosial budaya pula. Dengan pendekatan demografi politik maka fenomena kependudukan seperti peningkatan jumlah penduduk, mata pencaharian, pendidikan, migrasi masuk dan keluar negri, topografi (darat dan laut), kondisi sumberdaya alam dapat dipahami sebagai kondisi atau faktor penyebab secara langsung atau tidak langsung tumbuh atau mengikisnya nasionalisme. Penelitian direncanakan pada dua lokasi pulau yang cukup berjauhan, yakni Pulau Sabaltik (Kalimantan Utara) dan sebuah desa pulau dalam Kabupaten Sangir Talaud (Sulawesi Utara). Pilihan lokasi pertama berdasarkan pada pertimbangan kerawanan mobilitas masuk keluar penduduk Indonesia ke negara Malasia; sedangkan pilihan lokasi kedua justru dengan pertimbangan mudahnya penduduk nelayan Pilipina masuk ke perairan Indonesia dan berinteraksi dengan penduduk nelayan setempat. Gerakan migrasi penduduk nelayan Pilipina tersebut harus diwaspadai sebagai tindakan illegal pencurian ikan (seperti halnya yang sering terjadi di perairan Maluku Utara), yang untuk menghadapinya perlu menggunakan pertahanan rakyat khususnya pemuda dari masyarakat pelaut dengan jiwa nasionalisme dan sarana/peralatan pertahanan modern ke depan. D. Output dan Outcome Penelitian Rencana/usulan penelitian akan menyajikan hasil/output berupa laporan penelitian dengan data secukup dan seakurat mungkin dan dapat memberikan informasi padat dan jelas tentang fenomena masalah yang dikaji. Diharapkan bahwa dengan hasil penelitian tersebut dapat memberikan pemahaman mendalam dan
komprehensif untuk dijadikan sebagai material atau acuan bagi program pembinaan generasi muda, khususnya dalam penguatan nasionalisme dan integrasi bangsa ke depan sebagai target/outcome. E. Metode Kajian/Penelitian Tipe penelitian yang dipilih ialah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis data ialah data primer (dikoleksi secara langsung di lapangan) dan data sekunder berupa catatan, profil desa, dokumen yang tersedia di kantor-kantor desa, kecamatan atau kabupaten, laporan penelitian yang relevan. Sumber data primer ialah informan kunci dan informan ahli di lokasi penelitian. Teknik koleksi data ialah observasi, FGD, dan wawancara mendalam dengan pedoman wawancara dan daftar pertanyaan tidak terstuktur. Juga digunakan sarana bantu berupa kamera (visualisasi) dan alat perekam suara. Kemudian data dianalisis dengan merujuk Penelitian ini merujuk pada tiga unit analisis, yakni: Pemuda sebagai individu, Pemuda sebagai bagian dari kelompok, dan Pemuda sebagai bagian dari masyarakat diperbatasan dengan menguji nasionalisme keIndonesia-an. Kemudian analisis data yang diperoleh dari tahapan riset diatas akan diolah dan digunakan untuk menjawab beberapa pertanyaan penelitian. Analisis dan olah data akan dilakukan baik secara kualitatif untuk hasil obesrvasi, interview dan FGD. F. Output a. Laporan Studi dan Summary b. Policy Brief c. Academic paper (makalah conference, artikel jurnal) G. Tim Studi a. Reviewer (3 Peneliti Senior) b. Ketua Tim (1) c. Peneliti- Dosen (6) d. Assistant Peneliti-Mahasiswa akhir/Lulusan (4) e. Adminsitrasi (1) f. Operator Komputer (1) g. H. Perkiraan Anggaran Penelitian
Terlampir
I. Daftar Pustaka Aspinnal, Edward, 2005. Opposing Suharto: Compromise, Resistance and Regime Change in Indonesia. Stanford, California: Stanford University Press Creswell, John W. 1994. Reseach Design. Qualitative & Quantitative Approache. SAGE Publication; USA. Foucalt, Michael 1980. Power/knowledge: Selected Interviews and Other Writings 19721977. Edited Colin Gordon. New York: Pantheon. Eriksen, T. Hylland, 1993, Ethnicity Nationalism; Anthropologycal Perspective. London: Pluto Press. Gidens, Anthony, 2001, Runaway World: Bagaimana Globalisasi Merobek Kehidupan Kita. Jakarta: Gramedia Horridge, Adrian, 1986. Sailing Craft of Indonesia. Oxfor University Press, Oxford, New York. Lampe, Munsi dkk, 2010, Menggali Kelembagaan Lokal dan Wawasan Budaya Bahari yang Menunjang Bagi Penguatan Integrasi Bangsa dan Harmoni Sosial di Indonesia, Laporan Penelitian Strategi Nasional, Dikti Kementerian Pendidikan Nasional RI Geertz, C, 1973 The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books. Giddens, Anthony. 1979. Central Problems in Social Theory. London: Macmillan. Riawanti, Selly, 2009. Generasi Muda Indonesia: Siapa dan Bagaimana Mereka? dalam Perspektif Budaya, Jakarta, RajaGrafindo Persada Southon, M 1995, The Navel of The Perahu: Meaning and Values in The Maritime Trading Economy of Butonese Vilage. Canberra: Dept. of Anthropology Australian National University. Spradley, J.P. 1980. Participant Obeservation. New York: Holt, Rinehart, and Winston. Suparlan, Parsudi, 2004, Hubungan Antara Sukubangsa, Jakarta, YPKIK. Soemantri, Gumilar Rusliwa, 2009. Pembangunan Karakter Bangsa dalam Perspektif Budaya, Jakarta, RajaGrafindo Persada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan.