SIKAP PETANI PADA PROGRAM COMMUNITY DEVELOPMENT (CD) SAPI SISTEM BERGULIR DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir )
SKRIPSI
OLEH :
FENNY ANDANI 040309037 SEP-PKP
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
SIKAP PETANI PADA PROGRAM COMMUNITY DEVELOPMENT (CD) SAPI SISTEM BERGULIR DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir )
SKRIPSI
OLEH :
FENNY ANDANI 040309037 SEP-PKP Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Disetejui Oleh : Komisi Pembimbing
(Ir.H. Butar-Butar, M.Si) Ketua
(Ir.M.Jufri, M.Si) Anggota
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
RINGKASAN FENNY ANDANI (040309037) dengan judul skripsi “SIKAP PETANI PADA PROGRAM COMMUNITY DEVELOPMENT (CD) SAPI SISTEM BERGULIR DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI” (Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir). Penelitian dibimbing oleh Bapak Ir.Hasudungan Butar-Butar,M.Si dan juga Bapak Ir.M.Jufri,M.Si. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2008 sampai November 2008, pada 10 Kecamatan yakni Kecamatan Porsea, Kecamatan Balige, Kecamatan Lumban Julu, Kecamata Siantar Narumonda, Kecamatan Sigumpar, Kecamatan Uluan, Kecamatan Laguboti, Kecamatan Tampahan, Kecamatan Silaen dan Kecamatan Borbor, di Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara yang dilakukan secara purposive. Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sensus, dimana semua responden adalah petani penerima bantuan Program Community Development (CD) dalam bentuk bantuan pengembangan usaha ternak sapi jenis Sapi Bali (Bos sondaicus) dengan sistem bergulir dari PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Jumlah keseluruhan responden adalah sebanyak 174 KK. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan korelasi Rank Spearman. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Perkembangan program Community Development (CD) sapi sistem bergulir terus berjalan dengan beberapa kegiatan–kegiatan yang dilakukan pihak TPL sebagai pemberi bantuan untuk mendukung pengembangan, seperti : • Penyediaan kandang ternak yang layak kepada beberapa penerima bantuan. • Memberikan bibit-bibit Rumput Gajah maupun Rumput Setaria sebagai untuk pakan ternak. • Memberikan modal sebesar Rp. 300.000,00 untuk pengembangan usaha ternak sapi bali tersebut. • Melakukan kunjungan untuk pembinaan dan bantuan pemeliharaan perkembangan sapi bantuan, seperti memberikan obat-obatan, suntikan vaksin di awal pemeliharaan dan penukaran sapi yang gagal berkembang biak. Pengembangan Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir, juga dibuktikan dengan dibangunnya Pondok Bina Tani di areal seluas 10 yang didanai oleh dana CD TPL sebagai areal penanam pakan ternak. 2. Sikap petani terhadap Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir di Kabupaten Toba Samosir dari PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yaitu pada 174 KK penerima bantuan. Dimana sebanyak 113 orang (64,94 %) yang menunjukan sikap positif dan sebanyak 61 orang (35,06 %) yang menunjukan sikap negatif. Sehingga sikap petani responden penerima bantuan terhadap Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir adalah positif. 3. Tidak ada hubungan karakteristik sosial (umur, tingkat pendidikan formal, tingkat kosmopolitan) petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir. 4. Tidak ada hubungan karakteristik ekonomi (luas lahan, ketersedian tenaga kerja keluarga dan total pendapatan keluarga di luar ternak sapi) petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir. Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
5. Masalah–masalah yang dihadapi dalam pengembangan program CD sapi sistem bergulir adalah : kandang hunian ternak tidak layak, budidaya sapi dimana sapi sulit berkembang biak, kurangnya ketersediaan pakan hijau, kekurangan modal untuk pengembangan usaha pupuk kandang, kesalahan pendataan yang telah menerima bantuan baik jumlah bantuan yang diterima maupun alamat penerima, MoU pada tahap pengguliran yang belum sesuai dan hal administratif lainnya, timbul kecemburuan sosial pada masyarakat yang tidak mendapatkan dan sifat yang tidak pernah puas akan bantuan. 6. Upaya–upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah dalam pengembangan program CD sapi sistem bergulir adalah : mengusahakan sendiri kandang yang layak, TPL mengganti sapi lama yang mandul dengan sapi yang baru, TPL membantu menciptkan areal umum untuk pakan hijau sapi, pelaksanaan pelatihan dan bantuan modal alat dan bahan, mengadakan koordinasi dengan aparat setempat, mengubah MoU atau memberi jumlah bantuan yang sama antara penerima bantuan awal dengan pengguliran, dan tetap fokus pada program CD yang terus berkelanjutan.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
FENNY ANDANI, lahir pada tanggal 16 Februari 1987 di Medan, Sumatera Utara. Anak pertama dari tiga bersaudara dari keluarga Ayahanda Ir.Bambang Agoes Soebowo (Alm) dan Ibunda Diana Dewi Siregar (Almh). Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut : 1. Tahun 1991 masuk Taman Kanak-kanak di TK Bina Jaya Sawit Seberang, Langkat dan tamat tahun 1992. 2. Tahun 1992 masuk Sekolah Dasar di SD Swasta Angkasa I Medan dan tamat tahun 1998. 3. Tahun 1998 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Angkasa Lanud Medan dan tamat tahun 2001. 4. Tahun 2001 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Swasta Harapan Medan dan tamat tahun 2004. 5. Tahun 2004 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). 6. Bulan Juli – Agustus 2008 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Bahapal Raya Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun. 7. Bulan September – November 2008 melaksanakan penelitian skripsi di Kecamatan Porsea, Kecamatan Balige, Kecamatan Lumban Julu, Kecamata Siantar Narumonda, Kecamatan Sigumpar, Kecamatan Uluan, Kecamatan Laguboti, Kecamatan Tampahan, Kecamatan Silaen dan Kecamatan Borbor, di Kabupaten Toba Samosir.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas berkat rahmad, hidayahdan barokah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dengan judul “SIKAP PETANI PADA PROGRAM COMMUNITY DEVELOPMENT (CD) SAPI SISTEM BERGULIR DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI” (Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir). Pada kesempatan ini penulis dengan ketulusan dan kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Ir.Hasudungan Butar-Butar, M.Si sebagai Ketua Komosi Pembimbing. 2. Bapak Ir.M.Jufri, M.Si sebagai Anggota Komosi Pembimbing. 3. Bapak Ir.Luhut Sihombing, MP sebagai Ketua Departemen Sosial Ekonomi Pertanian. 4. Ibu Dr.Ir.Salmiah, MS sebagai Sekertaris Departemen Sosial Ekonomi Pertanian. 5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Sosial Ekonomi Pertanian. 6. Seluruh petani responden penerima bantuan sapi bali bergulir Program Community Development (CD) yang telah memberi data dan informasi bagi kelengkapan skripsi ini. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya serta rasa bangga memiliki orang tua tercinta H. Anwar Siregar dan Hj.Delima Siagian (Opung dan Nenek) atas segala asuhan, didikan, perhatian, kasih sayang serta dukungan materi dan doa-doa yang diberikan dari awal penulis sekolah sampai dapat menamatkan Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
perkuliahaan, untuk papa dan mama tersayang Ir.Bambang Agoes Soebowo (Alm) dan Diana Dewi Siregar (Almh) yang selalu dirindukan.. Sahabat-sahabat yang telah banyak membantu mulai dari awal perkuliahaan sampai akhir pengerjaan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Maret 2009
Penulis
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
RINGKASAN..................................................................................................... i RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xii PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6 1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................................... 6 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ........................................... 7 2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 7 2.2 Landasan Teori ............................................................................................12 2.3 Kerangka Pemikiran ...................................................................................19 2.4 Hipotesis Penelitian .....................................................................................22 METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................23 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian .......................................................23 3.2 Metode Penentuan Responden ...................................................................23 3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................................23 3.4 Metode Analisis Data ..................................................................................24 3.5 Defenisi dan Batasan Operasional .............................................................26 DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN, DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN ................................................................29 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ......................................................................29 4.1.1 Profil PT. Toba Pulp Lestari, Tbk ..........................................................29 4.1.2 Kabupaten Toba Samosir ........................................................................32 4.1.2.1 Luas Daerah dan Letak Geografis Kabupaten Toba Samosir.........32 Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
4.1.2.2 Tata Guna Lahan ..................................................................................33 4.1.2.3 Keadaan Penduduk ...............................................................................34 4.1.2.4 Sarana dan Prasarana...........................................................................35 4.2 Karakteristik Responden ............................................................................35 4.2.1 Umur ..........................................................................................................36 4.2.2 Tingkat Pendidikan Formal ....................................................................36 4.2.3 Tingkat Kosmopolitan..............................................................................37 4.2.4 Luas Lahan................................................................................................37 4.2.5 Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga........................................37 4.2.6 Total Pendapatan Keluarga Di Luar Ternak Sapi................................37 HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................38 5.1 Pengembangan Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir....................................................................................38 5.2 Sikap Petani Terhadap Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir....................................................................................42 5.3 Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Responden dengan Sikap Petani Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir....................................................................................45 5.3.1 Hubungan Umur Petani Responden Dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir ............45 5.3.2 Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Petani Responden dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir.................................................................................47 5.3.3 Hubungan Tingkat Kosmopolitan Petani Responden dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir.................................................................................49 5.3.4 Hubungan Luas Lahan Petani Responden dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir.................................................................................52 5.3.5 Hubungan Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Petani Yang Tersedia dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir.............................54 5.3.6 Hubungan Total Pendapatan Keluarga Petani Responden Di Luar Ternak Sapi Dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir.............................56 5.4 Masalah–Masalah Yang Dihadapi Dalam Pengembangan Program Community Development Sapi Sistem Bergulir........................60 Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
5.5 Upaya–Upaya Yang Dihadapi Dalam Pengembangan Program Community Development Sapi Bergulir ....................................63
KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................67 6.1 Kesimpulan ..................................................................................................67 6.2 Saran .............................................................................................................69 DAFTAR PUSTAKA
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL
No
Judul
Hal
1. Interpretasi Terhadap Nilai r Hasil Analisis Korelasi .............................25 2. Jumlah Kecamatan Berikut Ibu kota Kecamatan dan Luas Daerahnya di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2007..............................33 3. Tata Guna Lahan di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2007..................33 4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2007 ..........................................................................34 5. Sarana dan Prasarana Yang Tersedia di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2007...................................................................................................35 6. Karakteristik Petani Responden Penerima Bantuan Community Development Sapi Sistem Bergulir ........................................36 7. Perkembangan Program Community Development Sapi Bali Sistem Bergulir Dari PT. Toba Pulp Lestari, Tbk ...................................39 8. Sikap Petani Penerima Bantuan Community Development Sapi Sistem Bergulir di Kabupaten Toba Samosir ..................................43 9. Hubungan Umur Petani dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir................................45 10. Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Umur dengan Sikap Petani Pada Program Community Development Sapi Sistem Bergulir.........................................................................................................46 11. Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Petani dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir......47 12. Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Pendidikan Formal Petani dengan Sikap Petani Pada Program Community Development Sapi Sistem Bergulir...................................................................................48 13. Hubungan Tingkat Kosmopolitan Petani dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir ...............50 14. Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Tingkat Kosmopolitan Petani dengan Sikap Petani Pada Program Community Development Sapi Sistem Bergulir...................................................................................51 15. Hubungan Luas Lahan Petani dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir ...............52 16. Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Luas Lahan Petani dengan Sikap Petani Pada Program Community Development Sapi Sistem Bergulir...................................................................................53 Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
17. Hubungan Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Petani Yang Tersedia dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir ...................................................54 18. Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Petani dengan Sikap Petani Pada Program Community Development Sapi Sistem Bergulir.......................55 19. Hubungan Total Pendapatan Keluarga Petani Di Luar Ternak Sapi dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir ....................................................56 20. Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Total Pendapatan Keluarga Petani Di Luar Ternak Sapi dengan Sikap Petani Pada Program Community Development Sapi Sistem Bergulir .............57
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
No
Judul
Hal
1. Skema Kerangka Pemikiran ......................................................................21 2. Lokasi Operasional PT. Toba Pulp Lestari, Tbk di Kecamatan Uluan.............................................................................................................71 3. Sapi Bali (Bos sondaicus) Di Lahan Pengembalaan ................................71
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
No 1a-f. 2.
Judul Idientitas Petani Penerima Bantuan Sapi Bali Sistem Bergulir. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Sikap Petani Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir.
3a-f.
Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Pengukuran Sikap.
4a-f.
Skor Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Pengukuran Sikap.
5.
Nilai T Skala Jawaban Responden Terhadapa Program Community Development Sapi Bali Sistem Bergulir.
6.
Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Sikap Petani Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir.
7.
Nilai korelasi t–hitung dan t–tabel dengan Analisis Rank Spearman Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Sikap Petani Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir.
8a-f.
Jawaban Responden Terhadap Pengukuran Tingkat Kosmopolitan.
9a-f. Skor Jawaban Responden Terhadap Pengukuran Tingkat Kosmopolitan. 10.
Jumlah Anggota Keluarga Petani Penerima Bantuan Sapi Bali Sistem Bergulir.
11.
Potensi Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Usia Produktif.
12a-f. Total Pendapatan Keluarga di Luar Ternak Sapi per Tahun.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Suatu negara bila ingin menghendaki pembangunan yang lancar dan berkesinambungan, maka ia harus memulainya dari daerah pedesaan pada umumya, dan sektor pertanian pada khususnya (Todaro, 1998; 354). Berbicara tentang pedesaan sebenarnya kita berbicara tentang kemiskinan dan keterbelakangan serta cara memeranginya. Dan kalau kita berbicara tentang masalah kemiskinan dan keterbelakangan ini, maka kita menghadapi masalah yang sangat besar dan kompleks. Secara sederhana, masalah pokoknya adalah: (1) pendapatan yang rendah; (2) adanya kesenjangan yang dalam antara yang kaya dan miskin, dimana yang miskin adalah mayoritas; dan (3) partisipasi masyarakat yang minim dalam usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah. Sehingga berikutnya tampak sebab-sebab pokok seperti: (1) kurangnya pengembangan sumber daya alam; (2) kurangnya pengembangan sumber daya manusia; (3) kurangnya lapangan kerja; (4) adanya stuktur masyarakat yang menghambat. Sekarang bagaimana menjawab permasalahan tersebut, apa strateginya, bagaimana pendekatannya, dari mana kita harus mulai dan bagaimana bias memberikan sumbangan yang positif (Hagul, 1992; 3-4 ). Strategi pengembangan ekonomi daerah dapat dikelompokan menjadi empat kelompok besar yaitu; (1) Strategi Pengembangan Fisik/Lokalitas (Locality or Physical Development Strategy), (2) Strategi Pengembangan Dunia Usaha (Busines Development Strategy), (3) Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia (Human Resource
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Development Srategy), dan (4) Strategi Pengembangan Masyarakat (Communty Based Development Strategy) (Arsyad, 1999; 122). Konsep community development semakin memasyarakat secara internasional yang pada umumnya mengandung beberapa prinsip yaitu: (1) mempersatukan usaha dari rakyat untuk rakyat dengan usaha pemerintah; (2) memajukan usaha ekonomi, sosial dan kebudayaan; (3) mengintregasikan masyarakat dengan komunitas masyarakat nasional. Dilihat sebagai suatu proses perubahan dan pembaruan, dua unsur yang dianggap paling hakiki dan diharap saling mendukung dalam community development adalah partisipasi masyarakat dalam memperbaiki taraf hidupnya sedapat mungkin berdasarkan prakarsa sendiri dan pelayanan teknis atau bentuk pelayanan lain untuk mendorong prakarsa dan partisipasi. Guna melaksanakan strategi ini ada sejumlah negara sedang berkembang yang menerapkannya secara selektif di beberapa komunitas terpilih, biasanya dalam bentuk pilot proyek, tetapi ada sejumlah negara lain yang menerapkannya secara nasional. Di samping itu dilihat dari pihak yang menyelenggarakannya, community development dapat dilaksanakan baik oleh lembaga pemerintah maupun non pemerintah (Soetomo, 2006 ; 99-100). Strategi Pengembangan Masyarakat (Communty Based Development Strategy) adalah kegiatan pengembangan masyarakat yang ditujukan untuk pengembangan suatu kelonpok masyarakat tertentu di suatu daerah. Dalam bahasa popular sekarang ini sering juga dikenal dengan istilah kegiatan pemberdayaan (empowerment) masyarakat. Kegiatan-kegiatan seperti ini berkembang marak di Indonesia belakangan ini karena ternyata kebijakan umum ekonomi yang ada tidak mampu memberikan manfaat bagi kelompok masyarakat tertentu . Tujuan kegiatan ini adalah untuk menciptakan manfaat Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
sosial, misalnya melalui penciptaan proyek-proyek padat karya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka atau memperoleh keuntungan dari usahanya (Arsyad, 1999; 125). Menurut Brett (1993) konsep community development telah di artikulasi oleh sebagian besar negara-negara sedang berkembang sebagai salah satu model pembangunan yang paling relevan untuk diadopsi, karena ia tidak saja diyakini dapat mengurangi rigriditas birokrasi dan intervensi pemerintah dalam pembangunan, tetapi juga secara konsepsual didasari oleh prinsip bottom-up planning. Dalam mengaplikasi konsep community development tersebut, maka koperasi dan lembaga-lembaga non-pemerintah lainnya, telah dilihat sebagai pelaksana program yang paling berkompeten. Alasannya karena lembaga-lembaga tersebut ditengarai lebih memiliki
akuntabilitas, dan lebih
memberikan pelayanan kepada masyarakat, dibanding dengan lembaga-lembaga pemerintahan yang ada (Hidayat, 2001; 11) Pembangunan di bidang ekonomi yang berhasil akan berarti meningkatkan kemampuan masyarakat untuk melindungi lingkungannya. Dari uraian ini dapat dimengerti bahwa segala usaha yang menyatukan ekonomi dan ekologi merupakanan prasyarat bagi terlaksanannya konsep pembangunan berkelanjutan. Kelestarian lingkungan diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi diperlukan untuk kelestarian lingkungan (Suparmoko, 2000; 20). PT. Toba Pulp Lestari Tbk (PT. TPL) yang dulunya bernama PT. Inti Indorayon Utama (IIU) telah menyiapkan dana sebesar Rp. 10 miliar lebih yang akan dibagikan kepada 8 kabupaten di sekitar lokasi pabrik yakni Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Pak-Pak Barat, Toba Samosir, Samosir, Simalungun dan Tapanuli Selatan. Langkah ini sebagian dari community development milik PT. TPL. Besarnya bagian dana Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
yang disalurkan dari 1% hasil penjualan bersih PT. TPL tersebut, berbeda-beda untuk setiap daerah. Dalam menghitung besarnya bantuan yang disalurkan, memakai tolak ukur total produksi kabupaten terhadap perusahaan, panjang jalan kabupaten yang digunakan perusahaan dan luas lahan tanaman industri di masing-masing kabupaten (Ikhwan, 2005; Kompas) Program community development dari PT. TPL terselenggara dengan motto yakni “Dari masyarakat oleh masyarakat untuk masyarakat” dimana maksudnya adalah bahwa program diciptakan dari masyarakat dan dilaksanakan oleh masyarakat lalu kemudian hasil yang dirasakan langsung kepada masyarakat binaan tersebut. Serta melalui action plan, PT. TPL akan mengadakan visibility study kepada masyarakat, mengadakan pertemuan dan berdiskusi-berdialog interaktif dengan masyarakat, membuat dan merumuskan program pengembangan ekonomi dengan masyarakat serta menindak lanjuti dan melaksanakan program serta mengavaluasinya. Keberhasilan atau kegagalan usaha-usaha transformasi pola pertanian tradisional tidak hanya ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan para petani dalam meningkatkan produktivitasnya saja; akan tetapi yang lebih penting lagi semua itu tergantung pada kondisi-kondisi sosial, kondisi komersial dan kondisi kelembagaan yang merupakan faktor-faktor lingkungan yang harus dihadapi oleh petani. Artinya, apabila para petani memperoleh kepercayaan dan kemudahan untuk mendapat bantuan seperti kredit pupuk, air, bibit unggul, informasi pertanian, fasillitas pemasaran, harga pasar yang adil bagi produk-produknya; dan apabila ia dapat merasa yakin bahwa diri dan keluarganya akan mendapat manfaat yang besar dari setiap perbaikan yang terkandung dalam program-program pengembangan pertanian, maka tidak ada alasan untuk khawatir bahwa para petani tradisional tidak akan responsive terhadap aneka rangsangan ekonomi Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
dan kesempatan-kesempatan baru guna memperbaiki standar hidupnya (Todaro, 1998; 386).
1.2 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana pengembangan Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir di daerah penelitian. 2. Bagaimana sikap petani pada pengembangan Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir di daerah penelitian. 3. Bagaimana hubungan karakteristik sosial (umur, tingkat pendidikan formal, tingkat kosmopolitan) petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir. 4. Bagaimana hubungan karakteristik ekonomi (luas lahan, ketersedian tenaga kerja keluarga dan total pendapatan keluarga di luar ternak sapi) petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir . 5. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi dalam pengembangan Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir. 6. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi petani dalam pengembangan Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui bagaimana pengembangan Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir di daerah penelitian. 2. Mengetahui sikap petani pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir di daerah penelitian. 3. Mengetahui hubungan karakteristik sosial (umur, tingkat pendidikan formal, tingkat kosmopolitan) petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir di daerah penelitian . 4. Mengetahui hubungan karakteristik ekonomi (luas lahan, ketersediaan tenaga kerja keluarga dan total pendapatan keluarga di luar ternak sapi) petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir di daerah penelitian .
1.4 Kegunaan Penelitian 1. Bahan informasi bagi penyelenggara program, agar berjalan lebih baik dan bermanfaat bagi petani. 2. Bahan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang berkaitan dengan pelaksanaan program Program Community Development (CD).
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka Setelah sumber daya alam diketahui secara pasti pemilikannya dan penguasannya, maka semua kegiatan ekonomi yang memanfaatkan dan mengurangi volume sumber daya alam harus dikenakan pungutan atau harga sesuai dengan penggunaan atau kerusakan yang ditimbulkannya. Maka dapat dikatakan bahwa apabila sumber daya alam itu telah diketahui hak penguasaanya dan dampak pelestarian fungsi sumber daya alam dan jasa-jasanya juga telah diketahui dan pantas mendapat subsidi, atau biaya eksternalnya telah diinternalkan sepenuhnya, maka kegiatan ekonomi tidak lagi merupakan musuh dari ekologi atau lingkungan tetapi justru kegiatan ekonomi akan melindungi linngkungan dan harus diberi penghargaan. Kondisi lingkungan yang baik akan meningkatkan kemampuan produksi perekonomian yang pada gilirannya mampu mendatangkan kemampuan untuk menjaga lingkungan serta memperbaiki taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat (Suparmoko, 2000; 19). Ekonomi lingkungan manganalisis pencemaran sebagai eksternalitas. Suatu eksternalitas adalah setiap dampak terhadap tingkat kesejahteraan pihak ketiga yang timbul karena tindakan seseorang tanpa dipungut kompensasi atau pembayaran (Suparmoko, 2000; 29). Setelah berganti nama dari sebelumnya PT. Indorayo, PT. Toba Pulp Lestari (PT. TPL, Tbk) menegaskan komitmen baru untuk menjaga kelestarian lingkungan. Sejak kembali beroperasi akhir Maret 2004, PT. TPL telah menutup proses produksi Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
menjadi polutan, dan melakukan pengolahan limbah, serta menggunakan eucalyptus berasal dari tanaman sendiri. Selain itu, kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui program CD menjadi bagian dari komitmen tersebut. Program pengembangan masyarakat ini berorientasi pada pemberdayaan masyarakat sekitar. Program tersebut diharapkan dapat menjadi kontribusi pada masyarakat sekitar pabrik maupun Hutan Tanaman Industri (HTI). Program pengembangan masyarakat ini mengharapkan akan terjalin kemitraan antara perusahaan dengan masyarakat (Anonimus, 2004). Dalam perjalanan usahanya saat ini PT. TPL memiliki visi yakni “Masyarakat tumbuh, berkembang, maju dan sejahtera” serta misi yakni “Membangun hubungan harmonis dan produktif dengan masyarakat untuk memiliki mentalita industri, Membangun lingkungan pemukiman yang sehat dan indah bercirikhas TPL dan berpikiran maju, Meningkatkan pendapatan masyarakat binaan secara priodik dan signifikan, Mengubah teknik bertani tradisional menjadi teknik bertani agro-industri, Menghilangkan praktek rentenir dan tengkulak, menciptakan petani yang swasembada ikan-daging dan sayur mayur”. Disamping itu juga menyediakan program community development untuk pengembangan masyarakat Kabupaten Toba Samosir dalam beberapa bidang yaitu (1) Integrated Farming System (IFS) yang terdiri dari peternakan, perikanan dan pertanian, (2) Infrastruktur yang terdiri dari listrik, air dan jalan, (3) Sosial Dasar yang terdiri dari sarana pendidikan, agama dan kesehatan dan (4) Tumpang Sari (Presentasi CD PT. TPL, 2005). Pola Community Development (CD) merupakan bentuk penerapan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan (Corporate Social Responsibility-CSR) yang saat ini banyak dipraktikkan oleh perusahaan besar. Penerapan pendekatan CSR hendaknya dilakukan secara holistic, artinya pendekatan yang dilakukan oleh perusahaan tidak Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
dalam kegiatan bisnis semata, melainkan juga bergerak dari yang sifatnya derma (charity) menuju ke arah CSR yang lebih menekankan pada keberlanjutan pengembangan masyarakat (community development). Intinya, bagaimana dengan CSR tersebut masyarakat menjadi berdaya baik secara ekonomi, sosial, dan budaya secara berkelanjutan (sustainability) niscaya akan sangat berkontribuasi bagi pembangunan masyarakat dalam arti peningkatan kesejahteraan keluarga dan komunitas secara berkelanjutan sehingga perusahaan juga dapat terus berkembang secara berkelanjutan (Badaruddin, 2008 ; 2). Program Pemberdayaan Masyarakat Toba Samosir (PPMTB) yang diberikan PT. TPL, Tbk dengan memberikan bantuan berupa budidaya ternak sapi bali memperlakukan beberapa perjanjian kesepakatan. Adapun syarat untuk masyarakat penerima batuan adalah sebagai berikut: 1. Warga yang berdomsili atau bertempat tinggal di desa tempat Program Sistem Pertanian Teradu (PSPT) dilaksanakan dan diutamakan penduduk yang telah berkeluarga dan tidak sedang menerima bantuan sapi dari pihak lain. 2. Bersedia menyediakan lahan seluas 1.000 m2 untuk penanaman bibit Rumput Gajah maupun Rumput Setaria serta bersedia mengolah tanah tersebut, yaitu: menanam, merawat dan memelihara bibit rumput tersebut. 3. Bersedia membuat kandang sapi dengan ukuran sesuai petunjuk teknis dari PT. TPL dan membebankan biaya pembuatan kandang pada warga penerima batuan. 4. Bersedia mengikuti pelatihan dengan jadwal serta tempat yang telah ditentukan PT. TPL dan bersedia melaksanakan Program Sistem Pertanian Terpadu (PSPT) dengan sungguh-sungguh (Memorandum of Understanding PPMTB, 2004).
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Program dari PT. TPL yang dilaksanakan dalam Integrated Farming System (IFS) di Kabupaten Toba Samosir pada bidang peternakan adalah bantuan pengembangan usaha sapi bali bergulir (Presentasi CD PT. TPL, 2005). PT. TPL memberikan bantuan sapi bali berjumlah 3 (tiga) ekor yakni; 2 (dua) ekor sapi betina dan 1 (satu) ekor sapi jantan yang berumur 1 (satu) tahun dengan tinggi badan + 103 cm. Selanjutnya sistem pergulirannya adalah dimana pihak penerima batuan mengembalikan 2 (dua) ekor anak sapi setelah memelihara sapi induk selama 2 (dua) tahun. Kondisi anak sapi berumur 1 (satu) tahun dengan tinggi badan + 103 cm. Setelah mengembalikan 2 (dua) ekor anak sapi tersebut, 3 (tiga) ekor induk awal menjadi milik pihak penerima batuan. Oleh PT.TPL selanjutnya akan digulirkan pada peserta PSPT berikutnya (Memorandum of Understanding PPMTB, 2004). Sebagian besar bantuan modal usaha kepada para binaan hendaknya tidak diberi dalam bentuk uang tunai (cash), tetapi dalam bentuk seperangkat peralatan usaha dan sarana penunjang lainnya. Alasan utama dipilihnya model penyaluran dana bantuan seperti ini, antara lain, untuk mengurangi kemungkinan terjadinya ‘penyimpangan’ dalam penggunaan bantuan modal usaha yang diberikan (Hidayat, 2001; 54-55). Produktifitas ternak dalan garis besarnya dipengaruhi dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Pendekatan melaui faktor genetik dapat dilakukan dengan ketersediaan bibit-bibit unggul yang baik mutunya (Usman, 1981; 2). Bagi PT. TPL pemilihan pada pengembangan sapi dengan memilih jenis Sapi Bali (Bos sondaicus) yang disebarkan ke daerah binaan dikarenakan jenis sapi ini memilki sifat cepat berkembang, dagingnya enak, mudah dipelihara, harganya mahal, dan dapat meningkatkan income dalam jangka waktu yang panjang (Presentasi CD PT. TPL, 2005). Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Sapi bali (Bos sondaicus) merupakan sapi asli Indonesia yang diduga sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin bahwa domestikasi tersebut berlangsung di Bali sehingga disebut sapi bali (Guntoro, 2002; 15). Sapi bali merupakan ternak asli Indonesia yang mempunyai masa depan ekonomis cerah ( a promising economic future ) dan telah tersebar di 26 propinsi di Indonesia. Sapi bali merupakan sapi primadona Indonesia karena kemampuan reproduksinya tinggi, mampu menghasilkan kualitas daging dan karkas yang baik, dapat digunakan sebagai tenaga kerja di sawah dan tegalan, serta memiliki kemampuan adaptasi lingkungan yang luas (Gunawan dkk, 2003; 15). Keunggulan sapi bali terletak pada daya adaptasi baik terhadap lingkungan, seperti memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan iklim sedang sampai panas dan terhadap kondisi makanan yang kasar/kurang serat bermutu rendah sehingga cocok untuk daerah yang minim makan bergizi seperti daerah pertanian baru dan daerah tepi hutan. Memiliki sifat mudah diliarkan dan mudah dijinakan kembali serta kelebihan lain seperti memiliki tingkat fertilitas yang tinggi dan produsi karkasnya tinggi dibanding jenis sapi tropis lainnya (Guntoro, 2002; 28-29). Keberhasilan atau kegagalan usaha-usaha transformasi pola pertanian tradisional tidak hanya ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan para petani dalam meningkatkan produktivitasnya saja; akan tetapi yang lebih penting lagi semua itu tergantung pada kondisi-kondisi sosial, kondisi komersial dan kondisi kelembagaan yang merupakan faktor-faktor lingkungan yang harus dihadapi oleh petani (Todaro, 1998; 386).
2.2 Landasan Teori Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Setidaknya ada tiga alasan penting mangapa sebuah perusahaan melakukan kegiatan community development, antara lain adalah; 1. Izin lokal untuk beroperasinya perusahaan dalam pengembangan hubungan dengan masyarakat lokal. 2. Mengetahui soial budaya masyarakat lokal 3. Mengatur dan menciptakan strategi ke depan melalui program community development. Reputasi hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat lokal dan community development dapat menciptakan kesempatan usaha yang baru (Anonimus, 2007). Aktivitas ekonomi yang dijalankan perusahaan sebagaimana prinsip etika bisnis diharapkan bermanfaat tidak hanya bagi perusahaan itu sendiri, tetapi juga bagi masyarakat. Penerapan etika bisnis tersebut merupakan wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial-moral suatu institusi bisnis dan para pelaku dunia usaha misalnya sebuah perusahaan, terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Menerapkan Penerapan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan (Corporate Social Responsibility CSR) secara konsisten merupakan bagian dari upaya memaksimalkan nilai perusahaan. CSR merupakan komitmen perusahaan berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan tetap mengedepankan peningkatan kualitas hidup karyawan beserta keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas (Fajri, 2006; 2). Steiner (1994) menyebutkan bahwa ada tiga alasan penting mengapa pebisnis mau merespons dan mengembangkan CSR dengan usahanya, pertama, perusahaan adalah makhluk masyarakat dan oleh karenanya harus merespons permintaan masyarakat. Ketika harapan masyarakat terhadap fungsi perusahaan berubah, maka Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
perusahaan juga harus melakukan aksi yang sama. Kedua, kepentingan bisnis dalam jangka panjang ditopang oleh semangat tanggung jawab sosial itu sendiri. Hal ini disebabkan karena arena bisnis dan masyarakat memiliki hubungan yang saling menguntungkan (simbiosis). Dalam jangka panjang kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada upaya untuk bertanggung jawab terhadap masyarakat sebagai bagian dari aktivitas bisnisnya. Sebaliknya, kesejahteraan masyarakat tergantung pula terhadap keuntungan yang dihasilkan dan tanggung jawab bisnis perusahaan. Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu cara untuk mengurangi atau menghindari kritik masyarakat, dan pada akhirnya akan sampai pada upaya mempengaruhi peraturan pemerintah (Badaruddin, 2008; 2). Program CSR sekilas sepertinya membutuhkan biaya tak sedikit sehingga berpengaruh terhadap laba perusahaan. Jika dikaji, CSR merupakan investasi jangka panjang yang juga berguna untuk minimalisasi risiko sosial. CSR berfungsi pula sebagai sarana meningkatkan citra perusahaan bagi publik, termasuk investor dan menjadi bagian
dari
strategi
bisnis
dan
pengelolaan
risiko
perusahaan.
Penerapan CSR secara konsisten akan membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat serta menumbuhkan kepercayaan masyarakat (Fajri, 2006; 2). Sikap Sikap adalah suatu bangun psikologis. Seperti juga semua wujud psikologis, sikap adalah hipotesis. Membangun adalah cara-cara mengkonseptualisasikan unsurunsur yang tak mudah dipahami daerah yang diselidiki oleh suatu ilmu tertentu. Para ilmuwan sosial menyelidiki keyakinan dan perilaku orang dalam usahanya untuk menarik kesimpulan-kesimpulan mengenai keadaan mental dan proses mental. Sikap
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
tidak dapat diobservasikan atau diukur secara langsung. Keberadaannya harus ditarik kesimpulan dari hasil-hasilnya (Mueller, 1996; 2). Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau memihak pada objek tersebut (Azwar, 1995; 5). Sikap dapat didefenisikan sebagai perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya (Ban dan Hawkins, 2002; 106). Jadi, pengertian sikap ini dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu sikap dalam bentuk fisik dan sikap dalam bentuk nonfisik. Sikap dalam bentuk fisik adalah tingkah laku yang terlahir dalam bentuk gerakan dan perbuatan fisik. Sikap dalam bentuk non fisik, yang sering juga disebut mentalitas, merupakan gambaran keadaan kepribadian seseorang yang tersimpan dan mengendalikan setiap tindakannya; tidak dapat dilihat serta sulit dibaca. (Suit dan Almasdi, 2006 : 5). Mengukur sikap seseorang adalah mencoba untuk menempatkan posisinya, pada suatu kontinum afektif. Kontinum afektif dapat berkisar antara “sangat positif” hingga ke “sanagat negatif” terhadap suatu objek sikap tertentu (Mueller, 1996; 11). Jika individu bersikap positif terhadap objek tertentu, maka ia akan cenderung membantu atau memuji, atau mendukung objek tersebut; jika ia bersikap negatif, maka ia akan cenderung untuk mengganngu atau menghukum atau merusak objek tersebut (Krech dkk, 1996; 9). Pengamatan terhadap indikator sikap atau perilaku sewaktu individu berkesempatan untuk mengungkapkan sikapnya. Dalam berbagai bentuk skala sikap yang umumnya harus dijawab dengan “setuju” atau “tidak setuju” (Azwar, 1995; 89). Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Komponen-komponen sikap adalah pengetahuan, perasaan-perasaan dan kecenderungan untuk bertindak (Ban dan Hawkins, 2002; 106). Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective) dan komponen konatif (conative). Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional, dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan perilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang (Azwar, 1995; 24). Keragaman sikap di antara anggota-anggota kelompok suatu kelompok budaya sebagian besar disebabkan oleh kenyataan bahwa anggota kelmpok tersebut ternyata mempunyai keyakinan yang sama mengenai objek, orang, peristiwa, masalah (Krech dkk, 1996; 102). Pada dasarnya perilaku petani sangat dipengaruhi oleh pengetahun, kecakapan dan sikap mental petani itu sendiri. Dalam hal ini pada umumnya karena tingkat kesejahteraan hidupnya dan keadaan lingkungan dimana mereka tinggal dapat dikatakan masih menyedihkan. Sehingga menyebabkan pengetahuan dan kecakapannya tetap berada dalam tingkatan rendah dan keadaan seperti ini tentu akan menekan sikap mentalnya (Kartasapoetra, 1991; 21) Kelompok konservatif adalah mereka yang ekstrem yang paling mudah memusuhi orang dan mudah curiga. Paling kaku dan suka memaksa, paling cepat menuduh orang lain atas kelemahannya dan ketidak sempurnaannya. Paling tidak toleran dan paling mudah kecewa pada orang lain, paling tidak luwes dan tidak mau mengalah (dalam hal persepsi dan penilaian). Meskipun sering kritis (dalam arti agresif) mengenai kesalahan orang lain, tetapi mereka sangat luar biasa dalam membela diri dan Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
melindungi diri dari kebutuhan egonya sendiri. Mereka tidak mampu pada peraturan (Krech dkk, 1996; 133).
Faktor Sosial Ekonomi Para petani dalam kemampuannya menerima pembaharuan atau hal-hal yang baru sifatnya tidak sama atau akan sangat tergantung kepada keadaan status sosial, ekonomi, psikologis serta tingkat pengetahuan dan pendidikannya (Kartasapoetra, 1991; 54). Petani yang berusia lanjut berumur sekitar lebih dari 50 tahun biasanya fanatik terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pengertian-pengertin yang dapat mengubah cara berfikir, cara bekerja dan cara hidupnya. Mereka ini bersikap apatis terhadap adanya teknologi baru (Kartasapoetra, 1991;55). Berbeda dengan petani yang berusia muda bahwa petani yang berusia tua (di atas 50 tahun) cenderung lebih konservatif dalam menyikapi perubahan (Soetrisno, 1999;5). Tingkat pendidikan petani sering disebut sebagai faktor rendahnya tingkat produktivitas usahatani. Tingkat pendidikan yang rendah maka petani akan lambat mengadopsi inovasi baru dan mempertahankan kebiasaan-kebiasaan lama. Sedangkan seseorang yang berpendidikan tinggi tergolong lebih cepat dalam mengadopsi inovasi baru (Soekartawi, 2002; 26). Salah satu faktor sosial yang mempengaruhi sikap petani adalah tingkat kosmopolitan. Menurut Rogers dan Shoemakers (1989), pandangan petani akan semakin kosmopolitan didukung jika sering berhubungan dengan orang luas. Tingkat
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
kosmopolitan didukung oleh fasilitas transportasi dan komunikasi dengan masyarakat yang lebih luas sehingga proses masuknya ide-ide baru lebih mudah. Derajat kosmopolitannya tinggi yaitu melakukan mobilitas yang cepat pergi kesana-kemari untuk memperoleh informasi (Soekartawi, 1999; 182). Kendala sosial ekonomi misalnya perbedaan biaya dan peneriman usahatani, kurangnya biaya uasahatani yang diperoleh dari kredit, harga produksi, kebiasaan dan sikap, kurangnya pengetahuan, tingkat pendidikan (Soekartawi, 2002; 2). Menurut Rogers (1983), banyak dilakukan penelitian tentang hubungan antara indeks adopsi dan ciri-ciri sosial individu. Adaapun indeks adopsi individu beberapa diantaranya adalah; pendidikan, baca tulis, status sosial yang lebih tinggi, sikap yang lebih berkenaan terhadap kredit, sikap yang lebih berkenaan terhadap perubahan, sikap yang
lebih
kerkenaan
terhadap
pendidikan,
intelegensi,
partisipai
sosial,
kosmopolitalisme, keterbukaan dengan media massa, pencarian informasi yang lebih aktif, pengetahuan tentang inovasi. Variabel ini telah diteliti diberbagai wilayah pertanian yang berbeda, baik negara industri maupun negara sedang berkembang yaitu pada pendidikan, kesehatan dan perilaku konsumen. Hasil penelitian yang mencolok ditemukan hampir disemua bidang (Ban dan Hawkins, 2002; 126-127) Luas lahan pertanian akan dipengaruhi oleh skala usaha dan skala usaha ini pada akhirnya kan mempengaruhi efesiensi atau tidaknya suatu peningkatan usaha pertanian (Kartasapoetra, 1991; 23). Hubungan antara nilai-nilai individu dan sikapnya tidaklah sederhana. Dalam satu hal, sejauh mana berbagai sistem nilai individu membentuk perkembangan dan pengaturan sikap tampaknya merupakan fungsi dari keterpusatan nilai. Jika bagi seseorang ini merupakan nilai sentral (pusat) maka sikap kelompok minoritas dapat Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
bersifat sama nilainya (equalitarian) dengan kelompok mayoritas. Sikap-sikap yang selaras dengan sikap-sikap lain dalam suatu kumpulan seyogyanya relatif lebih mudah bergerak ke arah yang selaras dibandingkan dengan sikap-sikap yang tidak selaras dengan sikap-sikap lain. Teori keseimbangan memperkirakan bahwa suatu sikap yang dalam keadaan tidak seimbang dengan sikap lain dalam suatu kumpulan akan bergerak cenderung menurut arah yang akan menyeimbangkan sistem tersebut (Krech dkk, 1996;105&150).
2.3 Kerangka Pemikiran Salah satu program penting dalam konteks paradigma baru Corporate Social Responsibility (CSR) PT. TPL adalah rencana pemekaran sebuah CD project. Yakni proyek pengembangan ekonomi masyarakat, TPL berencana membentuk suatu kemitraan dengan masyarakat setempat serta meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Program yang telah
dilaksanakan antara lain Integrated Farming System (IFS), Infrastruktur, Sosial Dasar dan Tumpang sari. Bantuan usaha ternak sapi bali dengan
sistem bergulir adalah salah satu
program CD dalam pengembangan Integrated Farming System yang telah dijalankan. Penerimaan bantuan tersebut memunculkan sikap, tingkah laku yang dipengaruhi oleh dorongan-dorongan dari dalam diri petani, baik faktor sosial seperti umur, tingkat penididikan, tingkat kosmopolitan dan faktor ekonomi seperti luas lahan pertanian yang dimiliki, ketersedian tenaga kerja keluarga dan total pendapatan keluarga di luar usaha tani ternak sapi.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Dimana sikap petani terhadap program CD merupakan bentuk reaksi ataupun respon terhadap adanya stimulus, yakni memunculkan dalam bentuk sikap positif atau negatif. Penerimaan bantuan tersebut mendapat berbagai masalah yang dihadapi yang mempengaruhi petani terhadap pemanfaatan bantuan tersebut sehingga diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN PT. Toba Pulp Lestari Tbk
Corporate Social Responsibility (CSR)
Community Development
Infrasturktur
Perikanan
Integrated farming system
Tumpang sari
Sosial dasar
Pertanian
Peternakan (Sapi Bali Sistem Bergulir)
Petani Peternak Sapi
Masalah
Upaya
Sikap
Faktor Sosial: - Umur - Tingkat pendidikan formal - Tingkat kosmopolitan Faktor Ekonomi: - Luas lahan - Ketersediaan tenaga kerja keluarga - Total pendapatan keluarga di luar ternak sapi
Negatif
Positif
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan: : Proses : Hubungan Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
2.4 Hipotesis Penelitian 1.
Sikap petani pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir di daerah penelitian adalah positif.
2.
Ada hubungan karakteristik sosial (umur, tingkat pendidikan formal, tingkat kosmopolitan) petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir.
3.
Ada hubungan karakteristik ekonomi (luas lahan, ketersedian tenaga kerja keluarga dan total pendapatan keluarga di luar ternak sapi) petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu di Kecamata Porsea, Kecamatan Balige, Kecamatan Lumban Julu, Kecamata Siantar Narumonda, Kecamatan Sigumpar, Kecamatan Uluan, Kecamatan Laguboti, Kecamatan Tampahan, Kecamatan Silaen dan Kecamatan Borbor. Dengan pertimbangan bahwa PT. Toba Pulp Lestari Tbk melaksanakan bantuan pada masyarakat melalui Program Community Development (CD) dalam bentuk bantuan pengembangan usaha ternak sapi jenis Sapi Bali (Bos sondaicus) dengan sistem bergulir bagi petani di Kabupaten Toba Samosir yang mencakup pada 10 kecamatan tersebut.
3.2 Metode Penentuan Responden Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode sensus, responden dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang mendapat bantuan pengembangan usaha ternak sapi jenis Sapi Bali (Bos sondaicus) melalui Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Dimana jumlah keseluruhan responden adalah sebanyak 174 KK.
3.3 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan dan wawancara langsung kepada peternak sapi dan informan dari PT. Toba Pulp Lestari Tbk dengan alat bantu kuesioner, Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
sedang data sekunder diperoleh dari instansi terkait dan beberapa buku-buku pendukung penelitian.
3.4 Metode Analisis Data. Hipotesis 1, dianalisis dengan teknik penskalaan Likert yaitu dengan pemberian skor pada setiap pilihan jawaban. Untuk pernyataan positif : Sangat Setuju (SS) bernilai 5, Setuju (S) bernilai 4, Ragu-ragu (R) bernilai 3, Tidak Setuju (TS) bernilai 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 1. Untuk pernyataan negatif : Sangat Setuju (SS) bernilai 1, Setuju (S) bernilai 2, Ragu-ragu (R) bernilai 3, Tidak Setuju (TS) bernilai 4 dan Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 5, (Nazir, 1983; 397). Mengukur sikap digunakan dengan skala pengukuran Likert dengan rumus:
T = 50 + 10
X–X S
Keterangan : T
= Skor standar
X
= Skor responden
X
= Rata-rata skor kelompok
S
= Deviasi standar kelompok
Kriteria Uji, apabila : T > 50 = Sikap positif T < 50 = Sikap negatif,
Hipotesis 2 dan 3 dianalisis dengan Rank Spearman, dengan rumus : Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
n 6 Σ di² i=1
rs = 1 – n³-n Untuk menghitung nilai t sampel digunakan rumus:
th = rs
n–2 1- rs²
t =( ) ; (db) Keterangan:
rs
= Koefisien korelasi Rank Spearman
di
= Selisih antar rank
n
= Jumlah petani sampel
= Derajat nyata
db
= Derajat bebas
Berdasarkan perhitungan nilai rs yang nantinya didapat melalui analisis di atas, maka akan diperkirakan kekuatan hubungan korelasinya. Berikut adalah tabel interpretasi terhadap nilai r hasil analisis korelasi; Tabel 1. Interpretasi Terhadap Nilai r Hasil Analisis Korelasi Interval Nilai r* Interpretasi 0,001 – 0,200 Korelasi Sangat Lemah 0,201 – 0,400 Korelasi Lemah 0,401 – 0,600 Korelasi Cukup Kuat 0,601 – 0,800 Korelasi Kuat 0,801 – 1,000 Korelasi Sangat Kuat *) Interpretasi berlaku untuk niali r positif maupun negatif
(Triton, 2006 ; 92). Kriteria uji hipotesis adalah: Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Pada uji dua arah (sig. 2-tailed). -tα/2 < t-hitung < tα/2 ...................................................H0 diterima (Siegel, 1992: 255). Atau dengan alat bantu SPSS (Statistical Product and Service Solution): Dengan kriteria uji sebagai berikut: Sig < α (0.05) ............................................................H0 ditolak Sig > α (0.05) ............................................................H0 diterima (Triton, 2006).
Diamana : H0
: Tidak ada hubungan karakteristik sosial ekonomi dengan sikap petani pada Program CD sapi sistem bergulir.
H1
:
Ada hubungan karakteristik sosial ekonomi dengan sikap petani pada Program CD sapi sistem bergulir.
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan atas pengertian dalam penelitian ini, maka diberikan beberapa defenisi dan batasan operasional. Defenisi -
Community Development (CD) Strategy artinya strategi pengembangan masyarakat adalah kegiatan pengembangan masyarakat yang ditujukan untuk pengembangan suatu kelonpok masyarakat tertentu di suatu daerah.
-
Corporate Social Responsibility-CSR artinya tanggung jawab sosial perusahaan adalah penerapan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan secara konsisten yang merupakan bagian dari upaya memaksimalkan nilai perusahaan yang juga
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
merupakan bentuk komitmen perusahaan berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan -
Sikap petani adalah pencerminan dorongan-dorongan yang datang dari dalam diri petani dan reaksi terhadap stimulus yang menghasilkan pengaruh atau penolokan, penilaian suka atau tidak suka, kepositifan atau kenegatifan terhadap suatu objek.
-
Sikap positif adalah sikap yang cenderung menyukai, mendekati, menerima bahkan mengharapkan kejadian objek tertentu.
-
Sikap negatif adalah sikap yang cenderung menjauhi, membenci, menghindar ataupun tidak menyukai keberadaan objek tertentu.
-
Umur adalah usia petani sampel pada saat penelitian dilaksanakan dinyatakan dalam tahun.
-
Tingkat pendidikan petani sampel adalah jumlah tahun pendidikan formal yang pernah ditempuh petani, yang dinyatakan dalam tahun.
-
Tingkat kosmopolitan adalah tingkat keterbukaan petani terhadap dunia luar yang diukur berdasarkan banyaknya melakukan kunjungan keluar serta penggunaan sarana informasi melalui media cetak dan media elektronik.
-
Luas lahan adalah besarnya lahan yang dimiliki petani yang digunakan untuk areal usaha taninya yang diukur dalam satuan luas.
-
Usia produktif adalah 15 – 64 tahun.
Batasan Operasional -
Responden adalah petani penerima bantuan program Community Development (CD) PT. Toba Plup Lestari Tbk dalam bentuk usaha ternak sapi jenis Sapi Bali (Bos sondaicus) dengan sistem bergulir.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
-
Total pendapatan keluarga petani adalah hasil yang diperoleh seluruh anggota keluarga petani dari usahatani dan di luar usaha tani dalam satu tahun yang dijawab responden dalam kuesioner.
-
Ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga dihitung dari banyaknya anggota keluarga yang termasuk dalam usia produktif.
-
Petani sampel berasal dari Kabupaten Toba Samosir di 10 kecamatan berbeda yaitu Kecamatan Porsea, Kecamatan Balige, Kecamatan Lumban Julu, Kecamata Siantar Narumonda, Kecamatan Sigumpar, Kecamatan Uluan, Kecamatan Laguboti, Kecamatan Tampahan, Kecamatan Silaen dan Kecamatan Borbor.
-
Waktu penelitian dimulai pada bulan September 2008 sampai November 2008.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN, DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
4.1
Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1
Profil PT. Toba Pulp Lestari, Tbk PT. Toba Pulp Lestari (PT. TPL) yang dulunya bernama PT. Inti Indorayon
Utama (IIU) didirikan sejak tahun 1983 berdasarkan Akta Pendirian No.329 yang telah dibuat di hadapan notaris Misarardi Wilamarta SH di Jakarta pada tanggal 26 April 1983. Pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat keputusan No. C2-5130-HT01-01-TH.83 tertanggal 26 juli 1983. Pada tanggal 2 November 1983 didaftarkan di pengadilan tinggi Kelas IA Medan dengan No. 279/PT/1983 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia pada tanggal 4 desember 1984 dengan No.97, Tambahan Berita Negara No.1176. Status perseroan yang dimiliki PT. Toba Pulp Lestari berubah menjadi perseorangan dengan fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA) yang telah disetujui oleh Menteri
Kehakiman
Republik
Indonesia
melalui
surat
keputusan
No.
C2-
2643.HT.01.04-TH.90 tertanggal 12 Mei 1990. PT. Toba Pulp Lestari kembali lagi mengalami perubahan dimana status perseorangan berubah menjadi Perseroan Terbuka yang menawarkan saham-saham untuk dimiliki oleh masyarakat atau public (Presentasi CD PT. TPL, 2005).
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Maksud dan Tujuan Perusahaan Berdasarkan Akta perbaikan No.111 tertanggal 12 Mei 1990 yang dibuat di depan notaris Rachmat Santoso SH, adapun maksud dan tujuan pokok perusahaan adalah untuk menjalankan industri pulp dan viscose rayon. Namun sesuai dengan penegasan Pemerintah Republik Indonesia melalui surat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I No.72.Hk.03.33.2003 tanggal 29 Januari 2003 usaha perseroan berubah menjadi industri pulp (Presentasi CD PT. TPL, 2005). Modal Perusahaan Modal Perusahaan yang dinyatakan dalam Akta Keputusan Rapat No.61 tertanggal 18 Juli 2003 dibuat di hadapan notaris Herawati SH di Jakarta dan telah mendapat
persetujuan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia
melalui surat penerimaan atas laporan akta perubahan tersebut telah
didaftarkan No.C-21113 HT.01.04.TH.2003 tertanggal 5 September 2003 adalah sebagai berikut: •
Modal Dasar, sejumlah Rp. 1.688.307.072.000,00 (satu trilyun enam ratus delapan puluh delapan milyar tiga ratus tujuh juta tujuh puluh dua ribu rupiah) dengan nomor nominal rp. 1000,00 per lembar saham.
•
Modal Ditetapkan, sejumlah Rp. 1.406.922.560.000,00 (satu trilyun empat ratus enam milyar sembilan ratus dua puluh dua juta lima ratus enam puluh ribu rupiah) (Presentasi CD PT. TPL, 2005).
Susunan Komisaris dan Direksi •
Komisaris Utama
: Leonardy Halim
•
Komisaris
: Drs. Sabam Leo Batu-bara
•
Komisaris Independen I
: Lundu Panjaitan SH,MA
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
•
Komisaris Independen II
: Ir. Wilihar Tamba
•
Direktur Utama
: Roli Arifin
•
Direktur I
: Juanda Panjaitan
•
Direktur II
: Mulia Nauli
•
Direktur II
: Firman Purba
•
Direktur IV
: Wilim
Alamat Perusahaan PT. Toba Pulp Lestari, Uniplaza East Tower 7st floor, Jl. Letjen MT Haryono No A-1 Medan 20231, Sumatera Utara, Indonesia. Untuk alamat pabrik PT. Toba Pulp Lestari terletak di Desa Sosor Ladang, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara, Indonesia (Presentasi CD PT. TPL, 2005). Situasi dan Prospek Perusahaan Situasi perusahaan sejak dioperasikan kembali pada tahun 2003 sampai saat ini semakin baik dan sudah berjalan dengan normal. Hal ini dapat dilihat berdasarkan, antara lain : a. Besarnya keinginan masyarakat putra daerah menjadi karyawan perusahaan. b. Besarnya keinginan masyarakat pengusahaan lokal menjadi mitra perusahaan. c. Besarnya permintaan masyarakat untuk mendapatkan bantuan Program Pemberdayaan
Masyarakat
(Program
Community
Development)
dari
perusahaan.. Untuk prospek usaha perusahaan sangat baik, karena dari tahun ke tahun kebutuhan dunia akan pulp dan kertas semakin meningkat (Presentasi CD PT. TPL, 2005).
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
4.1.2
Kabupaten Toba Samosir
4.1.2.1 Luas Daerah dan Letak Geografis Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir terletak di propinsi Sumatera Utara antara 20 C 03’ – 20 C 40’ Lintang Utara dan 960 C 56’ – 990 C 40’ Bujur Timur.Luas wilayah Kabupaten Toba Samosir adalah 2.021,80 Km2. Kabupaten Toba Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian antara 300-2.200 meter di atas permukaan laut, dengan topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam, yaitu datar, landai, miring dan terjal. Struktur tanahnya labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik. Adapun batas-batas daerah adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara
:
Kabupaten Simalungun
Sebelah Selatan
:
Kabupaten Tapanuli Utara
Sebelah Timur
:
Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Asahan
Sebelah Barat
:
Danau Toba dan Kabupaten Samosir
Ibukota Kabupaten Toba Samosir adalah Balige, dimana kabupaten ini juga terdiri dari 14 kecamatan. Berikut ditampilkan pada tabel seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Toba Samosir dengan masing-masing ibukota kecamatan dan luas daerahnya.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Tabel 2. Jumlah Kecamatan Berikut Ibu kota Kecamatan dan Luas Daerahnya di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2007 . NO Kecamatan Ibokota Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%) 1. Balige Balige 91,05 4,50 2. Tampahan Gurgur 24,45 1,21 3. Laguboti Laguboti 73,90 3,66 4. Habinsaran Parsoburan 396,56 19,61 5. Borbor Borbor 188,79 9,34 6. Nassau Lumban Rau Tengah 335,50 16,60 7. Silaen Silaen 62,60 3,10 8. Sigumpar Sigumpar 25,50 1,26 9. Porsea Porsea 87,11 4,31 10. Pintu Pohan Meranti Pintu Pohan 386,95 19,14 11. Siantar Narumonda Narumonda I 22,19 1,10 12. Lumban Julu Lumban Julu 111,50 5,52 13. Uluan Lumban Binanga 118,70 5,87 14. Ajibata Pardomuan Ajibata 97,00 4,78 2.021,80 JUMLAH TOTAL 100 Sumber : BPS Sumatera Utara, Kabupaten Toba Samosir Dalam Angka, 2008
Dari data yang ditampilkan pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa wilayah yang paling luas di Kabupaten Toba Samosir terdapat di Kecamatan Habinsaran degan luas wilayah sebesar 396,56 Km2 dengan persentase sebesar 19,61 % dan wilayah yang paling sempit terdapat di Kecamatan Siantar Narumonda degan luas wilayah sebesar 22,19 Km2 dengan persentase sebesar 1,10 %.
4.1.2.2 Tata Guna Lahan Pola penggunaan lahan di daerah penelitian menurut fungsinya untuk pertanian dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3. Tata Guna Lahan di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2007. NO Jenis Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%) 1. Pertanian 91.155 45,09 2. Non Pertanian 111.025 54,91 JUMLAH TOTAL 202.180 100 Sumber : BPS Sumatera Utara, Kabupaten Toba Samosir Dalam Angka, 2008
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Dari Tabel 3 dapat dikemukakan bahwa 45,09 % lahan di daerah penelitian digunakan untuk lahan pertanian sedangkan persentase terbesar yakni 54,91 % lahan digunakan untuk lahan non pertanian. 4.1.2.3 Keadaan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2007 adalah 171.375 jiwa dengan jumlah rumah tangga (RT) 37.581 RT. Dimana pria berjumlah 84.492 jiwa dan wanita berjumlah 86.883 jiwa. Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2007. NO Kelompok Umur Total (Pria+Wanita) Persentase (%) 1. 0-4 17.773 10,37 2. 5-9 20.324 11,86 3. 10 - 14 23.478 13,70 4. 15 - 19 23.580 13,76 5. 20 - 24 10.658 6,22 6. 25 - 29 9.167 5,35 7. 30 - 34 8.713 5,08 8. 35 - 39 8.484 4,95 9. 40 - 44 9.343 5,45 10. 45 - 49 9.029 5,27 11. 50 - 54 9.386 5,48 12. 55 - 59 5.907 3,45 13. 60 - 64 5.732 3,35 14. 65 + 9.801 5,71 JUMLAH TOTAL 171.375 100 Sumber : BPS Sumatera Utara, Kabupaten Toba Samosir Dalam Angka, 2008
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak terdapat pada kelompok umur 15-19 tahun yakni sebanyak 23. 580 jiwa dengan persentase sebesar 13,76 % dan yang terkecil adalah kelompok umur 60 – 64 tahun yakni sebanyak 5.732 jiwa dengan persentase 3,35 %. Dan dari data yang ada dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar di Kabupaten Toba Samosir berada pada usia produktif.
4.1.2.4 Sarana dan Prasarana Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini : Tabel 5. Sarana dan Prasarana Yang Tersedia di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2007. NO Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (unit) 1 Pendidikan Formal SD/ MI/ SLB 221 SLTP/ MT 39 SMA 15 SMK 18 2 Sarana Kesehatan Rumah Sakit 3 Puskesmas 50 Polindes 160 Posyandu 245 3 Sarana Ibadah Mesjid 35 Mushola 10 Gereja Protestan 290 Gereja Katolik 63 Sumber : BPS Sumatera Utara, Kabupaten Toba Samosir Dalam Angka, 2008
Sarana dan prasarana yang tersedia diharapkan dapat membantu dan mempermudah aktivitas kehidupan baik dalam aspek sosial dan budaya seluruh masyarakat di Kabupaten Toba Samosir.
4.2
Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah petani penerima bantuan program
Community Development (CD) PT. Toba Plup Lestari Tbk dalam bentuk usaha ternak sapi bali bergulir. Seluruh responden akan di sensus yang mana mereka telah terdaftar sebelumnya secara akurat oleh PT. TPL. Karakteristik petani sampel meliputi umur, tingkat pendidikan, tingkat kosmopolitan, luas lahan, jumlah tenaga kerja keluarga yang tersedia dan total
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
pendapatan keluarga di luar usaha ternak sapi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut : Tabel 6. Karakteristik Petani Responden Penerima Bantuan Community Development Sapi Sistem Bergulir . NO
Tingkat
Tingkat
Luas
Pendidikan
Kosmopolitan
Lahan
(Tahun)
(Tahun)
(Skor)
(Ha)
Tenaga Kerja Dalam Keluarga Tersedia (HKP per Hari)
Umur
Pendapatan
(per Tahun)
1
Rata-rata
48
11
43
0,6
2,8
Rp. 23.656.839,08
2
Rentang
26 – 78
6 – 16
23 - 61
0,2 – 2
0 – 5,6
Rp. 6.800.000,00 – Rp. 86.400.000,00
Sumber : Diolah Dari Lampiran 1 dan 8 – 11.
4.2.1 Umur Umur petani sampel berpengaruh dalam pengelolaan usahataninya. Dari Tabel 6 diketahui bahwa rata-rata umur petani adalah 48 tahun dengan rentang 26 – 78 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata umur petani responden masih tergolong pada usia produktif yang masih memiliki tenaga kerja yang potensial untuk mengusahakan usaha ternak sapi bali.
4.2.2 Tingkat Pendidikan Formal Pendidikan formal merupakan salah satu faktor penting dalam mengelola usahatani. Pendidikan formal juga sangat erat kaitannya dengan kemampuan petani dalam hal menerima dan menyerap teknologi dan informasi untuk mengoptimalkan usahataninya. Rata-rata tingkat pendidikan formal petani adalah 11 tahun dengan rentang 6 – 16 tahun Hal ini menunjukan bahwa rata-rata petani responden masih tergolong tamatan Sekolah Menengah Pertama.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
4.2.3 Tingkat Kosmopolitan Tingkat kosmopolitan sebagai ukuran keterbukaan petani terhadap dunia luar. Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa skor rata-rata tingkat kosmopolitan petani responden sebesar 43, dengan rentang skor 23 - 61. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kosmopolitan petani responden sedang.
4.2.4 Luas Lahan Dari Tabel 6 dilihat bahwa rata-rata luas lahan petani adalah 0,6 Ha dengan rentang 0,2 – 2 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata petani responden tidak memiliki lahan yang luas dalam pengolahan usaha tani mereka.
4.2.5 Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga yang dihitung adalah anggota keluarga yang dalam usia produktif. Tabel 6 menunjukan bahwa rata-rata tenaga kerja keluarga yang tersedia pada keluarga responden adalah 2,8 HKP per hari dengan rentang 0 – 5,6 HKP per hari.
4.2.6 Total Pendapatan Keluarga Di Luar Ternak Sapi Total pendapatan keluarga yang diperoleh petani akan mempengaruhi petani dalam mengelola usahataninya. Total pendapatan diambil dari pendapatan dalam usaha tani selain usaha ternak sapi dan diluar usaha tani. Rata-rata pendapatan keluarga di luar usaha ternak sapi adalah Rp. 23.656.839,08 per tahun. Dengan rentang pendapatan keluarga antara
Rp. 6.800.000,00 – Rp. 86.400.000,00 per tahun. BAB V
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan terhadap petani penerima bantuan sapi bergulir jenis Sapi Bali (Bos sondaicus) di Kabupaten Toba Samosir pada Kecamatan Porsea, Kecamatan Balige, Kecamatan Lumban Julu, Kecamata Siantar Narumonda, Kecamatan Sigumpar, Kecamatan Uluan, Kecamatan Laguboti, Kecamatan Tampahan, Kecamatan Silaen dan Kecamatan Borbor. Bantuan ini di berikan oleh PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yang melaksanakan bantuan pada masyarakat melalui Program Community Development (CD) dalam bentuk bantuan pengembangan usaha ternak sapi jenis Sapi Bali (Bos sondaicus) dengan sistem bergulir bagi petani di Kabupaten Toba Samosir yang mencakup pada 10 kecamatan tersebut. Hal ini merupakan bagian atau section dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan pada lingkungan sekitar operasional . Penelitian ini dilakukan untuk mengukur bagaimana sikap petani terhadap Program CD sapi bergulir tersebut dan bagaimana hubungan karakteristik sosial ekonomi petani terhadap sikap petani pada Program CD sapi sistem bergulir. Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2008.
5.1 Pengembangan Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir. Program Community Development (CD) sapi sistem begulir yang diberikan PT. Toba Pulp Lestari merupakan bagian dari program bantuan bidang Integrated Farming System (IFS) sebagai proyek pengembangan ekonomi masyarakat yang membentuk suatu kemitraan dengan masyarakat sekitar lokasi operasional perusahaan, sehingga
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Adapun perkembangan penyaluran program bantuan CD khususnya ternak sapi jenis Sapi Bali dilihat dari jumlah petani dan jumlah ternak sapi yang telah disalurkan untuk masyarakat selama ini dapat dilihat pada table berikut : Tabel 7. Perkembangan Program Community Development Sapi Bali Sistem Bergulir Dari PT. Toba Pulp Lestari, Tbk NO Tahun Dibagikan di Awal Pengguliran Petani Ternak Sapi Petani Ternak Sapi (KK) (Ekor) (KK) (Ekor) 1 2003 2 2004 3 2005 4 2006 5 2007 6 2008 JUMLAH TOTAL
21 22 27 24 64 0 158
63 66 81 71 186 0 467
0 0 0 4 22 5 31
0 0 0 9 44 10 63
Sumber : PT. Toba Pulp Lestari, 2008
Dari Tabel 7 diketahui bahwa bantuan awal pada tahun 2003 diberikan kepada 21 KK berjumlah 63 ekor sapi. Lalu pada tahun 2004 diberikan bantuan kepada 22 KK berjumlah 66 ekor sapi. Selanjutnya tahun 2005 diberikan bantuan kepada 27 KK berjumlah 81 ekor sapi. Pada tahun 2006 diberikan bantuan pada 24 KK berjumlah 71 ekor sapi dan perguliran pertama kali ditahun ini pada 4 KK dengan jumlah sapi 9 ekor. Lalu untuk tahun 2007 diberi batuan pada 64 KK berjumlah 186 ekor sapi dan perguliran pada 22 KK dengan jumlah 44 ekor sapi. Selanjutnya perguliran pada tahun 2008 pada 5 KK dengan jumlah 10 ekor sapi. Sistem bergulir merupakan sistem yang dinilai baik untuk saat ini karena sifatnya dalam melatih masyarakat agar mandiri tetapi tetap membangun sikap sosial untuk membantu masyarakat lain. Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Pelaksanaan yang dilakukan untuk pengembangan Program Community Development (CD) dalam bentuk bantuan pengembangan usaha ternak sapi jenis Sapi Bali (Bos sondaicus) dengan sistem bergulir, sejauh ini yang telah dilakukan TPL sebagai pihak pemberi bantuan antara lain : 1) Penyediaan kandang ternak yang layak kepada beberapa penerima bantuan. 2) Memberikan bibit-bibit Rumput Gajah maupun Rumput Setaria sebagai untuk pakan ternak. 3) Memberikan modal sebesar Rp. 300.000,00 untuk pengembangan usaha ternak sapi bali tersebut. 4) Melakukan
kunjungan
untuk
pembinaan
dan
bantuan
pemeliharaan
perkembangan sapi bantuan, seperti memberikan obat-obatan, suntikan vaksin di awal pemeliharaan dan penukaran sapi yang gagal berkembang biak. Pengembangan Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir, salah satunya dibuktikan dengan dibangunnya Pondok Bina Tani di areal seluas 10 hektar di Desa Banjar Ganjang, Kecamatan Parmaksian, (sebuah kecamatan baru, pemekaran Kecamatan Porsea) Tobasa yang didanai oleh dana CD TPL.
Dimana
kegiatan ini ditujukan untuk mengembangkan usaha peternakan para penerima bantuan program perguliran sapi bali. Masyarakat
sekitar mengatakan bahwa, adapun tujuan dan manfaat khusus
pondok bina tani untuk Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir yakni sebagai permulaan akan dilakukan secara berurutan pengolahan lahan untuk penanam pakan ternak; rumput gajah. Selanjutnya dilakukan pembangunan kandang dan rumah jaga. Semua pekerjaan dilakukan oleh warga sekitar dengan sistem padat karya, bukan diborongkan. Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Secara Umum Lima Fungsi Utama Pondok Bina Tani adalah ; •
Pertama, memproduksi bibit tanaman, bibit ternak dan ikan yang lebih adaktif dengan kondisi lingkungan Tobasa.
•
Kedua, meningkatkan efesiensi dan efektifitas bantuan kepada masyarakat.
•
Ketiga, sebagai wadah tempat sosialisasi dan penyuluhan berbagai progaram pertanian.
•
Keempat, menghasilkan berbagai jenis bibit tanaman, ternak dan ikan yang spesifik lokasi Tobasa.
•
Kelima, menciptakan kesempatan kerja baru kepada masyarakat setempat.
Namun untuk masa yang akan datang di pondok itu kelak akan dikembangbiakkan ternak sapi, babi, bebek dan kemungkinan kerbau. Akses jalan yang dibuka berupa hamparan rumput dengan sendirinya menjadi wilayah terbuka memudahkan warga mengembangkan peternakan di sana apalagi khususnya untuk ternak sapi bali. Seluruh pelaksanaan kegiatan di atas yang selama ini telah dilaksanakan untuk perkembanga Community Development yang merupakan bagian atau section dari Corporate Social Responsibility (CSR) agar sifatnya berkelanjutan. Seperti menurut Badaruddin, (2008; 2) dengan CSR tersebut masyarakat menjadi berdaya baik secara ekonomi, sosial, dan budaya secara berkelanjutan (sustainability) niscaya akan sangat berkontribuasi bagi pembangunan masyarakat dalam arti peningkatan kesejahteraan keluarga dan komunitas secara berkelanjutan sehingga perusahaan juga dapat terus berkembang secara berkelanjutan. Perkembangan program bantuan diharapkan dapat terus membangun hubungan yang harmonis dan mampu merespon keinginan masyarakat. Dapat kita lihat seperti menurut Fajri, (2006; 2) bahwa CSR berfungsi pula sebagai sarana meningkatkan citra Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
perusahaan bagi publik, termasuk investor dan menjadi bagian dari strategi bisnis dan pengelolaan risiko perusahaan. Penerapan CSR secara konsisten akan membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat serta menumbuhkan kepercayaan masyarakat. Program pengembangan masyarakat yang dilakukan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk ini memberikan keuntungan sosial saja, dimana sebagai salah satu cara untuk mengurangi atau menghindari kritik masyarakat mengingat juga pada kesalahan operasional yang terdahulu pernah dilakukan perusahaan sehingga harapannya dalam waktu jangka panjang kelangsungan hidup perusahaan tetap berjalan dan perusahaan tetap dapat melaksanakan aktivitas bisnisnya
5.2 Sikap Petani Terhadap Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir. Sikap petani
terhadap program bantuan CD sapi sistem bergulir diketahui
dengan melihat jawaban-jawaban petani responden terhadap kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang diberikan. Pernyataan ini dibagi kedalam 15 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif. Sikap dalam hal ini merupakan suatu respon dalam wujud suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap petani bisa berupa positif dan negatif. Untuk pernyataan positif, jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, Ragu-Ragu (R) diberi nilai 3, Setuju (S) diberi nilai 4 dan Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5. Demikian sebaliknya untuk pernyataan negatif, jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 5, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 4, Ragu-Ragu (R) diberi nilai 3, Setuju (S) diberi nilai 2 dan Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1. Dari jawaban setiap pernyataan akan diperoleh distribusi frekuensi responden bagi setiap kategori, kemudian secara kumulatif dilihat deviasinya menurut deviasi Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
normal, sehingga diperoleh skor (nilai skala untuk masing-masing kategori jawaban), kemudian skor terhadap masing-masing pernyataan dijumlahkan. Interpretasi terhadap skor masing-masing responden dilakukan dengan mengubah skor tersebut kedalam skor standart yang mana dalam hal ini digunakan model Skala Likert (Skor T). Dengan mengubah skor pada skala sikap menjadi skor T menyebabkan skor ini mengikuti distribusi skor yang mempunyai mean sebesar T= 50 dan standart deviasi S = 24.16 Sehingga apabila skor standart > 50, berarti mempunyai sikap yang positif. Jika skor standart ≤ 50, berarti mempunyai sikap negatif. Sikap petani responden penerima bantuan CD sapi bali sistem bergulir di Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8. Sikap Petani Penerima Bantuan Community Development Sapi Sistem Bergulir di Kabupaten Toba Samosir. No Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Positif 113 64,94 2 Negatif 61 35,06 JUMLAH TOTAL 174 100 % Sumber : Diolah Dari Lampiran 5.
Berdasarkan pada Tabel 8 diperoleh bahwa dari 174 responden penerima bantuan CD sapi sistem bergulir yang menunjukan sikap positif terhadap program bantuan CD sapi sistem bergulir dari PT. Toba Pulp Lestari, Tbk sebanyak 113 orang (64,94 %) yang menunjukan sikap positif dan yang menunjukan sikap negatif sebanyak 61 orang (35,06 %). Hal ini seperti teori dari Krech, dkk (1996; 102) bahwa keragaman sikap di antara anggota-anggota kelompok suatu kelompok budaya sebagian besar disebabkan oleh kenyataan bahwa anggota kelmpok tersebut ternyata mempunyai keyakinan yang sama mengenai objek, orang, peristiwa, masalah.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Sehingga hasil penelitian didapat bahwa sikap petani responden penerima bantuan terhadap Program CD sapi sistem bergulir adalah positif. Dengan demikian Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa sikap petani terhadap Program CD sapi sistem bergulir di daerah penelitian adalah positif dapat diterima. Seperti yang dikatakan Krech, dkk (1996; 9) juga menyatakan bahwa Jika individu bersikap positif terhadap objek tertentu, maka ia akan cenderung membantu atau memuji, atau mendukung objek tersebut. Hal ini terlihat pada keseriusan masyarakat memelihara dan mengusahakan ternak karena menganggap sapi yang diberikan secara cuma–cuma ini merupakan salah satu bentuk investasi di masa yang akan datang. Investasi tersebut digunakan untuk seluruh anggota keluarga. Disamping itu mendukung terciptanya cabang usaha lain seperti menghasilkan pupuk kandang yang dapat digunakan untuk pengolahan dan pemeliharaan di awal tanam tanaman usaha taninya yang lain. Dalam hal ini petani sudah dapat memperkirakan bahwa pupuk kandang yang dihasilkan dari kotoran ternak sapi dapat mengurangi pengeluaraan untuk biaya produksi sehingga berdampak pada penigkatan pendapatan mereka.
5.3 Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Responden Dengan Sikap Petani Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir. Kerakteristik sosial ekonomi yang diduga berhubungan dengan sikap petani adalah umur, tingkat pendidikan formal, tingkat kosmopolitan, luas lahan, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga dan total pendapatan.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Untuk mengetahui hubungan karakteristik sosial ekonomi petani penerima program bantuan CD sapi bergulir dari PT. Toba Pulp Lestari, Tbk maka dianalisis dengan menggunakan analisis koefisien korelasi Rank Spearman dengan nilai α = 0,05 dan n = 174.
5.3.1
Hubungan Umur Petani Responden Dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir. Umur petani adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan
kerja dalam melaksanakan kegiatan usahatani. Umur dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam melihat produktivitas seseorang dalam bekerja dimana dengan kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal. Tabel 9. Hubungan Umur Petani dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir. Sikap Petani Responden No Umur Total Positif Negatif 1 26 – 64 tahun 109 (62,64%) 56 (32,19%) 165 (94,83%) 2 > 64 tahun 4 ( 2,30%) 5 ( 2,87%) 9 ( 5,17%) JUMLAH TOTAL 113 (64,94 %) 61 (35,06 %) 174 (100 %) Sumber : Diolah Dari Lampiran 2.
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa pada kelompok umur produktif 26 – 64 tahun, terdapat 109 orang (62,64%) yang bersikap positif dan terdapat 56 orang (32,19%) yang bersikap negatif. Pada kelompok umur non-produktif > 64 tahun terdapat 4 orang (2,30%) yang bersikap positif dan terdapat 5 orang (2,87%) yang bersikap negatif. Untuk melihat erat tidaknya hubungan umur dengan sikapnya pada program CD sapi sistem bergulir yang diberikan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut : Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Tabel 10. Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Umur dengan Sikap Petani Pada Program Community Development Sapi Sistem Bergulir. Uraian Nilai Hasil -0,071 rs t-tabel 1,960 t-hitung 0,933 Sig. (2-tailed) 0,354 Sumber : Data diolah dari lampiran 6 dan 7.
Pada Tabel 10 dinyatakan bahwa hasil analisis nilai rs = -0,071 dan thitung = 0,933serta ttabel = 1,960. Data ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel. Dimana dari hasil analisis juga didapat bahwa nilai signifikan sebesar 0,354. Data ini menunjukan bahwa Sig > α (0.05). Dari seluruh hasil uji statistika ini berarti dapat dinyatakan H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan antara umur petani dengan sikapnya pada program CD sapi sistem bergulir, dengan interpretasi korelasi sangat lemah. Maka Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa ada hubungan umur petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir adalah ditolak. Meski pernyataan Kartasapoetra, (1991; 55) bahwa petani yang berusia lanjut berumur sekitar lebih dari 50 tahun biasanya fanatik terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pengertian-pengertin yang dapat mengubah cara berfikir, cara bekerja dan cara hidupnya dan mereka ini bersikap apatis. Namun yang ditemukan di lapangan bahwa jumlah reponden yang berusia lanjut dengan interpretasi positip tidak jauh berbeda dengan jumlah reponden yang berusia muda dengan interpretasi positip juga. Sehingga hal ini yang menyebabkan tidak ada hubungan antara umur petani dengan sikapnya pada program CD sapi sistem bergulir di Kabupaten Toba Samosir.
5.3.2
Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Petani Responden dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Cara berpikir seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal yang dimilikinya dalam melakukan suatu aktifitas dalam kehidupannya sehari-hari. Demikian juga dengan petani penerima program bantuan CD sapi sistem bergulir ternyata 9,77 % berpendidikan SD; 39,09 % berpendidikan SMP; 47,70 % berpendidikan SMA; 1,72 % berpendidikan D3 dan 1,72 % berpendidikan S1. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan sikap petani pada program CD sapi sistem bergulir yang diberikan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 11. Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Petani dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Bergulir. Tingkat Pendidikan Sikap Petani Responden No Total Formal Positif Negatif 1 SD 10 ( 5,75 %) 7 ( 4,02 %) 17 ( 9,77 %) 2 SMP 42 (24,14 %) 26 (14,95 %) 68 (39,09 %) 3 SMA 55 (31,61 %) 28 (16,09 %) 83 (47,70 %) 4 D3 3 ( 1,72 %) 0 3 ( 1,72 %) 5 S1 3 ( 1,72 %) 0 3 ( 1,72 %) JUMLAH TOTAL 113 (64,94 %) 61 (35,06 %) 174 (100 %) Sumber : Diolah Dari Lampiran 2.
Tabel 11 menunjukkan 17 orang (9,78%) petani responden yang tingkat pendidikan formal sampai SD (6 tahun) terdapat 10 orang (5,75 %) yang bersikap positif dan 7 orang (4,02 %) bersikap negatif. Untuk 68 orang (39,09%) petani responden yang tingkat pendidikan formal sampai SMP (9 tahun) terdapat 42 orang (24,14 %) yang bersikap positif dan 26 orang (14,95 %) bersikap negatif. Pada petani responden yang tingkat pendidikan formal sampai SMA (12 tahun) terdapat 83 orang (47,70%) dimana 55 orang (31,61 %) yang bersikap positif dan 28 orang (16,09 %) bersikap negatif. Untuk petani sampel yang tingkat pendidikan formal sampai D3 (15 tahun) sebanyak 3 orang (1,72%) seluruhnya bersikap positif. Sementara petani yang memiliki tingkat pendidikan formal sampai S1 (16 tahun) sebanyak 3 orang (1,72%)
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
seluruhnya juga bersikap positif pada program CD sapi sistem bergulir dari PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Untuk melihat erat tidaknya hubungan tingkat pendidikan formal dengan sikapnya pada program CD sapi sistem bergulir yang diberikan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 12. Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Pendidikan Formal Petani dengan Sikap Petani Pada Program Community Development Sapi Sistem Bergulir. Uraian Nilai Hasil 0,090 rs t-tabel 1,960 t-hitung 1,185 Sig. (2-tailed) 0,239 Sumber : Data diolah dari lampiran 6 dan 7.
Pada Tabel 12 dinyatakan bahwa hasil analisis nilai. rs = 0,090 dan thitung = 1,185 serta ttabel = 1,960. Data ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel.. Dimana dari hasil analisis ini juga didapat bahwa nilai signifikan sebesar 0,239. Data ini menunjukan bahwa Sig > α (0.05). Dari seluruh hasil uji statistika ini berarti dapat dinyatakan H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan formal petani dengan sikapnya pada program CD sapi sistem bergulir, dengan interpretasi korelasi sangat lemah. Maka Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa ada hubungan tingkat pendidikan formal petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir adalah ditolak. Pernyataan Soekartawi, (2002; 26) tentang tingkat pendidikan yang rendah maka petani akan lambat mengadopsi inovasi baru dan mempertahankan kebiasaan-kebiasaan lama. Sedangkan seseorang yang berpendidikan tinggi tergolong lebih cepat dalam mengadopsi inovasi baru. Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Namun yang ditemukan di lapangan bahwa jumlah reponden yang tingkat pendidikan formalnya rendah dengan interpretasi positip tidak jauh berbeda dengan jumlah reponden yang tingkat pendidikan formalnya tinggi dengan interpretasi positip juga. Sehingga hal ini yang menyebabkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan formal petani dengan sikapnya pada program CD sapi sistem bergulir di Kabupten Toba Samosir. 5.3.3
Hubungan Tingkat Kosmopolitan Petani Responden dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir. Tingkat keterbukaan petani terhadap dunia luar yang diukur berdasarkan
banyaknya jenis buku / majalah / koran yang dibaca petani, mendengarkan dan menyaksikan siaran radio dan televisi dibidang pertanian dan banyaknya melakukan perjalanan keluar dari desa tempat tinggalnya sehubungan dengan usahataninya, merupakan tingkat kosmopolitan petani yang berpengaruh terhadap sikap petani pada program CD sapi sistem bergulir dari PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Tingkat kosmopolitan petani pada program CD sapi sistem bergulir dapat ditunjukkan melalui perhitungan skor yang diperoleh dari 15 parameter.
Setiap
parameter skor terendah adalah 1 dan yang tertinggi adalah 5. Skor terendah untuk seluruh parameter adalah 15 dan yang tertinggi adalah 75. Tingkat kosmopolitan tersebut menggunakan tiga kriteria yaitu : •
Kriteria rendah dengan skor 15 – 35
•
Kriteria sedang dengan skor 36 – 56
•
Kriteria tinggi dengan skor 57 – 75
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Untuk melihat hubungan tingkat kosmopolitan dengan sikap petani pada program CD sapi sistem bergulir yang diberikan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 13. Hubungan Tingkat Kosmopolitan Petani dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir. Tingkat Sikap Petani Responden No Total Kosmopolitan Positif Negatif 1 (Rendah) 17 ( 9,77 %) 5 ( 2,88 %) 22 ( 12,65 %) 2 (Sedang) 94 ( 54,02 %) 52 ( 29,88 %) 146 ( 83,90 %) 3 (Tinggi) 2 ( 1,15 %) 4 ( 2,30 %) 6 ( 3,45 %) JUMLAH TOTAL 113 ( 64,94 %) 61 ( 35,06 %) 174 (100 %) Sumber : Diolah Dari Lampiran 2.
Tabel 13 menunjukkan petani responden penerima bantuan memiliki tingkat kosmopolitan yang lebih dominan berkriteria sedang. Pada tabel 4.9 menjelaskan bahwa 22 orang (12,65 %) petani sampel yang memiliki tingkat kosmopolitan rendah terdapat 17 orang (9,78 %) yang bersikap positif dan 5 orang (2,87%) yang bersikap negatif. Petani sampel yang tingkat kosmopolitannya sedang 146 orang (83,90%) terdapat 94 orang (54,02%) yang bersikap positif dan 52 orang (29,88%) bersikap negatif. Sedangkan petani sampel yang tingkat kosmopolitannya tinggi terdapat 6 orang (3,45 %) dimana 2 orang (1,15 %) yang bersikap positif dan 4 orang (2,30 %) yang bersikap negatif. Untuk melihat erat tidaknya hubungan tingkat kosmopolitan dengan sikap petani pada program CD sapi sistem bergulir yang diberikan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Tabel 14. Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Tingkat Kosmopolitan Petani dengan Sikap Petani Pada Program Community Development Sapi Sistem Bergulir. Uraian Nilai Hasil -0,021 rs t-tabel 1,960 t-hitung 0,275 Sig. (2-tailed) 0,782 Sumber : Data diolah dari lampiran 6 dan 7.
Pada Tabel 14 dinyatakan bahwa hasil analisis nilai. rs = 0,021 dan thitung = 0,275 serta ttabel = 1,960. Data ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel. Dimana dari hasil analisis juga didapat bahwa nilai signifikan sebesar 0,782. Data ini menunjukan bahwa Sig > α (0.05). Dari seluruh hasil uji statistika ini berarti dapat dinyatakan H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan antara tingkat kosmopolitan petani dengan sikapnya pada program CD sapi sistem bergulir, dengan interpretasi korelasi sangat lemah. Maka Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa ada hubungan tingkat kosmopolitan petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir adalah ditolak. Menurut Soekartawi, (1999; 182) bahwa salah satu faktor sosial yang mempengaruhi sikap petani adalah tingkat kosmopolitan. Hasil yang ditemukan di lapangan bahwa jumlah terbanyak pada reponden yang tingkat kosmopolitan tinggi dengan interpretasi positip tidak jauh berbeda dengan jumlah reponden yang tingkat kosmopolitannya rendah dengan interpretasi positip juga. Sehingga hal ini yang menyebabkan tidak ada hubungan antara tingkat kosmopolitan petani dengan sikapnya pada program CD sapi sistem bergulir di Kabupaten Toba Samosir.
5.3.4
Hubungan Luas Lahan Petani Responden dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Luas lahan yang digunakan petani mempunyai hubungan dengan sikap petani pada program CD sapi sistem bergulir yang diberikan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Untuk lebih jelas mengetahui hubungan luas lahan petani dengan sikap petani pada program CD sapi sistem bergulir, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 15. Hubungan Luas Lahan Petani dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir. Sikap Petani Responden No Luas Lahan Total Positif Negatif 1 0,2 – 0,6 Ha 85 (48,85 %) 47 ( 27,01 %) 132 ( 75,86 %) 2 > 0,6 Ha 28 (16,09 %) 14 ( 8,05 %) 42 ( 24,14 %) JUMLAH TOTAL 113 (64,94 %) 61 (35,06 %) 174 (100 %) Sumber : Diolah Dari Lampiran 2.
Berdasarkan Tabel 15 menunjukkan bahwa pada kelompok luas lahan yang di bawah rata-rata yakni 0,2 – 0,6 Ha, dari 132 orang (75,86 %) terdapat 85 orang (48,85 %) bersikap positif dan terdapat 47 orang (27,01 %) yang bersikap negatif. Pada kelompok luas lahan di atas rata-rata yakni > 0,6 Ha, dari 42 orang (24,14 %) terdapat 28 orang (16,09 %) yang bersikap positif dan 14 orang (8, 05 %) orang yang bersikap negatif. Untuk melihat erat tidaknya hubungan luas lahan dengan sikap petani pada program CD sapi sistem bergulir yang diberikan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 16. Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Luas Lahan Petani dengan Sikap Petani Pada Program Community Development Sapi Sistem Bergulir. Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Uraian
rs
t-tabel t-hitung Sig. (2-tailed)
Nilai Hasil 0,137 1,960 1,813 0,072
Sumber : Data diolah dari lampiran 6 dan 7.
Pada Tabel 16 dinyatakan bahwa hasil analisis nilai. rs = 0,137 dan thitung = 1,813 serta ttabel = 1,960. Data ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel. Dimana dari hasil analisis juga didapat bahwa nilai signifikan sebesar 0,072. Data ini menunjukan bahwa Sig > α (0.05). Dari seluruh hasil uji statistika ini berarti dapat dinyatakan H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan antara luas lahan petani dengan sikapnya pada program CD sapi sistem bergulir, dengan interpretasi korelasi sangat lemah. Maka Hipotesis 3 yang menyatakan ada hubungan luas lahan petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir adalah ditolak. Hasil yang ditemukan di lapangan bahwa jumlah reponden yang luas lahannya di atas rata-rata dengan interpretasi positip tidak jauh berbeda jumlah luas lahannya di bawah rata-rata dengan interpretasi positip juga. Sehingga hal ini yang menyebabkan tidak ada hubungan antara luas lahan petani dengan sikapnya pada program CD sapi sistem bergulir di Kabupaten Toba Samosir.
5.3.5
Hubungan Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Petani dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir. Hubungan ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga adalah salah satu
karakteristik ekonomi yang perlu diperhatikan dalam penentuan sikap petani pada program CD sapi sistem bergulir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Tabel 17. Hubungan Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Petani Yang Tersedia dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Bergulir. Sikap Petani Responden Jumlah Tenaga Kerja No Dalam Keluarga Tersedia Total Positif Negatif 1 < 2,8 HKP 49 (28,16 %) 31 (17,82 %) 80 ( 45,98 %) 2 2,8 – 5,6 HKP 64 (36,78 %) 30 (17,24 %) 94 ( 54,02 %) JUMLAH TOTAL 113 (64,94 %) 61 (35,06 %) 174 (100 %) Sumber : Diolah Dari Lampiran 2.
Berdasarkan Tabel 17 menunjukan bahwa pada kelompok petani responden yang jumlah tenaga kerja dalam keluarga yang tersedia di bawah rata-rata < 2,8 HKP per hari dengan jumlah total 80 orang (45,98 %) terdapat 49 orang (28,16 %) bersikap positif dan 31 orang (17,82 %) bersikap negatif. Sementara pada kelompok petani responden yang jumlah tenaga kerja dalam keluarga yang tersedia di atas rata-rata yakni 2,8 – 5,6 HKP per hari ada 94 orang (54,02 %), dimana 64 orang (36,78 %) yang bersikap positif dan 30 orang (17,24 %) bersikap negatif. Untuk melihat erat tidaknya hubungan ketersedian tenaga kerja dalam keluarga dengan sikap petani pada program CD sapi sistem bergulir yang diberikan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 18. Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Petani dengan Sikap Petani Pada Program Community Development Sapi Sistem Bergulir. Uraian Nilai Hasil 0,110 rs t-tabel 1,960 t-hitung 1,451 Sig. (2-tailed) 0,150 Sumber : Data diolah dari lampiran 6 dan 7.
Pada Tabel 18 dinyatakan bahwa hasil analisis nilai. rs = 0,110 dan thitung = 1,451 serta ttabel = 1,960. Data ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel . Dimana dari hasil analisis Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
juga didapat bahwa nilai signifikan sebesar 0,150. Data ini menunjukan bahwa Sig > α (0.05). Dari seluruh hasil uji statistika ini berarti dapat dinyatakan H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan antara ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga dengan sikapnya pada program CD sapi sistem bergulir, dengan interpretasi korelasi sangat lemah. Maka Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa ada hubungan ketersedian tenaga kerja keluarga petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir adalah ditolak. Hasil yang ditemukan di lapangan bahwa jumlah reponden yang jumlah tenaga kerja dalam keluarga yang tersedia di bawah nilai rata-rata dengan interpretasi positip tidak jauh berbeda dengan responden yang jumlah tenaga kerja dalam keluarga yang tersedia di atas nilai rata-rata dengan interpretasi positip juga. Sehingga hal ini yang menyebabkan tidak ada hubungan antara ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga dengan sikapnya pada program CD sapi sistem bergulir di Kabupaten Toba Samosir. 5.3.6
Hubungan Total Pendapatan Keluarga Petani Responden Di Luar Ternak Sapi Dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir. Hubungan total pendapatan keluarga di luar usaha ternak sapi adalah salah satu
karakteristik ekonomi yang berpengaruh dalam penentuan sikap petani pada program CD sapi sistem bergulir. Total pendapatan keluarga petani yang dihitung dalam satu tahun. Untuk lebih jelasnya hubungan ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 19. Hubungan Total Pendapatan Keluarga Petani Di Luar Ternak Sapi dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Sapi sistem Bergulir. Sikap Petani Responden No Total Pendapatan Total Positif Negatif 1 < Rp. 23.656.839,08 75 (43,10 %) 41 (23,57 %) 116 ( 66,67 %) 2 > Rp. 23.656.839,08 38 (21,84 %) 20 (11,49 %) 58 ( 33,33 %) JUMLAH TOTAL 113 (64,94 %) 61 (35,06 %) 174 (100 %) Sumber : Diolah Dari Lampiran 2. Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Berdasarkan Tabel 19 menunjukan bahwa pada kelompok petani responden yang total pendapatan keluarga di luar ternak sapi di bawah rata-rata Rp. 23.656.839,08 terdapat 116 orang (66,67 % 0. Dimana terdapat 75 orang (43,10 %) bersikap positif dan 41 orang (23,57 %) bersikap negatif. Sementara pada kelompok petani responden yang total pendapatan keluarga di luar ternak sapi di atas rata-rata atau sama dengan Rp. 23.656.839,08 yakni ada 58 orang (33,33 %) dimana 38 orang (21,84 %) yang bersikap positif dan 20 orang (11,49%) bersikap negatif. Untuk melihat erat tidaknya hubungan total pendapatan keluarga di luar usaha ternak sapi dengan sikap petani pada program CD sapi sistem bergulir yang diberikan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 20. Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Total Pendapatan Keluarga Petani Di Luar Ternak Sapi dengan Sikap Petani Pada Program Community Development Sapi Sistem Bergulir. Uraian Nilai Hasil 0,070 rs t-tabel 1,960 t-hitung 0,920 Sig. (2-tailed) 0,361 Sumber : Data diolah dari lampiran 6 dan 7.
Pada Tabel 20 dinyatakan bahwa hasil analisis nilai. rs = 0,070 dan thitung = 0,920 serta ttabel = 1,960. Data ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel. Dimana dari hasil analisis juga didapat bahwa nilai signifikan sebesar 0,361. Data ini menunjukan bahwa Sig > α (0.05). Dari seluruh hasil uji statistika ini berarti dapat dinyatakan H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan antara total pendapatan keluarga di luar ternak sapi dengan sikapnya pada program CD sap sistem bergulir, dengan interpretasi korelasi sangat lemah. Maka Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa ada hubungan total
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
pendapatan keluarga di luar ternak sapi petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir adalah ditolak. Hasil yang ditemukan di lapangan bahwa jumlah reponden yang total pendapatan keluarga di luar ternak sapi di bawah pendapatan rata-rata dengan interpretasi positip tidak jauh berbeda dengan responden yang total pendapatan keluarga di luar ternak sapi di atas pendapatan rata-rata dengan interpretasi positip juga. Sehingga hal ini yang menyebabkan tidak ada hubungan antara total pendapatan keluarga di luar ternak sapi dengan sikapnya pada program CD sap sistem bergulir di Kabupaten Toba Samosir. Dari hasil analisis didapat bahwa seluruh faktor-faktor sosial ekonomi petani responden tidak menunjukan hubungan kepada sikap mereka pada program bantuan Community Development (CD) sapi bali bergulir yang diberikan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Seperti di dalam buku Todaro (1998; 386), apabila para petani memperoleh kepercayaan dan kemudahan untuk mendapat bantuan dan apabila ia dapat merasa yakin bahwa diri dan keluarganya akan mendapat manfaat yang besar dari setiap perbaikan yang terkandung dalam program-program pengembangan pertanian, maka tidak ada alasan untuk khawatir bahwa para petani tradisional tidak akan responsive terhadap aneka rangsangan ekonomi
dan kesempatan-kesempatan baru guna memperbaiki standar
hidupnya. Jadi hal ini yang mendasari keberhasilan program tanpa ada pengaruhnya dengan karakteristik sosial ekonomi pada sikap petani penerima bantuan CD sapi bergulir. Menurut buku dari Krech, dkk (1996; 105), bahwa hubungan antara nilai-nilai individu dan sikapnya tidaklah sederhana. Dalam satu hal, sejauh mana berbagai sistem Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
nilai individu membentuk perkembangan dan pengaturan sikap tampaknya merupakan fungsi dari keterpusatan nilai. Jika bagi seseorang ini merupakan nilai sentral (pusat) maka sikap kelompok minoritas dapat bersifat sama nilainya (equalitarian) dengan kelompok mayoritas. Dari Krech, dkk (1996;150) ditulis bahwa sikap-sikap yang selaras dengan sikap-sikap lain dalam suatu kumpulan seyogyanya relatif lebih mudah bergerak ke arah yang selaras dibandingkan dengan sikap-sikap yang tidak selaras dengan sikapsikap lain. Teori keseimbangan memperkirakan bahwa suatu sikap yang dalam keadaan tidak seimbang dengan sikap lain dalam suatu kumpulan akan bergerak cenderung menurut arah yang akan menyeimbangkan sistem tersebut. Kenyataan yang ditemui dilapangan tidak sedikit ditemukan kelompok yang bersikap konservatif. Kelompok konservatif adalah mereka yang ekstrem yang paling mudah memusuhi orang dan mudah curiga. Paling kaku dan suka memaksa, paling cepat menuduh orang lain atas kelemahannya dan ketidak sempurnaannya. Paling tidak toleran dan paling mudah kecewa pada orang lain, paling tidak luwes dan tidak mau mengalah (dalam hal persepsi dan penilaian). Meskipun sering kritis (dalam arti agresif) mengenai kesalahan orang lain, tetapi mereka sangat luar biasa dalam membela diri dan melindungi diri dari kebutuhan egonya sendiri. Mereka tidak mampu pada peraturan (Krech dkk, 1996; 133). Namun tanpa harus didasari pada hal apapun bahwa mereka para petani yang mendapat bantuan pada umumnya merasa senang setelah menerima bantuan ternak sapi bali dengan sistem bergulir dari program CD yang diberikan TPL tersebut, dengan tidak menyianyiakan bantuan tersebut mereka memelihara dan mengusahakannya. Sehingga adapun mereka kelompok minoritas yang bersikap konservatif nilainya menjadi sama dengan kelompok mayoritas akibat fungsi dari keterpusatan nilai. Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Jika dikaitkan pada teori keseimbangan sikap yang untuk kelompok mayoritas yang konservatif sikapnya ini tidak selaras, jadi cenderung tidak seimbang dengan sikap lain lalu akan bergerak cenderung menurut arah yang akan menyeimbangkan sistem ini sehingga sangat umum rasanya jika orang akan terbuka dan bersikap positif pada bantuan yang diterimanya. Dalam buku Todaro (1997; 327) bahwa bagi sejumlah besar keluarga petani yang para anggotanya merupakan tenaga kerja pokok dan pertanian bukan hanya sekedar pekerjaan atau sumber pendapatan semata-mata melainkan suatu pandangan hidup. Hal ini mudah dilihat terutama sekali pada masyarakat tradisional, dimana para petani sepanjang hari mengabdikan diri menggarap lahannya dengan dedikasi penuh. Setiap perubahan metode produksi dengan sendirinya akan membawa perubahan-perubahan terhadap pandangan mereka. Oleh karena itu agar membuahkan hasil yang diharapakan setiap pengenalan inovasi, teknologi, bantuan bukan hanya harus beradaptasi pada keadaan alam dan ekonominya saja, melainkan juga pada sikap, nilai-nilai yang tingkat kemampuan para petani itu sendiri sehinnga mampu memahami dan melaksanakan perubahan-perubahan metode produksi sesuai yang dianjurkan.
5.4 Masalah–Masalah Yang Dihadapi Dalam Pengembangan Program Community Development Sapi Sistem Bergulir. •
Kandang Sapi Petani masih kurang menyadari pentingnya menyediakan kandang yang layak
bagi ternak sapi yang mereka miliki. Diawal menerima bantuan petani mengusahakan kandang yang baik, namun seiring berjalannya hari maka kondisi kandang lama kelamaan memburuk.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Kandang menjadi kurang layak untuk digunakan, karena diterpa cuaca yang buruk seperti angin atau hujan lebat yang disebabkan juga karena bahan yang digunakan petani untuk membangun kandang adalah bahan yang mudah rusak, atau pada awalnya memang kandang dibangun di lahan yang mudah longsor dan selanjutnya banyak petani yang kurang memperhatikan kondisi kandang untuk kedepannya. Beberapa petani ada yang dibantu oleh TPL dalam hal pengadaan kandang. Tetapi adanya sebagian petani yang mengeluh karena cemburu karena TPL tidak membantu mengadakan kandang yang layak untuk sapi mereka. •
Budidaya Beberapa petani mengalami kesulitan untuk membudidayakan ternak sapi bali
mereka. Ini dibuktikan dengan setelah bertahun-tahun memelihara sapi bali tetapi sapi bali mereka tidak juga berkembang biak. Meski kondisi fisik sapi terlihat sangat baik, kuat makan dan juga pihak TPL telah melakukan penukaran, masih saja sapi tidak juga berkembang biak. Masalah lain yang diakui petani dalam membudidayakan sapi bali ini adalah bahwa terkadang beberapa sapi sangat liar saat digembalakan. •
Ketersediaan Pakan Hijau Akibat keadaan cuaca yang terkadang buruk, keadaan Rumput Gajah yang telah
ditanamai mati karena lahan yang ditumbuhi rumput tersebut tergenang air hujan. Luas lahan penanaman Rumput Gajah akhir-akhir ini menjadi berkurang, karena petani memanfaatkannya untuk usaha tani lain dan akhirnya sapi digembalakan secara liar. Sehingga kebutuhan pakan hijau bagi sapi juga berkurang. •
Modal
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Memelihara sapi juga dapat menciptakan cabang usaha lain yakni memproduksi pupuk kandang. Namun petani kekurangan modal untuk memperoleh hasil yang maksimal dan agar nantinya diharapkan lebih terlihat nyata pada peningkatan pendapatan mereka. Menurut mereka tidak hanya kotoran sapi namun banyak lagi bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi pupuk kandan. •
Kesalahan Pendataan Data yang diterbitkan pihak PT. Toba Pulp Lestari, Tbk terdapat beberapa
kesalahan. Misalnya di dalam data tersebut tercatat seorang petani menerima 3 ekor sapi. Namun kenyataannya di lapangan petani tersebut masih menerima 2 ekor. Kesalahan lain juga terdapat pada data alamat tempat tinggal petani penerima bantuan. Sehingga hal-hal ini menjadi kendala dalam melaksanakan kunjungan untuk pembinaan dan bantuan pemeliharaan perkembangan sapi bantuan. •
Tahap Pengguliran Pengguliran yang sudah dilakukan sampai pada Tahap I. Petani penerima guliran
merasa tidak mendapat perlakuan yang adil dibandingkan dengan penerima bantuan sebelumnya yang langsung mendapat bantuan dari TPL. Masalah pertama, penerima guliran yang menerima hanya 2 ekor sapi menandatangani MoU yang sama seperti penerima bantuan sebelumnya yang langsung mendapat bantuan dari TPL yang mendapat 3 ekor sapi. Sementara nantinya dibebankan tetap harus menggulirkan 2 ekor sapi juga, seperti yang telah disepakati dalam MoU tersebut.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Untuk kedepannya, jika sapi mereka nantinya berkembang biak mereka tidak akan menyerahkan pada TPL untuk kembali meneruskan pengguliran dengan alasan sebagai pengganti induk yang kurang saat pemberian perguliran di awal. Masalah kedua, bahwa dari beberapa petani yang telah menggulirkan menyatakan bahwa tidak adanya laporan pengesahan seperti kwitansi dari pihak pemberi bantuan yakni TPL disaat penarikan sapi petani yang sudah dapat menggulirkan sapi pada saat digulirkan kepada masyarakat lain. •
Kecemburuan Sosial Pemberian ternak sapi yang dilakukan TPL tidak merata pada masyarakat
setempat yang pada sampai Tahap V dirasakan masyarakat belum dapat tersalur secara merata di semua kecamatan. Pada sebuah kecamatan yang lebih banyak mendapat bantuan dari kecamatan lain, sehingga timbul rasa iri dan kecemburuan sosial dari masyarakat lain yang tidak mendapat bantuan di daerah yang pada awalnya memang mendapat bantuan lebih sedikit dari daerah lain. •
Kebiasaan dan Perilaku Petani Sudah menjadi sifat masyarakat sekitar yang selalu tidak puas atas segala
bantuan dan perhatian yang dilakukan TPL selama ini. Oleh sebagian masyarakat masih menilai segala bantuan yang telah dilakukan masih belum cukup.
5.5 Upaya–Upaya Yang Dihadapi Dalam Pengembangan Program Community Development Sapi Sistem Bergulir. •
Kandang Sapi Jika pihak TPL tidak lagi membantu perbaikan kondisi kandang, sebaiknya
petani dengan usaha sendiri memperbaikinya sendiri.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Hal ini juga mencegah agar sapi juga tidak terancam diserang penyakit-penyakit karena kandang yang tidak layak huni sehingga tidak mengalami kerugian yang lebih besar lagi.
•
Budidaya Seajuh ini pihak TPL telah membantu petani-petani yang telah mengalami
kegagalan membudidayakan usaha ternak sapi bali mereka yang mana sapi-sapi bantuan yang mereka miliki tidak juga berkembangbiak, dengan menukar sapi indukan tersebut baik yang jantan maupun betina dengan sapi yang baru. Namun banyak petani yang berharap pihak TPL mengubah bantuan yakni dapat digantikan dengan jenis ternak lain (bukan sapi bali lagi). •
Ketersediaan Pakan Hijau Pembangunan Pondok Bina Tani adalah salah satu solusi dari permasalahan
petani dalam hal ketersediaan pakan ternak. Pondok Bina Tani membantu mencukupi kebutuhan pangan bagi sapi bali penerima bantuan di kecamatan Porsea (atau sekarang adalah Kecamatan Parmaksiatan). Untuk waktu yang akan datang di kecamatan yang lain diharapkan juga agar dibangun sarana seperti ini agar tidak ada masalah kekurangan pakan hijau khusunya bagi program pengembangan usaha ternak sapi bali bergulir. •
Modal Bentuk modal yang harus diberikan tidak hanya diharapkan berupa uang tunai,
tetapi pelatihan pembuatan pupuk kandang yang terus menerus dan berkelanjutan juga sangat diharapkan petani.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Selain itu juga diperlukan beberapa bahan-bahan dan alat-alat lengkap yang kirakira sulit disediakan petani untuk menghaslikan pupuk kandang dengan kualitas dan kuantitas yang baik yang baik •
Kesalahan Pendataan Data yang telah ada diperbaiki ulang sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.
Dapat juga berkoordinasi dengan melibatkan aparat setempat seperti kepala desa untuk membantu kelengkapan data petani penerima bantuan. •
Tahap Pengguliran Pihak pemberi bantuan yakni TPL harus merubah isi MoU yang akan disepakati
oleh petani penerima guliran. Dimana isi MoU petani penerima guliran diharapkan berbeda dengan isi MoU penerima bantuan awal (bukan pengguliran). Sehingga ada 2 (dua) MoU yang dipersiapkan TPL, yakni MoU bagi penerima bantuan awal dan MoU bagi penerima bantuan guliran. Hal-hal yang tertulis dalam MoU yang baru untuk penerima guliran harus disesuaikan dengan kondisi yang akan dilakukan dilapangan nantinya. Jika pihak TPL tidak ingin mengubah MoU untuk mereka penerima guliran, dapat juga memberi bantuan dalam jumlah yang sama (penerima bantuan awal dengan pengguliran) yakni sama-sama 3 ekor. Selain itu pihak TPL tidak boleh lagi melalaikan hal-hal yang sifatnya administratif, seperti bukti /kwitansi bukti saat serah terima pengguliran bantuan. •
Kecemburuan Sosial Kecemburuan sosial di hati masyarakat sejauh ini terminimalisir dengan
dilihatnya perkembangan program CD sapi bergulir yang sampai pada saat ini telah sampai pada Tahap V. Masyarakat berharap program ini akan terus berlanjut sehinnga Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
pada waktu kembali lagi turun bantuan dari pihak TPL mereka yang belum mendapatkan menjadi pihak yang akan mendapat bagian bantuan atau pengguliran selanjutnya. •
Kebiasaan dan Perilaku Petani TPL tetap menjalankan program CD yang telah direncanakan dalam banyak
aspek sebagai wujud tanggung jawab perusahaan. Setidaknya usaha ini terus saja dilakukan untuk membina hubungan baik dengan masyarakat setempat dan meminimalisir risiko sosial kedepannya. Program CD harus tetap menunjukan manfaat tidak hanya bagi perusahaan itu sendiri, tetapi juga bagi masyarakat.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Perkembangan program Community Development (CD) sapi sistem bergulir terus berjalan dengan beberapa kegiatan–kegiatan yang dilakukan pihak TPL sebagai pemberi bantuan untuk mendukung pengembangan, seperti : •
Penyediaan kandang ternak yang layak kepada beberapa penerima bantuan.
•
Memberikan bibit-bibit Rumput Gajah maupun Rumput Setaria sebagai untuk pakan ternak.
•
Memberikan modal sebesar Rp. 300.000,00 untuk pengembangan usaha ternak sapi bali tersebut.
•
Melakukan
kunjungan
untuk
pembinaan
dan
bantuan
pemeliharaan
perkembangan sapi bantuan, seperti memberikan obat-obatan, suntikan vaksin di awal pemeliharaan dan penukaran sapi yang gagal berkembang biak. Pengembangan Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir, juga dibuktikan dengan dibangunnya Pondok Bina Tani di areal seluas 10 yang didanai oleh dana CD TPL sebagai areal penanam pakan ternak. 2. Sikap petani terhadap Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir di Kabupaten Toba Samosir dari PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yaitu pada 174 KK penerima bantuan. Dimana sebanyak 113 orang (64,94 %) yang menunjukan sikap positif dan sebanyak 61 orang (35,06 %) yang menunjukan sikap negatif. Sehingga sikap petani responden penerima bantuan terhadap Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir adalah positif.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
3. Tidak ada hubungan karakteristik sosial (umur, tingkat pendidikan formal, tingkat kosmopolitan) petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir. 4. Tidak ada hubungan karakteristik ekonomi (luas lahan, ketersedian tenaga kerja keluarga dan total pendapatan keluarga di luar ternak sapi) petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) sapi sistem bergulir. 5. Masalah–masalah yang dihadapi dalam pengembangan program CD sapi sistem bergulir adalah : kandang hunian ternak tidak layak, budidaya sapi dimana sapi sulit berkembang biak, kurangnya ketersediaan pakan hijau, kekurangan modal untuk pengembangan usaha pupuk kandang, kesalahan pendataan yang telah menerima bantuan baik jumlah bantuan yang diterima maupun alamat penerima, MoU pada tahap pengguliran yang belum sesuai dan hal administratif lainnya, timbul kecemburuan sosial pada masyarakat yang tidak mendapatkan dan sifat yang tidak pernah puas akan bantuan. 6. Upaya–upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah dalam pengembangan program CD sapi sistem bergulir adalah : mengusahakan sendiri kandang yang layak, TPL mengganti sapi lama yang mandul dengan sapi yang baru, TPL membantu menciptkan areal umum untuk pakan hijau sapi, pelaksanaan pelatihan dan bantuan modal alat dan bahan, mengadakan koordinasi dengan aparat setempat, mengubah MoU atau memberi jumlah bantuan yang sama antara penerima bantuan awal dengan pengguliran,
dan tetap fokus pada
program CD yang terus berkelanjutan.
6.2 Saran Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
•
Kepada Petani Bantuan ternak sapi bergulir dari TPL telah diberikan secara cuma-cuma
sebaiknya sudah seharusnya petani memberi perhatian yang intensif terhadap sapi peliharaannya. Hal ini dilakukan agar sapi tetap dalam kondisi yang baik dan cepat berkembang biak sehinnga penggulirannya berhasil dan masyarakat lain juga dapat menikmatinya. Selain itu produksi pupuk kandang juga besar karena jumlah ternak yang banyak. Hal-hal yang perlu dilakukan misalnya : 1) Memberi makanan yang layak dengan kandungan gizi yang cukup. 2) Mengatur perkawinan secara tepat pada saat sapi berumur dewasa kelamin. 3) Menyediakan kandang yang layak. 4) Mencegah dan mengobati penyakit ngorok (Septichamia Epizootica) yang sering menyerang sapi di daerah ini dengan suntikan vaksinasi SE. •
Kepada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Jika menginginkan sistem bergulir dapat berjalan dengan baik dan terus
berkelanjutan sebaiknya TPL perlu melakukan perhatian yang berkelanjutan khususnya pada petani yang mendapat program bantuan sapi bali bergulir ini. Bimbingan tidak hanya saat diawal bantuan tersalur, namun petani yang sudah menjalankan kewajiban untuk menggulirkan harus tetap dibina, paling tidak dapat menjadi contoh untuk penerima bantuan lainnya. •
Kepada Peneliti Selanjutnya. Mengadakan penelitian mengenai dampak sikap petani penerima bantuan tahap
awal dengan penerima bantuan tahap perguliran pada program Community Development (CD) sapi bali sistem bergulir dan pengaruhnya pada faktor-faktor sosial ekonomi.
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
Gambar 2. Lokasi Operasional PT. Toba Pulp Lestari, Tbk di Kecamatan Uluan
Gambar 3. Sapi Bali (Bos sondaicus) Di Lahan Pengembalaan
Keterangan : Penerima bantuan adalah Karman Sibarani (IFS II) Desa Sidulang, Kecamatan Laguboti Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, 2005. Community Development Dalam Paradigma Pembangunan Berkalanjutan. Indonesia Center for Sustainable Development Article. www.google.com ________, 2004. Kompas, 27 April 2004 Arsyad, Lincolin., 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. BPFE Press. Yogyakarta Azwar,S. 1997. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badaruddin Prof. Dr. M.Si., 2008. Pidato Guru Besar: Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Masyrakat Melalui Pemanfaatan Potensi Modal Sosial. URL http://www.usu.ac.id Ban, A.W Van Den dan Hawkins., 2002. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta Daniel, Moehar. Ir. M. S., 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta Gunawan, Ir. M dkk., 2003. Sapi Bali : Potensi Produktivitas dan Nilai Ekonomi. Penerbit Kanisius. Jakarta Guntoro, Suproi., 2002. Membudidayakan Sapi Bali. Kanisius. Jakarta Fajri, Mohamad M P SH., 2006. Artikel Sinar Harapan: Corporate Social Responsibility. URL http://www.unisosdem.org Hagul, Peter., 1992. Pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat. CV Rajawali. Jakarta Hidayat, Syarif dan Darwin S., 2001. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat : Sebuah Rekonstruksi Konsep Communtnity Based Development. Pustaka Quantum. Jakarta Ikhwan, Khairul., 2005. Eks PT. Indorayon Bagikan 1% Laba Bersih ke 8 Kabupaten. Detikcom-Kompas Kartasapoetra A.G., 1991. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta Krech, David dkk., 1996. Sikap Sosial. Penerjemah : Siti R, dkk. Pusat Pembinaan dan Pemgembangan Bahasa-Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Nazir, Moh,. Ph.D., 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008
PT. Toba Pulp Lestari Tbk, 2005. Memorandum of Understanding program Pemberdayaan Masyarakat Toba Samosir PT. Toba Pulp Lestari Tbk. PorseaSumatera Utara ________________________, 2005. Presentasi Community Development PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Porsea-Sumatera Utara Siegel, Sidney., 1992. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu Ilmu Sosial. Gramedia Pustaka. Jakarta Soekartawi, 1991. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Rajagrafindo. Jakarta _________, 2002. Prinsip-Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. Rajawali Press.Jakarta Soetomo, 2006. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Soetrisno. L., 1999. Pertanian Pada Abad 21. Direktorat Jendral Pendidikan: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Suparmoko, Drs.M dan Maria S., 2000. Ekonomika Lingkungan. BPFE Press. Yogyakarta Triton. PB., 2006. SPSS 13 Terapan Riset Statistik Parametrik. Penerbit Andi. Yogyakarta Todaro, Michael P., 1997. Pembangunan Pertanian Edisi V. Bumi Aksara. Jakarta ________________., 1998. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Erlangga. Jakarta Usman, Drh. Anang.M, 1981. Pola Operasionil Pembinaan Sumber Bibit Sapi Bali. Direktorat Bina Produksi Peternakan-Departemen Peternakan. Jakarta
Fenny Andani : Sikap Petani Pada Program Community Development (Cd) Sapi Sistem Bergulir Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi ( Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir ), 2009 USU Repository © 2008