Modul ke:
11
Dasar- dasar Jurnalistik TV TIM LIPUTAN BERITA
Fakultas
FIKOM Program Studi
BROAD CASTING
Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom
Judul Sub Bahasan TIM LIPUTAN BERITA
•
Kegiatan peliputan berita di lapangan, Frans Ambudi (reporter SCTV) menyebutkan ada dua jenis peliputan, yakni peliputan tidak terencana dan peliputan terencana.
•
Peliputan tidak terencana biasanya mengandalkan fakta dan peristiwa. Unsur-unsur apa, siapa, di mana, dan kapan harus langsung terjawab pada saat peliputan. Dalam peliputan peristiwa, narasumbernya pun diperoleh secara mendadak. Atau bisa jadi seorang reporter yang terjebak dalam suatu situasi sehingga dia harus melaporkannya kepada khalayak.
•
Selain peristiwa hangat di lapangan, jenis peliputan terencana bisa berkembang menjadi beberapa siaran news, seperti :
1.Siaran langsung (live) 2.Talk show 3.Debat publik 4.feature 5.Investigasi •
Dalam melakukan peliputan terencana ada beberapa hal yang dapat dimanfaatkan secara optimal yakni :
1.Dokumen berupa buku, kliping, transaksi, laporan, dan lainnya. 2.Narasumber, saksi, korban, pelaku, pakar, pengamat, pejabat, dan lainnya. 3.Internet, dengan berbagai web site yang ada di dalamnya.
• Seorang reporter harus memiliki kegigihan dalam mengejar berita, mau bekerja keras, bersedia masuk kantor pada hari libur dan siap berangkat setiap saat kelokasi liputan. Jadi
profesi ini tidak cocok bagi yang yang punya mental pegawai kantoran, dengan jadwal yang teratur, masuk kantor jam 8 pagi pulang jam lima sore.
• Wartawan televisi bekerja secara cepat mengumpulkan informasi, menentukan lead berita dan melaporkannya, baik secara langsung (live) atau direkam dalam bentuk paket yang akan disiarkan kemudian.
•
Wartawan televisi terkadang ditempat disuatu pos tertentu untuk liputannya, misalnya kantor polisi, pemerintah daerah, pengadilan, dan lain-lain.
•
Semuanya merupakan liputan dari peristiwa yang langsung jadi (on the spot news coverage). Namun beberapa wartawan ditugaskan untuk melakukan investigative reporting yang biasanya membutuhkan waktu beberapa hari atau beberapa minggu untuk mengumpulkan informasi, tergantung dari topik yang dibahas.
•
Efektivitas dari suatu liputan berita sebagian besar tergantung kepada mereka yang bertugas dilapangan.
•
Ujung tombak dari suatu program berita stasiun televisi adalah tim liputan berita yang terdiri reporter dan juru kamera. Kerjasama yang baik antara reporter dan juru kamera akan menentukan kalitas berita yang disampaikan.
•
Sebagai reporter, ia harus memahami ilmu jurnalistik, disamping itu juga harus kreatif, dalam arti mengetahui benar peristiwa-peristiwa yang mempunyai nilai jurnalistik.
•
Mark W. Hall dalam bukunya Broadcast journalism mengatakan bahwa wartawan penyiaran adalah, a newsperson who work for radio or television ( seorang yang bekerja untuk stasiun radio atau televisi).
•
Wartawan televisi adalah seseorang yang profesinya dibidang pemberitaan dan bekerja pada stasiun televisi (reporter dan juru kamera) yang hasil liputannya akan disiarkan melalui media televisi.
•
Menurut Mark W.Hall, sebelum seseorang menjadi wartawan televisi sebaiknya ia memiliki pengalaman lebih dahulu sebagai wartawan media cetak yang baik.
•
Mark W. Hall dalam bukunya Broadcast journalism mengatakan bahwa wartawan penyiaran adalah, a newsperson who work for radio or television ( seorang yang bekerja untuk stasiun radio atau televisi).
•
Wartawan televisi adalah seseorang yang profesinya dibidang pemberitaan dan bekerja pada stasiun televisi (reporter dan juru kamera) yang hasil liputannya akan disiarkan melalui media televisi.
•
Menurut Mark W.Hall, sebelum seseorang menjadi wartawan televisi sebaiknya ia memiliki pengalaman lebih dahulu sebagai wartawan media cetak yang baik.
•
Wartawan televisi yang baik adalah seseorang yang mampu menjadi penyaji berita yang baik, dalam hal ini ia tidak saja dituntut untuk dapat menulis berita dengan baik dan benar, namun ia juga dapat menyampaikan berita dengan ucapan kata-kata yang baik di depan kamera, lengkap dengan mimik dan ekspresi yang menunjang (memiliki body language). Jadi, seorang reporter televisi juga dituntut untuk dapat menjadi seorang penyiar (news caster).
•
Reporter dan juru kamera harus bekerja sama satu tim kerja, namun pada akhirnya reporterlah yang akan bertanggung jawab atas hasil liputan yang dilakukan. Reporter harus mengarahkan juru kamera agar ia mendapatkan semua gambar yang dibutuhkan untuk mengilustrasikan berita yang akan disajikan.
•
Seorang reporter harus memahami tugas juru kamera, demikian pula sebaliknya. Seorang reporter harus memahami kemampuan dan keterbatasan kamera agar ia dapat bekerja secara efektif.
•
Komunikasi antara reporter dan juru kamera adalah kunci bagi efektivitas liputan ketika melakukan shooting di lokasi.
•
Seiring dengan kemajuan teknologi dewasa ini, beberapa stasiun televisi telah menjajaki jurnalisme foto dimana reporter merekam gambarnya sendiri artinya seorang reporter juga mampu mengoperasikan kamera dan melakukan pengambilan gambar secara baik dan benar. (Morissan, 2004 : 71-72)
•
Profesi Juru kamera juga merupakan profesi yang penting dalam suatu liputan berita, karena ditangan seorang cameraman atau juru kamera hasil gambar yang baik tercipta.
•
Baik buruknya hasil shooting atau pengambilan gambar banyak tergantung kepada kejelian juru kamera dalam menghasilkan shotshot yang dapat bercerita.
•
Bila melaksanakan pekerjaannya seorang Juru kamera harus mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk keperluan shooting atau pengambilan gambar.
•
• • • • • •
Juru kamera menggunakan tripod setiap kali melakukan pengambilan gambar agar mendapatkan gambar yang stabil dan tidak bergoyang. Merekam suara-suara natural atau atmosfir yang nantinya selalu perlu untuk mendukung berita. Selalu menanyakan kepada reporter mengenai berita apa yang akan ditampilkan. Lakukan shot atau ditahan minimal selama sepuluh detik. Batasi pergerakan-pergerakan kamera seperti : pan, zoom, tilt, dan gerakan kamera lainnya. Jagalah agar gerakan kamera tersebut berlangsung singkat, dan mulai suatu shot dengan sebuah shot statis. Shot harus diambil (diframe) ditampilkan dilayar dengan baik, dan jangan mengganti frame (komposisi) selama shooting wawancara misalnya serta jagalah komposisi pada subjek. Pastikan seluruh pertanyaan dan serta jawaban direkam selama melakukan kegitan shooing atau wawancara.
•
Mark W. Hall dalam bukunya Broadcast journalism mengatakan bahwa wartawan penyiaran adalah, a newsperson who work for radio or television ( seorang yang bekerja untuk stasiun radio atau televisi).
•
Wartawan televisi adalah seseorang yang profesinya dibidang pemberitaan dan bekerja pada stasiun televisi (reporter dan juru kamera) yang hasil liputannya akan disiarkan melalui media televisi.
•
Menurut Mark W.Hall, sebelum seseorang menjadi wartawan televisi sebaiknya ia memiliki pengalaman lebih dahulu sebagai wartawan media cetak yang baik.
•
Wartawan televisi yang baik adalah seseorang yang mampu menjadi penyaji berita yang baik, dalam hal ini ia tidak saja dituntut untuk dapat menulis berita dengan baik dan benar, namun ia juga dapat menyampaikan berita dengan ucapan kata-kata yang baik di depan kamera, lengkap dengan mimik dan ekspresi yang menunjang (memiliki body language). Jadi, seorang reporter televisi juga dituntut untuk dapat menjadi seorang penyiar (news caster).
•
Reporter dan juru kamera harus bekerja sama satu tim kerja, namun pada akhirnya reporterlah yang akan bertanggung jawab atas hasil liputan yang dilakukan. Reporter harus mengarahkan juru kamera agar ia mendapatkan semua gambar yang dibutuhkan untuk mengilustrasikan berita yang akan disajikan.
•
Seorang reporter harus memahami tugas juru kamera, demikian pula sebaliknya. Seorang reporter harus memahami kemampuan dan keterbatasan kamera agar ia dapat bekerja secara efektif.
•
Komunikasi antara reporter dan juru kamera adalah kunci bagi efektivitas liputan ketika melakukan shooting di lokasi.
•
Seiring dengan kemajuan teknologi dewasa ini, beberapa stasiun televisi telah menjajaki jurnalisme foto dimana reporter merekam gambarnya sendiri artinya seorang reporter juga mampu mengoperasikan kamera dan melakukan pengambilan gambar secara baik dan benar. (Morissan, 2004 : 71-72)
•
Profesi Juru kamera juga merupakan profesi yang penting dalam suatu liputan berita, karena ditangan seorang cameraman atau juru kamera hasil gambar yang baik tercipta.
•
Baik buruknya hasil shooting atau pengambilan gambar banyak tergantung kepada kejelian juru kamera dalam menghasilkan shotshot yang dapat bercerita.
•
Bila melaksanakan pekerjaannya seorang Juru kamera harus mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk keperluan shooting atau pengambilan gambar.
•
• • • • • •
Juru kamera menggunakan tripod setiap kali melakukan pengambilan gambar agar mendapatkan gambar yang stabil dan tidak bergoyang. Merekam suara-suara natural atau atmosfir yang nantinya selalu perlu untuk mendukung berita. Selalu menanyakan kepada reporter mengenai berita apa yang akan ditampilkan. Lakukan shot atau ditahan minimal selama sepuluh detik. Batasi pergerakan-pergerakan kamera seperti : pan, zoom, tilt, dan gerakan kamera lainnya. Jagalah agar gerakan kamera tersebut berlangsung singkat, dan mulai suatu shot dengan sebuah shot statis. Shot harus diambil (diframe) ditampilkan dilayar dengan baik, dan jangan mengganti frame (komposisi) selama shooting wawancara misalnya serta jagalah komposisi pada subjek. Pastikan seluruh pertanyaan dan serta jawaban direkam selama melakukan kegitan shooing atau wawancara.
• Dalam melakukan wawancara mintalah presenter atau reporter untuk mulai bicara setelah diberikan kode atau cue, yaitu tanda bersiap-siap merekam gambar itu dan jawabannya. • Begitu seterusnya juga terhadap wawancara dilapangan atau dengan pejalan kaki. • Waspadalah terhadap suara-suara kenderaan bermotor yang lewat. Suara-suara latar ini jangan sampai membuat suara orang menjadi tidak jelas.
•
Seorang juru kamera sebelum berangkat tugas meliput harus mempersiapkan peralatan liputan seperti : kamera, tripod, mikrofon, kabel listrik, baterai, lampu jika memang diperlukan.
•
Juru kamera saat akan melakukan liputan setelah membaca analisis topic peristiwanya, akan memprediksi dan menyesuaikan peralatan yang akan dibawanya.
•
Point penting yang harus diperhatikan oleh juru kamera adalah mencari gambar apa saja yang berkaitan dengan kejadian, apa inti cerita yang wajib diambil gambarnya, berkordinasi dengan reporter kira-kira gambar apa yang sebaiknya diambil untuk mensinkronkan/menyesuaikan dengan naskah tertulis.
•
Strategi seorang jurukamera dalam merpersiapkan peralatan, mencari gambar dan berkordinasi dengan reporter juga harus memperhitungkan keberadaan peralatan yang dibawa dengan medan liputan yang akan digarap selama diluar kantor.
•
Dengan demikian, shoot list dan target gambar harus jelas, sehinggatidak mengambil gambar yang terbuang percuma Karena tidak perlu atau tidak cocok sebagai pendukung suatu berita, sehingga merupakan gambar yang mubazir. (Facruddin, 2014 : 69-70)
Terima Kasih Drs H Syafei Sikumbang, M.IKom