Bab 4 Simpulan dan Saran
4.1 Simpulan Dari hasil analisis data pada bab 3 dapat disimpulkan pada tabel di bawah ini, responden yang menjawab dengan “jawaban benar dan alasan benar” termasuk dalam responden yang benar-benar mengerti penggunaan ~ni tsurete dan ~ni shitagatte. Sedangkan, responden yang menjawab dengan “jawaban benar dan alasan salah”, “jawaban benar namun tidak memberikan alasan” dan “responen yang tidak menjawab soal” dapat disimpulkan sebagai responden yang tidak mengerti penggunaan ~ni tsurete dan ~ni shitagatte. Tabel 4.1 Kesimpulan Kemampuan Responden di Tiap soal Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
% Responden yang benar‐ benar mengerti 40% 32% 30% 54% 34% 38% 36% 36% 52% 32%
% Responden yang tidak mengerti 60% 68% 70% 46% 66% 62% 64% 64% 48% 68%
Dari tabel 4.1 dapat terlihat bahwa 80% soal dijawab salah oleh responden, dengan masing-masing soal 50% lebih responden menjawab salah. Jadi, dapat disimpulkan
76
bahwa 62,8% pemelajar Japan Foundation Jakarta tidak mengerti dengan baik perbedaan dan persamaan ~ni tsurete dan ~ni shitagatte dalam sebuah kalimat bahasa Jepang. Hal ini disebabkan oleh alasan yang paling banyak adalah bahwa topik mengenai ~ni tsurete dan ~ni shitagatte yang sulit dimengerti, walaupun lebih dari 50% pemelajar menjawab telah mempelajari bahasa Jepang lebih dari >4tahun. Penulis juga mendapati bahwa 100% pemelajar menjawab pernah mempelajari ~ni tsurete dan ~ni shitagatte dan lebih dari 50% pemelajar menjawab mengerti, namun pada
kenyataannya
kemampuan
pemelajar
Japan
Foundation
Jakarta
dalam
membedakan betul atau salah serta memberikan alasan pada setiap jawaban soal-soal ~ni tsurete dan ~ni shitagatte tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Pada soal nomor 1, 5, 8, dan 10 penulis melihat bahwa kebanyakan pemelajar tidak mengerti dengan baik perbedaan nuansa dan makna yang terkandung dalam setiap kalimat ~ni tsurete dan ~ni shitagatte. Pada soal nomor 2, 3, 6, dan 7 penulis melihat bahwa kebanyakan pemelajar tidak mengerti dengan baik persamaan penggunaan kata kerja pada klausa pertama (induk kalimat) dan klausa kedua (anak kalimat) dari ~ni tsurete dan ~ni shitagatte. Pada soal nomor 4 dan 9 penulis dapat melihat bahwa sebagian dari pemelajar mengetahui dengan baik persamaan penggunaan kata sifat yang tidak dibenarkan pada kalimat ~ni tsurete dan ~ni shitagatte. Dari hasil analisis jawaban soal kuesioner, penulis menyimpulkan bahwa faktor utama yang membedakan pemakaian ~ni tsurete dan ~ni shitagatte adalah
77
「 ~ に つ れ て 」 : Kejadian awal (klausa pertama) memberikan dampak kepada kejadian berikutnya (klausa kedua), hal itulah yang menghubungkan kedua klausa. Oleh sebab itu, karena Kejadian awal (klausa pertama) menjadi penyebab yang menghubungkan satu sama lain, kejadian awal (klausa pertama) dalam kalimat ~ni tsurete lebih diutamakan dan karena itu juga, pada klausa kedua dari sebuah kalimat ini sulit digunakan kalimat yang mengandung maksud si penutur. Selain itu, pada awal kalimat ~ni tsurete dapat digunakan kata “tidak lama lagi” atau dalam bahasa Jepang disebut yagate 「 や が て 」 karena perubahan yang terjadi pada klausa pertama berlangsung secara terus menerus atau secara bertahap. 「~にしたがって」: Setelah kejadian awal (klausa pertama) muncul terlebih dahulu, setelah itu kejadian berikutnya (klausa kedua) memberikan tanggapan dan menyesuaikan diri dengan kejadian awal (klausa pertama). Oleh sebab itulah, sebagai hasil dari tanggapan kejadian awal, kejadian berikutnya (klausa kedua) dalam kalimat ~ni shitagatte lebih diutamakan dan karena itu juga, pada klausa kedua memiliki kemungkinan dapat digunakannya kalimat yang mengandung maksud si penutur. Selain itu, pada awal kalimat ~ni shitagatte tidak dapat digunakan kata “tidak lama lagi” atau dalam bahasa Jepang disebut yagate 「やがて」karena dalam kalimat ~ni shitagatte lebih menekankan perhatian pada hasil dari perubahan (klausa kedua) yang disebabkan oleh kejadian awal (klausa pertama). Selain perbedaan, penulis juga menyimpulkan persamaan dalam penggunaan ~ni tsurete dan ~ni shitagatte yaitu dari pemakaian kata kerja pada klausa pertama (induk kalimat), kata kerja yang dipakai adalah kata kerja yang mengandung proses atau yang
78
kata kerja biasa yang dipasangkan dengan bentuk ~te iku atau ~te kuru yang juga menunjukkan sebuah proses. Kemudian, dari segi tata bahasa (bunpou) kata sifat i keiyoushi dan na keiyoushi tidak dibenarkan. Jadi pemakaian ~ni tsurete dan ~ni shitagatte dalam sebuah kalimat bahasa Jepang adalah 動詞の辞書形・名詞
+
につれて・にしたがって
Berikut adalah tabel simpulan perbedaan dan persamaan ni tsurete dan ni shitagatte:
Perbedaan Bentuk Ungkapan ~につれて ~にしたがって Mempunyai dua makna dalam bahasa Mempunyai tiga makna dalam bahasa Indonesia bersamaan dengan/ seiring Indonesia bersamaan dengan/ seiring dengan, semakin. dengan, semakin dan menurut/ mengikuti Mempunyai makna perlahan-lahan
Tidak mempunyai makna perlahanlahan
Dapat diakhiri dengan kata atau frasa yang menyatakan maksud atau keinginan (ishi ganbou no bun) dan frasa atau kata yang menyatakan perintah (hatarakikake no bun)
Tidak dapat diakhiri dengan kata atau frasa yang menyatakan maksud atau keinginan (ishi ganbou no bun) dan frasa atau kata yang menyatakan perintah (hatarakikake no bun)
Dapat menggunakan kata "yagate" dalam kalimat.
Tidak dapat menggunakan kata "yagate" dalam kalimat.
Lebih menekankan pada klausa awal (kalimat pertama) yang berfungsi sebagai penyebab atau alasan.
Lebih menekankan pada klausa akhir (kalimat kedua) yang berfungsi sebagai hasil dari perubahan yang terjadi di klausa awal.
79
Persamaan Bentuk Ungkapan ~につれて ~にしたがって Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sama-sama memiliki makna Bersamaan dengan/ seiring dengan dan semakin Sama-sama memiliki arti yang menunjukkan hubungan sebab akibat atau 相関関係 (soukan kankei) Penggunaan dalam sebuah kalimat memiliki struktur yang sama yaitu 動詞の辞書形 /する動詞の名詞・名詞+につれて・にしたがって Sebelum ni tsurete dan ni shitagatte tidak dapat diikuti oleh kata yang menunjukkan hanya satu kali perubahan dan tidak dapat dipasangkan dengan kata sifat atau 形容詞 (keiyoushi) Untuk menyatakan hubungan sebab akibat, keduanya sama-sama diikuti oleh kata kerja atau kata benda yang menunjukkan sebuah proses atau sebuah perubahan yang terjadi secara berulang-ulang.
4.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan penulis yakni pemelajar bahasa asing khususnya bahasa Jepang diharapkan untuk bersikap lebih aktif, tidak hanya mengandalkan dan merasa cukup dari pelajaran di tempat kuliah atau di tempat kursus saja. Hal ini dikarenakan terbatasnya waktu perkuliahan tentunya tidak dapat memberikan penjelasan secara detail atau selengkap-lengkapnya tentang satu bahasan atau materi pelajaran. Khususnya pelajaran mengenai bentuk-bentuk ungkapan yang sulit dipahami dan yang memiliki kemiripan satu sama lain seperti ~ni tsurete dan ~ni shitagatte. Selain itu dalam kelas kata fukugoukakujoshi terdapat bermacam-macam jenis misalnya, ~ni taishite, ~ni tsuite, ~ni kanshite, atau ~wo megutte, ~wo tsuujite, ~wo motte dan sebagainya. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengambil tema yang berkaitan dengan fukugoukakujoshi yang penulis sebutkan sebelumnya.
80