Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern Hesti Respatiningsih STIE Rajawali Purworejo
[email protected] Abstrak A new paradigm in modern retail management is a placement of retailer in a certain point/chain in the distribution path/goods supply where the supplier is to be part of the whole process for the available of the products from the top up to down. This paradigm demands the same perception between the supplier and retailer for the available needs and the satisfaction of consumers as the aim of the process. Category management is accepted as the approach of handling products in category level through structural systematic classification on assortment/products mix. The implementation of category management is in modern retail management such as: mix margin, standard implantation/space management and private labeling. Keyword: Category management, product mix, mix margin, standard implantation, private labelling
keseluruhan aktivitas bisnis yang
PENDAHULUAN Seiring perkembangan za-
terkait dengan penjualan dan pem-
man, bisnis ritel mengalami perkem-
berian layanan kepada konsumen
bangan yang cukup pesat, khususnya
untuk penggunaan yang sifatnya
di Indonesia. Hal ini ditandai dengan
individu
makin banyaknya bisnis ritel tradi-
keluarga. Meskipun perekonomian
sional yang melakukan pembenahan
nasional kini dihadapkan kepada
diri menjadi bisnis ritel modern,
dampak
maupun bisnis ritel modern yang
namun
baru
Indonesia tidak terkendala bahkan
lahir.
Ritel
merupakan
sebagai
krisis bisnis
pribadi
ekonomi ritel
dan
global,
modern
di
47 Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern
masih menunjukkan pertumbuhan
adalah
yang signifikan. Hal itu dikarenakan
dagangan (merchandising). Pada saat
potensi pasar di Indonesia masih
ragam barangf yang tersedia semakin
cukup besar dan menguatnya usaha
bertambah, maka para retailer harus
kelas menengah dan kecil, telah
menempatkannya pada kelompok-
menambah
kelompok yang mudah di kelola,
banyaknya
kelompok
adalah
penataan
masyarakat berpenghasilan mene-
sehingga
ngah atas yang memiliki gaya hidup
pengontrolan inventori dan pesanan
belanja di ritel modern.
serta konsumen dapat menemukan
Pengelolaan bisnis ritel tidak sekedar hanya membuka toko dan
barang
dapat
barang
yang
terwujud
mereka
sistim
butuhkan
dengan mudah
mempersiapkan barang-barang yang lengkap,
tetapi
Pengelolaan melihat
lebih
bisnis
dan
dari
ritel
mengikuti
itu. harus
KONSEP DASAR MANAJEMEN RITEL MODERN Kata ritel berasal dari bahasa
perkem-
bangan teknologi pemasaran agar
Perancis,
dapat
mempunyai
memotong atau memecah sesuatu.
keunggulan bersaing. Para peritel
Retail atau eceran (retailing) dapat
berupaya memuaskan kebutuhan dan
dipahami sebagai semua kegiatan
keinginan konsumen dengan mencari
yang terlibat dalam penjualan barang
kesesuaian
atau jasa secara langsung kepada
yang
berhasil
dan
antara
dimilikinya
barang-barang dengan
harga,
ritellier,
pribadi
dan
yang diinginkan pelanggan. Ritel
bisnis.
Sering
juga
beranggapan
pasar
bagi
berarti
konsumen akhir untuk penggunaan
tempat, dan waktu sesuai dengan
menyediakan
yang
bukan
penggunaan
kali
orang-orang
bahwa
ritel
hanya
produsen untuk menjual produk-
menjual produk-produk di toko.
produk mereka.
Tetapi retail (ritel) juga melibatkan
Salah satu hal yang perlu
pelayanan
jasa
layanan
antar
pemenuhan
(delivery services) ke rumah-rumah.
kebutuhan dan keinginan konsumen
Tidak semua ritel dilakukan ditoko.
diperhatikan
48
dalam
Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern
Kegiatan yang dilakukan dalam
perorangan untuk keperluan diri
bisnis retail (ritel) adalah menjual
sendiri, keluarga atau rumah tangga.
berbagai produk, jasa atau keduanya,
Dalam pengertian lazimnya, peritel
kepada konsumen untuk keperluan
atau retailer adalah mata rantai
konsumsi pribadi maupun bersama.
terakhir dalam proses distribusi.
Produsen menjual produk-produknya
(Thoyib, 1998:1)
kepada peretail maupun peritel besar
Konsep dasar manajemen
(wholesaler). Peritel besar ini juga
ritel meliputi: (Thoyib, 1998:15)
kerap disebut sebagai grosir atau
1.
Orientasi Konsumen
pedagang partai besar.
Seorang
retail
harus
Bisnis Ritel meliputi seluruh
menentukan atribut-atribut dan
aktivitas yang melibatkan penjualan
kebutuhan-kebutuhan para kon-
barang dan jasa langsung pada
sumennya dan harus menye-
konsumen. Setiap organisasi yang
diakan diri untuk memenuhi
melakukan penjualan langsung pada
kebutuhan-kebutuhan
konsumen baik produsen, grosir atau
semaksimal mungkin
pengecer berarti bertindak dalam proses
usaha
ritel.
Ritel
2.
tersebut
Usaha-usaha yang terkoordinasi
juga
Seorang
retail
harus
merupakan aktivitas bisnis yang
mengintegrasikan semua renca-
melakukan
na dan kegiatan untuk memak-
penambahan
nilai
terhadap produk-produk dan layanan penjualan kepada para konsumen untuk
penggunaan
pribadi
simalkan efisiensi. 3.
Orientasi Tujuan
atau
bersama.
Seorang
retail
harus
menetapkan tujuan dan kemu-
Perdagangan
atau
dian menggunakan strateginya
sekarang kerap disebut perdagangan
untuk mencapai tujuan-tujuan
ritel,
tersebut.
bahkan
ritel
disingkat
menjadi
bisnis ritel, adalah kegiaitan usaha menjual barang atau jasa kepada 49 Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern
Perkembangan bisnis ritel PERKEMBANGAN
RITEL
modern
membutuhkan
dukungan
infrastuktur yang memadai terutama
MODERN Bisnis
ritel
merupakan
kebutuhan teknologi tinggi (high-
aktivitas bisnis yang melibatkan
tech). Dukungan teknologi tinggi
penjualan barang dan jasa secara
dibutuhkan
langsung kepada konsumen akhir.
pelayanan,
Perubahan paradigma pengelolaan
lebih cepat, teliti dan memuaskan
ritel dari ritel tradisional ke ritel
serta
modern membawa dampak yang
gudang.
untuk
memudahkan
pemrosesan,
membantu
layanan
persediaan
di
sangat besar pada perkembangan
Industri retail (ritel) berubah
manajemen ritel. Sebagian besar
dengan cepat. Perubahan-perubahan
pelaku ritel di Indonesia adalah
itu dapat dilihat dari 1). Perbedaan
perusahaan kecil dan menengah
yang
dengan format ritel tradisional.
berkembang dalam format ritel. 2).
Sejalan dengan perubahan paradigma
terus
meningkatnya konsentrasi industri. 3). Globalisasi dan 4). Penggunaan
adanya suatu keselarasan dalam
berbagai cara untuk berinteraksi
menciptakan sistem pengelolaan ritel
dengan konsumen.
modern,
maka
dan
perlu
secara
tersebut,
mendasar
sehingga
kedua
Saat ini konsumen dapat
format ritel tersebut dapat berperan
membeli barang yang sama dari
dalam pertumbuhan ekonomi secara
sejumlah retail (ritel) yang berbeda.
makro. Perkembangan bisnis ritel
Masing-masing
yang cukup pesat ditandai dengan
metargetkan
semakin
berbeda
banyaknya
bisnis
ritel
format
pangsa
dan
ritel
pasar
yang
yang
semakin
tradisional mulai membenai diri
meningkat. Tiap jenis retail (ritel)
menjadi menjadi bisnis ritel modern,
menawarkan manfaat yang berbeda,
dan munculnya bisnis retail yang
sehingga
baru.
berlangganan pada retail (ritel) yang
50
para
konsumen
bisa
Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern
berbeda
untuk
pembelian
dan
kebutuhan yang berbeda.
lebih baik karena kemampuan mereka dalam mengelola sistem
Pada awalnya retail (ritel)
informasi dan distribusi yang
adalah bisnis lokal. Saat ini, konsep
lebih
ritel yang berhasil disebuah negara
negara asalnya.
telah berkembang secara global.
mudah
ditransfer
dari
c. Hilangnya batasan perdagangan
Mengapa beberapa konsep ritel dapat
Kebijakan perdagangan interna-
berkembang sementara
secara
global
dan
sional yang menghapus berbagai
beberapa
tidak
bisa
hambatan
berkembang? biasanya tergantung pada
apa
yang
dinamakan STRATEGI
advantage) di negara tersebut. Saya
RITEL
akan sebutkan beberapa faktor yang globalisasi
yang
retail
(ritel)
menekankan untuk memanfaatkan sumber
a. Pasar Domestik yang semakin
mencapai
Jenuh
MANAJEMEN
Strategi
dilakukan para peritel internasional:
daya
yang
tujuan.
ada
untuk
Strategi
ritel
(retail) meliputi penentuan target Di
banyak
perdagangan
seperti WTO atau NAFTA.
keunggulan bersaing (competitive
mendorong
dalam
Amerika
peritel
Serikat,
gagal
karena
pasar, sifat barang dan jasa yang ditawarkan,dan
bagaimana
banyaknya para pelaku pasar
memperoleh
yang memiliki kesamaan produk
panjang
yang dijual. Hal ini mendorong
Bagian kebutuhan strategi dalam
peritel
strategi retail (ritel) antara lain
tersebut
melakukan
ekspansi ke luar negeri. b. Sistem dan Keahlian Saat ini peritel memiliki kemampuan mengatur toko-toko yang ada di luar negeri dengan
dari
keuntungan
ritel
para
jangkan
pesaingnya.
strategi pasar, strategi keuangan, strategi lokasi, struktur organisasi dan sumber daya manusia. Aspek pemasaran dalam ritel meliputi: (Ma’ruf, 2006) 51
Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern
1.
Definisi
strategi
pemasaran
4.
retail (ritel) 2.
Pemahaman
terhadap
target
men kerja 5.
mangatur
(ritel)
karyawan
Bagaimana retail (ritel) dapat strategi
keung-
gulan bersaing yang berke-
Aspek
1.
Tahapan
dalam
mengem-
bangkan
strategi
pemasaran
2.
mengapa
SDM
mempunyai
3.
manajemen
membentuk
peranan sebuah
bisnis atau organisasi retail
membuat kompetitif
dan
metode
untuk
Bagaimana
model
strategis
pemilihan
lokasi
dalam area perdagangan retail (ritel) meliputi: (Sujana, 2005) 1.
Tipe Lokasi yang memungkinkan oleh retail
retail
(ritel)
keuntungan
yang
dan
2.
yang dipilih. 3.
dan mengelola SDM
Tipe lokasi perdagangan yang memungkinkan untuk tumbuh
Bagaimana
ritel
koordinasi
aktivitas dan
Mengevaluasi keunggulan relatif dari setiap area perdagangan
mendukung,
dengan cara mengembangkan
karyawan
Bagaimana ritel menggunakan
Aspek
(ritel) Bagaimana
tujuan
keuntungan dapat digunakan
Alasan
penting
dalam
mengevaluasi kinerjanya
meliputi: (Sujana, 2005)
meng-
4.
Jenis lokasi yang ada
para
5.
Alasan mengapa suatu ritel
memotivasi
mereka mencapai tujuan 52
dalam
Bagaimana strategi retail (ritel)
alat-alat
Daya Manusia dalam retail (ritel)
3.
Keuangan
keuangan.
Aspek Manajemen Sumber
2.
antar
direfleksikan
retail (ritel)
1.
perbedaan
retail (ritel) meliputi:
lanjutan 4.
Bagaimana dan mengapa ritel
pilihan terhadap format retail
membangun
manajemen
SDM untuk membangun komit-
pasar bila dikaitkan dengan
3.
Program-program
tetap berlokasi disuatu tempat tertentu meskipun ada retail
Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern
6.
(ritel) lain berlokasi ditempat
Management)
berbeda
2011)
Keuntungan relatif yang didapat
1.
dari sebuah tipe lokasi 7.
Tipe lokasi yang cocok bagi
Tipe
2.
manajemen
hu-
Peran Customer Relationship Management sebagai strategi
lokasi
yang
kurang
membangun
diminati 9.
Pengertian
(Sujana,
bungan pelanggan
retail (ritel) 8.
meliputi:
kesetiaan
pe-
langgan
Faktor-faktor
yang
perlu
3.
Implementasi program Custo-
dipertimbangkan oleh peritel
mer Relationship Management
dalam memilih lokasi.
dalam bisnis retail (ritel)
Aspek Sistem Informasi dan Manajemen meliputi: 1.
Keunggulan
STRATEGI
strategis
yang
RITEL (RETAIL)
diperoleh melalui manajemen
2.
3.
Strategi
pemasaran
(retail)
Bagaimana barang daganan dan
segment target pasar dan penentuan
informasi mengalir dari vendor
format
ke retail (ritel) ke pelanggan
pengembangan keunggulan bersaing
dan kembali
yang memungkinkan ritel (retail)
Perkembangan informasi dan
untuk mengurangi tingkat kompe-
teknologi yang bisa memudah-
tensi yang dihadapi.
dengan ritel(retail) Sistem
pengiriman
ritel
(1).
(retail)
pemilihan
dan
(2).
Ritel (retail) yang berhasil harus memenuhi kebutuhan pelang-
respons
cepat. Manajemen
meliputi
ritel
rantai pemasok.
kan komunikasi antara vendor
4.
PEMASARAN
gan pada segmen pasar yang dilayani secara lebih baik daripada yang
Hubungan
dilakukan pesaing. Pasar ritel (retail)
Pelanggan (Customer Relationship
bukan merupakan tempat khusus dimana para pembeli dan penjual 53
Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern
bertemu, tetapi sebagai kelompok
Chain
konsumen
konteks ini, manajemen kategori
dengan
kebutuhan
yang
kebutuhan-
sama
(segmen
Management).
dapat
dipahami
Dalam
sebagai
suatu
pasar) dan sekelompok ritel (retail)
pendekatan cara penanganan barang
yang
pada
menggunakan
format
ritel
tingkat
kategori
(retail) yang sama untuk memenuhi
klasifikasi
kebutuhan konsumen tersebut.
sistematis pada assortment / bauran
Pasar sasaran dalam ritel (retail)
sering
kali
ditetapkan
yang
melalui
terstruktur
dan
produk. Sementara itu, paradigma baru
dalam
manajemen
berdasarkan faktor demografis, geo-
pasokan
grafis dan psikografis. Menetapkan
retailer dalam suatu titik / mata
pasar
rantai
sasaran
merupakan
syarat
barang
rantai
dalam
menempatkan
jalur
distribusi
/
untuk menetapkan strategi bauran
pasokan barang yang bersama-sama
ritel (retail). Bauran ritel (retail) atau
dengan
disebut dengan retail mix adalah
bagian dari proses menyeluruh arus
kombinasi elemen-elemen produk,
penyediaan barang dari hulu ke hilir.
harga, lokasi, personalia, promosi
Paradigma baru ini menuntut adanya
dan presentasi atau tampilan-untuk
kesamaan persepsi antara supplier
menjual
pada
dengan retailer dalam memandang
konsumen akhir yang menjadi target
pemenuhan kebutuhan dan kepuasan
pasar.
konsumen
barang
dan
jasa
pihak
supplier
sebagai
menjadi
tujuan
akhir
proses. MANAJEMEN KATEGORI Konteks merchandising
modern
retail
mencakup
2
substansi yang sangat penting yang berkembang pendekatan (Category
saat
ini,
Manajemen
yaitu Kategori
Management)
dan
STRUKTUR
KATEGORI
BARANG Struktur merupakan
kategori
susunan
barang kerangka
hierarkis pengelompokkan barang. Dalam strukturisasi kategori barang
Manajemen Rantai Pasokan (Supply 54
Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern
terkandung 2 fungsi penting, yaitu:
terstrukur dan sistematis pada bauran
(Sujana, 2005)
produk.
1.
rantai pasokan menempatkan retailer
Fungsi klasifikasi Klasifikasi
manajemen
kategori
dalam suatu titik/mata rantai dalam
proses
jalur distribusi/pasokan barang yang
penempatan keseluruhan item-
bersama-sama dengan pihak supplier
item
menjadi
barang
adalah
barang
kerangka
2.
Sedangkan
dalam
yang
suatu
bagian
dari
proses
membangun
menyeluruh arus penyediaan barang
assortment dengan memilah-
dari hulu ke hilir. Paradigma ini
milahnya berdasarkan kelom-
menuntut adanya persepsi antara
pok
supplier
kegunaannya
dari
sisi
dengan
retailer
dalam
konsumen kemudian menyusun
memandang pemenuhan kebutuhan
kategori tersebut dalam suatu
dan kepuasan sebagai tujuan akhir
struktur hirarkis.
proses.
Fungsi identifikasi Identifikasi item barang
IMPLEMENTASI MANAJEMEN
merupakan proses pengaturan
KATEGORI DALAM MANAJE-
dari sekumpulan data dari suatu
MEN RITEL MODERN
item dalam assortment yang membedakan
item
tersebut
dengan item lainnya.
pendekatan
kategori
dan
pasokan.
Dalam
dasarnya manajemen kategori barang adalah
Ritel modern mencakup hal yaitu
Harus dipahami bahwa pada
manajemen
manajemen konteks
implementasi
strategis
pada
barang.
Dengan
manajemen
tataran
kategori
demikian
im-
rantai
plementtasinya menyangkut keselu-
ini
ruhan
,
aspek
bisnis
retail
yang
manajemen kategori dapat dipahami
mencakup aspek assets, finance,
sebagai
cara
human resources serta merchandise.
penanganan barang pada tingkat
Implementasi manajemen kategori
kategori melalui klasifikasi yang
ini
suatu
pendekatan
menuntut
adanya
perubahan 55
Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern
mendasar dalam cara penanganan
yang
keempat aspek tersebut.
Modern
Keberhasilan
implementa-
berbeda
secara
Retail
diametral.
Supply
Chain
menempatkan retailer sebagai suatu
sinya sangat ditentukan dan atau
titik
atau
mata
dicirikan oleh faktor strukturisasi
distribution
line.
kategori
strukturisasi
menjembatani kepentingan supplier
organisasi, dan tingkat implementasi
dan retailer dalam sudut pandang
sistem
yang sama, yaitu sebagai bagian dari
barang,
informasi
merchandising.
(komputer)
Ketiga
faktor
rantai
dalam
Konsep
ini
proses menyeluruh arus barang dari
penentu tersebut merupakan elemen-
hulu
elemen yang saling mempengaruhi
konsumen akhir. Orientasi proses
satu
lainnya.Proses-proses
menyeluruh ini adalah pemenuhan
pengambilan keputusan strategis dan
kebutuhan dan kepuasan konsumen
operasional bisnis retail kini sangat
(consumer driven). Arus informasi
tergantung pada tingkat implement-
consumer demand
tasi
komputer.
hilir ke hulu sebagai feedback atas
Sistem informasi jaringan memung-
pergerakan arus barang. Informasi
kinkan diperolehnya real-time data,
sales turn-over dan historical sales
proyeksi dan estimasi kebutuhan
dari check out counter (cashier lines
yang optimal dan berbagai standard
retailer) menjadi dasar perhitungan
analysis
bagi
sama
sistem
informasi
reports.
Keputusan-
ke
hilir
proses
sampai
kepada
bergerak dari
produksi,
dan
keputusan strategis dan rencana aksi
distribution quotation dalam arus
dapat dilakukan secara lebih cepat
supply barang, yang dimungkinkan
dan
dengan adanya kerjasama aktif dan
tepat
sasaran,
sehingga
menjamin efisiensi proses bisnis. Dalam supplier
dan
paradigma retailer
lama
cenderung
memandang proses distribusi barang
sistem informasi yang memadai dan menghubungkan setiap titik dalam proses. Dengan
paradigma
dari supplier kepada retailer (retail
orientasi
supply chain) dalam sudut pandang
retailer’s selling out. Supplier akan
56
supplier
adalah
baru, pada
Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern
berkecenderungan
untuk
mentar-
implantation / space management
getkan
in
sebanyak-
dan private labeling. Mix-margin
banyaknya dengan kerjasama yang
adalah suatu cara penetapan harga
proaktif dan target yang didasarkan
secara berbeda untuk setiap kategori
atas informasi selling out dan hasil
dan atau setiap item tertentu dalam
analisisnya yang diberikan retailer
kategori
sebagai bagian dari kerjasama.
memberikan kesan tingkat harga
selling
Hal terpenting dari konsep
dengan
tujuan
untuk
yang bersaing. Sedangkan category
modern retail supply chain adalah
implantation
collaborative planning and action,
sebagai suatu cara penataan barang
dan adanya kesamaan persepsi atas
di rak-rak pajangan (shelving) di
kepentingan
di
toko dengan pendekatan category
retailer.
management. Susunan pengelom-
Kerjasama perencanaan dan aksi
pokan pemajangan barang per aisley
termaksud adalah kerjasama proaktif
maupun per shelving disesuaikan
dan inovatif dalam bentuk aktivitas
dengan struktur kategori barang.
nyata
antara
masing-masing
supplier
yang
dengan
dapat
didefinisikan
ditujukan
untuk
Pengembangan lebih lanjut dari
peningkatan
sales
category implantation adalah space
Bentuk
management dengan memberikan
kerjasama ini bisa berupa promotion
pengaturan proporsional penempatan
event,
barang di shelving display.
mendapatkan volume
dan
margin.
logistic
cooperation
(warehousing/cross docking), first pricing, dan atau private labeling. Upaya-upaya
private label dan specific items,
yang
maka merchandise dalam retailer
untuk
assortment akan terdiri dari tiga
implementasi manajemen kategori
jenis, yaitu; brand items, private
dan
label dan specific item. (Sujana,
dapat
dilakukan
nyata
Kemudian, dengan adanya
retailer
paradigma
baru
dalam
manajemen rantai pasokan antara lain
mix-margin,
2005)
standard 57
Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern
1. Brand items adalah item dengan
namun
masih
menunjukkan
merek dagang yang biasa kita
kaitannya dengan retailer yang
jumpai
bersangkutan.
pasaran
dan
didistribusikan
dalam
jalur
4. Specific item atau disebut juga
distribusi
umum,
yaitu
first price atau lowest price item
atau
pada dasarnya adalah merupakan
ke
brand item, yang berdasarkan
mulai
di
yang
dari
manufacture
importer,
kemudian
distributor, lalu wholesaler, dan
kesepakatan
akhirnya retailer.
producer-nya dijadikan sebagai
2. Private items dan specific items merupakan item barang yang hanya
dapat
dijumpai
pasar
item
bagi
dengan
retailer
tersebut.
pada
retailer tertentu dan atau pada tingkat
specific
tertentu
Kesepakatan khusus ini meliputi:
tertentu.
a. Pembatasan eksistensi brand item
Keberadaan private items dan
tersebut di pasar yang in-line
specific
dengan positioning retailer,
items
merupakan
prakarsa dari retailer sebagai bagian dari
strategi category
management-nya. Private items
b. Adanya purchase quotation bagi retailer dan jaminan ketersediaan barang oleh produsen, dan
dan specific items diproduksi atas
c. Kondisi harga terbaik dengan
dasar suatu kontrak kerjasama
mengabaikan marketing budget
antara retailer dengan producer
dan wholesaler’s margin.
item yang bersangkutan. 3. Private label atau home brand
PENUTUP
item adalah item-item barang
58
Implementasi
manajemen
yang dijual dengan menggunakan
kategori barang menuntut adanya
merek yang sama dengan nama
penyesuaian dalam struktur dan pola
retailer atau turunannya atau
kerja
suatu nama merek yang secara
Pendekatan pembagian tugas secara
independen dibuat oleh retailer,
fungsional-struktural bergeser men-
organisasi
bisnis
retail.
Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern
jadi
kategoris-fungsional.
Penge-
lolaan bisnis dipusatkan pada tingkat kategori sebagai strategic business unit, suatu profit center.
REFERENSI Amir, M.Taufiq. 2004. Manajemen Ritel. Jakarta: Penerbit PPM. Kottler, Philip. 1995. Manajemen dan Pengendalian. Buku II, Jakarta: Salemba Empat.
Ma’ruf, Hendri. 2006. Pemasaran Ritel. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sudjana, Asep ST. 2005. Paradigma Baru Dalam Manajemen Ritel Modern. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Thoyib, Usman. 1998. Manajemen Perdagangan Ritel. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia.
Longenecker Justin G. Carlos W.Moore dan J.William Petty. 2001. Manajemen Usaha Kecil. buku II. Jakarta: salemba Empat.
59 Hesti Respatiningsih: Implementasi Manajemen Kategori Dalam Manajemen Ritel Modern