Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
DESAIN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MANAJEMEN INVENTORI DI PERUSAHAAN RITEL Haniif Badrii *dan Arif Djunaidy ** Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email:
[email protected]*,
[email protected]**
ABSTRAK Pengambilan keputusan yang berhubungan dengan inventori (persediaan) merupakan salah satu permasalahan operasional yang sering dihadapi oleh perusahaan ritel. Manajemen harus bisa memutuskan berapa jumlah barang yang harus disiapkan oleh perusahaan. Untuk itu, manajeman harus sering mengadakan kajian dengan melakukan survey, analisis data, dan kegiatan lain-lainnya sehingga bisa didapatkan jumlah persediaan yang tepat. Salah satu kajian yang bisa di lakukan adalah dengan melakukan analisis dan pengolahan pada data penjualan. Penelitian ini membahas desain dan implementasi aplikasi pendukung keputusan untuk membantu manajemen perusahaan mendapatkan informasi mengenai manajemen inventori di perusahaan ritel. Aplikasi ini terdiri atas program migrasi data (ETL system), data warehouse penjualan, dan pelaporan (reporting). ETL memindahkan data transaksi penjualan ke data warehouse. Kemudian dengan membuat model dimensional dilakukan analysis OLAP sehingga dihasilkan informasi yang berhubungan dengan manajemen inventori seperti jumlah persediaan minimal, persediaan maksimal, persedian aman, serta model pergerakan item barang. Secara spesifik, dengan menggunakan tool ini manajemen tidak perlu khawatir kehabisan persediaan karena bagian pembelian akan langsung melakukan pesanan pembelian ketika barang yang dimaksud sudah mencapai nilai minimum persediaan. Selain itu dengan menggukan informasi ini, manajemen bisa melakukan perencanaan dan monitoring sehingga dapat memangkas biaya inventori yang mungkin timbul karena persediaan yang terlalu besar yang pada akhirnya dapat menekan biaya operasional dan meningkatkan arus kas. Kata kunci : Ritel, Aplikasi Pendukung Keputusan, Manajemen Inventori, Data Warehouse
PENDAHULUAN Inventori (persediaan barang) merupakan permasalahan operasional yang sering dihadapi oleh perusahaan ritel. Jika jumlah inventori terlalu sedikit dan permintaan tidak dapat dipenuhi karena kekurangan persediaan, hal ini akan mengakibatkan konsumen akan kecewa dan ada kemungkinan konsumen tidak akan kembali lagi. Begitu juga jika inventori terlalu besar, hal ini akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena harus menyediakan tempat yang lebih besar, kemungkinan terjadinya penyusutan nilai guna barang, serta harus menyediakan biaya-biaya tambahan yang terkait dengan dengan biaya inventori seperti biaya pemeliharaan dan biaya akuntansi. Karena itu, manajemen harus bisa memutuskan berapa banyak suatu barang harus disiapkan.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
Untuk melihat dan mendapatkan jumlah inventori yang tepat, manajemen harus sering mengadakan kajian terhadap masalah tersebut. Salah satu kajian yang bisa di lakukan adalah dengan mengolah data transaksi penjualan sehingga bisa didapatkan informasi yang berupa jumlah barang yang harus disiapkan di gudang, jumlah persediaan minimal, jumlah persediaan aman (safety stock,) dan jumlah persediaan maksimal setiap barang. Dengan menggunakan informasi ini, manajemen bisa memutuskan kapan mereka harus melakukan pemesanan barang, menentukan strategi yang harus dilakukan jika ada barang yang pergerakannya lambat serta menentukan barang apa yang harus dihapus dari persediaan karena sudah tidak diminati oleh pembeli. PT XYZ, sebuah perusahaan ritel di Surabaya, sudah melakukan pencatatan dengan komputerisasi dalam setiap transaksi yang dilakukan. Transaksi tersebut dicatat dalam sebuah aplikasi sehingga dihasilkan laporan penjualan dan rugi laba perusahaan. Sebenarnya dari data tersebut, manajemen bisa melakukan pengolahan sehingga didapatkan informasi yang bisa digunakan untuk membantu memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan inventori perusahaan. Pengolahan tersebut saat ini tidak bisa dilakukan karena applikasi yang ada hanya dirancang untuk menghasilkan laporan penjualan dan laba rugi. Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan desain dan implementasi aplikasi pendukung keputusan yang mengolah data penjualan sehingga menghasilkan informasi yang bisa digunakan untuk membantu manajemen memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan manajemen inventori perusahaan. Untuk itu dibuat sebuah aplikasi data warehouse yang dilanjutkan dengan analisis menggunakan model dimensional pada OLAP. RITEL MANAJEMEN, KONSUMEN, MANAJEMEN INVENTORI, SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN, DATA WAREHOUSE, DAN OLAP Pada bagian ini dijelaskan konsep dasar yang berkaitan dengan konsumen, manajemen inventori, sistem pendukung keputusan, datawarehouse, dan OLAP. Penjelasan diberikan dengan tujuan untuk memberikan pengertian, tujuan, peran dan manfaat dari beberapa aspek tersebut. Riteling (Pedagang Eceran) Dalam bahasa Inggris, penjualan eceran disebut dengan riteling. Pedagang eceran bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir. Pedagang eceran adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari produsen sampai ke konsumen. Pedagang eceran sangat penting artinya bagi produsen karena melalui pengecer produsen memperoleh informasi berharga tentang barangnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perdagangan eceran antara lain tersedianya barang yang tepat, pada saat yang tepat, di tempat yang tepat, dalam kuantitas yang tepat, dengan harga yang tepat, dengan cara yang tepat, dan dalam kualitas yang tepat. Selain itu pengecer juga harus mempertimbangkan kecenderungankecenderungan berikut : menurunnya pertumbuhan ekonomi dan penduduk, kenaikan biaya modal, tenaga kerja dan energi, perubahan gaya hidup konsumen, pola berbelanja dan sikap dalam berbelanja, munculnya teknologi baru seperti mesin kasir komputer, bertambahnya kekuatan besar, serta banyaknya regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah yang mempengaruhi pedagang eceran.
ISBN : 978-979-99735-6-6 C-16-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
Perubahan-perubahan tersebut menuntut manajemen yang lebih professional dalam penjualan eceran. Karena itu, manajemen harus trampil dalam merancang dan melaksanakan sistem untuk mendapatkan laba. Untuk itu, harus dilakukan penelitian agar didapatkan produktivitas yang lebih tinggi yang akan membantu perkembangan bentuk-bentuk penjualan eceran dengan biaya yang rendah. Banyak inovasi yang harus dilakukan untuk menekan biaya operasi yang semakin tinggi. Konsumen Kotler & Keller (2007) mendefinisikan konsumen sebagai seseorang yang membeli dari orang lain. Banyak perusahaan yang tidak mencapai kesuksesan karena mengabaikan konsep konsumen. Konsumen, saluran distribusi, dan pasar adalah ojek biaya yang memiliki keragaman pada produk. Konsumen dapat mengkonsumsi aktivitas yang digerakkan oleh konsumen yaitu frekwensi pengiriman, penjualan dan dukungan promosi. Sehingga untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk melayani konsumen dengan tingkat kebutuhan yang berbeda-beda, perusahaan memperoleh informasi yang berguna dalam penetapan harga, penentuan bauran konsumen dan peningkatan profitabilitas. Manajemen Inventori Tujuan utama dari manajemen inventori adalah menjaga investasi inventori dan menjaga kehilangan inventori pada titik yang minimal. Peranan manajemen inventori adalah menemukan titik yang seimbang antara kebutuhan perusahaan dan biaya pengadaan ditambah dengan biaya penyimpanan, dimana tercapai tingkat inventori yang optimal dan biaya yang minimal. Menurut Dobler et al terdapat 2 (dua) macam biaya yang terkait dengan biaya inventori [3], yaitu Biaya Pemeliharaan (Carrying Cost) dan Biaya Akuisisi Ada beberapa macam klasifikasi inventori, menurut Dobler at al, antara lain [3]: o Inventori Produksi o Inventori MRO (Maintaintenance, Repair, and Operating supplies) o Inventori In-Process o Inventori Finished-goods Pada penelitian ini, yang dipakai sebagai obyek penelitian adalah inventori yang termasuk dalam katagori finished-goods. Sistem Pendukung Keputusan ( SPK ) Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Sistem tersebut adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur .Menurut Man dan Watson SPK merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan modelmodel keputusan untuk memecahkan masalah yang semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur. Sistem pendukung keputusan terdiri atas tiga komponen utama yaitu subsistem pengelolaan data (database), subsistem pengelolaan model (modelbase), subsistem pengelolaan dialog (interface).
ISBN : 978-979-99735-6-6 C-16-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
Data Primer dan Data Sekunder Data dapat diartikan sebagai suatu fakta yang digambarkan melalui angka, simbol, kode, dan lain-lain. Dalam suatu penelitian, data dapat dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumber data, seperti hasil wawancara atau hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pengelompokkan data yang lain adalah data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut oleh pihak pengumpul data primer ataupun oleh pihak lain. Pada penelitian ini, yang digunakan adalah data sekunder yang berupa data penjualan barang yang ada di aplikasi mesin kasir. Data Warehouse dan OLAP Data warehouse didefinisikan sebagai kumpulan subyek data yang terintegrasi, bervariasi, dan non volatile [3]. Immon mendefinisikan data warehouse sebagai gabungan dari beberapa sistem yang terintegrasi dan didesain untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan[8]. Data warehouse juga dapat didefinisikan dengan dua asumsi implisit, yaitu [3]: a. Sebuah database yang mendukung sistem pendukung keputusan dan di-maintain secara terpisah dari database operasional perusahaan b. Sebuah database yang mendukung pemrosesan informasi dengan menyediakan platform yang terintegrasi dan data historis untuk melakukan analisis. Fungsi utama dari data warehouse adalah menyediakan data untuk mendukung pembuatan keputusan. Dalam beberapa kasus jenis-jenis dari aplikasi yang telah digunakan misalnya untuk sistem informasi eksekutif (executive information system). Data warehouse juga menyediakan berbagai data sebagai input untuk menunjang suatu bisnis dalam melakukan proses analisis bisnis. Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk membuat data warehouse, yaitu : a. Skema bintang (star schema), b. Skema bola salju (snowflake Schema) c. Fact constellations. Suatu cara melihat data dengan multidimensi tersebut dikenal dengan nama kubus (cube). Kubus ini menjadi struktur OLAP yang utama yang digunakan untuk melihat data (view). Analisis menggunakan kubus ini memberikan fasilitas banyak dimensi untuk melihat data yang diinginkan. Sehingga memungkinkan untuk mengakses data dengan lebih mudah dan cepat untuk menjawab pertanyaan yang dikemukakan. Operasi-operasi yang terdapat pada OLAP adalah Slicing-Dicing dan Roll up-drill down ANALISIS KEBUTUHAN, DESAIN, DAN IMPLEMENTASI SISTEM Analisis Kebutuhan Sistem Aplikasi yang dibuat bertujuan untuk membantu manajemen untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan manajemen inventori. Dari hasil survey kebutuhan, pengguna yang potensial untuk menggunakan aplikasi ini adalah bagian gudang, bagian pembelian (pengadaan), bagian penjualan, dan manajer. Bagian gudang memanfaatkan aplikasi ini untuk melakukan efisiensi penyimpanan barang gudang. Efisiensi ini diperlukan karena jumlah produk yang dikeluarkan oleh pemasok barang semakim beragam sedangkan gudang tempat penyimpanan barang terbatas. Informasi yang diperlukan adalah berapa besar jumlah barang yang harus disiapkan dalam satu periode. Bagian pembelian membutuhkan informasi penjualan barang dalam satu periode agar bisa membuat jadwal pembelian barang. Dengan menggunakan adanya
ISBN : 978-979-99735-6-6 C-16-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
informasi jadwal pembelian ini, bagian pembelian bisa melakukan perencanaan untuk mendapatkan barang dengan harga yang lebih murah. Selanjutnya dengan harga pembelian yang lebih murah bagian penjualan bisa memiliki banyak alternatif strategi penjualan semisal dengan membuat promo penjualan pada item barang yang pergerakan inventorinya rendah atau dengan membuat strategi promosi untuk meningkatkan omzet penjualan. Pihak manajemen, membutuhkan aplikasi untuk membuat keputusan untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan pada konsumen yang berbelanja serta dapat membantu kinerja tim manajemen agar bisa lebih efektif dan efisien dengan cara menyediakan informasi yang akurat mengenai kondisi perusahaan pada suatu periode. Desain Sistem Desain Applikasi Aplikasi yang dikembangkan terdiri atas beberapa bagian antara lain program migrasi data (ETL), data warehouse, serta pelaporan (reporting). Proses awal yang dilakukan adalah mempersiapkan data transaksi penjualan agar siap untuk dimasukkan pada data warehouse. Proses persiapan data ini mencakup proses pemilihan data, proses pembersihan data dari kesalahan-kesalahan (error), dan dilanjutkan dengan memasukkan data tersebut ke data warehouse. Data yang dipergunakan adalah data penjualan yang ada di komputer kasir yang berbentuk file basis data FoxPro. Proses ini dilakukan oleh aplikasi ETL. Selanjutnya data yang ada di data warehouse tersebut diolah dengan menggunakan model dimensional pada OLAP sehingga dihasilkan informasi yang berupa informasi tentang jumlah minimum persediaan barang, jumlah maksimum persediaan barang, jumlah rata-rata penjualan per periode dan model pergerakan dari suatu barang. Selanjutnya informasi tersebut disajikan pada pengguna dengan menggunakan pivot table excel, aplikasi desktop, atau dengan mengakses suatu alamat tertentu yang ada di intranet perusahaan. Desain Basis Data Dari hasil analisis data yang berhasil dikumpulkan serta melalui hasil wawancara, analisis dokumen, dan sumber data di lokasi penelitian, didapatkan model dimensional seperti yang terlihat pada gambar 1.
Gambar 1 : Model Dimensional
ISBN : 978-979-99735-6-6 C-16-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
Implementasi Sistem Implementasi aplikasi ini dilakukan dengan menggunakan beberapa perangkat lunak pembantu yaitu Microsoft SQL Server 2005, Microsoft Visual Basic 6.0, dan Microsoft Office Excel 2007. Aplikasi ETL dibuat dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0. Aplikasi ini berfungsi untuk memasukkan data penjualan yang berupa file FoxPro ke data warehouse. Selanjutnya untuk membuat kubus digunakan aplikasi Analysis Services SQL Server 2005. Setelah kubus terbentuk, data dianalisis dan disajikan dengan menggunakan Analysis Services SQL Server 2005, Microsoft Office Excel 2007, dan SQL Server Reports 2005. UJI COBA Uji Coba Applikasi Uji coba dilakukan dengan melakukan inisalisasi awal dengan cara melakukan loading data dari data sumber ke data warehouse. Untuk inisialisasi awal, data yang dimasukkan adalah data penjualan mulai dari bulan Desember 2005 sampai dengan Desember 2007. Jumlah data yang berhasil dimasukkan ke dalam data warehouse pada tahap inisialisasi awal bisa dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perbandingan jumlah data di data sumber dan data warehouse No 1 2 3 4 5
Nama Tabel Dimensi Waktu Dimensi Produk Dimensi Jenis Dimensi Nota Fakta Penjualan
Jumlah data di sumber data (record) 1095 3.844 103 7.816 13.657
Jumlah data di data warehouse (record) 1095 3.844 103 7.815 13.657
Untuk mengakses data OLAP, pengguna bisa menggunakan SQL Analysis Server, Microsoft Excel, dan SQL Server Reports. Dengan menggunakan aplikasi tersebut pengguna bisa melakukan operasi slice-dice serta roolup-drill down pada kubus sehingga didapatkan informasi yang diinginkan. Selain itu pengguna juga bisa melakukan operasi sorting (pengurutan data), filter, dan agregasi untuk analisis lebih lanjut. Pada implementasi dilapangan, ternyata pengguna lebih suka menggunakan Excel untuk menampilkan hasil analisis data dengan pertimbangan bisa dengan mudah melanjutkan analisis selanjutnya. Selain itu, pengguna juga sudah terbiasa menggunakan excel sebelumnya.
Gambar 2: Penjualan Per Minggu dengan Visualisasi Bar Chart
ISBN : 978-979-99735-6-6 C-16-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
Uji Coba Validasi Kebutuhan Pengguna o Jumlah Penjualan Maksimal, Minimal, dan Rata-Rata Penjualan Informasi tentang jumlah penjualan maksimal, minimal dan rata-rata penjualan ini dibutuhkan oleh bagian gudang untuk menentukan nilai persediaan minimal dan persediaan maksimal pada masing-masing item barang. Untuk bagian pembelian informasi ini untuk perencanaan pengadaan barang dan membuat rencana pesanan barang pada pemasok barang. Sedangkan bagian penjualan menggunakan informasi ini untuk melihat jumlah penjualan per periode dan membuat strategi penjualan bagi barang yang tingkat penjualannya rendah (semisal dengan promo). Informasi didapatkan dengan melakukan analisis pada kubus yang telah dibuat sebelumnya dan dilanjutkan dengan melakukan filtering dengan memilih waktu penjualan dan nama produk yang diinginkan. Selanjutnya dengan menggunakan fungsi-fungi excel, dicari nilai data minimum, maksimum dan rata-rata penjualan untuk produk yang diinginkan. Untuk mendapatkan nilai penjualan maksimum, digunakan fungsi max. Untuk mendapatkan rata-rata penjualan, digunakan fungsi average. Sedangkan untuk mendapatkan nilai minimum penjualan, digunakan fungsi min. o Pergerakan Item Barang Informasi mengenai pergerakan item barang digunakan oleh bagian gudang dan bagian pembelian untuk mengetahui item barang mana yang pergerakan inventorinya cepat dan item barang mana yang pergerakan inventorinya lambat. Item barang yang pergerakan inventorinya cepat menandakan bahwa barang tersebut akan lebih cepat habis dibandingkan dengan yang pergerakan inventorinya lambat, sehingga bagian gudang harus memberikan perhatian khusus agar tidak sampai kehabisan persediaan. Untuk bagian penjualan, informasi pergerakan item barang ini dipergunakan untuk melihat barang mana yang cepat terjual dan barang mana yang lambat terjual. Pada barang yang lambat terjual, bagian penjualan bisa membuat promo penjualan agar item barang tersebut bisa cepat terjual dan akhirnya dapat meningkatkan omzet penjualan. Analisis yang dilakukan untuk mendapatkan informasi pergerakan item barang dilakukan melalui SQL Server Analiysis Service kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis lanjutan melalui Microsoft Excel. Untuk mendapatkan item barang yang masuk dalam katagori fast moving, pertama-tama cari data jumlah penjualan yang lumayan besar (misal Top 10 atau Top 15) dengan menggunakan SQL Server Analysis Service. Kemudian tampilkan item barang yang didapatkan dari SQL Server tersebut dengan menggunakan Microsoft Excel. o Safety Stock Selain mengetahui informasi yang berhubungan nilai maksimal, minimal, dan rata-rata penjualan dari suatu peride tertentu serta informasi mengenai pergerakan inventori dari dari masing-masing item barang, informasi lain yang bis adidapatkan oleh bagian gudang adalah jumlah persediaan aman (safety stock) untuk tiap-tiap item barang. Dari hasil pertemuan dengan pengguna, ditentukan bahwa nilai dari persediaan aman adalah nilai rata-rata penjualan tiap bulan ditambah10 % (sepuluh persen). Jika pada suatu periode jumlah persediaan yang ada di gudang berkurang dari nilai persediaan aman ini, maka bagian gudang akan mengajukan permintaan barang ke bagian pembelian. Bagian pembelian kemudian akan melanjutkan permintaan ini dengan melakukan pesanan pembelian pada pemasok barang. o Barang yang seharusnya tidak dimasukkan dalam persediaan barang Salah satu informasi yang dibutuhkan oleh adalah detail barang yang sudah tidak perlu di masukkan dalam persediaan barang. Barang tersebut akan diajukan ke
ISBN : 978-979-99735-6-6 C-16-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
manajemen agar tidak disediakan lagi karena dalam beberapa periode (bulan) tidak ada transaksi penjualan. Dari hasil uji coba aplikasi yang menyebutkan bahwa pada akhir bulan Desember 2007 ada barang dengan nilai sekitar Rp 200.326.000,- yang bisa tidak memiliki aktifitas (jarang dibeli) Evaluasi Hasil Penelitian Dengan menggunakan SQL Server Analysis Services dan pivot table Microsoft Access, kubus yang dihasilkan bisa digunakan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan manajemen inventori. Informasi yang dihasilkan berupa jumlah persediaan maksimum, jumlah persediaan minimum, pergerakan inventori dari masingmasing item barang, dan persediaan aman. Dengan menggunakan informasi tersebut, bagian gudang bisa membuat perencanaan dan monitoring pada jumlah barang yang harus disediakan digudang. Selain itu, bagian pembelian bisa membuat jadwal pemesanan barang serta melakukan pemesanan barang dalam jumlah besar yang didatangkan secara bertahap sesuai kebutuhan. Selain itu, biaya inventori bisa diminimalisasi jika barang-barang yang jarang dibeli oleh pengunjung dihapuskan dari inventori perusahaan. Hal ini terlihat dari hasil uji coba aplikasi yang menyebutkan bahwa pada akhir bulan Desember 2007 ada barang dengan nilai sekitar Rp 200.326.000,- yang bisa tidak memiliki aktifitas (jarang dibeli) sehingga bisa usulkan untuk tidak disediakan lagi. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa dengan menggunakan tool ini, manajemen bisa melakukan perencanaan dan monitoring sehingga dapat memangkas biaya inventori yang timbul karena persediaan yang terlalu besar yang pada akhirnya dapat menekan biaya operasional dan meningkatkan arus kas. Selanjutnya manajemen juga tidak perlu khawatir kehabisan persediaan barang karena bagian pembelian akan langsung melakukan pesanan pembelian ketika barang yang dimaksud sudah mencapai nilai minimum persediaan. Selain itu biaya yang terkait dengan dengan biaya inventori bisa diminimalisasi jika barang-barang yang jarang dibeli oleh pengunjung dihapuskan dari persediaan. Hal ini terlihat dari hasil uji coba aplikasi yang menyebutkan bahwa pada akhir bulan Desember 2007 ada barang dengan nilai sekitar Rp 200.326.000,- yang bisa tidak memiliki aktifitas (jarang dibeli) sehingga bisa usulkan untuk tidak disediakan lagi. DAFTAR PUSTAKA Berry, Michael J.A., Linaff Gordon. (1997) “Data Mining Techniques”, John Wiley & Sons, Inc. Bowersox, Donald J And David J. Closs. (1999) “Logistical Management”, The McGraw-Hill. Budi Santoso, Untung. (2005). “Pembuatan Purawarupa Data Warehouse Aktifitas Material Untuk Mendukung Sistem Manajemen Inventori di PT CPI”, Tesis Pascasarjana, Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi, Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Program Pascasarjana ITS Surabaya.
ISBN : 978-979-99735-6-6 C-16-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
Djunaidy, Arif. (2005). “Manajemen Data, Catatan Kuliah”, Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi, Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Program Pascasarjana ITS. O’Brien, James A. (1999) “Management Information Systems – Managing Information Technology in the Internet worked Enterprise”, 4th Edition, Irwin McGraw-Hill. Puji Astuti, Yuliani. (2005) “Rule-Based Neural Network Pada Data Mining Untuk Market Basket Analysis”, Tesis Pascasarjana, Matematika ITS Surabaya. Setiadi, Nugroho J, SE, MM. (2003) ”Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran.” Prenada Media. Soelaiman, Rully. (2005) “Sistem Pendukung Keputusan, Catatan Kuliah”, Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi, Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Program Pascasarjana ITS. Humphries, Mark, Michael W. Hawkins, And Michelle C Dy. (1999) “Datawarehousing Architecture and Implementation”, The McGraw-Hill. Ramakrishnan, Raghu And Johannes Gehrke. (2004) “Sistem Manajemen Database”, Penerbit Andi And McGraw-Hill Education. Turban, Efraim and Jaye E. Aronson. (1998) “Decision Support Systems and Intelligent Systems”, 5th Edition, Prentice Hall International.
ISBN : 978-979-99735-6-6 C-16-9