ISSN: 1693 – 7775 Jurnal Pencerahan Volume 6,, Nomor 2, (September) 2012 Halaman 48-55
Majelis Pendidikan Daerah Aceh
Meningkatkan Hasil Belajar Pai Materi Shalat Berjamaah Melalui Metode Demonstrasi Junaidah A. Azis SMP Negeri 3 Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Abstrak : Pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII-22 SMP Negeri I Ingin Jaya pada semester ganjil tahun ajaran 2008/2009 belum menunjukkan hasil yang memuaskan.Nilai ketuntasan belajar minimal yang harus dicapai siswa adalah 70, namun demikian hanya 38 % siswa yang mampu mencapai nilai nilai KKM 70. Dengan kata lain 62 % siswa , nilai akhir belajar berada di bawah KKM. Oleh karena itu dalam menerapkan kurikulum, guru Pendidikan Agama Islam harus mampu menggunakan pendekatan, metode yang variatif dan sesuai dengan materi pembelajaran yang diberikan. berikan. Adapun salah satu model pembelajaran yang diduga mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI adalah pendekatan kooperatif metode STAD (Students Team Achievement Divisions). Penelitian ini bertujuan Untuk meningkatkan aktivitas dan da hasil belajar siswa dalam mempelajari materi perilaku tercela melalui penerapan pendekatan kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII-2 VIII 2 SMP Negeri I Ingin Jaya Aceh Besar.Jenis penelitian ini adalah PTK yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari 2 x pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas kelas VIII-22 SMP Negeri I Ingin Jaya Aceh Besar yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki laki dan 12. Adapun instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dan diskusi.Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran selama siklus I mencapai nilai rata-rata rata 66,2, Aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I berada pada kategori cukup dengan skor 55 atau 78,5 %. Sedangkan skor idealnya adalah 70. Hal ini terjadi karena lebih banyak berdiri di depan kelas dan kurang memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana melakukan pembelajaran secara kooperatif. Hasil belajar terhadap materi pembelajaran dari skor ideal 100, skor perolehan rata-rata rata hanya mencapai capai 63 atau 63,1%. Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM selama siklus II mencapai nilai rata-rata rata rata 74,3, Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus kedua tergolong sedang. Hal ini berarti mengalami perbaikan dari siklus pertama. Dari skor ideal 70 nilai yang diperoleh adalah 68 atau 97,1%. Hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran pada siklus kedua juga tergolong sedang, yakni dari nilai skor ideal 100 nilai rata-rata rata skor perolehan adalah 71 atau 71%.Berdasarkan hasil penelitian tersebut ter dapat disimpulkan bahwa Penerapan pendekatan kooperatif tipe STAD merupakan salah satu strategi elaborasi dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi perilaku tercela pada siswa kelas VIII-2 VIII SMP Negeri I Ingin Jaya Aceh Besar. Kata Kunci: Pendidikan Agama, Kurikulum
Pendahuluan Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian perlu mendapatkan perhatian yang besar dari seluruh elemen yang terlibat dalam pembangunan pendidikan baik pemerintah, pengelola maupun masyarakat. ”Melalui penciptaan enciptaan SDM unggul dan berkualitas, pendidikan diyakini akan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan dan pembangunan, baik pembangunan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang”(Murniati, 2008:21). Dalam rangka melahirkan Sumber Daya Manusia Indonesia Indonesia yang unggul tersebut, maka sekolah menjadi suatu organisasi pendidikan yang sangat penting, karena proses pendidikan dan pembelajaran dilaksanakan secara formal di sekolah. Sekolah harus memiliki guru-guru guru guru profesional yang mampu melakukan pengelolaan pengelolaa pembelajaran yang tepat akan sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Pengelolaan pembelajaran diawali dengan proses penyusunan rencana. Perencanaan pembelajaran merupakan persiapan yang berisikan hal-hal hal yang perlu atau harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Unsur utama dalam perencanaan pembelajaran disusun dalam dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berkarakter rkarakter yang terdiri dari program tahunan, program semester, minggu efektif, alokasi waktu, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Proses pembelajaran pendidikan agama, harus dilakukan sesuai dengan ketetapan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nesia Nomor 16 tahun 2010 tentang pengelolaan pendidikan agama di sekolah. Dalam bab IV pasal 8 ditetapkan bahwa:(1)Proses (1)Proses pembelajaran pendidikan agama dilakukan dengan mengedepankan keteladanan dan pembiasaan akhlak mulia serta pengamalan ajaran agama (2) (2) Proses pembelajaran pendidikan agama dikembangkan dengan memanfaatkan berbagai sumber dan media belajar yang dapat mendorong pencapaian tujuan pendidikan agama (3) Proses pembelajaran pendidikan agama dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler ekstra (Permenag Nomor 16 tahun 2010 Bab IV pasal 8). 8)
48
Copyright © 2012 Hak Cipta dilindungi undang-undang undang
ISSN: 1693 – 7775 Jurnal Pencerahan Volume 6,, Nomor 2, (September) 2012 Halaman 48-55
Majelis Pendidikan Daerah Aceh
Pelaksanaan pembelajaran agama yang dilakukan di sekolah, harus mampu merangsang peserta didik menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan teguh dalam menjalankan ajaran agama, dengan tujuan membentuk anak didik yang berkepribadian utuh. Dengan kata lain pembelajaran yang dilakukan oleh guru agama di sekolah dapat mengarahkan peserta didik kepada kecerdasan intektual, memiliki sikap yang baik serta keahlian yang dapat diandalkan. Setiap guru agama harus memiliki kemampuan yang lebih dalam mendidik, sebagaimana pendapat berikut Guru agama harus memiliki kemampuan yang lebih dalam mendidik dimana (a) setiap guru Agama harus selalu membuat perencanaan konkrit dan detail yang siap untuk dilaksanakan peserta peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, (b) berusaha mengubah pola pikir lama menjadi pola pikir baru yang menempatkan peserta didik sebagai arsitek pembangunan gagasan dan guru berfungsi untuk melayani, (c) bersikap kritis dan berani menolak kehendak yang ya kurang edukatif, (d) berkehendak mengubah pola tindakan dalam menetapkan peran peserta didik, guru berperan dan bergaya mengajar, (e) berani meyakinkan kepala sekolah, orang tua dan masyarakat agar dapat berpihak pada kepentingan peserta didikk dan (f) bersikap kreatif dalam membangun dan menghasilkan karya pendidikan seperti pembuatan alat bantu belajar (Muhaimin 2005). Berdasarkan kutipan di atas, maka guru Pendidikan Agama Islam harus menyadari bahwa, kadangkala siswa dihadapkan dengan sejumlah lah persoalan untuk memahami dengan baik materi-materi materi materi pelajaran Agama, diantaranya timbulnya rasa bosan dan kurangnya motivasi belajar agama yang disebabkan ketidakmampuan guru mengelola pembelajaran dengan baik. Hal ini sesuai dengan realitas pembelajaran pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VII-2 VII SMP Negeri I Ingin Jaya pada semester ganjil tahun ajaran 2008/2009. Seharusnya nilai ketuntasan belajar yang dicapai siswa adalah 70, namun demikian hanya 38 % siswa yang mampu mencapai nilai KKM 70. Dengan kata lain 62 % siswa , nilai akhir belajar berada di bawah KKM. Oleh karena itu, dalam menerapkan kurikulum, guru Pendidikan Agama Islam harus mampu menggunakan pendekatan, metode yang variatif dan sesuai dengan materi pembelajaran yang diberikan. Adapun salah satu model pembelajaran yang diduga mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI adalah pendekatan kooperatif metode STAD (Students Students Team Achievement Divisions), Divisions), dengan model ini, pembelajaran yang dilaksanakan diharapkan secara sadar dapatt mengembangkan interaksi dan sikap saling asuh antar peserta didik untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Berdasarkan silabus kurikulum Pendidikan Agama Islam kelas VIII, salah satu materi yang dibahas pada semester ganjil adalah perilaku tercela. Menyikapi persoalan di atas, maka dalam Rencana Pelakasanaan Pembelajaran amteri tersebut, guru PAI dapat menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan tujuan memberikan peluang bagi siswa untuk menghayati nilai-nilai lai pendidikan yang dapat diperoleh setelah mempelajari sifat aniah, ghadhab, ghibah dan namimah. Dengan kata lain, guru PAI dapat menerapkan model kooperatif tipe STAD untuk menarik perhatian siswa. Hal ini penting untuk diperhatikan oleh guru PAI, karena karena selama ini aktivitas pembelajaran akhlak di sekolah terkesan belum memberikan kontribusi maksimal bagi perbaikan perilaku siswa terutama dalam aktivitas belajar. Setidaknya ada tiga alasan yang menunjukkan kebenaran asumsi ini, yaitu pertama, siswa kurang kura memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain, jika melihat hal-hal hal hal yang melanggar prinsip akhlak/ perilaku di lingkungannya. Kedua, siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri, sehubungan dengan perbaikan perilaku sehari-hari hari dan ketiga, siswa belum terbiasa bersaing untuk menyampaikan pendapat dengan teman lainnya. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, diharapkan dapat meningkatnya perhatian, motivasi dan minat siswa sehingga Pendidikan Agama Islam Islam akan lebih bermakna dan berarti dalam kehidupan siswa. Dikatakan demikian, karena dalam pembelajarn kooperatif tipe STAD, adanya keterlibatan siswa dalam membuat dan menyusun perencanaan proses belajar mengajar, adanya keterlibatan intelektual dan emosional emos siswa melalui dorongan dan semangat yang dimilikinya, serta siswa secara kreatif mendengarkan dan memperhatikan apa yang disajikan guru. Untuk memberikan solusi terhadap persoalan di atas, penulis telah melakukan pengumpulan data dan menyusun laporan n Penelitian Tindakan Kelas dengan judul ”Meningkatkan Hasil Belajar PAI Materi Perilaku Tercela Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII-2 VIII 2 SMP Negeri 1 Ingin Jaya Aceh Besar”.
Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: adalah 1. Apakah penggunaan model kooperatif tipe STAD pada materi perilaku tercela dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII-22 SMP Negeri I Ingin Jaya? 2. Apakah penggunaan model kooperatif tipe STAD pada materi perilaku tercela dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-22 SMP Negeri I Ingin Jaya?
49
Copyright © 2012 Hak Cipta dilindungi undang-undang undang
ISSN: 1693 – 7775 Jurnal Pencerahan Volume 6,, Nomor 2, (September) 2012 Halaman 48-55
Majelis Pendidikan Daerah Aceh
Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar PAI bagi siswa, guru PAI dan Kepala sekolah.
a. Untuk siswa 1) Meningkatkan perhatian, minat dan motivasi belajar karena memperoleh pengalaman baru dalam pembelajaran PAI. 2) Siswa terlatih untuk dapat memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah karena siswa didorong aktif secara fisik, mental dan emosi dalam pembelajaran PAI 3) Siswa lebih ebih menghayati materi yang diberikan sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehari b. 1) 2) 3)
Untuk Guru Dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang meningkatkan relasi interaktif antara guru dengan siswa. Dapat melakukan tindak lanjut pembelajaran individual jika guru menemukan siswa yang bermasalah Meningkatkan kemampuan guru mengaktifkan siswa siswa dan memusatkan pembelajaran pada pengembangan potensi diri siswa sehingga, pembelajaran akan menjadi lebih bermakna, menyenangkan dan mempunyai daya tarik. 4) Memberi kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan disesuaika dengan tujuan dan materi, karakteristik siswa dan kondisi pembelajaran. c. Untuk kepala sekolah 1) Sebagai masukan dalam melakukan supervisi akademik pembelajaran PAI 2) Sebagai pertimbangan dalam menilai kinerja guru PAI d. Untuk ilmu pengetahuan Sebagai referensi di perpustakaan sekolah dan sumber rujukan bagi peneliti lain yang ingin mengkaji tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan PTK yang dilakukan pada siswa kelas VIII-1 VIII 1 SMP Negeri I Ingin Jaya Kabupaten Kabupate Aceh Besar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas kelas VIII-2 VIII 2 SMP Negeri I Ingin Jaya Aceh Besar yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki laki laki dan 12. Adapun Objek penelitian adalah dokumen pembelajaran, dokumen nilai dan rekaman kegiatan an pembelajaran yang didokumentasikan dalam bentuk foto-foto foto foto penelitian. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara dan diskusi. 1. Tes, digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa dalam bentuk soal--soal essay sebanyak 3 soal. 2. Observasi, digunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi siswa dalam PBM dan implementasi pembelajaran tipe STAD. 3. Diskusi antara guru, teman sejawat atau kolaborator, untuk refleksi hasil siklus PTK.
Hasil Penelitian Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus siklus siklus pembelajaran yang dilakukan. Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam 2 (dua)) siklus sebagaimana berikut ini:
1. Siklus I (Pertemuan Pertama dan pertemuan kedua) kedua Siklus I terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi serta replanning seperti berikut ini. a. Perencanaan (Planning) 1. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2. Membuat rencana pembelajaran kooperatif tipe STAD. 3. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK. 4. Menyusun alat evaluasi pembelajaran. b. Pelaksanaan (Acting) Pertemuan I 1. Guru membagikan materi ke dalam 5 subtopik pembahasan. Tiap kelompok berkewajiban untuk membuat ringkasan dan membacakan kembali
50
Copyright © 2012 Hak Cipta dilindungi undang-undang undang
ISSN: 1693 – 7775 Jurnal Pencerahan Volume 6,, Nomor 2, (September) 2012 Halaman 48-55
Majelis Pendidikan Daerah Aceh
2. 3. 4. 5.
Guru memberikan penjelasan tentang pokok-pokok pokok pokok materi yang akan dipelajari tentang ananiah dan ghadhab Siswa mendiskusikan materi bersama kelompoknya masing-masing Sebagian anggota kelompok terlihat canggung karena belum terbiasa dengan kegiatan belajar kelompok Sebagian anggota kelompok belum memahami langkah-langkah langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD secara utuh dan menyeluruh. 6. Guru dengan intensif memberi mberi pengertian kepada siswa kondisi dalam berkelompok, kerja sama kelompok, keikutsertaan siswa dalam kelompok. 7. Guru membantu kelompok yang belum memahami langkah-langkah langkah langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD. 8. Guru menjelaskan tentang target nilai yang harus dicapai yang terdiri dari nilai kelompok dan nilai individu 9. Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan kedua dan keempat akan dilakukan ujian 10. Siswa menyusun materi dalam bentuk ringkasan 11. Guru memantau kegiatan siswa dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan 12. Setiap kelompok membacakan ringkasan materi yang telah dibuat 13. Guru memberikan penguatan dan pendalaman materi Pertemuan II 1. Siswa mulai terbiasa dengan kondisi belajar kelompok model kooperatif tipe STAD. 2. Guru memberikan penjelasan tentang pokok-pokok pokok pokok materi yang akan dipelajari tentang perilaku hasad 3. Siswa mendiskusikan materi bersama kelompoknya masing-masing masing 4. Siswa menyusun materi dalam bentuk ringkasan 5. Guru memantau kegiatan siswa dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan 6. Guru memberikan apresiasi presiasi positif bagi kelompok yang mampu bekerjasama dengan baik 7. Setiap kelompok membacakan ringkasan materi yang telah dibuat 8. Guru mengajukan beberapa pertanyaan dan memberikan penguatan 9. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya 10. Guru memberikan kesempatan sempatan pada siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain 11. Guru membantu dengan menambahkan jawaban yang tepat 12. Siswa mampu menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki langkah-langkah langkah tertentu. c. Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation) 1) Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran selama siklus si I mencapai nilai rata-rata rata 66, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Per Persentase nilai Aktivitas kelompok dalam PBM Siklus 1 Kelompok I II III IV V Rata-rata
Skor Perolehan 60 70 80 70 50 66
Skor Ideal 80 80 80 80 80
(%) 75 87 100 87 62,5
Secara lebih jelas dapat dilihat pada chart berikut ini: Tabel 4.1 Nilai aktivitas belajar kelompok pada siklus I 100 Kelompok I 80 Kelompok II 60 Kelompok III 40 Kelompok IV 20 Kelompok V 0 2) Aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus Iberada pada kategori cukupdengan skor55 atau 78,5%. %. Sedangkan skor idealnya adalah 70.. Hal ini terjadi karena lebih banyak berdiri di depan kelas dan kurang memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana bagaimana melakukan pembelajaran secara kooperatif.
51
Copyright © 2012 Hak Cipta dilindungi undang-undang undang
ISSN: 1693 – 7775 Jurnal Pencerahan Volume 6,, Nomor 2, (September) 2012 Halaman 48-55
Majelis Pendidikan Daerah Aceh
3) Hasil evaluasi siklus 1. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran dari skor ideal 100, skor perolehan rata-rata rata hanya mencapai 63 atau 63,1%. Hasil Belajar Siswa dalam PBM Siklus I
13
15 10
Tuntas 6 Tidak Tuntas
5 0
b. Refleksi dan Perencanaan Ulang Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Guru belumoptimal optimal membimbing kelompok. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM hanya mencapai 78,5%. 2) Sebagian siwa belum terbiasa dengan kondisi belajar menggunakan kooperatif tipe STAD. Namun mereka senang dan antusias dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam PBM yang mencapai66. 3) Hasil evaluasi pada siklus pertama mencapai rata-rata ra 63,1. 4) Masih ada kelompok yang belum bisa menyelesaikan tugas dengan waktu yang ditentukan. Hal ini karena ada anggota kelompok yang kurang mampu bekerjasama. bekerjasama 5) Masih ada kelompok yang kurang mampu dalam mempresentasikan kegiatan.
2. Siklus II (Pertemuan Pertemuan ketiga dan pertemuan keempat) keempat Seperti pada siklus pertama, siklus kedua ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi serta replanning. a. Perencanaan (Planning) Planning siklus kedua berdasarkan replanning siklus pertama, yaitu: 1. Memberikan motivasi kepada anggota kelompok agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran. 2. Guru lebih ebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan. 3. Guru memberi emberi pengakuan atau penghargaan terhadap kelompok dan siswa. 4. Guru menjelaskan kembali dan memberikan memb penekanan terhadap aspek-aspek aspek penilaian yang dilakukan. 5. Membuat perangkat pembelajaran tipe STAD yang lebih mudah dipahami oleh siswa b. Pelaksanaan (Acting) Pertemuan III 1. Suasana pembelajaran sudah mengarah kepada pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tugas yang diberikan guru kepada kelompok mampu dikerjakan dengan baik bai 2. Guru memberikan penjelasan tentang pokok-pokok pokok pokok materi yang akan dipelajari tentang perilaku tercela ghibah dan namimah 3. Siswa mendiskusikan materi bersama kelompoknya masing-masing masing 4. Siswa menyusun materi dalam bentuk ringkasan 5. Guru memantau kegiatan siswa dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan 6. Guru memberikan apresiasi positif bagi kelompok yang mampu bekerjasama dengan baik, kelompok yang kreatif dan serius 7. Setiap kelompok membacakan kan ringkasan materi yang telah dibuat 8. Guru mengajukan beberapa pertanyaan dan memberikan penguatan 9. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya 10. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain 11. Sebagian besar siswa termotivasi untuk bertanya dan menanggapi pertanyaan dari kelompok lain. 12. Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah mulai tercipta Pertemuan IV 1) Sebagian besar siswa sudah terbiasa dengan model kooperatif STAD 2) Aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran semakin baik
52
Copyright © 2012 Hak Cipta dilindungi undang-undang undang
ISSN: 1693 – 7775 Jurnal Pencerahan Volume 6,, Nomor 2, (September) 2012 Halaman 48-55
Majelis Pendidikan Daerah Aceh
3) 4) 5) 6)
Siswa mendiskusikan materi bersama kelompoknya masing-masing masing Siswa menyusun materi dalam bentuk ringkasan yang lebih lengkap Guru memantau kegiatan siswa dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan Guru memberikan apresiasi iasi positif bagi kelompok yang mampu bekerjasama dengan baik, kelompok yang kreatif dan serius 7) Setiap kelompok membacakan ringkasan materi yang telah dibuat 8) Guru mengajukan beberapa pertanyaan dan memberikan penguatan 9) Guru memberikan kesempatan siswa untuk untu bertanya 10) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain 11) Siswa lebih termotivasi untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari guru 12) Suasana pembelajaran lebih aktif, kreatif dan bermakna. c. Observasi dan Evaluasi rata 75, dapat dilihat pada tabel 1. Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM selama siklus II mencapai nilai rata-rata berikut: Tabel 4. 2 Nilai aktivitas Siswa dalam PBM Siklus II Kelompok I II III IV V Rata Rata-rata
Skor Perolehan 70 75 80 80 70
Skor Ideal 80 80 80 80 80 75
(%) 87 93 100 100 87
Secara lebih jelas dapat dilihat pada chart berikut ini:
15
8080
13 Tuntas
10
75 70
6 70 Kelompok V Kelompok III
5
Tidak Tuntas
0
Kelompok I
2. Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus kedua tergolong sedang. Hal ini berarti mengalami perbaikan dari siklus pertama. Dari skor ideal 70 nilai yang diperoleh adalah 68 atau 97,1%. 97,1 3. Hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran pada siklus kedua juga tergolong sedang, yakni dari nilai skor ideal 100 nilai rata-rata rata skor perolehan adalah 71 7 atau 71%. d. Refleksi dan Perencanaan Ulang (reflection ( and replanning) Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus kedua ini adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran PBM sudah mengarah ke pembelajaran kooperatif. Siswa mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru. Siswa mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakannya. melaksanakannya. Siswa mulai mampu mempresentasikan hasil kerja dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat dari 66% pada siklus I menjadi 75% % pada siklus II. 2. Meningkatnya aktivitas siswa dalam PBM didukung oleh meningkatnya meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran yang mengarah kepada pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru secara intensif membimbing siswa saat siswa mengalami kesulitan dalam PBM. Ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam PBM meningkat dari 78,5% % pada siklus pertama menjadi 97,1% pada siklus kedua.
53
Copyright © 2012 Hak Cipta dilindungi undang-undang undang
ISSN: 1693 – 7775 Jurnal Pencerahan Volume 6,, Nomor 2, (September) 2012 Halaman 48-55
Majelis Pendidikan Daerah Aceh
3. Meningkatnyaaktivitas siswa dalam evaluasi terhadap kemampuan siswa mengawasi materi pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi 63,1% 63,1 pada siklus pertama meningkat menjadi 71,0 % pada siklus kedua. 4. Ketuntasan belajar meningkat pada siklus I terdapat 13 orang siswa yang tidak tuntas sedangkan pada siklus II hanya 6 orang siswa saja yang tidak tuntas.
Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan pembahasan materi pada siklus I,, terlihat para siswa mulai antusias dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan argumentasi. Demikian juga pada siklus II, siswa terlihat lebih berani dan lancar dalam memberikan argumentasi, lebih aktif dan lebih memahami teknik-teknik teknik teknik pembel;ajaran p model kooperatif STAD. Pada akhir tiap siklus guru melakukan postest untuk mengetahui sejauhmana pencapaian hasil belajar siswa. Aktivitas siswa dalam pembelajaran PBM dapat dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat dari 66% pada siklus I menjadi 75 % pada siklus II.Meningkatnya Meningkatnya aktivitas siswa dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran yang mengarah kepada pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru secara intensif membimbing siswa saat siswa mengalami kesulitan dalam PBM. Ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam PBM meningkat dari 78,5% pada siklus I menjadi 97,1% pada siklus II.Meningkatnyaaktivitas .Meningkatnyaaktivitas siswa dalam hasil belajardapat apat dilihat dari Perolehan nilai63,1% nilai63,1 pada siklus I meningkat menjadi 71,0 % pada siklus II. Melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD ini terlihat hubungan siswa dengan guru sangat signifikan, karena guru dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilitator fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep creative learning yaitu melalui discovery dan invention serta creativing and diversity sangat menonjol dalam pembelajaran ini. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD guru hanya mengarahkan mengar strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar (learning ( now to learn). ). Dalam hal ini guru memberi arah/petunjuk untuk membantu siswa jika menemukan kesulitan dalam mempelajari dan menyelesaikan masalah. Melalui pembelajaran kooperatif ooperatif ini siswa dapat mengeksplorasi dan mengkaji setiap persoalan, seputar perilaku tercela meliputi pengertian dan dan sikap yang harus dijauhi dari perilaku tercela, sifat Ananiah,Ghadab,Hasad, Ghibah dan Namimah Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, melalui diskusi kelompok guru dapat mengamati karakteristik atau gaya belajar masing-masing masing masing siswa. Ada kelompok siswa yang suka membaca daripada dibacakan kasusnya oleh orang lain. Siswa yang lebih suka membaca kasus dalam hal ini tergolong kepada kep siswa yang memiliki potensi atau modalitas visual. Sedangkan siswa yang lebih suka berdialog, saling mengajukan argumentasi dengan cara mendengarkan siswa yang lain sewaktu menyampaikan pendapatnya tergolong kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas litas auditorial. Dan siswa yang dengan lugas, lincah dan fleksibel, selain melihat, mendengar uraian dari siswa yang lain, dia juga mengakomodir semua permasalahan, maupun membuktikan teori ke dalam praktik, maupun memecahkan masalah secara rasional, tergolong tergolong kepada kelompok belajar yang memiliki potensi atau modalitas kinestik. Berdasarkan hasil penelitian tidakan kelas di atas prosentasi ketercapaian pada siklus pertama dan kedua mengalami peningkatan yang signifikasi.Maka dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab hipotesis yang dirumuskan pada Bab II yaitu penerapan pendekatan kooperatif tipe STAD merupakan salah satu strategi elaborasi yang dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi perilaku tercela pada siswa SMP Negeri VII-2 VII SMP Negeri I Ingin Jaya Aceh Besar.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan pendekatan kooperatif tipe STAD merupakan salah satu strategi elaborasi dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi perilaku tercela pada siswa kelas VIII-2 VIII 2 SMP Negeri I Ingin Jaya Aceh Besar. Besar 2. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat dari 66 % pada siklus I menjadi 755 % pada siklus II. 3. Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM meningkat dari 78,5% pada siklus I menjadi 97,1% pada siklus II. 4. Hasil belajar siswa materi perilaku tercela meningkat dari 63,1 % pada siklus I meningkat menjadi 71,0 % pada siklus II. 5. Ketuntasan belajar meningkat, pada siklus I terdapat 13 orang siswa yang tidak tuntas sedangkan pada siklus II hanya anya 6 orang siswa saja yang tidak tuntas.
Saran Telah terbuktinya model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan meningkatkan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam materi eri perilaku tercela, tercela maka kami sarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Dalam kegiatan PBM guru diharapkan menjadikan pembelajaran tipe STAD sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran Akhlak untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
54
Copyright © 2012 Hak Cipta dilindungi undang-undang undang
ISSN: 1693 – 7775 Jurnal Pencerahan Volume 6,, Nomor 2, (September) 2012 Halaman 48-55
Majelis Pendidikan Daerah Aceh
2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pelajaran PAI maupun pelajaran lainnya
Daftar Pustaka Ahmadi dan Prasetya. 2003. Metode Belajar Mengajar. Mengajar Jakarta: Grafindo Darajat , Zakiah,dkk. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Islam Jakarta: Bumi Aksara Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Mengajar Jakarta: Rineka Cipta Harjanto. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Jakarta PT Rineka Cipta Hasibuan. Malayu,S.P. (2006). Organisasi dan Motivasi.Jakarta: Motivasi Bumi Aksara. Sardiman AM. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Mengajar Jakarta: Rajawali Press. Sudjana, 1 Nana. 2003. Dasar-dasar dasar Belajar Mengajar. Mengajar Bandung; Sinar Baru Algensindo Zuhairini, Abdul Ghofir. 2004. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Islam. Malang:UM Pres Nur Uhbiyati.1998. Ilmuu Pendidikan Islam 1.Bandung: 1 Pustaka Setia Suryosubroto, 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Sekolah Jakarta:Rineka Cipta. Muhibbinsyah (2006). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Baru edisi revisi. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.
55
Copyright © 2012 Hak Cipta dilindungi undang-undang undang