FrosidinE Temgr l!ffiliah Sandung
Dentistry $ P
.*; f
,!.P
'.*
'
i
e*€l
: .d
;,t ir*,
.,
i'""{& -,f
-:
i ..:^
, " i-i'; , . r.ri
.i
;r'*'1*.
r"
BanduE'rg
15-!6 Juni zorz
,.*. ./ Kata
BANDUNG DENTISTRY 9
persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Kota-3andung Pendidikan dan Petatihan secara rutin setiap tahun menyetenggarakan (P3KGB) Bandung Denprofesionatisme Kedokteran Gigi Aeifeian],uiun gigi di kota Bandung dan sekitarnya tistry sebagai wahana bagi dodter etiknya yaitu mengikuti pendidiuntuk memenuhi satah satu kewajib;; kan kedokteran gigi berketanjutan TahunitudisetenggarakanBandungDentistryuntukkesembilan Bandurrg Dentistry 9' Mak'aLah-makakalinya, sehingga disebut seuagai Jatam praktek maupun aktivirujukan Lah yang dtpresentasikan ,uUugii datam_satu prosiding' . ras itmiah dokter ligi, maLa diuut
Diterbitkan pertama kali oleh Lembaga Studi Kesehatan lndonesia (LSKI) untuk Panitia Bandung Dentistry Bandung, Juni 2012 Penyunting Setting Pracetak Hak Cipta
Pengantar
PROSIDING TEMU ILMIAH
Arleite Suzv
Puspa
Siti Mariam
Percetakpn Sono Offset 2012 Pada Panitia Bandung Dentistry 9 ISBN 978-602-18087-2-1 @
Dilarang mereproduksi termasuk memfotokopi sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara serta tujuan apapun tanpa,izin tertulis dari penerbit
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Prosiding Temu llmiah Bandung Dentistry 9/Penyunting Arlette Suzy Puspa
-- Bandung : LSKI (Lembaga Studi Kesehatan lndonesla) + 341 hlm; 21 cm
lOtl
viii
|SBN 978-602.18082.2-1
1. Kedokteran Gigi. I Artette Sury Puspa
617.6
,
Panitia Bandung Dentis'try
9
Daftar lsi PEMN MENYUSUI ASt DAN IMPLIKASI PENYAPIHAN TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK ORAL ANAK
DINI
1.g
Ali Taqwim', Wasilah Yahya**, Putri Kharisrna Dewi'** THE DECREASE lN NUMBER OF BLOOD POLYT,iORPH NUCLEAR (P^ N) PERIAPICAL MDIOGRAPHS DOSE OF MDIATTON EXPCSURE Amniadlina', Wasilah* PENATALAKSANMN PEMWATAN SALURAN AKAR SATU KALI PADA GIGI INSISIF SENTRAL KANAN MHANG ATAS
TO
10-16
KUNJUNGAN
17.76
BALEENDAH
77-39
(LAPORAN KASUS)
Anna A{ui'yani, Milly Armilia PERILAKU TJDER DI BTDANG KESEHATAN GIGI Di KECA}AATAN KABUPATEN BANDUNG
Anne Agustina S', Nanan
Nuraeny", Wahyu Hidayat.,
FIBER
RESTORASI DIRECT COMPOSITE DENGAN INTP,A MDICULAR REINFORCEMENT PADA MALPOSISI GIGI ANTERIOR YANG MENGALAMI
40-50
FRAKTUR (LAPORAN KASUS)
'Asih Rahayu,
"
Taofik Hidayat
KOMBINASI REDUKSI TERBUKA DAN TERTUTUP PADA FRAKTUR }NANDIBULA
PENATALAKSANAAN 51.64
(LAPORAN KASUS)
Diki Hedrian', Endang Syamsuddin.., Faturrahman'.. PENANGAI.{AN KEBIASMN BURUK MENDORONG
LIDAH
65.77
Elih PREVALENSI KEHADIRAN SPESIES C. ALBTT*ANs DENGAN AGAR KROMOGENIK
MENGGUNAIGN
78-84
Erna Herawatir,Wa.:ta Dewil DEPIGA,TENTASI GUSI DENGAN TEHNIK ABRASI
Faldy Fabiantor, Agus Susanto *.
BOR
PENII-AIAN DENSITAS TULANG RAHANG MELALU! ALAT KEDOKTEMN GIGI Farina Pramanik, Fahmi Oscandar
MENENTUKAN
PENDEI(^rAN SISTET ATIS AKSES KA},{AR PULPA DAN LO}(AsI ORIFTS Grace V. Gumuruh
85-92
RADTOGRAFI
93.109
1 10-117
LIGHT CURING RESIN KOMPOSIT DI ERA LED (LTGHT EMtTTtNG DIODES)
231-237
Wasilah*, Amni Adlinu*' PEMWATAN DENTAL ANAK DENGAN CEREBRAL PALSY
238-244
Willyanti Soewondo Syarif DETEKSI STREPTOCOCCUS BOVIS YANG BERASAL DAR] KAR]E5 GIGI
745-253
ANAK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS POHON PHILOGENETIK
Yetty Herdiyati Nonong*, Mieke H. Satari*. PENGARUH KAFEIN TERHADAP PENURUNAN DENSITAS GIGI
254-269
Yudi Prasetya Safarie UBUNGAN PERIODONTITIS DENGAN DIABETES MELLITUS (TTNJAUAN PUSTAKA) H
270-776
Deyy Firena Garna, Nunung Rusminah EFEKnV|TAS BULBUS ALTUM SATTVUM {GARL|C) TERHADAP CANDIDAALBICANS
277-286
Emma Rachmawati, Ame Suciati Setiawan PENATALAKSANMN CONGENITAL LIP PITS
787-293
LAPOMN KASUS Eddy Hermantor, Sunardi Mangundjaja?
PEMWATiN ORTODONTIK INTERSEPTTF PADA I(ASUS GIGITAN
294.307
EERSILANGAN TERIOR
N.R. Yuliaw.ati Zenab PEMWATAN SALURAN AKAR GIGI MOLAR KETIGA N,qiAHC BAWAH
,
DISERTAIABSES PERIAPII(AL
308-3
1
4
LAPORAN IGSUS
lka Kartini, lttilly Armilia I
ND
I
IGTOR TAATU RAS!
FI
SIOLOGIS
U
NTUK
PE
MWATAN
31
5-328
ORTODONTI INTERSEPTIF
Endah Mardiati SIALOLITIASTS PADA KELENJAR SUBMAN DIEU LA
(LAPOMN tGSUs) Riani Setiadhi*; Grace V. Gumuruh*r
.329-341
IND!KATOR MATUMSI FISIOLOGIS UNTUK PERAWATAN ORTODONTI INTERSEPTIF ENDAH TAARDIATI Bagian Ortodonti Fakuttas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Bandung PENDAHULUAN
Perawatan ortodonti dapat ditakukan pada berbagai tingkatan umur manusia berdasarkan kasus yang berbeda. Ketidak harmonisan dento-kraniofasiaI
pada dasarnya terjadi karena ketidak seimbangan turnbuh kembang baik gigi, tutang rahang, otot atau kombinasi ketiganya.: Untuk menghindari terjadinya ketidak seimbangan tumbuh kembang maka tumbuh kembang seorang anak harus dipantau sejak anak datam kandungan. Ketidak.harmonisan tumbuh kembang
akan menghasitkan disharmoni hubungan dento-kraniofasiat. Disharmoni denio-kraniofasia[ yang diturunkan secara genetik sutit. Faktor eksternaI dapat memPerparah atau mengurangi disharmoni dento-kraniofasial tersebut. Satah satu betuk faktor eksternat yang dapat memperparah suatu disharmoni dento-kraniofasial adatah adanya kebiasan buruk, sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi disharmoni dento-kraniofasiat adatah perawatan ortodonti. Pada dasarnya penanganan ortodonti dapat Cibagi menjadi tiga tahap
yaitu tahap
preventif , interseptif , dan korektif.Tujuan tahap preventif adatahuntuk mencegah terjadinya matoklusi, tahap ini -rerdiri'dari menjaga kebersihan rongga mutut, pencegahan karies gigi, memonitor transisi gigi sutung ke gigi permanen, menghitangkan kebiasaan buruk, mencabut gigi sulung yang persisten. Iujuan tahap interseptif adatah mencegah agar matoktusi yang tetah berkembang tidak menjadi tebih parah. Pada tahap interseptif beberapa prosedur yang biasanya ditakukan yaitu: pencabutan gigi supernumer,'pencabutan gigi ankitosis, rnengoreksi secara dini gigitan sitang anterior maupun posterior, mengontrcl kebiasaan buruk, seriat ekstraksi, space regoiner, serta mengatasi disharmoni sketetat. Pada tahap korektif tindakan yang biasa ditakukan adatah mengoreKsi matoktusi dento-kraniofasial dengan perawatan kompromi atau bedah ortognati. Pada ortodonti interseptif khususnya penanganan disharmoni sketetal yang sering ditakukan adatah penanganan matoktusi sketetal kelas ll, ketas lll dan ekspansi patatal ke laterat secara sketetat. Penanganan matoktusi ketas ll dan ketas lll sketetat serta ekspansi palatat ke lateral. memerlukan pemahaman
BANDUNG DENTISTRY
9 ttS
yang baik mengenai tumbuh kembang
dento-krantot::tll:,,1:""t::::i::nlutt'
mekanoterapi,sertasaattepatperawatandapatditakukan.Penentuanisaat kalender seorang
berdasarkan umur tepat perawatan kurang tepat jika ditakukan tahap maturasi fisiotogis berdasarkan anak. Penentuan saat tepat harus dil'akukan mehunjukkan bahwa penetitian hasit dari seorang anak, hat ini penting karena menggunakan dengan ditentukan berbeda iika tahap maturasi seorang anak penetitian Fishman Hasit pasien" seorang fisiotogis umur katender dan umur maturasi terdapat ketidak sesuaian pencapaian tahap
(1987) menuniukkan fisiotogisseorangpasienjikaditentukandenganmengg]tnakanumurkatender mencapai rentang 4 tahun'Berdasarkan dan umur sketetat dengan ,perbedaan mengatasi ketidak tersebut maka perawatan interseptif untuk
hasit penel.itian pada maloktusi skeletat kelas harmonisan tumbuh kembang dento-kraniosketetat sketetat' harus ditentukan ll dan ketas lll, ataupun ekspansi ke taterat secara fisiotogis dengan menggunakan indikator maturasi
.Terdapatbeberapaindikatormaturasifisiotogisyangbiasadigunakan tahap maturasi tulang jari di bidang ortodonti, diantaranya adatah indikator tingkat katsifikasi
vertebra servikat' pergelangan tangan, indikator tahap maturasi seksual sekunderseperti menarke maturasi gigi, saat erupsl gigi atau indikator pada anak taki-taki (Demirijian dkk' suara pada anak perempuan dan perubahan mengenai cara menentukan saat tepat t985).Oatarn makatah ini akan diuraikan
matoktusi sketetat ketas ll' perawatan ortodonti interseptif untuk mengatasi ke tateral,dengan rnenggunakan indikator ketas lll dan ekspansi,sketetai patatat re.,f_-J_ maturasitutangjaripergetangandanindikatormaturasivertebraservikal.
PEMBAHASAN
Dibidangortodontiperawatantahapinterseptifkhusunyauntuk ll dan ketas lll merupakan bagian yang sangat mengatasi matot
hari'
r-^^
r-L^^ aar. perawatan yang
sudah tebih
ortodontik interseptif merupakan tahap komp|'eksyangmemertukanpemahamansecaramendatammengenaipola atat serta
etiotogi maloktusi' biomekanika tumbuh kembang dento kraniofasiat, Kurangnya pengetahuan mengenai hat ditakukan. dapat saat tepat peraiatan yang perawatan interseptif tidak mencapai hasit tersebut dapat menyebabkan
dihar.apkanyangdiinginkan.Matoktusisketeta|'ketas||dapatterjadikarena normat, prognati maksita mandibuta karena r"trognlti mandibuta-maksita matoktusi
;;;il
ui;u i,uxrita prognati dan mandibuta retrognati
sedangkan
sketetatke|.as||ldapatterjadikarenaretrognatimaksita-mandibutanormat, 316
PROSIDING TEMU ILMIAH
prognati mandibula-maksita normal atau kombinasi keduanya dimana maksita retrognati dan mandibuta prognati; sedangkan penyempitan tengkung maksita secara sketetat dapat menyebabkan terjadinya gigitan sitang posterior dimana perawatannya pertu dilakukan dengan rapid polatol expontion. Perawatan matoktusi sketetat ketas ll yang disebabkan oteh prognati maksita ditakukan dengan menggunakan headgear, untuk maloktusi sketetal ketas ll karena retognati mandibuta diiakukan dengan atat fungsional seperti twin btock, activator, monobtok atau Frankle 11, Untux matoklusi kombinasi karena retrognati mandibutar dan prognati maksjla digunakan kombinasi atat fungsionat dengan headgear.Pada perawatan matoktusi ketas lll skeletal akibat retrognati maksita,atat fungsional yang digunakan biasanya adatah face mask, pada matoktusi ketas lll akibat prognati mandibuta biasanya ditakukan dengan chin cup sedangkan untuk kasus retroganti masita dan prognati mandibuta biasanya ditakukan dengan kombinasi face mask dan chin cup. tndikator Maturasi Fisiologis Untuk Menentukan Saat Tepat Perawatan Ortodonti Modifi kasi Pertumbuhan
Maturasi fisiotogis adatah suatu tahap maturasi yang ditentukan berdasarkan indikator maturasi struktur tubuh tertentu. lndikator maturasi fisiotogis yang paLing sering digurtakan di bidang ortodonti adatah indikator maturasi tutang jaripergetangan tangan yang dinitai dengan menggunakan foto rontgen tutang jari pergetangan tangan, indikator maturasi tulang vertebra servikal yang dinitai dengan menggunakan gambaran maturasi tutang vertebra servikal yang tampak pada sefatogram laterat, tingkat katsifikasi gigi yang dapat ditetukan dengan menggunakan foto panoramik dan tanda maturasi seks sekunder yaitu menarke dan perubahan suara pada anak taki-taki. Menarke pada anak perempuan dapat diketahui dari wawancara kepada anak atau orang tuanya, sedangkan perubahan suara pada anak taki-taki dapat ditentukan dengan mengamati perubahan suara anak menjadi suara orang dewasaPenentuan Tahap Maturasi Dengan Menggunakan Indikator Maturasi Tulang
Jari Pergelangan Tangan. Terdapat berbagai macam metode untuk menitai tahap'maturasi dengan menggunakan tulang jari pergetangan tangan, diantaranya adalah metode Grave dan Brown (19761, dan metode Fishman (1982).Penggunaan indeks maturasi tutang jart pergetangan tangan didasari pada maturasi epifisis-diafisis tutang jari pergetangan tangan dan radius. Untuk metode Fishman terdapat 11 tahap rnaturasi tutang jari pergelangan tangan dengan 4 indikator utama yaitu epifisis sama lebar dengan diafisis, ossifikasi os aduktor sesamoid, copping dan union. BANDUNG DENTISTRY
9 yt
Gambar 1. A dan B. Falangeal Tulang Jari-pergelangan TanganKetigaC. Tulang Radius Panah kuning: falangeal distal jari ke-3; Panah hijau: falangeal medial jari ke-3; Panah orange: falangeal proksimaljari ke-3; Panah biru: epifisis-diafisis tulang radius
& '
[.[
Gambar 2. A. Epifisis sama lebar dengan diafisis; B. Munculnya tulang aduktor sessamoid ibu jari; C. Capping epifisis diafisis; D. Fusi epiisis diafisiste
Penentuan Tahap Pertumbuhan Tengan Menggunakan Indikator irAaturasi Vertebra Servikal ke-2, ke-3, dan ke- 4 Pada Sefalogram Lateral Penentuan tahap maturasi fisiotogis dengan menggunakan indeks maturasi vertebra servikal tetah ditakukan oleh Todd dai Pyte (1928) dan Lanier (1939) dengan mengukur badan vertebra servikat pada sefalogram lateral. Dasar penggunaan vertebra servikat sebagai indeks maturasi sketetal adanya perubahan bentuk badan vertebra servikal dan muncutnya cekungan pada tepi 31E
PROSIDING TEMU IIJV\IAH
dari tahir sampai bawah badan vertebra servikat yang dapat diamati mutai pertumbuhan setesai. bentuk wedge Perubahan bentuk badan vertebra servikal dimul'ai dari
(wedgeshape|menjadibentukrektangu|,ar(persegipanjang),kemudian
dimana ukuran menliOl bentuk persegi (squore\, dan terakhir meniadi bentuk vertebra servikal vertikal tebih besar dari ukuran horizontat. Tepi bawah badan konkaf pada menjadi rata pada saat betum matur dan kemudian akan berubah
;ertebra secara berurutan saat matur. cekungan (kurvatura) pada tepi bawah
setetah vertebra akan tampak mutai dari vertebra servikal ke-2, ke;3, ke-4
nyata setetah pertumbuhan servikat mengatami maturasi, dan cekungan semakin atlas perubahan mor:fotogis suatu membuat setesai.Pada tahun lgT|,Lamparski
ini digunakan untuk badan vertebra servikal ke-1 sampai ke-6 dan perubahan 1995, Hassel dan Farman tahun Pada pubertat. pertumbuhan tahap mengevaluasi vertebr:a servikal kememodifikasi atlas Lamparski dengan hanya menggunakan dan Farman 2, ke-3, dan ke-4 dengan enam tingkat maturasi. Metode Hasset servikat vertebra badan gambaran. (1995) dikembangkan untuk mendapatkan jaritutang maturasi indeks dengan pada pertumbuhan pubertat dibandingkan pubertat pertumbuhan Tahap (1982). pergetangan tangan metode Fishman transisi, metode Hasset dan Farman (1995) terdiri dari inisiasi, akselerasi, setesai pertumbuhan lcompletion)' dan maturasi, deseterasi, Franchi dkk' Pada tahun 2002 Baccetti dkk., menyempurnakan metode dengan servikat vertebra (2000) dengan hanya menggunakan tima tahap maturasi (2002) aa199t1i Metode keduamenggabungkan tahap maturasi pertama dan lima dari terdiri stoge) Maturation disebut dengan cvMs (cervicol vertebroe ini yang akhir-akhir metode merupakan dan tahap maturasi yaitu cvMsl-cvMss servikal vertebra maturasi Tahap ortodonti. di bidang pating banyak digunakan metode Baccetti dkk- (2002) adatah sebagai berikut:
bb, hfl bb ci c: . : 1
CVUTS I
crrusu
,,,,ti'::t,'l
''t
Nh hn iln $ nrr ..) fr f,l n n
effi'. cwrsrv 't'll:
cvMsv
(cvMsl Gambar 4.Lima Tahap Perkembangan Maturasi vertebra servikat (2002)' sampai CVMS5) Metode Bacceti dkk
BANDUNG DENTISTRY9
Etq
cvMsl {Cervical vertebral }Aaturation stage 1):
Pada tahap rnr masih datar, ke-4 dan ke-3, ke-2, servikal vertebra seturuh tepi bawah badan ke-Z'Badan servikal vertebra badan bawah pada tepi cekungan atau terdapat vertebra servikat ke-3 dan ke-4 berbentuk tropezcid (tepi superior badan vertebra servikal tapered dari posterior ke anterior).(Gambar 5) f \
t\
i
i \l\l
\_fL-\
b[) b CVMS
I
Gambar5.GambaranBadanVertebraServikalpadaCVMSl
ke-3, Keterangan gambar: Panah merah : tePi bawah badan vertebra servikal ke-2, badan ke-2 servikal vertebra pada dasar cekungan terdapat atau dan ke-4 datar vertebra servikaI ke-3 dan ke-4 berbentuk trapezoid'
tahap ini terLihat {Cervicol Vertebral lvloturotion Stoge 2):Pada 'ke-Z ke-3. Badan dan servikal vertebra bawah pada tepi adanya cekungan CVMSZ
vertebra servikal ke-3 dan ke-4 berbentuk tropezoid atau rektanguler.(Gbr 6).
Gambar6.GambaranBadanVertebraServika|padaCVMS2 Keterangan gambar: Pada tahap 2 terlihat adanya cekungan pada tepi bawah vertebra seivikal ke-?dan ke-3 (panah hijau). Badan vertebra servikal ke-3 dan ke-4 berbentuk trapezoid atau rektanguler. CVMS3
(Cervical Vertebral tlaiuration Stoge3):
Pada tahap ini
tertihat
cekungan pada tepi bawah vertebra servikat ke-2, ke-3, d-an ke-4. Badan vertebra
servikat ke-3 dan ke-4 bentuknya rektanguter horizontat.
320
PROSIDING TEMU ILMIAH
Gambar
7-
Pada CVMS3 tarnpak Servikal pada CVMSJ' Gambaran Badan Vertebra
cekunganpadatepibawahvertebra,"*'*u,ke-2;ke-3,danke-4(panahkuning). Badanvertebraservikalke.3danke.4berbentukrektanguterhorizontal.
cVMs4(CervicalVertebraltAaturotionStage4|:Padatahap4, cekunganpadatepibawahvertebraservikatke-2,ke.3,danke-4masihterlihat. persegi atau badan servikat tt"-i ou" ke-4 bentuknya Satu dari badan vertebra Vertebraservikat|.ainmasihrektangulerhorizontat.(GambarS}
Vertebra Servikal pada CVM54 Gambar 8'Gambaran Badan
Tampakcekunganpadatepibawaho.*""vertebraservikalke-2,ke-3,danke-4 p"rr.gi, badan vertebra servikal ke-3 (panah biru).Badai
servikat
r.-n
"ert.ura ;asih rektanguler horisontal
(Panah merah)'
tepi stage 5): cekungan pada cv*s5 (cervical yertebrol lvlaturation tidak bawahvertebraservikatke-2,ke.3,danke.4semakinnyata.Satudaribadan nerientur rektangut":.":t:tl-1t:-jika verrebra servikal .ke-3 dan r<e-a persegl' vertebra servikat tain adatah ,ektungrt", uurtit ui-mut " uuoun
PenentuanMaturasiFisiologisDenganlr{enggunakan|ndikatorTingkat Kalsifikasi Gigi
*Tingkatkatsifikasigigiuntukmenentukantahapmaturasifisiol'ogistebih ,.ui *rpri gigi'gigi- Erupsi gigi dipengaruhi akurat jika dibandingkan dengan
otehbanyakfaktorsepertietnis,i"ni,x"t"minsosio-ekonomifaktornutrisi, faktorkariesgigi(Adter1963),,",uto,trend,perbedaandatamsuatupopulasi BANDUNG DENTISTRY
9 lZt
l\r\. ?'.i r-
'r{*,"
t-.-' til-l ?--J R\
tl l-J\ \ c\4,/s
v
pada tepi Gambar 9. Gambaran Vertebra Servikal pada CVMS5. Terlihat cekungan vertebra badan Bentuk (panah hijau); ke-4 dan ke-3, ke-2, servikal vertebra bawah servikal ke-4 persegi, vertebra servikal ke'3 rektanguler vertikal {panah merah)'
dengan etnik yang sama. Faktor tokat seperti persistensi gigi sutung, ankitosis akai gigi juga dapat mempengaruhi erupsi gigi'Penentuan tingkat kal'sifikasi gigi, dil,akukan pada foto rontgen panoramik terhadap seturuh gigi rahang 6awan kiri yaitu gigi insisif sentrat, gigi insisif tateral, gigi kaninu.s' gigi premolar pertama, gigi premolar kedua, gigi motar pertama, gigi motar kedua, dan gigi
motar ketiga. Distorsi pada foto rontgen mandibula tidak menjadi masatah, karena sistem penitaian (rating system) yang digunakan oteh Demirjian dkk(1973) ditentukan berdasarkan kriteria bentuk dengan pemberian skor secara retatif Can bukan berdasarkan nitai absotut.Metode Demirjian dkk. (1973) terdiri
gigi dari deiapan tingkat katsifikasi gigi dengan masing-masing tingkat katsifikasi gigi, tingkat diberi kode A sampai H, dimutai dari deposisi emait pada mahkota katsifikasi akar gigi, perubahan bentuk rongga putpa sampai pembentukan akar tengkap. Kode A menunjukkqn tingkat katsifikasi gigi pating dini, sedangkan tingkat katsifikasi pating akhir adatah penutupan akar gigi yang diberi skor H. Jika terdapat gigi yang hitang maka dapat digantikan oteh gigi yang-sama Pada sisi kdnan rahang bawah. Sistem memberikan skor metode Demirjian bersifat universal sehingga dapat dipaka,j pada poputasi dimanapun"
' 322
Gambar 10. Foto PanoraqrihUntuk Menentukan Tingkat Katsifikasi Gigi
PROSIDING TEMU lLMlAFf.''
PenitaiantingkatkalsifikasimenurutmetodeDemirj"iandkk.(1973) adatah sebagai berikut:
TingkatkatsifikasiA:Padagigiberakarduaataul'ebih,awalkatsiffkasi seperti sebuah
kripta dengan bentuk akan tertihat di bagian superior dari Betum terjadi fusi pada titikterbatik' corong terbatik atau beberapa corong titik katsifikasi tersebut r! <..-: L^Larrna
TingkatkatsifikasiB:Padatahapini.tetahterjadifusibeberapatitik permukaan memberikan'gambaran sebagai katsifikasi emaiL mahkota gigi yang oktusatgigi;TingkatkalsifikasiC:a}Jikatertihatpembentukanemailgigipada konvergen ke arah perl'uasan secara
permukaan oktusal setesai dan mengatami dentin; c) outtine rongga putpa pada servikat; b) Mutai tertihat adanya deposit melengkung' tepi oktusat tetah mempunyai bentuk pembuntukun mahkota gigi tetah setesai sampai Tingkat xutriixuri D: a; rongga putpa pada akar gigi tunggat cemento-enomeljunction; b) Tepi superior konkaf' Tetah tetapi di daerah servikat tetlP berbentuk
berbentuk metengkung tampakproyeksitandukputpadenganbentuksepertiujungpayung;c)Tertihat
meruncing' awai pembentukan akar gigi dengan bentuk tunggat: a) Dinding rongga putpa berakar Gigi-gigi E: kal,sifikasi Tingkat tanduk putpa' yang menjadi adanya oteh tetah berbentuk garis lurus dan terputus akar gigi kurang dari Panjang b) sebelumnya; lebih besar dari tingkat kal,sifikasi a)Awat pembentukan bifurkasi akar panjang mahkota giginya. untuk gigi mol.ar: atau bentuk katsifikasi semilunar' tampak sebagai ,uuiu bentuk titik katsifikasi mahkota gigi' b) Panjang akar gigi kurang dari tinggi . tunggal': a) Dinding rongga putpa gili ueraxar Pada F: xatsitixasi Tingkat
kurangtebihberbentuksegitigasalT|akaki.Ujungapeksberbentukseperti corong:b}Panjangakargigisamaatautebihpanjangdaritinggimahkotagigi. PadaGigiMol,ar:a)Daerahkatsifikasipadabifurkasitetahberkembangtebihke apeksdaritahapsemilunardengangambaranujungakarsepertibentukcorong. panjang dari mahkota gigi' Panjang akar gigi sama atau tebih b)
TingkatfJunnasiG:a):Dind'ing'utu'"nakarparatetdenganujungapikal
pada gigi motar)' dan sebagian masih terbuka (akar distat
TingkatkatsifikasiH:]a)Ujungapikatsaluranakargigi:tetahmenutup
akar dan apeks gigi mempunyai seluruhnya. b) Membran periodontat di seketiting lebar Yang sama
BANDUNG DENTISTRY
9 lzl
Kaninus Insisif A. Awal kalsifikasi mahkota gigi B. Fusi permukaarr oklusal
C. Terbentuk permukaan oklusal
/i.::,t
D. Pembentukan mahkota gigi len glapsam pai
c e nt e nl o
-en ant
,,. I t..'::t
.i. e
I
."il
i^,i i,.::i
{:,.;
;.\
,;j,i
tli
,..,.
junction
E. Gigi berakar h-rnggal: panjang akar kurang dari tinggi mahkota
gigi danuntr,rk gigi molar terlihti
:...1"1't
ttLlj,.q
bifurkasi
F. Akar gigi sama atau lebih panjang dnritinggr mahkota gigi Ci. LJjung saluran apikal akar gigi
sebagian masih terbuka
H. Ujung apikal saluran akar gigi telah menuttp
Gambar 11. Tingkat Kalsifikasi Gigi lvlenurut Metode Demirjian dkk (19...).
Terapan Klinis Terhadap Penentuan lvlaturasi Fisiologis Pada Perawatan
Ortodonti fnterseptif Prinsip utama perawatan maloklusi sketetat baik misatnya pada untuk ekspansi maksita ke taterat dengan atat ropid palatal exponsion atau matoklusi sketetat ketas ll, kelas lll dengan menggunakan atat ortodonti fungsionat adalah bahwa perawatan dapat ditakukan jika masih terdapat pertumbuhan aktif. Pertumbuhan aktif yang pating ideal adatah mutai dari awal terjadinya percepatan pertumbuhan sampai disekitar puncak percepatan pertumbuhan sketetat. Jika perawatan ortodonti dengan atat fungsionat ditakukan setetah masa puncak
324
PRO9DING TEMU ILT{IIAH
Awa[ sampai puncak pertumbuhan maka hasit perawatan sutit diharapkan. 2-3tahun,,untuk itu sekitar percepatan pertumbuhan hanya berjatan rata-rata untuk ditakukan' penting sangat ini penentuan saat percepatan pertumbuhan
+ 'a 'U
{ 3
Gambarl2.KurvaPertumbuhanAktifPadaManusia anak Hasit penetitian mengenai pencapaian tahap maturasi fisiotogis tulang maturasi tndonesia ras Deutero-Matayid, dengan menggunakan indikator jari pergetangan tangan dan indikator maturasi vertebra servikal ke 2,3 dan ke ini: a, yung ditakukan oteh penutis dipertihatkan pada tabet dibawah
Tablel.PencapaianTahapMaturasiTulangJariPergelanganTangan Pada Anak Indonesia Ras Deutero-Malayid
TahaP Maturasi Tulang Jari-Pergelangan Tangan
Jenis Kelamin
PP3= MP3= MP5='Js g,41
l? coP
MP5 olt coq
u
tlt u
MP4
u
Ru
s,77 10,40 10,84 11,24 1r,82 12'87 13',01 13'68 14',66
| 0,69 0,58 0,56 0'55 o'78 0'83 089 14'J7 to;to 15i32 tlitj 1r r58 rl,so p,7o 12,87 13,47 ll,se
Ptlttttttt3!
L
?l] cop
o,t4 0,66
0,74
.0,5-3--------q.q5-------r-J-o-------q'qf
--
15'93 0'63 16's0
---o-€-----9'-4-9-------0'-1q------'0'-5'3-------o-'J1------0'-?1---'---qJ?---
Keterangan: P:perempuan L: taki-taki perempuan mutai dari Pada tabte diatas dapat ditihat bahwa pada anak
puncak percepatan tahap*awal percepatan pertumbuhan aktif (PP3=; sampai pertumbuhan aktif (MP3cap) hanya memerlukan waktu 2,42 tahun sedangkan peremPuan pada anak taki-taki 2,01 tahun. Pencapaian tahap pertumbuhan anak tebih dutu dari anak taki - taki. BANDUNG DENTISTRY
9
IZS
Tabel
2
pada Tahap Maturasi vertebra servikal Terhadap Rerata Umur Kalender Subjek Perempuan dan Subjek Laki-laki (dalam tahun)
TahaP Maturasi Vertebra Servikat loni<
Ketamin
CVMSl
Pttt+*
CVMS2
CVMS3
CVMS4
CVMS5
g,g1
10,61
12,58
13,88
15,14
0,89 10,67
0,98 'ti,7l
1.28 13,77
1,40 14,77
15,69
Lttt+3 ---------9-,?-q----------.--J-.1-]---,-CVMS = Cervical Vertebrae
---------1,?q-------
1,1?-
-- ---L'9?----- --- --- ---q,,-??- ------'
Maturation System metode Baccety dkk (2002)
Jika digunal
Berdasarkan data diatas,diketahui bahwa jangka waktu pertumbuhan yaitu mutai dari awat sampai puncak pertumbuhan pada anak perempuan aktif maupun anak taki-taki hanya terjadi kurang tebih setama 2-3 tahun. Percepatan pertumbuhan aktif pada anak perempuan terjadi tebih dutu dibandingkan anak laki-Laki, untuk itu perawatan ortodonti dengan menggunakan atat fungsionat
untuk mengatasi nral.oktusi sketetat pada anak perempuan harus ditakukan tebih awal dari pada anak taki-taki. Jika digunakan acuan il,Jicator maturasi tulang jari pergetangan tangan maka saat ideat untuk perawatan ortodonti' dengan alat fungsional adatah mutai dari tahap PP3 sampai MP3 cap sedangkan jika digunakan indicator maturasi tulang vertebra servikal , maka saat tepat
jika digunakSn untuk menentukan saat tepat bedah ortognati, maka indikator tutang jari pergetangan tangan adatah jika tetah terjadi penyatuan (union) epifisis dan diafisis tutang radiusadatah CVMS1 sampai CVMS3. Sebatiknya
Jika digunakan indicator rnaturasi tutang vertebra servikat makaharus setetah terjadi tahap CVMS5. Pertu di ketahui bahwa, hasil penetitian yang penutis
326
PROSIDING TEMU ILMIAH
pencapalan sedikit tebih awat dari pada
lakukan, pencapalan cvMS5 terjadi tahapRu,olehkarenaituuntuktebihmeyakinkansaattepatditakukanbedah maturasi dengan menggunakan indicator ortognati sebaiknya ditentukad iuga tutang jari Pergetangan tangan'
KESIMPULAN
- ...}r untuk mengatasi maloktusi perawatan ortodonti interseptif khususnya
sketetatketas||danketas|l|memertukanpemahamantumbuhkembang dento-kraniofasial,penentuanatatortodonti,biome.nanikaatatortodontiyang digunakan,sertasaattepatperawatandenganmenggunakanindicatormaturasi fisiolo'is'nentuan sketetal ketas ll, ketas lll saat tepat perawatan matoktusi dlnsan menggunakan indikator harus ditakukan atau ekspansi sketetat maksita maturasi tulang indikator maturasi fisiotogis seperti servikat' vertebra atau indikator maturasi
jari
pergetangan tangan
Untukmenentukansaattepatperawatanbed.lhortognatibaikpadaanak indicator maturasi
t";iik;t
t1::.:]gunakan perempuan maupun anak taki-l'"ki maturasi tutang indicator vertebra servikal, juga digunakan
jari
pergetangan
tangan,karenapencapaianCVM55terjaditebihdutudaripencapaiantahap radius union. DAFTAR PUSTAKA
l.AdterP.EffectofsomeEnvironmentalFactorsonSequenceofPermanent Tooth Eruption' J Dent Rest' 1963;47:605-16' JJ. Treotment timing f or twin-Block 2. Baccetti T, Franchi L, Toth R, McNamara orthopedic' Journut oi orthodontic and Dentofaciat
theropy.
American
2000;1 1 8:1 59-70'
3.BaccettiT,FranchiT,McNamaraJJ.Animprovedversionofthecervica| vertebrolmaturation(CVM)methodforassessmentofmandibulargrowth.
6-23' Angte Orthodontist' 2002;72(a):31
4.DemirjianA,GotdsteinH.Newsystemfordentalmaturitybosedonseven and f
wr
teeth'An Human Biot' 1976;3:411'21'
5.DemirjianA,BuschangR,Tanguay,PattersonK.lnterretationshipamong Orthod' and seksuat maturity' Am J measures of somatic, sketetat,-oentat 1985;88(5):433- 8
6.fishmanS.Moturationstagesofthehandondwristosindikatorofthe prapubertalgrowthspurt.Actaodontolscand.lgST;38:187.200 growth as related to 7. Franchi L, Baccetti T, McNamara JJ. lftandibulor cervicalvertebrolmaturationondbodyheight.AmJorthodDentofaciat BANDUNG DENTISTRY
9 tzl
1 1 8: 335-40. Grave C, Brown T. Skelefal ossification and the adolescent growth spurt. Am J Orthod. 1976;69:611. 9. Grave K, Townsend G. Cervical vertebrol moturation as o predictor of the ado[escent growth spurt. Aust J Orthod. 2003;19:25-31. 10. Hagg U, Taranger J. The timing and duration of adotescent growth. Acta odontol Scand" 1980;38: 57'67. 11. l-laag U, Taranger J. Timing of tooth emergence. A Prospective longitudinal
Orthop. 2000;
8-
Swedish urban chitdren from birth to 18 years. Swed Dent J10:195-206. X?" l-f assel B, Farman G. 5keleto I rnaturatian evaluation using cervicol vertebra. Am ,j Orthod Dentofacial Orthop. 1995;107:58-66 X 3" Lanjer R" Fresacral vertebreae of white and Negro males. ,Am J Phys
study of '1986;
Itnthropot" 939',25:341' 4t
417
.
utilizing cervical vertebra (dissertationi: Fittsburg PA. The L.lniversity of Pittsburg; 1977 '15. Tcocl T, Fyte S. Quaiititotive study of the vertebral column. Am J Phys .Anthropot. 1978'"17:371 .
14.
328
Lan'rpanski G. Skeletal ossessment
PROSIDING TEMU ILMIAH