Vol.2 | No.1 | April 2016
Tunas Siliwangi
Halaman 78 – 91
DESAIN PAUD ACCESSIBLE BAGI SEMUA Lenny Nuraeni PGPAUD STKIP Siliwangi Bandung E-mail:
[email protected]
Abstrak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan adalah hak warga negara, t idak t erkecuali pendid ikan di usia dini merupakan hak warga negara dalam mengembangkan potensinya sejak dini. B e r d a s a r k a n b e r b a g a i p e n e l i t i a n b a h w a u s i a d i n i m e r u p a k a n p o n d a s i t e r b a i k dalam mengembangkan kehidupannya d i masa depan. Sela in it u pendidikan diusia d ini dapat mengopt ima lkan kemampuan dasar anak da lam mener ima proses pendidikan di usia-usia berikutnya. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami problema dalam belajar, hanya saja problema tersebut ada yang ringan dan tidak memerlukan perhatian khusus dari orang lain karena dapat diatasi sendiri oleh anak yang bersangkutan dan ada juga yang problem belajarnya cukup berat sehingga perlu mendapatkan perhatian dan bantuan dari orang lain..Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus (student with special needs) membutuhkan suatu strategi tersendiri sesuai dengan kebutuhan masing – masing . Dalam penyusunan progam pembelajaran untuk setiap bidang studi hendaknya guru kelas sudah memiliki data pribadi setiap peserta didiknya. Data pribadi yakni berkaitan dengan karateristik spesifik, kemampuan dan kelemahanya, kompetensi yang dimiliki, dan tingkat perkembanganya. Karakteristik spesifik student with special needs pada umumnya berkaitan dengan tingkat perkembangan fungsional . Karaktristik spesifik tersebut meliputi tingkat perkembangan sensori motor, kognitif, kemampuan berbahasa, ketrampilan diri, konsep diri, kemampuan berinteraksi social serta kreativitasnya. Pendidikan inklusif sebagai suatu trend baru dalam sistem pendidikan hadir sebagai konsekuensi logis dari adanya demokrasi pendidikan dan tegaknya hak asasi manusia di seluruh dunia. Pendidikan inklusif semakin menjadi penting bagi agenda reformasi pendidikan setelah Education For All dideklarasikan. Pendidikan inklusif berimplikasi terhadap sistem persekolahan yang dapat dilihat melalui adanya modifikasi kurikulum dan program pendidikan, metode pembelajaran, media, lingkungan, bahkan sistem evaluasinya, sehingga keberadaan anak berkebutuhan khusus merasa mendapatkan tempat dan layanan pendidikan yang sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhannya. Demikianjuga, implementasi pendidikan inklusif menuntut model layanan bimbingan dan konseling yang efektif sehingga berhasil membawa misinya untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak berkebutuhan khusus secara optimal Kata Kunci: PAUD Accessible Bagi Semua
Pendahuluan
hasil World Education Forum di Dakar, dalam
Sinegal tahun 2000, bahwa penuntasan
penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
EFA diharapkan tercapai pada tahun 2015.
Dasar 9 tahun pada dasarnya disemangati
Seruan ini senafas dengan semangat dan
oleh seruan Intemasional Education for
jiwa pasal 31 Undang-undang Dasar 1945
All
dikumandangkan
tentang hak setiap warga negara untuk
UNESCO. Sebagai kesepakatan global
memperoleh pendidikan dan pasal 32
Kebijakan
(EFA)
pemerintah
yang
78
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 78-91
LJUSPN Nomor 20 tahun 2003 tentang
sekolah-sekolah reguler dapat melayani
Pendidikan
semua
Khusus
dan
Pendidikan
Layanan Khusus.
terutama
mereka
yang
memiliki kebutuhan khusus.
Harus diakui, pendidikan memegang peranan
anak,
penting
dalam
Pendidikan Inklusif merupakan wadah
meningkatlan
yang sangat ideal, yang diharapkan dapat
sumber daya manusia yang unggul dan
mengakomodasi pendidikan bagi semua
kompetitif
menghadapi
terutama anak-anak berkebutuhan khusus
tantangan perubahan dan perkembangan
yang selama ini masih belum terpenuhi
zaman
Untuk
haknya untuk memperoleh pendidikan
mencapai tujuan idealiems pendidikan,
sebagaimana layaknya anak-anak lain.
tentu
Walaupun demikian pendidikan inklusif
dalam
yang
upaya
semakin
diperlukan
membangun
tajam.
komitmen
dalam
kemandirian
dan
secara
berangsur-angsur
sudah
mulai
pemberdayaan yang mampu menopang
diterima sebagai bagian dari upaya yang
kemajuan pendidikan di masa mendatang.
memiliki
Dalam menjalankan idealism tersebut,
mengembangkan kebijakan pendidikan
pemerintah
nasional.
mempunyai
tugas
dan
tanggung jawab untuk merealisasikan visi dan
misi
pendidikan
nasional
kesempatan
itu belajar
yang
dalam
ini adalah: . 1.
pemerataan
Bagi
Peserta
Didik
bisa
mengembangkan potensi diri melalui
anak
proses pembelajaran yang tersedia
berkebutuhan khusus dilandasi dengan
pada jalur dan jenjang pendidikan
pemyataan
tertentu.
Salamanca
bagi
strategis
Adapun tujuan dari pembuatan tugas
reformatif dan berbasis kerakyatan. Sementara
nilai
tahun
1994.
Pemyataan Salamanca ini merupakan
2.
Bagi Guru/tenaga pengajar:mampu
perluasan tujuan Education for All dengan
mengatur
mempertimbangkan pergeseran kebijakan
perencanaan
mendasar
untuk
semua peserta didik sampai pada
pendidikan
tahapan evaluasi serta guru dituntut
yang
menggalakkan
diperlukan
pendekatan
inklusif. Demikianjuga diperkuat oleh
sebagai
Deklarasi
dipercaya
tentang
Indonesia
Menuju
segala
proses
dan
pembelajaran
bagi
figure dan
yang
benar-benar
diyakini
Pendidikan Inklusifyang dicetuskan di
menumbuhkan
Bandung, 11 Agustus 2004. Pendidikan
terhadap
inklusif diharapkan mampu mendorong
mengungkapkan problematikanya. 79
anak
sikap
dalam
didik
kebebasan untuk
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 78-91
Dari hasil penelitian ini penulis berharap
dapat
memberikan
oleh Menteri Pendidikan Nasional pada
manfaat
tanggal 2 Mei 2002.
sebagai berikut: 1) Dari
segi
diharapkan
Kompetensi merupakan perpaduan teoritis,
tulisan
dapat
ini
dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan
memberikan
sikap yang direfleksikan dalam kebebasan
sumbangan bagi pendidikan anak usia
berfikir
dini
dikemukakan oleh McAshan (1981: 54),
2) Dari
segi
praktis,
tulisan
ini
dan
bertindak
seperti
yang
sebagai berikut:
membantu
“…is a knowledge, skills, and abilities or
memberikan memberikan pencerahan
capabilities that a person achieves, which
bagi usaha-usaha yang dilakukan
become part of his or her being to the
dalam
extent he or she can satisfactory perform
diharapkan
dapat
peningkatan
pendidikan
dan
kualitas
pengembangan
particular
sampai usia dewasa dalam bingkai untuk
semua
affective
and
psychomotor behavior”
sumber daya manusia sejak dini
pendidikan
cognitive,
Kompetensi yang harus dikuasai
dan
oleh setiap peserta didik perlu dinyatakan
pendidikan sepanjang hayat.
agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar. Tentunya dengan mengacu pada
Isi Kajian
pengalaman langsung melalui interaksi berbasis
dengan lingkungan di sekitarnya baik
kompetensi yang accessible bagi semua
benda-benda maupun orang. Peserta didik
peserta didik seyogyanya didasarkan pada
perlu mengetahui tujuan akhir belajar dan
kompetensi yang dimiliki oleh setiap
tingkat-tingkat penguasaan yang akan
peserta
digunakan sebagai kriteria pencapaian
Desain
Pembelajaran
didik.
berdasarkan
Desain
ini
kebutuhan
dirancang
nyata
secara eksplisit dan memiliki kontribusi
setiap
peserta didik di lapangan. Penerapan
terhadap
program
sedang dipelajari.
dimaksudkan
berdasarkan untuk
kompetensi
Beberapa
mengembangkan
kompetensi-kompetensi
aspek
atau
ranah
yang
yang
berbagai ranah pendidikan (pengetahuan,
terkandung dalam konsep kompetensi
keterampilan, dan sikap) pada seluruh
menurut
jenjang dan jalur pendidikan. Pola ini
Mulyasa, E 2004: 39) yaitu sebagai
terkait dengan “Gerakan Peningkatan
berikut:
Mutu Pendidikan” yang telah dicanangkan 80
Gordon
(1988:
109
dalam
Tunas Siliwangi
1.
Vol.2, No.1, April 2016: 78-91
Pengetahuan,
merupakan
keterbukaan,
kesadaran dalam bidang kognitif,
melakukan
5.
Sikap, merupakan perasaa senang
identifikasi
tidak senang, suka tidak suka atau
kebutuhan belajar dan bagaimana
reaksi terhadap suati rangsangan
melakukan pembelajaran terhadap
yang datang dari luar. Misalnya,
peserta
reaksi terhadap krisis ekonomi,
didik
sesuai
dengan
kebutuhannya. 2.
dan
sejenisnya.
misalnya seorang guru mengetahui cara
demokratis,
perasaan
Pemahaman,
merupakan
dimiliki
oleh
kenaikan
upah/gaji dan sebagainya.
kedalaman kognitif dan afektif yang
terhadap
6.
Minat,
individu.
adalah
seseorang
kecenderungan
untuk
melakukan
perbuatan.
Misalnya,
Misalnya, seorang guru yang akan
sesuatu
melaksanakan pembelajaran harus
minat untuk mempelajari atau
memiliki pemahaman yang baik
melakukan sesuatu.
tentang karakteristik dan kondisi setiap peserta didik agar dapat
3.
Keterampilan seorang guru seperti
melaksanakan pembelajaran secara
yang
efektif dan efisien.
tersebut,
Kemampuan, adalah suatu yang
berlangsungnya pembelajaran di kelas.
dimiliki
Keterampilan
oleh
individu
melakukan
suatu
pekerjaan
yang
tugas
untuk
akan
pada
Nampak
tersebut
merupakan
hendaknya secara sistematik menyajikan
untuk
alat
Pembelajaran
sederhana
kemudahan
untuk belajar
suatu
berbagai yang
yang
situasi efektif
efektif belajar. adalah
pembelajaran yang mampu mencapai
kepada setiap peserta didik. adalah
saat
dibebankan
guru dalam memilih dan membuat
Nilai,
pada
perilaku guru yang efektif, artinya guru
kompetensi-kompetensi
peraga
pernyataan
atau
kepadanya. Misalnya, kemampuan
member
4.
dinyatakan
sasaran
kompetensi
dengan
standar
memanfaatkan kemampuan, minat dan
perilaku yang telah diyakini dan
kesiapan menerima pembelajaran dari
secara psikologis telah menyatu
setiap peserta didik.
dalam diri seseorang. Misalnya: standar
perilaku
pembelajaran
guru
seperti
Kompetensi-kompetensi
dalam
pembelajaran
kejujuran,
yang
melandasi
sistem suatu
proses pembelajaran efektif hendaknya 81
Tunas Siliwangi
mengacu
Vol.2, No.1, April 2016: 78-91
pada
model
didik, atau sesuatu yang dapat ia
pembelajaran individual. Elemen yang
lakukan. Misalnya berlari, berjalan,
ada
berbicara, menulis, menyusun atau
pada
konseptual
konseptual
pembelajaran
individual meliputi Elicitors, Behaviors,
memasangkan
Reinforces,
permainan
Terminal
Objective
dan
Enroute.
kembali
dengan
bentuk
menjawab pertanyaan, menyimpan
tersebut sangat berperan dalam proses
angka
pembelajaran. Pengertian keenam elemen
dengan
tersebut sebagai berikut:
kemampuan duduk di kursi.
Elicitors (E), merupakan peristiwa atau
kejadian
menimbulkan
yang
atau
3.
pada
suatu
deret
ke
penjumlahan bawah
atau
Reinforces atau Penguatan (R), adalah
dapat
suatu kejadian atau peristiwa yang
menyebabkan
muncul sebagai akibat dari perilaku
perilaku. Elicitors terjadi melalui
dan
peralatan pembelajaran seperti alat
tertentu
bermain atau toys, bentuk permainan
Penguatan dapat berupa peningkatan
edukatif,
tes,
kepuasan dari perilaku untuk masa
gambar-gambar, alat tulis seperti
depan. Terhadap suatu stimulus atau
Crayon. Selain itu, Elicitors dapat
rangsangan yang mengikuti perilaku
juga berupa bentuk-bentuk arahan
yang tidak memuaskan atau yang
atau
tidak sesuai dengan haraan tidak akan
buku,
instrument
perintah,
permintaan,
demonstrasi, atau seperangkat bentuk
2.
papan
permainan atau Puzzle, membaca,
Keenam elemen konseptual model
1.
suatu
arahan
atau
tertentu.
Juga
dengan
berbagai
seperti
senyuman
4.
seseorang
macam
menguatkan
yang
perilaku
dianggap
baik.
diberikan penguatan.
petunjuk-petunjuk melalui
dapat
Entering Behavior atau
Kesiapan
menerima
Sebelum
pembelajaran.
bentuk
guru memulai melakukan kegiatan
tanda
pembelajaran terhadap peserta didik,
persetujuan, atau kerutan dahi sebagai
sangat esensial jika guru mengetahui
tanda tidak setuju. Penyebab perilaku
terlebih dahulu mengenai kesiapan
dapat terjadi
setiap peserta didiknya.
sebagai
oleh salah satu atau
merupakan gabungan dari beberapa
Behavior
elicitors tersebut.
disebabkan
Behaviors
atau
merupakan
kegiatan
perilaku dari
ini
sangat guru
Entering penting harus
(B),
mempertimbangkan secara matang
peserta
dalam menyampaikan beberapa tugas 82
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 78-91
akademik. Hal ini hendaknya dapat
peserta didik sebelum mereka pindah
menjawab
“tugas
ke encourate objective berikutnya.
akademik yang manakah dalam suatu
Model konseptual secara nyata akan
kegiatan belajar yang diterapkan guru
memunculkan suatu proses kegiatan
agar sesuai dengan perilaku-perilaku
pembelajaran.
pembelajaran
pembelajaran, seorang guru akan
pertanyaan
khusus?”
Artinya
mampu
peserta didik agar yang bersangkutan
didiknya berkaitan dengan tingkat
dapat
atau
kemampuan akademik atau tingkat
yang
kemampuan sosial peserta didiknya,
peserta
arah tujuan dari pembelajaran, dan
melakukan tanggapan “perilaku
dimunculkan
oleh
manakah setiap
mengidentifikasi
peserta
didik?” juga “Dengan penguatan atau
langkah-langkah
reinfors (R) yang manakah sehingga
dilakukan untuk mencapai sasaran
untuk dapat memperkuat respon-
yang telah ditentukan sebelumnya.
respon yang diinginkan atau dianggap
yang
perlu
Model dari proses pembelajarannya
berguna?”
memungkinkan seorang guru mampu
Terminal
Objective.
Beberapa
program
pembelajaran
seharusnya
pada
perubahan
Pengindentifikasian terhadap peserta didik
dapat
6.
kegiatan
bentuk elicitors (E) mana untuk setiap
respon.
5.
Dalam
menghasilkan
melakukan pengidentifikasian secara tepat setiap
titik
perilaku melalui antara (Terminal
disesuaikan
Objective) yang dapat dilanjutkan
untuk
sebagai wujud outcome atau hasil
pembelajaran atau entering behaviors
akhir berupa keluaran pembelajaran
encourate objective atau suatu keadaan
yang telah dirancang oleh seorang
yang sesuai dengan urutan pembelajaran
guru.
dan sasaran antara yang dituju atau
Enroute Objective. Merupakan suatu
Terminal Objective.
langkah
dari
Entering
Behaviors
dengan
sasaran.
dapat
kesiapan
menerima
dirinya
tugas-tugas
Kompetensi-kompetensi
sistem
menuju ke Terminal Objectives yang
pembelajaran yang melandasi suatu proses
terbagi ke dalam beberapa langkah
pembelajaran efektif hendaknya mengacu
kegiatan
pembelajaran.
Setiap
pada konseptual desain pembelajaran
Enroute
Objective
dapat
individual.
pencapaian
konseptual
menggambarkan
suatu
sasaran yang harus dicapai oleh setiap 83
Elemen
yang
pembelajaran
ada
pada
individual
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 78-91
meliputi Elicitors, Behaviors, Reinforces,
tua, setia kawan dan idola, perlindungan,
Terminal Objective dan Enroute.
minat dan kemampuan disiplin, serta kasih
Inti
model
pembelajaran
sayang. Peserta didik yang mengalami
berdasarkan pada kurikulum Berbasis
`kesulitan berfikir disebabkan adanya
Kompetensi atau KBK yang accessable
hambatan perkembangan fungsionalnya,
bagi
maka
semua
peserta
didik
adalah
prinsip-prinsip antara
lain
khusus
yang
pengembangan lingkungan belajar secara
diperlukan
pengulangan,
terpadu. Pengembangan lingkungan secara
pemberian contoh dan arahan, ketekunan,
terpadu dimaksudkan dengan lingkungan
kasih sayang, pemecahan materi menjadi
yang mempunyai prinsip-prinsip umum
beberapa bagian kecil atau task analysis.
dan prinsip-prinsip khusus. Prinsip-prinsip umum pembelajaran meliputi: motivasi, konteks, keterarahan, hubungan sosial, belajar sambil bekerja, individualisasi, menemukan dan prinsip pemecahan masalah. Sedangkan prinsipprinsip
khusus
karakteristik
disesuaikan
khusus
dengan
dari
setiap
penyandang kelainan. Misalnya untuk peserta didik dengan hambatan visual, diperlukan prinsip-prinsip kekongkretan, pengalaman yang menyatu, dan belajar
Bagan Future Behavior (Intended Achievement at Termination of Program) (Peter, L.J. 1957: 17)
sambil melakukan. Untuk
peserta
mengalami
kesulitan
berbicara
diperlukan
didik
yang
mendengar
dan
prinsip-prinsip
keterarahan wajah. Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengatasi perasaan emosinya diperlukan prinsipprinsip
kebutuhan
dan
keaktifan,
kebebasan yang mengarah, pemanfaatan waktu
luang
dan
kompensasi,
kekeluargaan dan kepatuhan kepada orang 84
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 78-91
mengaplikasikan gerakan, sejalan dengan prinsip pendidikan untuk semua atau education for all sebagai hasil konferensi dunia di Salamanca pada tanggal 7 hingga 10 juni 1994. Kemudian dilanjutkan dengan Deklarasi Dakar Tahun 2000 yang merupakan
kerangka
kerja
untuk
merespon kebutuhan dasar belajar warga masyarakat yang menggariskan bahwa pendidikan harus dapat menyentuh semua
Bagan The Conceptual Model (Peter, LJ., 1975: 14)
lapisan masyarakat tanpa mengenal batas, ras, agama dan kemampuan potensial
Bredasarkan kedua prinsip tersebut,
yang dimiliki oleh setiap peserta didik.
maka model pembelajaran yang accessible untuk semua dalam penerapan kurikulum
Perubahan tersebut sangat besar dan
berbasis kompetensi (KBK) diperlukan
mendasar sehingga layanan pendidikan
perhatian
komponen-
terhadap Anak Berkebutuhan Khusus
komponen resionalitas, visi dan misi
tidak menutup kemungkinan terhadap
pembelajaran berdasarkan KBK, tujuan
kepentingan untuk memberikan hak guna
pembelajaran,
mendapatkan
guru
terhadap
isi
pembelajaran,
kesempatan
atau
dan
opportunity right, sebagai makhluk Tuhan
komponen dasar utama pembelajaran.
yang perlu mendapatkan kesejahteraan
Penjelasan keenam komponen tersebut
sosial atau Human Right, social and
yakni sebagai berikut:
Welfare right.
1.
2.
pendukung
sistem
pembelajaran
Rasionalitas
Visi dan Misi
dan
Bertitik tolak dari hasil pengamatan
pembelajaran di Indonesia, Khususnya
dan harapan kebuthan di lapangan, maka
untuk sekolah luar biasa atau sekolah yang
model pembelajaran accessible mengarah
menerapkan
inklusif,
kepada visi dan misi sebagai sumber
seyogyanya sejalan dan tidak terlepas dari
pengertian bagi perumusan tujuan dan
psinsip-prinsip
sasaran yang harus ditetapkan.
Layanan
Kebijakan berkebutuhan
pendidikan
pendidikan
dan
umum
dan
khusus.
praktek
pendidikan
khusus
dalam
Visi
pembelajaran
berdasarkan
KBK, adalah membantu peserta didik 85
Tunas Siliwangi
berkebutuhan
Vol.2, No.1, April 2016: 78-91
khusus
dapat
semua aspek perkembangan perilaku dan
memiliki sikap dan wawasan serta akhlak
kebutuhan setiap peserta didik. Intervensi
tinggi,
demokrasi,
khusus berkaitan dengan kompetensi yang
dan menjunjung hak azasi
merupakan perpaduan dari pengetahuan,
kemerdekaan
toleransi manusia,
saling
untuk
dan
pengertian
dan
keterampilan,
nilai
dan
sikap
yang
berwawasan global (Mulyana, E. 2004:
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
19).
bertindak. Sasaran
utama
sebagai
hasil
keluaran atau outcome dari suatu program pembelajaran
individual
3.
adalah
Tujuan
Pembelajaran
Berdasarkan KBK
kemampuan setiap peserta didik dalam
Berdasarkan
visi
dan
misi
mengembangkan sikap, pengetahuan dan
pembelajaran berdasarkan KBK, dapat
keterampilan sebagai pribadi maupun
ditentukan tujuan pembelajaran, antara
anggota masyarakat dalam mengadakan
lain sebagai berikut:
hubungan timbal balik dengan lingkungan
a.
Agar dapat menghasilkan individu
sosial, budaya dan alam sekitar, serta
yang mampu melakukan kegiatan
dapat mengembangkan kemampuan dalam
sehari-hari tanpa bantuan orang lain
dunia kerja atau mengikuti pendidikan
melalui kemampuan dirinya dalam
lanjutan (Kurikulum Pendidikan Luar
menggunakan persepsi, pendengaran,
Biasa, 1994: 6).
penglihatan, taktil, kinestetik, fine
Misi KBK
pembelajaran
terhadap
Anak
berdasarkan
motor dan grass motor.
Berkebutuhan
b.
Agar dapat menghasilkan individu
Khusus” adalah suatu upaya guru dalam
yang mempunyai kematangan diri dan
memberikan layanan pendidikan agar
kematangan sosial. Misalnya, dapat
setiap peserta didik menjadi individu yang
berinisiatif,
mandiri, beriman dan bertaqwa kepada
waktu luangnya, cukup atensi atau
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur,
menaruh
terampil, dan mampu berperan sosial
lingkungannya serta bersifat tekun.
(Mulyana, E., 2004: 20). Dalam rangka
c.
dapat
memanfaatkan
perhatian
terhadao
Menghasilkan individu yang mampu
mengantisipasi kehidupan masa depan
bertanggung jawab secara pribadi dan
Anak
maka
sosial. Misalnya, dapat berhubungan
intervensi khusus selama proses kegiatan
dengan orang lain, dapat berperan
pembelajaran harus mampu menyentuh
serta, dan dapat melakukan suatu
Berkebutuhan
Khusus,
86
Tunas Siliwangi
peran
d.
Vol.2, No.1, April 2016: 78-91
tertentu
di
lingkungan
pengembangan
keterampilan
kehidupannya.
psikomotor dari setiap siswa dalam
Agar dapat menghasilkan individu
melakukan
yang mempunyai kematangan untuk
tertentu sebagai bentuk terapeutik.
melakukan
penyesuaian
Selanjutnya target behavior diarahkan
penyesuaian
terhadap
lingkungan
Misalnya,
mampu
sosial.
diri
dan
agar
kegiatan
mampu
permainan
mencapai
tingkat
perkembangan kognitif.
berkomunikasi dengan orang lain melalui kematangan berbahasa.
5.
Pendukung
Sistem
Model
Pembelajaran dengan KBK 4.
Komponen
Isi Program Pembelajaran Isi program pembelajaran Anak
Berkebutuhan
Khusus
dengan
memanfaatkan
permainan
Therapeutic
pendukung
adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan
untuk
memantapkan,
memelihara dan meningkatkan program
dikelompokkan sebagai berikut:
pembelajaran.
a.
Tingkat perkembangan kemampuan
diarahkan pada hal-hal berikut:
fungsional dari setiap siswa meliputi:
a.
b.
Kegiatan-kegiatannya
Pengembangan
dan
manajemen
sensori motor, kreativitas, interaksi
program.
Manajemen
sosial dan bahasa.
dilakukan
dengan
upaya-upaya
berkaitan
dengan
perencanaan,
Jenis-jenis
permainan
terapeutik
program
meliputi permainan eksploratoris atau
pelaksanaan, penilaian, analisis dan
exploratory
tindak lanjut program.
memecahkan
play,
dan
masalah
permainan melalui
b.
Pengembangan staf pengajar. Dalam
permainan keterampilan atau skill full
pengembangan
play, permainan sosialisasi atau social
penguasaan guru terhadap aspek-
play,
aspek
permainan
imaginative
play
imajinatif dan
atau
permainan
perkembangan
kompetensi
c. perilaku
meliputi
pemahaman,
dan pengembangan atau penataan terhadap
dicapai melalui sasaran antara atau
teknis.
objective
yang
pada
Pemanfaatan sumber daya masyarakat
adaptif atau target behavior dapat
terminal
tertuju
kemampuan, nilai, sikap dan minat.
atau puzzle it-out play. Sasaran
ini
pengetahuan,
memecahkan masalah melalui puzzle
c.
system
berupa 87
kebijakan
dan
petunjuk
Tunas Siliwangi
6.
Vol.2, No.1, April 2016: 78-91
Komponen
Dasar
Diagram Model pembelajaran yang accessible Bagi Semua Peserta Didik Kesimpulan
Model
Pembelajaran Berdasarkan pada visi dan misi, kebutuhan peserta didik, dan tujuan yang hendak
dicapai
dalam
pembelajaran
dengan menggunakan KBK maka isi layanan
pembelajaran
dapat
dikelompokkan ke dalam bagian-bagian sebagai berikut: a.
Masukan, terdiri atas: (1) Masukan mentah, berupa: elicitors, behaviors dan
b.
reinforces,
Masukan
terhadap tunas-tunas bangsa dalam bidang
Instrumen, berupa: program, guru
pendidikan harus diakui masih belum
kelas,
3)
menunjukan perubahan yang signifikan.
Masukan lingkungan, berupa: norma,
Dalam hal ini masih terdapat system
tujuan, lingkungan dan tuntutan.
kategorisasi yang memisahkan antara anak
Proses,
program
normal dengan anak yang berkebutuhan
pembelajaran individual, pelaksanaan
khusus. Kondisi ini merupakan potret
intervensi,
ketidakadilan pendidikan yang seharusnya
tahapan
terdiri
2)
Dewasa ini, perhatian pemerintah
dan
sarana,
atas
refleksi
hasil
pembelajaran, dan KBK. c.
Keluaran
atau
Outcome,
diberikan kepada berupa
seluruh tunas-tunas
bangsa tanpa terkecuali. Ini karena, semua
perubahan kompetensi setiap peserta
warga
didik Anak Berkebutuhan Khusus.
pendidikan di lembaga formal dengan
Indonesia
berhak
mengenyam
fasilitas yang memadai. Untuk lebih memperjelas uraian
Pendidikan
tidak
hanya
berkaitan dengan pembelajaran individual
diprioritaskan
Anak
melalui
memiliki
berbasis
maupun anak-anak yang berasal dari
Kompetensi seperti yang telah diuraikan
keluarga bangsawan, tetapi juga bagi
di atas, maka berikut ini, dapat dilihat
mereka yang dianggap berbeda dan
model pembelajaran yang accessible bagi
terbelakang
semua peserta didik.
lainnya. Jika pendidikan Indonesia tidak
Berkebutuhan
penerapan
Khusus
Kurikulum
bagi
tingkat
dari
anak-anak kegeniusan
anak-anak
yang tinggi
normal
memperhatikan masa depan anak yang 88
Tunas Siliwangi
berkebutuhan
Vol.2, No.1, April 2016: 78-91
khusus,
dipastikan
merasa mendapatkan tempat dan layanan
mereka akan selalu termarginalkan dalam
pendidikan yang sesuai dengan apa yang
lingkungan mereka tinggal, apalagi untuk
menjadi
mendapatkan perlakuan khusus melalui
implementasi
pendidikan luar biasa yang memang
menuntut model layanan bimbingan dan
diperuntukan
konseling yang efektif sehingga berhasil
bagi
bila
anak-anak
yang
berkelainan.
membawa
Ditengah menimpa
kebutuhannya.
anak
permasalahan
yang
berkebutuhan
khusus,
Demikianjuga,
pendidikan
misinya
untuk
inklusif
membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak berkebutuhan khusus secara optimal
paradigma pendidikan inklusif agaknya bisa
menjadi
mereka
untuk
tanpa
harus
Dewasa ini, perhatian pemerintah
merasa kurang percaya diri ketika harus
terhadap tunas-tunas bangsa dalam bidang
berkumpul dengan mereka yang memiliki
pendidikan harus diakui masih belum
fisik normal. Apalagi Undang-Undang
menunjukan perubahan yang signifikan.
Sistem Pendidikan Nasional memberikan
Dalam hal ini masih terdapat system
warna lain dalam penyediaan pendidikan
kategorisasi yang memisahkan antara anak
bagi anak berkelainan.
normal dengan anak yang berkebutuhan
melanjutkan
solusi pendidikan
Penutup
Pendidikan inklusif sebagai suatu
khusus. Kondisi ini merupakan potret
trend baru dalam sistem pendidikan hadir
ketidakadilan pendidikan yang seharusnya
sebagai konsekuensi logis dari adanya
diberikan kepada
demokrasi pendidikan dan tegaknya hak
bangsa tanpa terkecuali. Ini karena, semua
asasi
warga
manusia
di
seluruh
dunia.
Indonesia
seluruh tunas-tunas
berhak
mengenyam
Pendidikan inklusif semakin menjadi
pendidikan di lembaga formal dengan
penting bagi agenda reformasi pendidikan
fasilitas yang memadai.
setelah Education For All dideklarasikan.
Pendidikan
Pendidikan
inklusif
berimplikasi
diprioritaskan
terhadap sistem persekolahan yang dapat
memiliki
dilihat
melalui
bagi
tingkat
tidak anak-anak kegeniusan
hanya yang tinggi
adanya
modifikasi
maupun anak-anak yang berasal dari
program
pendidikan,
keluarga bangsawan, tetapi juga bagi
metode pembelajaran, media, lingkungan,
mereka yang dianggap berbeda dan
bahkan
terbelakang
kurikulum
dan
sistem
evaluasinya,
sehingga
keberadaan anak berkebutuhan khusus
dari
anak-anak
normal
lainnya. Jika pendidikan Indonesia tidak 89
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 78-91
memperhatikan masa depan anak yang
keberadaan anak berkebutuhan khusus
berkebutuhan
dipastikan
merasa mendapatkan tempat dan layanan
mereka akan selalu termarginalkan dalam
pendidikan yang sesuai dengan apa yang
lingkungan mereka tinggal, apalagi untuk
menjadi
mendapatkan perlakuan khusus melalui
implementasi
pendidikan luar biasa yang memang
menuntut model layanan bimbingan dan
diperuntukan
konseling yang efektif sehingga berhasil
khusus,
bagi
bila
anak-anak
yang
kebutuhannya.
Demikianjuga,
pendidikan
berkelainan.
membawa
Ditengah permasalahan yang menimpa
pertumbuhan dan perkembangan anak
anak berkebutuhan khusus, paradigma
berkebutuhan khusus secara optimal
pendidikan inklusif agaknya bisa menjadi solusi
mereka
untuk
misinya
untuk
inklusif
membantu
Adapun rekomendasi adalah sebagai
melanjutkan
berikut:
pendidikan tanpa harus merasa kurang
1.
Pendidikan
inklusi
percaya diri ketika harus berkumpul
dilakukan
dengan mereka
yang memiliki fisik
selangkah demi selangkah dan dapat
normal. Apalagi Undang-Undang Sistem
dimulai dari Pendidikan Anak Usia
Pendidikan Nasional memberikan warna
Dini
lain dalam penyediaan pendidikan bagi
2.
anak berkelainan. Pendidikan inklusif sebagai suatu
secara
hendaknya
perlahan-lahan,
Sebaiknya
pihak
hendak
melaksanakan
dan
pendidikan
inklusi
menerapkan
sekolah
yang
trend baru dalam sistem pendidikan hadir
menggunakan nara sumber yang
sebagai konsekuensi logis dari adanya
dapat memberikan bimbingan dan
demokrasi pendidikan dan tegaknya hak
informasi yang dibutuhkan pihak
asasi
sekolah
manusia
di
seluruh
dunia.
Pendidikan inklusif semakin menjadi
3.
Sekolah
perlu
untuk
penting bagi agenda reformasi pendidikan
mengembangkan ruang dan pusat
setelah Education For All dideklarasikan.
sumber belajar serta sarana dan
Pendidikan
inklusif
berimplikasi
prasarana agar dapat menunjang
terhadap sistem persekolahan yang dapat dilihat
melalui
pelaksanaan pendidikan
adanya
modifikasi
program
pendidikan,
harus bersifat fleksibel, kreatif dan
metode pembelajaran, media, lingkungan,
menghargai ke pluralitasan, mampu
bahkan
mengembangkan kurikulum yang
kurikulum
dan
sistem
evaluasinya,
4.
sehingga 90
Guru
atau
tenaga
kependidikan
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 78-91
sesuai dengan kebutuhan individual
Direktorat
anak, dan dapat bekerjasama dalam
Tinggi.
satu tim kerja demi tercapainya pelaksanaan
pendidikan
Pendidikan
Dutton, D.H., and D.L. Dutton. (1990).
yang
"Technology to Support Diverse
optimal di sekolah, mengembangkan
Needs in Regular Classes." In
iklim
Support
belajar
yang
sehat
di
lingkungan sekolah. 5.
Jenderal
Untuk
berbagai
Networks/or
Schooling: pihak
agar
Inclusive
Interdependent
Integrated Education, edited by W.
pendidikan inklusi ini dipahami dan
Stainback
dikembangkan dengan sebaiknya,
Baltimore: Paul H. Brookes.
karena jika kita jauh berkaca dengan daerah
lain,
pendidikan
ditunjang
inklusi
dengan
S.
Stainback.
Elmira&Astati. (1984). Gerak Irama I dan II.
gencar dilakukan. Selain itu juga harus
and
Makalah
Penataran
Guru
SPGLBCiloto Bogor.
sarana
Jamaris, Martini. (2005). Perkembangan
prasarana yang baik serta guru
dan
pendamping khusus yang benar-
Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Prodi
benar
Pendidikan Anak Usia Dini UNJ.
menguasai
dan
memiliki
keahlian serta keterampilan dalam menangani
anak
Perkembangan
Mulyoni,
berkebutuhan
Anak
Abdurrahman.
Paradigma
Usia
(2007).
Pendidikan
Inklusif
khusus sehingga tidak terbentur
Anak Usia Dini. Jakarta: Prodi
permasalahan dan tidak bingung
PAUD Pascasarjana UNJ.
sendiri dengan apa yang dihadapi.
M. Takdir Illahi. (2013). Pendidikan Inklusif
Daftar Pustaka Brameld,
T.
(Konsep
dan
Aplikasi).
Yogyakarta:Ar-Ruzz Media. (1956).
Reconstructed
Toward
Philosophy
a
Sujiono, Yuliani Nurani. (2009). Konsep
of
Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks.
Education. New York: Holt,
Rinehart, and Winston. Choate, J.S., and
Delphie, B. (2003). Gerak Irama. Edisi
S.
Ketiga. Bandung: Mitra Grafika
Evans.
(1992).
"Authentic
Diknas. (2003). Undang-Undang Sistem
Assessment of Special Learners:
Pendidikan Nasional No 20 Tahun
Problem or Promise?" Preventing
2003 dan Penjelasannya. Jakarta:
School Failure 37, 1: 6-9.
91