EDISI 104 – 21 Oktober 2010
Penasihat: - Pdt. Moldy Mambu - Pdt. Noldy Sakul - Pdt. Sammy Lee
BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali
Pemred: Handry Sigar Wapemred: Willy Wuisan
Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan
Bendahara: Yoshen Danun HRD: Osvald Taroreh
General Controller: Denny Kalangi
Dartar Isi
Editor Handry Suwu, Pdtm. Davy Politon, Pdt. Sammy Lee, Wayne Rumambi, Royke Sundalangi, Jufrie Wantah, John Taebenu, Handry Sigar, Yoshen Danun, Alfa Tumbuan Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan. Kolom Renungan Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan, Pdt. Raymond Lohonauman Rubrik Kesehatan dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Yance Pua, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Allan Pasuhuk, Pdtm. Roy Pitoy, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Robert Walean, Pdt. Kalvein Mongkau Rubrik Pathfinder Pdt. Dale Sompotan, Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt Davy Politon, Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Tommy Manawan, Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey Rubrik Kesaksian Meilien Makahekung, Fredy Losung, Agustine Lureke, Harold Somba Rubrik Biblical & Theological Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Samuel Rorimpandey, Herold Heydemans, Alma Kumaat, Belly Wungkana, Pdtm. Dave Tielung, Jimy Moedjahedy, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe Janette Sepang, Herschel Najoan Web Master Nielson Assa Biro: Philipina David Bindosano Manado Jeiner Rawung Mikael Terok, Janet Ngantung Papua Govert Waramori, Noldy Abraham Maluku Utara Erwin Wuisan Sulawesi Tengah Christian Siwy, SulSelBar & Tenggara Pdt. Steven Salainti, Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Timor Leste Hengki Kambey Ratahan Refli Ompi
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
Hal
[1] COVER
1
[2] DAFTAR ISI
2
[3] EDITORIAL
3
[4] RENUNGAN
4
[5] OPINI
5
[6] PATHFINDER
7
[7] INSPIRATIONAL STORY
8
[8] ARTIKEL ROHANI [9]
KESAKSIAN
10 12-13
[10] KILAS BERITA AFRIKA
15
[11] PALAKAT
16
[12] CATATAN KAMI
23
2
EDISI 104 – 21 Oktober 2010
Mengukur Keberhasilan
Editorial
Akhir-akhir ini sedang ramai diperbincangkan kinerja pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dari pihak yang tidak termasuk dalam koalisi pemerintahan (oposisi) menganggap kinerja pemerintah kurang, sementara dari pihak koalisi pemerintah mengatakan sudah bekerja maksimal dengan pencapaian yang baik. Hasil kerja tergantung siapa yang menilai. BAIT Ministry sebentar lagi akan merayakan ulang tahun yang ke 3, dan kali ini akan diadakan di SLA Mebali – Tana Toraja (Toraja View Academy) dari tanggal 22 – 24 Oktober 2010. Umur tiga tahun tentu sudah banyak yang mengukurnya. Ada yang mungkin mengatakan belum berbuat sesuatu, tetapi tidak sedikit yang memberikan sanjungan atas usaha-usaha penginjilan yang sudah dilakukan. Adalah Majallah Mingguan BAIT Online yang dengan setia mengunjungi pencintanya pada setiap Kamis , dan sekarang ini sudah pada edisi 104. Setiap tahun keluarga BAIT merayakan hari ulang tahun lahirnya BAIT Ministry. Tahun pertama diadakan di Puncak, Bogor dengan pelayanan ke Panti Jompo di sekitar Sentul, Bogor dengan membawa bingkisan untuk kebutuhan sehari-hari penghuni panti. Tahun kedua diadakan di Manado dengan mengunjungi Panti Asuhan YAPI di Tompaso II, Kawangkoan, dengan membawa sedikit oleh-oleh buat anak-anak di sana berupa bahan makanan dan 1 unit Komputer + Printer. Acara diakhiri dengan peluncuran BAIT dari dasar laut di Bunaken. Untuk tahun ketiga ini, akan diadakan di SLA Mebali – Tana Toraja. BAIT berencana akan membantu SLA Mebali dengan pembelian pompa air seharga kurang lebih Rp 15.000.000,- karena itulah dianggap paling dibutuhkan agar warga kampus tidak kesulitan air jika pompa rusak. Pekerjaan ministry adalah pekerjaan sosial yang membutuhkan pengabdian dan kesabaran. Bukan hanya tenaga dan pikiran yang dicurahkan di sini, tetapi termasuk dana untuk membiayai pelayanan ministry tersebut. Ada 2000 lebih anggota BAIT yang dengan setia menunggu terbitan terbaru secara online. Selain menikmati sajian BAIT juga turut serta dalam memberikan sumbang saran dan materi untuk kemajuan BAIT. Sementara itu Tim Redaksi BAIT bekerja ekstra di saat lowong setelah selesai mengerjakan pekerjaan utama di kantor menyiapkan sajian baru dan “dimasak” di “dapur” BAIT oleh “koki-koki” handal yang sudah berpengalaman. Dari dapur BAIT inilah keluar sajian rohani yang lezat dinimakti para pencinta BAIT setiap minggu. Perjalanan 3 tahun masih singkat, bak seorang bayi yang senang-senangnya berlari-lari. Demikianlah BAIT Ministry makin hari makin bergerak cepat dan satu saat akan berlari kencang bagai seorang pelari marathon. Ini bisa dicapai jika kita semua pencinta BAIT bersatu padu mengerahkan semua tenaga,ide-ide dan dana untuk memajukan pelayanan ini. Ingatlah bahwa upah kita bukan di dunia ini, tapi Yesus sudah sediakan tempat yang indah di Surga, karena itu tetaplah setia dalam iman dan pelayanan karena jerihpayah kita tidak sia-sia. Terima kasih kepada Pdt. Moldy Mambu yang sudah menyediakan renungan dengan judul “Bangun & Bersinarlah”. Terima kasih juga kepada semua yang sudah menyiapkan berbagai artikel dan berita untuk edisi minggu ini dan terima kasih juga buat anda karena BAIT masih ada di hati anda untuk menyegarkan rohani anda. Sampai bertemu di SLA Mebali – Tana Toraja, Tuhan memberkati. Yoshen Danun Redaksi
3 Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
EDISI 104 – 21 Oktober 2010
BANGUN DAN BERSINARLAH Oleh Pdt. Moldy Ruddy Mambu Matius 25:1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
Panorama memukau terbentang dihadapan Yesus dan muridmuridnya yang berada atas bukit Zaitun. Matahari telah masuk keperaduan dan bayangan malam kian mendesak sementara kerlap kerlip lampu sudah mulai nyata di kota Jerusalem. Malam telah tiba dan “Eh, coba lihat disebelah barat, disana ada pesta pernikahan”. Ketika itu pesta dimalam hari ditandai dengan lampion yang gemerlapan. Sorak sorai sukacita anak-anak lebur dalam keramaian menyambut pengantin Pria yang akan datang pada jamuan nikah dirumah pengantin wanita. Adalah 10 wanita pengiring sangat molek berbaju putih dengan lentera dan cadangan minyak berdiri siap menantikan pengantin pria. Lama menunggu, pengantin terlambat datang lalu para penyambut menjadi lelah dan tertidur. Ditengah malam terdengar suara “Pengantin tiba, mari kita jemput dia”. Semua yang tidur terbangun lalu persiapan penyambutan disiapkan. Prosesi kedatangan sang pengantin telah dimulai. Lampu-lampu segera dinyalakan tapi tidak semua lampu dapat dinyalakan. Hanya lima lentera yang mempunyai minyak. Lima lainnya tak dapat dinyalakan karena kehabisan minyak dan tidak menyediakan cadangan. Disaat yang kritis ini solusinya hanya pergi membeli dari warung penjual minyak. Sementara itu dengan gagah sang Pengantin pria diiringi musik gembira datang menghampiri pintu yang diterima oleh rombongan pengantin wanita sebagai tuan rumah dan mereka masuk. Jamuan pesta nikah dari kedua pengantin yang berbahagiapun dimulai. Kelima wanita yang bijak masuk bersama rombongan dan pintu ditutup .
Sementara pesta berlangsung kelima gadis yang pergi membeli minyak bergegas kembali ke rumah pesta. Sambil mengetuk mereka memanggil: “Tuan, tuan bukakanlah kami pintu! Tetapi sayang sekali jawaban dari balik pintu adalah negative. Tuan itu menjawab aku tidak kenal kamu.
Tenggelam dalam kesibukan Terang yang dihasilkan oleh lentera bukan saja untuk menerangi rombongan yang tiba maupun memberikan cahaya kepada hadirin di pesta tetapi sudah pasti memberi penerangan kepada diri sendiri. Dalam kenyataan keseharian kita, mereka yang memberikan tempat kepada Roh Suci serta mempunyai pengalaman kerohanian dengan Yesus dari saat kesaat akan mengisi cadangan minyak persiapannya dalam menjemput Yesus Kristus sebagai pengantin pria. Apakah lima anak dara yang bodoh itu tidak mempunyai waktu untuk mengisi cadangan minyaknya? Wah, sudah pasti banyak. Tapi mereka terlalu sibuk untuk hal-hal yang tidak perlu. Sibuk dengan kegiatan sosial, sibuk dengan pekerjaan, sibuk mencari nafkah, sibuk dengan kegiatan duniawi tapi lalai mengisi kerohaniannya. Apakah mungkin kelima anak dara ini mewakili mereka yang terlalu banyak bercanda, bercerita, bermain sehingga waktunya banyak terbang pada kegiatan “keramaian” bagai duduk dikursi goyang ada gerakannya tapi tidak beranjak kemana-mana. Lampu kerohanian yang menyala akan menerangi orang lain dan diri sendiri. “Recently in the night season my mind was impressed by the Holy Spirit with the thought that if the Lord is coming as soon as we believe He is, we ought to be even more active than we have been in years
4 Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
EDISI 104 – 21 Oktober 2010 past in getting the truth before the people” Counsels for the Church p. 355.
Mengenal pengantin pria Cerita sepuluh anak dara yang disaksikan oleh Yesus dan murid-muridnya dari bukit Zaitun di sebelah Timur kota Jerusalem mengajar kita untuk perlunya mengetahui pengantin pria dan pengantin wanita. Biasanya seluruh pengiring dan mereka yang terlibat dalam acara mengsukseskan sebuah pernikahan mengenal siapa pengantin pria dan wanita. Pengantin pria yang dielu-elukan itu datang kerumah pengantin wanita. Pesta nikah diselenggarakan dirumah pengantin wanita. Tapi ketika kelima anak dara yang kembali dari membeli minyak datang mengetuk, bukan pengantin wanita siempunya rumah yang datang membuka pintu. Pengantin pria yang datang dan sayang sekali dia tidak mengenal mereka “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu”. Berada di gereja Tuhan (pengantin wanita) adalah penting sama halnya dengan mengenal dan mengetahui semua anggota-anggota di jemaat. Namun hal yang tidak kalah
pentingnya adalah mengetahui si pengantin pria. Pengantin Pria adalah Yesus Kristus juruselamat kita. “Christ, the Light of the world, veiled the dazzling splendour of His divinity and came to live as a man among men, that they might, without being consumed, become acquainted with their Creator. No man has seen God at any time except as He is revealed through Christ.” Counsel of the Church p. 75 Akhir dunia ini sudah diambang pintu. Kedatangan Yesus yang kedua kali sudah sangat dekat. Bagaimana pengalaman kehidupan kita. Tidaklah elok untuk mengantuk apalagi tertidur didalam kesibukan badaniah. Hal kerajaan Surga adalah soal persediaan dan kesiapan umat Tuhan bagi peristiwa besar itu. Mereka yang selalu siap dan bersedia artinya siuman atas keadaan disekelilingnya. Giat dalam aktifitas jemaat, akrab dengan sesama anggota namun adakah juga kita mengenal serta hidup sungguh didalam Tuhan? Hanya dengan demikian maka minyak akan tersedia didalam lentera dan cahaya lampu tetap bersinar. Selamat HUT Bait yang ketiga, kiranya kita tetap siaga dan semakin bersinar sampai Tuhan datang.
Jauhi Hedonisme dan Sekularisme Setan
sedang berupaya menciptakan segala macam cara menciptakan sekularisme dan pemanjaan kesenangankesenangan dunia sehingga melupakan perkara-perkara rohani atau janji-janji keselamatan surgawi. Dalam arti bahwa Setan sedang menciptakan berbagai kesenangan sorgawi di dunia ini termasuk nafsu makan dan kesenangan-kesenangan seksual sebagaimana yang terjadi pada zaman Sodom dan Gomora. Pada saat yang sama Setan berupaya untuk menciptakan bencana alam di dunia ini agar manusia
dapat berkesimpulan bahwa Tuhan yang menjadi sumber malapetaka bahkan kematian dari saudara-saudara yang mereka kasihi yang meninggal dunia akibat dari bencana-bencana alam tersebut. Tetapi anehnya, fakta yang tak dapat ditolak adalah manusia yang hedonis sekuler sekalipun masih memiliki naluri dan hati nurani untuk membebaskan dirinya dari segala bentuk penderitaan di dunia ini. Sehingga ia tetap mengilhami manusia untuk mengejar segala kesenangan dunia dan praktek-praktek pemanjaan diri yang berujung kepada kekebasan seksual yang amoral dimana membelakangi hukum-hukum moral
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
yang Tuhan sudah tetapkan sejak penciptaan dunia dan diberikan secara tertiulis kepada kepada bangsa Israel lewat nabi Musa. Ini jelas memberikan konotasi negatif bahwa orang-orang sekuler yang hedonis ini adalah para pengikut Setan sebagai makhluk yang super di dalam penipuannya. Alkitab mengatakan bahwa seandainya Yesus tidak akan hadir pada kedatanganNya yang kedua dan hanya diwakili oleh malaikat-malaikat, maka tidak ada oknum yang akan pernah mengakhiri penderitaan di dunia ini. Dan kalau seandainya jadwal
5
EDISI 104 – 21 Oktober 2010 waktu kedatangan-Nya tidak dipersingkat maka dari segala yang hidup tidak ada yang akan selamat (Matius 24:22), tetapi demi orang-orang pilihan maka waktu akan dipersingkat. Hanya Yesus yang akan mempersingkat waktu kedatangan-Nya karena dengan sifat kemanusiaan-Nya yang ia miliki menyatakan bahwa Dialah Oknum yang paling memahami kerinduan kita yang sudah lama menanti-natikan kedatanganNya. Kerinduan kita ini bagaikan seorang waninta yang sedang menantikan anaknya ituk dilahirkan. Kerinduan ini dapat disamakan dengan kerinduan seorang wanita sakit bersalin , seperti kata Paulus dalam Roma 8:22). Tetapi Setan berusaha memaloingkan kerinduan umat-umat-Nya terhadap kedatangan Krisutus kedua kali ini di dalam cara mengajak mereka untuk menikmati kesenangan-kesenangan dunia yang bersifat sementara. Dengan cara ini maka Setan mengintimidasi manusia untuk tidak mempercayai janji Kitab Suci tentang eksistensi kebahagiaan orang-orang yang akan diselamatkan untuk menikmati kesenangan kekal di surga yang dan di dunia baru, dan menurut Paulus mereka adalah “orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah (2 Korintus 4:4). Ia berupaya memprovokasi manusia untuk mengejar materi untuk dihamburhamburkan memuaskan kesenangankesenangan dunia sehingga melupakan Tuhan dan tidak siap menghadapi kedatangan Yesus kedua kali. Ia mencoba menawaran pembuatan bunker-bunker hari kiamat lewat seperti yang sedang dibuat oleh Robert Vicino. Diharapkan bunkerbunker itu adalah salah satu solusi bagi kaum hedonisme yang tidak tahan menghadapi penderitaan karena setelah mencapai kemapanan secara materi maka pekerjaan mereka semata-mata hanyalah menghambur-hamburkan kekayaan dengan cara menikmati kesenangan-kesenangan dunia dan memanjakan diri dengan berbagai pesta pora dan nafsu-nafsu seksual yang amoral. Pada saat yang sama Setan menimbulkan segala macam bencana alam dan berbagai-bagai jenis penderitaan di dunia ini sehingga memprovokasi kaum hedonis ini untuk menuduh bahwa Allah sudah mengadakan pembiaran mengawasi dan mengontrol dunia ini. Ia coba lakukan hal ini untuk memprovikasi Tuhan agar memurkai dan membinasakan manusia yang berdosa. Sehingga manusia hedonis yang
masih hidup itu akhirnya mempersalahkan Tuhan, menuduh bahwa Dialah yang mengirim segala bencana dan malapetaka di alam. Mereka yang tidak punya minat lagi membaca Alkitab pasti melupakan satu fakta yang tertulis di dalamnya bahwa penderitaan akan selalu ada di atas dunia ini sejak masuknya dosa ke dalam dunia ini. Penderitaan adalah bagian dari kutukan dosa? Setan selalu menggunakan penderitaan untuk membuat manusia yang tidak rohani tidak tahan menghadapi kesusahan itu akhirnya berkesimpulan untuk membelakangi Tuhan tetapi sebaliknya Yesus menjadikan penderitaan sebagai alat untuk mendisiplin kerpohanian umat-umat Allah. Sehingga penderitaan itu dapat berubah menjadi rahmat atau anugerah Allah untuk menyadarkan umat-umat-Nya bahwa penderitaan tidak dapat kita tolak karena itu adalah cara yang dipilih Allah untuk mendisiplin mental dan kerohanian kita dan penderitaan yang ada di dunia ini tidak akan sebanding dengan kebahagiaan dan kemiliaan yang akan dinyatakan kelak (Roma 8:18). Secara licik ia menempatkan manusia untuk menyukai dan mengejar kesenangan dunia bersifat daging, pemanjaan hawa nafsu makan dan minum, termasuk hasrat-hasrat seksual yang dikenal dengan hedomisme sehingga mereka tidak lagi memiliki kesukaan untuk menuruti kehendak Allah secara sukarela dan di dalam waktu yang sama ia menciptakan berbagai kesukaran dan penderitaan melalui kriminalitas, terorisme, premanisme, berbagai bencana alam seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, letusan gunung berapi dengan semburan lahar panas yang mematikan gelombang pasang dan ombak yang menenggelamkan kapal. Bencana kecelakaan pesawat di udara, tabrakan kereta api, tabrakan bus, bala sampar dan kelaparan, krisis keuangan global anjloknya pasar saham dan segala jenis penderitaan di dunia ini. Di dalam buku the Great Controversy, Ellen G. White menulis bahwa adalah Allah yang memakaikan perisai terhadap makhluk ciptaan-Nya dan memagari mereka dari kuasa si penghancur. Tetapi dunia Kristen sudah menunjukkan upaya untuk menyangkal hukum Yehovah; dan Tuhan akan melakukan apa yang Ia sudah nyatakan bahwa ia hendak lakukan—Ia akan menarik berkat-berkat-Nya dari bumi dan menghalau perlindungan-Nya dari mereka yang sedang memberontak melawan hukum-Nya dan mengajarkan dan memaksakan kepada orang-orang lain untuk
melakukan hal yang sama. Setan sudah mengendalikan semua yang Allah tidak kawal secara khusus. Ia hendak menggembirakan memakmurkan beberapa orang agar supaya ia melanjutkan rancangan-rancangannya, dan ia hendak mendatangkan kesukaran ke atas orangorang yang lain dan menuntun manusia untuk mempercayai bahwa Allahlah yang menyakiti mereka” {The Great Controversy, hlm. 589, parag. 2}. Setan mengintimidasi manusia saling bersaing dan mengungguli satu sama lain baik dalam bidang kemakmuran ekonomi tingkat pendidikan dan pada akhirnya ia membiarkan dan menggiring mereka agar saling menjatuhkan dan membinasakan. Kebinasaan ini akhirnya memuaskan hati si makhluk ‘super’ yang tetap menobatkan dia sebagai penipu yang paling unggul. Kondisi ini berakar dari pemanjaaan roh individualistik di antara manusia. Ini adalah salah satu pencobaan terbesar dari umat-umat Allah. Setan berusaha untuk mengalihkan perhatian umat-umat Tuhan agar jangan sampai menghidupkan sikap “sehati dan sepikir, seia dan sekata” di dalam roh penyangkalan diri serta pengorbanan diri seperti yang dipraktekkan oleh orang-orang Kristen mula-mula (Kisah 2 dan 4). Setan selalu berupaya memprovokasi umat-umat Allah agar memiliki roh individualitas yang mementingkan diri. Untuk itu maka selaku umat Tuhan maka kita harus membentengi pikiran kita dengan firman Allah dan di dalam doa dan puasa secara tetap (1 Tes. 5:17) diikuti latihan-latihan menguasai diri dalam kegiatan-kegiatan bersaksi (1 Kor. 9:27). Sehingga pada saat yang sama oleh pertolongan Roh Kudus maka kita akan selalu menyelidiki diri dan memeriksa hati (2 Kor. 13:5) agar kita selalu mengambil bagian dalam kodrat ilahi yang luput dari hawa nafsu yang membinasakan di dunia fana ini (2 Petr. 1:4). Sehingga nasihat Yesus dalam Lukas 21:34 menandaskan agar umat Tuhan selalu menjauhi hedomisme dan sekularisme akan menjadi semakin relevan, "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
Redaksi
6 Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
EDISI 104 – 21 Oktober 2010
KEGIATAN-KEGIATAN DI ALAM Dikirimkan oleh: Pdt. Jacky Runtu (Direktur PA Konferens DKI Jakarta) Sumber: PEDOMAN ADMINISTRATIVE, PA REMAJA/PATHFINDER
PETUNJUK-PETUNJUK DALAM PERJALANAN PENYELIDIKAN DI ALAM 1. Mengapa perjalanan penyelidikan lapangan? a. Untuk mempromosikan cinta Allah melalui alam b. Perasaan haru yang muncul dari mengalami penglihatan dan pendengaran akan alam c. Penghargaan yang lebih dalam untuk sesuatu yang hidup dan tingkah laku di luar rumah d. Membangun ketertarikan sepanjang hidup mengenai kehidupan di luar ruangan, dan kegunaan dari seluruh waktu senggang. 2. Sebelum perjalanan Mengetahui wilayah atau area dan rute keseluruhan 3. Memimpin Perjalanan a. Dimulai tepat waktu b. Berangkat dengan segar c. Berhenti ditempat dimana ada sesuatu yang perlu dilihat d. Pastikan bahwa semua peserta melihat yang pemimpin lihat e. Beri semangat kepada peserta f. Bantu untuk memperkembang kekuatan dalam meneliti g. Waspada h. Berantuasias i. Jaga grup tetap bersama j. Pada tempat- tempat pemberhentian layani dengan cerita berseri. k. Pergunakan manfaat waktu berdiam. 4. Setelah Perjalanan a. Tunjukkan slide atau film yang diambil saat perjalanan b. Gunakan film dengan topik yang disarankan di perjalanan c. Ambil laporan dari setiap individu atas hal-hal yang menarik yang mereka lihat.
PERJALANAN PENYELIDIKAN DI LAPANGAN YANG DISARANKAN KWARTAL PERTAMA Adakan satu perjalanan sepeda 50 km dan masak-memasak dengan klub remaja lain. Adakan satu perjalanan ke pantai untuk mengumpulkan kerang dan binatang melana (invertebrata) Mengunjungi pasar bunga
Mengunjungi stasiun radar, menara pengontrol bandara, kantor telegram Adakan satu perjalanan ke pabrik panah, atau memperhatikan bidikan panah profesional Mengunjungi klub penolong Mengadakan satu perjalanan untuk mengali tarian rakyat setempat
KWARTAL KEDUA Mengunjungi lahan tempat pemeliharaan tanaman muda (tempat pembibitan tanaman) Mengunjungi ngarai dimana lumut berlimpah-limpah atau bungabunga Mengunjungi pabrik furniture atau bagian dari sebuah pabrik rumah separuh jadi Mengunjungi tempat laundry setempat Mengunjungi sebuah sub-divisi PLN dan memperhatikan tukang listrik dalam pekerjaannya Mengunjungi pusat tenaga listrik Mengunjungi toko-toko bunga Mengunjungi toko-toko pakaian atau pabrik baju KWARTAL KETIGA Mengunjungi perkemahan Pramuka, meneliti teknik perintisan jalan Mengunjugi tempat penelitian atau planatarium untuk mempelajari bintang-bintang Mengunjungi tempat pembuatan i dan tempat tour Mengunjungi studio photo atau toko kamera Mengunjungi lahan pemrosesan kulit, pusat pemeliharaan kambing, atau pabrik susu Menikmati perjalanan di semak-semak dan pelajaran alam KWARTAL EMPAT Mengunjungi toko radio elektronik atau stasiun radio Mengunjungi perusahaan pembuat peta atau kantor peneliti import Mengunjungi stasiun cuaca , pusat penjaga mercusuar Mengunjungi pusat palang merah atau rumah sakit atau ruang gawat darurat Mengadakan satu perjalanan di pabrik kaleng Mengunjungi fakultas setempat atau universitas untuk melihat team akrobat beraksi Mengunjungi studio keramik dan toko atau pabrik tembikar.
Bersambung ….
7 Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
EDISI 104 – 21 Oktober 2010
MENGAMPUNI SAYA ? Dikirim Oleh : Bredly Sampouw
Sebelum menikah, Enggeline menyadari bahwa hubungannya dengan ibu mertuanya akan berjalan dengan sulit. Petunjuk pertama muncul ketika Engeline mencari gaun pengantin. Saat itu adalah saat yang berubah dengan cepat menjadi kesibukan mencari gaun yang akan dikenakan ibu mertua Enggeline di hari yang penting itu, bukan yang akan dikenakan sang pengantin perempuan. Lama setelah Enggeline mengesampingkan beberapa gaun pengantin di sebuah butik kecil, ia masih memeriksa dengan teliti gaungaun sifon ukuran delapan, gaun-gaun yang jauh lebih kecil dari ukuran tubuhnya yang besar. Hal itu menguji segenap kesabaran Enggeline agar tidak berteriak, “Sekarang kita mencari keperluan saya, bukan Anda” Saat itu Enggeline kurang menyadari bahwa kesabarannya akan didorong untuk bertumbuh. Seusai pernikahan, Enggeline tidak memerlukan waktu yang lama untuk menyaksikan betapa ibu mertuanya sudah memiliki beragam peraturan tak tertulis tentang segalanya. Kunjungan kami ke rumah mertua belum dianggap kunjungan selama ini oleh ibu mertua. Tatkala kami sudah dikarunia anak-anak, definisi “kunjungan” menjadi lebih sempit karena ibu mertua menganggap kunjungan, bila kami menginap tiga hari. Jika ibu mertua memberikan uang kepada Enggeline untuk dibelikan barang untuk anak-anak, Enggeline harus membeli barang yang ia tentukan, bukan yang kami butuhkan. Selain itu, apabila Enggeline menelepon ibu mertuanya untuk mengundangnya ke rumah atau mengajaknya ke acara tertentu, ajakan lewat telepon itu dianggapnya tidak cukup. Undangan di atas kertaslah yang dianggap sebagai undangan bukan lewat telepon. Setidaknya, ini menjadi suatu hubungan yang harus di jaga dengan sangat hati-hati.
Mula-mula hubungan ini tampak menantang meskipun terasa tegang. Namun setelah bertahun-tahun, berusaha menafsirkan dan mengantisipasi semua peraturan tidak tertulis ini, menjadi sangat membosankan. Kadang kala peraturan-peraturan itu bisa berlaku, tetapi kadang bisa juga tidak berlaku. Atau, kadang-kadang muncul peringatan tak terduga terhadap suatu peraturan tepat di saat Enggeline mengira bahwa dia telah memahami peraturan itu dengan baik. Pada suatu kali, akhirnya Enggeline kehilangan ketenangannya dan berhenti menjalankan permainan peraturan tersebut. Saat itu hubungan penuh perselisihan yang tidak jelas meruncing dan nyaris menjadi perang. Enggeline selalu menduga bahwa dia dianggap musuh di depan mata ibu mertuanya. Lagi pula, Enggeline telah berhasil membujuk putra semata wayangnya dengan menggiringnya dari segala hal ke dalam pernikahan. Kini, ketika Enggeline menolak memainkan permainannya, Engeline benar-benar menjadi sasarannya. Kritik sudah menjadi temannya tetap jika ia berada dekat ibu mertua. Tidak ada yang dapat menyenangkan. Pada akhirnya, mereka menemui jalan buntu yang tidak dapat dikendalikan. Selama lebih dari setahun ibu mertua Enggeline menolak untuk bertemu. Akhirnya, ibu mertua menulis surat yang isinya meminta agar diadakan pertemuan di tempat yang netral. Andaikata Enggeline tahu tujuan pertemuan itu, Enggeline tidak akan pernah mau hadir. Selama lebih dari satu jam ia menyerang Enggeline dengan rentetan tembakan kata-kata. Ia melukai hati Enggeline secara mendalam, mengingatkan Enggeline pada kesedihan bersama suaminya pada masa-masa ketidaksuburan, serta meragukan apakah anak-anak mereka yang sekarang ini benar-benar anak dari suaminya. Ia mengungkit-ungkit banyak peristiwa yang dianggapnya Engelinelah yang menyinggungnya, sebagian besar peristiwa
8 Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
EDISI 104 – 21 Oktober 2010 itu dikarang sendiri dalam pikirannya, atau berbagai kejadian yang Enggeline ingat kini menjadi jauh berbeda dengan yang ia gambarkan. Racun kebenciannya kepada Enggeline menyembur deras, sementara suami Enggeline duduk dengan mulut ternganga diseberang meja. Namun, diantara mereka berdua, Enggelinelah yang lebih terguncang. Ketika serangan mereda, mereka bersiap-siap untuk meninggalkan tempat itu. Saat mereka berpisah, ibu mertua mengatakan dengan dagu bergetar bahwa ia berharap dapat bertemu kembali dengan dia suatu hari nanti di tempat yang lebih menyenangkan. Ia melirik Enggeline, yang secara tak langsung menyatakan keraguannya apakah Enggeline bersedia atau tidak bertemu dengannya di surga, tempat yang lebih menyenangkan itu. Lalu, dengan ramah ia menyodorkan kepada mereka Apel seoleh-oleh kunjungan kali ini menyenangkan. Cukup lama suami Enggeline dan dia duduk di mobil dalam keadaan masih terguncang. Akhirnya, ibu mertua berkata dengan suara berbisik, ”Aku tidak pernah tahu kalau Ibu sangat membencimu.”
pengampunan-Nya atas dirinya, dan kemudian Enggeline mengampuni ibu mertuanya. Damai sejahtera mengalir dalam tubuh Enggeline bagaikan sebuah aliran sungai yang membasuh bersih dirinya. Semua kemarahan itu sirna ketika Enggeline menyadari bahwa anugerah, keselamatan dan pengampunan diberikan secara Cuma-Cuma. Jalan menuju pemulihan hubungan dengan ibu mertuanya berliku-liku. Mereka mengalami saat yang indah dan suram, tetapi ingatan akan tindakan mereka yang saling menyakiti dan anugerah pengampunan dari Allah membuat perjalanan menuju pemulihan itu tidak mustahi. Kini Enggeline sudah mampu menyapanya dengan pelukan, senyuman dan katakata ”Aku mengasihimu.”, tanpa perlu berpura-pura. Semua kemajuan dalam hubungan mereka terjadi karena anugerah pengampunan dari Allah.
Berbulan-bulan kemudian, hati Enggeline dipenuhi kemarahan. Berani-beraninya ia berbicara seperti itu kepadanya? Ia sungguh mengerikan, tidak layak untuk kami cintai. Enggeline berjalan-jalan cukup lama berseru kepada Allah tentang ketidakadilan perkataannya yang menyakitkan hati Enggeline. Enggeline mempersiapkan kata-kata yang sangat buruk untuk dilontarkan kepadnya. Enggeline memohon agar Allah menjatuhkannya dan membuatnya menjadi rendah hati. Berangsur-angsur Enggeline mulai mendengar suara Allah berbisik mengalahkan semburan kata-kata Enggeline yang penuh kemarahan, ”Ampunilah dia”. Mula-mula Engeline menolak memperhatikan suara itu. Namun, kata-kata yang melintas dalam pikiran itu bersuara semakin keras, semakin mendesak ”Ampunilah.” Tentu tidak, Tuhan. Bagaimana mungkin Engkau menyuruh saya untuk mengampuninya, sedangkan dirinyalah yang menyinggung hati saya? Saya merasakan respon-Nya, ia juga anakKu. Ia terluka sebagaimana kau terluka. ” Ampunilah.” Selama bermingu-minggu, dengan keras kepala Enggeline tetap menolak untuk mengampuni. Mengapa Enggeline harus mengampuni dia yang tidak pernah meminta maaf? Enggeline berdebat dengan Allah bahwa ibu mertua salah jika meminta hal ini kepada dia. Namun, suara itu terusmenerus mendesak dia untuk mengampuni. Akhirnya, pada suatu hari karena putus asa dan lelah menghadapi kemarahannya sendiri, dia berseru kepada allah, Mengapa? Mengapa saya harus mengampuni? Dengan bisikan lembut dia menjawab, Karena aku mengampunimu. Karena aku sangat mengasihi kamu dan dunia ini, maka aku menyerahkan diri-Ku agar kamu dapat diampuni. Hati Enggeline luluh di hadapan pribadi tak bercela itu, memohon
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
Inspirasi Pengalaman hidup hubungan antara Enggeline dengan ibu mertua, banyak juga dihadapi oleh keluarga-keluarga Kristen sekarang ini. Ambilah contoh bagaimana Enggeline mengampuni ibu mertua, karena bisikan dari surga bahwa Allah mengasihi kita dan mengampuni kita. Maka kita juga selayaknya mengampuni sebagaimana Allah telah mengampuni kita. Jauhkan rasa dendam kepada sesama terlebih kepada bapa atau ibu mertua, karena bila kita tidak mengampuni, itu berarti surga tidak akan menjadi bagian kita!. Tumbuhkan selalu roh suka mengampuni dalam diri kita, niscaya hidup kita dipenuhi kedamaian, kesehatan serta umur panjang dimana pada akhirnya pertemuan di surga nanti. Kitab suci mengatakan dalam Matius 6 : 14, 15 : ”Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang disurga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” Philip Yancey mengatakan: ”Tidak ada yang dapat kita lakukan agar Allah lebih mengasihi kita, tidak ada yang dapat kita lakukan agar Allah kurang mengasihi kita.” Selagi kita masih hidup, Mari, berdamailah dengan sesama sekarang juga!
9
EDISI 104 – 21 Oktober 2010
Komitmen Paulus Dalam Penginjilan & Penggembalaan Oleh: Pdt. Kalvein Mongkau - Gembala Jemaat Ongkau, Konference Minahasa Selatan LANJUTAN……
Penulisan Surat 2 Petrus Waktu dan Tempat Penulisan. Mengasumsikan penulisan surat Petrine, Kedua Petrus dituliskan antara tahun 64 dan 68 TM. Oleh karena Petrus sedang mengantisipasi kematiannya (1:14) sesaat sebelum tahun 67 TM hendak menjadi panggalan yang tepat. Jika itu dituliskan kira-kira tahun 67 TM maka satu alasan untuk surat tersebut tidak menerima penerbitan yang akan menjadi meluas sebab para penerimanya takut untuk mengakui kepemilikan terhadap surat itu di luar rasa takut kehidupan mereka. Kebanyakan para sarjana mempertimbangkan kota Roma menjadi tempat penulisan surat itu.1 Surat 2 Petrus dialamatkan kepada “mereka yang sudah memperoleh iman yang berharga bersama kita” (pasal 1:1), agaknya merujuk kepada para pembaca dari Surat 1 Petrus. Nampaknya ini diteguhkan oleh pasal 3:1. Petrus seharusnya belum menjadi martir sebelum tahun 67 TM. Surat 2 Petrus dianggap telah dituliskan sesaat sebelum tahun ini. Tidak ada bukti di mana surat ini dituliskan, yang paling mungkin adalah di Roma.2
1 Lihat Wil Pounds, ulasan “Date,” dalam arikel berjudul “True Knowledge: How Then Shall We Live,” Introduction to 2 Peter, Series: A Look at the Book, hlm. 1., diakses dalam www.AbideInChrist.com 2 Lihat kembali komentar Suasana Sejarah Penulisan Surat 1 Petrus dalam “Introduction of Historical Setting,” SDABC, ed. Francis D. Nichols vol. 7., hlm.. 547, 548.
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
Penerima, Maksud dan Tema Penulisan. Surat 2 Petrus dituliskan kepada semua orang percaya, khususnya
10
EDISI 104 – 21 Oktober 2010 kepada mereka yang surat sebelumnya tiga tahun sebelumnya sebagaimana yang dijelaskan dalam 2 Petrus 3:1. Itu ditujukan kepada orang-orang Kristen yang hidup di sebelah utara Asia Kecil, di antara siapa mereka yang sudah dilayani Petrus pada beberapa tahun silam. Antara tulisan-tulisan dari kedua surat kiriman itu, satu perobahan mengambil tempatnya di dalam lingkungan-lingkungan mereka. Surat pertama mengamarkan bahaya-bahaya di luar, surat kedua berkenaan dengan bahaya internal kemurtadan dn guru-guru palsu. Maksud penulisan surat 2 Petrus adalah mengamarkan pengajaran-pengajaran guruguru palsu, mengkoreksi penolakan-penolakan berkenaan dengan Kedatangan Yesus Kedua kali, dan mendesakkan kerajinan dan kekudusan. Sang penulis (Petrus) sedang berurusan dengan bahaya-bahaya dari dalam gereja. Mereka sedang menghadapi serangan serius dari orangorang yang “ramah” kepada iman Kristen. Guru-guru palsu sudah merembes ke gereja-gereja dan sedang memalingkan banyak orang dari iman mereka yang suci dan tulus. Setiap orang percaya yang benar memiliki tanggung jawab untuk mengawal kebenaran. Tema surat itu adalah merjaga-jaga melawan pengajaran-pengajaran palsu dan hidup dengan satu pandangan terhadap kembalinya Kristus.3 Di dalam 2 Petrus 3:17-18,4 rancangan berganda tentang maksud penulisan surat 2 Petrus itu ditentukan yaitu, untuk mengawal para pembacanya melawan "kesalahan" guru-guru palsu, dan menghibur mereka untuk bertumbuh di dalam pengalaman terhadap “pengetahuan akan Tuhan Yesus Kristus” (2 Petrus 3:18). Pokok pembicaraan di atas mana pengetahuan itu didasarkan sebagaimana yang dinyatakan dalam 2 Petrus1:12-21, yakni, kesaksian para rasul dan para nabi. Bahaya sekarang, yang sudah lama berlangsung, adalah tentang timbulnya guru-guru palsu, yang segera datang menimpa mereka, kepada siapa rujukan itu dibuat dalam 2 Petrus 3:15-16 yang menyaksikan suatu pengajaranpengajaran palsu untuk memutarbalikkan pengajaran dalam tulisan-tulisan Paulus. Obat anti-racun pengajaran palsu itu adalah "pengetahuan yang penuh akan Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus” melalui mana kita mengenal Allah Bapa, mengambil bagian dalam kodrat-Nya, yang luput dari hawa nafsu dunia, dan boleh masuk ke dalam kerajaan Kristus.5 Aspek tentang pekerjaan Kristus memang dipaparkan tidak begitu banyak dalam surat 2 Petrus mengenai penderitaan masa lalu, pemerintahan masa depan sang Juruselamat, kuasa-Nya di masa sekarang, dan kerajaan baru-Nya di masa depan. Aspek ini diambil sebagai pengajaran yang paling cocok untuk melawan teori-teori dari guru-guru palsu yang harus “menolak” ke-Tuhanan dan kedatangan-Nya kembali kedua kali, dua hal paling utama adalah, sebagai seorang rasul dan sebagai saksi mata, Petrus 3 Lihat Wil Pounds “Purpose” dikutip dalam Ibid, dan diakses dalam www.AbideInChrist.com 4 Lihat Komentar Kitab 2 Petrus dalam Robert Jamieson, A. R. Fausset and David Brown [2 Peter–“ Object.”], diadapasi dalam ibid. 5 Ibid
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
menegaskan ("kuasa" dan "kedatangan-Nya"); juga, melawan teladan guru-guru palsu di dalam praktek, menghujat jalan kebenaran, meremehkan pemerintahpemerintah, budak-budak ketamakan, dan hawa nafsu daging, sementara menyombongkan kebebasan Kristen, dan yang paling buruk dari semuanya adalah murtad dari kebenaran. Pengetahuan akan Kristus, memiliki pengetahuan terhadap “jalan kebenaran,” “jalan yang benar,” adalah obat anti racun praktek buruk mereka. Selanjutnya “pengkhotbah” kebenaran, yakni Nuh, dan “orang benar bernama Lot,” dicontohkan sebagai oknum yang melawan “ketidakadilan” atau “ketidakbenaran”; dan Bileam dicontohkan sebagai oknum yang memberikan contoh hasil yang hebat dari “ketidakbenaran” seperti yang dikarakterkan oleh guru-guru palsu. Dengan demikian Surat tersebut membentuk satu hubungan yang menyeluruh, bagian-bagian yang terikat secara dekat bersama-sama oleh hubungan secara bersama-sama, dan akhir surat berkaitan dengan permulaan; bandingkan 2 Petrus 3:14, 2 Petrus 3:18 dengan 2 Petrus 1:2, keduanya di dalam “anugerah” dan “damai” berhubungann dengan “pengetahuan” Juruselamat kita; bandingkan juga 2 Petrus 3:17 dengan 2 Petrus1:4, 2 Petrus1:10, 2 Petrus1:12; dan 2 Petrus 3:18, “bertumbuh di dalam anugerah dan pengetahuan,” lebih penuh 2 Petrus 1:58; dan 2 Petrus 2:21; dan 2 Petrus 3:13, “kebenaran,” dengan 2 Petrus 1:1; dan 2 Petrus 3:1 dengan 2 Petrus1:13; dan 2 Petrus 3:2 dengan 2 Petrus 1:19.6 Kuman-kuman penyakit yang disebarkan para bidat Gnostik sudah eksis, tetapi perwujudan nyata dari bidatbidat ini dibicarakan sebagai amaran yang bakal muncul di masa depan (2 Pet. 2:1-2, dst.): bukti lain bahwa Surat ini dituliskan, sebagaimana adanya, pada zaman kerasulan, sebelum perkembangan bidat-bidat Gnostik di akhir dari abad pertama dan permulaan abad kedua. Penjelasan tersebut adalah sangat umum untuk mengidentifikasi bidatbidat dengan tertentu dari bentuk-bentuk kebidatan, menerapkan secara umum bagi mereka semua. Walaupun semuanya berbeda dari tujuan penulisan Surat Pertama Petrus, namun satu hubungan boleh dijejaki. Kelalaian amaran-amaran terhadap kehati-hatian di perjalanan menuntun kepada ramalan-ramalan jahat di dalam Surat Kedua Petrus. Bandingkan amaran melawan pelecehan kebebasan Kristen, 1 Petrus 2:16 dengan 2 Petrus 2:19, “Sementara mereka menjanjikan kebebasan, mereka sendiri adalah hamba-hamba yang jahat”; demikian juga perhatian melawan kesombongan, 1 Petrus 5:5-6 dengan 2 Petrus 2:18, “mereka membicarakan perkataan-perkataan yang congkak dan sia-sia,” KJV.7 Bersambung …..
6 7
Ibid Ibid
11
EDISI 104 – 21 Oktober 2010
KEANGKUHAN YANG TERKIKIS Pdtm. Samuel Harison Toda, S.Ag Misionari dari Konfrens Sulawesi Selatan
Sebelum bergabung dengan missionary, kehidupan saya penuh dengan kesombongan karena sebagai seorang pendeta (theologia), selalu menganggap rendah orang lain, saya juga sebelum masuk menjadi missionary, saya menganggap missionary adalah lebih rendah dari seorang pendeta. Saya mempunyai kehidupan yang sangat keras kepala dalam kepemimpinan. Dulunya saya menganggap penarikan jiwa itu adalah tugas anggota jemaat, pendeta adalah pengkhotbah saja dan banyak hal dalam hidup saya yang berlawanan dengan kehendak Tuhan. Hal-hal ini ada dalam hidup saya sebelum mengikuti missionary. Pengalaman pertama kali bergabung dengan 1000 MM: Disiplin adalah bagian dari pelatihan, dalam hal ini hampir saya gagal karena semua keinginan daging yang ada dalam hidup saya dioperasi dan dibersihkan satu demi satu. Saya sempat merenungkan dalam doa saya dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, ini adalah rencana Tuhan saya ada di sini”, dan saya katakan dalam doa pribadi saya untuk menghilangkan hati saya yang keras penuh dengan keangkuhan, dan juga saya terlalu banyak alasan, saya berdoa kepada Tuhan agar Tuhan bisa menghilangkan sikap suka komplain dan perasaan suka tersinggung dan banyak hal lagi yang ada dalam hati saya pada waktu pertama kali mulai pelatihan misionari. Perubahan yang terjadi saat mengikuti pelatihan: Dalam kelas: Bible meditation dan khotbah expository adalah 2 hal yang sangat penting dalam hidup saya. Ini merupakan berkat yang besar, karena ternyata Bible meditation dan khotbah expository bukan untuk mendapatkan informasi tapi yang penting adalah APLIKASI DALAM HIDUP. Sebelum berkhotbah harus meditasi Alkitab adalah mencari kuasa untuk perubahan hidup.
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
Survival Revival: Pertama kali dalam hidup saya mengalami hal seperti ini dan ini merupakan pelajaran yang sangat penting dalam hidup yaitu: teamwork (Kerja sama, saling menolong, berserah sepenuhnya kepada Tuhan, dan belajar untuk menghargai orang lain lebih dari kita sendiri. Dalam kegiatan inilah saya merasa tak berdaya, penuh dosa, penuh dengan kehidupan yang keras kepala dan sungguh saya menangis, melihat kehidupan yang ada dalam hidup saya tersebut. Di dalam acara ini saya mempunyai pemikiran untuk berserah sepenuhnya kepada Tuhan dan jangan mengandalkan kekuatan kita sendiri (jangan sombong). Saya harus lebih banyak berteriak kepada Tuhan bukan diri sendiri, saya juga memikirkan tentang kehidupan bilamana umat-umat Tuhan mendapat penganiayaan (kepicikan Yakub), saya berpikir bilamana umat Tuhan tidak melatih diri mereka dan tidak menguasai diri mereka pasti mereka gagal. Kehidupan yang bergantung pada gaji, uang, kedudukan, keangkuhan yang kita(saya) butuhkan untuk berdiri sebagai pemenang dalam pertentangan akhir adalah iman yang hidup, iman yang bertumbuh, iman yang teguh. Saya bisa memiliki iman kalau Tuhan hidupkan iman itu dalam hidup kita. Itulah sebabnya saya harus serahkan hidup ini kepada Tuhan dan kehidupan yang penuh penyerahan adalah harus berkelanjutan dalam hidup kita. Cottage Meeting: Inilah waktu praktek dalam hidup saya yang membuat hidup saya berubah. Saya memang merasa lelah tapi disinilah saya merasakan beban Yesus mencari dan menyelamatkan yang hilang. Semua yang saya buat bukan untuk membayar keselamatan yang Tuhan sudah berikan tapi ini adalah bagian dari kehidupan beriman-inilah yang disebut dengan iman yang bekerja.
12
EDISI 104 – 21 Oktober 2010 Waktu saya di gereja dimana saya melayani, saya anggap KKR itu sangat santai yang penting dapat uang jalan untuk perlawatan. Tapi melalui Cottage Meeting Misionari di Likupang ini memberikan inspirasi kepada saya bahwa suksesnya sebuah KKR bukanlah ditentukan oleh dana yang besar. Di cottage meeting ini saya belajar untuk memahami bahwa mengambil keputusan untuk dibaptis bukan karena dengar KKR tapi melalui personal evangelism. Iman orang yang dibaptis karena belajar dengan seseorang yang sangat rohani maka setelah dibaptis orang itu sangat kuat dalam imannya. Metode supaya orang kuat dalam imannya adalah mengajarkan orang itu secara pribadi (loving time). Ini juga merupakan metode memulaikan kelompok kecil yang paling sukses. Visi yang saya dapat, Iman kita harus semakin kuat karena tanpa iman tidak seorangpun dapat melihat Tuhan kita Yesus Kristus. Saya harus minta iman dari Yesus.
Semua yang saya dapat di misionari ini sangat penting dalam pertumbuhan kerohanian jemaat. Kerohanian jemaat saya sangat-sangat menurun. Metode-metode yang saya dapat di sini untuk pertumbuhan rohani, seperti Bible meditation, Loving Time (Pengembangan Kelompok Kecil), dan khotbah expository, adalah aplikasi yang sangat berguna untuk pertumbuhan jemaat. Komitmen pribadi saya untuk ladang penginjilan adalah memperkenalkan Yesus dan komitmen pribadi setelah misionari adalah saya akan menjadikan orang lain menjadi misionari, juga saya akan membantu misionari melalui doa, finansial, dan siap berpartisipasi dalam semua kegiatan misionari.
SEKALI MISIONARI, TETAP MISIONARI!!
MELAYANI SAMPAI DETAK JANTUNG BERHENTI Pdtm. Herlina Barealo, S.Ag Utusan Konfrens Sulawesi Selatan
Sebelumnya saya ini tidak memiliki semangat lagi. Pekerjaan sebagai pendeta, hanyalah merupakan rutinitas yang secara pribadi tidak menggugah hati saya, tidak sama seperti tahun pertama pelayanan saya. Saya merasakan bahwa sungguh tidak ada kuasa Roh Kudus. Saya diberikan kesempatan untuk bergabung dengan 1000 Missionary Movement, itu berarti saya harus ikut dan memang sudah lama ingin sekali ikut program ini dan saya rasa bahwa doa saya baru
dikabulkan saat ada yang mau tawarkan ikut dan menyediakan dana untuk itu. Minggu pertama saya agak susah, terganggu dengan rencana pembangunan gereja yang belum selesai dan saya sudah di Tompaso, ikut olahraga juga susah, semuanya diatur dengan jadwal dan terasa berat sekali apalagi kalau sudah dengar bunyi bel itu berarti harus kumpul lagi, saya merasa bahwa tempat ini bukanlah tempat pendeta, di jemaat tidak perlu diatur-atur,
13 Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
EDISI 104 – 21 Oktober 2010 tetapi hari demi hari ada saja perubahan terjadi, tibatiba saja beban-beban pikiran sudah agak ringan dan bisa dengan mudah mengikuti semua program karena doa pribadi dan meditasi Alkitab, puji Tuhan semuanya benar-benar berubah. Setelah ikut kelas saya sudah tidak ingat hal-hal lain, saya sudah konsentrasi pada pelajaran dan lebih-lebih waktu ikut survival-revival, tadinya dengan temanteman saya tidak suka karena saya harap ada kerja sama yang baik tapi buktinya mereka juga memiliki pengalaman pertama, tadinya saya pikir, saya ini tegar tapi buktinya saya lemah, saya baru sadar kalau saya butuh teman-teman. Di survival-revival kami belajar banyak hal mulai dari yang kecil-kecil seperti tidak boleh makan kalau yang lain tidak dapat, jadi semuanya harus dapat, kemudian ada kerja sama yang terjadi dengan sendirinya dan kita semua merasa bahwa kita ini satu team. Egois, marah dan yang lainlain sudah mulai menepis satu persatu dan benar-benar mukjizat terjadi pada saat cottage meeting. Hari pertama masih agak kacau karena baru saja menyesuaikan dengan tempat dimana kami buat cottage meeting tetapi setelah berdoa bersama, berbagi kesedihan kembali lagi sadar dan akhirnya masingmasing dapat apa kesalahan yang membuat kita begitu susah untuk mengajar.
Toraja pada saat pertemuan distrik. Mampukan saya Tuhan, membangunkan semangat jemaat. Setelah selesai tugas misionari saya akan tetap jadi misionari selama hidup saya, saya juga telah berkomitmen untuk memberikan hidup saya untuk melayani Tuhan sampai detak jantungku berhenti. Special thanks to all of the staff in 1000 Missionary Movement, especially to Pastor Ji and teman-teman staff semua, kalian sangat berharga di mata Tuhan, tetap senyum dan tetap semangat. Damai sejahtera Tuhan akan selalu bersama kita.
Kebersamaan dan semangat yang beda dari KKR di jemaat, di jemaat secara jujur saya mengakui bahwa kita cuma turut ramai saja, kadang-kadang ada yang bertengkar gara-gara dana yang tidak cukuplah tapi tidak lakukan perlawatan dengan serius, setelah ikut cottage meeting misionari, rasanya berbeda, kita tidak perlu banyak dana, tidak perlu bertengkar, kami hanya harus berjuang untuk cari siapa-siapa yang akan mau belajar Alkitab, buat panggilan lalu ajar dan pada akhirnya mereka mau dibaptis. Puji Tuhan untuk teman-teman yang mau membantu dalam hal ini, semuanya juga tidak akan jadi kalau tidak ada dukungan dan doa dari semua. I love you guys. Komitmen saya pada Tuhan, saya akan keluar dari kampus dengan nama yang baru, memperbaharui semua pelayanan saya di jemaat, buat meditasi Alkitab, berdoa bersama jemaat saya dan saya akan buat Bible Study yang aktif. Jangan malas, Lina, tidak boleh malas jadi misionari untuk semua denominasi. Setiap hari saya harus memuridkan orang lain. Saya akan ajarkan semua apa yang saya dapatkan, bukan hanya anggota jemaat saya tapi di gereja-gereja yang ada di
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
14
EDISI 104 – 21 Oktober 2010
KAKAMEGA FOREST RESERVE Oleh : Natasha Nangoy Kalau ada tempat yang suasananya terasa sama dengan Indonesia, mungkin Kakamega forest reserve adalah tempatnya. Kunjungan kami ke tempat ini membuat kami merasa seakan berada di tanah air. Rain forest yang berada 30 menit perjalanan dari kampus memiliki beberapa tawaran yang menarik untuk short family trip. Kami memulai kunjungan hari itu dengan hiking mengelilingi hutan yang di tumbuhi pohon pohon besar,dan pemandu yang menemani kami dengan antusias menerangkan berjenis-jenis pohon yang ada, namun kami lebih tertarik untuk naik ke menara yang ada di hutan tsb. Dari atas menara kami mencoba mengindentifikasi beberapa jenis monyet yang ada - blue monkey, red tail monkey dan black/white monkey. Mendung and rintik rintik membuat kami urungkan niat untuk mengobservasi kupu kupu dan kami bergegas meninggalkan hutan tsb., kemudian menuju Rondo retreat house and camp site. Di retreat camping site ini kami serasa berada di kebun raya Bogor, tempatnya sangat indah dan asri. Cottage cottage yang terbuat dari kayu, taman taman yang tertata indah, pohon yang besar dan bunga bunga yang beraneka ragam membuat hari libur kami terasa sangat nyaman. Kami mengambil begitu banyak foto di semua spot yang ada, dan mengakhiri kunjungan kami dengan mengambil gambar di kapel dan beberapa family pictures sebagai kenang-kenangan. Sesudah meninggalkan Rondo camp site dan makan siang di alam dekat sungai, kami kemudian pergi mengunjungi ke Kakamega river. Air dari sungai ini ternyata merupakan sumber air Victoria lake, danau terbesar di Afrika yang mencakupi tiga Negara Kenya, Uganda dan Tanzania.
Bersambung ke Part 2 15 Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry