TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015
Kinerja Pengawas Madrasah dalam Bidang Akademik Siti Asiah T. Pido IAIN Sultan Amai Gorontalo ABSTRAK Pengawas Madrasah adalah Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional pengawas satuan pendidikan yang tugas, tanggungjawab, dan wewenangnya melakukan pengawasan akademik dan manajerial pada Madrasah. Pengawas madrasah bertujuan untuk meningkatkan situasi dan poses belajar mengajar berada dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional dengan membantu guru untuk lebih memahami mutu, pertumbuhan, dan peranan madrasah untuk mencapai tujuan dimaksud. Secara umum pengawas madrasah bertujuan membantu guru meningkatkan kemampuannya agar menjadi guru yang lebih baik dalam melaksanakan pengajaran. Kinerja pengawas madrasah bisa dipengaruhi oleh faktor harapan akan imbalan, dorongan, kemampuan, kebutuhan, dan sifat, persepsi tugas, imbalan internal dan eksternal dan lainnya. Faktor yang mempengaruhi kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu faktor fisik dan non fisik. Faktor fisik meliputi sarana prasarana, fasilitas, pergedungan, dan sebagainya. Faktor non fisik meliputi suasana hati, adanya motivasi, suasana kerja dan seterusnya. Kondisi lingkungan fisik sangat mempengaruhi kondisi pengawas dalam bekerja Kata Kunci : Kinerja, Pengawas Madrasah proses. Dari aspek psikologis, kinerja dapat dikatakan sebagai tingkah laku kerja seseorang yang pada akhirnya menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan dari pekerjaan.’1 Selain itu, kinerja adalah Tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan. Adapun ahli lain berpendapat bahwa kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek, yaitu kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi; dan kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
A. Konsep Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja atau prestasi kerja seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya, baik itu hasil kerja yang kurang memuaskan maupun hasil kerja yang sudah memuaskan. Pengertian ini penulis utarakan karena dalam kehidupan sehari-hari, sering kita mendengar perkataan, “kinerjamu kurang memuaskan”, atau “kinerjamu sudah memuaskan”. Smith berpendapat sebagaimana yang dikutip oleh Wahyudi bahwa: ‘Kinerja berhubungan dengan tiga aspek pokok yaitu, perilaku, hasil, dan efektivitas organisasi. Aspek perilaku menunjuk pada usaha pada usahausaha yang dilakukan dalam upaya mencapai tujuan tertentu, dan perilaku individu memberikan hasil terhadap kerja. Sedangkan aspek hasil menunjuk pada efektivitas perilaku dan efektivitas organisasi menunjuk pada hasil kerja organisasi yang menekankan pada
1
Wahyudi, Manajemen Konflik dalam Organisasi (Cet. IV, Bandung: Alfabeta, 2011), h. 11.
55
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud.2 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan yang ditunjukkan seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan.
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 secara efektif dan efisien, seperti produktivitasnya, efektivitas menggunakan waktu, dana yang dipakai serta bahan yang tidak terpakai.4 b) Orientasi Waktu Metode Penilaian Kinerja ‘Syafri membagi ada dua metode penilaian kinerja dengan dua pendekatan, yaitu: (1) Pendekatan yang berorientasi masa lalu, antara lain: (a) skala penilaian, (b) daftar periksa, (c) metode pilihan yang dibuat, (d) metode kajadian kritis, (e) metode catatan prestasi, dan (2) Pendekatan yang berorientasi masa depan, antara lain: (a) penilaian diri, (b) pengelolaan berdasarkan tujuan, (c) penilaian psikologis, (d) pusat-pusat penilaian.’5
2. Penilaian Kinerja Dalam Buku 2 Pedoman Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah/Madrasah disebutkan bahwa: Penilaian kinerja proses menentukan kinerja seseorang dengan menggunakan kriteria tertentu melalui pengumpulan informasi mengenai pelaksanaan tugas-tugas dan/atau pekerjaan-pekerjaan yang telah didefinisikan, baik proses maupun hasil 3 kerja.
c) Fokus Penilaian Kinerja Penilaian semestinya berfokus menerjemahkan tanggungjawab pekerjaan dalam aktivitas sehari-hari. Tanggungjawab pekerjaan ditentukan atas dasar suatu analisis pekerjaan yang menyeluruh. Penilaian ini juga memusatkan perhatian pada kinerja pekerjaan, bukan individu. Selain itu, aspek-aspek yang dinilai yang menjadi fokus penilaian kinerja dapat dikelompokkan menjadi: “1) kemampuan teknis, 2) kemampuan konseptual, dan 3) kemampuan hubungan interpersonal.”6
Selanjutnya aspek-aspek penting yang berkaitan dengan penilaian kinerja adalah indikator kinerja, orientasi waktu metode penilaian kinerja, fokus penilaian kinerja, dan syarat penilaian kinerja. a) Indikator Kinerja Indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi ukuran dalam menilai kinerja atau ukuran-ukuran yang dijadikan tolok ukur dalam menilai kinerja. Manfaat dari ukuran kinerja ini berguna bagi banyak pihak. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja, perlu dilakukan evaluasi atau penilaian kinerja dengan berpedoman pada parameter dan indikator yang ditetapkan yang diukur
d) Syarat Penilaian Kinerja Menurut Gomes terdapat kurang lebih dua syarat utama yang diperlukan guna melakukan penilaian kinerja yang
2
4
Ondi Saondi, dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan (Cet. II, Bandung: Refika Aditama, 2012), h. 20-21. 3 Departemen Pendidikan Nasional Dirjen PMPTK Direktorat Tenaga Kependidikan, Buku 2 Pedoman Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah/Madrasah (Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, 2009), h. 6.
Ondi Saondi, dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, h. 22. 5 Muchtar R. Ahmad, “Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Syariah, Bab XI”, Bahan Ajar (Gorontalo: IAIN Sultan Amai Gorontalo, 2014), h. 13. 6 Muchtar R. Ahmad, Bahan Ajar Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Syariah, Bab XI, h. 9.
56
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam efektif, yaitu “(1) adanya kriteria kinerja yang dapat diukur secara objektif; dan (2) adanya objektivitas dalam proses evaluasi.”7 Sedangkan dari sudut pandang kegunaan kinerja itu sendiri, Sondang Siagian menjelaskan bahwa bagi individu, penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karirnya. Sedangkan bagi organisasi, hasil penilaian kinerja sangat penting dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan tentang berbagai hal seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi, sistem balas jasa, serta berbagai aspek lain dalam proses manajemen sumber daya manusia. Berdasarkan kegunaan tersebut, maka penilaian yang baik harus dilakukan secara formal berdasarkan serangkaian kriteria yang ditetapkan secara rasional serta diterapkan secara objektif serta didokumentasikan secara sistematik.8
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendididikan Agama Islam pada Sekolah, disebutkan bahwa: Pengawas Madrasah adalah Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional pengawas satuan pendidikan yang tugas, tanggungjawab, dan wewenangnya melakukan pengawasan akademik dan 9 manajerial pada Madrasah. Sedangkan menurut Permendiknas No. 12 tahun 2007, seperti yang dikutip oleh Fathurrohman dan Aa Suryana, bahwa pengawas sekolah/madrasah adalah: ‘Guru yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah/madrasah dengan melaksanakan penilaian dan administrasi pada satuan-satuan pendidikan prasekolah, sekolah dasar, dan sekolah menengah.’10 2. Dasar Yuridis Pengawas Madrasah Beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang keberadaan pengawas adalah sebagai berikut: (a) Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, (b) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan, (c) Peraturan Menteri Agama No. 2 Tahun 2012 tentang Pengawas PAI dan Pengawas Madrasah, (d) Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, (e) Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah, (f) Permen Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB No. 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya, (g) Surat Keputusan Bersama Mendiknas dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 01/III/Pb/2011 No. 6 Tahun 2011 Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.
Dengan demikian, dalam melakukan penilaian atas prestasi kerja para pegawai harus terdapat interaksi positif dan kontinyu antara para pejabat pimpinan dan bagian kepegawaian. B.
Konsep Pengawas Madrasah 1. Pengertian Pengawas Madrasah Dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2012 Tentang
9
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2O12 Tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendididikan Agama Islam pada Sekolah, BAB I Pasal I poin 3. 10 Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan Proses Pengajaran, h. 141-142.
7
Wandhie, “Teori Kinerja”, Official Website of Wandhie. http://wandhie.wordpress. com/teorikinerja/ (20 September 2014) 8 Sondang Siagian, Manajemen SDM (Jakarta : Bumi Aksara, 2002), h. 223-224
57
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 Adapun fungsi-fungsi utama supervisi pendidikan adalah “menyelenggarakan inspeksi, penelitian hasil inspeksi berupa data, latihan, dan pembinaan.”12 Sedangkan tujuan supervisi adalah:13 1) Membina kepala madrasah dan guruguru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan madrasah mencapai tujuan itu. 2) Meperbesar kesanggupan kepala madrasah dan guru-guru untuk mempersiapkan peserta didiknya untuk menjadi anggota masyarakat yang efektif. 3) Membantu kepala madrasah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan mengajar belajar,serta menolong mereka merencanakan perbaikan-perbaikan. 4) Meningkatkan kesadaran kepala madrasah dan guru-guru serta warga madrasah lainnya terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif, serta memperbesar kesediaan untuk tolongmenolong. 5) Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu layanannya secara maksimal dalam bidang profesinya (keahlian) meningkatkan `achievement motive`. 6) Membantu pimpinan madrasah untuk mempopulerkan madrasah kepada masyarakat dalam mengembangkan program-peogram pendidikan. 7) Membantu kepala madrasah dan guru-guru untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya dalam konteks tujuantujuan aktivitasperkembangan peserta didik, dan
3. Tujuan Pengawas Madrasah Pengawas madrasah bertujuan untuk meningkatkan situasi dan poses belajar mengajar berada dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional dengan membantu guru untuk lebih memahami mutu, pertumbuhan, dan peranan madrasah untuk mencapai tujuan dimaksud. Secara umum pengawas madrasah bertujuan membantu guru meningkatkan kemampuannya agar menjadi guru yang lebih baik dalam melaksanakan pengajaran. 4. Peran, Fungsi, dan Tugas Pengawas Madrasah Pengawas dapat berperan sebagai: (1) koordinator, ia mengkoordinasi program belajar mengajar, tugas-tugas anggota staf berbagai kegiatan yang berbeda-beda di antara guru, (2) konsultan, ia dapat memberi bantuan, bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual maupun secara kelompok, (3) pemimpin kelompok, ia dapat memimpin kelompok sejumlah staf guru dalam mengembangkan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan profesional guru secara bersama-sama. Sebagai pemimpin kelompok ia bisa mengembangkan keterampilan dan kiatkiat dalam bekerja untuk kelompok (working for the group), bekerja dengan kelompok (working with the group), dan bekerja melalui kelompok (working through the group), dan evaluator, ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang dikembangkan. Ia juga belajar menatap dirinya sendiri. Ia dibantu dalam merefleksi dirinya, yaitu konsep dirinya (self concept), ide/cita-cita dirinya (self idea), dan realitas dirinya (self reality). 11 11
12
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia (Cet. I, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), h. 25-26
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, h. 314-315. 13 Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, h. 316.
58
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 8)
Mengembangkan `esprit de corps` guru-guru, yaitu adanya rasa kesatuan dan persatuan (kolegilitas) antar guruguru.
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 c. Melakukan pembinaan terhadap pendidik dan tenaga kependidikan di madrasah; dan d. Memberikan pertimbangan dalam penilaian pelaksanaan tugas, dan penempatan Kepala Madrasah serta guru kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. 6. Prinsip Pengawasan Madrasah Prinsip-prinsip yang harus dipedomani dan diterapkan pengawas dalam mengembangkan program supervisi pendidikan di madrasah adalah: “ilmiah, kooperatif, konstruktif dan kreatif, realistik, progresif, dan inovatif.” 14 Jadi, ada tiga hal yang sama dengan pendapatnya Piet A. Sahertian, sedangkan tiga hal lainnya ialah:
Dalam Peraturan Menteri Agama No. 2 tahun 2012 tentang pengawas PAI pada sekolah dan pengawas madrasah pada bab II tugas dan fungsi pasal 2 ayat 2 Pengawas Madrasah meliputi Pengawas RA, MI, MTs, MA, dan/atau MAK. Pasal 3 ayat 1 berisi Pengawas Madrasah mempunyai tugas melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada Madrasah. Kemudian pasal 4 ayat 1 menjelaskan Pengawas Madrasah mempunyai fungsi melakukan: a) penyusunan program pengawasan di bidang akademik dan manajerial; b) pembinaan dan pengembangan madrasah; c) pembinaan, pembimbingan, dan pengembangan profesi guru madrasah; d) pemantauan penerapan standar nasional pendidikan; e) penilaian hasil pelaksanaan program pengawasan; dan f) pelaporan pelaksanaan tugas kepengawasan.
Prinsip realistik, dalam prinsip ini pengawas menghindari kegiatan yang sifatnya muluk-muluk, harus memperhatikan segala sesuatu yang sesungguhnya ada dalam situasi atau kondisinya. Lalu, progresif maksudnya gerak maju pengawasan yang ditandai dengan lancarnya kegiatan yang dilaksanakan, serta inovatif yang berarti adanya penemuan-penemuan baru dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pengajaran dan pendidikan.15
5. Wewenang dan Tanggung Jawab Pengawas Madrasah Peraturan Menteri Agama No. 2 tahun 2012 BAB III menyatakan tanggung jawab dan wewenang pada pasal 5 ayat 1 bahwa pengawas Madrasah bertanggungjawab terhadap peningkatan kualitas perencanaan, proses, dan hasil pendidikan dan/atau pembelajaran pada RA, MI, MTs, MA, dan/atau MAK. Kemudian, ayat 3 menjelaskan pengawas madrasah berwenang: a. Memberikan masukan, saran, dan bimbingan dalam penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan dan/atau pembelajaran kepada kepala Madrasah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota atau Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi; b. Memantau dan menilai kinerja Kepala Madrasah serta merumuskan saran tindak lanjut yang diperlukan;
7. Kriteria Pengawas Madrasah Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional Pasal 39 ayat 2 bahwa kriteria minimal untuk menjadi pengawas satuan pendidikan meliputi: a) Berstatus sebagai guru sekurangkurangnya 8 (delapan) tahun atau kepala sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun pada jenjang pendidikan 14
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Cet. III, Bandung: Alfabeta, 2011), h. 198-199. 15 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, h. 20.
59
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam yang sesuai dengan satuan pendidikan yang diawasi; b) Memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai pengawas satuan pendidikan; c) Lulus seleksi sebagai pengawas satuan pendidikan.
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 peningkatan mutu pendidikan pada madrasah yang menjadi binaannya.17 Cakupan dimensi kompetensi pengawas terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Dalam peraturan tersebut terdapat enam dimensi kompetensi pengawas, yaitu: kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan, dan kompetensi sosial. Setiap dimensi kompetensi memiliki sub-sub sebagai kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang pengawas. Namun, dalam skripsi ini penulis hanya berfokus pada pembahasan tentang kompetensi pengawas dalam bidang supervisi akademik.
8. Beban Kerja Pengawas Sebagaimana yang tersebut dalam Peraturan Menteri Agama nomor 2 tahun 2012 pada Bab VII tentang Beban Kerja pasal 10 ayat 1 dan 2, disebutkan, bahwa: 16 (1) Beban kerja pengawas madrasah merupakan bagian dari jam kerja sebagai pegawai yang secara keseluruhan paling sedikit 37,5 jam kerja (@60 menit) dalam 1 (satu) minggu melaksanakan kegiatan pembinaan, pemantauan, penilaian, dan pembimbingan di madrasah binaan. Beban kerja pengawas madrasah untuk mencapai 37,5 jam perminggu dapat dipenuhi melalui kegiatan tatap muka dan non tatap muka.
C. Supervisi Akademik 1. Pengertian Supervisi Akademik Supervisi akademik atau pengawasan akademik adalah bantuan profesional/keahlian kepada guru agar guru dapat mempertinggi kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampunya. Bantuan keahlian tersebut dapat dilakukan pengawas sekolah/madrasah antara lain melalui bimbingan kepada guru tentang berbagai aspek yang terkait dengan pembelajaran. Misalnya cara membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, strategi melaksanakan pembelajaran, penggunaan media dan alat bantu pembelajaran, penggunaan TIK dalam pembelajaran, cara menilai kemajuan belajar siswa, dan aspek-aspek lainnya18
(2) Pengawas madrasah melaksanakan tugas pengawasan terhadap minimal 7 (tujuh) RA, MI, M.Ts, MA, dan/atau MAK. 9. Kompetensi Pengawas Madrasah Kompetensi pengawas madrasah adalah seperangkat kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki pengawas madrasah secara terpadu dan ditampilkan dalam tindakannya untuk
Ani Nur Hayati menyebutkan bahwa: Supervisi akademik merupakan kegiatan terencana yang ditujukan pada aspek kualitatif madrasah dengan membantu guru melalui dukungan dan evaluasi pada proses belajar dan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar. Keterampilan utama dari seorang
16
Nana Sujana, dkk., Buku Kerja Pengawas Sekolah (Cet. II, Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional, 2011), h. 10. Lihat juga Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Bab VII tentang Beban Kerja Pasal 10 ayat 1 dan 2.
17
Nana Sudjana, Supervisi Pendidikan (Jakarta: Binamitra, 2012), h. 54 18 Nana Sudjana, Supervisi Pendidikan, h. 1617.
60
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam pengawas dalam aspek akademik ini adalah melakukan penilaian dan pembinaan kepada guru untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas agar berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut pengawas diharapkan dapat melakukan pengawasan akademik yang didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan guru. Dengan kata lain, pengawasan akademik berkaitan dengan fungsi pembinaan, penilaian, perbantuan, dan pengembangan kemampuan guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran/bimbingan dan kualitas hasil belajar siswa.19
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 d. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan atau mata pelajaran. e. Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran. f. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran. g. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran. h. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa pada tiap bidang pengembangan mata pelajaran. 3. Peranan Supervisi Akademik Pengawas Madrasah Peranan kompetensi supervisi akademik memiliki kontribusi yang tinggi dalam pengelolaan pendidikan khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Peranan kompetensi supervisi akademik diwujudkan dalam bentuk penyediaan bimbingan profesional dan bantuan teknis pada guru untuk meningkatkan proses pembelajaran. Melalui kompetensi supervisi akademik diharapkan guru mampu mengajar lebih baik. Hal ini berarti bahwa guru mampu membantu siswa untuk (1) belajar lebih banyak, (2) belajar lebih cepat, (3) belajar lebih mudah, (4) belajar lebih menyenangkan, dan (5) menggunakan atau mengaplikasikan apa
2. Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik Pengawas Madrasah Secara rinci kompetensi supervisi akademik pengawas adalah sebagai berikut:20 a. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran. b. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap bidang atau mata pelajaran. c. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP. 19
Balai Diklat Keagamaan Semarang, “Peningkatan Profesionalisme Pengawas Bidang Kompetensi Supervisi Akademik Pada Diklat Calon Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) Tahun 2014”, Situs Resmi BDK Semarang. http://bdksemarang.kemenag.go.id/ peningkatanprofesionalisme-pengawas-bidang-kompetensisupervisi-akademik-pada-diklat-calon-pengawaspendidikan-agama-islam-pai-tahun-2014-2/ (20 Agustus 2015). 20 Nana Sudjana, Pengawas dan Kepengawasan (Jakarta: Binamitra, 2012) h. 56
61
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam yang
mereka efektif.21
pelajari
dengan
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. At-Taubah: 105)23
lebih
D. Penilaian Kinerja Pengawas Madrasah 1. Pengertian Penilaian Kinerja Pengawas Madrasah Penilaian kinerja pengawas madrasah adalah proses menentukan kinerja pengawas madrasah dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang telah didefiniskan, baik proses maupun hasil kerja yang dicapainya sebagai pengawas madrasah, yang indikatornya ditentukan dengan mengembangkan teori atau peraturan pemerintah dari Kemendiknas atau Kementerian Agama.22
Relevansi kinerja pengawas madrasah berkaitan dengan ayat tersebut memberi makna terdalam tentang kajian kinerja pengawas madrasah ini, bahwa Allah swt., Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin melihat pekerjaannya. Kemudian, pertanggungjawaban tugas yang diembannya, bukan hanya dipertanggungjawabkan di dunia semata, namun Allah swt. akan memperlihatkan apa saja hal yang telah diperbuat pengawas madrasah tersebut di akherat kelak. Jika pengawas madrasah ini bagus dalam kinerjanya, maka akan membuahkan hasil yang bagus, begitu pula sebaliknya.
Penentuan kinerja pengawas madrasah dapat dilihat dari sejauh mana pengawas tersebut berperan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan batas tanggungjawabnya dan wewenangnya dalam berkontribusi memberdayakan guru madrasah serta tentunya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Sebagaimana firman Allah dalam QS At-Taubah/9: 105.
2. Indikator Penilaian Kinerja Pengawas Madrasah Pembahasan tentang indikator penilaian kinerja pengawas madrasah adalah aspek-aspek mana yang menjadi penilaian kinerja pengawas madrasah dalam menentukan keberhasilannya secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas yang telah dijelaskan oleh teori tertentu atau diatur dalam perundangundangan pemerintah. Banyaknya pendapat tentang indikator penilaian kinerja pengawas yang ditentukan dari tugas pokok yang disandarkan pada pengawas madrasah, di sini penulis lebih memfokuskan pada peraturan perundangan yang berlaku dalam mengatur tentang tugas pokok dan fungsi pengawas tersebut. Secara skematis akan nampak dalam tabel berikut ini: Pembacaan terhadap teori pertama dari Permen Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB No. 21 Tahun 2010, Peraturan Menteri Agama No. 12 Tahun 2012, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan tersebut, dalam analisis pengelolaan kinerja pengawas madrasah sebagai
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
21
Afrizennst, “Peranan Supervisi Akademik Pengawas” Official Website of Afrizennst. http://afrizennst.blogspot.com/2015/04/peranansupervisi-akademik-pengawas.html (20 Agustus 2015). 22 Depdiknas, Buku 2 Pedoman Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah/Madrasah (Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, 2009), h. 6.
23
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 2001), h. 298.
62
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam bagian dari standar kinerja adalah berpusat pada tiga hal, yaitu: a) Penyusunan Program Pengawas Madrasah Penyusunan program pengawasan adalah rencana kegiatan pengawasan yang akan dilaksanakan oleh pengawas madrasah dalam kurun waktu (satu periode) tertentu. Dalam Buku Kerja Pengawas Sekolah disebutkan bahwa setiap pengawas sekolah/madrasah menyusun program pengawasan yang terdiri atas program tahunan untuk seluruh madrasah binaan dan program semester untuk masing-masing madrasah binaan. a. Penyusunan Program Tahunan yang terdiri dari 2 (dua) program semester meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 24 1) Identifikasi hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Identifikasi hasil pengawasan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya melalui analisis kesenjangan dengan mengacu pada kebijakan di bidang pendidikan yang digunakan. Identifikasi hasil pengawasan menggambarkan sejauhmana ketercapaian tujuan pengawasan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya. sebagai acuan penyusunan program pengawasan, dikemukakan pula kebijakan di bidang pendidikan. Hasil identifikasi tersebut merupakan titik tolak dalam menentukan tujuan serta tindakan yang harus dilakukan pengawas madrasah tahun berikutnya. Identifikasi dilakukan untuk menjaga kesinambungan kegiatan pengawasan. Hasil pengawasan yang dianggap kurang/lemah harus lebih dtingkatkan dan hasil pengawasan yang dianggap sudah baik harus dipertahankan atau standarnya ditingkatkan. 2) Pengolahan dan analisis hasil serta evaluasi pengawasan tahun sebelumnya. Pengolahan dan analisis hasil pengawasan yang telah dilakukan tahun sebelumnya diarahkan untuk menetapkan prioritas
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 tujuan, sasaran, metode kerja serta langkahlangkah kegiatan dalam program pengawasan tahun berikutnya. Output pengolahan dan analisis hasil pengawasan harus mampu memberikan gambaran mengenai kondisi madrasah binaan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. 3) Perumusan rancangan program pengawasan tahunan. Perumusan rancangan program pengawasan tahunan dilandasi oleh informasi yang diperoleh atas dasar identifikasi serta analisis hasil pengawasan pada tahun sebelumnya, kemudian dirumuskan rancangan program pengawasan tahunan untuk semua madrasah binaan. 4) Pemantapan dan penyempurnaan rancangan program pengawasan tahunan. Program pengawasan tahunan yang telah dimantapkan dan disempurnakan adalah rumusan akhir yang akan dijadikan acuan oleh pengawas dalam penyusunan program pengawasan semester pada setiap madrasah binaannya. HASIL PENGAWASAN TAHUN SEBELUMNYA
IDENTIFIKASI
ANALISIS DATA
KEBIJAKAN PENDIDIKAN
IDENTIFIKASI
PERUMUSAN RANCANGAN PROGRAM
PEMANTAPAN/PENYEMPURNAAN PROGRAM
Alur Proses Penyusunan Pengawasan Tahunan
Program
b. Penyusunan Program Semester pada setiap madrasah binaan. Program pengawasan semester adalah perencanaan teknis operasional kegiatan yang akan dilakukan oleh setiap pengawas madrasah pada setiap madrasah binaannya. Program tersebut disusun sebagai penjabaran atas program pengawasan tahunan di tingkat
24
Nana Sujana, dkk., Buku Kerja Pengawas Sekolah, h. 25-27.
63
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam kabupaten/kota. Aspek lain yang dipertimbangkan dalam penyusunan program pengawasan semester adalah visi dan misi madrasah binaan. Tidak menutup kemungkinan adanya kolaborasi antara pengawas madrasah dan kepala madrasah dalam menyusun program pengawasan semester. PROGRAM PENGAWASAN TAHUNAN KABUPATEN/KOTA
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 b)
Pelaksanaan Program Pengawas Madrasah Pelaksanaan program pengawasan adalah langkah selanjutnya dari penyusunan program pengawas madrasah. Pelaksanaan bertujuan untuk dapat merealisasikan suatu rencana pekerjaan untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Dengan adanya pelaksanaan kegiatan, maka program pengawasan dapat diwujudkan, tidak hanya rencana saja. Pelaksanaan dapat menjadi fleksibel dengan menyesuaikan situasi dan kondisi yang berubahubah. Nana Sujana menyebutkan bahwa tahapan pelaksanaan pengawasan meliputi kegiatan-kegiatan berikut:26 a) Melaksanakan pembinaaan guru dan/atau kepala madrasah. b) Memantau pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan. c) Melaksanakan penilaian kinerja guru dan/atau kepala madrasah.
VISI DAN MISI SEKOLAH BINAAN
ANALISIS HASIL PENGAWASAN PADA SEKOLAH BINAAN TAHUN SEBELUMNYA
IDENTIFIKASI MASALAH PADA SEKOLAH BINAAN
DESKRIPSI KEGIATAN PENGAWASAN SEMESTER PADA SEKOLAH BINAAN
Alur Proses Penyusunan Program Pengawasan Semester Penyusunan program semester meliputi langkahlangkah sebagai berikut:25 1) Menjabarkan program tahunan dan dikaitkan dengan identifikasi masalah dari madrasah binaan. 2) Mengolah dan menganalisis hasil identifikasi yang dikaitkan dengan hasil penjabaran program tahunan. 3) Merumuskan rancangan program semester dengan kriteria antara lain: (a) disusun berdasarkan ketentuan yang ada; (b) sekurang-kurangnya berisi sekolah yang dikunjungi; waktu atau jadwal kunjungan, alat pengumpul data atau instrument, teknik analisis data; substansi atau obyek yang akan diawasi; pendekatan dan metode yang digunakan. 4) Menyampaikan dan mengkoordinasikan kepada koordinator pengawas sehingga mendapat masukan dan dukungan. Berdasarkan masukan itu dilakukan revisi program semester sehingga menjadi program semester yang mantap dan siap untuk dilaksanakan.
c)
Pelaporan Pelaksanaan Program Pengawasan Madrasah Pembahasan pada peraturan Permen Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB No. 21 tahun 2010 sub unsur tugas pada tabel di atas, terdapat pada bagian c adalah evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan. Kemudian, pada Peraturan Menteri Agama No. 2 tahun 2012 tugas pokok dan fungsi pengawas madrasah ialah pada bagian e dan f, masing-masing menyebutkan penilaian hasil pelaksanaan program pengawasan dan pelaporan pelaksanaan tugas kepengawasan. Terakhir pada Dirjen PMPTK (2009) menyatakan pada bagian c dengan pernyataan menyusun laporan pelaksanaan program pengawasan. Penulis mencermati dari beberapa indikator tersebut sebenarnya ada dua item yang bersinggungan, yaitu evaluasi/penilaian pelaksanaan program pengawasan dan pelaporan pelaksanaan program pengawasan. Dua hal
25
26
Jery H. Makawimbang, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, h. 130-131.
Nana Sujana, dkk., Buku Kerja Pengawas Sekolah, h. 28.
64
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam tersebut secara tidak langsung telah menyatu menjadi satu, evaluasi pelaksanaan program pengawasan tidak ubahnya seperti penilaian pelaksanaan program pengawasan menyatu terdapat dalam sistematika dari pelaporan hasil pengawasan yang telah dilakukan oleh pengawas tersebut. Pengertian pelaporan program pengawasan adalah kegiatan penyampaian informasi yang dilakukan secara teratur tentang proses dan hasil suatu kegiatan pada pihak yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap kelancaran kegiatan pengawasan tersebut27.
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 dorongan, kemampuan, kebutuhan, dan sifat, persepsi tugas, imbalan internal dan eksternal dan lainnya. Faktor yang mempengaruhi kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu faktor fisik dan non fisik. Faktor fisik meliputi sarana prasarana, fasilitas, pergedungan, dan sebagainya. Faktor non fisik meliputi suasana hati, adanya motivasi, suasana kerja dan seterusnya. Kondisi lingkungan fisik sangat mempengaruhi kondisi pengawas dalam bekerja. Di sisi lain kondisi fisik juga mempengaruhi berfungsinya faktor lingkungan non-fisik. Menurut Mangkunegara bahwa faktor yang memengaruhi kinerja antara lain:29 a) Faktor kemampuan. Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Artinya, pegawai yang memiliki IQ ratarata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man on the right place, the right man on the right job). b) Faktor motivasi. Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara psikofisik (sikap secara mental, fisik, tujuan dan situasi). Artinya seorang pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja
Nana Sujana menambahkan, bahwa dalam laporan tersebut berisi tentang sistematika pelaksanaan program pembinaan, pemantauan, dan penilaian, serta pembimbingan dan pelatihan profesional guru. Dalam tahapan pelaporan berikutnya pengawas menyampaikan laporan semester dan tahunan kepada dinas pendidikan provinsi atau dinas pendidikan Kabupaten/Kota, serta sekolah/madrasah yang dibinanya28. Laporan pengawas sebagai bukti pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan tugas kepengawasannya. Dalam hal ini pengawas membuat laporan secara berkala laporan bulanan, semesteran, dan laporan tahunan, dibuat secara objektif dilengkapi dengan data pendukung. Dengan demikian dalam sistem laporan pelaksanaan program pengawasan ini terdiri dari laporan bulanan, laporan semesteran, dan laporan tahunan. 3. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pengawas Madrasah Kinerja pengawas madrasah bisa dipengaruhi oleh faktor harapan akan imbalan, 27
Dirjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas (Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, 2009), h. 78. 28 Nana Sujana, dkk., Buku Kerja Pengawas Sekolah, h. 29.
29Wikipedia, “Kinerja”, Situs Resmi Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja (22 Agustus 2015).
65
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam yang akan dicapai serta mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 Balai
Menurut A. Dale Timple yang dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal: ‘Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi.’30
Diklat Keagamaan Semarang, “Peningkatan Profesionalisme Pengawas Bidang Kompetensi Supervisi Akademik Pada Diklat Calon Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) Tahun 2014”, Situs Resmi BDK Semarang.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 2001. Departemen Pendidikan Nasional Dirjen PMPTK Direktorat Tenaga Kependidikan, Buku 2 Pedoman Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah/Madrasah, Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, 2009.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja dapat bersumber dari dalam individu pegawai maupun dari luar individu. Tinggal bagaimana kebijakan organisasi mampu menyelaraskan antara faktorfaktor tersebut.
Depdiknas. Buku 2 Pedoman Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah/Madrasah, Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, 2009. Fathurrohman, Pupuh dan Aa Suryana. Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan Proses Pengajaran, Cet. I, Bandung: Refika Aditama, 2011.
DAFTAR PUSTAKA Adad Danuarta, “Kinerja Pengawas Menurut Para Ahli”, Official Website Of Adad Danuarta.http://adaddanuarta.blogspot.c om/2014/11/kinerja-karyawanmenurut-para-ahli.html (22 Agustus 2015).
Hamdani. Dasar-Dasar Kependidikan, Cet. I, Bandung: Pustaka Setia, 2011. Karim, Anita. “Kinerja Pengawas dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SDN I Monas Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara”. Skripsi Gorontalo: Fak. Tarbiyah dan Tadris IAIN Sultan Amai Gorontalo, 2011.
Ahmad, Muchtar R. “Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Syariah”. Bahan Ajar. Gorontalo: IAIN Sultan Amai Gorontalo, 2014.
Makawimbang, Jery H. Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, Cet. I, Bandung: Alfabeta, 2011.
Ali, Sutanti A. “Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Tinangkung Utara Kec. Tinangkung Utara Kab. Banggai Kepulauan)”. Skripsi Gorontalo: Fak. Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo, 2013.
Pahabu, Hasan. “Kinerja Pengawas Pendais dan Implikasinya Terhadap Peningkatan Kualitas Guru Pendais di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo”. Skripsi Gorontalo: Fak. Tarbiyah dan Tadris IAIN Sultan Amai Gorontalo, 2011.
30Adad Danuarta, “Kinerja Pengawas Menurut Para Ahli”, Official Website Of Adad Danuarta. http://adaddanuarta.blogspot.com/2014/11/kinerjakaryawan-menurut-para-ahli.html (22 Agustus 2015).
66
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Patilima, Hamid. Metodologi Penelitian Kualitatitf, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor: 2 Tahun 2012 Tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendididikan Agama Islam pada Sekolah. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Cet. III, Bandung: Alfabeta, 2011. Saondi, Ondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, Cet. II, Bandung: Refika Aditama, 2012. Siagian, Sondang. Manajemen SDM, Jakarta : Bumi Aksara, 2002. Sudjana, Nana, Pengawas dan Kepengawasan, Jakarta: Binamitra, 2012. Sudjana, Nana, Supervisi Pendidikan, Jakarta: Binamitra, 2012.
67
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015