Studi Pengaruh Iklan Luar Ruang... Devin Defriza H.
STUDI PENGARUH IKLAN LUAR RUANG SEBAGAI FAKTOR PEMBENTUK ‘SENSE OF PLACE’ RUANG KOTA Studi Kasus: Ruas Jalan Zainul Arifin, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Putri Hijau, Medan Devin Defriza H. Program Studi Magister teknik Arsitektur USU Bidang Kekhususan Manajemen Pembangunan Kota
Abstract: Outdoor advertisement is an element that has taken an important role in supporting the arrangement of urban landscape. One of its roles is to elongate messages to the community, as a facility that oriented in the high density message environment, run as social landmark and represent as cultural expression. Liberated form the exploration of urban designer that put the role as signs capitalism in every planning action but in the other hand the outdoor advertisement can influence the perform of ‘sense of place’ in urban space. Through literature review and case studies, this thesis will explore some of quantitative methods to learn the affect that can caused by outdoor advertisement as formed factor of ‘sense of place’ in urban space. Case studies which become the object of the research consist of three areas, they are Jl. Zainul Arifin, Jl. Ahmad Yani, and Jl. Putri Hijau, Medan street corridor, that contain various of outdoor advertisement to study through comparison, and contrast in 4 observation scope: generally (site), each element (linear), per side of element (volumetric) and based on a certain interval (sequential). The progress of this study is utilizing the study of statistic, picture, and photograph to analyze the data by mixture discussion of the character of outdoor advertisement in general with custom methods done by urban planner when analyzed an urban space. By the comparison of the all observation areas appearances that show the diversity on outdoor advertisement distribution related to urban space character, thus it can be studied holistically how the outdoor advertisement affected as a ‘sense of place’ establishment of urban space. Based on literature overview, the comprehension of the main study about outdoor advertisement in generally concern about the relation with its representative as the urban physical elements, as cultural expression and its related to meaning and also urban space quality that compass these. In order to gain the comprehensive understanding, therefore it may provide good contribution to all planning and urban manager in the relation to perform the identities of urban space. Keywords: outdoor advertisement, sense of place
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan bersifat mempromosikan dan terkadang menghibur. Iklan mengundang perhatian dengan menggunakan kata, simbol, dan gambar. Iklan menarik tidak hanya pada desainnya yang kreatif, tetapi juga pada arti yang dikandungnya. Melalui sejarah perkotaan, iklan merupakan bagian yang menonjol pada ruang luar kota, yang berkomunikasi dengan bentuk dan pesan. Hubungan iklan dengan ruang kota juga selalu berubah sejalan dengan bentuk bidang perkotaan. Banyak buku yang menjelaskan proses desain dan gaya iklan tersendiri; tetapi sedikit penelitian yang telah ada tentang pengaruh dari iklan ruang luar terhadap ‘sense of place’. Beberapa penulis dan perancang kota menegaskan bahwa iklan sebagai elemen fisik kota dapat mengakibatkan chaos dan kebingungan sepanjang jalanan kota yang padat dan sibuk. Pendapat tersebut menyebabkan
banyak kota memberlakukan peraturan (guideline) tentang keberadaan iklan yang bersifat langsung dan tidak langsung sebagai bagian dari tata informasi atau signage (Shirvani, 1985:40). Pandangan sebaliknya menjelaskan bahwa kerumitan dan intrik yang terbentuk dari iklan adalah aspek yang positif (Venturi et al. 1977: 104). Penyebaran iklan ruang luar di Kota Medan pada saat ini terlihat belum tertata dan tumpang tindih walaupun pada beberapa lokasi ruang kota sudah diberlakukan kontrol penataan iklan ruang luar secara umum. Dibalik potensi ekonomi pajak iklan dalam pemasukan untuk PAD (Pendapatan Asli Daerah), periklanan berpengaruh besar terhadap sisi visual perwajahan ruang kota yang pada akhirnya berdampak terhadap pembentukan identitas Kota Medan. Relph (1976: 64) menegaskan sebagai berikut: “ The meagre meaning of ’sense of place’ is the ability to recognise different places and different identities of a place”. 73
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 1 Januari 2006
Pernyataan demikian menguatkan permasalahan yang akan dibahas dalam studi ini. Lebih jauh, penelitian iklan ruang luar ini akan bermanfaat sebagai masukan bagi penyusunan guidelines aturan penataan iklan ruang luar di Kota Medan. 1.2 Perumusan Masalah Dalam meneliti pengaruh iklan ruang luar sebagai faktor pembentuk ’sense of place’ ruang Kota Medan terkait dengan penyebaran dan karakter iklan ruang luar, studi ini tidak membahas tentang pengaruh materi iklan, tipetipe dari pengaruh serta iklan apa yang paling baik pengaruhnya terhadap pembentukan ’sense of place’ kota. Penelitian akan membahas pengaruh iklan sebagai faktor pembentuk ’sense of place’ dalam lingkup kajian secara arsitektural, pada iklan ruang luar yang berada pada wilayah urban Kota Medan. 1.3 Tujuan Penelitian Studi ini bertujuan untuk meneliti pengaruh iklan ruang luar sebagai faktor pembentuk ’sense of place’ ruang kota melalui obyek kasus penelitian pada ruas Jalan Zainul Arifin, Ahmad Yani, dan Putri Hijau, Medan. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elemen Lingkungan Fisik dan Iklan Ruang Luar Dalam keanekaragaman bentuk visual, manusia dapat mengenali lingkungan secara umum, termasuk lingkungan fisik beserta elemen-elemennya. Sebagai sebuah kumpulan informasi, iklan ruang luar pada streetscape dapat dikenali dan dilasifikasikan berdasarkan fungsi penandaan dan jenis informasi padanya (Gibbons, 1992). Mengacu pada Shirvani (1985), sebagai bagian dari tata informasi (signage), iklan ruang luar merupakan salah satu elemen pembentuk lingkungan fisik ruang kota. Iklan ruang luar dapat dibedakan oleh manusia dengan elemen lainnya secara visual dengan mengandalkan karakter atau isyarat-isyarat visual seperti ukuran/dimensi, bentuk, posisi, dan sebagainya. Manusia di sini haruslah mempunyai tingkat pemahaman yang cukup tinggi terhadap karakter tersebut, sehingga dapat mengintepretasikannya terkait dengan kelompok dan nilai yang menunjukkan identitas (Rapoport, 1982). Kegiatan mengintepretasikan lingkungan secara visual terkait dengan keberadaan dan penyebaran iklan ruang luar ini merupakan suatu proses yang kompleks, melibatkan interaksi 74
psikologis manusia, perkembangan zaman, pengalaman, serta latar belakang budaya. 2.2 Ekspresi Budaya, Identitas Kota, dan Iklan Ruang Luar Sangat banyaknya penggunaan iklan ruang luar ini menyebabkan terbentuknya suasana dan identitas tempat (places) yang baru sebagai ekspresi dari budaya perkotaan. Tingkat penggunaan iklan juga dapat memperlihatkan sejauh mana tingkat pembangunan dan kesejahteraan suatu negara (Jefkin, 1996). Iklan menjadi landmark baru pada perkotaan Amerika. Lampu pijar dan neon secara cepat mengubah iklan ruang luar menjadi bagian dari estetika ruang kota yang mengagumkan (Starr et. al. 1998; Stern, 1986). Dalam hal ini identitas sebagai suatu jati diri kota menjadi hasil akhir yang terbentuk ketika pemasangan iklan mampu membentuk suasana tempat (sense of place). Kepentingan iklan yang tertata dan terencana menjadi mencuat sebagai sesuatu yang harus dipertimbangkan dalam hal pembentukan identitas kota. Selanjutnya Lynch (1960) menyatakan bahwa dengan menjadi sesuatu yang dapat menjadi orientasi manusia dalam ruang kota atau landmark, iklan ruang luar dapat menjadi sebuah elemen atau obyek kota yang dapat diteliti dalam kaitannya membentuk imaji ’place’. Orientasi iklan ruang luar ini juga akan terkait dengan kemampuan akses manusia yang kemudian akan menyesuaikan secara visual dengan latar dari ruang kota menjadi sebuah ruang kota yang berkualitas dan beridentitas, atau memiliki ’sense of place’ secara visual (Lynch, 1981). Hubungan antara iklan dan ’place’ juga dibahas oleh Treib (1989), yang menyatakan pemakaian iklan pada fasade bangunan dapat mengalahkan penggunaan elemen atau bentuk penting lainnya dalam ruang kota. 2.3 Pembentukan Makna Serta Kualitas Ruang Kota dan Iklan Ruang Luar Lynch (1981) berpendapat bahwa makna kota merupakan suatu senyawa dari atributatribut (unsur) dan pengertian fisik, dengan mengembangkan hipotesis bahwa pengetahuan manusia mengenai kota merupakan fungsi dari kemampuan imaji-nya. Kualitas fisik kota tersebut, dalam studi ini terkait dengan keberadaan iklan ruang luar yang dapat menimbulkan suatu image yang cukup kuat bagi seorang pengamat. Kualitas ini disebut
Studi Pengaruh Iklan Luar Ruang... Devin Defriza H.
imagebility atau kemudahan untuk dapat memahami/mengenali. Imageability mempunyai hubungan yang sangat erat dengan legibility, atau kemampuan menangkap kesan dan kemampuan mengorganisir suatu pola yang koheren. Kajian teoretis telah dilakukan Purwati (2003) yang membahas kerangka umum yang dapat dimanfaatkan untuk meninjau kondisi kualitas suatu ruang kota berdasarkan tata informasinya. Purwati menjelaskan bahwa tata informasi dapat menjadi penentu terbentuknya ruang kota yang baik atau ruang kota yang aksesibel. Kualitas fisik kawasan yang berwujud ruang kota, dapat diukur tetapi tidak bisa dilakukan dengan standar yang sama ataupun seragam antar tempat-tempat yang memiliki latar belakang serta konteks yang berbeda. Kualitas ruang kota antara kota-kota adalah berbeda. Perbedaan latar belakang sosialbudaya, ekonomi, maupun persepsi masyarakat tentang kualitas juga berbeda-beda (Danisworo, 2002). Purwanto (2004), menjelaskan bahwa pemahaman terhadap makna ruang kota berkaitan erat dengan tiga komponen (lihat Gambar 1), yaitu: (i) identitas dari beberapa obyek/elemen dalam suatu kota yang berkarakter dan khas; (ii) struktur tatanan, yaitu mencakup pola hubungan antara obyek/elemen dengan obyek/elemen lain dalam ruang kota yang dapat dipahami dan dikenali oleh pengamat; (iii) makna merupakan pemahaman arti oleh pengamat terhadap dua komponen sebelumnya (identitas dan struktur kota).
Gambar 1. Hubungan Makna, Identitas, dan Karakter Ruang Kota (Sumber: Purwanto, 2004)
Pengamatan obyek/elemen ruang kota, yang dalam penelitian ini berupa iklan, terkait dengan makna dan kualitas fisik ruang kota yang menimbulkan suatu image yang cukup kuat dari seorang pengamat. Kaitan tersebut berupa sebuah upaya pemahaman tempat khususnya terhadap ruang kota, atau sering disebut sebagai suatu kognisi spasial (Stea, 1974). Kognisi spasial merupakan proses aktif
yang dilakukan oleh pengamat. Pada studi lain yang terkait dengan pemahaman terhadap makna dan kualitas ruang kota, Venturi et. al. (1977) dan Jacobs (1999) juga melakukan pendekatan dari perancang, berdasarkan pengalaman amatan (experiential). Sehubungan dengan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kajian pada kognisi spatial sebagaimana ungkapan David Stea. Kajian yang dilakukan merupakan penghayatan pengamat terhadap ruang kota yang terjadi secara spontan dan langsung. Pendekatan di atas mempengaruhi metode penelitian yang dijalankan dalam penelitian ini. Lebih lanjut, metode penelitian yang akan dipaparkan pada bab berikutnya berlandaskan pada teori perencanaan ruang luar. Mengacu pada Ashihara (1970), obyek kasus ruang (luar) kota pada penelitian ini dapat diamati sebagai sebuah ”ruang”, baik itu merupakan ruang dari amatan yang ada maupun ruang yang dilingkupi amatan. Amatan berikutnya dilakukan untuk melihat komposisi ruang luar dengan pengaturan obyek amatan yang tak beraturan pada interval tertentu serta melihat komposisi ruang sebagai matra tiga dimensi yang dibatasi oleh bidang lantai, dinding, dan atap. Amatan dilanjutkan dengan melihat ruang dengan cara yang berbeda dalam kaitannya dengan ritme dan keragaman ruang yang ada. 3. METODE PENELITIAN Meneliti ruang kota melalui obyek kasus berbagai contoh lokasi atau tempat yang menarik dalam penelitian ini mengacu pada teknik yang pernah dijalankan oleh penelitian urban landscape sebelumnya. Robert Venturi (1977) telah mengajukan dan menggunakan metode ini pada firma dan kelas arsitektur yang dibimbingnya. Sementara Allan Jacobs (1999) ketika melakukan studi tentang jalan-jalan terbaik di dunia juga menggunakan metode demikian dan mengusulkan kemungkinan bahwa metode yang sama dapat dipergunakan pada skema perancangan selanjutnya. Ketika banyak orang meneliti penggunaan dan pengaruh iklan ruang luar, tidak cukup banyak contoh formal penelitian yang menganalisa pengaruh iklan terhadap pembentukan suasana ruang kota. Pecquet (2001) telah melakukan eksplorasi signs pada landscape jalan perkotaan dengan beberapa pendekatan yang menjadi acuan metodologi dalam penelitian ini. Karenanya penelitian ini mencoba membahas dan menganalisa existing iklan ruang luar yang dilakukan secara 75
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 1 Januari 2006
kuantitatif berdasarkan pengalaman kognisi pengamat. Mengacu pada Krier (1979:10), ruas jalan (street) merupakan bagian dari urban space atau ruang perkotaan. Pengambilan obyek pada beberapa ruas jalan tertentu di Kota Medan dilakukan pada studi ini dengan guna pembandingan sehingga akan didapatkan sebaran pengaruh iklan sebagai pembentuk ’sense of place’ ruang kota. Lokasi amatan yang ditetapkan ini berada pada ruang kota yang dibatasi oleh fasade dan ruas jalan arteri Kota Medan yaitu ruas jalan Zainul Arifin, ruas jalan Ahmad Yani dan ruas jalan Putri Hijau.
Gambar 2.Suasana iklan ruang luar pada jalan Zainul Arifin, Medan. (Hasil survey, 2004)
Gambar 3. Suasana iklan ruang luar pada jalan Ahmad Yani, Medan. (Hasil survey, 2004)
Keragaman pada ketiga ruas jalan ini memberikan kesempatan untuk membandingkan kesamaan dan perbedaan dalam kesimpulan dan bentuk analisa yang berbeda. Pada ruas Zainul Arifin dan Ahmad Yani, lebar jalan hampir sama tetapi ketinggian bangunan yang berbeda. Karakter dan pengalaman antara kedua ruas tersebut juga berbeda. Dari perbedaan ini dapat mengungkapkan hubungan antara iklan, lebar jalan, dan ketinggian bangunan. Ruas Putri Hijau mempunyai ruas yang lebih lebar. Walapun setiap jalan mempunyai kesamaan fisik, setiap darinya mempunyai karakter masing-masing. 3.1 Pengumpulan Informasi Pengukuran diselesaikan dengan beberapa teknik estimasi, antara lain catatan lapangan dan pita skala. Dokumentasi foto dilakukan untuk menguatkan catatan lapangan yang kemudian dicitrakan secara 3D dengan aplikasi komputer SketchUp. Setelah semua iklan ruang luar dicatat, informasi yang ada dari setiap iklan menjelaskan detail lainnya. Setiap kumpulan dari informasi ditemukan, informasi ini dihitung sebagai nilai terukur atau nilai 1 (satu) dalam kategori kualitas setiap iklan, yang terdiri dari: • dimensi • lokasi • material; dan • bentuk Data diolah dengan sistem tabulasi menggunakan aplikasi komputer Microsoft Excel sebagai alat untuk memudahkan manipulasi dan perhitungan data terkait. Dalam proses ini, dua kategori baru dibuat, yaitu: • tipe; dan • muatan informasi 3.2 Amatan dan Analisa Amatan pada ruas jalan yang berbeda membutuhkan beberapa proses analisa. Terdapat empat proses amatan; meliputi amatan menyeluruh - site, amatan per bagian - linear, amatan per sisi bagian - volumetric dan amatan berdasarkan interval tertentu - sequential.
Gambar 4.
76
Suasana iklan ruang luar pada jalan Putri Hijau, Medan. (Hasil survey, 2004)
3.2.1 Amatan Menyeluruh – Site Amatan ini dilakukan pada masingmasing lokasi sebagai sebuah unit. Informasi yang ada berupa nilai dari keseluruhan lokasi sebagai sebuah unit, dan tidak berusaha untuk
Studi Pengaruh Iklan Luar Ruang... Devin Defriza H.
mendapatkan bagian- bagian data secara spesifik yang terkait dengan lokasi. Semua informasi yang didapat dalam studi menunjukkan nilai total/jumlah dan ukuran dari iklan secara keseluruhan pada lokasi. Dalam keperluan untuk membandingkan angka-angka, digunakan nilai total maupun nilai rata-rata terkait dengan masing-masing studi, yang kemudian dibagi dengan nilai luasan per 100 m2 dari tapak studi. Keanekaragaman dari nilai kualitas tersebut dilanjutkan dengan membandingkan nilainya pada lokasi satu dengan lokasi lain. 7 (tujuh) karakter menjelaskan masing-masing kualitas iklan yaitu berupa tipe, orientasi, lokasi, material, bentuk, tinggi, dan luas. Dalam membandingkan keragaman pada ketiga lokasi, digunakan perhitungan nilai persen dari kategori setiap karakter. 3.2.2. Amatan per Bagian – Linear Amatan ini dilakukan dengan pengaturan obyek amatan yang tak beraturan pada interval tertentu untuk melihat komposisi ruang luar. Proses dan nilai dari analisa yang berdasarkan amatan linier ini hampir menyerupai nilai yang dihasilkan pada amatan sebelumnya. Selain menggunakan keragaman sebagai pusat dari bahasan-bahasan, amatan per bagian ini memusatkan perhitungan pada frekuensi (jumlah rata-rata) iklan atau karakternya. Setiap bagian frekuensi yang ada mempunyai besaran yang sama, yaitu pada interval 10 meter. 3.2.3 Amatan per Sisi Bagian – Volumetric Amatan ini dilakukan dengan melihat komposisi ruang sebagai matra tiga dimensi. Amatan ini memisahkan lokasi menjadi bagian dinding, atap, dan lantai untuk dianalisa secara terpisah serta setiap sisi bagian dapat saja mempunyai pola yang berbeda. 3.2.4 Amatan per Interval – Sequential Pengamatan ini dilakukan dengan melihat ruang dengan cara yang berbeda dalam kaitannya dengan ritme dan keragaman ruang yang ada. Untuk amatan ini, potongan melintang pada jalan dilakukan untuk memunculkan hubungan bangunan dan iklan pada interval umum sepanjang jalan pada setiap lokasi secara terpisah dan kemudian dibandingkan satu dengan yang lain.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Amatan Menyeluruh – Site Perhitungan dan perbandingan nilai yang dikumpulkan memberikan gambaran awal tentang keberadaan lokasi studi. Pengertian lebih terhadap keberadaan iklan ruang luar dan hubungannya dengan lokasi studi dibahas lebih lanjut dengan membandingkan satu dengan yang lain, yaitu: • Perbandingan pada nilai jumlah iklan memberi gambaran tentang nilai kepadatan jumlah iklan. Terdapat pertimbangan terhadap karakter kualitas visual pada daerah ini. • Perbandingan pada nilai jumlah iklan per unit usaha mengungkapkan hubungan nilai yang berbanding lurus dengan lebar ruas jalan. Terdapat pertimbangan untuk membatasi jumlah iklan per unit usaha. • Perbandingan pada nilai kepadatan informasi iklan yang menunjukkan kesamaan nilai, yaitu 2 (dua) tipe informasi pada setiap lokasi amatan. Meratanya besar nilai ini mengungkapkan karakter informasi iklan yang memberi pengaruh pada karakter lokasi, serta menunjukkan keberadaan iklan sebagai orientasi yang berpengaruh pada karakter aksesibilitas lokasi amatan. Terdapat pertimbangan terhadap berbagai ukuran luas dari iklan ruang luar yang dapat dipergunakan dalam menyampaikan pesan dari beragam informasi. • Perbandingan pada nilai rata-rata luas per unit iklan pada setiap lokasi yang menunjukkan kesamaan dan perbedaan nilai. Persamaan ataupun perbedaan nilai ini menunjukkan adanya satu persamaan dan perbedaan karakter lokasi yang terkait dengan lebar jalan. Terdapat pertimbangan terhadap kemungkinan untuk melihat lebih jauh atau jarak pandang yang lebih besar menjadi penentu dalam perhitungan. • Perbandingan pada nilai tinggi rata-rata iklan dari permukaan tanah, yang juga menunjukkan adanya persamaan ataupun perbedaan nilai yang terkait dengan karakter lebar jalan pada lokasi. Lebar jalan dan kemungkinan untuk melihat lebih jauh atau jarak pandang yang lebih besar menjadi pertimbangan dan penentu dalam perhitungan nilai tinggi rata-rata iklan dari permukaan tanah. Selain itu nilai perbandingan ini juga dapat merefleksikan 77
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 1 Januari 2006
nilai skala manusia pada ruang kota yang dibatasi fasade bangunan dan jalan terkait. Perbandingan juga dilakukan antar karakter iklan dengan menetapkan kategori yang jelas. Perbandingan pada karakter-karakter iklan secara terpisah ini dapat mengungkapkan penyebaran iklan ruang luar dan pengaruhnya terhadap karakter lokasi yang tidak dapat dibahas hanya dengan nilai rata-rata dan kepadatan secara sederhana. Penyebaran karakter dari iklan memberikan kontribusi pada keseluruhan karakter jalan. Pembahasan dilakukan dengan memakai nilai persentase dari iklan pada setiap kategori menghasilkan interpretasi, yaitu: • Penyebaran dari tipe iklan mengungkapkan pengertian dampak dari setiap tipe pada lokasi amatan. Persamaan nilai persentase sedikit banyaknya dapat menunjukkan karakter penggunaan lahan yang hampir sama. • Penyebaran dari orientasi iklan mengungkapkan hubungan lainnya antara iklan dengan lebar jalan. Iklan akan lebih terlihat bila terhadapkan secara langsung atau tegak lurus, pada ruang pandang jalan. Nilai persentase yang besar untuk iklan berorientasi tegak lurus, terdapat pada jalan yang sempit dan mempunyai ruang pandang yang kecil. Pada jalan yang lebar, nilai persentase yang besar adalah untuk iklan yang berorientasi lain mengingat ruang pandang yang lebih besar pula. Hubungan yang sama dengan di atas juga terjadi pada penyebaran karakter tinggi dan luas dari iklan. Karakter-karakter ini terkait dengan posisi dan jarak pada ruang pandang pengamat. Keberadaan tiga karakter dari iklan (luas, tinggi, dan orientasi) ini, mengungkapkan pula perlunya pertimbangan pada hubungan karakter iklan dengan besaran ruang pandang yang ada dalam memberikan kesempatan pada pengamat untuk memandang iklan sebagai salah satu elemen fisik yang membentuk karakter ruang kota. • Penyebaran lokasi perletakan iklan pada jalan berhubungan dengan panjang sisi usaha/fungsi yang ada. Pada jalan yang mempunyai panjang sisi usaha/fungsi kecil, posisi iklan didominasi pada jendela/pintu, teritis, dan tergantung. Terdapat pula hubungan antara lokasi iklan dengan lebar 78
jalan dan lebar garis sempadan depan bangunan yang memberikan ruang bagi iklan ruang luar ini. Terdapat pertimbangan terhadap lokasi perletakan iklan ruang luar yang dapat memberikan kontribusi pada karakter visual ruang kota. Hubungan juga terjadi antara lebar jalan dan penyebaran pada bentuk iklan yang mempengaruhi karakter visual ruang kota. Penyebaran pada karakter bentuk iklan terlihat lebih merata untuk setiap bentuk pada jalan yang berkarakter lebih lebar. Dan pada jalan yang lebih kecil dan sempit, dominasi terjadi pada iklan berbentuk vertikal dan horizontal. • Penyebaran karakter material memperlihatkan pengaruhnya pada karakter aktivitas penggunaan kawasan. Dominasi material neon cenderung terkait keberadaan lokasi yang berfungsi lebih lama pada malam hari. Terdapat pula pertimbangan pada tingkat ketahanan material dan lama penggunaan iklan yang lebih permanen. 4.2 Amatan per Bagian – Linear Terdapat dua kategori pembahasan analisa. Pertama, analisa yang lebih umum dan mempergunakan frekuensi nilai total yang terhitung. Analisa kedua dilakukan untuk membahas frekuensi tujuh karakter terpilih pada lokasi. Analisis ini lebih menitik beratkan pada perbedaan karakteristik di ketiga lokasi daripada analisis keseluruhan pada lokasi. Pertama, perbandingan pada lebar antara bangunan berseberangan pada jalan ternyata tidak terkait dengan perbandingan pada semua frekuensi nilai total yang ada. Hal ini menunjukkan pertambahan lebar antar bangunan tidak akan menambah frekuensi atau nilai ratarata total iklan, jumlah informasi, dan luas iklan per jarak amatan. Kedua, perbandingan dilakukan pada frekuensi pada karakter tersebut di setiap lokasi dengan menggunakan frekuensi atau nilai ratarata pada interval yang ditentukan. Hasil perbandingan ini langsung dibandingkan dengan hasil perbandingan pada amatan menyeluruh – site sebelumnya, yaitu: • Perbandingan pada nilai rata-rata tipe iklan menunjukkan adanya hubungan antara sedikitnya jumlah usaha/fungsi pada ruas jalan dengan rendahnya nilai rata-rata iklan ruang luar terkait pada lokasi ini secara signifikan. Frekuensi dari tipe iklan ini
Studi Pengaruh Iklan Luar Ruang... Devin Defriza H.
•
•
•
•
mengikuti pola yang hampir sama dengan nilai persentase tipe iklan pada setiap lokasi. Perbandingan pada nilai rata-rata dari orientasi iklan mengikuti juga mengikuti pola yang hampir sama dengan nilai persentase orientasi pada setiap lokasi. Terdapat pertimbangan pada hubungan nilai rata-rata karakter orientasi ini dengan nilai panjang usaha/sisi rata-rata pada lokasi amatan. Perbandingan pada nilai rata-rata dari lokasi iklan mengikuti juga pola yang hampir sama dengan nilai persentase terkait pada setiap lokasi. Hubungan antara lokasi iklan dengan lebar jalan dan lebar garis sempadan depan bangunan yang memberikan ruang bagi iklan ruang luar ini masih sangat berpengaruh. Sehingga mempunyai pertimbangan yang sama seperti pada analisa menyeluruh, yaitu pertimbangan terhadap lokasi perletakan iklan ruang luar yang dapat memberikan kontribusi pada karakter visual ruang kota serta memperkuat karakter tersebut. Perbandingan pada nilai rata-rata untuk karakter material dan bentuk yang dipergunakan juga memperlihatkan pola yang hampir sama dengan nilai persentase karakter terkait pada amatan menyeluruh. Nilai persentase pada tiga karakter terakhir (lokasi, material, dan bentuk) terlihat lebih ekspresif dalam memperlihatkan keragaman dan kecendrungan yang ada dibanding nilai frekuensi atau rata-ratanya. Perbandingan pada nilai rata-rata untuk karakter tinggi dan luas persis sama dengan perbandingan pada nilai persentasenya pada amatan menyeluruh. Karakter-karakter ini mungkin dapat dikatakan sebagai aspek universal dari studi ini.
Kedua amatan ini (menyeluruh dan per bagian) berdasarkan nilai rata-rata pada lokasi, sehingga setiap metode dengan jelas dapat memperkuat nilai perbandingan pada masingmasing karakter iklan yang berpengaruh dan terkait. 4.3 Amatan per Sisi Bagian – Volumetric Pembahasan hanya dilakukan pada bagian dinding dan atap mengingat tidak adanya keberadaan iklan pada sisi atau bagian lantai. Pada bagian dinding, ketiga lokasi memperlihatkan nilai yang berbanding lurus antara luas dinding dengan luas iklan yang berada padanya. Perhitungan ini menambah tingkat keragaman dari karakter orientasi iklan
pada perhitungan nilai persentase dan nilai ratarata, dalam mempengaruhi karakter ruang kota yang masing-masing berbeda karakternya. Pada bagian atap, pembahasan dilakukan hanya pada karakter orientasi, lokasi, dan tinggi iklan mengingat karakter inilah yang sangat terkait dengan bagian amatan. Nilai persentase orientasi iklan pada bagian ini menunjukkan karakter ruang kota terkait didominasi oleh iklan ruang luar yang berorientasi tegak lurus. Terdapat pula pertimbangan terhadap hubungan antara lebar jalan dengan tinggi rata-rata iklan pada ketiga lokasi amatan. 4.4 Amatan per Interval – Sequential Amatan ini berlawanan dengan amatan sebelumnya – linear. Perhitungan dan perbandingan nilai rasio antara luas iklan dengan luas bidang antara bangunan berhadapan dilakukan pada semua lokasi amatan. Terdapat hubungan antara nilai luas iklan dengan karakter potongan yang berada dekat dengan persimpangan jalan. Nilai ini dapat dipakai dalam menunjukkan karakter iklan ruang luar pada ruas jalan terkait. Perbandingan nilai rata-rata dengan dalam amatan ini, apabila dilakukan pada interval yang sama dengan amatan menyeluruh – site, nilai rata-rata luas iklan yang dihasilkan tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok pada semua lokasi. Terdapat pertimbangan bahwa amatan ini dapat menjadi kontrol untuk amatan menyeluruh – site sebelumnya. 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Eksplorasi amatan dilakukan dengan berbagai macam cara dan memberikan hasil yang telah dipaparkan dan menunjukkan beberapa aspek yang terkait dengan pengaruh iklan ruang luar pada karakter ruang kota. Studi ini mengumpulkan beberapa informasi tentang iklan ruang luar dan ruang kota terkait, dan mencoba untuk mengenal beberapa lokasi dan beberapa karakter ruang pada lokasi tersebut. Studi ini memfokuskan pada penyebaran iklan ruang luar yang ada dan terus berkembang penggunaan serta pengaruhnya, sebagai faktor pembentuk ‘sense of place’ ruang kota. Dari hasil amatan, terdapat adanya kesimpulan terhadap penyebaran dan pengaruh iklan ruang luar pada ruang kota yang berbeda karakternya. Terdapat pula kesimpulan terhadap aspek universal terkait dengan karakter iklan 79
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 1 Januari 2006
ruang luar yang dapat menjadi faktor pembentuk ‘sense of place’ ruang kota. Pembahasan terhadap perbedaan karakter ruang kota, yang dalam studi ini mempunyai pengertian ruang yang dibatasi oleh fasade dan ruas jalan arteri kota, difokuskan pada ruas jalan Zainul Arifin dan Ahmad Yani. Walaupun ketiga lokasi amatan memiliki karakter ruang yang berbeda, ruas jalan Zainul Arifin dan Ahmad Yani memiliki kedekatan dalam perbedaan karakter ruang yang ada. Karakter yang paling konsisten adalah luas dan tinggi (dari permukaan tanah) iklan ruang luar yang ada. Karakter luasan dan tinggi iklan ini telah diamati dengan beberapa cara, dan dari amatan tersebut memberikan pola yang sama pada kedua lokasi yang berbeda tersebut. Kesamaan dari pola ini terkait erat dengan kedekatan dalam perbedaan karakter ruang amatan dua lokasi tersebut. Karakter lebar jalan dan tinggi bangunan bersama dengan karakter lainnya dari iklan ruang luar, akan semakin membuat perbedaan karakter ruang pada satu lokasi amatan dengan lokasi lainnya. Pengaruh iklan ruang luar di sini adalah memperkuat karakter ruang yang sudah ada. Orientasi dan lokasi iklan adalah karakterkarakter berikut yang mempengaruhi karakter keseluruhan lokasi amatan. Karakter lokasi amatan berupa ruang yang berada di sepanjang jalanan kota dipengaruhi oleh orientasi dan letak iklan ruang luar terutama pada iklan yang berorientasi tegak lurus dengan lokasi tergantung. Karakter-karakter ini memberikan kontribusi pada perbedaan karakter lokasi amatan. Pada pengamatan terhadap karakter tipe iklan, tipe komersial lebih mempengaruhi dan terkait erat dengan karakter penggunaan lahan di lokasi amatan. Tipe informasi lebih cenderung terkait langsung dengan fisik dan fungsi bangunan pada ruang kota yang ada. Karakter lain yaitu material dan bentuk, mempengaruhi karakter kualitas visual lokasi amatan. Kualitas yang dimaksud adalah dalam pengertian ruang kota yang cukup informatif, memiliki estetika dan keindahan serta nuansa lingkungan binaan yaitu ruang kota. Lebih rinci, karakter dan kategori yang paling umum dijumpai dan dapat menjadi aspek universal pada setiap amatan adalah iklan ruang luar yang memiliki luas sampai dengan 3 meter persegi, mempunyai tinggi sampai dengan 3,5 meter di atas permukaan tanah dan mempunyai 80
orientasi tegak lurus dengan jalan. Iklan dengan karakter dan kategori di atas ditemukan sejumlah 1 buah setiap 10 meter amatan. Dari kesimpulan di atas, didapat bahwa karakter dari iklan tersebut secara visual terkait dengan latar dari ruang kota menjadi sebuah ruang kota yang berkualitas dan beridentitas, atau memiliki “sense of place” secara visual. Karakter iklan di atas beserta kategori dan rinciannya juga dapat diurutkan menjadi aspek yang terkait dengan pembentukan suasana urban, citra, dan identitas kota yang berpengaruh dalam membentuk ’sense of place’ ruang kota secara keseluruhan. 5.2 Rekomendasi Bergerak dari kesimpulan penelitian melalui kajian pustaka dan studi kasus ini, dapat dinyatakan bahwa kota sebagai lingkungan binaan harus mengakomodasi kepentingan adanya iklan ruang luar (sebagai suatu budaya), yang menuntut perancangan tatanan yang memadai karena iklan dapat ditempatkan sebagai salah satu faktor pembentuk suasana urban, citra, dan identitas kota dalam membentuk ’sense of place’ ruang kota secara keseluruhan. Penelitian ini membatasi kemampuan untuk memahami sepenuhnya pengaruh iklan ruang luar pada ruang kota. Masih sangat banyak tipe kawasan atau ruang kota dan metode pendekatan lain yang perlu untuk diteliti dalam menyelesaikan sepenuhnya studi ini. Lokasi terpilih untuk studi bersifat membatasi pembahasan dan analisa terhadap iklan ruang luar terkait. Lokasi-lokasi ini juga mempunyai beberapa karakter berbeda yang dapat membatasi hubungannya dengan lokasi lainnya. Analisa berserta hasil yang diungkap dalam studi ini tidak dapat diterapkan secara langsung dan dimaksudkan untuk membahas proses, bandingan, dan proporsi yang dapat digunakan dalam meneliti iklan ruang luar pada ruang perkotaan. Banyak jalanan sebagai bagian dari ruang kota yang mempunyai perbedaan kualitas dan karakteristik diperlukan untuk dianalisa kembali dalam menentukan aspek universal iklan ruang luar dalam kaitannya dengan ruang kota yang beridentitas. Dalam hal ini identitas sebagai suatu jati diri kota menjadi hasil akhir yang terbentuk ketika pemasangan iklan mampu membentuk suasana tempat (sense of place). Kepentingan iklan yang tertata dan terencana menjadi mencuat sebagai sesuatu yang harus dipertimbangkan dan diteliti lebih lanjut
Studi Pengaruh Iklan Luar Ruang... Devin Defriza H.
dalam hal pembentukan identitas kota. Studi iklan ruang luar ini dapat bermanfaat sebagai masukan bagi penyusunan aturan penataan iklan ruang luar di Kota Medan. Hasil dari penelitian ini mempunyai kontribusi antara lain bagi Pemerintah Kota Medan sebagai penentu kebijakan penggunaan ruang luar yaitu masukan bagi penyusunan peraturan pemasangan iklan ruang luar kota Medan. Bagi masyarakat penikmat ruang kota jika peraturan tata ruang di atas dapat diterapkan dengan segenap konsekuensinya. Bagi para calon pemasang iklan dalam mengidentifikasi kriteria ruang kota yang berpotensi sebagai lokasi prima bagi pemasangan iklan ruang luar serta menjadi pertimbangan bagi rencana pemasangan iklan yang potensial. Sedangkan di sisi lain pemakaian metode dan teknik penelitian ini akan menjadi terobosan yang kemungkinan dapat bermanfaat bagi perkembangan model analisis terhadap penelitian ruang kota dan pemaknaannya. DAFTAR PUSTAKA Ashihara, Yoshinobu (1970). Exterior Design in Architecture. Van Nostrand Reinhold. New York. Danisworo, Mohammad (2002). Pelita Pura; Makna Warna dalam Urban Desain; Kolaborasi Bentuk dan Warna dalam Arsitektur Kota. Gibbons, Johana (1992). Urban Streetscape. Van Nostrand Reinhold. New York. Jacobs, Allan (1999). Great Streets. The MIT Press. Cambridge, Massachusetts. Jefkins, Frank (1996). Periklanan. Erlangga. Jakarta. Krier, Rob (1979). Urban Space. Rizzolli, New York. Lynch, Kevin. (1960). The Image of the City. The M.I.T. Press. Cambridge, Massachusetts. Lynch, Kevin. (1981). A Theory of Good City Form. The M.I.T. Press.Cambridge, Massachusetts.
Pecquet, Amy A. (2001). Signs Sense: Exploring Signs in Urban Place Making. Master of Landscape Architecture Thesis (unpublished). Louisiana State University, Louisiana. Purwanto, Edi (2004). Makna Ruang Kota Berdasarkan Kognisi Spasial Masyarakat Pengguna, Studi Kasus: Ruang Kota Kawasan Malioboro Yogyakarta. Jurnal Arsitektur ATRIUM. Vol.01 No. 01, April 2004: 1 – 8 Purwati, Wiwik (2003). Potensi Tata Informasi sebagai Elemen Pembentuk Ruang Perkotaan yang Aksesibel. Jurnal Arsitektur KOMPOSISI. Vol.01 No.01, April 2003: 67-75 Rapoport, Amos (1982). The Meaning of the Built Environment: A Nonverbal Communication Approach. Sage Publication. Beverly Hills. Relph, Edward (1976). Place and Placelessness. Pion Limited. London. Shirvani, Hamid (1985). Urban Design Process.Van Nostrand Reinhold. New York. Starr, Tama dan Edward Hayman (1998). Signs and Wonders. Bantam Doubleday Dell Publishing Group. New York. Stea, David, (1974). “ Architecture in the Head: Cognitive Mapping” dalam Lang, et.al: “Designing for Human Behaviour”. Dowden, Hutchinson&Ross.Inc.USA. Stern, Rudi (1986). The New Let There Be Neon. Harry N. Abrams. New York. Trieb, Marc., (1989). ”City Signs.” Magazine of International Design. 36.2.:54-57 Venturi, Robert, Denise Scott Brown, and Steven Izenour (1977). Learning From Las Vegas: The Forgotten Symbolism of Architectural Form. The M.I.T. Press.Cambridge, Massachusetts.
81