e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN DESKRIPSI KELAS IV SD N1 PENARUKAN Ni Kadek Diana Sari1 I Made Suarjana2, Ni Wayan Arini3 123Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV SD N 1 Penarukan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes unjuk kerja, observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan menulis karangan deskripsi sebesar 56% (kurang). Persentase masing-masing kriteria yaitu kesesuaian judul dengan isi yaitu 90,52% (sangat baik), penggunaan dan penulisan ejaan yaitu 68,97% (cukup), pilihan kata/diksi yaitu 73,28% (cukup), struktur kalimat yaitu 65,52% (cukup), keterpaduan antar kalimat yaitu 41,38% (sangat kurang), isi keseluruhan yaitu 50% (sangat kurang), kerapian yaitu 61,21% (kurang). Kendala yang dihadapi siswa dalam menulis karangan deskripsi yaitu siswa merasa sulit dalam menuangkan ide yang dimilikinya menjadi bentuk kata/kalimat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya minat siswa untuk membaca. Upaya yang pernah dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi yaitu membimbing dan menuntun siswa sampai mampu menghasilkan suatu karya yang baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV termasuk kategori kurang karena masih ada kendala yang dihadapi siswa dalam menulis karangan deskripsi. Guru lebih berusaha selalu membimbing dan menuntun siswa agar mampu menghasilkan suatu karya berupa karangan deskripsi. Kata kunci: Karangan Deskripsi, Kendala, Upaya yang dilakukan
Abstract This descriptive study aimed to determine the ability of essay writing descriptions in the fourth grade students of SD N 1 Penarukan. Data collection methods used in this research is the method of performance tests, observation, interviews and documentation. Data method techniques in this study using quantitative descriptive analysis. The results showed that the average ability to write essays description by 56% (approximately). The percentage of each criterion, namely conformity with the title of the content that is 90.52% (excellent), usage and spelling is 68.97% (enough), the choice of words / diction is 73.28% (enough), sentence structure at 65 , 52% (enough), integration between the sentence that is 41.38% (very poor), the overall content of 50% (very poor), neatness is 61.21% (less). Constraints faced by students in essay writing descriptions that students find it difficult to put the idea into the following forms of words / sentences. This is caused by the lack of interest of the students to read. Teacher effort ever undertaken to improve the ability to write essay description is to guide and lead the students to be able to produce a good work. It can be concluded that the ability to write the essay description of grade IV category is less because there are still obstacles facing students in writing essays description. Teachers were trying always to guide and lead the students to be able to produce a work in the form of essay description. Keywords: Authorship description, Constraints, efforts made
PENDAHULUAN
Pentingnya pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar sudah tidak 1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
diragukan lagi, mengingat bahasa Indonesia merupakan bahasa Nasional Negara Republik Indonesia, juga sebagai bahasa pemersatu di Indonesia. Bahasa merupakan alat yang paling utama dalam berkomunikasi karena dapat dilihat pada setiap aktivitas manusia yang selalu menggunakan bahasa. Oleh karena itu, peranan bahasa sangat penting artinya sebagai alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Pengungkapan bahasa komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai aspek keterampilan. Dalman (2014:2) menyatakan bahwa “dalam proses komunikasi terdapat empat keterampilan yang berbeda, namun saling berhubungan yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis”. Keempat aspek itu perlu mendapat perhatian sepenuhnya di dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dawson (dalam Tarigan, 1979:1) menyatakan bahwa “keempat keterampilan itu merupakan satu kesatuan”. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang tepat untuk menuangkan ide-ide yang ada dalam pikiran siswa dan bersifat aktif. Menurut Kurniawan dan Sutardi (2012) menulis adalah persoalan pilihan eksistensi, yaitu kesadaran untuk berproses secara aktif kreatif yang terus menerus. Melalui kegiatan menulis siswa dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam tulisan tersebut. Menulis dan mengarang tidak dapat dipisahkan antara kehidupan berkomunikasi dengan penggunaan bahasa. Pembelajaran menulis merupakan salah satu objek keterampilan berbahasa yang sangat dibutuhkan terutama dalam mengungkapkan ide, pikiran, dan pesan melalui karangan. Kemahiran berbahasa dapat ditandai dengan melihat bagaimana seseorang dapat merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat, yang akhirnya kalimat itu membentuk sebuah tulisan atau karangan yang utuh. Jenis karangan yang sangat tepat untuk merangsang proses kreativitas dan kemampuan siswa adalah karangan deskripsi. Karangan deskripsi merupakan suatu tulisan atau karangan yang menggambarkan atau memaparkan suatu objek, lokasi,
keadaan atau benda dengan kata-kata. Suatu karangan yang dituliskan berdasarkan pengamatan panca indera. Hasil wawancara yang dilakukan di SD N 1 Penarukan, ditemukan kendalakendala yang terdapat dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia terutama pada aspek menulis. Guru kelas IV mengungkapkan masih banyak siswa mengalami kesulitan dalam mengolah kata menjadi menjadi sebuah kalimat. Selain itu siswa sangat sulit menuangkan ide atau gagasan-gagasannya. Siswa juga belum mampu menempatkan penggunaan huruf kapital dan tanda titik. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa konsentrasi siswa dalam belajar masih kurang atau tergolong rendah. Siswa masih banyak yang kurang memperhatikan guru yang sedang mengajar, sehingga jika ditugaskan untuk mengerjakan tugas siswa masih kebingungan.Selanjutnya hasil studi dokumentasi terdapat 15 siswa memperoleh nilai minimum atau memperoleh nilai di bawah KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 71. Dari faktor itulah adanya keinginan untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi pada Siswa Kelas IV SD N 1 Penarukan”. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumusan masalah yaitu. (1) bagaimanakah kemampuan siswa kelas IV SD N 1 Penarukan dalam menulis karangan deskripsi?, (2) apa saja kendala yang dihadapi siswa kelas IV SD N 1 Penarukan dalam menulis karangan deskripsi?, (3) bagaimana upaya yang pernah dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD N 1 Penarukan dalam menulis karangan deskripsi?. Adapun tujuan dari penelitian inii yaitu. (1) untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas IV SD N 1 Penarukan dalam menulis karangan deskripsi, (2) untuk mendeskripsikan kendala yang dihadapi siswa kelas IV SD N 1 Penarukan dalam menulis karangan deskripsi, (3) untuk mendeskripsikan upaya yang pernah dilakukan guru untuk 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD N 1 Penarukan dalam menulis karangan deskripsi.
siswa dalam menulis karangan deskripsi, dilakukan observasi terhadap siswa. Untuk mendeskripsikan kendala yang dihadapi siswa dalam menulis karangan deskripsii serta upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dilakukan wawancara dengan siswa dan guru. Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang disusun sehingga akan menghasilkan data penelitian yang sesuai dengan keinginan.
METODE Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi, mendeskripsikan kendala yang dihadapi siswa dalam menulis karangan deskripsi, dan mendeskripsikan upaya yang pernah dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV di SD N 1 Penarukan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes unjuk kerja, metode observasi, dan metode wawancara. Tes unjuk kerja digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis karangan deskripsi yang dimiliki siswa. Observasi dilakukan dengan menggunakan alat bantu observasi berupa pedoman observasi untuk memperoleh data mengenai kendalakendala yang dihadapi siswa dalam menulis karangan deskripsi. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data sebanyak mungkin tentang hal-hal yang berhubungan dengan kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menulis karangan deskripsi serta upaya yang pernah dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) tes unjuk kerja, (2) pedoman observasi, (3) pedoman wawancara, (4) pedoman studi dokumentasi. Tes unjuk kerja digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Untuk mengetahui kemampuan menulis karangan deskripsi, setiap siswa akan diberikan tugas untuk membuat sebuah karangan deskripsi dengan kriteria penilaiannya didasarkan pada kisi-kisi yang dirancang oleh peneliti dengan nilai maksimum setiap kriteria adalah 4 dan nilai minimum adalah 1. Untuk mendeskripsikan kendala yang dihadapi
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Pertama, kemampuan menulis karangan deskripsi diperoleh melalui analisis tes unjuk kerja yang dikerjakan oleh siswa kelas IV SD N 1 Penarukan secara individu diperoleh nilai tertinggi 84 dan nilai terendah 34. Rata-rata hasil tes unjuk kerja kemampuan menulis karangan deskripsi secara klasikal memperoleh nilai 56 berada pada kualifikasi kurang berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima tentang kemampuan siswa menulis karangan deskripsi. Perhitungan yang dilakukan sebagai berikut. M =
=
x n
1.627 29
= 56 (kualifikasi kurang) Untuk mengetahui kemampuan siswa menulis karangan deskripsi menggunakan tes unjuk kerja yang diberikan pada masing-masing siswa. Untuk mengetahui hasil kemampuan menulis karangan deskripsi dapat dilihat dari 7 kriteria menulis karangan deskripsi yang telah ditentukan yaitu kesesuaian judul dengan isi, penggunaan dan penulisan ejaan, pilihan kata/diksi, struktur kalimat, keterpaduan antar kalimat (dari segi ide), isi keseluruhan, kerapian. Berikut ini disajikan tabel data hasil tes unjuk kerja per kriteria kemampuan menulis karangan deskripsi.
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Tabel 1. Hasil Analisis Per Kriteria Kemampuan Siswa Menulis Karangan Deskripsi No Kriteria Persentase Kategori 1 Kesesuaian judul dengan isi 90,52% Sangat baik 2 Penggunaan dan Penulisan Ejaan 68,97% Cukup 3 Pilihan kata/Diksi 73,28% Cukup 4 Struktur kalimat 65,52% Cukup 5 Keterpaduan antar kalimat (dari segi ide) 41,38% Sangat Kurang 6 Isi keseluruhan 50,00% Sangat Kurang 7 Kerapian 61,21% Kurang
Berdasarkan Tabel 1. diketahui bahwa rata-rata persentase masingmasing kriteria yaitu kesesuaian judul dengan isi karangan adalah 90,52% atau sama dengan 26 orang termasuk kategori sangat baik, sedangkan sisanya yaitu 9,48% atau sama dengan 3 orang yang masih belum mampu menulis isi karangan yang sesuai dengan judul, penggunaan dan penulisan ejaan adalah 68,97% atau sama dengan 20 orang termasuk kategori cukup, sedangkan sisanya yaitu 31,03% atau sama dengan 9 orang yang masih kurang dalam penggunaan dan penulisan ejaan belum sesuai EYD, pilihan kata/diksi adalah 73,28% atau sama dengan 21 orang termasuk kategori cukup, sedangkan sisanya 26,72% atau sama dengan 8 orang yang masih kurang dalam kriteria pilihan kata/diksi, struktur kalimat adalah 65,52% atau sama dengan 19 orang termasuk kategori cukup , sedangkan sisanya 34,8% atau sama dengan 10 orang yang masih kurang dalam struktur kalimat, keterpaduan antar kalimat (dari segi ide) adalah 41,38% atau sama dengan 12 orang termasuk kategori sangat kurang, sedangkan sisanya 58,62% atau sama dengan 17 orang yang masih kurang dalam kriteria keterpaduan antar kalimat, isi keseluruhan adalah 50% atau sama dengan 15 orang termasuk kategori sangat kurang, sedangkan sisanya 50% atau sama dengan 14 orang yang masih kurang pada isi keseluruhannya, kerapianadalah 61,21% atau sama dengan 18 orang termasuk kategori kurang, sedangkan sisanya 38,79 atau sama dengan 11 orang yang masih kurang rapi dalam penulisannya. Kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SD N 1 Penarukan termasuk dalam kategori kurang, ada
beberapa kriteria yang belum mampu dicapai siswa, terutama pada pengolahan kata dan penggunaan tanda baca. Siswa kurang mampu menggunakan kata baku atau sesuai EYD dalam tulisannya serta kurang memerhatikan tanda baca untuk memudahkan pembaca memahami hasil karya tulisnya. Kemampuan menulis karangan deskripsi masih perlu ditingkatkan, untuk dapat mencapai kualifikasi sangat baik. Kedua, mengetahui kendala yang dihadapi siswa menulis karangan deskripsi dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan siswa dan guru kelas IV SD N 1 Penarukan. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, secara keseluruhan siswa memiliki kendala dalam menulis karangan deskripsi. Siswa masih kurang siap menulis sebuah karangan. Untuk menentukan topik berdasarkan gambar yang akan dideskripsikan, siswa masih bingung dan perlu diberikan contoh terlebih dahulu untuk membuka pemikiran siswa. Siswa tidak menulis dalam bentuk kasar ide yang dimiliknya terlebih dahulu, oleh karena itu, siswa terkadang lupa dengan ide yang dimiliki untuk dituangkan dalam bentuk kata/kalimat. Ide yang disusun siswa masih tergolong kurang teratur karena ide yang disusun menjadi kata/kalimat masih kurang bekaitan antara satu kata/kalimat dengan kata/kalimat selanjutnya. Sebagian besar siswa enggan memperbaiki ulang atau menambahkan ide-ide baru terhadap karyanya. Dengan kata lain, siswa miskin kata-kata. Karangan yang disusun siswa rata-rata hanya sekitar 5-7 kalimat. Pemikiran siswa kurang berkembang. Oleh karena itu, siswa tidak mampu mengembangkan kalimat yang 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
disusun.Siswa masih kurang memerhatikan bentuk tulisannya, misalnya jarak antar kata yang masih berantakan yang menyebabkan pembaca kurang memahami maksud kalimat yang disusun. Penggunaan tanda baca tidak diperhatikan, sehingga sebagian siswa tidak menggunakan tanda baca dalam penulisan karangan tersebut. Hasil karangan yang dituliskan siswa tidak dipublikasikan karena tidak pernah diberikan kesempatan oleh gurunya untuk memublikasikan hasil karangan. Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru, secara umum pada setiap proses mengajar pasti terdapat beberapa kendala yang dialami guru. Khususnya dalam mengajar menulis karangan deskripsi, terdapat beberapa kendala yang dialami guru. Meskipun menemukan kendala dalam mengajar, guru berusaha mencari dan memikirkan cara untuk mengatasi kendala yang dialaminya. Hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk terus berlatih dan memperbaiki kualitas mengajar agar mampu mengatasi kendala tersebut. Dalam menulis karangan deskripsi, guru mengakui bahwa terdapat kendala yang biasanya dihadapi yaitu siswa. Siswa masih merasa kesulitan menuangkan ide yang dimilikinya ke dalam bentuk kata/ menyusun menjadi kalimat. Guru merasa kesulitan membuka pemikiran siswa untuk menuangkan ide yang sudah ada pada pikiran siswa menjadi bentuk kata/kalimat. Hal ini menyebabkan minimnya kata-kata yang disusun menjadi sebuah karangan. Hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa terkait kendala yang dihadapi siswa dalam menulis karangan deskripsi yaitu. Siswa menerangkan bahwa jika sedang belajar bahasa Indonesia siswa merasa sangat senang karena dalam belajar bahasa Indonesia, siswa dapat mempelajari banyak hal yaitu meliputi membaca, menulis, berbicara, menyimak. Materi yang disenangi siswa adalah menulis khususnya menyalin cerita yang ada di buku karena dengan belajar menulis, siswa bisa berlatih untuk membuat tulisan menjadi bagus, tetapi
siswa yang bersangkutan tidak terlalu bisa menghasilkan suatu karya tulis. Menulis karangan deskripsi masih dianggap susah oleh siswa, karena pada saat menulis, ide yang sudah ada dipikiran sulit untuk disalin menjadi kata/kalimat, perlu berfikir lama untuk dapat memperoleh ide yang menarik. Jika ditugaskan menulis karangan deskripsi, siswa mampu menuliskannya namun masih merasa kesulitan. Salah satu kesulitan menulis karangan deskripsi adalah siswa cepat lupa dengan ide yang masih tersimpan dipikiran untuk dituliskan menjadi kata/kalimat, hal tersebut yang menyebabkan siswa malas untuk berlatih menulis karangan deskripsi karena dijelaskan bahwa membutuhkan pemikiran yang luas. Adapun cara untuk mengatasi kesulitan yang dialami, siswa membutuhkan waktu untuk memikirkan dan mengingat kembali ide yang dimilikinya dan bertanya dengan saudara dan bertanya kepada guru atau teman pada saat mengalami kesulitan. Tetapi sebelum bertanya dengan orang lain, siswa berusaha berpikir sendiri pada saat mengalami kesulitan. Ketiga, hasil wawancara dan studi dokumentasi yang dilaksanakan dengan guru kelas IV SD N 1 Penarukan menyatakan bahwa guru melakukan beberapa cara dalam proses pembelajaran khususnya menulis karangan deskripsi. Guru menuntun siswa secara perlahan untuk mampu menulis karangan deskripsi yang benar, tetapi sebagaian besar siswa masih sulit dikendalikan atau dituntun, tetapi guru tetap sabar membimbing siswa, sehingga siswa mampu menuliskan idenya meskipun kalimat yang dituliskan tidak memenuhi kriteria sebuah karangan khususnya karangan yang bersifat deskripsi. Hasil studi dokumentasi, diperoleh bahwa sarana dan prasana penunjang pembelajaran khususnya materi menulis karangan deskripsi masih kurang, dalam mengajar hanya menggunakan buku ajar yang disediakan pihak sekolah untuk menunjang proses pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan guru mengajar 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
karangan deskripsi sebelumnya kurang sesuai dengan karakteristik siswa dikelas IV, karena guru menggunakan RPP yang disusun oleh Kelompok Kerja Guru (KKG). Setiap mengajar guru jarang membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) baru untuk materi yang akan diajarkan. Guru tidak menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai acuan dalam mengajar. PEMBAHASAN Pertama, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kemampuan menulis karangan deskripsi masih tergolong kategori kurang. Ketidakmampuan siswa tersebut dinyatakan berdasarkan data yang diperoleh bahwa siswa tidak mampu dengan mudah menciptakan ide dan gagasan yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan yang bersifat deskripsi. Menulis karangan deskripsi harus sesuai dengan kriteria yang ditentukan agar dapat menghasilkan karangan deskripsi yang baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Dalman (2014) bahwa terdapat 7 kriteria penulisan karangan deskripsi yaitu, kesesuaian judul dengan isi, penggunaan dan penulisan ejaan, pilihan kata/diksi, struktur kalimat, keterpaduan antar kalimat (dari segi ide), isi keseluruhan, kerapian. Ketujuh kriteria tersebut juga dijadikan pedoman penilaian yang digunakan guru untuk menilai hasil karangan deskripsi yang dikerjakan siswa. Isi karangan yang ditulis siswa sudah sesuai dengan judul yang dipilih siswa. Hal ini menunjukan bahwa siswa sudah mampu mendeskripsikan objek yang diamati dengan tepat. Pemilihan judul merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum menulis karangan deskripsi. Hal ini sejalan dengan pendapat Dalman (2014) bahwa juduk karangan pada dasarnya perincian atau jabaran dari topik karangan. Gagasan yang dikemukakan siswa sudah sesuai tema, logis dan teratur, meskipun masih menggunakan kalimat yang sederhana dan hanya menuliskan uraian atau deskripsi objek tersebut secara singkat. Menulis karangan deskripsi
dibutuhkan pengetahuan luas untuk dapat memaparkan objek yang diamatai secara menyeluruh dan terperinci. Hal ini sejalan dengan pendapat Dalman (2014) bahwa karangan deskripsi adalah pemaparan kata-kata yang menggambarkan tentang suatu benda atau tempat. Penggunaan dan penulisan ejaan perlu menjadi perhatian bagi siswa. Siswa sudah cukup dalam menggunakan dan menuliskan ejaan yang sesuai dalam tulisan, tetapi beberapa siswa masih belum memerhatikan penggunakan dan penuliskan ejaan dalam menulis karangan deskripsi. Bagian karangan yang ditulis belum sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Peran serta guru sangat dibutuhkan untuk lebih membimbing siswa dalam penggunaan dan penulisan ejaan, agar siswa terbiasa menulis karya tulis sesuai dengan aturan yang berlaku atau sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Guru sebaiknya mewajibkan siswa memiliki buku pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EYD), agar siswa lebih memahami penggunaan dan penulisan ejaan yang tepat. Pilihan kata/diksi yang digunakan siswa sudah cukup, namun terdapat beberapa kata yang digunakan masih kurang tepat dan tidak sesuai dengan konteks baku. Penggunaan kata baku masih kurang dipahami siswa, sebagain besar siswa masih menggunakan kata tidak baku dalam karangan yang ditulisnya. Struktur kalimat yang disusun siswa sudah cukup, sudah tampak kesatuan, kesejajaran bentuk, dan kehematan dalam menggunakan kata sudah cukup terlihat. Keterpaduan antar kalimat (dari segi ide) masih sangat kurang. Sebagain besar siswa menulis karangan deskripsi hanya terdiri dari satu pargraf yang berisikan uraian yang singkat, maka tidak dapat diketahui adanya hubungan paragraf satu dengan pargraf lainnya yang ditulis siswa. Menulis karangan deskripsi hendaknya terdiri dari beberapa paragraf yang di susun dengan kalimat yang jelas secara terperinci agar objek yang dideskripsikan dapat dipahami oleh pembaca yang seakan-akan pembaca 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
merasakan objek yang dideskripsikan tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Keraf (1995) bahwa karang-mengarang, tidak hanya menyusun kalimat-kalimat singkat dengan satu objek atau predikat, tetapi harus menggabungkan beberapa kalimat singkat menjadi satu kalimat dan membetuk beberapa paragraf. Isi keseluruhan karangan deskripsi yang ditulis siswa masih termasuk kategori sangat kurang. Karangan yang ditulis siswa hanya terdiri dari satu paragraf yang terdapat 5-7 kalimat didalamnya. Penggunaan tanda baca kurang diperhatikan oleh siswa dalam menulis karangan deskripsi. Hal ini dapat menyebabkan pembaca kebingungan memahami isi dari karangan deskripsi tersebut. Tanda baca sangat penting digunakan dalam menulis sebuah karya tulis. Hal ini termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Tanda baca yang wajib menjadi perhatian siswa yaitu penggunaan tanda baca titik dan tanda baca koma, agar pembaca dapat memahami kalimat yang ditulis siswa serta memahami makna karangan deskripsi yang ditulisnya. Kerapian hasil karagan yang ditulis siswa masih perlu ditingkatkan lagi. Hasil karangan yang ditulis sebagian besar masih tampak kurang rapi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya coretan dalam tulisan siswa dan kurangnya jarak penulisan yang mesti diatur oleh siswa. Perlunya latihan menulis yang harus dilakukan siswa agar menghasilkan tulisan yang bagus. Terdapat beberapa faktor penyebab rendahnya hasil karangan yang ditulis siswa, antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor yang berasal dari diri siswa dan faktor eksternal meliputi cara guru mengajar dan sarana prasarana yang tersedia. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa yaitu kurangnya minat membaca yang dimiliki siswa sehingga siswa masih kesulitan untuk menemukan ide yang dijadikan bahan menulis karangan. Hal ini menjadi penyebab
utama siswa memperoleh nilai rendah. Untuk menulis karangan deskripsi harus memiliki pengetahuan yang luas agar dapat mendeskripsikan suatu objek dengan jelas dan dapat diterima oleh pembaca. Faktor eksternal yang menyebabkan rendahnya kemampuan menulis karangan deskripsi meliputi faktor guru (strategi pembelajaran guru) dan sarana prasarana yang disediakan untuk menunjang proses pembelajaran. Abdurrahman (2012) menyatakan faktor guru dapat berupa strategi pembelajaran yang keliru seperti pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, metode yang kurang bervariasi sehingga pembelajaran bahasa Indonesia menjadi membosankan, kurangnya penggunaan media pembelajaran atau alat peraga. Untuk menghasilkan suatu karya yang baik dalam bidang pendidikan, tidak terlepas dari peran tenaga pendidik yaitu guru. Guru merupakan pembimbing yang dapat mengarahkan dan membantu siswa dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran menulis karangan deskripsi. Peran guru juga dapat memengaruhi hasil belajar siswa. Kedua, berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukan bahwa pada kendala sistem sekolah, sebuah penelitian memperoleh hasil bahwa sulitnya menemukan sebuah ide yang dijadikan bahan menulis disebabkan oleh kurangnya minat membaca yang dimiliki siswa. Cara yang dapat mengatasi rendahnya minta membaca yaitu memberikan wacana yang menarik sehingga siswa termotivasi untuk gemar membaca. Dalam menulis karangan deskripsi yang diutamakan adalah menggali ide yang dimiliki menjadi kata/kalimat sehingga membentuk beberapa paragraf. Hal ini sejalan dengan pendapat Keraf (1981) yang menyatakan bahwa dalam deskripsi seorang penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan, dan perasaannya kepada para pembaca. Hasil wawancara dengan dua siswa diketahui bahwa siswa memiliki kendala yang hampir sama terkait dalam menulis 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
karangan deskripsi. Kendala yang dihadapi siswa yaitu sulit untuk menuangkan ide yang dimilikinya menjadi bentuk kata atau kalimat sedangkan kendala yang dihadapi guru yaitu guru sulit untuk membuka pemikiran yang dimiliki siswa dalam mengembangkan ide atau pemikiran yang dimilkinya. Ketiga, berdasarkan hasil penelitian upaya yang pernah dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi yaitu guru berusaha membimbing dan menuntun siswa untuk dapat memahami materi yang diajarkan khususnya menulis karangan deskripsi. Guru sebaiknya intropeksi diri setelah pembelajaran berlangsung, agar guru dapat mencari cara untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan deskripsi. Metode dan media yang digunakan guru dalam mengajar dapat mempengaruhi kemampuan siswa menulis karangan deskripsi. Jadi guru hendaknya dapat memilih metode dan menyusun media yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis karangan deskripsi. Pembelajaran yang disusun secara menarik dapat menarik minat dan perhatian siswa, sehingga siswa merasa senang dalam mengikiuti pembelajaran.Upaya yang pernah dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi belum sepenuhnya berhasil. Guru menerangkan bahwa siswa cepat bosan pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran karena guru hanya menggunakan metode cermah dalam mengajar dan hanya didukung oleh buku ajar yang disediakan pihak sekolah sebagai alat bantu dalam mengajar. Ada beberapa upaya yang sekiranya mampu meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan deskripsi yaitu.Dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya menggunakan metode yang bervariasi agar pembelajaran lebih efektif. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran khususnya menulis karangan deskripsi yaitu metode karya wisata. Sejalan dengan pendapat Roestiyah (2001) metode karyawisata
adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu. Dengan menggunakan metode karya wisata siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihat. Jadi jika dikaitkan dengan menulis karangan deskripsi, siswa akan lebih mudah mendapatkan suatu ide yang akan dijadikan bahan menulis karangan deskripsi. Media pembelajaran sangat berperan penting dalam proses pembelejaran guna membantu mempermudah jalannya proses belejar mengajar. Dalam menulis karangan deskripsi juga diperlukan media yang sesuai agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu media yang dapat digunakan yaitu media gambar. Peran media gambar dapat menterjemahkan sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang nyata. Menurut Rohani (1997) media gambar adalah media yang merupakan reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi, yang berupa foto atau lukisan Kehadiran media tidak hanya membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajar, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media, termasuk didalamnya media gambar. Media gambar yang digunakan oleh guru berupa gambar datar pada lembaran kertas. Gambar pada hakikatnya mengespresikan suatu hal, bentuk ekspresi dalam bentuk fakta dan buka dalam bentuk bahasa. Pesan yang tersirat dalam suatu gambar tersebut perlu disampaikan dalam bentuk kata ataupun kalimat. Untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi sebaiknya menggunakan media. Sadiman, dkk (2002) berpendapat bahwa menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi difat pasif anak didik. Salah satu media untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi adalah media gambar. Peran media gambar dapat menerjemahkan suatu yang abstrak 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
menjadi suatu yang nyata. Menurut Piaget (dalam Japa, 2012) perkembangan kognitif anak 7-11 tahun atau anak SD berada pada tahap operasional kongkret. Artinya dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi menggunakan media gambar. Fungsi gambar tersebut dapat menarik perhatian siswa, juga berfungsi untuk membantu siswa dalam menemukan kata-kata sehingga dapat menyusun kalimat. Media gambar dapat membantu siswa untuk menulis karangan deskripsi, karena dari hasil pengamatan siswa dapat menemukan ide untuk menghasilkan suatu karangan deskripsi. Guru hendaknya menggunakan media yang menarik dan bervariasi tidak hanya menggunakan buku ajar dalam proses pembelajaran.Dalam dunia pendidikan, tidak hanya siswa yang dituntut untuk belajar, melainkan guru juga dituntut untuk belajar. Belajar merupakan suatu proses pembentukan dan perubahan yang bersifat permanen yang dilakukan seseorang kearah yang lebih baik yang disebabkan oleh adanya pengalaman belajar yang terarah (Nazifah, 2013). Guru juga harus belajar untuk mempersiapkan diri ataupun menyiapkan materi ajar yang akan diajarkan kepada siswa. Guru juga seabaiknya dapat mengemas pembelajaran agar terlihat menarik. Dengan demikian keinginan yang timbul dari dalam diri siswa lebih besar untuk belajar. Hal ini akan menciptakan proses pembelajaran yang efektif. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan simpulan yaitu. (1) kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SD N 1 Penarukan secara keseluruhan masih perlu ditingkatkan. Rata-rata kemampuan menulis karangan deskripsi yaitu 56dengan kualifikasi kurang. Adapun persentase masing-masing kriteria yaitu sebagai berikut. (a) persentase kesesuaian judul dengan isi adalah 90,52% termasuk kategori sangat baik, (b) persentase penggunaan dan penulisan ejaan adalah 68,97 termasuk kategori cukup, (c) persentase pilihan
kata/diksi adalah 73,28 termasuk kategori cukup, (d) persentase struktur kalimat adalah 65,52 temasuk kategori cukup, (e) persentase keterpaduan antar kalimat (dari segi ide) adalah 41,38 % termasuk kategori sangat kurang, (f) persentase isi keseluruhan adalah 50% termasuk kategori sangat kurang , (g) persentase kerapaian adalah 61,21% termasuk kategori kurang, (2) kendala-kendala yang dihadapi siswa adalah (a) merasa sulit dalam menuangkan ide yang dimilikinya menjadi bentuk kata/kalimat, (b) pemikiran siswa kurang berkembang, sehingga merasa sulit untuk merangkai kata menjadi beberapa kalimat, (c) siswa cepat lupa dengan ide yang masih tersimpan dipikiran untuk dituliskan menjadi kata/kalimat. (3) upaya yang pernah dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi yaitu guru menuntun dan membimbing siswa secara perlahan sehingga diharapkan siswa mampu memahami penjelasan guru. Guru selalu membantu siswa yang masih merasa kesulitan dalam menyusun karangan deskripsi, tetapi beberapa siswa masih tetap mengalami kesulitan untuk menulis karangan deskripsi. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan pemikiran demi meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia, untuk itu diberikan beberapa saran yaitu. (a) pihak sekolah agar dapat lebih menyiapkan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi, (b) guru lebih berperan penting dalam membimbing dan melatih siswa menulis karangan deskripsi agar siswa mampu menghasilkan suatu karya yang baik, (c) Diharapkan siswa benar-benar mampu mengembangkan pemikiran yang dimilkinya saat menulis sebuah karya tulis khususnya menulis karangan deskripsi sehingga dapat menghasilkan karya yang menarik dan disenangi oleh pembaca, (d) peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dan sejenis agar lebih mengembangkan analisis yang lebih 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
mendalam dan penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan untuk dapat melakukan penelitian sejenis yang lebih luas serta juga dapat ditindaklanjuti dengan jenis penelitian yang sesuai. DAFTAR RUJUKAN Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:Rineka Cipta. Dalman, H. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers. Japa, I Gusti Ngurah, dkk. 2012. Pendidikan Matematika. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: Nusa Indah. -------. 1995. Fasih Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. 2009. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Rohani, Ahmad. 1997. Media Intruksioanl Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Sadiman, Arief. S, dkk. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
10