DEDIKASI UNTUK MELAYANI DAN MENERANGI SELURUH NEGERI DEDICATED TO SERVE AND LIVEN-UP THE WHOLE COUNTRY
LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
KINERJA UTAMA PLN PLN PERFORMANCE HIGHLIGHT
Di tahun 2010, PLN kembali menorehkan berbagai kinerja yang menunjukkan peningkatan dari sisi operasional maupun kualitas pelayanan kepada para konsumen di seluruh wilayah Indonesia. Melalui program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS), rasio elektrifikasi secara nasional berhasil ditingkatkan dari 63,75% di tahun 2009 menjadi 66,51 % di tahun 2010. In 2010, PLN once again recorded considerable improvements in its operational aspect as well as service quality to the consumers throughout the Indonesian regions. Through our “One Day One Million Connection” (Indonesian acronym: “GRASSS”) movement, we have been successful in improving the national electrification rate from 63.75% in 2009 into 66.51% in 2010.
TOTAL PRODUKSI LISTRIK MENINGKAT ENHANCED PRODUCTIVITY OF ELECTRICITY POWER
‘10
169.786
‘09
156.797
‘08
149.437
‘07
142.440
‘06
133.108 (dalam GWh) (in GWh)
Seiring dengan tuntutan permintaan sambungan listrik, produksi total daya listrik meningkat, sebagai hasil realisasi rencana pembangunan unit pembangkit listrik baru milik PLN, sewa pembangkit maupun dari Independent Power Producer (IPP). In line with the increasing demand of electricity power connection, our total electricity power production increased, which is a fruitful result of PLN owned new elecricity power plants, power generation leases as well as from the Independent Power Producer (IPP).
1
SUSUT JARINGAN MENGECIL DECLINED NETWORK LOSSES
Perbaikan efisiensi operasional sebagai akibat adanya penambahan produksi listrik tetap diikuti oleh peningkatan efisiensi transmisi dan distribusi, sehingga persentasi kehilangan daya listrik atau susut jaringan terus mengecil. Achievement of improved operational efficiency as a result of additional power production continued to be followed by improvement in transmission and distribution efficiency, which enabled to decline the percentage of electricity power as well as network losses.
‘10
9,7
‘09
9,93
‘08
10,67
‘07
11,08
‘06
11,45 (dalam %) (in GWh)
JUMLAH PELANGGAN TERUS MENINGKAT EVER INCREASING AMOUNT OF CUSTOMERS
Jumlah pelanggan PLN terus meningkat sementara daftar tunggu berhasil diturunkan melalui program GRASSS yang terus menunjukkan efektifitasnya. The amount of PLN customers continued to increase whereas
‘10
42.435 40.117
‘09 ‘08
38.884
‘07
37.334
‘06
35.751 (dalam ribu) (in thousand)
the amount of waiting list was decreased through the GRASSS program whose activities continued to perform.
3
TINGKAT FREKUENSI PEMADAMAN LISTRIK TERUS BERKURANG CONSISTENT DECREASE OF FREQUENCY RATE OF POWER OUTAGE
‘10 ‘09 ‘08 ‘07 ‘06
6,82
10,78 13,33 12,77
13,85 Grafik SAIFI (kali/pelanggan/tahun) SAIFI Graphic (time/customer/year)
Tingkat frekuensi pemadaman aliran listrik terus berkurang berkat peningkatan kapasitas produksi dan pengendalian gangguan pada jaringan tenaga listrik, sehingga Indeks Kali Gangguan Ratarata yang dialami Pelanggan (SAIFI) berhasil diturunkan menjadi satu digit. The frequency rate of electricity power outage has been managed to consistently decreasing due to production capacity improvement as well as power network interruption control, enabled the System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) to decrease by one digit.
INDEKS LAMA GANGGUAN RATA-RATA YANG DIALAMI PELANGGAN (SAIDI) MENURUN
‘10
6.96
‘09
16.7
‘08
80.9
‘07
28.93
‘06
27.01 Grafik SAIDI (jam/pelanggan/tahun) SAIDI Graphic (hour/customer/year)
DECLINE OF SYSTEM AVERAGE INTERRUPTION DURATION INDEX (SAIDI)
Peningkatan kapasitas produksi dan pengendalian gangguan pada jaringan tenaga listrik membuat indeks SAIDI juga berhasil diturunkan secara signifikan dalam 3 tahun terakhir. Enhancement of production capacity and interruption control on the electricity power network has made the SAIDI Index to decline significantly during the last three years.
5
6
DAFTAR ISI TABLE OF CONTENTS
IKHTISAR HIGHLIGHTS
8
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
9
Ikhtisar Operasional Operational Highlights
10
Obligasi Obligation
10
Peristiwa Penting Significant Events
12
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Penghargaan dan Sertifikasi Award and Certification
30
LAPORAN MANAJEMEN MANAGEMENT REPORT
33
Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Report
34
Laporan Direksi Board of Directors’ Report
42
Tujuan Strategis Perusahaan Tahun 2010 - 2015 Corporate Strategies Objective, 2010 - 2015
54
Strategi dan Kebijakan Policy and Strategy
58
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL OPERATIONAL REPORT
93
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
94
Pengembangan Teknologi Informasi Information Technology Development
112
Risiko dan Manajemen Risiko Risk and Risk Management
114
Penerbitan Obligasi Bond Issuance
129
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Perlindungan Lingkungan Work, Health-Safety and Environment Protection
140
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
149
Tinjauan Ekonomi dan Prospek Usaha Economy and Business Prospect
150
Tinjauan Kinerja Performance Review
152
Tinjauan Keuangan Financial Review
168
Kinerja Anak Perusahaan Performance of Subsidiaries
189
61
Informasi Material Material Information
190
62
Transaksi Material dan Kejadian Luar Biasa Material Transaction and Extraordinary Events
204
Sekilas tentang PLN PLN in Brief
66
Kejadian Luar Biasa Extraordinary Events
207
Bidang Usaha Line of Business
68
Akses Informasi Access to Information
74
Transaksi Benturan Kepentingan Conflict of Interest Transactions
207
Lembaga Penunjang Perusahaan Corporate Institutional Support
75
Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Transactions with Related Parties
207
Perubahan Peraturan dan Kebijakan Akuntansi Changes of Regulations and Reclassification Accounting Policies
208
Kejadian Setelah Tanggal Neraca Subsequent Event
208
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE Visi, Misi, Moto dan Nilai-nilai Perusahaan Vision, Mission, Motto and Corporate’s Values
Kepemilikan Saham Share Ownership
78
Struktur Organisasi Organization Structure
80
Profil Manajemen Management Profile
81
LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE Tujuan Objective Pedoman, Struktur dan Mekanisme Tata Kelola GCG Guidelines, Structure and Mechanism
209 210 211
PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
268
Maksud dan Tujuan Purpose and Objective
269
Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan CSR Implementation
270
Program Pengembangan Masyarakat Community Development Programs
273
Kebijakan Pokok Perusahaan Corporate Basic Policies
212
Asesmen Penerapan GCG Assessment GCG Application
214
Implementasi Praktek GCG Implementation of GCG Practice
LAIN-LAIN OTHERS
277
218
Data Perseroan Corporate Data
278
Organ Perusahaan Corporate Organs
224
Daftar Alamat Anak Usaha dan Afiliasi Addresses of Subsidiaries and Affiliation
293
Referensi-Silang Isi Laporan dengan Ketentuan Bapepam-LK Cross-Reference of Bapepam-LK Rules
295
Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners’ and Directors’ Statement
306
Rapat Umum Pemegang Saham Annual General Meeting of Shareholder
224
Dewan Komisaris Board of Commissioners
225
Direksi Board of Directors Organ Penunjang Supporting Organs
231 242
Komite dan Laporan Komite Committees and Committees Report
242
Unit Satuan Pengawasan Intern Internal Control Unit
254 257
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
259
Sekretaris Dewan Komisaris Secretary to Board of Commissioners
264
Perkara Hukum yang Melibatkan Perseroan Litigation
265
Daftar Isi Table of Contents
Divisi Manajemen Risiko Risk Management Division
7
8
IKHTISAR
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
HIGHLIGHTS
9 10 10 12
IKHTISAR KEUANGAN Financial Highlights
30
penghargaan & sertifikasi Awards & Certifications
IKHTISAR operasional Operational Highlights OBLIGASI Bonds PERISTIWA PENTING Significant Events
IKHTISAR KEUANGAN FINANCIAL HIGHLIGHTS KETERANGAN
UNIT
2010
2009
2008
2007
2006
2005
Neraca Keuangan
DESCRIPTION
Balance
Total Aset
Miliar Rp
369,560
333,713
290,718
273,479
247,917
220,843
Total Ekuitas
Miliar Rp
149,585
141,196
126,986
136,412
139,837
139,753
Total Equity
Total Kewajiban
Miliar Rp
219,974
192,517
163,732
137,067
101,827
75,224
Total Liabiliities
Modal Kerja Bersih
Miliar Rp
(10,177)
(709)
(9,578)
2,937
1,123
(8,291)
Net Working Capital
Laba/Rugi
Total Assets
Profit/Loss
Pendapatan Usaha
Miliar Rp
162,375
145,222
164,209
114,042
104,726
76,543
Revenues
Beban Usaha
Miliar Rp
149,108
135,276
160,598
111,506
105,228
76,023
Operating Expenses
Laba Rugi Usaha
Miliar Rp
13,267
9,946
3,611
2,536
(502)
520
Income/ Loss from Operations
Laba Rugi Bersih
Miliar Rp
10,086
10,356
(12,303)
(5,645)
1,928
(4,920)
Net Profit/Loss
Laporan Arus Kas
Statement of Cash Flow
Arus Kas dari Operasi
Miliar Rp
22,969
5,898
7,780
16,890
11,058
12,072
Cash Flow from Operating Activities
Arus Kas dari Investasi
Miliar Rp
(30,720)
(30,567)
(21,952)
(20,760)
(5,285)
(7,674)
Cash Flow from Investing Activities
Arus Kas dari Pendanaan
Miliar Rp
14,425
31,324
4,268
7,192
1,834
7,912
Cash Flow from Funding Activities
Rasio-rasio
Ratios
ROA
%
2.73
3.10
-4.23
-2.06
0.78
-2.23
ROA
ROE
%
7.18
7.91
-9.69
-4.14
1.38
-3.52
ROE Current Ratio
Rasio Lancar
%
81.60
77.51
76.44
107.29
104.05
68.06
Solvabilitas
%
59.52
57.69
53.72
47.59
41.07
34.07
Solvency
%
147.06
113.31
122.99
95.41
72.82
53.83
Debt to Equity Ratio
Rasio Operasional
%
91.83
93.15
97.80
97.78
100.48
99.32
Operational Ratio
Laba Bersih
%
6.21
7.13
-7.49
-4.95
1.84
-6.43
Net Profit Margin
Rasio Produktivitas Total Pendapatan Usaha/ Karyawan
Productivity Ratio 4.05
3.23
3.67
2.47
2.26
1.62
Revenues/Total Employees
Ikhtisar Highlights
Rasio Hutang terhadap Ekuitas
9
10
IKHTISAR OPERASIONAL OPERATIONAL HIGHLIGHTS KETERANGAN
UNIT
2010
2009
Daya Terpasang
MW
26,895
25,607
Penjualan
GWh
147,297
Produksi Sendiri
GWh
Sewa Diesel
GWh
Pembelian
GWh
38,076
36,169
31,389
31,199
28,639
26,088
Purchase
Total Produksi
GWh
169,786
156,797
149,436
142,440
133,108
127,370
Total Production
Susut Jaringan
%
9.70
9.93
10.46
11.70
11.45
11.54
Losses
2008
2007
2006
2005
DESCRIPTION
25,571
25,222
24,846
22,515
Installed Capacity
134,581
129,018
121,246
112,609
107,032
Sales
123,477
115,434
113,340
107,984
101,664
98,177
Own Production
8,233
5,194
4,707
3,257
2,804
3,105
Diesel Rental
Produksi
Production
Mutu dan Keandalan
Quality and Reliability
SAIDI
Jam/Plg/ Thn
6.96
16.70
80.90
28.90
27.01
15.77
SAIDI
SAIFI
Kali/Plg/ Thn
6.82
10.78
13.33
12.77
13.85
12.68
SAIFI
Jumlah Pelanggan
Ribu Plg
42,435
40,118
38,844
37,334
35,751
34,559
Number of Customers
Daya Tersambung
MVA
67,439
62,894
60,085
56,549
53,317
50,717
Connected Capacity
Panjang Transmisi
kms
43,842
34,949
32,472
31,612
31,195
30,945
Transmission Length
Kapasitas Gardu Induk
MVA
65,669
63,375
55,989
54,649
54,409
53,976
Sub-station Capacity
Orang People
40,108
45,000
44,750
46,113
46,431
47,155
Total Employees
Jumlah Karyawan
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
OBLIGASI BONDS DAFTAR EFEK DOMESTIK YANG DITERBITKAN PLN DAN BELUM JATUH TEMPO LIST OF DOMESTIC SECURITIES ISSUED YET PLN AND MATURITY NO.
NAMA EFEK
MATA UANG CURRENCY
PLAFOND
TANGGAL TERBIT DATE OF ISSUE
TINGKAT BUNGA INTEREST RATE
TENOR (TAHUN)
PERINGKAT RANK
1
Obligasi PLN VII 2004 PLN VII Bonds Year 2004
IDR
1,500,000
12-Nov-08
12.25%
10
AA+
2
Obligasi PLN VIII 2006 SERI A PLN VIII Series A Bonds Year 2006
IDR
1,335,100
22-Jun-10
13.60%
10
AA+
3
Obligasi PLN VIII 2006 SERI B PLN VIII Series B Bonds Year 2006
IDR
865,000
22-Jun-10
13.75%
15
AA+
4
Obligasi PLN SYARIAH IJARAH I Sharia Ijarah I Bonds
IDR
200,000
22-Jun-10
13.60%
10
AA+
5
Obligasi PLN IX 2007 SERI A PLN IX Series A Bonds Year 2007
IDR
1,500,000
11-Jul-11
10.40%
10
AA+
6
Obligasi PLN IX 2007 SERI B PLN IX Series B Bonds Year 200
IDR
1,200,000
11-Jul-11
10.90%
15
AA+
7
Obligasi PLN SYARIAH IJARAH II PLN Sharia Ijarah II Bonds
IDR
300,000
11-Jul-11
10.40%
10
AA+
8
MTN PLN I Tahun 2008 Seri E MTN PLN I Series E Bonds Year 2008
IDR
500,000
16-Dec-12
2.50%
2,5
AA+
NO.
MATA UANG CURRENCY
NAMA EFEK
PLAFOND
TANGGAL TERBIT DATE OF ISSUE
TINGKAT BUNGA INTEREST RATE
TENOR (TAHUN)
PERINGKAT RANK
9
MTN PLN I Tahun 2008 Seri F MTN PLN I Series F Bonds Year 2008
IDR
500,000
16-Dec-12
2.50%
3
AA+
10
MTN PLN I Tahun 2008 Seri G MTN PLN I Series G Bonds Year 2008
IDR
500,000
16-Dec-12
2.50%
3,5
AA+
11
MTN PLN I Tahun 2008 Seri H MTN PLN I Series H Bonds Year 2008
IDR
500,000
16-Dec-12
2.50%
4
AA+
12
MTN PLN I Tahun 2008 Seri I MTN PLN I Series I Bonds Year 2008
IDR
500,000
16-Dec-12
2.50%
4,5
AA+
13
MTN PLN I Tahun 2008 Seri J MTN PLN I Series J Bonds Year 2008
IDR
500,000
16-Dec-12
2.50%
5
AA+
14
Obligasi PLN X 2009 SERI A PLN X Series A Bonds Year 2009
IDR
1,015,000
10-Jan-13
14.75%
5
AA+
15
Obligasi PLN X 2009 SERI B PLN X Series B Bonds Year 2009
IDR
425,000
10-Jan-13
15.00%
7
AA+
16
Obligasi PLN SYARIAH IJARAH III SERI A Sharia Ijarah III Series A Bonds
IDR
293,000
10-Jan-13
14.75%
5
AA+
17
Obligasi PLN SYARIAH IJARAH III SERI B Sharia Ijarah III Series B Bonds
IDR
467,000
10-Jan-13
15.00%
7
AA+
18
Obligasi PLN XI 2010 SERI A PLN IX Series A Bonds Year 2010
IDR
920,000
13-Jan-14
11.95%
7
AA+
19
Obligasi PLN XI 2010 SERI B PLN IX Series A Bonds Year 2010
IDR
1,783,000
13-Jan-14
12.55%
10
AA+
20
Obligasi PLN SUKUK IJARAH IV SERI A PLN Sukuk Ijarah IV Series A Bonds
IDR
130,000
13-Jan-14
11.95%
7
AA+
21
Obligasi PLN SUKUK IJARAH IV SERI B PLN Sukuk Ijarah IV Series A Bonds
IDR
167,000
13-Jan-14
12.55%
10
AA+
22
Obligasi PLN XII 2010 SERI A PLN XII Series A Bonds Year 2010
IDR
645,000
9-Jul-14
9.70%
5
AA+
23
Obligasi PLN XII 2010 SERI B PLN XII Series b Bonds Year 2010
IDR
1,855,000
9-Jul-14
10.40%
12
AA+
24
Obligasi PLN SUKUK IJARAH V SERI A PLN Sukuk Ijarah V Series A Bonds
IDR
160,000
9-Jul-14
9.70%
5
AA+
25
Obligasi PLN SUKUK IJARAH V SERI B PLN Sukuk Ijarah V Series B Bonds
IDR
340,000
9-Jul-14
10.40%
12
AA+
Berdasarkan Lembaga Pemeringkat Pefindo. Disajikan dalam satuan Rp juta Under Lembaga Pemeringkat Pefindo. Expressed in units of Rp million
DAFTAR EFEK INTERNASIONAL YANG DITERBITKAN PLN DAN BELUM JATUH TEMPO LIST OF INTERNATIONAL SECURITIES ISSUED AND YET PLN MATURITY
1
NAMA EFEK
GLOBAL BOND I Tr. A
MATA UANG CURRENCY
USD
PLAFOND
450,000,000
TANGGAL TERBIT DATE OF ISSUE
16-Oct-06
TINGKAT BUNGA INTEREST RATE
7.2500%
TENOR (TAHUN)
PERINGKAT RANK
5
BB / Ba1
2
GLOBAL BOND I Tr. B
USD
550,000,000
16-Oct-06
7.7500%
10
BB / Ba1
3
GLOBAL BOND II Tr. A
USD
500,000,000
28-Jun-07
7.2500%
10
BB / Ba1
4
GLOBAL BOND II Tr. B
USD
500,000,000
28-Jun-07
7.8750%
30
BB / Ba1
5
GLOBAL BOND III
USD
750,000,000
7-Aug-09
8.0000%
10
BB / Ba1
6
GLOBAL BOND IV
USD
1,250,000,000
6-Nov-09
7.75%
10
BB / Ba1
BB berdasarkan Lembaga Pemeringkat Standard & Poor’s. Ba1 berdasarkan Lembaga Pemeringkat Moody’s. Disajikan dalam nilai penuh. BB according to Rating Agency Standard & Poor’s. Ba1 by Moody’s Rating Agency. Presented in full amount
Ikhtisar Highlights
NO.
11
PERISTIWA PENTING SIGNIFICANT EVENTS
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
JANUARY
7 JANUARY 2010
STEAM DRUM LIFTING PROYEK PLTU 3 BANGKA BELITUNG - 7 JANUARI 2010 Pada tanggal 7 Januari 2010 dilaksanakan pekerjaan steam drum lifting PLTU 3 Bangka Belitung berkapasitas 2 x 30 MW. Steam drum lifting adalah pekerjaan peletakan steam drum (pengumpul uap) pada bangunan boiler. Pekerjaan ini merupakan milestone pertanda dimulainya pekerjaan konstruksi ketel uap dalam proyek PLTU. Acara ini dihadiri oleh Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Eko Maulana Ali, Direktur Operasi Indonesia Barat PLN Moch. Harry Jaya Pahlawan dan General Manager (GM) PLN Pembangkitan Sumatera II Nasser Iskandar dan GM PLN Wilayah Bangka Belitung Oman Sumantri.
STEAM DRUM LIFTING PROJECT PLTU 3 BANGKA BELITUNG – JANUARY 7, 2010 On January 7, 2010 PLN carried out a steam drum lifting work for the 2 x 30 MW PLTU 3 Bangka Belitung project. The steam drum lifting work, placement of steam drum in boiler building, served as the commencement milestone of the PLTU project. This event was attended by the Governor of Bangka Belitung, Eko Maulana Ali, Operation Director of PLN West Indonesia, Moch. Harry Jaya Pahlawan and General Manager of PLN Sumatera II Generating, Nasser Iskandar and GM PLN Bangka Belitung, Oman Sumantri.
4 FEBRUARY 2010
FEBRUARY
12
PENANDATANGANAN NOTA KESEPAHAMAN PLN - LKPP 4 FEBRUARI 2010 Tanggal 4 Februari 2010 telah ditandatangani Nota Kesepahaman tentang Pendampingan Proses Pengadaan Barang dan Jasa di Lingkungan PT PLN (Persero) antara PT PLN (Persero) dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Nota Kesepahaman ini ditandatangani oleh Direktur Utama PT PLN (Persero), Dahlan Iskan dan Sekretaris Utama LKPP, Agus Rahardjo. Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan dan merealisasikan prinsip-prinsip dan nilainilai yang terkandung dalam Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) yang baik serta yang tidak kalah penting adalah semakin membudayanya semangat anti korupsi dan integritas di antara pegawai PLN yang tentunya sejalan dengan nilai-nilai perusahaan yang telah ditetapkan.
SIGNING OF MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN PLN AND LKPP – FEBRUARY 4, 2010 On February 4, 2010 PLN signed a Memorandum of Understanding (MoU) on Support for Procurement of Materials and Services in PLN with the government organization Materials/Services Procurement Policy Board (“LKPP”). This MoU was signed by President Director of PLN, Dahlan Iskan, and First Secretary of LKPP, Agus Rahardjo.
17 FEBRUARY 2010
It is expected that this cooperation will help improve and accomplish the implementation of GCG values and integrity and anticorruption culture among PLN employees, which is in line with corporate values.
PERJANJIAN JUAL BELI UAP (PJBU) ULUBELU UNIT 1 & 2 - 17 FEBRUARI 2010 Penandatanganan Perjanjian Jual Beli Uap (PJBU) Ulubelu unit 1 & 2 dan Head of Agreement (HoA) jual beli energi panas bumi antara PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT PLN (Persero) yang dilaksanakan di Kementerian ESDM. Perjanjian PJBU ini dilaksanakan untuk memanfaatkan sumber daya panas bumi yang berasal dari Ulubelu yang terletak di dalam Wilayah Kerja Pengusahaan (WKP) Way Panas, Lampung guna membangkitkan tenaga listrik di PLTP Unit I dan Unit II. Jangka waktu produksi untuk penyaluran uap panas bumi selama 30 (tiga puluh) tahun.
PURCHASE AGREEMENT OF ULUBELU UNIT 1 & 2 STEAM – FEBRUARY 17, 2010 This purchase agreement of Ulubelu unit 1 & 2 steam and head of agreement (HoA) on geothermal purchase between PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) and PLN was held at the Ministry of Energy and Mineral Resources (EMR). This agreement is aimed at utilizing geothermal resources in Ulubelu, which is located in Way Panas, Lampung, for electricity generating at PLTP Unit I and Unit II. Production term for geothermal distribution is thirty years. In addition, the HoA is aimed at the acceleration of national geothermal development. Pertamina and PLN agreed on an energy purchase for geothermal business development scheme in several areas, which are Ulubelu Unit 1,2,3 & 4, Lumut Balai (South Sumatera) Unit 1,2,3 & 4, Lahendong (North Sulawesi) Unit 4,5 & 6, Karaha (West Java) Unit 1, Hululais (Bengkulu) Unit 1 & 2, Kotamobagu (North Sulawesi) Unit 1,2,3,& 4 and Sungai Penuh (Jambi) Unit 1 & 2 .
Ikhtisar Highlights
Sedangkan HoA yang telah disepakati bertujuan untuk percepatan pengembangan geothermal secara nasional. PT Pertamina & PT PLN telah sepakat untuk melakukan jual beli energi dengan skema pengembangan bisnis geothermal di beberapa lapangan panas bumi yaitu Ulubelu Unit 1,2,3 & 4, Lumut Balai (Sumatera Selatan) Unit 1,2,3 & 4, Lahendong (Sulawesi Utara) Unit 4,5 & 6, Karaha (Jawa Barat) Unit 1, Hululais (Bengkulu) Unit 1 & 2, Kotamobagu (Sulawesi Utara) Unit 1,2,3,& 4 dan Sungai Penuh (Jambi) Unit 1 & 2 .
14 MAY 2010
13
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
MARCH
14
SINERGI 2 BUMN GARUDA INDONESIA DAN PT PLN (PERSERO) TANDATANGANI KERJASAMA CORPORATE SALES 8 MARET 2010 Sinergi Dua BUMN Garuda Indonesia dan PT PLN (Persero) Tandatangani Kerjasama Corporate Sales Garuda Indonesia dan PT PLN (Persero) bersinergi dengan menandatangani Nota Kesepakatan Bersama Bidang Corporate Sales. Bagi Garuda Indonesia kerjasama ini akan semakin meningkatkan pasarnya di bidang korporasi sementara bagi PLN akan mendapatkan jaminan dan kemudahan bagi karyawannya dalam melaksanakan perjalanan udara sehingga akan meningkatkan mobilitas karyawannya.
SYNERGY OF STATE-OWNED COMPANIES GARUDA INDONESIA AND PLN THROUGH CORPORATE SALES AGREEMENT – MARCH 8, 2010 A synergy between two state-owned enterprises took place when Garuda Indonesia and PLN signed an MoU on corporate sales cooperation. For Garuda Indonesia, this cooperation means corporate market expansion, while for PLN it is to ensure employee convenience in air transportation, which will enhance mobility.
Penandatanganan Nota Kesepakatan dilaksanakan hari Kamis (8/3) oleh Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar dan Direktur Utama PLN Dahlan Iskan di PT PLN (Persero) Kantor Pusat, Jakarta.
Through this cooperation, on duty travels of PLN employees can use Garuda Indonesia services, for both domestic and international flights, with special discount fare and service for convenience guarantee. President Director of PLN, Dahlan Iskan, welcomes this synergy. Acknowledging the facts that PLN employees are spread in all locations in Indonesia and that Garuda Indonesia has country-wide flight routes, “this cooperation will surely benefit PLN in term of convenience guarantee and employee mobility,” added Dahlan Iskan.
Dengan demikian maka karyawan PLN saat melakukan perjalanan dinas dapat menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia baik domestik maupun internasional dengan potongan harga khusus dan jaminan kemudahan layanan. Direktur Utama PLN Dahlan Iskan menyambut baik sinergi dua BUMN ini. Dengan karyawan PLN yang tersebar di seluruh pelosok nusantara dan jaringan rute penerbangan Garuda Indonesia yang luas, “kerjasama ini tentunya akan memberikan benefit bagi PLN dari sisi jaminan kemudahan dan mobilitas karyawan”, tambah Dahlan Iskan.
The MoU was signed on March 8, 2010 by President Director of Garuda, Emirsyah Satar, and President Director of PLN, Dahlan Iskan, at PLN Head Office in Jakarta.
MAY
PEMADAMAN BERGILIR DI SULSELBAR BERAKHIR - 5 MEI 2010 Pemadaman bergilir di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat berakhir setelah PLTGU Sengkang mendapatkan pasokan gas dari lapangan gas Kampung Baru Kabupaten Wajo sehingga pasokan listrik ke wilayah tersebut berangsur normal.
PLN LAUNCHED THE CONSTRUCTION OF PLTA ASAHAN 3 – MAY 14, 2010 PLN held an event to launch the construction project of hydro-electric power plant (“PLTA”) Asahan 3 of 2 x 87 MW capacity in Asahan District, North Sumatera. This event was attended by local government representatives, traditional chiefs and community leaders.
TERMINATION OF ROLLING BLACKOUT IN WEST AND SOUTH SULAWESI – MAY 5, 2010 The rolling blackout in South Sulawesi and West Sulawesi was ended after PLTGU Sengkang acquired gas supply from Kampung Baru in Wajo District which led to gradual recovery of electricity supply.
The ceremony signified PLN’s readiness and seriousness to build the PLTA and was led by PLN’s President Director, Dahlan Iskan, Primary Energy Director, Nur Pamudji, West Indonesia Operation Director, Moch. Harry Jaya Pahlawan, East Indonesia Operation Director, Vickner Sinaga, and Business and Management Director, Murtaqi Syamsuddin.
PLN LETAKKAN BATU PERTAMA PEMBANGUNAN PLTA ASAHAN 3 14 MEI 2010 PT PLN (Persero) menggelar acara peletakan batu pertama pembangunan proyek Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan 3 berkapasitas 2 x 87 MW di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat pemerintah daerah, para ketua adat dan tokoh masyarakat di sekitar proyek tersebut. Peletakan batu pertama sebagai bentuk keseriusan dan kesiapan PLN membangun PLTA tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PLN Dahlan Iskan, didampingi oleh Direktur Energi Primer Nur Pamudji, Direktur Operasi Indonesia Barat Moch. Harry Jaya Pahlawan, Direktur Operasi Indonesia Timur Vickner Sinaga, dan Direktur Bisnis & Manajemen Risiko Murtaqi Syamsuddin. Ikhtisar Highlights
15
16
JUNE
9 JUNE 2010
KERJASAMA BPK - PLN GUNAKAN SISTEM INFORMASI UNTUK AUDIT PLN 3 JUNI 2010 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan menggunakan sistem informasi untuk mengakses data keuangan milik PLN. Data yang diakses nantinya akan digunakan BPK untuk pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Kesepakatan kerja sama penggunaan Sistem informasi tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama PLN Dahlan Iskan dan Sekretaris Jenderal Badan Pemerika Keuangan Republik Indonesia Dharma Bakti.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Kerjasama PLN dan BPK diharapkan dapat meningkatkan dan merealisasikan prinsipprinsip dan nilai-nilai yang terkandung dalam Tata Kelola Perusahaan yang baik.
BPK – PLN COOPERATION ON THE USE OF INFORMATION SYSTEM FOR PLN AUDIT – JUNE 3, 2010 Finance Audit Board (“BPK”) will use information system to access PLN’s financial data for audit on financial management and responsibility. The agreement was signed by President Director of PLN, Dahlan Iskan, and Secretary General of BPK, Dharma Bakti. It is expected that this cooperation will enhance and realize GCG principles and values.
21 JULY 2010
PLN DAN NIPPON KOEI, LTD TANDA TANGANI CONTRACT AGREEMENT ENGINEERING SERVICES PEMBANGUNAN PROYEK PLTA ASAHAN 3 - 9 JUNI 2010 Direktur Utama (Dirut) PT PLN (Persero) Dahlan Iskan, bertempat di Kantor PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan (Pikitring) Sumut, Aceh dan Riau menandatangani contract agreement dengan Nippon Koei, Ltd untuk engineering services pembangunan proyek PLTA Asahan 3 (2x87 MW) yang berlokasi di Kabupaten Asahan dan Tobasa Sumatra Utara. Dalam pembangunan proyek tersebut, Nippon Koei bekerjasama dengan konsultan dalam negeri, diantaranya PT Connusa Energindo, PT Kwarsa Hexagon, PT Arkonin Engineering Manggala Pratama, PT Tata Guna Patria dan PT Jaya CM. Selain dihadiri oleh jajaran Direksi PLN, acara penandatangan ini juga disaksikan oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia. Penandatanganan contract agreement ini merupakan bukti kesungguhan dan wujud nyata dari komitmen PLN untuk segera membangun PLTA Asahan 3 demi kepentingan masyarakat Sumatra Utara.
27 JULY 2010
PLN AND NIPPON KOEI, LTD SIGNED CONTRACT AGREEMENT OF ENGINEERING SERVICES FOR THE CONSTRUCTION OF PLTA ASAHAN 3 PROJECT – JUNE 9, 2010 President Director of PLN, Dahlan Iskan, at the office of Generating and Transmission Main Project for North Sumatera, Aceh and Riau, signed a contract agreement of engineering services with Nippon Koei, Ltd for the construction project of PLTA Asahan 3 (2x87 MW) in Asahan and Tobasa District, North Sumatera. In this project, Nippon Koei partnered with local companies, such as PT Connusa Energindo, PT Kwarsa Hexagon, PT Arkonin Engineering Manggala Pratama, PT Tata Guna Patria and PT Jaya CM. This event was attended by PLN’s Board of Directors and Japan Ambassador for Indonesia. This contract agreement demonstrates PLN’s commitment to build PLTA Asahan 3 for public interest in North Sumatera.
PLN Terbitkan Obligasi dan Sukuk Ijarah Senilai Rp 3 Triliun 16 JUNI 2010 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menerbitkan Obligasi PLN XII Tahun 2010 senilai maksimal Rp 2,5 triliun dan Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 senilai maksimal Rp 500 miliar. Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi seluruhnya akan digunakan untuk mendanai kegiatan investasi jaringan distribusi tenaga listrik. Obligasi PLN XII Tahun 2010 berperingkat idAA+ (Double A Plus, Stable Outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) ini terdiri dari dua seri, yakni seri A berjangka lima tahun dan seri B dua belas tahun. Sedangkan Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 berperingkat idAA+ (Double A Plus Syariah, Stable Outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) ini terdiri dari dua seri, yakni seri A berjangka lima tahun dan seri B berjangka 12 tahun.
Ikhtisar Highlights
Perseroan telah menunjuk PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Securities sebagai penjamin pelaksana emisi dalam penawaran umum ini. Sementara wali amanat adalah PT Bank CIMB Niaga. Selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor kelistrikan, investasi ini penting guna memberikan keuntungan investor sekaligus meningkatkan kompetensi perseroan.
17
PLN ISSUED BOND AND SUKUK IJARAH OF RP 3 TRILLION – JUNE 16, 2010 PLN issued the PLN XII year 2010 bond of maximum Rp2.5 trillion and Sukuk Ijarah PLN V year 2010 of maximum Rp500 billion, and plans to use the fund, after deduction of emission costs, to finance investment activities for electricity distribution networks. This PLN XII Year 2010 bond rated idAA+ (Double A Plus, Stable Outlook) by Indonesian Rating Agency (Pefindo) consists of 2 series, which are five-year term A series and twelve-year term B series. The Sukuk Ijarah PLN V Year 2010 rated idAA+ (Double A Plus Syariah, Stable Outlook) by Pefindo also consists of 2 series, which are five-year term A series and twelve-year term B series.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
The Company appointed PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Securities as the lead underwriters, and PT Bank CIMB Niaga as the trustee. The resulting fund is to finance investment activities which will benefit investors and also enhance corporate competency.
JULY
18
PLN DAN SEMEN GRESIK GROUP (SGG) MENANDATANGANI KERJASAMA PENYEDIAAN LISTRIK - 21 JULI 2010 PT PLN (Persero) menandatangani perjanjian kerjasama penyediaan tenaga listrik dengan 3 (tiga) BUMN strategis kelompok Semen Gresik Group (SGG) yaitu PT Semen Gresik, PT Semen Padang, dan PT Semen Tonasa. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama (Dirut) PLN Dahlan Iskan, Dirut Semen Gresik Dwi Soetjipto, Dirut Semen Padang Widodo Santoso dan Dirut Semen Tonasa H.M. Sattar Taba dengan disaksikan oleh Menteri BUMN Mustafa Abubakar.
PLN AND SEMEN GRESIK GROUP (SGG) SIGNED ELECTRICITY SUPPLY AGREEMENT – JULY 21, 2010 PLN signed electricity supply agreement with 3 strategic state-owned enterprises (SOE) within Semen Gresik Group (SGG), which are PT Semen Gresik, PT Semen Padang, and PT Semen Tonasa. This agreement was signed by President Director of PLN Dahlan Iskan, President Director of Semen Gresik Dwi Soetjipto, President Director of Semen Padang Widodo Santoso, and President Director of Semen Tonasa H.M. Sattar Taba, witnessed by Minister of SOE Mustafa Abubakar.
TARIF DASAR LISTRIK 2010 - 22 JULI 2010 Tarif Dasar Listrik Tahun 2010 mulai diberlakukan terhitung pemakaian 01 Juli 2010, yang akan ditagihkan dalam rekening listrik bulan Agustus 2010. Pemerintah akan menyiapkan dasar hukum bagi penyesuaian penghitungan tersebut. Sementara itu pemerintah dan dunia usaha akhirnya mencapai kata sepakat dalam penghitungan besaran kenaikan tarif dasar listrik (TDL) bagi industri, yakni tidak lebih dari 18% dan tetap mengacu pada kekurangan subsidi sebesar Rp. 4,8 triliun.
2010 ELECTRICITY TARIFF – JULY 22, 2010 Year 2010’s Electricity Tariff was effective from July 1, 2010 which was invoiced in August 2010. The Government set up legal basis for the tariff. On the other hand, the Government and industry players finally reached an agreement on the amount of Electricity Tariff for industry, which would not exceed 18% and would refer to the subsidy deficit of Rp4.8 trillion.
INDONESIA BEBAS PEMADAMAN LISTRIK BERGILIR - 27 JULI 2010 Presiden SBY berkenan menghadiri laporan dari Direktur Utama PLN mengenai “Indonesia telah bebas dari pemadaman bergilir karena defisit daya”, yang diadakan di PLN Wilayah NTB (Lombok). Dalam kesempatan itu dihadiri pula oleh Ibu Ani Yudhoyono, Menteri ESDM, Menteri BUMN, para angota DPR dan DPD, Komisaris dan Direksi PLN, unsur pemerintah daerah, tokoh masyarakat, pers, pengelola PLTMH, karyawan PLN peraih penghargaan/inovasi serta beberapa stakeholder.
Pengembangan proyek PLTS ini disebut dengan Penerangan Listrik Mandiri Rakyat (LIMAR) sebagai bagian dari pengembangan Program Corporate Social Responsibility (CSR) PLN Wilayah NTB yang melibatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
PLN DEVELOPED INDEPENDENT PUBLIC ELECTRICITY FOR REMOTE AREAS OF NTB – JULY 30, 2010 West Nusa Tenggara region of PLN developed a pioneer project of small scale Solar Powar Plant (“PLTS”) for communities in very remote areas. This PLTS project is called People Independent Electricity (“LIMAR”) and is a part of Corporate Social Responsibility programs in that region which involves and empowers local communities.
Ikhtisar Highlights
INDONESIA IS FREE FROM ROLLING BLACKOUT – JULY 27, 2010 The President of Republic of Indonesia attended President Director of PLN’s report titled “Indonesia is free from rolling blackout caused by power deficit,” which was held at PLN NTB (Lombok) regional office. The event was also attended by Mrs. Ani Yudhoyono, Minister of EMR, Minister of SOE, members of DPR and DPD, Board of Commissioners and Board of Directors of PLN, local government representatives, community leaders, press, PLTMH managers, award winning employees of PLN and stakeholders.
PLN KEMBANGKAN LIMAR UNTUK WARGA TERPENCIL DI NTB - 30 JULI 2010 PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat mengembangkan proyek percontohan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berskala kecil untuk melistriki penduduk yang tinggal di wilayah pemukiman terpencil yang secara geografis sangat sulit untuk dijangkau.
19
20
AUGUST
10 AUGUST 2010
Penandatanganan Akta Perdamaian IPP Terkendala Antara PLN, Pengembang (IPP), JPN dan BPKP 10 AGUSTUS 2010 PT PLN (Pesero) melakukan penandatanganan Akta Perdamaian IPP Terkendala dengan perusahaan pembangkit listrik swasta, JPN dan BPKP, setelah selesainya verifikasi oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan tahapan legal review (mediasi) oleh Tim JPN.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Proses renegosiasi IPP Terkendala terdiri dari 25 IPP, dan 23 IPP sudah menyelesaikan proses renegosiasi, 17 IPP sudah mendapatkan verifikasi dari BPKP dan 6 IPP sudah mendapatkan persetujuan Pemerintah.
SIGNING OF RESOLUTION AMONG PLN, CONSTRAINED INDEPENDENT POWER PRODUCERS, JPN AND BPKP – AUGUST 10, 2010 PLN signed a memorandum for peaceful resolution with contrained Independent Power Producers (IPP), JPN and BPKP after finalization of verification by BPKP and legal review by JPN. The renegotiation process involved 25 IPPs, resulting in 23 IPPs finalizing the process, 17 IPPs gaining verification from BPKP and 6 IPPs gaining government approval.
11 AUGUST 2010
PLN tandatangani perjanjian kerja sama cash pooling dengan 11 bank - 11 AGUSTUS 2010 Bertempat di Lantai 6 Kantor PLN Pusat Direktur Keuangan PLN menandatangani perjanjian kerja sama Cash Pooling dengan 11 bank, yaitu : Bank Bukopin, BNI, BRI, Bank Mandiri, BCA, BTN, Bank Danamon, Bank Artha Graha, BII, Bank UOB Buana, dan Bank DKI. Kerja sama ini berupa pembayaran tagihan listrik secara online terpusat dengan menggunakan sistem P2APST (Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat). Terhitung mulai bulan Juni 2010 pelanggan PLN area Jawa-Bali telah dapat melakukan pembayaran tagihan listrik melalui 43 bank yang bekerjasama dengan PLN serta Kantor Pos.
PLN SIGNED CASH POOLING AGREEMENT WITH 11 BANKS – AUGUST 11, 2010 PLN signed a Cash Pooling agreement with 11 banks, which are Bank Bukopin, BNI, BRI, Bank Mandiri, BCA, BTN, Bank Danamon, Bank Artha Graha, BII, Bank UOB Buana, and Bank DKI at PLN Head Office. The agreement concerns centralized online payment of electricity bills using the P2APST (Centralized Management and Supervisory of Revenues) system. Effective from June 2010 PLN customers in Java-Bali regions have been able to pay electricity bills through the Post Office and 43 banks in cooperation with PLN.
25 AUGUST 2010
PLTU Maluku-Ambon 2x15 Mw Mulai Dikerjakan - 19 AGUSTUS 2010 PLTU Maluku-Ambon berkapasitas 2 x 15 MW yang terletak di Desa Ujung Batu, Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah akan segera memasuki tahapan konstruksi. Hal ini ditandai dengan kegiatan penanaman tiang pancang pertama (ground breaking) oleh Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu dan Direktur Operasi PLN Indonesia Timur Vickner Sinaga, Pembangunan PLTU ini merupakan bagian dari proyek 10.000 MW. Pembangunan PLTU Maluku akan memperkuat pasokan listrik untuk kota Ambon dan sebagian wilayah Kabupaten Maluku Tengah, sekaligus diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasokan listrik di wilayah tersebut yang terus meningkat.
Nota Kesepahaman ini menjadi landasan awal untuk melakukan kerjasama dalam hal pengelolaan sistem pasokan ketenagalistrikan yang handal di bandara yang berada di lingkungan AP II dengan pelayanan tertentu (certain level of services).
Ikhtisar Highlights
PLTU MALUKU-AMBON 2x15 MW STARTED CONSTRUCTION – AUGUST 19, 2010 PLTU Maluku-Ambon of 2 x 15 MW capacity located in Desa Ujung Batu, Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Central Maluku District would enter construction project. The ground breaking event was attended by the Governor of Maluku, Albert Ralahalu, and Operation Director of PLN East Indonesia, Vickner Sinaga. This construction is part of the 10,000 MW construction project. PLTU Maluku will support and is expected to meet the increasing need of electricity supply for Ambon and some regions of Central Maluku District.
SINERGI PLN DAN ANGKASA PURA II KELOLA SISTIM PASOKAN KETENAGA LISTRIKAN BANDARA - 25 AGUSTUS 2010 PT PLN (Persero) dan PT Angkasa Pura II sepakat bersinergi dalam pengelolaan sistem pasokan ketenagalistrikan yang handal di bandara-bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II. Komitmen tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani pada tanggal 25 Agustus 2010 di kantor Kementerian BUMN. Nota kesepahaman ditandatangani oleh Direktur Utama PLN Dahlan Iskan dan Direktur Utama Angkasa Pura II Tri S. Sunoko disaksikan oleh Menteri BUMN Mustafa Abubakar.
21
SYNERGY BETWEEN PLN AND ANGKASA PURA II IN THE MANAGEMENT OF AIRPORT ELECTRICITY SUPPLY – AUGUST 25, 2010 PLN and PT Angkasa Pura II agreed to cooperate in managing the electricity supply system for the airports under PT Angkasa Pura II management. The MoU was signed on August 25, 2010 at the Ministry of SOE by President Director of PLN, Dahlan Iskan, and President Director of Angkasa Pura II, Tri S. Sunoko, witnessed by Minister of SOE, Mustafa Abubakar.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
This MoU serves the basis for cooperation in managing electricity supply system for the airports under Angkasa Pura II management up to certain level of services.
SEPTEMBER
22
PLN LUNCURKAN RUPTL 2010 – 1019 6 SEPTEMBER 2010 PT PLN (Persero), meluncurkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2010 – 2019. RUPTL ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 2026.K/20/MEM/2010 Tanggal 8 Juli 2010. Secara simbolis, Direktur Utama PLN Dahlan Iskan menyerahkan buku RUPTL kepada Pemerintah yang diwakili oleh Direktur Pembinaan Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan DR. Emy Perdanahari dan Ketua Masyarakat Kelistirkan Indonesia (MKI) Andri Doni. Posisi RUPTL yang berisi rencana strategis penyediaan listrik nasional dalam waktu sepuluh tahun kedepan itu, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Umum Kelistrikan Nasional (RUKN). Di dalam RPUTL, tergambarkan informasi tentang prakiraan pertumbuhan demand listrik, rencana pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi dengan indikasi proyek PLN dan IPP, proyeksi fuel mix dan kebutuhan energi primer serta kebutuhan investasi.
PLN LAUNCHED GENERAL PLAN FOR YEARS 2010–1019 – SEPTEMBER 6, 2010 PLN launched the Electricity Provision General Plan (“RUPTL”) for years 20102019, which was approved by Decree of Minister of EMR No. 2026.K/20/MEM/2010 dated July 8, 2010. President Director of PLN, Dahlan Iskan, symbolically submitted the RUPTL to the Government, represented by Director of Electricity Patronage Directorate General Electricity, DR. Emy Perdanahari, and Chairman of Indonesian Electricity Community, Andri Doni. The RUPTL that contains strategic plan of national electricity provision for the next ten years is an inseparable part of the National Electricity General Plan (“RUKN”). The
PLN DAN ANGKASA PURA II TANDATANGANI NOTA KERJASAMA PENDAMPINGAN PENGELOLAAN LISTRIK BANDARA SOEKARNO HATTA - 23 SEPTEMBER 2010 PT PLN (Persero) dan PT Angkasa Pura II (AP II) menandatangani pokok-pokok perjanjian kerjasama (Head of Agreement) tentang pendampingan pengelolaan kelistrikan di bandara Soekarno-Hatta. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Operasi PLN Jawa Bali I.G.A. Ngurah Adnyana dengan Direktur Operasi dan Teknik AP II Salahudin Rafi, bertempat di Kantor PLN Pusat.
PLN AND ANGKASA PURA II SIGNED HOA OF PARTNERSHIP FOR THE MANAGEMENT OF ELECTRICITY FOR SOEKARNO HATTA AIRPORT - SEPTEMBER 23, 2010 PLN and PT Angkasa Pura II signed HoA on partnership for the management of electricity for Soekarno-Hatta airport. The signing was between PLN Operational Director for Java-Bali, I.G.A. Ngurah Adnyana, and Operational and Technical Director of Angkasa Pura II, Salahudin Rafi, at PLN Head office.
OCTOBER
RUPTL provides information on electricity demand growth estimation, generating, transmission and distribution development plan with PLN and IPP project indication, fuel mix projection and primary energy and investment need estimation.
PRESIDEN JAMU KARYAWAN PLN MINUM TEH BERSAMA DI ISTANA -12 OCTOBER 2010 Presiden Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), menjamu karyawan berprestasi dan manajemen PLN di Istana Negara. Acara ini merupakan tindak lanjut dari undangan SBY kepada manajemen PLN yang pernah disampaikannya pada acara Deklarasi Gerakan Menuju Indonesia Bebas Pemadaman Bergilir, akhir Juli lalu di Mataram-NTB. Selain dihadiri oleh Dirut PLN Dahlan Iskan, jajaran Direksi dan Komisaris, jamuan minum teh juga dihadiri oleh Menko Perekonomian, Menteri BUMN, Menteri ESDM, General Manager PLN dan karyawan berprestasi se-Indonesia. Undangan Presiden ini merupakan bentuk apresiasi atas kerja keras PLN dalam mengatasi krisis daya yang terjadi di sejumlah daerah yang telah berlangsung selama beberapa tahun yang lalu.
This invitation was an appreciation on PLN’s hard work to resolve power crisis in certain areas that had persisted for several years.
Ikhtisar Highlights
PRESIDENT INVITED PLN EMPLOYEES FOR TEA PARTY AT THE PALACE – OCTOBER 12, 2010 President of Republic Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) hosted tea party for PLN’s management and best employees at the Palace. This event was the follow up the President’s invitation extended at the Declaration of Movement toward Indonesia Free from Rolling Blackout last July in Mataram-NTB. Besides President Director of PLN, Board of Directors and Board of Commissioners, this tea party was also attended by the Coordinating Minister of Economy, Minister of SOE, Minister of EMR, General Managers of PLN and best employees of PLN all over Indonesia.
23
24
23 SEPTEMBER 2010
GERAKAN SEHARI SEJUTA SAMBUNGAN (GRASSS) - 27 Oktober 2010 Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS) yang digelar bersamaan dengan Hari Listrik Nasional (HLN) ke 65 tahun pada tanggal 27 Oktober 2010 dilakukan serentak diseluruh Indonesia. GRASSS diadakan dengan maksud untuk menuntaskan daftar tunggu permintaan listrik.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Tujuan utama dari GRASSS adalah : (i) menuntaskan secara bertahap daftar tunggu permohonan sambungan baru, (ii) melenyapkan praktek pungutan liar, percaloan dan kecurangan-kecurangan lainnya dalam pelayanan penyambungan baru.
A MILLION CONNECTIONS A DAY MOVEMENT (GRASSS) – OCTOBER 27, 2010 GRASSS was held on the 65th National Electricity Day on October 27, 2010 all over Indonesia. The event was aimed at putting an end to connection waiting list, and had these main objectives: (i) concluding the new connection waiting list, (ii) eradicating corruption, illegal brokerage and other unfair practices concerning new connection service.
27 OCTOBER 2010
TIM TANGGAP DARURAT PLN DI MENTAWAI DAN MERAPI - 29 Oktober 2010 Menyikapi terjadinya bencana gempa Mentawai dan erupsi gunung Merapi, PLN telah membentuk Tim Tanggap Darurat Bencana yang akan melakukan recovery kondisi kelistrikan di daerah bencana dan memberikan bantuan logistik untuk para korban. Untuk recovery kelistrikan di Mentawai, PLN Wilayah Sumatera Barat telah mengirimkan tim berjumlah 6 orang ke Pagai Selatan dengan membawa 4 perangkat genset masing-masing berkapasitas 5 kilowatt (kW), bantuan sembako dan obat-obatan serta material kelistrikan lainnya yang dibutuhkan untuk proses recovery. Bantuan genset untuk Mentawai juga didatangkan dari PLN Batam yang mengirimkan 5 buah genset, masingmasing berkapasitas 6 kVA.
PLN’S EMERGENCY TEAM IN MENTAWAI AND MERAPI – OCTOBER 29, 2010 Post the natural disasters of Mentawai earthquake and Merapi eruption, PLN formed an Emergency team to recover electricity supply in such areas and to provide logistic aid to disaster victims. For electricity recovery in Mentawai, PLN West Sumatera sent a team of 6 people to South Pagai to bring 4 generator sets, each with capacity of 5 kilowatt (kW), staple and medicine aids, and other aids. PLN Batam also sent 5 generator sets, each with 6 kVA capacity, to Mentawai.
DECEMBER
29 OCTOBER 2010
PLN Operasikan Trafo Baru di GARDU INDUK TEGANGAN EKSTRA TINGGI Gandul - Cinere - 11 DESEMBER 2010 PT PLN (Persero) mulai mengoperasikan trafo interbus (Interbus Transformer/IBT) 500/150kV dengan kapasitas 500 MVA yang baru saja selesai dipasang di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi GandulCinere. Selain di GI Gandul, PLN hingga akhir tahun ini juga tengah memasang 5 trafo IBT lainnya yang sejenis di Bekasi, Cibatu, Gandul, Kembangan, dan Cilegon. Dengan telah beroperasinya trafo IBT yang terpasang di GI Gandul, maka akan lebih meningkatkan sekuriti suplai listrik pada sistem Jawa-Bali, sekaligus akan meningkatkan fleksibilitas manuver beban dengan sub sistem lain pada sistem JawaBali. Selain itu, juga berpotensi mengurangi penggunaan BBM di PLTU/GU Muara Karang hingga 15 ribu kilo liter per bulannya.
Ikhtisar Highlights
25
26
16 DECEMBER 2010
PLN OPERATED NEW TRANSFORMER AT EXTRA HIGH VOLTAGE SUBSTATION GANDUL, CINERE – DECEMBER 11, 2010 PLN started the operation of (Interbus Transformer/IBT) 500/150kV of 500 MVA capacity at Extra High Voltage Substation Gandul-Cinere. Further, PLN would also start operating 5 other similar IBT transformers in Bekasi, Cibatu, Gandul, Kembangan, and Cilegon.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
The operating of IBT transformer in Gandul will improve electricity supply in Java-Bali system and enhance flexibility to switch load with other sub-systems in Java-Bali. In addition, it also potentially reduces the utilization of oil fuel at PLTU/GU Muara Karang by up to 15,000 kilolitres per month.
DIRUT PLN AJAK PENGUSAHA SAMBUNG LISTRIK - 15 Desember 2010 Di penghujung tahun 2010 ini PLN kembali memanjakan para calon pelanggannya dengan membuka kesempatan pasang baru dan tambah daya khusus bagi para pelaku bisnis dan industri. PLN telah menyiapkan pasokan daya 1.000 MW yang khusus diperuntukkan untuk memenuhi permintaan calon pelanggan bisnis dan industri di daerah Banten Utara, Tangerang, Jakarta, Bogor, Gunung Putri, Depok, Bekasi, dan Karawang. PLN menjamin adanya kemudahan dan kecepatan penyambungan listrik serta kepastian biaya yang harus dibayarkan oleh pelanggan.
21 DECEMBER 2010
PLN’S PRESIDENT DIRECTOR INVITED INDUSTRY PLAYERS TO INSTALL CONNECTION – DECEMBER 15, 2010 Near the year end, PLN again welcome potential customers for new connection and additional power from business and industry. PLN had prepared 1,000 MW supply specially for this group’s potential customers in the areas of North Banten, Tangerang, Jakarta, Bogor, Gunung Putri, Depok, Bekasi, and Karawang. PLN guarantees convenience, timeliness and price for new connection.
DAHLAN ISKAN TERIMA PENGHARGAAN MARKETER OF THE YEAR INDONESIA 2010 - 16 Desember 2010 Direktur Utama PT PLN (Persero) Dahlan Iskan memperoleh penghargaan sebagai Marketer of The Year Indonesia 2010 dari MarkPlus Inc. Penghargaan diserahkan oleh President MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya pada acara The MarkPlus Conference 2011 di Jakarta. Dahlan Iskan mengalahkan para nominator dari berbagai bidang seperti jasa keuangan, otomotif transportasi dan logistik, sumber daya alam, consumer, komunikasi dan media dan pemerintahan melalui seleksi bertahap yang ketat. Terobosan yang dilakukan oleh Dahlan Iskan diantaranya adalah program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan yang dilaksanakan PLN pada tanggal 27 Oktober 2010 dalam rangka Hari Listrik Nasional. Melalui gerakan ini PLN memposisikan diri sebagai marketer yang siap untuk jualan listrik. Dahlan juga
27 DECEMBER 2010
berhasil mentransformasi positioning PLN dalam hubungannya dengan pelanggan.
DAHLAN ISKAN RECEIVED 2010 MARKETER OF THE YEAR AWARD – DECEMBER 16, 2010 President Director of PLN, Dahlan Iskan, received the 2010 Marketer of the Year Indonesia award from MarkPlus Inc. The award was given by President MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya at the MarkPlus Conference 2011 in Jakarta. Dahlan Iskan won over nominators from other business lines, such as finance, automotive, transportation and logistics, natural resources, consumer, communication and media, and the government through tight selection process. The GRASSS program is an important breakthrough by Dahlan Iskan, and helps PLN position itself as a ready marketer of electricity provision. He also transforms PLN’s positioning in relation with customers.
PLN TO BUILD LARGE SCALE POWER PLANT IN RIAU AND KALTIM – DECEMBER 21, 2010 Two large scale power plants are ready for construction in Riau and East Kalimantan. President Director of PLN, Dahlan Iskan, signed the power plant Riau 2 x 110 MW project with President Director of PT Rekayasa Industri, Moch. Ali Suharsono, and President Director of Hubei Hongyuan Power Engineering Co. Ltd., Mr. Xia Xiaomin, as consortium contractors of power plant Riau. At the same time, construction contract of power plant Kaltim Teluk Balikpapan 2 x 110 MW, was also signed between President Director of PLN and President Director of PT Adhi Karya (Persero) Tbk., Bambang Tri Wibowo, and Vice President Sinohydro Co. Ltd., Mr. Sheng Yuming, as consortium contractors. These two contract signings were held at PLN Head Office on December 21, 2010, witnessed by Strategic Procurement Director of PLN, Bagio Riawan.
Ikhtisar Highlights
PLN BANGUN PLTU SKALA BESAR DI RIAU DAN KALTIM - 21 Desember 2010 Dua proyek PLTU berskala besar siap dibangun di kawasan Riau dan Kalimantan Timur. Direktur Utama PLN Dahlan Iskan menandatangani langsung kontrak proyek PLTU Riau 2 x 110 MW bersama Direktur Utama PT Rekayasa Industri Moch. Ali Suharsono dan Direktur Utama Hubei Hongyuan Power Engineering Co. Ltd. Mr. Xia Xiaomin sebagai kontraktor konsorsium pembangunan PLTU Riau.
Bersamaan dengan itu, ditandangani pula kontrak pembangunan PLTU Kaltim Teluk Balikpapan 2 x 110 MW antara PLN yang diwakili oleh Direktur Utama Dahlan Iskan bersama Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Bambang Tri Wibowo dan Vice President Sinohydro Co. Ltd. Mr. Sheng Yuming sebagai kontraktor konsorsim pembangunan PLTU. Acara penandatanganan kedua kontrak kerja sama ini berlangsung di PLN Kantor Pusat, Jakarta (21/12) dengan disaksikan oleh Direktur Pengadaan Strategis PLN Bagio Riawan.
27
28
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
PENANDATANGANAN PERJANJIAN KREDIT SINDIKASI PENDANAAN PORSI VALAS PEMBANGUNAN PROYEK TRANSMISI TERKAIT FAST TRACK PROGRAM GARDU INDUK GAS INSULATED SWITCHGEAR & UNDER GROUND CABLE PULAU JAWA - 27 Desember 2010 Senin, 27 Desember 2010 di Kantor Kementerian Keuangan RI, PLN menandatangani perjanjian fasilitas kredit sindikasi jangka panjang dengan perbankan dalam negeri untuk mendanai porsi Valas proyek Transmisi sebagai bagian dari Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit 10.000 MW (Fast Track Program). Proyek tersebut adalah Gardu Induk Gas Insulated Switchgear & Under Ground Cable di Pulau Jawa. Perbankan yang berpartisipasi dalam penandatanganan tersebut adalah Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri dan Bank BCA. Dahlan Iskan, Direktur utama PT PLN (Persero), disertai para pejabat dari keempat bank anggota sindikasi yakni Zulkifli Zaini (Direktur Utama Bank Mandiri), Sofyan Basir (Direktur Utama Bank BRI), Gatot M. Suwondo (Direktur Utama Bank BNI), dan Djohan Emir Setijoso (Presiden Direktur Bank BCA) menandatangani dokumen pinjaman siang ini pada acara penandatanganan di Jakarta. Acara tersebut juga disaksikan oleh Menteri Keuangan RI, Bapak Agus Martowardoyo.
SIGNING OF FOREIGN CURRENCY PART OF SYNDICATION CREDIT AGREEMENT FOR THE FAST TRACK RELATED TRANSMISSION PROJECT OF GAS INSULATED SWITCHGEAR & UNDERGROUND CABLE MAIN STATION FOR JAVA ISLAND – DECEMBER 27, 2010 On December 27, 2010 At The Ministry Of Finance, Pln Signed A Long-Term Syndication Credit Facility With Local Banks To Finance The Foreign Currency Part Of The Transmission Project That Is Part Of The 10,000 Mw Power Plant Construction Fast Track Program. The Project Is Gas Insulated Switchgear & Underground Cable Main Station For Java Island. Participating Banks Were Bank Bri, Bank Bni, Bank Mandiri And Bank BCA. Dahlan Iskan, President Director Of Pln, And The Officers From Syndication Banks, Zulkifli ZaIni (President Director Of Bank Mandiri), Sofyan Basir (President Director Of Bank Bri), Gatot M. Suwondo (President Director Of Bank Bni), And Djohan Emir Setijoso (President Director Of Bank Bca) Signed The Loan Documents In Jakarta, Witnessed By Minister Of Finance, Agus Martowardoyo.
ARUTMIN PASOK PLN 7,2 JUTA TON BATUBARA DI 2011 - 28 Desember 2010 PLN dan Arutmin telah menyelesaikan negosiasi pasokan batubara untuk tahun 2011 dengan menerapkan sepenuhnya Peraturan Menteri ESDM No. 17/2010 tentang harga batubara acuan. Volume yang dipasok Arutmin seluruhnya berjumlah 7,2 juta ton untuk PLTU 10 ribu MW yang beroperasi di tahun 2011, dengan nilai kalor batubara yang dipasok adalah 4200 as received (AR). Pembangkit-pembangkit tersebut adalah PLTU Labuan, PLTU Suralaya Baru, PLTU Lontar, PLTU Indramayu, PLTU Rembang, PLTU Pacitan dan PLTU Paiton dengan kapasitas total sekitar 4.500 MW.
ARUTMIN TO SUPPLY 7.2 MILLION TONS OF COAL IN 2011 – DECEMBER 28, 2010 PLN and Arutmin finalized negotiation for coal supply in 2011, fully applying Regulation of Minister of EMR No. 17/2010 on coal price benchmark. Arutmin’s total supply volume is 7.2 million tons for the 10,000 MW PLTUs operating in 2011 and coal supply calorie of 4,200 as received (AR). The PLTUs are PLTU Labuan, PLTU Suralaya Baru, PLTU Lontar, PLTU Indramayu, PLTU Rembang, PLTU Pacitan and PLTU Paiton with a total capacity of 4,500 MW.
Ikhtisar Highlights
29
30
PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASI AWARDS AND CERTIFICATIONS ISO 14001 : 2005
SMK3 Occupational Health and Safety Management System
PLN Pembangkitan Tarahan PLN Tarahan Power Plant
1
1
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan PLN South Sumatra Power Plant
PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau PLN Riau and Riau Island Region
1
TOTAL
2
PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu PLN South Sumatra, Jambi and Bengkulu Region
3
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN East Kalimantan Region
17
PLN Wilayah Kalimantan Timur PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
1
PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat PLN South Sulawesi, South-East Sulawesi and West Sulawesi Region
3
PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat PLN West Nusa Tenggara Region
4
PLN Distribusi Jawa Tengah & DIY PLN Distribution for Central Java and Yogyakarta Region
3
PT Indonesia Power
9
PLN Wilayah Papua dan Papua Barat PLN Papua and West Papua Region
2
PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur PLN East Nusa Tenggara Region
1
8
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
ISO 14001 : 2004 PLN Wilayah Aceh PLN Aceh Region
2
PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau PLN Riau and Riau Island Region
3
PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu PLN South Sumatra, Jambi and Bengkulu Region
1
PLN Wilayah Kalimantan Barat PLN West Kalimantan Region
1
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
8
PLN Wilayah Kalimantan Timur PLN East Kalimantan Region
1
PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat PLN South Sulawesi, South-East Sulawesi and West Sulawesi Region
5
PLN Wilayah Maluku & Maluku Utara PLN Maluku & North Maluku Region
1
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera PLN Transmission and Center for Load Dispatching of Sumatra
PT Indonesia Power
8
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara PLN North Sumatra Power Plant
11
PLN Wilayah Papua dan Papua Barat PLN Papua and West Papua Region
1
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan PLN South Sumatra Power Plant
27
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara PLN North Sumatra Power Plant
9
PLN Wilayah Tarahan PLN Tarahan Region
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan PLN South Sumatra Power Plant
27
PLN Pembangkitan Muara Tawar PLN Muara Tawar Power Plant TOTAL
1 69
PLN PLTGU Cilegon PLN PLTGU Cilegon TOTAL
OHSAS 18001:1999 PT Indonesia Power
3
ISO 14001:1996
1
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera PLN Transmission and Center for Load Dispatching of Sumatra
1
1 92
ISO 17205:2005 PLN Penelitian dan Pengembangan PLN Research and Development
1
SNI 19-17205:2009
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
1
PLN Penelitian dan Pengembangan PLN Research and Development
PT Indonesia Power
4
CSR AWARDS
TOTAL
5
PT Indonesia Power
2
6
PELAYANAN PELANGGAN TERBAIK Best Customer Service
Kecelakaan Nihil Zero Accident
PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau PLN Riau and Riau Island Region
1
PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu PLN South Sumatra, Jambi and Bengkulu Region
1
PLN Distribusi Jawa Timur PLN Distribution for East Java
1
PLN Distribusi Bali PLN Distribution for Bali
1
1
PLN Distribusi Jawa Barat Banten PLN Distribution for West Java Banten
1
PLN Distribusi Jawa Timur PLN Distribution for East Java
1
1
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali PLN Transmission and Center for Load Dispatching of Java and Bali
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
2
TOTAL
6
PT Indonesia Power
9
PLN Wilayah Tarakan PLN Tarakan Region
1
PLN Distribusi Jawa Tengah & DIY PLN Distribution for Central Java and Yogyakarta Region
2
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera PLN Transmission and Center for Load Dispatching of Sumatra
7
PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau PLN Riau and Riau Island Region
2
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
4
PLN Wilayah Kalimantan Barat PLN West Kalimantan Region
1
PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat PLN South Sulawesi, North Sulawesi and West Sulawesi Region
TOTAL
36
PLTD Terbaik Best PLTD
INOVASI TERBAIK Best Innovation PLN Distribusi Jawa Tengah & DIY (Runner Up) PLN Distribution for Central Java and Yogyakarta Region
1
PLN Wilayah Sumatera Bagian Utara PLN North Sumatra Region
1
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
2
PT Indonesia Power
1
PLN Sumatera Bagian Selatan PLN South Sumatra Region
2
TOTAL
7
PLN Wilayah Aceh PLN Aceh Region
1
PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau PLN Riau and Riau Island Region
1
PLN Wilayah Kalimantan Timur PLN East Kalimantan Region
INDUSTRI RAMAH LINGKUNGAN Environmentally Friendly Industry
2
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
PLN Pembangkitan Cilegon PLN Cilegon Power Plant
1
TOTAL
5
PT Indonesia Power
3
PT Indonesia Power
1
ISO 9001 : 2001 2
PLN Wilayah Kalimantan Timur PLN East Kalimantan Region
2
TOTAL
2
Ikhtisar Highlights
4
OHSAS 2009 PT Indonesia Power
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN (SMP) Security Management System
KSN AWARDS National Social Solidarity Award
SMT PT Indonesia Power
1
31
32
ISO 9001 : 2000
ISO 9001 : 2000 PLN Wilayah Sumatera Barat PLN West Sumatra Region PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau PLN Riau and Riau Island Region
7
PLN Wilayah Bangka Belitung PLN Bangka Belitung Region
1
PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu PLN South Sumatra, Jambi and Bengkulu Region
PLN Pembangkitan Muara Tawar PLN Muara Tawar Power Plant TOTAL
1 281
Dharma Karya 10
PLN Wilayah Kalimantan Selatan & Kalimantan Tengah PLN South and Central Kalimantan Region
2
PLN Wilayah Kalimantan Timur PLN East Kalimantan Region
1
1
PLN Wilayah Kalimantan Barat PLN West Kalimantan Region
PLN Wilayah Kalimantan Timur PLN East Kalimantan Region
2
PLN Distribusi Jawa Timur PLN Distribution for East Java
1
PLN Distribusi Bali PLN Distribution for Bali
1
PLN Distribusi Jawa Barat Banten PLN Distribution for West Java Banten
1
TOTAL
6
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
28
11
PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat PLN South Sulawesi, South-East Sulawesi and West Sulawesi Region
3
PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara PLN Maluku and North Maluku Region
3
PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat PLN West Nusa Tenggara Region
5
ISO 9001 : 2008 PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang PLN Distribution for Jakarta Raya and Tangerang
1
4
PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang PLN Distribution for Jakarta Raya and Tangerang
41
PLN Distribusi Jawa Tengah & DIY PLN Distribution for Central Java and Yogyakarta Region
PLN Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo PLN North Sulawesi, Central Sulawesi and Gorontalo Region
11
PLN Wilayah Sumatera Barat PLN West Sumatra Region
8
PLN Distribusi Jawa Timur PLN Distribution for East Java
10
12
PLN Distribusi Bali PLN Distribution for Bali
PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY PLN Distribution for Central Java and Yogyakarta Region
13
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali PLN Transmission and Center for Load Dispatching of Java and Bali
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
5
45
PLN Pembangkitan Tarahan PLN Tarahan Power Plant
1
PT Indonesia Power
8
1
PLN Wilayah Papua dan Papua Barat PLN Papua and West Papua Region
4
PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan (PIKITRING) Jawa, Bali dan Nusa Tenggara PLN Main Power Plant and Network Project (PIKITRING) for Java, Bali and Nusa Tenggara Region
PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur PLN East Nusa Tenggara Region
2
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan PLN South Sumatra Power Plant
2
PLN Jasa Manajemen Konstruksi PLN Management Service and Construction
1
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera PLN Transmission and Center for Load Dispatching of Sumatra
1
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara PLN North Sumatra Power Plant
3
PLN Jasa Enjiniring PLN Engineering Service
1
PLN Wilayah Kalimantan Timur PLN East Kalimantan Region
1
PLN Distribusi Jawa Barat PLN Distribution for West Java
22
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera PLN Transmission and Center for Load Dispatching of Sumatra
2
PLN Jasa dan Produksi PLN Service and Production
6
PLN Jasa Enjiniring PLN Engineering Service
1
PLN Jasa Sertifikasi PLN Sertification Service
1
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara PLN North Sumatra Power Plant
PLN Wilayah Lampung PLN Lampung Region
3
17
3
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan PLN South Sumatra Power Plant
PLN Wilayah Maluku & Maluku Utara PLN Maluku & North Maluku Region
26
TOTAL
45
LAPORAN MANAJEMEN MANAGEMENT REPORT
34 42 54 58
LAPORAN DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners’ Report laporan direksi Board of Directors’ Report Tujuan strategis perusahaan tahun 2010 - 2015 Corporate Strategic Objective, Year 2010 - 2015 Strategi dan kebijakan Strategy and Policies
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
34
LAPORAN DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS’ REPORT
Laporan Manajemen Management Report
35
36
Dewan Komisaris menyambut gembira atas penerbitan Laporan Tahunan Perusahaan Tahun Buku 2010 pada waktunya, di tengah kesibukan tugas menjalankan amanah Pemegang Saham, menyediakan listrik bagi masyarakat di seluruh wilayah Republik Indonesia.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Di tahun 2010, PLN juga telah melakukan terobosan guna memberikan kemudahan dan kepastian bagi masyarakat untuk mendapatkan sambungan listrik yang dibutuhkan melalui program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS)
In 2010, PLN made a breakthrough by launching a program called A Million Connection within A Day Movement (“GRASSS”) to provide convenience and certainty to those applying for electricity connection
PENILAIAN KINERJA DIREKSI Secara umum untuk tahun buku 2010 Direksi beserta seluruh jajarannya telah melaksanakan pengelolaan perusahaan dengan baik dan untuk itu Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi atas kinerja yang telah dicapai melalui usaha yang tidak kenal lelah. Di tahun 2010 sebagaimana disampaikan oleh Direktur Utama, PLN telah berhasil mengatasi pemadaman bergilir akibat kekurangan pasokan daya dengan melakukan aksi antara lain sewa PLTD, revitalisasi unit pembangkit eksisting untuk Luar Jawa – Bali dan pembelian excess power, sedang untuk Jawa-Bali dilakukan perkuatan jaringan transmisi dan distribusi termasuk Inter Bus Transformer (IBT) serta telah mulai beroperasinya pembangkit Program Percepatan 10.000 MW. Melalui berbagai usaha tersebut pada bulan Juli 2010 PLN telah berhasil menjadikan 20 sistem besar yang di awal tahun 2010 masih dalam kondisi siaga (merah) menjadi aman,bebas pemadaman bergilir.
In the midst of activities and duties to carry out shareholders’ commission of providing public electricity all over Indonesia, Board of Commissioners welcome this prompt publication of the Company’s 2010 Annual Report.
BOARD OF DIRECTORS’ PERFORMANCE EVALUATION In general, for fiscal year 2010, Board of Directors and all lines below conducted good management of the Company. Hence, Board of Commissioners highly appreciate this unceasing hard work’s accomplishment. In 2010, as reported by President Director, PLN managed to resolve the rolling blackout caused by power supply deficit through the actions of power plants rent, revitalization of existing units and purchase of excess power for outside Java – Bali regions, and reinforcement of transmission and distribution network, including Inter Bus Transformers, initial operation of 10,000 MW Power Plants Fast Track program for Java – Bali regions. Through these efforts, PLN successfully changed the early 2010’s alert (red) condition for 20 large systems to safe (free from rolling blackout) condition in July 2010.
Service reliability depicted by SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) and SAIDI (System Average Interruption Duration Index) showed improving trend over the past years. 2010’s SAIFI was 6.82 times/customer/year and SAIDI was 6.96 hour/customer/year.
Di tahun 2010, PLN juga telah melakukan terobosan guna memberikan kemudahan dan kepastian bagi masyarakat untuk mendapatkan sambungan listrik yang dibutuhkan melalui program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS) pada peringatan Hari Listrik Nasional tanggal 27 Oktober 2010 yang merupakan langkah awal dari tekad PLN untuk mewujudkan Era Bebas Daftar Tunggu pada tahun 2011. Di samping pelayanan penyambungan untuk masyarakat umum melalui program GRASSS, di penghujung tahun 2010,yaitu di bulan Desember 2010 PLN memberikan layanan khusus penyambungan cepat,mudah dan pasti kepada kalangan bisnis dan industri khususnya di wilayah Jawa – Bali yang telah berhasil menjaring tambahan daya sebesar 1.600 MW.
In 2010, PLN also did a breakthrough to provide convenience and certainty to those applying for electricity connection. The program, which was called A Million Connection Within A Day Movement (“GRASS”) and held on National Electricity Day on October 27, 2010, represents PLN’s first step toward the realization of Free from Waiting List era, expected to take place in 2011. Besides public connection through GRASSS, in December 2010 PLN also provided special – certain, easy and fast - connection service to business and industrial customer groups, particularly in Java – Bali. This program managed to sell additional power supply of 1,600 MW.
Bebas pemadaman listrik dan kepastian & kemudahan akses mendapatkan sambungan listrik adalah merupakan kebutuhan mendasar masyarakat terhadap PLN yang menuntut segera dipenuhi. Oleh karen itu upaya mewujudkan pemenuhan kebutuhan mendasar masyarakat terhadap listrik tersebut pantas diberikan apresiasi.
Freedom from blackout and easy access to electricity connection purchase are public basic needs that PLN has the urgency to meet. Therefore, the above efforts to meet public basic needs of electricity deserve appreciation.
Susut jaringan yang merepresentasikan tingkat efisiensi penyaluran dan distribusi tenaga listrik dari tahun ke tahun selama 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan tren yang semakin membaik dan telah mencapai angka single digit. Tahun 2009 susut jaringan sebesar 9,93 % dan pada tahun 2010 dicapai angka susut jaringan sebesar 9,70 %.
Network loss ratio that represents transmission and distribution efficiency showed improving trend over the past five years to currently reach a single digit figure. 2009’s network loss ratio was 9.93% and 2010’s was 9.70%.
Peningkatan efisiensi juga ditunjukkan dalam proses pengadaan, yang dalam tahun 2010 menghasilkan penghematan sebesar Rp. 2 triliun melalui proses pengadaan secara e-procurement maupun joint procurement.
Efficiency enhancement was shown in the procurement process which produced a total saving of Rp2 trillion in 2010 through e-procurement and joint procurement processes.
Terkait dengan proses pengadaan,dalam rangka peningkatan efisiensi, praktek pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) dan pemenuhan aspek legal, maka kerjasama yang dilakukan oleh Direksi
Related to procurement process and in the framework of efficiency enhancement, Good Corporate Governance practice and legal compliance, Board of Directors’ cooperation with Corruption Eradication
Laporan Manajemen Management Report
Tingkat keandalan pelayanan yang dinyatakan dengan SAIFI (System Average Interruption Frequency Index), yaitu indeks kali gangguan rata-rata dan SAIDI (System Average Interruption Duration Index), yaitu indeks lama gangguan rata-rata dari tahun ke tahun menunjukkan tren yang semakin membaik. Untuk tahun 2010 SAIFI sebesar 6,82 kali/pelanggan/tahun dan SAIDI sebesar 6,96 jam/pelanggan/tahun.
37
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
38
dengan Komite Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan Agung ,Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) patut didukung.
Commission (“KPK”), Supreme Court, Development and Finance Supervisory Board (“BPKP”) and Construction Services Development Agency (“LPJK”) should be appreciated.
Guna memenuhi kebutuhan listrik dan mewujudkan pelayanan yang baik bagi masyarakat diperlukan dukungan ketersediaan prasarana dan sarana antara lain berupa pembangkit, jaringan transmisi dan gardu induk dengan kapasitas dan energi primer yang cukup.
Availability of support infrastructure and media, such as power plants, transmission network and main stations with sufficient capacity and primary energy, is pre-requisite for realization of good public service and sufficiency of electricity supply.
Proyek Percepatan Ketenagalistrikan Berbahan Bakar Batubara sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2006 tentang Penugasan kepada PT PLN (Persero) untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Batubara dan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2006 tentang Penugasan kepada PT PLN (Persero) untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Batubara meliputi 10 lokasi di pulau Jawa dan 27 lokasi di luar pulau Jawa dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak yang mahal harganya selain juga untuk memenuhi kecukupan daya yang dibutuhkan. Proyek ini semestinya sudah harus siap operasi pada tahun 2009 – 2010, namun mengalami keterlambatan karena berbagai hal antara lain karena masalah-masalah lahan, perijinan, cuaca, prosedur, kontraktor, komunikasi dan lain-lain. Di samping proyek pembangkit 10.000 MW ini juga dilaksanakan proyek-proyek lainnya guna memenuhi kebutuhan tenaga listrik masyarakat, misalnya proyek gardu induk dan transmisi sebagai pendukung proyek pembangkit 10.000 MW , proyek PLTU Skala Kecil dan PLTP Geothermal.
Coal Fuel Power Plants Fast Track project is in line with Regulation of President No. 71 Year 2006 concerning assignment to PLN to accelerate construction of coal fuel power plants and Regulation of President No. 59 Year 2009 on amendment of Regulation of President No. 71 Year 2006 concerning assignment to PLN to accelerate construction of coal fuel power plants in 10 locations in Java and 27 locations outside Java to reduce dependency on expensive oil fuel and also to ensure sufficiency of power supply. This project should enter the system by 2009 – 2010, but it was delayed by many factors such as land acquisition, permits, meteorological conditions, procedures, contractors, communication and others. Besides the 10,000 MW fast track program, PLN also performed other projects to meet public needs on electricity, such as sub station and transmission projects to support the 10,000 MW fast track program, small scale steam power plants projects, and geothermal power plants.
Pengalaman dalam menangani proyek pembangkit 10.000 MW dan proyek pendukungnya ini harus diambil hikmahnya dan menjadi pelajaran berharga bagi PLN dalam menangani proyek-proyek berikutnya.
Experience in handling the 10,000 MW fast track program and its support projects should provide valuable lessons for PLN in conducting future projects.
Sepanjang tahun 2010 terjadi penurunan pasokan gas dari beberapa pemasok yang sudah terkontrak dan keterlambatan operasi dari beberapa proyek pembangkit 10.000 MW yang menyebabkan dioperasikannya pembangkit dengan bahan bakar BBM guna memenuhi kebutuhan suplai kepada pelanggan yang berakibat naiknya Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik.
Year 2010 saw reduction of gas supply from several contract-based suppliers and operational delay of several 10,000 MW fast track program that triggered off oil fuelled power plant operation to meet customers’ need, which in turn led to higher basic cost of electricity production.
BUSINESS PROSPECT REVIEW 2010’s Electrification Ratio of 66.51% indicates a large population of the people have not enjoyed electricity. Assuming a GDP growth of 6 – 7% per capita, there is very good prospect for electricity supply industry in Indonesia.
Bisnis industri kelistrikan di Indonesia diatur dengan Undang-undang Nomor 30 tahun 2009, yang menyatakan bahwa selain dilakukan oleh PLN juga dilakukan oleh BUMN lain, BUMD, Swasta dan Koperasi sebagai Pemegang Ijin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (PIUPTL). Namun sampai saat ini pengelolaan penyediaan tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum termasuk pendistribusiannya hampir semuanya masih dilakukan oleh PLN selaku BUMN. Dalam hal ini PLN sebagai Pemegang Ijin Usaha Kelistrikan Umum (PIUKU). Bagi PLN tentu berlakunya Undang-undang Nomor 30 tahun 2009 ini harus menjadi pertimbangan dalam menentukan arah pengembangan perusahaan ke depan, sehingga Rencana Jangka Panjang (RJP) PLN perlu disesuaikan.
Electricity business in Indonesia is regulated by the Law No. 30 year 2009 which stipulates other business players than PLN, such as other StateOwned Enterprises, Province-Owned Companies, Private Companies and Cooperatives can hold the Electricity Supply Business License. However, at the time being, PLN is the sole and only business player that manages electricity public supply and distribution. In this case PLN is holder of General Electricity Business License. The application of Law No. 30 year 2009 should base the Company’s future direction and Long-term Plan adjustment.
Dengan berbekal pengalaman cukup lama sebagai penyedia tenaga listrik yang terintegrasi mulai pembangkitan, transmisi, distribusi dan ritel serta memiliki infrastruktur dan sumber daya manusia yang terbaik di bidangnya merupakan modal awal yang mendasari keyakinan mencapai keberhasilan untuk menghadapi persaingan di masa depan.
A long experience as electricity supply provider which integrates generating, transmission, distribution and retail, supported by the best infrastructure and human resources, provides PLN with confidence to reach success among future competition.
Hal yang perlu dilakukan adalah bagaimana PLN harus mempunyai kendali terhadap pasokan energi primer sehingga jaminan pasokan terjamin serta guna dapat memilih dan mendapatkan energi primer yang menghasilkan Biaya Pokok Produksi (BPP) murah /efisien. Upaya menurunkan BPP ini merupakan langkah strategis yag harus menjadi prioritas utama, karena dengan turunnya BPP maka memungkinkan menurunnya beban subsidi listrik bagi Pemerintah. Selain itu pembenahan prosedur internal yang telah dilakukan oleh Direksi guna meningkatkan efisiensi antara lain dalam proses pengadaan strategis perlu terus dilanjutkan.
The important thing for PLN is control on primary energy supply to ensure supply and to select the most cost efficient energy. Achievement of lower basic cost of production should be a priority to reduce basic cost of production which will enable lower government subsidy. Board of Directors’ action to improve internal procedure aimed at efficiency enhancement in strategic procurement should be continued.
Dewan Komisaris mendukung upaya Direksi untuk mewujudkan PLN yang kuat dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan terus - menerus memberikan bimbingan dan konsultasi kepada Direksi.
Board of Commissioners support Board of Directors’ efforts to realize a strong PLN, ready for future competition, through continuous guidance and consulting.
Laporan Manajemen Management Report
PANDANGAN ATAS PROSPEK USAHA Dengan Rasio Elektrifikasi tahun 2010 sebesar 66,51% yang menunjukkan masih cukup banyaknya masyarakat yang belum menikmati listrik dan dengan asumsi pertumbuhan GDP sebesar 6 – 7% per kapita maka jumlah calon konsumen listrik di Indonesia bagi penyedia tenaga listrik masih sangat prospektif.
39
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
40
KOMITE DAN TENAGA AHLI YANG BERADA DI BAWAH PENGAWASAN DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk memastikan adanya pengendalian yang memadai dan efektif dalam pelaksanaan dan implementasi tata kelola perusahaan. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya Dewan Komisaris dibantu seorang Sekretaris, 7 (orang) Tenaga Ahli dan 4 (empat) Komite, yaitu : 1. Komite Audit (KA); 2. Komite Manajemen Risiko (KMR); 3. Komite Good Corporate Governance (KGCG), dan 4. Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR).
COMMITTEES AND EXPERTS UNDER BOARD OF COMMISSIONERS’S SUPERVISORY Board of Commissioners is responsible for ensuring proper and effective control on the execution and implementation of corporate governance. In carrying out its duties and responsibilities, the Board resorts to assistance of a secretary, 7 experts and 4 committees, as follows: 1. Audit Committee (KA); 2. Risk Management Committee (KMR); 3. Good Corporate Governance (GCG) Committee; and 4. Nomination and Remuneration Committee. (KNR).
Ketua Komite dan Wakil Ketua Komite dijabat oleh Komisaris. Tenaga Ahli dan anggota Komite dipilih oleh Dewan Komisaris.Mereka mempunyai latar belakang akademis, pekerjaan/pengalaman atau jabatan yang beragam antara lain Dosen/Pengajar,Ahli Ekonomi dan Keuangan,Ahli Hukum dan beberapa mantan pegawai/pejabat PT PLN (Persero) yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan luas berkaitan dengan Perusahaan dan aktivitasnya.
Chairman and Vice Chairman of the committees are hold by the Commissioners. Experts and committee members are selected by the Board. They have various educational, experience or position background, such as lecturer, economist, financial expert, lawyer, former PLN employee/executive with wide experience and knowledge related to the Company and its activities.
Tenaga Ahli dan anggota Komite periode ini dipilih dan ditetapkan oleh Dewan Komisaris pada awal tahun 2010 sedangkan pada bulan Agustus 2010 dilakukan pergantian Sekretaris Dewan Komisaris dalam rangka penyegaran.
Experts and committee members for this period was selected and appointed by Board of Commissioners in early 2010, while Secretary to Board of Commissioners was replaced in August 2010.
Selama tahun 2010 para pembantu Dewan Komisaris ini telah menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab sehingga Dewan Komisaris dapat menjalankan tugasnya sesuai yang diamanatkan Pemegang Saham.
These assistants to Board of Commissioners properly performed their duties through 2010 so that Board of Commissioners was able to perform its duties as commissioned by shareholders.
PENUTUP Dewan Komisaris yakin bahwa Direksi akan terus bekerja sebagai satu kesatuan yang kompak untuk menjalankan program yang telah disusun oleh perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan prinsip kehati-hatian. Dewan Komisaris telah melaksanakan tugasnya secara sinergis dengan Direksi dengan memberikan arahan, nasehat serta pengawasan dalam melaksanakan program sesuai rencana dan strategi perusahaan.
CLOSING Board of Commissioners believes that Board of Directors will continue working as a solid team to execute programs set by the Company on the principles of GCG and prudence. Board of Commissioners has conducted its duties in synergy with Board of Directors, providing direction, advice and supervisory on execution of programs in line with corporate plan and strategy.
Akhirul kalam pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Direksi dan seluruh jajaran yang telah bekerja keras menyelesaikan tugas perseroan tahun 2010 dan telah dituangkan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Tahun Buku 2010 ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberi kekuatan dan membimbing kita dalam melaksanakan tugas memenuhi keinginan para Pemangku Kepentingan (stakeholders).
Finally, we extend our deep thankfulness and high appreciation to Board of Directors and all lines below for their hard work to complete corporate duties in 2010 as reported in this 2010 Annual Report. May the Lord Almighty constantly strengthen and guide us in performance of duties to meet all stakeholders’ needs.
Jakarta, 29 April 2010
Yogo Pratomo Komisaris Utama President Commissioner
Laporan Manajemen Management Report
41
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
42
LAPORAN DIREKSI BOARD OF DIRECTORS’ REPORT
Laporan Manajemen Management Report
43
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
44
Umum Pencapaian kinerja terpenting dari PLN di tahun 2010 ini adalah berakhirnya pemadaman bergilir di seluruh Indonesia yang diakibatkan oleh defisit daya di hampir seluruh sistem kelistrikan, khususnya di luar Jawa dan Bali. Direksi dan seluruh jajaran manajemen meyakini bahwa hal pertama dan utama yang harus diselesaikan adalah mengakhiri pemadaman bergilir di seluruh Indonesia sebelum PLN dapat melaksanakan program-program selanjutnya.
General The most important accomplishment of PLN in 2010 is termination of shifted electricity outage all over Indonesia, which is due to power deficit in almost all electricity systems, particularly in areas outside Java and Bali. Board of Directors and management are convinced that bringing to end the shifted electricity outage all over Indonesia is the Company’s first and foremost program that has to be concluded prior to other programs.
Untuk itu, sejak awal tahun 2010 PLN telah melakukan berbagai upaya untuk dapat mengatasi daerah yang mengalami krisis pasokan daya listrik sehingga berhasil mendeklarasikan ‘pencanangan bebas pemadaman bergilir‘ pada tanggal 27 Juli 2010.
Therefore, PLN had made various efforts to overcome power supply crisis in such areas since early 2010 and finally was able to declare the shifted electricity outage termination on July 27, 2010.
Selanjutnya, sebagai langkah awal dalam rangka menuju era bebas daftar tunggu yang diharapkan tercapai pada tahun 2011, PLN melaksanakan penyambungan pelanggan baru secara besarbesaran melalui program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS) pada tanggal 27 Oktober 2010. Program ini mempunyai dua dampak positif, yakni yang pertama adanya kepastian setiap orang mudah mendapatkan sambungan listrik dan yang kedua menghilangkan praktek-praktek tidak terpuji dalam penyelenggaraan pelayanan penyambungan listrik. Lewat program GRASSS ini telah tersambung sebanyak 1.001.042 pelanggan secara serempak di seluruh Indonesia dalam satu hari sehingga PLN mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk pelaksanaan penyambungan listrik terbanyak dalam satu hari. Dengan upayaupaya di atas, khususnya GRASSS telah berhasil meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 66,51% di tahun 2010, atau meningkat 2,53% dari 63,75% pada tahun 2009.
Further, as the first step toward a zero waiting-list, which is expected to begin in 2011, PLN held a mass connection for new customers program on October 27, 2010. This program, named A Million Connection Within a Day Movement (“GRASSS”), made two positive impacts, which are, first, an assurance of hassle free electricity connection for everyone, and second, elimination of bad practices in connection service. Through GRASSS program, PLN gained 1,001,042 new customers throughout Indonesia in one day, an achievement that earned an award from Indonesian Museum of Records (MURI) for the most electricity connections in a day. The aforementioned efforts, particularly the GRASSS program, have successfully increased the electrification ratio to 66.51% in 2010, 2.53% higher than 2009’s 63.75%.
Disamping program GRASSS, PLN juga memperhatikan kebutuhan kalangan bisnis khususnya di wilayah Jawa dan Bali melalui program penyambungan cepat, mudah dan pasti pada bulan Desember 2010. Ini merupakan stimulus ekonomi bagi Indonesia yang nilainya setara dengan Rp 15 Triliun dan berhasil memberikan tambahan daya sebesar total 1.600 MW di sektor Bisnis dan Industri. Penambahan daya yang cepat dan besar ini dapat terlaksana seiring dengan selesainya pembenahan dan penguatan sistem di Jawa khususnya Jakarta
Besides the GRASSS program, PLN also caters to industry needs, particularly in Java and Bali areas, through a definite, easy and fast connection program in December 2010. This represents Rp15 trillion worth economic stimulus for Indonesia and provides a total of 1,600 MW additional electricity power for business and industry sectors. PLN was able to realize this fast, massive power increase on account of completion of improvement and reinforcement activities for systems in Java, particularly Jakarta. Such activities included addition of Interchange Bus Transformers
(IBT), early utilization of fast track program such as Steam Power Plant (“PLTU”) Labuan Banten unit 2 of 300 MW capacity, PLTU Indramayu unit 1 of 330 MW capacity, PLTU Suralaya of 625 MW capacity, and the repowering of PLTU Muara Karang to increase its generating capacity by 400 MW, from 300 MW to 700 MW.
Di sisi peningkatan efisiensi, tahun 2010 ini PLN mulai menerapkan sistem pengadaan baru yang telah berhasil menghemat biaya pengadaan material yang sangat signifikan. Lebih dari Rp 2,2 Triliun berhasil dihemat melalui sistem pengadaan yang baru ini. Keberhasilan penghematan ini juga tidak terlepas dari peran kerja sama PLN dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) yang mempunyai kompetensi di bidang pengadaan dan institusi Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diberikan akses untuk melihat proses pengadaan PLN pada setiap tahapannya. Kedua kerja sama ini telah mengarahkan sistem pengadaan PLN menjadi lebih efisien, transparan, adil, dan akuntabel.
On efficiency aspect, in 2010 PLN started to implement a new system which successfully produced very significant saving in material procurement cost. Over Rp2.2 trillion was saved through the new procurement system. This achievement in efficiency was also due to of PLN’s co-operation with Construction Services Development Board (“LPJK”) that contributed procurement competency and with Corruption Eradication Commission (“KPK”) which was given access to observe each stage of PLN’s procurement procedure. Both co-operations have directed PLN’s procurement system to a more efficient, transparent, fair and accountable way.
Di sisi pembangkitan, diskontinuitas pasokan gas terjadi di beberapa lokasi pembangkitan antara lain pasokan gas dari Kalila ke PLTGU Teluk Lembu, pasokan gas dari PGN ke PLTGU Muara Tawar dan PLTGU Talang Duku, pasokan gas dari Pertamina ke PLTGU Belawan dan pasokan gas SEMCO ke PLTGU Semberah, sehingga pemakaian bahan bakar minyak meningkat. Namun dimasa mendatang PLN harus mencari upaya untuk mengatasinya agar pemakaian BBM tidak meningkat dengan drastis. Untuk itu perusahaan melaksanakan upaya “pembunuhan berencana” terhadap pembangkitpembangkit listrik berbahan bakar minyak seperti di Tanjung Perak, Tanjung Priok, dan Tambak Lorok dengan mengoptimalkan PLTU Batubara baru dan penambahan IBT di beberapa Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET).
On electricity generating, discontinuity of gas supply took place in several generating locations, such as gas supply from Kalila to Gas Steam Power Plant (“PLTGU”) Teluk Lembu, gas supply from State Gas Company (“PGN”) to PLTGU Muara Tawar and PLTGU Talang Duku, gas supply from State Oil Extraction Company (“Pertamina”) to PLTGU Belawan and gas supply from SEMCO to PLTGU Semberah, and resulted in higher oil fuel utilization. However, PLN has to find the means to overcome this problem in the future as to prevent drastic increase of oil fuel utilization. For this purpose, the Company is deliberately terminating oil based power plants such as those in Tanjung Perak, Tanjung Priok and Tambak Lorok by optimizing new coal based PLTUs and adding IBTs in several Extra High Voltage Sub Stations (“GITET”).
Untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan pelayanan kepada pelanggan, telah dilakukan survey persepsi publik tentang kinerja PLN yang dilakukan oleh Lembaga Survey Indonesia (LSI) pada bulan Desember 2010. LSI adalah lembaga survey independen dan cukup kredibel di Indonesia saat ini. Hasil penting dari survey ini adalah 63,5% pelanggan merasa puas dengan
To be aware of how much the Company’s customer service was improved, PLN had Indonesian Survey Organization (“LSI”) conduct a public survey on the Company’s performance in December 2010. LSI is currently a credible and independent survey organization in Indonesia. An important result of the survey showed that 63.5% of customers were
Laporan Manajemen Management Report
melalui penambahan Interchange Bus Trasformer atau lebih dikenal dengan IBT dan mulai masuknya pembangkit-pembangkit program percepatan seperti PLTU Labuan Banten unit 2 kapasitas 300 MW, PLTU Indramayu unit 1 kapasitas 330 MW, dan PLTU Suralaya kapasitas 625 MW. Disamping itu juga sedang dilakukan repowering PLTU Muara Karang yang akan menambah kapasitas pembangkit sebesar 400 MW, dari semula 300 MW menjadi 700 MW.
45
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
46
kinerja PLN. Memang angka ini belumlah memuaskan sepenuhnya tetapi ada harapan menuju lebih baik. Selain itu, Indikator-indikator teknis yang berkaitan dengan pelayanan juga menunjukkan perbaikan di tahun 2010, seperti terlihat dari Indeks Lama Gangguan Rata-rata yang dialami pelanggan (SAIDI) tahun 2010 mencapai 6,96 jam/pelanggan/tahun (2009 adalah 16,70 jam/ pelanggan/tahun) dan realisasi Indeks Kali Gangguan Rata-rata yang dialami pelanggan (SAIFI) mencapai 6,82 kali/pelanggan/tahun (tahun 2009 adalah 10,78 kali/pelanggan/tahun).
satisfied with PLN’s performance. Although not a delighting figure, it provides hope for a better future. Further, technical indicators for service were improved in 2010, as shown in customers’ System Average Interruption Duration Index (SAIDI) that was down to 6.96 hour/customer/year (from 16.70 hour/customer/year in 2009) and the realization of System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) that was down to 6.82 times/customer/year (from 10.78 times/customer/year in 2009).
Sementara itu, dari aspek keuangan, perusahaan telah berhasil memperoleh laba bersih tahun 2010 sebesar Rp10,086 T mendekati laba bersih pada tahun 2009. Hal ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan tenaga listrik sebesar 14.2 % (pada tahun 2009 hanya sebesar 4,31%) yang menghasilkan total pendapatan sebesar Rp162,3 T sedang total biaya sebesar Rp149,1T (pada tahun 2009 sebesar Rp135,2T).
Meanwhile, on financial aspect, the Company gained a net profit of Rp10.086 trillion in 2010, close to 2009’s net profit. This was supported by 14.2% growth of electricity revenues (only 4.31% in 2009), which resulted in total revenues of Rp162.3 trillion, while total cost was Rp 149.1 trillion (Rp 135.2 trillion in 2009).
Dalam hal Sumber Daya Manusia, di tahun 2010 mulai diterapkan Sistem Manajemen Unjuk Kerja (SMUK) berbasis teknologi informasi yang disempurnakan. SMUK ini adalah salah satu implementasi dari program Human Resource Development yang mengarah ke pengelolaan Human Capital yang bertujuan untuk menunjang seluruh programprogram perusahaan disamping tentu melalui penyelenggaraan pendidikan dan latihan yang berkelanjutan. Juga telah dilaksanakan rekrutmen tehadap 2.700 orang tenaga lulusan S1 dan D3 pada tahun 2010 dalam rangka mengantisipasi pesatnya perkembangan usaha perusahaan.
On human resources, in 2010 PLN started to implement Work Performance Management System (SMUK) based on improved information technology. SMUK is one of Human Resource Development implementation programs which are directed at the management of Human Capital to support all of company programs together with continuous education and trainings. In 2010 the Company recruited 2,700 undergraduates (“S1”) and diploma holders (“D3”) to anticipate speedy business growth.
Hal-hal strategis lain yang dilaksanakan perusahaan untuk peningkatan kinerja meliputi: penataan manajemen kualitas, persediaan, dan transportasi batubara, penyempurnaan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk mempertajam investasi, dan meningkatkan pelaksanaan praktek-praktek Good Corporate Governance serta kegiatan-kegiatan Corporate Social Responsibility.
The Company took other strategic actions taken to increase performance, which include improvement of quality management, inventory, and coal transportation, enhancement of Electricity Provision General Plan (“RUPTL”) to build up investments, and better implementation of Good Corporate Governance practices and Corporate Social Responsibility activities.
Sejalan dengan pencapaian kinerja diatas, tingkat kesehatan PLN sesuai Kep. Men.BUMN No. KEP-100/ MBU/2002 mencapai kategori SEHAT (A).
In line with the abovementioned performance, PLN’s health ratio, based on Decree of Minister of State Owned Enterprises (SOE) No. KEP-100/MBU/2002, reached HEALTHY (A) category.
Important Events
Kebijakan Pemerintah Bisnis industri kelistrikan sesuai Undang-undang Nomor 30 tahun 2009 dilakukan selain oleh PLN juga dilakukan oleh BUMN Lain, BUMD, Swasta dan Koperasi sebagai pemegang Ijin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL), namun sampai saat ini pengelolaan penyediaan tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum termasuk pendistribusiannya masih dilakukan oleh PLN selaku BUMN.
Government Policies Based on the Law No. 30 year 2009, electricity industry players besides PLN can be other state-owned companies, province-owned companies, private companies and co-operatives that hold the Electricity Provision Business License (“IUPTL”). However, up to present time the state-owned company PLN has been the only player that manages provision and distribution of electricity for public needs.
Dalam menjual tenaga listrik kepada masyarakat, harga jual atau tarif tenaga listrik ditetapkan oleh Pemerintah, sehingga Pemerintah akan memberikan subsidi bagi pelanggan yang tarif tenaga listriknya masih dibawah biaya pokok penyediaan tenaga listrik (BPP) ditambah marjin.
In selling electricity to public, the government determines the sales price or tariff and, therefore, gives subsidy to customers whose electricity tariff is still below basic cost plus margin.
Kebijakan Pemerintah terkait subsidi ditetapkan melalui Undang-Undang setelah mendapat persetujuan dari DPR RI. Besaran subsidi untuk tahun 2010 ditetapkan melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2010 yang menjelaskan bahwa Subsidi Listrik dalam APBN–P Tahun Anggaran 2010 ditetapkan sebesar Rp 53.606.300 juta dengan pemberian margin kepada PLN dalam rangka pemenuhan persyaratan pembiayaan investasi PLN sebesar 8%.
Government policy concerning the subsidy is stipulated in a law subject to the approval from Indonesia’s House of Representatives (“DPR”). Government subsidy amount for 2010 is stipulated through the Law of the Republic of Indonesia (“Law”) No. 2 Year 2010, which details the amount of Electricity Subsidy in APBN-P Budget Year 2010 as Rp53,606,300 million that gives PLN 8% margin to meet its investment financing requirements.
Sedangkan Realisasi pencairan subsidi listrik didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 111/PMK.02/2007 tanggal 14 September 2007 dan revisinya PMK Nomor 162/PMK.02/2007 tanggal 17 Desember 2007. Untuk tahun 2010, realisasi besaran subsidi yang diterima PLN adalah Rp 58.108.418 juta.
Realization of electricity subsidy is based on Regulation of Minister of Finance (“PMK”) No. 111/ PMK.02/2007 dated September 14, 2007 and its revision No. 162/PMK.02/2007 dated December 17, 2007. The amount of the realization received by PLN for 2010 was Rp58,108,418 million.
Tarif Tenaga Listrik ditetapkan oleh Pemerintah setelah mendapat persetujuan dari DPR RI. Kenaikan Tarif Tenaga Listrik terjadi pada tanggal 30 Juni 2010, melalui Peraturan Menteri ESDM no. 07/2010 tentang Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang disediakan oleh PT PLN (Persero) yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Electricity Basic Tariff (“TTL”) is determined by the Government subject to DPR’s approval. A tariff increase took place on June 30, 2010 through the Regulation of Minister of Energy and Mineral Resources (“ESDM”) No. 07/2010 concerning PLNprovided Electricity Tariff.
Tarif Tenaga Listrik tersebut tidak dapat langsung diterapkan sepenuhnya karena adanya keberatan dari kalangan pelanggan industri dan bisnis tertentu yang merasakan kenaikan lebih dari 10%. Untuk
The increase could not then be fully implemented due to objections from certain business and industrial customers that were to get more than 10% increase. To accommodate that complaint and to comply with
Laporan Manajemen Management Report
Kejadian Penting
47
48
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Hal-hal strategis lain yang dilaksanakan perusahaan untuk peningkatan kinerja meliputi: penataan manajemen kualitas, persediaan, dan transportasi batubara, penyempurnaan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk mempertajam investasi, dan meningkatkan pelaksanaan praktekpraktek Good Corporate Governance serta kegiatankegiatan Corporate Social Responsibility The Company took other strategic actions taken to increase performance, which include improvement of quality management, inventory, and coal transportation, enhancement of Electricity Provision General Plan (“RUPTL”) to build up investments, and better implementation of Good Corporate Governance practices and Corporate Social Responsibility activities
mengakomodir keluhan tersebut dan memperhatikan pembahasan antara DPR (Komisi VII) dengan Menteri ESDM, maka ditetapkanlah kebijakan capping sebesar ±18%. Melalui kebijakan capping ini maka pelanggan akan dibatasi interval kenaikan-penurunan rekeningnya maksimal 18% dari tagihan yang terakhir. Kebijakan capping ini mulai diterapkan 1Juli 2010, namun selanjutnya dihapus secara bertahap sehingga pada tanggal 30 September 2010 capping tidak berlaku lagi, kecuali untuk pelanggan industri. Penghapusan capping ini dilaksanakan karena tidak sesuai dengan azas keadilan dan mengarah kepersaingan usaha yang tidak sehat. Tanggal 31 Desember 2010 kebijakan kebijakan capping dihapuskan bagi seluruh pelanggan PLN. Faktor eksternal Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian sasaran kinerja perusahaan pada tahun 2010 adalah: i) Kontraktor pelaksana pembangunan proyek PLTU Labuan (Unit 2), PLTU Rembang (Unit 1 dan 2), dan PLTU Indramayu (Unit 1) terlambat menyelesaikan proyek, sehingga jadwal operasional PLTU mundur; ii) Pemasok gas menurunkan volume gas untuk PLTGU Muara Tawar, PLTG Teluk Lembu, PLTGU Belawan, dan terlambat mengirim pasokan gas untuk PLTG Talang Duku serta PLTG Semberah sehingga pemakaian bahan bakar minyak sebagai bahan bakar result of discussions between DPR and Minister of ESDM, a capping policy at ±18% was imposed. The capping policy limits customers’ account fluctuation to a maximum of 18% higher or lower than latest billing. The policy was implemented from July 1, 2010 and to be gradually omitted that on September 30, 2010 capping was no more valid, except for industrial customers. The omission was effected because capping was not in line with fairness principle and encouraging unhealthy business competition. On December 31, 2010 capping was omitted from all PLN customers. External Factors Some external factors affecting the achievement of the Company’s performance target in 2010 were: i) Contractors of the construction projects of PLTU Labuan (Unit 2), PLTU Rembang (Unit 1 and 2), and PLTU Indramayu (Unit 1) were behind schedule on project completion, which in turn delayed the PLTUs’ operational schedule; ii) Gas suppliers lowered supply volume to PLTGU Muara Tawar, PLTG Teluk Lembu, PLTGU Belawan, and were behind schedule on supply delivery
to PLTG Talang Duku and PLTG Semberah, which caused higher consumption of oil as fuel substitute, and iii) the Government decided to increase the TDL only by 10% effective in July 2010, a change from initial tariff increase of 15% to be effective in January 2010.
Akibat dari berbagai faktor eksternal tersebut dan juga selaras dengan diterbitkannya UU No. 2 tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, maka pada tanggal 18 Juni 2010 PLN melakukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2010 .
As a consequence of the above external factors, also in line with the issuance of the Law No. 2 Year 2010 on State Budget Plan, PLN revised 2010 annual Corporate Budget Plan on June 18, 2010.
Kinerja perusahaan
Company Performance
Kinerja Operasional Produksi tenaga listrik PLN pada tahun 2010 menunjukkan peningkatan yaitu sebesar 169.786,21 GWh dibandingkan tahun 2009 sebesar 156.797,25 GWh, dengan penjualan tenaga listrik meningkat mencapai 147.297,47 GWh dibandingkan tahun 2009 sebesar 134.581,98 GWh. Disamping itu, jumlah pelanggan meningkat mencapai 42.435.387 pelanggan dibandingkan tahun 2009, sebesar 40.117.685 pelanggan.
Operational Performance In 2010 PLN achieved electricity production of 169,786.21 GWh, an increase from 156,797.25 GWh in 2009, and electricity sales of 147,297.47 GWh, also an increase from 134,581.98 GWh in 2009. Total number of customers increased to 42,435,387 from 40,117,685 customers in 2009.
Tingkat pelayanan kepada pelanggan pada tahun 2010 menunjukkan trend membaik, ditunjukkan dengan realisasi SAIDI (indeks lama gangguan ratarata yang dialami pelanggan) mencapai 6,96 jam/ pelanggan/tahun lebih baik dibanding tahun 2009 sebesar 16,70 jam/pelanggan/tahun dan realisasi SAIFI (indeks kali gangguan rata-rata yang dialami pelanggan) mencapai 6,82 kali/pelanggan/tahun, lebih baik dibanding tahun 2009 yang sebesar 10,78 kali/pelanggan/tahun.
Customer service level in 2010 showed an improving trend, confirmed by SAIDI realization of 6.96 hour/ customer/year, better than 16.70 hour/customer/ year in 2009, and SAIFI realization of 6.82 times/ customer/year, also better than 10.78 times/ customer/year in 2009.
Kinerja Keuangan Realisasi pendapatan operasi (penjualan tenaga listrik) meningkat mencapai Rp162.375,29 triliun dibanding tahun 2009 sebesar Rp145.222,14 triliun, namun akibat meningkatnya biaya bahan bakar minyak, maka biaya operasi meningkat menjadi sebesar Rp149.108,07 triliun dibanding tahun 2009 yang sebesar Rp135.275,97 triliun. Sekalipun demikian, laba operasi menunjukkan peningkatan yaitu mencapai angka sebesar Rp13.267,35 triliun dibanding tahun 2009 yang sebesar Rp9.926,17 triliun dan laba periode berjalan mencapai sejumlah Rp10.086,68 triliun.
Financial Performance Realized operating income (electricity sales) in 2010 rose to Rp162,375.29 trillion from Rp145,222.14 trillion in 2009. However, operating expenses also rose to Rp149,108.07 trillion, due to higher fuel expenses, compared to Rp135,275.97 trillion in 2009. Nonetheless, operating income ascended to Rp 13,267.35 trillion from Rp9,926.17 trillion in 2009 and period ended income reached Rp10,086.68 trillion.
Laporan Manajemen Management Report
substitusi meningkat, dan iii) Keputusan Pemerintah memberlakukan kenaikan TDL hanya sebesar 10% pada bulan Juli 2010 yang semula direncanakan berlaku pada bulan Januari 2010 dengan rencana tingkat kenaikan sebesar 15% .
49
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
50
Program Prioritas Program utama yang telah dilaksanakan pada tahun 2010 adalah i) mengatasi krisis listrik se Indonesia, ii) menyelesaikan daftar tunggu, iii) membenahi proses Pengadaan Strategis dan iv) pemberi stimulus pertumbuhan ekonomi.
Major Programs Major programs carried out in 2010 were i) solving electricity crisis throughout Indonesia, ii) ending waiting list, iii) reorganizing Strategic Procurement process, and iv) providing stimulus for economic growth.
Mengatasi Krisis Listrik se Indonesia Dalam rangka mengatasi pemadaman bergilir akibat kekurangan pasokan daya, PLN telah melakukan aksi antara lain pembelian Excess Power dan sewa pembangkit serta revitalisasi unit pembangkit eksisting untuk Luar Jawa-Bali, sedang untuk Jawa-Bali dilakukan perkuatan transmisi dan distribusi termasuk cadangan IBT. Berbagai upaya tersebut telah berhasil membuat 20 sistem besar yang dinyatakan siaga atau merah pada bulan Februari 2010 menjadi aman di semua daerah pada bulan Juli 2010.
Solving Electricity Crisis throughout Indonesia To resolve the shifted electricity outage caused by insufficient power supply, PLN took significant efforts, such as, purchased excess power, rented power generators, revitalized existing power plants in areas outside Java-Bali, and reinforced transmission and distribution, including extra IBTs, in Java-Bali areas. These efforts successfully changed the condition of 20 main systems, from alert or red code in February 2010 to safe in all areas by end of July 2010.
Menyelesaikan Daftar Tunggu Peningkatkan kualitas pelayanan pelanggan dilakukan dengan implementasi Pra Bayar di seluruh Indonesia, sedangkan untuk menuntaskan daftar tunggu sebesar 2,5 juta pelanggan dilakukan aksi Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS) pada Hari Listrik Nasional ke 65 tanggal 27 Oktober 2010, dengan hasil penuntasan 50% daftar tunggu. Diharapkan program tersebut dapat mengangkat citra PLN yang dinilai sangat lamban dalam bekerja menjadi perusahaan yang dapat melayani penyambungan dengan cepat dan mengurangi percaloan.
Ending Waiting List To enhance customer service quality, PLN implemented Pre-Paid Electricity provision for all areas in Indonesia. To conclude a waiting list of 2.5 million potential customers, PLN held the GRASSS program on the 65th National Electricity Day on October 27, 2010, which reduced the waiting list by 50%. These programs are expected to boost PLN’s image, from a slow worker to a company that can provide prompt connection and reduce illegal brokerage.
Stimulus Pertumbuhan Ekonomi Salah satu upaya yang dilakukan agar mampu berperan sebagai perusahaan pemberi stimulus pertumbuhan ekonomi adalah melalui pelaksanaan Program Penyambungan 1.000 MW Untuk Pengusaha. Program ini dilaksanakan pada 15 Desember 2010 dan diikuti oleh 2.833 pengusaha di Jabodetabek, Karawang dan Banten Utara dengan total daya 1.600 MW. Selain itu, tahun 2010 juga ditandai dengan dimulainya pemasangan Listrik Energi Surya sepenuhnya bagi pelanggan di wilayah Indonesia Timur yang belum terjangkau aliran listrik.
Stimulus for Economic Growth In one of the efforts to take up the role as a provider of stimulus for economic growth, PLN carried out the 1,000 MW Connection Program for Business Customers. The event was held on December 15, 2010, attended by 2,833 businessmen from Greater Jakarta, Karawang and North Banten, with total power of 1,600 MW. Further, 2010 was also marked by installations of Solar Based Electricity for customers in East Indonesia areas that had never been provided with electricity.
Pembenahan Proses Pengadaan Strategis Pembenahan proses pengadaan barang dan jasa strategis selama tahun 2010 menghasilkan penghematan sebesar Rp2 triliun melalui proses pengadaan secara e-procurement maupun joint procurement. Karena besarnya nilai penghematan
Reorganizing Strategic Procurement Process Reorganizing the procurement process of strategic materials and services throughout year 2010 has produced cost saving amounted to Rp2 trillion, gained through e-procurement and joint procurement processes. The obtained saving is
so large that the Company postponed investment financing bond issuance.
Disamping program yang telah disebutkan diatas, PLN juga telah melakukan program-program pengembangan SDM baik dari sisi hardskill maupun soft compentence-nya, melakukan perubahan proses pengadaan melalui e-procurement, joint procurement serta meningkatan efisiensi dan kinerja melalui praktek operational excellence yang difasilitasi dengan program Operational Performance Improvement.
In addition to the abovementioned program, PLN also carried out human resource development programs, both on hard-skill and softcompetence, changed the procurement process to e-procurement and joint procurement, and increased efficiency and performance through operational excellence facilitated by Operational Performance Improvement program.
Penerapan GCG PLN bertekad untuk mengelola Perusahaan dengan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) dengan menerapkan prinsip dasar GCG yakni azas keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, adil dan independen secara menyeluruh untuk menunjang pencapaian visi dan misi Perusahaan serta untuk mendukung upaya pengembangan Perusahaan dimasa mendatang.
Implementation of Good Corporate Governance PLN is committed to managing the Company by Good Corporate Governance (GCG), implementing GCG’s basic principles of transparency, accountability, responsibility, fairness and independency in all areas to support the achievement of corporate vision and mission and to sustain the Company’s future development efforts.
Kualitas penerapan praktek GCG dari tahun ke tahun menunjukkan tren membaik. Hal ini ditunjukkan melalui perkembangan skor hasil evaluasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terhadap praktek GCG PLN. Tahun 2002 dan 2004 menunjukkan nilai pencapaian GCG masing-masing adalah sebesar 73,6 % dan 75,33 % dari bobot maksimal 100%. Hasil asesmen penerapan GCG yang dilakukan oleh konsultan independen untuk tahun 2007, 2008 dan 2009 terus menunjukkan trend membaik dengan perolehan nilai masingmasing sebesar 74,25% (tahun 2007), 86,75% (tahun 2008) dan 88,12% (tahun 2009). Penilaian tersebut dilaksanakan berdasarkan metodologi Asesmen GCG Menteri Negara BUMN No. S168/MBU/2008.
The quality of GCG implementation over the years shows improving trend. This is depicted in Development and Finance Supervisory Board (“BPKP”)’s assessment results on PLN’s GCG practices. The resulting scores in 2002 and 2004 were 73.6% and 75.33% from a maximum of 100%. Independent consultant’s assessments of GCG implementation results also show improving trend for years 2007, 2008 and 2009 which are 74.25%, 86.75% and 88.12%, consecutively. The assessments were performed based on Minister of SOE’s GCG assessment methodology No. S168/MBUMN/2008.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan praktek pelaksanaan GCG, PLN telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak antara lain: i) Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam program Whistleblower’s System Komisi Pemberantasan Korupsi yang disosialisasikan pada tanggal 13 Oktober 2010, ii) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam bentuk penanda tanganan Nota Kesepahaman tentang pengembangan, penerapan dan penguatan tata kelola perusahaan yang baik pada PT PLN (Persero) tanggal 23 Februari 2010.
As part of GCG practice improvement efforts, PLN co-operated with other parties, such as i) KPK in conducting an event to socialize the Whistleblower’s System on October 13, 2010, and ii) BPKP in the form of signing a Memorandum of Understanding on development, implementation and reinforcement of GCG at PLN on February 23, 2010.
Laporan Manajemen Management Report
yang dapat diperoleh, maka program penerbitan obligasi untuk penggalangan dana investasi kemudian dapat ditunda.
51
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
52
Persepsi Masyarakat terhadap PLN Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap PLN guna meningkatkan kinerja dan citra perusahaan, maka telah dilakukan survei sepanjang tahun 2010 oleh Pusdiklat, KPK maupun LSI.
Public Perception on PLN To gain knowledge of public perception on PLN and to enhance the Company’s performance and image, PLN conducted surveys throughout 2010 in cooperation with Pusdiklat, KPK and LSI.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Survei lembaga ini dilaksanakan untuk mengetahui Tingkat Kepuasan Pelanggan atas pelayanan yang diberikan oleh PLN terhadap masyarakat, yang meliputi Penyambungan Baru, Penambahan Daya dan Gangguan. Hasil survei adalah masyarakat puas atas penyelesaian gangguan listrik.
Education and Training Center (“Pusdiklat”) Pusdiklat conducted a survey to gain knowledge on Customer Satisfaction Level on PLN’s services in the areas of New Connection, Power Upgrade and Interruption. Survey results show that the public is satisfied with the resolving of electricity interruption.
Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) Survei yang dilakukan berupa Survei Integritas Layanan Publik (ILP), ditujukan untuk mengetahui sejauh mana proses pelayanan yang diberikan oleh PLN dari sudut keterbukaan informasi tentang biaya dan gratifikasi. Hasil survei adalah integritas pelayanan publik pada PLN masih perlu diperbaiki, yaitu melalui beberapa cara, diantaranya: i) penerapan aturan yang jelas dan tegas, ii) menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, iii) memberantas adanya perantara melalui upaya pelurusan perilaku individu yang terlibat dalam pelayanan, iv) melakukan sosialisasi/kampanye anti korupsi terhadap petugas dan pengguna layanan guna memberikan pengertian yang benar tentang konsep gratifikasi.
Corruption Eradication Commission (KPK) KPK held a survey on Public Servicing Integrity (PSI), whose objective is to assess PLN’s process of servicing in term of cost and gratification information transparency. Survey results show that PLN’s PSI still need to be improved in several aspects that include i) application of clear and strict rules, ii) creation of conducive work environment, iii) eradication of brokers through transformation of attitude of individuals involved in servicing, iv) enactment of anti corruption campaign/socialization for servicing personnel and service users to ensure proper understanding of gratification concept.
Lembaga Survei Indonesia (LSI) Survei oleh lembaga ini untuk mengetahui kinerja PLN dimata publik. Survei dilakukan pada bulan Desember 2010. Hasil survei menunjukkan bahwa sekitar 63,2% masyarakat Indonesia merasa puas dengan pelayanan PLN. Selain itu diperoleh hasil, bahwa yang paling perlu diperbaiki oleh PLN sekarang adalah masalah pelayanan instalasi (pemasangan, perbaikan peralatan listrik yang rusak) dan PLN diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik yang sangat tinggi, terutama listrik yang tidak pernah padam.
Indonesian Survey Organization (LSI) In December 2010 LSI carried out a survey on public perception on PLN’s performance. Survey results depict that 63.2% of the people is satisfied with PLN’s services. The other results are feedback for PLN, which indicate that PLN needs to urgently improve the installation services (install, repair broken electricity equipments) and that PLN is expected to meet very high public need of electricity, mainly of no blackout period.
Rencana Tahun 2011 Menghadapi tahun 2011, PLN telah mencanangkan penuntasan seluruh daftar tunggu, membangun jaringan listrik bagi daerah yang belum dialiri listrik terutama di ibukota kabupaten serta meningkatkan rasio elektrifikasi sebagai program prioritas PLN ditahun 2011.
2011 Plan Entering the year of 2011, PLN has planned to totally end the waiting list, build transmission networks for the areas that do not have electricity, mainly in regency capitals, and increase electrification ratio to a priority in 2011.
To realize the plan, PLN will carry out supporting programs such as: i) holding another GRASSS program in May 2011; ii) distributing electricity to 15 regency capitals currently without electricity and resolving blackout interruptions in 6 regency capitals with only 6 to 12 hours of electricity a day, and iii) radically raising Electrification Ratio in 17 remote provinces.
Sejalan dengan program tersebut, PLN juga akan terus meningkatkan efisiensi melalui pembenahan proses pengadaan barang melalui perumusan sistem baru dan meningkatkan efisiensi pengadaan suku cadang.
In line with the abovementioned programs, PLN will also continue to enhance efficiency through improvement of procurement process through a new system formulation and to increase spare part procurement efficiency.
Melalui berbagai program tersebut, PLN meyakini akan mencapai sasaran untuk menjadi perusahaan listrik yang lebih baik.
Through all these programs, PLN is convinced to achieve the aim to be a better electricity provider company.
Penutup Kinerja tahun 2010 adalah buah kerja keras dari seluruh jajaran PLN yang telah bahu membahu melaksanakan seluruh program kerja perusahaan. Untuk itu mewakili Direksi, saya memberikan penghargaan, sekaligus menghimbau terus meningkatkan dedikasi dan loyalitas untuk memberikan layanan terbaik kepada masayarakat dan negara.
Closing 2010 performance is the result of hard work of all levels in PLN that team up to implement all company programs. Hence, on behalf of Board of Directors, I extend an appreciation, while urging us to keep the dedication and loyalty to contribute the best service to our country and people.
Kepada seluruh jajaran Dewan Komisaris, mewakili seluruh Direksi, saya mengucapkan terima kasih yang mendalam atas dukungan dan arahan yang disumbangkan, sehingga seluruh program kerja PLN dapat terlaksana dengan baik.
To all members of Board of Commissioners, on behalf of Board of Directors, I offer the deepest gratitude for the given direction and support that all programs can be well-performed.
Menghadapi tahun 2011, Direksi beserta seluruh jajarannya bertekad untuk terus menerus menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum, memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan serta memenuhi kepentingan stakeholders sesuai dengan prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik.
Looking forward to 2011, Board of Directors is determined to continuously provide electricity for public needs, to give the best service to customers, and to fulfill stakeholders’ interest, in line with GCG principles.
Atas nama Direksi PT PLN (Persero) On Behalf of Board of Directors of PT PLN (Persero)
Laporan Manajemen Management Report
Program yang akan dilaksanakan untuk mendukung upaya tersebut meliputi: i) mengadakan Gerakan Sehari Sejuta Sambungan pada bulan Mei 2011, ii) mengalirkan listrik ke 15 Ibukota Kabupaten yang belum dialiri listrik dan mengatasi gangguan pemadaman di 6 Ibukota Kabupaten dengan nyala listrik hanya selama 6 sampai 12 jam sehari, serta iii) menaikkan Rasio Elektrifikasi secara radikal di 17 Propinsi Tertinggal.
53 DAHLAN ISKAN Direktur Utama President Director
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
54
TUJUAN STRATEGIS PERUSAHAAN TAHUN 2010-2015 CORPORATE STRATEGIES OBJECTIVE, 2010-2015 Seiring berlakunya UU No.30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan dimana PLN bukan lagi sebagai PKUK, maka strategi Perusahaan kini diarahkan menjadi entitas korporasi yang sehat secara finansial, sehingga dapat melakukan investasi untuk mempertahankan pangsa pasar dan berkembang sesuai dengan kaidah-kaidah korporasi.
The enactment of law no.30 year 2009 regarding electricity whereby PLN is no longer the authorized agency of electricity Business, therefore the Company’s strategy has been focusing on a financially sound performance in order to conduct an investment, pertaining to maintain market share and grow in accordance with the rules of the corporation.
Disamping kondisi keuangan yang sehat, PLN juga harus dapat memenuhi kebutuhan pelanggan pada tingkat keandalan dan pelayanan yang sesuai dan didukung dengan SDM yang memiliki kompetensi tinggi dan berperilaku sesuai GCG dalam menjalankan usahanya.
Beside a healthy financial condition, PLN should be able to fullfil the needs of customers on reliability and service levels, which are appropriate and are supported by highly competent human resources who behave accordingly to the Good Corporate Governance (GCG) practices all through operations.
Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan serta menyesuaikan diri dengan peraturan perundangan terbaru tersebut, PT PLN (Persero) telah menetapkan tujuan strategis untuk periode 2010-2015 sebagai berikut: • Memperbaiki kondisi keuangan PLN • Meningkatkan efisiensi investasi dan operasi • Memperbaiki kinerja operasional
To realize its vision and mission, PT PLN (persero) set the following strategic objectives for 2010-2015 period:
Prioritas Jangka Pendek Prioritas jangka pendek adalah mengatasi kekurangan pasokan listrik untuk mengurangi pemadaman di hampir seluruh wilayah Indonesia, mengatasi krisis likuiditas dan kemampuan pendanaan jangka pendek.
Short Term Priorities In short term, PLN is prioritizing on addressing shortage of power supply to reduce power outage frequency all across Indonesia; to overcome liquidity crisis; and to improve short term funding capabilities.
Untuk mengatasi tantangan saat ini, upaya yang terkoordinasi sangat diperlukan melalui efisiensi internal PLN untuk menurunkan biaya pokok produksi, tingkat tarif dan marjin yang berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan PLN dalam mencari sumber pendanaan, dan tindakan lain Pemerintah seperti suntikan modal, debt-equity swap, dan Domestic Market Obligation (DMO).
As to deal with the current challenges, a coordinated effort is required through internal efficiency aiming to decrease production cost; level of tariffs and margin for improving PLN’s capabilities in finding source of funding; and other government initiations such as capital injection, debt-equity swap, and Domestic Market obligation.
Prioritas Jangka Panjang Aspirasi jangka panjang Perusahaan adalah bertransformasi menuju Perusahaan Kelas Dunia, Menguntungkan dan Dicintai Pelanggan dengan Cara yang Ramah Lingkungan dan Aman.
Long Term Priorities The company’s long term aspiration is being organizational transformation into a World Class, Profitable and the Preferred Company through an environmentally Friendly and Safe operations.
Transformasi PLN Terdapat dua hal utama dalam transformasi PLN yakni tranformasi dari sisi soft skill dan hard skill. Transformasi soft skill terkait dengan budaya kerja
PLN Transformation There are two main issues in the PLN transformation efforts concerning the soft skills and hard skills. The soft-skill transformation is a work culture oriented
• To improve PLN’s financial condition; • To improve investment and operation efficiency; and • To improve operational performance.
effort focusing on high performance, positive synergy and focused work performance. In addition, pln should be moving towards strong performance management, authority delegation and related units empowerment. Hard-skill transformation is associated with the company’s assets, that is by intensifying the capacity of generation, transmission and distribution to ensure adequate supply of electrical energy.
Laporan Manajemen Management Report
yang berorientasi kinerja tinggi, bersinergi dan terarah. Disamping itu PLN harus bergerak kearah manajemen kinerja yang kuat, mendelegasikan wewenang dan memberdayakan unit-unit terkait. Transformasi sisi hard skill adalah terkait dengan aset perusahaan, yakni melipatgandakan kapasitas pembangkitan, transmisi dan distribusi untuk menjamin penyediaan energi listrik yang cukup.
55
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
56
Menjadi Perusahaan Kelas Dunia Untuk menjadi perusahaan kelas dunia fungsi utama PLN yang terkait dengan kinerja operasi pembangkit, transmisi dan distribusi harus berada pada kuartal pertama. Peningkatan kinerja operasi pembangkit dilakukan secara bertahap, diawali dengan memperbaiki SAIDI/SAIFI, produktifitas pegawai dan susut jaringan. Pada fungsi pendukung seperti business process, sebagai perusahaan kelas dunia PLN harus menerapkan business process kelas dunia. Sebagai contoh dalam hal pengadaan, PLN harus mampu mengambil manfaat dari skala ekonomi pengadaan dan penggunaaan prinsip Total Cost of Ownership (TCO) untuk mendapatkan harga yang lebih baik. Begitu juga dalam hal pengelolaan aset, PLN harus mampu mengoptimalkan investasi dan kemampuan melaksanakan proyek-proyek skala besar.
TO BECOME World Class COMPANY In becoming a world-class company, PLN’s main functions associated to the operational performance of the generation, transmission and distribution should be in the first quadrant through improvement of quality and reliability in the supply of electricity, employee productivity and network losses. As a world class company, PLN is required to implement a world-class business process. For instance in the procurement level, PLN must be able to take advantage of an economical procurement and to apply Total Cost of Ownership (TCO) principles to obtain a better price. In terms of asset management, PLN must be able to optimize investment and execute large scale projects.
Beroperasi secara Menguntungkan Menjadi perusahaan kelas dunia saja tidaklah cukup. PLN memerlukan kemampuan dan kemandirian dalam hal keuangan. Oleh karena itu untuk dapat tumbuh dan berkembang, PLN haruslah mendapatkan marjin yang baik.
Profitable As to achieve the world-class company, PLN is also urged to being financially credible and independent. Therefore, a profitable operation is required for the growing and development of the Company.
Ramah lingkungan PLN turut bertanggungjawab menjaga lingkungan yang sehat dan terus berupaya memanfaatkan energi terbarukan (renewable energy) yang fokus pada pengembangan energi panas bumi (geothermal) dan pemanfaatan energi air. Batubara tetap menjadi andalan utama PLN, namun dimasa mendatang akan terus diupayakan penggunaan teknologi bersih yang dapat menjamin gas buang pembangkit batubara menjadi lebih ramah lingkungan.
Environmentally friendly PLN is responsible for safeguarding a healthy environment and will continue its efforts in maximizing renewable energy focusing on geothermal and hydro energy development. Meanwhile coal remains PLN’s source of baseload for electricity supply, however in the future PLN must put constant efforts in the use of greener technology in ensuring cleaner and environmentally friendly coal powerplant emission.
Menjaga Keamanan Kerja dan Lingkungan Kerja Perusahaan mengutamakan keamanan (safety) pegawai. Dengan jumlah pegawai yang mencapai lebih dari 40.000 orang, Perusahaan selalu mengutamakan keselamatan (safety) dan kesehatan pegawainya sehingga diharapkan tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident). Perusahaan mengharuskan setiap unit untuk memperoleh sertifikat OHSAS dengan sasaran ‘zero accident’ pada tahun 2010 sebagai perwujudan dari tujuan Perusahaan mengutamakan keamanan pegawai.
Secure The Company prioritizes employees’ safety. With the growing number of employees of more than 40,000 people, the Company must put employees’ safety and health as the number one priority in achieving zero accident. Hence the Company requires each unit to obtain OHSAS certification aiming at ‘zero accident’ in year 2010 as part of the Company’s objective realization of securing employees’ safety.
Sasaran Jangka Panjang PLN Tahun 2010-2015 1. Menambah kapasitas 30 GW pada tahun 2015, atau 5 GW per tahun. 2. Menurunkan biaya pokok produksi menjadi Rp 1099 per kWh. 3. Menurunkan susut jaringan dari 9,93% menjadi 7,98% dan SAIDI/SAIFI dari 300 menit/9 kali gangguan menjadi 120 menit/4 kali gangguan. 4. Memperkecil gap keuangan menjadi Rp 113-124 triliun. 5. Return On Assets (ROA) menjadi 5,6% sampai dengan tahun 2015. 6. Meningkatkan kemampuan dan menambah jumlah pegawai lebih dari 20.000 pegawai.
PLN Long-Term goals for year 2010-2015 1. To enhance the capacity of 30 GW in 2015, or 5 GW per year; 2. To lower the primary cost of production to Rp 1,099 per kWh; 3. To reduce transmission losses from 9.93% t o 7.98% and SAIDI/SAIFI from 300 minutes/9 times of interruption to 120 minutes/4 times of interruption; 4. To reduce the financial gap to Rp 113-124 trillion;
Inisiatif Strategis Untuk mencapai tujuan di atas, PLN telah menetapkan program transformasi yang diberi nama program Metamorfosa, yang diwujudkan dalam sembilan inisiatif strategis – lima inisiatif strategis berkaitan dengan fungsi bisnis inti, dua inisiatif strategis sebagai enabler, dan dua inisiatif strategis sisanya adalah infrastruktur pendukung untuk membangun citra positif dan keberhasilan implementasi. Sembilan inisiatif strategis yang dimaksud diatas adalah: 1. Melakukan optimalisasi ekspansi kapasitas dan pembiayaan. 2. Menurunkan biaya energi primer. 3. Melakukan perbaruan kinerja operasional (Operational Performance Improvement/OPI). 4. Melakukan pengadaan sesuai aturan yang profesional (procurement excellence). 5. Melakukan praktik perdagangan sesuai aturan yang profesional (commercial excellence). 6. Melakukan manajemen pemangku kepentingan (stakeholders) dan pembuat peraturan (regulatory). 7. Menerapkan budaya kinerja tinggi dan kepemimpinan yang kuat. 8. Membentuk citra yang positif. 9. Melaksanakan Program Management Office (PMO).
STRATEGIC INITIATIVES To achieve the above goals, PLN has set a transformation program called Metamorphosis, which is realized through the nine strategic initiatives - the five strategic initiatives related to core business functions, two strategic initiatives related to enabler function, and the remaining two strategic initiatives related to supporting infrastructure function to build the positive image as well as to support its successful implementation. the referred nine strategic initiatives are: 1. To optimize the capacity expansions and financing; 2. To reduce primary energy cost; 3. To perform an operational performance Improvement (OPI); 4. To conduct procurement excellence;
5. To achive return on assets (ROA) at 5.6% up to year 2015; and 6. To improve the employees capability and recruit more than 20,000 employees.
5. To conduct commercial excellence;
7. To apply a high performance culture and strong leadership; 8. To create a positive image; and 9. To carry out Program Management Office (PMO).
Laporan Manajemen Management Report
6. To apply good governance for the stakeholder and regulator;
57
58
STRATEGI DAN KEBIJAKAN policy and strategy Pengadaan
Independent Power Producer (IPP) dilakukan sesuai dengan prinsip dasar pengadaan serta peraturan perundangan yang berlaku
Procurement of Independent Power Producer (IPP) is conducted in line with basic principles of procurement
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
and applicable law and regulations
Strategi perusahaan berdasarkan pengelompokan bidang adalah :
Corporate strategy based on division groups:
Bidang Pemasaran dan Penjualan Untuk menarik pelanggan baru dan memperluas hubungan pelanggan existing, perusahaan berupaya meningkatkan ketersediaan daya di satuan sistem ketenagalistrikan, merehabilitasi jaringan, serta menawarkan inovasi produk dan layanan yang dilaksanakan di seluruh unit pelayanan berupa: Listrik Prabayar, Payment Point On Line Bank (PPOB) dan Automatic Meter Reading.
Marketing and Sales To attract new customers and extend business relationship with existing customers, the Company makes the efforts to increase power supply in electricity system units, rehabilitate transmission networks, and offers product and service innovation at all service units, which are Prepaid Electricity, Payment Point On Line Bank (PPOB) and Automatic Meter Reading.
Bidang Pembangkitan a. Melaksanakan pemenuhan jadwal COD proyek 10.000 MW di 10 lokasi, 19 Unit, dengan total kapasitas 3.266 MW. b. Menurunkan pemakaian bahan bakar minyak dan meningkatkan produksi pembangkit non BBM untuk memperbaiki bauran energi.
Generating Division a. Meet the scheduled target of 10,000 MW COD project 10 locations, 19 units, with total capacity of 3,266 MW; b. Reduce oil fuel consumption and increase non oil fuel power plants’ production to improve energy mix;
c. Melakukan perbaikan heat reat. d. Meningkatan ketersediaan pembangkit (availability factor). e. Melakukan perbaikan manajemen asset. f. Mengoptimalkan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan.
c. Heat reat improvement. d. Increase power plants’ availability factor.
Pengadaan / Pembelian Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dilakukan sesuai dengan pedoman pengadaan yang berlaku untuk mendapatkan barang/jasa dengan harga evaluasi terendah, mutu yang baik serta waktu yang lebih cepat. Guna meningkatkan kualitas dan profesionalitas pejabat dan panitia pengadaan, maka dilaksanakan pelatihan-pelatihan tentang pengadaan barang dan jasa serta sertifikasi bagi panitia pelaksana pengadaan yang telah memenuhi kriteria tertentu.
Procurement / Purchase To obtain materials and services at the lowest evaluation price, good quality and less time, the Company carries out procurement in compliance with applicable procurement manual. To enhance the quality and professionalism of procurement committee and personnel, the Company conducts trainings on procurement of materials and services, and certification for procurement committees that have met certain criteria.
Dalam proses pengadaan barang/jasa, perusahaan berupaya untuk meningkatkan prinsip efisiensi, keterbukaan, transparansi, serta kecepatan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, dengan melakukan proses pengadaan melalui e-procurement dan e-auction yang memanfaatkan sarana sistem IT.
Taking advantage of IT infrastructure in procurement process, the Company makes efforts to enhance efficiency, openness, transparency, and timely process through e-procurement and e-auction processes.
Pengadaan energi primer untuk pengoperasian pembangkit dilaksanakan melalui kontrak jangka panjang, sehingga dapat menjamin kelangsungan pasokan dan harga evaluasi terendah, sedangkan pengadaan Independent Power Producer (IPP) dilakukan sesuai dengan prinsip dasar pengadaan serta peraturan perundangan yang berlaku. Pengadaan tenaga kerja melalui kontrak outsourcing tenaga kerja dilakukan dengan prinsip kehati-hatian untuk menghindari timbulnya permasalahan tenaga kerja.
Procurement of primary energy power plan operation is carried out through long term contracts to ensure reliability of supply and lowest evaluation price, while procurement of Independent Power Producer (IPP) is conducted in line with basic principles of procurement and applicable law and regulations. Procurement of human resources through outsourcing contracts is accomplished on prudent principals to avoid future employment problems.
Energi Primer Langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk menjamin keandalan pasokan batubara adalah : 1. Menyiapkan kontrak batubara jangka menengah maupun jangka panjang sesuai dengan volume batubara yang dibutuhkan. 2. Mengirim pasokan batubara sesuai rencana operasi masing-masing pembangkit. 3. Untuk kontrak CIF, pemasok diminta untuk menunjukkan kontrak transportasi batubaranya.
Primary Energy To ensure reliability of coal supply, the Company takes the following steps: 1. Prepare coal contracts for medium term and long term in line with coal volume needs;
e. Improve asset management. f. Optimize operation and maintenance.
Laporan Manajemen Management Report
2. Deliver coal supply according to each power plant’s operating plan; 3. Require CIF contract suppliers to show their coal transportation contracts;
59
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
60
4. Membuat kontrak FOB dengan beberapa pemasok batubara low rank coal (LRC) dengan total pasokan 2,1 juta ton per tahun untuk cadangan strategis. 5. Mengoptimalkan pasokan dari anak perusahaan PT PLN Batubara untuk seluruh pembangkit milik PLN maupun anak perusahaan, sehingga menjamin keandalan dan ketersediaan pasokan batubara. 6. Membentuk Kelompok Kerja Energi .
4. Enter into FOB contract with several low rank coal (LRC) suppliers with a total supply of 2.1 million tons per year for strategic reserve;
Langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk menjamin keandalan pasokan gas adalah : 1. Melakukan kordinasi dengan unit-unit pembangkit untuk memastikan kesiapan pembangkit gas dan ketersediaan infrastruktur penyerapan gas di pembangkit agar dapat menyerap pasokan gas sesuai jadwal. 2. Mempercepat proses negosiasi untuk beberapa tambahan pasokan gas yang masih belum terkontrak. 3. Melakukan pembelian gas secara spot.
To ensure reliability of gas supply, the Company takes the following steps: 1. Coordinate with generating units to ensure readiness of gas generator and availability of gas extraction infrastructure at power plants to extract gas on schedule;
Produksi dan Kualitas produk 1. Meningkatkan produksi. 2. Melaksanakan sewa pembangkit untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik. 3. Perkuatan Transmisi dan Distribusi, temasuk cadangan Inter Bus Transformer (IBT). 4. Perbaikan Jaringan Distribusi. 5. Mengembangkan program Operational Performance Improvement (OPI) untuk meningkatkan perbaikan kualitas pelayanan. 6. Peningkatan integritas layanan publik.
Production and Product Quality 1. Increase production; 2. Rent power plants to meet electricity needs;
5. Ensuring reliability and availability of coal supply by optimizing supply from PT PLN Batubara, towards all PLN and subsidiaries’ power plants.
6. Forming Energy Work Team.
2. Speed up negotiation process for unfinalized additional gas supply contracts; 3. Purchase gas on spot.
3. Reinforce transmission and distribution, including extra Inter Bus Transformers (IBT); 4. Improve distribution network; 5. Develop Operational Performance Improvement (OPI) program to improve service quality; 6. Increase public servicing integrity.
profil perusahaan Company profile
62 66 68 74
Visi, misi, moto dan nilai-nilai perusahaan Vision, Mission, Motto and Corporate Values
75 78
lembaga penunjang perusahaan Corporate Institutional Support
80
struktur organisasi Organization Structure
81
profil manajemen Management Profile
sekilas tentang pln PLN in Brief bidang usaha Line of Business akses informasi Access to Information
kepemilikan saham Share Ownership
Laporan Manajemen Management Report
61
62
VISI, MISI, moto dan nilai-nilai perusahaan vision, mission, motto and corporate’s values
visi vision Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani Recognized as a world class company which grows, excels and is trusted by relying on human potential
misi mission 1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. Running the electricity business and the field related, orienting at customer satisfaction, corporate members and shareholders.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. To make electricity as a media to improve quality of life of the people. 3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. To strive making electricity as the driving force of the company. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. To operate an environmentally friendly business.
moto motto Listrik untuk kehidupan yang lebih baik Electricity for a better life
NILAI-NILAI LUHUR PERUSAHAAN Sejak awal berdiri, Perusahaan telah menanamkan nilainilai budaya yang kuat dalam menjalin hubungan yang berkesinambungan dengan para pemangku kepentingan. Hal ini tidak lepas dari falsafah kami yang berlandaskan: • Saling percaya, integritas, peduli dan pembelajar Saling Percaya Suasana saling menghargai dan terbuka diantara sesama anggota Perusahaan yang dilandasi oleh keyakinan akan integritas, itikad baik, dan kompetensi dari pihak-pihak yang saling berhubungan dalam penyelenggaraan praktek bisnis yang bersih dan etikal. Integritas Wujud dari sikap anggota Perusahaan yang secara konsisten menunjukkan kejujuran, keselarasan antara perkataan dan perbuatan, dan rasa tanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan dan pemanfaatan kekayaan perusahaan untuk kepentingan baik jangka pendek maupun jangka panjang, serta rasa tanggung jawab terhadap semua pihak yang berkepentingan.
COmpany’S core VALUES
Profil Perusahaan Company Profile
Since it was first established, the Company has placed great importance on strong cultural values in its relations with stakeholders. This is tied in with our philosophy, which based on: • Mutual trust, integrity, care and learning Mutual Trust An atmosphere of mutual respect and openness between fellow members of the Company based on a belief in integrity, good faith, and competence related to the implementation of clean, ethical business practices. Integrity The realization by fellow Company members who consistently show honesty, harmony between words and deeds, and responsibility to company management and use of company assets in both the short and long term, as well as a sense of responsibility towards all related parties.
63
64
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Peduli Cerminan dari suatu niat untuk menjaga dan memelihara kualitas kehidupan kerja yang dirasakan anggota perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka bertumbuh kembang bersama, dengan dijiwai kepekaan setiap permasalahan yang dihadapi perusahaan serta mencari solusi yang tepat Pembelajar Sikap anggota perusahaan untuk selalu berani mempertanyakan kembali sistem dan praktik pembangunan, manajemen dan operasi, serta berusaha menguasai perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir demi pembaharuan Perusahaan secara berkelanjutan.
Care A reflection of the intention to maintain and preserve a work-life quality felt by all members of the company and related parties, growing together with sensitivity for the problems faced by the company and in finding the best solutions.
Learning An attitude whereby all members of the company have the courage to question the systems and practice of development, management and operations, as well as making the effort to master the most recent science and technology for the company’s continued growth.
• Peka-tanggap terhadap kebutuhan Pelanggan Senantiasa berusaha untuk tetap memberikan layanan yang dapat memuaskan kebutuhan Pelanggan secara cepat tepat dan sesuai.
• Sensitive Response to Customer Needs Always making the effort to give satisfactory service, meeting customer needs accurately and appropriately.
• Penghargaan pada harkat dan martabat manusia Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan bisnis.
• Human Dignity Appreciation Upholding human dignity with all its pluses and minuses, acknowledging and protecting human rights while conducting business.
• Integritas Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas dan obyektifitas dalam pengelolaan bisnis.
• Integrity Upholding high levels of honesty, integrity and objectivity while conducting business.
• Kualitas Produk Meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus menerus dan terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.
• Product Quality Continually improving quality and reliability of products and measuring and maintaining environmental quality in conducting business.
• Peluang untuk maju Memberikan peluang yang sama dan seluasluasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.
• Opportunities to Advance Providing the same broad scope of opportunities for all members of the company to excel and occupy positions in accordance with the criteria and competencies of the designated position.
• Inovatif Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya inovatif.
• Innovation Willingness to share knowledge and experience with all members of the company, fostering a thirst for knowledge and respect for ideas and innovative work.
• Mengutamakan kepentingan perusahaan Konsisten untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan menjamin setiap keputusan yang diambil demi kepentingan perusahaan.
• Prioritizing company interests Consistency in avoiding conflicts of interest and guaranteeing each decision is taken in the company’s interest.
• Pemegang Saham Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya meningkatkan nilai investasi Pemegang Saham.
• Shareholders Taking business decisions to increase investment value for shareholders.
PLN meyakini bahwa perwujudan Falsafah, Visi dan Misi Perusahaan, harus dilakukan secara bersama-sama berdasarkan nilai-nilai Budaya Perusahaan, yang diimplementasikan di seluruh jajaran perusahaan dan dikomunikasikan melalui sosialisasi kepada seluruh unit-unit PLN oleh Tim Sosialisasi PLN Kantor Pusat, serta ditanamkan kepada pegawai baru pada masa orientasi. Pada Oktober 2005, telah diterbitkan suatu Pedoman Perilaku (Code of Conduct/CoC) sebagai bentuk implementasi peningkatan dan penyempurnaan penerapan Budaya Perusahaan dan GCG sebagai kode etik yang dianut oleh seluruh pegawai di lingkungan PT PLN (Persero). Pedoman Perilaku/ Code of Conduct tersebut berisi mengenai kebiasaan baik dan tata pergaulan profesional di lingkungan PLN, serta mengatur aspek kepemimpinan PLN, keanggotaan yang bertanggung jawab, hubungan profesional antar anggota dan hubungan dengan
PLN believes that the implementation of the Company Philosophy, Vision and Mission must be carried out, based on Company culture, by everyone at all levels of the company and communicated to all PLN units by the PLN Head Office Communication Dissemination Team, as well as being nurtured in new employees during orientation. In October 2005, a Code of Conduct was issued as a part of the implementation program to enhance and improve the application of the Company Culture and Good Corporate Governance (GCG); this is a code of ethics to be followed by all employees of PT PLN (Persero). This Code of Conduct contains information on good habits and professional association within PT PLN (Persero), as well as regulating aspects of PLN leadership, responsible membership, and professional relationships between members and with external parties.
pihak eksternal.
Profil Perusahaan Company Profile
65
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
66
sekilas tentang pln pln in brief
Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.
Beginning in the end of 19th century, the development of electricity in Indonesia was intensified in several Dutch Companies operating in sugar and tea plantation that developed power plant to meet their needs.
Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II.
Between 1942-1945, there was a great shift from these Dutch companies by the Japanese after the Dutch surrendered to the Japanese army in the beginning of World War II.
Proses peralihan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaanperusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
The shift reoccurred at the end of World War II in august 1945 when the Japanese surrendered to the allied Forces. this opportunity was taken over by the youths and electricity labourers through labour/ employee electricity and Gas delegation together with the Management of KNI Head Office to meet President Soekarno to ask the handover of the Companies to the Government of the Republic of Indonesia. On october 27, 1945, president Soekarno established electricity and Gas Bureau under the Departement of public Works and energy with power plant capacity of 157.5 MW.
Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Pada 1 Januari 1965 BPU-
On January 1, 1961, Gas and electricity Bureau was changed to BPU-PLN (Board of General administration of the State electricity Company) that focused on electricity, gas and coke sectors. on January 1, 1965 BPU-PLN was dismissed
and 2 (two) state owned enterprises were formalised, namely perusahaan listrik negara (PLN), a stateowned electricity company, to manage electrity and perusahaan Gas negara (PGN) to manage gas power.
Tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perusahaan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum.
In 1972, in accordance with Government regulation No. 17, the State-owned electricity Company was enacted as a Stateowned General electricity Company and as the authorized agency of electricity Business (PKUK) responsible to provide electricity to meet public needs. While the Government policy was giving opportunity to the private Sectors to involve in the provision of electricity, the status of PLN was changed from a General Company to Corporation as well as the authorized agency of electricity Business (PKUK) in providing electricity for public needs until present.
Selanjutnya, dengan diterbitkan UU Nomor 30 Tahun 2009, PLN bukan lagi sebagai PKUK namun sebagai Badan Usaha Milik Negara dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
After the issuance of law No.30 Year 2009, PLN status was no longer as PKUK, but it was officially a State-owned enterprise providing electricity to meet the public needs.
Profil Perusahaan Company Profile
PLN dibubarkan, kemudian diresmikanlah 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas.
67
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
68
bidang usaha line of business Sesuai Undang-undang No.30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan dan berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, berikut adalah rangkaian kegiatan usaha Perusahaan: 1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang mencakup: • Pembangkitan tenaga listrik. • Penyaluran tenaga listrik. • Distribusi tenaga listrik. • Perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik. • Pengembangan penyediaan tenaga listrik. • Penjualan tenaga listrik. 2. Menjalankan usaha penunjang tenaga listrik yang mencakup: • Konsultasi ketenagalistrikan. • Pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan. • Pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan. • Pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan tenaga listrik. 3. Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup: • Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber energi lainnya untuk kepentingan tenaga listrik. • Pemberian jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada pembangkitan, penyaluran, distribusi dan retail tenaga listrik. • Kegiatan perindustrian perangkat keras dan lunak di bidang ketenagalistrikan dan peralatan lain terkait dengan tenaga listrik. • Kerja sama dengan pihak lain atau badan penyelenggara bidang ketenagalistrikan baik dari dalam maupun luar negeri di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi dan informasi terkait dengan ketenagalistrikan. • Usaha jasa ketenagalistrikan.
In accordance with Regulation No. 30 Year 2009 regarding to Electricity Power and based on the Company’s Articles of Association, the Corporate business sectors are as follows: 1. To operate in power supply consisting of the following: • Generating electrical power; • Supplying electrical power; • Distributing electrical power; • Planning and constructing facilities for electrical power provision; • Developing electrical power provision; and • Selling of electrical power 2. To operate electricitiy support business which consists of: • Electricity consultation; • Construction and installation of electrical equipment; • Maintenance of electrical equipment; and • Developing technology of electrical support equipment. 3. Other activities include: • Managing natural resources utilization as well as other sources for electricity necessities;
Kegiatan usaha Perusahaan dibagi menjadi beberapa kategori: 1. Kegiatan Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan oleh Perusahaan sebagai induk perusahaan termasuk diantaranya perencanaan pengembangan fasilitas tenaga listrik (pembangkitan, transmisi dan distribusi umum) dan penunjangnya, rencana pendanaan, pengembangan usaha, pengembangan organisasi, dan SDM.
The Corporate business sectors are categorized as follows: 1. Planning The Corporate activity as a holding company includes electricity facillities planning and development (power plant, transmission and general distribution) and its supports, financing planning, business development, organizational development and human resources.
Kegiatan perencanaan yang berkaitan dengan jaringan distribusi dan listrik pedesaan akan
• Managing operational service utilization and load dispatcher on power plant, transmission, distribution and electricity retail; • Managing hardware and software industrial activities in electricity power and other instruments related to electricity power; • Cooperating with other parties or electricity power operator both from local and abroad in electricity related construction, operations, telecommunications and electricity update; and • Electricity services.
Planning activities related to distribution network and rural electricity will be carried out by the holding
dilakukan oleh induk Perusahaan perihal pokokpokok kebijakan makro, sedangkan perencanaan turunannya akan dilakukan oleh satuan organisasi wilayah atau distribusi. 2. Kegiatan Pembangunan Kegiatan pembangunan yang mencakup konstruksi sarana penyediaan tenaga listrik pembangkitan, transmisi dan gardu induk merupakan tugas dari satuan organisasi konstruksi Proyek Induk. Sementara pelaksanaan pembangunan jaringan distribusi dilakukan oleh masing-masing unit organisasi wilayah dan distribusi. Kegiatan pembangunan proyek kelistrikan desa yang berasal dari pendanaan APBN adalah tugas Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi. 3. Kegiatan Pengusahaan/Operasi Kegiatan berupa produksi tenaga listrik dihasilkan oleh pusat-pusat pembangkit tenaga listrik yang terdiri dari beberapa jenis pembangkit, yaitu Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batubara, gas alam atau bahan bakar minyak (BBM); Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) berbasis tenaga air sebagai penggerak turbin; Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG-gas turbine) berbasis gas alam atau BBM; Pusat
jaringan distribusi dilakukan oleh masing-masing unit organisasi wilayah dan distribusi Development of the distribution lines has been carried out by each organization’s region and distribution units
Profil Perusahaan Company Profile
Pelaksanaan pembangunan
company in regards to macro policy, while other micro policy implementation will be carried out by the regional organizational units or distribution. 2. Development activities Development activities covering infrastructure construction of power plants’ energy supply transmission and sub-relay stations are duties of the Main project’s organizational construction unit. Meanwhile, development of the distribution lines has been carried out by each organization’s region and distribution units. the rural development project activity supported by the State Budget funding is being the Government’s responsibility commanded by the Directorate General of electricity and energy Consumption. 3. Operational activities The activities consist of electricity power production generated by electricity power plant centres comprising of several power plants such as coal, natural gas or oil fuel based Steam Power Plant; Hydro Power Plant with hydro power as the main drive of the turbin; natural gas or oil
69
70
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berbasis tenaga uap panas bumi; dan Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbasis BBM.
Selain itu, Perusahaan juga melakukan pembelian tenaga listrik yang diproduksi oleh pusatpusat pembangkit tenaga listrik swasta yang juga merupakan gabungan dari beberapa jenis pembangkit, yaitu PLTU berbahan bakar batubara, Pusat Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGUcombined cycle) berbasis gas alam atau BBM, PLTA berbasis tenaga air sebagai penggerak turbin, PLTP berbasis tenaga uap panas bumi dan PLTD berbasis BBM.
In addition to that, the Company will also purchase electricity power produced by private power plants as a collaboration of several power plant units, such as coal based Steam power plant, natural gas or oil fuel based Gas Steam power plant, Hydro power plant with hydro power as the main drive of the turbin, geothermal based Geothermal power plant and oil fuel based Diesel power plant.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pusat pembangkit disalurkan ke gardu induk melalui jaringan transmisi dengan berbagai tingkat tegangan seperti Tegangan Ekstra Tinggi (500 kV), Tegangan Tinggi (150 dan 70 kV). Semakin besar daya yang akan disalurkan kepada kawat transmisi berukuran sama, semakin tinggi tegangan yang diperlukan. Tingkat tegangan di gardu induk yang berkapasitas 500 kV atau 150 kV akan diturunkan untuk tujuan distribusi kepada pelanggan.
The electricity power produced by the main power plant is distributed to the sub-station through transmission network with various of voltage level such as extra High Voltage (500 kV) and High Voltage (150 and 70 kV). the higher power capacity that is distributed through the same-size capacity transmission cable, the higher voltage will be needed. the voltage level in the sub-station with the capacity of 500 kV or 150 kV will be reduced prior to distribution to the customers.
Untuk kategori pelanggan besar dilayani dengan jaringan tegangan tinggi sebesar 150 dan 70 kV, dan jaringan menengah sebesar 20 kV. Untuk pelanggan kecil, energi listrik disalurkan ke gardu distribusi melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kV dan selanjutnya di gardu distribusi tegangan diturunkan ke tingkat 380/220 volt untuk kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah (JTR) ke sambungan rumah (SR). 4. Kegiatan Riset dan Penunjang Kegiatan yang dilakukan oleh satuan organisasi penunjang mencakup: • PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Latihan yang bertugas untuk menyelenggarakan berbagai pendidikan dan latihan di bidang teknik, manajemen, keuangan dan administrasi umum. • PT PLN (Persero) Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan yang bertugas untuk memberikan dukungan dalam studi kelayakan, desain dan supervisi konstruksi sarana penyediaan tenaga listrik.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
fuel based Gas Power Plant; geothermal based Geothermal Power Plant; and oil fuel based Diesel Power Plant.
Our major customers will be served with high voltage of 150 and 70 kV as well as medium networks of 20 kV capacity. For smaller customers, the electricity energy will be transmitted to distribution substation through Medium Voltage Distibution lines (JTM) of 20 kV and the voltage will subsequently be reduced to 380/220 volts at the distribution substation to be transmitted to residential connection (SR) through low Voltage Distribution lines (JTR). 4. Research and Support activities Activities conducted by supporting organization units include: • PT PLN (Persero) Education and Training Center is responsible for organizing various education and trainings in engineering, management, finance and general administration; • PT PLN (Persero) Engineering Service is responsible for providing support in feasibility study, design and energy infrastructure construction supervision;
• PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan yang bertugas untuk memberi dukungan dalam standarisasi, kalibrasi dan pengujian peralatan listrik serta instrumen lainnya. • PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi yang bertugas untuk memberikan dukungan dalam sertifikasi produk peralatan listrik, sistem manajemen mutu dan lingkungan bidang ketenagalistrikan serta kelalaian instalasi tenaga listrik dan tera meter. • PT PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi yang bertugas untuk memberikan dukungan dalam manajemen konstruksi lapangan untuk konstruksi dan layanan perbaikan terutama di sektor kelistrikan. • PT PLN (Persero) Jasa dan Produksi yang bertugas untuk memberikan dukungan terhadap produksi dan layanan perbaikan terutama di sektor kelistrikan.
• PT PLN (Persero) Electricity Research and Development is responsible for giving support in standardization, calibration and testing of electric gear and other instruments;
Dalam memberikan seluruh jasa tersebut, PLN memiliki unit-unit bisnis yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Daftar seluruh unit bisnis PLN adalah sebagai berikut.
Giving those services, PLN has business units all over Indonesia. The list of PLN business units are as follow:
• PT PLN (Persero) Certification Service is responsible for giving support in electric gear product certification, electrical quality management and environmental system as well as feasibility of electric installation and calibration; • PT PLN (Persero) Construction Management Service is responsible for giving field construction management support for construction and reparation services particularly in electricity sector; and • PT PLN (Persero) Service and Production is responsible for giving support to production and reparation services particularly in electricity sector.
Unit Bisnis (UB) Perusahaan
NO.
business unit (UB)
UNIT BISNIS BUSINESS UNIT PT PLN (Persero) Wilayah Aceh PT PLN (Persero) Aceh Region
2
PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara PT PLN (Persero) North Sumatra Region
3
PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat PT PLN (Persero) West Sumatra Region
4
PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kep. Riau PT PLN (Persero) Riau and Riau Islands Region
5
PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu PT PLN (Persero) South Sumatra, Jambi, Bengkulu Region
6
PT PLN (Persero) Wilayah Bangka Belitung PT PLN (Persero) Bangka Belitung Region
7
PT PLN (Persero) Wilayah Lampung PT PLN (Persero) Lampung Region
8
PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat PT PLN (Persero) West Kalimantan Region
9
PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PT PLN (Persero) South Kalimantan and Central Kalimantan Region
10
PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Timur PT PLN (Persero) East Kalimantan Region
11
PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo PT PLN (Persero) North Sulawesi, Central Sulawesi and Gorontalo Region
12
PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat PT PLN (Persero) South Sulawesi, Southeast Sulawesi and West Sulawesi Region
13
PT PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara PT PLN (Persero) Maluku and North Maluku Region
14
PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat PT PLN (Persero) Papua and West Papua Region
Profil Perusahaan Company Profile
1
71
72
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
NO.
UNIT BISNIS BUSINESS UNIT
15
PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat PT PLN (Persero) West Nusa Tenggara Region
16
PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur PT PLN (Persero) East Nusa Tenggara Region
17
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur PT PLN (Persero) Distribution of East Java
18
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta PT PLN (Persero) Distribution of Central Java and Yogyakarta
19
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten PT PLN (Persero) Distribution of West Java and Banten
20
PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang PT PLN (Persero) Distribution of Jakarta Raya and Tangerang
21
PT PLN (Persero) Distribusi Bali PT PLN (Persero) Distribution of Bali
22
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Pembangkitan Sumatera I PT PLN (Persero) Power Plant Project Unit Sumatra I
23
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Pembangkitan Sumatera II PT PLN (Persero) Power Plant Project Unit Sumatra II
24
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Pembangkitan Sulawesi, Maluku dan Papua PT PLN (Persero) Power Plant Project Unit Sulawesi, Maluku and Papua
25
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Pembangkitan Hidro Jawa dan Bali PT PLN (Persero) Hydro Power Plant Project Unit Java and Bali
26
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Pembangkitan Thermal Jawa dan Bali PT PLN (Persero) Thermal Power Plant Project Java and Bali
27
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Jaringan Sumatera I PT PLN (Persero) Transmission Project Unit Sumatra I
28
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Jaringan Sumatera II PT PLN (Persero) Transmission Project Unit Sumatra II
29
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Jaringan Jawa dan Bali PT PLN (Persero) Transmission Project Unit Java and Bali
30
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Jaringan Sulawesi, Maluku dan Papua PT PLN (Persero) Transmission Project Unit Sulawesi, Maluku and Papua
31
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Pembangkit dan Jaringan Nusa Tenggara PT PLN (Persero) Power Plant and Transmission Project Unit of Nusa Tenggara
32
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Pembangkit dan Jaringan Kalimantan PT PLN (Persero) Power Plant and Transmission Project Unit of Kalimantan
33
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Tegangan Ekstra Tinggi Interkoneksi Sumatera - Jawa PT PLN (Persero) Extra High Voltage Project Unit Interconnection Sumatra - Java
34
PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara PT PLN (Persero) North Sumatra Power Plant
35
PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan PT PLN (Persero) South Sumatra Power Plant
36
PT PLN (Persero) Pembangkitan Lontar PT PLN (Persero) Lontar Power Plant
37
PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B PT PLN (Persero) Tanjung Jati B Power Plant
38
PT PLN (Persero) Pembangkitan Indramayu PT PLN (Persero) Indramayu Power Plant
39
PT PLN (Persero) Pembangkitan Muara Tawar PT PLN (Persero) Muara Tawar Power Plant
40
PT PLN (Persero) Pembangkitan Cilegon PT PLN (Persero) Cilegon Power Plant
41
PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali PT PLN (Persero) Transmission and Load Dispatching Center of Java Bali
NO.
UNIT BISNIS BUSINESS UNIT
42
PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera PT PLN (Persero) Transmission and Load Dispatching Center of Sumatra
43
PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan PT PLN (Persero) Research and Development
44
PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Latihan PT PLN (Persero) Education and Training Center
45
PT PLN (Persero) Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan PT PLN (Persero) Engineering Electricity Center
46
PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan PT PLN (Persero) Electricity Maintainance Center
47
PT PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi PT PLN (Persero) Construction Management Service
48
PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi PT PLN (Persero) Sertification Service
Profil Perusahaan Company Profile
73
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
74
akses informasi access to information Nama dan Alamat Perusahaan PT PLN (Persero) Jl. Trunojoyo Blok M-I No.135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesia Tel.+62 21 7251234, 7250550, 7261122 Fax.+62 21 7221330 www.pln.co.id
Nama dan Alamat Perusahaan PT PLN (Persero) Jl. Trunojoyo Blok M-I No.135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesia Tel.+62 21 7251234, 7250550, 7261122 Fax.+62 21 7221330 www.pln.co.id
Website PLN menyediakan akses informasi kepada pihak publik melalui situs web, www.pln.co.id.
Website PLN provides access information to the public through the web site, www.pln.co.id.
Di dalam situs web tersebut, PLN memberikan informasi yang mencakup aspek pelayanan pelanggan, info umum, info korporat dan hubungan investor.
On the web site, PLN provides information that covers aspects of customer service, general info, corporate info and investor relations.
Media Publikasi PLN menerbitkan berbagai media publikasi seperti Company Profile, CSR, Electricity for a Better Life.
Media Publications PLN publishes a variety of media publications such as Company Profile, CSR, Electricity for a Better Life.
PLN juga menerbitkan media publikasi yang berisi informasi mengenai unit bisnis yang dikelola oleh Unit Bisnis di lingkugan PT PLN (Persero) yang tersebar di seluruh Indonesia.
PLN also issued a media publication that contains information about business units managed by the Business Unit of environmental PT PLN (Persero) spread across Indonesia.
Media publikasi tersebut antara lain: Yes, Saburai, Pelita Bertuah, INFO PJB, SULUH ETAM, DAYA, Warta PLN 8, LMK, ICONEWS, Fokus, Tabaos, WARTA Serumpun Sebalai, P3B Sumatera, LISTRIK KITA, Floeksi, SULUH DEWATA dan CAHAYA.
Several of those media publications are as follow: Yes, Saburai, Pelita Bertuah, INFO PJB, SULUH ETAM, DAYA, Warta PLN 8, LMK, ICONEWS, Focus, Tabaos, WARTA Serumpun Sebalai, P3B Sumatera, LISTRIK KITA, Floeksi, SULUH DEWATA and CAHAYA.
Media Massa Informasi pelanggan juga diberikan oleh PLN melalui media massa dan majalah. Rubrik tanya jawab di berbagai koran untuk memberikan informasi dan solusi kepada para pelanggan. Informasi jadwal pemadaman yang disebabkan oleh program pemeliharaan dan perluasan jaringan distribusi diumumkan melalui berbagai media massa. Program edukasi pelanggan mengenai solusi menghemat pemakaian tenaga listrik secara tepat dan cerdas diberikan dalam bentuk brosur yang dilampirkan dalam majalah.
Mass Media Information for customers is also provided through mass media and magazines. Frequently asked questions rubric on the newspapers give information and solutions to the customers. Information of blackout schedule caused by program maintenance and expansion of distribution networks published through various media. Customer education program for saving electricity in an accurate and smart way was given in leaflets attached to a magazine.
Informasi berkaitan dengan PT PLN (Persero) dipublikasikan oleh Sekretariat Perusahaan PT PLN (Persero) Jl. Trunojoyo Blok M I No.135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesia Tel.+62 21 7251234, 7250550, 7261122 Fax.+62 21 7221330 www.pln.co.id
Information relating to PT PLN (Persero) is published by: PT PLN (Persero) Corporate Secretary Jl. Trunojoyo Blok M I No.135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesia Tel.+62 21 7251234, 7250550, 7261122 Fax.+62 21 7221330 www.pln.co.id
lembaga penunjang PERUSAHAAN CORPORATE institutional support Lembaga Pemeringkat Obligasi Perusahaan menunjuk PT Moodys Indonesia dan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk melakukan pemeringkatan terhadap obligasi dalam negeri PLN dan Moodys Investors Service dan Standard and Poor’s Rating Group, McGrawHill Company untuk pemeringkatan obligasi internasional PLN, dengan masing-masaing alamat sebagai berikut: PT Moodys Indonesia Menara Rajawali Lantai 22 Jl. Mega Kuningan Lot #5.1 Jakarta 12950, Indonesia PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Setiabudi Atrium Lantai 8, Suite 809-810 Jalan H.R. Rasuna Said Kav.62 Jakarta 12920, Indonesia Moodys Investor Service 7 World Trade Center, 250 Greenwich Street New York, NY 10007, USA Standard and Poor’s Rating Group, McGraw-Hill Company 55 Water Street New York New York 10041, USA
Bond Rating Agency Company appointed PT Moodys Indonesia and PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) to do the rating of domestic bonds by PLN and Moodys Investors Service and Standard and Poor’s Ratings Group, McGraw-Hill Company, an international bond rating to PLN. Each rating firms has a business address as follows:
Obligasi dalam negeri PLN tercatat di Bursa Efek Indonesia sedangkan obligasi luar negeri PLN tercatat di The Singapore Exchange Securities, Singapore. Masingmasing perusahaan pencatat efek tersebut beralamat di: Bursa Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia Jalan Jend. Sudirman Kav.52-53 Jakarta 12190, Indonesia The Singapore Exchange Securities 2 Shenton Way #19-00 SGX Centre 1 Singapore 068804, Singapore Wali Amanat PT CIMB Niaga Tbk Gedung Graha Niaga Lt 20 Jln Jend. Sudirman Kav. 58 Jakarta 12190
PLN local bonds are listed on Indonesia Stock Exchange, while PLN international bonds are listed on the Singapore Exchange Securities, Singapore. Each securities registrar firm is located at:
PT Moodys Indonesia Menara Rajawali Lantai 22 Jl. Mega Kuningan Lot #5.1 Jakarta 12950, Indonesia PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Setiabudi Atrium Lantai 8, Suite 809-810 Jalan H.R. Rasuna Said Kav.62 Jakarta 12920, Indonesia Moodys Investor Service 7 World Trade Center, 250 Greenwich Street New York, NY 10007, USA Standard and Poor’s Rating Group, McGraw-Hill Company 55 Water Street New York New York 10041, USA
The Singapore Exchange Securities 2 Shenton Way #19-00 SGX Centre 1 Singapore 068804, Singapore Wali Amanat PT CIMB Niaga Tbk Gedung Graha Niaga Lt 20 Jln Jend. Sudirman Kav. 58 Jakarta 12190
Profil Perusahaan Company Profile
Indonesia Stock Exchange Jalan Jend. Sudirman Kav.52-53 Jakarta 12190, Indonesia
75
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
76
Akuntan Perusahaan Penunjukkan atas audit akuntan Laporan Keuangan dilakukan untuk setiap periode 1 (satu) tahun yang disetujui oleh RUPS Tahunan. Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit atas laporan keuangan Perusahaan adalah: 1. Hans Tuanakotta Mustofa & Halim, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2004. 2. Osman Ramli Satrio & Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2005. 3. Osman Ramli dan Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2006. 4. Osman Bing Satrio dan Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2007. 5. Osman Bing Satrio dan Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2008. 6. Osman Bing Satrio dan Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2009. 7. Osman Bing Satrio dan Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2010.
COMPANY ACCOUNTANT The pitching for accountant office, auditing the financial statements, is conducted every 1 (one) year period as agreed by the annual GMS.
Osman Bing Satrio dan Rekan Wisma Antara lt.4 Jln Merdeka Selatan No. 17 Jakarta 10110 Pada tahun 2010, biaya yang dikeluarkan untuk general audit/audit finansial adalah Rp14.892.344.500 (empat belas miliar delapan ratus sembilan puluh dua juta tiga ratus empat puluh empat ribu lima ratus Rupiah). Selain jasa general audit laporan keuangan, KAP OBS juga melakukan beberapa jasa audit, meliputi audit kepatuhan (PSA 62) audit evaluasi kinerja, audit laporan pekerjaan dalam pelaksanaan, audit project account loan ADB (1982-1983), audit laporan keuangan Proyek Percepatan Pembangunan 10.000 MW dan audit penerusan pinjaman proyek untuk 9 Sub Loan Agreement (SLA).
Osman Bing Satrio and Partners Wisma Antara 4th Floor Jln Merdeka Selatan no. 17 Jakarta 10110
Notaris dan PPAT Lenny Janis, SH Jln. Hang Lekir 9 No.1 Jakarta 12120
Notary and PPAT Lenny Janis, SH Jln. Hang Lekir 9 No.1 Jakarta 12120
Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH Jln. Panglima Polim V No.11 Kebayoran Baru Jakarta
Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH Jln. Panglima Polim V No.11 Kebayoran Baru Jakarta
Public Accountant Firm auditing the financial statements of the Company are: 1. Hans Tuanakotta Mustofa & Halim, for the year 2004 Financial Report; 2. Osman Ramli Satrio & Partners, for the year 2005 Financial Report; 3. Osman Ramli and Partners, for the year 2006 Financial Report; 4. Osman Bing Satrio and Partners, for the year 2007 Financial Report; 5. Osman Bing Satrio and Partners, for the year 2008 Financial Report; and 6. Osman Bing Satrio and Partners, for the year 2009 Financial Report;
In the year 2010, costs incurred for the general audit/financial audit was Rp14,892,344,500 (fourteen billion eight hundred ninety two million three hundred forty four thousand five hundred Rupiah). In addition to general financial statement audit services, Kap OBS is also doing some auditing services, including compliance audit (PSA 62) on performance evaluation, audit on work in progress reports, audit on project account loan from ADB (1982-1983) and the audit of financial statements for the Fast track Development project 10,000 MW for Sub Loan Agreement (SLA).
Konsultan Hukum Marsinih Martoatmodjo Iskandar Kusdihardjo Law Office Sampoerna Strategic Square South Tower lt. 24 Jln Jend. Sudirman Kav. 45-46 Jakarta 12930
Legal Consultant Marsinih Martoatmodjo Iskandar Kusdihardjo Law Office Sampoerna Strategic Square South Tower lt. 24 Jln Jend. Sudirman Kav. 45-46 Jakarta 12930
Amanah Gedung Victoria Lt 3 Jln Sultan Hasanudin No. 47/51 Jakarta
Amanah Gedung Victoria Lt 3 Jln Sultan Hasanudin No. 47/51 Jakarta
Hakim G. Nusantara, Harman & Partners Menara Jamsostek Lt 4 Suite TA 0402 Jln. Jend Gatot Subroto No.38 Jakarta
Hakim G. Nusantara, Harman & Partners Menara Jamsostek Lt 4 Suite TA 0402 Jln. Jend Gatot Subroto No.38 Jakarta
Hadiputranto, Hadinoto & Partners Indonesia Stock Exchange Building Tower II Lt 21 Jln. Jend Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190
Hadiputranto, Hadinoto & Partners Indonesia Stock Exchange Building Tower II Lt 21 Jln. Jend Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190
Profil Perusahaan Company Profile
77
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
78
kepemilikan saham share ownership
Induk Perusahaan PT PLN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seluruh yang sahamnya dimiliki oleh Negara dengan Menteri Negara BUMN sebagai Pemegang Sahamnya.
Holding Companies PT PLN (Persero) is a State Owned Enterprise (SOE), therefore, its entity shares are owned by the Government under the SOE Ministry.
Anak Perusahaan Tabel Daftar Anak Perusahaan PT PLN (Persero) dan Kepemilikan Saham.
SUBSIDIARIES Subsidiaries of PT PLN (Persero) and share ownership.
anak perusahaan
NAMA PERUSAHAAN COMPANY NAME
subsidiaries
PERSENTASE KEPEMILIKAN OWNERSHIP PERCENTAGE PLN
TAHUN PENYERTAAN SUBSCRIPTION YEAR
LAINNYA OTHER
PLN
99,99%
0,01% (YPK PLN)
PT Pembangkitan Jawa Bali
99,99%
0,01% (YPK PLN)
1995
YPK PLN : 1995
PT Indonesia Comnets Plus
99,99%
0,01% (YPK PLN)
2000
YPK PLN : 2000
PT Pelayanan Listrik Nasional Batam
99,99%
0,01% (YPK PLN)
2000
YPK PLN : 2000
PT Prima Layanan Nasional Enjiniring
99,33%
0,67% (YPK PLN)
2002
YPK PLN : 2002
PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan
99,97%
0,03% (YPK PLN)
2003
YPK PLN : 2003
PT PLN Batubara
99,996%
0,004% (YPK PLN)
2008
YPK PLN : 2008
PT PLN Geothermal
99,996%
0,004% (YPK PLN)
2009
YPK PLN : 2009
33,00%
67,00% (PT PERTAMINA PERSERO)
2002
PT PERTAMINA (PERSERO) : 2002
100%
-
2008
-
PT Geo Dipa Energi (PT GDE)
Majapahit Holding BV
1995
LAINNYA OTHER
PT Indonesia Power
YPK PLN : 1995
PT PLN (Persero)
99.99% Indonesia Power Electricity Generation
100% Majapahit Holding B.V. Offshore Bond Financing Vehicle
99.99% Pembangkitan Jawa Bali Electricity Generation
99.99% Icon+ Information & Communication Technology
99.99%
99.99%
PLN Tarakan Electric Utility
PLN Batam Electric Utility
99.3%
PLN Enjiniring Engineering Services
99.99%
PLN Batubara Coal Supplier
99.99% PLN Geothermal Geothermal Generation
Profil Perusahaan Company Profile
79
80
struktur organisasi organization structure Direktur Utama President Director Kepala Satuan Pengawasan Intern
Dahlan Iskan
Head of Internal Audit Unit
Paiman Direktur Energi Primer
Direktur Sdm dan Umum
Director of Primary Energy
Nur Pamuji
Direktur Pengadaan Strategis
Direktur Operasi Jawa Bali
Direktur Operasi Indonesia Barat
Direktur Operasi Indonesia Timur
Direktur Bisnis Dan Manajemen Resiko
Direktur Keuangan
Director of HR and General Affairs
Direktur Perencanaan dan Teknlogi Director of Planning and Technology
Director of Strategic Procurement
Director of Java - Bali Operations
Director of West Indonesia Operations
Director of East Indonesia Operations
Director of Business and Risk Management
Director of Finance
Eddy D. Erningpraja
Nasri Sebayang
Bagiyo Riawan
I.G.A. Ngurah Adnyana
M. Harry Jaya Pahlawan
Vickner Sinaga
Murtaqi Syamsuddin
Setio Anggoro Dewo
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
I.B.G. Mardawa P. Kepala Divisi Batubara
Kepala Divisi Pengembangan Organisasi
Kepala Divisi Perencanaan Strategis Korporat
Kepala Divisi Perencanaan Pengadaan
Kepala Divisi Pembangkitan Jawa-Bali
Kepala Divisi Pembangkitan Indonesia Barat
Kepala Divisi Pembangkitan Indonesia Timur
Kepala Divisi Niaga
Divisi Keuangan Korporat
Head of Coal Division
Head of Organisation Development Division
Head of Corporate Strategic Planning Division
Head of Procurement Planning Division
Head of JavaBali Power Generation Division
Head of West Indonesia Power Generation Division
Head of East Indonesia Power Generation Division
Head of Commerce Division
Head of Corporate Finance Division
Misbachul Munir
Iwan Bachtiar
Made Ro Sakya
Doddy Hertanto
Paingot M
Nasser Iskandar
Sapto Triono W.
Benny Marbun
Yusuf Hamdani
Kepala Divisi Gas Dan BBM
Kepala Divisi Pengembangan Sistem Sdm
Kepala Divisi Perencanaan Sistem
Kepala Divisi Pengadaan Strategis
Kepala Divisi Transmisi Jawa-Bali
Kepala Divisi Transmisi Indonesia Barat
Kepala Divisi Transmisi Indonesia Timur
Kepala Divisi Bisnis Dan Transaksi Listrik
Kepala Divisi Perencanaan Pengendalian Anggaran
Head of Gas & Oil Fuel Division
Head of HR Development System Division
Head of System Planning Division
Head of Strategic Procurement Division
Head of Java-Bali Transmission Division
Head of West Indonesia Transmission division Division
Head of East Indonesia Transmission
Head of Business and Electricity Transaction Division
Head of Budget Monitoring Planning Division
Prawoko
Dadang Daryono
Joko Prasetio
Tonny Tondojoyo
Ramli Hutasuhut
Yanuar Hakim
Susanto Wibowo
Binarto B M.
Hudiono
Kepala Divisi Pengembangan Sdm dan Talenta
Kepala Divisi Enjiniring dan Teknologi
Kepala Divisi Pengadaan Ipp
Head of IPP Procurement Division
Kepala Divisi Distribusi dan Pelayanan Pelanggan Indonesia Timur Head of East Indonesia Distribution and Customer Services Division
Kepala Divisi Akuntansi, Pajak dan Asuransi
Head of Engineering and Technology Division
Kepala Divisi Distribusi dan Pelayanan Pelanggan Indonesia Barat Head of West Indonesia Distribution and Customer Services Division
Kepala Divisi Manajemen Resiko
Head of HR and Skill Develpoment Division
Kepala Divisi Distribusi dan Pelayanan Pelanggan Jawa-Bali Head of JavaBali Distribution and Customer Services Division
Head of Risk Management Division
Head of Accounting Tax and Insurance Division
Roikhan
Bowo Setiadji
Monstar Panjaitan
Haryanto Ws
Karel Sampe Pajung
Syarifuddin Ibrahim
Amir Rosyidin
Beni Hermawan
Kepala Divisi Umum dan Manajemen Kantor Pusat
Kepala Divisi Energi Baru dan Terbarukan
Kepala Divisi Konstruksi dan Ipp JawaBali
Kepala Divisi Konstruksi dan Ipp Indonesia Barat
Kepala Divisi Konstruksi dan Ipp Indonesia Timur
Kepala Divisi Perbendaharaan
Head of General Affairs and Management Hfor Head Office Division
Head of New and Renewable Energy Division
Head of JavaBali Construction and IPP Division
Head of West Indonesia Construction and IPP Division
Head of East Indonesia Construction and IPP Division
Head of Treasury Division
Eddy Sukmoro
Moch. Sofyan
Henky H Basudewo
Eko A Sudartanto
Widodo Mulyono
Tjutju Kurnia S.
GM Unit Bisnis Pln Pembangkitan GM of PLN Power Generation Business Unit GM Unit Bisnis Pln Penyaluran /P3b GM of Transmission and Center for Load Dispatching Business Unit
GM Unit Bisnis PLN Wilayah GM of PLN Region Business Unit
GM Unit Bisnis Pln Proyek Induk GM of PLN Main Project Business Unit
GM Unit Bisnis Pln Distribusi
GM Unit Bisnis Jasa Penunjang
GM of PLN Distribution Business Unit
GM of Supporting Services Business Unit
GM Pln Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Direktur Anak Perusahaan
GM of PLN Education and Training Center
Director of Subsidiary
GM Pln Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan GM of Electricity Research and Development
Direktur Usaha Patungan Director of Joint Ventures
Kepala Divisi Sistem Informasi Manajemen
Head of Management Information System Division
Rully Fasri
Kepala Satuan Pengendalian Kinerja Korporat Head of Corporate Delivery Unit
Harry Hartoyo
Kepala Satuan Pelayanan Hukum Korporat Head of Corporate Legal Services Unit
Budi Kristanto
profil manajemen management profile profil dewan komisaris profile of the board of commissioners
SYAHRIAL LOETAN
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
ABDUL AZIZ
LUTFI HAMID
ADANG FIRMAN
Komisaris Independen Independent Commissioner
Komisaris Independen Independent Commissioner
Komisaris Commissioner
Profil Perusahaan Company Profile
WIMPY S. TJETJEP
Komisaris Utama President Commissioner
YOGO PRATOMO
81 RAHMAT WALUYANTO Komisaris Commissioner
82
YOGO PRATOMO Yogo Pratomo, Komisaris Utama (Usia 54 tahun) Yogo Pratomo menjabat sebagai Komisaris Utama sejak Desember 2009. Beliau juga pernah menduduki posisi Ketua Koordinasi Harian untuk Tim Program Percepatan (sesuai Peraturan Presiden No. 72/2006 mengatur Proyek-proyek Kelistrikan 10.000 MW) sejak 2006. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (20032006), Staf Ahli Kementerian Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (1999-2003), Kepala Biro Perencanaan di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (1998-1999), Direktur Bina Program Tenaga Listrik di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (1995-1998), Kepala Sub-Direktorat Program Tenaga Listrik (1993-1995), Kepala Seksi Program Formulasi Kelistrikan (1992-1993), dan Staf Direktorat Pengembangan Energi (1988-1992).
Yogo Pratomo, President Commissioner (54) Yogo Pratomo has served as President Commissioner since December 2009. He has also served as Head of Daily Coordination to the Program Acceleration Team (in accordance with Presidential Decree No. 72/2006 regulating 10,000 MW Electricity Projects) since 2006. He held the position of Director General for Electricity and Energy Use (2003 – 2006), Ministerial Expert Staff at the Department of Energy and Mineral Resources (1999 – 2003), Head of Planning Bureau at the Department of Energy and Mineral Resources (1998 – 1999), Director of the Electricity Program at the Department of Energy and Mineral Resources (1995 – 1998), Head of Sub-directorate Electricity Program (1993 – 1995), Section Head for Electricity Formulation Program (1992 – 1993) and Directorate Staff for Energy Development (1998 – 1992).
Beliau meraih gelar Sarjana bidang Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung di tahun 1980; kemudian gelar Pasca Sarjana, Master of Science bidang Ekonomi dan Kebijakan Energi dari University of Wisconsin, Madison, Amerika Serikat (1984) dan Ph.D bidang Ekonomi dan Kebijakan Energi dari University of Wisconsin, Madison, Amerika Serikat (1988).
He holds a Bachelor Degree in Electrical Engineering from Bandung Institute of Technology, 1980; post graduate Master of Science in Economics and Energy Policies from University of Wisconsin, Madison, USA, 1984; and Ph.D in Economics and Energy Policy from University of Wisconsin, Madison, USA, 1988.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
WIMPY S. TJETJEP Wimpy S. Tjetjep, Komisaris (Usia 58 tahun) Wimpy S. Tjetjep ditunjuk sebagai Komisaris sejak Desember 2009. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Deputi Kementerian Koordinator Ekonomi Bidang Energi, Sumber Daya Mineral dan Kehutanan pada 2005, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2003), Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral Departemen ESDM (2001-2003), Staf Ahli Bidang Sumber Daya Alam, Kantor Menteri Negara Otonomi Daerah (1999-2001) dan Wakil Kelompok Kerja Geografi, Lemhanas tahun 1999.
Wimpy S. Tjetjep, Commissioner (58) Wimpy S. Tjetjep was appointed as a Commissioner in December 2009. Previously he had served as Deputy for Energy, Mineral Resources and Forestry at the Coordinating Ministry for Economics in 2005, Head of Research and Development for the Ministry of Energy and Mineral Resources (2003), Director General for Geology and Mineral Resources at the Ministry of Energy and Mineral Resources (2001 – 2003), Expert Staff in Natural Resources at the State Minister for Regional Autonomy’s office (1999 – 2001), and Deputy for the Geography work group, at the National Resilience Institute in 1999.
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Geologi dari Insititut Teknologi Bandung pada tahun 1977, kemudian melanjutkan pendidikan Pasca Sarjana dan meraih gelar Master Geofisika dari De Nancy
He holds a Bachelor Degree in Geology Engineering from Bandung Institute of Technology, 1977; post graduate Master in Geophysics from De Nancy National Institute of Politechnique, France, 1981;
National Institute of Polytechnique, Perancis pada 1981, dan PhD Geofisika dari De Lorraine National Institute of Politechnique, Perancis pada 1983, dan mengambil pendidikan Andalan dari Lemhanas, KRA XXX pada tahun 1997.
and a Ph.D in Geophysics from De Lorraine National Institute of Politechnique, 1983; and also took Leading Training from the National Resilience Institute, KRA XXX in 1997.
SYAHRIAL LOETAN Syahrial Loetan, Komisaris (Usia 60 tahun) Syahrial Loetan ditunjuk sebagai Komisaris sejak Desember 2009. Hingga kini beliau juga menjabat sebagai Sekretaris Menteri Negara Bidang PPN/ Sekretaris Satu Bappenas (2005-sekarang). Di Bappenas beliau juga pernah menjabat sebagai Inspektur Utama (2003-2005), Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral (2002-2003), Direktur Pemantauan dan Evaluasi Pembiayaan (2001-2002), Kepala Biro Pemantauan dan Evaluasi Pembiayaan Bappenas (2000-2001), Kepala Biro Pemantauan Pelaksanaan Proyek Pembangunan Bappenas (19972000), Staf Ahli Bappenas Bidang Pembangunan Perkotaan (1996-1997).
Syahrial Loetan, Commissioner (60) Syahrial Loetan was appointed Commissioner in December 2009. To date he also serves as Secretary to the State Minister for Value Added Tax / Secretary One at the National Development Planning Board (2005 – present). At the National Development
Beliau meraih gelar Sarjana bidang Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung di tahun 1976, dilanjutkan dengan gelar Master bidang Perencanaan Kota dari University of California, Berkeley pada 1991.
He holds a Bachelor Degree in Civil Engineering from Bandung Institute of Technology, 1976; and a Master Degree in Urban Development from University of California, Berkeley, 1991.
Planning Board, he has also served as Lead Inspector (2003 – 2005), Director for Multilateral Overseas Funding (2002 – 2003), Director for Funding Monitoring and Evaluation (2001 – 2002), Bureau Head for Monitoring and Evaluation of National Development Planning Board Funding (1997 – 2000), National Development Planning Board Expert Staff for Urban Development (1996 – 1997).
ABDUL AZIZ Abdul Aziz, Commissioner (49) Abdul Aziz has served as a Commissioner since December 2009. He concurrently serves as Managing Director of PT Sarana Jasa Utama (a building management company), from 2005 until now, Commissioner of PT Panca Nugraha Paramitra (1997 - 2005), General Manager of PT Pasarini Padibumi (1995 - 1997), Manager at PT Pasarini Padibumi (1993 - 1995), CEO of Ulumul Qur’an Magazine (1990 1993), Marketing officer at PT Pusat Pengembangan Agribisnis (PPA) from 1988 – 1990 and as a member of staff at PT Aquatic Konsultan.
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Pertanian Bogor pada 1987, dan juga gelar Master dari Institut Pengembangan Pendidikan dan Agribisnis (1993).
He was awarded a Bachelor Degree in Civil Engineering from Bogor Institute of Agriculture in 1987, and a Master from the Institute of Education Development and Agribusiness in 1993.
Profil Perusahaan Company Profile
Abdul Aziz, Komisaris (Usia 49 tahun) Abdul Aziz menjabat sebagai Komisaris sejak Desember 2009. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Sarana Jasa Utama (bergerak di bidang Manejemen Gedung) sejak tahun 2005-sekarang9, Komisaris PT Panca Nugraha Paramitra (1997-2005), General Manager PT Pasarini Padibumi (1995-1997), Manajer PT Pasarini Padibumi (1993-1995), CEO Majalah Ulumul Qur’an (1990-1993), Marketing PT Pusat Pengembangan Agribisnis (PPA) antara tahun 1988-1990 dan Staf PT Aquatic Konsultan.
83
84
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
rahmat waluyanto Rahmat Waluyanto, Komisaris (Usia 54 tahun) Rahmat Waluyanto ditunjuk sebagai Komisaris pada Juni 2007. Disamping itu beliau juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Departemen Keuangan sejak 2006,. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Direktur Pengelolaan Surat Utang Negara di Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Kementerian Keuangan Negara (2005-2006) dan Kepala Sub-direktorat untuk Divisi Manajemen Portofolio dan Risiko (20042005). Beliau juga menduduki beberapa posisi lain seperti Kepala Departmen Manajemen Portofolio di Kantor Manajemen Obligasi Negara (20012004), Koordinator Divisi Manajemen Kas di Kantor Direktorat Jenderal untuk Institusi Keuangan (20002001), Kepala Sub-direktorat di Kantor Direktorat Pengawasan Akuntan dan Penilai (1999-2000), Kepala Seksi Direktorat Institusi Keuangan dan Akuntansi (1988-1993) dan Staf Direktorat Jendral Moneter Dalam Negeri (1985-1988).
Rahmat Waluyanto, Commissioner (54) Rahmat Waluyanto was appointed Commissioner in June 2007. He has also served as Director General for Debt Management at the Ministry of Finance since 2006. Previously he served as Director of Sovereign Debt Management at the Treasury Directorate General Office of the State Finance Ministry (2005 – 2006) and Head of Sub-directorate for Portfolio and Risk Management (2004 – 2005). He has also held various positions such as Department Head for Portfolio Management in the Management Office for State Bonds (2001 – 2004), Coordinator for Cash Management Division at the office of the Directorate General for Financial Institutions (2000 – 2001), Head of Sub-directorate at the Directorate Office for Supervision of Accountants and Appraisers (1999 – 2000), Section Head Directorate for Financial Institutions and Accountancy (1988 – 1993) and staff at the Directorate General for State Monetary Affairs (1985 – 1988).
Beliau meraih gelar Sarjana Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada pada tahun 1983. Selanjutnya beliau menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana untuk menyandang gelar Master bidang Administrasi Bisnis (Keuangan) di University of Denver, Colorado, Amerika Serikat, di tahun 1992; dilanjutkan dengan pendidikan Doktoral di Fakultas Akuntansi dan Keuangan di University of Birmingham, Inggris, United Kingdom, pada 1997.
He was awarded a Bachelor Degree in Accountancy from the Economics Faculty of Gajah Mada University in 1983. He then completed his post graduate education with a Master in Business Administration (Finance) from University of Denver, Colorado, USA in 1992; he continued with Doctoral education at the Faculty of Accounting and Finance, University of Birmingham, UK, in 1997.
lutfi hamid Lutfi Hamid, Komisaris Independen (Usia 58 tahun) Lutfi Hamid ditunjuk sebagai Komisaris Independen pada tahun 2004. Berbagai posisi yang pernah beliau jabat antara lain Ketua Komite Audit Dewan Komisaris PT PLN (Persero) sejak (2004-sekarang). PLT Komisaris Utama PT PLN (Persero) (20042006). Ketua Komite GCG Dewan Komisaris PT PLN (Persero), (2003-2004). Sebelumnya beliau adalah Pimpinan Konsultan Kontraktor PT Relasindo Citra Graha cabang Bandung (1990-2003). Menjadi Pimpinan PT Handara Graha cabang Bandung untuk menangani proyek-proyek PT Dirgantara Indonesia (sebellumnya PT IPTN) dari tahun (1976-1989), selain
Lutfi Hamid, Independent Commissioner (58) Lutfi Hamid was appointed as Independent Commissioner in 2004. He has held various positions, including Head of the Board of Commissioners’ Audit Committee for PT PLN (Persero) from 2004 until present. President Commissioner PT PLN (Persero) (2004 – 2006). Board of Commissioners’ GCG Committee Head for PT PLN (Persero) (2003 – 2004). Previously he served as Lead Consultant Contractor for PT Relasindo Citra Graha, Bandung branch (1990 – 2003). Head of PT Handara Graha, Bandung branch handling PT Dirgantara Indonesia (previously PT IPTN) projects from 1976 – 1989, as
pernah bertindak sebagi Konsultan Teknik Sipil di PT ENCONA ENG.Inc dan lain-lain, (1972-1977).
well as acting as Civil Engineering Consultant to PT ENCONA ENG. Inc and others from 1972 to 1977.
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung, Indonesia di tahun 1974.
He holds a Civil Engineering Degree from Bandung Institute of Technology awarded in 1974.
adang firman Adang Firman, Komisaris Independen (Usia 61 tahun) Adang Firman mulai menjabat sebagai Komisaris sejak Desember 2009. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya (2006-2008), Deputi Operasi Kapolri (20052006), Staf Ahli Kapolri Bidang Manajemen (20042005), Widya Iswara Sespati Polri (2003-2004), Kepala Polisi Daerah Sumatera Barat (2001-2003), Wakil Asisten Operasi untuk Kepala Kepolisian Republik Indonesia (2000-2001), Wakil Gubernur PTIK (2000).
Adang Firman, Independent Commissioner (61)
Beliau lulus dari Akademi Kepolisian Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) di tahun 1973, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian di tahun 1981, SESPIMPOL di tahun 1990, dan LEMHANAS pada tahun 1997.
He graduated from Indonesian Armed Forces Police Academy (AKABRI) in 1973, Police College in 1981, Police Leadership College (SESPIMPOL) in 1990, and the National Resilience Institute in 1997.
Adang Firman started his role as Commissioner in December 2009. He has served as Chief of Police for Metro Jaya region (2006-2008), Operations Deputy for Chief of Police (2005 - 2006), Chief of Police Expert Staff in Management (2004 - 2005), Widya Iswara Sespati Police (2003 - 2004), Chief of Police for West Sumatera (2001 - 2003), Deputy Assistant for Operations for Republic of Indonesia Chief of Police (2000 - 2001), Deputy Governor of PTIK (2000).
Profil Perusahaan Company Profile
85
86
profil DIREKSI profile of the board of DIRECTORS
I.G.A NGURAH ADNYANA
VICKNER SINAGA
Direktur Utama President Director
Direktur Operasi Jawa-Bali Director of Java-Bali Operations
Direktur Operasi Indonesia Timur Director of East Indonesia Operations
MOCH. HARRY JAYA PAHLAWAN
NASRI SEBAYANG
NUR PAMUDJI
Direktur Perencanaan & Teknologi Director of Planning & Technology
Direktur Energi Primer Director of Primary Energy
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
DAHLAN ISKAN
Direktur Operasi Indonesia Barat Director of West Indonesia Operations
dahlan iskan Dahlan Iskan, Direktur Utama (Usia 59 tahun) Dahlan Iskan menjabat sebagai Direktur Utama PT PLN (Persero) sejak Desember 2009. Saat ini beliau juga menjabat sebagai CEO Jawa Pos Group (2000-sekarang). Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Direktur Utama/CEO Perusda PT PWU Jatim Group (2000), Komisaris Perusahaan Kertas – Adiprima Suraprinta, Komisaris
Dahlan Iskan, President Director (59) Dahlan Iskan has served as President Director of PT PLN (Persero) since December 2009. He currently also serves as CEO of Jawa Pos Group (from 2000 until now). Previously he also served as CEO of regional company PT PWU Jatim Group (2000), Commissioner of Paper Company – Adiprima Suraprinta, Plant Independent Commissioner PT
BAGIYO RIAWAN Direktur Pengadaan Strategis Director of Strategic Procurement
MURTAQI SYAMSUDDIN
EDDY D. ERNINGPRAJA
Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko Director of Business and Risk Management
Direktur SDM & Umum Director of HR & General Affairs
SETIO ANGGORO DEWO
Independen Pembangkit PT Prima Elektrik Power, Presiden Direktur Pembangkit PT Cahaya Fajar Kaltim, Komisaris Kaltim Elektrik Power, dan Ketua Organisasi Penerbitan Surat Kabar Indonesia.
Prima Elektrik Power, Plant Managing Director for PT Cahaya Fajar Kaltim, Commissioner of Kaltim Elektrik Power, and Chairman of the Indonesian Newspaper Publishing Organizations.
Beliau menerima gelar Sarjana Hukum dari IAIN Sunan Ampel, Minout Indonesia LPPM di tahun 1979 dan FINNON LPPM pada tahun 1980.
He was awarded his Law Degree from the State Islamic Institute Sunan Ampel; took an Oil and Automotive course at LPPM (Research & Community Services Institute) in 1979, and Finance for Non Finance Managers course at LPPM in 1980.
Profil Perusahaan Company Profile
Direktur Keuangan Director of Finance
87
88
I.G.A Ngurah Adnyana I.G.A. Ngurah Adnyana, Direktur Operasi Jawa-Bali (Usia 54 tahun) Ngurah Adnyana telah manjabat sebagai Direktur Operasi Jawa Bali sejak Desember 2009, dimana sebelumnya beliau pernah menjadi Deputi Direktur Distribusi PLN pada April 2007. Sepanjang perjalanan karir beliau, berbagai posisi pernah didudukinya, di antaranya General Manager PLN Distribusi Bali (2000-2007), Deputi Manajer Operasi PLN distribusi Jawa Timur (1998-2000), Deputi Manajer Operasi PLN Kalimantan Selatan (1994-1998), Deputi Manajer Operasi PLN Maluku (1990-1994).
I.G.A. Ngurah Adnyana, Director of Java-Bali Operation (54) Ngurah Adnyana has served as Director of Java Bali Operations since December 2009, having previously being appointed as PLN Deputy Director for Distribution in April 2007. During his career, he has held a variety of positions, including General Manager PLN Distribution Bali (2000 – 2007), Deputy Operations Manager PLN Distribution East Java (1998 – 2000), Deputy Operations Manager PLN South Kalimantan (1994 – 1998), Deputy Operations Manager PLN Maluku (1990 – 1994).
Beliau menerima gelar sarjana di bidang Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung, Indonesia tahun 1981 dan kemudian menyelesaikan pendidikan S2 di Institut Teknologi Surabaya, Indonesia pada tahun 2001.
He was awarded his Bachelor Degree in Engineering from Bandung Institute of Technology in 1981, and followed this completing his post graduate education at Surabaya Institute of Technology in 2001.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
moch. harry jaya pahlawan Moch. Harry Jaya Pahlawan, Direktur Operasi Indonesia Barat (Usia 53 tahun) Harry Jaya Pahlawan ditunjuk sebagai Direktur Operasi Indonesia Barat sejak Desember 2009. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai Vice President Hubungan Internasional pada April 2008; juga sebagai Sekretaris Perusahaan (20052008), Staf Ahli Perencanaan Perusahaan (20052006), General Manager PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (2002-2005), Asisten Sekretaris Perusahaan (2001-2002), Manajer Pengawasan Manajemen pada anak perusahaan PLN, PT PJB (1999-2001) dan Kepala Divisi Umum dan Hubungan Investor PT Pembangkitan Jawa Bali (1997-1999). Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Indonesia tahun 1984, dan kemudian Diploma Pengembangan Ekonomi di tahun 1991 dan gelar S2 di bidang Ilmu Ekonomi Energi dari University of Surrey, Inggris pada 1992.
Moch. Harry Jaya Pahlawan, Director of West Indonesia Operations (53) Harry Jaya Pahlawan was appointed Director of West Indonesia Operations in December 2009. He was also appointed Vice President International Relations in April 2008; served as Corporate Secretary (2005 - 2008), Expert Staff in Corporate Planning (2005 - 2006), General Manager PLN South Sumatera, Jambi and Bengkulu Area (2002 - 2005), Assistant Corporate Secretary (2001 - 2002), Manager for Supervisory Management at PLN subsidiary PT PJB (1999 - 2001) and Division Head for Public and Investor Relations at PT Pembangkitan Jawa Bali (1997 - 1999). He holds a Bachelor Degree in Electrical Engineering from University of Indonesia, 1984; a Diploma in Economic Development, 1991; and a post graduate Degree in the Science of Energy Economics from University of Surrey, UK, 1992.
vickner sinaga Vickner Sinaga, Direktur Operasi Indonesia Timur (Usia 53 tahun) Vickner Sinaga ditugaskan sebagai Direktur Operasi Indonesia Timur sejak Desember 2009. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Vice President IPP Jasa Konstruksi di Kantor Pusat PLN (2009), Kepala Tim Solusi Kelistrikan untuk Sumatera Utara (2008), General Manager PLN Pikitring Kalimantan (2006), Kepala PT PLN (Persero) Pikitring Kalimantan (2004), Kepala Staf Operasi PLN Pikitring Kalimantan (2001) dan Kepala Proyek Transmisi 500 KV PLN Pikitring Jawa Barat dan Jakarta (1998).
Vickner Sinaga, Director of East Indonesia Operations (53) Vickner Sinaga was appointed Director of East Indonesia Operations in December 2009. He previously served as Vice President for IPP Construction Services at PLN Head Office (2009), Head of Electricity Solutions Team for North Sumatera (2008), General Manager PLN Project Generation and Networks (Pikitring) Kalimantan (2006), Head of PT PLN (Persero) Project Generation and Networks Kalimantan (2004), Head of Operations Staff at PLN Project Generation and Networks Kalimantan (2001) and Project Lead for 500 KV Transmission at PLN Project Generation and Networks West Java and Jakarta (1998).
Beliau meraih gelar S1 bidang kelistrikan dari Universitas Sumatera Utara, Medan pada 1981 dan gelar Magister Manajemen Bisnis dari Prasetya Mulya Business School pada 2001.
He holds a Bachelor Degree in electricity from North Sumatera University, Medan, 1981; and a Master of Business Management from Prasetya Mulya Business School, 2001.
nasri sebayang Nasri Sebayang, Director of Planning and Technology (55) Nasri Sebayang was appointed Director of Planning and Technology PLN in December 2009. He has also served as Head of Primary Energy Unit since April 2008. Previously he served as Deputy Director for Independent Power Producers (2006 - 2008), Risk Management Unit Head (2006), General Manager PLN Muara Tawar Plant (2005 - 2006), Human Resources Manager PLN Muara Tawar Plant (2003 - 2005), Operational Division Head PLN Plant Generation and Networks (Pikitring) North Sumatera (2000 2003) and has also headed various hydroelectric development projects from 1993 to 2000.
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Sumatera Utara pada 1979 dan gelar Master Bisnis Administrasi dari Erasmus University & Center for Global Leadership pada 2007.
He holds a Civil Engineering Degree from North Sumatera University, 1979; and a Master in Business Administration from Erasmus University & Center for Global Leadership, 2007.
Profil Perusahaan Company Profile
Nasri Sebayang, Direktur Perencanaan & Teknologi (Usia 55 tahun) Nasri Sebayang ditugaskan sebagai Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN sejak Desember 2009. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Satuan Energi Primer pada April 2008. Sebelumnya beliau juga pernah menjabat sebagai Deputi Direktur Independent Power Producers (2006-2008), Kepala Satuan Manajemen Risiko (2006), General Manager PLN Pembangkitan Muara Tawar (2005-2006), Manajer SDM PLN Pembangkitan Muara Tawar (2003-2005), Kepala Divisi Operasi PLN Proyek Pembangkitan dan Jaringan (Pikitring) Sumatera Utara (2000-2003) dan juga pernah mengepalai beberapa proyek pengembangan hydro dari tahun 1993 hingga 2000.
89
90
nur pamudji Nur Pamudji, Direktur Energi Primer (Usia 50 tahun) Nur Pamudji ditunjuk sebagai Direktur Energi Primer pada Desember 2009.Sebelumnya beliau adalah General Manager PLN P3B Jawa-Bali pada April 2008. Disamping itu beliau juga pernah menjabat sebagai Manajer Sistem Operasi Pembangkit JawaBali (2005-2008) dan Manajer Transmisi untuk Area Sulawesi Selatan (2001-2002). Sepanjang tahun 2004 sampai 2005, beliau memimpin Tim pengembangan Sistem Kompetensi SDM PLN. Beliau bergabung dengan Perusahaan di tahun 1985 sebagai Enjinir Sistem Operasi Pembangkit (1985-2001).
Nur Pamudji, Director of Primary Energy (50) Nur Pamudji was appointed as Director of Primary Energy in December 2009. He has been General Manager PLN P3B Java-Bali in April 2008. He has also served as Plant System Operations Manager Java-Bali (2005 - 2008) and Transmission Manager for South Sulawesi Area (2001 - 2002). During 2004 and into 2005, he led the team to develop Human Resources Competency Systems for PLN. He joined the Company in 1985 as a Plant Systems Operation Engineer (1985 - 2001).
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Elektrik dari Institut Teknologi Bandung, Indonesia di tahun 1985, kemudian melanjutkan pendidikan Pasca Sarjana Fakultas Teknik University of New South Wales, Australia pada 1995 dan Master of Public Management dari National University of Singapore di tahun 2003.
He holds a Bachelor Degree in Electrical Engineering from Bandung Institute of Technology, 1995; this was followed by post graduate education at the Engineering Faculty University of New South Wales, Australia, 1995, and Master of Public Management from the National University of Singapore in 2003.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
bagiyo riawan Bagiyo Riawan, Direktur Pengadaan Strategis (Usia 52 tahun) Bagiyo Riawan telah menjabat sebagai Direktur Pengadaan Strategis sejak Desember 2009. Beliau pernah menjabat sebagai Deputi Direktur Pembangkitan Jawa-Bali pada April 2008. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Direktur Produksi di anak perusahaan PLN, PT PJB (2002-2008). Selain itu pernah menduduki berbagai posisi di PT PJB termasuk di antaranya Manajer Anggaran dan Perencanaan Perusahaan (2001-2002), Manajer Bisnis Komersial (1997-2001), Asisten Manajer Bisnis Komersial (19961997), dan Asisten Manajer Pengembangan Teknologi (1995-1996).
Bagiyo Riawan, Director of Strategic Procurement (52) Bagiyo Riawan has served as Director of Strategic Procurement since December 2009. He served as Deputy Plant Director Java-Bali in April 2008. Previously he served as Production Director at PLN subsidiary PT PJB (2002 - 2008). He has also held various positions at PT PJB, including Budget and Corporate Planning Manager (2001 - 2002), Commercial Business Manager (1997 2001), Assistant Commercial Business Manager (1996 - 1997), and Assistant Manager Technology Development (1995 - 1996).
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Surabaya, Indonesia di tahun 1984 dan Magister Manajemen dari Institut Teknologi Bandung, Indonesia di tahun 2001.
He holds a Bachelor Degree in Engineering from Surabaya Institute of Technology, 1984; and a Master in Management from Bandung Institute of Technology, 2001.
murtaqi syamsuddin Murtaqi Syamsuddin, Direktur Bisnis & Manajemen Risiko (Usia 54 tahun) Murtaqi Syamsuddin menjabat sebagai Direktur Bisnis & Manajemen Risiko sejak Desember 2009. Sebelumnya, beliau adalah Direktur Jawa Madura dan Bali sejak Maret 2008; General Manager PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten (2003-2008); Ahli Pemasaran dan Pengembangan Unit Bisnis (20012003); Sekretaris Perusahaan (2000-2001); Kepala Divisi Sistem Informasi Kepegawaian (1998-2000) dan Deputi Manajer Perencanaan pada PLN Wilayah Sumatera Utara (1996-1998).
Murtaqi Syamsuddin, Director of Business and Risk Management (54) Murtaqi Syamsuddin was appointed Director of Business and Risk Management in December 2009. He has also served as Director Java, Madura and Bali since March 2008; General Manager PLN Distribution West Java and Banten (2003–2008); Marketing Expert and Business Unit Development (2001-2003); Corporate Secretary (2000-2001); Division Head Employee Information Systems (19982000) and Deputy Manager Planning at PLN North Sumatera (1996-1998).
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Indonesia pada tahun 1981 dan Gelar MBA Bidang Keuangan Perusahaan dari Universitas Oregon pada tahun 2003.
He holds a Degree in Electrical Engineering from University of Indonesia, 1981, and an MBA in Company Finance from University of Oregon, USA, 2003.
eddy d. erningpraja Eddy D. Erningpraja, Director of Human Resources and General Affairs (52) Eddy D Erningpraja has served as Director of Human Resources and General Affairs since December 2009. Previously he served as Deputy Director for Human Resources Development Systems (2009), Executive Secretary to the Human Resources Director (20082009), Expert Staff Human Resources Development Systems (2007-2008), Human Resources and Organization Manager PLN P3B Sumatera (20052007), Sector Head Pulogadung at PLN P3B JavaBali (1999-2004), Engineering Head PLN P3B (1994-1999).
Beliau meraih gelar Sarjana bidang Kelistrikan dari Universitas Indonesia pada 1985 dan menyelasaikan pendidikan Magister Teknik Industri dari Institut Teknologi Bandung pada 1998.
He holds a Bachelor Degree in Electricity from University of Indonesia, 1985 and finished his Master in Industrial Engineering from Bandung Institute of Technology in 1998.
Profil Perusahaan Company Profile
Eddy D. Erningpraja, Direktur SDM dan Umum (Usia 52 tahun) Eddy D Erningpraja telah menjabat sebagai Direktur SDM & Umum sejak Desember 2009. Sebelumnya beliau adalah Deputi Direktur Pengembangan Sistem SDM (2009), Sekretaris Eksekutif untuk Direktur SDM (2008-2009), Staf Ahli Pengembangan Sistem SDM (2007-2008), Manajer SDM dan Organisasi PLN P3B Sumatera (2005-2007), Kepala Sektor Pulogadung di PLN P3B Jawa-Bali (1999-2004), Kepala Enjiniring PLN P3B (1994-1999).
91
92
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
setio anggoro dewo Setio Anggoro Dewo, Direktur Keuangan (Usia 49 tahun) Setio Anggoro Dewo telah menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak bulan Maret tahun 2008. Beliau sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Independen dari Indonesia Power dan Indosat. Selain itu, beliau adalah Peneliti di LPEM, Universitas Indonesia sejak 2008, Ketua Program Magister Akuntansi dan Guru Besar pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sejak 1990.
Setio Anggoro Dewo, Finance Director (49)
Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia pada tahun 1986, gelar Pasca Sarjana, MBA bidang Ekonomi dari Universitas Katholik di Leuveun, Belgia di tahun 1990, dan kemudian Doktoral Ekonomi dari University of Melbourne, Australia in 2003.
He holds a Bachelor Degree in Economics from University of Indonesia, 1986; post graduate MBA in Economics from the Catholic University in Leuveun, Belgium, 1990; and Doctorate in Economics from University of Melbourne, Australia, 2003.
Setio Anggoro Dewo was appointed Finance Director in March 2008. He was previously Independent Commissioner at Indonesia Power and Indosat. He was also a Researcher in the Faculty of Economics and Society, University of Indonesia in 2008, Program Head for Master’s in Accountancy and Professor at the Economics Faculty University of Indonesia since 1990.
LAPORAN pengelolaan operasional operational report
94 112 114 129 140
pengelolaan sumber daya manusia Human Resources Management pengembangan teknologi informasi Information Technology Development risiko dan manajemen risiko Risk and Risk Management penerbitan obligasi Bond Issuance KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN Work, Health-Safety and Environment Protection
Profil Perusahaan Company Profile
93
94
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA human resources management Perusahaan melakukan berbagai program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pegawai agar mampu menjalankan tugas dengan baik sesuai dengan tuntutan pengembangan usaha
The Company gives trainings to enhance employee competency to be able to perform well in their jobs
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
as demanded by developing business
Kebijakan Umum Kondisi pengembangan usaha yang terus berlangsung seiring dengan meningkatnya permintaan jasa kelistrikan, membuat perusahaan setiap tahun melakukan proses penambahan pegawai baru dan disaat yang sama melakukan peningkatan kompetensi pegawai yang sudah ada. Mengingat lokasi operasional yang tersebar di seluruh wilayah negara Indonesia dengan beragam kondisi dan tantangan, PT PLN (Persero) menetapkan beberapa kebijakan dasar dalam proses rekrutmen dan melaksanakan program peningkatan kompetensi pegawai.
General Policy Continuous business development, which takes place in line with increasing demand on electricity services, compels the Company to annually conduct recruitment process and at the same time enhance existing employees’ competency. Noting its operational locations which are spread in all regions of Indonesia with their various condition and challenges, PLN stipulates basic policies for recruitment process and employee competency development programs.
Pelaksanaan rekrutmen dilaksanakan berdasarkan rencana kebutuhan tenaga kerja jangka menengah maupun jangka panjang. Proses seleksi melibatkan pihak ketiga dan dilakukan melalui pemenuhan aspek administrasi, attitude test, psikotes, tes kesehatan, dan wawancara. Sebelum diangkat menjadi pegawai tetap, terlebih dahulu para calon pegawai tersebut mengikuti program orientasi.
Recruitment is based on medium term and long term estimation of HR needs. Selection process involves a third party and seeks to fulfill administration, attitude test, psychology test, medical test and interview aspects. Prior to appointment as permanent employee, a potential employee is required to attend an orientation program.
Perusahaan melakukan rekrutmen melalui Direct Shopping dan Job Fair yang bekerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi yang terbagi dalam 3 (tiga) kelompok kegiatan rekruitmen yaitu : (i) rekrutmen S1/D4/D3 (ii) rekrutmen program D3 kerjsama (iii) rekrutmen operator PLTU. Selanjutnya Perusahaan melakukan berbagai program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pegawai agar mampu menjalankan tugas dengan baik sesuai dengan tuntutan pengembangan usaha.
The Company conducts recruitment through direct shopping and Job Fair in cooperation with tertiary education institutions. There are three groups of recruitment activities, ie: (i) recruitment of S1/D4/D3 graduates; (ii) recruitment of D3 partner graduates; (iii) recruitment for PLTU operators. Further, the Company gives trainings to enhance employee competency to be able to perform well in their jobs as demanded by developing business.
Seiring dengan meningkatnya kompleksitas usaha, PT PLN kemudian menjalin dan mengintrodusir berbagai kerjasama dengan berbagai pihak dalam melaksanakan program pemenuhan pegawai dan meningkatkan kompetensi pegawai yang telah ada untuk memberikan layanan terbaik kepada para pelanggan kebutuhan listrik di seluruh Indonesia.
In proportion to business complexity, PLN introduces and enters into cooperation with many parties to meet total employees needed and to develop existing employees’ competency which in turn will give the best service to electricity customers all over Indonesia.
Rekrutmen Dengan melaksanakan proses perekrutan berdasarkan kebijakan umum tersebut, Perusahaan melakukan rekrutmen pegawai secara berjenjang. Kebutuhan pegawai baru untuk tahun 2010 adalah sebagai berikut :
Recruitment Implementing recruitment process based on the above general policy, the Company recruits by level. The need for new employees for 2010 is as follows:
D3
Total
1.584
2.604
2.604 pegawai baru ini direncanakan dapat dipenuhi dalam dua semester dengan pembagian 40% pegawai didapatkan pada Semester I (1.040) dan 60% sisanya dicapai pada Semester II (1.564).
This number of 2,604 new employees is targeted to be met in two semesters. The plan is to recruit 40% (1,040 people) in the first semester and 60% (1,564) in the second semester.
Proses rekurtmen dilaksanakan di 3 wilayah, yaitu Indonesia Barat, Jawa & Bali, serta Indonesia Timur dengan lokasi sebagai berikut :
The recruitment process will be held in three regions, which are West Indonesia, Java-Bali and East Indonesia, in the following locations:
Wilayah AREA
kota CITY
wilayah AREA
Aceh
INDONESIA BARAT WEST INDONESIA
kota CITY
wilayah AREA
kota CITY
Jakarta
Makassar
Medan
Bandung
Manado
Palembang
Semarang
Padang Lampung Riau Babel
JAWA - BALI
Yogya Solo Bali
INDONESIA TIMUR EAST INDONESIA
Papua Ambon
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
S1 1.020
Banjarbaru Pontianak
Malang
Kupang (NTT)
Surabaya
Mataram (NTB)
95
96
Hasil rekrutmen dari seluruh kota lokasi rekrut tersebut diatas masuk pada tahapan waktu yang berbeda-beda karena waktu perekrutan yang bervariasi. Periode perekrutan pada dasarnya dapat dibedakan berdasarkan Angkatan On Job Training.
Due to varied recruitment timing, recruitment results from the above cities will start employment in different periods. Basically the recruitment process can be differentiated by On Job Training Class.
Berikut adalah penjabaran Angkatan On Job Training S1/D4/D3 berdasarkan lokasi dan periode rekrutmen yang dilaksanakan :
The following table describes On Job Training Class of S1/D4/D3 based on recruitment location and period.
angkatan ON JOB TRAINING (OJT)
ASAL KOTA RECRUITMENT REGION JUMLAH total
Indonesia Barat west indonesia
OJT 17
41
BDG
OJT 18
113
BDG
OJT 19
200
OJT 20
384
Indonesia Timur east indonesia
Jawa Bali SMG
YGY
JKT
SBY
SMG
ACEH
JKT
SBY
YGY JKT
YGY
OJT 21
535
PLB
BDG
SBY
OJT 22
278
MDN
BDG
SBY
JKT
SOLO
MKS
OJT 23
552
MDN
ACEH
BDG
SBY
MLG
BALI
MKS
MND
OJT 24
371
PDG
MDN
BDG
SBY
SMG
YGY
PAPUA*
AMBON*
TOTAL
2474
LPG
MLG
Pada Semester I 2010, telah direkrut calon pegawai baru sebanyak 1.235 orang, (pencapaian 103 % dari target semester I). Sedangkan pada Semester II 2010, berhasil direkrut 1.201 orang calon pegawai baru.
In the first semester of 2010, PLN recruited 1,235 potential new employees (103% achievement of the period target). In the second semester, total recruitment was 1,201 potential new employees.
Jika dibandingkan dengan kebutuhan unit tahun 2010, dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut :
These results are compared to 2010 needs in the following chart:
realisasi rekrutmen tahun 2010
RECRUITMENT REALISATION 2010
200 150
100 50
png
pku
pas
pak
akm
tso
tsc
tpl
tpe
tpd
tdt
ng
ku
hr
hm
hk
ak
si
pe
es
ep
ec
0 ed
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
* Kegiatan Rekumen masih berlangsung * Recruitment is still in process
Sebutan Jabatan TITLE
Kode Posisi Jabatan ED
Assistant Engineer/Ass Operator di bidang Distribusi Tenaga Listrik/ Electricity Distribution
ES
Assistant Engineer/Ass Operator di bidang System Tenaga Listrik/ Electricity System
EC
Assistant Engineer/Ass Operator di bidang Scada
EP
Assistant Engineer / Assistant Operator di bidang Pembangkit Tenaga Listrik/Electricity Generation
SI
Assistant Analyst di bidang Sistem Informasi/Information System
PE
Assistant Engineer Konstruksi / Pemeliharaan di bidang Pembangkit, Gardu Induk, Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik/Maintainance for Power Plant, Sub Station, Transmission and Distribution
NG
Assistant Analyst di bidang Niaga Tenaga Listrik/Electricity Commercial
KU
Assistant Analyst di bidang Keuangan/Finance
AK
Assistant Analyst di bidang Akuntansi/Accountant
HM
Assistant Analyst di bidang Hubungan Masyarakat/Public Relations
HR
Assistant Analyst di bidang SDM/Human Resources
HK
Assistant Analyst di bidang Hukum/Law
TDT
Junior Engineer/Junior Operator di bidang Distribusi Tenaga Listrik/ Electricity Distribution
TSO
Junior Engineer/Junior Operator di bidang System Tenaga Listrik/ Electricity System
TSC
Junior Engineer/Junior Operator di bidang Scada
TPL
Junior Engineer/Junior Operator di bidang Pembangkit Tenaga Listrik/ Electricity Generation
TPD
Junior Operator Pengolahan Data/Data Process
PAK
Junior Analyst di bidang Akuntansi/Accountant
PAS
Junior Officer di bidang SDM/Human Resources
PKU
Junior Officer di bidang Keuangan/Finance
TPE
Junior Engineer Konstruksi / Pemeliharaan di bidang Pembangkit, Gardu Induk, Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik/Maintainance for Power Plant, Sub Station, Transmission and Distribution
PNG
Junior Analyst di bidang Niaga Tenaga Listrik/Electricity Commercial
AKM
Junior Analyst Kimia/Chemical
The above chart shows that need fulfillment for ED and TDT work divisions is very low. This is because of the small number of university graduates majoring in Hard Current Electrical Engineering and of universities having this major. Besides, several non-engineering majors provide supply more than demand. This will help reduce recruitment load in subsequent years and let the Company focus on recruitment of engineering major graduates.
Program D3 Kerjasama Selain rekrutmen S1/D4 dan D3 melalui jalur Job Fair dan Direct Shopping, PLN juga merintis jalur D3 kerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi Negeri terkemuka sebagai strategi baru untuk menjaga suplai tenaga kerja bidang teknik, terutama dari jurusan Elektro arus kuat. Pada program D3 Kerjasama ini, PLN merekrut lulusan SMU/SMK untuk dididik di Politeknik/Sekolah Vokasi dengan mata kuliah sesuai kebutuhan PLN sehingga lulusannya dapat langsung dipakai oleh PLN.
Diploma Partner Program In addition to recruitment of S1/D4 and Diploma graduates through Job Fair and direct shopping, PLN also works in cooperation with several leading stateowned tertiary educational institutions to acquire workforce supply in engineering majors, particularly Hard Current Electrical Engineering. In this Diploma Partner Program, PLN recruits SMU/SMK graduates to be educated at polytechnics in majors which meet the Company needs.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Dari grafik dapat dilihat bahwa Tingkat pemenuhan kebutuhan pegawai untuk bidang kerja ED dan TDT sangat kurang, hal ini dikarenakan lulusan Perguruan Tinggi yang berasal dari jurusan Teknik Elektro Arus Kuat/Power hanya sedikit dan hanya beberapa Perguruan Tinggi saja yang memiliki jurusan tersebut. Selain itu, ada beberapa jurusan Non teknik yang suplainya melebihi kebutuhan. Hal ini dapat meringankan kegiatan rekrutmen pada tahun berikutnya sehingga dapat berkonsentrasi merekrut pegawai dari jurusan Teknik.
97
98
Pada Angkatan pertama ini didapatkan 419 orang mahasiswa baru dengan konsentrasi Teknik Elektro Arus Kuat dan Teknik Mesin yang tersebar di seluruh Indonesia:
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
PERGURUAN TINGGI UNIVERSITY
The first batch has 419 freshmen of Mechanical Engineering and Hard Current Electrical Engineering majors all over Indonesia.
JUMLAH MAHASISWA TOTAL OF STUDENTS
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
15
POLITEKNIK NEGERI PADANG
15
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
12
STT PLN
37
UNIVERSITAS GADJAH MADA
29
UNIVERSITAS DIPONEGORO
53
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
57
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
46
POLITEKNIK NEGERI MALANG
78
POLITEKNIK SRIWIJAYA
34
POLITEKNIK UJUNG PANDANG
20
POLITEKNIK NEGERI BALI
23
TOTAL
419
Sebagai tahap awal, kerjasama ini dilakukan untuk 3 angkatan penerimaan Mahasiswa baru. Diharapkan program ini dapat menjaga kesinambungan suplai pegawai bidang teknik bagi PT PLN (Persero).
As an initial step, the cooperation period is up to 3 batches of new student recruitment. It is expected that this program can sustain engineering workforce supply for PLN.
Rekrutmen Operator Sebagai tugas tambahan seiring dengan akan beroperasinya pembangkit baru di 12 unit kerja PLN yang akan Commercial of Date (COD) pada 2010 2012, Bagian Rekrutmen ditugaskan untuk membantu merekrut 825 orang operator dari tingkat SMK.
Operator Recruitment As additional jobs arise in line with the operation of new power plants in 12 work units of PLN which will enter Commercial Date in 2010 – 2012, the Recruitment Division was assigned to help recruit 825 SMK graduate operators.
Hingga saat ini, peserta Tahap I yang lulus sebanyak 291 orang telah masuk OJT sesuai jadwal yaitu Nopember 2010. Rekrutmen operator Tahap II dan III akan dilaksanakan pada 2011 untuk tetap memenuhi target jumlah operator PLTU baru.
Up to now, 291 First Batch participants have started OJT as scheduled in November 2010. Second and Third Batches of operator recruitment will be conducted in 2011 to meet the target of total new PLTU operators.
Total Hasil Rekrutmen 2010 Pencapaian rekrutmen calon pegawai Baru Tahun 2010 adalah sejumlah 3.184 orang. Secara keseluruhan, proses rekrutmen selama tahun 2010 diikuti oleh 32.646 calon pegawai, dengan prosentase kelolosan 11,06%, dengan perincian calon pegawai yang lulus seleksi sebagaimana tampak pada tabel dan grafik berikut.
2010 Recruitment Results In 2010 a total of 3,184 potential new employees were recruited. Overall, the 2010 recruitment process had 32,646 participants and 11.06% of them passed the selection. The following table and chart specify number of new employees.
tingkat level
on job training OJT 17 s.d OJT 23
S1 / D3 SMA
total
SUBTOTAL
2103
OJT 24
371
D3 Kerjasama
419
Operator
291 TOTAL
2893 291 3184
RECRUITMENT RESULT YEAR 2010
HASIL rekrutmen tahun 2010
1344 1130
419 291
S1
D3
D1
D3 kerjasama
Contract Scholarship Program Besides recruiting university graduates, PLN also gives contract based scholarship to selected students from 4 universities, which are ITS, UGM, Undip and ITB. In 2010 a total of 40 students were granted this scholarship until their graduation and after that they were to work for PLN.
Daily Online Application Selain itu, untuk menerapkan kebijakan rekrutmen yang tidak lagi bertumpu pada fresh graduate, dibuka jalur rekrutmen Online melalui program “Daily Online Application (DOA)” di website PLN, www.pln.co.id. Program ini bertujuan untuk menjaring lebih banyak pelamar yang telah memiliki pengalaman kerja. Tes untuk program ini akan dilaksanakan pada hari libur Sabtu/Minggu untuk memudahkan pelamar yang telah bekerja.
Daily Online Application Further, to implement recruitment policy that is not based on fresh graduates, PLN launches an online recruitment program called Daily Online Application (DOA) at www.pln.co.id. This program aims at acquiring more experienced applicants. The selection tests are held on Saturdays/Sundays to provide convenience for working applicants.
Kegiatan Pendukung Untuk mendukung proses rekrutmen di tiap-tiap perguruan tinggi, telah dilalukan penandatangan Nota Kesepahaman (MOU ) dengan beberapa
Support Activities To support recruitment process at tertiary educational institutions, PLN signs MOU with several universities and enters into cooperation focused on D3 education
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Program Beasiswa Ikatan Dinas Selain rekrutmen terhadap lulusan perguruan tinggi, PLN juga memberikan beasiswa ikatan dinas kepada beberapa mahasiswa dari 4 Perguruan Tinggi yakni ITS, UGM, Undip dan ITB. Pada Tahun 2010 ini sebanyak 40 orang mahasiswa berhak mendapatkan beasiswa hingga lulus dan setelahnya dapat bekerja di PLN.
99
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
100
perguruan tinggi serta dilakukan kerjasama pendidikan D3 (PKS) dengan beberapa politeknik dan Sekolah Vokasi. Selain itu, PLN juga merintis pengadaan PLN Fair bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada dimana pada kegiatan tersebut selain diadakan rekrutmen khusus PLN, juga diadakan talkshow yang dihadiri oleh Direktur Utama PT PLN (Persero) dan kegiatan lain yang bertujuan untuk mempopulerkan PLN dikalangan mahasiswa dan pencari kerja serta untuk mendapatkan calon pegawai yang berkualitas.
with several polytechnics and vocational schools. PLN also pioneers Job Fair in cooperation with UGM, in which PLN conducts special recruitment, talkshow with the Company’s President Director and other activities to improve PLN’s popularity among students and job seekers and to acquire quality potential employees.
Pada bulan Oktober 2010, Divisi TLN telah mengadakan workshop kesehatan untuk membahas standar test kesehatan rekrutmen calon pegawai PLN. Workshop ini diikuti oleh unit-unit PLN yang seringkali mengadakan rekrutmen, Dokter Perusahaan serta perwakilan perusahaan-perusahaan lain sebagai pembanding. Pada kegiatan ini dibahas mengenai trend kesehatan anak muda yang menurun, penyakit yang sering muncul pada usia muda, dan standar kesehatan baru untuk digunakan pada kegiatan rekrutmen. Diharapkan setiap calon pegawai yang lolos test ini dapat benar-benar sehat jasmani dan rohani sehingga dapat berkontribusi maksimal bagi PT PLN (Persero). Saat ini sedang disusun Surat Edaran Direksi mengenai standard kesehatan.
In October 2010, TLN Division carried out health workshop to discuss recruitment standard medical test. This workshop is attended by PLN units that often conduct recruitment, company doctors and other companies’ representatives that seek comparison. The workshop analyzes decreasing trend of young people’s health, common illnesses at young age, and recruitment’s new health standard. It is expected that potential employees passing this test are really healthy, physically and spiritually, to provide maximum contribution for PLN. Board of Directors circulation on health standard is being prepared.
Jumlah dan Komposisi SDM Jumlah pegawai PLN setiap tahun berkembang, seiring dengan meningkatnya kegiatan usaha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Total pegawai PLN pada akhir 2010 adalah 40.108 orang, meningkat 2,3% dari jumlah pegawai tahun 2009 yang mencapai 39.205. Perubahan jumlah pegawai sebesar 1.091 orang berasal dari penambahan pegawai karena adanya rekrutmen baru dan pengurangan pegawai karena memasuki masa pensiun.
HR Amount and Composition Total employees increases every year in line with development of business activities which are spread all over Indonesia. Total number of PLN employees as of 2010 is 40,108 people, 2.3% increase from 39,205 people in 2009. The difference of 1,091 employees is from new recruits and retiring employees.
Sesuai dengan sifat kegiatan usaha PLN yang terdiri sangat terdiversifikasi mulai dari kegiatan di lapangan (pemeliharaan jaringan, pencatatan meter, dsb) hingga kegiatan di kantor (administrasi, perencanaan, pengembangan, dsb) maka komposisi pegawai dari sisi penindidikan juga bervariasi, mulai dari tingkatan SLTA hingga S-3. Komposisi pegawai lulusan D3 kebawah hingga saat ini masih mendominasi. Adapun komposisi pegawai PLN pada tahun 2010 menurut jenjang pendidikan dan wilayah kerja adalah sebagai berikut.
In accordance with PLN’s nature of business which is very diversified, from field activities (network maintenance, meter recording, etc) to office activities (administration, planning, development, etc), education-based employee composition is also varied, from high school to doctoral graduates, dominated by D3 graduates and below. Composition of PLN employees in 2010 based on educational background and work region is depicted in below table.
UNIT SATUAN
D1
D2
D3
DIPLOMA
S1
S2
S3
UNDER GRADUATE
POST GRADUATE
DOCTORAL
UNITS
1,100
810
0
96
194
0
0
PLN Nangroe Aceh Darussalam Region
1,607
1,151
0
208
247
1
0
PLN North Sumatra Region
1,014
631
0
221
162
0
0
PLN West Sumatra Region
895
674
0
102
119
0
0
PLN Riau and Riau Island Region
1,214
823
0
178
213
0
0
PLN South Sumatra, Jambi, Bengkulu Region
346
147
0
130
68
1
0
PLN Bangka Belitung Region
534
294
0
82
157
1
0
PLN Lampung Region
868
600
0
97
169
2
0
PLN West Kalimantan Region
1,366
967
0
132
265
2
0
PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
794
548
0
84
162
0
0
PLN East Kalimantan Region
1.310
917
0
163
229
1
0
PLN North Sulawesi, Central Sulawesi and Gorontalo Region
765
569
0
80
116
0
0
658
520
0
61
77
0
0
1,964
1,278
0
182
503
1
0
2,780
1,964
3
337
437
39
0
3,605
2,478
3
377
699
48
0
2,333
1,592
3
239
438
61
0
3,226
2,173
4
207
752
90
0
899
483
8
201
194
13
0
803
443
0
159
201
0
0
PLN North Sumatra Power Plant
1,212
770
0
229
213
0
0
PLN South Sumatra Power Plant
49
5
0
10
34
0
0
5
0
0
0
4
1
0
66
2
0
24
40
0
0
84
16
0
12
56
0
0
PLN Maluku and North Maluku Region PLN East Nusa Tenggara Region PLN South Sulawesi, South-East Sulawesi and West Sulawesi Region PLN Distribution for Greater Jakarta and Tangerang PLN Distribution for West Java and Banten PLN Distribution for Central Java And Special Region of Yogyakarta PLN Distribution for East Java PLN Distribution for Bali
PLN Tanjung Jati B Power Plant PLN Muara Tawar Power Plant PLN Sumatra II Power Plant PLN Lontar Power Plant
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
PLN Wilayah Nanggroe Aceh Darussalam PLN Wilayah Sumatera Utara PLN Wilayah Sumatera Barat PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu PLN Wilayah Bangka Belitung PLN Wilayah Lampung PLN Wilayah Kalimantan Barat PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN Wilayah Kalimantan Timur PLN Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten PLN Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta PLN Distribusi Jawa Timur PLN Distribusi Bali PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan PLN Pembangkitan Tanjung Jati B PLN Pembangkitan Muara Tawar PLN Pembangkitan Sumatera II PLN Pembangkitan Lontar
TINGKAT PENDIDIKAN EDUCATIONAL LEVEL
JUMLAH PEGAWAI NUMBER OF EMPLOYEES
101
102
UNIT SATUAN
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera PLN Pikitring Sumatera, Aceh dan Riau PLN PIKITRING SBS PLN Pikitring Kalimantan PLN Pembangkitan Sulawesi, Maluku dan Papua PLN Jasa Sertifikasi PLN Pusat Pendidikan dan Pelatihan PUSENLIST PLN Jasa dan Produksi PLN Jasa Manajemen Konstruksi PLN Kantor Pusat PLN Tugas Karya PLN Pembangkitan Cilegon PLN Pembangkitan Sumatera 1 PLN Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan PLN PIKITRING Jawa, Bali dan Nusa Tenggara PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat PLN Wilayah Papua Total
JUMLAH PEGAWAI NUMBER OF EMPLOYEES
TINGKAT PENDIDIKAN EDUCATIONAL LEVEL D1
D2
D3
DIPLOMA
S1
S2
S3
UNDER GRADUATE
POST GRADUATE
DOCTORAL
UNITS
PLN Transmission and Center for Load Dispatching of Java Bali PLN Transmission and Center for Load Dispatching of Sumatra
4,245
3,349
1
254
589
52
0
1,335
921
0
175
239
0
0
164
65
0
38
61
0
0
171
49
0
43
79
0
0
132
36
0
34
62
0
0
145
1
0
39
103
2
0
PLN Sulawesi, Maluku and Papua Power Plant
84
16
0
7
59
2
0
PLN Certification Services
309
152
0
46
108
3
0
PLN Education and Training Center
174
35
0
16
121
2
0
259
175
0
31
53
0
0
209
91
0
32
86
0
0
817
127
1
85
416
184
4
241
150
0
7
68
16
0
PLN Secondment
139
33
0
39
66
1
0
PLN Cilegon Power Plant
47
12
0
7
28
0
0
PLN Sumatra 1 Power Plant
169
67
0
11
91
0
0
PLN Electricity Research and Development
254
100
0
58
96
0
0
PLN PIKITRING Java, Bali and West Nusa Tenggara
708
508
0
92
107
1
0
PLN PIKITRING Sumatra, Aceh and Riau PLN PIKITRING SBS PLN PIKITRING Kalimantan
PUSENLIST PLN Service and Production PLN Construction Management Services PLN Head Office
809
569
0
88
152
0
0
PLN West Nusa Tenggara Region PLN Papua Region
40,116
26,102
117
4,908
8,099
886
4
Total
Sejalan dengan sejarah pendiriannya yang telah lama, setiap tahun PLN melakukan regenerasi atas sebagain pegawai yang telah memasuki masa pensiun. Pada akhir tahun 2010, komposisi pegawai PLN lebih banyak didominasi oleh pegawai dengan usai diatas 41 tahun, yakni pada kisaran angka 66,6%. Oleh karenanya, Perusahaan mulai beberapa tahun terakhir mengembangkan sistem rekrutmen yang mampu menjamin tersedianya pegawai baik dari sisi kuantitas maupun kualitas untuk mengembangkan usaha dan memberikan layanan yang semakin baik, seperti diuraikan diatas.
Along with its long history since establishment, each year PLN rejuvenates employees due to attainment of retirement age. As at 2010 year end, employee composition is dominated by age group of 41 years and above, which makes 66.6% of the total. Therefore, to develop business and to provide better services, since recent years the Company has developed a recruitment system that guarantees workforce supply both on quantity and quality sides.
Employee composition (in percent) based on age group in 2010 is described in below chart.
26
,5% 27
,8 %
Komposisi pegawai PLN (dalam persen) menurut usia, untuk tahun 2010 digambarkan dalam diagram sebagai berikut.
25
41 - 45
26 - 30
45 - 50
31 - 35
>50
12,
12
,1%
3%
36-40
7,9 %
3,2%
% 10,2
HR Trainings
Umum Seiring dengan upaya pemenuhan perbaikan dan kuantitas dan kualitas SDM PT PLN (Persero) melaksanakan pelatihan dan pengembangan kompetensi SDM sesuai dengan nilai nilai dan arah pencapaian kinerja korporat sebagai support sistem pengembangan karir pegawai.
General Consistent with the efforts to improve and fulfill needed quantity and quality of human resources, PLN conducts trainings and HR competency development in line with corporate values and achievement of corporate performance target as employee career path support system.
Untuk menunjang pelaksanaan Sistem Manajemen SDM Berbasis Kompetensi secara konsisten dan seiring dengan upaya menyusun langkah-langkah menuju perubahan pola pikir SDM terkait dengan strategi dan kondisi keuangan korporat maka strategi pengembangan eksekutif dilakukan melalui peningkatan kompetensi SDM sesuai persyaratan yang ditentukan untuk setiap level, dan pengelolaan calon-calon pemimpin masa depan melalui penyempurnaan sistem talent management.
To sustain Competency based HR Management System, consistent with the efforts to prepare steps toward HR mindset change related to corporate strategy and financial condition, executive development strategy is conducted through enhancement of HR competency, which is to be in line with each level’s requirements and management of future leaders through improvement of talent management system.
Demi kesuksesan strategi tersebut, PLN telah melaksanakan program pendidikan dan pelatihan
For the success of the above strategy, PLN holds education and training programs, and executive
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Pelatihan SDM
103
104
serta program pengembangan eksekutif. Program pendidikan dan pelatihan meliputi seminar dan kursus yang dilaksanakan baik di dalam dan luar negeri, yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pegawai. Di samping itu PLN juga melaksanakan program serupa yang dilaksanakan sendiri oleh PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat).
development program. Education and training programs include both domestic and abroad courses and seminars, aimed at enhancing employee competency. Besides, PLN also organizes similar programs in-house, held by PLN Pusdiklat.
Program pengembangan eksekutif adalah program tugas belajar untuk pegawai yang lulus seleksi untuk melanjutkan jenjang pendidikannya di berbagai perguruan tinggi yang berada di dalam maupun di luar negeri.
Executive development program is assigned study program for employees that pass the selection to pursue further study at local universities and abroad.
Kegiatan lain yang dilaksanakan untuk mendukung program SDM berbasis kompetensi adalah melaksanakan Assesment Kompetensi Inti yang bertujuan untuk lebih memahami kompetensi pegawai secara lebih pasti dan terarah.
The other activities to support competency based HR Management is Assessment of Core Competence aimed at better understanding of employee competency.
Pada tahun 2010, PLN Pusdiklat telah melaksanakan program-program pelatihan kepada 97.478 peserta baik yang berasal dari PLN, anak Perusahaan, maupun pihak eksternal, dengan total realisasi anggaran diklat sebesar Rp 222.894.800.697.
In 2010, PLN Pusdiklat held training programs for 97,478 participants from PLN, subsidiaries and external parties with a total realization of training budget of Rp 222,894,800,697.
JENIS PELATIHAN TRAINING A. Pelatihan Training
BIDANG PELATIHAN FIELD 1. Pembangkitan Generating 2. Transmisi Transmission
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
3. Distribusi Distribution 4. Pelayanan pelanggan Customer Service 5. Kepegawaian Staffing 6. Keuangan & akuntansi Finance & Accounting 7. Administrasi umum General Administration 8. Perbekalan dan logistic Supplies & Logistic 9. Penyelia. (Dasar, cabang, sektor) Supervisor (Junior, branch, sector) B. Pengembangan manajemen Executive Development Program
1. Studi/kajian manajemen Study / Management Review 2. Jasa konsultasi manajemen Management Consultation Service 3. Seminar, lokakarya manajemen Seminar, management workshop
C. Kursus manajemen Management Course
1. Manajer Manager 2. Operasional staf Operational Staff 3. Cabang Branch 4. Sektor Sector 5. Dasar Junior 6. Menengah Middle 7. Atas Senior
Grading Education and Training To meet Job Competency needs for structural employees, the Company held Grading Education and Training with PLN Pusdiklat as main facilitator. Potential leaders with vision, alertness to changes in the world and capability to compete with other countries will be elected in this training.
Untuk tahun 2010 diklat Penjenjangan hanya dapat dilaksanakan sekali, mengingat PT PLN (Persero) melaksanakan penyempurnaan materi diklat dimaksud, sehingga diklat Executive Education I hanya dapat dilaksanakan 1 (satu) angkatan dengan jumlah peserta 24 orang.
Grading Training and Education was held only once in 2010 with total participants of 24 people because PLN was upgrading the materials.
Diklat Penunjang Diklat penjenjangan adalah diklat yang dilaksanakan untuk menambah kompetensi yang dipersyaratkan dalam kebutuhan kompetensi jabatan. Dengan ini nantinya pegawai dapat melaksanakan tugas sesuai dengan kebutuhan jabatan. Diklat yang menjadi kebutuhan utama perusahaan meliputi bidang Knowledge Management, Pengadaan Barang dan Jasa, Lingkungan, Hukum, Manajemen Resiko, Kehumasan dll.
Support Education and Training This education and training is aimed at boosting the competency required in job competency needs. Subsequently, employees are expected to be capable to perform as needed in job. The Company’s main needs are for education and training in the fields of knowledge management, procurement of materials and services, environment, law, risk management, public relations, etc.
Diklat profesi yang paling dibutuhkan untuk tahun 2010 kedepannya adalah bidang Akuntansi. Bidang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga diperlukan pegawai yang bisa melaksanakan tugas diembankan oleh Perusahaan. Sedangkan untuk bidang Teknologi Informasi tetap menjadi prioritas utama di Perusahaan, sehingga mengisi tenaga ahli di unit-unit, Perusahaan merekrut tenaga yang dididik di PLN Pusat, untuk selanjutnya siap untuk ditempatkan di unit.
Most needed professional education and training for 2010 onward is in accounting field. Due to the field’s rapid development, the Company needs employees capable of the job. Information Technology field is still the Company’s main priority, aimed at supplying such experts in units. The Company recruits from Central PLN to be further prepared for the units.
Adapun untuk diklat penunjang dan diklat profesi yang telah dilaksanakan selama tahun 2010 diikuti oleh 519 peserta.
Support and professional education and trainings that were organized in 2010 were attended by 519 participants.
Diklat Pembekalan Masa Purna Bakti Diklat ini diberikan kepada pegawai yang akan memasuki masa purna bakti, diklat ini bertujuan agar pegawai lebih siap untuk menghadapi pensiun dan mempunyai kegiatan yang positif untuk mengisi masa pensiun.
Retirement Planning Education and Training This program is provided to employees entering their retirement with the purpose of preparing employees for retirement and acquiring positive activities for such period.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Diklat Penjenjangan Dalam rangka memenuhi Kebutuhan Kompetensi Jabatan bagi pegawai Struktural telah dilaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan dengan PT PLN (Persero) PUSDIKLAT sebagai pelaksana utama. Di dalam diklat Penjenjangan inilah nantinya akan dipilih calon pemimpin yang mempunyai visi ke depan, cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di dunia dan mampu bersaing dengan negara lain.
105
106
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Diklat bagi pegawai dan suami / isteri diberikan sesuai dengan pilihan yang bersangkutan. Selama tahun 2009 telah diikuti oleh 87 peserta Program pendidikan dan pelatihan yang akan terus dijalankan pada tahun mendatang adalah: 1. Diklat berbasis kompetensi di dalam dan luar negeri. Diklat ini mencakup jenis pelatihan penjenjangan, pelatihan penunjang, pelatihan pembekalan masa purna bakti, sub-dit pengembangan SDM dan talenta untuk mempersiapkan bibit-bibit unggul pegawai PLN yang selanjutnya akan disekolahkan ke jenjang yang lebih tinggi baik di dalam maupun di luar negeri, dan program diklat lainnya. Diklat ini dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan dan Pihak Lain. 2. Program Pengembangan Eksekutif adalah program tugas belajar untuk pegawai yang telah lulus seleksi untuk melanjutkan pendidikannya di berbagai Perguruan Tinggi yang berada di dalam dan luar negeri. Perguruan tinggi yang dipilih untuk program yang dimaksud adalah Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Bandung Sampoerna, Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Polikteknik Negeri Bandung, Sekolah Tinggi Teknik PLN, University of Missouri St Louis USA, University Tenaga National Malaysia, University of Technology Curtin, University Abertay Dundee Inggris, RWTH Aachen Jerman, Technology University Nanyang Singapore, Technology University Delft Belanda, American University of Sharjah UEA dan Asian Insititute Mangement Philipina. 3. Soft Competency Assessment bagi para Manajer Atas, Manajer Menengah dan Manajer Dasar. Kesempatan dan Jenjang Karir PLN memberikan kesempatan setara pada seluruh pegawai untuk berkembang sesuai dengan kompetensinya. Kesetaraan ini tidak mengenal gender, namun semata-mata berdasarkan pada kemampuan individual pegawai. Setiap tahun Perusahaan menyelenggarakan pelatihan khusus dalam rangka promosi untuk mengisi jabatan tertentu dan sebagai bagian dari proses kaderisasi pegawai.
PLN provides equal opportunity for all employees to grow based on competency
Untuk maksud tersebut, pada tahun 2010, PLN telah melaksanakan program diklat kaderisasi manajerial
The education and training is given to employees and spouse as elected by the employee. This program in 2009 was attended by 87 participants.
PLN memberikan kesempatan setara pada seluruh pegawai untuk berkembang sesuai dengan kompetensinya
Education and training programs to be continued in upcoming years are: 1. Competency based trainings, both abroad and within the country. This training includes leveling training, support training, retirement planning training, HR development sub training to prepare good quality potential employees for PLN to be given the opportunity for further study both abroad and within the country. This education and training is organized by Pusdiklat and other parties.
Career Path and Opportunity PLN provides equal opportunity for all employees to grow based on competency. This equality knows no gender, solely on the basis of individual employee’s capability. Each year the Company holds special training for promotion to certain posts and to form cadres.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
2. Executive development program is an assigned study program for employees that pass the selection for further study at various tertiary education institutions abroad and within the country. The selected institutions for this program are Bandung Institute of Technolgy, Sampoerna Bandung Institute of Technology, University of Indonesia, Gajah Mada University, Bandung State Polytechnic, PLN Technical Academy, University of Missouri St Louis USA, University Tenaga National Malaysia, University of Technology Curtin, University Abertay Dundee UK, RWTH Aachen Germany, Technology University Nanyang Singapore, Technology University Delft Netherland, American University of Sharjah UEA and Asian Insititute Management Philipines. 3. Soft Competency Assessment for Top Management, Middle Management and Basic Management .
For such purpose, in 2010 PLN held cadre forming training program for managers that include branch
107
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
108
meliputi manajemen cabang, manajemen sektor, manajer dasar, manajer menengah dan Manajer atas
managers, sector managers, basic management, intermediate management and advance management.
Program diklat tersebut dimaksudkan untuk mencari kader karyawan yang akan menduduki posisi manajer cabang, manajer sektor, manajer bidang dan General Manager. Uji kelayakan dan kepatutan juga telah dilaksanakan untuk mengisi setiap level jabatan setingkat Kepala Divisi, Kepala Satuan,Sekretaris Perusahaan , General Manager dan Manajer PLN .
This training program is aimed at identifying cadres for the position of branch manager, sector manager, field manager and general manager. Proper and compliance test is also conducted for every job at the levels of division head, unit head, corporate secretary, general manager and manager.
Kesejahteraan Karyawan Sistem pembayaran gaji bagi karyawan telah memenuhi ketentuan Upah Minimum Propinsi (UMP) dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang tercantum dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja. Selain gaji karyawan dimaksud, PLN juga memberikan tunjangan cuti tahunan, tunjangan cuti besar, tunjangan kesetiaan kerja/ winduan, tunjangan hari raya keagamaan, tunjangan iuran pemberi kerja, tunjangan jaminan kesehatan, dan asuransi pegawai untuk seluruh karyawannya.
Employee Welfare Employee payroll system is in compliance with Provincial Minimum Wage and District Minimum Wage listed in the Regulations of Minister of Manpower. In addition to the referred salary, PLN also provides annual leave allowance, special leave allowance, long service/every 8 years of service allowance, religious holiday allowance, employer contribution, health insurance, and employee insurance.
Biaya kepegawaian pada tahun 2010 mengalami peningkatan dari Rp 9,7 triliun ditahun 2009 menjadi Rp 12,9 triliun.
Employment cost in year 2010 increased to Rp12.9 trillion from Rp9.7 trillion in 2009.
Dalam rangka memantapkan dan menunjang semangat, etos, motivasi dan produktivitas kerja, perusahaan senantiasa mengupayakan peningkatan kesejahteraan bagi pegawainya, antara lain dengan: • Memperbaiki program jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) yang dilaksanakan sendiri oleh Perusahaan. • Memperbaiki program pensiun yang dikelola oleh Dana Pensiun PLN. • Memperbaiki jaminan kesehatan. • Menerbitkan seperangkat peraturan dan ketentuan mengenai Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja serta Pengamanan Fisik sejak tahun 1971. • Mendorong pengembangan Koperasi Karyawan. • Memberikan fasilitas pinjaman uang muka kepemilikan rumah. • Mengadakan penyesuaian imbal jasa karyawan berdasarkan sistem merit dengan mempertimbangkan tingkat ekonomi dan tingkat daya beli yang memadai. • Memberikan tunjangan lain seperti tunjangan transportasi, listrik dan perumahan. • Menyediakan fasilitas olahraga, kesenian dan keagamaan.
To sustain and support work spirit, ethics, motivation and productivity, the Company constantly strives to enhance employee welfare by, among others: • Improving the self-managed employee social security program; • Improving the pension plan managed by PLN Pension Fund; • Enhancing the health insurance; • Issuing a set of rules and regulations on Guidelines and Manual of Work Safety and Physical Security in 1971;
• Encouraging Employee Cooperative development; • Providing housing loan for employees; • Adjusting employee benefits to merit system that considers proper economic and purchase power levels; • Providing other allowances such as transportation, electricity, and housing; • Providing sport, culture and religious facilities.
Labor Union PLN employees collectively formed a labor union which is called PLN Workers Union (“SP-PLN”) resided in Jakarta, Jl. Trunojoyo, Blok MI/135, South Jakarta.
Anggota dari SP-PLN adalah seluruh karyawan PT PLN (Persero), Pensiunan PT PLN (Persero) dan tenaga kerja bukan pegawai yang terikat Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Members of SP-PLN are all active employees, pensioners, and outsourced employees under Cooperation Agreement with the Company throughout Indonesia.
Pendaftaran SP PLN telah disetujui melalui Surat Keputusan Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja Kotamadya Jakarta Selatan No.KEP-8964/W.26K3/04/K/XII/1999 tentang Pendaftaran Serikat Pekerja di Perusahaan pada tanggal 10 Desember 1999. Perusahaan juga telah mendaftarkan SP-PLN Kantor Pusat pada Kantor Departemen Tenaga Kerja Kotamadya Jakarta Selatan yang diatur dalam surat No.105/SP/XII/1999.
SP-PLN’s registration was approved by Decree of Ministry of Manpower’s Office Head of South Jakarta Office No.KEP-8964/W.26-K3/04/K/XII/1999 on Registration of Labor Union on December 10, 1999. The Company has also registered Head Office SPPLN at Ministry of Manpower South Jakarta Office through the letter No.105/SP/XII/1999.
Dengan telah terdaftarnya Serikat Pekerja, maka Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan dalam bidang ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Subsequent to the Labor Union’s registration, the Company can conduct labor activities in compliance with prevailing laws and regulations.
Perusahaan dan SP-PLN telah mengadakan: • Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) No.005. PJ/061DIR/2002 tanggal 25 November 2005 untuk periode 2002-2004 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.67/BW/PKPP/2002 tanggal 23 Desember 2002, dan telah terdaftar pada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan di bawah surat keputusan No.111/Pdf.2/KKB/ XII/2002. KKB tersebut mengatur hal-hal pokok di bidang ketenagakerjaan. • Kesepakatan Bersama Tentang Perpanjangan Masa Berlaku Kesepakatan Kerjasama Periode 2002-2004 yang menyatakan bahwa KKB 2002-2004 diperpanjang masa berlakunya selama satu (1) tahun yaitu sampai dengan 24
The Company and SP-PLN held: • The Collective Labor Agreement (“KKB”) No.005. PJ/061DIR/2002 on November 25, 2005 for the period of 2002-2004 based on the Decision of Directorate General for Industrial Relations and Supervisory of Manpower of Ministry of Manpower and Transmigration No.67/BW/PKPP/2002 dated December 23, 2002, and was registered at the Ministry of Manpower and Transmigration through Directorate General for Industrial Relations and Supervisory of Manpower’s letter of decision No.111/Pdf.2/KKB/XII/2002. KKB regulates basic employment agreement.
•
Agreement on the Extension of the 2002-2004 KKB’s period by one year to November 24, 2005. Since up to the extended due date of November 24, 2005 no further agreement had been achieved,
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Serikat Pekerja Karyawan PLN secara bersama-sama membentuk wadah organisasi serikat pekerja yang bernama Serikat Pekerja PT PLN (Persero) disingkat SP-PLN berkedudukan di Jakarta, Jl. Trunojoyo, Blok MI/135, Jakarta Selatan.
109
110
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Nopember 2005. Disebabkan sampai dengan masa berakhirnya perpanjangan tersebut pada tanggal 24 November 2005 tetap tidak tercapai kesepakatan, maka sesuai Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 Pasal 123, KKB 2002-2004 berlaku sampai dengan paling lama tanggal 24 November 2006. • Kesepakatan Bersama Tentang Perpanjangan Masa Berlaku Kesepakatan Kerjasama Periode 2006-2008 pada tanggal 24 November 2006. • Kesepakatan Bersama Tentang Perpanjangan Masa Berlaku Kesepakatan Kerjasama No 140-1.PJ/040/DIR/2010 dan No. PPP-002-PJ/ SP.PLN/2010 pada tanggal 23 April 2010
then in compliance with the Law No. 13 Year 2003 Article 123, the 2002-2004 KKB was re-extended to the latest of November 24, 2006.
•
Agreement on the Extension of the 2006-2008 KKB’s period on November 24, 2008.
•
Agreement on the Extension of Cooperation Agreement No. 140-1.PJ/040/DIR/2010 and No. PPP-002-PJ/SP.PLN/2010 on April 23, 2010.
Koperasi Koperasi Pegawai Perusahaan Kantor Pusat (KP PLN) didirikan dengan Akta pendirian Perkumpulan Koperasi Konsumsi dan Simpan Pinjam PLN Pusat pada 21 September 1963 dan telah terdaftar pada Jawatan Koperasi Daerah Khusus Ibu Kota JakartaRaya pada 21 September 1963 di bawah surat keputusan No.574/B.H/I.
Cooperative Head Office Employee Cooperative (“KP PLN”) was legally established by the Notary Act on Establishment of Consumption and Loan Savings Cooperative of PLN Head Office on September 21, 1963 and was registered at the Cooperative Bureau of DKI Jakarta Raya on September 21, 1963 with the decision letter No.574/B.H/I.
Anggaran Dasar KP PLN telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar Koperasi tanggal 24 Agustus 1995 yang telah didaftarkan dalam Daftar Umum pada Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil tanggal 26 Mei 1996 melalui surat keputusan No. 166/BH/PAD/KWK.9/VI/1996.
KP PLN’s Article of Association has been amended several times, most recently by the Deed of Amendment of Cooperative Articles of Association dated August 24, 1995 which was registered at the Ministry of Cooperative and Small Enterprise Development on May 26, 1996 by the decision letter No.166/BH/PAD/KWK.9/VI/1996.
Jenis usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi Karyawan Perusahaan antara lain: • Menerima simpanan dari anggota. • Melakukan perdagangan barang dan jasa. • Melakukan usaha simpan pinjam. • Menyediakan barang-barang kebutuhan anggota. • Melakukan usaha lainnya, seperti penyediaan alat tulis kantor dan alat-alat yang berhubungan dengan Perusahaan. • Menambah pengetahuan anggota tentang perkoperasian.
The Cooperative conducts the following types of business: • Receiving members’ deposits; • Conducting material and service trade; • Conducting loan saving business activities; • Providing members’ necessities;
Dana Pensiun Perusahaan dan Anak Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk semua karyawan sesuai haknya. Program pensiun ini
Pension Fund The Company and its Subsidiaries provides defined benefit pension fund for all employees according to eligibility. This pension fund provides retirement
• Conducting other business, such as provision of stationery and Company related items; • Giving education members.
about
cooperative
to
benefits formulated based on pensionable salary and years of service.
Berdasarkan keputusan Direksi No.035/076/ DIR/1993 Perusahaan mendirikan Dana Pensiun Perusahaan Umum Listrik Negara yang dibentuk berdasarkan Akta Nomor 65 tanggal 19 Desember 1989 di hadapan Notaris Asian Yulizar, S.H., berlokasi di Jakarta dan telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.40 tanggal 18 Mei 1990. Pembentukan dananya juga telah disetujui oleh Menteri Keuangan berdasarkan surat keputusan No.S.049/MK.13/1992 tanggal 10 Januari 1992.
Based on decision of Board of Directors No.035/076/ DIR/1993, the Company founded the pension fund Dana Pensiun Perusahaan Umum Listrik Negara by the Notary Deed No. 65 dated December 19, 1989 before the Notary Asian Yulizar, S.H., resided in Jakarta, and announced in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 40 dated May 18, 1990. Funding formation was approved by Decree of Minister of Finance No.S.049/MK.13/1992 dated January 10, 1992.
Seiring dengan peralihan bentuk hukum Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), Dana Pensiun Perusahaan Umum Listrik Negara diubah menjadi Dana Pensiun PT PLN (Persero), atau disebut juga Dana Pensiun PLN (DP-PLN). Dana Pensiun PLN telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan berdasarkan Keputusan No.KEP-284/KM.17/1997 dan telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan No.KEP-144/ KM.6/2001 tanggal 16 Juli 2001. Sumber utama pendanaan DP-PLN berasal dari kontribusi karyawan dan pemberi kerja.
Consistent with the change of legal entity from the former state company into a limited liability company, Dana Pensiun Perusahaan Umum Listrik Negara was also changed to Dana Pensiun PLN (DP-PLN). DP-PLN was approved by the Minister of Finance based on Decree No. KEP-284/KM.17/1997 and later was revised by the Decree of Minister of Finance No.KEP-144/KM.6/2001 dated July 16, 2001. The pension fund’s main source of funding is employer and employee contributions.
Peraturan DP-PLN yang berlaku saat ini adalah Keputusan Direksi No.205104.K/010/DIR/2006 tanggal 23 Juni 2006 tentang Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun PT PLN (Persero) yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.KEP-078/KM.12/2006, terdaftar dalam Buku Daftar Umum Dana Pensiun No.06.04.00249 DPPK tanggal 31 Agustus 2006, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 77 tahun 2006, di dalam lampiran tambahan Nomor 36.
Currently applicable DP-PLN Regulations are based on Decision of Board of Directors No.205104.K/010/ DIR/2006 dated June 23, 2006 on the Regulations of DP-PLN which was approved by the Decree of Minister of Finance No.KEP-078/KM.12/2006, registered at General Register Book of Pension Fund No.06.04.00249 DPPK dated August 31, 2006 and was announced at the State Gazette No. 77 year 2006 additional appendix No. 36.
Untuk memberikan pedoman tentang tata cara pelaksanaan administratif berkaitan dengan Program Pensiun berdasarkan Peraturan Dana Pensiun PLN dan untuk lebih menyamankan persepsi antara Unit Organisasi Pendiri, Mitra Pendiri dan Peserta Dana Pensiun PLN maka telah disusun Prosedur dan Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Dana Pensiun PLN berdasarkan Surat Edaran Direksi PT PLN (Persero) No.010.E/012/ DIR/2003 tanggal 23 Juni 2003 tentang Prosedur dan Petunjuk Pelaksanaan Peratutan Dana Pensiun PLN.
To provide guidance on the administration of the pension plan based on Regulations of DP-PLN and to ensure similar perception among Founder, CoFounder and Participants of DP-PLN, the Company’s Board of Directors issued Circulation of Board of Directors No.010.E/012/DIR/2003 dated June 23, 2003 on the Implementation Guidelines and Procedure of DP-PLN Regulations.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
memberikan manfaat pensiun yang ditentukan berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan.
111
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
112
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI INFORMATION TECHNOLOGY DEVELOPMENT Untuk mendukung operasional Perusahaan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia dan dengan intensitas kegiatan yanng berlainan, PLN senantiasa meninjau dan memperbaiki keandalan perangkat teknologi informasi yang digunakan. Peninjauan dan perbaikan atas perangkat pendukung sistim informasi manajemen dan komunikasi dilaksanakan secara berkesinambungan, disesuaikan dengan kondisi lapangan, tingkat keandalan yang dibutuhkan dan ketersediaan anggaran.
To support Company operations which are spread all over Indonesia and have different intensity of activities, PLN continuously reviews and improves the reliability of its information technology tools. The review and improvement on communication and information management system infrastructure is conducted continuously, in line with field condition, reliability level needed and availability of budget.
Pada tahun 2010, ada dua aplikasi utama yang dibangun yaitu AP2T (Aplikasi Pengawasan Piutang Terpusat) dan P2APST (Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat). AP2T merupakan langkah nyata PLN dalam mereduksi banyaknya aplikasi pelayanan pelanggan yang ada di berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Dalam setahun mendatang diharapkan hanya AP2T satu-satunya aplikasi Tata Usaha Langganan di PLN. Melalui langkah ini, maka akan tercipta sentralisasi informasi dan standarisasi proses bisnis PT PLN.
In 2010, PLN built two main applications, which are called AP2T (Centralized Receivables Control Application) and P2APST (Centralized Revenues Management and Control). AP2T is a concrete step of Central PLN to reduce the amount of customer service applications throughout Indonesia. Within a year, AP2T is expected to be the only Customer Administration application in PLN and subsequently create centralization of information and standardization of business processes in PLN.
P2APST merupakan bentuk pemanfaatan teknologi dalam rangka mendukung kemudahan dan kenyamanan pelanggan prabayar. Pada intinya sistem ini melayani permintaan pelanggan yang akan membeli pulsa listrik. Sistem P2APST telah diaplikasikan melalui kerja sama dengan berbagai bank nasional maupun swasta di seluruh Indonesia, memanfaatkan seluruh jaringan ATM bank-bank tersebut.
P2APST is a form of technology utilization to provide comfort and convenience to pre-paid customers. Basically, this system caters to customers who want to purchase electricity pulse. P2APST system has been implemented through co-operation with various government and private banks all over Indonesia, taking advantage of the banks’ ATM network.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja sistem, maka secara rutin setiap tahun dilakukan pemeliharaan/ maintenance pada sistim aplikasi, database dan jaringan
To support the operation of these two applications, PLN has added to existing hardware 8 main servers for AP2T application and 7 main servers for P2APST application. To maintain and enhance performance, PLN conducts annual maintenance on the application system, database and network, and upgrades hardware in line with technology-feasible age and whenever it is no longer able to meet the user’s needs. Upgrading is conducted based on an anticipation of technology need pattern for several upcoming years to ensure that any replacement of hardware takes place in a period that enables achievement of economic and maximum utilization.
SDM PLN telah terbukti siap dan mampu mengoperasikan AP2T dan P2APST, hal ini dapat dipahami karena kedua aplikasi tersebut dikembangkan oleh programmer internal PLN dan anak perusahaan, sehingga dengan transfer knowledge yang baik, pengelolaan aplikasi dapat dilakukan sendiri oleh Sumber Daya Manusia PT PLN.
PLN’s human resources are proven able and ready to operate the AP2T and P2APST, which is obvious since both applications were developed by internal programmers. With good transfer of knowledge, PLN’s human resources are able to self-manage the applications.
Peningkatan pemahaman peran IT bagi perusahaan dilaksanakan melalui berbagai program, antara lain: a. Melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh PLN PUSDIKLAT. b. Melalui external training dan sertifikasi oleh lembaga yang terakreditasi. c. Melalui workshop, sharing session dan studi banding dengan perusahaan lain sesuai kebutuhan. d. Presentasi, seminar yang secara regular diselenggarakan oleh mitra bisnis yang bergerak di bidang IT.
PLN holds various programs to enhance understanding of IT role for the Company, among others: a. Trainings by Pusdiklat; b. External trainings and certifications by accredited institutions; c. Workshops, sharing sessions and comparison study with other companies as needed; d. Presentations and seminars regularly held by business partners from IT industry.
To support the operation of these two applications, PLN has added to existing hardware 8 main servers for AP2T application and
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja sistem, maka secara rutin setiap tahun dilakukan pemeliharaan/maintenance pada sistim aplikasi, database dan jaringan. Untuk hardware dilakukan peremajaan apabila dirasakan sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan pengguna atau sesuai kelayakan umur teknologi. Peremajaan dilakukan dengan mempertimbangkan pula langkah antisipasi atas pola kebutuhan teknologi beberapa tahun kedepan, sehingga penggantian hardware berlangsung dalam satu periode waktu yang memungkinan dicapainya penggunaan yang maksimal dan ekonomis.
7 main servers for P2APST application
113
114
RISIKO DAN MANAJEMEN RISIKO RISK AND RISK MANAGEMENT Dengan kegiatan operasional melalui berbagai unit bisnis yang tersebar di wilayah yang luas, Perusahaan menghadapi berbagai risiko yang sangat beragam dan membutuhkan pola mitigasi yang berbeda-beda untuk masing-masing unit bisnis. Oleh karenanya, dalam upaya mencapai pelaksanaan Manajemen Risiko yang baik, PT PLN (Persero) telah membentuk Divisi Manajemen Risiko yang bertanggung jawab untuk memantau dan mengevaluasi pengelolaan risiko berikut rekomendasi upaya mitigasi risiko yang harus dillakukan dan melaporkannya secara periodik kepada Direksi.
Through operational activities in various business units which are widely spread, the Company faces a high variety of risk which need different mitigation pattern for each business unit. Therefore, to implement good risk management, PT PLN (Persero) has formed a Risk Management Division which is responsible for monitoring and evaluating risk management, recommending necessary risk mitigation efforts, and reporting periodically to Board of Directors.
Identifikasi, pengelolaan dan mitigasi risiko dilakukan secara berjenjang mulai dari masing-masing unit bisnis hingga level korporat sehingga manajemen di level Pusat dapat lebih mengkonsentrasikan seluruh upayanya pada pengelolaan dan penetapan langkah-langkah mitigasi risiko yang mungkin berdampak negatif di level korporat.
Identification, management and mitigation of risks are conducted by level, from business unit to corporate level. This way the management can focus their efforts more on the management and decision of risk mitigation steps that impact corporate level.
Manajemen Risiko yang bertanggung jawab untuk memantau dan mengevaluasi pengelolaan risiko berikut rekomendasi upaya mitigasi risiko yang harus dilakukan
Risk Management Division is responsible for monitoring and evaluating risk management, recommending necessary risk mitigation efforts
Implementation of Risk Management Based on decision of Board of Directors No.29.K/010/DIR/2004 dated November 2, 2004 concerning Risk Management, the Company obliges the management to complete a corporate risk study based on inputs/suggestions/changes related to corporate management.
Kajian Risiko ini meliputi: i) identifikasi risiko; ii) penilaian/analisis dampak risiko; iii) kuantifikasi dampak risiko; dan iv) metode pengelolaan risiko.
This Risk Study is to include: i) risk identification; ii) risk impact analysis/assessment; iii) risk impact quantification; and iv) risk management method.
Pedoman Proses Sasaran melalui penerapan Enterprise Risk Management (ERM) di Perusahaan ditetapkan dalam Surat Edaran Direksi No.004.E/ DIR/2006 tertanggal 6 Februari 2006.
Manual of Purpose and Process of Enterprise Risk Management is stipulated in circulation of Board of Directors No.004.E/DIR/2006 dated February 6, 2006.
Sejak tahun 2009 PLN telah melaksanakan Program Enterprise Risk Awareness di seluruh Unit Bisnis PLN, yang ditindaklanjuti dengan implementasi Program Kepatuhan Manajemen Risiko di seluruh anak perusahaan.
Since 2009 PLN has implemented the Enterprise Risk Awareness program in all of its business units, which is followed up by the implementation of Risk Management Compliance program in all subsidiaries.
Dengan penetapan Surat Edaran Direksi No.004.E/ DIR/2006 tanggal 6 Februari 2006 tersebut, maka seluruh kegiatan investasi di Perusahaan harus di lengkapi dengan : i) kajian kelayakan operasi; ii) kajian kelayakan keuangan; dan iii) analisa risiko dan mitigasi.
Following the implementation of the circulation of Board of Directors No.004.E/DIR/2006 dated February 6, 2006, all investment activities within the Company have to be preceded by: i) operational feasibility study; ii) financial feasibility study; and iii) risk analysis and mitigation.
Risiko yang dihadapi Perusahaan dibagi dalam kelompok-kelompok sesuai dengan penerapan manajemen risiko pada jenjang korporat. Pengelolaan risiko yang tepat dapat mengurangi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh risiko tersebut dan mengurangi frekuensi kejadian serupa dikemudian hari.
Risks faced by the Company are classified into groups based on corporate level risk management implementation. Proper risk management can reduce possibilities of negative impact and lower frequency of future similar events.
Pengelolaan risiko korporat dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu: Risiko keuangan merupakan sesuatu yang dapat menghambat kemampuan perusahaan untuk berinvestasi, mengembalikan pinjaman dan kewajiban lainnya, serta memberikan keuntungan yang rasional kepada pemegang saham. Beberapa risiko yang dapat dikategorikan dalam kelompok risiko keuangan, antara lain: perubahan nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing, perubahan tingkat suku bunga, dan lain-lain.
The corporate risk management is divided into the following two risk groups.: Financial risk is anything that can decelerate the Company’s capability to invest, to repay loans and other liabilities, and to give reasonable profit to shareholders. The risks categorized as financial risk are, among others, changes in currency conversion rate, changes in interest rate, and others.
Risiko operasional didefinisikan sebagai risiko yang timbul akibat dari kondisi operasional internal
Operating risk is defined as the risks arised from Company’s internal operations. The risks seen as
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Penerapan Manajemen Risiko Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.29.K/010/ DIR/2004 tanggal 2 November 2004 tentang pengelolaan Manajemen Risiko, Perusahaan mewajibkan Manajemen PLN untuk melengkapi kajian risiko bagi Perusahaan dari setiap usulan/saran/perubahan yang terkait dengan pengelolaan Perusahaan.
115
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
116
perusahaan. Risiko-risiko yang dapat diperhitungkan sebagai risiko operasional di perusahaan antara lain; penyelesaian pembangunan pembangkit non-BBM secara tepat waktu, biaya dan kualitas; pengelolaan jaringan distribusi; dan lain-lain.
operational risk are, among others, completion of the construction of non-fuel based power plants in time, cost and quality as planned; management of distribution network; and others.
Pengelolaan Risiko Korporat tahun 2010 Berdasarkan identifikasi yang dilakukan secara bejenjang dan cermat tersebut PLN melakukan pengelolaan dan mitigasi atas risiko-risiko dengan kategori level tinggi maupun ekstrem di tingkat korporat. Uraian berikut merupakan hasil pengelolaan dan mitigasi dari profil risiko-risiko dominan untuk risiko keuangan dan risiko operasional di PT PLN (Persero) sesuai RKAP 2010 Revisi dan beberapa risiko dominan yang kemungkinan akan tetap berlanjut pada tahun 2011.
Corporate Risk Management in 2010 PLN manages and mitigates high and extreme risks at corporate level based on thorough identification by level. The following discussion describes results of management and mitigation of dominant financial and operational risk profile at PLN in line with 2010 Annual Budget and Plan and some possible dominant risks that continue to 2011.
RISIKO KEUANGAN
FINANCIAL RISK
Risiko pertambahan kewajiban PT PLN (Persero) akibat dari fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar dapat mengancam kondisi keuangan perusahaan. Hal ini sebagai akibat dari banyaknya kewajiban pembayaran yang harus dilakukan perusahaan dalam denominasi US Dollar, yaitu pengembalian bunga dan pokok pinjaman, pembelian energi listrik dari pengembang swasta, dan transaksi pembelian energi primer.
The risk of higher liability of PLN due to fluctuation of Rupiah to US Dollar currency
Perusahaan telah berusaha mengurangi dampak dari risiko ini melalui upaya: program lindung nilai (hedging), forward contract, penjadualan pengembalian pinjaman, dan penggunaan mata uang Rupiah untuk seluruh transaksi.
PLN has tried to reduce the impact of this risk through hedging, forward contract, loan repayment scheduling, and by using Rupiah for all transactions.
Stabilnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar sepanjang tahun 2010, menyebabkan resiko ini tidak terjadi. Mengingat tren kurs Rupiah terhadap US Dollar yang terus menguat, perusahaan harus menyesuaikan terhadap perubahan situasi ini dengan mengevaluasi antara lain: • Restructuring hutang/bond dalam mata uang US Dollar. • Perubahan penjadwalan maturity date of bond atau obligasi, re open bond atau obligasi dan melakukan switch old outstanding securities menjadi new benchmark securities.
The stability of Rupiah to US Dollar currency throughout 2010 avoided this risk. Observing the improving trend of Rupiah to US Dollar currency, the Company has to adjust to this change of situation by the following actions:
Fluctuation of Rupiah to US Dollar currency may threaten the Company’s financial condition. This is because of the large amount of US Dollar liabilities, such us repayment of loan principal and interests, purchase of electricity from private sector, and primary energy purchase transaction.
• Resctructuring US Dollar bonds or liabilities • Rescheduling maturity date of bonds, re-open bonds, and switching old outstanding securities to new benchmark securities
•
Melakukan percepatan pembayaran pengembalian pinjaman untuk porsi US Dollar
• Accelerating portions.
repayment
of
US
Dollar
loan
Sementara itu kebijakan manajemen untuk melakukan hedging sedang dibuat landasan hukumnya dan mempersiapkan sumber daya manusianya. Sedangkan untuk mengurangi risiko fluktuasi mata uang US Dollar yaitu dengan membuat perencanaan kebutuhan valas 2 mingguan.
The Company is preparing legal basis and human resources for hedging policy. To reduce the risk of US Dollar currency fluctuation, the Company prepares bi-weekly foreign currency need planning.
Risiko berkaitan dengan subsidi (+ margin) listrik Pemerintah yang diterima PT PLN (Persero) Menunjuk pada pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya terdapat subsidi pemerintah yang masih menjadi persoalan yakni terkait besaran nilai subsidi, dan ketepatan waktu pembayaran subsidi oleh Pemerintah. Dampak dari resiko ini adalah terganggunya pendanaan investasi dan berkurangnya potensi margin yang bisa diperoleh perusahaan.
Government Subsidy (+ margin) related Risk
Sistim komunikasi dan koordinasi yang baik dengan masyarakat, pemerintah dan legislatif, dapat memperlancar penetapan besaran nilai subsidi dan ketepatan waktu pencairan.
Good communication and coordination with public, government and the legislative body can smooth the decision of subsidy amount and payment promptness.
Perhitungan subsidi tahun 2010 belum mencakup biaya non allowable cost untuk anak perusahaan seperti Icon+, dan unit-unit Jasa Penunjang yang mana biaya operasi yang dikeluarkan belum diperhitungkan didalam subsidi. Oleh karena itu pada tahun 2011 perlu disampaikan kepada Pemerintah bahwa perlu dilakukan: • Perubahan Peraturan Menteri Keuangan dalam menghitung subsidi, • Rencana alokasi pembayaran dari pendapatan subsidi yang akan diterima agar sesuai perhitungan subsidi RUPS yang ditetapkan. • Mengajukan kepada pemerintah apabila ada piutang subsidi PLN pada tahun 2010 agar dapat segera dibayarkan pada awal tahun 2011, agar tidak mengganggu cash flow perusahaan.
2010 subsidy calculation has not included non allowable cost for subsidiaries, such as Icon+ and support provider units whose operational cost has not been included in the subsidy. Hence, in 2011 PLN needs to inform the government of the needs of:
Risiko pertambahan beban operasi PT PLN (Persero) akibat fluktuasi harga minyak dunia Kenaikan harga minyak dunia yang sangat drastis, sebagai akibat dari ketidak stabilan politik di negara penghasil minyak, berpengaruh pada pertambahan beban operasi perusahaan. Masih tingginya kebutuhan BBM untuk membangkitkan listrik membuat resiko fluktuasi harga minyak sangat tinggi eksposurenya.
Risk of higher operating expenses due to fluctuation of global oil price Drastic increase of global oil price, due to political instabillity in oil producing countries, affects the Company’s operating expenses. The high need of oil fuel to generate electricity power brings the Company to high exposure on global oil price fluctuation.
Referring to past experience of government subsidy, the Company faces the risk of subsidy problems of amount and timely payment by the government. This risk imposes impact on investment financing and potential lower margin.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
• Changing Decree of Minister of Finance concerning subsidy calculation; • Adjusting payment allocation plan from subsidy income to be in line with subsidy calculation as determined by the AGM of Shareholders; • Proposing that the government pay 2010 subsidy payables to PLN in early 2011 to prevent negative impacts on company cash flow.
117
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
118
Salah satu cara untuk mengurangi resiko ini adalah dengan mengurangi pengoperasian pembangkit BBM, penyelesaian pembangunan pembangkit batubara (FTP-1, APBN, dan IPP), mencarikan pasokan gas baru untuk PLTGU yang selama ini disubstitusi dengan BBM, dan melakukan pengawasan yang ketat terhadap transportasi BBM serta perbaikan SFC pembangkit, merupakan langkah untuk mengurangi konsumsi BBM.
One way to lower this risk is by reducing the operation of oil fuel power plants, completing the construction of coal fuelled power plants (FTP-1, APBN and IPP), finding new gas supply for PLTGU that has been substituted by oil, and controlling oil fuel transportation and repairing SFC power plants to reduce oil consumption.
Risiko pertambahan kewajiban PT PLN (Persero) akibat perubahan suku bunga pinjaman Risk exposure PT PLN (Persero) akibat fluktuasi suku bunga pinjaman cukup tinggi, mengingat hampir 80% kewajiban perusahaan dalam bentuk bunga mengambang (floating interest rate). Kewajiban yang menggunakan pola fixed interest rate adalah obligasi domestik dan internasional dengan tingkat bunga secara rata-rata sebesar 10%.
Risk of higher liabilities due to changes of loan interest rates Risk exposure from loan interest rate fluctuation is quite high since nearly 80% of company liabilities is related to floating interest rate. Liabilities under fixed interest rates are domestic and international bonds with average yield of 10%.
Beberapa tindakan mitigasi yang dapat dilakukan oleh manajemen adalah antara lain menjalankan program lindung nilai (hedging), forward contract, penjadualan pengembalian pinjaman ataupun meminta pemegang saham untuk menanggung beban pinjaman tambahan yang diakibatkan kenaikan suku bunga pinjaman.
Some mitigation steps taken by the management are, among others, hedging, forward contract, loan repayment scheduling, and asking shareholders to share the additional liabilities from higher interest rate.
Untuk mengurangi Risk exposure akibat fluktuasi suku bunga pinjaman perlu di kaji untuk mengubah pinjaman yang floating interest rate, menjadi fixed interest rate. Pembentukan tim pemantau pergerakan suku bunga acuan diperlukan untuk memberikan early warning agar dapat segera diambil langkah – langkah korektif.
To lower risk exposure on loan interest rate fluctuation, the Company needs to study the feasibility of changing from floating rate to fixed interest rate, and to form a team that monitors interest rate benchmark movement and provides early warning to take prompt corrective action.
Risiko kegagalan pemenuhan rencana peningkatan kapasitas yang diakibatkan adanya kesenjangan pendanaan (funding gap) Dengan target pertumbuhan penjualan sebesar 7,59% diperlukan peningkatan kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi yang secara total membutuhkan dana investasi sebesar Rp 76,16 triliun.
Risk of failure to meet capacity improvement target due to funding gap
Dana tersebut diperoleh dari committed loan dana internal dan sisanya dari pinjaman.
This fund was to be obtained from committed loan, internal fund, and loan.
Untuk pendanaan yang berasal dari pinjaman, terdapat persyaratan dalam memperoleh dana tersebut antara lain adanya batasan dari World Bank untuk debt service coverage ratio (DSCR) yang harus dipenuhi oleh perusahaan yaitu minimal sebesar 1,50 kali.
To obtain funding loan, PLN has to meet the World Bank’s debt service coverage ratio (DSCR) requirement of 1.50.
Kenyataannya gap pendanaan pada tahun 2010 tidak terjadi dikarenakan rencana investasi yang tidak sesuai dengan realisasi, sehingga target penarikan untuk investasi proyek rendah.
Funding gap did not take place in 2010 because realization of investment was not as planned which led to low withdrawal.
Beberapa proyek pembangkit yang direncanakan selesai pada tahun 2010, mengalami keterlambatan COD hingga tahun 2011, juga untuk proyek transmisi, gardu induk dan distribusi.
Several power plant projects targeted for completion in 2010 was delayed, so were transmission, main station and distribution projects.
Untuk menghindari terjadinya funding gap, dilakukan perencanaan kebutuhan investasi lebih akurat dengan melakukan koordinasi secara terus-menerus antara jadwal penarikan dana/kebutuhan investasi proyek dengan ketersedian dana. Selanjutnya dengan melakukan management cash flow lebih baik.
To avoid funding gap, the Company prepared more accurate investment plan through constant coordination between fund withdrawal schedule/ investment project need with fund availability, and further better cash flow management.
Targeting a sales growth of 7.59%, PLN needs to improve the capacity of power plants, transmission and distribution which requires a total investment fund of Rp76.16 trillion.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
119
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
120
Risiko kegagalan likuiditas kas Perusahaan untuk membayar biaya kegiatan investasi seperti pembangunan pembangkit Proyek Percepatan PLTU batu bara 10.000 MW dan jaringan transmisi dan gardu induk terkait untuk Jawa Bali dan Luar Jawa Bali Kegagalan likuiditas kas perusahaan untuk membayar kegiatan investasi dapat terjadi mengingat proses administrasi untuk pencairan dana pinjaman setelah penandatanganan perjanjian pinjaman rata-rata memerlukan waktu hingga 12 (dua belas) bulan. Sebagai konsekuensi dari peristiwa tersebut PT PLN (Persero) harus menggunakan likuiditas kas yang ada untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dalam kontrak Engineering Procurement Construction (EPC). Sementara, ketersediaan likuiditas kas di perusahaan untuk investasi sangat terbatas, sehingga potensi kegagalan pembayaran untuk kegiatan investasi dapat terjadi.
Risk of liquidity failure to pay investment activities, such construction of 10,000 MW Fast Track coal PLTUs and transmission network and related sub stations for Java Bali and outside Java Bali.
Langkah mitigasi yang dapat dipertimbangkan adalah dengan mengusahakan keringanan persyaratan payment guarantee untuk penerbitan letter of credit (L/C) kepada bank penerbit. Sehingga cash collateral yang telah disetor pada bank yang bersangkutan dapat dipergunakan untuk memperkuat kondisi likuiditas kas perusahaan. Adapun tindakan mitigasi lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan efisiensi pada kegiatan operasional seperti pengelolaan inventory level stock untuk batubara pada pembangkit-pembangkit besar, melaksanakan pengadaan energi primer yang terintegrasi, dan eksplorasi kemungkinan penerapan skema sewa jaringan (built, lease, and transfer) dengan pihak ketiga untuk jaringan distribusi.
A mitigation step is negotiating to lessen payment guarantee requirements for the issuance of Letter of Credit (L/C) so that the cash collateral can be utilized to strengthen the Company’s cash liquidity. Other possible mitigations are efficiency of operational activities such as inventory level management on coal for large power plants, integrated procurement of primary energy, and exploration of built, lease, and transfer scheme application with third party for distribution network.
Realisasi risiko kegagalan likuiditas kas Perusahaan untuk membayar biaya kegiatan investasi tidak terjadi, karena progres penarikan dana investasi rendah yang disebabkan karena proyek-proyek investasi, khususnya PLTU 10.000 MW mengalami keterlambatan.
In 2010 cash liquidity failure to pay the cost of investment activities did not take place because investment fund withdrawal progress is slow due to delay in 10,000 MW construction projects.
Mengingat bahwa banyak proyek-proyek investasi yang mundur pada tahun 2011, sehingga akan meningkatnya biaya investasi yang perlu didukung dengan perencanaan besar penarikan dan jadwal penarikan atas tagihan proyek. Untuk itu maka pengelolaan cash flow perusahaan lebih baik pada tahun 2011.
Noting that many investment projects are delayed to 2011, the Company needs to manage 2011 cash flow to meet the amount and timing of withdrawals for project payables.
Liquidity failure to pay investment actitivities can be triggered by difference of time between agreement signing and loan withdrawal that on average takes up twelve months. As a consequency of such event, PLN has to existing liquidity to meet its liabilities under Engineering Procurement Contruction (EPC) contract. Meanwhile, available liquidity for investment activities is so limited that potential failure of payment can happen.
Risiko kegagalan memenuhi rasio keuangan yang mengikat seperti covenant dalam usaha untuk menerbitkan obligasi/pinjaman baru Dalam tahun 2010 penyerapan pinjaman diproyeksikan akan meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dikarenakan pembangunan proyek 10.000 MW yang sebagian besar memasuki tahap akhir fase konstruksi. Peningkatan pinjaman tersebut direfleksikan dari besaran committed loan yang sudah ditandatangani dengan pihak kreditor ataupun lender baik dari dalam negeri maupun asing. Peningkatan penyerapan pinjaman tersebut mengakibatkan meningkatnya beban bunga pinjaman atau dengan kata lain mengakibatkan peningkatan interest expense yang mempengaruhi consolidated interest coverage ratio (CICR) dan debt service coverage ratio (DSCR). Sedangkan CICR dan DSCR merupakan covenants yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk mempertahankan ’kelayakan’ secara finansial di kalangan kreditor.
Risk of failure to meet binding financial ratios for issuance of new bonds/loans
Rencana tindakan mitigasi yang dapat ditindaklanjuti dengan mengusulkan tambahan penyertaan modal pemerintah untuk memperkuat struktur modal atau menaikkan revenue melalui peningkatan penjualan energi listrik yang secara langsung berdampak pada kenaikan besaran subsidi Public Service Obligation (PSO).
A mitigation plan that can be followed up is proposing additional capital from the government to strengthen capital structure, or increasing revenue through sales increase that directly affects Public Service Obligation (PSO) subsidy amount.
Risiko kegagalan memenuhi rasio keuangan yang mengikat covenant tidak terjadi, kemampuan perusahaan untuk melakukan pinjaman melalui obligasi masih dapat dipenuhi, sehingga sampai akhir tahun 2010 covenant masih dapat terpenuhi.
This risk did not happen in 2010, which means the Company was acquire loan through bonds and the covenant was still fulfilled to the end of 2010.
RISIKO OPERASIONAL
OPERATIONAL RISK
Risiko kegagalan program perbaikan bauran energi (energy mix) dengan mengurangi pembangkit BBM Mahalnya harga minyak dan volatilitas harga yang sangat tidak stabil menyebabkan operasi pembangkit BBM harus dikurangi. Untuk bisa mengurangi pembangkit BBM, kesiapan dan keandalan pasokan pembangkit non BBM yang harus diperhatikan.
Risk of failure to improve energy mix by reducing oil fuelled power plants The expensive and volatile price of oil triggers the need to reduce the operation of oil fuelled power plants, which in turn increases the need for readiness and reliability of non oil fuelled power plants’ supply.
Pencapaian perbaikan bauran energi ini sangat ditentukan oleh kegiatan/program sebagai berikut: • Kelancaran penyelesaian pembangunan pembangkit PLTU baru (FTP 1, APBN dan IPP) yang diproyeksikan untuk menggantikan pembangkit BBM.
Achievement of energy mix improvement is largely determined by the following activities: • Timely completion of the contruction of new PLTUs (FTP 1, APBN dan IPP) which are projected to replace oil fuelled power plants.
Need for loan was estimated to increase in 2010 compared to previous years because most 10,000 MW power plant construction projects would enter the final phase. The increase of loan is reflected in the amount of committed loan that has been signed with domestic and international creditors or lenders. Loan increase will lead to higher interest expense that will affect consolidated interest coverage ratio (CICR) and debt service coverage ratio (DSCR). In the meantime, CICR and DSCR are covenants that have to fulfilled by the Company to maintain financial credibility before creditors.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
121
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
122
• Kepastian penyediaan pasokan gas alam dan batubara, sebagai energi primer yang lebih murah dibandingkan BBM, untuk pembangkitpembangkit existing. • Optimalisasi pemanfaatan pembangkit berbasis energi terbarukan (air, panas bumi, matahari dan lain-lain) yang disesuaikan dengan potensi energi lokal.
• Reliability of natural gas and coal supply as less expensive primary energy for existing power plants.
Realisasi bauran energi pembangkit di tahun 2010 tidak tercapai, yang disebabkan oleh target produksi pada pembangkit eksisting yang berbahan bakar batubara antara lain PLTU Labuhan Angin, PLTU Labuhan Unit 1, PLTU Tarahan dan PLTU Ombilin tidak mencapai sasaran. Hal ini mengakibatkan dioperasikannya pembangkit berbahan bakar minyak.
Energy mix realization was not achieved in 2010 because existing coal fuel power plants, such as PLTU Labuhan Angin, PLTU Labuhan Unit 1, PLTU Tarahan and PLTU Ombilin, did not meet production target, which led to the operating of oil fuel power plants.
Pada tahun 2011 melanjutkan mitigasi yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya sehingga COD PLTU (FTP1, APBN, PLTGB dan IPP) dapat dipastikan sesuai jadwal. Ada beberapa hal yang harus dibenahi agar keterlambatan COD tidak terjadi antara lain : • Memilih pelaksana proyek yang bonfide • Jumlah sub kontraktor dibatasi • Manajemen shipping dibenahi • Segera membayar bila terjadi perubahan peraturan • Duration proyek diperpanjang. • Melakukan komunikasi dengan head office yang di China • QA-QC dilakukan sampai level III
Previous year’s mitigation plan should be continued in 2011 to ensure COD of PLTUs (FTP1, APBN, PLTGB and IPP) on schedule. To prevent COD delay, the Company has to fix the following:
Untuk memastikan supplai batubara tidak mengalami kendala yang perlu dilakukan adalah meminta kepada Pemerintah untuk segera mengeluarkan kebijakan mengenai Domestic Market Obligation batubara dan harga acuan batubara yang dipatuhi oleh pemasok. Selain itu mendorong percepatan pembangunan PLTS, PLTMH dan pengoperasian PLTP di beberapa lokasi seperti PLTP Mataloko dan PLTP Ulumbu.
To ensure absence of problems on coal supply, the Company needs to ask the government to issue a policy on coal Domestic Market Obligation and coal benchmark price that has to be observed by suppliers. This step is also necessary to accelerate the construction of PLTS, PLTMH and the operation of PLTP in several locations such as PLTP Mataloko and PLTP Ulumbu.
Risiko kepastian dan keandalan pasokan energi primer terutama batubara dan gas alam Memperhatikan pembangkit berbahan bakar batubara dan gas memiliki biaya produksi yang lebih rendah dibanding dengan pembangkit BBM, maka kepastian dan keandalan pasokan untuk kedua energi primer tersebut diatas menjadi faktor kritis.
Risk of certainty and reliability of primary energy supply, specially coal and natural gas As the Company focuses on coal and gas fuel power plants that require lower production cost than oil fuel plants, the certainty and reliability of supply of the primary energy becomes critical factors.
• Optimal utilization of renewable energy (water, geothermal, solar, etc) based power plants in line with local energy potentials.
• • • •
Select credible contractors Limit number of sub contractors Improve shipping management Conduct prompt payment if rules change
• Prolong project duration • Communicate with head office in China • Conduct QA-QC up to the third level
Rearrangement of coal supply allocation, which is possible for suppy from subsidiaries or affiliated companies, is necessary for the improvement of coal supply reliability. Ensuring fair agreement with suppliers is also necessary. On the other hand, improvement of gas supply reliability is obtained through better coordination with the government, which are Ministry of Energy and Mineral Resources, Ministry of Finance, Ministry of SOE, and Oil and Gas Regulator (BP Migas).
Diskontinuitas pasokan gas telah terjadi untuk pembangkit di Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, Wilayah Kalimantan Timur, Pembangkit di Muara Tawar, Muara Karang, Tanjung Priok, Tambak Lorok dan Bali. Juga terjadinya pengurangan pasokan gas dari PGN dari 200 BBTUD menjadi 100 BBTUD. Sedangkan untuk pasokan batubara terjadi keterlambatan pasokan akibat keinginan pemasok untuk renegosiasi kontrak untuk kenaikan Harga Batubara Acuan (HBA) oleh ESDM, selain itu juga performance beberapa pemasok batubara yang tidak baik.
Discontinuity of gas supply took place in power plants in North Sumatera, East Kalimantan, Muara Tawar, Muara Karang, Tanjung Priok, Tambak Lorok and Bali. There was also reduction of gas supply from PGN to 100 BBTUD from the initial 200 BBTUD. Coal supply was delayed because suppliers wanted to re-negotiate contract due to the increase of Coal Benchmark Price (“HBA”) by Ministry of Energy and Mineral Resources, and also due to unsatisfactory performance of some suppliers.
Untuk tahun 2011, direncanakan untuk mencari pemasok gas baru serta tindakan korektif dengan melakukan substitusi gas dengan BBM. Sedangkan untuk kelancaran pasokan batubara Low Rank Coal, akan mengajukan usulan kepada Pemerintah untuk segera mengeluarkan kebijakan mengenai Domestic Market Obligation batubara dan Harga Acuan Batubara yang dipatuhi oleh pemasok.
The Company plans to find new gas suppliers for 2011 and do corrective substitution of gas with oil fuel. To ensure reliable supply of Low Rank coal, the Company will ask the government to issue a policy on Domestic Marketing Obligation and Benchmark Price of coal.
Risiko kegagalan pencapaian target COD pembangkit milik Pengembang Swasta (IPP) Kegagalan pencapaian target commercial operation date (COD) milik pengembang swasta (IPP) berpengaruh pada kemampuan PT PLN (Persero) untuk memperbaiki bauran energi, dan pemenuhan demand growth.
Risk of private power plants (IPP)’s failure to meet COD target IPP’s failure to meet COD target affects the capability of PLN to improve energy mix and meet demand growth.
Untuk menghindari resiko kegagalan COD adalah dengan melakukan: (i) tindakan corrective untuk kontrak-kontrak IPP yang dalam masa konstruksi; (ii) tindakan preventive untuk kontrak-kontrak IPP yang masih dalam proses pengadaan; (iii) perbaikan pada proses seleksi pengembang swasta sehingga dapat meminimalkan peluang terjadinya kelambatan ataupun kegagalan mencapai agreed COD oleh pengembang pembangkit listrik swasta.
This risk can be avoided by: (i) taking corrective action on IPP contracts in construction period; (ii) taking preventive action on IPP contracts in procurement process; (iii) improving IPP selection process in order to minimize the possibility of delay or failure to achieve COD target by private power plants.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Untuk meningkatkan jaminan keandalan pasokan batubara diperlukan pengaturan ulang alokasi pasokan batubara yang memungkinkan, sebagian alokasi pasokan diperoleh dari anak perusahaan atau afiliasi PT PLN (Persero) dan memastikan perjanjian jual beli yang adil antara pihak PT PLN (Persero) dengan para pemasok. Sedangkan untuk meningkatkan jaminan keandalan pasokan gas adalah dengan meningkatkan koordinasi dengan pemerintah yaitu koordinasi antara Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN dan BP Migas.
123
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
124
Pembelian tenaga listrik dari IPP tidak tercapai, hal ini disebabkan program pengembangan IPP tahun 2010 banyak mengalami kendala yaitu COD beberapa proyek IPP tertunda, antara lain PLTP Simpang Belimbing, dan tidak optimumnya pengoperasian IPP Asahan 3 akibat kendala operasional.
Purchase of electricity from IPP was not realized because in 2010 many IPP projects faced constraints, such as delayed project in PLTP Simpang Belimbing, and not optimal operation of IPP Asahan 3 due to operational constraints.
Dalam tahun 2011 untuk mempercepat penyelesaian IPP yang tertunda akan dilakukan komunikasi yang efektif dengan pengembang untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, dan melakukan penyelesaian IPP terkendala sampai dengan amandemen kontrak, agar COD beberapa proyek IPP yang delay dapat segera terselesaikan. PLN membantu kontraktor apabila terjadi permasalahan dengan masyarakat dan Pemerintah kabupaten di wilayah pembangkit.
To accelerate the completion of delayed IPP, in 2011 the Company will conduct effective communication with developers to manage problems and to accomplish completion of IPP up to contract amendment period so that several delayed IPP projects can be finalized. PLN helps the contractor if there is any problem with the community and local government.
Risiko keterlambatan penyelesaian pembangunan jaringan transmisi dan distribusi ke pusat beban Seiring dengan pembangunan pembangkit baru diperlukan pembangunan jaringan transmisi ke pusat-pusat beban. Ketiadaan jaringan transmisi untuk mengalirkan listrik ke pusat beban akan menimbulkan dampak berupa kehilangan potensi penjualan. Khusus untuk pembangkit swasta (IPP) dampak lainnya adalah pengenaan pasal take or pay (TOP) dimana PT PLN (Persero) harus membayar atas energi listrik yang akan diproduksi tanpa sempat digunakan.
Risk of delay in completion of transmission and distribution construction In line with construction of new power plants, it is necessary to build transmission network to load centers. Lack of transmission network to bring electricity to load center will negatively affect sales potentials. Particulary in IPP case, another impact is the application of take or pay article, in which PLN has to pay electricity production without any opportunity to use it.
Mitigasi yang dapat dilakukan adalah dengan memastikan jadwal penyelesaian pembangunan Transmisi dan Distribusi sebelum COD proyek pembangkit. Banyaknya titik lahan yang dibebaskan dimana melibatkan banyak pihak dan sehingga koordinasi dengan pemerintah daerah setempat, atau yang lebih tinggi sangat diperlukan.
An alternative of mitigation is by ensuring schedule of completion of transmission and distribution development before COD project. Coordination with local government or higher regulator is necessary because such project needs a certain amount of land acquisition.
Dalam tahun 2010 masalah pembebasan tanah sudah dilakukan dengan baik antara PLN dengan stakeholder terkait, namun dibeberapa lokasi belum dapat dilakukan pembebasan tanah dibebaskan yang dikarenakan tidak adanya kesepakatan harga.
Land acquisition problem in 2010 was solved through coordination between PLN and related stakeholder, but in several locations land acquisition was still a problem due to absence of price deal.
Pada tahun 2011 potensi resiko keterlambatan proyek transmisi tetap akan terjadi, langkah langkah yang akan dilakukan adalah: (i) melanjutkan mitigasi
Risk of delayed project is possible to happen in 2011. The following steps can be taken: (i) continue previous year’s mitigation; (ii) cooperate with local government
yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya (ii) menggandeng Pemerintah daerah setempat dengan membentuk tim untuk menyelesaikan masalah dengan masyarakat. (iii) melakukan komunikasi dan koordinasi yang baik dengan masyarakat maupun pemerintah setempat (iv). Melibatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh akan memudahkan komunikasi dan koordinasi. Risiko kegagalan pencapaian penurunan susut jaringan menjadi 9,41% Dengan telah tercapainya angka susut 2009 menjadi single digit, maka upaya pencapaian susut tahun 2010 mengemban makna penting berupa 1) Mempertahankan agar realisasi susut tetap single digit dan 2) Mengupayakan pencapaian yang lebih baik dari susut 2009. Pada tahun 2010 pencapaian susut belum mencapai target meskipun masih tetap single digit. Program kerja penurunan susut belum dapat dilaksanakan diawal tahun karena kendala pencairan anggaran investasi. Pada tahun 2011 anggaran investasi terutama yang terkait dengan program penurunan susut, akan diterbitkan pada awal tahun, sehingga seluruh program penurunan susut bisa berjalan mulai awal tahun.
Dalam tahun 2011 untuk mempercepat penyelesaian IPP yang tertunda akan dilakukan komunikasi yang efektif dengan pengembang untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi To accelerate the completion of delayed IPP, in 2011 the Company will conduct effective communication with developers to manage problems
Risk of failure to achieve network loss target of 9.41% The achievement of single digit network loss ratio in 2009 led to the importance of achievement of 2010 network loss targets of: 1) Keeping up the single digit ration, and 2) Striving to reach a better ratio than 2009’s. Although still single digit, network loss ratio in 2010 was not as targeted. Network loss work plan could not be implemented in the beginning of the year due to constraints in investment budget withdrawal. In 2011 the investment budget related to network loss program will be issued at year beginning so that all network loss programs can start in the beginning of the year.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
to form a team to solve the problems with local community; (iii) conduct good communication and coordination with local government and community; (iv) involve prominent public figures to gain effective communication and coordination.
125
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
126
Risiko politik, ekonomi, dan sosial dari pemadaman listrik di beberapa daerah di wilayah Indonesia Pemadaman listrik di beberapa daerah di Indonesia tidak dapat dihindari dikarenakan ketidakmampuan perusahaan untuk mensupply listrik yang cukup dan handal ke pelanggan. Pemadaman listrik tersebut dapat menimbulkan risiko yang kompleks ditinjau dari sudut pandang politik, ekonomi, dan sosial, dikarenakan fungsi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok di masyarakat. Ketersediaan listrik dalam jumlah yang cukup serta handal mutlak diperlukan.
Political, economic and social risks of blackout in some regions in Indonesia In some areas, blackout is unavoidable because the Company can not supply enough electricity to customers. The blackout can result in a complex risk seen from political, economic and social point of view, because electricity has been a primary need for the community. Sufficiency and reliability of electricity supply is an absolute necessity.
Pada awal tahun 2010 masih banyak unit yang mengalami pemadaman karena keterbatasan daya, tetapi pada pertengahan tahun keseluruhan unit sudah tidak ada pemadaman, karena diatasi dengan sewa mesin. Namun demikian masih ada pemadaman di beberapa lokasi yang diakibatkan oleh kerusakan trafo, dan jaringan yang tetap berdampak pada sosial ekonomi.
In early 2010, many units still suffered from blackout due to power limitation, but there has been no more blackout since mid 2010 because the problem is solved through machine rental. However, there are still blackouts in several locations, which are caused by transformer and network damage, resulting in social economic impacts.
Untuk menjaga keandalan pasokan energi listrik diseluruh unit, sewa mesin masih perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan kapasitasnya. Ketepatan COD pembangkit PLTU FTP-1 maupun IPP sesuai dengan jadwal. Operation & Maintenance pada sistim transmisi dan distribusi harus dilaksanakan sesuai dengan SOP yang ada. Sistim komunikasi yang baik dengan stakeholder terus dilakukan dan ditingkatkan. Program kemitraan dan bina lingkungan bisa difokuskan untuk menurunkan resiko sosial politik akibat pemadaman.
The capacity of rented machine needs to be maintained, even enhanced, to ensure reliability of electricity suppy in all units. COD of PLTU FTP-1 and IPP is to be on schedule. Transmission and distribution operation and maintenance has to conducted in line with SOP. Good communication with stakeholders are to be preserved and improved. Patronage partnership and community development can be focused on reducing political and social risks of blackout.
Risiko kegagalan dalam memenuhi ketersediaan dan keandalan Unit pembangkit existing untuk mendukung pasokan energi listrik kepada pelanggan Kegagalan perusahaan mempertahankan ketersediaan, keandalan (EAF), dan efisiensi unit pembangkit existing juga dapat mengakibatkan terjadinya pemadaman. Untuk dapat mempertahankan ketersediaan dan keandalan unit pembangkit yang eksisting, program Operation & Maintenance yang baik dan tepat waktu sangat diperlukan.
Risk of failure to meet existing power plants’ availability and reliability to sustain electricy supply to customers Company failure to maintain availability, reliability and efficiency of existing power plants can result in blackouts. A good and timely Operation and Maintenance program is of utmost necessity for maintaining existing power plants’ availability and reliability.
Realisasi pemeliharaan pembangkit dan jaringan pada tahun 2010 tidak mencapai sasaran yang disebabkan oleh penundaan jadual pemeliharaan pembangkit, hal ini berakibat pada pembangkit yang tidak dapat beroperasi sesuai kapasitas (derating tinggi) bahkan mengalami kerusakan.
Realization of power plants and network maintenance in 2010 did not reach the target due to postponement of power plant maintenance schedule, which resulted in some power power plants’ non operational as capacity (high derating) even damage.
To maintain availability and reliability of power plants, it is necessary to improve maintenance quality by utilizing good quality spare parts, increasing work quality, and operating the power plants in accordance with SOP.
Risiko pertambahan biaya investasi pembangunan Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW yang disebabkan keterlambatan penyelesaian konstruksi Memperhatikan perkembangan penyelesaian Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW pada saat ini terindikasi adanya potensi penyelesaian proyek akan melampaui masa tenggang pinjaman. Dampak dari risiko keterlambatan penyelesaian tersebut adanya potensi tambahan beban keuangan perusahaan jika para kreditor tidak menyetujui usulan perpanjangan masa tenggang pinjaman ataupun perpanjangan masa tenggang pinjaman disetujui dengan suku bunga baru.
Risk of higher cost of investment on the construction 10,000 MW Fast Track Power Plants due to delay in construction completion Current progress of the construction of 10,000MW Fast Track Power Plants indicates potential delay of project completion up to possible exceeding of loan grace period. The impact of this delay is potential addition of financial burden if creditors disapprove the Company’s request to extend loan period or approve the request subject to new interest rates.
Tindakan mitigasi yang dapat dilakukan adalah melakukan negosiasi dengan pihak kreditor sejak dini untuk proyek-proyek yang diindikasikan akan mengalami keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan fisiknya. Negosiasi yang dilakukan adalah untuk mengurangi dampak biaya tambahan yang akan menjadi beban perusahaan seperti tingkat suku bunga, jangka waktu masa pengembalian pinjaman, dan kewajiban-kewajiban lain yang berhubungan dengan penyelesaian perjanjian kredit
Possible mitigation action is early negotiation with creditors for projects with indication of delay of physical work completion. The negotiation is to reduce additional cost that will become company burden such as interest rates, loan repayment period, and other liabilities related to credit agreement.
Risiko pertambahnya biaya penyelesaian pembangunan PLTU 10.000 MW terjadi antara lain karena adanya pekerjaan tambah yang tidak dapat dihindarkan dalam penyelesaian pekerjaan.
The risk of higher cost on the construction of 10,000MW PLTUs could be triggered by unavoidable additional works for completion.
Ada beberapa penyebab keterlambatan penyelesaian PLTU 10.000 MW antara lain : • Performance pelaksana proyek tidak baik • Miskomunikasi internal antara main kontraktor dengan sub kontraktor • Jumlah Sub kontraktor terlalu banyak • Shipping Management • Outstanding pembayaran akibat perubahan peraturan PPh (Change of Law) • Duration penyelesaian proyek terlalu pendek
Several causes of delay in the completion of 10,000MW PLTUs are, among others: • Underperformance of project contractors • Internal miscommunication between the main contractor and sub contractors • Too many sub contractors • Shipping management • Payment outstanding due to change of law
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Untuk mempertahankan ketersediaan dan keandalan pembangkit maka perlu ditingkatkan kualitas pemeliharaan dengan menggunakan sprare part dengan kualitas yg baik, meningkatkan mutu kualitas pekerjaan, serta pengoperasian pembangkit yang sesuai dengan SOP.
• Too short duration for project completion
127
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
128
Untuk mengurangi peluang terjadinya risiko pertambahan biaya investasi pembangunan Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW, manajemen perusahaan mengusahakan secara optimal (i) pencapaian target commercial operation date (COD) dari masing-masing pembangkit melalui optimalisasi sumber daya yang dimiliki oleh Kontraktor EPC dan (ii) peningkatan pekerjaan pengawasan di lapangan serta (iii) melakukan komunikasi secara intensif dengan kontraktor.
To reduce the risk of higher cost of investment on the construction of 10,000MW Fast Track Power Plants, the Company’s management strives to (i) meet the commercial operation date (COD) target of each power plant through optimal utilization of contractors’ resources; (ii) intensify field supervising works; and (iii) conduct intensive communication with contractors.
PENerbitan OBLIGASI Bond issuance Since 1992 PLN has made use of various Capital Market instruments by issuing local bonds, guaranteed notes and sukuk ijarah to fund investments, such as construction of generating power plants, transmission networks, distribution network, and working capital. PLN’s bonds and sukuk ijarah are managed by experienced trustees and annually rated by international and national rating companies.
Obligasi-obligasi yang telah diterbitkan adalah sebagai berikut: 1. Obligasi PLN I Seri A Tahun 1992 senilai Rp 300.000.000.000 (tiga ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun yang telah jatuh tempo dan telah dilunasi pada tanggal 23 Oktober 1997. Bunga obligasi untuk 6 (enam) bulan pertama adalah sebesar 19,50% per tahun, selanjutnya diberlakukan tingkat bunga mengambang dengan perhitungan rata-rata bunga deposito Rupiah berjangka waktu 6 (enam) bulan pada Bank-Bank Umum Milik Negara Republik Indonesia ditambah premi sebesar 0,975%.
PLN has issued the following bonds: 1. PLN I Series A Year 1992 Bond of Rp300,000,000,000 (three hundred billion rupiah) value and 5 (five) years tenor which was mature and paid off on October 23, 1997. The bond’s yield was 19.5% per annum for the first six months, and then on floating at the average interest rates of Rupiah six-month time deposits of Republic of Indonesia’s state-owned banks plus a premium of 0.975%.
2. Obligasi PLN II Tahun 1993 senilai Rp600.000.000.000 (enam ratus miliar Rupiah) dengan, jangka waktu 7 (tujuh) tahun yang telah jatuh tempo dan telah dilunasi pada tanggal 29 Oktober 2000. Bunga obligasi untuk tahun pertama dan kedua sebesar 15,5% per tahun, selanjutnya diberlakukan tingkat bunga mengambang dengan perhitungan ratarata bunga deposito Rupiah berjangka waktu 6 (enam) bulan pada Bank-Bank Umum Milik Negara Republik Indonesia ditambah premi sebesar 1%.
2. PLN II Year 1993 Bond of Rp600,000,000,000 (six hundred billion rupiah) value and 7 (seven) years tenor which was mature and paid off on October 29, 2000. First and second year’s yield was 15.5% per annum, then on floating at the average interest rates of Rupiah six-month time deposits of Republic of Indonesia’s state-owned banks plus a premium of 1%.
3. Obligasi PLN III Tahun 1995 senilai Rp318.430.000.000 (tiga ratus delapan belas miliar empat ratus tiga puluh juta Rupiah) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun yang telah jatuh tempo dan telah dilunasi pada tanggal 7 April 2000. Bunga obligasi untuk 6 (enam) bulan pertama adalah sebesar 16% per tahun, selanjutnya diberlakukan tingkat bunga mengambang dengan perhitungan ratarata bunga deposito Rupiah berjangka waktu 6 (enam) bulan pada Bank-Bank Umum Milik Negara Republik Indonesia ditambah premi sebesar 1%.
3. PLN III Year 1995 Bond of Rp318,430,000,000 (three hundred eighteen billion four hundred thirty million rupiah) value and 5 (five) years tenor which was mature and paid off on April 7, 2000. The first 6 (six) months’ yield was 16% per annum, and then on floating at the average interest rates of Rupiah six-month time deposits of Republic of Indonesia’s state-owned banks plus a premium of 1%.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Sejak 1992 PLN telah memanfaatkan pendanaan dari berbagai instrumen Pasar Modal dengan menerbitkan obligasi lokal, guaranteed notes dan sukuk ijarah untuk keperluan investasi pembangunan pembangkit, jaringan transmisi,distribusi dan modal kerja. Obligasi dan Sukuk Ijarah PLN yang telah diterbitkan dikelola oleh wali amanat yang berpengalaman dan setiap tahun dinilai oleh badan pemeringkat bereputasi internasional maupun nasional.
129
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
130
4. Obligasi PLN IV Tahun 1995 senilai Rp680.000.000.000 (enam ratus delapan puluh miliar Rupiah) dengan jangka waktu 4 (empat) tahun yang telah jatuh tempo dan telah dilunasi pada tanggal 25 Agustus 1999. Bunga obligasi untuk tahun pertama adalah sebesar 18% per tahun, selanjutnya diberlakukan tingkat bunga mengambang yang akan ditetapkan bersama oleh Perusahaan dan Wali Amanat setiap 6 (enam) bulan.
4. PLN IV Year 1995 Bond of Rp680,000,000,000 (six hundred eighty billion rupiah) value and 4 (four) years tenor which was mature and paid off on August 25, 1999. The first year’s yield was 18% per annum, and then on floating at a rate collaboratively determined by the Company and the Trustee every 6 (six) months.
5. Obligasi PLN V Tahun 1996 senilai Rp1.000.000.000.000 (satu triliun Rupiah) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun yang telah jatuh tempo dan telah dilunasi pada tanggal 21 Agustus dan 15 Nopember 2001. Bunga untuk seri A ditetapkan dengan tingkat bunga tetap atas dasar Indonesia rupiah Currency Swap offer Rate (“IRSOR”) 5 (lima) tahun ditambah premi sebesar 1% per tahun. Bunga untuk seri B ditetapkan berdasarkan rata-rata bunga deposito dalam valuta Rupiah berjangka 6 (enam) bulan ditambah premi tetap sebesar 1,25%. Bunga untuk seri C ditetapkan berdasarkan IRSOR 6 (enam) bulan ditambah premi tetap sebesar 1,25%.
5. PLN V Year 1996 Bond of Rp1,000,000,000,000 (one trillion rupiah) value and 5 (five) years tenor which was mature and paid off on August 21 and November 15, 2001. Series A bond yield was fixed based on the 5 (five) years Indonesian Rupiah Currency Swap Offer Rate (IRSOR) plus a premium of 1% per annum. Series B bond yield was based on average interest rates of Rupiah six-month time deposits plus a premium of 1%. Series C bond yield was determined based on 6 (six) months IRSOR plus a premium of 1.25%.
Sejak 1992 PLN telah memanfaatkan pendanaan dari berbagai instrumen Pasar Modal dengan menerbitkan obligasi lokal, guaranteed notes dan sukuk ijarah untuk keperluan investasi pembangunan pembangkit, jaringan transmisi,distribusi dan modal kerja Since 1992 PLN has made use of various Capital Market instruments by issuing local bonds, guaranteed notes and sukuk ijarah to fund investments, such as construction of generating power plants, transmission networks, distribution network, and working capital
6. PLN VI Year 1997 Bond Series A, Series B and Series C of Rp600,000,000,000 (six hundred billion rupiah) value, 10 (ten) years tenor and maturity on August 8, 2007. Bond yields are fixed and floating. Series A bond yield was fixed for 10 (ten) years based on 10 (ten) years Rupiah swap of Asean Interest Rate Swap of Reuter page EROT plus a premium of 1.4%. Series B bond yield was based on average interest rates of 6 (six) months time deposits plus a fixed premium of 1.4%. The Company paid additional premium of 0.25% for one time yield payment, payable after Annual General Meeting of Bondholders (“RUPO”).
7. Obligasi PLN VII Tahun 2004 dengan nilai pokok sebesar Rp 1.500.000.000.000 (satu triliun lima ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun. Jatuh tempo tanggal 11 November 2014. Bunga Obligasi sebesar 12,25% per tahun. Pada tanggal 31 Desember 2008, obligasi PLN VII tahun 2004 memperoleh peringkat ”Aa2id/ Stable” dari PT Moody’s Indonesia.
7. PLN VII Year 2004 Bond of Rp1,500,000,000,000 (one trillion five hundred billion rupiah) principal value, 10 (ten) years tenor, maturity on November 11, 2014 and yield of 12.25% per annum. On December 31, 2008 PLN VII Year 2004 Bond was rated Aa2id/Stable by PT Moody’s Indonesia.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
6. Obligasi PLN VI Tahun 1997 Seri A, Seri B dan Seri C dengan nilai Rp. 600.000.000.000 (enam ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan jatuh tempo 8 Agustus 2007. Bunga obligasi terdiri dari bunga tetap dan mengambang. Bunga Obligasi Seri A ditetapkan dengan tingkat bunga tetap selama 10 (sepuluh) tahun atas dasar swap Rupiah 10 (sepuluh) tahun dari Asean Interest Rate Swap dari Reuter page EROT, ditambah premi sebesar 1,4%. Bunga Obligasi Seri B ditetapkan berdasarkan rata-rata bunga deposito Rupiah berjangka 6 (enam) bulan ditambah premi tetap sebesar 1,4%. Perusahaan membayar tambahan premi bunga sebesar 0,25% untuk satu kali pembayaran bunga yang akan dibayarkan sesudah pelaksanaan RUPO.
131
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
132
8. Obligasi PLN VIII Tahun 2006 dengan nilai pokok sebesar Rp 2.200.100.000.000 (dua triliun dua ratus miliar seratus juta Rupiah) dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan 15 (lima belas) tahun. Bunga Obligasi seri A ditetapkan dengan suku bunga sebesar 13,60% yang jatuh tempo pada tanggal 21 Juni 2016 dan Bunga Obligasi seri 3 dengan suku bunga sebesar 13,75% yang jatuh tempo pada tanggal 21 Juni 2021.
8. PLN VIII Year 2006 Bond of Rp2,200,100,000,000 (two trillion two hundred billion one hundred million rupiah) principal value, 10 (ten) and 15 (fifteen) years tenor. Series A yield is fixed at 13.60% and mature on June 21, 2016. Series B yield is 13.75% and mature on June 21, 2021.
9. Bersamaan dengan penawaran umum Obligasi tersebut, Perusahaan juga melakukan penawaran umum SyariahIjarah PLN I Tahun 2006. Syariah Ijarah ini dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya serta didaftarkan di KSEI, dengan nilai nominal SyariahIjarah sebesar Rp 200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dengan Cicilan Fee Ijarah sebesar Rp 27.200.000.000 (dua puluh tujuh miliar dua ratus juta Rupiah) per tahun. Syariah Ijarah ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah Sisa Fee Ijarah dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan dan pembayaran Cicilan Biaya Ijarah pertama akan dilakukan pada tanggal 21 September 2006 sedangkan pembayaran Cicilan Biaya Ijarah terakhir akan dilakukan pada tanggal 21 Juni 2016.
9. In conjunction with the above Bond’s public offering, the Company also held the Islamic Bond Syariah Ijarah PLN I Year 2006 public offering. The Syariah Ijarah was listed at Surabaya Stock Exchange and also registered at KSEI with a nominal value of Rp200,000,000,000 (two hundred billion rupiah), 10 (ten) years tenor, Ijarah fee installments of Rp27,200,000,000 (twenty seven billion two hundred million rupiah) per annum. The Syariah Ijarah was offered at 100% of Ijarah fee balance which is paid 3 (three) monthly. The first installment was paid on September 21, 2006 and the last installment will be on June 21, 2016.
Pada tanggal 31 Desember 2008, obligasi PLN VIII tahun 2006 dan Syariah Ijarah PLN I tahun 2006 memperoleh peringkat ”idA+” dari PT Pemeringkat Efek Indonesia.
PLN VIII Year 2006 Bond and Syariah Ijarah PLN I Year 2006 was rated idA+ by PT Pemeringkat Efek Indonesia on December 31, 2008.
10. Obligasi Terjamin PLN I Tahun 2006 Pada tanggal 16 Oktober 2006, Majapahit Holding B.V., Belanda, anak perusahaan yang bertujuan khusus dan sepenuhnya dimiliki Perusahaan menerbitkan Obligasi Terjamin sejumlah US$ 1 miliar yang terdiri dari: - Tranch A : Nilai nominal US$ 450 juta dengan harga jual 99,38%, tingkat bunga 7,25% per tahun dan jatuh tempo tanggal 17 Oktober 2011. - Tranch B : Nilai nominal US$ 550 juta dengan harga jual 98,97%, tingkat bunga 7,75% per tahun dan jatuh tempo tanggal 17 Oktober 2016.
10. Guaranteed Note PLN I Year 2006 On October 16, 2006, Majapahit Holding B.V., Netherland, a specific purpose and wholly owned subsidiary of the Company issued a Guaranteed Note of US$1 billion value which comprised of:
Bunga dibayarkan setiap enam bulan sejak 17 April 2007 sampai dengan jatuh tempo Obligasi Terjamin. Obligasi ini dijamin sepenuhnya oleh Perusahaan serta Anak Perusahaan, dan diterbitkan berdasarkan perjanjian waliamanat
- Tranch A : Nominal value US$450 million, selling price 99.38%, yield rate 7.25% per annum, and maturity on October 17, 2011. - Tranch B : Nominal value US$550 million, selling price 98.97%, yield rate 7.75% per annum, and maturity on October 17, 2016. Yield is payable every six months from April 17, 2007 up to maturity of the Guaranteed Note. This bond is guaranteed by the Company and its Subsidiary, issued based on trustee agreement dated October 16, 2006 among
tanggal 16 Oktober 2006 antara penerbit, penjamin dan Deutsche Bank Trust Company Americas sebagai wali amanat.
Pada tanggal 31 Desember 2008, obligasi terjamin ini memperoleh peringkat ”Ba3 Stable” dari Moody’s Investor Service, Inc. dan ”BB-” dari Standard and Poor’s.
issuer, guarantor, and Deutsche Bank Trust Company Americas as trustee.
On December 31, 2008 this guaranteed bond received Ba3 Stable rate from Moody’s Investor Service, Inc. and BB- rate from Standard and Poor’s.
11. Obligasi PLN IX Tahun 2007 dengan nilai pokok sebesar Rp 2.700.000.000.000 (dua triliun tujuh ratus miliar Rupiah) yang terdiri dari: - Obligasi Seri A sejumlah Rp. 1.500.000.000.000 (satu triliun lima ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dengan tingkat bunga sebesar 10,4% per tahun. - Obligasi Seri B sejumlah Rp. 1.200.000.000.000 (satu triliun dua ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 15 (lima belas) tahun dengan tingkat bunga sebesar 10,9% per tahun. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sesuai dengan tanggal pembayaran bunga triwulan. Pembayaran bunga Obligasi pertama telah dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2007, sedangkan pelunasan pokok Obligasi akan dilakukan pada tanggal 10 Juli 2017 untuk seri A dan 10 Juli 2022 untuk Obligasi Seri B .
11. PLN IX Year 2007 Bond of Rp2,700,000,000,000 (two trillion seven hundred billion rupiah) principal value which comprises of: - Series A Bond of Rp1,500,000,000,000 (one trillion five hundred billion rupiah) value, 10 (ten) years tenor, yield rate 10.4% per annum. - Series B Bond of Rp1,200,000,000,000 (one trillion two hundred billion rupiah) value, 15 (fifteen) years tenor, yield rate 10.9% per annum.
12. Bersamaan dengan penawaran Obligasi PLN IX tahun 2007 Perusahaan juga menawarkan Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007 dengan jumlah nominal sebesar Rp 300.000.000.000 (tiga ratus miliar Rupiah). Sukuk Ijarah ini berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun dengan Imbalan Ijarah sebesar Rp 31.200.000.000 (tiga puluh satu miliar dua ratus juta Rupiah) per tahun. Sukuk Ijarah PLN II dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya serta didaftarkan di KSEI, dan ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah. Imbalan Ijarah dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan dan pembayaran Imbalan Ijarah pertama akan dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2007, sedangkan pembayaran Imbalan Ijarah terakhir akan dilakukan pada tanggal 10 Juli 2017.
12. In conjunction with PLN IX Year 2007 Bond offering, the Company also offered Sukuk Ijarah PLN II Year 2007 nominal value of Rp 300,000,000,000 (three hundred billion rupiah). Sukuk Ijarah is due in 10 (ten) years with Ijarah Fee of Rp31,200,000,000 (thirty one billion two hundred million rupiah) per annum. Sukuk Ijarah PLN II is listed at Surabaya Bursa Efek and registered at KSEI, offered at 100% of Ijarah Fee balance. The benefit is payable every 3 months, the first payment being made on October 10, 2007 and the last payment on July 10, 2017.
Yield is payabel every 3 (three) months according to quarterly payment date. The first yield payment was already made on October 10, 2007, while payment of principals will be made on July 10, 2017 for Series A and July 10, 2022 for Series B.
On December 31, 2008 PLN IX Year 2007 Bond and Sukuk Ijarah PLN II Year 2007 were rated ”idA+” by PT Pemeringkat Efek Indonesia.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Pada tanggal 31 Desember 2008, obligasi PLN IX tahun 2007 dan Sukuk Ijarah PLN II tahun 2007 memperoleh peringkat ”idA+” dari PT Pemeringkat Efek Indonesia.
133
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
134
13. Obligasi Terjamin PLN II Tahun 2007 Pada tanggal 28 Juni 2007, Majapahit Holding B.V. di Belanda, menerbitkan Obligasi Terjamin sejumlah US$ 1 miliar yang terdiri dari: - Tranch A : Nilai nominal US$ 500 juta dengan harga jual 99,127%, tingkat bunga 7,25% per tahun, dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan jatuh tempo tanggal 28 Juni 2017. - Tranch B : Nilai nominal US$ 500 juta dengan harga jual 98,586%,tingkat bunga 7,875% per tahun, dengan jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun dan jatuh tempo tanggal 29 Juni 2037.
13. Guaranteed Note PLN II Year 2007 On June 28, 2007, Majapahit Holding B.V. in Holland issued a Guaranteed Note valued at US$ 1 billion which consists of: - Tranch A : Nominal value US$ 500 million, selling price at 99.127%, yield rate 7.25% per annum, 10 years tenor, and mature on June 28, 2017. - Tranch B : Nominal value US$ 500 million, selling price at 98.586%,yield rate 7.875% per annum, 30 (thirty) years tenor, and mature on June 29, 2037.
Bunga dibayarkan setiap 6 (enam) bulan sejak 28 Juni 2007 sampai dengan jatuh tempo Obligasi Terjamin PLN II. Obligasi Terjamin ini dijamin oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan, dan diterbitkan berdasarkan perjanjian wali amanat antara penerbit, penjamin dan Deutsche Bank Trust Company Americas sebagai wali amanat.
Yield is payable every six months effective from June 28, 2007 up to maturity date of the Guaranteed Note PLN II. This bond is guaranteed by the Company and its Subsidiary, issued based on trustee agreement dated October 16, 2006 among issuer, guarantor, and Deutsche Bank Trust Company Americas as trustee.
Pada tanggal 31 Desember 2008, obligasi terjamin ini memperoleh peringkat ”Ba3 Stable” dari Moody’s Investor Service, Inc. dan ”BB-” dari Standard and Poor’s.
On December 31, 2008 this guaranteed bond received Ba3 Stable rate from Moody’s Investor Service, Inc. and BB- rate from Standard and Poor’s.
14. Obligasi PLN X Tahun 2009 pada 9 Januari 2009 dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp 1.440.000.000.000 (satu triliun empat ratus empat puluh miliar Rupiah) yang terdiri dari: - Obligasi Seri A sebesar Rp 1.015.000.000.000 (satu triliun lima belas miliar Rupiah) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun dan tingkat bunga 14.75% per tahun. Bunga dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sampai dengan tanggal 9 Januari 2014. - Obligasi Seri B sebesar Rp 425.000.000.000 (empat ratus dua puluh lima miliar Rupiah) dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun dan tingkat bunga 15% per tahun. Bunga dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak 9 April 2009 sampai dengan 9 Januari 2016.
14. PLN X Year 2009 Bond on January 9, 2009 at nominal value of Rp1,440,000,000,000 (one trillion four hundred and forty billion rupiah) which comprises of: - Series A Bond of Rp1,015,000,000,000 (one trillion fifteen billion rupiah), 5 (five) years tenor, yield rate 14.75% per annum. Yield is payable every three months up to January 9, 2014.
15. Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 pada 9 Januari 2009, dengan nilai nominal sebesar Rp 760.000.000.000 (tujuh ratus enam puluh miliar Rupiah) dengan PT Bank CIMB Niaga bertindak sebagai Wali Amanat. Obligasi ini terdiri dari:
15. Sukuk Ijarah PLN III Year 2009 on January 9, 2009 at a nominal value of Rp760,000,000,000 (seven hundred sixty billion rupiah) with PT Bank CIMB Niaga as trustee. This bond consists of:
- Series B Bond of Rp425,000,000,000 (four hundred twenty five billion rupiah), 7 (seven) years tenor, yield rate 15% per annum. Yield is payable every three months from April 9, 2009 up to January 9, 2016.
- Seri A sebesar Rp 293.000.000.000 (dua ratus sembilan puluh tiga miliar Rupiah) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun dengan imbalan ijarah sebesar Rp 43.217.500.000 (empat puluh tiga miliar dua ratus tujuh belas juta lima ratus ribu Rupiah) per tahun, yang dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak 9 April 2009 sampai dengan tanggal 9 Januari 2014. - Seri B sebesar Rp 467.000.000.000 (empat ratus enam puluh tujuh miliar Rupiah) dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun dengan imbalan ijarah sebesar Rp 70.050.000.000 (tujuh puluh miliar lima puluh juta Rupiah) per tahun, yang dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak 9 April 2009 sampai dengan tanggal 9 Januari 2016. - Sisa dari imbalan ijarah yang ditawarkan sebanyak-banyaknya Rp 87,000,000,000 (delapan puluh tujuh miliar Rupiah) secara Kesanggupan Terbaik (Best Effort).
Pada tanggal 31 Desember 2008, Obligasi Syariah Ijarah PLN III tahun 2009 memperoleh peringkat ”idAA-” dari PT Pemeringkat Efek Indonesia.
- Series A of Rp293,000,000,000 (two hundred ninety three billion rupiah), 5 (five) years tenor, Ijarah Fee of Rp43,217,500,000 (forty three billion two hundred seventeen million five hundred thousand rupiah) per annum, payable every three months from April 9, 2009 up to January 9, 2014. - Series B of Rp 467,000,000,000 (four hundred sixty seven billion rupiah), tenor 7 (seven) years, Ijarah Fee of Rp70,050,000,000 (seventy billion fifty million rupiah) per annum, payable every three months since April 9, 2009 up to January 9, 2016. - Balance of Ijarah Fee is offered at maximum Rp87,000,000,000 (eighty seven billion rupiah) based on the Best Effort.
On December 31, 2008, Obligasi Syariah Ijarah PLN III Year 2009 was rated ”idAA-” by PT Pemeringkat Efek Indonesia.
16. Guaranteed Note PLN III Year 2009 on August 3, 2009 at US$ 750,000,000, 10 (ten) years tenor and yield rate 8% per annum. Yield is payable every 6 (six) months from February 8, 2010 up to August 7, 2019.
17. Obligasi Terjamin PLN IV Tahun 2009 pada tanggal 4 November 2009 sebesar USD 1.250.000.000 dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan tingkat bunga 7.75% per tahun. Bunga dibayarkan setiap 6 (enam) bulan sejak 20 Januari 2010 sampai dengan tanggal 20 Januari 2020.
17. Guaranteed Note PLN IV Year 2009 on November 4, 2009 at USD1,250,000,000, tenor 10 (ten) years and yield rate 7.75% per annum. Yield is payable every 6 (enam) months from January 20, 2010 up to January 20, 2020.
18. Obligasi PLN XI Tahun 2010, diterbitkan tanggal 12 Jan 2010 dengan jumlah pokok sebesar Rp2.703.000.000.000,- (dua triliun tujuh ratus tiga miliar Rupiah) yang ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah pokok Obligasi. Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti hutang untuk kepentingan Pemegang Obligasi. PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Obligasi ini terdiri dari:
18. PLN XI Year 2010 Bond issued on January 12, 2010 at principal value of Rp2,703,000,000,000 (two trillion seven hundred three billion rupiah), offered at principal value. This bond was issued scriptless, except for the Bond Jumbo Certificate which was issued to registered on behalf of KSEI as proof of liabilities for the interest of bondholders. PT Bank CIMB Niaga Tbk is the trustee. This bond comprises of:
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
16. Obligasi Terjamin PLN III Tahun 2009 pada tanggal 3 Agustus 2009 sebesar US$ 750.000.000 dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan tingkat bunga 8% per tahun. Bunga dibayarkan setiap 6 (enam) bulan sejak 8 Februari 2010 sampai dengan tanggal 7 Agustus 2019.
135
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
136
• Seri A : Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,95% (sebelas koma sembilan lima persen) per tahun, berjangka waktu 7 (tujuh) tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp920.000.000.000,- (sembilan ratus dua puluh miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran Pokok Obligasi secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu tanggal 12 Januari 2017. • Seri B: Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,55% (dua belas koma lima lima persen) per tahun, berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp1.783.000.000.000 (satu triliun tujuh ratus delapan puluh tiga miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran Pokok Obligasi secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu tanggal 12 Januari 2020.
• Series A : Fixed yield bond at 11.95% (eleven point ninety five percent) per annum, 7 (seven) years tenor since emission date. Total bond principals of Series A being offered is Rp920,000,000,000 (nine hundred twenty billion rupiah) based on Full Commitment. Bond principal will be paid in full on bond’s maturity date on January 12, 2017.
19. Obligasi PLN Sukuk Ijarah IV, diterbitkan tanggal 12 Januari 2010, dengan seluruh Sisa Imbalan Ijarah sebesar Rp297.000.000.000,- (dua ratus sembilan puluh tujuh miliar Rupiah) yang ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari seluruh Sisa Imbalan Ijarah. Sukuk Ijarah ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti hutang untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah, PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Sukuk Ijarah diterbitkan dengan 2 (dua) seri sebagai berikut:
19. PLN Sukuk Ijarah IV Bond, issued on January 12, 2010, with all balance of Ijarah Fee of Rp297,000,000,000 (two hundred ninety seven billion rupiah) offered at 100% of remaining balance. This Sukuk Ijarah is issued scriptless, except for the Bond Jumbo Certificate which was issued to registered on behalf of KSEI as proof of liabilities for the interest of bondholders. PT Bank CIMB Niaga Tbk is the trustee. This bond comprises of:
• Series B: Fixed yield bond at the rate of 12.55% (twelve point fifty five percent) per annum, 10 (ten) years tenor since emission date. Total bond principals of Series B being offered is Rp1,783,000,000,000 (one trillion seven hundred eighty three billion rupiah) based on full commitment. Bond principal will be paid in full on bond’s maturity date on January 12, 2017.
• Seri A : Sukuk Ijarah dengan Imbalan Ijarah sebesar Rp119.500.000,- (seratus sembilan belas juta lima ratus ribu Rupiah) per Rp1.000.000.000,- (satu miliar Rupiah) per tahun, berjangka waktu 7 (tujuh) tahun sejak Tanggal Emisi. Seluruh Sisa Imbalan Ijarah Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp130.000.000.000,- (seratus tiga puluh miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran kembali seluruh Sisa Imbalan Ijarah secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Sukuk Ijarah yaitu tanggal 12 Januari 2017. • Seri B : Sukuk Ijarah dengan Imbalan Ijarah sebesar Rp125.500.000,(seratus dua puluh lima juta lima ratus ribu Rupiah) per Rp1.000.000.000,- (satu miliar Rupiah) per tahun, berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak Tanggal Emisi. Seluruh Sisa Imbalan Ijarah Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp167.000.000.000,- (seratus enam puluh tujuh miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran kembali seluruh Sisa Imbalan Ijarah secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Sukuk Ijarah yaitu tanggal 12 Januari 2020.
• Series A : Sukuk Ijarah with Ijarah Fee of Rp119.500.000 (one hundred nineteen million five hundred thousand rupiah) per Rp1,000,000,000 (one billion rupiah) per annum, tenor seven years effective since emission date. All balance of Ijarah Fee Series A being offered is Rp130,000,000,000 (one hundred thirty billion rupiah) based on Full Commitment. Full payment of all balance of Ijarah Fee will be paid on maturity of Sukuk Ijarah on January 12, 2017.
20. Obligasi PLN XII, diterbitkan tanggal 8 Juli 2010, dengan nilai nominal sebesar Rp2.500.000.000.000 (dua triliun lima ratus miliar Rupiah) yang ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah pokok Obligasi. Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti hutang untuk kepentingan Pemegang Obligasi. PT Bank
20. PLN XII Bond, issued on July 8, 2010, at nominal of Rp2,500,000,000,000 (two trillion five hundred billion rupiah) being offered at 100% of principal value. This bond is issued as scriptless instrument, except for the Bond Jumbo Certificate which was issued to registered on behalf of KSEI as proof of liabilities for the
• Series B : Sukuk Ijarah with Ijarah Fee of Rp125,500,000 (one hundred twenty five million five hundred thousand rupiah) per Rp1,000,000,000 (one billion rupiah) per annum, tenor ten years effective since emission date. All balance of Ijarah Fee Series A being offered is Rp167,000,000,000 (one hundred sixty seven billion rupiah) based on Full Commitment. Full payment of all balance of Ijarah Fee will be paid on maturity of Sukuk Ijarah on January 12, 2020.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
137
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
138
CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Obligasi ini terdiri dari: • Seri A : Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,7% (sembilan koma tujuh persen) per tahun, berjangka waktu 5 (lima) tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp 645.000.000.000,- (enam ratus empat puluh lima miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran Pokok Obligasi secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu tanggal 8 Juli 2015. • Seri B : Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,4% (sepuluh koma empat persen) per tahun, berjangka waktu 12 (dua belas) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp 1.855.000.000.000,- (satu triliun delapan ratus lima puluh lima miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran Pokok Obligasi secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu tanggal 8 Juli 2022.
interest of bondholders. PT Bank CIMB Niaga Tbk is the trustee. This bond comprises of: • Series A : Bond with fixed yield of 9.7% (nine point seven percent) per annum, five years tenor effective since emission date. Total bond principals being offered is Rp645,000,000,000 (six hundred forty five billion rupiah) based on Full Commitment. Bond principal will be paid in full at the bond’s maturity on July 8, 2015.
21. “Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010” dengan Sisa Imbalan Ijarah sebesar Rp500.000.000.000,(lima ratus miliar Rupiah) yang ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari seluruh Sisa Imbalan Ijarah. Sukuk Ijarah ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti hutang untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah. . PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat Sukuk Ijarah diterbitkan dengan 2 (dua) seri sebagai berikut: • Seri A : Sukuk Ijarah dengan Imbalan Ijarah sebesar Rp97.000.000,- (sembilan puluh tujuh juta Rupiah) per Rp1.000.000.000,(satu miliar Rupiah) per tahun, berjangka waktu 5 (lima) tahun sejak Tanggal Emisi. Seluruh Sisa Imbalan Ijarah untuk Sukuk Ijarah Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp160.000.000.000,- (seratus enam puluh miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran kembali seluruh Sisa Imbalan Ijarah secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Sukuk Ijarah yaitu tanggal 8 Juli 2015.
21. Sukuk Ijarah PLN V Year 2010 Bond with balance of Ijarah Fee of Rp500,000,000,000 (five hundred billion rupiah) being offered at 100% of all remaining balance of Ijarah Fee. This Sukuk Ijarah was issued as scriptless instrument, except for the Bond Jumbo Certificate which was issued to registered on behalf of KSEI as proof of liabilities for the interest of bondholders. PT Bank CIMB Niaga Tbk is the trustee. This bond comprises of two series as follows:
• Series B : Bond with fixed yield rate of 10,4% (ten point four percent) per annum, twelve years tenor effective since emission date. Total bond principals being offered is Rp1,855,000,000,000 (one trillion eight hundred fifty five billion rupiah) based on Full Commitment. Bond principal will be paid in full at the bond’s maturity on July 8, 2022.
• Series A : Sukuk Ijarah with Ijarah Fee of Rp97,000,000,- (ninety seven million rupiah) per Rp1,000,000,000 (one billion rupiah) per annum, tenor five years effective since emission date. Total balance of Ijarah Fee for Sukuk Ijarah Series A being offered is Rp160,000,000,000 (one hundred sixty billion rupiah) based on Full Commitment. Payment of all balance of Ijarah Fee will be made in full at the maturity of Sukuk Ijarah on July 8, 2015.
• Seri B : Sukuk Ijarah dengan Imbalan Ijarah sebesar Rp104.000.000,- (seratus empat juta Rupiah) per Rp1.000.000.000,- (satu miliar Rupiah) per tahun, berjangka waktu 12 (dua belas) tahun sejak Tanggal Emisi. Seluruh Sisa Imbalan Ijarah untuk Sukuk Ijarah Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp340.000.000.000,- (tiga ratus empat puluh miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran kembali seluruh Sisa Imbalan Ijarah secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Sukuk Ijarah yaitu tanggal 8 Juli 2022.
• Series B : Sukuk Ijarah with Ijarah Fee of Rp104,000,000 (one hundred four million rupiah) per Rp1,000,000,000 (one billion rupiah) per annum, tenor twelve years effective since emission date. Total balance of Ijarah Fee for Sukuk Ijarah Series B being offered is Rp340,000,000,000 (three hundred forty billion rupiah) based on Full Commitment. Payment of all balance of Ijarah Fee will be made in full at the maturity of Sukuk Ijarah on July 8, 2022.
Seluruh obligasi PLN dipasar domestik tersebut mendapatkan peringkat AA+ dari Lembaga Pemeringkat Indonesia (Pefindo) ,sedangkan obligasi PLN di pasar internsional mendapatkan peringkat BB dari Lembaga Pemeringkat Standard & Poor’s dan Ba1 dari Moody’s. (Lihat juga tabel Daftar Ringkasan Efek Perusahaan)
All of these domestic market’s PLN bonds have been rated AA+ by Indonesian Rating Agency (”Pefindo”), while PLN bonds for international market received BB rate from Standard & Poor’s and Ba1 rate from Moody’s. (Please also refer to Summary of Corporate Bonds)
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
139
140
keselamatan, kesehatan kerja dan perlindungan lingkungan Work, Health-Safety and Environment Protection Kepedulian Terhadap Lingkungan, Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) dan Perubahan Iklim
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Lingkungan Sejalan dengan visi perusahaan yaitu Menjalankan Kegiatan Usaha yang Berwawasan Lingkungan, PT PLN (Persero) selalu berusaha untuk memperhatikan aspek lingkungan dalam menjalankan setiap kegiatannya. PLN telah dan akan terus mengupayakan pengurangan pencemaran tanah, air dan udara oleh zat-zat polutan termasuk didalamnya adalah pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Upaya ini dilakukan secara menyeluruh dalam semua kegiatan penyediaan listrik oleh PLN baik itu instalasi Pembangkit, Transmisi/Gardu Induk dan Distribusi. Untuk menjabarkan visi tersebut, PT PLN (Persero) telah menetapkan Kebijakan Lingkungan untuk mendukung Komitmen Perusahaan sebagai berikut: a. Mencegah pencemaran lingkungan dan degradasi keanekaragaman hayati serta melindungi keselamatan dan kesehatan kerja karyawan di wilayah kerja perusahaan. b. Mengendalikan aspek dan dampak penting lingkungan setiap kegiatan, proses dan produk dari berbagai unit kerja dan anak perusahaan. c. Mendokumentasikan, mengimplementasikan, memelihara dan mengkaji ulang secara periodik Kebijakan Lingkungan ini sehingga senantiasa relevan, sesuai dan menjadi pedoman dasar bagi manajemen lingkungan yang diterapkan secara spesifik di setiap unit kerja dan anak perusahaan. d. Menjadikan kebijakan ini sebagai landasan untuk penetapan dan evaluasi pencapaian tujuan dan sasaran manajemen lingkungan. e. Mendorong setiap unit kerja dan anak perusahaan terus menerus melakukan perbaikan kinerja system manajemen lingkungan. f. Menyediakan dan memfasilitasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan dan memelihara kebijakan lingkungan ini sehingga setiap unit kerja, anak perusahaan dan para mitra kerja dapat menerapkan kebijakan ini secara bertahap dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan kondisi lingkungan setempat. g. Menjadikan pengelolaan lingkungan hidup sebagai sikap dan perilaku setiap lini manajemen dan individu karyawan perusahaan.
PLN (Persero) selalu berusaha untuk memperhatikan aspek lingkungan dalam menjalankan setiap kegiatannya
Concern for Environment, Electric Power Safety and Weather Change
Environment In line with corporate vision to conduct business activities with environment concept, PLN constantly strives to be mindful of environment aspects in each of its activities. PLN has been and will keep trying to reduce soil, water and air pollution caused by pollutants, including reduction of greenhouse emission. These efforts are carried out in all electricity provision activities, which include installation, generating, transmission/main station and distribution.
be mindful of environment
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
PLN constantly strives to
To specify the vision, PLN has stipulated an Environment Policy that supports corporate commitment to: a. Avoid environment pollution and degradation of natural variety, also to protect employees’ work health and safety in corporate work place. b. Control environmental aspects and important impacts in each activity, process and product of all work units and subsidiaries. c. Document, implement, reserve and review periodically this Environment Policy so that it is always relevant, fit and be the basic guidelines for environment management that specifically applied in all work units and subsidiaries. d. Make this policy the basis to determine and evaluate achievement of environment management’s purpose and objective. e. Encourage all work units and subsidiaries to continuously improve environment management system performance. f. Provide and facilitate resources needed for the implementation and reservation of this policy so that all work units, subsidiaries and business partners can gradually apply this policy, in line with company capability and local environment condition. g. Make environment management the attitude and behavior of each management line and individual in the Company.
aspects in each of its activities
141
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
142
h. Mendorong pengembangan masyarakat di sekitar unit-unit kerja dan anak perusahaan sebagai upaya menjadikan perusahaan sebagai bagian integral dengan masyarakat di sekitarnya. i. Berparstisipasi dalam program Pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. j. Menjamin kebijakan ini senantiasa tersedia bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti pihak pendana (lender) dan masyarakat luas.
h. Encourage development of community around unit works and subsidiaries as an effort to integrate the Company with local community.
Kegiatan Perusahaan dalam Bidang Lingkungan Pengelolaan Lingkungan Sekitar Instalasi Sebagai implementasi dari kebijakan tersebut di atas, PT PLN (Persero) telah menetapkan aspek lingkungan sebagai salah satu unsur penilaian dalam kinerja unit bisnis PLN di seluruh Indonesia. Melalui penilaian kinerja ini, PT PLN (Persero) dapat mengevaluasi pemenuhan komitmen perusahaan dalam bidang lingkungan. a. Instalasi PLN secara rutin melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan dokumen lingkungan (AMDAL/UKLUPL). Selain itu sebanyak 34 unit PLN yang tersebar di seluruh Indonesia sudah mendapatkan sertifikat ISO 14001 dan sebanyak 32 unit sudah mendapatkan sertifikat Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). b. Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan atau dikenal dengan PROPER yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2010 sudah dilaksanakan di 7 unit pembangkit dengan peringkat biru. Upaya untuk melestarikan lingkungan juga dilakukan dengan melakukan penghijauan pada area instalasi, melakukan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) terpadu, kerjasama dengan Universitas untuk melakukan kajian pemanfaatan abu batu bara dan lain-lain.
Corporate Activities for Environment
Kegiatan Terkait Mitigasi Perubahan Iklim PLN turut mendukung program Pemerintah dalam upaya mitigasi perubahan iklim dengan membangun pembangkit listrik energi terbarukan seperti pembangkit tenaga panas bumi dan pembangkit tenaga air. PLN memanfaatkan salah satu mekanisme protokol Kyoto yaitu Clean Development Mechanism (CDM) untuk mendapatkan kredit dari upaya penurunan emisi gas rumah kaca beberapa
Weather Change Mitigation Activities PLN supports the government in the efforts to mitigate weather change by constructing renewable energy based power plants, such as geothermal power plant and hydroelectric power plant. PLN utilizes one of the mechanisms in Kyoto protocol, the Clean Development Mechanism (CDM), to get a credit from greenhouse emission reduction efforts in several renewable energy based power plants. CDM
i. Participate in government program to reduce greenhouse emission. j. Guarantee that this policy is constantly available for related parties, such as lender and community.
Management of Installation Environment To implement the above policy, PLN has made environment aspect one of performance scoring factors for all business units in all regions of Indonesia. Through this performance scoring, PLN evaluates fulfillment of corporate commitment for environment. a. PLN installations regularly conduct environment management and monitoring in accordance with the environment documents (“AMDAL/UKLUPL”). Besides, 34 PLN units throughout Indonesia have obtained the ISO 14001 certification and 32 units have obtained Work Health and Safety Management System certification. b. Assessment of Company Performance Rating in Environment Management program, known as “PROPER,” which was conducted by Ministry of Environment (“KLH”) in 7 power plants in 2010 resulting in blue rating. Environment reservation efforts are also carried out through planting the installation area, managing integrated river flow area, cooperation with a university to study the advantages of pulverized coal, etc.
is cooperation between developed countries that ratify the Kyoto protocol (ANNEX – 1 COUNTRY) with developing countries (Non ANNEX – 1 COUNTRY) in an effort to reduce greenhouse emission. The benefit of CDM for developed countries is fulfilling Kyoto protocol commitments, while for developing countries this mechanism contributes to sustainability development efforts.
a. Several CDM projects being developed are: PLTP Kamojang IV, PLTP Lahendong II, PLTA Genyem, PLTMH Lobong, PLTMH Mongango, PLTMH Merasap and PLTMG Bontang with potential Certified Emission Reduction (CER) results of 2.5 million tons up to 2012. b. Besides CDM mechanism, PLN also utilizes Voluntary Carbón Mechanism (VCM) to gain incentive from the selling of renewable energy power plant carbon credit. c. Renewable energy power plants being developed under VCM project are PLTA Renun, PLTA Sipansihaporas and PLTA Musi. d. Progress of CDM and VCM projects in 2010 are as follows: 1. PLTP Kamojang IV has been integrated with UNFCCC since December 16, 2010 2. PLTP Lahendong II has entered the third period of NCG sampling and has done kWh meter calibration. 3. PLTA Sipansihaporas, PLTA Renun and PLTA Musi are completing verification process. 4. Prior Consideration of the CDM Form for 3 projects, which are PLTP Kotamobagu 4 x 20 MW, PLTP Hululais 2 x 55 MW and PLTP Sungai Penuh 2 x 55 MW, was delievered to UNFCCC on December 3, 2010
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
pembangkit energi terbarukan. Mekanisme CDM merupakan kerjasama antara negara maju yang telah meratifikasi protokol Kyoto (ANNEX – 1 COUNTRY) dengan negara berkembang (Non ANNEX – 1 COUNTRY) dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca. Keuntungan CDM bagi negara maju adalah untuk memenuhi komitmennya dalam Protokol Kyoto, sedangkan bagi negara berkembang mekanisme ini berkontribusi dalam upaya melaksanakan pembangunan berkelanjutan (sustainability development). a. Beberapa proyek CDM yang sedang dikembangkan PLN antara lain : PLTP Kamojang IV, PLTP Lahendong II, PLTA Genyem, PLTMH Lobong, PLTMH Mongango, PLTMH Merasap dan PLTMG Bontang dengan potensi Certified Emission Reduction (CER) yang akan dihasilkan sebesar 2.5 juta ton sampai dengan tahun 2012. b. Selain melalui mekanisme CDM, PLN juga memanfaatkan mekanisme pasar karbon sukarela (Voluntary Carbón Mechanism/VCM) untuk mendapatkan insentif dari hasil penjualan karbon kredit pembangkit energi terbarukan. c. Pembangkit energi terbarukan yang sedang dikembangkan sebagai proyek VCM adalah PLTA Renun, PLTA Sipansihaporas dan PLTA Musi. d. Pada tahun 2010, perkembangan proyek CDM dan VCM sebagai berikut: 1. PLTP Kamojang IV sudah ter-registrasi di UNFCCC sejak tanggal 16 Desember 2010 2. PLTP Lahendong II sudah melaksanakan NCG sampling periode ketiga dan sudah melaksanakan kalibrasi kWh meter. 3. PLTA Sipansihaporas, PLTA Renun dan PLTA Musi sedang menyelesaikan proses Verifikasi. 4. Prior Consideration of the CDM Form untuk 3 proyek yaitu PLTP Kotamobagu 4 x 20 MW, PLTP Hululais 2 x 55 MW dan PLTP Sungai Penuh 2 x 55 MW sudah disampaikan ke UNFCCC tanggal 3 Desember 2010
143
144
Tabel Progress Kegiatan di Bidang Lingkungan
Progress of Environment Activities
I. Proyek Pendanaan Luar Negeri a. Upper Cisokan (World Bank)
I. Foreign funded projects a. Upper Cisokan (World Bank)
No.
Kegiatan activity
1
Dokumen LARAP LARAP Document
2
Dokumen Environmental Management Plan (EMP) Environmental Management Plan Document
3
Selesai, & telah diumumkan via website PLN dan Bank Dunia tanggal 22 Oktober 2010 Finish and announced through PLN website and world bank on October 22, 2010
Dokumen Environmental Impact Assessment (EIA) Environmental Impact Assessment Document
4
Dokumen AMDAL (Revisi) AMDAL Document (Revision)
5
Perizinan: Permit: 1. Ijin penetapan lokasi 2. Ijin penggunaan kawasan hutan 1. Environmental Impact Assessment Document 2. Forestry Usage Permit
b. PLTM Santong (Paket 2, LOAN ADB 1982 – INO)
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Status Dalam proses penterjemahan In translating process
Selesai, & telah diumumkan di website PLN dan Bank Dunia tanggal 22 Oktober 2010 Finish and announced through PLN website and world bank on October 22, 2010 Dalam tahap persetujuan Gubernur JABAR In approval proccess from West Java Government Dalam proses In proccess Dalam proses In proccess
b. PLTM Santong (Package 2, LOAN ADB 1982 - INO)
No.
Kegiatan activity
Status
1
Laporan IMA (Independent Monitoring Agency), tahap 1 IMA Report (Independent Monitoring Agency), Step 1
Dalam proses In proccess
c. PLTM Ndungga (Paket 2, LOAN ADB 1982 – INO)
C. PLTM Ndungga (Package 2, LOAN ADB 1982 - INO)
No.
Kegiatan activity
Status
1
Laporan IMA (Independent Monitoring Agency), tahap 1 IMA Report (Independent Monitoring Agency), Step 1
Dalam proses In proccess
d. PLTA Genyem (Paket 6, Loan ADB 1982 – INO) No. 1
Kegiatan activity IPDP yang berkelanjutan Sustainablility IPDP
e. Dago Pakar Incommer (Paket B2, Loan ADB 1983 – INO) No. 1
d. PLTM Genyem (Package 6, LOAN ADB 1982 - INO) Status Sudah dikirim ke ADB, tanggal 18 Oktober 2010 Sent to ADB on 18 October 2010 e. Dago Pakar Incommer (Package 2, LOAN ADB 1982 - INO)
Kegiatan activity Laporan IMA (Independent Monitoring Agency) IMA Report (Independent Monitoring Agency)
Status Sudah disampaikan ke ADB, tanggal 31 Desember 2010 Sent to ADB on 18 October 2010
f. T/L 150 kV Barikin – Tanjung (Paket C1, Loan ADB 1983 – INO) No.
Kegiatan activity
Status
1
Laporan IMA (Independent Monitoring Agency) IMA Report (Independent Monitoring Agency)
Dalam proses In proccess
g. T/L 150 kV Karang Joang – Tanjung Kuaro – Tanjung (Paket C3, Loan ADB 1983 – INO)
1
Status
LARP Segment 6,7
h. PLTU Indramayu baru 2 x 1000MW dan 500 kV Indramayu – Cibatu (JICA)
Dalam proses In proccess h. New Indramayu Steam Power Plant 2 x 1000MW and 500 kV Indramayu - Cibatu (JICA)
Kegiatan activity
No.
Status
1
Dokumen AMDAL PLTU Indramayu 2 x 1000 MW Amdal PLTU Indramayu 2 x 1000 MW document
2
Dokumen AMDAL SUTET 500 kV PLTU Indramayu - Cibatu Amdal SUTET 500 kV PLTU Indramayu Cibatu Document
3
Ijin penetapan lokasi Environmental Impact Assessment Document
Dalam tahap persetujuan Gubernur JABAR In process
i.
Kegiatan activity
No. 1
Dalam tahap persetujuan Bupati Indramayu In process
Kegiatan activity
No. 1
Ijin penggunaan kawasan hutan Forestry Usage Permit
2
AMDAL
West Kalimantan - Serawak Interconnection Status
LARAP transmisi LARAP transmission
j. Jawa-Bali Crossing 500 kV
Dalam proses In proccess
Proses revisi Revision proccess j.
Java Bali Crossing 500 kV
Status Surat Rekomendasi dari Gubernur Bali dan Gubernur Jatim sudah diterbitkan In process Dalam proses In proccess
Penilaian Kinerja Lingkungan Hidup Unit Kegiatan activity Penilaian Kinerja Lingkungan Environment Performance Assessment
Environmental Performance Assessment Unit
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
i. Interkoneksi Kalimantan Barat - Serawak
No.
g. T/L 150 kV Karang Joang - Tanjung Kuaro - Tanjung (Package C3, LOAN ADB 1983 - INO)
Kegiatan activity
No.
1
f. T/L 150 kV Barikin - Tanjung (Package C1, LOAN ADB 1983 - INO)
Status Selesai tanggal 22 Oktober 2010 Finished on 22 October 2010
145
146
PEKERJAAN LINGKUNGAN LAINNYA No.
1
2
3
4
other environment work
Kegiatan activity
Status
Monitoring Dokumen Pelaksanaan RKL-RPL instalasi PLN seluruh Indonesia. Monitoring of all installations’ RKL-RPL Implementation Documents Peningkatan Kapasitas Tata cara Pengadaan Lahan dan Penilaian Aset pada proyek dengan pendanaan Bank Multilateral dan Multinational. Improvement of Capacity of Area Procurement and Asset Assessment Administration for projects funded by multilateral and multinational banks Studi master plan potensi hydro power di Indonesia bidang lingkungan. Master plan study of hydropower potential for environment in Indonesia Penyusunan baseline faktor emisi Sistem Sumatera dan Sistem Minahasa. Preparing emission factor baseline for Sumatera and Minahasa Systems
Tabel Laporan Kecelakaan Di Unit - Unit PT PLN (Persero) Pada Tahun 2010 NO.
Rutin Routine
Dilaksanakan tanggal 18 Oktober 2010 Done on October 18, 2010
Tahap finalisasi Being finalized
Selesai Done
ACCIDENT REPORT PT PLN (PERSERO) UNIT IN 2010 JUMLAH KEJADIAN NUMBER
TANGGAL KEJADIAN DATE
PLN Distribusi DKI PLN Distribution DKI
1
Mei 2010 May 2010
PLN Distribusi Jabar & Banten PLN Distribution West Java & Banten
2
21 Juli 2010 21 July 2010 9 September 2010
JENIS KECELAKAAN Type
UNIT PLN PLN UNIT
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
I. KECELAKAAN KERJA WORK ACCIDENT 1
2
PLN Wil Riau & Kepulauan Riau PLN Riau and Riau Island Region
1
20 Mei 2010 20 May 2010
3
PLN Wil Kaltim PLN East Kalimantan Region
1
9 September 2010
4
PLN Wil Aceh PLN Aceh Region
1
2 Nopember 2010 2 November 2010
2
31 Oktober 2010 31 October 2010 22 Nopember 2010 22 November 2010
5
PLN Wil Kal Sel Teng PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
NO.
JENIS KECELAKAAN Type
UNIT PLN PLN UNIT
JUMLAH KEJADIAN NUMBER
TANGGAL KEJADIAN DATE
6
PLN Pikitring Jawa, Bali dan Nusa Tenggara PLN Power Plant and Transmission Project Java, Bali and Nusa Tenggara
1
3 Agustus 2010 3 August 2010
7
PLN P3B JB PLN Java Bali Transmission and Load Dispatcher Center
1
17 Agustus 2010 17 August 2010
8
PLN Kit Sumbagut PLN North Sumatra Power Plant
1
28 Juli 2010 28 July 2010
3
6 Juli 2010 6 July 2010 28 Juli 2010 28 July 2010 28 Juni 2010 28 June 2010
1
3 Oktober 2010 3 October 2010
9
PLN Kit Indramayu PLN Indramayu Power Plant
II. KECELAKAAN INSTALASI EQUIPMENT ACCIDENT 1
PLN Distribusi Jateng & DIY PLN Central Java and Yogyakarta Distribution
2
PLN P3B JB PLN Java Bali Transmission and Load Dispatcher Center
2
27 Agustus 2010 27 August 2010 Januari 2010 January 2010
3
PLN Wil Kaltim PLN East Kalimantan Region
1
19 September 2010 19 September 2010
4
PLN Wil Kalbar PLN West Kalimantan Region
1
10 April 2010
2
4 Desember 2010 4 December 2010 4 Mei 2010 4 May 2010
2
3 Desember 2010 3 December 2010 23 Desember 2010 23 December 2010
6
2 Agustus 2010 2 August 2010 26 April 10 26 April 2010 1 Nopember 2010 1 November 2010 2 Juni 2010 2 June 2010 3 Juni 2010 23June 2010 7 Desember 2010 7 December 2010
III. KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM PUBLIC ACCIDENT PLN Distribusi Jateng & DIY PLN Distribution Central Java & Yogyakarta
2
PLN Distribusi Jatim PLN Distribution East Java
3
PLN Wil Kaltim PLN East Kalimantan Region
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
1
147
148
4
PLN P3B JB PLN Java Bali Transmission and Load Dispatcher Center
3
15 Desember 2010 15 December 2010 9 Maret 2010 9 March 2010 17 Desember 2010 17 December 2010
5
PLN Wil Sulselrabar PLN South Sulawesi, South-east Sulawesi and West Sulawesi Region
1
11 Nopember 2010 11 November 2010
2
25 Maret 2010 25 March 2010 14 Oktober 2010 14 October 2010
1
20 Mei 2010 20 May 2010
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
IV. KECELAKAAN DINAS ON DUTY ACCIDENT 1
PLN Distribusi Jatim PLN Distribution East Java
2
PLN Distribusi Bali PLN Distribution Bali
pembahasan dan analisis manajemen Management discussion and analysis
150 152 168 189
tinjauan ekonomi dan prospek usaha Economy Review and Business Prospect
190 204 207 207
informasi material Material Information
207
transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa Transaction With Related Parties
Tinjauan keuangan Financial Review kinerja anak perusahaan Subsidiaries Performance
Transaksi material dan kejadian luar biasa Material Transaction and Extraordinary Events kejadian luar biasa Extraordinary Events transaksi benturan kepentingan Conflict of Interest Transaction
perubahan peraturan dan kebijakan akuntansi Changes of Regulations and Reclassification Accounting Policies kejadian setelah tanggal neraca Subsequent Event
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
208 208
TINJAUAN KINERJA Performance Review
149
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
150
TINJAUAN EKONOMI DAN PROSPEK USAHA ECONOMY REVIEW AND BUSINESS PROSPECT
Tinjauan Ekonomi Membaiknya perekonomian dunia berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Pada tahun 2010, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh sebesar 6,1%, lebih baik dari pertumbuhan tahun 2009, 4,5%. Suku bunga rujukan BI tetap terjaga di kisaran 6,5% dan cadangan devisa mencapai US$96,21 miliar. Meskipun inflasi naik pada kisaran 6,94%, namun masih terkendali. Laju inflasi tahun 2010, banyak dipengaruhi oleh fluktuasi harga kelompok pangan akibat dari anomali cuaca.
Economic Review Global economic recovery brings positively affects Indonesian economic condition. GDP Indonesia grew 6.1% in 2010, better than 2009’s 4.5%. Central bank’s interest rates were maintained around 6.5% and currency reserve reached US$96.21 billion. Although rose to around 6.94%, inflation was still stable. 2010 inflation trend was mainly affected by food price fluctuation due to weather anomaly.
Pertumbuhan ekonomi nasional tersebut didukung oleh tingkat suku bunga yang terkendali dan belanja konsumen yang tinggi. Membaiknya aspek ekonomi, stabilitas politik, serta dukungan kepercayaan dunia usaha, berdampak pada peningkatan peringkat utang luar negeri Indonesia menjadi Ba1 (Moody’s) dan BB+ dengan outlook positif (Standard & Poors). Meningkatnya kepercayaan Investor membuat Kurs Rupiah menguat 4,4% menjadi Rp8.991/US$ di akhir tahun 2010. Kondisi tersebut membuat Pemerintah optimis bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 2011 akan mencapai 6,4%.
The economic growth was on the back of stable interest rates and high consumer purchase. This recovery of economic aspect, political stability and business trust brought Indonesia’s overseas debt to Ba1 (Moody’s) and BB+ with positive outlook (Standard & Poors). Increasing investor trust strengthened Rupiah’s exchange rate by 4.4% to Rp8,991/US$ as at end 2010. This condition leads to optimism of government that economic growth in 2011 will reach 6.4%.
BUSINESS PROSPECT The increasing of GDP National per capita with growth rates around 6-7% per year resulted an escalation in electricity consumption valuing 9.2% per year subsequently cause the need of additional generator about 3,000 MW annually.
Berdasarkan kebutuhan tersebut PLN merencanakan pembangunan proyek pembangkit tenaga listrik untuk lima tahun ke depan dengan menyediakan dua-per-tiga dari kebutuhan nasional dan sisanya disediakan melalui partisipasi pihak swasta. Di samping pembangunan pusat pembangkit, PLN masih memerlukan investasi untuk membangun jaringan transmisi dan distribusi.
Based on these needs PLN plans a power plant project for the next five years to provide two-thirds of national needs and the remainder will be provided through the participation of private institutions. In addition to the construction of the plants the Corporate is still required to invest in building transmission and distribution networks.
Dari sisi pendanaan, pembangunan pembangkit berikut jaringan transmisi dan distribusinya membutuhkan dana investasi yang relatif besar. Diperkirakan untuk lima tahun mendatang, Perusahaan membutuhkan dana investasi sebesar USD21.43 miliar. Pendanaan tersebut bersumber dari dana internal Perusahaan, dan investasi yang diperoleh melalui kredit ekspor, obligasi, dan pinjaman komersial lainnya melalui perbankan.
These power plant thus require a relatively large investment funds and the amount of USD 21.43 billion is the predicted sum of investment fund in order to run the project for the next five years. Funding was sourced from internally generated funds, and investment incomes earned through export credits, bonds, and other commercial loans through banks.
Untuk memenuhi pertumbuhan permintaan tenaga listrik di masa depan, perusahaan akan melakukan investasi tambahan dengan memanfaatkan dukungan pemerintah sesuai Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003.
To meet the growing demand of electricity in the future, the Corporate will make additional investments by making use of appropriate government support of Act No. 19 of 2003.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Prospek Usaha Pertumbuhan GDP nasional per kapita yang terus meningkat, dengan tingkat pertumbuhan per tahun sekitar 6-7% menyebabkan naiknya konsumsi listrik sebesar 9.2% per tahun, yang membutuhkan tambahan pembangkit sekitar 3.000 MW setiap tahunnya.
151
152
TINJAUAN KINERJA PERFORMANCE REVIEW
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
pemasaran MARKETING Kinerja pemasaran PLN pada tahun 2010 menunjukkan pencapaian penjualan sebesar 147,30 TWh atau meningkat 9,45% dibanding tahun 2009 dan jumlah pelanggan sebanyak 42.435.387 pelanggan, meningkat 5,78% dari tahun 2009.
PT PLN (Persero) marketing performance in year 2009 achieved sales performance that reached 147.30 TWh or increased by 9.45% compared to year 2009 and total number of customers 42,435,387 customers or increased by 5.78% compared to 2009.
Pemasaran dilakukan secara aktif dan selektif dengan tetap mempertahankan mutu, keandalan dan efisiensi.
Effective and selective marketing initiatives have been undertaken by pertaining the good service quality, the benefits and efficiencies.
Sejak tahun 2006, pertumbuhan penjualan tenaga listrik meningkat sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan listrik masyarakat. Namun demikian, Perusahaan memiliki kendala untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik masyarakat, karena keterbatasan kapasitas pasokan pembangkit khususnya pada waktu beban puncak. Upaya-upaya Perusahaan dalam mengatasi kendala tersebut adalah dengan: • Melaksanakan program Demand Side Management (DSM), yang bertujuan untuk memangkas atau mengalihkan beban puncak dengan cara: - Mekanisme konservasi energi dengan mendorong masyarakat untuk melakukan penghematan energi. - Memberikan paket diskon kepada pelanggan industri dan bisnis skala besar yang dapat mengalihkan bebannya dari waktu beban puncak ke waktu luar beban puncak. - Untuk daerah-daerah yang daya mampu pembangkitnya masih kritis, maka permintaan sambungan baru bagi pelanggan tarif industri dapat diberikan dengan catatan tidak menggunakan listrik pada waktu beban puncak (WBP). - Melakukan kampanye pengurangan beban listrik pada waktu beban puncak. • Melaksanakan program Supply Side Management (SSM) dengan membeli kelebihan tenaga listrik yang dibangkitkan dari beberapa pembangkit swasta untuk memenuhi kekurangan pasokan tenaga listrik dari pembangkit milik PT PLN (Persero).
Since 2006, Sales of electricity has sharply increased aligned with the growing needs of the society of electricity. However, due to limited power supply capacity, particularly at peak hours, Corporate has been having constraints in its attempts to meet the growing electricity needs of the community. In its efforts in eliminating the problem, the Corporate has been undertaking the following programs:
Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan, Perseroan melakukan upaya-upaya pemasaran, meliputi:
In order to improve customer service quality, the Corporate conducts the following marketing efforts:
• Implementing Demand Side (DSM) program which aims to peak load by:
Management trim or shift
- The mechanism of energy conservation by encouraging people to economize on energy. - giving discount packages to large scale industries and businesses that can convert their load from peak hours to non-peak hours; - For areas that the power generator is still critical, the new connection request for industrial segment can be provided with the record that they do not use electricity at peak load time (PLT). - conducting campaigns on the reduced uses of electricity during the peak load. • Implementing Supply Side Management (SSM) to buy excess electricity generated from several private generators to meet the shortage of electricity supply from power plants owned by PT PLN (Persero).
• Memberikan pelayanan khusus atau Service Level Agreement tertentu kepada pelangganpelanggan besar dengan menerapkan harga jual tenaga listrik yang telah disepakati oleh para pelanggan tersebut. • Jika dalam hal teknis memungkinkan, unitunit akan melaksanakan peningkatan produksi pemasaran melalui kualitas dan keandalan dengan harga di atas harga yang berlaku. Untuk mengurangi jumlah sambungan liar, unit-unit akan membuat program penertiban sambungan listrik.
•
Providing special services using Service Level Agreement to substantial customers and applying electric power selling price based on mutual agreement.
Dalam rangka pengamanan penjualan listrik kepada pelanggan tegangan tinggi (TT) dan tegangan menengah (TM), maka seluruh pelanggan TT dan TM diupayakan menggunakan automatic meter reading (AMR).
In order to protect the electricity selling to customers of high voltage (TT ) and customers of medium voltage (TM), thus applying the Automatic Meter Reading (AMR) on all TT and TM.
• If technically possible, the units shall conduct marketing through increasing product’s quality and reliability by changing above the prevailing prices. To reduce illegal connections, the units will introduce stern measures to illegal users.
produksi dan pembelian tenaga listrik PRODUCTION AND PURCHASING ELECTRICITY As an SOE engaging in the provision of electricity, PLN is responsible for providing electricity power to meet the growing public needs every year. The increased need of electricity as a result of higher levels of social welfare has been accompanied by industrial development in Indonesia, while PLN’s ability to supply such increasing demand for electricity was limited. eventually that has caused some of the outside Java-Bali electrical system experienced power supply shortage, and encouraged the Company to not only took the initiative to produce electricity from PLN-owned power plants but also from the leased power plant as well as by purchasing the electricity through PPA with some private parties or IPPs.
Hingga akhir tahun 2010, sebanyak 24 IPP telah beroperasi dengan total daya sejumlah 4.761 MW, atau sekitar 17,70% dari total kapasitas terpasang nasional sebesar 26.895 MW.
Up to year 2010, 24 IPPs have operated with a total capacity of 4,761 MW or about 17.70% of nation wide total installed capacity of 26,895 MW.
Dari IPP yang sudah beroperasi, 10 IPP beroperasi di sistem Jawa-Bali dengan kapasitas total sebesar 3.997 MW, 5 IPP beroperasi di Sumatera dengan kapasitas total sebesar 253 MW, 1 IPP beroperasi di Kalimantan dengan kapasitas total sebesar 45 MW, 5 IPP beroperasi di Batam dengan kapasitas total sebesar 181 MW, dan 3 IPP beroperasi di Sulawesi dengan kapasitas total sebesar 285 MW.
From the operating IPP, 10 IPPs operated in Java-Bali system with total installed capacity of 3,997 MW, 5 IPPs in Sumatra with total installed capacity of 253 MW, 1 IPP in Kalimantan with total installed capacity of 45 MW, 5 IPPs in Batam with total installed capacity of 181 MW and 3 Ipps in Sulawesi with total installed capacity of 285 MW.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Sebagai BUMN yang bergerak di bidang penyediaan tenaga listrik, PLN bertugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum yang kebutuhannya meningkat setiap tahunnya. Peningkatan akan kebutuhan tenaga listrik sebagai akibat dari peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat diiringi juga oleh perkembangan industri di Indonesia, sementara PLN memiliki keterbatasan dalam memenuhi peningkatan akan kebutuhan listrik tersebut. Hal ini menyebabkan beberapa sistem kelistrikan di luar Jawa–Bali mengalami kekurangan pasokan daya, dan mendorong Perusahaan berinisiatif memproduksi listrik tidak hanya dari pembangkit listrik milik PLN sendiri melainkan dari pembangkit yang disewa Perusahaan dan pembelian tenaga listrik atau PPA dari pihak swasta atau IPP.
153
154
independent power producers dalam tahap operasi PERUSAHAAN COMPANY
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
NO.
independent power producers in operation PROYEK PROJECT
BAHAN BAKAR FUEL
KAPASITAS CAPACITY (MW)
AF b) (%)
PERIODE PERIOD
Cikarang, Jabar
Gas
150
72
1998-2018
Sengkang, Sulsel
Gas
198
85
1999-2028
Salak, Jabar
Panas bumi Geothermal
165
90
1997-2027
Pare-pare, Sulsel
MFO
60
80
1998-2013
PT Paiton Energy
Paiton I, Jatim
Batubara Coal
1.230
85
2000-2040
6.
PT Jawa Power
Paiton II, Jatim
Batubara Coal
1.220
83
2000-2030
7.
Pertamina, cevron Drajat Ltd. Texaco Drajat Ltd. dan/and PT Drajat Geothermal Ind.
Drajat, Jabar
Panas bumi Geothermal
180
95
2000-2030
8.
Pertamina and Magma Nusantara Limited
Wayang Windu, Jabar
Panas bumi Geothermal
220
90
2000-2042
9.
PT Geo Dipa Energy
Dieng, Jateng
Panas bumi Geothermal
60
85
2002-2044
10.
PT Asrigita Prasarana
Palembang, Sulsel
1.
PT Cikarang Listrindo
2.
PT Energi Sengkang
3.
Chevron Geothermal Salak Ltd dan/and Dayabumi Salak Pratama Ltd
4.
PT Makassar Power
5.
150
85
2004-2024
Cilacap, Jateng
Batubara Coal
562
80
2007-2037
11.
PT Sumber Segara Primadaya
12.
PT Dalle Energy Batam
Panaran, ulau Batam
Gas
55
80
2005-2016
13.
PT Mitra Energi Batam
Panaran, pulau Batam
Gas
55
84
2005-2016
14.
PT Indo Matra Power
Kawasan Industri Kabil, pulau Batam
Gas
17
90
2005-2017
15.
PT Jembo Energindo
Panaran, pulau Batam
Gas
24
65
2008-2011
16.
PT Metaepsi Pejebe Power Generation
Gunung Megang, Sumsel
Gas
80
80
2005-2025
17.
PT Pusaka Jaya Palu Power
Palu, Sulawesi Tengah
Batubara Coal
27
80
2007-2032
18.
PT Pertamina Geothermal Energi
Kamojang, Jabar
Panas bumi Geothermal
60
90
2008-2038
19.
PT Cahaya Fajar Kaltim
Embalut, Kaltim
Batubara
45
72
2008-2038
20.
PT Dizamatra Powerindo
Sebayak, Sumut
Panas bumi Geothermal
10
90
2008-2038
21.
PT Bajradaya Sentranusa
Sebayak, Sumut
Tenaga air Water
10
90
2008-2038
22.
PT CIpta Daya Nusantara
Mobuya, Sulut
Tenaga air Water
3
80
2007-2027
23.
Perum Jasa Tirta
Purwakarta, Jabar
Tenaga air Water
150
-
2006-2011
24.
Aggreko International Project Ltd.
Pulau Batam
Gas
30
80
2008-2011
JUMLAH TOTAL
4.761
Produksi tenaga listrik tahun 2010 sebesar 169.786 GWh mengalami kenaikan sebesar 8,28% dibandingkan tahun 2009 yang mencapai 156.797 GWh. Kenaikan tertinggi dari produksi tenaga listrik berasal dari sewa pembangkit, hal ini sejalan dengan upaya untuk mengatasi pemadaman bergilir pada daerah krisis yang kurang pasokan daya.
In 2010, electricity production amounted to 169,786 GWh or 8.28% increased from 2009 which reached 156,797 GWh. The highest increase of electricity production comes from leases of power, this is in line with efforts to overcome the rolling outages in the crisis areas that are less power supply.
Data rinci produksi tenaga listrik selama periode 5 (lima) tahun terakhir terdapat pada tabel di bawah ini.
Detailed data on production during the last 5 (five) years period can be reffered to the below table.
produksi tenaga listrik
electricity production
Produksi (Gwh) Production (Gwh) Produksi
2006
2007
2008
2009
2010
Production
Produksi Sendiri
101.664
107.984
113.340
115.434
123.477
Company’s Own Production
Pembelian Tenaga Listrik
28.639
31.199
31.389
36.169
38.076
Electricity Purchase
2.804
3.257
4.707
5.194
8.233
From Leased Generator
133.108
142.440
149.437
156.797
169.786
Total Production
Sewa Diesel Total Produksi
In producing electricity, PLN is committed to optimize the energy mix in order to reduce the oil fuel usage optimally. Realization of the energy mix in the year 2010 experienced a change of the energy mix in 200, where fuel oil consumption decreased from the original 22.06% to 19.9%. On the other hand significantly increased use of water power caused by high rainfall in early 2010, so that hydroelectric power can be operated in a maximum way.
Rincian bauran energi selama periode 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Details of the energy mix for each energy source during the last 5 (five) years can be seen in the table below.
bauran energi (%)
SUMBER ENERGI Bahan Bakar Minyak
(%) energy mix
2006
2007
2008
2009
2010
ENERGY RESOURCES
27,7
25,5
27,7
22,06
19,90
Oil fuel
6,6
7,5
7,2
6,57
9,32
Water
28,8
29,3
27,6
27,51
27,50
Coal
Non Bahan Bakar Minyak Air Batu Bara Panas Bumi
Non-oil fuel
2,4
2,2
2,3
2,24
2,00
Geothermal
Gas Alam
13,0
13,5
14,2
18,59
18,86
Natural Gas
Beli
21,5
22,0
20,9
23,07
22,43
Purchase
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Dalam memproduksi tenaga listrik, PLN berusaha untuk mengoptimalkan bauran energi dengan tujuan untuk mengurangi penggunaan BBM secara optimal. Realisasi bauran energi pada tahun 2010 menunjukkan perubahan dibanding tahun 2009, dimana pemakaian bahan bakar minyak menurun dari semula 22,06% menjadi 19,9%. Di sisi lain pemakaian tenaga air meningkat signifikan yang disebabkan oleh tingginya curah hujan pada awal tahun 2010, sehingga pembangkit listrik tenaga air dapat dioperasikan secara maksimum.
155
156
pertumbuhan dan komposisi penjualan tenaga listrik ELECTRICITY SALES GROWTH AND COMPOSITION Penjualan tenaga listrik tahun 2010 sebesar 147.297 GWh mengalami kenaikan sebesar 9,45% dibandingkan tahun 2009 sebesar 134.581 GWh. Peningkatan penjualan tenaga listrik yang signifikan ini terjadi pada semua kelompok pelanggan, terutama pada kelompok pelanggan Rumah tangga dan Industri.
2010 sales of 147,297 GWh was a 9.45% increase from 2009’s 134,581 GWh. Electricity sales rose significantly in all customer groups, particularly household and industry.
Hal ini seiring dengan upaya untuk meminimalkan daftar tunggu penyambungan baru melalui Gerakan Sehari Sejuta Sambungan.
This is consistent with the Company’s effort to minimize waiting list for new connection through the GRASSS program.
pertumbuhan penjualan tenaga listrik
URAIAN Penjualan Pertumbuhan
electricity sales growth
SATUAN UNITS
2006
2007
2008
2009
2010
(Gwh)
112.609
121.246
129.019
134.581
147.297
Sale
5,2
7,7
6,4
4,31
9,45
Growth
(%)
Komposisi penjualan tenaga listrik untuk periode 5 (lima) tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Sales composition for the last five years is as follows:
komposisi penjualan tenaga listrik (gwH)
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
KELOMPOK PELANGGAN Rumah Tangga
DESCRIPTION
composition of electricity sales (gwH)
Penjualan tenaga listrik (GWh) electricity sales(GWh)
CUSTOMER SEGMENT
2006
2007
2008
2009
2010
43.754
47.324
50.184
54.945
59.825
Residential
Usaha/Bisnis
18.415
20.608
22.926
24.825
27.157
Business
Industri
43.615
45.802
47.969
46.204
50.985
Industry
Umum
6.825
7.510
7.940
8.607
9.330
Public
112.609
121.246
129.019
134.581
147.297
Total
Jumlah
Pertumbuhan penjualan tenaga listrik pada tabel di atas memperlihatkan, bahwa di tahun 2010 kelompok pelanggan Industri mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dibandingkan tahun lalu.
Sale growth table above shows that in 2010 industrial group grew significantly compared to last year.
Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia, mempengaruhi minat investasi, sehingga mendorong bangkitnya dunia industri di negara kita. Akibatnya konsumsi tenaga listrik di sektor industri mengalami peningkatan. Di sisi lain, dilakukannya penyambungan baru pada pelanggan Industri turut memberikan kontribusi bagi peningkatan penjualan tenaga listrik.
Improving domestic economic affects investment appetite and encourages domestic industry, which in turn increase industrial electricity consumption. On the other side, new connection for industry contributes to electricity sales growth.
persentase komposisi perubahan tenaga listrik
KELOMPOK PELANGGAN
2006-2007
2007-2008
8,16
6,04
Usaha/Bisnis
11,91
Industri
5,01 10,04
Umum
2008-2009
2009-2010
AVERAGE 2006-2010
CUSTOMER SEGMENT
9,49
8,88
8,14
Residential
11,25
8,28
10,35
10,45
Business
4,73
(3,68)
9,39
3,86
Industry
5,73
8,40
8,40
8,14
General
TARIF TENAGA LISTRIK ELECTRICITY TARIFF Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang merupakan komponen utama dalam pendapatan Perusahaan, yakni untuk menghitung penjualan tenaga listrik, ditetapkan oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang digunakan untuk menghitung jumlah tagihan rekening listrik kepada pelanggan adalah TTL Tahun 2010 yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 07 Tahun 2010, yang diberlakukan terhitung tanggal 01 Juli 2010.
Electricity tariff, which is an important component in the Company’s revenues, was set by the Government and House of Representative (DPR). The electricity tariff used for the calculation of electricity bill to customers is year 2010 tarif (TTL 2010), which was stipulated in Regulation of Minister of Energy and Mineral Resources No. 7 Year 2010 which was effective from July 1, 2010.
Pemberlakukan Tarif Tenaga Listrik 2010 ini mempengaruhi pendapatan penjualan tenaga listrik dan besaran subsidi pemerintah. Pemerintah menerbitkan kebijakan pemberian subsidi bagi pelanggan yang tarif tenaga listriknya masih di bawah biaya pokok penjualan. Namun subsidi ini belum cukup memenuhi kebutuhan PLN, karena subsidi
Effective implementation of TTL 2010 affects revenues from electricity sales and government subsidy for customers whose tariff class was below cost of goods sold. However, the amount of subsidy was not enough to meet PLN’s needs because the subsidy only amounted to the negative difference between average sales price (Rupiah/kWh) of each
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Rumah Tangga
percentage in composition of electricity sales
157
158
ini diberikan hanya sebesar selisih negatif antara harga jual tenaga listrik rata-rata (Rupiah/kWh) dari masing-masing golongan tarif dikurangi biaya pokok penyediaan tenaga listrik (BPP) (Rupiah/kWh) pada tegangan di masing-masing golongan tarif dikalikan volume penjualan (kWh) untuk setiap golongan tarif. BPP dihitung berdasarkan formula, termasuk tingkat susut jaringan dan distribusi yang ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral cq Direktorat Jenderal Listrik Pemanfaatan Energi.
tariff class minus basic cost of electricity provision on the voltage (Rupiah/kWh) of each tariff class multiplied by sales volume (kWh) for each tariff class. BPP was determined by Minister of Energy and Mineral Resources cq Directorate General of Electricity and Energy Utilization based on formula that included network loss and distribution.
Berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pagu tertinggi listrik subsidi listrik tahun anggaran 2010 sudah termasuk 8% margin diatas Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik. Besar subsidi yang diterima pada tahun 2010 adalah Rp 58.108.418 Juta, naik 8,17% dari Rp53.719.818 juta di tahun 2009.
Based on Approval Letter of Budget Performance List (“DIPA”), the plafond for electricity subsidy for budget year 2010 has included the 8% margin above basic cost of provision. Subsidy amount for 2010 was Rp58,108,418 million, a 8.17% increase from Rp53,719,818 million in 2009.
pendapatan penjualan tenaga listrik ELEctricity SALES REVENUE
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Di tahun 2010, sumber pendapatan penjualan tenaga listrik terbesar masih berasal dari kelompok tarif industri dan rumah tangga. Pada tahun 2010 total pendapatan dari penjualan tenaga listrik mengalami peningkatan sebesar 14,20% menjadi Rp 102.974 miliar, dari Rp 90.172 miliar di tahun 2009. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang mulai diberlakukan pada tanggal 1 Juli 2010. Hasil penjualan tenaga listrik secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
In 2010, the largest source of the electric power sales revenue still comes from the group of industrial and residential tariffs. in 2010 total revenue from electricity sales increased by 14.20% to Rp 102,974 billion, from Rp 90,712 billion in 2009. This increase was due to the increase of electricity tariff which came into effect on July 1, 2010. Sales of electricity in detail can be seen in the following table.
pendapatan penjualan tenaga listrik (miliar rp)
KELOMPOK PELANGGAN
revenue from electricity sales (billion rp)
2006
2007
2008
2009
Rumah Tangga
24.988
27.058
32.815
32.380
36.875
2010
CUSTOMER SEGMENT Residential
Usaha/Bisnis Industri Umum Total
14.074 27.226 4.446 70.735
15.920 28.458 4.844 76.280
14.991 31.364 5.188 84.358
22.116 29.771 5.903 90.172
25.408 33.621 7.070 102.974
Business Industry Public Total
pelanggan dan daya tersambung CUSTOMER AND POWER CONNECTION Jumlah pelanggan pada tahun 2010 mencapai 42.435.387 pelanggan, mengalami peningkatan sebesar 5,78% dibandingkan tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan pelanggan sebesar 2.317.702 pelanggan pada akhir tahun 2010. Penambahan pelanggan terjadi sebagai hasil upaya Perusahaan untuk meminimalkan daftar tunggu penyambungan baru melalui Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS).
Total customers in 2010 reached 42,435,387, 5.78% increase from 2009 due to an addition of 2,317,702 customers at end of 2010. This addition was the result of GRASSS program, a Company program to minimize waiting list.
customer growth (%)
PERTUMBUHAN PELANGGAN (%)
Jumlah Pelanggan (Ribu)
2006
2007
2008
2009
2010
35.751
37.334
38.844
40.117
42.435
Customers Numbers (Thousand)
3,45
4,43
4,05
3,28
5,78
(%) Growth
Pertumbuhan (%)
JUMLAH PELANGGAN (RIBU)
NUMBER OF CUSTOMER (THOUSAND)
2006
2007
2008
2009
2010
description
Rumah Tangga
33.118
34.684
36.025
37.099
39.324
Household
Usaha/Bisnis
1.655
1.611
1.716
1.802
1.912
Business
46
47
48
48
49
Industry
Industri Umum Total
931
992
1.055
1.168
1.150
Public
35.751
37.334
38.844
40.117
42.435
Total
Pada tabel dibawah terlihat bahwa penambahan pelanggan terbesar berasal dari kelompok pelanggan Rumah Tangga, Bisnis dan Industri, namun terjadi pengurangan pelanggan pada kelompok pelanggan Lainnya. Hal ini sebagai hasil pelaksanaan Gerakan Sehari Sejuta Sambungan, Gerakan Sambungan 1.000 MW bagi industri dan bisnis serta membaiknya perekonomian.
The table below shows that the largest number of customer addition is in household, business and industry groups, while the other groups shows reduction. This is the result of GRASSS program, the 1,000 MW connection for industrial need, and economic recovery.
Namun demikian terjadi pengurangan pelanggan pada kelompok pelanggan Lainnya, hal ini disebabkan oleh perubahan pengelompokan tarif sesuai Tarif Tenaga Listrik 2010.
Reduction of total customers in other groups was due to change of tariff group as regulated in TTL 2010.
penambahan pelanggan
uraian Rumah Tangga Usaha/Bisnis Industri Umum Total
customer increased
2006
2007
2008
2009
2010
description
943.349
1.566.264
1.340.531
1.074.759
2.224.690
Residential
199.528
(44.751)
105.472
85.562
110.542
Business
19
324
718
364
775
Industry
48.975
60.668
63.636
112.914
(18.305)
Public
1.191.871
1.582.505
1.510.357
1.273.599
2.317.702
Total
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
uraian
159
160
Daya tersambung pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 4.545 MVA dari tahun sebelumnya, sehingga menjadi total 67.439 MVA. Peningkatan daya tersambung ini sangat berkaitan erat dengan penambahan pelanggan. Semakin banyak calon pelangganyangdapatdilayanipenyambungannya,maka semakin tinggi pula jumlah daya tersambungnya.
Total connected power in 2010 increased by 4,545 MVA from previous year’s to 67,439 MVA. This increase is closely related to customer addition. The more customers served, the higher total connected power.
pertumbuhan DAYA TERSAMBUNG (%)
uraian
2006
Daya Tersambung Pertumbuhan
GROWTH OF CONNECTED POWER (%)
2007
2008
2009
2010
53.317
56.549
60.086
62.894
67.439
Connected Power
5,13
6,06
6,25
4,67
7,23
Growth
DAYA TERSAMBUNG (MVA)
uraian
description
CONNECTED POWER (MVA)
2009
2010
Rumah Tangga
2006 26.100
2007 27.777
2008 29.335
30.700
33.202
description Residential
Usaha/Bisnis
10.254
10.939
11.942
12.710
13.772
Business
Industri
13.292
13.881
14.531
14.790
15.566
Industry
Umum
3.669
3.952
4.278
4.694
4.899
Public
Total
53.317
56.549
60.086
62.894
67.439
Total
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Sarana Penyediaan Tenaga Listrik power supply facility Sarana penyediaan tenaga listrik yang dimiliki dan dikelola PLN meliputi pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi. Pembangkit tenaga listrik yang dimiliki perusahaan terdiri dari pembangkit dengan menggunakan tenaga air, diesel, gas, gas uap, panas bumi dan uap dengan komposisi terbesar adalah pembangkit menggunakan tenaga uap yang mencapai 34% dari total kapasitas.
Means of electricity supply that is owned and managed by PLN include power generation, transmission and distribution network. Power station consists of company-owned plants using hydro, diesel, gas, steam gas, geothermal and steam with the largest composition is to use steam power plant that reaches 34% of total capacity.
Penambahan kapasitas pembangkit tenaga uap berbahan bakar batubara belum dirasakan signifikan mengingat PLTU 2 Banten (Labuan) 2 x 300 MW, PLTU 1 Jateng (Rembang) 2 x 315 MW dan PLTU 1 Jabar (Indramayu) 2 x 330 MW yang masuk dalam Program Percepatan 10.000 MW. Tahap I yang menurut rencana sudah beroperasi tahun 2009 mengalami keterlambatan.
Additional power generation capacity of coal based steam power plant has not been considered significant considering Steam Power Plant 2 Banten (Labuan) 2 x 300 MW, Steam Power Plant 1 in Central Java (Rembang) 2 x 315 MW, Steam Power Plant 1 West Java (Indramayu) 2 x 330 MW, which all were included in the Fast Track Program. Phase I that was supposedly started operation in 2009 was being delayed.
Untuk PLTU Program Percepatan 10.000 MW yang berada di luar Jawa juga mengalami keterlambatan yang disebabkan oleh: • Keterlambatan penyediaan lahan yang berakibat kegiatan pelaksanaan tertunda, lokasi proyek harus dipindah. • Keterlambatan pembukaan L/C dan keterlambatan pembayaran diakibatkan ketidaksiapan pendanaan untuk proyek karena likuiditas PLN terpakai untuk menalangi pembayaran proyek-proyek di Jawa yang sudah mendesak. Proyek-proyek di Jawa tersebut didanai oleh pinjaman dari Cina tetapi dana tersebut belum siap pada saat diperlukan.
In the meanwhile outer Java Fast Track Program was also postponed due to the following reasons: • The delays in acquisition of land resulted in delay of activities and relocation of projects; and • The delay in L/C opening and in payment settlement, as the funding was not ready for financing the project, and instead was allocated for other urgent settlement for Java projects. Those Java projects were funded by China, but the funds were not ready when required.
Sarana penyediaan tenaga listrik yang dimiliki dan pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi
Means of electricity supply that is owned and managed by PLN include power generation, transmission and distribution network
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
dikelola PLN meliputi
161
162
Data perkembangan rinci dari sarana penyediaan tenaga listrik selama periode 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Information on detailed development of electricity supply facilities over a period of 5 (five) years can be seen in table below.
KAPASITAS PEMBANGKIT (MW)
KELOMPOK PELANGGAN
GENERATING CAPACITY (MW)
2006
2007
2008
2009
2010
PLTA
3.529
3.501
3.504
3.508
3.523
Hydro Power Plant
PLTD
2.954*
2.968*
3.020
2.980
3.268
Diesel Power Plant
PLTG
2.727
2.783
2.496
2.570
3.224
Gas Power Plant
PLTGU
7.021
7.021
7.370
7.370
6.951
Gas Steam Power Plant
395
415
415
415
439
Geothermal Power Plant
PLTP PLTU
8.220
8.534
8.764
8.764
9.452
Steam Power Plant
Total
24.846
25.222
25.571
25.607
26.895
Total
Untuk menyalurkan tenaga listrik terutama dari pembangkit Proyek Percepatan 10.000 MW, maka di tahun 2010 PLN membangun proyek jaringan transimisi T/L 500 kV Jawa-Bali, T/L 150 kV luar Jawa Bali, proyek gardu induk 150 kV serta proyek jaringan interkoneksi. Di sisi jaringan distribusi, PLN telah membangun proyek jaringan distribusi tegangan menengah dan rendah 20 kV serta proyek gardu distribusi.
To supply electricity mainly from generating 10,000 MW Fast Track Project, then in 2009 PLN to build a transmission network project T/L 500 kV Java-Bali, T/L 150 kV outside Java and Bali, the project 150 kV substations and interconnection network project. In terms of distribution network, PLN has built a network project of medium and low voltage distribution and 20 kV distribution substation projects.
Di tahun 2010, Perusahaan telah menandatangani 301 kontrak untuk peningkatan dan pembangunan transmisi baru dan gardu induk di Jawa dan luar Jawa.
In 2010, the Company had signed 301 contracts for upgrading and building new transmission and substations in Java and outside Java.
PENYALURAN PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
POWER PLANTS
DISTRIBUTION
URAIAN
2006
2007
2008
2009
2010
Transmisi (kms)
31.195
31.612
32.472
34.949
43.842
Transmission (kms)
54.409
54.649
55.989
63.375
65.669
Diesel Generated Power Plant
Gardu Induk (MVA)
UNITS
Susut Jaringan network losses Secara total, realisasi susut jaringan tahun 2010 mencapai 9,70%, dengan komposisi 2,25% untuk transmisi dan 7,64% untuk distribusi. Pencapaian susut jaringan ini lebih baik dari tahun 2009 yang sebesar 9,93%. Pada tabel di bawah terlihat bahwa angka susut jaringan telah menunjukkan ke arah perbaikan yang signifikan dari tahun ke tahun.
In total, the actual transmission losses in 2010 reached 9.70%, with a composition of 2.25% to 7.64% for the transmission and distribution. The achievement of network losses has showed significant improvement compared to transmission losses in 2009 amounted to 9.93%. In the table below shows that network losses rate has shown a significant improvement in the direction from year to year.
Adapun upaya jangka pendek yang dilakukan Perusahaan untuk menurunkan susut non teknis adalah melalui peningkatan kualitas pembacaan pemakaian tenaga listrik, dengan cara : • melakukan pengawasan terhadap hasil baca meter, • membaca pemakaian tenaga listrik pelanggan potensial secara remote dengan menggunakan Automatic Meter Reading (AMR) yang dipasang pada pelanggan tersebut, • menertibkan pemakaian tenaga listrik kepada pelanggan yang melakukan pencurian tenaga listrik.
In addition to the above operations, the Company also continually seeks short-term decrease technical losses, by:
Disamping usaha tersebut di atas, secara berkesinambungan Perusahaan berupaya menurunkan susut teknis melalui: • Pemasangan trafo sisipan dan penambahan jumlah Jaringan Tegangan Rendah (JTR), agar arus penghantar lebih kecil dan tegangan ujung menjadi lebih baik. • Pembentukan organisasi di cabang dan wilayah/ distribusi yang bertanggung jawab terhadap akurasi pengukuran pemakaian tenaga listrik. • Perolehan sertifikasi mutu ISO 9001 pada proses bisnis Pengelolaan Alat Pencatat Pemakaian (APP) tenaga listrik. • Penertiban Penggunaan Tenaga Listrik (P2TL), penertiban Penerangan Jalan Umum (PJU) dan penerangan reklame ilegal secara intensif • Pemeriksaan rutin pelanggan besar terhadap akurasi Current Transformer (CT), Potential Transformer (PT) dan wiring (pengawatan). • Pengukuran beban trafo dan penyeimbangan beban. • Peningkatan kemampuan dan kompetensi SDM melalui pelatihan reguler atau lokakarya (workshop).
In addition to the above efforts, the Company continuously seeks reduce technical losses through: • Installation of insertion transformer and addition of the Low Voltage Network (JTR), for better smaller currents and voltages Conductor tip. • Establishment of organizations in branches and regions/distribution that responsible for the accuracy of measurement of electricity. • Acquisition of ISO 9001 quality certification for business process management tool Registrar Use (APP) of electricity. • Use of Electric Power Control (P2TL), control street lighting (PJU) and intensive illegal billboards lighting • Routine examination of the accuracy of current customers Transformer (CT), Potential Transformer (PT) and the wiring. • Transformer load measurement and load balancing. • Improved human resource capacity and competence through regular training or workshop.
• monitoring the results of reading meters, • reading of electricity consumption remotely potential customers using Automatic Meter Reading (AMR) that is placed on the customer, • curb the use of electricity to customers who do the theft of electricity.
network losses (%)
2006
2007
2008
2009
2010
Susut Transmisi
%
2,26
2,24
2,17
2,18
2,25
Transmission Losses
Susut Distribusi
%
9,18
8,84
8,29
7,93
7,64
Distribution Losses
Susut Jaringan
%
11,45
11,08
10,67
9,93
9,70
Network Losses
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
susut jaringan %)
163
164
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
TINGKAT LAYANAN - MUTU DAN KEANDALAN SERVICE - QUALITY AND REABILITY
Untuk meningkatkan layanan kepada konsumen dan sejalan dengan UU perlindungan konsumen, Perusahaan melaksanakan program peningkatan mutu layanan secara bertahap sesuai dengan kemampuan pendanaan, melalui kegiatan-kegiatan berikut : • Mengembangkan komunikasi mutu layanan kepada publik secara transparan. • Melakukan klasifikasi tingkat mutu layanan secara nasional. • Menjadikan tingkat mutu layanan sebagai dasar penyusunan kegiatan investasi.
To improve service to customers and in line with consumer protection laws, the Company implemented gradually the quality improvement service program in accordance with the financial capability, through the following activities: • Developing quality communication services to the public in a transparent manner. • Classifiy level of quality service nationwide. • Making the service quality level as the basis for the preparation of investment activity.
Tingkat keandalan mutu layanan diukur melalui jumlah frekuensi pemadaman yang dialami pelanggan selama setahun yang dinyatakan dalam System Average Interuption Frequency Index (SAIFI), dan berapa lama waktu pemadaman yang dialami pelanggan yang dinyatakan dalam System Average Interuption Duration Index (SAIDI).
Reliability of customer service is measured through blackout frequency occured to each customer in a year, which is depicted in System Average Interuption Frequency Index (SAIFI), and duration of blackout which is depicted in System Average Interuption Duration Index (SAIDI).
Program jangka pendek yang telah dilakukan Perusahaan untuk meningkatkan mutu layanan kepada pelanggan adalah : • Menunda jadwal pemeliharaan pembangkit. • Melakukan sewa genset. • Memanfaatkan excess power dari perusahaan yang memiliki pembangkit sendiri. • Melakukan relokasi mesin pembangkit dari daerah yang tidak mengalami kekurangan pasokan daya ke daerah yang mengalami kekurangan pasokan daya. • Menurunkan beban puncak dengan melaksanakan program demand side management.
The Company conducted the following short term programs to improve customer service quality:
Dengan dilakukannya program jangka pendek tersebut, terlihat pencapaian angka SAIDI tahun 2010 sebesar 6,96 jam/pelanggan/tahun jauh lebih baik dari angka SAIDI tahun 2009 sebesar 16,70 jam/pelanggan/tahun, demikian pula dengan pencapaian angka SAIFI tahun 2010 sebesar 6,82 kali/pelanggan/tahun lebih baik dari angka SAIFI tahun 2009 sebesar 10,78 kali/pelanggan/tahun.
The result of the above short term programs was shown in SAIDI ratio in 2010 of 6.96 hour/customer/ year, which was much better than SAIDI ratio in 2009 of 16.70 hour/customer/year, and SAIFI ratio in 2010 of 6.82 times/customer/year, which was better than SAIFI ratio in 2009 of 10.78 times/customer/year.
Upaya berkesinambungan yang dilakukan Perusahaan agar terus dapat meningkatkan mutu layanan kepada pelanggan adalah : • Melengkapi manajemen dengan tools pemantauan gangguan penyulang guna mendorong kinerja penyulang yang lebih baik. • Meningkatkan peralatan proteksi, melakukan pembenahan pemeliharaan dan pengaturan alat proteksi agar di masa depan tidak terjadi lagi malfungsi. • Melakukan pembersihan Right of Way (ROW) secara efektif dengan memanfaatkan informasi peta pohon. • Melakukan pengawasan yang ketat terhadap kinerja trafo distribusi yang meliputi : pemeliharaan, penyeimbangan beban, pengurangan jumlah trafo yang berbeban lebih (overblast), trafo sisipan maupun relokasi, sekaligus mengurangi risiko kerusakan trafo.
The Company conducts the following continuous programs to keep improving customer service quality: • Equip management tools to monitor feeder interruptions and to boost performance of feeders. • Improve protection tools, reorganize maintenance and protection tool schedule to prevent more malfunction.
• Postpone power plant maintenance schedule. • Rent generators. • Utilize excess power from companies owning generators. • Relocate generators from the areas with enough power supply to areas lacking power supply.
• Reduce peak load through implementation of demand side management.
•
Improve control of distribution transformer performance through maintenance, load balancing, reduction of overblast, filling and relocation, also reducing transformer damage risk.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
• Effectively clean Right of Way (ROW) to utilize the information of trees map.
165
166
• Melaksanakan Program Perang Padam Jawa Bali yang dimulai pada semester II tahun 2010. • Memasyarakatkan Gerakan Hemat Energi, yang sangat bermanfaat untuk menghindari meluasnya pemadaman.
• Begin the program to Totally Eliminate Rolling Blackout in Java Bali in second semester of 2010 • Socialize Energy Saving Program to prevent extension of blackout.
Disamping upaya tersebut di atas, Perusahaan juga telah berusaha untuk mempercepat penyelesaian proyek pembangunan pusat pembangkit tenaga listrik 10.000 MW serta jaringan transmisi distribusi.
In addition to the above efforts, the Company also accelerates the construction of 10,000 MW power plants and distribution transmission networks.
2006
2007
2008
2009
2010
SAIDI
jam/pelanggan/tahun hour/customer/year
27.01
28.90
80.90
16.70
6.96
SAIFI
kali/pelanggan/tahun time/customer/year
13.85
12.77
13.33
10.78
6,82
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Efisiensi efficiency Upaya peningkatan efisiensi telah dilakukan sejak tahun 1999 melalui program-program berikut: • Penurunan susut jaringan. • Peningkatan efisiensi investasi. • Penyempurnaan sistem pemeliharaan. • Peningkatan efisiensi produksi pembangkit dengan menekan konsumsi bahan bakar/SFC pembangkit. • Penurunan tingkat persediaan dan penurunan siklus penagihan.
Efforts to increase efficiency have been conducted since 1999 through the following programs: • Decrease in transmission losses; • improvement of investment efficiency; • Completion of the maintenance system; • Improvement of production efficiency by pressing down the Specific Fuel Consumption (SFC) plant; and • Decrease in inventory levels and declining billing cycle.
Implementasi program peningkatan efisiensi tersebut dilakukan melalui Efficiency Drive Program (EDP) dengan target perolehan Net Gain & Saving/ penghematan EDP. Dalam bentuk intangible, realisasi EDP tersebut terlihat berupa perubahan budaya perusahaan seperti meningkatnya keinginan untuk menekan biaya/anggaran tanpa mengurangi manfaat yang diperoleh, meningkatnya persepsi pendekatan secara bisnis/komersial dalam penyelesaian masalah di lapangan, dan bertumbuhnya semangat inovasi dan kompetisi dalam memberikan kontribusi bagi perusahaan.
Implementation of efficiency improvement program is conducted through Efficiency Drive Program (EDP) with a target acquisition net gain & savings in eDp. In the form of intangible, the realization of the eDp is shown in the form of corporate cultural changes such as increasing desire to reduce the cost/budget without reducing the benefits gained, the increasing perception approach to business/commercial in the settlement of problems in the field, and the growing spirit of innovation and competition in contributing to the company.
Risalah Penilaian Kinerja Manajemen MANAGEMENT PERFORMANCE Mengacu pada Kep.Men.BUMN No. KEP-100/ MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, tentang penilaian Tingkat Kesehatan BUMN, PT PLN (Persero) tergolong dalam kelompok BUMN infrastruktur.
Referring to SOEs Ministry Decree no. Kep- 100/ MBU/2002 dated June 4, 2002, regarding assessment of credibility level of SOEs, PT PLN (Persero) is categorized in groups of state-owned infrastructure.
Pencapaian nilai tingkat kesehatan PLN sepanjang tahun 2010 mencakup 3 aspek, yaitu aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi masuk pada golongan perusahaan SEHAT dengan klasifikasi A.
The achievement of the level of PLN health throughout the year 2010 includes 3 aspects, namely financial aspects, operational aspect and administrative aspect is classified HEALTHY or grouped into A classification.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
167
168
TINJAUAN KEUANGAN FINANCIAL REVIEW Pembahasan dan analisis berikut mengacu pada Laporan Keuangan Konsolidasian Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan - a member firm of Deloitte.
The following discussion and analysis refers to the Company’s Consolidated Financial Statements for the years ended December 31, 2010 and 2009 audited by Registered Public Accountants Osman Bing Satrio & Rekan - a member firm of Deloitte Touche Tohmatsu.
IKHTISAR LABA RUGI PROFIT AND LOSS KETERANGAN DESCRIPTION
PERUBAHAN TAHUN 2010 & 2009 (%) YEAR TO YEAR 2010 & 2009 (%)
2010
2009
162.375.094
145.222,144
11.81
102.973.531
90.172.100
14.20
58.108.418
53.719.818
8.17
Penyambungan Pelanggan Customer Connection Fees
760.637
651.716
16.71
Lain-lain Others
532.508
678.510
-21.52
149.108.071
135.275.969
10.23
Bahan Bakar dan Pelumas Fuel and Lubricants
84.190.727
76.235072
10.44
Pembelian Tenaga Listrik Purchased Electricity
25.217.765
25.447.786
-0.90
Pemeliharaan Maintenance
9.900.622
7.964.512
24.31
Pendapatan Usaha Revenues Penjualan Tenaga Listrik Sale of Electricity Subsidi Listrik Pemerintah Government’s Electricity Subsidy
Beban Usaha Operating Expenses
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
REALISASI (JUTA RUPIAH) REALIZATION (MILLION RP)
Kepegawaian Personnel
12.954.417
9.758.314
32.75
Penyusutan Depreciation
12.558.537
11.834.746
6.12
Lain-lain Others
4.286.003
4.035.539
6.21
Laba (Rugi) Operasi Income (Loss) From Operations
13.267.023
9.946.175
33.39
Penghasilan (Beban) Lain-lain Other Incomes (Charges)
(1.867.363)
2.257.175
-182.73
Laba (Rugi) Sebelum Pajak PROFIT (Loss) Before Tax
11.399.660
12.203.347
-6.59
-1.313.174
-1.847.668
10.086.486
10.355.679
Beban Pajak Tax Expenses Laba (Rugi) Bersih Profit Income (Loss)
-2.60
Revenues PLN’s revenues mostly come from electricity sales to customers, connection fees from customers, and others. In line with its main duty as executor of Public Service Obligation in electricity provision, PLN receives subsidy from the Government. This subsidy is calculated as the negative difference between the average sales price of each tariff class minus basic cost of electricity provision of each tariff class (please refer to the explanation in “Government Electricity Subsidy”).
Pendapatan dari penjualan tenaga listrik di tahun 2010 naik 14,2% dari tahun 2009 menjadi sebesar Rp102.973,5 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh beberapa hal, yakni peningkatan jumlah pelanggan, peningkatan daya tersambung pelanggan dan pemberlakuan tarif Tenaga Lisrik Tahun 2010 sejak bulan Juli 2010. Sebagai akibat dari peningkatan jumlah pelanggan dan pemberlakuan Tarif Tenaga Listrik Tahun 2010, maka jika dilihat lebih detail, pendapatan dari seluruh kelompok pelanggan mengalami peningkatan. Kelompok pelanggan industri dan rumah tangga memberikan kontribusi terbesar. Hal ini seperti tampak pada tabel berikut :
Revenue from electricity sales in 2010 rose 14.2% from 2009’s to Rp102,973.5 billion. This increase was the result of higher number of customers, more customer connections and the application of new Electricity Tariff since July 2010. As total customers rose and new Electricity Tariff was applicable, revenue from all customer groups also increased. The largest contribution was from industrial and household groups, as shown in the following table.
Tabel pendapatan menurut golongan pelanggan, 2009-2010.
Revenues based on customer groups, 2009-2010.
URAIAN
2010
2009
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
DESCRIPTION Electric Power Supply Enterprises
Penjualan Listrik Berdasarkan
Sale of Electricity
Golongan Tarif
Tariff
Industri
33.620.823
29.771.205
Industry
Rumah Tangga
36.876.405
32.380.858
Household
Usaha
25.407.624
22.116.854
Business
Umum
7.069.779
5.903.183
General
102.973.531
90.172.100
Total
Jumlah
Pendapatan yang berasal dari penyambungan pelanggan mengalami peningkatan sebesar 16,7% dari tahun 2009 yaitu menjadi sebesar Rp769,6 miliar sebagai akibat bertambahnya jumlah pelanggan. Penambahan pelanggan sebesar 2.224.690 pelanggan , diantaranya merupakan hasil dari pelaksanaan program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS).
Revenues from customer connection rose by 16.7% from 2009’s to Rp769.6 billion to more customer population. The addition of total 2,224,690 customers was the result of, among others, the (A Million Connection A Day) GRASSS program.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
pendapatan Pendapatan PLN terutama berasal dari penjualan tenaga listrik kepada pelanggan, jasa penyambungan pelanggan dan Lain-lain. Sesuai dengan tugas awalnya sebagai pelaksana Public Service Obligation (PSO) di bidang penyediaan tenaga listrik, PLN mendapatkan subsidi dari Pemerintah. Subsidi ini diperhitungkan berdasarkan pada selisih negatif antara harga jual rata-rata dari masing-masing golongan tarif dikurangi biaya pokok penyediaan tenaga listrik dari masing-masing golongan tarif. (Lihat penjelasan “Subsidi Listrik Pemerintah”)
169
170
Pendapatan dari penjualan tenaga listrik di tahun 2010 naik 14,2% dari tahun 2009 menjadi sebesar Rp102.973,5 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh beberapa hal, yakni peningkatan jumlah pelanggan, peningkatan daya tersambung pelanggan dan pemberlakuan tarif Tenaga Lisrik Tahun 2010 sejak bulan Juli 2010 Revenue from electricity sales in 2010 rose 14.2% from 2009’s to Rp Rp102,973.5 billion. This increase was the result of higher number of customers, more customer connections and the application of new Electricity
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Tariff since July 2010
Pada tahun 2010, jumlah subsidi yang diterima PLN dari Pemerintah mencapai Rp58.108,4 miliar, naik 8,17% dari nilai subsidi di tahun 2009 dan subsidi ini telah memperhitungkan marjin perusahaan sebesar 8%.
The amount of subsidy received from the Government in 2010 reached Rp58,108.4 billion, a 8.17% increase from 2009 subsidy amount, which already includes 8% margin for the Company.
Beban Usaha Beban usaha di tahun 2010 naik 10,23% dari tahun 2009, menjadi sebesar Rp149.108,1 miliar. Komposisi beban usaha terbesar dalam penyediaan listrik adalah beban bahan bakar dan pelumas sebesar 56,46% dari total beban usaha , pembelian tenaga listrik sebesar 16,91%, beban pegawai dan pemeliharaan sebasar 15,33% . Penyebab utama terjadinya kenaikan beban usaha di tahun 2010 adalah sebagai berikut: • Beban bahan bakar dan pelumas naik 10,44% menjadi sebesar Rp84.190,7 miliar. Kenaikan pada sub akun ini terutama disebabkan oleh peningkatan biaya pembelian solar high speed diesel (HSD) sebesar 20,1%, menjadi sebesar Rp41.748,8 miliar, sebagai bahan bakar pembangkit. Peningkatan ini terutama disebabkan naiknya harga minyak dunia. Berbagai upaya telah dilakukan PLN untuk menurunkan biaya bahan bakar minyak diantaranya
Operating Expenses Operating expenses in 2010 rose 10.23% from 2009 to Rp Rp149,108.1 billion. The largest components of operating expenses are fuel and lubricants expenses of 56.46% of total operating expenses, electricity purchase expenses of 16.91%, personnel expenses and maintenance expenses of total 15.33%. Significant causes of higher operating expenses in 2010 are explained below. • Fuel and lubricants expenses rose by 10.44% to Rp84,190.7 billion, mostly due to the increase purchase of high speed diesel (HSD) of 20.1% to Rp41,748.8 billion for power plant fuel. This increase was mainly due to global oil price increase. PLN has made various efforts to lower oil fuel cost, such as through maximum operation
of non oil fuel power plants as an implementation of energy mix strategy. Higher gas utilization as power plant fuel also increased gas purchase cost by 18.3% to Rp11,978.9 billion. In this subaccount, water retribution also increased by 95% to Rp234.8 billion, but this was still positive because the cost of PLTA produced electricity is the lowest among other power producers.
• Maintenance cost increased 24.3% to Rp9,900.6 billion due to increased contractor fees and spare parts usage during 2010. The increase was due to many maintenance activities on power plants and main stations as scheduled to ensure sustainability of supply. • Personnel expenses rose by 32.8% to Rp12,954.4 billion, mainly due to increases in employee benefits, bonus and performance incentive of 2009 which was paid and accrued in 2010.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
dengan mengoperasikan semaksimal mungkin pembangkit berbahan bakar non minyak sebagai salah satu implementasi strategi bauran sumber energi pembangkit. Peningkatan penggunaan gas sebagai bahan bakar pembangkit listrik, juga mengakibatkan naiknya biaya pembelian gas sebesar 18,3%, menjadi sebesar Rp11.978,9 miliar. Dari sub-akun ini biaya pajak pemanfaatan air permukaan (PPAP) juga mengalami peningkatan hingga sebesar 95% menjadi sebesar Rp234,8 miliar. Namun hal ini bersifat positif karena harga listrik yang dibangkitkan dari PLTA paling rendah dibandingkan dari pembangkit lain. • Biaya pemeliharaan naik 24,3% menjadi sebesar Rp9.900,6 miliar akibat naiknya biaya jasa borongan dan pemakaian material selama tahun 2010. Biaya tersebut naik karena PLN banyak melakukan pemeliharaan pembangkit dan gardu induk sesuai jadwal pemeliharaan untuk menjaga kelangsungan pasokan. • Biaya kepegawaian naik 32,8% menjadi sebesar Rp12.954,4 miliar terutama disebabkan oleh naiknya biaya program imbalan kerja, jasa produksi dan insentif prestasi kerja tahun 2009 yang dibayar dan dicatat di tahun 2010.
171
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
172
• Pada tahun 2010 tidak terjadi peningkatan biaya pembelian tenaga listrik, karena menguatnya nilai tukar rupiah.
• No increase in electricity purchase expenses because Rupiah was stronger.
Laba Usaha Laba usaha PLN tahun 2010 naik 33,39% menjadi sebesar Rp13.267,0 miliar karena peningkatan pendapatan yang lebih besar dari peningkatan beban usaha. EBITDA juga mengalami peningkatan sebesar 21,18% ditahun 2010 menjadi Rp 28, 31 triliun.
Income from Operation PLN’s operating income in 2010 increased 33.39% to Rp13,267.0 billion, resulted from higher revenue increase than operating expense increase. EBITDA also rose by 21.18% to Rp28.31 trillion.
Beban Lain-Lain PLN mencatat beban lain-lain bersih sebesar Rp1.867,4 miliar, menurun sebesar 182,7 % dari tahun 2009 yang justru mencatatkan pendapatan lain-lain bersih hingga sebesar Rp2.257,2 miliar. Penyebab timbulnya beban lain-lain adalah: • Pembayaran bunga dan kupon obligasi hingga sebesar Rp6.010,9 miliar. • Penurunan keuntungan selisih kurs, dari sebesar Rp7.577,7 miliar di tahun 2009 menjadi sebesar Rp2.237,9 miliar.
Other Expenses PLN recorded other expenses of Rp1,867.4 billion, down by 182.7 % from 2009, which in turn showed a higher other income of Rp2,257.2 billion. Components of other expenses are:
PLN mencatat kenaikan pendapatan bunga dan lainnya sebesar 105,37% dibanding tahun 2009 menjadi sebesar Rp 753,18 miliar, namun karena jumlah totalnya berada dibawah biaya bunga, maka pada tahun 2010, Perusahaan mencatatkan beban lain-lain.
Interest income and others rose by 105.37% from 2009 to Rp753.18 billion, but because the total was less than interest expense, then in 2010 the Company recorded other expenses.
Laba Sebelum pajak Sesuai dengan penjelasan sebelumnya mengenai beban lain lain maka laba sebelum pajak PLN di tahun 2010 turun sebesar 6,59% menjadi sebesar Rp11.399,9 miliar.
Income before Tax In line with other expenses, PLN’s Income before Tax in 2010 was down by 6.59% to Rp11,399.9 billion.
• Payment of bond coupons of Rp6,010.9 billion. • Lower gain on currency translation adjustments from Rp7,577.7 billion in 2009 to Rp2,237.9 billion in 2010.
Laba Bersih dan Laba Persaham Setelah dikurangi beban pajak, maka laba bersih PLN di tahun 2010 adalah sebesar Rp10.086,7 miliar, turun 2,60% dari perolehan laba bersih di tahun 2009. Dengan laba bersih tersebut, maka laba persaham PLN di tahun 2010 menjadi sebesar Rp218.766,- rupiah per saham, turun dari posisi sebesar Rp224.600 per saham di tahun 2009.
Net Income and Earnings per Share After reduction of tax, PLN’s net income in 2010 was Rp10,086.7 billion, down by 2.60% from 2009 net income. Accordingly, earnings per share in 2010 was Rp218.766 per share, down from Rp224.600 per share in 2009.
IKHTISAR NERACA SUMMARY OF BALANCE SHEET Seperti tampak pada ikhtisar neraca keuangan berikut, total aset Perusahaan per 31 Desember 2010 mencapai Rp369.560,5 miliar, naik 10,7% dari posisi Rp333.713,1 miliar di tahun sebelumnya. Total Kewajiban Perusahaan naik 14,3% menjadi Rp219.974,9 miliar dari posisi Rp192.517,0 miliar di tahun 2009. Sebagai akibat kenaikan laba, ekuitas Perusahaan naik 5,9% menjadi Rp149.585,6 miliar dari posisi Rp141.196,1 miliar di tahun sebelumnya.
Posisi POSITION 2010
2009
Perubahan changes
Remarks
Total Aset
369,560,490
333,713,076
10.7%
Total Assets
Jumlah Ekuitas
149,585,568
141,196,085
5.9%
Total Equity
Jumlah Kewajiban
219,974,922
192,516,991
14.3%
Total Liabilities
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
164,655,176
144,783,199
13.7%
Non Current Liabilities
Jumlah Kewajiban Lancar
55,319,746
47,733,792
15.9%
Current Liabilities
369,560,490
333,713,076
10.7%
Adapun penjelasan pos-pos neraca utama yang menyebabkan perubahan tersebut diuraikan dalam beberapa bagian pembahasan sebagai berikut.
The following discussion explains changes in balance sheet.
Aset Tidak Lancar Jumlah aset tidak lancar Perusahaan pada akhir tahun 2010 mencapai Rp324.417,3 miliar atau naik 9,3% dibandingkan tahun 2009. Komposisi terbesar aset tidak lancar adalah aset tetap bersih sebesar 64,9%, diikuti pekerjaan dalam pelaksanaan sebesar 32,9% dan rekening bank dan deposito yang dibatasi penggunaannya, sebesar 0,7% serta beberapa akun yang jumlahnya kurang dari 0,5% terhadap total aset tidak lancar. Komposisi aset tidak lancar seperti tercantum pada tabel berikut.
Non-Current Assets Total non-current assets as of 2010 year ended was Rp324,417.3 billion, increased 9.3% compared to 2009. The main components of non-current assets are property, plant and equipment – net 64.9%, construction in progress 32.9%, restricted cash in banks and time deposits 0.7%, and other accounts totaling of less than 0.5%. Composition of noncurrent assets is as shown below.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Keterangan
As shown in the summary of balance sheet below, the Company’s total assets as of December 31, 2010 reached Rp369,560.5 billion, or 10.7% increase from Rp333,713.1 billion in 2009. Total liabilities rose by 14.3% to Rp219,974.9 billion from Rp192,517.0 billion in 2009. Net income increase brought Company equity to Rp149,585.6 billion, 5.9% increase from Rp141,196.1 billion in 2009.
173
174
NON CURRENT ASSET (IN RP BILLION)
Aset Tidak Lancar (dAlAm Rp juta)
Keterangan
2009
Perubahan changes
Remarks
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 100.569.402 juta tahun 2010 dan Rp 89.702.877 juta tahun 2009
210,651,868
207,666,612
1.4%
Property, plant and equipment - net of accumulated depreciation of Rp100,569,402 million in 2010 and Rp89,702,877 million in 2009
Pekerjaan dalam pelaksanaan
106,839,853
78,482,316
36.1%
Construction in progress
Properti investasi
145,020
138,442
4.8%
Investment properties
Investasi jangka panjang
919,869
832,827
10.5%
Long-term investments
11,278
8,059
39.9%
Deferred tax assets
Aset tidak digunakan dalam operasi
1,299,503
1,021,434
27.2%
Assets not used in operations
Piutang pihak hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu nihil tahun 2010 dan Rp80.758 juta tahun 2009
551,817
1,684,286
-67.2%
Receivables from related parties - net of allowance for doubtful accounts of nil in 2010 and Rp80,758 million in 2009
Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya
2,407,587
3,210,105
-25.0%
Restricted cash in banks and ime deposits
1,590,501
3,669,502
-56.7%
Other noncurrent assets
324,417,296
296,713,583
9.3%
Total Noncurrent Assets
Aset pajak tangguhan
Aset tidak lancar lain Jumlah Aset Tidak Lancar
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Posisi position 2010
Aset Tetap Aset tetap bersih pada akhir tahun 2010 tercatat sebesar Rp210.651,9 miliar atau naik 1,4% dari tahun sebelumnya. Kenaikan terjadi karena adanya penambahan aset tetap di tahun 2010 sebesar Rp2.985,3 miliar. Kenaikan aset tetap adalah akibat realisasi pada beberapa proyek peningkatan mutu layanan maupun pemeliharaan jaringan sepanjang tahun 2010 lalu, yakni meliputi diantararanya: • Perbaikan dan pengadaan peralatan distribusi. • Perbaikan dan pengadaan peralatan transmisi. • Pengadaan instalasi dan mesin pembangkit • Pengadaan material suku cadang • Pengadaan perlengkapan umum dan • Penambahan areal tanah dan bangunan untuk digunakan sebagai area gardu induk.
Property, Plant and Equipment Property, plant and equipment in 2010 year ended was Rp210,651.9 billion or 1.4% increase from previous year. The increase was due to additional property, plant and equipment in 2010 of Rp2,985.3 billion which resulted from realization of customer service improvement projects and network maintenance during 2010, which were: • Repair and procurement of distribution equipment. • Repair and procurement of transmission equipment. • Installation and power plants. • Spare parts • General equipment • Land and building for main stations.
Pekerjaan dalam pelaksanaan Terjadi kenaikan sampai sebesar 36,1% dari posisi tahun 2009, menjadi sebesar Rp106.839,9 miliar. Kenaikan terutama disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
Construction in Progress Construction in progress increased 36.1% from 2009 to Rp106,839.9 billion, mainly due to the following:
• Semakin intensifnya kegiatan pembangunan beberapa pembangkit listrik baru dalam rangka percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap pertama. • Pelaksanaan pekerjaan lanjutan pembangunan pembangkitan PLTP Sarulla 300 MW, PLTGU Muara Tawar 2 x 100 MW Extension Project, PLTGU Tanjung Priok 740 MW Extension Project, Rehabilitasi PLTGU Muara Karang 2 x 200 MW dan Rehabilitasi PLTU Suralaya 4 x 400 MW. PLTP Sarulla merupakan proyek pembangkitan listrik tenaga panas bumi yang pada tanggal 23 Januari 2004 diambil alih oleh Perusahaan dari Unocal North Sumatera Geothermal Ltd dengan harga perolehan US$ 60 juta. • Pembangunan proyek jaringan transmisi T/L 500 Kv Jawa – Bali, T/L 150 Kv untuk luar JawaBali, proyek gardu induk 150 Kv serta proyek interkoneksi jaringan. • Pelaksanaan proyek jaringan distribusi tegangan menengah dan rendah 20 Kv serta proyek gardu distribusi.
• More construction activities in the first phase of 10,000 MW Power Plant Construction Fast Track program.
Seluruh proyek yang tercatat dalam akun pekerjaan dalam pelaksanaan ini diperkirakan selesai antara tahun 2011 dan 2012.
All projects recorded under construction in progress are estimated to be completed between 2011 and 2012.
Piutang hubungan Istimewa Mengalami penurunan cukup siginifikan, yakni sebesar 67,2% dari posisi tahun sebelumnya, menjadi tinggal sebesar Rp551,8 miliar. Penurunan terutama disebabkan pelunasan yang dilakukan oleh PT Sumber Segara Primadaya (S2P) dalam rangka pembangunan PLTU Cilacap.
Receivables from Related Parties This account was down by 67.2%, a significant decrease from previous year, to only Rp551.8 billion. This was primarily due to final payment from PT Sumber Segara Primadaya (S2P) for the construction of PLTU Cilacap.
Sebagian piutang hubungan istimewa yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, dicatat pada kelompok aset lancar, akun piutang pihak hubungan istimewa, dengan posisi per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp256,7 miliar.
Some part of receivables from related parties which was due within one year was recorded under current assets, receivables from related parties, amounted to Rp256.7 billion as at December 31, 2010.
Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya Mengalami penurunan sebesar 25% dari posisi tahun 2009, menjadi tinggal sebesar Rp2.407,6 miliar, sebagai akibat pembayaran angsuran sewa pembiayaan dan jaminan operasi yang dilakukan sesuai dengan kemajuan proyek.
Restricted Cash in Banks and Time Deposits
• Continuation of construction of PLTP Sarulla 300 MW, PLTGU Muara Tawar 2 x 100 MW Extension Project, PLTGU Tanjung Priok 740 MW Extension Project, Rehabilitation of PLTGU Muara Karang 2 x 200 MW and PLTU Suralaya 4 x 400 MW. PLTP Sarulla is a geothermal power plant project was was taken over by Unocal North Sumatera Geothermal Ltd on January 23, 2004 under an acquisition price of US$60 million. • Construction of transmission projects T/L 500 Kv Jawa – Bali, T/L 150 Kv outside Java - Bali, 150 Kv main station project, and interconnection network project. • Implementation of 20 Kv medium and low voltage distribution network project and distribution station project.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
This account was down by 25% from 2009 to Rp2,407.6 billion, resulted from payment of lease installments and operation guarantee as scheduled in line with project progress.
175
176
Aset Lancar Jumlah aset lancar Perusahaan pada akhir tahun 2010 mencapai Rp45.143,2 miliar atau naik 22,0% dibandingkan tahun 2009. Komposisi terbesar aset lancar adalah kas dan setara kas 43,7%, diikuti oleh persediaan sebesar 22,0 %, piutang subsidi listrik sebesar 20,7% dan beberapa akun yang jumlahnya kurang dari 7% terhadap total aset tidak lancar. Komposisi aset lancar seperti tercantum pada tabel berikut.
Current Assets Total current assets in 2010 reached Rp45,143.2 billion, 22.0% increase from 2009. The components are Cash and Cash Equivalents 43.7%, inventories 22.0%, receivables on electricity subsidy 20.7%, and several other accounts amounting to less than 7%. Current Assets composition is shown in the table below.
Aset Lancar (dAlAm Rp juta)
Posisi position
Keterangan
2010
Kas dan setara kas Investasi jangka pendek
2009
Perubahan changes
Remarks
19,716,798
13,043,196
51.2%
Cash and cash equivalents
828,739
1,715,844
-51.7%
Short-term investments
Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 330.451 juta tahun 2010 dan Rp 341.204 juta tahun 2009
2,875,168
2,555,458
12.5%
Trade accounts receivable - net of allowance for doubtful accounts of Rp 330,451 million in 2010 and Rp 341,204 million in 2009
Piutang subsidi listrik
9,358,747
8,580,474
9.1%
Receivables on electricity subsidy
801,901
478,570
67.6%
Other receivables Inventories - net of allowance for decline in value of Rp 98,898 million in 2010 and Rp 94,557 million in 2009
Piutang lain-lain Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 98.898 juta tahun 2010 dan Rp 94.557 juta tahun 2009 Pajak dibayar dimuka PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
current asset (in rp billion)
9,927,314
9,721,258
2.1%
550,880
236,375
133.1%
Prepaid taxes
23.7%
Prepaid expenses and advances
Biaya dibayar dimuka dan uang muka
826,907
668,318
Piutang istimewa
256,740
0
45,143,194
36,999,493
pihak
Jumlah Aset Lancar
hubungan
Receivables from related parties 22.0%
Total Current Assets
Kas dan setara kas Posisi kas dan setara kas pada tahun 2010 naik sebesar Rp6.673,6 miliar menjadi Rp19.716,8 miliar atau meningkat sebesar 51,2% dari posisi tahun sebelumnya. Kenaikan kas dan setara kas tersebut terutama berasal dari hasil aktivitas operasi tahun 2010, yang naik sampai sebesar 289,% dari posisi tahun 2009, menjadi sebesar Rp22.969,3 miliar. (selanjutnya lihat uraian “Arus Kas”)
Cash and cash equivalents Cash and cash equivalents in 2010 was higher by 51.2% or Rp6,673.6 billion to Rp19,716.8 billion. The increase of cash and cash equivalents mainly came from 2010 operating activities that were up by 289% from 2009 to Rp Rp22.969,3 billion (please refer to “Cash Flow” for further explanation).
Posisi kas pada tahun 2010 terdiri dari kas di tangan sebesar Rp44,6 miliar, ditempatkan di rekening giro
Cash in 2010 consisted of cash in bank of Rp44.6 billion, placed in foreign currency and Rupiah
current accounts of total Rp15,417.7 billion or 78.2% of total cash and cash equivalents. Time deposits amounted to Rp4,299.1 billion or 21.8% of total cash and cash equivalents. Placement of time deposits was with, among others, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk and PT Bank Bukopin. Interest rates of these placements were between 6% and 13.5% for Rupiah time deposits and 3.25%- 4.25% for foreign currency deposits.
Dengan pola penempatan dana seperti tersebut diatas Perusahaan mendapatkan pendapatan bunga sebesar Rp797,4 miliar.
The Company gained interest income of Rp797.4 billion from the above placement.
Piutang subsidi listrik Mengalami peningkatan sebesar 9,1% dari posisi tahun 2009, menjadi sebesar Rp9.358,7 miliar. Kenaikan disebabkan adanya penambahan subsidi seiring dengan program peningkatan rasio elektrifikasi yang dicanangkan oleh Perusahaan dan Pemerintah. Program penyambungan baru yang dicanangkan telah membuat jumlah pelanggan naik sebesar 2,224,690 juta pelanggan baru, sebagian besar diantaranya adalah pelanggan umum yang memerlukan subsidi.
Receivables on Electricity Subsidy This account rose by 9.1% from 2009 to Rp9,358.7 billion, which was due to addition of subsidy in line with the government’s electrification ratio increase program. New connection target increased number of customers by 2.224.690 million, mostly are public customers entitled to the subsidy.
Persediaan Mengalami peningkatan sebesar 2,1% dari tahun 2009, menjadi sebesar Rp9.927,3 miliar. Nilai persediaan terbesar adalah berupa persediaan bahan bakar dan pelumas, yang justru mengalami penurunan, akibat meningkatnya pasokan daya dari PLTA.
Inventory Inventory rose by 2.1% from 2009 to Rp9,927.3 billion. The largest component of inventory is fuel and lubricants, which was lower because of power supply from PLTA.
Beberapa sub akun yang mempengaruhi kenaikan akun persediaan diantaranya adalah naiknya persediaan ”switchgear & jaringan”, “alat ukur, pembatas dan kontrol”, tranformator dan kabel.
Several sub-accounts that caused the inventory increase are switchgear and networking, meter recording device and control equipment, transformers and wire.
Piutang Usaha Piutang usaha Perusahaan pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp2.875,2 miliar, naik 12,9% dari posisi tahun 2009. Menurut kategori pelanggan, piutang ini terdiri dari piutang umum sebesar Rp2.480,6 miliar, piutang Pemerintah sebesar Rp170,0 miliar, piutang BUMN sebesar Rp39,6 miliar dan piutang usaha TNI dan Polri sebesar Rp515,4 miliar.
Trade Receivables Trade receivables in 2010 was Rp2,875.2 billion, or 12.9% higher than 2009. By debtor, trade receivables consisted of public Rp2,480.6 billion, government Rp170.0 billion, state-owned companies Rp39.6 billion, and Indonesian Armed Forces Rp515.4 billion.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
dalam mata uang asing maupun Rupiah sebesar Rp15.417,7 miliar atau 78,2% dari jumlah keseluruhan kas dan setara kas. Deposito berjangka sebesar Rp4.299,1 miliar atau sebesar 21,8% dari jumlah keseluruhan kas dan setara kas. Kas dan setara kas Perusahaan dalam bentuk deposito, ditempatkan diantaranya di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Bukopin. Atas penempatan dana tersebut PT PLN (Persero) mendapatkan bunga antara 6%-13,5% untuk deposito Rupiah dan 3,25%- 4,25% untuk deposito dalam mata uang asing.
177
178
URAIAN
2010
2009
2.480.606
2.347.813
Public
170.014
108.997
Government
Berdasarkan Langganan Umum Pemerintah Badan Usaha Milik Negara TNI dan Polri Jumlah
By Debtor
39.619
28.988
State-owned Companies
515.380
410.864
Indonesian Armed Forces
3.205.619
2.896.662
Total
Penyisihan Piutang Ragu-ragu
(330.451)
(341.204)
Allowance for Doubtful Accounts
Bersih
2.875.168
2.555.458
Net
Seluruh kategori piutang usaha tersebut mengalami kenaikan, hal ini sejalan dengan penambahan jumlah pelanggan dan daya tersambung. PLN memiliki kebijakan untuk melakukan pemutusan aliran listrik jika ada keterlambatan pembayaran pada periode tertentu. Namun demikian, sesuai dengan tingkat kolektibilitas piutang, ada piutang yang telah jatuh tempo lebih dari 360 hari, sehingga PLN harus menyisihkan sejumlah dana piutang ragu-ragu per 31 Desember 2010 sebesar Rp330,45 miliar. PLN terus berupaya menyelesaikan piutang-piutang yang telah jatuh tempo lebih dari 360 hari ini sesuai peraturan yang berlaku.
All sub-accounts were higher due to more customers
Adapun gambaran tingkat kolektibilitas piutang Perusahaan adalah sebagai berikut:
The Company’s collectibility of payables is as shown below:
URAIAN PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
DESCRIPTION
2010
and connection. PLN imposes a policy to terminate electricity supply after certain period of late payment. However, based on collectibility of payables, some payable had been over 360 days late from due date so that the Company had to accrue some allowance for doubtful accounts of Rp330.45 billion as of December 31, 2010. PLN continuously strives to settle payables over 360 days in compliance with prevailing regulations.
2009
DESCRIPTION
Belum Jatuh Tempo
1.079.971
819.676
Not Yet Due
1 s/d 90 Hari
1.609.154
1.575.222
1 to 90 Days
91 s/d 360 Hari
202.504
263.410
91 to 60 Days
313.990
238.354
More than 360 Days
3.205.619
2.896.662
Total
Lebih dari 360 Hari Jumlah Penyisihan Piutang Ragu-ragu
(330.451)
(341.204)
Allowance for Doubtful Accounts
Bersih
2.875.168
2.555.458
Net
Kewajiban Tidak Lancar Kewajiban tidak lancar pada akhir tahun 2010 meningkat sebesar 13,7% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi Rp164.655,2 miliar. Komposisi kewajiban tidak lancar meliputi diantaranya hutang obligasi sebesar 28,3%, hutang bank dan kewajiban jangka menengah sebesar 22,1%, penerusan pinjaman sebesar 13,8%, kewajiban imbalan kerja sebesar
Non-Current Liabilities Non-current liabilities as of 2010 year ended rose by 13.7% from previous year to Rp164,655.2 billion. The component of non-current liabilities include bonds payable of 28.3%, bank loans and medium term notes of 22.1%, two-step loans of 13.8%, employee benefits
9,9%, hutang sewa pembiayaan sebesar 8,6% dan beberapa akun lain dengan jumlah masing-masing kurang dari 7%.
Keterangan
obligation of 9.9%, lease liability of 8.6% and several other accounts totaling less than 7%.
Posisi position
Perubahan changes
Remarks
8,297,478
22.0%
Deferred revenue
9,397,962
6.2%
Deferred tax liabilities - net
2010
2009
Pendapatan ditangguhkan
10,126,136
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
9,979,393
Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Penerusan pinjaman
Long-term liabilities - net of current maturities 19,111,614
19.3%
Two-step loans
2,016,668
2,937,926
-31.4%
Government loans
14,166,649
14,363,539
-1.4%
Lease liability
Hutang bank dan surat hutang jk menengah
36,400,362
23,705,248
53.6%
Bank loans and medium term notes
Hutang obligasi
46,656,045
46,246,024
0.9%
Bonds payable
6,049,046
6,494,843
-6.9%
Electricity purchase payable
0
187,210
-100.0%
Payable to related parties
16,358,885
13,902,579
17.7%
Employee benefits obligation
98,395
138,776
-29.1%
Other payables
164,655,176
144,783,199
13.7%
Total Noncurrent Liabilities
Hutang sewa pembiayaan
Hutang listrik swasta Hutang pihak hubungan istimewa Kewajiban imbalan kerja Hutang lain-lain Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
Hutang obligasi Posisi hutang obligasi jangka panjang hanya mengalami peningkatan sebesar 0,9% dari posisi tahun 2009, menjadi sebesar Rp46.656,0 miliar. Hal ini selain karena adanya sejumlah obligasi yang jatuh tempo dan telah dibayar, pada tahun 2010 Perusahaan juga menerbitkan sejumlah obligasi jangka menengah panjang bernominasi Rupiah.
Bonds Payable Long-term bonds payable only increased by 0.9% from 2009 to Rp46,656.0 billion. This is because several bonds were due and paid in 2010, and also the Company issued some Rupiah mediumterm bonds.
Hutang bank dan surat hutang jangka menengah Mengalami peningkatan cukup besar, 53,6% dari posisi tahun 2009 menjadi sebesar Rp36.400,4 miliar. Peningkatan terutama berasal dari pinjaman dalam rangka program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 Mw tahap 1. Pinjaman ini meningkat 89,7% dari nilai total sebesar Rp19.443.6
Bank Loans and Medium Term Notes This account increased significantly, 53.6% from 2009, to Rp36,400.4 billion, mainly due to loans for the first phase of the 10,000 MW power plant construction fast track program. The loan increased by 89.7% from Rp19,443.6 billion in 2009 to Rp36,889.0 billion before reduction of portions
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
22,803,597
Hutang kepada Pemerintah
179
180
Laba usaha PLN tahun 2010 naik 33,39% menjadi sebesar Rp13.267,0 miliar karena peningkatan pendapatan yang lebih besar dari peningkatan beban usaha
PLN’s operating income in 2010 increased 33.39% to Rp13,267.0 billion, resulted from higher revenue increase than operating
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
expense increase
miliar di tahun 2009 menjadi sebesar Rp36.889,0 miliar, sebelum dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun. Pinjaman berasal dari berbagai bank luar negeri yakni Bank of China Limited, The Export-Import Bank of China dan sindikasi Barclays Bank PLC dengan China Development Bank serta berbagai bank dalam negeri.
maturing within one year. The loan was from various foreign banks, which are Bank of China Limited, The Export-Import Bank of China and syndication of Barclays Bank PLC with China Development Bank and various local banks.
Penerusan Pinjaman Mengalami peningkatan sebesar 19,3% dari posisi tahun 2009 menjadi sebesar Rp22.803,6 miliar. Akun ini merupakan pinjaman luar negeri Pemerintah Republik Indonesia yang tidak diikat jaminan dan diteruskan kepada Perusahaan untuk membiayai proyek-proyek Perusahaan. Peningkatan terjadi dalam rangka program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 Mw tahap 1.
Two-Step Loans Rose by 19.3% from 2009 to Rp22,803.6 billion, this account represents the Government’s non-collateral overseas loan which is used to finance PLN projects. The increase was due to the first phase of 10,000 MW power plants construction fast track.
Penyisihan Imbalan Kerja Perusahaan menerapkan PSAK Nomor 24 (revisi 2004) tentang Imbalan Kerja dalam memperhitungkan manfaat karyawan. Manfaat pensiun yang berakhir sejak 31 Desember 2008 dihitung berdasarkan penilaian aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit. Jumlah penyisihan untuk manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan pada tahun ini naik 17,7% menjadi Rp16.358,9 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp13.902,6miliar.
Accrual for Employee Benefits The Company applies PSAK No. 24 (2004 revision) for the calculation of employee benefit obligation. Retirement benefit for December 31, 2008 year ended was calculated by an independent actuary using the projected unit credit method. Accrual for retirement benefit and employee welfare this year increased by 17.7% to Rp16,358.9 billion from previous year’s Rp13,902.6billion.
Kewajiban Lancar Kewajiban lancar pada akhir tahun 2010 meningkat sebesar 15,9% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi Rp55.319,7 miliar. Komposisi kewajiban lancar meliputi diantaranya hutang usaha kepada pihak ketiga sebesar 22,1%, uang jaminan langganan sebesar 11,8%, hutang obligasi jangka pendek sebesar 7,3%, hutang biaya proyek 7,3%, dan beberapa akun lain.
Current Liabilities Current liabilities as of 2010 year end rose by 15.9% from previous year to Rp55,319.7 billion. Components of current liabilities include payable to third parties 22.1%, customers’ security deposits 11.8%, medium term bonds payable 7.3%, project cost payable 7.3%, and several other accounts.
Posisi position 2010
Perubahan CHANGES
2009
Hutang usaha Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Hutang pajak
Remarks Trade accounts payable
425,173
568,269
-25.2%
Related parties
12,227,842
14,506,739
-15.7%
Third parties
905,656
557,007
62.6%
Taxes payable
5,162,055
4,531,162
13.9%
Accrued expenses
Uang jaminan langganan
6,544,422
5,961,009
9.8%
Customers’ security deposits
Hutang biaya proyek
4,059,224
4,064,956
-0.1%
Project cost payable
Biaya masih harus dibayar
Kewajiban jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun Penerusan pinjaman Hutang kepada Pemerintah
Current maturities of long-term liabilities 2,088,093
2,082,552
0.3%
Two-step loans
293,793
293,793
0.0%
Government loans
Hutang sewa pembiayaan
1,408,607
1,210,483
16.4%
Lease liability
Hutang bank dan surat hutang jk menengah
3,343,493
1,842,542
81.5%
Bank loans and medium term notes
4,045,950
0
Hutang listrik swasta
176,607
175,656
Hutang pihak hubungan istimewa
282,319
0
Kewajiban imbalan kerja
1,438,655
1,566,829
-8.2%
Employee benefits obligation
Hutang lain-lain
12,917,857
10,372,795
24.5%
Other payables
55,319,746
47,733,792
15.9%
Total Current Liabilities
Hutang obligasi
Jumlah Kewajiban Lancar
Bonds payable 0.5%
Electricity purchase payable Payable to related parties
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Keterangan
181
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
182
Hutang usaha kepada pihak ketiga Mengalami penurunan 15,7% dari posisi tahun 2009, menjadi sebesar Rp12.227,8 miliar. Akun ini merupakan kewajiban sehubungan dengan pembelian tenaga listrik, bahan bakar, barang dan jasa. Penurunan terjadi karena kebijakan Perusahaan untuk melakukan pembayaran atas pembelian listrik maupun bahan bakar kepada pemasok utama tersebut.
Trade account payable to third parties Down by 15.7% from 2009 to Rp12,227.8 billion, this account represents the liability arisen from purchase of electricity, fuel, materials and services. Decrease was due to the Government policy to pay purchase of electricity and fuel to primary suppliers.
Uang jaminan langganan Mengalami kenaikan 9,8% dari posisi tahun 2009, menjadi sebesar Rp6.544,4 miliar. Akun ini merupakan uang jaminan langganan yang ditentukan berdasarkan besar daya dan golongan tarif. Uang jaminan langganan akan dikembalikan apabila pelanggan berhenti menjadi pelanggan, dengan memperhitungkan rekening listrik belum dibayar.
Customers Security Deposits Increased 9.8% from 2009’s position to Rp6,544.4 billion, this account represents customers security deposits determined based on connection level and tariff class. Deposits will be returned when customers cease subscription after accounting of unpaid electricity bills.
Peningkatan jumlah pelanggan sekitar 2,2 juta sambungan baru dan daya tersambung yang disalurkan merupakan penyebab utama naiknya nilai akun ini.
The increase of total 2.4 million customers for new connection and existing connection triggered of the increase of this account.
Hutang obligasi jangka pendek Mengalami lonjakan, dari posisi nihil ditahun 2009 menjadi sebesar Rp4.046,0 miliar. Peningkatan terjadi adanya karena pembayaran beberapa obligasi yang diterbitkan PLN.
Short term bond payable The account jumped from nil in 2009 to Rp4,046.0 billion in 2010 due to payment of several PLN bonds.
Hutang bank dan surat hutang jangka menengah Mengalami peningkatan cukup besar, 81,5% dari posisi tahun 2009 menjadi sebesar Rp3.343,5 miliar. Peningkatan terutama berasal dari pinjaman dalam rangka program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 Mw tahap 1. Sebagian besar posisi akun ini juga dicatat pada bagian hutang tidak lancar.
Bank loans and medium term notes The account rose significantly by 81.5% from 2009 to Rp3,343.5 billion mainly the result of loans for the first phase of 10,000 MW power plant construction fast track. Most of this loan was also recorded under non-current liabilities.
Ekuitas dan Kebijakan Struktur Modal
Equity and Capital Structure Policy equity (in rp bilion)
Ekuitas (dAlAm Rp juta)
Keterangan
Posisi position 2010
Perubahan change
2009
Modal saham - nilai nominal Rp1 jt per saham
Capital stock - par value of Rp 1 mio per share
Modal dasar 63.000.000 saham Tambahan modal disetor
Remarks
Authorized - 63,000,000 shares 37,122,096
34,819,299
6.6%
Saldo laba
Additional paid-in capital Retained earnings
Ditentukan Penggunaannya
8,248,328
1,894,149
335.5%
Tidak ditentukan penggunaannya
58,107,990
58,375,483
-0.5%
Jumlah Ekuitas
149,585,568
141,196,085
5.9%
Appropriated Unappropriated Total Equity
Equity Company equity increased by 5.9% from 2009 to Rp149,585.6 billion. Equity consists of subscribed and paid-up capital, additional paid-in capital, and retained earnings. The increase was due to increase in retained earnings and subscribed capital.
Modal Kerja Bersih Tahun 2010 modal kerja Perusahaan adalah sebesar minus Rp10.177 miliar, naik dari modal kerja di tahun 2009 yang minus Rp709 miliar. Kekurangan modal kerja tersebut dipenuhi dari hasil pinjaman.
Net Working Capital In 2010 the Company’s working capital was minus Rp10,177 billion, higher than 2009 of minus Rp709 billion. This lack of working capital was met from loans.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Ekuitas Ekuitas Perusahaan meningkat 5,9% dari posisi tahun 2009 menjadi sebesar Rp149.585,6 miliar. Ekuitas perusahaan terdiri atas modal ditempatkan dan disetor penuh, tambahan modal disetor dan saldo laba. Peningkatan ekuitas terjadi karena adanya tambahan dari saldo laba dan peningkatan modal disetor.
183
184
ARUS KAS CASH FLOW Perusahaan mencatat arus kas positif pada tahun 2010, sebesar Rp6.673,6 miliar, seperti tampak pada tabel dibawah, dengan penjelasan sebagai berikut.
The Company recorded positive cash flow in 2010, that is Rp6,673.6 billion, as shown in the table below.
Arus Kas (dAlAm Rp juta)
Keterangan Kas Bersih Diperoleh Aktivitas Operasi
2010 Dari
2009
Perubahan changes
Remarks
22,969,258
5,898,187
289.4%
Net Cash Provided by Operating Activities
-30,720,965
-30,566,969
0.5%
Net Cash Used in Investing Activities
14,425,309
31,324,351
-53.9%
Net Cash Provided by Financing Activities
Kenaikan/(penurunan) bersih kas dan setara kas
6,673,602
6,655,569
0.3%
Net Increase In Cash And Cash Equivalents
Saldo awal kas dan setara kas
13,043,196
6,387,627
104.2%
Cash and cash equivalent at beginning of year
Saldo akhir kas dan setara kas
19,716,798
13,043,196
51.2%
Cash And Cash Equivalents At End Of Year
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi Kas Bersih Diperoleh Aktivitas Pendanaan
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
cash flow (in rp billion)
Dari
Dari kegiatan operasi Perusahaan diperoleh arus kas masuk bersih sebesar Rp22.969,3 miliar. Arus kas masuk dari kegiatan operasional berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp107.113,1 miliar, penerimaan subsidi listrik sebesar Rp54.153,1 miliar, penerimaan bunga sebesar Rp797,4 miliar dan penerimaan restitusi pajak penghasilan sebesar Rp 29,9 miliar. (Lihat catatan “Pendapatan”).
Net cash from Operating Activities was Rp22,969.3 billion, which consisted of cash receipt from customers Rp107,113.1 billion, government subsidy received Rp54,153.1 billion, interest received Rp797.4 billion and income tax restitution received Rp29.9 billion (Please refer to “Revenues”).
Dana dari hasil operasional tersebut kemudian digunakan untuk membayar kepada para pemasok sebesar Rp120.387, miliar, membayar gaji karyawan sebesar Rp10.510,5 miliar, digunakan untuk aktivitas operasi sebesar Rp23.785,1 miliar, membayar bunga pinjaman dan obligasi Rp7.327,0 miliar dan membayar pajak penghasilan sebesar Rp897,2 miliar.
Cash from operating activities above then became cash paid to suppliers Rp120,387 billion, cash paid to employees Rp10,510.5 billion, cash used in operations Rp23,785.1 billion, payment of loan interests and bond coupons Rp7,327.0 billion, and payment of income tax Rp897.2 billion.
Kas yang digunakan untuk kegiatan investasi meingkat 0,5% menjadi sebesar Rp30.721,0 miliar, terutama berasal dari kegiatan pembelian aset tetap dan pelaksanaan pembangunan proyek pembangkitan maupun pembangunan proyek transmisi, didtribusi dan gardu induk. Dalam kegiatan
Cash for Investing Activities rose by 0.5% to Rp30,721.0 billion, mainly for purchase of property, plant and equipment, implementation of construction in progress for power plant, transmission, distribution and main station projects. The Company booked withdrawal of restricted cash
investasi ini Perusahaan melakukan penarikan dana dari rekening bank dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya sebesar Rp 963, 0 miliar dan pencairan investasi jangka pendek sebesar Rp855,6 miliar.
in banks and time deposits in the amount of Rp963.0 billion and withdrawal of short-term investments of Rp855.6 billion. Cash from Financing Activities increased by Rp14,425.3 billion, primarily from proceeds from issuance of bonds Rp6,000.0 billion and proceeds from bank loans Rp17,981.7 billion. Cash outflow included payment of dividends of Rp4,000 million payment of two-step loans of Rp2,068.9 billion, payment of bank loans of Rp1,842.5 billion and payment of lease installments of Rp1,169.5 billion.
Perusahaan meningkat 5,9% dari posisi tahun 2009 menjadi sebesar Rp149.585,6 miliar
Company equity increased by 5.9% from 2009 to Rp149,585.6 billion
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Dari sisi pendanaan, PLN mencatat kenaikan kas bersih sebesar Rp14.425,3 miliar, terutama berasal dari hasil emisi obligas sebesar Rp6.000,0 miliar dan perolehan pinjaman dari bank sebesar Rp17.981,7 miliar. Dari aktivitas pendanaan ini, Perusahaan mengeluarkan kas, meliputi: sejumlah Rp4.000 miliar sebagai dividen, membayar dana pinjaman penerusan sebesar Rp2.068,9 miliar, membayar hutang bank sebesar Rp1.842,5 miliar dan membayar angsuran sewa pembiayaan sebesar Rp1.169,5 miliar.
Ekuitas
185
186
RASIO-RASIO KEUANGAN FINANCIAL RATIOs Keterangan
2010
2009
Perubahan changes
Rasio Likuiditas
Liquidity Ratio
Rasio Lancar
81.60%
77.51%
4.09%
Rasio Kas
37.14%
30.92%
8.42%
Solvabilitas
Current Ratio Cash Ratio Solavability
Jumlah kewajiban jumlah aset
terhadap
Jumlah kewajiban jumlah ekuitas
terhadap
59.52%
57.69%
1.83%
Debt to assets
125.06%
113.31%
10.71%
Debt to equity
Profitabilitas
Profitability
Marjin laba kotor
12.72%
10.87%
1.85%
Gross profit margin
Marjin laba usaha
10.93%
13.34%
-2.40%
Operational profit margin
Marjin laba bersih
9.67%
11.32%
-1.64%
Net profit margin
7.18%
7.91%
-0.59%
Return to equity
2.73%
3.10%
-0.37%
Return to assets
Perputaran persediaan (hari)
35
39
(4)
Inventory turn-over (days)
Perputaran piutang (hari)
10
10
(0)
Account receivable turn-over (days)
44
60
(16)
Account payable turn-over (days)
Rentabilitas Rasio laba terhadap ekuitas Rasio laba terhadap aset
Rentability
Rasio Operasional
Perputaran hutang usaha (hari)
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Remarks
Operational Ratio
Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo, dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Tahun 2010 rasio likuiditas Perusahaan adalah sebesar 81,6 %, meningkat dari posisi 77,51% di tahun 2009. Hal ini menunjukkan semakin membaiknya kemampuan Perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Liquidity This ratio shows the Company’s capability to meet short term liabilities and is calculated as current assets divided by current liabilities. 2010 liquidity was 81.6%, higher than 2009’s 77.51%. This indicates higher capability to meet short term liabilities.
Solvabilitas Menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang yang akan jatuh tempo. Rasio solvabilitas dihitung dengan membandingkan total kewajiban terhadap total aset. Kenaikan kewajiban pada tahun 2010 menyebabkan solvabilitas Perusahaan terhadap aset naik menjadi 59,52%
Solvability This ratio represents the Company’s capability to meet short term and long term liabilities. Solvability ratio is calculated as total liabilities divided by total assets. Company solvability in 2010 rose to 59.52% from 2009’s 57.69% due to increase of
liabilities. Solvability to equity was 125.06%, rose from 113.31% in 2009. This shows the Company’s high capability to meet its liabilities.
Rentabilitas Rasio ini menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Rentabilitas terhadap ekuitas (Return On Equity) menjadi 7,18% turun dari angka 7,91% pada 2009.
Rentability This ratio shows the Company’s capability to produce net income from available resources. Return on Equity was down to 7.18% from 7.91% in 2009.
Rentabilitas terhadap aset (Return on Asset) juga mengalami penurunan, yaitu menjadi 2,73% dari angka tahun 2009 yang sebesar 3,10%. Hal ini menunjukkan kemampuan mencetak laba perusahaan masih belum bisa mengimbangi penambahan ekuitas dan penambahan aset. Keterbatasan penyesuaian tarif listrik yang sesuai dengan kondisi lapangan adalah salah satu penyebab turunnya rentabilitas tersebut.
Return on Assets was also down to 2.73% from 3.10% in 2009. This indicates the Company’s capability to produce net income has not matched the increase in equity and assets. One of the causes is limitation in imposing higher electricity tariff to represent field conditions.
Profitabilitas Rasio profitabilitas tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009 sebagaimana tampak pada tabel di atas. Hal ini menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam optimalisasi laba dari penjualan masih belum baik.
Profitability Compared to 2009, profitability ratios were lower in 2010 as shown in the table above. This indicates that the Company was not able to maximize net income.
Kolektibilitas Piutang Tingkat kolektibilitas piutang dihitung dengan membandingkan total piutang terhadap total hasil penjualan. Dengan perhitungan tersebut tingkat kolektibilitas piutang (AR DOH) Perusahaan adalah sebesar 10 hari, sama dengan posisi tahun sebelumnya.
Collectibility of Payables Collectibility of payables is calculated by comparing total payables to total sales. Based on such calculation, the Company’s collectibility of payables level in 2010 was 10 days, similar to the previous year.
Realisasi Belanja Modal realization of capital expenditure Belanja modal dilaksanakan oleh PLN dalam rangka mempertahankan tingkat produksi dan efisiensi operasi, termasuk antara lain perbaikan gardu, transmisi, distribusi maupun perawatan rutin dari pembangkit listrik. Jumlah investasi rutin pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 42,2 miliar, turun 10,6 % dari tahun 2009.
Capital expenditure was realized to enhance production and operational efficiency, including repair of main stations, transmission, distribution, and routine maintenance of power plants. The realization in 2010 was Rp42.2 billion, down by 10.6% from 2009.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
dari 57,69% ditahun 2009. Sedang solvabilitas terhadap ekuitas adalah 125,06%, naik dari posisi 113,31% di tahun 2009. Hal ini menunjukkan kemampuan Perusahaan yang tetap tinggi dalam mengendalikan pemenuhan kewajibannya.
187
188
Investasi pengembangan dilakukan dengan tujuan mengembangkan usaha dan meningkatkan daya listrik yang pada akhirnya adalah menaikan tingkat elektrisitas secara nasional., mencakup: • Pembangunan beberapa stasiun pembangkit listrik baru dalam rangka percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap pertama. • Pembangunan pembangkitan PLTP Sarulla 300 MW, PLTGU Muara Tawar 2 x 100 MW Extension Project, PLTGU Tanjung Priok 740 MW Extension Project, Rehabilitasi PLTGU Muara Karang 2 x 200 MW dan Rehabilitasi PLTU Suralaya 4 x 400 MW. • Pembangunan proyek jaringan transmisi T/L 500 Kv Jawa – Bali, T/L 150 Kv untuk luar JawaBali, proyek gardu induk 150 Kv serta proyek interkoneksi jaringan. • Pelaksanaan proyek jaringan distribusi tegangan menengah dan rendah 20 Kv serta proyek gardu distribusi. • Perbaikan sarana distribusi. • Perbaikan sarana transmisi.
Development investments were performed to develop business and increase power, which in turn will national electrification ratio. The activities included: • Construction of new power plants related to the first phase of 10,000 MW power plants construction fast track. • Construction of PLTP Sarulla 300 MW, PLTGU Muara Tawar 2 x 100 MW Extension Project, PLTGU Tanjung Priok 740 MW Extension Project, Rehabilitation of PLTGU Muara Karang 2 x 200 MW and PLTU Suralaya 4 x 400 MW. • Construction of transmission network T/L 500 Kv Jawa – Bali, T/L 150 Kv outside Java – Bali, 150 Kv main station projects, and interconnection network project. • Implementation of 20Kv medium and low voltage distribution network and distribution stations. • Repair of distribution infrastructure. • Repair of transmission infrastructure.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Pendanaan funding Dalam mengembangkan kemampuan usaha, Perusahaan terus berupaya meningkatkan sarana penyediaan tenaga listrik dengan pendanaan dari berbagai sumber. Pada umumnya ada 5 sumber pendanaan yang digunakan oleh Perusahaan, yakni: • Pinjaman penerusan (Two step loan) • Pinjaman kepada pemerintah. • Pinjaman dari perbankan. • Pinjaman dari lembaga pembiayaan / leasing. • Penerbitan obilgasi.
To develop business capability, the Company strives to enhance electricity provision infrastructure through funding from various resources. In general, the Company resorts to 5 funding resources, which are: • Two-step loans • Government loans • Bank loans • Leasing • Issuance of bonds
Pada tahun 2010, Perusahaan telah mendapatkan dana pinjaman penerusan sebesar Rp3.697,5 miliar untuk membiayai proyek percepatan pembangkit 10.000 MW tahap 1. Selan itu dengan tujuan yang sama Perusahaan telah menarik dana pinjaman perbankan sebesar Rp17.981,7 miliar dan telah menerima dana hasil penerbitan obligasi selama tahun 2010 sebesar Rp6.000 miliar.
In 2010 the Company acquired two-step loans amounted to Rp3,697.5 billion for financing the first phase of 10,000 MW power plant construction fast track. The Company also acquired bank loans of Rp17,981.7 billion and received funds from bond issuance in 2010 amounted to Rp6,000 billion.
kinerja anak perusahaan performance of subsidiaries Berikut ini adalah data ringkas kinerja keuangan Anak Perusahaan pada tahun 2010.
The following is summary of Subsidiaries Performance in 2010.
Laporan Keuangan Anak Perusahaan PT PLN (Persero) Tahun 2010 (Juta Rp)
Summary of Financial Statements of PLN Subsidiaries in 2010 (Rp million)
Uraian Description
PT IP
Total Aktiva Total Assets
32.480.666
17.917.109
507.382
310.293
92.867
162.466
205.591
45.412.353.594
Aktiva Lancar Current Assets
19.354.570
21.477.265
454.948
1.473.743
141.283
3.163
155,14
44.801.906.302
Aktiva Tidak Lancar Noncurrent Assets
52.349.562
39.394.374
1.524.431
1.968.775
250,449
154,216
206.180
610.447.292 0
Total Ekuitas dan Kewajiban Total Equity and Liabilities
44.295.770
35.085.715
640.440
1.196.583
44.727
132.168
46.501
45.412.353.594
Ekuitas Equity
106.104
1.855
-
-
-
-
-
19.548.268.381
Hak Minoritas Minority Interest
4.110.839
2.199.420
398.101
293.962
22.315
31.869
159.663
-
Kewajiban Lancar Current Liabilities
3.836.672
2.107.384
202.240
478.229
158.507
1.592
15,84
25.864.085.213
PT PJB
PT PLN Batam
PT ICON+
PT PLN Tarakan
PT PLN Enjiniring
PT PLN Batubara
-
LABA (RUGI)
EARNINGS (LOSS)
Pendapatan Usaha Operating Revenues
33.018.675
18.851.613
474.026
1.508.106
178.326
112.268.499
9.462
42.707.639.260
Beban Usaha Operating Expenses
1.492.559
1.012.776
14.578
121.513
(5.520)
55.330.529
37.330
42.175.225.834
Laba (Rugi) Usaha Gain (Loss) from Operations
1.051.396
1.039.590
115
116.728
(6.578)
42.565.792
30.565
532.413.426
Laba (Rugi) Bersih Gain (Loss)
32.480.666
17.917.109
507.382
310.293
92.867
162.466
205.591
855.438.106
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Kewajiban Tidak Lancar Noncurrent Liabilities
PT PLN Geothermal
189
190
INFORMASI MATERIAL MATERIAL INFORMATION PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT 10.000 MW PLN kini tengah melaksanakan Program Percepatan 10.000 MW Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik, mencakup investasi pembangkit dan investasi jaringan. Dalam upaya meningkatkan kapasitas pembangkit listrik bagi pemenuhan kebutuhan akan listrik yang terus meningkat, serta dalam upaya mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 25-30 triliun per tahun, Pemerintah telah mengeluarkan ketetapan untuk membangun pembangkit listrik batubara (non BBM) melalui Ketetapan Presiden No.71 tahun 2006.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Ketetapan ini kemudian diubah melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 59 Tahun 2009 tanggal 23 Desember 2009, Pemerintah menugaskan Perusahaan untuk membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara di 42 lokasi di Indonesia, meliputi 10 pembangkit dengan jumlah kapasitas 6.900 MW di Jawa - Bali dan 26 pembangkit dengan jumlah kapasitas 2.252 MW di luar Jawa – Bali. Proyek ini akan beroperasi dalam kurun waktu 2010 hingga 2014. Salah satu diantaranya yaitu Proyek PLTU Labuan telah beroperasi ditahun 2010. Pendanaan Proyek Dari sisi pendanaan, proyek percepatan 10.000 MW PLN tersebut telah mengalami kemajuan yang signifikan.Seluruh pendanaan proyek percepatan tersebut telah mendapatkan kepastian pendanaan. Untuk proyek terkait pembangkitan, kebutuhan pendanaan dari sisi mata uang asing telah dipenuhi secara total sejumlah US$ 5,1 miliar dan untuk mata uang lokal telah terpenuhi sejumlah Rp 21,7 triliun. Sedangkan untuk proyek terkait transmisi, kebutuhan pendanaan dengan mata uang asing telah terpenuhi total sebesar US$ 346 juta dan untuk mata uang lokal juga sepenuhnya tersedia sebesar Rp 12,17 triliun. 85% dari total pendanaan yang dibutuhkan untuk melancarkan proyek percepatan ini berasal dari perjanjian pinjaman penyediaan kredit yang sepenuhnya dijamin oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia (PP) No. 91 Tahun 2007 pengganti dari PP No. 86 Tahun 2006, tentang Pemberian Jaminan Pemerintah untuk Percepatan Pembangunan
Dari sisi pendanaan, proyek percepatan 10.000 MW PLN tersebut telah mengalami kemajuan yang signifikan
10,000 MW Fast Track PROGRAM
PLN is currently carrying out the fast track construction of 10,000 MW power plants, which represents investment in power plant and network. In the effort to enhance power plant capacity to meet the increasing need of electricity, and also to reduce oil fuel consumption by Rp25-30 trillion each year, the Government has decided to build non oil fuel power plants. The decision was stipulated in Decree of President No. 71 Year 2006.
Project Funding The 10,000 MW fast track program has made significant progress in term of funding. All funding need of this project has been secured. Foreign currency denominated funding need of generating project amounts to US$5.1 billion, while the Rupiah need is Rp21.7 trillion. As for transmission project, the foreign currency need is US$346 million and the Rupiah need Rp12.17 trillion. 85% of the total required funding is provided through loan agreement fully guaranteed by the Government as stipulated by Regulation of President (“PP”) No. 91 Year 2007, that replaced PP No. 86 Year 2006, concerning
The 10,000 MW fast track program has made significant progress in term of funding
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
This decree was later changed through Decree of President No. 59 Year 2009 dated December 23, 2009, in which the Government assigns PLN to build coal fuel steam power plants (“PLTU”) in 42 locations in Indonesia. The assignment consists of 10 power plants with total capacity of 6,900 MW in Java-Bali and 26 power plants with total capacity of 2,252 MW outside Java-Bali, which will operate between 2010 and 2014. One of the PLTUs already started operation in 2010.
191
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
192
Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara. Dan sisanya, 15% bersumber dari keuangan internal PLN.
Government Guarantee for Fast Track Construction of Coal Based Power Plants. The remaining 15% is met by PLN’s internal finance.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan telah membayar uang muka sebesar US$ 832 juta dan Rp 4.394.840 juta untuk 33 kontrak EPC, atau sekitar 15% dari jumlah nilai kontrak, yang dicatat sebagai pekerjaan dalam pelaksanaan. Uang muka tersebut didanai dari hasil penerbitan Obligasi Terjamin dan penarikan fasilitas kredit program percepatan.
Up to December 31, 2010 the Company has paid total down payment of US$832 million and Rp4,394,840 million for 33 EPC contracts, which represents 15% of total contract value and accounted as work in progress. This down payment is funded from issuance of Guaranteed Note issuance and withdrawal of fast track credit facility.
Di Tahun 2010, Perusahaan telah menandatangani 301 kontrak untuk peningkatan dan pembangunan transmisi baru dan gardu induk di Jawa dan luar Jawa. Proyek ini dibiayai melalui dana sendiri dan penarikan fasilitas kredit perbankan.
In 2010 PLN signed 301 contracts for improvement and construction of new transmission and main stations in Java and outside Java. This project is funded internally and through withdrawal of credit facility.
Sedangkan pada kontrak konstruksi rutin untuk tambahan pembangkit listrik dan pengembangan jaringan transmisi dan distribusi, dibiayai melalui dana sendiri dan pihak luar melalui pinjaman luar negeri, bantuan dan proyek investasi sebagai bagian dari anggaran belanja negara.
Contracts for routine construction of additional power plants and development of transmission and distribution network are funded internally and externally through foreign loan, aid and investment project as part of State Buget.
Perkembangan Pembangunan 10.000 MW Di tahun 2010, dari total 42 lokasi yang akan dikembangkan, PLN akan membangun sebanyak 37 Lokasi sedangkan 5 lokasi lainnya akan dikembang oleh IPP. Saat ini PLN telah menandatangani 34 kontrak EngineeringProcurement and Construction (EPC) meliputi 10 pembangkit tenaga listrik dengan jumlah kapasitas 7.490 MW di Jawa - Bali dan 24 pembangkit tenaga listrik dengan jumlah kapasitas 2.031 MW di luar Jawa – Bali. Berdasarkan kontrak EPC tersebut, Perusahaan diharuskan membayar uang muka sekitar 15% dari nilai kontrak dan 85% akan didanai melalui fasilitas kredit perbankan.
10,000 MW Construction Progress In 2010 PLN developed 37 out of planned locations, leaving the remaining 5 to be developed by Independent Power Producers (IPP). PLN has signed 34 Engineering Procurement and Construction (EPC) contracts for 10 power plants with total capacity of 7,490 MW in Java-Bali and 24 power plants with total capacity of 2,031 MW outside Java-Bali. The Company has to pay a down payment of 15% of the EPC contract value and fund the remaining 85% credit facility from banks.
Di tahun 2010, terdapat tambahan sebesar 1.890 MW dari proyek percepatan di Jawa Bali, yakni dari PLTU 2 Banten (Labuan) 2 x 300 MW, PLTU 1 Jateng (Rembang) 2 x 315 MW dan PLTU 1 Jabar (Indramayu) 2 x 330 MW yang masuk dalam Program Percepatan 10.000 MW Tahap I.
Year 2010 also saw power addition of 1,890 MW in Java Bali, which is realized from PLTU 2 Banten (Labuan) 2 x 300 MW, PLTU 1 Jateng (Rembang) 2 x 315 MW and PLTU 1 Jabar (Indramayu) 2 x 330 MW that belong to the First Batch of 10,000 MW Fast Tract Program.
Proyek PLTU yang berlokasi diluar Jawa mengalami keterlambatan karena:
PLTU projects outside Java were behind schedule because of:
1. Keterlambatan penyediaan lahan yang berakibat kegiatan pelaksanaan tertunda, lokasi proyek harus dipindah. 2. Keterlambatan pembukaan L/C dan keterlambatan pembayaran diakibatkan ketidaksiapan pendanaan untuk proyek karena likuiditas PLN terpakai untuk menalangi pembayaran proyekproyek di Jawa yang sudah mendesak. Proyekproyek di Jawa tersebut didanai oleh pinjaman dari Cina tetapi dana tersebut belum siap pada saat diperlukan.
1. delay in land acquisition, resulted in postponement of project and change of project location; and 2. delay in L/C issuance and delay of payment, resulted from unavailability of project funding because company liquidity was already used to funding urgent projects in Java. These projects were actually funded through loan from China, but the fund was not ready when needed.
proyek PLTU Program Percepatan 10.000 MW Tahap I
NO 1
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
PLTU/Steam Power Plant 2 Banten Labuan PLTU/Steam Power Plant 1 Jateng Rembang PLTU/Steam Power Plant 1 Jabar – Indramayu PLTU/Steam Power Plant 1 Banten – Surabaya PLTU/Steam Power Plant 3 Banten – Lontar PLTU/Steam Power Plant 3 Jatim – T.J. Awar-awar PLTU/Steam Power Plant 1 Jatim – Pacitan PLTU/Steam Power Plant 2 Jabar – Pelabuhan Ratu PLTU/Steam Power Plant 2 Jateng – Adipala PLTU/Steam Power Plant 2 Jatim – Paiton PLTU/Steam Power Plant 2 Sumatera Utara- Pangkalan Susu PLTU/Steam Power Plant 1 Kepri – Tj. Balai Karimun
KAPASITAS (MW) CAPACITY (MW)
SASARAN OPERASI OPERATION TARGET
KONTRAKTOR CONTRACTOR
2 x 300
September 2009 & Desember 2009 September 2009 & December 2009
CECC & Truba Jurong
3 x 315
December 2009 & Februari 2010 December 2009 & February 2010
Zelan Holding Jo
2 x 330
September 2009 & Desember 2009 September 2009 & December 2009
1 x 625
Maret 2010 March 2010
3 x 315
Februari 2011, Mei 2001 & Agustus 2011 February 2011, May 2001 & August 2011
2 x 315
Oktober 2010 & Januari 2011 October 2010 & January 2011
Sinomach JO
3 x 315
Juni 2011 & September 2011 June 2011 & September 2011
Dongfang & Dalle
3 x 350
Februari 2011, Mei 2001 & Agustus 2011 February 2011, May 2001 & August 2011
1 x 600
Januari 2012 January 2012
1 x 660
Maret 2010 March 2010
2 x 220
Agustus 2010 & November 2010 August 2010 & November 2010
2x7
Maret 2010 & Mei 2010 March 2010 & May 2010
CNEEC & Sinomach CNTIC Consortium -
Shanghai Electric -
Harbin Power
-
Shangdong & Rekadaya
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
4
NAMA NAME
Steam Power Plant projects of 10,000 MW Acceleration Program Phase I
193
194
NO
13
14
15
16
17
18
PLTU/Steam Power Plant Nangroe Aceh Darussalam – Meulaboh PLTU/Steam Power Plant 1 Riau – Bengkalis PLTU/Steam Power Plant 2 Riau – Selat Panjang PLTU/Steam Power Plant 2 Kalbar – Bengkayang PLTU/Steam Power Plant Kalsel – Asamasam #3 & 4 PLTU/Steam Power Plant 1 Kalteng – Pulang Pisau
KAPASITAS (MW) CAPACITY (MW)
SASARAN OPERASI OPERATION TARGET
KONTRAKTOR CONTRACTOR
2 x 110
November 2010 & Februari 2011 November 2010 & February 2011
Sinahyono Corporation
2 x 10
Oktober 2010 & Desember 2010 October 2010 & December 2010
-
2x7
Oktober 2010 & Desember 2010 October 2010 & December 2010
PT Boulevard
2 x 25
Juni 2010 & Agustus 2010 June 2010 & August 2010
2 x 65
Agustus 2010 & Oktober 2010 August 2010 & October 2010
Wijaya Karya Chengda
2 x 60
Agustus 2010 & Oktober 2010 August 2010 & October 2010
CNHMS & Mega Power
-
19
PLTU/Steam Power Plant Kalbar
2 x 50
Agustus 2011 & Oktober 2011 August 2011 & October 2011
-
20
PLTU/Steam Power Plant 1 NTB – Bima
2 x 10
Juli 2010 & September 2010 July 2010 & September 2010
-
21
PLTU/Steam Power Plant 2 NTB – Lombok
2 x 25
Agustus 2010 & Oktober 2010 August 2010 & October 2010
-
22
PLTU/Steam Power Plant 1 NTT – Ende
2x7
23
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
NAMA NAME
24
25
26
27 28 29
30
PLTU/Steam Power Plant 2 NTT – Kupang PLTU/Steam Power Plant Sumatera Barat – Teluk Sirih PLTU/Steam Power Plant Lampung – Tarahan Baru PLTU/Steam Power Plant 3 Babel – Belitung PLTU/Steam Power Plant 4 Babel – Belitung PLTU/Steam Power Plant Gorontalo PLTU/Steam Power Plant 2 Sulut Amurang PLTU/Steam Power Plant Sulteng Kendari
Februari 2010 & April 2010 February 2010 & April 2010
2 x 16.5
Agustus 2010 & Oktober 2010 August 2010 & October 2010
2 x 112
April 2011 & Juni 2011 April 2011 & June 2011
2 x 100
Shangdong & Rekadaya PT Poeser Indonesia -
PT Adi Karya
2 x 30
Oktober 2010 & Desember 2010 October 2010 & December 2010
2 x 16.5
Juni 2010 & Agustus 2010 June 2010 & August 2010
PT Poeser Indonesia
2 x 25
Januari 2010 & Maret 2010 January 2010 & March 2010
Meta Epsi
2 x 25
November 2009 & Januari 2010 November 2009 & January 2010
Wijaya Karya
2 x 10
Januari 2010 & Maret 2010 January 2010 & March 2010
Shangdong & Rekadaya
-
NO 31 32
33
34 35 36 37
NAMA NAME
KAPASITAS (MW) CAPACITY (MW)
PLTU/Steam Power Plant Sulsel - Barru
2 x 50
PLTU/Steam Power Plant Maluku Utara - Tidore
2x7
Juni 2010 & Agustus 2010 June 2010 & August 2010
2 x 10
Agustus 2010 & Oktober 2010 August 2010 & October 2010
2 x 15
Tender Process
-
2x7
Tender Process
-
2 x 15
Re-tender Pre-qualification Process
-
2x7
Re-tender Pre-qualification Process
-
PLTU/Steam Power Plant 2 Papua Jayapura PLTU/Steam Power Plant Maluku PLTU 1/Steam Power Plant 1 Papua PLTU/Steam Power Plant Maluku PLTU/Steam Power Plant 1 Papua
SASARAN OPERASI OPERATION TARGET
KONTRAKTOR CONTRACTOR
November 2010 & Januari 2011 November 2010 & January 2011
Hubai - Bagus Karya Modern WidyaBoustead Maxitherm Industries
PEMBANGKIT LISTRIK SWASTA INDEPENDENT POWER PRODUCER Since 1990 PLN’s capability to invest in generating has been very limited that private sector is compelled to participate in electricity production as Independent Power Producer (IPP). PLN’s cooperation with IPP on electricity supply for PLN system is conducted through Power Purchase Agreement (PPA).
Tahap-tahap yang dilalui dalam pengembangan IPP terangkum sebagai berikut: • Tahap Pertama IPP (1992–1998) Dari 27 pihak pengembang IPP yang telah menandatangani PPA, 15 pihak pengembang telah berhasil sampai pada tahap operasi. IPP pertama berhasil beroperasi secara komersial pada tahun 1997. Tingkat keberhasilan tercatat sekitar 59,2%. • Periode 1998–2004 Tidak ada penandatanganan PPA pada periode ini. • Tahap Kedua IPP (2005-2010) Sebanyak 45 pihak pengembang telah menandatangani PPA dengan PLN, 17 pengembang telah berhasil masuk dalam fase konstruksi dan operasi, sedangkan 28 pengembang masih dalam tahap pendanaan.
Development of IPP has gone through the following phases: • IPP First Phase (1992–1998) Out of 27 IPP developers that sign PPA contract with PLN, 15 has reached operational stage. IPP started commercial operation in 1997. Success rate was about 59.2% • Period of 1998–2004 Due to the Company’s financial crisis, no PPA signed in this period • IPP Second Phase (2005-1010) 45 developers have signed PPA with PLN, 17 developers has succeeded in conducting operation and construction phase, while the other 28 were in funding phase.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Sejak tahun 1990 kemampuan investasi PT PLN (Persero) di bidang pembangkitan sangat terbatas sehingga banyak pihak swasta didorong untuk dapat berpartisipasi dalam sektor pembangkitan tenaga listrik sebagai Independent Power Producer (IPP). PLN telah terlibat dalam kegiatan dengan Independent Power Producers (IPP) dalam hal pasokan listrik kepada system PLN melalui Power Purchase Agreement (PPA).
195
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
196
Hingga akhir tahun 2010, sebanyak 24 IPP telah beroperasi dengan total daya sejumlah 4.761 MW, atau sekitar 17,70% dari total kapasitas terpasang nasional sebesar 26,895 MW.
24 IPP were operating as at end of 2010, producing total power of 4,761 MW, representing 17.70% of total domestic nameplate capacity of 26.895 MW.
Dari IPP yang sudah beroperasi, 10 IPP beroperasi di sistem Jawa-Bali dengan kapasitas total sebesar 3997 MW, 5 IPP beroperasi di Sumatera dengan kapasitas total sebesar 253 MW, 1 IPP beroperasi di Kalimantan dengan kapasitas total sebesar 45 MW ,5 IPP beroperasi di Batam dengan kapasitas total sebesar 181 MW, dan 3 IPP beroperasi di Sulawesi dengan kapasitas total sebesar 285 MW.
10 IPP were operating in Java-Bali with total capacity of 3,997 MW, 5 IPP in Sumatera with total capacity of 253 MW, 1 IPP in Kalimantan with total capacity of 45 MW, 5 IPP in Batam with total capacity of 181 MW, and 3 IPP in Sulawesi with total capacity of 285 MW.
Di samping itu, 18 IPP berkapasitas total sebesar 4.502 MW berada dalam tahap konstruksi, di mana 6 IPP di antaranya berlokasi di sistem Jawa-Bali dengan kapasitas sebesar 2.270MW, 6 IPP di Sumatera dengan kapasitas total sebesar 1.387 MW, 2 IPP di Kalimantan dengan total kapasitas sebesar 100 MW, ditambah 2 IPP lainnya di Sulawesi dengan kapasitas total sebesar 395 MW dan 1 IPP berlokasi di Kepulauan Batam dengan total kapasitas sebesar 110 MW.
In addition, 18 IPP with sum total capacity of 4,502 MW were in construction process, 6 of which were located in Java-Bali with total capacity of 2,270 MW, 6 IPP in Sumatera with total capacity of 1,387 MW, 2 IPP in Kalimantan with total capacity of 100 MW, 2 other IPP in Sulawesi with total capacity of 395 MW, and 1 IPP in Batam with total capacity of 110 MW.
Meliputi kontrak dengan 25 IPP, terdiri dari 14 IPP dalam tahap pembangunan dan 11 IPP dalam tahap pembiayaan, berlokasi diberbagai daerah di Indonesia, menggunakan bahan bakar batu bara, panas bumi dan mini hydro dengan kapasitas masing-masing pembangkit kurang dari 50 MW.
25 other IPP were under contract, consisting of 14 IPP in construction process and 11 IPP in financing process, located in various areas of Indonesia, using coal, geothermal and hydro fuel, each with a capacity of less than 50 MW.
Di tahun-tahun mendatang, IPP akan memberikan kontribusi yang semakin meningkat dalam memasok tenaga listrik berbasis energi terbarukan pada sistem kelistrikan PT PLN (Persero) dan akan terus berperan penting dalam pengembangan kelistrikan di Indonesia.
In the future, IPP will take more important contribution in supplying renewable energy based electricity for PLN and for electricity development in Indonesia.
Kerja Sama Dengan Berbagai Pihak cooperation with external parties PLN telah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka menujang kelancaran bisnis perusahaan yaitu:
PLN has entered into cooperation with various parties to sustain going forward of the Company business:
Kerja sama dengan sesama BUMN Kerjasama dengan sesama BUMN baik yang dilakukan oleh Perusahaan unit PLN dan anak perusahaan terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Kerjasama tersebut dilakukan dengan:
Cooperation with fellow SOEs The following forms of cooperation have been signed and will be intensified by PLN and its subsidiaries:
Sejak tahun 1990 kemampuan investasi PT PLN (Persero) di bidang pembangkitan sangat terbatas sehingga banyak pihak swasta didorong untuk dapat berpartisipasi dalam sektor pembangkitan tenaga listrik sebagai Independent Power Producer (IPP)
Since 1990 PLN’s capability to invest in generating has been very limited that private sector is compelled to participate in electricity production as Independent Power Producer (IPP)
• Cooperation with PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk for customer service through call center 123, and also with PT Indosat (Persero) Tbk in telecommunication through electricity network and fibre optic. • Cooperation with Perum Otorita Jatiluhur in management of PLTA Jatiluhur and PT Pusri (Persero) for electricity purchase. • Cooperation with PT Pertamina (Persero) for all oil fuel supply and with PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk for some gas supply. • Cooperation with PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk for most coal supply.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
• PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk untuk bidang layanan melalui call center 123. Juga dilakukan upaya pengembangan kerjasama dalam bidang usaha telekomunikasi baik dengan Telkom maupun PT Indosat (Persero) Tbk melalui jaringan listrik dan fiber optik Perusahaan. • Perum Otorita Jatiluhur yang bertugas mengelola PLTA Jatiluhur dan PT Pusri (Persero) untuk pembelian tenaga listrik. • PT Pertamina (Persero) untuk pemenuhan seluruh kebutuhan bahan bakar dan dengan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk untuk pemenuhan sebagian kebutuhan gas. • PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk untuk pemenuhan kebutuhan sebagian besar batubara.
197
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
198
• Bank-bank milik negara untuk penyimpanan sebagian besar kas dan deposito perolehan fasilitas pinjaman jangka panjang, pinjaman jangka pendek serta layanan pembayaran rekening listrik, pelaksanaan payment point dan pembayaran gaji pegawai Perusahaan. • PT Semen Tonasa (Persero) untuk operasi dan pemeliharaan PLTU milik PT Semen Tonasa Persero dan sedang dirintis untuk pembangkitpembangkit milik BUMN lainnya. • PT Telkom dan PT Indovision untuk pemanfaatan dan pengoperasian aset Perusahaan seperti dermaga (PLTU Gresik dan PLTU Grati) Right of Way dengan PLN UB Sulselra, UBD Jatim. • Otorita Pengembangan Kawasan Daerah Industri Pulau Batam untuk membentuk sebuah perusahaan yang akan membiayai, membangun, dan mengoperasikan pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di pulau Batam. • PT Angkasa Pura II dalam hal pendampingan pengelolaan sistem kelistrikan di bandara Soekarno Hatta.
• Cooperation with state-owned banks for deposit of most cash and cash flow from long term loan facility, short term loan, electricity bill payment service, payment points, and employee payroll.
Kerja sama dengan mitra usaha lain Kerjasama dengan mitra usaha non BUMN juga terus dilanjutkan, baik dilakukan oleh Perusahaan, unit PLN, maupun anak perusahaan. Kerjasama tersebut mencakup: • Kerja sama pengembangan pembangkitpembangkit di daerah kritis dengan perusahaan yang memiliki kemampuan dalam bidang investasi dan pembangkitan seperti di daerah Batam, Sumatera dan Nusa Tenggara. • Kerjasama bidang penunjang dengan koperasi pegawai Perusahaan dalam hal: (i) penyediaan kendaraan operasional, (ii) penyediaan peralatan perkantoran, dan (iii) jasa pemeliharaan dan perawatan gedung. • Kerja sama pelatihan, pengembangan SDM, dan rekrutmen pegawai dengan lembaga-lembaga pendidikan seperti ITB, ITS, UI dan UGM. • Pembelian tenaga listrik berupa excess power maupun memikul atau memenuhi pertumbuhan kebutuhan sesuai dengan kontrak jual-beli dengan: - PT RPE dan PT Inalum di Sumatra; - PT Kaltim Prima Coal dan PT Aji Ubaya di Kalimantan; - PT Inco Tbk di Sulawesi.
Cooperation with other business partners The Company, PLN units, and subsidiaries also entered into the following cooperation with non SOE business partners.
• Cooperation with PT Semen Tonasa (Persero) in operation and maintenance of PLTU owned by PT Semen Tonasa Persero; similar cooperation is being explored with other SOEs. • Cooperation with PT Telkom and PT Indovision for utilization and operation of company assets such as ports (PLTU Gresik and PLTU Grati) Right of Way with PLN South Sulawesi, South-east Sulawesi and West Sulawesi Region, PLN East Java Distribution. • Cooperation with Batam Industrial Estate Authority to form a company that will fund, build and operate power plants for Batam community. • Cooperation with PT Angkasa Pura II in assistance of Soekarno Hatta airport’s electricity system management.
• Cooperation with company that have investment and generating capabilities in development of power plants in critical regions such as Batam, Sumatera and Nusa Tenggara. • Cooperation with employee cooperative in support areas such as: (i) provision of operational transportation; (ii) provision of office stationery; and (iii) building maintenance. • Cooperation with educational institutions such as ITB, ITS, UI and UGM for human resource training, development and recruitment. • Cooperation in excess power purchase to support or meet growth need based on purchase agreement with: - PT RPE and PT Inalum in Sumatra; - PT Kaltim Prima Coal and PT Aji Ubaya in Kalimantan; - PT Inco Tbk in Sulawesi.
• Cooperation with private banks and local cooperatives to provide electricity bill payment points. • Cooperation in improvement and development of electricity bill invoice system. • Cooperation for gas supply with PT Emerada Hess, PT Kodeco and PT Madya Karya Sentosa. • Cooperation for coal supply with PT Daya Citra Mulia, PT Baskhara and PT Satui Bara Tama. • Cooperation in operation maintenance with PT Siemens Indonesia. • Cooperation in research with government and private institutions such as BPS (Statistic Central Bureau), Research and Development of Ministry of Health, BATAN, BPPT, LIPI, Geology Research and Development Center, and LAPAN.
Kerjasama Luar Negeri Kerjasama dengan pihak luar negeri masih berlanjut baik yang dilakukan oleh Perusahaan, unit PLN, dan Anak Perusahaan dengan: • HAPUA (Head of ASEAN Power Utilities/ Authorities). Kerjasama meliputi 8 proyek yaitu: Generation Transmission, Distribution, Renewable Energy, and Environment; ESI Services, Resource Development, Power Reliability and Quality, Human Resource. Pada Juni 2009, dalam Sidang Komite dan Anggota Dewan HAPUA di Singapura, PLN ditetapkan sebagai sekretariat tetap HAPUA. • AESIEAP (The Association of Electricity Supply Industry East Asia and Western Pacific) dengan 4 Technical Sub Committee yaitu: Deregulasi, Privatisasi dan Kompetisi, kualitas daya, dan Customer Relation Management. Berkaitan dengan hal tersebut, Direktur Utama PLN mendapat kepercayaan untuk menjabat sebagai Vice President AESIEAP. • ASEAN Power Grid Consultative Committee dan tergabung dalam IERE (International Electric Research Exchange). Berkaitan dengan hal tersebut PLN dipercaya sebagai ketua ASEAN Power Grid Consultative Committee. • CEPSI (Conference on Electric Power Supply Industry) yang diadakan tiap 2 tahun. • General Planning Managers of Southeast and Northeast Asian Electric Utilities Meeting yang diadakan setiap tahun. • Tenaga Nasional Berhad (TNB) Malaysia dalam rangka interkoneksi Sumatra/Peninsular dalam kajian persiapan implementasi.
Overseas cooperation The Company, PLN units, and subsidiaries also entered into the following cooperation with overseas parties. • Cooperation with HAPUA (Head of ASEAN Power Utilities/Authorities) in 8 projects, which are: Generation Transmission, Distribution, Renewable Energy, and Environment; ESI Services, Resource Development, Power Reliability and Quality, Human Resource. In HAPUA’s June 2009 committee meeting in Singapore, PLN was appointed as permanent secretary of HAPUA. • Cooperation with AESIEAP (The Association of Electricity Supply Industry East Asia and Western Pacific)’s 4 Technical Sub Committees, which are Deregulation, Privatization and Competition, Power Quality and Customer Relation Management. In this alliance PLN’s President Director was appointed as Vice President of AESIEAP. • Alliance with ASEAN Power Grid Consultative Committee and IERE (International Electric Research Exchange), in which PLN was appointed as Chairman of ASEAN Power Grid Consultative Committee. • Participate in CEPSI (Conference on Electric Power Supply Industry) which is held once every 2 years. • Participate in annual General Planning Managers of Southeast and Northeast Asian Electric Utilities Meeting. • Cooperation with Tenaga Nasional Berhad (TNB) Malaysia for implementation study of Sumatra/ Peninsular interconnection.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
• Kerja sama dalam pembayaran rekening listrik di Payment Point dalam meningkatkan layanan dengan bank swasta dan KUD. • Kerja sama penyempurnaan dan pengembangan sistem penagihan rekening listrik. • Kerja sama pasokan gas dengan PT Emerada Hess, PT Kodeco dan PT Madya Karya Sentosa. • Kerja sama pasokan batubara dengan PT Daya Citra Mulia, PT Baskhara dan PT Satui Bara Tama. • Kerja sama pelaksanaan operation maintenance dengan PT Siemens Indonesia. • Kerja sama di bidang penelitian dengan lembagalembaga pemerintah maupun swasta, antara lain dengan BPS (Badan Pusat Statistik), Balitbang Depkes, BATAN, BPPT, LIPI, Puslitbang Geologi dan LAPAN.
199
200
• Kerja sama tidak mengikat dengan beberapa perusahaan multinasional berdasarkan surat perintah kerja, antara lain dengan: Sulzer Hydro untuk perbaikan PLTA, Yokogawa untuk perbaikan sistem kontrol industri, Sulzer Pam untuk perbaikan pompa, Vatech-Elin untuk pembuatan sistem kontrol PLTA, Entec/GTZ untuk pembuatan PLTMH, Hickam Industries untuk perbaikan PLTG, Thomassen untuk perbaikan PLTG, Quality Assurance Services untuk sertifikasi ISO, Cast Iron Welding Ltd. untuk pengelasan cast iron, Global Crankshaft Services Ltd. untuk regrinding crankshaft dan Sezler Metco untuk metal coating.
• Non-binding cooperation with several multinational companies, such as: Sulzer Hydro for PLTA repair, Yokogawa for industrial control system repair, Sulzer Pam for pump repair, Vatech-Elin for PLTA control system development, Entec/GTZ for PLTMH production, Hickam Industries for PLTG repair, Thomassen for PLTG repair, Quality Assurance Services for ISO certification, Cast Iron Welding Ltd. for cast iron welding, Global Crankshaft Services Ltd. for regrinding crankshaft and Sezler Metco for metal coating.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Arah Pengembangan Perusahaan direction of CORPORATE development Dengan pemberlakuan UU No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, maka dimungkinkan muncul pemain baru yang akan menjadi pesaing PLN. Kondisi ini tentu saja akan menjadi pertimbangan bagi PLN dalam menentukan arah pengembangan Perusahaan. Saat ini, PLN masih mendominasi usaha penyediaan tenaga listrik yang terintegrasi mulai pembangkitan, transmisi, distribusi dan ritel. Bidang usaha yang terintegrasi merupakan kekuatan PLN untuk dapat memenangkan persaingan pada masa mendatang.
The Law No. 30 Year 2009 on Electricity makes it possible for the emerging of industry new entrants that will become the Company’s competitors. This will affect direction of the Company’s development. Until present time, PLN still dominates electricity business which integrates generating, transmission, distribution and retail. Integration of business will become PLN’s strength to win future competition.
Pertumbuhan jumlah populasi yang setiap tahunnya diperkirakan 1% yang juga diikuti oleh pertumbuhan GDP merupakan peluang sekaligus tantangan bagi PLN sehingga arah pengembangan perusahaan ke depan tetap pada bidang usaha yang terintegrasi.
National population growth of estimated 1% per annum, which is followed by GDP growth, provides both opportunity and challenge for PLN’s future business development.
Dalam mengantisipasi UU No. 30 tahun 2009, PLN sedang melakukan pogram transformasi yang diberi nama program Metamorfosa. Program Metamorfosa ini diharapkan dapat memberikan dampak terhadap kinerja perusahaan. Program Metamorfosa terdiri dari 8 (delapan) kelompok program dan Project Management Office (PMO). Kedelapan kelompok tersebut yaitu kelompok kapasitas pembangkitan dan pendanaan, energi primer, operational excellence, procurement excellence, commercial excellence, manajemen stakeholder dan regulasi, budaya kinerja yang tinggi, dan citra positif. Dengan program tersebut PLN diharapkan
To anticipate the Law No. 30 Year 2009, PLN is carrying out a transformation program called Metamorphosis, which is expected to contribute to company performance. The Metamorphosis program consists of 8 program groups and Project Management Office (PMO). The 8 groups are generating and funding capacity, primary energy, operational excellence, procurement excellence, commercial excellence, stakeholder management and regulation, high performance culture, and positive image. Through this program PLN expects to be able to manage funding, reduce production cost and improve
mampu mengatasi celah pendanaan, menurunkan biaya pokok produksi dan memperbaiki kinerja operasional yang pada akhirnya memperbaiki citra PLN di mata para pemangku kepentingan.
operational image, which in turn also improve company image in stakeholders’ perception.
Untuk mewujudkan visi dan misi, PT PLN (Persero) menetapkan tujuan strategis untuk periode 20102015 sebagai berikut: • memperbaiki kondisi keuangan PLN; • meningkatkan efisiensi investasi dan operasi; dan • memperbaiki kinerja operasional.
To realize corporate vision and mission, PLN determines the following strategic objectives for the period of 2010 – 2015: • Improve financial condition; • Increase investment and operational efficiency; and • Enhance operational performance.
Sasaran Jangka Panjang PLN Tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut: • menambah kapasitas pembangkit menjadi 30 GW pada tahun 2015 atau 5 GW per tahun; • menurunkan biaya pokok produksi menjadi Rp1.099 per kWh; • menurunkan susut jaringan dari 9,93% menjadi 7,98% dan SAIDI/SAIFI dari 300 menit/9 kali gangguan menjadi 120 menit/4kali gangguan; • memperkecil gap keuangan menjadi Rp113 -124 triliun; • Return On Assets (ROA ) menjadi 5,6% sampai dengan tahun 2015; dan • meningkatkan kemampuan dan menambah jumlah pegawai lebih dari 20.000 pegawai.
PLN’s goals for the period of 2010 – 2015 are: • Increase generating capacity to 30 GW in 2015 or 5 GW each year; • Reduce production cost to Rp1,099 per kWh; • Reduce network loss ratio from 9.93% to 7.98% and SAIDI/SAIFI from 300 minutes/9 interruptions to 120 minutes/4 interruptions; • Lower financial gap to Rp113 -124 trillion;
Subsidi Listrik Pemerintah GOVERNMENT ELECTRICITY SUBSIDY PLN sebagai badan usaha milik negara (BUMN) dituntut melaksanakan penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum (Public Service Obligation-PSO) dengan tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu untuk menghasilkan keuntungan.
As an SOE, PLN is expected to meet its Public Service Obligation of electricity supply while keeping an eye on corporate objective of profit creation.
Pemerintah Republik Indonesia memberikan subsidi listrik kepada pelanggan melalui Perusahaan. Tatacara penghitungan dan pembayaran subsidi listrik Tahun Anggaran 2010 dan 2009 menggunakan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (PMK) No. 111/PMK.02/2007 tanggal 14 September 2007 yang diperbaharui dengan Peraturan No. 162/ PMK.02/2007 tanggal 17 Desember 2007.
The Government provides electricity subsidy to customers through PLN. Calculation and payment of the subsidy for budget years 2010 and 2009 were stipulated in Regulation of Ministry of Finance No. 111/PMK.02/2007 dated September 14, 2007, which was renewed by Regulation No. 162/PMK.02/2007 dated December 17, 2007.
Subsidi listrik dihitung dari selisih negatif antara harga jual tenaga listrik rata-rata (Rp/kWh) dari
Electricity subsidy is calculated as the negative difference between average sales prices of electricity
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
• Achieve Return On Assets of 5.6% up to 2015; and • Increase capability and population of employees to over 20,000.
201
202
masing-masing golongan tarif dikurangi Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik (Rp/kWh) pada tegangan di masing-masing golongan tarif dikalikan volume penjualan (kWh) untuk setiap golongan tarif. BPP tenaga listrik dihitung berdasarkan formula, termasuk tingkat susut jaringan transmisi dan distribusi, yang ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral c.q. Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi.
(Rp/kWh) of each tariff class minus basic cost of electricity provision (Rp/kWh) on the voltage for each tariff class multiplied by sales volume (kWh) of each tariff class. The basic cost of electricity provision is calculated based on a formula that includes transmission and distribution network loss which is determined by Directorate General of Electricity and Energy Consumption under the Ministry of Energy and Mineral Resources.
Besarnya subsidi listrik dalam satu tahun anggaran secara final ditetapkan berdasarkan hasil audit atas ketaatan penggunaan subsidi listrik yang dilakukan oleh auditor yang ditunjuk Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran.
The amount of subsidy for a budget year is determined based on the result of compliance audit on electricity subsidy usage which is performed by an auditor appointed by Directorate General of Budget under the Ministry of Finance.
Pada tanggal 25 Maret 2011 dan 26 Maret 2010, Perusahaan telah menerima hasil audit perhitungan subsidi listrik tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 58.108.418 juta dan Rp 53.719.818 juta.
On March 25, 2011 and March 26, 2011 the Company received the audit based electricity subsidy for 2010 and 2009 which amount to Rp58,108,418 million and Rp53,719,818 million, respectively.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Restrukturisasi Usaha business restructurE Seiring dengan upaya penyehatan Perusahaan, maka PT PLN (Persero) telah melakukan restrukturisasi korporat dengan menetapkan Kantor Pusat sebagai unit penanggung jawab pengembangan perusahaan dan kebijakan stratejik, sedangkan setiap Unit Usaha/Unit Bisnis sebagai penanggung jawab kinerja operasional Perusahaan yang mampu menjadi unit mandiri sehingga dapat menjadi panutan khususnya dalam hal efisiensi dan layanan pelanggan.
Consistent with improvement efforts, PLN carried out corporate restructure, appointing Head Office as the unit responsible for corporate development and strategic policy, while each business unit is responsible for the Company’s operational performance and being capable to be independent unit that sets example on efficiency and customer service.
Transformasi PPOB menjadi P2APST transformation FROM ppob to p2apst Untuk lebih meningkatkan keuntungan yang didapat dari sistem PPOB (payment point online banking), saat ini PLN sedang bekerja keras untuk menyatukan sistem PPOB seJawaBali yang dinamakan dengan sistem Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan secara Terpusat (P2APST).
To enhance the profit from payment point online banking (PPOB), PLN strives to centralize PPOB system throughout Java-Bali through a system called Centralized Income Control and Management (P2APST).
Proyek P2APST ini akan menyatukan sistem pengelolaan operasional harian PPOB dan data center dari masing-masing distribusi di Jawa Bali ke dalam satu sistem.
P2APST will centralize daily operational management of PPOB and data center of all JavaBali distributions.
In current PPOB system, each distribution cooperates with Switching Company and Bank separately. In P2APST, the Switching Company and Bank will not deal with PLN Distribution anymore, but sign an agreement with PLN Head Office.
Pemusatan sistem P2APST juga mengharuskan dikumpulkannya Data Piutang Pelanggan (DPP) pada satu tempat, sehingga pihak Switching Company tidak perlu lagi mengakses DPP yang ada di Distribusi, melainkan akan langsung mengakses DPP pada data center pusat yang menampung DPP dari kelima area Distribusi.
Centralization of P2APST system requires collection of Customer Receivables Data so that Switching Company does not have to access data in Distribution, but directly access Head Office’s data that collect from the five distribution areas.
Dengan begitu, maka kegiatan operasional harian sistem PPOB yang tadinya dilaksanakan di masing-masing Distribusi, akan langsung ditarik ke Pusat sehingga bisa lebih menghemat jumlah SDM yang ada.
Hence, daily operational activities of PPOB system previously held by each Distribution will be handled by Head Office, which saves human resources.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Pada sistem PPOB sekarang, masing-masing distribusi bekerjasama dengan Switching Company dan Bank secara terpisah. Untuk P2APST, nantinya Switching Company dan Bank tidak lagi memiliki hubungan kerjasama dengan PLN Distribusi, tetapi Perjanjian Kerjasamanya akan langsung ditangani oleh PLN Pusat.
203
204
TRANSAKSI MATERIAL DAN KEJADIAN LUAR BIASA MATERIAL TRANSACTION AND EXTRAORDINARY EVENTS
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Transaksi Material MATERIAL TRANSACTION Perjanjian pengadaan bahan bakar • Bahan bakar gas PLN dan anak perusahaan memiliki perikatan penting berupa perjanjian pemasokan gas dengan beberapa operator pengelola blok migas. Perjanjian pemasokan tersebut berlaku dalam jangka pendek maupun panjang, diantaranya berlaku untuk periode sampai dengan tahun 2027. (lihat catatan 54, laporan Keuangan Audited Konsolidasian ”Ikatan dan Kontinjensi”, butir b)
Fuel supply agreement • Gas fuel PLN and its subsidiaries has gas supply agreements with several oil and gas operators. This supply agreement is valid for short term and long term, such as up to year 2027 (Please refer to Note 54, Consolidated Financial Statements”Commitments and Contingencies” point b).
• Bahan Bakar Batubara PLN dan Anak perusahaan juga memiliki perikatan perjanjian pemasokan batubara dengan beberapa pemilik ijin usaha Pertambangan proses Produksi. Perjanjian tersebut pada intinya mengatur volume pasokan, waktu pengiriman dan kualitas batubara. Harga pembelian akan ditinjau secara berkala dan ditetapkan sesuai kesepakatan berdasarkan pada patokan harga yang berlaku.
• Coal fuel PLN and subsidiaries also has commitments of coal supply agreement with several mining license holders. The agreement basically arranges supply volume, delivery time and coal quality. Purchase price is regularly reviewed and agreed based on applicable benchmark.
• Bahan Bakar Minyak Perusahaan dan Pertamina mengadakan Perjanjian Payung Jual Beli Bahan Bakar Minyak No. 071.PJ/060/DIR/2001 tanggal 8 Oktober 2001 yang berlaku sampai dengan 8 Oktober 2004. Perjanjian ini telah diaddendum pada tanggal 16 Mei 2007, berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2011.
• Oil fuel The Company and Pertamina signed the Umbrella Agreement of Oil Fuel Purchase No. 071.PJ/060/DIR/2001 dated October 8, 2001 which was valid to October 8, 2004. This agreement was amended on May 16, 2007 to be valid to December 31, 2011.
Perjanjian ini kemudian diaddendum pada tanggall 14 Agustus 2009, kemudian diadendum untuk kedua kalinya pada tanggal 1 Juni 2010. Pada intinya perjanjian pengadaan BBM dengan Pertamina mengatur harga, tempat penyerahan, denda keterlambatan pengiriiman maupun pembeyaran. Selengkapnya lihat catatan 54.a laporan Keuangan Audited Konsolidasian ”Ikatan dan Kontinjensi”.
• Uap Panas Bumi Perusahaan memiliki perjanjian dengan Pertamina untuk pengadaan uap panas bumi untuk Kamojang selama 30 tahun yang berakhir tahun 2012, dan untuk Gunung Salak dan Darajat selama 30 tahun yang berakhir tahun 2030 serta untuk Lahendong selama 30 tahun yang berakhir tahun 2038.
The agreement was then amended on August 14, 2009 and amended again on June 1, 2010. Basically it arranges fuel procurement with Pertamina concerning price, delivery place, late fee and payment. For further details please refer to Note 54.a. Consolidated Financial Statement “Commitment and Contingencies.”
• Geothermal Steam The Company has an agreement with Pertamina for procurement of geothermal steam for Kamojang for 30 years which expires in 2012, for Gunung Salak and Darajat for 30 years which expires 2030, and for Lahendong for 30 years which expires 2038.
Electricity purchase agreement Prior to 1997, the Company had electricity purchase agreement (PPA and ESC) with large scale Independent Power Producers (IPP). In 1999 the Company renegotiated the PPA and ESC through Special Contract Renegotiation Task Force under government direction.
Renegosiasi tersebut meliputi antara lain keseimbangan kondisi kontrak, kewajaran harga dan disparitas harga jual listrik swasta dan harga jual Perusahaan.
The renegotiation covered contract balance, price fairness and disparity between private and the Company’s sale prices.
Dalam perjanjian dengan IPP tertentu, disepakati bahwa setiap saat selama perjanjian berlaku, Perusahaan dapat melaksanakan opsi untuk membeli hak penjual, milik, dan kepentingan atas proyek yang bersangkutan.
Certain IPP agreements allow the Company an option to buy the seller’s right, property and stake on the project.
Harga tenaga listrik per kWh untuk pembangkitan bahan bakar gas, MFO dan batubara ditetapkan berdasarkan formula tertentu yang ditetapkan dalam perjanjian yang antara lain mengatur pemulihan biaya modal, pembayaran biaya tetap operasi dan pemeliharaan, biaya bahan bakar dan pembayaran biaya variabel operasi dan pemeliharaan. Untuk pembangkitan yang menggunakan panas bumi, harga tenaga listrik ditetapkan berdasarkan formula tertentu sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian antara lain Energy Charge dan Capacity Charge.
Electricity price per kWh for gas, MFO and coal generators is determined based on agreed formula that regulates capital cost recovery, operational and maintenance fixed cost payment, fuel cost, operational and maintenance variable cost payment. For geothermal generator, electricity price is determined based on the formula stated in agreements such as Energy Charge and Capacity Charge.
Perolehan barang modal Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah ikatan perolehan barang modal berdasarkan kontrak, terutama sehubungan dengan pengadaan pembangkitan (melalui percepatan pembangunan pembangkit), jaringan transmisi dan distribusi.
Capital Expenditure As of December 31, 2010, total commitment of contract based capital expenditure, particularly those related to generating procurement (through power plant construction fast track), transmission and distribution.
Nilai perolehan dalam rangka pembangkitan adalah sebesar Rp 25.129,6 miliar, pembangunan transmisi senilai Rp 1.796.3 miliar dan konstruksi rutin (jaringan distribusi) senilai Rp 9.238.3 miliar.
Rp25,129.6 billion for generating, Rp1,796.3 billion for transmission, and Rp9,238.3 billion for routine construction of distribution network.
Fasilitas pinjaman belum digunakan Penerusan pinjaman (twostep loans) Perseroan masih memiliki fasilitas pinjaman penerusan yang belum digunakan sebesar Rp20.772,4 miliar. Fasilitas ini akan berakhir antara tahun 2011 sampai dengan 2047.
Loans not yet exercised Two step loans The Company still has two step loan facility that is not yet exercised amounted to Rp20,772.4 billion. This facility will expire in between 2011 to 2047.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Perjanjian jual beli tenaga listrik Sebelum tahun 1997, Perusahaan mengadakan perjanjian jual beli tenaga listrik (PPA dan ESC) dengan penyedia dan pengembang tenaga listrik swasta (IPP) skala besar. Pada tahun 1999, Perusahaan telah melaksanakan renegosiasi terhadap PPA dan ESC melalui Kelompok Kerja Renegosiasi Kontrak Khusus PLN dibawah arahan Pemerintah.
205
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
206
Perjanjian pinjaman program percepatan Tujuan fasilitas pinjaman ini adalah untuk membiayai 85% dari nilai kontrak EPC untuk program percepatan. Jangka waktu pinjaman termasuk periode penyediaan kredit selama 36 bulan, dan sepenuhnya dijamin oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia (PP) No. 91 Tahun 2007 pengganti dari PP No. 86 Tahun 2006, tentang Pemberian Jaminan Pemerintah untuk Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara. Sehubungan dengan pinjaman ini, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan – batasan umum.
Accelerated loan agreement The objective of this facility is to finance 85% of accelerated (fast track) EPC contract value. Loan period including credit provision period of 36 months which is fully guaranteed by the Government based on Regulation of President of Republic of Indonesia (“PP”) No. 91 Year 2007 that replaced PP No. 86 Year 2006 concerning Government Guarantee for Coal Fuel Power Plant Construction Fast Track. The Company is required to meet general terms for this facility.
Fasilitas pinjaman yang telah digunakan oleh Perusahaan dari tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasi adalah sebesar Rp1.083,4 miliar dan US$ 46 juta.
Loan facility exercised by the Company from January 1, 2011 up to the date of consolidated financial statement is Rp1,083.4 billion and US$46 million.
Perjanjian Sewa Pembiayaan Ekspansi Pada tanggal 4 Nopember 2008, Perusahaan dan PT Central Java Power (CJP) mengadakan perjanjian sewa pembiayaan untuk ekspansi Tanjung Jati B 1 & 2 - “FLA V”, yang antara lain mengatur bahwa CJP akan menyewakan aset sewaan ekspansi (Unit “C” dan “D”) kepada Perusahaan. Pada tanggal perjanjian sewa pembiayaan ekspansi (EFLA) perkiraan biaya ekspansi tersebut sebesar JPY 200.000 juta. Periode sewa akan dimulai sejak tanggal sewa setiap unit ekspansi dan berakhir 20 tahun setelah operasi komersial Unit D.
Expansion Lease Agreement On November 4, 2008, the Company and PT Central Java Power (CJP) signed a lease agreement for the expansion of Tanjung Jati B 1 & 2 - “FLA V”, which arranged CJP to lease the expansion assets (Unit “C” and “D”) to PLN. On the lease agreement (EFLA) date the expansion cost was estimated to be JPY200,000 million. The lease period will start from the lease date of each expansion unit and expire 20 years after commercial operation of Unit D.
Sehubungan dengan EFLA tersebut, Perusahaan, CJP dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) mengadakan Expansion Escrow Agreement pada tanggal 4 Nopember 2008. Sumitomo Mitsui Banking Corporation ditunjuk sebagai Expansion Escrow Agent.
Related to the EFLA, PLN, CJP and Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) signed the Expansion Escrow Agreement on November 4, 2008. Sumitomo Mitsui Banking Corporation was appointed as Expansion Escrow Agent.
Dalam tahun 2010, Perusahaan telah membayar biaya yang berkaitan dengan unit C & D antara lain biaya pengawasan konstruksi dan biaya variation agreement masing-masing sebesar JPY 11.500.000 dan JPY 4.000.000 ke rekening SMBC cabang Singapura.
In 2010, the Company already paid the costs related to unit C and D, such as construction control cost and variation agreement cost of JPY11,500,000 and JPY4,000,000, respectively.
Periode Sewa untuk unit C dimulai bulan Oktober 2011 dan unit D Bulan Januari 2012.
Lease period of unit C starts in October 2011 and unit D in January 2012.
KEJADIAN LUAR BIASA EXTRAORDINARY EVENTS Tidak ada kejadian luar biasa selama periode pelaporan.
There was no extraordinary event during report period.
TRANSAKSI BENTURAN KEPENTINGAN CONFLICT OF INTEREST TRANSACTIONS Tidak ada transaksi benturan kepentingan selama periode pelaporan.
There was no extraordinary event during report period.
TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES In its business, the Company and subsidiaries have transaction with related parties. All transactions with related parties, both under the same and differnt terms and conditions with third parties, were disclosed in the notes of consolidated financial statement.
Sifat Hubungan Istimewa • Perusahaan dan anak perusahaan merupakan pemegang saham perusahaan asosiasi (Catatan 8). • Pengurus koperasi karyawan juga merupakan karyawan Perusahaan dan anak perusahaan. • Pendiri dan pengawas Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) merupakan pengurus dan karyawan Perusahaan dan anak perusahaan. • Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) merupakan pemegang saham mayoritas PT Asuransi Tugu Kresna Pratama. • Karyawan merupakan orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan.
Nature of relation: • Company and subsidiaries are shareholders of related party (Note 8).
Perusahaan dan anak perusahaan tidak diharuskan mengungkapkan transaksi dengan Badan Usaha Milik Negara/Daerah sebagai pihak hubungan istimewa sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa”.
Company and subsidiaries are not required to disclose transaction with state-owned or provincialowned enterprises as related party transaction, which is line with Accounting Standard (“PSAK”) No. 7 concerning “Disclosure of Related Parties.”
• Cooperative executives are also employees of the Company and subsidiaries. • Founder and supervisors of Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PLN are also executives and employees of the Company and subsidiaries. • Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PLN is majority shareholder of PT Asuransi Tugu Kresna Pratama. • Employees have the right and responsibility to plan, lead and control company activities.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak hubungan istimewa. Seluruh transaksi signifikan dengan pihak hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan atau tidak sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
207
208
Adapun transaksi hubungan istimewa yang dilakukan Perusahaan menyangkut beberapa jenis transaksi, meliputi pemberian piutang, hutang dagang, pembelian tenaga listrik dan sewa gedung.
Company’s transactions with related parties consist of several types of transaction, including receivables, trade payables, electricity purchase and building rental.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Perubahan Peraturan dan Kebijakan Akuntansi CHANGES OF REGULATIONS AND RECLASSIFICATION ACCOUNTING POLICIES Reklasifikasi Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010. (Catatan 56)
Reclassification Several accounts in the consolidated financial statements for December 31, 2009 year ended have been reclassified and adjusted to recognition in consolidated financial statements for December 31, 2010 year ended (Note 56).
Kebijakan Akuntansi Pada tahun berjalan, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlalu efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari2010: • PSAK 26 (revisi 2008), Biaya Pinjaman • PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan • PSAK 55 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
Accounting Standard For the reported year, the Company and subsidiaries applied the following revised PSAK for financial statements starting effective on or after January 1, 2010: • PSAK 26 (2008 revision), Loan Cost • PSAK 50 (2006 revision), Financial Instruments: Accrual and Disclosure • PSAK 55 (2006 revision), Financial Instruments: Recognition and Measurement
Kejadian Setelah Tanggal Neraca SUBSEQUENT EVENT Tambahan Penyertaan Modal Pada tanggal 4 Maret 2011, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2011 sehubungan dengan tambahan penyertaan modal Pemerintah pada Perusahaan sebanyak 21.674 saham atau sebesar Rp 90,2 miliar. Tambahan penyertaan modal Pemerintah tersebut dilakukan dengan cara mengalihkan seluruh saham milik Pemerintah pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelayaran Bahtera Adhiguna. (catatan 55, Laporan Keuangan Audited Konsolidasian)
Addition of Paid Up Capital On March 4, 2011, the Government issued PP No. 20 Year 2011 related to Government’s additional capital for the Company amounted to 21,674 shares or Rp90.2 billion. The added capital is transferred from all government shares at PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (Note 55, Consolidated Audited Financial Statement).
laporan pelaksanaan tata kelola perusahaan good corporate governance
210 211 212 214
tujuan Objective
218 224 242
implementasi praktek gcg Implemantation of GCG Application
265
perkara hukum yang melibatkan perseroan Litigation
PEDOMAN, STRUKTUR DAN MEKANISME TATA KELOLA GCG Guidelines, Structure and Mechanism KEBIJAKAN POKOK PERUSAHAAN Corporate Basic Policies Asesmen penerapan gcg Assessment of GCG Application
organ perusahaan Corporate Organs
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
organ penunjang Supporting Organs
209
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
210
TUJUAN OBJECTIVE
Sejalan dengan visi dan misi perusahaan, PLN berkomitmen untuk terus menerapkan best practise Tata Kelola Perusahaan yang Baik untuk menunjang tercapainya tujuan. Hal ini dilandasi oleh keyakinan PLN bahwa penerapan best practices dalam GCG akan meningkatkan kepercayaan sekaligus nilai perusahaan secara berkelanjutan. Penerapan lima prinsip dasar GCG yakni: Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kemandirian dan Kewajaran, secara konsisten diyakini akan meningkatkan kualitas pelaksanaan GCG dengan target tercapainya tiga sasaran utama dari penerapan GCG tersebut, yakni: • Maksimalisasi kinerja Perseroan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik dan berkualitas, peningkatan efisiensi operasional serta peningkatan layanan kepada pemangku kepentingan. • Meningkatnya corporate value, melalui peningkatan kinerja keuangan dan minimalisasi risiko keputusan investasi yang mengandung benturan kepentingan. • Meningkatnya kepercayaan pemegang saham serta kepuasan pemangku kepentingan karena meningkatnya corporate value.
Consistent with corporate vision and mission, PLN is committed to continuous implementation of Good Corporate Governance (GCG) best practices. This is based on PLN’s belief that GCG best practice implementation will enhance trust and sustainability of corporate values. Consistent application of GCG’s five basic principles of transparency, accountability, responsibility, independency and fairness will increase GCG implementation quality and reach the three main targets of GCG implementation, which are:
Untuk menjamin pencapaian tujuan penerapan GCG tersebut, PLN secara berkesinambungan melakukan langkah-langkah perbaikan baik dari sisi software GCG (yakni pedoman, aturan-aturan dan sistim kerja) maupun dari sisi hardware (yakni pembentukan lembaga pelaksana maupun unit kerja). Selain itu, PLN melakukan asesmen pelaksanaan secara berkala untuk mendapatkan umpan-balik bagi perbaikan praktek GCG di tahun-tahun selanjutnya.
To ensure achievement of GCG implementation, PLN continuously improves both GCG software (manual, rules, and system) and hardware (formation of task force and executive team). PLN also conducts periodic assessment to acquire feedback for future GCG practice.
• Maximizing company performance through better decision process, higher efficiency, and better service to stakeholders.
• Enhancing corporate value through improvement of financial performance and minimizing investment risks that involve conflict of interest. • Enhancing shareholders’ trust and stakeholders’ satisfaction due to increased corporate value.
pedoman, struktur dan mekanisme tata kelola gCG guidelines, structure and mechanism To support improvement of GCG implementation quality, PLN has prepared and issued guidelines for good behavior and professional relation within the Company. Further, PLN has also prepared and applied guidelines for GCG implementation, including operational management policies.
PLN juga telah memiliki Board Manual, yakni Pedoman Kerja Direksi dan Dewan Komisaris yang berisi panduan bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang menjelaskan aktivitas secara terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten sehingga menjadi acuan bagi Direksi dan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas masingmasing untuk mencapai visi dan misi Perusahaan. Tujuan dari penyusunan dan pemberlakuan Pedoman Kerja Direksi dan Dewan Komisaris adalah: • memperjelas tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi serta memperjelas hubungan kerja di dalam maupun di antara kedua organ perusahaan tersebut; dan • mempermudah organ-organ di bawah Dewan Komisaris dan Direksi untuk memahami tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, maupun hubungan tugas keduanya.
PLN also has Board Manual for Board of Directors and Board of Commissioners. The manual explains the activities in a structured, systematic, easy to be understood and consistently applied way, and serves as guidelines for Board of Directors and Board of Commissioners in accomplishing their duties to achieve corporate vision and mission. The objectives of this manual for Board of Directors and Board of Commissioners are:
Dalam forum RUPS, para pemegang saham dapat mengusulkan suatu keputusan penting seperti yang berkaitan dengan investasi yang telah ditanamkan di Perseroan, dengan kedudukan yang setara. Setelah keputusan diambil, maka RUPS kemudian akan menyerahkan segala kewenangan pengawasan dan pelaksanaan keputusan tersebut kepada Dewan Komisaris dan Direksi, sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundangan yang berlaku.
In Annual General Meeting of Shareholders (AGM), the shareholders can suggest material decisions such as those related to company investments. After a decision is made, AGM will leave all implementation and supervisory activities to Board of Directors and Board of Commissioners in line with Articles of Association and prevailing law and regulations.
Pengelolaan perusahaan dan pelaksanaan atas setiap keputusan RUPS tersebut dilakukan oleh Direksi. Dewan Komisaris berkewajiban melakukan pengawasan dan memberikan nasehat untuk memastikan bahwa tujuan Perseroan serta keputusan RUPS tersebut dilaksanakan dan dicapai. Untuk memastikan keberhasilan dan kelancaran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang sedemikian besar, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Penunjang sedangkan Direksi dibantu oleh unit kerja yang terkait.
Company management and execution of AGM decisions are performed by Board of Directors, while Board of Commissioners is obliged to supervise and provide advice to ensure achievement of company objective on such AGM decision. To ensure successful execution of its prominent duties and responsibilities, Board of Commissioners is assisted by Support Committees, while Board of Directors is assisted by related task force.
• To clarify duties and responsibilities of Board of Directors and Board of Commissioners, and to clarify work relation intra and inter organization; and • To help the structure under Board of Director and Board of Commissioners to understand duties and responsibilities and work relation of the boards;
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Dalam rangka mendukung peningkatan mutu implementasi GCG tersebut, PLN telah melengkapi seluruh pranata yang diperlukan. PLN telah menyusun dan memberlakukan Pedoman Perilaku yang berisi pedoman perilaku kebiasaan baik dan tata pergaulan profesional di lingkungan Perusahaan. Selain itu PLN telah memiliki dan memberlakukan Pedoman GCG sebagai pegangan pelaksanaan tata kelola di perusahaan berikut kebijakan-kebijakan pengelolaan operasional perusahaan.
211
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
212
kebijakan pokok perusahaan corporate BASIC poliCIES Untuk menunjang peningkatan penerapan tatakelola perusahaan yang baik PLN terus berupaya melengkapi aturan kebijakan operasional sebagai bagian dari panduan GCG. Berikut adalah beberapa aturan aturan kebijakan (soft-structure) yang telah selesai disusun dan diimplementasikan.
To sustain enhancement of GCG implementation, PLN continuously strives to provide operational policies as part of GCG guidelines. The following describes some soft-structure policies already issued and executed.
Kebijakan Pengelolaan Risiko Perseroan PLN menyusun dan menetapkan Kebijakan Manajemen Risiko sebagai bagian dari sistim pengawasan dan pengendalian internal dengan tujuan akhir meminimalisir potensi kerugian yang mungkin terjadi. PLN telah menindak lanjuti penetapan kebijakan manajemen risiko dengan membentuk satuan Pengendalian Risiko. Satuan ini dibentuk sebagai upaya meningkatkan pengelolaan risiko secara terus menerus, tepat dan komprehensif. Pengelolaan risiko disertai upaya mitigasi risiko yang telah diidentifikasi, sehingga PLN terhindar dari dampak negatif yang mungkin timbul dalam mencapai tujuannya. (Selengkapnya lihat uraian “Risiko dan Manajemen Risiko”, halaman 114 - 128)
Corporate Risk Management PLN prepares and stipulates Risk Management Policies as part of internal monitoring and control aimed at minimizing potential risks. PLN followed up the policies by forming a Risk Control unit to perform continuous, fit and comprehensive risk management. Identification and mitigation of identified risks are part of risk management policies to prevent potential negative impact along corporate objective achievement progress (Please refer to “Risk and Risk Management” section on page 114 - 128 for further discussion).
Transaksi Benturan Kepentingan PLN memiliki peraturan “Transaksi Benturan Kepentingan”, dimana ditegaskan bahwa pihakpihak internal maupun eksternal yang memiliki peluang tersangkut dalam transaksi dimaksud dilarang terlibat dalam proses pembuatan keputusan menyangkut transaksi tersebut.
Conflict of Interest Transaction PLN has rules on Conflict of Interest Transaction that emphasizes non involvement of both internal and external parties related to a certain transaction in the decision process that concerns the transaction.
Kebijakan Manajemen Kinerja PLN mulai merintis penetapan Key Performance Indicator (KPI) sebagai ukuran kinerja yang harus dicapai oleh manajemen. Selain itu, dalam rangka optimalisasi kinerja korporasi, PLN juga membuat komitmen yang disepakati dan ditandatangani bersama oleh Direksi dan Dewan Komisaris yang meliputi antara lain: Kinerja Perseroan, Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik, Pngurangan Subsidi, Pengurangan Susut Jaringan dan SAIDI maupun SAIFI, dst.
Performance Management PLN pioneers the application of Key Performance Indicator as management performance benchmark. In addition, to maximize corporate performance, PLN also sets the commitments to be agreed and signed together by Board of Directors and Board of Commissioners, which include Compay Performance, Power Plant Construction, Subsidy Reduction, Network Loss Reduction, SAIDI and SAIFI Improvement, etc.
Larangan Pemberian dan Penerimaan Hadiah dan Donasi PLN melarang pemberian maupun penerimaan hadiah dan donasi baik oleh pihak didalam maupun diluar lingkungan Perusahaan. Larangan ini diberlakukan untuk menegakkan independensi pengambilan
Prohibition of Donation and Gift Giving and Receiving PLN prohibits donation and gift giving and receiving both by internal and external parties of the Company. This prohibition is applied to ensure independency
keputusan maupun potensi terjadinya benturan kepentingan dan atau turunnya kepercayaan publik terhadap integritas Perusahaan.
of decision making and to avoid conflict of interest potential and/or downgrading of public trust on the Company’s integrity.
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa PLN menerapkan kebijakan pengadaan yang transparan dan akuntabel, memenuhi prinsip-prinsip efektif dan efisien, terbuka dan bersaing adil dan tidak diskriminatif. Proses pengadaan barang dan jasa diupayakan melalui persaingan yang sehat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Procurement of Materials/Services PLN implements transparent and accountable procurement policy that meets the principles of efective and efficient, open, fair and non-discriminative competition. Procurement of materials and services is to be carried out through proper competition in compliance with prevailing laws and regulations.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
213
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
214
asesmen penerapan gcg assessment OF gcg application PLN melaksanakan asesmen kualitas penerapan GCG secara periodik sejak tahun 2002. Asesmen dilakukan untuk mendapatkan umpan balik atas kualitas penerapan praktek GCG yang dilaksanakan oleh Perusahaan, diikuti dengan perbaikan atas kekurangankekurangan sebagaimana direkomendasikan oleh asesor. Melalui proses yang berlangsung secara berkesinambungan ini, Perusahaan menargetkan peningkatan kualitas pelaksanaan GCG setiap tahun, sehingga akan mampu memperbaiki citra dan mampu meningkatkan kinerja. Adapun uraian mengenai asesemen penerapan GCG yang telah dilakukan PLN sejak tahun 2002 hingga 2010, beserta rekomendasi yang disampaikan dan tindak lanjut yang telah dilakukan Perusahaan adalah sebagai berikut.
Since 2003, PLN has been carrying out regulations on the implementation of GCG practices at the State Owned Enterprises (SOE) established by the Minister of SOEs. PT PLN (Persero) implemented quality assessment of Good Corporate Governance periodically since 2002. Assessment carried out to obtain feedback on the quality of GCG implementation practices undertaken by the Company, followed with improvement over the deficiencies as recommended by the assessors. Through this ongoing process, the Company is targeting to improve the quality of GCG implementation in every year, so it will be able to improve the image and can improve performance. Description on GCG implementation assessment, recommendation and the follow-up result that has been done by PLN since 2002-2010 are as follow:
Pada tahun 2002, BPKP telah melakukan pengukuran dan pengujian penerapan GCG di PLN berdasarkan surat Menteri BUMN No.54/SBU/2002. Pengukuran tersebut mencakup: • aspek komitmen untuk menerapkan GCG, • struktur, proses, dan peran organ utama GCG, dan • pengelolaan hubungan dengan pemangku kepentingan perusahaan lainnya.
In 2002, the State Financial Auditor (BPKP) carried out measurement and examination on GCG application in PLN pursuant to the Minister of StateOwned Enterprise (SOE) Decree No. 54/SBU/2002. The measurement was carried out based on: • the commitment to apply GCG, • the GCG structure, process, and main role, • the relationship between the management and the company’s stakeholders.
Hasil dari pengukuran pada tahun 2002 tersebut adalah “Cukup” dengan nilai pencapaian GCG sebesar 73,67% dari bobot maksimal 100% (best practice).
The result of this 2002 measurement is stated as “Sufficient”, with a GCG score of 73.67% out of a maximum score of 100% (best practice).
Pada tahun 2004, evaluasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atas penerapan GCG di PT PLN (Persero) berdasarkan Kerangka Acuan dari Kementerian BUMN sebagaimana tertuang dalam Surat Sekretaris Kementerian BUMN nomor: S-314/S.MBU/2004 meliputi aspek-aspek berikut: • pelaksanaandan tindak lanjut dari hasil pelaksanaan assessment, • kemajuan pelaksanaan penilaian, • upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka mengakumulasi kepentingan seluruh pemangku kepentingan terkait dengan penyelenggaraan prinsip-prinsip GCG, • keberadaan, fungsi, serta tugas dari organ utama dan organ pendukung, dan • pengelolaan hubungan dengan pemangku kepentingan lain-lainnya.
Entering 2004, another review is carried out by BPKP on GCG application at PT PLN (Persero) based on the Terms of Reference (TOR) from the Ministry of State Enterprise (BUMN) as mentioned in the Secretary of Ministry of SOE Letter No. S-314/S.MBU/2004, that covers aspects as follow: • implementation and follow-up of the assessment execution, • assessment of the implementation progress, • efforts undertaken in accumulating the interest of all stakeholders associated with the implementation of GCG principles, • the existence, functions and duties of the main organs and supporting organs, and • the relationship between the management and the other stakeholders.
Hasil tinjauan menunjukkan adanya peningkatan pada penerapan GCG dalam penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang mencapai nilai aktual sebesar 75,33% dari bobot maksimal 100%. Pada tahun 2007, hasil evaluasi penerapan GCG meningkat ke angka 84,47% dari bobot maksimal 100%. Aspek-aspek yang ditinjau dalam pengujian terhadap penerapan GCG di PT PLN (Persero) meliputi aspek-aspek berikut: • partisipasi/hak dan tanggung jawab pemegang saham, • keberadaan kebijakan GCG di Perusahaan, • penerapan GCG • pengungkapan dan transparansi kebijakan dan praktik GCG.
The review showed further improvements of GCG application in every PLN activities scoring at 75.33% out of a maximum 100%.
Melalui proses yang berlangsung secara berkesinambungan ini, Perusahaan menargetkan peningkatan kualitas pelaksanaan GCG setiap tahun Through this ongoing process, the Company is targeting to improve the quality of GCG implementation in every year
In 2007, the evaluation of GCG was improved and reached the highest rating of 84.47% out of 100%. There are several aspects to be reviewed in the testing of GCG application at PT PLN (Persero) that include the following: • shareholders’ rights and responsibilities, • GCG principles existence within the company, • GCG implementation, • openness and transparency of the GCG policy and practices. In 2008, PLN conducted a GCG evaluation by usingassessment methodology approach, as stated in the Minister of State-Owned Enterprises Letter No. S168/MBU/2008 dated June 27, 2008. Based on the assessment methodology, PT PLN (Persero) has an adequate system and infrastructure that support the implementation of GCG principles. PT PLN (Persero) received 86.75% score or “GOOD” rating.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Pada tahun 2008 dilakukan penilaian GCG di PLN dengan menggunakan metodologi penilaian sebagaimana tertuang dalam surat Menteri Negara BUMN No. S168/MBU/2008 tanggal 27 Juni 2008. Berdasarkan metodologi penilaian tersebut PT PLN (Persero) telah memiliki kecukupan sistem dan infrastruktur yang mendukung implementasi prinsipprinsip GCG. Pencapaian nilai PT PLN (Persero) adalah 86,75% atau mencapai kualifikasi “BAIK”.
215
216
Pada tahun 2010 PLN kembali melakukan asesmen penerapan GCG periode tahun 2009, yang dilakukan oleh PT Meisa Dwi Kencana (“Konsultan”) selaku assessor independen. Assessment dilaksanakan dengan mengacu kepada Kerangka Acuan Pelaksanaan Assessment GCG dari Kementerian Negara BUMN. Assessment dilakukan berdasarkan dokumen, kuesioner, hasil wawancara dan konfirmasi ulang. Berdasarkan metodologi assessment tersebut, assessor berkeyakinan bahwa PT PLN (Persero) telah memiliki kecukupan sistem dan infrastuktur yang mendukung implementasi prinsip-prinsip GCG.
In 2010 PLN had PT Meisa Dwi Kencana, an independent consultant and assessor, perform an assessment on 2009 GCG implementation. The assessment was in done in line with the Terms of Reference for GCG Assessment issued by the State Ministry of State-Owned Enterprises. The assessment was on documents, questionnaires, interview and reconfirmation results. Based on such method, the assessor concluded that PLN already had the required system and infrastructure to sustain the implementation of GCG principles.
Adapun pencapaian nilai (skor) adalah 88,12 atau mencapai kualitas BAIK, dengan ringkasan penilaian assesor sebagai berikut.
The score was 88.12 or reaching GOOD quality with the following summary.
hasil pencapaian penilaian gcg pt pln (persero)
NO INDIKATOR
SKOR SCORE
CAPAIAN % RESULT %
Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham / RUPS
9.00
7.94
88.22
2
Kebijakan GCG
8.00
8.00
100.00
3
Penerapan GCG
1
INDICATOR Shareholder’s Rights Responsibilities GCG Policy GCG Implementation
a. Dewan Komisaris
27.00
21.13
78.26
Board of Commissioners
b. Komite Komisaris
6.00
5.43
90.50
Commissioners Committee
27.00
24.87
92.11
Board of Directors
d. Satuan Pengawasan Intern
3.00
2.05
68.33
Internal Audit Unit
e. Sekretaris Perusahaan
3.00
2.87
95.67
Corporate Secretary
c. Dewan Direksi
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
BOBOT% VALUE %
pt pln (persero) assesstment result
4
Pengungkapan Informasi
5
Komitmen Jumlah
7.00
7.00
100.00
Disclosure of Information
10.00
8.83
88.30
Commitment
100.00
88.12
88.12
Total
peringkat kualitas penerapan ASSESSMENT RESULT
Namun demikian, terdapat beberapa rekomendasi dari Assesor guna memperkecil kesenjangan (gap) dengan standar atau praktik terbaik penerapan GCG. Rekomendasi dari assesor tersebut adalah: 1. Aspek Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham/RUPS: RUPS belum menetapkan sistem penilaian kinerja Dewan Komisaris yang mencakup penilaian kinerja secara individual. 2. Aspek Penerapan Good Corporate Governance : • Dekom belum belum dilibatkan dalam proses penilaian kinerja Direksi, • Dekom sebaiknya mengikuti protokol penyampaian informasi sesuai regulasi Pasar
BAIK GOOD
The assessor also gave recommendation on lessening the gap with GCG implementation best practice. The assessor’s recommendations included: 1. Right and responsibility of shareholders/AGM: AGM has not decided on Board of Commissioners’ performance evaluation that includes individual performance assessment. 2. GCG Implementation: • Board of Commissioners had not been involved in Board of Directors’ performance evaluation; • Board of Commissioners should abide by the
• •
•
•
•
•
3. • •
Capital Market’s information update protocol because PLN has issued bonds; • No Committee Charter except Audit Committee Charter that meets best practice standards; • No review on Committee existence and evaluation on Board of Commissioners’ supervisory role;
PLN telah melakukan beberapa tindakan terkait dengan rekomendasi dari assesor tersebut. Beberapa tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan, diantaranya: • revisi terhadap board manual, • revisi terhadap Code of Conduct.
PLN has taken several actions based on the above recommendations, such as:
PLN berencana melakukan berbagai perbaikan lain dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan praktek GCG di tahun mendatang, berdasarkan rekomendasi assesor diatas dan berdasarkan pada perkembangan praktek GCG terkini dan kebutuhan perusahaan.
PLN plans to carry out other improvements to enhance the quality of future GCG implementation based on the assessor’s recommendations and based on actual development of GCG practice and company needs.
• Board of Directors should abide by the Capital Market’s information update protocol because a lot of information from Directors are not consistent; • Internal control system has not been regularly tested and improved using information technology; • SPI has not conducted any evaluation on the effectiveness of internal control system and inputs on risk management procedure or process related to Risk Based Audit; • Too many information resources that make it for Corporate Secretary to integrate corporate information as required by job description; • The structure below Corporate Secretary has not reflected sufficient function as a bond issuer company. 3. Commitment: • No systematic and measured socialization related to compliance, • The Company has not published SCI.
• Revision of Board Manual, • Revision of Code of Conduct
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
•
Modal, mengingat PLN telah menerbitkan surat utang (obligasi), Belum adanya Piagam Kerja bagi Komite selain Komite Audit yang memenuhi standar terbaik, Belum adanya kajian mengenai keberadaan Komite dan evaluasi terhadap kontribusi pengawasan Komisaris, Direksi agar mengikuti protokol penyampaian informasi sesuai peraturan Pasar Modal, karena masih banyaknya informasi yang keluar dan tidak sama antara satu Direktur dengan Direktur lainnya, Kegiatan pengujian keandalan sistem pengendalian internal masih belum dilakukan secara reguler dan belum menyentuh I.T secara keseluruhan, SPI belum melakukan evaluasi kecukupan efektivitas sistem pengendalian internal dan masukan atas prosedur atau proses manajemen risiko terkait Risk Based Audit (RBA), Masih terlalu banyaknya pintu informasi sehingga tidak memungkinkan Sekretaris Perusahaan yang berdasarkan job descriptionnya harus menjaga integritas informasi yang keluar dari Perusahaan, Struktur di bawah Sekretaris Perusahaan yang masih belum mencerminkan adanya kecukupan fungsi dalam kaitannya dengan Perusahaan sebagai emiten yang telah menerbitkan Obligasi. Aspek Komitmen : Belum terdapatnya upaya sosialisasi yang sistematis dan terukur terkait kepatuhan, Perusahaan belum mempublikasikan SCI.
217
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
218
IMPLEMENTASI PRAKTEK gcg IMPLEMENTION OF GCG PRACTICE PLN senantiasa memastikan bahwa seluruh bahwa seluruh prinsip-prinsip dasar GCG yang meliputi keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), responsibilitas (responsibility), independensi (independency) serta kewajaran dan kesetaraan (fairness) diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran.
PLN continuously ensures that all basic principles of GCG that include transparency, accountability, independency, fairness and equality are applied in all business aspects at all lines.
Azas transparansi diterapkan melalui pelaksanaan berbagai kegiatan dan media komunikasi yang intensif dan dikelola secara profesional, sehingga para investor, kreditur, masyarakat serta seluruh pemangku kepentingan dapat mengetahui kinerja dan kegiatan pengelolaan perusahaan secara merata.
Transparency is ensured through various intensive and professionally managed communication activities so that all investors, creditors, community and stakeholders get the access to knowing company performance and management activities.
Prinsip akuntabilitas dilaksanakan dengan fokus peningkatan fungsi dan peran setiap Organ Perusahaan dan Manajemen sehingga pengelolaan usaha dapat berjalan dengan baik. PLN menerapkan sistim pengendalian internal (SPI) dengan sebagian tugasnya adalah melakukan pengawasan atas akuntabilitas Direksi dan jajaran operasionalnya
Accountability is performed by focusing on enhancement of function and role of company structure and management to ensure good business management. PLN applies internal control system (“ ”), part of its assignments is to supervise Board of Directors’ accountability and operational lines.
Azas tanggung-jawab diterapkan melalui ketaatan pada prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perusahaan, Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta melaksanakan tanggung jawab sosial.
Responsibility is conducted through prudence and compliance to company regulations, Articles of Association and prevailing laws and regulations, and also social responsibility.
Prinsip kemandirian atau independency diterapkan melalui penyusunan dan penerapan code of conduct, termasuk pengaturan seluruh transaksi maupun rencana investasi yang mengandung atau berpotensi mengandung benturan kepentingan (conflict of interest).
Independency is accomplished through preparation and application of code of conduct that includes all transactions and investment plans with potential conflict of interest.
Azas kesetaraan diterapkan dengan memperlakukan seluruh stakeholder secara berimbang (equal treatment) antara hak dan kewajiban yang diberikan kepada dan oleh PLN. PLN juga membuka akses informasi kepada seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan sumbang-saran bagi kemajuan dan peningkatan mutu layanan Perusahan.
Equality is ensured through equal treatment to all stakeholders concerning rights and responsibilities given to and by PLN. The Company also provides information and suggestion access to all stakeholders.
Sementara itu implementasi prinsip-prinsip dasar GCG dalam operasional Perusahaan dijelaskan dalam uraian fungsi-fungsi utama dalam pengelolaan perusahaan sebagai berikut.
Implementation of GCG basic principles in the Company’s operation is described in the following discussion of primary function in company management.
Implementation of Risk Management PLN is committed to continuous implementation of risk management in all business processes and corporate management to ensure accomplishment of company objectives and to prevent negative impact from unhandled risks. This commitment is reflected in the stipulation of Risk Management Policy, formation of Risk Management Task Force, and application of risk assessment in all levels up to corporate level (Please refer to “Risk and Risk Management” section on page 114).
Pengawasan dan Pengendalian Internal PLN menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian internal sebagai bagian dari implementasi asas akuntabilitas dan transparansi dari prinsip dasar GCG. Melalui unit Internal Audit, manajemen PLN memberikan jaminan atas efektivitas dan efisiensi operasi, ketaatan terhadap aturan dan perundang- undangan serta ketepatan dan keandalan pelaporan keuangan. (Selanjutnya lihat uraian “Unit Kerja Internal Audit”, halaman 254)
Internal Control and Supervisory PLN holds internal control and supervisory as part of accountability and tranparency principles of GCG. Through the Internal Audit unit, PLN guarantees operational effectiveness and efficiency, compliance with prevailing laws and regulations, and accuracy and reliability of financial reporting. (Please see “Internal Audit Unit” section on page 254 for further discussion).
Kode Etik Perilaku Pada Oktober 2005, telah diterbitkan Code of Conduct sebagai bentuk implementasi peningkatan dan penyempurnaan penerapan GCG serta kode etik yang dianut oleh seluruh pegawai di lingkungan PT PLN (Persero).
CODE OF CONDUCT In October 2005, the Code of Conduct was published as part of improved implementation of GCG as well as the ethical code regarded by all employees of PT PLN (Persero).
Code of Conduct berisi kebiasaan baik dan tata pergaulan profesional di lingkungan PLN. Petunjuk ini mengatur mengenai aspek kepemimpinan PLN, keanggotaan yang bertanggung jawab, hubungan profesional antar anggota dan hubungan dengan pihak eksternal.
The Code of COnduct contains of guidelines of good behavior and professional relationship within PLN. The guidelines preside over leadership roles in PLN, responsible membership, and internal and external professional relationships.
Implementasi Code of Conduct di seluruh jajaran Perusahaan pada tahap awal diawali dengan penerbitan dua Surat Keputusan Direksi sebagai berikut: • Surat Keputusan Direksi Nomor: 283.K/ DIR/2005 tanggal 30 November 2005 tentang Pembentukan Tim Sosialisasi Pedoman Perilaku di PT PLN (Persero); dan • Surat Keputusan Direksi Nomor: 282.K/DIR/2005 tanggal 30 November 2005 tentang Pembentukan Tim Penyelarasan (Alignment) KetentuanKetentuan Sistem Organisasi & SDM dengan Budaya Perusahaan dan Code of Conduct.
Initially, the implementation of the Company’s Code of Conduct at all levels is based on the issuance of two Letters by the Board of Directors consisting of the followings: • Board of Directors Letter No: 283.K/DIR/2005 dated November 30, 2005 concerning the establishment of Socialization of Code of Conduct Team at PT PLN (Persero); and • Board of Directors Letter No: 282.K/DIR/2005 dated November 30, 2005 concerning the Team Formation for Alignment of Organizational System & HR with the Corporate Culture and Code of Conduct.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Penerapan Manajemen Risiko PLN berkomitmen menerapkan Manajemen Risiko secara berkesinambungan di seluruh proses bisnis dan pengelolaan perusahaan guna mendukung tercapainya tujuan dan terhindarnya Perusahaan dari dampak negatif dari risiko yang tidak tertangani dengan baik. Komitmen ini tercermin dari penetapan Kebijakan Manajemen Risiko, pembentukan Unit Kerja Manajemen Risiko dan pelaksanaan asesmen risiko secara berjenjang hingga ke level Korporat. (Selanjutnya lihat uraian “Risiko dan Manajemen Risiko”, halaman 114)
219
220
Secara paralel, Buku Pedoman Perilaku PLN secara terus menerus akan disempurnakan untuk mengikuti perkembangan dan perubahan lingkungan bisnis Perusahaan. Implementasi berkesinambungan dari Pedoman Perilaku ini adalah salah satu bagian dari upaya PLN untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan GCG. Budaya Perusahaan Warga PLN meyakini bahwa perwujudan Falsafah, Visi dan Misi Perusahaan, harus dilakukan secara bersama-sama dengan berlandaskan Budaya Perusahaan yang mengandung nilai-nilai Saling Percaya, Integritas, Peduli, Pembelajar. Budaya perusahaan PT PLN (Persero) diresmikan pada tanggal 27 Oktober 2002 bertepatan dengan Hari Listrik Nasional yang ke 57. Implementasi Budaya Perusahaan di seluruh jajaran Perusahaan dilaksanakan melalui sosialisasi ke seluruh Unit PLN oleh Tim Sosialisasi PLN Kantor Pusat. Pelaksanaan sosialisasi Budaya Perusahaan dilakukan dengan cara presentasi, diskusi tanyajawab dan diskusi kelompok. Penanaman nilai-nilai Budaya Perusahaan juga diberikan kepada pegawai baru yang dalam masa orientasi.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Penanaman nilai-nilai Budaya Perusahaan juga merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas penerapan GCG dari sisi terciptanya integritas seluruh warga PLN. Sistem Manajemen Mutu (ISO) Sejak tahun 2004, PT PLN (Persero) mengintensifkan pelaksanaan program Sertifikasi Bidang Pembangkitan yang meliputi ISO 9001 tentang Pelayanan, ISO 14001 tentang Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan, SMK3 Kelaikan Operasi, Sertifikasi Kompetensi Operasi dan Pemeliharaan.
Warga PLN meyakini bahwa perwujudan Falsafah, Visi dan
Sasaran yang hendak dicapai adalah setiap Pusat Tenaga Listrik (Pembangkit) harus dikelola dengan mengikuti standar internasional yang dibuktikan dengan diperolehnya Sertifikasi Bidang Pembangkitan.
Misi Perusahaan, harus dilakukan
PT PLN (Persero) juga mengintensifkan pelaksanaan program sertifikasi bidang Pelayanan Pelanggan yaitu ISO 9001 di unit bisnis distribusi dan wilayah dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan terhadap pelanggan.
yang mengandung nilai-nilai
secara bersama-sama dengan berlandaskan Budaya Perusahaan Saling Percaya, Integritas, Peduli, Pembelajar
In parallel, PLN Code of Conduct Book will continually be improved through adoption of the developments and changes occurred within the Company’s business environment. One of the successful implementations of the PLN Code of Conduct is the ability to realize its meaning and put it into effect into policies and regulations of the Company. Corporate Culture PLN believes that the embodiment of values, vision and mission of the Company shall be carried out in line with the Corporate Culture and values of Trust, Integrity, Care, and Learning. The corporate culture of PT PLN (Persero) was published officially on 27 October, 2002 coincide with the National Electricity 57th Anniversary.
The Company Culture and values was also being socialized to new recruits during their orientation period prior to joining PLN.
PLN believes that the embodiment of values, vision and mission of the Company shall be carried out in line with the Corporate Culture and values of Trust, Integrity, Care, and Learning
Quality Management System (ISO ) Since 2004, PT PLN (Persero) has been intensifying the implementation of the Generation Certification program that included ISO 9001 on service, ISO 14001 on environmental management and monitoring, SMK3 for Trustworthy Operations, and Operations and Maintenance Competency Certification. The objective is to manage each Power Plant based on internationally recognized standards and thus obtains Field Generation Certification. PT PLN (Persero) also intensifies the implementation of customer service certification program such as ISO 9001 in distribution business unit and regions in pursuant to improve customer service quality.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
The implementation of the Company’s Corporate Culture at all levels was disseminated by the Head Office’s Socialization Team through presentation, questions and answering discussion as well as group discussions.
221
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
222
Perusahaan selalu mengutamakan keselamatan (safety) dan kesehatan pegawainya sehingga diharapkan tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident) dengan mengharuskan setiap unit untuk memperoleh sertifikat ISO 27000.
The Company always prioritizes employees’ safety and health as for the attainment of ‘zero accident’ by requiring each unit to obtain ISO 27000 certification.
Transparansi dan Pengungkapan Informasi Sebagai perusahaan yang telah menerbitkan obligasi, maka sesuai dengan Peraturan Bapepam dan UU PT serta UU KIP PLN mempunyai kewajiban untuk mengungkapkan informasi perusahaan. Oleh karenanya Direksi menyediakan Informasi Publik selambat-lambatnya dua hari kerja, kepada Pemegang Saham dan ditembuskan kepada Dewan Komisaris. Informasi tersebut meliputi: • nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta jenis kegiatan usaha, jangka waktu pendirian, dan permodalan, sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar; • nama lengkap pemegang saham, Anggota Direksi, dan Anggota Dewan Komisaris Perusahaan; • laporan tahunan, laporan keuangan, neraca dan laporan laba rugi, dan laporan • tanggung jawab sosial perusahaan yang telah diaudit; • hasil penilaian oleh auditor eksternal, lembaga pemeringkat kredit dan lembaga pemeringkat lainnya;
TRANSPARENCY AND DISCLOSURE OF INFORMATION As a company that has issued bonds, then in accordance with Bapepam regulation, proprietary limited company law and disclosure of public information, PT PLN has an obligation to disclose company information. The Board of Directors are required to provide public information no later than two working days, to the Shareholders and the copies to the Board of Commissioners. Such information includes: • name and place of domicile, purpose, objectives and types of business activities, the period of establishment, and capital, as stated in the Articles of Association; • shareholder’s full name, Member of the Board of Directors, and Member of the Board of Commissioners of the Company; • annual reports, financial statements, balance sheets and income statements, and corporate social responsibility report which have been audited; • result assessment by external auditors, credit rating agencies and other agencies;
• remuneration system and funds allocation from Members of the Board of Commissioners and Directors; • mechanism for the determination of the Boards; • law case under the laws of the open as the Public Information and important legal claim against the Company and/or Director and the Commissioner of the Company; • guidelines for the implementation of good corporate governance based on principles of transparency, accountability, responsibility, independency, and fairness; • the merger, stock purchase, merger or joint ventures; • obtaining or losing important contracts; • usefull product or new invention; • the change in control; • important changes in management; • labor disputes are relatively important; • announcement of issuance of debt securities; • replacement of accountants who perform the auditing; • changes in the Company’s fiscal year; • assignment of government activities and/or the general service or subsidy; and • mechanism of procurement of goods and services.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
• sistem dan alokasi dana remunerasi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi; • mekanisme penetapan Direksi dan Dewan Komisaris; • kasus hukum yang berdasarkan undang-undang terbuka sebagai Informasi Publik serta tuntutan hukum yang penting terhadap Perusahaan dan/ atau Direktur dan Komisaris Perusahaan; • pedoman pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, dan • kewajaran; • penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha atau pembentukan usaha patungan; • perolehan atau kehilangan kontrak penting; • produk atau penemuan baru yang berarti; • perubahan dalam pengendalian; • perubahan penting dalam manajemen; • perselisihan tenaga kerja yang relatif penting; • pengumuman penerbitan efek yang bersifat utang; • penggantian akuntan yang mengaudit; • perubahan tahun fiskal Perusahaan; • kegiatan penugasan pemerintah dan/atau pelayanan umum atau subsidi; dan • mekanisme pengadaan barang dan jasa.
223
224
organ perusahaan corporate organs
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Rapat Umum Pemegang Saham ANNUAL general meeting of shareholders PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham sebanyak tiga kali : a. Tanggal 21 Januari 2010 tentang Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2010, dengan keputusan Rapat sebagai berikut : • menyetujui dan mengesahkan RKAP Tahun 2010 yang mencakup penghapusan Piutang Ragu-ragu, penghapusan Persediaan, penghapusan Aktiva Tetap, penghapusan Aktiva Lainnya, penghapusan Poiutang Macet Lainnya, pemberian Pinjaman Kepada Karyawan, bonus/insentif, dan pendanaan Perbankan/Surat Hutang/ECA/SLA sebesar Rp 60,086 triliun. • Direksi melaksanakan keputusan Rapat yang telah dibicarakan dengan staf ahli Menteri BMUN bidang Kemitraan Usaha Kecil sebagaimana tertuang dalam risalah rapat pembahasan RKA Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2010 tertanggal 30 Desember 2009 nomor ris-87/SAM2.MBU/ TSP-PKBL/TK/2009. b. Tanggal 23 Juni 2010 tentang Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahun Buku 2009, dengan keputusan Rapat sebagai berikut : • menyetujui Laporan Tahunan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris selama Tahun Buku 2009. • mengesahkan Laporan Keuangan Tahun Buku 2009 yang telah diaudit oleh KAP Osman Bing Satrio & Rekan sesuai dengan laporannya tertanggal 31 Maret 2010 nomor GA110 0256 PLN RS dengan pendapat “wajar dalam semua hal material”. • RUPS tidak menerima dan tidak menyetujui/ mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk Tahun Buku 2009. • Menyetujui penetapan penggunaan Laba Bersih PT PLN Tahun Buku 2009 sebesar Rp 10.355.679 juta, • menetapkan tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris; • penunjukan Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan, member firm dari Deloitte untuk melakukan Audit Laporan Keuangan
In 2010 PLN held three Annual General Meetings of Shareholders (AGM) which are detailed below. a. The AGM on January 21, 2010 discussed 2010 Corporate Budget Plan and took the following decisions: • Approval and ratification of 2010 Budget Plan, including write-off of doubtful accounts, inventory, property, plant and equipment, other non current assets, other incollectible accounts, employee loan, bonus and performance incentives, and banking/promissory notes/ ECA/SLA financing of total Rp60.086 trillion;
• Board of Directors to execute meeting decisions already discussed with Ministry of SOE unit Small Business Partnership as noted in the minutes of meeting on Patronage Partnership and Community Development for fiscal year 2010 dated December 30, 2009 No. ris-87/SAM2.MBU/TSP-PKBL/TK/2009. b. The AGM on June 23, 2010 discussed 2009 Annual Report and Financial Statements with the following results: • Approval of Annual Report including Board Commissioners’ Supervisory Report for fiscal year 2009; • Ratification of 2009 Financial Statements as audited by registered public accountants (“KAP”) Osman Bing Satrio & Rekan in line the March 31, 2010 No. GA110 0256 PLN RS report’s opinion of “present fairly in all material respects.” • Non-approval of Patronage Partnership and Community Development Annual Report for fiscal year 2009; • Approval on the utilization of 2009 Net Income of Rp10,355,679 million; • Approval of remuneration for Board of Directors and Board of Commissioners; • Appointment of KAP Osman Bing Satrio & Rekan, member firm of Deloitte, to audit the
Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2010. • pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik pengganti termasuk menetapkan kondisi, persyaratan penunjukan dan biaya audit apabila Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan tidak dapat melanjutkan atau melaksanakan tugasnya karena sebab apapun berdasarkan ketentuan dan peraturan di bidang pasar modal. c. Tanggal 31 Desember 2010 tentang Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2011,
Company’s financial statements for December 31, 2010 year ended; • Transfer of authorization to Board of Commissioners to appoint another KAP, including terms and conditions and audit fees, should the KAP Osman Bing Satrio & Rekan would not accept the appointment at any cause based on the Capital Market’s rules and regulations.
c. The AGM on December 31, 2010 discussed 2011 Budget Plan.
Dewan Komisaris BOARD OF COMMISSIONERS Prosedur Penetapan Dewan Komisaris
Masa jabatan anggota Dewan Komisaris ditetapkan lima tahun dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham yang sewaktu-waktu dapat memberhentikan anggota Dewan Komisaris. Setelah masa jabatan berakhir, anggota Dewan Komisaris dapat diangkat kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk satu kali masa jabatan.
Term of assignment the Board of Commissioners’ members has been fixed at five years period without dismissing any rights of the General Meeting of Shareholders that can dismiss any members of the Board of Commissioners at any time. When their terms ended, the Board of Commissioners’ members may be reappointed for one more term by the General Shareholders’ Meeting.
Independensi Dewan Komisaris Anggota Dewan Komisaris independen mencapai 30%. Hal ini telah melampaui kriteria keanggotaan Dewan Komisaris yang mensyaratkan paling sedikit 20% anggota Dewan Komisaris berasal dari kalangan diluar BUMN sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN No.117/M-MBU/2002, tentang penerapan praktik GCG pada Badan Usaha Milik Negara.
INDEPENDENCE OF THE BOARD OF COMMISSIONERS Independent members of the Board of Commissioners reach 30% out of the total. This has exceeded the membership criteria set for the Board of Commissioners, which requires at least 20% of the members came from external SOE institutions stated accordingly in the Minister of SOE Letter No.117/M-MBU/2002, regarding the implementation of corporate governance practices in state-owned enterprises.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Dewan Komisaris terdiri atas satu orang anggota atau lebih. Apabila diangkat lebih dari satu orang, maka seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Komisaris Utama. Susunan, persyaratan, nominasi, dan pengangkatan Anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BOARD OF COMMISSIONERS APPOINTMENT PROCEDURE Board of Commissioners consists of one or more member(s). If the Company appointed more than one people, then one of them can be appointed as President Commissioner. The structure, requirements, nomination, and appointment of the Board of Commissioners’ members is set by the GSM in accordance with Articles of Association and the prevailing laws and regulations.
225
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
226
Kriteria independensi Dewan Komisaris tersebut sudah sesuai dengan ketentuan BUMN sebagai berikut: • tidak menjabat sebagai Direksi di perusahaan terafiliasi; • tidak bekerja pada Pemerintah termasuk di departemen, lembaga dan kemiliteran dalam kurun waktu tiga tahun terakhir; • tidak bekerja di BUMN yang bersangkutan atau afiliasinya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir; • tidak mempunyai keterkaitan finansial, baik langsung maupun tidak langsung dengan BUMN yang bersangkutan atau perusahaan yang menyediakan jasa dan produk kepada BUMN yang bersangkutan dan afiliasinya; dan • bebas dari kepentingan dan aktivitas bisnis atau hubungan lain yang dapat menghalangi atau mengganggu kemampuan Komisaris/Dewan Pengawas yang berasal dari kalangan di luar BUMN yang bersangkutan untuk bertindak atau berpikir secara bebas di lingkup BUMN.
The independence criterion of the Board of Commissioners was based on the following SOE’s standards: • does not serve as a director at any affiliated companies; • does not work at the Government including government ministries, agencies and the military within the last three years; • does not work in SOEs in question or its affiliates within the past three years; • does not have financial connection, either directly or indirectly with the state concerned or a company that provides services and products to the SOE in question and its affiliates; and • free from interests and activities of a business or other relationships that may prevent or interfere with the ability of Commissioner/ Board of Supervisors who come from outside the state in question to act or to think freely in the scope of SOE s.
Anggota Dewan Komisaris tidak boleh merangkap jabatan lain pada usaha swasta yang dapat menimbulkan benturan kepentingan secara langsung maupun tidak langsung dengan kepentingan Perusahaan, kecuali dengan izin RUPS dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Members of the Board of Commissioners should not hold other positions in private businesses that could generate conflicts of interest directly or indirectly with the interests of the Company, unless receiving the permission from the GMS and in accordance with the prevailing rules and regulations.
Tugas, Wewenang Dewan Komisaris
DUTY AND AUTHORITY OF THE BOARD OF COMMISSIONERS According to the Articles of Association, the Board of Commissioner is responsible for: • supervising the running of the corporate policies carried out by the Board of Directors and providing advice to the Board of Directors regarding development plan, annual work and budget plan, the implementation of the provisions of the Articles of Association and decision of the
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, tugas Dewan Komisaris adalah: • melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan pengurus Perusahaan yang dilakukan Direksi serta memberi nasehat kepada Direksi termasuk mengenai rencana pengembangan Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, pelaksanaan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar
dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; • melakukan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan perundangundangan yang berlaku; • melaksanakan kepentingan Perusahaan dengan memperhatikan kepentingan para Pemegang Saham dan bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham; dan • meneliti dan menelaah Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan yang disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tersebut.
General Meeting of Shareholders as well as the statutory regulations that apply; • performing duties, authority and responsibilities in accordance with the provisions of Articles of Association and the resolutions of the General Meeting of Shareholders as well as the statutory regulations that applies; • carrying out the Company’s interests by putting high concern to the shareholders’ interest and to be responsible to the General Meeting of Shareholders; and • examining and reviewing the Annual Report including the Financial Report prepared by the Board of Directors.
Dalam melaksanakan tugas pengawasan, Dewan Komisaris berwenang untuk: • Secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu: - memasuki bangunan-bangunan dan halamanhalaman atau tempat yang dipergunakan atau dikuasai oleh Perusahaan; dan - memeriksa buku-buku, surat-surat bukti, persediaan barang-barang, memeriksa dan mencocokan posisi uang kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain, memeriksa keberadaan surat berharga serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi. • Membentuk Komite-komite yang berfungsi sebagai penunjang tugas pengawasan Dewan Komisaris atau menunjuk tenaga ahli. Komite yang wajib dibentuk adalah Komite Audit. Keanggotaan Komite Audit terdiri dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris; • Meminta penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan kepada Direksi dan Direksi wajib memberikan penjelasan; dan
In performing its supervisory duties, the Board of Commissioners has the authority to: • Collectively or individually at any time to: - enter buildings and courtyards or places used or occupied by the Company; and
• Form Committees with functions to support the monitoring tasks of the Board of Commissioners or to appoint an expert staff. The Committees, which shall be defined and appointed is the Audit Committee. The Audit Committee consists of one or more members of the Board of Commissioners and is responsible to the Board of Commissioners; • Request explanations on all issues to the Board of Directors, while the Board of Directors is obliged to respond with such explanation; and
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
- inspect documents, letters of evidence, inventories of goods, check and reconcile cash flow for he purpose, secured notes, and acknowledging all activities carried out by the Board of Directors.
227
228
• Memberhentikan sementara waktu seorang atau lebih Anggota Direksi.
• Temporarily lay off one or more members of Board of Directors.
Hak dan Kewajiban Dewan Komisaris
RIGHTS AND OBLIGATIONS OF THE BOARD OF COMMISSIONERS In performing its basic task, the Board of Commissioners reserves the right to conduct surveillance and provide advice on the implementation of the obligations of the Board of Directors.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Dewan Komisaris berhak untuk melakukan pengawasan dan pemberian nasihat atas pelaksanaan kewajibankewajiban Direksi. Dalam hubungan dengan tugas Komisaris sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Perusahaan, maka Dewan Komisaris berkewajiban: • memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai rencana pengembangan Perusahaan, rencana kerja dan anggaran tahunan Perusahaan serta perubahan dan tambahannya, Laporan berkala dan laporanlaporan lainnya dari Direksi; • mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Perusahaan serta menyampaikan hasil penilaian serta pendapatnya kepada Rapat Umum Pemegang Saham; • mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan dalam hal Perusahaan menunjukan gejala kemunduran, segera melaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh; • memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap persoalan lainnya yang dianggap penting bagi pengurusan Perusahaan; • melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham; • membuat risalah rapat Dewan Komisaris; • melaporkan kepada Perusahaan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perusahaan dan perusahaan lain; • memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama • tahun buku yang baru lampau kepada RUPS; dan • mengawasi kepatuhan terhadap semua peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
In relation to the Commissioners’ duties as referred to in the Articles of Association of the Company, the Board of Commissioners is obliged: • to provide advice and suggestions to the General Meeting of Shareholders regarding Company development plan, work plan and annual budget, changes and improvements as well as periodic reports and other reports from the Board of Directors; • oversee implementation of work plans and budgeting and deliver the results of the assessment and opinion to the General Meeting of Shareholders; • oversee the Company’s activities and report any symptoms of problem, immediately report it to the General Meeting of Shareholders and give advice on corrective measures to be taken;
Dalam menjalankan tugas Dewan Komisaris dibantu oleh: • Sekretaris Dewan Komisaris; • empat komite terdiri dari Komite Audit, Komite Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Komite GCG),
In performing its duties, the Board of Commissioners is assisted by: • Secretary of the Board of Commissioners; • four committees comprising the Audit Committee, GCG Committee, Risk Management Committee
• provide advice and suggestions to the General Meeting of Shareholders regarding any other issues that considered important for managing the company; • perform other supervisory duties as determined by the General Meeting of Shareholders; • provide minutes of meetings of the Board of Commissioners; • report any personal/family share ownership within the Company or in other companies to the Company; • provide a report on the monitoring tasks that have been made during the past year book to the General Meeting of Shareholders; and • oversee compliance with all rules and regulations in force.
and Nomination & Remuneration Committee; and • Expert Staffs
Sesuai Peraturan Presiden No.71 Tahun 2006, Dewan Komisaris melakukan beberapa tindakan pengawasan sebagai berikut: • memberikan rekomendasi dan persetujuan kepada Direksi dalam pengadaan barang dan jasa; • memantau pelaksanaan Keputusan Presiden No.71 antara lain dengan meminta laporan tertulis dari Direksi setiap tiga bulan sekali; dan • melakukan kunjungan ke lapangan untuk melihat secara langsung pelaksanaan dan kemajuan proyek tersebut.
According to the Presidential Regulation No.71 Year 2006, the Board of Commissioners to do some measures of control as follows: • provide recommendations to the Board of Directors and approval of the procurement of goods and services; • monitor implementation of Presidential Decree No.71 such as by asking a written report from the Board of Directors every three months period; and • conducting field visits to see directly the implementation and progress of the project.
Selama tahun 2010, Dewan Komisaris telah melakukan beberapa tindakan pengawasan sebagai berikut: 1. ikut serta dalam pembahasan penyusunan RJP, RKAP, Proyeksi Keuangan 2010-2019, Laporan Manajemen dan Laporan Tahunan 2009; 2. penyelesaian pembangkit 10.000 MW tahun 2010 3. penyelesaian IPP terkendala 4. perubahan proses bisnis pengawasan internal 5. memberikan persetujuan penghapusan aktiva tetap tidak beroperasi; 6. memberikan persetujuan penghapusan dari pembukuan Piutang Ragu-Ragu; 7. memberikan persetujuan penghapusan dari pembukuan Persediaan; 8. memberikan persetujuan Penghapusan Rumah Dinas serta pinjaman kepada karyawan untuk pembayaran uang muka rumah; 9. memberikan persetujuan atau rekomendasi dan catatan/pendapat/saran berkaitan dengan transaksi jual beli tenaga listrik; 10. melakukan pengawasan terhadap pasokan bahan bakar batubara dan gas; dan 11. melakukan kunjungan kerja ke beberapa unit kerja PT PLN (Persero).
During 2010 the Board of Commissioners conducted the following supervisory activities: 1. participating in discussions of Budget Plan, 2010 – 2019 Financial Projection, and 2009 Management Report and Annual Report; 2. completion of 10,000 MW power plants in 2010
Rapat Rutin Dewan Komisaris Keputusan-keputusan Dewan Komisaris diambil dalam Rapat Dewan Komisaris. Keputusankeputusan yang mengikat dapat juga ditetapkan tanpa diadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan catatan keputusan tersebut telah disetujui secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh Anggota Dewan Komisaris. Rapat Dewan Komisaris diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan.
REGULAR MEETINGS OF THE BOARD OF COMMISSIONERS Decisions are taken at the Meeting of the Board of Commissioners Board of Commissioners. Binding decisions can also be set without the Board of Commissioners meeting is held, provided that the decision was approved in writing and signed by all members of the Board of Commissioners. Meetings of the Board of Commissioners held at least once a month.
3. resolving of IPP problems 4. revision of internal control business process 5. approval on write-off of non operating property, plant and equipment; 6. approval on write-off of doubtful accounts; 7. approval on write-off of inventory; 8. approval on write-off of housing facility and employee housing loan; 9. approval or recommendation and notes/ opinion/suggestion on purchase of electricity transaction; 10. supervisory of coal and gas supply; and 11. site visits to several business units.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Komite Manajemen Risiko dan Komite Nominasi & Remunerasi; dan • beberapa Tenaga Ahli
229
230
Dewan Komisaris berhak mengundang Direksi untuk melakukan rapat konsultasi dan Direksi wajib memenuhi undangan
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
rapat dimaksud
Dewan Komisaris mengundang Direksi untuk hadir dalam Rapat Dewan Komisaris minimal satu kali dalam satu bulan dengan agenda tetap konsultasi. Rapat Dewan Komisaris yang bersifat rutin/terjadwal terdiri dari: • Rapat internal Dewan Komisaris, dilaksanakan setiap bulan sedapat mungkin pada minggu pertama. • Rapat dengan Komite Dewan Komisaris dilaksanakan setiap satu bulan sekali.
Board of Commissioners invited the Board of Directors to attend the BOC meeting once a month, with consultation remain as the main agenda. Routine Meetings of the Board of Commissioners consisted of: • Internal meeting of the Board of Commissioners, held every month as far as possible in the first week. • Meeting with the Committee of the Board of Commissioners are held every once a month.
Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan di luar jadwal rutin, jika dianggap perlu oleh: • seorang atau lebih Dewan Komisaris; dan • permintaan tertulis dari seorang atau lebih Anggota Dewan Komisaris; • Rapat Dewan Komisaris ini merupakan rapat yang bersifat segera dan/atau strategis.
Meetings of the Board of Commissioners maybe held outside the regular schedule, if deemed necessary by: • one or more of the Board of Commissioners; and • written request from one or more members of the Board of Commissioners; • The Commissioners’ meetings are held on an immediate and/or strategic related purpose.
Kehadiran Komisaris Jumlah rapat internal Dewan Komisaris pada tahun 2010 sebanyak 12 kali dengan tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam rapat tersebut sebagai berikut:
ATTENDANCE COMMISSIONERS The number of meetings of the Board of Commissioners in the year 2009 as many as 12 meetings with the attendance of the Board of Commissioners in the meeting as a forum as follows:
Jabatan position
Kehadiran attendance
%
10
83
No
Nama NAME
1.
Yogo Pratomo
Komisaris Utama President Commissioner
2.
Lutfi Hamid
Komisaris Independen Independent Commissioner
11
91
3.
Adang Firman
Komisaris Independen Independent Commissioner
12
100
4.
Rahmat Waluyanto
Komisaris Commissioner
3
25
5.
Wimpy S. Tjetjep
Komisaris Commissioner
8
66
6.
Syahrial Loetan
Komisaris Commissioner
6
50
7.
Abdul Aziz
Komisaris Commissioner
7
58
Board of Commissioners reserves the right to invite the Board of Directors to conduct the consultation meeting and the Board should meet the intended meeting invitation
DIREKSI board of directors BOARD OF DIRECTORS APPOINTMENT PROCEDURE The Company is managed and led by the Board of Directors consisting of a director or higher. Should there is more than one appointed Directors, and then one of them can be appointed as a President Director. The structure, requirements, nomination, and appointment of members of the Board of Directors determined by the GSM and in accordance with laws and regulations that apply.
Masa jabatan anggota Direksi adalah lima tahun dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan para Anggota Direksi sewaktuwaktu. Setelah masa jabatannya berakhir, para Anggota Direksi dapat diangkat kembali oleh RUPS untuk satu kali masa jabatan.
Tenure of members of the Board of Directors is five years without reducing the rights of the GMS for the retirement of the members of the Board at any time. After his term ended, members of the Board of Directors may be reappointed for one tenure by the GMS.
Independensi Direksi Anggota Direksi PLN yang independen mencapai 20%, hal ini telah memenuhi kriteria keanggotaan Direksi yang mensyaratkan paling sedikit 20% dari jumlah anggota Direksi harus dari kalangan di luar BUMN yang bersangkutan yang bebas dari pengaruh anggota Komisaris/Dewan Pengawas dan anggota Direksi lainnya serta Pemegang Saham Pengendali/ Pemilik Modal, sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN No.117/M-MBU/2002 tentang penerapan praktik GCG pada Badan Usaha Milik Negara.
INDEPENDENCE OF BOARD OF DIRECTORS Independent Director members of PLN reached 20%, it has fulfilled the membership criteria, which requires the Board of Directors at least 20% of the total members of the Board of Directors must be from outside the state own company and free from the influence of Commissioners/Supervisory Board and other Board members and the Controlling Shareholder/ Owner of Capital, in accordance with the Minister of SOE s No.117/M-MBU/2002 about the application of corporate governance practices in state-owned enterprises.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Prosedur Penetapan Direksi Perusahaan dikelola dan dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari seorang Direktur atau lebih. Apabila diangkat lebih dari satu orang Direktur, maka seorang di antaranya dapat diangkat sebagai Direktur Utama. Susunan, persyaratan, nominasi, dan pengangkatan Anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
231
232
Tugas dan Wewenang Direksi
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Tugas dan wewenang Direksi diatur dalam pasal 11 Anggaran Dasar Perusahaan. Direksi adalah organ Perusahaan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengelolaan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar Pengadilan.
DUTIES AND POWERS OF THE BOARD OF DIRECTORS Duties and authority of the Board of Directors are provided for in Article 11 of the Articles of Association. The Board of Directors is one of the Company’s organs which is authorized and fully responsible for managing the company for the benefit of the Company in accordance with the purposes and objectives of the Company and represent the Company both within and outside the Court.
Tugas pokok Direksi adalah: memimpin dan mengurus Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perusahaan; dan menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perusahaan.
Board of Directors’ main duties is: Leading and managing the Company in accordance with the purposes and objectives of the Company and to continuously improve the efficiency and effectiveness of the Company; and controlling, maintaining and managing the Company’s assets.
Pelaksanaan wewenang melakukan tindakan mengenai kepengurusan dan pemilikan serta mengikat Perusahaan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perusahaan diatur sebagai berikut: • Pelaksanaan wewenang Direksi yang Harus Mendapatkan Persetujuan Tertulis dari Dewan Komisaris: - mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka pendek; - mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerjasama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi (KSO), Bangun Guna Serah, Bangun Milik Serah, Bangun Serah Guna dan kerjasama lainnya dengan nilai atau jangka waktu tertentu yang ditetapkan RUPS; - menerima atau memberikan pinjaman jangka menengah/panjang, kecuali pinjaman (utang atau piutang) yang timbul karena transaksi bisnis dan pinjaman yang diberikan kepada Anak Perusahaan PT PLN (Persero) dengan ketentuan pinjaman kepada Anak Perusahaan dilaporkan kepada Dewan Komisaris; - menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan persediaan barang mati; - melepaskan aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan lima tahun; - menetapkan struktur organisasi satu tingkat di bawah Direksi; - mengangkat dan memberhentikan Kepala Satuan Pengawasan Intern; dan menetapkan - Piagam Satuan Pengawasan Intern.
Exercise of authority, taking actions concerning management and ownership of the company as well as bonding the Company with Other Parties and/or Other Parties and the Company is regulated as follows: • Implementation of the Board of Directors authorization that Must Get Written Approval from the Board of Commissioners: - fixed assets to collateralize the withdrawal of short-term credit; - entering into a partnership with a business entity or other party in the form of a license agreement, management contract, lease assets, Joint Operation (KSO), Build Operate Transfer, Build Own Transfer, Build Transfer Operate and other cooperation with the value or the stipulated period of time that the GMS; - receiving or giving loans medium/long term, unless the loan (debt or receivables) that arise because of business transactions and loans granted to the subsidiary company PT PLN (Persero) with the provisions of the loan to the Subsidiary are reported to the Board of Commissioners; - eliminating bad debt from the books and supplies to death; - Releasing of moving fixed assets with the prevailing economic life in the industry generally up to five years; - defining the organizational structure one level below the Board of Directors; - appointing and dismiss the Head of Internal Audit Unit; and - establishing an Internal Audit Charter.
•
Implementation of the Board of Directors authorization that Must Obtain Approval of the AGM: divert corporate assets; or pledge debt of corporate assets; which represents more than 50% of its net assets in one or more transactions, whether in relation to one another or not. This transaction is the transfer of net assets of the Company that occurred within one year.
• Pelaksanaan Wewenang Direksi yang Dapat Dilakukan Setelah Mendapat Tanggapan Tertulis dari Dewan Komisaris dan Persetujuan RUPS: - mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka menengah/panjang; - melakukan penyertaan modal pada Perusahaan lain; - mendirikan Anak Perusahaan dan/atau perusahaan patungan; - melepaskan penyertaan modal pada Anak Perusahaan dan/atau perusahaan patungan; - melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan dan pembubaran Anak Perusahaan dan/atau perusahaan patungan; - mengikat Perusahaan sebagai penjamin (borg atau avalist); - mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerjasama lisensi kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi (KSO), Bangun Guna Serah, Bangun Milik Serah, Bangun Serah Guna dan kerjasama lainnya dengan nilai atau jangka waktu melebihi penetapan RUPS; - tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapusbukukan; - melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap Perusahaan kecuali aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun; - menetapkan blue print organisasi Perusahaan; - menetapkan dan mengubah logo Perusahaan; - melakukan tindakan-tindakan lain dan tindakan yang belum ditetapkan dalam RKAP; - membentuk yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perusahaan yang berdampak bagi Perusahaan;
• Implementation of the Board of Directors’ authorization that Can Be Done After They receive the written response from the Board of Commissioners and Approval of AGM: - fixed assets to collateralize credit withdrawal of medium/long term; - capital invested in another company; - establishes Subsidiary and/or joint ventures; - releasing capital investment in the Subsidiary and/or joint ventures; - conducting a merger, consolidation, acquisition, separation and dissolution of the Subsidiary and/or joint ventures; - binding the Company as the guarantor (or avalist Borg); - entering into a partnership with a business entity or other party in the form of a license agreement a management contract, lease assets, Joint Operation (KSO), Build Operate Transfer, Build Own Transfer, Build Transfer Operate and other cooperation with the value or setting a period exceeding the GMS; - no longer collect bad debt previously written off; - disconnecting and removing the assets of the Company except fixed assets move with the prevailing economic life in the industry in general up to five (five) years; - establishing a blueprint for the organization of the Company; - set and changing the company logo; - performing other acts and actions which are defined in the CBP; - establishing foundations, organizations and/or related associations both directly and indirectly with the Company which has implications for the Company;
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
• Pelaksanaan wewenang Direksi yang Harus Mendapatkan Persetujuan dari RUPS: mengalihkan kekayaan Perusahaan; atau menjadikan jaminan utang kekayaan Perusahaan; yang merupakan lebih dari 50% jumlah kekayaan bersih Perusahaan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. Transaksi ini adalah transaksi pengalihan kekayaan bersih Perusahaan yang terjadi dalam jangka waktu satu tahun buku.
233
234
- membebankan biaya Perusahaan yang bersifat tetap dan rutin untuk kegiatan yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perusahaan; dan - mengusulkan wakil Perusahaan untuk menjadi calon Anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada perusahaan patungan dan/atau Anak Perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan kepada Perusahaan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan RUPS.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Hak dan Kewajiban Direksi Hak dan kewajiban Direksi diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan pasal 12. Dalam menjalankan tugas pokoknya, Direksi berhak untuk: • menetapkan kebijakan dalam memimpin dan mengurus Perusahaan; • mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perusahaan termasuk penetapan gaji pensiun dan jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pegawai Perusahaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan keputusan RUPS; • mengangkat dan memberhentikan pegawai Perusahaan berdasarkan peraturan kepegawaian Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; • mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perusahaan di dalam dan di luar Pengadilan kepada seorang atau beberapa orang Anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang atau beberapa orang pegawai Perusahaan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain atau badan lain; dan • menjalankan tindakan-tindakan lainnya baik mengenai kepengurusan maupun kepemilikan sesuai dengan ketentuanketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menjalankan tugas pokoknya, Direksi berkewajiban untuk: • mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perusahaan sesuai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan;
- charging Corporate expense that are fixed and routine for foundation activities, organizations and/or associations related either directly or indirectly with the Company; and - company representatives proposing to become a candidate member of the Board of Directors and Commissioners at the joint venture and/or its Subsidiaries, which contributed significantly to the Company and/or strategic value established by the GMS. RIGHTS AND LIABILITIES OF THE BOARD OF DIRECTORS Rights and obligations of the Board of Directors stipulated in the Articles of Association of the Company Article 12. In performing its basic task, the Board of Directors is entitled to: • establish policies in directing and managing the Company; • regulate the provisions regarding employment of the Company including the determination of salaries and retirement pensions and other income for employees of the Company under the rules of the applicable legislation and decisions of the GMS; • appoint and dismiss employees of the Company under the Company employment regulation and legislation in force; • arrange the handover of Board of Directors to represent the Company in and out of court to one or several specific members of the Board who is appointed to it or to one or several employees of the Company either individually or together or to another person or other entity; and
• run other actions both on the management or ownership in accordance with the provisions set forth in the Articles of Association and established by the General Meeting of Shareholders based on legislation and regulations.
In performing its basic task, the Board of Directors is obliged to: • establish and guarantee the implementation of operations and activities of the Company according to objectives and activities of the Company;
• prepare development plans of the Company on time, work plans and annual budgets of the Company, including plans and other related to the implementation of operations and activities of the Company and submit it to the Board of Commissioners and the Shareholders to be submitted to the next AGM in order to obtain approval; • establish and maintain accounting and corporate administration in accordance with applicable for a company; • structure the accounting system in accordance with financial accounting standards, and based on principles of internal control, particularly the function of handling, recording, storage, and supervision; • provide accountability and all the information about the condition and operations of the Company in the form of annual reports including the annual accounts to the AGM; • provide regular reports according to the manner and time in accordance with applicable regulations and other reports whenever requested Shareholders; • set up the Company’s organizational structure complete with details of their duties; • prepare balance sheet and income statement which was approved by the AGM the Minister of Justice and Human Rights in Indonesia in accordance with the provisions of legislation; and • run other obligations in accordance with the provisions set forth in the Articles of Association and established the GMS based on legislation.
Rapat Rutin Direksi Rapat Direksi adalah rapat yang diselenggarakan oleh Direksi. Keputusan-keputusan yang mengikat dapat juga ditetapkan tanpa diadakan Rapat Direksi, asal saja keputusan itu disetujui secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh Anggota Direksi. Direksi menetapkan hal-hal yang memerlukan pengambilan keputusan melalui Rapat Direksi sebagai berikut: • Tindakan-tindakan terkait dengan pelaksanaan wewenang sesuai ketentuanketentuan Anggaran Dasar, yaitu: - kewenangan yang memerlukan persetujuan Direksi;
REGULAR MEETINGS OF THE BOARD OF DIRECTORS Board of Directors Meeting was held by the Board of Directors. Binding decisions can also be set without the Board of Directors Meeting was held, provided that the decision was approved in writing and signed by all members of the Board of Directors. The Board of Directors set matters requiring decisions by Board of Directors Meeting as follows: • `Actions related to the implementation of the authority in accordance the provisions of the Articles of Association, namely: - authority to require the approval of the Board of Directors;
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
• menyiapkan pada waktunya rencana pengembangan Perusahaan, rencana kerja dan anggaran tahunan Perusahaan termasuk rencana– rencana lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha dan kegiatan Perusahaan dan menyampaikannya kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk selanjutnya disampaikan kepada RUPS guna mendapatkan pengesahan; • mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Perusahaan sesuai dengan kelazimannya yang berlaku bagi suatu Perusahaan; • menyusun sistem akuntansi sesuai dengan standar akutansi keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan, dan pengawasan; • memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang keadaan dan jalannya Perusahaan berupa laporan tahunan termasuk perhitungan tahunan kepada RUPS; • memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta laporan lainnya setiap kali diminta Pemegang Saham; • menyiapkan susunan organisasi Perusahaan lengkap dengan perincian tugasnya; • menyiapkan neraca dan laporan laba rugi yang telah disahkan oleh RUP S kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan • menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang ditetapkan RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan.
235
236
- kewenangan yang memerlukan persetujuan Komisaris; dan - kewenangan yang memerlukan persetujuan RUPS. • Tindakan Terkait Pengadaan Barang dan Jasa sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan; dan • Tindakan Strategis lainnya, dengan batasan: - bersifat strategis/signifikan mempengaruhi operasional perusahaan; - di luar rencana dalam RKAP; - bersifat mendesak; dan - atau, menyangkut pegawai dalam jabatan strategis.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, Rapat Rutin Direksi harus dilaksanakan minimal satu kali dalam satu bulan. Namun Direksi memutuskan untuk mengadakan Rapat Direksi secara rutin setiap hari Selasa. Di samping rapat rutin tersebut juga dilaksanakan rapat tambahan sesuai kebutuhan yang mendesak yang memerlukan keputusan segera. Rapat Direksi dihadiri oleh Direksi berikut seluruh jajaran pejabat yang terkait. Kehadiran Direksi dalam rapat tersebut bersifat forum.
- authority to require the approval of the Board of Commissioner; and - authority to require the approval of AGM. • Actions Related to the Procurement of Goods and Services according to the applicable provisions in the Company; and • Other Strategic Actions, with restrictions: • it’s a strategic/significant affect company operations; - outside of the annual budget plan; - it’s urgent; and - alternatively, involving employees in strategic positions. In accordance with the Articles of Association, Regular Meetings of Board of Directors shall be held at least once a month. But the Board of Directors decided to hold regular meetings every Tuesday. In addition to these regular meetings are also held an additional meeting the urgent needs that require immediate decisions. Board of Directors’ Meeting was attended by the Directors, all officers concerned.
Kehadiran Direktur dalam Rapat Direksi dan Hasil Rapat Direksi Jumlah Rapat Direksi pada tahun 2010 sebanyak 63 kali, dengan ringkasan tingkat kehadiran masingmasing Direktur sebagai berikut:
NO
NAMA NAME
DIRECTORS’ ATTENDANCE IN THE BOARD OF DireCTORS MEETING AND RESULTS of THE MEETING Number of Board of Directors Meeting in 2010 as many as 63 times, with the summary of attendance of each director as follow:
JABATAN POSITION
tidak hadir absence
JUMLAH KEHADIRAN TOTAL ATTENDANCE
%
Dahlan Iskan
Direktur Utama President Director
5
58
92%
2
I.G.A. Ngurah Adnyana
Direktur Operasi Indonesia Timur Director of East Indonesia Operations
7
56
89%
3
Moch. Harry Jaya Pahlawan
Direktur Energi Primer Director of Primary Energy
10
53
84%
4
Vickner Sinaga
Direktur Pengadaan Strategis Director of Strategic Procurement
13
50
79%
Nasri Sebayang
Direktur Operasi Indonesia Barat Director of West Indonesia Operations
4
59
94%
Nur Pamudji
Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko Director of Business and Risk Management
1
62
98%
7
Bagiyo Riawan
Direktur Operasi Jawa - Bali Director of Java - Bali Operations
7
56
89%
8
Murtaqi Syamsuddin
Direktur Perencanaan dan Teknologi Director of Planning and Technology
6
57
90%
9
Eddy D. Erningpraja
Direktur SDM dan Umum Director of HR and General Affairs
13
50
79%
10
Setio Anggoro Dewo
Direktur Keuangan Director of Finance
7
56
89%
5
6
Jumlah Rapat Total Meetings
Adapun agenda dan hasil yang substantial dari keseluruhan kegiatan rapat Direksi tersebut mencakup diantaranya: • Bidang Operasional : - Skema penyelesaian IPP yang terkendala, - skema penyelesaian daerah krisis: ekses power, sewa genset, uprating/ relokasi - melanjutkan rencana pengembangan HVDC Sumatera-Jawa,
63
Substantial agenda and results of Board of Directors meetings include, among others: • Operational - Solution of IPP problems, - Solution for crisis areas: excess generator rental, uprating/relocation, - Continue development plan for Sumatera-Jawa,
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
1
power, HVDC
237
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
238
- kebijakan pengamanan pasokan batubara melalui Anak Perusahaan PLN Batubara dengan kerjasama strategis, - menyusun Buku Putih rencana pengembangan pembangkit dan penunjangnya se Indonesia secara lebih detail dan terinci, - pengamanan pasokan energi primer, - kebijakan sistem pra bayar, - penyelesaian Sistem Kelistrikan : Bali, Sumatera, Kalimantan, Palu, Sulsel, Sumbawa, Flores - perbaikan prosedur penerbitan SKI (Surat Kuasa Investasi), - peningkatan kepuasan pelanggan melalui penambahan fasilitas jaringan distribusi (trafo), - Upaya-upaya mengurangi konsumsi BBM di tahun 2010, - Menerapkan secepatnya sentralisasi billing, Kebijakan mengenai Tata kelola Manajemen Material, • Bidang SDM dan Umum : - Struktur dan manning organisasi, - Sistem Manajemen Kinerja pegawai yang lebih objective, - Revisi terhadap Code of Conduct, - Pelaksanaan performance measurement mulai 1 Juli 2010, • Bidang GCG : - Kebijakan perubahan mekanisme pengambilan keputusan dan pengenalan Komite Direktur, - menugaskan kantor akuntan publik yang mengaudit PT PLN (Persero) untuk membuat laporan status khusus (special report status) mengenai Uang Jaminan Langganan yang menyangkut perlakuan akuntansi, praktek keuangan, dan good governance dalam pengelolaan Uang Jaminan Langganan, - Kebijakan tentang Uang Jaminan Langganan bahwa mulai tahun 2010 pembukuannya dipisahkan (account bank), - pembatalan pengenaan BK yang telah ditetapkan Direksi, sebagai tindak lanjut surat DIRJEN LPE, - revisi Board Manual terkait perubahan organisasi PLN dan penyempurnaan, - Penilaian Pelaksanaan GCG Holding dan Anak Perusahaan tahun 2009, - Penegasan pembayaran tepat waktu kepada vendor sebagai sinyal ke vendor untuk menawarkan harga yang lebih wajar pada kontrak yang akan datang dan melakukan kajian proses pembayaran langsung dari Kantor Pusat ke Vendor,
- Coal supply safety policy through strategic cooperation with the subsidiary PLN Batubara, - Preparation of more detailed development plan of power plants and supports all over Indonesia, - Ensuring primary energy supply, - Prepaid electricity system policy, - Solution for Electricity System in Bali, Sumatra, Kalimantan, Palu, South Sulawesi, Sumbawa, Flores - Improvement of Investment Power of Authority letter procedure, - Improvement of customer satisfaction through addition of distribution network facility (transformer), - Fuel consumption reduction efforts in 2010, - Soonest implementation of centralized billing, - Material Management Governance Policy • Human Resources and General - Organization structure and manning, - More objective Employee Performance Management System, - Revision of Code of Conduct, - Implementation of performance measurement from July 1, 2010 • GCG - Revision of decision making and know Board of Directors’ committee mechanism, - Assigned the registered public accountants auditing PLN to prepare special report status on Service Guarantee Fee concerning accounting, financial and good governance practices in Service Guarantee Fee management,
- Policy to separate account for Service Guarantee Fee effective from 2010, - Cancellation of decision of Board of Directors to follow up the letter from Directorate General of Electricity and Energy Consumption, - Revision of Board Manual related to PLN’s organization restructure and improvement, - Evaluation of GCG implementation at holding company and subsidiaries in 2009, - Confirmation of prompt payment to vendors to initiate better offer price for future contract and review direct payment process from Head Office to vendors,
REMUNERASI DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS Prosedur dan Dasar Penetapan Remunerasi Komisaris dan Direksi dikaji oleh Komite Nominasi dan Remunerasi bersama dengan Direktur SDM dan Umum. Hasil kajian melibatkan konsultan independen yang kompeten di bidangnya. Kajian tersebut mempertimbangkan beberapa faktor utama dalam usulan penetapan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi, diantaranya: komitmen waktu, pencapaian target sesuai tolok ukur yang ditetapkan terhadap Dewan Komisaris dan Direksi serta imbal jasa yang terkait dengan tanggung jawab atas tindakan masing-masing yang mengandung risiko bagi pribadi masing-masing. Berdasarkan faktor-faktor tersebut dan masukan serta hasil perumusan dan kajian oleh tim independen, termasuk mempertimbangkan butirbutir Peraturan Menteri No. PER-02/MBU/2009, kemudian usulan besaran maupun formula perhitungan remunerasi tersebut diajukan oleh Dewan Komisaris pada Rapat Umum Pemegang Saham untuk dimintakan persetujuan.
- Formulation of steps to improve Public service integrity, - Revision of New Connection Business Process to be more simple, transparent and certain, - Simplification of new connection process for high voltage connection through omission of 5 processes, which are customer survey, network design, coordination meeting, business proposal preparation, and business proposal to Board of Directors, - Decision to apply nil amount of Service Guarantee Fee for new customers effective from 2011. • Community Development (“PKBL”) and CSR : - Approval on execution of PKBL audit results and further discussion with Ministry of SOE, - Provision of energy saving bulb lights, as CSR program, to three religious boarding schools, which are in Jatim (Gontor), Jateng (Roudlatut Tholibin), Jabar (Nurul Fikri), - Decision to write off PKBL assets and program for AGM approval and to transfer PKBL future implementation to other executing bodies.
REMUNERATION OF BOARD OF DIRECTORS AND BOARD OF COMMISSIONERS Procedure and Determination Basis Remuneration of Board of Directors and Board of Commissioners is reviewed by Nomination and Remuneration Committee together with Human Resource Director with the involvement of a competent consultant. The review considers the main factors in remuneration proposal, such as: commitment of time, achievement of target based on benchmark set by Board of Directors and Board of Commissioners, and benefits related to responsibilities that contain individual risks.
Based on the above factors, inputs, formulation and review of independent team, and Minister Regulation No. PER-02/MBU/2009, Board of Commissioners proposes calculation formula and the resulting amounts for approval of shareholders at AGM.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
- Memutuskan untuk merumuskan langkahlangkah untuk dapat memperbaiki tingkat Integritas Pelayanan Publik, - Mengubah Proses Bisnis Pasang Baru menjadi lebih sederhana, transparan, dan ada kepastian, - debirokratisasi proses penyambungan baru pelanggan tegangan tinggi dengan cara menghilangkan 5 macam proses yaitu : survey pelanggan, desain jaringan tegangan tinggi, rapat koordinasi, penyusunan proposal bisnis dan proposal bisnis ke Direksi, - mulai tahun 2011, diputuskan besaran Uang Jaminan Langganan untuk pelanggan baru adalah Rp. 0,- (nol Rupiah), • PKBL dan CSR : - Menyetujui untuk melaksanakan Laporan Hasil Audit PKBL dan melanjutkan pembahasan dengan Kementerian BUMN, - pemberian bantuan berupa CSR lampu super hemat energy ke 3 (tiga) pondok pesantren yaitu di Jatim (Gontor), Jateng (Roudlatut Tholibin), Jabar (Nurul Fikri), - Ditetapkan bahwa aset maupun program PKBL yang sudah ada di write off dan dimintakan persetujuannya ke RUPS, untuk yang akan datang, PLN tidak lagi melaksanakan PKBL namun diserahkan ke badan lain yang mengelola.
239
240
Besaran Remunerasi Remunerasi Direksi Selama tahun 2010, total remunerasi Direksi adalah sebesar Rp 24.492.445.310,- dengan perincian sebagai berikut:
Remuneration of Board of Directors Board of Directors’s total remuneration in 2010 amounted to Rp 24,492,445,310 with the following details.
remunerasi direksi NO.
remuneration of the board of directors tunjangan perumahan HOUSING ALLOWANCE
tunjangan biaya utilitas UTILITY ALLOWANCE
tunjangan komunikasi COMMUNICATION ALLOWANCE
tunjangan hari raya HARI RAYA ALLOWANCE
1.746.000.000
252.000.000
75.600.000
42.400.000
145.500.000
558.302.000
2.819.802.000
NAMA NAME
gaji SALARY
tunjangan pph ps 21* PPH PS 21* ALLOWANCE
total
1.
Dahlan Iskan
2.
Ngurah Adnyana
1.531.754.340
231.000.000
69.300.000
-
158.250.000
506.960.000
2.497.264.340
3.
Moch. Harry Jaya Pahlawan
1.533.354.290
252.000.000
75.600.000
-
130.950.000
498.374.000
2.490.278.290
4.
Vickner Sinaga
1.533.664.880
252.000.000
75.600.000
-
130.950.000
532.496.667
2.524.711.547
5.
Nasri Sebayang
1.533.938.160
252.000.000
75.600.000
-
130.950.000
465.439.333
2.457.927.493
6.
Nur Pamudji
1.533.926.860
252.000.000
75.600.000
-
130.950.000
498.374.000
2.490.850.860
7.
Bagiyo Riawan
1.536.473.480
252.000.000
75.600.000
-
130.950.000
499.166.000
2.494.189.480
8.
Murtaqi Syamsuddin
1.571.400.000
-
-
130.950.000
408.680.000
2.111.030.000
9.
Eddy D. Erningpraja
1.538.437.300
252.000.000
-
130.950.000
498.374.000
2.495.361.300
10.
Seti Anggoro Dewo
1.571.400.000
-
-
-
130.950.000
408.680.000
2.111.030.000
15.630.349.310
1.995.000.000
598.500.000
42.400.000
1.351.350.000
4.874.846.000
24.492.445.310
TOTAL
75.600.000
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
*Tunjangan PPh 21 untuk bulan Januari belum dihitung dan akan dibayarkan rampung oleh dinas pajak * Income Tax Allowances 21 for January has not been calculated and will be completed by the service tax paid
Remunerasi Dewan Komisaris Besaran remunerasi Dewan Komisaris ditentukan dalam RUPS dengan rincian sebagai berikut: Komisaris Utama 40% dari Direktur Utama sedang Komisaris lainnya 90% dari Komisaris Utama. Selain remunerasi tersebut, Dewan Komisaris juga memperoleh fasilitas lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Remuneration of Board of Commissioners Board of Commissioners’s remuneration is approved in AGM and amounts to as follows: President Commissioner’s remuneration is 40% of President Director’s, while other Commissioners receive 90% of President Commissioner’s. Besides remuneration, Board of Commissioners also receives facilities as applicable.
Selama tahun 2010 total remunerasi Dewan Komisaris adalah Rp 7.169.912.000,- dengan perincian sebagai berikut:
Board of Directors’s total remuneration in 2010 amounted to Rp7,169,912,000 with the following details.
remunerasi direksi NAMA NAME
NO.
remuneration of the board of directors gaji SALARY
tunjangan tunjangan transportasi komunikasi TRANSPORTATION COMMUNICATION ALLOWANCE ALLOWANCE
tunjangan hari raya HARI RAYA ALLOWANCE
tunjangan pph ps 21* PPH PS 21* ALLOWANCE
total
1.
Yogo Pratomo
698.400.000
139.680.000
34.920.000
58.200.000
195.191.000
2.
Lutfi Hamid
628.560.000
125.712.000
31.428.000
52.380.000
169.041.500
1.126.391.000 1.007.121.500
3.
Adang Firman
628.560.000
125.712.000
31.428.000
52.380.000
169.833.500
1.007.913.500 1.007.517.500
4.
Wimpy S. Tjetjep
628.560.000
125.712.000
31.428.000
52.380.000
169.437.500
5.
Syahrial Loetan
628.560.000
125.712.000
31.428.000
52.380.000
169.041.500
1.007.121.500
6.
Abdul Azis
628.560.000
125.712.000
31.428.000
52.380.000
168.645.500
1.006.725.500
7.
Rahmat Waluyanto
628.560.000
125.712.000
TOTAL
4.805.760.000
893.952.000
31.428.000 223.488.000
52.380.000
169.041.500
1.007.121.500
372.480.000
1.244.757.333
7.540.437.333
*Tunjangan PPh 21 untuk bulan Januari belum dihitung dan akan dibayarkan rampung oleh dinas pajak
Hubungan Keluarga dan Hubungan Bisnis Antara Dewan Komisaris dan Direksi Tidak terdapat hubungan keluarga di antara sesama anggota Dewan Komisaris, sesama anggota Direksi, dan di antara anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi. Demikian juga hubungan bisnis di antara sesama anggota Dewan Komisaris, sesama anggota Direksi, di antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Direksi, dan anggota Dewan Komisaris/ anggota Direksi dengan PT PLN (Persero) sebagaimana digambarkan pada tabel berikut:
FAMILY AND BUSINESS RELATIONSHIPS BETWEEN THE BOARD OF COMMISSIONERS AND DIRECTORS There are no family relationships among fellow members of the Board of Commissioners, a fellow member of Board of Directors, and among members of the Board of Commissioners and members of Board of Directors. Likewise, business relations between fellow members of the Board of Commissioners, a fellow member of Board of Directors, among members of the Board of Commissioners with members of Board of Directors, and members of the Board of Commissioners/ Directors with PT PLN (Persero) as described in the following table:
HUBUNGAN KELUARGA FAMILY RELATIONSHIP NAMA NAME
DEKOM COMMISSIONERS YA YES
TIDAK NO
HUBUNGAN BISNIS BUSINESS
DIREKSI DIRECTORS YA YES
TIDAK NO
DEKOM COMMISSIONERS YA YES
TIDAK NO
DIREKSI DIRECTORS YA YES
TIDAK NO
PT PLN (PERSERO)
YA YES
TIDAK NO
Yogo Pratomo
Adang Firman Wimpy S. Tjetjep Syahrial Lutan Abdul Azis Rahmat Waluyanto Direksi Directors Dahlan Iskan Ngurah Adnyana Moch. Harry Jaya Pahlawan Vickner Sinaga NasrI Sebayang Nur Pamudji Bagiyo Riawan Murtaqi Syamsuddin Eddy D. Erningpraja Setio Anggoro Dewo
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Lutfi Hamid
241
242
organ penunjang supporting organs KOMITE DAN LAPORAN KOMITE committees and committees report Dewan Komisaris berwenang untuk membentuk Komite-komite yang berfungsi sebagai penunjang tugas pengawasan Dewan Komisaris. Komite yang wajib dibentuk adalah Komite Audit. Keanggotaan komite tersebut terdiri dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris dan bertanggung-jawab kepada Dewan Komisaris. Anggota Komite-komite Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.
Board of Commissioners is authorized to form committees that function as a support for the monitoring tasks of the Board of Commissioners. Committee, which shall be created, is the Audit Committee. Membership committee consists of one or more members of the Board of Commissioners and is responsible to the Board of Commissioners. The members of the Committees of the Board of Commissioners are appointed and dismissed by the Board of Commissioners.
Ketentuan-ketentuan lebih lanjut mengenai Komitekomite Dewan Komisaris ditetapkan oleh Dewan Komisaris dalam piagam Komite-komite Dewan Komisaris. Pada tahun 2005, Dewan Komisaris PT PLN (Persero) telah membentuk Komite Manajemen Risiko (KMR), Komite GCG (KGCG), Komite Audit (KA), dan Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR).
Further provisions regarding committees of the Board of Commissioners determined by the Board of Commissioners are in the charter of the Committees of the Board of Commissioners. Year 2005, the Board of Commissioners of PT PLN (Persero) has established a Risk Management Committee, GCG Committee, the Audit Committee, and Nomination and Remuneration
Ketentuan-ketentuan lebih lanjut mengenai Komite-komite Dewan Komisaris ditetapkan oleh Dewan Komisaris dalam piagam KomitePT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
komite Dewan Komisaris
Further provisions regarding committees of the Board of Commissioners determined by the Board of Commissioners are in the charter of the Committees of the Board of Commissioners
Committee. Membership committee consists of one or more members of the Board of Commissioners and is responsible to the Board of Commissioners. The members of the Committees of the Board of Commissioners are appointed and dismissed by the Board of Commissioners.
Komite tersebut bersifat independen dengan kriteria sebagai berikut: • tidak memiliki hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua dengan anggota Direksi dan atau anggota Dewan Komisaris; • tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha PLN; • bukan merupakan Direksi atau karyawan PLN dan atau anak perusahaan PLN sekurangnya dalam satu tahun terakhir sebelum diangkat sebagai Komite Audit PLN; • tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada anak perusahaan PLN dan atau perusahaan afiliasi PLN; • tidak bekerja pada Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Hukum atau pihak lain yang memberikan jasa audit dan atau non audit atau jasa konsultasi pada PLN dalam sekurangnya satu tahun terakhir sebelum diangkat sebagai Komite Audit PLN; dan • anggota Komite Audit wajib menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya.
The committee is independent under the following criteria: • does not have a family relationship by marriage and descent to the second degree with members of the Board of Directors and/or members of the Board of Commissioners; • does not have business relationship, either directly or indirectly related to the business activities of PLN; • is not a Director or employee of PLN and/or PLN’s subsidiaries in at least one year before being appointed as the Audit Committee of PLN;
Laporan Komite Manajemen Risiko (KMR) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Manajemen Risiko
RISK MANAGEMENT COMMITTEE REPORT (KMR) Duties and Responsibilities of the Risk Management Committee • to provide proper assurance on the Board of Directors’ risk evaluation regarding the Company’s risk potential activities, as well as to provide recommendation on risk management to the Board of Commissioners; • to coordinate in every activity and/or evaluation result to the secretary of the Board of Commissioners; and • to carry out other duties assigned by the Board of Commissioners accordingly to the prevailing rules and regulation.
• memberikan keyakinan yang memadai atas dilaksanakannya kajian risiko oleh Direksi atas semua kegiatan Perseroan yang memiliki potensi risiko, serta memberikan rekomendasi tentang manajemen risiko pada Dewan Komisaris; • melakukan koordinasi dalam setiap kegiatan dan/atau hasil kajian kepada sekretaris Dewan Komisaris; dan • melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris yang sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku. Komite Manajemen Risiko wajib memiliki Piagam Komite Manajemen Risiko yang berisikan sekurangkurangnya tugas pokok dan kewenangan komite.
• does not have stock either directly or indirectly, in PLN and its subsidiaries or affiliated companies of PLN; • does not work at services to PLN in at least one last year before being appointed as the Audit Committee of PLN; and
• members of the Audit Committee shall provide sufficient time to carry out their duties.
The Risk Management Committee is obliged to acquire a Risk Management Charter containing at least the committee’s main duties and authorities.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Keanggotaan komite tersebut terdiri dari seorang atau lebih Anggota Dewan Komisaris dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Anggota-anggota Komite-komite Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.
243
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
244
Independensi Anggota Komite Manajemen Risiko Salah satu kriteria menjadi anggota Komite Manajemen Risiko adalah independen dan bebas dari benturan kepentingan sehingga dapat bersikap objektif dalam memberikan pendapat terhadap permasalahan yang dihadapi. Hal lain yang ditekankan kepada seluruh anggota komite adalah agar bersikap profesional di dalam melaksanakan tugas dan dalam memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris.
Independence of the Risk Management Committee One of the criteria to become a member of the Risk Management Committee are independent and free from conflict of interest so that they can be objective in giving an opinion on the problems faced. Another thing that stressed to all members of the committee is to be professional in carrying out its duties and in providing advice to the Board of Commissioners.
Susunan Komite Manajemen Risiko Ketua : Syahrial Loetan Wakil Ketua : Wimpy S. Tjetjep Sekretaris : Santosa Gito Susastro Anggota : Rinaldy Dalimi Edward H. Gultom Faizul Ishom Syafrizal Syaiful Gde Widiadnyana Merati
The composition Chairman Vice Chairman Secretary Members
Rapat Komite Manajemen Risiko Sepanjang tahun 2010, Komite Manajemen Risiko telah melakukan 25 kali pertemuan, terdiri dari 3 kali rapat koordinasi dengan PLN dan 22 kali rapat internal.
Risk Management Committee Meetings In 2010 the Risk Management Committee held 25 meetings, consisting of 3 coordination meetings with PLN and 22 internal meetings.
Kehadiran Anggota Komite Manajemen Risiko Tingkat Kehadiran Rapat anggota Komite Manajemen Risiko selama tahun 2010: Syahrial Loetan : Ketua (36%) Wimpy S. Tjetjep : Wakil Ketua (0%) Santosa Gito Susastro : Sekretaris (96%) Rinaldy Dalimi : Anggota (72%) Edward H. Gultom : Anggota (88%) Faizul Ishom : Anggota (80%) Syafrizal Syaiful : Anggota (72%) Gde Widiadnyana Merati : Anggota (88%)
Attendance of Risk Management Committee Meeting attendance rate of the Risk Management Committee during 2010: Syahrial Loetan : Chairman (36%) Wimpy S. Tjetjep : Vice Chairman (0%) Santosa Gito Susastro : Secretary (96%) Rinaldy Dalimi : Member (72%) Edward H. Gultom : Member (88%) Faizul Ishom : Member (80%) Syafrizal Syaiful : Member (72%) Gde Widiadnyana Merati : Member (88%)
Kegiatan Komite Manajemen Risiko terkait kegiatan Dewan Komisaris: • menyampaikan laporan berkala mengenai kegiatan Komite; • memberikan pendapat atau rekomendasi kepada Dewan Komisaris berdasarkan penilaian terhadap dokumen kajian risiko dan dokumen lain yang disampaikan oleh Direksi, kegiatan perencanaan perusahaan, operasi perusahaan yang bersifat stratejik dan memiliki potensi risiko; • melaporkan kendala dan hambatan di dalam melaksanakan proses pengawasan dan pembinaan penerapan ERM;
Board of Commissioners related activities of Risk Management Committee: • submit periodic reports on activities of the Committee • provide advice or recommendations to the Board of Commissioners based on an assessment of the risk assessment document and other documents submitted by the Board of Directors, corporate planning activities, the operating companies that are strategic and have a potential risk; • reported obstacles and barriers in implementing the process of supervision and oversight of the implementation of ERM;
of Risk Management Committee: : Syahrial Loetan : Wimpy S. Tjetjep : Santosa Gito Susastro : Rinaldy Dalimi Edward H. Gultom Faizul Ishom Syafrizal Syaiful Gde Widiadnyana Merati
• memberikan pendapat atau rekomendasi perihal langkah-langkah yang harus dilakukan sehubungan adanya potensi risiko pada masalahmasalah stratejik Perusahaan; dan • memberikan masukan dalam perubahan dan penyempurnaan Piagam Komite Manajemen Risiko apabila dipandang perlu.
• provide advice or recommendations regarding the steps that must be done in relation to the potential risk to the company’s strategic issues; and • provide input on changes and enhancements of Risk Management Committee Charter, as deemed appropriate.
Kegiatan Komite Manajemen Risiko terkait kegiatan Direksi: • melakukan pengawasan bahwa kegiatan Perusahaan yang memiliki potensi risiko telah didahului dengan proses pembuatan kajian risiko; • mengawasi bahwa Enterprise Risk Management dikembangkan dan dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan komitmen yang disepakati; • memberikan Pendapat Komite pada setiap permasalahan/usulan yang disampaikan oleh Direksi yang memerlukan rekomendasi ataupun persetujuan dari Dewan Komisaris; • melakukan koordinasi dengan dengan Divisi Manajemen Risiko yang membahas perkembangan yang terjadi di Perusahaan terkait manajemen risiko; • melakukan telaah dan memberikan pendapat serta pembahasan masalah-masalah strategis Perusahaan yang akan menjadi masukan bagi Dewan Komisaris; • berkoordinasi dengan divisi terkait dalam rangka mempersiapkan pendapat Komite Manajemen Risiko, yaitu mengenai PLTU Keban Agung dan mengenai transaksi pembelian BBM dengan skema right to match; • menyampaikan pendapat kepada Dewan Komisaris perihal : a. renegosiasi PLTU Keba Agung, b. rekomendasi Loan Belgia dan Loan China, c. pengawasan Transaksi Pembelian BBM, d. permintaan Loan Valas, e. renegosiasi PLTP Patuha dan Sarulla. • melaksanakan kunjungan kerja ke proyek PLTU Labuan; • memantau dan memastikan bahwa semua kegiatan Perusahaan sesuai dengan Rencana Jangka Panjang (RJP) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP); • memantau dan memastikan bahwa RJP dan RKAP telah disusun berdasarkan ERM; • menyiapkan rekomendasi kepada Direksi untuk senantiasa melaksanakan dan memutakhirkan rancangan kebijakan manajemen risiko;
Board of Directors related activities of Risk Management Committee: • Supervisory of corporate activities that have potential risks based on risk review; • Supervisory of Enterprise Risk Management to ensure consistent application and development; Providing committee opinion on each issue/ proposal from Board of Directors that require recommendation or approval from Board of Commissioners;
• Study and give opinion on corporate strategic issues as input for Board of Commissioners;
• Coordination with related division to prepare Risk Management Committee opinion concerning PLTU Keban Agung and fuel purchase transaction on right to match scheme; • Submit opinion to Board of Commissioners concerning: a. Renegotiation of PLTU Keba Agung, b. Recommendatioon on Belgium loan and China loan, c. Supervisory of fuel purchase transaction, d. Request of foreign currency loan, e. Renegotiation of PLTP Patuha and Sarulla. • Site visit to PLTU Labuan project; • Monitor and ensure all corporate activities are in line with long-term plan and budget plan;
• Monitor and ensure that long-term plan and budget plan are prepared based on ERM; • Prepare recommendation to Board of Directors for implementation and update of risk management draft policy.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
• Coordination with Risk Management Division to discuss risk management related developments in the Company;
245
246
Laporan Komite Good Corporate Governance (KGCG)
Report of the Committee on Good Corporate Governance (KGCG)
Tugas Komite GCG • Membantu Dewan Komisaris dalam mengawasi implementasi GCG sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam SK Meneg BUMN No. 117/2003. • Mendorong dan mengingatkan PT PLN (Persero) untuk selalu mematuhi peraturan perundangundangan yang berlaku.
GCG Committee Task • Assist the Board of Commissioners in overseeing the implementation of GCG in accordance with the provisions set forth in State Owned Enterprises Ministry Decree No. 117/2003. • Encourage and remind PT PLN (Persero) to always comply with legislation and regulations.
Independensi Anggota Komite GCG Salah satu dari kriteria menjadi anggota Komite GCG adalah independen dan bebas dari konflik kepentingan sehingga dapat bersikap objektif di dalam memberikan pendapat terhadap permasalahan yang dihadapi. Hal lain yang ditekankan kepada seluruh anggota komite adalah agar bersikap profesional di dalam melaksanakan tugas dan di dalam memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris.
Independence of GCG Committee Members One of the criteria to become a member of Good Corporate Governance Committee are independent and free from conflicts of interest that can be objective in giving its opinion on the problems faced. Another thing that stressed to all members of the committee is to be professional in carrying out its duties and in giving its opinion to the Board of Commissioners.
Susunan Komite GCG sampai dengan 31 Desember 2010
The composition of GCG committee as of December 31, 2010: Chairman : Abdul Aziz Vice Chairman : Rahmat Waluyanto Secretary : Marlindah J. Adriansz Sumampow Members : Sri Bagus Guritno Puri Sophia Hamid Sylvia Veronica
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota
: Abdul Aziz : Rahmat Waluyanto : Marlindah J. Adriansz Sumampow : Sri Bagus Guritno Puri Sophia Hamid Sylvia Veronica
Rapat Komite GCG Sepanjang tahun 2010, Komite GCG telah melakukan 40 kali pertemuan, terdiri dari 1 kali rapat koordinasi dengan PLN dan 39 kali rapat intern.
GCG Committee Meetings In 2010 the GCG Committee held 40 meetings, consisting of 1 coordination meeting with PLN and 39 internal meetings.
Kehadiran Anggota Komite Manajemen Risiko Tingkat kehadiran dalam rapat Komite : Abdul Aziz : Ketua (51%) Rahmat Waluyanto : Wakil Ketua (18%) Marlindah J A Sumampow : Sekretaris (100%) Sri Bagus Guritno : Anggota (100%) Puri Sophia Hamid : Anggota (77%) Sylvia Veronica : Anggota (88%)
Risk Management Committee Member Attendance
Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Komite GCG sepanjang 2010 antara lain: 1. melakukan revisi Board Manual 2009 yang telah diselesaikan pada bulan November 2010;
Activities of GCG Committee in 2010 were among others: 1. revising of 2009 Board Manual, completed in November 2010;
Abdul Aziz : Rahmat Waluyanto : Marlindah J A Sumampow : Sri Bagus Guritno : Puri Sophia Hamid : Sylvia Veronica :
Chairman (51%) Vice Chairman (18%) Secretary (100%) Member (100%) Member (77%) Member (88%)
2. melakukan pembahasan mengenai hasil penilaian GCG tahun 2009 dan menindaklanjuti seluruh rekomendasi yang diberikan terhadap Dewan Komisaris dengan menyusun matriks pelaksanaan rekomendasi hasil penilaian tersebut; 3. menyelesaikan Piagam Komite GCG pada bulan November 2010; 4. menyelesaikan draft final Pedoman Penyusunan GCG tahun 2010 PT PLN (Persero) untuk diselaraskan dengan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar PT PLN; 5. memberikan masukan, rekomendasi dan usulan terhadap permohonan-permohonan yang diajukan oleh manajemen dalam masalah perpanjangan penyelesaian proyek (perpanjangan financial closing), penyelesaian hutang perusahaan, akuisisi, penerbitan obligasi perusahaan, pelelangan asset, dan sebagainya; 6. membahas rencana sosialisasi dan internalisasi dari Panduan Kerja (Board Manual) Direksi dan Dewan Komisaris; 7. ikut serta pembahasan Laporan Keuangan dan Laporan Manajemen, serta Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan; 8. pembuatan Code of Conduct, masih dalam proses pembahasan di Komite GCG; 9. melaksanakan benchmarking GCG dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), PT Bank Mandiri (Persero), dan Komite Nasional Kebijakan Governance (“KNKG”) pada bulan Februari – Maret 2010. 10. Komite GCG juga telah ikut serta dalam pembahasan Laporan Keuangan dan Laporan Manajemen, serta Rencana Kerja Anggaran Perusahaan.
2. discussion of 2009 GCG assessment results and follow up of all recommendation to Board of Commissioners in the form of implementation matrix;
Laporan Komite Audit (KA)
Audit Committee Report (NR)
Tugas Komite Audit • menelaah informasi keuangan yang akan dikeluarkan PLN, seperti Laporan Keuangan, Rencana Kerja dan Anggaran, Laporan Manajemen dan informasi keuangan lainnya; • melakukan pemilihan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memadai dan kompeten dalam melaksanakan audit atas Laporan Keuangan PLN, dan memastikan bahwa kegiatan dan temuan audit yang dilaksanan oleh KAP dilaksanakan secara efektif;
Duties of the Audit Committee • to review the financial information to be issued by PLN, as the Financial Report, Work Plan and Budget, Management Report and other financial information; • to conduct elections for Public Accounting Firm (KAP) that adequate and competent in carrying out an audit of financial statements of PLN, and ensure that the activities and significant audit findings by the public accountant office have been implemented effectively,
3. finalization of GCG Committee Charter in November 2010; 4. completion of final draft of 2010 GCG Guidelines Preparation for adaptation with the Law No. 40 year 2007 concerning Corporation and Articles of Association; 5. provide inputs, recommendation and suggestion on requests from management for extention of financial closing, corporate debts, acquisition, bond issuance, asset sale, and others;
6. discuss socialization and internalization plan for Board Manual;
8. preparation of Code of Conduct, still being discussed by the committee; 9. implementation of GCG benchmarking with PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), PT Bank Mandiri (Persero), and Governance Policy National Committee (“KNKG”) in February March 2010. 10. GCG Committee also participated in discussion of Financial Report and Management Report, and Budget Plan.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
7. participate in discussion of Annual Report and Management Report, and Budget Plan;
247
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
248
• memastikan bahwa sistem pengawasan intern PLN berjalan efektif; • melakukan telaah dan evaluasi program audit tahunan yang dibuat oleh Satuan Pengawas Internal (SPI) untuk memastikan bahwa kegiatan dan hasil audit yang dilaksanakan oleh SPI dilaksanakan secara efektif; • menelaah ketaatan PLN terhadap peraturan perundang-undangan khususnya yang berhubungan dengan pelaporan kepada para pemangku kepentingan; • menelaah pengaduan yang berkaitan dengan PLN; • menelaah keterbukaan informasi keuangan Perusahaan; dan • melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris PT PLN (Persero), termasuk mengkaji penghapusan piutang raguragu, material cadangan dan aktiva tetap non operasional.
• to ensure that internal audit systems PLN effective; • to conduct a review and evaluation program of the annual audit made by the Internal Audit Unit to ensure that the activities and results of audits conducted by SPI implemented effectively.
Tanggung Jawab Komite Audit • dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit bersifat independen dan wajib memberikan pelaporan dan bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris; • pertanggungjawaban Komite Audit kepada Dewan Komisaris disampaikan dalam bentuk laporan tahunan dan laporan atas setiap pelaksanaan tugas khusus; • Komite Audit wajib menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi mengenai PLN, baik dari pihak internal maupun eksternal dan hanya digunakan untuk kepentingan tugasnya; dan • melaksanakan self assessment atas efektivitas Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan melakukan penyempurnaan Piagam Komite Audit secara periodik.
Audit Committee Responsibilities • in performing its duties, the Audit Committee are independent and are required to provide reporting and be directly responsible to the Board of Commissioners; • accountability of the Audit Committee to the Board of Commissioners submitted in the form of annual reports and statements for any special duties; • The Audit Committee shall maintain the confidentiality of documents and information on electricity, both from internal and external parties and only used for the benefit of their duties; and • conducting self-assessment on the effectiveness of the Audit Committee in performing its duties and to improve the Audit Committee Charter periodically.
Independensi Anggota Komite Audit Salah satu dari kriteria menjadi anggota Komite Audit adalah independen dan bebas dari benturan kepentingan sehingga dapat bersikap objektif dalam memberikan pendapat terhadap permasalahan yang dihadapi. Hal lain yang ditekankan kepada seluruh anggota komite adalah agar bersikap profesional di dalam melaksanakan tugas dan dalam memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris.
Independence of Audit Committee Members One of the criteria to become a member of the Audit Committee are independent and free from conflict of interest so that they can be objective in giving an opinion on the problems faced. Another thing emphasized to all members of the committee.
• to review PLNs’ compliance against legislation, particularly relating to reporting to the stakeholders; • to investigate complaints relating to the PLN; • to review the Company’s financial disclosures and • to carry out other tasks given by the Board of Commissioners of PT PLN (Persero), including review for doubtful accounts withdrawal, provision of material and non-operational fixed assets.
The composition of audit committee as of December 31, 2010 Chairman : Lutfi Hamid (Independent Commissioner) Vice Chairman : Adang Firman (Independent Commissioner) Secretary : Elok Tresnaningsih Members : Sugianto Lilik Safrudin Ismail Sugeng Rochadi Djuprianto Adi Djoko Guritno
Rapat Komite Audit Sepanjang tahun 2010, Komite Audit telah melaksanakan rapat sebanyak 31 kali, dengan mengundang para pihak yang berkepentingan sesuai tuntutan tugas dan tanggung jawab Komite Audit yakni Satuan Pengendalian Intern, Auditor Eksternal dan Manajemen Perusahaan. Di samping itu, Komite Audit juga melaksanakan rapat internal komite audit dan rapat komite-komite Dewan Komisaris lainnya untuk membahas beberapa permasalahan secara lebih mendalam.
Audit Committee Meetings In 2010 the Audit Committee held 31 meetings, inviting relevant parties such as Internal Control Unit, External Auditor, and Company Management. Besides that, Committee Audit also held internal meetings and committee meetings with other Board of Commissioners’s committees to discuss further certain issues.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Susunan anggota Komite Audit sampai dengan 31 Desember 2010 Ketua : Lutfi Hamid (Komisaris Independen) Wakil Ketua : Adang Firman (Komisaris Independen) Sekretaris : Elok Tresnaningsih Anggota : Sugianto Lilik Safrudin Ismail Sugeng Rochadi Djuprianto Adi Djoko Guritno
249
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
250
Kehadiran Rapat Anggota Komite Audit Selama 2010, tingkat kehadiran anggota Komite Audit dalam Rapat Komite Audit adalah sebagai berikut: Lutfi Hamid : Ketua (75%) Adang Firman : Wakil Ketua (75%) Elok Tresnaningsih : Sekretaris (97%) Sugianto : Anggota (75%) Lilik Safrudin : Anggota (77%) Sugeng Rochadi *) : Anggota (97%) Djuprianto*) : Anggota (97%) Adi Djoko Guritno**) : Anggota (45%) *) Sebagai Komite Audit sejak 1 Februari 2010 **) Sebagai Komite Audit sejak 1 April 2010
Meeting attendance of each member in 2010 is as follows:
Kegiatan-kegiatan Komite Audit sepanjang tahun 2010 adalah: 1. Pengawasan terhadap Keandalan Kualitas Laporan Keuangan : a. melakukan pertemuan dengan KAP untuk membahas: (i) progress audit, (ii) rencana dan ruang lingkup audit Laporan Keuangan tahun 2010, (iii) isue audit yang harus ditindaklanjuti manajemen. b. melakukan pertemuan dengan divisi akuntansi untuk membahas prosedur penyusunan laporan keuangan dan hambatan yang dihadapi serta tindak lanjut temuan audit oleh KAP. c. melakukan pertemuan dengan divisi teknologi informasi dalam rangka membahas rencana program IT dan tindak lanjut atas temuan audit oleh KAP. d. melaksanakan pertemuan internal Komite Audit untuk membahas langkah-langkah yang dilakukan terkait dengan temuan KAP dan upaya untuk meningkatkan keandalan kualitas laporan keuangan. 2. Pengawasan terhadap keandalan informasi Laporan Manajemen a. melaksanakan pertemuan dengan tim penyusun LM dan Sekretaris Perusahaan, membahas: (i) akurasi dan keandalan data dan informasi yang disajikan, (ii) hambatan dalam penyusunan laporan, (iii) perbaikan atas susunan dan format laporan. b. melaksanakan pertemuan internal Komite Audit untuk penyiapan tanggapan terhadap Laporan Manajemen dan pemantauan progress tindak lanjut atas catatan Komite audit terhadap Laporan Manajemen.
Audit Committee activities throughout 2010 were:
Lutfi Hamid : Chairman Adang Firman : Vice Chairman Elok Tresnaningsih : Secretary Sugianto : Member Lilik Safrudin : Member Sugeng Rochadi *) : Member Djuprianto*) : Member Adi Djoko Guritno**) :Member *) Member since February 1, 2010 **) Member since April 1, 2010
(75%) (75%) (97%) (75%) (77%) (97%) (97%) (45%)
1. Supervising the reliability of Financial Report quality: a. Meetings with KAP to discuss: (i) progress audit, (ii) plan and scope of 2010 Financial Report audit, (iii) audit issues for management follow up, b. Meeting with accounting division to discuss financial reporting procedure, constraints and follow up on KAP audit findings, c. Meetings with information technology division to discuss IT program planning and follow up on KAP audit findings, d. Internal meetings to discuss follow up steps on KAP audit findings and efforts to improve financial report quality,
2. Supervising the reliability of Management Report information: a. Meetings with Management Report team and Corporate Secretary to discuss: (i) accuracy and reliability of data and information, (ii) constraints in report preparation, (iii) improvement of report structure and format, b. Internal meetings to discuss response to Management Report and monitoring progress on follow up of Audit Committee’s notes on Management Report,
3. Supervising the effectiveness of Internal Control (“SPI”) a. Meetings with SPI to discuss: (i) Internal Audit plan and program, (ii) Audit Findings Report and follow up, (iii) effectiveness of corporate internal control, (iv) SPI structure of organization and competency of SPI auditor and SPI’s 2011 annual plan, (v) Quality Assurance by independent consultant’s implementation plan b. Meeting with KAI business unit to discuss organization and scope of work and work relation between KAI and SPI, c. Meeting with human resource division to discuss reorganization plan of Internal Audit in the efforts to increase efficiency and effectiveness of SPI and Internal Audit unit, d. Internal meetings with Committtee Audit evaluate effectivity.
Laporan Komite Audit ini merupakan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang dimandatkan dalam Piagam Komite Audit dan peraturan perundangan yang berlaku.
Audit Committee Report is an implementation of the mandated duties and responsibilities stated in the Charter of the Audit Committee and the prevailing legislation.
4. Conducting study on 2010 and 2011 Budget Plans a. Two meetings with budget division to discuss revised proposal for 2010 Budget Plan, b. Meeting with with Operational Directorate of West Indonesia, Java - Bali, and East Indonesia to discuss 2010 Budget Plan revision, c. Two meetings with budget division to discuss 2011 budget plan proposal, d. Conduct internal audit committee meetings to prepare response of the work plan and budget revision and work plan and budget 5. Conducting study on 2010 – 2015 financial projection, 6. Conducting study on asset write off request, 7. conducting other duties of Board of Commissioner discuss with Corporate Secretary to ensure improvement steps of PKBL management. 8. Site visit to PLN business units.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
3. Pengawasan terhadap efektivitas Pengendalian Internal a. melakukan pertemuan dengan SPI untuk membahas : (i) rencana dan program Internal Audit, (ii) Laporan Hasil Pemeriksaan dan tindak lanjutnya, (iii) efektivitas pengendalian internal Perusahaan, (iv) organisasi SPI dan kompetensi auditor SPI serta rencana kerja SPI tahun 2011, (v) rencana penyelenggaraan Quality Assurance oleh konsultan independen, b. melaksanakan pertemuan dengan KAI unit bisnis PLN, membahas organisasi dan lingkup kerja KAI serta hubungan kerja KAI dengan SPI, c. melakukan pertemuan dengan Direktorat SDM untuk membahas rencana reorganisasi Internal Audit dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas SPI dan Audit Internal unit, d. melaksanakan pertemuan internal Komite Audit untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian internal. 4. Melakukan telaah atas RKAP tahun 2010 dan 2011 a. membahas usulan revisi RKAP 2010 dengan divisi anggaran, b. membahas bersama dengan Direktorat Operasi Indonesia Barat, Jawa Bali, dan Indonesia Timur tentang usulan revisi RKAP 2010, c. membahas usulan RKAP 2011 dengan manajemen. d. melakukan pertemuan internal Komite Audit untuk penyiapan tanggapan atas Revisi RKAP dan RKAP. 5. Melakukan telaah atas Proyeksi Keuangan tahun 2010 - 2015 6. Melakukan telaah atas permintaan penghapusan aset 7. Melakukan tugas-tugas lain dari Dewan Komisaris diantaranya membahas dengan Sekper untuk memastikan bahwa telah dilakukannya langkahlangkah perbaikan pengelolaan PKBL. 8. Melakukan kunjungan kerja ke unit bisnis PLN.
251
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
252
Laporan Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR)
Report of the Nomination and Remuneration Committee (NRC)
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Nominasi dan Remunerasi • menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi serta sistem penggajian dan pemberian tunjangan bagi Anggota Dewan Komisaris, Direksi serta pejabat satu level di bawah Direksi; • menilai dan memberikan rekomendasi mengenai jumlah Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan; • melakukan koordinasi dalam setiap kegiatan dan/atau hasil kajian kepada Sekretaris Dewan Komisaris; dan • melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Duties and Responsibilities of the Nomination and Remuneration Committee • to compose criteria for nomination and procedures of nomination and remuneration and allowance for members of the Board of Commissioners, Directors and one lower level of the Board of Directors; • to evaluate and provide recommendation on number of the Company’s Board of Commissioners’ and Directors’ members; • to coordinate in every activity and/or provide evaluation result to Secretary of the Board of Commissioners; and • to carry out other duties assigned by the Board of Commissioners accordingly to the prevailing rules and regulations.
Komite Nominasi dan Remunerasi wajib memiliki Piagam Komite yang berisikan sekurang-kurangnya tugas pokok dan kewenangan Komite.
The Nomination and Remuneration Committee is obliged to obtain a Committee Charter containing at least the Committee’s main duties and authorities.
Independensi Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Salah satu dari kriteria menjadi anggota Komite Nominasi dan Remunerasi adalah independen dan bebas dari benturan kepentingan sehingga dapat bersikap objektif di dalam memberikan pendapat terhadap permasalahan yang dihadapi. Hal lain yang ditekankan kepada seluruh anggota komite adalah agar bersikap profesional di dalam melaksanakan tugas dan di dalam memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris.
Independence of the Nomination and Remuneration Committee One of the criteria to become members of the Nomination and Remuneration Committee are that they must be independent and free from conflict of interest so that they can be objective in giving opinion when dealing with problems. Moreover, it is emphasized that all members of the committee must have a professional behavior in carrying out their duties and in providing opinion to the Board of Commissioners.
Susunan Komite Nominasi dan Remunerasi
The composition Committee: Chairman Vice Chairman Secretary Members
Ketua : Wakil Ketua : Sekretaris : Anggota :
Wimpy S. Tjetjep Lutfi Hamid ERL Tobing Adang Firman Luizah Ellyza Mangkudum Adang Surahman
of Nomination and Remuneration : : : :
Wimpy S. Tjetjep Lutfi Hamid ERL Tobing Adang Firman Luizah Ellyza Mangkudum Adang Surahman
Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi Sepanjang tahun 2010 KNR telah melaksanakan 10 kali rapat, terdiri dari 5 kali Rapat Intern KNR dan 5 kali rapat bersama Direktur SDM dan Umum PT PLN (Persero).
Nomination and Remuneration Committee Meetings During 2010, the Committee has conducted 10 meetings, consisting of 5 NRC Internal Meeting and 5 with the Director of HR and General Affairs of PT PLN (Persero). Average attendance rate in the Committee meeting ranged from 80-100%.
Kegiatan Komite Nominasi dan Remunerasi sepanjang tahun 2010 adalah: 1. turut menyusun sistem penggajian dan pemberian tunjangan serta rekomendasi tentang sistem pensiun, sistem kompensasi dan manfaat lainnya dalam hal pengurangan karyawan bersama Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum; 2. turut mengkaji usulan gaji untuk pegawai PLN bersama Direktur SDM and Umum; 3. mengkaji usulan gaji untuk Direksi, Komisaris PLN dan Anak Perusahaannya bersama Direktur SDM and Umum; 4. memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai gaji pegawai, Direksi dan Komisaris PLN dan Anak Perusahaannya;
Activities of Nomination and Remuneration Committee in 2010: 1. participated in preparation of payroll system, recomendation of pension and other benefits related to workforce reduction with Human Resource Director;
5.
menyusun kriteria dan prosedur Nominasi Komisaris, Direksi dan Eksekutif lainnya; dan
6. membuat sistem penilaian dan memberikan rekomendasi tentang jumlah Komisaris dan Direksi.
2. participated in review of employee salary proposal with Human Resource Director; 3. review salary proposal for Board of Directors, Board of Commissioners of PLN and subsidiaries with Human Resource Director; 4. provide recommendation to Board of Commissioners concerning salary of employees, Board of Directors, Board of Commissioners of PLN and subsidiaries; 5. prepare criteria and procedure of nomination for Board of Commissioners, Board of Directors, and other executives; and 6. prepare evaluation system and give recommendation on composition of Board of Commissioners and Board of Directors.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Kehadiran Rapat Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Tingkat kehadiran rata-rata dalam rapat Komite berkisar antara 80-100%.
253
254
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Unit SATUAN PENGAWASAN INTERN internal control unit Pada 20 Januari 2010, Perusahaan telah menerbitkan Piagam Pengawasan Intern PTPLN (Persero) sebagai wujud pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance - GCG). Piagam Pengawasan Intern dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi Perusahaan dalam mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematis dan teratur dalam mengevaluasi serta meningkatkan efektivitas operasi, pengelolaan risiko, pengendalian dan proses tata kelola dengan mengedepankan sikap profesionalisme sesuai dengan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
On January 20, 2010 the Company issued Internal Control Charter as realization of GCG. This charter was designed to provide value added and to enhance Company operational through systematic evaluation approach and to increase operational effectiveness, risk management, GCG process and control under professionalism in line with GCG principles.
Piagam Pengawasan Intern juga dibuat untuk mengatur kegiatan Satuan Pengawas Intern PT PLN (Persero) dalam melakukan kegiatan pengujian/ assurance dan konsultasi yang independen, obyektif, tidak berprasangka buruk terhadap auditee serta menjunjung kode etik auditor.
Internal Control Charter can also regulate activities of Internal Control Unit in performing independent assurance and consultation, objective, non prejudice toward auditee and in compliance with auditor ethics.
Tugas Satuan Pengawasan Intern (SPI) adalah: • menyusun dan melaksanakan rencana Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT); • menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan system manajemen resiko sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan; • melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran teknologi informasi dan kegiatan lainnya; • memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat menajemen; • memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan; • bekerja sama dengan Komite Audit; • menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan Satuan Pengawasan Intern yang dilakukannya; dan • melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
Duties of Internal Audit Unit (IAU) are as follows: • to formulate and implement plans Supervision Annual Work Program (PKPT); • to test and evaluate the implementation of internal control and risk management system in accordance with company policy; • to conduct examination and assessment of the efficiency and effectiveness in finance, accounting, operations, human resources, marketing, information technology and other activities; • to provide suggestions for improvement and objective information about the activities under review at all levels of management; • to monitor, analyze and report the implementation of corrective measures have been suggested;
Wewenang SPI adalah: • mengakses seluruh informasi yang relevan tentang perusahaan terkait dengan tugas dan fungsinya;
SPI is authorized to: • access all relevant information about the company relating to the duties and functions;
• to work together with the Audit Committee; • to structure a program to evaluate the quality of the activities of Internal Audit Unit; and • to conduct special inspections if necessary.
•
communicate directly with the Board of Directors, Commissioners, and/or the Audit Committee; • meet periodically and incidental to the Board of Directors, Commissioners, and/or the Audit Committee; and • coordinate activities with the work of external auditors.
Hubungan dengan Auditor Eksternal : melakukan koordinasi dengan Auditor Eksternal.
Relation with external auditors: coordinate activities with the work of external auditors.
Kebijakan umum pembentukan Satuan Pengendalian Intern • SPI dipimpin oleh seorang Kepala SPI; • Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris; • Direktur Utama dapat memberhentikan Kepala SPI, setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris, jika Kepala SPI tidak memenuhi persyaratan sebagai Kepala SPI sebagaimana diatur dalam peraturan ini dan atau gagal atau tidak cakap menjalankan tugas; • Kepala SPI bertanggungjawab kepada Direktur Utama; dan • auditor yang duduk dalam SPI bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala SPI.
General policy of SPI establishment • Internal Audit Unit is led by a Head of Internal Audit Unit; • Head of Internal Audit Unit shall be appointed and dismissed by the President Director with the approval of the Board of Commissioners; • President Director can dismiss the Head of Internal Audit Unit, after approval of the Board of Commissioners, if the Head of Internal Audit does not qualify as of Head of Internal Audit accordingly as sated in the regulation and/or fail or inadequate to complete the duty; • Head of Internal Audit Unit is responsible to the President Director; and • auditors who sat in the Internal Audit Unit directly responsible to the Head of Internal Audit Unit.
Aspek-aspek Pemeriksaan SPI Aspek-aspek pemeriksaan SPI dibagi menjadi: • kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku; • kepatuhan terhadap prosedur dan tata kerja yang ditetapkan; • kepatuhan terhadap ketentuan pelaksanaan anggaran; • keandalan dan keakuratan informasi/laporan; • pengamanan aset; • pemanfaatan sumber daya manusia; • pemanfaatan sumber daya material dan peralatan; • pemanfaatan sumber daya uang; • pencapaian tujuan dan sasaran program;dan • kewajiban penyetoran kepada negara.
SPI Inspection Aspects The Internal Audit Unit aspects consist of: • compliance with laws and regulations in force;
Sistem Pelaporan Sistem Pengawasan Intern • membuat laporan hasil pemeriksaan (LHP) dan menyampaikan LHP tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris; dan
Reporting System of Internal Audit Unit • to make assessment report (LHP) and submitted it to the President Director and the Board of Commissioners; and
• compliance with the procedures and working procedures being established; • compliance with the provisions of the Budget; • • • • • •
reliability and accuracy of the information/reports; safeguarding of assets; utilization of human resources; utilization of material resources and equipment; utilization of financial resources; achievement of goals and objectives of the program; and • deposit liabilities to the state.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
• melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit; • mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit; dan • melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal.
255
256
• membuat Laporan Tahunan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris. Hubungan SPI dengan Komite Audit Sesuai Piagam Pengawasan Intern (Internal AuditCharter) PT PLN (Persero) maka hubungan kemitraan SPI dengan Komite Audit sebagai berikut: • membantu Komite Audit untuk memastikan bahwa Charter, Aktivitas dan Tugas Komite Audit adalah memadai; • memastikan bahwa Charter, Peranan dan Aktivitas dari Pengawasan Intern dapat dipahami dan menjawab kebutuhan Komite Audit/Komisaris dan Direksi/Direktur Utama; • memelihara komunikasi yang terbuka dan efektif dengan Komite Audit/Komisaris dan Direksi/ Direktur Utama; • menghadiri rapat berkala yang diselenggarakan oleh Komite Audit; • menyiapkan materi dan bahan rapat yang diminta oleh Komite Audit; dan • memberikan keterangan atas hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas SPI.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
• to make Annual Report to the President Director and Board of Commissioners. Relationship between SPI and the Audit Committee According to the Internal Audit Charter of PT PLN (Persero), the partnership relationship between Internal Audit Unit and the Audit Committee is as follows: • helping to ensure that the Audit Committee Charter, Activity and Duties of Audit Committee were adequate; • ensuring that the Charter, Role and Activities of Internal Control can be understood and answer the needs of the Audit Committee/Board of Commissioners and the Board of Directors/ President Director; • maintaining open and effective communication with the Audit Committee/Board of Commissioners and the Board of Directors/President Director;. • attending regular meetings held by the Audit Committee; • preparing meeting materials and materials requested by the Audit Committee; and • providing details of the audit results or reports of the Internal Audit Unit.
Satuan Pengawasan Intern di lingkungan PLN mengacu kepada aturan-aturan yang ada berupa Surat Keputusan, Surat Edaran, Instruksi, Kebijakan Akuntansi dan praktek-praktek bisnis yang sehat Internal Control Unit at PLN refers to regulations in the forms of Decision Letter, Circulation, Instruction, Accounting Policy and healthy business practice
Member Qualifications of Internal Audit Unit Every internal auditor shall comply with the Internal Audit Professional Standards issued by the Consortium of Internal Audit Professional Organization.
Pada akhir tahun 2010, Formasi Tenaga Kerja (FTK) pada Satuan Pengawasan Intern adalah sebanyak Formasi pada Satuan Pengawasan Intern adalah 45 pegawai yang terdiri dari 39 tenaga auditor, 5 tenaga sekretariat dan 1 Kepala Satuan. Dari formasi tersebut, saat ini terisi 30 dan jumlah auditor sebanyak 27 auditor dan telah bersertifikasi QIA sebanyak 24 auditor.
As of end 2010 the Internal Control Unit had a formation of 45 employees that comprised of 39 auditors, 5 secretaries and 1 unit Head. Currently the unit employs 27 auditors, 24 of whom hold QIA certification.
Laporan Satuan Pengawasan Intern Satuan Pengawasan Intern di lingkungan PLN mengacu kepada aturan-aturan yang ada berupa Surat Keputusan, Surat Edaran, Instruksi, Kebijakan Akuntansi dan praktek-praktek bisnis yang sehat. Dalam melakukan Audit di lingkungan PLN, SPI mempunyai Pedoman Pengawasan Intern sesuai Keputusan Direksi PLN No.030.K/DIR/2005 tanggal 2 Februari 2005.
Internal Control Unit Report Internal Control Unit at PLN refers to regulations in the forms of Decision Letter, Circulation, Instruction, Accounting Policy and healthy business practice. In conducting audit, the unit holds on to Internal Control Manual as stipulated in Decision of Board of Directors No.030.K/ DIR/2005 dated February 2, 2005.
Pada tahun 2010, Sesuai Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) 2010, pada tahun 2010 Tim SPI telah melaksanakan Pemeriksaan Operasional Periode I, II, III, IV, V, VI dan VII terhadap 39 Unit Bisnis dan 2 Direktorat, dengan jumlah temuan sebanyak 335 temuan yang harus diklarifikasi oleh Manajemen Unit Bisnis terkait, disamping itu 1 (satu) kali pemeriksaan operasional terhadap anak perusahaan PT PLN Batubara telah dilakukan dengan temuan sebanyak 6 (enam) temuan yang merupakan pemeriksaan diluar PKPT tahun 2010.
In 2010, in line with its annual plan, the Internal Control Unit conducted operational check periods I, II, III, IV, V, VI and VII on 39 business units and 2 directorates, resulting in 335 findings to be clarified with related business unit management, and one operational check on the subsidiary PT PLN Batubara resulting in six findings.
Dari 335 temuan tersebut, tindaklanjut yang telah dinyatakan selesai sebanyak 225 temuan.
Out of 335 findings, 225 were followed up and completed.
Divisi Manajemen Risiko risk management division PLN telah Organisasi Divisi Manajemen Risiko sesuai dengan KEPDIR No.17.K/DIR/2010, Divisi Manajemen Risiko bertanggung jawab terlaksananya manajemen risiko berdasarkan kaidah yang benar pada seluruh kegiatan perusahaan dan tersedianya risk management information bagi Direksi sebagai referensi pengambilan keputusan.
In line with Board of Directors’ decision No.17.K/ DIR/2010, Risk Management Division is responsible for the implementation of proper risk management in all corporate activities and the availability of risk management information for decision making reference of Board of Directors.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Kualifikasi Anggota Satuan Pengawasan Intern Setiap auditor SPI wajib mematuhi Standar Profesi Audit Internal yang dikeluarkan oleh Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal.
257
258
Unit kerja Manajemen Risiko ini juga melakukan fungsi-fungsi lain mencakup diantaranya : • Menyusun kebijakan (policy) serta prosedur (guide line) implementasi manajemen risiko korporat. • Menyusun kebijakan (policy) Risk Base Audit (RBA) serta prosedur implementasinya. • Melakukan asesmen risiko untuk proyek-proyek strategis, transaksional yang membutuhkan persetujuan Dekom. • Mengkoordinir implementasi manajemen risiko operasional di unit bisnis dan anak perusahaan. • Memfasilitasi kegiatan – kegiatan penerapan manajemen risiko di PLN. • Mengintegrasikan penerapan manajemen risiko lintas fungsi. • Memantau implementasi mitigasi risiko pada level korporat, unit-unit bisnis. • Melakukan koordinasi dengan Internal Auditor dalam implementasi Risk Base Audit. • Melaporkan dan mengkomunikasikan secara periodik penerapan manajemen risiko kepada Direksi.
Risk Management task force also holds other functions that include: • Preparation of policy and guidelines for the implementation of corporate risk management. • Preparation of Risk Based Audit policy and implementation procedure • Perform risk assessment on strategic projects and transactions that require Board of Commissioners’ approval • Coordinate the implementation of operational risk management in business units and subsidiaries • Facilitate activities to implement risk management at PLN • Integrate inter function risk management
Struktur organisasi Divisi Manajemen Risiko sebagai berikut :
Organization Division:
• Monitor implementation of risk mitigation at corporate and business unit levels • Coordinate with Internal Auditor to implement Risk Base Audit • Report and communicate periodically to Board of Directors the implementation of risk management. structure
of
Risk
Management
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
DIREKSI BISNIS DAN MANAJEMEN RISIKO BUSINESS AND MANAGEMENT RISK DIRECTOR
KEPALA DIVISI NIAGA COMMERCIAL HEAD DIVISION
MANAJER SENIOR RISK ASSESSMENT RISK ASSESSMENT SENIOR MANAGER
KEPALA DIVISI MANAJEMEN RISIKO MANAGEMENT RISK HEAD DIVISION
MANAJER SENIOR RISK MONITORING DAN REPORTING RISK MONITORING AND REPORTING SENIOR MANAGER
(Uraian mengenai pelaksanaan tugas Unit Manajemen Risiko, lihat di “Risiko dan Manajemen Risiko – hal 114)
KEPALA DIVISI BISNIS DAN TRANSAKSI LISTRIK BUSINESS AND ELECTRIC TRANSACTION HEAD DIVISION
MANAJER SENIOR RISK INFRASTRUCTURE RISK INFRASTRUCTURE SENIOR MANAGER
Regarding the duty of Risk Management Unit can be seen in the description “Risk and Management Risks”, on page 114 of this Annual Report.
SEKRETARIS PERUSAHAAN corporate secretary Tugas Sekretaris Perusahaan Direksi mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan dengan tugas-tugas sebagai berikut: • melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan fungsi penatausahaan dan penyimpanan dokumen Perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Khusus, Daftar Pemegang Saham, serta Risalah Rapat Direksi maupun RUPS; • melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan fungsi hubungan masyarakat (public relations) dan hubungan investor (investor relations); • bekerja sama dengan fungsi yang menangani pelayanan Hukum Korporat. • Tugas dari fungsi tersebut adalah untuk memberi masukan kepada Direksi terkait kepatuhan terhadap peraturan perundang - undangan yang berlaku bagi Perusahaan. • melakukan pembinaan dan pengendalian tata kelola perusahaan; • menyiapkan Laporan Tahunan, Laporan Manajemen dan Laporan Statistik; dan • dalam hubungan dengan RUPS dan Dewan Komisaris, Sekretaris Perusahaan berperan sebagai penghubung antara Direksi dengan organ tersebut
DUTIES OF CORPORATE SECRETARY Board of Directors appointed a Corporate Secretary with the following tasks: • to carry out activities related to administration and record keeping functions of the Company, including but not limited to the Special Register, the Register of Shareholders, and Board of Directors’ Meeting and the GMS;
Ringkasan Kegiatan Sekretaris Perusahaan
Sumarry the duty of Corporate Secretary
• to coordinate with the Corporate Legal Services (KHSK). Duties of the KHSK are to provide suggestions to the Board of Directors related to the compliance to prevailing rules and regulation. • to provide direction and control of corporate governance; • to prepare Annual Report, Management Report and Statistical Report; and • the Corporate Secretary is responsible to liaise between the Board of Directors and the General Meeting of Shareholders and the Board of Commissioners.
Jumlah Kegiatan number of activity
Public Expose
2 kali times
Conference call dan Investor update
2 kali times
Analysts update & Analyst meeting
8 kali times
Non-deal Roadshow
2 kali times
Investor Forum
4 kali times
Press conference
6 kali times
Press release
72 kali times
Press briefing
26 kali times
Press tour
7 kali times
PT PLN (Persero) juga menyampaikan berbagai informasi terkait operasional perusahaan dalam rangka keterbukaan informasi kepada Bapepam-LK maupun melalui Siaran Pers, diantaranya.
PT PLN (Persero) also deliver a range of information related to company operations disclosure of information to Bapepam-LK and through press release, among others.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Nama Acara activity
• to carry out activities related to the functions of public relations (PR) and investor relations;
259
260
INFORMASI/PRESS RELEASE
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
No.
Tanggal DATE
INFORMATION / PRESS RELEASE Judul ACTIVITY
Media
1
7 Januari 2010 7 january 2010
Steam Drum Lifting Proyek PLTU 3 Bangka Belitung
Surat kabar & website Newspaper & Website
2
8 Januari 2010 8 January 2010
Pemadaman di Bali Berakhir Bali blackout was over
Surat kabar & website Newspaper & Website
3
Februari 2010 February 2010
PLN Kaltim Luncurkan Pembayaran Listrik Secara Online PLN Kaltim Launched Online Electricity Payment
Surat kabar & website Newspaper & Website
4
4 Februari 2010 4 February 2010
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT PLN (Persero) dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Signing of MOU between PLN and LKPP
Surat kabar & website Newspaper & Website
5
15 Februari 2010 15 February2010
Ciptakan GCG, PLN Jalin Kerjasama dengan Kejaksaan Agung PLN cooperates with Supreme Court to create GCG
Surat kabar & website Newspaper & Website
6
17 Februari 2010 17 February 2010
Penandatanganan PJBU Ulubelu unit 1 & 2 , HoA antara PT PGE dan PT PLN, dan EPC Contract Ulubelu Geothermal Power Plant JIBC (JICA) Loan Signing of PJBU Ulubelu unit 1 & 2 , HoA between PT PGE and PT PLN, and EPC Contract Ulubelu Geothermal Power Plant JIBC (JICA) Loan
Surat kabar & website Newspaper & Website
7
23 Februari 2010 23 February 2010
Ciptakan GCG, PLN Jalin Kerjasama dengan BPKP PLN cooperates with BPKP to create GCG
Surat kabar & website Newspaper & Website
8
26 Maret 2010 26 March 2010
Kejaksaan Agung Bantu PLN Atasi Masalah Hukum Supreme Court helps PLN overcome law problems
Surat kabar & website Newspaper & Website
9
5 April 2010 5 April 2010
Media Advisory
Surat kabar & website Newspaper & Website
10
8 April 2010 8 April 2010
Sinergi Dua BUMN Garuda Indonesia dan PLN Tandatangani Kerjasama Corporate Sales Sinergy of two SOE: Garuda Indonesia and PLN signs Corporate Sales Agreement
Surat kabar & website Newspaper & Website
11
14 April 2010 14 April 2010
Neraca Keuangan PLN Membaik Berkat Efisiensi Sepanjang Tahun PLN’s Balance Sheet was Better due to whole Year Efficiency
Surat kabar & website Newspaper & Website
12
15 April 2010 15 April 2010
PLN Memproses Proyek PLTU 2.000 MW Jawa Tengah PLN proceeds with PLTU 2,000 MW Central Java Project
Surat kabar & website Newspaper & Website
13
29 April 2010 29 April 2010
PLN Undang Investor Untuk Membangun PLTU Mulut Tambang di Sumatera Selatan PLN invites investors to build PLTU Mulut Tambang in Sumatera Selatan
Surat kabar & website Newspaper & Website
14
5 Mei 2010 5 May 2010
Pemadaman Bergilir di Sulselbar Berakhir Rolling Blackout in Sulselbar was Over
Surat kabar & website Newspaper & Website
15
13 Mei 2010 13 May 2010
PLN Kantongi Izin Pembangunan PLTA Asahan 3 PLN Got construction license for PLTA Asahan 3
Surat kabar & website Newspaper & Website
16
14 Mei 2010 14 May 2010
Ada Pungli Listrik? Laporkan! Any Electricity Illegal Fee? Report it!
Surat kabar & website Newspaper & Website
17
14 Mei 2010 14 May 2010
PLN Minta Dukungan Gubernur Sumut Untuk Membangun PLTA Asahan 3 PLN Asks North Sumatera Governor’s Support to Build PLTA Asahan 3
Surat kabar & website Newspaper & Website
18
15 Mei 2010 15 May 2010
PLN Letakkan Batu Pertama Pembangunan PLTA Asahan III PLN Starts Construction of PLTA Asahan III
Surat kabar & website Newspaper & Website
19
3 Juni 2010 3 June 2010
BPK Gunakan Sistem Informasi untuk Audit PLN BPK uses Information System to audit PLN
Surat kabar & website Newspaper & Website
20
4 Juni 2010 4 June 2010
Reklamasi Pantai Utara Jakarta Berpotensi Ganggu Pembangkit PLN North Jakarta coastal reclamation may disrupt PLN’s Power Plants
Surat kabar & website Newspaper & Website
No.
Tanggal DATE
Judul ACTIVITY
Media Surat kabar & website Newspaper & Website
9 Juni 2010 9 June 2010
22
6 Juli 2010 6 July 2010
Pulau Sumbawa Akan Didominasi Pembangkit Hidro & Terbarukan Pulau Sumbawa will dominate Hydro and renewable Power Plants
Surat kabar & website Newspaper & Website
23
21 Juli 2010 21 July 2010
Sinergi Strategis Antar BUMN PLN dan Semen Gresik Group (SGG) Tandatangani Kerjasama Penyediaan Listrik Strategic Synergy between PLN and Semen Gresik Group (SGG): Electricity Supply Agreement Signing
Surat kabar & website Newspaper & Website
24
22 Juli 2010 22 July 2010
Penyesuaian Tarif Listrik Menuju Usaha Ketenagalistrikan yang Sehat Adjustment of Electricity Tariff toward healthy Electricity Business
Surat kabar & website Newspaper & Website
25
22 Juli 2010 22 July 2010
Indonesia Bebas Pemadaman Bergilir Indonesia is free from Rolling Blackout
Surat kabar & website Newspaper & Website
26
27 Juli 2010 27 July 2010
Menuju Gerakan Bebas Pemadaman Listrik Bergilir Toward Freedom from Rolling Blackout
Surat kabar & website Newspaper & Website
27
27 Juli 2010 27 July 2010
Wilayah Indonesia Terbebas Dari Belenggu Pemadaman Listrik Bergilir Indonesian regions are free from Rolling Blackout
Surat kabar & website Newspaper & Website
28
27 Juli 2010 27 July 2010
PLN Siap Tuntaskan Daftar Tunggu Pemasangan Listrik PLN is ready to end connection waiting list
Surat kabar & website Newspaper & Website
29
30 Juli 2010 30 July 2010
PLN Kembangkan Limar Untuk Warga Terpencil di NTB PLN develops Limar for remote areas in NTB
Surat kabar & website Newspaper & Website
30
2 Agustus 2010 2 August 2010
Crane Hantam Kabel Penghubung Gardu Induk di Muara Karang Crane hit Main Station Connection Cable in Muara Karang
Surat kabar & website Newspaper & Website
31
6 Agustus 2010 6 August 2010
Listrik Bandara Padam Karena Kerusakan Instalasi Airport blackout due to Installation Problem
Surat kabar & website Newspaper & Website
32
6 Agustus 2010 6 August 2010
Instalasi Listrik Internal Bandara Rusak, Pasokan Listrik Terganggu Airport’s internal installation damaged, electricity supply disrupted
Surat kabar & website Newspaper & Website
33
8 Agustus 2010 8 August 2010
Komunikasi Mudah Dengan PLN (Layanan Kartu KiAR PLN) Easy communication with PLN (KiAR card service)
Surat kabar & website Newspaper & Website
34
10 Agustus 2010 10 August 2010
PLN Siapkan Amandemen PPA Dengan IPP Terkendala PLN prepares amendment of PPA with constrined IPP
Surat kabar & website Newspaper & Website
35
10 Agustus 2010 10 August 2010
Penandatanganan Akta Perdamaian IPP Terkendala Antara PLN, Pengembang (IPP), JPN dan BPKP Signing of resolution agreement between PLN and IPP developers, JPN and BPKP
Surat kabar & website Newspaper & Website
36
11 Agustus 2010 11 August 2010
PLN Tandatangani Perjanjian Kerjasama Cash Pooling Dengan 11 Bank PLN Signs Cash Pooling agreement with 11 banks
Surat kabar & website Newspaper & Website
37
12 Agustus 2010 12 August 2010
PLN Siap Menggunakan Gas Hasil Pengembangan CBM PLN is ready to utilize CBM development results
Surat kabar & website Newspaper & Website
38
15 Agustus 2010 15 August 2010
Kemajuan Proyek Listrik PLTU 10.000 MW Tahap I Progress of first phase of 10,000 MW Power Plants project
Surat kabar & website Newspaper & Website
39
16 Agustus 2010 16 August 2010
Laba Bersih PT PLN (Persero) Turun 1,2%, Aset Naik 16% Net income of PLN down by 1.2%, assets rose by 16%
Surat kabar & website Newspaper & Website
40
16 Agustus 2010 16 August 2010
PLN Catatkan Laba Rp. 6,1 Triliun di Semester I Tahun 2010 PLN booked net income of Rp6.1 trillion in semester 1 of 2010
Surat kabar & website Newspaper & Website
41
19 Agustus 2010 19 August 2010
PLTU Maluku-Ambon 2X15 MW Mulai Dikerjakan Starting construction of PLTU Maluku-Ambon 2X15 MW
Surat kabar & website Newspaper & Website
42
Agustus 2010 August 2010
PLN bekerjasama dengan LKPP terapkan Sistim e-Procurement PLN cooperates with LKPP to impelement e-Procurement
Surat kabar & website Newspaper & Website
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
21
PLN dan NIPPON KOEI, LTD Tandatangani Contract Agreement Engineering Services Pembangunan Proyek PLTA Asahan 3 PLN and NIPPON KOEI, Ltd signs Engineering Services agreement for the construction of PLTA Asahan 3
261
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
262
No.
Tanggal DATE
43
24 Agustus 2010 24 August 2010
PLN Akan Menggelar Pameran Listrik Nasional 2010 PLN will hold 2010 National Electricity Event
Judul ACTIVITY
Surat kabar & website Newspaper & Website
44
25 Agustus 2010 25 August 2010
Sinergi PLN dan ANGKASA PURA II Kelola Sistem Pasokan Ketenagalistrikan Bandara Sinergy of PLN and Angkasa Pura II to manage airport electricity supply
Surat kabar & website Newspaper & Website
45
27 Agustus 2010 27 August 2010
Trafo Mandirancan Terbakar Mandirancan Transformer Burnt
Surat kabar & website Newspaper & Website
47
30 September 2010 30 September 2010
Lomba Foto Jurnalistik HLN KE-65 Journalistic Photo Competition on 65th HLN
Surat kabar & website Newspaper & Website
48
1 September 2010 1 September 2010
Pasokan Listrik Jelang dan Selama Lebaran Aman Secured Electricity Supply for Lebaran festive
Surat kabar & website Newspaper & Website
49
3 September 2010 3 September 2010
PLTU Indramayu Beroperasi, Jawa Bali Akan Semakin Aman PLTU Indramayu Operates, Java-Bali more Secure
Surat kabar & website Newspaper & Website
50
6 September 2010 6 September 2010
PLN Luncurkan RUPTL 2010 – 1019 PLN launched RUPTL 2010 – 1019
Surat kabar & website Newspaper & Website
51
7 September 2010 7 September 2010
PLN Gelar Mudik Bareng Gratis PLN provides free Lebaran transportation
Surat kabar & website Newspaper & Website
52
23 September 2010 23 September 2010
PLN dan Angkasa Pura II Tandatangani Nota Kerjasama Pendampingan Pengelolaan Listrik Bandara Soekarno-Hatta PLN and Angkasa Pura II signs Partnership Agreement for SoekarnoHatta airport electricity supply management
Surat kabar & website Newspaper & Website
53
12 Oktober 2010 12 October 2010
Presiden Jamu Karyawan PLN dan BRI Minum The Bersama di Istana President and PLN and BRI employees enjoy tea time at the Palace
Surat kabar & website Newspaper & Website
54
18 Oktober 2010 18 October 2010
KNIFE 2010 : Ajang Pegawai PLN Mengadu dan Mengasah Inovasi Kelistrikan KNIFE 2010 : Electricity Competition Event
Surat kabar & website Newspaper & Website
55
19 Oktober 2010 19 October 2010
PLN Gelar Ajang Inovasi Kelistrikan di KNIFE 2010 PLN Launched Electricity Innovation Fair at KNIFE 2010
Surat kabar & website Newspaper & Website
56
29 Oktober 2010 29 October 2010
TIM Tanggap Darurat PLN di Mentawai dan Merapi PLN Sends Emergency Team to Mentawai and Merapi
Surat kabar & website Newspaper & Website
57
1 November 2010 1 November 2010
PLN Targetkan Tahun Depan Tidak Ada Lagi Daftar Tunggu PLN Targets Elimination of Waiting List Next Year
Surat kabar & website Newspaper & Website
58
22 November 2010 22 November 2010
Direksi Baru PLN Batubara Dilantik Appointment of PLN Batubara’s new Board of Directors
Surat kabar & website Newspaper & Website
59
22 November 2010 22 November 2010
Proyek APBN PLN Akan Dilelang Secara E-Proc PLN’s State Budget Projects will be Auctioned E-Proc
Surat kabar & website Newspaper & Website
60
26 November 2010 26 November 2010
Akhir Maret 2011, Daftar Tunggu Sambungan Listrik Tuntas End of March 2011, No More Waiting List for Electricity Connection
Surat kabar & website Newspaper & Website
61
1 Desember 2010 1 December 2010
Pengembang Perumahan Tidak Perlu Investasi Listrik Housing Developers Don’t Need Electricity Investment
Surat kabar & website Newspaper & Website
62
3 Desember 2010 3 December 2010
PLN akan Sambung 1.000 MW Bisnis dan Industri Pada 15 Desember 2010 PLN will provide 1,000 MW Connection for Business and Industry on December 15, 2010
Surat kabar & website Newspaper & Website
63
6 Desember 2010 6 December 2010
DIRUT PLN Ajak Pengusaha Sambung Listrik PLN President Director Invites Businessmen to Apply for Electricity Connection
Surat kabar & website Newspaper & Website
64
14 Desember 2010 14 December 2010
PLN Operasikan Trafo Baru di GITET Gandul-Cinere PLN Operates New Transformer for GITET Gandul – Cinere
Surat kabar & website Newspaper & Website
65
14 Desember 2010 14 December 2010
PLN Mulai Mengoperasikan Trafo IBT Unit 3 di GI Gandul-Cinere PLN Starts Operating IBT Unit Transformer in Gandul-Cinere
Surat kabar & website Newspaper & Website
Media
No.
Tanggal DATE
66
14 Desember 2010 14 December 2010
Pencanangan Gerakan Peduli Perbaikan Gizi Balita Launching of Nutrition Improvement Care Program
Judul ACTIVITY
Surat kabar & website Newspaper & Website
67
14 Desember 2010 14 December 2010
Program Penyambungan 1000 MW Lampaui Target 1,000 MW Connection Program Exceeds Target
Surat kabar & website Newspaper & Website
68
16 Desember 2010 16 December 2010
PI PLN Canangkan Gerakan Peduli Perbaikan Gizi Bagi 5000 Balita di Seluruh Indonesia PLN Launches Nutrition Care Program for 5,000 under 5 years children in Indonesia
Surat kabar & website Newspaper & Website
69
16 Desember 2010 16 December 2010
Dahlan Iskan Terima Penghargaan Marketer of The Year Indonesia 2010 Dahlan Iskan received 2010 Marketer of the Year Award
Surat kabar & website Newspaper & Website
70
21 Desember 2010 21 December 2010
PLN Bangun PLTU Skala Besar di Riau dan Kaltim PLN Builds Large Scale PLTU in Riau and Kaltim
Surat kabar & website Newspaper & Website
71
27 Desember 2010 27 December 2010
Pendanaan Proyek Transmisi Terkait Proyek 10.000 MW Tuntas Funding for 10,000 MW Transmission Project was Completed
Surat kabar & website Newspaper & Website
72
27 Desember 2010 27 December 2010
Penandatanganan Perjanjian Kredit Sindikasi Pendanaan Porsi Valas Pembangunan Proyek Transmisi Terkait Fast Track Program Gardu Induk Gas Insulated Switchgear & Underground Cable Pulau Jawa Signing of Syndicated Credit Agreement for Financing of Transmission Project Construction Fast Track: Java Island Main Station Insulated Switchgear & Underground Cable Program
Surat kabar & website Newspaper & Website
73
28 Desember 2010 28 December 2010
ARUTMIN Pasok PLN 7,2 Juta Ton Batubara di 2011 ARUTMIN supplies 7.2 million tons of coal in 2011
Surat kabar & website Newspaper & Website
Media
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
263
264
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS secretary to board of commissioners Tugas Sekretaris Dewan Komisaris Untuk kelancaran tugasnya Dewan Komisaris dapat dibantu oleh Sekretaris Dewan Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris atas beban Perusahaan.
Board of Commissioners can have the assistance of a Secretary to Board of Commissioners, appointed by Board of Commissioners and hidred by the Company.
Sekretaris Dewan Komisaris mempunyai fungsi untuk memberikan dukungan administratif dan kesekretariatan kepada Dewan Komisaris guna memperlancar pelaksanaan tugas-tugas Dewan Komisaris.
Secretary to Board of Commissioners’ function is to provide administrative and secretarial support to Board of Commissioners.
Sekretaris Dewan Komisaris menjalankan tugastugas sebagai berikut: • menyelenggarakan kegiatan di bidang kesekretariatan dalam lingkungan Dewan Komisaris; • mengkoordinir penyediaan informasi yang dibutuhkan Dewan Komisaris, seperti laporan berkala dari Direksi (Laporan Bulanan, Laporan Triwulanan, Laporan Tahunan, Laporan Hasil Pemeriksaan SPI) serta laporan/informasi lainnya mengenai Perusahaan; • memfinalisasi laporan-laporan yang menjadi kewajiban Dewan Komisaris, antara lain Laporan Hasil Pengawasan Dewan Komisaris; • menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris, penyiapan dan pengiriman undangan, penyampaian materi rapat serta pembuatan risalah rapat, serta tugas-tugas lain yang terkait; • memfasilitasi kegiatan Dewan Komisaris; dan • mengadministrasikan risalah rapat dan dokumen Dewan Komisaris lainnya serta mengirimkan hasil-hasil keputusan rapat kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Secretary to Board of Commissioners has the following duties: • Holds secretarial activities for Board of Commissioners; • Coordinates supply of information needed by Board of Commissioners, such as regular reports of Board of Directors (monthly reports, quarterly reports, annual reports, internal control unit reports) and other reports/information regarding the Company; • Finalizes reports of Board of Commissioners, such as Supervisory Report • Holds Board of Commissioners’ meetings, meeting invitation distribution, preparation and distribution of meeting agenda and minutes of meeting, and other related assignments; • Faciliatates activities of Board of Commissioners; and • Administers minutes of meeting and other documents, and delivers meeting results to related parties.
PERKARA HUKUM YANG MELIBATKAN PERSEROAN LITIGATION Law No. 30 year 2009 on Electricity was issued on September 23, 2009 and within a maximum of one year since then the Government is to regulate the management of electricity business in Indonesia through several sets of regulations (Government Regulation, President’s Decree, Minister’s Decree). The Law’s being effective imposes certain implication on PLN as an enterprise in electricity supply industry. The Law does not explicitly regulates only PLN, but electricity industry players. Hence, based on this Law, PLN is not the Electricity Power of Attorney Holder anymore, but ordinary holder of Electricity Supply Business License (“IUPTL”), just like other IUPTL holders (possibility of other SOEs, POEs, private and cooperative).
Perkara Penting Perusahaan 1. Perkara Nomor : 1123/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Sel tanggal 17 September 2008, tentang Direktur Utama PT PLN (Persero) telah melakukan ingkar janji (wanprestasi) terhadap Pembayaran Perjanjian Jasa Pengurusan Pembayaran Tunggakan Rekening Listrik PT Polysindo Eka Perkasa Tbk. Nomor : 054.PJ/160/ DJTY/2005 dan Nomor : 001.PJ/CLH/2005 tanggal 14 April 2005. Nilai tuntutan Imbalan Jasa Rp 9.215.255.172 dan dwangsom Rp 5.000.000. per hari. 2. Perkara Nomor : 78/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Tim tentang Direktur Utama PT PLN (Persero) telah melakukan perbuatan melawan hukum akibat membangun SUTT 150 kV Asahimas Menes yang melintas di wilayah tempat tinggal Penggugat dan diminta untuk memindahkan SUTT tersebut ke tempat lain. Nilai Tuntutan Penggugat : Materiil Rp 60.470.000.000,00 dan Immaterii Rp 50.530.000.000. 3. Perkara Nomor : 656/Pdt.G/2009/PN.Jkt .Sel dan Perkara Banding No. 627/PDT/2010/PT.DKI tanggal 3 Desember 2010 tentang PT PLN (Persero) tidak berhak mengajukan TS Rekening Listrik periode Mei 2005 s.d. Januari 2007 kepada Penggugat adalah merupakan perbuatan melawan hukum yang merugikan Penggugat. Besar TS rekening listrik bulan Mei 2005 s.d. 2007 sebesar Rp 37.375.777.458. Menghukum Tergugat membayar Ganti Rugi Rp 625.000.000
Important Litigation 1. Case No. 1123/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Sel dated September 17, 2008 concerning PLN President Director’s default on payment of Service Agreement for Arrangements of Arrear Electricity Billing Payment of PT Polysindo Eka Perkasa Tbk. No. 054.PJ/160/ DJTY/2005 and No. 001.PJ/CLH/2005 dated April 14, 2005. The fee demand amounted to Rp9,215,255,172 and dwangsom Rp 5,000,000 a day. 2. Case No. 78/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Tim concerning PLN President Director’s wrongful act of constructing the SUTT 150 kV Asahimas Menes trespassing the plaintiff’s residential area. The plaintiff asked the defendant to move the SUTT to some other place. The demanded compensation on material loss Rp60,470,000,000 and immaterial loss Rp50,530,000,000. 3. Case No. 656/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Sel and Appeal Case No. 627/PDT/2010/PT.DKI dated December 3, 2010 on PLN’s being ineligible to enforce Electricity Bills for the period of May 2005 – January 2007 on plaintiff, perceived as wrongful act that caused loss on the plaintiff. The amount of electricity bills for the period is Rp37,375,777,458. Defendant is demanded to pay loss compensation of Rp625,000,000.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Undang-undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan telah disahkan pada tanggal 23 September 2009, dimana dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak disahkannya UU tersebut, Pemerintah akan melaksanakan penataan dan penetapan pengelolaan bisnis kelistrikan di Indonesia melalui penerbitan beberapa regulasi (Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri). Dengan berlakunya UU 30/2009 berimplikasi kepada PT PLN (Persero) selaku Pelaku Usaha dibidang penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum. UU 30/2009 tidak lagi mengatur secara eksplisit tentang PT PLN (Persero) melainkan mengatur tentang pelaku usaha ketenagalistrikan. Berdasarkan UU 30/2009, PLN bukan lagi sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan(PKUK) tetapi pemegang Ijin Usaha PenyediaanTenagaListrik (IUPTL) biasa, sama seperti pemegang IUPTL lainnya (dimungkinkan adanya BUMN Lain, BUMD, Swasta dan Koperasi).
265
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
266
4. Perkara Nomor : 08/Pdt.G/2009/PN.Tte tanggal 3 April 2009 dan Nomor : 10/PDT/ 2010/ PT.MALUT tentang sering padamnya aliran listrik di daerah Ternate sejak Februari 2009 akibatnya Penggugat meminta ganti rugi Rp 33,4 Milyar Dwangon Rp 1 juta per hari. 5. Perkara Nomor : 376/Pdt.G/2009/PN.Tng, tentang tanah yang digunakan oleh PLN untuk Gardu Induk sejak tahun 1986 tanpa PLN memberikan kompensasi. Penggugat menuntut ganti rugi Rp 10.552.000.000 Dwangsom, 10 juta/hari. 6. Perkara Nomor : 111/Pdt.G/2009/PN.Tk, tentang PLN tidak mampu menjamin tersedianya tenaga listrik dalam jumlah yang cukup untuk kepentingan rakyat. Tuntutan Ganti rugi Penggugat Rp 82.796.175.000 Dwangsom, 1 juta/hari. 7. Perkara Nomor : 698/Pdt.G/2010/PN.Sby tanggal 30 Agustus 2010 tentang Tindakan Para Tergugat yang telah melakukan lego Jangkar di daerah larangan berlabuh jangkar dan telah menggaruk kabel laut PLN sirkit 1 jawa madura. Untuk hal ini PLN menuntut ganti rugi sebesar Rp 25.675.453.000. 8. Perkara Nomor : 355/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Sel tentang Direktur Utama PT PLN (Persero) telah melakukan perbuatan melawan hukum akibat membangun SUTT 150 kV Asahimas Menes yang melintas di wilayah tempat tinggal Penggugat dengan demikian Penggugat sangat khawatir dan sangat cemas atas program tersebut. dan Penggugat meminta Tergugat untuk memindahkan SUTT ke tempat lain. Nilai Tuntutan Materiil Rp 60.720.000.000,00 Immaterii Rp 50.530.000.000. 9. Perkara Nomor : 355/VI/ARB-BANI/2010 PN.Jkt. Sel tentang Sengketa mengenai Perjanjian N o m o r : 0 3 6 . PJ / 1 3 2 / P I K I T R I N G J B N / 2 0 0 6 tanggal 9 Agustus 3006 sebagaimana diubah dengan amandemen Nomor A08/2009 tanggal 1 Desember 2009 dan Perjanjian Nomor : 037. PJ/132/PIKITRINGJBN/ 2006 tanggal 9 Agustus 3006 sebagaimana diubah dengan amandemen Nomor A08/2009 tanggal 1 Desember 2009 tentang Proyek Restrukturisasi dan Pengatan Sektor Listrik Wiilayah Jawa Bali Pinjaman IBRD No. 4712-IND atas Pekerjaa Paket IFB-1 Pasokan dan Pemasangan 500/150 kV Cabang untuk Jawa Barat dan Jakarta. Sengketa mengenai : Areva mengajukan amandemen kontrak meminta Price Adjustment terhadap harga kontrak
4. Case No. 08/Pdt.G/2009/PN.Tte dated April 3, 2009 and No. 10/PDT/ 2010/PT.MALUT the frequent blackout in Ternate since February 2009 and, hence causing loss on the Plaintiff. Demanded compensation Rp33.4 billion and dwangsom Rp1 million a day. 5. Case No. 376/Pdt.G/2009/PN.Tng on the Plaintiff’s landbank being used for Main Station by PLN since 1986 without any compensation. The plaintiff demanded a compensation of Rp10,552,000,000 and dwangsom of Rp10 million a day. 6. Case No. 111/Pdt.G/2009/PN.Tk on PLN’s incapability to ensure sufficient electricity supply for public needs. Demanded compensation Rp82,796,175,000 and dwangsom Rp1 million a day. 7. Case No. 698/Pdt.G/2010/PN.Sby dated August 30, 2010 on the defendants’ act of casting anchor in the area of no anchor casting which caused damage to PLN’s underwater cable for Circuit 1 Java Madura. PLN demanded compensation of Rp25,675,453,000. 8. Case No. 355/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Sel on PLN President Director’s wrongful act of constructing the SUTT 150 kV Asahimas Menes trespassing the plaintiff’s residential area. The plaintiff asked the defendant to move the SUTT to some other place. The demanded compensation on material loss Rp60,720,000,000 and immaterial loss Rp50,530,000,000.
9. Case No. 355/VI/ARB-BANI/2010 PN.Jkt.Sel on dispute on the Agreement No. 036.PJ/132/ PIKITRINGJBN/2006 dated August 9, 2006 amended by the amendment No. A08/2009 dated December 1, 2009 and Agreement No. 037.PJ/132/PIKITRINGJBN/ 2006 dated August 9, 2006 amended by the amendment No. A08/2009 dated December 1, 2009 concerning Restructuring of Electricity Sector for Java Bali areas from IBRD Loan No. 4712-IND on Job Package IFB-1 Supply and Installation of 500/150 kV for West Java and Jakarta. Dispute is on Areva’s request of contract amendment for price adjustment to contract of 30% of contract price. Areva claimed adjustment price
senilai kurang lebih 30% dari nilai kontrak. Price Adjustmen yang diklaim areva meliputi : Equable Price Adjustment, Mid Poit dan koreksi kurs. 10. Perkara Nomor : 374/XI/ARB-BANI/2010 tentang Sengketa mengenai Perjanjian Nomor : 170. PJ/061/PIKITLURSS tanggal 29 Oktober 2004 sebagaimana diubah dan ditambah dalam pasal 1 angka 1 dengan amandemen II serta Pasal 6 angka 1 Amandemen III Sengketa mengenai : RELOKASI PLTG APUNG
includes Equable Price Adjustment, Mid Point and currency correction. 10. Case No. 374/XI/ARB-BANI/2010 on dispute on the Agreement No. 170.PJ/061/PIKITLURSS dated October 29, 2004 as amended and added in article 1 point 1 by the amendment II and article 6 point 1 amendment III on PLTG APUNG relocation.
PERMASALAHAN HUKUM LEGAL ISSUES Legal issues faced by Companies in 2010 are as follows
Permasalahan hukum yang dihadapi perusahaan pada tahun 2010 adalah sebagai berikut Permasalahan Hukum Legal Issues
Jumlah Perkara Number of Case Pidana Criminal
Telah Selesai Completed
5
0
Dalam Proses In Progress
13
0
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Perdata Civil
267
pelaksanaan tanggung jawab perusahaan
268
corporate social responsibility
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
269 270 273
maksud dan tujuan Purpose and Objective pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan CSR Implementation program pengembangan masyarakat Community Development Programs
maksud dan tujuan Purpose and Objective PLN believes that one of the Company’s success criteria is implementation of triple bottom lines policy that aligns the three aspects of economic, environment and social. This is shown in PLN’s corporate mission, which is to commit electricity for enhancement of public life quality, strive to boost electricity-based economic activities, and conduct business activities with environment concept.
Pemantapan keseimbangan kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial ini terus dilakukan dengan melibatkan stakeholders, melaksanakan investasi sosial melalui pendalaman hubungan timbal balik dengan masyarakat sekitar serta bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Massa dan lain-lain. Komitmen dari penerapan misi Perseroan dalam bidang CSR dimanifestasikan melalui pelaksanaan berbagai program-program kegiatan strategis yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat.
The balance of economic, environment and social performance is continuously being reinforced through involving stakeholders and carrying out social investment through reciprocal relation with local community and in cooperation with various parties, such as the government, non-government organizations, mass organizations, and others. The Company’s commitment for Corporate Social Responsibility (CSR) is realized through various strategic programs that directly affect community life.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan: • Mewujudkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat. • Membantu tumbuh dan berkembangnya usaha kecil dan koperasi yang mandiri, tangguh dan berdaya saing dengan pengelolaan yang profesional. • Mengembangkan pola pembinaan usaha kecil dan koperasi, baik terkait atau tidak terkait dengan usaha PLN dengan mengedepankan aspek pemerataan, kemandirian, profesional, dan etika. • Memelihara kelestarian lingkungan hidup, serta membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.
The programs are conducted under the following objectives: • To achieve harmony between the Company and community; • To help small businesses and cooperatives grow to be independent, strong, competitive and professionally managed; • To build a development pattern for small businesses and cooperatives, both related and non-related to PLN business, that prioritizes equality, independency, professionalism and ethics; • To nurture preservation of environment and help improve community life quality in education, health and welfare.
Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut, PLN kemudian menyusun dan pelaksanakan program tanggung jawab perusahaan yang melibatkan dan memberikan nilai tambah bagi konsumen, karyawan, mitra bisnis, pemegang saham, komunitas sekitar, bagi bangsa dan lingkungan hidup.
Based on such objectives, PLN prepares and implements CSR programs that involve and give value added to consumers, employees, business partners, shareholders, local communities, the nation, and environment.
Program tanggung jawab perusahaan PLN dilaksanakan dalam beberapa kegiatan, meliputi: pelaksanaan community relation, community service, community empowering, pelestarian alam termasuk penghijauan dan kegiatan yang berhubungan dengan pemangku kepentingan lain.
The programs are implemented in several activities that include community relation, community service, community empowering, and nature preservation that includes trees planting.
Laporan Tanggung Jawab Perusahaan Corporate Social Responsibility
PLN meyakini bahwa salah satu ukuran keberhasilan perusahaan ditentukan oleh suksesnya penerapan kebijakan triple bottom lines, yang menyelaraskan pengembangan ketiga aspek, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Hal ini tertuang dalam misi perusahaan yang menyatakan bahwa PLN berkomitmen menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, mengupayakan tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
269
270
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaaan CSR IMPLEMENTATION Kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan PLN dilaksanakan pada tahun 2010, adalah sebagai berikut: • Community Relation yaitu kegiatan-kegiatan yang menyangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait. Contoh program yang telah dilakukan adalah penyuluhan dan konsultasi publik. Salah satu kegiatan yang dilakukan berupa sosialisasi SUTT/SUTET untuk siswa SMA. Program ini dilakukan sebagai respon masih rendahnya pengetahuan & pemahaman warga terhadap dampak SUTT / SUTET. Sosialisasi tentang SUTT / SUTET ini dilakukan di wilayah Region Jawa Barat dan Banten yakni SMAN 11 Ciledug dan SMAN 1 Cipatat. • Community Service yaitu program bantuan yang diberikan berkaitan dengan pelayanan masyarakat atau kepentingan umum. Program yang dilaksanakan adalah membantu peningkatan kualitas kesehatan dengan membuat Mobil Layanan Kesehatan dan Gizi Balita keliling yang bekerjasama antara PKPU dan Laziz PLN, dengan sasaran membantu daerah sekitar instalasi milik perusahaan; bantuan tempat Ibadah dan sarana pendidikan.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Beberapa contoh program yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah: i. Sarana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kec Limo, Depok ii. Pengembangan TPA di Kec Sukmajaya, Kota Depok iii. Penyelesaian pembangunan kantor Mts Jabal Noer, Sidoarjo
• Community Empowering, merupakan programprogram yang memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya. Contoh kegiatan yang dilakukan adalah: - Peningkatan pendidikan dengan basis efisiensi energi, yaitu membantu Pesantren Besar di Jawa yaitu Pesantren Gontor di Ponorogo Jawa Timur, Pesantren Raudatut Tholibin di Rembang Jawa Tengah dan Pesantren Madani di Jawa Barat. Bantuan tersebut berupa pemberian
Program tanggung jawab perusahaan PLN dilaksanakan dalam beberapa kegiatan, meliputi: pelaksanaan community relation, community service, community empowering, pelestarian alam termasuk penghijauan dan kegiatan yang berhubungan dengan pemangku kepentingan lain
PLN’s CSR activities in 2010 are: • Community Relations, comprising of activities related to development of mutual understanding through communication and information to related parties. An example of this program is public education and consultation, such as socialization of SUTT/SUTET for high school students. The socialization is conducted as corporate response to the community’s low knowledge and understanding of SUTT/SUTET impacts. The events were held in West Java and Banten regions, in SMAN 11 Ciledug and SMAN 1 Cipatat. • Community Service, which provides community aid program related to public service. In cooperation with PKPU and Laziz PLN, the Company implemented a health improvement assistance program by providing Mobile Health Service and Toddler Nutrition for areas around company installations. PLN also assists in providing religious and educational facilities.
in several activities that include community relation, community service, community empowering, and nature preservation that
• Community Empowering that provides access to community to support their independence. Sample activities of this program are: - Enhancement of education on energy efficiency basis, which is providing aid to large religious dormitories (“Pesantren”) in Java, such as Pesantren Gontor in Ponorogo, East Java, Pesantren Raudatut Tholibin in Rembang, Central Java, and Pesantren Madani in West Java. The aids are in the form of providing LED light bulbs to save energy, with
Laporan Tanggung Jawab Perusahaan Corporate Responsibility
The programs are implemented
Several examples of this activity are: i. Early Childhood Education Facilities in District Limo, Depok ii. Development of TPA in District Sukmajaya, Depok City iii. Completion of office construction Mts Jabal Noer, Sidoarjo
includes trees planting
271
272
-
-
-
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
-
- - - -
bantuan untuk penggantian lampu dengan jenis lampu LED yaitu lampu hemat energy dimana hasil efisiensi energy yang biasanya dibayarkan untuk rekening listrik dapat digunakan untuk peningkatan operasional peningkatan proses belajar mengajar. Desa Mandiri energi yang dilaksanakan di beberapa tempat yaitu PLTMH di Jogjakarta sebagai penerangan jalan dan media belajar mahasiswa Universitas Gadjah Mada serta PLTMH yang dilaksanakan di unit kerja PLN Wilayah Sulawesi Selatan. Desa Mandiri Energi dengan Biogas dengan memanfaatkan kotoran ternak bekerjasama dengan Universitas Brawidjaja, dilaksanakan di Kota Malang dan Kerjasama dengan Universitas Padjadjaran dilaksanakan di Jawa Barat. Desa Mandiri Energi dengan memanfaatkan solar cell untuk daerah pesisir Maluku sebanyak 200 KK. Pengembangan budidaya ikan di bawah jaringan SUTET. Beberapa lokasi budidaya ikan yang dilakukan selama tahun 2010 adalah: • Pengembangan budidaya ikan lele di sekitar SUTET di Desa Wasiat Kabupaten Purworejo • Pengembangan budidaya ikan patin di Ciputat, Tangerang • Bantuan bibit ikan lele di Kec Tingikr, Salatiga Jawa Tengah • Program pengembangan budidaya belut di Kab Majalengka Pengembangan pola tanam padi “SRI” dengan produktivitas yang tinggi. Bantuan Mesin jahit untuk penyandang cacat. Pengembangan budidaya tanaman Nilam. Bantuan Beasiswa untuk Masyarakat Kurang Mampu.
• Pelestarian alam, termasuk penghijauan Kegiatan pelestarian alam sampai di tahun 2010 difikuskan pada pemeliharaan pohon yang telah ditanam rutin setiap tahunnya yaitu penanaman pohon tanaman keras dan tananam produktif yang tersebar diseluruh Unit PLN.
the expectation that the saving can be used to improve studying and teaching activities.
- Energy independent village in several areas, such as PLTMH in Jogjakarta as street lights and student facilities at Gadjah Mada University, and PLTMH in PLN work units in South Sulawesi. - Energy independent village through biogas, utilizing animal waste, in cooperation with Brawidjaja University, conducted in Malang, and in cooperation with Padjadjaran University in West Java. - Energy independent village that utilizes solar cell for 200 families in Maluku coastal area. - Development of fishery under SUTET transmission network. Several fishery locations in 2010 are: • Lele fishery around SUTET in Wasiat Village of Purworejo District; • Patin fishery in Ciputat, Tangerang • Lele seed aid for Tingikr District, Salatiga Jawa Tengah • Belut fishery in Majalengka District - Development of “SRI” rice farming that has high productivity - Sewing machine for the handicapped - Development of Nilam plantation - Scholarship for the poor
• Preservation of nature that includes tree planting. Nature preservation activities up to 2010 were focused on nurturing the trees planted every year, which are the hard trees and productive plants, in all PLN units.
program pengembangan masyarakat Community Development Programs These programs have been implemented in the form of Patronage Partnership and Community Development (“PKBL”) program since 1991. This was based on Decree of Minister of Finance No.316/MK.016/1994 concerning Development of Small Businesses and Cooperatives. In 1999 the assignment was changed into Patronage Partnership with Small Business and Community Development, but in 2000 through No. 31/MK.1/2000 was changed to Small Business and Cooperative Development (PUKK) program.
Selanjutnya pada tahun 2003 terbit SK Meneg BUMN No. KEP. 236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan serta Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 112-1.K/010/DIR/2004 tanggal 18 Juni 2004 tentang Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan program Bina Lingkungan (PKBL).
Further in 2003 Minister of SOE issued decree No. KEP. 236/MBU/2003 dated June 17, 2003 concerning SOE Patronage Partnership with Small Business and Community Development program and decision of PLN Board of Directors No. 112-1.K/010/DIR/2004 dated June 18, 2004 concerning the Implementation of SOE Patronage Partnership with Small Business and Community Development (PKBL).
Peraturan Meneg BUMN No: PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan serta Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 366.K/DIR/2007 tanggal 28 Desember 2007 tentang Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan program Bina Lingkungan/ Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan (PKBL/P3L).
State Enterprises Minister Regulation No: PER-05/ MBU/2007 about the Partnership Program with State Owned Small Business and Community Development Program and the Decision of the Board of Directors of PT PLN (Persero) No. 366.K/DIR/2007 December 28, 2007 on Implementation of Partnership Program to Small Enterprises and Community Development program / Environmental Empowerment Program Participation (PKBL/P3L).
Program Kemitraan (PK) Program Kemitraan (PK) berfokus pada pelaksanaan program kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil. Pada tahun 2010, kegiatan dilakukan dengan dukungan dana yang telah ada (dana bergulir) ditambah dengan penyisihan Laba perusahaan sebesar Rp1 miliar. Dana tersebut akan didistribusikan ke seluruh unit PKBL yang ada di PLN.
Partnership Program Partnership Program is focused on the implementation of patronage partnership between SOE and small businesses. In 2010 the activities were conducted on the support of existing fund plus the Company’s retained earning amounted to Rp1 billion. The fund was distributed to all PKBL units in PLN.
Pada Tahun 2010 dilakukan perbaikan administrasi laporan Keuangan PKBL dengan menggunakan aplikasi PKBL baru. Proses perbaikan tersebut mulai dari inventarisasi piutang mitra binaan, set-up aplikasi laporan keuangan baru untuk semua unit pelaksana PKBL PLN.
In 2010 the administration of PKBL financial report was improved using new PKBL application. The improvement took place from inventory of patronage partners’ receivables to the set up of new financial reports for all PKBL units.
Dikarenakan masih dalam proses perbaikan tersebut maka alokasi anggaran PK tahun 2010 sebesar Rp1 miliar belum disalurkan ke mitra binaan. Sampai dengan 2010 jumlah mitra binaan PLN kurang lebih 35.664 mitra binaan.
Due to the improvement process, partnership program budget for 2010 of Rp1 billion has not yet distributed to patronage partners. Up to 2010 PLN had around 35,664 patronage partners.
Laporan Tanggung Jawab Perusahaan Corporate Social Responsibility
Dilaksanakan dalam bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, yang telah dilaksanakn sejak tahun 1991. Hal ini dilaksanakan berdasarkan SK MENKEU No.316/MK.016/1994 tentang Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK). Pada tahun 1999 penugasan tersebut diganti menjadi Program Kemitraan dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, namun pada tahun 2000 sesuai dengan SE No. 31/MK.1/2000 program tersebut dikembalikan menjadi Program Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK).
273
274
Program Bina Lingkungan Sesuai hasil Rapat Pembahasan RKA PKBL Tahun Buku 2010, nomor : RIS-87/SAM2.MBU/TSP-PKBL/ TK/2009, tanggal 30 Desember 2009, untuk program Bina lingkungan alokasi dananya sebesar Rp 500.000.000 (Lima ratus juta Rupiah). Program Bina Lingkungan Tahun 2010 direncanakan untuk Program BUMN Peduli sebesar Rp 150.000.000 (seratus lima puluh juta rupaih) dan Rp 350.000.000 (tiga ratus lima puluh juta rupiah) untuk program Pendidikan. Realisasi Program Bina Lingkungan Tahun 2010 belum dilaksanakan. Belum terealisasinya program Bina Lingkungan tersebut karena dalam proses perbaikan struktur organisasi PKBL sehingga proses penggantian spesiment Bank mengalami pergantian sesuai dengan pejabat yang baru. Namun demikian PLN tetap ikut berperan aktif dalam kegiatan BUMN dengan program CSR PLN
COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM Pursuant to the Business Partnership Meeting Discussion of RKA Fiscal Year 2010, number: RIS-87/ SAM2.MBU/TSP-PKBL/TK/2009, dated December 30, 2009, for Community Development program allocated funds amounting to Rp 500,000,000 (five hundred million Rupiah) . Community Development Program Year 2010 is planned for SOEs Care Program by Rp 150,000,000 (one hundred and fifty million Rupiah) and Rp 350,000,000 (three hundred and fifty million Rupiah) for Education program. Realization of the Community Development Program in 2010 has not been implemented. Not to the realization of the Community Development program is due in the repair process PKBL organizational structure so that the replacement process spesiment Bank commutation in accordance with the new officials. However, PLN still participate actively in the activities of SOEs with CSR programs PLN
Anggaran yang telah dikeluarkan untuk program CSR / P3L PT PLN (Persero) Anggaran CSR/P3L Tahun 2010 adalah sebesar Rp45 miliar dan sudah direalisasikan sebesar Rp45.931.385.657 (empat puluh lima miliar sembilan ratus tiga puluh satu juta tiga ratus delapan puluh lima ribu enam ratus lima puluh tujuh rupiah), dengan rincian sebagai berikut:
Community Development realized budget for CSR/P3L programs 2010 CSR/P3L budget was Rp45 billion, of which Rp45,931,385,657 (forty five billion nine hundred thirty one million three hundred eighty five thousand six hundred fifty seven Rupiah) has been realized with the following details:
Kegiatan activity
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
No 1
Community Relations
Realisasi Dana (Rp) FUND REALISATION (RP)
PrEsentase (%) PERCENTAGE (%)
2.695.260.352,-
6
2
Community Services
21.793.408.440,-
48
3
Community Empowering
16.411.098.831,-
37
4
Pelestarian alam Conservation
4.503.051.002,-
10
5
Biaya Administrasi Administration Fee
528.567.032,-
1
45.931.385.657,-
102
Total
Ada beberapa program CSR tahun 2009 yang direalisasikan pelaksanaannya pada tahun 2010, sehingga realisasi tahun 2010 sebesar 102% dari anggaran yang tersedia.
2010 realization was 102% of budget because some of 2009 CSR programs were realized in 2010.
Selain kegiatan-kegiatan tersebut, tanggung jawab sosial perusahaan diwujudkan dengan pelaksanaan berbagai kewajiban menyangkut pemangku kepentingan lainnya, seperti: pemenuhan hak-
In addition to these activities, corporate social responsibility is realized with the implementation of various liabilities related to other stakeholders, such as: fulfilling the rights of employees, the
hak karyawan, pelaksanaan kesehatan kerja serta pemenuhan komitmen terhadap kualitas produk dan perlindungan pelanggan.
implementation of occupational health and the fulfillment of a commitment to quality products and customer protection.
Pemenuhan Hak-Hak Karyawan Karyawan merupakan aset yang menentukan keberhasilan PLN untuk mewujudkan tujuan dan mencapai target usahanya. Oleh karenanya dalam setiap kegiatan organisasi, PLN menjalankan perlakuan yang sama terhadap semua karyawan dengan tidak memandang suku, ras, agama, jender dan haluan politiknya, begitu pula semua karyawan memiliki kebebasan berserikat dan melaksanakan Perjanjian Kerja Bersama.
Fulfilling the Rights of Employees Employees are assets that determine the success of PLN to realize goals and achieve their business goals. Therefore, in every activity the organization, PLNmenjalankan equal treatment of all employees regardless of ethnicity, race, religion, gender and political direction, as well as all employees have the freedom to organize and execute the Collective Labor Agreement.
Hal tersebut dapat dilihat pada uraian “Pengelolaan Sumber Daya Manusia” pada halaman 94 Laporan Tahunan ini.
This can be seen in the description “Human Resource Management” on page 94 of this Annual Report.
Laporan Tanggung Jawab Perusahaan Corporate Social Responsibility
275
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
276
Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan PLN telah menetapkan kebijakan dan menyediakan sarana dan prasarana yang memungkinkan dicapainya standar kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan. Dalam implementasi K3, PLN telah memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen K3 (SMK3) dari Depnakertrans RI.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan PLN has set policies and provide facilities and infrastructure that enable the achievement of health and safety standards and environment. In the implementation of K3, PLN has obtained certification K3 Management System (SMK3) from the Ministry of Manpower Affairs.
Hal ini dapat dilihat pada uraian mengenai “Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan” pada halaman 140 Laporan Tahunan ini.
This can be seen in the description of “Health and Safety and the Environment” on page 140 of this Annual Report.
Komitmen terhadap Kualitas Produk dan Perlindungan Pelanggan Wujud dari komitmen PLN pada peningkatan kualitas produk dan perlindungan pelanggan dapat dilihat pada uraian “Pembahasan dan Analisi Manajemen, Tingkat layanan”, pada halaman 164 Laporan Tahunan ini.
Commitment to Quality Products and Customer Protection PLN’s commitment to improving product quality and customer protection can be seen in the description “Management and Discussion Analysis, the level of services”, on page 164 of this Annual Report.
Laporan Keberkelanjutan PLN menerbitkan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Tahunan ini. Laporan yang membuktikan komitmen pelaksanaan program tanggung jawab sosial secara profesional, transparan dan terukur tersebut merupakan pertanggungjawaban menyeluruh bagi seluruh pemangku kepentingan PLN mengenai pengelolaan dan realisasi program CSR.
SUSTAINABILITY REPORT PLN publishes Sustainability Report which is an integral part of this Annual Report. The report proves the commitment of the program of social responsibility in a professional, transparent and measurable and a thorough accountability to all PLN stakeholders on the management and realization of CSR programs.
lain-lain others
278 292 295 306
data perseroan Corporate Data DAFTAR ALAMAT ANAK PERUSAHAAN DAN AFILIASI Addresses of Subsidiaries and Affiliation cross-referensi isi laporan dengan ketentuan bapepam-lk pernyataan dewan komisaris dan direksi Board of Commissioners’ and Directors’ Statement
Laporan Tanggung Jawab Perusahaan Corporate Social Responsibility
277
278
DATA PERSEROAN CORPORATE DATA PROFIL KOMITE KOMISARIS DI LUAR ANGGOTA KOMISARIS PROFILE OF COMMISSIONERS’ COMMITTEES OUTSIDE THE BOARD OF COMMISSIONERS
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
komite manajemen risiko risk management committee
GDE WIDIADNYANA MERATI
SYAFRIZAL SAIFUL
RINALDY DALIMI
EDWARD HASURUNGAN GULTOM
FAIZUL ISHOM
SANTOSA GITUSUSASTRO
Gde Widiadnyana Merati Gde Widiadnyana Merati (Usia 60 tahun) Diangkat menjadi Anggota Komite Manajemen Risiko Dewan Komisaris PT PLN (Persero) sejak 2010. Selain itu menjabat sebagai Anggota Dewan Pakar BPLHD, DKI (2010–Sekarang), Ketua Tim Penasihat Konstruksi Bangunan, Pemda DKI Jakarta (2001-sekarang) dan Dosen (Guru Besar sejak 1996) Jurusan Teknik
Gde Widiadnyana Merati (60) Appointed as a Member of the Risk Management Committee, Board of Commissioners PT PLN (Persero) in 2010. Also serves as a Member of the Professional Board BPLHD, DKI (2010 - present), Chair of the Building Construction Advisory Team, Jakarta Local Government (2001 - present) and Lecturer (Professor
Sipil ITB (1975-sekarang). Pernah menjabat sebagai anggota Staf Ahli Teknik, Dewan Komisaris PT PLN (Persero) (2007–2009), Dirjen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi, Depkominfo (2001-2007), Anggota Tim Penasehat Konstruksi Bangunan, Pemda DKI Jakarta (1997-2001).
since 1996) in Civil Engineering at Bandung Institute of Technology (1975 - present). Has also served as a member of Technical Expert Staff for PT PLN (Persero) Board of Commissioners (2007 - 2009), Director General for Communication and Information Dissemination, Ministry of Communication and Information (2001 2007), Member of the Building Construction Advisory Team, Jakarta Local Government (1997 - 2001).
Menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Sipil dari Institute Teknologi Bandung, tahun 1974, S-2 Diplome d’Etudes Approfondies (France), tahun 1977 dan S-3 Docteur d’Ingenieur (France), tahun 1979.
Bachelor degree in Civil Engineering from Bandung Institute of Technology, 1974; Master degree Diplome d’Etudes Approfondies (France), 1977; and Doctoral Degree Docteur d’Ingenieur (France), 1979.
syafrizal syaiful Syafrizal Syaiful (Usia 55 tahun) Diangkat menjadi Anggota Komite Manajemen Risiko Dewan Komisaris PT PLN (Persero) sejak 2010. Selain itu menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Pertambangan Umum pada Deputi Energi Sumber Daya Mineral dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2009-sekarang). Sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Pengawasan Eksplorasi Mineral dan Batubara, (2006-2009), Kepala Sub Direktorat Penerimaan Negara Mineral dan Batubara, Pada Direktorat Pembinaan PengusahaanMineral dan Batubara Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi. (2004-2006) dan Kepala Sub Direktorat Produksi dan Pemasaran Mineral dan Batubara pada Direktorat Pengusahaan Mineral dan Batubara, Dirjen Geologi dan Sumber Daya Mineral (2001-2004).
Syafrizal Syaiful (55) Appointed as a Member of the Risk Management Committee, Board of Commissioners PT PLN (Persero) in 2010. Also serves as Deputy Assistant for Mining to the Deputy for Energy, Mineral Resources and Forestry, Coordinating Ministry for the Economy (2009 - present). Prior to this, served as Head of Sub-Directorate Supervising Mineral and Coal Exploration (2006 - 2009), Head of SubDirectorate for Mineral and Coal State Revenue at the Directorate for Mineral and Coal Enterprises of the Directorate General for Minerals, Coal and Geothermal Energy (2004 - 2006) and Head of Sub-Directorate for Mineral and Coal Production and Marketing at the Directorate for Mineral and Coal Enterprises of the Directorate General for Minerals, Coal and Geothermal Energy (2001 - 2004).
Lulus Sarjana Teknik Geologi dari Institut Teknologi Bandung dan Program Magister bidang Teknik Industri, Universitas Indonesia.
Bachelor Degree in Geology from Bandung Institute of Technology and Master Degree in Industrial Engineering from University of Indonesia.
Rinaldy Dalimi (Usia 54 tahun) Diangkat menjadi Anggota Komite Manajemen Risiko Dewan Komisaris PT PLN (Persero) sejak 2010, selain itu menjabat sebagai Anggota Dewan Energi Nasional (tahun2009-sekarang). Pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (2004-2008), Wakil Dekan Fakultas Teknik
Rinaldy Dalimi (54) Appointed as a Member of the Risk Management Committee, Board of Commissioners PT PLN (Persero) in 2010. Also serves as Member of the National Energy Board (2009 - present). Has served as Dean of the Engineering Faculty at University of Indonesia (2004 - 2008), Deputy Dean of the Engineering Faculty at
Lain-lain Others
rinaldy dalimi
279
280
Universitas Indonesia ( 2001-2004), Direktur Center of Energy Study – Universitas Indonesia (1994-2002), Kepala Laboratorium Sistem Tenaga, Dept Elektro Universitas Indonesia (2001), Staf Ahli Direktur Utama PT PLN (Persero) (2000-2001) dan sebagai Electrical Engineer PT Caltex P.I. (1981-1984).
University of Indonesia (2001 - 2004), Director of the Energy Studies Center at University of Indonesia (1994 - 2002), Head of Power Systems Laboratory, Electrical Department, University of Indonesia (2001), Expert Staff to the Managing Director PT PLN (Persero) (2000 – 2001) and as Electrial Engineer for PT Caltex PI (1981 – 1984).
Lulus Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Indonesia, Master of Science dari Electrical Engineering Dept - Michigan State University, USA dan Program Doktoral dari Electrical Engineering Dept – Virginia Technology, USA.
Bachelor Degree in Electrical Engineering from University of Indonesia; Master of Science from the Electrical Engineering Department, Michigan State University, USA; and a Doctoral Degree from the Electrical Engineering Department, Virginia Technology, USA.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
edward h. gultom Edward H. Gultom, Anggota (Usia 60 tahun) Edward H. Gultom menjabat sebagai Anggota KMR PT PLN (Persero) sejak tahun 2006. Pernah menjabat sebagai Ketua Komite Pengawas Unit Bisnis 8 Untuk PLN P3B Jawa Bali dan P3B Sumatera (2005-2006), Senior Engineer PLN P3B Jawa Bali (2002–2005), Kepala Divisi Operasi Sistem, Divisi Pengusahaan Penyaluran PLN Pusat (1999-2001), Kepala Sektor Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV PLN Pembangkitan & Transmisi Jawa Bagian Barat, Sektor TET (1991-1995). Berkarir di PLN sejak tahun 1976, sebagai Kepala Seksi Gardu Induk PLN Pembangkitan Jawa Barat dan Jakarta Raya (K3) (1976-1977).
Edward H. Gultom, Member (60) Appointed as a member of the Risk Management Committee PT PLN (Persero) in 2006. Has also served as Head of Business Unit 8 Supervisory Committee PLN P3B Java Bali and P3B Sumatera (2005 – 2006), Senior Engineer PLN P3B Java Bali (2002 – 2005), Division Head for Operating Systems, Commercial Distribution Division PLN Head Office (1995 – 2001), Section Head Extra High Voltage Transmission 500 kV PLN Generation and Transmission West Java, TET Section (1991 – 1995). His career with PLN started in 1976 as Section Head for PLN Main Relay Generation West Java and Jakarta (K3) (1976 – 1977).
Edward Gultom meraih Sarjana Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung pada 1974, Pasca Sarjana Master Degree in Electrical Engineering dari University of Manchester Institute of Science and Technology – Inggris pada 1987, dan Pasca Sarjana Magister Hukum Universitas Pelita Harapan pada tahun 2004.
Electrical Engineering Degree from Institute of Technology Bandung, 1974; a Master Degree in Electrical Engineering from University of Manchester, Institute of Science and Technology, UK, 1987; and a post graduate Master of Law from Pelita Harapan University, 2004.
faizul ishom Faizul Ishom, Anggota (Usia 40) Fairul Ishom menjabat sebagai Anggota KMR PT PLN (Persero) sejak tahun 2006. Selain itu, menjabat sebagai Kepala Bidang Sumberdaya Mineral dan Energi (2011), Kepala Bagian Program pada Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (2010-sekarang). Selain itu pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Sumberdaya Mineral, Pada Kementerian Negara
Faizul Ishom, Member (40) Appointed as a member of the Risk Management Committee PT PLN (Persero) in 2006. Also serves as Head of Mineral and Energy Resources (2011) and Program Head for the State Ministry for Disadvantaged Regions (2010 – present). Has also served as Head of Mineral Resources for the State Ministry for Disadvantaged Regions. Previously served as Deputy
Pembangunan Daerah Tertinggal. Setelah sebelumnya menjabat ASDEP Urusan Sumber Daya Mineral dan Energi pada Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal sejak tahun 2007. Pernah menjabat Staf Khusus Bidang Energi Terbarukan Menko Kesra (2006-2007) dan Peneliti Bidang Energi Fosil BPPT (1993-2006).
Assistant for Mineral and Energy Resources for the State Ministry for Disadvantaged Regions since 2007. He has also served as Special Staff for Renewable Energy at the Coordinating Ministry for People’s Welfare (2006 – 2007) and Fossil Energy Researcher at the Agency For the Assessment and Application of Technology (BPPT ) (1993 – 2006).
Fairul Ishom meraih gelar Sarjana Kimia dari Universitas Diponegoro pada tahun 1993, Strata 2 dari University of Kyushu tahun 2001, Pasca Sarjana Doktor Bidang Teknik Kimia/Batubara dari University of Kyushu, Jepang pada tahun 2004 dan Pasca Sarjana Post Doctoral Teknik Kimia/Biomas dan Batubara dari University of Gunma, Jepang pada tahun 2005.
Chemistry Degree from Diponegoro University, 1993; a Master Degree from University of Kyushu, 1993; a post graduate Doctoral Degree in Chemical/Coal Engineering from University of Kyushu, Japan, 2004; and a post graduate Chemical/Biomass and Coal Engineering from University of Gunma, Japan, 2005.
santosa gitosusastro Santosa Gitosusastro, Sekretaris KMR Menjabat sebagai Sekretaris KMR PT PLN (Persero) sejak tahun 2010. Pernah menjabat sebagai Prinsipal Engineer I Bidang Penyaluran MCG – Management Consulting Group PLN Kantor Pusat, (2008-2010), Kepala Satuan Management Risiko PLN Kantor Pusat (2006-2008), Deputi Direktur Pengelolaan Kontrak IPP Direktorat Pembangkitan dan Energi Primer PLN Kantor Pusat (2003-2006), Ahli Utama Peringkat 3 Pengembangan Sistem Ketenagalistrikan Direktorat Perencanaan PLN Kantor Pusat (2000-2003). Bergabung dengan PT PLN (Persero) pada tahun 1979, melalui progtam Ikatan Dinas.
Santosa Gitosusastro, Risk Management Committee Secretary Has been serving as Risk Management Committee Secretary for PT PLN (Persero) since 2010. Has also served as Principal Engineer I Distribution for Management Consulting Group PLN Head Office (2008 – 2010), Head of Risk Management Unit PLN headquarters (2006 – 2008), Deputy Director for Independent Power Producer Contract Management, Directorate for Generation and Primary Energy PLN headquarters (2003 – 2006), Main Rank 3 Expert for Electrical Power Development, Planning Directorate PLN headquarters (2000 – 2003). Joined PT PLN (Persero) in 1979 through the Associate Office Program.
Meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung, tahun 1979, ENSIEG/INPG, Grenoble, Perancis Diploma Ingenieur, tahun 1984, INPG Genie Electrique, Grenoble, Perancis DEA / Strata 2, 1985 dan INPG Genie Electrique, Grenoble, Perancis Doctor, tahun 1988.
Bachelor Degree in Electrical Engineering from Bandung Institute of Technology, 1979; ENSIEG/ INPG from Grenoble, France, Engineering Diploma, 1984; INPG Genie Electrique, Grenoble, France DEA / Strata 2, 1985; and INPG Genie Electrique, Grenoble, France, Doctorate in 1988. Lain-lain Others
281
282
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
komite GCG GCG committee
SRI BAGUS GURITNO
SOPHIA PRABANINGPURI
SYLVIA VERONICA SIREGAR
MARLINDAH J. ADRIAASNZ SUMAMPOW
SRI BAGUS GURITNO Sri Bagus Guritno, Anggota (Usia 44 tahun) Selain sebagai Anggota KGCG PT PLN (Persero) sejak tahun 2006. Saat ini aktif bertugas di Kementerian BUMN sejak tahun yang sama. Pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Keuangan, Biro Perencanaan & SDM Sekretariat Kementerian Negara BUMN (20062010), Kepala Seksi Pinjaman Sektor Jasa Keuangan Bank Pada Direktorat Pengelolaan Penerusan
Sri Bagus Guritno, Member (44) Appointed member of the Good Corporate Governance (GCG) Committee for PT PLN (Persero) in 2006, also currently on active duty in the Ministry for State Owned Enterprises since 2006. Previously served as Head of Finance, Planning and Human Resources Bureau at the Secretariat of the State Ministry for State Owned Enterprises (2006 – 2010), Section Head for Loan
Pinjaman, Direktorat Jenderal Perbendaharaan (2004-2006). Satuan Pengawasan Intern pada Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (2004-2005) dan berbagai jabatan di lingkup Departemen Keuangan.
Services for Bank Financial Services of the Directorate for Loan Management, Directorate General of the Treasury (2004 – 2006). Internal Audit Unit at the Government Guarantee Implementation Unit (2004 – 2005) and various positions within the Ministry of Finance.
Meraih gelar Sarjana Akuntansi Universitas Brawijaya Malang pada tahun 1991 dan Pasca Sarjana Master of Science Univercity of Illionois pada tahun 1998.
Accountancy degree, Brawijaya University, Malang, 1991; and post graduate Master of Science from University of Illinois, 1998.
SOPHIA PRABANINGPURI Sophia Prabaningpuri, Anggota (Usia 30 tahun) Menjabat sebagai Anggota KGCG PT PLN (Persero) sejak tahun 2007 selain sebagai Assistant Manager of Corporate Legal di Para Group (2010-sekarang). Sebelumnya adalah Senior Corporate Legal di Para Group (2008-2010) dan Junior Corporate Legal di Para Group (2006-2008).
Sophia Prabaningpuri, Member (30) Appointed as a member of the GCG committee for PT PLN (Persero) in 2007. Also serves as Assistant Manager Corporate Legal in Para Group (2010 present). Previously Senior Corporate Legal in Para Group (2008 - 2010) and Junior Corporate Legal in Para Group (2006 - 2008).
Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Parahyangan Bandung pada tahun 2005 dan Lex Legibus Magister dari Utrech University, Netherlands pada tahun 2006.
Law Degree from Parahyangan University, Bandung, 2005; and Lex Legibus Magister from Utrecht University, Netherlands, 2006.
sylvia veronica siregar Sylvia Veronica Siregar, Member (35) Appointed as a member of the GCG committee for PT PLN (Persero) in 2008. Also serves as Bachelor Study Program Head, Accountancy, Member of Financial Accountancy Board of Standards, University of Indonesia Faculty of Economics (2009 – present) and Lecturer at University of Indonesia Faculty of Economics. Has served as Core Research Lecturer (2008 - 2009), as well as Post-graduate Accountancy Program Secretary, University of Indonesia (2007-2008), has also worked as an Auditor for KAP Hanadi, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) (1998-200).
Memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Indonesia, 1998 dan program Doktor Khusus Akuntansi dari Universitas Indonesia, 2005.
Accountancy Degree from University of Indonesia, 1998; and Doctoral Degree in Accountancy from University of Indonesia, 2005.
Lain-lain Others
Sylvia Veronica Siregar, Anggota (Usia 35 tahun) Menjabat sebagai Anggota KGCG PT PLN (Persero) sejak tahun 2008. Selain menjabat sebagai Ketua Program Studi S1 Akuntansi, Anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (2009-sekarang) dan Dosen pengajar pada Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Pernah menjabat sebagai Dosen Inti Penelitian (2008-2009) serta Sekretaris Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi, Universitas Indonesia (2007-2008) dan pernah bekerja sebagai Auditor di KAP Hanadi, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) (1998-2000).
283
284
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
MARLINDAH J. ADRIAANSZ SUMAMPOW Marlindah J. Adriaansz Sumampow, Sekretaris (Usia 47 tahun) Selain sebagai Sekretaris KGCG PT PLN (Persero) sejak 2008, Marlindah Sumampow juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jendral Dewan Pengurus Nasional Asosiasi Mediator Indonesia (AMINDO) dan Tenaga Pengajar Fakultas Hukum Universitas Parahyangan sejak 2008. Pernah menjabat sebagai Konsultan Hukum Yusuf Indradewa & Partners selama periode tahun 2001-2005.
Marlindah J. Adriaansz Sumampow, Secretary (47)
Marlindah Sumampow meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Parahyangan Bandung pada tahun 1988, Pasca Sarjana Magister Humaniora Universitas Indonesia pada tahun 1997 dan Lex Legibus Magister dari Utrech Univercity, Netherlands pada tahun 2006.
Law Degree from University Parahyangan, Bandung, 1988; post graduate Master of Humanities from University of Indonesia, 1996; and Lex Legibus Magister from Utrecht University, Netherlands, 2006.
Appointed as Secretary to the GCG committee PT PLN (Persero) in 2008, also serves as Deputy Secretary General to the Board of the Indonesian National Association of Mediators (AMINDO) and on the teaching staff of the Faculty of Law, Parahyangan University, since 2005. Has also served as a Legal Consultant at Yusuf Indradewa & Partners from 2001 - 2005.
komite AUDIT AUDIT committee
ELOK TRESNANINGSIH
LILIK SAFRUDIN ISMAIL
SUGIANTO
SUGENG ROCHADI
DJUPRIANTO
ADI DJOKO GURITNO
ELOK TRESNANINGSIH Member of the Audit Committee of PT PLN (Persero) since 1 August 2006. Also lectures in accountancy and is Ventura Manager at the Faculty of Economics, University of Indonesia. Was previously Deputy Head of the Accounting Development Center, Faculty of Economics, University of Indonesia and from 1983 – 1998 worked as a consultant auditor at a Public Accountant’s Office. Holds an Accountancy Degree and Master of Accountancy Science from University of Indonesia.
Lain-lain Others
Sebagai anggota komite audit PT PLN (Persero) sejak 1 Agustus 2006. Selain itu juga sebagai dosen akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) dan Manajer Ventura FEUI. Sebelumnya pernah menduduki posisi sebagai Wakil Kepala Pusat Pengembangan Akuntansi FEUI dan pada tahun 1983 – 1998 pernah bekerja sebagai konsultan dan auditor pada Kantor Akuntan Publik. Menyandang gelar Akuntan dan Magister Sains Akuntansi dari Universitas Indonesia.
285
286
LILIK SAFRUDIN ISMAIL Sebagai Anggota Komite Audit PT PLN (Persero) sejak 1 Juli 2008 sampai saat ini. Sebelumnya karyawan PT PLN (Persero) sejak tahun 1975 dan telah menjalani berbagai posisi Manajemen, diantaranya tahun 1976 – 1986 sebagai kepala Cabang PLN. Sejak tahun 1993 hingga pensiun pada tahun 2005 menduduki posisi sebagai Ahli Pemeriksa pada Satuan Pengawas Intern PT PLN (Persero). Tahun 2007 – 2008 sebagai Counsellor pada Kantor Hukum Amanah. Menyandang gelar Sarjana Tehnik Elektro dari Institut Tehnologi Bandung.
Member of the Audit Committee of PT PLN (Persero) from 1 July 2008 until present. Previously employed by PT PLN (Persero) since 1975 and has held various managerial positions, including as PLN Branch Head from 1976 – 1986. From 1993 until retirement in 2005 was an Expert Examiner in PT PLN (Persero) Internal Audit Unit. From 2007 – 2008 served as a Counselor at Amanah Law Office. Holds an Electrical Engineering Degree from Bandung Institute of Technology.
SUGIANTO Sebagai anggota komite audit PT PLN (Persero) sejak 1 Agustus 2008. Pada saat ini menjabat sebagai Auditor Ahli dan Wakil Ketua Tim Monitoring dan Koordinasi Good Corporate Governance pada Kementerian Negara BUMN. Sebelumnya, bekerja sebagai auditor pada Kantor Akuntan Publik dan BPKP pada 1986-2008. Menyandang gelar Akuntan dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Jakarta.
A member of PT PLN (Persero) Audit Committee since 1 August 2008. Currently serving as Expert Auditor and Deputy Head of the Monitoring and Coordination Team for Good Corporate Governance at the State Ministry for State Owned Enterprises. Previously employed as an auditor for a public accounting firm and the Development and Finance Surveillance Agency (BPKP) from 1986 - 2008. Holds an Accountancy Degree from the State College of Accounting, Jakarta.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
SUGENG ROCHADI Sebagai anggota Komite Audit PT PLN (Persero) sejak 1 Pebruari 2010. Sebelumnya adalah karyawan PT PLN (Persero) sejak 1 Juni 1978 dan pernah memangku jabatan manajerial di bidang pembangunan maupun bidang operasi & pemeliharaan. Karier sebagai auditor internal dimulai pada tahun 1999 sebagai Kepala Audit Internal dan sejak tahun 2006 hingga pensiun pada tahun 2009, menduduki jabatan sebagai Kepala Bidang Audit Operasional pada Satuan Pengawasan Intern PT PLN (Persero). Menyandang gelar Sarjana Teknik Elektro ITB dan Magister Bisnis & Administrasi Teknologi ITB.Disamping itu telah memperoleh sertifikasi Qualified Internal Auditor dari Dewan Sertifikasi QIA – Indonesia.
A member of PT PLN (Persero) Audit Committee since 1 February, 2010. Previously employed by PT PLN (Persero) from 1 June 1978 having held various managerial positions in the fields of development and operations and maintenance. His career as an internal auditor started in 1999 as Head of Internal Audit and from 2006 until retirement in 2009 he served as Head of Operational Audit for the Internal Audit Unit of PT PLN (Persero). Holds an Electrical Engineering Degree, as well as a Master in Business and Administration Technology, from Institute of Technology Bandung. Also holds certification as a Qualified Internal Auditor from the QIA Certification Board, Indonesia.
DJUPRIANTO Sebagai anggota komite audit PT PLN (Persero) sejak 1 Febuari 2010. Sebelumnya adalah karyawan PT PLN (Persero) sejak tahun 1980 dan telah menjalani berbagai posisi manajemen, termasuk diantaranya adalah tahun 1996-2001 sebagai Kepala Kontrol Intern. Sejak tahun 2001 hingga pensiun pada tahun 2008 menduduki posisi sebagai Ahli Audit Operasional pada Satuan Pengawasan Intern PT PLN (Persero). Menyandang gelar Sarjana Tehnik Mesin dari Universitas Trisakti Jakarta.
A member of PT PLN (Persero) Audit Committee since 1 February, 2010. Previously employed by PT PLN (Persero) from 1980 and has held various managerial positions, including from 1996 - 2001 as Head of Internal Control. Since 2001 until retirement in 2008, served as Operational Audit Expert in the Internal Audit Unit PT PLN (Persero). Holds a Bachelor of Mechanical Engineering from University Trisakti, Jakarta.
Adi Djoko Guritno Sebagai anggota Komite Audit PT PLN (Persero) sejak 1 April 2010. Saat ini menjabat sebagai Dosen Jurusan Tenologi Industri Pertanian dan Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEBUGM); Ketua Komisi Manajemen Risiko dan Investasi PT Timah (Persero) Tbk ; Ketua Jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) ; Ketua Riset dan Pengembangan Supply Chain Indonesia (RISPESCIA) ; Indonesia Representative Gadjah Mada – Ehime Network (GEN) dan Dewan Formatur Indonesia Professional Risk Management Association (PRiMA). Menyandang Gelar Doktor (Ph.D) dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Ehime University, Japan ; Certified Professional Risk Management (CPRM) dan Business Continuity Certified Planner (BCCP) dari Business Continuity Management (BCM) Singapore.
A member of PT PLN (Persero) Audit Committee since 1 April, 2010. Currently lecturing in Agricultural Industrial Technology and at Master level in the Management, Economics and Business Faculty at Gajah Mada University; Chair of the Risk Management and Investment Commission for PT Timah (Persero) Tbk; Chair of Agricultural Industrial Technology at Gajah Mada University; Head of Indonesian Supply Chain Research and Development; Indonesia Representative Gajah Mada – Ehime Network (GEN) and Indonesian Formation Board Professional Risk Management Association (PRiMA). Holds a Doctorate (Ph.D) in Agricultural Economics from Ehime University, Japan; Certified Professional Risk Management (CPRM) and Business Continuity Certified Planner (BCCP) from Business Continuity Management (BCM) Singapore.
Lain-lain Others
287
288
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
komite NOMINASI DAN REMUNERASI NOMINATION AND REMUNERATION committee
ADANG SURAHMAN
LUIZAH
ELLIZA MANGKUDUM
EDWIN R. LUMBAN TOBING
ADANG SURAHMAN Adang Surahman, Anggota KNR (Usia 56 tahun) Menjabat sebagai Anggota KNR PT PLN (Persero) sejak tahun 2010, aktif sebagai Guru Besar Bidang Rekayasa Struktur Fakultas Teknik Sipil (2004sekarang) dan Peneliti di Pusat Antar Universitas, PAU-IR ITB (1986-Sekarang). Pernah menjabat berbagai posisi akademik penting di ITB, diantaranya, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB (2005 – 2010), Pjs Rektor ITB (2004-2005), Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
Adang Surahman, Member (56) Has served as a member of the Nominating and Remuneration (NR) Committee of PT PLN (Persero) since 2010; is active as a Professor in Restructuring at the Civil Engineering Faculty (2004 - present) and Inter University Researcher, PAU-IR ITB (1986 present). Has served in various important academic positions at Bandung Institute of Technology, including as Vice Rector for Academics and Student Affairs (2005 – 2010), Acting Rector (2004 -
ITB (2001-2004), Kepala UPT Olahraga ITB (19992002) dan Ketua Jurusan Teknik Sipil, FTSP ITB (1995-1998).
2005), Vice Rector for Academics and Student Affairs (2001 - 2004), Head of Sports Unit (1999 2002) and Head of Civil Engineering (1995 - 1998).
Menyandang gelar Sarjana Teknik Sipil dari ITB – Bandung, 1978, Program Magister dari Virginia Polytechnic Institute and State University, 1980 dan Program Doktoral dari Lehigh University, USA, 1984.
Holds a Degree in Civil Engineering from Bandung Institute of Technology,1978; Master Degree from Virginia Polytechnic Institute and State University, 1980; and Doctoral Degree from Lehigh University, USA, 1984.
LUIZAH Luizah, Anggota KNR (Usia 47 tahun) Menjabat sebagai Anggota KNR PT PLN (Persero) sejak tahun 2003, selain menjabat sebagai Komisaris PT Krakatau Daya Listrik (2007-sekarang) dan Kepala Bidang Usaha Jasa II B, Kementerian Negara BUMN (2010-Sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang Energi II Kementerian BUMN (2006-2010) dan Kepala Sub Bidang Perencanaan Usaha Industri Strategis (2002-2006)
Luizah, Member (47) Has served as a Member of the NR Committee PT PLN (Persero) since 2003, as well as serving as Commissioner for PT Krakatau Daya Listrik (2007 present) and Head of Business Services II B, State Ministry for State Owned Enterprises (2010 - present). Previously served as Head of Energy II State Ministry for State Owned Enterprises (2006 - 2010) and Head of Sub Division Strategic Industry Business Planning (2002-2006).
Menyandang gelar Sarjana STA LAN -RI Jurusan Administrasi Negara pada tahun 1985.
Holds a Bachelor Degree in State Administration, 1985.
ELLIZA MANGKUDUM Elliza Mangkudum, Member (58) Has served as a Member of the NR Committee PT PLN (Persero) since 2010, as well as serving as Deputy Assistant for Agricultural and Marine Facilities and Infrastructure (2010 - present), Member of Team for Settlement of National Gas Supply Problems (2007 - present), Member of Team to Accelerate Coal Liquefaction Development (2006 - present), and Member of Technical Team for Supply and Use of Alternative Energy Sources (2006 - present). Has also served as a Member of the Task Force to Pipe Gas from East Kalimantan to East Java (2006) and as Member of the Technical Team to Settle Capital Market Regulations (2005).
Menyandang gelar Sarjana Teknik dari Universitas Andalas, Padang.
Holds an Engineering University, Padang.
Degree
from
Andalas
Lain-lain Others
Elliza Mangkudum, Anggota KNR (Usia 58 tahun) Menjabat sebagai Anggota KNR PT PLN (Persero) sejak tahun 2010, selain menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Sarana dan Prasarana Pertanian dan Kelautan (2010-sekarang), Anggota Tim Penyelesaian masalah Pasokan Gas Nasional (2007sekarang), Anggota Tim Percepatan Pembangunan Coal Liquefaction (2006-sekarang), dan Anggota Tim Teknis Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Alternatif (2006-sekarang). Selain itu pernah menjabat sebagai Anggota Tim Task Force Pipanisasi Gas Kaltim Jateng (2006) dan Anggota Tim Teknis Penyelesaian RUU Penanaman Modal (2005).
289
290
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
EDWIN R. LUMBAN TOBING Edwin R. Lumban Tobing, Sekretaris (Usia 59 tahun) Menjabat sebagai Sekretaris KNR PT PLN (Persero) sejak tahun 2010. Pernah menjabat sebagai Dewan Komisaris PT Indonesia Power (2005-2009), Ketua Komite Pengawas Unit Bisnis NAD, SUMUT & RIAU (2003-2004), Vice President Restrukturisasi Perusahaan PT PLN (Persero) (2001), Ahli Utama Muda Pengembangan Organisasi pada Direktorat SDM & Organisasi (2000-2001) selain pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pengembangan Organisasi pada Direktorat SDM & Org PLN Pusat (1995-2000).
Edwin R. Lumban Tobing, Secretary (59) Has served as Secretary to the NR Committee PT PLN (Persero) since 2010. Has served on the Board of PT Indonesia Power (2005 - 2009), Chair of the Business Unit Supervisory Committee NAD, North Sumatera & Riau (2003-2004), Vice President Company Restructuring PT PLN (Persero) (2001), Main Junior Expert Organization Development at the Directorate of Human Resources and Organization (2000 - 2001), as well as serving as Head of Organizational Development in the Directorate of Human Resources and Organization (2000 - 2001), and Head of Organizational Development PLN Head Office (1995 - 2000).
Menyandang gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung dan Master di Bidang Human Resources Planning dari Westminter University – United Kingdom.
Holds a Civil Engineering Degree from Bandung Institute of Technology and Master of Human Resources Planning from Westminster University, UK.
AGUS PRANOTO
IDA BAGUS GD. MARDAWA PADANGRATHA
SEKRETARIS perusahaan corporate sECRETARY
ida bagus gd. mardawa padangratha Ida Bagus Gd. Mardawa Padangratha, (Usia 51 tahun) Ida Bagus Gd. Mardawa menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan sejak Desember 2009. Sebelumnya adalah Direktur Perencanaan PT PLN Batam (20072009), berbagai jabatan di PT PLN Batam(20002007), Kepala Cabang PT PLN (Persero) Denpasar (1996-2000), Kepala Cabang PT PLN (Persero) Singaraja (1993-1996), Kepala Bagian Teknik PT PLN (Persero) Cabang Denpasar (1991-1993), dan Kepala Seksi Operasi Konstruksi Jaringan PT PLN (Persero) Wilayah XI, Denpasar (1989-1991).
Ida Bagus Gd. Mardawa Padangratha, (51)
Meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung pada 1985, Magister Manajemen dari STIE – Ganesha, Jakarta pada 1987, dan kemudian Magister Public Management dari National University of Singapore (Lee Kuan Yew Fellowship).
Holds a Bachelor Degree in Electrical Engineering from Bandung Institute of Technology, 1985; Master of Management from Ganesha College, Jakarta, 1987; and a Master Degree in Public Management from the National University of Singapore (Lee Kuan Yew Fellowship).
Ida Bagus Gd. Mardawa has served as Corporate Secretary since December 2009. He was previously Director of Planning at PT PLN Batam (2007 2009), and has held various positions in PT PLN Batam (2000 - 2007); was Head of PT PLN (Persero) Denpasar (1996 - 2000), Head of PT PLN (Persero) Singaraja (1993 - 1996), Technical Head of PT PLN (Persero) Denpasar (1991 - 1993), and Section Head for Network Construction Operations PT PLN (Persero) Area XI, Denpasar (1989 -1991).
Lain-lain Others
291
292
SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS’ SECRETARY
AGUS PRANOTO Agus Pranoto, (Usia 58) Menjabat sebagai Sekretaris Dewan Komisaris sejak tahun 2010. Sebelumnya menjabat sebagai Tenaga Ahli Bidang Niaga Dewan Komisaris PT PLN (Persero) (2010), Komisaris Utama PT Rekadaya Elektrika (2007-2010), Direktur Utama PT PJB (2007-2009), Direktur Keuangan PT PJB (2004-2007), Komisaris PT Bajradaya Sentra Nusa (BDSN)-IPP (2004-2006) dan General Manager (GM) PT PLN (Persero) DJBB (2000-2003).
Agus Pranoto, (58) Served as Board of Commissioners’ Secretary since 2010. Previously served as Expert in Commerce for PT PLN (Persero) Board of Commissioners in 2010, President Commissioner at PT Rekadaya Elektrika (2007 - 2010), Managing Director of PT PJB (2007 2009), Director of Finance for PT PJB (2004 - 2007), Commissioner of PT Bajradaya Sentra Nusa (BDSN)IPP (2004 - 2006) and General Manager PT PLN (Persero) DJBB (2000 - 2003).
Meraih gelar Sarjana Teknik Tenaga Listrik dari ITB, Bandung, 1985 serta Magister Manajemen Universitas Airlangga bidang Keuangan, tahun 2007.
Holds a Bachelor Degree in Electrical Engineering from Bandung Institute of Technology, 1985; and Master in Management from Airlangga University Faculty of Finance, 2007.
kepala satuan pengawasan intern chair of internal audit
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
paiman Paiman, (Usia 61 tahun) Paiman menjabat sebagai Kepala Satuan Pengawasan Intern sejak tahun 2007. Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Polisi Daerah Jawa Barat dan berkarir di PT PLN (Persero) sejak bulan April tahun 2007.
Paiman, (61) Paiman has served as Head of the Internal Audit Unit since 2007. Previously he was Head of Police for West Java and has worked for PT PLN (Persero) since April 2007.
Meraih gelar Sarjana dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada tahun 1984.
He holds a Bachelor Degree from Police College awarded in 1984.
daftar alamat anak usaha dan afiliasi addresses of subsidiaries and afiliation PT Indonesia Power (IP) Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.18 Jakarta Selatan 12950, Indonesia
PT Indonesia Power (IP) Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.18 Jakarta Selatan 12950, Indonesia
Bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha lain yang terkait. Berdiri tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PJB I dan pada tanggal 1 September 2000 berubah menjadi PT Indonesia Power. Anak Perusahaan PT IP adalah: - PT Cogindo Daya Bersama bergerak di bidang usaha cogeneration, distribute generation dan jasa operation & maintenance. - PT Artha Daya Coalindo bergerak di bidang usaha trading dan jasa transportasi batubara. - PT Indo Pusaka Berau bergerak di bidang usaha penyediaan listrik dari produksi PLTU Lati di Berau, Kalimantan Timur. - PT Indo Ridlatama Power bergerak di bidang usaha pembangkitan tenaga listrik.
Engaged in power generation and other related businesses. Established on October 3, 1995 namely PT PJB I and on September 1, 2000 was changed to PT Indonesia Power.
PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) Jl. Ketintang Baru No.11 Surabaya 60231, Indonesia
PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) Jl. Ketintang Baru No.11 Surabaya 60231, Indonesia
Bergerak dalam bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha lain yang terkait. Berdiri tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PJB II dan pada tanggal 1 September 2000 berubah menjadi PT PJB. Anak perusahaan PT PJB adalah : - PT Pembangkitan Jawa Bali Services bergerak di bidang usaha operasi dan pemeliharaan. - PT Rekadaya Elektrika bergerak di bidang usaha jasa kelistrikan dan enjiniring.
Engaged in power generation and other related businesses. Established on October 3, 1995 namely PT PJB II and on September 1, 2000 was changed to PT PJB.
PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam) Jl. Engku Putri No.3 Batam Center, Batam 29432, Indonesia
PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam) Jl. Engku Putri No.3 Batam Center, Batam 29432, Indonesia
Berdiri tanggal 3 Oktober 200 dan bergerak dalam usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di wilayah Pulau Batam.
Established on October 3, 2000 and is engaged in the provision of electricity to meet the public interest in Batam Island region.
PT Indonesia Comnets Plus (PT ICON +) Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.18 Jakarta 12950, Indonesia
PT Indonesia Comnets Plus (PT ICON +) Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.18 Jakarta 12950, Indonesia
Berdiri tanggal 3 Oktober 2000 dan bergerak dalam bidang usaha telekomunikasi.
Established on October 3, 2000 and is engaged in telecommunications business.
Subsidiaries of PT IP are as follows: - PT Cogindo Daya Bersama engaged in cogeneration, distribute generation and operation & maintenance services. - PT Artha Daya Coalindo engaged in the business of coal trading and transportation services. - PT Indo Pusaka Berau engaged in electricity supply business generated from the production of Steam Power Plant Lati in Berau, East Kalimantan. - PT Indo Ridlatama Power engaged in electricity power generation.
Subsidiaries of PT PJB are as follows: - PT Pembangkitan Jawa Bali Services engaged in operation and maintenance services. - PT Rekadaya Elektrika engaged in electrical and engineering services.
Lain-lain Others
293
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
294
PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT PLN Tarakan) Jl. P. Diponegoro No.1 Tarakan, Kalimantan Timur, Indonesia
PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT PLN Tarakan) Jl. P. Diponegoro No.1 Tarakan, East Kalimantan, Indonesia
Didirikan tanggal 15 Desember 2003 dan bergerak dalam usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di wilayah Pulau Tarakan.
Established on December 15, 2003 and is engaged in electricity supply business to meet the public needs in Tarakan Island region.
PT PLN Batubara Gedung PLN Pusat Jl. Trunojoyo Blok M I/135, Gedung I Lantai 3 Jakarta 12160, Indonesia
PT PLN Batubara Gedung PLN Pusat Jl. Trunojoyo Blok M I/135, Gedung I Lantai 3 Jakarta 12160, Indonesia
PT PLN Batubara didirikan tanggal 3 September 2008 dan merupakan anak perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha tambang batubara sebagai bahan utama dari Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU).
PT PLN Batubara was founded on September 3, 2008 and is a subsidiary company which is engaged in coal mining as the primary source of Steam Power Plant.
PT PLN Geothermal Jl. Wijaya I No.61 Kebayoran Baru, Jakarta 12170 Indonesia
PT PLN Geothermal Jl. Wijaya I No.61 Kebayoran Baru, Jakarta 12170 Indonesia
PT PLN Geothermal adalah anak perusahaan PLN yang bergerak di bidang penyediaan tenaga listrik terbarukan, melalui kegiatan pengembangan dan pengoperasian pembangkit tenaga listrik panas bumi yang ekonomis, bermutu tinggi dan dengan keandalan yang baik.
PT PLN Geothermal is a subsidiary of PLN, engaging in renewable electricity supply, through the development and operation of geothermal power plants that are of high-quality, economical and reliable.
PT Geo Dipa Energi (PT GDE) Jl. Karawitan No.32 Bandung 40264, Indonesia
PT Geo Dipa Energi (PT GDE) Jl. Karawitan No.32 Bandung 40264, Indonesia
Perusahaan patungan PLN-PERTAMINA, bergerak dalam bidang pembangkitan tenaga listrik panas bumi.
PLN-PERTAMINA joint venture company, engaging in Geothermal Power Plant.
Majapahit Holding BV Herengracht 450, 1017 CA Amsterdam The Netherlands
Majapahit Holding BV Herengracht 450, 1017 CA Amsterdam The Netherlands
Majapahit Holding BV didirikan tanggal 3 Oktober 2006 dan merupakan suatu lembaga keuangan yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda.
Majapahit Holding BV was incorporated on October 3, 2006 as a financial institution based in Amsterdam, the Netherlands.
Referensi-SILANG isi Laporan dengan Ketentuan BAPEPAM-LK Cross-Reference of Bapepam-LK Rules Kesesuaian isi Annual Report berdasarkan Keputusan Bapepam - LK No. X.K. 6 tentang “Format Laporan Annual Report” Kriteria
Penjelasan
Halaman
I Umum 1
Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris.
2
Laporan tahunan dicetak pada kertas yang berwarna terang agar mudah dibaca dan jelas.
3
Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas
Nama Perusahaan dan Tahun Annual Report ditampilkan di:
1. Sampul muka, samping dan belakang
2. Samping
3. Sampul Belakang
4. Setiap halaman 4
Laporan Tahunan ditampilkan di website Perusahaan
II Ikhtisar Data Keuangan Penting 1
Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun
Informasi memuat antara lain:
9
1. Penjualan/pendapatan usaha 2. Laba (rugi) kotor 3. Laba(rugi) usaha 4. Laba (rugi) bersih 5. Laba (rugi) persaham,
2
Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun
Informasi memuat antara lain: 1
Modal kerja bersih
2
Jumlah investasi
3
Jumlah aset
4
Jumlah kewajiban
5
Jumlah ekuitas
9
Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun
Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahaan
9
4
Laporan Tahunan wajib memuat informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik. Informasi harga saham sebelum perubahan permodalan terakhir wajib disesuaikan dalam hal terjadi antara lain karena pemecahan saham, dividen saham, dan saham bonus
Informasi dalam bentuk tabel dan grafik yang memuat:
n.a
5
Laporan Tahunan wajib memuat informasi dalam 2 (dua) tahun buku terakhir mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konvertibel yang diterbitkan
1
Harga saham tertinggi
2
Harga saham terendah
3
Harga saham penutupan
4
Volume saham yang diperdagangkan untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir (jika ada).
Informasi memuat: 1
Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar
2
Tingkat bunga/imbalan
3
Tanggal jatuh tempo
4
Peringkat obligasi/sukuk
10
Lain-lain Others
3
295
296
Kriteria
Penjelasan
Halaman
III Laporan Dewan Komisaris dan Direksi 1
2
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
3
Laporan Dewan Komisaris
Laporan Direksi
Tanda tangan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1
Penilaian kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan.
2
Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi
3
Komite-komite yang berada dibawah pengawasan Dewan Komisaris
4
Perubahan komposisi Dewan Komisaris (jika ada)
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1
Kinerja perusahaan mencakup antara lain: kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan.
2
Prospek usaha
3
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik yang telah dilaksanakan oleh perusahaan.
4
Perubahan komposisi Direksi (jika ada)
Memuat hal-hal sebagai berikut:
34
42
306
1
Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri
2
Ada pernyataan bahwa Direksi dan Desan Komisaris bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan.
3
Ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris dengan menyebutkan nama dan jabatannya.
4
Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan
n.a
IV Profil Perusahaan 1
Nama dan alamat perusahaan
Informasi memuat antara lain nama dan alamat, kode pos, no. Telp, no. Fax, email, dan website
34, halaman belakang
2
Riwayat singkat perusahaan
Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama dan perubahan nama perusahaan (jika ada)
66
3
Bidang usaha
Meliputi jenis produk dan atau jasa yang dihasilkan
4
Struktur Organisasi
Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan
5
Visi dan Misi Perusahaan
Mencakup visi dan misi perusahaan
6
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris
Informasi memuat antara lain: 1
Nama
2
Jabatan
3
Umur
4
Pendidikan
5
Pengalaman Kerja
68,79 80 62 81-85
Kriteria 7
8
9
10
11
12
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota direksi
Jumlah Karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan)
Komposisi Pemegang saham.
Daftar anak perusahaan dan/atau perusahaan asosiasi.
Kronologi pencatatan saham
Kronologi pencatatan efek lainnya
Penjelasan Informasi memuat antara lain: 1
Nama
2
Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain)
3
Umur
4
Pendidikan
5
Pengalaman Kerja
Halaman 86-92
Informasi memuat antara lain: 1
Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi
94,11
2
Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan
102
3
Pelatihan karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan
104
4
Biaya yang telah dikeluarkan
104
Mencakup antara lain: 1
Nama pemegang saham yang memiliki saham 5% atau lebih
2
Direktur dan Komisaris yang memiliki saham
3
Pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masing-masing kurang lebih 5% Informasi memuat antara lain:
1
Nama anak perusahaan/perusahaan asosiasi
2
Presentase kepemilikan saham.
3
Keterangan tentang bidang usaha anak perusahaan atau perusahaan asosiasi
4
Keterangan status operasi perusahaan anak atau perusahaan asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi)
Mencakup antara lain: 1
Kronologi pencatatan saham
2
Jenis tindakan korporasi yang menyebabkan perubahan jumlah saham.
3
Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku.
4
Nama Bursa dimana saham perusahaan dicatatkan.
Mencakup antara lain: Kronologi pencatatan efek lainnya
2
Jenis tindakan korporasi yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya
3
Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku.
4
Nama Bursa dimana saham perusahaan dicatatkan.
5
Peringkat efek
78
n.a
129 Lain-lain Others
1
78
297
298
Kriteria 13
14
15
16
Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal.
Akuntan perseroan
Penghargaan dan sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional
Penjelasan Informasi memuat antara lain: 1
Nama dan alamat Biro Administrasi Efek (BAE).
2
Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik.
3
Nama dan alamat perusahaan pemeringkat efek.
Informasi memuat antara lain: 1
Berapa periode audit akuntan telah mengaudit laporan keuangan perusahaan.
2
Berapa periode audit kantor akuntan publik telah mengaudit laporan keuangan perusahaan.
3
Besarnya fee audit.
4
Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa finansial audit.
Informasi memuat antara lain: 1
Nama penghargaan.
2
Tahun perolehan.
3
Badan pemberi penghargaan.
4
Masa berlaku.
Nama dan alamat anak perusahaan dan atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada)
Halaman 75
76
30-32
292
V Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan 1
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
2
3
4
Tinjauan operasi per segmen usaha
Uraian atas kinerja keuangan Perusahaan
Memuat uraian antara lain: 1
Produksi/kegiatan usaha
2
Penjualan/pendapatan usaha
3
Profitabilitas
4
Peningkatan/penurunan kapasitas produksi untuk masing-masing segmen usaha.
Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai: 1
Aset lancar, aset tidak lancar, dan jumlah aset;
2
Kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan jumlah kewajiban;
3
Penjualan/pendapatan usaha;
4
Beban usaha
5
Laba/rugi bersih
Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar hutang dan tingkat kolektibilitas piutang Perseroan
Penjelasan tentang:
Bahasan tentang struktur modal (capital structure), kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies), dan tingkat solvabilitas perusahaan
Penjelasan atas
1
Kemampuan membayar hutang
2
Tingkat kolektibilitas piutang
1
Struktur modal (capital structure),
2
Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies),
3
Tingkat solvabilitas perusahaan
152-167, 189-190
168-188
178,187,186
183,186
Kriteria 5
Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal
Penjelasan Penjelasan atas: 1
Tujuan dari ikatan tersebut
2
Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut
3
Mata uang yang menjadi denominasi
4
Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait
Halaman 188,187, 205 206, 190-195
Catatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal, agar diungkapkan 6
Bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi
Penjelasan mengenai 1
Kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi
2
Dampaknya terhadap kondisi keuangan perusahaan
207
Catatan: apabila tidak ada kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi, agar diungkapkan 7
Uraian tentang komponen-komponen substansial dari pendapatan dan beban lainnya, untuk dapat mengetahui hasil usaha perusahaan
Penjelasan mengenai
Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan/pendapatan bersih, maka wajib disertai dengan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat dikaitkan antara lain dengan, jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru
Penjelasan mengenai
9
Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan/pendapatan bersih perusahaan serta laba operasi perusahaan selama 2 (dua) tahun atau sejak perusahaan memulai usahanya, jika baru memulai usahanya kurang dari 2 (dua) tahun
Ada atau tidak ada pengungkapan
157
10
Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan
Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.
208
8
1
Komponen substansial dari pendapatan lainnya
2
Komponen substansial dari beban lainnya
1
Besaran peningkatan/penurunan penjualan atau pendapatan bersih
2
Peningkatan/penurunan material dari penjualan atau pendapatan bersih dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru
169,170-172, 201-202
n.a
Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan Uraian tentang prospek usaha perusahaan
Uraian mengenai prospek perusahaan sehubungan dengan industri, ekonomi secara umum dan pasar internasional serta dapat disertai data pendukung kuantitatif jika ada sumber data yang layak dipercaya
150-151
12
Uraian tentang aspek pemasaran
Uraian tentang pemasaran atas produk dan jasa perusahaan, antara lain meliputi pangsa pasar
152-153
Lain-lain Others
11
299
300
Kriteria 13
Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir
Penjelasan Memuat uraian mengenai: 1
Jumlah dividen
2
jumlah dividen per saham
3
payout ratio untuk masing-masing tahun
Halaman n.a
Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar diungkapkan alasan tidak membagikan dividen 14
15
Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (dalam hal perusahaan masih diwajibkan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana)
Informasi material mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi atau restrukturisasi hutang/modal.
Memuat uraian mengenai: 1
Total perolehan dana
2
Rencana penggunaan dana
3
Rincian penggunaan dana
4
saldo dana, dan
5
Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana (jika ada)
Memuat uraian mengenai: 1
Tujuan dilakukannya transaksi;
2
Nilai transaksi atau jumlah yg direstrukturisasi;
3
Sumber dana
n.a
190-203
Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
16
Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/ atau transaksi dengan pihak afiliasi.
Memuat uraian mengenai: 1
Nama pihak yang bertransaksi
2
Sifat hubungan afiliasi;
3
Penjelasan mengenai kewajaran transaksi;
4
Realisasi transaksi pada periode berjalan.
207-208
17
Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan
Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan perundang-undangan dan dampaknya terhadap perusahaan Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan, agar diungkapkan
208
18
Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi
Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan
208
VI Tata Kelola Perusahaan 1
Uraian Dewan Komisaris
Uraian memuat antara lain: 1
Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris
2
Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi anggota Dewan Komisaris
3
Besarnya remunerasi untuk setiap anggota dewan komisaris.
4
Frekuensi pertemuan
5
Tingkat kehadiran dewan komisaris dalam pertemuan
225-231 229 239-240
229-230 230
Kriteria 2
Uraian Direksi
Penjelasan
1
3
4
5
6
Komite Nominasi dan Remunerasi
Komite Remunerasi
Komite-komite lain di bawah dewan komisaris yang dimiliki oleh perusahaan
Uraian mengenai kebijakan penetapan remunerasi bagi Direksi yang dikaitkan dengan kinerja perusahaan
Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi.
232-235 239-240
2
Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi
3
Besarnya remunerasi untuk setiap anggota direksi.
4
Frekuensi pertemuan
237
5
Tingkat kehadiran anggota direksi dalam pertemuan
237
6
Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi direksi
-
Mencakup antara lain: 1
Nama, jabatan dan riwayat hidup singkat anggota Komite Audit.
285-287
2
Uraian tugas dan tanggung jawab.
247-252
3
Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Audit.
4
Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite Audit.
5
Independensi anggota Komite Audit.
Mencakup antara lain: 1
Nama, jabatan dan riwayat hidup singkat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi.
288-290
2
Independensi anggota Komite Nominasi dan Remunerasi.
252-253
3
Uraian tugas dan tanggung jawab.
4
Uraian pelaksanaan tugas Komite Nominasi dan Remunerasi.
5
Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Nominasi dan Remunerasi.
Mencakup antara lain: 1
Nama, jabatan dan riwayat hidup singkat anggota Komite remunerasi.
288-290
2
Independensi anggota Komite remunerasi.
252-253
3
Uraian tugas dan tanggung jawab.
4
Uraian pelaksanaan kegiatan Komite remunerasi.
5
Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran.
Mencakup antara lain: 1
Nama, jabatan dan riwayat hidup singkat anggota komite lain.
278-284
2
Independensi anggota komite lain.
243-247
3
Uraian tugas dan tanggung jawab.
4
Uraian pelaksanaan tugas komite lain.
5
Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain.
Mencakup antara lain: 1
Prosedur penetapan remunerasi tertuang dalam SOP
2
Indikator kinerja untuk mengukur performance Direksi yang dikaitkan dengan remunerasi
239
Lain-lain Others
7
Komite Audit
Halaman
Menguraikan antara lain:
301
302
Kriteria 8
9
10
11
12
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
13
14
Penjelasan
Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan
Mencakup antara lain:
Uraian tentang Unit Audit Internal
Mencakup antara lain:
Uraian mengenai Manajemen Risiko
Uraian mengenai komitmen perusahaan terhadap perlindungan konsumen
Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama mengenai “community development program” yang telah dilakukan. Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama berkaitan dengan kegiatan pelestarian lingkungan.
Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, Direksi dan anggota dewan Komisaris yang menjabat pada periode laporan tahunan
1
Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan
2
Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan
1
Nama ketua unit audit internal
2
Kualifikasi/sertfikasi sebagai profesi audit internal
3
Struktur atau kedudukan unit audit internal
4
Keberadaan piagam unit audit internal
5
Uraian pelaksaan tugas
Menguraikan antara lain: 1
Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan (misalnya risiko yang disebabkan oleh fluktuasi kurs atau suku bunga, persaingan usaha, pasokan bahan baku, ketentuan negara lain atau peraturan internasional dan kebijakan pemerintah).
2
Upaya untuk mengelola risiko tersebut.
Mencakup antara lain: 1
Pembentukan Pusat Pengaduan Konsumen.
2
Program peningkatan layanan kepada konsumen.
3
Tingkat penyelesaian pengaduan yang diterima
4
Program peningkatan layanan kepada konsumen
Mencakup antara lain uraian tentang: 1
Mitra Usaha bunaan perusahaan
2
Program pengembangan pendidikan/perbaikan kesehatan/pengembangan seni budaya dan lainnya
3
Biaya yang telah dikeluarkan
Mencakup antara lain kegiatan tentang: 1
Kegiatan pelestarian lingkungan
2
Kegiatan pengelolaan lingkungan
3
Sertifikasi atas pengelolaan liingkungan
4
Biaya yang telah dikeluarkan
Menguraikan antara lain: 1
Pokok perkara/gugatan.
2
Status penyelesaian perkara/gugatan
3
Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan
Halaman
254
257
220,50,74
268-276
140-146
265-267
Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan 15
Akses informasi dan data perusahaan
Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website, media massa, mailing list, buletin dan sebagainya
74
Kriteria 16
17
Etika Perusahaan.
Pengungkapan mengenai whistleblowing system
Penjelasan Memuat uraian antara lain: 1
Keberadaan code of conduct
2
Isi Code of Conduct
3
Penyebaran Code of Conduct kepada karyawan dan upaya penegakannya.
4
Pernyataan mengenai budaya perusahaan yang dimiki perusahaan.
Memuat uraian antara lain: 1
Keberadaan whistleblowing system
2
Mekanisme whistleblowing system
3
Penggunaan dan output whistleblowing sytem
Halaman 219-220
n.a
VII Informasi Keuangan 1
Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan
2
Opini akuntan atas laporan keuangan
3
Deskripsi Auditor Independen di Opini
4
Laporan keuangan yang lengkap
Kesesuaian dengan peraturan Bapepam No VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan
311 312
Deskripsi memuat tentang: 1
Nama dan tanda tangan
2
Tanggal Laporan Audit
3
No. ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik
Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan, yakni: 1
Neraca
2
Laporan laba rugi
3
Laporan perubahan ekuitas
4
Laporan arus kas
5
Catatan atas laporan keuangan
5
Perbandingan tingkat profitabilitas
Perbandingan laba/rugi usaha tahun berjalan dengan tahun sebelumnya
6
Penyajian Laporan Arus Kas
Memenuhi ketentuan sebagai berikut: Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
2
Penggunaan metode langsung (direct method) untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi
3
Pengungkapan aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas
4
Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran kas kepada pelanggan(customer), karyawan, pemasok dan pembayaran pajak selama tahun berjalan pada aktivitas operasi
5
Penyajian penambahan dan pembayaran hutang jangka panjang serta dividen pada aktivitas pendanaan
314-319
320-439 316 318-319
Lain-lain Others
1
313
303
304
Kriteria 7
8
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
9
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
Pengungkapan yang berhubungan dengan properti investasi
Pengungkapan yang berhubungan dengan Perpajakan.
Penjelasan Meliputi sekurang-kurangnya: 1
Konsep dasar penyajian laporan keuangan
2
Pengakuan pendapatan dan beban
3
Penilaian investasi (penyertaan pada entitas lain)
4
Persediaan
5
Sewa
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain: 1
Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model nilai wajar dan model biaya
2
Metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar dari properti investasi
3
Apakah penentuan nilai wajar properti investasi didasarkan atas penilaian oleh penilai independen. Apabila tidak ada penilaian seperti itu, hal tersebut harus diungkapkan
4
Rekonsiliasi nilai tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode
5
Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi yang berasal dari properti investasi (penghasilan rental, beban operasi langsung, perubahan kumulatif dalam nilai wajar)
1
Rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dengan tarif yang berlaku denan mengungkapkan dasar perhitungan tarif pajak yang berlaku.
2
Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini
3
Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi menjadi dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan.
4
Rincian aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disajikan pada neraca untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada neraca.
5
Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak.
Halaman 327-337
337,349
342, 399-402
Kriteria 10
11
12
Pengungkapan yang berhubungan dengan Aset Tetap
Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Lainnya
Pengungkapan yang berhubungan dengan Instrumen Keuangan
Penjelasan Hal-hal yang harus diungkapkan adalah: 1
Metode penyusutan yang digunakan
2
Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model revaluasi dan model biaya
3
Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset tetap (model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (model biaya)
4
Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode untuk tiap kelompok aset tetap
5
Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode untuk tiap kelompok aset, yang menunjukkan: penambahan, aset yang diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual/kelompok lepasan, penggabungan usaha, revaluasi, rugi penurunan nilai, penyusutan, selisih nilai tukar neto, atau perubahan lain.
Hal-hal yang harus diungkapkan adalah: 1
Penjelasan mengenai standar akuntansi keuangan dan peraturan baru yang diterapkan dan mempengaruhi aktivitas perusahaan; dan
2
Dampak penerapan standar akuntansi keuangan dan peraturan baru tersebut.
Halaman 345-347, 334-335
323-327
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1
Persyaratan, kondisi dan kebijakan akuntansi untuk setiap kelompok instrumen keuangan
2
Klasifikasi instrumen keuangan
3
Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan
4
Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan: risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas
5
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangannya
438-439
435-439
Lain-lain Others
305
306
PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Board of Commissioners’ and Directors’ Statement Sesuai dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 67 dan Peraturan Bapepam No. X.K.6 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik, dengan ini kami, Dewan Komisaris dan Direksi PT PLN (Persero), menyatakan telah menyetujui dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perseroan tahun buku 2010.
In accordance with Corporate Law no. 40/2007, Chapter 67, and Capital Market Supervisory Board Regulation No. X.K.6 on Annual Report Submission Requirements for Public Companies, we, the Board of Commissioners and Directors of PT PLN (Persero), hereby state that we have approved and are fully responsible for the validity of the Company’s 2010 Annual Report.
Laporan Tahunan Perseroan ini juga memuat Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
The Company’s Annual Repost contains the Board of Commissioner’s Monitoring Report and Consolidated Financial Statement for the years ending 31 December 2010 and 2009.
dewan komisaris board of commissioners
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Yogo Pratomo Komisaris Utama President Commissioner
Syahrial Loetan Komisaris Commissioner
Abdul Aziz Komisaris Commissioner
Rahmat Waluyanto Komisaris Commissioner
Lutfi Hamid Komisaris Independen Independent Commissioner
Wimpy S. Tjetjep Komisaris Commissioner
Adang Firman Komisaris Independen Independent Commissioner
direksi board of DIRECTORS
Dahlan Iskan Direktur Utama President Director
IGA Ngurah Adnyana Direktur Operasi Jawa Bali Director of Java-Bali Operations
Nur Pamudji Direktur Energi Primer Director of Primary Energy
Vickner Sinaga Direktur Operasi Indonesia Timur Director of East Indonesia Operations
Bagiyo Riawan Murtaqi Syamsuddin Direktur Pengadaan Strategis Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko Director of Strategic Procurement Director of Business & Risk Management
Eddy D. Erningpraja Direktur SDM dan Umum Director of HR and General Affairs
Setio Anggoro Dewo Direktur Keuangan Director of Finance
Lain-lain Others
Nasri Sebayang Direktur Perencanaan dan Teknologi Director of Planning and Technology
Moch. Hary Jaya Pahlawan Direktur Operasi Indonesia Barat Director of West Indonesia Operations
307
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
LAPORAN KEUANGAN FINANCIAL REPORT
PT PLN (Persero) Jl. Trunojoyo Blok M I No. 135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160 Indonesia T. 62 21 725 1234, 725 0550, 726 1122 F. 62 21 722 2328
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
www.pln.co.id