Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
DESAIN APLIKASI PENGENDALIAN KREDIT DAN MANAJEMEN RESIKO : STUDI KASUS DI PT. BANK BUMIPUTERA INDONESIA TBK Eddy Syariffuddin, Arief Djunaedy Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS, Surabaya ABSTRAK PT. Bank Bumiputera Indonesia Tbk., seperti kebanyakan bank lainnya merupakan sebuah lembaga keuangan yang mengandalkan penyaluran kredit dalam proses bisnisnya. Dikarenakan belum tersedianya sistem yang terintegrasi antara masing-masing divisi dalam pengelolaan kredit, dapat mengakibatkan terhambatnya proses kredit itu sendiri. Dengan tersedianya aplikasi pengendalian kredit dan manajemen resiko akan dapat meningkatkan pengelolaan administrasi dan pengendalian kredit yang teratur dan sistematis yang mengintegrasikan beberapa divisi terkait. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain aplikasi pengendalian kredit yang otomatis dan sistematis guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja serta mengatasi resiko pada PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk. Desain aplikasi didasarkan pada desain yang berbasis obyek dengan tool UML (Unified Modeling Language), dimana cara analisis menggunakan bentuk use case. Selain itu dibuat prototipe hasil desain guna melakukan evaluasi keberhasilan dari hasil desain. Hasil penelitian ini yang berupa prototipe telah dilakukan uji coba dan berhasil dengan baik, sehingga ketika diimplementasikan ke lingkungan sebenarnya diharapkan dapat memberikan kontribusi pada PT. Bank Bumiputera Indonesia Tbk. untuk meningkatkan proses kontrol dalam pengendalian kredit dan manajemen resiko yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan pelayanan nasabah yang cepat dengan dukungan teknologi. Kata kunci: Prototipe Aplikasi Pengendalian Kredit dan Manajemen Resiko, desain berorientasi pada obyek, Unified Modeling Language PENDAHULUAN Bank Bumiputera didirikan tahun 1989 sebagai perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh AJB Bumiputera 1912, dan menjadi bank publik sejak bulan Juli 2002. Seperti kebanyakan bank lainnya dalam menjalankan proses bisnisnya, PT. Bank Bumiputera mengandalkan penyaluran kredit ke sektor korporasi. Bank Bumiputera perlahan-lahan melakukan transformasi usaha dari bank korporasi menjadi bank konsumen, dengan mengusung salah satu visinya yaitu memfokuskan pada penyediaan layanan keuangan kepada individu dan dunia usaha dengan basis kustomer yang besar serta misinya untuk menjadi perusahaan jasa keuangan yang berorientasi kepada nasabah. Untuk meningkatkan kinerja bank khususnya di sektor kredit serta memenangkan persaingan dengan bank lain, maka pihak manajemen bank dituntut untuk mempunyai pengelolaan administrasi kredit yang sistematis dan teratur serta dapat menangani nasabah dalam jumlah yang besar, sehingga misi dan visi PT. Bank Bumiputera dapat tercapai. Namun belum ditunjang dengan sistem yang terintegrasi, sehingga dalam menangani informasi-informasi yang saling berkaitan satu sama lain dan jumlah nasabah yang sangat besar memerlukan waktu yang lebih lama, SDM yang banyak, biaya operasional yang tinggi dan biaya lembur, serta kecermatan/ketelitian ekstra dalam memonitoring angsuran. Keadaan ini memberi peluang dilakukannya
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
penelitian yang terkait dengan desain aplikasi pengendalian kredit dan manajemen resiko yang dapat menangani berbagai kegiatan seperti pengumpulan informasi, penyajian data, pencatatan, monitoring, reminder serta penguasaan dokumen yang ada kaitannya dengan proses kegiatan perkreditan oleh unit-unit kerja terkait dalam penyelenggaraan pengelolaan portofolio kredit bank serta manajemen resiko. Manfaat yang didapatkan jika nantinya diimplementasikan dapat berupa peningkatan proses kontrol pengendalian kredit dan manajemen resiko, peningkatan efisiensi waktu dan pengurangan biaya tenaga kerja serta biaya lembur, peningkatan layanan nasabah dengan dukungan teknologi, dan peningkatan kinerja pada sektor perkreditan di PT. Bank Bumiputera. METODA Manajemen Resiko pada Kredit di Perbankan Resiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan (anticipated) maupun yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated) yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank. Untuk dapat menerapkan proses manajemen resiko, pada tahap awal bank harus secara tepat mengidentifikasi resiko dengan cara mengenal dan memahami seluruh resiko yang sudah ada (inherent risk) maupun yang mungkin timbul dari suatu bisnis baru bank, termasuk resiko yang bersumber dari perusahaan terkait dan afiliasi lainnya. Setelah dilakukan identifikasi resiko secara akurat, selanjutnya secara berturutturut bank perlu melakukan pengukuran, pemantauan, dan pengendalian resiko. Pengukuran resiko tersebut dengan maksud agar bank mampu mengkalkulasi exposure risk yang melekat pada kegiatan usahanya sehingga bank dapat memperkirakan dampaknya terhadap permodalan yang seharusnya terpelihara dalam rangka mendukung kegiatan usaha bank. Sementara itu, dalam rangka melaksanakan pemantauan resiko, bank harus melakukan evaluasi terhadap exposure risk, terutama yang bersifat material dan/atau yang berdampak pada permodalan bank. Hasil pemantauan yang mencakup evaluasi terhadap exposure risk tersebut dilaporkan secara tepat waktu, akurat dan informasi yang digunakan oleh pihak pengambil keputusan dalam suatu bank, termasuk tindak lanjut yang diperlukan. Selanjutnya berdasarkan hasil pemantauan tersebut bank melakukan pengendalian resiko antara lain penambahan modal, lindung nilai dan teknik resiko lainnya. UML Unified Modeling Language (UML) adalah suatu notasi yang baku untuk pemodelan dari object dunia yang sesungguhnya sebagai langkah pertama dalam mengembangkan suatu program yang berorientasi obyek. Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi software, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada hardware, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Pemodelan Use-Case Pemodelan use-case untuk menganalisa fungsi-fungsi yang dibutuhkan dalam sistem. Dikarenakan terfokus pada “ apa” yang dilakukan sistem yang telah tersedia atau apa yang yang harus dilakukan pada sistem baru, bukan dengan “bagaimana” sistem mengantarkan atau yang harus diantarkan pada fungsi tersebut, model use-case dibangun di fase analisa atas object-oriented system development life cycle.
ISBN : 978-979-99735-4-2 C-6-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Class Diagram Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. State Diagram State Diagram adalah model atas keadaan obyek dan kejadian yang menyebabkan obyek berubah dari satu keadaan ke keadaan lainnya. State Diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Pada umumnya state diagram menggambarkan class tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu state diagram). Activity Diagram Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Prototyping Prototyping adalah proses iterasi pada pengembangan sistem dimana membutuhkan perubahan menjadi sistem kerja yang terevisi secara terus-menerus dari awal hingga akhir antara analist dan user. Prototipe dapat dibangun dengan bermacammacam bahasa komputer atau tool pengembang, namun spesial tool prototipe dapat dibangun untuk mempermudah proses. Dengan menggunakan teknik pengembangan prototyping, analis bekerja dengan user untuk menentukan inisial atau dasar yang dibutuhkan untuk sistem. Ketika prototipe telah sempurna, user bekerja dengan menggunakannya dan memberitahukannya apa yang sesuai dan apa yang tidak sesuai mengenai prototype tersebut. Analis menggunakan informasi ini sebagai feedback untuk memperbaiki prototype dan menjadikannya versi yang terbaru untuk user. Proses iterasi secara berkelanjutan hingga user merasa cukup dengan apa yang diinginkannya. HASIL DAN DISKUSI Analisis Berdasarkan dari informasi yang dikumpulkan digunakan untuk menganalisa dengan memahami kondisi yang ada sehingga didapat syarat-syarat yang dibutuhkan untuk pemodelan
ISBN : 978-979-99735-4-2 C-6-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Batasan Sistem Pendefinisian batasan sistem aplikasi dibagi menjadi beberapa subsistem tingkat tinggi, yakni subsistem marketing, subsistem administration credit, subsistem account officer, subsistem collection dan subsistem aplikasi. Dari masing-masing subsistem tersebut, terdiri dari beberapa sistem manajemen. Untuk subsistem marketing, terdiri dari sistem manajemen nasabah dan sistem manajemen permohonan kredit. Untuk subsistem administration credit, terdiri dari sistem manajemen appraisal, manajemen practise checking, manajemen trade checking dan manajemen verifikasi usaha. Untuk subsistem account officer, terdiri dari sistem manajemen pengukuran resiko dan sistem manajemen pemberian keputusan. Untuk subsistem collection, terdiri dari sistem manajemen angsuran. Analisis Use Case Analisis dengan menggunakan model use case, memberikan keleluasaan antara peneliti dan user untuk dapat menganalisa area permasalahan, sehingga interaksi antara user dengan sistem dapat dianalisa secara keseluruhan selama proses pengembangan sistem. Syarat-syarat yang diperlukan dalam pembuatan model use case adalah aktor, use case serta komunikasi hubungan antara aktor dengan use case. Penggambaran use case dengan relationshipnya dengan aktor membantu untuk menjelaskan struktur sistem pada use case yang terlihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. Use Case Diagram
ISBN : 978-979-99735-4-2 C-6-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Desain Prototipe Desain prototipe ini merupakan sebuah kelanjutan dari hasil analisis, dimana perencanaan prototipe dibuat berdasarkan dari hasil analisa use case dimana use case hasil dari analisa tersebut direalisasikan. Sequence Diagram Pembentukan sequence diagram dibuat berdasarkan pada use case. Kelas obyek beserta attribut dan operasinya dapat ditentukan pula dari sequence diagram. Gambar 3.2. merupakan contoh sequence diagram pembuatan nasabah baru.
Gambar 3.2. Sequence Diagram Pembuatan Nasabah Baru
Kelas obyek yang dapat diidentifikasikan adalah : Tabel 4.1. Kelas Obyek Detail Use Case Pembuatan Nasabah Baru Nama Kelas Obyek
Type
User
Actor Class
Manajemen Nasabah
Boundary Class
Nasabah
buka_windows ( ) menampilkan ( ) memasukkan_data ( ) melakukan_perubahan ( )
Fungsi Nasabah Baru
Boundary Class
Nasabah
memilih ( ) membersihkan_form ( ) unlock_form ( )
Fungsi Simpan Nasabah
Boundary Class
Nasabah
memilih ( )
Nasabah
simpan ( ) verifikasi ( ) mencari ( ) menghapus ( ) menambah ( )
Control Nasabah
Control Class
Attribut
Operasi
Desain Klas Obyek Setelah obyek kelas didapatkan dari masing-masing use case, maka kelas obyek dapat dikumpulkan dengan mengkaitkan dengan use case lainnya, sehingga penggambaran diagram secara global digambarkan pada gambar 3.3.
ISBN : 978-979-99735-4-2 C-6-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Gambar 3.3. Klas Obyek Diagram Global
Desain Antar-muka Untuk desain antar-muka dari sistem aplikasi dimana didalam terdiri dari subsistem marketing, subsistem administration credit, subsistem account officer dan subsistem collection yang terlihat pada gambar 3.4. < system > Aplikasi Pengendalian Kredit dan Manajemen Resiko
< subsystem > Marketing
< subsystem > Collection
< subsystem > Administration Credit
< subsystem > Account Officer
Gambar 3.4. Desain Menu Sistem Aplikasi
ISBN : 978-979-99735-4-2 C-6-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Untuk desain antar-muka pada subsistem, dengan mengambil contoh pada subsistem collection yang terdiri dari perhitungan angsuran, cari debitur dan reminder yang terlihat pada gambar 3.5. < subsystem > Collection
Perhitungan Angsuran Cari Debitur TEXT BOX LIST BOX BUTTON
<< interface >> TEXT BOX
Debitur Periode Angsuran
<< interface >> Debitur
TABLE
listView value
listView
BUTTON Reminder << interface >> LABEL BUTTON
JatuhTempo value
Gambar 3.5. Desain Antar-muka untuk Subsistem Collection
Pembuatan Prototipe Hasil dari desain diimplementasikan ke dalam bahasa program Microsoft Visual Basic 6 dengan menggunakan basis data microsoft access. Dengan mengambil contoh pada pembuatan menu, terlihat pada gambar 3.6.
Gambar 3.6. Gambar Menu Sistem Aplikasi
ISBN : 978-979-99735-4-2 C-6-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian mengenai desain dan pembuatan prototipe aplikasi pengendalian kredit dan manajemen resiko adalah sebagai berikut : 1. Dalam penelitian ini telah berhasil didesain dan dibuat sebuah aplikasi yang disertai dengan pembuatan prototipe untuk mengevaluasi hasil dari desain aplikasi yang dibangun. Dengan adanya aplikasi ini dapat menyelesaikan permasalahan dalam pengelolaan kredit sebelumnya dimana yang memerlukan waktu lama serta tenaga kerja yang banyak, dan dapat meningkatkan manajemen resiko yang membutuhkan ketelitian/kecermatan yang tinggi dalam memantau resiko yang dapat terjadi. 2. Sebagai hasil akhir dari desain aplikasi yang berupa prototipe, dilakukan pengujian verifikasi dan memberikan hasil yang sesuai. Sedangkan pengujian validitas diterapkan pada masing-masing divisi dan berhasil memperoleh keabsahannya. DAFTAR PUSTAKA A Division of Microsoft Corporation (1998) Advanced Microsoft Visual Basic 6.0, second edition. Microsoft Press. Bank Bumiputera (2002) Risk Asset Management Process, PT. Bank Bumiputera. Davis, A. (1993) Software Requierements : Object, Functions and States, Prentice Hall. Hoffer J.A., George, J.F., et al (1999) Modern Systems Analysis and Design, Second Edition. Addison-Wesley. Jacobson, I. et al (1992) Object-Oriented Software Engineering : Use Case Driven Approach, Addison-Wesley. Miles, R. and Hamilton, K. (2006) Learning UML 2.0, O'Reilly Media, Inc., 1005 Gravenstein Highway North. Pressman, R. S. (2001) Software engineering : a practitioner’s approach, McGraw-Hill, Fifth Edition. pp. 249 – 250, 262 – 263. Quatrani, T. (1999) Visual Modeling with Rational Rose 2000 and UML, Second Edition. Addison-Wesley. Targowski, A. (2003) Electronic Enterprise: Strategy and Architecture , IRM Press. pp. 74-76. Veithzal, H. R. dan Veithzal, A. P. (2006) Credit Manajemen Handbook; Edisi Pertama. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
ISBN : 978-979-99735-4-2 C-6-8