S S P n d d n m Stttaaatttiiissstttiiikkk P Peeen nd diiid diiikkkaaan n IIIssslllaaam m
2 2 0 0 9 2 0 1 0 20 00 09 9///2 20 01 10 0
Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Akademik 2009-2010 A. Pengantar
data yang berhasil dikumpulkan oleh Bagian
Tahun ini terjadi penambahan jumlah madrasah negeri dikarenakan beberapa madrasah penegerian baru yang di-SK-kan per Januari 2010 baru terdata sekarang. Pendidikan
RA
dan
Madrasah
merupakan satuan pendidikan dibawah naungan
Direktorat
Pendidikan
Madrasah
Ditjen
Pendidikan
Islam
Perencanaan
dan
Data
Pendidikan
Islam,
pada
Setditjen
Tahun Pendidikan 2009-2010, secara nasional terdapat sebanyak 23.007 RA, 22.239 MI, 14.024 MTs, dan 5.897 MA yang tersebar di 33 propinsi. Jumlah MIN pada Tahun Pendidikan 20092010 sebanyak 1.675, MTsN sebanyak 1.418, sementara MAN sebanyak 748. Untuk jenjang MI, jumlah MIN pada
Kemenag RI. Pendidikan RA
dan
Madrasah
merupakan
pendidikan
dasar
menengah
dan
yang sangat menentukan standart kualitas sumber daya
manusia
mampu generasi berkualitas,
yang
melahirkan penerus
bangsa
yang
menguasai iptek serta
berlandaskan iman dan takwa kepada Allah SWT. B
Analisis Deskriptif Data
1. Kelembagaan Jenis Data yang didata antara lain RA, MI, MTs dan MA. Berdasarkan
tahun sebelumnya sebanyak 1.662, terdapat perbedaan MIN sebanyak 13 lembaga, sementara untuk jenjang MTs,
jumlah
MTsN
pada
tahun
sebelumnya sebanyak 1.384, terdapat perbedaan
sebanyak
34
lembaga.
Sementara untuk jenjang MA pada tahun
sebelumnya
lembaga.
sebanyak
735,
Hal ini disebabkan karena
1
S S P n d d n m Stttaaatttiiissstttiiikkk P Peeen nd diiid diiikkkaaan n IIIssslllaaam m
2 2 0 0 9 2 0 1 0 20 00 09 9///2 20 01 10 0
pada tahun ini terjadi penambahan jumlah madrasah negeri dikarenakan beberapa madrasah penegerian baru yang
di-SK-kan
per Januari 2010 baru
Grafik 1.1. Jumlah Lembaga RA, MIN, MIS, MTsN, MTsS, MAN dan MAS Tahun Pelajaran 2009/2010.
terdata
sekarang.
Bila dilihat secara keseluruhan, ternyata jumlah lembaga RA, MI, MTs maupun MA secara pendataan terus mengalami
peningkatan
jumlah
lembaga dari tahun ke tahun. Hal ini dimungkinkan oleh beberapa sebab diantaranya
adalah
besarnya
oleh swasta, dalam hal melalui sebuah yayasan perorngan. betapa
ataupun Hal
atas
nama
ini
menunjukkan
pentingnya
pendidikan
terutama pendidikan berbasis agama untuk generasi yang akan datang untuk menghadapi tantangan global.
tanggungjawab masyarakat
akan
pentingnya pendidikan. Pendidikan
tidak
melulu harus menjadi tanggung
jawab
pemeritah
saja,
melainkan
juga
menjadi tanggungjawab masyarakat.
Hal
ini
Grafik 1.2. Jumlah RA berdasarkan Status Tahun Pelajaran 2009/2010.
terbukti dari komposisi
Tinjauan untuk RA berdasarkan
jumlah lembaga antara Negeri dan
statusnya terbagi menjadi Pembina,
Swasta,
Inti, Reguler, Lainnya. Sebanyak 127
lembaga
2
ternyata tersebut
lebih
dari
85%
diselenggarakan
atau 0,6% RA berstatuskan Pembina,
S S P n d d n m Stttaaatttiiissstttiiikkk P Peeen nd diiid diiikkkaaan n IIIssslllaaam m sebanyak
2 2 0 0 9 2 0 1 0 20 00 09 9///2 20 01 10 0
4.077
atau
17,7%
berstatuskan Inti, dan
sebanyak
7.841
atau
34,1% berstatuskan Reguler. Sementara sebanyak 10.962 atau
Grafik 1.3. Jumlah MI berdasarkan Akreditasi Tahun Pelajaran 2009/2010
47,6%
berstatuskan Lainnya.
Hanya
memang
perlu
pengkajian lebih lanjut tentang status lainnya
tersebut,
mengingat
keterbatasan formulir yang disebarkan, status tersebut perlu diuraikan lebih terinci.
Secara
keseluruhan
masih
banyak status Lainnya yang masih perlu digali lebih mendalam lagi, atau informasi
sementara
yang
didapat
ternyata perhatian untuk tata kelola jenjang RA ini masih perlu perhatian yang lebih banyak lagi dari lingkungan Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI, sehingga pada saatnya nanti tata kelola lembaga RA jauh lebih baik dan
MA hal yang penting atau perlu perhatian adalah masalah akreditasi. Masalah akreditasi ini menjadi penting karena ini merupakan tolok ukur mutu lembaga
yang
bersangkutan.
Berdasarkan data yang masuk ke Bagian Perencanaan dan Data, untuk jenjang MI ternyata sebanyak 1.688 atau 7,6% berakreditasi A, sementara sebanyak
9.088
atau
40,9%
berakreditasi B, dan sebanyak 7.170 atau
32,3%
Sementara
berakreditasi
sebanyak
4.293
C. atau
19,3% belum terakreditasi baik itu A, B ataupun C.
bahwa
Sementara angka untuk akreditasi
jenjang RA ini sebenarnya merupakan
jenjang MTs, sebanyak 1.199 atau
row input untuk calon-calon siswa MI
8,6% memiliki akreditasi A, 5.757 atau
yang lebih bermutu.
41,1%
bermutu
lagi,
mengingat
Berbicara masalah tata kelola, ternyata untuk jenjang MI, MTs, dan
terakreditasi
sebanyak
3.698
B,
sementara
atau
26,3%
terakreditasi C, dana sebanyak 3.368 atau 24,0% belum terakreditasi.
3
S S P n d d n m Stttaaatttiiissstttiiikkk P Peeen nd diiid diiikkkaaan n IIIssslllaaam m
2 2 0 0 9 2 0 1 0 20 00 09 9///2 20 01 10 0
10%. Ini tentunya membutuhkan manajemen
tata
kelola yang baik sehingga nantinya akan lebih banyak madrasah
yang memiliki
akreditasi
sehingga dengan
Grafik 1. 4. Jumlah MTs berdasarkan Akreditasi Tahun Pelajaran 2009/2010 Untuk jenjang MA, sebanyak 484 atau 8,2% terakreditasi A, 1.879 atau 31,9%
terakreditasi
sebanyak
1.650
B, atau
sementara
1.884 atau 31,9% belum terakreditasi banyak pekerjaan yang harus lebih ditingkatkan dari Direktorat madrasah berkaitan dengan akreditasi. Ternyata secara rerata madrasah di Indonesia yang memiliki akreditasi A dibawah
sendirinya
akan
membentuk citra madrasah itu sendiri di masyarakat. 2.
27,9%
terakreditasi C. Sedangkan sebanyak
A,
Peserta Didik atau Siswa Jumlah keseluruhan peserta didik
atau
siswa
masing
berdasarkan
jenjang
adalah
masingsebanyak
915.315 siswa RA, kemudian sebanyak 3.013.220
siswa
MI,
sebanyak
2.541.839 siswa MTs, dan sebanyak 917.227 siswa MA. Sementara komposisi siswa untuk jenjang MI, MTs dan
MA berdasarkan
status
lembaga,
sebanyak 375.392 siswa
MIN,
2.637.828
siswa
MIS, Grafik 1. 5. Jumlah MA berdasarkan Akreditasi Tahun Pelajaran 2009/2010
4
siswa
610.348 MTsN,
1.931.491 siswa
S S P n d d n m Stttaaatttiiissstttiiikkk P Peeen nd diiid diiikkkaaan n IIIssslllaaam m
2 2 0 0 9 2 0 1 0 20 00 09 9///2 20 01 10 0
Komposisi jumlah
siswa
berdasarkan jenis
kelamin,
untuk
jenjang
RA
sebanyak
460.154
atau
50,3% berjenis kelamin MTsS,
319.499
siswa
MAN,
dan
sebanyak 597.728 siswa MAS.
laki-
laki, sementara sebanyak
455.161
atau
49,7%
merupakan siswa perempuan. Untuk jenjang RA
ini
perbandingan jumlah
siswa laki-laki dengan
perempuan hampir
Grafik 1.6. Jumlah Siswa RA, MI, MTs, dan MA Tahun Pelajaran 2009/2010 Dari paparan diatas nampaklah
Untuk jenjang MI, sebanyak 1.554.253
bahwa jumlah siswa madrasah swasta
atau
berbanding
sebanyak
lurus
dengan
jumlah
seimbang.
51,6%
siswa
1.458.967
atau
dan
48,4%
lembaga yang berstatus swasta. Hal ini
merupakan
menyatakan bahwa kontribusi lembaga
Perbandingan siswa laki-laki dengan
swasta
perempuan untuk jenjang MI siswa
sangat
berarti
di
dunia
siswa
laki-laki,
pendidikan agama islam. Ini perlu
laki-laki
dicermati agar kualitas atau mutu
dibandingkan
lembaga
perempuan.
termonitor.
tersebut
dapat
terus
sedikit
perempuan.
lebih
banyak
dengan
siswa
Untuk
jenjang
MTs,
sebanyak 1.249.409 atau 49,2% siswa laki-laki dan sebanyak 1.292.430 siswa
5
S S P n d d n m Stttaaatttiiissstttiiikkk P Peeen nd diiid diiikkkaaan n IIIssslllaaam m
2 2 0 0 9 2 0 1 0 20 00 09 9///2 20 01 10 0
perempuan. ternyata sedikit
Untuk
jumlah lebih
dengan
jenjang
siswa
banyak
jumlah
MTs
sebanyak 1:19. Jumlah rombel untuk
perempuan
jenjang MI sebanyak 140.585 dengan
dibandingkan
siswa
sebanyak
3.013.220
laki-laki.
orang, sehingga rasio rombel:siswa
Sementara untuk jenjang MA sebanyak
sebanyak 1:21. Untuk jenjang MTs,
413.846 atau 45,1% siswa laki-laki
jumlah
dan sebanyak 503.381 atau 54,9%
dengan
merupakan
perempuan.
2.541.839 orang, rasio rombel:siswa
Ternyata untuk jenjang MA ini mirip
adalah 1:32. Sementara untuk jenjang
dengan jenjang MTs, jumlah siswa
MA, jumlah rombel sebanyak 31.507
perempuan lebih banyak dibandingkan
dengan
jumlah
dengan jumlah siswa laki-laki. Paparan
917.227
orang,
diatas
rombel:siswa adalah 1:29.
siswa
menunjukan
menarik
siswa
jumlah
sesuatu
yang
rombel
sebanyak
jumlah
siswa
siswa
78.648 sebanyak
sebanyak
sehingga
rasio
akan
tetapi perlu lanjut dan
mendalam,
mengapa selepas MI, banyak siswa laki-laki
yang
tidak melanjutkan ke
jenjang
berikutnya. Indikator lain yang
tak
kalah
pentingnya untuk memonitor
Grafik 1.7. Jumlah Siswa RA, MI, MTs, dan MA berdasarkan jenis kelamin Tahun Pelajaran 2009/2010
perkembangan
lembaga
adalah
rombongan
nilai
pendidikan belajar
(rombel) dan Angka Partisipasi Kasar (APK). Jumlah rombel untuk jenjang RA adalah sebanyak 47.714 dengan jumlah siswa sebanyak 915.315 orang, sehingga diketahui rasio rombel:siswa
6
Sementara rombel:siswa madrasah
komposisi
rasio
berdasarkan
status
negeri
maupun
swasta
adalah sebagai berikut : untuk MIN sebesar 1:27; MIS sebesar 1:21; MTsN sebesar1:35; MTsS sebesar 1:32; MAN sebesar 1:33; dan MAS sebesar 1:27.
S S P n d d n m Stttaaatttiiissstttiiikkk P Peeen nd diiid diiikkkaaan n IIIssslllaaam m
2 2 0 0 9 2 0 1 0 20 00 09 9///2 20 01 10 0
Nilai APK untuk
RA
sebesar 7,51, sementara untuk
MI
sebesar 11,36,
MTs
sebesar 19,50 dan
MA
Grafik 1.8. Nilai APK Tahun Pelajaran 2009/2010
sebesar 7,28.
Dari nilai APK tersebut nampak bahwa
dapat dipaparkan bahwa secara rata-
minat masyarakat terhadap madrasah
rata
semakin besar dari jenjang RA sampai
kelamin
dengan MTs, akan tetapi pada jenjang
banding dengan siswa laki-laki. Hal ini
MA terlihat turun sangat drastis. Hal ini
terjadi di tingkat MI, MTs maupun MA
perlu dicari terobosan-terobosan yang
baik itu di madrasah negeri maupun
lebih
swasta (lihat Tabel 1.06, Tabel 1.06.1,
inovatif
menjadi
agar
semakin
nilai baik,
jual
MA
sehingga
siswa
pengulang untuk
perempuan
lebih
jenis
kecil
di
dan Tabel 1.06.2).
masyarakat tertarik menyekolahkan anaknya
di
tingkat MA. Indikator pendidikan selanjutnya yang
cukup
penting
adalah
jumlah
siswa
Grafik 1.9. Jumlah Pengulang Tahun Pelajaran 2009/2010
pengulang. Peningkatan secara
perlu
kualitas
peserta
mendapat
didik
perhatian
khusus, berdasarkan data yang ada
Berdasarkan yang
dipaparkan
sebagian adalah
besar siswa
data diatas siswa
laki-laki.
pengulang ternyata pengulang Hal
ini
7
S S P n d d n m Stttaaatttiiissstttiiikkk P Peeen nd diiid diiikkkaaan n IIIssslllaaam m
2 2 0 0 9 2 0 1 0 20 00 09 9///2 20 01 10 0
menunjukan bahwa kualitas siswa laki-
dengan jenjang pendidikan yang lebih
laki perlu mendapat perhatian lebih
tinggi sehingga sangat berguna untuk
khusus lagi, sehingga dimasa yang
bekal
akan datang jumlah pengulangnya
mendatang
bisa lebih diperkecil.
tantangan-tantangan kehidupan.
anak
tersebut
yang
penuh
dimasa dengan
Indikator pendidikan selanjutnya yang
perlu
ditinjau
adalah
jumlah
siswa
drop out (DO). Secara
umum
siswa laki-laki di jenjang
MI,
MTs, MA baik untuk
status
Grafik 1.10. Jumlah Siswa Drop Out Tahun Pelajaran 2009/2010
negeri maupun swasta lebih mendominasi tingkat drop
out siswa dibandingkan dengan siswa perempuan. Ini mungkin perlu kajian mengapa hal tersebut terjadi. Ada apa dengan siswa laki-laki? Hal ini merujuk pada salah satu judul film yang pernah populer di Indonesia. Kualitas siswa laki-laki
perlu
mendapat
perhatian
lebih khusus lagi, sehingga jumlah angka putus sekolah/drop out bisa lebih diperkecil. Kemungkinan yang lain adalah perubahan-perubahan nilainilai dan cara pandang masyarakat itu sendiri bahwa anak perempuan juga memerlukan
8
pendidikan
sampai
Berdasarkan
diagram
atau
grafik 1.10. diatas, ternyata terdapat fenomena
yang
menarik
dimana
jumlah siswa putus sekolah atau drop
out cenderung tinggi di tingkat MTs. Hal ini dimungkinkan karena faktor ekonomi orangtua yang sudah tidak dapat mendukung untuk pembiayaan pendidikan siswa yang bersangkutan. Ini baru dugaan penulis, perlu diteliti lebih
mendalam
lagi,
faktor-faktor
pemicu timbulnya siswa putus sekolah di tingkat MTs.
S S P n d d n m Stttaaatttiiissstttiiikkk P Peeen nd diiid diiikkkaaan n IIIssslllaaam m
2 2 0 0 9 2 0 1 0 20 00 09 9///2 20 01 10 0
3. Personal Lembaga Pendidikan 3.1. Kepala Lembaga Pendidikan Jumlah
Kepala
RA
sebanyak
23.007 orang. Dari jumlah tersebut bila
dilihat
dari
latar
belakang
pendidikan atau kualifikasi pendidikan sebanyak 70,1% atau 16.122 orang memiliki jenjang pendidikan kurang dari S1, sebanyak 29,1% atau 6.704 orang berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak
181
orang
atau
0,8%
berpendidikan S2.
tersebut untuk manajemen tata kelola lembaga agar lebih baik. Latar Belakang Pendidikan Kepala MIN sebanyak 272 orang atau 16,2% berpendidikan kurang dari S1, dan sebanyak
133
orang
atau
7,9%
berpendidikan S2. Sementara sebagian besar Kepala MIN berpendidikan S1, yaitu
sebanyak
1.270
orang
atau
77,8%. Sementara untuk Kepala MIS sebagian besar berpendidikan kurang dari S1, yaitu sebanyak 9.800 orang atau 47,7%, sebanyak 10.371 orang atau
50,4%
berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak
393
orang atau 1,9% berpendidikan minimal
S2.
Untuk
lebih
jelasnya
lihat
grafik berikut ini Grafik 1.11. Latar Belakang Pendidikan Kepala RA
(Grafik 1.12.).
Dari Grafik diatas terlihat bahwa masih banyak sekali Kepala RA yang berlatar belakang pendidikan belum S1,
hal ini perlu perhatian dan
dorongan dari pemerintah agar para Kepala RA tersebut minimal memiliki pendidikan minimal S1, dikarenakan hal ini berkaitan dengan skill individu
9
S S P n d d n m Stttaaatttiiissstttiiikkk P Peeen nd diiid diiikkkaaan n IIIssslllaaam m
2 2 0 0 9 2 0 1 0 20 00 09 9///2 20 01 10 0
berlatar pendidikan kurang dari S1. Ini berarti bahwa pemerintah harus lebih memperhatikan sektor
swasta,
karena
hal
ini
berkaitan dengan sumber daya di MI sektor swasta Grafik 1.12. Latar Belakang Pendidikan Kepala MI Dari
Grafik
diatas
ternyata
terdapat kondisi atau fenomena yang menarik. Kondisi tersebut adalah bila pada MIN, latar belakang pendidikan Kepala MIN yang belum S1 memiliki jumlah
yang
jauh
lebih
kecil
dibandingkan dengan yang memiliki
daripada
MIN,
pemerintah “menganaktirikan” karena
jauh lebih besar dalam
kata
tidak
boleh
sektor
kontribusinya
Untuk jenjang MTsN, sebanyak 54 orang atau 3,8% Kepala MTsN masih
sebaliknya terjadi di MIS, bahwa Kepala yang
memiliki latar belakang jauh
S1 lebih
kecil dibandingkan dengan yang
10
begitu
besar di dunia pendidikan islam.
Kondisi
minimal
swasta,
yang
latar belakang pendidikan minimal S1.
MIS
lain
Grafik 1.13. Latar Belakang Pendidikan Kepala MTs
S S P n d d n m Stttaaatttiiissstttiiikkk P Peeen nd diiid diiikkkaaan n IIIssslllaaam m
2 2 0 0 9 2 0 1 0 20 00 09 9///2 20 01 10 0
berlatar belakang kurang dari S1,
dari S1, 3.926 orang atau 76,2%
sedangkan
berkualifikasi
sebagian
besar
sudah
S1,
berkualifikasi S1 sebanyak 985 orang
sebanyak
atau 69,5%, sedangkan sebanyak 379
berkualifikasi minimal S2.
orang atau 26,7% berkualifikasi S2. Sementara
untuk
MTsS,
sebanyak
2.800 orang atau 22,2% berkualifikasi kurang dari S1, 8.984 orang atau 71,3%
berkualifikasi
S1,
dan
selebihnya sebanyak 820 orang atau 6,5% berkualifikasi minimal S2. Berdasarkan Grafik diatas, perlu adanya dorongan dari pemerintah agar para
Kepala
MTs
yang
belum
berpendidikan minimal S1, agar segera meningkatkan
kualifikasinya
mengingat tantangan dunia pendidikan ke depan jauh lebih besar, sehingga harus dipimpin oleh seorang individu yang mumpuni secara skill.
641
dan
Secara kepala
orang
garis
atau
besar
madrasah
peningkatan,
sisanya
yakni
12,5%
kualifikasi mengalami
yang
tadinya
belum S1, sekarang sudah menjadi S1, yang sebelumnya S2, sekarang sudah menjadi S2. Pendek kata hal ini perlu didorong terus menerus agar kualitas SDM terutama untuk kepala madrasah terus
meningkat
pendidikannya.
secara
kualifikasi
Diharapkan
dengan
semakin tinggi pendidikannya, akan tercipta SDM yang bermutu sehingga mampu menjadi manajer yang handal untuk
lembaga-lembaga
pendidikan
islam khususnya dan dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya.
Untuk jenjang MAN, sebanyak 12 orang
atau
1,6%
Kepala
MAN
berkualifikasi
kurang
dari S1, 463 orang atau 61,9%
berkualifikasi
S1, dan sebanyak 273 orang
atau
berkualifikasi S2.
36,5% minimal
Sementara
MAS orang
sebanyak atau
berkualifikasi
untuk 582 11,3% kurang
Grafik 1. 14. Latar Belakang Pendidikan Kepala MA
11
S S P n d d n m Stttaaatttiiissstttiiikkk P Peeen nd diiid diiikkkaaan n IIIssslllaaam m
2 2 0 0 9 2 0 1 0 20 00 09 9///2 20 01 10 0
3.2. Pendidik
Berdasarkan
Jumlah Pendidik di jenjang RA sebanyak
94.769
orang
komposisi
berdasarkan
pendidikan,
sebanyak
dengan kualifikasi
73.455
atau
77,5% berkualifikasi kurang dari S1, dan sisanya 21.314 orang atau 22,5% berkualifikasi minimal S1. Sementara jika dilihat dari Status Kepegawaian, mayoritas
sebanyak
87.503
atau
92,3% berstatus Non PNS. Sementara hanya
sebagain
kecil
saja
yang
berpredikat PNS, yakni sebanyak 7.266 atau 7,7%. Jika ditinjau dari Kategori jenis kelamin, maka sebanyak 84.803 atau
89,5%
berjenis
kelamin
nampaknya, Ditjen
Pendis
data
diatas
Pemerintah
melalui
memiliki
banyak
pekerjaan antara lain sebisa mungkin mengkondisikan agar para Pendidk (Guru) di RA, paling tidak memliki pendidikan
minimal
berkaitan
S1.
dengan
tunjangan
profesi,
Hal
ini
pemberian dimana
syarat
untuk mendapatkan tunjangan profesi adalah pendidikan Pendidik (Guru) minimal
adalah S1
mengikuti
atau D4
dan
profesi
agar
pendidikan
mendapatkan
sertifikat
pendidikan
(Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 9).
perempuan, sementara 9.966 atau
Untuk
Jenjang
jumlah
sebanyak
78.493
10,5% berjenis kelamin laki-laki. Hal
Pendidik
ini
secara
orang atau 18,0% berstatus PNS,
dekat
sementara sebagian besar berstatus
sudah
psikologis
lumrah
karena
perempuan
lebih
dengan dunia anak-anak usia dini.
Non
PNS
(Guru)
MI,
sebanyak
358.650
atau
82,0%.
Jika dilihat
berdasarkan kualifikasi pendidikan, maka sebanyak 265.787 orang atau
60,8%
berkualifikasi Grafik 1.15. Pendidik RA
12
kurang S1,
dari sisanya
S S P n d d n m Stttaaatttiiissstttiiikkk P Peeen nd diiid diiikkkaaan n IIIssslllaaam m
2 2 0 0 9 2 0 1 0 20 00 09 9///2 20 01 10 0
sebanyak 171.356 orang atau 39,2%
Pendidik di level Madrasah Ibtidaiyah
berkualifikasi minimal S1. Sementara
(MI).
berdasarkan sebanyak
jenis
kelamin,
maka
207.311
atau
47,4%
berjenis kelamin Laki-laki, selebihnya sebanyak 229.832 atau 52,6% berjenis kelamin
perempuan.
Secara
jenis
kelamin untuk level MI, jumlah guru hampir sama, sehingga disini terlihat juga
kesetaraan
atau
tidak
ada
diskriminasi untuk menjabat sebagai Guru MI.
Pendidik jenjang MTs berjumlah 264.195 orang dengan 50.498 orang atau 19,1% berstatus PNS, sementara sebanyak 213.697 orang atau 80,9% berstatus Non PNS. Jika dilihat dari sisi kualifikasi 91.528
pendidikan, orang
sebanyak
atau
34,6%
berkualifikasi kurang dari S1, dan sebanyak 172.667 orang atau 65,4% berkualifikasi pendidikan minimal S1. Secara
jenis
kelamin
untuk
level MTs, jumlah Pendidik berjenis kelamin Laki-laki lebih
banyak
dibandingkan dengan Pendidik Perempuan, yakni
sebanyak
141.219 Grafik 1.16. Pendidik MI Grafik
diatas
menunjukkan
atau
53,5%
Laki-laki,
dan
sebanyak
122.976 atau 46,5% Perempuan.
bahwa masih banyak guru yang belum menjadi
PNS
dan
juga
secara
kualifikasi pendidikan masih banyak yang belum S1. Hal ini tentunya menuntut kerja lebih keras lagi dari aparatur Ditjen Pendidikan Islam untuk dapat
meningkatkan
performa
13
S S P n d d n m Stttaaatttiiissstttiiikkk P Peeen nd diiid diiikkkaaan n IIIssslllaaam m
2 2 0 0 9 2 0 1 0 20 00 09 9///2 20 01 10 0
Kualifikasi pendidikan Pendidik untuk
tingkat
sebagian
MA besar
sudah berpendidikan minimal
S1
sebanyak
yakni 93.147
orang atau 76,4%, sementara
Grafik 1.17. Pendidik MTs Grafik diatas melukiskan, bahwa walaupun secara fakta Pendidik (Guru) MTs yang berpendidikan minimal S1 lebih banyak dibanding dengan yang belum S1, namun program untuk peningkatan kualifikasi Pendidik terus ditingkatkan
agar
apa
yang
diamanatkan di dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen tercapai dengan baik.
berpendidikan kurang dari S1 sebanyak 28.760 orang atau 23,6%. Secara jenis kelamin kondisi Guru di level MA mirip dengan level MTs, bahwa Pendidik Laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan Pendidik Perempuan, yakni sebanyak 67.154 atau 55,1% berjenis kelamin Laki-laki, sedangkan sebanyak 54.757 atau
44,9%
berjenis
perempuan.
Total Jumlah Pendidik
untuk
jenjang
MA
sebanyak 121.907 orang
dengan
25.229 orang atau 20,7% PNS,
berstatus sementara
selebihnya sebanyak
96.678
orang atau 79,3% berstatus Non PNS.
14
sisanya
Grafik 1.18. Pendidik MA
kelamin
S S P n d d n m Stttaaatttiiissstttiiikkk P Peeen nd diiid diiikkkaaan n IIIssslllaaam m
2 2 0 0 9 2 0 1 0 20 00 09 9///2 20 01 10 0
Grafik diatas melukiskan, bahwa
sebanyak 6.561 orang untuk jenjang
walaupun secara fakta Pendidik MA
MA. Sehingga secara total jumlah guru
yang berpendidikan minimal S1 lebih
yang
banyak dibanding dengan yang belum
41.732 orang. Namun data tersebut
S1,
untuk
adalah data yang masuk ke Bagian
peningkatan kualifikasi Pendidik terus
Perencanaan dan Data. Kondisi ini
ditingkatkan
yang
menunjukkan bahwa jumlah tersebut
diamanatkan di dalam Undang-undang
masih jauh dari harapan, mengingat
No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
jumlah Pendidik yang berpendidikan
Dosen tercapai dengan baik.
minimal S1 sebanyak 21.314 orang
namun
program agar
apa
sudah
tersertifikasi
sebanyak
untuk level RA, 171.356 orang untuk level MI, kemudian
sebanyak
172.667 untuk jenjang MTs,
dan
sebanyak
93.147
orang
untuk
jenjang
MA.
Jika
dibandingkan
dengan
jumlah Pendidik secara total, meminjam istilah Grafik 1.19. Pendidik MI, MTs dan MA Secara banyak
keseluruhan
pekerjaan
masih
yang
harus
dilaksanakan oleh Ditjen Pendidikan Islam, mengingat Program Sertifikasi tersebut seperti yang diamanatkan di dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005
tentang
Guru
dan
Dosen.
Berdasarkan data yang ada, jumlah Pendidik
yang sudah lulus Sertifikat
sebanyak 1.914 untuk jenjang RA, 17.789
untuk jenjang MI,
orantg
untuk
jenjang
15.468
MTs,
dan
yang
populer
yakni
“masih jauh panggang dari api”. Secara umum berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa jumlah guru yang sudah tersertifikasi ternyata secara rata-rata kurang dari 11%. Untuk
mensukseskan
apa
yang
diamanahkan dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
masih diperlukan program-
program dari Ditjen Pendidikan Islam yang mendukung program sertifikasi Guru.
15