Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional
©Teknik Sipil Itenas | No. x | Vol. Xx Agustus 2015
Desain Pelabuhan Penyeberangan di Desa Lumbi Lumbia, Kecamatan Buko Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah ANTONI SINAGA1., YATI MULIATI2., FACHRUL MADRAPRYA2 1)
Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2) Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional
Email:
[email protected] ABSTRAK
Daerah Banggai Kepulauan sangat membutuhkan pembangunan fasilitas pelabuhan untuk mengembangkan daerah dan menjangkau pulau-pulau terpencil di sekitar daerah Banggai Kepulauan. Berdasarkan angka pertumbuhan penduduk yang semakin besar tiap tahunnya, maka Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan berencana mengembangkan suatu pelabuhan penyeberangan. Studi desain ini bertujuan untuk mendesain pelabuhan penyeberangan sampai tahap jangka panjang serta menyajikan rancangan tata letak pelabuhan penyeberangan di Buko Selatan. Penggunaan jenis kapal dalam perencanaan ini melakukan perhitungan menurut pertumbuhan penduduk. Dimana pertumbuhan penduduk sangat mempengaruhi penggunaan jenis kapal yang akan digunakan. Dalam skenario ini, kapal yang digunakan kapal 300 GRT untuk semua tahap pengembangan dengan elevasi dermaga yang terletak pada ketinggian 3,93 m dan tidak perlu dilakukannya pengerukan, karena perencanaan pembangunan dermaga ini terletak pada kedalaman 5 m. Perencanaan ini menggunakan dermaga dengan tipe trestle untuk mencapai kedalaman yang telah direncanakan dan mengingat tunggang pasut yang cukup tinggi yaitu 2,73 m maka sistem bongkar-muat yang digunakan adalah jenis movable bridge.. Kata kunci : Pelabuhan Penyeberangan, Kapal, Transportasi. ABSTRACT Banggai archipelago area need the construction of port facilities to develop it’s region and reach the remote islands of the around of Banggai Archipelago. Based on the growth of population rate that increasing every year, the Banggai Archipelago Government plans to develop a ferry ports. This design study purpose to design a ferry port for the long term as well as presenting a draft of ferry ports layout in South Buko. The use of this type of vessel in planning calculating according to population growth. Where population growth greatly affect the use of the type of shipsto be used. In this scenario, the ship used ship of 300 GRT for all stage of development with elevation pier located at a height of 3.93 m and does not need dredging, because wharf construction planning lies at a depth of 5 m. For the location of the harbor crossing in the Lumbi Lumbia village planning use the dock with the type trestle to reach the planned depth and riding in this considering the tide is quite high, 2.73 m, the unloading system used is a type of movable bridge. Keyword : Ferry Port, Ship, Transportation.
Reka Racana- 1
Sinaga, A., Muliati, Y., Madraprya, F
1. PENDAHULUAN Buko Selatan merupakan salah satu pulau dari barisan kepulauan yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah. Masih kurangnya akses transportasi antar pulau menyebabkan masyarakat di Desa Lumbi Lumbia mendapatkan kesulitan dalam melakukan penyeberangan ke pulau lainnya. Melihat angka pertumbuhan penduduk yang semakin besar tiap tahunnya, maka Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan berencana mengembangkan suatu pelabuhan penyeberangan, dimana pengembangan pelabuhan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejaterahan masyarakat sekitar baik dalam segi ekonomi dan sosial. 2. METODE KAJIAN Metode pengkajian yang dilakukan dalam penyusunan laporan ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: Studi literatur berkaitan dengan disain dan pengembangan pelabuhan. Pengumpulan data sekunder meliputi, data pasang surut, batimetri dan topografi, klimatologi, arus, data prediksi angkutan penyeberangan. Analisis data yang terkait dengan, analisis pasang surut, angin, gelombang dan transformasi gelombang, analisis pergerakan penumpang dan barang. Perencanaan pelabuhan diantaranya, masukan dan saran rencana induk pelabuhan. Metode pengkajian yang dilakukan dalam penyusunan laporan ini disajikan pula dalam bentuk kerangka kegiatan pada Gambar 1.
Gambar 1 Metode penelitian
Reka Racana-2
Desain Pelabuhan Penyeberangan di Desa Lumbi Lumbia Kecamatan Buko Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah
3. DATA PELABUHAN 3.1 Kondisi Lingkungan Secara geografis, Kabupaten Banggai Kepulauan terletak antara 1° 06’' 30" Lintang Selatan sampai dengan 2° 20' 00" Lintang Selatan dan 122° 40' 00" Bujur Timur sampai dengan 124° 13' 30" Bujur Timur di Jazirah Timur Laut Pulau Sulawesi. Berikut batas wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan diantaranya, di sebelah timur berbatasan dengan Laut Maluku, di sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Tolo, di sebelah barat berbatasan dengan Teluk Peling, di sebelah utara berbatasan dengan Teluk Tomini
Gambar 2 Peta Lokasi Studi 3.2 Kondisi Klimatologi
Indonesia hanya dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Hal tersebut juga berlaku di Kabupaten Banggai Kepulauan. tahun 2011 suhu udara rata-rata yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Kelas III Bubung di Luwuk berkisar antara 26,1°C sampai 28,9°C. Suhu udara maksimum terjadi di bulan November, yaitu sebesar 31,6°C. Sedangkan suhu udara minimum terjadi di bulan Juli, yaitu sebesar 23,5°C. Rata-rata kelembaban udara relatif pada Stasiun Meteorologi Bubung pada tahun 2011 berkisar antara 77% (November) dan 83% (Juni). 3.3 Kondisi Topografi Kemiringan 0-2% sekitar 12,52% dari luas wilayah. Kondisi tanah seperti ini sangat potensial dimanfaatkan untuk kegiatan usaha pemukiman, kemiringan 2-15% sekitar 13,47% dari luas wilayah. Potensi dimanfaatkan untuk berbagai jenis usaha, namun diperlukan usaha Reka Racana- 3
Sinaga, A., Muliati, Y., Madraprya, F
konservasi tanah dan air, kemiringan 15-40% sekitar 37,26% dari luas wilayah. Penggunaan tanah kemiringan ini cukup rawan dan tidak layak untuk budidaya tanaman kondisi pertanian sebaliknya yang dipilih sekaligus berfungsi sebagai konservasi, kemiringan di atas 40% sekitar 36,75% dari luas wilayah. Sangat potensial terkena erosi, hanya layak dimanfaatkan untuk kawasan hutan lindung. 3.4 Angin Lokasi Buko Selatan mempunyai arah dan kecepatan angin yang sama. Data angin yang didapat dari lokasi Palu, dimana arah angin dominan yaitu dari arah Utara dengan kecepatan 10 m/dtk. 3.5 Gelombang Gelombang yang terjadi di Buko Selatan datang dari arah utara, gelombang ini diramalkan dari BMKG Palu dengan tinggi gelombang (Hs) =0.3880 m, dan periode gelombang (Ts) = 2,5391 m. Gelombang ini diperkirakan untuk periode ulang 25 tahun. Hasil perhitungan yang dilakukan ini menggunakan aplikasi SMADA (Analysis Distribution), dimana data yang digunakan dalam aplikasi ini adalah data tinggi gelombang maksimum dan periode gelombang maksimum yang telah dirataratakan. 3.6 Pasang Surut Pasang surut mempengaruhi penentuan asang kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan serta tinggi dan elevasi dermaga. Dalam analisis yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 1. Elevasi Acuan Terhadap LWS
Elevasi-elevasi acuan relatif terhadap LWS (cm) Highest High Water Level (HHWL) : 273,83 Mean High Water Spring (MHWS) : 244,12 Mean High Water Level (MHWL) : 183,73 Mean Sea Level (MSL ) : 141,22 Mean Low Water Level (MLWL) : 95,94 Mean Low Water Spring (MLWS) : 10,82 Lowest Low Water Level (LLWL ) : 0,00 Tunggang pasang (cm): 273,83 4. PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Fasilitas Laut Ada beberapa hal yang diperhitungkan dalam merencanakan fasilitas laut pelabuhan penyeberangan. Hal-hal tersebut diantaranya, perencanaan kolam pelabuhan yang terdiri dari luas kolam pelabuhan dan kedalaman kolam pelabuhan, perencanaan dermaga yang terdiri dari tipe dermaga, panjang dermaga, arah dermaga dan elevasi dermaga, perencanaan alur pelayaran yang terdiri dari lebar alur pelayaran dan kedalaman alur pelayaran, perencanaan bongkar-muat penumpang dan barang yang terdiri dari perencanaan fender dan bollar.
Reka Racana-4
Desain Pelabuhan Penyeberangan di Desa Lumbi Lumbia Kecamatan Buko Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah
4.1.1 Dermaga Dalam perencanaan dermaga, hal-hal yang harus diperhatikan adalah tipe dermaga, elevasi dermaga, arah dermaga, panjang dermaga, dan lebar dermaga. 1. Tipe Dermaga Berdasarkan kondisi bathimetri di lokasi rencana pelabuhan, kedalaman yang diperlukan agar kapal dapat bersandar dengan baik harus dilakukan pengerukan. Pada perencanaan pelabuhan di Desa Lumbi Lumbia, tipe dermaga yang direncanakan adalah tipe dermaga dolphin dengan menggunakan trestle. Hal ini dipilih untuk mengurangi volume pengerukan dan posisi sandar kapal pada kedalaman mendekati kedalaman kolam yang dibutuhkan. 2. Elevasi Dermaga Elevasi dermaga atau tinggi dek dermaga mempunyai tinggi jagaan berkisar antara 0,3 – 1 m. Dengan mempertimbangkan terjadinya pemanasan global, sehingga permukaan air laut meningkat, maka elevasi dermaga yang direncanakan adalah sebagai berikut :
3. Panjang Dermaga Perhitungan kebutuhan panjang dermaga dengan jumlah kapal yang sandar 1 adalah sebagai berikut :
4. Lebar Dermaga Pertimbangan penting dalam menentukan lebar dermaga adalah adanya ruang gerak yang cukup agar kegiatan naik turunnya penumpang dapat berlangsung dengan baik. Mengacu pada pertimbangan tersebut, perencanaan lebar dermaga adalah 8 m dengan rincian 4 m untuk lajur mobil, 1 m untuk lajur motor, dan 0,5 m untuk pejalan kaki. 5. Arah Dermaga Berdasarkan kondisi arus dominan di lokasi rencana pelabuhan, maka arah dermaga diusahakan sejajar dengan arah arus dominan dengan posisi berlawanan arah merapat kapal dan juga lambung kapal pada saat bersandar tidak tegak lurus arah gelombang dominan. Oleh karena itu, dermaga menghadap ke arah utara sehingga kapal dapat bersandar pada lokasi yang cukup aman. 4.1.2 Alur Pelayaran Perairan di sekitar alur harus cukup tenang terhadap pengaruh gelombang dan arus laut. Perencanaan alur pelayaran didasarkan pada ukuran kapal terbesar yang akan masuk ke kolam pelabuhan. 1) Kedalaman Alur
Reka Racana- 5
Sinaga, A., Muliati, Y., Madraprya, F
2) Lebar Alur Alur pelayaran dengan 1 jalur :
4.1.3 Kolam Pelabuhan 1) Kolam Putar Kapal masuk dengan cara memutar, maka jari-jari kolam putar adalah A = N x π x D4/4 A = 1 x π x (3x40,5)4/4 A = 117,86 m2 2) Kedalaman Kolam Pelabuhan Kedalaman kolam pelabuhan yang dibutuhkan untuk perencanaan pelabuhan ini adalah -3,5 m. 4.1.4 Fasilitas Tambat Dermaga direncanakan dilengkapi dengan 2 mooring dolphin yang masing-masing dilengkapi bollard dan 3 breasthing dolphin yang masing-masing dilengkapi fender dan bollard untuk fasilitas tambat kapal. 4.1.5 Fasilitas Bongkar Muat Fasilitas bongkar muat pada pelabuhan penyeberangan di Desa Lumbi Lumbia menggunakan movable bridge. Pemilihan tipe movable bridge ini dikarenakan tunggang pasut yang cukup tinggi, yaitu setinggi 2,7383 m. Syarat penggunaan tipe movable bridge ini adalah 2 m – 4 m, dimana yang telah tercantum di surat keputusan dirtjend2681 tahun 2006, tentang persyaratan penggunaan movable bridge. Hasil dari perencanaan fasilitas laut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil Perhitungan Fasilitas Laut Pelabuhan Penyeberangan
Item
BUKO SELATAN
Kondisi Pengembangan
Lokasi
Jenis Kapal Tipe Dermaga Arah Dermaga Panjang Dermaga (m) Elevasi Dermaga (m) Lebar Alur Pelayaran (m) Kedalaman Alur Pelayaran (m) Luas Kolam Putar (m) Kedalaman Kolam Putar (m) Jenis Bongkar Muat Jenis Fender
Tahap Awal - Tahap Jangka Panjang 300 GRT Trestle Selatan 55 3.9323 124.5 4.059 118 -3.5 Movable brigde AD 250
4.2 Perencanaan Fasilitas Darat Ada beberapa hal yang di perhitungkan dalam merencanakan fasilitas darat pelabuhan penyeberangan. Hal-hal tersebut adalah : perencanaan kebutuhan luas gedung terminal, perencanaan kebutuhan luas fasilitas telekomunikasi, perencanaan kebutuhan BBM untuk kapal, perencanaan kebutuhan air bersih, perencanaan kebutuhan luas lahan parkir untuk Reka Racana-6
Desain Pelabuhan Penyeberangan di Desa Lumbi Lumbia Kecamatan Buko Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah
kendaraan penyeberangan, perencanaan Kebutuhan Luas Lahan Parkir untuk Kendaraan Antar-Jemput. 4.2.1 Areal Gedung Terminal Perkiraan kebutuhan gedung terminal di Desa Lumbi Lumbia akan dihitung berdasarkan proyeksi penduduk hingga tahun 2041 kapasitas penumpang pada kapal rencana. - Pelabuhan di Desa Lumbi Lumbia tergolong pelabuhan perintis. - Frekuensi kedatangan kapal hanya 1 kali dalam 1 minggu. - Luas gedung terminal :
4.2.2 Areal Parkir Kendaraan Penyeberang Kebutuhan areal parkir kendaraan penyeberang berdasarkan pada unit kendaraan terbesar yang kemungkinan akan menyeberang yaitu truk 4 ton dan jumlah kendaraan dalam kapal rencana. Luas total areal parkir untuk kendaraan menyeberang :
4.2.3 Areal Parkir Kendaraan Antar/Jemput Kebutuhan areal parkir kendaran antar/jemput berdasarkan pada unit kendaraan penumpang yang akan mengantar/menjemput dan kapasitas penumpang berdasarkan proyeksu penduduk hingga 2041. Luas total areal parkir kendaraan antar/jemput :
4.2.4 Areal Fasilitas Bahan Bakar Menurut KM No.58 Tahun 2003 rasio kebutuhan BBM untuk kapal ferri adalah 0,13 liter/PK/jam. Tetapi tidak ditemukan data pemakaian daya mesin (PK) untuk kapal yang di rencanakan. Oleh karena itu kebutuhan BBM untuk kapal ferry per 24 jam diasumsikan 30.000 liter dan untuk koefisien keamanan diambil 1,4. Maka kebutuhan BBM kapal ferry ditambah dengan koefisien keamanan adalah: 30.000 x 1,4 x 1 = 42.000 liter Diambil dimensi tangki dengan diameter 5 meter dan tinggi 4 meter, maka volume yang dapat ditampung oleh tangki yaitu: V = (¼) x π x 52 x 4 = 78,54 m3 Karena kebutuhan BBM untuk kapal penyeberangan dalam sehari adalah 42 m3 dan volume untuk satu tangki BBM adalah 78,54 m3, maka dalam perencanaan pelabuhan penyeberangan dibutuhkan 1 tangki BBM. 4.2.5 Areal Fasilitas Air Bersih Dalam menghitung fasilitas air bersih dapat dilihat dari kapasitas penumpang dari tiap kapal, jumlah crew kapal dan jumlah pegawai perkantoran. Menurut KM 58 Tahun 2003 kebutuhan air satu orang adalah 200 liter. Jumlah crew kapal < 1300 GRT adalah 5 orang yang terdiri dari satu orang nahkoda, satu orang mualim, satu orang operator radio, satu orang juru mudi dan satu orang koki. Jumlah pegawai perkantoran untuk kantor cabang menurut PT. Reka Racana- 7
Sinaga, A., Muliati, Y., Madraprya, F
Pelindo adalah 20-25 orang, maka diambil jumlah maksimum yaitu 25 orang. Berikut adalah perhitungan fasilitas air bersih yang dibutuhkan dalam perencanaan pelabuhan penyeberangan ini. Kebutuhan air bersih tiap kapal, Kapal 300 GRT = (300+5)x 200 = 61000 liter atau 61 m3 Kebutuhan air untuk gedung terminal, Kapasitas untuk gedung terminal adalah 300 orang dengan asumsi satu penumpang dengan 2 orang pengantar/penjemput, maka air yang dibutuhkan yaitu sebesar V = ((300 orang x 3 orang)+ 25 orang) x 200 liter V = 185.000 liter atau 185 m3 Maka total kebutuhan air bersih total pada perencanaan pengembangan pelabuhan jangka panjang ini adalah 185 m3 + 61 m3 = 246 m3. Diambil dimensi tangki dengan diameter 6 meter dan tinggi 5 meter, maka volume yang dapat ditampung oleh tangki yaitu: V = (¼) x π x 62 x 5 = 141,3 m3 Maka dibutuhkan tangki air bersih sebanyak : n = 246 m3 / 141,3 m3 = 1,74 buah atau 2 buah. Hasil dari perencanaan fasilitas darat dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Perhitungan Fasilitas Darat Pelabuhan Penyeberangan
BUKO SELATAN
Lokasi
Kondisi Pengembangan
Item Jenis Kapal Luas Gedung Terminal (m2)
Tahap Awal - Tahap Jangka Panjang 300 GRT 1158.3
Fasilitas Telekomunikasi (m2) Fasilitas Air Bersih (buah Tangki) Fasilitas BBM (buah Tangki) Fasilitas Parkir Mobil Penyebrangan (m2)
72 2 1 1215
Fasilitas Parkir Mobil Antar-Jemput (m2)
3240
4.3 Lay Out Perencanaan Pelabuhan Perencanaan pelabuhan penyeberangan di Buko Selatan (Desa Lumbi Lumbia) mempunyai Lay Out dengan perencanaan pelabuhan penyeberangan ini mempuyai pengembangan dengan jenis kapal yang digunakan yaitu 300 GRT. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut. Pada Gambar 3 dijelaskan bahwa gambar dermaga yang lama tidak dihilangkan, tetapi dimanfaatkan menjadi lahan parkir untuk antar jemput dan fasilitas bbm. Pemanfaatan ini bertujuan untuk meminimalisir penggunaan lahan, dimana lokasi perencanaan pelabuhan ini berlokasi di daerah pemukiman warga yang cukup padat, sehingga diupayakan pembebasan lahan sesedikit mungkin. Setelah dilakukan analisis, perencanaan pelabuhan ini direncanakan sampai tahap pengembangan jangka panjang (2041) namun, tahap pengembangan yang direncanakan (pendek, menengah, panjang) tidak mengalami perubahan dalam setiap tahapan. Lay Out pelabuhan penyeberangan di Lokasi Desa Lumbi Lumbia dapat dilihat pada Gambar 3. Reka Racana-8
Gambar 3. Lay out Pelabuhan Penyeberangan di Desa Lumbi Lumbia
Desain Pelabuhan Penyeberangan di Desa Lumbi Lumbia Kecamatan Buko Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah
Reka Racana- 9
Sinaga, A., Muliati, Y., Madraprya, F
4. KESIMPULAN Setelah melakukan analisis, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Perencanaan pelabuhan penyeberangan di Desa Lumbi Lumbia mengacu pada pertumbuhan jumlah penduduk dengan beberapa tahapan pengembangan (awal, menengah, panjang) yang menggunakan jenis kapal 300 GRT. 2. Lokasi perencanaan pelabuhan penyeberangan yaitu di Buko Selatan (Desa Lumbi Lumbia) memanfaatkan dermaga lama disertai dengan pengembangan fasilitas lainnya. 3. Rencana pengembangan fasilitas darat sampai dengan tahap jangka panjang adalah gedung terminal 1158,3 m2, fasilitas telekomunikasi 72 m2, fasilitas air bersih 1 tangki, fasilitas bbm 1 tangki, fasilitas parkir mobil penyebrang 1215 m2, fasilitas mobil antar jemput 3240 m2. 4. Hasil perencanaan fasilitas laut pelabuhan diantaranya, dermaga terletak pada elevasi +3,93 m, untuk mencapai kedalaman kolam pelabuhan yaang dibutuhkan (-3,5 m), maka panjang trestel sampai kedalaman yang dibutuhkan adalah 23 m. Lebar alur pelayaran yang diperoleh dari hasil analisis adalah untuk kapal 300 GRT sebesar 124,5 m. Kedalaman alur untuk kapal 300 GRT sedalam -4,0 m LWS, kondisi batimetri untuk alur pelayaran sedalam -14,0 m sampai -15,0 m, sehingga tidak memerlukan pengerukan. Fasilitas bongkar-muat (Rampway) yang digunakan adalah jenis movable bridge. Jenis fender yang digunakan adalah type arch AD 250 untuk kapal 300 GRT. Mooring dolphin yang digunakan sebanyak 2 buah, bresthing dolphin digunakan sebanyak 3 buah. 5.fDAFTAR RUJUKAN Direktorat Jendral Perhubungan Darat, (2013). KM No 52 Tahun 2004. Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan. (http://www.hubdat.dephub.go.id diakses 8 Juli 2015) Marine International Inc. (2013). Marine Fenders Catalogue. (http://www.maritimeinternational.com/marine_fenders.php diakses 16 Juli 2015) Muliati, Y , (2012), Diktat Kuliah Rekayasa Pantai, Bandung. Muliati, Y dan Syamsudin, 2003, Diktat Kuliah Rekayasa Pelabuhan, Bandung. Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan, (2013). Data Statistik Penduduk dan Kecamatan di Kabupaten Banggai Kepulauan. (http://www. http://bangkepkab.bps.go.id/frontend/ diakses 04 Juli 2015) Triatmojo, B, (1996), Pelabuhan, Beta Offset.
Reka Racana-10