DESKRIPTIF STATISTIK PENDIDIKAN MADRASAH
Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009
Deskriptif Statistik Pendidikan Madrasah A. Lembaga Jenis Lembaga yang didata antara
Sementara jika dilihat dari status
lain RA, MI, MTs, MA dan Pengawas
lembaga baik negeri maupun swasta,
Madrasah.
yang
memang secara rerata diatas 85%
terdata sebanyak 19.762 RA, 21.529
merupakan lembaga swasta, apalagi
MI, 13.292 MTs, dan 5.648 MA yang
untuk tingkat RA, belum ada lembaga
tersebar di 33 propinsi di Indonesia.
RA yang dinegerikan.
Jumlah
lembaga
Tahun ini
jumlah lembaga negeri
mengalami
peningkatan
adanya swasta
beberapa yang
Jumlah MI, MTs, MA Berdasarkan Status
diakibatkan
jumlah
lembaga
dinegerikan.
Sekarang
MIS; 19.867
MTsS; 11908
jumlah MIN menjadi 1.662, MTsN sebanyak 1.384, dan MAN sebanyak
MAS; 4913 MIN; 1.662
MAN; 735
MTsN; 1384
735. Jumlah tersebut belum seluruhnya karena masih menunggu SK Menag, tentang lembaga penegerian baru yang belum
terbit
sampai
tulisan
ini
Grafik 1.2. Jumlah MI, MTs, dan MA Berdasarkan Status
diturunkan. Sementara untuk RA, ternyata Jumlah RA, MI, MTs, MA dan Pengawas MI; 21.529
sebanyak 102 atau 0,5% berstatus Pembina, 2.620 atau 13,3% berstatus
RA; 19.762
Inti,
MTs; 13.292
7.151
atau
36,2%
berstatus
Reguler. Sementara sebanyak 9.889 MA; 5.648
Pengaw as; 5.653
atau 50,0% berstatus lainya. Hanya memang perlu pengkajian lebih lanjut tentang
Grafik 1.1. Jumlah RA, MI, MTs, MA, dan Pengawas
status
lainnya
tersebut,
mengingat keterbatasan formulir yang disebarkan,
status
tersebut
perlu
diuraikan lebih terinci. Halaman : 1
Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009
39,4%, kemudian jumlah lembaga yang
Jumlah RA Berdasarkan Status
terakreditasi C sebanyak 3.536 atau 26,6%, sementara yang berakreditasi A
Pembina ; 102; 0,5%
Lainnya; 9.889 ; 50,0%
hanya sebanyak 1.219 atau 9,2%. Inti; 2.620 ; 12,3%
Sementara jumlah lembaga yang belum terakreditasi baik A, B, maupun C
Reguler; 7.151 ;
sebanyak 3.305 atau 24,8%.
36,2%
Jumlah MTs Berdasarkan Akreditasi
Grafik 1.3. Jumlah RA Berdasarkan Status
C; 3.536 ; 26,6% B; 5.232 ; 39,4%
Jumlah lembaga MI berdasarkan akreditasi
ternyata,
sebagian
besar
berakreditasi B yaitu sebanyak 9.342
Belum; 3.305; 24,9%
A; 1.219 ; 9,2%
atau 43,4%, kemudian disusul lembaga dengan akreditasi C sebanyak 6.242 atau 28,9%, sementara hanya sebanyak 1.873 atau 8,7% yang terakreditasi A. Sementara hanya 4.072 atau 18,9% lembaga yang belum terakreditasi.
Grafik 1.5. Jumlah MTs Berdasarkan Akreditasi Kondisi yang mirip juga nampak pada data akreditasi MA, sebanyak 1.794 atau 31,8%
Jumlah MI Berdasarkan Akreditasi
terakreditasi B,
selanjutnya sebanyak 1.540 atau 27,2% C; 6.242 ; 29,0%
B; 9.342 ; 43,4%
terakreditasi
C,
sementara
yang
terakreditasi A hanya sebanyak 429 atau 7,6% saja. Sementara yang belum Belum; 4.072; 18,9%
A; 1.873 ; 8,7%
terakreditasi
sebanyak
atau
33,3%. Berdasarkan
Grafik 1.4. Jumlah MI Berdasarkan Akreditasi Jumlah
1.885
MTs
Berdasarkan
paparan
diatas
ternyata masih banyak pekerjaan yang harus lebih ditingkatkan dari Direktorat madrasah berkaitan dengan akreditasi.
demikian
Ternyata secara rerata madrasah di
seperti MI. Jumlah Lembaga yang
Indonesia yang memiliki akreditasi A
terakreditasi B sebanyak 5.232 atau
dibawah
akreditasi,
juga
nampak
10%.
Ini
tentunya Halaman : 2
Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009
membutuhkan manajemen tata kelola
sebanyak 591.761 atau 24,3% siswa
yang baik sehingga nantinya akan lebih
MTsN, dan sebanyak 1.845.501 atau
banyak
memiliki
75,7% merupakan siswa MTsS. Untuk
dengan
jenjang MA, sebanyak 319.011 atau
madrasah
akreditasi
A,
sendirinya
akan
yang sehingga
membentuk
citra
madrasah itu sendiri di masyarakat.
siswa
35,6%
MAN,
sementara
sebanyak 576.823 atau 64,4% siswa MAS.
Jumlah MA Berdasarkan Akreditasi C; 1.540 ; 27,3%
Jumlah Siswa MI, MTs, MA
B; 1.794 ; 31,8%
MIS; 2.554.736 MTsS; 1.845.501
Belum; 1.885; 33,4% A; 429 ; 7,6%
MTsN; 591.761
MAN; 319.011 MAS; 576.823
MIN; 361.491
Grafik 1.6. Jumlah MA Berdasarkan Akreditasi
Grafik 1.7. Jumlah Siswa MI, MTs, MA Dari paparan diatas nampaklah
B. Peserta Didik (Siswa)
bahwa jumlah siswa madrasah swasta B.1. Jumlah Siswa Total Jumlah Pelajaran
total
Siswa
2008/2009
berbanding
lurus
dengan
jumlah
Tahun
lembaga yang berstatus swasta. Hal ini
sebanyak
menyatakan bahwa kontribusi lembaga
7.073.370 orang yang tersebar mulai
swasta
dari RA sampai dengan MA. Dari
pendidikan
jumlah tersebut, jumlah siswa RA
islam. Ini perlu dicermati agar kualitas
sebanyak
atau mutu lembaga tersebut dapat terus
824.047
atau
11,6%,
kemudian sebanyak 2.916.227 atau
sangat
berarti
agama
dan
di
dunia
keagamaan
termonitor.
41,2% siswa MI, 2.437.262 atau 34,5% siswa MTs, sementara jumlah siswa MA sebanyak 895.834 atau 12,7%. Komposisi siswa untuk Madrasah berdasarkan status, sebanyak 361.491 atau 12,4% merupakan siswa MIN, dan Siswa MIS sebanyak 2.554.736 atau 87,6%. Sementara untuk jenjang MTs
B.2. Jenis Kelamin Siswa Komposisi
siswa
berdasarkan
jenis kelamin adalah sebagai berikut: untuk jenjang RA sebanyak 415.571 orang atau 50,4% merupakan siswa laki-laki, dan sebanyak 408.476 orang Halaman : 3
Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009
atau 49,6% siswa perempuan. Untuk
Jumlah Siswa Berdasarkan Gender
jenjang MI, sebanyak 1.501.863 orang
1.501.863
1.414.364 1.198.562
atau 51,5% berjenis kelamin laki-laki, dan sebanyak 1.414.364 orang atau
1.238.700
415.571 408.476
409.801
48,5% merupakan siswa perempuan.
486.033
Jenjang MTs komposisi siswa laki-laki dan perempuan juga hampir berimbang,
LK
sebanyak 1.198.562 orang atau 49,2% merupakan siswa laki-laki dan sebanyak 1.238.700 orang atau 50,8% merupakan
Pr
LK
RA
Pr MI
LK
Pr
LK
MTs
Pr MA
Grafik 1.8. Jumlah Siswa Berdasarkan Gender
siswa perempuan. Sementara untuk jenjang MA, sebanyak 409.801 orang
B.3. Rombel, dan APK
atau 45,7% merupakan siswa laki-laki,
Jumlah rombel untuk jenjang RA
dan sebanyak 486.033 orang atau
adalah sebanyak 49.107 dengan jumlah
54,3%
siswa
keseluruhan
perempuan.
siswa
sebanyak
orang,
824.047
siswa
sehingga diketahui rasio rombel:siswa
untuk
sebanyak 1:17. Jumlah rombel untuk
jenjang RA sampai dengan MTs hampir
jenjang MI sebanyak 133.676 dengan
berimbang, kondisi yang agak berbeda
jumlah
berdasarkan
komposisi
Secara
jenis
kelamin
terdapat pada jenjang MA, dimana jumlah siswa perempuan lebih banyak dibanding jumlah siswa laki-laki. Hal ini diperlukan penelusuran dan analisis lebih lanjut agar didapatkan jawaban yang tepat, mengapa pada jenjang MA, siswa
perempuan
lebih
dibanding siswa laki-laki.
banyak
siswa
sebanyak
2.916.227
orang, sehingga rasio rombel:siswa sebanyak 1:22. Untuk jenjang MTs, jumlah rombel sebanyak 71.531 dengan jumlah
siswa
sebanyak
2.437.262
orang, rasio rombel:siswa adalah 1:34. Sementara untuk jenjang MA, jumlah rombel sebanyak 13.909 dengan jumlah siswa sebanyak 895.834 orang, sehingga rasio rombel:siswa adalah 1:64. Sementara rombel:siswa
komposisi
rasio
berdasarkan
status
madrasah negeri maupun swasta adalah sebagai berikut: untuk MIN sebesar 1:28; MIS sebesar 1:21; MTsN sebesar
Halaman : 4
Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009
1:38;
MTsS
sebesar
1:33;
MAN
APK
sebesar 1:35; dan MAS sebesar 1:117. Paparan diatas ternyata terdapat
MA; 6,87
hal yang cukup menarik, bahwa rasio rombel:siswa
untuk
tingkat
RA; 6,81 MTs; 18,70
MAS
memiliki perbandingan sebesar 1:117, MI; 11,00
dan jika dilihat lebih mikro lagi atau sebaran per propinsi, perbandingan
Grafik 1.9. Nilai APK MI, MTs, MA
yang memiliki nilai diatas 100 antara lain propinsi Aceh, Sumut, Lampung, DKI,
Jabar,
Jateng,
DIY,
Jatim,
Banten, NTB, Kalbar, dan Kalsel. Hal ini perlu didalami atau cross check ulang terhadap data yang di suplai dari propinsi tersebut. Nilai APK untuk RA sebesar
B.4. Pengulang Peningkatan kualitas peserta didik secara gender perlu mendapat perhatian khusus, berdasarkan data yang ada dapat dipaparkan bahwa secara rata-
6,81, sementara untuk MI sebesar
rata siswa pengulang untuk jenis
11,00, MTs sebesar 18,70 dan MA
kelamin perempuan lebih kecil di
sebesar 6,87. Dari nilai APK tersebut nampak
bahwa
minat
masyarakat
terhadap madrasah semakin besar dari jenjang RA sampai dengan MTs, akan tetapi pada jenjang MA terlihat turun sangat drastis. Hal ini perlu dicari
banding dengan siswa laki-laki. Hal ini terjadi di tingkat MI, MTs maupun MA baik itu di madrasah negeri maupun swasta
(lihat
tabel
1.06.1
sampai
dengan tabel 1.06.3). Secara persentase nilai
pengulang
siswa
perempuan
terobosan-terobosan yang lebih inovatif
untuk MIN sebesar 5.778 orang atau
agar nilai jual MA menjadi semakin
1,6%,
baik, sehingga pandangan masyarakat
siswa laki-laki sebesar 7.150 atau
terhadap MA menjadi semakin baik
2,0%. Jenjang MIS memiliki siswa
dan masyarakat tertarik menyekolahkan
pengulang perempuan sebanyak 28.644
anaknya di tingkat MA. Namun hal ini
orang atau 1,1%, sementara siswa laki-
perlu penelurusan dan pendalaman
laki sebanyak 36.715 orang atau 1,4%.
sementara
untuk
pengulang
Jumlah siswa pengulang untuk
lebih lanjut.
jenjang MTsN sebesar 6.031 atau 1,0% dari
jumlah
591.761
siswa
orang.
total
sebanyak
Jumlah
tersebut Halaman : 5
Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009
sebanyak 3.534 orang adalah siswa laki-laki, sementara sebanyak 2.497 pengulang
orang
Untuk
perempuan.
adalah
siswa
tingkat
MTsS
Jumlah Siswa Pengulang Berdasarkan Gender 43.865
34.422
19.664 13.684
sebanyak 27.317 orang atau 1,5% dari total
siswa
merupakan sebanyak
sebanyak
siswa 27.317
pengulang
pengulang. orang
LK
Dari
sebanyak
Pr
LK
MI
Pr
LK
MTs
Pr MA
ternyata
dengan
volume
Grafik 1.10. Siswa Pengulang Berdasarkan Gender
sebanyak 16.130 orang. Sisanya dengan jumlah
924
1.845.501
sebagian besar adalah siswa laki-laki sebagai
1.692
11.187
Berdasarkan data pengulang yang
orang
dipaparkan diatas ternyata sebagian
nerupakan siswa perempuan sebagai
besar siswa pengulang adalah siswa
pengulang.
laki-laki. Hal ini menunjukan bahwa
Untuk jenjang MAN jumlah siswa
kualitas siswa laki-laki perlu mendapat
pengulang sebanyak 759 orang atau
perhatian lebih khusus lagi, sehinga
0,2% dari jumlah siswa total sebanyak
jumlah
319.011 orang. Dari jumlah tesebut
diperkecil. Secara keseluruhan kualitas
sebanyak 486 orang merupakan siswa
siswa
pengulang
sementara
mengingat secara rata-rata jumlah siswa
sebanyak 273 orang merupakan siswa
pengulang maksimal hanya 3,6% dari
pengulang
jumlah siswa total.
laki-laki, perempuan.
Sementara
untuk jenjang MAS sebanyak 1.857
pengulangnya madrasah
sudah
bisa lebih
lebih baik
Siswa pengulang jenjang MI perlu
orang atau 0,3% dari total siswa siswa
perhatian
merupakan siswa pengulang.
Dari
persentase jumlah mereka lebih besar
jumlah tersebut sebanyak 1.206 orang
dibanding jenjang MTs, maupun MA.
merupakan siswa pengulang laki-laki,
Perlu kajian mendalam apakah metode
sisanya sebanyak 651 orang merupakan
yang digunakan untuk kegiatan belajar
siswa pengulang perempuan.
mengajar di tingkat MI sudah tepat,
ekstra
dimana
secara
atau perlu inovasi baru agar para siswa mampu menyerap apa yang diajarkan oleh para guru.
Halaman : 6
Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009
Untuk tingkat MTsS sebanyak 13.940
B.5. Drop Out (DO) Jumlah siswa drop out untuk tingkat MI sebanyak 12.161 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 983 atau 0,3% dari total siswa 361.491 orang merupakan siswa drop out di jenjang MIN. Dari jumlah tersebut untuk jenjang MIN ternyata sebanyak 569 orang merupakan siswa drop out lakilaki, sementara sebanyak 414 orang siswa drop out perempuan. Sementara untuk jenjang MIS sebanyak 11.178 orang atau 0,4% dari jumlah siswa total siswa MIS merupakan siswa drop out. Dari jumlah siswa drop out di tingkat MIS ternyata sebanyak 6.881 orang merupakan siswa drop out laki-laki, sisanya
sebanyak
4.297
orang
merupakan siswa drop out perempuan. Secara umum siswa laki-laki di jenjang MI baik untuk status negeri maupun swasta lebih mendominasi tingkat drop out siswa dibandingkan dengan siswa perempuan. Sementara untuk jenjang MTs total jumlah siswa yang terkena drop out sebanyak 18.723 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 4.783 orang atau 0,8%
dari
jumlah
total
sebanyak
591.761 orang merupakan siswa drop out untuk MTsN. Dari jumlah tersebut sebanyak
3.499
orang
merupakan
siswa laki-laki, dan sebanyak 1.284 orang merupakan siswa perempuan.
orang atau 0,8% dari jumlah total siswa sebanyak 1.845.501 orang adalah siswa drop out. Jumlah tersebut di tingkat MTsS sebanyak 8.935 orang merupakan siswa laki-laki yang terkena drop out, sementara
sebanyak
5.005
orang
merupakan siswa perempuan drop out. Data diatas untuk jenjang MTs baik untuk negeri maupun swasta ternyata jumlah siswa drop out lebih didominasi oleh
siswa
laki-laki
dibandingkan
dengan siswa perempuan. Untuk jenjang MA total siswa yang terkena putus sekolah atau drop out sebanyak 4.290 orang. Jumlah siswa putus sekolah di tingkat MAN sebanyak 948 orang atau 0.3% dari total siswa MAN
sebanyak
319.011
orang.
Jumlah siswa putus sekolah di tingkat MAN ternyata didominasi oleh siswa laki-laki, yaitu sebanyak 566 orang dan siswa perempuan sebanyak 382 orang. Sementara untuk MAS jumah siswa putus sekolah sebanyak 3.342 orang atau 0,6% dari jumlah siswa sebanyak 576.823 orang. Dari jumlah jumlah tersebut ternyata siswa laki-laki lebih banyak terkena drop out yaitu sebanyak 1.883 orang dan siswa perempuan sebanyak 1.459 orang. Berdasarkan data drop out yang dipaparkan diatas ternyata sebagian besar siswa drop out adalah siswa lakilaki.
Hal
ini
menunjukan
bahwa Halaman : 7
Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009
kualitas siswa laki-laki perlu mendapat
faktor-faktor pemicu timbulnya siswa
perhatian lebih khusus lagi, sehingga
putus sekolah di tingkat MTs.
jumlah
pengulangnya
bisa
lebih
diperkecil. Kemungkinan yang lain adalah perubahan-perubahan nilai-nilai dan cara
pandang
B.6. Siswa Tamat Belajar Siswa
masyarakat itu
RA
yang
sendiri bahwa anak perempuan juga
menyelesaikan
memerlukan pendidikan sampai dengan
ternyata sebanyak 51,5% lulusannya
jenjang pendidikan yang lebih tinggi
melanjutkan ke jenjang SD, sementara
sehingga sangat berguna untuk bekal
yang
anak tersebut dimasa mendatang yang
sebanyak 39,8%. Ternyata dari data
penuh
tersebut orangtua siswa lebih cenderung
dengan
tantangan-tantangan
kehidupan.
masa
telah
melanjutkan
memilih
SD
pendidikannya
ke
jenjang
sebagai
MI
pendidikan
lanjutan dibandingkan dengan MI. Hal
Jumlah Siswa DO Berdasarkan Gender
ini perlu mendapat perhatian agar
12.434
kualitas MI lebih ditingkatkan dan 6.289 7.450
perlunya sosialisasi tentang MI di
4.711 2.449
LK
Pr MI
LK
Pr MTs
LK
1.841
khalayak
luas
MI baik dari segi kualitas kurikulum
MA
Grafik 1.11. Siswa DO Berdasarkan Gender Berdasarkan diagram atau grafik diatas,
ternyata
terdapat
fenomena yang menarik dimana jumlah siswa putus sekolah atau drop out cenderung
tinggi
di
masyarakat
mendapat informasi yang jelas tentang
Pr
pendidikan
1.10.
agar
tingkat
MTs,
terutama MTsN. Hal ini dimungkinkan karena faktor ekonomi orangtua yang sudah tidak dapat mendukung untuk pembiayaan pendidikan siswa yang bersangkutan. Ini baru dugaan penulis, perlu diteliti lebih mendalam lagi,
maupun
SDM
Tenaga
Pengajarnya. Sosialisasi ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat luas untuk
menyekolahkan
anaknya
di
jenjang MI. Saat ini Ditjen Pendidikan Islam sedang gencar mengadakan pencitraan terhadap Madrasah di berbagai media, salah satunya di salah satu stasiun televisi swasta nasional. Kegiatan ini bertujuan seperti yang penulis paparkan diatas.
Semoga
apa
yang
sudah
dilaksanakan oleh Ditjen Pendidikan Islam berdaya dan berhasil guna.
Halaman : 8
Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009
kendala, berdasarkan penelitian yang Keberadaan Lulusan Siswa RA
pernah di lakukan, manakala siswa perempuan SD; 165.965; 51,5%
semakin
tinggi
level
belajarnya, maka akan semakin tinggi pula minat untuk belajar secara tekun, serta lebih berkonsentrasi dan lebih
MI; 128.267 ; 39,8%
bertanggungjawab Tdk Diketahui; 24.883 ; 7,7%
Grafik 1.12. Keberadaan Lulusan Siswa RA Sementara untuk kondisi tamatan belajar tingkat MI, MTs, dan MA dinilai berdasarkan jumlah siswa yang lulus Ujian Nasional (UN). Secara rerata berdasarkan data yang masuk ke Bagian Perencanaan dan Data, jumlah
dalam
membagi
waktu untuk kehidupannya. Mengutip pernyataan Dra Rose Mini AP MPsi, seorang Psikolog dari UI, prestasi itu sebenarnya ditentukan oleh banyak hal, diantaranya nature, nurture, budaya. Jadi faktor prestasi itu ditentukan oleh faktor yang kompleks. Berdasarkan pernyataan diatas maka menjadi suatu penelitian yang menarik berdasarkan paparan data diatas. Persentase Kelulusan Siswa MI, MTs, MA Berdasarkan Hasil UN/UASBN
siswa yang lulus UN diatas 95% dari total peserta UN yang ada di semua level, baik MI, MTs, maupun MA. Secara persentase jumlah siswa yang lulus UN/UASBN berdasarkan
Lk
Pr
gender siswa laki-laki sedikit lebih besar
Lk
MI Persentse Kelulusan 95,4%
di banding siswa perempuan untuk level MI dan MTs. Sementara untuk level
Pr
Lk
MTs 95,5%
96,4%
Pr MA
96,8%
97,3%
97,1%
Grafik 1.13. Kelulusan Siswa MI, MTs, MA
MA tingkat kelulusan siswa perempuan sedikit lebih besar di banding siswa lakilaki. Hal ini perlu penelitian lebih mendalam, mengapa untuk level MI,
C. Personal Lembaga Pendidikan. C.1. Kepala Lembaga Pendidikan.
dan MTs siswa laki-laki lebih besar tingkat kelulusannya dibanding siswa perempuan, sementara untuk level MA justru kondisi sebaliknya yang terjadi. Ini mungkin faktor psikis yang menjadi
Jumlah
Kepala
RA
sebanyak
19.762 orang memimpin RA sebanyak 19.762 lembaga. Dari jumlah tersebut bila
dilihat
dari
latar
belakang
pendidikan atau kualifikasi pendidikan Halaman : 9
Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009
sebanyak 73,9% atau 14.613 orang
dari S1, yaitu sebanyak 11.270 orang
memiliki jenjang pendidikan belum S1,
atau 56,7%, sebanyak 8.363 orang atau
sebanyak 25,6% atau 5.065 orang
42,1% berpendidikan S1, dan sisanya
berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak
sebanyak
84 orang atau 0,4% berpendidikan S2.
berpendidikan minimal S2.
234
atau
1,2%
Kualifikasi Kepala MI
Latar Belakang Pendidikan Kepala RA S1; 5.065 ; 25,6%
orang
S2; 84 ; 0,4%
< S1
< S1; 14.613 ; 73,9%
Dari Grafik diatas terlihat bahwa
< S1
≥ S1
MIN Series1
Grafik 1.14. Latar Belakang Pendidikan Kepala RA
≥ S1
367
MIS 1.295
11.270
8.597
Grafik 1.15. Latar Belakang Pendidikan Kepala MI Dari
Grafik
diatas
ternyata
masih banyak sekali Kepala RA yang
terdapat kondisi atau fenomena yang
berlatar belakang pendidikan belum S1,
menarik. Kondisi tersebut adalah bila
hal ini perlu perhatian dan dorongan
pada MIN, latar belakang pendidikan
dari pemerintah agar para Kepala RA
Kepala MIN yang belum S1 memiliki
tersebut minimal memiliki pendidikan
jumlah
minimal
ini
dibandingkan dengan yang memiliki
berkaitan dengan skill individu tersebut
latar belakang pendidikan minimal S1.
untuk manajemen tata kelola lembaga
Kondisi sebaliknya terjadi di MIS,
agar lebih baik.
bahwa Kepala MIS yang memiliki latar
S1,
dikarenakan
hal
yang
jauh
lebih
kecil
Pendidikan
belakang minimal S1 jauh lebih kecil
Kepala MIN sebanyak 367 orang atau
dibandingkan dengan yang berlatar
22,1% berpendidikan kurang dari S1,
pendidikan kurang dari S1. Ini berarti
dan sebanyak 85 orang atau 5,1%
bahwa
berpendidikan S2. Sementara sebagian
memperhatikan sektor swasta, karena
besar Kepala MIN berpendidikan S1,
hal ini berkaitan dengan sumber daya di
yaitu
MI sektor swasta jauh lebih besar
Latar
Belakang
sebanyak
1.210
orang
atau
pemerintah
72,8%. Sementara untuk Kepala MIS
daripada
sebagian besar berpendidikan kurang
pemerintah
MIN,
harus
dalam tidak
lebih
kata
lain boleh
Halaman : 10
Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009
“menganaktirikan”
sektor
swasta,
karena kontribusinya yang begitu besar di dunia pendidikan islam.
dipimpin oleh seorang individu yang mumpuni secara skill. Untuk jenjang MAN, sebanyak 21
Untuk jenjang MTsN, sebanyak
orang
atau
Kepala
2,9%
MAN
74 orang atau 5,3% Kepala MTsN
berkualifikasi kurang dari S1, 494
masih berlatar belakang kurang dari S1,
orang atau 67,2% berkualifikasi S1, dan
sedangkan
sebanyak
sebagian
besar
sudah
220
orang
atau
29,9%
berkualifikasi S1 sebanyak 1.021 orang
berkualifikasi minimal S2. Sementara
atau 73,8%, sedangkan sebanyak 289
untuk MAS sebanyak 669 orang atau
orang atau 20,9% berkualifikasi S2.
13,6% berkualifikasi kurang dari S1,
Sementara
sebanyak
3.799 orang atau 77,3% berkualifikasi
3.268 orang atau 27,4% berkualifikasi
S1, dan sisanya sebanyak 445 orang
kurang dari S1, 8.136 orang atau
atau 9,1% berkualifikasi minimal S2.
untuk
MTsS,
68,3% berkualifikasi S1, dan selebihnya sebanyak
504
orang
atau
4,3%
Terdapat data yang menarik untuk disimak, bahwa untuk MAS ternyata memiliki
berkualifikasi minimal S2.
Kepala
Madrasah
yang
berpendidikan S3, sementara MAN
Kualifikasi Kepala MTs
tidak satupun Kepala MAN yang berpendidikan perhatian
S3.
dari
Hal
ini
perlu
pemerintah
agar
Kualifikasi Kepala MAN tidak kalah < S1
≥ S1
< S1
MTsN Series1
dari Kepala MAS.
≥ S1 MTsS
74
1.310
3.268
8.640
Kualifikasi Kepala MA
Grafik 1.16. Latar Belakang Pendidikan Kepala MTs Berdasarkan Grafik diatas, perlu < S1
adanya dorongan dari pemerintah agar para
Kepala
MTs
yang
belum
berpendidikan minimal S1, agar segera meningkatkan kualifikasinya mengingat
≥ S1
< S1
≥ S1
MAN Series1
21
MAS 714
669
4.244
Grafik 1.17. Latar Belakang Pendidikan Kepala MA
tantangan dunia pendidikan ke depan jauh
lebih
besar,
sehingga
harus
Halaman : 11
Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009
Berdasarkan Grafik diatas, kondisi
berkaitan dengan pemberian tunjangan
ini hampir mirip dengan kondisi di level
profesi,
dimana
syarat
untuk
MTs, jadi sekiranya menurut penulis
mendapatkan tunjangan profesi adalah
apa yang mesti dilakukan adalah hal
pendidikan Pendidik (Guru) minimal
yang sama seperti perlakuan pada para
adalah S1 atau D4 dan mengikuti
Kepala MTs.
pendidikan profesi agar mendapatkan sertifikat pendidikan (Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
C.2. Pendidik (Guru). Jumlah Pendidik di jenjang RA sebanyak
86.859
orang
komposisi
berdasarkan
pendidikan,
sebanyak
Dosen, pasal 9)
dengan
Data Pendidik RA
kualifikasi 71.174
atau
81,9% berkualifikasi kurang dari S1, dan sisanya 15.685 orang atau 18,1%
PNS
berkualifikasi minimal S1. Sementara
Non PNS < S1
Status Kepegaw aian
jika dilihat dari Status Kepegawaian,
Series1
mayoritas sebanyak 81.009 atau 93,3%
5.850
81.009
≥ S1
Lk
Pr
Pendidikan Formal 71.174
15.685
Gender 6.159
80.700
Grafik 1.18. Data Pendidik RA
berstatus Non PNS. Sementara hanya sebagain kecil saja yang berpredikat PNS, yakni sebanyak 5.850 atau 6,7%.
Untuk
Jenjang
MI,
jumlah
sebanyak
38.872
Jika ditinjau dari Kategori gender, maka
Pendidik
sebanyak 80.700 atau 92,9% berjenis
orang atau 16,9% berstatus PNS,
kelamin perempuan, sementara 6.159
sementara sebagian besar berstatus Non
atau 7,1% berjenis kelamin laki-laki.
PNS sebanyak 191.113 atau 83,1%.
Hal ini sudah lumrah karena secara
Jika
psikologis
pendidikan, maka sebanyak 161.867
perempuan
lebih
dekat
dengan dunia anak-anak usia dini. Berdasarkan
data
(Guru)
dilihat
berdasarkan
kualifikasi
orang atau 70,4% berkualifikasi kurang
diatas
dari S1, sisanya sebanyak 68.118 orang
nampaknya, Pemerintah melalui Ditjen
atau 29,6% berkualifikasi minimal S1.
Pendis
memiliki
pekerjaan
Sementara berdasarkan gender, maka
antara
lain
mungkin
sebanyak 114.284 atau 49,7% berjenis
banyak sebisa
mengkondisikan agar para Pendidk
kelamin
(Guru) di RA, paling tidak memliki
sebanyak 115.701 atau 50,3% berjenis
pendidikan
kelamin
minimal
S1.
Hal
ini
Laki-laki, perempuan.
selebihnya Secara
gender Halaman : 12
Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009
untuk level MI, jumlah guru hampir
sebanyak 132.780 atau 54,0% Laki-laki,
sama, sehingga disini terlihat juga
dan sebanyak 112.919 atau 46,0%
kesetaraan atau tidak ada diskrimnasi
Perempuan.
gender untuk menjabat sebagai Guru
Data Pendidik MTs
MI. Data Pendidik MI
PNS
Series1
PNS
Series1
Non PNS < S1
≥ S1
Lk
Status Kepegaw aian
Pendidikan Formal
38.872
161.867
191.113
68.118
diatas
menampakkan
Pendidik (Guru) jenjang MTs orang
dengan
40.535 orang atau 16,5% berstatus sebanyak
205.164
orang atau 83,5% berstatus Non PNS. Jika
dilihat
dari
sisi
kualifikasi
pendidikan, sebanyak 96.496 orang atau 39,3% berkualifikasi kurang dari S1, dan sebanyak 149.203 orang atau 60,7%
berkualifikasi
112.919
walaupun secara fakta Pendidik (Guru)
bekerja lebih keras lagi.
sementara
Gender 132.780
Grafik diatas melukiskan, bahwa
Ditjen Pendidikan Islam dituntut untuk
PNS,
149.203
Pr
115.701
di level RA terjadi di level MI, maka
245.699
96.496
205.164
Lk
Grafik 1.20. Data Pendidik MTs
bahwa kondisi yang sama persis seperti
berjumlah
Pendidikan Formal
40.535
Gender
Grafik 1.19. Data Pendidik MI Grafik
≥ S1
Status Kepegaw aian
Pr
114.284
Non PNS < S1
pendidikan
minimal S1. Secara gender untuk level MTs, jumlah Pendidik berjenis kelamin Laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan Pendidik Perempuan, yakni
MTs yang berpendidikan minimal S1 lebih banyak dibanding dengan yang belum S1, namun program untuk peningkatan kualifikasi Pendidik terus ditingkatkan
agar
apa
yang
diamanatkan di dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen tercapai dengan baik. Total Jumlah Pendidik (Guru) untuk jenjang MA sebanyak 112.793 orang dengan 21.400 orang atau 19,0% berstatus PNS, sementara selebihnya sebanyak 91.393 orang atau 81,0% berstatus pendidikan
Non
Kualifikasi
PNS.
Pendidik
(Guru)
untuk
tingkat MA sebagian besar sudah berpendidikan
minimal
S1
yakni
sebanyak 83.411 orang atau 74,0%, sementara
sisanya
berpendidikan
kurang dari S1 sebanyak 29.382 orang Halaman : 13
Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009
atau 26,0%. Secara gender kondisi Guru
Kondisi
di level MA mirip dengan level MTs,
jumlah
bahwa Pendidik Laki-laki lebih banyak
harapan, mengingat jumlah Pendidik
dibandingkan
yang
dengan
Pendidik
ini
menunjukkan
tersebut
masih
berpendidikan
bahwa
jauh
dari
minimal
S1
sebanyak 316.417 orang, apalagi jika
Perempuan.
dibandingkan dengan jumlah Pendidik
Data Pendidik MA
secara total, meminjam istilah “masih jauh panggang dari api”.
C.3. Pengawas Madrasah PNS
Non PNS < S1
Status Kepegaw aian Series1 21.400
91.393
≥ S1
Lk
Pendidikan Formal 29.382
83.411
Pr
Peningkatan
Gender 62.105
masa
sekarang.
profesionalisme kependidikan
Grafik diatas melukiskan, bahwa walaupun secara fakta Pendidik (Guru) MTs yang berpendidikan minimal S1 lebih banyak dibanding dengan yang belum S1, namun program untuk peningkatan kualifikasi Pendidik terus agar
apa
pendidikan
telah menjadi komitmen pemerintahan
50.688
Grafik 1.21. Data Pendidik MA
ditingkatkan
mutu
yang
diamanatkan di dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Komitmen para
inilah
dan tenaga
yang
akan
menentukan terjadinya perubahan dan peningkatan mutu pendidikan nasional. Untuk mendukung kebijakan tersebut maka
salah
satu
posisi
Tenaga
Kependidikan yang strategis adalah Pengawas Madrasah. Tugas Pengawas Madrasah adalah mengawasi kinerja Madrasah. Berdasarkan data yang masuk ke Bagian Perencanaan dan Data, jumlah
Dosen tercapai dengan baik. Secara keseluruhan masih banyak pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
Pengawas Madrasah Tahun Pendidikan 2008/2009
adalah
sebanyak
5.653
Ditjen Pendidikan Islam, mengingat
orang. Komposisi tersebut berdasarkan
Program
seperti
gender sebanyak 4.318 atau 76,4%
yang diamanatkan di dalam Undang-
adalah Laki-laki, sementara sisanya
undang No. 14 Tahun 2005 tentang
sebanyak
Guru dan Dosen. Berdasarkan data
Perempuan.
yang ada, jumlah Pendidik yang sudah
menarik adalah jika dilihat komposisi
lulus
berdasarkan
Sertifikasi
sertifikat
tersebut
sebanyak
30.510.
1.335
atau
Sementara usia
dan
23,6%
data
yang
pendidikan Halaman : 14
Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009
formal. Secara usia ternyata sebanyak
selanga antara 2 sampai dengan 18.
2.315 atau 41,0% berada pada usia
Rentang terkecil berada pada Propinsi
diatas 55 Tahun, dimana di usia ini
Bengkulu,
sebenarnya
sudah
memasuki
usia
Lembaga Pendidikan Agama Islam
menjelang
paripurna
tugas
sebagai
dengan jumlah Pengawas sebanyak 134
PNS. Jumlah ini ditengarai adalah
orang. Sementara rasio terbesar berada
mantan pejabat struktural yang ingin
di
memperpanjang usia pensiun dengan
jumlah Lembaga Pendidikan Agama
cara berganti profesi menjadi pengawas
Islam yang tercatat sebanyak 9.759
madrasah. Barangkali tidak sepenuhnya
dengan jumlah Pengawas sebanyak 531
salah manakala memang sebelumnya
orang.
menjabat struktural di bidang yang
yakni
Propinsi
Jawa
sebanyak
Tengah
290
dengan
Data Pengawas Madrasah
berkompeten, akan tetapi akan lebih baik jika sebaiknya secara profesional, seorang Pengawas Madarasah bukan berasal dari ”pengalihan” status profesi. Sementara jika dilihat berdasarkan jenjang pendidikan ternyata masih ada
≤ 50
51 - 54
≥ 55
Usia Series1 1.575
1.763
< S1
≥ S1
Pendidikan Formal 2.315
1.060
4.593
Lk
Pr Gender
4.318
1.335
pengawas yang berpendidikan belum S1, yakni sebanyak 1.060 atau 18,8%. Hal ini memang menjadi pekerjaan
Grafik 1.22 Data Pengawas Madrasah
yang tidak boleh termarjinalkan oleh Ditjen Pendidikan Islam. Sementara jika dilihat berdasarkan rasio
atau
perbandingan
jumlah
Pengawas Madrasah dengan jumlah lembaga yang dibinanya, maka angka secara
nasional
memiliki
rata-rata
sebanyak 11. Ini artinya adalah setiap Pengawas
mengampu
sebanyak
11
Lembaga Pendidikan Agama Islam. Data
cukup
menarik
berdasarakn
propinsi maka secara rata-rata propinsi setiap Pengawas mengampu Lembaga Pendidikan Agama islam berada pada Halaman : 15