DEPRESI Oleh : dr. Moetrarsi, SKF, DTM&H, SpKJ
Definisi • Depresi ialah suatu penyakit episodik dimana gejala depresi dapat terjadi sendirian atau disertai oleh mania (penyakit manik-depresif atau bipolar) • Prevalensi depresi pada populasi dewasa di Amerika Utara 5 % - 10% • Prevalensi depresi pada anak usia sekolah 1% 1,5%
Epidemiologi • Gangguan depresi paling sering terjadi dengan prevalensi seumur hidup sekitar 15% • Pada wanita bisa mencapai 25% • Perempuan 2x > laki-laki • Usia rata-rata 40 th
Etiologi • Faktor Organobiologi Norepinephrin menurun Dopamine aktivitas berkurang
• Faktor Genetik kembar monozigot 50% Kembar dizigot 10-25%
• Faktor psikososial Stress dapat menyebabkan perubahan neurotransmitter dan sistem sinyal interneuron
Etiologi (lanjutan) • Faktor kepribadian Kepribadian yang memiliki resiko besar depresi : Obsesi-kompulsif Histrionik Ambang Distimik dan siklotimik Resiko kecil paranoid, antisosial
Gejala Depresi • Gangguan tidur • Keluhan somatik Nyeri Kepala Nyeri abdominal Dizzi (puyeng) Rasa Nyeri Pandangan Kabur Gangguan saluran Cerna
Gejala Depresi (Lanjutan) • Gangguan Psikomotor Aktivitas tubuh meningkat Aktivitas mental meningkat atau menurun Tidak mengacuhkan kejadian sekitarnya Libido menurun Variasi diurnal dari suasana hati
Gejala depresi (lanjutan ) • Psikologis Suasana hati disforik, rasa tidak bahagia, sedih, letupan menangis Kognisi yang negatif Perasaan negatif terhadap sendiri Gampang tersinggung, marah, frustasi, emosi meledak Kehilangan kenikmatan Banyak memikirkan bunuh diri
Penyakit Saraf yang sering Disertai Depresi • • • • • •
Penyakit Alzheimer Penyakit Parkinson Stroke Epilepsi Kontusio serebri Amyotrophic lateral sclerosis
Teori Patofisiologi Depresi • The Biogenic Amine Hypothesis • The Receptor Sensitivity Hypothesis • The Permissive Hypothesis
Hipotesis Amina Biogenik Teori Amina Biogenik menyatakan bahwa depresi disebabkan karena kekurangan senyawa monoamin (noradrenalin dan serotonin) Karena itu, menurut teori ini depresi dapat dikurangi oleh obat yang dapat meningkatkan ketersediaan serotonin dan noradrenalin, misalnya MAO inhibitor atau antidepresan trisiklik Namun teori ini tidak dapat menjelaskan fakta mengapa onset obat-obat antidepresan umumnya lama (6-8 minggu), padahal obatobat tadi bisa meningkatkan ketersediaan neutrotransmiter secara cepat Muncullah hipotesis sensitivitas reseptor
Hipotesis Sintesis Reseptor • Teori : depresi merupakan hasil perubahan patologis pada reseptor, yang diakibatkan oleh terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamin • Saraf post-sinaptik akan ber-respon sebagai kompensasi terhadap besar-kecilnya stimulasi oleh neurotransmiter • Jika stimulasi terlalu kecil saraf akan menjadi lebih sensitif (supersensitivity) atau jumlah reseptor meningkat (up-regulasi) • Jika stimulasi berlebihan saraf akan mengalami desensitisasi atau down-regulasi • Obat-obat antidepresan umumnya bekerja meningkatkan neurotransmiter meningkatkan stimulasi saraf menormalkan kembali saraf yang supersensitif • Proses ini membutuhkan waktu MENJELASKAN mengapa aksi obat antidepresan tidak terjadi secara segera
Hipotesis Permisif • Menurut teori ini: kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotonin dan noradrenalin • Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap noradrenalin menentukan kondisi emosi depresi atau manik • Teori ini mempostulatkan : kadar serotonin yang rendah dapat menyebabkan (permit) kadar noradrenalin menjadi tidak normal yang dapat menyebabkan gangguan mood. • Jika kadar noradrenalin rendah depresi • Jika kadar noradrenalin tinggi manik • Menurut hipotesis ini, meningkatkan kadar 5-HT akan memperbaiki kondisi sehingga tidak muncul “bakat” gangguan mood
Cara Menegakkan Diagnosis Kriteria diagnosis menurut DSM IV : A. Pasien mengalami mood terdepresi B. Gejalanya tidak memenuhi kriteria episode campuran (episode depresi berat dan episode manik) C. Gejala menimbulkan penderitaan yang bermakna secara klinik atau hendaya sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya D. Gejala bukanlah merupakan efek fisiologi langsung dari zat E. Gejala tidaklah lebih baik dibandingkan dengan dukacita
Algoritma(sesuai PPDGJ III)
Skala Penilaian Objektif Untuk Depresi • The Zung Selft-Rating Depression Scale Terdiri 20 item Skor normal ≤ 34 Skor depresi ≥50 • The raskin Depression Scale Skala berkisar antara 3-13 Skor normal 3 Skor depresi >7
• The hamilton Rating scale for Depression (HAM-D) terdiri dari 24 item Total skor antara 0-76
Pemeriksaan Status Mental Episode Depresi • Deskripsi umum Kemunduran psikomotor Agitasi meremas tangan, menarik rambut
• Mood, afek dan perasaan 50% menyangkal depresi Menarik diri dari sosial
• Gangguan persepsi delusi/halusinasi (ciri psikotik) • Suara pengurangan jumlah dan volume bicara • Pikiran Pandangan negatif terhadap dunia dan dirinya sendiri
Pemeriksaan Status Mental (lanjutan) • Sensorium dan kognitif Orientasi O/W/T/S tidak terganggu
• Memori 50-75% pasien depresi mempunyai hendaya kognitif
• Kontrol impuls 10-15% resiko bunuh diri
• Pertimbangan dan tilikan tilian pasien depresi terhadap gangguannya sering berlebihan
• Hal dapat dipercaya pasien depresi terlalu melebihkan hal buruk dan meminimalkan hal baik
Penatalaksanaan • Rawat Inap indikasi jelas : resiko untuk bunuh diri dan pembunuhan, asupan makan rendah, riwayat gejala berulang
• Terapi keluarga Diindikasikan untuk gangguan yang membahaykan perkawinan pasien atau fungsi keluarga
Farmakoterapi Golongan
Contoh
NE reuptake inhibittors Antidepresan trisiklik, venlafaksin SSRIs ( Selective Serotonin Reuptake Inhibitors)erotonin reuptake inhibitors)
Fluoksetin, paroksetin, sertralin, fluvoksamin
Antagonis Reseptor 5-HT Trazodon, nefazodon, mirtazapin DA reuptake inhibitors
Bupropion
MAO inhibitors
Phenelzine, tranylcypromine
Prognosis • Rata-rata 50% dari pasien akan mengalami kambuh • Gejala depresi menjadi kronis 15-20% • 10% pasien resiko bunuh diri
The End
Gangguan Distimik
Oleh : dr. Moetrarsi, SKF, DTM&H, SpKJ
Gambaran Umum • Gangguan distimik adalah gangguan mood yang terdepresi, dikarakteristikan dengan perjalanan penyakit yang kronik dengan onset yang tiba-tiba • Pada gangguan distimik tidak ditenukan episode gangguan depresi mayor
Epidemiologi • Prevalensi 6 % dari keseluruhan gangguan depresi • Kejadian distimik pada perempuan dan lakilaki sebelum masa pubertas dan sesudah masa menopause adalah sama • Gangguan distimik memiliki onset muda (sekitar 20 th an)
Tanda dan gejala • Perubahan dalam pikiran Sulit berkonsentrasi Pikiran negatif Pisimis Rendah diri • Perubahan dalam perasaan Lelah sepanjang masa irritable
• Perubahan dalam kesehatan fisik sulit tidur Terjaga sepanjang malam
Pemeriksaan • Pemeriksaan Status mental menyerupai gangguan depresi • Pemeriksan Fisik Adanya peningkatan atau penurunan berat badan menurun Temperatur tubuh yang menurun • Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan darah lengkap Tes fungsi tiroid Pemeriksaan neuropsikologi
Kriteria Diagnosis A. B.
C. D. E. F. G. H.
Mood terdepresi sepanjang hari Saat mood terdepresi ditemukan 2 atau lebih gejala berikut : 1. Nafsu makan menurun 2. Insomnia/hipersomnia 3. Energi menurun 4. Harga diri menurun 5. Kurang konsentrasi Selama 2 periode 2 tahun gangguan Tidak pernah ada episode depresi berat selama 2 tahun pertama gangguan Tidak pernah terdapat episode manik Gangguan tidak terjadi bersamaan dg psikotik kronis Gejala bukan fisiologis Gejala menyebabkan gangguan dalam fungsi sosial
Penatalaksanaan • Psikoterapi • Farmakoterapi (sama dengan terapi depresi) • Tindak lanjut (perlu evaluasi komplikasi)
Prognosis • 10-15% gangguan distimik dalam kondisi remisi. • 25% dari gangguan distimik tidak mencapai pemulihan lengkap.