20 VI. PERILAKU PRODUSEN DAN KESEIMBANGAN PASAR
6.1. Penawaran, Sebagai Perilaku Produsen Penawaran didefinisikan sebagai kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga. Hukum penawaran menyatakan : bila harga sesuatu barang meningkat, maka produsen akan berusaha meningkatkan jumlah barang yang dijualnya. Sebaliknya, jika harga turun, produsen cenderung akan mengurangi jumlah barang yang dijual. * Secara tabel penawaran dapat dimisalkan sbb : Kuantitas barang X Titik Harga barang X (Rp) yang diminta (unit) Korespondensi 150 12 A 120 8 B 110 6 C 100 2 D * Secara grafis kurva penawaran dapat digambarkan sbb :
Kuantitas
Kurva Penawaran 160 140 120 100 80 60 40 20 0 0
2
4
6
8
10
12
14
Harga
20
21 * Secara matematis, fungsi penawaran dapat ditulis sbb: Qs = f(H1, H2, B, t) dimana : Qs : jumlah barang yang ditawarkan H1 : harga barang yang ditawarkan H2 : harga barang lain B : budget (anggaran) t : tehnologi 6.2. Kasus Khusus 6.2.1. Constant Cost Supply Untuk beberapa proses produksi dan dalam jangka panjang (long run) ada kasus dimana kenaikan produksi tidak mengakibatkan kenaikan ongkos produksi per unit, atau dengan lain kata untuk mengundang lebih banyak barang yang ditawarkan ke pasar tidak perlu dengan kenaikan harga (bentuk penawaran horizontal). Kenaikan prmintaan mengakibatkan kenaikan volume transaksi tanpa diikuti oleh kenaikan oleh kenaikan harga pasar. Harga (Rp)
H*
0
Jumlah Barang
6.2.2. Kurva penawaran yang inelastis sempurna. Kenaikan permintaan hanya berakibat kenaikan harga pasar tanpa adanya kenaikan volume transaksi pasar Harga dari suatu barang atau faktor produksi yang supplynya tidak bisa bertambah meskipun dalam jangka panjang disebut pure economic rent atau surplus. Contohnya faktor produksi tanah.
21
22 Harga(Rp)
0
X*
Jumlah Barang
6.2.3. Backward Bending Supply Ada kasus dimana kurve penawaran mempunyai slope yang negatif, misal : 1). bentuk kurve penawaran faktor produksi tenaga kerja sering dianggap : "back ward bending" karena setelah tingkat upah tertentu penawaran tenaga kerja justru menurun bila upah naik lagi, karena orang lebih suka menikmati waktunya untuk tujuan-tujuan lain selain memperoleh penghasilan (yaitu untuk apa yang disebut "leisure") 2). kurve penawaran di masyarakat primitif dimana penghasilan berupa uang bukan tujuan primer kehidupan manusia, kenaikan harga justru menurunkan penawaran, karena orang tidak lagi perlu bekerja sekeras semula. Harga (Rp) S
0
Jumlah Barang
6.2.4. Decreasing Cost Supply Ada beberapa proses produksi yang terutama dalam jang panjang, justru menunjukkan ongkos produksi per unit yang menurun bila volume produksi dinaikkan. Untuk barang-barang yang diproduksi dalam keadaan ini kurve supply adalah menurun dan Hukum Penawaran tidak berlaku : kenaikan permintaan menurunkan harga pasar dan menambah volume transaksi di pasar.
22
23 Harga (Rp)
S
0
Jumlah Barang
6.3. Keseimbangan Pasar Keseimbangan antara Permintaan dan Penawaran akan menghasilkan suatu tingkat harga tertentu yang stabil. Pada tingkat harga tersebut, kuantitas barang yang diminta sama dengan kuantitas barang yang ditawarkan. Sedangkan tingkat harga lainnya akana mengakibatkan disekuilibrium (ketidak seimbangan pasar), dan bersifat labil (mudah sekali berubah karena tariktarikan berbagai faktor). * Secara grafis dapat digambarkan sbb : Harga (Rp) S
H*
D
0
X*
Jumlah Barang
Jika Hek < H, akan mengakibatkan Qs > Qd atau excess supply (kelebihan suplai barang), yang akan menekan harga ke bawah. Jika Hek > H, akan mengakibatkan Qs < Qd atau excess demand (kelebihan jumlah barang yang diminta), yang akan mendorong harga barang jadi menaik. Keadaan akan stabil pada saat Hek = H, karena Qs = Qd (jumlah barang yang ditawarkan produsen sama dengan jumlah barang yang dikehendaki konsumen pada harga tersebut). 6.4. Contoh Penerapan 6.4.1. Analisa Beban Pajak
23
24 Bila pemerintah mengenakan pajak sebesar Rp. K,- akibatnya dapat menaikkan harga penawaran per unit yang dihadapi konsmen, yaitu kurve penawaran bergeser ke atas dengan jarak Rp. K,- Beban pajak (sebesar K per unit atau AB) ditanggung secara beresama-sama oleh produsen dan konsumen dengan proporsi AC oleh konsumen (kenaikan harga beli) dan BC oleh produsen (penurunan harga jual). Pendapatan pemerintah dari pajak adalah ABHF. S'
Harga
S A F C H
B
K D
0
Qs=Qd
Jumlah Barang
6.4.2. Harga maksimum/minimum (Ceiling price/Floor Price) Penerapan harga maksimum Pm, produsen akan menawarkan OQ2 ke pasar dan konsumen meninginkan OQ1. Bila harga tidak boleh melebihi Pm perlu disediakan (dari impor) sebesar Q2Q1. Penerapan harga minimum Pn, produsen menawarkan OQ1 ke pasar dan konsumen menginginkan OQ2. Bila harga agar mencapai Pn perlu disimpoan (leh Bulog) sebesar Q1Q2. Harga S Pm
Pe
D
0
Q2
Qe
Q1 Jumlah Barang
24
25 Harga S
Pe Pm D
0
Q2
Qe
Q1 Jumlah Barang
6.4.3. Barang Bebas Barang bebas adalah barang yang jumlahnya berlimpah sehingga tidak mempunyai harga pasar. Hal ini tidak berarti barang tersebut tidak ada pasarnya, tetapi hanya tidak terjadi transaksi di pasar tersebut karena tidak terjadi pertemuan antara permintaan dan penawaran. Contohnya air bersih, semula permintaan D, konsumen bebas mengambil tak usah membayar; karena penduduk semakin padat maka permintaan berubah menjadi D' dan penawaran S, sehingga timbul harga sebesar Pe. Harga D' D S
Pe
0
Q1
Q2
Qe
Jumlah Barang
25
26 6.4.4. Barang Potensial Harga
S
P3 P2 P1 D' D 0
Qe
Jumlah Barang
Apmbil contoh tempat tidur emas, permintaan semula D berarti konsumen hanya kuat bayar P1 sedang harga minimum dari produsen P2 sehingga tidak terjadi transaksis. Karena ada beberapa konsumenn mendadak kaya permintaan jadi D' dan penawaran S sehingga terjadi transaksi dengan harga P3. 6.4.5. Penawaran titik (Point Supply) Penawaran titik terjadi bila barang yang ditawarkan dengan harga tertentu (pasti) dan dalam jumlah tertentu. Gambar a barang yang ditawarkan tidak mencukupi kebutuhan, sehingga ada kelebihan permintaan Q1Q2 (SB). Dalam keadaan ini mungkin ada yang mau jual barang tersebut (misal calo) dengan harga P2. Dengan demikian keuntungan calo sebesar P1P2 per unit barang. Pada gambar b terjadi kelebihan supply. Barang Q1q2 tidak terjual, agar barang habis harga diturunkan P2. Namun penurunan ini tergantung apakah justru rugi/untung. Harga
P2
P1
0
A
S
B
Q1
Q2
Jumlah Barang
6.4.6. Sarang Laba-Laba (Cobweb) Kurve ini menerangkan terjadinya fluktuasi harga dari musim ke musim yang disebabkan oleh adanya reaksi yang terlambat dari pihak produsen terhadap harga. Pada musim 1, panen Q1 harga P1. Dengan asumsi harga tetap produsen meningkatkan hasilnya pada musim berikutnya sebesar Q2 akibatnya produksi 26
27 melimpah dan bisa menurunkan harga jadi P2. Dengan asumsi harga tetap seperti musim 2 produsen mengurangi produksinya pada musim ke 3, akibatnya produksi di pasar berkurang dan harga jadi naik P3; demikian seterusnya sehingga mencapai keseimbangan dengan jumlah barang Qe harga Pe. Harga P1
Pe
P2
0
Q1
Qe
Q2 Jumlah Barang
27