LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN AUSTRALIAN LEADERSHIP AWARD FELLOWSHIPS (ALAF)
Developing Integrated Approaches to Sustainable Management of Coastal Destinations, Lombok Program KERJASAMA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT dan PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DENGAN INTERNATIONAL PROJECTS GROUP (IPG) UNIVERSITY OF SUNSHINE COAST DAN PUSAT PENELITIAN PESISIR DAN LAUTAN (P3L) UNIVERSITAS MATARAM
Mataram,
Nopember 2012
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, kegiatan Pelatihan ALAF (Australia Leadership Awards Fellowships) yang berjudul “Developing Integrated Approaches to Sustainable Management of Coastal Destinations, Lombok Program” telah dapat dilaksanakan dengan sangat baik. Pelatihan yang dilakukan selama tiga minggu di Australia oleh University of Sunshine Coast (USC), Queensland, Australia, tersebut telah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta. Di akhir kegiatan pelatihan, peserta telah menunjukkan kemampuannya dalam mengaplikasikan hasil pelatihan untuk mengatasi persoalan di Desa Gili Indah atau Taman Wisata Perairan Gili Matra. Kegiatan pelatihan ini akan sulit diwujudkan tanpa dukungan pemerintah dan universitas. Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dari para pimpinan di pemerintahan Propinsi Nusa Tenggara Barat dan Kabupaten Lombok Utara, serta Universitas Mataram dan University of Sunshine Coast, antara lain kepada: 1. Gubernur Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2. Rektor Universitas Mataram 3. Vice Councellor of the University of Sunshine Coast 4. Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU) 5. Kepala Bappeda Propinsi Nusa Tenggara Barat 6. Kepala Bappeda Kabupaten Lombok Utara 7. International Projects Group (IPG), University of Sunshine Coast 8. Kepala Lembaga Penelitian Universitas Mataram 9. Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang 10.Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Nusa Tenggara Barat 11.Kepala Dinas Perhubungan, Pariwisata, Informasi, dan Komunikasi Kabupaten Lombok Utara Kegiatan pelatihan ALAF Lombok Program tersebut dibiayai oleh pemerintah Australia (AusAID) dan pemerintah daerah (NTB dan KLU). AusAID menanggung semua biaya transportasi dan akomodasi selama di Australia, sedangkan pemerintah daerah menanggung biaya persiapan pelatihan dan transportasi selama di Indonesia. Buku laporan ini dimaksudkan sebagai pertanggung-jawaban atas kegiatan persiapan dan pelaksanaan pelatihan. Saran dan masukan sangat diharapkan agar laporan ini dapat lebih bermanfaat dalam perencanaan kegiatan pelatihan sejenis di masa mendatang. Mataram, 1 Nopember 2012 Penyusun,
Dr. Imam Bachtiar, M.Sc.
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar 1 Pendahuluan 2 Kegiatan Persiapan 3 Pelaksanaan Pelatihan di Queensland 4 Hasil-hasil Pelatihan 5 Rencana Tindak Lanjut 6 Penutup Lampiran 1 Peserta Pelatihan ALAF Lombok Program Lampiran 2 Cerita Bergambar Lampiran 3 Training Schedule
1 2 3 5 7 12 16 18 19 20 22 35
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Suasana „barbeque‟ di Pagutan, Mataram. Berkenalan dengan Dr. Gayle Mayes dan Ms. Nyoman Ramayanti dari USC. Gambar 2. Foto bersama dengan Kepala Bappeda NTB, Pembantu Rektor 1 Unram, dan Wakil Bupati KLU dalam acara Upacara Pelepasan Peserta Pelatihan Gambar 3. Pembantu Rektor 1 Unram, Prof. Lalu Karyadi Wirasapta, menyampaikan pidato sambutan dan pesan untuk belajar sebanyak-banyaknya di Australia Gambar 4. Wakil Bupati KLU menyampaikan pidato sambutan dalam acara Upacara Pelepasan Peserta Pelatihan.Pemerintah KLU menginginkan pengembangan pariwisata berkelanjutan di Gili Indah, dan siap mendukung kegiatan tindak lanjut dari pelatihan ini Gambar 5. Kepala Bappeda NTB, Dr. Rasyadi Sayuti, menyampaikan pidato Gubernur NTB. Pemerintah NTB telah menganggarkan kegiatan penyusunan Rencana Induk Pariwisata NTB dan Rencana detail Tata Ruang Gili Indah pada tahun 2013 Gambar 6. Dr. Gayle Mayes dan Ms. Nyoman Ramayanti yang mewakili USC dalam acara Pelepasan Peserta Pelatihan ALAF Lombok Program Gambar 7. Peserta pelatihan, Mr. Samsudin (Bappeda NTB) menerima sertifikat peserta pelatihan dari Dr. Gayle Mayes (USC) Gambar 8. Berbagi cendera mata dari USC Queensland untuk Bappeda NTB, Kabupaten KLU, dan Universitas Mataram Gambar 9. Belajar keselamatan pantai di Alexandra Headland Surf Club Gambar 10. Ketua rombongan, Dr. Imam Bachtiar (Unram), memberikan pidato sambutan dalam Upacara Penerimaan. Di sebelah kanan adalah Federal Senator dari Queensland dan Vice Chancellor (Rektor) USC Gambar 11. Seorang peserta, Ms. Windi Sri Yulianti (Bappeda), menerima materi pelatihan dari Vice Chancellor USC Gambar 12. Belajar pengolahan liimbah cair di Kawana Sewage Treatment Plant, yang melayani sekitar 100 ribu rumah tangga Gambar 13. Belajar pengelolaan Noosa National Park dan Noosa Biosphere Gambar 14. Belajar pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) di Mooroochy Wetland Sanctuary Gambar 15. Belajar di Central Queensland University (CQU) tentang pengelolaan ekowisata berkelanjutan di Indonesia Gambar 16. Belajar tentang pengelolaan air tanah (water table) pulau kecil di Fraser Island
22 22 23 23
24
24 25 25 26 26
27 27 28 28 29 29
Gambar 17. Belajar pengelolaan eco-resort di King Fisher Bay (Fraser Island), yang mendapat penghargaan eco-resort terbaik dunia tahun 2012 Gambar 18. Belajar pengelolaan limbah, air, dan energy untuk pariwisata di pulau kecil, Lady Elliot Island Gambar 19. Mendengarkan pencerahan Peter Gash, pemilik Lady Elliot Island, orang pertama yang mendaratkan pesawat di Danau Segara Anak Lombok Gambar 20. Belajar pengelolaan marina dan aktivitas bisnis pariwisata lainnya di Hamilton Island Gambar 21. Belajar zoning dan pengelolaan taman laut nasional di Hamilton Island Gambar 22. Belajar pengelolaan lingkungan di Hamilton Island. Seorang peserta, Mr. Ihwan Budiman, menyerahkan cendera mata kepada instruktur Gambar 23. Dua orang peserta, Ms. Sri Hayati (Gili Meno) dan Mr. Ihwan Budiman (Dishubparkominfo KLU) menyampaikan pidato perpisahan yang mendapat „standing ovation’ Gambar 24. Seorang peserta, Mr. I Wayan Barata (Dishubparkominfo KLU) menerima sertifikat pelatihan Gambar 25. Peserta pelatihan ALAF berfoto bersama guru besar USC, Dr. Gayle Mayes, Prof. Bill Carter dan Prof Merv Hyde, yang memberikan sertifikat pelatihan Gambar 26. Dua belas peserta pelatihan ALAF Lombok Program berfoto bersama Dr. Gayle Mayes di depan papan nama USC
30 30 31 31 32 32 33
33 34 34
1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra atau Desa Gili Indah merupakan tujuan wisata yang sangat penting dan populer di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada tahun 2010, kunjungan wisata mancanegara ke TWP Gili Matra masih yang terbesar dibandingkan kawasan tujuan wisata lainnya. Sayangnya, perkembangan fasilitas pariwisata dalam 10 tahun terakhir semakin membebani lingkungan TWP Gili Matra. Perkembangan wisata di TWP Gili Matra perlu dikaji kembali agar tidak menuju ke arah kerusakan yang lebih parah lagi. TWP Gili Matra merupakan sumber pekerjaan bagi ratusan ribu masyarakat pesisir, tidak hanya dari masyarakat Kabupaten Lombok Utara (KLU) melainkan juga masyarakat NTB lainnya. Aset wisata yang sangat penting ini perlu dijaga dan dilindungi agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Pemerintah provinsi dan kabupaten telah berupaya sejak awal untuk melakukan pengelolaan agar pariwisata di TWP Gili Matra tidak melebihi daya dukung lingkungannya. Sejumlah kebijakan telah dibuat untuk membuat perkembangan pariwisata membawa manfaat jangka pendek dan jangka panjang. Surat Keputusan Gubernur No. 500/1992 tentang Resort Pariwisata dimaksudkan untuk membatasi sarana akomodasi sampai maksimal 500 kamar di tiga pulau dalam TWP Gili Matra. Pada tahun 2000-an, dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Gili Indah pernah disusun walaupun tidak pernah menjadi peraturan daerah. Tahun 2006, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat juga telah menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) kawasan Gili Trawangan. Semua upaya pemerintah tersebut sayangnya gagal diimplementasikan di lapangan. Salah satu penyebab kegagalan implementasi tersebut adalah hubungan yang kurang harmonis antara pemerintah dengan masyarakat. Tidak adanya kompromi dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat telah menyebabkan perkembangan pariwisata menjadi sebuah tragedi di Gili Matra. Perkembangan bangunan tidak dapat dikendalikan, terumbu karang semakin rusak dan tidak mampu pulih lagi secara alami. Kegiatan pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan mempersatukan persepsi tentang pariwisata yang ramah lingkungan, kepada para tokoh masyarakat di TWP Gili Matra dan pengambil kebijakan di pemerintahan KLU dan NTB. Kesamaan pemahaman antara masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan agar terjadi sinergi dalam pembangunan pariwisata di Gili Matra. Dengan persepsi yang sama tentang pariwisata yang berkelanjutan, masyarakat dan pemerintah dapat berkomunikasi secara harmonis dan bekerjasama secara sinergis untuk kemajuan dan kebaikan TWP Gili Matra.
B. Tujuan 1) Memberikan pengetahuan kepada aparat pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat TWP Gili Matra tentang teori-teori pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan di kawasan konservasi pulau mikro. 2) Memberikan pengalaman dengan contoh-contoh praktek terbaik pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan pada kawasan konservasi pulau mikro di the Great Barrier Reef, Australia. C. Luaran 1) Peserta pelatihan memiliki persepsi yang benar tentang pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan di pulau-pulau mikro. 2) Peserta pelatihan dapat melakukan identifikasi kesalahan-kesalahan yang telah terjadi dalam pembangunan pariwisata di TWP Gili Matra. D. Sasaran (Dampak) 1) Masyarakat, pemerintah daerah, dan lembaga lain yang terkait dapat berbagi peran dan bekerjasama secara sinergis dalam pembangunan pariwisata yang ramah lingkungan. 2) Pembangunan pariwisata di TWP Gili Matra dapat menyesuaikan diri dengan prinsip-prinsip pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan, sehingga membawa manfaat jangka pendek dan jangka panjang bagi masyarakat NTB. E. Pelaksana Kegiatan Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan oleh Lombok Research Initiative, International Project Group, University of Sunshine Coast (USC), Australia. Alamat pelaksana kegiatan di Australia: International Projects Group, ML 35, Building J. Level 5. Room 17, Telp. +61 7 5459 4578, Locked Bag 4, Maroochydore DC, QLD 4558. Kegiatan persiapan pelatihan di Indonesia berada di bawah tanggungjawab Lembaga Penelitian Universitas Mataram, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Pusat penelitian Pesisir dan Lautan (P3L) Universitas Mataram. Sebagai mitra kerja Bappeda NTB dan USC, P3L juga menyediakan pendamping dalam perjalanan menuju dan dari Australia, serta selama kegiatan pelatihan. Alamat pelaksana kegiatan di Mataram: P3L Unram, Jl. Pendidikan 37, Mataram, Telp. 627603, NTB 83125.
2 KEGIATAN PERSIAPAN Kegiatan persiapan pelatihan dilakukan setahun sebelumnya, pada bulan 25 Oktober 2011, ketika proposal (usulan) kegiatan mulai disusun dan didiskusikan. Kegiatan pelatihan ini menggunakan dana dari AusAID, sebuah lembaga pemerintah Australia yang berfungsi mendistribusikan dana bantuan internasional Pemerintah Australia. Salah satu komponen bantuan dari AusAID tersebut berupa kegiatan Pelatihan ALAF (Australia Leadership Awards Fellowship). Proposal kegiatan disusun terutama oleh sebuah tim dari Faculty of Science, Health, Education and Engineering (FSHEE) dan International Projects Group (IPG) di USC dibantu oleh Pusat Penelitian Pesisir dan Lautan (P3L) Universitas Mataram. Disamping berkontribusi dalam penyusunan proposal, P3L juga berfungsi sebagai perwakilan USC dalam bekerjasama dengan pemerintah daerah (propinsi dan kabupaten) dalam menyediakan sejumlah dokumen pendukung proposal. Proposal yang dikirimkan oleh IPG USC dinyatakan lulus seleksi pada tanggal 3 Mei 2012. Setelah penetapan tersebut, P3L Universitas Mataram bekerja mempersiapkan calon peserta; sedangkan IPG USC berkerja mempersiapkan rencana pelaksanaan pelatihan, akomodasi, dan transportasi. A. Pemilihan Calon Peserta Calon peserta pelatihan terdiri atas staff pemerintah propinsi, staff pemerintah kabupaten, perwakilan masyarakat, dan akademisi. Pemilihan staff pemerintah diserahkan kepada masingmasing pemerintahan tetapi dibatasi dalam instansi perencanaan (Bappeda) dan pariwisata. Perwakilan dari masyarakat dipilih berdasarkan latar belakang pendidikan (minimal SMA), kedudukan sosial (organisasi kemasyarakatan atau usaha wisata), dan pengaruhnya pada masyarakat Gili Indah. P3L Unram menyeleksi calon peserta perwakilan masyarakat dengan berkoordinasi dengan USC. Setelah melalui proses yang rumit kemudian terpilih 12 orang calon peserta pelatihan, dan 2 orang calon cadangan. Calon cadangan akan dapat menggantikan calon peserta yang mengundurkan diri. Daftar calon peserta dan cadangan disajikan dalam Tabel 1, berikut. Penggantian tersebut memang terjadi ketika proposal sudah disetujui oleh AusAID dan persiapan Pada bulan September 2012, seorang calon peserta dari Desa Gili Indah, Acok Zani Basook, mengundurkan diri karena alasan sedang mengembangkan bisnis yang baru. Di dalam daftar pelatihan Acok mewakili pengusaha hotel/restoran di Desa Gili Indah. Sebagai penggantinya dipilih seorang Ketua Koperasi Transportasi Wisata Unit Gili Indah, Wardana Muhammad Saleh. Penggantian Acok oleh Wardana berdasarkan pertimbangan bahwa:
a) Wardana M. Saleh merupakan wakil dari masyarakat Gili Indah dari kalangan pengusaha transportasi wisata, b) Wardana M. Saleh sudah memiliki passport sehingga tidak akan mengganggu proses pembuatan visa. Tabel 1. Calon peserta pelatihan ALAF Lombok Program tahun 2012. Nama
Lembaga
Keterangan
1. Ihwan Budiman
Dishubparkom KLU
Calon peserta
2. I Wayan Barata
Dishubparkom KLU
Calon peserta
3. Mira Asywarni
Bappeda KLU
Calon peserta
4. Samsudin
Bappeda NTB
Calon peserta
5. Windi Sri Yulianti
Bappeda NTB
Calon peserta
6. Irma Agriyanti
Dispar NTB
Calon peserta
7. Hotmariyah
BKKPN Kupang
Calon peserta
8. Zakaria
Asosiasi Pengusaha Wisata Gili Indah.
Calon peserta
9. Acok Zani Basook
Pemilik/Manajer penginapan dan restoran.
Calon peserta
10. Muhammad Taufik
Kepala Desa Gili Indah
Calon peserta
11. Sri Hayati
Manager restoran
Calon peserta
12. Imam Bachtiar
Universitas Mataram
Calon peserta
13. Wardana M. Saleh
Ketua Unit Koperasi „Karya Bahari‟
Cadangan
14. Saefuddin
Pemilik/Manajer penginapan.
Cadangan
15. Achmad Fitriyanto
BKKPN Kupang
Cadangan
B. Persiapan Dokumen Imigrasi Dokumen imigrasi yang diperlukan dalam pelatihan ALAF adalah sebuah paspor (passport) dan visa mahasiswa (student visa). Biaya pembuatan paspor dan visa peserta pelatihan ditanggung oleh Bappeda Propinsi Nusa Tenggara Barat. Pembuatan paspor (hijau) dilakukan oleh masing-masing calon peserta karena kesulitan membuat jadwal yang dapat menghadirkan semua (12 orang) peserta ke Mataram secara bersamaan. Rombongan ini menggunakan paspor hijau, bukan paspor biru (dinas), karena alasan kemudahan dan keseragaman dalam pembuatannya. Paspor hijau dapat dibuat di Mataram dalam waktu seminggu, sedangkan paspor biru harus dibuat di Jakarta dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Dari sejumlah pengalaman kami, pembuatan paspor biru juga jauh lebih rumit dan membutuhkan biaya yang lebih banyak. Apalagi sebagian (4 orang) peserta pelatihan bukanlah pegawai negeri yang tidak mempunyai akses pembuatan paspor biru.
Pembuatan visa mahasiswa dilakukan dengan menggunakan jasa pembuatan dokumen imigrasi, Bidy Tour Mataram. Pembuatan visa membutuhkan waktu sekitar sebulan, karena adanya perubahan dalam peraturan aplikasi visa yang baru diterapkan. Di dalam proses yang lama tersebut sempat dibicarakan untuk menggunakan visa turis karena aplikasi visa mahasiswa menemui hambatan yang kurang jelas solusinya. Hal ini disebabkan oleh kurang lancarnya komunikasi antara penyedia jasa imigrasi, USC, dan kedutaan (konsulat) Australia. Setelah berkonsultasi dengan kantor AusAID di Sydney, semua peserta hanya boleh mengikuti pelatihan ALAF dengan visa mahasiswa. Dari konsultasi tersebut juga terselesaikan masalah komunikasi dengan kedutaan, sehingga pengurusan visa mahasiswa dapat dilakukan dalam waktu kurang dari 2 minggu. C. Persiapan Bahasa Inggris Menyadari bahwa kemampuan bahasa Inggris merupakan factor penentu dalam kesuksesan pelatihan, maka USC menyediakan dana ekstra untuk memberikan kursus bahasa Inggris kepada calon peserta. Materi kursus disesuaikan dengan kebutuhan calon peserta untuk dapat berkomunikasi secara lisan dengan para instruktur dan orang-orang yang akan dijumpai di Australia. Kursus bahasa Inggris dilaksanakan di Pusat Bahasa Universitas Mataram, selama dua bulan. Dalam periode tersebut telah dilakukan kursus bahasa sebanyak 11 sesi pertemuan dalam tujuh minggu, yang terdiri dari tiga minggu masing-masing satu sesi dan empat minggu masing-masing dua sesi. Adanya libur lebaran selama 2 (dua) minggu menyebabkan kursus bahasa Inggris tidak dapat dilakukan lebih banyak lagi. Kursus bahasa Inggris dilakukan pada hari Sabtu, karena sulit menghadirkan para calon peserta yang mayoritas adalah pegawai negeri. Dalam setiap pertemuan calon peserta pelatihan yang hadir antara 3-9 orang, dengan modus 8 orang. Kursus yang dihadiri oleh 3 orang hanya terjadi sekali, sedangkan sisanya dihadiri oleh 8-9 orang. Kegiatan kursus bahas Inggris ini sangat membatu peserta pelatihan dalam berkomunikasi dengan instruktur dan panitia pelatihan di Australia. Semua peserta dapat mengungkapkan perhatian dan perasaannya ketika berkomunikasi dengan instruktur dan panitia serta orang lain di Australia. D. Pembekalan Keberangkatan (Predeparture Training) Pembekalan keberangkatan dimaksudkan untuk memberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan dihadapi oleh peserta dalam perjalanan dan ketika berada di Australia. Pembekalan tersebut dilakukan selama sehari dengan menghadirkan nara sumber. Materi pembekalan keberangkatan tersebut meliputi: a) Pemeriksaan imigrasi dan perjalanan ke Australia.
b) Budaya Australia yang berbeda dari Indonesia. c) Kehidupan sehari-hari di Australia. Pembekalan ini sangat penting untuk memberikan arahan kepada peserta pelatihan tentang halhal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan, baik dalam perjalanan maupun ketika sudah berada di Australia. Adanya pembekalan keberangkatan dapat mengurangi kebingungan dan kekhawatiran peserta pelatihan tentang hal-hal yang mungkin mereka hadapi di negara lain, serta menghindari adanya kesalahpahaman antara peserta pelatihan dengan instruktur Australia. Sebagai awal dari perkenalan dengan budaya Australia, para peserta dan keluarganya diundang untuk pesta „barbeque‟ di Jl. Pantai Senggigi, Griya Pagutan Indah. Dalam acara tersebut, peserta pelatihan berkenalan dengan Dr. Gayle Mayes dan Ms. Nyoman Ramayanti yang menjadi perwakilan USC. Seluruh peserta pelatihan hadir dalam acara „barbeque‟ tersebut, walaupun tidak semua peserta membawa serta keluarganya. E. Acara Pelepasan Peserta Sebagai akhir dari kegiatan persiapan adalah upacara pelepasan peserta Pelatihan ALAF Lombok Program 2012. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis pagi, tanggal 4 Oktober 2012, di Ruang Melati, Hotel Grand Legi Mataram. Kegiatan pelepasan peserta pelatihan tersebut dihadiri oleh: 1) Kepala Bappeda Propinsi NTB 2) Wakil Bupati Kabupaten Lombok Utara 3) Pembantu Rektor I, Universitas Mataram 4) Sekretaris Lembaga Penelitian, Universitas Mataram 5) Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara 6) Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Timur 7) Dr. Gayle Mayes, perwakilan USC Acara pelepasan peserta merupakan acara yang dilakukan oleh USC agar para pimpinan pemerintahan di NTB dan KLU mengetahui bahwa sebagian warga dan staff pemerintahan mereka akan mengikuti pelatihan ke Australia, dan memberikan pesan-pesan penting mereka kepada para peserta. Sebagai pengundang, Dr. Gayle Mayes menyampaikan terima kasihnya atas dukungan pemerintah NTB dan KLU dalam kegiatan ini. Kepada para peserta, Gayle Mayes menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya para peserta dan penghargaan atas keberaniannya untuk mengikuti pelatihan di luar negeri yang banyak tantangannya. Dalam sambutannya, Rektor Universitas Mataram (diwakili Purek I) menyampaikan pesan bahwa pelatihan ini adalah anugerah kesempatan yang besar bagi peserta untuk belajar sebanyakbanyaknya dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran.
masyarakat NTB. Bangsa yang unggul adalah bangsa yang banyak belajar, baik dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Bupati KLU (diwakili Wakil Bupati) menyatakan komitmen pemerintah kabupaten dalam pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Sebagai kabupaten yang telah memilih pariwisata sebagai pilar penting perekonomian daerah, KLU sangat berkepentingan untuk belajar banyak dari contoh-contoh di Australia tentang bagaimana mengelola asset pariwisata secara berkelanjutan, agar bermanfaat bagi masyarakat sekarang dan masyarakat di masa depan.. Dalam pidato sambutan, Gubernur NTB (diwakili Kepala Bappeda) menekankan pentingnya pariwisata berkelanjutan. Dalam APBD propinsi tahun 2013 akan dilaksanakan Penyusunan Rencana Induk Pariwisata (RIP) untuk propinsi NTB, dan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk kawasan wisata Senggigi dan Gili Indah.
3 PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan pelatihan ALAF Lombok Program dilaksanakan dalam 3 (tiga) minggu. Pada minggu pertama peserta banyak mendapatkan teori dan latar belakang ekologi, sosial, budaya, dan pariwisata. Untuk menghindari kejenuhan belajar di dalam kelas, setiap hari peserta juga belajar di luar kelas (Tabel 2). Pada minggu kedua, kepada peserta disajikan contoh-contoh pariwisata dengan pengelolaan ekologis dan social terbaik. Peserta mengunjungi 4 (empatI pulau dengan jarak perjalanan sekitar 5000 mil dalam seminggu. Pada minggu ketiga, disamping ada penambahan teori peserta mulai menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki untuk membahas persoalan di Desa Gili Indah atau Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra. Tabel 2. Gambaran umum kegiatan pelatihan ALAF Lombok Program 2012. Tanggal Kegiatan Jum‟at, 5 Oktober 2012
Sabtu. 6 Oktober 2012
Minggu, 7 Oktober 2012
Senin, 8 Oktober 2012
1. Terbang ke Jakarta 2. Terbang ke Sydney
1. Tiba di Sydney, terbang ke Brisbane 2. Naik bis ke Sunshine Coast 3. Check in apartemen. 4. Tour pengenalan kota.
Tempat Bandara Lombok Praya Bandara Soekarno Hatta
Bandara Kingsford Smith Bandara Brisbane Trafalgar Towers, Sunshine Coast (SSC)
Alexandra Surf Club, SSC 1. Keselamatan pantai dalam pariwisata. 2. Pengenalan rencana kegiatan pelatihan.
1. ICT dan pengenalan akses internet. 2. Pemantauan dan evaluasi pelatihan. 3. Pembuatan kartu student ID. 4. Upacara Penerimaan 5. Pembuatan kartu ATM bank. 6. Inventarisasi masalah pariwisata di Desa Gili Indah (Taman Wisata Perairan Gili Matra). 7. Pengembangan wisata pesisir.
HG, USC (University Sunshine Coast) ICG, USC Student Service, USC Council Room, USC Commenwealth Bank ICG 63, USC ICG 63, USC
of
Selasa, 9 Oktober 2012
1. Proses ekologis pesisir dan lautan. 2. Dampak perubahan iklim. 3. Dampak di pesisir dan lautan.
4. Kunjungan lapang ke pengolahan limbah. 5. Kunjungan lapang ke Maroochy River. 6. Maroochy Water Watch, peran NGO. Rabu, 10 Oktober 2012
Kamis, 11 Oktober 2012
Jumat, 12 Oktober 2012
ICG 63, USC ICG 63, USC ICG 63, USC
Kawana Sewage Treatment Plant, SSC Maroochy River, SSC Public boat ramp, SSC.
ICG 63, USC 1. Potensi dampak ICG 63, USC ICG 63, USC pariwisata pesisir. ICG 63, USC 2. AMDAL pariwisata. Mooloolaba Beach, SSC. 3. Pengelolaan DAS. 4. Kesehatan lingkungan. 5. Kunjungan lapang ke Mooloolaba Beach.
1. Kunjungan lapang ke Noosa, pengelolaan pesisir dan Noosa Biosphere. 2. Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan. 3. Pariwisata, masyarakat, dan perlindungan lingkungan. 4. Pariwisata Noosa, mengelola ikon wisata. 5. Pariwisata berkelanjutan di Indonesia. 6. Indikator keberlanjutan.
Noosa National Biosphere. CQU (Central University) Noosa CQU Noosa CQU Noosa CQU Noosa CQU Noosa
ICG 63, USC 1. Peran penting habitat ICG 63, USC ICG 63, USC ikan. 2. Pengelolaan pesisir: ICG 63, USC kebijakan, perencanaan, kemitraan. 3. Pengelolaan pesisir terpadu dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Park
and
Queensland
4. Pemantauan evaluasi. Sabtu, 13 Oktober 2012
dan
Brisbane Downtown.
1. Pergi ke Brisbane untuk belanja oleh-oleh.
Minggu, 14 Oktober 2012
Travalgar Towers 1. Penjelasan rencana Travalgar Towers kunjungan lapang minggu kedua. 2. Persiapan pakaian dan makanan untuk kunjungan lapang.
Senin, 15 Oktober 2012
Fraser Island 1. Kunjungan lapang ke Fraser Island Fraser Island Fraser Island. 2. Pengelolaan air di Fraser Island pulau kecil. 3. Pengelolaan limbah di Dilli Village. 4. Energi surya unutk pulau kecil.
Selasa, 16 Oktober 2012
Fraser Island 1. Kunjungan ke Lake Fraser Island Mackenzie. 2. Kunjungan ke King Fisher Bay Resort.
Rabu, 17 Oktober 2012
Lady Elliot Island 1. Terbang ke Lady Elliot Lady Elliot Island Lady Elliot Island Island. 2. Pembangunan Lady Elliot Island pariwisata di pulau kecil yang berkelanjutan. 3. Snorkeling. 4. Pengelolaan kapal dan penyelaman di pulau kecil.
Kamis, 18 Oktober 2012
Lady Elliot Island 1. Sejarah pengembangan Lady Elliot Island pariwisata di Lady Elliot Lady Elliot Island Island. 2. Wisata terumbu karang di kapal glass-bottom. 3. Terbang ke Bunderburg.
Jum‟at, 19 Oktober 2012
1. Pergi ke Hamilton Island. 2. Pengenalan sejarah pariwisata di Hamilton Island. 3. Praktek pembangunan pariwisata berkelanjutan di Hamilton island. 4. Aspek sosial budaya dalam pariwisata. 5. Tour pulau Hamilton Island dan keunikannya.
Hamilton Island Hamilton Island Hamilton Island Hamilton Island Hamilton Island
Sabtu, 20 Oktober 2012
Hamilton Island 1. Kegiatan-kegiatan Hamilton Island bisnis dalam pariwisata Hamilton Island Hamilton Island di Hamilton Island. 2. Pengelolaan marina. 3. Pengelolaan Taman Nasional the Great Barrier Reefs (GBR). 4. Pemintakadan di dalam Taman Laut GBR.
Minggu, 21 Oktober 2012
Hamilton Island 1. Melihat waking-trek Hamilton Island untuk lomba olahraga Hamilton Island wisata. 2. Melihat marina dan Yacth Club. 3. Terbang dari Hamilton Island menuju Brisbane.
Senin, 22 Oktober 2012
Brisbane 1. Naik feri ke Moreton Moreton Island Moreton Island Island. 2. Melihat pelabuhan barang (mobil) dan tempat perkemahan. 3. Melihat Dolphine and Whale Education Center.
Selasa, 23 Oktober 2012
ICG 63, USC 1. Proses dan instrument ICG 63, USC kebijakan dan perencanaan. 2. Persoalan „gender‟ dan
„ disability‟ dalam pariwisata. 3. Industri Cleantech. 4. Peluang dalam pengelolaan limbah organik. 5. Lokakarya kepemimpinan. 6. Pemantauan dan evaluasi. Rabu, 24 Oktober 2012
Kamis, 25 Oktober 2012
Jum‟at, 26 Oktober 2012
Sabtu, 27 Oktober 2012 Minggu, 28 Oktober 2012
ICG 63, USC ICG 63, USC ICG 63, USC ICG 63, USC
ICG 63, USC 1. Membicarakan masa depan Desa Gili Indah (TWP Gili Matra).
1. Pengelolaan Taman Nasional. 2. Membicarakan pemintakadan perairan Desa Gili Indah (TWP Gili Matra). 3. Mendiskusikan pengembangan dan pengelolaan pariwisata di Gili Sulat.
1. Shalat Idul Adha 2. Pemantauan dan evaluasi 3. Shalat Jumat 4. Upacara Penutupan
ICG 63, USC ICG 63, USC ICG 63, USC
Kawana Community Center ICG 63, USC Kawana Community Center USC
Sunshine Coast 1. Ke Australian Zoo Bandara Brisbane. 1. Terbang ke Sydney dan Jakarta.
4 HASIL-HASIL PELATIHAN Pelatihan ini telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dari para peserta. Disamping itu, kegiatan pelatihan ini juga telah menambah keakraban antar pemangku kepentingan, dan menambah jejaring kerja. Aplikasi dari pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh tersebut direalisasikan dalam dua buah dokumen: 1) Rencana aksi (kegiatan) yang dibutuhkan untuk mengelola pariwisata di Desa Gili Indah (TWP Gili Matra) secara berkelanjutan, dan 2) Rencana zonasi alternatif di TWP Gili Matra. Rencana aksi disusun berdasarkan visi Desa Gili Indah di masa depan. Semua peserta sepakat bahwa masa depan Gili Indah adalah sebagai tujuan wisata internasional yang ramah lingkungan, yang memberi manfaat besar bagi masyarakat, dan dikelola secara berkelanjutan. Penyusunan rencana aksi dilakukan dalam 3 (tiga) kelompok, tetapi secara umum hasil diskusi ketiga kelompok tersebut menunjukkan 90% kesamaan. Rencana aksi (kegiatan) tersebut dipilah dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang; serta dalam variasi kebutuhan dana yang sedikit, sedang, dan besar. Rencana aksi tersebut disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Rencana aksi untuk mencapai masa depan Desa Gili Indah sebagai tujuan wisata internasional yang ramah lingkungan, bermanfaat bagi masyarakat, dan dikelola secara berkelanjutan. JPe=jangka pendek (<5 tahun), JM=jangka menengah (5-10 tahun), JPa=jangka panjang (>10 tahun), R=biaya rendah (≤50 juta), S=biaya sedang (51-200 juta), T=biaya tinggi (>200 juta). Rencana Aksi (Kegiatan)
1) Papan informasi wisata 2) Pemberian informasi kedatangan 3) Penanganan sampah organik 4) Kompetisi olahraga 5) Penarikan uang konservasi 6) Pembuatan lintasan jogging 7) Pembuatan toilet umum bersih 8) Penjaga keselamatan pantai 1) Pembangunan “Pusat Pendidikan dan Informasi” 9) Penjaga keselamatan pantai 2) Pembuatan lokasi perkemahan 3) Pengolahan limbah cair 4) Desalinasi
1) Pembuatan marina
Kelompok 1
Kelompok 2
JPe, R JPe, R JPe, R JPe, R JPe, R JPe, R JPe, S JPe, S
JPe, T JPe, R -JPe, S -JM, T JM, T JM, T
Kelompok 3 JPe, R JPe, S JPe, R JPe, S -JPe, S JPe, T JPe, T
JM, T JM, S JM, S JM, T JM, T
JPe, T JM, S --JPe, T
JPe, T -JM, S JM, T --
JPa, T
JPa, T
JM, T
Rencana zonasi yang dihasilkan dalam pelatihan ini merupakan pencapaian yang besar, walaupun rencana tersebut hanya bersifat rencana zonasi alternatif, bukan sebuah keputusan. Dalam setahun terakhir, BKKPN telah berupaya keras untuk membuat rencana zonasi dengan menyewa sebuah perusahaan konsultan dan menjalin kemitraan dengan sebuah LSM internasional. Hingga bulan Oktober 2012, rencana zonasi yang ditawarkan oleh konsultan maupun oleh LSM internasional tersebut masih belum dapat diterima oleh masyarakat Gili Indah. Masalah utama yang menjadi penyebab penolakan tersebut adalah zona inti (zona merah) yaitu kawasan tertutup yang tidak boleh dimasuki atau dilewati. Pengecualian hanya diberikan kepada peneliti dan kepentingan pendidikan dengan ijin tertulis dari BKKPN. Luas zona inti, berdasarkan Peraturan Pemerintah sebesar minimal 2%. Sebagai pembanding, di the Great Barrier Reef (GBR) Australia zona preservasi yang tidak boleh dimasuki dan dilewati hanya kurang dari 1%. Seluruh zona preservasi tersebut berada jauh dari pemukiman dan penginapan wisatawan. Di dalam kegiatan pelatihan ini, zona inti (preservasi) dapat disepakati di terumbu karang yang terletak di sebelah barat daya Gili Trawangan, di antara tempat penyelaman Shark Point dan Manta Point. Lebar zona inti tersebut adalah 50 meter ke arah luar dari dasar tubir (reef slope). Walaupun sudah disepakati oleh peserta pelatihan, implementasi dari zona inti ini disadari akan jauh lebih rumit. Di kawasan TWP Gili Matra, hampir tidak ada kawasan terumbu karang yang jauh dari penginapan. Lokasi zona inti yang disepakati tersebut juga terletak di depan penginapan wisatawan. Jika zona inti ini memang tidak boleh dilewati atau dimasuki maka penegakan aturannya membutuhkan upaya yang ekstra besar. Sebagai pembanding, di negara-negara yang maju (Australia, USA, Jepang) zona yang penting untuk diperluas di dalam kawasan konservasi adalah zona tanpa penangkapan (no-take zone), bukan zona tanpa-masuk (no-entry zone, preservation zone). Di GBR, misalnya, zona tanpapenangkapan ditetapkan sebesar 20% yang dalam implementasinya zona tanpa penangkapan tersebut selalu bertambah dalam setiap revisi sehingga mencapai 32% pada saat ini. Dalam makalah-makalah internasional tentang Taman Nasional Laut para ahli membicarakan juga hanya zona tanpa-penangkapan, bukan zona tanpa-masuk.
5 RENCANA TINDAK LANJUT Setelah pelatihan ini para peserta telah bersepakat akan memberikan waktu, pengetahuan, dan ketrampilannya untuk membantu masyarakat Desa Gili Indah dan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan. Sebagai awal dari kegiatan tindak lanjut tersebut, peserta pelatihan ALAF Lombok Program 2012 akan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Menghadap Bupati Kabupaten Lombok Utara untuk melaporkan hasil-hasil pelatihan dan memohon dukungan Bupati terhadap rencana aplikasinya di Desa Gili Indah. 2) Melakukan hal-hal kecil yang dapat dikerjakan oleh peserta pelatihan yang bermanfaat bagi Desa Gili Indah. Misalnya: mendiskusikan tentang penarikan uang konservasi dari pengunjung Gili Indah, mempersiapkan tenaga terampil dalam pemberian informasi bagi wisatawan yang datang ke Gili Indah, mempromosikan pembuatan kompos, dan melakukan advokasi tentang pentingnya Pusat Pendidikan bagi pengunjung Desa Gili Indah. 3) Melakukan hal-hal yang urgen (genting) dan berdampak luas, misalnya mendiskusikan pengelolaan sampah Desa Gili Indah, memberikan masukan dalam penyusunan rencana zonasi TWP Gili Matra dan rencana pengelolaan TWP Gili Matra. 4) Melakukan hal-hal yang besar dan berdampak besar untuk kebutuhan jangka menengah dan jangka panjang Desa Gili Indah. Misalnya: menidskusikan masalah pengolahan limbah, dan pembangunan marina. Rencana tindak-lanjut ini akan sulit dilakukan tanpa dukungan pemerintah kabupaten dan propinsi. Karena itu, jalinan kerjasama antara pemerintah (kabupaten, propinsi), universitas, dan masyarakat sangat penting dipertahankan dan dipelihara agar kegiatan pelatihan yang telah menghabiskan banyak waktu, dana, dan pikiran dapat membawa manfaat bagi masyarakat
6 PENUTUP Kegiatan pelatihan ALAF Lombok Program 2012 telah meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan jejaring kerjasama bagi semua peserta. Pelatihan tersebut sangat bermanfaat dan dapat diaplikasikan untuk mengatasi sejumlah persoalan di Desa Gili Indah (TWP Gili Matra) dan lokasi lainnya di Indonesia. Pelatihan tersebut telah menghasilkan rencana aksi dan rencana zonasi untuk mencapai visi bersama, yaitu Desa Gili Indah yang menjadi tujuan wisata internasional yang ramah lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat, yang pengelolaannya mengikuti prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Peserta pelatihan akan memberikan waktu dan tenaganya untuk melakukan sebagian besar dari rencana aksi tersebut. Dampak dari pelatihan ini sangat tergantung pada jalinan kerjasama antara pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi, BKKPN, universitas, dan para tokoh masyarakat. Jika jalinan kerjasama tersebut dapat dipelihara dan dipertahankan, maka pelatihan ini akan membawa dampak yang besar bagi pengembangan pariwisata di Desa Gili Indah. Ide-ide pembangunan pariwisata berkelanjutan sudah ada, dan sumberdaya yang lain (dana, infrastruktur) juga dapat disediakan oleh pemerintah. Kebijakan pemerintah yang mendukung rencana aksi tersebut akan menjadi pemicu yang sangat penting dalam sejarah pembangunan pariwisata di Desa Gili Indah.
LAMPIRAN 1 PESERTA PELATIHAN ALAF LOMBOK PROGRAM Samsudin
Windi Sri Yulianti
Irma Agriyanti
Hotmariyah
Ihwan Budiman
I Wayan Bratayasa
Mira Asywarni
Sri Hayati
Muhammad Taufik
Zakaria
Wardana M. Saleh
Imam Bachtiar
LAMPIRAN 2 CERITA BERGAMBAR
Gambar 1. Suasana ‘barbeque’ di Pagutan, Mataram. Berkebalan dengan Dr. Gay le Mayes dan Ms. Nyoman Ramayanti dari USC.
Gambar 2. Foto bersama dengan BappedaNTB, Pembantu Rektor 1 Unram, dan Wakil Bupati KLU dalam Upacara Pelepasan Peserta Pelatihan.
CERITA BERGAMBAR
Gambar 3. Pembantu Rektor Unram, Prof. Lalu Karyadi Wiraspta, menyampaikan pidato dan pesan untuk belajar sebanyak-banyaknya di Australia.
Gambar 4. Wakil Bupati KLU menyampaikan pidato sambutan dalam Upacara Pelepasan Peserta Pelatihan. Pemerintah KLU menginingkan pengembangan pariwisata berkelanjutan di Gili Indah, dan siap mendukung kegiatan tindak lanjut dari pelatihan ini.
Gambar 5. Kepala Bappeda NTB Dr. Rasyadi Sayuti, menyampaikan pidato Gubernur NTB. Pemerintah NTB telah menanggarkan kegiatan penyusunan Rencan Induk Pariwisata NTB dan rencana Detail Tata Ruang Gili Indah pada Tahun 2013.
Gambar 6. Gayle Mayes dan Ms. Nyoman Ramayanti yang mewakili USC dalam acara Pelepasan Peserta Pelaatihan ALAF Lombok Program.
CERITA BERGAMBAR
Gambar 7. Pesrta pelatiihan, Mr. Samsudin (Bappeda NTB) menerima seertifikat peserta pelatihan dari Dr. Gayle Mayes (USC)
Gambar 8. Berbagi cendra mata dari USC Queensland untuk Bappeda NTB, Kabupaten KLU, dan Universitas Mataram.
CERITA BERGAMBAR
Gambar 9. Belajar kesalamatan pantai di Alexandra Headland Sufr Club.
Gambar 10. Ketua rombongan, Dr. Imam Bactiar, memberikan sambutan dalam Upacara Penerimaan. Di sebelah kanan adalah Federal Senator dari Queensland dan Vice Chancellor (Rektor) USC.
CERITA BERGAMBAR
Gambar 11. Seseorang peserta , Ms. Windi Sri Yulianti (Bappeda), menrima materi Pelatihan dari Vice Chancellor (Rektor) USC.
Gambar 12. Belajar pengolahan limbah cair di Kawana Sewage Treatment Plant, yang melayani sekitar 100 ribu rumah tangga.
CERITA BERGAMBAR
Gambar 13. Belajar pengelolaan Noosa Natiional Park dan Noosa Blosphere.
Gambar 14. Belajar pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) di Mooroochy Wetland Sanctuary.
CERITA BERGAMBAR
Gambar 15. Belajar di central Queensland University (CQU) tentang pengelolaan ekowisata berkelanjutan di Indonesia.
Gambar 16. Belajar tentang pengelolaan air tanah (water table) Pulau kecil di Fraser Island.
CERITA BERGAMBAR
Gamabr 17. Belajar pengelolaan eco –resort di King Fisher Bay (Fraser Island) yang mendapat penghargaan sco-resort terbaik dunia tahun 2012.
Gambar 18. Belajaar pengelolaan limbah, air, dan energy untuk pariwisata di pulau kecil, Lady Eliot Island.
CERITA BERGMABAR
Gambar 18. Mendengar pencerahan Oeter Gash, pemeilik Lady Eliot Island orang pertama yang mendaratkan pesawat di Danau Segara Anak Lombok.
Gambar 20. Belajar pengelolaan marina dan aktivitas bisnis pariwisata lainnya di Hmilton Island.
CERITA BERGAMBAR
Gambar 21. Belajar zoning dan pengelolaan taman laut nasioanal di Hamilton Island.
Gambar 22. Belajar pengelolaan lingkungan di Hamilton Island. Sesorang Peserta Mr. Ihwan Budiman, menyerahakan cendra mata kepada instruktur.
CERITA BERGAMBAR
Gambar 23. Dua orang peserta, Ms. Sri Hayati dan (Gilli Meno), dan Mr. Ihwan Budiman (Dishubparkominfo KLU) menyampaikan pidato perpisahan yang mendapat ‘standing ovation’
Gambar 24. Seorang Peserta, Mr. I Wayan Brata (Dishubparkominfo KLU) menrima sertifikat Pelatihan.
CERITA BERGAMBAR
Gambar 25. Peserta Pelatihan ALAF Berfhoto bersama guru besar USC, Dr. Gayle Mayes, Prof. Bill Carter Merv Hyde, Yang memberikan sertifikat Pelatiihan.
Gambar 26. Dua Belas Peserta Pelatihan ALAF Lombok Program berfoto bersama Dr. Gayle Mayes di depan nama USC.