DEDIKASI UNTUK MELAYANI DAN MENERANGI SELURUH NEGERI DEDICATED TO SERVE AND LIVEN-UP THE WHOLE COUNTRY
LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
KINERJA UTAMA PLN PLN PERFORMANCE HIGHLIGHT
Di tahun 2010, PLN kembali menorehkan berbagai kinerja yang menunjukkan peningkatan dari sisi operasional maupun kualitas pelayanan kepada para konsumen di seluruh wilayah Indonesia. Melalui program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS), rasio elektrifikasi secara nasional berhasil ditingkatkan dari 63,75% di tahun 2009 menjadi 66,51 % di tahun 2010. In 2010, PLN once again recorded considerable improvements in its operational aspect as well as service quality to the consumers throughout the Indonesian regions. Through our “One Day One Million Connection” (Indonesian acronym: “GRASSS”) movement, we have been successful in improving the national electrification rate from 63.75% in 2009 into 66.51% in 2010.
TOTAL PRODUKSI LISTRIK MENINGKAT ENHANCED PRODUCTIVITY OF ELECTRICITY POWER
‘10
169.786
‘09
156.797
‘08
149.437
‘07
142.440
‘06
133.108 (dalam GWh) (in GWh)
Seiring dengan tuntutan permintaan sambungan listrik, produksi total daya listrik meningkat, sebagai hasil realisasi rencana pembangunan unit pembangkit listrik baru milik PLN, sewa pembangkit maupun dari Independent Power Producer (IPP). In line with the increasing demand of electricity power connection, our total electricity power production increased, which is a fruitful result of PLN owned new elecricity power plants, power generation leases as well as from the Independent Power Producer (IPP).
1
SUSUT JARINGAN MENGECIL DECLINED NETWORK LOSSES
Perbaikan efisiensi operasional sebagai akibat adanya penambahan produksi listrik tetap diikuti oleh peningkatan efisiensi transmisi dan distribusi, sehingga persentasi kehilangan daya listrik atau susut jaringan terus mengecil. Achievement of improved operational efficiency as a result of additional power production continued to be followed by improvement in transmission and distribution efficiency, which enabled to decline the percentage of electricity power as well as network losses.
‘10
9,7
‘09
9,93
‘08
10,67
‘07
11,08
‘06
11,45 (dalam %) (in %)
JUMLAH PELANGGAN TERUS MENINGKAT EVER INCREASING AMOUNT OF CUSTOMERS
Jumlah pelanggan PLN terus meningkat sementara daftar tunggu berhasil diturunkan melalui program GRASSS yang terus menunjukkan efektifitasnya. The amount of PLN customers continued to increase whereas
‘10
42.435 40.117
‘09 ‘08
38.884
‘07
37.334
‘06
35.751 (dalam ribu) (in thousand)
the amount of waiting list was decreased through the GRASSS program whose activities continued to perform.
3
TINGKAT FREKUENSI PEMADAMAN LISTRIK TERUS BERKURANG CONSISTENT DECREASE OF FREQUENCY RATE OF POWER OUTAGE
‘10 ‘09 ‘08 ‘07 ‘06
6.82
10.78 13.33 12.77
13.85 Grafik SAIFI (kali/pelanggan/tahun) SAIFI Graphic (time/customer/year)
Tingkat frekuensi pemadaman aliran listrik terus berkurang berkat peningkatan kapasitas produksi dan pengendalian gangguan pada jaringan tenaga listrik, sehingga Indeks Kali Gangguan Ratarata yang dialami Pelanggan (SAIFI) berhasil diturunkan menjadi satu digit. The frequency rate of electricity power outage has been managed to consistently decreasing due to production capacity improvement as well as power network interruption control, enabled the System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) to decrease by one digit.
INDEKS LAMA GANGGUAN RATA-RATA YANG DIALAMI PELANGGAN (SAIDI) MENURUN
‘10
6.96
‘09
16.7
‘08
80.9
‘07
28.93
‘06
27.01 Grafik SAIDI (jam/pelanggan/tahun) SAIDI Graphic (hour/customer/year)
DECLINE OF SYSTEM AVERAGE INTERRUPTION DURATION INDEX (SAIDI)
Peningkatan kapasitas produksi dan pengendalian gangguan pada jaringan tenaga listrik membuat indeks SAIDI juga berhasil diturunkan secara signifikan dalam 3 tahun terakhir. Enhancement of production capacity and interruption control on the electricity power network has made the SAIDI Index to decline significantly during the last three years.
5
6
DAFTAR ISI TABLE OF CONTENTS
IKHTISAR HIGHLIGHTS
8
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
9
Ikhtisar Operasional Operational Highlights
10
Obligasi Obligation
10
Peristiwa Penting Significant Events
12
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Penghargaan dan Sertifikasi Award and Certification
30
LAPORAN MANAJEMEN MANAGEMENT REPORT
33
Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Report
34
Laporan Direksi Board of Directors’ Report
42
Tujuan Strategis Perusahaan Tahun 2010 - 2015 Corporate Strategies Objective, 2010 - 2015
54
Strategi dan Kebijakan Policy and Strategy
58
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL OPERATIONAL REPORT
93
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
94
Pengembangan Teknologi Informasi Information Technology Development
112
Risiko dan Manajemen Risiko Risk and Risk Management
114
Penerbitan Obligasi Bond Issuance
129
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Perlindungan Lingkungan Work, Health-Safety and Environment Protection
140
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
149
Tinjauan Ekonomi dan Prospek Usaha Economy and Business Prospect
150
Tinjauan Kinerja Performance Review
152
Tinjauan Keuangan Financial Review
168
Kinerja Anak Perusahaan Performance of Subsidiaries
189
61
Informasi Material Material Information
190
62
Transaksi Material dan Kejadian Luar Biasa Material Transaction and Extraordinary Events
204
Sekilas tentang PLN PLN in Brief
66
Kejadian Luar Biasa Extraordinary Events
207
Bidang Usaha Line of Business
68
Akses Informasi Access to Information
74
Transaksi Benturan Kepentingan Conflict of Interest Transactions
207
Lembaga Penunjang Perusahaan Corporate Institutional Support
75
Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Transactions with Related Parties
207
Perubahan Peraturan dan Kebijakan Akuntansi Changes of Regulations and Reclassification Accounting Policies
208
Kejadian Setelah Tanggal Neraca Subsequent Event
208
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE Visi, Misi, Moto dan Nilai-nilai Perusahaan Vision, Mission, Motto and Corporate’s Values
Kepemilikan Saham Share Ownership
78
Struktur Organisasi Organization Structure
80
Profil Manajemen Management Profile
81
LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE Tujuan Objective Pedoman, Struktur dan Mekanisme Tata Kelola GCG Guidelines, Structure and Mechanism
209 210 211
PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
268
Maksud dan Tujuan Purpose and Objective
269
Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan CSR Implementation
270
Program Pengembangan Masyarakat Community Development Programs
273
Kebijakan Pokok Perusahaan Corporate Basic Policies
212
Asesmen Penerapan GCG Assessment GCG Application
214
Implementasi Praktek GCG Implementation of GCG Practice
LAIN-LAIN OTHERS
277
218
Data Perseroan Corporate Data
278
Organ Perusahaan Corporate Organs
224
Daftar Alamat Anak Usaha dan Afiliasi Addresses of Subsidiaries and Affiliation
293
Referensi-Silang Isi Laporan dengan Ketentuan Bapepam-LK Cross-Reference of Bapepam-LK Rules
295
Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners’ and Directors’ Statement
306
Laporan Keuangan Financial Report
308
Rapat Umum Pemegang Saham Annual General Meeting of Shareholder
224
Dewan Komisaris Board of Commissioners
225
Direksi Board of Directors Organ Penunjang Supporting Organs
231 242
Komite dan Laporan Komite Committees and Committees Report
242
Unit Satuan Pengawasan Intern Internal Control Unit
254 257
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
259
Sekretaris Dewan Komisaris Secretary to Board of Commissioners
264
Perkara Hukum yang Melibatkan Perseroan Litigation
265
Daftar Isi Table of Contents
Divisi Manajemen Risiko Risk Management Division
7
8
IKHTISAR
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
HIGHLIGHTS
9 10 10 12
IKHTISAR KEUANGAN Financial Highlights
30
penghargaan & sertifikasi Awards & Certifications
IKHTISAR operasional Operational Highlights OBLIGASI Bonds PERISTIWA PENTING Significant Events
IKHTISAR KEUANGAN FINANCIAL HIGHLIGHTS KETERANGAN
UNIT
2010
2009
2008
2007
2006
2005
Neraca Keuangan
DESCRIPTION
Balance
Total Aset
Miliar Rp
369,560
333,713
290,718
273,479
247,917
220,843
Total Ekuitas
Miliar Rp
149,585
141,196
126,986
136,412
139,837
139,753
Total Equity
Total Kewajiban
Miliar Rp
219,974
192,517
163,732
137,067
101,827
75,224
Total Liabiliities
Modal Kerja Bersih
Miliar Rp
(10,177)
(709)
(9,578)
2,937
1,123
(8,291)
Net Working Capital
Laba/Rugi
Total Assets
Profit/Loss
Pendapatan Usaha
Miliar Rp
162,375
145,222
164,209
114,042
104,726
76,543
Revenues
Beban Usaha
Miliar Rp
149,108
135,276
160,598
111,506
105,228
76,023
Operating Expenses
Laba Rugi Usaha
Miliar Rp
13,267
9,946
3,611
2,536
(502)
520
Income/ Loss from Operations
Laba Rugi Bersih
Miliar Rp
10,086
10,356
(12,303)
(5,645)
1,928
(4,920)
Net Profit/Loss
Laporan Arus Kas
Statement of Cash Flow
Arus Kas dari Operasi
Miliar Rp
22,969
5,898
7,780
16,890
11,058
12,072
Cash Flow from Operating Activities
Arus Kas dari Investasi
Miliar Rp
(30,720)
(30,567)
(21,952)
(20,760)
(5,285)
(7,674)
Cash Flow from Investing Activities
Arus Kas dari Pendanaan
Miliar Rp
14,425
31,324
4,268
7,192
1,834
7,912
Cash Flow from Funding Activities
Rasio-rasio
Ratios
ROA
%
2.73
3.10
-4.23
-2.06
0.78
-2.23
ROA
ROE
%
7.18
7.91
-9.69
-4.14
1.38
-3.52
ROE Current Ratio
Rasio Lancar
%
81.60
77.51
76.44
107.29
104.05
68.06
Solvabilitas
%
59.52
57.69
53.72
47.59
41.07
34.07
Solvency
%
125.06
113.31
122.99
95.41
72.82
53.83
Debt to Equity Ratio
Rasio Operasional
%
91.83
93.15
97.80
97.78
100.48
99.32
Operational Ratio
Laba Bersih
%
6.21
7.13
-7.49
-4.95
1.84
-6.43
Net Profit Margin
Rasio Produktivitas Total Pendapatan Usaha/ Karyawan
Productivity Ratio 4.05
3.23
3.67
2.47
2.26
1.62
Revenues/Total Employees
Ikhtisar Highlights
Rasio Hutang terhadap Ekuitas
9
10
IKHTISAR OPERASIONAL OPERATIONAL HIGHLIGHTS KETERANGAN
UNIT
2010
2009
Daya Terpasang
MW
26,895
25,607
Penjualan
GWh
147,297
Produksi Sendiri
GWh
Sewa Diesel
GWh
Pembelian
GWh
38,076
36,169
31,389
31,199
28,639
26,088
Purchase
Total Produksi
GWh
169,786
156,797
149,436
142,440
133,108
127,370
Total Production
Susut Jaringan
%
9.70
9.93
10.46
11.70
11.45
11.54
Losses
2008
2007
2006
2005
DESCRIPTION
25,571
25,222
24,846
22,515
Installed Capacity
134,581
129,018
121,246
112,609
107,032
Sales
123,477
115,434
113,340
107,984
101,664
98,177
Own Production
8,233
5,194
4,707
3,257
2,804
3,105
Diesel Rental
Produksi
Production
Mutu dan Keandalan
Quality and Reliability
SAIDI
Jam/Plg/ Thn
6.96
16.70
80.90
28.90
27.01
15.77
SAIDI
SAIFI
Kali/Plg/ Thn
6.82
10.78
13.33
12.77
13.85
12.68
SAIFI
Jumlah Pelanggan
Ribu Plg
42,435
40,118
38,844
37,334
35,751
34,559
Number of Customers
Daya Tersambung
MVA
67,439
62,894
60,085
56,549
53,317
50,717
Connected Capacity
Panjang Transmisi
kms
43,842
34,949
32,472
31,612
31,195
30,945
Transmission Length
Kapasitas Gardu Induk
MVA
65,669
63,375
55,989
54,649
54,409
53,976
Sub-station Capacity
Orang People
40,108
45,000
44,750
46,113
46,431
47,155
Total Employees
Jumlah Karyawan
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
OBLIGASI BONDS DAFTAR EFEK DOMESTIK YANG DITERBITKAN PLN DAN BELUM JATUH TEMPO List of Securities Issued by PLN and Outstanding Bonds NO.
NAMA EFEK NAME OF SECURITIES
MATA UANG CURRENCY
PLAFOND (DALAM JUTA) (IN MILLION)
TANGGAL TERBIT DATE OF ISSUANCE
TINGKAT BUNGA INTEREST RATE
TENOR (TAHUN) (IN YEAR)
PERINGKAT RANK
1
Obligasi PLN VII 2004 PLN VII 2004 Bonds
IDR
1,500,000
12-Nov-04
12.25%
10
idAA+
2
Obligasi PLN VIII 2006 SERI A PLN VIII 2006 Series A Bonds
IDR
1,335,100
21-Jun-06
13.60%
10
idAA+
3
Obligasi PLN VIII 2006 SERI B PLN VIII 2006 Series B Bonds
IDR
865,000
21-Jun-06
13.75%
15
idAA+
4
SUKUK IJARAH PLN I 2006 PLN I 2006 Sukuk Ijarah
IDR
200,000
21-Jun-06
13.60%
10
idAA+ (sy)
5
Obligasi PLN IX 2007 SERI A PLN IX 2007 Series A Bonds
IDR
1,500,000
10-Jul-07
10.40%
10
idAA+
6
Obligasi PLN IX 2007 SERI B PLN IX 2007 Series B Bonds
IDR
1,200,000
10-Jul-07
10.90%
15
idAA+
7
SUKUK IJARAH PLN II 2007 PLN II 2007 Sukuk Ijarah
IDR
300,000
10-Jul-07
10.40%
10
idAA+ (sy)
8
MTN PLN I Tahun 2008 Seri E MTN PLN I Series E Bonds 2008
IDR
500,000
15-Dec-08
2.50%
2,5
idAA+
NO.
MATA UANG CURRENCY
NAMA EFEK NAME OF SECURITIES
PLAFOND (DALAM JUTA) (IN MILLION)
TANGGAL TERBIT DATE OF ISSUANCE
TINGKAT BUNGA INTEREST RATE
TENOR (TAHUN) (IN YEAR)
PERINGKAT RANK
9
MTN PLN I Tahun 2008 Seri F MTN PLN I Series F Bonds 2008
IDR
500,000
15-Dec-08
2.50%
3
idAA+
10
MTN PLN I Tahun 2008 Seri G MTN PLN I Series G Bonds 2008
IDR
500,000
15-Dec-08
2.50%
3,5
idAA+
11
MTN PLN I Tahun 2008 Seri H MTN PLN I Series H Bonds 2008
IDR
500,000
15-Dec-08
2.50%
4
idAA+
12
MTN PLN I Tahun 2008 Seri I MTN PLN I Series I Bonds 2008
IDR
500,000
15-Dec-08
2.50%
4,5
idAA+
13
MTN PLN I Tahun 2008 Seri J MTN PLN I Series J Bonds 2008
IDR
500,000
15-Dec-08
2.50%
5
idAA+
14
Obligasi PLN X 2009 SERI A PLN X 2009 Series A Bonds
IDR
1,015,000
9-Jan-09
14.75%
5
idAA+
15
Obligasi PLN X 2009 SERI B PLN X 2009 Series B Bonds
IDR
425,000
9-Jan-09
15.00%
7
idAA+
16
SUKUK IJARAH PLN III 2009 Seri A PLN III 2009 Series A Sukuk Ijarah
IDR
293,000
9-Jan-09
14.75%
5
idAA+ (sy)
17
SUKUK IJARAH PLN III 2009 Seri B PLN III 2009 Series B Sukuk Ijarah
IDR
467,000
9-Jan-09
15.00%
7
idAA+ (sy)
18
Obligasi PLN XI 2010 SERI A PLN XI 2010 Series A Bonds
IDR
920,000
12-Jan-10
11.95%
7
idAA+
19
Obligasi PLN XI 2010 SERI B PLN XI 2010 Series B Bonds
IDR
1,783,000
12-Jan-10
12.55%
10
idAA+
20
SUKUK IJARAH PLN IV 2010 Seri A PLN IV 2010 Series A Sukuk Ijarah
IDR
130,000
12-Jan-10
11.95%
7
idAA+
21
SUKUK IJARAH PLN IV 2010 Seri B PLN IV 2010 Series B Sukuk Ijarah
IDR
167,000
12-Jan-10
12.55%
10
idAA+
22
Obligasi PLN XII 2010 SERI A PLN XII 2010 Series A Bonds
IDR
645,000
8-Jul-10
9.70%
5
idAA+
23
Obligasi PLN XII 2010 SERI B PLN XII 2010 Series B Bonds
IDR
1,855,000
8-Jul-10
10.40%
12
idAA+
24
SUKUK IJARAH PLN V 2010 Seri A PLN V 2010 Series A Sukuk Ijarah
IDR
160,000
8-Jul-10
9.70%
5
idAA+
25
SUKUK IJARAH PLN V 2010 Seri B PLN V 2010 Series B Sukuk Ijarah
IDR
340,000
8-Jul-10
10.40%
12
idAA+
Berdasarkan Lembaga Pemeringkat Pefindo. Disajikan dalam satuan Rp juta Under Lembaga Pemeringkat Pefindo. Expressed in units of Rp million
DAFTAR EFEK INTERNASIONAL YANG DITERBITKAN PLN DAN BELUM JATUH TEMPO List of International Bonds Issued by PLN and Outstanding Bonds
1
NAMA EFEK NAME OF SECURITIES
GLOBAL BOND I Tr. A
MATA UANG CURRENCY
USD
PLAFOND
450,000,000
TANGGAL TERBIT DATE OF ISSUANCE
16-Oct-06
TINGKAT BUNGA INTEREST RATE
7.2500%
TENOR (TAHUN) (IN YEAR)
PERINGKAT RANK
5
BB / Ba1
2
GLOBAL BOND I Tr. B
USD
550,000,000
16-Oct-06
7.7500%
10
BB / Ba1
3
GLOBAL BOND II Tr. A
USD
500,000,000
28-Jun-07
7.2500%
10
BB / Ba1
4
GLOBAL BOND II Tr. B
USD
500,000,000
28-Jun-07
7.8750%
30
BB / Ba1
5
GLOBAL BOND III
USD
750,000,000
7-Aug-09
8.0000%
10
BB / Ba1
6
GLOBAL BOND IV
USD
1,250,000,000
6-Nov-09
7.75%
10
BB / Ba1
BB berdasarkan Lembaga Pemeringkat Standard & Poor’s. Ba1 berdasarkan Lembaga Pemeringkat Moody’s. Disajikan dalam nilai penuh. BB according to Rating Agency Standard & Poor’s. Ba1 by Moody’s Rating Agency. Presented in full amount
Ikhtisar Highlights
NO.
11
PERISTIWA PENTING SIGNIFICANT EVENTS
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
JANUARY
7 JANUARY 2010
STEAM DRUM LIFTING PROYEK PLTU 3 BANGKA BELITUNG - 7 JANUARI 2010 Pada tanggal 7 Januari 2010 dilaksanakan pekerjaan steam drum lifting PLTU 3 Bangka Belitung berkapasitas 2 x 30 MW. Steam drum lifting adalah pekerjaan peletakan steam drum (pengumpul uap) pada bangunan boiler. Pekerjaan ini merupakan milestone pertanda dimulainya pekerjaan konstruksi ketel uap dalam proyek PLTU. Acara ini dihadiri oleh Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Eko Maulana Ali, Direktur Operasi Indonesia Barat PLN Moch. Harry Jaya Pahlawan dan General Manager (GM) PLN Pembangkitan Sumatera II Nasser Iskandar dan GM PLN Wilayah Bangka Belitung Oman Sumantri.
STEAM DRUM LIFTING PROJECT PLTU 3 BANGKA BELITUNG – JANUARY 7, 2010 On January 7, 2010 PLN carried out a steam drum lifting work for the 2 x 30 MW PLTU 3 Bangka Belitung project. The steam drum lifting work, placement of steam drum in boiler building, served as the commencement milestone of the PLTU project. This event was attended by the Governor of Bangka Belitung, Eko Maulana Ali, Operation Director of PLN West Indonesia, Moch. Harry Jaya Pahlawan and General Manager of PLN Sumatera II Generating, Nasser Iskandar and GM PLN Bangka Belitung, Oman Sumantri.
4 FEBRUARY 2010
FEBRUARY
12
PENANDATANGANAN NOTA KESEPAHAMAN PLN - LKPP 4 FEBRUARI 2010 Tanggal 4 Februari 2010 telah ditandatangani Nota Kesepahaman tentang Pendampingan Proses Pengadaan Barang dan Jasa di Lingkungan PT PLN (Persero) antara PT PLN (Persero) dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Nota Kesepahaman ini ditandatangani oleh Direktur Utama PT PLN (Persero), Dahlan Iskan dan Sekretaris Utama LKPP, Agus Rahardjo. Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan dan merealisasikan prinsip-prinsip dan nilainilai yang terkandung dalam Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) yang baik serta yang tidak kalah penting adalah semakin membudayanya semangat anti korupsi dan integritas di antara pegawai PLN yang tentunya sejalan dengan nilai-nilai perusahaan yang telah ditetapkan.
SIGNING OF MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN PLN AND LKPP – FEBRUARY 4, 2010 On February 4, 2010 PLN signed a Memorandum of Understanding (MoU) on Support for Procurement of Materials and Services in PLN with the government organization Materials/Services Procurement Policy Board (“LKPP”). This MoU was signed by President Director of PLN, Dahlan Iskan, and First Secretary of LKPP, Agus Rahardjo.
17 FEBRUARY 2010
It is expected that this cooperation will help improve and accomplish the implementation of GCG values and integrity and anticorruption culture among PLN employees, which is in line with corporate values.
PERJANJIAN JUAL BELI UAP (PJBU) ULUBELU UNIT 1 & 2 - 17 FEBRUARI 2010 Penandatanganan Perjanjian Jual Beli Uap (PJBU) Ulubelu unit 1 & 2 dan Head of Agreement (HoA) jual beli energi panas bumi antara PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT PLN (Persero) yang dilaksanakan di Kementerian ESDM. Perjanjian PJBU ini dilaksanakan untuk memanfaatkan sumber daya panas bumi yang berasal dari Ulubelu yang terletak di dalam Wilayah Kerja Pengusahaan (WKP) Way Panas, Lampung guna membangkitkan tenaga listrik di PLTP Unit I dan Unit II. Jangka waktu produksi untuk penyaluran uap panas bumi selama 30 (tiga puluh) tahun.
PURCHASE AGREEMENT OF ULUBELU UNIT 1 & 2 STEAM – FEBRUARY 17, 2010 This purchase agreement of Ulubelu unit 1 & 2 steam and head of agreement (HoA) on geothermal purchase between PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) and PLN was held at the Ministry of Energy and Mineral Resources (EMR). This agreement is aimed at utilizing geothermal resources in Ulubelu, which is located in Way Panas, Lampung, for electricity generating at PLTP Unit I and Unit II. Production term for geothermal distribution is thirty years. In addition, the HoA is aimed at the acceleration of national geothermal development. Pertamina and PLN agreed on an energy purchase for geothermal business development scheme in several areas, which are Ulubelu Unit 1,2,3 & 4, Lumut Balai (South Sumatera) Unit 1,2,3 & 4, Lahendong (North Sulawesi) Unit 4,5 & 6, Karaha (West Java) Unit 1, Hululais (Bengkulu) Unit 1 & 2, Kotamobagu (North Sulawesi) Unit 1,2,3,& 4 and Sungai Penuh (Jambi) Unit 1 & 2 .
Ikhtisar Highlights
Sedangkan HoA yang telah disepakati bertujuan untuk percepatan pengembangan geothermal secara nasional. PT Pertamina & PT PLN telah sepakat untuk melakukan jual beli energi dengan skema pengembangan bisnis geothermal di beberapa lapangan panas bumi yaitu Ulubelu Unit 1,2,3 & 4, Lumut Balai (Sumatera Selatan) Unit 1,2,3 & 4, Lahendong (Sulawesi Utara) Unit 4,5 & 6, Karaha (Jawa Barat) Unit 1, Hululais (Bengkulu) Unit 1 & 2, Kotamobagu (Sulawesi Utara) Unit 1,2,3,& 4 dan Sungai Penuh (Jambi) Unit 1 & 2 .
14 MAY 2010
13
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
MARCH
14
SINERGI 2 BUMN GARUDA INDONESIA DAN PT PLN (PERSERO) TANDATANGANI KERJASAMA CORPORATE SALES 8 MARET 2010 Sinergi Dua BUMN Garuda Indonesia dan PT PLN (Persero) Tandatangani Kerjasama Corporate Sales Garuda Indonesia dan PT PLN (Persero) bersinergi dengan menandatangani Nota Kesepakatan Bersama Bidang Corporate Sales. Bagi Garuda Indonesia kerjasama ini akan semakin meningkatkan pasarnya di bidang korporasi sementara bagi PLN akan mendapatkan jaminan dan kemudahan bagi karyawannya dalam melaksanakan perjalanan udara sehingga akan meningkatkan mobilitas karyawannya.
SYNERGY OF STATE-OWNED COMPANIES GARUDA INDONESIA AND PLN THROUGH CORPORATE SALES AGREEMENT – MARCH 8, 2010 A synergy between two state-owned enterprises took place when Garuda Indonesia and PLN signed an MoU on corporate sales cooperation. For Garuda Indonesia, this cooperation means corporate market expansion, while for PLN it is to ensure employee convenience in air transportation, which will enhance mobility.
Penandatanganan Nota Kesepakatan dilaksanakan hari Kamis (8/3) oleh Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar dan Direktur Utama PLN Dahlan Iskan di PT PLN (Persero) Kantor Pusat, Jakarta.
Through this cooperation, on duty travels of PLN employees can use Garuda Indonesia services, for both domestic and international flights, with special discount fare and service for convenience guarantee. President Director of PLN, Dahlan Iskan, welcomes this synergy. Acknowledging the facts that PLN employees are spread in all locations in Indonesia and that Garuda Indonesia has country-wide flight routes, “this cooperation will surely benefit PLN in term of convenience guarantee and employee mobility,” added Dahlan Iskan.
Dengan demikian maka karyawan PLN saat melakukan perjalanan dinas dapat menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia baik domestik maupun internasional dengan potongan harga khusus dan jaminan kemudahan layanan. Direktur Utama PLN Dahlan Iskan menyambut baik sinergi dua BUMN ini. Dengan karyawan PLN yang tersebar di seluruh pelosok nusantara dan jaringan rute penerbangan Garuda Indonesia yang luas, “kerjasama ini tentunya akan memberikan benefit bagi PLN dari sisi jaminan kemudahan dan mobilitas karyawan”, tambah Dahlan Iskan.
The MoU was signed on March 8, 2010 by President Director of Garuda, Emirsyah Satar, and President Director of PLN, Dahlan Iskan, at PLN Head Office in Jakarta.
MAY
PEMADAMAN BERGILIR DI SULSELBAR BERAKHIR - 5 MEI 2010 Pemadaman bergilir di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat berakhir setelah PLTGU Sengkang mendapatkan pasokan gas dari lapangan gas Kampung Baru Kabupaten Wajo sehingga pasokan listrik ke wilayah tersebut berangsur normal.
PLN LAUNCHED THE CONSTRUCTION OF PLTA ASAHAN 3 – MAY 14, 2010 PLN held an event to launch the construction project of hydro-electric power plant (“PLTA”) Asahan 3 of 2 x 87 MW capacity in Asahan District, North Sumatera. This event was attended by local government representatives, traditional chiefs and community leaders.
TERMINATION OF ROLLING BLACKOUT IN WEST AND SOUTH SULAWESI – MAY 5, 2010 The rolling blackout in South Sulawesi and West Sulawesi was ended after PLTGU Sengkang acquired gas supply from Kampung Baru in Wajo District which led to gradual recovery of electricity supply.
The ceremony signified PLN’s readiness and seriousness to build the PLTA and was led by PLN’s President Director, Dahlan Iskan, Primary Energy Director, Nur Pamudji, West Indonesia Operation Director, Moch. Harry Jaya Pahlawan, East Indonesia Operation Director, Vickner Sinaga, and Business and Management Director, Murtaqi Syamsuddin.
PLN LETAKKAN BATU PERTAMA PEMBANGUNAN PLTA ASAHAN 3 14 MEI 2010 PT PLN (Persero) menggelar acara peletakan batu pertama pembangunan proyek Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan 3 berkapasitas 2 x 87 MW di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat pemerintah daerah, para ketua adat dan tokoh masyarakat di sekitar proyek tersebut. Peletakan batu pertama sebagai bentuk keseriusan dan kesiapan PLN membangun PLTA tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PLN Dahlan Iskan, didampingi oleh Direktur Energi Primer Nur Pamudji, Direktur Operasi Indonesia Barat Moch. Harry Jaya Pahlawan, Direktur Operasi Indonesia Timur Vickner Sinaga, dan Direktur Bisnis & Manajemen Risiko Murtaqi Syamsuddin. Ikhtisar Highlights
15
16
JUNE
9 JUNE 2010
KERJASAMA BPK - PLN GUNAKAN SISTEM INFORMASI UNTUK AUDIT PLN 3 JUNI 2010 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan menggunakan sistem informasi untuk mengakses data keuangan milik PLN. Data yang diakses nantinya akan digunakan BPK untuk pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Kesepakatan kerja sama penggunaan Sistem informasi tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama PLN Dahlan Iskan dan Sekretaris Jenderal Badan Pemerika Keuangan Republik Indonesia Dharma Bakti.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Kerjasama PLN dan BPK diharapkan dapat meningkatkan dan merealisasikan prinsipprinsip dan nilai-nilai yang terkandung dalam Tata Kelola Perusahaan yang baik.
BPK – PLN COOPERATION ON THE USE OF INFORMATION SYSTEM FOR PLN AUDIT – JUNE 3, 2010 Finance Audit Board (“BPK”) will use information system to access PLN’s financial data for audit on financial management and responsibility. The agreement was signed by President Director of PLN, Dahlan Iskan, and Secretary General of BPK, Dharma Bakti. It is expected that this cooperation will enhance and realize GCG principles and values.
21 JULY 2010
PLN DAN NIPPON KOEI, LTD TANDA TANGANI CONTRACT AGREEMENT ENGINEERING SERVICES PEMBANGUNAN PROYEK PLTA ASAHAN 3 - 9 JUNI 2010 Direktur Utama (Dirut) PT PLN (Persero) Dahlan Iskan, bertempat di Kantor PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan (Pikitring) Sumut, Aceh dan Riau menandatangani contract agreement dengan Nippon Koei, Ltd untuk engineering services pembangunan proyek PLTA Asahan 3 (2x87 MW) yang berlokasi di Kabupaten Asahan dan Tobasa Sumatra Utara. Dalam pembangunan proyek tersebut, Nippon Koei bekerjasama dengan konsultan dalam negeri, diantaranya PT Connusa Energindo, PT Kwarsa Hexagon, PT Arkonin Engineering Manggala Pratama, PT Tata Guna Patria dan PT Jaya CM. Selain dihadiri oleh jajaran Direksi PLN, acara penandatangan ini juga disaksikan oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia. Penandatanganan contract agreement ini merupakan bukti kesungguhan dan wujud nyata dari komitmen PLN untuk segera membangun PLTA Asahan 3 demi kepentingan masyarakat Sumatra Utara.
27 JULY 2010
PLN AND NIPPON KOEI, LTD SIGNED CONTRACT AGREEMENT OF ENGINEERING SERVICES FOR THE CONSTRUCTION OF PLTA ASAHAN 3 PROJECT – JUNE 9, 2010 President Director of PLN, Dahlan Iskan, at the office of Generating and Transmission Main Project for North Sumatera, Aceh and Riau, signed a contract agreement of engineering services with Nippon Koei, Ltd for the construction project of PLTA Asahan 3 (2x87 MW) in Asahan and Tobasa District, North Sumatera. In this project, Nippon Koei partnered with local companies, such as PT Connusa Energindo, PT Kwarsa Hexagon, PT Arkonin Engineering Manggala Pratama, PT Tata Guna Patria and PT Jaya CM. This event was attended by PLN’s Board of Directors and Japan Ambassador for Indonesia. This contract agreement demonstrates PLN’s commitment to build PLTA Asahan 3 for public interest in North Sumatera.
PLN Terbitkan Obligasi dan Sukuk Ijarah Senilai Rp 3 Triliun 16 JUNI 2010 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menerbitkan Obligasi PLN XII Tahun 2010 senilai maksimal Rp 2,5 triliun dan Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 senilai maksimal Rp 500 miliar. Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi seluruhnya akan digunakan untuk mendanai kegiatan investasi jaringan distribusi tenaga listrik. Obligasi PLN XII Tahun 2010 berperingkat idAA+ (Double A Plus, Stable Outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) ini terdiri dari dua seri, yakni seri A berjangka lima tahun dan seri B dua belas tahun. Sedangkan Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 berperingkat idAA+ (Double A Plus Syariah, Stable Outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) ini terdiri dari dua seri, yakni seri A berjangka lima tahun dan seri B berjangka 12 tahun.
Ikhtisar Highlights
Perseroan telah menunjuk PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Securities sebagai penjamin pelaksana emisi dalam penawaran umum ini. Sementara wali amanat adalah PT Bank CIMB Niaga. Selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor kelistrikan, investasi ini penting guna memberikan keuntungan investor sekaligus meningkatkan kompetensi perseroan.
17
PLN ISSUED BOND AND SUKUK IJARAH OF RP 3 TRILLION – JUNE 16, 2010 PLN issued the PLN XII year 2010 bond of maximum Rp2.5 trillion and Sukuk Ijarah PLN V year 2010 of maximum Rp500 billion, and plans to use the fund, after deduction of emission costs, to finance investment activities for electricity distribution networks. This PLN XII Year 2010 bond rated idAA+ (Double A Plus, Stable Outlook) by Indonesian Rating Agency (Pefindo) consists of 2 series, which are five-year term A series and twelve-year term B series. The Sukuk Ijarah PLN V Year 2010 rated idAA+ (Double A Plus Syariah, Stable Outlook) by Pefindo also consists of 2 series, which are five-year term A series and twelve-year term B series.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
The Company appointed PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Securities as the lead underwriters, and PT Bank CIMB Niaga as the trustee. The resulting fund is to finance investment activities which will benefit investors and also enhance corporate competency.
JULY
18
PLN DAN SEMEN GRESIK GROUP (SGG) MENANDATANGANI KERJASAMA PENYEDIAAN LISTRIK - 21 JULI 2010 PT PLN (Persero) menandatangani perjanjian kerjasama penyediaan tenaga listrik dengan 3 (tiga) BUMN strategis kelompok Semen Gresik Group (SGG) yaitu PT Semen Gresik, PT Semen Padang, dan PT Semen Tonasa. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama (Dirut) PLN Dahlan Iskan, Dirut Semen Gresik Dwi Soetjipto, Dirut Semen Padang Widodo Santoso dan Dirut Semen Tonasa H.M. Sattar Taba dengan disaksikan oleh Menteri BUMN Mustafa Abubakar.
PLN AND SEMEN GRESIK GROUP (SGG) SIGNED ELECTRICITY SUPPLY AGREEMENT – JULY 21, 2010 PLN signed electricity supply agreement with 3 strategic state-owned enterprises (SOE) within Semen Gresik Group (SGG), which are PT Semen Gresik, PT Semen Padang, and PT Semen Tonasa. This agreement was signed by President Director of PLN Dahlan Iskan, President Director of Semen Gresik Dwi Soetjipto, President Director of Semen Padang Widodo Santoso, and President Director of Semen Tonasa H.M. Sattar Taba, witnessed by Minister of SOE Mustafa Abubakar.
TARIF DASAR LISTRIK 2010 - 22 JULI 2010 Tarif Dasar Listrik Tahun 2010 mulai diberlakukan terhitung pemakaian 01 Juli 2010, yang akan ditagihkan dalam rekening listrik bulan Agustus 2010. Pemerintah akan menyiapkan dasar hukum bagi penyesuaian penghitungan tersebut. Sementara itu pemerintah dan dunia usaha akhirnya mencapai kata sepakat dalam penghitungan besaran kenaikan tarif dasar listrik (TDL) bagi industri, yakni tidak lebih dari 18% dan tetap mengacu pada kekurangan subsidi sebesar Rp. 4,8 triliun.
2010 ELECTRICITY TARIFF – JULY 22, 2010 Year 2010’s Electricity Tariff was effective from July 1, 2010 which was invoiced in August 2010. The Government set up legal basis for the tariff. On the other hand, the Government and industry players finally reached an agreement on the amount of Electricity Tariff for industry, which would not exceed 18% and would refer to the subsidy deficit of Rp4.8 trillion.
INDONESIA BEBAS PEMADAMAN LISTRIK BERGILIR - 27 JULI 2010 Presiden SBY berkenan menghadiri laporan dari Direktur Utama PLN mengenai “Indonesia telah bebas dari pemadaman bergilir karena defisit daya”, yang diadakan di PLN Wilayah NTB (Lombok). Dalam kesempatan itu dihadiri pula oleh Ibu Ani Yudhoyono, Menteri ESDM, Menteri BUMN, para angota DPR dan DPD, Komisaris dan Direksi PLN, unsur pemerintah daerah, tokoh masyarakat, pers, pengelola PLTMH, karyawan PLN peraih penghargaan/inovasi serta beberapa stakeholder.
Pengembangan proyek PLTS ini disebut dengan Penerangan Listrik Mandiri Rakyat (LIMAR) sebagai bagian dari pengembangan Program Corporate Social Responsibility (CSR) PLN Wilayah NTB yang melibatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
PLN DEVELOPED INDEPENDENT PUBLIC ELECTRICITY FOR REMOTE AREAS OF NTB – JULY 30, 2010 West Nusa Tenggara region of PLN developed a pioneer project of small scale Solar Powar Plant (“PLTS”) for communities in very remote areas. This PLTS project is called People Independent Electricity (“LIMAR”) and is a part of Corporate Social Responsibility programs in that region which involves and empowers local communities.
Ikhtisar Highlights
INDONESIA IS FREE FROM ROLLING BLACKOUT – JULY 27, 2010 The President of Republic of Indonesia attended President Director of PLN’s report titled “Indonesia is free from rolling blackout caused by power deficit,” which was held at PLN NTB (Lombok) regional office. The event was also attended by Mrs. Ani Yudhoyono, Minister of EMR, Minister of SOE, members of DPR and DPD, Board of Commissioners and Board of Directors of PLN, local government representatives, community leaders, press, PLTMH managers, award winning employees of PLN and stakeholders.
PLN KEMBANGKAN LIMAR UNTUK WARGA TERPENCIL DI NTB - 30 JULI 2010 PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat mengembangkan proyek percontohan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berskala kecil untuk melistriki penduduk yang tinggal di wilayah pemukiman terpencil yang secara geografis sangat sulit untuk dijangkau.
19
20
AUGUST
10 AUGUST 2010
Penandatanganan Akta Perdamaian IPP Terkendala Antara PLN, Pengembang (IPP), JPN dan BPKP 10 AGUSTUS 2010 PT PLN (Pesero) melakukan penandatanganan Akta Perdamaian IPP Terkendala dengan perusahaan pembangkit listrik swasta, JPN dan BPKP, setelah selesainya verifikasi oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan tahapan legal review (mediasi) oleh Tim JPN.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Proses renegosiasi IPP Terkendala terdiri dari 25 IPP, dan 23 IPP sudah menyelesaikan proses renegosiasi, 17 IPP sudah mendapatkan verifikasi dari BPKP dan 6 IPP sudah mendapatkan persetujuan Pemerintah.
SIGNING OF RESOLUTION AMONG PLN, CONSTRAINED INDEPENDENT POWER PRODUCERS, JPN AND BPKP – AUGUST 10, 2010 PLN signed a memorandum for peaceful resolution with contrained Independent Power Producers (IPP), JPN and BPKP after finalization of verification by BPKP and legal review by JPN. The renegotiation process involved 25 IPPs, resulting in 23 IPPs finalizing the process, 17 IPPs gaining verification from BPKP and 6 IPPs gaining government approval.
11 AUGUST 2010
PLN tandatangani perjanjian kerja sama cash pooling dengan 11 bank - 11 AGUSTUS 2010 Bertempat di Lantai 6 Kantor PLN Pusat Direktur Keuangan PLN menandatangani perjanjian kerja sama Cash Pooling dengan 11 bank, yaitu : Bank Bukopin, BNI, BRI, Bank Mandiri, BCA, BTN, Bank Danamon, Bank Artha Graha, BII, Bank UOB Buana, dan Bank DKI. Kerja sama ini berupa pembayaran tagihan listrik secara online terpusat dengan menggunakan sistem P2APST (Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat). Terhitung mulai bulan Juni 2010 pelanggan PLN area Jawa-Bali telah dapat melakukan pembayaran tagihan listrik melalui 43 bank yang bekerjasama dengan PLN serta Kantor Pos.
PLN SIGNED CASH POOLING AGREEMENT WITH 11 BANKS – AUGUST 11, 2010 PLN signed a Cash Pooling agreement with 11 banks, which are Bank Bukopin, BNI, BRI, Bank Mandiri, BCA, BTN, Bank Danamon, Bank Artha Graha, BII, Bank UOB Buana, and Bank DKI at PLN Head Office. The agreement concerns centralized online payment of electricity bills using the P2APST (Centralized Management and Supervisory of Revenues) system. Effective from June 2010 PLN customers in Java-Bali regions have been able to pay electricity bills through the Post Office and 43 banks in cooperation with PLN.
25 AUGUST 2010
PLTU Maluku-Ambon 2x15 Mw Mulai Dikerjakan - 19 AGUSTUS 2010 PLTU Maluku-Ambon berkapasitas 2 x 15 MW yang terletak di Desa Ujung Batu, Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah akan segera memasuki tahapan konstruksi. Hal ini ditandai dengan kegiatan penanaman tiang pancang pertama (ground breaking) oleh Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu dan Direktur Operasi PLN Indonesia Timur Vickner Sinaga, Pembangunan PLTU ini merupakan bagian dari proyek 10.000 MW. Pembangunan PLTU Maluku akan memperkuat pasokan listrik untuk kota Ambon dan sebagian wilayah Kabupaten Maluku Tengah, sekaligus diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasokan listrik di wilayah tersebut yang terus meningkat.
Nota Kesepahaman ini menjadi landasan awal untuk melakukan kerjasama dalam hal pengelolaan sistem pasokan ketenagalistrikan yang handal di bandara yang berada di lingkungan AP II dengan pelayanan tertentu (certain level of services).
Ikhtisar Highlights
PLTU MALUKU-AMBON 2x15 MW STARTED CONSTRUCTION – AUGUST 19, 2010 PLTU Maluku-Ambon of 2 x 15 MW capacity located in Desa Ujung Batu, Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Central Maluku District would enter construction project. The ground breaking event was attended by the Governor of Maluku, Albert Ralahalu, and Operation Director of PLN East Indonesia, Vickner Sinaga. This construction is part of the 10,000 MW construction project. PLTU Maluku will support and is expected to meet the increasing need of electricity supply for Ambon and some regions of Central Maluku District.
SINERGI PLN DAN ANGKASA PURA II KELOLA SISTIM PASOKAN KETENAGA LISTRIKAN BANDARA - 25 AGUSTUS 2010 PT PLN (Persero) dan PT Angkasa Pura II sepakat bersinergi dalam pengelolaan sistem pasokan ketenagalistrikan yang handal di bandara-bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II. Komitmen tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani pada tanggal 25 Agustus 2010 di kantor Kementerian BUMN. Nota kesepahaman ditandatangani oleh Direktur Utama PLN Dahlan Iskan dan Direktur Utama Angkasa Pura II Tri S. Sunoko disaksikan oleh Menteri BUMN Mustafa Abubakar.
21
SYNERGY BETWEEN PLN AND ANGKASA PURA II IN THE MANAGEMENT OF AIRPORT ELECTRICITY SUPPLY – AUGUST 25, 2010 PLN and PT Angkasa Pura II agreed to cooperate in managing the electricity supply system for the airports under PT Angkasa Pura II management. The MoU was signed on August 25, 2010 at the Ministry of SOE by President Director of PLN, Dahlan Iskan, and President Director of Angkasa Pura II, Tri S. Sunoko, witnessed by Minister of SOE, Mustafa Abubakar.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
This MoU serves the basis for cooperation in managing electricity supply system for the airports under Angkasa Pura II management up to certain level of services.
SEPTEMBER
22
PLN LUNCURKAN RUPTL 2010–1019 6 SEPTEMBER 2010 PT PLN (Persero), meluncurkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2010 – 2019. RUPTL ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 2026.K/20/MEM/2010 Tanggal 8 Juli 2010. Secara simbolis, Direktur Utama PLN Dahlan Iskan menyerahkan buku RUPTL kepada Pemerintah yang diwakili oleh Direktur Pembinaan Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan DR. Emy Perdanahari dan Ketua Masyarakat Kelistirkan Indonesia (MKI) Andri Doni. Posisi RUPTL yang berisi rencana strategis penyediaan listrik nasional dalam waktu sepuluh tahun kedepan itu, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Umum Kelistrikan Nasional (RUKN). Di dalam RPUTL, tergambarkan informasi tentang prakiraan pertumbuhan demand listrik, rencana pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi dengan indikasi proyek PLN dan IPP, proyeksi fuel mix dan kebutuhan energi primer serta kebutuhan investasi.
PLN LAUNCHED GENERAL PLAN FOR YEARS 2010–1019 – SEPTEMBER 6, 2010 PLN launched the Electricity Provision General Plan (“RUPTL”) for years 20102019, which was approved by Decree of Minister of EMR No. 2026.K/20/MEM/2010 dated July 8, 2010. President Director of PLN, Dahlan Iskan, symbolically submitted the RUPTL to the Government, represented by Director of Electricity Patronage Directorate General Electricity, DR. Emy Perdanahari, and Chairman of Indonesian Electricity Community, Andri Doni. The RUPTL that contains strategic plan of national electricity provision for the next ten years is an inseparable part of the National Electricity General Plan (“RUKN”). The
PLN DAN ANGKASA PURA II TANDATANGANI NOTA KERJASAMA PENDAMPINGAN PENGELOLAAN LISTRIK BANDARA SOEKARNO HATTA - 23 SEPTEMBER 2010 PT PLN (Persero) dan PT Angkasa Pura II (AP II) menandatangani pokok-pokok perjanjian kerjasama (Head of Agreement) tentang pendampingan pengelolaan kelistrikan di bandara Soekarno-Hatta. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Operasi PLN Jawa Bali I.G.A. Ngurah Adnyana dengan Direktur Operasi dan Teknik AP II Salahudin Rafi, bertempat di Kantor PLN Pusat.
PLN AND ANGKASA PURA II SIGNED HOA OF PARTNERSHIP FOR THE MANAGEMENT OF ELECTRICITY FOR SOEKARNO HATTA AIRPORT - SEPTEMBER 23, 2010 PLN and PT Angkasa Pura II signed HoA on partnership for the management of electricity for Soekarno-Hatta airport. The signing was between PLN Operational Director for Java-Bali, I.G.A. Ngurah Adnyana, and Operational and Technical Director of Angkasa Pura II, Salahudin Rafi, at PLN Head office.
OCTOBER
RUPTL provides information on electricity demand growth estimation, generating, transmission and distribution development plan with PLN and IPP project indication, fuel mix projection and primary energy and investment need estimation.
PRESIDEN JAMU KARYAWAN PLN MINUM TEH BERSAMA DI ISTANA -12 OCTOBER 2010 Presiden Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), menjamu karyawan berprestasi dan manajemen PLN di Istana Negara. Acara ini merupakan tindak lanjut dari undangan SBY kepada manajemen PLN yang pernah disampaikannya pada acara Deklarasi Gerakan Menuju Indonesia Bebas Pemadaman Bergilir, akhir Juli lalu di Mataram-NTB. Selain dihadiri oleh Dirut PLN Dahlan Iskan, jajaran Direksi dan Komisaris, jamuan minum teh juga dihadiri oleh Menko Perekonomian, Menteri BUMN, Menteri ESDM, General Manager PLN dan karyawan berprestasi se-Indonesia. Undangan Presiden ini merupakan bentuk apresiasi atas kerja keras PLN dalam mengatasi krisis daya yang terjadi di sejumlah daerah yang telah berlangsung selama beberapa tahun yang lalu.
This invitation was an appreciation on PLN’s hard work to resolve power crisis in certain areas that had persisted for several years.
Ikhtisar Highlights
PRESIDENT INVITED PLN EMPLOYEES FOR TEA PARTY AT THE PALACE – OCTOBER 12, 2010 President of Republic Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) hosted tea party for PLN’s management and best employees at the Palace. This event was the follow up the President’s invitation extended at the Declaration of Movement toward Indonesia Free from Rolling Blackout last July in Mataram-NTB. Besides President Director of PLN, Board of Directors and Board of Commissioners, this tea party was also attended by the Coordinating Minister of Economy, Minister of SOE, Minister of EMR, General Managers of PLN and best employees of PLN all over Indonesia.
23
24
23 SEPTEMBER 2010
GERAKAN SEHARI SEJUTA SAMBUNGAN (GRASSS) - 27 Oktober 2010 Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS) yang digelar bersamaan dengan Hari Listrik Nasional (HLN) ke 65 tahun pada tanggal 27 Oktober 2010 dilakukan serentak diseluruh Indonesia. GRASSS diadakan dengan maksud untuk menuntaskan daftar tunggu permintaan listrik.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Tujuan utama dari GRASSS adalah : (i) menuntaskan secara bertahap daftar tunggu permohonan sambungan baru, (ii) melenyapkan praktek pungutan liar, percaloan dan kecurangan-kecurangan lainnya dalam pelayanan penyambungan baru.
A MILLION CONNECTIONS A DAY MOVEMENT (GRASSS) – OCTOBER 27, 2010 GRASSS was held on the 65th National Electricity Day on October 27, 2010 all over Indonesia. The event was aimed at putting an end to connection waiting list, and had these main objectives: (i) concluding the new connection waiting list, (ii) eradicating corruption, illegal brokerage and other unfair practices concerning new connection service.
27 OCTOBER 2010
TIM TANGGAP DARURAT PLN DI MENTAWAI DAN MERAPI - 29 Oktober 2010 Menyikapi terjadinya bencana gempa Mentawai dan erupsi gunung Merapi, PLN telah membentuk Tim Tanggap Darurat Bencana yang akan melakukan recovery kondisi kelistrikan di daerah bencana dan memberikan bantuan logistik untuk para korban. Untuk recovery kelistrikan di Mentawai, PLN Wilayah Sumatera Barat telah mengirimkan tim berjumlah 6 orang ke Pagai Selatan dengan membawa 4 perangkat genset masing-masing berkapasitas 5 kilowatt (kW), bantuan sembako dan obat-obatan serta material kelistrikan lainnya yang dibutuhkan untuk proses recovery. Bantuan genset untuk Mentawai juga didatangkan dari PLN Batam yang mengirimkan 5 buah genset, masingmasing berkapasitas 6 kVA.
PLN’S EMERGENCY TEAM IN MENTAWAI AND MERAPI – OCTOBER 29, 2010 Post the natural disasters of Mentawai earthquake and Merapi eruption, PLN formed an Emergency team to recover electricity supply in such areas and to provide logistic aid to disaster victims. For electricity recovery in Mentawai, PLN West Sumatera sent a team of 6 people to South Pagai to bring 4 generator sets, each with capacity of 5 kilowatt (kW), staple and medicine aids, and other aids. PLN Batam also sent 5 generator sets, each with 6 kVA capacity, to Mentawai.
DECEMBER
29 OCTOBER 2010
PLN Operasikan Trafo Baru di GARDU INDUK TEGANGAN EKSTRA TINGGI Gandul - Cinere - 11 DESEMBER 2010 PT PLN (Persero) mulai mengoperasikan trafo interbus (Interbus Transformer/IBT) 500/150kV dengan kapasitas 500 MVA yang baru saja selesai dipasang di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi GandulCinere. Selain di GI Gandul, PLN hingga akhir tahun ini juga tengah memasang 5 trafo IBT lainnya yang sejenis di Bekasi, Cibatu, Gandul, Kembangan, dan Cilegon. Dengan telah beroperasinya trafo IBT yang terpasang di GI Gandul, maka akan lebih meningkatkan sekuriti suplai listrik pada sistem Jawa-Bali, sekaligus akan meningkatkan fleksibilitas manuver beban dengan sub sistem lain pada sistem JawaBali. Selain itu, juga berpotensi mengurangi penggunaan BBM di PLTU/GU Muara Karang hingga 15 ribu kilo liter per bulannya.
Ikhtisar Highlights
25
26
16 DECEMBER 2010
PLN OPERATED NEW TRANSFORMER AT EXTRA HIGH VOLTAGE SUBSTATION GANDUL, CINERE – DECEMBER 11, 2010 PLN started the operation of (Interbus Transformer/IBT) 500/150kV of 500 MVA capacity at Extra High Voltage Substation Gandul-Cinere. Further, PLN would also start operating 5 other similar IBT transformers in Bekasi, Cibatu, Gandul, Kembangan, and Cilegon.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
The operating of IBT transformer in Gandul will improve electricity supply in Java-Bali system and enhance flexibility to switch load with other sub-systems in Java-Bali. In addition, it also potentially reduces the utilization of oil fuel at PLTU/GU Muara Karang by up to 15,000 kilolitres per month.
DIRUT PLN AJAK PENGUSAHA SAMBUNG LISTRIK - 15 Desember 2010 Di penghujung tahun 2010 ini PLN kembali memanjakan para calon pelanggannya dengan membuka kesempatan pasang baru dan tambah daya khusus bagi para pelaku bisnis dan industri. PLN telah menyiapkan pasokan daya 1.000 MW yang khusus diperuntukkan untuk memenuhi permintaan calon pelanggan bisnis dan industri di daerah Banten Utara, Tangerang, Jakarta, Bogor, Gunung Putri, Depok, Bekasi, dan Karawang. PLN menjamin adanya kemudahan dan kecepatan penyambungan listrik serta kepastian biaya yang harus dibayarkan oleh pelanggan.
21 DECEMBER 2010
PLN’S PRESIDENT DIRECTOR INVITED INDUSTRY PLAYERS TO INSTALL CONNECTION – DECEMBER 15, 2010 Near the year end, PLN again welcome potential customers for new connection and additional power from business and industry. PLN had prepared 1,000 MW supply specially for this group’s potential customers in the areas of North Banten, Tangerang, Jakarta, Bogor, Gunung Putri, Depok, Bekasi, and Karawang. PLN guarantees convenience, timeliness and price for new connection.
DAHLAN ISKAN TERIMA PENGHARGAAN MARKETER OF THE YEAR INDONESIA 2010 - 16 Desember 2010 Direktur Utama PT PLN (Persero) Dahlan Iskan memperoleh penghargaan sebagai Marketer of The Year Indonesia 2010 dari MarkPlus Inc. Penghargaan diserahkan oleh President MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya pada acara The MarkPlus Conference 2011 di Jakarta. Dahlan Iskan mengalahkan para nominator dari berbagai bidang seperti jasa keuangan, otomotif transportasi dan logistik, sumber daya alam, consumer, komunikasi dan media dan pemerintahan melalui seleksi bertahap yang ketat. Terobosan yang dilakukan oleh Dahlan Iskan diantaranya adalah program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan yang dilaksanakan PLN pada tanggal 27 Oktober 2010 dalam rangka Hari Listrik Nasional. Melalui gerakan ini PLN memposisikan diri sebagai marketer yang siap untuk jualan listrik. Dahlan juga berhasil mentransformasi positioning PLN dalam hubungannya dengan pelanggan.
27 DECEMBER 2010
DAHLAN ISKAN RECEIVED 2010 MARKETER OF THE YEAR AWARD – DECEMBER 16, 2010 President Director of PLN, Dahlan Iskan, received the 2010 Marketer of the Year Indonesia award from MarkPlus Inc. The award was given by President MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya at the MarkPlus Conference 2011 in Jakarta. Dahlan Iskan won over nominators from other business lines, such as finance, automotive, transportation and logistics, natural resources, consumer, communication and media, and the government through tight selection process. The GRASSS program is an important breakthrough by Dahlan Iskan, and helps PLN position itself as a ready marketer of electricity provision. He also transforms PLN’s positioning in relation with customers.
Bersamaan dengan itu, ditandangani pula kontrak pembangunan PLTU Kaltim Teluk Balikpapan 2 x 110 MW antara PLN yang
PLN TO BUILD LARGE SCALE POWER PLANT IN RIAU AND KALTIM – DECEMBER 21, 2010 Two large scale power plants are ready for construction in Riau and East Kalimantan. President Director of PLN, Dahlan Iskan, signed the power plant Riau 2 x 110 MW project with President Director of PT Rekayasa Industri, Moch. Ali Suharsono, and President Director of Hubei Hongyuan Power Engineering Co. Ltd., Mr. Xia Xiaomin, as consortium contractors of power plant Riau. At the same time, construction contract of power plant Kaltim Teluk Balikpapan 2 x 110 MW, was also signed between President Director of PLN and President Director of PT Adhi Karya (Persero) Tbk., Bambang Tri Wibowo, and Vice President Sinohydro Co. Ltd., Mr. Sheng Yuming, as consortium contractors. These two contract signings were held at PLN Head Office on December 21, 2010, witnessed by Strategic Procurement Director of PLN, Bagio Riawan.
Ikhtisar Highlights
PLN BANGUN PLTU SKALA BESAR DI RIAU DAN KALTIM - 21 Desember 2010 Dua proyek PLTU berskala besar siap dibangun di kawasan Riau dan Kalimantan Timur. Direktur Utama PLN Dahlan Iskan menandatangani langsung kontrak proyek PLTU Riau 2 x 110 MW bersama Direktur Utama PT Rekayasa Industri Moch. Ali Suharsono dan Direktur Utama Hubei Hongyuan Power Engineering Co. Ltd. Mr. Xia Xiaomin sebagai kontraktor konsorsium pembangunan PLTU Riau.
diwakili oleh Direktur Utama Dahlan Iskan bersama Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Bambang Tri Wibowo dan Vice President Sinohydro Co. Ltd. Mr. Sheng Yuming sebagai kontraktor konsorsim pembangunan PLTU. Acara penandatanganan kedua kontrak kerja sama ini berlangsung di PLN Kantor Pusat, Jakarta (21/12) dengan disaksikan oleh Direktur Pengadaan Strategis PLN Bagio Riawan.
27
28
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
PENANDATANGANAN PERJANJIAN KREDIT SINDIKASI PENDANAAN PORSI VALAS PEMBANGUNAN PROYEK TRANSMISI TERKAIT FAST TRACK PROGRAM GARDU INDUK GAS INSULATED SWITCHGEAR & UNDER GROUND CABLE PULAU JAWA - 27 Desember 2010 Senin, 27 Desember 2010 di Kantor Kementerian Keuangan RI, PLN menandatangani perjanjian fasilitas kredit sindikasi jangka panjang dengan perbankan dalam negeri untuk mendanai porsi Valas proyek Transmisi sebagai bagian dari Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit 10.000 MW (Fast Track Program). Proyek tersebut adalah Gardu Induk Gas Insulated Switchgear & Under Ground Cable di Pulau Jawa. Perbankan yang berpartisipasi dalam penandatanganan tersebut adalah Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri dan Bank BCA. Dahlan Iskan, Direktur utama PT PLN (Persero), disertai para pejabat dari keempat bank anggota sindikasi yakni Zulkifli Zaini (Direktur Utama Bank Mandiri), Sofyan Basir (Direktur Utama Bank BRI), Gatot M. Suwondo (Direktur Utama Bank BNI), dan Djohan Emir Setijoso (Presiden Direktur Bank BCA) menandatangani dokumen pinjaman siang ini pada acara penandatanganan di Jakarta. Acara tersebut juga disaksikan oleh Menteri Keuangan RI, Bapak Agus Martowardoyo.
SIGNING OF FOREIGN CURRENCY PART OF SYNDICATION CREDIT AGREEMENT FOR THE FAST TRACK RELATED TRANSMISSION PROJECT OF GAS INSULATED SWITCHGEAR & UNDERGROUND CABLE MAIN STATION FOR JAVA ISLAND – DECEMBER 27, 2010 On December 27, 2010 At The Ministry Of Finance, Pln Signed A Long-Term Syndication Credit Facility With Local Banks To Finance The Foreign Currency Part Of The Transmission Project That Is Part Of The 10,000 Mw Power Plant Construction Fast Track Program. The Project Is Gas Insulated Switchgear & Underground Cable Main Station For Java Island. Participating Banks Were Bank Bri, Bank Bni, Bank Mandiri And Bank BCA. Dahlan Iskan, President Director Of Pln, And The Officers From Syndication Banks, Zulkifli ZaIni (President Director Of Bank Mandiri), Sofyan Basir (President Director Of Bank Bri), Gatot M. Suwondo (President Director Of Bank Bni), And Djohan Emir Setijoso (President Director Of Bank Bca) Signed The Loan Documents In Jakarta, Witnessed By Minister Of Finance, Agus Martowardoyo.
ARUTMIN PASOK PLN 7,2 JUTA TON BATUBARA DI 2011 - 28 Desember 2010 PLN dan Arutmin telah menyelesaikan negosiasi pasokan batubara untuk tahun 2011 dengan menerapkan sepenuhnya Peraturan Menteri ESDM No. 17/2010 tentang harga batubara acuan. Volume yang dipasok Arutmin seluruhnya berjumlah 7,2 juta ton untuk PLTU 10 ribu MW yang beroperasi di tahun 2011, dengan nilai kalor batubara yang dipasok adalah 4200 as received (AR). Pembangkitpembangkit tersebut adalah PLTU Labuan, PLTU Suralaya Baru, PLTU Lontar, PLTU Indramayu, PLTU Rembang, PLTU Pacitan dan PLTU Paiton dengan kapasitas total sekitar 4.500 MW.
ARUTMIN TO SUPPLY 7.2 MILLION TONS OF COAL IN 2011 – DECEMBER 28, 2010 PLN and Arutmin finalized negotiation for coal supply in 2011, fully applying Regulation of Minister of EMR No. 17/2010 on coal price benchmark. Arutmin’s total supply volume is 7.2 million tons for the 10,000 MW PLTUs operating in 2011 and coal supply calorie of 4,200 as received (AR). The PLTUs are PLTU Labuan, PLTU Suralaya Baru, PLTU Lontar, PLTU Indramayu, PLTU Rembang, PLTU Pacitan and PLTU Paiton with a total capacity of 4,500 MW.
Ikhtisar Highlights
29
30
PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASI AWARDS AND CERTIFICATIONS ISO 14001 : 2005
SMK3 Occupational Health and Safety Management System
PLN Pembangkitan Tarahan PLN Tarahan Power Plant
1
1
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan PLN South Sumatra Power Plant
PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau PLN Riau and Riau Island Region
1
TOTAL
2
PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu PLN South Sumatra, Jambi and Bengkulu Region
3
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
17
PLN Wilayah Kalimantan Timur PLN East Kalimantan Region
1
3
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
ISO 14001 : 2004 PLN Wilayah Aceh PLN Aceh Region
2
PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau PLN Riau and Riau Island Region
3
PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu PLN South Sumatra, Jambi and Bengkulu Region
1
PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat PLN South Sulawesi, South-East Sulawesi and West Sulawesi Region
PLN Wilayah Kalimantan Barat PLN West Kalimantan Region
1
PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat PLN West Nusa Tenggara Region
4
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
3
8
PLN Distribusi Jawa Tengah & DIY PLN Distribution for Central Java and Yogyakarta Region PT Indonesia Power
9
PLN Wilayah Papua dan Papua Barat PLN Papua and West Papua Region
2
PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur PLN East Nusa Tenggara Region
1
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera PLN Transmission and Center for Load Dispatching of Sumatra
8
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara PLN North Sumatra Power Plant
11 27
PLN Wilayah Kalimantan Timur PLN East Kalimantan Region
1
PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat PLN South Sulawesi, South-East Sulawesi and West Sulawesi Region
5
PLN Wilayah Maluku & Maluku Utara PLN Maluku & North Maluku Region
1
PT Indonesia Power
8
PLN Wilayah Papua dan Papua Barat PLN Papua and West Papua Region
1
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan PLN South Sumatra Power Plant
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara PLN North Sumatra Power Plant
9
PLN Pembangkitan Tarahan PLN Tarahan Power Plant
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan PLN South Sumatra Power Plant
27
PLN Pembangkitan Muara Tawar PLN Muara Tawar Power Plant TOTAL
1 68
PLN PLTGU Cilegon PLN PLTGU Cilegon TOTAL
OHSAS 18001:1999 PT Indonesia Power
3
ISO 14001:1996
1
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera PLN Transmission and Center for Load Dispatching of Sumatra
1
1 93
ISO 17205:2005 PLN Penelitian dan Pengembangan PLN Research and Development
1
SNI 19-17205:2009
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
1
PLN Penelitian dan Pengembangan PLN Research and Development
PT Indonesia Power
4
CSR AWARDS
TOTAL
5
PT Indonesia Power
2
6
PELAYANAN PELANGGAN TERBAIK Best Customer Service
Kecelakaan Nihil Zero Accident
PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau PLN Riau and Riau Island Region
1
PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu PLN South Sumatra, Jambi and Bengkulu Region
1
PLN Distribusi Jawa Timur PLN Distribution for East Java
1
PLN Distribusi Bali PLN Distribution for Bali
1
1
PLN Distribusi Jawa Barat Banten PLN Distribution for West Java Banten
1
PLN Distribusi Jawa Timur PLN Distribution for East Java
1
1
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali PLN Transmission and Center for Load Dispatching of Java and Bali
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
2
TOTAL
6
PT Indonesia Power
9
PT PLN Tarakan PLN Tarakan Region
1
PLN Distribusi Jawa Tengah & DIY PLN Distribution for Central Java and Yogyakarta Region
2
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera PLN Transmission and Center for Load Dispatching of Sumatra
7
PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau PLN Riau and Riau Island Region
2
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
4
PLN Wilayah Kalimantan Barat PLN West Kalimantan Region
1
PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat PLN South Sulawesi, North Sulawesi and West Sulawesi Region
TOTAL
30
PLTD Terbaik Best PLTD
INOVASI TERBAIK Best Innovation PLN Distribusi Jawa Tengah & DIY (Runner Up) PLN Distribution for Central Java and Yogyakarta Region
1
PLN Wilayah Sumatera Bagian Utara PLN North Sumatra Region
1
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
2
PT Indonesia Power
1
PT PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan PT PLN South Sumatra Power Plant
2
TOTAL
7
PLN Wilayah Aceh PLN Aceh Region
1
PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau PLN Riau and Riau Island Region
1
PLN Wilayah Kalimantan Timur PLN East Kalimantan Region
INDUSTRI RAMAH LINGKUNGAN Environmentally Friendly Industry
2
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
PLN Pembangkitan Cilegon PLN Cilegon Power Plant
1
TOTAL
5
PT Indonesia Power
3
PT Indonesia Power
1
ISO 9001 : 2001 2
PLN Wilayah Kalimantan Timur PLN East Kalimantan Region
2
TOTAL
2
Ikhtisar Highlights
4
OHSAS 2009 PT Indonesia Power
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN (SMP) Security Management System
KSN AWARDS National Social Solidarity Award
SMT PT Indonesia Power
1
31
32
ISO 9001 : 2000
ISO 9001 : 2000 PLN Wilayah Sumatera Barat PLN West Sumatra Region PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau PLN Riau and Riau Island Region
7
PLN Wilayah Bangka Belitung PLN Bangka Belitung Region
1
PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu PLN South Sumatra, Jambi and Bengkulu Region
PLN Pembangkitan Muara Tawar PLN Muara Tawar Power Plant TOTAL
1 281
Dharma Karya 10
PLN Wilayah Kalimantan Selatan & Kalimantan Tengah PLN South and Central Kalimantan Region
2
PLN Wilayah Kalimantan Timur PLN East Kalimantan Region
1
1
PLN Wilayah Kalimantan Barat PLN West Kalimantan Region
PLN Wilayah Kalimantan Timur PLN East Kalimantan Region
2
PLN Distribusi Jawa Timur PLN Distribution for East Java
1
PLN Distribusi Bali PLN Distribution for Bali
1
PLN Distribusi Jawa Barat Banten PLN Distribution for West Java Banten
1
TOTAL
6
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
28
11
PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat PLN South Sulawesi, South-East Sulawesi and West Sulawesi Region
3
PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara PLN Maluku and North Maluku Region
3
PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat PLN West Nusa Tenggara Region
5
ISO 9001 : 2008 PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang PLN Distribution for Jakarta Raya and Tangerang
1
4
PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang PLN Distribution for Jakarta Raya and Tangerang
41
PLN Distribusi Jawa Tengah & DIY PLN Distribution for Central Java and Yogyakarta Region
PLN Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo PLN North Sulawesi, Central Sulawesi and Gorontalo Region
11
PLN Wilayah Sumatera Barat PLN West Sumatra Region
8
PLN Distribusi Jawa Timur PLN Distribution for East Java
10
12
PLN Distribusi Bali PLN Distribution for Bali
PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY PLN Distribution for Central Java and Yogyakarta Region
13
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali PLN Transmission and Center for Load Dispatching of Java and Bali
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
5
45
PLN Pembangkitan Tarahan PLN Tarahan Power Plant
1
PT Indonesia Power
8
1
PLN Wilayah Papua dan Papua Barat PLN Papua and West Papua Region
4
PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan (PIKITRING) Jawa, Bali dan Nusa Tenggara PLN Main Power Plant and Network Project (PIKITRING) for Java, Bali and Nusa Tenggara
PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur PLN East Nusa Tenggara Region
2
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan PLN South Sumatra Power Plant
2
PLN Jasa Manajemen Konstruksi PLN Management Service and Construction
1
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera PLN Transmission and Center for Load Dispatching of Sumatra
1
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara PLN North Sumatra Power Plant
3
PLN Jasa Enjiniring PLN Engineering Service
1
PLN Wilayah Kalimantan Timur PLN East Kalimantan Region
1
PLN Distribusi Jawa Barat PLN Distribution for West Java
22
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera PLN Transmission and Center for Load Dispatching of Sumatra
2
PLN Jasa dan Produksi PLN Service and Production
6
PLN Jasa Enjiniring PLN Engineering Service
1
PLN Jasa Sertifikasi PLN Sertification Service
1
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara PLN North Sumatra Power Plant
PLN Wilayah Lampung PLN Lampung Region
3
17
3
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan PLN South Sumatra Power Plant
PLN Wilayah Maluku & Maluku Utara PLN Maluku & North Maluku Region
26
TOTAL
47
LAPORAN MANAJEMEN MANAGEMENT REPORT
34 42 54 58
LAPORAN DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners’ Report laporan direksi Board of Directors’ Report Tujuan strategis perusahaan tahun 2010 - 2015 Corporate Strategic Objective, Year 2010 - 2015 Strategi dan kebijakan Strategy and Policies
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
34
LAPORAN DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS’ REPORT
Laporan Manajemen Management Report
35
36
Dewan Komisaris menyambut gembira atas penerbitan Laporan Tahunan Perusahaan Tahun Buku 2010 pada waktunya, di tengah kesibukan tugas menjalankan amanah Pemegang Saham, menyediakan listrik bagi masyarakat di seluruh wilayah Republik Indonesia.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Di tahun 2010, PLN juga telah melakukan terobosan guna memberikan kemudahan dan kepastian bagi masyarakat untuk mendapatkan sambungan listrik yang dibutuhkan melalui program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS)
In 2010, PLN made a breakthrough by launching a program called A Million Connection within A Day Movement (“GRASSS”) to provide convenience and certainty to those applying for electricity connection
PENILAIAN KINERJA DIREKSI Secara umum untuk tahun buku 2010 Direksi beserta seluruh jajarannya telah melaksanakan pengelolaan perusahaan dengan baik dan untuk itu Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi atas kinerja yang telah dicapai melalui usaha yang tidak kenal lelah. Di tahun 2010 sebagaimana disampaikan oleh Direktur Utama, PLN telah berhasil mengatasi pemadaman bergilir akibat kekurangan pasokan daya dengan melakukan aksi antara lain sewa PLTD, revitalisasi unit pembangkit eksisting untuk Luar Jawa – Bali dan pembelian excess power, sedang untuk Jawa-Bali dilakukan perkuatan jaringan transmisi dan distribusi termasuk Inter Bus Transformer (IBT) serta telah mulai beroperasinya pembangkit Program Percepatan 10.000 MW. Melalui berbagai usaha tersebut pada bulan Juli 2010 PLN telah berhasil menjadikan 20 sistem besar yang di awal tahun 2010 masih dalam kondisi siaga (merah) menjadi aman,bebas pemadaman bergilir.
In the midst of activities and duties to carry out shareholders’ commission of providing public electricity all over Indonesia, Board of Commissioners welcome this prompt publication of the Company’s 2010 Annual Report.
BOARD OF DIRECTORS’ PERFORMANCE EVALUATION In general, for fiscal year 2010, Board of Directors and all lines below conducted good management of the Company. Hence, Board of Commissioners highly appreciate this unceasing hard work’s accomplishment. In 2010, as reported by President Director, PLN managed to resolve the rolling blackout caused by power supply deficit through the actions of power plants rent, revitalization of existing units and purchase of excess power for outside Java – Bali regions, and reinforcement of transmission and distribution network, including Inter Bus Transformers, initial operation of 10,000 MW Power Plants Fast Track program for Java – Bali regions. Through these efforts, PLN successfully changed the early 2010’s alert (red) condition for 20 large systems to safe (free from rolling blackout) condition in July 2010.
Service reliability depicted by SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) and SAIDI (System Average Interruption Duration Index) showed improving trend over the past years. 2010’s SAIFI was 6.82 times/customer/year and SAIDI was 6.96 hour/customer/year.
Di tahun 2010, PLN juga telah melakukan terobosan guna memberikan kemudahan dan kepastian bagi masyarakat untuk mendapatkan sambungan listrik yang dibutuhkan melalui program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS) pada peringatan Hari Listrik Nasional tanggal 27 Oktober 2010 yang merupakan langkah awal dari tekad PLN untuk mewujudkan Era Bebas Daftar Tunggu pada tahun 2011. Di samping pelayanan penyambungan untuk masyarakat umum melalui program GRASSS, di penghujung tahun 2010,yaitu di bulan Desember 2010 PLN memberikan layanan khusus penyambungan cepat,mudah dan pasti kepada kalangan bisnis dan industri khususnya di wilayah Jawa – Bali yang telah berhasil menjaring tambahan daya sebesar 1.600 MW.
In 2010, PLN also did a breakthrough to provide convenience and certainty to those applying for electricity connection. The program, which was called A Million Connection Within A Day Movement (“GRASS”) and held on National Electricity Day on October 27, 2010, represents PLN’s first step toward the realization of Free from Waiting List era, expected to take place in 2011. Besides public connection through GRASSS, in December 2010 PLN also provided special – certain, easy and fast - connection service to business and industrial customer groups, particularly in Java – Bali. This program managed to sell additional power supply of 1,600 MW.
Bebas pemadaman listrik dan kepastian & kemudahan akses mendapatkan sambungan listrik adalah merupakan kebutuhan mendasar masyarakat terhadap PLN yang menuntut segera dipenuhi. Oleh karen itu upaya mewujudkan pemenuhan kebutuhan mendasar masyarakat terhadap listrik tersebut pantas diberikan apresiasi.
Freedom from blackout and easy access to electricity connection purchase are public basic needs that PLN has the urgency to meet. Therefore, the above efforts to meet public basic needs of electricity deserve appreciation.
Susut jaringan yang merepresentasikan tingkat efisiensi penyaluran dan distribusi tenaga listrik dari tahun ke tahun selama 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan tren yang semakin membaik dan telah mencapai angka single digit. Tahun 2009 susut jaringan sebesar 9,93 % dan pada tahun 2010 dicapai angka susut jaringan sebesar 9,70 %.
Network loss ratio that represents transmission and distribution efficiency showed improving trend over the past five years to currently reach a single digit figure. 2009’s network loss ratio was 9.93% and 2010’s was 9.70%.
Peningkatan efisiensi juga ditunjukkan dalam proses pengadaan, yang dalam tahun 2010 menghasilkan penghematan sebesar Rp. 2 triliun melalui proses pengadaan secara e-procurement maupun joint procurement.
Efficiency enhancement was shown in the procurement process which produced a total saving of Rp2 trillion in 2010 through e-procurement and joint procurement processes.
Terkait dengan proses pengadaan,dalam rangka peningkatan efisiensi, praktek pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) dan pemenuhan aspek legal, maka kerjasama yang dilakukan oleh Direksi
Related to procurement process and in the framework of efficiency enhancement, Good Corporate Governance practice and legal compliance, Board of Directors’ cooperation with Corruption Eradication
Laporan Manajemen Management Report
Tingkat keandalan pelayanan yang dinyatakan dengan SAIFI (System Average Interruption Frequency Index), yaitu indeks kali gangguan rata-rata dan SAIDI (System Average Interruption Duration Index), yaitu indeks lama gangguan rata-rata dari tahun ke tahun menunjukkan tren yang semakin membaik. Untuk tahun 2010 SAIFI sebesar 6,82 kali/pelanggan/tahun dan SAIDI sebesar 6,96 jam/pelanggan/tahun.
37
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
38
dengan Komite Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan Agung ,Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) patut didukung.
Commission (“KPK”), Supreme Court, Development and Finance Supervisory Board (“BPKP”) and Construction Services Development Agency (“LPJK”) should be appreciated.
Guna memenuhi kebutuhan listrik dan mewujudkan pelayanan yang baik bagi masyarakat diperlukan dukungan ketersediaan prasarana dan sarana antara lain berupa pembangkit, jaringan transmisi dan gardu induk dengan kapasitas dan energi primer yang cukup.
Availability of support infrastructure and media, such as power plants, transmission network and main stations with sufficient capacity and primary energy, is pre-requisite for realization of good public service and sufficiency of electricity supply.
Proyek Percepatan Ketenagalistrikan Berbahan Bakar Batubara sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2006 tentang Penugasan kepada PT PLN (Persero) untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Batubara dan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2006 tentang Penugasan kepada PT PLN (Persero) untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Batubara meliputi 10 lokasi di pulau Jawa dan 27 lokasi di luar pulau Jawa dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak yang mahal harganya selain juga untuk memenuhi kecukupan daya yang dibutuhkan. Proyek ini semestinya sudah harus siap operasi pada tahun 2009 – 2010, namun mengalami keterlambatan karena berbagai hal antara lain karena masalah-masalah lahan, perijinan, cuaca, prosedur, kontraktor, komunikasi dan lain-lain. Di samping proyek pembangkit 10.000 MW ini juga dilaksanakan proyek-proyek lainnya guna memenuhi kebutuhan tenaga listrik masyarakat, misalnya proyek gardu induk dan transmisi sebagai pendukung proyek pembangkit 10.000 MW , proyek PLTU Skala Kecil dan PLTP Geothermal.
Coal Fuel Power Plants Fast Track project is in line with Regulation of President No. 71 Year 2006 concerning assignment to PLN to accelerate construction of coal fuel power plants and Regulation of President No. 59 Year 2009 on amendment of Regulation of President No. 71 Year 2006 concerning assignment to PLN to accelerate construction of coal fuel power plants in 10 locations in Java and 27 locations outside Java to reduce dependency on expensive oil fuel and also to ensure sufficiency of power supply. This project should enter the system by 2009 – 2010, but it was delayed by many factors such as land acquisition, permits, meteorological conditions, procedures, contractors, communication and others. Besides the 10,000 MW fast track program, PLN also performed other projects to meet public needs on electricity, such as sub station and transmission projects to support the 10,000 MW fast track program, small scale steam power plants projects, and geothermal power plants.
Pengalaman dalam menangani proyek pembangkit 10.000 MW dan proyek pendukungnya ini harus diambil hikmahnya dan menjadi pelajaran berharga bagi PLN dalam menangani proyek-proyek berikutnya.
Experience in handling the 10,000 MW fast track program and its support projects should provide valuable lessons for PLN in conducting future projects.
Sepanjang tahun 2010 terjadi penurunan pasokan gas dari beberapa pemasok yang sudah terkontrak dan keterlambatan operasi dari beberapa proyek pembangkit 10.000 MW yang menyebabkan dioperasikannya pembangkit dengan bahan bakar BBM guna memenuhi kebutuhan suplai kepada pelanggan yang berakibat naiknya Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik.
Year 2010 saw reduction of gas supply from several contract-based suppliers and operational delay of several 10,000 MW fast track program that triggered off oil fuelled power plant operation to meet customers’ need, which in turn led to higher basic cost of electricity production.
BUSINESS PROSPECT REVIEW 2010’s Electrification Ratio of 66.51% indicates a large population of the people have not enjoyed electricity. Assuming a GDP growth of 6 – 7% per capita, there is very good prospect for electricity supply industry in Indonesia.
Bisnis industri kelistrikan di Indonesia diatur dengan Undang-undang Nomor 30 tahun 2009, yang menyatakan bahwa selain dilakukan oleh PLN juga dilakukan oleh BUMN lain, BUMD, Swasta dan Koperasi sebagai Pemegang Ijin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (PIUPTL). Namun sampai saat ini pengelolaan penyediaan tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum termasuk pendistribusiannya hampir semuanya masih dilakukan oleh PLN selaku BUMN. Dalam hal ini PLN sebagai Pemegang Ijin Usaha Kelistrikan Umum (PIUKU). Bagi PLN tentu berlakunya Undang-undang Nomor 30 tahun 2009 ini harus menjadi pertimbangan dalam menentukan arah pengembangan perusahaan ke depan, sehingga Rencana Jangka Panjang (RJP) PLN perlu disesuaikan.
Electricity business in Indonesia is regulated by the Law No. 30 year 2009 which stipulates other business players than PLN, such as other StateOwned Enterprises, Province-Owned Companies, Private Companies and Cooperatives can hold the Electricity Supply Business License. However, at the time being, PLN is the sole and only business player that manages electricity public supply and distribution. In this case PLN is holder of General Electricity Business License. The application of Law No. 30 year 2009 should base the Company’s future direction and Long-term Plan adjustment.
Dengan berbekal pengalaman cukup lama sebagai penyedia tenaga listrik yang terintegrasi mulai pembangkitan, transmisi, distribusi dan ritel serta memiliki infrastruktur dan sumber daya manusia yang terbaik di bidangnya merupakan modal awal yang mendasari keyakinan mencapai keberhasilan untuk menghadapi persaingan di masa depan.
A long experience as electricity supply provider which integrates generating, transmission, distribution and retail, supported by the best infrastructure and human resources, provides PLN with confidence to reach success among future competition.
Hal yang perlu dilakukan adalah bagaimana PLN harus mempunyai kendali terhadap pasokan energi primer sehingga jaminan pasokan terjamin serta guna dapat memilih dan mendapatkan energi primer yang menghasilkan Biaya Pokok Produksi (BPP) murah /efisien. Upaya menurunkan BPP ini merupakan langkah strategis yag harus menjadi prioritas utama, karena dengan turunnya BPP maka memungkinkan menurunnya beban subsidi listrik bagi Pemerintah. Selain itu pembenahan prosedur internal yang telah dilakukan oleh Direksi guna meningkatkan efisiensi antara lain dalam proses pengadaan strategis perlu terus dilanjutkan.
The important thing for PLN is control on primary energy supply to ensure supply and to select the most cost efficient energy. Achievement of lower basic cost of production should be a priority to reduce basic cost of production which will enable lower government subsidy. Board of Directors’ action to improve internal procedure aimed at efficiency enhancement in strategic procurement should be continued.
Dewan Komisaris mendukung upaya Direksi untuk mewujudkan PLN yang kuat dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan terus - menerus memberikan bimbingan dan konsultasi kepada Direksi.
Board of Commissioners support Board of Directors’ efforts to realize a strong PLN, ready for future competition, through continuous guidance and consulting.
Laporan Manajemen Management Report
PANDANGAN ATAS PROSPEK USAHA Dengan Rasio Elektrifikasi tahun 2010 sebesar 66,51% yang menunjukkan masih cukup banyaknya masyarakat yang belum menikmati listrik dan dengan asumsi pertumbuhan GDP sebesar 6 – 7% per kapita maka jumlah calon konsumen listrik di Indonesia bagi penyedia tenaga listrik masih sangat prospektif.
39
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
40
KOMITE DAN TENAGA AHLI YANG BERADA DI BAWAH PENGAWASAN DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk memastikan adanya pengendalian yang memadai dan efektif dalam pelaksanaan dan implementasi tata kelola perusahaan. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya Dewan Komisaris dibantu seorang Sekretaris, 7 (orang) Tenaga Ahli dan 4 (empat) Komite, yaitu : 1. Komite Audit (KA); 2. Komite Manajemen Risiko (KMR); 3. Komite Good Corporate Governance (KGCG), dan 4. Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR).
COMMITTEES AND EXPERTS UNDER BOARD OF COMMISSIONERS’S SUPERVISORY Board of Commissioners is responsible for ensuring proper and effective control on the execution and implementation of corporate governance. In carrying out its duties and responsibilities, the Board resorts to assistance of a secretary, 7 experts and 4 committees, as follows: 1. Audit Committee (KA); 2. Risk Management Committee (KMR); 3. Good Corporate Governance (GCG) Committee; and 4. Nomination and Remuneration Committee. (KNR).
Ketua Komite dan Wakil Ketua Komite dijabat oleh Komisaris. Tenaga Ahli dan anggota Komite dipilih oleh Dewan Komisaris.Mereka mempunyai latar belakang akademis, pekerjaan/pengalaman atau jabatan yang beragam antara lain Dosen/Pengajar,Ahli Ekonomi dan Keuangan,Ahli Hukum dan beberapa mantan pegawai/pejabat PT PLN (Persero) yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan luas berkaitan dengan Perusahaan dan aktivitasnya.
Chairman and Vice Chairman of the committees are hold by the Commissioners. Experts and committee members are selected by the Board. They have various educational, experience or position background, such as lecturer, economist, financial expert, lawyer, former PLN employee/executive with wide experience and knowledge related to the Company and its activities.
Tenaga Ahli dan anggota Komite periode ini dipilih dan ditetapkan oleh Dewan Komisaris pada awal tahun 2010 sedangkan pada bulan Agustus 2010 dilakukan pergantian Sekretaris Dewan Komisaris dalam rangka penyegaran.
Experts and committee members for this period was selected and appointed by Board of Commissioners in early 2010, while Secretary to Board of Commissioners was replaced in August 2010.
Selama tahun 2010 para pembantu Dewan Komisaris ini telah menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab sehingga Dewan Komisaris dapat menjalankan tugasnya sesuai yang diamanatkan Pemegang Saham.
These assistants to Board of Commissioners properly performed their duties through 2010 so that Board of Commissioners was able to perform its duties as commissioned by shareholders.
PENUTUP Dewan Komisaris yakin bahwa Direksi akan terus bekerja sebagai satu kesatuan yang kompak untuk menjalankan program yang telah disusun oleh perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan prinsip kehati-hatian. Dewan Komisaris telah melaksanakan tugasnya secara sinergis dengan Direksi dengan memberikan arahan, nasehat serta pengawasan dalam melaksanakan program sesuai rencana dan strategi perusahaan.
CLOSING Board of Commissioners believes that Board of Directors will continue working as a solid team to execute programs set by the Company on the principles of GCG and prudence. Board of Commissioners has conducted its duties in synergy with Board of Directors, providing direction, advice and supervisory on execution of programs in line with corporate plan and strategy.
Akhirul kalam pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Direksi dan seluruh jajaran yang telah bekerja keras menyelesaikan tugas perseroan tahun 2010 dan telah dituangkan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Tahun Buku 2010 ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberi kekuatan dan membimbing kita dalam melaksanakan tugas memenuhi keinginan para Pemangku Kepentingan (stakeholders).
Finally, we extend our deep thankfulness and high appreciation to Board of Directors and all lines below for their hard work to complete corporate duties in 2010 as reported in this 2010 Annual Report. May the Lord Almighty constantly strengthen and guide us in performance of duties to meet all stakeholders’ needs.
Jakarta, 29 April 2010
Yogo Pratomo Komisaris Utama President Commissioner
Laporan Manajemen Management Report
41
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
42
LAPORAN DIREKSI BOARD OF DIRECTORS’ REPORT
Laporan Manajemen Management Report
43
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
44
Umum Pencapaian kinerja terpenting dari PLN di tahun 2010 ini adalah berakhirnya pemadaman bergilir di seluruh Indonesia yang diakibatkan oleh defisit daya di hampir seluruh sistem kelistrikan, khususnya di luar Jawa dan Bali. Direksi dan seluruh jajaran manajemen meyakini bahwa hal pertama dan utama yang harus diselesaikan adalah mengakhiri pemadaman bergilir di seluruh Indonesia sebelum PLN dapat melaksanakan program-program selanjutnya.
General The most important accomplishment of PLN in 2010 is termination of shifted electricity outage all over Indonesia, which is due to power deficit in almost all electricity systems, particularly in areas outside Java and Bali. Board of Directors and management are convinced that bringing to end the shifted electricity outage all over Indonesia is the Company’s first and foremost program that has to be concluded prior to other programs.
Untuk itu, sejak awal tahun 2010 PLN telah melakukan berbagai upaya untuk dapat mengatasi daerah yang mengalami krisis pasokan daya listrik sehingga berhasil mendeklarasikan ‘pencanangan bebas pemadaman bergilir‘ pada tanggal 27 Juli 2010.
Therefore, PLN had made various efforts to overcome power supply crisis in such areas since early 2010 and finally was able to declare the shifted electricity outage termination on July 27, 2010.
Selanjutnya, sebagai langkah awal dalam rangka menuju era bebas daftar tunggu yang diharapkan tercapai pada tahun 2011, PLN melaksanakan penyambungan pelanggan baru secara besarbesaran melalui program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS) pada tanggal 27 Oktober 2010. Program ini mempunyai dua dampak positif, yakni yang pertama adanya kepastian setiap orang mudah mendapatkan sambungan listrik dan yang kedua menghilangkan praktek-praktek tidak terpuji dalam penyelenggaraan pelayanan penyambungan listrik. Lewat program GRASSS ini telah tersambung sebanyak 1.001.042 pelanggan secara serempak di seluruh Indonesia dalam satu hari sehingga PLN mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk pelaksanaan penyambungan listrik terbanyak dalam satu hari. Dengan upayaupaya di atas, khususnya GRASSS telah berhasil meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 66,51% di tahun 2010, atau meningkat 2,53% dari 63,75% pada tahun 2009.
Further, as the first step toward a zero waiting-list, which is expected to begin in 2011, PLN held a mass connection for new customers program on October 27, 2010. This program, named A Million Connection Within a Day Movement (“GRASSS”), made two positive impacts, which are, first, an assurance of hassle free electricity connection for everyone, and second, elimination of bad practices in connection service. Through GRASSS program, PLN gained 1,001,042 new customers throughout Indonesia in one day, an achievement that earned an award from Indonesian Museum of Records (MURI) for the most electricity connections in a day. The aforementioned efforts, particularly the GRASSS program, have successfully increased the electrification ratio to 66.51% in 2010, 2.53% higher than 2009’s 63.75%.
Disamping program GRASSS, PLN juga memperhatikan kebutuhan kalangan bisnis khususnya di wilayah Jawa dan Bali melalui program penyambungan cepat, mudah dan pasti pada bulan Desember 2010. Ini merupakan stimulus ekonomi bagi Indonesia yang nilainya setara dengan Rp15 triliun dan berhasil memberikan tambahan daya sebesar total 1.600 MW di sektor Bisnis dan Industri. Penambahan daya yang cepat dan besar ini dapat terlaksana seiring dengan selesainya pembenahan dan penguatan sistem di Jawa khususnya Jakarta melalui penambahan
Besides the GRASSS program, PLN also caters to industry needs, particularly in Java and Bali areas, through a definite, easy and fast connection program in December 2010. This represents Rp15 trillion worth economic stimulus for Indonesia and provides a total of 1,600 MW additional electricity power for business and industry sectors. PLN was able to realize this fast, massive power increase on account of completion of improvement and reinforcement activities for systems in Java, particularly Jakarta. Such activities included addition of Interchange Bus Transformers
(IBT), early utilization of fast track program such as Steam Power Plant (“PLTU”) Labuan Banten unit 2 of 300 MW capacity, PLTU Indramayu unit 1 of 330 MW capacity, PLTU Suralaya of 625 MW capacity, and the repowering of PLTU Muara Karang to increase its generating capacity by 400 MW, from 300 MW to 700 MW.
Di sisi peningkatan efisiensi, tahun 2010 ini PLN mulai menerapkan sistem pengadaan baru yang telah berhasil menghemat biaya pengadaan material yang sangat signifikan. Lebih dari Rp 2,2 Triliun berhasil dihemat melalui sistem pengadaan yang baru ini. Keberhasilan penghematan ini juga tidak terlepas dari peran kerja sama PLN dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) yang mempunyai kompetensi di bidang pengadaan dan institusi Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diberikan akses untuk melihat proses pengadaan PLN pada setiap tahapannya. Kedua kerja sama ini telah mengarahkan sistem pengadaan PLN menjadi lebih efisien, transparan, adil, dan akuntabel.
On efficiency aspect, in 2010 PLN started to implement a new system which successfully produced very significant saving in material procurement cost. Over Rp2.2 trillion was saved through the new procurement system. This achievement in efficiency was also due to of PLN’s co-operation with Construction Services Development Board (“LPJK”) that contributed procurement competency and with Corruption Eradication Commission (“KPK”) which was given access to observe each stage of PLN’s procurement procedure. Both co-operations have directed PLN’s procurement system to a more efficient, transparent, fair and accountable way.
Di sisi pembangkitan, diskontinuitas pasokan gas terjadi di beberapa lokasi pembangkitan antara lain pasokan gas dari Kalila ke PLTGU Teluk Lembu, pasokan gas dari PGN ke PLTGU Muara Tawar dan PLTGU Talang Duku, pasokan gas dari Pertamina ke PLTGU Belawan dan pasokan gas SEMCO ke PLTGU Semberah, sehingga pemakaian bahan bakar minyak meningkat. Namun dimasa mendatang PLN harus mencari upaya untuk mengatasinya agar pemakaian BBM tidak meningkat dengan drastis. Untuk itu perusahaan melaksanakan upaya “pembunuhan berencana” terhadap pembangkitpembangkit listrik berbahan bakar minyak seperti di Tanjung Perak, Tanjung Priok, dan Tambak Lorok dengan mengoptimalkan PLTU Batubara baru dan penambahan IBT di beberapa Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET).
On electricity generating, discontinuity of gas supply took place in several generating locations, such as gas supply from Kalila to Gas Steam Power Plant (“PLTGU”) Teluk Lembu, gas supply from State Gas Company (“PGN”) to PLTGU Muara Tawar and PLTGU Talang Duku, gas supply from State Oil Extraction Company (“Pertamina”) to PLTGU Belawan and gas supply from SEMCO to PLTGU Semberah, and resulted in higher oil fuel utilization. However, PLN has to find the means to overcome this problem in the future as to prevent drastic increase of oil fuel utilization. For this purpose, the Company is deliberately terminating oil based power plants such as those in Tanjung Perak, Tanjung Priok and Tambak Lorok by optimizing new coal based PLTUs and adding IBTs in several Extra High Voltage Sub Stations (“GITET”).
Untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan pelayanan kepada pelanggan, telah dilakukan survey persepsi publik tentang kinerja PLN yang dilakukan oleh Lembaga Survey Indonesia (LSI) pada bulan Desember 2010. LSI adalah lembaga survey independen dan cukup kredibel di Indonesia saat ini. Hasil penting dari survey ini adalah 63,5% pelanggan merasa puas dengan
To be aware of how much the Company’s customer service was improved, PLN had Indonesian Survey Organization (“LSI”) conduct a public survey on the Company’s performance in December 2010. LSI is currently a credible and independent survey organization in Indonesia. An important result of the survey showed that 63.5% of customers were
Laporan Manajemen Management Report
Interchange Bus Trasformer atau lebih dikenal dengan IBT dan mulai masuknya pembangkit-pembangkit program percepatan seperti PLTU Labuan Banten unit 2 kapasitas 300 MW, PLTU Indramayu unit 1 kapasitas 330 MW, dan PLTU Suralaya kapasitas 625 MW. Disamping itu juga sedang dilakukan repowering PLTU Muara Karang yang akan menambah kapasitas pembangkit sebesar 400 MW, dari semula 300 MW menjadi 700 MW.
45
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
46
kinerja PLN. Memang angka ini belumlah memuaskan sepenuhnya tetapi ada harapan menuju lebih baik. Selain itu, Indikator-indikator teknis yang berkaitan dengan pelayanan juga menunjukkan perbaikan di tahun 2010, seperti terlihat dari Indeks Lama Gangguan Rata-rata yang dialami pelanggan (SAIDI) tahun 2010 mencapai 6,96 jam/pelanggan/tahun (2009 adalah 16,70 jam/ pelanggan/tahun) dan realisasi Indeks Kali Gangguan Rata-rata yang dialami pelanggan (SAIFI) mencapai 6,82 kali/pelanggan/tahun (tahun 2009 adalah 10,78 kali/pelanggan/tahun).
satisfied with PLN’s performance. Although not a delighting figure, it provides hope for a better future. Further, technical indicators for service were improved in 2010, as shown in customers’ System Average Interruption Duration Index (SAIDI) that was down to 6.96 hour/customer/year (from 16.70 hour/customer/year in 2009) and the realization of System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) that was down to 6.82 times/customer/year (from 10.78 times/customer/year in 2009).
Sementara itu, dari aspek keuangan, perusahaan telah berhasil memperoleh laba bersih tahun 2010 sebesar Rp10,086 triliun mendekati laba bersih pada tahun 2009. Hal ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan tenaga listrik sebesar 14.2 % (pada tahun 2009 hanya sebesar 4,31%) yang menghasilkan total pendapatan sebesar Rp162,3 triliun sedang total biaya sebesar Rp149,1T (pada tahun 2009 sebesar Rp135,2 triliun).
Meanwhile, on financial aspect, the Company gained a net profit of Rp10.086 trillion in 2010, close to 2009’s net profit. This was supported by 14.2% growth of electricity revenues (only 4.31% in 2009), which resulted in total revenues of Rp162.3 trillion, while total cost was Rp 149.1 trillion (Rp 135.2 trillion in 2009).
Dalam hal Sumber Daya Manusia, di tahun 2010 mulai diterapkan Sistem Manajemen Unjuk Kerja (SMUK) berbasis teknologi informasi yang disempurnakan. SMUK ini adalah salah satu implementasi dari program Human Resource Development yang mengarah ke pengelolaan Human Capital yang bertujuan untuk menunjang seluruh programprogram perusahaan disamping tentu melalui penyelenggaraan pendidikan dan latihan yang berkelanjutan. Juga telah dilaksanakan rekrutmen tehadap 2.700 orang tenaga lulusan S1 dan D3 pada tahun 2010 dalam rangka mengantisipasi pesatnya perkembangan usaha perusahaan.
On human resources, in 2010 PLN started to implement Work Performance Management System (SMUK) based on improved information technology. SMUK is one of Human Resource Development implementation programs which are directed at the management of Human Capital to support all of company programs together with continuous education and trainings. In 2010 the Company recruited 2,700 undergraduates (“S1”) and diploma holders (“D3”) to anticipate speedy business growth.
Hal-hal strategis lain yang dilaksanakan perusahaan untuk peningkatan kinerja meliputi: penataan manajemen kualitas, persediaan, dan transportasi batubara, penyempurnaan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk mempertajam investasi, dan meningkatkan pelaksanaan praktek-praktek Good Corporate Governance serta kegiatan-kegiatan Corporate Social Responsibility.
The Company took other strategic actions taken to increase performance, which include improvement of quality management, inventory, and coal transportation, enhancement of Electricity Provision General Plan (“RUPTL”) to build up investments, and better implementation of Good Corporate Governance practices and Corporate Social Responsibility activities.
Sejalan dengan pencapaian kinerja diatas, tingkat kesehatan PLN sesuai Kep. Men.BUMN No. KEP-100/ MBU/2002 mencapai kategori SEHAT (A).
In line with the abovementioned performance, PLN’s health ratio, based on Decree of Minister of State Owned Enterprises (SOE) No. KEP-100/MBU/2002, reached HEALTHY (A) category.
Important Events
Kebijakan Pemerintah Bisnis industri kelistrikan sesuai Undang-undang Nomor 30 tahun 2009 dilakukan selain oleh PLN juga dilakukan oleh BUMN Lain, BUMD, Swasta dan Koperasi sebagai pemegang Ijin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL), namun sampai saat ini pengelolaan penyediaan tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum termasuk pendistribusiannya masih dilakukan oleh PLN selaku BUMN.
Government Policies Based on the Law No. 30 year 2009, electricity industry players besides PLN can be other state-owned companies, province-owned companies, private companies and co-operatives that hold the Electricity Provision Business License (“IUPTL”). However, up to present time the state-owned company PLN has been the only player that manages provision and distribution of electricity for public needs.
Dalam menjual tenaga listrik kepada masyarakat, harga jual atau tarif tenaga listrik ditetapkan oleh Pemerintah, sehingga Pemerintah akan memberikan subsidi bagi pelanggan yang tarif tenaga listriknya masih dibawah biaya pokok penyediaan tenaga listrik (BPP) ditambah marjin.
In selling electricity to public, the government determines the sales price or tariff and, therefore, gives subsidy to customers whose electricity tariff is still below basic cost plus margin.
Kebijakan Pemerintah terkait subsidi ditetapkan melalui Undang-Undang setelah mendapat persetujuan dari DPR RI. Besaran subsidi untuk tahun 2010 ditetapkan melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2010 yang menjelaskan bahwa Subsidi Listrik dalam APBN–P Tahun Anggaran 2010 ditetapkan sebesar Rp 53.606.300 juta dengan pemberian margin kepada PLN dalam rangka pemenuhan persyaratan pembiayaan investasi PLN sebesar 8%.
Government policy concerning the subsidy is stipulated in a law subject to the approval from Indonesia’s House of Representatives (“DPR”). Government subsidy amount for 2010 is stipulated through the Law of the Republic of Indonesia (“Law”) No. 2 Year 2010, which details the amount of Electricity Subsidy in APBN-P Budget Year 2010 as Rp53,606,300 million that gives PLN 8% margin to meet its investment financing requirements.
Sedangkan Realisasi pencairan subsidi listrik didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 111/PMK.02/2007 tanggal 14 September 2007 dan revisinya PMK Nomor 162/PMK.02/2007 tanggal 17 Desember 2007. Untuk tahun 2010, realisasi besaran subsidi yang diterima PLN adalah Rp 58.108.418 juta.
Realization of electricity subsidy is based on Regulation of Minister of Finance (“PMK”) No. 111/ PMK.02/2007 dated September 14, 2007 and its revision No. 162/PMK.02/2007 dated December 17, 2007. The amount of the realization received by PLN for 2010 was Rp58,108,418 million.
Tarif Tenaga Listrik ditetapkan oleh Pemerintah setelah mendapat persetujuan dari DPR RI. Kenaikan Tarif Tenaga Listrik terjadi pada tanggal 30 Juni 2010, melalui Peraturan Menteri ESDM No. 07/2010 tentang Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang disediakan oleh PT PLN (Persero) yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Electricity Basic Tariff (“TTL”) is determined by the Government subject to DPR’s approval. A tariff increase took place on June 30, 2010 through the Regulation of Minister of Energy and Mineral Resources (“ESDM”) No. 07/2010 concerning PLNprovided Electricity Tariff.
Tarif Tenaga Listrik tersebut tidak dapat langsung diterapkan sepenuhnya karena adanya keberatan dari kalangan pelanggan industri dan bisnis tertentu yang merasakan kenaikan lebih dari 10%. Untuk
The increase could not then be fully implemented due to objections from certain business and industrial customers that were to get more than 10% increase. To accommodate that complaint and to comply with
Laporan Manajemen Management Report
Kejadian Penting
47
48
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Hal-hal strategis lain yang dilaksanakan perusahaan untuk peningkatan kinerja meliputi: penataan manajemen kualitas, persediaan, dan transportasi batubara, penyempurnaan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk mempertajam investasi, dan meningkatkan pelaksanaan praktekpraktek Good Corporate Governance serta kegiatankegiatan Corporate Social Responsibility The Company took other strategic actions taken to increase performance, which include improvement of quality management, inventory, and coal transportation, enhancement of Electricity Provision General Plan (“RUPTL”) to build up investments, and better implementation of Good Corporate Governance practices and Corporate Social Responsibility activities
mengakomodir keluhan tersebut dan memperhatikan pembahasan antara DPR (Komisi VII) dengan Menteri ESDM, maka ditetapkanlah kebijakan capping sebesar ±18%. Melalui kebijakan capping ini maka pelanggan akan dibatasi interval kenaikan-penurunan rekeningnya maksimal 18% dari tagihan yang terakhir. Kebijakan capping ini mulai diterapkan 1Juli 2010, namun selanjutnya dihapus secara bertahap sehingga pada tanggal 30 September 2010 capping tidak berlaku lagi, kecuali untuk pelanggan industri. Penghapusan capping ini dilaksanakan karena tidak sesuai dengan azas keadilan dan mengarah kepersaingan usaha yang tidak sehat. Tanggal 31 Desember 2010 kebijakan kebijakan capping dihapuskan bagi seluruh pelanggan PLN. Faktor eksternal Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian sasaran kinerja perusahaan pada tahun 2010 adalah: i) Kontraktor pelaksana pembangunan proyek PLTU Labuan (Unit 2), PLTU Rembang (Unit 1 dan 2), dan PLTU Indramayu (Unit 1) terlambat menyelesaikan proyek, sehingga jadwal operasional PLTU mundur; ii) Pemasok gas menurunkan volume gas untuk PLTGU Muara Tawar, PLTG Teluk Lembu, PLTGU Belawan, dan terlambat mengirim pasokan gas untuk PLTG Talang Duku serta PLTG Semberah sehingga pemakaian bahan bakar minyak sebagai bahan bakar result of discussions between DPR and Minister of ESDM, a capping policy at ±18% was imposed. The capping policy limits customers’ account fluctuation to a maximum of 18% higher or lower than latest billing. The policy was implemented from July 1, 2010 and to be gradually omitted that on September 30, 2010 capping was no more valid, except for industrial customers. The omission was effected because capping was not in line with fairness principle and encouraging unhealthy business competition. On December 31, 2010 capping was omitted from all PLN customers. External Factors Some external factors affecting the achievement of the Company’s performance target in 2010 were: i) Contractors of the construction projects of PLTU Labuan (Unit 2), PLTU Rembang (Unit 1 and 2), and PLTU Indramayu (Unit 1) were behind schedule on project completion, which in turn delayed the PLTUs’ operational schedule; ii) Gas suppliers lowered supply volume to PLTGU Muara Tawar, PLTG Teluk Lembu, PLTGU Belawan, and were behind schedule on supply delivery
to PLTG Talang Duku and PLTG Semberah, which caused higher consumption of oil as fuel substitute, and iii) the Government decided to increase the TDL only by 10% effective in July 2010, a change from initial tariff increase of 15% to be effective in January 2010.
Akibat dari berbagai faktor eksternal tersebut dan juga selaras dengan diterbitkannya UU No. 2 tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, maka pada tanggal 18 Juni 2010 PLN melakukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2010 .
As a consequence of the above external factors, also in line with the issuance of the Law No. 2 Year 2010 on State Budget Plan, PLN revised 2010 annual Corporate Budget Plan on June 18, 2010.
Kinerja perusahaan
Company Performance
Kinerja Operasional Produksi tenaga listrik PLN pada tahun 2010 menunjukkan peningkatan yaitu sebesar 169.786,21 GWh dibandingkan tahun 2009 sebesar 156.797,25 GWh, dengan penjualan tenaga listrik meningkat mencapai 147.297,47 GWh dibandingkan tahun 2009 sebesar 134.581,98 GWh. Disamping itu, jumlah pelanggan meningkat mencapai 42.435.387 pelanggan dibandingkan tahun 2009, sebesar 40.117.685 pelanggan.
Operational Performance In 2010 PLN achieved electricity production of 169,786.21 GWh, an increase from 156,797.25 GWh in 2009, and electricity sales of 147,297.47 GWh, also an increase from 134,581.98 GWh in 2009. Total number of customers increased to 42,435,387 from 40,117,685 customers in 2009.
Tingkat pelayanan kepada pelanggan pada tahun 2010 menunjukkan trend membaik, ditunjukkan dengan realisasi SAIDI (indeks lama gangguan ratarata yang dialami pelanggan) mencapai 6,96 jam/ pelanggan/tahun lebih baik dibanding tahun 2009 sebesar 16,70 jam/pelanggan/tahun dan realisasi SAIFI (indeks kali gangguan rata-rata yang dialami pelanggan) mencapai 6,82 kali/pelanggan/tahun, lebih baik dibanding tahun 2009 yang sebesar 10,78 kali/pelanggan/tahun.
Customer service level in 2010 showed an improving trend, confirmed by SAIDI realization of 6.96 hour/ customer/year, better than 16.70 hour/customer/ year in 2009, and SAIFI realization of 6.82 times/ customer/year, also better than 10.78 times/ customer/year in 2009.
Kinerja Keuangan Realisasi pendapatan operasi (penjualan tenaga listrik) meningkat mencapai Rp162.375,29 triliun dibanding tahun 2009 sebesar Rp145.222,14 triliun, namun akibat meningkatnya biaya bahan bakar minyak, maka biaya operasi meningkat menjadi sebesar Rp149.108,07 triliun dibanding tahun 2009 yang sebesar Rp135.275,97 triliun. Sekalipun demikian, laba operasi menunjukkan peningkatan yaitu mencapai angka sebesar Rp13.267,35 triliun dibanding tahun 2009 yang sebesar Rp9.926,17 triliun dan laba periode berjalan mencapai sejumlah Rp10.086,68 triliun.
Financial Performance Realized operating income (electricity sales) in 2010 rose to Rp162,375.29 trillion from Rp145,222.14 trillion in 2009. However, operating expenses also rose to Rp149,108.07 trillion, due to higher fuel expenses, compared to Rp135,275.97 trillion in 2009. Nonetheless, operating income ascended to Rp 13,267.35 trillion from Rp9,926.17 trillion in 2009 and period ended income reached Rp10,086.68 trillion.
Laporan Manajemen Management Report
substitusi meningkat, dan iii) Keputusan Pemerintah memberlakukan kenaikan TDL hanya sebesar 10% pada bulan Juli 2010 yang semula direncanakan berlaku pada bulan Januari 2010 dengan rencana tingkat kenaikan sebesar 15% .
49
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
50
Program Prioritas Program utama yang telah dilaksanakan pada tahun 2010 adalah i) mengatasi krisis listrik se Indonesia, ii) menyelesaikan daftar tunggu, iii) membenahi proses Pengadaan Strategis dan iv) pemberi stimulus pertumbuhan ekonomi.
Major Programs Major programs carried out in 2010 were i) solving electricity crisis throughout Indonesia, ii) ending waiting list, iii) reorganizing Strategic Procurement process, and iv) providing stimulus for economic growth.
Mengatasi Krisis Listrik se Indonesia Dalam rangka mengatasi pemadaman bergilir akibat kekurangan pasokan daya, PLN telah melakukan aksi antara lain pembelian Excess Power dan sewa pembangkit serta revitalisasi unit pembangkit eksisting untuk Luar Jawa-Bali, sedang untuk Jawa-Bali dilakukan perkuatan transmisi dan distribusi termasuk cadangan IBT. Berbagai upaya tersebut telah berhasil membuat 20 sistem besar yang dinyatakan siaga atau merah pada bulan Februari 2010 menjadi aman di semua daerah pada bulan Juli 2010.
Solving Electricity Crisis throughout Indonesia To resolve the shifted electricity outage caused by insufficient power supply, PLN took significant efforts, such as, purchased excess power, rented power generators, revitalized existing power plants in areas outside Java-Bali, and reinforced transmission and distribution, including extra IBTs, in Java-Bali areas. These efforts successfully changed the condition of 20 main systems, from alert or red code in February 2010 to safe in all areas by end of July 2010.
Menyelesaikan Daftar Tunggu Peningkatkan kualitas pelayanan pelanggan dilakukan dengan implementasi Pra Bayar di seluruh Indonesia, sedangkan untuk menuntaskan daftar tunggu sebesar 2,5 juta pelanggan dilakukan aksi Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS) pada Hari Listrik Nasional ke 65 tanggal 27 Oktober 2010, dengan hasil penuntasan 50% daftar tunggu. Diharapkan program tersebut dapat mengangkat citra PLN yang dinilai sangat lamban dalam bekerja menjadi perusahaan yang dapat melayani penyambungan dengan cepat dan mengurangi percaloan.
Ending Waiting List To enhance customer service quality, PLN implemented Pre-Paid Electricity provision for all areas in Indonesia. To conclude a waiting list of 2.5 million potential customers, PLN held the GRASSS program on the 65th National Electricity Day on October 27, 2010, which reduced the waiting list by 50%. These programs are expected to boost PLN’s image, from a slow worker to a company that can provide prompt connection and reduce illegal brokerage.
Stimulus Pertumbuhan Ekonomi Salah satu upaya yang dilakukan agar mampu berperan sebagai perusahaan pemberi stimulus pertumbuhan ekonomi adalah melalui pelaksanaan Program Penyambungan 1.000 MW Untuk Pengusaha. Program ini dilaksanakan pada 15 Desember 2010 dan diikuti oleh 2.833 pengusaha di Jabodetabek, Karawang dan Banten Utara dengan total daya 1.600 MW. Selain itu, tahun 2010 juga ditandai dengan dimulainya pemasangan Listrik Energi Surya sepenuhnya bagi pelanggan di wilayah Indonesia Timur yang belum terjangkau aliran listrik.
Stimulus for Economic Growth In one of the efforts to take up the role as a provider of stimulus for economic growth, PLN carried out the 1,000 MW Connection Program for Business Customers. The event was held on December 15, 2010, attended by 2,833 businessmen from Greater Jakarta, Karawang and North Banten, with total power of 1,600 MW. Further, 2010 was also marked by installations of Solar Based Electricity for customers in East Indonesia areas that had never been provided with electricity.
Pembenahan Proses Pengadaan Strategis Pembenahan proses pengadaan barang dan jasa strategis selama tahun 2010 menghasilkan penghematan sebesar Rp2 triliun melalui proses pengadaan secara e-procurement maupun joint procurement. Karena besarnya nilai penghematan
Reorganizing Strategic Procurement Process Reorganizing the procurement process of strategic materials and services throughout year 2010 has produced cost saving amounted to Rp2 trillion, gained through e-procurement and joint procurement processes. The obtained saving is
so large that the Company postponed investment financing bond issuance.
Disamping program yang telah disebutkan diatas, PLN juga telah melakukan program-program pengembangan SDM baik dari sisi hardskill maupun soft compentence-nya, melakukan perubahan proses pengadaan melalui e-procurement, joint procurement serta meningkatan efisiensi dan kinerja melalui praktek operational excellence yang difasilitasi dengan program Operational Performance Improvement.
In addition to the abovementioned program, PLN also carried out human resource development programs, both on hard-skill and softcompetence, changed the procurement process to e-procurement and joint procurement, and increased efficiency and performance through operational excellence facilitated by Operational Performance Improvement program.
Penerapan GCG PLN bertekad untuk mengelola Perusahaan dengan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) dengan menerapkan prinsip dasar GCG yakni azas keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, adil dan independen secara menyeluruh untuk menunjang pencapaian visi dan misi Perusahaan serta untuk mendukung upaya pengembangan Perusahaan dimasa mendatang.
Implementation of Good Corporate Governance PLN is committed to managing the Company by Good Corporate Governance (GCG), implementing GCG’s basic principles of transparency, accountability, responsibility, fairness and independency in all areas to support the achievement of corporate vision and mission and to sustain the Company’s future development efforts.
Kualitas penerapan praktek GCG dari tahun ke tahun menunjukkan tren membaik. Hal ini ditunjukkan melalui perkembangan skor hasil evaluasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terhadap praktek GCG PLN. Tahun 2002 dan 2004 menunjukkan nilai pencapaian GCG masing-masing adalah sebesar 73,6 % dan 75,33 % dari bobot maksimal 100%. Hasil asesmen penerapan GCG yang dilakukan oleh konsultan independen untuk tahun 2007, 2008 dan 2009 terus menunjukkan trend membaik dengan perolehan nilai masingmasing sebesar 74,25% (tahun 2007), 86,75% (tahun 2008) dan 88,12% (tahun 2009). Penilaian tersebut dilaksanakan berdasarkan metodologi Asesmen GCG Menteri Negara BUMN No. S168/MBU/2008.
The quality of GCG implementation over the years shows improving trend. This is depicted in Development and Finance Supervisory Board (“BPKP”)’s assessment results on PLN’s GCG practices. The resulting scores in 2002 and 2004 were 73.6% and 75.33% from a maximum of 100%. Independent consultant’s assessments of GCG implementation results also show improving trend for years 2007, 2008 and 2009 which are 74.25%, 86.75% and 88.12%, consecutively. The assessments were performed based on Minister of SOE’s GCG assessment methodology No. S168/MBUMN/2008.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan praktek pelaksanaan GCG, PLN telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak antara lain: i) Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam program Whistleblower’s System Komisi Pemberantasan Korupsi yang disosialisasikan pada tanggal 13 Oktober 2010, ii) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam bentuk penanda tanganan Nota Kesepahaman tentang pengembangan, penerapan dan penguatan tata kelola perusahaan yang baik pada PT PLN (Persero) tanggal 23 Februari 2010.
As part of GCG practice improvement efforts, PLN co-operated with other parties, such as i) KPK in conducting an event to socialize the Whistleblower’s System on October 13, 2010, and ii) BPKP in the form of signing a Memorandum of Understanding on development, implementation and reinforcement of GCG at PLN on February 23, 2010.
Laporan Manajemen Management Report
yang dapat diperoleh, maka program penerbitan obligasi untuk penggalangan dana investasi kemudian dapat ditunda.
51
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
52
Persepsi Masyarakat terhadap PLN Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap PLN guna meningkatkan kinerja dan citra perusahaan, maka telah dilakukan survei sepanjang tahun 2010 oleh Pusdiklat, KPK maupun LSI.
Public Perception on PLN To gain knowledge of public perception on PLN and to enhance the Company’s performance and image, PLN conducted surveys throughout 2010 in cooperation with Pusdiklat, KPK and LSI.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Survei lembaga ini dilaksanakan untuk mengetahui Tingkat Kepuasan Pelanggan atas pelayanan yang diberikan oleh PLN terhadap masyarakat, yang meliputi Penyambungan Baru, Penambahan Daya dan Gangguan. Hasil survei adalah masyarakat puas atas penyelesaian gangguan listrik.
Education and Training Center (“Pusdiklat”) Pusdiklat conducted a survey to gain knowledge on Customer Satisfaction Level on PLN’s services in the areas of New Connection, Power Upgrade and Interruption. Survey results show that the public is satisfied with the resolving of electricity interruption.
Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) Survei yang dilakukan berupa Survei Integritas Layanan Publik (ILP), ditujukan untuk mengetahui sejauh mana proses pelayanan yang diberikan oleh PLN dari sudut keterbukaan informasi tentang biaya dan gratifikasi. Hasil survei adalah integritas pelayanan publik pada PLN masih perlu diperbaiki, yaitu melalui beberapa cara, diantaranya: i) penerapan aturan yang jelas dan tegas, ii) menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, iii) memberantas adanya perantara melalui upaya pelurusan perilaku individu yang terlibat dalam pelayanan, iv) melakukan sosialisasi/kampanye anti korupsi terhadap petugas dan pengguna layanan guna memberikan pengertian yang benar tentang konsep gratifikasi.
Corruption Eradication Commission (KPK) KPK held a survey on Public Servicing Integrity (PSI), whose objective is to assess PLN’s process of servicing in term of cost and gratification information transparency. Survey results show that PLN’s PSI still need to be improved in several aspects that include i) application of clear and strict rules, ii) creation of conducive work environment, iii) eradication of brokers through transformation of attitude of individuals involved in servicing, iv) enactment of anti corruption campaign/socialization for servicing personnel and service users to ensure proper understanding of gratification concept.
Lembaga Survei Indonesia (LSI) Survei oleh lembaga ini untuk mengetahui kinerja PLN dimata publik. Survei dilakukan pada bulan Desember 2010. Hasil survei menunjukkan bahwa sekitar 63,2% masyarakat Indonesia merasa puas dengan pelayanan PLN. Selain itu diperoleh hasil, bahwa yang paling perlu diperbaiki oleh PLN sekarang adalah masalah pelayanan instalasi (pemasangan, perbaikan peralatan listrik yang rusak) dan PLN diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik yang sangat tinggi, terutama listrik yang tidak pernah padam.
Indonesian Survey Organization (LSI) In December 2010 LSI carried out a survey on public perception on PLN’s performance. Survey results depict that 63.2% of the people is satisfied with PLN’s services. The other results are feedback for PLN, which indicate that PLN needs to urgently improve the installation services (install, repair broken electricity equipments) and that PLN is expected to meet very high public need of electricity, mainly of no blackout period.
Rencana Tahun 2011 Menghadapi tahun 2011, PLN telah mencanangkan penuntasan seluruh daftar tunggu, membangun jaringan listrik bagi daerah yang belum dialiri listrik terutama di ibukota kabupaten serta meningkatkan rasio elektrifikasi sebagai program prioritas PLN ditahun 2011.
2011 Plan Entering the year of 2011, PLN has planned to totally end the waiting list, build transmission networks for the areas that do not have electricity, mainly in regency capitals, and increase electrification ratio to a priority in 2011.
To realize the plan, PLN will carry out supporting programs such as: i) holding another GRASSS program in May 2011; ii) distributing electricity to 15 regency capitals currently without electricity and resolving blackout interruptions in 6 regency capitals with only 6 to 12 hours of electricity a day, and iii) radically raising Electrification Ratio in 17 remote provinces.
Sejalan dengan program tersebut, PLN juga akan terus meningkatkan efisiensi melalui pembenahan proses pengadaan barang melalui perumusan sistem baru dan meningkatkan efisiensi pengadaan suku cadang.
In line with the abovementioned programs, PLN will also continue to enhance efficiency through improvement of procurement process through a new system formulation and to increase spare part procurement efficiency.
Melalui berbagai program tersebut, PLN meyakini akan mencapai sasaran untuk menjadi perusahaan listrik yang lebih baik.
Through all these programs, PLN is convinced to achieve the aim to be a better electricity provider company.
Penutup Kinerja tahun 2010 adalah buah kerja keras dari seluruh jajaran PLN yang telah bahu membahu melaksanakan seluruh program kerja perusahaan. Untuk itu mewakili Direksi, saya memberikan penghargaan, sekaligus menghimbau terus meningkatkan dedikasi dan loyalitas untuk memberikan layanan terbaik kepada masayarakat dan negara.
Closing 2010 performance is the result of hard work of all levels in PLN that team up to implement all company programs. Hence, on behalf of Board of Directors, I extend an appreciation, while urging us to keep the dedication and loyalty to contribute the best service to our country and people.
Kepada seluruh jajaran Dewan Komisaris, mewakili seluruh Direksi, saya mengucapkan terima kasih yang mendalam atas dukungan dan arahan yang disumbangkan, sehingga seluruh program kerja PLN dapat terlaksana dengan baik.
To all members of Board of Commissioners, on behalf of Board of Directors, I offer the deepest gratitude for the given direction and support that all programs can be well-performed.
Menghadapi tahun 2011, Direksi beserta seluruh jajarannya bertekad untuk terus menerus menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum, memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan serta memenuhi kepentingan stakeholders sesuai dengan prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik.
Looking forward to 2011, Board of Directors is determined to continuously provide electricity for public needs, to give the best service to customers, and to fulfill stakeholders’ interest, in line with GCG principles.
Atas nama Direksi PT PLN (Persero) On Behalf of Board of Directors of PT PLN (Persero)
Laporan Manajemen Management Report
Program yang akan dilaksanakan untuk mendukung upaya tersebut meliputi: i) mengadakan Gerakan Sehari Sejuta Sambungan pada bulan Mei 2011, ii) mengalirkan listrik ke 15 Ibukota Kabupaten yang belum dialiri listrik dan mengatasi gangguan pemadaman di 6 Ibukota Kabupaten dengan nyala listrik hanya selama 6 sampai 12 jam sehari, serta iii) menaikkan Rasio Elektrifikasi secara radikal di 17 Propinsi Tertinggal.
53 DAHLAN ISKAN Direktur Utama President Director
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
54
TUJUAN STRATEGIS PERUSAHAAN TAHUN 2010-2015 CORPORATE STRATEGIES OBJECTIVE, 2010-2015 Seiring berlakunya UU No.30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan dimana PLN bukan lagi sebagai PKUK, maka strategi Perusahaan kini diarahkan menjadi entitas korporasi yang sehat secara finansial, sehingga dapat melakukan investasi untuk mempertahankan pangsa pasar dan berkembang sesuai dengan kaidah-kaidah korporasi.
The enactment of law no.30 year 2009 regarding electricity whereby PLN is no longer the authorized agency of electricity Business, therefore the Company’s strategy has been focusing on a financially sound performance in order to conduct an investment, pertaining to maintain market share and grow in accordance with the rules of the corporation.
Disamping kondisi keuangan yang sehat, PLN juga harus dapat memenuhi kebutuhan pelanggan pada tingkat keandalan dan pelayanan yang sesuai dan didukung dengan SDM yang memiliki kompetensi tinggi dan berperilaku sesuai GCG dalam menjalankan usahanya.
Beside a healthy financial condition, PLN should be able to fullfil the needs of customers on reliability and service levels, which are appropriate and are supported by highly competent human resources who behave accordingly to the Good Corporate Governance (GCG) practices all through operations.
Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan serta menyesuaikan diri dengan peraturan perundangan terbaru tersebut, PT PLN (Persero) telah menetapkan tujuan strategis untuk periode 2010-2015 sebagai berikut: • Memperbaiki kondisi keuangan PLN • Meningkatkan efisiensi investasi dan operasi • Memperbaiki kinerja operasional
To realize its vision and mission, PT PLN (persero) set the following strategic objectives for 2010-2015 period:
Prioritas Jangka Pendek Prioritas jangka pendek adalah mengatasi kekurangan pasokan listrik untuk mengurangi pemadaman di hampir seluruh wilayah Indonesia, mengatasi krisis likuiditas dan kemampuan pendanaan jangka pendek.
Short Term Priorities In short term, PLN is prioritizing on addressing shortage of power supply to reduce power outage frequency all across Indonesia; to overcome liquidity crisis; and to improve short term funding capabilities.
Untuk mengatasi tantangan saat ini, upaya yang terkoordinasi sangat diperlukan melalui efisiensi internal PLN untuk menurunkan biaya pokok produksi, tingkat tarif dan marjin yang berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan PLN dalam mencari sumber pendanaan, dan tindakan lain Pemerintah seperti suntikan modal, debt-equity swap, dan Domestic Market Obligation (DMO).
As to deal with the current challenges, a coordinated effort is required through internal efficiency aiming to decrease production cost; level of tariffs and margin for improving PLN’s capabilities in finding source of funding; and other government initiations such as capital injection, debt-equity swap, and Domestic Market obligation.
Prioritas Jangka Panjang Aspirasi jangka panjang Perusahaan adalah bertransformasi menuju Perusahaan Kelas Dunia, Menguntungkan dan Dicintai Pelanggan dengan Cara yang Ramah Lingkungan dan Aman.
Long Term Priorities The company’s long term aspiration is being organizational transformation into a World Class, Profitable and the Preferred Company through an environmentally Friendly and Safe operations.
Transformasi PLN Terdapat dua hal utama dalam transformasi PLN yakni tranformasi dari sisi soft skill dan hard skill. Transformasi soft skill terkait dengan budaya kerja
PLN Transformation There are two main issues in the PLN transformation efforts concerning the soft skills and hard skills. The soft-skill transformation is a work culture oriented
• To improve PLN’s financial condition; • To improve investment and operation efficiency; and • To improve operational performance.
effort focusing on high performance, positive synergy and focused work performance. In addition, pln should be moving towards strong performance management, authority delegation and related units empowerment. Hard-skill transformation is associated with the company’s assets, that is by intensifying the capacity of generation, transmission and distribution to ensure adequate supply of electrical energy.
Laporan Manajemen Management Report
yang berorientasi kinerja tinggi, bersinergi dan terarah. Disamping itu PLN harus bergerak kearah manajemen kinerja yang kuat, mendelegasikan wewenang dan memberdayakan unit-unit terkait. Transformasi sisi hard skill adalah terkait dengan aset perusahaan, yakni melipatgandakan kapasitas pembangkitan, transmisi dan distribusi untuk menjamin penyediaan energi listrik yang cukup.
55
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
56
Menjadi Perusahaan Kelas Dunia Untuk menjadi perusahaan kelas dunia fungsi utama PLN yang terkait dengan kinerja operasi pembangkit, transmisi dan distribusi harus berada pada kuartal pertama. Peningkatan kinerja operasi pembangkit dilakukan secara bertahap, diawali dengan memperbaiki SAIDI/SAIFI, produktifitas pegawai dan susut jaringan. Pada fungsi pendukung seperti business process, sebagai perusahaan kelas dunia PLN harus menerapkan business process kelas dunia. Sebagai contoh dalam hal pengadaan, PLN harus mampu mengambil manfaat dari skala ekonomi pengadaan dan penggunaaan prinsip Total Cost of Ownership (TCO) untuk mendapatkan harga yang lebih baik. Begitu juga dalam hal pengelolaan aset, PLN harus mampu mengoptimalkan investasi dan kemampuan melaksanakan proyek-proyek skala besar.
TO BECOME World Class COMPANY In becoming a world-class company, PLN’s main functions associated to the operational performance of the generation, transmission and distribution should be in the first quadrant through improvement of quality and reliability in the supply of electricity, employee productivity and network losses. As a world class company, PLN is required to implement a world-class business process. For instance in the procurement level, PLN must be able to take advantage of an economical procurement and to apply Total Cost of Ownership (TCO) principles to obtain a better price. In terms of asset management, PLN must be able to optimize investment and execute large scale projects.
Beroperasi secara Menguntungkan Menjadi perusahaan kelas dunia saja tidaklah cukup. PLN memerlukan kemampuan dan kemandirian dalam hal keuangan. Oleh karena itu untuk dapat tumbuh dan berkembang, PLN haruslah mendapatkan marjin yang baik.
Profitable As to achieve the world-class company, PLN is also urged to being financially credible and independent. Therefore, a profitable operation is required for the growing and development of the Company.
Ramah lingkungan PLN turut bertanggungjawab menjaga lingkungan yang sehat dan terus berupaya memanfaatkan energi terbarukan (renewable energy) yang fokus pada pengembangan energi panas bumi (geothermal) dan pemanfaatan energi air. Batubara tetap menjadi andalan utama PLN, namun dimasa mendatang akan terus diupayakan penggunaan teknologi bersih yang dapat menjamin gas buang pembangkit batubara menjadi lebih ramah lingkungan.
Environmentally friendly PLN is responsible for safeguarding a healthy environment and will continue its efforts in maximizing renewable energy focusing on geothermal and hydro energy development. Meanwhile coal remains PLN’s source of baseload for electricity supply, however in the future PLN must put constant efforts in the use of greener technology in ensuring cleaner and environmentally friendly coal powerplant emission.
Menjaga Keamanan Kerja dan Lingkungan Kerja Perusahaan mengutamakan keamanan (safety) pegawai. Dengan jumlah pegawai yang mencapai lebih dari 40.000 orang, Perusahaan selalu mengutamakan keselamatan (safety) dan kesehatan pegawainya sehingga diharapkan tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident). Perusahaan mengharuskan setiap unit untuk memperoleh sertifikat OHSAS dengan sasaran ‘zero accident’ pada tahun 2010 sebagai perwujudan dari tujuan Perusahaan mengutamakan keamanan pegawai.
Secure The Company prioritizes employees’ safety. With the growing number of employees of more than 40,000 people, the Company must put employees’ safety and health as the number one priority in achieving zero accident. Hence the Company requires each unit to obtain OHSAS certification aiming at ‘zero accident’ in year 2010 as part of the Company’s objective realization of securing employees’ safety.
Sasaran Jangka Panjang PLN Tahun 2010-2015 1. Menambah kapasitas 30 GW pada tahun 2015, atau 5 GW per tahun. 2. Menurunkan biaya pokok produksi menjadi Rp 1099 per kWh. 3. Menurunkan susut jaringan dari 9,93% menjadi 7,98% dan SAIDI/SAIFI dari 300 menit/9 kali gangguan menjadi 120 menit/4 kali gangguan. 4. Memperkecil gap keuangan menjadi Rp 113-124 triliun. 5. Return On Assets (ROA) menjadi 5,6% sampai dengan tahun 2015. 6. Meningkatkan kemampuan dan menambah jumlah pegawai lebih dari 20.000 pegawai.
PLN Long-Term goals for year 2010-2015 1. To enhance the capacity of 30 GW in 2015, or 5 GW per year; 2. To lower the primary cost of production to Rp 1,099 per kWh; 3. To reduce transmission losses from 9.93% t o 7.98% and SAIDI/SAIFI from 300 minutes/9 times of interruption to 120 minutes/4 times of interruption; 4. To reduce the financial gap to Rp 113-124 trillion;
Inisiatif Strategis Untuk mencapai tujuan di atas, PLN telah menetapkan program transformasi yang diberi nama program Metamorfosa, yang diwujudkan dalam sembilan inisiatif strategis – lima inisiatif strategis berkaitan dengan fungsi bisnis inti, dua inisiatif strategis sebagai enabler, dan dua inisiatif strategis sisanya adalah infrastruktur pendukung untuk membangun citra positif dan keberhasilan implementasi. Sembilan inisiatif strategis yang dimaksud diatas adalah: 1. Melakukan optimalisasi ekspansi kapasitas dan pembiayaan. 2. Menurunkan biaya energi primer. 3. Melakukan perbaruan kinerja operasional (Operational Performance Improvement/OPI). 4. Melakukan pengadaan sesuai aturan yang profesional (procurement excellence). 5. Melakukan praktik perdagangan sesuai aturan yang profesional (commercial excellence). 6. Melakukan manajemen pemangku kepentingan (stakeholders) dan pembuat peraturan (regulatory). 7. Menerapkan budaya kinerja tinggi dan kepemimpinan yang kuat. 8. Membentuk citra yang positif. 9. Melaksanakan Program Management Office (PMO).
STRATEGIC INITIATIVES To achieve the above goals, PLN has set a transformation program called Metamorphosis, which is realized through the nine strategic initiatives - the five strategic initiatives related to core business functions, two strategic initiatives related to enabler function, and the remaining two strategic initiatives related to supporting infrastructure function to build the positive image as well as to support its successful implementation. the referred nine strategic initiatives are: 1. To optimize the capacity expansions and financing; 2. To reduce primary energy cost; 3. To perform an operational performance Improvement (OPI); 4. To conduct procurement excellence;
5. To achive return on assets (ROA) at 5.6% up to year 2015; and 6. To improve the employees capability and recruit more than 20,000 employees.
5. To conduct commercial excellence;
7. To apply a high performance culture and strong leadership; 8. To create a positive image; and 9. To carry out Program Management Office (PMO).
Laporan Manajemen Management Report
6. To apply good governance for the stakeholder and regulator;
57
58
STRATEGI DAN KEBIJAKAN policy and strategy Pengadaan
Independent Power Producer (IPP) dilakukan sesuai dengan prinsip dasar pengadaan serta peraturan perundangan yang berlaku
Procurement of Independent Power Producer (IPP) is conducted in line with basic principles of procurement
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
and applicable law and regulations
Strategi perusahaan berdasarkan pengelompokan bidang adalah :
Corporate strategy based on division groups:
Bidang Pemasaran dan Penjualan Untuk menarik pelanggan baru dan memperluas hubungan pelanggan existing, perusahaan berupaya meningkatkan ketersediaan daya di satuan sistem ketenagalistrikan, merehabilitasi jaringan, serta menawarkan inovasi produk dan layanan yang dilaksanakan di seluruh unit pelayanan berupa: Listrik Prabayar, Payment Point On Line Bank (PPOB) dan Automatic Meter Reading.
Marketing and Sales To attract new customers and extend business relationship with existing customers, the Company makes the efforts to increase power supply in electricity system units, rehabilitate transmission networks, and offers product and service innovation at all service units, which are Prepaid Electricity, Payment Point On Line Bank (PPOB) and Automatic Meter Reading.
Bidang Pembangkitan a. Melaksanakan pemenuhan jadwal COD proyek 10.000 MW di 10 lokasi, 19 Unit, dengan total kapasitas 3.266 MW. b. Menurunkan pemakaian bahan bakar minyak dan meningkatkan produksi pembangkit non BBM untuk memperbaiki bauran energi.
Generating Division a. Meet the scheduled target of 10,000 MW COD project 10 locations, 19 units, with total capacity of 3,266 MW; b. Reduce oil fuel consumption and increase non oil fuel power plants’ production to improve energy mix;
c. Melakukan perbaikan heat reat. d. Meningkatan ketersediaan pembangkit (availability factor). e. Melakukan perbaikan manajemen asset. f. Mengoptimalkan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan.
c. Heat reat improvement. d. Increase power plants’ availability factor.
Pengadaan / Pembelian Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dilakukan sesuai dengan pedoman pengadaan yang berlaku untuk mendapatkan barang/jasa dengan harga evaluasi terendah, mutu yang baik serta waktu yang lebih cepat. Guna meningkatkan kualitas dan profesionalitas pejabat dan panitia pengadaan, maka dilaksanakan pelatihan-pelatihan tentang pengadaan barang dan jasa serta sertifikasi bagi panitia pelaksana pengadaan yang telah memenuhi kriteria tertentu.
Procurement / Purchase To obtain materials and services at the lowest evaluation price, good quality and less time, the Company carries out procurement in compliance with applicable procurement manual. To enhance the quality and professionalism of procurement committee and personnel, the Company conducts trainings on procurement of materials and services, and certification for procurement committees that have met certain criteria.
Dalam proses pengadaan barang/jasa, perusahaan berupaya untuk meningkatkan prinsip efisiensi, keterbukaan, transparansi, serta kecepatan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, dengan melakukan proses pengadaan melalui e-procurement dan e-auction yang memanfaatkan sarana sistem IT.
Taking advantage of IT infrastructure in procurement process, the Company makes efforts to enhance efficiency, openness, transparency, and timely process through e-procurement and e-auction processes.
Pengadaan energi primer untuk pengoperasian pembangkit dilaksanakan melalui kontrak jangka panjang, sehingga dapat menjamin kelangsungan pasokan dan harga evaluasi terendah, sedangkan pengadaan Independent Power Producer (IPP) dilakukan sesuai dengan prinsip dasar pengadaan serta peraturan perundangan yang berlaku. Pengadaan tenaga kerja melalui kontrak outsourcing tenaga kerja dilakukan dengan prinsip kehati-hatian untuk menghindari timbulnya permasalahan tenaga kerja.
Procurement of primary energy power plan operation is carried out through long term contracts to ensure reliability of supply and lowest evaluation price, while procurement of Independent Power Producer (IPP) is conducted in line with basic principles of procurement and applicable law and regulations. Procurement of human resources through outsourcing contracts is accomplished on prudent principals to avoid future employment problems.
Energi Primer Langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk menjamin keandalan pasokan batubara adalah : 1. Menyiapkan kontrak batubara jangka menengah maupun jangka panjang sesuai dengan volume batubara yang dibutuhkan. 2. Mengirim pasokan batubara sesuai rencana operasi masing-masing pembangkit. 3. Untuk kontrak CIF, pemasok diminta untuk menunjukkan kontrak transportasi batubaranya.
Primary Energy To ensure reliability of coal supply, the Company takes the following steps: 1. Prepare coal contracts for medium term and long term in line with coal volume needs;
e. Improve asset management. f. Optimize operation and maintenance.
Laporan Manajemen Management Report
2. Deliver coal supply according to each power plant’s operating plan; 3. Require CIF contract suppliers to show their coal transportation contracts;
59
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
60
4. Membuat kontrak FOB dengan beberapa pemasok batubara low rank coal (LRC) dengan total pasokan 2,1 juta ton per tahun untuk cadangan strategis. 5. Mengoptimalkan pasokan dari anak perusahaan PT PLN Batubara untuk seluruh pembangkit milik PLN maupun anak perusahaan, sehingga menjamin keandalan dan ketersediaan pasokan batubara. 6. Membentuk Kelompok Kerja Energi .
4. Enter into FOB contract with several low rank coal (LRC) suppliers with a total supply of 2.1 million tons per year for strategic reserve;
Langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk menjamin keandalan pasokan gas adalah : 1. Melakukan kordinasi dengan unit-unit pembangkit untuk memastikan kesiapan pembangkit gas dan ketersediaan infrastruktur penyerapan gas di pembangkit agar dapat menyerap pasokan gas sesuai jadwal. 2. Mempercepat proses negosiasi untuk beberapa tambahan pasokan gas yang masih belum terkontrak. 3. Melakukan pembelian gas secara spot.
To ensure reliability of gas supply, the Company takes the following steps: 1. Coordinate with generating units to ensure readiness of gas generator and availability of gas extraction infrastructure at power plants to extract gas on schedule;
Produksi dan Kualitas produk 1. Meningkatkan produksi. 2. Melaksanakan sewa pembangkit untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik. 3. Perkuatan Transmisi dan Distribusi, temasuk cadangan Inter Bus Transformer (IBT). 4. Perbaikan Jaringan Distribusi. 5. Mengembangkan program Operational Performance Improvement (OPI) untuk meningkatkan perbaikan kualitas pelayanan. 6. Peningkatan integritas layanan publik.
Production and Product Quality 1. Increase production; 2. Rent power plants to meet electricity needs;
5. Ensuring reliability and availability of coal supply by optimizing supply from PT PLN Batubara, towards all PLN and subsidiaries’ power plants.
6. Forming Energy Work Team.
2. Speed up negotiation process for unfinalized additional gas supply contracts; 3. Purchase gas on spot.
3. Reinforce transmission and distribution, including extra Inter Bus Transformers (IBT); 4. Improve distribution network; 5. Develop Operational Performance Improvement (OPI) program to improve service quality; 6. Increase public servicing integrity.
profil perusahaan Company profile
62 66 68 74
Visi, misi, moto dan nilai-nilai perusahaan Vision, Mission, Motto and Corporate Values
75 78
lembaga penunjang perusahaan Corporate Institutional Support
80
struktur organisasi Organization Structure
81
profil manajemen Management Profile
sekilas tentang pln PLN in Brief bidang usaha Line of Business akses informasi Access to Information
kepemilikan saham Share Ownership
Laporan Manajemen Management Report
61
62
VISI, MISI, moto dan nilai-nilai perusahaan vision, mission, motto and corporate’s values
visi vision Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani Recognized as a world class company which grows, excels and is trusted by relying on human potential
misi mission 1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. Running the electricity business and the field related, orienting at customer satisfaction, corporate members and shareholders.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. To make electricity as a media to improve quality of life of the people. 3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. To strive making electricity as the driving force of the company. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. To operate an environmentally friendly business.
moto motto Listrik untuk kehidupan yang lebih baik Electricity for a better life
NILAI-NILAI LUHUR PERUSAHAAN Sejak awal berdiri, Perusahaan telah menanamkan nilainilai budaya yang kuat dalam menjalin hubungan yang berkesinambungan dengan para pemangku kepentingan. Hal ini tidak lepas dari falsafah kami yang berlandaskan: • Saling percaya, integritas, peduli dan pembelajar Saling Percaya Suasana saling menghargai dan terbuka diantara sesama anggota Perusahaan yang dilandasi oleh keyakinan akan integritas, itikad baik, dan kompetensi dari pihak-pihak yang saling berhubungan dalam penyelenggaraan praktek bisnis yang bersih dan etikal. Integritas Wujud dari sikap anggota Perusahaan yang secara konsisten menunjukkan kejujuran, keselarasan antara perkataan dan perbuatan, dan rasa tanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan dan pemanfaatan kekayaan perusahaan untuk kepentingan baik jangka pendek maupun jangka panjang, serta rasa tanggung jawab terhadap semua pihak yang berkepentingan.
COmpany’S core VALUES
Profil Perusahaan Company Profile
Since it was first established, the Company has placed great importance on strong cultural values in its relations with stakeholders. This is tied in with our philosophy, which based on: • Mutual trust, integrity, care and learning Mutual Trust An atmosphere of mutual respect and openness between fellow members of the Company based on a belief in integrity, good faith, and competence related to the implementation of clean, ethical business practices. Integrity The realization by fellow Company members who consistently show honesty, harmony between words and deeds, and responsibility to company management and use of company assets in both the short and long term, as well as a sense of responsibility towards all related parties.
63
64
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Peduli Cerminan dari suatu niat untuk menjaga dan memelihara kualitas kehidupan kerja yang dirasakan anggota perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka bertumbuh kembang bersama, dengan dijiwai kepekaan setiap permasalahan yang dihadapi perusahaan serta mencari solusi yang tepat. Pembelajar Sikap anggota perusahaan untuk selalu berani mempertanyakan kembali sistem dan praktik pembangunan, manajemen dan operasi, serta berusaha menguasai perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir demi pembaharuan Perusahaan secara berkelanjutan.
Care A reflection of the intention to maintain and preserve a work-life quality felt by all members of the company and related parties, growing together with sensitivity for the problems faced by the company and in finding the best solutions.
Learning An attitude whereby all members of the company have the courage to question the systems and practice of development, management and operations, as well as making the effort to master the most recent science and technology for the company’s continued growth.
• Peka-tanggap terhadap kebutuhan Pelanggan Senantiasa berusaha untuk tetap memberikan layanan yang dapat memuaskan kebutuhan Pelanggan secara cepat tepat dan sesuai.
• Sensitive Response to Customer Needs Always making the effort to give satisfactory service, meeting customer needs accurately and appropriately.
• Penghargaan pada harkat dan martabat manusia Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan bisnis.
• Human Dignity Appreciation Upholding human dignity with all its pluses and minuses, acknowledging and protecting human rights while conducting business.
• Integritas Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas dan obyektifitas dalam pengelolaan bisnis.
• Integrity Upholding high levels of honesty, integrity and objectivity while conducting business.
• Kualitas Produk Meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus menerus dan terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.
• Product Quality Continually improving quality and reliability of products and measuring and maintaining environmental quality in conducting business.
• Peluang untuk maju Memberikan peluang yang sama dan seluasluasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.
• Opportunities to Advance Providing the same broad scope of opportunities for all members of the company to excel and occupy positions in accordance with the criteria and competencies of the designated position.
• Inovatif Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya inovatif.
• Innovation Willingness to share knowledge and experience with all members of the company, fostering a thirst for knowledge and respect for ideas and innovative work.
• Mengutamakan kepentingan perusahaan Konsisten untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan menjamin setiap keputusan yang diambil demi kepentingan perusahaan.
• Prioritizing company interests Consistency in avoiding conflicts of interest and guaranteeing each decision is taken in the company’s interest.
• Pemegang Saham Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya meningkatkan nilai investasi Pemegang Saham.
• Shareholders Taking business decisions to increase investment value for shareholders.
PLN meyakini bahwa perwujudan Falsafah, Visi dan Misi Perusahaan, harus dilakukan secara bersama-sama berdasarkan nilai-nilai Budaya Perusahaan, yang diimplementasikan di seluruh jajaran perusahaan dan dikomunikasikan melalui sosialisasi kepada seluruh unit-unit PLN oleh Tim Sosialisasi PLN Kantor Pusat, serta ditanamkan kepada pegawai baru pada masa orientasi. Pada Oktober 2005, telah diterbitkan suatu Pedoman Perilaku (Code of Conduct/CoC) sebagai bentuk implementasi peningkatan dan penyempurnaan penerapan Budaya Perusahaan dan GCG sebagai kode etik yang dianut oleh seluruh pegawai di lingkungan PT PLN (Persero). Pedoman Perilaku/ Code of Conduct tersebut berisi mengenai kebiasaan baik dan tata pergaulan profesional di lingkungan PLN, serta mengatur aspek kepemimpinan PLN, keanggotaan yang bertanggung jawab, hubungan profesional antar anggota dan hubungan dengan
PLN believes that the implementation of the Company Philosophy, Vision and Mission must be carried out, based on Company culture, by everyone at all levels of the company and communicated to all PLN units by the PLN Head Office Communication Dissemination Team, as well as being nurtured in new employees during orientation. In October 2005, a Code of Conduct was issued as a part of the implementation program to enhance and improve the application of the Company Culture and Good Corporate Governance (GCG); this is a code of ethics to be followed by all employees of PT PLN (Persero). This Code of Conduct contains information on good habits and professional association within PT PLN (Persero), as well as regulating aspects of PLN leadership, responsible membership, and professional relationships between members and with external parties.
pihak eksternal.
Profil Perusahaan Company Profile
65
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
66
sekilas tentang pln pln in brief
Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.
Beginning in the end of 19th century, the development of electricity in Indonesia was intensified in several Dutch Companies operating in sugar and tea plantation that developed power plant to meet their needs.
Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II.
Between 1942-1945, there was a great shift from these Dutch companies by the Japanese after the Dutch surrendered to the Japanese army in the beginning of World War II.
Proses peralihan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaanperusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
The shift reoccurred at the end of World War II in august 1945 when the Japanese surrendered to the allied Forces. this opportunity was taken over by the youths and electricity labourers through labour/ employee electricity and Gas delegation together with the Management of KNI Head Office to meet President Soekarno to ask the handover of the Companies to the Government of the Republic of Indonesia. On october 27, 1945, president Soekarno established electricity and Gas Bureau under the Departement of public Works and energy with power plant capacity of 157.5 MW.
Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Pada 1 Januari 1965 BPU-
On January 1, 1961, Gas and electricity Bureau was changed to BPU-PLN (Board of General administration of the State electricity Company) that focused on electricity, gas and coke sectors. on January 1, 1965 BPU-PLN was dismissed and 2 (two) state owned
enterprises were formalised, namely perusahaan listrik negara (PLN), a stateowned electricity company, to manage electrity and perusahaan Gas negara (PGN) to manage gas power.
Tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perusahaan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum.
In 1972, in accordance with Government regulation No. 17, the State-owned electricity Company was enacted as a Stateowned General electricity Company and as the authorized agency of electricity Business (PKUK) responsible to provide electricity to meet public needs. While the Government policy was giving opportunity to the private Sectors to involve in the provision of electricity, the status of PLN was changed from a General Company to Corporation as well as the authorized agency of electricity Business (PKUK) in providing electricity for public needs until present.
Selanjutnya, dengan diterbitkan UU Nomor 30 Tahun 2009, PLN bukan lagi sebagai PKUK namun sebagai Badan Usaha Milik Negara dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
After the issuance of law No.30 Year 2009, PLN status was no longer as PKUK, but it was officially a State-owned enterprise providing electricity to meet the public needs.
Profil Perusahaan Company Profile
PLN dibubarkan, kemudian diresmikanlah 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas.
67
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
68
bidang usaha line of business Sesuai Undang-undang No.30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan dan berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, berikut adalah rangkaian kegiatan usaha Perusahaan: 1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang mencakup: • Pembangkitan tenaga listrik. • Penyaluran tenaga listrik. • Distribusi tenaga listrik. • Perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik. • Pengembangan penyediaan tenaga listrik. • Penjualan tenaga listrik. 2. Menjalankan usaha penunjang tenaga listrik yang mencakup: • Konsultasi ketenagalistrikan. • Pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan. • Pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan. • Pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan tenaga listrik. 3. Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup: • Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber energi lainnya untuk kepentingan tenaga listrik. • Pemberian jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada pembangkitan, penyaluran, distribusi dan retail tenaga listrik. • Kegiatan perindustrian perangkat keras dan lunak di bidang ketenagalistrikan dan peralatan lain terkait dengan tenaga listrik. • Kerja sama dengan pihak lain atau badan penyelenggara bidang ketenagalistrikan baik dari dalam maupun luar negeri di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi dan informasi terkait dengan ketenagalistrikan. • Usaha jasa ketenagalistrikan.
In accordance with Regulation No. 30 Year 2009 regarding to Electricity Power and based on the Company’s Articles of Association, the Corporate business sectors are as follows: 1. To operate in power supply consisting of the following: • Generating electrical power; • Supplying electrical power; • Distributing electrical power; • Planning and constructing facilities for electrical power provision; • Developing electrical power provision; and • Selling of electrical power 2. To operate electricitiy support business which consists of: • Electricity consultation; • Construction and installation of electrical equipment; • Maintenance of electrical equipment; and • Developing technology of electrical support equipment. 3. Other activities include: • Managing natural resources utilization as well as other sources for electricity necessities;
Kegiatan usaha Perusahaan dibagi menjadi beberapa kategori: 1. Kegiatan Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan oleh Perusahaan sebagai induk perusahaan termasuk diantaranya perencanaan pengembangan fasilitas tenaga listrik (pembangkitan, transmisi dan distribusi umum) dan penunjangnya, rencana pendanaan, pengembangan usaha, pengembangan organisasi, dan SDM.
The Corporate business sectors are categorized as follows: 1. Planning The Corporate activity as a holding company includes electricity facillities planning and development (power plant, transmission and general distribution) and its supports, financing planning, business development, organizational development and human resources.
Kegiatan perencanaan yang berkaitan dengan jaringan distribusi dan listrik pedesaan akan
• Managing operational service utilization and load dispatcher on power plant, transmission, distribution and electricity retail; • Managing hardware and software industrial activities in electricity power and other instruments related to electricity power; • Cooperating with other parties or electricity power operator both from local and abroad in electricity related construction, operations, telecommunications and electricity update; and • Electricity services.
Planning activities related to distribution network and rural electricity will be carried out by the holding
dilakukan oleh induk Perusahaan perihal pokokpokok kebijakan makro, sedangkan perencanaan turunannya akan dilakukan oleh satuan organisasi wilayah atau distribusi. 2. Kegiatan Pembangunan Kegiatan pembangunan yang mencakup konstruksi sarana penyediaan tenaga listrik pembangkitan, transmisi dan gardu induk merupakan tugas dari satuan organisasi konstruksi Proyek Induk. Sementara pelaksanaan pembangunan jaringan distribusi dilakukan oleh masing-masing unit organisasi wilayah dan distribusi. Kegiatan pembangunan proyek kelistrikan desa yang berasal dari pendanaan APBN adalah tugas Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi. 3. Kegiatan Pengusahaan/Operasi Kegiatan berupa produksi tenaga listrik dihasilkan oleh pusat-pusat pembangkit tenaga listrik yang terdiri dari beberapa jenis pembangkit, yaitu Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batubara, gas alam atau bahan bakar minyak (BBM); Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) berbasis tenaga air sebagai penggerak turbin; Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG-gas turbine) berbasis gas alam atau BBM; Pusat
jaringan distribusi dilakukan oleh masing-masing unit organisasi wilayah dan distribusi Development of the distribution lines has been carried out by each organization’s region and distribution units
Profil Perusahaan Company Profile
Pelaksanaan pembangunan
company in regards to macro policy, while other micro policy implementation will be carried out by the regional organizational units or distribution. 2. Development activities Development activities covering infrastructure construction of power plants’ energy supply transmission and sub-relay stations are duties of the Main project’s organizational construction unit. Meanwhile, development of the distribution lines has been carried out by each organization’s region and distribution units. the rural development project activity supported by the State Budget funding is being the Government’s responsibility commanded by the Directorate General of electricity and energy Consumption. 3. Operational activities The activities consist of electricity power production generated by electricity power plant centres comprising of several power plants such as coal, natural gas or oil fuel based Steam Power Plant; Hydro Power Plant with hydro power as the main drive of the turbin; natural gas or oil
69
70
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berbasis tenaga uap panas bumi; dan Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbasis BBM.
Selain itu, Perusahaan juga melakukan pembelian tenaga listrik yang diproduksi oleh pusatpusat pembangkit tenaga listrik swasta yang juga merupakan gabungan dari beberapa jenis pembangkit, yaitu PLTU berbahan bakar batubara, Pusat Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGUcombined cycle) berbasis gas alam atau BBM, PLTA berbasis tenaga air sebagai penggerak turbin, PLTP berbasis tenaga uap panas bumi dan PLTD berbasis BBM.
In addition to that, the Company will also purchase electricity power produced by private power plants as a collaboration of several power plant units, such as coal based Steam power plant, natural gas or oil fuel based Gas Steam power plant, Hydro power plant with hydro power as the main drive of the turbin, geothermal based Geothermal power plant and oil fuel based Diesel power plant.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pusat pembangkit disalurkan ke gardu induk melalui jaringan transmisi dengan berbagai tingkat tegangan seperti Tegangan Ekstra Tinggi (500 kV), Tegangan Tinggi (150 dan 70 kV). Semakin besar daya yang akan disalurkan kepada kawat transmisi berukuran sama, semakin tinggi tegangan yang diperlukan. Tingkat tegangan di gardu induk yang berkapasitas 500 kV atau 150 kV akan diturunkan untuk tujuan distribusi kepada pelanggan.
The electricity power produced by the main power plant is distributed to the sub-station through transmission network with various of voltage level such as extra High Voltage (500 kV) and High Voltage (150 and 70 kV). the higher power capacity that is distributed through the same-size capacity transmission cable, the higher voltage will be needed. the voltage level in the sub-station with the capacity of 500 kV or 150 kV will be reduced prior to distribution to the customers.
Untuk kategori pelanggan besar dilayani dengan jaringan tegangan tinggi sebesar 150 dan 70 kV, dan jaringan menengah sebesar 20 kV. Untuk pelanggan kecil, energi listrik disalurkan ke gardu distribusi melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kV dan selanjutnya di gardu distribusi tegangan diturunkan ke tingkat 380/220 volt untuk kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah (JTR) ke sambungan rumah (SR). 4. Kegiatan Riset dan Penunjang Kegiatan yang dilakukan oleh satuan organisasi penunjang mencakup: • PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Latihan yang bertugas untuk menyelenggarakan berbagai pendidikan dan latihan di bidang teknik, manajemen, keuangan dan administrasi umum. • PT PLN (Persero) Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan yang bertugas untuk memberikan dukungan dalam studi kelayakan, desain dan supervisi konstruksi sarana penyediaan tenaga listrik.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
fuel based Gas Power Plant; geothermal based Geothermal Power Plant; and oil fuel based Diesel Power Plant.
Our major customers will be served with high voltage of 150 and 70 kV as well as medium networks of 20 kV capacity. For smaller customers, the electricity energy will be transmitted to distribution substation through Medium Voltage Distibution lines (JTM) of 20 kV and the voltage will subsequently be reduced to 380/220 volts at the distribution substation to be transmitted to residential connection (SR) through low Voltage Distribution lines (JTR). 4. Research and Support activities Activities conducted by supporting organization units include: • PT PLN (Persero) Education and Training Center is responsible for organizing various education and trainings in engineering, management, finance and general administration; • PT PLN (Persero) Engineering Service is responsible for providing support in feasibility study, design and energy infrastructure construction supervision;
• PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan yang bertugas untuk memberi dukungan dalam standarisasi, kalibrasi dan pengujian peralatan listrik serta instrumen lainnya. • PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi yang bertugas untuk memberikan dukungan dalam sertifikasi produk peralatan listrik, sistem manajemen mutu dan lingkungan bidang ketenagalistrikan serta kelalaian instalasi tenaga listrik dan tera meter. • PT PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi yang bertugas untuk memberikan dukungan dalam manajemen konstruksi lapangan untuk konstruksi dan layanan perbaikan terutama di sektor kelistrikan. • PT PLN (Persero) Jasa dan Produksi yang bertugas untuk memberikan dukungan terhadap produksi dan layanan perbaikan terutama di sektor kelistrikan.
• PT PLN (Persero) Electricity Research and Development is responsible for giving support in standardization, calibration and testing of electric gear and other instruments;
Dalam memberikan seluruh jasa tersebut, PLN memiliki unit-unit bisnis yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Daftar seluruh unit bisnis PLN adalah sebagai berikut.
Giving those services, PLN has business units all over Indonesia. The list of PLN business units are as follow:
• PT PLN (Persero) Certification Service is responsible for giving support in electric gear product certification, electrical quality management and environmental system as well as feasibility of electric installation and calibration; • PT PLN (Persero) Construction Management Service is responsible for giving field construction management support for construction and reparation services particularly in electricity sector; and • PT PLN (Persero) Service and Production is responsible for giving support to production and reparation services particularly in electricity sector.
Unit Bisnis (UB) Perusahaan
NO.
business unit (UB)
UNIT BISNIS BUSINESS UNIT PT PLN (Persero) Wilayah Aceh PT PLN (Persero) Aceh Region
2
PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara PT PLN (Persero) North Sumatra Region
3
PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat PT PLN (Persero) West Sumatra Region
4
PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kep. Riau PT PLN (Persero) Riau and Riau Islands Region
5
PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu PT PLN (Persero) South Sumatra, Jambi, Bengkulu Region
6
PT PLN (Persero) Wilayah Bangka Belitung PT PLN (Persero) Bangka Belitung Region
7
PT PLN (Persero) Wilayah Lampung PT PLN (Persero) Lampung Region
8
PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat PT PLN (Persero) West Kalimantan Region
9
PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah PT PLN (Persero) South Kalimantan and Central Kalimantan Region
10
PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Timur PT PLN (Persero) East Kalimantan Region
11
PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo PT PLN (Persero) North Sulawesi, Central Sulawesi and Gorontalo Region
12
PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat PT PLN (Persero) South Sulawesi, Southeast Sulawesi and West Sulawesi Region
13
PT PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara PT PLN (Persero) Maluku and North Maluku Region
14
PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat PT PLN (Persero) Papua and West Papua Region
Profil Perusahaan Company Profile
1
71
72
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
NO.
UNIT BISNIS BUSINESS UNIT
15
PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat PT PLN (Persero) West Nusa Tenggara Region
16
PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur PT PLN (Persero) East Nusa Tenggara Region
17
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur PT PLN (Persero) Distribution of East Java
18
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta PT PLN (Persero) Distribution of Central Java and Yogyakarta
19
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten PT PLN (Persero) Distribution of West Java and Banten
20
PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang PT PLN (Persero) Distribution of Jakarta Raya and Tangerang
21
PT PLN (Persero) Distribusi Bali PT PLN (Persero) Distribution of Bali
22
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Pembangkitan Sumatera I PT PLN (Persero) Power Plant Project Unit Sumatra I
23
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Pembangkitan Sumatera II PT PLN (Persero) Power Plant Project Unit Sumatra II
24
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Pembangkitan Sulawesi, Maluku dan Papua PT PLN (Persero) Power Plant Project Unit Sulawesi, Maluku and Papua
25
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Pembangkitan Hidro Jawa dan Bali PT PLN (Persero) Hydro Power Plant Project Unit Java and Bali
26
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Pembangkitan Thermal Jawa dan Bali PT PLN (Persero) Thermal Power Plant Project Java and Bali
27
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Jaringan Sumatera I PT PLN (Persero) Transmission Project Unit Sumatra I
28
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Jaringan Sumatera II PT PLN (Persero) Transmission Project Unit Sumatra II
29
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Jaringan Jawa dan Bali PT PLN (Persero) Transmission Project Unit Java and Bali
30
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Jaringan Sulawesi, Maluku dan Papua PT PLN (Persero) Transmission Project Unit Sulawesi, Maluku and Papua
31
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Pembangkit dan Jaringan Nusa Tenggara PT PLN (Persero) Power Plant and Transmission Project Unit of Nusa Tenggara
32
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Pembangkit dan Jaringan Kalimantan PT PLN (Persero) Power Plant and Transmission Project Unit of Kalimantan
33
PT PLN (Persero) Unit Induk Proyek Tegangan Ekstra Tinggi Interkoneksi Sumatera - Jawa PT PLN (Persero) Extra High Voltage Project Unit Interconnection Sumatra - Java
34
PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara PT PLN (Persero) North Sumatra Power Plant
35
PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan PT PLN (Persero) South Sumatra Power Plant
36
PT PLN (Persero) Pembangkitan Lontar PT PLN (Persero) Lontar Power Plant
37
PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B PT PLN (Persero) Tanjung Jati B Power Plant
38
PT PLN (Persero) Pembangkitan Indramayu PT PLN (Persero) Indramayu Power Plant
39
PT PLN (Persero) Pembangkitan Muara Tawar PT PLN (Persero) Muara Tawar Power Plant
40
PT PLN (Persero) Pembangkitan Cilegon PT PLN (Persero) Cilegon Power Plant
41
PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali PT PLN (Persero) Transmission and Load Dispatching Center of Java Bali
NO.
UNIT BISNIS BUSINESS UNIT
42
PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera PT PLN (Persero) Transmission and Load Dispatching Center of Sumatra
43
PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan PT PLN (Persero) Research and Development
44
PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Latihan PT PLN (Persero) Education and Training Center
45
PT PLN (Persero) Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan PT PLN (Persero) Engineering Electricity Center
46
PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan PT PLN (Persero) Electricity Maintainance Center
47
PT PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi PT PLN (Persero) Construction Management Service
48
PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi PT PLN (Persero) Sertification Service
Profil Perusahaan Company Profile
73
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
74
akses informasi access to information Nama dan Alamat Perusahaan PT PLN (Persero) Jl. Trunojoyo Blok M-I No.135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesia Tel.+62 21 7251234, 7250550, 7261122 Fax.+62 21 7221330 www.pln.co.id
Nama dan Alamat Perusahaan PT PLN (Persero) Jl. Trunojoyo Blok M-I No.135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesia Tel.+62 21 7251234, 7250550, 7261122 Fax.+62 21 7221330 www.pln.co.id
Website PLN menyediakan akses informasi kepada pihak publik melalui situs web, www.pln.co.id.
Website PLN provides access information to the public through the web site, www.pln.co.id.
Di dalam situs web tersebut, PLN memberikan informasi yang mencakup aspek pelayanan pelanggan, info umum, info korporat dan hubungan investor.
On the web site, PLN provides information that covers aspects of customer service, general info, corporate info and investor relations.
Media Publikasi PLN menerbitkan berbagai media publikasi seperti Company Profile, CSR, Electricity for a Better Life.
Media Publications PLN publishes a variety of media publications such as Company Profile, CSR, Electricity for a Better Life.
PLN juga menerbitkan media publikasi yang berisi informasi mengenai unit bisnis yang dikelola oleh Unit Bisnis di lingkugan PT PLN (Persero) yang tersebar di seluruh Indonesia.
PLN also issued a media publication that contains information about business units managed by the Business Unit of environmental PT PLN (Persero) spread across Indonesia.
Media publikasi tersebut antara lain: Yes, Saburai, Pelita Bertuah, INFO PJB, SULUH ETAM, DAYA, Warta PLN 8, LMK, ICONEWS, Fokus, Tabaos, WARTA Serumpun Sebalai, P3B Sumatera, LISTRIK KITA, Floeksi, SULUH DEWATA dan CAHAYA.
Several of those media publications are as follow: Yes, Saburai, Pelita Bertuah, INFO PJB, SULUH ETAM, DAYA, Warta PLN 8, LMK, ICONEWS, Focus, Tabaos, WARTA Serumpun Sebalai, P3B Sumatera, LISTRIK KITA, Floeksi, SULUH DEWATA and CAHAYA.
Media Massa Informasi pelanggan juga diberikan oleh PLN melalui media massa dan majalah. Rubrik tanya jawab di berbagai koran untuk memberikan informasi dan solusi kepada para pelanggan. Informasi jadwal pemadaman yang disebabkan oleh program pemeliharaan dan perluasan jaringan distribusi diumumkan melalui berbagai media massa. Program edukasi pelanggan mengenai solusi menghemat pemakaian tenaga listrik secara tepat dan cerdas diberikan dalam bentuk brosur yang dilampirkan dalam majalah.
Mass Media Information for customers is also provided through mass media and magazines. Frequently asked questions rubric on the newspapers give information and solutions to the customers. Information of blackout schedule caused by program maintenance and expansion of distribution networks published through various media. Customer education program for saving electricity in an accurate and smart way was given in leaflets attached to a magazine.
Informasi berkaitan dengan PT PLN (Persero) dipublikasikan oleh Sekretariat Perusahaan PT PLN (Persero) Jl. Trunojoyo Blok M I No.135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesia Tel.+62 21 7251234, 7250550, 7261122 Fax.+62 21 7221330 www.pln.co.id
Information relating to PT PLN (Persero) is published by: PT PLN (Persero) Corporate Secretary Jl. Trunojoyo Blok M I No.135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesia Tel.+62 21 7251234, 7250550, 7261122 Fax.+62 21 7221330 www.pln.co.id
lembaga penunjang PERUSAHAAN CORPORATE institutional support Lembaga Pemeringkat Obligasi Perusahaan menunjuk PT Moodys Indonesia dan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk melakukan pemeringkatan terhadap obligasi dalam negeri PLN dan Moodys Investors Service dan Standard and Poor’s Rating Group, McGrawHill Company untuk pemeringkatan obligasi internasional PLN, dengan masing-masaing alamat sebagai berikut: PT Moodys Indonesia Menara Rajawali Lantai 22 Jl. Mega Kuningan Lot #5.1 Jakarta 12950, Indonesia PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Setiabudi Atrium Lantai 8, Suite 809-810 Jalan H.R. Rasuna Said Kav.62 Jakarta 12920, Indonesia Moodys Investor Service 7 World Trade Center, 250 Greenwich Street New York, NY 10007, USA Standard and Poor’s Rating Group, McGraw-Hill Company 55 Water Street New York New York 10041, USA
Bond Rating Agency Company appointed PT Moodys Indonesia and PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) to do the rating of domestic bonds by PLN and Moodys Investors Service and Standard and Poor’s Ratings Group, McGraw-Hill Company, an international bond rating to PLN. Each rating firms has a business address as follows:
Obligasi dalam negeri PLN tercatat di Bursa Efek Indonesia sedangkan obligasi luar negeri PLN tercatat di The Singapore Exchange Securities, Singapore. Masingmasing perusahaan pencatat efek tersebut beralamat di: Bursa Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia Jalan Jend. Sudirman Kav.52-53 Jakarta 12190, Indonesia The Singapore Exchange Securities 2 Shenton Way #19-00 SGX Centre 1 Singapore 068804, Singapore Wali Amanat PT CIMB Niaga Tbk Gedung Graha Niaga Lt 20 Jln Jend. Sudirman Kav. 58 Jakarta 12190
PLN local bonds are listed on Indonesia Stock Exchange, while PLN international bonds are listed on the Singapore Exchange Securities, Singapore. Each securities registrar firm is located at:
PT Moodys Indonesia Menara Rajawali Lantai 22 Jl. Mega Kuningan Lot #5.1 Jakarta 12950, Indonesia PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Setiabudi Atrium Lantai 8, Suite 809-810 Jalan H.R. Rasuna Said Kav.62 Jakarta 12920, Indonesia Moodys Investor Service 7 World Trade Center, 250 Greenwich Street New York, NY 10007, USA Standard and Poor’s Rating Group, McGraw-Hill Company 55 Water Street New York New York 10041, USA
The Singapore Exchange Securities 2 Shenton Way #19-00 SGX Centre 1 Singapore 068804, Singapore Wali Amanat PT CIMB Niaga Tbk Gedung Graha Niaga Lt 20 Jln Jend. Sudirman Kav. 58 Jakarta 12190
Profil Perusahaan Company Profile
Indonesia Stock Exchange Jalan Jend. Sudirman Kav.52-53 Jakarta 12190, Indonesia
75
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
76
Akuntan Perusahaan Penunjukkan atas audit akuntan Laporan Keuangan dilakukan untuk setiap periode 1 (satu) tahun yang disetujui oleh RUPS Tahunan. Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit atas laporan keuangan Perusahaan adalah: 1. Hans Tuanakotta Mustofa & Halim, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2004. 2. Osman Ramli Satrio & Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2005. 3. Osman Ramli dan Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2006. 4. Osman Bing Satrio dan Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2007. 5. Osman Bing Satrio dan Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2008. 6. Osman Bing Satrio dan Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2009. 7. Osman Bing Satrio dan Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2010.
COMPANY ACCOUNTANT The pitching for accountant office, auditing the financial statements, is conducted every 1 (one) year period as agreed by the annual GMS.
Osman Bing Satrio dan Rekan Wisma Antara lt.4 Jln Merdeka Selatan No. 17 Jakarta 10110 Pada tahun 2010, biaya yang dikeluarkan untuk general audit/audit finansial adalah Rp14.892.344.500 (empat belas miliar delapan ratus sembilan puluh dua juta tiga ratus empat puluh empat ribu lima ratus Rupiah). Selain jasa general audit laporan keuangan, KAP OBS juga melakukan beberapa jasa audit, meliputi audit kepatuhan (PSA 62) audit evaluasi kinerja, audit laporan pekerjaan dalam pelaksanaan, audit project account loan ADB (1982-1983), audit laporan keuangan Proyek Percepatan Pembangunan 10.000 MW dan audit penerusan pinjaman proyek untuk 9 Sub Loan Agreement (SLA).
Osman Bing Satrio and Partners Wisma Antara 4th Floor Jln Merdeka Selatan no. 17 Jakarta 10110
Notaris dan PPAT Lenny Janis, SH Jln. Hang Lekir 9 No.1 Jakarta 12120
Notary and PPAT Lenny Janis, SH Jln. Hang Lekir 9 No.1 Jakarta 12120
Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH Jln. Panglima Polim V No.11 Kebayoran Baru Jakarta
Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH Jln. Panglima Polim V No.11 Kebayoran Baru Jakarta
Public Accountant Firm auditing the financial statements of the Company are: 1. Hans Tuanakotta Mustofa & Halim, for the year 2004 Financial Report; 2. Osman Ramli Satrio & Partners, for the year 2005 Financial Report; 3. Osman Ramli and Partners, for the year 2006 Financial Report; 4. Osman Bing Satrio and Partners, for the year 2007 Financial Report; 5. Osman Bing Satrio and Partners, for the year 2008 Financial Report; and 6. Osman Bing Satrio and Partners, for the year 2009 Financial Report;
In the year 2010, costs incurred for the general audit/financial audit was Rp14,892,344,500 (fourteen billion eight hundred ninety two million three hundred forty four thousand five hundred Rupiah). In addition to general financial statement audit services, Kap OBS is also doing some auditing services, including compliance audit (PSA 62) on performance evaluation, audit on work in progress reports, audit on project account loan from ADB (1982-1983) and the audit of financial statements for the Fast track Development project 10,000 MW for Sub Loan Agreement (SLA).
Konsultan Hukum Marsinih Martoatmodjo Iskandar Kusdihardjo Law Office Sampoerna Strategic Square South Tower lt. 24 Jln Jend. Sudirman Kav. 45-46 Jakarta 12930
Legal Consultant Marsinih Martoatmodjo Iskandar Kusdihardjo Law Office Sampoerna Strategic Square South Tower lt. 24 Jln Jend. Sudirman Kav. 45-46 Jakarta 12930
Amanah Gedung Victoria Lt 3 Jln Sultan Hasanudin No. 47/51 Jakarta
Amanah Gedung Victoria Lt 3 Jln Sultan Hasanudin No. 47/51 Jakarta
Hakim G. Nusantara, Harman & Partners Menara Jamsostek Lt 4 Suite TA 0402 Jln. Jend Gatot Subroto No.38 Jakarta
Hakim G. Nusantara, Harman & Partners Menara Jamsostek Lt 4 Suite TA 0402 Jln. Jend Gatot Subroto No.38 Jakarta
Hadiputranto, Hadinoto & Partners Indonesia Stock Exchange Building Tower II Lt 21 Jln. Jend Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190
Hadiputranto, Hadinoto & Partners Indonesia Stock Exchange Building Tower II Lt 21 Jln. Jend Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190
Profil Perusahaan Company Profile
77
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
78
kepemilikan saham share ownership
Induk Perusahaan PT PLN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seluruh yang sahamnya dimiliki oleh Negara dengan Menteri Negara BUMN sebagai Pemegang Sahamnya.
Holding Companies PT PLN (Persero) is a State Owned Enterprise (SOE), therefore, its entity shares are owned by the Government under the SOE Ministry.
Anak Perusahaan Tabel Daftar Anak Perusahaan PT PLN (Persero) dan Kepemilikan Saham.
SUBSIDIARIES Subsidiaries of PT PLN (Persero) and share ownership.
anak perusahaan
NAMA PERUSAHAAN COMPANY NAME
subsidiaries
PERSENTASE KEPEMILIKAN OWNERSHIP PERCENTAGE PLN
TAHUN PENYERTAAN SUBSCRIPTION YEAR
LAINNYA OTHER
PLN
99,99%
0,01% (YPK PLN)
PT Pembangkitan Jawa Bali
99,99%
0,01% (YPK PLN)
1995
YPK PLN : 1995
PT Indonesia Comnets Plus
99,99%
0,01% (YPK PLN)
2000
YPK PLN : 2000
PT Pelayanan Listrik Nasional Batam
99,99%
0,01% (YPK PLN)
2000
YPK PLN : 2000
PT Prima Layanan Nasional Enjiniring
99,33%
0,67% (YPK PLN)
2002
YPK PLN : 2002
PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan
99,97%
0,03% (YPK PLN)
2003
YPK PLN : 2003
PT PLN Batubara
99,996%
0,004% (YPK PLN)
2008
YPK PLN : 2008
PT PLN Geothermal
99,996%
0,004% (YPK PLN)
2009
YPK PLN : 2009
33,00%
67,00% (PT PERTAMINA PERSERO)
2002
PT PERTAMINA (PERSERO) : 2002
100%
-
2008
-
PT Geo Dipa Energi (PT GDE)
Majapahit Holding BV
1995
LAINNYA OTHER
PT Indonesia Power
YPK PLN : 1995
PT PLN (Persero)
99.99% Indonesia Power Electricity Generation
100% Majapahit Holding B.V. Offshore Bond Financing Vehicle
99.99% Pembangkitan Jawa Bali Electricity Generation
99.99% Icon+ Information & Communication Technology
99.99%
99.99%
PLN Tarakan Electric Utility
PLN Batam Electric Utility
99.3%
PLN Enjiniring Engineering Services
99.99%
PLN Batubara Coal Supplier
99.99% PLN Geothermal Geothermal Generation
Profil Perusahaan Company Profile
79
80
struktur organisasi organization structure Direktur Utama President Director Kepala Satuan Pengawasan Intern
Dahlan Iskan
Head of Internal Audit Unit
Paiman Direktur Energi Primer
Direktur Sdm dan Umum
Director of Primary Energy
Nur Pamuji
Direktur Pengadaan Strategis
Direktur Operasi Jawa Bali
Direktur Operasi Indonesia Barat
Direktur Operasi Indonesia Timur
Direktur Bisnis Dan Manajemen Resiko
Direktur Keuangan
Director of HR and General Affairs
Direktur Perencanaan dan Teknlogi Director of Planning and Technology
Director of Strategic Procurement
Director of Java - Bali Operations
Director of West Indonesia Operations
Director of East Indonesia Operations
Director of Business and Risk Management
Director of Finance
Eddy D. Erningpraja
Nasri Sebayang
Bagiyo Riawan
I.G.A. Ngurah Adnyana
M. Harry Jaya Pahlawan
Vickner Sinaga
Murtaqi Syamsuddin
Setio Anggoro Dewo
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
I.B.G. Mardawa P. Kepala Divisi Batubara
Kepala Divisi Pengembangan Organisasi
Kepala Divisi Perencanaan Strategis Korporat
Kepala Divisi Perencanaan Pengadaan
Kepala Divisi Pembangkitan Jawa-Bali
Kepala Divisi Pembangkitan Indonesia Barat
Kepala Divisi Pembangkitan Indonesia Timur
Kepala Divisi Niaga
Divisi Keuangan Korporat
Head of Coal Division
Head of Organisation Development Division
Head of Corporate Strategic Planning Division
Head of Procurement Planning Division
Head of JavaBali Power Generation Division
Head of West Indonesia Power Generation Division
Head of East Indonesia Power Generation Division
Head of Commerce Division
Head of Corporate Finance Division
Misbachul Munir
Iwan Bachtiar
Made Ro Sakya
Doddy Hertanto
Paingot M
Nasser Iskandar
Sapto Triono W.
Benny Marbun
Yusuf Hamdani
Kepala Divisi Gas Dan BBM
Kepala Divisi Pengembangan Sistem Sdm
Kepala Divisi Perencanaan Sistem
Kepala Divisi Pengadaan Strategis
Kepala Divisi Transmisi Jawa-Bali
Kepala Divisi Transmisi Indonesia Barat
Kepala Divisi Transmisi Indonesia Timur
Kepala Divisi Bisnis Dan Transaksi Listrik
Kepala Divisi Perencanaan Pengendalian Anggaran
Head of Gas & Oil Fuel Division
Head of HR Development System Division
Head of System Planning Division
Head of Strategic Procurement Division
Head of Java-Bali Transmission Division
Head of West Indonesia Transmission division Division
Head of East Indonesia Transmission
Head of Business and Electricity Transaction Division
Head of Budget Monitoring Planning Division
Prawoko
Dadang Daryono
Joko Prasetio
Tonny Tondojoyo
Ramli Hutasuhut
Yanuar Hakim
Susanto Wibowo
Binarto B M.
Hudiono
Kepala Divisi Pengembangan Sdm dan Talenta
Kepala Divisi Enjiniring dan Teknologi
Kepala Divisi Pengadaan Ipp
Head of IPP Procurement Division
Kepala Divisi Distribusi dan Pelayanan Pelanggan Indonesia Timur Head of East Indonesia Distribution and Customer Services Division
Kepala Divisi Akuntansi, Pajak dan Asuransi
Head of Engineering and Technology Division
Kepala Divisi Distribusi dan Pelayanan Pelanggan Indonesia Barat Head of West Indonesia Distribution and Customer Services Division
Kepala Divisi Manajemen Resiko
Head of HR and Skill Develpoment Division
Kepala Divisi Distribusi dan Pelayanan Pelanggan Jawa-Bali Head of JavaBali Distribution and Customer Services Division
Head of Risk Management Division
Head of Accounting Tax and Insurance Division
Roikhan
Bowo Setiadji
Monstar Panjaitan
Haryanto Ws
Karel Sampe Pajung
Syarifuddin Ibrahim
Amir Rosyidin
Beni Hermawan
Kepala Divisi Umum dan Manajemen Kantor Pusat
Kepala Divisi Energi Baru dan Terbarukan
Kepala Divisi Konstruksi dan Ipp JawaBali
Kepala Divisi Konstruksi dan Ipp Indonesia Barat
Kepala Divisi Konstruksi dan Ipp Indonesia Timur
Kepala Divisi Perbendaharaan
Head of General Affairs and Management Hfor Head Office Division
Head of New and Renewable Energy Division
Head of JavaBali Construction and IPP Division
Head of West Indonesia Construction and IPP Division
Head of East Indonesia Construction and IPP Division
Head of Treasury Division
Eddy Sukmoro
Moch. Sofyan
Henky H Basudewo
Eko A Sudartanto
Widodo Mulyono
Tjutju Kurnia S.
GM Unit Bisnis Pln Pembangkitan GM of PLN Power Generation Business Unit GM Unit Bisnis Pln Penyaluran /P3b GM of Transmission and Center for Load Dispatching Business Unit
GM Unit Bisnis PLN Wilayah GM of PLN Region Business Unit
GM Unit Bisnis Pln Proyek Induk GM of PLN Main Project Business Unit
GM Unit Bisnis Pln Distribusi
GM Unit Bisnis Jasa Penunjang
GM of PLN Distribution Business Unit
GM of Supporting Services Business Unit
GM Pln Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Direktur Anak Perusahaan
GM of PLN Education and Training Center
Director of Subsidiary
GM Pln Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan GM of Electricity Research and Development
Direktur Usaha Patungan Director of Joint Ventures
Kepala Divisi Sistem Informasi Manajemen
Head of Management Information System Division
Rully Fasri
Kepala Satuan Pengendalian Kinerja Korporat Head of Corporate Delivery Unit
Harry Hartoyo
Kepala Satuan Pelayanan Hukum Korporat Head of Corporate Legal Services Unit
Budi Kristanto
profil manajemen management profile profil dewan komisaris profile of the board of commissioners
SYAHRIAL LOETAN
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
ABDUL AZIZ
LUTFI HAMID
ADANG FIRMAN
Komisaris Independen Independent Commissioner
Komisaris Independen Independent Commissioner
Komisaris Commissioner
Profil Perusahaan Company Profile
WIMPY S. TJETJEP
Komisaris Utama President Commissioner
YOGO PRATOMO
81 RAHMAT WALUYANTO Komisaris Commissioner
82
YOGO PRATOMO Yogo Pratomo, Komisaris Utama (Usia 54 tahun) Yogo Pratomo menjabat sebagai Komisaris Utama sejak Desember 2009. Beliau juga pernah menduduki posisi Ketua Koordinasi Harian untuk Tim Program Percepatan (sesuai Peraturan Presiden No. 72/2006 mengatur Proyek-proyek Kelistrikan 10.000 MW) sejak 2006. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (20032006), Staf Ahli Kementerian Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (1999-2003), Kepala Biro Perencanaan di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (1998-1999), Direktur Bina Program Tenaga Listrik di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (1995-1998), Kepala Sub-Direktorat Program Tenaga Listrik (1993-1995), Kepala Seksi Program Formulasi Kelistrikan (1992-1993), dan Staf Direktorat Pengembangan Energi (1988-1992).
Yogo Pratomo, President Commissioner (54) Yogo Pratomo has served as President Commissioner since December 2009. He has also served as Head of Daily Coordination to the Program Acceleration Team (in accordance with Presidential Decree No. 72/2006 regulating 10,000 MW Electricity Projects) since 2006. He held the position of Director General for Electricity and Energy Use (2003 – 2006), Ministerial Expert Staff at the Department of Energy and Mineral Resources (1999 – 2003), Head of Planning Bureau at the Department of Energy and Mineral Resources (1998 – 1999), Director of the Electricity Program at the Department of Energy and Mineral Resources (1995 – 1998), Head of Sub-directorate Electricity Program (1993 – 1995), Section Head for Electricity Formulation Program (1992 – 1993) and Directorate Staff for Energy Development (1998 – 1992).
Beliau meraih gelar Sarjana bidang Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung di tahun 1980; kemudian gelar Pasca Sarjana, Master of Science bidang Ekonomi dan Kebijakan Energi dari University of Wisconsin, Madison, Amerika Serikat (1984) dan Ph.D bidang Ekonomi dan Kebijakan Energi dari University of Wisconsin, Madison, Amerika Serikat (1988).
He holds a Bachelor Degree in Electrical Engineering from Bandung Institute of Technology, 1980; post graduate Master of Science in Economics and Energy Policies from University of Wisconsin, Madison, USA, 1984; and Ph.D in Economics and Energy Policy from University of Wisconsin, Madison, USA, 1988.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
WIMPY S. TJETJEP Wimpy S. Tjetjep, Komisaris (Usia 58 tahun) Wimpy S. Tjetjep ditunjuk sebagai Komisaris sejak Desember 2009. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Deputi Kementerian Koordinator Ekonomi Bidang Energi, Sumber Daya Mineral dan Kehutanan pada 2005, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2003), Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral Departemen ESDM (2001-2003), Staf Ahli Bidang Sumber Daya Alam, Kantor Menteri Negara Otonomi Daerah (1999-2001) dan Wakil Kelompok Kerja Geografi, Lemhanas tahun 1999.
Wimpy S. Tjetjep, Commissioner (58) Wimpy S. Tjetjep was appointed as a Commissioner in December 2009. Previously he had served as Deputy for Energy, Mineral Resources and Forestry at the Coordinating Ministry for Economics in 2005, Head of Research and Development for the Ministry of Energy and Mineral Resources (2003), Director General for Geology and Mineral Resources at the Ministry of Energy and Mineral Resources (2001 – 2003), Expert Staff in Natural Resources at the State Minister for Regional Autonomy’s office (1999 – 2001), and Deputy for the Geography work group, at the National Resilience Institute in 1999.
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Geologi dari Insititut Teknologi Bandung pada tahun 1977, kemudian melanjutkan pendidikan Pasca Sarjana dan meraih gelar Master Geofisika dari De Nancy
He holds a Bachelor Degree in Geology Engineering from Bandung Institute of Technology, 1977; post graduate Master in Geophysics from De Nancy National Institute of Politechnique, France, 1981;
National Institute of Polytechnique, Perancis pada 1981, dan PhD Geofisika dari De Lorraine National Institute of Politechnique, Perancis pada 1983, dan mengambil pendidikan Andalan dari Lemhanas, KRA XXX pada tahun 1997.
and a Ph.D in Geophysics from De Lorraine National Institute of Politechnique, 1983; and also took Leading Training from the National Resilience Institute, KRA XXX in 1997.
SYAHRIAL LOETAN Syahrial Loetan, Komisaris (Usia 60 tahun) Syahrial Loetan ditunjuk sebagai Komisaris sejak Desember 2009. Hingga kini beliau juga menjabat sebagai Sekretaris Menteri Negara Bidang PPN/ Sekretaris Satu Bappenas (2005-sekarang). Di Bappenas beliau juga pernah menjabat sebagai Inspektur Utama (2003-2005), Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral (2002-2003), Direktur Pemantauan dan Evaluasi Pembiayaan (2001-2002), Kepala Biro Pemantauan dan Evaluasi Pembiayaan Bappenas (2000-2001), Kepala Biro Pemantauan Pelaksanaan Proyek Pembangunan Bappenas (19972000), Staf Ahli Bappenas Bidang Pembangunan Perkotaan (1996-1997).
Syahrial Loetan, Commissioner (60) Syahrial Loetan was appointed Commissioner in December 2009. To date he also serves as Secretary to the State Minister for Value Added Tax / Secretary One at the National Development Planning Board (2005 – present). At the National Development
Beliau meraih gelar Sarjana bidang Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung di tahun 1976, dilanjutkan dengan gelar Master bidang Perencanaan Kota dari University of California, Berkeley pada 1991.
He holds a Bachelor Degree in Civil Engineering from Bandung Institute of Technology, 1976; and a Master Degree in Urban Development from University of California, Berkeley, 1991.
Planning Board, he has also served as Lead Inspector (2003 – 2005), Director for Multilateral Overseas Funding (2002 – 2003), Director for Funding Monitoring and Evaluation (2001 – 2002), Bureau Head for Monitoring and Evaluation of National Development Planning Board Funding (1997 – 2000), National Development Planning Board Expert Staff for Urban Development (1996 – 1997).
ABDUL AZIZ Abdul Aziz, Commissioner (49) Abdul Aziz has served as a Commissioner since December 2009. He concurrently serves as Managing Director of PT Sarana Jasa Utama (a building management company), from 2005 until now, Commissioner of PT Panca Nugraha Paramitra (1997 - 2005), General Manager of PT Pasarini Padibumi (1995 - 1997), Manager at PT Pasarini Padibumi (1993 - 1995), CEO of Ulumul Qur’an Magazine (1990 1993), Marketing officer at PT Pusat Pengembangan Agribisnis (PPA) from 1988 – 1990 and as a member of staff at PT Aquatic Konsultan.
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Pertanian Bogor pada 1987, dan juga gelar Master dari Institut Pengembangan Pendidikan dan Agribisnis (1993).
He was awarded a Bachelor Degree in Civil Engineering from Bogor Institute of Agriculture in 1987, and a Master from the Institute of Education Development and Agribusiness in 1993.
Profil Perusahaan Company Profile
Abdul Aziz, Komisaris (Usia 49 tahun) Abdul Aziz menjabat sebagai Komisaris sejak Desember 2009. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Sarana Jasa Utama (bergerak di bidang Manejemen Gedung) sejak tahun 2005-sekarang9, Komisaris PT Panca Nugraha Paramitra (1997-2005), General Manager PT Pasarini Padibumi (1995-1997), Manajer PT Pasarini Padibumi (1993-1995), CEO Majalah Ulumul Qur’an (1990-1993), Marketing PT Pusat Pengembangan Agribisnis (PPA) antara tahun 1988-1990 dan Staf PT Aquatic Konsultan.
83
84
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
rahmat waluyanto Rahmat Waluyanto, Komisaris (Usia 54 tahun) Rahmat Waluyanto ditunjuk sebagai Komisaris pada Juni 2007. Disamping itu beliau juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Departemen Keuangan sejak 2006,. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Direktur Pengelolaan Surat Utang Negara di Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Kementerian Keuangan Negara (2005-2006) dan Kepala Sub-direktorat untuk Divisi Manajemen Portofolio dan Risiko (20042005). Beliau juga menduduki beberapa posisi lain seperti Kepala Departmen Manajemen Portofolio di Kantor Manajemen Obligasi Negara (20012004), Koordinator Divisi Manajemen Kas di Kantor Direktorat Jenderal untuk Institusi Keuangan (20002001), Kepala Sub-direktorat di Kantor Direktorat Pengawasan Akuntan dan Penilai (1999-2000), Kepala Seksi Direktorat Institusi Keuangan dan Akuntansi (1988-1993) dan Staf Direktorat Jendral Moneter Dalam Negeri (1985-1988).
Rahmat Waluyanto, Commissioner (54) Rahmat Waluyanto was appointed Commissioner in June 2007. He has also served as Director General for Debt Management at the Ministry of Finance since 2006. Previously he served as Director of Sovereign Debt Management at the Treasury Directorate General Office of the State Finance Ministry (2005 – 2006) and Head of Sub-directorate for Portfolio and Risk Management (2004 – 2005). He has also held various positions such as Department Head for Portfolio Management in the Management Office for State Bonds (2001 – 2004), Coordinator for Cash Management Division at the office of the Directorate General for Financial Institutions (2000 – 2001), Head of Sub-directorate at the Directorate Office for Supervision of Accountants and Appraisers (1999 – 2000), Section Head Directorate for Financial Institutions and Accountancy (1988 – 1993) and staff at the Directorate General for State Monetary Affairs (1985 – 1988).
Beliau meraih gelar Sarjana Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada pada tahun 1983. Selanjutnya beliau menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana untuk menyandang gelar Master bidang Administrasi Bisnis (Keuangan) di University of Denver, Colorado, Amerika Serikat, di tahun 1992; dilanjutkan dengan pendidikan Doktoral di Fakultas Akuntansi dan Keuangan di University of Birmingham, Inggris, United Kingdom, pada 1997.
He was awarded a Bachelor Degree in Accountancy from the Economics Faculty of Gajah Mada University in 1983. He then completed his post graduate education with a Master in Business Administration (Finance) from University of Denver, Colorado, USA in 1992; he continued with Doctoral education at the Faculty of Accounting and Finance, University of Birmingham, UK, in 1997.
lutfi hamid Lutfi Hamid, Komisaris Independen (Usia 58 tahun) Lutfi Hamid ditunjuk sebagai Komisaris Independen pada tahun 2004. Berbagai posisi yang pernah beliau jabat antara lain Ketua Komite Audit Dewan Komisaris PT PLN (Persero) sejak (2004-sekarang). PLT Komisaris Utama PT PLN (Persero) (20042006). Ketua Komite GCG Dewan Komisaris PT PLN (Persero), (2003-2004). Sebelumnya beliau adalah Pimpinan Konsultan Kontraktor PT Relasindo Citra Graha cabang Bandung (1990-2003). Menjadi Pimpinan PT Handara Graha cabang Bandung untuk menangani proyek-proyek PT Dirgantara Indonesia (sebellumnya PT IPTN) dari tahun (1976-1989), selain
Lutfi Hamid, Independent Commissioner (58) Lutfi Hamid was appointed as Independent Commissioner in 2004. He has held various positions, including Head of the Board of Commissioners’ Audit Committee for PT PLN (Persero) from 2004 until present. President Commissioner PT PLN (Persero) (2004 – 2006). Board of Commissioners’ GCG Committee Head for PT PLN (Persero) (2003 – 2004). Previously he served as Lead Consultant Contractor for PT Relasindo Citra Graha, Bandung branch (1990 – 2003). Head of PT Handara Graha, Bandung branch handling PT Dirgantara Indonesia (previously PT IPTN) projects from 1976 – 1989, as
pernah bertindak sebagi Konsultan Teknik Sipil di PT ENCONA ENG.Inc dan lain-lain, (1972-1977).
well as acting as Civil Engineering Consultant to PT ENCONA ENG. Inc and others from 1972 to 1977.
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung, Indonesia di tahun 1974.
He holds a Civil Engineering Degree from Bandung Institute of Technology awarded in 1974.
adang firman Adang Firman, Komisaris Independen (Usia 61 tahun) Adang Firman mulai menjabat sebagai Komisaris sejak Desember 2009. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya (2006-2008), Deputi Operasi Kapolri (20052006), Staf Ahli Kapolri Bidang Manajemen (20042005), Widya Iswara Sespati Polri (2003-2004), Kepala Polisi Daerah Sumatera Barat (2001-2003), Wakil Asisten Operasi untuk Kepala Kepolisian Republik Indonesia (2000-2001), Wakil Gubernur PTIK (2000).
Adang Firman, Independent Commissioner (61)
Beliau lulus dari Akademi Kepolisian Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) di tahun 1973, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian di tahun 1981, SESPIMPOL di tahun 1990, dan LEMHANAS pada tahun 1997.
He graduated from Indonesian Armed Forces Police Academy (AKABRI) in 1973, Police College in 1981, Police Leadership College (SESPIMPOL) in 1990, and the National Resilience Institute in 1997.
Adang Firman started his role as Commissioner in December 2009. He has served as Chief of Police for Metro Jaya region (2006-2008), Operations Deputy for Chief of Police (2005 - 2006), Chief of Police Expert Staff in Management (2004 - 2005), Widya Iswara Sespati Police (2003 - 2004), Chief of Police for West Sumatera (2001 - 2003), Deputy Assistant for Operations for Republic of Indonesia Chief of Police (2000 - 2001), Deputy Governor of PTIK (2000).
Profil Perusahaan Company Profile
85
86
profil DIREKSI profile of the board of DIRECTORS
I.G.A NGURAH ADNYANA
VICKNER SINAGA
Direktur Utama President Director
Direktur Operasi Jawa-Bali Director of Java-Bali Operations
Direktur Operasi Indonesia Timur Director of East Indonesia Operations
MOCH. HARRY JAYA PAHLAWAN
NASRI SEBAYANG
NUR PAMUDJI
Direktur Perencanaan & Teknologi Director of Planning & Technology
Direktur Energi Primer Director of Primary Energy
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
DAHLAN ISKAN
Direktur Operasi Indonesia Barat Director of West Indonesia Operations
dahlan iskan Dahlan Iskan, Direktur Utama (Usia 59 tahun) Dahlan Iskan menjabat sebagai Direktur Utama PT PLN (Persero) sejak Desember 2009. Saat ini beliau juga menjabat sebagai CEO Jawa Pos Group (2000-sekarang). Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Direktur Utama/CEO Perusda PT PWU Jatim Group (2000), Komisaris Perusahaan Kertas – Adiprima Suraprinta, Komisaris
Dahlan Iskan, President Director (59) Dahlan Iskan has served as President Director of PT PLN (Persero) since December 2009. He currently also serves as CEO of Jawa Pos Group (from 2000 until now). Previously he also served as CEO of regional company PT PWU Jatim Group (2000), Commissioner of Paper Company – Adiprima Suraprinta, Plant Independent Commissioner PT
BAGIYO RIAWAN Direktur Pengadaan Strategis Director of Strategic Procurement
MURTAQI SYAMSUDDIN
EDDY D. ERNINGPRAJA
Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko Director of Business and Risk Management
Direktur SDM & Umum Director of HR & General Affairs
SETIO ANGGORO DEWO
Independen Pembangkit PT Prima Elektrik Power, Presiden Direktur Pembangkit PT Cahaya Fajar Kaltim, Komisaris Kaltim Elektrik Power, dan Ketua Organisasi Penerbitan Surat Kabar Indonesia.
Prima Elektrik Power, Plant Managing Director for PT Cahaya Fajar Kaltim, Commissioner of Kaltim Elektrik Power, and Chairman of the Indonesian Newspaper Publishing Organizations.
Beliau menerima gelar Sarjana Hukum dari IAIN Sunan Ampel, Minout Indonesia LPPM di tahun 1979 dan FINNON LPPM pada tahun 1980.
He was awarded his Law Degree from the State Islamic Institute Sunan Ampel; took an Oil and Automotive course at LPPM (Research & Community Services Institute) in 1979, and Finance for Non Finance Managers course at LPPM in 1980.
Profil Perusahaan Company Profile
Direktur Keuangan Director of Finance
87
88
I.G.A Ngurah Adnyana I.G.A. Ngurah Adnyana, Direktur Operasi Jawa-Bali (Usia 54 tahun) Ngurah Adnyana telah manjabat sebagai Direktur Operasi Jawa Bali sejak Desember 2009, dimana sebelumnya beliau pernah menjadi Deputi Direktur Distribusi PLN pada April 2007. Sepanjang perjalanan karir beliau, berbagai posisi pernah didudukinya, di antaranya General Manager PLN Distribusi Bali (2000-2007), Deputi Manajer Operasi PLN distribusi Jawa Timur (1998-2000), Deputi Manajer Operasi PLN Kalimantan Selatan (1994-1998), Deputi Manajer Operasi PLN Maluku (1990-1994).
I.G.A. Ngurah Adnyana, Director of Java-Bali Operation (54) Ngurah Adnyana has served as Director of Java Bali Operations since December 2009, having previously being appointed as PLN Deputy Director for Distribution in April 2007. During his career, he has held a variety of positions, including General Manager PLN Distribution Bali (2000 – 2007), Deputy Operations Manager PLN Distribution East Java (1998 – 2000), Deputy Operations Manager PLN South Kalimantan (1994 – 1998), Deputy Operations Manager PLN Maluku (1990 – 1994).
Beliau menerima gelar sarjana di bidang Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung, Indonesia tahun 1981 dan kemudian menyelesaikan pendidikan S2 di Institut Teknologi Surabaya, Indonesia pada tahun 2001.
He was awarded his Bachelor Degree in Engineering from Bandung Institute of Technology in 1981, and followed this completing his post graduate education at Surabaya Institute of Technology in 2001.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
moch. harry jaya pahlawan Moch. Harry Jaya Pahlawan, Direktur Operasi Indonesia Barat (Usia 53 tahun) Harry Jaya Pahlawan ditunjuk sebagai Direktur Operasi Indonesia Barat sejak Desember 2009. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai Vice President Hubungan Internasional pada April 2008; juga sebagai Sekretaris Perusahaan (20052008), Staf Ahli Perencanaan Perusahaan (20052006), General Manager PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (2002-2005), Asisten Sekretaris Perusahaan (2001-2002), Manajer Pengawasan Manajemen pada anak perusahaan PLN, PT PJB (1999-2001) dan Kepala Divisi Umum dan Hubungan Investor PT Pembangkitan Jawa Bali (1997-1999). Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Indonesia tahun 1984, dan kemudian Diploma Pengembangan Ekonomi di tahun 1991 dan gelar S2 di bidang Ilmu Ekonomi Energi dari University of Surrey, Inggris pada 1992.
Moch. Harry Jaya Pahlawan, Director of West Indonesia Operations (53) Harry Jaya Pahlawan was appointed Director of West Indonesia Operations in December 2009. He was also appointed Vice President International Relations in April 2008; served as Corporate Secretary (2005 - 2008), Expert Staff in Corporate Planning (2005 - 2006), General Manager PLN South Sumatera, Jambi and Bengkulu Area (2002 - 2005), Assistant Corporate Secretary (2001 - 2002), Manager for Supervisory Management at PLN subsidiary PT PJB (1999 - 2001) and Division Head for Public and Investor Relations at PT Pembangkitan Jawa Bali (1997 - 1999). He holds a Bachelor Degree in Electrical Engineering from University of Indonesia, 1984; a Diploma in Economic Development, 1991; and a post graduate Degree in the Science of Energy Economics from University of Surrey, UK, 1992.
vickner sinaga Vickner Sinaga, Direktur Operasi Indonesia Timur (Usia 53 tahun) Vickner Sinaga ditugaskan sebagai Direktur Operasi Indonesia Timur sejak Desember 2009. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Vice President IPP Jasa Konstruksi di Kantor Pusat PLN (2009), Kepala Tim Solusi Kelistrikan untuk Sumatera Utara (2008), General Manager PLN Pikitring Kalimantan (2006), Kepala PT PLN (Persero) Pikitring Kalimantan (2004), Kepala Staf Operasi PLN Pikitring Kalimantan (2001) dan Kepala Proyek Transmisi 500 KV PLN Pikitring Jawa Barat dan Jakarta (1998).
Vickner Sinaga, Director of East Indonesia Operations (53) Vickner Sinaga was appointed Director of East Indonesia Operations in December 2009. He previously served as Vice President for IPP Construction Services at PLN Head Office (2009), Head of Electricity Solutions Team for North Sumatera (2008), General Manager PLN Project Generation and Networks (Pikitring) Kalimantan (2006), Head of PT PLN (Persero) Project Generation and Networks Kalimantan (2004), Head of Operations Staff at PLN Project Generation and Networks Kalimantan (2001) and Project Lead for 500 KV Transmission at PLN Project Generation and Networks West Java and Jakarta (1998).
Beliau meraih gelar S1 bidang kelistrikan dari Universitas Sumatera Utara, Medan pada 1981 dan gelar Magister Manajemen Bisnis dari Prasetya Mulya Business School pada 2001.
He holds a Bachelor Degree in electricity from North Sumatera University, Medan, 1981; and a Master of Business Management from Prasetya Mulya Business School, 2001.
nasri sebayang Nasri Sebayang, Director of Planning and Technology (55) Nasri Sebayang was appointed Director of Planning and Technology PLN in December 2009. He has also served as Head of Primary Energy Unit since April 2008. Previously he served as Deputy Director for Independent Power Producers (2006 - 2008), Risk Management Unit Head (2006), General Manager PLN Muara Tawar Plant (2005 - 2006), Human Resources Manager PLN Muara Tawar Plant (2003 - 2005), Operational Division Head PLN Plant Generation and Networks (Pikitring) North Sumatera (2000 2003) and has also headed various hydroelectric development projects from 1993 to 2000.
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Sumatera Utara pada 1979 dan gelar Master Bisnis Administrasi dari Erasmus University & Center for Global Leadership pada 2007.
He holds a Civil Engineering Degree from North Sumatera University, 1979; and a Master in Business Administration from Erasmus University & Center for Global Leadership, 2007.
Profil Perusahaan Company Profile
Nasri Sebayang, Direktur Perencanaan & Teknologi (Usia 55 tahun) Nasri Sebayang ditugaskan sebagai Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN sejak Desember 2009. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Satuan Energi Primer pada April 2008. Sebelumnya beliau juga pernah menjabat sebagai Deputi Direktur Independent Power Producers (2006-2008), Kepala Satuan Manajemen Risiko (2006), General Manager PLN Pembangkitan Muara Tawar (2005-2006), Manajer SDM PLN Pembangkitan Muara Tawar (2003-2005), Kepala Divisi Operasi PLN Proyek Pembangkitan dan Jaringan (Pikitring) Sumatera Utara (2000-2003) dan juga pernah mengepalai beberapa proyek pengembangan hydro dari tahun 1993 hingga 2000.
89
90
nur pamudji Nur Pamudji, Direktur Energi Primer (Usia 50 tahun) Nur Pamudji ditunjuk sebagai Direktur Energi Primer pada Desember 2009.Sebelumnya beliau adalah General Manager PLN P3B Jawa-Bali pada April 2008. Disamping itu beliau juga pernah menjabat sebagai Manajer Sistem Operasi Pembangkit JawaBali (2005-2008) dan Manajer Transmisi untuk Area Sulawesi Selatan (2001-2002). Sepanjang tahun 2004 sampai 2005, beliau memimpin Tim pengembangan Sistem Kompetensi SDM PLN. Beliau bergabung dengan Perusahaan di tahun 1985 sebagai Enjinir Sistem Operasi Pembangkit (1985-2001).
Nur Pamudji, Director of Primary Energy (50) Nur Pamudji was appointed as Director of Primary Energy in December 2009. He has been General Manager PLN P3B Java-Bali in April 2008. He has also served as Plant System Operations Manager Java-Bali (2005 - 2008) and Transmission Manager for South Sulawesi Area (2001 - 2002). During 2004 and into 2005, he led the team to develop Human Resources Competency Systems for PLN. He joined the Company in 1985 as a Plant Systems Operation Engineer (1985 - 2001).
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Elektrik dari Institut Teknologi Bandung, Indonesia di tahun 1985, kemudian melanjutkan pendidikan Pasca Sarjana Fakultas Teknik University of New South Wales, Australia pada 1995 dan Master of Public Management dari National University of Singapore di tahun 2003.
He holds a Bachelor Degree in Electrical Engineering from Bandung Institute of Technology, 1995; this was followed by post graduate education at the Engineering Faculty University of New South Wales, Australia, 1995, and Master of Public Management from the National University of Singapore in 2003.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
bagiyo riawan Bagiyo Riawan, Direktur Pengadaan Strategis (Usia 52 tahun) Bagiyo Riawan telah menjabat sebagai Direktur Pengadaan Strategis sejak Desember 2009. Beliau pernah menjabat sebagai Deputi Direktur Pembangkitan Jawa-Bali pada April 2008. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Direktur Produksi di anak perusahaan PLN, PT PJB (2002-2008). Selain itu pernah menduduki berbagai posisi di PT PJB termasuk di antaranya Manajer Anggaran dan Perencanaan Perusahaan (2001-2002), Manajer Bisnis Komersial (1997-2001), Asisten Manajer Bisnis Komersial (19961997), dan Asisten Manajer Pengembangan Teknologi (1995-1996).
Bagiyo Riawan, Director of Strategic Procurement (52) Bagiyo Riawan has served as Director of Strategic Procurement since December 2009. He served as Deputy Plant Director Java-Bali in April 2008. Previously he served as Production Director at PLN subsidiary PT PJB (2002 - 2008). He has also held various positions at PT PJB, including Budget and Corporate Planning Manager (2001 - 2002), Commercial Business Manager (1997 2001), Assistant Commercial Business Manager (1996 - 1997), and Assistant Manager Technology Development (1995 - 1996).
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Surabaya, Indonesia di tahun 1984 dan Magister Manajemen dari Institut Teknologi Bandung, Indonesia di tahun 2001.
He holds a Bachelor Degree in Engineering from Surabaya Institute of Technology, 1984; and a Master in Management from Bandung Institute of Technology, 2001.
murtaqi syamsuddin Murtaqi Syamsuddin, Direktur Bisnis & Manajemen Risiko (Usia 54 tahun) Murtaqi Syamsuddin menjabat sebagai Direktur Bisnis & Manajemen Risiko sejak Desember 2009. Sebelumnya, beliau adalah Direktur Jawa Madura dan Bali sejak Maret 2008; General Manager PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten (2003-2008); Ahli Pemasaran dan Pengembangan Unit Bisnis (20012003); Sekretaris Perusahaan (2000-2001); Kepala Divisi Sistem Informasi Kepegawaian (1998-2000) dan Deputi Manajer Perencanaan pada PLN Wilayah Sumatera Utara (1996-1998).
Murtaqi Syamsuddin, Director of Business and Risk Management (54) Murtaqi Syamsuddin was appointed Director of Business and Risk Management in December 2009. He has also served as Director Java, Madura and Bali since March 2008; General Manager PLN Distribution West Java and Banten (2003–2008); Marketing Expert and Business Unit Development (2001-2003); Corporate Secretary (2000-2001); Division Head Employee Information Systems (19982000) and Deputy Manager Planning at PLN North Sumatera (1996-1998).
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Indonesia pada tahun 1981 dan Gelar MBA Bidang Keuangan Perusahaan dari Universitas Oregon pada tahun 2003.
He holds a Degree in Electrical Engineering from University of Indonesia, 1981, and an MBA in Company Finance from University of Oregon, USA, 2003.
eddy d. erningpraja Eddy D. Erningpraja, Director of Human Resources and General Affairs (52) Eddy D Erningpraja has served as Director of Human Resources and General Affairs since December 2009. Previously he served as Deputy Director for Human Resources Development Systems (2009), Executive Secretary to the Human Resources Director (20082009), Expert Staff Human Resources Development Systems (2007-2008), Human Resources and Organization Manager PLN P3B Sumatera (20052007), Sector Head Pulogadung at PLN P3B JavaBali (1999-2004), Engineering Head PLN P3B (1994-1999).
Beliau meraih gelar Sarjana bidang Kelistrikan dari Universitas Indonesia pada 1985 dan menyelasaikan pendidikan Magister Teknik Industri dari Institut Teknologi Bandung pada 1998.
He holds a Bachelor Degree in Electricity from University of Indonesia, 1985 and finished his Master in Industrial Engineering from Bandung Institute of Technology in 1998.
Profil Perusahaan Company Profile
Eddy D. Erningpraja, Direktur SDM dan Umum (Usia 52 tahun) Eddy D Erningpraja telah menjabat sebagai Direktur SDM & Umum sejak Desember 2009. Sebelumnya beliau adalah Deputi Direktur Pengembangan Sistem SDM (2009), Sekretaris Eksekutif untuk Direktur SDM (2008-2009), Staf Ahli Pengembangan Sistem SDM (2007-2008), Manajer SDM dan Organisasi PLN P3B Sumatera (2005-2007), Kepala Sektor Pulogadung di PLN P3B Jawa-Bali (1999-2004), Kepala Enjiniring PLN P3B (1994-1999).
91
92
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
setio anggoro dewo Setio Anggoro Dewo, Direktur Keuangan (Usia 49 tahun) Setio Anggoro Dewo telah menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak bulan Maret tahun 2008. Beliau sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Independen dari Indonesia Power dan Indosat. Selain itu, beliau adalah Peneliti di LPEM, Universitas Indonesia sejak 2008, Ketua Program Magister Akuntansi dan Guru Besar pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sejak 1990.
Setio Anggoro Dewo, Finance Director (49)
Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia pada tahun 1986, gelar Pasca Sarjana, MBA bidang Ekonomi dari Universitas Katholik di Leuveun, Belgia di tahun 1990, dan kemudian Doktoral Ekonomi dari University of Melbourne, Australia in 2003.
He holds a Bachelor Degree in Economics from University of Indonesia, 1986; post graduate MBA in Economics from the Catholic University in Leuveun, Belgium, 1990; and Doctorate in Economics from University of Melbourne, Australia, 2003.
Setio Anggoro Dewo was appointed Finance Director in March 2008. He was previously Independent Commissioner at Indonesia Power and Indosat. He was also a Researcher in the Faculty of Economics and Society, University of Indonesia in 2008, Program Head for Master’s in Accountancy and Professor at the Economics Faculty University of Indonesia since 1990.
LAPORAN pengelolaan operasional operational report
94 112 114 129 140
pengelolaan sumber daya manusia Human Resources Management pengembangan teknologi informasi Information Technology Development risiko dan manajemen risiko Risk and Risk Management penerbitan obligasi Bond Issuance KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN Work, Health-Safety and Environment Protection
Profil Perusahaan Company Profile
93
94
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA human resources management Perusahaan melakukan berbagai program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pegawai agar mampu menjalankan tugas dengan baik sesuai dengan tuntutan pengembangan usaha
The Company gives trainings to enhance employee competency to be able to perform well in their jobs
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
as demanded by developing business
Kebijakan Umum Kondisi pengembangan usaha yang terus berlangsung seiring dengan meningkatnya permintaan jasa kelistrikan, membuat perusahaan setiap tahun melakukan proses penambahan pegawai baru dan disaat yang sama melakukan peningkatan kompetensi pegawai yang sudah ada. Mengingat lokasi operasional yang tersebar di seluruh wilayah negara Indonesia dengan beragam kondisi dan tantangan, PT PLN (Persero) menetapkan beberapa kebijakan dasar dalam proses rekrutmen dan melaksanakan program peningkatan kompetensi pegawai.
General Policy Continuous business development, which takes place in line with increasing demand on electricity services, compels the Company to annually conduct recruitment process and at the same time enhance existing employees’ competency. Noting its operational locations which are spread in all regions of Indonesia with their various condition and challenges, PLN stipulates basic policies for recruitment process and employee competency development programs.
Pelaksanaan rekrutmen dilaksanakan berdasarkan rencana kebutuhan tenaga kerja jangka menengah maupun jangka panjang. Proses seleksi melibatkan pihak ketiga dan dilakukan melalui pemenuhan aspek administrasi, attitude test, psikotes, tes kesehatan, dan wawancara. Sebelum diangkat menjadi pegawai tetap, terlebih dahulu para calon pegawai tersebut mengikuti program orientasi.
Recruitment is based on medium term and long term estimation of HR needs. Selection process involves a third party and seeks to fulfill administration, attitude test, psychology test, medical test and interview aspects. Prior to appointment as permanent employee, a potential employee is required to attend an orientation program.
Perusahaan melakukan rekrutmen melalui Direct Shopping dan Job Fair yang bekerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi yang terbagi dalam 3 (tiga) kelompok kegiatan rekruitmen yaitu : (i) rekrutmen S1/D4/D3 (ii) rekrutmen program D3 kerjsama (iii) rekrutmen operator PLTU. Selanjutnya Perusahaan melakukan berbagai program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pegawai agar mampu menjalankan tugas dengan baik sesuai dengan tuntutan pengembangan usaha.
The Company conducts recruitment through direct shopping and Job Fair in cooperation with tertiary education institutions. There are three groups of recruitment activities, ie: (i) recruitment of S1/D4/D3 graduates; (ii) recruitment of D3 partner graduates; (iii) recruitment for PLTU operators. Further, the Company gives trainings to enhance employee competency to be able to perform well in their jobs as demanded by developing business.
Seiring dengan meningkatnya kompleksitas usaha, PT PLN kemudian menjalin dan mengintrodusir berbagai kerjasama dengan berbagai pihak dalam melaksanakan program pemenuhan pegawai dan meningkatkan kompetensi pegawai yang telah ada untuk memberikan layanan terbaik kepada para pelanggan kebutuhan listrik di seluruh Indonesia.
In proportion to business complexity, PLN introduces and enters into cooperation with many parties to meet total employees needed and to develop existing employees’ competency which in turn will give the best service to electricity customers all over Indonesia.
Rekrutmen Dengan melaksanakan proses perekrutan berdasarkan kebijakan umum tersebut, Perusahaan melakukan rekrutmen pegawai secara berjenjang. Kebutuhan pegawai baru untuk tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Recruitment Implementing recruitment process based on the above general policy, the Company recruits by level. The need for new employees for 2010 is as follows:
D3
Total
1.584
2.604
2.604 pegawai baru ini direncanakan dapat dipenuhi dalam dua semester dengan pembagian 40% pegawai didapatkan pada Semester I (1.040) dan 60% sisanya dicapai pada Semester II (1.564).
This number of 2,604 new employees is targeted to be met in two semesters. The plan is to recruit 40% (1,040 people) in the first semester and 60% (1,564) in the second semester.
Proses rekurtmen dilaksanakan di 3 wilayah, yaitu Indonesia Barat, Jawa & Bali, serta Indonesia Timur dengan lokasi sebagai berikut:
The recruitment process will be held in three regions, which are West Indonesia, Java-Bali and East Indonesia, in the following locations:
Wilayah AREA
kota CITY
wilayah AREA
Aceh
INDONESIA BARAT WEST INDONESIA
kota CITY
wilayah AREA
kota CITY
Jakarta
Makassar
Medan
Bandung
Manado
Palembang
Semarang
Padang Lampung Riau Babel
JAWA - BALI
Yogya Solo Bali
INDONESIA TIMUR EAST INDONESIA
Papua Ambon
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
S1 1.020
Banjarbaru Pontianak
Malang
Kupang (NTT)
Surabaya
Mataram (NTB)
95
96
Hasil rekrutmen dari seluruh kota lokasi rekrut tersebut diatas masuk pada tahapan waktu yang berbeda-beda karena waktu perekrutan yang bervariasi. Periode perekrutan pada dasarnya dapat dibedakan berdasarkan Angkatan On Job Training.
Due to varied recruitment timing, recruitment results from the above cities will start employment in different periods. Basically the recruitment process can be differentiated by On Job Training Class.
Berikut adalah penjabaran Angkatan On Job Training S1/D4/D3 berdasarkan lokasi dan periode rekrutmen yang dilaksanakan :
The following table describes On Job Training Class of S1/D4/D3 based on recruitment location and period.
angkatan ON JOB TRAINING (OJT)
ASAL KOTA RECRUITMENT REGION JUMLAH total
Indonesia Barat west indonesia
OJT 17
41
BDG
OJT 18
113
BDG
OJT 19
200
OJT 20
384
Indonesia Timur east indonesia
Jawa Bali SMG
YGY
JKT
SBY
SMG
ACEH
JKT
SBY
YGY JKT
YGY
OJT 21
535
PLB
BDG
SBY
OJT 22
278
MDN
BDG
SBY
JKT
SOLO
MKS
OJT 23
552
MDN
ACEH
BDG
SBY
MLG
BALI
MKS
MND
OJT 24
371
PDG
MDN
BDG
SBY
SMG
YGY
PAPUA*
AMBON*
TOTAL
2474
LPG
MLG
Pada Semester I 2010, telah direkrut calon pegawai baru sebanyak 1.235 orang, (pencapaian 103 % dari target semester I). Sedangkan pada Semester II 2010, berhasil direkrut 1.201 orang calon pegawai baru.
In the first semester of 2010, PLN recruited 1,235 potential new employees (103% achievement of the period target). In the second semester, total recruitment was 1,201 potential new employees.
Jika dibandingkan dengan kebutuhan unit tahun 2010, dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut :
These results are compared to 2010 needs in the following chart:
realisasi rekrutmen tahun 2010
RECRUITMENT REALISATION 2010
200 150
100 50
png
pku
pas
pak
akm
tso
tsc
tpl
tpe
tpd
tdt
ng
ku
hr
hm
hk
ak
si
pe
es
ep
ec
0 ed
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
* Kegiatan Rekumen masih berlangsung * Recruitment is still in process
Sebutan Jabatan TITLE
Kode Posisi Jabatan ED
Assistant Engineer/Ass Operator di bidang Distribusi Tenaga Listrik/ Electricity Distribution
ES
Assistant Engineer/Ass Operator di bidang System Tenaga Listrik/ Electricity System
EC
Assistant Engineer/Ass Operator di bidang Scada
EP
Assistant Engineer / Assistant Operator di bidang Pembangkit Tenaga Listrik/Electricity Generation
SI
Assistant Analyst di bidang Sistem Informasi/Information System
PE
Assistant Engineer Konstruksi / Pemeliharaan di bidang Pembangkit, Gardu Induk, Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik/Maintainance for Power Plant, Sub Station, Transmission and Distribution
NG
Assistant Analyst di bidang Niaga Tenaga Listrik/Electricity Commercial
KU
Assistant Analyst di bidang Keuangan/Finance
AK
Assistant Analyst di bidang Akuntansi/Accountant
HM
Assistant Analyst di bidang Hubungan Masyarakat/Public Relations
HR
Assistant Analyst di bidang SDM/Human Resources
HK
Assistant Analyst di bidang Hukum/Law
TDT
Junior Engineer/Junior Operator di bidang Distribusi Tenaga Listrik/ Electricity Distribution
TSO
Junior Engineer/Junior Operator di bidang System Tenaga Listrik/ Electricity System
TSC
Junior Engineer/Junior Operator di bidang Scada
TPL
Junior Engineer/Junior Operator di bidang Pembangkit Tenaga Listrik/ Electricity Generation
TPD
Junior Operator Pengolahan Data/Data Process
PAK
Junior Analyst di bidang Akuntansi/Accountant
PAS
Junior Officer di bidang SDM/Human Resources
PKU
Junior Officer di bidang Keuangan/Finance
TPE
Junior Engineer Konstruksi / Pemeliharaan di bidang Pembangkit, Gardu Induk, Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik/Maintainance for Power Plant, Sub Station, Transmission and Distribution
PNG
Junior Analyst di bidang Niaga Tenaga Listrik/Electricity Commercial
AKM
Junior Analyst Kimia/Chemical
The above chart shows that need fulfillment for ED and TDT work divisions is very low. This is because of the small number of university graduates majoring in Hard Current Electrical Engineering and of universities having this major. Besides, several non-engineering majors provide supply more than demand. This will help reduce recruitment load in subsequent years and let the Company focus on recruitment of engineering major graduates.
Program D3 Kerjasama Selain rekrutmen S1/D4 dan D3 melalui jalur Job Fair dan Direct Shopping, PLN juga merintis jalur D3 kerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi Negeri terkemuka sebagai strategi baru untuk menjaga suplai tenaga kerja bidang teknik, terutama dari jurusan Elektro arus kuat. Pada program D3 Kerjasama ini, PLN merekrut lulusan SMU/SMK untuk dididik di Politeknik/Sekolah Vokasi dengan mata kuliah sesuai kebutuhan PLN sehingga lulusannya dapat langsung dipakai oleh PLN.
Diploma Partner Program In addition to recruitment of S1/D4 and Diploma graduates through Job Fair and direct shopping, PLN also works in cooperation with several leading stateowned tertiary educational institutions to acquire workforce supply in engineering majors, particularly Hard Current Electrical Engineering. In this Diploma Partner Program, PLN recruits SMU/SMK graduates to be educated at polytechnics in majors which meet the Company needs.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Dari grafik dapat dilihat bahwa Tingkat pemenuhan kebutuhan pegawai untuk bidang kerja ED dan TDT sangat kurang, hal ini dikarenakan lulusan Perguruan Tinggi yang berasal dari jurusan Teknik Elektro Arus Kuat/Power hanya sedikit dan hanya beberapa Perguruan Tinggi saja yang memiliki jurusan tersebut. Selain itu, ada beberapa jurusan Non teknik yang suplainya melebihi kebutuhan. Hal ini dapat meringankan kegiatan rekrutmen pada tahun berikutnya sehingga dapat berkonsentrasi merekrut pegawai dari jurusan Teknik.
97
98
Pada Angkatan pertama ini didapatkan 419 orang mahasiswa baru dengan konsentrasi Teknik Elektro Arus Kuat dan Teknik Mesin yang tersebar di seluruh Indonesia:
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
PERGURUAN TINGGI UNIVERSITY
The first batch has 419 freshmen of Mechanical Engineering and Hard Current Electrical Engineering majors all over Indonesia.
JUMLAH MAHASISWA TOTAL OF STUDENTS
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
15
POLITEKNIK NEGERI PADANG
15
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
12
STT PLN
37
UNIVERSITAS GADJAH MADA
29
UNIVERSITAS DIPONEGORO
53
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
57
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
46
POLITEKNIK NEGERI MALANG
78
POLITEKNIK SRIWIJAYA
34
POLITEKNIK UJUNG PANDANG
20
POLITEKNIK NEGERI BALI
23
TOTAL
419
Sebagai tahap awal, kerjasama ini dilakukan untuk 3 angkatan penerimaan Mahasiswa baru. Diharapkan program ini dapat menjaga kesinambungan suplai pegawai bidang teknik bagi PT PLN (Persero).
As an initial step, the cooperation period is up to 3 batches of new student recruitment. It is expected that this program can sustain engineering workforce supply for PLN.
Rekrutmen Operator Sebagai tugas tambahan seiring dengan akan beroperasinya pembangkit baru di 12 unit kerja PLN yang akan Commercial of Date (COD) pada 2010 2012, Bagian Rekrutmen ditugaskan untuk membantu merekrut 825 orang operator dari tingkat SMK.
Operator Recruitment As additional jobs arise in line with the operation of new power plants in 12 work units of PLN which will enter Commercial Date in 2010 – 2012, the Recruitment Division was assigned to help recruit 825 SMK graduate operators.
Hingga saat ini, peserta Tahap I yang lulus sebanyak 291 orang telah masuk OJT sesuai jadwal yaitu Nopember 2010. Rekrutmen operator Tahap II dan III akan dilaksanakan pada 2011 untuk tetap memenuhi target jumlah operator PLTU baru.
Up to now, 291 First Batch participants have started OJT as scheduled in November 2010. Second and Third Batches of operator recruitment will be conducted in 2011 to meet the target of total new PLTU operators.
Total Hasil Rekrutmen 2010 Pencapaian rekrutmen calon pegawai Baru Tahun 2010 adalah sejumlah 3.184 orang. Secara keseluruhan, proses rekrutmen selama tahun 2010 diikuti oleh 32.646 calon pegawai, dengan prosentase kelolosan 11,06%, dengan perincian calon pegawai yang lulus seleksi sebagaimana tampak pada tabel dan grafik berikut.
2010 Recruitment Results In 2010 a total of 3,184 potential new employees were recruited. Overall, the 2010 recruitment process had 32,646 participants and 11.06% of them passed the selection. The following table and chart specify number of new employees.
tingkat level
on job training OJT 17 s.d OJT 23
S1 / D3 SMA
total
SUBTOTAL
2103
OJT 24
371
D3 Kerjasama
419
Operator
291 TOTAL
2893 291 3184
RECRUITMENT RESULT YEAR 2010
HASIL rekrutmen tahun 2010
1344 1130
419 291
S1
D3
D1
D3 kerjasama
Contract Scholarship Program Besides recruiting university graduates, PLN also gives contract based scholarship to selected students from 4 universities, which are ITS, UGM, Undip and ITB. In 2010 a total of 40 students were granted this scholarship until their graduation and after that they were to work for PLN.
Daily Online Application Selain itu, untuk menerapkan kebijakan rekrutmen yang tidak lagi bertumpu pada fresh graduate, dibuka jalur rekrutmen Online melalui program “Daily Online Application (DOA)” di website PLN, www.pln.co.id. Program ini bertujuan untuk menjaring lebih banyak pelamar yang telah memiliki pengalaman kerja. Tes untuk program ini akan dilaksanakan pada hari libur Sabtu/Minggu untuk memudahkan pelamar yang telah bekerja.
Daily Online Application Further, to implement recruitment policy that is not based on fresh graduates, PLN launches an online recruitment program called Daily Online Application (DOA) at www.pln.co.id. This program aims at acquiring more experienced applicants. The selection tests are held on Saturdays/Sundays to provide convenience for working applicants.
Kegiatan Pendukung Untuk mendukung proses rekrutmen di tiap-tiap perguruan tinggi, telah dilalukan penandatangan Nota Kesepahaman (MOU ) dengan beberapa
Support Activities To support recruitment process at tertiary educational institutions, PLN signs MOU with several universities and enters into cooperation focused on D3 education
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Program Beasiswa Ikatan Dinas Selain rekrutmen terhadap lulusan perguruan tinggi, PLN juga memberikan beasiswa ikatan dinas kepada beberapa mahasiswa dari 4 Perguruan Tinggi yakni ITS, UGM, Undip dan ITB. Pada Tahun 2010 ini sebanyak 40 orang mahasiswa berhak mendapatkan beasiswa hingga lulus dan setelahnya dapat bekerja di PLN.
99
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
100
perguruan tinggi serta dilakukan kerjasama pendidikan D3 (PKS) dengan beberapa politeknik dan Sekolah Vokasi. Selain itu, PLN juga merintis pengadaan PLN Fair bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada dimana pada kegiatan tersebut selain diadakan rekrutmen khusus PLN, juga diadakan talkshow yang dihadiri oleh Direktur Utama PT PLN (Persero) dan kegiatan lain yang bertujuan untuk mempopulerkan PLN dikalangan mahasiswa dan pencari kerja serta untuk mendapatkan calon pegawai yang berkualitas.
with several polytechnics and vocational schools. PLN also pioneers Job Fair in cooperation with UGM, in which PLN conducts special recruitment, talkshow with the Company’s President Director and other activities to improve PLN’s popularity among students and job seekers and to acquire quality potential employees.
Pada bulan Oktober 2010, Divisi TLN telah mengadakan workshop kesehatan untuk membahas standar test kesehatan rekrutmen calon pegawai PLN. Workshop ini diikuti oleh unit-unit PLN yang seringkali mengadakan rekrutmen, Dokter Perusahaan serta perwakilan perusahaan-perusahaan lain sebagai pembanding. Pada kegiatan ini dibahas mengenai trend kesehatan anak muda yang menurun, penyakit yang sering muncul pada usia muda, dan standar kesehatan baru untuk digunakan pada kegiatan rekrutmen. Diharapkan setiap calon pegawai yang lolos test ini dapat benar-benar sehat jasmani dan rohani sehingga dapat berkontribusi maksimal bagi PT PLN (Persero). Saat ini sedang disusun Surat Edaran Direksi mengenai standard kesehatan.
In October 2010, TLN Division carried out health workshop to discuss recruitment standard medical test. This workshop is attended by PLN units that often conduct recruitment, company doctors and other companies’ representatives that seek comparison. The workshop analyzes decreasing trend of young people’s health, common illnesses at young age, and recruitment’s new health standard. It is expected that potential employees passing this test are really healthy, physically and spiritually, to provide maximum contribution for PLN. Board of Directors circulation on health standard is being prepared.
Jumlah dan Komposisi SDM Jumlah pegawai PLN setiap tahun berkembang, seiring dengan meningkatnya kegiatan usaha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Total pegawai PLN pada akhir 2010 adalah 40.108 orang, meningkat 2,3% dari jumlah pegawai tahun 2009 yang mencapai 39.205. Perubahan jumlah pegawai sebesar 1.091 orang berasal dari penambahan pegawai karena adanya rekrutmen baru dan pengurangan pegawai karena memasuki masa pensiun.
HR Amount and Composition Total employees increases every year in line with development of business activities which are spread all over Indonesia. Total number of PLN employees as of 2010 is 40,108 people, 2.3% increase from 39,205 people in 2009. The difference of 1,091 employees is from new recruits and retiring employees.
Sesuai dengan sifat kegiatan usaha PLN yang terdiri sangat terdiversifikasi mulai dari kegiatan di lapangan (pemeliharaan jaringan, pencatatan meter, dsb) hingga kegiatan di kantor (administrasi, perencanaan, pengembangan, dsb) maka komposisi pegawai dari sisi penindidikan juga bervariasi, mulai dari tingkatan SLTA hingga S-3. Komposisi pegawai lulusan D3 kebawah hingga saat ini masih mendominasi. Adapun komposisi pegawai PLN pada tahun 2010 menurut jenjang pendidikan dan wilayah kerja adalah sebagai berikut.
In accordance with PLN’s nature of business which is very diversified, from field activities (network maintenance, meter recording, etc) to office activities (administration, planning, development, etc), education-based employee composition is also varied, from high school to doctoral graduates, dominated by D3 graduates and below. Composition of PLN employees in 2010 based on educational background and work region is depicted in below table.
UNIT BISNIS Distribusi Bali
D1
D2
D3
S1
S2
S3
Diplome-1
Diplome-2
Diplome-3
Bachelor
Magister
Doctorate
483
8
201
194
13
0
GRAND TOTAL
BUSINESS UNIT
899
Distribution for Bali
Distribusi Jabar dan Banten
2.478
3
377
699
48
0
3605
Distribution for West Java & Banten
Distribusi Jateng dan DIY
1.592
3
239
438
61
0
2333
Distribution for Central Java & DIY
Distribusi Jatim
2.173
4
337
752
90
0
3226
Distribution for East Java
Distribusi Jaya dan Tangerang
1.964
3
31
437
39
0
2780
Distribution for Greater Jakarta & Tangerang
175
0
32
53
0
0
259
Service & Production
91
0
7
86
0
0
209
Construction Management Services
16
0
85
99
2
0
84
Certification Services
127
1
254
416
184
4
817
Head Office Transmission and Center for Load Dispatching of Java Bali
Jasa & Produksi Jasa Manajemen Konstruksi Jasa Sertifikasi Kantor Pusat Penyaluran & Pusat Pengatur Beban Jawa Bali
3349
1
589
52
0
4245
33 5
0
2
66
1
0
139
Cilegon Power Plant
0
13
6
1
0
14
Hidro Jawa Power Plant
Pembangkitan Indramayu Pembangkitan Kalimantan dan Nusa Tenggara
15
0
13
43
0
0
71
Indramayu Power Plant
14
0
12
36
0
0
63
Kalimantan & Nusa Tenggara Power Plant
Pembangkitan Lontar
16
Pembangkitan Muara Tawar
0
0
0
56
0
0
84
Lontar Power Plant
0
10
4
1
0
5
Muara Tawar Power Plant
Pembangkitan Sulawesi, Maluku dan Papua
0
0
229
38
4
0
52
Sulawesi, Maluku and Papua Power Plant
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan
770
0
159
213
0
0
1212
South Sumatra Power Plant
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
443
0
7
201
0
0
803
North Sumatra Power Plant
12
0
10
28
0
0
47
Sumatra I Power Plant
5
0
11
34
0
0
49
Tanjung Jati B Power Plant
67
0
175
91
0
0
169
Electricity Research and Development
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera
921
0
58
239
0
0
1335
Transmission and Center for Load Dispatching of Sumatra
Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara
100
0
34
96
0
0
254
Sulawesi, Maluku and Papua Main Power Plant and Network Project
Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Kalimantan
36
0
39
62
0
0
132
Kalimantan Main Power Plant and Network Project
Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sulawesi, Maluku dan Papua
1
0
43
103
2
0
145
Sulawesi, Maluku and Papua Main Power Plant and Network Project
Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Selatan, Jambi, Lampung
49
0
38
79
0
0
171
South Sumatra, Jambi and Lampung Main Power Plant and Network Project
Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau
65
0
16
61
0
0
164
North Sumatra, Aceh and Riau Main Power Plant and Network Project
Pusat Enjiniring Ketanagalistrikan
35
0
46
121
2
0
174
Central of Electricity Engineering
Pembangkitan Cilegon Pembangkitan Hidro Jawa
Pembangkitan Sumatera I Pembangkitan Tanjung Jati B Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
39
101
102
D2
D3
S1
S2
S3
Diplome-2
Diplome-3
Bachelor
Magister
Doctorate
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
152
0
7
108
3
0
309
Tugas Karya
150
0
24
68
16
0
241
Seconment
2
0
96
40
0
0
66
Sumatra II Main Unit Power Plant Development
Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera II
BUSINESS UNIT Education & Training Centre
Wilayah Aceh
810
0
130
194
0
0
1100
Aceh Region
Wilayah Bangka Belitung
147
0
97
68
1
0
346
Bangka Belitung Region
Wilayah Kalimantan Barat
600
0
132
169
2
0
868
West Kalimantan Region
Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
967
0
84
265
2
0
1366
South Kalimantan & Central Kalimantan Region
Wilayah Kalimantan Timur
548
0
82
162
0
0
794
East Kalimantan Region
Wilayah Lampung
294
0
80
157
1
0
534
Lampung Region
Wilayah Maluku dan Maluku Utara
569
0
92
116
0
0
765
Maluku & North Maluku Region
Wilayah Nusa Tenggara Barat
508
0
61
107
1
0
708
West Nusa Tenggara Region
Wilayah Nusa Tenggara Timur
520
0
88
77
0
0
658
East Nusa Tenggara Region
Wilayah Papua
569
0
102
152
0
0
809
Papua Region
Wilayah Riau dan Kepulauan Riau
674
0
182
119
0
0
894
Riau and Riau Islands Region
1278
0
163
503
1
0
1965
South Sulawesi, South East Sulawesi & West Sulawesi Region
Wilayah Suluttenggo
917
0
221
229
1
0
1310
North Sulawesi, Central Sulawesi & Gorontalo Region
Wilayah Sumatera Barat
631
0
178
162
0
0
1014
West Sumatra Region
1214
South Sumatra, Jambi & Bengkulu Region
Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulwesi Barat
Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu Wilayah Sumatera Utara Grand Total
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
GRAND TOTAL
D1 Diplome-1
UNIT BISNIS
823
0
208
213
0
0
1151
0
4751
247
1
0
1607
North Sumatra Region
26.345
23
4.751
8.456
529
4
40.108
Grand Total
Sejalan dengan sejarah pendiriannya yang telah lama, setiap tahun PLN melakukan regenerasi atas sebagain pegawai yang telah memasuki masa pensiun. Pada akhir tahun 2010, komposisi pegawai PLN lebih banyak didominasi oleh pegawai dengan usai diatas 41 tahun, yakni pada kisaran angka 66,6%. Oleh karenanya, Perusahaan mulai beberapa tahun terakhir mengembangkan sistem rekrutmen yang mampu menjamin tersedianya pegawai baik dari sisi kuantitas maupun kualitas untuk mengembangkan usaha dan memberikan layanan yang semakin baik, seperti diuraikan diatas.
Along with its long history since establishment, each year PLN rejuvenates employees due to attainment of retirement age. As at 2010 year end, employee composition is dominated by age group of 41 years and above, which makes 66.6% of the total. Therefore, to develop business and to provide better services, since recent years the Company has developed a recruitment system that guarantees workforce supply both on quantity and quality sides.
Employee composition (in percent) based on age group in 2010 is described in below chart.
26
,5% 27
,8 %
Komposisi pegawai PLN (dalam persen) menurut usia, untuk tahun 2010 digambarkan dalam diagram sebagai berikut.
25
41 - 45
26 - 30
45 - 50
31 - 35
>50
12,
12
,1%
3%
36-40
7,9 %
3,2%
% 10,2
HR Trainings
Umum Seiring dengan upaya pemenuhan perbaikan dan kuantitas dan kualitas SDM PT PLN (Persero) melaksanakan pelatihan dan pengembangan kompetensi SDM sesuai dengan nilai nilai dan arah pencapaian kinerja korporat sebagai support sistem pengembangan karir pegawai.
General Consistent with the efforts to improve and fulfill needed quantity and quality of human resources, PLN conducts trainings and HR competency development in line with corporate values and achievement of corporate performance target as employee career path support system.
Untuk menunjang pelaksanaan Sistem Manajemen SDM Berbasis Kompetensi secara konsisten dan seiring dengan upaya menyusun langkah-langkah menuju perubahan pola pikir SDM terkait dengan strategi dan kondisi keuangan korporat maka strategi pengembangan eksekutif dilakukan melalui peningkatan kompetensi SDM sesuai persyaratan yang ditentukan untuk setiap level, dan pengelolaan calon-calon pemimpin masa depan melalui penyempurnaan sistem talent management.
To sustain Competency based HR Management System, consistent with the efforts to prepare steps toward HR mindset change related to corporate strategy and financial condition, executive development strategy is conducted through enhancement of HR competency, which is to be in line with each level’s requirements and management of future leaders through improvement of talent management system.
Demi kesuksesan strategi tersebut, PLN telah melaksanakan program pendidikan dan pelatihan
For the success of the above strategy, PLN holds education and training programs, and executive
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Pelatihan SDM
103
104
serta program pengembangan eksekutif. Program pendidikan dan pelatihan meliputi seminar dan kursus yang dilaksanakan baik di dalam dan luar negeri, yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pegawai. Di samping itu PLN juga melaksanakan program serupa yang dilaksanakan sendiri oleh PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat).
development program. Education and training programs include both domestic and abroad courses and seminars, aimed at enhancing employee competency. Besides, PLN also organizes similar programs in-house, held by PLN Pusdiklat.
Program pengembangan eksekutif adalah program tugas belajar untuk pegawai yang lulus seleksi untuk melanjutkan jenjang pendidikannya di berbagai perguruan tinggi yang berada di dalam maupun di luar negeri.
Executive development program is assigned study program for employees that pass the selection to pursue further study at local universities and abroad.
Kegiatan lain yang dilaksanakan untuk mendukung program SDM berbasis kompetensi adalah melaksanakan Assesment Kompetensi Inti yang bertujuan untuk lebih memahami kompetensi pegawai secara lebih pasti dan terarah.
The other activities to support competency based HR Management is Assessment of Core Competence aimed at better understanding of employee competency.
Pada tahun 2010, PLN Pusdiklat telah melaksanakan program-program pelatihan kepada 97.478 peserta baik yang berasal dari PLN, anak Perusahaan, maupun pihak eksternal, dengan total realisasi anggaran diklat sebesar Rp 222.894.800.697.
In 2010, PLN Pusdiklat held training programs for 97,478 participants from PLN, subsidiaries and external parties with a total realization of training budget of Rp 222,894,800,697.
JENIS PELATIHAN TRAINING A. Pelatihan Training
BIDANG PELATIHAN FIELD 1. Pembangkitan Generating 2. Transmisi Transmission
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
3. Distribusi Distribution 4. Pelayanan pelanggan Customer Service 5. Kepegawaian Staffing 6. Keuangan & akuntansi Finance & Accounting 7. Administrasi umum General Administration 8. Perbekalan dan logistic Supplies & Logistic 9. Penyelia. (Dasar, cabang, sektor) Supervisor (Junior, branch, sector) B. Pengembangan manajemen Executive Development Program
1. Studi/kajian manajemen Study / Management Review 2. Jasa konsultasi manajemen Management Consultation Service 3. Seminar, lokakarya manajemen Seminar, management workshop
C. Kursus manajemen Management Course
1. Manajer Manager 2. Operasional staf Operational Staff 3. Cabang Branch 4. Sektor Sector 5. Dasar Junior 6. Menengah Middle 7. Atas Senior
Grading Education and Training To meet Job Competency needs for structural employees, the Company held Grading Education and Training with PLN Pusdiklat as main facilitator. Potential leaders with vision, alertness to changes in the world and capability to compete with other countries will be elected in this training.
Untuk tahun 2010 diklat Penjenjangan hanya dapat dilaksanakan sekali, mengingat PT PLN (Persero) melaksanakan penyempurnaan materi diklat dimaksud, sehingga diklat Executive Education I hanya dapat dilaksanakan 1 (satu) angkatan dengan jumlah peserta 24 orang.
Grading Training and Education was held only once in 2010 with total participants of 24 people because PLN was upgrading the materials.
Diklat Penunjang Diklat penjenjangan adalah diklat yang dilaksanakan untuk menambah kompetensi yang dipersyaratkan dalam kebutuhan kompetensi jabatan. Dengan ini nantinya pegawai dapat melaksanakan tugas sesuai dengan kebutuhan jabatan. Diklat yang menjadi kebutuhan utama perusahaan meliputi bidang Knowledge Management, Pengadaan Barang dan Jasa, Lingkungan, Hukum, Manajemen Resiko, Kehumasan dll.
Support Education and Training This education and training is aimed at boosting the competency required in job competency needs. Subsequently, employees are expected to be capable to perform as needed in job. The Company’s main needs are for education and training in the fields of knowledge management, procurement of materials and services, environment, law, risk management, public relations, etc.
Diklat profesi yang paling dibutuhkan untuk tahun 2010 kedepannya adalah bidang Akuntansi. Bidang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga diperlukan pegawai yang bisa melaksanakan tugas diembankan oleh Perusahaan. Sedangkan untuk bidang Teknologi Informasi tetap menjadi prioritas utama di Perusahaan, sehingga mengisi tenaga ahli di unit-unit, Perusahaan merekrut tenaga yang dididik di PLN Pusat, untuk selanjutnya siap untuk ditempatkan di unit.
Most needed professional education and training for 2010 onward is in accounting field. Due to the field’s rapid development, the Company needs employees capable of the job. Information Technology field is still the Company’s main priority, aimed at supplying such experts in units. The Company recruits from Central PLN to be further prepared for the units.
Adapun untuk diklat penunjang dan diklat profesi yang telah dilaksanakan selama tahun 2010 diikuti oleh 519 peserta.
Support and professional education and trainings that were organized in 2010 were attended by 519 participants.
Diklat Pembekalan Masa Purna Bakti Diklat ini diberikan kepada pegawai yang akan memasuki masa purna bakti, diklat ini bertujuan agar pegawai lebih siap untuk menghadapi pensiun dan mempunyai kegiatan yang positif untuk mengisi masa pensiun.
Retirement Planning Education and Training This program is provided to employees entering their retirement with the purpose of preparing employees for retirement and acquiring positive activities for such period.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Diklat Penjenjangan Dalam rangka memenuhi Kebutuhan Kompetensi Jabatan bagi pegawai Struktural telah dilaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan dengan PT PLN (Persero) PUSDIKLAT sebagai pelaksana utama. Di dalam diklat Penjenjangan inilah nantinya akan dipilih calon pemimpin yang mempunyai visi ke depan, cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di dunia dan mampu bersaing dengan negara lain.
105
106
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Diklat bagi pegawai dan suami / istri diberikan sesuai dengan pilihan yang bersangkutan. Selama tahun 2009 telah diikuti oleh 87 peserta Program pendidikan dan pelatihan yang akan terus dijalankan pada tahun mendatang adalah: 1. Diklat berbasis kompetensi di dalam dan luar negeri. Diklat ini mencakup jenis pelatihan penjenjangan, pelatihan penunjang, pelatihan pembekalan masa purna bakti, sub-dit pengembangan SDM dan talenta untuk mempersiapkan bibit-bibit unggul pegawai PLN yang selanjutnya akan disekolahkan ke jenjang yang lebih tinggi baik di dalam maupun di luar negeri, dan program diklat lainnya. Diklat ini dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan dan Pihak Lain. 2. Program Pengembangan Eksekutif adalah program tugas belajar untuk pegawai yang telah lulus seleksi untuk melanjutkan pendidikannya di berbagai Perguruan Tinggi yang berada di dalam dan luar negeri. Perguruan tinggi yang dipilih untuk program yang dimaksud adalah Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Bandung Sampoerna, Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Polikteknik Negeri Bandung, Sekolah Tinggi Teknik PLN, University of Missouri St Louis USA, University Tenaga National Malaysia, University of Technology Curtin, University Abertay Dundee Inggris, RWTH Aachen Jerman, Technology University Nanyang Singapore, Technology University Delft Belanda, American University of Sharjah UEA dan Asian Insititute Mangement Philipina. 3. Soft Competency Assessment bagi para Manajer Atas, Manajer Menengah dan Manajer Dasar. Kesempatan dan Jenjang Karir PLN memberikan kesempatan setara pada seluruh pegawai untuk berkembang sesuai dengan kompetensinya. Kesetaraan ini tidak mengenal gender, namun semata-mata berdasarkan pada kemampuan individual pegawai. Setiap tahun Perusahaan menyelenggarakan pelatihan khusus dalam rangka promosi untuk mengisi jabatan tertentu dan sebagai bagian dari proses kaderisasi pegawai.
PLN provides equal opportunity for all employees to grow based on competency
Untuk maksud tersebut, pada tahun 2010, PLN telah melaksanakan program diklat kaderisasi manajerial
The education and training is given to employees and spouse as elected by the employee. This program in 2009 was attended by 87 participants.
PLN memberikan kesempatan setara pada seluruh pegawai untuk berkembang sesuai dengan kompetensinya
Education and training programs to be continued in upcoming years are: 1. Competency based trainings, both abroad and within the country. This training includes leveling training, support training, retirement planning training, HR development sub training to prepare good quality potential employees for PLN to be given the opportunity for further study both abroad and within the country. This education and training is organized by Pusdiklat and other parties.
Career Path and Opportunity PLN provides equal opportunity for all employees to grow based on competency. This equality knows no gender, solely on the basis of individual employee’s capability. Each year the Company holds special training for promotion to certain posts and to form cadres.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
2. Executive development program is an assigned study program for employees that pass the selection for further study at various tertiary education institutions abroad and within the country. The selected institutions for this program are Bandung Institute of Technolgy, Sampoerna Bandung Institute of Technology, University of Indonesia, Gajah Mada University, Bandung State Polytechnic, PLN Technical Academy, University of Missouri St Louis USA, University Tenaga National Malaysia, University of Technology Curtin, University Abertay Dundee UK, RWTH Aachen Germany, Technology University Nanyang Singapore, Technology University Delft Netherland, American University of Sharjah UEA and Asian Insititute Management Philipines. 3. Soft Competency Assessment for Top Management, Middle Management and Basic Management .
For such purpose, in 2010 PLN held cadre forming training program for managers that include branch
107
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
108
meliputi manajemen cabang, manajemen sektor, manajer dasar, manajer menengah dan Manajer atas
managers, sector managers, basic management, intermediate management and advance management.
Program diklat tersebut dimaksudkan untuk mencari kader karyawan yang akan menduduki posisi manajer cabang, manajer sektor, manajer bidang dan General Manager. Uji kelayakan dan kepatutan juga telah dilaksanakan untuk mengisi setiap level jabatan setingkat Kepala Divisi, Kepala Satuan,Sekretaris Perusahaan, General Manager dan Manajer PLN .
This training program is aimed at identifying cadres for the position of branch manager, sector manager, field manager and general manager. Proper and compliance test is also conducted for every job at the levels of division head, unit head, corporate secretary, general manager and manager.
Kesejahteraan Karyawan Sistem pembayaran gaji bagi karyawan telah memenuhi ketentuan Upah Minimum Propinsi (UMP) dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang tercantum dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja. Selain gaji karyawan dimaksud, PLN juga memberikan tunjangan cuti tahunan, tunjangan cuti besar, tunjangan kesetiaan kerja/ winduan, tunjangan hari raya keagamaan, tunjangan iuran pemberi kerja, tunjangan jaminan kesehatan, dan asuransi pegawai untuk seluruh karyawannya.
Employee Welfare Employee payroll system is in compliance with Provincial Minimum Wage and District Minimum Wage listed in the Regulations of Minister of Manpower. In addition to the referred salary, PLN also provides annual leave allowance, special leave allowance, long service/every 8 years of service allowance, religious holiday allowance, employer contribution, health insurance, and employee insurance.
Biaya kepegawaian pada tahun 2010 mengalami peningkatan dari Rp 9,7 triliun ditahun 2009 menjadi Rp 12,9 triliun.
Employment cost in year 2010 increased to Rp12.9 trillion from Rp9.7 trillion in 2009.
Dalam rangka memantapkan dan menunjang semangat, etos, motivasi dan produktivitas kerja, perusahaan senantiasa mengupayakan peningkatan kesejahteraan bagi pegawainya, antara lain dengan: • Memperbaiki program jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) yang dilaksanakan sendiri oleh Perusahaan. • Memperbaiki program pensiun yang dikelola oleh Dana Pensiun PLN. • Memperbaiki jaminan kesehatan. • Menerbitkan seperangkat peraturan dan ketentuan mengenai Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja serta Pengamanan Fisik sejak tahun 1971. • Mendorong pengembangan Koperasi Karyawan. • Memberikan fasilitas pinjaman uang muka kepemilikan rumah. • Mengadakan penyesuaian imbal jasa karyawan berdasarkan sistem merit dengan mempertimbangkan tingkat ekonomi dan tingkat daya beli yang memadai. • Memberikan tunjangan lain seperti tunjangan transportasi, listrik dan perumahan. • Menyediakan fasilitas olahraga, kesenian dan keagamaan.
To sustain and support work spirit, ethics, motivation and productivity, the Company constantly strives to enhance employee welfare by, among others: • Improving the self-managed employee social security program; • Improving the pension plan managed by PLN Pension Fund; • Enhancing the health insurance; • Issuing a set of rules and regulations on Guidelines and Manual of Work Safety and Physical Security in 1971;
• Encouraging Employee Cooperative development; • Providing housing loan for employees; • Adjusting employee benefits to merit system that considers proper economic and purchase power levels; • Providing other allowances such as transportation, electricity, and housing; • Providing sport, culture and religious facilities.
Labor Union PLN employees collectively formed a labor union which is called PLN Workers Union (“SP-PLN”) resided in Jakarta, Jl. Trunojoyo, Blok MI/135, South Jakarta.
Anggota dari SP-PLN adalah seluruh karyawan PT PLN (Persero), Pensiunan PT PLN (Persero) dan tenaga kerja bukan pegawai yang terikat Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Members of SP-PLN are all active employees, pensioners, and outsourced employees under Cooperation Agreement with the Company throughout Indonesia.
Pendaftaran SP PLN telah disetujui melalui Surat Keputusan Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja Kotamadya Jakarta Selatan No.KEP-8964/W.26K3/04/K/XII/1999 tentang Pendaftaran Serikat Pekerja di Perusahaan pada tanggal 10 Desember 1999. Perusahaan juga telah mendaftarkan SP-PLN Kantor Pusat pada Kantor Departemen Tenaga Kerja Kotamadya Jakarta Selatan yang diatur dalam surat No.105/SP/XII/1999.
SP-PLN’s registration was approved by Decree of Ministry of Manpower’s Office Head of South Jakarta Office No.KEP-8964/W.26-K3/04/K/XII/1999 on Registration of Labor Union on December 10, 1999. The Company has also registered Head Office SPPLN at Ministry of Manpower South Jakarta Office through the letter No.105/SP/XII/1999.
Dengan telah terdaftarnya Serikat Pekerja, maka Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan dalam bidang ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Subsequent to the Labor Union’s registration, the Company can conduct labor activities in compliance with prevailing laws and regulations.
Perusahaan dan SP-PLN telah mengadakan: • Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) No.005. PJ/061DIR/2002 tanggal 25 November 2005 untuk periode 2002-2004 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.67/BW/PKPP/2002 tanggal 23 Desember 2002, dan telah terdaftar pada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan di bawah surat keputusan No.111/Pdf.2/KKB/ XII/2002. KKB tersebut mengatur hal-hal pokok di bidang ketenagakerjaan. • Kesepakatan Bersama Tentang Perpanjangan Masa Berlaku Kesepakatan Kerjasama Periode 2002-2004 yang menyatakan bahwa KKB 2002-2004 diperpanjang masa berlakunya selama satu (1) tahun yaitu sampai dengan 24
The Company and SP-PLN held: • The Collective Labor Agreement (“KKB”) No.005. PJ/061DIR/2002 on November 25, 2005 for the period of 2002-2004 based on the Decision of Directorate General for Industrial Relations and Supervisory of Manpower of Ministry of Manpower and Transmigration No.67/BW/PKPP/2002 dated December 23, 2002, and was registered at the Ministry of Manpower and Transmigration through Directorate General for Industrial Relations and Supervisory of Manpower’s letter of decision No.111/Pdf.2/KKB/XII/2002. KKB regulates basic employment agreement.
•
Agreement on the Extension of the 2002-2004 KKB’s period by one year to November 24, 2005. Since up to the extended due date of November 24, 2005 no further agreement had been achieved,
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Serikat Pekerja Karyawan PLN secara bersama-sama membentuk wadah organisasi serikat pekerja yang bernama Serikat Pekerja PT PLN (Persero) disingkat SP-PLN berkedudukan di Jakarta, Jl. Trunojoyo, Blok MI/135, Jakarta Selatan.
109
110
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Nopember 2005. Disebabkan sampai dengan masa berakhirnya perpanjangan tersebut pada tanggal 24 November 2005 tetap tidak tercapai kesepakatan, maka sesuai Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 Pasal 123, KKB 2002-2004 berlaku sampai dengan paling lama tanggal 24 November 2006. • Kesepakatan Bersama Tentang Perpanjangan Masa Berlaku Kesepakatan Kerjasama Periode 2006-2008 pada tanggal 24 November 2006. • Kesepakatan Bersama Tentang Perpanjangan Masa Berlaku Kesepakatan Kerjasama No 140-1.PJ/040/DIR/2010 dan No. PPP-002-PJ/ SP.PLN/2010 pada tanggal 23 April 2010
then in compliance with the Law No. 13 Year 2003 Article 123, the 2002-2004 KKB was re-extended to the latest of November 24, 2006.
•
Agreement on the Extension of the 2006-2008 KKB’s period on November 24, 2008.
•
Agreement on the Extension of Cooperation Agreement No. 140-1.PJ/040/DIR/2010 and No. PPP-002-PJ/SP.PLN/2010 on April 23, 2010.
Koperasi Koperasi Pegawai Perusahaan Kantor Pusat (KP PLN) didirikan dengan Akta pendirian Perkumpulan Koperasi Konsumsi dan Simpan Pinjam PLN Pusat pada 21 September 1963 dan telah terdaftar pada Jawatan Koperasi Daerah Khusus Ibu Kota JakartaRaya pada 21 September 1963 di bawah surat keputusan No.574/B.H/I.
Cooperative Head Office Employee Cooperative (“KP PLN”) was legally established by the Notary Act on Establishment of Consumption and Loan Savings Cooperative of PLN Head Office on September 21, 1963 and was registered at the Cooperative Bureau of DKI Jakarta Raya on September 21, 1963 with the decision letter No.574/B.H/I.
Anggaran Dasar KP PLN telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar Koperasi tanggal 24 Agustus 1995 yang telah didaftarkan dalam Daftar Umum pada Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil tanggal 26 Mei 1996 melalui surat keputusan No. 166/BH/PAD/KWK.9/VI/1996.
KP PLN’s Article of Association has been amended several times, most recently by the Deed of Amendment of Cooperative Articles of Association dated August 24, 1995 which was registered at the Ministry of Cooperative and Small Enterprise Development on May 26, 1996 by the decision letter No.166/BH/PAD/KWK.9/VI/1996.
Jenis usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi Karyawan Perusahaan antara lain: • Menerima simpanan dari anggota. • Melakukan perdagangan barang dan jasa. • Melakukan usaha simpan pinjam. • Menyediakan barang-barang kebutuhan anggota. • Melakukan usaha lainnya, seperti penyediaan alat tulis kantor dan alat-alat yang berhubungan dengan Perusahaan. • Menambah pengetahuan anggota tentang perkoperasian.
The Cooperative conducts the following types of business: • Receiving members’ deposits; • Conducting material and service trade; • Conducting loan saving business activities; • Providing members’ necessities;
Dana Pensiun Perusahaan dan Anak Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk semua karyawan sesuai haknya. Program pensiun ini
Pension Fund The Company and its Subsidiaries provides defined benefit pension fund for all employees according to eligibility. This pension fund provides retirement
• Conducting other business, such as provision of stationery and Company related items; • Giving education members.
about
cooperative
to
benefits formulated based on pensionable salary and years of service.
Berdasarkan keputusan Direksi No.035/076/ DIR/1993 Perusahaan mendirikan Dana Pensiun Perusahaan Umum Listrik Negara yang dibentuk berdasarkan Akta Nomor 65 tanggal 19 Desember 1989 di hadapan Notaris Asian Yulizar, S.H., berlokasi di Jakarta dan telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.40 tanggal 18 Mei 1990. Pembentukan dananya juga telah disetujui oleh Menteri Keuangan berdasarkan surat keputusan No.S.049/MK.13/1992 tanggal 10 Januari 1992.
Based on decision of Board of Directors No.035/076/ DIR/1993, the Company founded the pension fund Dana Pensiun Perusahaan Umum Listrik Negara by the Notary Deed No. 65 dated December 19, 1989 before the Notary Asian Yulizar, S.H., resided in Jakarta, and announced in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 40 dated May 18, 1990. Funding formation was approved by Decree of Minister of Finance No.S.049/MK.13/1992 dated January 10, 1992.
Seiring dengan peralihan bentuk hukum Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), Dana Pensiun Perusahaan Umum Listrik Negara diubah menjadi Dana Pensiun PT PLN (Persero), atau disebut juga Dana Pensiun PLN (DP-PLN). Dana Pensiun PLN telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan berdasarkan Keputusan No.KEP-284/KM.17/1997 dan telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan No.KEP-144/ KM.6/2001 tanggal 16 Juli 2001. Sumber utama pendanaan DP-PLN berasal dari kontribusi karyawan dan pemberi kerja.
Consistent with the change of legal entity from the former state company into a limited liability company, Dana Pensiun Perusahaan Umum Listrik Negara was also changed to Dana Pensiun PLN (DP-PLN). DP-PLN was approved by the Minister of Finance based on Decree No. KEP-284/KM.17/1997 and later was revised by the Decree of Minister of Finance No.KEP-144/KM.6/2001 dated July 16, 2001. The pension fund’s main source of funding is employer and employee contributions.
Peraturan DP-PLN yang berlaku saat ini adalah Keputusan Direksi No.205104.K/010/DIR/2006 tanggal 23 Juni 2006 tentang Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun PT PLN (Persero) yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.KEP-078/KM.12/2006, terdaftar dalam Buku Daftar Umum Dana Pensiun No.06.04.00249 DPPK tanggal 31 Agustus 2006, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 77 tahun 2006, di dalam lampiran tambahan Nomor 36.
Currently applicable DP-PLN Regulations are based on Decision of Board of Directors No.205104.K/010/ DIR/2006 dated June 23, 2006 on the Regulations of DP-PLN which was approved by the Decree of Minister of Finance No.KEP-078/KM.12/2006, registered at General Register Book of Pension Fund No.06.04.00249 DPPK dated August 31, 2006 and was announced at the State Gazette No. 77 year 2006 additional appendix No. 36.
Untuk memberikan pedoman tentang tata cara pelaksanaan administratif berkaitan dengan Program Pensiun berdasarkan Peraturan Dana Pensiun PLN dan untuk lebih menyamankan persepsi antara Unit Organisasi Pendiri, Mitra Pendiri dan Peserta Dana Pensiun PLN maka telah disusun Prosedur dan Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Dana Pensiun PLN berdasarkan Surat Edaran Direksi PT PLN (Persero) No.010.E/012/ DIR/2003 tanggal 23 Juni 2003 tentang Prosedur dan Petunjuk Pelaksanaan Peratutan Dana Pensiun PLN.
To provide guidance on the administration of the pension plan based on Regulations of DP-PLN and to ensure similar perception among Founder, CoFounder and Participants of DP-PLN, the Company’s Board of Directors issued Circulation of Board of Directors No.010.E/012/DIR/2003 dated June 23, 2003 on the Implementation Guidelines and Procedure of DP-PLN Regulations.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
memberikan manfaat pensiun yang ditentukan berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan.
111
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
112
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI INFORMATION TECHNOLOGY DEVELOPMENT Untuk mendukung operasional Perusahaan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia dan dengan intensitas kegiatan yanng berlainan, PLN senantiasa meninjau dan memperbaiki keandalan perangkat teknologi informasi yang digunakan. Peninjauan dan perbaikan atas perangkat pendukung sistim informasi manajemen dan komunikasi dilaksanakan secara berkesinambungan, disesuaikan dengan kondisi lapangan, tingkat keandalan yang dibutuhkan dan ketersediaan anggaran.
To support Company operations which are spread all over Indonesia and have different intensity of activities, PLN continuously reviews and improves the reliability of its information technology tools. The review and improvement on communication and information management system infrastructure is conducted continuously, in line with field condition, reliability level needed and availability of budget.
Pada tahun 2010, ada dua aplikasi utama yang dibangun yaitu AP2T (Aplikasi Pengawasan Piutang Terpusat) dan P2APST (Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat). AP2T merupakan langkah nyata PLN dalam mereduksi banyaknya aplikasi pelayanan pelanggan yang ada di berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Dalam setahun mendatang diharapkan hanya AP2T satu-satunya aplikasi Tata Usaha Langganan di PLN. Melalui langkah ini, maka akan tercipta sentralisasi informasi dan standarisasi proses bisnis PT PLN.
In 2010, PLN built two main applications, which are called AP2T (Centralized Receivables Control Application) and P2APST (Centralized Revenues Management and Control). AP2T is a concrete step of Central PLN to reduce the amount of customer service applications throughout Indonesia. Within a year, AP2T is expected to be the only Customer Administration application in PLN and subsequently create centralization of information and standardization of business processes in PLN.
P2APST merupakan bentuk pemanfaatan teknologi dalam rangka mendukung kemudahan dan kenyamanan pelanggan prabayar. Pada intinya sistem ini melayani permintaan pelanggan yang akan membeli pulsa listrik. Sistem P2APST telah diaplikasikan melalui kerja sama dengan berbagai bank nasional maupun swasta di seluruh Indonesia, memanfaatkan seluruh jaringan ATM bank-bank tersebut.
P2APST is a form of technology utilization to provide comfort and convenience to pre-paid customers. Basically, this system caters to customers who want to purchase electricity pulse. P2APST system has been implemented through co-operation with various government and private banks all over Indonesia, taking advantage of the banks’ ATM network.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja sistem, maka secara rutin setiap tahun dilakukan pemeliharaan/ maintenance pada sistim aplikasi, database dan jaringan
To support the operation of these two applications, PLN has added to existing hardware 8 main servers for AP2T application and 7 main servers for P2APST application. To maintain and enhance performance, PLN conducts annual maintenance on the application system, database and network, and upgrades hardware in line with technology-feasible age and whenever it is no longer able to meet the user’s needs. Upgrading is conducted based on an anticipation of technology need pattern for several upcoming years to ensure that any replacement of hardware takes place in a period that enables achievement of economic and maximum utilization.
SDM PLN telah terbukti siap dan mampu mengoperasikan AP2T dan P2APST, hal ini dapat dipahami karena kedua aplikasi tersebut dikembangkan oleh programmer internal PLN dan anak perusahaan, sehingga dengan transfer knowledge yang baik, pengelolaan aplikasi dapat dilakukan sendiri oleh Sumber Daya Manusia PT PLN.
PLN’s human resources are proven able and ready to operate the AP2T and P2APST, which is obvious since both applications were developed by internal programmers. With good transfer of knowledge, PLN’s human resources are able to self-manage the applications.
Peningkatan pemahaman peran IT bagi perusahaan dilaksanakan melalui berbagai program, antara lain: a. Melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh PLN PUSDIKLAT. b. Melalui external training dan sertifikasi oleh lembaga yang terakreditasi. c. Melalui workshop, sharing session dan studi banding dengan perusahaan lain sesuai kebutuhan. d. Presentasi, seminar yang secara regular diselenggarakan oleh mitra bisnis yang bergerak di bidang IT.
PLN holds various programs to enhance understanding of IT role for the Company, among others: a. Trainings by Pusdiklat; b. External trainings and certifications by accredited institutions; c. Workshops, sharing sessions and comparison study with other companies as needed; d. Presentations and seminars regularly held by business partners from IT industry.
To support the operation of these two applications, PLN has added to existing hardware 8 main servers for AP2T application and
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja sistem, maka secara rutin setiap tahun dilakukan pemeliharaan/maintenance pada sistim aplikasi, database dan jaringan. Untuk hardware dilakukan peremajaan apabila dirasakan sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan pengguna atau sesuai kelayakan umur teknologi. Peremajaan dilakukan dengan mempertimbangkan pula langkah antisipasi atas pola kebutuhan teknologi beberapa tahun kedepan, sehingga penggantian hardware berlangsung dalam satu periode waktu yang memungkinan dicapainya penggunaan yang maksimal dan ekonomis.
7 main servers for P2APST application
113
114
RISIKO DAN MANAJEMEN RISIKO RISK AND RISK MANAGEMENT Dengan kegiatan operasional melalui berbagai unit bisnis yang tersebar di wilayah yang luas, Perusahaan menghadapi berbagai risiko yang sangat beragam dan membutuhkan pola mitigasi yang berbeda-beda untuk masing-masing unit bisnis. Oleh karenanya, dalam upaya mencapai pelaksanaan Manajemen Risiko yang baik, PT PLN (Persero) telah membentuk Divisi Manajemen Risiko yang bertanggung jawab untuk memantau dan mengevaluasi pengelolaan risiko berikut rekomendasi upaya mitigasi risiko yang harus dillakukan dan melaporkannya secara periodik kepada Direksi.
Through operational activities in various business units which are widely spread, the Company faces a high variety of risk which need different mitigation pattern for each business unit. Therefore, to implement good risk management, PT PLN (Persero) has formed a Risk Management Division which is responsible for monitoring and evaluating risk management, recommending necessary risk mitigation efforts, and reporting periodically to Board of Directors.
Identifikasi, pengelolaan dan mitigasi risiko dilakukan secara berjenjang mulai dari masing-masing unit bisnis hingga level korporat sehingga manajemen di level Pusat dapat lebih mengkonsentrasikan seluruh upayanya pada pengelolaan dan penetapan langkah-langkah mitigasi risiko yang mungkin berdampak negatif di level korporat.
Identification, management and mitigation of risks are conducted by level, from business unit to corporate level. This way the management can focus their efforts more on the management and decision of risk mitigation steps that impact corporate level.
Manajemen Risiko yang bertanggung jawab untuk memantau dan mengevaluasi pengelolaan risiko berikut rekomendasi upaya mitigasi risiko yang harus dilakukan
Risk Management Division is responsible for monitoring and evaluating risk management, recommending necessary risk mitigation efforts
Implementation of Risk Management Based on decision of Board of Directors No.29.K/010/DIR/2004 dated November 2, 2004 concerning Risk Management, the Company obliges the management to complete a corporate risk study based on inputs/suggestions/changes related to corporate management.
Kajian Risiko ini meliputi: i) identifikasi risiko; ii) penilaian/analisis dampak risiko; iii) kuantifikasi dampak risiko; dan iv) metode pengelolaan risiko.
This Risk Study is to include: i) risk identification; ii) risk impact analysis/assessment; iii) risk impact quantification; and iv) risk management method.
Pedoman Proses Sasaran melalui penerapan Enterprise Risk Management (ERM) di Perusahaan ditetapkan dalam Surat Edaran Direksi No.004.E/ DIR/2006 tertanggal 6 Februari 2006.
Manual of Purpose and Process of Enterprise Risk Management is stipulated in circulation of Board of Directors No.004.E/DIR/2006 dated February 6, 2006.
Sejak tahun 2009 PLN telah melaksanakan Program Enterprise Risk Awareness di seluruh Unit Bisnis PLN, yang ditindaklanjuti dengan implementasi Program Kepatuhan Manajemen Risiko di seluruh anak perusahaan.
Since 2009 PLN has implemented the Enterprise Risk Awareness program in all of its business units, which is followed up by the implementation of Risk Management Compliance program in all subsidiaries.
Dengan penetapan Surat Edaran Direksi No.004.E/ DIR/2006 tanggal 6 Februari 2006 tersebut, maka seluruh kegiatan investasi di Perusahaan harus di lengkapi dengan : i) kajian kelayakan operasi; ii) kajian kelayakan keuangan; dan iii) analisa risiko dan mitigasi.
Following the implementation of the circulation of Board of Directors No.004.E/DIR/2006 dated February 6, 2006, all investment activities within the Company have to be preceded by: i) operational feasibility study; ii) financial feasibility study; and iii) risk analysis and mitigation.
Risiko yang dihadapi Perusahaan dibagi dalam kelompok-kelompok sesuai dengan penerapan manajemen risiko pada jenjang korporat. Pengelolaan risiko yang tepat dapat mengurangi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh risiko tersebut dan mengurangi frekuensi kejadian serupa dikemudian hari.
Risks faced by the Company are classified into groups based on corporate level risk management implementation. Proper risk management can reduce possibilities of negative impact and lower frequency of future similar events.
Pengelolaan risiko korporat dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu: Risiko keuangan merupakan sesuatu yang dapat menghambat kemampuan perusahaan untuk berinvestasi, mengembalikan pinjaman dan kewajiban lainnya, serta memberikan keuntungan yang rasional kepada pemegang saham. Beberapa risiko yang dapat dikategorikan dalam kelompok risiko keuangan, antara lain: perubahan nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing, perubahan tingkat suku bunga, dan lain-lain.
The corporate risk management is divided into the following two risk groups.: Financial risk is anything that can decelerate the Company’s capability to invest, to repay loans and other liabilities, and to give reasonable profit to shareholders. The risks categorized as financial risk are, among others, changes in currency conversion rate, changes in interest rate, and others.
Risiko operasional didefinisikan sebagai risiko yang timbul akibat dari kondisi operasional internal
Operating risk is defined as the risks arised from Company’s internal operations. The risks seen as
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Penerapan Manajemen Risiko Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.29.K/010/ DIR/2004 tanggal 2 November 2004 tentang pengelolaan Manajemen Risiko, Perusahaan mewajibkan Manajemen PLN untuk melengkapi kajian risiko bagi Perusahaan dari setiap usulan/saran/perubahan yang terkait dengan pengelolaan Perusahaan.
115
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
116
perusahaan. Risiko-risiko yang dapat diperhitungkan sebagai risiko operasional di perusahaan antara lain; penyelesaian pembangunan pembangkit non-BBM secara tepat waktu, biaya dan kualitas; pengelolaan jaringan distribusi; dan lain-lain.
operational risk are, among others, completion of the construction of non-fuel based power plants in time, cost and quality as planned; management of distribution network; and others.
Pengelolaan Risiko Korporat tahun 2010 Berdasarkan identifikasi yang dilakukan secara bejenjang dan cermat tersebut PLN melakukan pengelolaan dan mitigasi atas risiko-risiko dengan kategori level tinggi maupun ekstrem di tingkat korporat. Uraian berikut merupakan hasil pengelolaan dan mitigasi dari profil risiko-risiko dominan untuk risiko keuangan dan risiko operasional di PT PLN (Persero) sesuai RKAP 2010 Revisi dan beberapa risiko dominan yang kemungkinan akan tetap berlanjut pada tahun 2011.
Corporate Risk Management in 2010 PLN manages and mitigates high and extreme risks at corporate level based on thorough identification by level. The following discussion describes results of management and mitigation of dominant financial and operational risk profile at PLN in line with 2010 Annual Budget and Plan and some possible dominant risks that continue to 2011.
RISIKO KEUANGAN
FINANCIAL RISK
Risiko pertambahan kewajiban PT PLN (Persero) akibat dari fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar dapat mengancam kondisi keuangan perusahaan. Hal ini sebagai akibat dari banyaknya kewajiban pembayaran yang harus dilakukan perusahaan dalam denominasi US Dollar, yaitu pengembalian bunga dan pokok pinjaman, pembelian energi listrik dari pengembang swasta, dan transaksi pembelian energi primer.
The risk of higher liability of PLN due to fluctuation of Rupiah to US Dollar currency
Perusahaan telah berusaha mengurangi dampak dari risiko ini melalui upaya: program lindung nilai (hedging), forward contract, penjadualan pengembalian pinjaman, dan penggunaan mata uang Rupiah untuk seluruh transaksi.
PLN has tried to reduce the impact of this risk through hedging, forward contract, loan repayment scheduling, and by using Rupiah for all transactions.
Stabilnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar sepanjang tahun 2010, menyebabkan resiko ini tidak terjadi. Mengingat tren kurs Rupiah terhadap US Dollar yang terus menguat, perusahaan harus menyesuaikan terhadap perubahan situasi ini dengan mengevaluasi antara lain: • Restructuring hutang/bond dalam mata uang US Dollar. • Perubahan penjadwalan maturity date of bond atau obligasi, re open bond atau obligasi dan melakukan switch old outstanding securities menjadi new benchmark securities.
The stability of Rupiah to US Dollar currency throughout 2010 avoided this risk. Observing the improving trend of Rupiah to US Dollar currency, the Company has to adjust to this change of situation by the following actions:
Fluctuation of Rupiah to US Dollar currency may threaten the Company’s financial condition. This is because of the large amount of US Dollar liabilities, such us repayment of loan principal and interests, purchase of electricity from private sector, and primary energy purchase transaction.
• Resctructuring US Dollar bonds or liabilities • Rescheduling maturity date of bonds, re-open bonds, and switching old outstanding securities to new benchmark securities
•
Melakukan percepatan pembayaran pengembalian pinjaman untuk porsi US Dollar
• Accelerating portions.
repayment
of
US
Dollar
loan
Sementara itu kebijakan manajemen untuk melakukan hedging sedang dibuat landasan hukumnya dan mempersiapkan sumber daya manusianya. Sedangkan untuk mengurangi risiko fluktuasi mata uang US Dollar yaitu dengan membuat perencanaan kebutuhan valas 2 mingguan.
The Company is preparing legal basis and human resources for hedging policy. To reduce the risk of US Dollar currency fluctuation, the Company prepares bi-weekly foreign currency need planning.
Risiko berkaitan dengan subsidi (+ margin) listrik Pemerintah yang diterima PT PLN (Persero) Menunjuk pada pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya terdapat subsidi pemerintah yang masih menjadi persoalan yakni terkait besaran nilai subsidi, dan ketepatan waktu pembayaran subsidi oleh Pemerintah. Dampak dari resiko ini adalah terganggunya pendanaan investasi dan berkurangnya potensi margin yang bisa diperoleh perusahaan.
Government Subsidy (+ margin) related Risk
Sistim komunikasi dan koordinasi yang baik dengan masyarakat, pemerintah dan legislatif, dapat memperlancar penetapan besaran nilai subsidi dan ketepatan waktu pencairan.
Good communication and coordination with public, government and the legislative body can smooth the decision of subsidy amount and payment promptness.
Perhitungan subsidi tahun 2010 belum mencakup biaya non allowable cost untuk anak perusahaan seperti Icon+, dan unit-unit Jasa Penunjang yang mana biaya operasi yang dikeluarkan belum diperhitungkan didalam subsidi. Oleh karena itu pada tahun 2011 perlu disampaikan kepada Pemerintah bahwa perlu dilakukan: • Perubahan Peraturan Menteri Keuangan dalam menghitung subsidi, • Rencana alokasi pembayaran dari pendapatan subsidi yang akan diterima agar sesuai perhitungan subsidi RUPS yang ditetapkan. • Mengajukan kepada pemerintah apabila ada piutang subsidi PLN pada tahun 2010 agar dapat segera dibayarkan pada awal tahun 2011, agar tidak mengganggu cash flow perusahaan.
2010 subsidy calculation has not included non allowable cost for subsidiaries, such as Icon+ and support provider units whose operational cost has not been included in the subsidy. Hence, in 2011 PLN needs to inform the government of the needs of:
Risiko pertambahan beban operasi PT PLN (Persero) akibat fluktuasi harga minyak dunia Kenaikan harga minyak dunia yang sangat drastis, sebagai akibat dari ketidak stabilan politik di negara penghasil minyak, berpengaruh pada pertambahan beban operasi perusahaan. Masih tingginya kebutuhan BBM untuk membangkitkan listrik membuat resiko fluktuasi harga minyak sangat tinggi eksposurenya.
Risk of higher operating expenses due to fluctuation of global oil price Drastic increase of global oil price, due to political instabillity in oil producing countries, affects the Company’s operating expenses. The high need of oil fuel to generate electricity power brings the Company to high exposure on global oil price fluctuation.
Referring to past experience of government subsidy, the Company faces the risk of subsidy problems of amount and timely payment by the government. This risk imposes impact on investment financing and potential lower margin.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
• Changing Decree of Minister of Finance concerning subsidy calculation; • Adjusting payment allocation plan from subsidy income to be in line with subsidy calculation as determined by the AGM of Shareholders; • Proposing that the government pay 2010 subsidy payables to PLN in early 2011 to prevent negative impacts on company cash flow.
117
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
118
Salah satu cara untuk mengurangi resiko ini adalah dengan mengurangi pengoperasian pembangkit BBM, penyelesaian pembangunan pembangkit batubara (FTP-1, APBN, dan IPP), mencarikan pasokan gas baru untuk PLTGU yang selama ini disubstitusi dengan BBM, dan melakukan pengawasan yang ketat terhadap transportasi BBM serta perbaikan SFC pembangkit, merupakan langkah untuk mengurangi konsumsi BBM.
One way to lower this risk is by reducing the operation of oil fuel power plants, completing the construction of coal fuelled power plants (FTP-1, APBN and IPP), finding new gas supply for PLTGU that has been substituted by oil, and controlling oil fuel transportation and repairing SFC power plants to reduce oil consumption.
Risiko pertambahan kewajiban PT PLN (Persero) akibat perubahan suku bunga pinjaman Risk exposure PT PLN (Persero) akibat fluktuasi suku bunga pinjaman cukup tinggi, mengingat hampir 80% kewajiban perusahaan dalam bentuk bunga mengambang (floating interest rate). Kewajiban yang menggunakan pola fixed interest rate adalah obligasi domestik dan internasional dengan tingkat bunga secara rata-rata sebesar 10%.
Risk of higher liabilities due to changes of loan interest rates Risk exposure from loan interest rate fluctuation is quite high since nearly 80% of company liabilities is related to floating interest rate. Liabilities under fixed interest rates are domestic and international bonds with average yield of 10%.
Beberapa tindakan mitigasi yang dapat dilakukan oleh manajemen adalah antara lain menjalankan program lindung nilai (hedging), forward contract, penjadualan pengembalian pinjaman ataupun meminta pemegang saham untuk menanggung beban pinjaman tambahan yang diakibatkan kenaikan suku bunga pinjaman.
Some mitigation steps taken by the management are, among others, hedging, forward contract, loan repayment scheduling, and asking shareholders to share the additional liabilities from higher interest rate.
Untuk mengurangi Risk exposure akibat fluktuasi suku bunga pinjaman perlu di kaji untuk mengubah pinjaman yang floating interest rate, menjadi fixed interest rate. Pembentukan tim pemantau pergerakan suku bunga acuan diperlukan untuk memberikan early warning agar dapat segera diambil langkah – langkah korektif.
To lower risk exposure on loan interest rate fluctuation, the Company needs to study the feasibility of changing from floating rate to fixed interest rate, and to form a team that monitors interest rate benchmark movement and provides early warning to take prompt corrective action.
Risiko kegagalan pemenuhan rencana peningkatan kapasitas yang diakibatkan adanya kesenjangan pendanaan (funding gap) Dengan target pertumbuhan penjualan sebesar 7,59% diperlukan peningkatan kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi yang secara total membutuhkan dana investasi sebesar Rp 76,16 triliun.
Risk of failure to meet capacity improvement target due to funding gap
Dana tersebut diperoleh dari committed loan dana internal dan sisanya dari pinjaman.
This fund was to be obtained from committed loan, internal fund, and loan.
Untuk pendanaan yang berasal dari pinjaman, terdapat persyaratan dalam memperoleh dana tersebut antara lain adanya batasan dari World Bank untuk debt service coverage ratio (DSCR) yang harus dipenuhi oleh perusahaan yaitu minimal sebesar 1,50 kali.
To obtain funding loan, PLN has to meet the World Bank’s debt service coverage ratio (DSCR) requirement of 1.50.
Kenyataannya gap pendanaan pada tahun 2010 tidak terjadi dikarenakan rencana investasi yang tidak sesuai dengan realisasi, sehingga target penarikan untuk investasi proyek rendah.
Funding gap did not take place in 2010 because realization of investment was not as planned which led to low withdrawal.
Beberapa proyek pembangkit yang direncanakan selesai pada tahun 2010, mengalami keterlambatan COD hingga tahun 2011, juga untuk proyek transmisi, gardu induk dan distribusi.
Several power plant projects targeted for completion in 2010 was delayed, so were transmission, main station and distribution projects.
Untuk menghindari terjadinya funding gap, dilakukan perencanaan kebutuhan investasi lebih akurat dengan melakukan koordinasi secara terus-menerus antara jadwal penarikan dana/kebutuhan investasi proyek dengan ketersedian dana. Selanjutnya dengan melakukan management cash flow lebih baik.
To avoid funding gap, the Company prepared more accurate investment plan through constant coordination between fund withdrawal schedule/ investment project need with fund availability, and further better cash flow management.
Targeting a sales growth of 7.59%, PLN needs to improve the capacity of power plants, transmission and distribution which requires a total investment fund of Rp76.16 trillion.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
119
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
120
Risiko kegagalan likuiditas kas Perusahaan untuk membayar biaya kegiatan investasi seperti pembangunan pembangkit Proyek Percepatan PLTU batu bara 10.000 MW dan jaringan transmisi dan gardu induk terkait untuk Jawa Bali dan Luar Jawa Bali Kegagalan likuiditas kas perusahaan untuk membayar kegiatan investasi dapat terjadi mengingat proses administrasi untuk pencairan dana pinjaman setelah penandatanganan perjanjian pinjaman rata-rata memerlukan waktu hingga 12 (dua belas) bulan. Sebagai konsekuensi dari peristiwa tersebut PT PLN (Persero) harus menggunakan likuiditas kas yang ada untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dalam kontrak Engineering Procurement Construction (EPC). Sementara, ketersediaan likuiditas kas di perusahaan untuk investasi sangat terbatas, sehingga potensi kegagalan pembayaran untuk kegiatan investasi dapat terjadi.
Risk of liquidity failure to pay investment activities, such construction of 10,000 MW Fast Track coal PLTUs and transmission network and related sub stations for Java Bali and outside Java Bali.
Langkah mitigasi yang dapat dipertimbangkan adalah dengan mengusahakan keringanan persyaratan payment guarantee untuk penerbitan letter of credit (L/C) kepada bank penerbit. Sehingga cash collateral yang telah disetor pada bank yang bersangkutan dapat dipergunakan untuk memperkuat kondisi likuiditas kas perusahaan. Adapun tindakan mitigasi lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan efisiensi pada kegiatan operasional seperti pengelolaan inventory level stock untuk batubara pada pembangkit-pembangkit besar, melaksanakan pengadaan energi primer yang terintegrasi, dan eksplorasi kemungkinan penerapan skema sewa jaringan (built, lease, and transfer) dengan pihak ketiga untuk jaringan distribusi.
A mitigation step is negotiating to lessen payment guarantee requirements for the issuance of Letter of Credit (L/C) so that the cash collateral can be utilized to strengthen the Company’s cash liquidity. Other possible mitigations are efficiency of operational activities such as inventory level management on coal for large power plants, integrated procurement of primary energy, and exploration of built, lease, and transfer scheme application with third party for distribution network.
Realisasi risiko kegagalan likuiditas kas Perusahaan untuk membayar biaya kegiatan investasi tidak terjadi, karena progres penarikan dana investasi rendah yang disebabkan karena proyek-proyek investasi, khususnya PLTU 10.000 MW mengalami keterlambatan.
In 2010 cash liquidity failure to pay the cost of investment activities did not take place because investment fund withdrawal progress is slow due to delay in 10,000 MW construction projects.
Mengingat bahwa banyak proyek-proyek investasi yang mundur pada tahun 2011, sehingga akan meningkatnya biaya investasi yang perlu didukung dengan perencanaan besar penarikan dan jadwal penarikan atas tagihan proyek. Untuk itu maka pengelolaan cash flow perusahaan lebih baik pada tahun 2011.
Noting that many investment projects are delayed to 2011, the Company needs to manage 2011 cash flow to meet the amount and timing of withdrawals for project payables.
Liquidity failure to pay investment actitivities can be triggered by difference of time between agreement signing and loan withdrawal that on average takes up twelve months. As a consequency of such event, PLN has to existing liquidity to meet its liabilities under Engineering Procurement Contruction (EPC) contract. Meanwhile, available liquidity for investment activities is so limited that potential failure of payment can happen.
Risiko kegagalan memenuhi rasio keuangan yang mengikat seperti covenant dalam usaha untuk menerbitkan obligasi/pinjaman baru Dalam tahun 2010 penyerapan pinjaman diproyeksikan akan meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dikarenakan pembangunan proyek 10.000 MW yang sebagian besar memasuki tahap akhir fase konstruksi. Peningkatan pinjaman tersebut direfleksikan dari besaran committed loan yang sudah ditandatangani dengan pihak kreditor ataupun lender baik dari dalam negeri maupun asing. Peningkatan penyerapan pinjaman tersebut mengakibatkan meningkatnya beban bunga pinjaman atau dengan kata lain mengakibatkan peningkatan interest expense yang mempengaruhi consolidated interest coverage ratio (CICR) dan debt service coverage ratio (DSCR). Sedangkan CICR dan DSCR merupakan covenants yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk mempertahankan ’kelayakan’ secara finansial di kalangan kreditor.
Risk of failure to meet binding financial ratios for issuance of new bonds/loans
Rencana tindakan mitigasi yang dapat ditindaklanjuti dengan mengusulkan tambahan penyertaan modal pemerintah untuk memperkuat struktur modal atau menaikkan revenue melalui peningkatan penjualan energi listrik yang secara langsung berdampak pada kenaikan besaran subsidi Public Service Obligation (PSO).
A mitigation plan that can be followed up is proposing additional capital from the government to strengthen capital structure, or increasing revenue through sales increase that directly affects Public Service Obligation (PSO) subsidy amount.
Risiko kegagalan memenuhi rasio keuangan yang mengikat covenant tidak terjadi, kemampuan perusahaan untuk melakukan pinjaman melalui obligasi masih dapat dipenuhi, sehingga sampai akhir tahun 2010 covenant masih dapat terpenuhi.
This risk did not happen in 2010, which means the Company was acquire loan through bonds and the covenant was still fulfilled to the end of 2010.
RISIKO OPERASIONAL
OPERATIONAL RISK
Risiko kegagalan program perbaikan bauran energi (energy mix) dengan mengurangi pembangkit BBM Mahalnya harga minyak dan volatilitas harga yang sangat tidak stabil menyebabkan operasi pembangkit BBM harus dikurangi. Untuk bisa mengurangi pembangkit BBM, kesiapan dan keandalan pasokan pembangkit non BBM yang harus diperhatikan.
Risk of failure to improve energy mix by reducing oil fuelled power plants The expensive and volatile price of oil triggers the need to reduce the operation of oil fuelled power plants, which in turn increases the need for readiness and reliability of non oil fuelled power plants’ supply.
Pencapaian perbaikan bauran energi ini sangat ditentukan oleh kegiatan/program sebagai berikut: • Kelancaran penyelesaian pembangunan pembangkit PLTU baru (FTP 1, APBN dan IPP) yang diproyeksikan untuk menggantikan pembangkit BBM.
Achievement of energy mix improvement is largely determined by the following activities: • Timely completion of the contruction of new PLTUs (FTP 1, APBN dan IPP) which are projected to replace oil fuelled power plants.
Need for loan was estimated to increase in 2010 compared to previous years because most 10,000 MW power plant construction projects would enter the final phase. The increase of loan is reflected in the amount of committed loan that has been signed with domestic and international creditors or lenders. Loan increase will lead to higher interest expense that will affect consolidated interest coverage ratio (CICR) and debt service coverage ratio (DSCR). In the meantime, CICR and DSCR are covenants that have to fulfilled by the Company to maintain financial credibility before creditors.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
121
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
122
• Kepastian penyediaan pasokan gas alam dan batubara, sebagai energi primer yang lebih murah dibandingkan BBM, untuk pembangkitpembangkit existing. • Optimalisasi pemanfaatan pembangkit berbasis energi terbarukan (air, panas bumi, matahari dan lain-lain) yang disesuaikan dengan potensi energi lokal.
• Reliability of natural gas and coal supply as less expensive primary energy for existing power plants.
Realisasi bauran energi pembangkit di tahun 2010 tidak tercapai, yang disebabkan oleh target produksi pada pembangkit eksisting yang berbahan bakar batubara antara lain PLTU Labuhan Angin, PLTU Labuhan Unit 1, PLTU Tarahan dan PLTU Ombilin tidak mencapai sasaran. Hal ini mengakibatkan dioperasikannya pembangkit berbahan bakar minyak.
Energy mix realization was not achieved in 2010 because existing coal fuel power plants, such as PLTU Labuhan Angin, PLTU Labuhan Unit 1, PLTU Tarahan and PLTU Ombilin, did not meet production target, which led to the operating of oil fuel power plants.
Pada tahun 2011 melanjutkan mitigasi yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya sehingga COD PLTU (FTP1, APBN, PLTGB dan IPP) dapat dipastikan sesuai jadwal. Ada beberapa hal yang harus dibenahi agar keterlambatan COD tidak terjadi antara lain : • Memilih pelaksana proyek yang bonfide • Jumlah sub kontraktor dibatasi • Manajemen shipping dibenahi • Segera membayar bila terjadi perubahan peraturan • Duration proyek diperpanjang. • Melakukan komunikasi dengan head office yang di China • QA-QC dilakukan sampai level III
Previous year’s mitigation plan should be continued in 2011 to ensure COD of PLTUs (FTP1, APBN, PLTGB and IPP) on schedule. To prevent COD delay, the Company has to fix the following:
Untuk memastikan supplai batubara tidak mengalami kendala yang perlu dilakukan adalah meminta kepada Pemerintah untuk segera mengeluarkan kebijakan mengenai Domestic Market Obligation batubara dan harga acuan batubara yang dipatuhi oleh pemasok. Selain itu mendorong percepatan pembangunan PLTS, PLTMH dan pengoperasian PLTP di beberapa lokasi seperti PLTP Mataloko dan PLTP Ulumbu.
To ensure absence of problems on coal supply, the Company needs to ask the government to issue a policy on coal Domestic Market Obligation and coal benchmark price that has to be observed by suppliers. This step is also necessary to accelerate the construction of PLTS, PLTMH and the operation of PLTP in several locations such as PLTP Mataloko and PLTP Ulumbu.
Risiko kepastian dan keandalan pasokan energi primer terutama batubara dan gas alam Memperhatikan pembangkit berbahan bakar batubara dan gas memiliki biaya produksi yang lebih rendah dibanding dengan pembangkit BBM, maka kepastian dan keandalan pasokan untuk kedua energi primer tersebut diatas menjadi faktor kritis.
Risk of certainty and reliability of primary energy supply, specially coal and natural gas As the Company focuses on coal and gas fuel power plants that require lower production cost than oil fuel plants, the certainty and reliability of supply of the primary energy becomes critical factors.
• Optimal utilization of renewable energy (water, geothermal, solar, etc) based power plants in line with local energy potentials.
• • • •
Select credible contractors Limit number of sub contractors Improve shipping management Conduct prompt payment if rules change
• Prolong project duration • Communicate with head office in China • Conduct QA-QC up to the third level
Rearrangement of coal supply allocation, which is possible for suppy from subsidiaries or affiliated companies, is necessary for the improvement of coal supply reliability. Ensuring fair agreement with suppliers is also necessary. On the other hand, improvement of gas supply reliability is obtained through better coordination with the government, which are Ministry of Energy and Mineral Resources, Ministry of Finance, Ministry of SOE, and Oil and Gas Regulator (BP Migas).
Diskontinuitas pasokan gas telah terjadi untuk pembangkit di Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, Wilayah Kalimantan Timur, Pembangkit di Muara Tawar, Muara Karang, Tanjung Priok, Tambak Lorok dan Bali. Juga terjadinya pengurangan pasokan gas dari PGN dari 200 BBTUD menjadi 100 BBTUD. Sedangkan untuk pasokan batubara terjadi keterlambatan pasokan akibat keinginan pemasok untuk renegosiasi kontrak untuk kenaikan Harga Batubara Acuan (HBA) oleh ESDM, selain itu juga performance beberapa pemasok batubara yang tidak baik.
Discontinuity of gas supply took place in power plants in North Sumatera, East Kalimantan, Muara Tawar, Muara Karang, Tanjung Priok, Tambak Lorok and Bali. There was also reduction of gas supply from PGN to 100 BBTUD from the initial 200 BBTUD. Coal supply was delayed because suppliers wanted to re-negotiate contract due to the increase of Coal Benchmark Price (“HBA”) by Ministry of Energy and Mineral Resources, and also due to unsatisfactory performance of some suppliers.
Untuk tahun 2011, direncanakan untuk mencari pemasok gas baru serta tindakan korektif dengan melakukan substitusi gas dengan BBM. Sedangkan untuk kelancaran pasokan batubara Low Rank Coal, akan mengajukan usulan kepada Pemerintah untuk segera mengeluarkan kebijakan mengenai Domestic Market Obligation batubara dan Harga Acuan Batubara yang dipatuhi oleh pemasok.
The Company plans to find new gas suppliers for 2011 and do corrective substitution of gas with oil fuel. To ensure reliable supply of Low Rank coal, the Company will ask the government to issue a policy on Domestic Marketing Obligation and Benchmark Price of coal.
Risiko kegagalan pencapaian target COD pembangkit milik Pengembang Swasta (IPP) Kegagalan pencapaian target commercial operation date (COD) milik pengembang swasta (IPP) berpengaruh pada kemampuan PT PLN (Persero) untuk memperbaiki bauran energi, dan pemenuhan demand growth.
Risk of private power plants (IPP)’s failure to meet COD target IPP’s failure to meet COD target affects the capability of PLN to improve energy mix and meet demand growth.
Untuk menghindari resiko kegagalan COD adalah dengan melakukan: (i) tindakan corrective untuk kontrak-kontrak IPP yang dalam masa konstruksi; (ii) tindakan preventive untuk kontrak-kontrak IPP yang masih dalam proses pengadaan; (iii) perbaikan pada proses seleksi pengembang swasta sehingga dapat meminimalkan peluang terjadinya kelambatan ataupun kegagalan mencapai agreed COD oleh pengembang pembangkit listrik swasta.
This risk can be avoided by: (i) taking corrective action on IPP contracts in construction period; (ii) taking preventive action on IPP contracts in procurement process; (iii) improving IPP selection process in order to minimize the possibility of delay or failure to achieve COD target by private power plants.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Untuk meningkatkan jaminan keandalan pasokan batubara diperlukan pengaturan ulang alokasi pasokan batubara yang memungkinkan, sebagian alokasi pasokan diperoleh dari anak perusahaan atau afiliasi PT PLN (Persero) dan memastikan perjanjian jual beli yang adil antara pihak PT PLN (Persero) dengan para pemasok. Sedangkan untuk meningkatkan jaminan keandalan pasokan gas adalah dengan meningkatkan koordinasi dengan pemerintah yaitu koordinasi antara Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN dan BP Migas.
123
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
124
Pembelian tenaga listrik dari IPP tidak tercapai, hal ini disebabkan program pengembangan IPP tahun 2010 banyak mengalami kendala yaitu COD beberapa proyek IPP tertunda, antara lain PLTP Simpang Belimbing, dan tidak optimumnya pengoperasian IPP Asahan 3 akibat kendala operasional.
Purchase of electricity from IPP was not realized because in 2010 many IPP projects faced constraints, such as delayed project in PLTP Simpang Belimbing, and not optimal operation of IPP Asahan 3 due to operational constraints.
Dalam tahun 2011 untuk mempercepat penyelesaian IPP yang tertunda akan dilakukan komunikasi yang efektif dengan pengembang untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, dan melakukan penyelesaian IPP terkendala sampai dengan amandemen kontrak, agar COD beberapa proyek IPP yang delay dapat segera terselesaikan. PLN membantu kontraktor apabila terjadi permasalahan dengan masyarakat dan Pemerintah kabupaten di wilayah pembangkit.
To accelerate the completion of delayed IPP, in 2011 the Company will conduct effective communication with developers to manage problems and to accomplish completion of IPP up to contract amendment period so that several delayed IPP projects can be finalized. PLN helps the contractor if there is any problem with the community and local government.
Risiko keterlambatan penyelesaian pembangunan jaringan transmisi dan distribusi ke pusat beban Seiring dengan pembangunan pembangkit baru diperlukan pembangunan jaringan transmisi ke pusat-pusat beban. Ketiadaan jaringan transmisi untuk mengalirkan listrik ke pusat beban akan menimbulkan dampak berupa kehilangan potensi penjualan. Khusus untuk pembangkit swasta (IPP) dampak lainnya adalah pengenaan pasal take or pay (TOP) dimana PT PLN (Persero) harus membayar atas energi listrik yang akan diproduksi tanpa sempat digunakan.
Risk of delay in completion of transmission and distribution construction In line with construction of new power plants, it is necessary to build transmission network to load centers. Lack of transmission network to bring electricity to load center will negatively affect sales potentials. Particulary in IPP case, another impact is the application of take or pay article, in which PLN has to pay electricity production without any opportunity to use it.
Mitigasi yang dapat dilakukan adalah dengan memastikan jadwal penyelesaian pembangunan Transmisi dan Distribusi sebelum COD proyek pembangkit. Banyaknya titik lahan yang dibebaskan dimana melibatkan banyak pihak dan sehingga koordinasi dengan pemerintah daerah setempat, atau yang lebih tinggi sangat diperlukan.
An alternative of mitigation is by ensuring schedule of completion of transmission and distribution development before COD project. Coordination with local government or higher regulator is necessary because such project needs a certain amount of land acquisition.
Dalam tahun 2010 masalah pembebasan tanah sudah dilakukan dengan baik antara PLN dengan stakeholder terkait, namun dibeberapa lokasi belum dapat dilakukan pembebasan tanah dibebaskan yang dikarenakan tidak adanya kesepakatan harga.
Land acquisition problem in 2010 was solved through coordination between PLN and related stakeholder, but in several locations land acquisition was still a problem due to absence of price deal.
Pada tahun 2011 potensi resiko keterlambatan proyek transmisi tetap akan terjadi, langkah langkah yang akan dilakukan adalah: (i) melanjutkan mitigasi
Risk of delayed project is possible to happen in 2011. The following steps can be taken: (i) continue previous year’s mitigation; (ii) cooperate with local government
yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya (ii) menggandeng Pemerintah daerah setempat dengan membentuk tim untuk menyelesaikan masalah dengan masyarakat. (iii) melakukan komunikasi dan koordinasi yang baik dengan masyarakat maupun pemerintah setempat (iv). Melibatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh akan memudahkan komunikasi dan koordinasi. Risiko kegagalan pencapaian penurunan susut jaringan menjadi 9,41% Dengan telah tercapainya angka susut 2009 menjadi single digit, maka upaya pencapaian susut tahun 2010 mengemban makna penting berupa 1) Mempertahankan agar realisasi susut tetap single digit dan 2) Mengupayakan pencapaian yang lebih baik dari susut 2009. Pada tahun 2010 pencapaian susut belum mencapai target meskipun masih tetap single digit. Program kerja penurunan susut belum dapat dilaksanakan diawal tahun karena kendala pencairan anggaran investasi. Pada tahun 2011 anggaran investasi terutama yang terkait dengan program penurunan susut, akan diterbitkan pada awal tahun, sehingga seluruh program penurunan susut bisa berjalan mulai awal tahun.
Dalam tahun 2011 untuk mempercepat penyelesaian IPP yang tertunda akan dilakukan komunikasi yang efektif dengan pengembang untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi To accelerate the completion of delayed IPP, in 2011 the Company will conduct effective communication with developers to manage problems
Risk of failure to achieve network loss target of 9.41% The achievement of single digit network loss ratio in 2009 led to the importance of achievement of 2010 network loss targets of: 1) Keeping up the single digit ration, and 2) Striving to reach a better ratio than 2009’s. Although still single digit, network loss ratio in 2010 was not as targeted. Network loss work plan could not be implemented in the beginning of the year due to constraints in investment budget withdrawal. In 2011 the investment budget related to network loss program will be issued at year beginning so that all network loss programs can start in the beginning of the year.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
to form a team to solve the problems with local community; (iii) conduct good communication and coordination with local government and community; (iv) involve prominent public figures to gain effective communication and coordination.
125
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
126
Risiko politik, ekonomi, dan sosial dari pemadaman listrik di beberapa daerah di wilayah Indonesia Pemadaman listrik di beberapa daerah di Indonesia tidak dapat dihindari dikarenakan ketidakmampuan perusahaan untuk mensupply listrik yang cukup dan handal ke pelanggan. Pemadaman listrik tersebut dapat menimbulkan risiko yang kompleks ditinjau dari sudut pandang politik, ekonomi, dan sosial, dikarenakan fungsi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok di masyarakat. Ketersediaan listrik dalam jumlah yang cukup serta handal mutlak diperlukan.
Political, economic and social risks of blackout in some regions in Indonesia In some areas, blackout is unavoidable because the Company can not supply enough electricity to customers. The blackout can result in a complex risk seen from political, economic and social point of view, because electricity has been a primary need for the community. Sufficiency and reliability of electricity supply is an absolute necessity.
Pada awal tahun 2010 masih banyak unit yang mengalami pemadaman karena keterbatasan daya, tetapi pada pertengahan tahun keseluruhan unit sudah tidak ada pemadaman, karena diatasi dengan sewa mesin. Namun demikian masih ada pemadaman di beberapa lokasi yang diakibatkan oleh kerusakan trafo, dan jaringan yang tetap berdampak pada sosial ekonomi.
In early 2010, many units still suffered from blackout due to power limitation, but there has been no more blackout since mid 2010 because the problem is solved through machine rental. However, there are still blackouts in several locations, which are caused by transformer and network damage, resulting in social economic impacts.
Untuk menjaga keandalan pasokan energi listrik diseluruh unit, sewa mesin masih perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan kapasitasnya. Ketepatan COD pembangkit PLTU FTP-1 maupun IPP sesuai dengan jadwal. Operation & Maintenance pada sistim transmisi dan distribusi harus dilaksanakan sesuai dengan SOP yang ada. Sistim komunikasi yang baik dengan stakeholder terus dilakukan dan ditingkatkan. Program kemitraan dan bina lingkungan bisa difokuskan untuk menurunkan resiko sosial politik akibat pemadaman.
The capacity of rented machine needs to be maintained, even enhanced, to ensure reliability of electricity suppy in all units. COD of PLTU FTP-1 and IPP is to be on schedule. Transmission and distribution operation and maintenance has to conducted in line with SOP. Good communication with stakeholders are to be preserved and improved. Patronage partnership and community development can be focused on reducing political and social risks of blackout.
Risiko kegagalan dalam memenuhi ketersediaan dan keandalan Unit pembangkit existing untuk mendukung pasokan energi listrik kepada pelanggan Kegagalan perusahaan mempertahankan ketersediaan, keandalan (EAF), dan efisiensi unit pembangkit existing juga dapat mengakibatkan terjadinya pemadaman. Untuk dapat mempertahankan ketersediaan dan keandalan unit pembangkit yang eksisting, program Operation & Maintenance yang baik dan tepat waktu sangat diperlukan.
Risk of failure to meet existing power plants’ availability and reliability to sustain electricy supply to customers Company failure to maintain availability, reliability and efficiency of existing power plants can result in blackouts. A good and timely Operation and Maintenance program is of utmost necessity for maintaining existing power plants’ availability and reliability.
Realisasi pemeliharaan pembangkit dan jaringan pada tahun 2010 tidak mencapai sasaran yang disebabkan oleh penundaan jadual pemeliharaan pembangkit, hal ini berakibat pada pembangkit yang tidak dapat beroperasi sesuai kapasitas (derating tinggi) bahkan mengalami kerusakan.
Realization of power plants and network maintenance in 2010 did not reach the target due to postponement of power plant maintenance schedule, which resulted in some power power plants’ non operational as capacity (high derating) even damage.
To maintain availability and reliability of power plants, it is necessary to improve maintenance quality by utilizing good quality spare parts, increasing work quality, and operating the power plants in accordance with SOP.
Risiko pertambahan biaya investasi pembangunan Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW yang disebabkan keterlambatan penyelesaian konstruksi Memperhatikan perkembangan penyelesaian Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW pada saat ini terindikasi adanya potensi penyelesaian proyek akan melampaui masa tenggang pinjaman. Dampak dari risiko keterlambatan penyelesaian tersebut adanya potensi tambahan beban keuangan perusahaan jika para kreditor tidak menyetujui usulan perpanjangan masa tenggang pinjaman ataupun perpanjangan masa tenggang pinjaman disetujui dengan suku bunga baru.
Risk of higher cost of investment on the construction 10,000 MW Fast Track Power Plants due to delay in construction completion Current progress of the construction of 10,000MW Fast Track Power Plants indicates potential delay of project completion up to possible exceeding of loan grace period. The impact of this delay is potential addition of financial burden if creditors disapprove the Company’s request to extend loan period or approve the request subject to new interest rates.
Tindakan mitigasi yang dapat dilakukan adalah melakukan negosiasi dengan pihak kreditor sejak dini untuk proyek-proyek yang diindikasikan akan mengalami keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan fisiknya. Negosiasi yang dilakukan adalah untuk mengurangi dampak biaya tambahan yang akan menjadi beban perusahaan seperti tingkat suku bunga, jangka waktu masa pengembalian pinjaman, dan kewajiban-kewajiban lain yang berhubungan dengan penyelesaian perjanjian kredit
Possible mitigation action is early negotiation with creditors for projects with indication of delay of physical work completion. The negotiation is to reduce additional cost that will become company burden such as interest rates, loan repayment period, and other liabilities related to credit agreement.
Risiko pertambahnya biaya penyelesaian pembangunan PLTU 10.000 MW terjadi antara lain karena adanya pekerjaan tambah yang tidak dapat dihindarkan dalam penyelesaian pekerjaan.
The risk of higher cost on the construction of 10,000MW PLTUs could be triggered by unavoidable additional works for completion.
Ada beberapa penyebab keterlambatan penyelesaian PLTU 10.000 MW antara lain : • Performance pelaksana proyek tidak baik • Miskomunikasi internal antara main kontraktor dengan sub kontraktor • Jumlah Sub kontraktor terlalu banyak • Shipping Management • Outstanding pembayaran akibat perubahan peraturan PPh (Change of Law) • Duration penyelesaian proyek terlalu pendek
Several causes of delay in the completion of 10,000MW PLTUs are, among others: • Underperformance of project contractors • Internal miscommunication between the main contractor and sub contractors • Too many sub contractors • Shipping management • Payment outstanding due to change of law
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Untuk mempertahankan ketersediaan dan keandalan pembangkit maka perlu ditingkatkan kualitas pemeliharaan dengan menggunakan sprare part dengan kualitas yg baik, meningkatkan mutu kualitas pekerjaan, serta pengoperasian pembangkit yang sesuai dengan SOP.
• Too short duration for project completion
127
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
128
Untuk mengurangi peluang terjadinya risiko pertambahan biaya investasi pembangunan Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW, manajemen perusahaan mengusahakan secara optimal (i) pencapaian target commercial operation date (COD) dari masing-masing pembangkit melalui optimalisasi sumber daya yang dimiliki oleh Kontraktor EPC dan (ii) peningkatan pekerjaan pengawasan di lapangan serta (iii) melakukan komunikasi secara intensif dengan kontraktor.
To reduce the risk of higher cost of investment on the construction of 10,000MW Fast Track Power Plants, the Company’s management strives to (i) meet the commercial operation date (COD) target of each power plant through optimal utilization of contractors’ resources; (ii) intensify field supervising works; and (iii) conduct intensive communication with contractors.
PENerbitan OBLIGASI Bond issuance Since 1992 PLN has made use of various Capital Market instruments by issuing local bonds, guaranteed notes and sukuk ijarah to fund investments, such as construction of generating power plants, transmission networks, distribution network, and working capital. PLN’s bonds and sukuk ijarah are managed by experienced trustees and annually rated by international and national rating companies.
Obligasi-obligasi yang telah diterbitkan adalah sebagai berikut: 1. Obligasi PLN I Seri A Tahun 1992 senilai Rp 300.000.000.000 (tiga ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun yang telah jatuh tempo dan telah dilunasi pada tanggal 23 Oktober 1997. Bunga obligasi untuk 6 (enam) bulan pertama adalah sebesar 19,50% per tahun, selanjutnya diberlakukan tingkat bunga mengambang dengan perhitungan rata-rata bunga deposito Rupiah berjangka waktu 6 (enam) bulan pada Bank-Bank Umum Milik Negara Republik Indonesia ditambah premi sebesar 0,975%.
PLN has issued the following bonds: 1. PLN I Series A Year 1992 Bond of Rp300,000,000,000 (three hundred billion rupiah) value and 5 (five) years tenor which was mature and paid off on October 23, 1997. The bond’s yield was 19.5% per annum for the first six months, and then on floating at the average interest rates of Rupiah six-month time deposits of Republic of Indonesia’s state-owned banks plus a premium of 0.975%.
2. Obligasi PLN II Tahun 1993 senilai Rp600.000.000.000 (enam ratus miliar Rupiah) dengan, jangka waktu 7 (tujuh) tahun yang telah jatuh tempo dan telah dilunasi pada tanggal 29 Oktober 2000. Bunga obligasi untuk tahun pertama dan kedua sebesar 15,5% per tahun, selanjutnya diberlakukan tingkat bunga mengambang dengan perhitungan ratarata bunga deposito Rupiah berjangka waktu 6 (enam) bulan pada Bank-Bank Umum Milik Negara Republik Indonesia ditambah premi sebesar 1%.
2. PLN II Year 1993 Bond of Rp600,000,000,000 (six hundred billion rupiah) value and 7 (seven) years tenor which was mature and paid off on October 29, 2000. First and second year’s yield was 15.5% per annum, then on floating at the average interest rates of Rupiah six-month time deposits of Republic of Indonesia’s state-owned banks plus a premium of 1%.
3. Obligasi PLN III Tahun 1995 senilai Rp318.430.000.000 (tiga ratus delapan belas miliar empat ratus tiga puluh juta Rupiah) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun yang telah jatuh tempo dan telah dilunasi pada tanggal 7 April 2000. Bunga obligasi untuk 6 (enam) bulan pertama adalah sebesar 16% per tahun, selanjutnya diberlakukan tingkat bunga mengambang dengan perhitungan ratarata bunga deposito Rupiah berjangka waktu 6 (enam) bulan pada Bank-Bank Umum Milik Negara Republik Indonesia ditambah premi sebesar 1%.
3. PLN III Year 1995 Bond of Rp318,430,000,000 (three hundred eighteen billion four hundred thirty million rupiah) value and 5 (five) years tenor which was mature and paid off on April 7, 2000. The first 6 (six) months’ yield was 16% per annum, and then on floating at the average interest rates of Rupiah six-month time deposits of Republic of Indonesia’s state-owned banks plus a premium of 1%.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Sejak 1992 PLN telah memanfaatkan pendanaan dari berbagai instrumen Pasar Modal dengan menerbitkan obligasi lokal, guaranteed notes dan sukuk ijarah untuk keperluan investasi pembangunan pembangkit, jaringan transmisi,distribusi dan modal kerja. Obligasi dan Sukuk Ijarah PLN yang telah diterbitkan dikelola oleh wali amanat yang berpengalaman dan setiap tahun dinilai oleh badan pemeringkat bereputasi internasional maupun nasional.
129
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
130
4. Obligasi PLN IV Tahun 1995 senilai Rp680.000.000.000 (enam ratus delapan puluh miliar Rupiah) dengan jangka waktu 4 (empat) tahun yang telah jatuh tempo dan telah dilunasi pada tanggal 25 Agustus 1999. Bunga obligasi untuk tahun pertama adalah sebesar 18% per tahun, selanjutnya diberlakukan tingkat bunga mengambang yang akan ditetapkan bersama oleh Perusahaan dan Wali Amanat setiap 6 (enam) bulan.
4. PLN IV Year 1995 Bond of Rp680,000,000,000 (six hundred eighty billion rupiah) value and 4 (four) years tenor which was mature and paid off on August 25, 1999. The first year’s yield was 18% per annum, and then on floating at a rate collaboratively determined by the Company and the Trustee every 6 (six) months.
5. Obligasi PLN V Tahun 1996 senilai Rp1.000.000.000.000 (satu triliun Rupiah) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun yang telah jatuh tempo dan telah dilunasi pada tanggal 21 Agustus dan 15 Nopember 2001. Bunga untuk seri A ditetapkan dengan tingkat bunga tetap atas dasar Indonesia rupiah Currency Swap offer Rate (“IRSOR”) 5 (lima) tahun ditambah premi sebesar 1% per tahun. Bunga untuk seri B ditetapkan berdasarkan rata-rata bunga deposito dalam valuta Rupiah berjangka 6 (enam) bulan ditambah premi tetap sebesar 1,25%. Bunga untuk seri C ditetapkan berdasarkan IRSOR 6 (enam) bulan ditambah premi tetap sebesar 1,25%.
5. PLN V Year 1996 Bond of Rp1,000,000,000,000 (one trillion rupiah) value and 5 (five) years tenor which was mature and paid off on August 21 and November 15, 2001. Series A bond yield was fixed based on the 5 (five) years Indonesian Rupiah Currency Swap Offer Rate (IRSOR) plus a premium of 1% per annum. Series B bond yield was based on average interest rates of Rupiah six-month time deposits plus a premium of 1%. Series C bond yield was determined based on 6 (six) months IRSOR plus a premium of 1.25%.
Sejak 1992 PLN telah memanfaatkan pendanaan dari berbagai instrumen Pasar Modal dengan menerbitkan obligasi lokal, guaranteed notes dan sukuk ijarah untuk keperluan investasi pembangunan pembangkit, jaringan transmisi,distribusi dan modal kerja Since 1992 PLN has made use of various Capital Market instruments by issuing local bonds, guaranteed notes and sukuk ijarah to fund investments, such as construction of generating power plants, transmission networks, distribution network, and working capital
6. PLN VI Year 1997 Bond Series A, Series B and Series C of Rp600,000,000,000 (six hundred billion rupiah) value, 10 (ten) years tenor and maturity on August 8, 2007. Bond yields are fixed and floating. Series A bond yield was fixed for 10 (ten) years based on 10 (ten) years Rupiah swap of Asean Interest Rate Swap of Reuter page EROT plus a premium of 1.4%. Series B bond yield was based on average interest rates of 6 (six) months time deposits plus a fixed premium of 1.4%. The Company paid additional premium of 0.25% for one time yield payment, payable after Annual General Meeting of Bondholders (“RUPO”).
7. Obligasi PLN VII Tahun 2004 dengan nilai pokok sebesar Rp 1.500.000.000.000 (satu triliun lima ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun. Jatuh tempo tanggal 11 November 2014. Bunga Obligasi sebesar 12,25% per tahun. Pada tanggal 31 Desember 2008, obligasi PLN VII tahun 2004 memperoleh peringkat ”Aa2id/ Stable” dari PT Moody’s Indonesia.
7. PLN VII Year 2004 Bond of Rp1,500,000,000,000 (one trillion five hundred billion rupiah) principal value, 10 (ten) years tenor, maturity on November 11, 2014 and yield of 12.25% per annum. On December 31, 2008 PLN VII Year 2004 Bond was rated Aa2id/Stable by PT Moody’s Indonesia.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
6. Obligasi PLN VI Tahun 1997 Seri A, Seri B dan Seri C dengan nilai Rp. 600.000.000.000 (enam ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan jatuh tempo 8 Agustus 2007. Bunga obligasi terdiri dari bunga tetap dan mengambang. Bunga Obligasi Seri A ditetapkan dengan tingkat bunga tetap selama 10 (sepuluh) tahun atas dasar swap Rupiah 10 (sepuluh) tahun dari Asean Interest Rate Swap dari Reuter page EROT, ditambah premi sebesar 1,4%. Bunga Obligasi Seri B ditetapkan berdasarkan rata-rata bunga deposito Rupiah berjangka 6 (enam) bulan ditambah premi tetap sebesar 1,4%. Perusahaan membayar tambahan premi bunga sebesar 0,25% untuk satu kali pembayaran bunga yang akan dibayarkan sesudah pelaksanaan RUPO.
131
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
132
8. Obligasi PLN VIII Tahun 2006 dengan nilai pokok sebesar Rp 2.200.100.000.000 (dua triliun dua ratus miliar seratus juta Rupiah) dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan 15 (lima belas) tahun. Bunga Obligasi seri A ditetapkan dengan suku bunga sebesar 13,60% yang jatuh tempo pada tanggal 21 Juni 2016 dan Bunga Obligasi seri 3 dengan suku bunga sebesar 13,75% yang jatuh tempo pada tanggal 21 Juni 2021.
8. PLN VIII Year 2006 Bond of Rp2,200,100,000,000 (two trillion two hundred billion one hundred million rupiah) principal value, 10 (ten) and 15 (fifteen) years tenor. Series A yield is fixed at 13.60% and mature on June 21, 2016. Series B yield is 13.75% and mature on June 21, 2021.
9. Bersamaan dengan penawaran umum Obligasi tersebut, Perusahaan juga melakukan penawaran umum SyariahIjarah PLN I Tahun 2006. Syariah Ijarah ini dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya serta didaftarkan di KSEI, dengan nilai nominal SyariahIjarah sebesar Rp 200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dengan Cicilan Fee Ijarah sebesar Rp 27.200.000.000 (dua puluh tujuh miliar dua ratus juta Rupiah) per tahun. Syariah Ijarah ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah Sisa Fee Ijarah dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan dan pembayaran Cicilan Biaya Ijarah pertama akan dilakukan pada tanggal 21 September 2006 sedangkan pembayaran Cicilan Biaya Ijarah terakhir akan dilakukan pada tanggal 21 Juni 2016.
9. In conjunction with the above Bond’s public offering, the Company also held the Islamic Bond Syariah Ijarah PLN I Year 2006 public offering. The Syariah Ijarah was listed at Surabaya Stock Exchange and also registered at KSEI with a nominal value of Rp200,000,000,000 (two hundred billion rupiah), 10 (ten) years tenor, Ijarah fee installments of Rp27,200,000,000 (twenty seven billion two hundred million rupiah) per annum. The Syariah Ijarah was offered at 100% of Ijarah fee balance which is paid 3 (three) monthly. The first installment was paid on September 21, 2006 and the last installment will be on June 21, 2016.
Pada tanggal 31 Desember 2008, obligasi PLN VIII tahun 2006 dan Syariah Ijarah PLN I tahun 2006 memperoleh peringkat ”idA+” dari PT Pemeringkat Efek Indonesia.
PLN VIII Year 2006 Bond and Syariah Ijarah PLN I Year 2006 was rated idA+ by PT Pemeringkat Efek Indonesia on December 31, 2008.
10. Obligasi Terjamin PLN I Tahun 2006 Pada tanggal 16 Oktober 2006, Majapahit Holding B.V., Belanda, anak perusahaan yang bertujuan khusus dan sepenuhnya dimiliki Perusahaan menerbitkan Obligasi Terjamin sejumlah US$ 1 miliar yang terdiri dari: - Tranch A : Nilai nominal US$ 450 juta dengan harga jual 99,38%, tingkat bunga 7,25% per tahun dan jatuh tempo tanggal 17 Oktober 2011. - Tranch B : Nilai nominal US$ 550 juta dengan harga jual 98,97%, tingkat bunga 7,75% per tahun dan jatuh tempo tanggal 17 Oktober 2016.
10. Guaranteed Note PLN I Year 2006 On October 16, 2006, Majapahit Holding B.V., Netherland, a specific purpose and wholly owned subsidiary of the Company issued a Guaranteed Note of US$1 billion value which comprised of:
Bunga dibayarkan setiap enam bulan sejak 17 April 2007 sampai dengan jatuh tempo Obligasi Terjamin. Obligasi ini dijamin sepenuhnya oleh Perusahaan serta Anak Perusahaan, dan diterbitkan berdasarkan perjanjian waliamanat
- Tranch A : Nominal value US$450 million, selling price 99.38%, yield rate 7.25% per annum, and maturity on October 17, 2011. - Tranch B : Nominal value US$550 million, selling price 98.97%, yield rate 7.75% per annum, and maturity on October 17, 2016. Yield is payable every six months from April 17, 2007 up to maturity of the Guaranteed Note. This bond is guaranteed by the Company and its Subsidiary, issued based on trustee agreement dated October 16, 2006 among
tanggal 16 Oktober 2006 antara penerbit, penjamin dan Deutsche Bank Trust Company Americas sebagai wali amanat.
Pada tanggal 31 Desember 2008, obligasi terjamin ini memperoleh peringkat ”Ba3 Stable” dari Moody’s Investor Service, Inc. dan ”BB-” dari Standard and Poor’s.
issuer, guarantor, and Deutsche Bank Trust Company Americas as trustee.
On December 31, 2008 this guaranteed bond received Ba3 Stable rate from Moody’s Investor Service, Inc. and BB- rate from Standard and Poor’s.
11. Obligasi PLN IX Tahun 2007 dengan nilai pokok sebesar Rp 2.700.000.000.000 (dua triliun tujuh ratus miliar Rupiah) yang terdiri dari: - Obligasi Seri A sejumlah Rp. 1.500.000.000.000 (satu triliun lima ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dengan tingkat bunga sebesar 10,4% per tahun. - Obligasi Seri B sejumlah Rp. 1.200.000.000.000 (satu triliun dua ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 15 (lima belas) tahun dengan tingkat bunga sebesar 10,9% per tahun. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sesuai dengan tanggal pembayaran bunga triwulan. Pembayaran bunga Obligasi pertama telah dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2007, sedangkan pelunasan pokok Obligasi akan dilakukan pada tanggal 10 Juli 2017 untuk seri A dan 10 Juli 2022 untuk Obligasi Seri B .
11. PLN IX Year 2007 Bond of Rp2,700,000,000,000 (two trillion seven hundred billion rupiah) principal value which comprises of: - Series A Bond of Rp1,500,000,000,000 (one trillion five hundred billion rupiah) value, 10 (ten) years tenor, yield rate 10.4% per annum. - Series B Bond of Rp1,200,000,000,000 (one trillion two hundred billion rupiah) value, 15 (fifteen) years tenor, yield rate 10.9% per annum.
12. Bersamaan dengan penawaran Obligasi PLN IX tahun 2007 Perusahaan juga menawarkan Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007 dengan jumlah nominal sebesar Rp 300.000.000.000 (tiga ratus miliar Rupiah). Sukuk Ijarah ini berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun dengan Imbalan Ijarah sebesar Rp 31.200.000.000 (tiga puluh satu miliar dua ratus juta Rupiah) per tahun. Sukuk Ijarah PLN II dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya serta didaftarkan di KSEI, dan ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah. Imbalan Ijarah dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan dan pembayaran Imbalan Ijarah pertama akan dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2007, sedangkan pembayaran Imbalan Ijarah terakhir akan dilakukan pada tanggal 10 Juli 2017.
12. In conjunction with PLN IX Year 2007 Bond offering, the Company also offered Sukuk Ijarah PLN II Year 2007 nominal value of Rp 300,000,000,000 (three hundred billion rupiah). Sukuk Ijarah is due in 10 (ten) years with Ijarah Fee of Rp31,200,000,000 (thirty one billion two hundred million rupiah) per annum. Sukuk Ijarah PLN II is listed at Surabaya Bursa Efek and registered at KSEI, offered at 100% of Ijarah Fee balance. The benefit is payable every 3 months, the first payment being made on October 10, 2007 and the last payment on July 10, 2017.
Yield is payabel every 3 (three) months according to quarterly payment date. The first yield payment was already made on October 10, 2007, while payment of principals will be made on July 10, 2017 for Series A and July 10, 2022 for Series B.
On December 31, 2008 PLN IX Year 2007 Bond and Sukuk Ijarah PLN II Year 2007 were rated ”idA+” by PT Pemeringkat Efek Indonesia.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
Pada tanggal 31 Desember 2008, obligasi PLN IX tahun 2007 dan Sukuk Ijarah PLN II tahun 2007 memperoleh peringkat ”idA+” dari PT Pemeringkat Efek Indonesia.
133
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
134
13. Obligasi Terjamin PLN II Tahun 2007 Pada tanggal 28 Juni 2007, Majapahit Holding B.V. di Belanda, menerbitkan Obligasi Terjamin sejumlah US$ 1 miliar yang terdiri dari: - Tranch A : Nilai nominal US$ 500 juta dengan harga jual 99,127%, tingkat bunga 7,25% per tahun, dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan jatuh tempo tanggal 28 Juni 2017. - Tranch B : Nilai nominal US$ 500 juta dengan harga jual 98,586%,tingkat bunga 7,875% per tahun, dengan jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun dan jatuh tempo tanggal 29 Juni 2037.
13. Guaranteed Note PLN II Year 2007 On June 28, 2007, Majapahit Holding B.V. in Holland issued a Guaranteed Note valued at US$ 1 billion which consists of: - Tranch A : Nominal value US$ 500 million, selling price at 99.127%, yield rate 7.25% per annum, 10 years tenor, and mature on June 28, 2017. - Tranch B : Nominal value US$ 500 million, selling price at 98.586%,yield rate 7.875% per annum, 30 (thirty) years tenor, and mature on June 29, 2037.
Bunga dibayarkan setiap 6 (enam) bulan sejak 28 Juni 2007 sampai dengan jatuh tempo Obligasi Terjamin PLN II. Obligasi Terjamin ini dijamin oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan, dan diterbitkan berdasarkan perjanjian wali amanat antara penerbit, penjamin dan Deutsche Bank Trust Company Americas sebagai wali amanat.
Yield is payable every six months effective from June 28, 2007 up to maturity date of the Guaranteed Note PLN II. This bond is guaranteed by the Company and its Subsidiary, issued based on trustee agreement dated October 16, 2006 among issuer, guarantor, and Deutsche Bank Trust Company Americas as trustee.
Pada tanggal 31 Desember 2008, obligasi terjamin ini memperoleh peringkat ”Ba3 Stable” dari Moody’s Investor Service, Inc. dan ”BB-” dari Standard and Poor’s.
On December 31, 2008 this guaranteed bond received Ba3 Stable rate from Moody’s Investor Service, Inc. and BB- rate from Standard and Poor’s.
14. Obligasi PLN X Tahun 2009 pada 9 Januari 2009 dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp 1.440.000.000.000 (satu triliun empat ratus empat puluh miliar Rupiah) yang terdiri dari: - Obligasi Seri A sebesar Rp 1.015.000.000.000 (satu triliun lima belas miliar Rupiah) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun dan tingkat bunga 14.75% per tahun. Bunga dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sampai dengan tanggal 9 Januari 2014. - Obligasi Seri B sebesar Rp 425.000.000.000 (empat ratus dua puluh lima miliar Rupiah) dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun dan tingkat bunga 15% per tahun. Bunga dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak 9 April 2009 sampai dengan 9 Januari 2016.
14. PLN X Year 2009 Bond on January 9, 2009 at nominal value of Rp1,440,000,000,000 (one trillion four hundred and forty billion rupiah) which comprises of: - Series A Bond of Rp1,015,000,000,000 (one trillion fifteen billion rupiah), 5 (five) years tenor, yield rate 14.75% per annum. Yield is payable every three months up to January 9, 2014.
15. Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 pada 9 Januari 2009, dengan nilai nominal sebesar Rp 760.000.000.000 (tujuh ratus enam puluh miliar Rupiah) dengan PT Bank CIMB Niaga bertindak sebagai Wali Amanat. Obligasi ini terdiri dari:
15. Sukuk Ijarah PLN III Year 2009 on January 9, 2009 at a nominal value of Rp760,000,000,000 (seven hundred sixty billion rupiah) with PT Bank CIMB Niaga as trustee. This bond consists of:
- Series B Bond of Rp425,000,000,000 (four hundred twenty five billion rupiah), 7 (seven) years tenor, yield rate 15% per annum. Yield is payable every three months from April 9, 2009 up to January 9, 2016.
- Seri A sebesar Rp 293.000.000.000 (dua ratus sembilan puluh tiga miliar Rupiah) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun dengan imbalan ijarah sebesar Rp 43.217.500.000 (empat puluh tiga miliar dua ratus tujuh belas juta lima ratus ribu Rupiah) per tahun, yang dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak 9 April 2009 sampai dengan tanggal 9 Januari 2014. - Seri B sebesar Rp 467.000.000.000 (empat ratus enam puluh tujuh miliar Rupiah) dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun dengan imbalan ijarah sebesar Rp 70.050.000.000 (tujuh puluh miliar lima puluh juta Rupiah) per tahun, yang dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak 9 April 2009 sampai dengan tanggal 9 Januari 2016. - Sisa dari imbalan ijarah yang ditawarkan sebanyak-banyaknya Rp 87,000,000,000 (delapan puluh tujuh miliar Rupiah) secara Kesanggupan Terbaik (Best Effort).
Pada tanggal 31 Desember 2008, Obligasi Syariah Ijarah PLN III tahun 2009 memperoleh peringkat ”idAA-” dari PT Pemeringkat Efek Indonesia.
- Series A of Rp293,000,000,000 (two hundred ninety three billion rupiah), 5 (five) years tenor, Ijarah Fee of Rp43,217,500,000 (forty three billion two hundred seventeen million five hundred thousand rupiah) per annum, payable every three months from April 9, 2009 up to January 9, 2014. - Series B of Rp 467,000,000,000 (four hundred sixty seven billion rupiah), tenor 7 (seven) years, Ijarah Fee of Rp70,050,000,000 (seventy billion fifty million rupiah) per annum, payable every three months since April 9, 2009 up to January 9, 2016. - Balance of Ijarah Fee is offered at maximum Rp87,000,000,000 (eighty seven billion rupiah) based on the Best Effort.
On December 31, 2008, Obligasi Syariah Ijarah PLN III Year 2009 was rated ”idAA-” by PT Pemeringkat Efek Indonesia.
16. Guaranteed Note PLN III Year 2009 on August 3, 2009 at US$ 750,000,000, 10 (ten) years tenor and yield rate 8% per annum. Yield is payable every 6 (six) months from February 8, 2010 up to August 7, 2019.
17. Obligasi Terjamin PLN IV Tahun 2009 pada tanggal 4 November 2009 sebesar USD 1.250.000.000 dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan tingkat bunga 7.75% per tahun. Bunga dibayarkan setiap 6 (enam) bulan sejak 20 Januari 2010 sampai dengan tanggal 20 Januari 2020.
17. Guaranteed Note PLN IV Year 2009 on November 4, 2009 at USD1,250,000,000, tenor 10 (ten) years and yield rate 7.75% per annum. Yield is payable every 6 (enam) months from January 20, 2010 up to January 20, 2020.
18. Obligasi PLN XI Tahun 2010, diterbitkan tanggal 12 Jan 2010 dengan jumlah pokok sebesar Rp2.703.000.000.000,- (dua triliun tujuh ratus tiga miliar Rupiah) yang ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah pokok Obligasi. Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti hutang untuk kepentingan Pemegang Obligasi. PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Obligasi ini terdiri dari:
18. PLN XI Year 2010 Bond issued on January 12, 2010 at principal value of Rp2,703,000,000,000 (two trillion seven hundred three billion rupiah), offered at principal value. This bond was issued scriptless, except for the Bond Jumbo Certificate which was issued to registered on behalf of KSEI as proof of liabilities for the interest of bondholders. PT Bank CIMB Niaga Tbk is the trustee. This bond comprises of:
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
16. Obligasi Terjamin PLN III Tahun 2009 pada tanggal 3 Agustus 2009 sebesar US$ 750.000.000 dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan tingkat bunga 8% per tahun. Bunga dibayarkan setiap 6 (enam) bulan sejak 8 Februari 2010 sampai dengan tanggal 7 Agustus 2019.
135
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
136
• Seri A : Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,95% (sebelas koma sembilan lima persen) per tahun, berjangka waktu 7 (tujuh) tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp920.000.000.000,- (sembilan ratus dua puluh miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran Pokok Obligasi secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu tanggal 12 Januari 2017. • Seri B: Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,55% (dua belas koma lima lima persen) per tahun, berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp1.783.000.000.000 (satu triliun tujuh ratus delapan puluh tiga miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran Pokok Obligasi secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu tanggal 12 Januari 2020.
• Series A : Fixed yield bond at 11.95% (eleven point ninety five percent) per annum, 7 (seven) years tenor since emission date. Total bond principals of Series A being offered is Rp920,000,000,000 (nine hundred twenty billion rupiah) based on Full Commitment. Bond principal will be paid in full on bond’s maturity date on January 12, 2017.
19. Obligasi PLN Sukuk Ijarah IV, diterbitkan tanggal 12 Januari 2010, dengan seluruh Sisa Imbalan Ijarah sebesar Rp297.000.000.000,- (dua ratus sembilan puluh tujuh miliar Rupiah) yang ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari seluruh Sisa Imbalan Ijarah. Sukuk Ijarah ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti hutang untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah, PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Sukuk Ijarah diterbitkan dengan 2 (dua) seri sebagai berikut:
19. PLN Sukuk Ijarah IV Bond, issued on January 12, 2010, with all balance of Ijarah Fee of Rp297,000,000,000 (two hundred ninety seven billion rupiah) offered at 100% of remaining balance. This Sukuk Ijarah is issued scriptless, except for the Bond Jumbo Certificate which was issued to registered on behalf of KSEI as proof of liabilities for the interest of bondholders. PT Bank CIMB Niaga Tbk is the trustee. This bond comprises of:
• Series B: Fixed yield bond at the rate of 12.55% (twelve point fifty five percent) per annum, 10 (ten) years tenor since emission date. Total bond principals of Series B being offered is Rp1,783,000,000,000 (one trillion seven hundred eighty three billion rupiah) based on full commitment. Bond principal will be paid in full on bond’s maturity date on January 12, 2017.
• Seri A : Sukuk Ijarah dengan Imbalan Ijarah sebesar Rp119.500.000,- (seratus sembilan belas juta lima ratus ribu Rupiah) per Rp1.000.000.000,- (satu miliar Rupiah) per tahun, berjangka waktu 7 (tujuh) tahun sejak Tanggal Emisi. Seluruh Sisa Imbalan Ijarah Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp130.000.000.000,- (seratus tiga puluh miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran kembali seluruh Sisa Imbalan Ijarah secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Sukuk Ijarah yaitu tanggal 12 Januari 2017. • Seri B : Sukuk Ijarah dengan Imbalan Ijarah sebesar Rp125.500.000,(seratus dua puluh lima juta lima ratus ribu Rupiah) per Rp1.000.000.000,- (satu miliar Rupiah) per tahun, berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak Tanggal Emisi. Seluruh Sisa Imbalan Ijarah Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp167.000.000.000,- (seratus enam puluh tujuh miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran kembali seluruh Sisa Imbalan Ijarah secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Sukuk Ijarah yaitu tanggal 12 Januari 2020.
• Series A : Sukuk Ijarah with Ijarah Fee of Rp119.500.000 (one hundred nineteen million five hundred thousand rupiah) per Rp1,000,000,000 (one billion rupiah) per annum, tenor seven years effective since emission date. All balance of Ijarah Fee Series A being offered is Rp130,000,000,000 (one hundred thirty billion rupiah) based on Full Commitment. Full payment of all balance of Ijarah Fee will be paid on maturity of Sukuk Ijarah on January 12, 2017.
20. Obligasi PLN XII, diterbitkan tanggal 8 Juli 2010, dengan nilai nominal sebesar Rp2.500.000.000.000 (dua triliun lima ratus miliar Rupiah) yang ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah pokok Obligasi. Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti hutang untuk kepentingan Pemegang Obligasi. PT Bank
20. PLN XII Bond, issued on July 8, 2010, at nominal of Rp2,500,000,000,000 (two trillion five hundred billion rupiah) being offered at 100% of principal value. This bond is issued as scriptless instrument, except for the Bond Jumbo Certificate which was issued to registered on behalf of KSEI as proof of liabilities for the
• Series B : Sukuk Ijarah with Ijarah Fee of Rp125,500,000 (one hundred twenty five million five hundred thousand rupiah) per Rp1,000,000,000 (one billion rupiah) per annum, tenor ten years effective since emission date. All balance of Ijarah Fee Series A being offered is Rp167,000,000,000 (one hundred sixty seven billion rupiah) based on Full Commitment. Full payment of all balance of Ijarah Fee will be paid on maturity of Sukuk Ijarah on January 12, 2020.
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
137
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
138
CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Obligasi ini terdiri dari: • Seri A: Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,7% (sembilan koma tujuh persen) per tahun, berjangka waktu 5 (lima) tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp 645.000.000.000,- (enam ratus empat puluh lima miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran Pokok Obligasi secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu tanggal 8 Juli 2015. • Seri B: Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,4% (sepuluh koma empat persen) per tahun, berjangka waktu 12 (dua belas) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp 1.855.000.000.000,- (satu triliun delapan ratus lima puluh lima miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran Pokok Obligasi secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu tanggal 8 Juli 2022.
interest of bondholders. PT Bank CIMB Niaga Tbk is the trustee. This bond comprises of: • Series A: Bond with fixed yield of 9.7% (nine point seven percent) per annum, five years tenor effective since emission date. Total bond principals being offered is Rp645,000,000,000 (six hundred forty five billion rupiah) based on Full Commitment. Bond principal will be paid in full at the bond’s maturity on July 8, 2015.
21. “Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010” dengan Sisa Imbalan Ijarah sebesar Rp500.000.000.000,(lima ratus miliar Rupiah) yang ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari seluruh Sisa Imbalan Ijarah. Sukuk Ijarah ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti hutang untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah. . PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat Sukuk Ijarah diterbitkan dengan 2 (dua) seri sebagai berikut: • Seri A: Sukuk Ijarah dengan Imbalan Ijarah sebesar Rp97.000.000,- (sembilan puluh tujuh juta Rupiah) per Rp1.000.000.000,(satu miliar Rupiah) per tahun, berjangka waktu 5 (lima) tahun sejak Tanggal Emisi. Seluruh Sisa Imbalan Ijarah untuk Sukuk Ijarah Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp160.000.000.000,- (seratus enam puluh miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran kembali seluruh Sisa Imbalan Ijarah secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Sukuk Ijarah yaitu tanggal 8 Juli 2015.
21. Sukuk Ijarah PLN V Year 2010 Bond with balance of Ijarah Fee of Rp500,000,000,000 (five hundred billion rupiah) being offered at 100% of all remaining balance of Ijarah Fee. This Sukuk Ijarah was issued as scriptless instrument, except for the Bond Jumbo Certificate which was issued to registered on behalf of KSEI as proof of liabilities for the interest of bondholders. PT Bank CIMB Niaga Tbk is the trustee. This bond comprises of two series as follows:
• Series B: Bond with fixed yield rate of 10,4% (ten point four percent) per annum, twelve years tenor effective since emission date. Total bond principals being offered is Rp1,855,000,000,000 (one trillion eight hundred fifty five billion rupiah) based on Full Commitment. Bond principal will be paid in full at the bond’s maturity on July 8, 2022.
• Series A: Sukuk Ijarah with Ijarah Fee of Rp97,000,000,- (ninety seven million rupiah) per Rp1,000,000,000 (one billion rupiah) per annum, tenor five years effective since emission date. Total balance of Ijarah Fee for Sukuk Ijarah Series A being offered is Rp160,000,000,000 (one hundred sixty billion rupiah) based on Full Commitment. Payment of all balance of Ijarah Fee will be made in full at the maturity of Sukuk Ijarah on July 8, 2015.
• Seri B: Sukuk Ijarah dengan Imbalan Ijarah sebesar Rp104.000.000,- (seratus empat juta Rupiah) per Rp1.000.000.000,- (satu miliar Rupiah) per tahun, berjangka waktu 12 (dua belas) tahun sejak Tanggal Emisi. Seluruh Sisa Imbalan Ijarah untuk Sukuk Ijarah Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp340.000.000.000,- (tiga ratus empat puluh miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran kembali seluruh Sisa Imbalan Ijarah secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Sukuk Ijarah yaitu tanggal 8 Juli 2022.
• Series B: Sukuk Ijarah with Ijarah Fee of Rp104,000,000 (one hundred four million rupiah) per Rp1,000,000,000 (one billion rupiah) per annum, tenor twelve years effective since emission date. Total balance of Ijarah Fee for Sukuk Ijarah Series B being offered is Rp340,000,000,000 (three hundred forty billion rupiah) based on Full Commitment. Payment of all balance of Ijarah Fee will be made in full at the maturity of Sukuk Ijarah on July 8, 2022.
Seluruh obligasi PLN dipasar domestik tersebut mendapatkan peringkat AA+ dari Lembaga Pemeringkat Indonesia (Pefindo) ,sedangkan obligasi PLN di pasar internsional mendapatkan peringkat BB dari Lembaga Pemeringkat Standard & Poor’s dan Ba1 dari Moody’s. (Lihat juga tabel Daftar Ringkasan Efek Perusahaan)
All of these domestic market’s PLN bonds have been rated AA+ by Indonesian Rating Agency (”Pefindo”), while PLN bonds for international market received BB rate from Standard & Poor’s and Ba1 rate from Moody’s. (Please also refer to Summary of Corporate Bonds)
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
139
140
keselamatan, kesehatan kerja dan perlindungan lingkungan Work, Health-Safety and Environment Protection Kepedulian Terhadap Lingkungan, Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) dan Perubahan Iklim
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Lingkungan Sejalan dengan visi perusahaan yaitu Menjalankan Kegiatan Usaha yang Berwawasan Lingkungan, PT PLN (Persero) selalu berusaha untuk memperhatikan aspek lingkungan dalam menjalankan setiap kegiatannya. PLN telah dan akan terus mengupayakan pengurangan pencemaran tanah, air dan udara oleh zat-zat polutan termasuk didalamnya adalah pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Upaya ini dilakukan secara menyeluruh dalam semua kegiatan penyediaan listrik oleh PLN baik itu instalasi Pembangkit, Transmisi/Gardu Induk dan Distribusi. Untuk menjabarkan visi tersebut, PT PLN (Persero) telah menetapkan Kebijakan Lingkungan untuk mendukung Komitmen Perusahaan sebagai berikut: a. Mencegah pencemaran lingkungan dan degradasi keanekaragaman hayati serta melindungi keselamatan dan kesehatan kerja karyawan di wilayah kerja perusahaan. b. Mengendalikan aspek dan dampak penting lingkungan setiap kegiatan, proses dan produk dari berbagai unit kerja dan anak perusahaan. c. Mendokumentasikan, mengimplementasikan, memelihara dan mengkaji ulang secara periodik Kebijakan Lingkungan ini sehingga senantiasa relevan, sesuai dan menjadi pedoman dasar bagi manajemen lingkungan yang diterapkan secara spesifik di setiap unit kerja dan anak perusahaan. d. Menjadikan kebijakan ini sebagai landasan untuk penetapan dan evaluasi pencapaian tujuan dan sasaran manajemen lingkungan. e. Mendorong setiap unit kerja dan anak perusahaan terus menerus melakukan perbaikan kinerja sistem manajemen lingkungan. f. Menyediakan dan memfasilitasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan dan memelihara kebijakan lingkungan ini sehingga setiap unit kerja, anak perusahaan dan para mitra kerja dapat menerapkan kebijakan ini secara bertahap dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan kondisi lingkungan setempat. g. Menjadikan pengelolaan lingkungan hidup sebagai sikap dan perilaku setiap lini manajemen dan individu karyawan perusahaan.
PLN (Persero) selalu berusaha untuk memperhatikan aspek lingkungan dalam menjalankan setiap kegiatannya
Concern for Environment, Electric Power Safety and Weather Change
Environment In line with corporate vision to conduct business activities with environment concept, PLN constantly strives to be mindful of environment aspects in each of its activities. PLN has been and will keep trying to reduce soil, water and air pollution caused by pollutants, including reduction of greenhouse emission. These efforts are carried out in all electricity provision activities, which include installation, generating, transmission/main station and distribution.
be mindful of environment
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
PLN constantly strives to
To specify the vision, PLN has stipulated an Environment Policy that supports corporate commitment to: a. Avoid environment pollution and degradation of natural variety, also to protect employees’ work health and safety in corporate work place. b. Control environmental aspects and important impacts in each activity, process and product of all work units and subsidiaries. c. Document, implement, reserve and review periodically this Environment Policy so that it is always relevant, fit and be the basic guidelines for environment management that specifically applied in all work units and subsidiaries. d. Make this policy the basis to determine and evaluate achievement of environment management’s purpose and objective. e. Encourage all work units and subsidiaries to continuously improve environment management system performance. f. Provide and facilitate resources needed for the implementation and reservation of this policy so that all work units, subsidiaries and business partners can gradually apply this policy, in line with company capability and local environment condition. g. Make environment management the attitude and behavior of each management line and individual in the Company.
aspects in each of its activities
141
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
142
h. Mendorong pengembangan masyarakat di sekitar unit-unit kerja dan anak perusahaan sebagai upaya menjadikan perusahaan sebagai bagian integral dengan masyarakat di sekitarnya. i. Berparstisipasi dalam program Pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. j. Menjamin kebijakan ini senantiasa tersedia bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti pihak pendana (lender) dan masyarakat luas.
h. Encourage development of community around unit works and subsidiaries as an effort to integrate the Company with local community.
Kegiatan Perusahaan dalam Bidang Lingkungan Pengelolaan Lingkungan Sekitar Instalasi Sebagai implementasi dari kebijakan tersebut di atas, PT PLN (Persero) telah menetapkan aspek lingkungan sebagai salah satu unsur penilaian dalam kinerja unit bisnis PLN di seluruh Indonesia. Melalui penilaian kinerja ini, PT PLN (Persero) dapat mengevaluasi pemenuhan komitmen perusahaan dalam bidang lingkungan. a. Instalasi PLN secara rutin melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan dokumen lingkungan (AMDAL/UKLUPL). Selain itu sebanyak 34 unit PLN yang tersebar di seluruh Indonesia sudah mendapatkan sertifikat ISO 14001 dan sebanyak 32 unit sudah mendapatkan sertifikat Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). b. Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan atau dikenal dengan PROPER yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2010 sudah dilaksanakan di 7 unit pembangkit dengan peringkat biru. Upaya untuk melestarikan lingkungan juga dilakukan dengan melakukan penghijauan pada area instalasi, melakukan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) terpadu, kerjasama dengan Universitas untuk melakukan kajian pemanfaatan abu batu bara dan lain-lain.
Corporate Activities for Environment
Kegiatan Terkait Mitigasi Perubahan Iklim PLN turut mendukung program Pemerintah dalam upaya mitigasi perubahan iklim dengan membangun pembangkit listrik energi terbarukan seperti pembangkit tenaga panas bumi dan pembangkit tenaga air. PLN memanfaatkan salah satu mekanisme protokol Kyoto yaitu Clean Development Mechanism (CDM) untuk mendapatkan kredit dari upaya penurunan emisi gas rumah kaca beberapa
Weather Change Mitigation Activities PLN supports the government in the efforts to mitigate weather change by constructing renewable energy based power plants, such as geothermal power plant and hydroelectric power plant. PLN utilizes one of the mechanisms in Kyoto protocol, the Clean Development Mechanism (CDM), to get a credit from greenhouse emission reduction efforts in several renewable energy based power plants. CDM
i. Participate in government program to reduce greenhouse emission. j. Guarantee that this policy is constantly available for related parties, such as lender and community.
Management of Installation Environment To implement the above policy, PLN has made environment aspect one of performance scoring factors for all business units in all regions of Indonesia. Through this performance scoring, PLN evaluates fulfillment of corporate commitment for environment. a. PLN installations regularly conduct environment management and monitoring in accordance with the environment documents (“AMDAL/UKLUPL”). Besides, 34 PLN units throughout Indonesia have obtained the ISO 14001 certification and 32 units have obtained Work Health and Safety Management System certification. b. Assessment of Company Performance Rating in Environment Management program, known as “PROPER,” which was conducted by Ministry of Environment (“KLH”) in 7 power plants in 2010 resulting in blue rating. Environment reservation efforts are also carried out through planting the installation area, managing integrated river flow area, cooperation with a university to study the advantages of pulverized coal, etc.
is cooperation between developed countries that ratify the Kyoto protocol (ANNEX – 1 COUNTRY) with developing countries (Non ANNEX – 1 COUNTRY) in an effort to reduce greenhouse emission. The benefit of CDM for developed countries is fulfilling Kyoto protocol commitments, while for developing countries this mechanism contributes to sustainability development efforts.
a. Several CDM projects being developed are: PLTP Kamojang IV, PLTP Lahendong II, PLTA Genyem, PLTMH Lobong, PLTMH Mongango, PLTMH Merasap and PLTMG Bontang with potential Certified Emission Reduction (CER) results of 2.5 million tons up to 2012. b. Besides CDM mechanism, PLN also utilizes Voluntary Carbón Mechanism (VCM) to gain incentive from the selling of renewable energy power plant carbon credit. c. Renewable energy power plants being developed under VCM project are PLTA Renun, PLTA Sipansihaporas and PLTA Musi. d. Progress of CDM and VCM projects in 2010 are as follows: 1. PLTP Kamojang IV has been integrated with UNFCCC since December 16, 2010 2. PLTP Lahendong II has entered the third period of NCG sampling and has done kWh meter calibration. 3. PLTA Sipansihaporas, PLTA Renun and PLTA Musi are completing verification process. 4. Prior Consideration of the CDM Form for 3 projects, which are PLTP Kotamobagu 4 x 20 MW, PLTP Hululais 2 x 55 MW and PLTP Sungai Penuh 2 x 55 MW, was delievered to UNFCCC on December 3, 2010
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
pembangkit energi terbarukan. Mekanisme CDM merupakan kerjasama antara negara maju yang telah meratifikasi protokol Kyoto (ANNEX – 1 COUNTRY) dengan negara berkembang (Non ANNEX – 1 COUNTRY) dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca. Keuntungan CDM bagi negara maju adalah untuk memenuhi komitmennya dalam Protokol Kyoto, sedangkan bagi negara berkembang mekanisme ini berkontribusi dalam upaya melaksanakan pembangunan berkelanjutan (sustainability development). a. Beberapa proyek CDM yang sedang dikembangkan PLN antara lain : PLTP Kamojang IV, PLTP Lahendong II, PLTA Genyem, PLTMH Lobong, PLTMH Mongango, PLTMH Merasap dan PLTMG Bontang dengan potensi Certified Emission Reduction (CER) yang akan dihasilkan sebesar 2.5 juta ton sampai dengan tahun 2012. b. Selain melalui mekanisme CDM, PLN juga memanfaatkan mekanisme pasar karbon sukarela (Voluntary Carbón Mechanism/VCM) untuk mendapatkan insentif dari hasil penjualan karbon kredit pembangkit energi terbarukan. c. Pembangkit energi terbarukan yang sedang dikembangkan sebagai proyek VCM adalah PLTA Renun, PLTA Sipansihaporas dan PLTA Musi. d. Pada tahun 2010, perkembangan proyek CDM dan VCM sebagai berikut: 1. PLTP Kamojang IV sudah ter-registrasi di UNFCCC sejak tanggal 16 Desember 2010 2. PLTP Lahendong II sudah melaksanakan NCG sampling periode ketiga dan sudah melaksanakan kalibrasi kWh meter. 3. PLTA Sipansihaporas, PLTA Renun dan PLTA Musi sedang menyelesaikan proses Verifikasi. 4. Prior Consideration of the CDM Form untuk 3 proyek yaitu PLTP Kotamobagu 4 x 20 MW, PLTP Hululais 2 x 55 MW dan PLTP Sungai Penuh 2 x 55 MW sudah disampaikan ke UNFCCC tanggal 3 Desember 2010
143
144
Tabel Progress Kegiatan di Bidang Lingkungan
Progress of Environment Activities
I. Proyek Pendanaan Luar Negeri a. Upper Cisokan (World Bank)
I. Foreign funded projects a. Upper Cisokan (World Bank)
No.
Kegiatan activity
1
Dokumen LARAP LARAP Document
2
Dokumen Environmental Management Plan (EMP) Environmental Management Plan Document
3
Selesai, & telah diumumkan via website PLN dan Bank Dunia tanggal 22 Oktober 2010 Finish and announced through PLN website and world bank on October 22, 2010
Dokumen Environmental Impact Assessment (EIA) Environmental Impact Assessment Document
4
Dokumen AMDAL (Revisi) AMDAL Document (Revision)
5
Perizinan: Permit: 1. Ijin penetapan lokasi 2. Ijin penggunaan kawasan hutan 1. Environmental Impact Assessment Document 2. Forestry Usage Permit
b. PLTM Santong (Paket 2, LOAN ADB 1982 – INO)
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Status Dalam proses penterjemahan In translating process
Selesai, & telah diumumkan di website PLN dan Bank Dunia tanggal 22 Oktober 2010 Finish and announced through PLN website and world bank on October 22, 2010 Dalam tahap persetujuan Gubernur JABAR In approval proccess from West Java Government Dalam proses In proccess Dalam proses In proccess
b. PLTM Santong (Package 2, LOAN ADB 1982 - INO)
No.
Kegiatan activity
Status
1
Laporan IMA (Independent Monitoring Agency), tahap 1 IMA Report (Independent Monitoring Agency), Step 1
Dalam proses In proccess
c. PLTM Ndungga (Paket 2, LOAN ADB 1982 – INO)
C. PLTM Ndungga (Package 2, LOAN ADB 1982 - INO)
No.
Kegiatan activity
Status
1
Laporan IMA (Independent Monitoring Agency), tahap 1 IMA Report (Independent Monitoring Agency), Step 1
Dalam proses In proccess
d. PLTA Genyem (Paket 6, Loan ADB 1982 – INO) No. 1
Kegiatan activity IPDP yang berkelanjutan Sustainablility IPDP
e. Dago Pakar Incommer (Paket B2, Loan ADB 1983 – INO) No. 1
d. PLTM Genyem (Package 6, LOAN ADB 1982 - INO) Status Sudah dikirim ke ADB, tanggal 18 Oktober 2010 Sent to ADB on 18 October 2010 e. Dago Pakar Incommer (Package 2, LOAN ADB 1982 - INO)
Kegiatan activity Laporan IMA (Independent Monitoring Agency) IMA Report (Independent Monitoring Agency)
Status Sudah disampaikan ke ADB, tanggal 31 Desember 2010 Sent to ADB on 18 October 2010
f. T/L 150 kV Barikin – Tanjung (Paket C1, Loan ADB 1983 – INO) No.
Kegiatan activity
Status
1
Laporan IMA (Independent Monitoring Agency) IMA Report (Independent Monitoring Agency)
Dalam proses In proccess
g. T/L 150 kV Karang Joang – Tanjung Kuaro – Tanjung (Paket C3, Loan ADB 1983 – INO)
1
Status
LARP Segment 6,7
h. PLTU Indramayu baru 2 x 1000MW dan 500 kV Indramayu – Cibatu (JICA)
Dalam proses In proccess h. New Indramayu Steam Power Plant 2 x 1000MW and 500 kV Indramayu - Cibatu (JICA)
Kegiatan activity
No.
Status
1
Dokumen AMDAL PLTU Indramayu 2 x 1000 MW Amdal PLTU Indramayu 2 x 1000 MW document
2
Dokumen AMDAL SUTET 500 kV PLTU Indramayu - Cibatu Amdal SUTET 500 kV PLTU Indramayu Cibatu Document
3
Ijin penetapan lokasi Environmental Impact Assessment Document
Dalam tahap persetujuan Gubernur JABAR In process
i.
Kegiatan activity
No. 1
Dalam tahap persetujuan Bupati Indramayu In process
Kegiatan activity
No. 1
Ijin penggunaan kawasan hutan Forestry Usage Permit
2
AMDAL
West Kalimantan - Serawak Interconnection Status
LARAP transmisi LARAP transmission
j. Jawa-Bali Crossing 500 kV
Dalam proses In proccess
Proses revisi Revision proccess j.
Java Bali Crossing 500 kV Status Surat Rekomendasi dari Gubernur Bali dan Gubernur Jatim sudah diterbitkan In process Dalam proses In proccess
Penilaian Kinerja Lingkungan Hidup Unit Kegiatan activity Penilaian Kinerja Lingkungan Environment Performance Assessment
Environmental Performance Assessment Unit
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
i. Interkoneksi Kalimantan Barat - Serawak
No.
g. T/L 150 kV Karang Joang - Tanjung Kuaro - Tanjung (Package C3, LOAN ADB 1983 - INO)
Kegiatan activity
No.
1
f. T/L 150 kV Barikin - Tanjung (Package C1, LOAN ADB 1983 - INO)
Status Selesai tanggal 22 Oktober 2010 Finished on 22 October 2010
145
146
PEKERJAAN LINGKUNGAN LAINNYA No.
1
2
3
4
other environment work
Kegiatan activity
Status
Monitoring Dokumen Pelaksanaan RKL-RPL instalasi PLN seluruh Indonesia. Monitoring of all installations’ RKL-RPL Implementation Documents Peningkatan Kapasitas Tata cara Pengadaan Lahan dan Penilaian Aset pada proyek dengan pendanaan Bank Multilateral dan Multinational. Improvement of Capacity of Area Procurement and Asset Assessment Administration for projects funded by multilateral and multinational banks Studi master plan potensi hydro power di Indonesia bidang lingkungan. Master plan study of hydropower potential for environment in Indonesia Penyusunan baseline faktor emisi Sistem Sumatera dan Sistem Minahasa. Preparing emission factor baseline for Sumatera and Minahasa Systems
Tabel Laporan Kecelakaan Di Unit - Unit PT PLN (Persero) Pada Tahun 2010 NO.
Rutin Routine
Dilaksanakan tanggal 18 Oktober 2010 Done on October 18, 2010
Tahap finalisasi Being finalized
Selesai Done
ACCIDENT REPORT PT PLN (PERSERO) UNIT IN 2010 JUMLAH KEJADIAN NUMBER
TANGGAL KEJADIAN DATE
PLN Distribusi DKI PLN Distribution DKI
1
Mei 2010 May 2010
PLN Distribusi Jabar & Banten PLN Distribution West Java & Banten
2
21 Juli 2010 21 July 2010 9 September 2010
JENIS KECELAKAAN Type
UNIT PLN PLN UNIT
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
I. KECELAKAAN KERJA WORK ACCIDENT 1
2
PLN Wil Riau & Kepulauan Riau PLN Riau and Riau Island Region
1
20 Mei 2010 20 May 2010
3
PLN Wil Kaltim PLN East Kalimantan Region
1
9 September 2010
4
PLN Wil Aceh PLN Aceh Region
1
2 Nopember 2010 2 November 2010
2
31 Oktober 2010 31 October 2010 22 Nopember 2010 22 November 2010
5
PLN Wil Kal Sel Teng PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
NO.
JENIS KECELAKAAN Type
UNIT PLN PLN UNIT
JUMLAH KEJADIAN NUMBER
TANGGAL KEJADIAN DATE
6
PLN Pikitring Jawa, Bali dan Nusa Tenggara PLN Power Plant and Transmission Project Java, Bali and Nusa Tenggara
1
3 Agustus 2010 3 August 2010
7
PLN P3B JB PLN Java Bali Transmission and Load Dispatcher Center
1
17 Agustus 2010 17 August 2010
8
PLN Kit Sumbagut PLN North Sumatra Power Plant
1
28 Juli 2010 28 July 2010
3
6 Juli 2010 6 July 2010 28 Juli 2010 28 July 2010 28 Juni 2010 28 June 2010
1
3 Oktober 2010 3 October 2010
9
PLN Kit Indramayu PLN Indramayu Power Plant
II. KECELAKAAN INSTALASI EQUIPMENT ACCIDENT 1
PLN Distribusi Jateng & DIY PLN Central Java and Yogyakarta Distribution
2
PLN P3B JB PLN Java Bali Transmission and Load Dispatcher Center
2
27 Agustus 2010 27 August 2010 Januari 2010 January 2010
3
PLN Wil Kaltim PLN East Kalimantan Region
1
19 September 2010 19 September 2010
4
PLN Wil Kalbar PLN West Kalimantan Region
1
10 April 2010
2
4 Desember 2010 4 December 2010 4 Mei 2010 4 May 2010
2
3 Desember 2010 3 December 2010 23 Desember 2010 23 December 2010
6
2 Agustus 2010 2 August 2010 26 April 10 26 April 2010 1 Nopember 2010 1 November 2010 2 Juni 2010 2 June 2010 3 Juni 2010 23June 2010 7 Desember 2010 7 December 2010
III. KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM PUBLIC ACCIDENT PLN Distribusi Jateng & DIY PLN Distribution Central Java & Yogyakarta
2
PLN Distribusi Jatim PLN Distribution East Java
3
PLN Wil Kaltim PLN East Kalimantan Region
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
1
147
148
4
PLN P3B JB PLN Java Bali Transmission and Load Dispatcher Center
3
15 Desember 2010 15 December 2010 9 Maret 2010 9 March 2010 17 Desember 2010 17 December 2010
5
PLN Wil Sulselrabar PLN South Sulawesi, South-east Sulawesi and West Sulawesi Region
1
11 Nopember 2010 11 November 2010
2
25 Maret 2010 25 March 2010 14 Oktober 2010 14 October 2010
1
20 Mei 2010 20 May 2010
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
IV. KECELAKAAN DINAS ON DUTY ACCIDENT 1
PLN Distribusi Jatim PLN Distribution East Java
2
PLN Distribusi Bali PLN Distribution Bali
pembahasan dan analisis manajemen Management discussion and analysis
150 152 168 189
tinjauan ekonomi dan prospek usaha Economy Review and Business Prospect
190 204 207 207
informasi material Material Information
207
transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa Transaction With Related Parties
Tinjauan keuangan Financial Review kinerja anak perusahaan Subsidiaries Performance
Transaksi material dan kejadian luar biasa Material Transaction and Extraordinary Events kejadian luar biasa Extraordinary Events transaksi benturan kepentingan Conflict of Interest Transaction
perubahan peraturan dan kebijakan akuntansi Changes of Regulations and Reclassification Accounting Policies kejadian setelah tanggal neraca Subsequent Event
Laporan Pengelolaan Operasional Operational Report
208 208
TINJAUAN KINERJA Performance Review
149
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
150
TINJAUAN EKONOMI DAN PROSPEK USAHA ECONOMY REVIEW AND BUSINESS PROSPECT
Tinjauan Ekonomi Membaiknya perekonomian dunia berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Pada tahun 2010, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh sebesar 6,1%, lebih baik dari pertumbuhan tahun 2009, 4,5%. Suku bunga rujukan BI tetap terjaga di kisaran 6,5% dan cadangan devisa mencapai US$96,21 miliar. Meskipun inflasi naik pada kisaran 6,94%, namun masih terkendali. Laju inflasi tahun 2010, banyak dipengaruhi oleh fluktuasi harga kelompok pangan akibat dari anomali cuaca.
Economic Review Global economic recovery brings positively affects Indonesian economic condition. GDP Indonesia grew 6.1% in 2010, better than 2009’s 4.5%. Central bank’s interest rates were maintained around 6.5% and currency reserve reached US$96.21 billion. Although rose to around 6.94%, inflation was still stable. 2010 inflation trend was mainly affected by food price fluctuation due to weather anomaly.
Pertumbuhan ekonomi nasional tersebut didukung oleh tingkat suku bunga yang terkendali dan belanja konsumen yang tinggi. Membaiknya aspek ekonomi, stabilitas politik, serta dukungan kepercayaan dunia usaha, berdampak pada peningkatan peringkat utang luar negeri Indonesia menjadi Ba1 (Moody’s) dan BB+ dengan outlook positif (Standard & Poors). Meningkatnya kepercayaan Investor membuat Kurs Rupiah menguat 4,4% menjadi Rp8.991/US$ di akhir tahun 2010. Kondisi tersebut membuat Pemerintah optimis bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 2011 akan mencapai 6,4%.
The economic growth was on the back of stable interest rates and high consumer purchase. This recovery of economic aspect, political stability and business trust brought Indonesia’s overseas debt to Ba1 (Moody’s) and BB+ with positive outlook (Standard & Poors). Increasing investor trust strengthened Rupiah’s exchange rate by 4.4% to Rp8,991/US$ as at end 2010. This condition leads to optimism of government that economic growth in 2011 will reach 6.4%.
BUSINESS PROSPECT The increasing of GDP National per capita with growth rates around 6-7% per year resulted an escalation in electricity consumption valuing 9.2% per year subsequently cause the need of additional generator about 3,000 MW annually.
Berdasarkan kebutuhan tersebut PLN merencanakan pembangunan proyek pembangkit tenaga listrik untuk lima tahun ke depan dengan menyediakan dua-per-tiga dari kebutuhan nasional dan sisanya disediakan melalui partisipasi pihak swasta. Di samping pembangunan pusat pembangkit, PLN masih memerlukan investasi untuk membangun jaringan transmisi dan distribusi.
Based on these needs PLN plans a power plant project for the next five years to provide two-thirds of national needs and the remainder will be provided through the participation of private institutions. In addition to the construction of the plants the Corporate is still required to invest in building transmission and distribution networks.
Dari sisi pendanaan, pembangunan pembangkit berikut jaringan transmisi dan distribusinya membutuhkan dana investasi yang relatif besar. Diperkirakan untuk lima tahun mendatang, Perusahaan membutuhkan dana investasi sebesar USD21.43 miliar. Pendanaan tersebut bersumber dari dana internal Perusahaan, dan investasi yang diperoleh melalui kredit ekspor, obligasi, dan pinjaman komersial lainnya melalui perbankan.
These power plant thus require a relatively large investment funds and the amount of USD 21.43 billion is the predicted sum of investment fund in order to run the project for the next five years. Funding was sourced from internally generated funds, and investment incomes earned through export credits, bonds, and other commercial loans through banks.
Untuk memenuhi pertumbuhan permintaan tenaga listrik di masa depan, perusahaan akan melakukan investasi tambahan dengan memanfaatkan dukungan pemerintah sesuai Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003.
To meet the growing demand of electricity in the future, the Corporate will make additional investments by making use of appropriate government support of Act No. 19 of 2003.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Prospek Usaha Pertumbuhan GDP nasional per kapita yang terus meningkat, dengan tingkat pertumbuhan per tahun sekitar 6-7% menyebabkan naiknya konsumsi listrik sebesar 9.2% per tahun, yang membutuhkan tambahan pembangkit sekitar 3.000 MW setiap tahunnya.
151
152
TINJAUAN KINERJA PERFORMANCE REVIEW
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
pemasaran MARKETING Kinerja pemasaran PLN pada tahun 2010 menunjukkan pencapaian penjualan sebesar 147,30 TWh atau meningkat 9,45% dibanding tahun 2009 dan jumlah pelanggan sebanyak 42.435.387 pelanggan, meningkat 5,78% dari tahun 2009.
PT PLN (Persero) marketing performance in year 2009 achieved sales performance that reached 147.30 TWh or increased by 9.45% compared to year 2009 and total number of customers 42,435,387 customers or increased by 5.78% compared to 2009.
Pemasaran dilakukan secara aktif dan selektif dengan tetap mempertahankan mutu, keandalan dan efisiensi.
Effective and selective marketing initiatives have been undertaken by pertaining the good service quality, the benefits and efficiencies.
Sejak tahun 2006, pertumbuhan penjualan tenaga listrik meningkat sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan listrik masyarakat. Namun demikian, Perusahaan memiliki kendala untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik masyarakat, karena keterbatasan kapasitas pasokan pembangkit khususnya pada waktu beban puncak. Upaya-upaya Perusahaan dalam mengatasi kendala tersebut adalah dengan: • Melaksanakan program Demand Side Management (DSM), yang bertujuan untuk memangkas atau mengalihkan beban puncak dengan cara: - Mekanisme konservasi energi dengan mendorong masyarakat untuk melakukan penghematan energi. - Memberikan paket diskon kepada pelanggan industri dan bisnis skala besar yang dapat mengalihkan bebannya dari waktu beban puncak ke waktu luar beban puncak. - Untuk daerah-daerah yang daya mampu pembangkitnya masih kritis, maka permintaan sambungan baru bagi pelanggan tarif industri dapat diberikan dengan catatan tidak menggunakan listrik pada waktu beban puncak (WBP). - Melakukan kampanye pengurangan beban listrik pada waktu beban puncak. • Melaksanakan program Supply Side Management (SSM) dengan membeli kelebihan tenaga listrik yang dibangkitkan dari beberapa pembangkit swasta untuk memenuhi kekurangan pasokan tenaga listrik dari pembangkit milik PT PLN (Persero).
Since 2006, Sales of electricity has sharply increased aligned with the growing needs of the society of electricity. However, due to limited power supply capacity, particularly at peak hours, Corporate has been having constraints in its attempts to meet the growing electricity needs of the community. In its efforts in eliminating the problem, the Corporate has been undertaking the following programs:
Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan, Perseroan melakukan upaya-upaya pemasaran, meliputi:
In order to improve customer service quality, the Corporate conducts the following marketing efforts:
• Implementing Demand Side (DSM) program which aims to peak load by:
Management trim or shift
- The mechanism of energy conservation by encouraging people to economize on energy. - giving discount packages to large scale industries and businesses that can convert their load from peak hours to non-peak hours; - For areas that the power generator is still critical, the new connection request for industrial segment can be provided with the record that they do not use electricity at peak load time (PLT). - conducting campaigns on the reduced uses of electricity during the peak load. • Implementing Supply Side Management (SSM) to buy excess electricity generated from several private generators to meet the shortage of electricity supply from power plants owned by PT PLN (Persero).
• Memberikan pelayanan khusus atau Service Level Agreement tertentu kepada pelangganpelanggan besar dengan menerapkan harga jual tenaga listrik yang telah disepakati oleh para pelanggan tersebut. • Jika dalam hal teknis memungkinkan, unitunit akan melaksanakan peningkatan produksi pemasaran melalui kualitas dan keandalan dengan harga di atas harga yang berlaku. Untuk mengurangi jumlah sambungan liar, unit-unit akan membuat program penertiban sambungan listrik.
•
Providing special services using Service Level Agreement to substantial customers and applying electric power selling price based on mutual agreement.
Dalam rangka pengamanan penjualan listrik kepada pelanggan tegangan tinggi (TT) dan tegangan menengah (TM), maka seluruh pelanggan TT dan TM diupayakan menggunakan automatic meter reading (AMR).
In order to protect the electricity selling to customers of high voltage (TT ) and customers of medium voltage (TM), thus applying the Automatic Meter Reading (AMR) on all TT and TM.
• If technically possible, the units shall conduct marketing through increasing product’s quality and reliability by changing above the prevailing prices. To reduce illegal connections, the units will introduce stern measures to illegal users.
produksi dan pembelian tenaga listrik PRODUCTION AND PURCHASING ELECTRICITY As an SOE engaging in the provision of electricity, PLN is responsible for providing electricity power to meet the growing public needs every year. The increased need of electricity as a result of higher levels of social welfare has been accompanied by industrial development in Indonesia, while PLN’s ability to supply such increasing demand for electricity was limited. eventually that has caused some of the outside Java-Bali electrical system experienced power supply shortage, and encouraged the Company to not only took the initiative to produce electricity from PLN-owned power plants but also from the leased power plant as well as by purchasing the electricity through PPA with some private parties or IPPs.
Hingga akhir tahun 2010, sebanyak 24 IPP telah beroperasi dengan total daya sejumlah 4.761 MW, atau sekitar 17,70% dari total kapasitas terpasang nasional sebesar 26.895 MW.
Up to year 2010, 24 IPPs have operated with a total capacity of 4,761 MW or about 17.70% of nation wide total installed capacity of 26,895 MW.
Dari IPP yang sudah beroperasi, 10 IPP beroperasi di sistem Jawa-Bali dengan kapasitas total sebesar 3.997 MW, 5 IPP beroperasi di Sumatera dengan kapasitas total sebesar 253 MW, 1 IPP beroperasi di Kalimantan dengan kapasitas total sebesar 45 MW, 5 IPP beroperasi di Batam dengan kapasitas total sebesar 181 MW, dan 3 IPP beroperasi di Sulawesi dengan kapasitas total sebesar 285 MW.
From the operating IPP, 10 IPPs operated in Java-Bali system with total installed capacity of 3,997 MW, 5 IPPs in Sumatra with total installed capacity of 253 MW, 1 IPP in Kalimantan with total installed capacity of 45 MW, 5 IPPs in Batam with total installed capacity of 181 MW and 3 Ipps in Sulawesi with total installed capacity of 285 MW.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Sebagai BUMN yang bergerak di bidang penyediaan tenaga listrik, PLN bertugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum yang kebutuhannya meningkat setiap tahunnya. Peningkatan akan kebutuhan tenaga listrik sebagai akibat dari peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat diiringi juga oleh perkembangan industri di Indonesia, sementara PLN memiliki keterbatasan dalam memenuhi peningkatan akan kebutuhan listrik tersebut. Hal ini menyebabkan beberapa sistem kelistrikan di luar Jawa–Bali mengalami kekurangan pasokan daya, dan mendorong Perusahaan berinisiatif memproduksi listrik tidak hanya dari pembangkit listrik milik PLN sendiri melainkan dari pembangkit yang disewa Perusahaan dan pembelian tenaga listrik atau PPA dari pihak swasta atau IPP.
153
154
independent power producers dalam tahap operasi PERUSAHAAN COMPANY
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
NO.
independent power producers in operation PROYEK PROJECT
BAHAN BAKAR FUEL
KAPASITAS CAPACITY (MW)
AF b) (%)
PERIODE PERIOD
Cikarang, Jabar
Gas
150
72
1998-2018
Sengkang, Sulsel
Gas
198
85
1999-2028
Salak, Jabar
Panas bumi Geothermal
165
90
1997-2027
Pare-pare, Sulsel
MFO
60
80
1998-2013
PT Paiton Energy
Paiton I, Jatim
Batubara Coal
1.230
85
2000-2040
6.
PT Jawa Power
Paiton II, Jatim
Batubara Coal
1.220
83
2000-2030
7.
Pertamina, cevron Drajat Ltd. Texaco Drajat Ltd. dan/and PT Drajat Geothermal Ind.
Drajat, Jabar
Panas bumi Geothermal
180
95
2000-2030
8.
Pertamina and Magma Nusantara Limited
Wayang Windu, Jabar
Panas bumi Geothermal
220
90
2000-2042
9.
PT Geo Dipa Energy
Dieng, Jateng
Panas bumi Geothermal
60
85
2002-2044
10.
PT Asrigita Prasarana
Palembang, Sulsel
1.
PT Cikarang Listrindo
2.
PT Energi Sengkang
3.
Chevron Geothermal Salak Ltd dan/and Dayabumi Salak Pratama Ltd
4.
PT Makassar Power
5.
150
85
2004-2024
Cilacap, Jateng
Batubara Coal
562
80
2007-2037
11.
PT Sumber Segara Primadaya
12.
PT Dalle Energy Batam
Panaran, ulau Batam
Gas
55
80
2005-2016
13.
PT Mitra Energi Batam
Panaran, pulau Batam
Gas
55
84
2005-2016
14.
PT Indo Matra Power
Kawasan Industri Kabil, pulau Batam
Gas
17
90
2005-2017
15.
PT Jembo Energindo
Panaran, pulau Batam
Gas
24
65
2008-2011
16.
PT Metaepsi Pejebe Power Generation
Gunung Megang, Sumsel
Gas
80
80
2005-2025
17.
PT Pusaka Jaya Palu Power
Palu, Sulawesi Tengah
Batubara Coal
27
80
2007-2032
18.
PT Pertamina Geothermal Energi
Kamojang, Jabar
Panas bumi Geothermal
60
90
2008-2038
19.
PT Cahaya Fajar Kaltim
Embalut, Kaltim
Batubara
45
72
2008-2038
20.
PT Dizamatra Powerindo
Sebayak, Sumut
Panas bumi Geothermal
10
90
2008-2038
21.
PT Bajradaya Sentranusa
Sebayak, Sumut
Tenaga air Water
10
90
2008-2038
22.
PT CIpta Daya Nusantara
Mobuya, Sulut
Tenaga air Water
3
80
2007-2027
23.
Perum Jasa Tirta
Purwakarta, Jabar
Tenaga air Water
150
-
2006-2011
24.
Aggreko International Project Ltd.
Pulau Batam
Gas
30
80
2008-2011
JUMLAH TOTAL
4.761
Produksi tenaga listrik tahun 2010 sebesar 169.786 GWh mengalami kenaikan sebesar 8,28% dibandingkan tahun 2009 yang mencapai 156.797 GWh. Kenaikan tertinggi dari produksi tenaga listrik berasal dari sewa pembangkit, hal ini sejalan dengan upaya untuk mengatasi pemadaman bergilir pada daerah krisis yang kurang pasokan daya.
In 2010, electricity production amounted to 169,786 GWh or 8.28% increased from 2009 which reached 156,797 GWh. The highest increase of electricity production comes from leases of power, this is in line with efforts to overcome the rolling outages in the crisis areas that are less power supply.
Data rinci produksi tenaga listrik selama periode 5 (lima) tahun terakhir terdapat pada tabel di bawah ini.
Detailed data on production during the last 5 (five) years period can be reffered to the below table.
produksi tenaga listrik
electricity production
Produksi (Gwh) Production (Gwh) Produksi
2006
2007
2008
2009
2010
Production
Produksi Sendiri
101.664
107.984
113.340
115.434
123.477
Company’s Own Production
Pembelian Tenaga Listrik
28.639
31.199
31.389
36.169
38.076
Electricity Purchase
2.804
3.257
4.707
5.194
8.233
From Leased Generator
133.108
142.440
149.437
156.797
169.786
Total Production
Sewa Diesel Total Produksi
In producing electricity, PLN is committed to optimize the energy mix in order to reduce the oil fuel usage optimally. Realization of the energy mix in the year 2010 experienced a change of the energy mix in 200, where fuel oil consumption decreased from the original 22.06% to 19.9%. On the other hand significantly increased use of water power caused by high rainfall in early 2010, so that hydroelectric power can be operated in a maximum way.
Rincian bauran energi selama periode 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Details of the energy mix for each energy source during the last 5 (five) years can be seen in the table below.
bauran energi (%)
SUMBER ENERGI Bahan Bakar Minyak
(%) energy mix
2006
2007
2008
2009
2010
ENERGY RESOURCES
27,7
25,5
27,7
22,06
19,90
Oil fuel
6,6
7,5
7,2
6,57
9,32
Water
28,8
29,3
27,6
27,51
27,50
Coal
Non Bahan Bakar Minyak Air Batu Bara Panas Bumi
Non-oil fuel
2,4
2,2
2,3
2,24
2,00
Geothermal
Gas Alam
13,0
13,5
14,2
18,59
18,86
Natural Gas
Beli
21,5
22,0
20,9
23,07
22,43
Purchase
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Dalam memproduksi tenaga listrik, PLN berusaha untuk mengoptimalkan bauran energi dengan tujuan untuk mengurangi penggunaan BBM secara optimal. Realisasi bauran energi pada tahun 2010 menunjukkan perubahan dibanding tahun 2009, dimana pemakaian bahan bakar minyak menurun dari semula 22,06% menjadi 19,9%. Di sisi lain pemakaian tenaga air meningkat signifikan yang disebabkan oleh tingginya curah hujan pada awal tahun 2010, sehingga pembangkit listrik tenaga air dapat dioperasikan secara maksimum.
155
156
pertumbuhan dan komposisi penjualan tenaga listrik ELECTRICITY SALES GROWTH AND COMPOSITION Penjualan tenaga listrik tahun 2010 sebesar 147.297 GWh mengalami kenaikan sebesar 9,45% dibandingkan tahun 2009 sebesar 134.581 GWh. Peningkatan penjualan tenaga listrik yang signifikan ini terjadi pada semua kelompok pelanggan, terutama pada kelompok pelanggan Rumah tangga dan Industri.
2010 sales of 147,297 GWh was a 9.45% increase from 2009’s 134,581 GWh. Electricity sales rose significantly in all customer groups, particularly household and industry.
Hal ini seiring dengan upaya untuk meminimalkan daftar tunggu penyambungan baru melalui Gerakan Sehari Sejuta Sambungan.
This is consistent with the Company’s effort to minimize waiting list for new connection through the GRASSS program.
pertumbuhan penjualan tenaga listrik
URAIAN Penjualan Pertumbuhan
electricity sales growth
SATUAN UNITS
2006
2007
2008
2009
2010
(Gwh)
112.609
121.246
129.019
134.581
147.297
Sale
5,2
7,7
6,4
4,31
9,45
Growth
(%)
Komposisi penjualan tenaga listrik untuk periode 5 (lima) tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Sales composition for the last five years is as follows:
komposisi penjualan tenaga listrik (gwH)
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
KELOMPOK PELANGGAN Rumah Tangga
DESCRIPTION
composition of electricity sales (gwH)
Penjualan tenaga listrik (GWh) electricity sales(GWh)
CUSTOMER SEGMENT
2006
2007
2008
2009
2010
43.754
47.324
50.184
54.945
59.825
Residential
Usaha/Bisnis
18.415
20.608
22.926
24.825
27.157
Business
Industri
43.615
45.802
47.969
46.204
50.985
Industry
Umum
6.825
7.510
7.940
8.607
9.330
Public
112.609
121.246
129.019
134.581
147.297
Total
Jumlah
Pertumbuhan penjualan tenaga listrik pada tabel di atas memperlihatkan, bahwa di tahun 2010 kelompok pelanggan Industri mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dibandingkan tahun lalu.
Sale growth table above shows that in 2010 industrial group grew significantly compared to last year.
Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia, mempengaruhi minat investasi, sehingga mendorong bangkitnya dunia industri di negara kita. Akibatnya konsumsi tenaga listrik di sektor industri mengalami peningkatan. Di sisi lain, dilakukannya penyambungan baru pada pelanggan Industri turut memberikan kontribusi bagi peningkatan penjualan tenaga listrik.
Improving domestic economic affects investment appetite and encourages domestic industry, which in turn increase industrial electricity consumption. On the other side, new connection for industry contributes to electricity sales growth.
persentase komposisi perubahan tenaga listrik
KELOMPOK PELANGGAN
2006-2007
2007-2008
8,16
6,04
Usaha/Bisnis
11,91
Industri
5,01 10,04
Umum
2008-2009
2009-2010
AVERAGE 2006-2010
CUSTOMER SEGMENT
9,49
8,88
8,14
Residential
11,25
8,28
10,35
10,45
Business
4,73
(3,68)
9,39
3,86
Industry
5,73
8,40
8,40
8,14
General
TARIF TENAGA LISTRIK ELECTRICITY TARIFF Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang merupakan komponen utama dalam pendapatan Perusahaan, yakni untuk menghitung penjualan tenaga listrik, ditetapkan oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang digunakan untuk menghitung jumlah tagihan rekening listrik kepada pelanggan adalah TTL Tahun 2010 yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 07 Tahun 2010, yang diberlakukan terhitung tanggal 01 Juli 2010.
Electricity tariff, which is an important component in the Company’s revenues, was set by the Government and House of Representative (DPR). The electricity tariff used for the calculation of electricity bill to customers is year 2010 tarif (TTL 2010), which was stipulated in Regulation of Minister of Energy and Mineral Resources No. 7 Year 2010 which was effective from July 1, 2010.
Pemberlakukan Tarif Tenaga Listrik 2010 ini mempengaruhi pendapatan penjualan tenaga listrik dan besaran subsidi pemerintah. Pemerintah menerbitkan kebijakan pemberian subsidi bagi pelanggan yang tarif tenaga listriknya masih di bawah biaya pokok penjualan. Namun subsidi ini belum cukup memenuhi kebutuhan PLN, karena subsidi
Effective implementation of TTL 2010 affects revenues from electricity sales and government subsidy for customers whose tariff class was below cost of goods sold. However, the amount of subsidy was not enough to meet PLN’s needs because the subsidy only amounted to the negative difference between average sales price (Rupiah/kWh) of each
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Rumah Tangga
percentage in composition of electricity sales
157
158
ini diberikan hanya sebesar selisih negatif antara harga jual tenaga listrik rata-rata (Rupiah/kWh) dari masing-masing golongan tarif dikurangi biaya pokok penyediaan tenaga listrik (BPP) (Rupiah/kWh) pada tegangan di masing-masing golongan tarif dikalikan volume penjualan (kWh) untuk setiap golongan tarif. BPP dihitung berdasarkan formula, termasuk tingkat susut jaringan dan distribusi yang ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral cq Direktorat Jenderal Listrik Pemanfaatan Energi.
tariff class minus basic cost of electricity provision on the voltage (Rupiah/kWh) of each tariff class multiplied by sales volume (kWh) for each tariff class. BPP was determined by Minister of Energy and Mineral Resources cq Directorate General of Electricity and Energy Utilization based on formula that included network loss and distribution.
Berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pagu tertinggi listrik subsidi listrik tahun anggaran 2010 sudah termasuk 8% margin diatas Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik. Besar subsidi yang diterima pada tahun 2010 adalah Rp 58.108.418 Juta, naik 8,17% dari Rp53.719.818 juta di tahun 2009.
Based on Approval Letter of Budget Performance List (“DIPA”), the plafond for electricity subsidy for budget year 2010 has included the 8% margin above basic cost of provision. Subsidy amount for 2010 was Rp58,108,418 million, a 8.17% increase from Rp53,719,818 million in 2009.
pendapatan penjualan tenaga listrik ELEctricity SALES REVENUE
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Di tahun 2010, sumber pendapatan penjualan tenaga listrik terbesar masih berasal dari kelompok tarif industri dan rumah tangga. Pada tahun 2010 total pendapatan dari penjualan tenaga listrik mengalami peningkatan sebesar 14,20% menjadi Rp 102.974 miliar, dari Rp 90.172 miliar di tahun 2009. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang mulai diberlakukan pada tanggal 1 Juli 2010. Hasil penjualan tenaga listrik secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
In 2010, the largest source of the electric power sales revenue still comes from the group of industrial and residential tariffs. in 2010 total revenue from electricity sales increased by 14.20% to Rp 102,974 billion, from Rp 90,712 billion in 2009. This increase was due to the increase of electricity tariff which came into effect on July 1, 2010. Sales of electricity in detail can be seen in the following table.
pendapatan penjualan tenaga listrik (miliar rp)
KELOMPOK PELANGGAN
revenue from electricity sales (billion rp)
2006
2007
2008
2009
Rumah Tangga
24.988
27.058
32.815
32.380
36.875
2010
CUSTOMER SEGMENT Residential
Usaha/Bisnis Industri Umum Total
14.074 27.226 4.446 70.735
15.920 28.458 4.844 76.280
14.991 31.364 5.188 84.358
22.116 29.771 5.903 90.172
25.408 33.621 7.070 102.974
Business Industry Public Total
pelanggan dan daya tersambung CUSTOMER AND POWER CONNECTION Jumlah pelanggan pada tahun 2010 mencapai 42.435.387 pelanggan, mengalami peningkatan sebesar 5,78% dibandingkan tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan pelanggan sebesar 2.317.702 pelanggan pada akhir tahun 2010. Penambahan pelanggan terjadi sebagai hasil upaya Perusahaan untuk meminimalkan daftar tunggu penyambungan baru melalui Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS).
Total customers in 2010 reached 42,435,387, 5.78% increase from 2009 due to an addition of 2,317,702 customers at end of 2010. This addition was the result of GRASSS program, a Company program to minimize waiting list.
customer growth (%)
PERTUMBUHAN PELANGGAN (%)
Jumlah Pelanggan (Ribu)
2006
2007
2008
2009
2010
35.751
37.334
38.844
40.117
42.435
Customers Numbers (Thousand)
3,45
4,43
4,05
3,28
5,78
(%) Growth
Pertumbuhan (%)
JUMLAH PELANGGAN (RIBU)
NUMBER OF CUSTOMER (THOUSAND)
2006
2007
2008
2009
2010
description
Rumah Tangga
33.118
34.684
36.025
37.099
39.324
Household
Usaha/Bisnis
1.655
1.611
1.716
1.802
1.912
Business
46
47
48
48
49
Industry
Industri Umum Total
931
992
1.055
1.168
1.150
Public
35.751
37.334
38.844
40.117
42.435
Total
Pada tabel dibawah terlihat bahwa penambahan pelanggan terbesar berasal dari kelompok pelanggan Rumah Tangga, Bisnis dan Industri, namun terjadi pengurangan pelanggan pada kelompok pelanggan Lainnya. Hal ini sebagai hasil pelaksanaan Gerakan Sehari Sejuta Sambungan, Gerakan Sambungan 1.000 MW bagi industri dan bisnis serta membaiknya perekonomian.
The table below shows that the largest number of customer addition is in household, business and industry groups, while the other groups shows reduction. This is the result of GRASSS program, the 1,000 MW connection for industrial need, and economic recovery.
Namun demikian terjadi pengurangan pelanggan pada kelompok pelanggan Lainnya, hal ini disebabkan oleh perubahan pengelompokan tarif sesuai Tarif Tenaga Listrik 2010.
Reduction of total customers in other groups was due to change of tariff group as regulated in TTL 2010.
penambahan pelanggan
uraian Rumah Tangga Usaha/Bisnis Industri Umum Total
customer increased
2006
2007
2008
2009
2010
description
943.349
1.566.264
1.340.531
1.074.759
2.224.690
Residential
199.528
(44.751)
105.472
85.562
110.542
Business
19
324
718
364
775
Industry
48.975
60.668
63.636
112.914
(18.305)
Public
1.191.871
1.582.505
1.510.357
1.273.599
2.317.702
Total
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
uraian
159
160
Daya tersambung pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 4.545 MVA dari tahun sebelumnya, sehingga menjadi total 67.439 MVA. Peningkatan daya tersambung ini sangat berkaitan erat dengan penambahan pelanggan. Semakin banyak calon pelangganyangdapatdilayanipenyambungannya,maka semakin tinggi pula jumlah daya tersambungnya.
Total connected power in 2010 increased by 4,545 MVA from previous year’s to 67,439 MVA. This increase is closely related to customer addition. The more customers served, the higher total connected power.
pertumbuhan DAYA TERSAMBUNG (%)
uraian
2006
Daya Tersambung Pertumbuhan
GROWTH OF CONNECTED POWER (%)
2007
2008
2009
2010
53.317
56.549
60.086
62.894
67.439
Connected Power
5,13
6,06
6,25
4,67
7,23
Growth
DAYA TERSAMBUNG (MVA)
uraian
description
CONNECTED POWER (MVA)
2009
2010
Rumah Tangga
2006 26.100
2007 27.777
2008 29.335
30.700
33.202
description Residential
Usaha/Bisnis
10.254
10.939
11.942
12.710
13.772
Business
Industri
13.292
13.881
14.531
14.790
15.566
Industry
Umum
3.669
3.952
4.278
4.694
4.899
Public
Total
53.317
56.549
60.086
62.894
67.439
Total
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Sarana Penyediaan Tenaga Listrik power supply facility Sarana penyediaan tenaga listrik yang dimiliki dan dikelola PLN meliputi pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi. Pembangkit tenaga listrik yang dimiliki perusahaan terdiri dari pembangkit dengan menggunakan tenaga air, diesel, gas, gas uap, panas bumi dan uap dengan komposisi terbesar adalah pembangkit menggunakan tenaga uap yang mencapai 34% dari total kapasitas.
Means of electricity supply that is owned and managed by PLN include power generation, transmission and distribution network. Power station consists of company-owned plants using hydro, diesel, gas, steam gas, geothermal and steam with the largest composition is to use steam power plant that reaches 34% of total capacity.
Penambahan kapasitas pembangkit tenaga uap berbahan bakar batubara belum dirasakan signifikan mengingat PLTU 2 Banten (Labuan) 2 x 300 MW, PLTU 1 Jateng (Rembang) 2 x 315 MW dan PLTU 1 Jabar (Indramayu) 2 x 330 MW yang masuk dalam Program Percepatan 10.000 MW. Tahap I yang menurut rencana sudah beroperasi tahun 2009 mengalami keterlambatan.
Additional power generation capacity of coal based steam power plant has not been considered significant considering Steam Power Plant 2 Banten (Labuan) 2 x 300 MW, Steam Power Plant 1 in Central Java (Rembang) 2 x 315 MW, Steam Power Plant 1 West Java (Indramayu) 2 x 330 MW, which all were included in the Fast Track Program. Phase I that was supposedly started operation in 2009 was being delayed.
Untuk PLTU Program Percepatan 10.000 MW yang berada di luar Jawa juga mengalami keterlambatan yang disebabkan oleh: • Keterlambatan penyediaan lahan yang berakibat kegiatan pelaksanaan tertunda, lokasi proyek harus dipindah. • Keterlambatan pembukaan L/C dan keterlambatan pembayaran diakibatkan ketidaksiapan pendanaan untuk proyek karena likuiditas PLN terpakai untuk menalangi pembayaran proyek-proyek di Jawa yang sudah mendesak. Proyek-proyek di Jawa tersebut didanai oleh pinjaman dari Cina tetapi dana tersebut belum siap pada saat diperlukan.
In the meanwhile outer Java Fast Track Program was also postponed due to the following reasons: • The delays in acquisition of land resulted in delay of activities and relocation of projects; and • The delay in L/C opening and in payment settlement, as the funding was not ready for financing the project, and instead was allocated for other urgent settlement for Java projects. Those Java projects were funded by China, but the funds were not ready when required.
Sarana penyediaan tenaga listrik yang dimiliki dan pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi
Means of electricity supply that is owned and managed by PLN include power generation, transmission and distribution network
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
dikelola PLN meliputi
161
162
Data perkembangan rinci dari sarana penyediaan tenaga listrik selama periode 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Information on detailed development of electricity supply facilities over a period of 5 (five) years can be seen in table below.
KAPASITAS PEMBANGKIT (MW)
KELOMPOK PELANGGAN
GENERATING CAPACITY (MW)
2006
2007
2008
2009
2010
PLTA
3.529
3.501
3.504
3.508
3.523
Hydro Power Plant
PLTD
2.954*
2.968*
3.020
2.980
3.268
Diesel Power Plant
PLTG
2.727
2.783
2.496
2.570
3.224
Gas Power Plant
PLTGU
7.021
7.021
7.370
7.370
6.951
Gas Steam Power Plant
395
415
415
415
439
Geothermal Power Plant
PLTP PLTU
8.220
8.534
8.764
8.764
9.452
Steam Power Plant
Total
24.846
25.222
25.571
25.607
26.895
Total
Untuk menyalurkan tenaga listrik terutama dari pembangkit Proyek Percepatan 10.000 MW, maka di tahun 2010 PLN membangun proyek jaringan transimisi T/L 500 kV Jawa-Bali, T/L 150 kV luar Jawa Bali, proyek gardu induk 150 kV serta proyek jaringan interkoneksi. Di sisi jaringan distribusi, PLN telah membangun proyek jaringan distribusi tegangan menengah dan rendah 20 kV serta proyek gardu distribusi.
To supply electricity mainly from generating 10,000 MW Fast Track Project, then in 2009 PLN to build a transmission network project T/L 500 kV Java-Bali, T/L 150 kV outside Java and Bali, the project 150 kV substations and interconnection network project. In terms of distribution network, PLN has built a network project of medium and low voltage distribution and 20 kV distribution substation projects.
Di tahun 2010, Perusahaan telah menandatangani 301 kontrak untuk peningkatan dan pembangunan transmisi baru dan gardu induk di Jawa dan luar Jawa.
In 2010, the Company had signed 301 contracts for upgrading and building new transmission and substations in Java and outside Java.
PENYALURAN PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
POWER PLANTS
DISTRIBUTION
URAIAN
2006
2007
2008
2009
2010
Transmisi (kms)
31.195
31.612
32.472
34.949
43.842
Transmission (kms)
54.409
54.649
55.989
63.375
65.669
Diesel Generated Power Plant
Gardu Induk (MVA)
UNITS
Susut Jaringan network losses Secara total, realisasi susut jaringan tahun 2010 mencapai 9,70%, dengan komposisi 2,25% untuk transmisi dan 7,64% untuk distribusi. Pencapaian susut jaringan ini lebih baik dari tahun 2009 yang sebesar 9,93%. Pada tabel di bawah terlihat bahwa angka susut jaringan telah menunjukkan ke arah perbaikan yang signifikan dari tahun ke tahun.
In total, the actual transmission losses in 2010 reached 9.70%, with a composition of 2.25% to 7.64% for the transmission and distribution. The achievement of network losses has showed significant improvement compared to transmission losses in 2009 amounted to 9.93%. In the table below shows that network losses rate has shown a significant improvement in the direction from year to year.
Adapun upaya jangka pendek yang dilakukan Perusahaan untuk menurunkan susut non teknis adalah melalui peningkatan kualitas pembacaan pemakaian tenaga listrik, dengan cara : • melakukan pengawasan terhadap hasil baca meter, • membaca pemakaian tenaga listrik pelanggan potensial secara remote dengan menggunakan Automatic Meter Reading (AMR) yang dipasang pada pelanggan tersebut, • menertibkan pemakaian tenaga listrik kepada pelanggan yang melakukan pencurian tenaga listrik.
In addition to the above operations, the Company also continually seeks short-term decrease technical losses, by:
Disamping usaha tersebut di atas, secara berkesinambungan Perusahaan berupaya menurunkan susut teknis melalui: • Pemasangan trafo sisipan dan penambahan jumlah Jaringan Tegangan Rendah (JTR), agar arus penghantar lebih kecil dan tegangan ujung menjadi lebih baik. • Pembentukan organisasi di cabang dan wilayah/ distribusi yang bertanggung jawab terhadap akurasi pengukuran pemakaian tenaga listrik. • Perolehan sertifikasi mutu ISO 9001 pada proses bisnis Pengelolaan Alat Pencatat Pemakaian (APP) tenaga listrik. • Penertiban Penggunaan Tenaga Listrik (P2TL), penertiban Penerangan Jalan Umum (PJU) dan penerangan reklame ilegal secara intensif • Pemeriksaan rutin pelanggan besar terhadap akurasi Current Transformer (CT), Potential Transformer (PT) dan wiring (pengawatan). • Pengukuran beban trafo dan penyeimbangan beban. • Peningkatan kemampuan dan kompetensi SDM melalui pelatihan reguler atau lokakarya (workshop).
In addition to the above efforts, the Company continuously seeks reduce technical losses through: • Installation of insertion transformer and addition of the Low Voltage Network (JTR), for better smaller currents and voltages Conductor tip. • Establishment of organizations in branches and regions/distribution that responsible for the accuracy of measurement of electricity. • Acquisition of ISO 9001 quality certification for business process management tool Registrar Use (APP) of electricity. • Use of Electric Power Control (P2TL), control street lighting (PJU) and intensive illegal billboards lighting • Routine examination of the accuracy of current customers Transformer (CT), Potential Transformer (PT) and the wiring. • Transformer load measurement and load balancing. • Improved human resource capacity and competence through regular training or workshop.
• monitoring the results of reading meters, • reading of electricity consumption remotely potential customers using Automatic Meter Reading (AMR) that is placed on the customer, • curb the use of electricity to customers who do the theft of electricity.
network losses (%)
2006
2007
2008
2009
2010
Susut Transmisi
%
2,26
2,24
2,17
2,18
2,25
Transmission Losses
Susut Distribusi
%
9,18
8,84
8,29
7,93
7,64
Distribution Losses
Susut Jaringan
%
11,45
11,08
10,67
9,93
9,70
Network Losses
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
susut jaringan (%)
163
164
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
TINGKAT LAYANAN - MUTU DAN KEANDALAN SERVICE - QUALITY AND REABILITY
Untuk meningkatkan layanan kepada konsumen dan sejalan dengan UU perlindungan konsumen, Perusahaan melaksanakan program peningkatan mutu layanan secara bertahap sesuai dengan kemampuan pendanaan, melalui kegiatan-kegiatan berikut : • Mengembangkan komunikasi mutu layanan kepada publik secara transparan. • Melakukan klasifikasi tingkat mutu layanan secara nasional. • Menjadikan tingkat mutu layanan sebagai dasar penyusunan kegiatan investasi.
To improve service to customers and in line with consumer protection laws, the Company implemented gradually the quality improvement service program in accordance with the financial capability, through the following activities: • Developing quality communication services to the public in a transparent manner. • Classifiy level of quality service nationwide. • Making the service quality level as the basis for the preparation of investment activity.
Tingkat keandalan mutu layanan diukur melalui jumlah frekuensi pemadaman yang dialami pelanggan selama setahun yang dinyatakan dalam System Average Interuption Frequency Index (SAIFI), dan berapa lama waktu pemadaman yang dialami pelanggan yang dinyatakan dalam System Average Interuption Duration Index (SAIDI).
Reliability of customer service is measured through blackout frequency occured to each customer in a year, which is depicted in System Average Interuption Frequency Index (SAIFI), and duration of blackout which is depicted in System Average Interuption Duration Index (SAIDI).
Program jangka pendek yang telah dilakukan Perusahaan untuk meningkatkan mutu layanan kepada pelanggan adalah : • Menunda jadwal pemeliharaan pembangkit. • Melakukan sewa genset. • Memanfaatkan excess power dari perusahaan yang memiliki pembangkit sendiri. • Melakukan relokasi mesin pembangkit dari daerah yang tidak mengalami kekurangan pasokan daya ke daerah yang mengalami kekurangan pasokan daya. • Menurunkan beban puncak dengan melaksanakan program demand side management.
The Company conducted the following short term programs to improve customer service quality:
Dengan dilakukannya program jangka pendek tersebut, terlihat pencapaian angka SAIDI tahun 2010 sebesar 6,96 jam/pelanggan/tahun jauh lebih baik dari angka SAIDI tahun 2009 sebesar 16,70 jam/pelanggan/tahun, demikian pula dengan pencapaian angka SAIFI tahun 2010 sebesar 6,82 kali/pelanggan/tahun lebih baik dari angka SAIFI tahun 2009 sebesar 10,78 kali/pelanggan/tahun.
The result of the above short term programs was shown in SAIDI ratio in 2010 of 6.96 hour/customer/ year, which was much better than SAIDI ratio in 2009 of 16.70 hour/customer/year, and SAIFI ratio in 2010 of 6.82 times/customer/year, which was better than SAIFI ratio in 2009 of 10.78 times/customer/year.
Upaya berkesinambungan yang dilakukan Perusahaan agar terus dapat meningkatkan mutu layanan kepada pelanggan adalah : • Melengkapi manajemen dengan tools pemantauan gangguan penyulang guna mendorong kinerja penyulang yang lebih baik. • Meningkatkan peralatan proteksi, melakukan pembenahan pemeliharaan dan pengaturan alat proteksi agar di masa depan tidak terjadi lagi malfungsi. • Melakukan pembersihan Right of Way (ROW) secara efektif dengan memanfaatkan informasi peta pohon. • Melakukan pengawasan yang ketat terhadap kinerja trafo distribusi yang meliputi : pemeliharaan, penyeimbangan beban, pengurangan jumlah trafo yang berbeban lebih (overblast), trafo sisipan maupun relokasi, sekaligus mengurangi risiko kerusakan trafo.
The Company conducts the following continuous programs to keep improving customer service quality: • Equip management tools to monitor feeder interruptions and to boost performance of feeders. • Improve protection tools, reorganize maintenance and protection tool schedule to prevent more malfunction.
• Postpone power plant maintenance schedule. • Rent generators. • Utilize excess power from companies owning generators. • Relocate generators from the areas with enough power supply to areas lacking power supply.
• Reduce peak load through implementation of demand side management.
•
Improve control of distribution transformer performance through maintenance, load balancing, reduction of overblast, filling and relocation, also reducing transformer damage risk.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
• Effectively clean Right of Way (ROW) to utilize the information of trees map.
165
166
Begin the program to Totally Eliminate Rolling Blackout in Java Bali in second semester of 2010 • Socialize Energy Saving Program to prevent extension of blackout.
• Melaksanakan Program Perang Padam Jawa Bali yang dimulai pada semester II tahun 2010. • Memasyarakatkan Gerakan Hemat Energi, yang sangat bermanfaat untuk menghindari meluasnya pemadaman.
•
Disamping upaya tersebut di atas, Perusahaan juga telah berusaha untuk mempercepat penyelesaian proyek pembangunan pusat pembangkit tenaga listrik 10.000 MW serta jaringan transmisi distribusi.
In addition to the above efforts, the Company also accelerates the construction of 10,000 MW power plants and distribution transmission networks.
2006
2007
2008
2009
2010
SAIDI
jam/pelanggan/tahun hour/customer/year
27.01
28.90
80.90
16.70
6.96
SAIFI
kali/pelanggan/tahun time/customer/year
13.85
12.77
13.33
10.78
6,82
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Efisiensi efficiency Upaya peningkatan efisiensi telah dilakukan sejak tahun 1999 melalui program-program berikut: • Penurunan susut jaringan. • Peningkatan efisiensi investasi. • Penyempurnaan sistem pemeliharaan. • Peningkatan efisiensi produksi pembangkit dengan menekan konsumsi bahan bakar/SFC pembangkit. • Penurunan tingkat persediaan dan penurunan siklus penagihan.
Efforts to increase efficiency have been conducted since 1999 through the following programs: • Decrease in transmission losses; • improvement of investment efficiency; • Completion of the maintenance system; • Improvement of production efficiency by pressing down the Specific Fuel Consumption (SFC) plant; and • Decrease in inventory levels and declining billing cycle.
Implementasi program peningkatan efisiensi tersebut dilakukan melalui Efficiency Drive Program (EDP) dengan target perolehan Net Gain & Saving/ penghematan EDP. Dalam bentuk intangible, realisasi EDP tersebut terlihat berupa perubahan budaya perusahaan seperti meningkatnya keinginan untuk menekan biaya/anggaran tanpa mengurangi manfaat yang diperoleh, meningkatnya persepsi pendekatan secara bisnis/komersial dalam penyelesaian masalah di lapangan, dan bertumbuhnya semangat inovasi dan kompetisi dalam memberikan kontribusi bagi perusahaan.
Implementation of efficiency improvement program is conducted through Efficiency Drive Program (EDP) with a target acquisition net gain & savings in eDp. In the form of intangible, the realization of the eDp is shown in the form of corporate cultural changes such as increasing desire to reduce the cost/budget without reducing the benefits gained, the increasing perception approach to business/commercial in the settlement of problems in the field, and the growing spirit of innovation and competition in contributing to the company.
Risalah Penilaian Kinerja Manajemen MANAGEMENT PERFORMANCE Mengacu pada Kep.Men.BUMN No. KEP-100/ MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, tentang penilaian Tingkat Kesehatan BUMN, PT PLN (Persero) tergolong dalam kelompok BUMN infrastruktur.
Referring to SOEs Ministry Decree no. Kep- 100/ MBU/2002 dated June 4, 2002, regarding assessment of credibility level of SOEs, PT PLN (Persero) is categorized in groups of state-owned infrastructure.
Pencapaian nilai tingkat kesehatan PLN sepanjang tahun 2010 mencakup 3 aspek, yaitu aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi masuk pada golongan perusahaan SEHAT dengan klasifikasi A.
The achievement of the level of PLN health throughout the year 2010 includes 3 aspects, namely financial aspects, operational aspect and administrative aspect is classified HEALTHY or grouped into A classification.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
167
168
TINJAUAN KEUANGAN FINANCIAL REVIEW Pembahasan dan analisis berikut mengacu pada Laporan Keuangan Konsolidasian Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan - a member firm of Deloitte Touche Tohmatsu.
The following discussion and analysis refers to the Company’s Consolidated Financial Statements for the years ended December 31, 2010 and 2009 audited by Registered Public Accountants Osman Bing Satrio & Rekan - a member firm of Deloitte Touche Tohmatsu.
IKHTISAR LABA RUGI PROFIT AND LOSS KETERANGAN DESCRIPTION
PERUBAHAN TAHUN 2010 & 2009 (%) YEAR TO YEAR 2010 & 2009 (%)
2010
2009
162.375.094
145.222,144
11.81
102.973.531
90.172.100
14.20
58.108.418
53.719.818
8.17
Penyambungan Pelanggan Customer Connection Fees
760.637
651.716
16.71
Lain-lain Others
532.508
678.510
-21.52
149.108.071
135.275.969
10.23
Bahan Bakar dan Pelumas Fuel and Lubricants
84.190.727
76.235072
10.44
Pembelian Tenaga Listrik Purchased Electricity
25.217.765
25.447.786
-0.90
Pemeliharaan Maintenance
9.900.622
7.964.512
24.31
Pendapatan Usaha Revenues Penjualan Tenaga Listrik Sale of Electricity Subsidi Listrik Pemerintah Government’s Electricity Subsidy
Beban Usaha Operating Expenses
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
REALISASI (JUTA RUPIAH) REALIZATION (MILLION RP)
Kepegawaian Personnel
12.954.417
9.758.314
32.75
Penyusutan Depreciation
12.558.537
11.834.746
6.12
Lain-lain Others
4.286.003
4.035.539
6.21
Laba (Rugi) Operasi Income (Loss) From Operations
13.267.023
9.946.175
33.39
Penghasilan (Beban) Lain-lain Other Incomes (Charges)
(1.867.363)
2.257.175
-182.73
Laba (Rugi) Sebelum Pajak PROFIT (Loss) Before Tax
11.399.660
12.203.347
-6.59
-1.313.174
-1.847.668
10.086.486
10.355.679
Beban Pajak Tax Expenses Laba (Rugi) Bersih Profit Income (Loss)
-2.60
Revenues PLN’s revenues mostly come from electricity sales to customers, connection fees from customers, and others. In line with its main duty as executor of Public Service Obligation in electricity provision, PLN receives subsidy from the Government. This subsidy is calculated as the negative difference between the average sales price of each tariff class minus basic cost of electricity provision of each tariff class (please refer to the explanation in “Government Electricity Subsidy”).
Pendapatan dari penjualan tenaga listrik di tahun 2010 naik 14,2% dari tahun 2009 menjadi sebesar Rp102.973,5 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh beberapa hal, yakni peningkatan jumlah pelanggan, peningkatan daya tersambung pelanggan dan pemberlakuan tarif Tenaga Lisrik Tahun 2010 sejak bulan Juli 2010. Sebagai akibat dari peningkatan jumlah pelanggan dan pemberlakuan Tarif Tenaga Listrik Tahun 2010, maka jika dilihat lebih detail, pendapatan dari seluruh kelompok pelanggan mengalami peningkatan. Kelompok pelanggan industri dan rumah tangga memberikan kontribusi terbesar. Hal ini seperti tampak pada tabel berikut :
Revenue from electricity sales in 2010 rose 14.2% from 2009’s to Rp102,973.5 billion. This increase was the result of higher number of customers, more customer connections and the application of new Electricity Tariff since July 2010. As total customers rose and new Electricity Tariff was applicable, revenue from all customer groups also increased. The largest contribution was from industrial and household groups, as shown in the following table.
Tabel pendapatan menurut golongan pelanggan, 2009-2010.
Revenues based on customer groups, 2009-2010.
URAIAN
2010
2009
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
DESCRIPTION Electric Power Supply Enterprises
Penjualan Listrik Berdasarkan
Sale of Electricity
Golongan Tarif
Tariff
Industri
33.620.823
29.771.205
Industry
Rumah Tangga
36.876.405
32.380.858
Household
Usaha
25.407.624
22.116.854
Business
Umum
7.069.779
5.903.183
General
102.973.531
90.172.100
Total
Jumlah
Pendapatan yang berasal dari penyambungan pelanggan mengalami peningkatan sebesar 16,7% dari tahun 2009 yaitu menjadi sebesar Rp769,6 miliar sebagai akibat bertambahnya jumlah pelanggan. Penambahan pelanggan sebesar 2.224.690 pelanggan , diantaranya merupakan hasil dari pelaksanaan program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS).
Revenues from customer connection rose by 16.7% from 2009’s to Rp769.6 billion to more customer population. The addition of total 2,224,690 customers was the result of, among others, the (A Million Connection A Day) GRASSS program.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
pendapatan Pendapatan PLN terutama berasal dari penjualan tenaga listrik kepada pelanggan, jasa penyambungan pelanggan dan Lain-lain. Sesuai dengan tugas awalnya sebagai pelaksana Public Service Obligation (PSO) di bidang penyediaan tenaga listrik, PLN mendapatkan subsidi dari Pemerintah. Subsidi ini diperhitungkan berdasarkan pada selisih negatif antara harga jual rata-rata dari masing-masing golongan tarif dikurangi biaya pokok penyediaan tenaga listrik dari masing-masing golongan tarif. (Lihat penjelasan “Subsidi Listrik Pemerintah”)
169
170
Pendapatan dari penjualan tenaga listrik di tahun 2010 naik 14,2% dari tahun 2009 menjadi sebesar Rp102.973,5 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh beberapa hal, yakni peningkatan jumlah pelanggan, peningkatan daya tersambung pelanggan dan pemberlakuan tarif Tenaga Lisrik Tahun 2010 sejak bulan Juli 2010 Revenue from electricity sales in 2010 rose 14.2% from 2009’s to Rp Rp102,973.5 billion. This increase was the result of higher number of customers, more customer connections and the application of new Electricity
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Tariff since July 2010
Pada tahun 2010, jumlah subsidi yang diterima PLN dari Pemerintah mencapai Rp58.108,4 miliar, naik 8,17% dari nilai subsidi di tahun 2009 dan subsidi ini telah memperhitungkan marjin perusahaan sebesar 8%.
The amount of subsidy received from the Government in 2010 reached Rp58,108.4 billion, a 8.17% increase from 2009 subsidy amount, which already includes 8% margin for the Company.
Beban Usaha Beban usaha di tahun 2010 naik 10,23% dari tahun 2009, menjadi sebesar Rp149.108,1 miliar. Komposisi beban usaha terbesar dalam penyediaan listrik adalah beban bahan bakar dan pelumas sebesar 56,46% dari total beban usaha , pembelian tenaga listrik sebesar 16,91%, beban pegawai dan pemeliharaan sebasar 15,33% . Penyebab utama terjadinya kenaikan beban usaha di tahun 2010 adalah sebagai berikut: • Beban bahan bakar dan pelumas naik 10,44% menjadi sebesar Rp84.190,7 miliar. Kenaikan pada sub akun ini terutama disebabkan oleh peningkatan biaya pembelian solar high speed diesel (HSD) sebesar 20,1%, menjadi sebesar Rp41.748,8 miliar, sebagai bahan bakar pembangkit. Peningkatan ini terutama disebabkan naiknya harga minyak dunia. Berbagai upaya telah dilakukan PLN untuk menurunkan biaya bahan bakar minyak diantaranya
Operating Expenses Operating expenses in 2010 rose 10.23% from 2009 to Rp Rp149,108.1 billion. The largest components of operating expenses are fuel and lubricants expenses of 56.46% of total operating expenses, electricity purchase expenses of 16.91%, personnel expenses and maintenance expenses of total 15.33%. Significant causes of higher operating expenses in 2010 are explained below. • Fuel and lubricants expenses rose by 10.44% to Rp84,190.7 billion, mostly due to the increase purchase of high speed diesel (HSD) of 20.1% to Rp41,748.8 billion for power plant fuel. This increase was mainly due to global oil price increase. PLN has made various efforts to lower oil fuel cost, such as through maximum operation
of non oil fuel power plants as an implementation of energy mix strategy. Higher gas utilization as power plant fuel also increased gas purchase cost by 18.3% to Rp11,978.9 billion. In this subaccount, water retribution also increased by 95% to Rp234.8 billion, but this was still positive because the cost of PLTA produced electricity is the lowest among other power producers.
• Maintenance cost increased 24.3% to Rp9,900.6 billion due to increased contractor fees and spare parts usage during 2010. The increase was due to many maintenance activities on power plants and main stations as scheduled to ensure sustainability of supply. • Personnel expenses rose by 32.8% to Rp12,954.4 billion, mainly due to increases in employee benefits, bonus and performance incentive of 2009 which was paid and accrued in 2010.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
dengan mengoperasikan semaksimal mungkin pembangkit berbahan bakar non minyak sebagai salah satu implementasi strategi bauran sumber energi pembangkit. Peningkatan penggunaan gas sebagai bahan bakar pembangkit listrik, juga mengakibatkan naiknya biaya pembelian gas sebesar 18,3%, menjadi sebesar Rp11.978,9 miliar. Dari sub-akun ini biaya pajak pemanfaatan air permukaan (PPAP) juga mengalami peningkatan hingga sebesar 95% menjadi sebesar Rp234,8 miliar. Namun hal ini bersifat positif karena harga listrik yang dibangkitkan dari PLTA paling rendah dibandingkan dari pembangkit lain. • Biaya pemeliharaan naik 24,3% menjadi sebesar Rp9.900,6 miliar akibat naiknya biaya jasa borongan dan pemakaian material selama tahun 2010. Biaya tersebut naik karena PLN banyak melakukan pemeliharaan pembangkit dan gardu induk sesuai jadwal pemeliharaan untuk menjaga kelangsungan pasokan. • Biaya kepegawaian naik 32,8% menjadi sebesar Rp12.954,4 miliar terutama disebabkan oleh naiknya biaya program imbalan kerja, jasa produksi dan insentif prestasi kerja tahun 2009 yang dibayar dan dicatat di tahun 2010.
171
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
172
• Pada tahun 2010 tidak terjadi peningkatan biaya pembelian tenaga listrik, karena menguatnya nilai tukar rupiah.
• No increase in electricity purchase expenses because Rupiah was stronger.
Laba Usaha Laba usaha PLN tahun 2010 naik 33,39% menjadi sebesar Rp13.267,0 miliar karena peningkatan pendapatan yang lebih besar dari peningkatan beban usaha. EBITDA juga mengalami peningkatan sebesar 21,18% ditahun 2010 menjadi Rp 28, 31 triliun.
Income from Operation PLN’s operating income in 2010 increased 33.39% to Rp13,267.0 billion, resulted from higher revenue increase than operating expense increase. EBITDA also rose by 21.18% to Rp28.31 trillion.
Beban Lain-Lain PLN mencatat beban lain-lain bersih sebesar Rp1.867,4 miliar, menurun sebesar 182,7 % dari tahun 2009 yang justru mencatatkan pendapatan lain-lain bersih hingga sebesar Rp2.257,2 miliar. Penyebab timbulnya beban lain-lain adalah: • Pembayaran bunga dan kupon obligasi hingga sebesar Rp6.010,9 miliar. • Penurunan keuntungan selisih kurs, dari sebesar Rp7.577,7 miliar di tahun 2009 menjadi sebesar Rp2.237,9 miliar.
Other Expenses PLN recorded other expenses of Rp1,867.4 billion, down by 182.7 % from 2009, which in turn showed a higher other income of Rp2,257.2 billion. Components of other expenses are:
PLN mencatat kenaikan pendapatan bunga dan lainnya sebesar 105,37% dibanding tahun 2009 menjadi sebesar Rp 753,18 miliar, namun karena jumlah totalnya berada dibawah biaya bunga, maka pada tahun 2010, Perusahaan mencatatkan beban lain-lain.
Interest income and others rose by 105.37% from 2009 to Rp753.18 billion, but because the total was less than interest expense, then in 2010 the Company recorded other expenses.
Laba Sebelum pajak Sesuai dengan penjelasan sebelumnya mengenai beban lain lain maka laba sebelum pajak PLN di tahun 2010 turun sebesar 6,59% menjadi sebesar Rp11.399,9 miliar.
Income before Tax In line with other expenses, PLN’s Income before Tax in 2010 was down by 6.59% to Rp11,399.9 billion.
• Payment of bond coupons of Rp6,010.9 billion. • Lower gain on currency translation adjustments from Rp7,577.7 billion in 2009 to Rp2,237.9 billion in 2010.
Laba Bersih dan Laba Persaham Setelah dikurangi beban pajak, maka laba bersih PLN di tahun 2010 adalah sebesar Rp10.086,7 miliar, turun 2,60% dari perolehan laba bersih di tahun 2009. Dengan laba bersih tersebut, maka laba persaham PLN di tahun 2010 menjadi sebesar Rp218.766,- rupiah per saham, turun dari posisi sebesar Rp224.600 per saham di tahun 2009.
Net Income and Earnings per Share After reduction of tax, PLN’s net income in 2010 was Rp10,086.7 billion, down by 2.60% from 2009 net income. Accordingly, earnings per share in 2010 was Rp218.766 per share, down from Rp224.600 per share in 2009.
IKHTISAR NERACA SUMMARY OF BALANCE SHEET Seperti tampak pada ikhtisar neraca keuangan berikut, total aset Perusahaan per 31 Desember 2010 mencapai Rp369.560,5 miliar, naik 10,7% dari posisi Rp333.713,1 miliar di tahun sebelumnya. Total Kewajiban Perusahaan naik 14,3% menjadi Rp219.974,9 miliar dari posisi Rp192.517,0 miliar di tahun 2009. Sebagai akibat kenaikan laba, ekuitas Perusahaan naik 5,9% menjadi Rp149.585,6 miliar dari posisi Rp141.196,1 miliar di tahun sebelumnya.
Posisi POSITION 2010
2009
Perubahan changes
Remarks
Total Aset
369,560,490
333,713,076
10.7%
Total Assets
Jumlah Ekuitas
149,585,568
141,196,085
5.9%
Total Equity
Jumlah Kewajiban
219,974,922
192,516,991
14.3%
Total Liabilities
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
164,655,176
144,783,199
13.7%
Non Current Liabilities
Jumlah Kewajiban Lancar
55,319,746
47,733,792
15.9%
Current Liabilities
369,560,490
333,713,076
10.7%
Adapun penjelasan pos-pos neraca utama yang menyebabkan perubahan tersebut diuraikan dalam beberapa bagian pembahasan sebagai berikut.
The following discussion explains changes in balance sheet.
Aset Tidak Lancar Jumlah aset tidak lancar Perusahaan pada akhir tahun 2010 mencapai Rp324.417,3 miliar atau naik 9,3% dibandingkan tahun 2009. Komposisi terbesar aset tidak lancar adalah aset tetap bersih sebesar 64,9%, diikuti pekerjaan dalam pelaksanaan sebesar 32,9% dan rekening bank dan deposito yang dibatasi penggunaannya, sebesar 0,7% serta beberapa akun yang jumlahnya kurang dari 0,5% terhadap total aset tidak lancar. Komposisi aset tidak lancar seperti tercantum pada tabel berikut.
Non-Current Assets Total non-current assets as of 2010 year ended was Rp324,417.3 billion, increased 9.3% compared to 2009. The main components of non-current assets are property, plant and equipment – net 64.9%, construction in progress 32.9%, restricted cash in banks and time deposits 0.7%, and other accounts totaling of less than 0.5%. Composition of noncurrent assets is as shown below.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Keterangan
As shown in the summary of balance sheet below, the Company’s total assets as of December 31, 2010 reached Rp369,560.5 billion, or 10.7% increase from Rp333,713.1 billion in 2009. Total liabilities rose by 14.3% to Rp219,974.9 billion from Rp192,517.0 billion in 2009. Net income increase brought Company equity to Rp149,585.6 billion, 5.9% increase from Rp141,196.1 billion in 2009.
173
174
NON CURRENT ASSET (IN RP BILLION)
Aset Tidak Lancar (dAlAm Rp juta)
Keterangan
2009
Perubahan changes
Remarks
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 100.569.402 juta tahun 2010 dan Rp 89.702.877 juta tahun 2009
210,651,868
207,666,612
1.4%
Property, plant and equipment - net of accumulated depreciation of Rp100,569,402 million in 2010 and Rp89,702,877 million in 2009
Pekerjaan dalam pelaksanaan
106,839,853
78,482,316
36.1%
Construction in progress
Properti investasi
145,020
138,442
4.8%
Investment properties
Investasi jangka panjang
919,869
832,827
10.5%
Long-term investments
11,278
8,059
39.9%
Deferred tax assets
Aset tidak digunakan dalam operasi
1,299,503
1,021,434
27.2%
Assets not used in operations
Piutang pihak hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu nihil tahun 2010 dan Rp80.758 juta tahun 2009
551,817
1,684,286
-67.2%
Receivables from related parties - net of allowance for doubtful accounts of nil in 2010 and Rp80,758 million in 2009
Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya
2,407,587
3,210,105
-25.0%
Restricted cash in banks and ime deposits
1,590,501
3,669,502
-56.7%
Other noncurrent assets
324,417,296
296,713,583
9.3%
Total Noncurrent Assets
Aset pajak tangguhan
Aset tidak lancar lain Jumlah Aset Tidak Lancar
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Posisi position 2010
Aset Tetap Aset tetap bersih pada akhir tahun 2010 tercatat sebesar Rp210.651,9 miliar atau naik 1,4% dari tahun sebelumnya. Kenaikan terjadi karena adanya penambahan aset tetap di tahun 2010 sebesar Rp2.985,3 miliar. Kenaikan aset tetap adalah akibat realisasi pada beberapa proyek peningkatan mutu layanan maupun pemeliharaan jaringan sepanjang tahun 2010 lalu, yakni meliputi diantararanya: • Perbaikan dan pengadaan peralatan distribusi. • Perbaikan dan pengadaan peralatan transmisi. • Pengadaan instalasi dan mesin pembangkit • Pengadaan material suku cadang • Pengadaan perlengkapan umum dan • Penambahan areal tanah dan bangunan untuk digunakan sebagai area gardu induk.
Property, Plant and Equipment Property, plant and equipment in 2010 year ended was Rp210,651.9 billion or 1.4% increase from previous year. The increase was due to additional property, plant and equipment in 2010 of Rp2,985.3 billion which resulted from realization of customer service improvement projects and network maintenance during 2010, which were: • Repair and procurement of distribution equipment. • Repair and procurement of transmission equipment. • Installation and power plants. • Spare parts • General equipment • Land and building for main stations.
Pekerjaan dalam pelaksanaan Terjadi kenaikan sampai sebesar 36,1% dari posisi tahun 2009, menjadi sebesar Rp106.839,9 miliar. Kenaikan terutama disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
Construction in Progress Construction in progress increased 36.1% from 2009 to Rp106,839.9 billion, mainly due to the following:
• Semakin intensifnya kegiatan pembangunan beberapa pembangkit listrik baru dalam rangka percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap pertama. • Pelaksanaan pekerjaan lanjutan pembangunan pembangkitan PLTP Sarulla 300 MW, PLTGU Muara Tawar 2 x 100 MW Extension Project, PLTGU Tanjung Priok 740 MW Extension Project, Rehabilitasi PLTGU Muara Karang 2 x 200 MW dan Rehabilitasi PLTU Suralaya 4 x 400 MW. PLTP Sarulla merupakan proyek pembangkitan listrik tenaga panas bumi yang pada tanggal 23 Januari 2004 diambil alih oleh Perusahaan dari Unocal North Sumatera Geothermal Ltd dengan harga perolehan US$ 60 juta. • Pembangunan proyek jaringan transmisi T/L 500 Kv Jawa – Bali, T/L 150 Kv untuk luar JawaBali, proyek gardu induk 150 Kv serta proyek interkoneksi jaringan. • Pelaksanaan proyek jaringan distribusi tegangan menengah dan rendah 20 Kv serta proyek gardu distribusi.
• More construction activities in the first phase of 10,000 MW Power Plant Construction Fast Track program.
Seluruh proyek yang tercatat dalam akun pekerjaan dalam pelaksanaan ini diperkirakan selesai antara tahun 2011 dan 2012.
All projects recorded under construction in progress are estimated to be completed between 2011 and 2012.
Piutang hubungan Istimewa Mengalami penurunan cukup siginifikan, yakni sebesar 67,2% dari posisi tahun sebelumnya, menjadi tinggal sebesar Rp551,8 miliar. Penurunan terutama disebabkan pelunasan yang dilakukan oleh PT Sumber Segara Primadaya (S2P) dalam rangka pembangunan PLTU Cilacap.
Receivables from Related Parties This account was down by 67.2%, a significant decrease from previous year, to only Rp551.8 billion. This was primarily due to final payment from PT Sumber Segara Primadaya (S2P) for the construction of PLTU Cilacap.
Sebagian piutang hubungan istimewa yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, dicatat pada kelompok aset lancar, akun piutang pihak hubungan istimewa, dengan posisi per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp256,7 miliar.
Some part of receivables from related parties which was due within one year was recorded under current assets, receivables from related parties, amounted to Rp256.7 billion as at December 31, 2010.
Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya Mengalami penurunan sebesar 25% dari posisi tahun 2009, menjadi tinggal sebesar Rp2.407,6 miliar, sebagai akibat pembayaran angsuran sewa pembiayaan dan jaminan operasi yang dilakukan sesuai dengan kemajuan proyek.
Restricted Cash in Banks and Time Deposits
• Continuation of construction of PLTP Sarulla 300 MW, PLTGU Muara Tawar 2 x 100 MW Extension Project, PLTGU Tanjung Priok 740 MW Extension Project, Rehabilitation of PLTGU Muara Karang 2 x 200 MW and PLTU Suralaya 4 x 400 MW. PLTP Sarulla is a geothermal power plant project was was taken over by Unocal North Sumatera Geothermal Ltd on January 23, 2004 under an acquisition price of US$60 million. • Construction of transmission projects T/L 500 Kv Jawa – Bali, T/L 150 Kv outside Java - Bali, 150 Kv main station project, and interconnection network project. • Implementation of 20 Kv medium and low voltage distribution network project and distribution station project.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
This account was down by 25% from 2009 to Rp2,407.6 billion, resulted from payment of lease installments and operation guarantee as scheduled in line with project progress.
175
176
Aset Lancar Jumlah aset lancar Perusahaan pada akhir tahun 2010 mencapai Rp45.143,2 miliar atau naik 22,0% dibandingkan tahun 2009. Komposisi terbesar aset lancar adalah kas dan setara kas 43,7%, diikuti oleh persediaan sebesar 22,0 %, piutang subsidi listrik sebesar 20,7% dan beberapa akun yang jumlahnya kurang dari 7% terhadap total aset tidak lancar. Komposisi aset lancar seperti tercantum pada tabel berikut.
Current Assets Total current assets in 2010 reached Rp45,143.2 billion, 22.0% increase from 2009. The components are Cash and Cash Equivalents 43.7%, inventories 22.0%, receivables on electricity subsidy 20.7%, and several other accounts amounting to less than 7%. Current Assets composition is shown in the table below.
Aset Lancar (dAlAm Rp juta)
Posisi position
Keterangan
2010
Kas dan setara kas Investasi jangka pendek
2009
Perubahan changes
Remarks
19,716,798
13,043,196
51.2%
Cash and cash equivalents
828,739
1,715,844
-51.7%
Short-term investments
Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 330.451 juta tahun 2010 dan Rp 341.204 juta tahun 2009
2,875,168
2,555,458
12.5%
Trade accounts receivable - net of allowance for doubtful accounts of Rp 330,451 million in 2010 and Rp 341,204 million in 2009
Piutang subsidi listrik
9,358,747
8,580,474
9.1%
Receivables on electricity subsidy
801,901
478,570
67.6%
Other receivables Inventories - net of allowance for decline in value of Rp 98,898 million in 2010 and Rp 94,557 million in 2009
Piutang lain-lain Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 98.898 juta tahun 2010 dan Rp 94.557 juta tahun 2009 Pajak dibayar dimuka PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
current asset (in rp billion)
9,927,314
9,721,258
2.1%
550,880
236,375
133.1%
Prepaid taxes
23.7%
Prepaid expenses and advances
Biaya dibayar dimuka dan uang muka
826,907
668,318
Piutang istimewa
256,740
0
45,143,194
36,999,493
pihak
Jumlah Aset Lancar
hubungan
Receivables from related parties 22.0%
Total Current Assets
Kas dan setara kas Posisi kas dan setara kas pada tahun 2010 naik sebesar Rp6.673,6 miliar menjadi Rp19.716,8 miliar atau meningkat sebesar 51,2% dari posisi tahun sebelumnya. Kenaikan kas dan setara kas tersebut terutama berasal dari hasil aktivitas operasi tahun 2010, yang naik sampai sebesar 289,% dari posisi tahun 2009, menjadi sebesar Rp22.969,3 miliar. (selanjutnya lihat uraian “Arus Kas”)
Cash and cash equivalents Cash and cash equivalents in 2010 was higher by 51.2% or Rp6,673.6 billion to Rp19,716.8 billion. The increase of cash and cash equivalents mainly came from 2010 operating activities that were up by 289% from 2009 to Rp Rp22.969,3 billion (please refer to “Cash Flow” for further explanation).
Posisi kas pada tahun 2010 terdiri dari kas di tangan sebesar Rp44,6 miliar, ditempatkan di rekening giro
Cash in 2010 consisted of cash in bank of Rp44.6 billion, placed in foreign currency and Rupiah
current accounts of total Rp15,417.7 billion or 78.2% of total cash and cash equivalents. Time deposits amounted to Rp4,299.1 billion or 21.8% of total cash and cash equivalents. Placement of time deposits was with, among others, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk and PT Bank Bukopin. Interest rates of these placements were between 6% and 13.5% for Rupiah time deposits and 3.25%- 4.25% for foreign currency deposits.
Dengan pola penempatan dana seperti tersebut diatas Perusahaan mendapatkan pendapatan bunga sebesar Rp797,4 miliar.
The Company gained interest income of Rp797.4 billion from the above placement.
Piutang subsidi listrik Mengalami peningkatan sebesar 9,1% dari posisi tahun 2009, menjadi sebesar Rp9.358,7 miliar. Kenaikan disebabkan adanya penambahan subsidi seiring dengan program peningkatan rasio elektrifikasi yang dicanangkan oleh Perusahaan dan Pemerintah. Program penyambungan baru yang dicanangkan telah membuat jumlah pelanggan naik sebesar 2,224,690 juta pelanggan baru, sebagian besar diantaranya adalah pelanggan umum yang memerlukan subsidi.
Receivables on Electricity Subsidy This account rose by 9.1% from 2009 to Rp9,358.7 billion, which was due to addition of subsidy in line with the government’s electrification ratio increase program. New connection target increased number of customers by 2.224.690 million, mostly are public customers entitled to the subsidy.
Persediaan Mengalami peningkatan sebesar 2,1% dari tahun 2009, menjadi sebesar Rp9.927,3 miliar. Nilai persediaan terbesar adalah berupa persediaan bahan bakar dan pelumas, yang justru mengalami penurunan, akibat meningkatnya pasokan daya dari PLTA.
Inventory Inventory rose by 2.1% from 2009 to Rp9,927.3 billion. The largest component of inventory is fuel and lubricants, which was lower because of power supply from PLTA.
Beberapa sub akun yang mempengaruhi kenaikan akun persediaan diantaranya adalah naiknya persediaan ”switchgear & jaringan”, “alat ukur, pembatas dan kontrol”, tranformator dan kabel.
Several sub-accounts that caused the inventory increase are switchgear and networking, meter recording device and control equipment, transformers and wire.
Piutang Usaha Piutang usaha Perusahaan pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp2.875,2 miliar, naik 12,9% dari posisi tahun 2009. Menurut kategori pelanggan, piutang ini terdiri dari piutang umum sebesar Rp2.480,6 miliar, piutang Pemerintah sebesar Rp170,0 miliar, piutang BUMN sebesar Rp39,6 miliar dan piutang usaha TNI dan Polri sebesar Rp515,4 miliar.
Trade Receivables Trade receivables in 2010 was Rp2,875.2 billion, or 12.9% higher than 2009. By debtor, trade receivables consisted of public Rp2,480.6 billion, government Rp170.0 billion, state-owned companies Rp39.6 billion, and Indonesian Armed Forces Rp515.4 billion.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
dalam mata uang asing maupun Rupiah sebesar Rp15.417,7 miliar atau 78,2% dari jumlah keseluruhan kas dan setara kas. Deposito berjangka sebesar Rp4.299,1 miliar atau sebesar 21,8% dari jumlah keseluruhan kas dan setara kas. Kas dan setara kas Perusahaan dalam bentuk deposito, ditempatkan diantaranya di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Bukopin. Atas penempatan dana tersebut PT PLN (Persero) mendapatkan bunga antara 6%-13,5% untuk deposito Rupiah dan 3,25%- 4,25% untuk deposito dalam mata uang asing.
177
178
URAIAN
2010
2009
2.480.606
2.347.813
Public
170.014
108.997
Government
Berdasarkan Langganan Umum Pemerintah Badan Usaha Milik Negara TNI dan Polri Jumlah
By Debtor
39.619
28.988
State-owned Companies
515.380
410.864
Indonesian Armed Forces
3.205.619
2.896.662
Total
Penyisihan Piutang Ragu-ragu
(330.451)
(341.204)
Allowance for Doubtful Accounts
Bersih
2.875.168
2.555.458
Net
Seluruh kategori piutang usaha tersebut mengalami kenaikan, hal ini sejalan dengan penambahan jumlah pelanggan dan daya tersambung. PLN memiliki kebijakan untuk melakukan pemutusan aliran listrik jika ada keterlambatan pembayaran pada periode tertentu. Namun demikian, sesuai dengan tingkat kolektibilitas piutang, ada piutang yang telah jatuh tempo lebih dari 360 hari, sehingga PLN harus menyisihkan sejumlah dana piutang ragu-ragu per 31 Desember 2010 sebesar Rp330,45 miliar. PLN terus berupaya menyelesaikan piutang-piutang yang telah jatuh tempo lebih dari 360 hari ini sesuai peraturan yang berlaku.
All sub-accounts were higher due to more customers and connection. PLN imposes a policy to terminate electricity supply after certain period of late payment. However, based on collectibility of payables, some payable had been over 360 days late from due date so that the Company had to accrue some allowance for doubtful accounts of Rp330.45 billion as of December 31, 2010. PLN continuously strives to settle payables over 360 days in compliance with prevailing regulations.
Adapun gambaran tingkat kolektibilitas piutang Perusahaan adalah sebagai berikut:
The Company’s collectibility of payables is as shown below:
URAIAN PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
DESCRIPTION
2010
2009
DESCRIPTION
Belum Jatuh Tempo
1.079.971
819.676
Not Yet Due
1 s/d 90 Hari
1.609.154
1.575.222
1 to 90 Days
91 s/d 360 Hari
202.504
263.410
91 to 60 Days
313.990
238.354
More than 360 Days
3.205.619
2.896.662
Total
Lebih dari 360 Hari Jumlah Penyisihan Piutang Ragu-ragu
(330.451)
(341.204)
Allowance for Doubtful Accounts
Bersih
2.875.168
2.555.458
Net
Kewajiban Tidak Lancar Kewajiban tidak lancar pada akhir tahun 2010 meningkat sebesar 13,7% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi Rp164.655,2 miliar. Komposisi kewajiban tidak lancar meliputi diantaranya hutang obligasi sebesar 28,3%, hutang bank dan kewajiban jangka menengah sebesar 22,1%, penerusan pinjaman sebesar 13,8%, kewajiban imbalan kerja sebesar
Non-Current Liabilities Non-current liabilities as of 2010 year ended rose by 13.7% from previous year to Rp164,655.2 billion. The component of non-current liabilities include bonds payable of 28.3%, bank loans and medium term notes of 22.1%, two-step loans of 13.8%, employee benefits
9,9%, hutang sewa pembiayaan sebesar 8,6% dan beberapa akun lain dengan jumlah masing-masing kurang dari 7%.
Keterangan
obligation of 9.9%, lease liability of 8.6% and several other accounts totaling less than 7%.
Posisi position
Perubahan changes
Remarks
8,297,478
22.0%
Deferred revenue
9,397,962
6.2%
Deferred tax liabilities - net
2010
2009
Pendapatan ditangguhkan
10,126,136
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
9,979,393
Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Penerusan pinjaman
Long-term liabilities - net of current maturities 19,111,614
19.3%
Two-step loans
2,016,668
2,937,926
-31.4%
Government loans
14,166,649
14,363,539
-1.4%
Lease liability
Hutang bank dan surat hutang jk menengah
36,400,362
23,705,248
53.6%
Bank loans and medium term notes
Hutang obligasi
46,656,045
46,246,024
0.9%
Bonds payable
6,049,046
6,494,843
-6.9%
Electricity purchase payable
0
187,210
-100.0%
Payable to related parties
16,358,885
13,902,579
17.7%
Employee benefits obligation
98,395
138,776
-29.1%
Other payables
164,655,176
144,783,199
13.7%
Total Noncurrent Liabilities
Hutang sewa pembiayaan
Hutang listrik swasta Hutang pihak hubungan istimewa Kewajiban imbalan kerja Hutang lain-lain Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
Hutang obligasi Posisi hutang obligasi jangka panjang hanya mengalami peningkatan sebesar 0,9% dari posisi tahun 2009, menjadi sebesar Rp46.656,0 miliar. Hal ini selain karena adanya sejumlah obligasi yang jatuh tempo dan telah dibayar, pada tahun 2010 Perusahaan juga menerbitkan sejumlah obligasi jangka menengah panjang bernominasi Rupiah.
Bonds Payable Long-term bonds payable only increased by 0.9% from 2009 to Rp46,656.0 billion. This is because several bonds were due and paid in 2010, and also the Company issued some Rupiah mediumterm bonds.
Hutang bank dan surat hutang jangka menengah Mengalami peningkatan cukup besar, 53,6% dari posisi tahun 2009 menjadi sebesar Rp36.400,4 miliar. Peningkatan terutama berasal dari pinjaman dalam rangka program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 Mw tahap 1. Pinjaman ini meningkat 89,7% dari nilai total sebesar Rp19.443.6
Bank Loans and Medium Term Notes This account increased significantly, 53.6% from 2009, to Rp36,400.4 billion, mainly due to loans for the first phase of the 10,000 MW power plant construction fast track program. The loan increased by 89.7% from Rp19,443.6 billion in 2009 to Rp36,889.0 billion before reduction of portions
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
22,803,597
Hutang kepada Pemerintah
179
180
Laba usaha PLN tahun 2010 naik 33,39% menjadi sebesar Rp13.267,0 miliar karena peningkatan pendapatan yang lebih besar dari peningkatan beban usaha
PLN’s operating income in 2010 increased 33.39% to Rp13,267.0 billion, resulted from higher revenue increase than operating
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
expense increase
miliar di tahun 2009 menjadi sebesar Rp36.889,0 miliar, sebelum dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun. Pinjaman berasal dari berbagai bank luar negeri yakni Bank of China Limited, The Export-Import Bank of China dan sindikasi Barclays Bank PLC dengan China Development Bank serta berbagai bank dalam negeri.
maturing within one year. The loan was from various foreign banks, which are Bank of China Limited, The Export-Import Bank of China and syndication of Barclays Bank PLC with China Development Bank and various local banks.
Penerusan Pinjaman Mengalami peningkatan sebesar 19,3% dari posisi tahun 2009 menjadi sebesar Rp22.803,6 miliar. Akun ini merupakan pinjaman luar negeri Pemerintah Republik Indonesia yang tidak diikat jaminan dan diteruskan kepada Perusahaan untuk membiayai proyek-proyek Perusahaan. Peningkatan terjadi dalam rangka program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 Mw tahap 1.
Two-Step Loans Rose by 19.3% from 2009 to Rp22,803.6 billion, this account represents the Government’s non-collateral overseas loan which is used to finance PLN projects. The increase was due to the first phase of 10,000 MW power plants construction fast track.
Penyisihan Imbalan Kerja Perusahaan menerapkan PSAK Nomor 24 (revisi 2004) tentang Imbalan Kerja dalam memperhitungkan manfaat karyawan. Manfaat pensiun yang berakhir sejak 31 Desember 2008 dihitung berdasarkan penilaian aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit. Jumlah penyisihan untuk manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan pada tahun ini naik 17,7% menjadi Rp16.358,9 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp13.902,6miliar.
Accrual for Employee Benefits The Company applies PSAK No. 24 (2004 revision) for the calculation of employee benefit obligation. Retirement benefit for December 31, 2008 year ended was calculated by an independent actuary using the projected unit credit method. Accrual for retirement benefit and employee welfare this year increased by 17.7% to Rp16,358.9 billion from previous year’s Rp13,902.6billion.
Kewajiban Lancar Kewajiban lancar pada akhir tahun 2010 meningkat sebesar 15,9% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi Rp55.319,7 miliar. Komposisi kewajiban lancar meliputi diantaranya hutang usaha kepada pihak ketiga sebesar 22,1%, uang jaminan langganan sebesar 11,8%, hutang obligasi jangka pendek sebesar 7,3%, hutang biaya proyek 7,3%, dan beberapa akun lain.
Current Liabilities Current liabilities as of 2010 year end rose by 15.9% from previous year to Rp55,319.7 billion. Components of current liabilities include payable to third parties 22.1%, customers’ security deposits 11.8%, medium term bonds payable 7.3%, project cost payable 7.3%, and several other accounts.
Posisi position 2010
Perubahan CHANGES
2009
Hutang usaha Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Hutang pajak
Remarks Trade accounts payable
425,173
568,269
-25.2%
Related parties
12,227,842
14,506,739
-15.7%
Third parties
905,656
557,007
62.6%
Taxes payable
5,162,055
4,531,162
13.9%
Accrued expenses
Uang jaminan langganan
6,544,422
5,961,009
9.8%
Customers’ security deposits
Hutang biaya proyek
4,059,224
4,064,956
-0.1%
Project cost payable
Biaya masih harus dibayar
Kewajiban jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun Penerusan pinjaman Hutang kepada Pemerintah
Current maturities of long-term liabilities 2,088,093
2,082,552
0.3%
Two-step loans
293,793
293,793
0.0%
Government loans
Hutang sewa pembiayaan
1,408,607
1,210,483
16.4%
Lease liability
Hutang bank dan surat hutang jk menengah
3,343,493
1,842,542
81.5%
Bank loans and medium term notes
4,045,950
0
Hutang listrik swasta
176,607
175,656
Hutang pihak hubungan istimewa
282,319
0
Kewajiban imbalan kerja
1,438,655
1,566,829
-8.2%
Employee benefits obligation
Hutang lain-lain
12,917,857
10,372,795
24.5%
Other payables
55,319,746
47,733,792
15.9%
Total Current Liabilities
Hutang obligasi
Jumlah Kewajiban Lancar
Bonds payable 0.5%
Electricity purchase payable Payable to related parties
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Keterangan
181
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
182
Hutang usaha kepada pihak ketiga Mengalami penurunan 15,7% dari posisi tahun 2009, menjadi sebesar Rp12.227,8 miliar. Akun ini merupakan kewajiban sehubungan dengan pembelian tenaga listrik, bahan bakar, barang dan jasa. Penurunan terjadi karena kebijakan Perusahaan untuk melakukan pembayaran atas pembelian listrik maupun bahan bakar kepada pemasok utama tersebut.
Trade account payable to third parties Down by 15.7% from 2009 to Rp12,227.8 billion, this account represents the liability arisen from purchase of electricity, fuel, materials and services. Decrease was due to the Government policy to pay purchase of electricity and fuel to primary suppliers.
Uang jaminan langganan Mengalami kenaikan 9,8% dari posisi tahun 2009, menjadi sebesar Rp6.544,4 miliar. Akun ini merupakan uang jaminan langganan yang ditentukan berdasarkan besar daya dan golongan tarif. Uang jaminan langganan akan dikembalikan apabila pelanggan berhenti menjadi pelanggan, dengan memperhitungkan rekening listrik belum dibayar.
Customers Security Deposits Increased 9.8% from 2009’s position to Rp6,544.4 billion, this account represents customers security deposits determined based on connection level and tariff class. Deposits will be returned when customers cease subscription after accounting of unpaid electricity bills.
Peningkatan jumlah pelanggan sekitar 2,2 juta sambungan baru dan daya tersambung yang disalurkan merupakan penyebab utama naiknya nilai akun ini.
The increase of total 2.4 million customers for new connection and existing connection triggered of the increase of this account.
Hutang obligasi jangka pendek Mengalami lonjakan, dari posisi nihil ditahun 2009 menjadi sebesar Rp4.046,0 miliar. Peningkatan terjadi adanya karena pembayaran beberapa obligasi yang diterbitkan PLN.
Short term bond payable The account jumped from nil in 2009 to Rp4,046.0 billion in 2010 due to payment of several PLN bonds.
Hutang bank dan surat hutang jangka menengah Mengalami peningkatan cukup besar, 81,5% dari posisi tahun 2009 menjadi sebesar Rp3.343,5 miliar. Peningkatan terutama berasal dari pinjaman dalam rangka program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 Mw tahap 1. Sebagian besar posisi akun ini juga dicatat pada bagian hutang tidak lancar.
Bank loans and medium term notes The account rose significantly by 81.5% from 2009 to Rp3,343.5 billion mainly the result of loans for the first phase of 10,000 MW power plant construction fast track. Most of this loan was also recorded under non-current liabilities.
Ekuitas dan Kebijakan Struktur Modal
Equity and Capital Structure Policy equity (in rp bilion)
Ekuitas (dAlAm Rp juta)
Keterangan
Posisi position 2010
Perubahan change
2009
Modal saham - nilai nominal Rp1 jt per saham
Capital stock - par value of Rp 1 mio per share
Modal dasar 63.000.000 saham Tambahan modal disetor
Remarks
Authorized - 63,000,000 shares 37,122,096
34,819,299
6.6%
Saldo laba
Additional paid-in capital Retained earnings
Ditentukan Penggunaannya
8,248,328
1,894,149
335.5%
Tidak ditentukan penggunaannya
58,107,990
58,375,483
-0.5%
Jumlah Ekuitas
149,585,568
141,196,085
5.9%
Appropriated Unappropriated Total Equity
Equity Company equity increased by 5.9% from 2009 to Rp149,585.6 billion. Equity consists of subscribed and paid-up capital, additional paid-in capital, and retained earnings. The increase was due to increase in retained earnings and subscribed capital.
Modal Kerja Bersih Tahun 2010 modal kerja Perusahaan adalah sebesar minus Rp10.177 miliar, naik dari modal kerja di tahun 2009 yang minus Rp709 miliar. Kekurangan modal kerja tersebut dipenuhi dari hasil pinjaman.
Net Working Capital In 2010 the Company’s working capital was minus Rp10,177 billion, higher than 2009 of minus Rp709 billion. This lack of working capital was met from loans.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Ekuitas Ekuitas Perusahaan meningkat 5,9% dari posisi tahun 2009 menjadi sebesar Rp149.585,6 miliar. Ekuitas perusahaan terdiri atas modal ditempatkan dan disetor penuh, tambahan modal disetor dan saldo laba. Peningkatan ekuitas terjadi karena adanya tambahan dari saldo laba dan peningkatan modal disetor.
183
184
ARUS KAS CASH FLOW Perusahaan mencatat arus kas positif pada tahun 2010, sebesar Rp6.673,6 miliar, seperti tampak pada tabel dibawah, dengan penjelasan sebagai berikut.
The Company recorded positive cash flow in 2010, that is Rp6,673.6 billion, as shown in the table below.
Arus Kas (dAlAm Rp juta)
Keterangan Kas Bersih Diperoleh Aktivitas Operasi
2010 Dari
2009
Perubahan changes
Remarks
22,969,258
5,898,187
289.4%
Net Cash Provided by Operating Activities
-30,720,965
-30,566,969
0.5%
Net Cash Used in Investing Activities
14,425,309
31,324,351
-53.9%
Net Cash Provided by Financing Activities
Kenaikan/(penurunan) bersih kas dan setara kas
6,673,602
6,655,569
0.3%
Net Increase In Cash And Cash Equivalents
Saldo awal kas dan setara kas
13,043,196
6,387,627
104.2%
Cash and cash equivalent at beginning of year
Saldo akhir kas dan setara kas
19,716,798
13,043,196
51.2%
Cash And Cash Equivalents At End Of Year
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi Kas Bersih Diperoleh Aktivitas Pendanaan
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
cash flow (in rp billion)
Dari
Dari kegiatan operasi Perusahaan diperoleh arus kas masuk bersih sebesar Rp22.969,3 miliar. Arus kas masuk dari kegiatan operasional berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp107.113,1 miliar, penerimaan subsidi listrik sebesar Rp54.153,1 miliar, penerimaan bunga sebesar Rp797,4 miliar dan penerimaan restitusi pajak penghasilan sebesar Rp 29,9 miliar. (Lihat catatan “Pendapatan”).
Net cash from Operating Activities was Rp22,969.3 billion, which consisted of cash receipt from customers Rp107,113.1 billion, government subsidy received Rp54,153.1 billion, interest received Rp797.4 billion and income tax restitution received Rp29.9 billion (Please refer to “Revenues”).
Dana dari hasil operasional tersebut kemudian digunakan untuk membayar kepada para pemasok sebesar Rp120.387, miliar, membayar gaji karyawan sebesar Rp10.510,5 miliar, digunakan untuk aktivitas operasi sebesar Rp23.785,1 miliar, membayar bunga pinjaman dan obligasi Rp7.327,0 miliar dan membayar pajak penghasilan sebesar Rp897,2 miliar.
Cash from operating activities above then became cash paid to suppliers Rp120,387 billion, cash paid to employees Rp10,510.5 billion, cash used in operations Rp23,785.1 billion, payment of loan interests and bond coupons Rp7,327.0 billion, and payment of income tax Rp897.2 billion.
Kas yang digunakan untuk kegiatan investasi meingkat 0,5% menjadi sebesar Rp30.721,0 miliar, terutama berasal dari kegiatan pembelian aset tetap dan pelaksanaan pembangunan proyek pembangkitan maupun pembangunan proyek transmisi, didtribusi dan gardu induk. Dalam kegiatan
Cash for Investing Activities rose by 0.5% to Rp30,721.0 billion, mainly for purchase of property, plant and equipment, implementation of construction in progress for power plant, transmission, distribution and main station projects. The Company booked withdrawal of restricted cash
investasi ini Perusahaan melakukan penarikan dana dari rekening bank dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya sebesar Rp 963, 0 miliar dan pencairan investasi jangka pendek sebesar Rp855,6 miliar.
in banks and time deposits in the amount of Rp963.0 billion and withdrawal of short-term investments of Rp855.6 billion. Cash from Financing Activities increased by Rp14,425.3 billion, primarily from proceeds from issuance of bonds Rp6,000.0 billion and proceeds from bank loans Rp17,981.7 billion. Cash outflow included payment of dividends of Rp4,000 million payment of two-step loans of Rp2,068.9 billion, payment of bank loans of Rp1,842.5 billion and payment of lease installments of Rp1,169.5 billion.
Perusahaan meningkat 5,9% dari posisi tahun 2009 menjadi sebesar Rp149.585,6 miliar
Company equity increased by 5.9% from 2009 to Rp149,585.6 billion
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Dari sisi pendanaan, PLN mencatat kenaikan kas bersih sebesar Rp14.425,3 miliar, terutama berasal dari hasil emisi obligas sebesar Rp6.000,0 miliar dan perolehan pinjaman dari bank sebesar Rp17.981,7 miliar. Dari aktivitas pendanaan ini, Perusahaan mengeluarkan kas, meliputi: sejumlah Rp4.000 miliar sebagai dividen, membayar dana pinjaman penerusan sebesar Rp2.068,9 miliar, membayar hutang bank sebesar Rp1.842,5 miliar dan membayar angsuran sewa pembiayaan sebesar Rp1.169,5 miliar.
Ekuitas
185
186
RASIO-RASIO KEUANGAN FINANCIAL RATIOs Keterangan
2010
2009
Perubahan changes
Rasio Likuiditas
Liquidity Ratio
Rasio Lancar
81.60%
77.51%
4.09%
Rasio Kas
37.14%
30.92%
8.42%
Solvabilitas
Current Ratio Cash Ratio Solavability
Jumlah kewajiban jumlah aset
terhadap
Jumlah kewajiban jumlah ekuitas
terhadap
59.52%
57.69%
1.83%
Debt to assets
125.06%
113.31%
10.71%
Debt to equity
Profitabilitas
Profitability
Marjin laba kotor
12.72%
10.87%
1.85%
Gross profit margin
Marjin laba usaha
10.93%
13.34%
-2.40%
Operational profit margin
Marjin laba bersih
9.67%
11.32%
-1.64%
Net profit margin
7.18%
7.91%
-0.59%
Return to equity
2.73%
3.10%
-0.37%
Return to assets
Perputaran persediaan (hari)
35
39
(4)
Inventory turn-over (days)
Perputaran piutang (hari)
10
10
(0)
Account receivable turn-over (days)
44
60
(16)
Account payable turn-over (days)
Rentabilitas Rasio laba terhadap ekuitas Rasio laba terhadap aset
Rentability
Rasio Operasional
Perputaran hutang usaha (hari)
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Remarks
Operational Ratio
Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo, dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Tahun 2010 rasio likuiditas Perusahaan adalah sebesar 81,6 %, meningkat dari posisi 77,51% di tahun 2009. Hal ini menunjukkan semakin membaiknya kemampuan Perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Liquidity This ratio shows the Company’s capability to meet short term liabilities and is calculated as current assets divided by current liabilities. 2010 liquidity was 81.6%, higher than 2009’s 77.51%. This indicates higher capability to meet short term liabilities.
Solvabilitas Menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang yang akan jatuh tempo. Rasio solvabilitas dihitung dengan membandingkan total kewajiban terhadap total aset. Kenaikan kewajiban pada tahun 2010 menyebabkan solvabilitas Perusahaan terhadap aset naik menjadi 59,52%
Solvability This ratio represents the Company’s capability to meet short term and long term liabilities. Solvability ratio is calculated as total liabilities divided by total assets. Company solvability in 2010 rose to 59.52% from 2009’s 57.69% due to increase of
liabilities. Solvability to equity was 125.06%, rose from 113.31% in 2009. This shows the Company’s high capability to meet its liabilities.
Rentabilitas Rasio ini menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Rentabilitas terhadap ekuitas (Return On Equity) menjadi 7,18% turun dari angka 7,91% pada 2009.
Rentability This ratio shows the Company’s capability to produce net income from available resources. Return on Equity was down to 7.18% from 7.91% in 2009.
Rentabilitas terhadap aset (Return on Asset) juga mengalami penurunan, yaitu menjadi 2,73% dari angka tahun 2009 yang sebesar 3,10%. Hal ini menunjukkan kemampuan mencetak laba perusahaan masih belum bisa mengimbangi penambahan ekuitas dan penambahan aset. Keterbatasan penyesuaian tarif listrik yang sesuai dengan kondisi lapangan adalah salah satu penyebab turunnya rentabilitas tersebut.
Return on Assets was also down to 2.73% from 3.10% in 2009. This indicates the Company’s capability to produce net income has not matched the increase in equity and assets. One of the causes is limitation in imposing higher electricity tariff to represent field conditions.
Profitabilitas Rasio profitabilitas tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009 sebagaimana tampak pada tabel di atas. Hal ini menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam optimalisasi laba dari penjualan masih belum baik.
Profitability Compared to 2009, profitability ratios were lower in 2010 as shown in the table above. This indicates that the Company was not able to maximize net income.
Kolektibilitas Piutang Tingkat kolektibilitas piutang dihitung dengan membandingkan total piutang terhadap total hasil penjualan. Dengan perhitungan tersebut tingkat kolektibilitas piutang (AR DOH) Perusahaan adalah sebesar 10 hari, sama dengan posisi tahun sebelumnya.
Collectibility of Payables Collectibility of payables is calculated by comparing total payables to total sales. Based on such calculation, the Company’s collectibility of payables level in 2010 was 10 days, similar to the previous year.
Realisasi Belanja Modal realization of capital expenditure Belanja modal dilaksanakan oleh PLN dalam rangka mempertahankan tingkat produksi dan efisiensi operasi, termasuk antara lain perbaikan gardu, transmisi, distribusi maupun perawatan rutin dari pembangkit listrik. Jumlah investasi rutin pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 42,2 miliar, turun 10,6 % dari tahun 2009.
Capital expenditure was realized to enhance production and operational efficiency, including repair of main stations, transmission, distribution, and routine maintenance of power plants. The realization in 2010 was Rp42.2 billion, down by 10.6% from 2009.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
dari 57,69% ditahun 2009. Sedang solvabilitas terhadap ekuitas adalah 125,06%, naik dari posisi 113,31% di tahun 2009. Hal ini menunjukkan kemampuan Perusahaan yang tetap tinggi dalam mengendalikan pemenuhan kewajibannya.
187
188
Investasi pengembangan dilakukan dengan tujuan mengembangkan usaha dan meningkatkan daya listrik yang pada akhirnya adalah menaikan tingkat elektrisitas secara nasional., mencakup: • Pembangunan beberapa stasiun pembangkit listrik baru dalam rangka percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap pertama. • Pembangunan pembangkitan PLTP Sarulla 300 MW, PLTGU Muara Tawar 2 x 100 MW Extension Project, PLTGU Tanjung Priok 740 MW Extension Project, Rehabilitasi PLTGU Muara Karang 2 x 200 MW dan Rehabilitasi PLTU Suralaya 4 x 400 MW. • Pembangunan proyek jaringan transmisi T/L 500 Kv Jawa – Bali, T/L 150 Kv untuk luar JawaBali, proyek gardu induk 150 Kv serta proyek interkoneksi jaringan. • Pelaksanaan proyek jaringan distribusi tegangan menengah dan rendah 20 Kv serta proyek gardu distribusi. • Perbaikan sarana distribusi. • Perbaikan sarana transmisi.
Development investments were performed to develop business and increase power, which in turn will national electrification ratio. The activities included: • Construction of new power plants related to the first phase of 10,000 MW power plants construction fast track. • Construction of PLTP Sarulla 300 MW, PLTGU Muara Tawar 2 x 100 MW Extension Project, PLTGU Tanjung Priok 740 MW Extension Project, Rehabilitation of PLTGU Muara Karang 2 x 200 MW and PLTU Suralaya 4 x 400 MW. • Construction of transmission network T/L 500 Kv Jawa – Bali, T/L 150 Kv outside Java – Bali, 150 Kv main station projects, and interconnection network project. • Implementation of 20Kv medium and low voltage distribution network and distribution stations. • Repair of distribution infrastructure. • Repair of transmission infrastructure.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Pendanaan funding Dalam mengembangkan kemampuan usaha, Perusahaan terus berupaya meningkatkan sarana penyediaan tenaga listrik dengan pendanaan dari berbagai sumber. Pada umumnya ada 5 sumber pendanaan yang digunakan oleh Perusahaan, yakni: • Pinjaman penerusan (Two step loan) • Pinjaman kepada pemerintah. • Pinjaman dari perbankan. • Pinjaman dari lembaga pembiayaan / leasing. • Penerbitan obilgasi.
To develop business capability, the Company strives to enhance electricity provision infrastructure through funding from various resources. In general, the Company resorts to 5 funding resources, which are: • Two-step loans • Government loans • Bank loans • Leasing • Issuance of bonds
Pada tahun 2010, Perusahaan telah mendapatkan dana pinjaman penerusan sebesar Rp3.697,5 miliar untuk membiayai proyek percepatan pembangkit 10.000 MW tahap 1. Selan itu dengan tujuan yang sama Perusahaan telah menarik dana pinjaman perbankan sebesar Rp17.981,7 miliar dan telah menerima dana hasil penerbitan obligasi selama tahun 2010 sebesar Rp6.000 miliar.
In 2010 the Company acquired two-step loans amounted to Rp3,697.5 billion for financing the first phase of 10,000 MW power plant construction fast track. The Company also acquired bank loans of Rp17,981.7 billion and received funds from bond issuance in 2010 amounted to Rp6,000 billion.
kinerja anak perusahaan performance of subsidiaries Berikut ini adalah data ringkas kinerja keuangan Anak Perusahaan pada tahun 2010.
The following is summary of Subsidiaries Performance in 2010.
Laporan Keuangan Anak Perusahaan PT PLN (Persero) Tahun 2010 (Juta Rp)
Summary of Financial Statements of PLN Subsidiaries in 2010 (Rp million)
Uraian Description
PT IP
Total Aktiva Total Assets
32.480.666
17.917.109
507.382
310.293
92.867
162.466
205.591
45.412.353.594
Aktiva Lancar Current Assets
19.354.570
21.477.265
454.948
1.473.743
141.283
3.163
155,14
44.801.906.302
Aktiva Tidak Lancar Noncurrent Assets
52.349.562
39.394.374
1.524.431
1.968.775
250,449
154,216
206.180
610.447.292 0
Total Ekuitas dan Kewajiban Total Equity and Liabilities
44.295.770
35.085.715
640.440
1.196.583
44.727
132.168
46.501
45.412.353.594
Ekuitas Equity
106.104
1.855
-
-
-
-
-
19.548.268.381
Hak Minoritas Minority Interest
4.110.839
2.199.420
398.101
293.962
22.315
31.869
159.663
-
Kewajiban Lancar Current Liabilities
3.836.672
2.107.384
202.240
478.229
158.507
1.592
15,84
25.864.085.213
PT PJB
PT PLN Batam
PT ICON+
PT PLN Tarakan
PT PLN Enjiniring
PT PLN Batubara
-
LABA (RUGI)
EARNINGS (LOSS)
Pendapatan Usaha Operating Revenues
33.018.675
18.851.613
474.026
1.508.106
178.326
112.268.499
9.462
42.707.639.260
Beban Usaha Operating Expenses
1.492.559
1.012.776
14.578
121.513
(5.520)
55.330.529
37.330
42.175.225.834
Laba (Rugi) Usaha Gain (Loss) from Operations
1.051.396
1.039.590
115
116.728
(6.578)
42.565.792
30.565
532.413.426
Laba (Rugi) Bersih Gain (Loss)
32.480.666
17.917.109
507.382
310.293
92.867
162.466
205.591
855.438.106
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Kewajiban Tidak Lancar Noncurrent Liabilities
PT PLN Geothermal
189
190
INFORMASI MATERIAL MATERIAL INFORMATION PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT 10.000 MW PLN kini tengah melaksanakan Program Percepatan 10.000 MW Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik, mencakup investasi pembangkit dan investasi jaringan. Dalam upaya meningkatkan kapasitas pembangkit listrik bagi pemenuhan kebutuhan akan listrik yang terus meningkat, serta dalam upaya mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 25-30 triliun per tahun, Pemerintah telah mengeluarkan ketetapan untuk membangun pembangkit listrik batubara (non BBM) melalui Ketetapan Presiden No.71 tahun 2006.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Ketetapan ini kemudian diubah melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 59 Tahun 2009 tanggal 23 Desember 2009, Pemerintah menugaskan Perusahaan untuk membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara di 42 lokasi di Indonesia, meliputi 10 pembangkit dengan jumlah kapasitas 6.900 MW di Jawa - Bali dan 26 pembangkit dengan jumlah kapasitas 2.252 MW di luar Jawa – Bali. Proyek ini akan beroperasi dalam kurun waktu 2010 hingga 2014. Salah satu diantaranya yaitu Proyek PLTU Labuan telah beroperasi ditahun 2010. Pendanaan Proyek Dari sisi pendanaan, proyek percepatan 10.000 MW PLN tersebut telah mengalami kemajuan yang signifikan.Seluruh pendanaan proyek percepatan tersebut telah mendapatkan kepastian pendanaan. Untuk proyek terkait pembangkitan, kebutuhan pendanaan dari sisi mata uang asing telah dipenuhi secara total sejumlah US$ 5,1 miliar dan untuk mata uang lokal telah terpenuhi sejumlah Rp 21,7 triliun. Sedangkan untuk proyek terkait transmisi, kebutuhan pendanaan dengan mata uang asing telah terpenuhi total sebesar US$ 346 juta dan untuk mata uang lokal juga sepenuhnya tersedia sebesar Rp 12,17 triliun. 85% dari total pendanaan yang dibutuhkan untuk melancarkan proyek percepatan ini berasal dari perjanjian pinjaman penyediaan kredit yang sepenuhnya dijamin oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia (PP) No. 91 Tahun 2007 pengganti dari PP No. 86 Tahun 2006, tentang Pemberian Jaminan Pemerintah untuk Percepatan Pembangunan
Dari sisi pendanaan, proyek percepatan 10.000 MW PLN tersebut telah mengalami kemajuan yang signifikan
10,000 MW Fast Track PROGRAM
PLN is currently carrying out the fast track construction of 10,000 MW power plants, which represents investment in power plant and network. In the effort to enhance power plant capacity to meet the increasing need of electricity, and also to reduce oil fuel consumption by Rp25-30 trillion each year, the Government has decided to build non oil fuel power plants. The decision was stipulated in Decree of President No. 71 Year 2006.
The 10,000 MW fast track program has made significant progress in term of funding
Project Funding The 10,000 MW fast track program has made significant progress in term of funding. All funding need of this project has been secured. Foreign currency denominated funding need of generating project amounts to US$5.1 billion, while the Rupiah need is Rp21.7 trillion. As for transmission project, the foreign currency need is US$346 million and the Rupiah need Rp12.17 trillion. 85% of the total required funding is provided through loan agreement fully guaranteed by the Government as stipulated by Regulation of President (“PP”) No. 91 Year 2007, that replaced PP No. 86 Year 2006, concerning
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
This decree was later changed through Decree of President No. 59 Year 2009 dated December 23, 2009, in which the Government assigns PLN to build coal fuel steam power plants (“PLTU”) in 42 locations in Indonesia. The assignment consists of 10 power plants with total capacity of 6,900 MW in Java-Bali and 26 power plants with total capacity of 2,252 MW outside Java-Bali, which will operate between 2010 and 2014. One of the PLTUs already started operation in 2010.
191
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
192
Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara. Dan sisanya, 15% bersumber dari keuangan internal PLN.
Government Guarantee for Fast Track Construction of Coal Based Power Plants. The remaining 15% is met by PLN’s internal finance.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan telah membayar uang muka sebesar US$ 832 juta dan Rp 4.394.840 juta untuk 33 kontrak EPC, atau sekitar 15% dari jumlah nilai kontrak, yang dicatat sebagai pekerjaan dalam pelaksanaan. Uang muka tersebut didanai dari hasil penerbitan Obligasi Terjamin dan penarikan fasilitas kredit program percepatan.
Up to December 31, 2010 the Company has paid total down payment of US$832 million and Rp4,394,840 million for 33 EPC contracts, which represents 15% of total contract value and accounted as work in progress. This down payment is funded from issuance of Guaranteed Note issuance and withdrawal of fast track credit facility.
Di Tahun 2010, Perusahaan telah menandatangani 301 kontrak untuk peningkatan dan pembangunan transmisi baru dan gardu induk di Jawa dan luar Jawa. Proyek ini dibiayai melalui dana sendiri dan penarikan fasilitas kredit perbankan.
In 2010 PLN signed 301 contracts for improvement and construction of new transmission and main stations in Java and outside Java. This project is funded internally and through withdrawal of credit facility.
Sedangkan pada kontrak konstruksi rutin untuk tambahan pembangkit listrik dan pengembangan jaringan transmisi dan distribusi, dibiayai melalui dana sendiri dan pihak luar melalui pinjaman luar negeri, bantuan dan proyek investasi sebagai bagian dari anggaran belanja negara.
Contracts for routine construction of additional power plants and development of transmission and distribution network are funded internally and externally through foreign loan, aid and investment project as part of State Buget.
Perkembangan Pembangunan 10.000 MW Di tahun 2010, dari total 42 lokasi yang akan dikembangkan, PLN akan membangun sebanyak 37 Lokasi sedangkan 5 lokasi lainnya akan dikembang oleh IPP. Saat ini PLN telah menandatangani 34 kontrak Engineering Procurement and Construction (EPC) meliputi 10 pembangkit tenaga listrik dengan jumlah kapasitas 7.490 MW di Jawa - Bali dan 24 pembangkit tenaga listrik dengan jumlah kapasitas 2.031 MW di luar Jawa – Bali. Berdasarkan kontrak EPC tersebut, Perusahaan diharuskan membayar uang muka sekitar 15% dari nilai kontrak dan 85% akan didanai melalui fasilitas kredit perbankan.
10,000 MW Construction Progress In 2010 PLN developed 37 out of planned locations, leaving the remaining 5 to be developed by Independent Power Producers (IPP). PLN has signed 34 Engineering Procurement and Construction (EPC) contracts for 10 power plants with total capacity of 7,490 MW in Java-Bali and 24 power plants with total capacity of 2,031 MW outside Java-Bali. The Company has to pay a down payment of 15% of the EPC contract value and fund the remaining 85% credit facility from banks.
Di tahun 2010, terdapat tambahan sebesar 1.890 MW dari proyek percepatan di Jawa Bali, yakni dari PLTU 2 Banten (Labuan) 2 x 300 MW, PLTU 1 Jateng (Rembang) 2 x 315 MW dan PLTU 1 Jabar (Indramayu) 2 x 330 MW yang masuk dalam Program Percepatan 10.000 MW Tahap I.
Year 2010 also saw power addition of 1,890 MW in Java Bali, which is realized from PLTU 2 Banten (Labuan) 2 x 300 MW, PLTU 1 Jateng (Rembang) 2 x 315 MW and PLTU 1 Jabar (Indramayu) 2 x 330 MW that belong to the First Batch of 10,000 MW Fast Track Program.
Proyek PLTU yang berlokasi diluar Jawa mengalami keterlambatan karena:
PLTU projects outside Java were behind schedule because of:
1. Keterlambatan penyediaan lahan yang berakibat kegiatan pelaksanaan tertunda, lokasi proyek harus dipindah. 2. Keterlambatan pembukaan L/C dan keterlambatan pembayaran diakibatkan ketidaksiapan pendanaan untuk proyek karena likuiditas PLN terpakai untuk menalangi pembayaran proyekproyek di Jawa yang sudah mendesak. Proyekproyek di Jawa tersebut didanai oleh pinjaman dari Cina tetapi dana tersebut belum siap pada saat diperlukan.
1. delay in land acquisition, resulted in postponement of project and change of project location; and 2. delay in L/C issuance and delay of payment, resulted from unavailability of project funding because company liquidity was already used to funding urgent projects in Java. These projects were actually funded through loan from China, but the fund was not ready when needed.
proyek PLTU Program Percepatan 10.000 MW Tahap I
NO 1
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
PLTU/Steam Power Plant 2 Banten Labuan PLTU/Steam Power Plant 1 Jateng Rembang PLTU/Steam Power Plant 1 Jabar – Indramayu PLTU/Steam Power Plant 1 Banten – Surabaya PLTU/Steam Power Plant 3 Banten – Lontar PLTU/Steam Power Plant 3 Jatim – T.J. Awar-awar PLTU/Steam Power Plant 1 Jatim – Pacitan PLTU/Steam Power Plant 2 Jabar – Pelabuhan Ratu PLTU/Steam Power Plant 2 Jateng – Adipala PLTU/Steam Power Plant 2 Jatim – Paiton PLTU/Steam Power Plant 2 Sumatera Utara- Pangkalan Susu PLTU/Steam Power Plant 1 Kepri – Tj. Balai Karimun
KAPASITAS (MW) CAPACITY (MW)
SASARAN OPERASI OPERATION TARGET
KONTRAKTOR CONTRACTOR
2 x 300
September 2009 & Desember 2009 September 2009 & December 2009
CECC & Truba Jurong
3 x 315
December 2009 & Februari 2010 December 2009 & February 2010
Zelan Holding Jo
2 x 330
September 2009 & Desember 2009 September 2009 & December 2009
1 x 625
Maret 2010 March 2010
3 x 315
Februari 2011, Mei 2001 & Agustus 2011 February 2011, May 2001 & August 2011
2 x 315
Oktober 2010 & Januari 2011 October 2010 & January 2011
Sinomach JO
3 x 315
Juni 2011 & September 2011 June 2011 & September 2011
Dongfang & Dalle
3 x 350
Februari 2011, Mei 2001 & Agustus 2011 February 2011, May 2001 & August 2011
1 x 600
Januari 2012 January 2012
1 x 660
Maret 2010 March 2010
2 x 220
Agustus 2010 & November 2010 August 2010 & November 2010
2x7
Maret 2010 & Mei 2010 March 2010 & May 2010
CNEEC & Sinomach CNTIC Consortium -
Shanghai Electric -
Harbin Power
-
Shangdong & Rekadaya
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
4
NAMA NAME
Steam Power Plant projects of 10,000 MW Acceleration Program Phase I
193
194
NO
13
14
15
16
17
18
PLTU/Steam Power Plant Nangroe Aceh Darussalam – Meulaboh PLTU/Steam Power Plant 1 Riau – Bengkalis PLTU/Steam Power Plant 2 Riau – Selat Panjang PLTU/Steam Power Plant 2 Kalbar – Bengkayang PLTU/Steam Power Plant Kalsel – Asamasam #3 & 4 PLTU/Steam Power Plant 1 Kalteng – Pulang Pisau
KAPASITAS (MW) CAPACITY (MW)
SASARAN OPERASI OPERATION TARGET
KONTRAKTOR CONTRACTOR
2 x 110
November 2010 & Februari 2011 November 2010 & February 2011
Sinahyono Corporation
2 x 10
Oktober 2010 & Desember 2010 October 2010 & December 2010
-
2x7
Oktober 2010 & Desember 2010 October 2010 & December 2010
PT Boulevard
2 x 25
Juni 2010 & Agustus 2010 June 2010 & August 2010
2 x 65
Agustus 2010 & Oktober 2010 August 2010 & October 2010
Wijaya Karya Chengda
2 x 60
Agustus 2010 & Oktober 2010 August 2010 & October 2010
CNHMS & Mega Power
-
19
PLTU/Steam Power Plant Kalbar
2 x 50
Agustus 2011 & Oktober 2011 August 2011 & October 2011
-
20
PLTU/Steam Power Plant 1 NTB – Bima
2 x 10
Juli 2010 & September 2010 July 2010 & September 2010
-
21
PLTU/Steam Power Plant 2 NTB – Lombok
2 x 25
Agustus 2010 & Oktober 2010 August 2010 & October 2010
-
22
PLTU/Steam Power Plant 1 NTT – Ende
2x7
23
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
NAMA NAME
24
25
26
27 28 29
30
PLTU/Steam Power Plant 2 NTT – Kupang PLTU/Steam Power Plant Sumatera Barat – Teluk Sirih PLTU/Steam Power Plant Lampung – Tarahan Baru PLTU/Steam Power Plant 3 Babel – Belitung PLTU/Steam Power Plant 4 Babel – Belitung PLTU/Steam Power Plant Gorontalo PLTU/Steam Power Plant 2 Sulut Amurang PLTU/Steam Power Plant Sulteng Kendari
Februari 2010 & April 2010 February 2010 & April 2010
2 x 16.5
Agustus 2010 & Oktober 2010 August 2010 & October 2010
2 x 112
April 2011 & Juni 2011 April 2011 & June 2011
2 x 100
Shangdong & Rekadaya PT Poeser Indonesia -
PT Adi Karya
2 x 30
Oktober 2010 & Desember 2010 October 2010 & December 2010
2 x 16.5
Juni 2010 & Agustus 2010 June 2010 & August 2010
PT Poeser Indonesia
2 x 25
Januari 2010 & Maret 2010 January 2010 & March 2010
Meta Epsi
2 x 25
November 2009 & Januari 2010 November 2009 & January 2010
Wijaya Karya
2 x 10
Januari 2010 & Maret 2010 January 2010 & March 2010
Shangdong & Rekadaya
-
NO 31 32
33
34 35 36 37
NAMA NAME
KAPASITAS (MW) CAPACITY (MW)
PLTU/Steam Power Plant Sulsel - Barru
2 x 50
PLTU/Steam Power Plant Maluku Utara - Tidore
2x7
Juni 2010 & Agustus 2010 June 2010 & August 2010
2 x 10
Agustus 2010 & Oktober 2010 August 2010 & October 2010
2 x 15
Tender Process
-
2x7
Tender Process
-
2 x 15
Re-tender Pre-qualification Process
-
2x7
Re-tender Pre-qualification Process
-
PLTU/Steam Power Plant 2 Papua Jayapura PLTU/Steam Power Plant Maluku PLTU 1/Steam Power Plant 1 Papua PLTU/Steam Power Plant Maluku PLTU/Steam Power Plant 1 Papua
SASARAN OPERASI OPERATION TARGET
KONTRAKTOR CONTRACTOR
November 2010 & Januari 2011 November 2010 & January 2011
Hubai - Bagus Karya Modern WidyaBoustead Maxitherm Industries
PEMBANGKIT LISTRIK SWASTA INDEPENDENT POWER PRODUCER Since 1990 PLN’s capability to invest in generating has been very limited that private sector is compelled to participate in electricity production as Independent Power Producer (IPP). PLN’s cooperation with IPP on electricity supply for PLN system is conducted through Power Purchase Agreement (PPA).
Tahap-tahap yang dilalui dalam pengembangan IPP terangkum sebagai berikut: • Tahap Pertama IPP (1992–1998) Dari 27 pihak pengembang IPP yang telah menandatangani PPA, 15 pihak pengembang telah berhasil sampai pada tahap operasi. IPP pertama berhasil beroperasi secara komersial pada tahun 1997. Tingkat keberhasilan tercatat sekitar 59,2%. • Periode 1998–2004 Tidak ada penandatanganan PPA pada periode ini. • Tahap Kedua IPP (2005-2010) Sebanyak 45 pihak pengembang telah menandatangani PPA dengan PLN, 17 pengembang telah berhasil masuk dalam fase konstruksi dan operasi, sedangkan 28 pengembang masih dalam tahap pendanaan.
Development of IPP has gone through the following phases: • IPP First Phase (1992–1998) Out of 27 IPP developers that sign PPA contract with PLN, 15 has reached operational stage. IPP started commercial operation in 1997. Success rate was about 59.2% • Period of 1998–2004 Due to the Company’s financial crisis, no PPA signed in this period • IPP Second Phase (2005-1010) 45 developers have signed PPA with PLN, 17 developers has succeeded in conducting operation and construction phase, while the other 28 were in funding phase.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Sejak tahun 1990 kemampuan investasi PT PLN (Persero) di bidang pembangkitan sangat terbatas sehingga banyak pihak swasta didorong untuk dapat berpartisipasi dalam sektor pembangkitan tenaga listrik sebagai Independent Power Producer (IPP). PLN telah terlibat dalam kegiatan dengan Independent Power Producers (IPP) dalam hal pasokan listrik kepada system PLN melalui Power Purchase Agreement (PPA).
195
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
196
Hingga akhir tahun 2010, sebanyak 24 IPP telah beroperasi dengan total daya sejumlah 4.761 MW, atau sekitar 17,70% dari total kapasitas terpasang nasional sebesar 26,895 MW.
24 IPP were operating as at end of 2010, producing total power of 4,761 MW, representing 17.70% of total domestic nameplate capacity of 26.895 MW.
Dari IPP yang sudah beroperasi, 10 IPP beroperasi di sistem Jawa-Bali dengan kapasitas total sebesar 3997 MW, 5 IPP beroperasi di Sumatera dengan kapasitas total sebesar 253 MW, 1 IPP beroperasi di Kalimantan dengan kapasitas total sebesar 45 MW ,5 IPP beroperasi di Batam dengan kapasitas total sebesar 181 MW, dan 3 IPP beroperasi di Sulawesi dengan kapasitas total sebesar 285 MW.
10 IPP were operating in Java-Bali with total capacity of 3,997 MW, 5 IPP in Sumatera with total capacity of 253 MW, 1 IPP in Kalimantan with total capacity of 45 MW, 5 IPP in Batam with total capacity of 181 MW, and 3 IPP in Sulawesi with total capacity of 285 MW.
Di samping itu, 18 IPP berkapasitas total sebesar 4.502 MW berada dalam tahap konstruksi, di mana 6 IPP di antaranya berlokasi di sistem Jawa-Bali dengan kapasitas sebesar 2.270MW, 6 IPP di Sumatera dengan kapasitas total sebesar 1.387 MW, 2 IPP di Kalimantan dengan total kapasitas sebesar 100 MW, ditambah 2 IPP lainnya di Sulawesi dengan kapasitas total sebesar 395 MW dan 1 IPP berlokasi di Kepulauan Batam dengan total kapasitas sebesar 110 MW.
In addition, 18 IPP with sum total capacity of 4,502 MW were in construction process, 6 of which were located in Java-Bali with total capacity of 2,270 MW, 6 IPP in Sumatera with total capacity of 1,387 MW, 2 IPP in Kalimantan with total capacity of 100 MW, 2 other IPP in Sulawesi with total capacity of 395 MW, and 1 IPP in Batam with total capacity of 110 MW.
Meliputi kontrak dengan 25 IPP, terdiri dari 14 IPP dalam tahap pembangunan dan 11 IPP dalam tahap pembiayaan, berlokasi diberbagai daerah di Indonesia, menggunakan bahan bakar batu bara, panas bumi dan mini hydro dengan kapasitas masing-masing pembangkit kurang dari 50 MW.
25 other IPP were under contract, consisting of 14 IPP in construction process and 11 IPP in financing process, located in various areas of Indonesia, using coal, geothermal and hydro fuel, each with a capacity of less than 50 MW.
Di tahun-tahun mendatang, IPP akan memberikan kontribusi yang semakin meningkat dalam memasok tenaga listrik berbasis energi terbarukan pada sistem kelistrikan PT PLN (Persero) dan akan terus berperan penting dalam pengembangan kelistrikan di Indonesia.
In the future, IPP will take more important contribution in supplying renewable energy based electricity for PLN and for electricity development in Indonesia.
Kerja Sama Dengan Berbagai Pihak cooperation with external parties PLN telah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka menujang kelancaran bisnis perusahaan yaitu:
PLN has entered into cooperation with various parties to sustain going forward of the Company business:
Kerja sama dengan sesama BUMN Kerjasama dengan sesama BUMN baik yang dilakukan oleh Perusahaan unit PLN dan anak perusahaan terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Kerjasama tersebut dilakukan dengan:
Cooperation with fellow SOEs The following forms of cooperation have been signed and will be intensified by PLN and its subsidiaries:
Sejak tahun 1990 kemampuan investasi PT PLN (Persero) di bidang pembangkitan sangat terbatas sehingga banyak pihak swasta didorong untuk dapat berpartisipasi dalam sektor pembangkitan tenaga listrik sebagai Independent Power Producer (IPP)
Since 1990 PLN’s capability to invest in generating has been very limited that private sector is compelled to participate in electricity production as Independent Power Producer (IPP)
• Cooperation with PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk for customer service through call center 123, and also with PT Indosat (Persero) Tbk in telecommunication through electricity network and fibre optic. • Cooperation with Perum Otorita Jatiluhur in management of PLTA Jatiluhur and PT Pusri (Persero) for electricity purchase. • Cooperation with PT Pertamina (Persero) for all oil fuel supply and with PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk for some gas supply. • Cooperation with PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk for most coal supply.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
• PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk untuk bidang layanan melalui call center 123. Juga dilakukan upaya pengembangan kerjasama dalam bidang usaha telekomunikasi baik dengan Telkom maupun PT Indosat (Persero) Tbk melalui jaringan listrik dan fiber optik Perusahaan. • Perum Otorita Jatiluhur yang bertugas mengelola PLTA Jatiluhur dan PT Pusri (Persero) untuk pembelian tenaga listrik. • PT Pertamina (Persero) untuk pemenuhan seluruh kebutuhan bahan bakar dan dengan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk untuk pemenuhan sebagian kebutuhan gas. • PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk untuk pemenuhan kebutuhan sebagian besar batubara.
197
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
198
• Bank-bank milik negara untuk penyimpanan sebagian besar kas dan deposito perolehan fasilitas pinjaman jangka panjang, pinjaman jangka pendek serta layanan pembayaran rekening listrik, pelaksanaan payment point dan pembayaran gaji pegawai Perusahaan. • PT Semen Tonasa (Persero) untuk operasi dan pemeliharaan PLTU milik PT Semen Tonasa Persero dan sedang dirintis untuk pembangkitpembangkit milik BUMN lainnya. • PT Telkom dan PT Indovision untuk pemanfaatan dan pengoperasian aset Perusahaan seperti dermaga (PLTU Gresik dan PLTU Grati) Right of Way dengan PLN UB Sulselra, UBD Jatim. • Otorita Pengembangan Kawasan Daerah Industri Pulau Batam untuk membentuk sebuah perusahaan yang akan membiayai, membangun, dan mengoperasikan pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di pulau Batam. • PT Angkasa Pura II dalam hal pendampingan pengelolaan sistem kelistrikan di bandara Soekarno Hatta.
• Cooperation with state-owned banks for deposit of most cash and cash flow from long term loan facility, short term loan, electricity bill payment service, payment points, and employee payroll.
Kerja sama dengan mitra usaha lain Kerjasama dengan mitra usaha non BUMN juga terus dilanjutkan, baik dilakukan oleh Perusahaan, unit PLN, maupun anak perusahaan. Kerjasama tersebut mencakup: • Kerja sama pengembangan pembangkitpembangkit di daerah kritis dengan perusahaan yang memiliki kemampuan dalam bidang investasi dan pembangkitan seperti di daerah Batam, Sumatera dan Nusa Tenggara. • Kerjasama bidang penunjang dengan koperasi pegawai Perusahaan dalam hal: (i) penyediaan kendaraan operasional, (ii) penyediaan peralatan perkantoran, dan (iii) jasa pemeliharaan dan perawatan gedung. • Kerja sama pelatihan, pengembangan SDM, dan rekrutmen pegawai dengan lembaga-lembaga pendidikan seperti ITB, ITS, UI dan UGM. • Pembelian tenaga listrik berupa excess power maupun memikul atau memenuhi pertumbuhan kebutuhan sesuai dengan kontrak jual-beli dengan: - PT RPE dan PT Inalum di Sumatra; - PT Kaltim Prima Coal dan PT Aji Ubaya di Kalimantan; - PT Inco Tbk di Sulawesi.
Cooperation with other business partners The Company, PLN units, and subsidiaries also entered into the following cooperation with non SOE business partners.
• Cooperation with PT Semen Tonasa (Persero) in operation and maintenance of PLTU owned by PT Semen Tonasa Persero; similar cooperation is being explored with other SOEs. • Cooperation with PT Telkom and PT Indovision for utilization and operation of company assets such as ports (PLTU Gresik and PLTU Grati) Right of Way with PLN South Sulawesi, South-east Sulawesi and West Sulawesi Region, PLN East Java Distribution. • Cooperation with Batam Industrial Estate Authority to form a company that will fund, build and operate power plants for Batam community. • Cooperation with PT Angkasa Pura II in assistance of Soekarno Hatta airport’s electricity system management.
• Cooperation with company that have investment and generating capabilities in development of power plants in critical regions such as Batam, Sumatera and Nusa Tenggara. • Cooperation with employee cooperative in support areas such as: (i) provision of operational transportation; (ii) provision of office stationery; and (iii) building maintenance. • Cooperation with educational institutions such as ITB, ITS, UI and UGM for human resource training, development and recruitment. • Cooperation in excess power purchase to support or meet growth need based on purchase agreement with: - PT RPE and PT Inalum in Sumatra; - PT Kaltim Prima Coal and PT Aji Ubaya in Kalimantan; - PT Inco Tbk in Sulawesi.
• Cooperation with private banks and local cooperatives to provide electricity bill payment points. • Cooperation in improvement and development of electricity bill invoice system. • Cooperation for gas supply with PT Emerada Hess, PT Kodeco and PT Madya Karya Sentosa. • Cooperation for coal supply with PT Daya Citra Mulia, PT Baskhara and PT Satui Bara Tama. • Cooperation in operation maintenance with PT Siemens Indonesia. • Cooperation in research with government and private institutions such as BPS (Statistic Central Bureau), Research and Development of Ministry of Health, BATAN, BPPT, LIPI, Geology Research and Development Center, and LAPAN.
Kerjasama Luar Negeri Kerjasama dengan pihak luar negeri masih berlanjut baik yang dilakukan oleh Perusahaan, unit PLN, dan Anak Perusahaan dengan: • HAPUA (Head of ASEAN Power Utilities/ Authorities). Kerjasama meliputi 8 proyek yaitu: Generation Transmission, Distribution, Renewable Energy, and Environment; ESI Services, Resource Development, Power Reliability and Quality, Human Resource. Pada Juni 2009, dalam Sidang Komite dan Anggota Dewan HAPUA di Singapura, PLN ditetapkan sebagai sekretariat tetap HAPUA. • AESIEAP (The Association of Electricity Supply Industry East Asia and Western Pacific) dengan 4 Technical Sub Committee yaitu: Deregulasi, Privatisasi dan Kompetisi, kualitas daya, dan Customer Relation Management. Berkaitan dengan hal tersebut, Direktur Utama PLN mendapat kepercayaan untuk menjabat sebagai Vice President AESIEAP. • ASEAN Power Grid Consultative Committee dan tergabung dalam IERE (International Electric Research Exchange). Berkaitan dengan hal tersebut PLN dipercaya sebagai ketua ASEAN Power Grid Consultative Committee. • CEPSI (Conference on Electric Power Supply Industry) yang diadakan tiap 2 tahun. • General Planning Managers of Southeast and Northeast Asian Electric Utilities Meeting yang diadakan setiap tahun. • Tenaga Nasional Berhad (TNB) Malaysia dalam rangka interkoneksi Sumatra/Peninsular dalam kajian persiapan implementasi.
Overseas cooperation The Company, PLN units, and subsidiaries also entered into the following cooperation with overseas parties. • Cooperation with HAPUA (Head of ASEAN Power Utilities/Authorities) in 8 projects, which are: Generation Transmission, Distribution, Renewable Energy, and Environment; ESI Services, Resource Development, Power Reliability and Quality, Human Resource. In HAPUA’s June 2009 committee meeting in Singapore, PLN was appointed as permanent secretary of HAPUA. • Cooperation with AESIEAP (The Association of Electricity Supply Industry East Asia and Western Pacific)’s 4 Technical Sub Committees, which are Deregulation, Privatization and Competition, Power Quality and Customer Relation Management. In this alliance PLN’s President Director was appointed as Vice President of AESIEAP. • Alliance with ASEAN Power Grid Consultative Committee and IERE (International Electric Research Exchange), in which PLN was appointed as Chairman of ASEAN Power Grid Consultative Committee. • Participate in CEPSI (Conference on Electric Power Supply Industry) which is held once every 2 years. • Participate in annual General Planning Managers of Southeast and Northeast Asian Electric Utilities Meeting. • Cooperation with Tenaga Nasional Berhad (TNB) Malaysia for implementation study of Sumatra/ Peninsular interconnection.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
• Kerja sama dalam pembayaran rekening listrik di Payment Point dalam meningkatkan layanan dengan bank swasta dan KUD. • Kerja sama penyempurnaan dan pengembangan sistem penagihan rekening listrik. • Kerja sama pasokan gas dengan PT Emerada Hess, PT Kodeco dan PT Madya Karya Sentosa. • Kerja sama pasokan batubara dengan PT Daya Citra Mulia, PT Baskhara dan PT Satui Bara Tama. • Kerja sama pelaksanaan operation maintenance dengan PT Siemens Indonesia. • Kerja sama di bidang penelitian dengan lembagalembaga pemerintah maupun swasta, antara lain dengan BPS (Badan Pusat Statistik), Balitbang Depkes, BATAN, BPPT, LIPI, Puslitbang Geologi dan LAPAN.
199
200
• Kerja sama tidak mengikat dengan beberapa perusahaan multinasional berdasarkan surat perintah kerja, antara lain dengan: Sulzer Hydro untuk perbaikan PLTA, Yokogawa untuk perbaikan sistem kontrol industri, Sulzer Pam untuk perbaikan pompa, Vatech-Elin untuk pembuatan sistem kontrol PLTA, Entec/GTZ untuk pembuatan PLTMH, Hickam Industries untuk perbaikan PLTG, Thomassen untuk perbaikan PLTG, Quality Assurance Services untuk sertifikasi ISO, Cast Iron Welding Ltd. untuk pengelasan cast iron, Global Crankshaft Services Ltd. untuk regrinding crankshaft dan Sezler Metco untuk metal coating.
• Non-binding cooperation with several multinational companies, such as: Sulzer Hydro for PLTA repair, Yokogawa for industrial control system repair, Sulzer Pam for pump repair, Vatech-Elin for PLTA control system development, Entec/GTZ for PLTMH production, Hickam Industries for PLTG repair, Thomassen for PLTG repair, Quality Assurance Services for ISO certification, Cast Iron Welding Ltd. for cast iron welding, Global Crankshaft Services Ltd. for regrinding crankshaft and Sezler Metco for metal coating.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Arah Pengembangan Perusahaan direction of CORPORATE development Dengan pemberlakuan UU No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, maka dimungkinkan muncul pemain baru yang akan menjadi pesaing PLN. Kondisi ini tentu saja akan menjadi pertimbangan bagi PLN dalam menentukan arah pengembangan Perusahaan. Saat ini, PLN masih mendominasi usaha penyediaan tenaga listrik yang terintegrasi mulai pembangkitan, transmisi, distribusi dan ritel. Bidang usaha yang terintegrasi merupakan kekuatan PLN untuk dapat memenangkan persaingan pada masa mendatang.
The Law No. 30 Year 2009 on Electricity makes it possible for the emerging of industry new entrants that will become the Company’s competitors. This will affect direction of the Company’s development. Until present time, PLN still dominates electricity business which integrates generating, transmission, distribution and retail. Integration of business will become PLN’s strength to win future competition.
Pertumbuhan jumlah populasi yang setiap tahunnya diperkirakan 1% yang juga diikuti oleh pertumbuhan GDP merupakan peluang sekaligus tantangan bagi PLN sehingga arah pengembangan perusahaan ke depan tetap pada bidang usaha yang terintegrasi.
National population growth of estimated 1% per annum, which is followed by GDP growth, provides both opportunity and challenge for PLN’s future business development.
Dalam mengantisipasi UU No. 30 tahun 2009, PLN sedang melakukan pogram transformasi yang diberi nama program Metamorfosa. Program Metamorfosa ini diharapkan dapat memberikan dampak terhadap kinerja perusahaan. Program Metamorfosa terdiri dari 8 (delapan) kelompok program dan Project Management Office (PMO). Kedelapan kelompok tersebut yaitu kelompok kapasitas pembangkitan dan pendanaan, energi primer, operational excellence, procurement excellence, commercial excellence, manajemen stakeholder dan regulasi, budaya kinerja yang tinggi, dan citra positif. Dengan program tersebut PLN diharapkan
To anticipate the Law No. 30 Year 2009, PLN is carrying out a transformation program called Metamorphosis, which is expected to contribute to company performance. The Metamorphosis program consists of 8 program groups and Project Management Office (PMO). The 8 groups are generating and funding capacity, primary energy, operational excellence, procurement excellence, commercial excellence, stakeholder management and regulation, high performance culture, and positive image. Through this program PLN expects to be able to manage funding, reduce production cost and improve
mampu mengatasi celah pendanaan, menurunkan biaya pokok produksi dan memperbaiki kinerja operasional yang pada akhirnya memperbaiki citra PLN di mata para pemangku kepentingan.
operational image, which in turn also improve company image in stakeholders’ perception.
Untuk mewujudkan visi dan misi, PT PLN (Persero) menetapkan tujuan strategis untuk periode 20102015 sebagai berikut: • memperbaiki kondisi keuangan PLN; • meningkatkan efisiensi investasi dan operasi; dan • memperbaiki kinerja operasional.
To realize corporate vision and mission, PLN determines the following strategic objectives for the period of 2010 – 2015: • Improve financial condition; • Increase investment and operational efficiency; and • Enhance operational performance.
Sasaran Jangka Panjang PLN Tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut: • menambah kapasitas pembangkit menjadi 30 GW pada tahun 2015 atau 5 GW per tahun; • menurunkan biaya pokok produksi menjadi Rp1.099 per kWh; • menurunkan susut jaringan dari 9,93% menjadi 7,98% dan SAIDI/SAIFI dari 300 menit/9 kali gangguan menjadi 120 menit/4kali gangguan; • memperkecil gap keuangan menjadi Rp113 -124 triliun; • Return On Assets (ROA ) menjadi 5,6% sampai dengan tahun 2015; dan • meningkatkan kemampuan dan menambah jumlah pegawai lebih dari 20.000 pegawai.
PLN’s goals for the period of 2010 – 2015 are: • Increase generating capacity to 30 GW in 2015 or 5 GW each year; • Reduce production cost to Rp1,099 per kWh; • Reduce network loss ratio from 9.93% to 7.98% and SAIDI/SAIFI from 300 minutes/9 interruptions to 120 minutes/4 interruptions; • Lower financial gap to Rp113 -124 trillion;
Subsidi Listrik Pemerintah GOVERNMENT ELECTRICITY SUBSIDY PLN sebagai badan usaha milik negara (BUMN) dituntut melaksanakan penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum (Public Service Obligation-PSO) dengan tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu untuk menghasilkan keuntungan.
As an SOE, PLN is expected to meet its Public Service Obligation of electricity supply while keeping an eye on corporate objective of profit creation.
Pemerintah Republik Indonesia memberikan subsidi listrik kepada pelanggan melalui Perusahaan. Tatacara penghitungan dan pembayaran subsidi listrik Tahun Anggaran 2010 dan 2009 menggunakan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (PMK) No. 111/PMK.02/2007 tanggal 14 September 2007 yang diperbaharui dengan Peraturan No. 162/ PMK.02/2007 tanggal 17 Desember 2007.
The Government provides electricity subsidy to customers through PLN. Calculation and payment of the subsidy for budget years 2010 and 2009 were stipulated in Regulation of Ministry of Finance No. 111/PMK.02/2007 dated September 14, 2007, which was renewed by Regulation No. 162/PMK.02/2007 dated December 17, 2007.
Subsidi listrik dihitung dari selisih negatif antara harga jual tenaga listrik rata-rata (Rp/kWh) dari
Electricity subsidy is calculated as the negative difference between average sales prices of electricity
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
• Achieve Return On Assets of 5.6% up to 2015; and • Increase capability and population of employees to over 20,000.
201
202
masing-masing golongan tarif dikurangi Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik (Rp/kWh) pada tegangan di masing-masing golongan tarif dikalikan volume penjualan (kWh) untuk setiap golongan tarif. BPP tenaga listrik dihitung berdasarkan formula, termasuk tingkat susut jaringan transmisi dan distribusi, yang ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral c.q. Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi.
(Rp/kWh) of each tariff class minus basic cost of electricity provision (Rp/kWh) on the voltage for each tariff class multiplied by sales volume (kWh) of each tariff class. The basic cost of electricity provision is calculated based on a formula that includes transmission and distribution network loss which is determined by Directorate General of Electricity and Energy Consumption under the Ministry of Energy and Mineral Resources.
Besarnya subsidi listrik dalam satu tahun anggaran secara final ditetapkan berdasarkan hasil audit atas ketaatan penggunaan subsidi listrik yang dilakukan oleh auditor yang ditunjuk Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran.
The amount of subsidy for a budget year is determined based on the result of compliance audit on electricity subsidy usage which is performed by an auditor appointed by Directorate General of Budget under the Ministry of Finance.
Pada tanggal 25 Maret 2011 dan 26 Maret 2010, Perusahaan telah menerima hasil audit perhitungan subsidi listrik tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 58.108.418 juta dan Rp 53.719.818 juta.
On March 25, 2011 and March 26, 2011 the Company received the audit based electricity subsidy for 2010 and 2009 which amount to Rp58,108,418 million and Rp53,719,818 million, respectively.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Restrukturisasi Usaha business restructurE Seiring dengan upaya penyehatan Perusahaan, maka PT PLN (Persero) telah melakukan restrukturisasi korporat dengan menetapkan Kantor Pusat sebagai unit penanggung jawab pengembangan perusahaan dan kebijakan stratejik, sedangkan setiap Unit Usaha/Unit Bisnis sebagai penanggung jawab kinerja operasional Perusahaan yang mampu menjadi unit mandiri sehingga dapat menjadi panutan khususnya dalam hal efisiensi dan layanan pelanggan.
Consistent with improvement efforts, PLN carried out corporate restructure, appointing Head Office as the unit responsible for corporate development and strategic policy, while each business unit is responsible for the Company’s operational performance and being capable to be independent unit that sets example on efficiency and customer service.
Transformasi PPOB menjadi P2APST transformation FROM ppob to p2apst Untuk lebih meningkatkan keuntungan yang didapat dari sistem PPOB (payment point online banking), saat ini PLN sedang bekerja keras untuk menyatukan sistem PPOB seJawaBali yang dinamakan dengan sistem Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan secara Terpusat (P2APST).
To enhance the profit from payment point online banking (PPOB), PLN strives to centralize PPOB system throughout Java-Bali through a system called Centralized Income Control and Management (P2APST).
Proyek P2APST ini akan menyatukan sistem pengelolaan operasional harian PPOB dan data center dari masing-masing distribusi di Jawa Bali ke dalam satu sistem.
P2APST will centralize daily operational management of PPOB and data center of all JavaBali distributions.
In current PPOB system, each distribution cooperates with Switching Company and Bank separately. In P2APST, the Switching Company and Bank will not deal with PLN Distribution anymore, but sign an agreement with PLN Head Office.
Pemusatan sistem P2APST juga mengharuskan dikumpulkannya Data Piutang Pelanggan (DPP) pada satu tempat, sehingga pihak Switching Company tidak perlu lagi mengakses DPP yang ada di Distribusi, melainkan akan langsung mengakses DPP pada data center pusat yang menampung DPP dari kelima area Distribusi.
Centralization of P2APST system requires collection of Customer Receivables Data so that Switching Company does not have to access data in Distribution, but directly access Head Office’s data that collect from the five distribution areas.
Dengan begitu, maka kegiatan operasional harian sistem PPOB yang tadinya dilaksanakan di masing-masing Distribusi, akan langsung ditarik ke Pusat sehingga bisa lebih menghemat jumlah SDM yang ada.
Hence, daily operational activities of PPOB system previously held by each Distribution will be handled by Head Office, which saves human resources.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Pada sistem PPOB sekarang, masing-masing distribusi bekerjasama dengan Switching Company dan Bank secara terpisah. Untuk P2APST, nantinya Switching Company dan Bank tidak lagi memiliki hubungan kerjasama dengan PLN Distribusi, tetapi Perjanjian Kerjasamanya akan langsung ditangani oleh PLN Pusat.
203
204
TRANSAKSI MATERIAL DAN KEJADIAN LUAR BIASA MATERIAL TRANSACTION AND EXTRAORDINARY EVENTS
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Transaksi Material MATERIAL TRANSACTION Perjanjian pengadaan bahan bakar • Bahan bakar gas PLN dan anak perusahaan memiliki perikatan penting berupa perjanjian pemasokan gas dengan beberapa operator pengelola blok migas. Perjanjian pemasokan tersebut berlaku dalam jangka pendek maupun panjang, diantaranya berlaku untuk periode sampai dengan tahun 2027. (lihat catatan 54, laporan Keuangan Audited Konsolidasian ”Ikatan dan Kontinjensi”, butir b)
Fuel supply agreement • Gas fuel PLN and its subsidiaries has gas supply agreements with several oil and gas operators. This supply agreement is valid for short term and long term, such as up to year 2027 (Please refer to Note 54, Consolidated Financial Statements”Commitments and Contingencies” point b).
• Bahan Bakar Batubara PLN dan Anak perusahaan juga memiliki perikatan perjanjian pemasokan batubara dengan beberapa pemilik ijin usaha Pertambangan proses Produksi. Perjanjian tersebut pada intinya mengatur volume pasokan, waktu pengiriman dan kualitas batubara. Harga pembelian akan ditinjau secara berkala dan ditetapkan sesuai kesepakatan berdasarkan pada patokan harga yang berlaku.
• Coal fuel PLN and subsidiaries also has commitments of coal supply agreement with several mining license holders. The agreement basically arranges supply volume, delivery time and coal quality. Purchase price is regularly reviewed and agreed based on applicable benchmark.
• Bahan Bakar Minyak Perusahaan dan Pertamina mengadakan Perjanjian Payung Jual Beli Bahan Bakar Minyak No. 071.PJ/060/DIR/2001 tanggal 8 Oktober 2001 yang berlaku sampai dengan 8 Oktober 2004. Perjanjian ini telah diaddendum pada tanggal 16 Mei 2007, berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2011.
• Oil fuel The Company and Pertamina signed the Umbrella Agreement of Oil Fuel Purchase No. 071.PJ/060/DIR/2001 dated October 8, 2001 which was valid to October 8, 2004. This agreement was amended on May 16, 2007 to be valid to December 31, 2011.
Perjanjian ini kemudian diaddendum pada tanggall 14 Agustus 2009, kemudian diadendum untuk kedua kalinya pada tanggal 1 Juni 2010. Pada intinya perjanjian pengadaan BBM dengan Pertamina mengatur harga, tempat penyerahan, denda keterlambatan pengiriiman maupun pembeyaran. Selengkapnya lihat catatan 54.a laporan Keuangan Audited Konsolidasian ”Ikatan dan Kontinjensi”.
• Uap Panas Bumi Perusahaan memiliki perjanjian dengan Pertamina untuk pengadaan uap panas bumi untuk Kamojang selama 30 tahun yang berakhir tahun 2012, dan untuk Gunung Salak dan Darajat selama 30 tahun yang berakhir tahun 2030 serta untuk Lahendong selama 30 tahun yang berakhir tahun 2038.
The agreement was then amended on August 14, 2009 and amended again on June 1, 2010. Basically it arranges fuel procurement with Pertamina concerning price, delivery place, late fee and payment. For further details please refer to Note 54.a. Consolidated Financial Statement “Commitment and Contingencies.”
• Geothermal Steam The Company has an agreement with Pertamina for procurement of geothermal steam for Kamojang for 30 years which expires in 2012, for Gunung Salak and Darajat for 30 years which expires 2030, and for Lahendong for 30 years which expires 2038.
Electricity purchase agreement Prior to 1997, the Company had electricity purchase agreement (PPA and ESC) with large scale Independent Power Producers (IPP). In 1999 the Company renegotiated the PPA and ESC through Special Contract Renegotiation Task Force under government direction.
Renegosiasi tersebut meliputi antara lain keseimbangan kondisi kontrak, kewajaran harga dan disparitas harga jual listrik swasta dan harga jual Perusahaan.
The renegotiation covered contract balance, price fairness and disparity between private and the Company’s sale prices.
Dalam perjanjian dengan IPP tertentu, disepakati bahwa setiap saat selama perjanjian berlaku, Perusahaan dapat melaksanakan opsi untuk membeli hak penjual, milik, dan kepentingan atas proyek yang bersangkutan.
Certain IPP agreements allow the Company an option to buy the seller’s right, property and stake on the project.
Harga tenaga listrik per kWh untuk pembangkitan bahan bakar gas, MFO dan batubara ditetapkan berdasarkan formula tertentu yang ditetapkan dalam perjanjian yang antara lain mengatur pemulihan biaya modal, pembayaran biaya tetap operasi dan pemeliharaan, biaya bahan bakar dan pembayaran biaya variabel operasi dan pemeliharaan. Untuk pembangkitan yang menggunakan panas bumi, harga tenaga listrik ditetapkan berdasarkan formula tertentu sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian antara lain Energy Charge dan Capacity Charge.
Electricity price per kWh for gas, MFO and coal generators is determined based on agreed formula that regulates capital cost recovery, operational and maintenance fixed cost payment, fuel cost, operational and maintenance variable cost payment. For geothermal generator, electricity price is determined based on the formula stated in agreements such as Energy Charge and Capacity Charge.
Perolehan barang modal Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah ikatan perolehan barang modal berdasarkan kontrak, terutama sehubungan dengan pengadaan pembangkitan (melalui percepatan pembangunan pembangkit), jaringan transmisi dan distribusi.
Capital Expenditure As of December 31, 2010, total commitment of contract based capital expenditure, particularly those related to generating procurement (through power plant construction fast track), transmission and distribution.
Nilai perolehan dalam rangka pembangkitan adalah sebesar Rp 25.129,6 miliar, pembangunan transmisi senilai Rp 1.796.3 miliar dan konstruksi rutin (jaringan distribusi) senilai Rp 9.238.3 miliar.
Rp25,129.6 billion for generating, Rp1,796.3 billion for transmission, and Rp9,238.3 billion for routine construction of distribution network.
Fasilitas pinjaman belum digunakan Penerusan pinjaman (two step loans) Perseroan masih memiliki fasilitas pinjaman penerusan yang belum digunakan sebesar Rp20.772,4 miliar. Fasilitas ini akan berakhir antara tahun 2011 sampai dengan 2047.
Loans not yet exercised Two step loans The Company still has two step loan facility that is not yet exercised amounted to Rp20,772.4 billion. This facility will expire in between 2011 to 2047.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Perjanjian jual beli tenaga listrik Sebelum tahun 1997, Perusahaan mengadakan perjanjian jual beli tenaga listrik (PPA dan ESC) dengan penyedia dan pengembang tenaga listrik swasta (IPP) skala besar. Pada tahun 1999, Perusahaan telah melaksanakan renegosiasi terhadap PPA dan ESC melalui Kelompok Kerja Renegosiasi Kontrak Khusus PLN dibawah arahan Pemerintah.
205
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
206
Perjanjian pinjaman program percepatan Tujuan fasilitas pinjaman ini adalah untuk membiayai 85% dari nilai kontrak EPC untuk program percepatan. Jangka waktu pinjaman termasuk periode penyediaan kredit selama 36 bulan, dan sepenuhnya dijamin oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia (PP) No. 91 Tahun 2007 pengganti dari PP No. 86 Tahun 2006, tentang Pemberian Jaminan Pemerintah untuk Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara. Sehubungan dengan pinjaman ini, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan – batasan umum.
Accelerated loan agreement The objective of this facility is to finance 85% of accelerated (fast track) EPC contract value. Loan period including credit provision period of 36 months which is fully guaranteed by the Government based on Regulation of President of Republic of Indonesia (“PP”) No. 91 Year 2007 that replaced PP No. 86 Year 2006 concerning Government Guarantee for Coal Fuel Power Plant Construction Fast Track. The Company is required to meet general terms for this facility.
Fasilitas pinjaman yang telah digunakan oleh Perusahaan dari tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasi adalah sebesar Rp1.083,4 miliar dan US$ 46 juta.
Loan facility exercised by the Company from January 1, 2011 up to the date of consolidated financial statement is Rp1,083.4 billion and US$46 million.
Perjanjian Sewa Pembiayaan Ekspansi Pada tanggal 4 Nopember 2008, Perusahaan dan PT Central Java Power (CJP) mengadakan perjanjian sewa pembiayaan untuk ekspansi Tanjung Jati B 1 & 2 - “FLA V”, yang antara lain mengatur bahwa CJP akan menyewakan aset sewaan ekspansi (Unit “C” dan “D”) kepada Perusahaan. Pada tanggal perjanjian sewa pembiayaan ekspansi (EFLA) perkiraan biaya ekspansi tersebut sebesar JPY 200.000 juta. Periode sewa akan dimulai sejak tanggal sewa setiap unit ekspansi dan berakhir 20 tahun setelah operasi komersial Unit D.
Expansion Lease Agreement On November 4, 2008, the Company and PT Central Java Power (CJP) signed a lease agreement for the expansion of Tanjung Jati B 1 & 2 - “FLA V”, which arranged CJP to lease the expansion assets (Unit “C” and “D”) to PLN. On the lease agreement (EFLA) date the expansion cost was estimated to be JPY200,000 million. The lease period will start from the lease date of each expansion unit and expire 20 years after commercial operation of Unit D.
Sehubungan dengan EFLA tersebut, Perusahaan, CJP dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) mengadakan Expansion Escrow Agreement pada tanggal 4 Nopember 2008. Sumitomo Mitsui Banking Corporation ditunjuk sebagai Expansion Escrow Agent.
Related to the EFLA, PLN, CJP and Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) signed the Expansion Escrow Agreement on November 4, 2008. Sumitomo Mitsui Banking Corporation was appointed as Expansion Escrow Agent.
Dalam tahun 2010, Perusahaan telah membayar biaya yang berkaitan dengan unit C & D antara lain biaya pengawasan konstruksi dan biaya variation agreement masing-masing sebesar JPY 11.500.000 dan JPY 4.000.000 ke rekening SMBC cabang Singapura.
In 2010, the Company already paid the costs related to unit C and D, such as construction control cost and variation agreement cost of JPY11,500,000 and JPY4,000,000, respectively.
Periode Sewa untuk unit C dimulai bulan Oktober 2011 dan unit D Bulan Januari 2012.
Lease period of unit C starts in October 2011 and unit D in January 2012.
KEJADIAN LUAR BIASA EXTRAORDINARY EVENTS Tidak ada kejadian luar biasa selama periode pelaporan.
There was no extraordinary event during report period.
TRANSAKSI BENTURAN KEPENTINGAN CONFLICT OF INTEREST TRANSACTIONS Tidak ada transaksi benturan kepentingan selama periode pelaporan.
There was no extraordinary event during report period.
TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES In its business, the Company and subsidiaries have transaction with related parties. All transactions with related parties, both under the same and differnt terms and conditions with third parties, were disclosed in the notes of consolidated financial statement.
Sifat Hubungan Istimewa • Perusahaan dan anak perusahaan merupakan pemegang saham perusahaan asosiasi (Catatan 8). • Pengurus koperasi karyawan juga merupakan karyawan Perusahaan dan anak perusahaan. • Pendiri dan pengawas Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) merupakan pengurus dan karyawan Perusahaan dan anak perusahaan. • Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) merupakan pemegang saham mayoritas PT Asuransi Tugu Kresna Pratama. • Karyawan merupakan orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan.
Nature of relation: • Company and subsidiaries are shareholders of related party (Note 8).
Perusahaan dan anak perusahaan tidak diharuskan mengungkapkan transaksi dengan Badan Usaha Milik Negara/Daerah sebagai pihak hubungan istimewa sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa”.
Company and subsidiaries are not required to disclose transaction with state-owned or provincialowned enterprises as related party transaction, which is line with Accounting Standard (“PSAK”) No. 7 concerning “Disclosure of Related Parties.”
• Cooperative executives are also employees of the Company and subsidiaries. • Founder and supervisors of Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PLN are also executives and employees of the Company and subsidiaries. • Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PLN is majority shareholder of PT Asuransi Tugu Kresna Pratama. • Employees have the right and responsibility to plan, lead and control company activities.
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak hubungan istimewa. Seluruh transaksi signifikan dengan pihak hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan atau tidak sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
207
208
Adapun transaksi hubungan istimewa yang dilakukan Perusahaan menyangkut beberapa jenis transaksi, meliputi pemberian piutang, hutang dagang, pembelian tenaga listrik dan sewa gedung.
Company’s transactions with related parties consist of several types of transaction, including receivables, trade payables, electricity purchase and building rental.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Perubahan Peraturan dan Kebijakan Akuntansi CHANGES OF REGULATIONS AND RECLASSIFICATION ACCOUNTING POLICIES Reklasifikasi Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010. (Catatan 56)
Reclassification Several accounts in the consolidated financial statements for December 31, 2009 year ended have been reclassified and adjusted to recognition in consolidated financial statements for December 31, 2010 year ended (Note 56).
Kebijakan Akuntansi Pada tahun berjalan, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlalu efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari2010: • PSAK 26 (revisi 2008), Biaya Pinjaman • PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan • PSAK 55 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
Accounting Standard For the reported year, the Company and subsidiaries applied the following revised PSAK for financial statements starting effective on or after January 1, 2010: • PSAK 26 (2008 revision), Loan Cost • PSAK 50 (2006 revision), Financial Instruments: Accrual and Disclosure • PSAK 55 (2006 revision), Financial Instruments: Recognition and Measurement
Kejadian Setelah Tanggal Neraca SUBSEQUENT EVENT Tambahan Penyertaan Modal Pada tanggal 4 Maret 2011, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2011 sehubungan dengan tambahan penyertaan modal Pemerintah pada Perusahaan sebanyak 21.674 saham atau sebesar Rp 90,2 miliar. Tambahan penyertaan modal Pemerintah tersebut dilakukan dengan cara mengalihkan seluruh saham milik Pemerintah pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelayaran Bahtera Adhiguna. (catatan 55, Laporan Keuangan Audited Konsolidasian)
Addition of Paid Up Capital On March 4, 2011, the Government issued PP No. 20 Year 2011 related to Government’s additional capital for the Company amounted to 21,674 shares or Rp90.2 billion. The added capital is transferred from all government shares at PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (Note 55, Consolidated Audited Financial Statement).
laporan pelaksanaan tata kelola perusahaan good corporate governance
210 211 212 214
tujuan Objective
218 224 242
implementasi praktek gcg Implemantation of GCG Application
265
perkara hukum yang melibatkan perseroan Litigation
PEDOMAN, STRUKTUR DAN MEKANISME TATA KELOLA GCG Guidelines, Structure and Mechanism KEBIJAKAN POKOK PERUSAHAAN Corporate Basic Policies Asesmen penerapan gcg Assessment of GCG Application
organ perusahaan Corporate Organs
Pembahasan dan Analisis Manajemen Discussion and Management Analysis
organ penunjang Supporting Organs
209
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
210
TUJUAN OBJECTIVE
Sejalan dengan visi dan misi perusahaan, PLN berkomitmen untuk terus menerapkan best practise Tata Kelola Perusahaan yang Baik untuk menunjang tercapainya tujuan. Hal ini dilandasi oleh keyakinan PLN bahwa penerapan best practices dalam GCG akan meningkatkan kepercayaan sekaligus nilai perusahaan secara berkelanjutan. Penerapan lima prinsip dasar GCG yakni: Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kemandirian dan Kewajaran, secara konsisten diyakini akan meningkatkan kualitas pelaksanaan GCG dengan target tercapainya tiga sasaran utama dari penerapan GCG tersebut, yakni: • Maksimalisasi kinerja Perseroan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik dan berkualitas, peningkatan efisiensi operasional serta peningkatan layanan kepada pemangku kepentingan. • Meningkatnya corporate value, melalui peningkatan kinerja keuangan dan minimalisasi risiko keputusan investasi yang mengandung benturan kepentingan. • Meningkatnya kepercayaan pemegang saham serta kepuasan pemangku kepentingan karena meningkatnya corporate value.
Consistent with corporate vision and mission, PLN is committed to continuous implementation of Good Corporate Governance (GCG) best practices. This is based on PLN’s belief that GCG best practice implementation will enhance trust and sustainability of corporate values. Consistent application of GCG’s five basic principles of transparency, accountability, responsibility, independency and fairness will increase GCG implementation quality and reach the three main targets of GCG implementation, which are:
Untuk menjamin pencapaian tujuan penerapan GCG tersebut, PLN secara berkesinambungan melakukan langkah-langkah perbaikan baik dari sisi software GCG (yakni pedoman, aturan-aturan dan sistim kerja) maupun dari sisi hardware (yakni pembentukan lembaga pelaksana maupun unit kerja). Selain itu, PLN melakukan asesmen pelaksanaan secara berkala untuk mendapatkan umpan-balik bagi perbaikan praktek GCG di tahun-tahun selanjutnya.
To ensure achievement of GCG implementation, PLN continuously improves both GCG software (manual, rules, and system) and hardware (formation of task force and executive team). PLN also conducts periodic assessment to acquire feedback for future GCG practice.
• Maximizing company performance through better decision process, higher efficiency, and better service to stakeholders.
• Enhancing corporate value through improvement of financial performance and minimizing investment risks that involve conflict of interest. • Enhancing shareholders’ trust and stakeholders’ satisfaction due to increased corporate value.
pedoman, struktur dan mekanisme tata kelola gCG guidelines, structure and mechanism To support improvement of GCG implementation quality, PLN has prepared and issued guidelines for good behavior and professional relation within the Company. Further, PLN has also prepared and applied guidelines for GCG implementation, including operational management policies.
PLN juga telah memiliki Board Manual, yakni Pedoman Kerja Direksi dan Dewan Komisaris yang berisi panduan bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang menjelaskan aktivitas secara terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten sehingga menjadi acuan bagi Direksi dan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas masingmasing untuk mencapai visi dan misi Perusahaan. Tujuan dari penyusunan dan pemberlakuan Pedoman Kerja Direksi dan Dewan Komisaris adalah: • memperjelas tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi serta memperjelas hubungan kerja di dalam maupun di antara kedua organ perusahaan tersebut; dan • mempermudah organ-organ di bawah Dewan Komisaris dan Direksi untuk memahami tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, maupun hubungan tugas keduanya.
PLN also has Board Manual for Board of Directors and Board of Commissioners. The manual explains the activities in a structured, systematic, easy to be understood and consistently applied way, and serves as guidelines for Board of Directors and Board of Commissioners in accomplishing their duties to achieve corporate vision and mission. The objectives of this manual for Board of Directors and Board of Commissioners are:
Dalam forum RUPS, para pemegang saham dapat mengusulkan suatu keputusan penting seperti yang berkaitan dengan investasi yang telah ditanamkan di Perseroan, dengan kedudukan yang setara. Setelah keputusan diambil, maka RUPS kemudian akan menyerahkan segala kewenangan pengawasan dan pelaksanaan keputusan tersebut kepada Dewan Komisaris dan Direksi, sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundangan yang berlaku.
In Annual General Meeting of Shareholders (AGM), the shareholders can suggest material decisions such as those related to company investments. After a decision is made, AGM will leave all implementation and supervisory activities to Board of Directors and Board of Commissioners in line with Articles of Association and prevailing law and regulations.
Pengelolaan perusahaan dan pelaksanaan atas setiap keputusan RUPS tersebut dilakukan oleh Direksi. Dewan Komisaris berkewajiban melakukan pengawasan dan memberikan nasehat untuk memastikan bahwa tujuan Perseroan serta keputusan RUPS tersebut dilaksanakan dan dicapai. Untuk memastikan keberhasilan dan kelancaran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang sedemikian besar, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Penunjang sedangkan Direksi dibantu oleh unit kerja yang terkait.
Company management and execution of AGM decisions are performed by Board of Directors, while Board of Commissioners is obliged to supervise and provide advice to ensure achievement of company objective on such AGM decision. To ensure successful execution of its prominent duties and responsibilities, Board of Commissioners is assisted by Support Committees, while Board of Directors is assisted by related task force.
• To clarify duties and responsibilities of Board of Directors and Board of Commissioners, and to clarify work relation intra and inter organization; and • To help the structure under Board of Director and Board of Commissioners to understand duties and responsibilities and work relation of the boards;
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Dalam rangka mendukung peningkatan mutu implementasi GCG tersebut, PLN telah melengkapi seluruh pranata yang diperlukan. PLN telah menyusun dan memberlakukan Pedoman Perilaku yang berisi pedoman perilaku kebiasaan baik dan tata pergaulan profesional di lingkungan Perusahaan. Selain itu PLN telah memiliki dan memberlakukan Pedoman GCG sebagai pegangan pelaksanaan tata kelola di perusahaan berikut kebijakan-kebijakan pengelolaan operasional perusahaan.
211
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
212
kebijakan pokok perusahaan corporate BASIC poliCIES Untuk menunjang peningkatan penerapan tatakelola perusahaan yang baik PLN terus berupaya melengkapi aturan kebijakan operasional sebagai bagian dari panduan GCG. Berikut adalah beberapa aturan aturan kebijakan (soft-structure) yang telah selesai disusun dan diimplementasikan.
To sustain enhancement of GCG implementation, PLN continuously strives to provide operational policies as part of GCG guidelines. The following describes some soft-structure policies already issued and executed.
Kebijakan Pengelolaan Risiko Perseroan PLN menyusun dan menetapkan Kebijakan Manajemen Risiko sebagai bagian dari sistim pengawasan dan pengendalian internal dengan tujuan akhir meminimalisir potensi kerugian yang mungkin terjadi. PLN telah menindak lanjuti penetapan kebijakan manajemen risiko dengan membentuk satuan Pengendalian Risiko. Satuan ini dibentuk sebagai upaya meningkatkan pengelolaan risiko secara terus menerus, tepat dan komprehensif. Pengelolaan risiko disertai upaya mitigasi risiko yang telah diidentifikasi, sehingga PLN terhindar dari dampak negatif yang mungkin timbul dalam mencapai tujuannya. (Selengkapnya lihat uraian “Risiko dan Manajemen Risiko”, halaman 114 - 128)
Corporate Risk Management PLN prepares and stipulates Risk Management Policies as part of internal monitoring and control aimed at minimizing potential risks. PLN followed up the policies by forming a Risk Control unit to perform continuous, fit and comprehensive risk management. Identification and mitigation of identified risks are part of risk management policies to prevent potential negative impact along corporate objective achievement progress (Please refer to “Risk and Risk Management” section on page 114 - 128 for further discussion).
Transaksi Benturan Kepentingan PLN memiliki peraturan “Transaksi Benturan Kepentingan”, dimana ditegaskan bahwa pihakpihak internal maupun eksternal yang memiliki peluang tersangkut dalam transaksi dimaksud dilarang terlibat dalam proses pembuatan keputusan menyangkut transaksi tersebut.
Conflict of Interest Transaction PLN has rules on Conflict of Interest Transaction that emphasizes non involvement of both internal and external parties related to a certain transaction in the decision process that concerns the transaction.
Kebijakan Manajemen Kinerja PLN mulai merintis penetapan Key Performance Indicator (KPI) sebagai ukuran kinerja yang harus dicapai oleh manajemen. Selain itu, dalam rangka optimalisasi kinerja korporasi, PLN juga membuat komitmen yang disepakati dan ditandatangani bersama oleh Direksi dan Dewan Komisaris yang meliputi antara lain: Kinerja Perseroan, Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik, Pngurangan Subsidi, Pengurangan Susut Jaringan dan SAIDI maupun SAIFI, dst.
Performance Management PLN pioneers the application of Key Performance Indicator as management performance benchmark. In addition, to maximize corporate performance, PLN also sets the commitments to be agreed and signed together by Board of Directors and Board of Commissioners, which include Compay Performance, Power Plant Construction, Subsidy Reduction, Network Loss Reduction, SAIDI and SAIFI Improvement, etc.
Larangan Pemberian dan Penerimaan Hadiah dan Donasi PLN melarang pemberian maupun penerimaan hadiah dan donasi baik oleh pihak didalam maupun diluar lingkungan Perusahaan. Larangan ini diberlakukan untuk menegakkan independensi pengambilan
Prohibition of Donation and Gift Giving and Receiving PLN prohibits donation and gift giving and receiving both by internal and external parties of the Company. This prohibition is applied to ensure independency
keputusan maupun potensi terjadinya benturan kepentingan dan atau turunnya kepercayaan publik terhadap integritas Perusahaan.
of decision making and to avoid conflict of interest potential and/or downgrading of public trust on the Company’s integrity.
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa PLN menerapkan kebijakan pengadaan yang transparan dan akuntabel, memenuhi prinsip-prinsip efektif dan efisien, terbuka dan bersaing adil dan tidak diskriminatif. Proses pengadaan barang dan jasa diupayakan melalui persaingan yang sehat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Procurement of Materials/Services PLN implements transparent and accountable procurement policy that meets the principles of efective and efficient, open, fair and non-discriminative competition. Procurement of materials and services is to be carried out through proper competition in compliance with prevailing laws and regulations.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
213
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
214
asesmen penerapan gcg assessment OF gcg application PLN melaksanakan asesmen kualitas penerapan GCG secara periodik sejak tahun 2002. Asesmen dilakukan untuk mendapatkan umpan balik atas kualitas penerapan praktek GCG yang dilaksanakan oleh Perusahaan, diikuti dengan perbaikan atas kekurangankekurangan sebagaimana direkomendasikan oleh asesor. Melalui proses yang berlangsung secara berkesinambungan ini, Perusahaan menargetkan peningkatan kualitas pelaksanaan GCG setiap tahun, sehingga akan mampu memperbaiki citra dan mampu meningkatkan kinerja. Adapun uraian mengenai asesemen penerapan GCG yang telah dilakukan PLN sejak tahun 2002 hingga 2010, beserta rekomendasi yang disampaikan dan tindak lanjut yang telah dilakukan Perusahaan adalah sebagai berikut.
Since 2003, PLN has been carrying out regulations on the implementation of GCG practices at the State Owned Enterprises (SOE) established by the Minister of SOEs. PT PLN (Persero) implemented quality assessment of Good Corporate Governance periodically since 2002. Assessment carried out to obtain feedback on the quality of GCG implementation practices undertaken by the Company, followed with improvement over the deficiencies as recommended by the assessors. Through this ongoing process, the Company is targeting to improve the quality of GCG implementation in every year, so it will be able to improve the image and can improve performance. Description on GCG implementation assessment, recommendation and the follow-up result that has been done by PLN since 2002-2010 are as follow:
Pada tahun 2002, BPKP telah melakukan pengukuran dan pengujian penerapan GCG di PLN berdasarkan surat Menteri BUMN No.54/SBU/2002. Pengukuran tersebut mencakup: • aspek komitmen untuk menerapkan GCG, • struktur, proses, dan peran organ utama GCG, dan • pengelolaan hubungan dengan pemangku kepentingan perusahaan lainnya.
In 2002, the State Financial Auditor (BPKP) carried out measurement and examination on GCG application in PLN pursuant to the Minister of StateOwned Enterprise (SOE) Decree No. 54/SBU/2002. The measurement was carried out based on: • the commitment to apply GCG, • the GCG structure, process, and main role, • the relationship between the management and the company’s stakeholders.
Hasil dari pengukuran pada tahun 2002 tersebut adalah “Cukup” dengan nilai pencapaian GCG sebesar 73,67% dari bobot maksimal 100% (best practice).
The result of this 2002 measurement is stated as “Sufficient”, with a GCG score of 73.67% out of a maximum score of 100% (best practice).
Pada tahun 2004, evaluasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atas penerapan GCG di PT PLN (Persero) berdasarkan Kerangka Acuan dari Kementerian BUMN sebagaimana tertuang dalam Surat Sekretaris Kementerian BUMN nomor: S-314/S.MBU/2004 meliputi aspek-aspek berikut: • pelaksanaandan tindak lanjut dari hasil pelaksanaan assessment, • kemajuan pelaksanaan penilaian, • upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka mengakumulasi kepentingan seluruh pemangku kepentingan terkait dengan penyelenggaraan prinsip-prinsip GCG, • keberadaan, fungsi, serta tugas dari organ utama dan organ pendukung, dan • pengelolaan hubungan dengan pemangku kepentingan lain-lainnya.
Entering 2004, another review is carried out by BPKP on GCG application at PT PLN (Persero) based on the Terms of Reference (TOR) from the Ministry of State Enterprise (BUMN) as mentioned in the Secretary of Ministry of SOE Letter No. S-314/S.MBU/2004, that covers aspects as follow: • implementation and follow-up of the assessment execution, • assessment of the implementation progress, • efforts undertaken in accumulating the interest of all stakeholders associated with the implementation of GCG principles, • the existence, functions and duties of the main organs and supporting organs, and • the relationship between the management and the other stakeholders.
Hasil tinjauan menunjukkan adanya peningkatan pada penerapan GCG dalam penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang mencapai nilai aktual sebesar 75,33% dari bobot maksimal 100%. Pada tahun 2007, hasil evaluasi penerapan GCG meningkat ke angka 84,47% dari bobot maksimal 100%. Aspek-aspek yang ditinjau dalam pengujian terhadap penerapan GCG di PT PLN (Persero) meliputi aspek-aspek berikut: • partisipasi/hak dan tanggung jawab pemegang saham, • keberadaan kebijakan GCG di Perusahaan, • penerapan GCG • pengungkapan dan transparansi kebijakan dan praktik GCG.
The review showed further improvements of GCG application in every PLN activities scoring at 75.33% out of a maximum 100%.
Melalui proses yang berlangsung secara berkesinambungan ini, Perusahaan menargetkan peningkatan kualitas pelaksanaan GCG setiap tahun Through this ongoing process, the Company is targeting to improve the quality of GCG implementation in every year
In 2007, the evaluation of GCG was improved and reached the highest rating of 84.47% out of 100%. There are several aspects to be reviewed in the testing of GCG application at PT PLN (Persero) that include the following: • shareholders’ rights and responsibilities, • GCG principles existence within the company, • GCG implementation, • openness and transparency of the GCG policy and practices. In 2008, PLN conducted a GCG evaluation by usingassessment methodology approach, as stated in the Minister of State-Owned Enterprises Letter No. S168/MBU/2008 dated June 27, 2008. Based on the assessment methodology, PT PLN (Persero) has an adequate system and infrastructure that support the implementation of GCG principles. PT PLN (Persero) received 86.75% score or “GOOD” rating.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Pada tahun 2008 dilakukan penilaian GCG di PLN dengan menggunakan metodologi penilaian sebagaimana tertuang dalam surat Menteri Negara BUMN No. S168/MBU/2008 tanggal 27 Juni 2008. Berdasarkan metodologi penilaian tersebut PT PLN (Persero) telah memiliki kecukupan sistem dan infrastruktur yang mendukung implementasi prinsipprinsip GCG. Pencapaian nilai PT PLN (Persero) adalah 86,75% atau mencapai kualifikasi “BAIK”.
215
216
Pada tahun 2010 PLN kembali melakukan asesmen penerapan GCG periode tahun 2009, yang dilakukan oleh PT Meisa Dwi Kencana (“Konsultan”) selaku assessor independen. Assessment dilaksanakan dengan mengacu kepada Kerangka Acuan Pelaksanaan Assessment GCG dari Kementerian Negara BUMN. Assessment dilakukan berdasarkan dokumen, kuesioner, hasil wawancara dan konfirmasi ulang. Berdasarkan metodologi assessment tersebut, assessor berkeyakinan bahwa PT PLN (Persero) telah memiliki kecukupan sistem dan infrastuktur yang mendukung implementasi prinsip-prinsip GCG.
In 2010 PLN had PT Meisa Dwi Kencana, an independent consultant and assessor, perform an assessment on 2009 GCG implementation. The assessment was in done in line with the Terms of Reference for GCG Assessment issued by the State Ministry of State-Owned Enterprises. The assessment was on documents, questionnaires, interview and reconfirmation results. Based on such method, the assessor concluded that PLN already had the required system and infrastructure to sustain the implementation of GCG principles.
Adapun pencapaian nilai (skor) adalah 88,12 atau mencapai kualitas BAIK, dengan ringkasan penilaian assesor sebagai berikut.
The score was 88.12 or reaching GOOD quality with the following summary.
hasil pencapaian penilaian gcg pt pln (persero)
NO INDIKATOR
SKOR SCORE
CAPAIAN % RESULT %
Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham / RUPS
9.00
7.94
88.22
2
Kebijakan GCG
8.00
8.00
100.00
3
Penerapan GCG
1
INDICATOR Shareholder’s Rights Responsibilities GCG Policy GCG Implementation
a. Dewan Komisaris
27.00
21.13
78.26
Board of Commissioners
b. Komite Komisaris
6.00
5.43
90.50
Commissioners Committee
27.00
24.87
92.11
Board of Directors
d. Satuan Pengawasan Intern
3.00
2.05
68.33
Internal Audit Unit
e. Sekretaris Perusahaan
3.00
2.87
95.67
Corporate Secretary
c. Dewan Direksi
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
BOBOT% VALUE %
pt pln (persero) assesstment result
4
Pengungkapan Informasi
5
Komitmen Jumlah
7.00
7.00
100.00
Disclosure of Information
10.00
8.83
88.30
Commitment
100.00
88.12
88.12
Total
peringkat kualitas penerapan ASSESSMENT RESULT
Namun demikian, terdapat beberapa rekomendasi dari Assesor guna memperkecil kesenjangan (gap) dengan standar atau praktik terbaik penerapan GCG. Rekomendasi dari assesor tersebut adalah: 1. Aspek Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham/RUPS: RUPS belum menetapkan sistem penilaian kinerja Dewan Komisaris yang mencakup penilaian kinerja secara individual. 2. Aspek Penerapan Good Corporate Governance : • Dekom belum belum dilibatkan dalam proses penilaian kinerja Direksi, • Dekom sebaiknya mengikuti protokol penyampaian informasi sesuai regulasi Pasar
BAIK GOOD
The assessor also gave recommendation on lessening the gap with GCG implementation best practice. The assessor’s recommendations included: 1. Right and responsibility of shareholders/AGM: AGM has not decided on Board of Commissioners’ performance evaluation that includes individual performance assessment. 2. GCG Implementation: • Board of Commissioners had not been involved in Board of Directors’ performance evaluation; • Board of Commissioners should abide by the
• •
•
•
•
•
3. • •
Capital Market’s information update protocol because PLN has issued bonds; • No Committee Charter except Audit Committee Charter that meets best practice standards; • No review on Committee existence and evaluation on Board of Commissioners’ supervisory role;
PLN telah melakukan beberapa tindakan terkait dengan rekomendasi dari assesor tersebut. Beberapa tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan, diantaranya: • revisi terhadap board manual, • revisi terhadap Code of Conduct.
PLN has taken several actions based on the above recommendations, such as:
PLN berencana melakukan berbagai perbaikan lain dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan praktek GCG di tahun mendatang, berdasarkan rekomendasi assesor diatas dan berdasarkan pada perkembangan praktek GCG terkini dan kebutuhan perusahaan.
PLN plans to carry out other improvements to enhance the quality of future GCG implementation based on the assessor’s recommendations and based on actual development of GCG practice and company needs.
• Board of Directors should abide by the Capital Market’s information update protocol because a lot of information from Directors are not consistent; • Internal control system has not been regularly tested and improved using information technology; • SPI has not conducted any evaluation on the effectiveness of internal control system and inputs on risk management procedure or process related to Risk Based Audit; • Too many information resources that make it for Corporate Secretary to integrate corporate information as required by job description; • The structure below Corporate Secretary has not reflected sufficient function as a bond issuer company. 3. Commitment: • No systematic and measured socialization related to compliance, • The Company has not published SCI.
• Revision of Board Manual, • Revision of Code of Conduct
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
•
Modal, mengingat PLN telah menerbitkan surat utang (obligasi), Belum adanya Piagam Kerja bagi Komite selain Komite Audit yang memenuhi standar terbaik, Belum adanya kajian mengenai keberadaan Komite dan evaluasi terhadap kontribusi pengawasan Komisaris, Direksi agar mengikuti protokol penyampaian informasi sesuai peraturan Pasar Modal, karena masih banyaknya informasi yang keluar dan tidak sama antara satu Direktur dengan Direktur lainnya, Kegiatan pengujian keandalan sistem pengendalian internal masih belum dilakukan secara reguler dan belum menyentuh I.T secara keseluruhan, SPI belum melakukan evaluasi kecukupan efektivitas sistem pengendalian internal dan masukan atas prosedur atau proses manajemen risiko terkait Risk Based Audit (RBA), Masih terlalu banyaknya pintu informasi sehingga tidak memungkinkan Sekretaris Perusahaan yang berdasarkan job descriptionnya harus menjaga integritas informasi yang keluar dari Perusahaan, Struktur di bawah Sekretaris Perusahaan yang masih belum mencerminkan adanya kecukupan fungsi dalam kaitannya dengan Perusahaan sebagai emiten yang telah menerbitkan Obligasi. Aspek Komitmen : Belum terdapatnya upaya sosialisasi yang sistematis dan terukur terkait kepatuhan, Perusahaan belum mempublikasikan SCI.
217
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
218
IMPLEMENTASI PRAKTEK gcg IMPLEMENTION OF GCG PRACTICE PLN senantiasa memastikan bahwa seluruh bahwa seluruh prinsip-prinsip dasar GCG yang meliputi keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), responsibilitas (responsibility), independensi (independency) serta kewajaran dan kesetaraan (fairness) diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran.
PLN continuously ensures that all basic principles of GCG that include transparency, accountability, independency, fairness and equality are applied in all business aspects at all lines.
Azas transparansi diterapkan melalui pelaksanaan berbagai kegiatan dan media komunikasi yang intensif dan dikelola secara profesional, sehingga para investor, kreditur, masyarakat serta seluruh pemangku kepentingan dapat mengetahui kinerja dan kegiatan pengelolaan perusahaan secara merata.
Transparency is ensured through various intensive and professionally managed communication activities so that all investors, creditors, community and stakeholders get the access to knowing company performance and management activities.
Prinsip akuntabilitas dilaksanakan dengan fokus peningkatan fungsi dan peran setiap Organ Perusahaan dan Manajemen sehingga pengelolaan usaha dapat berjalan dengan baik. PLN menerapkan sistim pengendalian internal (SPI) dengan sebagian tugasnya adalah melakukan pengawasan atas akuntabilitas Direksi dan jajaran operasionalnya
Accountability is performed by focusing on enhancement of function and role of company structure and management to ensure good business management. PLN applies internal control system (“ ”), part of its assignments is to supervise Board of Directors’ accountability and operational lines.
Azas tanggung-jawab diterapkan melalui ketaatan pada prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perusahaan, Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta melaksanakan tanggung jawab sosial.
Responsibility is conducted through prudence and compliance to company regulations, Articles of Association and prevailing laws and regulations, and also social responsibility.
Prinsip kemandirian atau independency diterapkan melalui penyusunan dan penerapan code of conduct, termasuk pengaturan seluruh transaksi maupun rencana investasi yang mengandung atau berpotensi mengandung benturan kepentingan (conflict of interest).
Independency is accomplished through preparation and application of code of conduct that includes all transactions and investment plans with potential conflict of interest.
Azas kesetaraan diterapkan dengan memperlakukan seluruh stakeholder secara berimbang (equal treatment) antara hak dan kewajiban yang diberikan kepada dan oleh PLN. PLN juga membuka akses informasi kepada seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan sumbang-saran bagi kemajuan dan peningkatan mutu layanan Perusahan.
Equality is ensured through equal treatment to all stakeholders concerning rights and responsibilities given to and by PLN. The Company also provides information and suggestion access to all stakeholders.
Sementara itu implementasi prinsip-prinsip dasar GCG dalam operasional Perusahaan dijelaskan dalam uraian fungsi-fungsi utama dalam pengelolaan perusahaan sebagai berikut.
Implementation of GCG basic principles in the Company’s operation is described in the following discussion of primary function in company management.
Implementation of Risk Management PLN is committed to continuous implementation of risk management in all business processes and corporate management to ensure accomplishment of company objectives and to prevent negative impact from unhandled risks. This commitment is reflected in the stipulation of Risk Management Policy, formation of Risk Management Task Force, and application of risk assessment in all levels up to corporate level (Please refer to “Risk and Risk Management” section on page 114).
Pengawasan dan Pengendalian Internal PLN menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian internal sebagai bagian dari implementasi asas akuntabilitas dan transparansi dari prinsip dasar GCG. Melalui unit Internal Audit, manajemen PLN memberikan jaminan atas efektivitas dan efisiensi operasi, ketaatan terhadap aturan dan perundang- undangan serta ketepatan dan keandalan pelaporan keuangan. (Selanjutnya lihat uraian “Unit Kerja Internal Audit”, halaman 254)
Internal Control and Supervisory PLN holds internal control and supervisory as part of accountability and tranparency principles of GCG. Through the Internal Audit unit, PLN guarantees operational effectiveness and efficiency, compliance with prevailing laws and regulations, and accuracy and reliability of financial reporting. (Please see “Internal Audit Unit” section on page 254 for further discussion).
Kode Etik Perilaku Pada Oktober 2005, telah diterbitkan Code of Conduct sebagai bentuk implementasi peningkatan dan penyempurnaan penerapan GCG serta kode etik yang dianut oleh seluruh pegawai di lingkungan PT PLN (Persero).
CODE OF CONDUCT In October 2005, the Code of Conduct was published as part of improved implementation of GCG as well as the ethical code regarded by all employees of PT PLN (Persero).
Code of Conduct berisi kebiasaan baik dan tata pergaulan profesional di lingkungan PLN. Petunjuk ini mengatur mengenai aspek kepemimpinan PLN, keanggotaan yang bertanggung jawab, hubungan profesional antar anggota dan hubungan dengan pihak eksternal.
The Code of COnduct contains of guidelines of good behavior and professional relationship within PLN. The guidelines preside over leadership roles in PLN, responsible membership, and internal and external professional relationships.
Implementasi Code of Conduct di seluruh jajaran Perusahaan pada tahap awal diawali dengan penerbitan dua Surat Keputusan Direksi sebagai berikut: • Surat Keputusan Direksi Nomor: 283.K/ DIR/2005 tanggal 30 November 2005 tentang Pembentukan Tim Sosialisasi Pedoman Perilaku di PT PLN (Persero); dan • Surat Keputusan Direksi Nomor: 282.K/DIR/2005 tanggal 30 November 2005 tentang Pembentukan Tim Penyelarasan (Alignment) KetentuanKetentuan Sistem Organisasi & SDM dengan Budaya Perusahaan dan Code of Conduct.
Initially, the implementation of the Company’s Code of Conduct at all levels is based on the issuance of two Letters by the Board of Directors consisting of the followings: • Board of Directors Letter No: 283.K/DIR/2005 dated November 30, 2005 concerning the establishment of Socialization of Code of Conduct Team at PT PLN (Persero); and • Board of Directors Letter No: 282.K/DIR/2005 dated November 30, 2005 concerning the Team Formation for Alignment of Organizational System & HR with the Corporate Culture and Code of Conduct.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Penerapan Manajemen Risiko PLN berkomitmen menerapkan Manajemen Risiko secara berkesinambungan di seluruh proses bisnis dan pengelolaan perusahaan guna mendukung tercapainya tujuan dan terhindarnya Perusahaan dari dampak negatif dari risiko yang tidak tertangani dengan baik. Komitmen ini tercermin dari penetapan Kebijakan Manajemen Risiko, pembentukan Unit Kerja Manajemen Risiko dan pelaksanaan asesmen risiko secara berjenjang hingga ke level Korporat. (Selanjutnya lihat uraian “Risiko dan Manajemen Risiko”, halaman 114)
219
220
Secara paralel, Buku Pedoman Perilaku PLN secara terus menerus akan disempurnakan untuk mengikuti perkembangan dan perubahan lingkungan bisnis Perusahaan. Implementasi berkesinambungan dari Pedoman Perilaku ini adalah salah satu bagian dari upaya PLN untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan GCG. Budaya Perusahaan Warga PLN meyakini bahwa perwujudan Falsafah, Visi dan Misi Perusahaan, harus dilakukan secara bersama-sama dengan berlandaskan Budaya Perusahaan yang mengandung nilai-nilai Saling Percaya, Integritas, Peduli, Pembelajar. Budaya perusahaan PT PLN (Persero) diresmikan pada tanggal 27 Oktober 2002 bertepatan dengan Hari Listrik Nasional yang ke 57. Implementasi Budaya Perusahaan di seluruh jajaran Perusahaan dilaksanakan melalui sosialisasi ke seluruh Unit PLN oleh Tim Sosialisasi PLN Kantor Pusat. Pelaksanaan sosialisasi Budaya Perusahaan dilakukan dengan cara presentasi, diskusi tanyajawab dan diskusi kelompok. Penanaman nilai-nilai Budaya Perusahaan juga diberikan kepada pegawai baru yang dalam masa orientasi.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Penanaman nilai-nilai Budaya Perusahaan juga merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas penerapan GCG dari sisi terciptanya integritas seluruh warga PLN. Sistem Manajemen Mutu (ISO) Sejak tahun 2004, PT PLN (Persero) mengintensifkan pelaksanaan program Sertifikasi Bidang Pembangkitan yang meliputi ISO 9001 tentang Pelayanan, ISO 14001 tentang Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan, SMK3 Kelaikan Operasi, Sertifikasi Kompetensi Operasi dan Pemeliharaan.
Warga PLN meyakini bahwa perwujudan Falsafah, Visi dan
Sasaran yang hendak dicapai adalah setiap Pusat Tenaga Listrik (Pembangkit) harus dikelola dengan mengikuti standar internasional yang dibuktikan dengan diperolehnya Sertifikasi Bidang Pembangkitan.
Misi Perusahaan, harus dilakukan
PT PLN (Persero) juga mengintensifkan pelaksanaan program sertifikasi bidang Pelayanan Pelanggan yaitu ISO 9001 di unit bisnis distribusi dan wilayah dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan terhadap pelanggan.
yang mengandung nilai-nilai
secara bersama-sama dengan berlandaskan Budaya Perusahaan Saling Percaya, Integritas, Peduli, Pembelajar
In parallel, PLN Code of Conduct Book will continually be improved through adoption of the developments and changes occurred within the Company’s business environment. One of the successful implementations of the PLN Code of Conduct is the ability to realize its meaning and put it into effect into policies and regulations of the Company. Corporate Culture PLN believes that the embodiment of values, vision and mission of the Company shall be carried out in line with the Corporate Culture and values of Trust, Integrity, Care, and Learning. The corporate culture of PT PLN (Persero) was published officially on 27 October, 2002 coincide with the National Electricity 57th Anniversary.
The Company Culture and values was also being socialized to new recruits during their orientation period prior to joining PLN.
PLN believes that the embodiment of values, vision and mission of the Company shall be carried out in line with the Corporate Culture and values of Trust, Integrity, Care, and Learning
Quality Management System (ISO ) Since 2004, PT PLN (Persero) has been intensifying the implementation of the Generation Certification program that included ISO 9001 on service, ISO 14001 on environmental management and monitoring, SMK3 for Trustworthy Operations, and Operations and Maintenance Competency Certification. The objective is to manage each Power Plant based on internationally recognized standards and thus obtains Field Generation Certification. PT PLN (Persero) also intensifies the implementation of customer service certification program such as ISO 9001 in distribution business unit and regions in pursuant to improve customer service quality.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
The implementation of the Company’s Corporate Culture at all levels was disseminated by the Head Office’s Socialization Team through presentation, questions and answering discussion as well as group discussions.
221
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
222
Perusahaan selalu mengutamakan keselamatan (safety) dan kesehatan pegawainya sehingga diharapkan tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident) dengan mengharuskan setiap unit untuk memperoleh sertifikat ISO 27000.
The Company always prioritizes employees’ safety and health as for the attainment of ‘zero accident’ by requiring each unit to obtain ISO 27000 certification.
Transparansi dan Pengungkapan Informasi Sebagai perusahaan yang telah menerbitkan obligasi, maka sesuai dengan Peraturan Bapepam dan UU PT serta UU KIP PLN mempunyai kewajiban untuk mengungkapkan informasi perusahaan. Oleh karenanya Direksi menyediakan Informasi Publik selambat-lambatnya dua hari kerja, kepada Pemegang Saham dan ditembuskan kepada Dewan Komisaris. Informasi tersebut meliputi: • nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta jenis kegiatan usaha, jangka waktu pendirian, dan permodalan, sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar; • nama lengkap pemegang saham, Anggota Direksi, dan Anggota Dewan Komisaris Perusahaan; • laporan tahunan, laporan keuangan, neraca dan laporan laba rugi, dan laporan • tanggung jawab sosial perusahaan yang telah diaudit; • hasil penilaian oleh auditor eksternal, lembaga pemeringkat kredit dan lembaga pemeringkat lainnya;
TRANSPARENCY AND DISCLOSURE OF INFORMATION As a company that has issued bonds, then in accordance with Bapepam regulation, proprietary limited company law and disclosure of public information, PT PLN has an obligation to disclose company information. The Board of Directors are required to provide public information no later than two working days, to the Shareholders and the copies to the Board of Commissioners. Such information includes: • name and place of domicile, purpose, objectives and types of business activities, the period of establishment, and capital, as stated in the Articles of Association; • shareholder’s full name, Member of the Board of Directors, and Member of the Board of Commissioners of the Company; • annual reports, financial statements, balance sheets and income statements, and corporate social responsibility report which have been audited; • result assessment by external auditors, credit rating agencies and other agencies;
• remuneration system and funds allocation from Members of the Board of Commissioners and Directors; • mechanism for the determination of the Boards; • law case under the laws of the open as the Public Information and important legal claim against the Company and/or Director and the Commissioner of the Company; • guidelines for the implementation of good corporate governance based on principles of transparency, accountability, responsibility, independency, and fairness; • the merger, stock purchase, merger or joint ventures; • obtaining or losing important contracts; • usefull product or new invention; • the change in control; • important changes in management; • labor disputes are relatively important; • announcement of issuance of debt securities; • replacement of accountants who perform the auditing; • changes in the Company’s fiscal year; • assignment of government activities and/or the general service or subsidy; and • mechanism of procurement of goods and services.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
• sistem dan alokasi dana remunerasi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi; • mekanisme penetapan Direksi dan Dewan Komisaris; • kasus hukum yang berdasarkan undang-undang terbuka sebagai Informasi Publik serta tuntutan hukum yang penting terhadap Perusahaan dan/ atau Direktur dan Komisaris Perusahaan; • pedoman pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, dan • kewajaran; • penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha atau pembentukan usaha patungan; • perolehan atau kehilangan kontrak penting; • produk atau penemuan baru yang berarti; • perubahan dalam pengendalian; • perubahan penting dalam manajemen; • perselisihan tenaga kerja yang relatif penting; • pengumuman penerbitan efek yang bersifat utang; • penggantian akuntan yang mengaudit; • perubahan tahun fiskal Perusahaan; • kegiatan penugasan pemerintah dan/atau pelayanan umum atau subsidi; dan • mekanisme pengadaan barang dan jasa.
223
224
organ perusahaan corporate organs
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Rapat Umum Pemegang Saham ANNUAL general meeting of shareholders PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham sebanyak tiga kali : a. Tanggal 21 Januari 2010 tentang Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2010, dengan keputusan Rapat sebagai berikut : • menyetujui dan mengesahkan RKAP Tahun 2010 yang mencakup penghapusan Piutang Ragu-ragu, penghapusan Persediaan, penghapusan Aktiva Tetap, penghapusan Aktiva Lainnya, penghapusan Poiutang Macet Lainnya, pemberian Pinjaman Kepada Karyawan, bonus/insentif, dan pendanaan Perbankan/Surat Hutang/ECA/SLA sebesar Rp 60,086 triliun. • Direksi melaksanakan keputusan Rapat yang telah dibicarakan dengan staf ahli Menteri BMUN bidang Kemitraan Usaha Kecil sebagaimana tertuang dalam risalah rapat pembahasan RKA Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2010 tertanggal 30 Desember 2009 nomor ris-87/SAM2.MBU/ TSP-PKBL/TK/2009. b. Tanggal 23 Juni 2010 tentang Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahun Buku 2009, dengan keputusan Rapat sebagai berikut : • menyetujui Laporan Tahunan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris selama Tahun Buku 2009. • mengesahkan Laporan Keuangan Tahun Buku 2009 yang telah diaudit oleh KAP Osman Bing Satrio & Rekan sesuai dengan laporannya tertanggal 31 Maret 2010 nomor GA110 0256 PLN RS dengan pendapat “wajar dalam semua hal material”. • RUPS tidak menerima dan tidak menyetujui/ mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk Tahun Buku 2009. • Menyetujui penetapan penggunaan Laba Bersih PT PLN Tahun Buku 2009 sebesar Rp 10.355.679 juta, • menetapkan tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris; • penunjukan Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan, member firm dari Deloitte untuk melakukan Audit Laporan Keuangan
In 2010 PLN held three Annual General Meetings of Shareholders (AGM) which are detailed below. a. The AGM on January 21, 2010 discussed 2010 Corporate Budget Plan and took the following decisions: • Approval and ratification of 2010 Budget Plan, including write-off of doubtful accounts, inventory, property, plant and equipment, other non current assets, other incollectible accounts, employee loan, bonus and performance incentives, and banking/promissory notes/ ECA/SLA financing of total Rp60.086 trillion;
• Board of Directors to execute meeting decisions already discussed with Ministry of SOE unit Small Business Partnership as noted in the minutes of meeting on Patronage Partnership and Community Development for fiscal year 2010 dated December 30, 2009 No. ris-87/SAM2.MBU/TSP-PKBL/TK/2009. b. The AGM on June 23, 2010 discussed 2009 Annual Report and Financial Statements with the following results: • Approval of Annual Report including Board Commissioners’ Supervisory Report for fiscal year 2009; • Ratification of 2009 Financial Statements as audited by registered public accountants (“KAP”) Osman Bing Satrio & Rekan in line the March 31, 2010 No. GA110 0256 PLN RS report’s opinion of “present fairly in all material respects.” • Non-approval of Patronage Partnership and Community Development Annual Report for fiscal year 2009; • Approval on the utilization of 2009 Net Income of Rp10,355,679 million; • Approval of remuneration for Board of Directors and Board of Commissioners; • Appointment of KAP Osman Bing Satrio & Rekan, member firm of Deloitte, to audit the
Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2010. • pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik pengganti termasuk menetapkan kondisi, persyaratan penunjukan dan biaya audit apabila Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan tidak dapat melanjutkan atau melaksanakan tugasnya karena sebab apapun berdasarkan ketentuan dan peraturan di bidang pasar modal. c. Tanggal 31 Desember 2010 tentang Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2011,
Company’s financial statements for December 31, 2010 year ended; • Transfer of authorization to Board of Commissioners to appoint another KAP, including terms and conditions and audit fees, should the KAP Osman Bing Satrio & Rekan would not accept the appointment at any cause based on the Capital Market’s rules and regulations.
c. The AGM on December 31, 2010 discussed 2011 Budget Plan.
Dewan Komisaris BOARD OF COMMISSIONERS Prosedur Penetapan Dewan Komisaris
Masa jabatan anggota Dewan Komisaris ditetapkan lima tahun dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham yang sewaktu-waktu dapat memberhentikan anggota Dewan Komisaris. Setelah masa jabatan berakhir, anggota Dewan Komisaris dapat diangkat kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk satu kali masa jabatan.
Term of assignment the Board of Commissioners’ members has been fixed at five years period without dismissing any rights of the General Meeting of Shareholders that can dismiss any members of the Board of Commissioners at any time. When their terms ended, the Board of Commissioners’ members may be reappointed for one more term by the General Shareholders’ Meeting.
Independensi Dewan Komisaris Anggota Dewan Komisaris independen mencapai 30%. Hal ini telah melampaui kriteria keanggotaan Dewan Komisaris yang mensyaratkan paling sedikit 20% anggota Dewan Komisaris berasal dari kalangan diluar BUMN sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN No.117/M-MBU/2002, tentang penerapan praktik GCG pada Badan Usaha Milik Negara.
INDEPENDENCE OF THE BOARD OF COMMISSIONERS Independent members of the Board of Commissioners reach 30% out of the total. This has exceeded the membership criteria set for the Board of Commissioners, which requires at least 20% of the members came from external SOE institutions stated accordingly in the Minister of SOE Letter No.117/M-MBU/2002, regarding the implementation of corporate governance practices in state-owned enterprises.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Dewan Komisaris terdiri atas satu orang anggota atau lebih. Apabila diangkat lebih dari satu orang, maka seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Komisaris Utama. Susunan, persyaratan, nominasi, dan pengangkatan Anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BOARD OF COMMISSIONERS APPOINTMENT PROCEDURE Board of Commissioners consists of one or more member(s). If the Company appointed more than one people, then one of them can be appointed as President Commissioner. The structure, requirements, nomination, and appointment of the Board of Commissioners’ members is set by the GSM in accordance with Articles of Association and the prevailing laws and regulations.
225
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
226
Kriteria independensi Dewan Komisaris tersebut sudah sesuai dengan ketentuan BUMN sebagai berikut: • tidak menjabat sebagai Direksi di perusahaan terafiliasi; • tidak bekerja pada Pemerintah termasuk di departemen, lembaga dan kemiliteran dalam kurun waktu tiga tahun terakhir; • tidak bekerja di BUMN yang bersangkutan atau afiliasinya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir; • tidak mempunyai keterkaitan finansial, baik langsung maupun tidak langsung dengan BUMN yang bersangkutan atau perusahaan yang menyediakan jasa dan produk kepada BUMN yang bersangkutan dan afiliasinya; dan • bebas dari kepentingan dan aktivitas bisnis atau hubungan lain yang dapat menghalangi atau mengganggu kemampuan Komisaris/Dewan Pengawas yang berasal dari kalangan di luar BUMN yang bersangkutan untuk bertindak atau berpikir secara bebas di lingkup BUMN.
The independence criterion of the Board of Commissioners was based on the following SOE’s standards: • does not serve as a director at any affiliated companies; • does not work at the Government including government ministries, agencies and the military within the last three years; • does not work in SOEs in question or its affiliates within the past three years; • does not have financial connection, either directly or indirectly with the state concerned or a company that provides services and products to the SOE in question and its affiliates; and • free from interests and activities of a business or other relationships that may prevent or interfere with the ability of Commissioner/ Board of Supervisors who come from outside the state in question to act or to think freely in the scope of SOE s.
Anggota Dewan Komisaris tidak boleh merangkap jabatan lain pada usaha swasta yang dapat menimbulkan benturan kepentingan secara langsung maupun tidak langsung dengan kepentingan Perusahaan, kecuali dengan izin RUPS dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Members of the Board of Commissioners should not hold other positions in private businesses that could generate conflicts of interest directly or indirectly with the interests of the Company, unless receiving the permission from the GMS and in accordance with the prevailing rules and regulations.
Tugas, Wewenang Dewan Komisaris
DUTY AND AUTHORITY OF THE BOARD OF COMMISSIONERS According to the Articles of Association, the Board of Commissioner is responsible for: • supervising the running of the corporate policies carried out by the Board of Directors and providing advice to the Board of Directors regarding development plan, annual work and budget plan, the implementation of the provisions of the Articles of Association and decision of the
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, tugas Dewan Komisaris adalah: • melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan pengurus Perusahaan yang dilakukan Direksi serta memberi nasehat kepada Direksi termasuk mengenai rencana pengembangan Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, pelaksanaan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar
dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; • melakukan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan perundangundangan yang berlaku; • melaksanakan kepentingan Perusahaan dengan memperhatikan kepentingan para Pemegang Saham dan bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham; dan • meneliti dan menelaah Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan yang disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tersebut.
General Meeting of Shareholders as well as the statutory regulations that apply; • performing duties, authority and responsibilities in accordance with the provisions of Articles of Association and the resolutions of the General Meeting of Shareholders as well as the statutory regulations that applies; • carrying out the Company’s interests by putting high concern to the shareholders’ interest and to be responsible to the General Meeting of Shareholders; and • examining and reviewing the Annual Report including the Financial Report prepared by the Board of Directors.
Dalam melaksanakan tugas pengawasan, Dewan Komisaris berwenang untuk: • Secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu: - memasuki bangunan-bangunan dan halamanhalaman atau tempat yang dipergunakan atau dikuasai oleh Perusahaan; dan - memeriksa buku-buku, surat-surat bukti, persediaan barang-barang, memeriksa dan mencocokan posisi uang kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain, memeriksa keberadaan surat berharga serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi. • Membentuk Komite-komite yang berfungsi sebagai penunjang tugas pengawasan Dewan Komisaris atau menunjuk tenaga ahli. Komite yang wajib dibentuk adalah Komite Audit. Keanggotaan Komite Audit terdiri dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris; • Meminta penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan kepada Direksi dan Direksi wajib memberikan penjelasan; dan
In performing its supervisory duties, the Board of Commissioners has the authority to: • Collectively or individually at any time to: - enter buildings and courtyards or places used or occupied by the Company; and
• Form Committees with functions to support the monitoring tasks of the Board of Commissioners or to appoint an expert staff. The Committees, which shall be defined and appointed is the Audit Committee. The Audit Committee consists of one or more members of the Board of Commissioners and is responsible to the Board of Commissioners; • Request explanations on all issues to the Board of Directors, while the Board of Directors is obliged to respond with such explanation; and
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
- inspect documents, letters of evidence, inventories of goods, check and reconcile cash flow for he purpose, secured notes, and acknowledging all activities carried out by the Board of Directors.
227
228
• Memberhentikan sementara waktu seorang atau lebih Anggota Direksi.
• Temporarily lay off one or more members of Board of Directors.
Hak dan Kewajiban Dewan Komisaris
RIGHTS AND OBLIGATIONS OF THE BOARD OF COMMISSIONERS In performing its basic task, the Board of Commissioners reserves the right to conduct surveillance and provide advice on the implementation of the obligations of the Board of Directors.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Dewan Komisaris berhak untuk melakukan pengawasan dan pemberian nasihat atas pelaksanaan kewajibankewajiban Direksi. Dalam hubungan dengan tugas Komisaris sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Perusahaan, maka Dewan Komisaris berkewajiban: • memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai rencana pengembangan Perusahaan, rencana kerja dan anggaran tahunan Perusahaan serta perubahan dan tambahannya, Laporan berkala dan laporanlaporan lainnya dari Direksi; • mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Perusahaan serta menyampaikan hasil penilaian serta pendapatnya kepada Rapat Umum Pemegang Saham; • mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan dalam hal Perusahaan menunjukan gejala kemunduran, segera melaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh; • memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap persoalan lainnya yang dianggap penting bagi pengurusan Perusahaan; • melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham; • membuat risalah rapat Dewan Komisaris; • melaporkan kepada Perusahaan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perusahaan dan perusahaan lain; • memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama • tahun buku yang baru lampau kepada RUPS; dan • mengawasi kepatuhan terhadap semua peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
In relation to the Commissioners’ duties as referred to in the Articles of Association of the Company, the Board of Commissioners is obliged: • to provide advice and suggestions to the General Meeting of Shareholders regarding Company development plan, work plan and annual budget, changes and improvements as well as periodic reports and other reports from the Board of Directors; • oversee implementation of work plans and budgeting and deliver the results of the assessment and opinion to the General Meeting of Shareholders; • oversee the Company’s activities and report any symptoms of problem, immediately report it to the General Meeting of Shareholders and give advice on corrective measures to be taken;
Dalam menjalankan tugas Dewan Komisaris dibantu oleh: • Sekretaris Dewan Komisaris; • empat komite terdiri dari Komite Audit, Komite Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Komite GCG),
In performing its duties, the Board of Commissioners is assisted by: • Secretary of the Board of Commissioners; • four committees comprising the Audit Committee, GCG Committee, Risk Management Committee
• provide advice and suggestions to the General Meeting of Shareholders regarding any other issues that considered important for managing the company; • perform other supervisory duties as determined by the General Meeting of Shareholders; • provide minutes of meetings of the Board of Commissioners; • report any personal/family share ownership within the Company or in other companies to the Company; • provide a report on the monitoring tasks that have been made during the past year book to the General Meeting of Shareholders; and • oversee compliance with all rules and regulations in force.
and Nomination & Remuneration Committee; and • Expert Staffs
Sesuai Peraturan Presiden No.71 Tahun 2006, Dewan Komisaris melakukan beberapa tindakan pengawasan sebagai berikut: • memberikan rekomendasi dan persetujuan kepada Direksi dalam pengadaan barang dan jasa; • memantau pelaksanaan Keputusan Presiden No.71 antara lain dengan meminta laporan tertulis dari Direksi setiap tiga bulan sekali; dan • melakukan kunjungan ke lapangan untuk melihat secara langsung pelaksanaan dan kemajuan proyek tersebut.
According to the Presidential Regulation No.71 Year 2006, the Board of Commissioners to do some measures of control as follows: • provide recommendations to the Board of Directors and approval of the procurement of goods and services; • monitor implementation of Presidential Decree No.71 such as by asking a written report from the Board of Directors every three months period; and • conducting field visits to see directly the implementation and progress of the project.
Selama tahun 2010, Dewan Komisaris telah melakukan beberapa tindakan pengawasan sebagai berikut: 1. ikut serta dalam pembahasan penyusunan RJP, RKAP, Proyeksi Keuangan 2010-2019, Laporan Manajemen dan Laporan Tahunan 2009; 2. penyelesaian pembangkit 10.000 MW tahun 2010 3. penyelesaian IPP terkendala 4. perubahan proses bisnis pengawasan internal 5. memberikan persetujuan penghapusan aktiva tetap tidak beroperasi; 6. memberikan persetujuan penghapusan dari pembukuan Piutang Ragu-Ragu; 7. memberikan persetujuan penghapusan dari pembukuan Persediaan; 8. memberikan persetujuan Penghapusan Rumah Dinas serta pinjaman kepada karyawan untuk pembayaran uang muka rumah; 9. memberikan persetujuan atau rekomendasi dan catatan/pendapat/saran berkaitan dengan transaksi jual beli tenaga listrik; 10. melakukan pengawasan terhadap pasokan bahan bakar batubara dan gas; dan 11. melakukan kunjungan kerja ke beberapa unit kerja PT PLN (Persero).
During 2010 the Board of Commissioners conducted the following supervisory activities: 1. participating in discussions of Budget Plan, 2010 – 2019 Financial Projection, and 2009 Management Report and Annual Report; 2. completion of 10,000 MW power plants in 2010
Rapat Rutin Dewan Komisaris Keputusan-keputusan Dewan Komisaris diambil dalam Rapat Dewan Komisaris. Keputusankeputusan yang mengikat dapat juga ditetapkan tanpa diadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan catatan keputusan tersebut telah disetujui secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh Anggota Dewan Komisaris. Rapat Dewan Komisaris diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan.
REGULAR MEETINGS OF THE BOARD OF COMMISSIONERS Decisions are taken at the Meeting of the Board of Commissioners Board of Commissioners. Binding decisions can also be set without the Board of Commissioners meeting is held, provided that the decision was approved in writing and signed by all members of the Board of Commissioners. Meetings of the Board of Commissioners held at least once a month.
3. resolving of IPP problems 4. revision of internal control business process 5. approval on write-off of non operating property, plant and equipment; 6. approval on write-off of doubtful accounts; 7. approval on write-off of inventory; 8. approval on write-off of housing facility and employee housing loan; 9. approval or recommendation and notes/ opinion/suggestion on purchase of electricity transaction; 10. supervisory of coal and gas supply; and 11. site visits to several business units.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Komite Manajemen Risiko dan Komite Nominasi & Remunerasi; dan • beberapa Tenaga Ahli
229
230
Dewan Komisaris berhak mengundang Direksi untuk melakukan rapat konsultasi dan Direksi wajib memenuhi undangan
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
rapat dimaksud
Dewan Komisaris mengundang Direksi untuk hadir dalam Rapat Dewan Komisaris minimal satu kali dalam satu bulan dengan agenda tetap konsultasi. Rapat Dewan Komisaris yang bersifat rutin/terjadwal terdiri dari: • Rapat internal Dewan Komisaris, dilaksanakan setiap bulan sedapat mungkin pada minggu pertama. • Rapat dengan Komite Dewan Komisaris dilaksanakan setiap satu bulan sekali.
Board of Commissioners invited the Board of Directors to attend the BOC meeting once a month, with consultation remain as the main agenda. Routine Meetings of the Board of Commissioners consisted of: • Internal meeting of the Board of Commissioners, held every month as far as possible in the first week. • Meeting with the Committee of the Board of Commissioners are held every once a month.
Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan di luar jadwal rutin, jika dianggap perlu oleh: • seorang atau lebih Dewan Komisaris; dan • permintaan tertulis dari seorang atau lebih Anggota Dewan Komisaris; • Rapat Dewan Komisaris ini merupakan rapat yang bersifat segera dan/atau strategis.
Meetings of the Board of Commissioners maybe held outside the regular schedule, if deemed necessary by: • one or more of the Board of Commissioners; and • written request from one or more members of the Board of Commissioners; • The Commissioners’ meetings are held on an immediate and/or strategic related purpose.
Kehadiran Komisaris Jumlah rapat internal Dewan Komisaris pada tahun 2010 sebanyak 12 kali dengan tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam rapat tersebut sebagai berikut:
ATTENDANCE COMMISSIONERS The number of meetings of the Board of Commissioners in the year 2009 as many as 12 meetings with the attendance of the Board of Commissioners in the meeting as a forum as follows:
No
Nama NAME
Jabatan position
Kehadiran attendance
%
1.
Yogo Pratomo
Komisaris Utama President Commissioner
10
83
2.
Lutfi Hamid
Komisaris Independen Independent Commissioner
11
91
3.
Adang Firman
Komisaris Independen Independent Commissioner
12
100
4.
Rahmat Waluyanto
Komisaris Commissioner
3
25
5.
Wimpy S. Tjetjep
Komisaris Commissioner
8
66
6.
Syahrial Loetan
Komisaris Commissioner
6
50
7.
Abdul Aziz
Komisaris Commissioner
7
58
Board of Commissioners reserves the right to invite the Board of Directors to conduct the consultation meeting and the Board should meet the intended meeting invitation
DIREKSI board of directors BOARD OF DIRECTORS APPOINTMENT PROCEDURE The Company is managed and led by the Board of Directors consisting of a director or higher. Should there is more than one appointed Directors, and then one of them can be appointed as a President Director. The structure, requirements, nomination, and appointment of members of the Board of Directors determined by the GSM and in accordance with laws and regulations that apply.
Masa jabatan anggota Direksi adalah lima tahun dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan para Anggota Direksi sewaktuwaktu. Setelah masa jabatannya berakhir, para Anggota Direksi dapat diangkat kembali oleh RUPS untuk satu kali masa jabatan.
Tenure of members of the Board of Directors is five years without reducing the rights of the GMS for the retirement of the members of the Board at any time. After his term ended, members of the Board of Directors may be reappointed for one tenure by the GMS.
Independensi Direksi Anggota Direksi PLN yang independen mencapai 20%, hal ini telah memenuhi kriteria keanggotaan Direksi yang mensyaratkan paling sedikit 20% dari jumlah anggota Direksi harus dari kalangan di luar BUMN yang bersangkutan yang bebas dari pengaruh anggota Komisaris/Dewan Pengawas dan anggota Direksi lainnya serta Pemegang Saham Pengendali/ Pemilik Modal, sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN No.117/M-MBU/2002 tentang penerapan praktik GCG pada Badan Usaha Milik Negara.
INDEPENDENCE OF BOARD OF DIRECTORS Independent Director members of PLN reached 20%, it has fulfilled the membership criteria, which requires the Board of Directors at least 20% of the total members of the Board of Directors must be from outside the state own company and free from the influence of Commissioners/Supervisory Board and other Board members and the Controlling Shareholder/ Owner of Capital, in accordance with the Minister of SOE s No.117/M-MBU/2002 about the application of corporate governance practices in state-owned enterprises.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Prosedur Penetapan Direksi Perusahaan dikelola dan dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari seorang Direktur atau lebih. Apabila diangkat lebih dari satu orang Direktur, maka seorang di antaranya dapat diangkat sebagai Direktur Utama. Susunan, persyaratan, nominasi, dan pengangkatan Anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
231
232
Tugas dan Wewenang Direksi
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Tugas dan wewenang Direksi diatur dalam pasal 11 Anggaran Dasar Perusahaan. Direksi adalah organ Perusahaan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengelolaan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar Pengadilan.
DUTIES AND POWERS OF THE BOARD OF DIRECTORS Duties and authority of the Board of Directors are provided for in Article 11 of the Articles of Association. The Board of Directors is one of the Company’s organs which is authorized and fully responsible for managing the company for the benefit of the Company in accordance with the purposes and objectives of the Company and represent the Company both within and outside the Court.
Tugas pokok Direksi adalah: memimpin dan mengurus Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perusahaan; dan menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perusahaan.
Board of Directors’ main duties is: Leading and managing the Company in accordance with the purposes and objectives of the Company and to continuously improve the efficiency and effectiveness of the Company; and controlling, maintaining and managing the Company’s assets.
Pelaksanaan wewenang melakukan tindakan mengenai kepengurusan dan pemilikan serta mengikat Perusahaan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perusahaan diatur sebagai berikut: • Pelaksanaan wewenang Direksi yang Harus Mendapatkan Persetujuan Tertulis dari Dewan Komisaris: - mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka pendek; - mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerjasama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi (KSO), Bangun Guna Serah, Bangun Milik Serah, Bangun Serah Guna dan kerjasama lainnya dengan nilai atau jangka waktu tertentu yang ditetapkan RUPS; - menerima atau memberikan pinjaman jangka menengah/panjang, kecuali pinjaman (utang atau piutang) yang timbul karena transaksi bisnis dan pinjaman yang diberikan kepada Anak Perusahaan PT PLN (Persero) dengan ketentuan pinjaman kepada Anak Perusahaan dilaporkan kepada Dewan Komisaris; - menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan persediaan barang mati; - melepaskan aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan lima tahun; - menetapkan struktur organisasi satu tingkat di bawah Direksi; - mengangkat dan memberhentikan Kepala Satuan Pengawasan Intern; dan menetapkan - Piagam Satuan Pengawasan Intern.
Exercise of authority, taking actions concerning management and ownership of the company as well as bonding the Company with Other Parties and/or Other Parties and the Company is regulated as follows: • Implementation of the Board of Directors authorization that Must Get Written Approval from the Board of Commissioners: - fixed assets to collateralize the withdrawal of short-term credit; - entering into a partnership with a business entity or other party in the form of a license agreement, management contract, lease assets, Joint Operation (KSO), Build Operate Transfer, Build Own Transfer, Build Transfer Operate and other cooperation with the value or the stipulated period of time that the GMS; - receiving or giving loans medium/long term, unless the loan (debt or receivables) that arise because of business transactions and loans granted to the subsidiary company PT PLN (Persero) with the provisions of the loan to the Subsidiary are reported to the Board of Commissioners; - eliminating bad debt from the books and supplies to death; - Releasing of moving fixed assets with the prevailing economic life in the industry generally up to five years; - defining the organizational structure one level below the Board of Directors; - appointing and dismiss the Head of Internal Audit Unit; and - establishing an Internal Audit Charter.
•
Implementation of the Board of Directors authorization that Must Obtain Approval of the AGM: divert corporate assets; or pledge debt of corporate assets; which represents more than 50% of its net assets in one or more transactions, whether in relation to one another or not. This transaction is the transfer of net assets of the Company that occurred within one year.
• Pelaksanaan Wewenang Direksi yang Dapat Dilakukan Setelah Mendapat Tanggapan Tertulis dari Dewan Komisaris dan Persetujuan RUPS: - mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka menengah/panjang; - melakukan penyertaan modal pada Perusahaan lain; - mendirikan Anak Perusahaan dan/atau perusahaan patungan; - melepaskan penyertaan modal pada Anak Perusahaan dan/atau perusahaan patungan; - melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan dan pembubaran Anak Perusahaan dan/atau perusahaan patungan; - mengikat Perusahaan sebagai penjamin (borg atau avalist); - mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerjasama lisensi kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi (KSO), Bangun Guna Serah, Bangun Milik Serah, Bangun Serah Guna dan kerjasama lainnya dengan nilai atau jangka waktu melebihi penetapan RUPS; - tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapusbukukan; - melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap Perusahaan kecuali aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun; - menetapkan blue print organisasi Perusahaan; - menetapkan dan mengubah logo Perusahaan; - melakukan tindakan-tindakan lain dan tindakan yang belum ditetapkan dalam RKAP; - membentuk yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perusahaan yang berdampak bagi Perusahaan;
• Implementation of the Board of Directors’ authorization that Can Be Done After They receive the written response from the Board of Commissioners and Approval of AGM: - fixed assets to collateralize credit withdrawal of medium/long term; - capital invested in another company; - establishes Subsidiary and/or joint ventures; - releasing capital investment in the Subsidiary and/or joint ventures; - conducting a merger, consolidation, acquisition, separation and dissolution of the Subsidiary and/or joint ventures; - binding the Company as the guarantor (or avalist Borg); - entering into a partnership with a business entity or other party in the form of a license agreement a management contract, lease assets, Joint Operation (KSO), Build Operate Transfer, Build Own Transfer, Build Transfer Operate and other cooperation with the value or setting a period exceeding the GMS; - no longer collect bad debt previously written off; - disconnecting and removing the assets of the Company except fixed assets move with the prevailing economic life in the industry in general up to five (five) years; - establishing a blueprint for the organization of the Company; - set and changing the company logo; - performing other acts and actions which are defined in the CBP; - establishing foundations, organizations and/or related associations both directly and indirectly with the Company which has implications for the Company;
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
• Pelaksanaan wewenang Direksi yang Harus Mendapatkan Persetujuan dari RUPS: mengalihkan kekayaan Perusahaan; atau menjadikan jaminan utang kekayaan Perusahaan; yang merupakan lebih dari 50% jumlah kekayaan bersih Perusahaan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. Transaksi ini adalah transaksi pengalihan kekayaan bersih Perusahaan yang terjadi dalam jangka waktu satu tahun buku.
233
234
- membebankan biaya Perusahaan yang bersifat tetap dan rutin untuk kegiatan yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perusahaan; dan - mengusulkan wakil Perusahaan untuk menjadi calon Anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada perusahaan patungan dan/atau Anak Perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan kepada Perusahaan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan RUPS.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Hak dan Kewajiban Direksi Hak dan kewajiban Direksi diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan pasal 12. Dalam menjalankan tugas pokoknya, Direksi berhak untuk: • menetapkan kebijakan dalam memimpin dan mengurus Perusahaan; • mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perusahaan termasuk penetapan gaji pensiun dan jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pegawai Perusahaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan keputusan RUPS; • mengangkat dan memberhentikan pegawai Perusahaan berdasarkan peraturan kepegawaian Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; • mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perusahaan di dalam dan di luar Pengadilan kepada seorang atau beberapa orang Anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang atau beberapa orang pegawai Perusahaan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain atau badan lain; dan • menjalankan tindakan-tindakan lainnya baik mengenai kepengurusan maupun kepemilikan sesuai dengan ketentuanketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menjalankan tugas pokoknya, Direksi berkewajiban untuk: • mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perusahaan sesuai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan;
- charging Corporate expense that are fixed and routine for foundation activities, organizations and/or associations related either directly or indirectly with the Company; and - company representatives proposing to become a candidate member of the Board of Directors and Commissioners at the joint venture and/or its Subsidiaries, which contributed significantly to the Company and/or strategic value established by the GMS. RIGHTS AND LIABILITIES OF THE BOARD OF DIRECTORS Rights and obligations of the Board of Directors stipulated in the Articles of Association of the Company Article 12. In performing its basic task, the Board of Directors is entitled to: • establish policies in directing and managing the Company; • regulate the provisions regarding employment of the Company including the determination of salaries and retirement pensions and other income for employees of the Company under the rules of the applicable legislation and decisions of the GMS; • appoint and dismiss employees of the Company under the Company employment regulation and legislation in force; • arrange the handover of Board of Directors to represent the Company in and out of court to one or several specific members of the Board who is appointed to it or to one or several employees of the Company either individually or together or to another person or other entity; and
• run other actions both on the management or ownership in accordance with the provisions set forth in the Articles of Association and established by the General Meeting of Shareholders based on legislation and regulations.
In performing its basic task, the Board of Directors is obliged to: • establish and guarantee the implementation of operations and activities of the Company according to objectives and activities of the Company;
• prepare development plans of the Company on time, work plans and annual budgets of the Company, including plans and other related to the implementation of operations and activities of the Company and submit it to the Board of Commissioners and the Shareholders to be submitted to the next AGM in order to obtain approval; • establish and maintain accounting and corporate administration in accordance with applicable for a company; • structure the accounting system in accordance with financial accounting standards, and based on principles of internal control, particularly the function of handling, recording, storage, and supervision; • provide accountability and all the information about the condition and operations of the Company in the form of annual reports including the annual accounts to the AGM; • provide regular reports according to the manner and time in accordance with applicable regulations and other reports whenever requested Shareholders; • set up the Company’s organizational structure complete with details of their duties; • prepare balance sheet and income statement which was approved by the AGM the Minister of Justice and Human Rights in Indonesia in accordance with the provisions of legislation; and • run other obligations in accordance with the provisions set forth in the Articles of Association and established the GMS based on legislation.
Rapat Rutin Direksi Rapat Direksi adalah rapat yang diselenggarakan oleh Direksi. Keputusan-keputusan yang mengikat dapat juga ditetapkan tanpa diadakan Rapat Direksi, asal saja keputusan itu disetujui secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh Anggota Direksi. Direksi menetapkan hal-hal yang memerlukan pengambilan keputusan melalui Rapat Direksi sebagai berikut: • Tindakan-tindakan terkait dengan pelaksanaan wewenang sesuai ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar, yaitu: - kewenangan yang memerlukan persetujuan Direksi;
REGULAR MEETINGS OF THE BOARD OF DIRECTORS Board of Directors Meeting was held by the Board of Directors. Binding decisions can also be set without the Board of Directors Meeting was held, provided that the decision was approved in writing and signed by all members of the Board of Directors. The Board of Directors set matters requiring decisions by Board of Directors Meeting as follows: • `Actions related to the implementation of the authority in accordance the provisions of the Articles of Association, namely: - authority to require the approval of the Board of Directors;
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
• menyiapkan pada waktunya rencana pengembangan Perusahaan, rencana kerja dan anggaran tahunan Perusahaan termasuk rencana– rencana lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha dan kegiatan Perusahaan dan menyampaikannya kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk selanjutnya disampaikan kepada RUPS guna mendapatkan pengesahan; • mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Perusahaan sesuai dengan kelazimannya yang berlaku bagi suatu Perusahaan; • menyusun sistem akuntansi sesuai dengan standar akutansi keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan, dan pengawasan; • memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang keadaan dan jalannya Perusahaan berupa laporan tahunan termasuk perhitungan tahunan kepada RUPS; • memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta laporan lainnya setiap kali diminta Pemegang Saham; • menyiapkan susunan organisasi Perusahaan lengkap dengan perincian tugasnya; • menyiapkan neraca dan laporan laba rugi yang telah disahkan oleh RUPS kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan • menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang ditetapkan RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan.
235
236
- kewenangan yang memerlukan persetujuan Komisaris; dan - kewenangan yang memerlukan persetujuan RUPS. • Tindakan Terkait Pengadaan Barang dan Jasa sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan; dan • Tindakan Strategis lainnya, dengan batasan: - bersifat strategis/signifikan mempengaruhi operasional perusahaan; - di luar rencana dalam RKAP; - bersifat mendesak; dan - atau, menyangkut pegawai dalam jabatan strategis.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, Rapat Rutin Direksi harus dilaksanakan minimal satu kali dalam satu bulan. Namun Direksi memutuskan untuk mengadakan Rapat Direksi secara rutin setiap hari Selasa. Di samping rapat rutin tersebut juga dilaksanakan rapat tambahan sesuai kebutuhan yang mendesak yang memerlukan keputusan segera. Rapat Direksi dihadiri oleh Direksi berikut seluruh jajaran pejabat yang terkait. Kehadiran Direksi dalam rapat tersebut bersifat forum.
- authority to require the approval of the Board of Commissioner; and - authority to require the approval of AGM. • Actions Related to the Procurement of Goods and Services according to the applicable provisions in the Company; and • Other Strategic Actions, with restrictions: • it’s a strategic/significant affect company operations; - outside of the annual budget plan; - it’s urgent; and - alternatively, involving employees in strategic positions. In accordance with the Articles of Association, Regular Meetings of Board of Directors shall be held at least once a month. But the Board of Directors decided to hold regular meetings every Tuesday. In addition to these regular meetings are also held an additional meeting the urgent needs that require immediate decisions. Board of Directors’ Meeting was attended by the Directors, all officers concerned.
Kehadiran Direktur dalam Rapat Direksi dan Hasil Rapat Direksi Jumlah Rapat Direksi pada tahun 2010 sebanyak 63 kali, dengan ringkasan tingkat kehadiran masingmasing Direktur sebagai berikut:
NO
NAMA NAME
DIRECTORS’ ATTENDANCE IN THE BOARD OF DireCTORS MEETING AND RESULTS of THE MEETING Number of Board of Directors Meeting in 2010 as many as 63 times, with the summary of attendance of each director as follow:
JABATAN POSITION
tidak hadir absence
JUMLAH KEHADIRAN TOTAL ATTENDANCE
%
Dahlan Iskan
Direktur Utama President Director
5
58
92%
2
I.G.A. Ngurah Adnyana
Direktur Operasi Indonesia Timur Director of East Indonesia Operations
7
56
89%
3
Moch. Harry Jaya Pahlawan
Direktur Energi Primer Director of Primary Energy
10
53
84%
4
Vickner Sinaga
Direktur Pengadaan Strategis Director of Strategic Procurement
13
50
79%
Nasri Sebayang
Direktur Operasi Indonesia Barat Director of West Indonesia Operations
4
59
94%
Nur Pamudji
Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko Director of Business and Risk Management
1
62
98%
7
Bagiyo Riawan
Direktur Operasi Jawa - Bali Director of Java - Bali Operations
7
56
89%
8
Murtaqi Syamsuddin
Direktur Perencanaan dan Teknologi Director of Planning and Technology
6
57
90%
9
Eddy D. Erningpraja
Direktur SDM dan Umum Director of HR and General Affairs
13
50
79%
10
Setio Anggoro Dewo
Direktur Keuangan Director of Finance
7
56
89%
5
6
Jumlah Rapat Total Meetings
Adapun agenda dan hasil yang substantial dari keseluruhan kegiatan rapat Direksi tersebut mencakup diantaranya: • Bidang Operasional : - Skema penyelesaian IPP yang terkendala, - skema penyelesaian daerah krisis: ekses power, sewa genset, uprating/ relokasi - melanjutkan rencana pengembangan HVDC Sumatera-Jawa,
63
Substantial agenda and results of Board of Directors meetings include, among others: • Operational - Solution of IPP problems, - Solution for crisis areas: excess generator rental, uprating/relocation, - Continue development plan for Sumatera-Jawa,
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
1
power, HVDC
237
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
238
- kebijakan pengamanan pasokan batubara melalui Anak Perusahaan PLN Batubara dengan kerjasama strategis, - menyusun Buku Putih rencana pengembangan pembangkit dan penunjangnya se Indonesia secara lebih detail dan terinci, - pengamanan pasokan energi primer, - kebijakan sistem pra bayar, - penyelesaian Sistem Kelistrikan : Bali, Sumatera, Kalimantan, Palu, Sulsel, Sumbawa, Flores - perbaikan prosedur penerbitan SKI (Surat Kuasa Investasi), - peningkatan kepuasan pelanggan melalui penambahan fasilitas jaringan distribusi (trafo), - Upaya-upaya mengurangi konsumsi BBM di tahun 2010, - Menerapkan secepatnya sentralisasi billing, Kebijakan mengenai Tata kelola Manajemen Material, • Bidang SDM dan Umum : - Struktur dan manning organisasi, - Sistem Manajemen Kinerja pegawai yang lebih objective, - Revisi terhadap Code of Conduct, - Pelaksanaan performance measurement mulai 1 Juli 2010, • Bidang GCG : - Kebijakan perubahan mekanisme pengambilan keputusan dan pengenalan Komite Direktur, - menugaskan kantor akuntan publik yang mengaudit PT PLN (Persero) untuk membuat laporan status khusus (special report status) mengenai Uang Jaminan Langganan yang menyangkut perlakuan akuntansi, praktek keuangan, dan good governance dalam pengelolaan Uang Jaminan Langganan, - Kebijakan tentang Uang Jaminan Langganan bahwa mulai tahun 2010 pembukuannya dipisahkan (account bank), - pembatalan pengenaan BK yang telah ditetapkan Direksi, sebagai tindak lanjut surat DIRJEN LPE, - revisi Board Manual terkait perubahan organisasi PLN dan penyempurnaan, - Penilaian Pelaksanaan GCG Holding dan Anak Perusahaan tahun 2009, - Penegasan pembayaran tepat waktu kepada vendor sebagai sinyal ke vendor untuk menawarkan harga yang lebih wajar pada kontrak yang akan datang dan melakukan kajian proses pembayaran langsung dari Kantor Pusat ke Vendor,
- Coal supply safety policy through strategic cooperation with the subsidiary PLN Batubara, - Preparation of more detailed development plan of power plants and supports all over Indonesia, - Ensuring primary energy supply, - Prepaid electricity system policy, - Solution for Electricity System in Bali, Sumatra, Kalimantan, Palu, South Sulawesi, Sumbawa, Flores - Improvement of Investment Power of Authority letter procedure, - Improvement of customer satisfaction through addition of distribution network facility (transformer), - Fuel consumption reduction efforts in 2010, - Soonest implementation of centralized billing, - Material Management Governance Policy • Human Resources and General - Organization structure and manning, - More objective Employee Performance Management System, - Revision of Code of Conduct, - Implementation of performance measurement from July 1, 2010 • GCG - Revision of decision making and know Board of Directors’ committee mechanism, - Assigned the registered public accountants auditing PLN to prepare special report status on Service Guarantee Fee concerning accounting, financial and good governance practices in Service Guarantee Fee management,
- Policy to separate account for Service Guarantee Fee effective from 2010, - Cancellation of decision of Board of Directors to follow up the letter from Directorate General of Electricity and Energy Consumption, - Revision of Board Manual related to PLN’s organization restructure and improvement, - Evaluation of GCG implementation at holding company and subsidiaries in 2009, - Confirmation of prompt payment to vendors to initiate better offer price for future contract and review direct payment process from Head Office to vendors,
REMUNERASI DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS Prosedur dan Dasar Penetapan Remunerasi Komisaris dan Direksi dikaji oleh Komite Nominasi dan Remunerasi bersama dengan Direktur SDM dan Umum. Hasil kajian melibatkan konsultan independen yang kompeten di bidangnya. Kajian tersebut mempertimbangkan beberapa faktor utama dalam usulan penetapan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi, diantaranya: komitmen waktu, pencapaian target sesuai tolok ukur yang ditetapkan terhadap Dewan Komisaris dan Direksi serta imbal jasa yang terkait dengan tanggung jawab atas tindakan masing-masing yang mengandung risiko bagi pribadi masing-masing. Berdasarkan faktor-faktor tersebut dan masukan serta hasil perumusan dan kajian oleh tim independen, termasuk mempertimbangkan butirbutir Peraturan Menteri No. PER-02/MBU/2009, kemudian usulan besaran maupun formula perhitungan remunerasi tersebut diajukan oleh Dewan Komisaris pada Rapat Umum Pemegang Saham untuk dimintakan persetujuan.
- Formulation of steps to improve Public service integrity, - Revision of New Connection Business Process to be more simple, transparent and certain, - Simplification of new connection process for high voltage connection through omission of 5 processes, which are customer survey, network design, coordination meeting, business proposal preparation, and business proposal to Board of Directors, - Decision to apply nil amount of Service Guarantee Fee for new customers effective from 2011. • Community Development (“PKBL”) and CSR : - Approval on execution of PKBL audit results and further discussion with Ministry of SOE, - Provision of energy saving bulb lights, as CSR program, to three religious boarding schools, which are in Jatim (Gontor), Jateng (Roudlatut Tholibin), Jabar (Nurul Fikri), - Decision to write off PKBL assets and program for AGM approval and to transfer PKBL future implementation to other executing bodies.
REMUNERATION OF BOARD OF DIRECTORS AND BOARD OF COMMISSIONERS Procedure and Determination Basis Remuneration of Board of Directors and Board of Commissioners is reviewed by Nomination and Remuneration Committee together with Human Resource Director with the involvement of a competent consultant. The review considers the main factors in remuneration proposal, such as: commitment of time, achievement of target based on benchmark set by Board of Directors and Board of Commissioners, and benefits related to responsibilities that contain individual risks.
Based on the above factors, inputs, formulation and review of independent team, and Minister Regulation No. PER-02/MBU/2009, Board of Commissioners proposes calculation formula and the resulting amounts for approval of shareholders at AGM.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
- Memutuskan untuk merumuskan langkahlangkah untuk dapat memperbaiki tingkat Integritas Pelayanan Publik, - Mengubah Proses Bisnis Pasang Baru menjadi lebih sederhana, transparan, dan ada kepastian, - debirokratisasi proses penyambungan baru pelanggan tegangan tinggi dengan cara menghilangkan 5 macam proses yaitu : survei pelanggan, desain jaringan tegangan tinggi, rapat koordinasi, penyusunan proposal bisnis dan proposal bisnis ke Direksi, - mulai tahun 2011, diputuskan besaran Uang Jaminan Langganan untuk pelanggan baru adalah Rp. 0,- (nol Rupiah), • PKBL dan CSR : - Menyetujui untuk melaksanakan Laporan Hasil Audit PKBL dan melanjutkan pembahasan dengan Kementerian BUMN, - pemberian bantuan berupa CSR lampu super hemat energy ke 3 (tiga) pondok pesantren yaitu di Jatim (Gontor), Jateng (Roudlatut Tholibin), Jabar (Nurul Fikri), - Ditetapkan bahwa aset maupun program PKBL yang sudah ada di write off dan dimintakan persetujuannya ke RUPS, untuk yang akan datang, PLN tidak lagi melaksanakan PKBL namun diserahkan ke badan lain yang mengelola.
239
240
Besaran Remunerasi Remunerasi Direksi Selama tahun 2010, total remunerasi Direksi adalah sebesar Rp24.492.445.310,dengan perincian sebagai berikut:
Remuneration of Board of Directors Board of Directors’s total remuneration in 2010 amounted to Rp24,492,445,310 with the following details.
remunerasi direksi NO.
remuneration of the board of directors tunjangan perumahan HOUSING ALLOWANCE
tunjangan biaya utilitas UTILITY ALLOWANCE
tunjangan komunikasi COMMUNICATION ALLOWANCE
tunjangan hari raya HARI RAYA ALLOWANCE
1.746.000.000
252.000.000
75.600.000
42.400.000
145.500.000
558.302.000
2.819.802.000
NAMA NAME
gaji SALARY
tunjangan pph ps 21* PPH PS 21* ALLOWANCE
total
1.
Dahlan Iskan
2.
Ngurah Adnyana
1.531.754.340
231.000.000
69.300.000
-
158.250.000
506.960.000
2.497.264.340
3.
Moch. Harry Jaya Pahlawan
1.533.354.290
252.000.000
75.600.000
-
130.950.000
498.374.000
2.490.278.290
4.
Vickner Sinaga
1.533.664.880
252.000.000
75.600.000
-
130.950.000
532.496.667
2.524.711.547
5.
Nasri Sebayang
1.533.938.160
252.000.000
75.600.000
-
130.950.000
465.439.333
2.457.927.493
6.
Nur Pamudji
1.533.926.860
252.000.000
75.600.000
-
130.950.000
498.374.000
2.490.850.860
7.
Bagiyo Riawan
1.536.473.480
252.000.000
75.600.000
-
130.950.000
499.166.000
2.494.189.480
8.
Murtaqi Syamsuddin
1.571.400.000
-
-
130.950.000
408.680.000
2.111.030.000
9.
Eddy D. Erningpraja
1.538.437.300
252.000.000
-
130.950.000
498.374.000
2.495.361.300
10.
Seti Anggoro Dewo
1.571.400.000
-
-
-
130.950.000
408.680.000
2.111.030.000
15.630.349.310
1.995.000.000
598.500.000
42.400.000
1.351.350.000
4.874.846.000
24.492.445.310
TOTAL
75.600.000
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
*Tunjangan PPh 21 untuk bulan Januari belum dihitung dan akan dibayarkan rampung oleh dinas pajak * Income Tax Allowances 21 for January has not been calculated and will be completed by the service tax paid
Remunerasi Dewan Komisaris Besaran remunerasi Dewan Komisaris ditentukan dalam RUPS dengan rincian sebagai berikut: Komisaris Utama 40% dari Direktur Utama sedang Komisaris lainnya 90% dari Komisaris Utama. Selain remunerasi tersebut, Dewan Komisaris juga memperoleh fasilitas lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Remuneration of Board of Commissioners Board of Commissioners’s remuneration is approved in AGM and amounts to as follows: President Commissioner’s remuneration is 40% of President Director’s, while other Commissioners receive 90% of President Commissioner’s. Besides remuneration, Board of Commissioners also receives facilities as applicable.
Selama tahun 2010 total remunerasi Dewan Komisaris adalah Rp7.169.912.000,dengan perincian sebagai berikut:
Board of Directors’s total remuneration in 2010 amounted to Rp7,169,912,000 with the following details.
remunerasi DEWAN KOMISARIS NAMA NAME
NO.
remuneration of the board of COMMISSIONERS gaji SALARY
tunjangan tunjangan transportasi komunikasi TRANSPORTATION COMMUNICATION ALLOWANCE ALLOWANCE
tunjangan hari raya HARI RAYA ALLOWANCE
tunjangan pph ps 21* PPH PS 21* ALLOWANCE
total
1.
Yogo Pratomo
698.400.000
139.680.000
34.920.000
58.200.000
195.191.000
2.
Lutfi Hamid
628.560.000
125.712.000
31.428.000
52.380.000
169.041.500
1.126.391.000 1.007.121.500
3.
Adang Firman
628.560.000
125.712.000
31.428.000
52.380.000
169.833.500
1.007.913.500 1.007.517.500
4.
Wimpy S. Tjetjep
628.560.000
125.712.000
31.428.000
52.380.000
169.437.500
5.
Syahrial Loetan
628.560.000
125.712.000
31.428.000
52.380.000
169.041.500
1.007.121.500
6.
Abdul Azis
628.560.000
125.712.000
31.428.000
52.380.000
168.645.500
1.006.725.500
7.
Rahmat Waluyanto
628.560.000
125.712.000
TOTAL
4.805.760.000
893.952.000
31.428.000 223.488.000
52.380.000
169.041.500
1.007.121.500
372.480.000
1.244.757.333
7.540.437.333
*Tunjangan PPh 21 untuk bulan Januari belum dihitung dan akan dibayarkan rampung oleh dinas pajak
Hubungan Keluarga dan Hubungan Bisnis Antara Dewan Komisaris dan Direksi Tidak terdapat hubungan keluarga di antara sesama anggota Dewan Komisaris, sesama anggota Direksi, dan di antara anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi. Demikian juga hubungan bisnis di antara sesama anggota Dewan Komisaris, sesama anggota Direksi, di antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Direksi, dan anggota Dewan Komisaris/ anggota Direksi dengan PT PLN (Persero) sebagaimana digambarkan pada tabel berikut:
FAMILY AND BUSINESS RELATIONSHIPS BETWEEN THE BOARD OF COMMISSIONERS AND DIRECTORS There are no family relationships among fellow members of the Board of Commissioners, a fellow member of Board of Directors, and among members of the Board of Commissioners and members of Board of Directors. Likewise, business relations between fellow members of the Board of Commissioners, a fellow member of Board of Directors, among members of the Board of Commissioners with members of Board of Directors, and members of the Board of Commissioners/ Directors with PT PLN (Persero) as described in the following table:
HUBUNGAN KELUARGA FAMILY RELATIONSHIP NAMA NAME
DEKOM COMMISSIONERS YA YES
TIDAK NO
HUBUNGAN BISNIS BUSINESS
DIREKSI DIRECTORS YA YES
TIDAK NO
DEKOM COMMISSIONERS YA YES
TIDAK NO
DIREKSI DIRECTORS YA YES
TIDAK NO
PT PLN (PERSERO)
YA YES
TIDAK NO
Yogo Pratomo
Adang Firman Wimpy S. Tjetjep Syahrial Lutan Abdul Azis Rahmat Waluyanto Direksi Directors Dahlan Iskan Ngurah Adnyana Moch. Harry Jaya Pahlawan Vickner Sinaga NasrI Sebayang Nur Pamudji Bagiyo Riawan Murtaqi Syamsuddin Eddy D. Erningpraja Setio Anggoro Dewo
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Lutfi Hamid
241
242
organ penunjang supporting organs KOMITE DAN LAPORAN KOMITE committees and committees report Dewan Komisaris berwenang untuk membentuk Komite-komite yang berfungsi sebagai penunjang tugas pengawasan Dewan Komisaris. Komite yang wajib dibentuk adalah Komite Audit. Keanggotaan komite tersebut terdiri dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris dan bertanggung-jawab kepada Dewan Komisaris. Anggota Komite-komite Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.
Board of Commissioners is authorized to form committees that function as a support for the monitoring tasks of the Board of Commissioners. Committee, which shall be created, is the Audit Committee. Membership committee consists of one or more members of the Board of Commissioners and is responsible to the Board of Commissioners. The members of the Committees of the Board of Commissioners are appointed and dismissed by the Board of Commissioners.
Ketentuan-ketentuan lebih lanjut mengenai Komitekomite Dewan Komisaris ditetapkan oleh Dewan Komisaris dalam piagam Komite-komite Dewan Komisaris. Pada tahun 2005, Dewan Komisaris PT PLN (Persero) telah membentuk Komite Manajemen Risiko (KMR), Komite GCG (KGCG), Komite Audit (KA), dan Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR).
Further provisions regarding committees of the Board of Commissioners determined by the Board of Commissioners are in the charter of the Committees of the Board of Commissioners. Year 2005, the Board of Commissioners of PT PLN (Persero) has established a Risk Management Committee, GCG Committee, the Audit Committee, and Nomination and Remuneration
Ketentuan-ketentuan lebih lanjut mengenai Komite-komite Dewan Komisaris ditetapkan oleh Dewan Komisaris dalam piagam KomitePT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
komite Dewan Komisaris
Further provisions regarding committees of the Board of Commissioners determined by the Board of Commissioners are in the charter of the Committees of the Board of Commissioners
Committee. Membership committee consists of one or more members of the Board of Commissioners and is responsible to the Board of Commissioners. The members of the Committees of the Board of Commissioners are appointed and dismissed by the Board of Commissioners.
Komite tersebut bersifat independen dengan kriteria sebagai berikut: • tidak memiliki hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua dengan anggota Direksi dan atau anggota Dewan Komisaris; • tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha PLN; • bukan merupakan Direksi atau karyawan PLN dan atau anak perusahaan PLN sekurangnya dalam satu tahun terakhir sebelum diangkat sebagai Komite Audit PLN; • tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada anak perusahaan PLN dan atau perusahaan afiliasi PLN; • tidak bekerja pada Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Hukum atau pihak lain yang memberikan jasa audit dan atau non audit atau jasa konsultasi pada PLN dalam sekurangnya satu tahun terakhir sebelum diangkat sebagai Komite Audit PLN; dan • anggota Komite Audit wajib menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya.
The committee is independent under the following criteria: • does not have a family relationship by marriage and descent to the second degree with members of the Board of Directors and/or members of the Board of Commissioners; • does not have business relationship, either directly or indirectly related to the business activities of PLN; • is not a Director or employee of PLN and/or PLN’s subsidiaries in at least one year before being appointed as the Audit Committee of PLN;
Laporan Komite Manajemen Risiko (KMR) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Manajemen Risiko
RISK MANAGEMENT COMMITTEE REPORT (KMR) Duties and Responsibilities of the Risk Management Committee • to provide proper assurance on the Board of Directors’ risk evaluation regarding the Company’s risk potential activities, as well as to provide recommendation on risk management to the Board of Commissioners; • to coordinate in every activity and/or evaluation result to the secretary of the Board of Commissioners; and • to carry out other duties assigned by the Board of Commissioners accordingly to the prevailing rules and regulation.
• memberikan keyakinan yang memadai atas dilaksanakannya kajian risiko oleh Direksi atas semua kegiatan Perseroan yang memiliki potensi risiko, serta memberikan rekomendasi tentang manajemen risiko pada Dewan Komisaris; • melakukan koordinasi dalam setiap kegiatan dan/atau hasil kajian kepada sekretaris Dewan Komisaris; dan • melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris yang sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku. Komite Manajemen Risiko wajib memiliki Piagam Komite Manajemen Risiko yang berisikan sekurangkurangnya tugas pokok dan kewenangan komite.
• does not have stock either directly or indirectly, in PLN and its subsidiaries or affiliated companies of PLN; • does not work at services to PLN in at least one last year before being appointed as the Audit Committee of PLN; and
• members of the Audit Committee shall provide sufficient time to carry out their duties.
The Risk Management Committee is obliged to acquire a Risk Management Charter containing at least the committee’s main duties and authorities.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Keanggotaan komite tersebut terdiri dari seorang atau lebih Anggota Dewan Komisaris dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Anggota-anggota Komite-komite Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.
243
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
244
Independensi Anggota Komite Manajemen Risiko Salah satu kriteria menjadi anggota Komite Manajemen Risiko adalah independen dan bebas dari benturan kepentingan sehingga dapat bersikap objektif dalam memberikan pendapat terhadap permasalahan yang dihadapi. Hal lain yang ditekankan kepada seluruh anggota komite adalah agar bersikap profesional di dalam melaksanakan tugas dan dalam memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris.
Independence of the Risk Management Committee One of the criteria to become a member of the Risk Management Committee are independent and free from conflict of interest so that they can be objective in giving an opinion on the problems faced. Another thing that stressed to all members of the committee is to be professional in carrying out its duties and in providing advice to the Board of Commissioners.
Susunan Komite Manajemen Risiko Ketua : Syahrial Loetan Wakil Ketua : Wimpy S. Tjetjep Sekretaris : Santosa Gito Susastro Anggota : Rinaldy Dalimi Edward H. Gultom Faizul Ishom Syafrizal Syaiful Gde Widiadnyana Merati
The composition Chairman Vice Chairman Secretary Members
Rapat Komite Manajemen Risiko Sepanjang tahun 2010, Komite Manajemen Risiko telah melakukan 25 kali pertemuan, terdiri dari 3 kali rapat koordinasi dengan PLN dan 22 kali rapat internal.
Risk Management Committee Meetings In 2010 the Risk Management Committee held 25 meetings, consisting of 3 coordination meetings with PLN and 22 internal meetings.
Kehadiran Anggota Komite Manajemen Risiko Tingkat Kehadiran Rapat anggota Komite Manajemen Risiko selama tahun 2010: Syahrial Loetan : Ketua (36%) Wimpy S. Tjetjep : Wakil Ketua (0%) Santosa Gito Susastro : Sekretaris (96%) Rinaldy Dalimi : Anggota (72%) Edward H. Gultom : Anggota (88%) Faizul Ishom : Anggota (80%) Syafrizal Syaiful : Anggota (72%) Gde Widiadnyana Merati : Anggota (88%)
Attendance of Risk Management Committee Meeting attendance rate of the Risk Management Committee during 2010: Syahrial Loetan : Chairman (36%) Wimpy S. Tjetjep : Vice Chairman (0%) Santosa Gito Susastro : Secretary (96%) Rinaldy Dalimi : Member (72%) Edward H. Gultom : Member (88%) Faizul Ishom : Member (80%) Syafrizal Syaiful : Member (72%) Gde Widiadnyana Merati : Member (88%)
Kegiatan Komite Manajemen Risiko terkait kegiatan Dewan Komisaris: • Menyampaikan laporan berkala mengenai kegiatan Komite; • Memberikan pendapat atau rekomendasi kepada Dewan Komisaris berdasarkan penilaian terhadap dokumen kajian risiko dan dokumen lain yang disampaikan oleh Direksi, kegiatan perencanaan perusahaan, operasi perusahaan yang bersifat stratejik dan memiliki potensi risiko; • Melaporkan kendala dan hambatan di dalam melaksanakan proses pengawasan dan pembinaan penerapan ERM;
Board of Commissioners related activities of Risk Management Committee: • Submit periodic reports on activities of the Committee • Provide advice or recommendations to the Board of Commissioners based on an assessment of the risk assessment document and other documents submitted by the Board of Directors, corporate planning activities, the operating companies that are strategic and have a potential risk; • Reported obstacles and barriers in implementing the process of supervision and oversight of the implementation of ERM;
of Risk Management Committee: : Syahrial Loetan : Wimpy S. Tjetjep : Santosa Gito Susastro : Rinaldy Dalimi Edward H. Gultom Faizul Ishom Syafrizal Syaiful Gde Widiadnyana Merati
• Memberikan pendapat atau rekomendasi perihal langkah-langkah yang harus dilakukan sehubungan adanya potensi risiko pada masalahmasalah stratejik Perusahaan; dan • Memberikan masukan dalam perubahan dan penyempurnaan Piagam Komite Manajemen Risiko apabila dipandang perlu.
• Provide advice or recommendations regarding the steps that must be done in relation to the potential risk to the company’s strategic issues; and • Provide input on changes and enhancements of Risk Management Committee Charter, as deemed appropriate.
Kegiatan Komite Manajemen Risiko terkait kegiatan Direksi: • Melakukan pengawasan bahwa kegiatan Perusahaan yang memiliki potensi risiko telah didahului dengan proses pembuatan kajian risiko; • Mengawasi bahwa Enterprise Risk Management dikembangkan dan dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan komitmen yang disepakati; • Memberikan Pendapat Komite pada setiap permasalahan/usulan yang disampaikan oleh Direksi yang memerlukan rekomendasi ataupun persetujuan dari Dewan Komisaris; • Melakukan koordinasi dengan dengan Divisi Manajemen Risiko yang membahas perkembangan yang terjadi di Perusahaan terkait manajemen risiko; • Melakukan telaah dan memberikan pendapat serta pembahasan masalah-masalah strategis Perusahaan yang akan menjadi masukan bagi Dewan Komisaris; • Berkoordinasi dengan divisi terkait dalam rangka mempersiapkan pendapat Komite Manajemen Risiko, yaitu mengenai PLTU Keban Agung dan mengenai transaksi pembelian BBM dengan skema right to match; • Menyampaikan pendapat kepada Dewan Komisaris perihal : a. Renegosiasi PLTU Keba Agung, b. Rekomendasi Loan Belgia dan Loan China, c. Pengawasan Transaksi Pembelian BBM, d. Permintaan Loan Valas, e. Renegosiasi PLTP Patuha dan Sarulla. • Melaksanakan kunjungan kerja ke proyek PLTU Labuan; • Memantau dan memastikan bahwa semua kegiatan Perusahaan sesuai dengan Rencana Jangka Panjang (RJP) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP); • Memantau dan memastikan bahwa RJP dan RKAP telah disusun berdasarkan ERM; • Menyiapkan rekomendasi kepada Direksi untuk senantiasa melaksanakan dan memutakhirkan rancangan kebijakan manajemen risiko;
Board of Directors related activities of Risk Management Committee: • Supervisory of corporate activities that have potential risks based on risk review; • Supervisory of Enterprise Risk Management to ensure consistent application and development; Providing committee opinion on each issue/ proposal from Board of Directors that require recommendation or approval from Board of Commissioners;
• Study and give opinion on corporate strategic issues as input for Board of Commissioners;
• Coordination with related division to prepare Risk Management Committee opinion concerning PLTU Keban Agung and fuel purchase transaction on right to match scheme; • Submit opinion to Board of Commissioners concerning: a. Renegotiation of PLTU Keba Agung, b. Recommendatioon on Belgium loan and China loan, c. Supervisory of fuel purchase transaction, d. Request of foreign currency loan, e. Renegotiation of PLTP Patuha and Sarulla. • Site visit to PLTU Labuan project; • Monitor and ensure all corporate activities are in line with long-term plan and budget plan;
• Monitor and ensure that long-term plan and budget plan are prepared based on ERM; • Prepare recommendation to Board of Directors for implementation and update of risk management draft policy.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
• Coordination with Risk Management Division to discuss risk management related developments in the Company;
245
246
Laporan Komite Good Corporate Governance (KGCG)
Report of the Committee on Good Corporate Governance (KGCG)
Tugas Komite GCG • Membantu Dewan Komisaris dalam mengawasi implementasi GCG sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam SK Meneg BUMN No. 117/2003. • Mendorong dan mengingatkan PT PLN (Persero) untuk selalu mematuhi peraturan perundangundangan yang berlaku.
GCG Committee Task • Assist the Board of Commissioners in overseeing the implementation of GCG in accordance with the provisions set forth in State Owned Enterprises Ministry Decree No. 117/2003. • Encourage and remind PT PLN (Persero) to always comply with legislation and regulations.
Independensi Anggota Komite GCG Salah satu dari kriteria menjadi anggota Komite GCG adalah independen dan bebas dari konflik kepentingan sehingga dapat bersikap objektif di dalam memberikan pendapat terhadap permasalahan yang dihadapi. Hal lain yang ditekankan kepada seluruh anggota komite adalah agar bersikap profesional di dalam melaksanakan tugas dan di dalam memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris.
Independence of GCG Committee Members One of the criteria to become a member of Good Corporate Governance Committee are independent and free from conflicts of interest that can be objective in giving its opinion on the problems faced. Another thing that stressed to all members of the committee is to be professional in carrying out its duties and in giving its opinion to the Board of Commissioners.
Susunan Komite GCG sampai dengan 31 Desember 2010
The composition of GCG committee as of December 31, 2010: Chairman : Abdul Aziz Vice Chairman : Rahmat Waluyanto Secretary : Marlindah J. Adriansz Sumampow Members : Sri Bagus Guritno Puri Sophia Hamid Sylvia Veronica
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota
: Abdul Aziz : Rahmat Waluyanto : Marlindah J. Adriansz Sumampow : Sri Bagus Guritno Puri Sophia Hamid Sylvia Veronica
Rapat Komite GCG Sepanjang tahun 2010, Komite GCG telah melakukan 40 kali pertemuan, terdiri dari 1 kali rapat koordinasi dengan PLN dan 39 kali rapat intern.
GCG Committee Meetings In 2010 the GCG Committee held 40 meetings, consisting of 1 coordination meeting with PLN and 39 internal meetings.
Kehadiran Anggota Komite Manajemen Risiko Tingkat kehadiran dalam rapat Komite : Abdul Aziz : Ketua (51%) Rahmat Waluyanto : Wakil Ketua (18%) Marlindah J A Sumampow : Sekretaris (100%) Sri Bagus Guritno : Anggota (100%) Puri Sophia Hamid : Anggota (77%) Sylvia Veronica : Anggota (88%)
Risk Management Committee Member Attendance
Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Komite GCG sepanjang 2010 antara lain: 1. melakukan revisi Board Manual 2009 yang telah diselesaikan pada bulan November 2010;
Activities of GCG Committee in 2010 were among others: 1. revising of 2009 Board Manual, completed in November 2010;
Abdul Aziz : Rahmat Waluyanto : Marlindah J A Sumampow : Sri Bagus Guritno : Puri Sophia Hamid : Sylvia Veronica :
Chairman (51%) Vice Chairman (18%) Secretary (100%) Member (100%) Member (77%) Member (88%)
2. melakukan pembahasan mengenai hasil penilaian GCG tahun 2009 dan menindaklanjuti seluruh rekomendasi yang diberikan terhadap Dewan Komisaris dengan menyusun matriks pelaksanaan rekomendasi hasil penilaian tersebut; 3. menyelesaikan Piagam Komite GCG pada bulan November 2010; 4. menyelesaikan draft final Pedoman Penyusunan GCG tahun 2010 PT PLN (Persero) untuk diselaraskan dengan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar PT PLN; 5. memberikan masukan, rekomendasi dan usulan terhadap permohonan-permohonan yang diajukan oleh manajemen dalam masalah perpanjangan penyelesaian proyek (perpanjangan financial closing), penyelesaian hutang perusahaan, akuisisi, penerbitan obligasi perusahaan, pelelangan asset, dan sebagainya; 6. membahas rencana sosialisasi dan internalisasi dari Panduan Kerja (Board Manual) Direksi dan Dewan Komisaris; 7. ikut serta pembahasan Laporan Keuangan dan Laporan Manajemen, serta Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan; 8. pembuatan Code of Conduct, masih dalam proses pembahasan di Komite GCG; 9. melaksanakan benchmarking GCG dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), PT Bank Mandiri (Persero), dan Komite Nasional Kebijakan Governance (“KNKG”) pada bulan Februari – Maret 2010. 10. Komite GCG juga telah ikut serta dalam pembahasan Laporan Keuangan dan Laporan Manajemen, serta Rencana Kerja Anggaran Perusahaan.
2. discussion of 2009 GCG assessment results and follow up of all recommendation to Board of Commissioners in the form of implementation matrix;
Laporan Komite Audit (KA)
Audit Committee Report (NR)
Tugas Komite Audit • menelaah informasi keuangan yang akan dikeluarkan PLN, seperti Laporan Keuangan, Rencana Kerja dan Anggaran, Laporan Manajemen dan informasi keuangan lainnya; • melakukan pemilihan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memadai dan kompeten dalam melaksanakan audit atas Laporan Keuangan PLN, dan memastikan bahwa kegiatan dan temuan audit yang dilaksanan oleh KAP dilaksanakan secara efektif;
Duties of the Audit Committee • to review the financial information to be issued by PLN, as the Financial Report, Work Plan and Budget, Management Report and other financial information; • to conduct elections for Public Accounting Firm (KAP) that adequate and competent in carrying out an audit of financial statements of PLN, and ensure that the activities and significant audit findings by the public accountant office have been implemented effectively,
3. finalization of GCG Committee Charter in November 2010; 4. completion of final draft of 2010 GCG Guidelines Preparation for adaptation with the Law No. 40 year 2007 concerning Corporation and Articles of Association; 5. provide inputs, recommendation and suggestion on requests from management for extention of financial closing, corporate debts, acquisition, bond issuance, asset sale, and others;
6. discuss socialization and internalization plan for Board Manual;
8. preparation of Code of Conduct, still being discussed by the committee; 9. implementation of GCG benchmarking with PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), PT Bank Mandiri (Persero), and Governance Policy National Committee (“KNKG”) in February March 2010. 10. GCG Committee also participated in discussion of Financial Report and Management Report, and Budget Plan.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
7. participate in discussion of Annual Report and Management Report, and Budget Plan;
247
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
248
• memastikan bahwa sistem pengawasan intern PLN berjalan efektif; • melakukan telaah dan evaluasi program audit tahunan yang dibuat oleh Satuan Pengawas Internal (SPI) untuk memastikan bahwa kegiatan dan hasil audit yang dilaksanakan oleh SPI dilaksanakan secara efektif; • menelaah ketaatan PLN terhadap peraturan perundang-undangan khususnya yang berhubungan dengan pelaporan kepada para pemangku kepentingan; • menelaah pengaduan yang berkaitan dengan PLN; • menelaah keterbukaan informasi keuangan Perusahaan; dan • melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris PT PLN (Persero), termasuk mengkaji penghapusan piutang raguragu, material cadangan dan aktiva tetap non operasional.
• to ensure that internal audit systems PLN effective; • to conduct a review and evaluation program of the annual audit made by the Internal Audit Unit to ensure that the activities and results of audits conducted by SPI implemented effectively.
Tanggung Jawab Komite Audit • Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit bersifat independen dan wajib memberikan pelaporan dan bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris; • Pertanggungjawaban Komite Audit kepada Dewan Komisaris disampaikan dalam bentuk laporan tahunan dan laporan atas setiap pelaksanaan tugas khusus; • Komite Audit wajib menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi mengenai PLN, baik dari pihak internal maupun eksternal dan hanya digunakan untuk kepentingan tugasnya; dan • Melaksanakan self assessment atas efektivitas Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan melakukan penyempurnaan Piagam Komite Audit secara periodik.
Audit Committee Responsibilities • in performing its duties, the Audit Committee are independent and are required to provide reporting and be directly responsible to the Board of Commissioners; • Accountability of the Audit Committee to the Board of Commissioners submitted in the form of annual reports and statements for any special duties; • The Audit Committee shall maintain the confidentiality of documents and information on electricity, both from internal and external parties and only used for the benefit of their duties; and • Conducting self-assessment on the effectiveness of the Audit Committee in performing its duties and to improve the Audit Committee Charter periodically.
Independensi Anggota Komite Audit Salah satu dari kriteria menjadi anggota Komite Audit adalah independen dan bebas dari benturan kepentingan sehingga dapat bersikap objektif dalam memberikan pendapat terhadap permasalahan yang dihadapi. Hal lain yang ditekankan kepada seluruh anggota komite adalah agar bersikap profesional di dalam melaksanakan tugas dan dalam memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris.
Independence of Audit Committee Members One of the criteria to become a member of the Audit Committee are independent and free from conflict of interest so that they can be objective in giving an opinion on the problems faced. Another thing emphasized to all members of the committee.
• to review PLNs’ compliance against legislation, particularly relating to reporting to the stakeholders; • to investigate complaints relating to the PLN; • to review the Company’s financial disclosures and • to carry out other tasks given by the Board of Commissioners of PT PLN (Persero), including review for doubtful accounts withdrawal, provision of material and non-operational fixed assets.
The composition of audit committee as of December 31, 2010 Chairman : Lutfi Hamid (Independent Commissioner) Vice Chairman : Adang Firman (Independent Commissioner) Secretary : Elok Tresnaningsih Members : Sugianto Lilik Safrudin Ismail Sugeng Rochadi Djuprianto Adi Djoko Guritno
Rapat Komite Audit Sepanjang tahun 2010, Komite Audit telah melaksanakan rapat sebanyak 31 kali, dengan mengundang para pihak yang berkepentingan sesuai tuntutan tugas dan tanggung jawab Komite Audit yakni Satuan Pengendalian Intern, Auditor Eksternal dan Manajemen Perusahaan. Di samping itu, Komite Audit juga melaksanakan rapat internal komite audit dan rapat komite-komite Dewan Komisaris lainnya untuk membahas beberapa permasalahan secara lebih mendalam.
Audit Committee Meetings In 2010 the Audit Committee held 31 meetings, inviting relevant parties such as Internal Control Unit, External Auditor, and Company Management. Besides that, Committee Audit also held internal meetings and committee meetings with other Board of Commissioners’s committees to discuss further certain issues.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Susunan anggota Komite Audit sampai dengan 31 Desember 2010 Ketua : Lutfi Hamid (Komisaris Independen) Wakil Ketua : Adang Firman (Komisaris Independen) Sekretaris : Elok Tresnaningsih Anggota : Sugianto Lilik Safrudin Ismail Sugeng Rochadi Djuprianto Adi Djoko Guritno
249
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
250
Kehadiran Rapat Anggota Komite Audit Selama 2010, tingkat kehadiran anggota Komite Audit dalam Rapat Komite Audit adalah sebagai berikut: Lutfi Hamid : Ketua (75%) Adang Firman : Wakil Ketua (75%) Elok Tresnaningsih : Sekretaris (97%) Sugianto : Anggota (75%) Lilik Safrudin : Anggota (77%) Sugeng Rochadi *) : Anggota (97%) Djuprianto*) : Anggota (97%) Adi Djoko Guritno**) : Anggota (45%) *) Sebagai Komite Audit sejak 1 Februari 2010 **) Sebagai Komite Audit sejak 1 April 2010
Meeting attendance of each member in 2010 is as follows:
Kegiatan-kegiatan Komite Audit sepanjang tahun 2010 adalah: 1. Pengawasan terhadap Keandalan Kualitas Laporan Keuangan : a. melakukan pertemuan dengan KAP untuk membahas: (i) progress audit, (ii) rencana dan ruang lingkup audit Laporan Keuangan tahun 2010, (iii) isue audit yang harus ditindaklanjuti manajemen. b. melakukan pertemuan dengan divisi akuntansi untuk membahas prosedur penyusunan laporan keuangan dan hambatan yang dihadapi serta tindak lanjut temuan audit oleh KAP. c. melakukan pertemuan dengan divisi teknologi informasi dalam rangka membahas rencana program IT dan tindak lanjut atas temuan audit oleh KAP. d. melaksanakan pertemuan internal Komite Audit untuk membahas langkah-langkah yang dilakukan terkait dengan temuan KAP dan upaya untuk meningkatkan keandalan kualitas laporan keuangan. 2. Pengawasan terhadap keandalan informasi Laporan Manajemen a. melaksanakan pertemuan dengan tim penyusun LM dan Sekretaris Perusahaan, membahas: (i) akurasi dan keandalan data dan informasi yang disajikan, (ii) hambatan dalam penyusunan laporan, (iii) perbaikan atas susunan dan format laporan. b. melaksanakan pertemuan internal Komite Audit untuk penyiapan tanggapan terhadap Laporan Manajemen dan pemantauan progress tindak lanjut atas catatan Komite audit terhadap Laporan Manajemen.
Audit Committee activities throughout 2010 were:
Lutfi Hamid : Chairman Adang Firman : Vice Chairman Elok Tresnaningsih : Secretary Sugianto : Member Lilik Safrudin : Member Sugeng Rochadi *) : Member Djuprianto*) : Member Adi Djoko Guritno**) :Member *) Member since February 1, 2010 **) Member since April 1, 2010
(75%) (75%) (97%) (75%) (77%) (97%) (97%) (45%)
1. Supervising the reliability of Financial Report quality: a. Meetings with KAP to discuss: (i) progress audit, (ii) plan and scope of 2010 Financial Report audit, (iii) audit issues for management follow up, b. Meeting with accounting division to discuss financial reporting procedure, constraints and follow up on KAP audit findings, c. Meetings with information technology division to discuss IT program planning and follow up on KAP audit findings, d. Internal meetings to discuss follow up steps on KAP audit findings and efforts to improve financial report quality,
2. Supervising the reliability of Management Report information: a. Meetings with Management Report team and Corporate Secretary to discuss: (i) accuracy and reliability of data and information, (ii) constraints in report preparation, (iii) improvement of report structure and format, b. Internal meetings to discuss response to Management Report and monitoring progress on follow up of Audit Committee’s notes on Management Report,
3. Supervising the effectiveness of Internal Control (“SPI”) a. Meetings with SPI to discuss: (i) Internal Audit plan and program, (ii) Audit Findings Report and follow up, (iii) effectiveness of corporate internal control, (iv) SPI structure of organization and competency of SPI auditor and SPI’s 2011 annual plan, (v) Quality Assurance by independent consultant’s implementation plan b. Meeting with KAI business unit to discuss organization and scope of work and work relation between KAI and SPI, c. Meeting with human resource division to discuss reorganization plan of Internal Audit in the efforts to increase efficiency and effectiveness of SPI and Internal Audit unit, d. Internal meetings with Committtee Audit evaluate effectivity.
Laporan Komite Audit ini merupakan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang dimandatkan dalam Piagam Komite Audit dan peraturan perundangan yang berlaku.
Audit Committee Report is an implementation of the mandated duties and responsibilities stated in the Charter of the Audit Committee and the prevailing legislation.
4. Conducting study on 2010 and 2011 Budget Plans a. Two meetings with budget division to discuss revised proposal for 2010 Budget Plan, b. Meeting with with Operational Directorate of West Indonesia, Java - Bali, and East Indonesia to discuss 2010 Budget Plan revision, c. Two meetings with budget division to discuss 2011 budget plan proposal, d. Conduct internal audit committee meetings to prepare response of the work plan and budget revision and work plan and budget 5. Conducting study on 2010 – 2015 financial projection, 6. Conducting study on asset write off request, 7. conducting other duties of Board of Commissioner discuss with Corporate Secretary to ensure improvement steps of PKBL management. 8. Site visit to PLN business units.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
3. Pengawasan terhadap efektivitas Pengendalian Internal a. melakukan pertemuan dengan SPI untuk membahas : (i) rencana dan program Internal Audit, (ii) Laporan Hasil Pemeriksaan dan tindak lanjutnya, (iii) efektivitas pengendalian internal Perusahaan, (iv) organisasi SPI dan kompetensi auditor SPI serta rencana kerja SPI tahun 2011, (v) rencana penyelenggaraan Quality Assurance oleh konsultan independen, b. melaksanakan pertemuan dengan KAI unit bisnis PLN, membahas organisasi dan lingkup kerja KAI serta hubungan kerja KAI dengan SPI, c. melakukan pertemuan dengan Direktorat SDM untuk membahas rencana reorganisasi Internal Audit dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas SPI dan Audit Internal unit, d. melaksanakan pertemuan internal Komite Audit untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian internal. 4. Melakukan telaah atas RKAP tahun 2010 dan 2011 a. membahas usulan revisi RKAP 2010 dengan divisi anggaran, b. membahas bersama dengan Direktorat Operasi Indonesia Barat, Jawa Bali, dan Indonesia Timur tentang usulan revisi RKAP 2010, c. membahas usulan RKAP 2011 dengan manajemen. d. melakukan pertemuan internal Komite Audit untuk penyiapan tanggapan atas Revisi RKAP dan RKAP. 5. Melakukan telaah atas Proyeksi Keuangan tahun 2010 - 2015 6. Melakukan telaah atas permintaan penghapusan aset 7. Melakukan tugas-tugas lain dari Dewan Komisaris diantaranya membahas dengan Sekper untuk memastikan bahwa telah dilakukannya langkahlangkah perbaikan pengelolaan PKBL. 8. Melakukan kunjungan kerja ke unit bisnis PLN.
251
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
252
Laporan Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR)
Report of the Nomination and Remuneration Committee (NRC)
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Nominasi dan Remunerasi • menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi serta sistem penggajian dan pemberian tunjangan bagi Anggota Dewan Komisaris, Direksi serta pejabat satu level di bawah Direksi; • menilai dan memberikan rekomendasi mengenai jumlah Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan; • melakukan koordinasi dalam setiap kegiatan dan/atau hasil kajian kepada Sekretaris Dewan Komisaris; dan • melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Duties and Responsibilities of the Nomination and Remuneration Committee • to compose criteria for nomination and procedures of nomination and remuneration and allowance for members of the Board of Commissioners, Directors and one lower level of the Board of Directors; • to evaluate and provide recommendation on number of the Company’s Board of Commissioners’ and Directors’ members; • to coordinate in every activity and/or provide evaluation result to Secretary of the Board of Commissioners; and • to carry out other duties assigned by the Board of Commissioners accordingly to the prevailing rules and regulations.
Komite Nominasi dan Remunerasi wajib memiliki Piagam Komite yang berisikan sekurang-kurangnya tugas pokok dan kewenangan Komite.
The Nomination and Remuneration Committee is obliged to obtain a Committee Charter containing at least the Committee’s main duties and authorities.
Independensi Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Salah satu dari kriteria menjadi anggota Komite Nominasi dan Remunerasi adalah independen dan bebas dari benturan kepentingan sehingga dapat bersikap objektif di dalam memberikan pendapat terhadap permasalahan yang dihadapi. Hal lain yang ditekankan kepada seluruh anggota komite adalah agar bersikap profesional di dalam melaksanakan tugas dan di dalam memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris.
Independence of the Nomination and Remuneration Committee One of the criteria to become members of the Nomination and Remuneration Committee are that they must be independent and free from conflict of interest so that they can be objective in giving opinion when dealing with problems. Moreover, it is emphasized that all members of the committee must have a professional behavior in carrying out their duties and in providing opinion to the Board of Commissioners.
Susunan Komite Nominasi dan Remunerasi
The composition Committee: Chairman Vice Chairman Secretary Members
Ketua : Wakil Ketua : Sekretaris : Anggota :
Wimpy S. Tjetjep Lutfi Hamid ERL Tobing Adang Firman Luizah Ellyza Mangkudum Adang Surahman
of Nomination and Remuneration : : : :
Wimpy S. Tjetjep Lutfi Hamid ERL Tobing Adang Firman Luizah Ellyza Mangkudum Adang Surahman
Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi Sepanjang tahun 2010 KNR telah melaksanakan 10 kali rapat, terdiri dari 5 kali Rapat Intern KNR dan 5 kali rapat bersama Direktur SDM dan Umum PT PLN (Persero).
Nomination and Remuneration Committee Meetings During 2010, the Committee has conducted 10 meetings, consisting of 5 NRC Internal Meeting and 5 with the Director of HR and General Affairs of PT PLN (Persero). Average attendance rate in the Committee meeting ranged from 80-100%.
Kegiatan Komite Nominasi dan Remunerasi sepanjang tahun 2010 adalah: 1. turut menyusun sistem penggajian dan pemberian tunjangan serta rekomendasi tentang sistem pensiun, sistem kompensasi dan manfaat lainnya dalam hal pengurangan karyawan bersama Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum; 2. turut mengkaji usulan gaji untuk pegawai PLN bersama Direktur SDM and Umum; 3. mengkaji usulan gaji untuk Direksi, Komisaris PLN dan Anak Perusahaannya bersama Direktur SDM and Umum; 4. memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai gaji pegawai, Direksi dan Komisaris PLN dan Anak Perusahaannya;
Activities of Nomination and Remuneration Committee in 2010: 1. participated in preparation of payroll system, recomendation of pension and other benefits related to workforce reduction with Human Resource Director;
5.
menyusun kriteria dan prosedur Nominasi Komisaris, Direksi dan Eksekutif lainnya; dan
6. membuat sistem penilaian dan memberikan rekomendasi tentang jumlah Komisaris dan Direksi.
2. participated in review of employee salary proposal with Human Resource Director; 3. review salary proposal for Board of Directors, Board of Commissioners of PLN and subsidiaries with Human Resource Director; 4. provide recommendation to Board of Commissioners concerning salary of employees, Board of Directors, Board of Commissioners of PLN and subsidiaries; 5. prepare criteria and procedure of nomination for Board of Commissioners, Board of Directors, and other executives; and 6. prepare evaluation system and give recommendation on composition of Board of Commissioners and Board of Directors.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Kehadiran Rapat Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Tingkat kehadiran rata-rata dalam rapat Komite berkisar antara 80-100%.
253
254
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Unit SATUAN PENGAWASAN INTERN internal control unit Pada 20 Januari 2010, Perusahaan telah menerbitkan Piagam Pengawasan Intern PTPLN (Persero) sebagai wujud pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance - GCG). Piagam Pengawasan Intern dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi Perusahaan dalam mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematis dan teratur dalam mengevaluasi serta meningkatkan efektivitas operasi, pengelolaan risiko, pengendalian dan proses tata kelola dengan mengedepankan sikap profesionalisme sesuai dengan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
On January 20, 2010 the Company issued Internal Control Charter as realization of GCG. This charter was designed to provide value added and to enhance Company operational through systematic evaluation approach and to increase operational effectiveness, risk management, GCG process and control under professionalism in line with GCG principles.
Piagam Pengawasan Intern juga dibuat untuk mengatur kegiatan Satuan Pengawas Intern PT PLN (Persero) dalam melakukan kegiatan pengujian/ assurance dan konsultasi yang independen, obyektif, tidak berprasangka buruk terhadap auditee serta menjunjung kode etik auditor.
Internal Control Charter can also regulate activities of Internal Control Unit in performing independent assurance and consultation, objective, non prejudice toward auditee and in compliance with auditor ethics.
Tugas Satuan Pengawasan Intern (SPI) adalah: • menyusun dan melaksanakan rencana Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT); • menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan system manajemen resiko sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan; • melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran teknologi informasi dan kegiatan lainnya; • memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat menajemen; • memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan; • bekerja sama dengan Komite Audit; • menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan Satuan Pengawasan Intern yang dilakukannya; dan • melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
Duties of Internal Audit Unit (IAU) are as follows: • to formulate and implement plans Supervision Annual Work Program (PKPT); • to test and evaluate the implementation of internal control and risk management system in accordance with company policy; • to conduct examination and assessment of the efficiency and effectiveness in finance, accounting, operations, human resources, marketing, information technology and other activities; • to provide suggestions for improvement and objective information about the activities under review at all levels of management; • to monitor, analyze and report the implementation of corrective measures have been suggested;
Wewenang SPI adalah: • mengakses seluruh informasi yang relevan tentang perusahaan terkait dengan tugas dan fungsinya;
SPI is authorized to: • access all relevant information about the company relating to the duties and functions;
• to work together with the Audit Committee; • to structure a program to evaluate the quality of the activities of Internal Audit Unit; and • to conduct special inspections if necessary.
•
communicate directly with the Board of Directors, Commissioners, and/or the Audit Committee; • meet periodically and incidental to the Board of Directors, Commissioners, and/or the Audit Committee; and • coordinate activities with the work of external auditors.
Hubungan dengan Auditor Eksternal : melakukan koordinasi dengan Auditor Eksternal.
Relation with external auditors: coordinate activities with the work of external auditors.
Kebijakan umum pembentukan Satuan Pengendalian Intern • SPI dipimpin oleh seorang Kepala SPI; • Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris; • Direktur Utama dapat memberhentikan Kepala SPI, setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris, jika Kepala SPI tidak memenuhi persyaratan sebagai Kepala SPI sebagaimana diatur dalam peraturan ini dan atau gagal atau tidak cakap menjalankan tugas; • Kepala SPI bertanggungjawab kepada Direktur Utama; dan • auditor yang duduk dalam SPI bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala SPI.
General policy of SPI establishment • Internal Audit Unit is led by a Head of Internal Audit Unit; • Head of Internal Audit Unit shall be appointed and dismissed by the President Director with the approval of the Board of Commissioners; • President Director can dismiss the Head of Internal Audit Unit, after approval of the Board of Commissioners, if the Head of Internal Audit does not qualify as of Head of Internal Audit accordingly as sated in the regulation and/or fail or inadequate to complete the duty; • Head of Internal Audit Unit is responsible to the President Director; and • auditors who sat in the Internal Audit Unit directly responsible to the Head of Internal Audit Unit.
Aspek-aspek Pemeriksaan SPI Aspek-aspek pemeriksaan SPI dibagi menjadi: • kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku; • kepatuhan terhadap prosedur dan tata kerja yang ditetapkan; • kepatuhan terhadap ketentuan pelaksanaan anggaran; • keandalan dan keakuratan informasi/laporan; • pengamanan aset; • pemanfaatan sumber daya manusia; • pemanfaatan sumber daya material dan peralatan; • pemanfaatan sumber daya uang; • pencapaian tujuan dan sasaran program;dan • kewajiban penyetoran kepada negara.
SPI Inspection Aspects The Internal Audit Unit aspects consist of: • compliance with laws and regulations in force;
Sistem Pelaporan Sistem Pengawasan Intern • membuat laporan hasil pemeriksaan (LHP) dan menyampaikan LHP tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris; dan
Reporting System of Internal Audit Unit • to make assessment report (LHP) and submitted it to the President Director and the Board of Commissioners; and
• compliance with the procedures and working procedures being established; • compliance with the provisions of the Budget; • • • • • •
reliability and accuracy of the information/reports; safeguarding of assets; utilization of human resources; utilization of material resources and equipment; utilization of financial resources; achievement of goals and objectives of the program; and • deposit liabilities to the state.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
• melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit; • mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit; dan • melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal.
255
256
• membuat Laporan Tahunan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris. Hubungan SPI dengan Komite Audit Sesuai Piagam Pengawasan Intern (Internal Audit Charter) PT PLN (Persero) maka hubungan kemitraan SPI dengan Komite Audit sebagai berikut: • membantu Komite Audit untuk memastikan bahwa Charter, Aktivitas dan Tugas Komite Audit adalah memadai; • memastikan bahwa Charter, Peranan dan Aktivitas dari Pengawasan Intern dapat dipahami dan menjawab kebutuhan Komite Audit/Komisaris dan Direksi/Direktur Utama; • memelihara komunikasi yang terbuka dan efektif dengan Komite Audit/Komisaris dan Direksi/ Direktur Utama; • menghadiri rapat berkala yang diselenggarakan oleh Komite Audit; • menyiapkan materi dan bahan rapat yang diminta oleh Komite Audit; dan • memberikan keterangan atas hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas SPI.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
• to make Annual Report to the President Director and Board of Commissioners. Relationship between SPI and the Audit Committee According to the Internal Audit Charter of PT PLN (Persero), the partnership relationship between Internal Audit Unit and the Audit Committee is as follows: • helping to ensure that the Audit Committee Charter, Activity and Duties of Audit Committee were adequate; • ensuring that the Charter, Role and Activities of Internal Control can be understood and answer the needs of the Audit Committee/Board of Commissioners and the Board of Directors/ President Director; • maintaining open and effective communication with the Audit Committee/Board of Commissioners and the Board of Directors/President Director;. • attending regular meetings held by the Audit Committee; • preparing meeting materials and materials requested by the Audit Committee; and • providing details of the audit results or reports of the Internal Audit Unit.
Satuan Pengawasan Intern di lingkungan PLN mengacu kepada aturan-aturan yang ada berupa Surat Keputusan, Surat Edaran, Instruksi, Kebijakan Akuntansi dan praktek-praktek bisnis yang sehat Internal Control Unit at PLN refers to regulations in the forms of Decision Letter, Circulation, Instruction, Accounting Policy and healthy business practice
Member Qualifications of Internal Audit Unit Every internal auditor shall comply with the Internal Audit Professional Standards issued by the Consortium of Internal Audit Professional Organization.
Pada akhir tahun 2010, Formasi Tenaga Kerja (FTK) pada Satuan Pengawasan Intern adalah sebanyak Formasi pada Satuan Pengawasan Intern adalah 45 pegawai yang terdiri dari 39 tenaga auditor, 5 tenaga sekretariat dan 1 Kepala Satuan. Dari formasi tersebut, saat ini terisi 30 dan jumlah auditor sebanyak 27 auditor dan telah bersertifikasi QIA sebanyak 24 auditor.
As of end 2010 the Internal Control Unit had a formation of 45 employees that comprised of 39 auditors, 5 secretaries and 1 unit Head. Currently the unit employs 27 auditors, 24 of whom hold QIA certification.
Laporan Satuan Pengawasan Intern Satuan Pengawasan Intern di lingkungan PLN mengacu kepada aturan-aturan yang ada berupa Surat Keputusan, Surat Edaran, Instruksi, Kebijakan Akuntansi dan praktek-praktek bisnis yang sehat. Dalam melakukan Audit di lingkungan PLN, SPI mempunyai Pedoman Pengawasan Intern sesuai Keputusan Direksi PLN No.030.K/DIR/2005 tanggal 2 Februari 2005.
Internal Control Unit Report Internal Control Unit at PLN refers to regulations in the forms of Decision Letter, Circulation, Instruction, Accounting Policy and healthy business practice. In conducting audit, the unit holds on to Internal Control Manual as stipulated in Decision of Board of Directors No.030.K/ DIR/2005 dated February 2, 2005.
Pada tahun 2010, Sesuai Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) 2010, pada tahun 2010 Tim SPI telah melaksanakan Pemeriksaan Operasional Periode I, II, III, IV, V, VI dan VII terhadap 39 Unit Bisnis dan 2 Direktorat, dengan jumlah temuan sebanyak 335 temuan yang harus diklarifikasi oleh Manajemen Unit Bisnis terkait, disamping itu 1 (satu) kali pemeriksaan operasional terhadap anak perusahaan PT PLN Batubara telah dilakukan dengan temuan sebanyak 6 (enam) temuan yang merupakan pemeriksaan diluar PKPT tahun 2010.
In 2010, in line with its annual plan, the Internal Control Unit conducted operational check periods I, II, III, IV, V, VI and VII on 39 business units and 2 directorates, resulting in 335 findings to be clarified with related business unit management, and one operational check on the subsidiary PT PLN Batubara resulting in six findings.
Dari 335 temuan tersebut, tindaklanjut yang telah dinyatakan selesai sebanyak 225 temuan.
Out of 335 findings, 225 were followed up and completed.
Divisi Manajemen Risiko risk management division PLN telah Organisasi Divisi Manajemen Risiko sesuai dengan KEPDIR No.17.K/DIR/2010, Divisi Manajemen Risiko bertanggung jawab terlaksananya manajemen risiko berdasarkan kaidah yang benar pada seluruh kegiatan perusahaan dan tersedianya risk management information bagi Direksi sebagai referensi pengambilan keputusan.
In line with Board of Directors’ decision No.17.K/ DIR/2010, Risk Management Division is responsible for the implementation of proper risk management in all corporate activities and the availability of risk management information for decision making reference of Board of Directors.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Kualifikasi Anggota Satuan Pengawasan Intern Setiap auditor SPI wajib mematuhi Standar Profesi Audit Internal yang dikeluarkan oleh Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal.
257
258
Unit kerja Manajemen Risiko ini juga melakukan fungsi-fungsi lain mencakup diantaranya : • Menyusun kebijakan (policy) serta prosedur (guide line) implementasi manajemen risiko korporat. • Menyusun kebijakan (policy) Risk Base Audit (RBA) serta prosedur implementasinya. • Melakukan asesmen risiko untuk proyek-proyek strategis, transaksional yang membutuhkan persetujuan Dekom. • Mengkoordinir implementasi manajemen risiko operasional di unit bisnis dan anak perusahaan. • Memfasilitasi kegiatan – kegiatan penerapan manajemen risiko di PLN. • Mengintegrasikan penerapan manajemen risiko lintas fungsi. • Memantau implementasi mitigasi risiko pada level korporat, unit-unit bisnis. • Melakukan koordinasi dengan Internal Auditor dalam implementasi Risk Base Audit. • Melaporkan dan mengkomunikasikan secara periodik penerapan manajemen risiko kepada Direksi.
Risk Management task force also holds other functions that include: • Preparation of policy and guidelines for the implementation of corporate risk management. • Preparation of Risk Based Audit policy and implementation procedure • Perform risk assessment on strategic projects and transactions that require Board of Commissioners’ approval • Coordinate the implementation of operational risk management in business units and subsidiaries • Facilitate activities to implement risk management at PLN • Integrate inter function risk management
Struktur organisasi Divisi Manajemen Risiko sebagai berikut :
Organization Division:
• Monitor implementation of risk mitigation at corporate and business unit levels • Coordinate with Internal Auditor to implement Risk Base Audit • Report and communicate periodically to Board of Directors the implementation of risk management. structure
of
Risk
Management
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
DIREKSI BISNIS DAN MANAJEMEN RISIKO BUSINESS AND MANAGEMENT RISK DIRECTOR
KEPALA DIVISI NIAGA COMMERCIAL HEAD DIVISION
MANAJER SENIOR RISK ASSESSMENT RISK ASSESSMENT SENIOR MANAGER
KEPALA DIVISI MANAJEMEN RISIKO MANAGEMENT RISK HEAD DIVISION
MANAJER SENIOR RISK MONITORING DAN REPORTING RISK MONITORING AND REPORTING SENIOR MANAGER
(Uraian mengenai pelaksanaan tugas Unit Manajemen Risiko, lihat di “Risiko dan Manajemen Risiko – hal 114)
KEPALA DIVISI BISNIS DAN TRANSAKSI LISTRIK BUSINESS AND ELECTRIC TRANSACTION HEAD DIVISION
MANAJER SENIOR RISK INFRASTRUCTURE RISK INFRASTRUCTURE SENIOR MANAGER
Regarding the duty of Risk Management Unit can be seen in the description “Risk and Management Risks”, on page 114 of this Annual Report.
SEKRETARIS PERUSAHAAN corporate secretary Tugas Sekretaris Perusahaan Direksi mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan dengan tugas-tugas sebagai berikut: • melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan fungsi penatausahaan dan penyimpanan dokumen Perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Khusus, Daftar Pemegang Saham, serta Risalah Rapat Direksi maupun RUPS; • melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan fungsi hubungan masyarakat (public relations) dan hubungan investor (investor relations); • bekerja sama dengan fungsi yang menangani pelayanan Hukum Korporat. • Tugas dari fungsi tersebut adalah untuk memberi masukan kepada Direksi terkait kepatuhan terhadap peraturan perundang - undangan yang berlaku bagi Perusahaan. • melakukan pembinaan dan pengendalian tata kelola perusahaan; • menyiapkan Laporan Tahunan, Laporan Manajemen dan Laporan Statistik; dan • dalam hubungan dengan RUPS dan Dewan Komisaris, Sekretaris Perusahaan berperan sebagai penghubung antara Direksi dengan organ tersebut
DUTIES OF CORPORATE SECRETARY Board of Directors appointed a Corporate Secretary with the following tasks: • to carry out activities related to administration and record keeping functions of the Company, including but not limited to the Special Register, the Register of Shareholders, and Board of Directors’ Meeting and the GMS;
Ringkasan Kegiatan Sekretaris Perusahaan
Summary the duty of Corporate Secretary
• to coordinate with the Corporate Legal Services (KHSK). Duties of the KHSK are to provide suggestions to the Board of Directors related to the compliance to prevailing rules and regulation. • to provide direction and control of corporate governance; • to prepare Annual Report, Management Report and Statistical Report; and • the Corporate Secretary is responsible to liaise between the Board of Directors and the General Meeting of Shareholders and the Board of Commissioners.
Jumlah Kegiatan number of activity
Public Expose
2 kali times
Conference call dan Investor update
2 kali times
Analysts update & Analyst meeting
8 kali times
Non-deal Roadshow
2 kali times
Investor Forum
4 kali times
Press conference
6 kali times
Press release
72 kali times
Press briefing
26 kali times
Press tour
7 kali times
PT PLN (Persero) juga menyampaikan berbagai informasi terkait operasional perusahaan dalam rangka keterbukaan informasi kepada Bapepam-LK maupun melalui Siaran Pers, diantaranya.
PT PLN (Persero) also deliver a range of information related to company operations disclosure of information to Bapepam-LK and through press release, among others.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Nama Acara activity
• to carry out activities related to the functions of public relations (PR) and investor relations;
259
260
INFORMASI/PRESS RELEASE
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
No.
Tanggal DATE
INFORMATION / PRESS RELEASE Judul ACTIVITY
Media
1
7 Januari 2010 7 january 2010
Steam Drum Lifting Proyek PLTU 3 Bangka Belitung
Surat kabar & website Newspaper & Website
2
8 Januari 2010 8 January 2010
Pemadaman di Bali Berakhir Bali blackout was over
Surat kabar & website Newspaper & Website
3
Februari 2010 February 2010
PLN Kaltim Luncurkan Pembayaran Listrik Secara Online PLN Kaltim Launched Online Electricity Payment
Surat kabar & website Newspaper & Website
4
4 Februari 2010 4 February 2010
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT PLN (Persero) dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Signing of MOU between PLN and LKPP
Surat kabar & website Newspaper & Website
5
15 Februari 2010 15 February2010
Ciptakan GCG, PLN Jalin Kerjasama dengan Kejaksaan Agung PLN cooperates with Supreme Court to create GCG
Surat kabar & website Newspaper & Website
6
17 Februari 2010 17 February 2010
Penandatanganan PJBU Ulubelu unit 1 & 2 , HoA antara PT PGE dan PT PLN, dan EPC Contract Ulubelu Geothermal Power Plant JIBC (JICA) Loan Signing of PJBU Ulubelu unit 1 & 2 , HoA between PT PGE and PT PLN, and EPC Contract Ulubelu Geothermal Power Plant JIBC (JICA) Loan
Surat kabar & website Newspaper & Website
7
23 Februari 2010 23 February 2010
Ciptakan GCG, PLN Jalin Kerjasama dengan BPKP PLN cooperates with BPKP to create GCG
Surat kabar & website Newspaper & Website
8
26 Maret 2010 26 March 2010
Kejaksaan Agung Bantu PLN Atasi Masalah Hukum Supreme Court helps PLN overcome law problems
Surat kabar & website Newspaper & Website
9
5 April 2010 5 April 2010
Media Advisory
Surat kabar & website Newspaper & Website
10
8 April 2010 8 April 2010
Sinergi Dua BUMN Garuda Indonesia dan PLN Tandatangani Kerjasama Corporate Sales Sinergy of two SOE: Garuda Indonesia and PLN signs Corporate Sales Agreement
Surat kabar & website Newspaper & Website
11
14 April 2010 14 April 2010
Neraca Keuangan PLN Membaik Berkat Efisiensi Sepanjang Tahun PLN’s Balance Sheet was Better due to whole Year Efficiency
Surat kabar & website Newspaper & Website
12
15 April 2010 15 April 2010
PLN Memproses Proyek PLTU 2.000 MW Jawa Tengah PLN proceeds with PLTU 2,000 MW Central Java Project
Surat kabar & website Newspaper & Website
13
29 April 2010 29 April 2010
PLN Undang Investor Untuk Membangun PLTU Mulut Tambang di Sumatera Selatan PLN invites investors to build PLTU Mulut Tambang in Sumatera Selatan
Surat kabar & website Newspaper & Website
14
5 Mei 2010 5 May 2010
Pemadaman Bergilir di Sulselbar Berakhir Rolling Blackout in Sulselbar was Over
Surat kabar & website Newspaper & Website
15
13 Mei 2010 13 May 2010
PLN Kantongi Izin Pembangunan PLTA Asahan 3 PLN Got construction license for PLTA Asahan 3
Surat kabar & website Newspaper & Website
16
14 Mei 2010 14 May 2010
Ada Pungli Listrik? Laporkan! Any Electricity Illegal Fee? Report it!
Surat kabar & website Newspaper & Website
17
14 Mei 2010 14 May 2010
PLN Minta Dukungan Gubernur Sumut Untuk Membangun PLTA Asahan 3 PLN Asks North Sumatera Governor’s Support to Build PLTA Asahan 3
Surat kabar & website Newspaper & Website
18
15 Mei 2010 15 May 2010
PLN Letakkan Batu Pertama Pembangunan PLTA Asahan III PLN Starts Construction of PLTA Asahan III
Surat kabar & website Newspaper & Website
19
3 Juni 2010 3 June 2010
BPK Gunakan Sistem Informasi untuk Audit PLN BPK uses Information System to audit PLN
Surat kabar & website Newspaper & Website
20
4 Juni 2010 4 June 2010
Reklamasi Pantai Utara Jakarta Berpotensi Ganggu Pembangkit PLN North Jakarta coastal reclamation may disrupt PLN’s Power Plants
Surat kabar & website Newspaper & Website
No.
Tanggal DATE
Judul ACTIVITY
Media Surat kabar & website Newspaper & Website
9 Juni 2010 9 June 2010
22
6 Juli 2010 6 July 2010
Pulau Sumbawa Akan Didominasi Pembangkit Hidro & Terbarukan Pulau Sumbawa will dominate Hydro and renewable Power Plants
Surat kabar & website Newspaper & Website
23
21 Juli 2010 21 July 2010
Sinergi Strategis Antar BUMN PLN dan Semen Gresik Group (SGG) Tandatangani Kerjasama Penyediaan Listrik Strategic Synergy between PLN and Semen Gresik Group (SGG): Electricity Supply Agreement Signing
Surat kabar & website Newspaper & Website
24
22 Juli 2010 22 July 2010
Penyesuaian Tarif Listrik Menuju Usaha Ketenagalistrikan yang Sehat Adjustment of Electricity Tariff toward healthy Electricity Business
Surat kabar & website Newspaper & Website
25
22 Juli 2010 22 July 2010
Indonesia Bebas Pemadaman Bergilir Indonesia is free from Rolling Blackout
Surat kabar & website Newspaper & Website
26
27 Juli 2010 27 July 2010
Menuju Gerakan Bebas Pemadaman Listrik Bergilir Toward Freedom from Rolling Blackout
Surat kabar & website Newspaper & Website
27
27 Juli 2010 27 July 2010
Wilayah Indonesia Terbebas Dari Belenggu Pemadaman Listrik Bergilir Indonesian regions are free from Rolling Blackout
Surat kabar & website Newspaper & Website
28
27 Juli 2010 27 July 2010
PLN Siap Tuntaskan Daftar Tunggu Pemasangan Listrik PLN is ready to end connection waiting list
Surat kabar & website Newspaper & Website
29
30 Juli 2010 30 July 2010
PLN Kembangkan Limar Untuk Warga Terpencil di NTB PLN develops Limar for remote areas in NTB
Surat kabar & website Newspaper & Website
30
2 Agustus 2010 2 August 2010
Crane Hantam Kabel Penghubung Gardu Induk di Muara Karang Crane hit Main Station Connection Cable in Muara Karang
Surat kabar & website Newspaper & Website
31
6 Agustus 2010 6 August 2010
Listrik Bandara Padam Karena Kerusakan Instalasi Airport blackout due to Installation Problem
Surat kabar & website Newspaper & Website
32
6 Agustus 2010 6 August 2010
Instalasi Listrik Internal Bandara Rusak, Pasokan Listrik Terganggu Airport’s internal installation damaged, electricity supply disrupted
Surat kabar & website Newspaper & Website
33
8 Agustus 2010 8 August 2010
Komunikasi Mudah Dengan PLN (Layanan Kartu KiAR PLN) Easy communication with PLN (KiAR card service)
Surat kabar & website Newspaper & Website
34
10 Agustus 2010 10 August 2010
PLN Siapkan Amandemen PPA Dengan IPP Terkendala PLN prepares amendment of PPA with constrined IPP
Surat kabar & website Newspaper & Website
35
10 Agustus 2010 10 August 2010
Penandatanganan Akta Perdamaian IPP Terkendala Antara PLN, Pengembang (IPP), JPN dan BPKP Signing of resolution agreement between PLN and IPP developers, JPN and BPKP
Surat kabar & website Newspaper & Website
36
11 Agustus 2010 11 August 2010
PLN Tandatangani Perjanjian Kerjasama Cash Pooling Dengan 11 Bank PLN Signs Cash Pooling agreement with 11 banks
Surat kabar & website Newspaper & Website
37
12 Agustus 2010 12 August 2010
PLN Siap Menggunakan Gas Hasil Pengembangan CBM PLN is ready to utilize CBM development results
Surat kabar & website Newspaper & Website
38
15 Agustus 2010 15 August 2010
Kemajuan Proyek Listrik PLTU 10.000 MW Tahap I Progress of first phase of 10,000 MW Power Plants project
Surat kabar & website Newspaper & Website
39
16 Agustus 2010 16 August 2010
Laba Bersih PT PLN (Persero) Turun 1,2%, Aset Naik 16% Net income of PLN down by 1.2%, assets rose by 16%
Surat kabar & website Newspaper & Website
40
16 Agustus 2010 16 August 2010
PLN Catatkan Laba Rp. 6,1 Triliun di Semester I Tahun 2010 PLN booked net income of Rp6.1 trillion in semester 1 of 2010
Surat kabar & website Newspaper & Website
41
19 Agustus 2010 19 August 2010
PLTU Maluku-Ambon 2X15 MW Mulai Dikerjakan Starting construction of PLTU Maluku-Ambon 2X15 MW
Surat kabar & website Newspaper & Website
42
Agustus 2010 August 2010
PLN bekerjasama dengan LKPP terapkan Sistim e-Procurement PLN cooperates with LKPP to impelement e-Procurement
Surat kabar & website Newspaper & Website
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
21
PLN dan NIPPON KOEI, LTD Tandatangani Contract Agreement Engineering Services Pembangunan Proyek PLTA Asahan 3 PLN and NIPPON KOEI, Ltd signs Engineering Services agreement for the construction of PLTA Asahan 3
261
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
262
No.
Tanggal DATE
43
24 Agustus 2010 24 August 2010
PLN Akan Menggelar Pameran Listrik Nasional 2010 PLN will hold 2010 National Electricity Event
Judul ACTIVITY
Surat kabar & website Newspaper & Website
44
25 Agustus 2010 25 August 2010
Sinergi PLN dan ANGKASA PURA II Kelola Sistem Pasokan Ketenagalistrikan Bandara Sinergy of PLN and Angkasa Pura II to manage airport electricity supply
Surat kabar & website Newspaper & Website
45
27 Agustus 2010 27 August 2010
Trafo Mandirancan Terbakar Mandirancan Transformer Burnt
Surat kabar & website Newspaper & Website
47
30 September 2010 30 September 2010
Lomba Foto Jurnalistik HLN KE-65 Journalistic Photo Competition on 65th HLN
Surat kabar & website Newspaper & Website
48
1 September 2010 1 September 2010
Pasokan Listrik Jelang dan Selama Lebaran Aman Secured Electricity Supply for Lebaran festive
Surat kabar & website Newspaper & Website
49
3 September 2010 3 September 2010
PLTU Indramayu Beroperasi, Jawa Bali Akan Semakin Aman PLTU Indramayu Operates, Java-Bali more Secure
Surat kabar & website Newspaper & Website
50
6 September 2010 6 September 2010
PLN Luncurkan RUPTL 2010 – 1019 PLN launched RUPTL 2010 – 1019
Surat kabar & website Newspaper & Website
51
7 September 2010 7 September 2010
PLN Gelar Mudik Bareng Gratis PLN provides free Lebaran transportation
Surat kabar & website Newspaper & Website
52
23 September 2010 23 September 2010
PLN dan Angkasa Pura II Tandatangani Nota Kerjasama Pendampingan Pengelolaan Listrik Bandara Soekarno-Hatta PLN and Angkasa Pura II signs Partnership Agreement for SoekarnoHatta airport electricity supply management
Surat kabar & website Newspaper & Website
53
12 Oktober 2010 12 October 2010
Presiden Jamu Karyawan PLN dan BRI Minum The Bersama di Istana President and PLN and BRI employees enjoy tea time at the Palace
Surat kabar & website Newspaper & Website
54
18 Oktober 2010 18 October 2010
KNIFE 2010 : Ajang Pegawai PLN Mengadu dan Mengasah Inovasi Kelistrikan KNIFE 2010 : Electricity Competition Event
Surat kabar & website Newspaper & Website
55
19 Oktober 2010 19 October 2010
PLN Gelar Ajang Inovasi Kelistrikan di KNIFE 2010 PLN Launched Electricity Innovation Fair at KNIFE 2010
Surat kabar & website Newspaper & Website
56
29 Oktober 2010 29 October 2010
TIM Tanggap Darurat PLN di Mentawai dan Merapi PLN Sends Emergency Team to Mentawai and Merapi
Surat kabar & website Newspaper & Website
57
1 November 2010 1 November 2010
PLN Targetkan Tahun Depan Tidak Ada Lagi Daftar Tunggu PLN Targets Elimination of Waiting List Next Year
Surat kabar & website Newspaper & Website
58
22 November 2010 22 November 2010
Direksi Baru PLN Batubara Dilantik Appointment of PLN Batubara’s new Board of Directors
Surat kabar & website Newspaper & Website
59
22 November 2010 22 November 2010
Proyek APBN PLN Akan Dilelang Secara E-Proc PLN’s State Budget Projects will be Auctioned E-Proc
Surat kabar & website Newspaper & Website
60
26 November 2010 26 November 2010
Akhir Maret 2011, Daftar Tunggu Sambungan Listrik Tuntas End of March 2011, No More Waiting List for Electricity Connection
Surat kabar & website Newspaper & Website
61
1 Desember 2010 1 December 2010
Pengembang Perumahan Tidak Perlu Investasi Listrik Housing Developers Don’t Need Electricity Investment
Surat kabar & website Newspaper & Website
62
3 Desember 2010 3 December 2010
PLN akan Sambung 1.000 MW Bisnis dan Industri Pada 15 Desember 2010 PLN will provide 1,000 MW Connection for Business and Industry on December 15, 2010
Surat kabar & website Newspaper & Website
63
6 Desember 2010 6 December 2010
DIRUT PLN Ajak Pengusaha Sambung Listrik PLN President Director Invites Businessmen to Apply for Electricity Connection
Surat kabar & website Newspaper & Website
64
14 Desember 2010 14 December 2010
PLN Operasikan Trafo Baru di GITET Gandul-Cinere PLN Operates New Transformer for GITET Gandul – Cinere
Surat kabar & website Newspaper & Website
65
14 Desember 2010 14 December 2010
PLN Mulai Mengoperasikan Trafo IBT Unit 3 di GI Gandul-Cinere PLN Starts Operating IBT Unit Transformer in Gandul-Cinere
Surat kabar & website Newspaper & Website
Media
No.
Tanggal DATE
66
14 Desember 2010 14 December 2010
Pencanangan Gerakan Peduli Perbaikan Gizi Balita Launching of Nutrition Improvement Care Program
Judul ACTIVITY
Surat kabar & website Newspaper & Website
67
14 Desember 2010 14 December 2010
Program Penyambungan 1000 MW Lampaui Target 1,000 MW Connection Program Exceeds Target
Surat kabar & website Newspaper & Website
68
16 Desember 2010 16 December 2010
PI PLN Canangkan Gerakan Peduli Perbaikan Gizi Bagi 5000 Balita di Seluruh Indonesia PLN Launches Nutrition Care Program for 5,000 under 5 years children in Indonesia
Surat kabar & website Newspaper & Website
69
16 Desember 2010 16 December 2010
Dahlan Iskan Terima Penghargaan Marketer of The Year Indonesia 2010 Dahlan Iskan received 2010 Marketer of the Year Award
Surat kabar & website Newspaper & Website
70
21 Desember 2010 21 December 2010
PLN Bangun PLTU Skala Besar di Riau dan Kaltim PLN Builds Large Scale PLTU in Riau and Kaltim
Surat kabar & website Newspaper & Website
71
27 Desember 2010 27 December 2010
Pendanaan Proyek Transmisi Terkait Proyek 10.000 MW Tuntas Funding for 10,000 MW Transmission Project was Completed
Surat kabar & website Newspaper & Website
72
27 Desember 2010 27 December 2010
Penandatanganan Perjanjian Kredit Sindikasi Pendanaan Porsi Valas Pembangunan Proyek Transmisi Terkait Fast Track Program Gardu Induk Gas Insulated Switchgear & Underground Cable Pulau Jawa Signing of Syndicated Credit Agreement for Financing of Transmission Project Construction Fast Track: Java Island Main Station Insulated Switchgear & Underground Cable Program
Surat kabar & website Newspaper & Website
73
28 Desember 2010 28 December 2010
ARUTMIN Pasok PLN 7,2 Juta Ton Batubara di 2011 ARUTMIN supplies 7.2 million tons of coal in 2011
Surat kabar & website Newspaper & Website
Media
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
263
264
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS secretary to board of commissioners Tugas Sekretaris Dewan Komisaris Untuk kelancaran tugasnya Dewan Komisaris dapat dibantu oleh Sekretaris Dewan Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris atas beban Perusahaan.
Board of Commissioners can have the assistance of a Secretary to Board of Commissioners, appointed by Board of Commissioners and hidred by the Company.
Sekretaris Dewan Komisaris mempunyai fungsi untuk memberikan dukungan administratif dan kesekretariatan kepada Dewan Komisaris guna memperlancar pelaksanaan tugas-tugas Dewan Komisaris.
Secretary to Board of Commissioners’ function is to provide administrative and secretarial support to Board of Commissioners.
Sekretaris Dewan Komisaris menjalankan tugastugas sebagai berikut: • menyelenggarakan kegiatan di bidang kesekretariatan dalam lingkungan Dewan Komisaris; • mengkoordinir penyediaan informasi yang dibutuhkan Dewan Komisaris, seperti laporan berkala dari Direksi (Laporan Bulanan, Laporan Triwulanan, Laporan Tahunan, Laporan Hasil Pemeriksaan SPI) serta laporan/informasi lainnya mengenai Perusahaan; • memfinalisasi laporan-laporan yang menjadi kewajiban Dewan Komisaris, antara lain Laporan Hasil Pengawasan Dewan Komisaris; • menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris, penyiapan dan pengiriman undangan, penyampaian materi rapat serta pembuatan risalah rapat, serta tugas-tugas lain yang terkait; • memfasilitasi kegiatan Dewan Komisaris; dan • mengadministrasikan risalah rapat dan dokumen Dewan Komisaris lainnya serta mengirimkan hasil-hasil keputusan rapat kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Secretary to Board of Commissioners has the following duties: • Holds secretarial activities for Board of Commissioners; • Coordinates supply of information needed by Board of Commissioners, such as regular reports of Board of Directors (monthly reports, quarterly reports, annual reports, internal control unit reports) and other reports/information regarding the Company; • Finalizes reports of Board of Commissioners, such as Supervisory Report • Holds Board of Commissioners’ meetings, meeting invitation distribution, preparation and distribution of meeting agenda and minutes of meeting, and other related assignments; • Faciliatates activities of Board of Commissioners; and • Administers minutes of meeting and other documents, and delivers meeting results to related parties.
PERKARA HUKUM YANG MELIBATKAN PERSEROAN LITIGATION Law No. 30 year 2009 on Electricity was issued on September 23, 2009 and within a maximum of one year since then the Government is to regulate the management of electricity business in Indonesia through several sets of regulations (Government Regulation, President’s Decree, Minister’s Decree). The Law’s being effective imposes certain implication on PLN as an enterprise in electricity supply industry. The Law does not explicitly regulates only PLN, but electricity industry players. Hence, based on this Law, PLN is not the Electricity Power of Attorney Holder anymore, but ordinary holder of Electricity Supply Business License (“IUPTL”), just like other IUPTL holders (possibility of other SOEs, POEs, private and cooperative).
Perkara Penting Perusahaan 1. Perkara Nomor : 1123/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Sel tanggal 17 September 2008, tentang Direktur Utama PT PLN (Persero) telah melakukan ingkar janji (wanprestasi) terhadap Pembayaran Perjanjian Jasa Pengurusan Pembayaran Tunggakan Rekening Listrik PT Polysindo Eka Perkasa Tbk. Nomor : 054.PJ/160/ DJTY/2005 dan Nomor : 001.PJ/CLH/2005 tanggal 14 April 2005. Nilai tuntutan Imbalan Jasa Rp 9.215.255.172 dan dwangsom Rp 5.000.000. per hari. 2. Perkara Nomor : 78/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Tim tentang Direktur Utama PT PLN (Persero) telah melakukan perbuatan melawan hukum akibat membangun SUTT 150 kV Asahimas Menes yang melintas di wilayah tempat tinggal Penggugat dan diminta untuk memindahkan SUTT tersebut ke tempat lain. Nilai Tuntutan Penggugat : Materiil Rp 60.470.000.000,00 dan Immaterii Rp 50.530.000.000. 3. Perkara Nomor : 656/Pdt.G/2009/PN.Jkt .Sel dan Perkara Banding No. 627/PDT/2010/PT.DKI tanggal 3 Desember 2010 tentang PT PLN (Persero) tidak berhak mengajukan TS Rekening Listrik periode Mei 2005 s.d. Januari 2007 kepada Penggugat adalah merupakan perbuatan melawan hukum yang merugikan Penggugat. Besar TS rekening listrik bulan Mei 2005 s.d. 2007 sebesar Rp 37.375.777.458. Menghukum Tergugat membayar Ganti Rugi Rp 625.000.000
Important Litigation 1. Case No. 1123/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Sel dated September 17, 2008 concerning PLN President Director’s default on payment of Service Agreement for Arrangements of Arrear Electricity Billing Payment of PT Polysindo Eka Perkasa Tbk. No. 054.PJ/160/ DJTY/2005 and No. 001.PJ/CLH/2005 dated April 14, 2005. The fee demand amounted to Rp9,215,255,172 and dwangsom Rp 5,000,000 a day. 2. Case No. 78/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Tim concerning PLN President Director’s wrongful act of constructing the SUTT 150 kV Asahimas Menes trespassing the plaintiff’s residential area. The plaintiff asked the defendant to move the SUTT to some other place. The demanded compensation on material loss Rp60,470,000,000 and immaterial loss Rp50,530,000,000. 3. Case No. 656/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Sel and Appeal Case No. 627/PDT/2010/PT.DKI dated December 3, 2010 on PLN’s being ineligible to enforce Electricity Bills for the period of May 2005 – January 2007 on plaintiff, perceived as wrongful act that caused loss on the plaintiff. The amount of electricity bills for the period is Rp37,375,777,458. Defendant is demanded to pay loss compensation of Rp625,000,000.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Undang-undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan telah disahkan pada tanggal 23 September 2009, dimana dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak disahkannya UU tersebut, Pemerintah akan melaksanakan penataan dan penetapan pengelolaan bisnis kelistrikan di Indonesia melalui penerbitan beberapa regulasi (Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri). Dengan berlakunya UU 30/2009 berimplikasi kepada PT PLN (Persero) selaku Pelaku Usaha dibidang penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum. UU 30/2009 tidak lagi mengatur secara eksplisit tentang PT PLN (Persero) melainkan mengatur tentang pelaku usaha ketenagalistrikan. Berdasarkan UU 30/2009, PLN bukan lagi sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan(PKUK) tetapi pemegang Ijin Usaha PenyediaanTenagaListrik (IUPTL) biasa, sama seperti pemegang IUPTL lainnya (dimungkinkan adanya BUMN Lain, BUMD, Swasta dan Koperasi).
265
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
266
4. Perkara Nomor : 08/Pdt.G/2009/PN.Tte tanggal 3 April 2009 dan Nomor : 10/PDT/ 2010/ PT.MALUT tentang sering padamnya aliran listrik di daerah Ternate sejak Februari 2009 akibatnya Penggugat meminta ganti rugi Rp 33,4 Milyar Dwangon Rp 1 juta per hari. 5. Perkara Nomor : 376/Pdt.G/2009/PN.Tng, tentang tanah yang digunakan oleh PLN untuk Gardu Induk sejak tahun 1986 tanpa PLN memberikan kompensasi. Penggugat menuntut ganti rugi Rp 10.552.000.000 Dwangsom, 10 juta/hari. 6. Perkara Nomor : 111/Pdt.G/2009/PN.Tk, tentang PLN tidak mampu menjamin tersedianya tenaga listrik dalam jumlah yang cukup untuk kepentingan rakyat. Tuntutan Ganti rugi Penggugat Rp 82.796.175.000 Dwangsom, 1 juta/hari. 7. Perkara Nomor : 698/Pdt.G/2010/PN.Sby tanggal 30 Agustus 2010 tentang Tindakan Para Tergugat yang telah melakukan lego Jangkar di daerah larangan berlabuh jangkar dan telah menggaruk kabel laut PLN sirkit 1 jawa madura. Untuk hal ini PLN menuntut ganti rugi sebesar Rp 25.675.453.000. 8. Perkara Nomor : 355/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Sel tentang Direktur Utama PT PLN (Persero) telah melakukan perbuatan melawan hukum akibat membangun SUTT 150 kV Asahimas Menes yang melintas di wilayah tempat tinggal Penggugat dengan demikian Penggugat sangat khawatir dan sangat cemas atas program tersebut. dan Penggugat meminta Tergugat untuk memindahkan SUTT ke tempat lain. Nilai Tuntutan Materiil Rp 60.720.000.000,00 Immaterii Rp50.530.000.000. 9. Perkara Nomor : 355/VI/ARB-BANI/2010 PN.Jkt. Sel tentang Sengketa mengenai Perjanjian N o m o r : 0 3 6 . PJ / 1 3 2 / P I K I T R I N G J B N / 2 0 0 6 tanggal 9 Agustus 3006 sebagaimana diubah dengan amandemen Nomor A08/2009 tanggal 1 Desember 2009 dan Perjanjian Nomor : 037. PJ/132/PIKITRINGJBN/ 2006 tanggal 9 Agustus 3006 sebagaimana diubah dengan amandemen Nomor A08/2009 tanggal 1 Desember 2009 tentang Proyek Restrukturisasi dan Pengatan Sektor Listrik Wiilayah Jawa Bali Pinjaman IBRD No. 4712-IND atas Pekerjaa Paket IFB-1 Pasokan dan Pemasangan 500/150 kV Cabang untuk Jawa Barat dan Jakarta. Sengketa mengenai : Areva mengajukan amandemen kontrak meminta Price Adjustment terhadap harga kontrak
4. Case No. 08/Pdt.G/2009/PN.Tte dated April 3, 2009 and No. 10/PDT/ 2010/PT.MALUT the frequent blackout in Ternate since February 2009 and, hence causing loss on the Plaintiff. Demanded compensation Rp33.4 billion and dwangsom Rp1 million a day. 5. Case No. 376/Pdt.G/2009/PN.Tng on the Plaintiff’s landbank being used for Main Station by PLN since 1986 without any compensation. The plaintiff demanded a compensation of Rp10,552,000,000 and dwangsom of Rp10 million a day. 6. Case No. 111/Pdt.G/2009/PN.Tk on PLN’s incapability to ensure sufficient electricity supply for public needs. Demanded compensation Rp82,796,175,000 and dwangsom Rp1 million a day. 7. Case No. 698/Pdt.G/2010/PN.Sby dated August 30, 2010 on the defendants’ act of casting anchor in the area of no anchor casting which caused damage to PLN’s underwater cable for Circuit 1 Java Madura. PLN demanded compensation of Rp25,675,453,000. 8. Case No. 355/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Sel on PLN President Director’s wrongful act of constructing the SUTT 150 kV Asahimas Menes trespassing the plaintiff’s residential area. The plaintiff asked the defendant to move the SUTT to some other place. The demanded compensation on material loss Rp60,720,000,000 and immaterial loss Rp50,530,000,000.
9. Case No. 355/VI/ARB-BANI/2010 PN.Jkt.Sel on dispute on the Agreement No. 036.PJ/132/ PIKITRINGJBN/2006 dated August 9, 2006 amended by the amendment No. A08/2009 dated December 1, 2009 and Agreement No. 037.PJ/132/PIKITRINGJBN/ 2006 dated August 9, 2006 amended by the amendment No. A08/2009 dated December 1, 2009 concerning Restructuring of Electricity Sector for Java Bali areas from IBRD Loan No. 4712-IND on Job Package IFB-1 Supply and Installation of 500/150 kV for West Java and Jakarta. Dispute is on Areva’s request of contract amendment for price adjustment to contract of 30% of contract price. Areva claimed adjustment price
senilai kurang lebih 30% dari nilai kontrak. Price Adjustmen yang diklaim areva meliputi : Equable Price Adjustment, Mid Poit dan koreksi kurs. 10. Perkara Nomor : 374/XI/ARB-BANI/2010 tentang Sengketa mengenai Perjanjian Nomor : 170. PJ/061/PIKITLURSS tanggal 29 Oktober 2004 sebagaimana diubah dan ditambah dalam pasal 1 angka 1 dengan amandemen II serta Pasal 6 angka 1 Amandemen III Sengketa mengenai : RELOKASI PLTG APUNG.
includes Equable Price Adjustment, Mid Point and currency correction. 10. Case No. 374/XI/ARB-BANI/2010 on dispute on the Agreement No. 170.PJ/061/PIKITLURSS dated October 29, 2004 as amended and added in article 1 point 1 by the amendment II and article 6 point 1 amendment III on PLTG APUNG relocation.
PERMASALAHAN HUKUM LEGAL ISSUES Legal issues faced by Companies in 2010 are as follows
Permasalahan hukum yang dihadapi perusahaan pada tahun 2010 adalah sebagai berikut Permasalahan Hukum Legal Issues
Jumlah Perkara Number of Case Pidana Criminal
Telah Selesai Completed
5
0
Dalam Proses In Progress
13
0
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Report
Perdata Civil
267
pelaksanaan tanggung jawab perusahaan
268
corporate social responsibility
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
269 270 273
maksud dan tujuan Purpose and Objective pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan CSR Implementation program pengembangan masyarakat Community Development Programs
maksud dan tujuan Purpose and Objective PLN believes that one of the Company’s success criteria is implementation of triple bottom lines policy that aligns the three aspects of economic, environment and social. This is shown in PLN’s corporate mission, which is to commit electricity for enhancement of public life quality, strive to boost electricity-based economic activities, and conduct business activities with environment concept.
Pemantapan keseimbangan kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial ini terus dilakukan dengan melibatkan stakeholders, melaksanakan investasi sosial melalui pendalaman hubungan timbal balik dengan masyarakat sekitar serta bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Massa dan lain-lain. Komitmen dari penerapan misi Perseroan dalam bidang CSR dimanifestasikan melalui pelaksanaan berbagai program-program kegiatan strategis yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat.
The balance of economic, environment and social performance is continuously being reinforced through involving stakeholders and carrying out social investment through reciprocal relation with local community and in cooperation with various parties, such as the government, non-government organizations, mass organizations, and others. The Company’s commitment for Corporate Social Responsibility (CSR) is realized through various strategic programs that directly affect community life.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan: • Mewujudkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat. • Membantu tumbuh dan berkembangnya usaha kecil dan koperasi yang mandiri, tangguh dan berdaya saing dengan pengelolaan yang profesional. • Mengembangkan pola pembinaan usaha kecil dan koperasi, baik terkait atau tidak terkait dengan usaha PLN dengan mengedepankan aspek pemerataan, kemandirian, profesional, dan etika. • Memelihara kelestarian lingkungan hidup, serta membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.
The programs are conducted under the following objectives: • To achieve harmony between the Company and community; • To help small businesses and cooperatives grow to be independent, strong, competitive and professionally managed; • To build a development pattern for small businesses and cooperatives, both related and non-related to PLN business, that prioritizes equality, independency, professionalism and ethics; • To nurture preservation of environment and help improve community life quality in education, health and welfare.
Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut, PLN kemudian menyusun dan pelaksanakan program tanggung jawab perusahaan yang melibatkan dan memberikan nilai tambah bagi konsumen, karyawan, mitra bisnis, pemegang saham, komunitas sekitar, bagi bangsa dan lingkungan hidup.
Based on such objectives, PLN prepares and implements CSR programs that involve and give value added to consumers, employees, business partners, shareholders, local communities, the nation, and environment.
Program tanggung jawab perusahaan PLN dilaksanakan dalam beberapa kegiatan, meliputi: pelaksanaan community relation, community service, community empowering, pelestarian alam termasuk penghijauan dan kegiatan yang berhubungan dengan pemangku kepentingan lain.
The programs are implemented in several activities that include community relation, community service, community empowering, and nature preservation that includes trees planting.
Laporan Tanggung Jawab Perusahaan Corporate Social Responsibility
PLN meyakini bahwa salah satu ukuran keberhasilan perusahaan ditentukan oleh suksesnya penerapan kebijakan triple bottom lines, yang menyelaraskan pengembangan ketiga aspek, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Hal ini tertuang dalam misi perusahaan yang menyatakan bahwa PLN berkomitmen menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, mengupayakan tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
269
270
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaaan CSR IMPLEMENTATION Kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan PLN dilaksanakan pada tahun 2010, adalah sebagai berikut: • Community Relation yaitu kegiatan-kegiatan yang menyangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait. Contoh program yang telah dilakukan adalah penyuluhan dan konsultasi publik. Salah satu kegiatan yang dilakukan berupa sosialisasi SUTT/SUTET untuk siswa SMA. Program ini dilakukan sebagai respon masih rendahnya pengetahuan & pemahaman warga terhadap dampak SUTT / SUTET. Sosialisasi tentang SUTT / SUTET ini dilakukan di wilayah Region Jawa Barat dan Banten yakni SMAN 11 Ciledug dan SMAN 1 Cipatat. • Community Service yaitu program bantuan yang diberikan berkaitan dengan pelayanan masyarakat atau kepentingan umum. Program yang dilaksanakan adalah membantu peningkatan kualitas kesehatan dengan membuat Mobil Layanan Kesehatan dan Gizi Balita keliling yang bekerjasama antara PKPU dan Laziz PLN, dengan sasaran membantu daerah sekitar instalasi milik perusahaan; bantuan tempat Ibadah dan sarana pendidikan.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Beberapa contoh program yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah: i. Sarana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kec Limo, Depok ii. Pengembangan TPA di Kec Sukmajaya, Kota Depok iii. Penyelesaian pembangunan kantor Mts Jabal Noer, Sidoarjo
• Community Empowering, merupakan programprogram yang memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya. Contoh kegiatan yang dilakukan adalah: - Peningkatan pendidikan dengan basis efisiensi energi, yaitu membantu Pesantren Besar di Jawa yaitu Pesantren Gontor di Ponorogo Jawa Timur, Pesantren Raudatut Tholibin di Rembang Jawa Tengah dan Pesantren Madani di Jawa Barat. Bantuan tersebut berupa pemberian
Program tanggung jawab perusahaan PLN dilaksanakan dalam beberapa kegiatan, meliputi: pelaksanaan community relation, community service, community empowering, pelestarian alam termasuk penghijauan dan kegiatan yang berhubungan dengan pemangku kepentingan lain
PLN’s CSR activities in 2010 are: • Community Relations, comprising of activities related to development of mutual understanding through communication and information to related parties. An example of this program is public education and consultation, such as socialization of SUTT/SUTET for high school students. The socialization is conducted as corporate response to the community’s low knowledge and understanding of SUTT/SUTET impacts. The events were held in West Java and Banten regions, in SMAN 11 Ciledug and SMAN 1 Cipatat. • Community Service, which provides community aid program related to public service. In cooperation with PKPU and Laziz PLN, the Company implemented a health improvement assistance program by providing Mobile Health Service and Toddler Nutrition for areas around company installations. PLN also assists in providing religious and educational facilities.
in several activities that include community relation, community service, community empowering, and nature preservation that
• Community Empowering that provides access to community to support their independence. Sample activities of this program are: - Enhancement of education on energy efficiency basis, which is providing aid to large religious dormitories (“Pesantren”) in Java, such as Pesantren Gontor in Ponorogo, East Java, Pesantren Raudatut Tholibin in Rembang, Central Java, and Pesantren Madani in West Java. The aids are in the form of providing LED light bulbs to save energy, with
Laporan Tanggung Jawab Perusahaan Corporate Responsibility
The programs are implemented
Several examples of this activity are: i. Early Childhood Education Facilities in District Limo, Depok ii. Development of TPA in District Sukmajaya, Depok City iii. Completion of office construction Mts Jabal Noer, Sidoarjo
includes trees planting
271
272
-
-
-
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
-
- - - -
bantuan untuk penggantian lampu dengan jenis lampu LED yaitu lampu hemat energy dimana hasil efisiensi energy yang biasanya dibayarkan untuk rekening listrik dapat digunakan untuk peningkatan operasional peningkatan proses belajar mengajar. Desa Mandiri energi yang dilaksanakan di beberapa tempat yaitu PLTMH di Jogjakarta sebagai penerangan jalan dan media belajar mahasiswa Universitas Gadjah Mada serta PLTMH yang dilaksanakan di unit kerja PLN Wilayah Sulawesi Selatan. Desa Mandiri Energi dengan Biogas dengan memanfaatkan kotoran ternak bekerjasama dengan Universitas Brawidjaja, dilaksanakan di Kota Malang dan Kerjasama dengan Universitas Padjadjaran dilaksanakan di Jawa Barat. Desa Mandiri Energi dengan memanfaatkan solar cell untuk daerah pesisir Maluku sebanyak 200 KK. Pengembangan budidaya ikan di bawah jaringan SUTET. Beberapa lokasi budidaya ikan yang dilakukan selama tahun 2010 adalah: • Pengembangan budidaya ikan lele di sekitar SUTET di Desa Wasiat Kabupaten Purworejo • Pengembangan budidaya ikan patin di Ciputat, Tangerang • Bantuan bibit ikan lele di Kec Tingikr, Salatiga Jawa Tengah • Program pengembangan budidaya belut di Kab Majalengka Pengembangan pola tanam padi “SRI” dengan produktivitas yang tinggi. Bantuan Mesin jahit untuk penyandang cacat. Pengembangan budidaya tanaman Nilam. Bantuan Beasiswa untuk Masyarakat Kurang Mampu.
• Pelestarian alam, termasuk penghijauan Kegiatan pelestarian alam sampai di tahun 2010 difikuskan pada pemeliharaan pohon yang telah ditanam rutin setiap tahunnya yaitu penanaman pohon tanaman keras dan tananam produktif yang tersebar diseluruh Unit PLN.
the expectation that the saving can be used to improve studying and teaching activities.
- Energy independent village in several areas, such as PLTMH in Jogjakarta as street lights and student facilities at Gadjah Mada University, and PLTMH in PLN work units in South Sulawesi. - Energy independent village through biogas, utilizing animal waste, in cooperation with Brawidjaja University, conducted in Malang, and in cooperation with Padjadjaran University in West Java. - Energy independent village that utilizes solar cell for 200 families in Maluku coastal area. - Development of fishery under SUTET transmission network. Several fishery locations in 2010 are: • Lele fishery around SUTET in Wasiat Village of Purworejo District; • Patin fishery in Ciputat, Tangerang • Lele seed aid for Tingikr District, Salatiga Jawa Tengah • Belut fishery in Majalengka District - Development of “SRI” rice farming that has high productivity - Sewing machine for the handicapped - Development of Nilam plantation - Scholarship for the poor
• Preservation of nature that includes tree planting. Nature preservation activities up to 2010 were focused on nurturing the trees planted every year, which are the hard trees and productive plants, in all PLN units.
program pengembangan masyarakat Community Development Programs These programs have been implemented in the form of Patronage Partnership and Community Development (“PKBL”) program since 1991. This was based on Decree of Minister of Finance No.316/MK.016/1994 concerning Development of Small Businesses and Cooperatives. In 1999 the assignment was changed into Patronage Partnership with Small Business and Community Development, but in 2000 through No. 31/MK.1/2000 was changed to Small Business and Cooperative Development (PUKK) program.
Selanjutnya pada tahun 2003 terbit SK Meneg BUMN No. KEP. 236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan serta Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 112-1.K/010/DIR/2004 tanggal 18 Juni 2004 tentang Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan program Bina Lingkungan (PKBL).
Further in 2003 Minister of SOE issued decree No. KEP. 236/MBU/2003 dated June 17, 2003 concerning SOE Patronage Partnership with Small Business and Community Development program and decision of PLN Board of Directors No. 112-1.K/010/DIR/2004 dated June 18, 2004 concerning the Implementation of SOE Patronage Partnership with Small Business and Community Development (PKBL).
Peraturan Meneg BUMN No: PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan serta Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 366.K/DIR/2007 tanggal 28 Desember 2007 tentang Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan program Bina Lingkungan/ Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan (PKBL/P3L).
State Enterprises Minister Regulation No: PER-05/ MBU/2007 about the Partnership Program with State Owned Small Business and Community Development Program and the Decision of the Board of Directors of PT PLN (Persero) No. 366.K/DIR/2007 December 28, 2007 on Implementation of Partnership Program to Small Enterprises and Community Development program / Environmental Empowerment Program Participation (PKBL/P3L).
Program Kemitraan (PK) Program Kemitraan (PK) berfokus pada pelaksanaan program kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil. Pada tahun 2010, kegiatan dilakukan dengan dukungan dana yang telah ada (dana bergulir) ditambah dengan penyisihan Laba perusahaan sebesar Rp1 miliar. Dana tersebut akan didistribusikan ke seluruh unit PKBL yang ada di PLN.
Partnership Program Partnership Program is focused on the implementation of patronage partnership between SOE and small businesses. In 2010 the activities were conducted on the support of existing fund plus the Company’s retained earning amounted to Rp1 billion. The fund was distributed to all PKBL units in PLN.
Pada Tahun 2010 dilakukan perbaikan administrasi laporan Keuangan PKBL dengan menggunakan aplikasi PKBL baru. Proses perbaikan tersebut mulai dari inventarisasi piutang mitra binaan, set-up aplikasi laporan keuangan baru untuk semua unit pelaksana PKBL PLN.
In 2010 the administration of PKBL financial report was improved using new PKBL application. The improvement took place from inventory of patronage partners’ receivables to the set up of new financial reports for all PKBL units.
Dikarenakan masih dalam proses perbaikan tersebut maka alokasi anggaran PK tahun 2010 sebesar Rp1 miliar belum disalurkan ke mitra binaan. Sampai dengan 2010 jumlah mitra binaan PLN kurang lebih 35.664 mitra binaan.
Due to the improvement process, partnership program budget for 2010 of Rp1 billion has not yet distributed to patronage partners. Up to 2010 PLN had around 35,664 patronage partners.
Laporan Tanggung Jawab Perusahaan Corporate Social Responsibility
Dilaksanakan dalam bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, yang telah dilaksanakn sejak tahun 1991. Hal ini dilaksanakan berdasarkan SK MENKEU No.316/MK.016/1994 tentang Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK). Pada tahun 1999 penugasan tersebut diganti menjadi Program Kemitraan dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, namun pada tahun 2000 sesuai dengan SE No. 31/MK.1/2000 program tersebut dikembalikan menjadi Program Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK).
273
274
Program Bina Lingkungan Sesuai hasil Rapat Pembahasan RKA PKBL Tahun Buku 2010, nomor : RIS-87/SAM2.MBU/ TSP-PKBL/TK/2009, tanggal 30 Desember 2009, untuk program Bina lingkungan alokasi dananya sebesar Rp500.000.000 (Lima ratus juta Rupiah). Program Bina Lingkungan Tahun 2010 direncanakan untuk Program BUMN Peduli sebesar Rp150.000.000 (seratus lima puluh juta rupaih) dan Rp350.000.000 (tiga ratus lima puluh juta rupiah) untuk program Pendidikan. Realisasi Program Bina Lingkungan Tahun 2010 belum dilaksanakan. Belum terealisasinya program Bina Lingkungan tersebut karena dalam proses perbaikan struktur organisasi PKBL sehingga proses penggantian spesiment Bank mengalami pergantian sesuai dengan pejabat yang baru. Namun demikian PLN tetap ikut berperan aktif dalam kegiatan BUMN dengan program CSR PLN
COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM Pursuant to the Business Partnership Meeting Discussion of RKA Fiscal Year 2010, number: RIS-87/ SAM2.MBU/TSP-PKBL/TK/2009, dated December 30, 2009, for Community Development program allocated funds amounting to Rp500,000,000 (five hundred million Rupiah) . Community Development Program Year 2010 is planned for SOEs Care Program by Rp150,000,000 (one hundred and fifty million Rupiah) and Rp350,000,000 (three hundred and fifty million Rupiah) for Education program. Realization of the Community Development Program in 2010 has not been implemented. Not to the realization of the Community Development program is due in the repair process PKBL organizational structure so that the replacement process spesiment Bank commutation in accordance with the new officials. However, PLN still participate actively in the activities of SOEs with CSR programs PLN
Anggaran yang telah dikeluarkan untuk program CSR / P3L PT PLN (Persero) Anggaran CSR/P3L Tahun 2010 adalah sebesar Rp45 miliar dan sudah direalisasikan sebesar Rp45.931.385.657 (empat puluh lima miliar sembilan ratus tiga puluh satu juta tiga ratus delapan puluh lima ribu enam ratus lima puluh tujuh rupiah), dengan rincian sebagai berikut:
Community Development realized budget for CSR/P3L programs 2010 CSR/P3L budget was Rp45 billion, of which Rp45,931,385,657 (forty five billion nine hundred thirty one million three hundred eighty five thousand six hundred fifty seven Rupiah) has been realized with the following details:
Kegiatan activity
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
No 1
Community Relations
Realisasi Dana (Rp) FUND REALISATION (RP)
PrEsentase (%) PERCENTAGE (%)
2.695.260.352,-
6
2
Community Services
21.793.408.440,-
48
3
Community Empowering
16.411.098.831,-
37
4
Pelestarian alam Conservation
4.503.051.002,-
10
5
Biaya Administrasi Administration Fee
528.567.032,-
1
45.931.385.657,-
102
Total
Ada beberapa program CSR tahun 2009 yang direalisasikan pelaksanaannya pada tahun 2010, sehingga realisasi tahun 2010 sebesar 102% dari anggaran yang tersedia.
2010 realization was 102% of budget because some of 2009 CSR programs were realized in 2010.
Selain kegiatan-kegiatan tersebut, tanggung jawab sosial perusahaan diwujudkan dengan pelaksanaan berbagai kewajiban menyangkut pemangku kepentingan lainnya, seperti: pemenuhan hak-
In addition to these activities, corporate social responsibility is realized with the implementation of various liabilities related to other stakeholders, such as: fulfilling the rights of employees, the
hak karyawan, pelaksanaan kesehatan kerja serta pemenuhan komitmen terhadap kualitas produk dan perlindungan pelanggan.
implementation of occupational health and the fulfillment of a commitment to quality products and customer protection.
Pemenuhan Hak-Hak Karyawan Karyawan merupakan aset yang menentukan keberhasilan PLN untuk mewujudkan tujuan dan mencapai target usahanya. Oleh karenanya dalam setiap kegiatan organisasi, PLN menjalankan perlakuan yang sama terhadap semua karyawan dengan tidak memandang suku, ras, agama, jender dan haluan politiknya, begitu pula semua karyawan memiliki kebebasan berserikat dan melaksanakan Perjanjian Kerja Bersama.
Fulfilling the Rights of Employees Employees are assets that determine the success of PLN to realize goals and achieve their business goals. Therefore, in every activity the organization, PLNmenjalankan equal treatment of all employees regardless of ethnicity, race, religion, gender and political direction, as well as all employees have the freedom to organize and execute the Collective Labor Agreement.
Hal tersebut dapat dilihat pada uraian “Pengelolaan Sumber Daya Manusia” pada halaman 94 Laporan Tahunan ini.
This can be seen in the description “Human Resource Management” on page 94 of this Annual Report.
Laporan Tanggung Jawab Perusahaan Corporate Social Responsibility
275
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
276
Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan PLN telah menetapkan kebijakan dan menyediakan sarana dan prasarana yang memungkinkan dicapainya standar kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan. Dalam implementasi K3, PLN telah memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen K3 (SMK3) dari Depnakertrans RI.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan PLN has set policies and provide facilities and infrastructure that enable the achievement of health and safety standards and environment. In the implementation of K3, PLN has obtained certification K3 Management System (SMK3) from the Ministry of Manpower Affairs.
Hal ini dapat dilihat pada uraian mengenai “Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan” pada halaman 140 Laporan Tahunan ini.
This can be seen in the description of “Health and Safety and the Environment” on page 140 of this Annual Report.
Komitmen terhadap Kualitas Produk dan Perlindungan Pelanggan Wujud dari komitmen PLN pada peningkatan kualitas produk dan perlindungan pelanggan dapat dilihat pada uraian “Pembahasan dan Analisi Manajemen, Tingkat layanan”, pada halaman 164 Laporan Tahunan ini.
Commitment to Quality Products and Customer Protection PLN’s commitment to improving product quality and customer protection can be seen in the description “Management and Discussion Analysis, the level of services”, on page 164 of this Annual Report.
Laporan Keberkelanjutan PLN menerbitkan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Tahunan ini. Laporan yang membuktikan komitmen pelaksanaan program tanggung jawab sosial secara profesional, transparan dan terukur tersebut merupakan pertanggungjawaban menyeluruh bagi seluruh pemangku kepentingan PLN mengenai pengelolaan dan realisasi program CSR.
SUSTAINABILITY REPORT PLN publishes Sustainability Report which is an integral part of this Annual Report. The report proves the commitment of the program of social responsibility in a professional, transparent and measurable and a thorough accountability to all PLN stakeholders on the management and realization of CSR programs.
lain-lain others
278 293 295 306
data perseroan Corporate Data DAFTAR ALAMAT ANAK PERUSAHAAN DAN AFILIASI Addresses of Subsidiaries and Affiliation cross-referensi isi laporan dengan ketentuan bapepam-lk pernyataan dewan komisaris dan direksi Board of Commissioners’ and Directors’ Statement
Laporan Tanggung Jawab Perusahaan Corporate Social Responsibility
277
278
DATA PERSEROAN CORPORATE DATA PROFIL KOMITE KOMISARIS DI LUAR ANGGOTA KOMISARIS PROFILE OF COMMISSIONERS’ COMMITTEES OUTSIDE THE BOARD OF COMMISSIONERS
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
komite manajemen risiko risk management committee
GDE WIDIADNYANA MERATI
SYAFRIZAL SAIFUL
RINALDY DALIMI
EDWARD HASURUNGAN GULTOM
FAIZUL ISHOM
SANTOSA GITUSUSASTRO
Gde Widiadnyana Merati Gde Widiadnyana Merati (Usia 60 tahun) Diangkat menjadi Anggota Komite Manajemen Risiko Dewan Komisaris PT PLN (Persero) sejak 2010. Selain itu menjabat sebagai Anggota Dewan Pakar BPLHD, DKI (2010–Sekarang), Ketua Tim Penasihat Konstruksi Bangunan, Pemda DKI Jakarta (2001-sekarang) dan Dosen (Guru Besar sejak 1996) Jurusan Teknik
Gde Widiadnyana Merati (60) Appointed as a Member of the Risk Management Committee, Board of Commissioners PT PLN (Persero) in 2010. Also serves as a Member of the Professional Board BPLHD, DKI (2010 - present), Chair of the Building Construction Advisory Team, Jakarta Local Government (2001 - present) and Lecturer (Professor
Sipil ITB (1975-sekarang). Pernah menjabat sebagai anggota Staf Ahli Teknik, Dewan Komisaris PT PLN (Persero) (2007–2009), Dirjen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi, Depkominfo (2001-2007), Anggota Tim Penasehat Konstruksi Bangunan, Pemda DKI Jakarta (1997-2001).
since 1996) in Civil Engineering at Bandung Institute of Technology (1975 - present). Has also served as a member of Technical Expert Staff for PT PLN (Persero) Board of Commissioners (2007 - 2009), Director General for Communication and Information Dissemination, Ministry of Communication and Information (2001 2007), Member of the Building Construction Advisory Team, Jakarta Local Government (1997 - 2001).
Menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Sipil dari Institute Teknologi Bandung, tahun 1974, S-2 Diplome d’Etudes Approfondies (France), tahun 1977 dan S-3 Docteur d’Ingenieur (France), tahun 1979.
Bachelor degree in Civil Engineering from Bandung Institute of Technology, 1974; Master degree Diplome d’Etudes Approfondies (France), 1977; and Doctoral Degree Docteur d’Ingenieur (France), 1979.
syafrizal syaiful Syafrizal Syaiful (Usia 55 tahun) Diangkat menjadi Anggota Komite Manajemen Risiko Dewan Komisaris PT PLN (Persero) sejak 2010. Selain itu menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Pertambangan Umum pada Deputi Energi Sumber Daya Mineral dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2009-sekarang). Sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Pengawasan Eksplorasi Mineral dan Batubara, (2006-2009), Kepala Sub Direktorat Penerimaan Negara Mineral dan Batubara, Pada Direktorat Pembinaan PengusahaanMineral dan Batubara Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi. (2004-2006) dan Kepala Sub Direktorat Produksi dan Pemasaran Mineral dan Batubara pada Direktorat Pengusahaan Mineral dan Batubara, Dirjen Geologi dan Sumber Daya Mineral (2001-2004).
Syafrizal Syaiful (55) Appointed as a Member of the Risk Management Committee, Board of Commissioners PT PLN (Persero) in 2010. Also serves as Deputy Assistant for Mining to the Deputy for Energy, Mineral Resources and Forestry, Coordinating Ministry for the Economy (2009 - present). Prior to this, served as Head of Sub-Directorate Supervising Mineral and Coal Exploration (2006 - 2009), Head of SubDirectorate for Mineral and Coal State Revenue at the Directorate for Mineral and Coal Enterprises of the Directorate General for Minerals, Coal and Geothermal Energy (2004 - 2006) and Head of Sub-Directorate for Mineral and Coal Production and Marketing at the Directorate for Mineral and Coal Enterprises of the Directorate General for Minerals, Coal and Geothermal Energy (2001 - 2004).
Lulus Sarjana Teknik Geologi dari Institut Teknologi Bandung dan Program Magister bidang Teknik Industri, Universitas Indonesia.
Bachelor Degree in Geology from Bandung Institute of Technology and Master Degree in Industrial Engineering from University of Indonesia.
Rinaldy Dalimi (Usia 54 tahun) Diangkat menjadi Anggota Komite Manajemen Risiko Dewan Komisaris PT PLN (Persero) sejak 2010, selain itu menjabat sebagai Anggota Dewan Energi Nasional (tahun2009-sekarang). Pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (2004-2008), Wakil Dekan Fakultas Teknik
Rinaldy Dalimi (54) Appointed as a Member of the Risk Management Committee, Board of Commissioners PT PLN (Persero) in 2010. Also serves as Member of the National Energy Board (2009 - present). Has served as Dean of the Engineering Faculty at University of Indonesia (2004 - 2008), Deputy Dean of the Engineering Faculty at
Lain-lain Others
rinaldy dalimi
279
280
Universitas Indonesia ( 2001-2004), Direktur Center of Energy Study – Universitas Indonesia (1994-2002), Kepala Laboratorium Sistem Tenaga, Dept Elektro Universitas Indonesia (2001), Staf Ahli Direktur Utama PT PLN (Persero) (2000-2001) dan sebagai Electrical Engineer PT Caltex P.I. (1981-1984).
University of Indonesia (2001 - 2004), Director of the Energy Studies Center at University of Indonesia (1994 - 2002), Head of Power Systems Laboratory, Electrical Department, University of Indonesia (2001), Expert Staff to the Managing Director PT PLN (Persero) (2000 – 2001) and as Electrial Engineer for PT Caltex PI (1981 – 1984).
Lulus Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Indonesia, Master of Science dari Electrical Engineering Dept - Michigan State University, USA dan Program Doktoral dari Electrical Engineering Dept – Virginia Technology, USA.
Bachelor Degree in Electrical Engineering from University of Indonesia; Master of Science from the Electrical Engineering Department, Michigan State University, USA; and a Doctoral Degree from the Electrical Engineering Department, Virginia Technology, USA.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
edward h. gultom Edward H. Gultom, Anggota (Usia 60 tahun) Edward H. Gultom menjabat sebagai Anggota KMR PT PLN (Persero) sejak tahun 2006. Pernah menjabat sebagai Ketua Komite Pengawas Unit Bisnis 8 Untuk PLN P3B Jawa Bali dan P3B Sumatera (2005-2006), Senior Engineer PLN P3B Jawa Bali (2002–2005), Kepala Divisi Operasi Sistem, Divisi Pengusahaan Penyaluran PLN Pusat (1999-2001), Kepala Sektor Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV PLN Pembangkitan & Transmisi Jawa Bagian Barat, Sektor TET (1991-1995). Berkarir di PLN sejak tahun 1976, sebagai Kepala Seksi Gardu Induk PLN Pembangkitan Jawa Barat dan Jakarta Raya (K3) (1976-1977).
Edward H. Gultom, Member (60) Appointed as a member of the Risk Management Committee PT PLN (Persero) in 2006. Has also served as Head of Business Unit 8 Supervisory Committee PLN P3B Java Bali and P3B Sumatera (2005 – 2006), Senior Engineer PLN P3B Java Bali (2002 – 2005), Division Head for Operating Systems, Commercial Distribution Division PLN Head Office (1995 – 2001), Section Head Extra High Voltage Transmission 500 kV PLN Generation and Transmission West Java, TET Section (1991 – 1995). His career with PLN started in 1976 as Section Head for PLN Main Relay Generation West Java and Jakarta (K3) (1976 – 1977).
Edward Gultom meraih Sarjana Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung pada 1974, Pasca Sarjana Master Degree in Electrical Engineering dari University of Manchester Institute of Science and Technology – Inggris pada 1987, dan Pasca Sarjana Magister Hukum Universitas Pelita Harapan pada tahun 2004.
Electrical Engineering Degree from Institute of Technology Bandung, 1974; a Master Degree in Electrical Engineering from University of Manchester, Institute of Science and Technology, UK, 1987; and a post graduate Master of Law from Pelita Harapan University, 2004.
faizul ishom Faizul Ishom, Anggota (Usia 40) Fairul Ishom menjabat sebagai Anggota KMR PT PLN (Persero) sejak tahun 2006. Selain itu, menjabat sebagai Kepala Bidang Sumberdaya Mineral dan Energi (2011), Kepala Bagian Program pada Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (2010-sekarang). Selain itu pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Sumberdaya Mineral, Pada Kementerian Negara
Faizul Ishom, Member (40) Appointed as a member of the Risk Management Committee PT PLN (Persero) in 2006. Also serves as Head of Mineral and Energy Resources (2011) and Program Head for the State Ministry for Disadvantaged Regions (2010 – present). Has also served as Head of Mineral Resources for the State Ministry for Disadvantaged Regions. Previously served as Deputy
Pembangunan Daerah Tertinggal. Setelah sebelumnya menjabat ASDEP Urusan Sumber Daya Mineral dan Energi pada Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal sejak tahun 2007. Pernah menjabat Staf Khusus Bidang Energi Terbarukan Menko Kesra (2006-2007) dan Peneliti Bidang Energi Fosil BPPT (1993-2006).
Assistant for Mineral and Energy Resources for the State Ministry for Disadvantaged Regions since 2007. He has also served as Special Staff for Renewable Energy at the Coordinating Ministry for People’s Welfare (2006 – 2007) and Fossil Energy Researcher at the Agency For the Assessment and Application of Technology (BPPT ) (1993 – 2006).
Fairul Ishom meraih gelar Sarjana Kimia dari Universitas Diponegoro pada tahun 1993, Strata 2 dari University of Kyushu tahun 2001, Pasca Sarjana Doktor Bidang Teknik Kimia/Batubara dari University of Kyushu, Jepang pada tahun 2004 dan Pasca Sarjana Post Doctoral Teknik Kimia/Biomas dan Batubara dari University of Gunma, Jepang pada tahun 2005.
Chemistry Degree from Diponegoro University, 1993; a Master Degree from University of Kyushu, 1993; a post graduate Doctoral Degree in Chemical/Coal Engineering from University of Kyushu, Japan, 2004; and a post graduate Chemical/Biomass and Coal Engineering from University of Gunma, Japan, 2005.
santosa gitosusastro Santosa Gitosusastro, Sekretaris KMR Menjabat sebagai Sekretaris KMR PT PLN (Persero) sejak tahun 2010. Pernah menjabat sebagai Prinsipal Engineer I Bidang Penyaluran MCG – Management Consulting Group PLN Kantor Pusat, (2008-2010), Kepala Satuan Management Risiko PLN Kantor Pusat (2006-2008), Deputi Direktur Pengelolaan Kontrak IPP Direktorat Pembangkitan dan Energi Primer PLN Kantor Pusat (2003-2006), Ahli Utama Peringkat 3 Pengembangan Sistem Ketenagalistrikan Direktorat Perencanaan PLN Kantor Pusat (2000-2003). Bergabung dengan PT PLN (Persero) pada tahun 1979, melalui progtam Ikatan Dinas.
Santosa Gitosusastro, Risk Management Committee Secretary Has been serving as Risk Management Committee Secretary for PT PLN (Persero) since 2010. Has also served as Principal Engineer I Distribution for Management Consulting Group PLN Head Office (2008 – 2010), Head of Risk Management Unit PLN headquarters (2006 – 2008), Deputy Director for Independent Power Producer Contract Management, Directorate for Generation and Primary Energy PLN headquarters (2003 – 2006), Main Rank 3 Expert for Electrical Power Development, Planning Directorate PLN headquarters (2000 – 2003). Joined PT PLN (Persero) in 1979 through the Associate Office Program.
Meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung, tahun 1979, ENSIEG/INPG, Grenoble, Perancis Diploma Ingenieur, tahun 1984, INPG Genie Electrique, Grenoble, Perancis DEA / Strata 2, 1985 dan INPG Genie Electrique, Grenoble, Perancis Doctor, tahun 1988.
Bachelor Degree in Electrical Engineering from Bandung Institute of Technology, 1979; ENSIEG/ INPG from Grenoble, France, Engineering Diploma, 1984; INPG Genie Electrique, Grenoble, France DEA / Strata 2, 1985; and INPG Genie Electrique, Grenoble, France, Doctorate in 1988. Lain-lain Others
281
282
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
komite GCG GCG committee
SRI BAGUS GURITNO
SOPHIA PRABANINGPURI
SYLVIA VERONICA SIREGAR
MARLINDAH J. ADRIAASNZ SUMAMPOW
SRI BAGUS GURITNO Sri Bagus Guritno, Anggota (Usia 44 tahun) Selain sebagai Anggota KGCG PT PLN (Persero) sejak tahun 2006. Saat ini aktif bertugas di Kementerian BUMN sejak tahun yang sama. Pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Keuangan, Biro Perencanaan & SDM Sekretariat Kementerian Negara BUMN (20062010), Kepala Seksi Pinjaman Sektor Jasa Keuangan Bank Pada Direktorat Pengelolaan Penerusan
Sri Bagus Guritno, Member (44) Appointed member of the Good Corporate Governance (GCG) Committee for PT PLN (Persero) in 2006, also currently on active duty in the Ministry for State Owned Enterprises since 2006. Previously served as Head of Finance, Planning and Human Resources Bureau at the Secretariat of the State Ministry for State Owned Enterprises (2006 – 2010), Section Head for Loan
Pinjaman, Direktorat Jenderal Perbendaharaan (2004-2006). Satuan Pengawasan Intern pada Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (2004-2005) dan berbagai jabatan di lingkup Departemen Keuangan.
Services for Bank Financial Services of the Directorate for Loan Management, Directorate General of the Treasury (2004 – 2006). Internal Audit Unit at the Government Guarantee Implementation Unit (2004 – 2005) and various positions within the Ministry of Finance.
Meraih gelar Sarjana Akuntansi Universitas Brawijaya Malang pada tahun 1991 dan Pasca Sarjana Master of Science Univercity of Illionois pada tahun 1998.
Accountancy degree, Brawijaya University, Malang, 1991; and post graduate Master of Science from University of Illinois, 1998.
SOPHIA PRABANINGPURI Sophia Prabaningpuri, Anggota (Usia 30 tahun) Menjabat sebagai Anggota KGCG PT PLN (Persero) sejak tahun 2007 selain sebagai Assistant Manager of Corporate Legal di Para Group (2010-sekarang). Sebelumnya adalah Senior Corporate Legal di Para Group (2008-2010) dan Junior Corporate Legal di Para Group (2006-2008).
Sophia Prabaningpuri, Member (30) Appointed as a member of the GCG committee for PT PLN (Persero) in 2007. Also serves as Assistant Manager Corporate Legal in Para Group (2010 present). Previously Senior Corporate Legal in Para Group (2008 - 2010) and Junior Corporate Legal in Para Group (2006 - 2008).
Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Parahyangan Bandung pada tahun 2005 dan Lex Legibus Magister dari Utrech University, Netherlands pada tahun 2006.
Law Degree from Parahyangan University, Bandung, 2005; and Lex Legibus Magister from Utrecht University, Netherlands, 2006.
sylvia veronica siregar Sylvia Veronica Siregar, Member (35) Appointed as a member of the GCG committee for PT PLN (Persero) in 2008. Also serves as Bachelor Study Program Head, Accountancy, Member of Financial Accountancy Board of Standards, University of Indonesia Faculty of Economics (2009 – present) and Lecturer at University of Indonesia Faculty of Economics. Has served as Core Research Lecturer (2008 - 2009), as well as Post-graduate Accountancy Program Secretary, University of Indonesia (2007-2008), has also worked as an Auditor for KAP Hanadi, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) (1998-200).
Memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Indonesia, 1998 dan program Doktor Khusus Akuntansi dari Universitas Indonesia, 2005.
Accountancy Degree from University of Indonesia, 1998; and Doctoral Degree in Accountancy from University of Indonesia, 2005.
Lain-lain Others
Sylvia Veronica Siregar, Anggota (Usia 35 tahun) Menjabat sebagai Anggota KGCG PT PLN (Persero) sejak tahun 2008. Selain menjabat sebagai Ketua Program Studi S1 Akuntansi, Anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (2009-sekarang) dan Dosen pengajar pada Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Pernah menjabat sebagai Dosen Inti Penelitian (2008-2009) serta Sekretaris Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi, Universitas Indonesia (2007-2008) dan pernah bekerja sebagai Auditor di KAP Hanadi, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) (1998-2000).
283
284
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
MARLINDAH J. ADRIAANSZ SUMAMPOW Marlindah J. Adriaansz Sumampow, Sekretaris (Usia 47 tahun) Selain sebagai Sekretaris KGCG PT PLN (Persero) sejak 2008, Marlindah Sumampow juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jendral Dewan Pengurus Nasional Asosiasi Mediator Indonesia (AMINDO) dan Tenaga Pengajar Fakultas Hukum Universitas Parahyangan sejak 2008. Pernah menjabat sebagai Konsultan Hukum Yusuf Indradewa & Partners selama periode tahun 2001-2005.
Marlindah J. Adriaansz Sumampow, Secretary (47)
Marlindah Sumampow meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Parahyangan Bandung pada tahun 1988, Pasca Sarjana Magister Humaniora Universitas Indonesia pada tahun 1997 dan Lex Legibus Magister dari Utrech Univercity, Netherlands pada tahun 2006.
Law Degree from University Parahyangan, Bandung, 1988; post graduate Master of Humanities from University of Indonesia, 1996; and Lex Legibus Magister from Utrecht University, Netherlands, 2006.
Appointed as Secretary to the GCG committee PT PLN (Persero) in 2008, also serves as Deputy Secretary General to the Board of the Indonesian National Association of Mediators (AMINDO) and on the teaching staff of the Faculty of Law, Parahyangan University, since 2005. Has also served as a Legal Consultant at Yusuf Indradewa & Partners from 2001 - 2005.
komite AUDIT AUDIT committee
ELOK TRESNANINGSIH
LILIK SAFRUDIN ISMAIL
SUGIANTO
SUGENG ROCHADI
DJUPRIANTO
ADI DJOKO GURITNO
ELOK TRESNANINGSIH Member of the Audit Committee of PT PLN (Persero) since 1 August 2006. Also lectures in accountancy and is Ventura Manager at the Faculty of Economics, University of Indonesia. Was previously Deputy Head of the Accounting Development Center, Faculty of Economics, University of Indonesia and from 1983 – 1998 worked as a consultant auditor at a Public Accountant’s Office. Holds an Accountancy Degree and Master of Accountancy Science from University of Indonesia.
Lain-lain Others
Sebagai anggota komite audit PT PLN (Persero) sejak 1 Agustus 2006. Selain itu juga sebagai dosen akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) dan Manajer Ventura FEUI. Sebelumnya pernah menduduki posisi sebagai Wakil Kepala Pusat Pengembangan Akuntansi FEUI dan pada tahun 1983 – 1998 pernah bekerja sebagai konsultan dan auditor pada Kantor Akuntan Publik. Menyandang gelar Akuntan dan Magister Sains Akuntansi dari Universitas Indonesia.
285
286
LILIK SAFRUDIN ISMAIL Sebagai Anggota Komite Audit PT PLN (Persero) sejak 1 Juli 2008 sampai saat ini. Sebelumnya karyawan PT PLN (Persero) sejak tahun 1975 dan telah menjalani berbagai posisi Manajemen, diantaranya tahun 1976 – 1986 sebagai kepala Cabang PLN. Sejak tahun 1993 hingga pensiun pada tahun 2005 menduduki posisi sebagai Ahli Pemeriksa pada Satuan Pengawas Intern PT PLN (Persero). Tahun 2007 – 2008 sebagai Counsellor pada Kantor Hukum Amanah. Menyandang gelar Sarjana Tehnik Elektro dari Institut Tehnologi Bandung.
Member of the Audit Committee of PT PLN (Persero) from 1 July 2008 until present. Previously employed by PT PLN (Persero) since 1975 and has held various managerial positions, including as PLN Branch Head from 1976 – 1986. From 1993 until retirement in 2005 was an Expert Examiner in PT PLN (Persero) Internal Audit Unit. From 2007 – 2008 served as a Counselor at Amanah Law Office. Holds an Electrical Engineering Degree from Bandung Institute of Technology.
SUGIANTO Sebagai anggota komite audit PT PLN (Persero) sejak 1 Agustus 2008. Pada saat ini menjabat sebagai Auditor Ahli dan Wakil Ketua Tim Monitoring dan Koordinasi Good Corporate Governance pada Kementerian Negara BUMN. Sebelumnya, bekerja sebagai auditor pada Kantor Akuntan Publik dan BPKP pada 1986-2008. Menyandang gelar Akuntan dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Jakarta.
A member of PT PLN (Persero) Audit Committee since 1 August 2008. Currently serving as Expert Auditor and Deputy Head of the Monitoring and Coordination Team for Good Corporate Governance at the State Ministry for State Owned Enterprises. Previously employed as an auditor for a public accounting firm and the Development and Finance Surveillance Agency (BPKP) from 1986 - 2008. Holds an Accountancy Degree from the State College of Accounting, Jakarta.
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
SUGENG ROCHADI Sebagai anggota Komite Audit PT PLN (Persero) sejak 1 Pebruari 2010. Sebelumnya adalah karyawan PT PLN (Persero) sejak 1 Juni 1978 dan pernah memangku jabatan manajerial di bidang pembangunan maupun bidang operasi & pemeliharaan. Karier sebagai auditor internal dimulai pada tahun 1999 sebagai Kepala Audit Internal dan sejak tahun 2006 hingga pensiun pada tahun 2009, menduduki jabatan sebagai Kepala Bidang Audit Operasional pada Satuan Pengawasan Intern PT PLN (Persero). Menyandang gelar Sarjana Teknik Elektro ITB dan Magister Bisnis & Administrasi Teknologi ITB.Disamping itu telah memperoleh sertifikasi Qualified Internal Auditor dari Dewan Sertifikasi QIA – Indonesia.
A member of PT PLN (Persero) Audit Committee since 1 February, 2010. Previously employed by PT PLN (Persero) from 1 June 1978 having held various managerial positions in the fields of development and operations and maintenance. His career as an internal auditor started in 1999 as Head of Internal Audit and from 2006 until retirement in 2009 he served as Head of Operational Audit for the Internal Audit Unit of PT PLN (Persero). Holds an Electrical Engineering Degree, as well as a Master in Business and Administration Technology, from Institute of Technology Bandung. Also holds certification as a Qualified Internal Auditor from the QIA Certification Board, Indonesia.
DJUPRIANTO Sebagai anggota komite audit PT PLN (Persero) sejak 1 Febuari 2010. Sebelumnya adalah karyawan PT PLN (Persero) sejak tahun 1980 dan telah menjalani berbagai posisi manajemen, termasuk diantaranya adalah tahun 1996-2001 sebagai Kepala Kontrol Intern. Sejak tahun 2001 hingga pensiun pada tahun 2008 menduduki posisi sebagai Ahli Audit Operasional pada Satuan Pengawasan Intern PT PLN (Persero). Menyandang gelar Sarjana Tehnik Mesin dari Universitas Trisakti Jakarta.
A member of PT PLN (Persero) Audit Committee since 1 February, 2010. Previously employed by PT PLN (Persero) from 1980 and has held various managerial positions, including from 1996 - 2001 as Head of Internal Control. Since 2001 until retirement in 2008, served as Operational Audit Expert in the Internal Audit Unit PT PLN (Persero). Holds a Bachelor of Mechanical Engineering from University Trisakti, Jakarta.
Adi Djoko Guritno Sebagai anggota Komite Audit PT PLN (Persero) sejak 1 April 2010. Saat ini menjabat sebagai Dosen Jurusan Tenologi Industri Pertanian dan Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEBUGM); Ketua Komisi Manajemen Risiko dan Investasi PT Timah (Persero) Tbk ; Ketua Jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) ; Ketua Riset dan Pengembangan Supply Chain Indonesia (RISPESCIA) ; Indonesia Representative Gadjah Mada – Ehime Network (GEN) dan Dewan Formatur Indonesia Professional Risk Management Association (PRiMA). Menyandang Gelar Doktor (Ph.D) dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Ehime University, Japan ; Certified Professional Risk Management (CPRM) dan Business Continuity Certified Planner (BCCP) dari Business Continuity Management (BCM) Singapore.
A member of PT PLN (Persero) Audit Committee since 1 April, 2010. Currently lecturing in Agricultural Industrial Technology and at Master level in the Management, Economics and Business Faculty at Gajah Mada University; Chair of the Risk Management and Investment Commission for PT Timah (Persero) Tbk; Chair of Agricultural Industrial Technology at Gajah Mada University; Head of Indonesian Supply Chain Research and Development; Indonesia Representative Gajah Mada – Ehime Network (GEN) and Indonesian Formation Board Professional Risk Management Association (PRiMA). Holds a Doctorate (Ph.D) in Agricultural Economics from Ehime University, Japan; Certified Professional Risk Management (CPRM) and Business Continuity Certified Planner (BCCP) from Business Continuity Management (BCM) Singapore.
Lain-lain Others
287
288
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
komite NOMINASI DAN REMUNERASI NOMINATION AND REMUNERATION committee
ADANG SURAHMAN
LUIZAH
ELLIZA MANGKUDUM
EDWIN R. LUMBAN TOBING
ADANG SURAHMAN Adang Surahman, Anggota KNR (Usia 56 tahun) Menjabat sebagai Anggota KNR PT PLN (Persero) sejak tahun 2010, aktif sebagai Guru Besar Bidang Rekayasa Struktur Fakultas Teknik Sipil (2004sekarang) dan Peneliti di Pusat Antar Universitas, PAU-IR ITB (1986-Sekarang). Pernah menjabat berbagai posisi akademik penting di ITB, diantaranya, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB (2005 – 2010), Pjs Rektor ITB (2004-2005), Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
Adang Surahman, Member (56) Has served as a member of the Nominating and Remuneration (NR) Committee of PT PLN (Persero) since 2010; is active as a Professor in Restructuring at the Civil Engineering Faculty (2004 - present) and Inter University Researcher, PAU-IR ITB (1986 present). Has served in various important academic positions at Bandung Institute of Technology, including as Vice Rector for Academics and Student Affairs (2005 – 2010), Acting Rector (2004 -
ITB (2001-2004), Kepala UPT Olahraga ITB (19992002) dan Ketua Jurusan Teknik Sipil, FTSP ITB (1995-1998).
2005), Vice Rector for Academics and Student Affairs (2001 - 2004), Head of Sports Unit (1999 2002) and Head of Civil Engineering (1995 - 1998).
Menyandang gelar Sarjana Teknik Sipil dari ITB – Bandung, 1978, Program Magister dari Virginia Polytechnic Institute and State University, 1980 dan Program Doktoral dari Lehigh University, USA, 1984.
Holds a Degree in Civil Engineering from Bandung Institute of Technology,1978; Master Degree from Virginia Polytechnic Institute and State University, 1980; and Doctoral Degree from Lehigh University, USA, 1984.
LUIZAH Luizah, Anggota KNR (Usia 47 tahun) Menjabat sebagai Anggota KNR PT PLN (Persero) sejak tahun 2003, selain menjabat sebagai Komisaris PT Krakatau Daya Listrik (2007-sekarang) dan Kepala Bidang Usaha Jasa II B, Kementerian Negara BUMN (2010-Sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang Energi II Kementerian BUMN (2006-2010) dan Kepala Sub Bidang Perencanaan Usaha Industri Strategis (2002-2006)
Luizah, Member (47) Has served as a Member of the NR Committee PT PLN (Persero) since 2003, as well as serving as Commissioner for PT Krakatau Daya Listrik (2007 present) and Head of Business Services II B, State Ministry for State Owned Enterprises (2010 - present). Previously served as Head of Energy II State Ministry for State Owned Enterprises (2006 - 2010) and Head of Sub Division Strategic Industry Business Planning (2002-2006).
Menyandang gelar Sarjana STA LAN -RI Jurusan Administrasi Negara pada tahun 1985.
Holds a Bachelor Degree in State Administration, 1985.
ELLIZA MANGKUDUM Elliza Mangkudum, Member (58) Has served as a Member of the NR Committee PT PLN (Persero) since 2010, as well as serving as Deputy Assistant for Agricultural and Marine Facilities and Infrastructure (2010 - present), Member of Team for Settlement of National Gas Supply Problems (2007 - present), Member of Team to Accelerate Coal Liquefaction Development (2006 - present), and Member of Technical Team for Supply and Use of Alternative Energy Sources (2006 - present). Has also served as a Member of the Task Force to Pipe Gas from East Kalimantan to East Java (2006) and as Member of the Technical Team to Settle Capital Market Regulations (2005).
Menyandang gelar Sarjana Teknik dari Universitas Andalas, Padang.
Holds an Engineering University, Padang.
Degree
from
Andalas
Lain-lain Others
Elliza Mangkudum, Anggota KNR (Usia 58 tahun) Menjabat sebagai Anggota KNR PT PLN (Persero) sejak tahun 2010, selain menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Sarana dan Prasarana Pertanian dan Kelautan (2010-sekarang), Anggota Tim Penyelesaian masalah Pasokan Gas Nasional (2007sekarang), Anggota Tim Percepatan Pembangunan Coal Liquefaction (2006-sekarang), dan Anggota Tim Teknis Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Alternatif (2006-sekarang). Selain itu pernah menjabat sebagai Anggota Tim Task Force Pipanisasi Gas Kaltim Jateng (2006) dan Anggota Tim Teknis Penyelesaian RUU Penanaman Modal (2005).
289
290
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
EDWIN R. LUMBAN TOBING Edwin R. Lumban Tobing, Sekretaris (Usia 59 tahun) Menjabat sebagai Sekretaris KNR PT PLN (Persero) sejak tahun 2010. Pernah menjabat sebagai Dewan Komisaris PT Indonesia Power (2005-2009), Ketua Komite Pengawas Unit Bisnis NAD, SUMUT & RIAU (2003-2004), Vice President Restrukturisasi Perusahaan PT PLN (Persero) (2001), Ahli Utama Muda Pengembangan Organisasi pada Direktorat SDM & Organisasi (2000-2001) selain pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pengembangan Organisasi pada Direktorat SDM & Org PLN Pusat (1995-2000).
Edwin R. Lumban Tobing, Secretary (59) Has served as Secretary to the NR Committee PT PLN (Persero) since 2010. Has served on the Board of PT Indonesia Power (2005 - 2009), Chair of the Business Unit Supervisory Committee NAD, North Sumatera & Riau (2003-2004), Vice President Company Restructuring PT PLN (Persero) (2001), Main Junior Expert Organization Development at the Directorate of Human Resources and Organization (2000 - 2001), as well as serving as Head of Organizational Development in the Directorate of Human Resources and Organization (2000 - 2001), and Head of Organizational Development PLN Head Office (1995 - 2000).
Menyandang gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung dan Master di Bidang Human Resources Planning dari Westminter University – United Kingdom.
Holds a Civil Engineering Degree from Bandung Institute of Technology and Master of Human Resources Planning from Westminster University, UK.
IDA BAGUS GD. MARDAWA PADANGRATHA
AGUS PRANOTO
SEKRETARIS perusahaan corporate sECRETARY
ida bagus gd. mardawa padangratha Ida Bagus Gd. Mardawa Padangratha, (Usia 51 tahun) Ida Bagus Gd. Mardawa menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan sejak Desember 2009. Sebelumnya adalah Direktur Perencanaan PT PLN Batam (20072009), berbagai jabatan di PT PLN Batam(20002007), Kepala Cabang PT PLN (Persero) Denpasar (1996-2000), Kepala Cabang PT PLN (Persero) Singaraja (1993-1996), Kepala Bagian Teknik PT PLN (Persero) Cabang Denpasar (1991-1993), dan Kepala Seksi Operasi Konstruksi Jaringan PT PLN (Persero) Wilayah XI, Denpasar (1989-1991).
Ida Bagus Gd. Mardawa Padangratha, (51)
Meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung pada 1985, Magister Manajemen dari STIE – Ganesha, Jakarta pada 1987, dan kemudian Magister Public Management dari National University of Singapore (Lee Kuan Yew Fellowship).
Holds a Bachelor Degree in Electrical Engineering from Bandung Institute of Technology, 1985; Master of Management from Ganesha College, Jakarta, 1987; and a Master Degree in Public Management from the National University of Singapore (Lee Kuan Yew Fellowship).
Ida Bagus Gd. Mardawa has served as Corporate Secretary since December 2009. He was previously Director of Planning at PT PLN Batam (2007 2009), and has held various positions in PT PLN Batam (2000 - 2007); was Head of PT PLN (Persero) Denpasar (1996 - 2000), Head of PT PLN (Persero) Singaraja (1993 - 1996), Technical Head of PT PLN (Persero) Denpasar (1991 - 1993), and Section Head for Network Construction Operations PT PLN (Persero) Area XI, Denpasar (1989 -1991).
Lain-lain Others
291
292
SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS’ SECRETARY
AGUS PRANOTO Agus Pranoto, (Usia 58) Menjabat sebagai Sekretaris Dewan Komisaris sejak tahun 2010. Sebelumnya menjabat sebagai Tenaga Ahli Bidang Niaga Dewan Komisaris PT PLN (Persero) (2010), Komisaris Utama PT Rekadaya Elektrika (2007-2010), Direktur Utama PT PJB (2007-2009), Direktur Keuangan PT PJB (2004-2007), Komisaris PT Bajradaya Sentra Nusa (BDSN)-IPP (2004-2006) dan General Manager (GM) PT PLN (Persero) DJBB (2000-2003).
Agus Pranoto, (58) Served as Board of Commissioners’ Secretary since 2010. Previously served as Expert in Commerce for PT PLN (Persero) Board of Commissioners in 2010, President Commissioner at PT Rekadaya Elektrika (2007 - 2010), Managing Director of PT PJB (2007 2009), Director of Finance for PT PJB (2004 - 2007), Commissioner of PT Bajradaya Sentra Nusa (BDSN)IPP (2004 - 2006) and General Manager PT PLN (Persero) DJBB (2000 - 2003).
Meraih gelar Sarjana Teknik Tenaga Listrik dari ITB, Bandung, 1985 serta Magister Manajemen Universitas Airlangga bidang Keuangan, tahun 2007.
Holds a Bachelor Degree in Electrical Engineering from Bandung Institute of Technology, 1985; and Master in Management from Airlangga University Faculty of Finance, 2007.
kepala satuan pengawasan intern chair of internal audit
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
paiman Paiman, (Usia 61 tahun) Paiman menjabat sebagai Kepala Satuan Pengawasan Intern sejak tahun 2007. Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Polisi Daerah Jawa Barat dan berkarir di PT PLN (Persero) sejak bulan April tahun 2007.
Paiman, (61) Paiman has served as Head of the Internal Audit Unit since 2007. Previously he was Head of Police for West Java and has worked for PT PLN (Persero) since April 2007.
Meraih gelar Sarjana dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada tahun 1984.
He holds a Bachelor Degree from Police College awarded in 1984.
daftar alamat anak usaha dan afiliasi addresses of subsidiaries and afiliation PT Indonesia Power (IP) Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.18 Jakarta Selatan 12950, Indonesia
PT Indonesia Power (IP) Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.18 Jakarta Selatan 12950, Indonesia
Bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha lain yang terkait. Berdiri tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PJB I dan pada tanggal 1 September 2000 berubah menjadi PT Indonesia Power. Anak Perusahaan PT IP adalah: - PT Cogindo Daya Bersama bergerak di bidang usaha cogeneration, distribute generation dan jasa operation & maintenance. - PT Artha Daya Coalindo bergerak di bidang usaha trading dan jasa transportasi batubara. - PT Indo Pusaka Berau bergerak di bidang usaha penyediaan listrik dari produksi PLTU Lati di Berau, Kalimantan Timur. - PT Indo Ridlatama Power bergerak di bidang usaha pembangkitan tenaga listrik.
Engaged in power generation and other related businesses. Established on October 3, 1995 namely PT PJB I and on September 1, 2000 was changed to PT Indonesia Power.
PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) Jl. Ketintang Baru No.11 Surabaya 60231, Indonesia
PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) Jl. Ketintang Baru No.11 Surabaya 60231, Indonesia
Bergerak dalam bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha lain yang terkait. Berdiri tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PJB II dan pada tanggal 1 September 2000 berubah menjadi PT PJB. Anak perusahaan PT PJB adalah : - PT Pembangkitan Jawa Bali Services bergerak di bidang usaha operasi dan pemeliharaan. - PT Rekadaya Elektrika bergerak di bidang usaha jasa kelistrikan dan enjiniring.
Engaged in power generation and other related businesses. Established on October 3, 1995 namely PT PJB II and on September 1, 2000 was changed to PT PJB.
PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam) Jl. Engku Putri No.3 Batam Center, Batam 29432, Indonesia
PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam) Jl. Engku Putri No.3 Batam Center, Batam 29432, Indonesia
Berdiri tanggal 3 Oktober 200 dan bergerak dalam usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di wilayah Pulau Batam.
Established on October 3, 2000 and is engaged in the provision of electricity to meet the public interest in Batam Island region.
PT Indonesia Comnets Plus (PT ICON +) Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.18 Jakarta 12950, Indonesia
PT Indonesia Comnets Plus (PT ICON +) Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.18 Jakarta 12950, Indonesia
Berdiri tanggal 3 Oktober 2000 dan bergerak dalam bidang usaha telekomunikasi.
Established on October 3, 2000 and is engaged in telecommunications business.
Subsidiaries of PT IP are as follows: - PT Cogindo Daya Bersama engaged in cogeneration, distribute generation and operation & maintenance services. - PT Artha Daya Coalindo engaged in the business of coal trading and transportation services. - PT Indo Pusaka Berau engaged in electricity supply business generated from the production of Steam Power Plant Lati in Berau, East Kalimantan. - PT Indo Ridlatama Power engaged in electricity power generation.
Subsidiaries of PT PJB are as follows: - PT Pembangkitan Jawa Bali Services engaged in operation and maintenance services. - PT Rekadaya Elektrika engaged in electrical and engineering services.
Lain-lain Others
293
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
294
PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT PLN Tarakan) Jl. P. Diponegoro No.1 Tarakan, Kalimantan Timur, Indonesia
PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT PLN Tarakan) Jl. P. Diponegoro No.1 Tarakan, East Kalimantan, Indonesia
Didirikan tanggal 15 Desember 2003 dan bergerak dalam usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di wilayah Pulau Tarakan.
Established on December 15, 2003 and is engaged in electricity supply business to meet the public needs in Tarakan Island region.
PT PLN Batubara Gedung PLN Pusat Jl. Trunojoyo Blok M I/135, Gedung I Lantai 3 Jakarta 12160, Indonesia
PT PLN Batubara Gedung PLN Pusat Jl. Trunojoyo Blok M I/135, Gedung I Lantai 3 Jakarta 12160, Indonesia
PT PLN Batubara didirikan tanggal 3 September 2008 dan merupakan anak perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha tambang batubara sebagai bahan utama dari Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU).
PT PLN Batubara was founded on September 3, 2008 and is a subsidiary company which is engaged in coal mining as the primary source of Steam Power Plant.
PT PLN Geothermal Jl. Wijaya I No.61 Kebayoran Baru, Jakarta 12170 Indonesia
PT PLN Geothermal Jl. Wijaya I No.61 Kebayoran Baru, Jakarta 12170 Indonesia
PT PLN Geothermal adalah anak perusahaan PLN yang bergerak di bidang penyediaan tenaga listrik terbarukan, melalui kegiatan pengembangan dan pengoperasian pembangkit tenaga listrik panas bumi yang ekonomis, bermutu tinggi dan dengan keandalan yang baik.
PT PLN Geothermal is a subsidiary of PLN, engaging in renewable electricity supply, through the development and operation of geothermal power plants that are of high-quality, economical and reliable.
PT Geo Dipa Energi (PT GDE) Jl. Karawitan No.32 Bandung 40264, Indonesia
PT Geo Dipa Energi (PT GDE) Jl. Karawitan No.32 Bandung 40264, Indonesia
Perusahaan patungan PLN-PERTAMINA, bergerak dalam bidang pembangkitan tenaga listrik panas bumi.
PLN-PERTAMINA joint venture company, engaging in Geothermal Power Plant.
Majapahit Holding BV Herengracht 450, 1017 CA Amsterdam The Netherlands
Majapahit Holding BV Herengracht 450, 1017 CA Amsterdam The Netherlands
Majapahit Holding BV didirikan tanggal 3 Oktober 2006 dan merupakan suatu lembaga keuangan yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda.
Majapahit Holding BV was incorporated on October 3, 2006 as a financial institution based in Amsterdam, the Netherlands.
Referensi-SILANG isi Laporan dengan Ketentuan BAPEPAM-LK Cross-Reference of Bapepam-LK Rules Kesesuaian isi Annual Report berdasarkan Keputusan Bapepam - LK No. X.K. 6 tentang “Format Laporan Annual Report” Kriteria
Penjelasan
Halaman
I Umum 1
Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris.
2
Laporan tahunan dicetak pada kertas yang berwarna terang agar mudah dibaca dan jelas.
3
Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas
Nama Perusahaan dan Tahun Annual Report ditampilkan di:
1. Sampul muka, samping dan belakang
2. Samping
3. Sampul Belakang
4. Setiap halaman 4
Laporan Tahunan ditampilkan di website Perusahaan
II Ikhtisar Data Keuangan Penting 1
Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun
Informasi memuat antara lain:
9
1. Penjualan/pendapatan usaha 2. Laba (rugi) kotor 3. Laba(rugi) usaha 4. Laba (rugi) bersih 5. Laba (rugi) persaham,
2
Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun
Informasi memuat antara lain: 1
Modal kerja bersih
2
Jumlah investasi
3
Jumlah aset
4
Jumlah kewajiban
5
Jumlah ekuitas
9
Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun
Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahaan
9
4
Laporan Tahunan wajib memuat informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik. Informasi harga saham sebelum perubahan permodalan terakhir wajib disesuaikan dalam hal terjadi antara lain karena pemecahan saham, dividen saham, dan saham bonus
Informasi dalam bentuk tabel dan grafik yang memuat:
n.a
5
Laporan Tahunan wajib memuat informasi dalam 2 (dua) tahun buku terakhir mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konvertibel yang diterbitkan
1
Harga saham tertinggi
2
Harga saham terendah
3
Harga saham penutupan
4
Volume saham yang diperdagangkan untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir (jika ada).
Informasi memuat: 1
Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar
2
Tingkat bunga/imbalan
3
Tanggal jatuh tempo
4
Peringkat obligasi/sukuk
10
Lain-lain Others
3
295
296
Kriteria
Penjelasan
Halaman
III Laporan Dewan Komisaris dan Direksi 1
2
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
3
Laporan Dewan Komisaris
Laporan Direksi
Tanda tangan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1
Penilaian kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan.
2
Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi
3
Komite-komite yang berada dibawah pengawasan Dewan Komisaris
4
Perubahan komposisi Dewan Komisaris (jika ada)
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1
Kinerja perusahaan mencakup antara lain: kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan.
2
Prospek usaha
3
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik yang telah dilaksanakan oleh perusahaan.
4
Perubahan komposisi Direksi (jika ada)
Memuat hal-hal sebagai berikut:
34
42
306
1
Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri
2
Ada pernyataan bahwa Direksi dan Desan Komisaris bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan.
3
Ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris dengan menyebutkan nama dan jabatannya.
4
Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan
n.a
IV Profil Perusahaan 1
Nama dan alamat perusahaan
Informasi memuat antara lain nama dan alamat, kode pos, no. Telp, no. Fax, email, dan website
34, halaman belakang
2
Riwayat singkat perusahaan
Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama dan perubahan nama perusahaan (jika ada)
66
3
Bidang usaha
Meliputi jenis produk dan atau jasa yang dihasilkan
4
Struktur Organisasi
Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan
5
Visi dan Misi Perusahaan
Mencakup visi dan misi perusahaan
6
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris
Informasi memuat antara lain: 1
Nama
2
Jabatan
3
Umur
4
Pendidikan
5
Pengalaman Kerja
68,79 80 62 81-85
Kriteria 7
8
9
10
11
12
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota direksi
Jumlah Karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan)
Komposisi Pemegang saham.
Daftar anak perusahaan dan/atau perusahaan asosiasi.
Kronologi pencatatan saham
Kronologi pencatatan efek lainnya
Penjelasan Informasi memuat antara lain: 1
Nama
2
Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain)
3
Umur
4
Pendidikan
5
Pengalaman Kerja
Halaman 86-92
Informasi memuat antara lain: 1
Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi
94,11
2
Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan
102
3
Pelatihan karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan
104
4
Biaya yang telah dikeluarkan
104
Mencakup antara lain: 1
Nama pemegang saham yang memiliki saham 5% atau lebih
2
Direktur dan Komisaris yang memiliki saham
3
Pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masing-masing kurang lebih 5% Informasi memuat antara lain:
1
Nama anak perusahaan/perusahaan asosiasi
2
Presentase kepemilikan saham.
3
Keterangan tentang bidang usaha anak perusahaan atau perusahaan asosiasi
4
Keterangan status operasi perusahaan anak atau perusahaan asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi)
Mencakup antara lain: 1
Kronologi pencatatan saham
2
Jenis tindakan korporasi yang menyebabkan perubahan jumlah saham.
3
Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku.
4
Nama Bursa dimana saham perusahaan dicatatkan.
Mencakup antara lain: Kronologi pencatatan efek lainnya
2
Jenis tindakan korporasi yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya
3
Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku.
4
Nama Bursa dimana saham perusahaan dicatatkan.
5
Peringkat efek
78
n.a
129 Lain-lain Others
1
78
297
298
Kriteria 13
14
15
16
Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal.
Akuntan perseroan
Penghargaan dan sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional
Penjelasan Informasi memuat antara lain: 1
Nama dan alamat Biro Administrasi Efek (BAE).
2
Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik.
3
Nama dan alamat perusahaan pemeringkat efek.
Informasi memuat antara lain: 1
Berapa periode audit akuntan telah mengaudit laporan keuangan perusahaan.
2
Berapa periode audit kantor akuntan publik telah mengaudit laporan keuangan perusahaan.
3
Besarnya fee audit.
4
Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa finansial audit.
Informasi memuat antara lain: 1
Nama penghargaan.
2
Tahun perolehan.
3
Badan pemberi penghargaan.
4
Masa berlaku.
Nama dan alamat anak perusahaan dan atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada)
Halaman 75
76
30-32
292
V Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan 1
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
2
3
4
Tinjauan operasi per segmen usaha
Uraian atas kinerja keuangan Perusahaan
Memuat uraian antara lain: 1
Produksi/kegiatan usaha
2
Penjualan/pendapatan usaha
3
Profitabilitas
4
Peningkatan/penurunan kapasitas produksi untuk masing-masing segmen usaha.
Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai: 1
Aset lancar, aset tidak lancar, dan jumlah aset;
2
Kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan jumlah kewajiban;
3
Penjualan/pendapatan usaha;
4
Beban usaha
5
Laba/rugi bersih
Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar hutang dan tingkat kolektibilitas piutang Perseroan
Penjelasan tentang:
Bahasan tentang struktur modal (capital structure), kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies), dan tingkat solvabilitas perusahaan
Penjelasan atas
1
Kemampuan membayar hutang
2
Tingkat kolektibilitas piutang
1
Struktur modal (capital structure),
2
Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies),
3
Tingkat solvabilitas perusahaan
152-167, 189-190
168-188
178,187,186
183,186
Kriteria 5
Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal
Penjelasan Penjelasan atas: 1
Tujuan dari ikatan tersebut
2
Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut
3
Mata uang yang menjadi denominasi
4
Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait
Halaman 188,187, 205 206, 190-195
Catatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal, agar diungkapkan 6
Bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi
Penjelasan mengenai 1
Kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi
2
Dampaknya terhadap kondisi keuangan perusahaan
207
Catatan: apabila tidak ada kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi, agar diungkapkan 7
Uraian tentang komponen-komponen substansial dari pendapatan dan beban lainnya, untuk dapat mengetahui hasil usaha perusahaan
Penjelasan mengenai
Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan/pendapatan bersih, maka wajib disertai dengan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat dikaitkan antara lain dengan, jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru
Penjelasan mengenai
9
Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan/pendapatan bersih perusahaan serta laba operasi perusahaan selama 2 (dua) tahun atau sejak perusahaan memulai usahanya, jika baru memulai usahanya kurang dari 2 (dua) tahun
Ada atau tidak ada pengungkapan
157
10
Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan
Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.
208
8
1
Komponen substansial dari pendapatan lainnya
2
Komponen substansial dari beban lainnya
1
Besaran peningkatan/penurunan penjualan atau pendapatan bersih
2
Peningkatan/penurunan material dari penjualan atau pendapatan bersih dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru
169,170-172, 201-202
n.a
Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan Uraian tentang prospek usaha perusahaan
Uraian mengenai prospek perusahaan sehubungan dengan industri, ekonomi secara umum dan pasar internasional serta dapat disertai data pendukung kuantitatif jika ada sumber data yang layak dipercaya
150-151
12
Uraian tentang aspek pemasaran
Uraian tentang pemasaran atas produk dan jasa perusahaan, antara lain meliputi pangsa pasar
152-153
Lain-lain Others
11
299
300
Kriteria 13
Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir
Penjelasan Memuat uraian mengenai: 1
Jumlah dividen
2
jumlah dividen per saham
3
payout ratio untuk masing-masing tahun
Halaman n.a
Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar diungkapkan alasan tidak membagikan dividen 14
15
Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (dalam hal perusahaan masih diwajibkan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana)
Informasi material mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi atau restrukturisasi hutang/modal.
Memuat uraian mengenai: 1
Total perolehan dana
2
Rencana penggunaan dana
3
Rincian penggunaan dana
4
saldo dana, dan
5
Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana (jika ada)
Memuat uraian mengenai: 1
Tujuan dilakukannya transaksi;
2
Nilai transaksi atau jumlah yg direstrukturisasi;
3
Sumber dana
n.a
190-203
Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
16
Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/ atau transaksi dengan pihak afiliasi.
Memuat uraian mengenai: 1
Nama pihak yang bertransaksi
2
Sifat hubungan afiliasi;
3
Penjelasan mengenai kewajaran transaksi;
4
Realisasi transaksi pada periode berjalan.
207-208
17
Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan
Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan perundang-undangan dan dampaknya terhadap perusahaan Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan, agar diungkapkan
208
18
Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi
Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan
208
VI Tata Kelola Perusahaan 1
Uraian Dewan Komisaris
Uraian memuat antara lain: 1
Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris
2
Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi anggota Dewan Komisaris
3
Besarnya remunerasi untuk setiap anggota dewan komisaris.
4
Frekuensi pertemuan
5
Tingkat kehadiran dewan komisaris dalam pertemuan
225-231 229 239-240
229-230 230
Kriteria 2
Uraian Direksi
Penjelasan
1
3
4
5
6
Komite Nominasi dan Remunerasi
Komite Remunerasi
Komite-komite lain di bawah dewan komisaris yang dimiliki oleh perusahaan
Uraian mengenai kebijakan penetapan remunerasi bagi Direksi yang dikaitkan dengan kinerja perusahaan
Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi.
232-235 239-240
2
Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi
3
Besarnya remunerasi untuk setiap anggota direksi.
4
Frekuensi pertemuan
237
5
Tingkat kehadiran anggota direksi dalam pertemuan
237
6
Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi direksi
-
Mencakup antara lain: 1
Nama, jabatan dan riwayat hidup singkat anggota Komite Audit.
285-287
2
Uraian tugas dan tanggung jawab.
247-252
3
Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Audit.
4
Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite Audit.
5
Independensi anggota Komite Audit.
Mencakup antara lain: 1
Nama, jabatan dan riwayat hidup singkat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi.
288-290
2
Independensi anggota Komite Nominasi dan Remunerasi.
252-253
3
Uraian tugas dan tanggung jawab.
4
Uraian pelaksanaan tugas Komite Nominasi dan Remunerasi.
5
Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Nominasi dan Remunerasi.
Mencakup antara lain: 1
Nama, jabatan dan riwayat hidup singkat anggota Komite remunerasi.
288-290
2
Independensi anggota Komite remunerasi.
252-253
3
Uraian tugas dan tanggung jawab.
4
Uraian pelaksanaan kegiatan Komite remunerasi.
5
Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran.
Mencakup antara lain: 1
Nama, jabatan dan riwayat hidup singkat anggota komite lain.
278-284
2
Independensi anggota komite lain.
243-247
3
Uraian tugas dan tanggung jawab.
4
Uraian pelaksanaan tugas komite lain.
5
Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain.
Mencakup antara lain: 1
Prosedur penetapan remunerasi tertuang dalam SOP
2
Indikator kinerja untuk mengukur performance Direksi yang dikaitkan dengan remunerasi
239
Lain-lain Others
7
Komite Audit
Halaman
Menguraikan antara lain:
301
302
Kriteria 8
9
10
11
12
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
13
14
Penjelasan
Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan
Mencakup antara lain:
Uraian tentang Unit Audit Internal
Mencakup antara lain:
Uraian mengenai Manajemen Risiko
Uraian mengenai komitmen perusahaan terhadap perlindungan konsumen
Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama mengenai “community development program” yang telah dilakukan. Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama berkaitan dengan kegiatan pelestarian lingkungan.
Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, Direksi dan anggota dewan Komisaris yang menjabat pada periode laporan tahunan
1
Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan
2
Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan
1
Nama ketua unit audit internal
2
Kualifikasi/sertfikasi sebagai profesi audit internal
3
Struktur atau kedudukan unit audit internal
4
Keberadaan piagam unit audit internal
5
Uraian pelaksaan tugas
Menguraikan antara lain: 1
Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan (misalnya risiko yang disebabkan oleh fluktuasi kurs atau suku bunga, persaingan usaha, pasokan bahan baku, ketentuan negara lain atau peraturan internasional dan kebijakan pemerintah).
2
Upaya untuk mengelola risiko tersebut.
Mencakup antara lain: 1
Pembentukan Pusat Pengaduan Konsumen.
2
Program peningkatan layanan kepada konsumen.
3
Tingkat penyelesaian pengaduan yang diterima
4
Program peningkatan layanan kepada konsumen
Mencakup antara lain uraian tentang: 1
Mitra Usaha bunaan perusahaan
2
Program pengembangan pendidikan/perbaikan kesehatan/pengembangan seni budaya dan lainnya
3
Biaya yang telah dikeluarkan
Mencakup antara lain kegiatan tentang: 1
Kegiatan pelestarian lingkungan
2
Kegiatan pengelolaan lingkungan
3
Sertifikasi atas pengelolaan liingkungan
4
Biaya yang telah dikeluarkan
Menguraikan antara lain: 1
Pokok perkara/gugatan.
2
Status penyelesaian perkara/gugatan
3
Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan
Halaman
254
257
220,50,74
268-276
140-146
265-267
Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan 15
Akses informasi dan data perusahaan
Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website, media massa, mailing list, buletin dan sebagainya
74
Kriteria 16
17
Etika Perusahaan.
Pengungkapan mengenai whistleblowing system
Penjelasan Memuat uraian antara lain: 1
Keberadaan code of conduct
2
Isi Code of Conduct
3
Penyebaran Code of Conduct kepada karyawan dan upaya penegakannya.
4
Pernyataan mengenai budaya perusahaan yang dimiki perusahaan.
Memuat uraian antara lain: 1
Keberadaan whistleblowing system
2
Mekanisme whistleblowing system
3
Penggunaan dan output whistleblowing sytem
Halaman 219-220
n.a
VII Informasi Keuangan 1
Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan
2
Opini akuntan atas laporan keuangan
3
Deskripsi Auditor Independen di Opini
4
Laporan keuangan yang lengkap
Kesesuaian dengan peraturan Bapepam No VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan
311 312
Deskripsi memuat tentang: 1
Nama dan tanda tangan
2
Tanggal Laporan Audit
3
No. ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik
Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan, yakni: 1
Neraca
2
Laporan laba rugi
3
Laporan perubahan ekuitas
4
Laporan arus kas
5
Catatan atas laporan keuangan
5
Perbandingan tingkat profitabilitas
Perbandingan laba/rugi usaha tahun berjalan dengan tahun sebelumnya
6
Penyajian Laporan Arus Kas
Memenuhi ketentuan sebagai berikut: Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
2
Penggunaan metode langsung (direct method) untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi
3
Pengungkapan aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas
4
Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran kas kepada pelanggan(customer), karyawan, pemasok dan pembayaran pajak selama tahun berjalan pada aktivitas operasi
5
Penyajian penambahan dan pembayaran hutang jangka panjang serta dividen pada aktivitas pendanaan
314-319
320-439 316 318-319
Lain-lain Others
1
313
303
304
Kriteria 7
8
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
9
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
Pengungkapan yang berhubungan dengan properti investasi
Pengungkapan yang berhubungan dengan Perpajakan.
Penjelasan Meliputi sekurang-kurangnya: 1
Konsep dasar penyajian laporan keuangan
2
Pengakuan pendapatan dan beban
3
Penilaian investasi (penyertaan pada entitas lain)
4
Persediaan
5
Sewa
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain: 1
Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model nilai wajar dan model biaya
2
Metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar dari properti investasi
3
Apakah penentuan nilai wajar properti investasi didasarkan atas penilaian oleh penilai independen. Apabila tidak ada penilaian seperti itu, hal tersebut harus diungkapkan
4
Rekonsiliasi nilai tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode
5
Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi yang berasal dari properti investasi (penghasilan rental, beban operasi langsung, perubahan kumulatif dalam nilai wajar)
1
Rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dengan tarif yang berlaku denan mengungkapkan dasar perhitungan tarif pajak yang berlaku.
2
Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini
3
Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi menjadi dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan.
4
Rincian aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disajikan pada neraca untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada neraca.
5
Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak.
Halaman 327-337
337,349
342, 399-402
Kriteria 10
11
12
Pengungkapan yang berhubungan dengan Aset Tetap
Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Lainnya
Pengungkapan yang berhubungan dengan Instrumen Keuangan
Penjelasan Hal-hal yang harus diungkapkan adalah: 1
Metode penyusutan yang digunakan
2
Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model revaluasi dan model biaya
3
Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset tetap (model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (model biaya)
4
Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode untuk tiap kelompok aset tetap
5
Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode untuk tiap kelompok aset, yang menunjukkan: penambahan, aset yang diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual/kelompok lepasan, penggabungan usaha, revaluasi, rugi penurunan nilai, penyusutan, selisih nilai tukar neto, atau perubahan lain.
Hal-hal yang harus diungkapkan adalah: 1
Penjelasan mengenai standar akuntansi keuangan dan peraturan baru yang diterapkan dan mempengaruhi aktivitas perusahaan; dan
2
Dampak penerapan standar akuntansi keuangan dan peraturan baru tersebut.
Halaman 345-347, 334-335
323-327
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1
Persyaratan, kondisi dan kebijakan akuntansi untuk setiap kelompok instrumen keuangan
2
Klasifikasi instrumen keuangan
3
Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan
4
Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan: risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas
5
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangannya
438-439
435-439
Lain-lain Others
305
306
PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Board of Commissioners’ and Directors’ Statement Sesuai dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 67 dan Peraturan Bapepam No. X.K.6 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik, dengan ini kami, Dewan Komisaris dan Direksi PT PLN (Persero), menyatakan telah menyetujui dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perseroan tahun buku 2010.
In accordance with Corporate Law no. 40/2007, Chapter 67, and Capital Market Supervisory Board Regulation No. X.K.6 on Annual Report Submission Requirements for Public Companies, we, the Board of Commissioners and Directors of PT PLN (Persero), hereby state that we have approved and are fully responsible for the validity of the Company’s 2010 Annual Report.
Laporan Tahunan Perseroan ini juga memuat Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
The Company’s Annual Repost contains the Board of Commissioner’s Monitoring Report and Consolidated Financial Statement for the years ending 31 December 2010 and 2009.
dewan komisaris board of commissioners
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Yogo Pratomo Komisaris Utama President Commissioner
Syahrial Loetan Komisaris Commissioner
Abdul Aziz Komisaris Commissioner
Rahmat Waluyanto Komisaris Commissioner
Lutfi Hamid Komisaris Independen Independent Commissioner
Wimpy S. Tjetjep Komisaris Commissioner
Adang Firman Komisaris Independen Independent Commissioner
direksi board of DIRECTORS
Dahlan Iskan Direktur Utama President Director
IGA Ngurah Adnyana Direktur Operasi Jawa Bali Director of Java-Bali Operations
Nur Pamudji Direktur Energi Primer Director of Primary Energy
Vickner Sinaga Direktur Operasi Indonesia Timur Director of East Indonesia Operations
Bagiyo Riawan Murtaqi Syamsuddin Direktur Pengadaan Strategis Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko Director of Strategic Procurement Director of Business & Risk Management
Eddy D. Erningpraja Direktur SDM dan Umum Director of HR and General Affairs
Setio Anggoro Dewo Direktur Keuangan Director of Finance
Lain-lain Others
Nasri Sebayang Direktur Perencanaan dan Teknologi Director of Planning and Technology
Moch. Hary Jaya Pahlawan Direktur Operasi Indonesia Barat Director of West Indonesia Operations
307
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
LAPORAN KEUANGAN FINANCIAL REPORT
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI/ CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009/ FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ AND INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN/AND ITS SUBSIDIARIES DAFTAR ISI/TABLE OF CONTENTS Halaman/ Page SURAT PERNYATAAN DIREKSI/DIRECTORS’ STATEMENT LETTER LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
1
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI - Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut/ CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS – As of December 31, 2010 and 2009 and for the years then ended Neraca Konsolidasi/Consolidated Balance Sheets
3
Laporan Laba Rugi Konsolidasi/Consolidated Statements of Income
5
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi/Consolidated Statements of Changes in Equity
6
Laporan Arus Kas Konsolidasi/Consolidated Statements of Cash Flows
7
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi/Notes to Consolidated Financial Statements
9
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2010
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Figures in tables stated in millions of Rupiah)
Catatan/ Notes
2009
ASET
ASSETS
ASET TIDAK LANCAR Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 100.569.402 juta tahun 2010 dan Rp 89.702.877 juta tahun 2009 210.651.868 Pekerjaan dalam pelaksanaan 106.839.853 Properti investasi 145.020 Investasi jangka panjang 919.869 Aset pajak tangguhan 11.278 Aset tidak digunakan dalam operasi 1.299.503 Piutang pihak hubungan istimewa setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu nihil tahun 2010 dan Rp 80.758 juta tahun 2009 551.817 Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya 2.407.587 Aset tidak lancar lain 1.590.501
NONCURRENT ASSETS Property, plant and equipment net of accumulated depreciation of Rp 100,569,402 million in 2010 and Rp 89,702,877 million in 2009 Construction in progress Investment properties Long-term investments Deferred tax assets Assets not used in operations Receivables from related parties net of allowance for doubtful accounts of nil in 2010 and Rp 80,758 million in 2009 Restricted cash in banks and time deposits Other noncurrent assets
Jumlah Aset Tidak Lancar
ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 330.451 juta tahun 2010 dan Rp 341.204 juta tahun 2009 Piutang subsidi listrik Piutang lain-lain Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 98.898 juta tahun 2010 dan Rp 94.557 juta tahun 2009 Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka dan uang muka Piutang pihak hubungan istimewa Jumlah Aset Lancar JUMLAH ASET
5 6 7 8 47 9
207.666.612 78.482.316 138.442 832.827 8.059 1.021.434
10,51
1.684.286
11 12
3.210.105 3.669.502
324.417.296
296.713.583
19.716.798 828.739
13 14
13.043.196 1.715.844
2.875.168 9.358.747 801.901
15 16,38 17
2.555.458 8.580.474 478.570
9.927.314 550.880 826.907 256.740
18 19 20 10,51
9.721.258 236.375 668.318 -
45.143.194
36.999.493
369.560.490
333.713.076
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
Total Noncurrent Assets
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Short-term investments Trade accounts receivable - net of allowance for doubtful accounts of Rp 330,451 million in 2010 and Rp 341,204 million in 2009 Receivables on electricity subsidy Other receivables Inventories - net of allowance for decline in value of Rp 98,898 million in 2010 and Rp 94,557 million in 2009 Prepaid taxes Prepaid expenses and advances Receivables from related parties Total Current Assets TOTAL ASSETS
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-3-
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
2010
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Catatan/ Notes
2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 1 juta per saham Modal dasar - 63.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 46.107.154 saham Tambahan modal disetor Saldo laba Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya Jumlah Ekuitas
EQUITY Capital stock - par value of Rp 1 million per share Authorized - 63,000,000 shares
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Pendapatan ditangguhkan Kewajiban pajak tangguhan - bersih Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Penerusan pinjaman Hutang kepada Pemerintah Hutang sewa pembiayaan Hutang bank dan surat hutang jangka menengah Hutang obligasi Hutang listrik swasta Hutang pihak hubungan istimewa Kewajiban imbalan kerja Hutang lain-lain Jumlah Kewajiban Tidak Lancar KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Uang jaminan langganan Hutang biaya proyek Kewajiban jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun Penerusan pinjaman Hutang kepada Pemerintah Hutang sewa pembiayaan Hutang bank dan surat hutang jangka menengah Hutang obligasi Hutang listrik swasta Hutang pihak hubungan istimewa Kewajiban imbalan kerja Hutang lain-lain Jumlah Kewajiban Lancar
46.107.154 37.122.096
21 22
46.107.154 34.819.299
8.248.328 58.107.990 149.585.568
1.894.149 58.375.483 141.196.085
10.126.136 9.979.393
23 47
8.297.478 9.397.962
22.803.597 2.016.668 14.166.649
24 25 26
19.111.614 2.937.926 14.363.539
36.400.362 46.656.045 6.049.046 16.358.885 98.395 164.655.176
27 28 29 30,51 50 32
23.705.248 46.246.024 6.494.843 187.210 13.902.579 138.776 144.783.199
Subscribed and paid-up - 46,107,154 shares Additional paid-in capital Retained earnings Appropriated Unappropriated Total Equity NONCURRENT LIABILITIES Deferred revenue Deferred tax liabilities - net Long-term liabilities - net of current maturities Two-step loans Government loans Lease liability Bank loans and medium term notes Bonds payable Electricity purchase payable Payable to related parties Employee benefits obligation Other payables Total Noncurrent Liabilities CURRENT LIABILITIES Trade accounts payable Related parties Third parties Taxes payable Accrued expenses Customers' security deposits Project cost payable
425.173 12.227.842 905.656 5.162.055 6.544.422 4.059.224
31,51 31,54 33 34 35 36
568.269 14.506.739 557.007 4.531.162 5.961.009 4.064.956
2.088.093 293.793 1.408.607
24 25 26
2.082.552 293.793 1.210.483
Current maturities of long-term liabilities Two-step loans Government loans Lease liability
3.343.493 4.045.950 176.607 282.319 1.438.655 12.917.857 55.319.746
27 28 29 30,51 50 32
1.842.542 175.656 1.566.829 10.372.795 47.733.792
Bank loans and medium term notes Bonds payable Electricity purchase payable Payable to related parties Employee benefits obligation Other payables Total Current Liabilities
JUMLAH KEWAJIBAN
219.974.922
192.516.991
TOTAL LIABILITIES
JUMLAH EKUITAS DAN KEWAJIBAN
369.560.490
333.713.076
TOTAL EQUITY AND LIABILITIES
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-4-
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Figures in tables stated in millions of Rupiah)
2010
Catatan/ Notes
2009
PENDAPATAN USAHA Penjualan tenaga listrik Subsidi listrik Pemerintah Penyambungan pelanggan Lain-lain
102.973.531 58.108.418 760.837 532.508
37 38 23 39
90.172.100 53.719.818 651.716 678.510
Jumlah Pendapatan Usaha
162.375.294
BEBAN USAHA Bahan bakar dan pelumas Pembelian tenaga listrik Pemeliharaan Kepegawaian Penyusutan Lain-lain
84.190.727 25.217.765 9.900.622 12.954.417 12.558.537 4.286.003
145.222.144
REVENUES Sale of electricity Government's electricity subsidy Customer connection fees Others Total Revenues
76.235.072 25.447.786 7.964.512 9.758.314 11.834.746 4.035.539
OPERATING EXPENSES Fuel and lubricants Purchased electricity Maintenance Personnel Depreciation Others
149.108.071
135.275.969
Total Operating Expenses
LABA USAHA
13.267.223
9.946.175
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Keuntungan kurs mata uang asing - bersih Beban bunga dan keuangan - bersih Lain-lain - bersih
753.181 2.237.943 (6.010.896) 1.152.409
366.731 7.577.712 (5.941.882) 254.611
Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih
(1.867.363)
2.257.172
LABA SEBELUM PAJAK
11.399.860
12.203.347
INCOME BEFORE TAX
BEBAN PAJAK
(1.313.174)
(1.847.668)
TAX EXPENSE
LABA BERSIH
10.086.686
10.355.679
NET INCOME
Jumlah Beban Usaha
LABA PER SAHAM DASAR (Dalam Rupiah penuh)
40 41,51 42 43 5 44
52 45 46
47
48 218.766
224.600
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
INCOME FROM OPERATIONS OTHER INCOME (CHARGES) Interest income Gain on foreign exchange - net Interest expense and financing charges - net Others - net Other Income (Charges) - Net
BASIC EARNINGS PER SHARE (In full Rupiah amount)
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-5-
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan/ Notes
Modal ditempatkan dan disetor penuh/ Subscribed and paid-up capital stock
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Figures in tables stated in millions of Rupiah)
Tambahan modal disetor/ Additional paid-in capital
Saldo laba (defisit)/ Retained earnings (deficit) Ditentukan Tidak ditentukan penggunaannya/ penggunaannya/ Appropriated Unappropriated
Jumlah ekuitas/ Total equity
Saldo per 1 Januari 2009 Penambahan tahun berjalan Laba bersih tahun berjalan
22
46.107.154 -
30.965.460 3.853.839 -
1.894.149 -
48.019.804 10.355.679
126.986.567 3.853.839 10.355.679
Balance as of January 1, 2009 Additions during the year Net income for the year
Saldo per 31 Desember 2009 Penambahan tahun berjalan Cadangan umum tahun berjalan Dividen Laba bersih tahun berjalan
22 49 49
46.107.154 -
34.819.299 2.302.797 -
1.894.149 6.354.179 -
58.375.483 (6.354.179) (4.000.000) 10.086.686
141.196.085 2.302.797 (4.000.000) 10.086.686
Balance as of December 31, 2009 Additions during the year Appropriation during the year Dividends Net income for the year
46.107.154
37.122.096
8.248.328
58.107.990
149.585.568
Balance as of December 31, 2010
Saldo per 31 Desember 2010
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-6-
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok Pembayaran kas kepada karyawan Kas digunakan untuk aktivitas operasi Penerimaan subsidi listrik Pembayaran bunga Penerimaan bunga Penerimaan restitusi pajak penghasilan Pembayaran pajak penghasilan Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aset tidak digunakan dalam operasi Perolehan aset tetap Perolehan pekerjaan dalam pelaksanaan Penerimaan piutang pihak hubungan istimewa Pengurangan (perolehan) investasi jangka panjang Pencairan rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya Pembayaran hutang penyertaan saham Pencairan investasi jangka pendek Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Figures in tables stated in millions of Rupiah)
2010
2009
107.113.132 (120.387.643) (10.510.534) (23.785.045) 54.153.118 (7.326.989) 797.362 27.989 (897.177)
92.645.263 (121.641.334) (8.435.612) (37.431.683) 49.048.741 (5.209.099) 281.527 17.745 (809.044)
22.969.258
5.898.187
72.499 (3.090.096) (30.360.169) 822.345 28.772
12.464 (3.225.411) (30.954.032) 2.592 (319)
963.014 (12.957) 855.627
481.753 (2.808) 3.118.792
(30.720.965)
(30.566.969)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash paid to suppliers Cash paid to employees Cash used in operations Government subsidy received Interest expense paid Interest received Income tax restitution received Income tax paid Net Cash Provided by Operating Activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Proceeds from sale of assets not used in operations Additions to property, plant and equipment Additions to construction in progress Decrease in receivables from related parties Decrease in (acquisition of) long-term investments Withdrawal of restricted cash in banks and time deposits Payment of payable on acquisition of shares of stock Withdrawal of short-term investments Net Cash Used in Investing Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Hasil emisi obligasi Pembayaran biaya emisi obligasi Pembayaran penerusan pinjaman Pembayaran hutang kepada pemerintah Pembayaran deviden Penambahan modal disetor anak perusahaan oleh pemegang saham minoritas Perolehan hutang bank Pembayaran hutang bank Pembayaran hutang listrik swasta Pembayaran angsuran sewa pembiayaan
6.000.000 (19.940) (2.068.932) (293.793) (4.000.000)
21.415.000 (237.833) (2.021.405) (293.793) -
17.981.692 (1.842.542) (161.641) (1.169.535)
9.999 16.439.433 (2.508.315) (169.480) (1.309.255)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from issuance of bonds Payment of bonds issuance costs Payment of two-step loans Payment of Government loans Dividends paid Paid in capital of subsidiary by minority stockholder Proceeds from bank loans Payment of bank loans Payment of electricity purchase payable Payment of lease liabilities
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Pendanaan
14.425.309
31.324.351
Net Cash Provided by Financing Activities
6.673.602
6.655.569
NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
13.043.196
6.387.627
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
19.716.798
13.043.196
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-7-
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
2010 PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas : Perolehan aset tetap melalui : Reklasifikasi pekerjaan dalam pelaksanaan ke aset tetap Reklasifikasi aset tidak digunakan dalam operasi ke aset tetap Perolehan pekerjaan dalam pelaksanaan melalui: Penarikan pinjaman dan hutang biaya proyek Bantuan Pemerintah Kapitalisasi biaya pinjaman Kapitalisasi beban penyusutan Hutang lain-lain Reklasifikasi aset tetap ke aset tidak digunakan dalam operasi Subsidi diperhitungkan dengan hutang usaha
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
2009 SUPPLEMENTAL DISCLOSURES Noncash investing and financing activities :
13.061.873
19.233.077
395.335
790.073
3.716.484 2.302.797 2.606.192 8.917 11.961.051
7.727.519 3.853.839 (3.602.307) 10.026 9.536.200
575.342 3.177.027
424.637 3.384.967
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
Additions to property, plant and equipment through: Reclassification of construction in progress to property, plant and equipment Reclassification of assets not used in operations to property, plant and equipment Additions to construction in progress through : Drawdown of loans and project cost payable Government equity participation Capitalization of borrowing costs Capitalization of depreciation expense Other payables Reclassification of property, plant and equipment to assets not used in operations Offsetting electricity subsidy with accounts payable
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-8-
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 1.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah)
UMUM
1.
a. Pendirian dan Informasi Umum
GENERAL a. Establishment and General Information
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara (“Perusahaan”) didirikan pada tahun 1961 dalam bentuk Jawatan di dalam lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga. Perusahaan merupakan kelanjutan usaha beberapa perusahaan listrik Belanda yang diambilalih oleh Pemerintah Republik Indonesia (Pemerintah). Perusahaan listrik Belanda tersebut meliputi NV ANIEM, NV SEM, NV OJEM, NV EMS, NV EMBALOM, NV GEBEO, NV OGEM dan NV WEMI. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1965, status Perusahaan berubah menjadi perusahaan yang berbadan hukum. Selanjutnya ditetapkan menjadi Perusahaan Umum (Perum) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1970 yang dipertegas dengan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972. Kemudian berdasarkan akta No. 169 tanggal 30 Juli 1994 dari Sutjipto S.H., notaris di Jakarta, status badan hukum Perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama Perusahaan Perseroan PT Perusahaan Listrik Negara disingkat PT PLN (Persero). Akta perubahan ini disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman No. C2-11.519.HT.01.01.Th.94 tanggal 1 Agustus 1994, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 13 September 1994, Tambahan No. 6731.
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara (the Company) was established in 1961 as a unit of the Ministry of Energy and Public Works. The Company is a business continuation of several Dutch electricity companies taken over by the Government of the Republic of Indonesia (Government). The Dutch electricity companies include among others: NV ANIEM, NV SEM, NV OJEM, NV EMS, NV EMBALOM, NV GEBEO, NV OGEM and NV WEMI. Based on Government Regulation No. 19 year 1965, the Company’s status was changed to that of a legal entity. Subsequently, based on Government Regulation No. 30 year 1970, as amended by Government Regulation No. 18 year 1972, the Company became a Perusahaan Umum (Perum). Based on notarial deed of Sutjipto, S.H., notary in Jakarta, No. 169 dated July 30, 1994, the Company’s status was changed to a limited liability company and was named Perusahaan Perseroan PT Perusahaan Listrik Negara or PT PLN (Persero). This change was approved by the Minister of Justice in his decision letter No. C2-11.519.HT.01.01.Th.94 dated August 1, 1994 and was published in State Gazette of the Republic of Indonesia No. 73 dated September 13, 1994, Supplement No. 6731.
Anggaran dasar Perusahaan terakhir diubah (i) berdasarkan akta No. 2 tanggal 1 Juli 2008 dari Lenny Janis Ishak S.H., notaris di Jakarta, dalam rangka penyesuaian dengan Undangundang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU46951.AH.01.02 Th 2008 tanggal 1 Agustus 2008, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 92 tanggal 14 Nopember 2008, Tambahan No. 23523 (ii) berdasarkan akta No. 15 tanggal 30 Januari 2009 dari Lenny Janis Ishak S.H., notaris di Jakarta, atas perubahan pasal 10 dan 11 mengenai tugas dan wewenang direksi. Akta perubahan ini telah diterima dan dicatat di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat No. AHUAH.01.10-02240 tanggal 20 Maret 2009.
The articles of association of the Company was recently amended by (i) notarial deed No. 2 dated July 1, 2008 of Lenny Janis Ishak S.H., notary in Jakarta, to conform with Law No. 40 year 2007 on Limited Liability Companies. This change was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in his decision letter No. AHU-46951.AH.01.02 Th 2008 dated August 1, 2008, and was published in State Gazette of the Republic of Indonesia No. 92 dated November 14, 2008, Supplement No. 23523 (ii) notarial deed No. 15 dated January 30, 2009 of Lenny Janis Ishak S.H., notary in Jakarta, in accordance with article 10 and 11 concerning the responsibility and authority of the Directors. This change was received and recorded in the Department of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia with letter No. AHU-AH.01.1002240 dated March 20, 2009.
-9-
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
b.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
In accordance with article 3 of the Company’s articles of association, the scope of its activities is to run electricity business for public use, which is satisfactory both in quantity and quality and also to earn profit, and perform the assignment from the Government in electricity business in order to support development with the application of the principles of Limited Liability Companies.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dan memiliki 46 unit pelaksana yang tersebar di wilayah Indonesia. Kantor Pusat Perusahaan beralamat di Jl. Trunojoyo Blok M I No. 135, Jakarta.
The Company is domiciled in Jakarta, with 46 business unit offices spread all over Indonesia. The Company’s head office is located at Jl. Trunojoyo Blok M I No. 135, Jakarta.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tentang “Badan Usaha Milik Negara (BUMN)”, Pemerintah wajib memberikan kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan oleh BUMN termasuk margin yang diharapkan kepada BUMN yang diberikan penugasan khusus. Perusahaan merupakan BUMN yang sedang melaksanakan penugasan khusus berupa penyediaan tenaga listrik bersubsidi kepada masyarakat (Catatan 38).
Based on Law No. 19 year 2003, regarding “State-Owned Enterprises (BUMN)”, the Government is obliged to provide compensation to these BUMN, which were appointed to perform special assignment, for all expenses which they have incurred, including expected return (margin). The Company is a BUMN, which performs a special assignment of providing electricity power with subsidy to the public (Note 38).
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah karyawan Perusahaan dan anak perusahaan masing-masing 46.296 karyawan dan 45.000 karyawan.
As of December 31, 2010 and 2009, the Company and its subsidiaries had total number of employees of 46,296 and 45,000, respectively.
Penawaran Umum Efek Hutang Perusahaan
b. Public Offering of Bonds of the Company
Majapahit Holding B.V., Belanda, anak perusahaan yang bertujuan khusus yang sepenuhnya milik Perusahaan, menerbitkan Obligasi Terjamin jatuh tempo tahun 2020 pada tanggal 6 Nopember 2009, Obligasi Terjamin jatuh tempo tahun 2019 pada tanggal 7 Agustus 2009, Obligasi Terjamin jatuh tempo tahun 2017 dan 2037 pada tanggal 28 Juni 2007, dan Obligasi Terjamin jatuh tempo tahun 2011 dan 2016 pada tanggal 16 Oktober 2006. Obligasi Terjamin ini dicatatkan pada Bursa Efek Singapura.
Majapahit Holding B.V., Netherlands, a wholly-owned special-purpose subsidiary of the Company, issued Guaranteed Notes due in 2020 on November 6, 2009, Guaranteed Notes due in 2019 on August 7, 2009, Guaranteed Notes due in 2017 and 2037 on June 28, 2007 and Guaranteed Notes due in 2011 and 2016 on October 16, 2006. These Guaranteed Notes are listed in the Singapore Exchange Securities Trading Limited.
Perusahaan juga telah beberapa kali menerbitkan Obligasi PLN, terakhir Obligasi PLN XII Tahun 2010 dan Obligasi Syariah (Sukuk) Ijarah PLN V Tahun 2010. Obligasi ini akan jatuh tempo pada tahun 2015 dan 2022 dan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (Catatan 28).
The Company also issued several PLN Bonds, most recently, PLN XII Bonds Year 2010 and Syariah (Sukuk) Ijarah PLN V Bonds Year 2010. These bonds will be due in 2015 and 2022 and are listed in the Indonesian Stock Exchange (Note 28).
- 10 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan c.
Susunan Pengurus dan Informasi Lain
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued c. Management and Other Information
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2010 and 2009, the Company’s management consisted of the following:
2010
2009
Komisaris Utama Komisaris
Yogo Pratomo Wimpy S.Tjetjep Syahrial Loetan Rahmat Waluyanto Abdul Azis
Yogo Pratomo Wimpy S.Tjetjep Syahrial Loetan Rahmat Waluyanto Abdul Azis
President Commissioner Commissioners
Komisaris Independen
Lutfi Hamid Adang Firman
Lutfi Hamid Adang Firman
Independent Commissioners
Direktur Utama Direktur Operasi Jawa-Bali Direktur Operasi Indonesia Barat Direktur Operasi Indonesia Timur Direktur Energi Primer Direktur Pengadaan Strategis Direktur Perencanaan dan Teknologi Direktur Bisnis dan Manajemen Resiko
Dahlan Iskan I.G.A Ngurah Adnyana Moch. Harry Jaya Pahlawan Vickner Sinaga Nur Pamudji Bagiyo Riawan Nasri Sebayang Murtaqi Syamsuddin
Dahlan Iskan I.G.A Ngurah Adnyana Moch. Harry Jaya Pahlawan Vickner Sinaga Nur Pamudji Bagiyo Riawan Nasri Sebayang Murtaqi Syamsuddin
Direktur SDM & Umum Direktur Keuangan
Eddy D. Erningpraja Setio Anggoro Dewo
Eddy D. Erningpraja Setio Anggoro Dewo
President Director Director of Java-Bali Operations Director of West Indonesia Operations Director of East Indonesia Operations Director of Primary Energy Director of Strategic Procurement Director of Planning & Technology Director of Business and Risk Management Director of Human Resource & General Affairs Director of Finance
Lutfi Hamid Adang Firman Elok Tresnaningsih Sugianto Sugeng Rochadi Lilik Safrudin Ismail Djuprianto Adi Djoko Guritno
Lutfi Hamid Komara Djaja Elok Tresnaningsih Sugianto Syamsul Arifin Lilik Safrudin Ismail Maman Suparman -
Komite Audit Ketua Wakil Ketua Anggota
Audit Committee Chairman Vice Chairman Members
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, sekretaris Perusahaan adalah Ida Bagus GD Mardawa Padangratha.
As of December 31, 2010 and 2009, the Company’s corporate secretary is Ida Bagus GD Mardawa Padangratha.
Dewan Komisaris Perusahaan diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. KEP-253/MBU/2009 tanggal 22 Desember 2009 sebagaimana tercantum dalam akta No. 31 tanggal 28 Desember 2009 dari notaris Devi Yunanda S.H., Mkn, sebagai pengganti dari Lenny Janis Ishak S.H.
The Company’s Board of Commissioners were appointed based on Decision Letter of Minister of State-Owned Enterprise of the Republic of Indonesia No. KEP253/MBU/2009 dated December 22, 2009, as stated in notarial deed No. 31 dated December 28, 2009 of Devi Yunanda S.H., Mkn, substitute of Lenny Janis Ishak S.H.
Direksi Perusahaan diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. KEP-252/MBU/2009 tanggal 22 Desember 2009 sebagaimana tercantum dalam akta No. 30 tanggal 28 Desember 2009 dari notaris Devi Yunanda S.H., Mkn, sebagai pengganti dari Lenny Janis Ishak S.H.
The Company’s Directors were appointed based on Decision Letter of the Minister of State-Owned Enterprise of the Republic of Indonesia No. KEP-252/MBU/2009 dated December 22, 2009, as stated in notarial deed No. 30 dated December 28, 2009, of Devi Yunanda S.H., Mkn, substitute of Lenny Janis Ishak S.H.
Jumlah kompensasi Dewan Komisaris Perusahaan tahun 2010 dan 2009 masingmasing sebesar Rp 7.170 juta dan Rp 4.982 juta.
Total remuneration of the Company’s Board of Commissioners in 2010 and 2009 amounted to Rp 7,170 million and Rp 4,982 million, respectively.
Jumlah kompensasi Direksi Perusahaan tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 24.492 juta dan Rp 16.016 juta.
Total remuneration of the Company’s Directors in 2010 and 2009 amounted to Rp 24,492 million and Rp 16,016 million, respectively. - 11 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
2.
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) a.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
2.
Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan
ADOPTION OF NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK) AND INTERPRETATIONS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (ISAK) a.
Standards effective in the current year In the current year, the Company and its subsidiaries adopted the following revised PSAKs which are effective for financial statements beginning on or after January 1, 2010:
Pada tahun berjalan, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlalu efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010:
PSAK 26 (revisi 2008), Biaya Pinjaman
PSAK 26 (revised 2008), Borrowing Costs
PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan
PSAK 50 (revised 2006), Financial Instruments: Presentation and Disclosures
PSAK 55 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
PSAK 55 (revised 2006), Financial Instruments: Recognition and Measurement
Menurut PSAK 26 (revisi 2008), biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban. Penerapan standar ini tidak berpengaruh terhadap jumlah periode lalu dan sekarang, tetapi mempengaruhi jumlah biaya pinjaman masa mendatang.
PSAK 26 (revised 2008) requires borrowing costs that are directly attributable to the acquisition, construction, or production of qualifying asset to be capitalized as part of the cost of the asset. Other borrowing costs are recognized as expense. The application of this standard has had no impact on the prior and current year amounts, but may affect the accounting for future borrowing costs.
Penerapan PSAK 50 (revisi 2006) menghasilkan pengungkapan instrumen keuangan yang lebih luas termasuk beberapa pengungkapan kualitatif yang berkaitan dengan tujuan manajemen risiko keuangan.
The application of PSAK 50 (revised 2006) resulted in expanded disclosure on financial instruments, including some qualitative disclosures relating to financial risks and management objectives.
PSAK 55 (revisi 2006) memberikan panduan pada pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan dan kontrak untuk membeli item non-keuangan. Antara lain, penerapan standar ini memerlukan penggunaan metode suku bunga efektif untuk aset atau kewajiban yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Selain itu, PSAK ini juga mengubah cara Perusahaan dan anak perusahaan dalam mengukur penurunan nilai aset keuangan tergantung pada klasifikasi instrumen keuangan.
PSAK 55 (revised 2006) provides guidance on the recognition and measurement of financial instruments and some contracts to buy non-financial items. Among other things, the application of this standard requires the use of effective interest rate method when an asset or liability is measured at amortized cost. Additionally, this PSAK also changes the way the Company and its subsidiaries measure the impairment loss of financial assets depending on the classification of the financial instrument.
- 12 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
PSAK 50 dan 55 diterapkan secara prospektif efektif tanggal 1 Januari 2010, sesuai dengan ketentuan transisi standar. Oleh karena itu, tidak ada penyajian kembali terhadap informasi tahun 2009 komparatif dalam kaitannya dengan diterapkan standar. Dampak signifikan dari diterapkan awal PSAK 50 dan 55 terhadap Perusahaan dan anak perusahaan untuk penyesuaian aset keuangan dan kewajiban keuangan terhadap nilai wajar tanggal 1 Januari 2010. Dampak penyesuaian diakui dilaporan laba rugi konsolidasi (Catatan 10, 11, 25, 30 dan 45). b.
PSAK 50 and 55 are implemented prospectively effective January 1, 2010, in accordance with the transitional provisions of the standards. Therefore, there is no restatement to the 2009 comparative information in relation to the implementation of these standards. The significant impact of the initial adoption of PSAK 50 and 55 on the Company and its subsidiaries pertains to adjustments of financial assets and liabilities to their fair values as of January 1, 2010. The effects of such adjustments are recognized in the consolidated statements of income (Notes 10, 11, 25, 30 and 45).
Standar dan interpretasi telah diterbitkan tetapi belum diterapkan i.
b.
Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:
Standards and interpretations in issue not yet adopted i.
Effective for period beginning on or after January 1, 2011:
PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 1 Presentation Statements
PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas
PSAK 2 (revised 2009), Statements of Cash Flows
PSAK 3 (revisi Keuangan Interim
Laporan
PSAK 3 (revised 2010), Interim Financial Reporting
PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK 4 (revised Consolidated and Financial Statements
PSAK 5 Operasi
Segmen
PSAK 5 (revised 2009), Operating Segments
PSAK 7 (revisi 2010), Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi
PSAK 7 (revised 2010), Related Party Disclosures
PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
PSAK 8 (revised 2010), Events After the Reporting Period
PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
PSAK 12 (revised 2009), Financial Reporting of Interest in Joint Ventures
PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi
PSAK 15 (revised 2009), Accounting for Investments in Associates
PSAK 19 (revisi 2010), Aset Tak Berwujud
PSAK 19 (revised 2010), Intangible Assets
PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis
PSAK 22 (revised 2010), Business Combinations
PSAK 23 (revisi 2010), Pendapatan
PSAK 23 (revised 2010), Revenue
(revisi
2010),
2009),
- 13 -
(revised of
2009), Financial
2009), Separate
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
ii.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
PSAK 25 (revised 2009), Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors
PSAK 48 (revisi Nilai Aset
2009), Penurunan
PSAK 48 (revised 2009), Impairment of Assets
PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
PSAK 57 (revised 2009), Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
PSAK 58 (revised 2009), Noncurrent Assets Held for Sale and Discontinued Operations
ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
ISAK 7 Consolidation: Entities
ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa
ISAK 9, Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities
ISAK 10, Pelanggan
Loyalitas
ISAK 10, Programmes
ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
ISAK 11, Distribution of Non-Cash Assets to Owners
ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
ISAK 12, Jointly Controlled Entities: Non-Monetary Contribution by Venturer
ISAK 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web
ISAK 14, Intangible Website Cost
ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
ISAK 17, Interim Financial Reporting and Impairment
Program
Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012:
ii.
(revised Special
Customer
2009), Purpose
Loyalty
Assets
–
Effective for periods beginning on or after January 1, 2012:
PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
PSAK 10 (revised 2010), The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates
PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya
PSAK 18 (revised 2010), Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans
PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja
PSAK 24 (revised 2010), Employee Benefits
- 14 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PSAK 34 Konstruksi
PSAK 46 (revisi Penghasilan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Kontrak
PSAK 34 (revised Construction Contracts
Pajak
PSAK 46 (revised 2010), Income Taxes
PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian
PSAK 50 (revised 2010), Financial Instruments: Presentation
PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham
PSAK 53 (revised 2010), Accounting for Stock-Based Compensation
PSAK 60, Instrumen Pengungkapan
Keuangan:
PSAK 60, Disclosures
PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
PSAK 61, Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance
ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri
ISAK 13, Hedges of Net Investment in a Foreign Operation
ISAK 15, Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya
ISAK 15, The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction
ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi
ISAK 18, Government Assistance – No Specific Relation to Operating Activities
ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham
ISAK 20, Income Taxes – Changes in the Tax Status of an Enterprise or its Shareholders
(revisi
2010), 2010),
Financial
2010),
Instrument:
Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi International Financial Reporting Standards.
These new/revised standards and interpretations resulted from convergence to International Financial Reporting Standards.
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan konsolidasi, dan dapat diketahui bahwa di antara PSAK-PSAK yang akan berlaku pada tahun 2011, PSAK 1, Penyajian Laporan Keuangan, akan memberikan beberapa perubahan signifikan dalam penyajian laporan keuangan. PSAK 1 mensyaratkan entitas, antara lain:
As of the issuance date of the consolidated financial statements, management is evaluating the effect of these standards and interpretations on the consolidated financial statements, and could foresee that among those PSAKs that will take effect in 2011, PSAK 1, Presentation of Financial Statements, will bring some significant changes in the financial statement presentation. PSAK 1 requires an entity, among other things:
Untuk menyajikan dalam laporan perubahan ekuitas, seluruh perubahan pemilik dalam ekuitas. Semua perubahan non-pemilik dalam ekuitas (contohnya pendapatan komprehensif) harus disajikan dalam satu laporan pendapatan komprehensif atau dalam dua laporan terpisah (laporan laba rugi dan laporan pendapatan komprehensif).
- 15 -
To present, in a statement of changes in equity, all owner changes in equity. All non-owner changes in equity (i.e. comprehensive income) are required to be presented in one statement of comprehensive income or in two statements (a separate income statement and a statement of comprehensive income).
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
3.
Untuk menyajikan laporan posisi keuangan pada permulaan dari periode komparatif terawal dalam suatu laporan keuangan lengkap apabila entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali retrospektif sesuai dengan PSAK 25.
To present a statement of financial position as at the beginning of the earliest comparative period in a complete set of financial statements when an entity applies an accounting policy retrospectively or makes a retrospective restatement in accordance with PSAK 25.
Untuk menyajikan kepentingan non pengendali sebagai bagian dari ekuitas (sebelumnya disebut hak minoritas).
To present as part of equity the noncontrolling interest (previously called minority interest).
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
3.
Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES a. Consolidated Presentation
Financial
Statement
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
The consolidated financial statements have been prepared using accounting principles and reporting practices generally accepted in Indonesia. Such consolidated financial statements are not intended to present the financial positions and cash flows in accordance with accounting principles and reporting practices generally accepted in other countries and jurisdictions.
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah. Laporan keuangan konsolidasi tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masingmasing akun tersebut.
The consolidated financial statements, except for the consolidated statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah, while the measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.
- 16 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan b.
c.
Prinsip Konsolidasi
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued b. Principles of Consolidation
Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan dan anak perusahaan (termasuk entitas bertujuan khusus). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila Perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara.
The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and entities controlled by the Company and its subsidiaries (including a special purpose entity). Control is achieved where the Company has the power to govern the financial and operating policies of the investee entity so as to obtain benefits from its activities. Control is presumed to exist when the Company owns directly or indirectly through subsidiaries, more than 50% of the voting rights.
Hak minoritas terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha (Catatan 3c) dan bagian minoritas dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.
The minority interest consists of the amount of those interest at the date of original business combination (Note 3c) and minority's share of movements in equity since the date of the business combination. Any losses applicable to the minority interest in excess of the minority interest are allocated against the interests of the parent.
Hasil dari anak perusahaan yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan dari tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi.
The results of subsidiaries acquired or disposed of during the year are included in the consolidated statements of income from the effective date of acquisition or up to the effective date of disposal, as appropriate.
Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.
Where necessary, adjustments are made to the financial statements of the subsidiaries to bring the accounting policies used in line with those used by the Company.
Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi.
All intra-group transactions, balances, income and expenses are eliminated on consolidation.
Penggabungan usaha
c. Business Combinations
Akuisisi anak perusahaan dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase method). Biaya penggabungan usaha adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, kewajiban yang terjadi atau yang diasumsikan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian dari perolehan ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut.
Acquisitions of subsidiaries and businesses are accounted for using the purchase method. The cost of the business combination is the aggregate of the fair value (at the date of exchange) of assets given, liabilities incurred or assumed, and equity instruments issued in exchange for control of the acquire, plus any costs directly attributable to the business combination.
- 17 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
d.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Pada saat akuisisi, aset dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama lima tahun. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal akuisisi (diskon atas akuisisi), maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proposional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aset dan kewajiban non moneter tersebut diakui sebagai goodwill negatif, dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan dengan menggunakan garis lurus selama 20 tahun.
On acquisition, the assets and liabilities of a subsidiary are measured at their fair values at the date of acquisition. Any excess of the cost of acquisition over the fair values of the identifiable net assets acquired is recognized as goodwill and amortized using the straightline method over five years. When the cost of acquisition is less than the interest in the fair values of the identifiable assets and liabilities acquired as at the date of acquisition (i.e. discount on acquisition), the fair values of the acquired non-monetary assets are reduced proportionately until all the excess is eliminated. The excess remaining after reducing the fair values of non-monetary assets acquired is recognized as negative goodwill treated as deferred revenue and recognized as revenue on a straight-line method over 20 years.
Hak milik pemegang saham minoritas dianyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aset bersih.
The interest of the minority shareholders is stated at the minority’s proportion of the historical cost of the net assets.
Transaksi, Saldo dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
d. Foreign Currency Transactions, Balances and Translation
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali Majapahit Holding B.V. (MH) dan Majapahit Finance B.V. (MF) diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi.
The books of accounts of the Company and its subsidiaries, except for Majapahit Holding B.V. (MH) and Majapahit Finance B.V. (MF), are maintained in Indonesian Rupiah. Transactions during the year involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made.
Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan, kecuali selisih kurs mata uang asing yang dikapitalisasi sebagai biaya pinjaman.
At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange prevailing at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to current operations, except those foreign exchange differences which are capitalized as borrowing costs.
Kegiatan usaha MH dan MF merupakan bagian integral dari kegiatan usaha Perusahaan, dengan demikian pembukuan MH dan MF yang diselenggarakan dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan prosedur yang sama dengan Perusahaan.
Operating activities of MH and MF are an integral part of the Company’s activities, hence the books of accounts of MH and MF, which are maintained in foreign currency, are translated into Rupiah using the same procedures adopted by the Company.
- 18 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan e.
Aset Keuangan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued e. Financial Assets
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi.
All financial assets are recognised and derecognised on trade date where the purchase or sale of a financial asset is under a contract whose terms require delivery of the financial asset within the time frame established by the market concerned, and are initially measured at fair value plus transaction costs.
Aset keuangan Perusahaan dan anak perusahaan diklasifikasikan dalam kategori tersedia untuk dijual (AFS) dan pinjaman yang diberikan dan piutang.
The Company and subsidiaries financial assets are classified into the following specified categories: available-for-sale and loans and receivables.
Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS)
Available-for-sale financial assets (AFS)
Investasi ekuitas AFS dinyatakan sebesar biaya apabila investasi tidak memiliki harga pasar yang berlaku di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur dengan andal. Rugi penurunan, jika ada, diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi.
AFS equity investments are stated cost since they do not have a quoted market price in an active market and fair value cannot be reliably measured. Impairment losses, if any, are recognized in the consolidated statements of income.
Dividen atas instrumen ekuitas AFS diakui dalam laporan laba rugi ketika hak Perusahaan dan anak perusahaan untuk menerima dividen ditetapkan.
Dividends on AFS equity instruments are recognised in profit or loss when the Company and its subsidiaries right to receive the dividends is established.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Loans and receivables
Piutang pelanggan dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.
Receivable from customers and other receivables that have fixed or determinable payments that are not quoted in an active market are classified as “loans and receivables”. Loans and receivables are measured at amortised cost using the effective interest method less impairment. Interest is recognised by applying the effective interest rate method, except for short-term receivables when the recognition of interest would be immaterial.
- 19 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Metode suku bunga efektif
Effective interest method
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial instrument and of allocating interest income over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts (including all fees and points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or, where appropriate, a shorter period to the net carrying amount on initial recognition.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan.
Income is recognized on an effective interest basis for financial instruments.
Penurunan nilai aset keuangan
Impairment of financial assets
Aset keuangan dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal neraca. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Financial assets are assessed for indicators of impairment at each balance sheet date. Financial assets are impaired where there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the investment have been impacted.
Untuk investasi ekuitas AFS yang tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.
For unlisted equity investments classified as AFS, a significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is considered to be objective evidence of impairment.
Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
For all other financial assets, objective evidence of impairment could include:
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
default or delinquency in interest or principal payments; or
terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
it becoming probable that the borrower will enter bankruptcy or financial reorganisation.
- 20 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual tetapi penurunan secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kegagalan atas piutang.
For certain categories of financial asset, such as receivables, assets that are assessed not to be impaired individually are, in addition, assessed for impairment on a collective basis. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Company’s past experience of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
For financial assets carried at amortised cost, the amount of the impairment is the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial asset’s original effective interest rate.
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi.
The carrying amount of the financial asset is reduced by the impairment loss directly for all financial assets with the exception of receivables, where the carrying amount is reduced through the use of an allowance account. When a receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against the allowance account. Changes in the carrying amount of the allowance account are recognised in statements of income.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Derecognition of financial assets
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan kewajiban terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
The Company derecognises a financial asset only when the contractual rights to the cash flows from the asset expire, or when it transfers the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Company neither transfers nor retains substantially all the risks and rewards of ownership and continues to control the transferred asset, the Company recognises its retained interest in the asset and an associated liability for amounts it may have to pay. If the Company retains substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Company continues to recognise the financial asset and also recognises a collateralised borrowing for the proceeds received.
- 21 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan f.
g.
Kewajiban Ekuitas
Keuangan
dan
Instrumen
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued f. Financial Liabilities Instruments
and
equity
Klasifikasi sebagai kewajiban atau ekuitas
Classification as debt or equity
Kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan dan anak perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas.
Financial liabilities and equity instruments issued by the Company and its subsidiaries are classified according to the substance of the contractual arrangements entered into and the definitions of a financial liability and an equity instrument.
Instrumen ekuitas
Equity instruments
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan dan anak perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
An equity instrument is any contract that evidences a residual interest in the assets of the Company after deducting all of its liabilities. Equity instruments are recorded at the proceeds received, net of direct issue costs.
Kewajiban keuangan
Financial liabilities
Penerusan pinjaman, hutang kepada pemerintah, hutang bank dan surat hutang jangka menengah, hutang obligasi, hutang listrik swasta dan pinjaman lainnya pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif.
Two step loans, government loans, bank loans and medium term notes, bonds payable, electricity purchase payable and other borrowings are initially measured at fair value, net of transaction costs, and are subsequently measured at amortised cost, using the effective interest rate method, with interest expense recognised on an effective yield basis.
Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman.
Any difference between the proceeds (net of transaction costs) and the settlement or redemption of borrowings is recognized over the term of the borrowings.
Penghentian pengakuan kewajiban keuangan
Derecognition of financial liabilities
Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Perusahaan dan anak perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
The Company and its subsidiaries derecognise financial liabilities when, and only when, the Company’s and its subsidiaries’ obligations are discharged, cancelled or they expire.
Penggunaan Estimasi
g. Use of Estimates
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
The preparation of consolidated financial statements in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could be different from these estimates. - 22 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan h.
Aset Tetap – Pemilikan Langsung
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued h. Property, Plant and Equipment – Direct Acquisition
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Aset tetap termasuk material cadang utama dan peralatan siap pakai dengan manfaat ekonomis lebih dari satu tahun yang diperuntukkan untuk menjaga kelangsungan, kestabilan operasi instalasi dan mesin pembangkit listrik dalam rangka memproduksi serta mendistribusikan tenaga listrik.
Property, plant and equipment held for use in the production or supply of goods or services, or for administrative purposes, are stated at cost, less accumulated depreciation and any accumulated impairment losses. Property, plant and equipment include major spare parts and stand-by equipment, with economic benefits of more than one year, which are used to ensure the continuity and stability of the power plant operations and electricity installations necessary to produce and distribute electricity.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :
Depreciation is computed using the straightline method based on their estimated economic useful lives as follows : Tahun/ Years
Bangunan umum, waduk dan prasarana Instalasi dan mesin pembangkit Perlengkapan transmisi Perlengkapan distribusi Perlengkapan umum Kendaraan bermotor Material cadang Perlengkapan pengolahan data dan telekomunikasi
10 – 47 13 – 30 37 15 – 37 4–8 3–5 10 – 25 5 – 10
Buildings, reservoir and infrastructure Installations and power plant Transmission equipment Distribution equipment General equipment Motor vehicles Spare parts Telecommunication and data processing equipment
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
The estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at each year end, with the effect of any changes in estimate accounted for on a prospective basis.
Tanah dinyatakan berdasarkan perolehan dan tidak disusutkan.
Land is stated at cost and is not depreciated.
biaya
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan penurunan nilainya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan.
The cost of maintenance and repairs is charged to consolidated statement of income as incurred. Other costs incurred subsequently to add to, replace part of, or service an item of property, plant and equipment, are recognized as asset if, and only if it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the entity and the cost of the item can be measured reliably. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation and any impairment loss are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the consolidated statements of income for the respective year.
- 23 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan i.
j.
Penurunan nilai aset
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued i.
Impairment of assets
Pada tanggal neraca, Perusahaan dan anak perusahaan menelaah nilai tercatat aset nonkeuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan dan anak perusahaan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
At balance sheet dates, the Company and its subsidiaries review the carrying amount of non-financial assets to determine whether there is any indication that those assets have suffered an impairment loss. If any such indication exists, the recoverable amount of the asset is estimated in order to determine the extent of the impairment loss (if any). Where it is not possible to estimate the recoverable amount of an individual asset, the Company and its subsidiaries estimate the recoverable amount of the cash generating unit to which the asset belongs
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.
Estimated recoverable amount is the higher of net selling price or value in use. If the recoverable amount of a non-financial asset (cash generating unit) is less than its carrying amount, the carrying amount of the asset (cash generating unit) is reduced to its recoverable amount and an impairment loss is recognized immediately against earnings.
Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 3e.
Accounting policy for impairment of financial assets is discussed in Note 3e.
Sewa
j.
Leases
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Leases are classified as finance leases whenever the terms of the lease transfer substantially all the risks and rewards of ownership to the lessee. All other leases are classified as operating leases.
Aset yang diperoleh melalui sewa pembiayaan, pada awalnya dicatat sebesar nilai wajar aset sewaan yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Kewajiban kepada lessor disajikan di dalam neraca konsolidasi sebagai kewajiban sewa pembiayaan.
Assets held under finance leases are initially recognized as assets at their fair value at the inception of the lease or, if lower, at the present value of the minimum lease payments. The corresponding liability to the lessor is included in the consolidated balance sheet as a finance lease obligation.
Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari kewajiban sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo kewajiban. Beban keuangan dibebankan langsung ke laba rugi, kecuali biaya yang dapat diatribusikan secara langsung ke aset tertentu yang memenuhi syarat (qualifying asset) yang dapat dikapitalisasi sesuai dengan kebijakan akuntansi biaya pinjaman. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya.
Lease payments are apportioned between finance charges and reduction of the lease obligation so as to achieve a constant rate of interest on the remaining balance of the liability. Finance charges are charged directly to profit or loss, unless they are directly attributable to qualifying assets, in which case they are capitalized in accordance with the accounting policy on borrowing costs. Contingent rentals are recognized as expenses in the periods in which they are incurred.
- 24 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Aset sewaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset tetap – pemilikan langsung atau disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya.
Leased assets are depreciated over their expected useful lives on the same basis as property, plant and equipment – direct acquisitions or where shorter, depreciated over the term of the relevant lease.
Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.
Operating lease payments are recognized as an expense on a straight-line basis over the lease term, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed. Contingent rentals arising under operating leases are recognized as an expense in the period in which they are incurred.
Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai kewajiban. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.
In the event that lease incentives are received to enter into operating leases, such incentives are recognized as a liability. The aggregate benefit of incentives is recognized as a reduction of rental expense on a straight-line basis, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed.
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8, Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa dan Pembahasan Lebih Lanjut Ketentuan Transisi PSAK 30 (Revisi 2007) memberikan panduan untuk menentukan apakah suatu perjanjian merupakan sewa atau mengandung sewa sehingga harus diperlakukan sesuai dengan PSAK 30 (Revisi 2007).
Interpretation of Financial Accounting Standard (ISAK) 8, Determining Whether an Arrangement Contains a Lease and Further Discussion Clarifying Transition of PSAK 30 (Revised 2007) provides guidance for determining whether an arrangement is or contains lease that should be accounted for in accordance with PSAK 30 (Revised 2007).
Penyelenggaraan usaha tenaga listrik di Indonesia dikendalikan oleh Pemerintah dan dilaksanakan oleh Perusahaan sebagai Badan Usaha Milik Negara selaku Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan. Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan setiap pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk kepentingan umum harus memastikan ketersediaan tenaga listrik di setiap wilayah operasinya.
The electric power business in Indonesia is controlled by the Government and carried-out by the Company as a state-owned enterprise, which serves as the holder of Electricity Business Proxy. The holder of Electricity Business Proxy and each holder of Electricity Business License for public use must ensure the adequacy of electric power supply in each of their operating areas.
Perusahaan dan anak perusahaan mengadakan perjanjian jual beli tenaga listrik (PPA dan ESC) dengan penyedia dan pengembang tenaga listrik swasta (IPP). IPP tersebut merupakan pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk kepentingan umum, yang dapat diserahkan kepada entitas usaha lain dengan tanggung jawab untuk menghasilkan tenaga listrik guna kepentingan umum.
The Company and its subsidiaries entered into power purchase agreements (PPA) and energy sales contracts (ESC) with Independent Power Producers (IPPs). Those IPPs are holders of Electricity Business License for public use, which may be granted to other business entities with responsibility to generate electricity for public use.
- 25 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Berdasarkan evaluasi manajemen, Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik tersebut dilakukan dalam rangka pelaksanaan penjaminan ketersediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum oleh Pemerintah melalui Perusahaan, yang dikecualikan dari ruang lingkup interpretasi tersebut, sebagaimana ditegaskan dalam surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam – LK) No. S-2366/BL/2009 tanggal 30 Maret 2009. k.
Based on management assessment, those Power Supply Contracts were entered into to enable the Government, through the Company, to carry out its undertaking of supplying electricity as a public service, which is exempted under the scope of the interpretation as confirmed in a letter No. S-2366/BL/2009 dated March 30, 2009 from the Chairman of the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (Bapepam-LK).
Pekerjaan Dalam Pelaksanaan
k. Construction in Progress
Pekerjaan dalam pelaksanaan merupakan biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan pembangunan aset tetap. Pekerjaan dalam pelaksanaan dinyatakan sebesar biaya perolehan, termasuk biaya pinjaman selama masa pembangunan dari pinjaman yang digunakan untuk pembangunan dan beban penyusutan aset tetap yang digunakan dalam pekerjaan pembangunan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masingmasing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan. l.
Construction in progress represents costs directly related to the construction of property, plant and equipment. Construction in progress is stated at cost, which includes borrowing costs during construction on debts incurred to finance the construction and depreciation of property and equipment that were used in the construction. Construction in progress is transferred to the respective property, plant and equipment account when completed and ready for use.
Biaya Pinjaman
l.
Borrowing Costs
Biaya pinjaman meliputi beban bunga, selisih kurs pinjaman dalam mata uang asing yang merupakan penyesuaian terhadap biaya bunga, amortisasi biaya emisi obligasi dan amortisasi biaya tambahan lainnya yang terjadi terkait dengan perolehan pinjaman, dikurang penghasilan dari investasi temporer pinjaman.
Borrowing costs may include interest, exchange differences arising from foreign currency borrowings to the extent that they are regarded as an adjustment to interest costs, amortization of debt issuance costs and ancillary costs incurred in connection with the arrangement of borrowings less any investment income on the unused proceeds of those borrowings.
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman tersebut dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset ketika kemungkinan besar biaya pinjaman tersebut menghasilkan manfaat ekonomi masa depan untuk entitas dan dapat diukur secara andal. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada periode terjadinya.
Borrowing costs that are directly attributable to the acquisition, construction or production of qualifying assets are included in the cost of that assets. Such borrowing costs are capitalized as part of the cost of the asset when it is probable that they will result in future economic benefits to the entity and the costs can be measured reliably. Other borrowing costs shall be recognized as an expense in the period in which they were incurred.
m. Properti Investasi
m. Investment Properties
Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduaduanya. Properti investasi diukur sebesar nilai perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan setiap akumulasi kerugian penurunan nilai.
Investment properties are properties (land or a building - or part of building – or both) held to earn rentals or for capital appreciation or both. Investment properties are measured at cost less accumulated depreciation and any accumulated impairment losses.
Tanah dinyatakan berdasarkan perolehan dan tidak disusutkan.
Land is stated at cost and is not depreciated.
biaya
- 26 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
n.
Aset Tidak Digunakan Dalam Operasi
n. Assets Not Used In Operations
Aset tidak digunakan dalam operasi meliputi aset tetap yang untuk sementara waktu tidak digunakan dalam operasi dan aset yang akan dihapuskan. Aset tetap yang sementara waktu tidak digunakan dalam operasi disusutkan dengan metode dan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset tetap. Aset yang akan dihapuskan dinyatakan sebesar jumlah terendah antara jumlah tercatat dan nilai realisasi bersih. o.
p.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
This account comprised of property, plant and equipment which are temporarily not used in operations and assets which are held for disposal. Assets not used in operations are depreciated using the same method and based on the economic useful lives of the property, plant and equipment. Assets for disposal are stated at the lower of carrying amount or net realizable value.
Investasi
o. Investments
Investasi pada perusahaan asosiasi
Investments in associates
Perusahaan asosiasi adalah suatu perusahaan dimana induk Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee.
An associate is an entity over which the Company and its subsidiaries are in a position to exercise significant influence, but not control or joint control, through participation in the financial and operating policy decisions of the investee.
Penghasilan, aset dan kewajiban dari perusahaan asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan konsolidasi dengan mengunakan metode ekuitas. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat di neraca sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan dan anak perusahaan atas aset bersih perusahaan asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Perusahaan dan anak perusahaan atas kerugian perusahaan asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi tidak diakui kecuali jika Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai kewajiban atau melakukan pembayaran kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya, dalam hal demikian, tambahan kerugian diakui sebesar kewajiban atau pembayaran tersebut.
The assets and liabilities and results of operations of associates are incorporated in these consolidated financial statements using the equity method of accounting. Investments in associates are carried in the consolidated balance sheet at cost as adjusted by post-acquisition changes in the Company and its subsidiaries’ share of the net assets of the associate, less any impairment in the value of the individual investments. Losses of the associates in excess of the Company and its subsidiaries’ interest in those associates are not recognized except if the Company and its subsidiaries have incurred obligations or made payments on behalf of the associates to satisfy obligations of the associates that the Company and its subsidiaries have guaranteed, in which case, additional losses are recognized to the extent of such obligations or payments.
Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya
p. Restricted deposits
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang yang dijadikan atau jaminan pinjaman dinyatakan sebesar nilai nominal. Efektif tanggal 1 Januari 2010, Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Untuk kebijakan akuntansi pinjaman yang diberikan dan piutang, lihat Catatan 3e.
cash
in
banks
and
time
Prior to January 1, 2010, restricted cash in banks and time deposits, which are pledged as loan collaterals are stated at their nominal values. Effective January 1, 2010, these restricted cash in banks and time deposits are classified as loans and receivable. Refer to Note 3e for the accounting policy of loans and receivables.
- 27 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan q.
Beban Ditangguhkan
q. Deferred Charges
Biaya perolehan perangkat lunak dan pengurusan hak legal tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa manfaatnya. r.
Costs of software and legal processing of landrights are deferred and amortized using the straight-line method over their beneficial periods.
Biaya Dibayar Dimuka
r. Prepaid Expenses
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. s.
Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.
Kas dan Setara Kas
s. Cash and Cash Equivalents For cash flow presentation purposes, cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the date of placement.
Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. t.
Persediaan
t. Inventories Inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Cost is determined using the weighted average method.
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. u.
v.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Pinjaman dan Hutang Obligasi
u. Borrowings and Bonds Payable
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, pinjaman dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada kreditur dan hutang obligasi disajikan sebesar nilai nominal dikurangi diskonto yang belum diamortisasi.
Prior to January 1, 2010, borrowings were stated at the amount payable to the lender and bonds payable are presented at par value net of unamortized discount.
Efektif tanggal 1 Januari 2010, pinjaman dan hutang obligasi diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan. Kebijakan akuntansi untuk kewajiban keuangan dijelaskan dalam Catatan 3f.
Effective January 1, 2010, borrowings and bonds payable are classified as financial liabilities. Refer to Note 3f for the accounting policy for financial liabilities.
Penerusan pinjaman diakui berdasarkan otorisasi penarikan (Withdrawal Authorization) atau dokumen lain sejenis.
Two-step loans are recognized based on the Withdrawal Authorization (WA) or other similar documents.
Pendapatan Ditangguhkan
v. Deferred Revenue Connection fees received from customers are deferred and amortized at the rate of 5% per annum starting from the connection date.
Pendapatan atas penyambungan listrik dari pelanggan ditangguhkan dan diamortisasi sebesar 5% per tahun sejak tanggal penyambungan.
- 28 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan w. Pengakuan Pendapatan dan Beban
x.
y.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued w. Revenue and Expense Recognition
Pendapatan penjualan listrik diakui berdasarkan pemakaian energi listrik (kWh), sedangkan beban diakui pada saat terjadinya.
Revenue from sale of electricity is recognized based on electricity usage (kWh). Expenses are recognized when incurred (accrual basis).
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui berdasarkan metode akrual.
Prior to January 1, 2010, interest income and expense are recognized on an accrual basis.
Efektif tanggal 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Effective January 1, 2010, interest income and interest expense are recognized using effective interest rate method.
Pembelian Tenaga Listrik
x. Purchase of Electricity
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki sejumlah perjanjian jual beli tenaga listrik (PPA dan ESC) dengan penyedia dan pengembang tenaga listrik swasta (IPP). Dalam perjanjian tersebut, Perusahaan dan anak perusahaan membayar pasokan tenaga listrik yang disediakan oleh IPP sebesar jumlah yang ditentukan berdasarkan formula pembayaran. Pembayaran tersebut mencakup komponen biaya berbeda yaitu komponen kapasitas dan energi untuk PPA, komponen sumberdaya dan pembangkitan untuk ESC, komponen operasional dan pemeliharaan yang tergantung pada tingkat pasokan energi serta variabel lain yang ditentukan dalam perjanjian.
The Company and its subsidiaries have various Power Purchase Agreements (PPA) and Energy Sales Contracts (ESC) with Independent Power Producers (IPP). Under those contracts, the Company and its subsidiaries pay IPP for the supply of energy at an amount determined in accordance with the payment formula in which payment for different cost components, such as capacity and energy components for the PPA, resource and generation components for the ESC, as well as operations and maintenance components, depends on the level of energy supplied and other variables stipulated in the agreement.
Biaya pembelian tenaga listrik dari IPP diakui pada saat terjadinya berdasarkan ketentuan kontrak dan disajikan sebagai beban pembelian tenaga listrik dalam laporan laba rugi konsolidasi.
The costs of energy purchased from IPP are recognized as incurred based on the terms of the contracts, and presented in the consolidated statements of income as purchased electricity.
Subsidi Pemerintah
y. Government Subsidy Government subsidy of electricity is recognized as revenue on accrual basis which is computed in accordance with the provisions stipulated in the Decree of Ministry of Finance of the Republic of Indonesia. The difference between the amount of electricity subsidy recognized as revenue and the final result of electricity subsidy computation is recorded when the final result of electricity subsidy computation is obtained.
Subsidi listrik Pemerintah yang diberikan melalui Perusahaan diakui sebagai pendapatan atas dasar akrual yang dihitung berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia. Perbedaan antara jumlah subsidi listrik yang telah diakui sebagai pendapatan dan hasil perhitungan final subsidi listrik dicatat pada saat perhitungan final subsidi listrik diperoleh.
- 29 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan z.
Imbalan Kerja
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued z. Employee Benefits
Imbalan Pasca-Kerja
Post-employment Benefits
Perhitungan imbalan pasca-kerja ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari jumlah yang lebih besar diantara nilai kini kewajiban imbalan pasti atau nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung, apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya diakui sebagai beban dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Post-employment benefits are determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10% of the greater of the present value of the defined benefit obligations and the fair value of plan assets, is recognized on straight-line basis over the expected average remaining service years of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested.
Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasca-kerja di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasca-kerja disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial belum diakui dan biaya jasa lalu belum diakui, dan dikurangi dengan nilai wajar aset program. Aset yang diakui akibat perhitungan ini, terbatas pada jumlah kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu belum diakui, ditambah dengan nilai kini dari manfaat ekonomis yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran masa datang.
The employee benefits obligation recognized in the balance sheet represents the present value of the defined benefit obligation as adjusted for unrecognized actuarial gains and losses and unrecognized past service cost, and reduced by the fair value of plan assets. Any asset resulting from this calculation is limited to unrecognized actuarial losses and past service cost, plus the present value of available refunds and reductions in future contributions to the plan.
Imbalan Kerja Jangka Panjang
Long-term Benefits
Perhitungan imbalan kerja jangka panjang ditentukan dengan menggunakan Projected Unit Credit. Biaya jasa lalu dan keuntungan (kerugian) aktuarial diakui langsung pada tahun yang bersangkutan.
Long-term benefits are determined using the Projected Unit Credit Method. Past service cost and actuarial gains (losses) are recognized immediately to the current operations.
Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan kerja jangka panjang di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan kerja pasti.
The long-term employee benefits obligation recognized in the consolidated balance sheets represents the present value of the defined benefit obligation.
aa. Kewajiban Diestimasi
aa. Provisions
Kewajiban diestimasi diakui bila Perusahaan dan anak perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu dan besar kemungkinan Perusahaan dan anak perusahaan diharuskan menyelesaikan kewajiban serta jumlah kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal.
Provisions are recognized when the Company and its subsidiaries have a present obligation (legal or constructive) as a result of a past event and it is probable that the Company and its subsidiaries will be required to settle the obligation, and a reliable estimate can be made on the amount of the obligation.
- 30 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Jumlah diakui sebagai kewajiban diestimasi merupakan taksiran terbaik yang diharuskan untuk menyelesaikan kewajiban pada tanggal neraca, dengan memperhatikan unsur risiko dan ketidakpastian yang melekat pada kewajiban. Kewajiban diestimasi diukur menggunakan estimasi arus kas untuk menyelesaikan kewajiban kini dengan jumlah tercatatnya sebesar nilai kini dari arus kas tersebut.
The amount recognized as a provision is the best estimate of the consideration required to settle the obligation at the balance sheet date, taking into account the risks and uncertainties surrounding the obligation. Where a provision is measured using the cash flows estimated to settle the present obligation, its carrying amount is the present value of those cash flows.
Bila beberapa atau keseluruhan dari manfaat ekonomis mengharuskan penyelesaian kewajiban diestimasi diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian tagihan dapat diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal.
When some or all of the economic benefits required to settle a provision are expected to be recovered from a third party, the receivable is recognized as an asset if it is virtually certain that reimbursement will be received and the amount of the receivable can be measured reliably.
bb. Pajak Penghasilan
bb. Income Tax
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using the prevailing tax rates.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak masa mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statement carrying amounts of assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences and tax losses to the extent that it is probable that taxable income will be available in future periods against which the deductible temporary differences and tax losses can be utilized.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted at the balance sheet date. Deferred tax is charged or credited in the consolidated statement of income, except when it relates to items charged or credited directly to equity, in which case the deferred tax is also charged or credited directly to equity.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca konsolidasi, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are offset in the consolidated balance sheet, except if these are for different legal entities, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.
- 31 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan cc. Laba per Saham
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued cc. Earnings per Share
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar pada tahun yang bersangkutan.
Basic earnings per share is computed by dividing net income by the weighted average number of shares outstanding during the year.
Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif.
Diluted earnings per share is computed by dividing net income by the weighted average number of shares outstanding as adjusted for the effects of all dilutive potential ordinary shares.
dd. Informasi Segmen
dd. Segment Information
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen Perusahaan dan anak perusahaan adalah segmen geografis sedangkan bentuk sekunder pelaporan segmen adalah segmen usaha.
Segment information is prepared using the accounting policies adopted for preparing and presenting the consolidated financial statements. The Company and its subsidiaries’ primary reporting segment information is based on geographical segment, while their secondary reporting segment information is based on business segment.
Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
A geographical segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing products or services within a particular economic environment and that is subject to risks and returns that are different from those of components operating in other economic environments.
Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
A business segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing an individual product or service or a group of related products or services and that is subject to risks and returns that are different from those of other segments.
Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
Assets and liabilities that relate jointly to two or more segments are allocated to their respective segments, if and only if, their related revenues and expense also are allocated to those segments and the relative autonomy of that segments.
- 32 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan 4.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued 4.
ANAK PERUSAHAAN
The Company has ownership interests, directly or indirectly, in the following subsidiaries :
Perusahaan memiliki saham anak perusahaan baik langsung maupun tidak langsung sebagai berikut :
Anak Perusahaan/ Subsidiaries
PT Indonesia Power (IP) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries
Domisili/ Domicile
SUBSIDIARIES
Jenis Usaha/ Nature of Business
Jakarta
Pembangkitan tenaga listrik/ Power generation
PT Cogindo Dayabersama (CDB) *)
Jakarta
PT Artha Daya Coalindo (ADC) *)
Persentase Pemilikan/ Percentage of Ownership 2010 2009 % %
Tahun Operasi Komersial/ Year of Commercial Operation
Jumlah Aset Sebelum Eliminasi **)/ Total Assets Before Elimination **) 2010 2009
100,0
100,0
1995
52.336
53.723
Cogeneration, pemasok energi, jasa pelayanan dan manajemen/ Cogeneration, energy distribution, energy service and management
99,9
99,9
1999
638
603
Jakarta
Perdagangan batu bara/ Coal trading
60,0
60,0
1999
94
85
PT Indo Pusaka Berau (IPB) ***)
Berau
Perdagangan batu bara/ Coal trading
46,8
46,8
2005
188
176
PT Indo Ridlatama Power (IRP) *)
Kutai
Pembangkitan tenaga listrik/ Power generation
55,0
55,0
****)
2
1
PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries
Surabaya
Pembangkitan tenaga listrik/ Power generation
100,0
100,0
1995
39.394
39.093
PT PJB Service (PJBS) *)
Surabaya
Jasa/Service
98,0
95,0
2001
166
167
Jasa listrik dan enjiniring/ Electricity and engineering
51,1
51,1
2004
199
187
PT Rekadaya Elektrika (RDE) *)
PT Rekadaya Elektrika Consult
Jakarta
Jakarta
Supervisi dan Konsultasi/ Supervision and consulatation
99,80
-
*)
20.000
-
PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PLN Batam)
Batam
Penyedia tenaga listrik/ Electricity supplier
100,0
100,0
2000
1.969
1.846
PT Indonesia Comnets Plus (ICON)
Jakarta
Jasa penyedia jaringan telekomunikasi/ Telecommunication provider
100,0
100,0
2000
1.242
961
PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PLNE)
Jakarta
Jasa enjiniring, pengadaan dan konstruksi/ Engineering, procurement and construction
99,3
99,3
2003
166
153
Penyedia tenaga listrik/ Electricity supplier
100,0
100,0
2004
238
250
Belanda/ The Netherlands
Lembaga keuangan/ Finance
100,0
100,0
2006
36.880
38.122
Majapahit Finance B.V. (MF) *)
Belanda/ The Netherlands
Lembaga keuangan/ Finance
100,0
100,0
2006
37.983
38.125
PT PLN Batubara (PLN Batubara)
Jakarta
Perdagangan batu bara/ Coal trading
100,0
100,0
2009
206
17
PT Pengembangan Listrik Nasional Geothermal (PLN Geothermal)
Jakarta
Pembangkitan tenaga listrik/ Power generation
100,0
100,0
****)
45
24
PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PLN Tarakan) Majapahit Holding B.V. (MH) dan anak perusahaan/ and its subsidiary
Tarakan
*) Pemilikan tidak langsung/Indirect ownership **) Dalam miliaran Rupiah/Stated in billions of Rupiah ***) IP mempunyai hak mengatur dan menentukan kebijakan keuangan dan operasi IPB, sehingga laporan keuangan IPB dikonsolidasikan/ IP has the power to govern IPB's financial and operating policies, hence its financial statements have been consolidated ****) Dalam tahap pengembangan/Under development stage
- 33 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
5.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Pada tahun 2009, Perusahaan mendirikan PLN Geothermal.
In 2009, the Geothermal.
Pada tahun 2009, IPB meningkatkan modal disetor sebesar Rp 9.999 juta. IP tidak melakukan penyetoran atas peningkatan modal disetor tersebut, sehingga persentase kepemilikan IP turun menjadi 46,8%.
In 2009, IPB increased its paid-up capital amounting to Rp 9,999 million. IP did not subscribe its shares on this increase, hence, IP’s percentage of ownership decreased into 46.8%.
ASET TETAP
5. 1 Januari/ January 1, 2010
Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan umum, waduk dan prasarana Instalasi dan mesin pembangkit Perlengkapan transmisi Perlengkapan distribusi Perlengkapan umum Kendaraan bermotor Material cadang Perlengkapan pengolahan data dan telekomunikasi Sub-jumlah Aset sewaan Tanah Instalasi dan mesin pembangkit Sub-jumlah Jumlah Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan umum, waduk dan prasarana Instalasi dan mesin pembangkit Perlengkapan transmisi Perlengkapan distribusi Perlengkapan umum Kendaraan bermotor Material cadang Perlengkapan pengolahan data dan telekomunikasi Sub-jumlah Aset sewaan Instalasi dan mesin pembangkit Jumlah Jumlah Tercatat
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Company
Reklasifikasi/ Reclassifications
31 Desember/ December 31, 2010
28.848
18.413
119.721
7.849.117
30.511.541
69.725
33.071
1.632.928
32.181.123
109.312.881 55.089.716 69.901.856 4.114.744 624.655 985.925
275.735 218.582 1.056.235 145.139 5.593 174.191
1.634.592 267.228 160.697 16.132 24.078 213.047
4.383.877 4.193.187 3.383.185 146.068 30.808 -
112.337.901 59.234.257 74.180.579 4.389.819 636.978 947.069
3.283.437 281.543.716
35.578 2.009.626
4.917 2.372.175
324.556 14.214.330
3.638.654 295.395.497
15.767.182 15.825.773 297.369.489
2.009.626
2.372.175
-
1.038.896
15.776
38.666.660 12.999.144 23.149.522 3.008.032 509.647 176.665
5.603.080 1.913.223 2.635.796 411.135 45.710 40.660
1.555.206 104.395 66.039 14.980 21.126 15.193
-
1.823.181 87.829.307
294.984 11.983.484
4.118 1.796.833
-
1.873.570 89.702.877
583.970 12.567.454
1.796.833
-
- 34 -
58.591
14.214.330
7.496.456
207.666.612
PLN
PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT
7.718.961
58.591
established
15.767.182 15.825.773 311.221.270
At cost Direct acquisitions Land Buildings, reservoir and infrastructure Installation and power plant Transmission equipment Distribution equipment General equipment Motor vehicles Spare parts Telecommunication and data processing equipment Subtotal Leased assets Land Installation and power plant Subtotal Total
95.904
2.114.047 98.111.862
95.904
2.457.540 100.569.402
Accumulated depreciation Direct acquisitions Buildings, reservoir and infrastructure Installation and power plant Transmission equipment Distribution equipment General equipment Motor vehicles Spare parts Telecommunication and data processing equipment Subtotal Leased assets Installation and power plant Total
210.651.868
Net Carrying Value
65.265
8.584.841
13.103 7.563 2.020 7.953
42.714.534 14.821.075 25.726.842 3.406.207 542.184 202.132
-
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan 1 Januari/ January 1, 2009 Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan umum, waduk dan prasarana Instalasi dan mesin pembangkit Perlengkapan transmisi Perlengkapan distribusi Perlengkapan umum Kendaraan bermotor Material cadang Perlengkapan pengolahan data dan telekomunikasi Sub-jumlah Aset sewaan Tanah Instalasi dan mesin pembangkit Sub-jumlah Jumlah Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan umum, waduk dan prasarana Instalasi dan mesin pembangkit Perlengkapan transmisi Perlengkapan distribusi Perlengkapan umum Kendaraan bermotor Material cadang Perlengkapan pengolahan data dan telekomunikasi Sub-jumlah Aset sewaan Instalasi dan mesin pembangkit Jumlah Jumlah Tercatat
Penambahan/ Additions
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Pengurangan/ Reklasifikasi/ Deductions Reclassifications
7.710.976
4.961
2.332
5.356
7.718.961
28.411.869
50.942
21.223
2.069.953
30.511.541
96.967.754 52.704.164 66.502.744 3.644.191 601.977 396.646
283.163 33.106 1.108.755 152.961 10.857 315.256
804.521 233.534 150.296 18.709 29.909 11.849
12.866.485 2.585.980 2.440.653 336.301 41.730 285.872
109.312.881 55.089.716 69.901.856 4.114.744 624.655 985.925
2.885.180 259.825.501
74.275 2.034.276
11.735 1.284.108
335.717 20.968.047
3.283.437 281.543.716
58.591 15.767.182 15.825.773 275.651.274
-
-
2.034.276
-
1.284.108
6.553.869
936.431
10.426
34.132.417 11.207.181 20.643.156 2.621.140 470.325 136.438
5.213.038 1.844.108 2.530.443 405.369 48.093 38.844
678.795 69.388 56.460 18.477 15.332 3.632
1.582.435 77.346.961
244.476 11.260.802
6.961 859.471
1.289.600 78.636.561
583.970 11.844.772
859.471
58.591
20.968.047
16.582 -
15.767.182 15.825.773 297.369.489
7.496.456
6.561 5.015
38.666.660 12.999.144 23.149.522 3.008.032 509.647 176.665
3.231 81.015
1.823.181 87.829.307
81.015
1.873.570 89.702.877
17.243 32.383 -
-
197.014.713
207.666.612
Beban penyusutan dialokasi sebagai berikut :
At cost Direct acquisitions Land Buildings, reservoir and infrastructure Installation and power plant Transmission equipment Distribution equipment General equipment Motor vehicles Spare parts Telecommunication and data processing equipment Subtotal Leased assets Land Installation and power plant Subtotal Total Accumulated depreciation Direct acquisitions Buildings, reservoir and infrastructure Installation and power plant Transmission equipment Distribution equipment General equipment Motor vehicles Spare parts Telecommunication and data processing equipment Subtotal Leased assets Installation and power plant Total Net Carrying Value
Depreciation expense was allocated to the following :
2010 Beban usaha Pekerjaan dalam pelaksanaan Jumlah
31 Desember/ December 31, 2009
2009
12.558.537 8.917 12.567.454
11.834.746 10.026 11.844.772
Operating expenses Construction in progress Total
Reklasifikasi aset tetap pemilikan langsung terutama berasal dari pemindahan pekerjaan dalam pelaksanaan dan aset tidak digunakan dalam operasi masing-masing sebesar Rp 13.061.873 juta dan Rp 395.335 juta tahun 2010 dan Rp 19.233.077 juta dan Rp 790.073 juta tahun 2009 (Catatan 6 dan 9).
Reclassifications of property, plant and equipment – direct acquisitions arise mainly from transfer of construction in progress and assets not used in operations amounting to Rp 13,061,873 million and Rp 395,335 million, respectively, in 2010 and Rp 19,233,077 million and Rp 790,073 million respectively, in 2009 (Notes 6 and 9).
Pengurangan aset tetap pemilikan langsung termasuk pemindahan aset tidak digunakan dalam operasi dengan jumlah tercatat sebesar Rp 575.342 juta tahun 2010 dan Rp 424.637 juta tahun 2009.
Deductions of property, plant and equipment include transfer to assets not used in operations with net carrying value of Rp 575,342 million in 2010 and Rp 424,637 million in 2009. - 35 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan hak legal berupa Hak Pakai dan Hak Guna Bangunan (HGB). Hak pakai tidak mempunyai jangka waktu. Hak guna bangunan berjangka waktu antara 20 tahun sampai dengan 30 tahun yang jatuh tempo antara tahun 2016 sampai dengan 2036. Perusahaan dan anak perusahaan juga mempunyai beberapa bidang tanah yang sedang dalam proses perpanjangan HGB dan pengurusan balik nama menjadi atas nama Perusahaan dan anak perusahaan.
The Company and its subsidiaries own several pieces of land with Rights to Use (Hak Pakai), Building Use Rights (Hak Guna Bangunan). Rights to Use have no expiration date while Building Use Rights will expire between 20 to 30 years until 2016 to 2036. The Company and its subsidiaries also have several pieces of land, which are still being processed for extension and for transfer of certificate in the name of the Company and its subsidiaries.
Instalasi dan mesin pembangkit serta perlengkapan transmisi diasuransikan kepada beberapa perusahaan asuransi dengan PT Asuransi Tugu Kresna Pratama, pihak hubungan istimewa, sebagai penanggung utama terhadap risiko kebakaran dan kemungkinan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 16.339 juta dan Rp 1.132.058 juta tanggal 31 Desember 2010 dan US$ 15.795 juta dan Rp 674.242 juta tanggal 31 Desember 2009. Aset sewaan diasuransikan kepada PT Asuransi Mitsui Sumitomo Indonesia terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar JPY 190.438 juta tanggal 31 Desember 2010 dan JPY 190.432 juta tanggal 31 Desember 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Perusahaan dan anak perusahaan tidak mengasuransikan aset tetap selain instalasi dan mesin pembangkit serta perlengkapan transmisi.
Installation and power plant and transmission equipment were insured to several insurance companies, with PT Asuransi Tugu Kresna Pratama, a related party, acting as the lead underwriter, against fire and other possible risks with insurance coverage of US$ 16,339 million and Rp 1,132,058 million as of December 31, 2010 and US$ 15,795 million and Rp 674,242 million as of December 31, 2009. Leased assets were insured to PT Asuransi Mitsui Sumitomo Indonesia against fire and other possible risks with insurance coverage of JPY 190,438 million as of December 31, 2010 and JPY 190,432 million as of December 31, 2009. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured. The Company and its subsidiaries do not cover insurance protection for assets other than installation and power plant and transmission equipment.
Pada tanggal 31 Desember 2010, perlengkapan distribusi dengan biaya perolehan sebesar Rp 45.745 juta digunakan sebagai jaminan hutang pada Bank Bukopin (Catatan 27).
As of December 31, 2010, distribution equipment with cost amounting to Rp 45,745 million are used as collateral for loans to Bank Bukopin (Note 27).
Aset sewaan merupakan Tanjung Jati B 2x660 MW.
PLTU
Leased assets represent the PLTU Tanjung Jati B 2x660 MW power plant.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tetap pada tanggal neraca.
Management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate an impairment in value of property, plant and equipment as of the balance sheet date.
pembangkit
- 36 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan 6.
PEKERJAAN DALAM PELAKSANAAN
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued 6.
Akun ini merupakan biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pembangunan dan perbaikan/renovasi sarana kelistrikan, sebagai berikut :
CONSTRUCTION IN PROGRESS This account represents costs incurred in relation to the construction and renovation/betterment of power supply facilities, as follows :
2010
2009
Proyek penugasan - Program percepatan Pembangkitan Transmisi Jumlah
66.939.888 5.271.611 72.211.499
48.725.115 3.619.832 52.344.947
Mandatory projects - Fast track program Power plants Transmission Total
Konstruksi rutin Pembangkitan Transmisi Distribusi Perlengkapan Jumlah
19.511.118 14.421.413 658.047 37.776 34.628.354
9.664.983 15.831.524 590.421 50.441 26.137.369
Regular constructions Power plants Transmission Distribution Equipment Total
106.839.853
78.482.316
Total
Jumlah
(i)
Program percepatan
(i) Fast track program
Program percepatan (fast track program) merupakan proyek yang ditugaskan Pemerintah kepada Perusahaan (Catatan 54). Pekerjaan dalam pelaksanaan program percepatan termasuk pembayaran uang muka kepada kontraktor, biaya pinjaman serta pengeluaran lain yang dapat dikapitalisasi.
Fast track program represents projects mandated by the Government to the Company (Note 54). Construction in progress of fast track program include advance payments made to the contractors, borrowing costs and other capitalizable expenditures.
(ii) Konstruksi rutin
(ii) Regular constructions
Pembangkitan
Power Plants
Pekerjaan dalam pelaksanaan pembangkitan terutama merupakan PLTP Sarulla 300 MW, PLTGU Muara Tawar 2 x 100 MW Extension Project, PLTGU Tanjung Priok 740 MW Extension Project, Rehabilitasi PLTGU Muara Karang 2 x 200 MW dan Rehabilitasi PLTU Suralaya 4 x 400 MW. PLTP Sarulla merupakan proyek pembangkitan listrik tenaga panas bumi yang pada tanggal 23 Januari 2004 diambil alih oleh Perusahaan dari Unocal North Sumatera Geothermal Ltd dengan harga perolehan US$ 60 juta (Catatan 54).
Power plants under construction consist mainly of PLTP Sarulla 300 MW, PLTGU Muara Tawar 2 x 100 MW Extension Project, PLTGU Tanjung Priok 740 MW Extension Project, Rehabilitation of PLTGU Muara Karang 2 x 200 MW and Rehabilitation of PLTU Suralaya 4 x 400 MW. PLTP Sarulla is a geothermal power plant which was taken over by the Company on January 23, 2004 from Unocal North Sumatera Geothermal Ltd. for US$ 60 million (Note 54).
Transmisi
Transmission
Pekerjaan dalam pelaksanaan transmisi terutama merupakan proyek jaringan transmisi T/L 500 Kv Jawa – Bali, T/L 150 Kv untuk luar Jawa-Bali, proyek gardu induk 150 Kv serta proyek interkoneksi jaringan.
Transmission under construction consists mainly of projects of transmission lines of T/L 500 Kv in Java – Bali, T/L 150 Kv outside Java – Bali, substations 150 Kv and interconnection of transmission projects.
- 37 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Distribusi
Distribution
Pekerjaan dalam pelaksanaan distribusi terutama merupakan proyek jaringan distribusi tegangan menengah dan rendah 20 Kv serta proyek gardu distribusi.
Distribution under construction consists mainly of projects of mid and low voltage distribution lines of 20 Kv and distribution substation projects.
Pekerjaan dalam pelaksanaan ini diperkirakan selesai antara tahun 2011 dan 2012.
Constructions in progress are expected to be completed between 2011 and 2012.
Pada tahun 2010 dan 2009 pekerjaan dalam pelaksanaan yang telah selesai dan dipindahkan ke aset tetap masing-masing sebesar Rp 13.061.873 juta dan Rp 19.233.077 juta (Catatan 5).
In 2010 and 2009, construction in progress which were completed and reclassified to property, plant and equipment amounted to Rp 13,061,873 million and Rp 19,233,077 million, respectively (Note 5).
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke pekerjaan dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut :
Borrowing costs which were capitalized to construction in progress are as follows :
2010
2009
Program percepatan Bunga pinjaman Keuntungan kurs mata uang asing Amortisasi emisi obligasi Jumlah
3.244.602 48.178 3.292.780
4.171.180 (1.697.743) 29.785 2.503.222
Fast track program Interest expense Gain on foreign exchange Amortization of debt issuance cost Total
Konstruksi rutin Bunga pinjaman Kerugian (keuntungan) kurs mata uang asing Amortisasi emisi obligasi Jumlah
800.144 2.554.669 3.345 3.358.158
690.154 (2.457.134) 2.617 (1.764.363)
Regular constructions Interest expense Loss (gain) on foreign exchange Amortization of debt issuance cost Total
Jumlah
6.650.938
738.859
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai pekerjaan dalam pelaksanaan pada tanggal neraca.
7.
Total
Management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate an impairment in value of construction in progress as of the balance sheet date.
PROPERTI INVESTASI
7.
INVESTMENT PROPERTIES
Akun ini merupakan tanah milik PJB yang terletak di Paiton - Jawa Timur, Pluit – Jakarta Utara dan Asahan – Sumatera Utara, yang disewakan kepada atau digunakan oleh penyedia listrik swasta PT Paiton Energy, PT Jawa Power, BUT Pertamina Hulu Energi ONJW Ltd. dan PT Bajradaya Sentranusa.
This account pertains to pieces of land owned by PJB located in Paiton - Jawa Timur, Pluit – Jakarta Utara and Asahan – Sumatera Utara, which are rented to or used by independent power producers, PT Paiton Energy, PT Jawa Power, BUT Pertamina Hulu Energi ONJW Ltd. and PT Bajradaya Sentranusa.
Estimasi nilai wajar properti investasi pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masingmasing sebesar Rp 164.713 juta dan Rp 154.737 juta yang ditentukan berdasarkan nilai jual objek pajak masing-masing bidang tanah.
The estimated fair value of these investment properties as of December 31, 2010 and 2009 amounted to Rp 164,713 million and Rp 154,737 million, respectively, which was determined based on the market value of tax object of each parcel of land.
- 38 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan 8.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
INVESTASI JANGKA PANJANG
8.
Investasi jangka panjang meliputi investasi saham dan kerjasama konsorsium, sebagai berikut :
Domisili/ Domicile Pemilikan langsung/Direct ownership Metode ekuitas/Equity method PT Geo Dipa Energi PT Unelec Indonesia
Pemilikan tidak langsung/ Indirect ownership Metode ekuitas/Equity method PT Daya Citra Mulia
Bandung Jakarta
Banjarmasin
PT Mitra Energy Batam
Batam
PT Sumber Segara Primadaya
Cilacap
PT Dalle Energy Batam
Batam
PT Bajradaya Sentranusa
Asahan
PT Indo Medco Power
Jakarta
PT Tenaga Listrik Jayapura
Jayapura
PT Bukit Pembangkit Innovative
Palembang
PT Komipo Pembangkitan Jawa Bali
Jakarta
Kerjasama Konsorsium/ Consortiums IP-NTP Consortium
Bandung
Sumsel/South Sumatera Bengkulu
Metode biaya/Cost method PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Tenaga Prima Teknologi PT Permata Prima Elektrindo
Jambi
PT Tenaga Listrik Bintan
Pulau Bintan
PT TJK Power
Batam
PT Pura Daya Prima
Palembang
PT Elnusa Prima Elektrika
Palembang
PT Multidaya Prima Elektrindo
Sumsel/South Sumatera Muara Enim
Bangko Tengah Consortium
LONG-TERM INVESTMENTS Long-term investments consist of investment in shares of stock and consortiums, as follows :
Jenis usaha/ Nature of business
Tahun operasi komersial/ Commercial operations
Persentase penyertaan/ Percentage of ownership 2010 2009 % %
Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Penunjang penyedia tenaga listrik/ Electricity supports
2002
33,00
33,00
1988
32,35
32,35
Pertambangan dan perdagangan batu bara/ Coal mining and trading Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit inovatif/ Innovative power plant Operasi dan pembiayaan/ Operational and maintenance
2002
-
25,00
2004
30,00
30,00
2006
49,00
49,00
2006
20,00
20,00
*)
26,06
26,06
*)
35,00
35,00
*)
-
20,00
*)
20,00
*)
49,00
Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier
*)
80,00
80,00
Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier
2007
12,67
12,67
*)
15,00
15,00
*)
15,00
15,00
*)
10,00
10,00
*)
10,00
10,00
*)
29,15
15,00
*)
7,50
7,50
*)
15,00
15,00
*)
8,00
8,00
*) Tahap pengembangan/Development stage
- 39 -
20,00 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Mutasi investasi saham dan kerjasama konsorsium adalah sebagai berikut : Jumlah tercatat 1 Januari 2010/ Carrying amount January 1, 2010 Metode ekuitas PT Geo Dipa Energi PT Unelec Indonesia PT Daya Citra Mulia PT Mitra Energy Batam PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Bajradaya Sentranusa PT Tenaga Listrik Jayapura PT Bukit Pembangkit Innovative PT Komipo PJB Konsorsium IP-NTP Metode biaya PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Permata Prima Elektrindo PT Tenaga Listrik Bintan PT TJK Power Perusahaan lainnya Jumlah
47.963 103.796 1.382 41.904 354.380 22.549 155.187 1.344 58.813 1.152
17.670 1.500 4.000 13.000 8.187 832.827
Jumlah tercatat 1 Januari 2009/ Carrying amount January 1, 2009 Metode ekuitas PT Geo Dipa Energi PT Unelec Indonesia PT Daya Citra Mulia PT Mitra Energy Batam PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Bajradaya Sentranusa PT Tenaga Listrik Jayapura PT Bukit Pembangkit Innovative Konsorsium IP-NTP Metode biaya PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Permata Prima Elektrindo PT Tenaga Listrik Bintan PT TJK Power Perusahaan lainnya Jumlah
31.807 82.193 1.365 41.531 121.472 18.662 122.632 1.344 60.448 1.152
17.670 1.500 4.000 13.000 7.868 526.644
Changes in investments in shares of stock and consortium are as follows :
Penambahan (pengurangan)/ Additions (deduction) (58.535) (1.382) 21.400 (1.344) 11.089 -
Bagian atas laba (rugi) bersih Jumlah perusahaan tercatat asosiasi/ 31 Desember/ Equity in net Carrying income (loss) amount of associates December 31, 2010 (47.963) 37.949 2.058 84.424 2.290 30.134 (2.716) 17.138 -
-
-
(28.772)
115.814
(7.500)
Penambahan/ Additions -
319
-
319
305.864
- 40 -
83.210 43.962 438.804 46.239 185.321 56.097 28.227 1.152
17.670 1.500 4.000 13.000 687 919.869
Equity method PT Geo Dipa Energi PT Unelec Indonesia PT Daya Citra Mulia PT Mitra Energy Batam PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Bajradaya Sentranusa PT Tenaga Listrik Jayapura PT Bukit Pembangkit Innovative PT Komipo PJB IP-NTP Consortiums Cost method PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Permata Prima Elektrindo PT Tenaga Listrik Bintan PT TJK Power Other companies Total
Bagian atas laba (rugi) bersih Jumlah perusahaan tercatat asosiasi/ 31 Desember/ Equity in net Carrying income (loss) amount of associates December 31, 2009 16.156 21.603 17 373 232.908 3.887 32.555 (1.635) -
-
-
47.963 103.796 1.382 41.904 354.380 22.549 155.187 1.344 58.813 1.152
17.670 1.500 4.000 13.000 8.187 832.827
Equity method PT Geo Dipa Energi PT Unelec Indonesia PT Daya Citra Mulia PT Mitra Energy Batam PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Bajradaya Sentranusa PT Tenaga Listrik Jayapura PT Bukit Pembangkit Innovative IP-NTP Consortiums Cost method PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Permata Prima Elektrindo PT Tenaga Listrik Bintan PT TJK Power Other companies Total
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Investasi saham
Investments in shares of stock
PT Geo Dipa Energi
PT Geo Dipa Energi
PT Geo Dipa Energi merupakan perusahaan patungan antara Perusahaan dan Pertamina yang ditujukan untuk melanjutkan pembangunan pembangkit tenaga listrik Dieng dan Patuha yang sebelumnya dimiliki Himpurna California Energy Limited dan Patuha Power Limited.
PT Geo Dipa Energi is a joint venture between the Company and Pertamina. It was established to continue the development of Dieng and Patuha power plant projects previously owned by Himpurna California Energy Limited and Patuha Power Limited.
PT Unelec Indonesia (Unindo)
PT Unelec Indonesia (Unindo)
Unindo merupakan perusahaan patungan antara Perusahaan dan Areva T & D Holdings yang ditujukan terutama untuk memproduksi dan menjual transformator dan switchgear. Pada tahun 2010, Perusahaan memperoleh dividen dari Unindo sebesar Rp 58.535 juta.
Unindo is a joint venture between the Company and Areva T & D Holdings. It was established to engage principally in the manufacture and sale of power and distribution transformers and switchgears. In 2010, the Company received dividends from Unindo amounting to Rp 58,535 million.
PT Mitra Energy Batam
PT Mitra Energy Batam
Pada tahun 2004, PLN Batam mengakuisisi 30% saham PT Mitra Energy Batam dari Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan – PLN.
In 2004, PLN Batam acquired 30% shares of PT Mitra Energy Batam from Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan – PLN.
PT Sumber Segara Primadaya (S2P)
PT Sumber Segara Primadaya (S2P)
PJB memiliki 49% saham pada S2P. Pada tahun 2008, PJB telah meningkatkan investasi saham sebesar Rp 95.841 juta tanpa mengubah persentase kepemilikan saham.
PJB owns 49% shares of S2P. In 2008, PJB increased its investment in shares amounting to Rp 95,841 million, without changing its percentage of ownership.
PT Dalle Energy Batam
PT Dalle Energy Batam
Pada tahun 2006, PLN Batam mengakuisisi 20% saham PT Dalle Energy Batam dari PT Medco Power Indonesia. Hutang atas akuisisi saham tersebut dicatat sebagai hutang lain-lain (Catatan 32). Pada tahun 2010, PLN Batam telah meningkatkan investasi saham sebesar Rp 21.400 juta tanpa mengubah persentase kepemilikan saham.
In 2006, PLN Batam acquired 20% of the issued shares of PT Dalle Energy Batam from PT Medco Power Indonesia. Liability arising from such acquisition were recorded as other payables (Note 32). In 2010, PLN Batam increased its investment in shares amounting to Rp 21,400 million, without changing its percentage of ownership.
PT Bajradaya Sentranusa (BDSN)
PT Bajradaya Sentranusa (BDSN)
Pada tahun 2006, PJB memiliki investasi dalam bentuk obligasi wajib konversi, nilai nominal Rp 243.707 juta dengan nilai perolehan Rp 160.000 juta, yang telah dikonversi dengan 243.707 saham BDSN dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham, tanpa merubah persentase kepemilikan saham. Penyertaan saham PJB pada BDSN sebanyak 262.707 saham dijaminkan sehubungan dengan hutang BDSN kepada China Huadian Hongkong Company Limited.
In 2006, PJB obtained an investment in Mandatory Convertible Bond with nominal value of Rp 243,707 million at an acquisition cost of Rp 160,000 million. This has been converted into 243,707 BDSN’s shares with par value of Rp 1 million per share. Investment in stocks of PJB in BDSN, consisting of 262,707 shares, were pledged as security for the loan of BDSN from China Huadian Hongkong Company Limited.
- 41 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
PT Tenaga Listrik Jayapura (TLJ) dan PT Tenaga Listrik Bintan (TLB)
PT Tenaga Listrik Jayapura (TLJ) and PT Tenaga Listrik Bintan (TLB)
TLJ dan TLB didirikan berdasarkan Perjanjian Usaha Patungan tanggal 4 Oktober 2006 antara PLN Tarakan dengan pihak ketiga. Pendirian TLJ dan TLB dimaksudkan untuk membangun, mengoperasikan dan merawat proyek PLTU 2x10 MW, termasuk penjualan tenaga listrik ke Perusahaan. Berdasarkan perjanjian tersebut, PLN Tarakan berkewajiban berpartisipasi membiayai kedua proyek sebesar US$ 9,6 juta. Piutang ini akan dikembalikan setelah proyek beroperasi komersial. Pada tahun 2008, PLN Tarakan telah mendanai masing-masing proyek sebesar US$ 812.194 dan US$ 78.345 yang dicatat sebagai piutang pihak hubungan istimewa (Catatan 10).
TLJ and TLB were established in accordance with Joint Venture Agreements dated October 4, 2006 between PLN Tarakan and third parties. These were established to build, operate and maintain a PLTU 2x10 MW project, including sale of electricity to the Company. Based on the agreement, PLN Tarakan has an obligation to participate in financing both projects amounting to US$ 9.6 million. This financing will be recovered upon commercial operations of the projects. In 2008, PLN Tarakan financed each of the projects for US$ 812,194 and US$ 78,345, which were recorded as receivables from related parties (Note 10).
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa TLJ tanggal 17 Juni 2008, diputuskan untuk membubarkan TLJ. Pada tahun 2010, TLJ dibubarkan dan PLN Tarakan menerima hasil dari pengembalian investasi sebesar Rp 1.017 juta dan perbedaan dengan jumlah tercatat sebesar Rp 327 juta dicatat sebagai beban lain-lain dilaporan laba rugi konsolidasi tahun 2010.
Based on the Extraordinary Stockholders’ Meeting of TLJ dated June 17, 2008, it was agreed that TLJ will be liquidated. In 2010, TLJ was liquidated and PLN Tarakan received refund of the investment amounting to Rp 1,017 million and the difference with the carrying amount of Rp 327 million was recorded as other expense in the 2010 consolidated statement of income.
PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI)
PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI)
Berdasarkan akta gadai saham No. 20 tanggal 6 Maret 2008 dari Imas Fatimah S.H., notaris di Jakarta, PJB menjaminkan 12.000 sahamnya di BPI sehubungan dengan fasilitas kredit yang diperoleh BPI dari Bank Mandiri.
According to the deed of pledge No. 20 dated March 6, 2008 from Imas Fatimah S.H., notary in Jakarta, PJB used its 12,000 shares in BPI as a guarantee of the credit facility obtained by BPI from Bank Mandiri.
PT Komipo Pembangkitan Jawa Bali (KPJB)
PT Komipo Pembangkitan Jawa Bali (KPJB)
Pada tanggal 18 Agustus 2010, PJB melakukan penyertaan saham di KPJB sebesar USD 1.225.000 ekuivalen Rp 11.089 juta atau 49% saham KPJB. KPJB didirikan pada tanggal 30 September 2010 berdasarkan Akta Notaris No. 47. Akta pendirian telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU46410.AH.01.01. Tahun 2010 tanggal 1 Oktober 2010.
On August 18, 2010, PJB made investment in shares in KPJB amounting to USD 1,225,000, equivalent to Rp 11,089 million, or 49% of the issued share of KPJB. KPJB was established on September 30, 2010 based on Notarial Deed No. 47. The deed of establishment was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic Indonesia in his Decision Letter No. AHU-46410.AH.01.01. Year 2010 dated October 1, 2010.
PT Metaepsi (Meppogen)
PT Metaepsi (Meppogen)
Pejebe
Power
Generation
Sehubungan dengan penyertaan saham di Meppogen, PJB berkewajiban menyetorkan modal sebesar 19% dari nilai total modal ditempatkan Meppogen. PJB juga memiliki kewajiban untuk menyediakan fasilitas pelatihan bagi calon operator dan teknisi pemeliharaan PLTG Gunung Megang milik Meppogen. Selain itu, PJB berkewajiban memberikan pengarahan dan petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan peralatan PLTG Gunung Megang.
Pejebe
Power
Generation
In relation to the investment in shares of Meppogen, PJB is obliged to subscribe 19% of total subscribed capital stock of Meppogen. PJB is also obliged to prepare training facilities for candidates of maintenance operator and maintenance technician of PLTG Gunung Megang, owned by Meppogen. PJB is also obliged to provide instructions and guidelines for equipment operations and maintenance of PLTG Gunung Megang. - 42 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
9.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Pada tanggal 14 Desember 2009, pemegang saham lain Meppogen telah melaksanakan hak konversi pinjaman menjadi investasi saham di Meppogen, yang mengakibatkan kepemilikan saham Perusahaan pada Meppogen menurun dari 19% menjadi 12,67%.
On December 14, 2009, the other stockholder of Meppogen has exercised its right to convert the loan into the Meppogen’s share, which cause a decrease in the Company’s percentage of ownership in Meppogen from 19% to 12.67%.
Kerjasama Konsorsium
Consortiums
Perusahaan dan IP mengadakan kerjasama konsorsium dengan pihak lain untuk melaksanakan pengembangan proyek-proyek tertentu. Perusahaan dan IP mencatat kerjasama konsorsium sebesar dana yang dikeluarkan untuk proyek-proyek tersebut setelah dikurangi penurunan nilai investasi. Kerjasama konsorsium ini akan diubah menjadi perusahaan patungan dalam bentuk perseroan terbatas pada saat pengembangan proyek selesai atau pada saat perusahaan patungan terbentuk.
The Company and IP entered into several consortium agreements with other parties for the development of certain projects. The Company and IP account for the investment in these consortium agreements at cost based on their funding of such projects, less any impairment. These consortium agreements will be changed into limited joint venture companies when the development of the projects is completed or when the joint venture companies are established.
ASET TIDAK DIGUNAKAN DALAM OPERASI
9.
2010 Aset akan direlokasi, diperbaiki dan dihapusbuku Biaya perolehan Aset tetap akan direlokasi dan belum digunakan dalam operasi Aset tetap akan dihapusbuku Aset tetap akan diperbaiki Material akan dihapusbuku Pekerjaan dalam pelaksanaan akan dihapusbuku Jumlah Akumulasi penyusutan atau penurunan nilai Aset tetap akan direlokasi dan belum digunakan dalam operasi Aset tetap akan dihapusbuku Aset tetap akan diperbaiki Material akan dihapusbuku Pekerjaan dalam pelaksanaan akan dihapusbuku Jumlah Jumlah Tercatat
ASSETS NOT USED IN OPERATIONS
2009
1.141.354 2.546.234 697.130 132.453
926.871 2.430.897 471.203 125.368
Assets for relocation, disposal and repairs At cost Property, plant and equipment to be relocated and not yet used in operations Property, plant and equipment to be disposed of Property, plant and equipment to be repaired Spare parts to be disposed of
4.733 4.521.904
4.733 3.959.072
Construction in progress to be disposed of Total
211.223 2.525.165 362.002 121.866
177.879 2.415.790 223.870 117.954
2.145 3.222.401
2.145 2.937.638
1.299.503
1.021.434
Kerugian penurunan nilai aset adalah sebesar Rp 330.107 juta tahun 2010 dan Rp 281.514 juta tahun 2009 dicatat sebagai beban lain-lain (Catatan 46).
Accumulated depreciation and impairment in value Property, plant and equipment to be relocated and not yet used in operations Property, plant and equipment to be disposed of Property, plant and equipment to be repaired Spare parts to be disposed of Construction in progress to be disposed of Total Net Carrying Value
Loss on impairment of property, plant and equipment amounting to Rp 330,107 million in 2010 and Rp 281,514 million in 2009 are recorded as other expenses (Note 46).
- 43 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Aset tertentu yang tidak digunakan dalam operasi dijual seharga Rp 72.499 juta tahun 2010 dan Rp 12.464 juta tahun 2009. Nilai buku aset yang dijual tersebut telah nihil sehingga hasil penjualan aset merupakan keuntungan penjualan aset tidak digunakan dalam operasi (Catatan 46).
Certain assets not used in operations were sold with selling price of Rp 72,499 million in 2010 and Rp 12,464 million in 2009. The carrying value of such assets were nil, hence the proceeds from sale of assets represented gain on sale of assets not used on operations (Note 46).
Aset tetap akan dihapusbuku merupakan pembangkit PLTD Apung di Nanggroe Aceh Darussalam, instalasi mesin di PLTG Gresik, PLTGU Muara Tawar dan PLTU Muara Karang, instalasi pipa gas, instalasi mesin, bangunan dan prasarana serta rumah dinas dan jaringan distribusi.
Property, plant and equipment to be disposed of represent PLTD Apung in Nanggroe Aceh Darussalam, machine installations of PLTG Gresik, PLTGU Muara Tawar and PLTU Muara Karang, pipe gas installations, machine installations, building and infrastructure, housing and distribution equipment.
Pada tahun 2010 dan 2009, aset tetap tidak digunakan dalam operasi dipindahkan ke aset tetap masing-masing sebesar Rp 395.335 juta dan Rp 790.073 juta (Catatan 5).
In 2010 and 2009, assets not used in operations reclassified to property, plant and equipment amounted to Rp 395,335 million and Rp 790,073 million, respectively (Note 5).
Manajemen berpendapat bahwa penurunan nilai aset tidak digunakan dalam operasi memadai untuk menutup risiko kerugian penurunan nilai yang mungkin timbul dari aset tersebut.
Management believes that impairment for assets not yet used in operations is adequate to cover possible loss on impairment on value of such assets.
10. PIUTANG PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA
10. 2010
PT Sumber Segara Primadaya (US$ 23.238.460 tahun 2010 dan US$ 126.416.382 tahun 2009) PT Metaepsi Pejebe Power Generation, (US$ 4.501.310 tahun 2010 dan 2009) PT Komipo - PJB (US$ 3.677.819) PT Dalle Energy Batam PT Mitra Energy Batam PT TJK Power Karyawan Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah Dikurangi bagian jangka pendek Bagian jangka panjang
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu Saldo awal tahun Penambahan Pemulihan Saldo akhir tahun
RECEIVABLES FROM RELATED PARTIES 2009
208.937 40.472 33.067 11.469 3.532 511.080 808.557 808.557 256.740 551.817
(80.758) 80.758 -
Perusahaan dan anak perusahaan mengakui penyesuaian jumlah tercatat piutang pihak hubungan istimewa tanggal 1 Januari 2010 sebesar Rp 15.742 juta. Penyesuaian ini dilakukan untuk menyesuaikan jumlah tercatat piutang pihak hubungan istimewa ke nilai wajarnya sehubungan dengan penerapan PSAK 55 (revisi 2006).
1.188.314 42.312 10.097 15.569 18.114 490.638 1.765.044 (80.758) 1.684.286 1.684.286
(68.988) (11.770) (80.758)
PT Sumber Segara Primadaya (US$ 23,238,460 in 2010 and US$ 126,416,382 in 2009) PT Metaepsi Pejebe Power Generation, (US$ 4,501,310 in 2010 and 2009) PT Komipo - PJB (US$ 3,677,819) PT Dalle Energy Batam PT Mitra Energy Batam PT TJK Power Directors and employees Total Allowance for doubtful accounts Total Less current portion Long-term portion Changes in the allowance for doubtful accounts Balance at beginning of year Additions Recovery Balance at end of year
The Company and subsidiaries recognized an adjustment to the carrying amount of receivables from related parties as of January 1, 2010 amounting to Rp 15,742 million. The adjustment was made to adjust the carrying amount of the receivables from related parties to its fair value due to adoption of PSAK 55 (revised 2006).
- 44 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
PT Sumber Segara Primadaya (S2P)
PT Sumber Segara Primadaya (S2P)
Pada tanggal 28 Januari 2004, PJB memberikan pinjaman jangka panjang sebesar US$ 52 juta kepada S2P untuk membiayai proyek PLTU Cilacap. Jangka waktu pinjaman sembilan tahun, termasuk masa tenggang dua tahun jatuh tempo 28 Januari 2013 dan dikenakan bunga 12,907% per tahun. Bunga akan diterima dalam 15 kali angsuran semesteran mulai 28 Januari 2006 sampai dengan 28 Januari 2013. Piutang ini dijamin dengan saham milik PT Sumberenergi Sakti Prima (SSP) di S2P sesuai perjanjian penjaminan pinjaman tanggal 6 September 2005. Pinjaman pokok akan diangsur dalam 4 kali angsuran mulai 28 Juli 2011 sampai dengan 28 Januari 2013. Pemberian pinjaman ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PJB tanggal 14 Januari 2004.
On January 28, 2004, PJB granted a long-term loan of US$ 52 million to S2P for the financing of PLTU Cilacap project. This loan will mature in nine years, including two years grace period, due on January 28, 2013 and bears interest at 12.907% per annum. The interest will be received in fifteen (15) semi-annual installments starting January 28, 2006 until January 28, 2013. This receivable is guaranteed with shares of stock in S2P owned by PT Sumberenergi Sakti Prima (SSP) in accordance with the loan collateral agreement dated September 6, 2005. The principal will be collected in four (4) installments starting from July 28, 2011 until January 28, 2013. The loan was approved during the Extraordinary General Meeting of the Stockholders dated January 14, 2004.
Pada tanggal 25 Juni 2007, PJB dan SSP menandatangani amandemen perjanjian penjaminan pinjaman. Berdasarkan amandemen tersebut, apabila S2P tidak mampu melunasi pinjamannya kepada PJB dalam waktu 30 hari setelah jatuh tempo (disebut sebagai “periode tunggakan”) maka PJB dan SSP bersama-sama mengikatkan diri dan menyanggupi untuk membayar bunga dan/atau pokok pinjaman yang terhutang oleh S2P kepada PJB sesuai persentase kepemilikan masing-masing di S2P. Apabila dalam 30 hari setelah berakhirnya periode tunggakan, S2P tidak melakukan pembayaran, maka PJB dan SSP bersedia menyerahkan saham masing-masing untuk dieksekusi dan dana hasil eksekusi saham tersebut digunakan untuk melunasi hutang kepada PJB.
On June 25, 2007, PJB and SSP signed the amendment of loan collateral agreement. According to such amendment, if S2P fails to pay in full its loan to PJB within 30 days from due date (also called as “period in arrears”), PJB and SSP will bind themselves to pay the interest and/or principal of loan of S2P to PJB, based on their respective percentage of ownerships in S2P. If after 30 days from the period in arrears, S2P does not make the payment, PJB and SSP agreed to transfer their respective shares for liquidation and proceeds resulting from such liquidation will be used to settle S2P’s loan to PJB.
Pelaksanaan amandemen perjanjian penjaminan tersebut sedang dalam tahap negosiasi. Manajemen PJB menghendaki agar amandemen perjanjian penjaminan pinjaman tersebut di atas dapat segera dilaksanakan.
Implementation of the amendment of loan collateral agreement is still in the stage of negotiation. Management of PJB demands for the immediate implementation of the amendment of loan collateral agreement.
Pada tanggal 30 Juni 2010, pinjaman ini telah dilunasi oleh S2P.
On June 30, 2010, these loan has been fully paid by S2P.
Pada tahun 2006, PJB menempatkan deposito berjangka sebesar US$ 100 juta di Bank Negara Indonesia sebagai jaminan pinjaman letter of credit yang diperoleh S2P dari bank tersebut. Pada tanggal 11 Juli 2008, deposito berjangka sebesar US$ 50 juta dieksekusi oleh Bank Negara Indonesia sehubungan dengan kegagalan S2P untuk menyelesaikan pinjamannya ke bank tersebut. PJB mencatat pencairan deposito sebesar US$ 50 juta tersebut sebagai piutang kepada S2P.
In 2006, PJB placed time deposits amounting to US$ 100 million in Bank Negara Indonesia as a guarantee of letter of credit obtained by S2P from such bank. On July 11, 2008, Bank Negara Indonesia executed its right, by confiscating the time deposits amounting to US$ 50 million, due to the failure of S2P to settle its unpaid letter of credit. PJB recorded such confiscation of time deposits amounting to US$ 50 million as receivables from S2P.
- 45 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Pada tanggal 17 Desember 2009, Perusahaan dan S2P telah menandatangani perjanjian penyelesaian hutang dimana S2P mengakui hutang atas dana eks jaminan yang akan diangsur dalam jumlah tidak tetap mulai Desember 2009 sampai dengan 28 April 2014 dengan tingkat bunga 9% per tahun. Bunga terhutang sejak 1 Juli 2008 sampai dengan 31 Desember 2009 sebesar US$ 6,75 juta akan dibayar sekaligus pada tanggal 28 April 2014. Bunga untuk 1 Januari 2010 sampai dengan 28 April 2014 akan dibayar setiap bulan sebesar 7% per tahun dan akumulasi sisa bunga sebesar 2% per tahun akan dibayar sekaligus pada tanggal 28 April 2014.
On December 17, 2009, the Company and S2P entered into settlement agreement of this loan, where S2P recognized the obligation for funds formerly used as collateral, which will be paid in variable installments starting December 2009 untill April 28, 2014 with interest rate of 9% per annum. The interest payable from July 1, 2008 until December 31, 2009 amounting to US$ 6.75 million will be paid at one time on April 28, 2014. The interest from January 1, 2010 until April 28, 2014 will be paid monthly at 7% per annum and the remaining accumulated interest of 2% per annum will be paid at one time on April 28, 2014.
Pinjaman ini disubordinasi dengan pelunasan kewajiban S2P kepada China Construction Bank. Bila S2P belum menyelesaikan hutangnya kepada Perusahaan sampai dengan 30 Juni 2017, Perusahaan berhak mengubah tagihannya sebagai tambahan investasi saham di S2P. Penyelesaian pinjaman ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa S2P tanggal 11 Desember 2009.
This loan is subordinated to S2P’s loan to China Construction Bank. If S2P has not settled its obligation to the Company until June 30, 2017, the Company reserves the right to convert its receivable as an investment in shares of stock of S2P. The settlement of this loan was approved at the Extraordinary General Meeting of the Stockholders of S2P dated December 11, 2009.
Pada tahun 2010, pinjaman ini telah dilunasi oleh S2P.
In 2010, these loan has been fully paid by S2P.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, piutang bunga dari S2P masing-masing sebesar US$ 24.200.295 dan US$ 27.416.372 termasuk dalam piutang pihak hubungan istimewa.
As of December 31, 2010 and 2009, interest on receivables from S2P amounting to US$ 24,200,295 and US$ 27,416,372, respectively, were recorded as receivables from related parties.
Pada tahun 2009, PJB membentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang bunga dan denda dari S2P karena S2P sedang mengalami kesulitan keuangan.
In 2009, PJB provided allowance for doubtful accounts pertaining to receivables on interest and penalty from S2P since S2P is experiencing financial difficulties.
PT Metaepsi (Meppogen)
Pejebe
Power
Generation
PT Metaepsi (Meppogen)
Pada tahun 2007, PJB memberikan pinjaman yang dapat dikonversi kepada Meppogen sebesar US$ 4,5 juta (setara Rp 42.386 juta) untuk membiayai pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga gas di Gunung Megang – Sumatera Selatan. Pinjaman ini dikenakan tingkat bunga SIBOR, ditambah 4% - 5% per tahun dan pembayaran bunga dilakukan secara bulanan. PJB memiliki hak melakukan konversi pinjaman menjadi penyertaan saham dalam jangka waktu satu tahun sejak perjanjian. Jumlah saham konversi akan ditentukan dengan membagi jumlah konversi dengan nilai nominal saham konversi seperti tercantum dalam anggaran dasar Meppogen. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tahun ketiga ditambah premi 15% per tahun. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, piutang bunga dari Meppogen masing-masing nihil dan US$ 1.310 (setara Rp 12 juta), termasuk dalam piutang pihak hubungan istimewa.
Pejebe
Power
Generation
In 2007, PJB provided a convertible debt to Meppogen amounting to US$ 4.5 million (equivalent to Rp 42,386 million) which was used to fund the construction of Meppogen gas power plant in Gunung Megang – South Sumatra. This loan bears interest at SIBOR plus 4% - 5% per annum and will be paid monthly. PJB shall have the right to convert those loans into shares after the first year of the agreement. The number of converted shares to be issued shall be determined by dividing the conversion amount by the nominal value of the conversion shares as specified in the Articles of Association of Meppogen. This loan will mature on the third year with added premium of 15% per annum. As of December 31, 2010 and 2009, interest receivable from Meppogen nil and US$ 1,310 (equivalent to Rp 12 million), respectively, which were recorded as receivables from related parties.
- 46 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
PT Dalle Energy Batam dan PT Mitra Energy Batam
PT Dalle Energy Batam and PT Mitra Energy Batam
Piutang kepada PT Dalle Energy Batam dan PT Mitra Energy Batam merupakan piutang atas denda kontrak penyediaan tenaga listrik.
Accounts receivable from PT Dalle Energy Batam and PT Mitra Energy Batam represent receivables on penalty of power purchase contracts.
PT TJK Power (TJK)
PT TJK Power (TJK)
Piutang kepada TJK merupakan biaya pengembangan proyek PLTU Tanjung Kasam milik TJK, yang terlebih dahulu dibayar oleh PLN Batam.
Accounts receivable from TJK represent advance payment made by PLN Batam for the development cost of PLTU Tanjung Kasam owned by TJK.
Karyawan
Employees
Piutang karyawan merupakan pinjaman pemilikan rumah tanpa bunga. Pelunasan piutang dilakukan melalui pemotongan gaji.
Accounts receivable from officers represent noninterest bearing housing loans, which are paid monthly through salary deduction.
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang kepada pihak hubungan istimewa tahun 2009 memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang.
Management believes that the allowance for doubtful accounts for receivables from related parties in 2009 is adequate to cover possible losses on uncollectible receivables.
11. REKENING BANK DAN DEPOSITO BERJANGKA DIBATASI PENGGUNAANNYA
11.
2010 Angsuran sewa pembiayaan dan jaminan operasi (Catatan 26) Rekening bank Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura JPY US$ Bukopin - JPY Jaminan pembelian gas (Catatan 54) Rekening bank Bank Internasional Indonesia - US$ Deposito berjangka Citibank - US$ Standard Chartered Bank - US$ Jaminan pembelian tenaga listrik (Catatan 54) Rekening bank - Bank Central Asia Deposito berjangka - Bank Mandiri Jaminan pinjaman bank (Catatan 27) Deposito berjangka - Bank Bukopin Jaminan bank garansi Rekening bank Bank Rakyat Indonesia Bank Mandiri Jumlah Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah US$
RESTRICTED CASH IN BANKS AND TIME DEPOSITS
2009
2.105.397 138.372 113.499
2.628.221 329.060 -
-
93.145
-
51.273 45.608
4.648 1.500
7.006 1.500
4.848
5.000
35.723 3.600 2.407.587
46.710 2.582 3.210.105
6,65% - 13% -
6% - 13% 0,01% - 1,47%
- 47 -
Lease installments and operation guarantee (Note 26) Cash in bank Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapore JPY US$ Bukopin - JPY Guarantee deposit for gas purchases (Note 54) Cash in bank Bank Internasional Indonesia - US$ Time deposits Citibank - US$ Standard Chartered Bank - US$ Guarantee deposit for purchase of electricity (Note 54) Cash in bank - Bank Central Asia Time deposit - Bank Mandiri Guarantee deposit for bank loans (Note 27) Time deposits - Bank Bukopin Bank guarantee Cash in bank Bank Rakyat Indonesia Bank Mandiri Total Interest rate per annum on time deposits Rupiah US$
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Perusahaan dan anak perusahaan mengakui penyesuaian jumlah tercatat rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya tanggal 1 Januari 2010 sebesar Rp 526.677 juta. Penyesuaian ini dilakukan untuk menyesuaikan jumlah tercatat rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya ke nilai wajarnya sehubungan dengan penerapan awal PSAK 55 (revisi 2006).
The Company and subsidiaries recognized an adjustment to the carrying amount of restricted cash in banks and time deposits as of January 1, 2010 amounting to Rp 526,677 million. The adjustment was made to adjust the carrying amount of restricted cash in bank and time deposits to its fair value due to initial adoption of PSAK 55 (revised 2006).
Rincian rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
Details of restricted cash in banks and time deposits in foreign currencies are as follows:
2010 Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *) US$ JPY Jumlah
*)
15.390.074 20.119.535.262
2009 Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *)
Ekuivalen Rp/ Rp equivalent 138.372 2.218.888 2.357.260
Dalam jumlah penuh
55.221.873 25.841.801.813
*)
12. ASET TIDAK LANCAR LAIN
519.086 2.628.221 3.147.307
US$ JPY Total
In full amount
12. 2010
Ekuivalen Rp/ Rp equivalent
OTHER NONCURRENT ASSETS
2009
Biaya ditangguhkan - bersih Premi asuransi (Catatan 27 dan 54) Hak atas tanah Perangkat lunak Jumlah
319.621 43.603 198.436 561.660
1.898.770 48.187 220.829 2.167.786
Biaya dibayar dimuka Pembelian gas Lain-lain Jumlah
360.805 126.557 487.362
433.392 93.455 526.847
Prepaid expenses Gas purchased Others Total
Uang muka pengembangan proyek
541.479
974.869
Advances for project development
1.590.501
3.669.502
Jumlah
Beban amortisasi biaya ditangguhkan tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 160.719 juta dan Rp 324.823 juta.
Deferred charges - net Insurance premium (Notes 27 and 54) Landrights Software Total
Total
Amortization expenses of deferred charges in 2010 and 2009 amounted to Rp 160,719 million and Rp 324,823 million, respectively.
- 48 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan 13. KAS DAN SETARA KAS
13. 2010
Kas Bank Bank Bukopin Rupiah US$ JPY Bank Rakyat Indonesia Rupiah US$ JPY EUR Bank Mandiri Rupiah US$ EUR JPY Bank Negara Indonesia Rupiah US$ CHF EUR Bank Central Asia Rupiah US$ JPY Bank Internasional Indonesia Rupiah US$ EUR Bank Danamon Rupiah US$ Lain-lain (masing-masing dibawah 5% dari jumlah) Rupiah US$ EUR JPY SGD Jumlah kas dan bank Setara kas - deposito berjangka Bank Bukopin Rupiah US$ Bank Rakyat Indonesia Rupiah US$ Bank Negara Indonesia Rupiah US$ Bank Mandiri Rupiah US$ Deutsch Bank, Amsterdam - US$ Lain-lain (masing-masing dibawah 5% dari jumlah) Rupiah US$ Jumlah deposito berjangka Jumlah Kas dan Setara Kas Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah US$
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued CASH AND CASH EQUIVALENTS
2009
44.634
46.627
3.908.828 766.660 29.192
2.426.023 273.190 35.820
2.414.038 660.124 4.472 1.862
1.162.962 634.801 761 123
1.853.320 135.779 287 4
1.216.084 347.381 1.375 178
2.702.976 137.903 4.628 6.175
1.283.136 556.962 4.217 5.291
480.757 468 97
32.055 488 90
118.513 34.923 183
60.551 34.124 206
316.344 1.873
166.177 1.958
1.397.959 395.692 25 15.417.716
318.020 338.033 877 13 1 8.947.524
Cash on hand Cash in banks Bank Bukopin Rupiah US$ JPY Bank Rakyat Indonesia Rupiah US$ JPY EUR Bank Mandiri Rupiah US$ EUR JPY Bank Negara Indonesia Rupiah US$ CHF EUR Bank Central Asia Rupiah US$ JPY Bank Internasional Indonesia Rupiah US$ EUR Bank Danamon Rupiah US$ Others (each below 5% of total) Rupiah US$ EUR JPY SGD Total cash on hand and in banks Cash equivalents - time deposits Bank Bukopin Rupiah US$ Bank Rakyat Indonesia Rupiah US$ Bank Negara Indonesia Rupiah US$ Bank Mandiri Rupiah US$ Deutsch Bank, Amsterdam - US$
902.600 66.106
32.600 48.762
1.936.000 -
26.000 1.880.000
535.100 -
43.600 1.880.000
350.153 674 -
43.233 705 51.700
490.207 18.242 4.299.082
62.738 26.334 4.095.672
19.716.798
13.043.196
Total Cash and Cash Equivalents
6% - 13% 2% - 4%
Interest rate per annum on time deposits Rupiah US$
6% - 13,5% 3,25% - 4,25%
- 49 -
Others (each below 5% of total) Rupiah US$ Total time deposits
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Rincian kas dan setara kas dalam mata uang asing adalah sebagai berikut :
Details of cash and cash equivalents in foreign currencies are as follows :
2010 Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *) US$ JPY EUR Lain-lain **) Jumlah
*) **)
246.740.479 307.181.542 711.523 514.706
2009 Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *)
Ekuivalen Rp/ Rp equivalent 2.218.444 39.790 8.507 4.628 2.271.369
Dalam jumlah penuh Kas dan setara kas dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah setara US$, menggunakan kurs tanggal neraca.
646.216.817 362.444.788 582.745 448.717
*) **)
14. INVESTASI JANGKA PENDEK
Deposito berjangka Bank Bukopin Rupiah US$ Bank Rakyat Indonesia Rupiah Bank Negara Indonesia Rupiah US$ Bank Mandiri Rupiah US$ Lain-lain (masing-masing dibawah 5% dari jumlah) Rupiah US$ Jumlah Investasi lain-lain Rupiah Jumlah investasi jangka pendek Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah US$
US$ JPY EUR Others **) Total
SHORT-TERM INVESTMENTS
2009
691.977
120.000 560.883
116.000
151.500
-
83.000 517.000
-
136.160 92.029
8.266 816.243
44.000 1.880 1.706.452
12.496
9.392
828.739
1.715.844
7% - 7,5% 1% - 3%
6.074.438 36.862 7.872 4.218 6.123.390
In full amount Cash and cash equivalents denominated in other foreign currencies are presented as US$ equivalents using the exchange rates prevailing at balance sheet date.
14. 2010
Ekuivalen Rp/ Rp equivalent
6,5% - 10,5% 1% - 3%
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, investasi jangka pendek dalam mata uang asing masing-masing sebesar US$ 76.963.300 (setara Rp 691.977 juta) dan US$ 124.658.723 (setara Rp 1.171.792 juta).
Time deposits Bank Bukopin Rupiah US$ Bank Rakyat Indonesia Rupiah Bank Negara Indonesia Rupiah US$ Bank Mandiri Rupiah US$ Others (each below 5% of total) Rupiah US$ Total Other investments Rupiah Total short-term investments Interest rate per annum on time deposits Rupiah US$
As of December 31, 2010 and 2009, short-term investments in foreign currencies amounted to US$ 76,963,300 (equivalent to Rp 691,977 million) and US$ 124,658,723 (equivalent to Rp 1,171,792 million), respectively.
- 50 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Pada tanggal 31 Desember 2010, deposito berjangka yang digunakan untuk jaminan sebagai berikut :
Bank
As of December 31, 2010, time deposits used as guarantee deposits, are as follows :
Jumlah/ Amount
Fasilitas/Facility
691.977
Jaminan letter of credit/Letter of credit guarantee
Bank Rakyat Indonesia
6.000
Jaminan letter of credit/Letter of credit guarantee
Bank Bumiputera Indonesia
7.500
Pinjaman modal kerja ADC/Working capital loan of ADC
Bank Bukopin
766 Jumlah/Total
Fasilitas bank garansi pekerjaan ADC
706.243
15. PIUTANG USAHA
15. 2010
TRADE ACCOUNTS RECEIVABLE
2009
a. Berdasarkan langganan
a. By Debtor
Umum Pemerintah Badan Usaha Milik Negara TNI dan Polri Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
2.480.606 170.014 39.619 515.380 3.205.619 (330.451)
2.347.813 108.997 28.988 410.864 2.896.662 (341.204)
Public Government State-owned companies Indonesian Armed Forces Total Allowance for doubtful accounts
Bersih
2.875.168
2.555.458
Net
b. Berdasarkan umur
b. By Age Category
Belum jatuh tempo 1 s/d 90 hari 91 s/d 360 hari Lebih dari 360 hari Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
1.079.971 1.609.154 202.504 313.990 3.205.619 (330.451)
819.676 1.575.222 263.410 238.354 2.896.662 (341.204)
Not yet due 1 to 90 days 91 to 360 days More than 360 days Total Allowance for doubtful accounts
Bersih
2.875.168
2.555.458
Net
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu Saldo awal tahun Penambahan Penghapusan Saldo akhir tahun
(341.204) (89.062) 99.815 (330.451)
(625.222) (69.809) 353.827 (341.204)
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang dan tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha.
Changes in the allowance for doubtful accounts Balance at beginning of year Additions Write-off Balance at end of year
Management believes that the allowance for doubtful accounts is adequate to cover possible losses on uncollectible accounts. Management also believes that there are no significant concentration of credit risk in receivables.
- 51 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
16. PIUTANG SUBSIDI LISTRIK
16. 2010
Tahun anggaran 2009 2010 Jumlah
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
2009
4.580.474 4.778.273 9.358.747
8.580.474 8.580.474
Dalam tahun 2010, Perusahaan telah menerima piutang subsidi tahun anggaran 2009 sebesar Rp 4.000.000 juta (Catatan 38).
17. 2010 369.908 7.854 424.139 801.901
265.103 11.894 201.573 478.570
18. 2010
Mutasi penyisihan penurunan nilai Saldo awal tahun Penambahan Saldo akhir tahun
Contractors Interest receivable Others Total
No allowance for doubtful accounts for other receivables was provided, as management believes that all of these receivables are collectible.
18. PERSEDIAAN
Bersih
OTHER RECEIVABLES
2009
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang lain-lain tidak perlu dibentuk, karena seluruh piutang tersebut dapat ditagih.
Bahan bakar dan pelumas Persediaan umum Switchgear dan jaringan Alat ukur, pembatas dan kontrol Transformator Kabel Jumlah Penyisihan penurunan nilai
Budget years 2009 2010 Total
In 2010, the Company collected the receivables on electricity subsidy for budget year 2009 amounting to Rp 4,000,000 million (Note 38).
17. PIUTANG LAIN-LAIN
Kontraktor Piutang bunga Lain-lain Jumlah
RECEIVABLES ON ELECTRICITY SUBSIDY
INVENTORIES
2009
6.066.765 1.664.065 1.024.687 757.622 216.342 296.731 10.026.212 (98.898)
6.929.693 1.589.303 507.208 497.185 154.563 137.863 9.815.815 (94.557)
Fuel and lubricants General supplies Switchgear and networking Meter recording device and control equipment Transformers Wire Total Allowance for decline in value
9.927.314
9.721.258
Net
(94.557) (4.341) (98.898)
(79.123) (15.434) (94.557)
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan yang ditetapkan memadai untuk menutup risiko penurunan nilai persediaan.
Changes in allowance for decline in value Balance at beginning of year Additions Balance at end of year
Management believes that allowance is adequate to cover possible losses on decline in value of inventories.
- 52 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Perusahaan dan anak perusahaan tidak mengasuransikan persediaan untuk menutup risiko atas kemungkinan kerugian yang timbul pada persediaan.
The Company and its subsidiaries do not have any insurance coverage to cover the possible losses in inventories.
19. PAJAK DIBAYAR DIMUKA
19. 2010
Pajak penghasilan badan lebih bayar (Catatan 47) Perusahaan 2010 2009 2008 2007 Anak perusahaan 2010 2009 2008 2006 Pajak penghasilan pasal 15 Pajak pertambahan nilai Pembayaran dimuka atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak (Catatan 47) Jumlah
PREPAID TAXES
2009
95.370 96.629 -
96.629 62.034 11.285
88.245 501 1.032 48 38.537
30.559 1.539 1.499 10.636
230.518 550.880
22.194 236.375
20. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN UANG MUKA
20.
2010
Overpayment of corporate income tax (Note 47) The Company 2010 2009 2008 2007 Subsidiaries 2010 2009 2008 2006 Income tax article 15 Value added tax Prepayment of Tax Assessment Letter for Underpayment and Tax Collection Notice (Note 47) Total
PREPAID EXPENSES AND ADVANCES
2009
Biaya dibayar dimuka Gaji dan tunjangan Premi asuransi Sewa Lain-lain Jumlah
354.937 80.118 14.902 84.336 534.293
335.630 73.760 11.902 82.345 503.637
Prepaid expenses Salaries and allowances Insurance Lease Others Total
Uang muka Pembelian barang Lain-lain Jumlah
3.376 289.238 292.614
92.745 71.936 164.681
Advances Purchases Others Total
Jumlah
826.907
668.318
Total
- 53 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
21.
21. MODAL SAHAM
CAPITAL STOCK
Perusahaan mempunyai modal dasar sebesar Rp 63.000.000 juta yang terbagi atas 63.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham.
The Company has authorized capital of Rp 63,000,000 million consisting of 63,000,000 shares, with par value of Rp 1 million per share.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 18 Juli 2001, sebagaimana dinyatakan dalam akta No. 43 tanggal 26 Oktober 2001 dari Haryanto S.H., notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui antara lain :
Based on the extraordinary stockholder’s meeting dated July 18, 2001, as stated in deed No. 43 dated October 26, 2001 of Haryanto, S.H., notary in Jakarta, the stockholders approved to :
Melakukan kompensasi hutang Perusahaan kepada Pemerintah sebesar Rp 28.781.355 juta yang berasal dari tunggakan bunga dan denda penerusan pinjaman menjadi tambahan penyertaan modal Pemerintah. Kompensasi hutang menjadi penyertaan modal telah memperoleh persetujuan Menteri Keuangan Republik Indonesia sesuai surat No. S-352/MK.06/2001 tanggal 20 Juni 2001.
Convert the Company’s payable to Government of Rp 28,781,355 million, which arose from overdue interest and penalty on two-step loans, into Government Equity Participation. The conversion was approved by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia in its decision letter No. S-352/MK.06/2001 dated June 20, 2001.
Meningkatkan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 28.781.354 juta, sehingga modal ditempatkan dan disetor Perusahaan menjadi sebesar Rp 46.107.154 juta, terbagi atas 46.107.154 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham.
Increase the subscribed and paid-up capital by Rp 28,781,354 million, resulting to the Company’s total subscribed and paid-up capital of Rp 46,107,154 million consisting of 46,107,154 shares with par value of Rp 1 million per share.
Pada tanggal 1 Agustus 2001, tambahan penyertaan modal Pemerintah tersebut telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2001.
On August 1, 2001, the Government issued Government Regulation No. 61 year 2001 in relation to the increase in Government Equity Participation in the Company.
Seluruh saham Perusahaan Pemerintah Republik Indonesia.
The Company’s shares of stock are wholly owned by the Government of the Republic of Indonesia.
dimiliki
oleh
22. TAMBAHAN MODAL DISETOR
22.
Tambahan modal disetor merupakan tambahan penyertaan modal Pemerintah yang diterima Perusahaan yang statusnya belum ditetapkan, dengan rincian sebagai berikut :
ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL Additional paid-in capital represents Government’s additional equity participation received by the Company of which the status has not been determined yet, with details as follows :
2010
2009
Bantuan proyek Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Daerah dan lainnya
16.706.712 19.322.310 1.093.074
16.706.712 17.254.626 857.961
Project aid List of Project Fund Regional Government participation and others
Jumlah
37.122.096
34.819.299
Total
- 54 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Bantuan proyek merupakan bantuan luar negeri untuk bidang kelistrikan yang diteruskan Pemerintah Republik Indonesia kepada Perusahaan.
Project aid represents overseas aid for electricity project, which was directed by the Government of the Republic of Indonesia to the Company.
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) merupakan penerimaan dari Pemerintah Republik Indonesia dalam bentuk proyek kelistrikan melalui Departemen Pertambangan dan Energi.
List of Project Fund (DIPA) represents electricity projects received from the Government of the Republic of Indonesia through the Department of Mining and Energy.
Bantuan Pemerintah Daerah antara lain berupa tanah dan jaringan listrik yang disumbangkan kepada Perusahaan.
Regional Government participation represents land and electricity equipment donated by the Regional Government to the Company.
23. PENDAPATAN DITANGGUHKAN
23.
Akun ini merupakan penerimaan dari pelanggan sehubungan dengan penyambungan baru dan penambahan daya listrik pelanggan, dengan rincian sebagai berikut:
This account represents connection fees received from customers for new electricity connection and upgrading of electricity power, with details as follows:
2010 Saldo awal tahun Penerimaan tahun berjalan Diakui sebagai pendapatan tahun berjalan Saldo akhir tahun
DEFERRED REVENUE
2009
8.297.478 2.589.495 (760.837) 10.126.136
- 55 -
7.556.638 1.392.556 (651.716)
Balance at beginning of year Additions Recognized as revenue during the year
8.297.478
Balance at end of year
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
24. PENERUSAN PINJAMAN
24.
Akun ini merupakan pinjaman luar negeri Pemerintah Republik Indonesia yang tidak diikat jaminan dan diteruskan kepada Perusahaan untuk membiayai proyek-proyek Perusahaan. Rincian penerusan pinjaman adalah sebagai berikut : Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *) International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) Rupiah IBRD 3349-IND IBRD 3501-IND IBRD 3602-IND US$ IBRD 3761-IND IBRD 3845-IND IBRD 3978-IND IBRD 4712-IND & IBRD 7785 SLA 1165a Asian Development Bank (ADB) Rupiah ADB 1032-INO ADB 1092-INO-BNI ADB 1172-INO ADB 1271-INO US$ ADB 1320-INO ADB 1397-INO ADB 1982-INO-1170 ADB 1983-INO-1171 Kreditantstalt Fur Wiederaufbau, Jerman (KFW) Rupiah KFW AL.92.66.107/F.2191 KFW 90.65.558/F1869 KFW 90.65.566/F1822 KFW 92.65.042/F2158 KFW 92.66.115 KFW 92.65.315/F.2042 EUR KFW - 10599 - IND - 1179 KFW 95.65.136/F.2570 KFW 9024 - 1157 US$ KFW - 10598 - IND - 1183 Japan Bank for International Coorperation (d/h The Export-Impoert Bank Of Japan) Yen JBIC IP 515 - 1177 JBIC IP 517 - 1178 JBIC IP xxx - 1192 JBIC IP 518 - 1187 JBIC IP xxx - 1188 JBIC 512 (SLA 1163) JBIC 513 (SLA 1164) JBIC 516 (SLA 1196) JBIC IP 525 - 1197 JBIC IP 526 - 1198 JBIC IP 527 - 1211 JBIC LA No 5 - 1218 JBIC IP 537 - 1220 JBIC IP 538 - 1221 JBIC IP 532 - 1214 JBIC LA No 1 - 1216 JBIC LA No 2 - 1219 JBIC IP 539 - 1222 US$ JBIC IP xxx - 1193 Midland Bank Public Limited Company MIDLAND BANK (SLA 798) MIDLAND BANK PLC (SLA 818) Banque Paribas GBP BANQUE PARIBAS - 1063 EUR BNP PARIBAS (SLA-1158) BNP PARIBAS (SLA-1176) CALYON BNP PARIBAS - 1175 BNP Calyon - 1206 Bank Austria Aktiengesellschaft EUR BANK AUSTRIA (SLA 906) BANK AUSTRIA (SLA 917) China Exim Bank (SLA 1181) - USD Islamic Dev. Bank - 1173 - USD MKB HUNG (SLA 1180) - USD EFIC AUSTRALIA 1071 - AUD FORTIS BANK BELGIA - 1186 - EUR Kerajaan Belgia - 1185 - EUR Jumlah/Total
-
TWO-STEP LOANS This account represents overseas, collateral-free loans of the Government of the Republic of Indonesia which are re-loaned to the Company to finance its projects. The details of two-step loans are as follows :
Jumlah/ Amount
Bagian jatuh tempo dalam satu tahun/ Current maturities
2010 Bagian jangka panjang/ Long-term portion
Tingkat bunga per tahun/ Interest rate per annum %
39.185 199.376 85.340
39.185 95.908 26.405
103.468 58.935
660.343 634.813 600.252 944.897
147.857 70.535 120.050 74.515
512.486 564.278 480.201 870.382
-
408.750 179.175 252.325 209.964
52.644 29.863 120.012 139.976
356.106 149.313 132.313 69.988
58.202.455 57.292.201 73.554.236 33.845.398
523.298 515.114 661.326 304.304
112.341 83.956 13.808 7.321
410.957 431.158 647.518 296.983
47.760 4.535 29.925 11.517 7.978 33.099
13.646 4.535 19.950 3.839 2.279 9.457
17.665.428 10.819.437 17.999.613
211.204 129.355 215.200
28.161 12.935 35.867
183.044 116.419 179.333
1,25% - 5,36% dan/and KFW + 0,5% 1,25% - 5,36% dan/and KFW + 0,5% 1,25% - 5,36% dan/and KFW + 0,5%
1996 - 2020 1996 - 2020 1996 - 2020
14.290.001
128.481
19.766
108.715
4,75% + 0,5%
2004 - 2018
33.386.911.291 4.495.666.683 13.893.735.565 2.127.530.711 994.810.313 47.502.706.871 14.153.556.069 473.160.391 2.580.522.318 677.428.077 372.654.428 4.203.578.520 83.200.939 885.388.230 491.792.197 6.866.973.276 1.494.714.476 74.079.128
3.682.242 495.827 1.532.340 234.645 109.718 5.239.074 1.560.996 52.185 284.606 74.714 41.100 463.613 9.176 97.649 54.240 757.358 164.852 8.170
204.312 27.605 13.715 80.483 36.228 19.242 -
3.682.242 495.827 1.328.028 207.040 96.003 5.239.074 1.560.996 52.185 284.606 74.714 41.100 383.130 9.176 97.649 54.240 721.130 145.610 8.170
1,25% 1,25% 1,25% 1,25% 1,25% 1,25% 1,25% 1,25% 1,25% 1,25% 1,25% 1,25% 1,25% 1,25% 1,25% 1,25% 1,25% 1,25%
2004 2004 2004 2004 2005 2004 2004 2005 2005 2005 2007 2008 2009 2009 2006 2008 2008 2009
8.054.616
72.419
72.419
-
149.364 13.032
14.936 1.372
134.428 11.661
12.145.395
168.746
14.062
154.683
30.403.883 13.017.102 5.368.083 41.689.960
363.502 155.630 64.180 498.436
47.812 20.751 8.022 52.467
315.691 134.879 56.157 445.969
1.582.464 853.047
18.920 10.199
12.613 6.799
6.307 3.400
136.856.129 167.498 4.703.280 16.589.276 2.032.125 2.259.177
1.230.473 1.506 42.287 151.668 24.296 27.010 24.891.690
146.874 1.004 5.638 13.188 3.738 2.088.093
1.083.599 502 36.649 138.479 20.558 27.010 22.803.597
73.444.895 70.605.380 66.761.405 105.093.670
-
*) Dalam jumlah penuh/ In full amount **) Termasuk masa tenggang pembayaran/Include grace periods in terms of payments
- 56 -
34.115 (0) 9.975 7.678 5.698 23.642
-
IBRD + (1% - 3,50%) IBRD + (1% - 3,50%) IBRD + (1% - 3,50%)
Periode/ Period **) Tahun/Year
IBRD IBRD IBRD IBRD
ADB ADB ADB ADB
+ + + +
+ + + +
1990 - 2013 1990 - 2013 1990 - 2013
0,5% 0,5% 0,5% 0,5%
1995 1995 1995 1995
-
2023 2023 2023 2023
-
1991 1991 1991 1991
-
2016 2016 2016 2016
0,5% 0,5% 0,5% 0,5%
1995 1995 1995 1995
-
2027 2027 2027 2027
13,1% 13,1% 13,1% 13,1% 13,1% 13,1%
1980 1980 1980 1980 1980 1980
-
2024 2024 2024 2024 2024 2024
(1% (1% (1% (1%
ADB ADB ADB ADB
+ + + +
7,6% 7,6% 7,6% 7,6% 7,6% 7,6%
-
-
3,75%) 3,75%) 3,75%) 3,75%)
4,46% 4,46% 4,46% 4,46% 4,46% 4,46% 4,46% 4,46% 4,46% 4,46% 4,46% 4,46% 4,46% 4,46% 4,46% 4,46% 4,46% 4,46%
-
2034 2044 2018 2019 2018 2033 2033 2044 2045 2045 2037 2020 2037 2047 2046 2020 2018 2037
LIBOR + 0,5%
2004 - 2011
SBI + 1% SBI + 1%
2003 - 2020 2002 - 2020
3,84%
2005 - 2022
5,26% 5,26% 5,26% 5,26%
-
6,39% 6,39% 6,39% 6,39%
4% 4% 3% 8,5% 4,81% + 0,5% 4% 5,32% 0,5%
2002 2004 2004 2006
-
2018 2018 2018 2020
2000 - 2012 1996 - 2012 2003 2004 2005 2004 2005 2005
-
2018 2012 2018 2022 2017 2033
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *) International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) Rupiah IBRD - 3180 IND - 525 IBRD - 3349 IND - 581 IBRD - 3501 IND - 684 IBRD - 3602 IND - 723 US$ IBRD - 3761 IND - 773 IBRD - 3845 IND - 812 IBRD - 3978 IND - 893 IBRD - 4712 IND - 1165 Asian Development Bank (ADB) Rupiah ADB - 1032 INO - 540 ADB - 1092 INO - 580 ADB - 1172 INO - 683 ADB - 1271 INO - 745 US$ ADB - 1320 INO - 11 ADB - 1397 INO - 12 ADB - 1982 INO - 1170 ADB - 1983 INO - 1171 Kreditanstalt Fur Wiederaufbau, Jerman (KFW) Rupiah KFW - 90.65.558 - 570 KFW - 90.65.566 - 586 KFW - 92.65.042 - 746 KFW - Lainnya EUR KFW - 95.65.136 - 934a KFW - 9024 - 1157 KFW - 10599 IND - 1179 US$ KFW - 10598 IND - 1183 Japan Bank for International Cooperation (d/h The Export-Import Bank of Japan) Yen JBIC IP 512 - 1163 JBIC IP 513 - 1164 JBIC IP 515 - 1177 JBIC - Lainnya US$ JBIC IP xxx - 1193 Midland Bank Public Limited Company Midland Bank - 798 Midland Bank - 818 Banque Paribas GBP Banque Paribas - 1063 EUR Banque Paribas - 1158 Banque Paribas - 1176 Bank Austria Aktiengesellschaft EUR Austria - 906 Austria - 917 China Exim Bank - US$ Islamic Development Bank - US$ Calyon and BNP Paribas - EUR Fortis Bank Belgia - EUR MKB Hungaria - US$ Efic Australia - AUD Kingdom of Belgium / Kerajaan Belgia - EUR Jumlah/Total
-
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued Bagian jatuh tempo dalam satu tahun/ Current maturities
Jumlah/ Amount
2009 Bagian jangka panjang/ Long-term portion
Tingkat bunga per tahun/ Interest rate per annum
Periode/ Period **)
IBRD + (0,755% IBRD + (0,755% IBRD + (0,755% IBRD + (0,755%
1989-2013 1989-2013 1989-2013 1989-2013
18.075 75.488 288.286 109.897
18.075 36.303 88.910 24.557
39.185 199.376 85.340
834.307 811.177 753.068 888.262
143.925 147.543 125.511 76.511
690.382 663.634 627.557 811.751
456.499 209.038 361.179 349.940
47.749 29.863 108.854 139.976
408.750 179.175 252.325 209.964
653.635 618.161 530.964 219.430
106.532 79.614 11.398 4.710
547.103 538.547 519.566 214.720
9.070 49.875 15.356 114.675
4.535 19.950 3.839 25.838
4.535 29.925 11.517 88.837
11.901.390 20.999.556 20.020.826
160.784 283.697 270.475
14.617 40.528 31.821
146.167 243.169 238.654
1,25%-5,36% dan KFW + 0,5% 1,25%-5,36% dan KFW + 0,5% 1,25%-5,36% dan KFW + 0,5%
1997-2020 1997-2020 1997-2020
16.488.463
154.992
20.666
134.326
4,75% + 0,5%
2004-2018
38.868.036.836 10.229.587.149 18.361.636.261 26.413.951.923
3.953.045 1.040.392 1.867.457 2.686.412
229.109
3.953.045 1.040.392 1.867.457 2.457.303
1,25% 1,25% 1,25% 1,25%
- 4,97% - 4,97% - 4,97% - 4,97%
2004-2045 2004-2045 2004-2045 2004-2045
24.163.847
227.140
151.427
75.713
LIBOR + 0,5%
2005-2011
164.300 14.404
14.936 1.372
149.364 13.032
SBI + 1% SBI + 1%
1995-2020 1995-2020
13.157.512
198.866
15.297
183.569
3,84%
1998-2022
31.307.889 14.752.722
422.960 199.305
55.532 23.448
367.428 175.857
5,26%-6,39% 5,26%-6,39%
2002-2018 2002-2018
2.637.447 1.421.749 125.978.701 279.164 50.152.851 2.344.760 5.330.384 18.031.833 2.259.178
35.631 19.207 1.184.200 2.624 677.549 31.677 50.106 152.041 30.521
14.252 7.683 128.516 1.050 65.824 4.224 5.895 12.163 -
21.379 11.524 1.055.684 1.574 611.726 27.453 44.211 139.878 30.521
4% 4% 3,5% 8,5% 5% - 5,82% 5,32% 4,81% + 0,5% 4% 0,5%
1996-2012 1996-2012 2004-2018 2002-2012 2004-2020 2005-2017 2004-2018 1998-2022 2005-2033
21.194.167
2.082.552
19.111.614
88.756.017 86.295.464 80.113.686 94.495.909
69.535.680 65.761.778 56.485.517 23.343.611
-
-
- 3,50%) - 3,50%) - 3,50%) - 3,50%)
IBRD + 0,5% IBRD + 0,5% IBRD + 0,5% IBRD + 0,5%
ADB ADB ADB ADB
7,6% 7,6% 7,6% 7,6%
+ (1% + (1% + (1% + (1%
1994-2023 1994-2023 1994-2023 1994-2023
- 3,75%) - 3,75%) - 3,75%) - 3,75%)
ADB ADB ADB ADB
+ 0,5% + 0,5% + 0,5% + 0,5%
- 9% - 9% - 9% - 9%
and SBI and SBI and SBI and SBI
1990-2016 1990-2016 1990-2016 1990-2016 1995-2027 1995-2027 1995-2027 1995-2027
+ 1% + 1% + 1% + 1%
1980-2020 1980-2020 1980-2020 1980-2020
*) Dalam jumlah penuh/In full amount **) Termasuk masa tenggang pembayaran/Include grace periods in terms of payments
Perusahaan melakukan pembayaran pokok dan bunga penerusan pinjaman sesuai dengan jadual pembayaran dan memenuhi pembatasanpembatasan yang ditentukan dalam perjanjian penerusan pinjaman.
The Company made payments on principal and interest on two-step loans in accordance with the schedule of payment and complied with the restrictions specified within the agreements of two-step loans.
- 57 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Rincian penerusan pinjaman dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
Details of two-step loans in foreign currencies are as follows:
2010 Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *) US$ JPY EUR Lain-lain **) Jumlah *) **)
702.871.164 134.763.884.331 143.691.678 35.637.117
2009
Ekuivalen Rp/ Rp equivalent 6.319.515 14.862.489 1.717.948 320.413 23.220.365
Dalam jumlah penuh Penerusan pinjaman dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah setara US$, menggunakan kurs tanggal neraca
Bagian jangka panjang
GOVERNMENT LOANS
2.310.461
3.231.719
293.793
293.793
2.016.668
2.937.926
Investment Fund Account No. RDI-393/DP3/2001 Less current maturities Long-term portion
On June 20, 2000, the Company and the Government of the Republic of Indonesia agreed to restructure the overdue principal of two-step loans amounting to Rp 5,288,268 million as stated on the letter of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia No. S352/MK.06/2001. The loan is unsecured, has a period of 20 years, including 2 years grace period and bears interest at 4% per annum. The loan will be paid in semi-annual installment of Rp 146,896 million until July 30, 2021, as follows :
2010
Bagian jangka panjang
US$ JPY EUR Others **) Total
2009
Pada tanggal 20 Juni 2000, Perusahaan dan Pemerintah menyetujui restrukturisasi tunggakan angsuran pokok penerusan pinjaman sebesar Rp 5.288.268 juta sesuai dengan Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S352/MK.06/2001 menjadi pinjaman berjangka waktu 20 tahun termasuk tenggang waktu 2 tahun. Pinjaman ini dikenakan bunga 4% per tahun dan tanpa jaminan. Pinjaman ini dibayar secara angsuran setiap semester sebesar Rp 146.896 juta sampai dengan 30 Juli 2021, sebagai berikut :
Jatuh tempo dalam tahun 2010 2011 2012 2013 2014 dan seterusnya Jumlah Dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun
6.928.065 9.547.305 2.131.806 350.907 18.958.083
In full amount Two-step loans denominated in other foreign currencies are presented as US$ equivalents using the exchange rates prevailing at balance sheet date
25. 2010
Ekuivalen Rp/ Rp equivalent
737.028.219 93.873.166.020 157.798.309 37.330.540
*) **)
25. HUTANG KEPADA PEMERINTAH
Rekening Dana Investasi No. RDI-393/DP3/2001 Dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun
Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *)
2009
293.793 293.793 293.793 1.429.082 2.310.461
293.793 293.793 293.793 293.793 2.056.547 3.231.719
Due in the year 2010 2011 2012 2013 2014 and thereafter Total
293.793
293.793
Less current maturities
2.016.668
2.937.926
- 58 -
Long-term portion
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Perusahaan mengakui penyesuaian jumlah tercatat hutang kepada pemerintah tanggal 1 Januari 2010 sebesar Rp 740.751 juta. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan jumlah tercatat hutang kepada pemerintah ke nilai wajarnya sehubungan dengan penerapan awal PSAK 55 (revisi 2006).
The Company recognized an adjustment to the carrying amount of goverment loans as of January 1, 2010, amounting to Rp 740,751 million. The adjustment was made to adjust the carrying amount of the goverment loans to its fair value due to initial adoption of PSAK 55 (revised 2006).
26. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN
26.
LEASE LIABILITIES
Akun ini merupakan hutang kepada PT Central Java Power (CJP) dalam rangka perjanjian sewa pembiayaan atas pengadaan pembangkitan tenaga listrik 2 x 660 MW Tanjung Jati B unit A dan B.
This account represents payable to PT Central Java Power (CJP) in relation to Financial Lease Agreement on the acquisition of Tanjung Jati B Unit A and B power plant 2 x 660 MW.
Pembayaran minimum sewa pembiayaan berdasarkan perjanjian sewa adalah sebagai berikut:
In accordance with the lease agreement, the future minimum lease payments are as follows:
2010 Pembayaran jatuh tempo dalam waktu : Tidak lebih dari 1 tahun Antara lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun Lebih dari 2 tahun Jumlah pembayaran minimum sewa pembiayaan Dikurangi bunga Nilai tunai pembayaran minimum sewa pembiayaan masa datang Dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
2009
2.308.152
2.502.870 16.438.185
2.308.152 17.467.487
21.443.925 (5.868.669)
22.083.791 (6.509.769)
15.575.256
15.574.022
Total minimum lease payments Less interest Present value of future minimum lease payments
(1.408.607) 14.166.649
(1.210.483) 14.363.539
Less current maturity Long-term portion
Nilai tunai pembayaran minimum sewa pembiayaan masa datang berdasarkan jatuh tempo adalah sebagai berikut:
Present value of future minimum lease payments by maturity date are as follows:
2010 Pembayaran jatuh tempo dalam waktu : Tidak lebih dari 1 tahun Antara lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun Lebih dari 2 tahun Nilai tunai pembayaran minimum sewa pembiayaan masa datang
Minimum lease payments due : Not later than 1 year Later than 1 year and not later than 2 years Later than 2 years
2.502.870
2009
1.408.607
1.210.483
1.511.697 12.654.952
1.299.021 13.064.518
15.575.256
15.574.022
- 59 -
Minimum lease payments due : Not later than 1 year Later than 1 year and not later than 2 years Later than 2 years Present value of future minimum lease payments
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Perusahaan dan CJP mengadakan perjanjian sewa pembiayaan (Financial Lease Agreement FLA) yang mengatur antara lain bahwa CJP akan menyewakan pembangkit selama 20 tahun sejak operasi komersial atau tanggal batas maksimum keterlambatan setelah 31 Juli 2003, mana yang lebih dahulu dan Perusahaan memiliki hak opsi untuk membeli pembangkit pada akhir masa sewa, atau sebelum masa FLA berakhir sebesar jumlah tertentu sesuai dengan Call Right Agreement. FLA mensyaratkan Perusahaan mengoperasikan pembangkit sesuai dengan Operation and Maintenance Agreement (O&M Agreement). Pembayaran minimum sewa pembiayaan tengah tahunan setelah disesuaikan dengan formula dan faktor kondisi pada tanggal FLA adalah JPY 11.289 juta untuk unit A dan B. Sehubungan dengan keterlambatan operasi komersial pembangkitan unit A dan B yang dimulai masing-masing pada tanggal 1 Oktober dan 1 Nopember 2006, jangka waktu perjanjian sewa telah menjadi 23,5 tahun sampai dengan 31 Maret 2030.
The Company and CJP entered into a Financial Lease Agreement (FLA) which stipulates, among others, that CJP will lease the power plant for 20 years starting on its Commercial Operation Date (COD) or the date of maximum delay, for each unit, after July 31, 2003, whichever is earlier, and the Company has an option to purchase the power plant on or before the end of FLA period at certain purchase price as stipulated in the Call Right Agreement. The FLA required the Company to operate the power plant in accordance with Operation and Maintenance Agreement (O&M Agreement). The semi-annual minimum lease payment, after including adjustments based on the formula and condition factors at the date of FLA, amounted to a total of JPY 11,289 million for both Unit A and B. In relation to the delayed COD of power plant Unit A and B, on October 1 and November 1, 2006, respectively, the term of the lease agreement was effected to become 23.5 years until March 31, 2030.
Beban bunga dan keuangan untuk tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 1.114.257 juta dan Rp 2.165.089 juta. Beban bunga dan keuangan ini termasuk sewa kontinjen masingmasing sebesar Rp 5.561 juta tahun 2010 dan Rp 894.949 juta tahun 2009 untuk faktor penyesuaian tertentu yang antara lain meliputi kurs konversi mata uang JPY, tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi.
Interest expense and financial charges for 2010 and 2009 amounted to Rp 1,114,257 million and Rp 2,165,089 million, respectively. These interest expense and financial charges include contingent rent of Rp 5,561 million in 2010 and Rp 894,949 million in 2009 for certain adjustment factors which include, among others, conversion of foreign exchange in JPY currency, interest rate and investment rate of returns.
Sehubungan dengan FLA tersebut, The Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura bertindak sebagai Escrow Agent dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Tokyo bertindak sebagai Security Agent. Untuk memenuhi persyaratan FLA, Perusahaan telah membentuk dana cadangan pada Escrow Agent untuk jaminan pelaksanaan operasi, pemeliharaan dan pengadaan bahan bakar serta untuk angsuran sewa pembiayaan (Catatan 11).
In relation to the FLA, The Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapore acts as the Escrow Agent and Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Tokyo acts as the Security Agent. To fulfill the requirements of FLA, the Company established a reserve account to an Escrow Agent for guarantee of operations, maintenance and fuel procurement and for lease installment (Note 11).
Perusahaan dibatasi oleh ketentuan FLA, antara lain, menggadaikan escrow accounts, mengalihkan hak Perusahaan berdasarkan Perjanjian Penyelesaian PLN yang akan dikembalikan setelah hutang lunas, dan menyetujui pengalihan hak CJP kepada krediturnya sebagai jaminan pinjaman CJP.
The Company is restricted by certain covenants of the FLA, such as pledge of Escrow Accounts, transfer of the Company’s rights based on PLN Settlement Agreement, which will be returned if the payment of lease liabilities has been made, and recognition of CJP’s transfer of rights to its creditors, as guarantee of CJP’s obligations.
Hutang sewa pembiayaan secara efektif dijamin dengan kembalinya hak atas aset sewaan kepada lessor apabila terjadi gagal bayar.
Lease liability is in effect secured by the leased assets, since the rights over these assets will be returned to the lessor when the Company fails to pay.
- 60 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
27. HUTANG BANK DAN SURAT HUTANG JANGKA MENENGAH
27.
2010 Pinjaman terkait program percepatan Bank of China Limited The Export-Import Bank of China Bank Negara Indonesia Bank Rakyat Indonesia Bank Mandiri Bank Mega Barclays Bank PLC and China Development Bank Bank Bukopin Bank DKI Bank Central Asia Sub jumlah Pinjaman tidak terkait program percepatan Surat Hutang Jangka Menengah Bank Rakyat Indonesia Bank Bukopin Sub jumlah Jumlah Biaya transaksi belum diamortisasi Jumlah bersih Dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Surat Hutang Jangka Menengah Bank Rakyat Indonesia Bank Negara Indonesia Bank of China Limited Bank Mandiri Barclays Bank Plc and China Development Bank Bank Central Asia Bank Mega Bank Bukopin Jumlah Bagian jangka panjang
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
BANK LOANS AND MEDIUM TERM NOTES
2009
7.698.835 8.446.015 4.964.847 3.504.943 3.321.681 2.542.366
2.172.746 4.024.844 3.477.299 546.074 1.623.678 1.462.404
2.350.910 1.630.936 1.330.180 1.098.268 36.888.981
3.848.853 768.562 603.286 915.880 19.443.626
3.000.000 1.249.900 11.680 4.261.580
4.000.000 2.083.300 20.864 6.104.164
41.150.561 (1.406.706) 39.743.855
1.000.000 833.400 532.424 210.333 242.503
Loans not related to fast track program Medium Term Notes Bank Rakyat Indonesia Bank Bukopin Subtotal
25.547.790 Total Unamortized transaction cost 25.547.790 Total net
1.000.000 833.400 -
221.308 149.539 148.792 5.194 3.343.493
9.142 1.842.542
36.400.362
23.705.248
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, hutang bank dalam mata uang asing masingmasing sebesar US$ 2.057.141.695 (setara Rp 18.495.761 juta) dan US$ 1.068.770.478 (setara Rp 10.046.442 juta).
Loans related to fast track program Bank of China Limited The Export-Import Bank of China Bank Negara Indonesia Bank Rakyat Indonesia Bank Mandiri Bank Mega Barclays Bank PLC and China Development Bank Bank Bukopin Bank DKI Bank Central Asia Subtotal
-
Less current maturities Medium Term Notes Bank Rakyat Indonesia Bank Negara Indonesia Bank of China Limited Bank Mandiri Barclays Bank Plc and China Development Bank Bank Central Asia Bank Mega Bank Bukopin Total Long-term portion
As of December 31, 2010 and 2009, bank loans in foreign currency amounted to US$ 2,057,141,695 (equivalent to Rp 18,495,761 million) and US$ 1,068,770,478 (equivalent to Rp 10,046,442 million), respectively.
- 61 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Pinjaman terkait program percepatan
Loans related to fast track program
Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari beberapa bank untuk membiayai 85% dari nilai kontrak Engineering Procurement and Construction (EPC) untuk program percepatan. Pinjaman ini sepenuhnya dijamin oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia (PP) No. 91 Tahun 2007 pengganti dari PP No. 86 Tahun 2006, tentang Pemberian Jaminan Pemerintah untuk Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara. Sehubungan dengan pinjaman ini, Perusahaan dibatasi oleh ketentuan-ketentuan umum sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian kredit.
The Company obtained credit facilities from several banks to finance 85% of the value of Engineering Procurement and Construction (EPC) contracts for fast track program. These loans are fully guaranteed by the Government of the Republic of Indonesia in accordance with the Presidential Regulation of the Republic of Indonesia (PP) No. 91 Year 2007, which supersedes PP No. 86 in 2006, regarding Grant of Government Guarantee for Construction of Coal-Fired Power Plant. In connection with these loans, the Company is restricted by general rules as decribed in the loan agreements.
Pada tanggal 31 Desember 2010, rincian fasilitas pinjaman tersebut adalah sebagai berikut :
As of December 31, 2010, details of such loan facilities are as follow:
No.
Kreditur dan pembiayaan proyek/ Creditor and project funded
Fasilitas maksimum/ Maximum facility US$ *) Rp *)
Tingkat bunga per tahun/ Interest rate per annum
Premi Asuransi/ Insurance Premium US$ *)
Tanggal jatuh tempo/ Date of maturity **)
1
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank of China Limited/ PLTU 1 Indramayu, Jawa Barat/West Java
592
-
0,785% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
55
27 Mei 2021/ May 27, 2021
2
The Export-Import Bank of China/ PLTU 2 Paiton, Jawa Timur/East Java
331
-
0,84% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
32
30 Januari 2023/ January 30, 2023
3
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Negara Indonesia/ PLTU 2 Labuan, Banten
-
4
The Export-Import Bank of China/ PLTU 1 Suralaya, Banten
284
-
0,84% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
5
Barclays Capital, The Investment Banking Division of Barclays Bank PLC and China Development Bank/ PLTU 1 Rembang, Jawa Tengah/Central Java
262
-
3,25% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
-
3 Desember 2021/ December 3, 2021
6
Bank DKI/ PLTU Naganraya PLTU 2 Nusa Tenggara Timur PLTU 1 Nusa Tenggara Barat PLTU Sumatera Barat PLTU 2 Kalimantan Barat PLTU 4 Bangka Belitung PLTU Maluku Utara PLTU Sulawesi Tengah PLTU 1 Nusa Tenggara Timur PLTU 2 Sulawesi Utara PLTU Gorontalo PLTU 2 Nusa Tenggara Timur PLTU 1 Nusa Tenggara Barat PLTU 4 Bangka Belitung PLTU 2 Nusa Tenggara Barat PLTU 1 Kalimantan Tengah PLTU Maluku Utara
-
4.732.000
1% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
-
24 April 2019/ April 24, 2019
7
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Rakyat Indonesia PLTU Sulawesi Selatan/South Sulawesi PLTU 3 Bangka Belitung PLTU 2 Papua PLTU Kalimantan Selatan/South Kalimantan
-
2.074.739
1% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
-
30 Januari 2019/ January 30, 2019
Jumlah dipindahkan/Total carry forward
1.469
- 62 -
2.741.298
9.548.037
0,825% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
-
23 Juli 2018/ July 23, 2018
27
114
30 Januari 2023/ January 30, 2023
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
No.
Kreditur dan pembiayaan proyek/ Creditor and project funded
Jumlah pindahan/Total carried forward
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Fasilitas maksimum/ Maximum facility US$ *) Rp *) 1.469
9.548.037
Tingkat bunga per tahun/ Interest rate per annum
Premi Asuransi/ Insurance Premium US$ *)
Tanggal jatuh tempo/ Date of maturity **)
114
8
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Mandiri/ PLTU 1 Rembang, Jawa Tengah/Central Java
-
1.911.480
1,11% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
-
23 Maret 2018/ March 23, 2018
9
Bank Mega/ PLTU 2 Pelabuhan Ratu, Jawa Barat/West Java
-
1.874.315
0,80% + JIBOR 6 bulanan/ 6 months
-
29 Juli 2018/ July 29, 2018
10
Bank Bukopin/ PLTU 3 Teluk Naga, Banten
-
1.606.612
0,71% + JIBOR 6 bulanan/ 6 months
-
29 Juli 2021/ July 29, 2021
11
Bank Mega/ PLTU 2 Nusa Tenggara Barat PLTU Gorontalo PLTU 2 Sulawesi Utara, Manado PLTU Kep Riau, Tanjung Balai Karimun PLTU 1 Nusa Tenggara Timur, Ende PLTU Sulawesi Tenggara 2 PLTU 1 Kalimantan Tengah
-
1.498.513
0,80% + JIBOR 6 bulanan/ 6 months
-
29 JulI 2018/ July 29, 2018
12
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Negara Indonesia/ PLTU 1 Indramayu, Jawa Barat/West Java
-
1.272.913
1,10% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
-
23 Pebruari 2018/ February 23, 2018
13
Bank Mega/ PLTU Lampung, Lampung PLTU 2 Sumatera Utara, Medan
-
1.240.661
0,80% + JIBOR 6 bulanan/ 6 months
-
29 JulI 2018/ July 29, 2018
14
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Central Asia/ PLTU 2 Labuan, Banten
-
1.188.548
1,12% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
-
18 April 2018/ April 18, 2018
15
Pinjaman sindikasi dikordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Rakyat Indonesia/ PLTU Sulawesi Selatan/South Sulawesi PLTU 3 Bangka Belitung PLTU 2 Papua PLTU Kalimantan Selatan/South Kalimantan
-
1.151.005
1% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
-
30 Januari 2019/ January 30, 2019
16
Bank Bukopin/ PLTU 1 Pacitan, Jawa Timur/East Java
-
1.045.924
0,71% + JIBOR 6 bulanan/ 6 months
-
29 Juli 2021/ July 29, 2021
17
Bank Mega/ PLTU 1 Suralaya Baru, Banten
-
735.387
0,80% + JIBOR 6 bulanan/ 6 months
-
18 April 2018/ April 18, 2018
18
Bank Mega/ PLTU 2 Paiton, Jawa Timur/East Java
-
600.635
0,80% + JIBOR 6 bulanan/ 6 months
-
18 April 2018/ April 18, 2018
Jumlah dipindahkan/Total carry forward
1.469
- 63 -
23.674.031
114
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
No.
Kreditur dan pembiayaan proyek/ Creditor and project funded
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Fasilitas maksimum/ Maximum facility US$ *) Rp *)
Tingkat bunga per tahun/ Interest rate per annum
Premi Asuransi/ Insurance Premium US$ *)
Tanggal jatuh tempo/ Date of maturity **)
Jumlah pindahan/Total carried forward
1.469
19
The Export-Import Bank of China/ PLTU Pelabuhan Ratu PLTU NAD
606
-
2,8% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
56
4 Mei 2024/ May 4, 2024
20
Bank of China Limited/ PLTU Teluk Naga
455
-
2,30% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
46
4 Mei 2022/ May 4, 2022
21
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Negara Indonesia/ PLTU Tanjung Awar-awar
-
22
The Export-Import Bank of China/ PLTU Pacitan
293
23
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Rakyat Indonesia/ PLTU Lampung PLTU Sumatera Utara/North Sumatera
-
3.941.772
1,5% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
-
14 Oktober 2019/ October 14, 2019
24
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Mandiri/ Transmisi/Transmission
-
2.613.012
1,5% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
-
14 Desember 2019/ December 14, 2019
25
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Central Asia/ Transmisi/Transmission
-
327.195
1,5% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
-
14 Desember 2019/ December 14, 2019
26
China Development Bank/ PLTU Adipala, Cilacap
625
-
3,85% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
-
14 Oktober 2022/ October 14, 2022
27
China Development Bank/ PLTU Sumbar
138
-
3,85% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
-
14 Oktober 2022/ October 14, 2022
28
Bank of China/ PLTU Tanjung Awar-Awar
372
-
2,30% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
-
14 Desember 2022/ December 14, 2022
23.674.031
1.155.352
-
114
1% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
-
2,8% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
30 Januari 2019/ January 30, 2019
29
17 Juli 2024/ July 17, 2024
29
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Negara Indonesia/ Transmisi/Transmission
-
1.930.063
1,50% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
-
14 Desember 2019/ December 14, 2019
30
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Central Asia/ Transmisi/Transmission
-
1.507.851
1,50% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
-
14 Desember 2019/ December 14, 2019
31
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Rakyat Indonesia/ Transmisi/Transmission
-
1.067.684
1,05% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
-
27 Desember 2020/ December 27, 2020
3.958
36.216.960
Jumlah/Total *) **)
Dalam jutaan/In million Termasuk masa tenggang/Include grace periods
- 64 -
245
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Pinjaman tidak terkait program percepatan
Loans not related to fast track program
Bank Rakyat Indonesia
Bank Rakyat Indonesia
Pada tanggal 26 September 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp 1.500.000 juta dari Bank Rakyat Indonesia, dengan tingkat bunga per tahun 2,5% + JIBOR yang terhutang setiap bulan dan jatuh tempo 26 Maret 2009. Fasilitas ini telah diperpanjang sampai dengan 26 Maret 2012 dengan jumlah fasilitas kredit sebesar Rp 2.500.000 juta.
On September 26, 2008, the Company obtained working capital loan facilities from Bank Rakyat Indonesia amounting to Rp 1,500,000 million, with annual interest rate of 2.5% plus JIBOR, which is due every month and with maturity date on March 26, 2009. This loan has been extended until March 26, 2012 with total credit facilities amounting to Rp 2,500,000 million.
Bank Bukopin
Bank Bukopin
Pada tahun 2006, ICON memperoleh fasilitas kredit investasi sebesar Rp 50.000 juta dengan jangka waktu 4 tahun untuk pembelian peralatan jaringan. Pada tanggal 6 Nopember 2008, fasilitas kredit diubah menjadi sebesar Rp 34.589 juta. Pinjaman ini dikenakan bunga per tahun sebesar 13,50% - 14,50% tahun 2010 dan 15,50% 16,00% tahun 2009 yang dibayar dalam 48 kali angsuran bulanan sejak 4 Pebruari 2009 sampai dengan 4 Pebruari 2013. Pinjaman ini dijamin dengan peralatan jaringan dan distribusi dan deposito berjangka milik ICON sebesar Rp 5.000 juta pada bank yang sama (Catatan 11).
In 2006, ICON obtained investment credit facilities totaling Rp 50,000 million, with term of 4 years, for the purchase of the transmission equipments. On November 6, 2008, the credit facility was change into Rp 34,589 million. This loan bears annual interest of 13.50% - 14.50% in 2010 and 15.50% - 16.00% in 2009, and will be paid in 48 monthly installments from February 4, 2009 until February 4, 2013. This loan is secured by ICON’s transmission and distribution equipment and time deposits of Rp 5,000 million in the same bank (Note 11).
Surat Hutang Jangka Menengah
Medium Term Notes
Pada tanggal 27 Juni 2008, Perusahaan dan PT Pertamina (Persero) menandatangani Perjanjian Restrukturisasi untuk mengkonversi hutang usaha Perusahaan dan anak perusahaan per 30 April 2007 menjadi hutang jangka panjang sebesar Rp 5.000.000 juta melalui penerbitan Surat Promes. Perjanjian ini telah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan dan Pertamina, masing-masing tanggal 29 Juli 2008 dan 26 Juni 2008.
On June 27, 2008, the Company and PT Pertamina (Persero) entered into a Debt Restructuring Agreement to convert the Company and its subsidiaries’ outstanding trade accounts payable as of April 30, 2007 amounting to Rp 5,000,000 million into long-term payable by issuing promissory notes. This agreement has been approved during the General Stockholder’s Meeting of the Company and Pertamina dated July 29, 2008 and June 26, 2008, respectively.
Selanjutnya pada tanggal 28 Nopember 2008, Perusahaan dan Pertamina sepakat untuk mengubah Surat Promes menjadi Surat Hutang Jangka Menengah (MTN). Perusahaan dan Pertamina menandatangani Perjanjian Penerbitan MTN tersebut dengan jumlah pokok sebesar Rp 5.000.000 juta, terdiri dari 10 seri Sertifikat Jumbo dengan nilai nominal masing-masing sebesar Rp 500.000 juta, jatuh tempo setiap tanggal 15 bulan Juni dan Desember tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dengan tingkat bunga SBI 3 bulanan + 2,5% per tahun. Perjanjian ini efektif terhitung sejak tanggal 29 Juli 2008. Perusahaan menerbitkan MTN tersebut pada tanggal 15 Desember 2008.
Furthermore, on November 28, 2008, the Company and Pertamina agreed to replace the promissory notes with Medium Term Notes (MTN). The Company and Pertamina entered into an Agreement on Issuance of MTN with total principal amount of Rp 5,000,000 million, consisting of 10 series of Jumbo certificates with nominal value of Rp 500,000 million each, which th will mature every 15 of June and December of year 2009 until 2013 and bear interest at SBI 3 months + 2.5% per annum. This agreement is effective starting on July 29, 2008. The Company issued such MTN on December 15, 2008.
- 65 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
Perusahaan menunjuk PT Mandiri Sekuritas sebagai Arranger dan Bank Mandiri (Persero) sebagai Wali Amanat untuk MTN tersebut.
The Company appointed PT Mandiri Sekuritas as Arranger and Bank Mandiri (Persero) as Trustee of such MTN.
28. HUTANG OBLIGASI
28. BONDS PAYABLE 2010
Obligasi Rupiah Obligasi PLN XII Tahun 2010 Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 Obligasi PLN XI Tahun 2010 Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010 Obligasi PLN X Tahun 2009 Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 Obligasi PLN IX Tahun 2007 Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007 Obligasi PLN VIII Tahun 2006 Obligasi Syariah Ijarah PLN I Tahun 2006 Obligasi PLN VII Tahun 2004 Obligasi Terjamin - US$ Penerbitan tahun 2009 Penerbitan tahun 2007 Penerbitan tahun 2006 Jumlah Biaya emisi belum diamortisasi
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
2009
2.500.000 500.000 2.703.000 297.000 1.440.000 760.000 2.700.000 300.000 2.200.100
1.440.000 760.000 2.700.000 300.000 2.200.100
200.000 1.500.000
200.000 1.500.000
17.982.000 8.991.000 8.991.000 51.064.100
18.800.000 9.400.000 9.400.000 46.700.100
(362.105)
(454.076)
Rupiah Bonds PLN XII Bonds Year 2010 Sukuk Ijarah PLN V Year 2010 PLN XI Bonds Year 2010 Sukuk Ijarah PLN IV Year 2010 PLN X Bonds Year 2009 Sukuk Ijarah PLN III Year 2009 PLN IX Bonds Year 2007 Sukuk Ijarah PLN II Year 2007 PLN VIII Bonds Year 2006 Syariah Ijarah PLN I Bonds Year 2006 PLN VII Bonds Year 2004 Guaranteed Notes - US$ Issued in 2009 Issued in 2007 Issued in 2006 Total Unamortized debt issuance cost
Jumlah bersih
50.701.995
46.246.024
Total net
Disajikan di neraca konsolidasi sebagai : Kewajiban lancar Kewajiban tidak lancar Jumlah
4.045.950 46.656.045 50.701.995
46.246.024 46.246.024
Presented in consolidated balance sheets as : Current liabilities Noncurrent liabilites Total
- 66 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Obligasi Rupiah
Rupiah Bonds
Obligasi ini diterbitkan sebesar harga nominal dalam mata uang Rupiah dengan rincian sebagai berikut:
The bonds were issued at nominal value and are denominated in Rupiah, with details as follow:
Tanggal jatuh tempo/ Maturity date
Tingkat bunga/ Interest rate
645.000 1.855.000
8 Juli 2015/July 8, 2015 8 Juli 2022/July 8, 2022
9,7% 10,4%
160.000 340.000
8 Juli 2015/July 8, 2015 8 Juli 2022/July 8, 2022
-
920.000 1.783.000
12 Januari 2017/January 12, 2017 12 Januari 2020/January 12, 2020
11,95% 12,55%
130.000 167.000
12 Januari 2017/January 12, 2017 12 Januari 2020/January 12, 2020
-
1.015.000 425.000
9 Januari 2014/January 9, 2014 9 Januari 2016/January 9, 2016
14,75% 15%
293.000 467.000
9 Januari 2014/January 9, 2014 9 Januari 2016/January 9, 2016
-
1.500.000 1.200.000 300.000
10 Juli 2017/July 10, 2017 10 Juli 2022/July 10, 2022 10 Juli 2017/July 10, 2017
10,4% 10,9% -
1.335.100 865.000
21 Juni 2016/June 21, 2016 21 Juni 2021/June 21, 2021
13,60% 13,75%
200.000 1.500.000 15.100.100
21 Juni 2021/June 21, 2021 11 Nopember 2014/November 11, 2014
12,25%
Pokok/ Principal Obligasi PLN XII Tahun 2010 Seri A Seri B Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 Seri A Seri B Obligasi PLN XI Tahun 2010 Seri A Seri B Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010 Seri A Seri B Obligasi PLN X Tahun 2009 Seri A Seri B Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 Seri A Seri B Obligasi PLN IX Tahun 2007 Seri A Seri B Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007 Obligasi PLN VIII Tahun 2006 Seri A Seri B Obligasi Syariah Ijarah PLN I Tahun 2006 Obligasi PLN VII Tahun 2004 Jumlah
PLN XII Bonds Year 2010 Series A Series B Sukuk Ijarah PLN V Year 2010 Series A Series B PLN XI Bonds Year 2010 Series A Series B Sukuk Ijarah PLN IV Year 2010 Series A Series B PLN X Bonds Year 2009 Series A Series B Sukuk Ijarah PLN III Year 2009 Series A Series B PLN IX Bonds Year 2007 Series A Series B Sukuk Ijarah PLN II Year 2007 PLN VIII Bonds Year 2006 Series A Series B Syariah Ijarah PLN I Bonds Year 2006 PLN VII Bonds Year 2004 Total
Obligasi PLN XII tahun 2010
PLN XII Bonds Year 2010
Pada tanggal 8 Juli 2010, Perusahaan menerbitkan Obligasi PLN XII Tahun 2010 dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp 2.500.000 juta, terdiri dari Obligasi seri A dan Obligasi Seri B, dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap tiga bulan sejak 8 Oktober 2010 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.
On July 8, 2010, the Company issued PLN XII Bonds Year 2010 with a total nominal value of Rp 2,500,000 million consisting of Series A and and Series B bonds, with PT Bank CIMB Niaga Tbk acting as the Trustee. The interest is payable on a quarterly basis, starting from October 8,2010 until the maturity date of the bonds.
- 67 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010
Sukuk Ijarah PLN V Year 2010
Bersamaan dengan penerbitan Obligasi PLN XII Tahun 2010, Perusahaan juga menerbitkan Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 dengan nilai nominal sebesar Rp 500.000 juta, terdiri dari Obligasi Seri A dan Obligasi Seri B dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Jumlah imbalan ijarah sebesar Rp 15.520 juta per tahun untuk obligasi Seri A dan Rp 35.360 juta per tahun untuk obligasi Seri B dan dibayarkan setiap tiga bulan sejak 8 Oktober 2010 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.
In the same time with the issuance of PLN XII Bonds Year 2010, the Company also issued Sukuk Ijarah PLN V Year 2010 with a nominal value of Rp 500,000 million consisting of Series A and Series B bonds with PT Bank CIMB Niaga Tbk acting as the Trustee. Total ijarah fee per annum amounting to Rp 15,520 million for Series A bonds and Rp 35,360 million for Series B bonds is payable on a quarterly basis, starting from October 8, 2010 until the maturity date of the bonds.
Obligasi PLN XI Tahun 2010
PLN XI Bonds Year 2010
Pada tanggal 12 Januari 2010, Perusahaan menerbitkan Obligasi PLN XI Tahun 2010 dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp 2.703.000 juta, terdiri dari Obligasi seri A dan Obligasi Seri B, dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap tiga bulan sejak 12 April 2010 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.
On January 12, 2010, the Company issued PLN XI Bonds Year 2010 with a total nominal value of Rp 2,703,000 million consisting of Series A and and Series B bonds, with PT Bank CIMB Niaga Tbk acting as the Trustee. The interest is payable on a quarterly basis, starting from April 12, 2010 until the maturity date of the bonds.
Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010
Sukuk Ijarah PLN IV Year 2010
Bersamaan dengan penerbitan Obligasi PLN XI Tahun 2010, Perusahaan juga menerbitkan Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010 dengan nilai nominal sebesar Rp 297.000 juta, terdiri dari Obligasi Seri A dan Obligasi Seri B dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Jumlah imbalan ijarah sebesar Rp 15.535 juta per tahun untuk obligasi Seri A dan Rp 20.958 juta per tahun untuk obligasi Seri B dan dibayarkan setiap tiga bulan sejak 12 April 2010 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.
In the same time with the issuance of PLN XI Bonds Year 2010, the Company also issued Sukuk Ijarah PLN IV Year 2010 with a nominal value of Rp 297,000 million consisting of Series A and Series B bonds with PT Bank CIMB Niaga Tbk acting as the Trustee. Total ijarah fee per annum amounting to Rp 15,535 million for Series A bonds and Rp 20,958 million for Series B bonds is payable on a quarterly basis, starting from April 12, 2010 until the maturity date of the bonds.
Obligasi PLN X Tahun 2009
PLN X Bonds Year 2009
Pada tanggal 9 Januari 2009, Perusahaan menerbitkan Obligasi PLN X Tahun 2009 dengan jumlah nilai nominal Rp 1.440.000 juta, terdiri dari obligasi Seri A dan obligasi Seri B, dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap tiga bulan sejak 9 April 2009 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.
On January 9, 2009, the Company issued PLN X Bonds Year 2009 with a total nominal value of Rp 1,440,000 million consisting of Series A and Series B bonds, with PT Bank CIMB Niaga Tbk acting as the Trustee. The interest is payable on a quarterly basis, starting from April 9, 2009 until the maturity date of the bonds.
- 68 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009
Sukuk Ijarah PLN III Year 2009
Bersamaan dengan penerbitan Obligasi PLN X Tahun 2009, Perusahaan juga menerbitkan Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 dengan nilai nominal Rp 760.000 juta, terdiri dari Obligasi Seri A dan Obligasi Seri B dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Jumlah imbalan ijarah sebesar Rp 43.217 juta per tahun untuk obligasi Seri A dan Rp 70.050 juta per tahun untuk obligasi Seri B dan dibayarkan setiap tiga bulan sejak 9 April 2009 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.
In the same time with the issuance of PLN X Bonds Year 2009, the Company also issued Sukuk Ijarah PLN III Year 2009 with a nominal value of Rp 760,000 million consisting of Series A and Series B bonds with PT Bank CIMB Niaga Tbk acting as the Trustee. Total ijarah fee per annum amounting to Rp 43,217 million for Series A bonds and Rp 70,050 million for Series B bonds is payable on a quarterly basis, starting from April 9, 2009 until the maturity date of the bonds.
Obligasi PLN IX Tahun 2007
PLN IX Bonds Year 2007
Pada tanggal 10 Juli 2007, Perusahaan menerbitkan Obligasi PLN IX Tahun 2007 dengan jumlah nilai nominal Rp 2.700.000 juta, terdiri dari Obligasi Seri A dan Obligasi Seri B, dengan PT Bank Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap tiga bulan sejak 10 Oktober 2007 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.
On July 10, 2007, the Company issued PLN IX Bonds Year 2007 with a total nominal value of Rp 2,700,000 million consisting of Series A and Series B bonds, with PT Bank Niaga Tbk acting as the Trustee. The interest is payable on a quarterly basis, starting from October 10, 2007 until the maturity date of the bonds.
Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007
Sukuk Ijarah PLN II Year 2007
Bersamaan dengan penerbitan Obligasi PLN IX Tahun 2007, Perusahaan juga menerbitkan Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007 dengan nilai nominal Rp 300.000 juta jangka waktu 10 tahun, dengan PT Bank Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Jumlah imbalan ijarah sebesar Rp 31.200 juta per tahun dan dibayarkan setiap tiga bulan sejak 10 Oktober 2007 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.
In the same time with the issuance of PLN IX Bonds Year 2007, the Company also issued Sukuk Ijarah PLN II Year 2007 with a nominal value of Rp 300,000 million with a term of 10 years, with PT Bank Niaga Tbk acting as the Trustee. Total ijarah fee per annum amounting to Rp 31,200 million is payable on a quarterly basis, starting from October 10, 2007 until the maturity date of the bonds.
Obligasi PLN VIII Tahun 2006
PLN VIII Bonds Year 2006
Pada tanggal 21 Juni 2006, Perusahaan menerbitkan Obligasi PLN VIII Tahun 2006 dengan jumlah nilai nominal Rp 2.200.100 juta, dengan PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap tiga bulan sejak 21 September 2006 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.
On June 21, 2006, the Company issued PLN VIII Bonds Year 2006 with a total nominal value of Rp 2,200,100 million with PT Bank Mega Tbk acting as the Trustee. The interest is payable on a quarterly basis, starting from September 21, 2006 until the maturity date of the bonds.
Sejak tanggal 18 Maret 2008, Wali Amanat berganti menjadi PT Bank Tabungan Negara (Persero) sesuai dengan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Obligasi PLN VIII Tahun 2006 yang tertuang dalam Akta No. 34 dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., notaris di Jakarta.
On March 18, 2008, the acting Trustee was changed with PT Bank Tabungan Negara (Persero) in accordance with the Minutes of Meeting of the Bondholders of PLN VIII Bonds Year 2006, as documented in notarial deed No. 34 of Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., notary in Jakarta.
- 69 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Obligasi Syariah Ijarah PLN I Tahun 2006
Syariah Ijarah PLN I Bonds Year 2006
Bersamaan dengan penerbitan Obligasi PLN VIII Tahun 2006, Perusahaan juga menerbitkan Obligasi Syariah Ijarah PLN I Tahun 2006 dengan nilai nominal Rp 200.000 juta, dengan PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Jumlah imbalan ijarah sebesar Rp 6.800 juta per tiga bulan sejak 21 September 2006 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.
In the same time with the issuance of PLN VIII Bonds Year 2006, the Company also issued Syariah Ijarah PLN I Bonds Year 2006 with a nominal value of Rp 200,000 million, with PT Bank Mega Tbk acting as the Trustee. The ijarah fee amounting to Rp 6,800 million is payable on an installment basis every three months, starting from September 21, 2006 until the maturity date of the bonds.
Sejak tanggal 18 Maret 2008, Wali Amanat berganti menjadi PT Bank Tabungan Negara (Persero) sesuai dengan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Obligasi Syariah Ijarah PLN I Tahun 2006 yang tertuang dalam Akta No. 35 dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., notaris di Jakarta.
On March 18, 2008, the acting Trustee was changed with PT Bank Tabungan Negara (Persero) in accordance with the Minutes of Meeting of the Bondholders of Syariah Ijarah PLN I Bonds Year 2006, as documented in notarial deed No. 35 of Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., notary in Jakarta.
Obligasi PLN VII Tahun 2004
PLN VII Bonds Year 2004
Pada tanggal 11 Nopember 2004, Perusahaan menerbitkan Obligasi PLN VII Tahun 2004 dengan nilai nominal Rp 1.500.000 juta, dengan PT Bank Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap tiga bulan sejak 11 Pebruari 2005 sampai dengan jatuh tempo obligasi.
On November 11, 2004, the Company issued PLN VII Bonds Year 2004 amounting to Rp 1,500,000 million, with PT Bank Niaga Tbk acting as the Trustee. The interest is payable on a quarterly basis, starting from February 11, 2005 until the maturity date of the bonds.
Sehubungan dengan penerbitan obligasi di atas, masing-masing perjanjian perwaliamanatan menetapkan antara lain bahwa:
In relation to the issuance of the bonds above, each trustee agreement stipulates, among others that:
Satu tahun sejak tanggal emisi, Perusahaan dapat membeli kembali sebagian atau seluruh obligasi ini sebelum tanggal pelunasan pokok obligasi.
After one year from the issuance date, the Company is allowed to buy-back either a portion or the entire bonds before the maturity date.
Perusahaan dapat melakukan pembelian awal seluruh Obligasi PLN X Tahun 2009 Seri B dan Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 Seri B pada ulang tahun ketiga sejak tanggal emisi melalui Opsi Beli.
The Company is allowed to carry-out, through call option, an early purchase of the entire PLN X Bonds Year 2009 Series B and Sukuk Ijarah PLN III Year 2009 Series B on the third year since the issuance date.
Seluruh obligasi ini tidak dijamin secara khusus, namun dijamin dengan seluruh aset Perusahaan, serta hak pemegang obligasi adalah paripassu tanpa hak khusus dengan hak-hak kreditur lain.
The bonds are not secured by specific collateral but secured by all of the Company’s assets and the bondholders’ rights are paripassu without preference to the other creditors.
- 70 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Perusahaan tanpa persetujuan tertulis dari Wali Amanat tidak akan melakukan antara lain (a) menjaminkan harta kekayaan Perusahaan; (b) memberikan penjaminan; (c) memberikan pinjaman kepada pihak lain; (d) mengadakan penggabungan, konsolidasi dan akuisisi yang menyebabkan Perusahaan bubar; (e) mengalihkan aset tetap; memberikan izin kepada anak perusahaan untuk memberikan pinjaman kepada pihak lain atau melakukan investasi; (f) menerbitkan obligasi dengan kedudukan lebih tinggi; dan (g) mengubah bidang usaha; mengurangi modal dasar; modal ditempatkan dan disetor. Selain itu Perusahaan juga diwajibkan memenuhi: (a) rasio jumlah kewajiban keuangan terhadap jumlah aset tidak lebih dari 80%; (b) kecuali untuk Oligasi PLN XII Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah V Tahun 2010, Obligasi PLN XI Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah IV Tahun 2010 dan Obligasi PLN X Tahun 2009 dan Sukuk Ijarah III Tahun 2009, rasio antara laba sebelum beban bunga, pajak dan penyusutan dan amortisasi (termasuk perhitungan aktuaria imbalan kerja) - (EBITDA) dengan beban bunga minimum 2 : 1, untuk Obligasi PLN XII Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah V Tahun 2010, Obligasi PLN XI Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah IV Tahun 2010 dan Obligasi PLN X Tahun 2009 dan Sukuk Ijarah III Tahun 2009 minimum rasio adalah 1,5 : 1; (c) rasio aset pembangkit listrik, jaringan transmisi dan distribusi terhadap kewajiban berbunga yang tidak dijamin dengan jaminan khusus (tidak termasuk penerusan pinjaman dan hutang kepada Pemerintah) minimum 150% untuk Obligasi PLN VIII tahun 2006 dan Obligasi Syariah Ijarah PLN I tahun 2006, dan rasio aset pembangkit listrik, jaringan transmisi dan distribusi terhadap kewajiban berbunga yang tidak dijamin dengan jaminan khusus (tidak termasuk penerusan pinjaman, pinjaman langsung, obligasi internasional dan hutang kepada Pemerintah) minimum 125% untuk Obligasi PLN XII Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah V Tahun 2010, Obligasi PLN XI Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah IV Tahun 2010, Obligasi PLN X Tahun 2009 dan Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 dan Obligasi PLN IX Tahun 2007 dan Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007.
The Company is restricted by certain covenants, which require written approval from the Trustee to: (a) use the Company’s assets as collateral; (b) act as a guarantor; (c) grant loan to other party; (d) perform merger, consolidation and acquisition that would cause the Company to be dissolved; (e) transfer the Company’s property, plant and equipment, and allow subsidiaries to grant loan to other party or to make an investment; (f) issue higher ranking bonds; and (g) change the business activities and decrease the Company’s authorized, subscribed and paid-up capital. The Company is also required to maintain the following: (a) ratio of total financial liabilities to total assets not exceeding 80%; (b) except for PLN XII Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah V Year 2010, PLN XI Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah IV Year 2010, PLN X Bonds Year 2009 and Sukuk Ijarah III Year 2009, ratio of income before interest, tax, depreciation and amortization (including actuarial calculation of employment benefit) - (EBITDA) to interest expense at a minimum of 2 : 1, for PLN XII Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah V Year 2010, PLN XI Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah IV Year 2010 and PLN X Bonds Year 2009 and Sukuk Ijarah III Year 2009, the minimum ratio is 1.5 : 1 ; (c) ratio of power plant, transmission and distribution facilities to interest-bearing liabilities which are not secured by specific collaterals (excluding two-step loans and Government loans) at a minimum of 150% for PLN VIII Bonds Year 2006 and Syariah Ijarah PLN I Bonds Year 2006, and ratio of power plant, transmission and distribution facilities to interest bearing liabilities which are not secured by specific collaterals (excluding two-step loans, direct loans, global bonds and government loans) at a minimum of 125% for the PLN XII Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah V Year 2010, PLN XI Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah IV Year 2010, PLN X Bonds Year 2009 and Sukuk Ijarah III Year 2009 and PLN IX Bonds Year 2007 and Sukuk Ijarah PLN II Year 2007.
- 71 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Untuk Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007 dan Obligasi Syariah Ijarah PLN I Tahun 2006, Perusahaan setuju untuk mengalihkan manfaat mesin pembangkit tenaga diesel dan perangkat trafo tertentu kepada pemegang obligasi dan pemegang obligasi memberikan kuasa kepada Perusahaan untuk membuat dan melangsungkan perjanjian dengan pihak ketiga sebagai pengguna trafo tersebut untuk kepentingan pemegang obligasi. Perusahaan juga menerima kuasa dari Wali Amanat untuk membuat dan melangsungkan perjanjian dengan pihak ketiga sebagai pengguna trafo tersebut untuk melaksanakan penagihan piutang terkait.
Related to Sukuk Ijarah PLN II Year 2007, and Syariah Ijarah PLN I Bonds Year 2006, the Company has agreed to transfer benefits obtained from certain diesel power plants and transformers of the Company to the bondholders, and the bondholders have agreed to provide the Company a power of attorney to enter into agreements with transformer users for the benefits of the bondholders. The Company also received a power of attorney from the Trustee to enter into agreements with the transformer users to collect the related receivables.
Perusahaan tidak disyaratkan untuk membentuk penyisihan dana pelunasan obligasi.
The Company was not required to provide sinking fund for such bonds.
Dana yang diperoleh dari penerbitan Obligasi PLN XII Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010, Obligasi PLN XI Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010 digunakan untuk kegiatan investasi transmisi dan distribusi. Dana yang diperoleh dari penerbitan Obligasi PLN VII tahun 2004 digunakan untuk membiayai kembali proyek PLTG Muara Tawar. Dana yang diperoleh dari penerbitan Obligasi lainnya digunakan untuk kebutuhan modal kerja antara lain untuk pengadaan bahan bakar.
The proceeds from the issuance of PLN XII Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah V Year 2010, PLN XI Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah IV Year 2010 were used to finance the transmission and distribution construction projects. The proceeds from issueds of PLN VII Bonds Year 2004 were used to refinance the PLTG Muara Tawar Project. The proceeds from the other bonds issued were used for working capital requirement which, among others, include the purchase of fuel.
Perusahaan memenuhi pembatasan-pembatasan yang ditentukan dalam perjanjian Wali Amanat masing-masing obligasi.
The Company complies with the restrictions specified within the agreements with the acting Trustee of the corresponding bond obligations.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Obligasi PLN XII Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010, Obligasi PLN XI Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010, Obligasi PLN X tahun 2009 dan Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009, Obligasi PLN IX Tahun 2007, Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007 dan Obligasi PLN VIII Tahun 2006 dan Obligasi Syariah Ijarah PLN I Tahun 2006 dan Obligasi PLN VII tahun 2004 memperoleh peringkat “AA+” dari PT Pemeringkat Efek Indonesia.
As of December 31, 2010, the PLN XII Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah V Year 2010, PLN XI Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah IV Year 2010, PLN X Bonds Year 2009 and Sukuk Ijarah PLN III Year 2009 and PLN IX Bonds Year 2007 and Sukuk Ijarah PLN II Year 2007, PLN VIII Bonds Year 2006 and Syariah Ijarah PLN I Bonds Year 2006 and PLN VII Bonds Year 2004 are rated as “AA+” by PT Pemeringkat Efek Indonesia.
- 72 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Obligasi Terjamin – US$
Guaranteed Notes – US$
Rincian obligasi terjamin adalah sebagai berikut :
The details of Guaranteed Notes are as follows:
Harga penerbitan/ Issuing price
Tanggal jatuh tempo/ Maturity date
Tingkat bunga/ Interest rate
1.250.000.000
99,152%
7,750%
Issued in 2009 Due in 2020
750.000.000
99,155%
20 Januari 2020/ January 20, 2020 7 Agustus 2019/ August 7, 2019
8,000%
Due in 2019
Pokok/ Principal *) US$ Penerbitan tahun 2009 Jatuh tempo 2020 Jatuh tempo 2019 Jumlah
2.000.000.000
Total
Penerbitan tahun 2007 Jatuh tempo 2017
500.000.000
99,127%
Jatuh tempo 2037
500.000.000
98,586%
Jumlah
Issued in 2007 Due in 2017
7,875%
Due in 2037 Total
550.000.000
98,976%
Jatuh tempo 2011
450.000.000
99,382%
Jumlah
7,250%
1.000.000.000
Penerbitan tahun 2006 Jatuh tempo 2016
Jumlah
28 Juni 2017/ June 28, 2017 29 Juni 2037/ June 29, 2037
17 Oktober 2016/ October 17, 2016 17 Oktober 2011/ October 17, 2011
1.000.000.000
7,75%
Issued in 2006 Due in 2016
7,25%
Due in 2011 Total
4.000.000.000
Total
*) dalam jumlah penuh/in full amount
Penerbitan tahun 2009
Issued in 2009
Pada tanggal 6 Nopember 2009, Majapahit Holding B.V. (MH), Belanda, anak perusahaan, menerbitkan Obligasi Terjamin sejumlah US$ 1.250 juta dengan Deutsche Bank Trust Company Americas sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap enam bulan sejak 20 Januari 2010 sampai dengan jatuh tempo obligasi.
On November 6, 2009, Majapahit Holding B.V. (MH), The Netherlands, a wholly-owned specialpurpose subsidiary, issued Guaranteed Notes amounting to US$ 1,250 million, with Deutsche Bank Trust Company Americas, acting as the Trustee. The interest is payable semi-annually starting from January 20, 2010 until the maturity date of the Guaranteed Notes.
Pada tanggal 7 Agustus 2009, MH menerbitkan Obligasi Terjamin sejumlah US$ 750 juta dengan Deutsche Bank Trust Company Americas sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap enam bulan sejak 8 Pebruari 2010 sampai dengan jatuh tempo obligasi.
On August 7, 2009, MH issued Guaranteed Notes amounting to US$ 750 million, with Deutsche Bank Trust Company Americas, acting as the Trustee. The interest is payable semiannually starting from February 8, 2010 until the maturity date of the Guaranteed Notes.
Penerbitan tahun 2007
Issued in 2007
Pada tanggal 28 Juni 2007, MH menerbitkan Obligasi Terjamin sejumlah US$ 1 miliar dengan Deutsche Bank Trust Company Americas sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap enam bulan sejak 28 Desember 2007 sampai dengan jatuh tempo obligasi.
On June 28, 2007, MH issued Guaranteed Notes amounting to US$ 1 billion, with Deutsche Bank Trust Company Americas, acting as the Trustee. The interest is payable semi-annually starting from December 28, 2007 until the maturity date of the Guaranteed Notes.
- 73 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Penerbitan tahun 2006
Issued in 2006
Pada tanggal 16 Oktober 2006, MH menerbitkan Obligasi Terjamin sejumlah US$ 1 miliar dengan Deutsche Bank Trust Company Americas sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap enam bulan sejak 17 April 2007 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.
On October 16, 2006, MH issued Guaranteed Notes amounting to a total of US$ 1 billion with Deutsche Bank Trust Company Americas, acting as the Trustee. The interest is payable semiannually from April 17, 2007 until the maturity date of the Guaranteed Notes.
Obligasi ini tidak dapat dibatalkan dan dijamin tanpa syarat oleh Perusahaan dan anak perusahaan, jika ada.
These Guaranteed Notes are irrevocably and unconditionally guaranteed by the Company and its subsidiaries, if any.
Perjanjian perwaliamanatan menetapkan bahwa :
The Indenture is governed that :
Tidak lebih dari 30 hari sejak dua kejadian dimana Pemerintah Indonesia kehilangan kepemilikan lebih 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara pada Perusahaan atau, jika dan ketika diterbitkan saham Dwiwarna Seri A dan kejadian yang menurunkan peringkat (Change of Control Triggering Event), Majapahit Holding B.V. dapat diminta untuk melakukan penawaran untuk membeli kembali Obligasi Terjamin dengan harga 101% dari nilai nominal ditambah bunga terhutang sampai tanggal pembelian kembali. Majapahit Holding B.V. mempunyai opsi dalam waktu tertentu untuk menebus kembali seluruh Obligasi Terjamin ini dengan harga 100% dari nilai nominal, bersama dengan hutang bunga dalam hal terjadinya perubahan tertentu terhadap perpajakan di Belanda atau Indonesia.
No later than 30 days following the occurrence of both an event in which the Government of Indonesia ceases to own, directly or indirectly, more than 50% of the voting securities of the Company or, if and when issued, the Class A Dwiwarna Share and an event in a rating decline (Change of Control Triggering Event), Majapahit Holding B.V. may be required to make an offer to repurchase all Guaranteed Notes outstanding at a purchase price equal to 101% of their principal amount plus accrued and unpaid interest, if any, to the date of repurchase. The Guaranteed Notes are subject to redemption in whole, at 100% of their principal amount, together with any accrued interest, at the option of Majapahit Holding B.V. at a certain time in the event of certain changes affecting taxes of The Netherlands or Indonesia.
Pembatasan tertentu termasuk antara lain: penambahan pinjaman sesuai dengan “Rasio Pengecualian”, yang setelah memperhitungkan pengaruhnya terhadap pinjaman diperkenankan minimum 2 : 1; pemberian jaminan; pembayaran dividen; penggabungan usaha, akuisisi dan penjualan aset.
Certain covenants, including, among others, the incurrence of additional indebtedness along with the “Ratio Exception”, that after giving effect to the permitted indebtedness is at least 2 : 1; the incurrence of liens; the payment of dividends; mergers, acquisitions and disposals.
Perusahaan memenuhi pembatasan-pembatasan yang ditentukan dalam perjanjian Wali Amanat.
The Company complies with the restrictions specified within the agreements with the acting Trustee.
Dana yang diperoleh dari penerbitan Obligasi Terjamin ini digunakan untuk mendanai sebagian kebutuhan investasi program percepatan pembangunan fasilitas tenaga listrik, konstruksi rutin dan untuk tujuan umum korporasi.
The proceeds from Guaranteed Notes issued were used to partially fund the capital expenditure requirements in connection with the Fast Track Program, regular construction and for general corporate purposes.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Obligasi Terjamin ini memperoleh peringkat “Ba2 stable” dari Moody’s Investor Service, Inc., dan “BB“ dari Standard and Poor’s.
As of December 31, 2010, these Guaranteed Notes are rated as “Ba2 stable” by Moody’s Investors Service, Inc., and “BB“ by Standard and Poor’s.
- 74 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan 29.
HUTANG LISTRIK SWASTA
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued 29.
ELECTRICITY PURCHASE PAYABLE
Akun ini merupakan hutang listrik swasta yang direstrukturisasi melalui renegosiasi dengan penyedia dan pengembang listrik swasta dengan rincian sebagai berikut:
This account represents electricity purchase payable, which was restructured through renegotiation with Independent Power Producers with details as follows:
a.
a.
Berdasarkan pemasok 2010 PT Paiton Energy (US$ 635.102.637 tahun 2010 dan US$ 652.095.278 tahun 2009) PT Jawa Power (US$ 57.329.004 tahun 2010 dan US$ 57.532.262 tahun 2009) Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
b.
6.129.696
515.445 6.225.653
540.803 6.670.499
(176.607) 6.049.046
(175.656) 6.494.843
b. 2010
Nilai tunai pembayaran masa depan Dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
2009
5.710.208
Berdasarkan jadual pembayaran
Pembayaran jatuh tempo pada tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 dan seterusnya Jumlah pembayaran Dikurangi bunga
By creditor
PT Paiton Energy (US$ 635,102,637 in 2010 and US$ 652,095,278 in 2009) PT Jawa Power (US$ 57,329,004 in 2010 and US$ 57,532,262 in 2009) Total Less current maturities Long-term portion
By installment schedules
2009
Payment due on years 2009 2010 2011 2012 2013 2014 and thereafter Total payments Less interest
52.148 528.671 528.671 528.671 9.516.075 11.154.235 (4.928.582)
54.520 552.720 552.720 552.720 552.720 9.948.960 12.214.360 (5.543.861)
6.225.653
6.670.499
Present value of future payments
(176.607) 6.049.046
(175.656) 6.494.843
Less current maturities Long-term portion
Hutang kepada PT Paiton Energy dan PT Jawa Power dikenakan bunga per tahun masing-masing sebesar 4,81% dan 18,45% dibayar dalam 360 kali angsuran bulanan sejak 1 Januari 2002 sampai dengan 1 Desember 2031.
Payable to PT Paiton Energy and PT Jawa Power bear annual interest of 4.81% and 18.45%, respectively, and are both payable in 360 monthly installments from January 1, 2002 until December 1, 2031.
- 75 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
30. HUTANG PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA
30. 2010
Karyawan PT Dalle Energy Batam PT Mitra Energy Batam Koperasi karyawan Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan - PLN Jumlah
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
PAYABLE TO RELATED PARTIES
2009
260.690 7.844 10.266 3.203
163.871 1.046 11.109 5.618
316 282.319
5.566 187.210
Employees PT Dalle Energy Batam PT Mitra Energy Batam Employee Cooperative Yayasan Pendidikan and Kesejahteraan - PLN Total
Karyawan
Employees
Hutang kepada karyawan terutama merupakan penerimaan dimuka atas cicilan penjualan rumah dinas.
Payable to employees mainly represents receipt of advance installment payment from employees related to house sale.
PT Dalle Energy Batam (DEB) dan PT Mitra Energy Batam (MEB)
PT Dalle Energy Batam (DEB) and PT Mitra Energy Batam (MEB)
Hutang kepada DEB dan MEB merupakan hutang atas pembelian switchyard dan trafo.
Payable to DEB and MEB consist of payable on purchase of switchyard and transformers.
Koperasi Karyawan
Employee Cooperative
Hutang kepada koperasi karyawan terutama merupakan hutang atas sewa kendaraan, komputer serta pemeliharaan gedung dan halaman.
Payable to employee cooperative mainly represents vehicle and computer rentals and building and yard maintenance.
Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan – PLN (YPK)
Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan – PLN (YPK)
ICON dan PLNE memperoleh pinjaman untuk pembangunan jaringan telekomunikasi dan modal kerja dari YPK, yang dikenakan biaya administrasi antara 12% - 16% per tahun. Pinjaman ini dibayar kembali dalam angsuran tetap bulanan dan akan jatuh tempo antara periode September 2008 sampai dengan Agustus 2010.
ICON and PLNE obtained foster fund from YPK which bears administration fee ranging from 12% - 16% per annum. These loans will be paid through fixed monthly installment and will be due between the period of September 2008 until August 2010.
Perusahaan dan anak perusahaan mengakui penyesuaian jumlah tercatat hutang pihak hubungan istimewa tanggal 1 Januari 2010 sebesar Rp 3.679 juta. Penyesuaian ini untuk menyesuaikan jumlah tercatat hutang pihak hubungan istimewa ke nilai wajarnya sehubungan dengan penerapan awal PSAK 55 (revisi 2006).
The Company and its subsidiaries recognized an adjustment to the carrying amount of payable to related parties as of January 1, 2010, amounting to Rp 3,679 million. The adjustment was made to adjust the carrying amount of the payable to related parties to its fair value due to initial adoption of PSAK 55 (revised 2006).
- 76 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan 31.
HUTANG USAHA
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued 31.
TRADE ACCOUNTS PAYABLE
Akun ini merupakan kewajiban sehubungan dengan pembelian tenaga listrik, bahan bakar, barang dan jasa, dengan rincian sebagai berikut :
This account represents payables arising from purchases of electricity, fuel, goods and services, with details as follows :
a.
a.
Berdasarkan pemasok 2010 Pihak hubungan istimewa (Catatan 51) Pembelian tenaga listrik PT Sumber Segara Primadaya Rupiah US$ PT Dalle Energy Batam PT Geo Dipa Energi - US$ PT Mitra Energy Batam PT Metaepsi Pejebe Power Generation Rupiah US$ Pengadaan bahan bakar, barang dan jasa Koperasi Karyawan Jumlah hutang usaha pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Pembelian tenaga listrik PT Paiton Energy Rupiah US$ PT Jawa Power Rupiah US$ Amoseas Indonesia Inc. - US$ Magma Nusantara Ltd. - US$ Unocal Geothermal of Indonesia, Ltd. - US$ Lainnya (masing-masing dibawah 5% dari sub jumlah) Rupiah US$ Sub jumlah Pembelian bahan bakar, barang dan jasa Pertamina Rupiah US$ PT Tambang Batubara Bukit Asam Lainnya (masing-masing dibawah 5% dari sub jumlah) Rupiah US$ EUR JPY CHF Sub jumlah
Jumlah hutang usaha pihak ketiga Jumlah hutang usaha
By creditor
2009
104.378 161.766 70.822 12.908 6.702
275.569 199.181 38.094 9.885
872 26.948
696 16.438
40.777
28.406
425.173
568.269
589.280 565.179
534.814 507.438
485.461 474.556 176.291 173.449
490.558 521.185 167.404 164.635
165.146
165.073
205.379 222.847 3.057.588
286.176 190.736 3.028.019
Related parties (Note 51) Purchases of electricity PT Sumber Segara Primadaya Rupiah US$ PT Dalle Energy Batam PT Geo Dipa Energi - US$ PT Mitra Energy Batam PT Metaepsi Pejebe Power Generation Rupiah US$ Purchases of fuel, goods and services Employee Cooperative Total of trade accounts payable to related parties Third parties Purchases of electricity PT Paiton Energy Rupiah US$ PT Jawa Power Rupiah US$ Amoseas Indonesia Inc. - US$ Magma Nusantara Ltd. - US$ Unocal Geothermal of Indonesia, Ltd. - US$ Others (each below 5% of subtotal) Rupiah US$ Subtotal
4.216.157 291.093
6.846.334 315.441
530.808
1.013.979
3.263.178 825.789 32.889 7.072 3.268 9.170.254
2.631.849 634.442 36.675 11.478.720
Purchases of fuel, goods and services Pertamina Rupiah US$ PT Tambang Batubara Bukit Asam Others (each below 5% of subtotal) Rupiah US$ EUR JPY CHF Subtotal
12.227.842
14.506.739
Total of trade accounts payable to third parties
12.653.015
15.075.008 Total trade accounts payable
Jangka waktu kredit pembelian tenaga listrik, bahan bakar, barang dan jasa, baik dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar 30 hari.
Credit terms of payable arising from purchase of electricity, fuel, goods and services, both local and foreign, are approximately 30 days. - 77 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan b.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Berdasarkan umur
b. 2010
1 - 180 hari 181 - 360 hari Lebih dari 360 hari Jumlah
By age category
2009
12.017.614 192.660 442.741 12.653.015
14.003.133 840.900 230.975 15.075.008
Rincian hutang usaha dalam mata uang asing adalah sebagai berikut :
1 - 180 days 181 - 360 days More than 360 days Total
Details of trade accounts payable in foreign currencies are as follows :
2010 Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *) US$ EUR JPY Lainnya Jumlah *)
32.
2009
Ekuivalen Rp/ Rp equivalent
344.341.230 2.750.885 64.291.044 363.436
3.095.972 32.889 7.072 3.268 3.128.861
Dalam jumlah penuh
2.881.973 36.675 2.918.648
US$ EUR JPY Others Total
In full amount
32. 2010
Ekuivalen Rp/ Rp equivalent
306.592.852 2.714.736 -
*)
HUTANG LAIN-LAIN
Perolehan aset tetap dan pekerjaan dalam pelaksanaan Rupiah US$ 529.652.047 tahun 2010 dan US$ 418.575.275 tahun 2009 EUR 8.373.544 tahun 2010 dan EUR 602.550 tahun 2009 CHF 8.432.657 tahun 2010 JPY 597.056.335 tahun 2010 dan JPY 208.833.406 tahun 2009 NZD 151.002 tahun 2009 Penerangan jalan umum Uang muka penjualan tenaga listrik Perolehan saham (Catatan 8) Lain-lain Jumlah Dikurangi bagian jangka panjang Perolehan aset tetap Bagian jangka pendek
Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *)
OTHER PAYABLES
2009
6.983.210
5.571.183
4.731.146
3.934.608
99.893 80.955
8.140 -
65.847 559.052 73.365 422.784 13.016.252
21.239 1.030 434.685 70.127 12.957 457.602 10.511.571
98.395 12.917.857
138.776 10.372.795
- 78 -
Acquisition of property, plant and equipment and construction in progress Rupiah US$ 529,652,047 in 2010 and US$ 418,575,275 in 2009 EUR 8,373,544 in 2010 and EUR 602,550 in 2009 CHF 8,432,657 in 2010 JPY 597,056,335 in 2010 and JPY 208,833,406 in 2009 NZD 151,002 in 2009 Public street lights Advances received on sale of electricity Acquisition of shares of stock (Note 8) Others Total Less long-term portion Acquisition of property, plant and equipment Current portion
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
33.
HUTANG PAJAK
33. TAXES PAYABLE 2010
Pajak kini (Catatan 47) Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 15, 25 dan 26 Pasal 29 tahun 2007 dan 2001 Pajak pertambahan nilai Bea materai Pajak bumi dan bangunan Pajak selisih penilaian kembali aset tetap Jumlah
34.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
2009
302.044
283.937
59.204 1.437 152.577 286.211 64.292 4.997 -
52.984 20.109 27.220 78.465 1.515 53.310 4.571 2
34.894 905.656
34.894 557.007
BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
34. 2010
Bunga dan beban keuangan Hutang obligasi Hutang usaha atas pembelian BBM (Catatan 54) Hutang bank dan surat hutang jangka menengah Hutang penerusan pinjaman Hutang sewa pembiayaan Hutang kepada Pemerintah Hutang listrik swasta Jumlah Biaya operasional Jumlah
Current tax (Note 47) Income taxes Article 21 Article 22 Article 23 Article 15, 25 and 26 Article 29 for the year 2007 and 2001 Value added tax Stamp duty Land and building taxes Tax on revaluation increment on property, plant and equipment Total
ACCRUED EXPENSES
2009
1.094.469
694.809
351.387
2.274.702
Interest and financing charges Bonds payable Trade accounts payable on purchases of fuel (Note 54)
322.928 271.932 192.081 50.271 38.830 2.321.898 2.840.157
163.395 233.454 186.505 55.298 42.037 3.650.200 880.962
Bank loans and medium term notes Two-step loans Lease liability Government loans Electricity purchase payable Total Operational charges
5.162.055
4.531.162
Total
Rincian biaya masih harus dibayar dalam mata uang asing adalah sebagai berikut :
Details of accrued expenses currencies are as follows :
2010 Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *) US$ JPY EUR Lain-lain **) Jumlah
*) **)
110.115.471 3.065.196.331 1.266.416 392.232
in
foreign
2009 Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *)
Ekuivalen Rp/ Rp equivalent 990.048 338.046 15.141 3.527 1.346.762
Dalam jumlah penuh Biaya masih harus dibayar dalam mata uang asing lainnya disajikan setara US$ dengan menggunakan kurs tanggal neraca.
76.416.888 2.669.242.927 1.480.154 -
*) **)
- 79 -
Ekuivalen Rp/ Rp equivalent 718.319 271.473 19.996 1.009.788
US$ JPY EUR Others **) Total
In full amount Accrued expenses denominated in other foreign currencies are presented as US$ equivalents using the exchange rates prevailing at balance sheet date.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
35.
UANG JAMINAN LANGGANAN
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
35.
Akun ini merupakan uang jaminan langganan yang ditentukan berdasarkan besar daya dan golongan tarif. Uang jaminan langganan akan dikembalikan apabila pelanggan berhenti menjadi pelanggan, dengan memperhitungkan rekening listrik belum dibayar, dengan rincian sebagai berikut:
This account represents security deposits from customers determined based on power supply and electricity tariff. Customer deposits will be refunded, net of unpaid electricity bills, when customers discontinue subscribing the electricity. The details are as follows:
2010 Saldo awal tahun Penambahan Saldo akhir tahun
2009
5.961.009 583.413 6.544.422
5.401.137 559.872 5.961.009
36. HUTANG BIAYA PROYEK
36.
Akun ini merupakan hutang kepada kontraktor atas biaya konstruksi dan pengadaan material yang akan direklasifikasi ke akun penerusan pinjaman pada saat penerbitan Withdrawal Authorization (WA) atau dokumen lain yang sejenis.
37.
menurut
37. pelanggan
PROJECT COST PAYABLE
REVENUE FROM SALE OF ELECTRICITY Sale of electricity by customers are as follows :
2010 Umum Pemerintah Badan Usaha Milik Negara TNI dan Polri Jumlah
Balance at beginning of year Additions Balance at end of year
This account represents payable to contractors arising from construction of property and equipment and purchases of materials. This account will be reclassified into two-step loans account when the Company receives the Withdrawal Authorization (WA) or other similar documents.
PENJUALAN TENAGA LISTRIK Penjualan tenaga listrik adalah sebagai berikut :
CUSTOMERS’ SECURITY DEPOSITS
2009
94.797.099 4.489.597 2.936.997 749.838 102.973.531
83.106.215 3.671.535 2.812.670 581.680 90.172.100
Public Government State-owned enterprises Indonesian Armed Forces Total
Pendapatan penjualan tenaga listrik didasarkan pada tarif dasar listrik yang ditetapkan Pemerintah Republik Indonesia.
Revenue from sale of electricity is based on basic electricity tariffs determined by the Government of the Republic of Indonesia.
Tidak terdapat penjualan kepada pelanggan dengan jumlah melebihi 10% dari penjualan tenaga listrik.
The Company has no customer from which it obtains its revenue of more than 10% of total sale of electricity.
- 80 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
38.
SUBSIDI LISTRIK PEMERINTAH
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
38.
GOVERNMENT’S ELECTRICITY SUBSIDY
Pemerintah Republik Indonesia memberikan subsidi listrik kepada pelanggan melalui Perusahaan. Tatacara penghitungan dan pembayaran subsidi listrik Tahun Anggaran 2010 dan 2009 menggunakan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (PMK) No. 111/PMK.02/2007 tanggal 14 September 2007 yang diperbaharui dengan Peraturan No. 162/PMK.02/2007 tanggal 17 Desember 2007. Subsidi listrik dihitung dari selisih negatif antara harga jual tenaga listrik rata-rata (Rp/kWh) dari masing-masing golongan tarif dikurangi Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik (Rp/kWh) pada tegangan di masing-masing golongan tarif dikalikan volume penjualan (kWh) untuk setiap golongan tarif. BPP tenaga listrik dihitung berdasarkan formula, termasuk tingkat susut jaringan transmisi dan distribusi, yang ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral c.q. Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi.
The Government of Republic of Indonesia has provided electricity subsidy to customers through the Company. Procedure for the calculation and payment of electricity subsidy for budget year 2010 and 2009, is using the Regulation of Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 111/PMK.02/2007 dated September 14, 2007, which has been amended by Regulation No. 162/PMK.02/2007 dated December 17, 2007. The electricity subsidy is computed as the negative difference between the average sales prices (Rp/kWh) of each tariff category less the cost of electricity supplies on the voltage for each tariff category multiplied by the electricity sales volume (kWh) of each tariff category. The cost of electricity supplies is computed based on the formula, including the rate of transmission and distribution losses which is determined by the Directorate General of Electricity and Energy Consumption under the Ministry of Energy and Mineral Resources.
Berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), pagu tertinggi subsidi listrik tahun anggaran 2010 ditetapkan sebesar Rp 35.300.000 juta, termasuk 8% margin diatas biaya pokok penyediaan tenaga listrik. Sesuai dengan APBN Perubahan Tahun Anggaran 2010 Pemerintah meningkatkan pagu tertinggi subsidi listrik tahun 2010 menjadi Rp 51.106.300 juta. Selanjutnya, pada tanggal 29 Desember 2010, Pemerintah telah meningkatkan pagu tertinggi subsidi listrik tahun 2010 menjadi Rp 53.606.300 juta.
Based on the Approval Letter of Budget Performance List (DIPA), the electricity subsidy plafond for budget year 2010 amounted to Rp 35,300,000 million, which includes 8% margin above the costs of supplied electricity. Based on the revised APBN Budget Year 2010 the Government has approved increased of the electricity subsidy plafond to Rp 51,106,300 million. Subsequently, on December 29, 2010, the Government has increased the 2010 electricity subsidy plafond to Rp 53,606,300 million.
Berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), pagu tertinggi subsidi listrik tahun anggaran 2009 ditetapkan sebesar Rp 40.481.529 juta, termasuk 1% margin diatas biaya pokok penyediaan tenaga listrik. Sesuai dengan APBN Perubahan Tahun Anggaran 2009 dan Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-588/MK.02/2009 tanggal 2 Oktober 2009, Pemerintah meningkatkan pagu tertinggi subsidi listrik tahun 2009 menjadi Rp 44.957.596 juta, termasuk 5% margin subsidi atas biaya pokok penyediaan tenaga listrik. Selanjutnya, pada tanggal 21 Desember 2009, Pemerintah telah meningkatkan pagu tertinggi subsidi listrik tahun 2009 menjadi Rp 45.139.344 juta.
Based on the Approval Letter of Budget Performance List (DIPA), the electricity subsidy plafond for budget year 2009 amounted to Rp 40,481,529 million, which includes 1% margin above the costs of supplied electricity. Based on the revised APBN Budget Year 2009 and letter from Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. S-588/MK.02/2009 dated October 2, 2009, the Government has approved increased of the electricity subsidy plafond to Rp 44,957,596 million which includes 5% margin above the costs of supplied electricity. Subsequently, on December 21, 2009, the Government has increased the 2009 electricity subsidy plafond to Rp 45,139,344 million.
Besarnya subsidi listrik dalam satu tahun anggaran secara final ditetapkan berdasarkan hasil audit atas ketaatan penggunaan subsidi listrik yang dilakukan oleh auditor yang ditunjuk Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran.
The amount of electricity subsidy in a budget year is based on the result of the compliance audit of the usage of the electricity subsidy performed by an auditor assigned by the Directorate General of Budget under the Ministry of Finance. - 81 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Pada tanggal 25 Maret 2011 dan 26 Maret 2010, Perusahaan telah menerima hasil audit perhitungan subsidi listrik tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 58.108.418 juta dan Rp 53.719.818 juta.
On March 25, 2011 and March 26, 2010, the Company agreed with the result of audit of 2010 and 2009 electricity subsidy computation amounting to Rp 58,108,418 million and Rp 53,719,818 million, respectively.
Pendapatan subsidi listrik dirinci sebagai berikut:
The details of revenue from electricity subsidy are as follow:
2010 Realisasi penerimaan subsidi tahun anggaran berjalan : Penerimaan tunai Diperhitungkan dengan hutang usaha kepada Pertamina Piutang subsidi listrik tahun anggaran berjalan (Catatan 16) Jumlah pendapatan subsidi listrik
2009
50.153.118
41.754.377
3.177.027
3.384.967
4.778.273 58.108.418
8.580.474 53.719.818
The offsetting of Government’s electricity subsidy against trade accounts payable to Pertamina is based on the Payment Instruction Letter and Fund Withdrawal issued by the Directorate General of Budget and Fiscal Balance and the Directorate General of Treasury.
Realisasi subsidi listrik Pemerintah yang diperhitungkan dengan hutang usaha kepada Pertamina didasarkan pada Surat Perintah Membayar dan Pencairan Dana yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan dan Perbendaharaan Negara.
39.
PENDAPATAN USAHA LAINNYA
39. 2010
Perubahan daya tersambung dan administrasi Sewa transformator Jasa-jasa dan lainnya Jumlah
40.
Realization of subsidy from current year budget : Cash received Offsetting with accounts payable to Pertamina Subsidy receivable from current year budget (Note 16) Total revenue from electricity subsidy
OTHER REVENUES
2009
33.510 50.334 448.664 532.508
29.027 49.567 599.916 678.510
BEBAN BAHAN BAKAR DAN PELUMAS
40. 2010
Upgrading of electricity power and administration fees Transformer rental Services and others Total
FUEL AND LUBRICANTS EXPENSE
2009
Bahan Bakar Minyak Solar High Speed Diesel Residu Solar Industrial Diesel Lainnya Jumlah
41.748.728 12.530.633 40.739 65.448 54.385.548
34.752.375 12.928.571 59.660 55.586 47.796.192
Fuel Solar High Speed Diesel Residue Solar Industrial Diesel Others Total
Bahan Bakar - Non Minyak Batubara Gas alam Panas bumi Air Jumlah
15.226.567 11.978.875 2.045.643 234.774 29.485.859
15.861.743 10.128.068 1.961.197 120.246 28.071.254
Nonfuel Coals Natural gas Geothermal Water Total
319.320
367.626
84.190.727
76.235.072
Minyak pelumas Jumlah
91,63% dari jumlah beban bahan bakar dan pelumas, dibeli dari Pertamina.
Lubricants Total
91.63% of the total fuel and lubricants expense, are purchased from Pertamina. - 82 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan 41.
BEBAN PEMBELIAN TENAGA LISTRIK
41. 2010
Pihak hubungan istimewa (Catatan 51) PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Geo Dipa Energy PT Mitra Energy Batam Jumlah Pihak ketiga PT Paiton Energy PT Jawa Power PT Magma Nusantara PT Amoseas (Drajat) PT Unocal Geothermal Indonesia PT Energy Sengkang PT Makassar Power PT Asrigita Prasarana PT Cikarang Listrindo PT Pertamina Geothermal Energi PO Jatiluhur PT Indo Matra Power PT Cahaya Fajar Kaltim PT Pusaka Jaya Palu Power PT Cahaya Sakti Sewa Diesel Jumlah Pembelian tenaga listrik lain Jumlah
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued ELECTRICITY PURCHASE EXPENSE
2009
2.630.416 502.530 217.960 78.566 77.091 3.506.563
2.698.774 418.945 286.436 49.110 48.976 3.502.241
6.717.796 5.741.662 1.045.284 1.024.522 939.906 659.324 579.450 478.098 463.729 204.328 198.291 154.904 118.132 84.726 11.550 2.133.025 20.554.730
6.422.849 7.262.812 1.092.925 1.015.282 1.057.499 724.781 569.669 591.445 627.856 235.581 153.318 159.858 135.769 112.469 21.975 901.018 21.085.106
1.156.472
860.439
25.217.765
25.447.786
Rincian pembelian kepada pemasok yang melebihi 10% dari jumlah pembelian tenaga listrik adalah sebagai berikut :
PT Jawa Power PT Paiton Energy PT Sumber Segara Primadaya Jumlah
5.741.662 6.717.796 2.630.416 15.089.874
Third parties PT Paiton Energy PT Jawa Power PT Magma Nusantara PT Amoseas (Drajat) PT Unocal Geothermal Indonesia PT Energy Sengkang PT Makassar Power PT Asrigita Prasarana PT Cikarang Listrindo PT Pertamina Geothermal Energi PO Jatiluhur PT Indo Matra Power PT Cahaya Fajar Kaltim PT Pusaka Jaya Palu Power PT Cahaya Sakti Diesel rental Total Other electricity purchase Total
Detailed purchases to suppliers which represent more than 10% of the total purchases of electricity are as follows :
2010 Rp **)
Related parties (Note 51) PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Geo Dipa Energy PT Mitra Energy Batam Total
2009 % *)
Rp **)
22,76 26,62 10,44 59,82
*) Persentase terhadap jumlah beban pembelian tenaga listrik **) Dalam jutaan
- 83 -
7.262.812 6.422.849 2.698.774 16.384.435
% *) 25,24 28,54 10,61 64,39
PT Jawa Power PT Paiton Energy PT Sumber Segara Primadaya Total
*) Percentage to total electricity purchase expenses **) In million
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
42.
BEBAN PEMELIHARAAN
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
42.
Akun ini merupakan beban yang timbul dari pemakaian material dan jasa borongan, sebagai berikut:
This account represents spare parts used and contractor fees for maintenance purposes, as follows:
2010 Jasa borongan Pemakaian material Jumlah
43.
2009
5.108.635 4.791.987 9.900.622
4.600.902 3.363.610 7.964.512
BEBAN KEPEGAWAIAN
43. 2010
Gaji Imbalan kerja (Catatan 50) Jasa produksi dan insentif prestasi kerja Tunjangan Lain-lain Jumlah
44.
Contractor fees Spare parts used Total
PERSONNEL EXPENSES
2009
3.102.472 3.814.387 3.219.352 1.106.429 1.711.777 12.954.417
3.020.432 2.736.646 1.441.333 985.710 1.574.193 9.758.314
BEBAN USAHA LAIN-LAIN
44. 2010
Perjalanan dinas Honorarium Baca meter Penagihan rekening dan penertiban pemakaian tenaga listrik Pemasaran Sewa Konsumsi Pemakaian gas, listrik dan air Asuransi Iklan dan barang cetakan Pos, telepon dan telegram Alat tulis kantor Teknologi informasi Retribusi dan keamanan Piutang ragu-ragu Pengelolaan pelanggan Cetak rekening Blanko rekening Lain-lain Jumlah
MAINTENANCE EXPENSES
Salaries Employee benefits (Note 50) Bonus and performance incentives Allowances Others Total
OTHER OPERATING EXPENSES
2009
567.691 500.405 493.575
399.055 463.086 513.465
379.892 41.676 232.930 225.763 202.888 184.459 184.494 158.551 154.454 149.970 140.592 82.259 56.385 7.988 6.792 515.239 4.286.003
410.892 35.609 132.927 176.264 184.108 184.975 145.757 149.082 141.434 36.023 133.225 69.809 85.045 23.432 8.663 742.688 4.035.539
- 84 -
Travel Honorarium Meter reading Billing collection and control of electricity use Marketing Lease Consumables Gas, electricity and water Insurance Printing materials and promotion Postage, telephone and telegraph Stationeries Technological information Dues and security Provision for doubtful accounts Customer maintenance Bill printing Billing forms Others Total
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
45.
BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN
45. 2010
Hutang obligasi Hutang sewa pembiayaan Hutang bank dan surat hutang jangka menengah Penerusan pinjaman Hutang listrik swasta Hutang usaha atas pembelian BBM Hutang kepada pemerintah Lain-lain Sub jumlah Pengaruh penerapan awal PSAK 55 (Catatan 2) Hutang kepada pemerintah (Catatan 25) Hutang pihak hubungan istimewa (Catatan 30) Piutang pihak hubungan istimewa (Catatan 10) Rekening bank dan deposito dibatasi penggunaannya (Catatan 11) Sub jumlah Jumlah
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
INTEREST CHARGES
EXPENSE
AND
FINANCING
2009
2.835.770 1.114.257
1.053.947 2.165.089
Bonds payable Lease liability
794.910 461.046 376.900 351.387 236.368 42.269 6.212.907
786.176 609.735 439.718 705.142 136.764 45.311 5.941.882
Bank loans and medium term notes Two-step loans Electricity purchase payable Trade accounts payable on purchase of fuel Government loans Others Subtotal Effects of initial adoption of PSAK 55 (Note 2) Government loans (Note 25)
(740.751)
-
(3.679)
-
Payable to related parties (Note 30)
15.742
-
526.677 (202.011)
-
Receivables from related parties (Note 10) Restricted cash in banks and time deposits (Note 11) Subtotal
6.010.896
5.941.882
46. PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN - BERSIH
46.
2010
Total
OTHERS INCOME (EXPENSES) - NET
2009
Penghasilan denda administrasi Bagian laba bersih perusahaan asosiasi Penghasilan jasa dan klaim Premi penerangan jalan umum Keuntungan penjualan aset tidak digunakan dalam operasi (Catatan 9)
744.752
558.370
Administrative penalty income
115.814 186.905 41.566
305.864 68.375 59.401
72.499
12.464
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Beban penelitian Program pemberdayaan lingkungan Kerugian penurunan nilai aset tetap (Catatan 9) Lain-lain Jumlah
-
Equity in net income of associates Claim and service income Fees for street lights Gain on sale of assets not used in operations (Note 9) Environmental Partnership Program and Community Development Research Community development programs Loss on impairment of property, plant and equipment (Note 9) Others Total
(1.055) (47.852)
(1.500) (1.664) (41.403)
(330.107) 369.886 1.152.409
(281.514) (423.782) 254.611
Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 24 Pebruari 2010, disetujui alokasi dana untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan sebesar Rp 1.500 juta.
Based on the Annual General Stockholder’s Meeting dated February 24, 2010, the approved allocation of funds for Environmental Partnership Program and Community Development amounted to Rp 1,500 million.
- 85 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
47.
PAJAK PENGHASILAN
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
47.
INCOME TAX
Beban pajak Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari :
Tax expense of the Company subsidiaries consist of the following :
2010 Pajak kini Pajak tangguhan Jumlah beban pajak
and
its
2009
734.962 578.212 1.313.174
722.881 1.124.787 1.847.668
Current tax Deferred tax Total tax expense
Pajak Kini
Current Tax
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dan rugi fiskal Perusahaan adalah sebagai berikut :
A reconciliation between income before tax per consolidated statements of income and fiscal losses of the Company is as follows :
2010 Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Laba sebelum pajak anak perusahaan Laba sebelum pajak Perusahaan Perbedaan temporer : Sewa pembiayaan Penyambungan pelanggan Penyusutan aset tetap Imbalan kerja Penyisihan piutang ragu-ragu dan penurunan nilai persediaan Amortisasi biaya emisi obligasi Biaya (pendapatan) yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Kesejahteraan karyawan Penyusutan rumah dinas Penghasilan bunga telah dikenakan pajak final Beban lain tidak dapat dikurangkan
2009
11.399.860 (3.157.813)
12.203.347 (2.890.339)
8.242.047
9.313.008
(382.990) 1.818.755 (5.978.232) 2.077.567
(378.566) 722.887 (5.949.469) 1.095.275
70.297 (879)
63.662 (1.781)
583.429 8.617
562.148 8.263
(573.020) 761.575
(293.777) 795.104
Income before tax per consolidated statements of income Income before tax attributable to subsidiaries Income before tax - the Company Temporary differences : Lease expenses Customer connection fees Depreciation Employee benefits Allowance for doubtful accounts and decline in value of inventories Amortization of bonds issuance costs Nondeductible expenses (nontaxable income) Employee welfare Depreciation of guest house Interest income subjected to final tax Other nondeductible expenses
Laba kena pajak Perusahaan tahun berjalan Rugi fiskal tahun : 2008 2007 2006 2005
6.627.167
5.936.754
(15.514.019) (9.580.093) (3.275.029) -
(16.508.849) (9.580.093) (3.919.814) (5.291.968)
The Company's taxable income for the year Fiscal losses year : 2008 2007 2006 2005
Akumulasi rugi fiskal Perusahaan
(21.741.974)
(29.363.970)
Accumulated fiscal losses the Company
- 86 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Perhitungan beban dan hutang pajak kini (pajak penghasilan lebih bayar) adalah sebagai berikut :
Current tax expense and payable (income tax overpayment) are as follows :
2010 Beban pajak kini Perusahaan Anak perusahaan Jumlah
2009
734.962 734.962
Current tax expense The Company 722.881 Subsidiaries 722.881 Total
Pembayaran pajak dimuka Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 22 Pasal 23 Jumlah Anak perusahaan Jumlah
94.020 1.350 95.370 521.163 616.533
96.488 141 96.629 469.503 566.132
Prepayment of taxes The Company Income tax Article 22 Article 23 Total Subsidiaries Total
Hutang pajak kini setelah dikurangi pajak dibayar dimuka
118.429
156.749
Current tax payable net of tax prepayments
302.044 302.044
Consist of Current tax payable The Company 283.937 Subsidiaries 283.937 Total current tax payable
Terdiri dari Hutang pajak kini Perusahaan Anak perusahaan Jumlah hutang pajak kini Pajak penghasilan lebih bayar Perusahaan Anak perusahaan Jumlah pajak penghasilan lebih bayar
(95.370) (88.245) (183.615)
(96.629) (30.559) (127.188)
Income tax overpayment The Company Subsidiaries Total income tax overpayment
Sampai dengan tanggal 25 Maret 2011, Perusahaan dan anak perusahaan belum menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak penghasilan tahun 2010 ke Kantor Pelayanan Pajak. Namun demikian, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menyatakan bahwa SPT pajak penghasilan tahun 2010 akan dilaporkan sesuai dengan perhitungan yang telah disajikan di atas.
As of March 25, 2011, the Company and its subsidiaries have not yet submitted its 2010 annual income tax return (SPT) to the Tax Service Office. However, the Company and subsidiaries management represents that its 2010 income tax returns will be prepared based on the computation as stated above.
Rugi fiskal dan pajak penghasilan lebih bayar Perusahaan dan hutang pajak anak perusahaan untuk tahun 2009 sudah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak.
Fiscal loss and corporate income tax overpayment for the Company and tax payable for the subsidiaries for the fiscal year 2009 are in accordance with the corporate tax returns filed with the Tax Service Office.
- 87 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Pajak Tangguhan
Deferred Tax
Rincian dari aset dan kewajiban pajak tangguhan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
The details of the Company and its subsidiaries deferred tax assets and liabilities are as follows:
1 Januari/ January 1, 2010 Aset Pajak Tangguhan Anak Perusahaan - Bersih Kewajiban Pajak Tangguhan Perusahaan Aset pajak tangguhan Kewajiban imbalan kerja Pendapatan ditangguhkan Jumlah Kewajiban pajak tangguhan Aset tetap Sewa pembiayaan Lainnya Jumlah Bersih Anak Perusahaan - Bersih Kewajiban Pajak Tangguhan - Bersih Beban Pajak Tangguhan
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited (charged) to income for the year
31 Desember/ December 31, 2010
3.219
11.278
8.059
3.472.304 2.016.269 5.488.573
519.392 454.688 974.080
3.991.696 2.470.957 6.462.653
Deferred Tax Assets Subsidiaries - Net Deferred Tax Liabilities The Company Deferred tax assets Employee benefits obligation Deferred revenue Total Deferred tax liabilities Property, plant and equipment Leases Others Total
(10.500.837) (381.292) (645) (10.882.774)
(1.329.130) (95.747) (292) (1.425.169)
(11.829.967) (477.039) (937) (12.307.943)
(5.394.201)
(451.089)
(5.845.290)
(4.003.761)
(130.342)
(4.134.103)
(9.397.962)
(581.431)
(9.979.393) Deferred Tax Liabilities - Net
(578.212)
- 88 -
Net Subsidiaries - Net
Deferred Tax Expenses
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
1 Januari/ January 1, 2009 Aset Pajak Tangguhan Anak Perusahaan - Bersih Kewajiban Pajak Tangguhan Perusahaan Aset pajak tangguhan Kewajiban imbalan kerja Pendapatan ditangguhkan Jumlah Kewajiban pajak tangguhan Pensiun dibayar dimuka Aset tetap Sewa pembiayaan Lainnya Jumlah Bersih Anak Perusahaan - Bersih Kewajiban Pajak Tangguhan - Bersih
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited (charged) to income for the year
8.767
31 Desember/ December 31, 2009
(708)
3.267.085 1.853.952 5.121.037
205.219 162.317 367.536
8.059
3.472.304 2.016.269 5.488.573
(31.530) (9.213.508) (286.650) (485) (9.532.173)
31.530 (1.287.329) (94.642) (160) (1.350.601)
(10.500.837) (381.292) (645) (10.882.774)
(4.411.136)
(983.065)
(5.394.201)
(3.862.747)
(141.014)
(4.003.761)
(8.273.883)
(1.124.079)
Beban Pajak Tangguhan
(1.124.787)
Berdasarkan Undang Undang Pajak Penghasilan No. 36 tahun 2008 pengganti Undang Undang pajak No. 7/1983, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan sebesar 25% yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan ditetapkan.
Deferred Tax Assets Subsidiaries - Net Deferred Tax Liabilities The Company Deferred tax assets Employee benefits obligation Deferred revenue Total Deferred tax liabilities Prepaid pension Property, plant and equipment Leases Others Total Net Subsidiaries - Net
(9.397.962) Deferred Tax Liabilities - Net Deferred Tax Expenses
Based on law No. 36/2008 the amendment of tax law No. 7/1983 on income taxes, the new corporate tax rate is set at flat rate of 28% effective January 1, 2009 and 25% effective from January 1, 2010. Accordingly, deferred tax assets and liabilities have been adjusted to the tax rates that are expected to apply at the period when the asset is realized or liability is settled, based on the tax rates that will be enacted.
- 89 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan Rekonsiliasi antara jumlah beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak efektif adalah sebagai berikut :
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued A reconciliation between the total tax expense and the amounts computed by applying the effective tax rates to income before tax is as follows :
2010
2009
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Laba sebelum pajak anak perusahaan Laba sebelum pajak - Perusahaan
11.399.860 (3.157.813) 8.242.047
12.203.347 (2.890.339) 9.313.008
Beban pajak sesuai tarif yang berlaku
2.060.512
2.607.642
Pengaruh pajak atas Pajak tangguhan tidak diakui atas Rugi fiskal Penyisihan piutang ragu-ragu dan penurunan nilai persediaan Pengakuan kewajiban pajak tangguhan tahun sebelumnya Biaya (pendapatan) yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Kesejahteraan karyawan Penyusutan rumah dinas Penghasilan bunga dikenakan pajak final Beban lain tidak dapat dikurangkan Jumlah beban pajak Perusahaan Beban pajak anak perusahaan Jumlah
(1.656.792)
(1.662.291)
17.574
17.825
(165.355)
(280.197)
145.857 2.154
157.401 2.314
(143.255) 190.394 451.089 862.085
(82.258) 222.629 983.065 864.603
1.313.174
Aset pajak tangguhan yang tidak diakui adalah sebagai berikut :
Perusahaan Rugi fiskal Lainnya Jumlah Anak perusahaan Rugi fiskal Jumlah
1.847.668
Income before tax per consolidated statements of income Income before tax of the subsidiaries Income before tax - the Company Tax expenses at prevailing rate Tax effect on Unrecognized deferred tax on Fiscal losses Allowance for doubtful accounts and decline in value of inventories Recognition of prior year's deferred tax liabilities Nondeductible expenses (nontaxable income) Employee welfare Depreciation of guest house Interest income subjected to final tax Other nondeductible expenses Tax expense - the Company Tax expense - Subsidiaries Total
Unrecognized deferred tax asset is as follows :
2010
2009
5.435.493 69.158 5.504.651
7.340.993 82.495 7.423.488
61.992
79.332
5.566.643
7.502.820
Perusahaan dan anak perusahaan belum mempunyai dasar memadai untuk menentukan manfaat pajak masa datang aset pajak tangguhan tersebut. Aset pajak tangguhan ini akan diakui dalam laporan keuangan konsolidasi pada saat laba kena pajak tersedia dimasa akan datang.
The Company Tax losses Others Total Subsidiaries Tax losses Total
The Company and its subsidiaries do not have a sufficient basis to determine the future tax benefit on these deferred tax assets. The deferred tax assets will be recognized in the consolidated financial statements when the taxable income becomes available in future periods.
- 90 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Surat Ketetapan Pajak
Tax Assessment Letters
Perusahaan
The Company
Pada tahun 2010, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) atas Pajak Penghasilan (PPh) badan tahun pajak 2007 sebesar Rp 11.285 juta dan penetapan rugi fiskal sebesar Rp 9.580.093 juta.
In 2010, the Company received a tax assessment letter for the overpayment (SKPLB) of corporate income tax for fiscal year 2007 amounting to Rp 11,285 million and assessment on fiscal loss amounting to Rp 9,580,093 million.
Pada tahun 2010, Perusahaan juga menerima SKPLB atas PPh badan tahun pajak 2008 sebesar Rp 62.979 juta dan penetapan rugi fiskal sebesar Rp 15.514.019 juta. Perusahaan juga menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak (STP) PPh pasal 4 ayat (2), pasal 21, pasal 22, pasal 23, pasal 26 dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tahun pajak 2008 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 1.006.727 juta.
In 2010, the Company received SKPLB of corporate income tax for fiscal year 2008, amounting to Rp 62,979 million and assessment for tax loss of Rp 15,514,019 million. The Company also received Tax Assessment Letters for Underpayment (SKPKB) and tax collection notice (STP) of income tax article 4 section (2), article 21, article 22, article 23, article 26 and value added tax for fiscal year 2008 with total amount of Rp 1,006,727 million.
Perusahaan mengajukan surat keberatan atas SKPKB PPh pasal 23 dan pasal 26 sebesar Rp 822.354 juta, sedangkan SKPKB dan STP sebesar Rp 184.373 juta, telah disetujui dan dicatat Perusahaan sebagai beban lain-lain tahun 2010.
The Company filed an objection letter on SKPKB of income tax article 23 and article 26 amounting to Rp 822,354 million, while SKPKB and STP amounting to Rp 184,373 million has been recognized and recorded by the Company as other expense in 2010.
Sehubungan dengan Perusahaan mengajukan surat keberatan, pembayaran yang telah dilakukan Perusahaan atas SKPKB tersebut sebesar Rp 208.324 juta tanggal 31 Desember 2010 dicatat sebagai pajak dibayar dimuka.
Because of to the objection filed by the Company against the SKPKB, payment made by the Company for such SKPKB amounting to Rp 208,324 in December 31, 2010 was recorded as prepaid taxes.
Anak perusahaan – PJB
Subsidiary – PJB
Pada tahun 2007, PJB menerima SKPKB meliputi PPh pasal 15, pasal 21 dan pasal 23 sejumlah Rp 112.477 juta. PJB mengajukan keberatan atas SKPKB tersebut. Pada tahun 2008, Direktur Jenderal Pajak (DJP) menolak keberatan yang diajukan PJB dan PJB mengajukan banding atas penolakan dari DJP tersebut. Pembayaran yang telah dilakukan atas SKPKB sebesar Rp 22.194 juta masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dicatat sebagai pajak dibayar dimuka.
In 2007, PJB received SKPKB for income tax article 15, article 21 and article 23 amounting to Rp 112,477 million. PJB filed an objection letter on these SKPKB. In 2008, Director General of Tax (DJP) denied the objection filed by PJB and PJB has filed an appeal for such refusal. Payment made for such SKPKB amounting to Rp 22,194 million as of December 31, 2010 and 2009, respectively were recorded as prepaid taxes.
- 91 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
48.
LABA PER SAHAM DASAR
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
48.
Laba
Income
Laba bersih untuk tujuan perhitungan laba per saham dasar tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 10.086.686 juta dan Rp 10.355.679 juta.
Net income for the computation of basic earnings per share in 2010 and 2009 amounted to Rp 10,086,686 million and Rp 10,355,679 million, respectively.
Jumlah saham
Number of shares
Rata-rata tertimbang saham perhitungan laba per saham 46.107.154 saham.
untuk dasar
tujuan adalah
The weighted average number of shares for the computation of basic earnings per share was 46,107,154 shares.
Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi dilusi saham, sehingga Perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian.
The Company did not calculate dilutive earnings per share because it has no potential dilutive ordinary shares.
49. DIVIDEN TUNAI DAN CADANGAN UMUM
49.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam Akta No. 14 tanggal 23 Juni 2010 dari notaris Lenny Janis Ishak, SH., notaris di Jakarta pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai tahun buku 2009 sebesar Rp 4.000.000 juta dan menetapkan cadangan umum sebesar Rp 6.354.179 juta.
50.
BASIC EARNINGS PER SHARE
CASH DIVIDENDS AND GENERAL RESERVE Based on the Annual General Stockholders' Meeting as stated in notarial deed. 14 dated June 23, 2010 from notary Lenny Janis Ishak, SH., notary in Jakarta, the stockholders approved the distribution of cash dividends amounting to Rp 4,000,000 million and appropriate Rp 6,354,179 million for general reserve.
IMBALAN KERJA
50.
EMPLOYEE BENEFITS
Imbalan Pasca-Kerja
Post-employment Benefits
Program Pensiun Imbalan Pasti
Defined Benefit Pension Plan
Perusahaan dan anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetap. Program pensiun ini memberikan imbalan pensiun yang ditentukan berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan. Program pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun PLN (Persero) (DP-PLN) yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. KEP284/KM.17/1997 tanggal 15 Mei 1997.
The Company and its subsidiaries established a defined benefit pension plan covering all of their permanent employees. This plan provides pension benefits based on salaries and years of service of the employees. The pension plan is managed by Dana Pensiun PLN (Persero) (DP-PLN), which deed of establishment was approved by the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia in its decision letter No. KEP-284/KM.17/1997 dated May 15, 1997.
DP-PLN telah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam surat keputusan No. KEP-078/KM.12/2006 tanggal 29 Agustus 2006 atas peningkatan imbalan pasti pensiun yang disediakan Perusahaan dan anak perusahaan dalam program dana pensiun.
DP-PLN obtained an approval from the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. KEP-078/KM.12/2006 dated on August 29, 2006 in relation to the increase in pension benefits provided by the Company and its subsidiaries’ pension plan.
Pendanaan DP-PLN terutama berasal dari iuran karyawan sebesar 6% dan pemberi kerja sebesar 6,25% - 9,6%.
DP-PLN is mainly funded by contributions from both the employees, which is 6% and the employer, which is 6.25% - 9.6%. - 92 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Imbalan Pasca-Kerja Lain
Other Post-employment Benefits
Perusahaan dan anak perusahaan juga memberikan imbalan pasca-kerja lain tanpa pendanaan berupa uang pesangon, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian, tunjangan tambahan penghasilan dan penghargaan purna jabatan kepada karyawan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kebijakan Perusahaan dan anak perusahaan. Imbalan program ini ditentukan berdasarkan penghasilan dan masa kerja karyawan.
The Company and its subsidiaries also provide other unfunded defined post-employment benefit plans such as severance pay, service pay, compensation pay, additional allowance and functional retirement pay for their qualifying employees based on the Company and its subsidiaries’ policies. These other postemployment benefits are computed based on the salaries and service years of the employees.
Imbalan Pemeliharaan Kesehatan
Health Care Benefits
Selain program pensiun yang dikelola oleh DPPLN dan imbalan pasca kerja lain, Perusahaan dan anak perusahaan menyediakan imbalan program kesehatan tanpa pendanaan bagi pensiunan dan keluarganya yang memenuhi persyaratan.
In addition to the pension plan managed by DP-PLN and the other post-employment benefits, the Company and its subsidiaries also provide unfunded health care benefit plans for their pensioners and their eligible dependents.
Imbalan Kerja Jangka Panjang
Long-term Benefits
Perusahaan dan anak perusahaan juga memberikan imbalan kerja jangka panjang tanpa pendanaan berupa uang cuti besar, tunjangan kecelakaan dinas, bantuan kematian dan pemakaman dan penghargaan winduan bagi karyawan yang memenuhi persyaratan.
The Company and its subsidiaries also provide unfunded defined long-term benefit plans such as long service leave, work accident, death and funeral allowances, and eight years service award for their qualifying employees.
Perhitungan imbalan pasca-kerja dan imbalan kerja jangka panjang ini dihitung oleh PT Binaputera Jaga Hikmah, aktuaris independen. Asumsi utama yang digunakan oleh aktuaris adalah sebagai berikut :
The cost of providing post-employment and long-term benefits were calculated by an independent actuary, PT Binaputera Jaga Hikmah. The actuarial valuation was carried out using the following key assumptions :
Umur pensiun normal Hasil diharapkan dari aset program Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan gaji per tahun Program pensiun Imbalan pasca-kerja lain dan imbalan kerja jangka panjang Tingkat kenaikan biaya kesehatan
56 tahun/years 11% 8,6% tahun/year 2010 dan/and 10,5% tahun/year 2009 5% 8% 9% tahun 2010 dan 2009/ 9% in 2010 and 2009
- 93 -
Normal retirement age Expected rate of return on plan assets Discount rate per annum Rate of salary increase per annum Pension plan Other post-employment and long-term benefits Rate of health cost increase
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued The Company and its subsidiaries’ employee benefit expenses charged to personnel expenses, are as follows :
Beban imbalan kerja Perusahaan dan anak perusahaan dibebankan ke beban kepegawaian adalah sebagai berikut :
2010 Imbalan pasca-kerja/ Post-employment benefit Imbalan kerja Program Pasca-kerja Pemeliharaan jangka pensiun/ lain/ kesehatan/ panjang/ Pension Other postHealth Long-term plan employment care benefits benefits Biaya jasa kini Biaya jasa lalu Hasil aset program diharapkan Beban bunga Kerugian (keuntungan) aktuaria Dampak pembatasan aset Jumlah
91.718 (764.825) 450.680 (3.890) 342.068 115.751
443.357 10.988 1.030.588 87.310 1.572.243
242.942 1.251.529 294.323 1.788.794
213.186 1.333 85.635 37.445 337.599
2009 Imbalan pasca-kerja/ Post-employment benefit Imbalan kerja Program Pasca-kerja Pemeliharaan jangka pensiun/ lain/ kesehatan/ panjang/ Pension Other postHealth Long-term plan employment care benefits benefits Biaya jasa kini Biaya jasa lalu Hasil aset program diharapkan Beban bunga Kerugian (keuntungan) aktuaria Dampak pembatasan aset Jumlah
85.966 78.318 (449.114) 446.010 8.210 102.013 271.403
406.164 11.160 1.117.366 127.122 1.661.812
172.087 508.409 (171.788) 508.708
209.081 162 95.795 (10.315) 294.723
Jumlah/ Total 991.203 12.321 (764.825) 2.818.432 415.188 342.068 3.814.387
Current service cost Past service cost Expected return on plan assets Interest costs Actuarial losses (gains) Asset limitation Total
Jumlah/ Total 873.298 89.640 (449.114) 2.167.580 (46.771) 102.013 2.736.646
Current service cost Past service cost Expected return on plan assets Interest costs Actuarial losses (gains) Asset limitation Total
Hasil aktual pensiun program sebesar Rp 785.648 juta tahun 2010 dan Rp 735.984 juta tahun 2009.
The actual return on plan assets was Rp 785,648 million in 2010 and Rp 735,984 million in 2009.
Kewajiban imbalan kerja Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
The Company and its subsidiaries employee benefits obligation are as follows:
Program pensiun/ Pension plan Nilai tunai kewajiban Biaya jasa lalu belum diakui Keuntungan (kerugian) aktuaria belum diakui Nilai wajar aset program Kewajiban imbalan kerja
4.716.073 639.385 (5.355.458) -
Pasca-kerja lain/ Other postemployment
2010 Pemeliharaan kesehatan/ Health care benefits
11.096.551
16.640.458
(172.735) (2.438.346) 8.485.470
(8.263.510) 8.376.948
- 94 -
Jangka panjang/ Long-term 935.122 935.122
Jumlah/ Total 33.388.204 (172.735) (10.062.471) (5.355.458) 17.797.540
Present value of obligation Unrecognized past service cost Unrecognized actuarial gains (losses) Fair value of plan assets Employee benefits obligation
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
Program pensiun/ Pension plan Nilai tunai kewajiban Biaya jasa lalu belum diakui Keuntungan (kerugian) aktuaria belum diakui Nilai wajar aset program Kewajiban imbalan kerja
4.254.785 510.282 (4.765.067) -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Pasca-kerja lain/ Other postemployment
2009 Pemeliharaan kesehatan/ Health care benefits
11.250.155
11.919.329
(198.230) (3.357.137) 7.694.788
-
Jangka panjang/ Long-term 814.866 -
(4.959.575) 6.959.754
814.866
Jumlah/ Total 28.239.135 (198.230) (7.806.430) (4.765.067) 15.469.408
Present value of obligation Unrecognized past service cost Unrecognized actuarial gains (losses) Fair value of plan assets Employee benefits obligation
Aset program pensiun imbalan pasti terdiri dari deposito berjangka, efek ekuitas dan efek hutang diperdagangkan di bursa, surat berharga Pemerintah, penempatan langsung, tanah dan bangunan.
The pension plan assets consisted of time deposits, marketable securities, Government bonds, investments in shares of stock, land and building.
Mutasi kewajiban imbalan kerja Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut :
Movements in the Company and its subsidiaries’ employee benefits obligation are as follows :
Program pensiun/ Pension plan Saldo awal tahun Beban tahun berjalan Pembayaran iuran Pembayaran imbalan Saldo akhir tahun Bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
115.751 (115.751) -
Saldo akhir tahun Bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
2010 Pemeliharaan kesehatan/ Health care benefits
Jangka panjang/ Long-term
Jumlah/ Total
7.694.786 1.572.243 (781.559)
6.959.754 1.788.794 (371.600)
814.868 337.599 (217.345)
15.469.408 3.814.387 (115.751) (1.370.504)
Balance at beginning of year Expense for the year Payments of contribution Payments of benefits
-
8.485.470
8.376.948
935.122
17.797.540
Balance at end of year
-
(824.894) 7.660.576
(380.891) 7.996.057
(232.870) 702.252
(1.438.655) 16.358.885
Current maturities Long-term portion
Program pensiun/ Pension plan Saldo awal tahun Beban tahun berjalan Pembayaran iuran Pembayaran imbalan
Pasca-kerja lain/ Other postemployment
(158.134) 271.403 (113.269) -
Pasca-kerja lain/ Other postemployment
2009 Pemeliharaan kesehatan/ Health care benefits
Jangka panjang/ Long-term
Jumlah/ Total
6.788.257 1.661.812 (755.283)
6.780.286 508.708 (329.240)
798.678 294.723 (278.533)
14.209.087 2.736.646 (113.269) (1.363.056)
Balance at beginning of year Expense for the year Payments of contribution Payments of benefits
-
7.694.786
6.959.754
814.868
15.469.408
Balance at end of year
-
(965.231) 6.729.555
(357.899) 6.601.855
(243.699) 571.169
(1.566.829) 13.902.579
Current maturities Long-term portion
- 95 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
51. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
51.
TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Perusahaan dan anak perusahaan tidak diperlukan mengungkapkan transaksi dengan Badan Usaha Milik Negara/Daerah sebagai pihak hubungan istimewa sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa”.
The Company and its subsidiaries do not need to disclose the transactions with Stateowned/Regional-owned enterprises as transactions with related parties in accordance with Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 7 “Related Party Disclosure”.
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak hubungan istimewa. Seluruh transaksi signifikan dengan pihak hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan atau tidak sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
In the normal course of business, the Company and its subsidiaries entered into transactions with related parties. All significant transactions with related parties, whether or not done at normal prices and conditions as those done with third parties, are disclosed in the notes to consolidated financial statements.
Sifat Hubungan Istimewa
Nature of Related Parties
a.
Perusahaan dan anak perusahaan merupakan pemegang saham perusahaan asosiasi (Catatan 8).
a.
The Company and its subsidiaries have investments in associates (Note 8).
b.
Pengurus koperasi karyawan juga merupakan karyawan Perusahaan dan anak perusahaan.
b.
Management of Employee Cooperative is composed of the Company and its subsidiaries’ employees.
c.
Pendiri dan pengawas Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) merupakan pengurus dan karyawan Perusahaan dan anak perusahaan.
c.
The founders and controllers of Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) are composed of management and employees of the Company and its subsidiaries.
d.
Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) merupakan pemegang saham mayoritas PT Asuransi Tugu Kresna Pratama.
d.
Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) is the majority stockholder of PT Asuransi Tugu Kresna Pratama.
e.
Karyawan merupakan orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan.
e.
Officers are people who have authority and responsibility for planning, directing and controlling the activities of the Company.
- 96 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Transaksi Hubungan Istimewa
Transactions with Related Parties
Catatan/ Notes Piutang pihak hubungan istimewa PT Sumber Segara Primadaya Direksi dan karyawan PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT TJK Power PT Komipo - PJB PT Mitra Energy Batam PT Dalle Energy Batam Jumlah
10
Hutang pihak hubungan istimewa Karyawan PT Mitra Energi Batam Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan - PLN PT Dalle Energy Batam Koperasi karyawan Sub jumlah
30
Hutang usaha PT Sumber Segara Primadaya PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Dalle Energy Batam Koperasi karyawan PT Geo Dipa Energi PT Mitra Energy Batam Sub jumlah Jumlah
31
Beban pembelian tenaga listrik PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Geo Dipa Energi PT Mitra Energy Batam Jumlah
41
Sewa gedung Yayasan pendidikan dan Kesejahteraan - PLN
2010
2009
Rp
% *)
208.937 511.080
0,04% 0,17%
1.107.556 490.638
0,33% 0,15%
40.472 33.067 3.532 11.469 808.557
0,01% 0,01% 0,00% 0,00% 0,23%
42.312 18.114 15.569 10.097 1.684.286
0,01% 0,01% 0,00% 0,00% 0,50%
260.690 10.266
0,12% 0,00%
163.871 11.109
0,09% 0,01%
316 7.844 3.203 282.319
0,00% 0,00% 0,00% 0,13%
5.566 1.046 5.618 187.210
0,00% 0,00% 0,00% 0,10%
266.144
0,07%
474.750
0,25%
27.820 70.822 40.777 12.908 6.702 425.173 707.492
0,01% 0,03% 0,02% 0,01% 0,00% 0,14% 0,27%
17.134 38.094 28.406 9.885 568.269 755.479
0,01% 0,02% 0,01% 0,29% 0,39%
2.630.416 502.530
10,43% 1,99%
2.698.774 418.945
10,61% 1,65%
217.960 78.566 77.091 3.506.563
0,86% 0,31% 0,31% 13,90%
286.436 49.110 48.976 3.502.241
1,13% 0,19% 0,19% 13,76%
48.000
1,11%
Rp
46.415
% *)
1,15%
*) Persentase terhadap jumlah aset/kewajiban/beban yang bersangkutan/Percentage to related total assets/liabilities/expenses
- 97 -
Receivables from related parties PT Sumber Segara Primadaya Directors and employees PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT TJK Power PT Komipo - PJB PT Mitra Energy Batam PT Dalle Energy Batam Total Payable to related parties Employees PT Mitra Energi Batam Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan - PLN PT Dalle Energy Batam Employee Cooperative Subtotal Trade accounts payable PT Sumber Segara Primadaya PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Dalle Energy Batam Employee Cooperative PT Geo Dipa Energi PT Mitra Energy Batam Subtotal Total
Electricity purchase expense PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Geo Dipa Energi PT Mitra Energy Batam Total Building lease Yayasan pendidikan dan Kesejahteraan - PLN
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
52. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
52.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut :
MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES At December 31, 2010 and 2009, the Company and its subsidiaries had monetary assets and liabilities in foreign currencies as follows :
2010 JPY *)
US$ *)
EUR *)
Lain-lain/ Others **)
-
-
Aset moneter Piutang pihak hubungan istimewa Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya Kas dan setara kas Investasi jangka pendek
20.119.535.262 307.181.542 -
15.390.074 246.740.479 76.963.400
711.523 -
514.706 -
Monetary assets Receivables from related parties Restricted cash in banks and time deposits Cash and cash equivalents Short-term investments
Jumlah aset moneter
20.426.716.804
370.511.542
711.523
514.706
Total monetary assets
134.763.884.331 141.226.631.465
702.871.164 -
143.691.678 -
35.637.117 -
Kewajiban moneter Penerusan pinjaman Hutang sewa pembiayaan Hutang bank dan surat hutang jangka menengah Hutang obligasi Hutang listrik swasta Hutang lain-lain Hutang biaya proyek Hutang usaha Biaya masih harus dibayar Jumlah kewajiban moneter Kewajiban moneter bersih
-
31.417.589
597.056.335 19.972.402.797 64.291.044 3.065.196.331 299.689.462.303 (279.262.745.499)
2.057.141.695 4.000.000.000 692.431.641 529.652.047 87.788.504 344.341.230 110.115.471 8.524.341.752 (8.153.830.210)
8.373.544 37.739.103 2.750.885 1.266.416 193.821.626 (193.110.103)
9.004.004 187.207 363.436 392.232 45.583.996 (45.069.290)
Ekuivalen Rupiah (dalam jutaan)
(30.718.902)
(73.311.087)
(2.308.824)
(405.218)
Jumlah kewajiban moneter dalam Rupiah - bersih (dalam jutaan)
(106.744.032)
*) **)
Monetary liabilities Two-step loans Lease liability Bank loans and medium term notes Bonds payable Electricity purchase payable Other payables Project cost payable Trade accounts payable Accrued expenses Total monetary liabilities Net monetary liabilities Rupiah equivalent (in millions) Net monetary liabilities in Rupiah - net (in millions)
Dalam jumlah penuh Aset dan kewajiban dalam mata uang asing lainnya disajikan setara US$ dengan menggunakan kurs tanggal neraca
*) **)
- 98 -
In full amount Assets and liabilities denominated in other foreign currencies are presented as US$ equivalent using the exchange rate prevailing at balance sheet date
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued 2009
JPY *)
EUR *)
Lain-lain/ Others **)
130.917.682
-
-
US$ *)
Aset moneter Piutang pihak hubungan istimewa Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya Kas dan setara kas Investasi jangka pendek
25.841.801.813 362.444.788 -
55.221.873 646.216.817 124.658.723
582.745 -
448.717 -
Monetary assets Receivables from related parties Restricted cash in banks and time deposits Cash and cash equivalents Short-term investments
Jumlah aset moneter
26.204.246.601
957.015.095
582.745
448.717
Total monetary assets
93.873.166.020 153.128.466.848
737.028.219 -
157.798.309 -
37.330.540 -
208.833.406 10.468.439.620 2.669.242.927
1.068.770.478 4.000.000.000 709.627.540 418.575.275 124.978.280 306.592.852 76.416.888
602.550 55.446.568 2.714.736 1.480.154
109.613 41.492.849 -
260.348.148.821 (234.143.902.220) (23.882.678)
7.441.989.532 (6.484.974.437) (60.958.760)
218.042.317 (217.459.572) (2.937.879)
78.933.002 (78.484.285) (737.752)
Kewajiban moneter Penerusan pinjaman Hutang sewa pembiayaan Hutang bank dan surat hutang jangka menengah Hutang obligasi Hutang listrik swasta Hutang lain-lain Hutang biaya proyek Hutang usaha Biaya masih harus dibayar Jumlah kewajiban moneter Kewajiban moneter bersih Ekuivalen Rupiah (dalam jutaan) Jumlah kewajiban moneter dalam Rupiah - bersih (dalam jutaan)
*) **)
-
Total monetary liabilities Net monetary liabilities Rupiah equivalent (in millions) Net monetary liabilities in Rupiah - net (in millions)
(88.517.069)
Dalam jumlah penuh Aset dan kewajiban dalam mata uang asing lainnya disajikan setara US$ dengan menggunakan kurs tanggal neraca
*) **)
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan anak perusahaan serta kurs yang berlaku pada tanggal 25 Maret 2011 sebagai berikut:
Mata uang JPY US$ EUR
Monetary liabilities Two-step loans Lease liability Bank loans and medium term notes Bonds payable Electricity purchase payable Other payables Project cost payable Trade accounts payable Accrued expenses
In full amount Assets and liabilities denominated in other foreign currencies are presented as US$ equivalent using the exchange rate prevailing at balance sheet date
The conversion rates used by the Company and its subsidiaries on December 31, 2010 and 2009 and the prevailing rates on March 25, 2011 are as follows:
25 Maret/ March 25/ 2011 Kurs tengah/ Middle rate Rp *)
2010 Kurs tengah/ Middle rate Rp *)
2009 Kurs tengah/ Middle rate Rp *)
107 8.708 12.341
110 8.991 11.956
102 9.400 13.510
*) Dalam jumlah penuh
Currency JPY US$ EUR
*) In full amount
Sehubungan dengan fluktuasi kurs mata uang Rupiah terhadap mata uang asing, Perusahaan dan anak perusahaan mencatat keuntungan kurs mata uang asing bersih sebesar Rp 2.237.943 juta tahun 2010 dan Rp 7.577.712 juta tahun 2009.
In relation to the fluctuation of Rupiah against foreign currencies, the Company and its subsidiaries recorded net gain on foreign exchange of Rp 2,237,943 million in 2010 and Rp 7,577,712 million in 2009.
- 99 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Pada tanggal 25 Maret 2011, kurs konversi mata uang asing menurun terhadap mata uang Rupiah, kecuali EUR. Dengan menggunakan kurs mata uang asing tanggal 25 Maret 2011, kewajiban moneter dalam mata uang asing bersih Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 turun sebesar Rp 3.083.729 juta.
On March 25, 2011, there were declines in exchange rates of foreign currencies to Rupiah, except for EUR. In the using the exchange rates as of March 25, 2011, net monetary liabilities in foreign currencies of the Company and its subsidiaries as of December 31, 2010 decreased by Rp 3,083,729 million.
53. INFORMASI SEGMEN
53.
SEGMENT INFORMATION
Segmen Geografis
Geographical Segments
Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Perusahaan dan anak perusahaan dibagi dalam operasi geografis Jawa dan Luar Jawa. Operasi geografis tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen primer Perusahaan dan anak perusahaan, sebagai berikut :
For management reporting purposes, the Company and its subsidiaries are currently divided into Java and outside Java geographical operations. These geographical operations are the basis on which the Company and its subsidiaries report their primary segment information, as follow : 2010
Jawa/ Java Pendapatan usaha Pendapatan eksternal Pendapatan antar segmen Jumlah
Luar Jawa/ Outside Java
Eliminasi/ Elimination
Jumlah/ Total
138.545.964 138.545.964
23.829.330 23.829.330
-
162.375.294 162.375.294
Revenue External revenue Inter-segment revenue Total
Hasil segmen Beban tidak dapat dialokasikan Beban pajak Laba bersih
20.548.460
(6.938.051)
-
13.610.409 (2.210.549) (1.313.174) 10.086.686
Segment results Unallocated expenses Tax expense Net income
Aset segmen Aset tidak dapat dialokasikan Jumlah aset konsolidasi
241.876.816 -
132.758.415 -
(151.165.050) -
223.470.181 146.090.309 369.560.490
Segment Assets Unallocated assets Total consolidated assets
Kewajiban segmen Kewajiban tidak dapat dialokasikan Jumlah kewajiban konsolidasi
138.052.704 -
141.626.634 -
(151.165.050) -
128.514.288 91.460.634 219.974.922
Segment Liabilities Unallocated liabilities Total consolidated liabilities
- 100 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued 2009
Jawa/ Java Pendapatan usaha Pendapatan eksternal Pendapatan antar segmen Jumlah
Luar Jawa/ Outside Java
Eliminasi/ Elimination
Jumlah/ Total
145.222.144 145.222.144
Revenue External revenue Inter-segment revenue Total
128.711.312 128.711.312
16.510.832 16.510.832
-
Hasil segmen Beban tidak dapat dialokasikan Beban pajak Laba bersih
38.950.751
(23.961.075)
-
Aset segmen Aset tidak dapat dialokasikan Jumlah aset konsolidasi
228.445.742
122.482.870
(145.076.217)
205.852.395 127.860.681 333.713.076
Segment Assets Unallocated assets Total consolidated assets
Kewajiban segmen Kewajiban tidak dapat dialokasikan Jumlah kewajiban konsolidasi
128.254.092
147.678.746
(145.076.217)
130.856.621 61.660.370 192.516.991
Segment Liabilities Unallocated liabilities Total consolidated liabilities
14.989.676 (2.786.329) (1.847.668) 10.355.679
Segment results Unallocated expenses Tax expense Net income
Segmen Usaha
Business Segments
Operasi Perusahaan dan anak perusahaan terutama bergerak dalam bidang penyediaan tenaga listrik. Operasi Perusahaan dan anak perusahaan yang bukan bergerak dalam bidang tenaga listrik mencakup 0,41% dan 0,41% dari pendapatan usaha masing-masing tahun 2010 dan 2009. Pendapatan usaha berdasarkan segmen usaha adalah sebagai berikut :
The Company and its subsidiaries’ operations are mainly to provide electricity power supply. The Company and its subsidiaries’ operations which are not engaged in electricity represent 0.41% and 0.41% of total revenues in 2010 and 2009, respectively. Revenues based on business segments are as follows :
2010 Usaha penyediaan tenaga listrik Penjualan listrik berdasarkan golongan tarif Industri Rumah tangga Usaha Umum Jumlah Subsidi listrik Pemerintah Penyambungan pelanggan Perubahan daya tersambung dan administrasi serta sewa transformator Jumlah Lain-lain Jumlah
2009
33.620.823 36.875.405 25.407.524 7.069.779 102.973.531 58.108.418 760.837
29.771.205 32.380.858 22.116.854 5.903.183 90.172.100 53.719.818 651.716
83.844 161.926.630
78.594 144.622.228
Electricity power supply Revenue from sale of electricity by tariff category Industry Residentials Business Public Subtotal Government subsidy Customer connection fees Upgrading of electricity power and administration fees, and transformer lease Subtotal
448.664 162.375.294
599.916 145.222.144
Others Total
- 101 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan 54. IKATAN DAN KONTINJENSI
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued 54.
COMMITMENTS AND CONTINGENCIES
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan anak perusahaan memiliki perikatan penting dan kontinjensi sebagai berikut :
As of December 31, 2010, the Company and its subsidiaries have significant commitments and contingencies, as follows :
a.
a.
Perjanjian pengadaan bahan bakar i. Gas
Fuel supply agreements i.
Sektor/ Sector Cilegon Cilegon Muara Karang - Priok Muara Tawar Muara Tawar Muara Tawar Gresik - Grati Gresik Gresik Gresik Aceh Belawan Pekanbaru Keramasan Borang Inderalaya Payo Selincah Tanjung Batu Tarakan Bontang Batam Tg. Priok Grati Talang Duku Sunyaragi Gresik
Pemasok/ Supplier a) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk b) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk c) Medco E&P Lemantang Kangean Energy Indonesia PT Pertamina (Persero), Kodeco (TAC) Hess Ltd PT Walinusa Energi PT Medco E&P Malaka PT Pertamina (Persero) Kalila Bentu Ltd PT Medco E&P Indonesia PT Medco E&P Indonesia PT Medco E&P Indonesia PT Energasindo Heksa Karya PT Pertamina (Persero), Semco (TAC) PT Medco E&P Indonesia Total E&P Indonesie, INPEX Co PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk d) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PT Pertamina (Persero) PT Pertamina (Persero)
Gas Periode/ Period
Satuan/ Unit
2006-2018 2009-2019 2004-2017 2008-2013 2009-2020 2009-2018 2010-2027 2002-2013 2006-2026 2010-2018 2010-2027 2002-2011 2005-2020 2009-2013 2003-2013 2002-2012 2009-2018 2005-2015 2002-2012 2009-2017 2004-2019 2009-2012 2009-2016 2009-2019 2008-2013 1993-2012
bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu mmscf bscf
Kuantitas/ Quantity e) 356.300 109.500 679.000 255.500 360.620 129.136 368.700 482.560 440.000 44.160 85.000 151.900 146.036 32.680 61.999 56.182 65.700 79.026 9.651 681 72.270 32.880 116.070 21.000 8.745 1.683
a)
CNOOC SES Ltd., Inpex Sumatra Ltd., KNOC Sumatra Ltd., MC Oil & Gas Sumatra BV, Paladin Resources (Sunda) Ltd., Paladin UK (Southeast Sumatra) Ltd. dan/and Paladin Resources (Bahamas) Ltd.
b)
BP West Java Ltd., Itochu Oil Exploration Co. Ltd., MC Oil & Gas Java BY, Inpex Jawa Ltd., CNOOC ONWC Ltd. dan/and Paladin Resources (Sunda) Ltd.
c)
Pertamina, Hess Ltd. (dahulu/formerly Amerada Hess Ltd.) dan/and Pasific Oil & Gas Ltd.
d)
Santos (Sampang) Pty Ltd., Singapore Petroleum Sampang Ltd. (dahulu/formerly Coastal Indonesia Sampang Ltd.) dan/and Cue Sampang Pty Ltd.
e)
Dalam jumlah penuh/In full amount
- 102 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Harga pembelian gas pada titik penyerahan berkisar antara US$ 2,38 sampai dengan US$ 5,98 per MMBtu.
Gas purchase price at point of delivery ranges from US$ 2.38 to US$ 5.98 per MMBTu.
Pada tanggal 26 Juli 2007, PJB mengadakan perjanjian dengan PT Petrokimia (PKG) dan EMP Kangean Limited terkait Gas Diversion Agreement. Perjanjian ini menetapkan bahwa PKG akan menerima pinjaman gas dari pihak PJB dengan mengalihkan sejumlah pasokan gas yang diperoleh EMP Kangean ke PKG. Atas pinjaman gas tersebut, PKG akan membayar penggantian biaya kompensasi swap gas pada PJB. Pada tanggal 25 September 2007, PJB mengadakan kesepakatan dengan PKG terkait metode perhitungan penggantian biaya kompensasi swap gas.
On July 26, 2007, PJB entered into an agreement with PT Petrokimia (PKG) and EMP Kangean Limited, relating to Gas Diversion Agreement. This agreement determined that PKG will receive gas loan from PJB by diverting an amount of supply of gas, which is provided by EMP Kangean to PKG. In accordance with such gas loan, PKG will pay to PJB the replacement costs for the compensation expenses of gas swap. On September 25, 2007, PJB established an agreement with PKG in relation to the method of computation of replacement costs for the compensation expenses of gas swap.
Pada tanggal 25 September 2008, Perusahaan dengan PGN mengadakan perjanjian jual beli dan penyaluran gas untuk PLTU Cilegon untuk jangka waktu sepuluh tahun yang dimulai sejak Maret 2009 sampai dengan Pebruari 2019. Penyaluran gas untuk periode bulan pertama adalah sebesar 36,36 BBTU per hari, sedangkan untuk periode selanjutnya sampai dengan lima tahun sebesar 27,27 BBTU per hari. Untuk periode selanjutnya sampai berakhirnya perjanjian, pemakaian maksimum dan minimum gas akan disesuaikan dengan kesediaan gas PGN.
On September 25, 2008, the Company entered into an agreement with PGN, in relation to buying, selling and channeling of gas for PLTGU Cilegon with a term of 10 years starting from March 2009 until February 2019. Gas channeling for the first month is 36.36 BBTU per day, while the succeeding periods until the fifth year is 27.27 BBTU per day. For the remaining succeeding periods until the end of the agreement, the maximum and minimum use of gas will be in accordance with the gas availability of PGN.
Perusahaan memperoleh fasilitas stand-by letter of credit (SBLC) maksimum sebesar US$ 39,9 juta dari Bank Negara Indonesia, berjangka waktu 13 tahun sampai dengan 31 Desember 2016.
The Company has stand-by letters of credit (SBLC) facility from Bank Negara Indonesia with maximum amount of US$ 39.9 million and a term of 13 years, due on December 31, 2016.
IP menandatangani perjanjian fasilitas kredit tanggal 24 Mei 2007 sebesar US$ 55 juta dengan Citibank, N.A., Jakarta, PT Bank Internasional Indonesia dan Standard Chartered Bank, Jakarta. Pada tanggal 4 Juni 2007, IP telah menyerahkan jaminan rekening bank sebesar US$ 20 juta (Catatan 11). Fasilitas kredit ini terikat dengan batasan tertentu termasuk, antara lain, penerbitan hutang, mengadakan penggabungan usaha dan akuisisi. Pembayaran pembelian gas dijamin dengan SBLC ini. Pada tahun 2010, rekening bank tersebut tidak dijaminkan lagi.
IP signed a Credit Facility Agreement amounting to US$ 55 million on May 24, 2007 with Citibank N.A., Jakarta, PT Bank Internasional Indonesia and Standard Chartered Bank, Jakarta. On June 4, 2007, IP made a placement of US$ 20 million (Note 11) as cash collateral account. This credit facility is governed by certain covenants, including, among others, incurrence of indebtedness, mergers and acquisition. Payments of gas purchase are secured by these SBLC. In 2010, the bank account is not guaranted anymore.
- 103 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan ii.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Batubara
ii. Coal Jumlah metrik ton per tahun / Quantity per year in metric ton a)
Pemasok/Suppliers Rutin /Regular PT Tambang Batubara Bukit Asam PT Berau Coal PT Adaro Indonesia PT Kaltim Prima Coal PT Kideco Jaya Agung PT Natuna Energi Indonesia PT Oktasan Baruna Persada PT Bara Adhipratama PT Wijaya Karya Intrade PT Indominco Mandiri PT Arutmin Indonesia Kerjasama konsorsium/Consortium PT Arutmin Indonesia & PT Darma Henwa PT Kasih Industri Indonesia & PT Senamas Energindo Mulia PT Surya Sakti Darma Kencana Lainnya/Others Program Percepatan/Fast Track Program PT Titan Mining Energy PT Baratmutiara Prima PT Dwi Guna Laksana Kerjasama konsorsium/Consortium PT Arutmin Indonesia & PT Darma Henwa PT Kasih Industri Indonesia & PT Senamas Energindo Mulia PT Oktasan Baruna Persada dan/and PT Baramega Citra Mulia Persada
Periode/ Period
8.080.000 4.000.000 3.614.857 3.000.000 1.500.000 1.000.000 800.000 525.000 500.000 250.000 196.000
2002-2031 2008-2009/2018 2006-2011 2007-2016 2008-2018 2006-2011 2006-2009 2008-2028 2008-2013 2008-2013 2007-2027
1.501.000 783.000 522.000 4.457.000
2007-2028 2008-2028 2008-2028 2006-2012
3.205.000 2.328.000 645.000
2007-2027 2007-2029 2009-2029
5.903.000 3.810.000
2007-2029 2007-2027
756.000
2009-2029
a) Dalam jumlah penuh/In full amount
Harga stockpile pembelian batubara berkisar antara Rp 244.000 dan Rp 1.105.000 per ton yang disesuaikan terhadap nilai kalori, kadar abu, sulfur, air, SFT dan HGI.
The stockpile price of coal purchases ranges from Rp 244,000 to Rp 1,105,000 per ton, which is adjusted against calorific value, ash content, sulphur, water, SFT and HGI.
- 104 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
iii. Bahan Bakar Minyak
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
iii. Fuel
Perusahaan dan Pertamina mengadakan Perjanjian Payung Jual Beli Bahan Bakar Minyak No. 071.PJ/060/DIR/2001 tanggal 8 Oktober 2001 yang berlaku sampai dengan 8 Oktober 2004. Perjanjian ini telah diaddendum tanggal 16 Mei 2007 dimana Perusahaan dan Pertamina menyepakati antara lain: (i) penggunaan harga bahan bakar bulanan yang ditetapkan oleh Pertamina untuk periode 1 Januari sampai dengan 30 April 2007 dan harga bahan bakar 109,5% dari Mid Oil Platts Singapore (MOPS) ditambah Pajak Pertambahan Nilai untuk periode 1 Mei 2007 sampai dengan 31 Desember 2007; (ii) harga bahan bakar setelah tanggal 31 Desember 2007 akan ditetapkan oleh kedua belah pihak setiap tahun; (iii) jangka waktu pembayaran berikut pengenaan denda keterlambatan pembayaran sebesar tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia bulanan ditambah 1,3%; (iv) efektif mulai 1 Mei 2007, saldo hutang yang belum dibayar atas pembelian bahan bakar sampai dengan 30 April 2007 dikenakan bunga sebesar tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia per tahun ditambah 1,3%, sampai diselesaikan dengan menerbitkan obligasi PLN selambat-lambatnya tanggal 31 Agustus 2007; (v) hutang kepada Pertamina, termasuk obligasi yang akan diterbitkan maksimum sebesar Rp 18 triliun; (vi) perjanjian ini berlaku untuk 5 tahun sejak 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2011; (vii) PT Sucofindo (Persero) ditunjuk sebagai independent surveyor.
The Company and Pertamina entered into a Fuel Buy and Sell Agreement No. 071.PJ/060/DIR/2001 dated October 8, 2001 which was valid until October 8, 2004. This agreement has been amended on May 16, 2007, whereby, the Company and Pertamina agreed among others: (i) the monthly fuel price to be used for the period January 1 until April 30, 2007 is determined by Pertamina and, the fuel price of 109.5% from Mid Oil Platts Singapore (MOPS) plus Value Added Tax for the period May 1, 2007 until December 31, 2007; (ii) the fuel price subsequent to December 31, 2007 will be determined by both parties every year; (iii) the terms of payment and penalty charges on late payment with a rate of monthly Certificate of Bank Indonesia plus 1.3%; (iv) effective on May 1, 2007, the unpaid balance of payable for the purchases of fuel until April 30, 2007 will bear an interest with a rate per annum of Certificate of Bank Indonesia plus 1.3%, until settled by issuance of PLN Bonds, which is no later than August 31, 2007; (v) the maximum payable to Pertamina, includes bonds which will be issued amounting to Rp 18 trillion; (vi) this agreement is valid for 5 years from January 1, 2007 until December 31, 2011; (vii) PT Sucofindo (Persero) is assigned as an independent surveyor.
Berdasarkan Addendum I Perjanjian Jual Beli Bahan Bakar Minyak tanggal 14 Agustus 2009, Perusahaan dan Pertamina menyepakati dalam tahun 2009 sebagai berikut :
Based on the amendment I of Fuel Buy and Sell Agreement dated August 14, 2009, the Company and Pertamina agreed in 2009 the following:
1.
1.
Harga pembelian minyak solar (HSD) sampai dengan 5.267.295 KL adalah 105% dari MOPS yang diserahkan di 23 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina dan pembelian diatas 5.267.295 KL adalah 109,5% dari MOPS yang diserahkan diluar 23 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina.
- 105 -
The price of high sulfur diesel oil (HSD) for purchase of up to 5,267,295 Kilo Litres (KL) is 105% from MOPS for fuel oil supplied from 23 supply points specified by Pertamina and for purchase in excess of 5,267,295 KL is 109.5% from MOPS for fuel oil supplied from supply points other than the 23 supply points specified by Pertamina.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
2.
Harga pembelian minyak diesel (IDO) sampai dengan 25.200 KL adalah 105% dari MOPS yang diserahkan di 23 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina dan pembelian diatas 25.200 KL adalah 109,5% dari MOPS yang diserahkan diluar 23 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina.
2.
The price of industrial diesel oil (IDO) for purchase of up to 25,200 KL is 105% from MOPS for fuel oil supplied from 23 supply points specified by Pertamina and for purchase in excess of 25,200 KL is 109.5% from MOPS for fuel oil supplied from supply points other than the 23 supply points specified by Pertamina.
3.
Harga pembelian minyak bakar (MFO) sampai dengan 2.617.505 KL adalah 105% dari MOPS yang diserahkan di 23 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina dan pembelian diatas 2.617.505 KL adalah 109,5% dari MOPS yang diserahkan diluar 23 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina.
3.
The price of marine fuel oil (MFO) for purchase of up to 2,617,505 KL is 105% from MOPS for fuel oil supplied from 23 supply points specified by Pertamina and for purchase in excess of 2,617,505 KL is 109.5% from MOPS for fuel oil supplied from supply points other than the 23 supply points specified by Pertamina.
Berdasarkan Addendum II Perjanjian Jual Beli Bahan Bakar Minyak tanggal 1 Juni 2010, Perusahaan dan Pertamina menyepakati dalam tahun 2010 sebagai berikut:
Based on the amendment II of Fuel Buy and Sell Agreement dated June 1, 2010, the Company and Pertamina agreed in 2010 the following:
1.
Harga pembelian HSD sampai dengan 3.900.288 KL adalah 105% dari MOPS yang diserahkan di 19 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina dan pembelian diatas 3.900.288 KL adalah 109,5% dari MOPS yang diserahkan diluar 19 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina.
1.
Tthe price of HSD for purchase of up to 3,900,288 KL is 105% from MOPS for fuel oil supplied from 19 supply points specified by Pertamina and for purchase in excess of 3,900,288 KL is 109.5% from MOPS for fuel oil supplied from supply points other than the 19 supply points specified by Pertamina.
2.
Harga pembelian IDO sampai dengan 8.500 KL adalah 105% dari MOPS yang diserahkan di 19 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina dan pembelian diatas 8.500 KL adalah 109,5% dari MOPS yang diserahkan diluar 19 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina.
2.
The price of IDO for purchase of up to 8,500 KL is 105% from MOPS for fuel oil supplied from 19 supply points specified by Pertamina and for purchase in excess of 8,500 KL is 109.5% from MOPS for fuel oil supplied from supply points other than the 19 supply points specified by Pertamina.
3.
Harga pembelian MFO sampai dengan 2.461.184 KL adalah 105% dari MOPS yang diserahkan di 19 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina dan pembelian diatas 2.461.184 KL adalah 109,5% dari MOPS yang diserahkan diluar 19 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina.
3.
The price of MFO for purchase of up to 2,461,184 KL is 105% from MOPS for fuel oil supplied from 19 supply points specified by Pertamina and for purchase in excess of 2,461,184 KL is 109.5% from MOPS for fuel oil supplied from supply points other than the 19 supply points specified by Pertamina.
- 106 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan Harga bahan bakar minyak untuk tahun 2011 akan ditetapkan oleh Perusahaan dan Pertamina. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, harga bahan bakar minyak untuk tahun 2011 belum ditetapkan.
The price of fuel for 2011 will be determined by the Company and Pertamina. As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, the price of fuel for 2011 is not yet determined.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, estimasi kewajiban bunga dan denda atas hutang pembelian bahan bakar kepada Pertamina masing-masing sebesar Rp 351.387 juta dan Rp 2.274.702 juta yang dicatat sebagai biaya masih harus dibayar (Catatan 34).
As of December 31, 2010 and 2009, estimated liabilities on interest and penalties for payable on purchases of fuel to Pertamina amounted to Rp 351,387 million and Rp 2,274,702 million, respectively, which are recorded as accrued expenses (Note 34).
Pada tanggal 10 April 2008, Perusahaan dengan Kerja Sama Operasi (KSO) PT Shell Indonesia dan PT Kutilang Paksi Mas menandatangani Perjanjian Jual Beli HSD untuk PLTGU Grati dan Belawan selama 3 tahun yang berakhir tahun 2011, masing-masing sebanyak 600.000 KL dan 250.000 KL per tahun.
On April 10, 2008, the Company entered into a Sale and Purchase Agreement of HSD with Joint Operation of PT Shell Indonesia and PT Kutilang Paksi Mas for supply of HSD to PLTGU Grati and Belawan for 600,000 KL and 250,000 KL per annum, respectively, for 3 years until 2011.
Pada tanggal 29 Januari 2009 dan tanggal 19 Agustus 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli HSD dengan PT AKR Corporation, Tbk sebanyak 400.000 KL selama 3 tahun yang berakhir tahun 2012.
On January 29, 2009 and August 19, 2009, the Company entered into a Sale and Purchase Agreement of HSD with PT AKR Corporation, Tbk for 400,000 KL for 3 years until 2012.
iv. Uap Panas Bumi
iv. Geothermal Heat
Perusahaan memiliki perjanjian dengan Pertamina untuk pengadaan uap panas bumi untuk Kamojang selama 30 tahun yang berakhir tahun 2012, dan untuk Gunung Salak dan Darajat selama 30 tahun yang berakhir tahun 2030 serta untuk Lahendong selama 30 tahun yang berakhir tahun 2038. b.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
The Company has a geothermal heat procurement agreement with Pertamina for Kamojang for 30 years until 2012, for Gunung Salak and Darajat for 30 years until 2030 and for Lahendong for 30 years until 2038.
Perjanjian jual beli tenaga listrik
b. Power purchase agreement
Sebelum tahun 1997, Perusahaan mengadakan perjanjian jual beli tenaga listrik (PPA dan ESC) dengan penyedia dan pengembang tenaga listrik swasta (IPP) skala besar. Pada tahun 1999, Perusahaan telah melaksanakan renegosiasi terhadap PPA dan ESC melalui Kelompok Kerja Renegosiasi Kontrak Khusus PLN dibawah arahan Pemerintah. Renegosiasi tersebut meliputi antara lain keseimbangan kondisi kontrak, kewajaran harga dan disparitas harga jual listrik swasta dan harga jual Perusahaan.
Prior to 1997, the Company entered into Power Purchase Agreement (PPA) and Energy Sales Contract (ESC) with big scale Independent Power Producers (IPP). In 1999, the Company entered into renegotiation of PPA and ESC through Working Group on PLN Special Contract Renegotiation under the direction of the Government. Such renegotiation includes, among others, equalization in contract condition, reasonableness of price and disparity of selling price between IPP and the Company.
- 107 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Dalam perjanjian dengan IPP tertentu, disepakati bahwa setiap saat selama perjanjian berlaku, Perusahaan dapat melaksanakan opsi untuk membeli hak penjual, milik, dan kepentingan atas proyek yang bersangkutan.
Based on the agreements with certain IPPs, the Company may exercise its option to purchase all of the IPP’s rights, title and interest in the projects at any time during the contract period.
Pada tanggal 31 Desember 2010, perjanjian penting antara Perusahaan dan anak perusahaan dengan IPP adalah sebagai berikut :
As of December 31, 2010 the significant agreements between the Company and its subsidiaries with IPPs are as follows :
i. Sudah Beroperasi
No.
Perusahaan/Company
i.
Proyek/Project
In Operations Bahan bakar/ Fuel
1. 2.
PT Cikarang Listrindo PT Energi Sengkang
Cikarang, Jabar/West Java Sengkang, Sulsel/South Sulawesi
3.
Chevron Geothermal Salak Ltd dan/and Dayabumi Salak Pratama Ltd.
Salak, Jabar/West Java
4. 5. 6. 7.
PT Makassar Power PT Paiton Energy PT Jawa Power Pertamina, Cevron Drajat Ltd. Texaco Drajat Ltd. dan/and PT Drajat Geothermal Ind. Pertamina and Magma Nusantara Limited PT Geo Dipa Energy
Pare-pare, Sulsel/South Sulawesi Paiton I, Jatim/East Java Paiton II, Jatim/East Java Drajat, Jabar/West Java
MFO Batubara/Coal Batubara/Coal Panas bumi/ Geothermal
Wayang Windu, Jabar/West Java
10.
PT Asrigita Prasarana
11. 12. 13. 14.
PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Mitra Energi Batam PT Indo Matra Power
15. 16.
PT Jembo Energindo PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Pusaka Jaya Palu Power
Palembang, Sumsel/South Sumatera Cilacap, Jateng/Central Java Panaran, pulau Batam/Batam Island Panaran, pulau Batam/Batam Island Kawasan Industri Kabil, Pulau Batam/Batam Island Panaran, pulau Batam/Batam Island Gunung Megang, Sumsel/South Sumatera Palu, Sulawesi Tengah/ Central Sulawesi Kamojang, Jabar/West Java
8. 9.
17. 18. 19.
PT Pertamina Geothermal Energi PT Cahaya Fajar Kaltim
20.
PT Dizamatra Powerindo
21.
PT Bajradaya Sentranusa
22.
PT Cipta Daya Nusantara
23.
Perum Jasa Tirta
24.
Aggreko International Project. Ltd. Jumlah/Total
Dieng, Jateng/Central Java
Embalut, Kalimantan Timur/ East Kalimantan Sebayak, Sumatera Utara/ North Sumatera Sebayak, Sumatera Utara/ North Sumatera Mobuya, Sulawesi Utara/ North Sumatera Purwakarta, Jawa Barat/West Java Pulau Batam/Batam Island
- 108 -
Kapasitas/ Capacity (MW)
AF b) (%)
Periode/ Period
Gas Gas
150 198
72 85
1998-2018 1999-2028
Panas bumi/ Geothermal
165
90
1997-2027
60 1.230 1.220 180
80 85 83 95
1998-2013 2000-2040 2000-2030 2000-2030
Panas bumi/ Geothermal Panas bumi/ Geothermal Gas
220
90
2000-2042
60
85
2002-2044
150
85
2004-2024
Batubara/Coal Gas Gas Gas
562 55 55 17
80 80 84 90
2007-2037 2005-2016 2005-2016 2005-2017
Gas Gas
24 80
65 80
2008-2011 2005-2025
Batubara/Coal
27
80
2007-2032
Panas bumi/ Geothermal Batubara/Coal
60
90
2008-2038
45
72
2008-2038
10
90
2008-2038
10
90
2008-2038
3
80
2007-2027
150
-
2006-2011
30 4.761
80
2008-2011
Panas bumi/ Geothermal Tenaga air/ Hidro Tenaga air/ Hidro Tenaga air/ Hidro Gas
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan ii.
Belum Beroperasi Pengembangan)
No.
(Dalam
Perusahaan/ Company
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Tahap
ii.
Bahan bakar/ Fuel
Kapasitas/ Capacity (MW)
AF b) (%)
Periode/ Period a)
Batubara / Coal Batubara / Coal Batubara / Coal Panas Bumi / Geothermal
815 660 380
85% 80% 85%
2012-2042 2011-2041 2011-2041
330
90%
2011-2041
Batubara / Coal
227
80%
2011-2041
Batubara / Coal
225
84%
2010-2040
Batubara / Coal
225
80%
2011-2041
Batubara / Coal
200
80%
2010-2040
Batubara / Coal
200
80%
2013-2043
Tenaga Air / Hydro
195
80%
2011-2041
Tenaga Air / Hydro
180
75%
2010-2040
180
85%
2011-2041
175
95%
2011-2041
110
85%
2009-2038
60
85%
2011-2041
50
80%
2010-2035
50
80%
2011-2041
240
55-95%
2009-2041
Proyek/Projects
1
PT Paiton Energy
2 3
PT Cirebon Electric Power PT General Energy Bali
Paiton Ekspansi, Jatim/ Paiton Expansion, East Java Cirebon, Jawa Barat /West Java Celukan Bawang, Bali
4
Sarulla Operations Ltd
Sarulla, Sumatera Utara /North Sumatera
5
PT Guo Hua Energi Musi Makmur (GHEMM)
6
PT Ranyza Energi
Simpang Belimbing, Sumatera Selatan/South Sumatera Kuala Tanjung, Sumatera Utara/ North Sumatera Baturaja, Sumatera Selatan / South Sumatera
7
PT Priamanaya Power Energi
8
PT Bukit Pembangkit Innovative
9
PT Bosowa Energy
10
PT Poso Energy
11
PT Bajradaya Sentranusa
12
PT Geo Dipa Energi
Patuha, Jawa Barat / West Java
13
Bali Energi Ltd.
Bedugul, Bali
14
PT TJK Power
Pulau Batam/Batam Island
15
PT Geo Dipa Energi
Dieng, Jateng/Central Java (Unit 2)
16
PT Equator Manunggal Power
17
PT Indo Ridlatama Power
Pontianak, Kalbar/West Kalimantan Samboja, Kalimantan Timur / East Kalimantan
18
Lainnya/Others c)
Banjarsari, Sumatera Selatan / South Sumatera Jeneponto, Sulawesi Selatan / South Sulawesi Poso, Sulawesi Tengah / Central Sulawesi Asahan 1, Sumatera Utara / North Sumatera
Not Yet in Operations (Development Stage)
Panas Bumi / Geothermal Panas Bumi / Geothermal Batubara / Coal Panas Bumi / Geothermal Batubara / Coal Batubara / Coal
Status
e) e) d) e) e) e) e) e) e) d) d) e) e) e) e) d) e)
4.502
Jumlah/Total
a)
Perjanjian berlaku sejak ditandatangani, dan jual beli tenaga listrik berlaku antara 19 sampai dengan 30 tahun sejak tanggal produksi komersial.
a)
The agreements are effective from the date of signing and buy and sell of electricity is valid between 19 to 30 years starting from the commercial operation date.
b)
AF = Faktor Pemasokan Tenaga yang harus diserap Perusahaan.
b)
AF = Power supply factor which should be absorbed by the Company.
c)
Meliputi kontrak dengan 25 IPP, terdiri dari 14 IPP dalam tahap pembangunan dan 11 IPP dalam tahap pembiayaan, berlokasi diberbagai daerah di Indonesia, menggunakan bahan bakar batu bara, panas bumi dan mini hydro dengan kapasitas masing-masing pembangkit kurang dari 50 MW.
c)
Represents contracts with 25 IPPs, consisting of 14 IPPs under construction and 11 IPPs in financing stage, which are located in several areas of Indonesia and are generated by coal, geothermal and mini hydro each with power plant’s capacity of less than 50 MW.
d)
Dalam tahap pembangunan
d)
Under construction
e)
Dalam tahap pembiayaan
e)
Financing stage
Harga tenaga listrik per kWh untuk pembangkitan bahan bakar gas, MFO dan batubara ditetapkan berdasarkan formula tertentu yang ditetapkan dalam perjanjian yang antara lain mengatur pemulihan biaya modal, pembayaran biaya tetap operasi dan pemeliharaan, biaya bahan bakar dan pembayaran biaya variabel operasi dan pemeliharaan. Untuk pembangkitan yang menggunakan panas bumi, harga tenaga listrik ditetapkan berdasarkan formula tertentu sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian antara lain Energy Charge dan Capacity Charge.
The electricity power price per kWh for gas, MFO and coal power plants are determined by certain formula as stated in the agreement which regulate, among others, capital cost recovery, fixed operation and maintenance cost payment, fuel expense and variable operation and maintenance cost payment. For geothermal heat power plant, the electricity power price are determined by certain formula as stated in the agreement, among others, Energy Charge and Capacity Charge.
- 109 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan Sehubungan dengan pembelian tenaga listrik, PLN Batam telah menyerahkan jaminan rekening dan deposito berjangka sebesar Rp 6.148 juta (Catatan 11).
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued In relation with the purchase of electricity, PLN Batam has placed collateral account and time deposits amounting to Rp 6,148 million (Note 11).
iii. PLTP Sarulla
iii. PLTP Sarulla
Berdasarkan Perjanjian Pengalihan tanggal 23 Januari 2004 sebagaimana diubah dengan addendum tanggal 6 Pebruari 2004, Perusahaan telah mengambil alih hak, kepentingan dan kewajiban Unocal North Sumatra Geothermal Ltd. (UNSG) sehubungan dengan perjanjian jual beli listrik tahun 1993 (proyek Sarulla), dan Perusahaan akan mengalihkan hak, kepentingan dan kewajiban tersebut kepada pihak lain yang ditunjuk kemudian. Pengambilalihan tersebut dilaksanakan dengan membayar kompensasi sebesar US$ 60 juta dan dicatat sebagai pekerjaan dalam pelaksanaan (Catatan 6). Untuk melanjutkan kembali proyek Sarulla, Perusahaan mengadakan tender, yang dimulai pada tahun 2004 dan letter of intent kepada pemenang tender diterbitkan pada tanggal 25 Juli 2005. Berdasarkan letter of intent ini, pada tanggal 14 Desember 2007, Perusahaan bersama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Sarulla Operations Ltd., PT Medco Geopower Sarulla, Sarulla Power Asset Ltd. dan OrSarulla Inc. (Konsorsium) sepakat untuk melakukan jual beli listrik yang dibangkitkan dari PLTP Sarulla 330 MW melalui amandemen Kontrak Penjualan Energi (ESC) serta pengalihan hak, kepentingan dan kewajiban (Deed of Assigment) atas Kontrak Operasi Bersama (JOC) dan ESC Sarulla. Kesepakatan tersebut antara lain meliputi: (i) Konsorsium akan memberikan kompensasi kepada Perusahaan sebesar US$ 73.675.000, termasuk bunga sebesar US$ 3.675.000, dibayar dalam empat angsuran enam bulanan terhitung sejak tanggal terjadinya penarikan pertama senior debt dalam perjanjian pembiayaan (financial close), (ii) Financial close paling lambat 12 bulan terhitung sejak kesepakatan tersebut disetujui oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM), (iii) Masa kontrak berakhir pada 27 Pebruari 2046, (iv) Operasi komersial untuk 6 unit pembangkit berkisar 30 - 48 bulan sejak financial close. Kesepakatan ini akan efektif setelah dilakukannya pembayaran pertama oleh Konsorsium kepada Perusahaan dan diterbitkannya persetujuan MESDM atas Deed of Assignment, Amandemen ESC, Amandemen JOC antara PGE dan Konsorsium, serta harga jual listrik dinyatakan dalam Amandemen ESC. Pada tanggal 27 Agustus 2008, Perusahaan telah menerima surat persetujuan dari MESDM.
Based on Deed of Assignment dated January 23, 2004 as amended by the addendum dated February 6, 2004, the Company has taken over the rights, participating interests and obligations of Unocal North Sumatra Geothermal Ltd. (UNSG) in relation to the electricity sell and purchase agreement in 1993 (the Sarulla project), and the Company will transfer such rights, participating interests and obligations to other entity, which will be appointed later. The amount of the compensation paid by the Company for such taking-over of rights amounted US$ 60 million and was recorded as construction in progress (Note 6). To continue the Sarulla project, the Company organized bidding process, which started in 2004, and letter of intent was issued to the winning bidder on July 25, 2005. Based from such letter of intent, on December 14, 2007, the Company together with PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Sarulla Operations Ltd., PT Medco Geopower Sarulla, Sarulla Power Asset Ltd. and OrSarulla Inc. collectively, referred to as “the Consortium”, agreed to perform buy and sell of electricity, which is generated from PLTP Sarulla 330 MW by means of amendment of Energy Sales Contract (ESC) and to transfer the rights, participating interests and obligations (Deed of Assignment) on the Joint Operation Contract (JOC) and Sarulla ESC. The agreement includes, among others: (i) the Consortium will give compensation to the Company amounting to US$ 73,675,000, including interest of US$ 3,675,000, payable in four semi annual installments, which will start on the date on which the first drawdown of senior debt under the financing agreements occurs (financial close), (ii) the financial close shall begin no later than 12 months after the date on which the Minister of Energy and Mineral Resources (MESDM) issues the approval, (iii) the contract period will be due on February 27, 2046, (iv) the commercial operations of the 6 unit power plants will approximately be 30 - 48 months since the financial close. This agreement will be effective after the Consortium has made the first payment to the Company and after MESDM’s approval on the Deed of Assignment, ESC Amendment, JOC Amendment between PGE and the Consortium, and electricity selling price stated in the amended ESC. On August 27, 2008, the Company received the letter of approval from MESDM.
- 110 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Pada tanggal 2 Juli 2008, konsorsium menyetujui amandemen pembayaran kepentingan dan kewajiban, dimana jumlah kompensasi menjadi US$ 71.837.500, termasuk bunga sebesar US$ 1.837.500. Jumlah ini akan dibayar dalam 2 kali pembayaran, pembayaran pertama sebesar US$ 52.500.000 pada saat financial close dan pembayaran kedua sebesar US$ 19.337.500 adalah 18 bulan setelah financial close.
On July 2, 2008, the Consortium approved the amendment of the terms of payment of the Deed of Assignment, wherein the total compensation amounted to US$ 71,837,500, which includes interest of US$ 1,837,500. This will be paid in two installments, with the first payment of US$ 52,500,000 at the financial close date and the second payment US$ 19,337,500 on 18 months subsequent to the financial close date.
c. Perolehan barang modal
c. Capital expenditures
Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah ikatan perolehan barang modal berdasarkan kontrak, terutama sehubungan dengan pengadaan pembangkitan, jaringan transmisi dan distribusi adalah sebagai berikut :
Mata uang/ Currencies Program percepatan Kontrak pembangkitan
Kontrak transmisi
Kontrak konstruksi rutin
As of December 31, 2010, total commitments on capital expenditures based on contracts, which are related to procurement of power plants, transmissions and distributions are as follows :
Jumlah dalam mata uang asing/ Amount in foreign currencies *)
US$ Rupiah
Setara Rupiah/ Rupiah equivalent *)
1.876
16.869.851 8.259.813 25.129.664
US$ Rupiah Lain-lain/Others **)
66
597.473 961.069 237.756 1.796.298
US$ EUR JPY Rupiah Lain-lain/Others **)
97 27 24.474
20
872.384 324.948 2.699.089 5.097.745 244.099 9.238.265
27
Fast track program Power plant contracts
Transmission contracts Transmission contracts
Regular construction contracts
*)
Dalam jutaan
*)
In million
**)
Perolehan barang modal dalam mata uang asing lainnya disajikan setara US$ dengan menggunakan kurs tanggal neraca.
**)
Capital expenditures denominated in other foreign currencies are presented as US$ equivalent using the exchange rate prevailing at balance sheet date.
Program Percepatan
Fast Track Program
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 71 Tahun 2006 tanggal 5 Juli 2006 yang kemudian diubah melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 59 Tahun 2009 tanggal 23 Desember 2009, Pemerintah menugaskan Perusahaan untuk membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara di 42 lokasi di Indonesia, meliputi 10 pembangkit dengan jumlah kapasitas 6.900 MW di Jawa - Bali dan 32 pembangkit dengan jumlah kapasitas 2.252 MW di luar Jawa – Bali. Proyek ini diharapkan beroperasi pada tahun 2010 dan 2012.
Based on Presidential of the Republic of Indonesia Decree No. 71 Year 2006 dated July 5, 2006 which was amended by Presidential of the Republic of Indonesia Decree No. 59 dated December 23, 2009, the Government mandates the Company to build coal-fired power plants (PLTU) at 42 locations in Indonesia, which include 10 power plants with aggregate capacity of 6,900 MW in Java - Bali and 32 power plants with aggregate capacity of 2,252 MW outside Java – Bali. These projects are expected to be in operation by 2010 and 2012. - 111 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan Kontrak Pembangkitan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued Power Plant Contracts
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan telah menandatangani 34 kontrak Engineering Procurement and Construction (EPC) meliputi 10 pembangkit tenaga listrik dengan jumlah kapasitas 7.490 MW di Jawa - Bali dan 24 pembangkit tenaga listrik dengan jumlah kapasitas 2.031 MW di luar Jawa – Bali. Berdasarkan kontrak EPC tersebut, Perusahaan diharuskan membayar uang muka sekitar 15% dari nilai kontrak dan 85% akan didanai melalui fasilitas kredit perbankan.
As of December 31, 2010 the Company signed 34 Engineering Procurement and Construction (EPC) contracts which consist of 10 electricity power plants with aggregate capacity of 7,490 MW in Java - Bali and 24 electricity power plants with aggregate capacity of 2,031 MW outside Java - Bali. Under the terms of such contracts, the Company is required to pay the contractor a down payment, which is approximately 15% of the contract price and the remaining 85% will be funded through credit facilities from banks.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan telah membayar uang muka sebesar US$ 832 juta dan Rp 4.394.840 juta untuk 33 kontrak EPC, atau sekitar 15% dari jumlah nilai kontrak, yang dicatat sebagai pekerjaan dalam pelaksanaan (Catatan 6). Uang muka tersebut didanai dari hasil penerbitan Obligasi Terjamin dan penarikan fasilitas kredit program percepatan.
Until December 31, 2010 the Company made a total down payment of US$ 832 million and Rp 4,394,840 million for 33 EPC contracts or approximately 15% of the total contract price, which are recorded as construction in progress (Note 6). Such down payments are funded by the proceeds of the issued Guaranteed Notes and withdrawal of credit facilities for fast track program.
Kontrak Transmisi
Transmission Contracts
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan telah menandatangani 301 kontrak untuk peningkatan dan pembangunan transmisi baru dan gardu induk di Jawa dan luar Jawa. Proyek ini dibiayai melalui dana sendiri dan penarikan fasilitas kredit perbankan.
As of December 31, 2010 the Company signed 301 contracts for upgrading and constructing new transmission and substations in Java and outside Java. These projects are financed by own funds and withdrawal of credit facilities from banks .
Kontrak konstruksi rutin
Regular Construction Contracts
Ikatan pengadaan barang modal untuk konstruksi rutin merupakan kontrak yang telah ditandatangani untuk tambahan pembangkit listrik dan pengembangan jaringan transmisi dan distribusi. Proyek ini dibiayai melalui dana sendiri dan pihak luar melalui pinjaman luar negeri, bantuan dan proyek investasi sebagai bagian dari anggaran belanja negara.
Capital expenditure commitments for regular construction represent project contracts signed for additional electricity generating plants and development of transmission and distribution network. These projects are financed by own funds and other external funding through offshore loans, grants and investment projects from the State budget.
Pada tanggal 31 Desember 2010, IP dan PJB mengadakan ikatan/kontrak dengan berbagai pihak untuk pengadaan material dan aset tetap serta jasa borongan dengan berbagai mata uang dengan jumlah setara Rupiah masing-masing sebesar Rp 756.321 juta dan Rp 2.380.220 juta.
As of December 31, 2010, IP and PJB entered into commitments or contracts with various parties for the supply of materials, property, plant and equipment, and contracted services in various currencies, with Rupiah equivalent totaling to Rp 756,321 million and Rp 2,380,220 million, respectively.
- 112 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
d. Fasilitas pinjaman belum digunakan
d. Unused loan facilities
Penerusan pinjaman
Mata uang
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Two-step loans Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *)
US$ EUR JPY Jumlah
222 42 166
*) Dalam jutaan
Ekuivalen Rp/ Rp equivalent *) 2.000.270 498.918 18.273.253 20.772.441
Currency US$ EUR JPY Total *) In millions
Fasilitas pinjaman belum digunakan setara Rp 3.750.868 juta dikenakan provisi sebesar 0,10% - 0,75% per tahun, sedangkan fasilitas sebesar Rp 17.021.573 juta tidak dikenakan provisi. Fasilitas ini berakhir antara tahun 2011 sampai dengan 2047.
The unused facilities with equivalent of Rp 3,750,868 million bear provision charge of 0.10% - 0.75% per annum, while the remaining facilities of Rp 17,021,573 million do not bear any provision charge. These facilities will be due between 2011 to 2047.
Perjanjian pinjaman program percepatan
Loan agreements for fast track program
Tujuan fasilitas pinjaman ini adalah untuk membiayai 85% dari nilai kontrak EPC untuk program percepatan. Jangka waktu pinjaman termasuk periode penyediaan kredit selama 36 bulan, dan sepenuhnya dijamin oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia (PP) No. 91 Tahun 2007 pengganti dari PP No. 86 Tahun 2006, tentang Pemberian Jaminan Pemerintah untuk Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara. Sehubungan dengan pinjaman ini, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan – batasan umum.
The purpose of these loan facilities is to finance 85% of the contract price of EPC for fast track program. The term of the loan includes preparation of credit for 36 months and is fully guaranteed by the Government of the Republic Indonesia in accordance with the Presidential Regulation of the Republic of Indonesia (PP) No. 91 Year 2007, superseding No. 86 Year 2006, regarding Grant of Government Guarantee for Construction of Coal-Fired Power Plant. In connection with these loans, the Company is obliged to comply with general restrictions.
- 113 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, rincian fasilitas pinjaman untuk membiayai program percepatan adalah sebagai berikut:
No.
Kreditur dan pembiayaan proyek/ Creditor and project funded
As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, details of loan facilities to finance the fast track program are as follow:
Fasilitas maksimum/ Maximum facility *)
Fasilitas pinjaman belum digunakan/ Unused loan facilities *)
Tingkat bunga per tahun/ Interest rate per annum
Premi Asuransi/ Insurance premium *)
Tanggal perjanjian/ Date of agreement
Periode/ Period **) Tahun/Year
Fasilitas pinjaman dalam US$/US$ loan facilities 1
The Export-Import Bank of China/ PLTU 1 Suralaya, Banten
284
49
0,84% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
27
30 Januari 2008/ January 30, 2008
15
2
The Export-Import Bank of China/ PLTU 2 Paiton, Jawa Timur/East Java
331
54
0,84% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
32
30 Januari 2008/ January 30, 2008
15
3
Barclays Bank PLC and China Development Bank/ PLTU 1 Rembang, Jawa Tengah/Central Java
262
16
3,25% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
3 Desember 2008/ December 3, 2008
13
4
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank of China Limited/ PLTU 1 Indramayu, Jawa Barat/West Java
592
124
0,785% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
55
27 Mei 2008/ May 27, 2008
13
5
The Export-Import Bank of China/ PLTU Nanggroe Aceh Darussalam
124
82
2.80% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
12
4 Mei 2009/ May 4, 2009
15
6
The Export-Import Bank of China/ PLTU 2 Jawa Barat/West Java PLTU 3 Pelabuhan Ratu, Baten
482
323
2.80% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
44
4 Mei 2009/ May 4, 2009
15
7
Bank of China Limited PLTU 3 Banten PLTU Teluk Naga
455
67
2,30% + LIBOR 6 bulan/ 6 months
46
4 Mei 2009/ May 4, 2009
13
8
The Export-Import Bank of China/ PLTU 1 Pacitan, Jawa Timur/East Java
293
68
2.80% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
29
1 Juli 2009/ July 1, 2009
15
9
Bank of China Limited/ PLTU Tanjung Awar-Awar
372
372
2.30% + LIBOR 6 bulanan/
34
14 Desember 2009/ December 14, 2009
13
10
China Development Bank/ PLTU Adipala, Cilacap, Jawa Tengah/Central Java
625
625
3.85% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
-
14 Oktober 2009/ October 14, 2009
13
11
China Development Bank/ PLTU Teluk Sirih, Padang, Sumatera Barat/ West Sumatra
138
123
3.85% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months
-
14 Oktober 2009/ October 14, 2009
13
3.958
1.903
Jumlah dalam US$/Total in US$ *) **)
Dalam jutaan/In million Termasuk masa tenggang/Include grace period
- 114 -
-
279
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
No.
Kreditur dan pembiayaan proyek/ Creditor and project funded
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Fasilitas maksimum/ Maximum facility *)
Fasilitas pinjaman belum digunakan/ Unused loan facilities *)
Tingkat bunga per tahun/ Interest rate per annum
Tanggal perjanjian/ Date of agreement
Periode/ Period **) Tahun/Year
Fasilitas pinjaman dalam Rupiah/Rupiah loan facilities 1
PT Bank Mega Tbk/ PLTU 2 Paiton, Jawa Timur/East Java
600.635
132.760
0,80% + JIBOR 6 bulanan/ 6 months
18 April 2008/ April 18, 2008
10
2
PT Bank Mega Tbk/ PLTU 1 Suralaya Baru, Banten
735.387
161.716
0,80% + JIBOR 6 bulanan/ 6 months
18 April 2008/ April 18, 2008
10
3
PT Bank Mega Tbk/ PLTU 2 Pelabuhan Ratu, Banten
1.874.315
1.305.585
0,80% + JIBOR 6 bulanan/ 6 months
29 Juli 2008/ July 29, 2008
10
4
PT Bank Mega Tbk/ PLTU 2 Nusa Tenggara Barat/West Nusa Tenggara PLTU Gorontalo PLTU 2 Manado, Sulawesi Utara/North Sulawesi PLTU Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau/Riau Island
1.498.513
1.068.037
0,80% + JIBOR 6 bulanan/ 6 months
29 Juli 2008/ July 29, 2008
10
10
PLTU 1 Ende, Nusa Tenggara Timur/East Nusa Tenggara PLTU Sulawesi Tenggara 2, Sulawesi Tenggara/ Southeast Sulawesi PLTU 1 Kalimantan Tengah/Central Kalimantan 5
PT Bank Mega Tbk/ PLTU Lampung, Lampung PLTU 2 Medan, Sumatera Utara/North Sumatera
1.240.661
739.048
0,80% + JIBOR 6 bulanan/ 6 months
29 Juli 2008/ July 29, 2008
6
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Mandiri/ PLTU 1 Rembang, Jawa Tengah/Central Java
1.911.480
213.959
1,11% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
18 April 2008/ April 18, 2008
7
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Negara Indonesia/ PLTU 1 Indramayu, Jawa Barat/West Java
1.272.913
287.246
1,10% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
18 April 2008/ April 18, 2008
10
8
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Central Asia Tbk/ PLTU 2 Labuan, Banten
1.188.548
141.778
1,12% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
18 April 2008/ April 18, 2008
10
9
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Negara Indonesia/ PLTU 2 Labuan, Banten
2.741.298
-
0,825% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
29 Juli 2008/ July 29, 2008
10
10
PT Bank Bukopin Tbk/ PLTU 1 Pacitan, Jawa Timur/East Java
1.045.924
433.197
0,71% + JIBOR 6 bulanan/ 6 months
29 Juli 2008/ July 29, 2008
13
11
PT Bank Bukopin Tbk/ PLTU 3 Teluk Naga, Banten
1.606.612
588.403
0,71% + JIBOR 6 bulanan/ 6 months
29 Juli 2008/ July 29, 2008
13
15.716.287
5.071.729
Jumlah dipindahkan/Total carry forward
*) **)
Dalam jutaan/In million Termasuk masa tenggang/Include grace period
- 115 -
10
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
No.
Kreditur dan pembiayaan proyek/ Creditor and project funded
Fasilitas maksimum/ Maximum facility *)
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued Fasilitas pinjaman belum digunakan/ Unused loan facilities *)
Tingkat bunga per tahun/ Interest rate per annum
Tanggal perjanjian/ Date of agreement
Periode/ Period **) Tahun/Year
Fasilitas pinjaman dalam Rupiah/Rupiah loan facilities Jumlah pindahan/Total carried forward
15.716.287
5.071.729
12
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Rakyat Indonesia/ PLTU Sulawesi Selatan/South Sulawesi PLTU Bangka Belitung PLTU 2 Papua PLTU Kalimantan Selatan/South Kalimantan
2.074.739
641.445
1% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
30 Januari 2009/ January 30, 2009
10
13
Pinjaman sindikasi dikordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Rakyat Indonesia/ PLTU Sulawesi Selatan/South Sulawesi PLTU 3 Bangka Belitung PLTU 2 Papua PLTU Kalimantan Selatan/South Kalimantan
1.151.005
657.685
1% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
30 Januari 2009/ January 30, 2009
10
14
PT. Bank DKI/ PLTU Naganraya PLTU 2 Nusa Tenggara Timur/East Nusa Tenggara PLTU 1 Nusa Tenggara Barat/West Nusa Tenggara PLTU Sumatera Barat/West Sumatera PLTU 2 Kalimantan Barat/West Kalimantan PLTU 4 Bangka Belitung PLTU Maluku Utara/North Maluku PLTU Sulawesi Tengah/Central Sulawesi PLTU 1 Nusa Tenggara Timur/East Nusa Tenggara PLTU 2 Sulawesi Utara/North Sulawesi PLTU Gorontalo PLTU 2 Nusa Tenggara Timur/East Nusa Tenggara PLTU 1 Nusa Tenggara Barat/West Nusa Tenggara PLTU 4 Bangka Belitung PLTU 2 Nusa Tenggara Barat/West Nusa Tenggara PLTU 1 Kalimantan Tengah/Central Kalimantan
4.732.000
3.401.820
1% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
24 April 2009/ April 24, 2009
10
15
PT Bank Negara Indonesia/ PLTU Tanjung Awar-Awar, Jawa Timur/East Java
1.155.352
988.736
1% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
30 Januari 2009/ January 30, 2009
10
16
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Rakyat Indonesia/ PLTU Tarahan, Lampung
3.941.772
2.362.762
1.50% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
14 Oktober 2009/ October 14, 2009
10
1.930.063
858.799
1.50% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
14 Desember 2009/ December 14, 2009
10
30.701.218
13.982.976
PLTU2 Pangkalan Susu, Sumatera Utara/North Sumatera 17
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Negara Indonesia/ Transmisi/Transmission : PLTU Meulaboh koneksi 1, Nanggroe Aceh Darussalam PLTU2 Pangkalan Susu, Sumatera Utara/ North Sumatera PLTU Teluk Sirih koneksi 1 & 2, Sumatera Barat/ West Sumatera PLTU Tarahan koneksi 2, Lampung PLTU Asam-Asam koneksi 1 & 2, Kalimantan Selatan/South Kalimantan PLTU 1 Pulang Pisau koneksi 2, Kalimantan Tengah/ Central Kalimantan PLTU 2 Amurang koneksi 2, Sulawesi Utara/ North Sulawesi Jumlah dipindahkan/Total carry forward
*) **)
Dalam jutaan/In million Termasuk masa tenggang/Include grace period
- 116 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
No.
Kreditur dan pembiayaan proyek/ Creditor and project funded
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Fasilitas maksimum/ Maximum facility *)
Fasilitas pinjaman belum digunakan/ Unused loan facilities *)
Tingkat bunga per tahun/ Interest rate per annum
Tanggal perjanjian/ Date of agreement
Periode/ Period **) Tahun/Year
Fasilitas pinjaman dalam Rupiah/Rupiah loan facilities Jumlah pindahan/Total carried forward 18
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Mandiri/ Transmisi/Transmission : PLTU 1 Suralaya Koneksi 1 & 2, Banten PLTU 2 Labuan Koneksi 1, Banten PLTU 3 Teluk Naga koneksi 1 dan 2, Banten PLTU 2 Pelabuhan Ratu koneksi 1, Banten PLTU 1 Rembang koneksi 2, Jawa Tengah/Central Java PLTU 2 Adipala koneksi 2, Jawa Tengah/Central Java PLTU 2 Paiton Baru koneksi 2, Jawa Timur/East Java PLTU3 Tanjung Awar-awar koneksi 1, Jawa Timur/ East Java
19
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Central Asia/ Transmisi/Transmission : PLTU 1 Suralaya koneksi 2, Banten PLTU 2 Labuhan koneksi 2, Banten PLTU 3 Lontar koneksi 2, Banten PLTU 1 Indramayu koneksi 2, Jawa Barat/West Java
30.701.218
13.982.976
2.613.012
988.852
1.50% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
14 Desember 2009/ December 14, 2009
10
327.195
275.697
1.50% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
14 Desember 2009/ December 14, 2009
10
PLTU 2 Pelabuhan Ratu koneksi 2, Banten PLTU 1 Pacitan koneksi 2, Jawa Timur/East Java PLTU 2 Paiton koneksi 2, Jawa Timur/East Java PLTU 3 Tanjung Awar-Awar koneksi 2, Jawa Timur/ East Java 20
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Rakyat Indonesia/ PLTU 1 Bengkalis (2x10MW), Riau PLTU 2 Selat Panjang (2x7MW), Riau PLTU 1 Parit Baru, Kalimantan Barat/ West Kalimantan
635.929
635.929
1.50% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
14 Desember 2009/ December 14, 2009
10
21
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Rakyat Indonesia/ PLTU 1 Bengkalis, Riau PLTU 2 Selat Panjang, Riau PLTU 1 Tanjung Bale Karimun, Kepulauan Riau/ Riau Island PLTU 1 Parit Baru, Kalimantan Barat/West Kalimantan
871.922
871.922
1.50% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
14 Desember 2009/ December 14, 2009
10
22
Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Rakyat Indonesia/ Transmisi paket 3/Transmission packages 3
1.067.684
1.067.684
1.05% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months
27 Desember 2010/ December 27, 2010
10
36.216.960
17.823.060
Jumlah dalam Rupiah/Total in Rupiah
The loan facilities utilized by the Company from January 1, 2011 until the date of the issuance of the consolidated financial statements amounted to Rp 1,083,420 million and US$ 46 million.
Fasilitas pinjaman yang telah digunakan oleh Perusahaan dari tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasi adalah sebesar Rp 1.083.420 juta dan US$ 46 juta.
- 117 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan e. Program operasi dan pemeliharaan
e. Operation and maintenance programs
Untuk meningkatkan dan memulihkan daya guna unit pembangkit sampai pada level tertentu, Perusahaan menandatangani Operation and Maintenance Agreement dengan beberapa kontraktor. Nilai kontrak terdiri dari porsi tetap dan tidak tetap. Kontraktor diharuskan memenuhi target tertentu dan akan dikenakan denda jika target tersebut tidak tercapai. Komitmen dengan kontraktor untuk porsi tetap adalah sebagai berikut: Pembangkitan/ Power plant
PLTU Tanjung Jati B PLTU Muara Tawar Jumlah/Total
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
In order to improve and restore the performance of generator units until a certain level, the Company has entered into Operation and Maintenance Agreements with contractors. The contract payment comprise of fixed and variable portions. The contractors have to meet certain targets and will be charged with penalty if these targets are not met. The commitments with the contractors for fixed portion are as follows:
Kontraktor/ Contractors
Nilai kontrak/ Contract amount Setara Rupiah/ Rupiah equivalent
Konsorsium/ consortium of Fortum Service OY & PT Medco Energy Siemens AG
2.231.168 787.749
Periode/ Period
2005-2030 2004-2014
3.018.917
f. Perjanjian Sewa Pembiayaan Ekspansi
f. Expansion Finance Lease Agreement
Pada tanggal 4 Nopember 2008, Perusahaan dan PT Central Java Power (CJP) mengadakan perjanjian sewa pembiayaan untuk ekspansi Tanjung Jati B 1 & 2 - “FLA V”, yang antara lain mengatur bahwa CJP akan menyewakan aset sewaan ekspansi (Unit “C” dan “D”) kepada Perusahaan. Pada tanggal perjanjian sewa pembiayaan ekspansi (EFLA) perkiraan biaya ekspansi tersebut sebesar JPY 200.000 juta. Periode sewa akan dimulai sejak tanggal sewa setiap unit ekspansi dan berakhir 20 tahun setelah operasi komersial Unit D. Pembayaran minimum sewa pembiayaan selama ekspansi tahap satu, yang periodenya dimulai sejak tanggal sewa Unit C dan berakhir pada tanggal yang telah ditentukan dalam perjanjian, adalah sebesar JPY 6.486 juta untuk setiap unit ekspansi per 6 bulanan. Pembayaran dilakukan tengah tahunan enam bulan sejak tanggal sewa Unit D dan jumlah hutang sewa yang dibayar oleh Perusahaan pada tanggal jatuh tempo ditentukan berdasarkan EFLA. Perusahaan memiliki hak opsi untuk membeli aset sewaan tersebut senilai JPY 1.000.
On November 4, 2008, the Company and PT Central Java Power (CJP) entered into Finance Lease Agreement for Expansion of Tanjung Jati B 1 & 2 - “FLA V”, which stipulates among others that CJP will lease the expansion leased assets (Units “C” and “D”) to the Company. The expected acquisition costs of the expansion, as of the date of the Expansion Finance Lease Agreement (EFLA), is approximately JPY 200,000 million. The lease period will commence on the expansion lease-in date for each expansion unit and will expire on the date, that is 20 years after the Unit D COD. The minimum amount of lease payment during the expansion phase one, which is the period commencing on the Unit C lease-in date and ending at a date determined in the agreement, shall be JPY 6,486 million for each expansion unit per every 6 months. The lease payment shall be paid semiannually from six months after the Unit D lease-in date and the amount of the lease payment payable by the Company on the due date shall be determined in accordance with the EFLA. The Company has an option to purchase the expansion leased assets for JPY 1,000.
Sehubungan dengan EFLA tersebut, Perusahaan, CJP dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) mengadakan Expansion Escrow Agreement pada tanggal 4 Nopember 2008. Sumitomo Mitsui Banking Corporation ditunjuk sebagai Expansion Escrow Agent.
In relation to the EFLA, the Company together with CJP and Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), entered into an Expansion Escrow Agreement on November 4, 2008. Sumitomo Mitsui Banking Corporation was appointed as the Expansion Escrow Agent. - 118 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Dalam tahun 2010, Perusahaan telah membayar biaya yang berkaitan dengan unit C & D antara lain biaya pengawasan konstruksi dan biaya variation agreement masing-masing sebesar JPY 11.500.000 dan JPY 4.000.000 ke rekening SMBC cabang Singapura.
In 2010, the Company disbursed payments for Expansion unit C & D which are related to construction supervision and various agreement costs in the amount of JPY 11,500,000 and JPY 4,000,000, respectively to SMBC - Singapore.
Periode Sewa untuk unit C dimulai bulan Oktober 2011 dan unit D Bulan Januari 2012.
Lease periods will commence in October 2011 for unit C and January 2012 for unit D.
g. Litigasi (i)
g. Litigations
Pada tanggal 29 Juli 1999, penduduk Desa Sirnagalih, Kecamatan Manis, Kabupaten Purwakarta mengajukan gugatan kepada Perum Perhutani Unit III Jawa Barat (“Perhutani”), sebuah Badan Usaha Milik Negara dibidang Kehutanan, dimana Perusahaan dan PJB juga sebagai pihak tergugat. Penggugat menyatakan bahwa Perhutani secara tidak syah menggunakan dan menjual tanah seluas 88,900 Ha kepada PJB untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA Cirata dan menuntut ganti rugi sebesar Rp 162,5 miliar dan pengembalian tanah. Pengadilan Negeri Purwakarta berdasarkan surat putusan tanggal 29 Juli 1999, menyatakan menerima sebagian gugatan dari penggugat. Atas putusan ini, pihak tergugat mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Bandung.Pada tanggal 18 April 2000, Pengadilan Tinggi Bandung memutuskan untuk menerima permohonan banding pihak tergugat dan membatalkan putusan Pengadilan Negeri Purwakarta sebelumnya yang menerima gugatan penggugat. Penggugat mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung, yang membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Bandung dan memerintahkan Pengadilan Tinggi Bandung untuk memeriksa dan memutus pokok perkara.Pada tanggal 3 Desember 2004, Pengadilan Tinggi Bandung memutuskan menolak semua permohonan banding penggugat. Pada tanggal 28 Desember 2005, penggugat mengajukan memori kasasi ke Mahkamah Agung, dan selanjutnya Perusahaan dan PJB juga melakukan kontra memori kasasi ke Mahkamah Agung. Pada tanggal 15 Nopember 2007, Mahkamah Agung Republik Indonesia memutuskan menolak permohonan kasasi dari penggugat dan telah mengirim amar putusan ke Pengadilan Negeri Purwakarta.Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, keputusan Mahkamah Agung tersebut belum dikomunikasikan oleh Pengadilan Negeri Purwakarta kepada penggugat dan tergugat.
(i)
- 119 -
On July 29, 1999, the people of the village of Sirnagalih, Manis Subdistrict, Purwakarta Regency Area filed a law suit against Perum Perhutani Unit III West Java (“Perhutani”), a state-owned forestry enterprise, in which the Company and PJB were also named as defendants. The plain tiffs claim that Perhutani illegally seized and sold 88.900 hectares of land to PJB, which was used for the development of a water power plant (PLTA Cirata). The claim is for Rp 162.5 billion and the return of the land. On July 29, 1999, the Purwakarta District Court granted just part of the plaintiff’s claims. The defendants appealed to the High Court of Bandung. On April 18, 2000, the Bandung High Court granted Perhutani’s appeal and annulled the earlier decision of the Purwakarta District Court in favor of the plaintiff. The plaintiff submitted a cassation application to the Supreme Court, which annulled the High Court of Bandung verdict and ordered the Bandung High Court to re-examine the case. On December 3, 2004, the High Court of Bandung rejected all claims by the plaintiff. The plaintiff filed a second cassation application to the Supreme Court of the Republic of Indonesia on December 28, 2005, and the Company and PJB also made a counter-file to the Supreme Court. On November 15, 2007 the Supreme Court of Republic of Indonesia have denied the plaintiff’s claim and sent their decision back to the Purwakarta District Court. As of the issuance date of the consolidated financial statements, the Supreme Court’s decision has not been communicated by Purwakarta District Court to the parties involved.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
(ii)
Pada tanggal 17 Mei 2004, PJB melakukan pemutusan kontrak “NonOEM Re-engineered Hot Gas Part of Muara Tawar Project” dengan Columbia Turbo and Engineering Service Pte. Ltd., Singapura (Columbia). Pada tanggal 15 Desember 2004, kedua belah pihak setuju untuk tidak menggunakan hukum International Arbitration di Singapura dalam penyelesaian kasus ini.Selanjutnya, pada tanggal 15 Juli 2005, PJB dan Columbia sepakat melanjutkan kontrak dengan ketentuan PJB dapat menyelesaikan kondisi yang menghambat pelaksanaan kontrak sampai dengan Desember 2005. Kedua belah pihak juga sepakat masalah tersebut sementara dianggap status quo dan akan dinegosiasikan melalui penyelesaian damai. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, negosiasi kontrak masih dalam proses.
(ii)
On May 17, 2004, PJB terminated the contract of ”Non-OEM Re-engineered Hot Gas Part of Muara Tawar Project” with Columbia Turbo and Engineering Service Pte. Ltd., Singapore (Columbia). On December 15, 2004, both parties agreed not to use the International Arbitration in Singapore to settle the case. Furthermore, on July 15, 2005, PJB and Columbia agreed to continue the contract under the provision that PJB will be able to resolve the conditions, which hinder the implementation of the contract until December 2005. Both parties also agreed that the case is temporarily in status quo and will be negotiated through amicable contract settlement. As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, the contract negotiation is still in process.
(iii)
Pada tanggal 26 September 2003, PT Bintang Saudara mengajukan gugatan terhadap Perusahaan di Pengadilan Negeri Medan atas pembatalan surat perjanjian pengadaan energi listrik. Gugatan ganti rugi sebesar Rp 61,1 miliar. Pada tanggal 9 Agustus 2004 Pengadilan Negeri Medan memutuskan menolak gugatan dari penggugat. Penggugat mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Medan pada tanggal 19 Agustus 2004. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi perkara ini dalam proses di Pengadilan Tinggi Medan.
(iii)
On September 26, 2003, PT Bintang Saudara filed a lawsuit against the Company in the District Court in Medan, North Sumatera, for damages caused by the cancellation of the electricity power procurement agreement. The amount claimed is Rp 61.1 billion. On August 9, 2004, the District Court of Medan denied the plaintiff’s claim. On August 19, 2004, the plaintiff appealed to the High Court of Medan. As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, the case is under appeal to the High Court of Medan.
- 120 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
(iv)
Pada tanggal 24 April 2008, Perusahaan menghadapi gugatan ganti rugi dari Jamsuri dan Maswi sebesar Rp 50 miliar untuk kerugian material dan Rp 25 miliar untuk kerugian immaterial sehubungan dengan kepemilikan tanah sengketa yang dimiliki Perusahaan. Pengadilan Negeri Bekasi berdasarkan surat putusan tanggal 23 Desember 2008, menyatakan menolak gugatan dari penggugat, sehingga penggugat mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Bandung pada tanggal 3 Maret 2009. Pada tanggal 10 Juni 2009, Pengadilan Tinggi Bandung memutuskan menolak gugatan dari penggugat. Atas putusan ini penggugat mengajukan banding ke tingkat Mahkamah Agung Republik Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2009. Perusahaan juga telah mengajukan kontra memori kasasi ke Mahkamah Agung pada tanggal 27 Oktober 2009. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi perkara ini dalam proses di Mahkamah Agung Republik Indonesia.
(iv)
On April 24, 2008, the Company faced claims from Jamsuri and Maswi amounting to Rp 50 billion for the material loss and Rp 25 billion for the immaterial loss in relation to the ownership of land by the Company which is under dispute. Based on the the letter of verdict dated December 23, 2008, the District Court of Bekasi, denied the plaintiff’s claim and the plaintiff appealed to the High Court of Bandung on March 3, 2009. On June 10, 2009, the High Court of Bandung denied the plaintiff’s claim. On October 27, 2009, the plaintiff has made an appeal to the Supreme Court of the Republic of Indonesia for this verdict. The Company also made a counter appeal to the Supreme Court on the same date. As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, this case is under negotiation with the Supreme Court of the Republic of Indonesia.
(v)
Pada tanggal 25 Maret 2009, Perusahaan menghadapi gugatan ganti rugi dari David Diki dan kawan-kawan sebesar Rp 60,5 miliar untuk kerugian material dan Rp 50,5 miliar untuk kerugian immaterial sehubungan dengan pembangunan saluran udara tegangan tinggi 150 kV yang melalui tempat tinggal penggugat. Penggugat meminta kepada Perusahaan untuk merelokasi pembangunan tersebut.Pengadilan Negeri Jakarta Timur berdasarkan putusan sela tanggal 22 Oktober 2009 menyatakan menolak gugatan dari penggugat.Dalam amar putusan sela tersebut, diinformasikan kepada penggugat agar gugatan ditujukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah mengeluarkan putusan pada tanggal 9 Maret 2011 yaitu menolak gugatan dari penggugat.
(v)
On March 25, 2009, the Company faced claims from David Diki and co-claimants amounting to Rp 60.5 billion for the material loss and Rp 50.5 billion for the immaterial loss in relation to the construction of 150 Kv high-tension air intake which crossed the plaintiff’s residence. The plaintiff demands from the Company to relocate such construction. Based on the letter of verdict dated October 22, 2009, the District Court of East Jakarta have denied the plaintiff’s claim and informed the plaintiff to file the claims to District Court of South Jakarta. On March 9, 2011, the District Court of South Jakarta has denied the plaintiff’s claim.
- 121 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan (vi)
Pada tanggal 3 April 2009, Perusahaan menghadapi gugatan ganti rugi dari Muhammad Konoras dan kawan-kawan sebesar Rp 33 miliar sebagai bagian dari class action sehubungan dengan kerusakan yang disebabkan pemadaman listrik di wilayah Ternate. Berdasarkan surat keputusan tanggal 16 Pebruari 2010, Pengadilan Negeri Ternate memutuskan mengabulkan sebagian gugatan dari penggugat. Perusahaan mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Maluku Utara.Berdasarkan putusan tanggal 19 Juli 2010 Pengadilan Tinggi Maluku Utara memutuskan menolak gugatan dari penggugat. Atas putusan ini penggugat mengajukan banding ke tingkat Mahkamah Agung Republik Indonesia. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi perkara ini dalam proses di Mahkamah Agung Republik Indonesia.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued (vi)
On April 3, 2009, the Company faced claims from Muhammad Konoras and co-claimants amounting to Rp 33 billion as part of class action relating to damages caused by electricity shut down in Ternate. Based on the letter of verdict dated February 16, 2010, the District Court of Ternate granted just part of plaintiff’s claim. The Company made an appeal to the High Court of North Maluku for this verdict. Based on the letter of verdict dated July 19, 2010, the District Court of North Maluku has denied the plaintiff’s claim and the plaintiff appealed to theSupreme Court of the Republic of Indonesia. As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, the case is under negotiation with the Supreme Court of Indonesia.
(vii) Pada tanggal 12 Nopember 2009, Perusahaan menghadapi gugatan ganti rugi dari Asmarani dan kawan-kawan sebesar Rp 82,8 miliar sebagai bagian dari class action sehubungan dengan ketidamampuan Perusahaan untuk menjamin ketersediaan listrik di wilayah Lampung. Pada tanggal 6 Januari 2010, Pengadilan Negeri Tanjung Karang memutuskan menolak gugatan dari penggugat. Atas putusan tersebut, penggugat mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Tanjung Karang. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi perkara ini masih dalam proses di Pengadilan Tinggi Tanjung Karang.
(vii) On November 12, 2009, the Company faced claims from Asmarani and co-claimants amounting to Rp 82,8 billion as part of class action relating to damages caused by electricity shut down in Lampung. Based on letter of verdict dated January 6, 2010, the District Court of Tanjung Karang ruled against the Company and granted just part of plaintiff’s claim. The plaintiff had made an appeal to the High Court of Tanjung Karang for this verdict. As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, the case is under negotiation with the High Court of Tanjung Karang.
(viii) Pada tanggal 2 Pebruari 2010, Perusahaan menghadapi gugatan ganti rugi dari Rasyid dan kawan-kawan sebesar Rp 1 triliun sebagai bagian dari class action sehubungan dengan ketidamampuan Perusahaan untuk menjamin ketersediaan listrik di wilayah Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi perkara ini masih dalam proses di Pengadilan Negeri Tanjung Pinang.
(viii) On February 2, 2010, the Company faced claims from Rasyid and co-claimants amounting to Rp 1 trillion as part of class action relating to the lack of ability of the Company to ensure availability of electricity in Tanjung Karang, Riau Islands. As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, the case is under negotiation with the District Court of Tanjung Karang.
- 122 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
(ix)
Pada tanggal 10 Pebruari 2010 Perusahaan menghadapi gugatan ganti rugi dari Kelompok Masyarakat yang dikuasakan kepada Lembaga Bantuan Hukum Universitas Pattimura Ambon sebesar Rp 120 miliar sebagai bagian dari class action sehubungan dengan seringnya terjadi pemadaman listrik di wilayah Ambon. Berdasarkan putusan tanggal 20 Desember 2010 Pengadilan Negeri Ambon memutuskan menolak gugatan dari penggugat. Saat ini gugatan ganti rugi tersebut sedang dalam proses banding yang diajukan oleh penggugat.
(ix)
On February 10, 2010, the Company faced claims from the Civil Society that authorized to Legal Aid Institute of Pattimura University of Ambon amounting to Rp 120 billion as part of the class action with regards with frequent electricity shut down in Ambon. Based on the decision dated December 20, 2010, the District Court of Ambon has denied the plaintiff’s claim. As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, the plaintiff is still in the process of appeal.
(x)
Perusahaan menghadapi tuntutan ganti rugi sebesar Rp 50,5 miliar dari PT Adiquatro Elektrindo sehubungan dengan penghentian dan pemutusan perjanjian. Saat ini tuntutan ganti rugi tersebut dalam proses pemeriksaan di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
(x)
The Company faced claims from PT Adiquatro Elektrindo amounting Rp 50.5 billion regarding with the termination of an agreement. As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, the case is under the examination of Indonesia National Board of Arbitration (BANI).
(xi)
Pada tahun 2001 Hendrik Nelwan dan kawan-kawan mengajukan gugatan ganti rugi atas tanah ahli waris yang telah dipergunakan Perusahaan sebagai PLTA Tonsealama sebesar Rp 54 miliar di Pengadilan Negeri Menado.Saat ini gugatan ganti rugi tersebut sedang dalam proses pemeriksaan banding di Pengadilan Tinggi Menado.
(xi)
In 2001, Hendrik Nelwan and coclaimants filed claims for the compensation for the heirs of land that has been utilized by the Company as hydropower plant PLTA Tonsealama, amounting to Rp 54 billion in District Court of Menado. As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, the case is under negotiation in High Court of Menado.
(xii) Perusahaan juga menghadapi gugatan ganti rugi dalam jumlah yang tidak material di beberapa lokasi bangunan jaringan transmisi/distribusi, perselisihan dengan karyawan, perkara dengan pelanggan dan pemasok.Manajemen berpendapat klaim-klaim tersebut tidak material dan tidak mempengaruhi kegiatan usaha Perusahaan.
55.
(xii) The Company also faced claims for compensation of losses, which are immaterial in amount, at several areas of the Company’s transmission/distribution facilities, disputes with the Company’s employees, and cases with customers and suppliers. Management believes that such claims are not material and will not significantly affect the Company’s operations.
PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL NERACA
55.
Pada tanggal 4 Maret 2011, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2011 sehubungan dengan tambahan penyertaan modal Pemerintah pada Perusahaan sebanyak 21.674 saham atau sebesar Rp 90.226 juta. Tambahan penyertaan modal Pemerintah tersebut dilakukan dengan cara mengalihkan seluruh saham milik Pemerintah pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelayaran Bahtera Adhiguna.
SUBSEQUENT EVENTS On March 4, 2011, the Government of Republic of Indonesia issued Government Regulation No. 20 year 2011 related to the increase of the Governments equity participation in the Company, consisting of 21,674 shares or an equivalent of Rp 90,226 million. The increase in Governments equity participation in the Company is through the transfer of Government’s right on Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelayaran Bahtera Adhiguna.
- 123 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
56.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
REKLASIFIKASI
56.
RECLASSIFICATION
Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010.
Certain accounts in the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2009, had been reclassified to conform with the presentation of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2010.
Sebelum reklasifikasi/ Before reclassification Neraca Kewajiban Tidak Lancar Uang jaminan langganan Hutang biaya proyek Kewajiban Lancar Uang jaminan langganan Hutang biaya proyek
5.961.009 4.064.956
Balance sheet Noncurrent Liabilities Customer's security deposits Project cost payable
-
-
57. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL a.
Setelah reklasifikasi/ After reclassification
5.961.009 4.064.956
57.
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan
Current Liabilities Customer's security deposits Project cost payable
FINANCIAL INSTRUMENTS, FINANCIAL RISK AND CAPITAL RISK MANAGEMENT a.
Financial risk management objectives and policies
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan dan anak perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit dan risiko likuiditas. Perusahaan dan anak perusahaan beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.
The Company and its subsidiaries’ overall financial risk management and policies seek to ensure that adequate financial resources are available for operation and development of their business, while managing their exposure to foreign exchange risk, interest rate risk, credit and liquidity risks. The Company and its subsidiaries operate within defined guidelines that are approved by the Board.
Dalam pengelolaan risiko, Perusahaan membentuk Divisi Manajemen Risiko (Divisi MRO) yang bertanggung jawab terhadap penyusunan kebijakan, kerangka kerja, pedoman penerapan manajemen risiko dan infrastruktur pengelolaan risiko, serta memastikan sosialisasi dan implementasi manajemen risiko tersebut dilingkungan Perusahaan. Divisi ini juga bertugas untuk menyusun risk profile yang bersifat strategis sebagai early warning kepada manajemen Perusahaan. Divisi MRO bertanggung jawab kepada Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko.
In managing risk, the Company established a Risk Management Division (MRO Division) which is responsible for the preparation of the policy, frameworks, risk management implementation guide and infrastructure of the risk management and ensuring the impelentation of the risk management in the Company environment. The division is also tasked to formulate a strategic risk profile as an early warning to the Company management. MRO Division is responsible to the Director of Business and Risk Management.
- 124 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Perusahaan membagi risiko menjadi dua kelompok yaitu risiko operasional dan risiko keuangan. Risiko keuangan diantaranya adalah risiko perubahan nilai tukar, risiko tingkat bunga, risiko kredit dan risiko likuiditas. Dalam mengelola risiko, Perusahaan mempertimbangkan skala prioritas yang didasarkan pada level risikonya. Level risiko ditentukan berdasarkan tingkat kemungkinan terjadinya dan skala dampak yang ditimbulkannya.
The Company divides risk into two groups: operational risk and financial risk. Financial risks including the risk of exchange rate, interest rate risk, credit risk and liquidity risk. In managing risk, the Company considers priorities based on risk level. Risk level is determined based on the level and scale of potential impacts.
Terkait dengan risiko keuangan, Perusahaan sedang mengkaji kebijakan manajemen untuk melakukan hedging untuk dijadikan sebagai dasar hukum bagi pelaksanaannya. Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara, dasar hukum ini menjadi sangat penting agar tidak timbul masalah pada waktu pelaksanaan hedging tersebut. Selain itu, Perusahaan juga sedang mempersiapkan sumber daya manusia yang akan menangani hedging ini karena hal ini merupakan sesuatu yang baru di Perusahaan.
Related to financial risks, the Company is reviewing the management policy to perform hedging to serve as the legal basis for implementation. As a State-Owned Enterprises, the legal basis for this is very important so no issues will arise during the implementation of such hedging programs. In addition, the Company is also preparing human resources that will handle this hedging as this is something new in the organization.
i.
i.
ii.
Manajemen risiko mata uang asing
Foreign currency risk management
Perusahaan dan anak perusahaan melakukan banyak transaksi dan sumber pendanaan dalam mata uang asing, akibatnya timbul eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing. Kebijakan Perusahaan dan anak perusahaan adalah untuk menjaga risiko mata uang asing dalam batas yang dapat diterima. Perusahaan sedang mempertimbangkan untuk melakukan lindung nilai terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing.
The Company and its subsidiaries undertake many transactions and funding sources which denominated in foreign currencies. Consequently, there are exposures to exchange rate fluctuations. The Company and its subsidiaries policy is to maintain foreign currency exposure within acceptable limits. The Company is considering to enter into hedging contractor to manage exposures to fluctuations in foreign currency.
Jumlah eksposur mata uang asing bersih Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal neraca diungkapkan dalam Catatan 52.
The Company and its subsidiaries net open foreign currency exposure as of the balance sheet date is disclosed in Note 52.
Manajemen risiko tingkat bunga
ii.
Perusahaan dan anak perusahaan menghadapi risiko tingkat bunga karena pinjaman Perusahaan mempunyai tingkat bunga mengambang. Risiko ini dikelola oleh Perusahaan dengan mempertahankan sebuah perpaduan yang tepat antara pinjaman dengan tingat bunga tetap dan mengambang. Perusahaan sedang mempertimbangkan untuk melakukan lindung nilai atas bunga mengambang.
Interest rate risk management The Company and its subsidiaries is exposed to interest rate risk because of the borrowings that carry floating interest rates. This risk is managed by maintaining an appropriate mix between fixed and floating rate borrowing. The Company has been considering to enter into hedging contracts for loans with floating interest rate.
- 125 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan iii.
iv.
Manajemen risiko kredit
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued iii.
Credit risk management
Risiko kredit mengacu pada risiko bahwa pelanggan gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan. Sebagai Perusahaan yang dapat digolongkan dalam infrastruktur, Perusahaan diwajibkan melayani semua pelanggan atau calon pelanggan tanpa melihat apakah nantinya akan bisa membayar atau tidak. Dalam meminimalkan risiko tidak tertagihnya piutang, Perusahaan melakukan pemutusan sambungan ke pelanggan jika pelanggan tidak membayar pada waktu yang telah ditentukan yaitu kurang dari satu bulan.
Credit risk refers to the risk that the customer will default on its contractual obligations resulting in a loss to the Company. As a Company that is classified as a public utility, the Company is obliged to serve all customers regardless of the capacity to pay. In minimizing the risk of uncollectible receivables, the Company will terminate the connection to the customer if the customer does not pay on time, which is determined (to be) less than a month.
Piutang usaha terdiri dari sejumlah besar pelanggan, tersebar di berbagai industri dan wilayah geografis. Evaluasi kredit berkelanjutan dilakukan pada kondisi keuangan piutang dan, bila perlu, jaminan yang disediakan.
Trade receivables are spread over a large number of customers, spread across divers industries and geographic areas. Ongoing credit evaluation is being performed on the financial condition of accounts receivable and, where appropriate, credit guarantee insurance cover is purchased.
Perusahaan tidak memiliki eksposur yang signifikan terhadap satu pelanggan atau kelompok pelanggan tertentu yang mempunyai karakteristik yang sama.
The Company does not have significant credit risk exposure to any single customer or group customers having similar characteristics.
Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasi setelah dikurangi dengan penyisihan untuk kerugian mencerminkan eksposur Perusahaan dan anak perusahaan terhadap risiko kredit.
The carrying amount of financial assets recorded in the consolidated financial statements, net of any allowance for losses represents the Company and its subsidiaries’ exposure to credit risk.
Manajemen risiko likuiditas
iv.
Perusahaan dan anak perusahaan telah membentuk kerangka kerja manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk pengelolaan dana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dan persyaratan likuiditas manajemen. Perusahaan dan anak perusahaan mengatur risiko likuiditas dengan mempertahankan cadangan yang memadai, fasilitas perbankan dan fasilitas cadangan pinjaman, dengan terus memantau perkiraan dan arus kas aktual, dan mencocokkan profil jatuh tempo aset keuangan dan kewajiban.
Liquidity risk management The Company and its subsidiaries have established an appropriate liquidity risk management framework for the management of the Company’s short, medium and long-term funding and liquidity management requirements. The Company and subsidiaries manage liquidity risk by maintaining adequate reserves, banking facilities and reserve borrowing facilities, by continuously monitoring forecast and actual cash flows, and by matching the maturity profiles of financial assets and liabilities.
- 126 -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Tabel berikut adalah rincian jatuh tempo kontraktual Perusahaan untuk kewajiban non-derivatif keuangan dengan periode pembayaran yang telah disepakati. Tabel ini disusun berdasarkan arus kas yang tidak didiskontokan atas kewajiban keuangan berdasarkan tanggal awal dimana Perusahaan dan anak perusahaan dapat diminta untuk membayar. Tabel tersebut mencakup arus kas pembayaran bunga dan pokok. Tingkat bunga mengambang diasumsikan menggunakan tingkat bunga akhir tahun 2010. Kurs menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2010.
The following tables is details the Company’s remaining contractual maturity for its non-derivative financial liabilities with agreed repayment periods. The tables have been drawn up based on the undiscounted cash flows of financial liabilities based on the earliest date on which the Company and its subsidiaries can be required to pay. The tables include both interest and principal cash flows. Floating interest rates as well as the foreign exchange rates are assumed at the rate as of December 31, 2010.
1 bulan-3 bulan/ 1 month-3 months Hutang sewa pembiayaan/ Lease liability Kewajiban keuangan dengan tingkat bunga mengambang/ Financial liabilities with floating interest rate Kewajiban keuangan dengan tingkat bunga tetap/ Financial liabilities with fixed interest rate Jumlah/Total
b.
3 bulan-1 tahun/ 3 month-1 year
1 tahun-5 tahun/ 1 year-5 years
Lebih 5 tahun/ more than 5 years
Jumlah/ Total
-
2.502.870
10.011.451
8.929.604
21.443.925
1.479.431
6.417.030
49.909.220
49.909.220
107.714.901
1.836.784 3.316.215
9.110.871 18.030.771
7.495.758 67.416.429
99.741.400 158.580.224
118.184.813 247.343.639
Nilai wajar instrumen keuangan
b.
Kecuali disebutkan pada tabel berikut ini, manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan kewajiban keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan konsolidasi mendekati nilai wajarnya baik yang jatuh tempo dalam jangka pendek atau mampunyai tingkat suku bunga pasar:
Fair value of financial instruments Except as detailed in the following table, management considers that the carrying amounts of financial assets and financial liabilities recorded at amortized cost in the consolidated financial statements approximate their fair values either because of their short-term maturities or they carry market rates of interest:
2010 Nilai tercatat/ Carrying amount Aset Piutang pihak hubungan istimewa Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya Kewajiban Penerusan pinjaman Hutang kepada Pemerintah Hutang sewa pembiayaan Hutang bank dan surat hutang jangka menengah Hutang obligasi Hutang listrik swasta Hutang pihak hubungan istimewa
Nilai wajar/ Fair value
951.994
968.130
2.407.587
2.419.471
24.891.690 2.310.461 15.575.256
25.915.164 2.503.809 17.418.279
41.150.561 50.701.995 6.225.653 289.856
41.124.608 49.048.496 6.542.748 283.602
- 127 -
Assets Receivable from related parties Restricted cash in banks and time deposits Liabilities Two-step loans Government loans Lease liabilities Bank loans and medium term notes Bonds payable Electricity purchase payable Payable to related parties
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Nilai wajar instrumen keuangan diatas, kecuali untuk rekening bank dibatasi penggunaannya dan hutang obligasi, ditentukan melalui analisis arus kas yang didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto yang setara dengan tingkat pengembalian yang berlaku bagi instrumen keuangan yang memiliki syarat dan periode jatuh tempo yang sama. Untuk hutang obligasi, nilai wajar ditentukan dengan mengacu pada harga pasar. 58.
PERSETUJUAN KONSOLIDASI
LAPORAN
KEUANGAN
The fair value for the above financial instruments, except for restricted cash in banks and bonds payable, was determined by discounting estimated cash flows using discount rates for financial instruments with similar term and maturity. For bonds payable, fair value are determined with reference to their market prices.
58.
Laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 telah disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 25 Maret 2011.
APPROVAL OF THE FINANCIAL STATEMENTS The consolidated financial Company and its subsidiaries December 31, 2010 and approved by the directors for 2011.
********
- 128 -
CONSOLIDATED statements of the for the years ended 2009 have been issue on March 25,
PT PLN (Persero) Jl. Trunojoyo Blok M I No. 135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160 Indonesia T. 62 21 725 1234, 725 0550, 726 1122 F. 62 21 722 2328
PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2010 Annual Report
www.pln.co.id