DEBRIDEMEN DENGAN HIGH SPEED BURR

TESIS

DEBRIDEMEN DENGAN HIGH SPEED BURR LEBIH BANYAK MENURUNKAN JUMLAH KOLONI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA TULANG TIBIA KELINCI YANG MENGALAMI OSTEOMIELITIS KRONIS DIBANDINGKAN DENGAN DEBRIDEMEN DENGAN KURETASE

SU DJIE TO RANTE

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

TESIS

DEBRIDEMEN DENGAN HIGH SPEED BURR LEBIH BANYAK MENURUNKAN JUMLAH KOLONI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA TULANG TIBIA KELINCI YANG MENGALAMI OSTEOMIELITIS KRONIS DIBANDINGKAN DENGAN DEBRIDEMEN DENGAN KURETASE

SU DJIE TO RANTE NIM 1014118202

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

1

DEBRIDEMEN DENGAN HIGH SPEED BURR LEBIH BANYAK MENURUNKAN JUMLAH KOLONI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA TULANG TIBIA KELINCI YANG MENGALAMI OSTEOMIELITIS KRONIS DIBANDINGKAN DENGAN DEBRIDEMEN DENGAN KURETASE

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Biomedik Program Pascasarjana Universitas Udayana

SU DJIE TO RANTE NIM 1014118202

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

2

LEMBAR PENGESAHAN

TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL: 17 September 2015

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Prof. DR. dr. I Ketut Siki K, Sp B., Sp OT (K) NIP 19480909 197903 1 002

dr. I Ketut Suyasa, SpB, SpOT (K) Spine NIP 19660709 199412 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Biomedik Program Pascasarjana Universitas Udayana

Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana

DR. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, M.Sc, SpGK NIP 19580521 198503 1 002

Prof. DR. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP 19590215 198510 2 001

3

Tesis Ini Telah Diuji Pada Tanggal 15 September 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No : 2804/UN14.4/HK/2015

Ketua : Prof. DR. dr. I Ketut Siki Kawiyana, SpB, SpOT (K) Anggota

:

1. Dr. I Ketut Suyasa, Sp.B, Sp.OT (K) Spine 2. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, SpOT (K), Mkes 3. Dr. KG Mulyadi Ridia, SpOT (K) Spine 4. Dr. I Wayan Suryanto Dusak, SpOT (K)

4

5

UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul debridemen dengan high speed burr lebih banyak menurunkan jumlah koloni Staphylococcus aureus pada tulang tibia kelinci yang mengalami osteomielitis kronis dibandingkan dengan debridemen dengan kuretase. Adapun penelitian ini disusun untuk melatih kemampuan membuat karya ilmiah serta untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti pendidikan Orthopaedi dan Traumatologi di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana-Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Prof. DR. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD, FINASIM, sebagai Rektor Universitas Udayana. 2. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, SpOT (K), Mkes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 3. Prof. DR. dr. I Ketut Siki Kawiyana, SpB, SpOT (K) sebagai Ketua Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana- Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar dan atas bimbingannya dalam penyusunan penelitian ini.. 4. Dr. I Ketut Suyasa, Sp.B, Sp.OT (K) Spine sebagai Kepala Bagian Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas UdayanaRumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar dan atas bimbingannya dalam penyusunan penelitian ini. 5. DR. dr. Nym Sri Budayanti, Sp.MK (K) sebagai pembimbing dari bagian Mikrobiologi sehingga penelitian ini dapat berjalan. 6. Prof. DR. drh. Ida Bagus Ardana sebagai pembimbing dari bagian Kedokteran Hewan sehingga penelitian ini dapat berjalan,

6

7. Seluruh staf pengajar Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana-Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar atas dukungannya terhadap penelitian ini. 8. Semua dosen pengajar Combined Degree Pascasarjana Universitas Udayana yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan 9. Rekan-rekan residen Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana atas masukan dan dukungan dalam penyusunan penelitian ini

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penelitian ini, oleh karena itu penulis menerima saran dan kritik dari siapapun. Denpasar, September 2015

Penulis

7

ABSTRAK DEBRIDEMEN DENGAN HIGH SPEED BURR LEBIH BANYAK MENURUNKAN JUMLAH KOLONI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA TULANG TIBIA KELINCI YANG MENGALAMI OSTEOMIELITIS KRONIS DIBANDINGKAN DENGAN DEBRIDEMEN DENGAN KURETASE

Osteomielitis kronis telah menjadi masalah yang sulit bagi pasien dan dokter yang merawat. Osteomielitis kronis didefinisikan sebagai osteomielitis dengan gejala lebih dari 1 bulan. Osteomielitis kronis dapat juga didefinisikan sebagai tulang mati yang terinfeksi didalam jaringan lunak yang tidak sehat. Debridemen yang agresif dan terapi antibiotik spesifik merupakan terapi pilihan pada osteomielitis kronis. Tujuan penelitian ini adalah menilai penurunan jumlah koloni Staphylococcus aureus setelah dilakukan debridemen dengan high speed burr dibandingkan dengan debridemen dengan kuretase. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dirancang dengan menggunakan rancangan Randomized post-test only group design. Sebanyak 42 ekor kelinci diinokulasi tulang tibia kanannya dengan kuman Staphylococcus aureus 107 CFU/ml sebanyak 0,1 ml kemudian dimasukan K-wire intramedula. Setelah 2 minggu terjadi osteomielitis kronis grade 3 dan 4 secara radiologis. Kemudian 10 ekor kelinci tidak dikerjakan debridement di hitung sebagai jumlah koloni kuman control, 16 ekor kelinci dikerjakan debriemen dengan kuretase dan 16 ekor kelinci dikerjakan debridement dengan high speed burr. Setelah 3 minggu 32 kelinci setelah perlakuan dihitung jumlah koloni akhir. Dari hasil penelitian jumlah koloni kuman didapatkan debridemen dengan high speed burr dan debridemen dengan kuretase lebih banyak menurunkan jumlah koloni Staphylococcus aureus dibandingkan dengan dibandingkan dengan kontrol, dengan nilai p = 0,006 (p<0,05), debridemen dengan high speed burr juga lebih banyak menurunkan jumlah koloni Staphylococcus aureus dibandingkan dengan debridemen dengan kuretase, dengan nilai p = 0,023 (p<0,05), Odds Ratio sebesar 9,000 (CI=95%). Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan ini bermakna secara statistik. Data tersebut menunjukan bahwa debridemen dengan high speed burr lebih banyak menurunkan jumlah koloni kuman sehingga dapat direkomendasikan untuk debridemen dengan high speed burr sebagai metode debridemen osteomielitis kronis. Kata kunci : Debridemen, high speed burr, kuretase, osteomielitis kronis

8

ABSTRACT DEBRIDEMENT WITH HIGH SPEED BURR REDUCE MORE COLONIES OF STAPHYLOCOCCUS AUREUS IN CHRONIC OSTEOMYELITIS OF RABBIT’S TIBIA COMPARE TO DEBRIDEMENT WITH CURETTAGE

Chronic osteomyelitis has been a difficult problem for the patient and for the treating physician. Chronic osteomyelitis is defined by most authors as osteomyelitis with symptoms that have been present for more than 1 month. Chronic osteomyelitis also defined by a infected dead bone within compromise soft tissue. An aggressive debridement and specific antibiotic treatment is first choise for chronic osteomyelitis. The purpose of this study was to assess the reduction in the number of colonies of Staphylococcus aureus after debridement with a high speed burr compared to debridement with curettage. This study is an experimental study was designed using a randomized posttest only group design. A total of 42 rabbits inoculated his right tibia with 0,1 ml Staphylococcus aureus 107 CFU / ml, and then inserted with K-wire intramedula. Two weeks after inoculation, chronic osteomyelitis occurs, grade 3 and 4 radiologically. Then 10 rabbits not done debridement, colonies of germs counted as control, 16 rabbits had done debridement with curettage and 16 rabbits performed debridement with high speed burr. Three weeks after debridement, 32 rabbits was sacrifised and counted for final germs colonies. The results obtained from debridement with high speed burr and debridement with curettage, number of colonies of Staphylococcus aureus is less then the number of control’s colonies, with a value of p = 0.006 (p <0.05), debridement with a high speed burr also decrease the number of colonies of Staphylococcus aureus compared to debridement with curettage, with p = 0.023 (p <0.05), odds ratio of 9.000 (CI = 95%). This is shows that this difference is statistically significant. The data showed that debridement with a high speed burr more likely to decrease the number of colonies of germs, that can be recommended as a method of debridement for chronic osteomyelitis. Keywords: debridement, high speed burr, curettage, chronic osteomyelitis

9

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ....................................................................................................... i PERSYARATAN GELAR .......................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................................................... iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ............................................................. v UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................................ viii ABSTRACT ................................................................................................................ ix DAFTAR ISI ................................................................................................................ x DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiv DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvi BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 3 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 4 1.3.1. Tujuan Umum .................................................................................................. 4 1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................................................. 4 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 4 1.4.1. Manfaat Teoritis ............................................................................................... 4 1.4.2. Manfaat Klinis .................................................................................................. 5 1.4.3. Manfaat Metodologis ....................................................................................... 5 BAB II. KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................... 6 2.1. Osteomyelitis Kronis ............................................................................................. 6

10

2.1.1. Definisi ............................................................................................................. 6 2.1.2. Etiologi ............................................................................................................. 7 2.1.3. Patofisiologi ..................................................................................................... 8 2.1.4. Klasifikasi ...................................................................................................... 10 2.1.5. Manifestasi Klinis .......................................................................................... 15 2.1.6. Pemeriksaan Penunjang ................................................................................. 16 2.1.7. Terapi ............................................................................................................. 17 Debridemen, Stabilisasi Tulang dan Terapi Antibiotik .................................. 18 Manajemen Luka ............................................................................................ 24 Manajemen Defek Tulang dan Fraktur Nonunion ......................................... 25 2.2. Debridemen dengan High Speed Burr ................................................................ 27 2.3. Kultur dan Hitung Koloni Kuman ....................................................................... 30 BAB III. KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS ........................... 32 3.1. Kerangka Berpikir ............................................................................................... 32 3.2. Konsep Penelitian................................................................................................. 35 3.3. Hipotesis Penelitian.............................................................................................. 36 BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 37 4.1. Rancangan Penelitian .......................................................................................... 37 4.2. Unit Penelitian ..................................................................................................... 38 4.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................................................... 38 4.3.1. Kriteria Inklusi ............................................................................................... 38 4.3.2. Kriteria Eksklusi ............................................................................................. 39 4.3.3. Kriteria Drop Out ........................................................................................... 39 4.4. Besar Sampel Penelitian ...................................................................................... 39 4.5. Variabel Penelitian .............................................................................................. 40 4.6. Definisi Operasional Variabel ............................................................................. 40 4.7. Alat dan Bahan .................................................................................................... 42 4.7.1. Alat ................................................................................................................. 42

11

4.7.2. Bahan .............................................................................................................. 42 4.8. Prosedur Pengambilan Data ................................................................................ 43 4.9. Lokasi dan Waktu Pengambilan Data ................................................................. 43 4.10. Prosedur Penelitian ............................................................................................ 44 4.11. Alur Penelitian .................................................................................................. 48 4.12. Analisis Data ..................................................................................................... 49 BAB V. HASIL PENELITIAN ................................................................................. 50 5.1. Analisis Deskriptif .............................................................................................. 50 5.2. Uji Normalitas ..................................................................................................... 53 5.3. Uji Komparatif .................................................................................................... 53 BAB VI. PEMBAHASAN ......................................................................................... 58 6.1. Subyek Penelitian ................................................................................................ 58 6.2. Hubungan antara debridemen dengan high speed burr dan debridemen dengan kuretase dalam menurunkan jumlah koloni kuman Staphylococcus aureus pada osteomielitis kronis tulang tibia kelinci ..................................................................... 60 BAB VII. SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 64 9.1. Simpulan ............................................................................................................. 64 9.2. Saran .................................................................................................................... 64 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 65

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Klasifikasi anatomi dari osteomielitis kronis menurut Cierny-Mader ............................................................................................... 14 Gambar 2.2. Osteomielitis kronis tulang tibia ................................................................ 17 Gambar 2.3. Debridemen radikal terhadap semua jaringan mati dan terinfeksi ................................................................................................ 21 Gambar 3.1. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 34 Gambar 3.2. Konsep Penelitian ...................................................................................... 35 Gambar 4.1. Skema Rancangan Penelitian .................................................................... 37 Gambar 4.2. Bagan Alur Penelitian ................................................................................ 48 Gambar 5.1. Gambaran radiologis ................................................................................. 55 Gambar 5.2. Gambaran klinis post debridemen ............................................................. 55

13

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi Osteomielitis Kronis Menurut Cierny-Mader .............................. 13 Tabel 2.2. Faktor sistemik atau lokal yang mempengaruhi imun, metabolisme dan vaskularisasi local ............................................................... 14 Tabel 2.3. Konversi perhitungan kuantitatif koloni kuman ........................................... 31 Tabel 4.1. Kriteria gambaran radiologi untuk penilaian derajat osteomielitits kronis pada tulang tibia kelinci .................................................. 46 Tabel 5.1. Karakteristik jumlah koloni Staphylococcus aureus ..................................... 51 Tabel 5.2. Karakteristik jumlah koloni Staphylococcus aureus per kelompok ............. 53 Tabel 5.3. Distribusi sampel berdasarkan derajat radiologi ........................................... 54 Tabel 5.4. Uji normalitas data ........................................................................................ 56 Tabel 5.5. Uji Statistik (Kruskal Wallis test) ................................................................. 57 Tabel 5.6. Hubungan debridemen dengan high speed burr dan debridemen dengan kuretase dalam mengurangi jumlah koloni kuman Staphylococcus aureus pada osteomielitis kronis tulang tibia kelinci terhadap jumlah koloni kontrol ............................................................................................................ 58 Tabel 5.7. Hubungan debridemen dengan high speed burr dalam mengurangi jumlah koloni kuman Staphylococcus aureus pada osteomielitis kronis tulang tibia kelinci dibandingkan dengan debridemen dengan kuretase .......................... 59

14

DAFTAR SINGKATAN

ATCC

American Type Culture Collection

AVMA

American Veterinary Medical Association

cc

cubic centimeter

CFU

Colony Forming Unit

cm

centimeter

CRP

C-reactive protein

CT scan

Computed Tomography scan

HIV

Human Immunodeficiency Virus

KgBB

Kilogram Berat Badan

K-wire

Kirschner wire

mg

miligram

ml

milliliter

mm

millimeter

MRI

Magnetic Resonance Imaging

NaCl

Natrium Chlorida

NPWT

Negative Pressure Wound Therapy

o

Derajat Celcius

PMMA

Polymethylmethacrylate

rpm

Rotation per minute

WBC

White Blood Cell

X-ray

X-radiation

C

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ethical Clearance dan Ijin Penelitian ......................................................... 73 Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian ....................................... 75 Lampiran 3. Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi ............................................................... 77 Lampiran 4. Analisis data dengan SPSS Statistic version 17 for PC ............................. 79