DESAIN THRUST BLOCK PADA JALUR DISTRIBUSI AIR MINUM KECAMATAN SOREANG, KATAPANG, MARGAHAYU, DAN MARGAASIH, KABUPATEN BANDUNG THRUST BLOCKS DESIGN OF DRINKING WATER PIPELINE DISTRIBUTION IN SOREANG, KATAPANG, MARGAHAYU, AND MARGAASIH SUBDISTRICTS, BANDUNG REGENCY Avi Andriane1 dan Djoni Kusmulyana Usman2 Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Jl Ganesha 10 Bandung 40132 1
[email protected] dan
[email protected] Abstrak Air minum merupakan salah suatu kebutuhan yang paling penting bagi kehidupan manusia di dunia. Namun, belum semua wilayah terjangkau oleh PDAM setempat sehingga mereka menggunakan air tanah sebagai sumber air minumnya. Sementara itu, semakin banyak diambil, maka cadangan air tanah akan semakin berkurang dan akan menyebabkan penurunan muka tanah. Untuk mencegah hal tersebut, maka Departemen Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat akan membangun IPAM Regional Bandung Selatan yang terletak di Desa Sukamaju. Sistem distribusi yang digunakan untuk mengalirkan air dari IPAM ke wilayah pelayanan adalah sistem gravitasi karena topografinya memiliki beda tinggi yang cukup besar. Pada pemasangan jalur distribusi, diperlukan penyangga yang dinamakan thrust block untuk mencegah pergerakan pipa saat air mengalir di dalam pipa. Setiap aksesoris memiliki desain thrust block yang berbeda-beda. Dari hasil analisis didapatkan nilai kemampuan tanah dan gaya resultan sehingga pada akhirnya diperoleh luas permukaan thrust block. Dimensi panjang dan lebar thrust block diusahakan tidak memiliki selisih yang jauh berbeda. Kata kunci : jalur distribusi, air minum, thrust block, dimensi Abstract Drinking water is one of the most important need for human life in the world. Nevertheless, not all areas can be reached by local PDAM, so they use ground water as their drinking water sources. Meanwhile, the more water is taken, then the groundwater reserves will decrease and cause land subsidence. To prevent that occurence, Pekerjaan Umum Department West Java Province will build South Bandung Regional Water Treatment Plant (WTP) which is located at Sukamaju Village. The distribution system that is used to drain water from WTP to service areas is gravitation system, because the topography has a considerable height difference. On the installation of distribution lines, required buffer called thrust block to avoid the pipe movements when the water flows in the pipe. Each accessory has a different thrust block design. Values obtained from the analysis results is safe bearing load and reslutan force, so eventually gained the surface area of thrust block. It is better for length and width dimensions of thrust block to not having much differences. Keywords : distribution pipeline, drinking water, thrust blocks, dimension
PENDAHULUAN Kabupaten Bandung merupakan kabupaten dengan kepadatan penduduk 14.676 jiwa per km2 pada tahun 2012. Namun, sebagian penduduk di beberapa kecamatan belum mendapatkan pasokan air minum dari PDAM setempat. Bahkan ada pula kecamatan yang seluruh penduduknya masih menggunakan sumber air minum seperti pompa tangan, sumur gali, dan perlindungan mata air (PMA). Oleh karena itu, berdasarkan SPAM Provinsi Jawa Barat, akan dibangun suatu pengolahan air minum bersifat regional yang akan melayani
empat kecamatan di Kabupaten Bandung, yaitu Kecamatan Soreang, Katapang, Margahayu, dan Margaasih, serta tiga kecamatan di Kota Bandung, yaitu Kecamatan Bojongloa Kidul, Bandung Kidul, dan Kiaracondong. Dalam tugas akhir ini, perencanaan jalur distribusi air minum hanya dilakukan pada Kabupaten Bandung saja. Peta wilayah perencanaan ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1 Wilayah Pelayanan Sistem Distribusi IPAM Regional Bandung Selatan ini akan dibangun di Desa Sukamaju, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, dengan kapasitas 2 x 350 liter/detik pada tahap 1, yaitu pada tahun 2015. Tahap 1 ini terbagi lagi menjadi 350 liter/detik pertama pada tahun 2013 dan 350 liter/detik selanjutnya pada tahun 2015. Setelah itu akan bertambah lagi kapasitasnya menjadi 4 x 350 liter/detik sebagai perencanaan tahap 2, yaitu tahun 2015 – 2030. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di empat kecamatan Kabupaten Bandung tersebut, dibuat sistem perencanaan jaringan distribusi air minum dari IPA Sukamaju atau Cikalong ke konsumen dengan metode pengaliran yang sesuai dengan tipe kontur wilayah pelayanan. Dalam pembuatan desain sistem jaringan distribusi air minum, digunakan software EPANET versi 2.0 yang dapat mendeskripsikan kondisi tekanan air di setiap titik pengaliran dan simulasi hidrolisnya. METODOLOGI Langkah awal dalam mendesain thrust block pada jalur distribusi air minum IPAM Regional Bandung Selatan ini adalah dengan melakukan pengumpulan data, yaitu data primer dan sekunder. Data primer terdiri dari data eksisting, seperti kualitas sumber air baku, topografi, dan peta wilayah perencanaan. Sementara itu, data sekunder terdiri dari data kependudukan dan fasilitas umum. Data-data tersebut didapatkan dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bandung, dan Kota Bandung, Departemen Pekerjaan Umum, serta PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung dan Badak Singa Kota Bandung. Data yang diperoleh digunakan untuk proyeksi penduduk dan fasilitas umum selama 15 tahun ke depan sehingga dapat ditentukan pada tahun keberapa jumlah kebutuhan air hari maksimumnya mencapai 350 liter/detik. Kemudian, dilakukan perhitungan dimensi setiap perpipaan dengan rumus Hazen-Williams. Lalu, dilanjutkan dengan memasukkan data yang diperoleh ke dalam program EPANET untuk mendapatkan debit aliran dan dimensi perpipaan yang lebih akurat.
Setelah itu, dengan menggunakan rumus-rumus dari literatur, dapat dihitung dimensi seluruh thrust block berdasarkan jenis aksesoris perpipaan. Metodologi dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 2. Pengumpulan data penduduk dan fasilitas umum Proyeksi penduduk 15 tahun ke depan
Proyeksi fasilitas umum 15 tahun ke depan
Menghitung kebutuhan air minum Menentukan periode pelayanan sistem distribusi Menentukan kelurahan-kelurahan yang dilayani di setiap kecamatan
Mendesain jalur distribusi dengan sistem gravitasi
Menghitung dimensi perpipaan dengan rumus Hazen-Williams
Menentukan debit aliran, dimensi perpipaan, dan total head dengan program EPANET
Menghitung dimensi thrust block setiap jenis aksesoris pipa dan menggambar dengan AUTOCAD
Gambar 2 Metodologi Penyusunan Makalah Teori Dasar Dalam pembangunan sistem distribusi air minum, diperlukan suatu penyangga yang disebut thrust block. Menurut James Hardie (1979), thrust block digunakan untuk mencegah pergerakan pada aksesoris-aksesoris pipa apabila diberikan tekanan pada pipa-pipa tersebut dengan menetralkan resultan-resultan yang bermuatan tidak seimbang. Thrust block berfungsi untuk mengirimkan muatan yang dikenakan oleh pipa pada mereka ke dalam tanah atau batu yang berdekatan dengan thrust block. Thrust block dibutuhkan dimanapun sistem perpipaan saat terdapat perubahan arah, perubahan diameter pipa, di akhir pipa, pada katup-katup, dan pada wilayah dengan kondisi tanah tidak stabil. Untuk keperluan desain, total head pada aksesoris yang harus diambil adalah nilai yang lebih besar antara nilai maksimum yang
disarankan tekanan kerja dari kelas pipa yang relevan ataupun tekanan uji lapangan. Desain thrust block didasarkan pada statika sederhana dan tidak tergantung pada jenis bahan dinding pipa (Jeyapalan dan Rajah, 2007). Gaya dorong, yang biasanya dikendalikan oleh ketentuan massa thrust block beton, tergantung pada tekanan internal, ukuran pipa, dan sudut defleksi belokan (Chau dan Ng, 1996). Rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung gaya resultan berdasarkan jenis aksesoris pipa menurut James Hardie (1979) dijelaskan sebagai berikut. a) Bend (Belokan) (1) Dimana : R = resultant thrust (N) P = tekanan (Pa) A = luas area (m2) = massa jenis (kg/m3) Q = debit aliran (m3/s) v = kecepatan aliran (m/s) = sudut belokan (derajat) Oleh karena head kecepatan dapat diabaikan pada mayoritas sistem penyediaan air minum, rumus di atas dapat dikurangi menjadi : (2) Dimana : H = total head (m) D = diameter pipa eksternal (mm) R’ = gaya resultan (kN) b) Tee atau Closed End Nilai dari resultant thrust dapat ditentukan dari : (3) Dimana : H = total head (m) D = diameter pipa eksternal (mm) R’ = gaya resultan (kN) Besar dari thrust ini sama dengan thrust untuk aksesoris bend (belokan) dengan sudut 60°. c) Tapers (Reducer) (4) Dimana : H = total head (m) D1 = diameter pipa eksternal yang lebih besar (mm) D2 = diameter pipa eksternal yang lebih kecil (mm) R’ = gaya resultan (kN) Besar dari thrust ini dapat diperoleh dengan menggunakan perbedaan dari dua thrust untuk closed ends dari dua diameter yang bersambung.
Untuk menahan gaya dorong horizontal atau vertikal ke bawah pada sebuah aksesoris, thrust block seharusnya memiliki permukaan penunjang yang cukup besar untuk memungkinkan gaya dorong dapat didistribusikan ke seluruh area tanah atau bebatuan yang mampu menyangga tekanan tersebut. Untuk gaya dorong horizontal, nilai kemampuan tanah yang aman, dimana penutup pipa adalah 450 mm atau lebih, diberikan pada Tabel 1. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai kemampuan tanah adalah : (5) Dimana : W = gaya resultan (kgf) A = luas permukaan thrust block (m2) Tabel 1 Nilai Kemampuan Tanah Berdasarkan Jenis Bahan Kemampuan Tanah (kPa) Tanah bahan pembakar, running sand, muck, abu, dll 0 Soft clay 50 Medium clay, sandy loam 100 Pasir dan kerikil, hard clay 150 Pasir dan kerikil disemen dengan lempung 200 Batuan 240 Sumber : James Hardie, 1979
HASIL DAN PEMBAHASAN Periode perencanaan sistem distribusi yang diperoleh berdasarkan perhitungan proyeksi penduduk, fasilitas umum, dan kebutuhan air minum adalah 2013 – 2018. Jalur distribusi air minum di wilayah pelayanan didesain dengan program EPANET 2.0 ditunjukkan pada Gambar 3 dan data output dari perhitungan EPANET ditunjukkan pada Tabel 2.
Gambar 3 Jalur Distribusi Wilayah Pelayanan
Tabel 2 Data Output EPANET Lekiv (m)
Q (m3/s)
C
C koreksi *)
v (m/s)
D (m)
Dpasaran baru (in)
Unit HL(ft/Kft)
HL total (m)
Friction Factor Darcy Wisbach
-
Res
770
1
Res
A
680
3675
4042,5
0,52
140
141,40
1,79
0,61
24
3,7
14,96
0,014
2
A
B
685
1862,5
2048,75
0,23
151
152,51
1,12
0,51
20
1,67
3,42
0,014
3
B
C
704
1175
1292,5
0,02
149
147,51
0,90
0,15
6
4,84
6,26
0,018
4
C
D
715
1225
1347,5
0,01
149
147,51
0,61
0,15
6
2,37
3,19
0,019
5
B
E
675
1350
1485
0,20
151
152,51
0,98
0,51
20
1,32
1,96
0,014
6
E
F
672
375
412,5
0,02
149
147,51
0,66
0,20
8
1,92
0,79
0,018
7
F
G
669
350
385
0,01
148
146,52
0,82
0,13
5
5,15
1,98
0,019
8
E
Y
661
4750
5225
0,17
151
152,51
1,29
0,41
18
2,83
14,79
0,014
9
Y
H
660
925
1017,5
0,03
150
148,50
0,85
0,23
9
2,68
2,68
0,016
10
H
O
661
2400
2640
0,03
149
150,49
0,98
0,20
8
3,92
10,35
0,016
11
O
I
664
2600
2860
0,02
149
147,51
0,65
0,20
8
1,87
5,35
0,018
12
I
J
668
850
935
0,01
149
147,51
0,37
0,20
8
0,68
0,64
0,019
13
J
K
670
962,5
1058,75
0,00
148
146,52
0,40
0,10
4
1,77
1,87
0,021
14
Y
Z
663
862,5
948,75
0,13
151
149,49
0,81
0,46
18
1,08
1,02
0,015
15
Z
R
663
300
330
0,03
149
147,51
0,80
0,20
8
2,78
0,92
0,017
16
R
N
668
1250
1375
0,02
148
149,48
1,33
0,13
5
12,07
16,60
0,017
17
N
Q
668
100
110
0,01
148
146,52
0,73
0,10
4
5,41
0,60
0,02
18
S
Q
668
1425
1567,5
0,00
148
146,52
0,38
0,10
4
1,56
2,45
0,021
19
AA
S
677
175
192,5
0,01
149
147,51
0,42
0,20
8
0,85
0,16
0,019
20
Z
P
665
1400
1540
0,11
151
149,49
0,82
0,41
16
1,28
1,97
0,015
21
P
AC
666
1500
1650
0,10
150
148,5
0,75
0,41
16
1,1
1,82
0,015
22
AC
U
669
475
522,5
0,07
150
151,5
0,92
0,30
12
2,16
1,13
0,015
23
U
T
677
2225
2447,5
0,06
150
151,5
1,12
0,25
10
3,82
9,35
0,015
24
T
AA
677
425
467,5
0,05
150
151,5
0,93
0,25
10
2,71
1,27
0,016
25
AA
AB
678
75
82,5
0,03
150
148,5
0,82
0,23
9
2,49
0,21
0,017
26
AC
X
678
3950
4345
0,03
150
148,5
0,60
0,25
10
1,24
5,39
0,017
27
X
W
685
1825
2007,5
0,02
149
150,49
0,96
0,15
6
5,27
10,58
0,017
28
W
V
686
350
385
0,01
148
146,52
0,58
0,13
5
2,65
1,02
0,02
29
AB
V
686
3150
3465
0,00
148
146,52
0,36
0,10
4
1,46
5,06
0,022
30
AB
M
679
525
577,5
0,03
150
148,5
0,75
0,23
9
2,11
1,22
0,017
31
M
L
670
1550
1705
0,02
149
147,51
0,57
0,20
8
1,48
2,52
0,018
32
L
K
670
375
412,5
0,01
149
147,51
0,41
0,15
6
1,16
0,48
0,02
Elevasi Tanah
Ke
Pipa
Dari
L (m)
Junction
*) Sumber: P.A. Lamont, 1981
Berdasarkan data dimensi pipa pada Tabel 2, dapat dihitung nilai gaya resultan dari setiap jenis peruntukkan thrust block dengan rumus (2), (3), dan (4). Tekanan yang digunakan dalam pengetesan pipa pada setiap titik adalah 100 m. Namun, digunakan faktor keamanan
1,5 agar konstruksi thrust block lebih aman dalam menahan tekanan yang mengalir dalam pipa sehingga tekanan yang digunakan bernilai 150 m atau 15 kg/cm2. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Nilai Gaya Resultan Setiap Jenis Thrust Block W (kN) Diameter Pipa (mm)
W (kgf)
Bend 90
45
22,5
11,25
Tee
Bend 90
45
22,5
11,25
Tee
100
16,33
8,84
4,51
2,26
11,55
1665,62
901,43
459,54
230,88
1177,77
125
25,52
13,81
7,04
3,54
18,05
2602,53
1408,48
718,04
360,76
1840,27
150
36,75
19,89
10,14
5,09
25,99
3747,65
2028,21
1033,97
519,49
2649,99
200
65,34
35,36
18,03
9,06
46,20
6662,48
3605,71
1838,18
923,53
4711,09
225
82,69
44,75
22,81
11,46
58,47
8432,21
4563,48
2326,44
1168,85
5962,47
250
102,09
55,25
28,17
14,15
72,19
10410,13
5633,92
2872,15
1443,02
7361,07
300
147,01
79,56
40,56
20,38
103,95
14990,59
8112,85
4135,89
2077,95
10599,95
400
261,35
141,44
72,11
36,23
184,80
26649,94
14422,84
7352,70
3694,14
18844,35
450
330,77
179,01
91,26
45,85
233,89
33728,83
18253,91
9305,76
4675,39
23849,88
500
408,35
221,00
112,66
56,60
288,75
41640,53
22535,69
11488,60
5772,09
29444,30
Diameter Pipa Reducer (mm)
W (kN)
W (kgf)
600
500
127,05
12955,49
500
450
54,86
5594,42
500
200
242,55
24733,21
500
150
262,76
26794,31
450
400
49,09
5005,53
450
225
175,42
17887,41
450
200
187,69
19138,79
400
300
80,85
8244,4
400
250
112,61
11483,28
300
250
31,76
3238,87
250
225
13,72
1398,6
250
200
25,99
2649,99
250
150
46,2
4711,09
225
200
12,27
1251,38
225
100
46,92
4784,7
200
150
20,21
2061,1
200
125
28,15
2870,82
200
100
34,65
3533,32
150
125
7,94
809,72
150
100
14,44
1472,22
125
100
6,5
662,5
Untuk mendapatkan luas permukaan thrust block, digunakan data dimensi thrust block suatu proyek Departemen Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat. Dengan menggunakan rumus (5) pada teori dasar, maka dapat diperoleh nilai kemampuan tanahnya yang dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Nilai Kemampuan Tanah Bend (mm) (*) Kemampuan Tanah (kg/m2) D pipa (mm) 90 45 90 45 a b a b 400 500 400 350 8328,11 6438,77 100 450 600 450 450 13880,18 10015,86 150
Sumber : (*) Departemen Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat, 1985 Berdasarkan data pada Tabel 4, terdapat empat nilai kemampuan tanah yang berbeda-beda. Nilai kemampuan tanah yang digunakan dalam perhitungan thrust block adalah nilai terkecil dengan anggapan menggunakan kondisi tanah yang terburuk, yaitu 6438,77 kg/m2. Dengan menggunakan rumus (5), dapat dihitung luas permukaan dan dimensi thrust block yang ditunjukkan pada Tabel 5. Dimensi thrust block diusahakan agar tidak memiliki dimensi yang jauh berbeda antara panjang dan lebarnya. Tabel 5 Luas Permukaan dan Dimensi Thrust Block Diameter Pipa (mm)
A (m2)
Bend (mm) Tee (mm)
Bend
90
45
22,5
11,25
Tee 90
45
22,5
11,25
b
a
b
a
b
a
b
a
b
a
100
0,259
0,140
0,071
0,036
0,183
520
500
400
350
290
250
240
150
460
400
125
0,404
0,219
0,112
0,056
0,286
650
625
420
425
250
325
250
225
550
525
150
0,582
0,315
0,161
0,081
0,412
780
750
580
550
210
400
330
250
690
600
200
1,035
0,560
0,285
0,143
0,732
1040
1000
800
700
580
500
410
350
870
850
225
1,310
0,709
0,361
0,182
0,926
1170
1125
860
825
630
575
430
425
1010
925
250
1,617
0,875
0,446
0,224
1,143
1300
1250
980
900
690
650
500
450
1090
1050
300
2,328
1,260
0,642
0,323
1,646
1560
1500
1150
1100
810
800
590
550
1320
1250
400
4,139
2,240
1,142
0,574
2,927
2070
2000
1550
1450
1090
1050
770
750
1730
1700
450
5,238
2,835
1,445
0,726
3,704
2330
2250
1720
1650
1210
1200
860
850
1950
1900
500
6,467
3,500
1,784
0,896
4,573
2590
2500
1900
1850
1380
1300
1000
900
2180
2100
Diameter Pipa Reducer (mm)
A (m2)
Dimensi (mm) a
b
c
d
600
500
2,012
1400
1400
2210
1810
500
450
0,869
1300
1300
1710
1510
500
200
3,841
1300
1300
2740
2020
500
150
4,161
1300
1300
2840
2070
450
400
0,777
1150
1150
1560
1360
450
225
2,778
1150
1150
2350
1750
450
200
2,972
1150
1150
2420
1790
400
300
1,280
1100
1100
1750
1430
400
250
1,783
1100
1100
1960
1530
300
250
0,503
800
800
1170
990
250
225
0,217
750
750
930
840
250
200
0,412
750
750
1070
910
250
150
0,732
750
750
1280
1020
225
200
0,194
725
725
900
810
225
100
0,743
725
725
1280
1000
200
150
0,320
500
500
850
680
200
125
0,446
500
500
960
730
200
100
0,549
500
500
1040
770
150
125
0,126
450
450
620
540
150
100
0,229
450
450
730
590
125
100
0,103
425
425
570
500
Berdasarkan data dimensi pada Tabel 5, maka gambar desain thrust block sesuai aksesoris yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 4, 5, 6 dan 7.
Gambar 4 Thrust Block untuk Aksesoris Tee: Tampak Atas (Kiri) dan Potongan A-A (Kanan)
Gambar 5 Thrust Block untuk Aksesoris Bend Tipe I: Tampak Atas (Kiri) dan Potongan B-B (Kanan)
(a)
(c)
(e)
(b)
(d)
(f)
Gambar 6 Thrust Block untuk Aksesoris Bend Tipe II (a, c, e) dan III (b, d, f) : (a) & (b) Tampak Samping Kenaikan Pipa, (c) & (d) Tampak Samping Penurunan Pipa, (e) Potongan C-C, (f) Potongan D-D
Gambar 7 Thrust Block untuk Aksesoris Reducer: Tampak Atas (Kiri) dan Potongan E-E (Kanan)
KESIMPULAN Dimensi thrust block pada jalur distribusi air minum Kecamatan Soreang, Katapang, Margahayu, dan Margaasih untuk setiap jenis aksesoris pipa adalah sebagai berikut. Bend (mm) Tee (mm) Diameter Pipa (mm)
90
45
22,5
11,25
b
a
b
a
b
a
b
a
b
a
100
520
500
400
350
290
250
240
150
460
400
125
650
625
420
425
250
325
250
225
550
525
150
780
750
580
550
210
400
330
250
690
600
200
1040
1000
800
700
580
500
410
350
870
850
225
1170
1125
860
825
630
575
430
425
1010
925
250
1300
1250
980
900
690
650
500
450
1090
1050
300
1560
1500
1150
1100
810
800
590
550
1320
1250
400
2070
2000
1550
1450
1090
1050
770
750
1730
1700
450
2330
2250
1720
1650
1210
1200
860
850
1950
1900
500
2590
2500
1900
1850
1380
1300
1000
900
2180
2100
a
b
c
d
e
Diameter Pipa Reducer (mm) 600
500
1400
1400
2210
1810
300
500
450
1300
1300
1710
1510
300
500
200
1300
1300
2740
2020
300
500
150
1300
1300
2840
2070
300
450
400
1150
1150
1560
1360
300
450
225
1150
1150
2350
1750
300
450
200
1150
1150
2420
1790
300
400
300
1100
1100
1750
1430
300
400
250
1100
1100
1960
1530
300
300
250
800
800
1170
990
300
250
225
750
750
930
840
200
250
200
750
750
1070
910
200
250
150
750
750
1280
1020
200
225
200
725
725
900
810
200
225
100
725
725
1280
1000
200
200
150
500
500
850
680
200
200
125
500
500
960
730
200
200
100
500
500
1040
770
200
150
125
450
450
620
540
200
150
100
450
450
730
590
200
125
100
425
425
570
500
200
DAFTAR PUSTAKA Al Layla, M., A. Shamim, dan E. Joe. 1980. Water Supply Engineering Design. Ann-Arbor Science, Michigan, hal. 71-78 Babbit, Harold E., James J. Doland, dan John L Cleasby. 1959. Water Supply Engineering. McGraw-Hill Book Company, Inc., hal. 289-346. Chau, K.W. dan Vitus Ng. 1996. A Knowledge-Based Expert System for Design of Thrust Blocks for Water Pipelines in Hongkong. J Water SRT – Aqua, Vol. 45, No. 2, hal. 96-99. Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya. 1985. Gambar Standar Thrust Block Proyek Air Bersih Ibukota Kecamatan. Giles, Ranald V. dan Herman Widodo Soemitro. 1977. Teori dan Soal-Soal Mekanika Fluida & Hidraulika (SI-Metrik). Jakarta: Erlangga. Hardie, James. 1979. Hardie’s Textbook of Pipeline Design. Macarthur Press Pty. Ltd., hal. (4-26). Jeyapalan, J.K. dan S.K. Rajah. 2007. Unified Approach to Thrust Restraint Design. Journal of Transportation Engineering ASCE 1(57), hal. 57-61. Lamont, P.A. 1981. Common Pipe Flow Formulas Compared with the Theory of Roughness. Journal AWWA, Vol. 73, No. 5, hal. 274. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Walski, Thomas M. 1984. Analysis of Water Distribution Systems. Van Nostrand Reinhold Company Inc, hal. 35-36 dan 97-132.