Patrawidya merupakan seri penerbitan hasil penelitian Balai PelestarianNilai Budaya Yogyakarta dan peneliti tamu, serta penulis undangan yang meliputi bidang sejarah dan budaya. Patrawidya terbit secaraberkala tiga bulan sekali, yaitu pada bulan Maret, Juni, September,dan Desember.Nama Patrawidya berasaldari gabungandua kata "patra'f dan "widya", yang berasaldari bahasaSanskeqta,yang kemudian menjadi kata serapandalam bahasaJawaKuna. Kata "patra" berasaldarikatattpattratt, dari akarkatapat:melayang, yang kemudian diartikan sayap burung; bulu; daun; daun bunga; tanaman yang harum semerbak;daun yang digunakanuntuk ditulisi; surat;dokumen; logam tipis ataudaun emas. Adapun kata "widya" berasal dari kata "vidyd" , dari akar kata vid:tahu, yang kemudian diartikan 'ilmu pengetahuan'."Patrawidya" diartikan sebagai'lembaran yang berisi ilmu pengetahuan'.
DEWAN REDAKSI PATRAWIDYA Pelindung
Direktur JenderalKebuday aan KementerianPendidikandan Kebudayaan
PenanggungJawab
KepalaBalai PelestarianNilai Budaya Yogyakarta
Penasihat
Drs. Sumardi,MM
Mitra Bestari
Prof. Dr. Djoko Suryo (Sejarah) Prof. Dr. Su Ritohardoyo, MA (Geografi)
PenyuntingAhli
Prof. Dr. SuhartonoWiryopranoto (Sejarah) Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra, M.A. (Antropologi)
Penyunting BahasaInggris
Drs. Edi Pursubaryanto,M.Hum
KetuaDewanRedaksi Pemimpin Redaksi Pelaksana
Dra.Taryati (Geografi) Dra. Dwi Ratna Nurhajarini, M.Hum. (Sejarah)
Dewan Redaksi
Dra. Sumintarsih,M.Hum. (Antropologi) Dra. Suyami,M.Hum. (Sastra.Iawa) Dra. Emiliana Sadilah(Geografi) Drs. Hisbaron Muryantoro (Sejarah) Drs. Sindu Galba (Antropologi) YustinaHastrini Nurwanti, S.S.(Sejarah) Dra. Isni Herawati (Antropologi)
PemeriksaNaskah
Dra. Sumintarsih,M.Hum (Antropologi) Dra. Dwi RatnaNurhajarini,M.Hum. (Sejarah) ErnawatiPurwaningsih,M.Sc. (Geografi)
Distributor
Drs. Sumardi,MM
Alamat Redaksi: Balai PelestarianNilai BudayaYogyakarta JalanBrigjen Katamso 139,Dalem JayadipuranYogyakarta55152 Telp.(0274)313241,379308Fax.(0274)381555 e-mail:
[email protected] I Website:http://www.bpnb-jogja.info
Patrawidya,Vol. I 5, No. 3, September2014
PENGANTAR REDAKSI
Puji syukur kepadaTuhan Yang Maha Kuasa karenaperkenanNyaBalai Pelestarian Nilai BudayaYogyakartadapat menerbitkanhasil penelitian yang dikemas dalam jumal PatrawidyaSeri Sejarahdan BudayaVol. 15No.3, September2014.JurnalPatrawidyaedisi ini memuat artikel tentang sejarah dan budaya, hasil penelitian Balai PelestarianNilai BudayaYogyakarta,peneliti tamudanpenelitiundangan. JurnalPatrawidyatidak mungkinbisasampaidihadapanparapembacatanpakerja sama dan bantuanberbagaipihak. Oleh karena itu dalam kesempatanbaik ini Dewan Redaksi Patrawidyadengansegalakerendahanhati mengucapkanterima kasih kepadapara Mitra Bestari yang telah meluangkan waktu untuk membaca semua artikel dan memberi pertimbanganterhadapisi artikel. Ucapan terima kasih juga kami sampai kepada editor bahasaInggris. Edisi bulan Septemberini diawali dengan artikel dari Baha'Uddin tentang dampak sosialbudayayang terjadi padakehidupanbangsawandi KadipatenPakualamanpadaakhir abadke-19 awal abadke-20.Padaperiodetersebutmodal Baratbanyakmengalirke Hindia BelandatermasukdaerahPakualaman.Modal dari parapengusaha Eropatersebutditanamkan untuk membukaperusahaanperkebunanyang menyewalahan-lahanmilik parabangsawan. Fenomenatersebuttelah mengubahpola pendapatanpara bangsawandan kemudian hal tersebutjuga berdampakterhadapkehidupandan gayahidup para bangsawanPakualaman. PerubahanapayangterjadipadaparabangsawanPakualamandapatditemukandalamtulisan tentangWesternisasi danGayaHidup di KadipatenPakualamanpada masaPakualamV. Rekonstruksigerakankiri di Klaten ditulis denganlugasoleh H. Purwana.Menurut H. Purwanta berdasarkanhasil kajiannya gerakan kiri di Klaten telah tumbuh pada awal kemerdekaanyakni padagerakananti swapraja.Gerakankiri tersebuttumbuhkarenaadanya masalahtanahdan kemiskinan.Padatahun 195Oangerakankiri mendapatresponpositif dan dipandangmembela rakyat kecil. Pada tahun l960an gerakankiri semakin intensif dan cenderungkeras. Hal itu antara lain didorong oleh sikap bupati yang tidak bersedia melaksanakan berbagaiundang-undang danperafuranpemerintahpusat. Heri Priyatmoko mengusungartikel tentangKedaulatanRakyat dan Solopos: Pilar Kehidupan BahasaJawa dan KebudayaanLokal MasyarakatYogyakartadan Surakarta. Kedua koran tersebutmemiliki halamansuplemenyang berbahasaJawa.Melalui suplemen berbahasaJawa tersebutkedua harian itu turut membantumeningkatkanperanbahasadan sastraJawa dalam menguatkanidentitas local masyarakatpembacanya.Media tersebut memberdayakan kebudayaanlokal.Dari hasilpenelitianHeri Priyatmokomenemukanbahwa materiyangdisajikanseringdigunakanuntukbahanmengajarolehparaguru. Artikel berikut dari Lucia Juningsihyangmembahastentangsejumlahperempuanetnis Iawa yang beremigrasike SemenanjungMalaya untuk bekerja di perkebunankaret. Di perkebunankaret merekamenjadi buruh bersamadenganpara buruh dari India dan Cina. Selesaibekerjasebagiandari merekapulang ke Jawanamun adajuga yang memmutuskan untuk tetap tinggal di SemenanjungMalaya. Mereka yang menetapmelakukanberbagai strategidalamupayamembangunmasadepan,salahsahrnyaadalahmenjadi etnis Melayu. Persoalanmengapadan bagaimanaperempuanJawamengambilbagiandalam transformasi sosialdari etnisJawamenjadietnisMelayu dapatdibacasecaralengkapdalamjudul Menjadi Melayu: PerempuanJawa sebagaiAgen TransformasiSosial dalam MasyarakatJawa di Semenanj ung MalayaTahunI 900-2000.
Patrawidya,Vol. 15,No. 3, September2014
Devi Riskianingrummenyumbangartikel berjudul SelanjutnyaKami Memilih: KisahKisah Etnis TionghoaAsalIndonesiayang Kembali ke Taiwan 1950-1960an.Menurut hasil penelitian Devi Riskianingrumpada periode transisi pergantiankekuasaansejak periode akhir colonial sampai tahun 1965 telah memberikanpengaruhyang besar terhadapetnis Tionghoa di lndonesia. Perasaantidak aman,tertindasserta masa depan yang suram menyebabkanmereka harus mempertimbangkankembali keberadaannyadi Indonesia. Setelahkemerdekaanpemerintahmembuatkebijakanasimilasidan integrasietnisTionghoa yang cendenrngrepresif. Hal itu berakibatterjadinyatindak kekerasan,baik fisik maupun properti yang mereka miliki. Hasilnya, banyak diantara mereka memilih meninggalkan Indonesiademi keamanan.Kondisi tersebutterus berlanjut sampaiakhir periode 1960an. Tulisan tersebutmengambil focus pada etnis Tionghoa yang kembali ke Taiwan, dengan melihatalasanmeninggalkanIndonesia,strategibertahansertaformasiidentitasmereka. Tulisanlain membahastentangstrategiyang dilakukanoleh parapetaniyang bergerak bidang bidang budidayarumput laut dalam usahanyauntuk meningkatkanpendapatanrumah tangga.Emiliana Sadilahmelakukanpenelitiantersebutdi KecamatanTalango,Sumenep. Hasil penelitainnya menunjukkan bahwa budidaya rumput laut dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sumintarsihmengulassecararinci tentangusahagulakelapayangberadadi Kecamatan Cilongok,sebagaisebuahunit usahaekonomirumah tangga.Dalamkegiatannyanira menjadi faktor produksi yang penting, selain penderesdan pengindel.Dalam distribusi, pengepul sebagaipelaku ekonomi dalam ranahusahagula kelapa.Sumintarsihmenunjukkanbahwa jalinan kerjasamadalamusahagula kelapaadapembagiantugassecarajelas, suamisebagai penderesdan istri sebagaipengindel.Jalinanpertukarantidak memperhitungkanuntungrugi. penderesdenganpengepulsangattampakadanyaeksploitasi Namunjalinan pertukaranantara Pemberianpinjaman dan perhatianyang bersifat sosial kemasyarakatanmenjadi pengikat antarapengepuldenganpenderes.Dan jalinan sepertiitu menjadikanmata rantai hubungan kerja antarapengepuldenganpenderessulit diputus. Edisi September ini ditutup dengan tulisan yang membahas tentang dampak pembangunanSuramaduterhadapmobilitas dan kondisi sosialbudayamasyarakat.Tulisan dari ErnawatiPurwaningsihtersebutmengambilsampellima keluargadari DesaPangpong, Labang, Bangkalan.Hasil penelitian Enawati Purwaningsihmenunjukkan wilayah Desa Pangpong mengalami perubahan pasca pembangunanJembatan Suramadu. Mobilitas pendudukmenjadi lebih bervariasi.Jika tadinya pendudukmelakukanmobilitas perrnanen atau seminggusekali kini merekabisa melakukanmobilitas ulang alik. Walaupundaerah Pangpongmenjadi lebih terbuka,namun dalam kehidupansosialbudayatidak mengalami banyak perubahan.Uraian secara lengkap dapat ditemukan dalam artikel yang ditulis ErnawatiPurwaningsih. Ibaratpepatah"tiada gadingyang tak retak",penerbitanjurnal PatrawidyaSeri Sejarah danBudayaVol. I 5 No. 3, September2014 ini masihadakekurangannya. Namunbegitukami berharapsemogahasil terbitanini dapatbermanfaatbagi yang membutuhkan.Terima kasih kepadasemuapihak yangtelahmembantupenerbitanbuku ini. Selamatmembaca.
DEWAN REDAKSI
Patrawidya,Vol. 15,No. 3, September2014
ISSN1411-s239
Vol. 15.No. 3, September20l4 Seri Sejarah dan Budaya
PATRAWIDYA Seri PenerbitanPenelitianSejarah dan Budaya PengantarRedaksi DaftarIsi Abstrak Baha'Uddin- Westernisasidan Gaya Hidup Bangsawan di Kadipaten PakualamanpadaMasa Paku AlamV (hlm.341- 356). H. Purwanta- GerakanKiridi Klaten:1950- 1965 (hlm.357- 372). Heri Priyatmoko - Kedaulatan Ralryat dan Solopos:Pilar Kehidupan Bahasa JawadanKebudayaanLokal Masyarakat(hlm. 373 - 384). LuciaJuningsih- M e n j a d i M e l a y u : P e r e m p u a n J a w a s e b a g a i A g e n Transformasi Sosial dalam Masyarakat Jawa di (hlm.385- 398). MalayaTahun1900-2000 Semenanjung DeviRiskianinsrum- . . ..Selanjutnya Kami Memilih Pergi. . . Kisah-kisahEtnis TionghoaAsal Indonesiayang Kembali ke Taiwan 1950-l960an (hlm. 399 - 428). EmilianaSadilah- StrategiPeningkatanPendapatan Melalui BudidayaRumput Laut di KecamatanTalango,PulauPoteran,Sumenep(hlm.
429- 4s2).
Sumintarsih- Usaha Gula Kelapa : Pertukaran dalam Produksi dan Distribusi(hlm.453- 480). EmawatiPurwaningsih- Dampak Pembangunan Jembatan Suramadu Terhadap Mobilitas dan Kondisi Sosial Budaya Penduduk (Kasus Lima Keluarga di Desa Pangpong,Kecamatan Labang, KabupatenBangkalan)(hlm.481 - 504).
l1l
Menjadi Melayu. PerempuanJawo SebagaiAgen TransJormasiSosialDalam Masyarakat Jawa (Lucia Juningsih)
MENJADI MELAYU: PERBMPUANJAWA SEBAGAI AGEN TRANSFORMASI SOSIAL DALAM MASYARAKAT JAWA DI SEMENANJUNGMALAYA TAHUN 19OO.2OOO Lucia Juningsih Program Studi Sejarah,Fakultas Sastra,Universitas SanataDharma, Yogyakarta. JalanAffandi, Mrican, Yogyakarta.Kontak 0816684441 e-mail:
[email protected] Abstruk Padatahun 1900-an,seiumlahetnisJawa bermigrasike Semenaniung Malava, untukbekeriadi perkebunankaret dan kemudianiueq di kebunkaret milik etnis Melavu.5i perkebunankaret, buruh -Jawa bekeria bersama-samadehsdn buruh Cina dan India. Mereka'dapat'berinteraksi namun sulit melokukan"adaptasibudaya kareila perbedaan tradisi dctnbuday'a.Senientaroitu, buruh Jawa yang bekeria di kebin karet milik etnis Melavu dapat berinteraksi denpan etnis Melavu karena kesainaa"n budava,bahasadan agama.Di perkebilnan karet, merekabekerid selema dua tahun. Selesaibekerict sebakian di antara meTekapuking ke Jawa, sebagianmemutusk'anmenetaDdi SemenaniunpMalaia. Mereka yang menetqp melqkukdn berbagai slrdtegi dalam upaya membanpun mas(; deban sa'lah "membqhas'persoqlan sqtunyq meiicdi etnis Melavu. Studi inl hendak mehsopa dan liasaimana pereitpuan lawa mengambil'bagiandalam transformasisosial dari etnisJawa ile'njadi etnis fr4elayu? Kuta kunci: orongJawa, orang Melayu, adaptasi, transformasi
BECOMING A MALAY: JAVANESE WOMA]\\T AS SOCIAL TRANSFORMATIOI{ AGENTS O]VJAVANESE SOCIETY IN MALAY PE]VINSULA 19OO- 2OOO Abstract In the 1900s,there were a number of Javaneseethnic migrated to the Malay Peninsula.Thev u'orked in lhe rubber planlations and thei they also u'orked in ihe ruhber smallholdine owned by tfe ethnicof Malavs. In the rubber plantations,tfteJavaneselaborersworkedtopetherwi-ththe lab'orers Cfiineseand Indian. Thevtould establishsocial interaction, but it wasdifficult for them Io adapt from "because of the differencesin [ultural and traditions. Meanwhile, theJavanese"laborerswho workefin therubbeVsmal[[tolding that belongsto theMalayscould interactwith theelhnicof Malavsbecauseof thesimilorities in cultuVe,languapdond religion.'ln the rubber plantations, they wiorkedfor tw'o,-eari. After their work contract finiihed most of tEemwent back to Jdva, somedecidbdto sett[ein the Malay Peninsula. Thosewho sdttled there crealed some different stratesies to build their future: one of tlie slrategieswas to be Malay. Thisstudy to discussthepVoblens how-andwhyJavaness?wotnentoo( part in soc'iqltransformation from ethnic:JavaIo Malavs' Keyw o r ds: J av en ese, Ma I ay n ese, ad ap t at io n, t r an sfo rm at i on
I. PENDAHULUAN Menurut sensuspenduduktahun 1891,jumlah pendudukHindia Belandadi Federoted Malay States(meliputi wilayah Perak,Pahang,SelangordanNegeri Sembilan)dan di Straits Settlements(meliputi wilayah Malaka, Singapore,Penang,Labuan di pantai utara Borneo, Pulau Christmas dan Pulau Cocos-Keeling di selatan Sumatera)diperkirakan sebanyak 20.307orang.Di antarapendudukHindia Belanda,etnisJawayangpaling banyakjumlahnya yakni 14.239orang,diikuti oleh etnis Boyan sebanyak3.161orang,etnisBugis sebanyak 2.168 orang,etnisAceh sebanyak62I orangdan etnisBatak sebanyak228 orung(Dun Jen, 1982: l; Bahrin, 1967:272) JumlahperempuanJawadiperkirakansebanyak20o/o-30Y, dari etnis Jawa, yakni antara2.848-4.272 orang, dan jumlah laki-laki sebanyaklI.39l-9.967 orang.Sebagianbesaretnis Jawa tersebutbekerja sebagaiburuh di sejumlahkebun seperti kebunkopi, ketelapohondankelapa(Reportof the Commissioners appointedto Enquireinto Naskahmasuk:lJuli20l4,revisil:25Juli20l4,revisill:l9Agustus20l4revisiakhir:llScptcmber20l4
385
Patrawidya,Vol. 15,No. 3, September2014: 385 - 398
and ProtectedNativeStates,l89l: evid. 30, I I 1). theStateof Labour in theStraitsSettlements Pada dekade pertama abad ke-20, jumlah etnis Jawa menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada tahun 1901, jumlah etnis Jawa sebanyak 17.578 orang, terdiri dari perempuansebanyak5.025 orangdan laki-laki sebanyak12.557orang(Bahrin, 1967:272). kecil) melainkansebagaiburuh Etnis Jawa tersebutbukan smallhoders(pekebun-pekebun perkebunan(Bahrin, 1967: 272). Menurut sensus penduduk tahun 1947, etnis Jawa di Malaya (Federated Malay States, Unfederated Malay States dan Straits Settlements) sebanyak187.755orang (Del Tufo :74) ata:usekitar 60oh darijumlah penduduk Hindia danlakiBelandadi Malaya,lebih dari separonyaadalahperempuan.Rasioantaraperempuan (Del perempuan perempuan per Tufo : Jawaitu 1 000 laki-laki 74) Jumlah laki Jawaadalah792 lebih kecil dibandingkanjumlah perempuandari etnis lainnyayakni Boyan (864 perempuan per 1000laki-laki),Banjar(989perempuanper 1000laki-laki) dan Bugis (876perempuanper 1000 laki-laki) (Del Tufo : 74). JumlahpendudukHindia Belandadi Malaya (wilayah yang meliputi FederatedMalay States, Unfederated Malay States dan Straits Settlements) pada tahun 1911, sebanyak 280.600orang,dan 117.800orang,tahun1921sebanyak170.200orang,tahun1931 sebanyak jumlah penduduk (Bahrin, 1957, 1967:275) Pada tahun tahun 1947sebanyak309.100orang Hindia Belandadi Malaya sebanyak342.600orang (Bahrin, 1967:272) Pascaproklamasi kemerdekaanMalaysia tahun 1957, sejumlah laki-laki dan perempuanJawa memutuskan menetapdi Malaysia, menjadi penduduk bumiputera (Juningsih, 2014: 17) Berdasarkan angkatersebutdapatdikatakan,jumlah pendudukHindia Belandadi Malaya menunjukkan kecenderunganmeningkat dari waktu ke waktu. Peningkatanini karenabertambahnyaetnis denganhal Jawayangdatangke Malayadanlahirnyaanak-anakketurunanJawa.Sehubungan ini, menurutdokumenpemerintahkolonial lnggris,padadekadepertamaabadke-20terdapat sejumlahanakketurunanJawalahir di perkebunankaret(Proceedingsof the Federal Council ofthe FederatedMalay Statesfor the YearI 909-I 0, 19I I : appendixc). Setidaknyahingga akhir abad ke-20, terdapat sejumlah perempuanketurunan Jawa di Malaysia, namun demikian aktivitas mereka belum banyak dibahas.Ada sejumlahkajian mengenaietnisJawadi SemenanjungMalaya,namuntidakmembahasperempuan.Kajian itu antaralainyangdilakukanolehKhazin Mohd. TamrindanT. ShamsulBahrin.Dalam studinya mengenai Orang Jawa di Selangor (1984), Khazin membahaslatar belakang migrasi, penempatandanasimilasiorangJawadi Teluk Pulai,Selangor( Tamrin, 1984)Sementaraitu, Bahrin dalam beberapakajiannya yakni the Pattern of Indonesian Migration and Settlement in Malaya (Bahrin, August 1967), Indonesian Labour in Malaya (Bahrin, J:une1965), the Growth and Distribution on the Indonesia Population in Malaya (Bahrin, 1967) the Indonesian Immigrants and the Malays of West Malaysia: a Study in Assimilation and Integration (Bahrin, 1970)membahasaktivitas orang Indonesia.Dalam berbagaikajian itu, etnis Jawa dibicarakandalam kaitannyadenganorang Indonesialainnya. Selain itu, etnis Jawa yang dibahas adalah laki-laki, sedangkanperempuantidak dibahas. Seolah-olah perempuanJawaitu pasif,apatis,tidak kreatif dantidak memiliki perandalamsejarahmaupun dalamtransformasisosial.Oleh karenaitu, perlu dikaji peranperempuanJawasebagaiagen transformasisosialdalamkelurgadankomunitasnya.
II. MENJADI MELAYU A. DiPerkebunan Karet Pada dekade pertama abad ke-20, sejumlah pengusahaasing seperti orang Eropa (Inggris, Perancis),Amerika Serikat,dan sejumlahorang Cina dan India membuka usaha
386
Menjodi Melayu: PerempuanJawa SebagaiAgen TransformasiSosial Dalam Masyarakat Jawa (Lucia Juningsih)
perkebunankaretdi SemenanjungMalaya (Dun Jen, 1982:85-86).Kebanyakanperkebunan karet itu dibuka di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk. Padahal dalam penyelenggaraannya, perkebunankaret memerlukantenagakerja dalamjumlah yang besar, selainlahanyang luas dan modal yangjuga besar.Kebutuhantanahdapatdipenuhidengan caramembukahutanbelantara.Sementaraitu, kebutuhantenagakerja sulit dipenuhikarena penduduksetempatjumlahnya kecil dan kebanyakandari merekatidak mau bekerjasebagai buruh kasarupahan,karenaalasanekonomi dan kultural yakni malu dan gengsi(Juningsih, 2014 4) Dalam upayamemperolehtenagakerja,perkebunankaretmendatangkan buruh dari padat penduduknya yang yakni prosesnya, dari India,Cina danJawa.Dalam berbagaiwilayah mendatangkanburuh dari Jawa tidak mudah karena beberapa alasan. Pertama, harus melibatkandua pemerintahyang berbedayakni pemerintahHindia Belandadan pemerintah kolonial Inggris,yangmasing-masingmempunyaikepentinganekonomidan politik. Kedua, pemerintahHindia Belandamelalui OrdonansiNo. 8 Tahun1887melarangpengirimanburuh pribumi ke luar wilayah Hindia Belanda.Hal ini dilakukanoleh pemerintahHindia Belanda, yang sedangberkembang buruh bagi perkebunan-perkebunan untuk menjaminketersediaan pesat, baik di Jawa maupun Sumatera.Oleh karena larangan itu, kemudian dilakukan serangkaianlobi-lobi dan pembicaraanantar dua pemerintahtersebut.Pembicaraandua pemerintah itu menghasilkankesepakatanberupa dua peraturan yakni Netherlonds Indian Labourer's Protection Ordinance 1908 (NILPO) yang berlaku untuk wilayah Straits Settlementsdan NetherlandsIndian Labourer's Protection Enactments1909 (NILPE) yang berlaku unfuk wilayah Federated Malay States.BerdasarkanNILPE itu perkebunankaret melakukanrekrutmenburuhJawasecaralangsung( Juningsih,2014:95-98). Pada awal kedatangan,kebanyakanetnis Jawa bekerja sebagai buruh kontrak di perkebunankaret (Proceedingsof the Federal Council of the FederatedMalay Statesfor the Year1909-10, 1.911:appendixc) Selainburuh Jawa,perkebunankaretjuga menggunakan buruh India danburuh Cina (Del Tufo : 76-79) Padamasaawal penanamankaret,perkebunan memperolehburuh Jawadan India yang sebelumnyabekerjadi lahanpertanianekspor,dan buruh Cina yang sebelumnyabekerja di pertambangantimah. Buruh Cina itu tidak lagi bekerja di pertambangantimah, karenaada pengurangantenagakerja sebagaiakibat dari mekanisasidalam penambangantimah (Reportof the Commissionersappointedto Enquire intotheStateofLabourintheStraitsSettlementsandProtectedNativeStates,l89l; Jackson, yang l4l-146 2014:96) Jumlah buruh dan India 196l dalam Juningsih, Cina bekerjadi perkebunankaret lebih besardibandingkanjumlah buruh Jawa,walaupundemikian buruh Jawatetapdiminatikarenadapatdiupahmurah. Berdasarkansejumlahetnis yang bekerja itu, dapatdikatakanmasyarakatperkebunan karet bersifat multietnis. Setiapetnis memiliki tradisi dan budayanyasendiriyang berbeda denganetnislainnya.Persoalannyaadalahapakah di perkebunankaretterjalin interaksisosial antarburuh dari berbagaietnis yang berbeda?Di perkebunankaret terjalin interaksisosial antaraburuh Jawa denganburuh India dan buruh Cina. Akan tetap dalam prosesinteraksi sosialitu tidak terjadiadaptasibudaya,sebabperbedaanyang begitu tajamantaraburuhJawa tradisi,budaya,bahkan denganburuh India danburuh Cina,sepertiperbedaanagama,bahasa, fisik dan warnakulit (Labor conditionin British Malaya", dalamJuningsih,2014: 197)Oleh karena tidak terjadi adaptasibudaya,transformasisosialjuga sulit terjadi. Hal ini karena adaptasimenrpakanprasyaratbagi terjadinyatransformasisosial.Dengan demikian dapat dikatakan,di kalangan buruh Jawa di perkebunankaret sulit terjadi transformasisosial (Juningsih,2014:201)Lalu apaperanburuhperempuanJawadalamkeluargadi perkebunan karet? Sebelummenjelaskanpersoalanini, perlu dipahamistatusburuhperempuanJawadalam keluarga, sebab status menentukanperan mereka. Status buruh perempuanJawa di
387
Patrawidya,Vol. 15,No. 3, September2014: 385 - 398
perkebunankaret di SemenanjungMalaya dalam keluargasamadenganstatusperempuan Jawa dalam komunitasaslinyayakni Jawa (WawancaradenganBunyamin Ramlan) Status dan peran perempuan Jawa tersebut sangat ditentukan oleh budaya yang dianut masyarakatnyayakni budaya patriarkat. Sejumlah etnis Jawa melakukan migrasi ke SemenanjungMalaya bukan dengan tangan kosong, melainkan membawa serta seluruh sistemsosialdan budayatermasukbudayapatriarkat.Dalam budayapatriarkat,perempuan berstatusmenikahberperansebagaiibu rumahtangga,pendampingsuami,mendidikanakdan mencari nafkah, sedangkanperempuan lajang membantu keluarga dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dan mencari nafkah (Onderzoek naar de Mindere Welvaart der InlandscheBevolkingop Java en Madoera.IXb',l9l4): l) Dalam budayaini, perempuan dipandangmemiliki fisik yag lemah, emosional,irasional,pasif dan apatis.Sementaraitu, laki-laki dipandangkuat, perkasadan rasional.Pandanganini membawaimplikasi yang luas pada statusdan peran perempuandalam keluargadan masyarakat.Perempuanmendapat bagian pekerjaan yang sifatnya domestik atau kerumahtanggaan,sedangkanlaki-laki mendapat bagian pekerjaan yang sifatnya publik. Dalam masyarakatpatriarkat status perempuandipandanglebih rendahdari laki-laki, karenaitu laki-laki dibenarkanmenguasai ataumendominasiperempuan. Salahsatuperanperempuanberstatusmenikahdalamkeluargayakni sebagaiibu. Tugas sebagaiibu yakni mengasuhdanmendidikanaknya.Akan tetapibagaimanaperansebagaiibu dapat drjalankan,karena sepanjanghari mereka bekerja di lahan karet? Perempuantidak membawaanaknyayang baru lahir atau yang berusiadi bawah 7 tahun bekerja di lahan, melainkanmenitipkananaknyadi tempatpenitipanyang disediakanoleh perkebunankaret. Hal ini merekalakukansupayaanaknyaadayang mengumssehinggamerekadapatbekerja, sebabjika tidak bekerja mereka dianggap melanggar kontrakdanmendapatsanksiseperti pemotonganupah atau upah tidak dibayarkan(Juningsih,2014: 207; Ahearne, 1932: 17) Dapat dikatakan, selama bekerja buruh perempuanJawa menyerahkanpengasuhandan pendidikananaknyapadapengasuh,yang disediakanoleh perkebunankaret. Setelahselesai bekerja,buruhperempuanJawamengambilanaknyakembaliuntuk diasuhdandididik sendiri (Juningsih,2014:207) Sementaraitu, anak-anakyang berusia di atas 7 tahun dikirim ke sekolah yang juga disediakan oleh perkebunan karet. Penyelenggaraansekolah ini berdasarkankebijakanwajib sekolahbagi anak-anakusia 7-14 tahun,yang ditetapkanoleh pemerintahkolonial Inggris (Ahearne,1932:17)Berdasarkandata,tidak banyak anakyang masuk sekolahkarenamereka lebih senangbekerja di lahan sebabmendapatupah, yang sekaligusmembantuorang tua dalam memenuhikebutuhansehari-hari(Salleh, 1985: 142; Thompson,1947:84). Di perkebunankaretyang bersifatmultietnis,secarasosialdanbudayaburuh Jawatetap sebagaiorang Jawa, sama sepertidalam komunitas aslinya. Hal ini terjadi karenajumlah buruh Jawa di perkebunan karet relatif banyak, sehingga memungkinkan mereka menyelenggarakan tradisi dan budayanyasendiri.Selainitu, merekatinggal di perkebunan karet yang bersifatmultietnis yang masing-asingetnis menjagadan memeliharatradisi dan budayanyasendiri. Buruh Jawa merasatradisi dan budayanyalebih unggul dibandingkan tradisidanbudayadari etnislain. Oleh karenaitu, merekamenutupdiri terhadapbudayaluar. Bahkan untuk menjaga kemurnian darah Jawa, mereka menolak perkawinan campur. Berdasarkancatatanpemerintahkolonial Inggris, di perkebunankaret terjadi perkawinan antarburuh Jawa(Proceedingsof the Federal Council of the Federated Malay Statesfor the Year 1909-10, l9ll: c72) Dapat dikatakanburuh Jawa di perkebunankaret hidup secara eksklusif.Hal ini dapatdilihat dari perilaku,sikapdan simbol-simbolJawayang digunakan, sepertimenggunakannamaJawa,berbahasaJawahalus (Jawa krama) dan Jawakasar(Jawa ngoko),menikmatimakananbercitarasaJawadan berbusanaJawa.Buruh perempuanJawa
388
Menjadi Melayu. PerempuanJawa SebagaiAgen Transformasi Sosiol Dalam Masyarakat Jawa (Lucia Juningsih)
memakai kebaya danjarik (kain panjang) dan laki-laki memakaijqrik dansurjan. Laki-laki yang berasaldari daerahPonorogomisalnyabiasamemakaicelanapanjangkomprang,baju tanpakerahdandipadudenganikatpinggangbesar. Apa peran buruh perempuanJawa dalam keluargadan komunitasnyadi perkebunan karet? Peranburuh perempuanJawa yakni menjagaetnis, memeliharatradisi dan budaya Jawa.Dalam konteksini, buruh perempuanJawaberperansebagai"penjagagawang"tradisi dan budayaJawa.Selainperanitu, buruh perempuanJawaberperansebagaipewaristradisi danbudayaJawa.Buruh perempuanJawamewariskannilai-nilai budayaJawapadagenerasi penerus,baik nilai-nilai yang membentuksikap dan watak sosialsepertirewang,nyumbang dangotongroyong(Juningsih,2014:209). Padadekadekedua abadke-20, banyak etnis Melayu, orang Cina dan sejumlahkecil orangIndia menanampohonkaret, karenamelihattanamankaretmemiliki masadepanyang cerah. Kebanyakanetnis Melayu menanampohon karet di kebun yang menyatu dengan pemukimannyadalam skalakecil, karenatidak memiliki banyakmodal (Salleh, 1985: 101 dalam Juningsih,2014:86) Sementaraitu, orang Cina menanampohon karet di ataslahan yang disewa dari pendudukMelayu, kebanyakanjuga dalam skala kecil, namun terdapat sejumlahkecil orangCina menanamkaretdalamskalabesar(Dun Jen,1982:85-86)Dalam penyelenggaraannya, kebun karet milik etnis Melayu memerlukantenagakerja, meskipun tidak sebanyakperkebunankaret. Kebanyakankebun karet milik etnis Melayu menggunakanburuh lawa, karenaalasan kesamaanagama,bahasa, budaya,fisik danwarnakulit, danyangpaling pentingdapatdiupah murah.Berbagaikesamaanini menyebabkaninteraksisosialantaraburuh Jawadenganetnis Melayu dapatterjalin cukup akrab dan harmonis.Oleh karenaitu, dalam prosesinteraksi sosial terladi pula proses adaptasibudaya. Buruh Jawa mengadaptasisejumlah budaya Melayu seperti,nama,bahasa,makanandan busana(Juningsih,2014:201). Demikian pula, etnis Melayu juga mengadaptasibudaya Jawa sepertikeseniandan makananJawa yakni tempe (Juningsih,2014:284) Setidaknyaada tiga alasanburuh Jawa melakukan adaptasi budaya.Pertama,merekamelakukanadaptasiagarditerima sebagaibagiandari masyarakat Melayu. Kedua, dari segi kuantitas buruh Jawa jumlahnya relatif kecil, sehinggatidak memungkinkan dapat memenuhi kebutuhan sendiri secara merdeka. Ketiga, mereka membufuhkantemandi tempatyang baru, apalagihubungandengandaerahasalsudahpufus (Bahrin, 1970:5;Mtyazak|2000: 79-83;Graham,1977: 19) Dalam upaya itu, mereka membukadiri terhadapbudayaMelayu danmau melakukanperkawinancampurdenganetnis Melayu. Sehubungandenganhal itu, apa peran buruh perempuanJawa dalam prosesmenjadi Melayu di lingkungan kebun karet? Buruh perempuanJawa berstatusmenikah berperan sebagaiagentransformasisosial dalam keluarga,selainperan sebagaipendampingsuami. mengurusrumah tan1ga,memeliharaanak dan mencarinafkah.Demikian pula, perempuan Jawaberstatuslajangjuga berperansebagaiagentransformasisosial,selainmembantuorang fua mencari nafkah dan mengurus rumah. Dalam proses menjadi Melayu, sejumlah perempuanJawa itu baik berstatusmenikah maupun lajang, melakukan adaptasi dan mempraktekkanbudayaMelayu dalamkeluarga.BudayaMelayu yang diadaptasiantaralain bahasa,nama,busanadanmakananMelayu. Selain sebagaiagen transformasisosial,paling tidak hingga pertengahanabadke-20, buruhperempuanJawayangbekerjadi kebunkaretmilik etnisMelayujuga berperansebagai pewaris tradisi dan budaya Jawa.Buruh perempuanJawa tersebutberperanmemelihara sekaligusmentransfertradisi dan budayaJawapadagenerasipenerus.Sejumlahtradisi dan budayaJawayangdipeliharadandiwariskanpadagenerasipenemsantaralain kenduri,sesaji, 389
Patrawidya,Vol. 15,No.3, September2014: 385 - 398
gotongroyong, rewang,nyumbang,etika, bahasa,makanandan busana.Setidaknyasampai pertengahanabad ke-20, buruh Jawa di kebun karet milik etnis Melayu cenderung bertransformasimenjadi etnis Jawa Melayu, belum menjadi etnis Melayu dalam arti (Juningsth, 2014: 20 | -202, 209-210)Mereka memerlukanwaktu yang cukup sesungguhnya panjanguntuk menjadietnisMelayu. B. Di PemukimanBaru Buruh Jawadi perkebunankaret,berdasarkankontrak kerja bekerjaselamadua tahun. Setelahkontrak kerja berakhir,sebagiandari merekakembali ke Pulau Jawa,karenaingin berkumpul lagi dengan keluarga dan teman. Selain itu, uang yang mereka kumpulkan dianggap cukup untuk modal usaha atau membeli tanah di Jawa. Sebagiandari mereka memutuskanmenetapdi SemenanjungMalaya,karenadi Jawamerekatidak memiliki tanah, dan upah bekerja sebagaiburuh cukup rendah, sehinggatidak cukup untuk memenuhi kebufuhanhidup sehari-hari.Selain itu, sejumlahkeluargamigrasi dan menetaptinggal di SemenanjungMalaya. Mereka kemudian mendirikan pemukiman dengan cara membuka hutan yang dianggaptidak bertuan atau membeli sebidanglahan dari penduduk Melayu (Bahrin,August1967:239-240;Tamrin, 1984:88-89dalamJuningsih,20l4:229-230). Di pemukimanbaru, etnis Jawa yang sebelumnyabekerja di perkebunankaret dapat dibedakandalam dua kelompok yakni etnis Jawa yang fanatik dan etnis Jawa yang tidak fanatikterhadapbudayasendiri.Etnis Jawayangbersifatfanatikcenderungmenutupdiri dari kemumian darah budayaluar, memeliharatradisi dan budayaJawa,sertamempertahankan Jawa.Mereka menganggapetnis dan budayaJawa lebih unggul dari etnis dan budayaetnis lain. Olehkarenaitu, merekamerasaterpanggiluntuk menjagakemumiandarahJawa.Dalam upaya itu, mereka hanya menikah dengan sesama etnis Jawa (Juningsih, 2014: 199; wawancaradenganBunyaminRamlan;denganAhmadSidiq dan MohammadZimYunusbin Ahmad Sidiq) Sikapfanatikitu nampakpadaperilakudanpenggunaansimbol-simbolbudaya Jawa dalam kehidupansehari-hari,sepertimenggunakannama, bahasadan busanaJawa, mengolah makanan Jawa, menyelenggarakanupacara tradisional dan berkesenianJawa (Juningsih,2014:198;Tamrin,1984:106; wawancaradenganAhmadSidiqdanMohammad Zim Yunus bin Ahmad Sidiq) Kelompok Jawa fanatik ini kebanyakantinggal di sekitar perkebunankaret tempat mereka dahulu bekerja antara lain, di Kampong Jawa, Perak; KampongSelabak,Perak;KampongSabakBernam,Selangor;KampongTampak Semenang, pemukiman Perak; Jawa di Kuala SelangoqSelangor;Kuala Lumpur, Selangor;Kelang, Serendah,Kalumpangdi Selangor;sekitarTelokAnson,Perak(Juningsih,2014:275;Tamrin, I 984 : 106 ; wawancaradenganMursi d ; wawancaradengan AzizbinMat lza). Bagaimana peran perempuan kelompok etnis Jawa yang fanatik dalam keluarga sehubungandengantransformasisosial?Padasaatitu, perempuanJawa tidak memainkan perannya sebagaiagen transformasisosial karena sikap fanatik komunitasnya. Dalam kelompok ini, perempuanJawaberstatusmenikah dan lajang berperansebagaipemelihara SejumlahbudayaJawayangdipeliharadan danpewarisbudayaJawa(Juningsih,2014:320) diwariskanpadagenerasipenerusantaralain, makanan,kenduri, sesaji,rewang,nyumbang, gotongroyong, etika,bahasa,busana,tembangJawa,menumbukpadi denganmenggunakan lesungyang dilakukan secaraberkelompok,dan menuaipadi denganmenggunakanani-ani (WawancaradenganA zizbinMat Iza). sikap fanatik itu tidak dapatdipertahankanlagi. Etnis Jawa Dalam perkembangannya, dari kelompok fanatik itu secaraperlahan-lahanmulai membuka diri terhadapbudaya Melayu. Hal serupajuga dilakukan oleh para perempuanJawa,merekajuga membukadiri terhadapbudaya Melayu. Mengapamereka mau membukadiri terhadapbudaya Melayu? Pertama,merekamemutuskanuntuk tinggal menetapdi SemenanjungMalaya. Lebih-lebih
390
Jawa (Lucia Juningsih) )vtenjacliMela-vu;perempuan Ja*'a SebagaiAgen Transformasi SosialDalam Masyarakat
padatahun 1957,secarapolitik terbentukpemerintahanb1ruyakni Malaysia.Negarabaruini jumlah memasukkanetnis Jawa ke dalam kelompok etnis Melayu, untuk mengimbangi memilih harus Jawa pendudukIndia dan Cina yang jumlahnya sangatbesar.Kedua, etnis harta menjadi warga bumiputraltau iemtali ke Jawa. Jika menjadi warga ne}ara seluruh harus mereka negara jika warga menjadi menolak bendanyatetapmenjadimiliknya, namun pulangLe Jawa,denganmeninggalkansellruh hartabendanyayang diperolehdengansusah *i*ititr menetapdan menjadi warga negaraMalaysia karena puyufr]Kebanyakan-mereka Jawa uturunekonomi (Juningsih,2014:17) Oleh karenaitu, sebagaikonsekuensinyaetnis mengikuti harus harusmelakukan adaptisi d.ngun lingkunganny ayangbaru. Ketiga, mereka jaman agartetip eksii di tempatyang baru. Perubahansikap dari fanatik ke perkembangan perempuan iiduk fu.tutik,.nembawaperubahanpada peranperempuanJawa' Semulaperan agen sebagai Jawa sebagaipemelihurudun pewaris tradisi dan budaya Jawa, kemudian transformasisosial. Telahdisebutkandi pemukimanJawaterdapatkelompok etnis Jawayang tidak fanatik yang terhadapbudaya Jawa. Kelompok ini sangatberbedadengankelompok_etnisJawa membuka mau fanatik, fanatikierhadapbudayanyasendiri.Kelompok etnisJawayang tidak melakukan diri terhadapbudayailur, -.nyesuaikan diri denganlingkungansekitarnyadan karena diri, membuka mau mereka perkawinancampur(Juningsih,2014:319) Kebanyakan terputus asal daerah iiduk bunyukmemiliki penJukung,tidak memiliki teman,ikatandengan teman dan merasatidak dapathidup r.nliri di luar komunitasaslinya.Mereka memerlukan kemudian agar eksis dan dapat -..nbangrrn masa depannya(Bahrin, 1970: 5)' Mereka merekayang dari terdiri bertransformasimenjadi JawaMelayu. Kelompok JawaMelayu ini pernahbekerjasebagaiburuhdi kebunkaret.Kebanyakandari merekatinggaldi sekitarkebun Kampong taret sepertikampJng Culik, Gopeng,Kinta, di Perak(Bakar, 197611977:52-53) Parit lapis, Parit Parit Sulong, Jawadi Teluk pulai, S-elangoi(Tamrin, 1984:106)Parit Jawa, Tegak,ParitGantongdanParitPulaidi Johor(Jahis,2001:125-126). Kelompok etnis JawaMelayu menjalanihidup dengandua budayayakni budayaJawa kegiatan dan budayaMelayu. Dalam berbagaikesempatansepertimisalnya dalamberbagai simbol-simbol menggunakan yang diselenggurukunoleh etnis Melayu, etnis Jawi Melayu etnis iuf.fuyu. Sementaraitu, dalam berbagai acarayang diselenggarakanoleh etnis Jawa, Jawadalam JawaMelayu menggunakansimbol-ti*Uot Jawa.Bagaimanaperanperempuan dan menikah berstatus Melayu kelompok Lttlr fu#u yang tidak fanatik? PerempuanJawa ifu, perannya lajang berperan sebagai-agen transformasi sosial. Dalam menjalankan perempuanmengadaptisibuiaya Melayu,mengenalkandanmempraktekkanbudayaMelayu keluarga ialam^keluarga. Meieka juga mempelopori, memberi tauladan dan memonitor simbol-simbolMelayu(Juningsih,2014 310-311) Selainitu, merekajuga dalampenggunaun masih mencari nafkah dan mengurusrumah. Etnis Jawa Melayu meskipun mengadaptasi Jawa budayaMelayu, namuntetapmemeliharabudayaJawa.Dalam konteksini' perempuan sampai Melayu berperan sebagai pemelihara dan pewaris budaya Jawa' Paling tidak menjadiJawaMelalu. abadke-20,etnii Jawatersebutbertransformasi pertengahan Apa saja budaya Melayu yang diadaptasiperempuanJawa Melayu dalam kaitannya ke-20, dengantransformasisosial?Teiah disebuti
391
Patrawidya,Vol. 15,No. 3, September2014: 385 - 398
celaka dalam kata Melayu ("Kamus BahasaJawa ini Wakjaman" http://wakjaman.com/ kamusjawa2.htmldalam Juningsih,2014:278) Etnis Jawa Melayu meskipunmengadaptasi bahasaMelayu, namuntidak meninggalkanbahasaJawa.Setidaknyasampaiakhir abadke20, adakata-kataJawayangmasihdigunakanuntuk ruangpublik. Sepertidi daerahBatu Dua, KampongSepintas,SabakBernam,Selangor,adasebuahkedai milik keturunanJawadiberi nama Jawa yakni rdneimddang. Rdnd atau mrdnd artinya kemari, mddang artinya minum (Wawancaradengan Mohammad Akhiyar) Nama rdnd mddazg dimaksudkan mengundang orang unhrk datangminum di kedai itu. Dalam percakapansehari-harigenerasitua yang jumlahnyasemakinkecil masihberbahasa-/owo ngoko.Sementaraitu, generasimudabanyak yang tidak dapat berbahasaJowo ngoko, mereka fasih berbahasaMelayu dan Inggris (WawancaradenganBunyaminRamlan). Selainbahasa,perempuanJawa Melayu mengadaptasinama Melayu. Biasanyanama Melayu yang diadaptasietnisJawaadalahnamayangbernafaskanIslam (Tamrin, 1984:105; N.J. Ryan, 1962 and l97l:49;'Miyazaki,2000: 82) Lebih-lebih setelahmerekamenunaikan ibadah haji. Etnis Jawa Melayu meskipun menggunakannama Melayu namun masih menyertakannama Jawa,baik itu nama sendiri atau nama orang tua (Miyazaki, 2000: 82) Sepertiyang dilakukan oleh Zawiyah, ia mengubahnamanyamenjadi Hajjah Asiah binti Mertawi, Soprahmenjadi Hajjah Supiahbinti Haji Abdul Rashid.Demikian pula laki-laki Jawa,merekajuga mengubahnamanyasepertiyang dilakukan Kertodromo, ia mengubah namanyamenjadi Haji Dahlan bin Kassan Duriat, Sadio menjadi Haji Abdul Razak bin Ngadiwongso,MathodmenjadiHaji Talib bin Parto(Tamrin, 1984:157-200dalamJuningsih, 2014:280-281). PerempuanJawaMelayujuga mengadaptasi busanaMelayu untuk keluarga,baik busana harianmaupunbusanapesta.Paling tidak hingga akhir abadke-20,perempuanJawaMelayu yang dikhitan dan khatamAlQuran.Busana mengadaptasibusanaMelayuuntukanak-anak anak yang diadaptasiyakni kain pelikat, baju kurung dan songkok(Samuri, 1982183:104; Mahali binAlias, 1980/81: 39) PerempuanJawaMelayujuga mengadaptasi busanapengantin Di Johor,perempuanJawaMelayu mengadaptasi Melayu (Samuri,1982183:113) baju kurung teluk belangatanpadua kantungdi depan,sarungdan selendang,baju kebayalabuh (kebaya yangdipadudengankain batik sarung),baju kurungdanbaju cekakmusang.PerempuanJawa Melayu mengadaptasikebaya Melayu, karena memiliki kesamaandengan kebaya Jawa (Wawancara dengan Bunyamin Ramlan, dengan Haji Usuf, dengan Aziz bin Mat lza) PerempuanJawaMelayu juga mengadaptasibusanaMelayu untuk suamidan anak laki-laki yakni baju kurung teluk belangadengandua kantungdi depan,celanapanjang,sarungdan songkok(Pachuri,1992:26). makananyangbercita Di pemukimanbaru,perempuanJawaMelayujuga mengadaptasi rasaMelayu. SelainmengadaptasisejumlahbudayaMelayu, perempuanJawaMelayu juga memberisumbanganpadapendudukMelayu antaralain tempeyakni makananyang dibuat dari kedelai. PerempuanJawa Melayu mengajarkan bagaimana membuat tempe dan mengolahnya menjadi hidangan yang lezat (Wawancara dengan Bunyamin Ramlan) cita rasamakanantradisionalMelayu PerempuanJawaMelayu juga memperkayak.hazanah denganmakanantradisionalJawa. Sepertidi Johor, cita rasa makanantradisionalMelayu mendapatpengaruhcita rasa makanantradisionalJawa sepertiurap, sayur lodeh, lontong sayur,rempeyek,serondeng,rujak,telor pindang,pisangsale,tapaiketeladankeripik pisang (Pachuri,1992:27). Telahdisebutkan,perempuanJawaMelayujuga berperansebagaipewarisbudayaJawa sekaligusmenstranferbudayaJawa pada generasipenems.Budaya Jawa yang diwariskan antaralain, nilai-nilai yang membentukwatak dan kepribadianseperti,kerja keras, tidak
392
T I
Menjadi Melsy'u: Perempuan Jav"a Sebagai Agen T'ansformasi Sosial Dalam Masyarakat Jaw'a (Lucia Juningsih)
mudah menyerah,optimis menghadapihidup, sopansantun,sikap budi luhur, tepo sliro atau tenggangrasa,nrimo ataumenerimaapa adanya,temenataujujur, tidak membedakanderajat dan pangkat, ojo dumeh atau jangan tinggi hati ketika sedangberadadi puncak, ojo aji mumpLtngataujangan menggunakankesempatanuntuk mencarikeuntunganpribadi. Selain itu, budaya yang membentuk watak sosial generasipenerusseperti, rewang, nyumbang, gotongroyong,mufakatdan peduli padaoranglain (Juningsih,2014:311-312;Herusatoto, 2008: 129- | 34;wawancaradenganMohammadZim Yunusbin Ahmad Sidiq). Nilai-nilai budayaJawatersebutdiwariskanmelalui pendidikandalamkeluarga.Dalam konteksini, perempuanJawa Melayu mengajarkannilai-nilai budayaJawa melalui bahasa tutur dan teladandalam kehidupansehari-hari.Seringkalimateri yang disampaikanberupa pepatahJawa seperti sepi ing pamrih rame ing gawe atau giat bekerja tetapi jauh dari keinginan yang terselubung,sugih tanpo bondo lan menangtanpo ngasorakeataukaya tanpa harta dan menangtanpamerendahkanhargadiri lawan-lawannya,sopo gawe ngganggosopo nandur ngunduh atau siapa membuat maka akan memakai, siapa menanammaka akan menuai,yang dapat diartikan siapamenanamkebaikanmaka akan menuai kebaikanpula, sebaliknya siapa menanam keburukan maka akan menuai keburukan, rawe-rawe rentas, malang-malangputung holopis kuntul baris ataukerja kerasbersama-sama untuk mencapai tujuan(Juningsih,2014:3I 2; Herusatoto,2008: 129-134). BudayaJawalainnyayang diwariskanpadagenerasipenerusadalahbahasaJowokromo danbahasaJowo ngoko,busana,tradisimenanamdanmenuaipadi denganmenggunakananiani (Jahis,200I: 125-126:'Tamrin, 1984:132;wawancaradenganAzizbin Mat lza) nembang atau menyanyi lagu Jawa dan mendongenguntuk menidurkananaksepertidongengsang kancil (Winstedt,January1940:6-I6;wawancaradenganAziz bin Mat lza) jtgakenduri, serta keseniantradisional. PerempuanJawaMelayujuga mewariskanbusanaJawapadagenerasipenemsnyayakni jarik, kebaya dan surjan. Jarik adalahkain paryangbatik. PerempuanJawa Melayu juga mewariskantradisi menuai padi dengan menggunakanani-ani (Wawancaradengan Haji Usuf) Peranperempuanyang lain yakni mewariskantradisi rewang dan nyumbang(Alias, 1980/1981:58-63;Samuri,1982/1983:74-89)OrangJawadi KampongSelabak,Selangor, secararutin mengadakankegiatangotongroyong yang merekasebut"segoro", yang artinya semuapekerjaandilakukan secaragotong royong (WawancaradenganAhmad Sidiq bin MohhammadAzzifdanMohammadZimYunus binAhmad Sidiq).
I
Etnis Jawa Melayu masih mengadakankenduri (Samuri, 198211983:2l-25) dan membuatsesaji.Menurut Clifford Geertz,kenduri adalahritual keagamaanetnis Jawayang berupaperjamuanmakan.Ritual itu mengandungaspeksosialkarenamelibatkansejumlah orangdan aspekreligius yakni kepercayaanpadaAllah, padamakhluk gaib dan roh leluhur, yang mempengaruhikehidupanmanusia.Tujuan mengadakankenduri yakni agarmanusia selamatdan selalumendapatperlindungandari Allah (Geertz,1960: I l) Dalam konteksini, perempuanJawaMelayu berperandalammenyiapkanmakananuntukkenduridansesaji. Dalam perkembangannya, secaraperlahan-lahansetidaknyapada pertengahanhingga akhir abad ke-20, kebanyakanetnis Jawa Melayu itu telah bertransformasimenjadi etnis Melayu. Sebagianbesardari merekatelah meninggalkantradisi dan budayaJawa.Mereka tidak dapat berbahasaJawa meskipun bahasaJawa ngoko. Mereka berbahasa,berbusana Melayu danmengolahmakananMelayu. Bahkansebagiandi antaramerekatidak mengetahui kalau dirinya keturunan etnis Jawa (WawancaradenganAziz bin Mat [za) Mereka juga menjalankantradisi dan budaya Melayu, walaupun terdapatsejumlahetnis Jawa Melayu terutama generasi tua yang jumlahnya semakin kecil, masih memelihara dan menyelenggarakan tradisi dan budaya Jawa,termasukseni tradisionalJawa sepertijaran
393
Patrawidya,Vol. 15,No. 3, September2014: 385 - 398
kepang, barongan,reog dan wayang kulit. Mereka masih dapat berbahasaJowo ngoko. Perempuanjuga masih mengolah masakanyang bercita rasa Jawa (Wawancaradengan Saidan;Ahmadbin Ruslan;JamaldandenganMohammadZim Yunusbin Ahmad Sidiq). Tradisi dan budayaJawa semakinhilang dalam masyarakatMelayu yang multikultur. Hal ini terjadi karena "kesalahan"generasitua yang tidak mau menceritakansejarahnya. Mereka malu menceritakansejarahnyayang dianggapsuram,yakni sebagaiburuh kontrak atauorangkontrakyangidentik dengankemiskinandanstatussosialyangrendah.Perempuan Jawa Melayu sebagaipewaris dan pemeliharabudayaperannyamulai pudar tergerusoleh budayaMelayu. Generasipenerustidak lagi mendapatajaranmengenaibahasa,busanadan makanan Jawa dari perempuan.Selain itu, perkumpulan orang Jawa yang ada kurang maksimaldalammemeliharatradisi dan budayaJawa. Perkumpulanini kurangmempunyai kemampuandalam mentransfertradisi dan budaya Jawa pada generasipenenrs.Sejumlah keturunanetnisJawamerasabanggasebagaiwargaNegaraMalaysiadenganmelupakanasal etnisnyayakni Jawa. Apa peran perempuanJawa Melayu dalam prosestransformasisosialdari etnis Jawa Melayu menjadi etnis Melayu? Dalam proses ini, perempuanberperan sebagai agen transformasisosial. Setidaknyasejak pasca proklamasi kemerdekaanMalaysia, mereka semakinintensif dalam mengadaptasitradisi dan budayaMelayu, lebih-lebihmerekatelah dimasukkandalamkategoripendudukMelayu. KebanyakanperempuanJawaMelayu lajang memfasilitasiperubahandalamkeluargadengancaramembawamasukbudayaluar seperti, flama,makanan, bahasa,busana,barang-barang dangayahidup (lihatWolfdalam Bemmelen, 1992:89) PerempuanJawaMelayu lebih berperandalammengadaptasi bahasa,busana,dan makanan dari pada laki-laki, karena bidang itu merupakan bagian dari tugas domestik perempuan.Bukan berarti laki-laki JawaMelayu tidak mempunyaiperhatiandalambahasa, busanadanmakanan.Dalam keluargaJawa,tugasperempuanmendidik anak-anaknya dalam hal berbahasadan berbusana.Perempuanpula yang beperan dalam mengajari anak perempuannyamemasak.Dengankata lain, perempuanyang bertugasmenyediakanbusana danmakananbagikeluarga.
III. PENUTUP A.Kesimpulan Peransebagaiagentransformasisosialtidak hanyadilakukanoleh laki-laki atauo'orang besar" dalam pengertiandari golongankelas menengahke atas,memiliki kekayaan,atau golongan terpelajar,melainkanjuga dilakukan oleh perempuanyang dipandangsebagai kaum "kecil" atau dari golongankelas bawah. Kaum perempuantidak pernahdipandang, tidak diperhitungkandan dianggaptidak dapatmelakukantransformasisosial.Akan tetapi dalamkenyataannya merekamempunyaiperansebagaiagentransformasisosial. Perempuandan laki-laki sebagaiagen transformasisosial memiliki pekerjaanyang berbeda.Perempuanmelakukan transformasisosial berkaitan dengan perannya sebagai pekerja domestik. Laki-laki melakukan transformasi sosial berkaitan dengan perannya sebagaipekerja publik. Peranperempuansebagaiagentransformasisosialbukanmerupakanpenyimpanganatau bentukperlawananperempuanterhadapadat,tradisidanbudaya.Bukanpulauntuk mendapat gender,sepertiyangdiperjuangkankaumfeminismoderat,ataumengalahkanlakikesetaraan laki sepertiyang diperjuangkanoleh kaum feminis radikal. Melainkan upaya perempuan untukmeraihhidup sejahterabagidiri sendiridankeluarga.
394
Menjadi Melayu: PerempuanJcrwaSebagaiAgen Transformasi Sosial Dalam Masyarakat Jawa (Lucia Juningsih)
Paling tidak sampaipertengahanabadke-20,menunjukpadakategorisosial,etnisJawa bertransformasimenjadi etnisJawaMelayu. BudayaMelayu belum merasukdalam"darah" ataubaru menyentuh"kulit luar" etnisJawaMelayu. Dalam perkembangannya sampaiakhir abadke-20semakinbanyaketnisJawaMelayubertransformasimenjadietnisMelayu. B. Saran 1. Perempuanketurunan Jawa mempunyai peran sebagai agen transformasi sosial bagi keluarga dan komunitasnya.Perempuanketurunan Jawa berperandalam melakukan alih rupa dari etnis Jawamenjadi etnis Melayu. Oleh karenaitu perlu dilakukankajian-kajian mengenaiperanperempuandalamberbagaiaspekkehidupanbaik di dalammaupundi luar komunitasaslinya. 2.KajianmengenaiperanperempuanJawadalamberbagaiaspekkehidupanperlu dilakukan. Perempuanbukan aktor pembantumelainkanaktor utama dalam transformasisosialdan perjalanansejarahbangsanya.Perempuanbukan sosokyang pasif, apatisdan emosional, melainkanperempuanyangaktif, kreatif danrasional. 3. Negaradan pihak-pihakyang terkait harusmenyertakanperempuandalampembangunan bangsa,bukansebagaipenontonapalagisebagaipelengkappenderita.
DAFTAR PUSTAKA Ahearne, C.D., Controller of Labour, Malaya, 1932, Annual Report of the Labour Department, Malaya, for the Year 1931. Kuala Lumpur, FederatedMalay States GovernmentPress. Alias,binMahali, 1980/81. Adat Istiadat Orang Jawa di Daerah Batu Pahat, Johor. Bangi, Selangor, Jabatan Persuratan Melayu, Fakulti Sains Kemasyarakatan dan KemanusiaanUniversitiKebangsaan Malaysia. Bahrin, S. T., 1967."The Growth and Distribution on the IndonesiaPopulationin Malaya", Bijdragen Tbt de Taal-, Land-en Volkenkunde.Deel 123. 'S-Gravenhage-Martinus Nijhoff. Bakar,A.R.A., I97611977. "Perkembangan PendudukMelayu di DaerahKinta (Perak) 1880-1930an",SatuLatihan llmiah Bagi MemenohiSyaratPepereksaan Akhir Ijazah Sarj ana Muda Saster a. Kuala Lumpur, JabatanSejarahUniversiti M alaya. Del Tuvo, M.V., M.A., Cantab.Malayan Civil Service.A Report of the 1947 Censusof Population Publishedon Behalf of the Govenmentsof the Federationof Malaya and the Colony of Singaporeby the Crow Agents for Colonies,4, Millbank, London,
s.w.1.
I
Dun Jen,Li, 1982. British Malaya an EconomicAnalysis.Kuala Lumpu, INSAN. Geertz,C.,1960. TheReligionofJava.UnitedStatesofAmerica,TheFreepressofGlencoe. Herusatoto,8., SimboIisme J awa. Yogyakarta,Ombak, 2008. KassimThukiman,el Jahis,M. R., 2001. "Parit Sulong:Asal-UsuldanPerkembangannya", al . Menelusuri Sejarah kmpatan Johor. J ohor,YayasanWarisanJohor. Juningsih,L., 2014. "OrangJawaMigrandanJawaMelayu:Transformasi danAdaptasiPada MasyarakatJawadi PantaiBarat SemenanjungMalayaTahun1900-1957". Disertasi, FakultasIlmu Budaya, UniverstasGadjahMada. "Kamus BahasaJawaini wakjaman",http://wakjaman.com/kamusjawa2.html, download 1303-2013 "Labor Conditionsin British Malaya". August 1944. MonthlyLabor Review. BetweenAdaptationandAlienation",SOJOURNVoI. Miyazaki, K., 2000."Javanese-Malay: 1 5 , N o l. .
395
Patrawidya,Vol. 15,No. 3, September2014: 385 - 398
Onderzoeknaar de Mindere Welvaartder InlandscheBevolking op Java en Madoera. IXb2, 1914. Verh"ffirq van de Inlandsche Vrotrw.Deel VI, van't Overzicht van enz. De EconomievandeDesq.Batavia,Drukkerij, "Papyrus". Pachuri bte, R., 1992. Masyarakat Jawa di Johor, Sejarah Migrasi, Pemukiman dan PerananImigran Dalam PembangunanNegara Tahun 1884-1944.Fakultas Sastra, UniversitasGadjah MadaYogy akarta. Proceedingsof the Federal Council of the Federated Malay Statesfor the year 1909-10, I 9 I I . Kuala Lumpur,F.M.S. GovernmentPrintingOffice. Report of CommissionersAppointed to Enquire into the State of labour in the Straits Settlements and Protected Native States, 1891. Singapore, Printed at ttre GovernmentPrintingOffi ce. Ryan, N. J., 1962&1971. The Cultural Heritage of Malaya. Kuala Lumpur, Longman Malaysia. Salleh, H. 8., 1984.Kampung Haji Salleh dan Madrasah Saadiah-Salihiahl9l4-1959. Kuala Lumpur,DewanBahasadanPustaka. 1985."Malay RubberSmallholdingandBritish PolicyA CaseStudyof the BatangPadangDistrict in Perak ( I 876-I 952)". Submittedin partial fuffillment of the requirementfor degreeof Doctor of Philosophy in the Graduate School of Arts and Sciences. ColumbiaUniversity. Samuri,binA., 1982183.AdatKenduriDiDalamMasyarakatKeturunanJawa: Satu Kajian Kes di Kampung Parit Selangor,Pontian, Johor. Bangi, Selangor,JabatanPersuratan Melayu, Fakuliti Sains Kemasyarakatandan KemanusiaanUniversiti Kebangsaan Malaysia. Saunders,G., 1977. The Developmentof a Plural Society in Malaya. Kuala Lumpur, LONGMAN. , 1970."The IndonesianImmigrantsand the Malays of West Malaysia:A StudyinAssimilationandIntegration",Geographica.Vol. 6. , June 1965."IndonesianLabour in Malaya". Kajian Ekonomi Malaysia, Vol.ll,No.1. , August 1967. "The Patternof IndonesianMigration and Settlementin Malaya",AsianStudies.VolumeV No. 2. Tamrin, M. K., 1984.Orang Jawa di SelangorPenghijrahandan Penempatan1880-1940. KualaLumpur,DewanBahasadanPustakaKementerianPelajaranMalaysia. Thompson,V.,1947. Labor Problemsin Southeast Asia.New Haven,YaleUniversityPress. Winstedt,R. O., January1940."AHistory of Malay Literature".Terj. MalayanBranch Royal Asiatic Society,Yol.XVII, PartIII. Wolf, D. L., 1992."Industrializationand Family Women workers as mediatorsof family changeand economicchangein Java", Bemmelen,van Sita, et al., ed., Womenand Mediation in I ndonesi a. Leiden,KITLV.
396
Menjadi Melayu: PerempuanJawa SebagaiAgen Transformasi Sosial Dalom Masyarakat Jawa (Lucia Juningsih)
DAFTARINFORMAN
Usia
Alamat
AhmadbinRuslan
T4tahun
YayasanwarisanJohor.JohorBahru.
AhmadSidiq binMohammadAzzif
93 tahun
KampongSelabak,Selangor.
Nama
LzizBinMatIza
60 tahur
KampongJawa,Perak.
BunyaminRamlan
80 tahun
ParitJawa,Mukim 8, BatuPahat
HajiUsuf
68 tahun
KampongParitTengah,Mukim 12,Batu Pahat.
63 tahun
IalanBesi,Kg. KenanganDatoOon,83000, BatuPahat.
Jamal
45 tahun
BatuPahat.
MohammadAkhiyar
6l tahun
BatuDua,KampongSepintas,SabakBernam, Selangor.
MohammadZimYunus binAhmadSidiq
70 tahun
di KampongSelabak,Selangor.
Mursid
57 tahun
Teluk Sekudang,TampakSemenang, Perak.
Saidan
65 tahun
Pontian,JohorBahru.
Slamet
62 tahun
BatuDua,SabakBemam,Selangor.
I 397
PETUNJUK SINGKAT BAGI PENULIS PATRAWIDYA l . Patrawidya menerima, naskah hasil penelitian bidang sejarah dan budaya dalam dwi bahasa(bahasa IndonesiadanbahasaInggris) dan belum pemah diterbitkan.
2 . Naskahyang diterbitkan melalui prosesseleksidan editing. J.
Jumlah halaman setiap artikel 30-40 halaman,diketik 1,5 spasi,denganhuruftimes new roman,font 12. Abstrak dalam bahasaIndonesia dan Inggris maksimal 100-125 kata diketik italic satuspasi,dan kata kunci.
4 . Judul harus informatif dan diketik dengan huruf kapital tebal (bold), maksimum 1l kata yang mencerminkan inti tulisan. Dewan redaksi boleh merubahjudul dengan sepengetahuanpenulis. Nama penulis diketik lengkap di bawah judul dan diberi tanda asterisk (*). Keterangantanda ditulis di bagian bawahnaskahyang memuat : identitaspenulis, instansi,alamat.
5 . Penulisannaskahdisajikan dengansistematikasebagaiberikut : Bab. Pendahuluanberisi latar belakang, permasalahan, tujuan, kerangka pikir, metode. Bab selanjutnya berisi tentang deskripsi dari penelitiar/obyek penelitian. Selanjutnya Bab Inti memuat tentang pembahasan/analisisbisa disertai tabel, skema, grafik, gambar, foto, peta. Pada Bab Penutup berisi kesimpulan dan saran. Naskah dilengkapi Daftar Pustakadalam Daftar Informan/Referensi. 6 . Penulisankutipan a. Kutipan langsung,adalahkutipan pendapatorang lain dalam suatukarya ilmiah yang diambil persis sepertiaslinya; Kutipan langsungpendek,kutipan yang tidak melebihi tiga baris ketikan dalam barisbaris tubuh karangan dengan memberikan tanda kutip; Kutipan langsung panjang, kutipan ditulis dalam alinea tersendiri terpisahdari tubuh karangan. Kutipan diketik setelahlima ketukan garis tepi sebelahkiri atausejajardenganpermulaanparagrafbaru,jarak 1 spasi. b. Kutipan tidak langsung, kutipan yang ditulis dengan bahasapenulis sendiri, ditulis terpadu dalam fubuh karangan,tanpatandakutip. c. Mengutip ucapan sevaralangsung (pidato, ceramah,wawancara,dan lain-lain) dapat dikutip secara langsungmaupuntidak langsung,kutipan dengantandakutip.
7. Referensi sumber dicantumkan dalam kurung di dalam teks (body note) dengan susunan: nama pengarang,tahun karangan, nomor halaman yang dikutip. Penulisan Daftar Pustakadengan susunan sebagaiberikut: namapengarang,tahun,judul karangan,namakota, dannamapenerbit. ContohBuku Fic, V.M., 2005. Kudeta I Oktober 1965: SebuahStudi TentangKonspirasi, Jakarta:YayasanObor Indonesia. Contoh artikel dalam sebuahbuku Koentjaraningrat, 1985. "Persepsi Tentang Kebudayaan Nasional" dalam Persepsi Masyarakat TentangKebudayaan, Alfran (ed).Jakarta:UI Contoh artikel dalam majalah Tambunan.T.. 1990. "The Role of Small Industrv in Indonesia:A General Review". Ekonomi (1): 85-114. KeuanganIndonesia,3T Pengacuanpustaka 80% terbitan l0 tahun terakhir dan 80% berasaldari sumber acuanprimer. Catatan kaki ffootnote) hanya berisi penjelasantentangteks, dan diketik di bagian bawah dari lembar teks yang dijelaskan.
7 . Istilah lokal dan kata asing,harusditulis denganhurufmirhg(italic). 8 . Pengiriman naskah bisa dilakukan melalui e-mail, ataupun pos dengan disertai file/CD, dialamatkan kepada:Dewan Redaksi Patrawidya,Balai PelestarianNilai Budaya Yogyakarta,JalanBrigjen Katamso 139,Yogyakarta55152,Telp(0274)373241,Fax(Q)l41381555.E-mail:[email protected]
9. Penulisyang naskahnyadimuat akanmendapattiga eksemplarbuku Patrawidyadan duareprint.