2.1.
Kerangka Pemikiran Teoritis
Panasa Dasar
2.1.1.
Dalam keadaan di mana suatu jenis barang yang dijual di pasar
berasal dari hasil produksi dua orang produsen,
pangsa
pasar (market share) dari produsen yang satu
merupakan
perbandingan
tersebut
dengan
antara
jumlah
jumlah
barang
(Henderson dan Quandt, 1980).
yang
adalah
produsen
produksi dijual
maka
di
pasar
Secara sederhana pangsa pasar
produsen tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
di mana : k = pangsa pasar yang diinginkan produsen ke-2 q1 = jumlah produksi produsen ke-1 q2 = jumlah produksi produsen ke-2 Jika karena alasan tertentu produsen ke-2 ingin mempertahankan
pangsa
pasarnya,
tanpa
memperkecil
kemungkinan
perubahan keuntungan, maka setiap perubahan ql akan oleh
perubahan q2 secara proporsional,
dalam persamaan 1.b berikut.
*:
seperti
diikuti
dirumuskan
Dalam ha1 ini produsen ke-1 bertindak sebagai di dalam
pemimpin
pemasaran (market leader), dalam pengertian
bahwa
segala tindakannya selalu diikuti oleh produsen ke-2.
Namun
penyesuaian seperti tersebut tidak dimunqkinkan,
jika pangsa
pasar
akan selalu berubah,
baik
perubahan
maka karena
dirinya sendiri maupun oleh karena pihak lain. Situasi seperti tersebut di atas akan juga terjadi jika di
dalam
yang
pasar persaingan sempurna, di mana
tidak
menurut
homogen atau dapat dibedakan
cirinya,
masing-masing dipertukarkan dapat
tempatnya,
suatu
di
pasar,
(baik
atau
jenis
mutunya)
namun
barang
yang
dapat
saling
(substitute). Sehingga jika barang
tersebut
merupakan
dibedakan menjadi dua jenis, maka pangsa
barang
barang
ke-1 di pasar akan sama dengan
dari
jenis
perbandingan
antara
banyaknya jenis barang ke-1 dengan total barang (barang ke-1 dan ke-2) yang dijual di pasar.
Secara grafis ha1
tersebut
dapat dijelaskan seperti pada Gambar 2.2. Jika jenis barang ke-1 itu adalah TSR dan jenis
barang
ke-2 adalah karet konvensional, maka penawaran seluruh jenis mutu karet alam (Sr) adalah merupakan penjumlahan TSR
(St) dan penawaran karet konvensional (Sc).
permintaan adalah
penjumlahan
permintaan r:
terhadap
seluruh
jenis mutu
Sedangkan
karet
karet
konvensiolan
(Dt)
(Dc).
demikian
maka pangsa pasar (market share) dari
merupakan
perbandingan antara jumlah TSR yang
TSR
dan
Dengan adalah
dijual
dibeli di pasar (qt) dengan jumlah seluruh jenis mutu alam yang dijual atau dibeli di pasar (qr).
(Dr)
alam
dari permintaan terhadap TSR
terhadap
penawaran
atau karet
Gambar 2.2. Pangsa pasar masing-masing jenis mutu karet alam
. Pangsa pasar dari suatu jenis barang berubah
apabila
terjadi perubahan
(qt/qr)
keseimbangan di
akan dalam
pasar, yang bisa disebabkan karena perubahan permintaan atau perubahan
penawaran
penggantinya'.
*:
dari barang tersebut dan
Dengan
demikian perubahan
peubah
pasar
dapat mempengaruhi pangsa
jenis
barang.
Seperti misalnya jika
barang salah
peubah permintaannya, maka
barang tersebut juga akan berubah.
satu
pasar
barang
sisi dari dari
permintaan
itu meningkat (bergeser ke kanan) satu
atau
suatu
terhadap
akibat perubahan
pangsa
pasar
dari
Dalam kaitan dengan ini, berbagai model yang dari
permintaan
hanya
menggambarkan
akibat
banyak
terhadap suatu barang
situasi
nilai
harga
keseimbangan
atau
dikemukakan
dari
pendapatannya.
sederhana
permintaan Model
yang
demikian dikatakan sebagai statis karena menggunakan bahwa
akibat adanya perubahan harga barang atau
konsumen ,
maka
terjadi
penyesuaian
demikian
tuntas
tanpa
penyesuaiannya akan
pendapatan
Yaw
berjalan
memasukkan unsur waktu yang
segera
permintaannya.
(instantaneous adjustment) dari keseimbangan Dengan
asumsi
segera
dan
diperlukan
bagi
terjadinya penyesuaian tersebut. dasarnya untuk kebanyakan jenis barang,
Pada seperti
itu
kurang
sesuai
kenyataannya,
karena
seringkali konsumen akan membutuhkan beberapa waktu
sebelum
mengadakan
penyesuaian
harga
pendapatannya.
dan
terjadi
pada
dengan
kejadian
permintaannya Perilaku
terhadap yang
perubahan
demikian
permintaan terhadap jenis-jenis
biasa
barang
yang
tahan lama (Hebden, 1983).
. Memang pada umumnya perubahan-perubahan yang terjadi di dalam perekonomian biasanya berlangsung secara bertahap
dan
memerlukan
dan
waktu
Rubinfeld, 1981) Dalam waktu kepada yang
untuk berbagai penyesuaian
(Pindyck
.
berbagai model ekonomi, asumsi
(time lag)
di dalam
keseimbangan ditunjukkan
mekanisme
pasar juga sering
dalam
dua
kasus
adanya
tenggang
penyesuaian
menuju
digunakan,
seperti
menonjol,
yaitu
yang
disebut dengan fenomena cobwebb (cobweb phenomenon) terutama untuk
komoditi
pertanian, dan
pemecahan
duopoli
yang
dikemukakan demikian
oleh
Cournot
diperlukannya
keseimbangan terbatas
kepada
(Silberberg,
1978).
waktu untuk penyesuaian
keseimbangannya
lainnya
Dengan dari
satu
tidak
saja
pada sisi permintaan, melainkan juga berlaku
pada
sisi penawaran. Ada beberapa alasan mengapa konsumen memberikan dengan
tenggang waktu tertentu, antara lain
selera
konsumen
lambat,
(2) untuk
tertentu sebelum dan
terhadap barang
adalah
memenuhi
tertentu
permintaan
mahal sehingga konsumen
(1) perubahan memamg
relatif
terhadap
barang
memerlukan
membeli, misalnya karena menabung terlebih
(3) seringkali konsumen ingin menunda
untuk
membeli suatu barang karena ada
yang
terlebih
reaksi
dahulu,
terlebih
barang
penggantinya barang
peubah-peubah tenggang waktu (time
laggged
sudah
di
dahulu
mana
dahulu
dimiliki,
waktu
pengganti tersebut mempunyai fungsi yang sama. Penggunaan
variable) di dalam suatu model ekonomi merupakan salah cara
untuk memperhitungkan waktu yang diperlukan
di
penyesuaian perilaku ekonomi dan proses dinamis dari
satu dalam
respon
tersebut (Koutsoyianis, 1977). Pendapat Rubinfeld dampak
yang
sama
(1981) yang
dari
dikemukakan
mengemukakan
oleh
bahwa
peubah yang didistribusikan
Pindyck untuk
secara
dan
melihat
bertahap,
sepanjang waktu, biasanya digunakan suatu model yang disebut r:
"distributed lags
lags model".
Di antara
berbagai
distributed
model, ada dua macam model yang dapat digunakan
untuk
fungsi konsumsi dari suatu jenis barang,
yaitu
menganalisa
(1) polynomial
distributed lags model, dan
(2) geometric
lags model.
Kedua model tersebut dapat berupa "finite
lag
modelrr atau ##infinitelag modelar. Jika jangka waktu yang digunakan sebagai tenggang waktu dari
peubah
bebasnya
ada lima
l a g s model ini secara ad hoc
distributed
polynomial
periode, maka dapat
dituliskan
sebagai berikut :
dengan asumsi bahwa : wi = c0
+
cli
+
c2i2
+
c3i3
i = 0,1,2,3,4
maka persamaan yang dihasilkan adalah :
di mana : Y X c a,b t e
= = = = = =
peubah tidak bebas (dependent variable) peubah bebas (independent variable) koefisien pembobot lag parameter periode galat sisa (residual term)
Dengan asumsi seperti tersebut maka dampak dari tenggang
waktu
pada
tahap-tahap
awal
akan
menunjukkan
peningkatan yang ditunjukkan oleh parameternya yang membesar, peubah *?
sesudah beberapa periode baru
tersebut mulai
semakin mengecil.
menurun
karena
peubah
semakin
kelihatan dampak parameternya
Asumsi sedemikian hampir
tidak
yang
pernah
terjadi untuk barang-barang konsumsi yang tahan lama, karena pengaruh dari peubah dalam periode yang lalu cenderung akan
lebih besar dibandingkan dengan periode sebelumnya, demikian seterusnya, sehingga dampak dari peubah bebas yang digunakan akan
mempunyai
turun
kecenderungan untuk
semakin
lama
semakin
. secara umum geometric lags model yang mengambil
bentuk
model infinite dapat dituliskan sebagai berikut :
di mana :
bl > b2 > bj
atau secara umum dapat juga ditulis seperti ini :
di mana peubah
b adalah merupakan jumlah koefisien dari tenggang
waktu,
yang
berarti
juga
peubah-
mencerminkan
besarnya pengaruh dari peubah tersebut sepanjang waktu. Dengan
cara
lain model
tersebut
dapat
dimodifikasi
menjadi :
di
mana
tenggang
B
adalah merupakan
nilai
dari
pengaruh
waktu yang menurun secara geometrik
dan
peubah besarnya
)I:
antara 0 dan 1 atau
0 c A < 1, sehingga b > bR > bB2 >.
..
Untuk periode sebelumnya persamaan (7) dapat dituliskan
sebagai berikut :
Jika persamaan (8) dikali dengan B, maka :
BYt-l = Ba
+
+
bBXt-l
~
B
~
... + Bet-1
+x bB~3Xt-3 - ~+
(9)
Selisih di antara persamaan (7) dengan persamaan (9) adalah:
dan jika Yt ditulis di sisi sebelah kiri maka akan menjadi :
Dengan digunakan karena
menggunakan dua
peubah
persamaan (11) berarti hanya bebas, yaitu Xt
dan
Yt-l.
galat sisa yang digunakan terdiri dari
berbeda
(et
-
Tetapi
dua
maka kemungkinan terjadinya
periode korelasi
serial antar galat (serial correlation among errors) besar,
sehingga dapat terjadi beberapa kemungkinan
antara
lain
nyata
menjadi
selang kepercayaan menjadi kurang
kuat,
lebar,
sehingga
akan
adalah akibat,
uji
taraf
perkiraan
dari
parameternya (a,b,A) akan bias. Pendekatan dengan
*
yang
berdasarkan
sehingga
seringkali
berbeda
model yang disebut
dikemukakan
Hebden
dikemukakan sebagai
oleh
(1983) Nerlove,
ggNerlovian partial
adjustment modelg1. Pada hubungan
tahap
awal model tersebut dimulai
fungsional
bahwa konsumsi terhadap
dengan suatu
suatu barang
yang
diinginkan
pada suatu waktu
( c * ~ ) dipengaruhi
oleh
faktor-faktor
pendapatannya, harga barang
tersebut,
serta
faktor-faktor
lainnya yang dimasukkan. ke dalam galat
sisa,
yang digambarkan sebagai berikut :
(13) adalah llpartial
Persamaan yang
adjustment
menunjukkan bahwa perubahan sebenarnya
dari
equationw konsumsi
suatu jenis barang dalam satu periode (Ct-Ct-l) adalah hanya sebesar B dari selisih antara konsumsi yang diharapkan
saat
*
ini dengan konsumsi satu periode sebelumnya (C t-Ct-l). Jika besarnya
13
(aktual)
adalah
sama
penyesuaian
1,
dengan
berarti konsumsi
terjadi secara penuh.
konsumsi yang
yang
sebenarnya
diharapkan,
Sedangkan bila
sama
dengan 0 (nol) artinya konsumsi aktual tahun
sama
dengan
konsumsi tahun sebelumnya
(-1,
atau
nilai ini
atau
B (t)
tidak
terjadi perubahan dalam konsumsi. Dengan
memasukkan
persamaan (12) ke
dalam
persamaan
(13) maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut :
atau dapat ditulis sebagai :
Dengan hubungan dapat
menggunakan persarnaan (15) kita
dapat
regresi antara Ct dengan Yt, Pt, dan
memperkirakan
parameter
dari
besarnya
a,
Ct-l,
serta
c,
dan
5
Hal
ini
menunjukkan
b,
persamaan tersebut.
melihat
sebagai
bahwa konsumsi terhadap suatu barang (Ct) selain dipengaruhi oleh faktor-faktor pendapatan (Yt) dan harga barang tersebut (Pt),
juga
dipengaruhi
oleh
tingkat
konsumsi
periode
sebelumnya (Ctel). Perbedaan (persamaan
15)
(persamaan 11)
pokok
dari
partial
dibandingkan dengan
adjustment
"infinite
adalah dalam ha1 galat
mengandung
lag
sisanya.
(15) galat sisa yang diperoleh (et)
persamaan
galat sisa periode sebelumnya
model model9I
Di
dalam
tidak
(et-l),
lagi
sehingga
kemungkinan terjadinya korelasi serial akibat dua galat sisa yang berbeda periodenya dapat dihindari. Tetapi
baik
terhadap model (11) maupun
model
(15),
tetap saja tidak sahih (valid) digunakan Durbin-Watson sebagai di
alat analisis untuk melihat adanya korelasi
dalam
model.
digunakannya (dalam model
Hal
tersebut
sebagai
serial
akibat
dari
peubah Yt-l (dalam model 11) atau peubah 15)
sebagai peubah
bebas,
padahal
peubah tidak bebasnya digunakan Yt atau Ct. Durbin-Watson
test
(DW)
sebagai
Sehingga
yang dihasilkan cenderung
Ct-l
nilai
mendekati
2
)I:
(dua), yang menyatakan bahwa tidak ada korelasi diri derajat pertama
(first order
autocorrelation)
di
dalam
tersebut (Pindyck dan Rubinfeld, 1981; Hebden, 1983).
model Jalan
keluar dari masalah ini adalah dengan menggunakan Durbin-h
sebagai alat
untuk
ada
atau
tidaknya
Rumusan dari uji ini adalah :
korelasi diri di dalam model.
p
menguji
statistik
n -------------1 - n [Var(0)1
= dugaan koef. korelasi diri derajat pertama n = jumlah observasi Var(0) = dugaan kesalahan baku koefisien dari peubah tenggang waktu
di mana :
A
Sebagaimana.diketahuibahwa nilai P dapat diduga secara langsung dari statistik Durbin-Watson dengan
cara
sebagai
berikut :
DW
-2
-
(1
-jj )
Jika nilai
atau
A
/3
= 1
-
DW/2
(17)
disubstitusikan ke dalam statistik Durbin-
h maka dapat diperoleh suatu persamaan sebagai berikut :
Karena
statistik Durbin-h ini diperkirakan mendekati
sebaran normal, maka
di
dalam
pengujian
korelasi diri
digunakan tabel distribusi normal. Namun
demikian walaupun mempunyai beberapa
kelemahan,
tetapi dengan kelebihan yang
dirnilikinya maka
adjustment modelu
masih
"partial
)I:
dikatakan
lebih
dibandingkan dengan "infinite lag modelm.
baik
jika
Model o~timalisasi
2.1.2.
Terdapat beberapa pendekatan yang biasa digunakan untuk melihat
keseimbangan suatu perekonomian,
tergantung
dari
seberapa besar ruang lingkup yang ingin dianalisis. Model umumnya
keseimbangan parsial (partial equilibrium)
diturunkan
digunakan
dari
marshallian,
kerangka
yang biasa
untuk menganalisa bagian yang sangat kecil
suatu perekonomian,
seperti misalnya usaha
untuk
dari
melihat
hubungan antara harga dari suatu barang dengan jumlah barang tersebut
yang
dihasilkan oleh
suatu
perusahaan
atau
individu, dengan asumsi faktor-faktor lainnya tetap. di
dalam dunia nyata seringkali terjadi di mana
dari
suatu peubah
(misalnya harga
barang)
Namun
perubahan
tidak
hanya
mengakibatkan perubahan dalam hasil atau jumlah barang diproduksi saja, tetapi dapat juga mengakibatkan dalam
yang
perubahan
penggunaan faktor produksi, dan faktor produksi
sendiri dapat lainnya. analisa
berpindah
dari satu
industri
Dengan demikian diperlukan yang
dapat menjelaskan
adanya
ke
keseimbangan umum
industri
suatu model
rangkaian perubahan
terjadi akibat adanya perubahan suatu peubah. model
itu
yang
Untuk
(general equilibrium)
itu
biasanya
digunakan (Silberberg, 1978). Model keseimbangan umum ini biasanya menggunakan asumsi bahwa
jumlah dari sumberdaya dan teknologi yang
digunakan
)I:
adalah melihat dari
tetap, di mana penekanan analisis ini
adalah
reaksi antar industri yang terkait, baik
untuk
industri
barang itu sendiri, faktor produksinya, maupun
barang
olahan
lebih hilir.
Sehingga dengan menggunakan model
ini
dapat dilihat bagaimana alokasi optimal dari sumberdaya yang digunakannya dengan perolehan keuntungan yang maksimal. Memang
ada
keterbatasan di dalam
model
keseimbangan
umum yang biasa digunakan, yaitu hanya dapat digunakan untuk suatu
waktu
menangkap mungkin
sehingga analisis
tertentu,
perubahan-perubahan
dari
ini
setiap
terjadi di dalam jangka waktu yang
tidak
bisa
peubah
cukup
yang
panjang.
Tetapi paling tidak model ini mempunyai kelebihan dalam cakupan yang jauh lebih luas jika dibandingkan dengan
ha1
model
keseimbangan parsial. Model
analisa
yang
biasa
digunakan
untuk
melihat
keseimbangan umum dari suatu perekonomian adalah model-model yang
tergabung
di dalam riset operasi
terapan
reserch), yang antara lain terdiri dari linier
(operation
programming,
non linier programming, dan dynamic programming. 4
Pada mulanya riset operasi terapan kebanyakan digunakan oleh para peneliti di bidang pengetahuan teknik dan biologi, tetapi
dalam
perkembangannya terakhir
model
digunakan dalam kedua bidang tersebut juga banyak bidang fisika dan ekonomi, khususnya
dalam dengan
masalah optimalisasi.
yang
Pada saat ini
selain
ini
digunakan berkaitan
riset
operasi
terapan banyak digunakan di dalam berbagai perencanaan sektor pertanian, pemasaran, atau kegiatan-kegiatan
umum
lainnya
yang berhubungan dengan pertanian (Agrawal dan Heady, 1972). Berbagai masalah optimalisasi dapat diselesaikan dengan baik
oleh
mencakup
linier
programming,
kemungkinan
alokasi
karena
model
sumberdaya
di
ini
dapat
dalam
suatu
kawasan
luas yang dibagi-bagi ke dalam
beberapa
dengan berbagai kendala yang dihadapinya. di
dalam
telah
perencanaan sektor ekonomi
wilayah
Oleh karena
pertanian
model
itu ini
banyak digunakan, karena hasil analisanya cukup
bisa
menjelaskan dengan baik tentang optimalisasi yang diinginkan (Heady dan Candler, 1960). Nasendi kita
dan Anwar (1984) mengemukakan bahwa dalam
dapat mengidentifikasikan bahwa suatu
menyangkut
alokasi
persoalan
sumber daya dan dana itu
yang
terdiri
tujuan, peubah-peubah, dan berbagai kendala, maka semacam
ha1
dari
persoalan
ini dapat diselesaikan dengan menggunakan
suatu
model yang disebut programa linier (linier programming). Identifikasi persoalan tersebut biasanya akan dari
kegiatan-kegiatan (1) penentuan dan
terdiri
perumusan
yang jelas dari persoalan dalam sistim model yang
tujuan
dihadapi,
(2) identifikasi peubah-peubah yang dipakai sebagai kriteria
untuk
pengambilan keputusan yang dapat maupun
tidak
dapat
dikendalikan, dan (3) kumpulan data tentang kendala-kendala yang
menjadi syarat ikatan dari peubah-peubah dalam
fungsi
tujuan sistim model yang dipelajari.
a. Model dasar vroarama linier
Secara umum
komponen dari
model
programa
linier
meliputi : )I:
1) Parameter yang
dijadikan kriteria
optimasi,
atau
koefisien daripada peubah pengambilan keputusan
dalam
fungsi tujuan, yang biasa dinyatakan sebagai C.
2) Peubah pengambilan keputusan atau kegiatan, yang ingin dicari
atau
yang
tidak
diketahui,
yang
biasanya
dinyatakan sebagai aktifitas, dengan notasi X. 3)
Koefisien
teknologi
keputusan
atau
daripada
kegiatan
yang
peubah
pengambilan
bersangkutan,
yang
bisanya dinyatakan sebagai a. 4) Sumberdaya yang terbatas yang membatasi kegiatan
atau
usaha, yang biasa dinyatakan sebagai b. 5) Nilai skalar daripada kriteria pengambilan
atau
yang disebut sebagai fungsi tujuan,
keputusan, yang. biasa
dinyatakan sebagi 2.
linier
Dengan demikian model baku daripada programa ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Rumusan (1) : Mencari nilai-nilai XI, X2,
....
Xn
yang
dapat menemukan berbagai kombinasi optimum (maksimum atau minimum) dari fungsi tujuan (objective function)
sebagai
berikut :
dengan
syarat
kendala-kendala
bahwa
fungsi
tujuan
(constraint) atau
tersebut
memenuhi
syarat-syarat
berikut : J-:
allXl +
a12X2
+
... +
alnXn
5 atau 1 bl
+
aZ2X2
+
..-
aZnXn
5 atau 1 b2
aZIXl
+
ikatan
anlxl dan
+
...
am2X2
+
:
X. >
bahwa
3
-
+ amXn
0, untuk j =
5 atau > bm 1,2,
...,
(20)
n
yang
dalam
bentuk
merupakan syarat non-negatif.
Atau
rumusan
tersebut
dapat disusun
ke
kompak sebagai berikut :
pumusan (2) : Maksimumkan atau Minimumkan fungsi tujuan
Z
=
E C j X j , untuk j = 1,2,
..., n
dengan syarat ikatan :
raijXj
~ a t au > bit untuk i = 1,2,
(22)
..., m
dan Xj 2 0
Atau
dapat juga disusun ke dalam notasi matriks
(23)
sebagai
berikut : )I:
Rumusan 13) : Maksimumkan atau minimumkan fungsi tujuan :
dengan syarat ikatan :
AX
-c
dan
-> -o
di mana
c, X,
n
atau 2
b
dan g masing-masing adalah vektor berukuran
x 1; kemudian A adalah matriks berukuran m x n; dan
adalah vektor berukuran m x 1.
b. Asumsi dasar model vrosrama linier
Menurut
Nasendi dan Anwar (1984) sebaqai ciri
khas
daripada model programa linier ini adalah adanya beberapa persyaratan
yang merupakan
pendukung model,
sehingga
dijadikan sebagai asumsi dasarnya, yaitu : 1) Linearitas,
perbandingan
yaitu antar
asumsi
yang
input, atau antara
menginginkan input dengan
output adalah tetap dan tidak tergantung pada produksi.
tingkat
Oleh karena itu fungsi tujuan CjXj haruslah
merupakan fungsi linier. 2) Provorsionalitas,
yaitu asumsi yang menyatakan
jika peubah pengambilan keputusan, Xj,
berubah
bahwa maka
dampak perubahan tersebut akan menyebar dalam proporsi yang
sama terhadap fungsi tujuan, CjXj,
dan
kendala
aijXj. Oleh karena itu di dalam model programa linier ini tidak berlaku hukum kenaikan yang semakin menurun. 3) Aditivitas,
yaitu asumsi yang menyatakan bahwa
nilai
parameter pengambil merupakan
dari
kriteria optimasi
keputusan dalam jumlah
daripada
(koefisien peubah
fungsi tujuan) nilai-nilai
adalah
individu
dalam model programa linier tersebut. Divisibilitas, yaitu
4)
peubah-peubah
asumsi yanq
pengambilan
menyatakan
keputusan
bahwa
Xjt
dapat
dibagibagi ke dalam pecahan, jika diperlukan.
Dengan
demikian nilai-nilai Xj tidak harus integer. 5) Deterministik, yaitu
asumsi yang menqhendaki
semua parameter dalam model (Cj, aij, dan bi)
bahwa adalah
tetap dan diketahui atau ditentukan secara pasti.
Penggunaan Model
2.2.
~ a n a s aDasar karet slam dunia
2.2.1.
Semakin berkembangnya teknologi yang digunakan di dalam suatu proses produksi
akan mempercepat
beberapa faktor produksinya. tersebut lebih
laju penqgunaan
Dalam ha1 perubahan
adalah untuk menghasilkan produk yang
tinggi, maka
penqgunaannya
adalah
faktor produksi
yang
faktor produksi yang
kualitasnya
akan
baru
bertambah
dapat memenuhi
berbagai kriteria yang diperlukan oleh pemakaian J-:
teknologi
teknologi
tersebut, yaitu faktor produksi dengan kualitas yang
juga lebih tinggi. Pada awal tahun 70-an banyak perusahaan ban di
Amerika
Serikat yanq mulai menqadakan otomatisasi pabrik-pabriknya,
yang
mengarah
intensive). dari
ban
lebih
ke penggunaan modal
lebih tinggi
Karena elastisitas permintaan
(capital
terhadap
harga
ini relatif in-elastis (permintaan terhadap
sensitif
terhadap perubahan
peningkatan produksi
dari ban,
cenderung menurunkan
pendapatannya
harga
akibat
mobil),
maka
otomatisasi,
(keuntungan).
ban
akan
Dengan
demikian beberapa industri mobil berusaha untuk meningkatkan efisiensinya dengan mengurangi berarti
ada
jumlah pekerjanya,
yang
substitusi antara tenaga kerja dengan modal,
sebagai akibat perubahan teknologi tersebut (Barret, 1974). Berbagai macam pendekatan telah digunakan untuk melihat pengaruh dan
dari berbagai perubahan dalam industri pemakainya
perubahan
dari beberapa peubah
dalam
pasar
terhadap
permintaan dari karet alam ini. Carr, Jumpasut, dan Smit (1988) melihat permintaan konsumsi
terhadap
karet alam
dengan
memperhitungkan
penyerapan dari karet di dalam berbagai jenis ban, pemikiran pal.ing
karena ban inilah yang mengkonsumsi
banyak.
Dengan pendekatan
menggunakan
persamaan
penyerapan
karet alam
diperkirakannya.
yang
dengan
karet
lebih
Adapun
yang
persamaan
akan
akhir
datang
yang
CR/AR
=
(PE
*
r)/AR = 1
di mana : P = produksi C = konsumsi A = penyerapan
-
( (ME
-
XE)*I?) /AR
maka dapat
digunakan
untuk memperkirakan penyerapan karet tersebut adalah :
*:
alam
banyak
identitas (identity equation) di masa
dan
E = produk akhir R = karet X = ekspor M = impor r = jumlah karet yang digunakan per unit produk akhir analisanya tersebut hanya
Dari perkiraan
dihasilkan
secara global dari karet yang akan
perkiraan-
diserap
oleh
berbagai sektor pemakainya. Burger terhadap
dan
Smith (1988) mencoba
karet alam dengan menggunakan
model'' yang dikembangkan oleh Nerlove.
melihat
permintaan
"partial Dengan
adjusment
mengggunakan
peubah-peubah bebas yang terdiri dari teknologi, harga, pangsa konsumsi tahun sebelumnya dihasilkan suatu pangsa
dan
persamaan
pasar (market share) dari karet alam di dalam
total
konsumsi karet dunia sebagai berikut :
periode 1975.2-1987.2; di mana lnsw
J-:
R~ = 0,85
DW
=
2,6
pangsa karet alam dalam total konsumsi karet dunia lsra = log pangsa ban radial dalam konsumsi karet dunia lpr = log rasio harga karet (RSS1) di Singapura (US$) terhadap nilai ekspor per unit dari karet sintetik (SBR) di USA (US$) dxxyy = peubah boneka dari data triwulanan, di mana nilai 1 untuk 198x.x, nilai -1 untuk 198y.y dan nilai 0 untuk periode sisanya
Dengan bagaimana
= log
menggunakan
persamaan tersebut
pengaruh pangsa ban radial dalam
dapat
dilihat
konsumsi
karet
sebagai harga
proksi dari perkembangan teknologi, pengaruh
karet alam dan sintetik, serta pengaruh dari
tentang pangsa konsumsi karet alam terhadap pangsa karet alam aktual. industri karet
teknologi
harapan konsumsi
Dengan demikian terlihat bahwa teknologi
ban secara bersamaan mempengaruhi pangsa
alam
rasio
secara positif, dalam arti industri
ban
maka pangsa
semakin
konsumsi
konsumsi berkembang
karet
alam
cenderung untuk meningkat. Secara lebih terinci lagi Grilli, Agostini, dan Welvaars melihat dengan
(1980) beberapa tahun sebelumnya, pola
telah
konsumsi dan permintaan terhadap
Hooftmencoba
karet
menggunakan m o d e l pangsa pasar (market share
model)
yang
kurang lebih sama dengan yang dipakai oleh Burger
Smit
.(1988),
yaitu
"partial
adjustment
modelvv.
alam
dan
Adapun
persamaan yang digunakan oleh Grilli et a1 tersebut adalah :
In MSnrt = .a
+
al In [Pnr/Psr)
+
a4 Time
di mana : MSnr Pnr Psr Tech Time ai u Dari )I:
+
+
a2 In MSnrt-l
+
ag Techt
ut
(29)
pangsa karet alam dalam pasar karet dunia harga karet alam di pasar dunia harga karet sintetik di pasar dunia pangsa ban radial dalam pasar ban mobil trend waktu (1956=1) = koefisien regresi, i = 0,1,2,3,4 = galat sisa = = = = =
model yang digunakan tersebut dihasilkan
penyesuaian,
elastisitas
jangka
pendek,
dan
tingkat
elastisitas
jangka panjang untuk wilayah Amerika Utara, Eropa Barat, dan Jepang, yang nilai-nilainya dapat dilihat dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Perkiraan elastisitas pangsa pasar dari karet alam di Amerika Utara, Eropa Barat, dan Jepang
............................................................ ............................................................ Wilayah
Tingkat penyesuaian (B= 1-a2)
Elastisitas ............................... Jangka pendek Jangka panjang ............................................................ Amerika Utara
0,504
Eropa Barat
0,587
Jepang
0,568
-0,14*
-0,25*
--------
...............................................................
*)nyata pada taraf kepercayaan 95 persen Nampak
bahwa di ketiga wilayah yang diamati
(Amerika
Utara, Eropa Barat, dan Jepang) elastisitas jangka pendeknya rata-rata mempunyai nilai absolut yang lebih kecil daripada elastisitas jangka panjangnya.
Artinya dalam jangka pendek
respons permintaan terhadap perubahan harga kecil, yang menunjukkan diperlukan waktu para
relatif
lebih
penyesuaian
pemakai sebelum melakukan perubahan permintaan
dari
akibat
adanya perubahan dari peubah harga. Adanya wiiayah nilai
nilai
dari tingkat penyesuaian (6) di
tersebut yang positif mengakibatkan lebih elastisitas jangka panjangnya.
memberikan
Di
ketiga
besarnya
samping
arti bahwa pangsa pasar aktual dari
itu
karet
alam
dipengaruhi oleh pangsa pasar yang diharapkannya. Selain pengaruh
dari rasio harga
tersebut
ternyata
bahwa perkembangan teknologi industri barang jadi karet yang )I:
digambarkan
oleh pangsa dari ban radial di dalam pasar
berpengaruh nyata terhadap pangsa karet alam di dalam karet
dunia.
Di mana pengaruh
dari
ban
pasar
teknologi tersebut
adalah
positif,
sama halnya dengan
yang
dihasilkan
dari
analisa yang dilakukan oleh Burger dan Smit (1988). Teknologi karet
di
yang berkembang dalam industri
berbagai negara pada
akhir-akhir
barang ini
jadi
cenderung
untuk meningkatkan pemakaian bahan baku dengan kualitas yang lebih
tinggi.
terjadi
dalam industri barang jadi karet akan
permintaan Dalam
terhadap
sebagai
industri
ban
selain
radial,
maka
teknologi
lebih
mempengaruhi pangsa karet alam
karet alam yang dikonsumsinya. jenis
masing-masing
terpengaruh jadinya.
baik
industri
konsumsi karet dunia, juga akan dapat mempengaruhi
TSR
tersebut.
berbagai persyaratan sebagai bahan baku yang
tersebut,
dari
yang
mempengaruhi
tinggi
bahan baku kualitas
ha1 jenis karet konvensional dianggap
memenuhi bagi
Oleh karena itu perkembangan teknologi
di
dalam
struktur
Dengan lain perkataan pangsa
karet
alam
dengan perkembangan teknologi
tersebut industri
akan barang
Indonesia sebagai produsen utama karet jenis
akan
sangat
merasa
ban
berkepentingan
dengan
mutu
prospek
konsumsi dan pasar dari karet jenis mutu tersebut. Dengan dasar pemikiran tersebut maka pangsa pasar TSR
yang
dipengaruhi
diinginkan
pada suatu waktu
oleh harga TSR (Ps), harga
(PC), teknologi
(Tek), serta
karet
faktor-faktor
dicerminkan oleh trend waktu (Time). :
( M S * ~ ) akan
dari dapat
konvensional lainnya
yang
Oleh karena itu secara
umum pengaruh dari berbagai peubah tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
-Sedangkan perubahan pangsa pasar karet TSR pada
suatu
0 dari selisih antara pangsa
pasar
diinginkan dengan pangsa pasar sebelumnya, yang
dapat
periode yang
adalah sebesar
dituliskan sebagai berikut :
Jika persamaan (30) disubstitusikan ke dalam
persamaan
(31) maka akan dihasilkan persamaan sebagai berikut :
yang dapat diubah menjadi persamaan :
Dengan dilihat dengan
bagaimana karet
regresinya
*
menggunakan
persamaan
hubungan
konvensional.
(Bb atau
(33)
antara karet Jika
salah
Dc) negatif maka barang
ini
mutu
satu
koefisien
TSR
jenis
karet
sedangkan
jika
tersebut
merupakan
koefisien
regresi dari kedua peubah tersebut positif,
keduanya
merupakan
barang
dapat
jenis
kedua
substitusi,
akan
komplementer
atau
maka saling
melengkapi. Ada
beberapa masalah yang biasanya dihadapi
penyusunan model yang akan digunakan untuk suatu
di
dalam
perkiraan,
antara
lain kemungkinan timbulnya multicolinier
peubah-peubah karena
di
antara
yang digunakan, korelasi serial dalam
peubah
penggunaan
data berkala, serta kesulitan
di
dalam
menentukan peubah yang merupakan proksi dari teknologi
yang
digunakan di dalam suatu proses produksi. Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya
multicolinier
di antara peubah-peubahnya, maka di dalam persamaan tersebut digunakan
perbandingan
harga antara karet jenis
mutu
TSR
(Ps) dengan karet konvensional (PC), sehingga persamaan yang digunakan dapat disusun seperti berikut :
Penggunaan memperkecil
"market
modelvt
munculnya
ditujukan
untuk
korelasi
serial.
Sedangkan peubah yang dipakai sebagai proksi dari
perubahan
teknologi
kemungkinan
share
dalam industri barang jadi karet,
khususnya
otomotif, adalah pangsa pasar dari produksi ban radial
ban dari
waktu ke waktu. Berdasarkan akan untuk
ada
dalam
beberapa pilihan persamaan yang
menganalisa
tersebut, yaitu:
*:
uraian di atas maka
pelaksanaannya dapat
pangsa pasar dari karet jenis
digunakan mutu
TSR
di
mana yang dimaksud dengan peubah-peubah
yang
digunakan
dalam persamaan tersebut adalah :
J-?
MSst
=
pangsa pasar karet jenis mutu TSR pada tahun-t (pangsa TSR dari masing-masing negara Malaysia, Indonesia, Thailand terhadap total ekspor karet alam dunia)
Pst
=
harga karet jenis mutu TSR pada tahun-t (harga di pasar London dan Kuala Lumpur yang sudah dideflasi dengan Indeks Harga Konsumen di negara masing-masing)
PCt
=
harga karet konvensional pada tahun-t (harga di pasar London dan Kuala Lumpur yang sudah dideflasi dengan Indeks Harga Konsumen di negara masing-masing)
Tekt
=
pangsa produksi ban radial pada tahun-t (pangsa ban radial di Amerika Serikat, Inggeris, dan Jepang terhadap total produksi ban di negara masing-masing)
Time = trend waktu (1974 = 1) Periode analisa adalah dari tahun 1974 sampai 1989. a,,
bo, c,,
do = konstanta
ai, bi
=
koefisien regresi, i = 1,..,5
ci, di
=
koefisien regresi, i = 1,
..,4
Harga yang digunakan di dalam model tersebut dideflasi
dengan
Indeks Harga
Besar
(Wholesale
Price Index), karena karet tidak secara langsung
dikonsumsi
oleh konsumen akhir. leh
Pedagang
sebaiknya
Namun karena kesulitan untuk
mempero-
Indeks Harga Pedagang Besar dari masing-masing
negara,
maka di dalam analisa tetap digunakan Indeks Harga Konsumen. Di
samping
indeks
itu
harga
biasanya
diperkirakan fluktuasi
dari
tersebut tidak akan terlalu
harga
kedua
berbeda,
umum di tingkat konsumen
pun
jenis karena
akan
selalu
dipengaruhi oleh harga umum di tingkat pedagang besar. Dengan seperti
digunakannya
persamaan
"double
persamaan (36) dan (38) itu, maka
logaritma"
parameter
yang
dihasilkan adalah merupakan elastisitas jangka
dari
pangsa TSR tersebut.
menggunakan
Sedangkan dalam
harga pendek
persamaan
data deret waktu (time series data) dan
bebas dengan tenggang waktu (time-lag), bisa juga
yang
peubah
dilakukan
pendugaan dari elastisitas jangka panjangnya, yang merupakan rasio
antara
elastisitas jangka
penyesuaiannya untuk dl,
pendek
(Xoutsoyiannis, 1977).
dengan
koefisien
Seperti
misalnya
persamaan ( 3 8 ) , elastisitas jangka
maka
elastisitas
jangka
panjangnya
pendeknya dapat
adalah
dihitung
dengan cara sebagai berikut :
el
='
dl/A
di mana
6 = 1
-
dg
di mana : el = elastisitas jangka panjang dl = elastisitas jangka pendek B = tingkat penyesuaian
(39)
O~timalisasiDroduksi dan oemasaran karet alam
2.2.2.
Peran di
dalam
dari komoditi yang dihasilkan oleh suatu pasar
dilihat
dari
pangsanya
di
pasar
Demikian juga peran dari TSR yang dihasilkan
tersebut. diekspor pangsa
dapat
negara
dan
oleh masing-masing produsennya dapat dilihat tersebut
TSR
keseluruhan.
Peran
di
dalam
dari
TSR
pasar
karet
masing-masing
alam
dari
secara
negara
ini
dipengaruhi oleh berbagai peubah yang secara statistik dapat dibuktikan seberapa besar pengaruhnya tersebut. terbukti
Jika dari
bahwa suatu peubah
mempengaruhi
TSR yang dihasilkannya, maka perkembangan dari
tersebut
harus menjadi bahan pertimbangan di
peran peubah
dalam
setiap
usaha untuk menaikkan atau menurunkan perannya. Di rasio
dalam analisa pangsa pasar dari TSR setiap
harga TSR dengan karet konvensional
satu peubapnya. produksi dari
dan
dijadikan
salah
Oleh karena itu di dalam usaha optimalisasi pemasaran karet alam Indonesia' faktor
jenis mutu karet
kedua
negara,
tersebut
dimasukkan
harga
sebagai
salah satu peubah yang dapat mempengaruhi pola produksi
dan
pemasaran yang dihasilkan. Usaha tujuan
mengoptimumkan suatu kegiatan ekonomi
mempunyai
utama memperoleh keuntungan maksimum dari
rangkaian
berbagai
*:
dengan
kegiatan yang tercakup di dalamnya.
menggunakan
dilakukan nomian
model linier programming
para peneliti, khususnya untuk
dari
sektor
pertanian,
baik
optimalisasi sudah
kegiatan
banyak pereko-
optimalisasi
sektor
pertanian secara keseluruhan (atau antar sub-sektor)
maupun
optimalisasi di dalam sub-sektor masing-masing, seperti yang dikemukakan Demikian ini
di
oleh berbagai penulis dalam
uraian
juga halnya dengan penggunaan model Indonesia ternyata telah
dilakukan
terdahulu.
optimalisasi juga
untuk
beberapa sektor atau komoditi pertanian. Bungiorno model
(1978) telah berhasil merumuskan
analisa penawaran untuk
menggunakan halnya
kayu
Indonesia
dasar-dasar linier programming.
Nasendi
penggunaan dengan
Demikian
(1982) telah mengembangkan
juga
suatu analisa
optimalisasi kebijaksanaan di sektor perkayuan
(kehutanan)
Indonesia dengan menggunakan model dasar linier programming. Dalam
sektor perkebunan
optimalisasi pola kelapa
pertanian,
Kemala
(1988)
melakukan
industri, perdagangan
dan kelapa sawit Indonesia dengan menggunakan
dari model
linier programming. Untuk
memanfaatkan
pengalokasian sumber
model
programa
daya dan dana
linier
dari
sistim
di
dalam
produksi
serta pemasaran karet alam Indonesia, terlebih dahulu ditetapkan fungsi tujuan, fungsi-fungsi kendala, dan
harus syarat
ikatan non-negatifnya. Tujuan untuk mengoptimumkan (memaksimumkan keuntungan) manfaat
yang diperoleh dari sistim produksi
dan
pemasaran
karet alam Indonesia, yang disusun dalam suatu fungsi, dinyatakan t.:
sebagai hubungan linier antara
penerimaan
akan dan
aktifitas-aktifitas, di mana nilai setiap aktifitas tersebut ditentukan oleh penerimaan bersih (net return)-nya. Sedangkan kendalanya ditentukan oleh hubungan yang antara
aktifitas
permintaan
dan
penawaran
ada
sesuai
ketersediaan Dalam
ha1
(input)
sumberdaya serta
faktor produksi
ini setiap aktifitas menggunakan
yang
mempunyai
ukuran
lainnya.
jenis masukan
koefisien tetap
(fixed
coeficient), baik berupa koefisien teknologi, perilaku, atau lainnya,
dengan
jumlah aktifitas yang
terbatas
serta
mempunyai hubungan yang bersifat linier. Fungsi tujuan yang disusun akan terdiri
dari usaha-
usaha untuk mengadakan optimasi di setiap sub-sistim, yaitu: 1) Optimasi
dari sub-sistim produksi pada
perkebunan
adalah
tingkat
dengan memaksimumkan
petani/
manfaat
alokasi sumberdaya dan bahan olahnya, di mana
dari
sumberdaya
pada tingkatan ini terdiri dari lahan, tenaga kerja, dan modal,
sedangkan bahan olahnya adalah
merupakan
hasil
produksi pada tingkatan ini, yaitu bokar (lump, slab, dan skrep) serta lateks. sistim
produksi
Dengan demikian aktifitas pada sub-
ini
adalah
aktifitas produksi
untuk
menghasilkan bokar dan lateks. 2) Optimasi
dari
sub-sistim
produksi
pada
industri
pengolahan karet adalah mendapatkan alokasi yang dari
bahan
merupakan
olah
hasil
dan
bahan
alam
yang
bahan
olah
Bahan mentah yang dimaksud di
sini
olahan
(bokar dan lateks).
mentah
karet
optimal
lebih lanjut dari
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu karet konvensional, dan lateks pekat.
karet remah,
Aktifitas
dari
sub-sistim ini adalah pengolahan dari bahan olah menjadi *?
bahan mentah.
Di dalam optimasi dari sub-sistim produksi
ini mungkin saja terjadi bahwa hasilnya menunjukkan bahwa produk
bahan
mentah
tertentu
diproduksi
pada
jumlah
tertentu yang
baik
dibandingkan
dengan produk bahan mentah lainnya maupun
dibandingkan
dengan
relatif lebih banyak,
jumlah
semula.
Dalam
kenyataannya
dipertimbangkan bahwa untuk mengubah bahan satu menjadi maupun
bahan mentah yang
harus
juga
mentah
yang
lain diperlukan waktu
biaya penyesuaian (time and cost of
adjustment).
Demikian juga halnya untuk mengolah bokar yang selama ini dijadikan bahan mentah tertentu, lalu jika diubah menjadi bahan
mentah yang lain, perlu suatu
karena
itu
di
dipertimbangkan
dalam juga
model
waktu
penyesuaian.
optimasi
dan
Oleh
ini
biaya
harus
penyesuaian
tersebut, yaitu dengan memasukkannya sebagai biaya
yang
C
lebih tinggi. 3) Optimasi
dari
pengolahan optimal Barang ban,
sub-sistim
produksi
pada
barang jadi adalah mendapatkan
dari
bahan
baku dan barang
industri
alokasi yang
jadi
karet alam.
jadinya dibatasi pada produk-produk utama, yaitu
sepatu, dan sarung tangan.
Aktifitas
sistim produksi ini adalah pengolahan bahan
pada baku
subkaret
alam menjadi barang jadinya. 4) Optimasi
dari sub-sistim pemasaran di dalam dan ke
negeri
adalah
alokasi optimal dari
barang
jadi karet
alam, di
mana
bahan
mentah
aktifitasnya
dan
adalah
terdiri dari aktifitas pengangkutan dan pertukaran )I:
luar
yang
terjadi di dalam setiap transaksi. Optimasi yang akan dilakukan untuk
setiap
sub-sistim
tersebut secara matematis dapat dirumuskan ke dalam seperti pada Tabel 2.2 berikut :
rumusan
-.-.., - .-..- - .-- -&..-. ---- . - ..--.-.-FEZ ---- - -.. -- -- -- - = C
.
0 a
0
a;
.- 2
= .-
a -
a,
z
E .-.,-",=-
.-
= v c L rn u = a =-.-a m 0 = a * rn m
s..?
v.%v=x -m.,
= a -
= . -
m .
- 4 -
G - - - -
",==-am..---
.-
d
Maksimumkan :
+
I J-EI
CdlijkD31ijk
+
Cd2ijkD32ijk
= Z
di mana :
Z
= Total pendapatan nasional
Plij
= Aktifitas produksi tanaman karet sektor ke-i (PR, PTP, dan PBS) di propinsi ke-j (Ha)
P2ijk = Aktifitas produksi bahan mentah ke-k berasal dari sektor ke-i di propinsi ke-j (Ton) p3ij
= Aktifitas produksi barang jadi ke i di ke-j (Ton)
propinsi
KZij
= Aktifitas konsumsi bahan mentah ke-i di
propinsi
ke-j (Ton) XZij
= Aktifitas
ekspor bahan mentah ke-i
di
propinsi
ke-j (Ton)
I-:
MZij
= Aktifitas impor bahan mentah ke-i di propinsi ke-
K3ij
=
j (Ton) Aktifitas konsumsi barang jadi ke-i di ke-j (Ton)
propinsi
X3ij = Aktifitas ekspor barang jadi ke-i di propinsi kej (Ton)
M3ij = Aktifitas impor barang jadi ke-i di propinsi ke-j (Ton) DZijk = riktifitas pengiriman bahan mentah ke-i dari propinsi ke-j ke propinsi ke-k (Ton) DZijk = Aktifitas pengiriman barang jadi ke-i propinsi ke-j ke propinsi ke-k (Ton) Chi
dari
= biaya
produksi per Ha komoditi sektor di propinsi ke-j (Rp/Ha)
ke-i
Crijk = biaya pengolahan bahan mentah ke-k yang berasal dari sektor ke-i di propinsi ke-j (Rp/ton bahan olah karet) Cfij
= biaya pengolahan barang jadi ke-i di propinsi ke-
j (Rp/ton bahan mentah karet)
Ckij = harga jenis bahan mentah karet ke-i di ke-j (Rp/ton)
propinsi
Cbi
=
harga jenis barang jadi karet ke-i di ke-j (Rp/ton)
propinsi
Cxi
=
harga penjualan ke luar negeri jenis bahan mentah karet ke-i dari propinsi ke-j (Rp/ton)
Csi
=
harga penjualan ke luar negeri jenis barang karet ke-i dari propinsi ke-j (Rp/ton)
Cxi
=
harga pembelian dari luar negeri jenis bahan mentah karet ke-i di propinsi ke-j (Rp/ton)
Csi
=
harga pembelian dari luar negeri jenis barang jadi karet ke-i di propinsi ke-j (Rp/ton)
jadi
'Ctijk = ongkos angkut bahan mentah jenis mutu ke-i propinsi ke-j ke propinsi ke-k (Rp/ton)
dari
Cdijk = ongkos angkut jenis barang jadi karet ke-i propinsi ke-j ke propinsi ke-k (Rp/ton)
dari
Funasi Xendala :
*7
a) Luas
lahan yang dapat digunakan tanaman karet
ke-i di propinsi ke-j adalah sama atau
lebih
sektor kecil
dari luas lahan yang tersedia di propinsi tersebut.
Maka
Plij
dimana:i
< -
blj
(40)
=1,2,3
blj = luas lahan tersedia di propinsi ke-j
b) Jumlah
tenaga kerja yang dapat digunakan oleh
perkaretan kecil
di
dari
propinsi ke-j adalah sama
jumlah
tenaga
kerja
sektor
atau
yang
lebih
tersedia
di
propinsi tersebut.
Maka : aal r 1 p l l j + a22~~1~r-l, +
a24 E r P 2 l j k
+
a27 r r P 3 l j
+
a29
+
+
+ a23
a25 E r P 2 2 j k
+
r E "26
1xP23jk
a28 r E P 3 2 j
1rP33j 5 b2j
(41)
di mana : a2i = koefi'sien penggunaan tenaga kerja pada tiap satuan unit aktifitas ke-i
... , 9
i = 1, 2,
b2j = sumberdaya tenaga kerja yang
tersedia
pada propinsi ke-j j = 1, 2,
c) Jumlah
modal
produksi pembelian
yang
..., 27
dapat
digunakan
pada
bahan olah, bahan mentah, dan
aktifitas
barang
jadi,
bahan mentah dan barang jadi dari
propinsi
lain,
impor bahan mentah dan barang jadi di
propinsi
ke-j
adalah
sama atau lebih kecil dari
tersedia di propinsi tersebut.
modal
yang
Maka : a 3 1 ~ E P l l j + a32
11 P 1 2 j +
a33
a35 r E P 2 2 j k
1E P l j j
+
a34 x E P 2 1 j k
+
a37 L E P 3 l j
+
a3.12 r E D 2 1 i j
+
a3.13 r E D 2 Z i j
+
a3.14
+
a3.15 L L D 3 2 i j
+
a3.18 E r M 2 i j
+
+
a38 x L P 3 2 j
EED3lij
+
+
+
a36 1 z 1 P 2 3 j k
rE P 3 3 j
a39
a3.19 E i ~ ~ I i jb3j
di mana : a3i = koefisien penggunaan
modal
(42)
pada tiap
satuan unit aktifitas ke-i i = 1, 2, 3, 8, 9 b3j = sumberdaya modal propinsi ke-j
.
yang
tersedia
(j = 1.2,
pada
..., 27) .
d) Jumlah hasil perkebunan karet sektor ke-1 dalam bentuk bahan
olah
karet (bokar) yang akan
dijadikan
mentah
karet
jumlah
bahan olah karet yang diproduksi
di
propinsi ke-j
adalah
sama di
bahan dengan
propinsi
tersebut.
Maka :
-
Yqi r -Tplij
+
11EP2ijk =
di mana : Y4i = transfer perkebunan bahan
jumlah
hasil
sektor ke-i
olah
(43)
0
karet,
produksi
dalam
yang
bentuk
merupakan
hasil produksi per hektar.
e) Jumlah untuk
alokasi barang
bahan mentah karet jadi, dan digunakan di
jenis
mutu
propinsi
ke-i ke-j,
diangkut ke propinsi lain, serta diekspor adalah atau
lebih kecil dari produksi bahan mentah karet
propinsi tersebut ditambah dengan bahan mentah yang
sama
didatangkan dari propinsi lain dan diimpor
di
karet dari
luar negeri.
Maka :
-
Y5i
+
LEx2ij
-
r
rrP2ijk
f
E r ~ 3 . i +~
- rEMzij
FDa2ijk =
+
,)-EKz~~
EEEDzlijk
0
(44)
di mana : Ygi = tranfer produksi bahan
mentah
jenis mutu ke-i yang dapat
karet
dihasilkan
dari satu unit bahan olah karet.
f) Jumlah
yang
barang jadi yang dikonsumsi di propinsi
diangkut ke propinsi lain, dan
yang
ke-j,
diekspor
adalah sama atau lebih kecil dari produksi barang jadi karet di propinsi tersebut ditambah dengan barang jadi karet yang didatangkan dari propinsi lain dan
diimpor
dari luar negeri.
Maka :
- Y6i lIEP2ijk + r E K 3 i j + r E X 3 i j - E E M 3 i j + ) ) ) D31ijk
- 1))
D32ijk = 0
di mana : Ysi = tranfer produksi ke-i
barang
(45)
jadi karet
yang dapat dihasilkan dari
unit bahan mentah karet.
satu
g) Target maksimal ekspor yang dapat dicapai untuk mentah sama
karet atau
jenis mutu ke-i di propinsi
lebih kecil dari impor karet
ke-j dunia
bahan akan untuk
jenis mutu tersebut.
Maka :
di mana : dli = batas mentah
ekspor karet
merupakan
maksimal jenis mutu
impor
karet
untuk ke-i,
bahan yang
dunia
untuk
h) Target minimal ekspor yang dapat dicapai untuk
barang
jenis mutu tersebut.
jadi
karet
ke-i harus sama atau lebih
besar
dengan
realisasi ekspor barang jadi tersebut di propinsi ke-j.
Maka :
.
di mana : dZi = batas ekspor minimal untuk barang jadi karet
ke-i, yang merupakan
realisasi
ekspor barang jadi karet tersebut.
2.3.
Dari serta
Hipotesa Penelitian
berbagai permasalahan yang dikemukakan
dengan berbagai gambaran masa lalu maka ada
terdahulu beberapa
perkiraan sementara yang dapat dirumuskan sebagai hipotesis, yaitu :
1) Pangsa dari TSR dalam pasar karet alam dunia
rasio
harga antara TSR dengan karet
dipengaruhi
oleh
perubahan
dipengaruhi
konvensional
teknologi
industri
serta barang
jadinya.
2) Perolehan
dapat
devisa dari ekspor karet alam Indonesia
ditingkatkan
tidak
hanya
dengan
masih
meningkatkan
produksi dan volume ekspornya, melainkan dengan
menyusun
kembali struktur produksi dan ekspor karet alamnya sesuai dengan perkembangan industri barang jadinya.