Penyusun Nama Matakuliah Topik/Pokok Bahasan
: Yunus Abdul Halim, S.Si., M.Kom : Perancangan Komersial Elektronik :
Bab 9. Infrastruktur Keamanan e-Commerce 1. Aplikasi dan Infrastruktur e-Commerce 2. Model Pengembangan e-Commerce 3. Aplikasi Pendukung e-commerce 4. Prospek e-Commerce di Indonesia 5. Bidang Hukum 6. Evaluasi E-Commerce Bab 8. Teknologi e-Payment 1. Pengertian E-Payment 2. E-PAYMENT & Membangun Aplikasi dan Infrastukture ECommerce 3. Membangun Aplikasi dan Infrastukture E-Commerce 4. Studi Kasus
DEPARTEMEN ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA
Bab 9. Infrastruktur Keamanan e-Commerce Pendahuluan a. Deskripsi Bab kesembilan ini berisikan pemahaman mengenai Aplikasi dan Infrastruktur eCommerce, Model Pengembangan e-Commerce, Aplikasi Pendukung ecommerce, Prospek e-Commerce di Indonesia, Bidang Hukum dan Evaluasi ECommerce b. Relevansi antara Bab dengan Pengetahuan/Pengalaman Mahasis wa Setelah mempelajari isi bab 7 dan 8, maka pada bab ini Mahasiswa belajar menganalisa keamanan dan infrastruktur e-commerce. c. Relevansi dengan kegunaan bagi Mahasiswa Mahasiswa setelah membaca bab tujuh ini, mampu menganalisa dan membuat strategi terhadap infrastruktur dan keamanan e-commerce. d. Relevansi dengan Bab atau Matakuliah lain Sebelum mempelajari bab ini, mahasiswa harus sudah memahami konsep teknologi internet, pengantar komputer dan konstruksi portal informasi serta konsep sistem manajemen database, konsep link dan keamanan jaringan sehingga nantinya mampu memetakan informasi dan merancangnya keamanan dalam ecommerce. e. TIK Mahasiswa mengenal infrastruktur e-commerce. Mahasiswa mengenal teknik keamanan dalam e-commerce.
Penyajian 1.Aplikasi dan Infrastruktur e-Comme rce Ketika perusahaan telah memutuskan untuk mengembangkan sistem ecommerce dalam perusahaannya untuk mensupport seluruh aktifitasnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan baik seperti sasaran konsumen yang hendak di bidik; jenis produk atau service apa saja yang dapat dikembangkan; sales service, seperti fasilitas untuk melakukan order secara online, pembayaran secara online, mengechek sistem kerjanya dan hal-hal yang berhubungan dengan garansi dan purna jual; bagaiman produk dan service tersebut dipromosikan; proses transaksi secara real-time, tentang fee, pengiriman dan pembayaran; analisa dan data marketing, seperti informasi trend produk atau service, keluhan dan keinginan konsumen dan pengembangan ke depan; dan terakhir branding. Untuk mempersiapkan hal tersebut diatas, diperlukan langkah awal dalam pengembangan sebuah sistem ecommerce yang diawali dari pengenalan akan infrastruktur hingga merencanakan dan mengembangkannya. Bab ini mencoba memberikan gambaran bagaimana membangun aplikasi dan infrastruktur e-commerce tersebut. Dalam proses pengembangan e-commerce ada lima hal yang perlu diperhatikan yaitu pembangunan arsitektur e-commerce, pemilihan opsi pengembangan, instalasi, penyebaran/integrasi dan operasi/pemeliharaan. Di bawah ini akan dijelaskan masingmasing langkah dari proses tersebut: Pembangunan arsitektur e-commerce Arsitektur e-commerce merupakan framework konseptual dari infrasktruktur dan aplikasi ecommerce yang diwujudkan dalam sebuah perencanaan struktur dan integrasi dari berbagai sumber-sumber yang ada dalam sebuah organisasi. Dalam proses pengembangannya terdiri dari enam langkah yaitu: Pendefenisian visi dan tujuan, pendefenisian visi dan tujuan dari organisasi merupakan langkah awal untuk mendapatkan gambaran umum dari organisasi tersebut. Pendefenisian arsitektur informasi, pendefinisian informasi yang dibutuhkan merupakan langkah selanjutnya untuk mengetahui situasi dan kondisi dalam rancangan pengembangan e-commerce. Pendefenisian arsitektur data, aktifitas pada bagian ini seperti pengklasifikasian data yang dibutuhkan, cara pengolahannya dan sasaran yang ingin diambil untuk pengembangan. Pendefenisian arsitektur aplikasi, pendefenisian ini dimaksudkan untuk menentukan jenis aplikasi dan batasanbatasan yang diinginkan baik dalam bidang keamanan, scalability dan realibility- nya. Pendefenisian arsitektur teknikal, pendefenisian dari arsitektur teknikal dimaksudkan untuk menentukan jenis-jenis hardware dan software secara keseluruhan. Pendefenisian arsitektur organisasi, dalam bagian ini ditentukan berbagai hal yang berhubungan dengan sumber daya, baik berupa manusia, keuangan, waktu yang dipergunakan. Pemilihan opsi pengembangan Pengembangan aplikasi dari e-commerce pada dasarnya mengikuti beberapa pendekatan. Masing- masing pendekatan tersebut memiliki keuntungan dan kekurangan yang pada intinya, pemilihan salah satu dari opsi tersebut akan memberikan efisiensi yang lebih besar dibandingkan opsi-opsi lainnya. Adapun beberapa pendekatan tersebut dapat dilihat di bawah ini: Membeli aplikasi, membeli sebuah aplikasi yang telah diimplementasikan oleh sebuah application service provider (ASP) dapat menghemat biaya
dan waktu dibanding dengan membangun sendiri. Tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti kadangkala aplikasi tersebut tidak sepenuhnya diperlukan, kadangkala aplikasi tersebut sangat susah untuk dimodifikasikan sesuai dengan kebutuhan, susah untuk diintegrasikan dengan aplikasi yang telah lebih dulu digunakan, pelayanan purna jual dari ASP yang buruk dan keterikatan kontrak dengan pihak ASP untuk meningkatkan fungsi dari aplikasi tersebut dikemudian hari. Menyewa (lease), menyewa aplikasi hampir mirip seperti membeli aplikasi yang diinginkan. Biasanya menyewa aplikasi dilakukan jika aplikasi tersebut sangat mahal. Kadangkala menyewa merupakan langkah awal sebelum membeli aplikasi tersebut kemudian dan alasan lain karena keterbatasan tenaga ahli yang akan mengelola pemanfaatan dan pemeliharaan aplikasi tersebut. Membangun sendiri (in- house development), membangun sendiri aplikasi yang dibutuhkan merupakan salah satu pilihan dari pengembangan ecommerce. Walaupun biasanya pendekatan ini membutuhkan biaya yang besar dan menghabiskan waktu yang banyak tetapi pilihan ini diharapkan sangat mendekati sistem yang diinginkan. Bekerjasama dengan pihak ketiga, dewasa ini sedang berkembang trend, kerjasama antara perusahaan pengembang aplikasi e-commerce dengan perusahaan-perusahaan penggunanya. Berbagai jenis kerjasama dilakukan seperti bekerjasama dengan pengembang e- marketplace/exchange, http://www.yahoo.com telah mengembangkan berbagai aplikasi ecommerce bagi para perusahaan yang ingin membangun bisnis B2C (business to customer) di internet, sedangkan untuk B2B (business to business), perusahaan dapat bergabung dalam berbagai pengembang khusus di bidangnya seperti http://www.paperexchange.com, http://www.e-steel.com; bekerjasama dengan third-party auction, perusahaan dapat bekerjasama dengan pihak pelelangan untuk memasarkan produknya sebagai pihak ketiga; joint venture, beberapa perusahaan yang memiliki produk dan service yang sama melakukan pengembangan e-commerce secara bersamaan; joint consortia; seperti joint venture tetapi dengan membentuk sebuah perusahaan baru untuk mengurus pengembangannya; hybrid approach, perusahaan melakukan kerjasama dengan pihak luar seperti ASP dengan membangun tim yang secara bertahap mengembangkan sistem yang ada. Beberapa hal yang patut diperhatikan ketika berhubungan dengan pihak ketiga seperti ASP, seperti pengindentifikasian aplikasi yang diinginkan, penentuan detail kriteria dari aplikasi, evaluasi dari berbagai aplikasi yang ada, pemilihan dan negoisasi kontrak. Dalam negoisasi kontrak ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti isi kontrak, detail langkah- langkah pekerjaan dan pembayaran hingga hal- hal yang berhubungan dengan penyelesaian masalah yang timbul. Berikutnya yang patut diperhatikan yaitu ketika membuat service level agremeements (SLA) yang merupakan sebuah perjanjian atau persetujuan formal tentang aktifitas kerja yang akan dilakukan. Dalam perjanjian ini tertulis tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kerjasama yang dibangun, kontrol yang jelas dari pengguna dan framework dari desain support service yang jelas. Instalasi Langkah selanjutnya adalah pengimplementasian aplikasi yang telah dibangun atau instalasi. Aktifitas instalasi ini dapat dilaksanakan langsung
oleh para tenaga ahli yang ada di perusahaan tersebut atau menggunakan tenaga outsourcing, pilihan ini sangat berhubungan erat dengan pemilihan opsi pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aktifitas instalasi ini yaitu, bagaimana aplikasi tersebut berhubungan dengan aplikasi yang telah exist. Penyebaran/Integrasi Pada tahapan ini aplikasi yang telah dipilih dan diimplementasikan diharapkan dapat terintegrasi dengan baik dengan segala aplikasi yang telah ada sebelumnya. Berbagai langkah dijalankan dalam tahapan ini seperti pemberian training dan informasi terhadap para pengguna, baik yang berhubungan secara langsung atau tidak dengan aplikasi tersebut, pembuatan kebijakan atau peraturan-peraturan yang mendukung hingga pengintegrasian sistem dengan para supplier dan pihak-pihak terkait lainnya. Operasi/pemeliharaan Operasi dan pemeliharaan dari aplikasi yang telah diimplementasikan merupakan langkah selanjutnya yang harus diperhatikan dengan baik. Perencanaan yang baik sangat diperlukan agar seluruh pengimplementasian yang telah dilakukan dapat berjalan dengan sempurna. Selanjutnya, aktifitas pemeliharaan dapat dilanjutkan ke tahap pengembangan selanjutnya untuk penyempurnaan aplikasi yang telah diimplementasikan sesuai dengan maksud dan tujuan aplikasi tersebut dibangun. 2. Model Pengembangan e-Commerce Ketika perusahaan memutuskan untuk merencanakan pengembangan ecommerce, hendaknya perusahaan tersebut mengetahui gambaran dari sistem ecommerce yang ada. Secara umum sistem tersebut terdiri dari empat model yaitu storefront, e-procurement dan reserve acution, enterprise portal dan exchange. Adapun penjelasan dari masing- masing sistem tersebut dapat dilihat di bawah ini: Storefronts (sell-side) Sebuah storefronts merupakan sebuah sistem yang dibangun oleh pemasar yang ditujukan langsung kepada para konsumennya. Dalam aktifitasnya dapat berbentuk aplikasi B2C atau B2B tergantung dari jenis sasaran yang hendak dicapai. Dalam pengembangannnya terbagi menjadi tiga bagian yaitu B2C storefronts, suppliers’ sell-side in B2B dan sellside auctions. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan B2C storefronts agar pembeli tertarik dan berbelanja seperti sistem pencarian dan perbandingan berbagai produk dan service dengan menggunakan sistem seperti e-catalog, pemilihan produk dan mengevaluasinya sebelum dibeli, sistem shopping cart untuk mendata produk atau service yang hendak dibe li, sistem pembayaran yang simpel, aman dan memudahkan dan informasi bahwa produk-produk yang akan dibeli tersedia dan sistem pengiriman yang aman dan cepat. Untuk memudahkan semua itu, pemilik storefronts hendaknya membangun sistem guest book bagi para pengunjung untuk mendapatkan berbagai informasi berupa keluhan, saran dan kesan, verifikasi penggunaan kartu kredit dan sistem pembayaraan lainnya, customer service, sistem pengiriman produk ke pembeli dan mekanisme pengecekannya, informasi produk dan service yang detail dan sebagainya. Sedangkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan suppliers’ sell- side in B2B seperti personalized catalog, B2B payment gate, electronic contract negotiation, konfirgurasi produk oleh konsumen, order tracking status, webbased call center, automated business process workflow, fasilitas mcommerce, keamanan sistem, informasi tentang perusahaan, produk dan
konsumen, fasilitas untuk bernegoisasi online, integrasi dengan seluruh sistem yang ada dan sebagainya. E-procurement dan reverse auction (buy-side) Dalam pengembangannya eprocurement dan reverse auction terdiri dari dua bagian yaitu reverse auctions (tendering system) dan internalized aggregation of catalogs. Pada reverse auction (tendering system) merupakan pengembangan sistem untuk pelelangan, dalam pengembangannya ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti sistem catalog untuk proses tender dan content management pendukungnya, search engine untuk mencari informasi yang diperlukan khususnya item- item yang hendak ditenderkan, personalized pages untuk para large bidders (peserta lelang), mekanisme reverse auction yang real-time, fasilitas informasi tentang berbagai informasi dan persiapan pelelangan, kemampuan untuk melakukan penawaran secara dinamis, mekanisme untuk penyeleksian supplier yang berpartisipasi, automatic business process workflow, kemampuan para bidder dengan menggunakan proses m-commerce dan alih bahasa yang mendukung bagi globalisasi perdangangan. Sedangkan dalam internalized aggregation of catallog lebih diutamakan dalam proses pengembangan catalogisasi secara umum, adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti search engine yang baik, mekanisme order dan mekanisme pembayaran. Enterprise portal Enterprise portal merupakan salah satu jenis e-commerce yang sedang trends saat ini. Jenis ini dapat digunakan dalam perdagangan B2C dan B2B yang dibedakan dengan maksud dan tujuan dari pengembangannya. Beberapa hal yang menjadi ciri khas dari enterprise portal ini yaitu personalized page, dimana user dapat memilih topik-topik yang mereka inginkan sendiri; searching dan indexing untuk mencari informasi yang diinginkan dengan cepat dan tepat; security dan privacy protection, imana pengunjung dijamin keamaannya dalam memanfaatkan segala fasilitas yang ada; integration capabilities dan modularity, kemampuan integrasi sistem dengan sistem-sistem lainnya; performance chaching, penggunaan chache data dari para pengunjung untuk meningkatkan customized pelayanan; easy to open; polling dan evaluation; e- mail service; payment getway dan sebagainya. Exchanges Exchange merupakan salah satu contoh gabungan antara sistem buy-side, e-procurement, portal dan auction. Karena dalam sistem ini terjadi kerjasama pelayanan multichanel, pelayanan komunitas, webautomated workflow, integrasi dari business process solution, kordinasi terpusat dari global logistic untuk para anggota termasuk gudang dan pelayanan pengiriman, integrasi sistem antar partner, pengolahan data bersama, customized analysis dan reporting, transaksi real- time, mekanisme negoisasi, pengalihan bahasa dan sebagainya. 3. Aplikasi Pendukung e-comme rce Beberapa aplikasi yang sering digunakan dalam web service atau portal yang dapat mendukung aktifitas e-commerce. Di bawah ini dijelaskan beberapa aplikasi yang merupakan komponen utama dalam pengembangan sebuah sistem e-commerce diatas yaitu: Electronic payment, electronic payment merupakan fasilitas utama yang harus ada dalam sistem e-commerce.Berbagai jenis aplikasi dapat digunakan dan para produsen dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga seperti pihak perbankan dan kartu kredit dalam pelaksanaannya.
Electronic catalog, shopping cart dan merchant server, electronic catalog merupakan catalog dari produk atau service secara online yang berisikan berbagai informasi tentang produk atau service tersebut, seperti deskripsi, foto, harga, diskon, klasifikasi. Metode pembayaran dan pengiriman dan sebagainya. Sedangkan electronic shopping chart merupakan sebuah aplikasi yang dapat mengakumulasikan seluruh produk atau service yang hendak dibeli pada saat yang sama. Fungsi merchant server sama dengan shoopping chart tetapi lebih digunakan untuk konsumen-konsumen yang kontinu melakukan transaksi sehingga mereka memiliki direktori data sendiri yang menyimpan seluruh transaksi yang telah dilakukan. Web chatting, online forum dan group chat banyak digunakan dewasa ini untuk mendukung aplikasi e-commerce. Secara umum penggunaan web chatting dalam sistem e-commerce terdiri dari empat bagian yaitu sebagai pusat komunikasi, customer service, community discussion dan video chat. Sebaga pusat komunikasi, web chatting digunakan oleh para penggunanya yang tediri dari pemilik web service/produsen, konsumen dan pengguna lainnya untuk berdiskusi, mencari informasi dan solusi atas apa saja yang berhubungan dengan produk atau service yang dipasarkan.Selain itu web chatting digunakan sebagai sarana customer service untuk memberikan pelayanan yang menyeluruh tentang produk atau service yang dipasarkan, sehingga konsumen akan mendapatkan informasi tentang berbagai hal yang diinginkan mereka dengan segera. Seperti fungsi pusat komunikasi, web chatting dapat digunakan sebagai sarana communication discussion, pada bagian ini web chatting digunakan sebagai tempat diskusi oleh para peminat sebuah produk atau service untuk berdiskusi tentang apasaja yang berhubungan dengan produka atau service tersebut. Video chat merupakan generasi terakhir dari pengembangan web chatting, untuk melihat pengembangannya dapat dilihat dihttp://www.visitalk.com. Webcasting, webcasting adalah sebuah sistem yang menggunakan internet untuk penggunaan audio dan video secara real- time tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Secara umum webcasting menghasilkan tiga produk besar yaitu text streams, ambient webcasts dan streaming audio. Text streams banyak digunakan untuk menginformasikan berita, nilai kurs, perkembangan saham, harga-harga produk atau service secara real-time dalam sebuah portal atau website, aplikasi ini banyak digunakan di portal-portal B2B, perdagangan valuta asing, saham, stock exchange dan sebagainya. Ambient webcasts banyak digunakan untuk mempublikasikan berbagai video content yang diambil dari berbagai jenis video dan dipancarkan secara berkala mendekati real-time, aplikasi ini banyak digunakan oleh website-website tv, pusatpusat berita dan sebagainya, salah satu contoh dapat dilihat di http://www.earthcam.com. Sedangkan streaming audio banyak digunakan untuk memancarkan audio berupa rekaman lagu- lagu atau suatu aktifitas seperti wawancara, interview dan sebagainya dalam bentuk audio. Aplikasi ini banyak digunakan oleh stasiun-stasiun radio online dan pusatpusat berita lainnya, salah satu contoh dapat dilihat di http://www.broadcast.com. Guest book, melalui fasiltas ini seluruh pengunjung dapat memberikan komentar, saran ataupun pertanyaan baik tentang produk/service yang diberikan juga tentang perusahaan itu sendiri. Melalui fasilitas ini perusahaan akan mendapatkan informasi- informasi penting tentang produk/service dan
sistem kerja dari perusahaan tersebut yang akhirnya dapat menjadi bahan untuk meningkatkan pelayanan disegala lini aktifitas dari perusahaan tersebut. Online polling, fasilitas ini merupakan sarana dari perusahaan untuk mendapat informasi yang cepat dan tepat untuk hal- hal yang diperlukan dan diinginkan oleh pihak perusahaan dalam renggang waktu yang pendek dengan membangun berbagai polling yang dibutuhkan. Hit counter dan access log, hit counter fungsi awalnya hanya sekadar mengetahui berapa banyak pengunjung yang telah mengunjungi pelayanan elektronik tersebut. Dewasa ini dengan meningkatnya teknologi informasi, hit counter sekarang dapat bekerja lebih integral, selain mencatat jumlah pengunjung, juga memberikan informasi asal dan kapan si pengunjung datang, berapa lama dan halaman mana saja yang dikunjungi dengan informasi durasi waktu dalam setiap halaman tersebut. Access logs digunakan juga untuk memantau aktifitas akses dari web server atau portal yang ada dalam bentuk text files. Masing- masing baris dari file tersebut akan menerangkan secara detail pengakses dalam log file format. Sebagai contoh informasi yang didapat seperti somewhere.com-[18/Aug/2003:12:00:0020000] ”GET/index.htm HTTP/1.0” 200 15000 yang dapat diartikan sebagai berikut, somewhere.com adalah nama dari sistem yang membuat request; -[18/Aug/2003:12:00:0020000] adalah tanggal dan waktu request; GET adalah tipe request dan index.htm adalah alamt yang diakses; 200 adalah indikasi dari return code; 15000 adalah besar ukuran dari file yang diakses dalam bytes. Karena bentuk file tersebut dalam log file format sehingga diperlukan aplikasi yang dapat mengolah log analys lebih lanjut dapat dilihat di http://www.netgen.com dan http://www.webtrends.com. Frequently Asked Questions (FAQ), FAQs merupakan sebuah simpel tool yang banyak digunakan untuk memantau dan menangani berbagai pertanyaan yang sering ditanyakan oleh para pengunjung dan calon konsumen atau supplier ketika mengunjungi sebuah sistem e-commerce seperti storefronts atau enterprise portal. Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), epemasaran (e- marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (elec tronic data interchange /EDI), dll. E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan d ll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e- mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.. Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk: Menyediakan harga kompetitif Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain- lain. Mempermudah kegiatan perdagangan Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah: * E- mail dan Messaging * Content Management Systems * Dokumen, spreadsheet, database * Akunting dan sistem keuangan * Informasi pengiriman dan pemesanan * Pelaporan informasi dari klien dan enterprise * Sistem pembayaran domestik dan internasional * Newsgroup * On-line Shopping * Conferencing * Online Banking Perusahaan yang terkenal dalam bidang ini antara lain: eBay, Yahoo, Amazon.com, Google, dan Paypal. Untuk di Indonesia, bisa dilihat tradeworld.com, bhineka.com, fastncheap.com, dll. Adapun Faktor Pendukung E-Commerce 1. Cakupan yang luas 2. Proses transaksi yang cepat 3. E-Commerce dapat mendorong kreatifitas dari pihak penjual secara cepat dan tepat dan pendistribusian informasi yang disampaikan berlangsung secara periodik. 4. E-Commerce dapat menciptakan efesiensi yang tinggi, murah serta informatif. 5. E-Commerce dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, dengan pelayanan yang cepat, mudah, aman dan akurat Sedangkan Karakteristik E-Commerce, yaitu : Terjadinya transaksi antar dua belah pihak Adanya pertukaran barang, jasa dan informasi Internet merupakan medium utama dalam proses atau mekanisme perdagangan tersebut. Dalam aplikasi e-commerve, beberapa masalah yang muncul antara lain : Keaslian Data. Keabsahan (validity). Kerahasiaan (confidentiality/privacy). Keberadaan barang (availability). Pembuktian kecakapan para pihak. Yurisdiksi. 4. Prospek e-Comme rce di Indonesia Perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic commerce, juga e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), epemasaran (e- marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll. E-commerce di Indonesia masih memiliki potensi untuk berkembang pesat. Hal ini didukung oleh beberapa faktor, yakni : Akses internet semakin murah dan cepat, yang akan meningkatkan jumlah pengguna internet Dukungan dari sektor perbankan yang menyediakan fasilitas internet banking maupun sms banking, yang akan mempercepat proses transaksi Biaya web hosting yang semakin murah Semakin mudah dan murahnya membangun situs E-commerce yang didukung dengan tersedianya berbagai software open source, seperti osCommerce, Magento, dll Selain hal – hal yang disebutkan di atas, perkembangan E-commerce di Indonesia tentu harus didukung juga oleh adanya peraturan yang dapat melindungi konsumen dari kerugian yang disebabkan penipuan, credit card fraud, dan berbagai potensi kerugian lainnya. Dengan demikian konsumen dapat berbelanja online secara aman dan nyaman. 5. Bidang Hukum Dalam bidang hukum saat ini Indonesia telah memiliki perangkat hukum setelah lama menunggu, DPR-RI akhirnya mengesyahkan RUU-ITE pada tanggal 25 Maret 2008, menjadi Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU-ITE), yang didalamnya antara lain mengatur upaya melindungi masyarakat dari situs-situs a-susila, transaksi elektronik. Dengan demikian seluruh transaksi elektronik di Indonesia telah memiliki dasar hukum yang jelas. Dengan menggunakan Undang-Undang ITE, aparat hukum dapat menjerat setiap orang, baik WNI maupun WNA, baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri yang melakukan tindak kejahatan karena orientasi penegakan hukum UU-ITE bukan sekedar Locus delicti dan tempus delicti, akan tetapi lebih berorientasi pada akibat hukum dari perbuatan. Dengan menganut azas yurisdiksi ekstra teritorial dan mengakui alat bukti elektronik sebagai alat bukti sah di pengadilan serta tanda tangan digital mempunyai kekuatan yang sama dengan tanda tangan basah, maka UU-ITE merupakan rezim hukum baru dalam khasanah peraturan perundang-undangan yang dapat menjangkau siapapun, kapanpun dan dimanapun, seiring dengan pengesahan UU-ITE ini, maka masyarakat Indonesia telah menjadi bagian komunitas pergaulan dunia tanpa mengenal adanya bata s-batas territorial Negara. Tinggal menunggu waktu untuk dapat diberlakukan. Undang- undang ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan hukum yang seringkali dihadapi ketika terkait dengan penyampaian informasi, komunikasi, dan/atau transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian yang terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui system eletronik. Undang-undang ini memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi pengguna teknologi informasi yang pada akhirnya akan menimbulkan ketertiban hukum bagi semua pihak yang menggunan teknologi informasi. Sebelum diterbitkannya regulasi yang mengakomodasi perkembangan ecommerce, maka secara otomatis perjanjian-perjanjian di internet diatur oleh hukum
perjanjian non elektronik yang berlaku. Hukum perjanjian Indonesia menganut azas kebebasan berkontrak berdasarkan pasal 1338 KUH Perdata. Azas ini memberikan kebebasan kepada para pihak yang sepakat untuk membentuk suatu perjanjian untuk menentukan sendiri bentuk serta isi suatu suatu perjanjian. Dengan demikian para pihak yang membuat perjanjian dapat mengatur sendiri hubungan hukun diantara mereka. Sebagaimana dalam perdagangan konvensional, e-commerce menimbulkan perikatan antara para pihak untuk memberikan suatu prestasi. Implikasi dari perikatan itu adalah timbulnya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak yang terlibat. Didalam hukum perikatan Indonesia dikenal apa yang disebut ketentuan hukum pelengkap. Ketentuan tersebut tersedia untuk dipergunakan oleh para pihak yang membuat perjanjian apabila ternyata perjanjian yang dibuat mengenai sesuatu hal ternyata kurang lengkap atau belum mengatur sesuatu hal. Ketentuan hukum pelengkap itu sendiri dari ketentuan umum dan ketentuan khusus untuk jenis perjanjian tertentu. Jaul beli merupakan salah satu jenis perjanjian yan diatur dalam KUH Perdata sedangkan e-commerce pada dasarnya merupakn model transaksi jual beli modern yang mengimplikasikan inovasi teknologi seperti internet sebagai media transaksi. Dengan demikian selama tidak diperjanjikan lain, maka ketentuan umum tentang perikatan dan perjanjian jual beli yang diatur dalam buku II KUH Perdata berlaku sebagai dasar hukum aktifitas e-commerce di Indonesia. Jika dalam pelaksanaan transaksi e-commerce di Indonesia. Jika dalam pelaksanaan transaksi e-commerce tersebut menimbulkan sengketa, maka para pihak dapat mencari penyelesaiannya dalam ketentuan tersebut. Akan tetapi permasalahannya tidaklah sesederhana itu. ecommerce merupakan model perjanjian jual beli dengan karakteristik dan aksentuasi yang berbeda dengan model transaksi jual beli konvensional, apalagi dengan daya jangkau yang tidak hanya lokal tapi juga bersifat global. Adaptasi secara langsung ketentuan jual beli konvensional akan kurang tepat dan tidak sesuai dengan konteks e-commerce. Oleh karena itu diperlukan analisis apakah ketentuan hukum yang ada dalam KUH Perdata dan KUHD sudah cukup relevan dan akomodatif dengan hakekat e-commerce atau perlu regulasi khusus yang mengatur tentang e-commerce. Beberapa permasalahan hukum dalam aktivitas e-commerce : 1. Otentikasi subyek hukum yang membuat transaksi melalui internet; 2. Saat perjanjian berlaku dan memiliki kekuatan megikat secara hukum; 3. Obyek transasksi yang diperjual belikan; 4. Mekanisme peralihan hak; 5. Hubungan hukum dan pertanggung jawaban para pihak yang terlibat dalam transaksi baik penjual, pembeli, maupun para pendukung seperti perbankan, internet service provider (ISP), dan lain sebagainya; 6. Legalitas dokumen catatan elektronik serta tanda tangan digital sebagai alat bukti; 7. Mekanisme penyelesaian sengketa; 8. Pilihan hukum dan forum peradilan yang berwenang dalam penyelesaian sengketa. Sebagai fenomena yang relative baru, bertransaksi bisnis melalui internet memang menawarkan kemudahan, namun memanfaatkan internet sebagai fondasi aktivitas bisnis memerlukan tindakan terencana agar berbagai implikasi yang menyertainya dapat dikenali dan diatasi. Implementasi e-commerce secara efektif adalah mentransformasikan paradigma perdagangan fisik keperdagangan virtual, yang
memangkas middle man dan lebih menekan kepada nilai kolaborasi melalui networking antara supplier, retailer, konsumen, bank, transporta si, asuransi dan pihak terkait lainnya (utoyo, 1999;5). Di Indonesia, perlindungan hak-hak konsumen dan e-commece masih rentan. Undang-undang Perlindungan Konsumen yang berlaku sejak tahun 2000 memang telah mengatur hak dan kewajiban bagi produsen dan kons umen, namun kurang tepat untuk diterapkan dalam e-commerce. Karateristik yang berbeda dalam system perdagangan melalui internet tidak cukup tercover dalam UUPK tersebut. Untuk itu perlu dibuat peratauran hukum mengenai transaksi e-commerce yang lebih dapat menjamin para pihak yang menggunakan e-commerce. 6. Evaluasi E-Comme rce Salah satu produk inovasi teknologi telekomunikasi adalah e-commerce yang terbagi dalam dua segmen yaitu, pertama business to business e-commerce (perdagangan antar pelaku usaha) dan yang kedua adalah business to consumer ecommerce (perdagangan antar pelaku usaha dengan konsumen). Untuk memasyarakatkan e-commerce diperlukan suatu pengenalan secara terus menerus terutama bagi pengusaha yang merupakan sasaran pokok agar dapat memanfaatkan perdagangan secara elektronik dengan melihat posisi yang sangat strategis, sehingga diharapkan dapat memiliki daya saing untuk menghasilkan produk dipasaran global.Dengan investasi yang tidak terlalu besar dapat memulai usahanya dengan lebih mudah dengan mengakses internet untuk dapat menjangkau pelanggan diseluruh dunia. e-commerce dalam pengertian the business internet, adalah bagaimana memanfaatkan internet untuk membangun hubungan lebih dekat dengan pelanggan dan rekan bisnis. Berjualan produk di internet hanyalah satu bentuk ecommerce. Internet akan mengubah cara pembelian dan pemasaran. Konsumen akan dapat berbelanja di rumahnya masing- masing untuk segala jenis produk dari manufaktur maupun retail dari seluruh dunia, pemasaran melalui interne t akan dapat melihat produk-produk yang diinginkan melalui computer atau televisinya, dalam mengakses informasi tentang produk yang diinginkan, dan akhirnya memesan dan membayar produk yang dipilih. Dalam kaitan upaya untuk pemulihan ekonomi, senantiasa harus proaktif dengan memberdayakan kelompok usaha kecil menengah yang memiliki keterbatasan modal, sumber daya manusia dan keahlian sehingga mereka dapat berperan dalam perdagangan global yang akan datang. Diperlukan dan ditindaklanjuti yang berkaitan dengan perdagangan e-commerce adalah : 1. Kebutuhan akan perangkat keras infrstruktur untuk menyalurkan laulintas informasi transaksi, karena tanpa infrastruktur tersebut tidak akan dapat secara optimal memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang berkembang dengan cepat di dalam Global Information Infrasturkture untuk memperluas jaringan perdagangan pengusaha nasional. 2. Mengantisipasi kebutuhan akan perangkat lunak infrastruktur yang berupa, tingkat kemanan legalitas yang akan menjamin transaksi bisnis yang aman, kwalitas dapat dipercaya serta didukung oleh aspek legalitas. 3. Akses pasar yang bertujuan untuk menghilangkan hal- hal yang menghambat pelaksanaan transfer teknologi informasi seperti tingginya biaya telekomunikasi. Bagaimanapun, kompetensi teknologi dan manfaat yang diperoleh memang seringkali harus melalui proses yang cukup panjang. Namun mengabaikan pengembangan kemampuan teknologi akan menimbulkan ekses negative di masa
depan. Keterbukaan dan sifat proaktif serta antisipatif yang dapat dipilih dalam menghadapi dinamika perkembangan teknologi merupakan alternative terbaik untuk menghadapi fenomena e-commerce, karena mau tidak mau e-commerce sudah menjadi bagian dari pasar global, segala sarana dan prasarana yang tersedia dapat dimanfaatkan sambil terus disempurnakan selaras dengan perkembangan mutakhir. Pertumbuhan internet yang semakin besar akan membuat potensial ekomi semakin menjanjikan, dan dapat mengubah bisnis tradisional dan consumer life menjadi internet based electronic transactions. Beberapa isu strategis yang perlu segera direalisasikan di bidang e-commerce adalah : Pembentukan join team. Khususnya untuk Indonesia dibentuk e-commerce framework yang terdiri atas pemerintah bersama-sama dengan pihak-pihak terkait untuk melaksanakan e-commerce. Pembentukan badan ini merupakan strategi untuk lebih mendorong pertumbuhan informasi pasar, legal frameworks, intenational cooperation, dsb. Pemberdayaan kepada unit- unit usaha kecil menengah diseluruh wilayah Indonesia yang memiliki potensi tinggi untuk pasar global untuk menjual produk-produk unggulan daerahnya agar dapat diberikan insentif yang mendorong ke arah perdagangan elektronik. Menydiakan lingkungan yang secured dan save dibidang e-commerce disebabkan semakin besarnya ke tergantungan pengguna terhadap system computer dan open networks dalam cyberspace transaction. Sistem e-commerce yang akan dibangun harus mempunyai wawasan global ditinjau dari semua sisi (multi dimension).
Penutup a. Tes Formatif Soal esey 1. Sebutkan faktor- faktor yang mempengaruhi tingakat keamanan dalam ecommerce! 2. Jelaskan kejahatan yang dilakukan melalui e-commerce dari sudut pandang hukum! 3. Sejauh mana prospek e-commerce di Indonesia terkait dengan dukungan ebanking! 4. Konsep infrastruktur keamanan seperti apa yang biasanya digunakan oleh portal e-commerce, jelaskan! 5. b. Petunjuk Tindak lanjut bagi Mahasis wa Mempelajari beberapa aplikasi keamanan e-commerce yang ada di internet. Daftar Pustaka Ali Akbar ST, Kamus Praktis Internet Untuk Semua Orang, Neomedia Press, Semarang, 2006 Esther Dwi Magfirah Artikel, Perlindungan Konsumen Dalam E-Commerce, 2006 Robintan Sulaeman, SH. MH, MA, MM, Cyber Crimes ( Perpektif E-Commerce Crime), 2001 UD Dudejo Cyber Crimes And Law , 2002 Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU-ITE) http://r-marpaung.tripod.com/ElectronicCommerce.doc http://www.baliorange.web.id/pengertian-ecommerce/
Bab 10 Teknologi e-Payments Pendahuluan a. Deskripsi Bab kesembilan ini berisikan pemahaman mengenai Pengertian E-Payment, EPAYMENT:Membangun Aplikasi dan Infrastuktur E-Commerce, Membangun Aplikasi dan Infrastukture E-Commerce serta Studi Kasus e-payment b. Relevansi antara Bab dengan Pengetahuan/Pengalaman Mahasis wa Setelah mempelajari isi bab 1 dan 9, maka pada bab ini Mahasiswa belajar membuat aplikasi e-payment. c. Relevansi dengan kegunaan bagi Mahasiswa Mahasiswa setelah membaca bab sepuluh ini, mampu menganalisa dan membuat strategi e-payment yang handal dalam e-commerce. d. Relevansi dengan Bab atau Matakuliah lain Sebelum mempelajari bab ini, mahasiswa harus sudah memahami konsep teknologi internet, pengantar komputer dan konstruksi portal informasi serta konsep sistem manajemen database, konsep link dan keamanan jaringan sehingga nantinya mampu memetakan informasi dan merancang e-payment dalam ecommerce. e. TIK Mahasiswa mengenal konsep e-payment. Mahasiswa menganalisa sebuah kasus e-payment.
Penyajian 1. Pengertian E-Payme nt E-Payment adalah pembayaran elektronik melalui sms , atau online service seperti internet online banking.Dalam pengimplementasiannya, e-payment memiliki berbagai manfaat, diantaranya: Meningkatkan efisiensi pembayaran Meningkatkan customer loyality Memberikan keamanan bertransakasi yang lebih dibandingkan cash Meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu Memberikan kemudahan pembyaran dan perluasan media pembayaran E-Payment memiliki beberapa keunggulan atau kelebihan, yaitu: Lebih cepat atau nyaman dalam melkukan transaksi pembayaran Pilihan produk layanan dapat terus ditingkatkan Lebih efektif dan efisien waktu Memberikan keamanan dalam bertransaksi Perusahaan dapat dengan mudah dalam memberikan pelayanan da n kenyamanan dalam bertransaksi. Dengan semakin meningkatnya kinerja keamanan di Indonesia diharapkan semakin menciptakan situasi yang kondusif bagi perkembangan industri kepariwisataan nasional. Perbandingan Antara Pembayaran Menggunakan EPayment dengan Pembayaran Secara Konvensional, yaitu: E-Payment -> Menggunakan metode yang kompleks dalam melakukan proses pembayaran dan memiliki sistem keamanan sendiri (lebih aman) Konvensional -> Pengisian formulir pembayaran dilakukan secara manual (keamanan tidak terjamin) Selain kelebihan, e-payment juga memiliki kerugian yang mungkin muncul. Kerugian itu diantaranya adalah: Infrastruktur Telekomunikasi di Indonesia masih terbatas dan harganya masih relatif lebih mahal Orang Indonesia masih belum/tidak terbiasa melakukan pembayaran elektronik Masalah keamanan yang membuat orang takut melakukan transaksi Munculnya kejahatan baru Kurangnya pengetahuan IT di Indonesia Tidak semua orang memiliki akses terhadap internet 2. E-PAYM ENT & Membangun Aplikasi dan Infrastukture E-Comme rce E-Payment suatu sistem menyediakan alat-alat untuk pembayaran jasa atau barang-barang yang dilakukan di internet. Didalam membandingkan dengan sistem pembayaran konvensional, pelanggan mengirimkan semua data terkait dengan pembayaran kepada pedagang yang dilakukan di internet dan tidak ada interaksi eksternal lebih lanjut antara pedagang dan pelanggan. Terdapat beberapa sistem pembayaran (E-Payment System) : 1.Micropayment 2.E-wallet 3.E-cash / Digital Cash 4.Credit Card, Smartcard 5.Electronik Bill Presentment and Payment Untuk menjaga keamanan pembayaran : a. Public Key Infrastructure (PKI)
E-payment sistem secara khas modelnya tipikalnya seperti sistem Public Key Infrastructure (PKI) . suatu PKI (public key infrastructure) memungkinkan para pemakai yang pada dasarnya tidak aman didalam jaringan public seperti internet,maka dengan Public Key Infrastructure akan merasa aman dan secara pribadi menukar uang dan data melalui penggunaan suatu public. Infrastrukture kunci public menyediakan suatu sertifikat digital yang dapat mengidentifikasi perorangan atau suatu directori jasa dan organisasi yang dapat menyimpan dan manakala diperlukan untuk menarik kembali sertifikat tersebut. b. Public Key Encryption Suatu proses pengkodean data mentah menjadi data tersamar yang dikirimkan oleh pengirim yang dapat disampaikan oleh penerima dengan aman dengan teknik pemetaan tertentu. Kriteria keamanan yang dipergunakan dalam kriptography adalah : 1.Kerahasiaan ( Confidentiality) 2.Otensitas ( Authenticity) 3.Integritas ( Integrity) 4.Tidak dapat disangkal Jenis kriptographi yang paling umum digunakan adalah Algoritma Simetris ( Symmetric Algorithm ). c. Public Key Algorithm Algoritma Kunci Publik ( Publik Key Algorithm) disebut juga dengan algoritma asimetris (Asymmetric Algorithm) yaitu algoritma yang menggunakan kunci yang berbeda pada saat melakukan enkripsi dan melakukan deskripsi. d. Sertifikat Digital Sertifikat Otomatis merupakan pihak ke-tiga yang bisa dipercaya (Trust Thrid Party / TTP). Sertifikat Otoritas yang akan menghubungkan kunci dengan pemiliknya. TTP ini akan menerbitkan sertifikat yang berisi identitas seseorang dan juga kunci privat dari orang tersebut. e. Tanda Tangan Digital Tanda tangan digital merupakan tanda tangan yang dibuat secara elektronik dengan jaminan yang lebih terhadap keamanan data dan keaslian data, baik jaminan tentang identitas pengirim dan kebenaran dari data atau paket data tersebut. Pembuatan tanda tangan digital dengan menggunakan Algoritma KuncPublik banyak metode yang bisa digunakan diantaranya RSA yang menggunakan kunci-privat atau kunci-publik untuk melakukan enkripsi. f. Secure Socket Layer Secure Socket Layer (SSL) merupakan suatu protocol yang membuat sebuah pipa pelindung antara browser cardholder dengan merchant, sehingga pembajak atau penyerang tidak dapat menyadap atau membajak informasi yang mengalir pada pipa tersebut. Pada penggunaannya SSL digunakan bersamaan dengan protocol lain, seperti HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) dan Sertificate Autority g. Transport Layer Security (TLS) Transport Layer Security (TLS) adalah protocol cryptographic yang menyediakan keamanan komunikasi pada internet seperti e- mail, internet faxing dan perpindahan data lain. h. Secure Electronic Transaction (SET) SET merupakan suatu proses dimana saat sang pemegang kartu kredit akan membayar belanjaannya di website merchant, pemegang kartu akan memasukan “surat perintah pembayaran” dan informasi kartu kreditnya di dalam sebuah amplop digital yang hanya bisa dibuka oleh payment gateway. Amplop tersebut
beserta “surat pemesanan barang”dikirim ke merchant. Merchant akan memproses “surat pemesanan barang” serta mengirimkan amplop digital tersebut kepada payment gateway yang akan melakukan otoritasi. Payment gateway melakukan otoritasi dan jika disetujui akan mengirimkan kode otoritasi kepada merchant. Merchant kemudian mengirimkan barang tersebut kepada pemegang kartu kredit.
3. Membangun Aplikasi dan Infrastukture E-Comme rce Beberapa hal yang perlu diperhatikan perusahaan didalam membangun aplikasi e-commerce: 1.Mendaftarkan diri sebagai internet Merchant Account. 2.Web Hosting 3.Memperoleh sertifikat Digital dari lembaga Verisgn. 4.Mencari provider yang menyediakan transaksi online. 5.Membuat / membeli software ecommerce. Beberapa Tips didalam membangun aplikasi e-commerce sbb : 1.Gunakan Design Yang Baik. 2.Daftarkan website anda ke search engine. 3.Buat Banner dan taruh pada web site 2 yg terkenal. 4.Taruhlah URL web site anda pada signatureemail anda. 5.Promosikan website anda. 6.Hindari Spamming. 7.Ciptakan hubungan link timbal dengan perusahaan sejenis. 8.Perhitungkan segala kemungkinan website rival sejenis. Sedangkan infrastruktur didalam membangun aplikasi e-commerce meliputi Infrastruktur Teknologi Informasi, yaitu : internet , Ekstranet, Intranet dan Directory service. (Pelaku bisnis dan pengguna (end user ), DNS (domain Name Service) serta Interface (suatu sistem koneksi dan interaksi antara hardware, software dan user. 4. Studi Kasus Sistem E-payment pada Garuda Indonesia Airlines a. Sistem PT.Garuda Indonesia Airlines adalah perusahaan jasa penerbangan di Indonesia yang selalu meluncurkan produk-produk baru dalam rangka memanjakan pelanggannya dengan memberikan berbagai kemudahan dan kenyamanan. Dalam menjalankan bisnisnya Garuda Indonesia mempunyai visi menjadi “Perusahaan Penerbangan Pilihan Utama di Indonesia dan Berdaya Saing di Internasional” Dan mempunyai misi antara lain sebagai berikut: 1. Melaksanakan usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada pengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui pengelolaan secara profesional dan didukung oleh sumber daya manusia ya ng mempunyai kompetensi tinggi. 2. Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus meningkatkan pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan, perorangan, wisatawan dan kargo termasuk penerbangan borongan yang ada di seluruh Indonesia 3. Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk meningkatkan keuntungan serta menghasilkan pendapatan tambahan dari usaha unit pendukung tersebut. Untuk memanjakan pelanggannya Garuda Indonesia menerapkan sistem epayment. E-payment adalah sistem pembelian atau pembayaran tiket Garuda melalui
fasilitas teknologi komunikasi secara online. Penerapa n e-payment ini dapat memudahkan pelanggan dalam melakukan proses pembayaran dimana dilakukan melalui berbagai saluran bank (ATM, Internet Banking, Phone Banking, Mobile Banking, EDC) atau melalui IVR (Interactive Voice Response) bagi pengguna kartu kredit. Untuk mendukung fasilitas e-payment Garuda Indonesia Airlines menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga perbankan terkemuka di Indonesia seperti : BCA,Bank Mandiri,BNI,BRI,Bank Ekonomi,Bank Lippo,Bank Niaga,Bank Permata dan BII. Dengan jaringan perbankan yang luas transaksi pembelian dan pembayaran tiket dapat dilakukan kapanpun,dimanapun,sesuai dengan kebutuhan dan waktu yang dimiliki. Dengan adanya fasilitas ini maka pembayaran tiket Garuda menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan melihat keberhasilan penggunakan system e-payment ini sehingga mampu meraih loyalitas pelanggan, maka dalam pembahasan berikut akan dijabarkan bagaimana system e-payment pada Garuda Indonesia diterapkan. b. Pembahasan PT.Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan nasional Indonesia. Maskapai ini menguasai 50% pasar penerbangan dosmestik. Garuda telah menjangkau hampir seluruh kota besar di Indonesia. Sedangkan untuk penerbangan internasional belum terlalu luas. Penerbangan yang aman, pelayanan penumpang yang baik, fasilitas pesawat yang cukup memadai. Garuda Indonesia berdiri sejak tanggal 26 Januari 1949. Pada awalnya,maskapai penerbangan ini bernama Indonesian Airways. Kemudian diganti oleh presiden Soekarno menjadi Garuda Indonesia pada tanggal 25 Desember 1949. Nama Garuda diambil dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga Noto Soeroto, ik ben Garuda, Vishnoe’s vogel, die zjin vleugles witslaat hoog boven uw eiladen ( “Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu”) Saat ini PT. Garuda mempunyai tiga unit strategis yaitu Garuda Indonesia sebagai perusahaan penerbangan yang melayani jalur internasional dan dalam negeri pilihan, PT. Merpati Nusantara perusahaan penerbangan yang melayani jalur domestik dan jalur perintis, PT Aerowisata, perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang mendorong usaha penerbangan. Persaingan di pasar internasional sangatlah ketat, karena Garuda harus bersaing dengan perusahan penerbangan lainnya yang telah mempunyai nama. Itulah sebabnya diperlukan suatu perencanaan strategi agar dapat bersaing di pasar Internasional dan kemudian dapat menjadi Leader. Berkat adanya perluasan customer service dan kerja sama dengan maskapai penerbangan lain, Garuda Indonesia menjadi pemain penting di pasaran internasional. Untuk melayani pasaran yang luas ini, garuda memiliki 40 kantor cabang di seluruh Indonesia, 38 kantor cabang di berbagai kota di seluruh dunia, dan kantor perwakilan di 13 kota.Berikut ini merupakan pesawat-pesawat yang dimiliki oleh Garuda Indonesia. Dengan armada ini, Garuda melayani 30 tujuan penerbangan domestik dan 24 penerbangan internasional. No. Type Total Seat Capacity 1. B-747-400 3 405 2. A-330-300 6 293 3. B-737-400 26 124 4. B-737-300 17 104 5. B-737-500 5 92 Untuk tetap mempertahankan dominasinya serta untuk lebih mengembangkan bisnisnya, Garuda Indonesia harus terus melakukan perbaikan dan
pembenahan baik dari segi manajemennya maupun pelayanan bagi para konsumennya. Maka dengan memanfaatkan kemajuan TI, Garuda Indonesia pun membuat terobosan-terobosan dalam bidang strategi inovasinya. Sehingga memiliki sebuah keunggulan kompetitif yang membuatnya berada sebagai pemimpin maskapai penerbangan. Garuda Indonesia kini menyediakan layanan pemesanan tiket via telepon atau internet. Sehingga kita tidak perlu lagi antre tiket atau check- in di bandara. Soal bagasi,pemeliharaan pesawat,sampai keberangkatanpun telah lama bersentuhan dengan TI. Selain membenahi hal yang berhubungan dengan pelanggan, Garuda pun memanfaatkan TI untuk membenahi urusan internalnya, seperti penggunaan sistem ERP. Sementara itu,pembenahan SDM dilakukan lewat sistem Crew Management System atau CMS. TI telah menjadi alat strategis bagi manajemen Garuda untuk mengambil keputusan. Garuda Indonesia online payment merupakan jasa pembayaran tiket yang menggunakan kartu debit atau kartu kredit, dimana seluruh proses pembayarannya dilakukan melalui berbagai saluran Bank (ATM, internet banking,phone banking,mobile banking,EDC) atau melalui IVR (Interactive Voice Response) bagi pengguna kartu kredit. Berikut ini adalah langkah- langkah yang harus dilakukan dalam sistem online payment Garuda Indonesia.yaitu : Langkah 1 Hubungi Garuda Indonesia call centerdan pesanlah tempat. Maka anda akan menerima Surat keterangan Nama Penumpang ( Passenger Name Reservation atau PNR) serta 13-digit kode penumpang. Langkah 2 Untuk pembayaran tiketnya,kita dapat menggunakan salah satu dari 5 cara berikut ini : ATM dari Bank Mandiri, Bank Niaga,BNI,BCA,BRI,Lippo Bank,Permata Bank. Maka anda akan menerima kertas slip atas konfirmasi pembayaran. Phone banking dari Bank Mandiri,BNI,BCA (tidak membutuhkan kertas bukti pembayaran) Internet banking dari Bank Mandiri, BCA Mobile banking dari Bank Mandiri, BCA Kartu Visa atau MasterCard Anda cukup menghubungi Garuda Indonesia call center dan menyebutkan 16digit nomor kartu kredit anda untuk kemudian dilakukan pembayaran secara otomatis Langkah 3 Pergilah ke airport,tunjukan passport atau kartu identitas anda saat check-in dan andapun siap terbang. Dengan sistem e-payment, Garuda bisa menekan anggaran pembayaran tiket dan distribusi dari 25% menjadi sekitar 15%. Asumsinya, pembayaran tiket konvensional ini diperkirakan bisa menghemat pengeluaran sekitar US$ 2 per penjualan tiket, maka dengan jumlah pelanggan Garuda sekitar 7 juta per tahun, berarti setahunnya bisa menghemat anggaran US$ 14 juta. Penggunaan sistem pembayaran online payment tentu saja membutuhkan TI yang cukup tinggi,untuk itu Garuda Indonesia bersama Lufthansa Systems Group bekerja sama untuk membentuk PT LYSI (PT Lufthansa Sistem Indonesia). Selain untuk memperoleh revenue dari perusahaan patungan tersebut,tujuan utamanya adalah dapat memenuhi kebutuhan untuk modernsasi sistem commercial TI Garuda
Indonesia sehingga dapat dijalankan tanpa harus melakukan pembiayaan investasi yang besar. LSYI membantu dalam hal penyediaan jasa TI provider, TI solution secara komprehensif,fleksibel,dan terintegrasi dengan tingkat TI yang paling mutakhir,termasuk pula sistem perawatan dan pelatihan SDM. Sedangkan untuk penyediaan sistem reservasi berbasis TI (Computerized Reservation System atau CRS), Garuda Indonesia bekerja sama dengan PT. Abacus Distribution System. CRS menghubungkan pihak penyedia jasa pariwisata,mulai dari perusahaan penerbangan,kereta api,pelayaran wisata,penyewaan kendaraan sampai dengan hotel dengan biro perjalanan. Dengan sistem ini,pemesanan tiket tidak perlu lagi dilakukan melalui telepon atau faks,tapi reservasi pesawat dapat dilakukan secara real-time. Berikut ini adalah perbandingan yang terdapat pada Garuda Indonesia setelah menggunakan CRS atau on- line dibandingkan sebelum menggunakan CRS atau sebelum on- line,yaitu sebagai berikut : Sebelum on- line/tradisional Sesudah on- line/sistem e-payment Proses reservasi, mulai dari pemesanan sampai konfirmasi, membutuhkan waktu yang lama
Proses reservasi sampai dengan konfirmasi dilakukan secara real time
Proses reservasi rumit
Proses reservasi lebih sederhana
Biaya per reservasi lebih mahal, terutama untuk reservasi antarkota atau internasional
Biaya komunikasi reservasi lebih murah dibanding manfaat yang diperoleh
Biaya komunikasi data internal perusahaan lebih mahal
Biaya komunikasi data internal perusahaan lebih murah
Garuda Indonesia mempunyai kelebihan dan kekurangan yaitu: Kelebihannya: On time performance Service yang cepat dan memuaskan Dibandingkan dengan perusahaan penerbanan domestik lainnya, keamanan penerbangan Garuda paling terjamin Memiliki business unit yang mendukung aktivitas perusahaannya Memiliki SDM yang kompeten Kekurangannya: Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat cukup tinggi diantara penerbangan domestik lainnya Tingginya tingkat KKN di dalam perusahaan yang dapat merugikan perusahaan Garuda mempunyai utang yang sangat banyak Garuda tidak menggunakan pesawat dengan tipe terbaru. Untuk menunjang perkembangan bisnisnya, sepanjang 2009 Garuda Indonesia membuka 18 rute baru baik domestik maupun regional. Penambahan rute baru tersebut akan didukung dengan tibanya secara bertahap pesanan 50 pesawat Boeing 737 NG (Next Generation) pada pertengahan 2009 dan 10 Boeing 777-300ER mulai tahun depan. Ini menjadi nilai tambah bagi PT.Garuda Indonesia. Guna meningkatkan layanan dan memberikan lebih banyak pilihan, kemudahan serta kecepatan bagi para pengguna jasa dalam melakukan reservasi dan transaksi pembelian tiket, Garuda Indonesia meluncurkan “Garuda Indonesia Online Booking
para pengguna jasa Garuda Indonesia dapat melakukan reservasi dan transaksi pembelian dan pembayaran tiket melalui situs web Garuda Indonesia (www.garudaindonesia.com) secara online. Dengan diluncurkannya Garuda Indonesia Online Booking maka perkembangan IT di Indonesia khususnya dalam hal layanan transaksi online semakin maju selangkah lagi, Sehingga layanan terbaru Garuda ini bisa menjadi strategi untuk meningkatkan daya saing menghadapi maskapai asing. PT Garuda Indonesia mempunyai banyak pesaing. Competitor Customer Supplier nya terdapat baik di dalam ataupun di luar negri. Perusahaan penerbangan dalam negeri, seperti Lion Air, Sempati Air dan Perusahaan penerbangan luar negeri, antara lain Malaysian Airline, Singapore Airline, EVA Air,dll. Dalam menjalankan bisnisnya Garuda Indonesia pun menghadapi berbagai hambatan antara lain: adanya kompetitor yang semakin banyak sehingga harga tiket menjadi kompetitif,kondisi sosial politik yang tidak menentu,penurunan nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS. Untuk mengatasi hambatan tersebut Garuda Indonesia selalu mengupayakan inovasi- inovasi dalam setiap layanannya untuk meningkatkan kualitas dari pengalaman yang akan ditawarkan. Garuda Indonesia slalu berusaha untuk menjadi market leader domestik dan berharap agar siap menghadapi kompetisi secara internasional. Dengan adanya fondasi yang kokoh, PT.Garuda Indonesia telah menjadi salah satu kebanggaan bagi Indonesia. c. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. E-payment sangat berperan bagi Garuda Indonesia terutama dalam rangka mengembangkan bisnisnya guna memberikan kemudahan dan kenyamana n bagi pelanggannya. 2. Garuda Indonesia airlines telah berhasil menerapkan sistem e-payment dalam bisnisnya sehingga proses pembayaran tiket pesawat pun menjadi lebih praktis. 3. Penerapan e-payment ini dapat memudahkan pelanggan dalam melakukan proses pembayaran dimana dilakukan melalui berbagai saluran bank (ATM,Internet Banking,Phone Banking,Mobile Banking,EDC) atau melalui IVR (Interactive Voice Response) bagi pengguna kartu kredit. 4. Dengan adanya fasilitas e-payment maka pembayaran tiket Garuda menjadi lebih efektif dan efisien sehingga mampu meraih loyalitas pelanggan.
Penutup a. Tes Formatif Soal esey 1. Sebutkan konsep e-payment untuk book store! 2. Lakukan analisis dan buat paper untuk amazon.com! b. Petunjuk Tindak lanjut bagi Mahasis wa Mempelajari beberapa portal e-payment yang ada di internet. Daftar Pustaka http://www.garudaindonesia.com/index.php?menu=faq&opt=detail&catid=14&page=2 http://www.garuda- indonesia.com/index.php?menu=page&pageid=18 http://www,sinarharapan.co.id/berita/0202/16/eko03.html http://www.lufthansa-financials.de/servlet/PB/menu/1017359_12/index.html http://www.sinarharapan.co.id/berita/0506/15/eko02.html http://dian- info.blogspot.com/2006/04/pengertian-teknologi- informasi.html http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&i