REPUBLIKINDONESIA
MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI KERJA SAMA ANTARA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK BELARUS
Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan Kementerian Keuangan Republik Belarus, yang secara sendiri-sendiri disebut sebagai "Pihak", dan secara bersama-sama disebut sebagai "Para Pihak",
MENGAKUI pentingnya pengembangan hubungan bersama antara Para Pihak
di bidang kompetensi masing-masing;
MENGAKUI
pentingnya
prinsip-prinsip
saling
menguntungkan
dan
menghormati dalam kerja sama di antara Para Pihak;
MERUJUK pada Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan
Pemerintah Republik Belarus mengenai Kerja Sama Ekonomi dan Teknik yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal 12 Mei 2000 dan Protokolnya yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal 19 Maret 2013;
SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
masing-masing negara Para Pihak;
TELAH MENCAPAI saling pengertian sebagai berikut:
PASAL1 TUJUAN
Tujuan dari Memorandum Saling Pengertian ini, selanjutnya disebut "MSP", adalah untuk saling
bertukar pandangan dan berbagi pengalaman di antara
Para Pihak di bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama sesuai cakupan
kompetensi
masing-masing
berdasarkan peraturan
perundang-
undangan yang berlaku di negara masing-masing.
PASAL 2 LINGKUP KERJA SAMA
(1) Para Pihak setuju bahwa bidang-bidang yang menjadi kepentingan
bersama sesuai cakupan kompetensi masing-masing Pihak sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 meliputi, tetapi tidak terbatas pada, hal-hal sebagai berikut: a. peraturan
perundang-undangan
mengenai
anggaran,
pajak
dan
kebijakan fiskal ; b. pengaturan perpajakan sesuai dengan peqanJ1an pajak internasional dan perundang-undangan nasional terhadap wajib pajak dalam negeri kedua negara dan wajib pajak negara lain; c. peraturan
perundang-undangan
mengenai
pembentukan
dan
pemberlakuan kawasan bebas bea atau kawasan ekonomi serupa , jika ada, dalam wilayah masing-masing Pihak; d. penerbitan obligasi internasional; e. pengalaman terkait kerja sama dengan organisasi internasional (GATTWTO, PBB, dll.); f. hal-hal lain, sesuai kepentingan bersama Para Pihak;
(2) Para Pihak dapat mempertimbangkan, berdasarkan persetujuan bersama, untuk melakukan pertukaran staf kementerian, mengorganisasikan dan menyelenggarakan seminar dan konferensi untuk memfasilitasi pertukaran pengalaman dan pandangan yang lebih luas di bidang-bidang sebagaimana disebut pad a ayat (1) di atas.
(3) Para Pihak dapat mengadakan pertemuan, bila perlu, untuK membahas mengenai topik-topik yang disebutkan di atas dengan perjanjian terlebih dahulu. Pertemuan-pertemuan tersebut dilakukan di wilayah salah satu Pihak secara bergantian sesuai kesepakatan Para Pihak.
PASAL 3 KERAHASIAAN INFORMASI
Setiap informasi yang diterima oleh salah satu Pihak dari Pihak lainnya atau pihak ketiga harus diperlakukan sebagai informasi rahasia sebagaimana layaknya informasi yang diperoleh berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara masing-masing Pihak tersebut dan tidak boleh diungkapkan atau dipublikasikan tanpa persetujuan tertulis dari Pihak yang memberikan informasi tersebut.
PASAL 4 PEMBATASAN KEGIATAN PERSONEL
Setiap orang yang terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan MSP ini harus menghormati kemerdekaan politik, kedaulatan, integritas wilayah, dan hukum serta peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara tuan rumah, dan harus menghindari segala kegiatan yang tidak konsisten dengan maksud dan tujuan dari MSP ini.
PASAL 5 PENGATURAN KEUANGAN
Pengaturan keuanga n untuk pelaksanaan kegiatan, program, atau proyek berdasarkan MSP ini harus ditetapkan oleh Para Pihak sebelum pelaksanaan kegiatan, program, atau proyek tersebut. Pelaksanaan kegiatan, program, atau proyek dimaksud akan berdasarkan pada ketersediaan anggaran dan personel.
PASAL 6
AMAN DEM EN (1) MSP ini dapat diamandemen atau diubah setiap saat berdasarkan persetujuan tertulis dari Para Pihak. (2) Amandemen atau perubahan atas MSP ini mulai berlaku pada tanggal yang disepakati oleh Para Pihak. (3) Amandemen atau perubahan atas MSP ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari MSP ini secara keseluruhan.
PASAL 7 PENYELESAIAN SENGKETA
Setiap perbedaan atau sengKeta yang dapat timbul dari penafsiran atau pelaksanaan dari MSP ini akan diselesaikan secara damai melalui perundingan atau konsultasi langsung antara Para Pihak.
PASAL 8 PEMBERLAKUAN , JANGKA WAKTU, DAN PENGAKHIRAN
(1) MSP ini mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan. (2) MSP ini akan berlaku efektif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang atau diperbaharui untuk periode yang sama atau periode lainnya sesuai dengan kesepakatan Para Pihak. (3) Setiap Pihak dapat mengakhiri MSP ini melalui pemberitahuan tertulis ke Pihak lainnya. Pengakhiran akan berlaku efektif 90 (sembilan puluh) hari setelah pemberitahuan tertulis tersebut diterima oleh Pihak Lainnya. (4) Pengakhiran
MSP
ini
tidak
akan
mempengaruhi
validitas
dan
perkembangan atau pelaksanaan kegiatan, program, dan/atau proyek yang disetujui oleh Para Pihak berdasarkan MSP ini yang masih berjalan, sampai kegiatan, program, dan/atau proyek dimaksud selesai dilaksanakan, kecuali Para Pihak menyetujui secara lain.
Sebagai bukti, yang bertandatangan di bawah ini, dengan diberi kuasa oleh Pemerintahnya masing-masing, lelah menandalangani perjanjian ini.
Dibuat di
J ~'4ad:1 ai
pada tanggal '2 Apri\
201~ dalam rangkap
dua naskah asli masing-masing dalam bahasa lnggris, Indonesia, dan Rusia. Semua naskah mempunyai kekuatan hukum yang sama. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran, maka naskah dalam Bahasa lnggris yang berlaku.
UNTUK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
UNTUK KEMENTERIAN KEUANG REPUBLIK BEL... , ,.,,,_,~
Duta Besar Republik Belarus untuk Republik Indonesia
REPUBLIK INDONESIA
MeMopaHAYM o B J aMMonoHMMaHM111 Me>KAY M1r1H1r1cTepcTsoM cp111HaHcoe Pecny6 11MK1r1 111HAOHeJ Ms:i
M1r1H1r1cTe pcTBOM cp1r1HaHc o e Pecny6 11111 K111 6 e11apyc b
M1t1H1t1CTepcTBo ¢>1t1HaHcos Pecny6m1K1t1 V1HAOHe31t1s:i 1-1 M1t1H1t1CTepcTBo ¢>1-1HaHcos Pecny6111t1K1t1 6e11apycb, s AallbHelllweM OTAellbHO 111MeHyeMb1e CrnpoHa 111 BMeCTe - CTOpOHbl:
nplr13 Hae as:i Ba>KHOCTb pa3Bll1TVIH B3all1MHblX OTHOWeHV1111 Me>KAy CTOpOH8Mll1 no sonpocaM, BXOAHLJ.tll1M B 111X KOMneTeHL.1111IO,
npM3 HaBas:i Ba>KHOCTb npVIHl..IVlnOB B3all1MOyBa>KeHll1H 111 B38lt1MH0!71 BblrOA bl nplt1 ocyu.tecTB11eH1111t1 COTPYAH1114ecTBa Me>KAy CrnpoHaM111,
Ccb 111as:icb Ha ComaweH111e Me>KAy npaB111TeJlbCTBOM Pecny6Jlll1Klt1 V1HAOHe3lt1s:I 111 npaB~·nellbCTBOM Pecny6m1Klt1 6e11apycb 06 3KOHOMlt14eCKOM 111 TeXHlt14eCKOM COTPYAHVl4eCTBe, noAnl'1CaHHOe B ,lJ,>KaKapTe HeMy, noAnl'1CaHHbllll B .Q>KaKapTe
B
12
19 MapTa 2013
Mas:!
2000
roAa, 111 npoTOKOJl K
rOAa.
COOTBeTCTB"1"1 c Aeil1CTBYIOLJ.tll1M JaKOHOAaTeJlbCTBOM CTOpOH, AOCTl'1rlll'1
B3al'1MOnOHl'1MaHll1H 0 Hl'1>K8CJ18AYIOLJ.t8M:
CTaTbR 1
Uenb
L4enbto AaHHoro MeMopaHAYMa o s3aV1MonoHV1MaHV11i1 (Aanee - MeMopaHAYM) f1Bflfl€TCfl
o6MeH
MHeHVlflMVI
VI
onblTOM
M€>KAY
CTOpoHaMVI
B o6nacrnx,
npeACTaBilfll0~111X B3all1MHblVl 111HTepec VI BXOAfl~VIX B 111X KOMneT€HL\111IO B
COOTBeTCTBVll.1 c A€VlCTBYIO~l.1M 3aKOHOAaTeJlbCTBOM lilX rocyAapCTB.
CTaTbR 2 06nacTHCOTPYAHHYeCTBa
(1) CTOpOHbl AOrosop111n111cb, 111HTepec 111
BXOAfl~Vle
1.1To
o6nacrn,
npeACTaBnflto~1.1e
B l.1X KOMneTeHLIVllO, KaK yKa3aHO 8
BKnto'-latoT, HO He VICKfll0'-1111T8JlbHO,
cneAyto~lile
B3aVIMHblVl
1,
CTaTbe
sonpoCbl'.
a . HaL\1110HaJlbHOe 3aKOHOAaTeJlbCTBO 8 o6nacrn 6toA)f(€THOVl, HanorosoVI VI Q:H'1CKaJlbHOiil nOJlll1Tll1Kll1;
b. Hanoroo6no)f(eH111e pe31.1AeHros 111 Hepe3111A6HTOB rocyAapcrs CropoH s COOTBeTCTBll1111 c HaL\1110HaflbHblM 3aKOHOAaTeJlbCTBOM 111 3aKnto'-1€HHblMVI Me>KAyHapOAHblMVI AOrosopaM111; c . 3aKOHOAaTeJlbCTBO 6ecnOWJlll1HHOVl
no
C03AaH111to
Toprosm1
111
111
cpyHKLIVIOHVlpOBaHVllO
aHanorn1.1HblX
30H
3KOHOMLll'-1€CKll1X
cjJopML11posaH111!71 Ha Tepp111rop111flX rocyAapCTB CTOpOH, ecn111 TaKOBble LllMetoTCfl ;
d . BblnyCK Me)f(AyHapOAHblX 06m1raL1V1iil; e . OnblT COTPYAH111'-1€CTBa c Me)f(AyHapOAHblMVI opraHll13aL\LllflMVI
OOH
(rATT/BTO,
111 T.A .) ;
f . APyrvie ccpepb1 , npeAcrasns:ito~111e AJlfl CTOpoH s3a111MHb1ill 111Hrepec.
(2) CTOpOHbl no s3aVIMHOMY cornac111to paccMorpsn B03MO)f(HOCTb o6MeHa COTPYAHL11KaM111
M111H111crepcrs,
opraH111Ja1..1111111
nposeAeH1.-1s:i
KOHcjJepeHL\111Vl,
cnoco6CTBYIO~ll1X 6onee WVlpOKOMY 06MeHy OnblTOM 111
s3rns:1AaM111 no eonpocaM, ynoMflHYTblM e crarbe
1;
ceM VIHapos
VI
(3) B cnyYas:ix, KOrAa 3TO np1t1eMneMo, CropoHbl no npeAsap1t1TeilbHOVI no
AOroeopeHHOCTVI 6yAyT npoaO.qVITb BCTpeYVI VI COBel.llaHVlfl
BblWe sonpocaM. TaKlt1e BCTpeYl.-1 6YAYT
npoBOAlt1TbC~
Ha3BaHHb lM
Ha Tepp111rnp111111
rocyAapcTB Ka>t
CTa Tbff
3
KoHQ>111AeHL\111a11b HOCTb 111HQ>opMaL\Hli1
nio6oll1 111HcpopMa4111111, nony1..1eHHOVI OAHOiil CrnpoHolli OT Apyrolli CrnpoHbl lt1flVI OT TpeTbelli CTOPOHbl, 06ecne1..1111saeTCH TaKaH >Ke KOHQJVIAeHL(lt1ailbHOCTb, KaK lt1HQJOpMal..(lt1VI, nonyYeHHOVl 8 paMKax Hal..(lt10HaflbHOro 3aKOHOAaTeflbCTBa 3T0Vl CrnpoHbl,
TaKaH
111HcpopMa41t1~
He
MO>KeT
6b1Tb
ony6n111KosaHa
6e3
n1t1CbMeHHoro comac111H CrnpoHbl, npeAOCTa01110well1 TaKylO 111HcpopMa41i110.
CTaTbff
4
OrpaH111lfeH1.1e AeRTe11bHOCT"1 nepc0Ha11a
nl060e
Illt1L(O,
BOBileYeHHOe
8
A8s:lT8IlbHOCTb,
OCYll.18CTBfls:l8MYIO
8
COOTBeTCTBl.-1111 c HaCTOHl.l.llt1M MeMopaHAYMOM, AOn>KHO ysa)l(aTb nOJ11ATW·l8CtKHO lt136eraTb 11106b1x AellicT0111!11, HecooTseTCTBYIOll.1111X 4e11HM AaHHoro MeMopaHAYMa.
CTaTb ff
5
li1H3HCOBble sonpOCbl
eonpocb1
ocy1.11ecTBneH111~
Ae~TenbHocrn .
nporpaMM
11111111
npoeKTOB 8 COOTBeTCTBVIVI c AaHHblM MeMopaHAYMOM 6YAYT oroeap111 eaTbC~ CrnpoHaM111
3a611arospeMeHHO.
Ocy1.11ecTs11eH111e
TaKoVI
AeHTeflbHOcrn,
nporpaMM lt1 npoeKTOB 6yAeT OCHOBaHO Ha AOCTynHOCTll1 cpeACTB IA nepcoHana.
CTaTbH 6
(1) ll13M8H8HVIS1 VI AOnOilH8HVIS1 B HaCTOS1Ll.IVliil MeMopaHAYM MOryT 6b1Tb BH8C8Hbl B mo6oe Bp8MS1 B nVICbM8HHOVt cpopMe no B3aVIMHOMY comaCVllO CrnpoH;
(2) ll13M8H8HVIS1 VI AOnOilH8HVIS1 B HaCTOS1Ll.IVliil MeMopaHAYM BCTynatOT B CVIIlY B AaTy, comacoeaHHYtO CrnpoHaMVI;
(3) ll13MeHeHVIS1 VI AOnonHeHVIS1 s HaCTOS1Ll.IVlii1 MeMopaHAYM s:is11s:it0Tcs:i ero H80Tb8Mil8MOii1 4aCTblO.
CTaTbR 7 PaJpeweH1r1e cnopoe
nt06bl8
pa3H04T8HVIS1
OTHOCVIT8J1bHO
VIIlVI
TOilKOBaHVIS1
pa3HOf!laCVIS1, VI
KOTOpb18
npVIMeHeHVIS1
MOf)'T
HaCTOS1L1.1ero
B03HVIKHYTb
MeMopaHAyMa,
AOil>KHbl pewaTbCS1 nyTeM npS1MblX neperoeopoe VIJlVI KOHCYilbTa4V11i1 Me>t
CTaTbff 8 BcTynneH1r1e s c1r1ny, AeHCTBHe 1r1 OKOH'iaH1r1e AeHCTBHR
(1) HacTOS1Ll.IVIVI MeMopaHAYM ecTynaeT s cviny c AaTbl ero noAnV1caHvis:i; (2) HacTOS1Ll.IVliil MeMopaHAYM AeiilcTByeT Ha npoTs:i>KeHVIVI 5 (nmVI) neT VI ero A8ii1CTBVl8 MO>KeT 6b1Tb npOAJleHO VIIlVI B0306HOBileHO Ha aHailOfVl'·IHblli1 nepVIOA VIIlVI nepVIOAbl no B3aVIMHOMY comacV1t0 CropoH; (3) nt06as:i
Vl3
CTOpOH
MO>KeT
npeKpaTVITb
Aeii1CTBVl8
HaCTOS1Ll.18fO
MeMopaHAYMa, yseAOMVIB 06 3TOM Apyryt0 CrnpoHy s m1cbMeHHoi71 cpopMe.
MeMopaHAYM
npeKparnT
csoe
AeiilcTBVle
no
VICTe4eHVIVI
90 (AeBs:iHocTa) AHeill c AaTbl nonyl.!eHvis:i yeeAOMneHVIS1 Apyroi/1 CTopoHoVI;
(4) n peKpaL1.1eHV1e
AeiilCTBVls:I
HaCTOs:!Ll.lefO
MeMopaHAYMa
He
AOn>KHO
3aTparnsaTb Aeii1cTBVITeilbHOCTVI VI ocyL1.1ecTsneHV1st 11t060!11 He3aeepweHHo111 AeS1TeilbHOCTV1 1 nporpaMM vi/111nvi npoeKTOB, comacoeaHHblX CropoHaMVI B paMKax
Hacros:iL1.1ero
MeMopaHAYMa,
AO
Tex
nap,
noKa
TaKas:i
Aes:irenbHOCTb, nporpaMMbl 111/111m1 npoeKTbl He 6YAYT 3asepweHbl, ecn111 TOnbKO CTopOHbl He np111M)'T 111Horo peweH VIR
B YAOCTOBEPEHV1E '-IErO, H111>Ken0An111casw111ecs:1, 6YAY4111 HaAne>Kall.\111M o6pa30M ynOilHOM04eHHblMll1 CB0111Mll1 npas111TeilbCTBaM111, nOAn111can111 AaHHblill MeMopaHAYM. CosepweHo s r. A>KaKapre ~ anpemi 2015 r. s ABYX 3K3eMnmipax, Ka>KAbt(/1 Ha 111HAOHe3111illcKoM, pyccKoM 111 aHm111illcKoM s:l3b1Kax. Bee reKCTbl s:ism:uorcs:i paBHO ayreHTll14HblM111. B cny4ae paCXO>KAeH111il1 B TOilKOBaHl.1111 nono>KeH111(/1 Hacros:ill.\ero MeMopaHAYMa, CropoHbl 6YAYT pyKoBOACTsosarbcs:i TeKCTOM Ha aHm111(;1cKOM s:l3b1Ke.
3a MHHHCTepCTBO cpHHaHCOB Pecny6m1KH ~HAOHe3HR
3a MHHHCTepCTBO Q>HHaHCOB Pecny6nHKH 6e a
BnaAHMMP flonaTo-3aropcKHH nocon Pecny6m1KH 6enapycb s Pecny6nMKe ~HAOHe3HH
REPUBLIK INDONESIA
MEMORANDUM OF UNDERSTANDING ON COOPERATION BETWEEN THE MINISTRY OF FINANCE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE MINISTRY OF FINANCE OF THE REPUBLIC OF BELARUS
The Ministry of Finance of the Republic of Indonesia and the Ministry of Finance of the Republic of Belarus, individually referred to as "the Party" and collectively referred to as "the Parties",
RECOGNIZING the importance of the development of mutual relations between
the Parties in the fields of their scope of competence;
RECOGNIZING the importance of mutual benefit and mutual respect principles in
the cooperation between the Parties;
REFERRING to the Agreement between the Government of the Republic of
Indonesia and the Government of the Republic of Belarus on Economic and Technical Cooperation signed in Jakarta on May 12, 2000 and its Protocol signed at Jakarta on March 19, 2013;
PURSUANT to the applicable laws and regulations of the respective Parties;
HAVE REACHED the following mutual understanding:
ARTICLE 1 OBJECTIVE
The objective of this Memorandum of Understanding, hereinafter referred to as "MoU", is to exchange views and to share experience between the Parties in the areas of common interest covered by their scope of competence in accordance with the existing laws and regulations in their respective countries.
ARTICLE 2 AREAS OF COOPERATION
(1) The Parties agree that the areas of common interest covered by their scope of competence as referred to in Article 1 will include, but not limited to, the following matters: a. national legislation on budget, tax and fiscal policy; b. tax treatment applied according to the international tax convention and national legislation to residents and nationals of third countries; c.
legislation on the creation and functioning of duty free zones or similar economic formations, if any, in their territories;
d.
issuance of international bonds;
e. experience concerning cooperation with international organizations (GATT-
\NTO, UN, etc.); f.
other matters, considered of mutual interest by both Parties.
(2) The Parties will consider, upon mutual agreement, to exchange the staff of the ministries, organize and conduct seminars and conferences to facilitate a broader exchange of experience and views in the areas mentioned in paragraph (1).
(3) The Parties undertake to hold meetings, when appropriate, on the topics mentioned above upon prior agreement. Such meetings shall be held in the territory of either Party alternately as mutually agreed by the Parties.
ARTICLE 3 INFORMATION CONFIDENTIALITY
Any information received by either Party from the other Party or third party shall be treated as confidential in the same manner as information obtained under the domestic laws of that Party and shall not be disclosed or made public without a written consent of the Party providing such information.
ARTICLE 4 LIMITATION OF PERSONNEL ACTIVITIES
Any person engaged in activities related to this MoU shall respect political independence, sovereignty, territorial integrity, and applicable laws and regulations of the host country, and shall avoid any activities inconsistent with the purposes and objectives of this MoU.
ARTICLE 5 FINANCIAL ARRANGEMENTS
Financial arrangement for carrying out activities, programs, or projects under this MoU shall be determined by the Parties prior to the implementation of the activities, programs, or projects. The implementation of such activities, programs, or projects will be based on the availability of funds and personnel.
ARTICLE 6 AMENDMENT
(1) This MoU may be amended or modified at any time by mutual written consent of the Parties. (2) The amendments or modifications of this MoU shall enter into force on the date as mutually agreed by the Parties. (3) The amendments or modifications of this MoU shall form an integral part of this
Mou.
ARTICLE 7 SETTLEMENT OF DISPUTES
Any difference or dispute that may arise out of the interpretation or implementation of this MoU, shall be settled amicably through direct negotiations or consultations between the Parties.
ARTICLE 8 ENTRY INTO FORCE, DURATION, AND TERMINATION
(1) This MoU shall enter into force on the date of its signing. (2) This MoU shall be effective for a period of 5 (five) years and may be extended or renewed for equal periods or for periods as mutually agreed by the Parties. (3) Either Party may terminate this MoU, through a written notice to the other Party. The termination will become effective 90 (ninety) days after the notification received by the other Party. (4) The termination of this MoU shall not affect the validity and the development or implementation of any ongoing activities, programs, and/or projects agreed by the Parties, under this MoU, until the completion of such activities, programs, and/or projects, unless the Parties agree otherwise.
IN WITNESS WHEREOF, the undersigned, being duly authorized thereto by their respective Governments, have signed this MoU. Done at J8 Y. 0\ ( b a
on the « i.J » of
Ap<' 'i \
201 ~ in two original
copies, in English, Indonesian, and Russian languages. All texts are being equally authentic. In case of divergence of interpretation, the English text shall prevail.
FOR THE MINISTRY OF FINANCE
FOR THE MINISTRY OF FINANCE
OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
VLADIMIR LOPATO-ZAGORSKY Ambassador of the Republic of
Belarus to the Republic of Indonesia