1. Jangkauan respon frekuensi speaker.
Pertama-tama yang harus diketahui bahwa speaker mereproduksi suara dari perangkatperangkat elektronik yang menyertainya( CD player, amplifier, processor dan lain-lain.), tetapi speaker bukanlah alat instrument musik, tentu saja sistem speaker yang baik seharusnya mampu mereproduksi berbagai macam bunyi-bunyian instrument musik dan bunyi-bunyian lainnya semaksimal mungkin mendekati warna suara aslinya ,Sistem speaker yang baik adalah mampu untuk mereproduksi jangkauan respon frekuensi dari 20Hz sampai 20 kHz . Batas frekuensi yang mampu ditangkap atau didengarkan oleh telinga manusia adalah dari 20 Hz sampai 20kHz, semakin tinggi frekuensi di kisaran 15kHz -20Khz kemampuan untuk mendengarkannya juga tergantung dari faktor usia, semakin berumur kemampuan untuk mendengarkan frekuensi atas juga akan berkurang sensitivitasnya .Manusia tidak mampu untuk mendengarkan frekuensi di bawah 20Hz tetapi mampu untuk merasakan getarannya demikian juga untuk frekuensi di atas 20kHz manusia tidak mampu untuk mendengarkannya, tetapi masih mampu untuk merasakan nuansa-nuansanya. Di bawah ini adalah tabel tanggapan frekuensi dari alat-alat music.
Contoh respon frekuensi midbass.
Contoh respon frekuensi tweeter.
2.Impendansi
Sebuah speaker yang dikatagorikan sebagai 4 ohm atau 8 ohm kenyataannya tidak satupun yang memiliki impedansi tetap pada setiap jangkauan frekuensinya ,walaupun dinyatakan oleh pabrik speaker tersebut berimpedansi 4 ohm atau 8 ohm . Apabila kita ambil contoh grafik diatas , perhatikan impedansi mengalami puncaknya pada frekuensi 65 Hz dimana impedansinya sebesar 26 ohm, pada titik puncak ini juga dikenal sebagai titik Fs (frekuensi resonansi) artinya pada frekuensi ini speaker mulai beresonansi, dimana medan magnet speaker mulai kehilangan kendali terhadap gerakan voice coil dan konus, Impendansi rata-rata adalah berada disekitar 100 Hz-1500 Hz dimana impedansi sebesar 4 ohm, semakin keatas frekuensinya, semakin tinggi impedansinya. Hal in terjadi akibat induktansi voice coil. Setiap inductor selain memiliki resistansi dc, juga memiliki induktansi. Akibatnya, seperti sebuah speaker yang terhubung seri dengan sebuah induktor, maka pada frekuensi tertentu induktor akan menjadi low-pass filter. Catatan, Impendansi hanya bisa di ukur dengan alat ukur sine wave yang keluaran listriknya AC (alternating current)
3. Gelombang Suara Bunyi yang tertangkap oleh telinga manusia adalah akibat adanya sumber getaran yang tercipta dan kemudian ditangkap oleh gendang telinga manusia, udara yang digetarkan oleh sumber getaran dalam jarak tertentu dan dalam satuan waktu tertentu ,cara kerjanya adalah pemampatan dan perenggangan udara. Konus speaker yang bergetar merupakan sumber getaran. Konus speaker bergetar akibat gerakan maju mundur voice coil yang terdapat pada speaker. Apabila sebuah coil diletakkan pada celah medan magnet kemudian akan terbentuk dua buah magnet yang kutubnya berlawanan yang didekatkan, dan ketika dialiri arus listrik AC (Alternating Current), maka speaker akan bergerak maju mundur menuruti sinyal listrik AC yang diterimanya. Sinyal listrik AC yang dimaksud adalah hasil dari keluaran amplifier yang menguatkan sinyal keluaran dari CD player,dan lain-lain. Gelombang suara audio diwakili oleh gelombang sinus. 4. Panjang gelombang Yang dimaksud dengan panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang suara sehingga terbentuk satu siklus sinus penuh.
1 Panjang gelombang λ (panjang gelombang)
5.Frekuensi Yang dimaksud dengan frekuensi adalah, jumlah gelombang sinus lengkap persatuan detik yang dinyatakan dalam satuan Hertz (Hz). Apabila dikatakan 50 Hz, artinya konus speaker bergetar sebanyak 50 kali per detik.( maju mundur konus diartikan satu gelombang lengkap)
6.SPL (Sound Pressure Level) Adalah tingkat kekencangan suara yang dinyatakan dalam satuan Decibel (dB). Apabila pada spesifikasi tertera spl = 90 dB/1w/1m yang berarti speaker berbunyi sebesar 90 dB dengan mempergunakan daya 1 watt dan posisi mic pengukur diletakkan di depan speaker pada jarak 1 meter. Untuk bentuk gelombang sinus seperti pada gambar diatas, setiap peningkatan SPL adalah merupakan pembesaran amplitudo gelombang pada frekuensi dan panjang gelombang tetap.
7.Polaritas Polaritas adalah pergeseran fasa 0 derajat sampai 180 derajat .Secara sederhana dapat dilihat dengan mudah arah gerak konus, dimana gerakan konus maju ke depan dari posisi diamnya disebut fasa positip (0 derajat), sedangkan gerakan mundur ke belakang disebut fasa negatif (180 derajat), dan apabila diilustrasikan dengan gelombang sinus, maka pada titik 0 merupakan posisi idle (diam) , bagian gelombang yang berada di atas titik 0 adalah phase positif, dan bagian gelombang yang dibawah titik 0 adalah phase negatif. Fasa positif
0
Fasa negatif
Kurva diatas menjelaskan mengapa polaritas speaker stereo tidak boleh terbalik salah satu polaritasnya.Ilustrasi di bawah ini menjelaskan apabila speaker kiri dipasang pada fasa positip maka hasilnya adalah gambar A, sementara speaker kanan dipasang terbalik fasa dan hasilnya adalah gambar B, akibat dari penjumlahan gelombang bisa dilihat hasilnya di gambar , hasil dari dua buah gelombang yang berlawanan fasa akan saling melemahkan.Sebaliknya , bila dua buah gelombang yang sama fasanya akan saling menjumlahkan atau saling menguatkan. B A
A+B = C
8.Oktaf 1 oktaf adalah satu putaran frekuensi lengkap.Apabila kita ambil suatu frekuensi acuan misal 1kHz , maka satu octave diatasnya adalah 2kHz, dan dua octave diatasnya adalah 4kHz, begitu pula satu octave di bawahnya adalah 500 Hz, dan dua octave dibawahnya adalah 250 Hz, dstnya. Konstruksi speaker dan bagian-bagiannya