4343 Ahmad Qorib
Implementasi Manajemen ...
IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS MADRASAH (Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah – Aliyah Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro) Oleh: Ahmad Qorib
Abstrak: Banyak cara untuk meningkatkan kualitas dan mutu madrasah, salah satunya adalah melalui konsep manajemen berbasis madrasah (MBM) yang menjadi salah satu pengejawantahan dari adanya kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan. MBM difokuskan pada pengelolaan komponen-komponen madrasah meliputi pengelolaan kurikulum, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana serta pengelolaan hubungan masyarakat dengan sekolah. dengan Madrasah dituntut untuk bisa menjalankan komponen-komponennya berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ada. Dengan penanaman konsep MBM yang dalam, akan diketahui hal-hal yang menunjang dan menghambat implementasi tersebut untuk selanjutnya dirumuskan strategi yang jitu untuk mengembangkan pendidikan madrasah di era otonomi pendidikan.
Kata kunci: Manajemen, madrasah, otonomi, mutu
A. Pendahuluan ergeseran pendekatan dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan di Indonesia telah berimbas pada pengelolaan sistem pendidikan, yakni dari yang semula bersifat sentralistis bergeser ke arah pengelolaan yang bersifat desentralistis. Keinginan agar pengelolaan pendidikan diarahkan pada arah desentralisasi dan otonomi ini menuntut partisipasi masyarakat secara aktif sebagai konsekuensi logis atas diberlakukannya otonomi daerah. Kebijakan politik di tingkat makro tersebut akan berdampak terhadap otonomi madrasah sebagai bagian
P
dari sistem pendidikan nasional secara keseluruhan.1 Madrasah sebagai lini terdepan pada organisasi pendidikan akan menjadi pioner untuk menjalankan kebijakan tersebut karena madrasah memiliki akar sejarah yang sangat dalam di mana ide pendiriannya muncul dari masyarakat, dilakukan oleh masyarakat dan diperuntukkan juga bagi masyarakat itu sendiri. Kebijakan yang tertuang dalam bentuk konsep Manajemen Berbasis Madrasah (MBM) ini harus dimaknai sebagai bentuk otonomi sistem dan pengelolaan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan bagi seluruh
JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005
4343
Ahmad Qorib
Implementasi Manajemen …
lapisan masyarakat, bukannya untuk memindahkan tanggung jawab dari pemerintah ke tangan masyarakat2. MBM memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan secara mandiri yang diharapkan mampu mengangkat sekolah dari keterpurukannya dan dapat memecahkan berbagai persoalan pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan kita. MBM merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan yang berkelanjutan, baik secara makro, maupun mikro. Kerangka makro erat kaitannya dengan upaya politik yang saat ini sedang ramai dibicarakan yaitu desentralisasi kewenangan dari pusat ke daerah, sedangkan aspek mikro melibatkan seluruh sektor dan lembaga pendidikan yang paling bawah, tetapi terdepan dalam pelaksanaannya, yang dalam hal ini adalah madrasah3. Pola manajemen seperti ini memberi peluang bagi kepala sekolah, guru dan peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas dan profesionalisme yang dimiliki. Salah satu madrasah yang kami teliti adalah Madrasah Tsanawiyah – Aliyah Islamiyah At-Tanwir yang
4444
berada di Desa Talun Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Madrasah ini dipandang sebagai madrasah dengan pola organisasi yang cukup klasik dan merupakan madrasah yang dianggap “favorit” oleh masyarakat sekitar sehingga banyak diantara warga yang berkeinginan menyekolahkan anaknya di situ. B. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan 4 rancangan studi kasus. Penelitian ini memiliki karakteristik natural dan merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif.5 Dalam hal ini pendekatan kualitatif dianggap relevan untuk membahas kajian ini. Berbagai fenomena yang berkaitan dengan manajemen madrasah akan dianalisis untuk dilakuakan evaluasi, sekaligus mencari strategi pengembangan madrasah yang matching dengan sistem otonomi pendidikan. Ini perlu dilakukan guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan madrasah. 2. Objek Penelitian Kajian terfokus pada upaya pengambilan dan penerapan berbagai prinsip yang terkait dengan manajemen berbasis sekolah di dalam suatu lembaga pendidikan yang bernama madrasah dengan mencermati secara seksama karaktristik MBM kemudian meneliti
JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005
4545 Ahmad Qorib secara cermat setiap komponenkomponen madrasah untuk ditemukan faktor-faktor yang menjadi penunjang dan penghambat kegiatan belajar mengajar di MTs – MA Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro. 3. Beberapa Pertanyaan Penelitian Penelitian ini ingin menjawab beberapa pertanyaan penting sebagai berikut: a. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Berbasis Madrasah (MBM)? b. Bagaimana Implementasi MBM di Madrasah Tsanawiyah – Aliyah Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro? c. Faktor apa saja yang menjadi penunjang dan penghambat terhadap implementasi MBM di Madrasah Tsanawiyah – Aliyah Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro? d. Bagaimana strategi pengembangan madrasah di era otonomi pendidikan? Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui konsep dasar mengenai MBM dan segenap komponen yang ada di dalamnya b. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi MBM di Madrasah Tsanawiyah – Aliyah Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro? 4.
Implementasi Manajemen ...
c. Untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang menjadi penunjang dan penghambat implementasi MBM di Madrasah Tsanawiyah – Aliyah Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro. d. Untuk mengetahui bagaimana menyusun dan merumuskan strategi pengembangan madrasah di era otonomi pendidikan? C. Konsep Dasar Manajemen Berbasis Madrasah Dalam maknanya yang paling umum, Istilah manajemen memiliki banyak pengertian tergantung pada kecenderungan orang yang mengartikannya. Dalam bidang pendidikan, istilah manajemen sekolah atau madrasah seringkali disandingkan dengan istilah administrasi sekolah, bahkan dalam berbagai kesempatan istilah manajemen dan administrasi sering digunakan dalam term yang sama.6 Hal ini karena didasarkan pada fungsi pokok yang sama antara manajemen dan administrasi yaitu; fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.7 Dalam bukunya yang berjudul Management, Peter P. Schoderbek mendevinisikan manajemen sebagai “a process of achieving organizational goals through others”.8 Adapun rumusan manajemen menurut Haughton, sebagaimana dikutip oleh Mutthawi’, adalah suatu aktifitas yang melibatkan proses
JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005
4545
Ahmad Qorib
Implementasi Manajemen …
pengarahan, pengawasan dan pengerahan segenap kemampuan untuk melakukan suatu aktifitas dalam suatu organisasi. Dari definisi di atas, dapat ditarik suatu pengertian bahwa yang dimaksud dengan Manajemen Berbasis Madrasah (MBM) adalah segala usaha untuk memberikan kewenangan kepada madrasah dan guru untuk mengatur pendidikan dan pengajaran, merencanakan, mengorganisasi, mengawasi, mempertanggungjawabkan, mengatur serta memimpin sumber daya insani serta sarana dan prasarana untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan madrasah.9 D. Karakteristik Manajemen Berbasis Madrasah Setelah Manajemen Berbasis Madrasah (MBM) ditawarkan menjadi sebuah bentuk operasional desentralisasi pendidikan, maka madrasah juga harus dipersiapkan untuk menerima dan menjalankan tawaran tersebut. Untuk mendukung upaya ke situ, perlu diketahui lebih jauh mengenai karakteristik MBM diantaranya adalah:
pengembangan strategi sesuai dengan kondisi setempat, sekolah dapat lebih memberdayakan tenaga kependidikan (guru) agar lebih berkonsentrasi pada tugas utamanya.
1. Pemberian Otonomi yang Luas Kepada Sekolah MBM memberikan otonomi luas kepada sekolah namun tetap disertai dengan seperangkat tanggung jawab. Dengan adanya otonomi yang memberikan tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan
4. Team work yang tinggi dan profesional. Dalam MBM, keberhasilan program-program sekolah didukung oleh kinerja team work yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan di sekolah. Dalam dewan pendidikan dan komite sekolah misalnya, pihak-
4646
2. Partisipasi masyarakat dan orang tua Dalam MBM, pelaksanaan program-program sekolah didukung oleh partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi. Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas sekolah. 3. Kepemimpinan yang demokratis dan profesional Dalam MBM, pelaksanaan program-program sekolah didukung oleh adanya kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional. Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana inti program sekolah merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan integritas profesional.
JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005
4747 Ahmad Qorib pihak yang terlibat bekerja sama secara harmonis sesuai dengan perannya masing-masing untuk mewujudkan suatu “madrasah yang dibanggakan“ oleh semua pihak. Mereka tidak menunjukkan kuasa atau paling berjasa, tetapi masingmasing memberi kontribusi terhadap upaya peningkatan mutu dan kinerja sekolah secara Kaffah E. Manajemen Komponen-komponen Madrasah Hal yang paling utama dalam implementasi MBM adalah manajemen terhadap komponenkomponen madrasah. Komponenkomponen tersebut meliputi enam kegiatan utama madrasah yang terdiri dari: 1. Manajemen kurikulum dan program pengajaran. Pengurus madrasah harus mampu mengambil dan menerjemahkan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan relevan dengan lingkungan di mana siswa berada pada saat itu.10 Secara umum manajemen kurikulum dan program pengajaran mencakup tiga kegiatan, Pertama: perencanaan kurikulum yang dilakukan melalui tahapan pengkajian kurikulum secara menyeluruh penyusunan program kurikulum selama satu tahun pelajaran, penyusunan analisis materi pelajaran yang dilakukan oleh para guru,
Implementasi Manajemen ...
pembuatan satuan pelajaran dan perencanaan pengajaran. Kedua: pelaksanaan kurikulum yaitu realisasi jadwal pelajaran, penggunaan hari efektif madrasah, pemantapan atau pelajaran tambahan bagi kelas-kelas yang akan mengikuti kegiatan, evaluasi tahap akhir, ulangan sumatif dan formatif serta pengelolaan pembelajaran di kelas. Ketiga: Penilaian kurikulum yang dibedakan ke dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa.11 2. Manajemen tenaga kependidikan Dalam kondisi apapun unsur yang paling kritis dan berpengaruh terhadap perubahan yang diingini pada anak didik adalah aspek personil madrasah, baik itu tenaga edukatif maupun tenaga administrative.12 Secara umum pelaksanaan manajemen tenaga kependidikan setidaknya mencakup tuju kegiatan utama, yaitu: a. Perencanaan Perencanaan personil kependidikan merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan personil kependidikan baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk masa sekarang dan masa depan. Ia lebih diarahkan pada penempatan seorang tenaga pendidikan dengan berpegang pada prinsip “the right man on the right place”13. b. Pengadaan Pengadaan tenaga (personil) kependidikan adalah proses kegiatan
JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005
4747
Ahmad Qorib
Implementasi Manajemen …
untuk mengisi formasi pegawai yang lowong, yang biasanya disebabkan karena adanya pegawai yang berhenti atau karena adanya perluasan organisasi yang didasarkan keperluan, baik dari segi jumlah maupun mutu. c. Pembinaan dan pengembangan Agar personil madrasah mampu melaksanakan tugas secara optimal dan bisa menyumbangkan segenap kemampuannya untuk kepentingan lembaga maka dibutuhkan adanya peningkatan dan perbaikan. Baik melalui on the job training maupun in service training.14 d. Promosi dan mutasi Promosi dan mutasi merupakan kegiatan manajemen tenaga kependidikan yang berhubungan dengan suatu proses pemindahan fungsi, tanggung jawab dan status ketenagakerjaan dari tenaga kependidikan pada situasi tertentu dengan tujuan agar tenaga kependidikan yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan dapat memberikan prestasi kerja semaksimal mungkin pada suatu lembaga pendidikan.15 e. Pemberhentian Pemberhentian tenaga kependidikan merupakan fungsi personalia yang menyebabkan terlepasnya pihak organisasi dan personil dari hak dan kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja dan sebagai tenaga kependidikan. f. Kompensasi
4848
Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan dinas pendidikan dan sekolah kepada tenaga kependidikan yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. g. Penilaian. Penilaian disini merupakan suatu sistem penilaian secara obyektif dan akurat yang dilakukan oleh pimpinan untuk melihat prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan organisasi sekolah. 3. Manajemen Kesiswaan Manajemen kesiswaan (murid) adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinyu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah.16 Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, teratur serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan sekolah tersebut, manajemen kesiswaan sedikitnya meliputi empat kegiatan, yaitu: penerimaan murid baru, kegiatan
JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005
4949 Ahmad Qorib kemajuan belajar, bimbingan dan pembinaan disiplin serta monitoring.17 4. Manajemen keuangan dan pembiayaan Manajemen keuangan dan pembiayaan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinyu terhadap biaya operasional madrasah sehingga kegiatan madrasah semakin efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.18 Pada tingkat satuan pendidikan, keuangan dan pembiayaan secara garis besar diperoleh dari subsidi pemerintah pusat, pemerintah daerah, iuran siswa dan sumbangan masyarakat. sedangkan pada sekolah swasta kebanyakan berasal dari para siswa atau yayasan.19 Tugas manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu: perencanaan keuangan (financial planning), pelaksanaan (implementation) dan evaluasi (evaluation)20 5. Manajemen Sarana dan Prasarana Kependidikan Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja kursi serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah
Implementasi Manajemen ...
fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun, taman sekolah dan jalan menuju sekolah.21 Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Pada garis besarnya, manajemen sarana dan prasarana meliputi lima hal,22 yaitu: penentuan kebutuhan, proses pengadaan, pemakaian, pencatatan/pengurusan dan pertanggungjawaban. 6. Manajemen pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat Hubungan sekolah dengan masyarakat dimaksudkan untuk: a).mengembangkan pemahaman tentang maksud-maksud dan saransaran dari sekolah, b).menilai program sekolah, c). mempersatukan orang tua murid dan guru dalam memenuhi kebutuhan anak didik, d).mengembangkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan sekolah dalam era pembangunan, e). membangun dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap sekolah, f). memberitahu masyarakat tentang pekerjaan sekolah, g). menyerahkan dukungan dan bantuan bagi pemeliharaan dan peningkatan program sekolah.23
JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005
4949
Ahmad Qorib
Implementasi Manajemen …
Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik dan tinggi. Kepala sekolah dan guru merupakan kunci dalam menciptakan hubungan yang baik antara sekolah dengan masyarakat yang efektif dan harmonis di mana ia akan dapat membentuk: a). saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja, b).saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing, c).kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa bangga dan ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah.24 F. Kriteria Keberhasilan Manajemen Berbasis Madrasah Ada tiga hal yang dapat dijadikan sebagai ukuran bagi keberhasilan MBM, yaitu: 1. Prestasi siswa: angka mengulang kelas menurut angka putus sekolah menurut NEM meningkat dan prestasi dibidang juga meningkat 2. Manajemen madrasah ada perbaikan: ada rencana/program kerja tahunan, kepala madrasah yang memiliki kepemimpinan dan manajerial. 3. Partisipasi masyarakat yang tinggi dan terbina.25
5050
G. Temuan Penelitian Dari penelitian ini dapat kami kemukakan beberapa point penting yang dapat kami rumuskan dari datadata lapangan, baik itu yang berupa kelebihan maupun berupa kekurangan. Adapun, point yang menjadi kelebihan MTs – AI At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro adalah sebagai berikut: 1. Guru dan tenaga pengajar yang kompeten dan professional Kualitas guru dan tenaga kependidikan ini selain dinilai dari segi ijasah terahir, juga dinilai dari kemampuan mereka menyampaikan materi-materi pelajaran dengan metode dan teknik tertentu walaupun terkadang dari segi administrasi ada beberapa guru yang ijazahnya belum memenuhi standar mimimum. Tetapi mereka dianggap professional karena dari segi kualitas, mereka benar-benar sudah teruji. Mereka ini biasanya ditugaskan untuk menyampaikan mata pelajaran khusus kitab kuning. Mereka ini rata-rata berstatus status sebagai kyai atau tokoh masyarakat yang sudah bisa memberikan warna dan kemajuan tersendiri bagi perkembangan siswa didik. 2. Kurikulum yang komprehensif dengan perpaduan antara pendidikan salaf dan modern Untuk menunjang program pendidikan di MTs – AI At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro, pihak pengurus menerapkan kurikulum
JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005
5151 Ahmad Qorib mandiri dengan mengadopsi dari kurikulum pondok modern Gontor dengan diajarkannya mata pelajaran tertentu yang berbasis bahasa arab dan Inggris dan buku pedomannya juga menggunakan buku-buku/kitabkitab yang berbahasa Arab dan Inggris yang diambilkan dari bukubuku yang dipergunakan di pondok modern Gontor seperti Tarikh Tasyri’, Ilmu Fara’id, Fiqh al Wadlih, Tarikh Adab al-Lughah, tajwid, ilmu kalam, ilmu mantiq, ilmu tafsir dan Ilmu Musthalahul Hadist. Sedangkan untuk bahasa Inggrisnya menggunakan buku English lesson I & II dan dilengkapi juga dengan buku Grammar yang juga disampaikan dengan bahasa Inggris. Di sisi lain, siswa siswi juga dibekali dengan mata pelajaran berbasis salaf yang ditandai dengan dimasukkannya kitab-kitab kuning sebagai objek kajian seperti: Tafsir Jalalain (tafsir), Ta’limul Muta’alim (akhlak), Riyadlush Shalihin (hadist), Fathul Qarib (fiqh), Bidayatul Hidayah dan Nashaihul ‘Ibad (tasawuf) dan lain sebagainya. Bahkan, untuk mata pelajaran keagamaan pihak pengurus 3. Program pengajaran yang menekankan pada penguasaan bahasa asing (Arab dan Inggris) Aspek amaliah siswa didik menjadi sasaran pokok pendidikan dan pengajaran di MTs – AI Talun Sumberrejo Bojonegoro, karena itu praktek real atas apa yang diberikan
Implementasi Manajemen ...
melalui program kurikulum dan pengajaran di sini menjadi penekanan tersendiri. Khususnya adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan dasar-dasar agama, etika apalagi bahasa. Khusus untuk program bahasa, siswa-siswi menerapkannya langsung pada mata pelajaran kebahasaan dengan menggunakan buku panduan berbahasa asing dan menjadikan bahasa yang dipelajari sebagai bahasa pengantar, dengan begitu wajar apabila setelah menyelesaikan studi, banyak lulusan yang terampil berbahasa baik itu bahasa Arab, Inggris atau bahkan keduanya. 4. Memiliki kemandirian Sebagai madrasah swasta, MTs – AI Talun Sumberrejo Bojonegoro sudah terbiasa dengan iklim kemandirian, baik kemandirian dalam mengambil keputusan, kemandirian dalam pengelolaan, pendanaan serta kemandirian dalam bekerja. Oleh karena itu, walaupun terjadi perubahan kebijakan yang signifikan terhadap politik pendidikan dengan bergesernya pengelolaan pendidikan dari yang semula sentralistis menuju pengelolaan yang bersifat desentralistis, MTs – AI Talun Sumberrejo Bojonegoro tidak begitu kaget karena ia sudah sangat terbiasa dengan kemandirian. Selain dari pada kelebihan di atas, ada sisi lain dari MTs – AI AtTanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro
JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005
5151
Ahmad Qorib
Implementasi Manajemen …
yang perlu dilakukan koreksi dan perbaikan, diantaranya adalah: 1. Adanya rangkap jabatan kepala madrasah Adanya rangkap jabatan kepala madrasah ini disebabkan karena karena adanya keranduan dan struktur organisasi pengurus madrasah yang sedemikian besar dengan menaungi dua jenjang pendidikan, yaitu Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di mana kedua jenjang pendidikan ini seyogyanya memiliki dua struktur organisasi kepengurusan dengan dua pemimpin, tapi di MTs – AI Attanwir ini hanya ada seorang kepala dan satu struktur organisasi kepengurusan. 2. Lemahnya manajemen Lemahnya manajemen di MTs – AI Talun Sumberrejo Bojonegoro ini lebih disebabkan karena adanya efek paranoid dari kerancuan struktur organisasi pengurus madrasah sebagaimana terdapat pada point pertama. Kerancuan struktur organisasi tersebut berdampak langsung terhadap ketidakjelasan job dan tata kerja personalia madrasah, belum lagi karena kultur pesantren yang menempatkan teori manajemen lilah ta’ala yang sering berdampak pada semangat kerja sak ikhlase yang cenderung semaunya sendiri sehingga akan memperburuk kinerja personalia madrasah yang semakin jauh dari professionalisme. 3. Keterbatasan sarana dan prasarana.
5252
Keterbatasan sarana dan prsasarana ini setidaknya diindikasikan oleh dua hal, yaitu: a. Tidak adanya laboratorium IPA Tidak adanya sarana yang berupa laboratorium jelas akan berpengaruh bagi kelangsungan kegiatan belajar mengajar di MTs – AI Talun Sumberrejo Bojonegoro, sudah selayaknya kalau madrasah sedemikian besar memiliki laboratorium guna menunjang proses belajar mengajar. Dengan bantuan laboratorium, kiranya siswa-siswi akan termotivasi untuk mempelajari secara mendalam apa yang menjadi bidang kajiannya sehingga mereka tidak hanya mempelajari secara teoritis tetapi suatu ketika mereka juga dapat mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya di laboratorium. b. Perpustakaan yang kurang memadai Laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat guru tidak lagi mampu memberikan akses informasi yang memadai bagi siswa. Karena itu, perpustakaan yang lengkap dan memadai menjadi solusi bagi persoalan tersebut. Pelajaran yang disampaiakn di kelas akan lebih mantap kalau sekiranya siswa bisa mendalaminya lagi dengan memanfaatkan literatur-literatur yang ada di perpustakaan, khususnya pada waktu-waktu kosong. H. Kesimpulan
JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005
5353 Ahmad Qorib Setelah memperhatikan deskripsi di atas, tentunya dapatlah ditarik benang merah sebagai kesimpulan yang kami rumuskan sebagai berikut: 1. Manajemen Berbasis Madrasah sebagai terjemahan dari school based management bisa dimaknai sebagai segala usaha untuk memberikan kewenangan kepada madrasah dan guru untuk mengatur pendidikan dan pengajaran, merencanakan, mengorganisasi, mengawasi mempertangungjawabkan, mengatur serta memimpin sumber daya insani serta sarana dan prasarana untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan madrasah. 2. Implementasi manajemen berbasis madrasah (MBM) yang berlangsung di MTs-AI Talun Sumberrejo Bojonegoro belum bisa dikatakan sempurna, walaupun kriteria keberhasilan MBM sudah dapat dijumpai di MTs-AI. Hal ini lebih disebabkan karena lemahnya Madrasah dalam membuat perencanaan, mengatur organisasi madrasah, maupun dalam menggerakkan seluruh team work madrasah. 3. Dalam implementasi MBM di MTs-AI Talun Sumberrejo Bojonegoro, tentunya ada saja faktor-faktor yang menjadi
Implementasi Manajemen ...
penunjang dan penghambat implementasi tersebut. Diantara faktor yang menjadi kekuatan dari implementasi konsep MBM di MTs-AI Talun Sumberrejo Bojonegoro adalah: a. guru dan tenaga kependidikan yang kompeten dan professional, b. kurikulum yang komprehensif dengan perpaduan antara pendidikan salaf dan modern, c. adanya program pengajaran yang memberikan penekanan pada praktek, d. memiliki kemandirian Adapun kelemahan yang ada dalam implementasi MBM di sini diantaranya adalah:a).adanya rangkap jabatan kepala madrasah, b).lemahnya manajemen, dan c). keterbatasan sarana dan prasarana 4. Dalam mengembangkan madrasah di era otonomi pendidikan seperti sekarang ini, dibutuhkan strategi yang jitu agar madrasah dapat berkembang semakin baik dan berkualitas. Diantara strategi yang dapat dilaksanakan madrasah adalah: a. Melaksanakan inovasi manajemen kelembagaan (institusi) pendidikan secara sistemik, total dan mendasar. b. Meningkatkan kualitas pembelajaran akademik yang meliputi empat aspek pembelajaran yaitu: learning to think, learning to do, learning to be, dan learning to live together.
JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005
5353
Ahmad Qorib
Implementasi Manajemen …
c.
Meningkatkan kesesuaian dan kepadanan (link and match) pendidikan dengan berbagai kebutuhan dan tuntutan kehidupan. d. Meningkatkan peran serta masyarakat.
karenanya diskusi secara mendalam
I. Penutup
memimpikan madrasah sebagai pusat
Demikianlah review penelitian ini disajikan, penulis tidak menutup
dan terbuka serasa penting terus dilakukan. diharapkan
Namun tulisan
demikian,
ini
setidaknya
memberikan kotribusi positif bagi siapa
saja
yang
peduli
dan
peradaban, center for excelent di masa datang. Semoga.
mata atas keterbatasan tulisan ini, DAFTAR PUSTAKA Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Keagamaan, Manajemen Madrasah Mandiri, Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2003. ----------, Pedoman Implementasi Manajemen Berbasis Madrasah, Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2003. ----------, Konsep Dasar Manajemen Madrasah Mandiri, Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2003. Brannen, Julia, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004. Gunawan, Ary H., Administrasi Sekolah; Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996. Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1996. Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002. Orlosky, Donald E., et. al., Educational Administration Today, London : Charles E. Merrill Publishing Company and A Bell & Howell Company, 1984. Peter P. Schoderbek, et. al., Management, London: Harcourt Brace Jovanovich Publishers, 1988. Sidi, Indra Djati, Menuju Masyarakat Belajar; Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001. Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001 Supriadi, Dedi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.
5454
JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005
5555 Ahmad Qorib
Implementasi Manajemen ...
Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan; Dasar Teoritis Untuk praktek Profesional, Bandung: Angkasa,1989.
Catatan Akhir: 1
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep, Strategi dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), Cet. I, hlm 4.
2
Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar; Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. I, hlm 30.
3
Ibid., hlm.11.
4
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001), Cet. II, hlm. 7.
5
Julia Brannen, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kiantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), Cet. IV., hlm. 69).
6
Donald E. Orlosky, et. al., Educational Administration Today, (London : Charles E. Merrill Publishing Company and A Bell & Howell Company, 1984), hlm. 3.
7
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2002), hlm.19. Lihat juga Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Keagamaan, Pedoman Implementasi Manajemen Berbasis Madrasah, (Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2003), Cet III, hlm. 2.
8
Peter P. Schoderbek, et. al., Management, (London: Harcourt Brace Jovanovich Publishers, 1988), hlm. 8.
9
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi, op. cit., hlm. 21.
10
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi, op. cit., hlm. 40.
11
Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Keagamaan, Manajemen Madrasah Mandiri, (Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2003), Cet III, hlm. 44-45.
12
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1996), hlm.65.
13
Hadari Nawawi, op. cit., hlm.65.
14
Ibid., Hlm. 154.
15
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS Dan KBK, op. cit., hlm. 154.
16
Ary H. Gunawan, op. cit. Hlm. 9.
17
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi, op. cit., Hlm. 46.
18
Ary H. Gunawan, op. cit., Hlm. 160.
19
Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 6.
20
Ibid
21
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi, loc. cit.
22
B. Suryosubroto., Manajemen Pendidikan Di Sekolah, op. cit., hlm. 113.
23
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan; Dasar Teoritis Untuk Praktek Professional, hlm145.
24
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS Dan KBK, op. cit., hlm. 166.
JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005
op. cit.,
5555
Ahmad Qorib
25
Implementasi Manajemen …
Badan Litbang Agama dan Keagamaan, Konsep Dasar Manajemen madrasah mandiri, Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2003, hlm 57.
5656
JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005